Re: [iagi-net-l] HCS vs expat was: Re: [iagi-net-l] Fw: [IATMI-KL] Re: BP Migas: Gaji Ekspatriat Tambang Kelewat Mahal
Selama ini yang saya amati, expat Indonesia di luar negeri pun mendapatkan penghasilan lebih besar dibandingkan pegawai lokalnya. Jadi tentunya membuat kecemburuan buat para pegawai lokalnya, salah satu solusinya memberikan kedudukan penting buat para pegawai lokalnya. So far, kedua belah pihak sama2 diuntungkan. Akan lebih baik lagi, jika pegawai lokalnya diberikan penghasilan lebih tinggi dari expat dan diberikan pula kedudukan penting. Mungkin rekan2 di Timur Tengah sana bisa mengkonfirmasikannya. Salam Pada tanggal 18/05/07, kartiko samodro [EMAIL PROTECTED] menulis: Ada pertanyaan menarik dari top management orang indonesia yang pernah bolak balik jadi expat juga. kalau kita tarik expat indonesia yang sekarang bekerja di luar negeri untuk bekerja di kps nasional dengan gaji seperti expat asing, lalu bagaimana dengan pegawai lain yang selevel dan yang telah mengabdi lebih lama di perusahaan tersebut ? Apakah gajinya juga harus disesuaikan agar lebih tinggi dari expat indonesia yang akan ditarik ? Kalau tidak disesuaikan apakah tidak akan mengganggu keseimbangan di dalam ? Kalau dinaikkan semuanya apa bisa ? Apa prinsip setiap expat indonesia yang ditarik harus diberi gaji lebih tinggi daripada yang telah mengabdi lebih lama di perusahaan tersebut malah bisa membuat pegawai yang telah mengabdi sebelumnya untuk keluar dan memilih jadi expat ? On 5/18/07, noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Frank, Sebenarnya kalau kalau kita membedakan antara fasilitas karena status (sebagai expat dan home country status) dan perbedaan tingkat pengupahan maka persoalannya menjadi lebih jelas. Sebagai pegawai dengan status home country status tentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dengan pekerja yang berstatus expat: perumahan, sekolah anak, dll. Dan ini umumnya berlaku dua arah (saat kita menjadi expat, dan mereka menjadi HCS). Kalau soal pengupahan, saya setuju ini perlu perbaikan di sana sini. Kelihatannya sekarang beberapa KPS sudah mulai mulai bebenah soal ini.. (ya mungkin bagian dari retention program kali yah...). Dan kita berharap ini akan berlangsung terus supaya kesenjangan itu dapat dikurangi. Susahnya kalau kita yang -logika-nya berstatus HCS kalau bekerja di Indonesia meminta status sebagai expat ya gak bakalan pernah ketemu dah salam, - Original Message From: Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 17, 2007 5:42:29 PM Subject: [iagi-net-l] Fw: [IATMI-KL] Re: BP Migas: Gaji Ekspatriat Tambang Kelewat Mahal dari milis tetangga. kebetulan di awal minggu ini sempat ngomong2 sama beberapa orang dari BP Migas. summary nya: secara teoritis bisa saja orang Indonesia dapat gaji expat kerja di Indonesia. tetapi perlu melewati beberapa approval dulu di BP migas. yang saya ajakin bicara selalu bilang dari dia sendiri tidak ada masalah, tapi dia tidak tahu dari bagian ini atau bagian itu yang juga harus meng- approve. secara general hasil diskusi dengan beberapa orang baik yang dari BP-Migas maupun yang dari perusahaan minyaknya adalah sbb: katanya yang sering menyebabkan tidak jadi nya orang Indonesia ditarik balik kerja di Indonesia adalah dilemma begini: expat harus digantikan karena terlalu mahal, jadi harus digantikan oleh orang Indonesia. jadi orang Indonesia yang menggantikan harus lebih murah. Sedangkan disisi lain, perusahaan2 lain di LN bersedia menggaji orang Indonesia jadi expat (job challenges + payroll + facilities). Jadi akhir nya situasi nya akan tetap seperti sekarang. banyak expat yang kerja di Indonesia, dan banyak orang Indonesia yang kerja di LN. Waktu saya bilang seandainya PERUSAHAAN melihat bukan dari segi duit nya saja maka mungkin ceritanya lain. langsung di jawab oleh salah seorang Exploration manager (yang expat) dari suatu perusahaan multi nasional yang kantornya sekitar kuningan: iya benar seandainya EMPLOYEE nya tidak melihat dari segi duitnya maka ceritanya lain Nah sekarang yang harus berubah siapa yang sudah pasti perusahaan pasti cari untung, itu sudah jelas banget, tidak ada perusahaan yang mau merugi. Nah... kalau pegawai cari apa?? sekedar sharing hasil survei kecil2an tentang kekurangan tenaga kerja di Indonesia dan cara menarik orang Indonesia yang sudah bekerja di LN. fbs MASIH di luar negeri - Forwarded Message From: ganis supriadi [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 16, 2007 10:10:50 PM Subject: [IATMI-KL] Re: BP Migas: Gaji Ekspatriat Tambang Kelewat Mahal Inget ucapannya Kwik Kian Gie, Expat yg di Indonesia kebanyakan adalah kelas tiga, yg di negaranya sendiri udah ngga laku, kayaknya sih termasuk yg di sektor Migas Makanya sekali mereka masuk ke Indonesia mereka betah ngga mau pergi pergi. Betapa enaknya jadi expat di Indonesia, apa apa dikantor ada yg
Re: [iagi-net-l] HCS vs expat was: Re: [iagi-net-l] Fw: [IATMI-KL] Re: BP Migas: Gaji Ekspatriat Tambang Kelewat Mahal
Ya betul, di MidEast umumnya company memberi gaji lokal lebih besar dari expatnya, kecuali itu juga lokal mendapat prioritas di management. Kalau expatnya terutama sebagai professional / experts atau mentor bagi orang2 lokal. Di KL gaji lokal lebih kecil dari expat, tapi mereka ke jalur managerial lebih banyak. wass, On 5/19/07, Sandrya Laksana [EMAIL PROTECTED] wrote: Selama ini yang saya amati, expat Indonesia di luar negeri pun mendapatkan penghasilan lebih besar dibandingkan pegawai lokalnya. Jadi tentunya membuat kecemburuan buat para pegawai lokalnya, salah satu solusinya memberikan kedudukan penting buat para pegawai lokalnya. So far, kedua belah pihak sama2 diuntungkan. Akan lebih baik lagi, jika pegawai lokalnya diberikan penghasilan lebih tinggi dari expat dan diberikan pula kedudukan penting. Mungkin rekan2 di Timur Tengah sana bisa mengkonfirmasikannya. Salam Pada tanggal 18/05/07, kartiko samodro [EMAIL PROTECTED] menulis: Ada pertanyaan menarik dari top management orang indonesia yang pernah bolak balik jadi expat juga. kalau kita tarik expat indonesia yang sekarang bekerja di luar negeri untuk bekerja di kps nasional dengan gaji seperti expat asing, lalu bagaimana dengan pegawai lain yang selevel dan yang telah mengabdi lebih lama di perusahaan tersebut ? Apakah gajinya juga harus disesuaikan agar lebih tinggi dari expat indonesia yang akan ditarik ? Kalau tidak disesuaikan apakah tidak akan mengganggu keseimbangan di dalam ? Kalau dinaikkan semuanya apa bisa ? Apa prinsip setiap expat indonesia yang ditarik harus diberi gaji lebih tinggi daripada yang telah mengabdi lebih lama di perusahaan tersebut malah bisa membuat pegawai yang telah mengabdi sebelumnya untuk keluar dan memilih jadi expat ? On 5/18/07, noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Frank, Sebenarnya kalau kalau kita membedakan antara fasilitas karena status (sebagai expat dan home country status) dan perbedaan tingkat pengupahan maka persoalannya menjadi lebih jelas. Sebagai pegawai dengan status home country status tentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dengan pekerja yang berstatus expat: perumahan, sekolah anak, dll. Dan ini umumnya berlaku dua arah (saat kita menjadi expat, dan mereka menjadi HCS). Kalau soal pengupahan, saya setuju ini perlu perbaikan di sana sini. Kelihatannya sekarang beberapa KPS sudah mulai mulai bebenah soal ini.. (ya mungkin bagian dari retention program kali yah...). Dan kita berharap ini akan berlangsung terus supaya kesenjangan itu dapat dikurangi. Susahnya kalau kita yang -logika-nya berstatus HCS kalau bekerja di Indonesia meminta status sebagai expat ya gak bakalan pernah ketemu dah salam, - Original Message From: Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 17, 2007 5:42:29 PM Subject: [iagi-net-l] Fw: [IATMI-KL] Re: BP Migas: Gaji Ekspatriat Tambang Kelewat Mahal dari milis tetangga. kebetulan di awal minggu ini sempat ngomong2 sama beberapa orang dari BP Migas. summary nya: secara teoritis bisa saja orang Indonesia dapat gaji expat kerja di Indonesia. tetapi perlu melewati beberapa approval dulu di BP migas. yang saya ajakin bicara selalu bilang dari dia sendiri tidak ada masalah, tapi dia tidak tahu dari bagian ini atau bagian itu yang juga harus meng- approve. secara general hasil diskusi dengan beberapa orang baik yang dari BP-Migas maupun yang dari perusahaan minyaknya adalah sbb: katanya yang sering menyebabkan tidak jadi nya orang Indonesia ditarik balik kerja di Indonesia adalah dilemma begini: expat harus digantikan karena terlalu mahal, jadi harus digantikan oleh orang Indonesia. jadi orang Indonesia yang menggantikan harus lebih murah. Sedangkan disisi lain, perusahaan2 lain di LN bersedia menggaji orang Indonesia jadi expat (job challenges + payroll + facilities). Jadi akhir nya situasi nya akan tetap seperti sekarang. banyak expat yang kerja di Indonesia, dan banyak orang Indonesia yang kerja di LN. Waktu saya bilang seandainya PERUSAHAAN melihat bukan dari segi duit nya saja maka mungkin ceritanya lain. langsung di jawab oleh salah seorang Exploration manager (yang expat) dari suatu perusahaan multi nasional yang kantornya sekitar kuningan: iya benar seandainya EMPLOYEE nya tidak melihat dari segi duitnya maka ceritanya lain Nah sekarang yang harus berubah siapa yang sudah pasti perusahaan pasti cari untung, itu sudah jelas banget, tidak ada perusahaan yang mau merugi. Nah... kalau pegawai cari apa?? sekedar sharing hasil survei kecil2an tentang kekurangan tenaga kerja di Indonesia dan cara menarik orang Indonesia yang sudah bekerja di LN. fbs MASIH di luar negeri - Forwarded Message From: ganis supriadi [EMAIL
Re: [iagi-net-l] HCS vs expat was: Re: [iagi-net-l] Fw: [IATMI-KL] Re: BP Migas: Gaji Ekspatriat Tambang Kelewat Mahal
Urun rembug pak . . Mestinya setelah pasar tenaga kerja global menjadi hal yang sudah sangat umum seperti sekarang ini, patokan penentuan gaji bukan lagi ekspat non ekspat. Cara berpikir perusahaan (mestinya) : jika memiliki ekspektasi mempekerjakan tenaga kerja dengan level kemampuan tertentu maka harga ybs juga dipatok dengan harga tertentu pula (tak memandang ekspat, eks ekspat dan non ekspat). Jadi apakah di ekspat, bekas ekspat, non ekspat jika kualifikasinya memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh perusahaan tersebut 'dengan sendirinya (mestinya) harganya ngikut . . . ada barang ada rupa . . . bagi karyawan lama yang memiliki kualifikasi sama dengan sendirinya mesti teraktrol . . untuk yang lain tapi sekedar berkebangsaan sama tapi kualifikasinya berbeda ya mesti belajar lagi dan bekerja lebih smartkeras lagi untuk sampai ke sana . . . Hal ini menjadi terasa fair baik bagi mereka yang pernah jadi ekspat mau balik kembali atau yang tidak pernah jadi ekspat tapi kualifikasinya sama akan memperoleh perlakuan yang sama pula . . . . Kecuali ada perlakuan khusus spt yang telah dibahas di sini: spt kemudahan berkarir dalam jalur managerial role di Mly dll . . . . Sekedar sharing saja: Idealnya hal-hal di atas juga berlaku bagi perusahaan Asing yang beroperasi di Indonesia . . saya sendiri pernah pada posisi ditawari untuk bekerja di negeri sendiri oleh asing dengan posisi 'lebih' dari yang sekarang, tapi gaji yang mereka tawarkan adalah gaji (pasar-bahasa mereka) tenaga ahli indonesia yang mereka bayarkan selama ini . . . jadi ya . . matur nuwun - lain kali saja mister!! sTJ - Mineral Geologist --- nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya betul, di MidEast umumnya company memberi gaji lokal lebih besar dari expatnya, kecuali itu juga lokal mendapat prioritas di management. Kalau expatnya terutama sebagai professional / experts atau mentor bagi orang2 lokal. Di KL gaji lokal lebih kecil dari expat, tapi mereka ke jalur managerial lebih banyak. wass, Pinpoint customers who are looking for what you sell. http://searchmarketing.yahoo.com/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] HCS vs expat was: Re: [iagi-net-l] Fw: [IATMI-KL] Re: BP Migas: Gaji Ekspatriat Tambang Kelewat Mahal
Satu lagi yang lupa saya sebutkan sebelumnya, bahwa salah satu company tempat saya kerja di MidEast dulu bahkan telah melakukan filter kepada para expat sejak masa application. Dari cv yang diterima, kalo ada experience yang berbau managerial, mereka (para user recruitmentment team nya sudah alergi applicant tsb tidak akan diundang untuk interview). Hal itu pernah 2 kali saya alami sendiri, suatu saat team leader saya waktu itu yang orang Arab lokal minta tolong dicariin temen2 dari Indonesia baik GG or PERE. Setelah saya kontak temen2 di Indo saya mendapatkan beberapa cv temen tadi. Setelah saya serahkan ke team leader orang Arab lokal tsb, secara cepat dia langsung lihat ke cv2 yang saya kirimkan ke dia, kemudian dia bilang orang2 yang ini akan kita interview , sedang yang lainnya tidak. Saya tanya kenapa yang lainnya itu tidak, kan justru yang lainnya itu yang anda perlukan (waktu itu kebetulan ada seorang temen (RE) yang cukup bagus, rajin, tekun technicalnya juga ok, tapi kebetulan didalam cv-nya tertulis bahwa selama 2 tahun dia pernah menjadi manager/supervisor di teamnya). Jadi si team leader orang Arab lokal tsb bilang bahwa temen saya yang itu kan udah pernah jadi menager, jadi ya gak perlu kita interview, dia hanya cari yang betul2 pengalamannya di technical doang. Mungkin company tsb memang sengaja tidak mencari manager, karena khawatir nanti mengecewakan employee expatnya, karena tidak akan diberi kesempatan menjadi manager/supervisor, posisi itu hanya untuk orang2 lokal saja. wass, On 5/19/07, budi santoso [EMAIL PROTECTED] wrote: Urun rembug pak . . Mestinya setelah pasar tenaga kerja global menjadi hal yang sudah sangat umum seperti sekarang ini, patokan penentuan gaji bukan lagi ekspat non ekspat. Cara berpikir perusahaan (mestinya) : jika memiliki ekspektasi mempekerjakan tenaga kerja dengan level kemampuan tertentu maka harga ybs juga dipatok dengan harga tertentu pula (tak memandang ekspat, eks ekspat dan non ekspat). Jadi apakah di ekspat, bekas ekspat, non ekspat jika kualifikasinya memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh perusahaan tersebut 'dengan sendirinya (mestinya) harganya ngikut . . . ada barang ada rupa . . . bagi karyawan lama yang memiliki kualifikasi sama dengan sendirinya mesti teraktrol . . untuk yang lain tapi sekedar berkebangsaan sama tapi kualifikasinya berbeda ya mesti belajar lagi dan bekerja lebih smartkeras lagi untuk sampai ke sana . . . Hal ini menjadi terasa fair baik bagi mereka yang pernah jadi ekspat mau balik kembali atau yang tidak pernah jadi ekspat tapi kualifikasinya sama akan memperoleh perlakuan yang sama pula . . . . Kecuali ada perlakuan khusus spt yang telah dibahas di sini: spt kemudahan berkarir dalam jalur managerial role di Mly dll . . . . Sekedar sharing saja: Idealnya hal-hal di atas juga berlaku bagi perusahaan Asing yang beroperasi di Indonesia . . saya sendiri pernah pada posisi ditawari untuk bekerja di negeri sendiri oleh asing dengan posisi 'lebih' dari yang sekarang, tapi gaji yang mereka tawarkan adalah gaji (pasar-bahasa mereka) tenaga ahli indonesia yang mereka bayarkan selama ini . . . jadi ya . . matur nuwun - lain kali saja mister!! sTJ - Mineral Geologist --- nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya betul, di MidEast umumnya company memberi gaji lokal lebih besar dari expatnya, kecuali itu juga lokal mendapat prioritas di management. Kalau expatnya terutama sebagai professional / experts atau mentor bagi orang2 lokal. Di KL gaji lokal lebih kecil dari expat, tapi mereka ke jalur managerial lebih banyak. wass, Pinpoint customers who are looking for what you sell. http://searchmarketing.yahoo.com/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Hal: [iagi-net-l] HCS vs expat was: Re: [iagi-net-l] Fw: [IATMI-KL] Re: BP Migas: Gaji Ekspatriat Tambang Kelewat Mahal
Bicara tentang gaji memang tidak akan pernah ada putusnya. Besaran gaji yang jadi target memang tergantung dari individu. Itu semua tidak lepas dari sifat dasar manusia yang selalu dipenuhi dengan target dan keinginan. Memang kalau dilihat dari kaca Materi, pendapatan expat dan nasional di negara kita bisa dibilang sangatlah tidak adil. Ambilah contoh, seorang national manager di perusahaan tambang, yang membawahi sekian banyak karyawan, juga mengurusi tetek bengek dari A-Z, di departemennya, digaji bersih sekitar Rp40-45 juta. Sementara salah satu karyawannya seorang expat fresh graduate yang masih harus ditraining untuk bisa mapping dan logging bisa mendapatkan USD 5 ribuan bersih sebulan. Di lain pihak karyawannya yang lain yang juga fresh graduate, cuma yang ini national, mendapatkan sekitar Rp 6-7 juta sebulan. Sungguh sangat terasa kesenjangan yang terjadi. Tidak aneh jika ahirnya seorang yang merasa mampu dan merasa setara atau lebih mumpuni dari expat akan mencari solusi bagaimana bisa mendapatkan gaji yang setara atau bahkan lebih dari expat. Salah satu solusinya ya dengan mendulang dollar di negara lain. Atau menggandeng investor untuk bikin perusahaan di Indonesia dan ia menjadi bagian dari top management di perusahaan tsb dengan gaji sesuai yang dia inginkan. Harapan untuk bisa Ada harga ada rupa sebenarnya ada pada para professional national yang saat ini mengeluhkan penggajian karyawan nasional di Indonesia. Kita menantikan beberapa orang dari profesional tersebut berada di top management di perusahaan di Indonesia. Yang menjadi penentu kebijakan, sehingga ia punya Taji untuk menyalurkan keinginan para pekerja yang mempunyai skill dan nilai jual yang tinggi dengan gaji yang tinggi setara dengan expat. Karena mereka berasal dari background yang sama. Pertanyaan yang akan muncul nanti adalah: setelah ia nanti jadi petinggi perusahaan, yang tentunya akan berkutat dengan urusan budgeting, masihkah nanti ia se-ideal saat masih menjadi bawahan? Beranikah ia menggaji karyawannya yang punya skill dan nilai jual tinggi setara dengan expat? Ataukah ia akan mencari calon karyawan lain yang punya skill sedikit lebih rendah tapi dengan gaji yang jauh lebih rendah? Kenapa saya sangsikan ini akan terjadi? karena kacamata penentu kebijakan biasanya lebih luas dan melihat semua aspek managerial secara menyeluruh dan tidak hanya fokus pada satu/dua persoalan. Tampaknya jalan panjang dan berliku untuk bisa mendapatkan kesetaraan gaji dengan expat. Belum terlihat ada cross cut menuju ke sana. salam, bk - Pesan Asli Dari: budi santoso [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Sabtu, 19 Mei, 2007 8:25:13 Topik: Re: [iagi-net-l] HCS vs expat was: Re: [iagi-net-l] Fw: [IATMI-KL] Re: BP Migas: Gaji Ekspatriat Tambang Kelewat Mahal Urun rembug pak . . Mestinya setelah pasar tenaga kerja global menjadi hal yang sudah sangat umum seperti sekarang ini, patokan penentuan gaji bukan lagi ekspat non ekspat. Cara berpikir perusahaan (mestinya) : jika memiliki ekspektasi mempekerjakan tenaga kerja dengan level kemampuan tertentu maka harga ybs juga dipatok dengan harga tertentu pula (tak memandang ekspat, eks ekspat dan non ekspat). Jadi apakah di ekspat, bekas ekspat, non ekspat jika kualifikasinya memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh perusahaan tersebut 'dengan sendirinya (mestinya) harganya ngikut . . . ada barang ada rupa . . . bagi karyawan lama yang memiliki kualifikasi sama dengan sendirinya mesti teraktrol . . untuk yang lain tapi sekedar berkebangsaan sama tapi kualifikasinya berbeda ya mesti belajar lagi dan bekerja lebih smartkeras lagi untuk sampai ke sana . . . Hal ini menjadi terasa fair baik bagi mereka yang pernah jadi ekspat mau balik kembali atau yang tidak pernah jadi ekspat tapi kualifikasinya sama akan memperoleh perlakuan yang sama pula . . . . Kecuali ada perlakuan khusus spt yang telah dibahas di sini: spt kemudahan berkarir dalam jalur managerial role di Mly dll . . . . Sekedar sharing saja: Idealnya hal-hal di atas juga berlaku bagi perusahaan Asing yang beroperasi di Indonesia . . saya sendiri pernah pada posisi ditawari untuk bekerja di negeri sendiri oleh asing dengan posisi 'lebih' dari yang sekarang, tapi gaji yang mereka tawarkan adalah gaji (pasar-bahasa mereka) tenaga ahli indonesia yang mereka bayarkan selama ini . . . jadi ya . . matur nuwun - lain kali saja mister!! sTJ - Mineral Geologist --- nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya betul, di MidEast umumnya company memberi gaji lokal lebih besar dari expatnya, kecuali itu juga lokal mendapat prioritas di management. Kalau expatnya terutama sebagai professional / experts atau mentor bagi orang2 lokal. Di KL gaji lokal lebih kecil dari expat, tapi mereka ke jalur managerial lebih banyak. wass, Pinpoint customers who are looking for