Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

2010-10-01 Terurut Topik asikin_sukendar
Bidang saya tektonik, pk Yatno vulcanis. Saya kira pk Yatno setuju ada kaitan 
yg erat antara meningkatnya tekanan dlm litosfir akibat tektonik akan 
menimbulkan meningkatnya kegiatan vulkanisma. Stress juga akan menimbulkan 
terjadinya sesar. Atau mengaktipkan kembali sesar lama yg disertai energi 
release berupa gempa, dan tentu saja akan menimbulkan diapirsm terutama 
didaerah yg susunan styratigrafinya rentan diapir. Itu pendapat saya.

S.A. 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: "Yustinus Suyatno Yuwono" 
Date: Sat, 2 Oct 2010 11:10:13 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Pak Sukendar Asikin, dengar-dengar Bapak dulu ikut hadir "debat" Lusi di 
Afrika Selatan. Komentar Bpak kali ini saya dukung penuh. Data riil: Bledug 
Kuwu adalah surface flow dari lumpur formasi di bawahnya secara alamiah. 
Seharusnya ini dipakai referensi untuk perlakuan engineering (pemboran) 
bagiarea yang susunan stratigrafinya sama atau mirip. Plus data lapangan, 
lokasi geografi dari sumur di Banjar Panji ini tidak terlalu jauh dari 
gunungapi aktif. Pengalaman saya di geothermal, gunungapi aktif ini sampai 
jarak 10-15 km masih dapat memberikan pengaruh geothermal pada daerah 
sekelilingnya. Apakah panas dari magma nya juga tidak mungkin memberikan 
kontribusi peningkatan tekanan dan flowing rate sumber Lusi di 
sub-surface
YSY


- Original Message - 
From: 
To: 
Sent: Saturday, October 02, 2010 7:15 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia


> Saya kira pk Koesoema betul. Dari awal sebenarnya sudah diperdebatkan, 
> dibunuh atau biar mati sendiri. Keduanya tidak dapat dipastikan, kalau 
> berenti sendiri karena dianggap bencana alam, kapan akan berhenti. Kalau 
> dibunuh, apakah pasti bisa berhasil? Keduanya memerlukan dana yang tidak 
> sedikit. Sebaiknya dana itu dimanmaatkan untuk membangun lingkungan baru 
> yang lebih baik. Pk B.Sapii, kalau LAPINDO hrs membiayai killing well 
> pasti pikir-2 dulu, karena belum bisa dibuktikan bahwa mereka bersalah.
> Mungkin banyak yang menyepelekan bahwa mereka sedang melakukan pemboran di 
> "ladang" yang "peka" thd terjadinya "gunung lumpur" mulai dari 
> Bojonegoro-Maduira dan Delta Porong.
>
>
>
> Salam S.A.
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
>
> -Original Message-
> From: "R.P.Koesoemadinata" 
> Date: Fri, 1 Oct 2010 20:33:27
> To: 
> Reply-To: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
> Bahkan mungkin saja apa yang disebut 50,000 barrel per hari untuk Semburan
> Lumpur Sidoarjo itu salah ketik, seharus 500,000 barrel per hari 
> (kekurangan
> satu nol), bahkan mungkin juga 5,000,000 barrel per hari.
> Saya kira masalah ini tidak diperlu diperdebatkan lagi, tidak akan
> berkesudahan, apalagi sudah masuk ranah politik dengan berbagai 
> kepentingan.
> "Geologist never changes his mind, but eventually dies away" "Lets agree
> that we do not agree" Biarkanlah sejarah yang menentukan. Soal bisa 
> tidaknya
> relief well, 'lets leave it to the drilling experts'
> RPK
>
> - Original Message - 
> From: "Leonard Lisapaly" 
> To: 
> Sent: Friday, October 01, 2010 7:40 PM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
>
>
>>
>> Dear all,
>>
>> Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track, 
>> sehingga
>> penanganannya dapat direncanakan dengan baik.
>>
>> Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah
>> kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak
>> memungkinkan
>> lagi?
>>
>> Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan
>> menginterpretasikan data tersebut?
>>
>> LL
>>
>> -Original Message-
>> From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
>> Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
>>
>> Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 
>> 2010
>> mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report
>> THE
>> SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much 
>> as
>> 62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an 
>> enormous
>> flow rate, but far below  BP's worst case scenario (162,000 barrels a
>> day)".
>> Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of
>> Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD.
>> Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar 
>> dari
>> 50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah..
>> Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek
>> kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju
>> produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geograp

Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

2010-10-01 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pak Sukendar Asikin, dengar-dengar Bapak dulu ikut hadir "debat" Lusi di 
Afrika Selatan. Komentar Bpak kali ini saya dukung penuh. Data riil: Bledug 
Kuwu adalah surface flow dari lumpur formasi di bawahnya secara alamiah. 
Seharusnya ini dipakai referensi untuk perlakuan engineering (pemboran) 
bagiarea yang susunan stratigrafinya sama atau mirip. Plus data lapangan, 
lokasi geografi dari sumur di Banjar Panji ini tidak terlalu jauh dari 
gunungapi aktif. Pengalaman saya di geothermal, gunungapi aktif ini sampai 
jarak 10-15 km masih dapat memberikan pengaruh geothermal pada daerah 
sekelilingnya. Apakah panas dari magma nya juga tidak mungkin memberikan 
kontribusi peningkatan tekanan dan flowing rate sumber Lusi di 
sub-surface

YSY


- Original Message - 
From: 

To: 
Sent: Saturday, October 02, 2010 7:15 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia


Saya kira pk Koesoema betul. Dari awal sebenarnya sudah diperdebatkan, 
dibunuh atau biar mati sendiri. Keduanya tidak dapat dipastikan, kalau 
berenti sendiri karena dianggap bencana alam, kapan akan berhenti. Kalau 
dibunuh, apakah pasti bisa berhasil? Keduanya memerlukan dana yang tidak 
sedikit. Sebaiknya dana itu dimanmaatkan untuk membangun lingkungan baru 
yang lebih baik. Pk B.Sapii, kalau LAPINDO hrs membiayai killing well 
pasti pikir-2 dulu, karena belum bisa dibuktikan bahwa mereka bersalah.
Mungkin banyak yang menyepelekan bahwa mereka sedang melakukan pemboran di 
"ladang" yang "peka" thd terjadinya "gunung lumpur" mulai dari 
Bojonegoro-Maduira dan Delta Porong.




Salam S.A.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
Teruuusss...!


-Original Message-
From: "R.P.Koesoemadinata" 
Date: Fri, 1 Oct 2010 20:33:27
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Bahkan mungkin saja apa yang disebut 50,000 barrel per hari untuk Semburan
Lumpur Sidoarjo itu salah ketik, seharus 500,000 barrel per hari 
(kekurangan

satu nol), bahkan mungkin juga 5,000,000 barrel per hari.
Saya kira masalah ini tidak diperlu diperdebatkan lagi, tidak akan
berkesudahan, apalagi sudah masuk ranah politik dengan berbagai 
kepentingan.

"Geologist never changes his mind, but eventually dies away" "Lets agree
that we do not agree" Biarkanlah sejarah yang menentukan. Soal bisa 
tidaknya

relief well, 'lets leave it to the drilling experts'
RPK

- Original Message - 
From: "Leonard Lisapaly" 

To: 
Sent: Friday, October 01, 2010 7:40 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia




Dear all,

Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track, 
sehingga

penanganannya dapat direncanakan dengan baik.

Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah
kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak
memungkinkan
lagi?

Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan
menginterpretasikan data tersebut?

LL

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 
2010

mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report
THE
SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much 
as
62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an 
enormous

flow rate, but far below  BP's worst case scenario (162,000 barrels a
day)".
Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of
Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD.
Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar 
dari

50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah..
Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek
kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju
produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic
Magazie
keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat
menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada
kedalaman laut lebih dari 1 km.
RPK

- Original Message - 
From: "Sunu Praptono" 

To: 
Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia



Rovicky,

Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, 
pastilah

pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak
YSY,
sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja

Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana
sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi
dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran
minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang
Rusia
ini berguna untuk memberikan sis

Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

2010-10-01 Terurut Topik asikin_sukendar
Ya saya ada info, tapi masih harus di chek kebenarannya. Pada waktu saya jadi 
ketua IAGI (periodanya lupa), untuk pertama kalinya PIT IAGI dilakukan diluar 
bdg dan jkt. Waktu itu PIT dicoba dilaksanakan di Yogya dg mengerahkan 
mahasiswa dri UPN dan UGM. Bahkan yang membuka adalah prof Johannes yg pada 
waktu itu menjabat rektor UGM 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: "R.P.Koesoemadinata" 
Date: Sat, 2 Oct 2010 10:04:18 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Saya heran Pak Mino dan Sukendar mengatakan saya ini betul (Pk Koesoema itu 
betul), tetapi saya bingung, apa atau di mana saya itu betul/benarnya?
Mengenai relief well untuk menghentikan semburan lumpur Lapindo, itu kan 
hanya isu (rumour) saja. Kok banyak pihak yang terpancing?
Tidaklah kita lebih baik bahas sejarah IAGI selama 50 tahun ini? Mungkin 
banyak pelaku-pelaku yang dapat memberikan masukan, terutama para ex anggota 
pengurus, apa saja yang telah dicapai IAGI selama 50 tahun ini?
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: 
To: 
Sent: Saturday, October 02, 2010 7:15 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia


> Saya kira pk Koesoema betul. Dari awal sebenarnya sudah diperdebatkan, 
> dibunuh atau biar mati sendiri. Keduanya tidak dapat dipastikan, kalau 
> berenti sendiri karena dianggap bencana alam, kapan akan berhenti. Kalau 
> dibunuh, apakah pasti bisa berhasil? Keduanya memerlukan dana yang tidak 
> sedikit. Sebaiknya dana itu dimanmaatkan untuk membangun lingkungan baru 
> yang lebih baik. Pk B.Sapii, kalau LAPINDO hrs membiayai killing well 
> pasti pikir-2 dulu, karena belum bisa dibuktikan bahwa mereka bersalah.
> Mungkin banyak yang menyepelekan bahwa mereka sedang melakukan pemboran di 
> "ladang" yang "peka" thd terjadinya "gunung lumpur" mulai dari 
> Bojonegoro-Maduira dan Delta Porong.
>
>
>
> Salam S.A.
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
>
> -Original Message-
> From: "R.P.Koesoemadinata" 
> Date: Fri, 1 Oct 2010 20:33:27
> To: 
> Reply-To: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
> Bahkan mungkin saja apa yang disebut 50,000 barrel per hari untuk Semburan
> Lumpur Sidoarjo itu salah ketik, seharus 500,000 barrel per hari 
> (kekurangan
> satu nol), bahkan mungkin juga 5,000,000 barrel per hari.
> Saya kira masalah ini tidak diperlu diperdebatkan lagi, tidak akan
> berkesudahan, apalagi sudah masuk ranah politik dengan berbagai 
> kepentingan.
> "Geologist never changes his mind, but eventually dies away" "Lets agree
> that we do not agree" Biarkanlah sejarah yang menentukan. Soal bisa 
> tidaknya
> relief well, 'lets leave it to the drilling experts'
> RPK
>
> - Original Message - 
> From: "Leonard Lisapaly" 
> To: 
> Sent: Friday, October 01, 2010 7:40 PM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
>
>
>>
>> Dear all,
>>
>> Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track, 
>> sehingga
>> penanganannya dapat direncanakan dengan baik.
>>
>> Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah
>> kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak
>> memungkinkan
>> lagi?
>>
>> Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan
>> menginterpretasikan data tersebut?
>>
>> LL
>>
>> -Original Message-
>> From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
>> Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
>>
>> Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 
>> 2010
>> mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report
>> THE
>> SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much 
>> as
>> 62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an 
>> enormous
>> flow rate, but far below  BP's worst case scenario (162,000 barrels a
>> day)".
>> Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of
>> Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD.
>> Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar 
>> dari
>> 50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah..
>> Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek
>> kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju
>> produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic
>> Magazie
>> keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat
>> menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada
>> kedalaman laut lebih dari 1 km.
>> RPK
>>
>> - Original Message - 
>> From: "Sunu Praptono" 
>> To: 
>> Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: 

Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

2010-10-01 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Saya secara pribadi ingin menambahkan, stratigrafi harus dipertimbangkan 
dalam ambil keputusan relief well, bukan hanya sekedar flowing rate nya 
saja. Kita sudah tau semua stratigrafi di Jawa Timur itu, bahkan th 1988 
saya, Pak Koesoema dan rekan Tedy Kardin melakukan measuring section 
stratigrphy seluruh Jawa Timur (baik bagian utara maupun bagian selatannya), 
waktu itu dengan Huffco Brantas. Dengan demikian para operator di sana pasti 
sudah mahfum, mana formasi yang "lemah" mana yang "kuat" secara engineering. 
Dalam design pemboran ini penting, sampai kedalaman berapa harus di protect 
dengan cashing dsb.

Sekedar urun rembug saja.
YSY


- Original Message - 
From: "R.P.Koesoemadinata" 

To: 
Sent: Friday, October 01, 2010 6:32 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia


Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 2010 
mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report 
THE SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as 
much as 62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an 
enormous flow rate, but far below  BP's worst case scenario (162,000 
barrels a day)". Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu 
sumur di Gulf of Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 
100,000 BOPD.
Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar dari 
50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah..
Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek 
kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju 
produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic 
Magazie keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP 
dapat menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well 
pada kedalaman laut lebih dari 1 km.

RPK

- Original Message - 
From: "Sunu Praptono" 

To: 
Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia



Rovicky,

Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, pastilah
pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak 
YSY,

sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja

Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana
sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi
dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran
minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang 
Rusia
ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku 
kepala
negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana 
saja,
apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya" 
5000

barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bpd (kalo gak salah), juga
masalah titik sembur yang sangat berbeda antara teluk Meksiko dan Lusi.

Dengar-dengar ide kill well akan memerlukan survey 3D seismic dengan dana
sampai 3-5 juta dollar, plus 180 juta dollar untuk program kill well(s) 
nya
sendiri. Itu akan jadi suatu inpres yang sangat bersejarah, yang bisa 
jadi

akan sangat kontroversial juga, sehingga memerlukan informasi
selengkap-lengkapnya sebelum terlanjur lahir.

Dalam bayangan saya, survai seismik akan menggunakan teknik 
"undershooting"

di mana hasil datanya pasti akan sangat dominan frekuensi rendah. Jangan
harap kualitasnya akan menyamai data 2d yang tersedia sekarang ini. Kalau
pun sudah tersedia datanya, seperti Andang pernah bilang, pasti akan 
tetap

ada perdebatan besar, perlu atau tidak program kill well.

Perjalanan ide ini masih jauh. Perhitungan untung rugi bagi kepentingan
harus sematang mungkin. Kontribusi kita sebagai komponen bangsa tetap
diperlukan agar keputusan yang diambil benar-benar bener dan optimal
nantinya.

Sunu.


2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari 


Sebenernya ada laporan resminya dalam bahasa Rusia disini :

http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=12&lang=ru
Namun kalau ada yang tahu cara membuat translasi dalam bahasa Indonesia 
di

google translate bisa tahu kok kualitas risetnya.
ini link dalam bahasa Indonesia

http://translate.google.com/translate?hl=en&ie=UTF-8&sl=ru&tl=id&u=http://rpoiefp.ru/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D12%26Itemid%3D12%26lang%3Dru&prev=_t&twu=1

Siapa dia ?

http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=13&Itemid=13&lang=en

Malah saya suudzon saja ini Institute of Electrophysics baru melakukan
studi
"Geo"nya kurang dari 10. Masih baru. Lagipula ini institure utk
electrophysics. Jangan-angan kita terperangah karena berbau luar negeri
saja. Sepertinya saya dapat merasakan kejengahan Pak Lambok di pertemuan
itu.

RDP

2010/10/1 R.P.Koesoemadinata 

> Ini gara2 karena issue SBY sedang mempertimbangkan project relief well
> untuk menstop semburan lumpur Sidoarjo, mengacu berhasilnya relief 
> well

 di
> oil 

Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

2010-10-01 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Saya heran Pak Mino dan Sukendar mengatakan saya ini betul (Pk Koesoema itu 
betul), tetapi saya bingung, apa atau di mana saya itu betul/benarnya?
Mengenai relief well untuk menghentikan semburan lumpur Lapindo, itu kan 
hanya isu (rumour) saja. Kok banyak pihak yang terpancing?
Tidaklah kita lebih baik bahas sejarah IAGI selama 50 tahun ini? Mungkin 
banyak pelaku-pelaku yang dapat memberikan masukan, terutama para ex anggota 
pengurus, apa saja yang telah dicapai IAGI selama 50 tahun ini?

Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: 

To: 
Sent: Saturday, October 02, 2010 7:15 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia


Saya kira pk Koesoema betul. Dari awal sebenarnya sudah diperdebatkan, 
dibunuh atau biar mati sendiri. Keduanya tidak dapat dipastikan, kalau 
berenti sendiri karena dianggap bencana alam, kapan akan berhenti. Kalau 
dibunuh, apakah pasti bisa berhasil? Keduanya memerlukan dana yang tidak 
sedikit. Sebaiknya dana itu dimanmaatkan untuk membangun lingkungan baru 
yang lebih baik. Pk B.Sapii, kalau LAPINDO hrs membiayai killing well 
pasti pikir-2 dulu, karena belum bisa dibuktikan bahwa mereka bersalah.
Mungkin banyak yang menyepelekan bahwa mereka sedang melakukan pemboran di 
"ladang" yang "peka" thd terjadinya "gunung lumpur" mulai dari 
Bojonegoro-Maduira dan Delta Porong.




Salam S.A.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
Teruuusss...!


-Original Message-
From: "R.P.Koesoemadinata" 
Date: Fri, 1 Oct 2010 20:33:27
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Bahkan mungkin saja apa yang disebut 50,000 barrel per hari untuk Semburan
Lumpur Sidoarjo itu salah ketik, seharus 500,000 barrel per hari 
(kekurangan

satu nol), bahkan mungkin juga 5,000,000 barrel per hari.
Saya kira masalah ini tidak diperlu diperdebatkan lagi, tidak akan
berkesudahan, apalagi sudah masuk ranah politik dengan berbagai 
kepentingan.

"Geologist never changes his mind, but eventually dies away" "Lets agree
that we do not agree" Biarkanlah sejarah yang menentukan. Soal bisa 
tidaknya

relief well, 'lets leave it to the drilling experts'
RPK

- Original Message - 
From: "Leonard Lisapaly" 

To: 
Sent: Friday, October 01, 2010 7:40 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia




Dear all,

Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track, 
sehingga

penanganannya dapat direncanakan dengan baik.

Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah
kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak
memungkinkan
lagi?

Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan
menginterpretasikan data tersebut?

LL

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 
2010

mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report
THE
SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much 
as
62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an 
enormous

flow rate, but far below  BP's worst case scenario (162,000 barrels a
day)".
Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of
Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD.
Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar 
dari

50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah..
Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek
kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju
produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic
Magazie
keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat
menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada
kedalaman laut lebih dari 1 km.
RPK

- Original Message - 
From: "Sunu Praptono" 

To: 
Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia



Rovicky,

Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, 
pastilah

pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak
YSY,
sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja

Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana
sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi
dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran
minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang
Rusia
ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku
kepala
negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana
saja,
apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya"
5000
barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bp

Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

2010-10-01 Terurut Topik asikin_sukendar
Saya kira pk Koesoema betul. Dari awal sebenarnya sudah diperdebatkan, dibunuh 
atau biar mati sendiri. Keduanya tidak dapat dipastikan, kalau berenti sendiri 
karena dianggap bencana alam, kapan akan berhenti. Kalau dibunuh, apakah pasti 
bisa berhasil? Keduanya memerlukan dana yang tidak sedikit. Sebaiknya dana itu 
dimanmaatkan untuk membangun lingkungan baru yang lebih baik. Pk B.Sapii, kalau 
LAPINDO hrs membiayai killing well pasti pikir-2 dulu, karena belum bisa 
dibuktikan bahwa mereka bersalah.
Mungkin banyak yang menyepelekan bahwa mereka sedang melakukan pemboran di 
"ladang" yang "peka" thd terjadinya "gunung lumpur" mulai dari 
Bojonegoro-Maduira dan Delta Porong.



Salam S.A.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: "R.P.Koesoemadinata" 
Date: Fri, 1 Oct 2010 20:33:27 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Bahkan mungkin saja apa yang disebut 50,000 barrel per hari untuk Semburan 
Lumpur Sidoarjo itu salah ketik, seharus 500,000 barrel per hari (kekurangan 
satu nol), bahkan mungkin juga 5,000,000 barrel per hari.
Saya kira masalah ini tidak diperlu diperdebatkan lagi, tidak akan 
berkesudahan, apalagi sudah masuk ranah politik dengan berbagai kepentingan. 
"Geologist never changes his mind, but eventually dies away" "Lets agree 
that we do not agree" Biarkanlah sejarah yang menentukan. Soal bisa tidaknya 
relief well, 'lets leave it to the drilling experts'
RPK

- Original Message - 
From: "Leonard Lisapaly" 
To: 
Sent: Friday, October 01, 2010 7:40 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia


>
> Dear all,
>
> Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track, sehingga
> penanganannya dapat direncanakan dengan baik.
>
> Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah
> kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak 
> memungkinkan
> lagi?
>
> Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan
> menginterpretasikan data tersebut?
>
> LL
>
> -Original Message-
> From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
> Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
>
> Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 2010
> mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report 
> THE
> SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much as
> 62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an enormous
> flow rate, but far below  BP's worst case scenario (162,000 barrels a 
> day)".
> Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of
> Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD.
> Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar dari
> 50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah..
> Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek
> kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju
> produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic 
> Magazie
> keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat
> menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada
> kedalaman laut lebih dari 1 km.
> RPK
>
> - Original Message - 
> From: "Sunu Praptono" 
> To: 
> Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
>
>
>> Rovicky,
>>
>> Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, pastilah
>> pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak 
>> YSY,
>> sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja
>>
>> Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana
>> sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi
>> dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran
>> minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang
>> Rusia
>> ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku 
>> kepala
>> negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana
>> saja,
>> apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya" 
>> 5000
>> barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bpd (kalo gak salah), juga
>> masalah titik sembur yang sangat berbeda antara teluk Meksiko dan Lusi.
>>
>> Dengar-dengar ide kill well akan memerlukan survey 3D seismic dengan dana
>> sampai 3-5 juta dollar, plus 180 juta dollar untuk program kill well(s)
>> nya
>> sendiri. Itu akan jadi suatu inpres yang sangat bersejarah, yang bisa 
>> jadi
>> akan sangat kontroversial juga, sehingga memerlukan informasi
>> selengkap-lengkapnya sebelum terlanjur lahir.
>>
>> Dalam bayangan saya, survai seismik akan menggunakan teknik
>> "unders

Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

2010-10-01 Terurut Topik bsapiie
Saya juga setuju dengan pak Koesoema, kalau memang para drilling expert
mau mencoba membunuh lUSI silahkan kita akan bantu sumbangkan pendapat
terbaik kita mengenai kemungkinan subsurfacenya dengan data yang ada.

Asal dananya bukan uang rakyat, kalau itu yang mau dipakai harusnya
selesaikan dulu dong masalah sosialnya baru kita mencoba untuk membuat
sejarah baru... the conquest of killing mudvolcano

Para scientist bisa berpandangan berbeda, semuanya akan berhenti ketika
sebuah pembuktian (misalnya relief well)terjadi baik itu positif maupun
negatif... yang jadi masalah, kembali lagi uang siapa yang akan dipakai?
berapa besar biaya? seandainya didiamkan saja dan biayanya digunakan untuk
menangani lingkungan yang ada serta ngurus lumpur, apakah lebih murah?.. 
Tetapi kalau ada yang mau bayarin (misalnya LAPINDO) ya why not?...let's
do it..

Ya, semoga LUSI semakin kecil yang pada akhirnya secara alami akan stop..

Salam,

Ben Sapiie



Bahkan mungkin saja apa yang disebut 50,000 barrel per hari untuk Semburan
Lumpur Sidoarjo itu salah ketik, seharus 500,000 barrel per hari
(kekurangan
satu nol), bahkan mungkin juga 5,000,000 barrel per hari.
Saya kira masalah ini tidak diperlu diperdebatkan lagi, tidak akan
berkesudahan, apalagi sudah masuk ranah politik dengan berbagai
kepentingan.
"Geologist never changes his mind, but eventually dies away" "Lets agree
that we do not agree" Biarkanlah sejarah yang menentukan. Soal bisa
tidaknya
relief well, 'lets leave it to the drilling experts'
RPK

- Original Message -
From: "Leonard Lisapaly" 
To: 
Sent: Friday, October 01, 2010 7:40 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia


>
> Dear all,
>
> Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track,
> sehingga
> penanganannya dapat direncanakan dengan baik.
>
> Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah
> kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak
> memungkinkan
> lagi?
>
> Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan
> menginterpretasikan data tersebut?
>
> LL
>
> -Original Message-
> From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
> Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
>
> Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October
> 2010
> mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report
> THE
> SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much
> as
> 62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an
> enormous
> flow rate, but far below  BP's worst case scenario (162,000 barrels a
> day)".
> Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of
> Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD.
> Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar
> dari
> 50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah..
> Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek
> kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari
> laju
> produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic
> Magazie
> keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat
> menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada
> kedalaman laut lebih dari 1 km.
> RPK
>
> - Original Message -
> From: "Sunu Praptono" 
> To: 
> Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
>
>
>> Rovicky,
>>
>> Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita,
>> pastilah
>> pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak
>> YSY,
>> sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja
>>
>> Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana
>> sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi
>> dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran
>> minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang
>> Rusia
>> ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku
>> kepala
>> negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana
>> saja,
>> apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya"
>> 5000
>> barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bpd (kalo gak salah),
>> juga
>> masalah titik sembur yang sangat berbeda antara teluk Meksiko dan Lusi.
>>
>> Dengar-dengar ide kill well akan memerlukan survey 3D seismic dengan
>> dana
>> sampai 3-5 juta dollar, plus 180 juta dollar untuk program kill well(s)
>> nya
>> sendiri. Itu akan jadi suatu inpres yang sangat bersejarah, yang bisa
>> jadi
>> akan sangat kontroversial juga, sehingga memerlukan informasi
>> selengkap-lengkapnya sebelum terlanjur lahir.
>>
>> Dalam bayangan saya, survai seismik akan menggunakan teknik
>> "unders

Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

2010-10-01 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Bahkan mungkin saja apa yang disebut 50,000 barrel per hari untuk Semburan 
Lumpur Sidoarjo itu salah ketik, seharus 500,000 barrel per hari (kekurangan 
satu nol), bahkan mungkin juga 5,000,000 barrel per hari.
Saya kira masalah ini tidak diperlu diperdebatkan lagi, tidak akan 
berkesudahan, apalagi sudah masuk ranah politik dengan berbagai kepentingan. 
"Geologist never changes his mind, but eventually dies away" "Lets agree 
that we do not agree" Biarkanlah sejarah yang menentukan. Soal bisa tidaknya 
relief well, 'lets leave it to the drilling experts'

RPK

- Original Message - 
From: "Leonard Lisapaly" 

To: 
Sent: Friday, October 01, 2010 7:40 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia




Dear all,

Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track, sehingga
penanganannya dapat direncanakan dengan baik.

Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah
kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak 
memungkinkan

lagi?

Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan
menginterpretasikan data tersebut?

LL

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 2010
mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report 
THE

SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much as
62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an enormous
flow rate, but far below  BP's worst case scenario (162,000 barrels a 
day)".

Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of
Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD.
Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar dari
50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah..
Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek
kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju
produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic 
Magazie

keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat
menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada
kedalaman laut lebih dari 1 km.
RPK

- Original Message - 
From: "Sunu Praptono" 

To: 
Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia



Rovicky,

Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, pastilah
pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak 
YSY,

sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja

Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana
sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi
dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran
minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang
Rusia
ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku 
kepala

negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana
saja,
apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya" 
5000

barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bpd (kalo gak salah), juga
masalah titik sembur yang sangat berbeda antara teluk Meksiko dan Lusi.

Dengar-dengar ide kill well akan memerlukan survey 3D seismic dengan dana
sampai 3-5 juta dollar, plus 180 juta dollar untuk program kill well(s)
nya
sendiri. Itu akan jadi suatu inpres yang sangat bersejarah, yang bisa 
jadi

akan sangat kontroversial juga, sehingga memerlukan informasi
selengkap-lengkapnya sebelum terlanjur lahir.

Dalam bayangan saya, survai seismik akan menggunakan teknik
"undershooting"
di mana hasil datanya pasti akan sangat dominan frekuensi rendah. Jangan
harap kualitasnya akan menyamai data 2d yang tersedia sekarang ini. Kalau
pun sudah tersedia datanya, seperti Andang pernah bilang, pasti akan 
tetap

ada perdebatan besar, perlu atau tidak program kill well.

Perjalanan ide ini masih jauh. Perhitungan untung rugi bagi kepentingan
harus sematang mungkin. Kontribusi kita sebagai komponen bangsa tetap
diperlukan agar keputusan yang diambil benar-benar bener dan optimal
nantinya.

Sunu.


2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari 


Sebenernya ada laporan resminya dalam bahasa Rusia disini :



http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=12&l
ang=ru

Namun kalau ada yang tahu cara membuat translasi dalam bahasa Indonesia
di
google translate bisa tahu kok kualitas risetnya.
ini link dalam bahasa Indonesia



http://translate.google.com/translate?hl=en&ie=UTF-8&sl=ru&tl=id&u=http://rpo
iefp.ru/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D12%26Itemid%
3D12%26lang%3Dru&prev=_t&twu=1


Siapa dia ?



http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&vi

RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

2010-10-01 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Dear all,

Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track, sehingga
penanganannya dapat direncanakan dengan baik.

Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah
kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak memungkinkan
lagi?

Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan
menginterpretasikan data tersebut? 

LL

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 2010 
mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report THE 
SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much as 
62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an enormous 
flow rate, but far below  BP's worst case scenario (162,000 barrels a day)". 
Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of 
Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD.
Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar dari 
50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah..
Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek 
kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju 
produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic Magazie 
keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat 
menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada 
kedalaman laut lebih dari 1 km.
RPK

- Original Message - 
From: "Sunu Praptono" 
To: 
Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia


> Rovicky,
>
> Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, pastilah
> pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak YSY,
> sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja
>
> Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana
> sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi
> dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran
> minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang 
> Rusia
> ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku kepala
> negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana 
> saja,
> apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya" 5000
> barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bpd (kalo gak salah), juga
> masalah titik sembur yang sangat berbeda antara teluk Meksiko dan Lusi.
>
> Dengar-dengar ide kill well akan memerlukan survey 3D seismic dengan dana
> sampai 3-5 juta dollar, plus 180 juta dollar untuk program kill well(s) 
> nya
> sendiri. Itu akan jadi suatu inpres yang sangat bersejarah, yang bisa jadi
> akan sangat kontroversial juga, sehingga memerlukan informasi
> selengkap-lengkapnya sebelum terlanjur lahir.
>
> Dalam bayangan saya, survai seismik akan menggunakan teknik 
> "undershooting"
> di mana hasil datanya pasti akan sangat dominan frekuensi rendah. Jangan
> harap kualitasnya akan menyamai data 2d yang tersedia sekarang ini. Kalau
> pun sudah tersedia datanya, seperti Andang pernah bilang, pasti akan tetap
> ada perdebatan besar, perlu atau tidak program kill well.
>
> Perjalanan ide ini masih jauh. Perhitungan untung rugi bagi kepentingan
> harus sematang mungkin. Kontribusi kita sebagai komponen bangsa tetap
> diperlukan agar keputusan yang diambil benar-benar bener dan optimal
> nantinya.
>
> Sunu.
>
>
> 2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari 
>
>> Sebenernya ada laporan resminya dalam bahasa Rusia disini :
>>
>>
http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=12&l
ang=ru
>> Namun kalau ada yang tahu cara membuat translasi dalam bahasa Indonesia 
>> di
>> google translate bisa tahu kok kualitas risetnya.
>> ini link dalam bahasa Indonesia
>>
>>
http://translate.google.com/translate?hl=en&ie=UTF-8&sl=ru&tl=id&u=http://rpo
iefp.ru/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D12%26Itemid%
3D12%26lang%3Dru&prev=_t&twu=1
>>
>> Siapa dia ?
>>
>>
http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=13&Itemid=13&l
ang=en
>>
>> Malah saya suudzon saja ini Institute of Electrophysics baru melakukan
>> studi
>> "Geo"nya kurang dari 10. Masih baru. Lagipula ini institure utk
>> electrophysics. Jangan-angan kita terperangah karena berbau luar negeri
>> saja. Sepertinya saya dapat merasakan kejengahan Pak Lambok di pertemuan
>> itu.
>>
>> RDP
>>
>> 2010/10/1 R.P.Koesoemadinata 
>>
>> > Ini gara2 karena issue SBY sedang mempertimbangkan project relief well
>> > untuk menstop semburan lumpur Sidoarjo, mengacu berhasilnya relief well
>>  di
>> > oil spill BP di Gulf of Mexico.  Yang berkepentingan langsung 
>> > meluncurkan
>

Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

2010-10-01 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 2010 
mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report THE 
SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much as 
62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an enormous 
flow rate, but far below  BP's worst case scenario (162,000 barrels a day)". 
Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of 
Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD.
Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar dari 
50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah..
Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek 
kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju 
produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic Magazie 
keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat 
menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada 
kedalaman laut lebih dari 1 km.

RPK

- Original Message - 
From: "Sunu Praptono" 

To: 
Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia



Rovicky,

Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, pastilah
pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak YSY,
sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja

Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana
sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi
dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran
minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang 
Rusia

ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku kepala
negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana 
saja,

apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya" 5000
barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bpd (kalo gak salah), juga
masalah titik sembur yang sangat berbeda antara teluk Meksiko dan Lusi.

Dengar-dengar ide kill well akan memerlukan survey 3D seismic dengan dana
sampai 3-5 juta dollar, plus 180 juta dollar untuk program kill well(s) 
nya

sendiri. Itu akan jadi suatu inpres yang sangat bersejarah, yang bisa jadi
akan sangat kontroversial juga, sehingga memerlukan informasi
selengkap-lengkapnya sebelum terlanjur lahir.

Dalam bayangan saya, survai seismik akan menggunakan teknik 
"undershooting"

di mana hasil datanya pasti akan sangat dominan frekuensi rendah. Jangan
harap kualitasnya akan menyamai data 2d yang tersedia sekarang ini. Kalau
pun sudah tersedia datanya, seperti Andang pernah bilang, pasti akan tetap
ada perdebatan besar, perlu atau tidak program kill well.

Perjalanan ide ini masih jauh. Perhitungan untung rugi bagi kepentingan
harus sematang mungkin. Kontribusi kita sebagai komponen bangsa tetap
diperlukan agar keputusan yang diambil benar-benar bener dan optimal
nantinya.

Sunu.


2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari 


Sebenernya ada laporan resminya dalam bahasa Rusia disini :

http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=12&lang=ru
Namun kalau ada yang tahu cara membuat translasi dalam bahasa Indonesia 
di

google translate bisa tahu kok kualitas risetnya.
ini link dalam bahasa Indonesia

http://translate.google.com/translate?hl=en&ie=UTF-8&sl=ru&tl=id&u=http://rpoiefp.ru/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D12%26Itemid%3D12%26lang%3Dru&prev=_t&twu=1

Siapa dia ?

http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=13&Itemid=13&lang=en

Malah saya suudzon saja ini Institute of Electrophysics baru melakukan
studi
"Geo"nya kurang dari 10. Masih baru. Lagipula ini institure utk
electrophysics. Jangan-angan kita terperangah karena berbau luar negeri
saja. Sepertinya saya dapat merasakan kejengahan Pak Lambok di pertemuan
itu.

RDP

2010/10/1 R.P.Koesoemadinata 

> Ini gara2 karena issue SBY sedang mempertimbangkan project relief well
> untuk menstop semburan lumpur Sidoarjo, mengacu berhasilnya relief well
 di
> oil spill BP di Gulf of Mexico.  Yang berkepentingan langsung 
> meluncurkan

> offensief baru.
> RPK
>
> - Original Message - From: "mohammad syaiful" <
> mohammadsyai...@gmail.com>
> To: 
> Sent: Friday, October 01, 2010 1:06 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
>
>
>  iyo to, pakdhe. ini namanya juga perang gerilya, karena terkesan
>> diam2, atau aku memang yg kuper dan nggak penting sehingga juga tak
>> tahu sebelumnya jika ada diskusi tsb.
>>
>> namun terlepas dari masalah penyebab lusi tsb, sekarang yg lebih
>> penting adalah solusinya. saya kira ini terakhir wis dibahas dengan
>> adanya undangan rapat dari badan geologi sekian minggu yg lalu.
>> semuanya tampaknya sepakat memang harus diusahakan utk mendapatkan
>> data subsurface terbaru utk melihat kondisi di bawah lusi.
>>
>> itu

Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

2010-10-01 Terurut Topik Sunu Praptono
Rovicky,

Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, pastilah
pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak YSY,
sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja

Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana
sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi
dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran
minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang Rusia
ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku kepala
negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana saja,
apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya" 5000
barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bpd (kalo gak salah), juga
masalah titik sembur yang sangat berbeda antara teluk Meksiko dan Lusi.

Dengar-dengar ide kill well akan memerlukan survey 3D seismic dengan dana
sampai 3-5 juta dollar, plus 180 juta dollar untuk program kill well(s) nya
sendiri. Itu akan jadi suatu inpres yang sangat bersejarah, yang bisa jadi
akan sangat kontroversial juga, sehingga memerlukan informasi
selengkap-lengkapnya sebelum terlanjur lahir.

Dalam bayangan saya, survai seismik akan menggunakan teknik "undershooting"
di mana hasil datanya pasti akan sangat dominan frekuensi rendah. Jangan
harap kualitasnya akan menyamai data 2d yang tersedia sekarang ini. Kalau
pun sudah tersedia datanya, seperti Andang pernah bilang, pasti akan tetap
ada perdebatan besar, perlu atau tidak program kill well.

Perjalanan ide ini masih jauh. Perhitungan untung rugi bagi kepentingan
harus sematang mungkin. Kontribusi kita sebagai komponen bangsa tetap
diperlukan agar keputusan yang diambil benar-benar bener dan optimal
nantinya.

Sunu.


2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari 

> Sebenernya ada laporan resminya dalam bahasa Rusia disini :
>
> http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=12&lang=ru
> Namun kalau ada yang tahu cara membuat translasi dalam bahasa Indonesia di
> google translate bisa tahu kok kualitas risetnya.
> ini link dalam bahasa Indonesia
>
> http://translate.google.com/translate?hl=en&ie=UTF-8&sl=ru&tl=id&u=http://rpoiefp.ru/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D12%26Itemid%3D12%26lang%3Dru&prev=_t&twu=1
>
> Siapa dia ?
>
> http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=13&Itemid=13&lang=en
>
> Malah saya suudzon saja ini Institute of Electrophysics baru melakukan
> studi
> "Geo"nya kurang dari 10. Masih baru. Lagipula ini institure utk
> electrophysics. Jangan-angan kita terperangah karena berbau luar negeri
> saja. Sepertinya saya dapat merasakan kejengahan Pak Lambok di pertemuan
> itu.
>
> RDP
>
> 2010/10/1 R.P.Koesoemadinata 
>
> > Ini gara2 karena issue SBY sedang mempertimbangkan project relief well
> > untuk menstop semburan lumpur Sidoarjo, mengacu berhasilnya relief well
>  di
> > oil spill BP di Gulf of Mexico.  Yang berkepentingan langsung meluncurkan
> > offensief baru.
> > RPK
> >
> > - Original Message - From: "mohammad syaiful" <
> > mohammadsyai...@gmail.com>
> > To: 
> > Sent: Friday, October 01, 2010 1:06 PM
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
> >
> >
> >  iyo to, pakdhe. ini namanya juga perang gerilya, karena terkesan
> >> diam2, atau aku memang yg kuper dan nggak penting sehingga juga tak
> >> tahu sebelumnya jika ada diskusi tsb.
> >>
> >> namun terlepas dari masalah penyebab lusi tsb, sekarang yg lebih
> >> penting adalah solusinya. saya kira ini terakhir wis dibahas dengan
> >> adanya undangan rapat dari badan geologi sekian minggu yg lalu.
> >> semuanya tampaknya sepakat memang harus diusahakan utk mendapatkan
> >> data subsurface terbaru utk melihat kondisi di bawah lusi.
> >>
> >> itu yg ternyata, katanya, juga syusyah...
> >>
> >> salam,
> >> syaiful
> >>
> >> 2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari :
> >>
> >>> Weh ... "peperangan" masih berjalan ya 
> >>>
> >>> rdp
> >>> --
> >>> LUMPUR LAPINDO
> >>> Kick-off dari Ilmuwan Rusia
> >>>
> >>> Sergey Kadurin menyebutkan tiga gempa sebagai pemicu semburan lumpur di
> >>> Sidoarjo. Ancaman lain dari dua saluran gunung lumpur.
> >>>
> >>> Lambok M. Hutasoit melangkah keluar dari ruang Garden Terrace, Hotel
> Four
> >>> Seasons, Jakarta. Sajian makan siang tidak ia sentuh setelah acara
> >>> paparan
> >>> hasil penelitian tim ilmuwan Rusia tentang lumpur Lapindo usai. Padahal
> >>> tamu
> >>> undangan dan wartawan langsung mengerubuti meja makan di hotel bintang
> >>> lima
> >>> tersebut.
> >>>
> >>> "Saya katakan kepada tim dari Rusia bahwa ada versi lain dari penyebab
> >>> menyemburnya lumpur di Sidoarjo," kata Dr Lambok, Dekan Fakultas Ilmu
> dan
> >>> Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Dia mengundang mereka
> >>> berkunjung ke ITB untuk berdiskusi dengan pakar yang memiliki pandangan
> >>> berbeda.
> >>>
> >>> Kemarin pagi memang berlangsung acara paparan tim peneliti Rusi

Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

2010-10-01 Terurut Topik hsemim
Kalau yang berbeda konsep pemikirannya mungkin masih bisa bertemu suatu saat 
nanti Mas. Tapi kalau berbeda kepentingan rasanya enggak akan pernah ketemu, 
bahkan ketika terjadi semburan secara natural di tempat lain di-dekat2 situ! 
Maybe?
Kalau saya mah sampai saat ini enggak ikut yang mana2, karena sejak awal enggak 
sempat mengikuti.
Habash 
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: "Yustinus Suyatno Yuwono" 
Date: Fri, 1 Oct 2010 11:14:59 
To: ; 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Peperangan dua kubu yang berbeda kepentingan memang gak bakal selesai. 
Gimana ya kalau dikembalikan ke science murni sehingga diskusinya lebih 
simplified dan ada hasil positip-nya secara kaidah ilmiah?
Yatno (YSY)

- Original Message - 
From: "Rovicky Dwi Putrohari" 
To: ; "IAGI" 
Sent: Friday, October 01, 2010 10:16 AM
Subject: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia


> Weh ... "peperangan" masih berjalan ya 
>
> rdp
> --
> LUMPUR LAPINDO
> Kick-off dari Ilmuwan Rusia
>
> Sergey Kadurin menyebutkan tiga gempa sebagai pemicu semburan lumpur di
> Sidoarjo. Ancaman lain dari dua saluran gunung lumpur.
>
> Lambok M. Hutasoit melangkah keluar dari ruang Garden Terrace, Hotel Four
> Seasons, Jakarta. Sajian makan siang tidak ia sentuh setelah acara paparan
> hasil penelitian tim ilmuwan Rusia tentang lumpur Lapindo usai. Padahal 
> tamu
> undangan dan wartawan langsung mengerubuti meja makan di hotel bintang 
> lima
> tersebut.
>
> "Saya katakan kepada tim dari Rusia bahwa ada versi lain dari penyebab
> menyemburnya lumpur di Sidoarjo," kata Dr Lambok, Dekan Fakultas Ilmu dan
> Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Dia mengundang mereka
> berkunjung ke ITB untuk berdiskusi dengan pakar yang memiliki pandangan
> berbeda.
>
> Kemarin pagi memang berlangsung acara paparan tim peneliti Rusia, yang
> dipimpin Dr Sergey V. Kadurin. Pembicara lain dalam diskusi itu adalah 
> Hardi
> Prasetyo, Wakil Ketua Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, dan Awang 
> Harun
> Satyana, pejabat di BP Migas. Pengundang acara ini adalah Ogilvy Public
> Relations Worldwide, yang dikontrak OOO Rineftgaz, perusahaan konsultan
> minyak dan gas Rusia.
>
> Lambok memang jengah. Maklum, ilmuwan dalam negeri yang diundang pada
> hajatan itu adalah yang selama ini pro dengan versi bencana alam atau 
> gempa.
> Sebut saja Sofyan Hadi, Edi Sunardi, dan Agus Guntoro. Sementara itu, 
> pakar
> yang berpandangan bahwa semburan tersebut karena kelalaian pengeboran oleh
> Lapindo Brantas tidak tampak. "Selama ini saya netral dan kini diundang
> dalam kapasitas sebagai dosen ITB," ujar Lambok, yang juga menjabat Ketua
> Ikatan Ahli Geologi Indonesia.
>
> Dalam siaran pers, penyelenggara membuat judul provokatif, "Ilmuwan Rusia:
> Pengeboran Bukan Penyebab Lumpur Sidoarjo". Sergey Kadurin, pengajar 
> senior
> Universitas Odessa di Ukraina, memaparkan temuan dan analisis tim yang
> anggotanya terdiri atas Russian Institute of Electro Physics itu.
>
> Dalam membuat analisis, mereka mendasari pada data seismik dari periode
> sebelum luapan lumpur pertama kali terjadi, 29 Mei 2006. Mereka 
> menggunakan
> data seismik dua dimensi untuk mengidentifikasi struktur lumpur. Membuat
> lapisan seismik tiga dimensi untuk menelusuri jejak formasi struktur 
> lumpur
> dan gambaran tiga dimensi bawah tanah gunung lumpur.
>
> Semburan lumpur terjadi, kata Kadurin, akibat kembali aktifnya struktur
> gunung lumpur yang terbentuk 150-200 ribu tahun yang lalu. Aktivitas ini
> terus berlanjut hingga kini, yang dipicu oleh kegiatan seismik.
>
> Satu hal yang baru dari temuan tim Rusia adalah faktor penyebab dua gempa
> yang terjadi sebelum 29 Mei 2006. Pertama, gempa 9 Juli 2005 dengan 
> kekuatan
> 4,4 pada skala Richter. Lokasi gempa tepat di bawah zona semburan lumpur
> Lapindo. Kedua, gempa yang terjadi 16 hari sebelumnya dengan episentrum
> sekitar 450 kilometer dari Sidoarjo dengan kekuatan 5,5 pada skala 
> Richter.
>
> Selama ini yang banyak disebut ilmuwan Indonesia adalah gempa di 
> Yogyakarta
> yang terjadi dua hari sebelumnya. Menurut Kadurin, gempa yang terjadi 10
> bulan sebelumnya merupakan salah satu peristiwa geologi yang membantu
> pembukaan saluran lumpur. Pergerakan patahan Watukosek yang terjadi
> terus-menerus telah membantu proses ini lebih lanjut. "Gempa bumi yang
> terjadi dua hari sebelum semburan lumpur bisa menjadi sebuah kick-off yang
> terakhir," katanya.
>
> Kadurin tidak percaya kalau semburan lumpur panas terjadi karena kesalahan
> pengeboran oleh Lapindo Brantas. Fakta yang tidak terbantahkan, ujarnya,
> saluran lumpur telah ada jauh sebelum Lapindo mengadakan pengeboran di 
> sumur
> Banjar Panji, Sidoarjo. Bahkan, ia menambahkan, terdapat dua saluran utama
> dengan tiga titik letusan potensial yang dapat diobservasi melalui 
> tampilan
> 3D dari sub-terrain.
>
> Menurut Awang Harun, sumur Banjar Panji milik Lapindo bukan pemicu

Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6

2010-10-01 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Perioda 1960 (waktu didirikan) sampai 1965 itu saya tidak ingat apa 
kegiatannya, walaupun pada perioda itu saya sempat menjadi Sekretaris IAGI 
dibawah Ketuanya Pak Drs. Prayitno yang pada waktu itu seorang pegawai 
Jawatan Geologi antara tahun 1963-64?) Siapa ketua IAGI setelah Pak Soetaryo 
Sigitpun dan sebelum Pak Prayitnopun saya tidak ingat. Yang saya tahu 
sekitar July 1964 saya mengundurkan diri sebagai sekretaris karena 
keberangkatan saya ke CSM. Walaupun saya itu sekretaris saya sudah lupa apa 
program kerjanya pengurus itu. Waktu saya pulang pada tahun 1967, IAGI sudah 
ditidurkan sampai tahun 1973/74, dan baru beraktivitas lagi setelah 
ditidurkan selama 1 windu (8 tahun). Boleh jadi pada pergolakan politik 
tahun 1965 itu IAGI nyaris dibubarkan bahkan menjadi organisasi terlarang, 
kalau bukan kepiawaian Bp Soetaryo Sigit. Masalahnya sewaktu IAGI didirikan 
juga menjamur organisasi2 profesi seperti Ikatan Sarjana Ekonomi, Persatuan 
Sarjana Hukum Indonesia, Himpunan Sarjana Indonesia dan banyak lagi yang 
terang2an menjadi onderbouw partai-partai tertentu, atau ketua/pengurusnya 
mempunyai affiliasi dengan partai atau ormas/orpol tertentu. Bagaimana Pak 
Sigit itu berhasil menyelamatkan IAGI, hanya beliaulah yang tahu.

RPK

- Original Message - 
From: 

To: 
Sent: Friday, October 01, 2010 2:17 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6




Untuk periode 2000 - 2005 ada catatan yg lengkap-kap (90% lah lengkap) 
dalam buku MEMBUMIKAN GEOLOGI ada di sekretariat IAGI,silahlkan 
diambil.



Ar-.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Sigit" 
Date: Fri, 1 Oct 2010 09:56:04
To: 
Reply-To: 
Subject: FW: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6
Selain saran Pak Noor...Mungkin perlu juga di list achievement 
(milestones) yang telah di capai oleh IAGI selama 50th baik sebagai 
organisasi ataupun individual anggota-nya baik didalam ataupun diluar 
negeri. Saya yakin banyak saran2 atau hasil kerja IAGI yang punya 
kontribusi di skala nasional ataupun Internasional. Mungkin ada juga 
anggotanya yang pernah menduduki jabatan International yg bergengsi..atau 
anggotanya yang ikut memperkenalkan ahli2 dari Indonesia ke pasar 
Internasional. Atau waktu itu sempat ada wacana tentang gaji tenaga 
geologi Indonesia tertinggi yang pernah dicapai. Apa saja lah yang 
menunjukkan adanya sesuatu pencapaian yang tidak mudah.


Dari situ bisa terlihat kontribusi, peran, kualitas IAGI dan anggotanya di 
dunia geologi baik secara nasional, regional ataupun international. Yang 
nantinya akan menjadi kebanggaan organisasi dan anggotanya.


Seperti Pak Noor..Sorry cuman bisa usul juga...

SIGIT




-Original Message-
From: noor syarifuddin [mailto:noorsyarifud...@yahoo.com]
Sent: Fri 10/1/2010 8:37 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6

Herman,
Ada dua topik yang berkaitan dengan sejarah IAGI yang mungkin menarik...

1. Logo IAGI
mungkin ada bagusnya juga ditulis ttg hal ini. Beberapa kali saya 
mendengar
bahwa logo yang dipakai sekarang (lautnya berwarna kuning) itu keliru dan 
tidak

sama dengan logo yang asli (lautnya justru yang berwarna biru)

2 Piagam Lasut
ini dulu adalah hadiah tertinggi dari PIT IAGI untuk best of the best
presenter.mungkin bisa diulas sejarahnya, termasuk kenapa sekarang kok 
tidak

dipakai lagi...



salam,
-sorry cuman bisa usul...:-)


From: "herman.dar...@shell.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi...@cbn.net.id
Sent: Thu, September 30, 2010 3:03:55 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6

Pak Koesoema,

Memang rencananya kami mau siapkan tulisan mengenai Sejarah IAGI, yang
mengacu ke website IAGI. Tapi ternyata sejarah yang ada di website-pun
belum tentu benar. Syukur kalau kita bisa dapat data dan kebenaran
minggu ini (data akta notaris dari IAGI), kalau tidak kemungkinan besar
kami akan siapkan tulisan singkat berdasarkan korespondensi di milis
ini, termasuk diskusinya.
Kemudian pengurus IAGI punya PR baru yaitu untuk mencari fakta dan
kebenaran.

Saya sudah cc e-mail ini ke secretariat IAGI, mudah-mudahan dapat
respond segera.

Pak Andang Bachtiar dan Pak Yanto Sumantri sudah diminta untuk menulis.
Hari ini hari terakhir tulisan masuk. Kita lihat siapa yang 'berani dan
sanggup' menyerahkan tulisan.

Salam,

Herman


-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Thursday, September 30, 2010 12:27 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6

Awalnya kantor sekretariat IAGI mendompleng di gedung Direktorat Geologi
Jl.
Diponegoro 59 Bandung (Gedung Museum Geologi sekarang). Tahun pindahnya
saya
lupa lagi tetapi saya ingat zaman Pak Nayoan jadi ketua umum.
Mungkin sekretatariat IAGI dapat menyusun kronologi Pengurus IAGI dari
sejak berdirinya sampai sekarang untuk dipampang di buku peringatan 50
tahun
IAGI. Juga yan

Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

2010-10-01 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Sebenernya ada laporan resminya dalam bahasa Rusia disini :
http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=12&lang=ru
Namun kalau ada yang tahu cara membuat translasi dalam bahasa Indonesia di
google translate bisa tahu kok kualitas risetnya.
ini link dalam bahasa Indonesia
http://translate.google.com/translate?hl=en&ie=UTF-8&sl=ru&tl=id&u=http://rpoiefp.ru/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D12%26Itemid%3D12%26lang%3Dru&prev=_t&twu=1

Siapa dia ?
http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=13&Itemid=13&lang=en

Malah saya suudzon saja ini Institute of Electrophysics baru melakukan studi
"Geo"nya kurang dari 10. Masih baru. Lagipula ini institure utk
electrophysics. Jangan-angan kita terperangah karena berbau luar negeri
saja. Sepertinya saya dapat merasakan kejengahan Pak Lambok di pertemuan
itu.

RDP

2010/10/1 R.P.Koesoemadinata 

> Ini gara2 karena issue SBY sedang mempertimbangkan project relief well
> untuk menstop semburan lumpur Sidoarjo, mengacu berhasilnya relief well  di
> oil spill BP di Gulf of Mexico.  Yang berkepentingan langsung meluncurkan
> offensief baru.
> RPK
>
> - Original Message - From: "mohammad syaiful" <
> mohammadsyai...@gmail.com>
> To: 
> Sent: Friday, October 01, 2010 1:06 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
>
>
>  iyo to, pakdhe. ini namanya juga perang gerilya, karena terkesan
>> diam2, atau aku memang yg kuper dan nggak penting sehingga juga tak
>> tahu sebelumnya jika ada diskusi tsb.
>>
>> namun terlepas dari masalah penyebab lusi tsb, sekarang yg lebih
>> penting adalah solusinya. saya kira ini terakhir wis dibahas dengan
>> adanya undangan rapat dari badan geologi sekian minggu yg lalu.
>> semuanya tampaknya sepakat memang harus diusahakan utk mendapatkan
>> data subsurface terbaru utk melihat kondisi di bawah lusi.
>>
>> itu yg ternyata, katanya, juga syusyah...
>>
>> salam,
>> syaiful
>>
>> 2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari :
>>
>>> Weh ... "peperangan" masih berjalan ya 
>>>
>>> rdp
>>> --
>>> LUMPUR LAPINDO
>>> Kick-off dari Ilmuwan Rusia
>>>
>>> Sergey Kadurin menyebutkan tiga gempa sebagai pemicu semburan lumpur di
>>> Sidoarjo. Ancaman lain dari dua saluran gunung lumpur.
>>>
>>> Lambok M. Hutasoit melangkah keluar dari ruang Garden Terrace, Hotel Four
>>> Seasons, Jakarta. Sajian makan siang tidak ia sentuh setelah acara
>>> paparan
>>> hasil penelitian tim ilmuwan Rusia tentang lumpur Lapindo usai. Padahal
>>> tamu
>>> undangan dan wartawan langsung mengerubuti meja makan di hotel bintang
>>> lima
>>> tersebut.
>>>
>>> "Saya katakan kepada tim dari Rusia bahwa ada versi lain dari penyebab
>>> menyemburnya lumpur di Sidoarjo," kata Dr Lambok, Dekan Fakultas Ilmu dan
>>> Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Dia mengundang mereka
>>> berkunjung ke ITB untuk berdiskusi dengan pakar yang memiliki pandangan
>>> berbeda.
>>>
>>> Kemarin pagi memang berlangsung acara paparan tim peneliti Rusia, yang
>>> dipimpin Dr Sergey V. Kadurin. Pembicara lain dalam diskusi itu adalah
>>> Hardi
>>> Prasetyo, Wakil Ketua Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, dan Awang
>>> Harun
>>> Satyana, pejabat di BP Migas. Pengundang acara ini adalah Ogilvy Public
>>> Relations Worldwide, yang dikontrak OOO Rineftgaz, perusahaan konsultan
>>> minyak dan gas Rusia.
>>>
>>> Lambok memang jengah. Maklum, ilmuwan dalam negeri yang diundang pada
>>> hajatan itu adalah yang selama ini pro dengan versi bencana alam atau
>>> gempa.
>>> Sebut saja Sofyan Hadi, Edi Sunardi, dan Agus Guntoro. Sementara itu,
>>> pakar
>>> yang berpandangan bahwa semburan tersebut karena kelalaian pengeboran
>>> oleh
>>> Lapindo Brantas tidak tampak. "Selama ini saya netral dan kini diundang
>>> dalam kapasitas sebagai dosen ITB," ujar Lambok, yang juga menjabat Ketua
>>> Ikatan Ahli Geologi Indonesia.
>>>
>>> Dalam siaran pers, penyelenggara membuat judul provokatif, "Ilmuwan
>>> Rusia:
>>> Pengeboran Bukan Penyebab Lumpur Sidoarjo". Sergey Kadurin, pengajar
>>> senior
>>> Universitas Odessa di Ukraina, memaparkan temuan dan analisis tim yang
>>> anggotanya terdiri atas Russian Institute of Electro Physics itu.
>>>
>>> Dalam membuat analisis, mereka mendasari pada data seismik dari periode
>>> sebelum luapan lumpur pertama kali terjadi, 29 Mei 2006. Mereka
>>> menggunakan
>>> data seismik dua dimensi untuk mengidentifikasi struktur lumpur. Membuat
>>> lapisan seismik tiga dimensi untuk menelusuri jejak formasi struktur
>>> lumpur
>>> dan gambaran tiga dimensi bawah tanah gunung lumpur.
>>>
>>> Semburan lumpur terjadi, kata Kadurin, akibat kembali aktifnya struktur
>>> gunung lumpur yang terbentuk 150-200 ribu tahun yang lalu. Aktivitas ini
>>> terus berlanjut hingga kini, yang dipicu oleh kegiatan seismik.
>>>
>>> Satu hal yang baru dari temuan tim Rusia adalah faktor penyebab dua gempa
>>> yang terjadi sebelum 29 Mei 2006. Pertama, gempa 9 Juli 2005 dengan
>>> kekuatan
>>> 4,4 pada skala Rich

Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6

2010-10-01 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata

Mengenai Logo saya ingin berkomentar juga.
Logo IAGI yang digunakan sekarang ini juga diciptakan pada waktu 
kepengurusan saya 1974-1975. Yang mendesain adalah Drs Koesmono (kemudian 
Dr. Koesmono, pada waktu itu menjabat Ketua Jurusan Geologi FMIPA UNPAD) 
selaku Ketua Panitya Logo IAGI pada waktu itu. Logo ini disayembarakan dan 
menghasilkan beberapa usulan. Tetapi design2 usulan ini tidak ada yang 
sesuai dengan selera beliau dan akhirnya beliau yang mendesign sendiri.
Saya tidak sadar mengenai soal kekeliruan warna ini, dan saya tidak tahu 
apakah kekeliruan atau disengaja. Waktu dulu sekretariat IAGI masih di 
Bandung poster aselinya dari logo masih ada, bersama dengan logo2 lain yang 
diajukan. Namun saya tidak tahu apakah design aselinya itu ikut diboyong ke 
Jakarta atau tidak.
Yang jelas pada waktu itu belum ramai2 warna kuning sebagai lambang Golkar, 
saya jamin bahwa warna kuning itu bukan melambangkan orpol tersebut.
Yang saya ingat adalah sabuk sebagai simbol ikatan, bukan saja mengikat 
celana ahli geologi, tetapi mengikat kepulauan Nusantara, karena ada pepatah 
dalam bahasa Belanda yang mengatakan bahwa kepulauan Nusantara ini adalah 
bagaikan "een gordel van smaragd" (atau suatu sabuk zamrud). Apakah betul 
Mang Okim smaragd atau emerald itu bahasa Indonesianya zambrut?

Terima kasih
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: "noor syarifuddin" 

To: 
Sent: Friday, October 01, 2010 7:37 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6


Herman,
Ada dua topik yang berkaitan dengan sejarah IAGI yang mungkin menarik...

1. Logo IAGI
mungkin ada bagusnya juga ditulis ttg hal ini. Beberapa kali saya mendengar
bahwa logo yang dipakai sekarang (lautnya berwarna kuning) itu keliru dan 
tidak

sama dengan logo yang asli (lautnya justru yang berwarna biru)

2 Piagam Lasut
ini dulu adalah hadiah tertinggi dari PIT IAGI untuk best of the best
presenter.mungkin bisa diulas sejarahnya, termasuk kenapa sekarang kok 
tidak

dipakai lagi...



salam,
-sorry cuman bisa usul...:-)


From: "herman.dar...@shell.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi...@cbn.net.id
Sent: Thu, September 30, 2010 3:03:55 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6

Pak Koesoema,

Memang rencananya kami mau siapkan tulisan mengenai Sejarah IAGI, yang
mengacu ke website IAGI. Tapi ternyata sejarah yang ada di website-pun
belum tentu benar. Syukur kalau kita bisa dapat data dan kebenaran
minggu ini (data akta notaris dari IAGI), kalau tidak kemungkinan besar
kami akan siapkan tulisan singkat berdasarkan korespondensi di milis
ini, termasuk diskusinya.
Kemudian pengurus IAGI punya PR baru yaitu untuk mencari fakta dan
kebenaran.

Saya sudah cc e-mail ini ke secretariat IAGI, mudah-mudahan dapat
respond segera.

Pak Andang Bachtiar dan Pak Yanto Sumantri sudah diminta untuk menulis.
Hari ini hari terakhir tulisan masuk. Kita lihat siapa yang 'berani dan
sanggup' menyerahkan tulisan.

Salam,

Herman


-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Thursday, September 30, 2010 12:27 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6

Awalnya kantor sekretariat IAGI mendompleng di gedung Direktorat Geologi
Jl.
Diponegoro 59 Bandung (Gedung Museum Geologi sekarang). Tahun pindahnya
saya
lupa lagi tetapi saya ingat zaman Pak Nayoan jadi ketua umum.
Mungkin sekretatariat IAGI dapat menyusun kronologi Pengurus IAGI dari
sejak berdirinya sampai sekarang untuk dipampang di buku peringatan 50
tahun
IAGI. Juga yang saya ingat ada perubahan AD/ART yang penting pada waktu
zaman Abdul Wahab jadi Ketua IAGI, di mana pada waktu itu (harus)
dicantumkan azas tunggal Pancasila. Juga istilah rapat anggota tahunan
dirubah menjadi Munas
Zaman Andang jadi ketua PIT diganti jadi Konvensi. PIT IAGI yang pertama

dimulai pada waktu saya menjadi Ketua tahun 1973-74.
Apakah sekretariat tidak sedang menyusun sejarah IAGI untuk peringatan
50
tahun IAGI? Narasumber banyak yang masih hidup, termasuk pendiri dan
Ketua
pertama Bp Sutaryo Sigit. Saya kira apakah dalam rangka 50 tahun ini ada

inisiatif untuk menyusun sejarah IAGI dengan mewawancara ex ketua IAGI
dari
semua perioda. Saya masih banyak nara sumber lainnya yang dapat
diwawancara.
Saya kira belum terlambat untuk menyusun sejarah IAGI, saya harapkan
para
anggota mailing list ini dapat menyumbangkan ingatan/memory peristiwa
yang
significant yang terjadi di IAGI, seperti Pak Yanto dsb
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: 

To: ; 
Sent: Wednesday, September 29, 2010 10:53 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6



Ini pentingnya merayakan 50 tahun IAGI. Sekali-kali sejarah perlu di
check ulang.

Sekretariat IAGI boleh saya minta dokumen-dokumen itu di scan, supaya
bisa kami terbitkan dalam Berita IAGI.
Pak Koesoema, alamat sekretariat di Bandung awalnya di mana? Tahun
berapa pindah ke Jakarta?

Mungkin dalam Berita IAGI seri 50 tahun IAG

Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia

2010-10-01 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Ini gara2 karena issue SBY sedang mempertimbangkan project relief well untuk 
menstop semburan lumpur Sidoarjo, mengacu berhasilnya relief well  di oil 
spill BP di Gulf of Mexico.  Yang berkepentingan langsung meluncurkan 
offensief baru.

RPK

- Original Message - 
From: "mohammad syaiful" 

To: 
Sent: Friday, October 01, 2010 1:06 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia



iyo to, pakdhe. ini namanya juga perang gerilya, karena terkesan
diam2, atau aku memang yg kuper dan nggak penting sehingga juga tak
tahu sebelumnya jika ada diskusi tsb.

namun terlepas dari masalah penyebab lusi tsb, sekarang yg lebih
penting adalah solusinya. saya kira ini terakhir wis dibahas dengan
adanya undangan rapat dari badan geologi sekian minggu yg lalu.
semuanya tampaknya sepakat memang harus diusahakan utk mendapatkan
data subsurface terbaru utk melihat kondisi di bawah lusi.

itu yg ternyata, katanya, juga syusyah...

salam,
syaiful

2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari :

Weh ... "peperangan" masih berjalan ya 

rdp
--
LUMPUR LAPINDO
Kick-off dari Ilmuwan Rusia

Sergey Kadurin menyebutkan tiga gempa sebagai pemicu semburan lumpur di
Sidoarjo. Ancaman lain dari dua saluran gunung lumpur.

Lambok M. Hutasoit melangkah keluar dari ruang Garden Terrace, Hotel Four
Seasons, Jakarta. Sajian makan siang tidak ia sentuh setelah acara 
paparan
hasil penelitian tim ilmuwan Rusia tentang lumpur Lapindo usai. Padahal 
tamu
undangan dan wartawan langsung mengerubuti meja makan di hotel bintang 
lima

tersebut.

"Saya katakan kepada tim dari Rusia bahwa ada versi lain dari penyebab
menyemburnya lumpur di Sidoarjo," kata Dr Lambok, Dekan Fakultas Ilmu dan
Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Dia mengundang mereka
berkunjung ke ITB untuk berdiskusi dengan pakar yang memiliki pandangan
berbeda.

Kemarin pagi memang berlangsung acara paparan tim peneliti Rusia, yang
dipimpin Dr Sergey V. Kadurin. Pembicara lain dalam diskusi itu adalah 
Hardi
Prasetyo, Wakil Ketua Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, dan Awang 
Harun

Satyana, pejabat di BP Migas. Pengundang acara ini adalah Ogilvy Public
Relations Worldwide, yang dikontrak OOO Rineftgaz, perusahaan konsultan
minyak dan gas Rusia.

Lambok memang jengah. Maklum, ilmuwan dalam negeri yang diundang pada
hajatan itu adalah yang selama ini pro dengan versi bencana alam atau 
gempa.
Sebut saja Sofyan Hadi, Edi Sunardi, dan Agus Guntoro. Sementara itu, 
pakar
yang berpandangan bahwa semburan tersebut karena kelalaian pengeboran 
oleh

Lapindo Brantas tidak tampak. "Selama ini saya netral dan kini diundang
dalam kapasitas sebagai dosen ITB," ujar Lambok, yang juga menjabat Ketua
Ikatan Ahli Geologi Indonesia.

Dalam siaran pers, penyelenggara membuat judul provokatif, "Ilmuwan 
Rusia:
Pengeboran Bukan Penyebab Lumpur Sidoarjo". Sergey Kadurin, pengajar 
senior

Universitas Odessa di Ukraina, memaparkan temuan dan analisis tim yang
anggotanya terdiri atas Russian Institute of Electro Physics itu.

Dalam membuat analisis, mereka mendasari pada data seismik dari periode
sebelum luapan lumpur pertama kali terjadi, 29 Mei 2006. Mereka 
menggunakan

data seismik dua dimensi untuk mengidentifikasi struktur lumpur. Membuat
lapisan seismik tiga dimensi untuk menelusuri jejak formasi struktur 
lumpur

dan gambaran tiga dimensi bawah tanah gunung lumpur.

Semburan lumpur terjadi, kata Kadurin, akibat kembali aktifnya struktur
gunung lumpur yang terbentuk 150-200 ribu tahun yang lalu. Aktivitas ini
terus berlanjut hingga kini, yang dipicu oleh kegiatan seismik.

Satu hal yang baru dari temuan tim Rusia adalah faktor penyebab dua gempa
yang terjadi sebelum 29 Mei 2006. Pertama, gempa 9 Juli 2005 dengan 
kekuatan

4,4 pada skala Richter. Lokasi gempa tepat di bawah zona semburan lumpur
Lapindo. Kedua, gempa yang terjadi 16 hari sebelumnya dengan episentrum
sekitar 450 kilometer dari Sidoarjo dengan kekuatan 5,5 pada skala 
Richter.


Selama ini yang banyak disebut ilmuwan Indonesia adalah gempa di 
Yogyakarta

yang terjadi dua hari sebelumnya. Menurut Kadurin, gempa yang terjadi 10
bulan sebelumnya merupakan salah satu peristiwa geologi yang membantu
pembukaan saluran lumpur. Pergerakan patahan Watukosek yang terjadi
terus-menerus telah membantu proses ini lebih lanjut. "Gempa bumi yang
terjadi dua hari sebelum semburan lumpur bisa menjadi sebuah kick-off 
yang

terakhir," katanya.

Kadurin tidak percaya kalau semburan lumpur panas terjadi karena 
kesalahan

pengeboran oleh Lapindo Brantas. Fakta yang tidak terbantahkan, ujarnya,
saluran lumpur telah ada jauh sebelum Lapindo mengadakan pengeboran di 
sumur
Banjar Panji, Sidoarjo. Bahkan, ia menambahkan, terdapat dua saluran 
utama
dengan tiga titik letusan potensial yang dapat diobservasi melalui 
tampilan

3D dari sub-terrain.

Menurut Awang Harun, sumur Banjar Panji milik Lapindo bukan pemicu 
semburan,
melainkan korban. Berdasarkan analisis itu, ilmuwan Rusia khawatir 
seluruh

area di sekitar lumpur

Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6

2010-10-01 Terurut Topik ariadisubandrio

Untuk periode 2000 - 2005 ada catatan yg lengkap-kap (90% lah lengkap) dalam 
buku MEMBUMIKAN GEOLOGI ada di sekretariat IAGI,silahlkan diambil.


Ar-. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Sigit" 
Date: Fri, 1 Oct 2010 09:56:04 
To: 
Reply-To: 
Subject: FW: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6
Selain saran Pak Noor...Mungkin perlu juga di list achievement (milestones) 
yang telah di capai oleh IAGI selama 50th baik sebagai organisasi ataupun 
individual anggota-nya baik didalam ataupun diluar negeri. Saya yakin banyak 
saran2 atau hasil kerja IAGI yang punya kontribusi di skala nasional ataupun 
Internasional. Mungkin ada juga anggotanya yang pernah menduduki jabatan 
International yg bergengsi..atau anggotanya yang ikut memperkenalkan ahli2 dari 
Indonesia ke pasar Internasional. Atau waktu itu sempat ada wacana tentang gaji 
tenaga geologi Indonesia tertinggi yang pernah dicapai. Apa saja lah yang 
menunjukkan adanya sesuatu pencapaian yang tidak mudah.

Dari situ bisa terlihat kontribusi, peran, kualitas IAGI dan anggotanya di 
dunia geologi baik secara nasional, regional ataupun international. Yang 
nantinya akan menjadi kebanggaan organisasi dan anggotanya.

Seperti Pak Noor..Sorry cuman bisa usul juga...

SIGIT 




-Original Message-
From: noor syarifuddin [mailto:noorsyarifud...@yahoo.com]
Sent: Fri 10/1/2010 8:37 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6
 
Herman,
Ada dua topik yang berkaitan dengan sejarah IAGI yang mungkin menarik...

1. Logo IAGI
mungkin ada bagusnya juga ditulis ttg hal ini. Beberapa kali saya mendengar 
bahwa logo yang dipakai sekarang (lautnya berwarna kuning) itu keliru dan tidak 
sama dengan logo yang asli (lautnya justru yang berwarna biru)

2 Piagam Lasut
ini dulu adalah hadiah tertinggi dari PIT IAGI untuk best of the best 
presenter.mungkin bisa diulas sejarahnya, termasuk kenapa sekarang kok 
tidak 
dipakai lagi...



salam,
-sorry cuman bisa usul...:-)


From: "herman.dar...@shell.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi...@cbn.net.id
Sent: Thu, September 30, 2010 3:03:55 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6

Pak Koesoema,

Memang rencananya kami mau siapkan tulisan mengenai Sejarah IAGI, yang
mengacu ke website IAGI. Tapi ternyata sejarah yang ada di website-pun
belum tentu benar. Syukur kalau kita bisa dapat data dan kebenaran
minggu ini (data akta notaris dari IAGI), kalau tidak kemungkinan besar
kami akan siapkan tulisan singkat berdasarkan korespondensi di milis
ini, termasuk diskusinya. 
Kemudian pengurus IAGI punya PR baru yaitu untuk mencari fakta dan
kebenaran.

Saya sudah cc e-mail ini ke secretariat IAGI, mudah-mudahan dapat
respond segera.

Pak Andang Bachtiar dan Pak Yanto Sumantri sudah diminta untuk menulis.
Hari ini hari terakhir tulisan masuk. Kita lihat siapa yang 'berani dan
sanggup' menyerahkan tulisan. 

Salam,

Herman


-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Thursday, September 30, 2010 12:27 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6

Awalnya kantor sekretariat IAGI mendompleng di gedung Direktorat Geologi
Jl. 
Diponegoro 59 Bandung (Gedung Museum Geologi sekarang). Tahun pindahnya
saya 
lupa lagi tetapi saya ingat zaman Pak Nayoan jadi ketua umum.
Mungkin sekretatariat IAGI dapat menyusun kronologi Pengurus IAGI dari 
sejak berdirinya sampai sekarang untuk dipampang di buku peringatan 50
tahun 
IAGI. Juga yang saya ingat ada perubahan AD/ART yang penting pada waktu 
zaman Abdul Wahab jadi Ketua IAGI, di mana pada waktu itu (harus) 
dicantumkan azas tunggal Pancasila. Juga istilah rapat anggota tahunan 
dirubah menjadi Munas
Zaman Andang jadi ketua PIT diganti jadi Konvensi. PIT IAGI yang pertama

dimulai pada waktu saya menjadi Ketua tahun 1973-74.
Apakah sekretariat tidak sedang menyusun sejarah IAGI untuk peringatan
50 
tahun IAGI? Narasumber banyak yang masih hidup, termasuk pendiri dan
Ketua 
pertama Bp Sutaryo Sigit. Saya kira apakah dalam rangka 50 tahun ini ada

inisiatif untuk menyusun sejarah IAGI dengan mewawancara ex ketua IAGI
dari 
semua perioda. Saya masih banyak nara sumber lainnya yang dapat
diwawancara.
Saya kira belum terlambat untuk menyusun sejarah IAGI, saya harapkan
para 
anggota mailing list ini dapat menyumbangkan ingatan/memory peristiwa
yang 
significant yang terjadi di IAGI, seperti Pak Yanto dsb
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: 
To: ; 
Sent: Wednesday, September 29, 2010 10:53 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6


> Ini pentingnya merayakan 50 tahun IAGI. Sekali-kali sejarah perlu di
> check ulang.
>
> Sekretariat IAGI boleh saya minta dokumen-dokumen itu di scan, supaya
> bisa kami terbitkan dalam Berita IAGI.
> Pak Koesoema, alamat sekretariat di Bandung awalnya di mana? Tahun
> berapa pindah ke Jakarta?
>
>