Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Bidang saya tektonik, pk Yatno vulcanis. Saya kira pk Yatno setuju ada kaitan yg erat antara meningkatnya tekanan dlm litosfir akibat tektonik akan menimbulkan meningkatnya kegiatan vulkanisma. Stress juga akan menimbulkan terjadinya sesar. Atau mengaktipkan kembali sesar lama yg disertai energi release berupa gempa, dan tentu saja akan menimbulkan diapirsm terutama didaerah yg susunan styratigrafinya rentan diapir. Itu pendapat saya. S.A. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: "Yustinus Suyatno Yuwono" Date: Sat, 2 Oct 2010 11:10:13 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Pak Sukendar Asikin, dengar-dengar Bapak dulu ikut hadir "debat" Lusi di Afrika Selatan. Komentar Bpak kali ini saya dukung penuh. Data riil: Bledug Kuwu adalah surface flow dari lumpur formasi di bawahnya secara alamiah. Seharusnya ini dipakai referensi untuk perlakuan engineering (pemboran) bagiarea yang susunan stratigrafinya sama atau mirip. Plus data lapangan, lokasi geografi dari sumur di Banjar Panji ini tidak terlalu jauh dari gunungapi aktif. Pengalaman saya di geothermal, gunungapi aktif ini sampai jarak 10-15 km masih dapat memberikan pengaruh geothermal pada daerah sekelilingnya. Apakah panas dari magma nya juga tidak mungkin memberikan kontribusi peningkatan tekanan dan flowing rate sumber Lusi di sub-surface YSY - Original Message - From: To: Sent: Saturday, October 02, 2010 7:15 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > Saya kira pk Koesoema betul. Dari awal sebenarnya sudah diperdebatkan, > dibunuh atau biar mati sendiri. Keduanya tidak dapat dipastikan, kalau > berenti sendiri karena dianggap bencana alam, kapan akan berhenti. Kalau > dibunuh, apakah pasti bisa berhasil? Keduanya memerlukan dana yang tidak > sedikit. Sebaiknya dana itu dimanmaatkan untuk membangun lingkungan baru > yang lebih baik. Pk B.Sapii, kalau LAPINDO hrs membiayai killing well > pasti pikir-2 dulu, karena belum bisa dibuktikan bahwa mereka bersalah. > Mungkin banyak yang menyepelekan bahwa mereka sedang melakukan pemboran di > "ladang" yang "peka" thd terjadinya "gunung lumpur" mulai dari > Bojonegoro-Maduira dan Delta Porong. > > > > Salam S.A. > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > > -Original Message- > From: "R.P.Koesoemadinata" > Date: Fri, 1 Oct 2010 20:33:27 > To: > Reply-To: > Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > Bahkan mungkin saja apa yang disebut 50,000 barrel per hari untuk Semburan > Lumpur Sidoarjo itu salah ketik, seharus 500,000 barrel per hari > (kekurangan > satu nol), bahkan mungkin juga 5,000,000 barrel per hari. > Saya kira masalah ini tidak diperlu diperdebatkan lagi, tidak akan > berkesudahan, apalagi sudah masuk ranah politik dengan berbagai > kepentingan. > "Geologist never changes his mind, but eventually dies away" "Lets agree > that we do not agree" Biarkanlah sejarah yang menentukan. Soal bisa > tidaknya > relief well, 'lets leave it to the drilling experts' > RPK > > - Original Message - > From: "Leonard Lisapaly" > To: > Sent: Friday, October 01, 2010 7:40 PM > Subject: RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > > >> >> Dear all, >> >> Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track, >> sehingga >> penanganannya dapat direncanakan dengan baik. >> >> Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah >> kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak >> memungkinkan >> lagi? >> >> Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan >> menginterpretasikan data tersebut? >> >> LL >> >> -Original Message- >> From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] >> Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia >> >> Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October >> 2010 >> mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report >> THE >> SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much >> as >> 62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an >> enormous >> flow rate, but far below BP's worst case scenario (162,000 barrels a >> day)". >> Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of >> Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD. >> Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar >> dari >> 50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah.. >> Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek >> kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju >> produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geograp
Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Pak Sukendar Asikin, dengar-dengar Bapak dulu ikut hadir "debat" Lusi di Afrika Selatan. Komentar Bpak kali ini saya dukung penuh. Data riil: Bledug Kuwu adalah surface flow dari lumpur formasi di bawahnya secara alamiah. Seharusnya ini dipakai referensi untuk perlakuan engineering (pemboran) bagiarea yang susunan stratigrafinya sama atau mirip. Plus data lapangan, lokasi geografi dari sumur di Banjar Panji ini tidak terlalu jauh dari gunungapi aktif. Pengalaman saya di geothermal, gunungapi aktif ini sampai jarak 10-15 km masih dapat memberikan pengaruh geothermal pada daerah sekelilingnya. Apakah panas dari magma nya juga tidak mungkin memberikan kontribusi peningkatan tekanan dan flowing rate sumber Lusi di sub-surface YSY - Original Message - From: To: Sent: Saturday, October 02, 2010 7:15 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Saya kira pk Koesoema betul. Dari awal sebenarnya sudah diperdebatkan, dibunuh atau biar mati sendiri. Keduanya tidak dapat dipastikan, kalau berenti sendiri karena dianggap bencana alam, kapan akan berhenti. Kalau dibunuh, apakah pasti bisa berhasil? Keduanya memerlukan dana yang tidak sedikit. Sebaiknya dana itu dimanmaatkan untuk membangun lingkungan baru yang lebih baik. Pk B.Sapii, kalau LAPINDO hrs membiayai killing well pasti pikir-2 dulu, karena belum bisa dibuktikan bahwa mereka bersalah. Mungkin banyak yang menyepelekan bahwa mereka sedang melakukan pemboran di "ladang" yang "peka" thd terjadinya "gunung lumpur" mulai dari Bojonegoro-Maduira dan Delta Porong. Salam S.A. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: "R.P.Koesoemadinata" Date: Fri, 1 Oct 2010 20:33:27 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Bahkan mungkin saja apa yang disebut 50,000 barrel per hari untuk Semburan Lumpur Sidoarjo itu salah ketik, seharus 500,000 barrel per hari (kekurangan satu nol), bahkan mungkin juga 5,000,000 barrel per hari. Saya kira masalah ini tidak diperlu diperdebatkan lagi, tidak akan berkesudahan, apalagi sudah masuk ranah politik dengan berbagai kepentingan. "Geologist never changes his mind, but eventually dies away" "Lets agree that we do not agree" Biarkanlah sejarah yang menentukan. Soal bisa tidaknya relief well, 'lets leave it to the drilling experts' RPK - Original Message - From: "Leonard Lisapaly" To: Sent: Friday, October 01, 2010 7:40 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Dear all, Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track, sehingga penanganannya dapat direncanakan dengan baik. Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak memungkinkan lagi? Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan menginterpretasikan data tersebut? LL -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 2010 mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report THE SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much as 62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an enormous flow rate, but far below BP's worst case scenario (162,000 barrels a day)". Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD. Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar dari 50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah.. Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic Magazie keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada kedalaman laut lebih dari 1 km. RPK - Original Message - From: "Sunu Praptono" To: Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Rovicky, Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, pastilah pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak YSY, sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang Rusia ini berguna untuk memberikan sis
Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Ya saya ada info, tapi masih harus di chek kebenarannya. Pada waktu saya jadi ketua IAGI (periodanya lupa), untuk pertama kalinya PIT IAGI dilakukan diluar bdg dan jkt. Waktu itu PIT dicoba dilaksanakan di Yogya dg mengerahkan mahasiswa dri UPN dan UGM. Bahkan yang membuka adalah prof Johannes yg pada waktu itu menjabat rektor UGM Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: "R.P.Koesoemadinata" Date: Sat, 2 Oct 2010 10:04:18 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Saya heran Pak Mino dan Sukendar mengatakan saya ini betul (Pk Koesoema itu betul), tetapi saya bingung, apa atau di mana saya itu betul/benarnya? Mengenai relief well untuk menghentikan semburan lumpur Lapindo, itu kan hanya isu (rumour) saja. Kok banyak pihak yang terpancing? Tidaklah kita lebih baik bahas sejarah IAGI selama 50 tahun ini? Mungkin banyak pelaku-pelaku yang dapat memberikan masukan, terutama para ex anggota pengurus, apa saja yang telah dicapai IAGI selama 50 tahun ini? Wassalam RPK - Original Message - From: To: Sent: Saturday, October 02, 2010 7:15 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > Saya kira pk Koesoema betul. Dari awal sebenarnya sudah diperdebatkan, > dibunuh atau biar mati sendiri. Keduanya tidak dapat dipastikan, kalau > berenti sendiri karena dianggap bencana alam, kapan akan berhenti. Kalau > dibunuh, apakah pasti bisa berhasil? Keduanya memerlukan dana yang tidak > sedikit. Sebaiknya dana itu dimanmaatkan untuk membangun lingkungan baru > yang lebih baik. Pk B.Sapii, kalau LAPINDO hrs membiayai killing well > pasti pikir-2 dulu, karena belum bisa dibuktikan bahwa mereka bersalah. > Mungkin banyak yang menyepelekan bahwa mereka sedang melakukan pemboran di > "ladang" yang "peka" thd terjadinya "gunung lumpur" mulai dari > Bojonegoro-Maduira dan Delta Porong. > > > > Salam S.A. > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > > -Original Message- > From: "R.P.Koesoemadinata" > Date: Fri, 1 Oct 2010 20:33:27 > To: > Reply-To: > Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > Bahkan mungkin saja apa yang disebut 50,000 barrel per hari untuk Semburan > Lumpur Sidoarjo itu salah ketik, seharus 500,000 barrel per hari > (kekurangan > satu nol), bahkan mungkin juga 5,000,000 barrel per hari. > Saya kira masalah ini tidak diperlu diperdebatkan lagi, tidak akan > berkesudahan, apalagi sudah masuk ranah politik dengan berbagai > kepentingan. > "Geologist never changes his mind, but eventually dies away" "Lets agree > that we do not agree" Biarkanlah sejarah yang menentukan. Soal bisa > tidaknya > relief well, 'lets leave it to the drilling experts' > RPK > > - Original Message - > From: "Leonard Lisapaly" > To: > Sent: Friday, October 01, 2010 7:40 PM > Subject: RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > > >> >> Dear all, >> >> Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track, >> sehingga >> penanganannya dapat direncanakan dengan baik. >> >> Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah >> kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak >> memungkinkan >> lagi? >> >> Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan >> menginterpretasikan data tersebut? >> >> LL >> >> -Original Message- >> From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] >> Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia >> >> Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October >> 2010 >> mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report >> THE >> SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much >> as >> 62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an >> enormous >> flow rate, but far below BP's worst case scenario (162,000 barrels a >> day)". >> Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of >> Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD. >> Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar >> dari >> 50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah.. >> Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek >> kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju >> produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic >> Magazie >> keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat >> menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada >> kedalaman laut lebih dari 1 km. >> RPK >> >> - Original Message - >> From: "Sunu Praptono" >> To: >> Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM >> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo:
Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Saya secara pribadi ingin menambahkan, stratigrafi harus dipertimbangkan dalam ambil keputusan relief well, bukan hanya sekedar flowing rate nya saja. Kita sudah tau semua stratigrafi di Jawa Timur itu, bahkan th 1988 saya, Pak Koesoema dan rekan Tedy Kardin melakukan measuring section stratigrphy seluruh Jawa Timur (baik bagian utara maupun bagian selatannya), waktu itu dengan Huffco Brantas. Dengan demikian para operator di sana pasti sudah mahfum, mana formasi yang "lemah" mana yang "kuat" secara engineering. Dalam design pemboran ini penting, sampai kedalaman berapa harus di protect dengan cashing dsb. Sekedar urun rembug saja. YSY - Original Message - From: "R.P.Koesoemadinata" To: Sent: Friday, October 01, 2010 6:32 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 2010 mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report THE SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much as 62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an enormous flow rate, but far below BP's worst case scenario (162,000 barrels a day)". Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD. Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar dari 50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah.. Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic Magazie keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada kedalaman laut lebih dari 1 km. RPK - Original Message - From: "Sunu Praptono" To: Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Rovicky, Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, pastilah pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak YSY, sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang Rusia ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku kepala negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana saja, apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya" 5000 barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bpd (kalo gak salah), juga masalah titik sembur yang sangat berbeda antara teluk Meksiko dan Lusi. Dengar-dengar ide kill well akan memerlukan survey 3D seismic dengan dana sampai 3-5 juta dollar, plus 180 juta dollar untuk program kill well(s) nya sendiri. Itu akan jadi suatu inpres yang sangat bersejarah, yang bisa jadi akan sangat kontroversial juga, sehingga memerlukan informasi selengkap-lengkapnya sebelum terlanjur lahir. Dalam bayangan saya, survai seismik akan menggunakan teknik "undershooting" di mana hasil datanya pasti akan sangat dominan frekuensi rendah. Jangan harap kualitasnya akan menyamai data 2d yang tersedia sekarang ini. Kalau pun sudah tersedia datanya, seperti Andang pernah bilang, pasti akan tetap ada perdebatan besar, perlu atau tidak program kill well. Perjalanan ide ini masih jauh. Perhitungan untung rugi bagi kepentingan harus sematang mungkin. Kontribusi kita sebagai komponen bangsa tetap diperlukan agar keputusan yang diambil benar-benar bener dan optimal nantinya. Sunu. 2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari Sebenernya ada laporan resminya dalam bahasa Rusia disini : http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=12&lang=ru Namun kalau ada yang tahu cara membuat translasi dalam bahasa Indonesia di google translate bisa tahu kok kualitas risetnya. ini link dalam bahasa Indonesia http://translate.google.com/translate?hl=en&ie=UTF-8&sl=ru&tl=id&u=http://rpoiefp.ru/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D12%26Itemid%3D12%26lang%3Dru&prev=_t&twu=1 Siapa dia ? http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=13&Itemid=13&lang=en Malah saya suudzon saja ini Institute of Electrophysics baru melakukan studi "Geo"nya kurang dari 10. Masih baru. Lagipula ini institure utk electrophysics. Jangan-angan kita terperangah karena berbau luar negeri saja. Sepertinya saya dapat merasakan kejengahan Pak Lambok di pertemuan itu. RDP 2010/10/1 R.P.Koesoemadinata > Ini gara2 karena issue SBY sedang mempertimbangkan project relief well > untuk menstop semburan lumpur Sidoarjo, mengacu berhasilnya relief > well di > oil
Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Saya heran Pak Mino dan Sukendar mengatakan saya ini betul (Pk Koesoema itu betul), tetapi saya bingung, apa atau di mana saya itu betul/benarnya? Mengenai relief well untuk menghentikan semburan lumpur Lapindo, itu kan hanya isu (rumour) saja. Kok banyak pihak yang terpancing? Tidaklah kita lebih baik bahas sejarah IAGI selama 50 tahun ini? Mungkin banyak pelaku-pelaku yang dapat memberikan masukan, terutama para ex anggota pengurus, apa saja yang telah dicapai IAGI selama 50 tahun ini? Wassalam RPK - Original Message - From: To: Sent: Saturday, October 02, 2010 7:15 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Saya kira pk Koesoema betul. Dari awal sebenarnya sudah diperdebatkan, dibunuh atau biar mati sendiri. Keduanya tidak dapat dipastikan, kalau berenti sendiri karena dianggap bencana alam, kapan akan berhenti. Kalau dibunuh, apakah pasti bisa berhasil? Keduanya memerlukan dana yang tidak sedikit. Sebaiknya dana itu dimanmaatkan untuk membangun lingkungan baru yang lebih baik. Pk B.Sapii, kalau LAPINDO hrs membiayai killing well pasti pikir-2 dulu, karena belum bisa dibuktikan bahwa mereka bersalah. Mungkin banyak yang menyepelekan bahwa mereka sedang melakukan pemboran di "ladang" yang "peka" thd terjadinya "gunung lumpur" mulai dari Bojonegoro-Maduira dan Delta Porong. Salam S.A. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: "R.P.Koesoemadinata" Date: Fri, 1 Oct 2010 20:33:27 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Bahkan mungkin saja apa yang disebut 50,000 barrel per hari untuk Semburan Lumpur Sidoarjo itu salah ketik, seharus 500,000 barrel per hari (kekurangan satu nol), bahkan mungkin juga 5,000,000 barrel per hari. Saya kira masalah ini tidak diperlu diperdebatkan lagi, tidak akan berkesudahan, apalagi sudah masuk ranah politik dengan berbagai kepentingan. "Geologist never changes his mind, but eventually dies away" "Lets agree that we do not agree" Biarkanlah sejarah yang menentukan. Soal bisa tidaknya relief well, 'lets leave it to the drilling experts' RPK - Original Message - From: "Leonard Lisapaly" To: Sent: Friday, October 01, 2010 7:40 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Dear all, Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track, sehingga penanganannya dapat direncanakan dengan baik. Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak memungkinkan lagi? Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan menginterpretasikan data tersebut? LL -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 2010 mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report THE SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much as 62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an enormous flow rate, but far below BP's worst case scenario (162,000 barrels a day)". Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD. Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar dari 50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah.. Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic Magazie keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada kedalaman laut lebih dari 1 km. RPK - Original Message - From: "Sunu Praptono" To: Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Rovicky, Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, pastilah pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak YSY, sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang Rusia ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku kepala negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana saja, apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya" 5000 barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bp
Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Saya kira pk Koesoema betul. Dari awal sebenarnya sudah diperdebatkan, dibunuh atau biar mati sendiri. Keduanya tidak dapat dipastikan, kalau berenti sendiri karena dianggap bencana alam, kapan akan berhenti. Kalau dibunuh, apakah pasti bisa berhasil? Keduanya memerlukan dana yang tidak sedikit. Sebaiknya dana itu dimanmaatkan untuk membangun lingkungan baru yang lebih baik. Pk B.Sapii, kalau LAPINDO hrs membiayai killing well pasti pikir-2 dulu, karena belum bisa dibuktikan bahwa mereka bersalah. Mungkin banyak yang menyepelekan bahwa mereka sedang melakukan pemboran di "ladang" yang "peka" thd terjadinya "gunung lumpur" mulai dari Bojonegoro-Maduira dan Delta Porong. Salam S.A. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: "R.P.Koesoemadinata" Date: Fri, 1 Oct 2010 20:33:27 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Bahkan mungkin saja apa yang disebut 50,000 barrel per hari untuk Semburan Lumpur Sidoarjo itu salah ketik, seharus 500,000 barrel per hari (kekurangan satu nol), bahkan mungkin juga 5,000,000 barrel per hari. Saya kira masalah ini tidak diperlu diperdebatkan lagi, tidak akan berkesudahan, apalagi sudah masuk ranah politik dengan berbagai kepentingan. "Geologist never changes his mind, but eventually dies away" "Lets agree that we do not agree" Biarkanlah sejarah yang menentukan. Soal bisa tidaknya relief well, 'lets leave it to the drilling experts' RPK - Original Message - From: "Leonard Lisapaly" To: Sent: Friday, October 01, 2010 7:40 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > > Dear all, > > Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track, sehingga > penanganannya dapat direncanakan dengan baik. > > Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah > kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak > memungkinkan > lagi? > > Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan > menginterpretasikan data tersebut? > > LL > > -Original Message- > From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] > Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > > Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 2010 > mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report > THE > SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much as > 62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an enormous > flow rate, but far below BP's worst case scenario (162,000 barrels a > day)". > Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of > Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD. > Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar dari > 50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah.. > Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek > kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju > produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic > Magazie > keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat > menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada > kedalaman laut lebih dari 1 km. > RPK > > - Original Message - > From: "Sunu Praptono" > To: > Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > > >> Rovicky, >> >> Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, pastilah >> pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak >> YSY, >> sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja >> >> Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana >> sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi >> dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran >> minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang >> Rusia >> ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku >> kepala >> negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana >> saja, >> apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya" >> 5000 >> barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bpd (kalo gak salah), juga >> masalah titik sembur yang sangat berbeda antara teluk Meksiko dan Lusi. >> >> Dengar-dengar ide kill well akan memerlukan survey 3D seismic dengan dana >> sampai 3-5 juta dollar, plus 180 juta dollar untuk program kill well(s) >> nya >> sendiri. Itu akan jadi suatu inpres yang sangat bersejarah, yang bisa >> jadi >> akan sangat kontroversial juga, sehingga memerlukan informasi >> selengkap-lengkapnya sebelum terlanjur lahir. >> >> Dalam bayangan saya, survai seismik akan menggunakan teknik >> "unders
Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Saya juga setuju dengan pak Koesoema, kalau memang para drilling expert mau mencoba membunuh lUSI silahkan kita akan bantu sumbangkan pendapat terbaik kita mengenai kemungkinan subsurfacenya dengan data yang ada. Asal dananya bukan uang rakyat, kalau itu yang mau dipakai harusnya selesaikan dulu dong masalah sosialnya baru kita mencoba untuk membuat sejarah baru... the conquest of killing mudvolcano Para scientist bisa berpandangan berbeda, semuanya akan berhenti ketika sebuah pembuktian (misalnya relief well)terjadi baik itu positif maupun negatif... yang jadi masalah, kembali lagi uang siapa yang akan dipakai? berapa besar biaya? seandainya didiamkan saja dan biayanya digunakan untuk menangani lingkungan yang ada serta ngurus lumpur, apakah lebih murah?.. Tetapi kalau ada yang mau bayarin (misalnya LAPINDO) ya why not?...let's do it.. Ya, semoga LUSI semakin kecil yang pada akhirnya secara alami akan stop.. Salam, Ben Sapiie Bahkan mungkin saja apa yang disebut 50,000 barrel per hari untuk Semburan Lumpur Sidoarjo itu salah ketik, seharus 500,000 barrel per hari (kekurangan satu nol), bahkan mungkin juga 5,000,000 barrel per hari. Saya kira masalah ini tidak diperlu diperdebatkan lagi, tidak akan berkesudahan, apalagi sudah masuk ranah politik dengan berbagai kepentingan. "Geologist never changes his mind, but eventually dies away" "Lets agree that we do not agree" Biarkanlah sejarah yang menentukan. Soal bisa tidaknya relief well, 'lets leave it to the drilling experts' RPK - Original Message - From: "Leonard Lisapaly" To: Sent: Friday, October 01, 2010 7:40 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > > Dear all, > > Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track, > sehingga > penanganannya dapat direncanakan dengan baik. > > Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah > kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak > memungkinkan > lagi? > > Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan > menginterpretasikan data tersebut? > > LL > > -Original Message- > From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] > Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > > Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October > 2010 > mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report > THE > SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much > as > 62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an > enormous > flow rate, but far below BP's worst case scenario (162,000 barrels a > day)". > Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of > Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD. > Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar > dari > 50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah.. > Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek > kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari > laju > produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic > Magazie > keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat > menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada > kedalaman laut lebih dari 1 km. > RPK > > - Original Message - > From: "Sunu Praptono" > To: > Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > > >> Rovicky, >> >> Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, >> pastilah >> pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak >> YSY, >> sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja >> >> Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana >> sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi >> dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran >> minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang >> Rusia >> ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku >> kepala >> negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana >> saja, >> apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya" >> 5000 >> barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bpd (kalo gak salah), >> juga >> masalah titik sembur yang sangat berbeda antara teluk Meksiko dan Lusi. >> >> Dengar-dengar ide kill well akan memerlukan survey 3D seismic dengan >> dana >> sampai 3-5 juta dollar, plus 180 juta dollar untuk program kill well(s) >> nya >> sendiri. Itu akan jadi suatu inpres yang sangat bersejarah, yang bisa >> jadi >> akan sangat kontroversial juga, sehingga memerlukan informasi >> selengkap-lengkapnya sebelum terlanjur lahir. >> >> Dalam bayangan saya, survai seismik akan menggunakan teknik >> "unders
Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Bahkan mungkin saja apa yang disebut 50,000 barrel per hari untuk Semburan Lumpur Sidoarjo itu salah ketik, seharus 500,000 barrel per hari (kekurangan satu nol), bahkan mungkin juga 5,000,000 barrel per hari. Saya kira masalah ini tidak diperlu diperdebatkan lagi, tidak akan berkesudahan, apalagi sudah masuk ranah politik dengan berbagai kepentingan. "Geologist never changes his mind, but eventually dies away" "Lets agree that we do not agree" Biarkanlah sejarah yang menentukan. Soal bisa tidaknya relief well, 'lets leave it to the drilling experts' RPK - Original Message - From: "Leonard Lisapaly" To: Sent: Friday, October 01, 2010 7:40 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Dear all, Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track, sehingga penanganannya dapat direncanakan dengan baik. Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak memungkinkan lagi? Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan menginterpretasikan data tersebut? LL -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 2010 mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report THE SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much as 62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an enormous flow rate, but far below BP's worst case scenario (162,000 barrels a day)". Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD. Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar dari 50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah.. Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic Magazie keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada kedalaman laut lebih dari 1 km. RPK - Original Message - From: "Sunu Praptono" To: Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Rovicky, Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, pastilah pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak YSY, sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang Rusia ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku kepala negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana saja, apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya" 5000 barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bpd (kalo gak salah), juga masalah titik sembur yang sangat berbeda antara teluk Meksiko dan Lusi. Dengar-dengar ide kill well akan memerlukan survey 3D seismic dengan dana sampai 3-5 juta dollar, plus 180 juta dollar untuk program kill well(s) nya sendiri. Itu akan jadi suatu inpres yang sangat bersejarah, yang bisa jadi akan sangat kontroversial juga, sehingga memerlukan informasi selengkap-lengkapnya sebelum terlanjur lahir. Dalam bayangan saya, survai seismik akan menggunakan teknik "undershooting" di mana hasil datanya pasti akan sangat dominan frekuensi rendah. Jangan harap kualitasnya akan menyamai data 2d yang tersedia sekarang ini. Kalau pun sudah tersedia datanya, seperti Andang pernah bilang, pasti akan tetap ada perdebatan besar, perlu atau tidak program kill well. Perjalanan ide ini masih jauh. Perhitungan untung rugi bagi kepentingan harus sematang mungkin. Kontribusi kita sebagai komponen bangsa tetap diperlukan agar keputusan yang diambil benar-benar bener dan optimal nantinya. Sunu. 2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari Sebenernya ada laporan resminya dalam bahasa Rusia disini : http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=12&l ang=ru Namun kalau ada yang tahu cara membuat translasi dalam bahasa Indonesia di google translate bisa tahu kok kualitas risetnya. ini link dalam bahasa Indonesia http://translate.google.com/translate?hl=en&ie=UTF-8&sl=ru&tl=id&u=http://rpo iefp.ru/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D12%26Itemid% 3D12%26lang%3Dru&prev=_t&twu=1 Siapa dia ? http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&vi
RE: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Dear all, Dalam kasus BP, sumber kebocoran bisa diketahui lewat well track, sehingga penanganannya dapat direncanakan dengan baik. Dalam kasus Lusi, apakah data well track dapat kita manfaatkan? Apakah kebocoran sudah sedemikian rumitnya sehingga relief well tidak memungkinkan lagi? Kalau kita mau mencoba seismik 3D, bagaimana kita akan mengolah dan menginterpretasikan data tersebut? LL -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Friday, October 01, 2010 6:33 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 2010 mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report THE SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much as 62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an enormous flow rate, but far below BP's worst case scenario (162,000 barrels a day)". Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD. Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar dari 50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah.. Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic Magazie keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada kedalaman laut lebih dari 1 km. RPK - Original Message - From: "Sunu Praptono" To: Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > Rovicky, > > Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, pastilah > pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak YSY, > sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja > > Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana > sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi > dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran > minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang > Rusia > ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku kepala > negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana > saja, > apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya" 5000 > barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bpd (kalo gak salah), juga > masalah titik sembur yang sangat berbeda antara teluk Meksiko dan Lusi. > > Dengar-dengar ide kill well akan memerlukan survey 3D seismic dengan dana > sampai 3-5 juta dollar, plus 180 juta dollar untuk program kill well(s) > nya > sendiri. Itu akan jadi suatu inpres yang sangat bersejarah, yang bisa jadi > akan sangat kontroversial juga, sehingga memerlukan informasi > selengkap-lengkapnya sebelum terlanjur lahir. > > Dalam bayangan saya, survai seismik akan menggunakan teknik > "undershooting" > di mana hasil datanya pasti akan sangat dominan frekuensi rendah. Jangan > harap kualitasnya akan menyamai data 2d yang tersedia sekarang ini. Kalau > pun sudah tersedia datanya, seperti Andang pernah bilang, pasti akan tetap > ada perdebatan besar, perlu atau tidak program kill well. > > Perjalanan ide ini masih jauh. Perhitungan untung rugi bagi kepentingan > harus sematang mungkin. Kontribusi kita sebagai komponen bangsa tetap > diperlukan agar keputusan yang diambil benar-benar bener dan optimal > nantinya. > > Sunu. > > > 2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari > >> Sebenernya ada laporan resminya dalam bahasa Rusia disini : >> >> http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=12&l ang=ru >> Namun kalau ada yang tahu cara membuat translasi dalam bahasa Indonesia >> di >> google translate bisa tahu kok kualitas risetnya. >> ini link dalam bahasa Indonesia >> >> http://translate.google.com/translate?hl=en&ie=UTF-8&sl=ru&tl=id&u=http://rpo iefp.ru/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D12%26Itemid% 3D12%26lang%3Dru&prev=_t&twu=1 >> >> Siapa dia ? >> >> http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=13&Itemid=13&l ang=en >> >> Malah saya suudzon saja ini Institute of Electrophysics baru melakukan >> studi >> "Geo"nya kurang dari 10. Masih baru. Lagipula ini institure utk >> electrophysics. Jangan-angan kita terperangah karena berbau luar negeri >> saja. Sepertinya saya dapat merasakan kejengahan Pak Lambok di pertemuan >> itu. >> >> RDP >> >> 2010/10/1 R.P.Koesoemadinata >> >> > Ini gara2 karena issue SBY sedang mempertimbangkan project relief well >> > untuk menstop semburan lumpur Sidoarjo, mengacu berhasilnya relief well >> di >> > oil spill BP di Gulf of Mexico. Yang berkepentingan langsung >> > meluncurkan >
Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Kalau saya baca di National Geographic Magazine edisi Amerika October 2010 mengenai kebocoran minyak di Gulf of Mexico judul dengan Special Report THE SPILL, hal 50, tertulis bahwa "the blown out well has disgorged as much as 62,000 (sixty-two thousand) barrels oil per day at the ouset - an enormous flow rate, but far below BP's worst case scenario (162,000 barrels a day)". Di halaman lain juga ditulis bahwa suatu blow-out suatu sumur di Gulf of Mexico ini dapat menyemburkan minyak mentah sekitar 100,000 BOPD. Ini jumlah yang bukan saja fantastis tapi fantistas, jauh lebih besar dari 50,000 barrels per day lumpur Sidoardjo, sebagai mana disebut di bawah.. Para anggota mailing list (mungkin Pak Rovicky?) mungkin harus mengecek kebenaraan data ini di internet, karena mungkin ini lebih besar dari laju produksi Pertamina di seluruh Indonesia. Mungkin National Geographic Magazie keliru. Tapi kalau ini benar, maka sangat mengagumkan bahwa BP dapat menanggulangi kebocoran yang begitu besar inii dengan relief well pada kedalaman laut lebih dari 1 km. RPK - Original Message - From: "Sunu Praptono" To: Sent: Friday, October 01, 2010 4:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Rovicky, Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, pastilah pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak YSY, sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang Rusia ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku kepala negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana saja, apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya" 5000 barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bpd (kalo gak salah), juga masalah titik sembur yang sangat berbeda antara teluk Meksiko dan Lusi. Dengar-dengar ide kill well akan memerlukan survey 3D seismic dengan dana sampai 3-5 juta dollar, plus 180 juta dollar untuk program kill well(s) nya sendiri. Itu akan jadi suatu inpres yang sangat bersejarah, yang bisa jadi akan sangat kontroversial juga, sehingga memerlukan informasi selengkap-lengkapnya sebelum terlanjur lahir. Dalam bayangan saya, survai seismik akan menggunakan teknik "undershooting" di mana hasil datanya pasti akan sangat dominan frekuensi rendah. Jangan harap kualitasnya akan menyamai data 2d yang tersedia sekarang ini. Kalau pun sudah tersedia datanya, seperti Andang pernah bilang, pasti akan tetap ada perdebatan besar, perlu atau tidak program kill well. Perjalanan ide ini masih jauh. Perhitungan untung rugi bagi kepentingan harus sematang mungkin. Kontribusi kita sebagai komponen bangsa tetap diperlukan agar keputusan yang diambil benar-benar bener dan optimal nantinya. Sunu. 2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari Sebenernya ada laporan resminya dalam bahasa Rusia disini : http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=12&lang=ru Namun kalau ada yang tahu cara membuat translasi dalam bahasa Indonesia di google translate bisa tahu kok kualitas risetnya. ini link dalam bahasa Indonesia http://translate.google.com/translate?hl=en&ie=UTF-8&sl=ru&tl=id&u=http://rpoiefp.ru/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D12%26Itemid%3D12%26lang%3Dru&prev=_t&twu=1 Siapa dia ? http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=13&Itemid=13&lang=en Malah saya suudzon saja ini Institute of Electrophysics baru melakukan studi "Geo"nya kurang dari 10. Masih baru. Lagipula ini institure utk electrophysics. Jangan-angan kita terperangah karena berbau luar negeri saja. Sepertinya saya dapat merasakan kejengahan Pak Lambok di pertemuan itu. RDP 2010/10/1 R.P.Koesoemadinata > Ini gara2 karena issue SBY sedang mempertimbangkan project relief well > untuk menstop semburan lumpur Sidoarjo, mengacu berhasilnya relief well di > oil spill BP di Gulf of Mexico. Yang berkepentingan langsung > meluncurkan > offensief baru. > RPK > > - Original Message - From: "mohammad syaiful" < > mohammadsyai...@gmail.com> > To: > Sent: Friday, October 01, 2010 1:06 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > > > iyo to, pakdhe. ini namanya juga perang gerilya, karena terkesan >> diam2, atau aku memang yg kuper dan nggak penting sehingga juga tak >> tahu sebelumnya jika ada diskusi tsb. >> >> namun terlepas dari masalah penyebab lusi tsb, sekarang yg lebih >> penting adalah solusinya. saya kira ini terakhir wis dibahas dengan >> adanya undangan rapat dari badan geologi sekian minggu yg lalu. >> semuanya tampaknya sepakat memang harus diusahakan utk mendapatkan >> data subsurface terbaru utk melihat kondisi di bawah lusi. >> >> itu
Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Rovicky, Kalau semua kubu diundang, sebagai mana aspirasi pak Ketua kita, pastilah pertunjukan sirkus Capetown akan kembali terjadi. :) . Benar kata Pak YSY, sebaiknya dikembalikan ke ranah sains murni saja Tapi bila kita letakkan dalam konteks masa depan area Lusi sebagaimana sinyalemen Pak Koesoema, bahwa SBY mulai "keracunan" ide membunuh Lusi dengan kill well, setelah berkaca dari sukses manusia mengatasi bocoran minyak di teluk Meksiko, mungkin apa yang dipaparkan oleh orang-orang Rusia ini berguna untuk memberikan sisi komplementer kepada beliau selaku kepala negara, agar mendapatkan informasi dari segala sisi. Contoh sederhana saja, apakah SYB "well informed" bahwa rate minyak di Teluk Meksiko "hanya" 5000 barel per hari, sedangkan Lusi saat ini 5 bpd (kalo gak salah), juga masalah titik sembur yang sangat berbeda antara teluk Meksiko dan Lusi. Dengar-dengar ide kill well akan memerlukan survey 3D seismic dengan dana sampai 3-5 juta dollar, plus 180 juta dollar untuk program kill well(s) nya sendiri. Itu akan jadi suatu inpres yang sangat bersejarah, yang bisa jadi akan sangat kontroversial juga, sehingga memerlukan informasi selengkap-lengkapnya sebelum terlanjur lahir. Dalam bayangan saya, survai seismik akan menggunakan teknik "undershooting" di mana hasil datanya pasti akan sangat dominan frekuensi rendah. Jangan harap kualitasnya akan menyamai data 2d yang tersedia sekarang ini. Kalau pun sudah tersedia datanya, seperti Andang pernah bilang, pasti akan tetap ada perdebatan besar, perlu atau tidak program kill well. Perjalanan ide ini masih jauh. Perhitungan untung rugi bagi kepentingan harus sematang mungkin. Kontribusi kita sebagai komponen bangsa tetap diperlukan agar keputusan yang diambil benar-benar bener dan optimal nantinya. Sunu. 2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari > Sebenernya ada laporan resminya dalam bahasa Rusia disini : > > http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=12&lang=ru > Namun kalau ada yang tahu cara membuat translasi dalam bahasa Indonesia di > google translate bisa tahu kok kualitas risetnya. > ini link dalam bahasa Indonesia > > http://translate.google.com/translate?hl=en&ie=UTF-8&sl=ru&tl=id&u=http://rpoiefp.ru/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D12%26Itemid%3D12%26lang%3Dru&prev=_t&twu=1 > > Siapa dia ? > > http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=13&Itemid=13&lang=en > > Malah saya suudzon saja ini Institute of Electrophysics baru melakukan > studi > "Geo"nya kurang dari 10. Masih baru. Lagipula ini institure utk > electrophysics. Jangan-angan kita terperangah karena berbau luar negeri > saja. Sepertinya saya dapat merasakan kejengahan Pak Lambok di pertemuan > itu. > > RDP > > 2010/10/1 R.P.Koesoemadinata > > > Ini gara2 karena issue SBY sedang mempertimbangkan project relief well > > untuk menstop semburan lumpur Sidoarjo, mengacu berhasilnya relief well > di > > oil spill BP di Gulf of Mexico. Yang berkepentingan langsung meluncurkan > > offensief baru. > > RPK > > > > - Original Message - From: "mohammad syaiful" < > > mohammadsyai...@gmail.com> > > To: > > Sent: Friday, October 01, 2010 1:06 PM > > Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > > > > > > iyo to, pakdhe. ini namanya juga perang gerilya, karena terkesan > >> diam2, atau aku memang yg kuper dan nggak penting sehingga juga tak > >> tahu sebelumnya jika ada diskusi tsb. > >> > >> namun terlepas dari masalah penyebab lusi tsb, sekarang yg lebih > >> penting adalah solusinya. saya kira ini terakhir wis dibahas dengan > >> adanya undangan rapat dari badan geologi sekian minggu yg lalu. > >> semuanya tampaknya sepakat memang harus diusahakan utk mendapatkan > >> data subsurface terbaru utk melihat kondisi di bawah lusi. > >> > >> itu yg ternyata, katanya, juga syusyah... > >> > >> salam, > >> syaiful > >> > >> 2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari : > >> > >>> Weh ... "peperangan" masih berjalan ya > >>> > >>> rdp > >>> -- > >>> LUMPUR LAPINDO > >>> Kick-off dari Ilmuwan Rusia > >>> > >>> Sergey Kadurin menyebutkan tiga gempa sebagai pemicu semburan lumpur di > >>> Sidoarjo. Ancaman lain dari dua saluran gunung lumpur. > >>> > >>> Lambok M. Hutasoit melangkah keluar dari ruang Garden Terrace, Hotel > Four > >>> Seasons, Jakarta. Sajian makan siang tidak ia sentuh setelah acara > >>> paparan > >>> hasil penelitian tim ilmuwan Rusia tentang lumpur Lapindo usai. Padahal > >>> tamu > >>> undangan dan wartawan langsung mengerubuti meja makan di hotel bintang > >>> lima > >>> tersebut. > >>> > >>> "Saya katakan kepada tim dari Rusia bahwa ada versi lain dari penyebab > >>> menyemburnya lumpur di Sidoarjo," kata Dr Lambok, Dekan Fakultas Ilmu > dan > >>> Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Dia mengundang mereka > >>> berkunjung ke ITB untuk berdiskusi dengan pakar yang memiliki pandangan > >>> berbeda. > >>> > >>> Kemarin pagi memang berlangsung acara paparan tim peneliti Rusi
Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Kalau yang berbeda konsep pemikirannya mungkin masih bisa bertemu suatu saat nanti Mas. Tapi kalau berbeda kepentingan rasanya enggak akan pernah ketemu, bahkan ketika terjadi semburan secara natural di tempat lain di-dekat2 situ! Maybe? Kalau saya mah sampai saat ini enggak ikut yang mana2, karena sejak awal enggak sempat mengikuti. Habash Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: "Yustinus Suyatno Yuwono" Date: Fri, 1 Oct 2010 11:14:59 To: ; Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia Peperangan dua kubu yang berbeda kepentingan memang gak bakal selesai. Gimana ya kalau dikembalikan ke science murni sehingga diskusinya lebih simplified dan ada hasil positip-nya secara kaidah ilmiah? Yatno (YSY) - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" To: ; "IAGI" Sent: Friday, October 01, 2010 10:16 AM Subject: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > Weh ... "peperangan" masih berjalan ya > > rdp > -- > LUMPUR LAPINDO > Kick-off dari Ilmuwan Rusia > > Sergey Kadurin menyebutkan tiga gempa sebagai pemicu semburan lumpur di > Sidoarjo. Ancaman lain dari dua saluran gunung lumpur. > > Lambok M. Hutasoit melangkah keluar dari ruang Garden Terrace, Hotel Four > Seasons, Jakarta. Sajian makan siang tidak ia sentuh setelah acara paparan > hasil penelitian tim ilmuwan Rusia tentang lumpur Lapindo usai. Padahal > tamu > undangan dan wartawan langsung mengerubuti meja makan di hotel bintang > lima > tersebut. > > "Saya katakan kepada tim dari Rusia bahwa ada versi lain dari penyebab > menyemburnya lumpur di Sidoarjo," kata Dr Lambok, Dekan Fakultas Ilmu dan > Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Dia mengundang mereka > berkunjung ke ITB untuk berdiskusi dengan pakar yang memiliki pandangan > berbeda. > > Kemarin pagi memang berlangsung acara paparan tim peneliti Rusia, yang > dipimpin Dr Sergey V. Kadurin. Pembicara lain dalam diskusi itu adalah > Hardi > Prasetyo, Wakil Ketua Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, dan Awang > Harun > Satyana, pejabat di BP Migas. Pengundang acara ini adalah Ogilvy Public > Relations Worldwide, yang dikontrak OOO Rineftgaz, perusahaan konsultan > minyak dan gas Rusia. > > Lambok memang jengah. Maklum, ilmuwan dalam negeri yang diundang pada > hajatan itu adalah yang selama ini pro dengan versi bencana alam atau > gempa. > Sebut saja Sofyan Hadi, Edi Sunardi, dan Agus Guntoro. Sementara itu, > pakar > yang berpandangan bahwa semburan tersebut karena kelalaian pengeboran oleh > Lapindo Brantas tidak tampak. "Selama ini saya netral dan kini diundang > dalam kapasitas sebagai dosen ITB," ujar Lambok, yang juga menjabat Ketua > Ikatan Ahli Geologi Indonesia. > > Dalam siaran pers, penyelenggara membuat judul provokatif, "Ilmuwan Rusia: > Pengeboran Bukan Penyebab Lumpur Sidoarjo". Sergey Kadurin, pengajar > senior > Universitas Odessa di Ukraina, memaparkan temuan dan analisis tim yang > anggotanya terdiri atas Russian Institute of Electro Physics itu. > > Dalam membuat analisis, mereka mendasari pada data seismik dari periode > sebelum luapan lumpur pertama kali terjadi, 29 Mei 2006. Mereka > menggunakan > data seismik dua dimensi untuk mengidentifikasi struktur lumpur. Membuat > lapisan seismik tiga dimensi untuk menelusuri jejak formasi struktur > lumpur > dan gambaran tiga dimensi bawah tanah gunung lumpur. > > Semburan lumpur terjadi, kata Kadurin, akibat kembali aktifnya struktur > gunung lumpur yang terbentuk 150-200 ribu tahun yang lalu. Aktivitas ini > terus berlanjut hingga kini, yang dipicu oleh kegiatan seismik. > > Satu hal yang baru dari temuan tim Rusia adalah faktor penyebab dua gempa > yang terjadi sebelum 29 Mei 2006. Pertama, gempa 9 Juli 2005 dengan > kekuatan > 4,4 pada skala Richter. Lokasi gempa tepat di bawah zona semburan lumpur > Lapindo. Kedua, gempa yang terjadi 16 hari sebelumnya dengan episentrum > sekitar 450 kilometer dari Sidoarjo dengan kekuatan 5,5 pada skala > Richter. > > Selama ini yang banyak disebut ilmuwan Indonesia adalah gempa di > Yogyakarta > yang terjadi dua hari sebelumnya. Menurut Kadurin, gempa yang terjadi 10 > bulan sebelumnya merupakan salah satu peristiwa geologi yang membantu > pembukaan saluran lumpur. Pergerakan patahan Watukosek yang terjadi > terus-menerus telah membantu proses ini lebih lanjut. "Gempa bumi yang > terjadi dua hari sebelum semburan lumpur bisa menjadi sebuah kick-off yang > terakhir," katanya. > > Kadurin tidak percaya kalau semburan lumpur panas terjadi karena kesalahan > pengeboran oleh Lapindo Brantas. Fakta yang tidak terbantahkan, ujarnya, > saluran lumpur telah ada jauh sebelum Lapindo mengadakan pengeboran di > sumur > Banjar Panji, Sidoarjo. Bahkan, ia menambahkan, terdapat dua saluran utama > dengan tiga titik letusan potensial yang dapat diobservasi melalui > tampilan > 3D dari sub-terrain. > > Menurut Awang Harun, sumur Banjar Panji milik Lapindo bukan pemicu
Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6
Perioda 1960 (waktu didirikan) sampai 1965 itu saya tidak ingat apa kegiatannya, walaupun pada perioda itu saya sempat menjadi Sekretaris IAGI dibawah Ketuanya Pak Drs. Prayitno yang pada waktu itu seorang pegawai Jawatan Geologi antara tahun 1963-64?) Siapa ketua IAGI setelah Pak Soetaryo Sigitpun dan sebelum Pak Prayitnopun saya tidak ingat. Yang saya tahu sekitar July 1964 saya mengundurkan diri sebagai sekretaris karena keberangkatan saya ke CSM. Walaupun saya itu sekretaris saya sudah lupa apa program kerjanya pengurus itu. Waktu saya pulang pada tahun 1967, IAGI sudah ditidurkan sampai tahun 1973/74, dan baru beraktivitas lagi setelah ditidurkan selama 1 windu (8 tahun). Boleh jadi pada pergolakan politik tahun 1965 itu IAGI nyaris dibubarkan bahkan menjadi organisasi terlarang, kalau bukan kepiawaian Bp Soetaryo Sigit. Masalahnya sewaktu IAGI didirikan juga menjamur organisasi2 profesi seperti Ikatan Sarjana Ekonomi, Persatuan Sarjana Hukum Indonesia, Himpunan Sarjana Indonesia dan banyak lagi yang terang2an menjadi onderbouw partai-partai tertentu, atau ketua/pengurusnya mempunyai affiliasi dengan partai atau ormas/orpol tertentu. Bagaimana Pak Sigit itu berhasil menyelamatkan IAGI, hanya beliaulah yang tahu. RPK - Original Message - From: To: Sent: Friday, October 01, 2010 2:17 PM Subject: Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6 Untuk periode 2000 - 2005 ada catatan yg lengkap-kap (90% lah lengkap) dalam buku MEMBUMIKAN GEOLOGI ada di sekretariat IAGI,silahlkan diambil. Ar-. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: "Sigit" Date: Fri, 1 Oct 2010 09:56:04 To: Reply-To: Subject: FW: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6 Selain saran Pak Noor...Mungkin perlu juga di list achievement (milestones) yang telah di capai oleh IAGI selama 50th baik sebagai organisasi ataupun individual anggota-nya baik didalam ataupun diluar negeri. Saya yakin banyak saran2 atau hasil kerja IAGI yang punya kontribusi di skala nasional ataupun Internasional. Mungkin ada juga anggotanya yang pernah menduduki jabatan International yg bergengsi..atau anggotanya yang ikut memperkenalkan ahli2 dari Indonesia ke pasar Internasional. Atau waktu itu sempat ada wacana tentang gaji tenaga geologi Indonesia tertinggi yang pernah dicapai. Apa saja lah yang menunjukkan adanya sesuatu pencapaian yang tidak mudah. Dari situ bisa terlihat kontribusi, peran, kualitas IAGI dan anggotanya di dunia geologi baik secara nasional, regional ataupun international. Yang nantinya akan menjadi kebanggaan organisasi dan anggotanya. Seperti Pak Noor..Sorry cuman bisa usul juga... SIGIT -Original Message- From: noor syarifuddin [mailto:noorsyarifud...@yahoo.com] Sent: Fri 10/1/2010 8:37 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6 Herman, Ada dua topik yang berkaitan dengan sejarah IAGI yang mungkin menarik... 1. Logo IAGI mungkin ada bagusnya juga ditulis ttg hal ini. Beberapa kali saya mendengar bahwa logo yang dipakai sekarang (lautnya berwarna kuning) itu keliru dan tidak sama dengan logo yang asli (lautnya justru yang berwarna biru) 2 Piagam Lasut ini dulu adalah hadiah tertinggi dari PIT IAGI untuk best of the best presenter.mungkin bisa diulas sejarahnya, termasuk kenapa sekarang kok tidak dipakai lagi... salam, -sorry cuman bisa usul...:-) From: "herman.dar...@shell.com" To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi...@cbn.net.id Sent: Thu, September 30, 2010 3:03:55 PM Subject: RE: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6 Pak Koesoema, Memang rencananya kami mau siapkan tulisan mengenai Sejarah IAGI, yang mengacu ke website IAGI. Tapi ternyata sejarah yang ada di website-pun belum tentu benar. Syukur kalau kita bisa dapat data dan kebenaran minggu ini (data akta notaris dari IAGI), kalau tidak kemungkinan besar kami akan siapkan tulisan singkat berdasarkan korespondensi di milis ini, termasuk diskusinya. Kemudian pengurus IAGI punya PR baru yaitu untuk mencari fakta dan kebenaran. Saya sudah cc e-mail ini ke secretariat IAGI, mudah-mudahan dapat respond segera. Pak Andang Bachtiar dan Pak Yanto Sumantri sudah diminta untuk menulis. Hari ini hari terakhir tulisan masuk. Kita lihat siapa yang 'berani dan sanggup' menyerahkan tulisan. Salam, Herman -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Thursday, September 30, 2010 12:27 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6 Awalnya kantor sekretariat IAGI mendompleng di gedung Direktorat Geologi Jl. Diponegoro 59 Bandung (Gedung Museum Geologi sekarang). Tahun pindahnya saya lupa lagi tetapi saya ingat zaman Pak Nayoan jadi ketua umum. Mungkin sekretatariat IAGI dapat menyusun kronologi Pengurus IAGI dari sejak berdirinya sampai sekarang untuk dipampang di buku peringatan 50 tahun IAGI. Juga yan
Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Sebenernya ada laporan resminya dalam bahasa Rusia disini : http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=12&lang=ru Namun kalau ada yang tahu cara membuat translasi dalam bahasa Indonesia di google translate bisa tahu kok kualitas risetnya. ini link dalam bahasa Indonesia http://translate.google.com/translate?hl=en&ie=UTF-8&sl=ru&tl=id&u=http://rpoiefp.ru/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D12%26Itemid%3D12%26lang%3Dru&prev=_t&twu=1 Siapa dia ? http://rpoiefp.ru/index.php?option=com_content&view=article&id=13&Itemid=13&lang=en Malah saya suudzon saja ini Institute of Electrophysics baru melakukan studi "Geo"nya kurang dari 10. Masih baru. Lagipula ini institure utk electrophysics. Jangan-angan kita terperangah karena berbau luar negeri saja. Sepertinya saya dapat merasakan kejengahan Pak Lambok di pertemuan itu. RDP 2010/10/1 R.P.Koesoemadinata > Ini gara2 karena issue SBY sedang mempertimbangkan project relief well > untuk menstop semburan lumpur Sidoarjo, mengacu berhasilnya relief well di > oil spill BP di Gulf of Mexico. Yang berkepentingan langsung meluncurkan > offensief baru. > RPK > > - Original Message - From: "mohammad syaiful" < > mohammadsyai...@gmail.com> > To: > Sent: Friday, October 01, 2010 1:06 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia > > > iyo to, pakdhe. ini namanya juga perang gerilya, karena terkesan >> diam2, atau aku memang yg kuper dan nggak penting sehingga juga tak >> tahu sebelumnya jika ada diskusi tsb. >> >> namun terlepas dari masalah penyebab lusi tsb, sekarang yg lebih >> penting adalah solusinya. saya kira ini terakhir wis dibahas dengan >> adanya undangan rapat dari badan geologi sekian minggu yg lalu. >> semuanya tampaknya sepakat memang harus diusahakan utk mendapatkan >> data subsurface terbaru utk melihat kondisi di bawah lusi. >> >> itu yg ternyata, katanya, juga syusyah... >> >> salam, >> syaiful >> >> 2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari : >> >>> Weh ... "peperangan" masih berjalan ya >>> >>> rdp >>> -- >>> LUMPUR LAPINDO >>> Kick-off dari Ilmuwan Rusia >>> >>> Sergey Kadurin menyebutkan tiga gempa sebagai pemicu semburan lumpur di >>> Sidoarjo. Ancaman lain dari dua saluran gunung lumpur. >>> >>> Lambok M. Hutasoit melangkah keluar dari ruang Garden Terrace, Hotel Four >>> Seasons, Jakarta. Sajian makan siang tidak ia sentuh setelah acara >>> paparan >>> hasil penelitian tim ilmuwan Rusia tentang lumpur Lapindo usai. Padahal >>> tamu >>> undangan dan wartawan langsung mengerubuti meja makan di hotel bintang >>> lima >>> tersebut. >>> >>> "Saya katakan kepada tim dari Rusia bahwa ada versi lain dari penyebab >>> menyemburnya lumpur di Sidoarjo," kata Dr Lambok, Dekan Fakultas Ilmu dan >>> Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Dia mengundang mereka >>> berkunjung ke ITB untuk berdiskusi dengan pakar yang memiliki pandangan >>> berbeda. >>> >>> Kemarin pagi memang berlangsung acara paparan tim peneliti Rusia, yang >>> dipimpin Dr Sergey V. Kadurin. Pembicara lain dalam diskusi itu adalah >>> Hardi >>> Prasetyo, Wakil Ketua Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, dan Awang >>> Harun >>> Satyana, pejabat di BP Migas. Pengundang acara ini adalah Ogilvy Public >>> Relations Worldwide, yang dikontrak OOO Rineftgaz, perusahaan konsultan >>> minyak dan gas Rusia. >>> >>> Lambok memang jengah. Maklum, ilmuwan dalam negeri yang diundang pada >>> hajatan itu adalah yang selama ini pro dengan versi bencana alam atau >>> gempa. >>> Sebut saja Sofyan Hadi, Edi Sunardi, dan Agus Guntoro. Sementara itu, >>> pakar >>> yang berpandangan bahwa semburan tersebut karena kelalaian pengeboran >>> oleh >>> Lapindo Brantas tidak tampak. "Selama ini saya netral dan kini diundang >>> dalam kapasitas sebagai dosen ITB," ujar Lambok, yang juga menjabat Ketua >>> Ikatan Ahli Geologi Indonesia. >>> >>> Dalam siaran pers, penyelenggara membuat judul provokatif, "Ilmuwan >>> Rusia: >>> Pengeboran Bukan Penyebab Lumpur Sidoarjo". Sergey Kadurin, pengajar >>> senior >>> Universitas Odessa di Ukraina, memaparkan temuan dan analisis tim yang >>> anggotanya terdiri atas Russian Institute of Electro Physics itu. >>> >>> Dalam membuat analisis, mereka mendasari pada data seismik dari periode >>> sebelum luapan lumpur pertama kali terjadi, 29 Mei 2006. Mereka >>> menggunakan >>> data seismik dua dimensi untuk mengidentifikasi struktur lumpur. Membuat >>> lapisan seismik tiga dimensi untuk menelusuri jejak formasi struktur >>> lumpur >>> dan gambaran tiga dimensi bawah tanah gunung lumpur. >>> >>> Semburan lumpur terjadi, kata Kadurin, akibat kembali aktifnya struktur >>> gunung lumpur yang terbentuk 150-200 ribu tahun yang lalu. Aktivitas ini >>> terus berlanjut hingga kini, yang dipicu oleh kegiatan seismik. >>> >>> Satu hal yang baru dari temuan tim Rusia adalah faktor penyebab dua gempa >>> yang terjadi sebelum 29 Mei 2006. Pertama, gempa 9 Juli 2005 dengan >>> kekuatan >>> 4,4 pada skala Rich
Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6
Mengenai Logo saya ingin berkomentar juga. Logo IAGI yang digunakan sekarang ini juga diciptakan pada waktu kepengurusan saya 1974-1975. Yang mendesain adalah Drs Koesmono (kemudian Dr. Koesmono, pada waktu itu menjabat Ketua Jurusan Geologi FMIPA UNPAD) selaku Ketua Panitya Logo IAGI pada waktu itu. Logo ini disayembarakan dan menghasilkan beberapa usulan. Tetapi design2 usulan ini tidak ada yang sesuai dengan selera beliau dan akhirnya beliau yang mendesign sendiri. Saya tidak sadar mengenai soal kekeliruan warna ini, dan saya tidak tahu apakah kekeliruan atau disengaja. Waktu dulu sekretariat IAGI masih di Bandung poster aselinya dari logo masih ada, bersama dengan logo2 lain yang diajukan. Namun saya tidak tahu apakah design aselinya itu ikut diboyong ke Jakarta atau tidak. Yang jelas pada waktu itu belum ramai2 warna kuning sebagai lambang Golkar, saya jamin bahwa warna kuning itu bukan melambangkan orpol tersebut. Yang saya ingat adalah sabuk sebagai simbol ikatan, bukan saja mengikat celana ahli geologi, tetapi mengikat kepulauan Nusantara, karena ada pepatah dalam bahasa Belanda yang mengatakan bahwa kepulauan Nusantara ini adalah bagaikan "een gordel van smaragd" (atau suatu sabuk zamrud). Apakah betul Mang Okim smaragd atau emerald itu bahasa Indonesianya zambrut? Terima kasih Wassalam RPK - Original Message - From: "noor syarifuddin" To: Sent: Friday, October 01, 2010 7:37 AM Subject: Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6 Herman, Ada dua topik yang berkaitan dengan sejarah IAGI yang mungkin menarik... 1. Logo IAGI mungkin ada bagusnya juga ditulis ttg hal ini. Beberapa kali saya mendengar bahwa logo yang dipakai sekarang (lautnya berwarna kuning) itu keliru dan tidak sama dengan logo yang asli (lautnya justru yang berwarna biru) 2 Piagam Lasut ini dulu adalah hadiah tertinggi dari PIT IAGI untuk best of the best presenter.mungkin bisa diulas sejarahnya, termasuk kenapa sekarang kok tidak dipakai lagi... salam, -sorry cuman bisa usul...:-) From: "herman.dar...@shell.com" To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi...@cbn.net.id Sent: Thu, September 30, 2010 3:03:55 PM Subject: RE: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6 Pak Koesoema, Memang rencananya kami mau siapkan tulisan mengenai Sejarah IAGI, yang mengacu ke website IAGI. Tapi ternyata sejarah yang ada di website-pun belum tentu benar. Syukur kalau kita bisa dapat data dan kebenaran minggu ini (data akta notaris dari IAGI), kalau tidak kemungkinan besar kami akan siapkan tulisan singkat berdasarkan korespondensi di milis ini, termasuk diskusinya. Kemudian pengurus IAGI punya PR baru yaitu untuk mencari fakta dan kebenaran. Saya sudah cc e-mail ini ke secretariat IAGI, mudah-mudahan dapat respond segera. Pak Andang Bachtiar dan Pak Yanto Sumantri sudah diminta untuk menulis. Hari ini hari terakhir tulisan masuk. Kita lihat siapa yang 'berani dan sanggup' menyerahkan tulisan. Salam, Herman -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Thursday, September 30, 2010 12:27 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6 Awalnya kantor sekretariat IAGI mendompleng di gedung Direktorat Geologi Jl. Diponegoro 59 Bandung (Gedung Museum Geologi sekarang). Tahun pindahnya saya lupa lagi tetapi saya ingat zaman Pak Nayoan jadi ketua umum. Mungkin sekretatariat IAGI dapat menyusun kronologi Pengurus IAGI dari sejak berdirinya sampai sekarang untuk dipampang di buku peringatan 50 tahun IAGI. Juga yang saya ingat ada perubahan AD/ART yang penting pada waktu zaman Abdul Wahab jadi Ketua IAGI, di mana pada waktu itu (harus) dicantumkan azas tunggal Pancasila. Juga istilah rapat anggota tahunan dirubah menjadi Munas Zaman Andang jadi ketua PIT diganti jadi Konvensi. PIT IAGI yang pertama dimulai pada waktu saya menjadi Ketua tahun 1973-74. Apakah sekretariat tidak sedang menyusun sejarah IAGI untuk peringatan 50 tahun IAGI? Narasumber banyak yang masih hidup, termasuk pendiri dan Ketua pertama Bp Sutaryo Sigit. Saya kira apakah dalam rangka 50 tahun ini ada inisiatif untuk menyusun sejarah IAGI dengan mewawancara ex ketua IAGI dari semua perioda. Saya masih banyak nara sumber lainnya yang dapat diwawancara. Saya kira belum terlambat untuk menyusun sejarah IAGI, saya harapkan para anggota mailing list ini dapat menyumbangkan ingatan/memory peristiwa yang significant yang terjadi di IAGI, seperti Pak Yanto dsb Wassalam RPK - Original Message - From: To: ; Sent: Wednesday, September 29, 2010 10:53 PM Subject: RE: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6 Ini pentingnya merayakan 50 tahun IAGI. Sekali-kali sejarah perlu di check ulang. Sekretariat IAGI boleh saya minta dokumen-dokumen itu di scan, supaya bisa kami terbitkan dalam Berita IAGI. Pak Koesoema, alamat sekretariat di Bandung awalnya di mana? Tahun berapa pindah ke Jakarta? Mungkin dalam Berita IAGI seri 50 tahun IAG
Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia
Ini gara2 karena issue SBY sedang mempertimbangkan project relief well untuk menstop semburan lumpur Sidoarjo, mengacu berhasilnya relief well di oil spill BP di Gulf of Mexico. Yang berkepentingan langsung meluncurkan offensief baru. RPK - Original Message - From: "mohammad syaiful" To: Sent: Friday, October 01, 2010 1:06 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Lapindo: Kick-off dari Ilmuwan Rusia iyo to, pakdhe. ini namanya juga perang gerilya, karena terkesan diam2, atau aku memang yg kuper dan nggak penting sehingga juga tak tahu sebelumnya jika ada diskusi tsb. namun terlepas dari masalah penyebab lusi tsb, sekarang yg lebih penting adalah solusinya. saya kira ini terakhir wis dibahas dengan adanya undangan rapat dari badan geologi sekian minggu yg lalu. semuanya tampaknya sepakat memang harus diusahakan utk mendapatkan data subsurface terbaru utk melihat kondisi di bawah lusi. itu yg ternyata, katanya, juga syusyah... salam, syaiful 2010/10/1 Rovicky Dwi Putrohari : Weh ... "peperangan" masih berjalan ya rdp -- LUMPUR LAPINDO Kick-off dari Ilmuwan Rusia Sergey Kadurin menyebutkan tiga gempa sebagai pemicu semburan lumpur di Sidoarjo. Ancaman lain dari dua saluran gunung lumpur. Lambok M. Hutasoit melangkah keluar dari ruang Garden Terrace, Hotel Four Seasons, Jakarta. Sajian makan siang tidak ia sentuh setelah acara paparan hasil penelitian tim ilmuwan Rusia tentang lumpur Lapindo usai. Padahal tamu undangan dan wartawan langsung mengerubuti meja makan di hotel bintang lima tersebut. "Saya katakan kepada tim dari Rusia bahwa ada versi lain dari penyebab menyemburnya lumpur di Sidoarjo," kata Dr Lambok, Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Dia mengundang mereka berkunjung ke ITB untuk berdiskusi dengan pakar yang memiliki pandangan berbeda. Kemarin pagi memang berlangsung acara paparan tim peneliti Rusia, yang dipimpin Dr Sergey V. Kadurin. Pembicara lain dalam diskusi itu adalah Hardi Prasetyo, Wakil Ketua Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, dan Awang Harun Satyana, pejabat di BP Migas. Pengundang acara ini adalah Ogilvy Public Relations Worldwide, yang dikontrak OOO Rineftgaz, perusahaan konsultan minyak dan gas Rusia. Lambok memang jengah. Maklum, ilmuwan dalam negeri yang diundang pada hajatan itu adalah yang selama ini pro dengan versi bencana alam atau gempa. Sebut saja Sofyan Hadi, Edi Sunardi, dan Agus Guntoro. Sementara itu, pakar yang berpandangan bahwa semburan tersebut karena kelalaian pengeboran oleh Lapindo Brantas tidak tampak. "Selama ini saya netral dan kini diundang dalam kapasitas sebagai dosen ITB," ujar Lambok, yang juga menjabat Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia. Dalam siaran pers, penyelenggara membuat judul provokatif, "Ilmuwan Rusia: Pengeboran Bukan Penyebab Lumpur Sidoarjo". Sergey Kadurin, pengajar senior Universitas Odessa di Ukraina, memaparkan temuan dan analisis tim yang anggotanya terdiri atas Russian Institute of Electro Physics itu. Dalam membuat analisis, mereka mendasari pada data seismik dari periode sebelum luapan lumpur pertama kali terjadi, 29 Mei 2006. Mereka menggunakan data seismik dua dimensi untuk mengidentifikasi struktur lumpur. Membuat lapisan seismik tiga dimensi untuk menelusuri jejak formasi struktur lumpur dan gambaran tiga dimensi bawah tanah gunung lumpur. Semburan lumpur terjadi, kata Kadurin, akibat kembali aktifnya struktur gunung lumpur yang terbentuk 150-200 ribu tahun yang lalu. Aktivitas ini terus berlanjut hingga kini, yang dipicu oleh kegiatan seismik. Satu hal yang baru dari temuan tim Rusia adalah faktor penyebab dua gempa yang terjadi sebelum 29 Mei 2006. Pertama, gempa 9 Juli 2005 dengan kekuatan 4,4 pada skala Richter. Lokasi gempa tepat di bawah zona semburan lumpur Lapindo. Kedua, gempa yang terjadi 16 hari sebelumnya dengan episentrum sekitar 450 kilometer dari Sidoarjo dengan kekuatan 5,5 pada skala Richter. Selama ini yang banyak disebut ilmuwan Indonesia adalah gempa di Yogyakarta yang terjadi dua hari sebelumnya. Menurut Kadurin, gempa yang terjadi 10 bulan sebelumnya merupakan salah satu peristiwa geologi yang membantu pembukaan saluran lumpur. Pergerakan patahan Watukosek yang terjadi terus-menerus telah membantu proses ini lebih lanjut. "Gempa bumi yang terjadi dua hari sebelum semburan lumpur bisa menjadi sebuah kick-off yang terakhir," katanya. Kadurin tidak percaya kalau semburan lumpur panas terjadi karena kesalahan pengeboran oleh Lapindo Brantas. Fakta yang tidak terbantahkan, ujarnya, saluran lumpur telah ada jauh sebelum Lapindo mengadakan pengeboran di sumur Banjar Panji, Sidoarjo. Bahkan, ia menambahkan, terdapat dua saluran utama dengan tiga titik letusan potensial yang dapat diobservasi melalui tampilan 3D dari sub-terrain. Menurut Awang Harun, sumur Banjar Panji milik Lapindo bukan pemicu semburan, melainkan korban. Berdasarkan analisis itu, ilmuwan Rusia khawatir seluruh area di sekitar lumpur
Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6
Untuk periode 2000 - 2005 ada catatan yg lengkap-kap (90% lah lengkap) dalam buku MEMBUMIKAN GEOLOGI ada di sekretariat IAGI,silahlkan diambil. Ar-. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: "Sigit" Date: Fri, 1 Oct 2010 09:56:04 To: Reply-To: Subject: FW: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6 Selain saran Pak Noor...Mungkin perlu juga di list achievement (milestones) yang telah di capai oleh IAGI selama 50th baik sebagai organisasi ataupun individual anggota-nya baik didalam ataupun diluar negeri. Saya yakin banyak saran2 atau hasil kerja IAGI yang punya kontribusi di skala nasional ataupun Internasional. Mungkin ada juga anggotanya yang pernah menduduki jabatan International yg bergengsi..atau anggotanya yang ikut memperkenalkan ahli2 dari Indonesia ke pasar Internasional. Atau waktu itu sempat ada wacana tentang gaji tenaga geologi Indonesia tertinggi yang pernah dicapai. Apa saja lah yang menunjukkan adanya sesuatu pencapaian yang tidak mudah. Dari situ bisa terlihat kontribusi, peran, kualitas IAGI dan anggotanya di dunia geologi baik secara nasional, regional ataupun international. Yang nantinya akan menjadi kebanggaan organisasi dan anggotanya. Seperti Pak Noor..Sorry cuman bisa usul juga... SIGIT -Original Message- From: noor syarifuddin [mailto:noorsyarifud...@yahoo.com] Sent: Fri 10/1/2010 8:37 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6 Herman, Ada dua topik yang berkaitan dengan sejarah IAGI yang mungkin menarik... 1. Logo IAGI mungkin ada bagusnya juga ditulis ttg hal ini. Beberapa kali saya mendengar bahwa logo yang dipakai sekarang (lautnya berwarna kuning) itu keliru dan tidak sama dengan logo yang asli (lautnya justru yang berwarna biru) 2 Piagam Lasut ini dulu adalah hadiah tertinggi dari PIT IAGI untuk best of the best presenter.mungkin bisa diulas sejarahnya, termasuk kenapa sekarang kok tidak dipakai lagi... salam, -sorry cuman bisa usul...:-) From: "herman.dar...@shell.com" To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi...@cbn.net.id Sent: Thu, September 30, 2010 3:03:55 PM Subject: RE: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6 Pak Koesoema, Memang rencananya kami mau siapkan tulisan mengenai Sejarah IAGI, yang mengacu ke website IAGI. Tapi ternyata sejarah yang ada di website-pun belum tentu benar. Syukur kalau kita bisa dapat data dan kebenaran minggu ini (data akta notaris dari IAGI), kalau tidak kemungkinan besar kami akan siapkan tulisan singkat berdasarkan korespondensi di milis ini, termasuk diskusinya. Kemudian pengurus IAGI punya PR baru yaitu untuk mencari fakta dan kebenaran. Saya sudah cc e-mail ini ke secretariat IAGI, mudah-mudahan dapat respond segera. Pak Andang Bachtiar dan Pak Yanto Sumantri sudah diminta untuk menulis. Hari ini hari terakhir tulisan masuk. Kita lihat siapa yang 'berani dan sanggup' menyerahkan tulisan. Salam, Herman -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Thursday, September 30, 2010 12:27 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6 Awalnya kantor sekretariat IAGI mendompleng di gedung Direktorat Geologi Jl. Diponegoro 59 Bandung (Gedung Museum Geologi sekarang). Tahun pindahnya saya lupa lagi tetapi saya ingat zaman Pak Nayoan jadi ketua umum. Mungkin sekretatariat IAGI dapat menyusun kronologi Pengurus IAGI dari sejak berdirinya sampai sekarang untuk dipampang di buku peringatan 50 tahun IAGI. Juga yang saya ingat ada perubahan AD/ART yang penting pada waktu zaman Abdul Wahab jadi Ketua IAGI, di mana pada waktu itu (harus) dicantumkan azas tunggal Pancasila. Juga istilah rapat anggota tahunan dirubah menjadi Munas Zaman Andang jadi ketua PIT diganti jadi Konvensi. PIT IAGI yang pertama dimulai pada waktu saya menjadi Ketua tahun 1973-74. Apakah sekretariat tidak sedang menyusun sejarah IAGI untuk peringatan 50 tahun IAGI? Narasumber banyak yang masih hidup, termasuk pendiri dan Ketua pertama Bp Sutaryo Sigit. Saya kira apakah dalam rangka 50 tahun ini ada inisiatif untuk menyusun sejarah IAGI dengan mewawancara ex ketua IAGI dari semua perioda. Saya masih banyak nara sumber lainnya yang dapat diwawancara. Saya kira belum terlambat untuk menyusun sejarah IAGI, saya harapkan para anggota mailing list ini dapat menyumbangkan ingatan/memory peristiwa yang significant yang terjadi di IAGI, seperti Pak Yanto dsb Wassalam RPK - Original Message - From: To: ; Sent: Wednesday, September 29, 2010 10:53 PM Subject: RE: [iagi-net-l] 50 tahun IAGI: Tokoh Panitia 6 > Ini pentingnya merayakan 50 tahun IAGI. Sekali-kali sejarah perlu di > check ulang. > > Sekretariat IAGI boleh saya minta dokumen-dokumen itu di scan, supaya > bisa kami terbitkan dalam Berita IAGI. > Pak Koesoema, alamat sekretariat di Bandung awalnya di mana? Tahun > berapa pindah ke Jakarta? > >