Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik abachtiar
Kartiko, saya tdk menyatakan MICRO-MAGNETIC sdh dilakukan di Gn Padang. Yg saya 
tuliskan: "Magnetic Survey sudah dilakukan awal 2012".

ADB
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: kartiko samodro 
Date: Wed, 8 May 2013 11:03:35 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Pak Danny

Apakah hasil 3Dnya boleh dishare di millist ini ? atau masih confidential ?

Mas Andang yang menyampaikan bahwa sudah dilakukan micro magnetic juga
di gunung Padang, sedang yang belum dilakukan adalah micro gravity.

Salam

Kartiko

On 5/8/13, danny.hil...@gmail.com  wrote:
> Lintasan Geolistrik untuk Bukit G Padang sudah banyak. Sudah 3D.
> Kalau lintasan yg khusus dibuat dgn resolusi sangat tinggi (spacing 1m) di
> sekitar lokasi penggalian ada 5 lintasan. 3 lines Barat - Timur (termasuk yg
> dipampang di artikel Viva News) dan 2 line Utara - Selatan (crossline).
> Semua lines konsisten satu sama lain. Tidak hanya satu model sebetulnya, ada
> dua macam best-fit model (utk setiap lintasan) dgn tingkat akurasi yg sama
> tingginya (RMS ~5%). Tidak ada yg di Clip.  Tidak dilakukan survey micro
> magnetic.  Yg dilakukan survey GPR. Hasil GPR dan Geolistrik konsisten.
> Demikian Pak.
>
>
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
>
> -Original Message-
> From: kartiko samodro 
> Sender: 
> Date: Wed, 8 May 2013 07:59:30
> To: 
> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
> Pak Danny
>
> Tulisan di vivanews, untuk lintasan resistivity apakah memang hanya
> ada 1 lintasan ? mungkin kalau ada 3/4 lintasan inline crossline bisa
> lebih memberikan gambaran bentuk high resistivity yang dianggap
> sebagai struktur bawah permukaannya.
>
> Selain itu hasil resistivity di bagian bawah tepat di bawah daerah
> yang dianggap sebagai struktur banguan di bawah permukaan seperti di
> clip, apakah masih rahasia atau memang ada masalah teknis ?
>
> Bagaimana dengan overlay micro magnetic dengan resistivitynya apakah
> ada koherensi interpretasi dan saling mengkonfirmasi ?
>
> Salam
>
> Kartiko
>
> On 5/7/13, Danny Hilman Natawidjaja  wrote:
>> Salam IAGI,
>>
>> Bagi yang serius ingin mengerti salah satu topik perdebatan Gunung
>> Padang,
>> dan juga untuk rekan-rekan yang ingin melihat susunan batu kolom
>> 'ber-semen'
>> yang dihebohkan itu. Ini dia foto-foto dan uraiannya.
>>
>>
>>
>>
>>
>> P1090031_adj_sm.jpg
>>
>>
>>
>> Foto 1. Batu kolom (columnar joint) disusun horisontal berarah
>> barat-timur
>> yang tersingkap di dinding antara teras satu dan dua.  Menurut kami
>> dinding
>> batu-batu kolom disusun rapih bak 'batu bata' umurnya lebih tua dari
>> situs
>> Gunung Padang yang bergaya menhir-menhir yang didirikan diatasnya.
>> Dengan
>> kata lain yang membuat dua gaya menyusun batu ini dari dua generasi yang
>> berbeda.  Situs Gunung Padang bergaya menhir ( lebih muda) memang produk
>> budaya sederhana (hanya menyusun ulang dari yang sudah ada) - baik Tim
>> Petisi 34 (ARKENAS) ataupun Tim mandiri tidak ada perbedaan pendapat,
>> tapi
>> yang disusun rapih di bawahnya adalah hasil budaya tinggi.  Perhatikan
>> bahwa
>> ada 'material bukan tanah' diantara kolom-kolom batu tersebut.
>>
>>
>>
>> Lutfi_Kotakgali2005_AI.jpg
>>
>> Foto 2  Adalah Kotak Gali Balai Arkeologi tahun 2005 di Teras satu
>> memperlihatkan susunan batu kolom yang persis sama dengan yang terlihat
>> di
>> dinding (horisontal dan berarah barat-timur).  Dua-duanya memperlihatkan
>> ada
>> lapisan material yang membungkus atau yang berada diantara batu-batu
>> kolom
>> tersebut.  Balai Arkeologi/ARKENAS/Tim Petisi 34 menganggap susunan batu
>> kolom yang berada kurang dari satu meter di bawah permukaan ini sebagai
>> SUMBER BATUAN ALAMIAH (INSITU) yang ditambang untuk membuat situs
>> batu-batu
>> menhir di atasnya, dan menyebut material diantara batu kolom tersebut
>> sebagai 'Kerak Lempung'.  Tim Mandiri Terpadu berpendapat bahwa susunan
>> batu
>> kolom yang terlihat di dinding ataupun di bawah tanah ini TIDAK DALAM
>> POSISI
>> INSITU (NON-ALAMIAH) melainkan sudah disusun sangat rapih oleh manusia.
>> Alasan utamanya karena kami tahu lapisan batuan di bawah situs ini
>> HORISONTAL/sejajar permukaan, artinya batu-batu kolom ini SEJAJAR
>> LAPISAN.
>> Batu-batu kolom ini hanya bisa disebut masih dalam posisi alamiah
>> (insitu)
>> jika dan hanya jika merupakan INTRUSI VERTIKAL (baca tautan makalah yang
>> dikirim oleh Sdr Rozak).  Faktanya TIDAK ADA INTRUSI VERTIKAL di sini
>> (dari
>> data geolistrik dan georadar).  Tim Mandiri menyebut 'kerak lempung'nya
>> Balai Arkeologi tersebut sebagai 'semen purba'.  Selanjutnya, Perhatikan
>> bahwa di kotak gali terlihat bahwa antara susunan batu ber-semen dan
>> situs
>> menhir di atasnya dipisahkan oleh lapisan tanah.  Jadi GAP WAKTU-nya
>> terlihat jelas diwakili oleh lapisan tanah berbongkah batu tersebut.
>> Sedangkan pada dinding anta

[iagi-net] Fw: HL Dave Isles coming soon to six locations in Indonesia!

2013-05-07 Terurut Topik Franciscus B Sinartio


ahli aeromagnetics ke Indonesia.


- Forwarded Message -
From: Society of Exploration Geophysicists 
To: fbsinar...@yahoo.com 
Sent: Tuesday, May 7, 2013 9:30 PM
Subject: HL Dave Isles coming soon to six locations in Indonesia!
 


To view this email as a web page, go here.
  

  
Lecturing soon at six Indonesia locations...   
2013 SEG Honorary Lecturer Dave Isles 
  
Sponsored by Shell
  Aeromagnetics - A Driver for Discovery and Development
of Earth Resources
 Presented by Dave Isles  
Aeromagnetic surveys are very commonly under interpreted. The potential value, 
captured during acquisition, is all too often unrealized at the interpretation 
and "action" stages of a project. Honorary Lecturer Dave Isles' presentation 
will illustrate the fundamentals of robust aeromagnetic interpretation using 
telling case studies.
 
  
  Upcoming presentations 
Click on the host section below to request the location and time of the 
lecture.  
15 May - Univ of Padjadjaran SEG and AAPG Student Chapter, West Java

17 May - Hasanuddin University SEG Student Chapter, Makassar

20 May - Diponegoro University SEG Student Chapter, Semarang

22 May - Brawijaya University, Melang

24 May - Gadjah Mada University SEG Student Chapter, Yogyakarta

28 May - Bali 2013 East Asia: Geology, Exploration Technologies 
 
and Mines, Bali  View Dave Isles' entire tour schedule. 

  
For more information email or call us at +1-918-497-5561.
   
This email was sent to: fbsinar...@yahoo.com


This email was sent by: Society of Exploration Geophysicists
8801 S Yale Ave Ste 500 Tulsa, OK 74137 USA   

We respect your right to privacy - view our policy

Manage Subscriptions | Update Profile | One-Click Unsubscribe   

Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik yustinus yuwono
Danny yth,

Bagus lah dah ada yang melakukan. Saya percaya Andri banyak pengalaman lap,
dulu sering diskusi dengan saya mengenai volcanic terain dan petrografi
volkanik, banyak foto2 nya termasuk singkapan kekar2 kolom yang bagus2.

Untuk Andri tolong silakan pinjam ke Iman Sudisun dia saya kasih Laporan
dan peta2 geol teknik dari Jatigede yang dulu kita kerjakan dengan
Consultan Snowy Mountain dari Australia. Petanya luar biasa detail krn
untuk design bendungan besar, untuk referensi membuat peta detail yang baik
dan informatif dengan skala besar bagus sekali kalau dicontoh. Klo gk salah
petanya skala 5.000. Sekedar info, tugas akhir S1 saya dulu di Jatigede di
bawah bimbingan Prof Sampurno th70 an.
Salam buat Andri.
Salam,
YSY


2013/5/8 

> **
> Skr ini sudah ada 1 mahasiswa S1 geologi ITB yg sedang memetakan
> geologinya (5x5 km2) dibawah bimbingan Rekan Andri Subandrio dan saya.
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
> --
> *From: * yustinus yuwono 
> *Sender: * 
> *Date: *Wed, 8 May 2013 11:17:47 +0700
> *To: *iagi-net
> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
> *Subject: *Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
>
> RDP yang baik,
>
> Ya,kita2 ini baru ngomong doang, saya sendiri sebetulnya uingiiin.. sekali
> ke lap G Padang yang sedang jadi primadona sorotan banyak kalangan ini. Krn
> kendala menjaga kesehatan fisik aja sehingga belum kesampaian. Saya
> berpikir klo masih aktif mo ngirim mhs ke sana utk tugas akhir surface
> mapping detail sehingga ada data geologi permukaan yang up to date sehingga
> ada pijakan yang lebih baik untuk interpretasi subsurface nya, mungkin juga
> dapat membantu siapa saja yang concern. Wah banyak maunya tapi ya itu tadi
> kendala fisik. Sementara ya hanya  bisa ngomong doang berdasar pengalaman
> dan profesional opinion yang saya miliki.
> Salam,
> YSY
>
>
> 2013/5/8 
>
>> Lintasan Geolistrik untuk Bukit G Padang sudah banyak. Sudah 3D.
>> Kalau lintasan yg khusus dibuat dgn resolusi sangat tinggi (spacing 1m)
>> di sekitar lokasi penggalian ada 5 lintasan. 3 lines Barat - Timur
>> (termasuk yg dipampang di artikel Viva News) dan 2 line Utara - Selatan
>> (crossline).  Semua lines konsisten satu sama lain. Tidak hanya satu model
>> sebetulnya, ada dua macam best-fit model (utk setiap lintasan) dgn tingkat
>> akurasi yg sama tingginya (RMS ~5%). Tidak ada yg di Clip.  Tidak dilakukan
>> survey micro magnetic.  Yg dilakukan survey GPR. Hasil GPR dan Geolistrik
>> konsisten.
>> Demikian Pak.
>>
>>
>> Danny Hilman Natawidjaja
>> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
>> Geoteknologi - LIPI
>>
>> -Original Message-
>> From: kartiko samodro 
>> Sender: 
>> Date: Wed, 8 May 2013 07:59:30
>> To: 
>> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
>> Pak Danny
>>
>> Tulisan di vivanews, untuk lintasan resistivity apakah memang hanya
>> ada 1 lintasan ? mungkin kalau ada 3/4 lintasan inline crossline bisa
>> lebih memberikan gambaran bentuk high resistivity yang dianggap
>> sebagai struktur bawah permukaannya.
>>
>> Selain itu hasil resistivity di bagian bawah tepat di bawah daerah
>> yang dianggap sebagai struktur banguan di bawah permukaan seperti di
>> clip, apakah masih rahasia atau memang ada masalah teknis ?
>>
>> Bagaimana dengan overlay micro magnetic dengan resistivitynya apakah
>> ada koherensi interpretasi dan saling mengkonfirmasi ?
>>
>> Salam
>>
>> Kartiko
>>
>> On 5/7/13, Danny Hilman Natawidjaja  wrote:
>> > Salam IAGI,
>> >
>> > Bagi yang serius ingin mengerti salah satu topik perdebatan Gunung
>> Padang,
>> > dan juga untuk rekan-rekan yang ingin melihat susunan batu kolom
>> > 'ber-semen'
>> > yang dihebohkan itu. Ini dia foto-foto dan uraiannya.
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>> > P1090031_adj_sm.jpg
>> >
>> >
>> >
>> > Foto 1. Batu kolom (columnar joint) disusun horisontal berarah
>> barat-timur
>> > yang tersingkap di dinding antara teras satu dan dua.  Menurut kami
>> dinding
>> > batu-batu kolom disusun rapih bak 'batu bata' umurnya lebih tua dari
>> situs
>> > Gunung Padang yang bergaya menhir-menhir yang didirikan diatasnya.
>>  Dengan
>> > kata lain yang membuat dua gaya menyusun batu ini dari dua generasi yang
>> > berbeda.  Situs Gunung Padang bergaya menhir ( lebih muda) memang produk
>> > budaya sederhana (hanya menyusun ulang dari yang sudah ada) - baik Tim
>> > Petisi 34 (ARKENAS) ataupun Tim mandiri tidak ada perbedaan pendapat,
>> tapi
>> > yang disusun rapih di bawahnya adalah hasil budaya tinggi.  Perhatikan
>> > bahwa
>> > ada 'material bukan tanah' diantara kolom-kolom batu tersebut.
>> >
>> >
>> >
>> > Lutfi_Kotakgali2005_AI.jpg
>> >
>> > Foto 2  Adalah Kotak Gali Balai Arkeologi tahun 2005 di Teras satu
>> > memperlihatkan susunan batu kolom yang persis sama dengan yang terlihat
>> di
>> > dinding (horisontal dan berarah barat-timur).  Dua-duanya memperlihatkan
>> > ada
>> > lapisan material 

Re: [iagi-net] age of homo sapines....Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik bandono . s
Yat, soal kesehatan kalao kepala tidak kena musibah, dipukul, jatuh (hehe masak 
kapalanya jatuh) atau kebentur sangat keras, dan baik2 jaga makan rasanya yaa 
dengan makanan sederhana saja cukuplah.
Hehehe kakek2 kita dulu umurnya cukup panjang bahkan lebih dari 80 karena makan 
nya tidak neko neko. 
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: yustinus yuwono 
Sender: 
Date: Wed, 8 May 2013 11:23:58 
To: iagi-net
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG
 PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Kang Yanto,

Mungkin umur kita gk beda jauh ya, saya lahir 9-2-1947, jadi jalan umur 67
lah, klo misalkan anda lebih tua tapi lebih dikaruniai kesehatan yang lebih
baik dari saya, mungkin karena gizi nya lebih baik wong dulunya di
Pertamina he...he...
Salam,
Oemar Bakrie


2013/5/8 

> Setua saya ya tua abah pak.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * "Yanto R. Sumantri" 
> *Sender: * 
> *Date: *Tue, 7 May 2013 19:06:54 -0700 (PDT)
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
> *Subject: *Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS
> GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
>
> mAS yATNO
>
> tUA MANA SIH NDA SAMA SAYA HEHEHE
>
> SI aBAH
>
>   --
>  *From:* yustinus yuwono 
> *To:* iagi-net 
> *Sent:* Tuesday, May 7, 2013 8:44 PM
> *Subject:* Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS
> GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
>
> Ha...ha.. kirain masih sendirian aja Danny.
> Sebetulnya pengin juga hadir di presentasi, tapi ya maklum dah mulai turun
> kondisi fisik nya. Nanti aja kalo pas di Bandung dan lagi enak badan pasti
> saya usahakan hadir. Bahkan sebetulnya pengin liat dengan mata kepala
> sendiri kaya apa sih G Padang itu? Kemarin waktu ngasih kursus Applied
> Petrology di Horison Bandung kan ikut nganter field trip ke G Papandayan
> yang sekarang lagi ngadat, wah pulang2 masuk angin, diatas kedinginan dan
> hujan lagi.
> Salam,
> Yatno
>
>
>
> 2013/5/7 Danny Hilman Natawidjaja 
>
> Iya nih Pak.  Kapan dong bisa berpartisipasi kalau kami presentasi,  Hari
> Sabtu kemarin kami kan presentasi juga di acara FGMI.  Pak Yatno absen
> juga.  Status saya tidak sendirian pak, sudah menikah dan punya anak.
> Alhamdulillah.
> ** **
> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
> *yustinus
> yuwono
> *Sent:* 07 Mei 2013 1:56
> *To:* iagi-net
>
> *Subject:* Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS
> GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
> ** **
> Ha...haa...
> Makin banyak yang turun gunung yabagus lah BS (Benyamin Sapiie yang
> juga skeptis seperti saya. Kalo gk salah th yl pernah diundang AR ke Setneg
> ya, saya gk bs datang waktu itu). Saya harap ada rekan2 lain dari geofisik
> yang ikut nimbrung, kayanya kok DH sendirian ya?
> YSY
> ** **
> On Sun, May 5, 2013 at 7:12 PM,  wrote:
> Bung Mino kayanya kurang nyimak inti permasalahannya deh. Bukan ttg ilmiah
> Orang bertanya atau kritik atau mledek ya perlu disambut supaya tdk
> kecewa. Yang sy defence bukan saya tapi kebenaran. Sy sih biasa2 aja kok.
>
> Kamana wae euy?
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
> --
> *From: *Ben Sapiie  
> *Sender: * 
> *Date: *Sun, 5 May 2013 17:49:18 +0700
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
> *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id 
> *Subject: *Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS
> GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
> ** **
> Wah kelihatannya dua kubu sudah menggali Kampak perang nih utk urusan
> penelitian Gunung Padang.  Menyimak diskusinya sudah sangat menarik
> walaupun akhirnya tetap tidak memberikan kesimpulan maupun keyakinan yg
> pasti paling tidak buat saya. Karena sejauh ini argumennya belum berimbang
> baik metoda maupun sample yang dianalisa. Agak sulit kalau perdebatan
> ilmiah tetapi membanding interpretasinya bukan datanya dulu. Harapan saya
> utk berargumentasi ilmiah harus Ada duplikasi analisa atau bahkan
> memberikan alternatif metoda yang dapat dijadikan acuan secara kuantitatif.
> 
> ** **
> Misalnya sample semen, kekar kolom dan juga dating method. Sudah banyak
> contoh dalam paper ilmiah yang memberikan perbedaan dalam hasil analisa utk
> sample yang sama. Belum lagi masalah kontaminasi dalam pengambilan dll. Hal
> yang menarik jika benar adalah homo sapien yang 23,000  sdh sangat maju.
> Terus terang saya skeptic ... Tetapi cukup menarik utk diikuti..
> ** **
> DH tidak perlu terlalu defensif saya kira ini Hal biasa dalam science
> seperti yang diperlihatkan dalam sejarah. Pak Sujatmiko dengan group juga
> harus demikian paling tidak bisa hrs berargumentasi secara seimbang dengan
> hasil team independen. Sebagai contoh, sampai saat ini juga masih Ada yang
> mengatut teori expanding earth misalnya atau anti dengan plate

Re: [iagi-net] age of homo sapines....Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik yustinus yuwono
Kang Yanto,

Mungkin umur kita gk beda jauh ya, saya lahir 9-2-1947, jadi jalan umur 67
lah, klo misalkan anda lebih tua tapi lebih dikaruniai kesehatan yang lebih
baik dari saya, mungkin karena gizi nya lebih baik wong dulunya di
Pertamina he...he...
Salam,
Oemar Bakrie


2013/5/8 

> Setua saya ya tua abah pak.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * "Yanto R. Sumantri" 
> *Sender: * 
> *Date: *Tue, 7 May 2013 19:06:54 -0700 (PDT)
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
> *Subject: *Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS
> GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
>
> mAS yATNO
>
> tUA MANA SIH NDA SAMA SAYA HEHEHE
>
> SI aBAH
>
>   --
>  *From:* yustinus yuwono 
> *To:* iagi-net 
> *Sent:* Tuesday, May 7, 2013 8:44 PM
> *Subject:* Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS
> GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
>
> Ha...ha.. kirain masih sendirian aja Danny.
> Sebetulnya pengin juga hadir di presentasi, tapi ya maklum dah mulai turun
> kondisi fisik nya. Nanti aja kalo pas di Bandung dan lagi enak badan pasti
> saya usahakan hadir. Bahkan sebetulnya pengin liat dengan mata kepala
> sendiri kaya apa sih G Padang itu? Kemarin waktu ngasih kursus Applied
> Petrology di Horison Bandung kan ikut nganter field trip ke G Papandayan
> yang sekarang lagi ngadat, wah pulang2 masuk angin, diatas kedinginan dan
> hujan lagi.
> Salam,
> Yatno
>
>
>
> 2013/5/7 Danny Hilman Natawidjaja 
>
> Iya nih Pak.  Kapan dong bisa berpartisipasi kalau kami presentasi,  Hari
> Sabtu kemarin kami kan presentasi juga di acara FGMI.  Pak Yatno absen
> juga.  Status saya tidak sendirian pak, sudah menikah dan punya anak.
> Alhamdulillah.
> ** **
> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
> *yustinus
> yuwono
> *Sent:* 07 Mei 2013 1:56
> *To:* iagi-net
>
> *Subject:* Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS
> GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
> ** **
> Ha...haa...
> Makin banyak yang turun gunung yabagus lah BS (Benyamin Sapiie yang
> juga skeptis seperti saya. Kalo gk salah th yl pernah diundang AR ke Setneg
> ya, saya gk bs datang waktu itu). Saya harap ada rekan2 lain dari geofisik
> yang ikut nimbrung, kayanya kok DH sendirian ya?
> YSY
> ** **
> On Sun, May 5, 2013 at 7:12 PM,  wrote:
> Bung Mino kayanya kurang nyimak inti permasalahannya deh. Bukan ttg ilmiah
> Orang bertanya atau kritik atau mledek ya perlu disambut supaya tdk
> kecewa. Yang sy defence bukan saya tapi kebenaran. Sy sih biasa2 aja kok.
>
> Kamana wae euy?
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
> --
> *From: *Ben Sapiie  
> *Sender: * 
> *Date: *Sun, 5 May 2013 17:49:18 +0700
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
> *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id 
> *Subject: *Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS
> GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
> ** **
> Wah kelihatannya dua kubu sudah menggali Kampak perang nih utk urusan
> penelitian Gunung Padang.  Menyimak diskusinya sudah sangat menarik
> walaupun akhirnya tetap tidak memberikan kesimpulan maupun keyakinan yg
> pasti paling tidak buat saya. Karena sejauh ini argumennya belum berimbang
> baik metoda maupun sample yang dianalisa. Agak sulit kalau perdebatan
> ilmiah tetapi membanding interpretasinya bukan datanya dulu. Harapan saya
> utk berargumentasi ilmiah harus Ada duplikasi analisa atau bahkan
> memberikan alternatif metoda yang dapat dijadikan acuan secara kuantitatif.
> 
> ** **
> Misalnya sample semen, kekar kolom dan juga dating method. Sudah banyak
> contoh dalam paper ilmiah yang memberikan perbedaan dalam hasil analisa utk
> sample yang sama. Belum lagi masalah kontaminasi dalam pengambilan dll. Hal
> yang menarik jika benar adalah homo sapien yang 23,000  sdh sangat maju.
> Terus terang saya skeptic ... Tetapi cukup menarik utk diikuti..
> ** **
> DH tidak perlu terlalu defensif saya kira ini Hal biasa dalam science
> seperti yang diperlihatkan dalam sejarah. Pak Sujatmiko dengan group juga
> harus demikian paling tidak bisa hrs berargumentasi secara seimbang dengan
> hasil team independen. Sebagai contoh, sampai saat ini juga masih Ada yang
> mengatut teori expanding earth misalnya atau anti dengan plate tectonic.
>  Sejarah memperlihatkan bahwa perjalanan utk pembuktian sebuah teori atau
> hipotesa bisa sangat panjang  Atau tidak berakhir..
> ** **
> Sayangnya bukti yang dapat menyakinkan kebenaran ini utk Gn. Padang
> sekarang kelihatannya akan tertunda..
> ** **
> Salam,
> ** **
> Ben Sapiie
> ** **
> ** **
> ** **
> ** **
> ** **
> ** **
> ** **
> ** **
>
> Send from my iPad 
>
> On May 5, 2013, at 4:54 PM, Franciscus B Sinartio 
> wrote:
>
> http://en.wikipedia.org/wiki/Human
> ** **
> sekedar memperlancar diskusi,  ini saya kasih link ke wi

Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik yustinus yuwono
RDP yang baik,

Ya,kita2 ini baru ngomong doang, saya sendiri sebetulnya uingiiin.. sekali
ke lap G Padang yang sedang jadi primadona sorotan banyak kalangan ini. Krn
kendala menjaga kesehatan fisik aja sehingga belum kesampaian. Saya
berpikir klo masih aktif mo ngirim mhs ke sana utk tugas akhir surface
mapping detail sehingga ada data geologi permukaan yang up to date sehingga
ada pijakan yang lebih baik untuk interpretasi subsurface nya, mungkin juga
dapat membantu siapa saja yang concern. Wah banyak maunya tapi ya itu tadi
kendala fisik. Sementara ya hanya  bisa ngomong doang berdasar pengalaman
dan profesional opinion yang saya miliki.
Salam,
YSY


2013/5/8 

> Lintasan Geolistrik untuk Bukit G Padang sudah banyak. Sudah 3D.
> Kalau lintasan yg khusus dibuat dgn resolusi sangat tinggi (spacing 1m) di
> sekitar lokasi penggalian ada 5 lintasan. 3 lines Barat - Timur (termasuk
> yg dipampang di artikel Viva News) dan 2 line Utara - Selatan (crossline).
>  Semua lines konsisten satu sama lain. Tidak hanya satu model sebetulnya,
> ada dua macam best-fit model (utk setiap lintasan) dgn tingkat akurasi yg
> sama tingginya (RMS ~5%). Tidak ada yg di Clip.  Tidak dilakukan survey
> micro magnetic.  Yg dilakukan survey GPR. Hasil GPR dan Geolistrik
> konsisten.
> Demikian Pak.
>
>
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
>
> -Original Message-
> From: kartiko samodro 
> Sender: 
> Date: Wed, 8 May 2013 07:59:30
> To: 
> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
> Pak Danny
>
> Tulisan di vivanews, untuk lintasan resistivity apakah memang hanya
> ada 1 lintasan ? mungkin kalau ada 3/4 lintasan inline crossline bisa
> lebih memberikan gambaran bentuk high resistivity yang dianggap
> sebagai struktur bawah permukaannya.
>
> Selain itu hasil resistivity di bagian bawah tepat di bawah daerah
> yang dianggap sebagai struktur banguan di bawah permukaan seperti di
> clip, apakah masih rahasia atau memang ada masalah teknis ?
>
> Bagaimana dengan overlay micro magnetic dengan resistivitynya apakah
> ada koherensi interpretasi dan saling mengkonfirmasi ?
>
> Salam
>
> Kartiko
>
> On 5/7/13, Danny Hilman Natawidjaja  wrote:
> > Salam IAGI,
> >
> > Bagi yang serius ingin mengerti salah satu topik perdebatan Gunung
> Padang,
> > dan juga untuk rekan-rekan yang ingin melihat susunan batu kolom
> > 'ber-semen'
> > yang dihebohkan itu. Ini dia foto-foto dan uraiannya.
> >
> >
> >
> >
> >
> > P1090031_adj_sm.jpg
> >
> >
> >
> > Foto 1. Batu kolom (columnar joint) disusun horisontal berarah
> barat-timur
> > yang tersingkap di dinding antara teras satu dan dua.  Menurut kami
> dinding
> > batu-batu kolom disusun rapih bak 'batu bata' umurnya lebih tua dari
> situs
> > Gunung Padang yang bergaya menhir-menhir yang didirikan diatasnya.
>  Dengan
> > kata lain yang membuat dua gaya menyusun batu ini dari dua generasi yang
> > berbeda.  Situs Gunung Padang bergaya menhir ( lebih muda) memang produk
> > budaya sederhana (hanya menyusun ulang dari yang sudah ada) - baik Tim
> > Petisi 34 (ARKENAS) ataupun Tim mandiri tidak ada perbedaan pendapat,
> tapi
> > yang disusun rapih di bawahnya adalah hasil budaya tinggi.  Perhatikan
> > bahwa
> > ada 'material bukan tanah' diantara kolom-kolom batu tersebut.
> >
> >
> >
> > Lutfi_Kotakgali2005_AI.jpg
> >
> > Foto 2  Adalah Kotak Gali Balai Arkeologi tahun 2005 di Teras satu
> > memperlihatkan susunan batu kolom yang persis sama dengan yang terlihat
> di
> > dinding (horisontal dan berarah barat-timur).  Dua-duanya memperlihatkan
> > ada
> > lapisan material yang membungkus atau yang berada diantara batu-batu
> kolom
> > tersebut.  Balai Arkeologi/ARKENAS/Tim Petisi 34 menganggap susunan batu
> > kolom yang berada kurang dari satu meter di bawah permukaan ini sebagai
> > SUMBER BATUAN ALAMIAH (INSITU) yang ditambang untuk membuat situs
> batu-batu
> > menhir di atasnya, dan menyebut material diantara batu kolom tersebut
> > sebagai 'Kerak Lempung'.  Tim Mandiri Terpadu berpendapat bahwa susunan
> > batu
> > kolom yang terlihat di dinding ataupun di bawah tanah ini TIDAK DALAM
> > POSISI
> > INSITU (NON-ALAMIAH) melainkan sudah disusun sangat rapih oleh manusia.
> > Alasan utamanya karena kami tahu lapisan batuan di bawah situs ini
> > HORISONTAL/sejajar permukaan, artinya batu-batu kolom ini SEJAJAR
> LAPISAN.
> > Batu-batu kolom ini hanya bisa disebut masih dalam posisi alamiah
> (insitu)
> > jika dan hanya jika merupakan INTRUSI VERTIKAL (baca tautan makalah yang
> > dikirim oleh Sdr Rozak).  Faktanya TIDAK ADA INTRUSI VERTIKAL di sini
> > (dari
> > data geolistrik dan georadar).  Tim Mandiri menyebut 'kerak lempung'nya
> > Balai Arkeologi tersebut sebagai 'semen purba'.  Selanjutnya, Perhatikan
> > bahwa di kotak gali terlihat bahwa antara susunan batu ber-semen dan
> situs
> > menhir di atasnya dipisahkan oleh lapisan tanah.  Jadi GAP WAKTU-nya
> > terlihat jelas diwakili 

Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik danny . hilman
Utk data lebih lengkap tidak di Milist Public ini pak. Kalau di ruang seminar 
sih sudah sering di-share.  Secara bertahap akan dipublish ke publik pak.  
Karena analisisnya juga masih terus, bertahap juga.  Survey magnetic hanya 
dilakukan di atas situs tidak di luar pagar di lereng timur ini.

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: kartiko samodro 
Sender: 
Date: Wed, 8 May 2013 11:03:35 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Pak Danny

Apakah hasil 3Dnya boleh dishare di millist ini ? atau masih confidential ?

Mas Andang yang menyampaikan bahwa sudah dilakukan micro magnetic juga
di gunung Padang, sedang yang belum dilakukan adalah micro gravity.

Salam

Kartiko

On 5/8/13, danny.hil...@gmail.com  wrote:
> Lintasan Geolistrik untuk Bukit G Padang sudah banyak. Sudah 3D.
> Kalau lintasan yg khusus dibuat dgn resolusi sangat tinggi (spacing 1m) di
> sekitar lokasi penggalian ada 5 lintasan. 3 lines Barat - Timur (termasuk yg
> dipampang di artikel Viva News) dan 2 line Utara - Selatan (crossline).
> Semua lines konsisten satu sama lain. Tidak hanya satu model sebetulnya, ada
> dua macam best-fit model (utk setiap lintasan) dgn tingkat akurasi yg sama
> tingginya (RMS ~5%). Tidak ada yg di Clip.  Tidak dilakukan survey micro
> magnetic.  Yg dilakukan survey GPR. Hasil GPR dan Geolistrik konsisten.
> Demikian Pak.
>
>
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
>
> -Original Message-
> From: kartiko samodro 
> Sender: 
> Date: Wed, 8 May 2013 07:59:30
> To: 
> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
> Pak Danny
>
> Tulisan di vivanews, untuk lintasan resistivity apakah memang hanya
> ada 1 lintasan ? mungkin kalau ada 3/4 lintasan inline crossline bisa
> lebih memberikan gambaran bentuk high resistivity yang dianggap
> sebagai struktur bawah permukaannya.
>
> Selain itu hasil resistivity di bagian bawah tepat di bawah daerah
> yang dianggap sebagai struktur banguan di bawah permukaan seperti di
> clip, apakah masih rahasia atau memang ada masalah teknis ?
>
> Bagaimana dengan overlay micro magnetic dengan resistivitynya apakah
> ada koherensi interpretasi dan saling mengkonfirmasi ?
>
> Salam
>
> Kartiko
>
> On 5/7/13, Danny Hilman Natawidjaja  wrote:
>> Salam IAGI,
>>
>> Bagi yang serius ingin mengerti salah satu topik perdebatan Gunung
>> Padang,
>> dan juga untuk rekan-rekan yang ingin melihat susunan batu kolom
>> 'ber-semen'
>> yang dihebohkan itu. Ini dia foto-foto dan uraiannya.
>>
>>
>>
>>
>>
>> P1090031_adj_sm.jpg
>>
>>
>>
>> Foto 1. Batu kolom (columnar joint) disusun horisontal berarah
>> barat-timur
>> yang tersingkap di dinding antara teras satu dan dua.  Menurut kami
>> dinding
>> batu-batu kolom disusun rapih bak 'batu bata' umurnya lebih tua dari
>> situs
>> Gunung Padang yang bergaya menhir-menhir yang didirikan diatasnya.
>> Dengan
>> kata lain yang membuat dua gaya menyusun batu ini dari dua generasi yang
>> berbeda.  Situs Gunung Padang bergaya menhir ( lebih muda) memang produk
>> budaya sederhana (hanya menyusun ulang dari yang sudah ada) - baik Tim
>> Petisi 34 (ARKENAS) ataupun Tim mandiri tidak ada perbedaan pendapat,
>> tapi
>> yang disusun rapih di bawahnya adalah hasil budaya tinggi.  Perhatikan
>> bahwa
>> ada 'material bukan tanah' diantara kolom-kolom batu tersebut.
>>
>>
>>
>> Lutfi_Kotakgali2005_AI.jpg
>>
>> Foto 2  Adalah Kotak Gali Balai Arkeologi tahun 2005 di Teras satu
>> memperlihatkan susunan batu kolom yang persis sama dengan yang terlihat
>> di
>> dinding (horisontal dan berarah barat-timur).  Dua-duanya memperlihatkan
>> ada
>> lapisan material yang membungkus atau yang berada diantara batu-batu
>> kolom
>> tersebut.  Balai Arkeologi/ARKENAS/Tim Petisi 34 menganggap susunan batu
>> kolom yang berada kurang dari satu meter di bawah permukaan ini sebagai
>> SUMBER BATUAN ALAMIAH (INSITU) yang ditambang untuk membuat situs
>> batu-batu
>> menhir di atasnya, dan menyebut material diantara batu kolom tersebut
>> sebagai 'Kerak Lempung'.  Tim Mandiri Terpadu berpendapat bahwa susunan
>> batu
>> kolom yang terlihat di dinding ataupun di bawah tanah ini TIDAK DALAM
>> POSISI
>> INSITU (NON-ALAMIAH) melainkan sudah disusun sangat rapih oleh manusia.
>> Alasan utamanya karena kami tahu lapisan batuan di bawah situs ini
>> HORISONTAL/sejajar permukaan, artinya batu-batu kolom ini SEJAJAR
>> LAPISAN.
>> Batu-batu kolom ini hanya bisa disebut masih dalam posisi alamiah
>> (insitu)
>> jika dan hanya jika merupakan INTRUSI VERTIKAL (baca tautan makalah yang
>> dikirim oleh Sdr Rozak).  Faktanya TIDAK ADA INTRUSI VERTIKAL di sini
>> (dari
>> data geolistrik dan georadar).  Tim Mandiri menyebut 'kerak lempung'nya
>> Balai Arkeologi tersebut sebagai 'semen purba'.  Selanjutnya, Perhatikan
>> bahwa di kotak gali terlihat bahwa 

Re: [iagi-net] age of homo sapines....Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik bandono . s
Setua saya ya tua abah pak.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Yanto R. Sumantri" 
Sender: 
Date: Tue, 7 May 2013 19:06:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG  
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
mAS yATNO

tUA MANA SIH NDA SAMA SAYA HEHEHE

SI aBAH



 From: yustinus yuwono 
To: iagi-net  
Sent: Tuesday, May 7, 2013 8:44 PM
Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG 
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
 


Ha...ha.. kirain masih sendirian aja Danny.
Sebetulnya pengin juga hadir di presentasi, tapi ya maklum dah mulai turun 
kondisi fisik nya. Nanti aja kalo pas di Bandung dan lagi enak badan pasti saya 
usahakan hadir. Bahkan sebetulnya pengin liat dengan mata kepala sendiri kaya 
apa sih G Padang itu? Kemarin waktu ngasih kursus Applied Petrology di Horison 
Bandung kan ikut nganter field trip ke G Papandayan yang sekarang lagi ngadat, 
wah pulang2 masuk angin, diatas kedinginan dan hujan lagi.
Salam,
Yatno




2013/5/7 Danny Hilman Natawidjaja 

Iya nih Pak.  Kapan dong bisa berpartisipasi kalau kami presentasi,  Hari Sabtu 
kemarin kami kan presentasi juga di acara FGMI.  Pak Yatno absen juga.  Status 
saya tidak sendirian pak, sudah menikah dan punya anak.  Alhamdulillah.
> 
>From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus 
>yuwono
>Sent: 07 Mei 2013 1:56
>To: iagi-net
>
>Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG 
>PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
> 
>Ha...haa...
>Makin banyak yang turun gunung yabagus lah BS (Benyamin Sapiie yang juga 
>skeptis seperti saya. Kalo gk salah th yl pernah diundang AR ke Setneg ya, 
>saya gk bs datang waktu itu). Saya harap ada rekan2 lain dari geofisik yang 
>ikut nimbrung, kayanya kok DH sendirian ya?
>YSY
> 
>On Sun, May 5, 2013 at 7:12 PM,  wrote:
>Bung Mino kayanya kurang nyimak inti permasalahannya deh. Bukan ttg ilmiah
>Orang bertanya atau kritik atau mledek ya perlu disambut supaya tdk kecewa. 
>Yang sy defence bukan saya tapi kebenaran. Sy sih biasa2 aja kok.
>
>Kamana wae euy?
>Danny Hilman Natawidjaja
>LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
>Geoteknologi - LIPI
>
>
>
>From: Ben Sapiie  
>Sender:  
>Date: Sun, 5 May 2013 17:49:18 +0700
>To: iagi-net@iagi.or.id
>ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
>Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG 
>PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
> 
>Wah kelihatannya dua kubu sudah menggali Kampak perang nih utk urusan 
>penelitian Gunung Padang.  Menyimak diskusinya sudah sangat menarik walaupun 
>akhirnya tetap tidak memberikan kesimpulan maupun keyakinan yg pasti paling 
>tidak buat saya. Karena sejauh ini argumennya belum berimbang baik metoda 
>maupun sample yang dianalisa. Agak sulit kalau perdebatan ilmiah tetapi 
>membanding interpretasinya bukan datanya dulu. Harapan saya utk berargumentasi 
>ilmiah harus Ada duplikasi analisa atau bahkan memberikan alternatif metoda 
>yang dapat dijadikan acuan secara kuantitatif. 
> 
>Misalnya sample semen, kekar kolom dan juga dating method. Sudah banyak contoh 
>dalam paper ilmiah yang memberikan perbedaan dalam hasil analisa utk sample 
>yang sama. Belum lagi masalah kontaminasi dalam pengambilan dll. Hal yang 
>menarik jika benar adalah homo sapien yang 23,000  sdh sangat maju. Terus 
>terang saya skeptic ... Tetapi cukup menarik utk diikuti..
> 
>DH tidak perlu terlalu defensif saya kira ini Hal biasa dalam science seperti 
>yang diperlihatkan dalam sejarah. Pak Sujatmiko dengan group juga harus 
>demikian paling tidak bisa hrs berargumentasi secara seimbang dengan hasil 
>team independen. Sebagai contoh, sampai saat ini juga masih Ada yang mengatut 
>teori expanding earth misalnya atau anti dengan plate tectonic.  Sejarah 
>memperlihatkan bahwa perjalanan utk pembuktian sebuah teori atau hipotesa bisa 
>sangat panjang  Atau tidak berakhir..
> 
>Sayangnya bukti yang dapat menyakinkan kebenaran ini utk Gn. Padang sekarang 
>kelihatannya akan tertunda..
> 
>Salam,
> 
>Ben Sapiie
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>
>Send from my iPad 
>
>On May 5, 2013, at 4:54 PM, Franciscus B Sinartio  wrote:
>http://en.wikipedia.org/wiki/Human
>> 
>>sekedar memperlancar diskusi,  ini saya kasih link ke wikipedia ttg umur  
>>hamo sapiens.
>> 
>>saya cut dan paste sedikit juga
>> 
>>Humans (Homo sapiens) are primates of the family Hominidae, and the only 
>>extant species of the genus Homo.[2][3] Humans are characterized by having a 
>>large brain relative to body size, with a particularly well developed 
>>neocortex, prefrontal cortex and temporal lobes, making them capable of 
>>abstract reasoning, language, introspection, problem solving and culture 
>>through social learning. This mental capability, combined with an adaptation 
>>to bipedal locomotion that frees the hands for manipulating objects, has 
>>allo

Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik kartiko samodro
Pak Danny

Apakah hasil 3Dnya boleh dishare di millist ini ? atau masih confidential ?

Mas Andang yang menyampaikan bahwa sudah dilakukan micro magnetic juga
di gunung Padang, sedang yang belum dilakukan adalah micro gravity.

Salam

Kartiko

On 5/8/13, danny.hil...@gmail.com  wrote:
> Lintasan Geolistrik untuk Bukit G Padang sudah banyak. Sudah 3D.
> Kalau lintasan yg khusus dibuat dgn resolusi sangat tinggi (spacing 1m) di
> sekitar lokasi penggalian ada 5 lintasan. 3 lines Barat - Timur (termasuk yg
> dipampang di artikel Viva News) dan 2 line Utara - Selatan (crossline).
> Semua lines konsisten satu sama lain. Tidak hanya satu model sebetulnya, ada
> dua macam best-fit model (utk setiap lintasan) dgn tingkat akurasi yg sama
> tingginya (RMS ~5%). Tidak ada yg di Clip.  Tidak dilakukan survey micro
> magnetic.  Yg dilakukan survey GPR. Hasil GPR dan Geolistrik konsisten.
> Demikian Pak.
>
>
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
>
> -Original Message-
> From: kartiko samodro 
> Sender: 
> Date: Wed, 8 May 2013 07:59:30
> To: 
> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
> Pak Danny
>
> Tulisan di vivanews, untuk lintasan resistivity apakah memang hanya
> ada 1 lintasan ? mungkin kalau ada 3/4 lintasan inline crossline bisa
> lebih memberikan gambaran bentuk high resistivity yang dianggap
> sebagai struktur bawah permukaannya.
>
> Selain itu hasil resistivity di bagian bawah tepat di bawah daerah
> yang dianggap sebagai struktur banguan di bawah permukaan seperti di
> clip, apakah masih rahasia atau memang ada masalah teknis ?
>
> Bagaimana dengan overlay micro magnetic dengan resistivitynya apakah
> ada koherensi interpretasi dan saling mengkonfirmasi ?
>
> Salam
>
> Kartiko
>
> On 5/7/13, Danny Hilman Natawidjaja  wrote:
>> Salam IAGI,
>>
>> Bagi yang serius ingin mengerti salah satu topik perdebatan Gunung
>> Padang,
>> dan juga untuk rekan-rekan yang ingin melihat susunan batu kolom
>> 'ber-semen'
>> yang dihebohkan itu. Ini dia foto-foto dan uraiannya.
>>
>>
>>
>>
>>
>> P1090031_adj_sm.jpg
>>
>>
>>
>> Foto 1. Batu kolom (columnar joint) disusun horisontal berarah
>> barat-timur
>> yang tersingkap di dinding antara teras satu dan dua.  Menurut kami
>> dinding
>> batu-batu kolom disusun rapih bak 'batu bata' umurnya lebih tua dari
>> situs
>> Gunung Padang yang bergaya menhir-menhir yang didirikan diatasnya.
>> Dengan
>> kata lain yang membuat dua gaya menyusun batu ini dari dua generasi yang
>> berbeda.  Situs Gunung Padang bergaya menhir ( lebih muda) memang produk
>> budaya sederhana (hanya menyusun ulang dari yang sudah ada) - baik Tim
>> Petisi 34 (ARKENAS) ataupun Tim mandiri tidak ada perbedaan pendapat,
>> tapi
>> yang disusun rapih di bawahnya adalah hasil budaya tinggi.  Perhatikan
>> bahwa
>> ada 'material bukan tanah' diantara kolom-kolom batu tersebut.
>>
>>
>>
>> Lutfi_Kotakgali2005_AI.jpg
>>
>> Foto 2  Adalah Kotak Gali Balai Arkeologi tahun 2005 di Teras satu
>> memperlihatkan susunan batu kolom yang persis sama dengan yang terlihat
>> di
>> dinding (horisontal dan berarah barat-timur).  Dua-duanya memperlihatkan
>> ada
>> lapisan material yang membungkus atau yang berada diantara batu-batu
>> kolom
>> tersebut.  Balai Arkeologi/ARKENAS/Tim Petisi 34 menganggap susunan batu
>> kolom yang berada kurang dari satu meter di bawah permukaan ini sebagai
>> SUMBER BATUAN ALAMIAH (INSITU) yang ditambang untuk membuat situs
>> batu-batu
>> menhir di atasnya, dan menyebut material diantara batu kolom tersebut
>> sebagai 'Kerak Lempung'.  Tim Mandiri Terpadu berpendapat bahwa susunan
>> batu
>> kolom yang terlihat di dinding ataupun di bawah tanah ini TIDAK DALAM
>> POSISI
>> INSITU (NON-ALAMIAH) melainkan sudah disusun sangat rapih oleh manusia.
>> Alasan utamanya karena kami tahu lapisan batuan di bawah situs ini
>> HORISONTAL/sejajar permukaan, artinya batu-batu kolom ini SEJAJAR
>> LAPISAN.
>> Batu-batu kolom ini hanya bisa disebut masih dalam posisi alamiah
>> (insitu)
>> jika dan hanya jika merupakan INTRUSI VERTIKAL (baca tautan makalah yang
>> dikirim oleh Sdr Rozak).  Faktanya TIDAK ADA INTRUSI VERTIKAL di sini
>> (dari
>> data geolistrik dan georadar).  Tim Mandiri menyebut 'kerak lempung'nya
>> Balai Arkeologi tersebut sebagai 'semen purba'.  Selanjutnya, Perhatikan
>> bahwa di kotak gali terlihat bahwa antara susunan batu ber-semen dan
>> situs
>> menhir di atasnya dipisahkan oleh lapisan tanah.  Jadi GAP WAKTU-nya
>> terlihat jelas diwakili oleh lapisan tanah berbongkah batu tersebut.
>> Sedangkan pada dinding antara Teras 1 dan 2 (Foto 1) gap waktu ini tidak
>> terlihat karena tidak ada lapisan tanah yang memisahkannya (mirip
>> 'hiatus'
>> dalam geologi).
>>
>>
>>
>>
>>
>> KOtakGali-AbeMAr2013.jpg
>>
>>
>>
>> Foto 3. Kotak Gali Tim Arkeologi UI - DR. Ali Akbar di lereng timur
>> memperlihatkan susunan batu kolom yang persis sama dengan yang terlihat
>> pada
>> Kotak

Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik danny . hilman
Lintasan Geolistrik untuk Bukit G Padang sudah banyak. Sudah 3D.
Kalau lintasan yg khusus dibuat dgn resolusi sangat tinggi (spacing 1m) di 
sekitar lokasi penggalian ada 5 lintasan. 3 lines Barat - Timur (termasuk yg 
dipampang di artikel Viva News) dan 2 line Utara - Selatan (crossline).  Semua 
lines konsisten satu sama lain. Tidak hanya satu model sebetulnya, ada dua 
macam best-fit model (utk setiap lintasan) dgn tingkat akurasi yg sama 
tingginya (RMS ~5%). Tidak ada yg di Clip.  Tidak dilakukan survey micro 
magnetic.  Yg dilakukan survey GPR. Hasil GPR dan Geolistrik konsisten.
Demikian Pak.


Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: kartiko samodro 
Sender: 
Date: Wed, 8 May 2013 07:59:30 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Pak Danny

Tulisan di vivanews, untuk lintasan resistivity apakah memang hanya
ada 1 lintasan ? mungkin kalau ada 3/4 lintasan inline crossline bisa
lebih memberikan gambaran bentuk high resistivity yang dianggap
sebagai struktur bawah permukaannya.

Selain itu hasil resistivity di bagian bawah tepat di bawah daerah
yang dianggap sebagai struktur banguan di bawah permukaan seperti di
clip, apakah masih rahasia atau memang ada masalah teknis ?

Bagaimana dengan overlay micro magnetic dengan resistivitynya apakah
ada koherensi interpretasi dan saling mengkonfirmasi ?

Salam

Kartiko

On 5/7/13, Danny Hilman Natawidjaja  wrote:
> Salam IAGI,
>
> Bagi yang serius ingin mengerti salah satu topik perdebatan Gunung Padang,
> dan juga untuk rekan-rekan yang ingin melihat susunan batu kolom
> 'ber-semen'
> yang dihebohkan itu. Ini dia foto-foto dan uraiannya.
>
>
>
>
>
> P1090031_adj_sm.jpg
>
>
>
> Foto 1. Batu kolom (columnar joint) disusun horisontal berarah barat-timur
> yang tersingkap di dinding antara teras satu dan dua.  Menurut kami dinding
> batu-batu kolom disusun rapih bak 'batu bata' umurnya lebih tua dari situs
> Gunung Padang yang bergaya menhir-menhir yang didirikan diatasnya.  Dengan
> kata lain yang membuat dua gaya menyusun batu ini dari dua generasi yang
> berbeda.  Situs Gunung Padang bergaya menhir ( lebih muda) memang produk
> budaya sederhana (hanya menyusun ulang dari yang sudah ada) - baik Tim
> Petisi 34 (ARKENAS) ataupun Tim mandiri tidak ada perbedaan pendapat, tapi
> yang disusun rapih di bawahnya adalah hasil budaya tinggi.  Perhatikan
> bahwa
> ada 'material bukan tanah' diantara kolom-kolom batu tersebut.
>
>
>
> Lutfi_Kotakgali2005_AI.jpg
>
> Foto 2  Adalah Kotak Gali Balai Arkeologi tahun 2005 di Teras satu
> memperlihatkan susunan batu kolom yang persis sama dengan yang terlihat di
> dinding (horisontal dan berarah barat-timur).  Dua-duanya memperlihatkan
> ada
> lapisan material yang membungkus atau yang berada diantara batu-batu kolom
> tersebut.  Balai Arkeologi/ARKENAS/Tim Petisi 34 menganggap susunan batu
> kolom yang berada kurang dari satu meter di bawah permukaan ini sebagai
> SUMBER BATUAN ALAMIAH (INSITU) yang ditambang untuk membuat situs batu-batu
> menhir di atasnya, dan menyebut material diantara batu kolom tersebut
> sebagai 'Kerak Lempung'.  Tim Mandiri Terpadu berpendapat bahwa susunan
> batu
> kolom yang terlihat di dinding ataupun di bawah tanah ini TIDAK DALAM
> POSISI
> INSITU (NON-ALAMIAH) melainkan sudah disusun sangat rapih oleh manusia.
> Alasan utamanya karena kami tahu lapisan batuan di bawah situs ini
> HORISONTAL/sejajar permukaan, artinya batu-batu kolom ini SEJAJAR LAPISAN.
> Batu-batu kolom ini hanya bisa disebut masih dalam posisi alamiah (insitu)
> jika dan hanya jika merupakan INTRUSI VERTIKAL (baca tautan makalah yang
> dikirim oleh Sdr Rozak).  Faktanya TIDAK ADA INTRUSI VERTIKAL di sini
> (dari
> data geolistrik dan georadar).  Tim Mandiri menyebut 'kerak lempung'nya
> Balai Arkeologi tersebut sebagai 'semen purba'.  Selanjutnya, Perhatikan
> bahwa di kotak gali terlihat bahwa antara susunan batu ber-semen dan situs
> menhir di atasnya dipisahkan oleh lapisan tanah.  Jadi GAP WAKTU-nya
> terlihat jelas diwakili oleh lapisan tanah berbongkah batu tersebut.
> Sedangkan pada dinding antara Teras 1 dan 2 (Foto 1) gap waktu ini tidak
> terlihat karena tidak ada lapisan tanah yang memisahkannya (mirip 'hiatus'
> dalam geologi).
>
>
>
>
>
> KOtakGali-AbeMAr2013.jpg
>
>
>
> Foto 3. Kotak Gali Tim Arkeologi UI - DR. Ali Akbar di lereng timur
> memperlihatkan susunan batu kolom yang persis sama dengan yang terlihat
> pada
> Kotak Gali Balai Arkeologi tahun 2005 di Teras 1 (Foto 2) dan di dinding
> teras (Foto 1). Arah batu kolomnya sama, yaitu barat-timur.  Terlihat ada
> satu batu kolom yang pecah yang disusun dan direkatkan kembali oleh bahan
> 'semen' tersebut.  Di kabarkan bahwa Tim ARKENAS juga menggali lokasi sama
> di lereng timur ini dan menemukan fenomena yang juga sama tapi mereka tetap
> beranggapan bahwa susunan batuan di bawah tanah ini adalah batuan sumber
> yang insi

Re: [iagi-net] age of homo sapines....Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
mAS yATNO

tUA MANA SIH NDA SAMA SAYA HEHEHE

SI aBAH



 From: yustinus yuwono 
To: iagi-net  
Sent: Tuesday, May 7, 2013 8:44 PM
Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG 
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
 


Ha...ha.. kirain masih sendirian aja Danny.
Sebetulnya pengin juga hadir di presentasi, tapi ya maklum dah mulai turun 
kondisi fisik nya. Nanti aja kalo pas di Bandung dan lagi enak badan pasti saya 
usahakan hadir. Bahkan sebetulnya pengin liat dengan mata kepala sendiri kaya 
apa sih G Padang itu? Kemarin waktu ngasih kursus Applied Petrology di Horison 
Bandung kan ikut nganter field trip ke G Papandayan yang sekarang lagi ngadat, 
wah pulang2 masuk angin, diatas kedinginan dan hujan lagi.
Salam,
Yatno




2013/5/7 Danny Hilman Natawidjaja 

Iya nih Pak.  Kapan dong bisa berpartisipasi kalau kami presentasi,  Hari Sabtu 
kemarin kami kan presentasi juga di acara FGMI.  Pak Yatno absen juga.  Status 
saya tidak sendirian pak, sudah menikah dan punya anak.  Alhamdulillah.
> 
>From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus 
>yuwono
>Sent: 07 Mei 2013 1:56
>To: iagi-net
>
>Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG 
>PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
> 
>Ha...haa...
>Makin banyak yang turun gunung yabagus lah BS (Benyamin Sapiie yang juga 
>skeptis seperti saya. Kalo gk salah th yl pernah diundang AR ke Setneg ya, 
>saya gk bs datang waktu itu). Saya harap ada rekan2 lain dari geofisik yang 
>ikut nimbrung, kayanya kok DH sendirian ya?
>YSY
> 
>On Sun, May 5, 2013 at 7:12 PM,  wrote:
>Bung Mino kayanya kurang nyimak inti permasalahannya deh. Bukan ttg ilmiah
>Orang bertanya atau kritik atau mledek ya perlu disambut supaya tdk kecewa. 
>Yang sy defence bukan saya tapi kebenaran. Sy sih biasa2 aja kok.
>
>Kamana wae euy?
>Danny Hilman Natawidjaja
>LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
>Geoteknologi - LIPI
>
>
>
>From: Ben Sapiie  
>Sender:  
>Date: Sun, 5 May 2013 17:49:18 +0700
>To: iagi-net@iagi.or.id
>ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
>Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG 
>PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
> 
>Wah kelihatannya dua kubu sudah menggali Kampak perang nih utk urusan 
>penelitian Gunung Padang.  Menyimak diskusinya sudah sangat menarik walaupun 
>akhirnya tetap tidak memberikan kesimpulan maupun keyakinan yg pasti paling 
>tidak buat saya. Karena sejauh ini argumennya belum berimbang baik metoda 
>maupun sample yang dianalisa. Agak sulit kalau perdebatan ilmiah tetapi 
>membanding interpretasinya bukan datanya dulu. Harapan saya utk berargumentasi 
>ilmiah harus Ada duplikasi analisa atau bahkan memberikan alternatif metoda 
>yang dapat dijadikan acuan secara kuantitatif. 
> 
>Misalnya sample semen, kekar kolom dan juga dating method. Sudah banyak contoh 
>dalam paper ilmiah yang memberikan perbedaan dalam hasil analisa utk sample 
>yang sama. Belum lagi masalah kontaminasi dalam pengambilan dll. Hal yang 
>menarik jika benar adalah homo sapien yang 23,000  sdh sangat maju. Terus 
>terang saya skeptic ... Tetapi cukup menarik utk diikuti..
> 
>DH tidak perlu terlalu defensif saya kira ini Hal biasa dalam science seperti 
>yang diperlihatkan dalam sejarah. Pak Sujatmiko dengan group juga harus 
>demikian paling tidak bisa hrs berargumentasi secara seimbang dengan hasil 
>team independen. Sebagai contoh, sampai saat ini juga masih Ada yang mengatut 
>teori expanding earth misalnya atau anti dengan plate tectonic.  Sejarah 
>memperlihatkan bahwa perjalanan utk pembuktian sebuah teori atau hipotesa bisa 
>sangat panjang  Atau tidak berakhir..
> 
>Sayangnya bukti yang dapat menyakinkan kebenaran ini utk Gn. Padang sekarang 
>kelihatannya akan tertunda..
> 
>Salam,
> 
>Ben Sapiie
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>
>Send from my iPad 
>
>On May 5, 2013, at 4:54 PM, Franciscus B Sinartio  wrote:
>http://en.wikipedia.org/wiki/Human
>> 
>>sekedar memperlancar diskusi,  ini saya kasih link ke wikipedia ttg umur  
>>hamo sapiens.
>> 
>>saya cut dan paste sedikit juga
>> 
>>Humans (Homo sapiens) are primates of the family Hominidae, and the only 
>>extant species of the genus Homo.[2][3] Humans are characterized by having a 
>>large brain relative to body size, with a particularly well developed 
>>neocortex, prefrontal cortex and temporal lobes, making them capable of 
>>abstract reasoning, language, introspection, problem solving and culture 
>>through social learning. This mental capability, combined with an adaptation 
>>to bipedal locomotion that frees the hands for manipulating objects, has 
>>allowed humans to make far greater use of tools than any other species. 
>>Humans are the only extant species known to build firesand cook their food, 
>>as well as the only known species to clothe themselves and create and use 
>>numerous other technologies and arts. The scientific study of humans is the 
>>discipline of

[iagi-net] Geologi dan Geofisika Shale Lanjutan (14)

2013-05-07 Terurut Topik Anggoro Dradjat
Dear All,

Sifat mekanika suatu batuan reservoir dipengaruhi oleh fraksi mineralogi,
fraksi zat organik, porositas , kandungan fluida.

Sifat mekanika dari mineral,  zat organik dan fluida dipengaruhi oleh sifat
kompresibelitasnya dan kemudahan meregang secara horizontal.

Yang disebut dengan kompresibelitas mineral adalah kemampuan suatu mineral
untuk mengalami perubahan volume jika diberikan tekanan didalam arah 3
dimenesi. misalnya kwarsa ditaruh didalam gelas kemudian gelas diisi oleh
air maka kwarsa tersebut akan mengalami perubahan volume sebagai akibat
dari tekanan air.

Kompresibelitas pada mineral didalam reservoir akan menguat kurang lebih
dengan urutan sebagai berikut:
1, kwarsa, , 2.mineral clay,3.zat organik, 4.kerogen, 5.air,
6.minyak dan 7.gas
Kompresibelitas batuan secara fisik lebih mudah teramati, dan lebih mudah
dibayangkan  secara kawlitatif jika kita melihat rock sample.

Kompressibelitas adalah kebalikan dari Modulus Bulk, modukus bulk berati
kemampuan suatau mineral bertahan jika diberikan tekanan dalam 3 dimensi
dalam ruang.

Cepat rambat gelombang P didalam suatu mineral dapat dihitung dengan
menggunakan persamaa Vp=Akar2 (moduls Bulk+4/3 modulus geser)/ densitas,
cepat rambat gelombang pada suatu mineral akan meningkat jika modulus
bulknya meningkat alias kompressibelitasnya menurun.
Cepat rambat batuan akan menurun pada urutan sebagai berikut:
1.kwarsa, , 2.mineral clay,3.zat organik, 4.kerogen, 5.air,
6.minyak dan 7.gas

Moduluis geser suatu mineral, secara sederhana dilapangan dapat
disederhanakan sebagai suatu mineral untuk meregang secara horizontal,
kemampuan meregang dari mineral adalah adalah dalam urutan sebahgai
berikut: 1. kerogen 2.clay mineral, 3. Kwarsa dan cepat rambat gelombang VS
akan menguat dalam urutan sbb:1. kerogen 2.clay mineral, 3. Kwarsa

Pada gas sand reservoir fraksi kwarsa dalam jumlah besar, porositas
 terkoneksi, porositas terisi gas; fraksi clay kecil mungkin hanaya sebagai
frame saja sehingga Vp rendah,VS menguat  , Poisson ratio menguat jika
dibandingkan dennga shale penutupnya.

Pad gas shale reservoir fraksi clay dalam jumlah besar, mempunyai porositas
akan tetapi tidak mempunyai permeabelitas, tidak mengandung fluida akan
tetapi mengandung kerogen, fraksi kwarsa dalam jumlah kecil sebagai
akibatnya akan mempunyai VP yang rendah, VS melemah, Poisson ratio melemah
jika dibandingkan dengan shale non reservoir diatasnya.

Berdasarkan perbedaan sifat mekanika pada Gas Sand Reservoir dan Gas Shale
Reservoir maka keduanya akan dapat dibedakan dari seismik responnya:
1. Pada bidang batas shale ke gas sand reservoir akan mempunyai koefisien
refleksi negative dan dengan amplituda menguat terhadap offset.
2. Pada bidang batas Shale ke Gas shale reservoir maka response seissmik
refleksinya negative dan amplituda melemah terhadap offset.

Perbedaan2 refleksi pada data seismik ini perlu dicermati untuk menentukan
traget fracturing pada gas shale.

Salam
Anggoro Dradjat


Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik kartiko samodro
Pak Danny

Tulisan di vivanews, untuk lintasan resistivity apakah memang hanya
ada 1 lintasan ? mungkin kalau ada 3/4 lintasan inline crossline bisa
lebih memberikan gambaran bentuk high resistivity yang dianggap
sebagai struktur bawah permukaannya.

Selain itu hasil resistivity di bagian bawah tepat di bawah daerah
yang dianggap sebagai struktur banguan di bawah permukaan seperti di
clip, apakah masih rahasia atau memang ada masalah teknis ?

Bagaimana dengan overlay micro magnetic dengan resistivitynya apakah
ada koherensi interpretasi dan saling mengkonfirmasi ?

Salam

Kartiko

On 5/7/13, Danny Hilman Natawidjaja  wrote:
> Salam IAGI,
>
> Bagi yang serius ingin mengerti salah satu topik perdebatan Gunung Padang,
> dan juga untuk rekan-rekan yang ingin melihat susunan batu kolom
> 'ber-semen'
> yang dihebohkan itu. Ini dia foto-foto dan uraiannya.
>
>
>
>
>
> P1090031_adj_sm.jpg
>
>
>
> Foto 1. Batu kolom (columnar joint) disusun horisontal berarah barat-timur
> yang tersingkap di dinding antara teras satu dan dua.  Menurut kami dinding
> batu-batu kolom disusun rapih bak 'batu bata' umurnya lebih tua dari situs
> Gunung Padang yang bergaya menhir-menhir yang didirikan diatasnya.  Dengan
> kata lain yang membuat dua gaya menyusun batu ini dari dua generasi yang
> berbeda.  Situs Gunung Padang bergaya menhir ( lebih muda) memang produk
> budaya sederhana (hanya menyusun ulang dari yang sudah ada) - baik Tim
> Petisi 34 (ARKENAS) ataupun Tim mandiri tidak ada perbedaan pendapat, tapi
> yang disusun rapih di bawahnya adalah hasil budaya tinggi.  Perhatikan
> bahwa
> ada 'material bukan tanah' diantara kolom-kolom batu tersebut.
>
>
>
> Lutfi_Kotakgali2005_AI.jpg
>
> Foto 2  Adalah Kotak Gali Balai Arkeologi tahun 2005 di Teras satu
> memperlihatkan susunan batu kolom yang persis sama dengan yang terlihat di
> dinding (horisontal dan berarah barat-timur).  Dua-duanya memperlihatkan
> ada
> lapisan material yang membungkus atau yang berada diantara batu-batu kolom
> tersebut.  Balai Arkeologi/ARKENAS/Tim Petisi 34 menganggap susunan batu
> kolom yang berada kurang dari satu meter di bawah permukaan ini sebagai
> SUMBER BATUAN ALAMIAH (INSITU) yang ditambang untuk membuat situs batu-batu
> menhir di atasnya, dan menyebut material diantara batu kolom tersebut
> sebagai 'Kerak Lempung'.  Tim Mandiri Terpadu berpendapat bahwa susunan
> batu
> kolom yang terlihat di dinding ataupun di bawah tanah ini TIDAK DALAM
> POSISI
> INSITU (NON-ALAMIAH) melainkan sudah disusun sangat rapih oleh manusia.
> Alasan utamanya karena kami tahu lapisan batuan di bawah situs ini
> HORISONTAL/sejajar permukaan, artinya batu-batu kolom ini SEJAJAR LAPISAN.
> Batu-batu kolom ini hanya bisa disebut masih dalam posisi alamiah (insitu)
> jika dan hanya jika merupakan INTRUSI VERTIKAL (baca tautan makalah yang
> dikirim oleh Sdr Rozak).  Faktanya TIDAK ADA INTRUSI VERTIKAL di sini
> (dari
> data geolistrik dan georadar).  Tim Mandiri menyebut 'kerak lempung'nya
> Balai Arkeologi tersebut sebagai 'semen purba'.  Selanjutnya, Perhatikan
> bahwa di kotak gali terlihat bahwa antara susunan batu ber-semen dan situs
> menhir di atasnya dipisahkan oleh lapisan tanah.  Jadi GAP WAKTU-nya
> terlihat jelas diwakili oleh lapisan tanah berbongkah batu tersebut.
> Sedangkan pada dinding antara Teras 1 dan 2 (Foto 1) gap waktu ini tidak
> terlihat karena tidak ada lapisan tanah yang memisahkannya (mirip 'hiatus'
> dalam geologi).
>
>
>
>
>
> KOtakGali-AbeMAr2013.jpg
>
>
>
> Foto 3. Kotak Gali Tim Arkeologi UI - DR. Ali Akbar di lereng timur
> memperlihatkan susunan batu kolom yang persis sama dengan yang terlihat
> pada
> Kotak Gali Balai Arkeologi tahun 2005 di Teras 1 (Foto 2) dan di dinding
> teras (Foto 1). Arah batu kolomnya sama, yaitu barat-timur.  Terlihat ada
> satu batu kolom yang pecah yang disusun dan direkatkan kembali oleh bahan
> 'semen' tersebut.  Di kabarkan bahwa Tim ARKENAS juga menggali lokasi sama
> di lereng timur ini dan menemukan fenomena yang juga sama tapi mereka tetap
> beranggapan bahwa susunan batuan di bawah tanah ini adalah batuan sumber
> yang insitu (posisi alamiah) sama seperti interpretasi BALAR tahun 2005
> tersebut.
>
>
>
> Lapisan budaya sederhana (situs batu menhir) yang berada di atas lapisan
> budaya tinggi (susunan batu bersemen) mengindikasikan PARADOX perkembangan
> budaya.Bagaimana mungkin perkembangan budaya mundur, dari maju ke
> 'primitif lagi'.  Kami menyebut fenomena ini sebagai KETIDAKSELARASAN
> lapisan budaya.  Apa penyebabnya?  Kemungkinan besar adalah BENCANA
> KATASTROFI yang menghancurkan (me-reset) budaya tinggi sebelumnya sehingga
> kembali ke Zaman Primitif.  Demikianlah hubungan antara bencana katastrofi
> dan peradaban di sini.
>
>
>
> Jadi ini adalah masalah mainstream geologi banget, tapi hasilnya yang
> dianggap Aliran Sesat oleh para mainstream arkeologi Indonesia.
>
>
>
> Untuk uraian lebih lanjut silahkan baca artikel pada link di bawah:
>
> http://us.analisis.news.viva.co.id/news

[iagi-net] Fw: [forum-geoteknik-indonesia] Tanah pasiran

2013-05-07 Terurut Topik nardipta . p
Salam hormat,

Selamat malam rekan rekan IAGI, semoga sehat selalu.

Saya ingin bertanya mengenai hal dibawah ini yg kebetulan saya bertanya di 
forum geoteknik Indonesia.

Jika dilihat dari aspek geologi, tanah pasiran di dekat mudline dibawa sea 
water depth dan di kedalaman diatas bawah 30 m, proses pembentukannya seperti 
apa?

Bagaimankah schematika proses pelapukan dan strength batuan d ibawah laut ? 
Apakah sama dengan didaratan dimana semakin ke bawah , semakin fresh dan 
berbanding lurus dengan kekuatan batuannya?

Untuk pemboran eksplorasi geologist dan perminyakan di indonesia, biasanya 
diberapa meter bisa kita temui batuan fresh?

Mohon maaf jika ada yg kurang pas, saya hanya ingin belajar start dari 
bertanya. Guru kami dari FGI mengatakan dengan semakin sering kita bertanya, 
maka kita bisa menjadi expert tanpa memperoleh jawabannya.

Stay foolish and stay hungry,

Salam

Nardipta Pratama

--Original Message--
From: Nardipta
Sender: forum-geoteknik-indonesia
To: forum-geoteknik-indonesia
ReplyTo: forum-geoteknik-indonesia
Subject: [forum-geoteknik-indonesia] Tanah pasiran
Sent: May 2, 2013 1:12 PM

Salam hormat rekan 2x FGI,

Salam geoteknik, semoga rekan2x sehat selalu.
Saya ingin mengikuti saran dari Bang Hendra untuk ikut aktif bertanya di FGI 
ini.

Dengan bertanya, berarti kita tahu mana yg kita tidak paham atau yg perlu di 
luruskan supaya 1 pemahaman.

Saya ingin bertanya mengenai perbedaan konsistensi dan behaviour tanah pasiran 
pada umumnya di pada lapisan atas dan lapisan dalam pada pekerjaan di darat dan 
di laut.

Lapisan atas yg saya maksud adalah top soil pada onshore atau mudline pada 
offshore.

Yang saya dapat dari kawan2x saya, ada 2 versi.

Untuk di offshore, lapisan tanah dekat mudline kebanyakan medium dense dan 
bagian bawah (example 30 m. Lebih ) adalah loose.

Ada juga yg berpendapat sebaliknya.

Untuk tanah di pinggir pantai, ada yg berpendapat, jika lapisan pasir medium 
dense jika diberi air dan kita injak akan berderai menjadi loose. Dan untuk 
lapisan pasir yg loose jika diberi air akan makin berderai menjadi very loose.

Apakah analogi diatas dapat di aplikasikan pada tanah mudline dibawah laut?

Mohon pencerahannya dari rekan2x selalu, semoga kita diberi kesehatan dan 
perlindungan dari Tuhan.

Mohin maaf jika sebelum dan sekrg ini ada tulisan yg tidak berkenan.

Salam ,

Nardipta


Powered by Telkomsel BlackBerry®



Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/forum-geoteknik-indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/forum-geoteknik-indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
forum-geoteknik-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
forum-geoteknik-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-geoteknik-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net] Kekar kolom

2013-05-07 Terurut Topik yustinus yuwono
Cak Avi,

Itu foto dari Razi bagus sekali resolusi dan kontras-nya. Kalo saya
perhatikan foto itu saya strongly suggest adalah unit lava flow bukan
volcanick neck. Apalagi kalau bagian yang ada kekar kolom tegak itu menerus
ke kanan di luar foto menjadi bentuk lava sheet yang lebar/ panjang. Sedang
bagian kiri yang melengkung dan akhirnya mendatar dan terpotong ke arah
depan, itu menurut saya adalah batas lava flow dengan dinding lembah purba
(di mana dulu lava nya mengalir), dan dinding itu sudah habis ter-erosi
sehingga ujung lava nya tersingkap ke arah kita seperti paha istri kita tak
iyo?? yang trakhir sorry agak porno supaya gk tegang terus lah
Salam
Yatno


2013/5/7 yustinus yuwono 

>
>
> -- Forwarded message --
> From: rakhmadi avianto 
> Date: 2013/5/7
> Subject: Re: [iagi-net] Kekar kolom
> To: iagi-net@iagi.or.id
>
>
> Baru baca tautan yg di kirim Razi, bagus sekali lengkap dg gambar dan
> genesa terjadinya kekar kolom. Di tulisan Juang dan Chen, 2004 mengatakan
> bahawa Kekar Horizontal itu mungkin terjadi di dasar leher G.Api (tipe A),
> ada yg miring, ada yg secara gradual berubah inklinasinya dan ada yg
> Verikal spt yg kita tahu pada umumnya.
>
> *http://web2.nmns.edu.tw/PubLib/Library/research/200412-83.pdf*
>
> Lumayan sore ini jadi tambah ilmunya pak Yatno, batuan beku.
>
> Lam salam
> Avi
> Razi thanks tautannya.
>
>
> On Mon, May 6, 2013 at 4:15 PM, Danny Hilman Natawidjaja <
> danny.hil...@gmail.com> wrote:
>
>>  [image: Boxbe]  This message is
>> eligible for Automatic Cleanup! (danny.hil...@gmail.com) Add cleanup 
>> rule|
>>  More
>> info
>>
>> Benar Pak Avi, makin banyak ahli yang ikut meneliti akan makin baik dan
>> seru.  Sulitnya penelitian ini bukan “funded project” jadi harus atas dasar
>> volunteer.  Saran pak Avi sudah dibahas diemail sebelumnya, memang benar
>> demikian. Metoda lain yang bisa membantu untuk membedakan dengan jelas
>> antara sangat padat dan ruang adalah survey microgravity.  Alternatif
>> lainnya ya di bor atau di gali.  Di Tim kami tidak ada yang punya
>> peralatannya.  Kalau ada rekan IAGI yang berminat untuk iseng-iseng survey
>> microgravity di sana akan sangat membantu.
>>
>> ** **
>>
>> Salam
>>
>> Danny
>>
>> ** **
>>
>> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
>> *rakhmadi
>> avianto
>>
>> *Sent:* 06 Mei 2013 15:33
>> *To:* iagi-net@iagi.or.id
>> *Subject:* Re: [iagi-net] Kekar kolom
>>
>> ** **
>>
>> Pak Danny
>>
>> ** **
>>
>> Jangan menyerah, tapi ada bagusnya team anda itu diperkuat, misalnya ada
>> structural expert, Hard rock expert shg semua "loop holes" yg mungkin ada
>> bisa teratasi. Kalau melibatkan ADB dan anda berdua rasanya masih belum
>> cukup, biar bisa bikin well rounded story.
>>
>> Dan seperti pak Kusuma bilang "be open minded", kalau Geoscientist memang
>> bisa membuka tabir yg masuk ranahnya Arkeolog kenapa tidak.
>>
>> ** **
>>
>> Oh saya mau urun rembuk aja bahwa "High Resistive" bisa ruang terbuka
>> (baca ruangan kaya auditorium) atau very damned tight rock juga loh. Selama
>> chancesnya 50-50, maka anda harus menyiapkan jawaban untuk itu.
>>
>> ** **
>>
>> OK salam sukses
>>
>> Avi - Bendahara IAGI
>>
>> ** **
>>
>> 2013/5/6 MINARWAN 
>>
>> Pak,
>>
>>  
>>
>> Diskusi yang menarik sehingga membuat saya iseng-iseng berusaha membaca
>> mengenai topik kekar kolom ini, selalu vertikal atau bisa ada posisi lain.
>> 
>>
>>  
>>
>> Kebetulan saya menemukan abstrak tentang kekar kolom yang horisontal,
>> katanya ada di Korsel:
>>
>> http://adsabs.harvard.edu/abs/2010AGUFM.V23B2451J
>>
>>
>> Saya sendiri tak ikut memikirkan perdebatan G. Padang ini jadi tak bisa
>> berkomentar lebih banyak.
>>
>>  
>>
>> Salam
>>
>> Minarwan
>>
>> 2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja 
>>
>> Waktu saya lihat singkapan susunan batu kolom di bawah permukaan Gunung
>> Padang, ekspresinya sebaliknya,  saya benar-benar terkesiap karena posisi
>> horisontalnya (dan arahnya persis sama dengan yang terlihat di dinding
>> situs Teras 1 ke 2) menunjukkan jelas bukan insitu alamiah, tapi rapihnya
>> susunanalamak LUARBIASA RAPIH SEPERTI BUATAN ALAM saja!
>>
>>
>> --
>> - when one teaches, two learn -
>> http://www.linkedin.com/in/minarwan 
>>
>> ** **
>>
>>
>
>


Re: [iagi-net] age of homo sapines....Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik yustinus yuwono
Ha...ha.. kirain masih sendirian aja Danny.
Sebetulnya pengin juga hadir di presentasi, tapi ya maklum dah mulai turun
kondisi fisik nya. Nanti aja kalo pas di Bandung dan lagi enak badan pasti
saya usahakan hadir. Bahkan sebetulnya pengin liat dengan mata kepala
sendiri kaya apa sih G Padang itu? Kemarin waktu ngasih kursus Applied
Petrology di Horison Bandung kan ikut nganter field trip ke G Papandayan
yang sekarang lagi ngadat, wah pulang2 masuk angin, diatas kedinginan dan
hujan lagi.
Salam,
Yatno



2013/5/7 Danny Hilman Natawidjaja 

> Iya nih Pak.  Kapan dong bisa berpartisipasi kalau kami presentasi,  Hari
> Sabtu kemarin kami kan presentasi juga di acara FGMI.  Pak Yatno absen
> juga.  Status saya tidak sendirian pak, sudah menikah dan punya anak.
> Alhamdulillah.
>
> ** **
>
> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
> *yustinus
> yuwono
> *Sent:* 07 Mei 2013 1:56
> *To:* iagi-net
>
> *Subject:* Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS
> GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
>
> ** **
>
> Ha...haa...
>
> Makin banyak yang turun gunung yabagus lah BS (Benyamin Sapiie yang
> juga skeptis seperti saya. Kalo gk salah th yl pernah diundang AR ke Setneg
> ya, saya gk bs datang waktu itu). Saya harap ada rekan2 lain dari geofisik
> yang ikut nimbrung, kayanya kok DH sendirian ya?
>
> YSY
>
> ** **
>
> On Sun, May 5, 2013 at 7:12 PM,  wrote:
>
> Bung Mino kayanya kurang nyimak inti permasalahannya deh. Bukan ttg ilmiah
> Orang bertanya atau kritik atau mledek ya perlu disambut supaya tdk
> kecewa. Yang sy defence bukan saya tapi kebenaran. Sy sih biasa2 aja kok.
>
> Kamana wae euy?
>
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
> --
>
> *From: *Ben Sapiie  
>
> *Sender: * 
>
> *Date: *Sun, 5 May 2013 17:49:18 +0700
>
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
>
> *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id 
>
> *Subject: *Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS
> GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
>
> ** **
>
> Wah kelihatannya dua kubu sudah menggali Kampak perang nih utk urusan
> penelitian Gunung Padang.  Menyimak diskusinya sudah sangat menarik
> walaupun akhirnya tetap tidak memberikan kesimpulan maupun keyakinan yg
> pasti paling tidak buat saya. Karena sejauh ini argumennya belum berimbang
> baik metoda maupun sample yang dianalisa. Agak sulit kalau perdebatan
> ilmiah tetapi membanding interpretasinya bukan datanya dulu. Harapan saya
> utk berargumentasi ilmiah harus Ada duplikasi analisa atau bahkan
> memberikan alternatif metoda yang dapat dijadikan acuan secara kuantitatif.
> 
>
> ** **
>
> Misalnya sample semen, kekar kolom dan juga dating method. Sudah banyak
> contoh dalam paper ilmiah yang memberikan perbedaan dalam hasil analisa utk
> sample yang sama. Belum lagi masalah kontaminasi dalam pengambilan dll. Hal
> yang menarik jika benar adalah homo sapien yang 23,000  sdh sangat maju.
> Terus terang saya skeptic ... Tetapi cukup menarik utk diikuti..
>
> ** **
>
> DH tidak perlu terlalu defensif saya kira ini Hal biasa dalam science
> seperti yang diperlihatkan dalam sejarah. Pak Sujatmiko dengan group juga
> harus demikian paling tidak bisa hrs berargumentasi secara seimbang dengan
> hasil team independen. Sebagai contoh, sampai saat ini juga masih Ada yang
> mengatut teori expanding earth misalnya atau anti dengan plate tectonic.
>  Sejarah memperlihatkan bahwa perjalanan utk pembuktian sebuah teori atau
> hipotesa bisa sangat panjang  Atau tidak berakhir..
>
> ** **
>
> Sayangnya bukti yang dapat menyakinkan kebenaran ini utk Gn. Padang
> sekarang kelihatannya akan tertunda..
>
> ** **
>
> Salam,
>
> ** **
>
> Ben Sapiie
>
> ** **
>
> ** **
>
> ** **
>
> ** **
>
> ** **
>
> ** **
>
> ** **
>
> ** **
>
>
> Send from my iPad 
>
>
> On May 5, 2013, at 4:54 PM, Franciscus B Sinartio 
> wrote:
>
> http://en.wikipedia.org/wiki/Human
>
> ** **
>
> sekedar memperlancar diskusi,  ini saya kasih link ke wikipedia ttg umur
>  hamo sapiens.
>
> ** **
>
> saya cut dan paste sedikit juga
>
> ** **
>
> *Humans* (*Homo sapiens*) are primates 
> of
> the family Hominidae , and the
> only extant  species of the genus *
> Homo 
> *.[2]
> [3]  Humans are
> characterized by having a large
>  brain  relative to body size,
> with a particularly well developed 
> neocortex
> , prefrontal cortex  and 
> temporal
> lobes , making them

Re: [iagi-net] SCIENTIFIC TRUTH (OR FALSE) ==> Re: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA

2013-05-07 Terurut Topik aluthfi143

Vit itu Karangan Ariadi Subandriyo 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Parvita Siregar 
Sender: 
Date: Tue, 7 May 2013 05:53:30 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SCIENTIFIC TRUTH (OR FALSE) ==> Re: [iagi-net] HASIL
 GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA
Merchants of Doubt karangannya siapa ya San?

Parvita Siregar | Senior Geologist | AWE (NorthWest Natuna) Pte Ltd | AWE 
Limited 
P +62 21 2934 2934  |  D ext 107  |  F +62 21 780 3566  |  M +62  811 996 616  
|  E mailto:parvita.sire...@awexplore.com
-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of 
R.P.Koesoemadinata
Sent: Tuesday, May 07, 2013 12:44 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SCIENTIFIC TRUTH (OR FALSE) ==> Re: [iagi-net] HASIL 
GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA

Sangat menarik yang dikupas dalam buku "Merchants of Doubt" ini, yang dari 
uncertainty dimanfaatkan oleh kepentingan business dan politics.
Di Indonesia jelas peristiwa Lumpur Lapindo, walaupun disini uncertainty-nya 
sangat-sangat kecil sekali, dimanfaatkan kepentingan business and politics 
Namun simak pula buku dari penulis science fiction terkenal Michael Creighton 
menulis buku "State of Fear" yang menyanggah bahwa "climate change" disebabkan 
"carbon emmision" (atau bahkan mungkin tidak mengakui adanya climate change 
sama sekali) bahkan sebaliknya dia bahwa seorang peneliti yang menemukan data 
yang tidak mendukung perubahan iklim, malah dalam publikasinya harus 
merubahnya, takut kalau dana researchnya dikebiri. 
Michael Creighton dapat penghargaan dari AAPG atas karangannya ini lho!, 
walaupun banyak anggota AAPG yang protes.
AAPG suatu scientific society yg sangat bergengsi ini dikendalikan industri 
minyak seperti Exxon Mobil? Silahkan merenung, apakah science itu bisa netral 
dan objective?
Wassalam
RPK

- Original Message -
From: "F. Hasan Sidi" 
To: 
Sent: Tuesday, May 07, 2013 7:17 AM
Subject: Re: [iagi-net] SCIENTIFIC TRUTH (OR FALSE) ==> Re: [iagi-net] HASIL 
GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA


Renungan yang menarik dan kebetulan sedang membaca buku "Merchants of Doubt" 
yang banyak mengupas tentang ketidakpastian/uncertainty dalam sejarah science 
(dari hubungan kanker dengan rokok, teori lubang ozon, sampai perubahan iklim) 
yang kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan politik atau bisnis. Strategi yang 
dipergunakan berulang kali semenjak beberapa dekade silam selalu sama: 
mendiskreditkan science, mempublikasikan argumentasi lain yang acap kali tidak 
didukung oleh data yang seimbang, dan kemudian menghadirkan kerancuan di 
masyarakat luas. Sebagai contoh adalah usaha memerangi pembatasan rokok di awal 
70-an dengan membuat kabur hipotesa bahwasanya kanker paru-paru disebabkan oleh 
tembakau. Dan bisa ditebak bahwasanya dunia industri terlibat dalam usaha 
"membingungkan" masyarakat ini (Phillip Morris dalam hal ini atau Exxon dalam 
kasus global warming).

All scientific work is incomplete, whether it be observational or experimental. 
Celah ini lah yang dipergunakan untuk mengadu domba kalangan awam. Moga-moga 
saja modus ini tidak ada dalam kasus Gunung Padang.


FHS


2013/5/6 Andang Bachtiar 
>
> Membaca lampiran yang disertakan dalam posting-an Prof Koesoemadinata 
> yang membahas tentang kontroversi Gunung Padang, saya terinspirasi 
> untuk mengajak nikmati bersama (sharing) tulisan yang saya buat 
> seminggu sebelumnya (28 April 2013) yang saya posting di facebook saya 
> persis setelah munculnya Petisi Menghentikan Penelitian Gunung Padang. 
> Mudah-mudahan inti dan semangat tulisan saya tersebut masih juga 
> sejalan dengan apa yang ditulis Prof Koesoemadinata dan juga dapat 
> mencerahkan khalayak komunitas geosains kita.
>
> Tulisan tersebut saya narasikan sebagai surat kepada Gesit - yang saat 
> ini sedang menyelesaikan program graduate Science Journalism-nya di 
> Canada - supaya dapat lebih nikmat mengalirdicerna, dan juga saya edit 
> sedikit dari aslinya yang terpampang di dinding facebook saya, hanya 
> sekedar untuk menambah penekanan pada maksud beberapa pernyataan yang ada di 
> dalamnya.
>
> Silakan dinikmati dan diresapi.
>
>
> "SCIENTIFIC TRUTH (OR FALSE) IN THE MAKING & EXPLORER VERSUS MAINSTREAMER"
> (SURAT UNTUK GESIT DI KANADA)
>
> Gesit Mutiarta, coba browsing, kumpulkan, dan kemudian klippingkan 
> pemberitaan ttg bencana (gempa, tsunami, letusan gn.api, banjir, tanah 
> longsor, sampai ke "meteor impact") yg terkait dg Andi Arief Dua Staff 
> khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial & Bencana, termasuk pemberitaan 
> tentang Katastrofi Purba dan ramainya perang opini ttg riset Gn Padang 
> (Petisi Arkenas dll) akhir2 ini.
>
> Perhatikan gaya komunikasi AA (Andi Arief): pernyataan2 yang 
> dilontarkannya, prediksi2nya, warningnya, dan sejenisnya. Itu semua 
> bisa jadi bahan telaahan fenomena baru: SCIENCE JOURN

Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik MINARWAN
Setelah membaca sekilas dua artikel di NatGeo ini, saya jadi mengerti bahwa
situs Gunung Padang ini sebenarnya memang buatan manusia. Tampaknya yang
dijadikan polemik adalah:
1. Tak ada piramida
2. Bukan hasil kebudayaan "hebat"
3. Tak ada emas
4. Tak suka hasil penemuan ini "seolah-olah begitu hebat" sehingga langsung
dipublikasikan secara populer
5. Penggalian yang katanya merusak situs megalitikum ini.


Salam
Min

2013/5/7 

> Bapak2,
>
> Sudah banyak argumen dari para Geologist yang pro, kontra maupun netral...
> Berikut link beberapa tulisan mengenai Gunung Padang dari portal Majalah
> National Geographic Indonesia yang nara sumbernya Arkeolog.. Mungkin ada yg
> bahasanya sedikit berbeda...
>
>
> http://nationalgeographic.co.id/mobile/berita/2013/01/situs-megalitikum-gunung-padang-dirusak
>
>
> http://nationalgeographic.co.id/mobile/berita/2013/01/konstruksi-gunung-padang-dirancang-arsitek-purba-ulung
>
>
> http://nationalgeographic.co.id/mobile/berita/2013/05/pelajaran-gunung-padang-dan-etika-penelitian
>
>
> http://nationalgeographic.co.id/mobile/berita/2013/05/mengulik-fakta-sejati-gunung-padang
>
>
> http://nationalgeographic.co.id/mobile/berita/2013/05/ketua-tim-mandiri-gunung-padang-bukan-piramida
>
>
> http://m.nationalgeographic.co.id/berita/2012/03/pusat-arkeologi-nasional-tak-ada-piramida-dan-peradaban-atlantis-di-nusantara
>
> Selamat membaca...
>
> Regards,
> Adie
> 3602
>
>
> --
> - when one teaches, two learn -
> http://www.linkedin.com/in/minarwan
>


Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik adie
Bapak2,

Sudah banyak argumen dari para Geologist yang pro, kontra maupun netral... 
Berikut link beberapa tulisan mengenai Gunung Padang dari portal Majalah 
National Geographic Indonesia yang nara sumbernya Arkeolog.. Mungkin ada yg 
bahasanya sedikit berbeda...

http://nationalgeographic.co.id/mobile/berita/2013/01/situs-megalitikum-gunung-padang-dirusak

http://nationalgeographic.co.id/mobile/berita/2013/01/konstruksi-gunung-padang-dirancang-arsitek-purba-ulung

http://nationalgeographic.co.id/mobile/berita/2013/05/pelajaran-gunung-padang-dan-etika-penelitian

http://nationalgeographic.co.id/mobile/berita/2013/05/mengulik-fakta-sejati-gunung-padang

http://nationalgeographic.co.id/mobile/berita/2013/05/ketua-tim-mandiri-gunung-padang-bukan-piramida

http://m.nationalgeographic.co.id/berita/2012/03/pusat-arkeologi-nasional-tak-ada-piramida-dan-peradaban-atlantis-di-nusantara

Selamat membaca...

Regards,
Adie
3602

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Yanto R. Sumantri" 
Sender: 
Date: Mon, 6 May 2013 23:24:42 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

DR. Danny Hilman ysh 

Saya menghargai usaha Anda untuk membuktikan sesuatu yang menurut Anda dan 
kawan kawan adalah suatu yang benar dan akan bermanfaat bagi bangsa dan 
Negara.an berkorban untuk itu.

Saya hanya ingatkan agar  Anda harus dapat  membalas kritik kepada Anda atau 
hipotesa yang Anda yakini dengan TETAP berpegang kepada ETIKA seorang 
ILMUWAN.Apalagi dalam ruang publik.
Semoga dapat direnungkan . Terima kasih.


yanto r sumantri / si Abah
Anggota Dewan Penasehat IAGI 



 From: yustinus yuwono 
To: iagi-net  
Sent: Sunday, May 5, 2013 12:29 AM
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
 


Dr. Danny Hilman yang baik dan budiman,
Saya marah karena anda bilang asbun! Apakah anda tidak pernah diajar sopan 
santun? Tolong baca baik2 komentar saya itu seluruhnya, bagian mana yang asbun? 
Ini milis terbuka dibaca ribuan orang lho.
Mengenai kolomnar joint yang anda pake kartu truf itu kebetulan ada rekan yang 
send salah satu contoh singkapan bagus sekali, tolong perhatikan arahnya, ada 
yang vertikal, ada yang horizontal, bahkan saya pernah lihat ada yang berbentuk 
kipas, sangat kompleks.
Salam hormat,
Yatno (yang bergelar baru doktor geologi asbun).



2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja 

Pak Yatno, daripada asbun dan komentar hal-hal yang bapak sendiri kurang paham 
mendingan bantuin Mang Okim untuk bedain susunan kolom andesit yang alamiah 
atau bukan.  Atau sekalian ikut meneliti semen Gunung Padang itu dengan 
keahlian bapak.  Itu baru mantap.
> 
>From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus 
>yuwono
>Sent: 05 Mei 2013 0:12
>To: iagi-net
>
>Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
> 
>Mang Okim yth,
> 
>Jadi apakah memang betul pijakan hipotesa kemungkinan adanya bangunan canggih 
>di bawah G Padang itu didasarkan atas dugaan paranormal (ghoib)? Wah..wah..wah 
>(gk ada komentar lanjut).
> 
>Sharing I : Kalo menggunakan paranormal gitu, meskipun saya yang doktor 
>geologi dengan desertasi petrologi volkanik purba ini, masih bisa mentolerir 
>bila menggunakan jasa paranormal misalnya kalo menyangkut keselamatan nyawa 
>manusia (misal mencari orang hilang dsb nya). Tapi kalo untuk tujuan mencari 
>endapan mineral, ataupun esplorasi geologi lainnya, dibayar berapapun saya 
>tidak akan mau nglakoni, karena saya menganggap pelecehan terhadap geoscience. 
>Malu sama profesor yang membimbing saya, malu sama almamater tempat saya 
>mendapat gelar, malu sama kaidah science itu sendiri (meskipun mungkin 
>berhasil?).
> 
>Sharing II : Seingat saya, ajaran dari Prof Sukendar Alm: di bidang geologi, 
>ada banyak tool untuk mendapatkan data (geologi) salah satunya adalah metoda 
>geofisik. Jadi (menurut beliau, dan saya juga percaya) geofisik adalah tool. 
>Namanya saja tool, jadi hasil geofisik adalah basic data, bukan final result 
>untuk membuat sintesa geologi. Yang lebih berkompeten untuk membuat sintesa- 
>nya adalah geologist bukan geophysisist. Dalam hal G Padang geologist yang 
>paling berkompeten untuk membuat sintesa nya adalah geologist bidang gunungapi 
>karena materi yang dipelajari adalah produk volkanik (karena tidak semua 
>geologist mengenal dengan baik karakter volcanic products, apalagi 
>geophysisist). Bisa saja seorang geophysisist belajar geologi tetapi yaitu, 
>pasti pengetahuan dasar geologinya sangat tidak memadai dibanding geologist 
>yang sehari- hari menggeluti ilmu geologi itu sendiri. Bukan melecehkan teman2 
>geophysisist wong nyatanya kebanyakan mereka rata2 makmur
 secara finansial karena sering dapat proyek yg nilainya em -em an dan mereka 
rata2 pandai-pandai. Tetapi saya ingin mendudukkan profesi masing2 secara 
proporsional. 
> 
>Sekedar sharing malam Minggu.
>Salam,
>Yatno
> 
>2013/5/4 
>Naa si

Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik nyoto - ke-el
Kalau gitu kayak orang Papua cak Avi, Maduranya ilang ...




2013/5/7 rakhmadi avianto 

> Setuju mas Danny, kita harus saling memaafkan, saya yg sudah jadi
> Geologist Salon (kerja di ruangan ber-AC terus) merasa bahwa kerja lapangan
> itu cukup berat dan panas buanget (lihat foto terlampir), jadi kalau ada
> kritik bisa aja jadi puanas kayak suasana di lapangan.
>
> Ayoo maju terus peneliti Indonesia.
>
> Avi
> Geologist salon
>
>
>
> On Tue, May 7, 2013 at 2:27 PM, Danny Hilman Natawidjaja <
> danny.hil...@gmail.com> wrote:
>
>>  [image: Boxbe]  This message is
>> eligible for Automatic Cleanup! (danny.hil...@gmail.com) Add cleanup 
>> rule|
>>  More
>> info
>>
>> Ah Abah mah mani ujug2.  “Likewise” buat rekan-rekan semua.   Peneliti
>> juga manusia J  Ada aksi ada reaksi.
>>
>> Hatur nuhun atas wejangannya.   Insya Allah
>>
>> ** **
>>
>> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of *Yanto
>> R. Sumantri
>> *Sent:* 07 Mei 2013 13:25
>> *To:* iagi-net@iagi.or.id
>> *Subject:* Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
>>
>> ** **
>>
>> DR. Danny Hilman ysh 
>>
>> ** **
>>
>> Saya menghargai usaha Anda untuk membuktikan sesuatu yang menurut Anda
>> dan kawan kawan adalah suatu yang benar dan akan bermanfaat bagi bangsa dan
>> Negara.an berkorban untuk itu.
>>
>> ** **
>>
>> Saya hanya ingatkan agar  Anda harus dapat  membalas kritik kepada Anda
>> atau hipotesa yang Anda yakini dengan TETAP berpegang kepada ETIKA seorang
>> ILMUWAN.Apalagi dalam ruang publik.
>>
>> Semoga dapat direnungkan . Terima kasih.
>>
>> ** **
>>
>> yanto r sumantri / si Abah
>>
>> Anggota Dewan Penasehat IAGI 
>>
>> ** **
>> --
>>
>> *From:* yustinus yuwono 
>> *To:* iagi-net 
>> *Sent:* Sunday, May 5, 2013 12:29 AM
>> *Subject:* Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
>>
>> ** **
>>
>> Dr. Danny Hilman yang baik dan budiman,
>>
>> Saya marah karena anda bilang asbun! Apakah anda tidak pernah diajar
>> sopan santun? Tolong baca baik2 komentar saya itu seluruhnya, bagian mana
>> yang asbun? Ini milis terbuka dibaca ribuan orang lho.
>>
>> Mengenai kolomnar joint yang anda pake kartu truf itu kebetulan ada rekan
>> yang send salah satu contoh singkapan bagus sekali, tolong perhatikan
>> arahnya, ada yang vertikal, ada yang horizontal, bahkan saya pernah lihat
>> ada yang berbentuk kipas, sangat kompleks.
>>
>> Salam hormat,
>>
>> Yatno (yang bergelar baru doktor geologi asbun).
>>
>> ** **
>>
>> 2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja 
>>
>> Pak Yatno, daripada asbun dan komentar hal-hal yang bapak sendiri kurang
>> paham mendingan bantuin Mang Okim untuk bedain susunan kolom andesit yang
>> alamiah atau bukan.  Atau sekalian ikut meneliti semen Gunung Padang itu
>> dengan keahlian bapak.  Itu baru mantap.
>>
>>  
>>
>> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
>> *yustinus
>> yuwono
>> *Sent:* 05 Mei 2013 0:12
>> *To:* iagi-net
>>
>>
>> *Subject:* Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
>>
>>  
>>
>> Mang Okim yth,
>>
>>  
>>
>> Jadi apakah memang betul pijakan hipotesa kemungkinan adanya bangunan
>> canggih di bawah G Padang itu didasarkan atas dugaan paranormal (ghoib)?
>> Wah..wah..wah (gk ada komentar lanjut).
>>
>>  
>>
>> Sharing I : Kalo menggunakan paranormal gitu, meskipun saya yang doktor
>> geologi dengan desertasi petrologi volkanik purba ini, masih bisa
>> mentolerir bila menggunakan jasa paranormal misalnya kalo menyangkut
>> keselamatan nyawa manusia (misal mencari orang hilang dsb nya). Tapi kalo
>> untuk tujuan mencari endapan mineral, ataupun esplorasi geologi lainnya,
>> dibayar berapapun saya tidak akan mau nglakoni, karena saya menganggap
>> pelecehan terhadap geoscience. Malu sama profesor yang membimbing saya,
>> malu sama almamater tempat saya mendapat gelar, malu sama kaidah science
>> itu sendiri (meskipun mungkin berhasil?).
>>
>>  
>>
>> Sharing II : Seingat saya, ajaran dari Prof Sukendar Alm: di bidang
>> geologi, ada banyak tool untuk mendapatkan data (geologi) salah satunya
>> adalah metoda geofisik. Jadi (menurut beliau, dan saya juga percaya)
>> geofisik adalah tool. Namanya saja tool, jadi hasil geofisik adalah basic
>> data, bukan 

Re: [iagi-net] Kekar kolom

2013-05-07 Terurut Topik rakhmadi avianto
Baru baca tautan yg di kirim Razi, bagus sekali lengkap dg gambar dan
genesa terjadinya kekar kolom. Di tulisan Juang dan Chen, 2004 mengatakan
bahawa Kekar Horizontal itu mungkin terjadi di dasar leher G.Api (tipe A),
ada yg miring, ada yg secara gradual berubah inklinasinya dan ada yg
Verikal spt yg kita tahu pada umumnya.

*http://web2.nmns.edu.tw/PubLib/Library/research/200412-83.pdf*

Lumayan sore ini jadi tambah ilmunya pak Yatno, batuan beku.

Lam salam
Avi
Razi thanks tautannya.


On Mon, May 6, 2013 at 4:15 PM, Danny Hilman Natawidjaja <
danny.hil...@gmail.com> wrote:

>  [image: Boxbe]  This message is eligible
> for Automatic Cleanup! (danny.hil...@gmail.com) Add cleanup 
> rule|
>  More
> info
>
> Benar Pak Avi, makin banyak ahli yang ikut meneliti akan makin baik dan
> seru.  Sulitnya penelitian ini bukan “funded project” jadi harus atas dasar
> volunteer.  Saran pak Avi sudah dibahas diemail sebelumnya, memang benar
> demikian. Metoda lain yang bisa membantu untuk membedakan dengan jelas
> antara sangat padat dan ruang adalah survey microgravity.  Alternatif
> lainnya ya di bor atau di gali.  Di Tim kami tidak ada yang punya
> peralatannya.  Kalau ada rekan IAGI yang berminat untuk iseng-iseng survey
> microgravity di sana akan sangat membantu.
>
> ** **
>
> Salam
>
> Danny
>
> ** **
>
> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
> *rakhmadi
> avianto
> *Sent:* 06 Mei 2013 15:33
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Subject:* Re: [iagi-net] Kekar kolom
>
> ** **
>
> Pak Danny
>
> ** **
>
> Jangan menyerah, tapi ada bagusnya team anda itu diperkuat, misalnya ada
> structural expert, Hard rock expert shg semua "loop holes" yg mungkin ada
> bisa teratasi. Kalau melibatkan ADB dan anda berdua rasanya masih belum
> cukup, biar bisa bikin well rounded story.
>
> Dan seperti pak Kusuma bilang "be open minded", kalau Geoscientist memang
> bisa membuka tabir yg masuk ranahnya Arkeolog kenapa tidak.
>
> ** **
>
> Oh saya mau urun rembuk aja bahwa "High Resistive" bisa ruang terbuka
> (baca ruangan kaya auditorium) atau very damned tight rock juga loh. Selama
> chancesnya 50-50, maka anda harus menyiapkan jawaban untuk itu.
>
> ** **
>
> OK salam sukses
>
> Avi - Bendahara IAGI
>
> ** **
>
> 2013/5/6 MINARWAN 
>
> Pak,
>
>  
>
> Diskusi yang menarik sehingga membuat saya iseng-iseng berusaha membaca
> mengenai topik kekar kolom ini, selalu vertikal atau bisa ada posisi lain.
> 
>
>  
>
> Kebetulan saya menemukan abstrak tentang kekar kolom yang horisontal,
> katanya ada di Korsel:
>
> http://adsabs.harvard.edu/abs/2010AGUFM.V23B2451J
>
>
> Saya sendiri tak ikut memikirkan perdebatan G. Padang ini jadi tak bisa
> berkomentar lebih banyak.
>
>  
>
> Salam
>
> Minarwan
>
> 2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja 
>
> Waktu saya lihat singkapan susunan batu kolom di bawah permukaan Gunung
> Padang, ekspresinya sebaliknya,  saya benar-benar terkesiap karena posisi
> horisontalnya (dan arahnya persis sama dengan yang terlihat di dinding
> situs Teras 1 ke 2) menunjukkan jelas bukan insitu alamiah, tapi rapihnya
> susunanalamak LUARBIASA RAPIH SEPERTI BUATAN ALAM saja!
>
>
> --
> - when one teaches, two learn -
> http://www.linkedin.com/in/minarwan 
>
> ** **
>
>


RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Ah Abah mah mani ujug2.  "Likewise" buat rekan-rekan semua.   Peneliti juga
manusia J  Ada aksi ada reaksi.

Hatur nuhun atas wejangannya.   Insya Allah

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R.
Sumantri
Sent: 07 Mei 2013 13:25
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

DR. Danny Hilman ysh 

 

Saya menghargai usaha Anda untuk membuktikan sesuatu yang menurut Anda dan
kawan kawan adalah suatu yang benar dan akan bermanfaat bagi bangsa dan
Negara.an berkorban untuk itu.

 

Saya hanya ingatkan agar  Anda harus dapat  membalas kritik kepada Anda atau
hipotesa yang Anda yakini dengan TETAP berpegang kepada ETIKA seorang
ILMUWAN.Apalagi dalam ruang publik.

Semoga dapat direnungkan . Terima kasih.

 

yanto r sumantri / si Abah

Anggota Dewan Penasehat IAGI 

 

  _  

From: yustinus yuwono 
To: iagi-net  
Sent: Sunday, May 5, 2013 12:29 AM
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Dr. Danny Hilman yang baik dan budiman,

Saya marah karena anda bilang asbun! Apakah anda tidak pernah diajar sopan
santun? Tolong baca baik2 komentar saya itu seluruhnya, bagian mana yang
asbun? Ini milis terbuka dibaca ribuan orang lho.

Mengenai kolomnar joint yang anda pake kartu truf itu kebetulan ada rekan
yang send salah satu contoh singkapan bagus sekali, tolong perhatikan
arahnya, ada yang vertikal, ada yang horizontal, bahkan saya pernah lihat
ada yang berbentuk kipas, sangat kompleks.

Salam hormat,

Yatno (yang bergelar baru doktor geologi asbun).

 

2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja 

Pak Yatno, daripada asbun dan komentar hal-hal yang bapak sendiri kurang
paham mendingan bantuin Mang Okim untuk bedain susunan kolom andesit yang
alamiah atau bukan.  Atau sekalian ikut meneliti semen Gunung Padang itu
dengan keahlian bapak.  Itu baru mantap.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus
yuwono
Sent: 05 Mei 2013 0:12
To: iagi-net


Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Mang Okim yth,

 

Jadi apakah memang betul pijakan hipotesa kemungkinan adanya bangunan
canggih di bawah G Padang itu didasarkan atas dugaan paranormal (ghoib)?
Wah..wah..wah (gk ada komentar lanjut).

 

Sharing I : Kalo menggunakan paranormal gitu, meskipun saya yang doktor
geologi dengan desertasi petrologi volkanik purba ini, masih bisa mentolerir
bila menggunakan jasa paranormal misalnya kalo menyangkut keselamatan nyawa
manusia (misal mencari orang hilang dsb nya). Tapi kalo untuk tujuan mencari
endapan mineral, ataupun esplorasi geologi lainnya, dibayar berapapun saya
tidak akan mau nglakoni, karena saya menganggap pelecehan terhadap
geoscience. Malu sama profesor yang membimbing saya, malu sama almamater
tempat saya mendapat gelar, malu sama kaidah science itu sendiri (meskipun
mungkin berhasil?).

 

Sharing II : Seingat saya, ajaran dari Prof Sukendar Alm: di bidang geologi,
ada banyak tool untuk mendapatkan data (geologi) salah satunya adalah metoda
geofisik. Jadi (menurut beliau, dan saya juga percaya) geofisik adalah tool.
Namanya saja tool, jadi hasil geofisik adalah basic data, bukan final result
untuk membuat sintesa geologi. Yang lebih berkompeten untuk membuat sintesa-
nya adalah geologist bukan geophysisist. Dalam hal G Padang geologist yang
paling berkompeten untuk membuat sintesa nya adalah geologist bidang
gunungapi karena materi yang dipelajari adalah produk volkanik (karena tidak
semua geologist mengenal dengan baik karakter volcanic products, apalagi
geophysisist). Bisa saja seorang geophysisist belajar geologi tetapi yaitu,
pasti pengetahuan dasar geologinya sangat tidak memadai dibanding geologist
yang sehari- hari menggeluti ilmu geologi itu sendiri. Bukan melecehkan
teman2 geophysisist wong nyatanya kebanyakan mereka rata2 makmur secara
finansial karena sering dapat proyek yg nilainya em -em an dan mereka rata2
pandai-pandai. Tetapi saya ingin mendudukkan profesi masing2 secara
proporsional. 

 

Sekedar sharing malam Minggu.

Salam,

Yatno

 

2013/5/4 

Naa siapa mas yang penasihat turangga seta?

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Sujatmiko"  

Sender:  

Date: Sat, 4 May 2013 12:31:59 +0700

To: 

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Abah Yanto,

 

Eta teh hereuy Abah. Yang mang Okim tahu, pencetus pertamanya adalah Yasasan
Turangga Seta. Mang Okim tahunya ketika mereka presentasi di kantor Wagub
Jabar dimana mang Okim spesial diundang. Disanalah mang Okim lihat video
yang menayangkan penjelasan penasehat ahli Turangga Seta tentang hasil
interpretasi geolistrik/georadar yang mendukung hipotesis Turangga Seta (
asalnya dari  bisikan ghoib ).  Semoga jelas Abah,

 

Wassalam,

 

Mang Okim

 

From: Yanto R. Sumantri [mailto:yrs_...@yahoo.com] 
Sent: 04 Mei 2013 12:11
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI