[iagi-net-l] TUHAN membinasakan Sodom dan Gomora melalui Tektonik
Saya pernah juga mengulas peristiwa/bencana Sodom dan Gomora ini berdasarkan Qur'an dan ilmu pengetahuan. Barangkali dapat menjadi tambahan masukkan terhadap apa yang dibahas oleh Pak Awang pada papernya. Semoga bermanfaat. - Original Message - From: Nana Djumhana To: bdi-...@googlegroups.com Cc: petrochina_mos...@googlegroups.com Sent: Friday, June 15, 2007 7:09 AM Subject: Pepeling 15 : Azab dan Kejadian Alam (4) Assalamu'alaikum wr.wb. AZAB DAN KEJADIAN ALAM (4) Kita lanjutkan kajian tentang azab Allah kepada manusia karena pembangkangan mereka. Kisah yang paling terkenal tentang hal ini adalah azab terhadap kaumnya Nabi Luth alaihissalam. Salah satu penyebab turunnya azab ini adalah akibat perilaku manusia yang menyimpang dari fitrahnya, yaitu homoseksual. Allah telah mengabadikan kisah ini dalam beberapa firmanNya yang terangkum dalam Al Qur'an, untuk menjadi pelajaran dan peringatan kepada kita semua. Yang paling lengkap tentang azab ini dijumpai pada Surah Al Hijr, yang diawali dengan informasi akan turunnya azab tersebut, disampaikan kepada Nabi Ibrahim a.s. sebelum datang kepada Nabi Luth. Lengkapnya sebagai berikut : Ibrahim berkata (kepada tamunya, para malaikat utusan Allah) : "Apakah urusanmu yang (lebih) penting, wahai para utusan ?" Mereka menjawab : "Kami sesungguhnya diutus kepada kaum yang berdosa, kecuali Luth dan para pengikutnya. Sesungguhnya kami akan menyelamatkan mereka semuanya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan bahwa ia (istri Luth) itu termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama orang-orang kafir)". Maka tatkala para utusan (malaikat yang menjelma manusia) itu datang kepada kaum Luth beserta pengikut-pengikutnya, dia (Luth) berkata : "Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang tidak dikenal". Para utusan menjawab : "Sebenarnya kami datang kepadamu membawa kebenaran, dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang yang benar. Maka pergilah kamu sekalian di ujung malam dengan membawa keluargamu, dan iringilah mereka dari belakang, serta jangalah seorangpun di antara kalian menengok ke belakang, dan lanjutkanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu". Dan Kami telah mewahyukan kepadanya (Luth) tentang hal itu, bahwa mereka (kaum kafir) akan ditumpas habis di waktu subuh. Dan datanglah penduduk kota (Sadum/Sodom) itu (ke rumah Luth) dengan kegembiraannya atas kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata : "Sesungguhnya mereka itu para tamuku, maka janganlah kalian membuat malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah serta janganlah kalian membuatku terhina". Mereka berkata : "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia ?" Luth berkata : "Inilah putri-putriku (untuk dikawini) jika kamu hendak berbuat (secara halal)". (Allah berfirman) : "Demi umurmu, sesungguhnya mereka terombang-ambing dalam (kesesatan) yang memabukkan". Maka mereka dibinasakan oleh suara keras bergemuruh menggelegar di saat matahari menjelang terbit. Maka Kami jadikan negri itu terbalik (amblas) ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan hijaaratammin sijjiil ( tanah bebatuan yang keras panas). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat ayat-ayat (tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikannya. Dan sesungguhnya negri itu benar-benar terletak pada sabiilimmuqiim (jalur yang ditempatkan/ditetapkan). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan ayat-ayat (tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (QS Al Hijr 57-77). Nabi Luth a.s hidup sejaman dengan Nabi Ibrahim a.s. Bahkan keduanya masih terdapat hubungan keluarga, karena Nabi Luth adalah keponakan Nabi Ibrahim atau putra saudaranya Nabi Ibrahim yang bernama Haran. Ketika kembali dari Mesir bersama Nabi Ibrahim menuju Yerusalem (Palestina), selanjutnya Nabi Luth pergi meninggalkan Nabi Ibrahim atas perintah dan izinnya menuju Gharzaghar, suatu wilayah yang terletak di sebelah selatan sampai tepinya Laut Mati. Pada waktu itu, Sadum atau Sodom merupakan ibukota Gharzaghar, di samping juga terdapat beberapa kota kecil atau desa lain di sekitarnya seperti Amurah (Gomora), Shu'bah, Sha'ud dan Dauha. Penduduk Gharzaghar pada waktu itu terkenal dengan premanismenya. Mereka sering melakukan perampokan dan kejahatan lainnya. Bahkan mereka melakukan kemaksiatan yang tidak sesuai fitrah manusia dan belum pernah dilakukan oleh manusia sebelumnya, yaitu homoseksual, hubungan seks antara laki-laki dengan laki-laki. Dan Nabi Luth diutus Allah untuk mengajak mereka kembali ke jalan yang benar, seperti yang difirmankanNya : "Dan (Kami mengutus) Luth (kepada kaumnya), tatkala ia berkata kepada kaumnya : 'Mengapa kalian mengerjakan perbuatan faahisyah itu yang belum pernah dilakukan seorangpun sebelummu ?' Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan hawa nafsumu bukan kepada wanita, bahkan kamu
Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah
Karena banyak permintaan, saya sudah scan hard copy artikel yang di muat di majalah tersebut dan saya hanya kirimkan kepada yang memohon melalui japri. Prinsipnya isi tulisan tersebut sbb : 1. Tidak ada pertentangan antara ayat Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci (ayat Qauliyah) dan yang tersirat di bumi dan alam semesta ini (ayat Kauniyah). Dasarnya QS Adz Dzaariyaat 20-21. 2. Kehidupan di bumi ini mengalami evolusi yang prosesnya dengan campur-tangan Tuhan (bukan teori evolusinya Darwin dan pengikutnya yang berdasar seleksi alam dan tanpa campur-tangan Tuhan), dari yang paling sederhana (virus) sampai yang paling sempurna (manusia Adam). Proses evolusi ini disinggung dalam QS Al Ankabuut 20, Al A'laa 1-3, Al Nabiyaa' 30, An Nur 45 dan Thahaa 53. 3. Asal-usul manusia yang diceritakan dalam Kitab Suci lebih ditekankan kepada manusia Adam dan keturunannya, karena Kitab Suci itu diperuntukkan bagi manusia keturunan Adam. Meskipun begitu, beberapa firman Tuhan seperti pada QS Al Baqarah 30 dan Al An 'am 133 menyiratkan adanya masyarakat manusia dari golongan/jenis lain sebelum kejadian Adam, sebagaimana dalam ilmu pengetahuan adanya kemunculan dan kepunahan jenis manusia mulai dari Australophitecus, Homo habilis, Homo erectus sampai Homo sapiens seperti manusia Neanderthal dan manusia Cro-Magnon. 4. Dalam hadits shahih Muslim, Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan tentang kejadian bumi dan seisinya : " dan (Allah) menjadikan Adam a.s. sesudah (waktu) ashar pada hari Jum'at (era terakhir penciptaan) setelah selesai tercipta seluruh makhluk, pada saat terakhir di hari Jum'at antara ashar dan malam". Kalender Yahudi menyatakan bahwa manusia (Adam) muncul di bumi 5754 tahun dihitung dari 1993 (5771 dari sekarang), sepertinya kurang sesuai dengan realitas. Banjir bandang pada jaman Nabi Nuh a.s. merupakan kunci kapan manusia Adam ada di bumi. Kejadian tersebut setelah Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun (QS Al Ankabuut 14), dan Nabi Nuh sendiri merupakan generasi ke-10 dari Nabi Adam (sejarah para Nabi), sehingga beda waktu antara banjir bandang dengan keberadaan Nabi Adam diperkirakan sekitar 2000 tahun. Dari sisi ilmu pengetahuan, (dalam artikel tsb didasarkan pada) hasil penelitian Delmas (1980), Neffel (1982) dan Berger (1984) bahwa pencairan es terakhir secara besar-besaran yang mungkin sebagai penyebab banjir bandang itu, terjadi pada sekitar tahun 8000 SM. Dengan demikian keberadaan Nabi Adam di bumi sekitar tahun 10,000 SM atau 12,000 tahun dari sekarang. Wallahu 'alam. Salam, Nana - Original Message - From: To: Sent: Wednesday, March 10, 2010 6:39 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah Nana, Peminatnya banyak ada baiknya di posting saja disini (discan). Pertanyaan pertanyaan ini akan menarik kalau dibahas dengan santai. Misalnya Apakah benar asal muasal manusia dari hanya Adam dan Hawa? Atau orang Yahudi pada saat dan jaman itu menyederhanakan konsep karena pada saat itu pengetahuan manusia terbatas. Kalau melihat menyebarnya manusia purba di berbagai belahan dunia apa betul hanya ada satu pasang Adam dan Hawa? Dan hanya ada di tempat orang Yahudi bermukim? Kenapa kebudayaan Mesir dan Asia timur yang lebih tua tidak mengatakan Adam dan Hawa sebagai asal muasal manusia ciptaan Tuhan yang pertama?. Kalau mentok diskusinya yah sudah, harus kita terima secara dogmatis, sebab kemampuan manusia sangat terbatas. Terima kasih Nana Salam Yanto Salim Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: ukat.suka...@eniindonesia.co.id Date: Wed, 10 Mar 2010 08:58:50 To: Cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah Pak Nana, Kalau boleh, saya minta copy nya Pak. Terimakasih sebelumnya atas kebaikan Pak Nana. Salam, us "Nana Djumhana" 03/10/2010 08:25 AM Please respond to iagi-net To: cc: Subject:Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah Pak Ukat, Saya pernah menulis hal ini dan dimuat dalam majalah Panji Masyarakat No. 760 halaman 38-41, yang terbit pada awal Juli 1993. Judul tulisan tersebut : "Benarkah Adam manusia Pertama (Kajian Asal Manusia berdasar Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan)". Sayang tidak punya digitalnya, tapi kalau hard copy-nya masih ada. Wasalam, Nana - Original Message - From: To: Cc: Sent: Wednesday, March 10, 2010 7:57 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah Sebetulnya Mas dari dulu saya cari2 jawabannya, dari Buku2 Islam dan Injil, tapi belum dapat, Kapan Nabi Adam mulai hidup? Sesudah Nabi Adam, lalu kapan Nabi Nuh hidup? Waktu Nabi Nuh ini, Air Laut naik sangat tinggi dan menggenangi Kontinen yang sudah lama terjemur. Sea Level dari Haq, pada umur Kapur, naik paling tinggi, para ahli menduga ini pada waktu umur
Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah
Pak Ukat, Saya pernah menulis hal ini dan dimuat dalam majalah Panji Masyarakat No. 760 halaman 38-41, yang terbit pada awal Juli 1993. Judul tulisan tersebut : "Benarkah Adam manusia Pertama (Kajian Asal Manusia berdasar Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan)". Sayang tidak punya digitalnya, tapi kalau hard copy-nya masih ada. Wasalam, Nana - Original Message - From: To: Cc: Sent: Wednesday, March 10, 2010 7:57 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah Sebetulnya Mas dari dulu saya cari2 jawabannya, dari Buku2 Islam dan Injil, tapi belum dapat, Kapan Nabi Adam mulai hidup? Sesudah Nabi Adam, lalu kapan Nabi Nuh hidup? Waktu Nabi Nuh ini, Air Laut naik sangat tinggi dan menggenangi Kontinen yang sudah lama terjemur. Sea Level dari Haq, pada umur Kapur, naik paling tinggi, para ahli menduga ini pada waktu umur Nabi Nuh. Tapi rasanya manusia muncul lebih muda dari umur Kapur. Lalu ada lagi Manusia purba? Kalau dia purba, apakah dia lebih tua dari Nabi Adam? atau apakah Nabi Adam pun termasukpunten... purba juga? Salam, us anoms...@gmail.com 03/10/2010 07:08 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah Harusnya ada jawabannya pak, dengan menyelaraskan agama dan sains. Ini yg harus hati2 Sent from Warnet deket rumah -Original Message- From: ukat.suka...@eniindonesia.co.id Date: Wed, 10 Mar 2010 06:59:22 To: Cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah Mana yah yang lebih tua, manusia purba atau Nabi Adam? Salam, us Awang Satyana 03/10/2010 04:05 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah Pak Oki, Terima kasih infonya; yang di Ayamaru jelas ada dan telah menjadi daerah penelitian paleoantropologist Juliette Pasveer yang publikasinya saya kutip (jurnal Modern Quaternary Research in SE Asia No. 17). Yang di Onin seperti yang Pak Oki sebutkan adalah sesuai dugaan saya sebab batugamping Kais sama-sama terangkat di wilayah itu sehingga wajar sekali menjadi gua kars yang pernah dihuni manusia purba, apalagi lokasinya di pantai yang sering menjadi area pertama migrasi manusia. Dua wilayah lain yang mesti dicurigai adalah gamping Kais di Misool (yang membentuk "geantiklin" Misool-Onin) dan Lengguru Belt. Info dari Pak Oki akan saya teruskan ke teman-teman saya para paleoantropologist. salam, Awang --- Pada Sel, 9/3/10, oki musakti menulis: Dari: oki musakti Judul: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Selasa, 9 Maret, 2010, 11:01 PM Pak Awang, Waktu saya ikut naik rig di sumur Ubadari 2 (Jaman merumput di Arco dulu), pernah diceletuki oleh John Salo yang jadi ops geo (atau oleh co-man ya?) diajak untuk jalan-jalan ke pantai. Katanya dekat-dekat situ ada gua prehistoric cave yang ada jejak-jejak manusia purba. Kemungkinan lokasi yang yang beliau maksud adal di dataran karst Onin, disebelah selatan sumur dan bukannya di Ayamaru. Sayang, sampai ahir waktu saya di rig, tidak dapat kesempatan untuk kabur ke gua tersebut. Salam Oki --- On Tue, 9/3/10, Awang Satyana wrote: From: Awang Satyana Subject: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah To: "Eksplorasi BPMIGAS" , "Geo Unpad" , "IAGI" , "Forum HAGI" Received: Tuesday, 9 March, 2010, 3:41 PM Bekas-bekas hunian manusia prasejarah (purba) yang punya industri perkakas batu ditemukan di banyak tempat di Jawa, terutama di Pegunungan Sewu, Pacitan. Begitu banyaknya artefak berupa perkakas batu pernah ditemukan di sini, sehingga menghasilkan istilah-istilah tertentu seperti kebudayaan Pacitanian atau industri Kali Baksoko. Kali Baksoko adalah sebuah kali di wilayah ini tempat ditemukannya banyak artefak. Itu di Jawa, tempat paling banyak ditemukannya artefak perkakas batu. Kelihatannya saat bermigrasi dulu, para penghuni pertama negeri kita memilih Jawa sebagai pangkalan terakhirnya. Pemikiran ini disebabkan begitu banyaknya artefak ditemukan di Jawa, juga penemuan fosil-fosil tulang hominid atau manusia purba. Meskipun demikian, terdapat bukti bahwa beberapa generasi manusia purba ini kemudian dari Jawa bermigrasi ke timur ke Nusa Tenggara bahkan sampai Australia. Bagaimana dengan penemuan-penemuan arkeologi di pulau paling timur Indonesia : Papua, jarang sekali terdengar berita-berita tentang itu. Padahal, bila situs-situs hunian manusia purba banyak terdapat di topografi kars berupa gua-gua batugamping, seperti di Gua Pawon, Padalarang dan banyak sekali situs-situs arkeologi di gua-gua di Pegunungan Sewu, Pacitan; maka Papua dari segi tutupan batuan batugampingnya adalah kawasan yang paling luas di Indonesia (lihat publikasi Sukamto, 2000 tentang geologi regional Indonesia). Mengap
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Sebagai masukkan saja, mungkin bisa kerjasama dengan teman-teman yang dari Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM terutama Sdr. Agus H yang kebetulan dekat dengan kampung halamannya. Salam, Nana - Original Message - From: "mohammad syaiful" To: Sent: Friday, July 10, 2009 9:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan, he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti. dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri, memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2. atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja, panitia akan membantu sebaik mungkin. salam, syaiful 2009/7/10 Awang Satyana : Pak Syaiful, Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada. Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful wrote: From: mohammad syaiful Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: iagi-net@iagi.or.id Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" , "Eksplorasi BPMIGAS" Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM pak awang, sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober 2009 nanti? salam, syaiful PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - -- Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist Mobile: 62-812-9372808 Emails: msyai...@etti.co.id (business) mohammadsyai...@gmail.com Technical Manager of Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Re
Re: [iagi-net-l] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Tentang penemuan sumur Madja ini pernah disampaikan oleh kawan kita dari Pertamina dalam konvensi IAGI beberapa tahun lalu, cuma saya lupa tahun berapa. Mungkin bisa dilihat kembali dalam file IAGI. Sekedar informasi tentang lokasinya, setahu saya tidak jauh dari Maja, sebuah kota kecamatan di lereng G. Ciremai, kebetulan tidak jauh dari kampung-halaman saya, Jatiwangi yang terletak dan dilalui jalan Bandung - Cirebon. Dari Jatiwangi menuju Maja, ada jalan lurus ke selatan sekitar 25 Km. saja, bisa melalui Sukahaji atau melalui Cigasong, dan tidak perlu melalui Majalengka. Tetapi jika dari Bandung, belok kanan dari Kadipaten terus ke selatan melalui Majalengka. Teralalu jauh jika melalui Cikijing, kecuali jika dari Ciamis. Salam, Nana Djumhana - Original Message - From: "Awang Satyana" To: Cc: "Geo Unpad" ; "Forum HAGI" ; "Eksplorasi BPMIGAS" Sent: Monday, March 09, 2009 9:55 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Pak Syaiful, Saya tak punya referensi aslinya, saya menemukan dua nama (Madja-1 dan Tjibodas Tangat-1) dari laporan2 tidak dipublikasikan yang digunakan untuk sumur eksplorasi pertama di Indonesia itu. Saya tak yakin bahwa ada laporan2 resmi untuk sumur2 yang dibor Jan Reerink sebab pada zaman itu belum ada perusahaan minyak Belanda di Indonesia. Meskipun demikian, kawan2 dari Pertamina EP atau Pertamina Cirebon barangkali bisa memberikan informasi lebih lanjut. Maja dan Cibodas adalah dua nama tempat di lereng barat Ciremai, bisa dicapai dari Majalengka ke Cikijing melalui jalan kabupaten. Cikijing adalah nama tempat di tepi jalan raya dari Kuningan ke Ciamis. salam, awang --- On Mon, 3/9/09, mohammadsyai...@gmail.com wrote: From: mohammadsyai...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: "Milis PP-IAGI" Date: Monday, March 9, 2009, 2:09 AM Cerita yg menarik dan memberikan motivasi. Jadi, pak Awang, satu sumur pertama tsb punya dua nama: Madja-1 dan Tjibodas Tangat-1? Kalau boleh tahu, referensinya apa? Apakah masih ada semacam 'laporan pemboran' (tentu dalam Bahasa Belanda ya) atau data/sketsa jaman dulu? Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Awang Satyana Date: Sun, 8 Mar 2009 10:38:59 To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: [iagi-net-l] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Jan Reerink adalah seorang anak laki-laki saudagar penggilingan beras pada zaman Belanda di Indonesia pada paruh kedua abad ke-19. Reerink ditugaskan ayahnya menjaga sebuah toko kelontong di Cirebon. Tetapi, Reerink selalu melamunkan penemuan minyak seperti yang dilakukan Kolonel Drake di Pennsylvania pada tahun 1857. Akhirnya, sebuah berita ia terima bahwa ada rembesan minyak keluar dari lereng barat Gunung Ciremai di kawasan Desa Cibodas, Majalengka. Reerink berketetapan hati akan membor rembesan minyak itu. Sebagai seorang dari keluarga pedagang, Jan Reerink tak menemui kesulitan dalam melobi Nederlandsche Handel Maatschappij (perusahaan dagang Belanda) untuk menyokong usahanya mencari minyak. Setelah sokongan diperoleh, Reerink pergi ke Amerika Serikat dan Kanada mengumpulkan peralatan bor dan tenaga kerjanya. Reerink kemudian kembali ke Cirebon dan segera pergi ke lereng barat Ciremai di mana rembesan minyak dilaporkan. Di sana, menggunakan menara bor bergaya Pennsylvania, seperti yang digunakan Kolonel Drake mengebor sumur minyak pertamanya di dunia di Titusville, Reerink mengebor sebuah sumur mencari minyak. Saat itu bulan Desember 1871 dan tercatat dalam sejarah perminyakan Indonesia sebagai tahun sumur eksplorasi minyak pertama dibor di Indonesia. Sumur pertama itu dinamai Madja-1 atau Tjibodas Tangat-1. Tali, bukan pipa, digunakan untuk menggerakkan mata bor. Tidak ada pipa selubung atau casing. Kedalaman sumur pertama itu hanya 125 kaki. Tenaga penggerak berasal dari generator yang dihela beberapa ekor kerbau. Sumur pertama ini menemukan minyak walaupun sedikit. Reerink kemudian membor tiga sumur lagi di Cibodas dan dua di antaranya menemukan sedikit minyak. Merasa penasaran belum menemukan minyak dalam jumlah besar, Reerink berpikir bahwa peralatan bornya kurang tenaga, sumur-sumur harus dibor lebih dalam. Maka Reerink pun kembali ke Amerika. Di sana ia membeli peralatan bertenaga uap, sebagai pengganti tenaga kerbau. Tahun 1874, Reerink memulai periode kedua kegiatan pemborannya. Dengan dua mesin bertenaga uap, Reerink mengebor beberapa sumur di Panais, Madja, dan Tjipinang. Semuanya berlokasi di lereng barat Gunung Ciremai, sayang semuanya gagal. Sampai tahun 1876, Reerink terus berusaha mengebor di wilayah ini. Nederlandsche Handel Maatschappij (terakhir kemudian menjadi Royal Dutch Shell) telah mengeluarkan 225.000 gulden dan Reerink sendiri mempertaruhkan uang
Re: [iagi-net-l] OOT : Hidup Tanpa Ijazah
Terimakasih atas uraian tentang Ayip Rosidi. Sebagai tambahan info, kebetulan keluarga kami (terutama ayah saya) dan keluarga Kang Ayip sangat dekat, karena rumahnya di Jatiwangi tidak jauh dan saling belakangan terpisah sawah dengan rumah kami. Meskipun terkenal sampai mancanegara, namun kehiduapannya sederhana, tengok saja rumahnya yang di Jatiwangi maupun yang di Pasar Minggu Jakarta, semuanya biasa-biasa saja. Sebagai sastrawan, dia memang otodidak, tak punya ijazah sekolah tinggi (berbeda dengan adiknya, Ayat Rochaedi yang doktor sastra dengan disertasinya tentang lingguistik bahasa Jawa Cirebon). Tampaknya dia mirip dengan pamannya, yaitu pelukis Afandi (alm.) yang terkenal di mancanegara, namun tidak punya ijazah sekolah seperti halnya Kang Ayip. Salam, ndh - Original Message - From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> To: "IAGI" ; "Forum HAGI" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Tuesday, March 25, 2008 1:04 PM Subject: [iagi-net-l] OOT : Hidup Tanpa Ijazah Ada seorang putra Indonesia yang tak punya gelar akademik sama sekali, bahkan ijazah SMA pun tak punya karena ia tidak menamatkan SMA-nya, tetapi ia diangkat sebagai gurubesar di tiga perguruan tinggi di Jepang. Bagaimana bisa ? Kita barangkali akan sulit meneladani tokoh yang satu ini, bukannya tidak mampu, tetapi kesempatan yang ada pada masa kita hidup saat ini sudah jauh berbeda dengan kesempatan yang lebar terbuka pada saat dahulu. Orang harus mampu, dan ada kesempatan untuk menunjukkannya, maka ia akan sukses. Memang kesempatan bisa diciptakan, tetapi belum tentu selalu menjadi terbuka. Ini cerita tentang seseorang, barangkali ada manfaatnya, paling tidak menekankan : no pain no gain ! Sebuah buku baru diterbitkan Pustaka Jaya, Januari 2008. Tebalnya setebal bantal, 1364 halaman, dicetak di kertas HVS. Meskipun tebal dan cetakannya bagus, harganya murah untuk buku setebal ini, Rp 95.000 (bandingkan dengan buku seri Harry Potter terakhir, Deadly Hollows, tebal 1008 halaman, berkertas dengan kualitas di bawah HVS, berharga Rp 175.000). Saat mengetahui harganya, saya cukup kaget juga, buku-buku yang dicetak biasa (bukan deluks) dengan tebal sekitar 200-300 halaman kini harga rata-ratanya sekitar Rp 35.000-50.000, dengan harga rata2 itu maka buku tebal Pustaka Jaya ini mestinya berharga sekitar Rp 250.000. Bagaimana buku setebal 1364 halaman ini harganya hanya Rp 95.000 ? Saya mendapatkan jawabannya pada halaman 1329 di buku ini dalam "Ucapan Terimakasih". Buku yang akan saya ceritakan ini memang harga seharusnya adalah sekitar Rp 300.000. Tetapi, siapa yang mau membeli buku setebal 1364 halaman dengan harga Rp 300.000 ? Kata Rosihan Anwar, wartawan dan penulis senior itu, tebal buku maksimal yang masih menarik untuk dibaca orang-orang Indonesia adalah sekitar 300-400 halaman. Memang Rosihan Anwar menganjurkan penulis buku ini untuk memotong bukunya sampai menjadi maksimal 400 halaman saja, tetapi penulisnya merasa sayang memotong manuskripnya yang sudah sampai 1000 halaman, jadi ia tak memotongnya sama sekali, maka akhirnya menjadi 1364 halaman. Harganya ? Ada sekitar 100 orang, sebagian di antaranya tokoh-tokoh terkenal Indonesia dan Manca Negara dari berbagai latar belakang, dari seniman sampai birokrat, dari ilmuwan sampai jenderal, yang bersedia membeli buku ini dengan harga edisi khusus dan terjadilah subsidi silang sehingga masyarakat umum dapat membelinya Rp 95.000. Sebuah ide bagus ! Baik, saya ceritakan saja buku ini. Judulnya adalah "Hidup Tanpa Ijazah : Yang Terekam dalam Kenangan", sebuah otobiografi Ajip Rosidi, sastrawan dan budayawan Indonesia. Buku ini ditulis dalam waktu kurang dari setahun, ditulis atas anjuran teman-teman Ajip dan mengejar waktu agar telah terbit saat Ajip berusia 70 tahun pada 31 Januari 2008. Buku ini ditulis oleh Ajip sendiri, jadi bukan otobiografi pesanan seperti banyak dipesankan oleh para tokoh politik dan militer (namanya otobiografi ya harusnya ditulis sendiri dong, kalau dituliskan orang lain ya namanya biografi). Walaupun buku ini mulai ditulis tahun 2006, Ajip dapat merekam dengan cukup detail peristiwa2 puluhan tahun sebelumnya sejak Ajip anak-anak, remaja, pemuda, dewasa muda, dewasa, sampai usianya sekarang (70 tahun). Pasti Ajip biasa menulis jurnal kegiatan harian sehingga ia bisa menuliskan kembali peristiwa sehari-hari puluhan tahun ke belakang. Mengapa Ajip memberi judul buku ini "Hidup Tanpa Ijazah" ? Karena Ajip tak punya ijazah apa-apa, ijazah SMA pun tidak, sebab ia keluar sebelum ujian akhir SMA (Taman Madya). Ajip tidak pernah kuliah, bukan sarjana, tentu bukan master, apalagi doktor. Ia hanya seorang otodidaktis (pelaku otodidak) tulen. Tetapi, lihat karya, sepak terjang, dan pengakuannya. Itu semua melebihi pencapaian rata-rata sarjana, master, doktor, dan profesor pada umumnya. Saya tidak akan menceritakan dengan detail isi buku ini, untuk yang berminat silakan membelinya saja. Saya ingin menyo
Re: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Temuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di West Offshore Aceh oleh BPPT-BGR
Berita ini sudah menyebar luas. Repotnya jika hal itu sudah menjadi opini publik dan masuk wilayah politik. Saya sudah me-reply berita ini yang diposting di milis2 yang bersifat umum, bahwa hal itu kemungkinan tidak benar, barangkali wartawannya yang keliru dalam menyimpulkan sehingga menjadi berita yang bombastis memberi angin surga. Mungkin kita masih BBM (baru bisa mimpi). Kalau mimpi ya janganlah diceritakan kemana-mana. Semoga saja tidak terjadi seperti kasus Busang. Salam, ndh - Original Message - From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, February 12, 2008 3:58 PM Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Temuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di West Offshore Aceh oleh BPPT-BGR Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini. BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS. Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi. Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil. Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak lintasan seismik <5 km. Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di tengah lempung. Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan BRV (bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk sampai ke angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross), dipotong lagi oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc (saturasi HC), lalu dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau menghitung terkurasnya berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery factor). Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan mengalikan BRV dengan porositas, maka yang dihitung hanyalah ruang pori, bukan hidrokarbon. Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 feet), kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja kalau Union Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar Singkel, Suma, Ibu Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya Miosen Awal. Minyak butuh termal yang lumayan panas. Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2 migas di Arakan atau Mergui Terrace offshore Myanmar. Mereka bukan pada posisi forearc basin, tetapi berlokasi di passive margin dengan delta Gangga di teluk Benggala dan Delta Irawadi dengan Andaman Sea Floor Spreading. Belum ada terbukti lapangan minyak/gas komersil di forearc basin. Gempa Aceh Desember 2004 menggeser source rocks sehingga mengeluarkan panas dan mematangkan minyak adalah pernyataan yang menggelikan. Apakah kita tahu pasti lapisan source rocks di situ apa, apakah ia tergeser gempa ? Source rocks tak mengeluarkan panas, yang mengeluarkan panas adalah heat flow dari mantel dan panas konduktif dari tumpukan sedimen. Taruhlah gempa membuat sesar yang menghubungkan mantel dengan source rocks; tetapi harus diingat bahwa heat flow di sini minimal karena di wilayah barat Sumatera terjadi sel konveksi mantle downwelling yang membawa subduksi kerak samudera Hindia, jadi terhubung ke mantel yang dingin percuma saja. Membandingkannya dengan sumberdaya lapangan2 di Arab sungguh tak sepadan, membandingkannya bukan "apple to apple" sebab lapangan2 raksasa di Arab memang sudah dihitung menurut kaidah perhitungan sumberdaya/cadangan dalam perminyakan, bahkan membandingkannya dengan lapangan Bayu Urip pun tak sepadan. Tetapi, tak salah kalau BPPT/BGR mau menindaklanjuti temuan ini. Tetapi, pikirkanlah aspek2 negatifnya juga; dan sebaiknya berhati-hatilah mengeluarkan pendapat yang bombastis ini ke publik, dasar ilmiahnya masih sangat kurang, dan status evaluasinya masih teramat dini. Kalau sudah terlanjur terlempar ke publik, lalu bagaimana ? Mimpi boleh, tetapi tak perlu ribut-ribut dulu ke mana2. Salam, awang -Original Message- From: Muhammad Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, February 12, 2008 2:50 C++ To: iagi-net@iagi.or.
Re: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] Indonesian MPs Consider Closing Oil, Gas Regulators Due to Poor Performance
Barangkali yang dimaksud adalah untuk urusan perizinan dan damage claim di daerah operasi migas, baik untuk kegiatan seismik maupun pemboran. Disamping itu, memang operation costs dari tahun ke tahun cenderung naik. Salam, ndh - Original Message - From: "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, January 28, 2008 6:32 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] Indonesian MPs Consider Closing Oil, Gas Regulators Due to Poor Performance Kang awang, ada yang sedikit mengganjal: 1. Apa benar adanya raja-raja kecil di daerah telah menyebabkan biaya tinggi operasi migas sehingga menaikkan cost recovery? Aku koq agak susah memahaminya. Bagaimana kira-kira back-up data penunjangnya koq sampai didapatkan kesimpulan seperti itu? Apakah raja-raja kecil beserta aparatnya itu "memalak" operasi migas di daerah sedemikian rupa sehingga biaya yang dikeluarkan untuk E&P jadi membengkak cukup signifikan sehingga dijadikan contoh kambing hitam CR yang naik terus sementara produksi turun terus? Mohon pencerahan: berapa persen jumlah biaya "pemalakan" oleh raja-raja kecil tersebut dibandingkan dengan keseluruhan peningkatan ongkos produksi (dan eksplorasi tentu saja)? 2. "Sebagian operator menunda pemboran sumur2 E&P-nya karena biaya tinggi di daerah". Apakah secara resmi (dan faktual) memang alasan utama penundaannya seperti itu? Kalau memang masalahnya seperti itu, nampaknya memang data penunjang resmi-nya harus segera diungkapkan kepada Menteri ESDM dan Pak SBY, supaya dengan jelas juga mereka dapat menyodorkan fakta tersebut ke Gubernur, Bupati, dan Walikota daerah penghasil migas sebagai bagian dari bahan "teguran", yang notabene juga merugikan daerah penghasil migas sendiri, karena turunnya produksi dan naiknya CR membuat bagian "BagiHasil" mereka menjadi berkurang. Salam Andang Bachtiar Anggota Dewan Pakar Forum Konsultasi Daerah Penghasil Migas - Original Message - From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> To: ; "Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia" <[EMAIL PROTECTED]>; "Eksplorasi BPMIGAS" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Monday, January 28, 2008 9:50 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] Indonesian MPs Consider Closing Oil, Gas Regulators Due to Poor Performance Issue baru yang lama. Produksi turun terus sementara cost recovery naik terus tidak bisa segera diterima secara hitam putih, banyak sekali hal terkait kepada itu. Reformasi yang ceritanya diinginkan semua rakyat itu telah membentuk raja2 kecil di daerah yang telah menyebabkan biaya tinggi operasi migas - ini menaikkan cost recovery, nah itu satu contoh saja faktor yang terkait. Karena biaya tinggi di daerah, sebagian operator menunda pemboran sumur2 produksi dan eksplorasinya, sumur2 produksi hanya terealisasi 70- 80 %, sumur2 eksplorasi tak sampai 70 %. Apa akibatnya ? Produksi menurun, penemuan lapangan baru menurun. Tentu ini tak diberitakan kan ? Tetapi, orang yang memahami dengan baik industri migas akan tahu duduk perkara sebenarnya. Pengurusan persetujuan di BPMIGAS lama sehingga menurunkan produksi minyak ? He2... lucu membacanya. Proses persetujuan di BPMIGAS juga telah diaudit oleh lembaga independeden internasional sertifikasi ISO dalam empat tahun terakhir ini. Dan, BPMIGAS terus mencari cara bagaimana agar persetujuan terus disederhanakan tanpa mengurangi ketelitian. Di group saya di BPMIGAS, operasi boleh dijalankan sebelum persetujuan resmi diberikan, tetapi pekerjaan tersebut harus disetujui dulu secara teknis dan anggaran. Aturan2 procurement pun terus dibenahi sehingga tak berbelit2 tetapi tetap menampung azas keadilan. BPMIGAS memerlukan evaluasi yang hati2 atas usulan2 KPS seperti usulan sumur2 eksplorasi di blok produksi dan semua usulan POD (plan of development). Banyak kan kasus POD bila "harus segera disetujui karena hal2 tertentu yang "politis" (katakanlah begitu) telah berdampak buruk merugikan negara sebab cadangan yang diajukan ternyata jauh di bawah kapasitas produksi yang telah terpasang. Saya tak perlu menyebut lapangan2 mana saja di Indonesia yang begitu, tetapi itu telah sangat merugikan negara. Evaluasi yang hati2 tak bisa dilakukan dalam waktu cepat tentu, mestinya semua orang mengerti hal ini. Telah banyak kasus2 merugikan negara akibat hal ini. Minyak langka, masyarakat ngantri minyak di mana2. Ini bukan salah BPH Migas, memang kan pasokan minyak sedang dikurangi agar masyarakat tak terlalu bergantung lagi ke minyak. Penggantinya adalah gas elpiji. Kalau gas elpiji pun langka, nah maka itu yang harus dipertanyakan ke BPH Migas atau Pertamina. Sebagian masyarakat kita pun kepedulian sosialnya kurang, tengah kedelai langka dicari, baru2 ini polisi berhasil menemukan gudang ratusan ton kedelai di Jawa Timur, sengaja ditimbun karena harganya sekarang sedang meroket. Tak jarang kan masyarakat pedagang berbuat hal serupa untuk minyak dan gas elpiji ? Untuk dipahami, jangan sekedar melihat di
Re: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom dan Gomora
Saya kurang tahu pasti dari bahasa mana Amurah ini, dan juga kurang tahu apakah kemudian menjadi kata amarah. Wallahu'alam. Dalam sejarah, Nabi Luth adalah keponakannya Nabi Ibrahim, yang setelah sekembalinya dari Mesir bersama Nabi Ibrahim, Nabi Luth diperintahkan menuju wilayah Gharzaghar dimana penduduknya suka melakukan perampokan dan berbagai kemaksiatan, terutama menjadi kaum homoseksual (termasuk lesbian). Nabi Ibrahim sendiri terus ke Jerussalem. Sehingga kemungkinannya kata Amurah tersebut berasal dari bahasa Ibrani dialek Ammuriyyah. Karena dalam bahasa Arab sendiri menyebutnya Ghamurah yang kemudian kita mengenalnya sebagai Gomora. Sedangkan Sodom yang merupakan ibukota Gharzaghar pada waktu itu dalam bahasa Arabnya disebut Sadum. Dan Laut Mati disebut sebagai Buhairatul Luth. Sedangkan nama desa yang tidak terkena bencana dan merupakan tempat berlindungnya Nabi Luth bersama pengikutnya, orang Arab menyebutnya Shaughir untuk tempat yang bernama Sughar, terletak sekitar 5 kilometer sebelah timurnya Sodom. Kedua tempat itu (Sodom dan Sughar) sama-sama terletak di tepi selatan Laut Mati. Salam, Nana - Original Message - From: Maryanto (Maryant) To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 20, 2007 4:16 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom dan Gomora Mas Nana, Salam, Amura, apa yang menjadi kata amarah ? Memarahi sapi sakti, lalu kaumnya membunuh sapinya ? Emang, bangsa itu suka marah ? Kalo kata Sodom, nadanya memang menjadi akar kata, atawa asal kata dari kata "ma'af" sodomi. Kayak dulu kusebut. "Ndilalah" dari qodhlo Alloh. Ya yang menjadi sunah Alloh. Huruf arab "ha", juga sering menjadi tak. Makanya sunahAlloh, menjadi kata sunatuloh. Ini artinya, terbentuk sebagi hukum alam, mother nature. Di bumi, menjadi geo-nature, hukum bumi, Hai, dari kata "Haleluya" puji Tuhan. Kemudian juga di singkat menjadi "hi", "helo" (kata ustadz Ahmiyul lho). Ini sebagai pembuka pembicaraan, awal menyapa, juga makanya waktu mulai telepon. Kring...helo...helo. Gag langsung "endi duwite", tapi lebih bagus dengan kata awal pembicaraan dulu. Sering kata itu juga menjadi kata awal dari suatu pertemuan. Ya di awal surat juga. Ini kayak preambul, misalnya kata waktu itu: awal merdeka, maka kata awal adalah Merdeka !!!, Merdeka !!! Atau "Hidup Marhein" (biasanya awal pidato Bung Karno). "Hidup PNI". Atau, kata awal juga misal "dear sirs", "sayang", atau "hormat kami", salam sejahtera, assalamu 'alaikum. Makanya, kalo aku, ku buku dengan kata "salam". he..he..he... Mataram dari kata Mata Arum. Rat, buwana, juga berarti universe, jagadraya. Dari Rraja pertama (Senopati), putranya (Sultan Agung, yang memulai adanya kota Bandung, sebelum serang Batavia 1928), lahirkan Amangkurat (Yang memangku jagad, kalifah jagad) I, II, dst. Lalu pecah jadi dua : Mangkunegaran (rajanya Mangku Negara), dan Mataram Yogyakarta, rajanya Hamengku Bowono. Huruf jawa ho no co ro ko, kalau mau nulis a, i, u, e, o harus dengan ha. Makanya, raja Amangkurat, di tulisannya hamengkurat, dan amengku bowono, di tulis hamengku buwono. Adipatinya, bergelar Paku Alam. Tulisan jawanya paku halam. Yogyakarta dari kata Ayodja karta adi ningrat. Lalu terucap sebagi Ngayojokarto hadiningrat, di singkat kemudian jadi Yojokarto, lalu terucap sebagai Yogyakarta. Ayodja, negara paling maju, ya jaman itu, jaman Ramayana, negara Ayodja, rajanya Sri Romo. Karta = aman. Adi = bagus. Ningrat= piawai, flamboyan, elok. Ya, Raja Mataram, mengharapkan menjadi kalifah jagad, menjadikan negara, bangsa, semua makluk bumi itu menjadi suatu negara yang maju, aman, bagus, flamboyan. Gag gitu ? Nah, untuk bisa menjadi kalifah buwono yang arif (mengetahui), atau sebagi 'hamengku bowono", ya kewajiban tiap orang di ciptakanNya, maka harus tahu karakternya, si buwana itu. Selidikilah terus karakternya, dan manfaatkan semuanya kalau mampu, untuk kesejahteraan umat. Salam, Maryanto. Bahasa, sejarah, culture, juga ada di alam lho, jadi itu menjadi bidangnya orang yang mengaku sebagai ahli ilmu alam (physicist"), juga fisika bumi, geophysicist, earthsicientist. -- From: Nana Djumhana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 19, 2007 8:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom dan Gomora Memang kasus kaumnya Nabi Luth di Sodom dan Amurah (Gomora) itu termasuk bencana geologi. Artinya azab Tuhan kepada orang-orang yang perbuatannya kebangeten dan melampoi batas itu terjadi di tempat sesuai kondisi geologinya. Dan itu merupakan skenarioNya yang tidak diketahui manusia. Namun Allah telah menginformasikan kepada kita
Re: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom dan Gomora
Memang kasus kaumnya Nabi Luth di Sodom dan Amurah (Gomora) itu termasuk bencana geologi. Artinya azab Tuhan kepada orang-orang yang perbuatannya kebangeten dan melampoi batas itu terjadi di tempat sesuai kondisi geologinya. Dan itu merupakan skenarioNya yang tidak diketahui manusia. Namun Allah telah menginformasikan kepada kita (para geoscientist) untuk memahami tentang kejadian tersebut secara jelas : "Mereka (kaum Luth) dibinasakan oleh suara keras yang menggelegar ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan hijaaratammin sijjiil (bongkahan/butiran tanah terbakar). Sesungguhnya pada yang demikian itu merupakan ayat-ayat (Allah) bagi orang yang memperhatikannya. Dan sesungguhnya kota itu terletak pada sabiilimmuqiim (jalur yang ditempatkan /ditetapkan). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan ayat-ayat (Allah) bagi orang-orang yang beriman" (QS Al Hijr 74-77). Cerita geologinya ya kira-kira begitu seperti yang disampaikan Pak Awang. Wallahu'alam. Tentang kasus lumpur Porong, sebaiknya jangan dianalogikan dengan kasus kaumnya Nabi Luth. Saya masih percaya bahwa kasus Porong bukan sebuah azab Tuhan seperti halnya terhadap kaumnya Nabi Luth, tetapi lebih pas mungkin sebagai teguran Tuhan, terutama terhadap para penguasa dan pengusaha negri ini. Wassalam, Nana - Original Message - From: Ahmiyul Rauf To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, April 18, 2007 2:04 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom dan Gomora Tulisan Pak Awang kali ini seolah mengamini berbagai pendapat yang sedang berkembang dalam beberapa milis dan blogs, bhw Jatim sedang menuju kehancurannya..Ada yang memprediksi bhw dalam jangka waktu 30 tahun luapan lumpur akan membanjiri kawasan sejauh Waru/Surabaya. Belum lagi kalau Allah menghendaki, Dia percepat aliran lumpur, sehingga yang harusnya habis dalam 30 tahun, ditumpahkannya dalam waktu 5 tahun.. Mudah saja bagi Allah utk berbuat demikian. Lagipula tenggelamnya satu peradaban tidak mesti membanding ke Sodom dan Gomorah; karena disekitar kita. Mengambil contoh kehancuran peradaban disekitar Borobudur, misalnya. Kita tidak punya bukti dosa apa yang telah diperbuat oleh penduduk waktu itu disekitar Borobudur (e.g. dikalangan Sodom dan Gomorah, ummat Nabi Luth, berkembang kebiasaan homoseks), namun pasti ada maksud tertentu dari Yang Maha Kuasa, sehingga Peradaban Borobudur dihancurkan lewat letusan G. Merapi, sehingga seluruh kawasan itu terbenam timbunan piroklastik, sebelum kemudian digali kembali oleh Raffles. LUSI tidak secara cepat menenggelamkan Porong. Kita tidak perlu menuduh siapapun yang berbuat dosa sehingga bencana ini datang. Namun kalau kita sebagai bangsa segera bertobat, lalu meminta kepada Allah agar bencana ini di hentikan, sebagai bangsa yang beriman insya Allah ada solusi terbaik ditunjukkanNya kepada kita. Wassalaamu'alaikum Ahmiyul Rauf -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 18, 2007 13:29 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom dan Gomora Hampir tiga tahun lalu di milis ini saya pernah menulis bahwa kiamat di Sodom dan Gomora adalah akibat bencana geologi. Kalau kita lihat geologi Palestina dan Laut Mati serta semua hasil penggalian arkeologi di wilayah ini, kita akan tahu bahwa di bawah Sodom dan Gomora terdapat tatanan kebencanaan geologi yang siap meletus kapan saja secara katastrofik. Dalam banyak kasus, kalau punya maksud tertentu, Tuhan jarang menciptakan sesuatu yang baru, Dia akan menggunakan tatanan yang telah diciptakan-Nya dan mendayagunakan-Nya. Banyak kisah-kisah menakjubkan di Perjanjian Lama yang bisa diterangkan sebagai masuk akal. Tetapi, hanyalah Tuhan yang berkuasa menggerakkan semua tatanan Bumi yang telah diciptakan-Nya. Dalam kasus kiamat di Sodom dan Gomora, Tuhan barangkali hanya menggerakkan sejalur sesar besar mendatar yang memotong Laut Mati dari Danau Yordan sampai ke Teluk Akaba. Pergerakan sesar ini telah meletuskan tatanan geologi yang siap menjadi bencana di bawah Sodom dan Gomora. Mujizat yang tak bisa diterangkan dengan akal tentu banyak juga dan kalau kita orang percaya kita hanya perlu mengamininya. Apa susahnya buat Tuhan mengirim bola api dan belerang panas dari langit menghujani Sodom dan Gomora, tetapi Dia memilih mendayagunakan apa yang telah diciptakan-Nya di bawah Laut Mati. Sebab Tuhan atas Langit adalah juga Tuhan atas Bumi, semua tunduk kepada Sang Maha Pencipta. Melihat kasus erupsi gununglumpur LUSI yang sedang kita alami membuat saya teringat lagi akan tulisan yang pernah saya sebarkan via milis tersebut. Saya tentu tak akan mengulanginya lagi di sini, hanya ingin menulis saja lagi bahwa Sodom dan Gomora musnah oleh erupsi gununglumpur. Penggalia
Re: [iagi-net-l] Respon-3 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI
Maaf Mas Nyoto, janganlah berprasangka buruk, tentunya panitya mempunyai alasan cukup kuat yang mungkin tidak dibeberkan sehingga merumuskan seperti itu. Sah-sah saja kalau ada yang kontra atau tidak setuju. Saya hanya ingin menengahi dengan memberikan "clue"; Apakah yang tidak setuju itu tahu apa yang terjadi pada sumur BJP-1 pada saat gempa Jogja ? Mengapa sumur Porong-1 yang lokasinya juga tidak jauh dari semburan lumpur sekarang, dan juga terjadi drilling problem, tapi ternyata tidak terjadi semburan lumpur, padahal kalau melihat posisi dan lithologi yang ditembus, barangkali lebih memungkinkan untuk terjadi hal yang sama dibanding dengan data dari sumur BJP-1 ? Kita lebih baik konsentrasi saja untuk mengatasi bencana yang sudah makin besar, kasihan mereka yang menjadi korban. Tidak perlu memperpanjang masalah. Salam, Nana - Original Message - From: nyoto - ke-el To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 16, 2007 6:54 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-3 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI Supaya lebih fair hasil kesimpulannya, saya kira akan lebih baik kalau penyelenggara workshop "mengundang & mendengarkan" semua pendapat dari para ahli, baik pendapat yang berseberangan maupun yang "sama bahasa". Soalnya paling tidak kalau diperhatikan sejak awal memang penyelanggara kelihatannya "enggan" kalau tidak boleh dibilang "tidak mau mendengarkan" pendapat yang kira2 akan berseberangan dengan hasil kesimpulan yang "sudah dipersiapkan sebelumnya". Dengan dalih ybs sudah pernah diundang & berbicara/presentasi dalam seminar2 sebelumnya (maka undangannyapun diberi catatan "hanya sebagai pendengar saja"), ataupun ybs tidak pernah ikut dalam penelitian langsung ke lokasi biarpun sudah pernah melakukan study analisa mengenai LUSI, atau apalah alasannya, tapi yang jelas itu hanya alasan yang dibuat oleh penyelanggara saja. Tidak usah mengelak , hal ini bisa & mudah sekali "dibaca", baik oleh peserta workshop maupun yang tidak mengikutinya, paling tidak seperti saya ini, yang ikut prihatin karena adanya kesimpulan workshop yang kelihatan "bias" secara ilmiah. Dan sebetulnya hal itulah yang menjadikan "uneg2" pak Koesoema, sehingga beliau akhirnya memutuskan untuk menulis SURAT TERBUKA yang akhirnya menimbulkan topic "perseteruan antar para ahli" di media massa. Mohon maaf bagi yang kurang berkenan, sebagai salah satu warga geologiawan Indonesia yang ikut prihatin dengan kejadian LUSI dengan tanpa solusi yang memadai dari yang berwenang, saya hanya berusaha "meluruskan" yang bengkok saja tidak ada maksud lain. Mungkin juga gempa Yogya bisa ikut andil atau kombinasi dengan problem drilling di sumur BJP-1 dalam hal penyebab awal terjadinya LUSI, tapi kalau ada, itupun presentasinya sangat kecil sekali, dan sebagai pemicu utama adalah karena adanya problem drilling di sumur BJP-1 tsb (dimana problemnya tidak bisa segera diatasi karena adanya interval "open hole" yang terlalu panjang yang reskan sekali didalam pemboran sumur yang menembus formasi bertekanan tinggi/"over pressure zones"). Itupun hanya sebagai pemicu awal, sebab selanjutnya yang terjadi adalah karena memang mud-volcano tsb bertekanan & bersuhu tinggi & "unconsolidated" , maka sifatnya sangat tidak stabil & selalu ingin "expand" dengan mencari zona2 lemah untuk keluar dari dalam perut bumi. Akibatnya bermunculanlah titik2 semburan lumpur tsb disekitar lokasi sumur (karena sumurnya sendiri saat itu sudah diisi lumpur bor yang "berat" untuk melawan tekanan formasi & di "plug" atau ditutup semen). Semburan2 lumpur tsb lama kelamaan menjadi besar & berkembang sebagai bencana alam. Yang dalam hal ini sebetulnya sudah layak dinyatakan sebagai "bencana alam nasional" karena skala & dampaknya yang cukup besar mempengaruhi kebutuhan hajat hidup orang banyak. Wassalam, nyoto On 3/15/07, Achmad Luthfi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Koesoema yg sangat saya hormati, maaf kalau saya merespon surat Bapak sepotong-sepotong, saat ini pk. 20.50 menjelang pulang kantor baru sempat tulis imil. Contoh lumpur yang diambil oleh tim IAGI dianalisa di lab. Universitas di Jepang tanpa biaya, hal ini atas dasar hubungan baik DR. Edy Sunardi dengan guru besarnya di Jepang (Kang Edy memperoleh PHD di Jepang), disamping itu para ahli dari jepang sangat sering mengunjungi Indonesia. Prof James Mori, DR. Yasuyuki Kano, DR. Wataru Tanikawa dan Prof Toshihiko Shimamoto datang ke Indonesia bekerjasama dengan ITB (geologi) akhir Desember 2006 selama 2 minggu antara lain melakukan beberapa penelitian antara lain microseismic, GPS monitoring, dan juga sampling mud serta air untuk lab analisis dan modeling, selain ke LULA, mereka juga melakukan regional reconnaissance termasuk ke Kujung, Mojokerto dan Tuban. Sedangkan rombongan lainnya (Prof Hisao Kumai dan Hiroyuki Yamamoto) merupakan bagian join resear
Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI
Ingin juga saya urun rembug dalam masalah ini. Soal nama semburan lumpur, apakah LULA, LUSI atau apa saja, tidak perlu dipermasalahkan. Saya sendiri sejak awal kejadian menamakannya dengan "Bledug Porong" yang identik dengan "Bledug Kuwu" di Wirosari, Purwodadi, Jawa Tengah. Karena dari awal pula (Juni 2006) saya mengatakan bahwa berdasarkan data yang ada kejadian tersebut merupakan mud vulcano, yang merupakan kejadian alam dan kemungkinan tidak berkaitan dengan adanya pemboran sumur BJP-1. Hal ini saya sampaikan selesai meeting di BP Migas tgl. 15 Juni 2006, ketika itu Awang tanya pada saya tentang hal tersebut, yang ternyata sama dengan dugaan dia. Bahkan Awang menambahkan data lainnya dan efek/akibat yang akan mengikutinya. Masalah ini juga saya sampaikan melalui "Mimbar Jum'at" mulai dari edisi No. 258 tgl.23 Juni 2006, yang berjudul "Bencana Porong". Berbagai reaksi, baik kritik yang bernada memperingatkan sampai yang menakut-nakuti ditujukan kepada saya, karena dianggap melawan arus. Kejadiannya memang 2 hari setelah gempa yang mengguncang Jogja dan sekitarnya. Oleh karena itu dalam beberapa "Mimbar Jum'at", saya mengatakan bahwa gempa Jogja, kemungkinan hanya merupakan pemicu aktivitas mud vulcano tsb., tetapi penyebab sebenarnya kemungkinan adalah : adanya getaran terus menerus dari mobil-mobil besar yang melintas di jalan toll di atas area shale diapir, dan beratnya beban bangunan di atas area tersebut. Sedangkan adanya pemboran sumur BJP-1, kalaupun ikut andil sebagai penyebab, kecil peranannya. Saya sampaikan juga melalui "Mimbar Jum'at" sejak awal (karena saya belum bergabung dengan iagi-net) bagaimana mengatasinya, yaitu agar segera melokalisir area luapan lumpur dan segera dibuatkan salurannya ke laut, karena lumpur akan terus mengalir sampai waktu yang tidak diketahui, bisa setahun, puluhan tahun atau mungkin ratusan tahun. Dan jika tidak segera diatasi, akan menjadi bencana yang lebih besar dan lebih parah akibatnya. Tetapi sebagaimana kita ketahui di negri ini, seringkali mencari kambing hitamnya dulu yang menjadi penyebab kejadian, kemudian berdasarkan asumsi itu baru dicari solusinya. Karena dari awal (dan sampai sekarang) yang menjadi kambing hitam adalah 100% Lapindo dengan pemboran sumur BJP-1, maka penanganan awal tertumpu kepada penanggulangan "drilling hazzard", bukan penanggulangan mud vulcano. Dan kita bisa lihat kenyataannya sekarang. Barangkali itu saja yang ingin disampaikan, dan bagi rekan yang "berlangganan" mimbar jum'at, semuanya sudah tahu. - Original Message - From: nyoto - ke-el To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 13, 2007 7:42 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI Pak Achmad Luthfi ternyata sebagai seorang Ketua IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) kurang teliti didalam menulis Respon-2 ini. Perhatikan didalam kalimat seperti tsb dibawah ini : "Kita semua tahu bahwa semburan lumpur tersebut terjadi disekitar sumur BJP-1 pada tanggal 29 Mei 2006 pagi beberapa menit setelah terjadi gempa Jogja". Memang betul semburan lumpur panas tsb terjadi disekitar sumur BJP-1 pada hari Senin 29 Mei 2006 pagi, tetapi gempa Yogya terjadinya bukan hari Senin itu tetapi terjadinya 2 hari sebelumnya, yaitu hari Sabtu pagi2 sekali tanggal 27 Mei 2006, bisa ditanyakan kepada orang2 di Yogyakarta yang mengalami sendiri gempa itu atau data2 gempa Yogya, dimana jelas terjadinya bukan hari Senin 29 Mei melainkan hari Sabtu pagi2 tanggal 27 Mei 2006. Apakah penyebutan terjadinya gempa Yogya tanggal 29 Mei 2006, sengaja akan dihubungkan dengan awal terjadinya semburan pertama lumpur panas Sidoardjo, supaya klop dengan teori pak Luthfi, yaitu penyebab terjadinya lumpur panas adalah akibat gempa Yogya ? Tetapi sayang sekali teori itu banyak sekali kelemahannya pak (tidak didukung data yang benar). Sekian dari saya, semoga pak Luthfi maklum. Wassalam, nyoto - TG'74 On 3/13/07, Achmad Luthfi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: RESPON-2 SURAT TERBUKA KEPADA KETUM IAGI LULA adalah sebutan lain dari LUSI yang sudah lebih dulu popular, tdk ada makna lain dibalik itu, bahkan ada yang menyebutnya LULUK (Luapan Lumpur tanpa Kendali). Melihat skala luapan LULA yang begitu dahsya tentu tidak seorangpun diantara kita ada yang pernah memperkirakan ada semburan lumpur panas yang begitu dahsyat di cekungan jawa timur laut walaupun di cekungan ini banyak tersebar mud volcano. Kita semua tahu bahwa semburan lumpur tersebut terjadi disekitar sumur BJP-1 pada tanggal 29 Mei 2006 pagi beberapa menit setelah terjadi gempa Jogja. Spontan muncul berbagai komentar yang berbuah opini dari yang berdasar scientific sampai yang non-scientific, makin hari makin kearah teknis, terbentuk opini penyebabnya adalah tidak set casing dalam selang yang panjang di BJP-1. Kalo tidak salah seminggu kemudian Menteri ESDM membentuk tim invest