[iagi-net-l] TUHAN membinasakan Sodom dan Gomora melalui Tektonik

2010-07-15 Terurut Topik Nana Djumhana
Saya pernah juga mengulas peristiwa/bencana Sodom dan Gomora ini berdasarkan 
Qur'an dan ilmu pengetahuan. Barangkali dapat menjadi tambahan masukkan 
terhadap apa yang dibahas oleh Pak Awang pada papernya. Semoga bermanfaat.


- Original Message - 
From: Nana Djumhana 
To: bdi-...@googlegroups.com 
Cc: petrochina_mos...@googlegroups.com 
Sent: Friday, June 15, 2007 7:09 AM
Subject: Pepeling 15 : Azab dan Kejadian Alam (4)


Assalamu'alaikum wr.wb.


AZAB DAN KEJADIAN ALAM (4)

Kita lanjutkan kajian tentang azab Allah kepada manusia karena pembangkangan 
mereka. Kisah yang paling terkenal tentang hal ini adalah azab terhadap kaumnya 
Nabi Luth alaihissalam. Salah satu penyebab turunnya azab ini adalah akibat 
perilaku manusia yang menyimpang dari fitrahnya, yaitu homoseksual. Allah telah 
mengabadikan kisah ini dalam beberapa firmanNya yang terangkum dalam Al Qur'an, 
untuk menjadi pelajaran dan peringatan kepada kita semua. Yang paling lengkap 
tentang azab ini dijumpai pada Surah Al Hijr, yang diawali dengan informasi 
akan turunnya azab tersebut, disampaikan kepada Nabi Ibrahim a.s. sebelum 
datang kepada Nabi Luth. Lengkapnya sebagai berikut : Ibrahim berkata (kepada 
tamunya, para malaikat utusan Allah) : "Apakah urusanmu yang (lebih) penting, 
wahai para utusan ?" Mereka menjawab : "Kami sesungguhnya diutus kepada kaum 
yang berdosa, kecuali Luth dan para pengikutnya. Sesungguhnya kami akan 
menyelamatkan mereka semuanya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan bahwa ia 
(istri Luth) itu termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama orang-orang 
kafir)". Maka tatkala para utusan (malaikat yang menjelma manusia)  itu datang 
kepada kaum Luth beserta pengikut-pengikutnya, dia (Luth) berkata : 
"Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang tidak dikenal". Para utusan 
menjawab : "Sebenarnya kami datang kepadamu membawa kebenaran, dan sesungguhnya 
kami betul-betul orang-orang yang benar. Maka pergilah kamu sekalian di ujung 
malam dengan membawa keluargamu, dan iringilah mereka dari belakang, serta 
jangalah seorangpun di antara kalian menengok ke belakang, dan lanjutkanlah 
perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu". Dan Kami telah mewahyukan 
kepadanya (Luth) tentang hal itu, bahwa mereka (kaum kafir) akan ditumpas habis 
di waktu subuh. Dan datanglah penduduk kota (Sadum/Sodom) itu (ke rumah Luth) 
dengan kegembiraannya atas kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata : 
"Sesungguhnya mereka itu para tamuku, maka janganlah kalian membuat malu 
(kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah serta janganlah kalian membuatku 
terhina". Mereka berkata : "Dan bukankah kami telah melarangmu dari 
(melindungi) manusia ?" Luth berkata : "Inilah putri-putriku (untuk dikawini) 
jika kamu hendak berbuat (secara halal)". (Allah berfirman) : "Demi umurmu, 
sesungguhnya mereka terombang-ambing dalam (kesesatan) yang memabukkan". Maka 
mereka dibinasakan oleh suara keras bergemuruh menggelegar di saat matahari 
menjelang terbit. Maka Kami jadikan negri itu terbalik (amblas) ke bawah, dan 
Kami hujani mereka dengan hijaaratammin sijjiil ( tanah bebatuan yang keras 
panas). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat ayat-ayat 
(tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikannya. Dan 
sesungguhnya negri itu benar-benar terletak pada sabiilimmuqiim (jalur yang 
ditempatkan/ditetapkan). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar 
merupakan ayat-ayat (tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (QS 
Al Hijr 57-77). 

Nabi Luth a.s hidup sejaman dengan Nabi Ibrahim a.s. Bahkan keduanya masih 
terdapat hubungan keluarga, karena Nabi Luth adalah keponakan Nabi Ibrahim atau 
putra saudaranya Nabi Ibrahim yang bernama Haran. Ketika kembali dari Mesir 
bersama Nabi Ibrahim menuju Yerusalem (Palestina), selanjutnya Nabi Luth pergi 
meninggalkan Nabi Ibrahim atas perintah dan izinnya menuju Gharzaghar, suatu 
wilayah yang terletak di sebelah selatan sampai tepinya Laut Mati. Pada waktu 
itu, Sadum atau Sodom merupakan ibukota Gharzaghar, di samping juga terdapat 
beberapa kota kecil atau desa lain di sekitarnya seperti Amurah (Gomora), 
Shu'bah, Sha'ud dan Dauha. Penduduk  Gharzaghar pada waktu itu terkenal dengan 
premanismenya. Mereka sering melakukan perampokan dan kejahatan lainnya. Bahkan 
mereka melakukan kemaksiatan yang tidak sesuai fitrah manusia dan belum pernah 
dilakukan oleh manusia sebelumnya, yaitu homoseksual, hubungan seks antara 
laki-laki dengan laki-laki. Dan Nabi Luth diutus Allah untuk mengajak mereka 
kembali ke jalan yang benar, seperti yang difirmankanNya : "Dan (Kami mengutus) 
Luth (kepada kaumnya), tatkala ia berkata kepada kaumnya : 'Mengapa kalian 
mengerjakan perbuatan faahisyah itu yang belum pernah dilakukan seorangpun 
sebelummu ?' Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan hawa nafsumu 
bukan kepada wanita, bahkan kamu

Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah

2010-03-10 Terurut Topik Nana Djumhana
Karena banyak permintaan, saya sudah scan hard copy artikel yang di muat di 
majalah tersebut dan saya hanya kirimkan kepada yang memohon melalui japri.

Prinsipnya isi tulisan tersebut sbb :

1. Tidak ada pertentangan antara ayat Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci 
(ayat Qauliyah) dan yang tersirat di bumi dan alam semesta ini (ayat 
Kauniyah). Dasarnya  QS Adz Dzaariyaat 20-21.


2. Kehidupan di bumi ini mengalami evolusi yang prosesnya dengan 
campur-tangan Tuhan (bukan teori evolusinya Darwin dan pengikutnya yang 
berdasar seleksi alam dan tanpa campur-tangan Tuhan), dari yang paling 
sederhana (virus) sampai yang paling sempurna (manusia Adam). Proses evolusi 
ini disinggung dalam QS Al Ankabuut 20, Al A'laa 1-3, Al Nabiyaa' 30, An Nur 
45 dan Thahaa 53.


3. Asal-usul manusia yang diceritakan dalam Kitab Suci lebih ditekankan 
kepada manusia Adam dan keturunannya, karena Kitab Suci itu diperuntukkan 
bagi manusia keturunan Adam. Meskipun begitu, beberapa firman Tuhan seperti 
pada QS Al Baqarah 30 dan Al An 'am 133 menyiratkan adanya masyarakat 
manusia dari golongan/jenis lain sebelum kejadian Adam, sebagaimana dalam 
ilmu pengetahuan adanya kemunculan dan kepunahan jenis manusia mulai dari 
Australophitecus, Homo habilis, Homo erectus sampai Homo sapiens seperti 
manusia Neanderthal dan manusia Cro-Magnon.


4. Dalam hadits shahih Muslim, Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan tentang 
kejadian bumi dan seisinya : " dan (Allah) menjadikan Adam a.s. 
sesudah (waktu) ashar pada hari Jum'at (era terakhir penciptaan) setelah 
selesai tercipta seluruh makhluk, pada saat terakhir di hari Jum'at antara 
ashar dan malam". Kalender Yahudi menyatakan bahwa manusia (Adam) muncul di 
bumi 5754 tahun dihitung dari  1993 (5771 dari sekarang), sepertinya kurang 
sesuai dengan realitas. Banjir bandang pada jaman Nabi Nuh a.s. merupakan 
kunci kapan manusia Adam ada di bumi. Kejadian tersebut setelah Nabi Nuh 
berdakwah selama 950 tahun (QS Al Ankabuut 14), dan Nabi Nuh sendiri 
merupakan generasi ke-10 dari Nabi Adam (sejarah para Nabi), sehingga beda 
waktu antara banjir bandang dengan keberadaan Nabi Adam diperkirakan sekitar 
2000 tahun. Dari sisi ilmu pengetahuan, (dalam artikel tsb didasarkan pada) 
hasil penelitian Delmas (1980), Neffel (1982) dan Berger (1984) bahwa 
pencairan es terakhir secara besar-besaran yang mungkin sebagai penyebab 
banjir bandang  itu, terjadi pada sekitar tahun 8000 SM. Dengan demikian 
keberadaan Nabi Adam di bumi sekitar tahun 10,000 SM atau 12,000 tahun dari 
sekarang. Wallahu 'alam.


Salam,
Nana


- Original Message - 
From: 

To: 
Sent: Wednesday, March 10, 2010 6:39 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah



Nana,

Peminatnya banyak ada baiknya di posting saja disini (discan).
Pertanyaan pertanyaan ini akan menarik kalau dibahas dengan santai.

Misalnya Apakah benar asal muasal manusia dari hanya Adam dan Hawa? Atau 
orang Yahudi pada saat dan jaman itu menyederhanakan konsep karena pada 
saat itu pengetahuan manusia terbatas.


Kalau melihat menyebarnya manusia purba di berbagai belahan dunia apa 
betul hanya ada satu pasang Adam dan Hawa? Dan hanya ada di tempat orang 
Yahudi bermukim?


Kenapa kebudayaan Mesir dan Asia timur yang  lebih tua  tidak mengatakan 
Adam dan Hawa sebagai asal muasal manusia ciptaan Tuhan yang pertama?.


Kalau mentok diskusinya yah sudah, harus kita terima secara dogmatis, 
sebab kemampuan manusia sangat terbatas.


Terima kasih Nana

Salam

Yanto Salim
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: ukat.suka...@eniindonesia.co.id
Date: Wed, 10 Mar 2010 08:58:50
To: 
Cc: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian 
Prasejarah

Pak Nana,

Kalau boleh, saya minta copy nya Pak.

Terimakasih sebelumnya atas kebaikan Pak Nana.

Salam,
us





"Nana Djumhana" 
03/10/2010 08:25 AM
Please respond to iagi-net


   To: 
   cc:
   Subject:Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan 
Hunian Prasejarah



Pak Ukat,

Saya pernah menulis hal ini dan dimuat dalam majalah Panji Masyarakat  No.

760 halaman 38-41, yang terbit pada awal Juli 1993. Judul tulisan tersebut

: "Benarkah Adam manusia Pertama (Kajian Asal Manusia berdasar Al-Quran
dan
Ilmu Pengetahuan)". Sayang tidak punya digitalnya, tapi kalau hard
copy-nya
masih ada.

Wasalam,
Nana

- Original Message - 
From: 

To: 
Cc: 
Sent: Wednesday, March 10, 2010 7:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian
Prasejarah



Sebetulnya Mas dari dulu saya cari2 jawabannya, dari Buku2 Islam dan
Injil, tapi belum dapat, Kapan Nabi Adam mulai hidup?

Sesudah Nabi Adam, lalu kapan Nabi Nuh hidup? Waktu Nabi Nuh ini, Air

Laut

naik sangat  tinggi dan menggenangi Kontinen yang sudah lama terjemur.

Sea Level dari Haq, pada umur Kapur, naik paling tinggi, para ahli

menduga

ini  pada waktu umur 

Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah

2010-03-09 Terurut Topik Nana Djumhana

Pak Ukat,

Saya pernah menulis hal ini dan dimuat dalam majalah Panji Masyarakat  No. 
760 halaman 38-41, yang terbit pada awal Juli 1993. Judul tulisan tersebut 
: "Benarkah Adam manusia Pertama (Kajian Asal Manusia berdasar Al-Quran dan 
Ilmu Pengetahuan)". Sayang tidak punya digitalnya, tapi kalau hard copy-nya 
masih ada.


Wasalam,
Nana

- Original Message - 
From: 

To: 
Cc: 
Sent: Wednesday, March 10, 2010 7:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah



Sebetulnya Mas dari dulu saya cari2 jawabannya, dari Buku2 Islam dan
Injil, tapi belum dapat, Kapan Nabi Adam mulai hidup?

Sesudah Nabi Adam, lalu kapan Nabi Nuh hidup? Waktu Nabi Nuh ini, Air Laut
naik sangat  tinggi dan menggenangi Kontinen yang sudah lama terjemur.

Sea Level dari Haq, pada umur Kapur, naik paling tinggi, para ahli menduga
ini  pada waktu umur Nabi Nuh. Tapi rasanya manusia muncul lebih muda dari
umur Kapur.

Lalu ada lagi Manusia purba? Kalau dia purba, apakah dia lebih tua dari
Nabi Adam? atau apakah Nabi Adam pun  termasukpunten... purba juga?

Salam,
us







anoms...@gmail.com
03/10/2010 07:08 AM
Please respond to iagi-net


   To: iagi-net@iagi.or.id
   cc:
   Subject:Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan 
Hunian Prasejarah



Harusnya ada jawabannya pak, dengan menyelaraskan agama dan sains. Ini yg
harus hati2

Sent from Warnet deket rumah

-Original Message-
From: ukat.suka...@eniindonesia.co.id
Date: Wed, 10 Mar 2010 06:59:22
To: 
Cc: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian
Prasejarah
Mana yah yang lebih tua, manusia purba atau Nabi Adam?

Salam,
us






Awang Satyana 
03/10/2010 04:05 AM
Please respond to iagi-net


   To: iagi-net@iagi.or.id
   cc:
   Subject:Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan
Hunian Prasejarah


Pak Oki,

Terima kasih infonya; yang di Ayamaru jelas ada dan telah menjadi daerah
penelitian paleoantropologist Juliette Pasveer yang publikasinya saya
kutip (jurnal Modern Quaternary Research in SE Asia No. 17). Yang di Onin
seperti yang Pak Oki sebutkan adalah sesuai dugaan saya sebab batugamping
Kais sama-sama terangkat di wilayah itu sehingga wajar sekali menjadi gua
kars yang pernah dihuni manusia purba, apalagi lokasinya di pantai yang
sering menjadi area pertama migrasi manusia. Dua wilayah lain yang mesti
dicurigai adalah gamping Kais di Misool (yang membentuk "geantiklin"
Misool-Onin) dan Lengguru Belt. Info dari Pak Oki akan saya teruskan ke
teman-teman saya para paleoantropologist.

salam,
Awang

--- Pada Sel, 9/3/10, oki musakti  menulis:


Dari: oki musakti 
Judul: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Selasa, 9 Maret, 2010, 11:01 PM


Pak Awang,
Waktu saya ikut naik rig di sumur Ubadari 2 (Jaman merumput di Arco dulu),

pernah diceletuki oleh John Salo yang jadi ops geo (atau oleh co-man ya?)
diajak untuk jalan-jalan ke pantai.
Katanya dekat-dekat situ ada gua prehistoric cave yang ada jejak-jejak
manusia purba.

Kemungkinan lokasi yang yang beliau maksud adal di dataran karst Onin,
disebelah selatan sumur dan bukannya di Ayamaru.

Sayang, sampai ahir waktu saya di rig, tidak dapat kesempatan untuk kabur
ke gua tersebut.

Salam
Oki



--- On Tue, 9/3/10, Awang Satyana  wrote:

From: Awang Satyana 
Subject: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah
To: "Eksplorasi BPMIGAS" , "Geo Unpad"

, "IAGI" , "Forum HAGI"

Received: Tuesday, 9 March, 2010, 3:41 PM

Bekas-bekas hunian manusia prasejarah (purba) yang punya industri perkakas

batu ditemukan di banyak tempat di Jawa, terutama di Pegunungan Sewu,
Pacitan. Begitu banyaknya artefak berupa perkakas batu pernah ditemukan di

sini, sehingga menghasilkan istilah-istilah tertentu seperti kebudayaan
Pacitanian atau industri Kali Baksoko. Kali Baksoko adalah sebuah kali di
wilayah ini tempat ditemukannya banyak artefak.

Itu di Jawa, tempat paling banyak ditemukannya artefak perkakas batu.
Kelihatannya saat bermigrasi dulu, para penghuni pertama negeri kita
memilih Jawa sebagai pangkalan terakhirnya. Pemikiran ini disebabkan
begitu banyaknya artefak ditemukan di Jawa, juga penemuan fosil-fosil
tulang hominid atau manusia purba. Meskipun demikian, terdapat bukti bahwa

beberapa generasi manusia purba ini kemudian dari Jawa bermigrasi ke timur

ke Nusa Tenggara bahkan sampai Australia.

Bagaimana dengan penemuan-penemuan arkeologi di pulau paling timur
Indonesia : Papua, jarang sekali terdengar berita-berita tentang itu.
Padahal, bila situs-situs hunian manusia purba banyak terdapat di
topografi kars berupa gua-gua batugamping, seperti di Gua Pawon,
Padalarang dan banyak sekali situs-situs arkeologi di gua-gua di
Pegunungan Sewu, Pacitan; maka Papua dari segi tutupan batuan
batugampingnya adalah kawasan yang paling luas di Indonesia (lihat
publikasi Sukamto, 2000 tentang geologi regional Indonesia).

Mengap

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Nana Djumhana
Sebagai masukkan saja, mungkin bisa kerjasama dengan teman-teman yang dari 
Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM  terutama Sdr. Agus H yang kebetulan 
dekat dengan kampung halamannya.


Salam,
Nana

- Original Message - 
From: "mohammad syaiful" 

To: 
Sent: Friday, July 10, 2009 9:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan,
he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu
dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu
utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti.

dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau
fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi
satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada
ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik
bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri,
memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2.

atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan
kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja,
panitia akan membantu sebaik mungkin.

salam,
syaiful

2009/7/10 Awang Satyana :


Pak Syaiful,

Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek 
dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa 
dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun 
terakhir saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.


Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah 
fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area 
Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.


salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful  wrote:


From: mohammad syaiful 
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" 
, "Eksplorasi BPMIGAS" 


Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
pak awang,

sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
dikemas menjadi
sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
dan
kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
bisa
dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
13-14 oktober
2009 nanti?

salam,
syaiful








PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event 
shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to 
direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with 
the use of any information posted on IAGI mailing list.

-






--
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Re

Re: [iagi-net-l] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-09 Terurut Topik Nana Djumhana
Tentang penemuan sumur Madja ini pernah disampaikan oleh kawan kita dari 
Pertamina dalam konvensi IAGI beberapa tahun lalu, cuma saya lupa tahun 
berapa. Mungkin bisa dilihat kembali dalam file IAGI.


Sekedar informasi tentang lokasinya, setahu saya tidak jauh dari Maja, 
sebuah kota kecamatan di lereng G. Ciremai, kebetulan tidak jauh dari 
kampung-halaman saya, Jatiwangi yang terletak dan dilalui jalan Bandung - 
Cirebon. Dari Jatiwangi menuju Maja, ada jalan lurus ke selatan sekitar 25 
Km. saja, bisa melalui Sukahaji atau melalui Cigasong, dan tidak perlu 
melalui Majalengka. Tetapi jika dari Bandung, belok kanan dari Kadipaten 
terus ke selatan melalui Majalengka. Teralalu jauh jika melalui Cikijing, 
kecuali jika dari Ciamis.


Salam,
Nana Djumhana

- Original Message - 
From: "Awang Satyana" 

To: 
Cc: "Geo Unpad" ; "Forum HAGI" 
; "Eksplorasi BPMIGAS" 


Sent: Monday, March 09, 2009 9:55 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa


Pak Syaiful,

Saya tak punya referensi aslinya, saya menemukan dua nama (Madja-1 dan 
Tjibodas Tangat-1) dari laporan2 tidak dipublikasikan yang digunakan untuk 
sumur eksplorasi pertama di Indonesia itu. Saya tak yakin bahwa ada laporan2 
resmi untuk sumur2 yang dibor Jan Reerink sebab pada zaman itu belum ada 
perusahaan minyak Belanda di Indonesia. Meskipun demikian, kawan2 dari 
Pertamina EP atau Pertamina Cirebon barangkali bisa memberikan informasi 
lebih lanjut.


Maja dan Cibodas adalah dua nama tempat di lereng barat Ciremai, bisa 
dicapai dari Majalengka ke Cikijing melalui jalan kabupaten. Cikijing adalah 
nama tempat di tepi jalan raya dari Kuningan ke Ciamis.


salam,
awang
--- On Mon, 3/9/09, mohammadsyai...@gmail.com  
wrote:


From: mohammadsyai...@gmail.com 
Subject: Re: [iagi-net-l] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
To: "Milis PP-IAGI" 
Date: Monday, March 9, 2009, 2:09 AM

Cerita yg menarik dan memberikan motivasi. Jadi, pak Awang, satu sumur 
pertama

tsb punya dua nama: Madja-1 dan Tjibodas Tangat-1? Kalau boleh tahu,
referensinya apa? Apakah masih ada semacam 'laporan pemboran' (tentu
dalam Bahasa Belanda ya) atau data/sketsa jaman dulu?

Salam,
Syaiful

Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id

-Original Message-
From: Awang Satyana 

Date: Sun, 8 Mar 2009 10:38:59
To: IAGI; Forum HAGI; Geo
Unpad; Eksplorasi
BPMIGAS
Subject: [iagi-net-l] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

Jan Reerink adalah seorang anak laki-laki saudagar penggilingan beras pada
zaman Belanda di Indonesia pada paruh kedua abad ke-19. Reerink ditugaskan
ayahnya menjaga sebuah toko kelontong di Cirebon. Tetapi, Reerink selalu
melamunkan penemuan minyak seperti yang dilakukan Kolonel Drake di
Pennsylvania pada tahun 1857. Akhirnya, sebuah berita ia terima bahwa ada
rembesan minyak keluar dari lereng barat Gunung Ciremai di kawasan Desa 
Cibodas,

Majalengka. Reerink berketetapan hati akan membor rembesan minyak itu.

Sebagai seorang dari keluarga pedagang, Jan Reerink tak menemui kesulitan 
dalam

melobi Nederlandsche Handel Maatschappij (perusahaan dagang Belanda) untuk
menyokong usahanya mencari minyak. Setelah sokongan diperoleh, Reerink pergi 
ke

Amerika Serikat dan Kanada mengumpulkan peralatan bor dan tenaga kerjanya.

Reerink kemudian kembali ke Cirebon dan segera pergi ke lereng barat Ciremai 
di

mana rembesan minyak dilaporkan. Di sana, menggunakan menara bor bergaya
Pennsylvania, seperti yang digunakan Kolonel Drake mengebor sumur minyak
pertamanya di dunia di Titusville, Reerink mengebor sebuah sumur mencari 
minyak.
Saat itu bulan Desember 1871 dan tercatat dalam sejarah perminyakan 
Indonesia

sebagai tahun sumur eksplorasi minyak pertama dibor di Indonesia.

Sumur pertama itu dinamai Madja-1 atau Tjibodas Tangat-1. Tali, bukan pipa,
digunakan untuk menggerakkan mata bor. Tidak ada pipa selubung atau casing.
Kedalaman sumur pertama itu hanya 125 kaki. Tenaga penggerak berasal dari
generator yang dihela beberapa ekor kerbau. Sumur pertama ini menemukan 
minyak
walaupun sedikit. Reerink kemudian membor tiga sumur lagi di Cibodas dan dua 
di

antaranya menemukan sedikit minyak.

Merasa penasaran belum menemukan minyak dalam jumlah besar, Reerink berpikir
bahwa peralatan bornya kurang tenaga, sumur-sumur harus dibor lebih dalam. 
Maka

Reerink pun kembali ke Amerika. Di sana ia membeli peralatan bertenaga uap,
sebagai pengganti tenaga kerbau. Tahun 1874, Reerink memulai periode kedua
kegiatan pemborannya. Dengan dua mesin bertenaga uap, Reerink mengebor
beberapa sumur di Panais, Madja, dan Tjipinang. Semuanya berlokasi di lereng
barat Gunung Ciremai, sayang semuanya gagal.

Sampai tahun 1876, Reerink terus berusaha mengebor di wilayah ini.
Nederlandsche Handel Maatschappij (terakhir kemudian menjadi Royal Dutch 
Shell)

telah mengeluarkan 225.000 gulden dan Reerink sendiri mempertaruhkan uang

Re: [iagi-net-l] OOT : Hidup Tanpa Ijazah

2008-03-25 Terurut Topik Nana Djumhana
Terimakasih atas uraian tentang Ayip Rosidi. Sebagai tambahan info, 
kebetulan keluarga kami (terutama ayah saya) dan keluarga Kang Ayip sangat 
dekat, karena   rumahnya di Jatiwangi tidak jauh dan saling belakangan 
terpisah sawah dengan rumah kami. Meskipun terkenal sampai mancanegara, 
namun kehiduapannya sederhana, tengok saja rumahnya yang di Jatiwangi maupun 
yang di Pasar Minggu Jakarta, semuanya biasa-biasa saja. Sebagai sastrawan, 
dia  memang otodidak, tak punya ijazah sekolah tinggi (berbeda dengan 
adiknya, Ayat Rochaedi yang doktor sastra dengan disertasinya tentang 
lingguistik bahasa Jawa Cirebon). Tampaknya dia mirip dengan pamannya, yaitu 
pelukis Afandi (alm.) yang terkenal di mancanegara, namun tidak punya ijazah 
sekolah seperti halnya Kang Ayip.


Salam,
ndh
- Original Message - 
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>

To: "IAGI" ; "Forum HAGI" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, March 25, 2008 1:04 PM
Subject: [iagi-net-l] OOT : Hidup Tanpa Ijazah


Ada seorang putra Indonesia yang tak punya gelar akademik sama sekali, 
bahkan ijazah SMA pun tak punya karena ia tidak menamatkan SMA-nya, tetapi 
ia diangkat sebagai gurubesar di tiga perguruan tinggi di Jepang. 
Bagaimana bisa ?


 Kita barangkali akan sulit meneladani tokoh yang satu ini, bukannya tidak 
mampu, tetapi kesempatan yang ada pada masa kita hidup saat ini sudah jauh 
berbeda dengan kesempatan yang lebar terbuka pada saat dahulu. Orang harus 
mampu, dan ada kesempatan untuk menunjukkannya, maka ia akan sukses. 
Memang kesempatan bisa diciptakan, tetapi belum tentu selalu menjadi 
terbuka. Ini cerita tentang seseorang, barangkali ada manfaatnya, paling 
tidak menekankan : no pain no gain !


 Sebuah buku baru diterbitkan Pustaka Jaya, Januari 2008. Tebalnya setebal 
bantal, 1364 halaman, dicetak di kertas HVS.  Meskipun tebal dan 
cetakannya bagus, harganya murah untuk buku setebal ini, Rp 95.000 
(bandingkan dengan buku seri Harry Potter terakhir, Deadly Hollows, tebal 
1008 halaman, berkertas dengan kualitas di bawah HVS, berharga Rp 
175.000). Saat mengetahui harganya, saya cukup kaget juga, buku-buku yang 
dicetak biasa (bukan deluks) dengan tebal sekitar 200-300 halaman kini 
harga rata-ratanya sekitar Rp 35.000-50.000, dengan harga rata2 itu maka 
buku tebal Pustaka Jaya ini mestinya berharga sekitar Rp 250.000. 
Bagaimana buku setebal 1364 halaman ini harganya hanya Rp 95.000 ?


 Saya mendapatkan jawabannya pada halaman 1329 di buku ini dalam "Ucapan 
Terimakasih". Buku yang akan saya ceritakan ini memang harga seharusnya 
adalah sekitar Rp 300.000. Tetapi, siapa yang mau membeli buku setebal 
1364 halaman dengan harga Rp 300.000 ? Kata Rosihan Anwar, wartawan dan 
penulis senior itu, tebal buku maksimal yang masih menarik untuk dibaca 
orang-orang Indonesia adalah sekitar 300-400 halaman. Memang Rosihan Anwar 
menganjurkan penulis buku ini untuk memotong bukunya sampai menjadi 
maksimal 400 halaman saja, tetapi penulisnya merasa sayang memotong 
manuskripnya yang sudah sampai 1000 halaman, jadi ia tak memotongnya sama 
sekali, maka akhirnya menjadi 1364 halaman. Harganya ? Ada sekitar 100 
orang, sebagian di antaranya tokoh-tokoh terkenal Indonesia dan Manca 
Negara  dari berbagai latar belakang, dari seniman sampai birokrat, dari 
ilmuwan sampai jenderal, yang bersedia membeli buku ini dengan harga edisi 
khusus dan terjadilah subsidi silang sehingga

masyarakat umum dapat membelinya Rp 95.000. Sebuah ide bagus !

 Baik, saya ceritakan saja buku ini. Judulnya adalah "Hidup Tanpa Ijazah : 
Yang Terekam dalam Kenangan", sebuah otobiografi Ajip Rosidi, sastrawan 
dan budayawan Indonesia. Buku ini ditulis dalam waktu kurang dari setahun, 
ditulis atas anjuran teman-teman Ajip dan mengejar waktu agar telah terbit 
saat Ajip berusia 70 tahun pada 31 Januari 2008. Buku ini ditulis oleh 
Ajip sendiri, jadi bukan otobiografi pesanan seperti banyak dipesankan 
oleh para tokoh politik dan militer (namanya otobiografi ya harusnya 
ditulis sendiri dong, kalau dituliskan orang lain ya namanya biografi). 
Walaupun buku ini mulai ditulis tahun 2006, Ajip dapat merekam dengan 
cukup detail peristiwa2 puluhan tahun sebelumnya sejak Ajip anak-anak, 
remaja, pemuda, dewasa muda, dewasa, sampai usianya sekarang (70 tahun). 
Pasti Ajip biasa menulis jurnal kegiatan harian sehingga ia bisa 
menuliskan kembali peristiwa sehari-hari puluhan tahun ke belakang.


 Mengapa Ajip memberi judul buku ini "Hidup Tanpa Ijazah" ? Karena Ajip 
tak punya ijazah apa-apa, ijazah SMA pun tidak, sebab ia keluar sebelum 
ujian akhir SMA (Taman Madya). Ajip tidak pernah kuliah, bukan sarjana, 
tentu bukan master, apalagi doktor. Ia hanya seorang otodidaktis (pelaku 
otodidak) tulen. Tetapi, lihat karya, sepak terjang, dan pengakuannya. Itu 
semua melebihi pencapaian rata-rata sarjana, master, doktor, dan profesor 
pada umumnya.


 Saya tidak akan menceritakan dengan detail isi buku ini, untuk yang 
berminat silakan membelinya saja. Saya ingin menyo

Re: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Temuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di West Offshore Aceh oleh BPPT-BGR

2008-02-12 Terurut Topik Nana Djumhana
Berita ini sudah menyebar luas. Repotnya jika hal itu sudah menjadi opini 
publik dan masuk wilayah politik. Saya sudah me-reply berita ini yang 
diposting di milis2 yang bersifat umum, bahwa hal itu kemungkinan tidak 
benar, barangkali wartawannya yang keliru dalam menyimpulkan sehingga 
menjadi berita yang bombastis memberi angin surga.


Mungkin kita masih BBM (baru bisa mimpi). Kalau mimpi  ya janganlah 
diceritakan kemana-mana. Semoga saja tidak terjadi seperti kasus Busang.


Salam,
ndh
- Original Message - 
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Tuesday, February 12, 2008 3:58 PM
Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Temuan "Lapangan2 Super-Raksasa" 
di West Offshore Aceh oleh BPPT-BGR



Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini.

BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok 
perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS.


Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi.

Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, 
katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada 
terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat 
wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan 
Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma, 
Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil.


Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak lintasan 60 
km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space seismik 60 km ? 
Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak lintasan seismik <5 
km.


Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan terumbu 
tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot pun tak 
otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot sebagai 
akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan tertipu 
oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor mengejar 
brightspot semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi akibat 
lapisan tuf di tengah lempung.


Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan BRV 
(bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk sampai ke 
angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross), dipotong 
lagi oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc (saturasi 
HC), lalu dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau menghitung 
terkurasnya berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery factor). 
Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan mengalikan BRV dengan porositas, 
maka yang dihitung hanyalah ruang pori, bukan hidrokarbon.


Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di 
Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 
feet), kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja 
kalau Union Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar 
Singkel, Suma, Ibu Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya Miosen 
Awal. Minyak butuh termal yang lumayan panas.


Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2 migas di 
Arakan atau Mergui Terrace offshore Myanmar. Mereka bukan pada posisi 
forearc basin, tetapi berlokasi di passive margin dengan delta Gangga di 
teluk Benggala dan Delta Irawadi dengan Andaman Sea Floor Spreading. Belum 
ada terbukti lapangan minyak/gas komersil di forearc basin.


Gempa Aceh Desember 2004 menggeser source rocks sehingga mengeluarkan panas 
dan mematangkan minyak adalah pernyataan yang menggelikan. Apakah kita tahu 
pasti lapisan source rocks di situ apa, apakah ia tergeser gempa ? Source 
rocks tak mengeluarkan panas, yang mengeluarkan panas adalah heat flow dari 
mantel dan panas konduktif dari tumpukan sedimen. Taruhlah gempa membuat 
sesar yang menghubungkan mantel dengan source rocks; tetapi harus diingat 
bahwa heat flow di sini minimal karena di wilayah barat Sumatera terjadi sel 
konveksi mantle downwelling yang membawa subduksi kerak samudera Hindia, 
jadi terhubung ke mantel yang dingin percuma saja.


Membandingkannya dengan sumberdaya lapangan2 di Arab sungguh tak sepadan, 
membandingkannya bukan "apple to apple" sebab lapangan2 raksasa di Arab 
memang sudah dihitung menurut kaidah perhitungan sumberdaya/cadangan dalam 
perminyakan, bahkan membandingkannya dengan lapangan Bayu Urip pun tak 
sepadan.


Tetapi, tak salah kalau BPPT/BGR mau menindaklanjuti temuan ini. Tetapi, 
pikirkanlah aspek2 negatifnya juga; dan sebaiknya berhati-hatilah 
mengeluarkan pendapat yang bombastis ini ke publik, dasar ilmiahnya masih 
sangat kurang, dan status evaluasinya masih teramat dini. Kalau sudah 
terlanjur terlempar ke publik, lalu bagaimana ?


Mimpi boleh, tetapi tak perlu ribut-ribut dulu ke mana2.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Muhammad Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, February 12, 2008 2:50 C++
To: iagi-net@iagi.or.

Re: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] Indonesian MPs Consider Closing Oil, Gas Regulators Due to Poor Performance

2008-01-28 Terurut Topik Nana Djumhana
Barangkali yang dimaksud adalah untuk urusan perizinan dan damage claim di 
daerah operasi migas, baik untuk kegiatan seismik maupun pemboran. Disamping 
itu, memang operation costs dari tahun ke tahun cenderung naik.


Salam,
ndh
- Original Message - 
From: "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Monday, January 28, 2008 6:32 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] Indonesian MPs Consider Closing 
Oil, Gas Regulators Due to Poor Performance




Kang awang, ada yang sedikit mengganjal:

1. Apa benar adanya raja-raja kecil di daerah telah menyebabkan biaya 
tinggi operasi migas sehingga menaikkan cost recovery? Aku koq agak susah 
memahaminya. Bagaimana kira-kira back-up data penunjangnya koq sampai 
didapatkan kesimpulan seperti itu? Apakah raja-raja kecil beserta 
aparatnya itu "memalak" operasi migas di daerah sedemikian rupa sehingga 
biaya yang dikeluarkan untuk E&P jadi membengkak cukup signifikan sehingga 
dijadikan contoh kambing hitam CR yang naik terus sementara produksi turun 
terus? Mohon pencerahan: berapa persen jumlah biaya "pemalakan" oleh 
raja-raja kecil tersebut dibandingkan dengan keseluruhan peningkatan 
ongkos produksi (dan eksplorasi tentu saja)?


2. "Sebagian operator menunda pemboran sumur2 E&P-nya karena biaya tinggi 
di daerah". Apakah secara resmi (dan faktual) memang alasan utama 
penundaannya seperti itu? Kalau memang masalahnya seperti itu, nampaknya 
memang data penunjang resmi-nya harus segera diungkapkan kepada Menteri 
ESDM dan Pak SBY, supaya dengan jelas juga mereka dapat menyodorkan fakta 
tersebut ke Gubernur, Bupati, dan Walikota daerah penghasil migas sebagai 
bagian dari bahan "teguran", yang notabene juga merugikan daerah penghasil 
migas sendiri, karena turunnya produksi dan naiknya CR membuat bagian 
"BagiHasil" mereka menjadi berkurang.


Salam

Andang Bachtiar
Anggota Dewan Pakar
Forum Konsultasi Daerah Penghasil Migas

- Original Message - 
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: ; "Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia" 
<[EMAIL PROTECTED]>; "Eksplorasi BPMIGAS" 
<[EMAIL PROTECTED]>

Sent: Monday, January 28, 2008 9:50 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] Indonesian MPs Consider 
Closing Oil, Gas Regulators Due to Poor Performance




Issue baru yang lama.

 Produksi turun terus sementara cost recovery naik terus tidak bisa 
segera diterima secara hitam putih, banyak sekali hal terkait kepada itu. 
Reformasi yang ceritanya diinginkan semua rakyat itu telah membentuk 
raja2 kecil di daerah yang telah menyebabkan biaya tinggi operasi migas - 
ini menaikkan cost recovery, nah itu satu contoh saja faktor yang 
terkait. Karena biaya tinggi di daerah, sebagian operator menunda 
pemboran sumur2 produksi dan eksplorasinya, sumur2 produksi hanya 
terealisasi 70- 80 %, sumur2 eksplorasi tak sampai 70 %. Apa akibatnya ? 
Produksi menurun, penemuan lapangan baru menurun. Tentu ini tak 
diberitakan kan ? Tetapi, orang yang memahami dengan baik industri migas 
akan tahu duduk perkara sebenarnya.


 Pengurusan persetujuan di BPMIGAS lama sehingga menurunkan produksi 
minyak ? He2... lucu membacanya. Proses persetujuan di BPMIGAS juga telah 
diaudit oleh lembaga independeden internasional sertifikasi ISO dalam 
empat tahun terakhir ini. Dan, BPMIGAS terus mencari cara bagaimana agar 
persetujuan terus disederhanakan tanpa mengurangi ketelitian. Di group 
saya di BPMIGAS, operasi boleh dijalankan sebelum persetujuan resmi 
diberikan, tetapi pekerjaan tersebut harus disetujui dulu secara teknis 
dan anggaran. Aturan2 procurement pun terus dibenahi sehingga tak 
berbelit2 tetapi tetap menampung azas keadilan.


 BPMIGAS memerlukan evaluasi yang hati2 atas usulan2 KPS seperti usulan 
sumur2 eksplorasi di blok produksi dan semua usulan POD (plan of 
development). Banyak kan kasus POD bila "harus segera disetujui  karena 
hal2 tertentu yang "politis" (katakanlah begitu) telah berdampak buruk 
merugikan negara sebab cadangan yang diajukan ternyata jauh di bawah 
kapasitas produksi yang telah terpasang. Saya tak perlu menyebut 
lapangan2 mana saja di Indonesia yang begitu, tetapi itu telah sangat 
merugikan negara.


 Evaluasi yang hati2 tak bisa dilakukan dalam waktu cepat tentu, mestinya 
semua orang mengerti hal ini. Telah banyak kasus2 merugikan negara akibat 
hal ini.


 Minyak langka, masyarakat ngantri minyak di mana2. Ini bukan salah BPH 
Migas, memang kan pasokan minyak sedang dikurangi agar masyarakat tak 
terlalu bergantung lagi ke minyak. Penggantinya adalah gas elpiji. Kalau 
gas elpiji pun langka, nah maka itu yang harus dipertanyakan ke BPH Migas 
atau Pertamina.


 Sebagian masyarakat kita pun kepedulian sosialnya kurang, tengah kedelai 
langka dicari, baru2 ini polisi berhasil menemukan gudang ratusan ton 
kedelai di Jawa Timur, sengaja ditimbun karena harganya sekarang sedang 
meroket. Tak jarang kan masyarakat pedagang berbuat hal serupa untuk 
minyak dan gas elpiji ?


 Untuk dipahami, jangan sekedar melihat di 

Re: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom dan Gomora

2007-04-22 Terurut Topik Nana Djumhana
Saya kurang tahu pasti dari bahasa mana Amurah ini, dan juga kurang tahu  
apakah kemudian menjadi kata amarah. Wallahu'alam. Dalam sejarah, Nabi Luth 
adalah keponakannya Nabi Ibrahim, yang setelah sekembalinya dari Mesir bersama 
Nabi Ibrahim, Nabi Luth diperintahkan menuju wilayah Gharzaghar dimana 
penduduknya suka melakukan perampokan dan berbagai kemaksiatan, terutama 
menjadi kaum homoseksual (termasuk lesbian). Nabi Ibrahim sendiri terus ke 
Jerussalem. Sehingga kemungkinannya kata Amurah tersebut berasal dari bahasa 
Ibrani dialek Ammuriyyah. Karena dalam bahasa Arab sendiri menyebutnya Ghamurah 
yang kemudian kita mengenalnya sebagai Gomora. Sedangkan Sodom yang merupakan 
ibukota Gharzaghar pada waktu itu dalam bahasa Arabnya disebut Sadum. Dan Laut 
Mati disebut sebagai Buhairatul Luth. Sedangkan nama desa yang tidak terkena 
bencana dan merupakan tempat berlindungnya Nabi Luth bersama pengikutnya, orang 
Arab menyebutnya Shaughir untuk tempat yang bernama Sughar, terletak sekitar 5 
kilometer sebelah timurnya Sodom. Kedua tempat itu (Sodom dan Sughar) sama-sama 
terletak di tepi selatan Laut Mati.

Salam,
Nana

- Original Message - 
  From: Maryanto (Maryant) 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Friday, April 20, 2007 4:16 PM
  Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom dan 
Gomora



  Mas Nana,

  Salam,
  Amura, apa yang menjadi kata amarah ? Memarahi sapi sakti, lalu kaumnya 
membunuh sapinya ? Emang, bangsa itu suka marah ? Kalo kata Sodom, nadanya 
memang menjadi akar kata, atawa asal kata dari kata "ma'af" sodomi.

  Kayak dulu kusebut. "Ndilalah" dari qodhlo Alloh. Ya yang menjadi sunah 
Alloh. Huruf arab "ha", juga sering menjadi tak. Makanya sunahAlloh, menjadi 
kata sunatuloh. Ini artinya, terbentuk sebagi hukum alam, mother nature. Di 
bumi, menjadi geo-nature, hukum bumi,  

  Hai, dari kata "Haleluya" puji Tuhan. Kemudian juga di singkat menjadi "hi", 
"helo" (kata ustadz Ahmiyul lho). Ini sebagai pembuka pembicaraan, awal 
menyapa, juga makanya waktu mulai telepon. Kring...helo...helo.  Gag langsung 
"endi duwite", tapi lebih bagus dengan kata awal pembicaraan dulu. Sering kata 
itu juga menjadi kata awal dari suatu pertemuan. Ya di awal surat juga.

  Ini kayak preambul, misalnya kata waktu itu: awal merdeka, maka kata awal 
adalah Merdeka !!!, Merdeka !!!
  Atau "Hidup Marhein" (biasanya awal pidato Bung Karno). "Hidup PNI".
  Atau, kata awal juga misal "dear sirs", "sayang", atau "hormat kami", salam 
sejahtera, assalamu 'alaikum.

  Makanya, kalo aku, ku buku dengan kata "salam". he..he..he...

  Mataram dari kata Mata Arum. Rat, buwana, juga berarti universe, jagadraya. 
Dari Rraja pertama (Senopati), putranya (Sultan Agung, yang memulai adanya kota 
Bandung, sebelum serang Batavia 1928), lahirkan Amangkurat (Yang memangku 
jagad, kalifah jagad)  I, II, dst. 

  Lalu pecah jadi dua :  Mangkunegaran (rajanya Mangku Negara), dan Mataram 
Yogyakarta, rajanya Hamengku Bowono. Huruf jawa ho no co ro ko, kalau mau nulis 
a, i, u, e, o harus dengan ha. Makanya, raja Amangkurat, di tulisannya 
hamengkurat, dan amengku bowono, di tulis hamengku buwono. Adipatinya, bergelar 
Paku Alam. Tulisan jawanya paku halam.

  Yogyakarta dari kata Ayodja karta adi ningrat. Lalu terucap sebagi 
Ngayojokarto hadiningrat, di singkat kemudian jadi Yojokarto, lalu terucap 
sebagai Yogyakarta.  Ayodja, negara paling maju, ya jaman itu, jaman Ramayana, 
negara Ayodja, rajanya Sri Romo. Karta = aman. Adi = bagus. Ningrat= piawai, 
flamboyan, elok. Ya, Raja Mataram, mengharapkan menjadi kalifah jagad, 
menjadikan negara, bangsa, semua makluk bumi itu menjadi suatu negara yang 
maju, aman, bagus, flamboyan. 

  Gag gitu ?

  Nah, untuk bisa menjadi kalifah buwono yang arif (mengetahui), atau sebagi 
'hamengku bowono", ya kewajiban tiap orang di ciptakanNya, maka harus tahu 
karakternya, si buwana itu. Selidikilah terus karakternya, dan manfaatkan 
semuanya kalau mampu, untuk kesejahteraan umat.

  Salam,
  Maryanto.
  Bahasa, sejarah, culture, juga ada di alam lho, jadi itu menjadi bidangnya 
orang yang mengaku sebagai ahli ilmu alam (physicist"), juga fisika bumi, 
geophysicist, earthsicientist.


--
  From: Nana Djumhana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, April 19, 2007 8:57 AM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom dan 
Gomora


  Memang kasus kaumnya Nabi Luth di Sodom dan Amurah (Gomora) itu termasuk 
bencana geologi. Artinya azab Tuhan kepada orang-orang yang perbuatannya 
kebangeten dan melampoi batas itu terjadi di tempat sesuai kondisi geologinya. 
Dan itu merupakan skenarioNya yang tidak diketahui manusia. Namun Allah telah 
menginformasikan kepada kita

Re: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom dan Gomora

2007-04-18 Terurut Topik Nana Djumhana
Memang kasus kaumnya Nabi Luth di Sodom dan Amurah (Gomora) itu termasuk 
bencana geologi. Artinya azab Tuhan kepada orang-orang yang perbuatannya 
kebangeten dan melampoi batas itu terjadi di tempat sesuai kondisi geologinya. 
Dan itu merupakan skenarioNya yang tidak diketahui manusia. Namun Allah telah 
menginformasikan kepada kita (para geoscientist) untuk memahami tentang 
kejadian tersebut secara jelas : "Mereka (kaum Luth) dibinasakan oleh suara 
keras yang menggelegar ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bagian 
atas kota itu terbalik ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan hijaaratammin 
sijjiil (bongkahan/butiran  tanah terbakar). Sesungguhnya pada yang demikian 
itu merupakan ayat-ayat (Allah) bagi orang yang memperhatikannya. Dan 
sesungguhnya kota itu terletak pada sabiilimmuqiim  (jalur yang ditempatkan 
/ditetapkan). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan 
ayat-ayat (Allah) bagi orang-orang yang beriman" (QS Al Hijr 74-77). Cerita 
geologinya  ya kira-kira begitu seperti yang disampaikan Pak Awang. 
Wallahu'alam.

Tentang kasus lumpur Porong, sebaiknya jangan dianalogikan dengan kasus kaumnya 
Nabi Luth. Saya masih percaya bahwa kasus Porong bukan sebuah azab Tuhan 
seperti halnya terhadap kaumnya Nabi Luth, tetapi lebih pas mungkin sebagai 
teguran Tuhan, terutama terhadap para penguasa dan pengusaha negri ini.

Wassalam,
Nana
  - Original Message - 
  From: Ahmiyul Rauf 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Wednesday, April 18, 2007 2:04 PM
  Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom dan 
Gomora


  Tulisan Pak Awang kali ini seolah mengamini berbagai pendapat yang sedang  
berkembang dalam beberapa milis dan blogs, bhw Jatim sedang menuju 
kehancurannya..Ada yang memprediksi bhw dalam jangka waktu 30 tahun luapan 
lumpur akan membanjiri kawasan sejauh Waru/Surabaya. Belum lagi kalau Allah 
menghendaki, Dia percepat aliran lumpur, sehingga yang harusnya habis dalam 30 
tahun, ditumpahkannya dalam waktu 5 tahun.. Mudah saja bagi Allah utk berbuat 
demikian. 



  Lagipula tenggelamnya satu peradaban tidak mesti membanding ke Sodom dan 
Gomorah; karena disekitar kita.  Mengambil contoh kehancuran peradaban 
disekitar Borobudur, misalnya. Kita tidak punya bukti dosa apa yang telah 
diperbuat oleh penduduk waktu itu disekitar Borobudur (e.g. dikalangan Sodom 
dan Gomorah, ummat Nabi Luth, berkembang kebiasaan homoseks), namun pasti ada 
maksud tertentu dari Yang Maha Kuasa, sehingga Peradaban Borobudur dihancurkan 
lewat letusan G. Merapi, sehingga seluruh kawasan itu terbenam timbunan 
piroklastik, sebelum kemudian digali kembali oleh Raffles. 



  LUSI tidak secara cepat menenggelamkan Porong. Kita tidak perlu menuduh 
siapapun yang berbuat dosa sehingga bencana ini datang. Namun kalau kita 
sebagai bangsa segera bertobat, lalu meminta kepada Allah agar bencana ini di 
hentikan, sebagai bangsa yang beriman insya Allah ada solusi terbaik 
ditunjukkanNya kepada kita. 



  Wassalaamu'alaikum

  Ahmiyul Rauf

  -Original Message-
  From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Wednesday, April 18, 2007 13:29
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom dan Gomora



  Hampir tiga tahun lalu di milis ini saya pernah menulis bahwa kiamat di Sodom 
dan Gomora adalah akibat bencana geologi. Kalau kita lihat geologi Palestina 
dan Laut Mati serta semua hasil penggalian arkeologi di wilayah ini, kita akan 
tahu bahwa di bawah Sodom dan Gomora terdapat tatanan kebencanaan geologi yang 
siap meletus kapan saja secara katastrofik. Dalam banyak kasus, kalau punya 
maksud tertentu, Tuhan jarang menciptakan sesuatu yang baru, Dia akan 
menggunakan tatanan yang telah diciptakan-Nya dan mendayagunakan-Nya. Banyak 
kisah-kisah menakjubkan di Perjanjian Lama yang bisa diterangkan sebagai masuk 
akal. Tetapi, hanyalah Tuhan yang berkuasa menggerakkan semua tatanan Bumi yang 
telah diciptakan-Nya. 



  Dalam kasus kiamat di Sodom dan Gomora, Tuhan barangkali hanya menggerakkan 
sejalur sesar besar mendatar yang memotong Laut Mati dari Danau Yordan sampai 
ke Teluk Akaba. Pergerakan sesar ini telah meletuskan tatanan geologi yang siap 
menjadi bencana di bawah Sodom dan Gomora. Mujizat yang tak bisa diterangkan 
dengan akal tentu banyak juga dan kalau kita orang percaya kita hanya perlu 
mengamininya. Apa susahnya buat Tuhan mengirim bola api dan belerang panas dari 
langit menghujani Sodom dan Gomora, tetapi Dia memilih mendayagunakan apa yang 
telah diciptakan-Nya di bawah Laut Mati. Sebab Tuhan atas Langit adalah juga 
Tuhan atas Bumi, semua tunduk kepada Sang Maha Pencipta.



  Melihat kasus erupsi gununglumpur LUSI yang sedang kita alami membuat saya 
teringat lagi akan tulisan yang pernah saya sebarkan via milis tersebut. Saya 
tentu tak akan mengulanginya lagi di sini, hanya ingin menulis saja lagi bahwa 
Sodom dan Gomora musnah oleh erupsi gununglumpur. Penggalia

Re: [iagi-net-l] Respon-3 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

2007-03-15 Terurut Topik Nana Djumhana
Maaf Mas Nyoto, janganlah berprasangka buruk, tentunya panitya mempunyai alasan 
cukup kuat yang mungkin tidak dibeberkan sehingga merumuskan seperti itu. 
Sah-sah saja kalau ada yang kontra atau tidak setuju. Saya hanya ingin 
menengahi dengan memberikan "clue"; Apakah yang tidak setuju itu tahu apa yang 
terjadi pada sumur BJP-1 pada saat gempa Jogja ? Mengapa sumur Porong-1 yang 
lokasinya juga tidak jauh dari semburan lumpur sekarang, dan juga terjadi 
drilling problem, tapi ternyata tidak terjadi semburan lumpur, padahal kalau 
melihat posisi dan lithologi yang ditembus, barangkali lebih memungkinkan untuk 
terjadi hal yang sama dibanding dengan data dari sumur BJP-1 ? 

Kita lebih baik konsentrasi saja untuk mengatasi bencana yang sudah makin 
besar, kasihan mereka yang menjadi korban. Tidak perlu memperpanjang masalah.

Salam,
Nana

- Original Message - 
  From: nyoto - ke-el 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Friday, March 16, 2007 6:54 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-3 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI


  Supaya lebih fair hasil kesimpulannya, saya kira akan lebih baik kalau 
penyelenggara workshop "mengundang & mendengarkan" semua pendapat dari para 
ahli, baik pendapat yang berseberangan maupun yang "sama bahasa". 

  Soalnya paling tidak kalau diperhatikan sejak awal memang penyelanggara 
kelihatannya "enggan" kalau tidak boleh dibilang "tidak mau mendengarkan" 
pendapat yang kira2 akan berseberangan dengan hasil kesimpulan yang "sudah 
dipersiapkan sebelumnya".  

  Dengan dalih ybs sudah pernah diundang & berbicara/presentasi dalam seminar2 
sebelumnya (maka undangannyapun diberi catatan "hanya sebagai pendengar saja"), 
ataupun ybs tidak pernah ikut dalam penelitian langsung ke lokasi biarpun sudah 
pernah melakukan study analisa mengenai LUSI, atau apalah alasannya, tapi yang 
jelas itu hanya alasan yang dibuat oleh penyelanggara saja.  

  Tidak usah mengelak , hal ini bisa & mudah sekali "dibaca", baik oleh peserta 
workshop maupun yang tidak mengikutinya, paling tidak seperti saya ini, yang 
ikut prihatin karena adanya kesimpulan workshop yang kelihatan "bias" secara 
ilmiah.  

  Dan sebetulnya hal itulah yang menjadikan "uneg2" pak Koesoema, sehingga 
beliau akhirnya memutuskan untuk menulis SURAT TERBUKA yang akhirnya 
menimbulkan topic "perseteruan antar para ahli" di media massa. 

  Mohon maaf bagi yang kurang berkenan, sebagai salah satu warga geologiawan 
Indonesia yang ikut prihatin dengan kejadian LUSI dengan tanpa solusi yang 
memadai dari yang berwenang, saya hanya berusaha "meluruskan" yang bengkok saja 
tidak ada maksud lain. 
   
  Mungkin juga gempa Yogya bisa ikut andil atau kombinasi dengan problem 
drilling di sumur BJP-1 dalam hal penyebab awal terjadinya LUSI, tapi kalau 
ada, itupun presentasinya sangat kecil sekali, dan sebagai pemicu utama adalah 
karena adanya problem drilling di sumur BJP-1 tsb (dimana problemnya tidak bisa 
segera diatasi karena adanya interval "open hole" yang terlalu panjang yang 
reskan sekali didalam pemboran sumur yang menembus formasi bertekanan 
tinggi/"over pressure zones"). 

  Itupun hanya sebagai pemicu awal, sebab selanjutnya yang terjadi adalah 
karena memang mud-volcano tsb bertekanan & bersuhu tinggi & "unconsolidated" , 
maka sifatnya sangat tidak stabil & selalu ingin "expand" dengan mencari zona2 
lemah untuk keluar dari dalam perut bumi. Akibatnya bermunculanlah titik2 
semburan lumpur tsb disekitar lokasi sumur (karena sumurnya sendiri saat itu 
sudah diisi lumpur bor yang "berat" untuk melawan tekanan formasi & di "plug" 
atau ditutup semen).   

  Semburan2 lumpur tsb lama kelamaan menjadi besar & berkembang sebagai bencana 
alam.  Yang dalam hal ini sebetulnya sudah layak dinyatakan sebagai "bencana 
alam nasional" karena skala & dampaknya yang cukup besar mempengaruhi kebutuhan 
hajat hidup orang banyak. 


  Wassalam,
  nyoto






   
  On 3/15/07, Achmad Luthfi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
Pak Koesoema yg sangat saya hormati, maaf kalau saya merespon surat
Bapak sepotong-sepotong, saat ini pk. 20.50 menjelang pulang kantor baru
sempat tulis imil.

Contoh lumpur yang diambil oleh tim IAGI dianalisa di lab. Universitas
di Jepang tanpa biaya, hal ini atas dasar hubungan baik DR. Edy Sunardi
dengan guru besarnya di Jepang (Kang Edy memperoleh PHD di Jepang), 
disamping itu para ahli dari jepang sangat sering mengunjungi Indonesia.
Prof James Mori, DR. Yasuyuki Kano, DR. Wataru Tanikawa dan Prof
Toshihiko Shimamoto datang ke Indonesia bekerjasama dengan ITB (geologi)
akhir Desember 2006 selama 2 minggu antara lain melakukan beberapa
penelitian antara lain microseismic, GPS monitoring, dan juga sampling
mud serta air untuk lab analisis dan modeling, selain ke LULA, mereka
juga melakukan regional reconnaissance termasuk ke Kujung, Mojokerto dan 
Tuban. Sedangkan rombongan lainnya (Prof Hisao Kumai dan Hiroyuki
Yamamoto) merupakan bagian join resear

Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

2007-03-13 Terurut Topik Nana Djumhana
Ingin juga saya urun rembug dalam masalah ini.

Soal nama semburan lumpur, apakah LULA, LUSI atau apa saja, tidak perlu 
dipermasalahkan. Saya sendiri sejak awal kejadian menamakannya dengan "Bledug 
Porong" yang identik dengan "Bledug Kuwu" di Wirosari, Purwodadi, Jawa Tengah. 
Karena dari awal pula (Juni 2006) saya mengatakan bahwa berdasarkan data yang 
ada kejadian tersebut merupakan mud vulcano, yang merupakan kejadian alam dan 
kemungkinan tidak berkaitan dengan adanya pemboran sumur BJP-1. Hal ini saya 
sampaikan selesai meeting di BP Migas tgl. 15 Juni 2006, ketika itu Awang tanya 
pada saya tentang hal tersebut, yang ternyata sama dengan dugaan dia. Bahkan 
Awang menambahkan data lainnya dan efek/akibat yang akan mengikutinya. Masalah 
ini juga saya sampaikan melalui "Mimbar Jum'at" mulai dari edisi No. 258 tgl.23 
Juni 2006, yang berjudul "Bencana Porong". Berbagai reaksi, baik kritik yang 
bernada memperingatkan sampai yang menakut-nakuti ditujukan kepada saya, karena 
dianggap melawan arus.

Kejadiannya memang 2 hari setelah gempa yang mengguncang Jogja dan sekitarnya. 
Oleh karena itu dalam beberapa "Mimbar Jum'at", saya mengatakan bahwa gempa 
Jogja, kemungkinan hanya merupakan pemicu aktivitas mud vulcano tsb., tetapi 
penyebab sebenarnya kemungkinan adalah : adanya getaran terus menerus dari 
mobil-mobil besar yang melintas di jalan toll di atas area shale diapir, dan 
beratnya beban bangunan di atas area tersebut. Sedangkan adanya pemboran sumur 
BJP-1, kalaupun ikut andil sebagai penyebab, kecil peranannya. Saya sampaikan 
juga melalui "Mimbar Jum'at" sejak awal (karena saya belum bergabung dengan 
iagi-net) bagaimana mengatasinya, yaitu agar segera melokalisir area luapan 
lumpur dan segera dibuatkan salurannya ke laut, karena lumpur akan terus 
mengalir sampai waktu yang tidak diketahui, bisa setahun, puluhan tahun atau 
mungkin ratusan tahun. Dan jika tidak segera diatasi, akan menjadi bencana yang 
lebih besar dan lebih parah akibatnya. Tetapi sebagaimana kita ketahui di negri 
ini, seringkali mencari kambing hitamnya dulu yang menjadi penyebab kejadian, 
kemudian berdasarkan asumsi itu baru dicari solusinya. Karena dari awal (dan 
sampai sekarang) yang menjadi kambing hitam adalah 100% Lapindo dengan pemboran 
sumur BJP-1, maka penanganan awal tertumpu kepada penanggulangan "drilling 
hazzard", bukan penanggulangan mud vulcano. Dan kita bisa lihat kenyataannya 
sekarang.

Barangkali itu saja yang ingin disampaikan, dan bagi rekan yang "berlangganan" 
mimbar jum'at, semuanya sudah tahu.
  - Original Message - 
  From: nyoto - ke-el 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Tuesday, March 13, 2007 7:42 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI


  Pak Achmad Luthfi ternyata sebagai seorang Ketua IAGI (Ikatan Ahli Geologi 
Indonesia) kurang teliti didalam menulis Respon-2 ini. Perhatikan didalam 
kalimat seperti tsb dibawah ini : 
  "Kita semua tahu bahwa semburan lumpur tersebut terjadi disekitar sumur BJP-1 
pada tanggal 29 Mei 2006 pagi beberapa menit setelah terjadi gempa Jogja". 

  Memang betul semburan lumpur panas tsb terjadi disekitar sumur BJP-1 pada 
hari Senin 29 Mei 2006 pagi, tetapi gempa Yogya terjadinya bukan hari Senin itu 
tetapi terjadinya 2 hari sebelumnya, yaitu hari Sabtu pagi2 sekali tanggal 27 
Mei 2006, bisa ditanyakan kepada orang2 di Yogyakarta yang mengalami sendiri 
gempa itu atau data2 gempa Yogya, dimana jelas terjadinya bukan hari Senin 29 
Mei melainkan hari Sabtu pagi2 tanggal 27 Mei 2006. 

  Apakah penyebutan terjadinya gempa Yogya tanggal 29 Mei 2006, sengaja akan 
dihubungkan dengan awal terjadinya semburan pertama lumpur panas Sidoardjo, 
supaya klop dengan teori pak Luthfi, yaitu penyebab terjadinya lumpur panas 
adalah akibat gempa Yogya ?  Tetapi sayang sekali teori itu banyak sekali 
kelemahannya pak (tidak didukung data yang benar). 

  Sekian dari saya, semoga pak Luthfi maklum.


  Wassalam,
  nyoto - TG'74




   
  On 3/13/07, Achmad Luthfi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
RESPON-2 SURAT TERBUKA KEPADA KETUM IAGI

LULA adalah sebutan lain dari LUSI yang sudah lebih dulu popular, tdk 
ada makna lain dibalik itu, bahkan ada yang menyebutnya LULUK (Luapan
Lumpur tanpa Kendali). Melihat skala luapan LULA yang begitu dahsya
tentu tidak seorangpun diantara kita ada yang pernah memperkirakan ada
semburan lumpur panas yang begitu dahsyat di cekungan jawa timur laut
walaupun di cekungan ini banyak tersebar mud volcano. Kita semua tahu
bahwa semburan lumpur tersebut terjadi disekitar sumur BJP-1 pada
tanggal 29 Mei 2006 pagi beberapa menit setelah terjadi gempa Jogja. 
Spontan muncul berbagai komentar yang berbuah opini dari yang berdasar
scientific sampai yang non-scientific, makin hari makin kearah teknis,
terbentuk opini penyebabnya adalah tidak set casing dalam selang yang 
panjang di BJP-1. Kalo tidak salah seminggu kemudian Menteri ESDM
membentuk tim invest