Re: [iagi-net] Fwd: Berita duka

2013-02-02 Terurut Topik tambismar
Inna lillahi wa innailahi rojiun, 
Pak Avi, kami turut berdukacita atas berpulangnya ayahnda tercinta Drs Moh 
Saleh Tjokroasmoro. Semoga arwah almarhum mendapat tempat yg terbaik disisi 
Allah SWT dan kepada keluarga yg ditinggalkan dapat sabar menerima taqdir Allah 
ini, Amin YRA

(Tamsil A & kel)

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: fatchurza...@yahoo.co.id
Sender: 
Date: Sat, 2 Feb 2013 13:10:16 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Fwd: Berita duka


Innalilahi wainna ilaihi rojiun, turut berduka cita, semoga Kusnul Khotimah
Fz

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Sender: 
Date: Sat, 2 Feb 2013 19:48:55 
To: geologi...@googlegroups.com; 
IAGI; pp-iagi-2...@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Fwd: Berita duka

Innalilahi wainna ilaihi rojiun,
Kami sekeluarga menghaturkan duka cita atas meninggalnya Ayahanda tercinta
dari Pak Avianto, Bendahara PP IAGI.
Semoga almarhum mendapatkan khusnul khatimah. Dan Mas Avi sekeluarga
mendapatkan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi.
Wassalam

Rovicky Dwi Putrohari

-- Forwarded message --
From: *rakhmadi avianto*
Date: Saturday, February 2, 2013
Subject: Fwd: Berita duka
To: Rovicky Dwi Putrohari 


-- Forwarded message --
From: "rakhmadi avianto" >
Date: Feb 2, 2013 5:26 PM
Subject: Berita duka
To: >

Innalillahi wa inna ilaihi wa inna ilaihi roji'un
Telah meninggal dg tenang papaku tercinta Haji Drs Moh Saleh Tjokroasmoro,
hari Sabtu 3 Feb 2013 di Depok. Akan dikebumikan besok siang jam 12:30
setelah solat Dluhur.

Jenazah di semayamkan di Jl Kenari 204 Depok Utara (Perumnas). Kotip Bogor

Mohon do'a restu bapak2 dan ibu2 agar dosa2 papaku tercinta bisa di ampuni
dosa2nya.

Salam
Avi dan keluarga



-- 
- Seorang manusia terlihat tinggi bila dia tidak merendahkan yang lain -



Re: [iagi-net-l] 2D vs 3D....(ganti judul ah..)... Gas untuk domestik vs gas diekspor

2012-11-01 Terurut Topik tambismar
Iyaa tuh pak Noor, larinya kesana jugaa...

Pak Luthfi telah menjelaskan dg sangat baik justifikasi maupun pengalaman negri 
ini pada masa lalu, yg utamanya sangat perlu mengedepankan kepentingan negara 
di atas kepentingan individu maupun kelompok.

Dengan demikian saya pikir kita selaku anak bangsa perlu dan harus membela 
kepentingan bangsa yg lebih luas . walaupun kita tau bahwa negri ini sdh 
salah kelola sejak dari dulu  Katanya "didunia ini tdk ada negara yg 
miskin, tetapi yg ada hanya salah kelola" (Tanri Abeng/ metro tv) 

Selama ini kita mengetahui bahwa negara  asing, investor asing dlsb berfoya2 
mendapatkan rezeki dari bumi pertiwi mulai dari perdagangan, perkebunan, 
perbankan, teknologi informasi, pertambangan dll  

Sementara pemerintah RI hanya sangat berbangga kpd "pahlawan devisa" yg mengais 
rezeki sbg TKW di negri orang, yang kadangkala harus mempertaruhkan harga diri 
bahkan nyawa di negri orang... 

Disamping itu, kita Indonesia juga telah berhasil menciptakan  tenaga2 ahli 
berpengalaman dan manusia2 pintar disegala bidang melalui pendidikan di DN/LN, 
.namun "mereka2" tersebut dibiarkan oleh pemerintah RI berbakti dan bekerja 
memajukan perusahaan asing, membangun negara asing dll . saya tdk bisa 
membayangkan, kelak suatu saat dikarenakan tdk memperoleh kenyamanan di negri 
sendiri, maka para ahli persenjataan di Pindad dan PAL, ahli nuklir  dll 
hengkang ke LN berkontribusi membangun persenjataan negara lain  ? jangan 
terjadilah yaaaw ...

Apa sih kurangnya negri ini, kwalitas sumberdaya manusia bisa diandalkan, 
sumberdaya alam melimpah mulai dari permukaan tanah, lautan dll hingga kekayaan 
yg tertimbun jauh dibawah tanah .

Menurut saya yg kurang dari negri ini adalah tdk terkelola dg baik  
mismanagement, bbrp pemangku kepentingan tdk bertindak dan berpikir optimum utk 
kepentingan bangsa dan negara ini,   sehingga cita2 luhur dari the founding 
fathers untuk meraih kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat indonesia 
semakin jauh dari harapan.

Maaf pak Ong, sekali lagi maaf  sebaiknya kita tdk perlu lagi berbincang pd 
level perusahaan, apalagi hanya berbicara keuntungan dan menguntungkan atau 
sangat menguntungkan  kita mengetahui negri ini semakin terpuruk dari sisi 
tata kelola energi. 

Rasanya sangatlah konyol ketika terjadi inefisiensi di PLN senilai 37.5 triliun 
hanya karena tdk dapat suplai gas .

Menurut saya  yg terpenting adalah agar blok mahakam dikelola oleh negara, 
menghimpun seluruh kemampuan anak bangsa untuk mengais sisa2 cadangan dan 
potensi yg masih ada di mahakam... semata2 bertujuan untuk sebesar2nya income 
negara...sehingga kelak akan dapat menjadi kebangsaan nasional. 

Selanjutnya apabila Pemerintah masih kurang yakin dg kemampuan anak bangsa 
sendiri, tentu bisa menggaji beberapa tanaga ahli asing utk waktu tertentu. 
Mulai dari tenaga ahli teknis hingga top management. 

Karena itu, blok Mahakam tdk harus dikelola oleh Pertamina  mungkin(?) bagi 
Pertamina sendiri dari sisi pegawai dan jajaran Direksi tdk ada untungnya 
mengelola blok Mahakam, tentu dk akan memperkaya kantong individu dll, namun yg 
pasti akan menambah profit utk kemudian disetor kepada kas negara!

Mungkin p' Ong selaku staf ahli KaBPMigas (?), dapat mengusulkan pembentukan 
sebuah "perusahaan minyak dan gas nasional", bisa dibawah Dept ESDM, atau atau 
Dept Keuangan, atau KemBUMN atau bisa juga dibawah Dept Parawisata dan "Ekonomi 
Kreatif" atau Dept Sosial karena bertujuan keadilan sosial bagi seluruh rakyat 
indonesia 

Demikian  dan mohon maaf bila ada pemikiran dan kata2 yg kurang tepat

Salam Sumpah Pemuda bagi kita semua.. Majulah wahai bangsaku, maju tak 
gentar membela yg BENAR !

Mantan murid p Ong yg sdh lama pangsiun (TA)

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: noor syarifuddin 
Date: Thu, 1 Nov 2012 15:05:39 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] 2D vs 3D(ganti judul ah..)... Gas untuk domestik 
vs gas diekspor

Ha ha ha ... Dari seismik msh lari ke sana juga ya Pak... :-)

Kalau boleh saya juga mo berandai2 sdkt: kalau kontrak dilanggar karena gas 
dialihkan terus pembeli komplain dan masuk arbitrase... apa gak jadi karaha 
bodas jilid 2 Pak?


Salam,


Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik tambismar
Pak Avi yth,

Salut dan terimakasih atas sharing dan pengakuan jujur dari Tenaga Kerja 
Indonesia (TKI) yg sdh bekerja pd perusahan kapitalis asing selama 24 th. 

Sebetulnya kondisi demikian, hampir dirasakan oleh banyak TKI yg berbakti di 
perusahaan migas asing, terutama pada perusahaan besar, namun sangat sedikit yg 
mau curhat secara terbuka.

Saya pikir, berapapun gaji TKI yg diperoleh dari perusahaan minyak asing, tentu 
tetap akan "membatin/sakit hati", bila kasat mata menyaksikan ketimpangan gaji 
dibanding TKA, pada hal tugas dan tanggung sama serta menjadi beban negara 
dalam bentuk cost recovery.

Khabarnya kebanggan dan kenikmatan bekerja di perusahaan migas asing hanya 
sampai th ke 12-15, lebih dari itu akan mengurut dada sendiri menyaksikan 
keaneh2an dalam berbagai aspek 

Ketika bertugas di Pertamina BKKA tahun 1990-an, sering kali didatangi oleh 
senior yg berkeluh kesah tentang kelakuan orang asing, pengembangan karir dan  
masalah gaji yg tdk berimbang dg tenaga Kerja Asing (TKA).  Ujung2nya beliau2 
nanya, bgmn cara untuk bisa pindah ke BKKA... ngga boleh balas dendam yaww 

Meskipun dalam PSC tecantum keharusan indonesiasi dan alih teknologi, namun 
biasanya dilakukan secara basa basi  realisasi rata2 utk anggaran training 
biasanya tidak sampai 80%.

Alih management memang ada, namun basa basi juga, semua keputusan dan kebijakan 
digariskan oleh kantor pusat, dan biasanya manager/VP yg indonesia tsb, akan 
dijadikan sebagai bemper bila ada TKI yg complain. 

Bahkan seperti cak Avi sampaikan, para TKI yg manager tsb dimanfaatkan oleh 
perusahaan utk berhadapan dg instansi Pemerintah.

Terkait blok mahakam yg akan expire 2017, saya pikir sudah saatnya "Pemerintah" 
membuat Perusahaan Minyak Nasional yg kuat, mandiri, dan dikelola oleh anak 
bangsa sendiri, sehingga akan menjadi kebanggaan utk masa mendatang. 

Rasanya kok aneh dan lucu yaa, pemerintah masih mengkonsider Total Indonesie yg 
sdh menikmati hasil migas selama 50 tahun kontrak di blok mahakam, dan tdk 
memberikan kesempatan penuh kepada perusahaan anak bangsa untuk mengais sisa 
cadangan resiko rendah tsb. 

Kalau demikian halnya, kapan negri ini bisa mencontoh malaysia, dapat menambah 
devisa dari dalam negri maupun dari luar negaranya.. Misalkan dapat meniru 
Petronas yg sdh eksis dan punya cadangan migas di luar Malaysia, dg tujuan 
menambah devisa bagi kemakmuran rakyatnya. 

Ataukah memperthankan "income" negara dg terus menerus membuat utang, sampai 
suatu saat dinyatakan sbg negara gagal bayar??

Demikian, Salam Sumpah Pemuda ...
(TA) 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

Kalau tidak dijajah kita sudah "setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih
maju dari mereka.
Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan
peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi.

Rdp


On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote:

> Pak Avi sepertinya keenakan "dijajah" nih bisa sampai 24 tahun :-))
>
> Terlepas dari itu  semua,
>
> positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti
> Pak Avi yang merupakan hasil "penjajahan" exxon mobil selama 24 tahun...
>
> 2012/10/23 rakhmadi avianto  'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com');>
> >
>
>> Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya
>> Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman
>> Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
>> aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum
>> jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk
>> ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini
>> kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
>> lebih mumpuni.
>>
>> Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan
>> Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari
>> Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power
>> planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di
>> approved Houston (untuk EM) maka baru si "mumpet" or "cepot" nya disuruh
>> teken buat di majuin ke BPMigas.
>>
>> Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
>> oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya
>> ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
>> kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
>> TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
>> jajah  hiks hiks hiks
>>
>> Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot
>> ya ngga cocok.
>>
>> lam salam
>> Avi
>>
>>
>> 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari 

Re: [iagi-net-l] Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 Million

2012-10-21 Terurut Topik tambismar

Cak Phie yth, 

Terkait statement p 
Ong, kita sedikit beda pak Phie, maksudnya ada yg sama dan ada juga yg 
berlainan. 

Menurut p Ong yang berpendirian “Pokoknya Pertamina” adalah mereka yang bukan 
merah putih maupun NKRI", sayapun tidak setuju.  Statemen tsb sangat 
menyesatkan, dpt diartikan, bahwa para oknum yg tidak suka pertamina dan pro 
asing mempunyai jiwa dan raga merah putih dan cinta NKRI ? Saya rasa, ini pola 
pikir yg terbolak balik.  

Pada dasarnya saya sependapat dg p Ong, bahwa "Pertamina tidak identik dengan 
Pemerintah,
kepentingan Pemerintah dan Pertamina tdk selalu sejalan", 

Pak Ong betul, apalagi kalo diibaratkan sbg hubungan antara bpk dan anak. Untuk 
jelasnya dapat diterangkan sbb :

1. Pertamina ((si anak))adalah unit kecil dalam tatanan kenegaraan, hanya 
sebuah perusahaan yg mengurus unit usaha dan tugas PSO, dg jumlah pekerja 
ribuan aja. Sedangkan pemerintah ((si bpk)) memikirkan dan mengelola ratusan 
juta rakyat dan beribu2 unit usaha yg terkandung dalam berbagai kementrian. 
Karena itu kepentingannya tdk selalu sejalan. 

2. Jumlah dan nilai aset Pertamina sangatlah kecil, sedangkan si bpk mempunyai 
banyak aset mulai dari ribuan pulau, ratusan buah aset di departmen, hingga 
punya sumberdaya alam yg melimpah. 

3. Kepentingan  yg tidak sejalanan lain nya antara lain : untuk melanjutkan 
eksistensinya, hobi si bpk adalah menjual aset, membuat  utang luar negri, 
berfoya2, malas dan enggan berbisnis. Sedangkan si anak perlu bekerja dan 
bisnis dulu utk mencari profit untuk kemudian disetorkan kpd bapaknya, bahkan 
rela dan ikhlas juga  menjadi sapi perahan si bpk. 

4. Si bpk sangat otoriter, pemarah dan berbuat suka2 dan mungkin kejam kpd 
anaknya, namun berlaku sopan bahkan "ciut" dg orang lain mungkin
kebanyakan utang kalee .. sedangkan si anak selaku "kontraktor" tdk bisa 
berbuat suka2 dan cukup pandai menempatkan diri. 

3. Jika si bpk ingin  membuat peraturan dalam rumah tangganya, kadangkala 
menggunakan konsultan asing, bahkan dibiayai dari dana negara asing. (Kata p 
Marwan Batubara, direktur institut energi ...?
Dalam membuat uu migas 22/2001, si bpk dpt bantuan dana dari USAID sebesar 20 
juta usd)

Sebagai penutup, saya pikir kita tdk perlu lagi berpikir dan berbicara pd level 
perusahaan. Mari kita bangun kebanggaan atas bangsa dan negara ini   
seperti bangganya bangsa Singapura, Jepang, Malaysia dll atas kinerja negrinya 
yg sdh mendunia, seperti airline, elektronic, industri migas  dll ataukah 
kita sdh cukup bangga punya utang LN yg hampir 2000 trilliun rupiiah dan negara 
terkorup?

Semoga Tuhan Yg Maha Kuasa, Allah Swt dapat menolong kita dan negri ini dari 
segala keterpurukan. 

Mohon maaf, jika ada pendapat dan perkataan yg kurang berkenan.

TA, anggota IAGI. 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: aluthfi...@gmail.com
Date: Sun, 21 Oct 2012 16:47:28 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 Million


He...he...he... Ikut sharing aah.
Yang berpenderian pokoknya PERTAMINA bukan merah-putih dan maupun NKRI. 
Ini membingungkan Pak Ong, maaf Sekali lagi saya berbeda pendapat. 
Setuju kalau PERTAMINA tidak identik dengan Pemerintah. 
Pemerintah melayani masyarakat/rakyat, PERTAMINA sebagai tool Pemerintah. 
Contoh 2012 keuntungan di Upstream Pertamina Rp 27 trilyun, kegiatan Downstream 
tidak untung bahkan rugi termasuk untuk distribusi BBM ke seluruh pelosok tanah 
air. APA INI BUKAN AKTIVITAS MENJAGA KEUTUHAN NKRI, ini memakan biaya Rp 10 
trilyun. Jadi net profit PERTAMINA 2012 tinggal Rp 10 trilyun. Jadi PERTAMINA 
ingin memperkuat keuntungan di Upstream termasuk ingin mendapatkan blok 
Mahakam. Makin besar keuntungan, maka deviden dan pajak  yang dibayarkan ke 
Pemerintah dan menyempurnakan penugasan Pemerintah dalam PUBLIC SERVICE. 
Pernyataan Pak Ong tsb menyesatkan, maaf. 
Yang Pro Pertamina is merah putih dan nasionalis NKRI. 

Salam hormat,

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Ong Han Ling 
Date: Sun, 21 Oct 2012 21:37:07 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 Million
Pak Avi, 

 

Menurut saya yang berpendirian "Pokoknya Pertamina" adalah mereka yang bukan
merah putih maupun NKRI. 

 

Pertamina adalah perusahaan milik Pemerintah. Saya pernah terangkan bahwa
kepentingan Pemerintah dan Pertamina tidak selalu sejalan. Pertamina tidak
identik dengan Pemerintah.

 

Untuk memperjelas pengertian tsb. diatas saya akan ambil contoh orang tua
yang punya 3 anak, A, B, dan C. Anak A yang paling tua pingin masuk
Universitas diluar Negeri. Alasannya masuk akal. Kalau lulusan luar negeri
gampang cari pekerjaan, gaji tinggi, dsb. Namun sebagai orang tua, jalan
pikirannya lain. Kalau dia mengirim anaknya A keluar negeri dan karena
budget terbatas, maka anak kedua dan ketiga, B dan C, tidak bisa meneruskan
ke Universitas. Kalau lulusa

Re: [iagi-net-l] Ini Bahayanya Kalau Pemerintah Usir Total Cs

2012-10-20 Terurut Topik tambismar

Wowww . menurut hemat saya semakin banyak ajaa pejabat yg lebayy ...by. 
..buy ..buy by  tapii memang sebaiknya demikian, apa yg dipikirkan langsung 
diucapkan, dan bukan sebaliknya berpikir lain berkata lain ... 

Apa iya anak bangsa ini betul2 ngga mampu mengelola industri migas di sektor 
hulu ???

Bukankah KemBUMN bisa membuat BUMN baru utk mengelola blok mahakam dg 
memberdayakan segenap kemampuan anak negri ??? Atau cukup pertamina aja yg 
membuat anak perusahaan, kemudian menghimpun seluruh kekuatan anak bangsa yg 
sdh berpengalaman dalam operasi lepas pantai, tentunya termasuk TKI ex karyawan 
Total. Kemudian tetapkan pendapatan bulanan karyawan indonesia tsb 30-40% 
diatas gaji sekarang .. 

Selama ini kita mengetahui bahwa perbandingan gaji TKA dg TKI di industri hulu 
migas aple to aple kira2 1(satu) berbanding 5(lima) bahkan mungkin lebih.

Andaikata pemerintah masih menilai bahwa  anak bangsa tdk mampu utk level GM 
dan VP bahkan juga tingkatan tenaga ahli, maka pemerintah dapat instruksikan 
pertamina utk menyewa sementara beberapa orang TKA.

Dg cara sederhana di atas, saya yakin pendapatan negara akan lebih optimal, 
baik secara materi maupun moral.

Beberapa puluh th lalu di pertamina pernah ada anekdot  JOB = join 
operating body, tapi kemudian diplesetkan menjadi "jongos orang bule" ... maaf 
sekalii, hanya sekedar bercanda  

Ada lagii, dalam sejarah disebutkan bahwa indonesia dijajah negara asing hampir 
3,5 abad, lama nian yaaa   begitu melihat ada bule jadi tukang semir di 
bandara LN/mall, maka sekonyong2 bbrp kawan menyodorkan sepatunya, sambil 
berkata ... kapan lagi sepatu gue disemirin bule ... ha..haa ..puas..

Maaf dan salam ...
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Agung Adi Susanto" 
Date: Sun, 21 Oct 2012 01:42:35 
To: 
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Ini Bahayanya Kalau Pemerintah Usir Total Cs

Semakin "Wow" aja nih berita :) 

--
Jumat, 19/10/2012 15:42 WIB

Ini Bahayanya Kalau Pemerintah Usir Total Cs

Rista Rama Dhany - detikFinance 

Jakarta - Kontrak Total E&P Indonesie dalam pengelolaan Blok Mahakam di 
Kalimantan Timur akan segera berakhir pada 2017. Ada wacana keinginan 
'mengusir' Total dan menyerahkan pengelolaannya kepada Pertamina, tetapi jika 
sampai itu terjadi dampaknya akan berbahaya khususnya buat anak cucu rakyat 
Indonesia, Loh kok bisa?

Hal tersebut seperti diungkapkan Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral 
(ESDM) Rudi Rubiandini, kalau Indonesia meniru gaya Venezuela mengusir para 
investor asingnya justru berbahaya, pasalnya negara-negara seperti itu memang 
siap untuk dikucilkan dunia Internasional.

"Tapi apakah Indonesia mau dikucilkan tentunya tidak, kalau kita mengusir para 
investor asing yang telah menanamkan investasinya di Indonesia yang membantu 
Indonesia hingga kita bisa memakai pakaian bagus, bisa gaji guru, gaji polisi, 
TNI, bangun sekolah, jangan sampai itu terjadi," kata Rudi dalam diskusi Solusi 
di Bidang Energi dan Pertambangan di Kantor Pusat Nahdatul Ulama, Jumat 
(19/10/2012)

Dikatakan Rudi, Indonesia memang sengaja mengundang para investor tersebut 
sejak tahun 1945, kalau tidak Indonesia tidak akan mampu mengelola sumber daya 
Alamnya disektor Migas dimana pendapatan dari sektor Migas mencapai Rp 300 
triliun.

"Indonesia tidak akan mampu kelola sendiri sektor Migasnya, makanya kita dulu 
mengundang mereka, jadi kita bisa nikmati pendapatan di sektor Migas yang 
mencapai Rp 300 triliun itu. Jadi kalau saat ini ada eforia kita mampu kelola 
sendiri, ya jangan untuk mengusir mereka," kata Rudi.

Asal tahu saja kata Rudi, produksi minyak Indonesia pernah sampai menyentuh 1,6 
juta barel per hari, itu karena Chevron, Total, BP dan perusahaan migas Asing 
berhasil menemukan cadangan minyak sangat besar.

"Tangguh, Minas, Duri dan lainnya yang menemukan ya mereka juga (perusahaan 
asing), kita? tidak ada, makanya sampai saat ini produksi minyak kita terus 
turun. Kenapa tidak mencari sendiri, itu tidak mudah, biaya eksplorasi satu 
sumur minyak saja mencapai US$ 400 juta, itu harus kas tidak bisa pinjam 
uangnya, dan belum tentu dapat bahkan lebih sering tidak dapatnya, makanya itu 
kita undang perusahaan asing," tutur Rudi.

Jadi, kalau sekarang Indonesia main usir-usir investor asing disektor Migas, 
akan menjadi kesan buruk bagi investor.

"Kalau sampai investor enggan masuk lagi di Indonesia,bahaya,kasihan anak cucu 
kita, tidak bisa menikmati hasil pengelolaan sumber daya alamnya. Jadi konsep 
usir mengusir itu merupakan kesalahan fatal, akan sebabkananak cucu kita 
merana," tandas Rudi.

http://m.detik.com/finance/read/2012/10/19/154223/2067296/1034/ini-bahayanya-kalau-pemerintah-usir-total-cs

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: Bls: [iagi-net-l] Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 Million

2012-10-19 Terurut Topik tambismar
Pak Yusak,
Terimakasih banyak koreksinya... Besok ikutan kah explorationist di Pangkalan 
Jati ?

Salam,
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Yusak 
Date: Fri, 19 Oct 2012 18:59:37 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 
Million

Pak TA
Koreksi dikit CNOOC Bukan Petrochina
Yusak


Sent from IPad


On 19 Okt 2012, at 18:48, tambismar  wrote:

> Pa Phi, 
> 
> Terimakasih sharingnya. Memang sih..., sebetulnya cukup banyak  negara 
> berdaulat melakukan hal yg serupa dg Anggola.  Mereka betul2 menerapkan janji 
> "akan mendahulukan kepentingan negara diatas kepentingan individu maupun 
> kelompok" ...China first, singapura first dlsb, dan kemudian mengingatkan 
> saya atas veto senat amerika ketika penjualan unocal kpd petrochina...yg 
> akhirnya memenangkan chevron.
> 
> Di negri kita pun sebetulnya demikiansecara formal pemerintah selalu 
> mencanangkan janji tsb, namun dalam prakteknya para oknum di pemerintahan yg 
> didukung oleh pelaku bisnis liberal...terpaksa mendahulukan kepentingan 
> individu maupun kelompok
> 
> Para oknum dalam lembaga eksekutip, yudikatip maupun legislatif cendrung 
> berprilaku demikian, akan mengalahkan kepentingan bangsa dg berbagai 
> justifikasi. Saya pikir, inilah salah satu penyebab tidak majunya usaha bumn 
> disamping jajaran oknum numdireksinya juga ikut korup dalam berpikir.
> 
> Semoga Tuhan YMK dapat menyelamatkan negri ini dari tangan2 kotor dan segera 
> menyadarkan para oknum tsb dari jalan pikiran yg sesat.
> 
> Salam ...
> (TA)
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Sent from Samsung Galaxy Note
> 
> Achmad Luthfi  wrote:
> Pak Ong Yth,
> 
> Terima kasih atas pencerahannya, teoritis sangat bagus apa yang dikemukakan 
> Pak Ong, kalau kita berpikir "Indonesia First", bukan hanya Pendapatan Negara 
> saja, tetapi termasuk melindungi Bangsanya, melindungi Sumberdaya alamnya 
> (Tanah Airnya), mencerdaskan Bangsanya (Termasuk dalam mengelola lapangan 
> Migas raksasa). Kalau konsep yang dipaparkan Pak Ong itu diterapkan di Blok 
> Mahakam, maka kita kalah jauh dengan Negara seperti Angola dalam melindungi 
> Sonangol untuk mendidik mencerdaskan Bangsa Angola berkiprah dalam Industri 
> Perminyakan. Pengalaman Pertamina mengikuti tender (farm in) salah satu 
> lapangan offshore di Angola yang dioperasikan oleh BP, lapangan ini dalam 
> development phase dengan cadangan yang menarik, partner BP berniat dispose  
> sebagian interest share-nya, proses farm-out ini dilaksanakan melalui tender. 
> Pertamina mengikuti tender ini, ternyata penawaran Pertamina paling menarik 
> (paling tinggi dibanding competitornya). Apa yang terjadi setelah operator 
> (BP) menyampaikan rekomendasi mitranya kepada Pemerintah Angola untuk 
> memenangkan Pertamina, ternyata Pemerintah Angola memberikan "Right to Match" 
> kepada Sonangol, dan Sonangol mengeksekusi dengan me-match tawaran Pertamina 
> dalam bidding tersebut, finally Sonangol yang diputuskan farm-in di lapangan 
> tersebut. Padahal Pertamina sudah menyiapkan dana untuk keperluan tersebut. 
> Alangkah indahnya keputusan tersebut bagi Bangsa Angola, karena jelas sudah 
> ada huge discovery dan sedang dikembangkan. Apa kita tidak bisa melakukan 
> seperti Angola yang konon sosial-ekonominya lebih dibelakang Indonesia 
> posisinya. Apa yang dilakukan oleh Angola dalam memproteksi sumberdaya 
> alamnya juga dilakukan oleh negara maju seperti Norwegia. Kebetulan saya 
> pernah belajar "Petroleum Policy and Administration" di Stavanger, Norwegia. 
> Norwegia adalah Negara berfaham Sosialis dengan Sistem Kerajaan, maka prinsip 
> liberal penerapannya paling buntut. MAAF KONSEP YANG DISAMPAIKAN PAK ONG 
> TERSEBUT CONDONG KE NEOLIBERAL PADAHAL DASAR NEGARA KITA BUKAN NEGARA 
> LIBERAL. Dalam sistim perminyakan Norwegia menggunakan "Tax and Royalty", 
> operatorshipnya menggunakan sistim join operatorship dan ada periode transfer 
> of operatorship. Norwegia tidak ingin hanya memetik Tax and Royalty saja 
> tetapi ingin menguasai Dan mendapatkan keuntungan yang besar dari cadangan 
> minyaknya. Caranya ? Disamping MEMPERKUAT STATOIL, NEGARA MELALUI ANGGARANNYA 
> JUGA MELAKUKAN INVESTASI YANG DISEBUT SDFI (STATE DIRECT FINANCIAL 
> INVESTMENT). MENTERI KEUANGAN NORWAY YANG MEMBERIKAN KULIAH WAKTU ITU 
> MENGATAKAN "PRINSIPNYA KEUNTUNGAN KEKAYAAN ALAM NORWAY TERMASUK MINYAK BUMI 
> TIDAK BOLEH DIBAWA LARI PIHAK ASING KE LUAR NORWAY, KARENA ITU PERUSAHAAN 
> NORWAY DAN INVESTASI NEGARA HARUS MENGUASAI SEBAGAIAN BESAR LAPANGAN-LAPANGAN 
> MINYAK YANG CADANGANNYA BAGUS. Sebagai Contoh Lapangan Troll yang konon 
> kabarnya produksi gas-nya bisa memenuhi sep

Re: Bls: [iagi-net-l] Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 Million

2012-10-19 Terurut Topik tambismar
Pa Phi, 

Terimakasih sharingnya. Memang sih..., sebetulnya cukup banyak  negara 
berdaulat melakukan hal yg serupa dg Anggola.  Mereka betul2 menerapkan janji 
"akan mendahulukan kepentingan negara diatas kepentingan individu maupun 
kelompok" ...China first, singapura first dlsb, dan kemudian mengingatkan saya 
atas veto senat amerika ketika penjualan unocal kpd petrochina...yg akhirnya 
memenangkan chevron.

Di negri kita pun sebetulnya demikiansecara formal pemerintah selalu 
mencanangkan janji tsb, namun dalam prakteknya para oknum di pemerintahan yg 
didukung oleh pelaku bisnis liberal...terpaksa mendahulukan kepentingan 
individu maupun kelompok

Para oknum dalam lembaga eksekutip, yudikatip maupun legislatif cendrung 
berprilaku demikian, akan mengalahkan kepentingan bangsa dg berbagai 
justifikasi. Saya pikir, inilah salah satu penyebab tidak majunya usaha bumn 
disamping jajaran oknum numdireksinya juga ikut korup dalam berpikir.

Semoga Tuhan YMK dapat menyelamatkan negri ini dari tangan2 kotor dan segera 
menyadarkan para oknum tsb dari jalan pikiran yg sesat.

Salam ...
(TA)








Sent from Samsung Galaxy NoteAchmad Luthfi  wrote:Pak Ong 
Yth,

Terima kasih atas pencerahannya, teoritis sangat bagus apa yang dikemukakan Pak 
Ong, kalau kita berpikir "Indonesia First", bukan hanya Pendapatan Negara saja, 
tetapi termasuk melindungi Bangsanya, melindungi Sumberdaya alamnya (Tanah 
Airnya), mencerdaskan Bangsanya (Termasuk dalam mengelola lapangan Migas 
raksasa). Kalau konsep yang dipaparkan Pak Ong itu diterapkan di Blok Mahakam, 
maka kita kalah jauh dengan Negara seperti Angola dalam melindungi Sonangol 
untuk mendidik mencerdaskan Bangsa Angola berkiprah dalam Industri Perminyakan. 
Pengalaman Pertamina mengikuti tender (farm in) salah satu lapangan offshore di 
Angola yang dioperasikan oleh BP, lapangan ini dalam development phase dengan 
cadangan yang menarik, partner BP berniat dispose  sebagian interest share-nya, 
proses farm-out ini dilaksanakan melalui tender. Pertamina mengikuti tender 
ini, ternyata penawaran Pertamina paling menarik (paling tinggi dibanding 
competitornya). Apa yang terjadi setelah operator (BP) menyampaikan rekomendasi 
mitranya kepada Pemerintah Angola untuk memenangkan Pertamina, ternyata 
Pemerintah Angola memberikan "Right to Match" kepada Sonangol, dan Sonangol 
mengeksekusi dengan me-match tawaran Pertamina dalam bidding tersebut, finally 
Sonangol yang diputuskan farm-in di lapangan tersebut. Padahal Pertamina sudah 
menyiapkan dana untuk keperluan tersebut. Alangkah indahnya keputusan tersebut 
bagi Bangsa Angola, karena jelas sudah ada huge discovery dan sedang 
dikembangkan. Apa kita tidak bisa melakukan seperti Angola yang konon 
sosial-ekonominya lebih dibelakang Indonesia posisinya. Apa yang dilakukan oleh 
Angola dalam memproteksi sumberdaya alamnya juga dilakukan oleh negara maju 
seperti Norwegia. Kebetulan saya pernah belajar "Petroleum Policy and 
Administration" di Stavanger, Norwegia. Norwegia adalah Negara berfaham 
Sosialis dengan Sistem Kerajaan, maka prinsip liberal penerapannya paling 
buntut. MAAF KONSEP YANG DISAMPAIKAN PAK ONG TERSEBUT CONDONG KE NEOLIBERAL 
PADAHAL DASAR NEGARA KITA BUKAN NEGARA LIBERAL. Dalam sistim perminyakan 
Norwegia menggunakan "Tax and Royalty", operatorshipnya menggunakan sistim join 
operatorship dan ada periode transfer of operatorship. Norwegia tidak ingin 
hanya memetik Tax and Royalty saja tetapi ingin menguasai Dan mendapatkan 
keuntungan yang besar dari cadangan minyaknya. Caranya ? Disamping MEMPERKUAT 
STATOIL, NEGARA MELALUI ANGGARANNYA JUGA MELAKUKAN INVESTASI YANG DISEBUT SDFI 
(STATE DIRECT FINANCIAL INVESTMENT). MENTERI KEUANGAN NORWAY YANG MEMBERIKAN 
KULIAH WAKTU ITU MENGATAKAN "PRINSIPNYA KEUNTUNGAN KEKAYAAN ALAM NORWAY 
TERMASUK MINYAK BUMI TIDAK BOLEH DIBAWA LARI PIHAK ASING KE LUAR NORWAY, KARENA 
ITU PERUSAHAAN NORWAY DAN INVESTASI NEGARA HARUS MENGUASAI SEBAGAIAN BESAR 
LAPANGAN-LAPANGAN MINYAK YANG CADANGANNYA BAGUS. Sebagai Contoh Lapangan Troll 
yang konon kabarnya produksi gas-nya bisa memenuhi separuh kebutuhan Eropa 
Barat dan Utara selama 50 tahun, 76% dari kepemilikan lapangan oleh Pemerintah 
Norway diberikan kepada Statoil dan SDFI, sisanya yang 24% dimenangkan oleh 
Shell melalui tender.
Kembali ke Blok Mahakam, cara Angola dalam memproteksi sumberdaya migasnya Dan 
membesarkan Sonangol bisa diakomodasi. Untuk Blok Mahakam setelah 2017 
sepenuhnya menjadi hak Pemerintah, tenderkan saja Blok Mahakam dengan Pertamina 
diberikan "Right to Match", saya koq punya keyakinan Pertamina mampu melakukan 
"MATCHING" terhadap penawar tertinggi. Masak kita kalah Sama Angola dalam 
berprinsip "Angola First", begitu juga Norwy dalam mengimplementasikan "Norway 
First". Apakah kita mau berbeda dalam menerapkan prinsip "INDONESIA FIRST".?
Maaf Pak Ong, kalau saya punya pendapat yang berbeda. Sedikitpun saya tidak 
bermaksud menggurui terutama dalam "INDONESIA FIRST".


Salam Hormat,

[iagi-net-l] Copas dari detik finance, 19 okt 2012 jam 15.30 wib. "PLN jual surat utang global rp 9 Triliun..."

2012-10-19 Terurut Topik tambismar

Selaku geologist yg awam dg dunia financial, sangat mengharapkan pencerahan 
dari anggota IAGI yg paham dg seluk beluk dunia lain tsb, utamanya bgmn dan 
dengan cara apa PLN kelak membayar kewajiban obligasi tsb ? Sampai dimana 
tanggung jawab kementrian ESDM dan BUMN? Kapan target PLN menjadi perusahaan yg 
menguntungkan?? Hingga saat ini, PLN masih disubsidi besar oleh negara dan 
khabarnya masih punya utang banyak kpd PT Pertamina Persero   

Wslm

" PLN jual surat utang global rp 9 Triliun..."


PT PLN (Persero) menerbitkan obligasi global berdenominasi dolar Amerika 
Serikat (AS) senilai US$ 1 miliar atau Rp 9 triliun. Obligasi ini berjangka 
waktu 30 tahun.

Penawaran obligasi dilakukan dengan strategi eksekusi intraday dalam 
serangkaian pertemuan investor global di Asia, Eropa dan Amerika. Transaksi ini 
juga menjadi transaksi obligasi pertama PLN dengan tenor 30 tahun yang 
diterbitkan dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

“Transaksi ini menandai kembalinya PLN ke pasar modal internasional menyusul 
penerbitan obligasi sebesar US$ 1 miliar dengan kupon 5,5% yang diterbitkan 
pada bulan November 2011,” ungkap Direktur Utama PLN Nur Pamudji dalam 
keterangan tertulis, Jumat (19/10/2012). 

Obligasi yang baru ini punya kupon 5,25% dengan jatuh tempo pada Oktober 2042. 
Diterbitkan dengan harga 98,514% atau imbal hasil 5,35% per tahun.

Penawaran transaksi obligasi PLN kali ini diterima dengan baik oleh para 
investor global. Pesanan mencapai total nilai sekitar US$ 11,5 miliar dengan 
dari lebih 380 investor. 

Harga akhir mengalami pengetatan 27,5 basispoint dari harga awal sebesar 5,625% 
yang dirilis pada hari sebelumnya. Transaksi obligasi ini mencatatkan rekor 
kupon terendah baru bagi PLN untuk sebuah penawaran obligasi di pasar modal 
internasional. 

Penawaran obligasi yang baru ini dialokasikan 45% kepada investor di Asia, 31% 
ke investor Amerika dan 24% ke investor Eropa. Berdasarkan jenis investor, 73% 
dialokasikan untuk asset/fund manager, 7% kepada perusahaan asuransi, 8% untuk 
bank, 9% untuk bank-bank swasta dan 3% untuk pengelola kekayaan negara dan 
lainnya institusi publik.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Re: [iagi-net-l] Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 Million

2012-10-19 Terurut Topik tambismar
Pak Udin,  kok kosong ngga ada komentarnya ...

Rekan2 anggota IAGI, walau pun terlambat mbat bat ... saya juga ingin 
berkomentar yah ...

Betul pak Ong ysh, saya sependapat " Buat apa kita bangga kpd pertamina 
kalau nantinya rugi "  Walau pun ada dewan komisaris sbg pengawas, namun 
bapak yakin betul bahwa kelak pertamina akan merugi membeli Prodelta SA 
Jika demikian halnya, selaku staf ahli di BPMigas seyogianya pak Ong bisa 
menyampaikan protes dan keyakinan tsb kpd Dewan Komisaris Pertamina melalui Ka 
BPMigas.

Selanjutnya dan saya pikir untuk masa mendatang kita tdk perlu lagi 
berbicara dalam skala perusahaan  

Terus terang apalagi sih yg menjadi kebanggan kita sbg anak negri?  bukankah 
dari sisi "poleksosbud" bangsa ini terkesan kurang mandiri dan semi berdaulat?? 
...apakah hutang negri ini yg hampir mencapai 2000 trilun bisa menjadi 
kebangaan kita? kapan akan dapat dilunasi ? Bgmn kalo suatu saat gagal bayar... 
dan kemudian dinyatakan sebagai negara pailit dan gagal  ... ???

Sudah semestinya pemerintah mulai menghimpun segala kekuatan anak negri, utk 
segera membentuk perusahaan minyak nasional yg kuat, mandiri, dioperasikan oleh 
bangsa sendiri dan dapat menjadi kebanggan pada masa mendatang.

Hampir setengah abad industri perminyakan beroperasi di Indonesia, kemana 
"sumberdaya manusia" hasil alih teknologi dan indonesiasi di KPS ...? apakah 
sebagian mereka masih membaktikan diri bagi sebesar2nya kemakmuran negara lain?

Kita sangat mengetahui, bahwa sumberdaya manusia indonesia tdk kalah hebat dari 
bangsa lain  ataukah negri ini sudah salah kelola terhadap anak bangsa 
sendiri ...? kemudian membiarkan para ahlinya  berbakti untuk negara asing lain 
??? Untuk jawabnya ...silahkan bertanya pd rumput yg sdh enggan bergoyang .. he 
hehe  

Mohon maaf bila berlebihan semoga tuhan YMK segera melepaskan negri ini 
dari berbagai keterpurukan ... dan segera bangkit menjadi negara maju seperti 
yg pernah dicanangkan oleh menko Perekonomian kita

Salam, 
TA, selaku anggota IAGI...
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: udin...@yahoo.com
Date: Fri, 19 Oct 2012 03:37:47 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 Million


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Ong Han Ling 
Date: Wed, 17 Oct 2012 23:44:45 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 Million

Pak Yanto dan teman-teman IAGI yang “pokoknya Pertamina”, 

 

Saya melihat tiga alasan mengapa teman-teman di IAGI memberikan “bravo” kepada 
Pertamina dalam pembelian 38% dari saham Petrodelta SA, perusahaan E&P, 
Venezuela. Karena (1) keberaniannya, (2) punya cash $725 juta, atau (3) 
mengharapkan keuntungan besar dari pembelian ini?

 

Buat apa kita bangga kalau nantinya rugi. Jadi yang kita harapkan adalah 
keuntungan besar. Perusahaan yang menjual ke Pertamina, HNR Energia BV, adalah 
perusahaan swasta Belanda. Pasti dia jual kepada penawar yang tertinggi, 
mungkin saja lewat bidding. Dia jual dengan harga tsb. karena dia anggap ini 
menguntungkan baginya daripada kalau dia tahan. Dia juga punya alasan kuat 
kenapa mau dijual. Mungkin karena politik Chavez atau mungkin dia jenuh 
menghadapi peraturan di Venezuela, dll. Kebetulan perusahaan yang dipilih atau 
menang adalah Pertamina karena memberikan harga tertinggi. Mungkin juga HNR 
Energia BV adalah perusahaan TBK Belanda dan menjual di pasar stock exchange 
hingga semua orang bisa saja beli sahamnya; atau beli saham dari induknya, 
Harvest International Inc. Artinya beli saham bukan suatu “big deal”. Semua 
orang bisa. Yang pernah beli saham mengetahui bahwa harga saham seperti yo-yo, 
bisa naik dan bisa turun. 

 

Dua contoh “kegagalan” yang terjadi baru-baru ini. Pertamina memberanikan diri 
bor dilaut dalam. Pertamina dengan partner StatOil ikut konsortium pemboran. 
Biaya bor diperkirakan sekitar $20-25 juta. Waktu gilirannya setelah dua tahun, 
biaya pemboran naik 3-4 kali. Padahal pemboran sekitarnya oleh perusahaan IOC 
semuanya gagal, tetapi Pertamina somehow tidak bisa mundur. Hasilnya negatif. 
Contoh  lain, tender di Papua, Pertamina berpartner dengan Shell dikalahkan. 
Protes ke ESDM, ditolak. Pemenang tender telah mengebor 10 well dan 
menghabiskan sekitar $70 juta. Hasil negatif. Pertamina lucky, padahal tadinya 
ngotot.  Memang eksplorasi jauh lebih tinggi risikonya dibandingkan Petrodelta 
yang melakukan explorasi dan produksi. Namun prinsipnya sama, pemenang tender 
blok migas belum bisa kita banggakan, belum tentu untung, kemungkinan untuk 
rugi besar. Memang kalau untung besar sekali. 

 

Jadi belum waktunya kita bilang “Bravo” kepada Pertamina. Hanya “waktu” bisa 
ceritera apakah pembelian ini  menguntungkan atau merugikan. Kalau sekarang 
ingin memberikan “bravo” kepada Pertamina, sebaiknya dibatasi karena 
keberanianya dan karena punya cash; bukan karena keberha

Re: [iagi-net-l] Indonesia Optimis Kalahkan Gugatan Churchill US$ 2 Milyar

2012-09-26 Terurut Topik tambismar

Pak Ong Ysh, 

Bpk menuduh 
"Disinilah kesalahan pertama dari Pertamina. Mangapa Pertamina mau diajak ke 
Swiss untuk arbirtrase? Padahal di PSC tertulis di Ayat 15.2.1. menyatakan 
bahwa UU Republik Indonesia berlaku. Untuk pakai UU Indonesia haruslah di 
Indonesia, kenapa diajak ke Swiss koh mau dimana UU Swiss yang akan kita ikuti. 
Di PSC Ayat 15.2.2 menyatakan bahwa Indonesia mempunyai hak mutlak (inalienable 
rights) untuk mengahalangi adanya arbirrase." 

Saya awam dalam masalah tsb, dan ingin bertanya : "apakah KBC perusahaan minyak 
dan terikat dg ketentuan PSC??" Mhn pencerahan ..

Selanjutnya mengharap juga pencerahan tentang :

Siapa sebenarnya yg salah ?? Pertamina atau Pemerintah dalam sengketa Kraha 
Bodas ??

Siapa yg menghentikan kontrak KBC vs Pertamina ?

Adakah oknum2 di Pemerintahan yg seharusnya lbh bertanggung jawab ??

Apa iya banyak orang Indonesia menjadi melarat dan kelaparan didaerah-daerah. 
Ini penyebab utama jatuhnya Presiden Soeharto, yang telah bekuasa selama lebih 
dari tiga abad ??

Mohon maaf dan terimakasih atas pencerahan dari siapapun...

Salam sehat dan merdeka ...
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Ong Han Ling" 
Date: Thu, 27 Sep 2012 09:03:32 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Indonesia Optimis Kalahkan Gugatan Churchill US$ 2 
Milyar

Pak Amir dan para anggota IAGI yang mengikuti PSC extension, 

 

Karena ada email dari Pak Amir perihal Karaha Bodas, saya ingin nimbrung.
Sebab ini menunjukan kesalahan Pertamina yang bertubi-tubi. 

 

Karaha Bodas Company (KBC) dimana dulu Pak Amir bekerja, adalah perusahaan
Amerika yang mengadakan eksplorsi untuk Geothermal di Karaha Bodas, Jawa
Barat. Tahun 1998, waktu listrik akan di produksi, PLN tidak mau beli
meskipun sudah ada perjanjian antara KBC dengan Pertamina dan PLN. Tgl. 6
Maret 1998, PLN menulis surat ke KBC minta proyek di suspended berdasarkan
decree dari President Soeharto karena adanya Asian Financial Crisis. Listrik
dari Karaha Bodas tidak ada yang mau beli. GDP Indonesia anjlok dari plus 7%
(investment grade) menjadi minus 11% (bond sampah). Penurunan GDP dalam
waktu singkat tersebut adalah merupakan salah satu terbesar didunia. Banyak
kontrak dibatalkan dengan melonjaknya harga US dollar dari Rp.2000 menjadi
Rp.14,000 dalamwaktu 1-2 bulan saja. Pabrik2 stop produksi dan buruh
ngangur. Banyak orang Indonesia menjadi melarat dan kelaparan
didaerah-daerah. Ini penyebab utama jatuhnya Presiden Soeharto, yang telah
bekuasa selama lebih dari tiga abad. Keadaan demikian sebetulnya sudah bisa
dianggap sebagai force majeure. Namun sayangnya ini tidak dipakai untuk
membela Indonesia pada waktu itu. Kita sudah dijatuhi hukuman denda sebelum
bisa membela diri.   

 

KBC menuntut Pertamina dan PLN lewat arbitrase di Swiss. KBC khususnya
menuntut Pertamina yang punya uang dan aset diluar negeri. 

 

Disinilah kesalahan pertama dari Pertamina. Mangapa Pertamina mau diajak ke
Swiss untuk arbirtrase? Padahal di PSC tertulis di Ayat 15.2.1. menyatakan
bahwa UU Republik Indonesia berlaku. Untuk pakai UU Indonesia haruslah di
Indonesia, kenapa diajak ke Swiss koh mau dimana UU Swiss yang akan kita
ikuti. Di PSC Ayat 15.2.2 menyatakan bahwa Indonesia mempunyai hak mutlak
(inalienable rights) untuk mengahalangi adanya arbirrase. Memang hak mutlak
tsb, kita tidak bisa kita pakai sewenang-wenangnya. Namun tahun 1998 kita
benar-benar sebagai bangsa terpuruk sekali. Sebagai negara berdaulat dan
dalam keadaan yang betul2 menjirat bangsa, dimana kemiskinan meningkat
sampai Pak Harto mundur, alasan force majeure pasti bisa diterima didunia
Internasional. Namaun ini tidak dipakai didalam pembelaan. Dari independent
analyst, mereka juga bertanya mengapa arbitrage diadakan di Swiss.
Seandainya diadakan di Indonesia dengan memakai UU Indonesia, hal ini tidak
terjadi. Indonesia mempunyai legitimate reason yang cukup kuat.

 

Kesalahan kedua, undangan dari Tribunal Swiss (Pengadilan Swiss) oleh
Pertamina dan PLN disepelekan dan tidak dijawab. Arbitrase dilanjutkan oleh
Tribunal. Berdasarkan undang-undang Swiss, mereka harus menyediakan seorang
lawyer WN Swiss untuk membela kepentingan Pertamina. Tribunal menunjuk Mr.
Achmad El-Koshen untuk membela kepentingan Pertamina. Tribunal mengangap
surat PLN tgl 6 Maret, 1998, sebagai "no legal excuse". Mr. El-Koshen tidak
tahu apa-apa tentang keadaan Indonesia dan besarnya Asian crisis yang
menimpa Indonesia. Jadi pembelaan asal-asal saja, toh Indonesia tidak
berminat karena tidak ada response. BKC tahun 2000 mendapat award judgement
dari Swiss Tribunal dan Indonesia diharuskan membayar biaya $111 juta yaitu
untuk ongkos-ongkos yang sudah dikeluarkan plus opportunity cost sebesar
$150,000. KBC tidak hanya minta uang yang sudah dikeluarkan tetapi juga
minta uang yang akan dia peroleh seandainya dia menanamkan uangnya ditempat
lain dan dapat keuntungan (opportunity cost).

 

KBC exercise judgement dari Tribunal dan minta untuk memblo

Re: [iagi-net-l] Indonesia Optimis Kalahkan Gugatan Churchill US$ 2 Milyar

2012-09-26 Terurut Topik tambismar

Pak Ong Ysh, 

Bpk menuduh 
"Disinilah kesalahan pertama dari Pertamina. Mangapa Pertamina mau diajak ke 
Swiss untuk arbirtrase? Padahal di PSC tertulis di Ayat 15.2.1. menyatakan 
bahwa UU Republik Indonesia berlaku. Untuk pakai UU Indonesia haruslah di 
Indonesia, kenapa diajak ke Swiss koh mau dimana UU Swiss yang akan kita ikuti. 
Di PSC Ayat 15.2.2 menyatakan bahwa Indonesia mempunyai hak mutlak (inalienable 
rights) untuk mengahalangi adanya arbirrase." 

Saya awam dalam masalah tsb, dan ingin bertanya : "apakah KBC perusahaan minyak 
dan terikat dg ketentuan PSC??" Mhn pencerahan ..

Selanjutnya mengharap juga pencerahan tentang :

Siapa sebenarnya yg salah ?? Pertamina atau Pemerintah dalam sengketa Kraha 
Bodas ??

Siapa yg menghentikan kontrak KBC vs Pertamina ?

Adakah oknum2 di Pemerintahan yg seharusnya lbh bertanggung jawab ??

Apa iya banyak orang Indonesia menjadi melarat dan kelaparan didaerah-daerah. 
Ini penyebab utama jatuhnya Presiden Soeharto, yang telah bekuasa selama lebih 
dari tiga abad ??

Mohon maaf dan terimakasih atas pencerahan dari siapapun...

Salam sehat dan merdeka ...
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Ong Han Ling" 
Date: Thu, 27 Sep 2012 09:03:32 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Indonesia Optimis Kalahkan Gugatan Churchill US$ 2 
Milyar

Pak Amir dan para anggota IAGI yang mengikuti PSC extension, 

 

Karena ada email dari Pak Amir perihal Karaha Bodas, saya ingin nimbrung.
Sebab ini menunjukan kesalahan Pertamina yang bertubi-tubi. 

 

Karaha Bodas Company (KBC) dimana dulu Pak Amir bekerja, adalah perusahaan
Amerika yang mengadakan eksplorsi untuk Geothermal di Karaha Bodas, Jawa
Barat. Tahun 1998, waktu listrik akan di produksi, PLN tidak mau beli
meskipun sudah ada perjanjian antara KBC dengan Pertamina dan PLN. Tgl. 6
Maret 1998, PLN menulis surat ke KBC minta proyek di suspended berdasarkan
decree dari President Soeharto karena adanya Asian Financial Crisis. Listrik
dari Karaha Bodas tidak ada yang mau beli. GDP Indonesia anjlok dari plus 7%
(investment grade) menjadi minus 11% (bond sampah). Penurunan GDP dalam
waktu singkat tersebut adalah merupakan salah satu terbesar didunia. Banyak
kontrak dibatalkan dengan melonjaknya harga US dollar dari Rp.2000 menjadi
Rp.14,000 dalamwaktu 1-2 bulan saja. Pabrik2 stop produksi dan buruh
ngangur. Banyak orang Indonesia menjadi melarat dan kelaparan
didaerah-daerah. Ini penyebab utama jatuhnya Presiden Soeharto, yang telah
bekuasa selama lebih dari tiga abad. Keadaan demikian sebetulnya sudah bisa
dianggap sebagai force majeure. Namun sayangnya ini tidak dipakai untuk
membela Indonesia pada waktu itu. Kita sudah dijatuhi hukuman denda sebelum
bisa membela diri.   

 

KBC menuntut Pertamina dan PLN lewat arbitrase di Swiss. KBC khususnya
menuntut Pertamina yang punya uang dan aset diluar negeri. 

 

Disinilah kesalahan pertama dari Pertamina. Mangapa Pertamina mau diajak ke
Swiss untuk arbirtrase? Padahal di PSC tertulis di Ayat 15.2.1. menyatakan
bahwa UU Republik Indonesia berlaku. Untuk pakai UU Indonesia haruslah di
Indonesia, kenapa diajak ke Swiss koh mau dimana UU Swiss yang akan kita
ikuti. Di PSC Ayat 15.2.2 menyatakan bahwa Indonesia mempunyai hak mutlak
(inalienable rights) untuk mengahalangi adanya arbirrase. Memang hak mutlak
tsb, kita tidak bisa kita pakai sewenang-wenangnya. Namun tahun 1998 kita
benar-benar sebagai bangsa terpuruk sekali. Sebagai negara berdaulat dan
dalam keadaan yang betul2 menjirat bangsa, dimana kemiskinan meningkat
sampai Pak Harto mundur, alasan force majeure pasti bisa diterima didunia
Internasional. Namaun ini tidak dipakai didalam pembelaan. Dari independent
analyst, mereka juga bertanya mengapa arbitrage diadakan di Swiss.
Seandainya diadakan di Indonesia dengan memakai UU Indonesia, hal ini tidak
terjadi. Indonesia mempunyai legitimate reason yang cukup kuat.

 

Kesalahan kedua, undangan dari Tribunal Swiss (Pengadilan Swiss) oleh
Pertamina dan PLN disepelekan dan tidak dijawab. Arbitrase dilanjutkan oleh
Tribunal. Berdasarkan undang-undang Swiss, mereka harus menyediakan seorang
lawyer WN Swiss untuk membela kepentingan Pertamina. Tribunal menunjuk Mr.
Achmad El-Koshen untuk membela kepentingan Pertamina. Tribunal mengangap
surat PLN tgl 6 Maret, 1998, sebagai "no legal excuse". Mr. El-Koshen tidak
tahu apa-apa tentang keadaan Indonesia dan besarnya Asian crisis yang
menimpa Indonesia. Jadi pembelaan asal-asal saja, toh Indonesia tidak
berminat karena tidak ada response. BKC tahun 2000 mendapat award judgement
dari Swiss Tribunal dan Indonesia diharuskan membayar biaya $111 juta yaitu
untuk ongkos-ongkos yang sudah dikeluarkan plus opportunity cost sebesar
$150,000. KBC tidak hanya minta uang yang sudah dikeluarkan tetapi juga
minta uang yang akan dia peroleh seandainya dia menanamkan uangnya ditempat
lain dan dapat keuntungan (opportunity cost).

 

KBC exercise judgement dari Tribunal dan minta untuk memblo