[Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]
Original Message Subject: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ? From: "Bambang P. Istadi" Date:Wed, December 8, 2010 10:06 am To: iagi-net@iagi.or.id -- Kang Vicky dan rekan2, Beberapa masalah serius sedang dihadapi dunia migas indonesia yang akan berpengaruh pada kemampuan produksi dan pendapatan negara dimasa datang. Saat ini hampir seperempat pendapatan Negara dari sektor ini : Pertama, jualan blok tidak laku. Tender blok kurang diminati seperti yang sudah dilaporkan kang Vicky. Kecuali saat Blok Semai ditawarkan yang terbukti sangat kompetitif. Kedua, banyak blok eksplorasi yang sudah diaward tidak kekerjakan pula. Ini bisa dilihat betapa rendahnya pemenuhan firm commitment untuk melakukan kegiatan eksplorasi maupun jumlah uang yang sudah dijanjikan akan diinvestasikan PSC2 baru. Realisasi rencana survey seismic dan pemboran sumur eksplorasi jumlahnya tidak sampai setengahnya dari firm commitment. Ketiga, Produksi cenderung turun terus. Untuk meningkatkan produksi dibutuhkan penemuan cadangan baru, padahal kegiatan ekaplorasi cenderung rendah dengan tidak lakunya jualan blok dan blok yang sudah lakupun banyak yang tidak dikerjakan, jadi gimana mau nambah cadangan baru dan naikkan produksi? Keempat, konsumsi dalam negeri meningkat terus. Kita ketahui bahwa Indonesia sudah menjadi net importer sejak 2004 dimana konsumsi lebih besar daripada produksi. Hal ini sangat memberatkan APBN karena subsidi meningkat terus, apalagi jika harga minyak dunia sedang tinggi. Sebagai gambaran subsidi mencapai Rp.100 trilliun lebih ditahun 2009 dan 2010, sedangkan pada 2008 saat harga minyak diatas $100/bbl, subsidi lebih dari Rp. 200 trilliun (hampir seperempat APBN untuk subsidi). Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori giant, kalaupun ada penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama untuk bisa mulai berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba saja kita lihat, lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998, saat ini sudah berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh (Roabiba ditemukan tahun 1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun 1995&96, baru berproduski 2009!) dan Masela (ditemukan tahun 2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro Toili (Senoro ditemuan tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi). Ini masalah yang cukup serius, dan masih banyak lagi masalah2 lain yang berpengaruh terhadap iklim investasi di migas, seperti masalah fiscal competitiveness, perpajakan, insentif, perizinan dan approval process, otonomi daerah dan keterlibatan masyarakat didaerah produksi, "proaktifnya" wakil2 rakyat bisa jadi seprti pisau bermata dua, dan masalah lain seperti asas cabotage yang bisa dipandang sebagai anugerah dan hambatan, tergantung pakai kacamata mana. Pertanyaannya apa ada solusi? Tentu ada dan harus ada. Pelajaran bisa kita petik dari penawaran blok2 Semai dengan adanya data spec survey menjadi sangat menarik investor. Kata kuncinya data. Kalau saja 5% dari anggaran subsidi, jumlahnya sudah ratusan juta dollar bisa dipakai untuk survey seismic baru dan bor sumur, mungkin faktor resiko subsurface akan berkurang dan meningkatkan minat investor, jualan laku. Tapi semua juga tergantung dari political will dari semua stake holder dan kita semua. Apakah waktu kita pakai secara efisien mengolah data, membuat play concept dan proving up petroleum system? Atau lebih banyak urusan administrative dan approval perizinan? Apakah kondisi saat ini sudah dianggap sebagai krisis? Salam, Bambang Istadi -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Monday, December 06, 2010 5:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI; migas_indone...@yahoogroups.com; geologi...@googlegroups.com; Indoenergy Subject: Re: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok 2010/12/6 Setiabudi Djaelani > Kang Rovicky, > > Berarti Company yang melakukan joint study pun ada/ banyak yang tidak > melakukan penawaran ? > > Betul Mas Budi, Ya beberapa kumpeni melakukan joint studi tetapi tidak memasukkan tender. Sawahku juga pernah mengalami hal ini karena memang tidak dijumpai potential resources (prospect/leads) yang sesuai portofolionya perusahaan. Memang bukan berarti ngga ada potensi, hanya saja tidak menarik secara ekonomi (saat itu). Ini jelas fiskal sbg pertimbangan. Penawaran kedua tahun 2010 ini ada inovasi baru utk daerah-daerah yang 'high risk'. Inovasinya yaitu pada minimum tender tidak diharuskan ngebor pada tahun ke tiga, tetapi tahun ke empat. Artinya drilling bukan sebagai komitmen pasti. Ini mnurutku langkah strategis untuk mencari dan menambah data. Seolah seperti "extended JSA". Lah wong sekarang ngebor di laut dalam bisa 100 juta (hampir satu trilliun !) Saya ngga ngerti apakah MIGAS (dan BPMIGAS) memiliki peta lead prospect seluruh Indonesia sehingga dapat dipakai se
[Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]
- Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori giant, kalaupun ada penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama untuk bisa mulai berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba saja kita lihat, lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998, saat ini sudah berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh (Roabiba ditemukan tahun 1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun 1995&96, baru berproduski 2009!) dan Masela (ditemukan tahun 2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro Toili (Senoro ditemuan tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi). Mbang .dan Rekan rekan Yang Anda tuliskan diatas sangat menarik , apakah Anda tahu alasan alasan apa saja yang menyebabkan keterlambatan dari pengembangan masig masong penemuan ??? Saya kira setiap lapangan tersebut diatas mempunyai alasan yang ber-beda 2. Terima kasigh atas pencerahannya.. si Abah.
RE: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]
Abah dan rekan sekalian, Tentunya banyak faktor dan alasan yang berbeda2, saya dengar sebagian, saya anggap sebagai gossip saja dan tidak etis kalau saya tulis karena tidak terlibat langsung. Yang saya ungkapkan faktanya saja secara umum bahwa butuh waktu yang lama untuk mengkomersialkan suatu discovery. Dan ini merupakan masalah dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan produksi dimasa mendatang dan dalam menjaga penerimaan Negara. Enaknya IAGI buat kumpul2 dan ngobrol soal tantangan yang dihadapi sektor migas dan solusinya. Kalau bisa kita amalogikan sebagai sapi perah, kalau sapinya tidak dikasih makan, lama2 habis dan tidak ada lagi yang bisa diperah. Saya mengimpikan makin banyaknya spec survey dan pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi untuk menambah data2. Begitu banyaknya basin yang belum ada data dan masih dianggap frontier. Terlepas dari basin versi siapa yang mau dipakai, tapi intinya masih perlu banyak data untuk memahaminya. Soal subsidi, ada yang menarik kalau kita lihat trend konsumsi, ditahun krismon, 1998/99, konsumsi melonjak tajam, begitu pula dengan import. Pada saat yang sama tengah terjadi devaluasi rupiah. Apa memang terjadi lonjakan konsumsi yang tajam? Bukankah pabrik banyak yang tutup? Atau disparitas harga yang semakin lebar yang mendorong kegiatan yang bersifat illegal? Wass. Bambang Istadi -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] - Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori giant, kalaupun ada penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama untuk bisa mulai berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba saja kita lihat, lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998, saat ini sudah berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh (Roabiba ditemukan tahun 1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun 1995&96, baru berproduski 2009!) dan Masela (ditemukan tahun 2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro Toili (Senoro ditemuan tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi). Mbang .dan Rekan rekan Yang Anda tuliskan diatas sangat menarik , apakah Anda tahu alasan alasan apa saja yang menyebabkan keterlambatan dari pengembangan masig masong penemuan ??? Saya kira setiap lapangan tersebut diatas mempunyai alasan yang ber-beda 2. Terima kasigh atas pencerahannya.. si Abah. PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]
IMHO, mungkin harus dibedakan pengembangan lapangan gas dan minyak. Kalau melihat contoh di bawah ini, maka sebagian besar adalah lapangan gas yang memang proses pengembangannya sangat tergantung tersedianya pihak pembeli. Kalau untuk lapangan di area yang sudah bagus sarana pendukungnya (infrastruktur maupun pasarnya), maka saya kira akan lebih cepat lagi. Untuk kasus Cepu, saya tidak berkomentar deh...soalnya kemungkinan tidak hanya soal teknis belaka. Namun saya setuju bahwa sekarang ini semakin sulit untuk menemukan gajah-gajah lagi. Salah satu jalan yang bisa ditempuh ya mungkin harus masuk daerah baru, diantaranya Indonesia Timur dengan target yang baru dan berbeda. Hal ini yang membuat symposium semacam "Mesozoikum PS" di Bandung kemarin menjadi semakin menarik dan diperlukan untuk diteruskan dari waktu ke waktu. Mungkin yang juga bisa juga diadakan seminar tentang "Fractured reservoir" atau "Tight Gas"... salam, From: yanto R.Sumantri To: iagi-net Sent: Wed, December 8, 2010 10:21:44 AM Subject: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?] - Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori giant, kalaupun ada penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama untuk bisa mulai berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba saja kita lihat, lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998, saat ini sudah berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh (Roabiba ditemukan tahun 1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun 1995&96, baru berproduski 2009!) dan Masela (ditemukan tahun 2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro Toili (Senoro ditemuan tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi). Mbang .dan Rekan rekan Yang Anda tuliskan diatas sangat menarik , apakah Anda tahu alasan alasan apa saja yang menyebabkan keterlambatan dari pengembangan masig masong penemuan ??? Saya kira setiap lapangan tersebut diatas mempunyai alasan yang ber-beda 2. Terima kasigh atas pencerahannya.. si Abah.
RE: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]
BPI : ..Saya mengimpikan makin banyaknya spec survey dan pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi untuk menambah data2. Begitu banyaknya basin yang belum ada data dan masih dianggap frontier. SDj : Pada IAGI Convention kemarin di Lombok Andang Bachtiar juga menyerukan Agar uang signature bonus yang jumlahnya cukup besar itu bisa dipakai untuk Spec survey dll .agar block yang ditawarkan layak jual (menarik bagi Investor). Agar bisa didukung oleh regulasi AB dan LH (Ketum IAGI) sudah dua kali ? Meloby para wakil rakyat. Namun sampai saat ini masih perlu langkah-langkah Lanjutan yang konkrit. Wass, Setiabudi Dj -Original Message- From: Bambang P. Istadi [mailto:bambang.ist...@energi-mp.com] Sent: Wednesday, December 08, 2010 1:08 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?] Abah dan rekan sekalian, Tentunya banyak faktor dan alasan yang berbeda2, saya dengar sebagian, saya anggap sebagai gossip saja dan tidak etis kalau saya tulis karena tidak terlibat langsung. Yang saya ungkapkan faktanya saja secara umum bahwa butuh waktu yang lama untuk mengkomersialkan suatu discovery. Dan ini merupakan masalah dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan produksi dimasa mendatang dan dalam menjaga penerimaan Negara. Enaknya IAGI buat kumpul2 dan ngobrol soal tantangan yang dihadapi sektor migas dan solusinya. Kalau bisa kita amalogikan sebagai sapi perah, kalau sapinya tidak dikasih makan, lama2 habis dan tidak ada lagi yang bisa diperah. Saya mengimpikan makin banyaknya spec survey dan pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi untuk menambah data2. Begitu banyaknya basin yang belum ada data dan masih dianggap frontier. Terlepas dari basin versi siapa yang mau dipakai, tapi intinya masih perlu banyak data untuk memahaminya. Soal subsidi, ada yang menarik kalau kita lihat trend konsumsi, ditahun krismon, 1998/99, konsumsi melonjak tajam, begitu pula dengan import. Pada saat yang sama tengah terjadi devaluasi rupiah. Apa memang terjadi lonjakan konsumsi yang tajam? Bukankah pabrik banyak yang tutup? Atau disparitas harga yang semakin lebar yang mendorong kegiatan yang bersifat illegal? Wass. Bambang Istadi -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] - Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori giant, kalaupun ada penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama untuk bisa mulai berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba saja kita lihat, lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998, saat ini sudah berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh (Roabiba ditemukan tahun 1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun 1995&96, baru berproduski 2009!) dan Masela (ditemukan tahun 2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro Toili (Senoro ditemuan tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi). Mbang .dan Rekan rekan Yang Anda tuliskan diatas sangat menarik , apakah Anda tahu alasan alasan apa saja yang menyebabkan keterlambatan dari pengembangan masig masong penemuan ??? Saya kira setiap lapangan tersebut diatas mempunyai alasan yang ber-beda 2. Terima kasigh atas pencerahannya.. si Abah. PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail
RE: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]
Cak Noor, Saya sangat mendukung bila IAGI dapat menyelenggarakan seminar tentang "Fractured Reservoir" , insya Allah akan banyak dihasilkan "drillable prospect" Bila pemahaman tentang hal tersebut meningkat. Sekarang ini setahu saya banyak Company yang sedang study hal tersebut, tapi belum banyak yang berani ngebor ! Salam, SDj -Original Message- From: noor syarifuddin [mailto:noorsyarifud...@yahoo.com] Sent: Wednesday, December 08, 2010 1:24 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?] IMHO, mungkin harus dibedakan pengembangan lapangan gas dan minyak. Kalau melihat contoh di bawah ini, maka sebagian besar adalah lapangan gas yang memang proses pengembangannya sangat tergantung tersedianya pihak pembeli. Kalau untuk lapangan di area yang sudah bagus sarana pendukungnya (infrastruktur maupun pasarnya), maka saya kira akan lebih cepat lagi. Untuk kasus Cepu, saya tidak berkomentar deh...soalnya kemungkinan tidak hanya soal teknis belaka. Namun saya setuju bahwa sekarang ini semakin sulit untuk menemukan gajah-gajah lagi. Salah satu jalan yang bisa ditempuh ya mungkin harus masuk daerah baru, diantaranya Indonesia Timur dengan target yang baru dan berbeda. Hal ini yang membuat symposium semacam "Mesozoikum PS" di Bandung kemarin menjadi semakin menarik dan diperlukan untuk diteruskan dari waktu ke waktu. Mungkin yang juga bisa juga diadakan seminar tentang "Fractured reservoir" atau "Tight Gas"... salam, From: yanto R.Sumantri To: iagi-net Sent: Wed, December 8, 2010 10:21:44 AM Subject: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?] - Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori giant, kalaupun ada penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama untuk bisa mulai berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba saja kita lihat, lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998, saat ini sudah berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh (Roabiba ditemukan tahun 1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun 1995&96, baru berproduski 2009!) dan Masela (ditemukan tahun 2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro Toili (Senoro ditemuan tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi). Mbang .dan Rekan rekan Yang Anda tuliskan diatas sangat menarik , apakah Anda tahu alasan alasan apa saja yang menyebabkan keterlambatan dari pengembangan masig masong penemuan ??? Saya kira setiap lapangan tersebut diatas mempunyai alasan yang ber-beda 2. Terima kasigh atas pencerahannya.. si Abah. PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]
> Rekan rekan Kalau fulus sudah masuk ke Lap Banteng (Kementerian Keu) , susah keluarnya. Bisa keluar kalau ada di APBN , nah kalau harus melalui APBN , maka akan ada skala prioritas Pendidikan nomor 1 , harus 20 % , infrastruktur , bahan pangan dst. Spec survey , ndak tahu nomor berapa Jadi siapa yang harus menganggarkan ??? Mestinya Kementerian ESDM cq Ditjen Migas. Tentunya kita tidak bisa berkilah , bahwa Spec Survey itu harus ada karena kan signature bonus begitu banyak jumlahnya. Yang dapat dilakukan adalah membantu Ditjen Migas dengan data data dan alasan alasan yang sangat teknis mengenai perlunya spec survey di "unexplored area".IAGI dan HAGI tentu secara formal bisa melakukan ini , tentu saja BP Migas akan sangat beralasan untuk mengusulkan hal ini Jadi kucinya adalah kerja sama dengan institusi pemerintah , itu kalau mau "memakai" uang signature bonus (yang sudah jadi uang negara). si Abah BPI : ..Saya mengimpikan makin banyaknya spec survey dan > pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi untuk menambah data2. Begitu > banyaknya basin yang belum ada data dan masih dianggap frontier. > > SDj : Pada IAGI Convention kemarin di Lombok Andang Bachtiar juga > menyerukan > Agar uang signature bonus yang jumlahnya cukup besar itu bisa dipakai > untuk > Spec survey dll .agar block yang ditawarkan layak jual (menarik bagi > Investor). > Agar bisa didukung oleh regulasi AB dan LH (Ketum IAGI) sudah dua kali ? > Meloby para wakil rakyat. Namun sampai saat ini masih perlu > langkah-langkah > Lanjutan yang konkrit. > > Wass, > Setiabudi Dj > > > > -Original Message- > From: Bambang P. Istadi [mailto:bambang.ist...@energi-mp.com] > Sent: Wednesday, December 08, 2010 1:08 PM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: RE: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 > blok - Migas S.O.S ?] > > Abah dan rekan sekalian, > > Tentunya banyak faktor dan alasan yang berbeda2, saya dengar sebagian, > saya anggap sebagai gossip saja dan tidak etis kalau saya tulis karena > tidak terlibat langsung. Yang saya ungkapkan faktanya saja secara umum > bahwa butuh waktu yang lama untuk mengkomersialkan suatu discovery. Dan > ini merupakan masalah dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan > produksi dimasa mendatang dan dalam menjaga penerimaan Negara. > > Enaknya IAGI buat kumpul2 dan ngobrol soal tantangan yang dihadapi > sektor migas dan solusinya. Kalau bisa kita amalogikan sebagai sapi > perah, kalau sapinya tidak dikasih makan, lama2 habis dan tidak ada lagi > yang bisa diperah. Saya mengimpikan makin banyaknya spec survey dan > pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi untuk menambah data2. Begitu > banyaknya basin yang belum ada data dan masih dianggap frontier. > Terlepas dari basin versi siapa yang mau dipakai, tapi intinya masih > perlu banyak data untuk memahaminya. > > Soal subsidi, ada yang menarik kalau kita lihat trend konsumsi, ditahun > krismon, 1998/99, konsumsi melonjak tajam, begitu pula dengan import. > Pada saat yang sama tengah terjadi devaluasi rupiah. Apa memang terjadi > lonjakan konsumsi yang tajam? Bukankah pabrik banyak yang tutup? Atau > disparitas harga yang semakin lebar yang mendorong kegiatan yang > bersifat illegal? > > Wass. > Bambang Istadi > > > -Original Message- > From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] > > - > Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori > giant, kalaupun ada > penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama > untuk bisa mulai > berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba > saja kita lihat, > lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998, > saat ini sudah > berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh > (Roabiba ditemukan tahun > 1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun > 1995&96, baru berproduski 2009!) > dan Masela (ditemukan tahun > 2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro > Toili (Senoro ditemuan > tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi). > > Mbang .dan > Rekan rekan > > Yang Anda tuliskan diatas sangat menarik , apakah > Anda tahu alasan alasan apa saja yang menyebabkan keterlambatan dari > pengembangan masig masong penemuan ??? > Saya kira setiap lapangan > tersebut diatas mempunyai alasan yang ber-beda 2. > Terima kasigh atas > pencerahannya.. > > si Abah. > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > > Ayo siapkan diri! > Hadirilah
Re: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]
Maaf sedikit menyimpang dari jalur diskusi, tapi masih dalam jalur energy. Apakah ada upaya dari pemerintah yang secara 'serius' untuk mengembangkan energy geothermal sebagai alternatif utama atau suplement terhadap energy dari fossil? Semua orang sudah tahu bagaimana besarnya energy geothermal atau panas bumi ini di seantero Nusantara. Sayang pemanfaatannya belum seperti apa yang menjadi harapan. Mungkin ini perlu topik/diskusi tersendiri untuk menghasilkan road map pengembangan energy yang sudah ada di depan mata ini. Sekali lagi maaf kalo keluar dari jalur diskusi. Salam Shofi 2010/12/8 yanto R.Sumantri > > > Rekan rekan > > Kalau fulus sudah masuk ke Lap Banteng (Kementerian Keu) , susah keluarnya. > Bisa keluar kalau ada di APBN , nah kalau harus melalui APBN , maka akan > ada skala prioritas Pendidikan nomor 1 , harus 20 % , infrastruktur , > bahan pangan dst. Spec survey , ndak tahu nomor berapa > > Jadi siapa yang harus menganggarkan ??? > Mestinya Kementerian ESDM cq Ditjen Migas. > Tentunya kita tidak bisa berkilah , bahwa Spec Survey itu harus ada karena > kan signature bonus begitu banyak jumlahnya. > Yang dapat dilakukan adalah membantu Ditjen Migas dengan data data dan > alasan alasan yang sangat teknis mengenai perlunya spec survey di > "unexplored area".IAGI dan HAGI tentu secara formal bisa melakukan ini , > tentu saja BP Migas akan sangat beralasan untuk mengusulkan hal ini > > Jadi kucinya adalah kerja sama dengan institusi pemerintah , itu kalau mau > "memakai" uang signature bonus (yang sudah jadi uang negara). > > si Abah > > > >
Re: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]
Signature Bonus memang sangat menggiurkan angkanya. Namun selalu saja ada dua sisi matauang dari signature bonus ini. Tidak semua negara mengaplikasikan signature bonus dalam tendernya. Negara-negara yang tidak mengaplikasikan signature bonus, mengharapkan uang yang sama dimasukkan sebagai bagian dari pekerjaan yang intinya dibelanjakan langsung pada pekerjaan eksplorasi. Negara-negara tertentu (termasuk Indonesia) memang mengaplikasikan bonus-bonus ini sebagai "pemanis" tender. Selain untuk menunjukkan kredibilitas perusahaan, juga memperoleh uang segar memang bikin seger. Namun sisi buruknya adalah kontraktor berusaha meningkatkan bonus untuk memenangkan tender. Walaupun itu bagian dari kegiatan eksplorasi, namun kontraktor sadar bahwa itu bagaimanapun tidak akan kembali seperti layaknya investasi yang dapat masuk cost recovery. Tetapi dalam "benak" investor selalu saja mengharapkan hal itu akan kembali dalam bentuk yang berbeda. Tidak ada yang geratis dalam bisnis. Saya pribadi tidak menyukai adanya bonus-bonusan yang seringkali malah berbuntut "aneh". Karena nuansa dalam memberikan bonus bukanlah "the real contest" yang utama dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi. Bonus hanyalah "gincu dan lipstick pemanis". Kalau secara kasar 'signature bonus" hanyalah uang sogokan yang dilegalkan oleh aturan. Sorry to say.* * *:( "Lah Pakdhe kok ada yang brani ngasih bonus besar ?"* *:D "Bisnis itu mirip pertempuran, yang penting menang dulu, Thole ! Perang 6 jam di Jogja sangat mahal, dan bukan untuk menduduki selamanya tetapi untuk show off bahwa Indonesia masih ada"* Btw, dengan bonus ini kita malah repot sendiri kan, gimana ngaturnya. Dan eksplorasipun minta 'jatah' sebagai bagian dari proyeknya. Mengapa ngga kita hilangkan saja signature bonus tapi kita beri alternatif dengan menaikkan minimum komitmentnya gimana ? salam. RDP 2010/12/8 yanto R.Sumantri > > > Rekan rekan > > Kalau fulus sudah masuk ke Lap Banteng (Kementerian Keu) , susah keluarnya. > Bisa keluar kalau ada di APBN , nah kalau harus melalui APBN , maka akan > ada skala prioritas Pendidikan nomor 1 , harus 20 % , infrastruktur , > bahan pangan dst. Spec survey , ndak tahu nomor berapa > > Jadi siapa yang harus menganggarkan ??? > Mestinya Kementerian ESDM cq Ditjen Migas. > Tentunya kita tidak bisa berkilah , bahwa Spec Survey itu harus ada karena > kan signature bonus begitu banyak jumlahnya. > Yang dapat dilakukan adalah membantu Ditjen Migas dengan data data dan > alasan alasan yang sangat teknis mengenai perlunya spec survey di > "unexplored area".IAGI dan HAGI tentu secara formal bisa melakukan ini , > tentu saja BP Migas akan sangat beralasan untuk mengusulkan hal ini > > Jadi kucinya adalah kerja sama dengan institusi pemerintah , itu kalau mau > "memakai" uang signature bonus (yang sudah jadi uang negara). > > si Abah > > > > BPI : ..Saya mengimpikan makin banyaknya spec survey dan > > pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi untuk menambah data2. Begitu > > banyaknya basin yang belum ada data dan masih dianggap frontier. > > > > SDj : Pada IAGI Convention kemarin di Lombok Andang Bachtiar juga > > menyerukan > > Agar uang signature bonus yang jumlahnya cukup besar itu bisa dipakai > > untuk > > Spec survey dll .agar block yang ditawarkan layak jual (menarik bagi > > Investor). > > Agar bisa didukung oleh regulasi AB dan LH (Ketum IAGI) sudah dua kali ? > > Meloby para wakil rakyat. Namun sampai saat ini masih perlu > > langkah-langkah > > Lanjutan yang konkrit. > > > > Wass, > > Setiabudi Dj > > > > > > > > -Original Message- > > From: Bambang P. Istadi [mailto:bambang.ist...@energi-mp.com] > > Sent: Wednesday, December 08, 2010 1:08 PM > > To: iagi-net@iagi.or.id > > Subject: RE: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 > > blok - Migas S.O.S ?] > > > > Abah dan rekan sekalian, > > > > Tentunya banyak faktor dan alasan yang berbeda2, saya dengar sebagian, > > saya anggap sebagai gossip saja dan tidak etis kalau saya tulis karena > > tidak terlibat langsung. Yang saya ungkapkan faktanya saja secara umum > > bahwa butuh waktu yang lama untuk mengkomersialkan suatu discovery. Dan > > ini merupakan masalah dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan > > produksi dimasa mendatang dan dalam menjaga penerimaan Negara. > > > > Enaknya IAGI buat kumpul2 dan ngobrol soal tantangan yang dihadapi > > sektor migas dan solusinya. Kalau bisa kita amalogikan sebagai sapi > > perah, kalau sapinya tidak dikasih makan, lama2 habis dan tidak ada lagi > > yang bisa dipera
Re: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]
Shofi Sayua kira sih ada , dan ada target mereka (saya lupa detilnya) , pkoknya dalam tahun bla bla pabum harus dapat memp[roduksi bla bla MW listrik.. Tapi (mungkin bukan tapi ya !!!) , tender untuk eksplorasinya diolakukan oleh Pem Kab (otonomi daerah kan ) , yang pada kenyataannya belum memiliki pengetahuan tyeknologi pabum yanh mumpuni. Ya , jadinya tersendat sendat deh. si Abah. > Maaf sedikit menyimpang dari jalur diskusi, tapi masih dalam jalur energy. > Apakah ada upaya dari pemerintah yang secara 'serius' untuk mengembangkan > energy geothermal sebagai alternatif utama atau suplement terhadap energy > dari fossil? > > Semua orang sudah tahu bagaimana besarnya energy geothermal atau panas > bumi > ini di seantero Nusantara. Sayang pemanfaatannya belum seperti apa yang > menjadi harapan. > > Mungkin ini perlu topik/diskusi tersendiri untuk menghasilkan road > map pengembangan energy yang sudah ada di depan mata ini. Sekali lagi maaf > kalo keluar dari jalur diskusi. > > Salam > > Shofi > > 2010/12/8 yanto R.Sumantri > >> >> > Rekan rekan >> >> Kalau fulus sudah masuk ke Lap Banteng (Kementerian Keu) , susah >> keluarnya. >> Bisa keluar kalau ada di APBN , nah kalau harus melalui APBN , maka akan >> ada skala prioritas Pendidikan nomor 1 , harus 20 % , infrastruktur , >> bahan pangan dst. Spec survey , ndak tahu nomor berapa >> >> Jadi siapa yang harus menganggarkan ??? >> Mestinya Kementerian ESDM cq Ditjen Migas. >> Tentunya kita tidak bisa berkilah , bahwa Spec Survey itu harus ada >> karena >> kan signature bonus begitu banyak jumlahnya. >> Yang dapat dilakukan adalah membantu Ditjen Migas dengan data data dan >> alasan alasan yang sangat teknis mengenai perlunya spec survey di >> "unexplored area".IAGI dan HAGI tentu secara formal bisa melakukan ini , >> tentu saja BP Migas akan sangat beralasan untuk mengusulkan hal ini >> >> Jadi kucinya adalah kerja sama dengan institusi pemerintah , itu kalau >> mau >> "memakai" uang signature bonus (yang sudah jadi uang negara). >> >> si Abah >> >> >> >> > -- ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan. PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -