Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Dear alls. Sebenernya basin kita itu ada berapa ya broer? 60 80 120 ? Trus yg produksi 20? Lha kok dah gak menarik piye tho ...pakde... Mhn pencerahan. Salam. apw. On Mar 24, 2013 12:11 PM, "kartiko samodro" wrote: > yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum > komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap ada > proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan > company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik. > On Mar 24, 2013 8:27 AM, wrote: > >> ** >> Mungkin ini menunjukkan tingkat kematangan Basin yg sudah tinggi shg high >> risk but manageble dan high reward makin berkurang >> >> Semua ini saya kira karena keterbukaan data menjadi masalah di Negara >> ini, katakan kita bicara Jurassic Sand, bagaimana penyebaran dan >> kwalitasnya, apakah kita mengerti spt kita mengerti Mid Mio Sands di Delta >> Mahakam? Saya kira tidak >> >> Bagaimana mencoba mengurai struktur yg overprinting di East Indonesia apa >> betul sudah ada solusi yg katakan 80% solution dan banyak masalah tektonik >> yg lain yg perlu dipecahkan dalam mendorong kesuburan investasi explorasi >> di Indonesia dan Ind Timur pada umumnya >> >> Nah kalao status kepahaman thd stratigrafi di Frontier area masih kaya >> sekarang susah investor masuk? Mungkin saatnya pemerintah mengeluarkan >> modal untuk membantu mengAddress masalah ini >> >> Saya kira bukan masalah nasional dan MNC tapi yg di pahami risknya blom >> managable, kenapa TEPI ngotot perpanjangan krn managable risknya memang >> ZERO artinya tidak ada resiko bukannya begitu den bagus!!! >> >> Saya setuju dg Hess untuk bayar signature bonus 40jt USD krn kalo melihat >> seismic Andalan predrill sangat SEXY tebal dan gede dg assumsi Jurassic >> sand dg porositas tapi faktanya mungkin tidak begitu shg cuman oil stain >> aja katanya. >> >> Yg namanya perusahaan Nasional ya harus tetap di dukung dong cak Noor ojo >> di wk wk wk hiks hiks >> >> Selamat week end >> Avi >> Peace on Earth >> Powered by Telkomsel BlackBerry® >> -- >> *From: * Rovicky Dwi Putrohari >> *Sender: * >> *Date: *Sun, 24 Mar 2013 07:54:07 +0700 >> *To: *IAGI >> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id >> *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas >> >> 2013/3/24 noor syarifuddin >> >>> Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini >>> salah satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka "nasionalisme"... >>> Salam >>> >> >> Nuwun sewu Mas Noor, >> Kok "nasionalisme" menjadi penyebabnya ? Apakah kalau tidak ada >> "nasionalisme" menjadikan lebih bagus ? >> Blok yg dioperasikan investor "negara sahabat"pun (Salamander, Inpex, >> Mubadalla, Premier) juga tidak mengajukan pengeboran sumur komitment pasti. >> >> Salam >> RDP >> >> >>> >>> On Saturday, March 23, 2013, yustinus yuwono wrote: >>> >>>> RDP yth, >>>> Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa yang >>>> akan diharapkan? >>>> Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?, kok >>>> kayanya mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada ketahuan >>>> cuci uang, lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, uangnya jadi >>>> bersih? Mudah2 an ini hanya dugaan orang di warung kopi. >>>> Salam, >>>> YSY >>>> >>>> 2013/3/23 Rovicky Dwi Putrohari >>>> >>>>> Pada tanggal 21-Maret beberapa hari lalu, ESDM mengumumkan pemenang >>>>> lelang penawaran langsung tahap II-2013. Ada 14 blok baru yg dimenangkan. >>>>> Namun ada hal yg memprihatinkan bahwa hanya 5 sumur pengeboran yang masuk >>>>> dalam komitmen pasti (3 tahun pertama). Padahal daerah eksplorasi >>>>> blok-blok ini ada di Indonesia Barat yg relatif sudah terbukti petroleum >>>>> sistemnya, berada diantara lapangan-lapangan yg sudah terbukti, >>>>> diketemukan, discovery. >>>>> Terlebih blok-blok ini berada didaerah yang sebelumnya sudah dilakukan >>>>> Joint Study, jadi sebenernya waktu pengerjaannya sudah dilakukan >>>>> sebelumnya. >>>>> Jadi konsekuensi yg harus dimengerti adalah semakin mundurnya penemuan >>>>> lapangan-lapangan migas baru. Harus disadari dan harus disikapi dengan >>>>> bila >>>>> membuat perencanaan bahwa penemuan migas di Indonesia akan memakan waktu >>>>> lebih lama dari yang sebelumnya. >>>>> >>>>> Nah, apa langkah yg dapat dipakai untuk "mempercepat" penemuan >>>>> lapangan baru ? >>>>> >>>>> Salam >>>>> >>>>> Rovicky >>>>> >>>>> >>>>> -- >>>>> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make >>>>> it real."* >>>>> >>>> >>>> >> >> >> -- >> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it >> real."* >> >
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Mantaaapp ! Terima kasih mas Syaiful. Salam, Nuning Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: mohammad syaiful Sender: Date: Mon, 25 Mar 2013 13:14:53 To: Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas Suwun mbak Nuning, Kalo gitu aku akan membantu menutupi kendala ketidaksediaan alat dan jasa penunjang, nggih. Juga akan membantu PND agar data yang sebenarnya ada tapi tidak 'siap tersedia' diakses oleh yang memerlukannya. Semoga semua kendala dapat diatasi dalam waktu yang relatif singkat dan kemunduran penemuan migas dapat ditahan dan harapannya bahkan bisa lebih maju. Salam, Syaiful 2013/3/25 > ** > > Mas Syaiful, kendala lainnya adalah ketidaksediaan alat dan jas penunjang > (ini bangsanya rig, vessel survey seismik, dll) yaitu sebesar 21% dan > sisanya adalah ketidaksediaan data GnG (data geologi dan geofisika tidak > cukup atau tidak tersedia di PND, pada saat memulai kegiatan > eksplorasi/program Komitmen Pasti sehingga pekerjaan tertunda). Begitu. > > > Salam, > Nuning > > > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -- > *From: * mohammad syaiful > *Sender: * > *Date: *Mon, 25 Mar 2013 09:47:42 +0700 > *To: * > *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id > *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas > > Mbak Nuning, > > Dari 3 penyebab yang sudah dikemukakan, ada 67% (33% + 24% + 10%). Nah, > dikasih tahu dong, sisanya 33% itu terdiri dari apa saja yang membuat > 'komitmen pasti' terlunta-lunta. > > Suwun n salam, > Syaiful > > 2013/3/24 > >> ** >> >> Dear temens, >> >> Secara fakta, yg menjadi alasan tidak terlaksananya Komitmen Pasti selama >> tahun2 terakhir ini, adalah urusan Peizinan, tumpang tindih lahan dan >> urusan surface lainnya. Ini mencapai angka 33% alias yg tertinggi. Masalah >> kedua yg menjadi sebab tidak terlaksananya pekerjaan (pengeboran, survey >> sesimik) dalam Komitmen Pasti dan Komitmen Kerja adalah urusan internal di >> KKKS, angkanya 24%, yaitu kendala finansial, kendala gonta ganti >> operatorship, kendala internal lainnya. Yg urusan subsurface (karena perlu >> studi dulu atau perlu survey seismik detil, dll) itu hanya 10 % saja. >> >> Kami punya data masalah perizinan dsbnya di berbagai wilayah (yg >> terbanyak di Indonesia barat yg petroleum system-nya sudah oke !). >> Itu adalah fakta atau keadaan yg sebenarnya kita alami. Ini bukan karena >> nasional atau bukan nasional. >> >> Fakta lainnya adalah... memang perusahaan "nasional" itu yg mengalami >> kendala nomer dua terbanyak (yg urusan finansial/internal KKKS), walau >> kemudian yg nasional tersebut (sekali lagi ini fakta) di tahun2 berikutnya >> ternyata tidak menjadi perusahaan nasional lagi (sudah farm out sebagian >> atau seluruhnya). Jadi "bingung" juga kami mengkategorikan KKKS tsb >> nasional atau bukan. Yah, gak papa juga sih soal nasional atau tidak >> nasional. Ini hanya sekedar fakta saja. Kami punya setumpuk data KKKS >> "nasional" yang kinerjanya buruk. >> >> Soal urusan surface seperti perizinan seperti izin2 dgn Pemda, dengan >> Kehutanan, tumpang tindih lahan dgn perkebunan, dgn kehutanan, dll., adalah >> kendala terbesar. Ini susah dicari jalan keluarnya karena menyangkut >> hubungan dengan "kekuasaan" yg lain di luar SKK Migas / KKKS. Kayaknya >> bahkan Inpres No. 2 yg terbit tahun 2012 yg lalu, yg meminta semua fihak >> utk mementingkan produksi migas, enggak mempan juga. >> >> Kami sudah membentuk FOKWE (forum operator KKKS Wilayah Kerja eksplorasi) >> dan berusaha utk meningkatkan kerjasama dgn Pemda setempat, dgn kehutanan, >> dll. Mudah2an ini berhasil menurunkan angka tidak tercapainya pelaksanaan >> Komitmen KKKS. >> >> FOKWE juga sudah beberapa kali mengadaan Farm Out Forum, yg tujuannya >> membantu para KKKS yg membutuhkan sharing dana/resiko dalam melaksanakan >> operasinya. >> >> Soal sedikitnya Komitmen Pasti di dalam kontrak (KKS) yg baru >> ditandatangani memang menjadi keprihatinan kami (gimana mau melaksanakan >> eksplorasi secara "masif" klo segitu aja komitmen KKKS-nya). Sangat boleh >> jadi KKKS tsb mengajukan Komitmen dalam penawaran WK ke DitJen Migas memang >> sudah melihat bahwa wilayah tsb masih terkendala perizinan, dsbnya sehingga >> merasa masih membutuhkan waktu yg lebih lama utk mengebor. Ini dugaan saja. >> Silakan temen2 DitJen Migas yg lebih tau utk menjawabnya. >> >> Memang membutuhkan terobosan dalam mengatasi masalah perizinan dan >> tumpang tindih lahan ini. Ada ide ? >> >> >> >> Salam, >> Nuning >> >> > -- Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist Mobile: 62-812-9372808 Emails: msyai...@etti.co.id (business) mohammadsyai...@gmail.com President Director of Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Suwun mbak Nuning, Kalo gitu aku akan membantu menutupi kendala ketidaksediaan alat dan jasa penunjang, nggih. Juga akan membantu PND agar data yang sebenarnya ada tapi tidak 'siap tersedia' diakses oleh yang memerlukannya. Semoga semua kendala dapat diatasi dalam waktu yang relatif singkat dan kemunduran penemuan migas dapat ditahan dan harapannya bahkan bisa lebih maju. Salam, Syaiful 2013/3/25 > ** > > Mas Syaiful, kendala lainnya adalah ketidaksediaan alat dan jas penunjang > (ini bangsanya rig, vessel survey seismik, dll) yaitu sebesar 21% dan > sisanya adalah ketidaksediaan data GnG (data geologi dan geofisika tidak > cukup atau tidak tersedia di PND, pada saat memulai kegiatan > eksplorasi/program Komitmen Pasti sehingga pekerjaan tertunda). Begitu. > > > Salam, > Nuning > > > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -- > *From: * mohammad syaiful > *Sender: * > *Date: *Mon, 25 Mar 2013 09:47:42 +0700 > *To: * > *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id > *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas > > Mbak Nuning, > > Dari 3 penyebab yang sudah dikemukakan, ada 67% (33% + 24% + 10%). Nah, > dikasih tahu dong, sisanya 33% itu terdiri dari apa saja yang membuat > 'komitmen pasti' terlunta-lunta. > > Suwun n salam, > Syaiful > > 2013/3/24 > >> ** >> >> Dear temens, >> >> Secara fakta, yg menjadi alasan tidak terlaksananya Komitmen Pasti selama >> tahun2 terakhir ini, adalah urusan Peizinan, tumpang tindih lahan dan >> urusan surface lainnya. Ini mencapai angka 33% alias yg tertinggi. Masalah >> kedua yg menjadi sebab tidak terlaksananya pekerjaan (pengeboran, survey >> sesimik) dalam Komitmen Pasti dan Komitmen Kerja adalah urusan internal di >> KKKS, angkanya 24%, yaitu kendala finansial, kendala gonta ganti >> operatorship, kendala internal lainnya. Yg urusan subsurface (karena perlu >> studi dulu atau perlu survey seismik detil, dll) itu hanya 10 % saja. >> >> Kami punya data masalah perizinan dsbnya di berbagai wilayah (yg >> terbanyak di Indonesia barat yg petroleum system-nya sudah oke !). >> Itu adalah fakta atau keadaan yg sebenarnya kita alami. Ini bukan karena >> nasional atau bukan nasional. >> >> Fakta lainnya adalah... memang perusahaan "nasional" itu yg mengalami >> kendala nomer dua terbanyak (yg urusan finansial/internal KKKS), walau >> kemudian yg nasional tersebut (sekali lagi ini fakta) di tahun2 berikutnya >> ternyata tidak menjadi perusahaan nasional lagi (sudah farm out sebagian >> atau seluruhnya). Jadi "bingung" juga kami mengkategorikan KKKS tsb >> nasional atau bukan. Yah, gak papa juga sih soal nasional atau tidak >> nasional. Ini hanya sekedar fakta saja. Kami punya setumpuk data KKKS >> "nasional" yang kinerjanya buruk. >> >> Soal urusan surface seperti perizinan seperti izin2 dgn Pemda, dengan >> Kehutanan, tumpang tindih lahan dgn perkebunan, dgn kehutanan, dll., adalah >> kendala terbesar. Ini susah dicari jalan keluarnya karena menyangkut >> hubungan dengan "kekuasaan" yg lain di luar SKK Migas / KKKS. Kayaknya >> bahkan Inpres No. 2 yg terbit tahun 2012 yg lalu, yg meminta semua fihak >> utk mementingkan produksi migas, enggak mempan juga. >> >> Kami sudah membentuk FOKWE (forum operator KKKS Wilayah Kerja eksplorasi) >> dan berusaha utk meningkatkan kerjasama dgn Pemda setempat, dgn kehutanan, >> dll. Mudah2an ini berhasil menurunkan angka tidak tercapainya pelaksanaan >> Komitmen KKKS. >> >> FOKWE juga sudah beberapa kali mengadaan Farm Out Forum, yg tujuannya >> membantu para KKKS yg membutuhkan sharing dana/resiko dalam melaksanakan >> operasinya. >> >> Soal sedikitnya Komitmen Pasti di dalam kontrak (KKS) yg baru >> ditandatangani memang menjadi keprihatinan kami (gimana mau melaksanakan >> eksplorasi secara "masif" klo segitu aja komitmen KKKS-nya). Sangat boleh >> jadi KKKS tsb mengajukan Komitmen dalam penawaran WK ke DitJen Migas memang >> sudah melihat bahwa wilayah tsb masih terkendala perizinan, dsbnya sehingga >> merasa masih membutuhkan waktu yg lebih lama utk mengebor. Ini dugaan saja. >> Silakan temen2 DitJen Migas yg lebih tau utk menjawabnya. >> >> Memang membutuhkan terobosan dalam mengatasi masalah perizinan dan >> tumpang tindih lahan ini. Ada ide ? >> >> >> >> Salam, >> Nuning >> >> > -- Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist Mobile: 62-812-9372808 Emails: msyai...@etti.co.id (business) mohammadsyai...@gmail.com President Director of Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Mas Syaiful, kendala lainnya adalah ketidaksediaan alat dan jas penunjang (ini bangsanya rig, vessel survey seismik, dll) yaitu sebesar 21% dan sisanya adalah ketidaksediaan data GnG (data geologi dan geofisika tidak cukup atau tidak tersedia di PND, pada saat memulai kegiatan eksplorasi/program Komitmen Pasti sehingga pekerjaan tertunda). Begitu. Salam, Nuning Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: mohammad syaiful Sender: Date: Mon, 25 Mar 2013 09:47:42 To: Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas Mbak Nuning, Dari 3 penyebab yang sudah dikemukakan, ada 67% (33% + 24% + 10%). Nah, dikasih tahu dong, sisanya 33% itu terdiri dari apa saja yang membuat 'komitmen pasti' terlunta-lunta. Suwun n salam, Syaiful 2013/3/24 > ** > > Dear temens, > > Secara fakta, yg menjadi alasan tidak terlaksananya Komitmen Pasti selama > tahun2 terakhir ini, adalah urusan Peizinan, tumpang tindih lahan dan > urusan surface lainnya. Ini mencapai angka 33% alias yg tertinggi. Masalah > kedua yg menjadi sebab tidak terlaksananya pekerjaan (pengeboran, survey > sesimik) dalam Komitmen Pasti dan Komitmen Kerja adalah urusan internal di > KKKS, angkanya 24%, yaitu kendala finansial, kendala gonta ganti > operatorship, kendala internal lainnya. Yg urusan subsurface (karena perlu > studi dulu atau perlu survey seismik detil, dll) itu hanya 10 % saja. > > Kami punya data masalah perizinan dsbnya di berbagai wilayah (yg terbanyak > di Indonesia barat yg petroleum system-nya sudah oke !). > Itu adalah fakta atau keadaan yg sebenarnya kita alami. Ini bukan karena > nasional atau bukan nasional. > > Fakta lainnya adalah... memang perusahaan "nasional" itu yg mengalami > kendala nomer dua terbanyak (yg urusan finansial/internal KKKS), walau > kemudian yg nasional tersebut (sekali lagi ini fakta) di tahun2 berikutnya > ternyata tidak menjadi perusahaan nasional lagi (sudah farm out sebagian > atau seluruhnya). Jadi "bingung" juga kami mengkategorikan KKKS tsb > nasional atau bukan. Yah, gak papa juga sih soal nasional atau tidak > nasional. Ini hanya sekedar fakta saja. Kami punya setumpuk data KKKS > "nasional" yang kinerjanya buruk. > > Soal urusan surface seperti perizinan seperti izin2 dgn Pemda, dengan > Kehutanan, tumpang tindih lahan dgn perkebunan, dgn kehutanan, dll., adalah > kendala terbesar. Ini susah dicari jalan keluarnya karena menyangkut > hubungan dengan "kekuasaan" yg lain di luar SKK Migas / KKKS. Kayaknya > bahkan Inpres No. 2 yg terbit tahun 2012 yg lalu, yg meminta semua fihak > utk mementingkan produksi migas, enggak mempan juga. > > Kami sudah membentuk FOKWE (forum operator KKKS Wilayah Kerja eksplorasi) > dan berusaha utk meningkatkan kerjasama dgn Pemda setempat, dgn kehutanan, > dll. Mudah2an ini berhasil menurunkan angka tidak tercapainya pelaksanaan > Komitmen KKKS. > > FOKWE juga sudah beberapa kali mengadaan Farm Out Forum, yg tujuannya > membantu para KKKS yg membutuhkan sharing dana/resiko dalam melaksanakan > operasinya. > > Soal sedikitnya Komitmen Pasti di dalam kontrak (KKS) yg baru > ditandatangani memang menjadi keprihatinan kami (gimana mau melaksanakan > eksplorasi secara "masif" klo segitu aja komitmen KKKS-nya). Sangat boleh > jadi KKKS tsb mengajukan Komitmen dalam penawaran WK ke DitJen Migas memang > sudah melihat bahwa wilayah tsb masih terkendala perizinan, dsbnya sehingga > merasa masih membutuhkan waktu yg lebih lama utk mengebor. Ini dugaan saja. > Silakan temen2 DitJen Migas yg lebih tau utk menjawabnya. > > Memang membutuhkan terobosan dalam mengatasi masalah perizinan dan tumpang > tindih lahan ini. Ada ide ? > > > > Salam, > Nuning > >
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Memang untuk ikut menentukan permainan harus ikut bermain Is ? Tapi apa Kurtubi itu memang pas ? Wong dalam pikirannya ndonesa ini masih kaya raya denagn migas Kok. Lha .. si Abah From: Ismail Zaini To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 24, 2013 10:25 PM Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas Dari penjelasan Pak Lutfi ini kalau diurut permasalahan migas spt saat ini ujung ujungnya muaranya ke UU nya, satu kalimat saja di UU bisa merubah pengelolaan migas , karena baik ESDM maupun SK Migas hanya sebagai pelaksana UU dan semua peraturan yg dibuatnya merupakan penjabaran dari UU tsb dan tdk boleh bertengtangan dg UU, Kalau dilihat kiprahnya Kayaknya Kurtubi menyadari hal ini shg masuk dunia politik agar bisa secara langsung berkontribusi thd pembuatan UU.. Siapa tahu nanti partainya pemenang pemilu . . .. Tak iye Ism Powered by Telkomsel BlackBerry® From: aluthfi...@gmail.com Sender: Date: Sun, 24 Mar 2013 13:07:27 + To: ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas Thx Bung Hotma, Kita tengok jaman UU Migas lama sebagai ilustrasi, jaman dulu sudah dipilah kontraktor yg kelasnya non-PSC maka dibuat kontrak TAC sehingga problem komitmen di PSC rendah tapi di TAC tinggi. Ada lebih dari 40 kontrak TAC tetapi yang beroperasi bisa dihitung tak lebih dari jari satu tangan, lainnya bermasalah. Dalam UU Migas 22/2001, TAC tak diperbolehkan lagi setelah expired (diterminasi) karena ada kontrak dalam. Akibatnya pemain TAC pindah menjadi pemain PSC maka pelaksanaan komitmen PSC menjadi masalah. Jadi kalau kontraktor kelas TAC dikasih lahan di Pembuang Basin atau remote area di KTI/deep water hampir bisa dipastikan macet, blok Bangkanai yg dioperasikan sekelas Elnusa saja macet. Contoh ekstrim Blackgold (reputasinya juga tak istimewa) punyak kontrak PSC 16 blok di deepwater, kalau komitmen bor masing2 blok ada 2 sumur wildcat, berarti total komitmen Black Gold sebanyak 32 sumur, kalau biaya 1 sumur Deepwater US$ 130 juta. Maka investasi sumur utk Black Gold adalah 32 x US$ 130 juta= .. Gak yakin Black Gold mau melakukan ini, paling banter yg dilakukan Black Gold adalah melaksanakan komitmen seismik, setelah ada data seismik baru jualan lahan mengundang farminee di ke 32 block tsb dengan mengeruk keuntungan dari farmout. Untuk ini perlu waktu akibatnya realisasi komitmen pemboran menjadi problem. Sebaiknya Ditjen Migas dalam mendesain blok baru harus jelas segmen market yang dituju. Gak akan jalan kalau kontraktor kelas TAC lalu minati block di laut Arafura misalnya lalu diakomodasi, dijamin akan macet kontrak PSCnya. Ini mirip kalau kita berharap Timnas PSSI bisa masuk semi final pila asia sangat sulit karena saat ini Timnas PSSI baru kelas ASEAN. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: hotma Sijabat Sender: Date: Sun, 24 Mar 2013 19:29:57 +0700 To: ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas Pak Lutfi, Apa yg anda katakan ada benarnya. Kesulitan teman2 di Ditjen Migas adalah menemukan calon kontraktor yg benar2 kuat secara teknis dan finansial dan juga kualitas blok yg ditawarkan, secara sederhana hal itu memang bisa diterima. Tetapi secara praktikal tidak. Fakta membuktikan, jika kita mengklasifikasikan calon kontraktor yg kuat secara finansial dan teknis, maka secara tidak langsung mengarah kpd Kontraktor2 besar yg sdh berkecimpung lama di industri migas. Kenyataannya Kontraktor2 besar cenderung pasif dlm mencari blok baru, bahkan msh banyak prospek yg tidak dikerjakan di existing area. Kita perlu melihat bahwa kenyataannya sdh sngat sedikit tersedia wilayah yg secara geologi bagus. Diperlukan semangat eksplorasi yg tinggi untuk membuka wilayah2 yg dlu tidak diperhitungkan, contoh Pambuang Basin di Kalteng dan Cekungan di Kalbar. Ironisnya sebagian besar adalah perushaan kecil yg apabila dgn pengklasifikasian yg kuat maka tdk tergolong kpd perusahaan kuat finansial dan teknis, tapi sepertinya Ditjen Migas mengapresiasi keinginan itu, setidaknya daripada wilayah itu tdk dikerjakan, sebab lelah juga menunggu perusahaan besar yg tak kunjung bergerak. Besar harapan agar rekan2 di perusahaan besar mau mempromosikan di hadapan manajemennya utk mau turut serta mengerjakan blok2 baru, agar yg mengerjakan blok migas adalah benar2 yg kuat teknis dan finansial. Salam, Hotma Sijabat. On Mar 24, 2013 7:06 PM, wrote: >Sebetulnya masalah tidak terlaksananya komitmen eksplorasi adalah kualitas >kontraktor ditambah kualitas lahan yang ditawarkan/ditenderkan. >Target KPI Ditjen Migas KESDM terkait dengan lahan adalah jumlah kontrak KKS >yang diteken adalah 50 KKS baru (50 blok baru)/tahun dengan total komitmen >investasi US$... Akbatnya Ditjen Migas melakukan kejar tayang/kejar >target. Lahan yang d
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Kalau sampai ke daerah hutan lindung/ taman nasional, memang sulit. Meskipun ada celah dengan mengganti wilayah denga luas 2X wilayah yang bakalan kena dampak. Mengganti wilayah ada kaitan dengan kabupaten dan propinsi, urusan di kabupaten paling cepat 6 bulan, di propinsi bisa mencapai 2 tahun. Lah abis deh waktu kontraknya. Kenapa tdk ke perusahaan pemda saja? Ada ketidak percayaan yaaa? Nanti waktu bor dan alay eksplorasi lain2 harus standard USA, lah ini kan lebih sulit lagi, padahal mesin rusia / cina juga mampu. Buktinya peralatan rusia juga dpt menghasilkan minyak di negaranya. Salam (maaf bukan orang perminyakan, hanya sekedar melihat dari agak dekat). Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: mohammad syaiful Sender: Date: Mon, 25 Mar 2013 09:47:42 To: Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas Mbak Nuning, Dari 3 penyebab yang sudah dikemukakan, ada 67% (33% + 24% + 10%). Nah, dikasih tahu dong, sisanya 33% itu terdiri dari apa saja yang membuat 'komitmen pasti' terlunta-lunta. Suwun n salam, Syaiful 2013/3/24 > ** > > Dear temens, > > Secara fakta, yg menjadi alasan tidak terlaksananya Komitmen Pasti selama > tahun2 terakhir ini, adalah urusan Peizinan, tumpang tindih lahan dan > urusan surface lainnya. Ini mencapai angka 33% alias yg tertinggi. Masalah > kedua yg menjadi sebab tidak terlaksananya pekerjaan (pengeboran, survey > sesimik) dalam Komitmen Pasti dan Komitmen Kerja adalah urusan internal di > KKKS, angkanya 24%, yaitu kendala finansial, kendala gonta ganti > operatorship, kendala internal lainnya. Yg urusan subsurface (karena perlu > studi dulu atau perlu survey seismik detil, dll) itu hanya 10 % saja. > > Kami punya data masalah perizinan dsbnya di berbagai wilayah (yg terbanyak > di Indonesia barat yg petroleum system-nya sudah oke !). > Itu adalah fakta atau keadaan yg sebenarnya kita alami. Ini bukan karena > nasional atau bukan nasional. > > Fakta lainnya adalah... memang perusahaan "nasional" itu yg mengalami > kendala nomer dua terbanyak (yg urusan finansial/internal KKKS), walau > kemudian yg nasional tersebut (sekali lagi ini fakta) di tahun2 berikutnya > ternyata tidak menjadi perusahaan nasional lagi (sudah farm out sebagian > atau seluruhnya). Jadi "bingung" juga kami mengkategorikan KKKS tsb > nasional atau bukan. Yah, gak papa juga sih soal nasional atau tidak > nasional. Ini hanya sekedar fakta saja. Kami punya setumpuk data KKKS > "nasional" yang kinerjanya buruk. > > Soal urusan surface seperti perizinan seperti izin2 dgn Pemda, dengan > Kehutanan, tumpang tindih lahan dgn perkebunan, dgn kehutanan, dll., adalah > kendala terbesar. Ini susah dicari jalan keluarnya karena menyangkut > hubungan dengan "kekuasaan" yg lain di luar SKK Migas / KKKS. Kayaknya > bahkan Inpres No. 2 yg terbit tahun 2012 yg lalu, yg meminta semua fihak > utk mementingkan produksi migas, enggak mempan juga. > > Kami sudah membentuk FOKWE (forum operator KKKS Wilayah Kerja eksplorasi) > dan berusaha utk meningkatkan kerjasama dgn Pemda setempat, dgn kehutanan, > dll. Mudah2an ini berhasil menurunkan angka tidak tercapainya pelaksanaan > Komitmen KKKS. > > FOKWE juga sudah beberapa kali mengadaan Farm Out Forum, yg tujuannya > membantu para KKKS yg membutuhkan sharing dana/resiko dalam melaksanakan > operasinya. > > Soal sedikitnya Komitmen Pasti di dalam kontrak (KKS) yg baru > ditandatangani memang menjadi keprihatinan kami (gimana mau melaksanakan > eksplorasi secara "masif" klo segitu aja komitmen KKKS-nya). Sangat boleh > jadi KKKS tsb mengajukan Komitmen dalam penawaran WK ke DitJen Migas memang > sudah melihat bahwa wilayah tsb masih terkendala perizinan, dsbnya sehingga > merasa masih membutuhkan waktu yg lebih lama utk mengebor. Ini dugaan saja. > Silakan temen2 DitJen Migas yg lebih tau utk menjawabnya. > > Memang membutuhkan terobosan dalam mengatasi masalah perizinan dan tumpang > tindih lahan ini. Ada ide ? > > > > Salam, > Nuning > >
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Mbak Nuning, Dari 3 penyebab yang sudah dikemukakan, ada 67% (33% + 24% + 10%). Nah, dikasih tahu dong, sisanya 33% itu terdiri dari apa saja yang membuat 'komitmen pasti' terlunta-lunta. Suwun n salam, Syaiful 2013/3/24 > ** > > Dear temens, > > Secara fakta, yg menjadi alasan tidak terlaksananya Komitmen Pasti selama > tahun2 terakhir ini, adalah urusan Peizinan, tumpang tindih lahan dan > urusan surface lainnya. Ini mencapai angka 33% alias yg tertinggi. Masalah > kedua yg menjadi sebab tidak terlaksananya pekerjaan (pengeboran, survey > sesimik) dalam Komitmen Pasti dan Komitmen Kerja adalah urusan internal di > KKKS, angkanya 24%, yaitu kendala finansial, kendala gonta ganti > operatorship, kendala internal lainnya. Yg urusan subsurface (karena perlu > studi dulu atau perlu survey seismik detil, dll) itu hanya 10 % saja. > > Kami punya data masalah perizinan dsbnya di berbagai wilayah (yg terbanyak > di Indonesia barat yg petroleum system-nya sudah oke !). > Itu adalah fakta atau keadaan yg sebenarnya kita alami. Ini bukan karena > nasional atau bukan nasional. > > Fakta lainnya adalah... memang perusahaan "nasional" itu yg mengalami > kendala nomer dua terbanyak (yg urusan finansial/internal KKKS), walau > kemudian yg nasional tersebut (sekali lagi ini fakta) di tahun2 berikutnya > ternyata tidak menjadi perusahaan nasional lagi (sudah farm out sebagian > atau seluruhnya). Jadi "bingung" juga kami mengkategorikan KKKS tsb > nasional atau bukan. Yah, gak papa juga sih soal nasional atau tidak > nasional. Ini hanya sekedar fakta saja. Kami punya setumpuk data KKKS > "nasional" yang kinerjanya buruk. > > Soal urusan surface seperti perizinan seperti izin2 dgn Pemda, dengan > Kehutanan, tumpang tindih lahan dgn perkebunan, dgn kehutanan, dll., adalah > kendala terbesar. Ini susah dicari jalan keluarnya karena menyangkut > hubungan dengan "kekuasaan" yg lain di luar SKK Migas / KKKS. Kayaknya > bahkan Inpres No. 2 yg terbit tahun 2012 yg lalu, yg meminta semua fihak > utk mementingkan produksi migas, enggak mempan juga. > > Kami sudah membentuk FOKWE (forum operator KKKS Wilayah Kerja eksplorasi) > dan berusaha utk meningkatkan kerjasama dgn Pemda setempat, dgn kehutanan, > dll. Mudah2an ini berhasil menurunkan angka tidak tercapainya pelaksanaan > Komitmen KKKS. > > FOKWE juga sudah beberapa kali mengadaan Farm Out Forum, yg tujuannya > membantu para KKKS yg membutuhkan sharing dana/resiko dalam melaksanakan > operasinya. > > Soal sedikitnya Komitmen Pasti di dalam kontrak (KKS) yg baru > ditandatangani memang menjadi keprihatinan kami (gimana mau melaksanakan > eksplorasi secara "masif" klo segitu aja komitmen KKKS-nya). Sangat boleh > jadi KKKS tsb mengajukan Komitmen dalam penawaran WK ke DitJen Migas memang > sudah melihat bahwa wilayah tsb masih terkendala perizinan, dsbnya sehingga > merasa masih membutuhkan waktu yg lebih lama utk mengebor. Ini dugaan saja. > Silakan temen2 DitJen Migas yg lebih tau utk menjawabnya. > > Memang membutuhkan terobosan dalam mengatasi masalah perizinan dan tumpang > tindih lahan ini. Ada ide ? > > > > Salam, > Nuning > >
RE: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Mungkin saja penyebabnya hanya realitas saja. Mengurus perizinan dan lain2 di onshore untuk dapat mengebor dalam waktu 3 tahun mungkin dianggap terlalu optimistic. Positif thinking PARVITA SIREGAR | SENIOR GEOLOGIST | AWE (NORTHWEST NATUNA) PTE LTD | AWE LIMITED P +62 21 2934 2934 | D EXT 107 | F +62 21 780 3566 | M +62 811 996 616 | E parvita.sire...@awexplore.com<mailto:parvita.sire...@awexplore.com> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of seno aji Sent: Sunday, March 24, 2013 7:59 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas Itu bukan nasionalisme penyebabnya. Tapi company commitment. Walaupun investor asing kalo ndak commit ya podo wae. Dan buanyak asing yg gak commit juga krn blm dapat duit dr publik Sent from my @smartmail From: Rovicky Dwi Putrohari mailto:rovi...@gmail.com>> Sender: mailto:iagi-net@iagi.or.id>> Date: Sun, 24 Mar 2013 07:54:07 +0700 To: IAGImailto:iagi-net@iagi.or.id>> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas 2013/3/24 noor syarifuddin mailto:noorsyarifud...@gmail.com>> Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini salah satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka "nasionalisme"... Salam Nuwun sewu Mas Noor, Kok "nasionalisme" menjadi penyebabnya ? Apakah kalau tidak ada "nasionalisme" menjadikan lebih bagus ? Blok yg dioperasikan investor "negara sahabat"pun (Salamander, Inpex, Mubadalla, Premier) juga tidak mengajukan pengeboran sumur komitment pasti. Salam RDP On Saturday, March 23, 2013, yustinus yuwono wrote: RDP yth, Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa yang akan diharapkan? Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?, kok kayanya mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada ketahuan cuci uang, lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, uangnya jadi bersih? Mudah2 an ini hanya dugaan orang di warung kopi. Salam, YSY 2013/3/23 Rovicky Dwi Putrohari mailto:rovi...@gmail.com>> Pada tanggal 21-Maret beberapa hari lalu, ESDM mengumumkan pemenang lelang penawaran langsung tahap II-2013. Ada 14 blok baru yg dimenangkan. Namun ada hal yg memprihatinkan bahwa hanya 5 sumur pengeboran yang masuk dalam komitmen pasti (3 tahun pertama). Padahal daerah eksplorasi blok-blok ini ada di Indonesia Barat yg relatif sudah terbukti petroleum sistemnya, berada diantara lapangan-lapangan yg sudah terbukti, diketemukan, discovery. Terlebih blok-blok ini berada didaerah yang sebelumnya sudah dilakukan Joint Study, jadi sebenernya waktu pengerjaannya sudah dilakukan sebelumnya. Jadi konsekuensi yg harus dimengerti adalah semakin mundurnya penemuan lapangan-lapangan migas baru. Harus disadari dan harus disikapi dengan bila membuat perencanaan bahwa penemuan migas di Indonesia akan memakan waktu lebih lama dari yang sebelumnya. Nah, apa langkah yg dapat dipakai untuk "mempercepat" penemuan lapangan baru ? Salam Rovicky -- "Good idea is important key to success, "working on it" will make it real." -- "Good idea is important key to success, "working on it" will make it real."
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Lha itu lho, ahli geologi babakan minyak kan berjubel di IAgi. Para pensiunan yang masih tegar kan dpt diminta bekerja kembali sebagai "pengabdian" ke negara? Keberanian IAgi mengusulkan ke Pertamian/dirjen migas lah yang mungkin ditunggu. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: hotma Sijabat Sender: Date: Mon, 25 Mar 2013 07:50:24 To: Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas Pak Minarwan, Pengaruh "high risk low reward" yg Bapak katakan mgkin ada benarnya. Tapi utk Gorontalo Basin dari segi penampakan struktur dan estimasi resources sdh bagus sekali, cukup bahkan sngat menarik, namun ketiadaan satu pun data sumur membuat wilayah ini tdk laku. Saya melihat sttuktur outer banda arc jauh lbh rumit, namun tdk pernah sepi peminat, sebab sdh ada discovery di wilayah ini. Jadi menurut saya company2 besar lbh senang bermain di wilayah yg pasti2 saja, sisi explorationist nya sdh jauh menurun. Padahal Migas sdh mmberikan insentif berupa split yg lbh besar dan signature bonus yg paling minimal. Mgkin ada baiknya rekan2 melalui IAGI memberikan masukan/respon/evaluasi kpd Pemerintah terkait blok2 yg ditawarkan mgkin dari sisi packaging atau hal-hal lain yg luput dari pengamatan Pemerintah, sebab tidak mgkin Pemerintah bekerja sendiri bukan? Heheheh Salam, Hotma Sijabat On Mar 24, 2013 10:57 PM, "MINARWAN" wrote: > Pak Hotma, > > Beberapa blok/cekungan frontier yang ditawarkan pemerintah RI tak diambil > oleh kumpeni migas internasional walau ada data bagus karena ada persepsi > "high risk low reward" setelah mereka melakukan evaluasi teknis dan diadu > dengan blok-blok di negara lain. Arena permainan ini bukan hanya terbatas > pada Indonesia saja, tapi Indonesia akan diadu dengan Afrika Barat/Timur, > Amerika Selatan, Teluk Meksiko dan Timur Tengah. > > Sebagai geosaintis, jika kita ingin menjual blok di wilayah frontier, akan > lebih mudah menarik perhatian para pengambil keputusan jika mereka bisa > melihat stuktur besar di penampang seismik dan peta. Perangkap yang besar > juga membuka peluang hasil estimasi resources tinggi, sehingga bisa > "dimainkan" untuk masuk ke batas Minimum Economic Field Size. Semai saat > itu menarik perhatian banyak kumpeni internasional karena struktur-struktur > yang seksi, model geologi yang relatif lebih "dikenal" dan mungkin juga > karena relatif dekat dari "fasilitas"/infrastruktur. Gorontalo lebih sulit > dijual karena betul-betul frontier, tak ada yang tahu stratigrafinya sama > sekali dan jauh dari fasilitas/infrastuktur. Bahkan untuk mobilisasi deep > water drilling rig saja mungkin harus berputar-putar entah lewat lengan > utara atau lengan timur. Semua ini akan masuk ke hitung-hitungan > keekonomikan hingga akan menaikkan batas MEFS. Untuk kasus seperti ini, > saya pikir pemerintah tentu bisa melakukan hitung-hitungan kasar berapa > MEFS, berapa jumlah struktur yang ada, berapa besarnya resources dan > kemudian membuat term yang pas untuk wilayah yang berbeda sehingga menarik > bagi kumpeni-kumpeni besar. > > Hal lain yang bisa dilakukan pemerintah adalah menggerakkan semua > "lembaga" yang memiliki kemampuan riset dan berkepentingan dengan E&P > nasional untuk bersinergi melakukan studi/evaluasi regional wilayah > frontier dan pemerintah membekali mereka dengan dana untuk akuisisi data > baru jika diperlukan. Lembaga yang saya maksud mungkin bisa berupa gabungan > dari Lemigas, Pertamina, perguruan tinggi dan ahli-ahli independen. > > Salam > Minarwan > > > 2013/3/24 hotma Sijabat > >> Terima kasih Pak Lutfi, >> >> Idealnya memang demikian, yaitu Migas dapat "leluasa" memilih mana yg >> kelas "TAC" dan "Psc" berdasarkan tingkat kesulitan blok, namun pd >> kenyataannya hanya perusahaan kelas TAC yg maju utk mengerjakan blok baru, >> mgkin contohnya adalah di Pambuang Basin. >> >> Contoh lain yg enak utk dibahas adalah Gorontalo Basin, kualitas data di >> lokasi ini sdh sangat bagus, data seismik 2D hasil spek survei sdh sngat >> memuaskan. Lokasi ini sdh ditawarkan 2x, tidak ada yg minat. Jika begini, >> apakah msh bsa dikatakan bahwa kualitas data yg menjadi masalah? Idealnya >> kelas Psc lah yg maju mengelola wilayah ini, namun tidak satu pun yg maju. >> > > -- > - when one teaches, two learn - > http://www.linkedin.com/in/minarwan >
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Pak Minarwan, Pengaruh "high risk low reward" yg Bapak katakan mgkin ada benarnya. Tapi utk Gorontalo Basin dari segi penampakan struktur dan estimasi resources sdh bagus sekali, cukup bahkan sngat menarik, namun ketiadaan satu pun data sumur membuat wilayah ini tdk laku. Saya melihat sttuktur outer banda arc jauh lbh rumit, namun tdk pernah sepi peminat, sebab sdh ada discovery di wilayah ini. Jadi menurut saya company2 besar lbh senang bermain di wilayah yg pasti2 saja, sisi explorationist nya sdh jauh menurun. Padahal Migas sdh mmberikan insentif berupa split yg lbh besar dan signature bonus yg paling minimal. Mgkin ada baiknya rekan2 melalui IAGI memberikan masukan/respon/evaluasi kpd Pemerintah terkait blok2 yg ditawarkan mgkin dari sisi packaging atau hal-hal lain yg luput dari pengamatan Pemerintah, sebab tidak mgkin Pemerintah bekerja sendiri bukan? Heheheh Salam, Hotma Sijabat On Mar 24, 2013 10:57 PM, "MINARWAN" wrote: > Pak Hotma, > > Beberapa blok/cekungan frontier yang ditawarkan pemerintah RI tak diambil > oleh kumpeni migas internasional walau ada data bagus karena ada persepsi > "high risk low reward" setelah mereka melakukan evaluasi teknis dan diadu > dengan blok-blok di negara lain. Arena permainan ini bukan hanya terbatas > pada Indonesia saja, tapi Indonesia akan diadu dengan Afrika Barat/Timur, > Amerika Selatan, Teluk Meksiko dan Timur Tengah. > > Sebagai geosaintis, jika kita ingin menjual blok di wilayah frontier, akan > lebih mudah menarik perhatian para pengambil keputusan jika mereka bisa > melihat stuktur besar di penampang seismik dan peta. Perangkap yang besar > juga membuka peluang hasil estimasi resources tinggi, sehingga bisa > "dimainkan" untuk masuk ke batas Minimum Economic Field Size. Semai saat > itu menarik perhatian banyak kumpeni internasional karena struktur-struktur > yang seksi, model geologi yang relatif lebih "dikenal" dan mungkin juga > karena relatif dekat dari "fasilitas"/infrastruktur. Gorontalo lebih sulit > dijual karena betul-betul frontier, tak ada yang tahu stratigrafinya sama > sekali dan jauh dari fasilitas/infrastuktur. Bahkan untuk mobilisasi deep > water drilling rig saja mungkin harus berputar-putar entah lewat lengan > utara atau lengan timur. Semua ini akan masuk ke hitung-hitungan > keekonomikan hingga akan menaikkan batas MEFS. Untuk kasus seperti ini, > saya pikir pemerintah tentu bisa melakukan hitung-hitungan kasar berapa > MEFS, berapa jumlah struktur yang ada, berapa besarnya resources dan > kemudian membuat term yang pas untuk wilayah yang berbeda sehingga menarik > bagi kumpeni-kumpeni besar. > > Hal lain yang bisa dilakukan pemerintah adalah menggerakkan semua > "lembaga" yang memiliki kemampuan riset dan berkepentingan dengan E&P > nasional untuk bersinergi melakukan studi/evaluasi regional wilayah > frontier dan pemerintah membekali mereka dengan dana untuk akuisisi data > baru jika diperlukan. Lembaga yang saya maksud mungkin bisa berupa gabungan > dari Lemigas, Pertamina, perguruan tinggi dan ahli-ahli independen. > > Salam > Minarwan > > > 2013/3/24 hotma Sijabat > >> Terima kasih Pak Lutfi, >> >> Idealnya memang demikian, yaitu Migas dapat "leluasa" memilih mana yg >> kelas "TAC" dan "Psc" berdasarkan tingkat kesulitan blok, namun pd >> kenyataannya hanya perusahaan kelas TAC yg maju utk mengerjakan blok baru, >> mgkin contohnya adalah di Pambuang Basin. >> >> Contoh lain yg enak utk dibahas adalah Gorontalo Basin, kualitas data di >> lokasi ini sdh sangat bagus, data seismik 2D hasil spek survei sdh sngat >> memuaskan. Lokasi ini sdh ditawarkan 2x, tidak ada yg minat. Jika begini, >> apakah msh bsa dikatakan bahwa kualitas data yg menjadi masalah? Idealnya >> kelas Psc lah yg maju mengelola wilayah ini, namun tidak satu pun yg maju. >> > > -- > - when one teaches, two learn - > http://www.linkedin.com/in/minarwan >
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Apakah negara ini tidak mampu? Drpd trilyunan dipakai koar kaor politik yaaa sisihkan lah untuk ngebor. Mungkin lebih enak jadi "beu rok rat" katimbang gawe hese di lapangan yaaa? Data lengkap, gelog ahli mencukupi, yang tidak cukup adalah "keberanian" Maaf bila salah. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Dandy Hidayat Sender: Date: Sun, 24 Mar 2013 19:17:57 To: Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas Dengan Hormat Selain fator - faktor yang telah dikemukakan diatas .., Menurut saya pribadi tingginya biaya operasi , Minimnya Dukungan Infrastruktur dan sudah pasti minimnya ketersediaan data awal merupakan 3 faktor utama yang juga perlu diperhatikan dengan seksama. Perlu ada rangsangan dari pemerintah seperti 1. Perbaikan Infrastrktur Contoh Bandara Udara dan Rumah Sakit (Ada satu perusahaan yang sampai sekarang belum ada aktifitas karena bandara udaranya sering disebrangi Sapi dan tidak ada Heliped) 2, Pelaksanaan Joint Exploration Body (JEB) antara Oil company yang berdekatan seperti penggunaan Rig / Kapal dan operasi seismic di bawah SK-MIGAS 3. Dukungan pemerintah Daerah seperti masalah perijinan , Pembebasan lahan dan sebagainya .. (Pengalaman dulu waktu jumpa gubernur atau bupati , saat ada rapat kerja di Jakarta atau Kantor pusat di Luar negeri reaksinya cepat .. kadang (maaf) .. Minta sekalian Istri-nya ikut ... tapi begitu ada masalah ganti rugi lahan dan sebagainya .. minta-nya kita semua selesaikan sendiri tanpa mereka .. 4. SK-MIGAS memberikan arahan kepada Bupati / Walikota dan Gubernur agar jangan sampai mereka mengerti peran dan kewenangan mereka selaku pemimpin wilayah 5. Normalisasi Harga Tiket and Hotel (pengalaman Pribadi) kalau bisa yang masuk akal dikit khusus hotel lah .. masa Motel/ Wisma minta bayaran sama seperti bintang 3 ... Salam Dandy 2013/3/24 hotma Sijabat > Pak Rovicky, > Ada 4 hal hasil pilah dan pilih yang Bapak kemukakan, jika Pak Rovicky > sebagai Pemerintah (ESDM), kira2 langkah2 apa yg Pak Rovicky ambil untuk > mengatasinya terkait 4 hal tersebut? > > Salam, > Hotma Sijabat. > On Mar 24, 2013 1:08 PM, "Rovicky Dwi Putrohari" > wrote: > >> 2013/3/24 kartiko samodro >> >>> yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum >>> komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap ada >>> proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan >>> company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik. >>> >> Sepakat Mas Kartiko, barangkali Dirjen Migas ESDM tidak menemukan >> penawaran lebih bagus. Apakah memang blok harus diberikan (terjual) ke >> perusahaan yg menawar (seberapapun tawarannya) ?. Sependek pengetahuan >> saya, untuk kali inipun tidak semua yg menawar disetujui oleh Migas (dari >> laporan Pak Dirjen ketika mengumumkannya kemarin). Ada yg penawarannya >> dibawah target sehingga blok ini juga tidak distujui (diterima) tawarannya. >> >> Sebelum berbicara realisasinya nanti seperti yg ditulis bu Nuning, >> Sedikitnya komitmen pasti dalam 14 Blok penawaran langsung ini menurut saya >> menunjukkan lemahnya posisi pemerintah (ESDM) dalam menawarkan blok. Nah, >> apa penyebabnya ? Mungkin dapat kita pilah dan kita pilih mana yang harus >> diprioritaskan supaya penemuan migas lebih cepat. >> - Apakah memang bloknya tidak bagus ? >> - Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi >> daerahnya sulit ? >> - Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ? >> - Apakah ada faktor lain non tehnis ? >> - ... >> >> Kalau kita dapat memilah dengan benar saya kira pemerintah dapat >> memprioritaskan langkah apa yang harus diambil oleh pemerintah dalam >> menawarkan blok eksplorasi ini. Sehingga dapat meningkatkan posisi tawar >> pemerintah. >> Mudah-mudahan team percepatan penemuan migas yang sudah dibentuk ESDM, >> mampu meningkatkan posisi tawar dan berhasil menemukan migas. >> >> RDP >> >> >>> On Mar 24, 2013 8:27 AM, wrote: >>> >>>> ** >>>> Mungkin ini menunjukkan tingkat kematangan Basin yg sudah tinggi shg >>>> high risk but manageble dan high reward makin berkurang >>>> >>>> Semua ini saya kira karena keterbukaan data menjadi masalah di Negara >>>> ini, katakan kita bicara Jurassic Sand, bagaimana penyebaran dan >>>> kwalitasnya, apakah kita mengerti spt kita mengerti Mid Mio Sands di Delta >>>> Mahakam? Saya kira tidak >>>> >>>> Bagaimana mencoba mengurai struktur yg overprinting di East Indonesia >>>> apa betul sudah ada solusi yg katakan
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Pak Hotma, Beberapa blok/cekungan frontier yang ditawarkan pemerintah RI tak diambil oleh kumpeni migas internasional walau ada data bagus karena ada persepsi "high risk low reward" setelah mereka melakukan evaluasi teknis dan diadu dengan blok-blok di negara lain. Arena permainan ini bukan hanya terbatas pada Indonesia saja, tapi Indonesia akan diadu dengan Afrika Barat/Timur, Amerika Selatan, Teluk Meksiko dan Timur Tengah. Sebagai geosaintis, jika kita ingin menjual blok di wilayah frontier, akan lebih mudah menarik perhatian para pengambil keputusan jika mereka bisa melihat stuktur besar di penampang seismik dan peta. Perangkap yang besar juga membuka peluang hasil estimasi resources tinggi, sehingga bisa "dimainkan" untuk masuk ke batas Minimum Economic Field Size. Semai saat itu menarik perhatian banyak kumpeni internasional karena struktur-struktur yang seksi, model geologi yang relatif lebih "dikenal" dan mungkin juga karena relatif dekat dari "fasilitas"/infrastruktur. Gorontalo lebih sulit dijual karena betul-betul frontier, tak ada yang tahu stratigrafinya sama sekali dan jauh dari fasilitas/infrastuktur. Bahkan untuk mobilisasi deep water drilling rig saja mungkin harus berputar-putar entah lewat lengan utara atau lengan timur. Semua ini akan masuk ke hitung-hitungan keekonomikan hingga akan menaikkan batas MEFS. Untuk kasus seperti ini, saya pikir pemerintah tentu bisa melakukan hitung-hitungan kasar berapa MEFS, berapa jumlah struktur yang ada, berapa besarnya resources dan kemudian membuat term yang pas untuk wilayah yang berbeda sehingga menarik bagi kumpeni-kumpeni besar. Hal lain yang bisa dilakukan pemerintah adalah menggerakkan semua "lembaga" yang memiliki kemampuan riset dan berkepentingan dengan E&P nasional untuk bersinergi melakukan studi/evaluasi regional wilayah frontier dan pemerintah membekali mereka dengan dana untuk akuisisi data baru jika diperlukan. Lembaga yang saya maksud mungkin bisa berupa gabungan dari Lemigas, Pertamina, perguruan tinggi dan ahli-ahli independen. Salam Minarwan 2013/3/24 hotma Sijabat > Terima kasih Pak Lutfi, > > Idealnya memang demikian, yaitu Migas dapat "leluasa" memilih mana yg > kelas "TAC" dan "Psc" berdasarkan tingkat kesulitan blok, namun pd > kenyataannya hanya perusahaan kelas TAC yg maju utk mengerjakan blok baru, > mgkin contohnya adalah di Pambuang Basin. > > Contoh lain yg enak utk dibahas adalah Gorontalo Basin, kualitas data di > lokasi ini sdh sangat bagus, data seismik 2D hasil spek survei sdh sngat > memuaskan. Lokasi ini sdh ditawarkan 2x, tidak ada yg minat. Jika begini, > apakah msh bsa dikatakan bahwa kualitas data yg menjadi masalah? Idealnya > kelas Psc lah yg maju mengelola wilayah ini, namun tidak satu pun yg maju. > -- - when one teaches, two learn - http://www.linkedin.com/in/minarwan
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Dari penjelasan Pak Lutfi ini kalau diurut permasalahan migas spt saat ini ujung ujungnya muaranya ke UU nya, satu kalimat saja di UU bisa merubah pengelolaan migas , karena baik ESDM maupun SK Migas hanya sebagai pelaksana UU dan semua peraturan yg dibuatnya merupakan penjabaran dari UU tsb dan tdk boleh bertengtangan dg UU, Kalau dilihat kiprahnya Kayaknya Kurtubi menyadari hal ini shg masuk dunia politik agar bisa secara langsung berkontribusi thd pembuatan UU.. Siapa tahu nanti partainya pemenang pemilu . . .. Tak iye Ism Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: aluthfi...@gmail.com Sender: Date: Sun, 24 Mar 2013 13:07:27 To: Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas Thx Bung Hotma, Kita tengok jaman UU Migas lama sebagai ilustrasi, jaman dulu sudah dipilah kontraktor yg kelasnya non-PSC maka dibuat kontrak TAC sehingga problem komitmen di PSC rendah tapi di TAC tinggi. Ada lebih dari 40 kontrak TAC tetapi yang beroperasi bisa dihitung tak lebih dari jari satu tangan, lainnya bermasalah. Dalam UU Migas 22/2001, TAC tak diperbolehkan lagi setelah expired (diterminasi) karena ada kontrak dalam. Akibatnya pemain TAC pindah menjadi pemain PSC maka pelaksanaan komitmen PSC menjadi masalah. Jadi kalau kontraktor kelas TAC dikasih lahan di Pembuang Basin atau remote area di KTI/deep water hampir bisa dipastikan macet, blok Bangkanai yg dioperasikan sekelas Elnusa saja macet. Contoh ekstrim Blackgold (reputasinya juga tak istimewa) punyak kontrak PSC 16 blok di deepwater, kalau komitmen bor masing2 blok ada 2 sumur wildcat, berarti total komitmen Black Gold sebanyak 32 sumur, kalau biaya 1 sumur Deepwater US$ 130 juta. Maka investasi sumur utk Black Gold adalah 32 x US$ 130 juta= .. Gak yakin Black Gold mau melakukan ini, paling banter yg dilakukan Black Gold adalah melaksanakan komitmen seismik, setelah ada data seismik baru jualan lahan mengundang farminee di ke 32 block tsb dengan mengeruk keuntungan dari farmout. Untuk ini perlu waktu akibatnya realisasi komitmen pemboran menjadi problem. Sebaiknya Ditjen Migas dalam mendesain blok baru harus jelas segmen market yang dituju. Gak akan jalan kalau kontraktor kelas TAC lalu minati block di laut Arafura misalnya lalu diakomodasi, dijamin akan macet kontrak PSCnya. Ini mirip kalau kita berharap Timnas PSSI bisa masuk semi final pila asia sangat sulit karena saat ini Timnas PSSI baru kelas ASEAN. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: hotma Sijabat Sender: Date: Sun, 24 Mar 2013 19:29:57 To: Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas Pak Lutfi, Apa yg anda katakan ada benarnya. Kesulitan teman2 di Ditjen Migas adalah menemukan calon kontraktor yg benar2 kuat secara teknis dan finansial dan juga kualitas blok yg ditawarkan, secara sederhana hal itu memang bisa diterima. Tetapi secara praktikal tidak. Fakta membuktikan, jika kita mengklasifikasikan calon kontraktor yg kuat secara finansial dan teknis, maka secara tidak langsung mengarah kpd Kontraktor2 besar yg sdh berkecimpung lama di industri migas. Kenyataannya Kontraktor2 besar cenderung pasif dlm mencari blok baru, bahkan msh banyak prospek yg tidak dikerjakan di existing area. Kita perlu melihat bahwa kenyataannya sdh sngat sedikit tersedia wilayah yg secara geologi bagus. Diperlukan semangat eksplorasi yg tinggi untuk membuka wilayah2 yg dlu tidak diperhitungkan, contoh Pambuang Basin di Kalteng dan Cekungan di Kalbar. Ironisnya sebagian besar adalah perushaan kecil yg apabila dgn pengklasifikasian yg kuat maka tdk tergolong kpd perusahaan kuat finansial dan teknis, tapi sepertinya Ditjen Migas mengapresiasi keinginan itu, setidaknya daripada wilayah itu tdk dikerjakan, sebab lelah juga menunggu perusahaan besar yg tak kunjung bergerak. Besar harapan agar rekan2 di perusahaan besar mau mempromosikan di hadapan manajemennya utk mau turut serta mengerjakan blok2 baru, agar yg mengerjakan blok migas adalah benar2 yg kuat teknis dan finansial. Salam, Hotma Sijabat. On Mar 24, 2013 7:06 PM, wrote: > ** > > Sebetulnya masalah tidak terlaksananya komitmen eksplorasi adalah kualitas > kontraktor ditambah kualitas lahan yang ditawarkan/ditenderkan. > Target KPI Ditjen Migas KESDM terkait dengan lahan adalah jumlah kontrak > KKS yang diteken adalah 50 KKS baru (50 blok baru)/tahun dengan total > komitmen investasi US$... Akbatnya Ditjen Migas melakukan kejar > tayang/kejar target. Lahan yang ditawarkan seadanya asal ada yang mau gak > perduli peminatnya itu berkualitas atau tidak. Begitu sejumlah kontrak > diteken dalam setahun KESDM mengumumkan keberhasilan ini dalam pengadaan > lahan (say 50 contracts) dengan komitmen US$ 1,... Milyar. Ini adalah > keberhasilan semu, kalau ditanya ke Ditjen Migas bagaimana prestasi dari > realisasi komitmen kontrak? Jawaba
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Wah ketinggalan jauh euy diskusinya Buat saya pribadi, kondisi hasil tender kemarin sangat menyedihkan... Ini adalah proses penawaran langsung dari hasil JS, jadi sharusnya pihak berwenang sdh paham akan 'value' dari blok yg akan ditawarkan... Masa ada blok yg diperoleh dgn komitmen di bwh 5 jt dollar Jadi sinyalemen Pak Luthfi bisa jadi ada benarnya: kejar target... Yang akam kita liht di tahap berikutnya adalah ramainya pasar 'farm out'. Saat ini ada ratusan blok yg ditawarkan secara terbuka maupun tertutup Ditambah kompleknya urusan ijin, maka makin lengkaplah retrogradasi eksplorasi kita ini Mudah2an tim percepatan eksplorasi Indonesia bisa menemukan terobosan utk mengatasi ini Salam On Sunday, March 24, 2013, Rovicky Dwi Putrohari wrote: > 2013/3/24 hotma Sijabat 'cvml', 'sijabatho...@gmail.com');>> > >> Pak Rovicky, >> Ada 4 hal hasil pilah dan pilih yang Bapak kemukakan, jika Pak Rovicky >> sebagai Pemerintah (ESDM), kira2 langkah2 apa yg Pak Rovicky ambil untuk >> mengatasinya terkait 4 hal tersebut? >> > Bang Hotma, > Tentusaja saya sendirian tidak dapat melakukan apa-apa. Ke 4 hal yg saya > tulis masih dugaan atau bersifat pertanyaan. Tapi kalau saya ditanya apa > yang mesti saya lakukan ya tentusaja mencari jawabannya dulu ttg apa > penyebabnya, diawali dari dugaan 4 hal itu juga bisa saja. Namun kalau saya > sebagai pemerintah (ESDM) hanya dari dugaan sudah melakukan sesuatu > tentusaja sifatnya spekulatif. Saya tidak suka melakukan sesuatu spekulasi > yng terlalu banyak tidak tahunya. > > Saya enggan berhandai", karena efisiensinya rendah. lah kalau dipaksa ? > kita coba bila jawabnya "iya". > > - Apakah memang bloknya tidak bagus ? > Pertanyaan lanjutnya mungkin packaging-nya, atau geologinya ? > tentunya riset sendiri atau evaluasi lai. > > - Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi > daerahnya sulit ? > Penambahan data ini saja bisa memerlukan riset tersendiri. karena mengisi > kekosongan data berbeda dg memfocuskan daerah yg potensial. > > - Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ? > Dulu ada persh yg ingin menang memberikan signature bonus hingga 40juta$ > supaya menang, karena saat itu negara sedang dalam posisi BU. Apakah > sekarang masih ? > > - Apakah ada faktor lain non tehnis ? > Lagi-lagi ini tidak dapat dijawab secara spekulasi saja. > > Tentunya perlu penelitian mandiri seperi yg dilakukan BPMIGAS (SKKMIGAS) > sehingga memiliki angka seperti yang dikemukakan Bu Nuning diatas. Menurut > saya SKKMIGAS sangat cerdas taktis dalam menanganinya, dengan penelitian > sederhana saja, mampu memberikan angka yang lebih pasti. Sebenernya anyak > riset semacam ini yang dilakukan oleh konsultan diluar seperti Price > Waterhouse Cooper, IHS dll. Tapi mereka selalu melihat dari kacamata > investor, bukan kacamata government atau regulator. Dan pemerintah perlu > melakukannya secara mandiri dan terbuka. > > Jadi menurutsaya Pemerintah (ESDM) juga mesti membuat riset sederhana utk > mengetahui pangsa pasar dan mengetahui posisi barang "dagangan"-nya. > > Salam > > RDP > > Salam, > Hotma Sijabat. > On Mar 24, 2013 1:08 PM, "Rovicky Dwi Putrohari" > wrote: > > 2013/3/24 kartiko samodro > > yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum > komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap ada > proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan > company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik. > > Sepakat Mas Kartiko, barangkali Dirjen Migas ESDM tidak menemukan > penawaran lebih bagus. Apakah memang blok harus diberikan (terjual) ke > perusahaan yg menawar (seberapapun tawarannya) ?. Sependek pengetahuan > saya, untuk kali inipun tidak semua yg menawar disetujui oleh Migas (dari > laporan Pak Dirjen ketika mengumumkannya kemarin). Ada yg penawarannya > dibawah target sehingga blok ini juga tidak distujui (diterima) tawarannya. > > Sebelum berbicara realisasinya nanti seperti yg ditulis bu Nuning, > Sedikitnya komitmen pasti dalam 14 Blok penawaran langsung ini menurut saya > menunjukkan lemahnya posisi pemerintah (ESDM) dalam menawarkan blok. Nah, > apa penyebabnya ? Mungkin dapat kita pilah dan kita pilih mana yang harus > diprioritaskan supaya penemuan migas lebih cepat. > - Apakah memang bloknya tidak bagus ? > - Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi > daerahnya sulit ? > - Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ? > - Apakah ada faktor lain non tehnis ? > - ... > > Kalau kita dapat memilah dengan benar saya kira pemerintah dapat > memprioritaskan langkah apa yang harus diambil oleh pemerintah dalam > menawarkan blok eksplorasi ini. Sehingga dapat meningkatkan posisi tawar > pemerintah. > Mudah-mudahan team percepatan penemuan migas yang sudah dibentuk ESDM, > mampu meningkatkan posisi tawar dan berhasil menemukan migas. > > RDP > > > On Mar 24, 2013 8:27 AM, wrote: > > ** > Mungkin
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
struktur yg overprinting di East Indonesia >>>> apa betul sudah ada solusi yg katakan 80% solution dan banyak masalah >>>> tektonik yg lain yg perlu dipecahkan dalam mendorong kesuburan investasi >>>> explorasi di Indonesia dan Ind Timur pada umumnya >>>> >>>> Nah kalao status kepahaman thd stratigrafi di Frontier area masih kaya >>>> sekarang susah investor masuk? Mungkin saatnya pemerintah mengeluarkan >>>> modal untuk membantu mengAddress masalah ini >>>> >>>> Saya kira bukan masalah nasional dan MNC tapi yg di pahami risknya blom >>>> managable, kenapa TEPI ngotot perpanjangan krn managable risknya memang >>>> ZERO artinya tidak ada resiko bukannya begitu den bagus!!! >>>> >>>> Saya setuju dg Hess untuk bayar signature bonus 40jt USD krn kalo >>>> melihat seismic Andalan predrill sangat SEXY tebal dan gede dg assumsi >>>> Jurassic sand dg porositas tapi faktanya mungkin tidak begitu shg cuman oil >>>> stain aja katanya. >>>> >>>> Yg namanya perusahaan Nasional ya harus tetap di dukung dong cak Noor >>>> ojo di wk wk wk hiks hiks >>>> >>>> Selamat week end >>>> Avi >>>> Peace on Earth >>>> Powered by Telkomsel BlackBerry® >>>> -- >>>> *From: * Rovicky Dwi Putrohari >>>> *Sender: * >>>> *Date: *Sun, 24 Mar 2013 07:54:07 +0700 >>>> *To: *IAGI >>>> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id >>>> *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas >>>> >>>> 2013/3/24 noor syarifuddin >>>> >>>>> Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini >>>>> salah satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka "nasionalisme"... >>>>> Salam >>>>> >>>> >>>> Nuwun sewu Mas Noor, >>>> Kok "nasionalisme" menjadi penyebabnya ? Apakah kalau tidak ada >>>> "nasionalisme" menjadikan lebih bagus ? >>>> Blok yg dioperasikan investor "negara sahabat"pun (Salamander, Inpex, >>>> Mubadalla, Premier) juga tidak mengajukan pengeboran sumur komitment pasti. >>>> >>>> Salam >>>> RDP >>>> >>>> >>>>> >>>>> On Saturday, March 23, 2013, yustinus yuwono wrote: >>>>> >>>>>> RDP yth, >>>>>> Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa >>>>>> yang akan diharapkan? >>>>>> Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?, kok >>>>>> kayanya mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada >>>>>> ketahuan >>>>>> cuci uang, lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, uangnya jadi >>>>>> bersih? Mudah2 an ini hanya dugaan orang di warung kopi. >>>>>> Salam, >>>>>> YSY >>>>>> >>>>>> 2013/3/23 Rovicky Dwi Putrohari >>>>>> >>>>>>> Pada tanggal 21-Maret beberapa hari lalu, ESDM mengumumkan pemenang >>>>>>> lelang penawaran langsung tahap II-2013. Ada 14 blok baru yg >>>>>>> dimenangkan. >>>>>>> Namun ada hal yg memprihatinkan bahwa hanya 5 sumur pengeboran yang >>>>>>> masuk >>>>>>> dalam komitmen pasti (3 tahun pertama). Padahal daerah eksplorasi >>>>>>> blok-blok ini ada di Indonesia Barat yg relatif sudah terbukti petroleum >>>>>>> sistemnya, berada diantara lapangan-lapangan yg sudah terbukti, >>>>>>> diketemukan, discovery. >>>>>>> Terlebih blok-blok ini berada didaerah yang sebelumnya sudah >>>>>>> dilakukan Joint Study, jadi sebenernya waktu pengerjaannya sudah >>>>>>> dilakukan >>>>>>> sebelumnya. >>>>>>> Jadi konsekuensi yg harus dimengerti adalah semakin mundurnya >>>>>>> penemuan lapangan-lapangan migas baru. Harus disadari dan harus disikapi >>>>>>> dengan bila membuat perencanaan bahwa penemuan migas di Indonesia akan >>>>>>> memakan waktu lebih lama dari yang sebelumnya. >>>>>>> >>>>>>> Nah, apa langkah yg dapat dipakai untuk "mempercepat" penemuan >>>>>>> lapangan baru ? >>>>>>> >>>>>>> Salam >>>>>>> >>>>>>> Rovicky >>>>>>> >>>>>>> >>>>>>> -- >>>>>>> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will >>>>>>> make it real."* >>>>>>> >>>>>> >>>>>> >>>> >>>> >>>> -- >>>> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make >>>> it real."* >>>> >>> >> >> >> -- >> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it >> real."* >> > -- *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it real."*
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Para kampiun yth Ada data tidak berarti daerah itu terus menjadi bagus malah bisa jadi sebaliknya, maka tugas pemerintah untuk membikin kaya flyer jualan yg isinya sebenernya adalah hasil interpretasi yg telah di integrasikan dg data2 yg lain, misal sejarah tektonik lempeng di Gorontalo, apa harapan reservoirnya, source rock dsb yg semua itu akan mengurangi faktor resiko atau yg saya sebut "manageble Risk" artinya resiko yg bisa di manage Pemerintah punya banyak data yg mana data itu bisa di olah dan di pakai sebagai bunga2 dalam jualan blok Dalam explorasi kan kalo gagal resiko 100% ditanggung K3S, kalo itu sbg usaha satu2nya kan bisa bangkrut Tapi kalau manageble risk ini bisa di terangkan tentu meski kelas TAC brani dong ambil resiko Maaf nyambung ga ya? Selama ini yg kelas TAC tidak pernah brani krn manageble risk itu tidak pernah tercapai Dalam investasi sebetulnya tidak ada masalah dg DANA tapi kalau resikonya terlalu tinggi mungkin investornya juga keder Ga trasa besok senen lagi Lam salam Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: hotma Sijabat Sender: Date: Sun, 24 Mar 2013 20:45:49 To: Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas Terima kasih Pak Lutfi, Idealnya memang demikian, yaitu Migas dapat "leluasa" memilih mana yg kelas "TAC" dan "Psc" berdasarkan tingkat kesulitan blok, namun pd kenyataannya hanya perusahaan kelas TAC yg maju utk mengerjakan blok baru, mgkin contohnya adalah di Pambuang Basin. Contoh lain yg enak utk dibahas adalah Gorontalo Basin, kualitas data di lokasi ini sdh sangat bagus, data seismik 2D hasil spek survei sdh sngat memuaskan. Lokasi ini sdh ditawarkan 2x, tidak ada yg minat. Jika begini, apakah msh bsa dikatakan bahwa kualitas data yg menjadi masalah? Idealnya kelas Psc lah yg maju mengelola wilayah ini, namun tidak satu pun yg maju. On Mar 24, 2013 8:07 PM, wrote: > ** > > Thx Bung Hotma, > Kita tengok jaman UU Migas lama sebagai ilustrasi, jaman dulu sudah > dipilah kontraktor yg kelasnya non-PSC maka dibuat kontrak TAC sehingga > problem komitmen di PSC rendah tapi di TAC tinggi. Ada lebih dari 40 > kontrak TAC tetapi yang beroperasi bisa dihitung tak lebih dari jari satu > tangan, lainnya bermasalah. Dalam UU Migas 22/2001, TAC tak diperbolehkan > lagi setelah expired (diterminasi) karena ada kontrak dalam. Akibatnya > pemain TAC pindah menjadi pemain PSC maka pelaksanaan komitmen PSC menjadi > masalah. Jadi kalau kontraktor kelas TAC dikasih lahan di Pembuang Basin > atau remote area di KTI/deep water hampir bisa dipastikan macet, blok > Bangkanai yg dioperasikan sekelas Elnusa saja macet. Contoh ekstrim > Blackgold (reputasinya juga tak istimewa) punyak kontrak PSC 16 blok di > deepwater, kalau komitmen bor masing2 blok ada 2 sumur wildcat, berarti > total komitmen Black Gold sebanyak 32 sumur, kalau biaya 1 sumur Deepwater > US$ 130 juta. Maka investasi sumur utk Black Gold adalah 32 x US$ 130 juta= > .. Gak yakin Black Gold mau melakukan ini, paling banter yg > dilakukan Black Gold adalah melaksanakan komitmen seismik, setelah ada data > seismik baru jualan lahan mengundang farminee di ke 32 block tsb dengan > mengeruk keuntungan dari farmout. Untuk ini perlu waktu akibatnya realisasi > komitmen pemboran menjadi problem. > Sebaiknya Ditjen Migas dalam mendesain blok baru harus jelas segmen market > yang dituju. Gak akan jalan kalau kontraktor kelas TAC lalu minati block di > laut Arafura misalnya lalu diakomodasi, dijamin akan macet kontrak PSCnya. > Ini mirip kalau kita berharap Timnas PSSI bisa masuk semi final pila asia > sangat sulit karena saat ini Timnas PSSI baru kelas ASEAN. > Sent from my BlackBerry® > powered by Sinyal Kuat INDOSAT > -- > *From: * hotma Sijabat > *Sender: * > *Date: *Sun, 24 Mar 2013 19:29:57 +0700 > *To: * > *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id > *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas > > Pak Lutfi, > Apa yg anda katakan ada benarnya. Kesulitan teman2 di Ditjen Migas adalah > menemukan calon kontraktor yg benar2 kuat secara teknis dan finansial dan > juga kualitas blok yg ditawarkan, secara sederhana hal itu memang bisa > diterima. Tetapi secara praktikal tidak. > > Fakta membuktikan, jika kita mengklasifikasikan calon kontraktor yg kuat > secara finansial dan teknis, maka secara tidak langsung mengarah kpd > Kontraktor2 besar yg sdh berkecimpung lama di industri migas. Kenyataannya > Kontraktor2 besar cenderung pasif dlm mencari blok baru, bahkan msh banyak > prospek yg tidak dikerjakan di existing area. > > Kita perlu melihat bahwa kenyataannya sdh sngat sedikit tersedia wilayah > yg secara geologi bagus. Diperlukan semangat eksplorasi yg tinggi untuk > membuka wilayah2 yg dlu tidak diperhitun
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Terima kasih Pak Lutfi, Idealnya memang demikian, yaitu Migas dapat "leluasa" memilih mana yg kelas "TAC" dan "Psc" berdasarkan tingkat kesulitan blok, namun pd kenyataannya hanya perusahaan kelas TAC yg maju utk mengerjakan blok baru, mgkin contohnya adalah di Pambuang Basin. Contoh lain yg enak utk dibahas adalah Gorontalo Basin, kualitas data di lokasi ini sdh sangat bagus, data seismik 2D hasil spek survei sdh sngat memuaskan. Lokasi ini sdh ditawarkan 2x, tidak ada yg minat. Jika begini, apakah msh bsa dikatakan bahwa kualitas data yg menjadi masalah? Idealnya kelas Psc lah yg maju mengelola wilayah ini, namun tidak satu pun yg maju. On Mar 24, 2013 8:07 PM, wrote: > ** > > Thx Bung Hotma, > Kita tengok jaman UU Migas lama sebagai ilustrasi, jaman dulu sudah > dipilah kontraktor yg kelasnya non-PSC maka dibuat kontrak TAC sehingga > problem komitmen di PSC rendah tapi di TAC tinggi. Ada lebih dari 40 > kontrak TAC tetapi yang beroperasi bisa dihitung tak lebih dari jari satu > tangan, lainnya bermasalah. Dalam UU Migas 22/2001, TAC tak diperbolehkan > lagi setelah expired (diterminasi) karena ada kontrak dalam. Akibatnya > pemain TAC pindah menjadi pemain PSC maka pelaksanaan komitmen PSC menjadi > masalah. Jadi kalau kontraktor kelas TAC dikasih lahan di Pembuang Basin > atau remote area di KTI/deep water hampir bisa dipastikan macet, blok > Bangkanai yg dioperasikan sekelas Elnusa saja macet. Contoh ekstrim > Blackgold (reputasinya juga tak istimewa) punyak kontrak PSC 16 blok di > deepwater, kalau komitmen bor masing2 blok ada 2 sumur wildcat, berarti > total komitmen Black Gold sebanyak 32 sumur, kalau biaya 1 sumur Deepwater > US$ 130 juta. Maka investasi sumur utk Black Gold adalah 32 x US$ 130 juta= > .. Gak yakin Black Gold mau melakukan ini, paling banter yg > dilakukan Black Gold adalah melaksanakan komitmen seismik, setelah ada data > seismik baru jualan lahan mengundang farminee di ke 32 block tsb dengan > mengeruk keuntungan dari farmout. Untuk ini perlu waktu akibatnya realisasi > komitmen pemboran menjadi problem. > Sebaiknya Ditjen Migas dalam mendesain blok baru harus jelas segmen market > yang dituju. Gak akan jalan kalau kontraktor kelas TAC lalu minati block di > laut Arafura misalnya lalu diakomodasi, dijamin akan macet kontrak PSCnya. > Ini mirip kalau kita berharap Timnas PSSI bisa masuk semi final pila asia > sangat sulit karena saat ini Timnas PSSI baru kelas ASEAN. > Sent from my BlackBerry® > powered by Sinyal Kuat INDOSAT > -- > *From: * hotma Sijabat > *Sender: * > *Date: *Sun, 24 Mar 2013 19:29:57 +0700 > *To: * > *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id > *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas > > Pak Lutfi, > Apa yg anda katakan ada benarnya. Kesulitan teman2 di Ditjen Migas adalah > menemukan calon kontraktor yg benar2 kuat secara teknis dan finansial dan > juga kualitas blok yg ditawarkan, secara sederhana hal itu memang bisa > diterima. Tetapi secara praktikal tidak. > > Fakta membuktikan, jika kita mengklasifikasikan calon kontraktor yg kuat > secara finansial dan teknis, maka secara tidak langsung mengarah kpd > Kontraktor2 besar yg sdh berkecimpung lama di industri migas. Kenyataannya > Kontraktor2 besar cenderung pasif dlm mencari blok baru, bahkan msh banyak > prospek yg tidak dikerjakan di existing area. > > Kita perlu melihat bahwa kenyataannya sdh sngat sedikit tersedia wilayah > yg secara geologi bagus. Diperlukan semangat eksplorasi yg tinggi untuk > membuka wilayah2 yg dlu tidak diperhitungkan, contoh Pambuang Basin di > Kalteng dan Cekungan di Kalbar. Ironisnya sebagian besar adalah perushaan > kecil yg apabila dgn pengklasifikasian yg kuat maka tdk tergolong kpd > perusahaan kuat finansial dan teknis, tapi sepertinya Ditjen Migas > mengapresiasi keinginan itu, setidaknya daripada wilayah itu tdk > dikerjakan, sebab lelah juga menunggu perusahaan besar yg tak kunjung > bergerak. > > Besar harapan agar rekan2 di perusahaan besar mau mempromosikan di hadapan > manajemennya utk mau turut serta mengerjakan blok2 baru, agar yg > mengerjakan blok migas adalah benar2 yg kuat teknis dan finansial. > > Salam, > Hotma Sijabat. > On Mar 24, 2013 7:06 PM, wrote: > >> ** >> >> Sebetulnya masalah tidak terlaksananya komitmen eksplorasi adalah >> kualitas kontraktor ditambah kualitas lahan yang ditawarkan/ditenderkan. >> Target KPI Ditjen Migas KESDM terkait dengan lahan adalah jumlah kontrak >> KKS yang diteken adalah 50 KKS baru (50 blok baru)/tahun dengan total >> komitmen investasi US$... Akbatnya Ditjen Migas melakukan kejar >> tayang/kejar target. Lahan yang ditawarkan seadanya asal ada yang mau gak >> perduli peminatnya itu berkualit
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Thx Bung Hotma, Kita tengok jaman UU Migas lama sebagai ilustrasi, jaman dulu sudah dipilah kontraktor yg kelasnya non-PSC maka dibuat kontrak TAC sehingga problem komitmen di PSC rendah tapi di TAC tinggi. Ada lebih dari 40 kontrak TAC tetapi yang beroperasi bisa dihitung tak lebih dari jari satu tangan, lainnya bermasalah. Dalam UU Migas 22/2001, TAC tak diperbolehkan lagi setelah expired (diterminasi) karena ada kontrak dalam. Akibatnya pemain TAC pindah menjadi pemain PSC maka pelaksanaan komitmen PSC menjadi masalah. Jadi kalau kontraktor kelas TAC dikasih lahan di Pembuang Basin atau remote area di KTI/deep water hampir bisa dipastikan macet, blok Bangkanai yg dioperasikan sekelas Elnusa saja macet. Contoh ekstrim Blackgold (reputasinya juga tak istimewa) punyak kontrak PSC 16 blok di deepwater, kalau komitmen bor masing2 blok ada 2 sumur wildcat, berarti total komitmen Black Gold sebanyak 32 sumur, kalau biaya 1 sumur Deepwater US$ 130 juta. Maka investasi sumur utk Black Gold adalah 32 x US$ 130 juta= .. Gak yakin Black Gold mau melakukan ini, paling banter yg dilakukan Black Gold adalah melaksanakan komitmen seismik, setelah ada data seismik baru jualan lahan mengundang farminee di ke 32 block tsb dengan mengeruk keuntungan dari farmout. Untuk ini perlu waktu akibatnya realisasi komitmen pemboran menjadi problem. Sebaiknya Ditjen Migas dalam mendesain blok baru harus jelas segmen market yang dituju. Gak akan jalan kalau kontraktor kelas TAC lalu minati block di laut Arafura misalnya lalu diakomodasi, dijamin akan macet kontrak PSCnya. Ini mirip kalau kita berharap Timnas PSSI bisa masuk semi final pila asia sangat sulit karena saat ini Timnas PSSI baru kelas ASEAN. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: hotma Sijabat Sender: Date: Sun, 24 Mar 2013 19:29:57 To: Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas Pak Lutfi, Apa yg anda katakan ada benarnya. Kesulitan teman2 di Ditjen Migas adalah menemukan calon kontraktor yg benar2 kuat secara teknis dan finansial dan juga kualitas blok yg ditawarkan, secara sederhana hal itu memang bisa diterima. Tetapi secara praktikal tidak. Fakta membuktikan, jika kita mengklasifikasikan calon kontraktor yg kuat secara finansial dan teknis, maka secara tidak langsung mengarah kpd Kontraktor2 besar yg sdh berkecimpung lama di industri migas. Kenyataannya Kontraktor2 besar cenderung pasif dlm mencari blok baru, bahkan msh banyak prospek yg tidak dikerjakan di existing area. Kita perlu melihat bahwa kenyataannya sdh sngat sedikit tersedia wilayah yg secara geologi bagus. Diperlukan semangat eksplorasi yg tinggi untuk membuka wilayah2 yg dlu tidak diperhitungkan, contoh Pambuang Basin di Kalteng dan Cekungan di Kalbar. Ironisnya sebagian besar adalah perushaan kecil yg apabila dgn pengklasifikasian yg kuat maka tdk tergolong kpd perusahaan kuat finansial dan teknis, tapi sepertinya Ditjen Migas mengapresiasi keinginan itu, setidaknya daripada wilayah itu tdk dikerjakan, sebab lelah juga menunggu perusahaan besar yg tak kunjung bergerak. Besar harapan agar rekan2 di perusahaan besar mau mempromosikan di hadapan manajemennya utk mau turut serta mengerjakan blok2 baru, agar yg mengerjakan blok migas adalah benar2 yg kuat teknis dan finansial. Salam, Hotma Sijabat. On Mar 24, 2013 7:06 PM, wrote: > ** > > Sebetulnya masalah tidak terlaksananya komitmen eksplorasi adalah kualitas > kontraktor ditambah kualitas lahan yang ditawarkan/ditenderkan. > Target KPI Ditjen Migas KESDM terkait dengan lahan adalah jumlah kontrak > KKS yang diteken adalah 50 KKS baru (50 blok baru)/tahun dengan total > komitmen investasi US$... Akbatnya Ditjen Migas melakukan kejar > tayang/kejar target. Lahan yang ditawarkan seadanya asal ada yang mau gak > perduli peminatnya itu berkualitas atau tidak. Begitu sejumlah kontrak > diteken dalam setahun KESDM mengumumkan keberhasilan ini dalam pengadaan > lahan (say 50 contracts) dengan komitmen US$ 1,... Milyar. Ini adalah > keberhasilan semu, kalau ditanya ke Ditjen Migas bagaimana prestasi dari > realisasi komitmen kontrak? Jawaban Ditjen Migas itu urusan BPMIGAS (dulu > namanya BPMIGAS) karena kalau sudah jadi kontrak pengawasannya di BPMIGAS. > Lha BPMIGAS tak bisa berbuat banyak menghadapi Kontraktor (PSC) yang tidak > perform karena kontraktornya tidak berkualitas baik teknis maupun > finansial. Inilah akar permasalah tak terealisasinya komitmen kontrak PSC. > Ya lucu juga Ditjen Migas hanya mikirin KPInya secara partial tidak > terintegrasi dengan BPMIGAS. > Kedepan KPI Ditjen Migas terkait pengadaan lahan harus terintegrasi dengan > KPI SKK Migas. Kualitas kontraktor baik teknis maupun finansial kudu jadi > kriteria utama, dan kualitas lahan yang ditawarkan harus diimprove > kualitasnya. > > > Lam Salam, > Sent from my BlackBerry® &
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Pak Lutfi, Apa yg anda katakan ada benarnya. Kesulitan teman2 di Ditjen Migas adalah menemukan calon kontraktor yg benar2 kuat secara teknis dan finansial dan juga kualitas blok yg ditawarkan, secara sederhana hal itu memang bisa diterima. Tetapi secara praktikal tidak. Fakta membuktikan, jika kita mengklasifikasikan calon kontraktor yg kuat secara finansial dan teknis, maka secara tidak langsung mengarah kpd Kontraktor2 besar yg sdh berkecimpung lama di industri migas. Kenyataannya Kontraktor2 besar cenderung pasif dlm mencari blok baru, bahkan msh banyak prospek yg tidak dikerjakan di existing area. Kita perlu melihat bahwa kenyataannya sdh sngat sedikit tersedia wilayah yg secara geologi bagus. Diperlukan semangat eksplorasi yg tinggi untuk membuka wilayah2 yg dlu tidak diperhitungkan, contoh Pambuang Basin di Kalteng dan Cekungan di Kalbar. Ironisnya sebagian besar adalah perushaan kecil yg apabila dgn pengklasifikasian yg kuat maka tdk tergolong kpd perusahaan kuat finansial dan teknis, tapi sepertinya Ditjen Migas mengapresiasi keinginan itu, setidaknya daripada wilayah itu tdk dikerjakan, sebab lelah juga menunggu perusahaan besar yg tak kunjung bergerak. Besar harapan agar rekan2 di perusahaan besar mau mempromosikan di hadapan manajemennya utk mau turut serta mengerjakan blok2 baru, agar yg mengerjakan blok migas adalah benar2 yg kuat teknis dan finansial. Salam, Hotma Sijabat. On Mar 24, 2013 7:06 PM, wrote: > ** > > Sebetulnya masalah tidak terlaksananya komitmen eksplorasi adalah kualitas > kontraktor ditambah kualitas lahan yang ditawarkan/ditenderkan. > Target KPI Ditjen Migas KESDM terkait dengan lahan adalah jumlah kontrak > KKS yang diteken adalah 50 KKS baru (50 blok baru)/tahun dengan total > komitmen investasi US$... Akbatnya Ditjen Migas melakukan kejar > tayang/kejar target. Lahan yang ditawarkan seadanya asal ada yang mau gak > perduli peminatnya itu berkualitas atau tidak. Begitu sejumlah kontrak > diteken dalam setahun KESDM mengumumkan keberhasilan ini dalam pengadaan > lahan (say 50 contracts) dengan komitmen US$ 1,... Milyar. Ini adalah > keberhasilan semu, kalau ditanya ke Ditjen Migas bagaimana prestasi dari > realisasi komitmen kontrak? Jawaban Ditjen Migas itu urusan BPMIGAS (dulu > namanya BPMIGAS) karena kalau sudah jadi kontrak pengawasannya di BPMIGAS. > Lha BPMIGAS tak bisa berbuat banyak menghadapi Kontraktor (PSC) yang tidak > perform karena kontraktornya tidak berkualitas baik teknis maupun > finansial. Inilah akar permasalah tak terealisasinya komitmen kontrak PSC. > Ya lucu juga Ditjen Migas hanya mikirin KPInya secara partial tidak > terintegrasi dengan BPMIGAS. > Kedepan KPI Ditjen Migas terkait pengadaan lahan harus terintegrasi dengan > KPI SKK Migas. Kualitas kontraktor baik teknis maupun finansial kudu jadi > kriteria utama, dan kualitas lahan yang ditawarkan harus diimprove > kualitasnya. > > > Lam Salam, > Sent from my BlackBerry® > powered by Sinyal Kuat INDOSAT > -- > *From: * Dandy Hidayat > *Sender: * > *Date: *Sun, 24 Mar 2013 19:17:57 +0800 > *To: * > *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id > *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas > > Dengan Hormat > > Selain fator - faktor yang telah dikemukakan diatas .., Menurut saya > pribadi tingginya biaya operasi , Minimnya Dukungan Infrastruktur dan sudah > pasti minimnya ketersediaan data awal merupakan 3 faktor utama yang juga > perlu diperhatikan dengan seksama. > > Perlu ada rangsangan dari pemerintah seperti > > 1. Perbaikan Infrastrktur Contoh Bandara Udara dan Rumah Sakit (Ada satu > perusahaan yang sampai sekarang belum ada aktifitas karena bandara udaranya > sering disebrangi Sapi dan tidak ada Heliped) > 2, Pelaksanaan Joint Exploration Body (JEB) antara Oil company yang > berdekatan seperti penggunaan Rig / Kapal dan operasi seismic di bawah > SK-MIGAS > 3. Dukungan pemerintah Daerah seperti masalah perijinan , Pembebasan lahan > dan sebagainya .. (Pengalaman dulu waktu jumpa gubernur atau bupati , saat > ada rapat kerja di Jakarta atau Kantor pusat di Luar negeri reaksinya > cepat .. kadang (maaf) .. Minta sekalian Istri-nya ikut ... tapi begitu ada > masalah ganti rugi lahan dan sebagainya .. minta-nya kita semua selesaikan > sendiri tanpa mereka .. > 4. SK-MIGAS memberikan arahan kepada Bupati / Walikota dan Gubernur agar > jangan sampai mereka mengerti peran dan kewenangan mereka selaku pemimpin > wilayah > 5. Normalisasi Harga Tiket and Hotel (pengalaman Pribadi) kalau bisa yang > masuk akal dikit khusus hotel lah .. masa Motel/ Wisma minta bayaran sama > seperti bintang 3 ... > > Salam > > Dandy > > 2013/3/24 hotma Sijabat > >> Pak Rovicky, >> Ada 4 hal hasil pilah dan pilih yang Bapak kemukakan, jika Pak Rovicky >&g
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Sebetulnya masalah tidak terlaksananya komitmen eksplorasi adalah kualitas kontraktor ditambah kualitas lahan yang ditawarkan/ditenderkan. Target KPI Ditjen Migas KESDM terkait dengan lahan adalah jumlah kontrak KKS yang diteken adalah 50 KKS baru (50 blok baru)/tahun dengan total komitmen investasi US$... Akbatnya Ditjen Migas melakukan kejar tayang/kejar target. Lahan yang ditawarkan seadanya asal ada yang mau gak perduli peminatnya itu berkualitas atau tidak. Begitu sejumlah kontrak diteken dalam setahun KESDM mengumumkan keberhasilan ini dalam pengadaan lahan (say 50 contracts) dengan komitmen US$ 1,... Milyar. Ini adalah keberhasilan semu, kalau ditanya ke Ditjen Migas bagaimana prestasi dari realisasi komitmen kontrak? Jawaban Ditjen Migas itu urusan BPMIGAS (dulu namanya BPMIGAS) karena kalau sudah jadi kontrak pengawasannya di BPMIGAS. Lha BPMIGAS tak bisa berbuat banyak menghadapi Kontraktor (PSC) yang tidak perform karena kontraktornya tidak berkualitas baik teknis maupun finansial. Inilah akar permasalah tak terealisasinya komitmen kontrak PSC. Ya lucu juga Ditjen Migas hanya mikirin KPInya secara partial tidak terintegrasi dengan BPMIGAS. Kedepan KPI Ditjen Migas terkait pengadaan lahan harus terintegrasi dengan KPI SKK Migas. Kualitas kontraktor baik teknis maupun finansial kudu jadi kriteria utama, dan kualitas lahan yang ditawarkan harus diimprove kualitasnya. Lam Salam, Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Dandy Hidayat Sender: Date: Sun, 24 Mar 2013 19:17:57 To: Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas Dengan Hormat Selain fator - faktor yang telah dikemukakan diatas .., Menurut saya pribadi tingginya biaya operasi , Minimnya Dukungan Infrastruktur dan sudah pasti minimnya ketersediaan data awal merupakan 3 faktor utama yang juga perlu diperhatikan dengan seksama. Perlu ada rangsangan dari pemerintah seperti 1. Perbaikan Infrastrktur Contoh Bandara Udara dan Rumah Sakit (Ada satu perusahaan yang sampai sekarang belum ada aktifitas karena bandara udaranya sering disebrangi Sapi dan tidak ada Heliped) 2, Pelaksanaan Joint Exploration Body (JEB) antara Oil company yang berdekatan seperti penggunaan Rig / Kapal dan operasi seismic di bawah SK-MIGAS 3. Dukungan pemerintah Daerah seperti masalah perijinan , Pembebasan lahan dan sebagainya .. (Pengalaman dulu waktu jumpa gubernur atau bupati , saat ada rapat kerja di Jakarta atau Kantor pusat di Luar negeri reaksinya cepat .. kadang (maaf) .. Minta sekalian Istri-nya ikut ... tapi begitu ada masalah ganti rugi lahan dan sebagainya .. minta-nya kita semua selesaikan sendiri tanpa mereka .. 4. SK-MIGAS memberikan arahan kepada Bupati / Walikota dan Gubernur agar jangan sampai mereka mengerti peran dan kewenangan mereka selaku pemimpin wilayah 5. Normalisasi Harga Tiket and Hotel (pengalaman Pribadi) kalau bisa yang masuk akal dikit khusus hotel lah .. masa Motel/ Wisma minta bayaran sama seperti bintang 3 ... Salam Dandy 2013/3/24 hotma Sijabat > Pak Rovicky, > Ada 4 hal hasil pilah dan pilih yang Bapak kemukakan, jika Pak Rovicky > sebagai Pemerintah (ESDM), kira2 langkah2 apa yg Pak Rovicky ambil untuk > mengatasinya terkait 4 hal tersebut? > > Salam, > Hotma Sijabat. > On Mar 24, 2013 1:08 PM, "Rovicky Dwi Putrohari" > wrote: > >> 2013/3/24 kartiko samodro >> >>> yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum >>> komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap ada >>> proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan >>> company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik. >>> >> Sepakat Mas Kartiko, barangkali Dirjen Migas ESDM tidak menemukan >> penawaran lebih bagus. Apakah memang blok harus diberikan (terjual) ke >> perusahaan yg menawar (seberapapun tawarannya) ?. Sependek pengetahuan >> saya, untuk kali inipun tidak semua yg menawar disetujui oleh Migas (dari >> laporan Pak Dirjen ketika mengumumkannya kemarin). Ada yg penawarannya >> dibawah target sehingga blok ini juga tidak distujui (diterima) tawarannya. >> >> Sebelum berbicara realisasinya nanti seperti yg ditulis bu Nuning, >> Sedikitnya komitmen pasti dalam 14 Blok penawaran langsung ini menurut saya >> menunjukkan lemahnya posisi pemerintah (ESDM) dalam menawarkan blok. Nah, >> apa penyebabnya ? Mungkin dapat kita pilah dan kita pilih mana yang harus >> diprioritaskan supaya penemuan migas lebih cepat. >> - Apakah memang bloknya tidak bagus ? >> - Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi >> daerahnya sulit ? >> - Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ? >> - Apakah ada faktor lain non tehnis ? >> - ... >> >
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
ional dan MNC tapi yg di pahami risknya blom >>>> managable, kenapa TEPI ngotot perpanjangan krn managable risknya memang >>>> ZERO artinya tidak ada resiko bukannya begitu den bagus!!! >>>> >>>> Saya setuju dg Hess untuk bayar signature bonus 40jt USD krn kalo >>>> melihat seismic Andalan predrill sangat SEXY tebal dan gede dg assumsi >>>> Jurassic sand dg porositas tapi faktanya mungkin tidak begitu shg cuman oil >>>> stain aja katanya. >>>> >>>> Yg namanya perusahaan Nasional ya harus tetap di dukung dong cak Noor >>>> ojo di wk wk wk hiks hiks >>>> >>>> Selamat week end >>>> Avi >>>> Peace on Earth >>>> Powered by Telkomsel BlackBerry® >>>> -- >>>> *From: *Rovicky Dwi Putrohari >>>> *Sender: * >>>> *Date: *Sun, 24 Mar 2013 07:54:07 +0700 >>>> *To: *IAGI >>>> *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id >>>> *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas >>>> >>>> 2013/3/24 noor syarifuddin >>>> >>>>> Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini >>>>> salah satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka "nasionalisme"... >>>>> Salam >>>>> >>>> >>>> Nuwun sewu Mas Noor, >>>> Kok "nasionalisme" menjadi penyebabnya ? Apakah kalau tidak ada >>>> "nasionalisme" menjadikan lebih bagus ? >>>> Blok yg dioperasikan investor "negara sahabat"pun (Salamander, Inpex, >>>> Mubadalla, Premier) juga tidak mengajukan pengeboran sumur komitment pasti. >>>> >>>> Salam >>>> RDP >>>> >>>> >>>>> >>>>> On Saturday, March 23, 2013, yustinus yuwono wrote: >>>>> >>>>>> RDP yth, >>>>>> Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa >>>>>> yang akan diharapkan? >>>>>> Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?, kok >>>>>> kayanya mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada >>>>>> ketahuan >>>>>> cuci uang, lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, uangnya jadi >>>>>> bersih? Mudah2 an ini hanya dugaan orang di warung kopi. >>>>>> Salam, >>>>>> YSY >>>>>> >>>>>> 2013/3/23 Rovicky Dwi Putrohari >>>>>> >>>>>>> Pada tanggal 21-Maret beberapa hari lalu, ESDM mengumumkan pemenang >>>>>>> lelang penawaran langsung tahap II-2013. Ada 14 blok baru yg >>>>>>> dimenangkan. >>>>>>> Namun ada hal yg memprihatinkan bahwa hanya 5 sumur pengeboran yang >>>>>>> masuk >>>>>>> dalam komitmen pasti (3 tahun pertama). Padahal daerah eksplorasi >>>>>>> blok-blok ini ada di Indonesia Barat yg relatif sudah terbukti petroleum >>>>>>> sistemnya, berada diantara lapangan-lapangan yg sudah terbukti, >>>>>>> diketemukan, discovery. >>>>>>> Terlebih blok-blok ini berada didaerah yang sebelumnya sudah >>>>>>> dilakukan Joint Study, jadi sebenernya waktu pengerjaannya sudah >>>>>>> dilakukan >>>>>>> sebelumnya. >>>>>>> Jadi konsekuensi yg harus dimengerti adalah semakin mundurnya >>>>>>> penemuan lapangan-lapangan migas baru. Harus disadari dan harus disikapi >>>>>>> dengan bila membuat perencanaan bahwa penemuan migas di Indonesia akan >>>>>>> memakan waktu lebih lama dari yang sebelumnya. >>>>>>> >>>>>>> Nah, apa langkah yg dapat dipakai untuk "mempercepat" penemuan >>>>>>> lapangan baru ? >>>>>>> >>>>>>> Salam >>>>>>> >>>>>>> Rovicky >>>>>>> >>>>>>> >>>>>>> -- >>>>>>> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will >>>>>>> make it real."* >>>>>>> >>>>>> >>>>>> >>>> >>>> >>>> -- >>>> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make >>>> it real."* >>>> >>> >> >> >> -- >> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it >> real."* >> >
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Pak Rovicky, Ada 4 hal hasil pilah dan pilih yang Bapak kemukakan, jika Pak Rovicky sebagai Pemerintah (ESDM), kira2 langkah2 apa yg Pak Rovicky ambil untuk mengatasinya terkait 4 hal tersebut? Salam, Hotma Sijabat. On Mar 24, 2013 1:08 PM, "Rovicky Dwi Putrohari" wrote: > 2013/3/24 kartiko samodro > >> yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum >> komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap ada >> proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan >> company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik. >> > Sepakat Mas Kartiko, barangkali Dirjen Migas ESDM tidak menemukan > penawaran lebih bagus. Apakah memang blok harus diberikan (terjual) ke > perusahaan yg menawar (seberapapun tawarannya) ?. Sependek pengetahuan > saya, untuk kali inipun tidak semua yg menawar disetujui oleh Migas (dari > laporan Pak Dirjen ketika mengumumkannya kemarin). Ada yg penawarannya > dibawah target sehingga blok ini juga tidak distujui (diterima) tawarannya. > > Sebelum berbicara realisasinya nanti seperti yg ditulis bu Nuning, > Sedikitnya komitmen pasti dalam 14 Blok penawaran langsung ini menurut saya > menunjukkan lemahnya posisi pemerintah (ESDM) dalam menawarkan blok. Nah, > apa penyebabnya ? Mungkin dapat kita pilah dan kita pilih mana yang harus > diprioritaskan supaya penemuan migas lebih cepat. > - Apakah memang bloknya tidak bagus ? > - Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi > daerahnya sulit ? > - Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ? > - Apakah ada faktor lain non tehnis ? > - ... > > Kalau kita dapat memilah dengan benar saya kira pemerintah dapat > memprioritaskan langkah apa yang harus diambil oleh pemerintah dalam > menawarkan blok eksplorasi ini. Sehingga dapat meningkatkan posisi tawar > pemerintah. > Mudah-mudahan team percepatan penemuan migas yang sudah dibentuk ESDM, > mampu meningkatkan posisi tawar dan berhasil menemukan migas. > > RDP > > >> On Mar 24, 2013 8:27 AM, wrote: >> >>> ** >>> Mungkin ini menunjukkan tingkat kematangan Basin yg sudah tinggi shg >>> high risk but manageble dan high reward makin berkurang >>> >>> Semua ini saya kira karena keterbukaan data menjadi masalah di Negara >>> ini, katakan kita bicara Jurassic Sand, bagaimana penyebaran dan >>> kwalitasnya, apakah kita mengerti spt kita mengerti Mid Mio Sands di Delta >>> Mahakam? Saya kira tidak >>> >>> Bagaimana mencoba mengurai struktur yg overprinting di East Indonesia >>> apa betul sudah ada solusi yg katakan 80% solution dan banyak masalah >>> tektonik yg lain yg perlu dipecahkan dalam mendorong kesuburan investasi >>> explorasi di Indonesia dan Ind Timur pada umumnya >>> >>> Nah kalao status kepahaman thd stratigrafi di Frontier area masih kaya >>> sekarang susah investor masuk? Mungkin saatnya pemerintah mengeluarkan >>> modal untuk membantu mengAddress masalah ini >>> >>> Saya kira bukan masalah nasional dan MNC tapi yg di pahami risknya blom >>> managable, kenapa TEPI ngotot perpanjangan krn managable risknya memang >>> ZERO artinya tidak ada resiko bukannya begitu den bagus!!! >>> >>> Saya setuju dg Hess untuk bayar signature bonus 40jt USD krn kalo >>> melihat seismic Andalan predrill sangat SEXY tebal dan gede dg assumsi >>> Jurassic sand dg porositas tapi faktanya mungkin tidak begitu shg cuman oil >>> stain aja katanya. >>> >>> Yg namanya perusahaan Nasional ya harus tetap di dukung dong cak Noor >>> ojo di wk wk wk hiks hiks >>> >>> Selamat week end >>> Avi >>> Peace on Earth >>> Powered by Telkomsel BlackBerry® >>> -- >>> *From: * Rovicky Dwi Putrohari >>> *Sender: * >>> *Date: *Sun, 24 Mar 2013 07:54:07 +0700 >>> *To: *IAGI >>> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id >>> *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas >>> >>> 2013/3/24 noor syarifuddin >>> >>>> Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini >>>> salah satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka "nasionalisme"... >>>> Salam >>>> >>> >>> Nuwun sewu Mas Noor, >>> Kok "nasionalisme" menjadi penyebabnya ? Apakah kalau tidak ada >>> "nasionalisme" menjadikan lebih bagus ? >>> Blok yg dioperasikan investor "negara sahabat"pun (Salamander, Inpex, >>> Mubadalla, Premier) juga tidak mengajuk
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
2013/3/24 kartiko samodro > yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum > komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap ada > proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan > company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik. > Sepakat Mas Kartiko, barangkali Dirjen Migas ESDM tidak menemukan penawaran lebih bagus. Apakah memang blok harus diberikan (terjual) ke perusahaan yg menawar (seberapapun tawarannya) ?. Sependek pengetahuan saya, untuk kali inipun tidak semua yg menawar disetujui oleh Migas (dari laporan Pak Dirjen ketika mengumumkannya kemarin). Ada yg penawarannya dibawah target sehingga blok ini juga tidak distujui (diterima) tawarannya. Sebelum berbicara realisasinya nanti seperti yg ditulis bu Nuning, Sedikitnya komitmen pasti dalam 14 Blok penawaran langsung ini menurut saya menunjukkan lemahnya posisi pemerintah (ESDM) dalam menawarkan blok. Nah, apa penyebabnya ? Mungkin dapat kita pilah dan kita pilih mana yang harus diprioritaskan supaya penemuan migas lebih cepat. - Apakah memang bloknya tidak bagus ? - Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi daerahnya sulit ? - Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ? - Apakah ada faktor lain non tehnis ? - ... Kalau kita dapat memilah dengan benar saya kira pemerintah dapat memprioritaskan langkah apa yang harus diambil oleh pemerintah dalam menawarkan blok eksplorasi ini. Sehingga dapat meningkatkan posisi tawar pemerintah. Mudah-mudahan team percepatan penemuan migas yang sudah dibentuk ESDM, mampu meningkatkan posisi tawar dan berhasil menemukan migas. RDP > On Mar 24, 2013 8:27 AM, wrote: > >> ** >> Mungkin ini menunjukkan tingkat kematangan Basin yg sudah tinggi shg high >> risk but manageble dan high reward makin berkurang >> >> Semua ini saya kira karena keterbukaan data menjadi masalah di Negara >> ini, katakan kita bicara Jurassic Sand, bagaimana penyebaran dan >> kwalitasnya, apakah kita mengerti spt kita mengerti Mid Mio Sands di Delta >> Mahakam? Saya kira tidak >> >> Bagaimana mencoba mengurai struktur yg overprinting di East Indonesia apa >> betul sudah ada solusi yg katakan 80% solution dan banyak masalah tektonik >> yg lain yg perlu dipecahkan dalam mendorong kesuburan investasi explorasi >> di Indonesia dan Ind Timur pada umumnya >> >> Nah kalao status kepahaman thd stratigrafi di Frontier area masih kaya >> sekarang susah investor masuk? Mungkin saatnya pemerintah mengeluarkan >> modal untuk membantu mengAddress masalah ini >> >> Saya kira bukan masalah nasional dan MNC tapi yg di pahami risknya blom >> managable, kenapa TEPI ngotot perpanjangan krn managable risknya memang >> ZERO artinya tidak ada resiko bukannya begitu den bagus!!! >> >> Saya setuju dg Hess untuk bayar signature bonus 40jt USD krn kalo melihat >> seismic Andalan predrill sangat SEXY tebal dan gede dg assumsi Jurassic >> sand dg porositas tapi faktanya mungkin tidak begitu shg cuman oil stain >> aja katanya. >> >> Yg namanya perusahaan Nasional ya harus tetap di dukung dong cak Noor ojo >> di wk wk wk hiks hiks >> >> Selamat week end >> Avi >> Peace on Earth >> Powered by Telkomsel BlackBerry® >> -- >> *From: * Rovicky Dwi Putrohari >> *Sender: * >> *Date: *Sun, 24 Mar 2013 07:54:07 +0700 >> *To: *IAGI >> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id >> *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas >> >> 2013/3/24 noor syarifuddin >> >>> Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini >>> salah satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka "nasionalisme"... >>> Salam >>> >> >> Nuwun sewu Mas Noor, >> Kok "nasionalisme" menjadi penyebabnya ? Apakah kalau tidak ada >> "nasionalisme" menjadikan lebih bagus ? >> Blok yg dioperasikan investor "negara sahabat"pun (Salamander, Inpex, >> Mubadalla, Premier) juga tidak mengajukan pengeboran sumur komitment pasti. >> >> Salam >> RDP >> >> >>> >>> On Saturday, March 23, 2013, yustinus yuwono wrote: >>> >>>> RDP yth, >>>> Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa yang >>>> akan diharapkan? >>>> Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?, kok >>>> kayanya mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada ketahuan >>>> cuci uang, lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, uangnya jadi >>>> bersih? Mudah2 an ini hanya dugaan orang di warung kopi. >>>&g
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap ada proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik. On Mar 24, 2013 8:27 AM, wrote: > ** > Mungkin ini menunjukkan tingkat kematangan Basin yg sudah tinggi shg high > risk but manageble dan high reward makin berkurang > > Semua ini saya kira karena keterbukaan data menjadi masalah di Negara ini, > katakan kita bicara Jurassic Sand, bagaimana penyebaran dan kwalitasnya, > apakah kita mengerti spt kita mengerti Mid Mio Sands di Delta Mahakam? Saya > kira tidak > > Bagaimana mencoba mengurai struktur yg overprinting di East Indonesia apa > betul sudah ada solusi yg katakan 80% solution dan banyak masalah tektonik > yg lain yg perlu dipecahkan dalam mendorong kesuburan investasi explorasi > di Indonesia dan Ind Timur pada umumnya > > Nah kalao status kepahaman thd stratigrafi di Frontier area masih kaya > sekarang susah investor masuk? Mungkin saatnya pemerintah mengeluarkan > modal untuk membantu mengAddress masalah ini > > Saya kira bukan masalah nasional dan MNC tapi yg di pahami risknya blom > managable, kenapa TEPI ngotot perpanjangan krn managable risknya memang > ZERO artinya tidak ada resiko bukannya begitu den bagus!!! > > Saya setuju dg Hess untuk bayar signature bonus 40jt USD krn kalo melihat > seismic Andalan predrill sangat SEXY tebal dan gede dg assumsi Jurassic > sand dg porositas tapi faktanya mungkin tidak begitu shg cuman oil stain > aja katanya. > > Yg namanya perusahaan Nasional ya harus tetap di dukung dong cak Noor ojo > di wk wk wk hiks hiks > > Selamat week end > Avi > Peace on Earth > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -- > *From: * Rovicky Dwi Putrohari > *Sender: * > *Date: *Sun, 24 Mar 2013 07:54:07 +0700 > *To: *IAGI > *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id > *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas > > 2013/3/24 noor syarifuddin > >> Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini salah >> satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka "nasionalisme"... >> Salam >> > > Nuwun sewu Mas Noor, > Kok "nasionalisme" menjadi penyebabnya ? Apakah kalau tidak ada > "nasionalisme" menjadikan lebih bagus ? > Blok yg dioperasikan investor "negara sahabat"pun (Salamander, Inpex, > Mubadalla, Premier) juga tidak mengajukan pengeboran sumur komitment pasti. > > Salam > RDP > > >> >> On Saturday, March 23, 2013, yustinus yuwono wrote: >> >>> RDP yth, >>> Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa yang >>> akan diharapkan? >>> Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?, kok >>> kayanya mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada ketahuan >>> cuci uang, lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, uangnya jadi >>> bersih? Mudah2 an ini hanya dugaan orang di warung kopi. >>> Salam, >>> YSY >>> >>> 2013/3/23 Rovicky Dwi Putrohari >>> >>>> Pada tanggal 21-Maret beberapa hari lalu, ESDM mengumumkan pemenang >>>> lelang penawaran langsung tahap II-2013. Ada 14 blok baru yg dimenangkan. >>>> Namun ada hal yg memprihatinkan bahwa hanya 5 sumur pengeboran yang masuk >>>> dalam komitmen pasti (3 tahun pertama). Padahal daerah eksplorasi >>>> blok-blok ini ada di Indonesia Barat yg relatif sudah terbukti petroleum >>>> sistemnya, berada diantara lapangan-lapangan yg sudah terbukti, >>>> diketemukan, discovery. >>>> Terlebih blok-blok ini berada didaerah yang sebelumnya sudah dilakukan >>>> Joint Study, jadi sebenernya waktu pengerjaannya sudah dilakukan >>>> sebelumnya. >>>> Jadi konsekuensi yg harus dimengerti adalah semakin mundurnya penemuan >>>> lapangan-lapangan migas baru. Harus disadari dan harus disikapi dengan bila >>>> membuat perencanaan bahwa penemuan migas di Indonesia akan memakan waktu >>>> lebih lama dari yang sebelumnya. >>>> >>>> Nah, apa langkah yg dapat dipakai untuk "mempercepat" penemuan lapangan >>>> baru ? >>>> >>>> Salam >>>> >>>> Rovicky >>>> >>>> >>>> -- >>>> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make >>>> it real."* >>>> >>> >>> > > > -- > *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it > real."* >
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Dear temens, Secara fakta, yg menjadi alasan tidak terlaksananya Komitmen Pasti selama tahun2 terakhir ini, adalah urusan Peizinan, tumpang tindih lahan dan urusan surface lainnya. Ini mencapai angka 33% alias yg tertinggi. Masalah kedua yg menjadi sebab tidak terlaksananya pekerjaan (pengeboran, survey sesimik) dalam Komitmen Pasti dan Komitmen Kerja adalah urusan internal di KKKS, angkanya 24%, yaitu kendala finansial, kendala gonta ganti operatorship, kendala internal lainnya. Yg urusan subsurface (karena perlu studi dulu atau perlu survey seismik detil, dll) itu hanya 10 % saja. Kami punya data masalah perizinan dsbnya di berbagai wilayah (yg terbanyak di Indonesia barat yg petroleum system-nya sudah oke !). Itu adalah fakta atau keadaan yg sebenarnya kita alami. Ini bukan karena nasional atau bukan nasional. Fakta lainnya adalah... memang perusahaan "nasional" itu yg mengalami kendala nomer dua terbanyak (yg urusan finansial/internal KKKS), walau kemudian yg nasional tersebut (sekali lagi ini fakta) di tahun2 berikutnya ternyata tidak menjadi perusahaan nasional lagi (sudah farm out sebagian atau seluruhnya). Jadi "bingung" juga kami mengkategorikan KKKS tsb nasional atau bukan. Yah, gak papa juga sih soal nasional atau tidak nasional. Ini hanya sekedar fakta saja. Kami punya setumpuk data KKKS "nasional" yang kinerjanya buruk. Soal urusan surface seperti perizinan seperti izin2 dgn Pemda, dengan Kehutanan, tumpang tindih lahan dgn perkebunan, dgn kehutanan, dll., adalah kendala terbesar. Ini susah dicari jalan keluarnya karena menyangkut hubungan dengan "kekuasaan" yg lain di luar SKK Migas / KKKS. Kayaknya bahkan Inpres No. 2 yg terbit tahun 2012 yg lalu, yg meminta semua fihak utk mementingkan produksi migas, enggak mempan juga. Kami sudah membentuk FOKWE (forum operator KKKS Wilayah Kerja eksplorasi) dan berusaha utk meningkatkan kerjasama dgn Pemda setempat, dgn kehutanan, dll. Mudah2an ini berhasil menurunkan angka tidak tercapainya pelaksanaan Komitmen KKKS. FOKWE juga sudah beberapa kali mengadaan Farm Out Forum, yg tujuannya membantu para KKKS yg membutuhkan sharing dana/resiko dalam melaksanakan operasinya. Soal sedikitnya Komitmen Pasti di dalam kontrak (KKS) yg baru ditandatangani memang menjadi keprihatinan kami (gimana mau melaksanakan eksplorasi secara "masif" klo segitu aja komitmen KKKS-nya). Sangat boleh jadi KKKS tsb mengajukan Komitmen dalam penawaran WK ke DitJen Migas memang sudah melihat bahwa wilayah tsb masih terkendala perizinan, dsbnya sehingga merasa masih membutuhkan waktu yg lebih lama utk mengebor. Ini dugaan saja. Silakan temen2 DitJen Migas yg lebih tau utk menjawabnya. Memang membutuhkan terobosan dalam mengatasi masalah perizinan dan tumpang tindih lahan ini. Ada ide ? Salam, Nuning Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: rakhmadi.avia...@gmail.com Sender: Date: Sun, 24 Mar 2013 01:27:37 To: Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas Mungkin ini menunjukkan tingkat kematangan Basin yg sudah tinggi shg high risk but manageble dan high reward makin berkurang Semua ini saya kira karena keterbukaan data menjadi masalah di Negara ini, katakan kita bicara Jurassic Sand, bagaimana penyebaran dan kwalitasnya, apakah kita mengerti spt kita mengerti Mid Mio Sands di Delta Mahakam? Saya kira tidak Bagaimana mencoba mengurai struktur yg overprinting di East Indonesia apa betul sudah ada solusi yg katakan 80% solution dan banyak masalah tektonik yg lain yg perlu dipecahkan dalam mendorong kesuburan investasi explorasi di Indonesia dan Ind Timur pada umumnya Nah kalao status kepahaman thd stratigrafi di Frontier area masih kaya sekarang susah investor masuk? Mungkin saatnya pemerintah mengeluarkan modal untuk membantu mengAddress masalah ini Saya kira bukan masalah nasional dan MNC tapi yg di pahami risknya blom managable, kenapa TEPI ngotot perpanjangan krn managable risknya memang ZERO artinya tidak ada resiko bukannya begitu den bagus!!! Saya setuju dg Hess untuk bayar signature bonus 40jt USD krn kalo melihat seismic Andalan predrill sangat SEXY tebal dan gede dg assumsi Jurassic sand dg porositas tapi faktanya mungkin tidak begitu shg cuman oil stain aja katanya. Yg namanya perusahaan Nasional ya harus tetap di dukung dong cak Noor ojo di wk wk wk hiks hiks Selamat week end Avi Peace on Earth Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Sender: Date: Sun, 24 Mar 2013 07:54:07 To: IAGI Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas 2013/3/24 noor syarifuddin > Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini salah > satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka "nasionalisme"... > Salam > Nuwun sewu Mas Noor, Kok "nasionalisme" menjadi pe
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Mungkin ini menunjukkan tingkat kematangan Basin yg sudah tinggi shg high risk but manageble dan high reward makin berkurang Semua ini saya kira karena keterbukaan data menjadi masalah di Negara ini, katakan kita bicara Jurassic Sand, bagaimana penyebaran dan kwalitasnya, apakah kita mengerti spt kita mengerti Mid Mio Sands di Delta Mahakam? Saya kira tidak Bagaimana mencoba mengurai struktur yg overprinting di East Indonesia apa betul sudah ada solusi yg katakan 80% solution dan banyak masalah tektonik yg lain yg perlu dipecahkan dalam mendorong kesuburan investasi explorasi di Indonesia dan Ind Timur pada umumnya Nah kalao status kepahaman thd stratigrafi di Frontier area masih kaya sekarang susah investor masuk? Mungkin saatnya pemerintah mengeluarkan modal untuk membantu mengAddress masalah ini Saya kira bukan masalah nasional dan MNC tapi yg di pahami risknya blom managable, kenapa TEPI ngotot perpanjangan krn managable risknya memang ZERO artinya tidak ada resiko bukannya begitu den bagus!!! Saya setuju dg Hess untuk bayar signature bonus 40jt USD krn kalo melihat seismic Andalan predrill sangat SEXY tebal dan gede dg assumsi Jurassic sand dg porositas tapi faktanya mungkin tidak begitu shg cuman oil stain aja katanya. Yg namanya perusahaan Nasional ya harus tetap di dukung dong cak Noor ojo di wk wk wk hiks hiks Selamat week end Avi Peace on Earth Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Sender: Date: Sun, 24 Mar 2013 07:54:07 To: IAGI Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas 2013/3/24 noor syarifuddin > Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini salah > satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka "nasionalisme"... > Salam > Nuwun sewu Mas Noor, Kok "nasionalisme" menjadi penyebabnya ? Apakah kalau tidak ada "nasionalisme" menjadikan lebih bagus ? Blok yg dioperasikan investor "negara sahabat"pun (Salamander, Inpex, Mubadalla, Premier) juga tidak mengajukan pengeboran sumur komitment pasti. Salam RDP > > On Saturday, March 23, 2013, yustinus yuwono wrote: > >> RDP yth, >> Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa yang >> akan diharapkan? >> Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?, kok >> kayanya mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada ketahuan >> cuci uang, lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, uangnya jadi >> bersih? Mudah2 an ini hanya dugaan orang di warung kopi. >> Salam, >> YSY >> >> 2013/3/23 Rovicky Dwi Putrohari >> >>> Pada tanggal 21-Maret beberapa hari lalu, ESDM mengumumkan pemenang >>> lelang penawaran langsung tahap II-2013. Ada 14 blok baru yg dimenangkan. >>> Namun ada hal yg memprihatinkan bahwa hanya 5 sumur pengeboran yang masuk >>> dalam komitmen pasti (3 tahun pertama). Padahal daerah eksplorasi >>> blok-blok ini ada di Indonesia Barat yg relatif sudah terbukti petroleum >>> sistemnya, berada diantara lapangan-lapangan yg sudah terbukti, >>> diketemukan, discovery. >>> Terlebih blok-blok ini berada didaerah yang sebelumnya sudah dilakukan >>> Joint Study, jadi sebenernya waktu pengerjaannya sudah dilakukan >>> sebelumnya. >>> Jadi konsekuensi yg harus dimengerti adalah semakin mundurnya penemuan >>> lapangan-lapangan migas baru. Harus disadari dan harus disikapi dengan bila >>> membuat perencanaan bahwa penemuan migas di Indonesia akan memakan waktu >>> lebih lama dari yang sebelumnya. >>> >>> Nah, apa langkah yg dapat dipakai untuk "mempercepat" penemuan lapangan >>> baru ? >>> >>> Salam >>> >>> Rovicky >>> >>> >>> -- >>> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it >>> real."* >>> >> >> -- *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it real."*
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Itu bukan nasionalisme penyebabnya. Tapi company commitment. Walaupun investor asing kalo ndak commit ya podo wae. Dan buanyak asing yg gak commit juga krn blm dapat duit dr publik Sent from my @smartmail -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Sender: Date: Sun, 24 Mar 2013 07:54:07 To: IAGI Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas 2013/3/24 noor syarifuddin > Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini salah > satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka "nasionalisme"... > Salam > Nuwun sewu Mas Noor, Kok "nasionalisme" menjadi penyebabnya ? Apakah kalau tidak ada "nasionalisme" menjadikan lebih bagus ? Blok yg dioperasikan investor "negara sahabat"pun (Salamander, Inpex, Mubadalla, Premier) juga tidak mengajukan pengeboran sumur komitment pasti. Salam RDP > > On Saturday, March 23, 2013, yustinus yuwono wrote: > >> RDP yth, >> Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa yang >> akan diharapkan? >> Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?, kok >> kayanya mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada ketahuan >> cuci uang, lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, uangnya jadi >> bersih? Mudah2 an ini hanya dugaan orang di warung kopi. >> Salam, >> YSY >> >> 2013/3/23 Rovicky Dwi Putrohari >> >>> Pada tanggal 21-Maret beberapa hari lalu, ESDM mengumumkan pemenang >>> lelang penawaran langsung tahap II-2013. Ada 14 blok baru yg dimenangkan. >>> Namun ada hal yg memprihatinkan bahwa hanya 5 sumur pengeboran yang masuk >>> dalam komitmen pasti (3 tahun pertama). Padahal daerah eksplorasi >>> blok-blok ini ada di Indonesia Barat yg relatif sudah terbukti petroleum >>> sistemnya, berada diantara lapangan-lapangan yg sudah terbukti, >>> diketemukan, discovery. >>> Terlebih blok-blok ini berada didaerah yang sebelumnya sudah dilakukan >>> Joint Study, jadi sebenernya waktu pengerjaannya sudah dilakukan >>> sebelumnya. >>> Jadi konsekuensi yg harus dimengerti adalah semakin mundurnya penemuan >>> lapangan-lapangan migas baru. Harus disadari dan harus disikapi dengan bila >>> membuat perencanaan bahwa penemuan migas di Indonesia akan memakan waktu >>> lebih lama dari yang sebelumnya. >>> >>> Nah, apa langkah yg dapat dipakai untuk "mempercepat" penemuan lapangan >>> baru ? >>> >>> Salam >>> >>> Rovicky >>> >>> >>> -- >>> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it >>> real."* >>> >> >> -- *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it real."*
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
2013/3/24 noor syarifuddin > Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini salah > satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka "nasionalisme"... > Salam > Nuwun sewu Mas Noor, Kok "nasionalisme" menjadi penyebabnya ? Apakah kalau tidak ada "nasionalisme" menjadikan lebih bagus ? Blok yg dioperasikan investor "negara sahabat"pun (Salamander, Inpex, Mubadalla, Premier) juga tidak mengajukan pengeboran sumur komitment pasti. Salam RDP > > On Saturday, March 23, 2013, yustinus yuwono wrote: > >> RDP yth, >> Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa yang >> akan diharapkan? >> Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?, kok >> kayanya mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada ketahuan >> cuci uang, lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, uangnya jadi >> bersih? Mudah2 an ini hanya dugaan orang di warung kopi. >> Salam, >> YSY >> >> 2013/3/23 Rovicky Dwi Putrohari >> >>> Pada tanggal 21-Maret beberapa hari lalu, ESDM mengumumkan pemenang >>> lelang penawaran langsung tahap II-2013. Ada 14 blok baru yg dimenangkan. >>> Namun ada hal yg memprihatinkan bahwa hanya 5 sumur pengeboran yang masuk >>> dalam komitmen pasti (3 tahun pertama). Padahal daerah eksplorasi >>> blok-blok ini ada di Indonesia Barat yg relatif sudah terbukti petroleum >>> sistemnya, berada diantara lapangan-lapangan yg sudah terbukti, >>> diketemukan, discovery. >>> Terlebih blok-blok ini berada didaerah yang sebelumnya sudah dilakukan >>> Joint Study, jadi sebenernya waktu pengerjaannya sudah dilakukan >>> sebelumnya. >>> Jadi konsekuensi yg harus dimengerti adalah semakin mundurnya penemuan >>> lapangan-lapangan migas baru. Harus disadari dan harus disikapi dengan bila >>> membuat perencanaan bahwa penemuan migas di Indonesia akan memakan waktu >>> lebih lama dari yang sebelumnya. >>> >>> Nah, apa langkah yg dapat dipakai untuk "mempercepat" penemuan lapangan >>> baru ? >>> >>> Salam >>> >>> Rovicky >>> >>> >>> -- >>> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it >>> real."* >>> >> >> -- *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it real."*
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini salah satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka "nasionalisme"... Salam On Saturday, March 23, 2013, yustinus yuwono wrote: > RDP yth, > Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa yang > akan diharapkan? > Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?, kok > kayanya mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada ketahuan > cuci uang, lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, uangnya jadi > bersih? Mudah2 an ini hanya dugaan orang di warung kopi. > Salam, > YSY > > 2013/3/23 Rovicky Dwi Putrohari 'cvml', 'rovi...@gmail.com');>> > >> Pada tanggal 21-Maret beberapa hari lalu, ESDM mengumumkan pemenang >> lelang penawaran langsung tahap II-2013. Ada 14 blok baru yg dimenangkan. >> Namun ada hal yg memprihatinkan bahwa hanya 5 sumur pengeboran yang masuk >> dalam komitmen pasti (3 tahun pertama). Padahal daerah eksplorasi >> blok-blok ini ada di Indonesia Barat yg relatif sudah terbukti petroleum >> sistemnya, berada diantara lapangan-lapangan yg sudah terbukti, >> diketemukan, discovery. >> Terlebih blok-blok ini berada didaerah yang sebelumnya sudah dilakukan >> Joint Study, jadi sebenernya waktu pengerjaannya sudah dilakukan >> sebelumnya. >> Jadi konsekuensi yg harus dimengerti adalah semakin mundurnya penemuan >> lapangan-lapangan migas baru. Harus disadari dan harus disikapi dengan bila >> membuat perencanaan bahwa penemuan migas di Indonesia akan memakan waktu >> lebih lama dari yang sebelumnya. >> >> Nah, apa langkah yg dapat dipakai untuk "mempercepat" penemuan lapangan >> baru ? >> >> Salam >> >> Rovicky >> >> >> -- >> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it >> real."* >> > >
Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
RDP yth, Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa yang akan diharapkan? Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?, kok kayanya mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada ketahuan cuci uang, lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, uangnya jadi bersih? Mudah2 an ini hanya dugaan orang di warung kopi. Salam, YSY 2013/3/23 Rovicky Dwi Putrohari > Pada tanggal 21-Maret beberapa hari lalu, ESDM mengumumkan pemenang lelang > penawaran langsung tahap II-2013. Ada 14 blok baru yg dimenangkan. Namun > ada hal yg memprihatinkan bahwa hanya 5 sumur pengeboran yang masuk dalam > komitmen pasti (3 tahun pertama). Padahal daerah eksplorasi blok-blok ini > ada di Indonesia Barat yg relatif sudah terbukti petroleum sistemnya, > berada diantara lapangan-lapangan yg sudah terbukti, diketemukan, discovery. > Terlebih blok-blok ini berada didaerah yang sebelumnya sudah dilakukan > Joint Study, jadi sebenernya waktu pengerjaannya sudah dilakukan > sebelumnya. > Jadi konsekuensi yg harus dimengerti adalah semakin mundurnya penemuan > lapangan-lapangan migas baru. Harus disadari dan harus disikapi dengan bila > membuat perencanaan bahwa penemuan migas di Indonesia akan memakan waktu > lebih lama dari yang sebelumnya. > > Nah, apa langkah yg dapat dipakai untuk "mempercepat" penemuan lapangan > baru ? > > Salam > > Rovicky > > > -- > *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it > real."* >