Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan Geologi

2010-02-22 Terurut Topik noor syarifuddin
Selamat Pak Awang...
Satu langkah yang penting dari komunitas geologi indonesia untuk semakin sering 
terlibat pada isue-isue populer semacam iniApalagi keterlibatan pak Awang 
di forum tsb adalah karena diundang sebagai panelis dari sisi ilmu geologi.


salam,


From: Awang Satyana 
To: IAGI ; Geo Unpad ; Forum 
HAGI ; Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Sat, February 20, 2010 11:36:34 PM
Subject: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan Geologi

Di gedung auditorium Museum Indonesia TMII, Jakarta,  sebuah gedung yang asri 
dengan batu dan tiang-tiang berukir nan megah, seminar Atlantis digelar PT Ufuk 
Publishing House pada Sabtu 20 Februari 2010 tadi pagi-siang pukul 09.30-13.30. 
Seminar dihadiri sekitar 100 orang dari berbagai kalangan yang meminati isu 
Atlantis. Jadwal selesai mundur 1 ½ jam oleh serunya diskusi.
 
Sejak buku terjemahannya diterbitkan PT Ufuk akhir tahun lalu, buku tulisan 
Prof. Arysio Santos (ahli fisika nuklir Brazil) laku keras di pasaran. Buku 
kontroversial yang mengatakan bahwa benua Atlantis yang hilang itu ternyata 
Indonesia tentu menimbulkan minat tersendiri bagi orang Indonesia. Berdasarkan 
hal itulah maka PT Ufuk serius menggelar seminar ini mengundang para narasumber 
yang berkaitan dengan bidang bahasan buku Atlantis.
 
Menganggap bahwa isu yang dilempar Prof. Santos ini penting untuk harga diri 
bangsa (sebab Atlantis terkenal berkebudayaan tinggi) dan penting bagi ilmu 
pengetahuan Indonesia, maka PT Ufuk mengundang Prof. Dr Jimly Assidiqie (mantan 
ketua MK, dan anggota Watimpres) untuk memberikan pidato kunci. Sebelumnya, 
seminar dibuka oleh Prof. Dr. Umar Anggara Jenie (Ketua LIPI) yang memberikan 
pengantar tentang aspek ilmu pengetahuan isu Atlantis ini. 
 
Prof. Umar Jenie bersikap netral dalam isu ini sebab beliau mengakui tak 
mempunyai kapasitas untuk menilai pendapat Prof. Santos (Pak Umar adalah 
seorang ahli farmasi). Tetapi Pak Umar mengutip Arthur Clarke bahwa kebenaran 
itu tak harus selalu berdasarkan kebenaran pada saat kini, bisa juga didasarkan 
atas imajinasi yang saat ini belum terbukti tetapi kelak mungkin saja terbukti. 
Dan bila sebuah seminar internasional tentang Atlantis diperlukan diadakan, 
LIPI akan mendukungnya. Buku Prof. Santos baik, dalam hal bisa merangsang 
perdebatan sebab perdebatan merupakan jalannya ilmu pengetahuan.
 
Prof. Jimly, sebagai seorang ahli hukum juga tak bisa menilai pendapat Prof. 
Santos ini, tetapi Pak Jimly mengatakan bahwa bila isu ini benar, maka buku 
Atlantis ini sangat penting bagi masyarakat Indonesia, paling tidak bisa 
membangun kembali harga dirinya di dunia internasional. Sebelum buku Atlantis 
ini, ada buku kontroversial lain yang ditulis Stephen Oppenheimer ahli genetika 
dari Inggris berjudul “Eden in the East” yaitu Sundaland sebagai tempat awal 
peradaban manusia modern. Dua buku ini penting bagi identitas bangsa Indonesia, 
begitu menurut Prof. Jimly.
 
Pembahasan teknis detail pendapat Prof. Santos dilakukan melalui disiplin ilmu 
arkeologi (oleh Prof.Dr. Harry Truman Simanjuntak) dan geologi (oleh saya). 
Setelah Prof. Truman dan saya presentasi, Radhar Panca Dahana melanjutkan acara 
dengan berbicara tentang aspek budaya Indonesia masa lalu.
 
Presentasi Prof. Truman (Centre for Prehistoric and Austronesian Studies, 
mantan Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia) berjudul “Atlantis –Indonesia ?”. 
Sebagai seorang ilmuwan senior, Prof. Truman mengemukakan pertama kali 
bagaimana sebuah karya ilmiah itu dibangun, bagaimana analisis sumber data itu 
dilakukan, bagaimana kondisi datanya. Bila premis dibangun atas data yang tak 
sahih (valid), maka premis salah, hipotesis salah, kesimpulan pun salah. Itulah 
yang terjadi dengan buku Prof. Santos. Tak ada analisis data dilakukan. Prof. 
Santos hanya menyambungkan fakta atau fiksi di sana-sini menjadi suatu 
rangkaian cerita. Uji sumber data tak dilakukan, kesimpulan didasarkan bukan 
atas data dan analisis yang valid. Banyak kerancuan dikemukakan dengan 
pembahasan yang tidak sistematis. Selanjutnya, Prof. Truman membahas kebudayaan 
tinggi Indonesia 11.600 tahun yang lalu versi Prof.Santos (saat penenggelaman 
Atlantis Indonesia terjadi) dikontraskan
dengan penemuan-penemuan artefak di Indonesia yang berangka tahun sekitar 
11.600 tahun. Pada masa ini, manusia Indonesia berada pada MMA (manusia modern 
awal) pada tingkat kebudayaan latest paleolithic dan preneolithic. Kebudayaan 
pada masa ini berdasarkan penemuan2 arkeologi dicirikan oleh berburu, meramu, 
hunian gua dan teknologi lithik (batu). Dengan terjadinya deglasiasi pada masa 
ini, manusia makin banyak tinggal di dalam gua dan mengembangkan kebudayaan gua 
termasuk rock art, perkembangan konsepsi kepercayaan. Dengan kata lain, tak ada 
tingkat kebudayaan yang maju seperti yang diceritakan Plato di dalam cerita 
Atlantis. Karena tak ada bukti arkeologi sama sekali bahwa Indonesia telah 
berkebudayaan maju sebelum 11.600 tahun yang lalu

Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan Geologi

2010-02-21 Terurut Topik Hendratno Agus
Akan lebih menarik, jika kepulauan indonesia diulas secara geologi, arkeologi, 
antropologi, local wisdom, filsafat, dan sejarah asal mula multi-etnis yang 
sekarang ada di indonesia yang juga ada kemiripan dengan asal mula propinsi 
geologi nusantara, yang kemudian indonesia / nusantara menjadi super 
pluraris.., plural dalam konteks geologi, arkeologi, ekologi, perkembangan 
filsafat versus local wisdom se nusantara. Aset-aset tsb sebetulnya sudah 
ada,hanya tersebar dimana-mana. Adakah kelembagaan pemerintah untuk 
mengupayakan aset-aset kecerdasan untuk mengulas nusantara dalam satu kesatuan 
keunikannya (geologi, ekologi, antro-arkeo, filsafat, local wisdom). Mungkin 
LIPI? atau yang lain? Apalagi kalau ulasan tsb dalam 1 buku. Misalnya seperti 
bukunya Wallace tentang Malay Archipelago.  
Membayangkan dulu saja...
salam, gus hend






From: Awang Satyana 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Sun, February 21, 2010 1:21:51 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan  
Geologi

Pak Harry,
 
Menurut sumber utama cerita Atlantis, yaitu Timaeus dan Critias (Plato, 360 
BC), kata Atlantis berasal dari Atlas, seorang tokoh dalam kisah mitologi 
Yunani; ditulis sebagai   : Ἀτλαντὶς νῆσος, "island of Atlas". Sedangkan Lautan 
Atlantik disebut mengikuti cerita Plato juga. Plato di dalam Timaeus dan 
Critias itu menceritakan bahwa "benua" Atlantis sebesar Lybia dan Asia (Kecil) 
yang terletak di belakang Pilar Hercules. Pilar Hercules menurut banyak 
peneliti dianggap sebagai Selat Gibraltar sekarang yang membatasi Pegunungan 
Atlas di ujung utara Afrika dan bagian Spanyol paling selatan. Satu-satunya 
tempat "benua Atlantis"seluas Lybia dan Asia Kecil adalah di lautan lepas di 
sebelah barat Selat Gibraltar, maka lautan lepas itu disebut sebagai Lautan 
Atlantik karena dianggap menjadi tempat "benua" Atlantis.
 

salam,
Awang

--- Pada Ming, 21/2/10, Harry Kusna  menulis:


Dari: Harry Kusna 
Judul: Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan 
Geologi
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Minggu, 21 Februari, 2010, 12:38 AM


Hanya pertanyaan awam Pak Awang 
Atlantis itu tidak ada hubungannya dengan Atlantic yang terletak antara benua 
Eropa dan Amerika?
Bagaimana asal mula penamaan atlantis itu?  Apakah penamaan tsb dahulu ada 
hubungan dengan dugaan letaknya, yang mungkin tenggelam di samudra Atlantik?
Terimakasih.

Wassalam,
HK



From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad ; Forum HAGI ; 
Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Sat, February 20, 2010 10:51:56 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan 
Geologi

Menarik sekali Pak Awang,
Cuman kok kayaknya soal Atlantis ini njujug dengan kesimpulan Atlantis itu
"ada". Trus sekarang mencari "dimana Atlantis itu?". Padahal "ada" atau
fakta  dalam sains itu semestinya dicari buktinya dulu baru diyakini
keberadaannya. Berbeda dengan keyakinan agama, dimana tanpa bukti
(evidences) sudah diyakini kebenarannya.
Jadi sepertinya pembuktian "dimana Atlantis" seolah-olah bukan sains. Wong
"evidences" keberadaanya masih "hipotesa". Yang saya ragu .. bolehkan
keberadaan Atlantis ini disebut sebagai "hipotesa sains" walaupun tanpa
indikasi awal dari pengamatan ?

*[image: Sumber
Wiki]<http://rovicky.files.wordpress.com/2009/11/benua-benua.jpg>
*
http://rovicky.wordpress.com/2009/11/27/benua-geologi-benua-sejarah-benua-khayalan/

RDP

2010/2/20 Awang Satyana :
> Di gedung auditorium Museum Indonesia TMII, Jakarta,  sebuah gedung yang
asri dengan batu dan tiang-tiang berukir nan megah, seminar Atlantis digelar
PT Ufuk Publishing House pada Sabtu 20 Februari 2010 tadi pagi-siang pukul
09.30-13.30. Seminar dihadiri sekitar 100 orang dari berbagai kalangan yang
meminati isu Atlantis. Jadwal selesai mundur 1 ½ jam oleh serunya diskusi.
>
> Sejak buku terjemahannya diterbitkan PT Ufuk akhir tahun lalu, buku
tulisan Prof. Arysio Santos (ahli fisika nuklir Brazil) laku keras di
pasaran. Buku kontroversial yang mengatakan bahwa benua Atlantis yang hilang
itu ternyata Indonesia tentu menimbulkan minat tersendiri bagi orang
Indonesia. Berdasarkan hal itulah maka PT Ufuk serius menggelar seminar ini
mengundang para narasumber yang berkaitan dengan bidang bahasan buku
Atlantis.
>
> Menganggap bahwa isu yang dilempar Prof. Santos ini penting untuk harga
diri bangsa (sebab Atlantis terkenal berkebudayaan tinggi) dan penting bagi
ilmu pengetahuan Indonesia, maka PT Ufuk mengundang Prof. Dr Jimly Assidiqie
(mantan ketua MK, dan anggota Watimpres) untuk memberikan pidato kunci.
Sebelumnya, seminar dibuka oleh Prof. Dr. Umar Anggara Jenie (Ketua LIPI)
yang memberikan pengantar tentang aspek ilmu pengetahuan isu Atlantis ini.
>
> Prof. Umar Jenie bersikap netral dalam isu ini sebab beliau men

[iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? :Bantahan Arkeologi dan Geologi

2010-02-20 Terurut Topik taufik . manan
Hasilnya memang terbantahkan secara ilmiah namun ada hal positif yang secara 
tidak langsung bermanfaat yaitu "promosi" Indonesia.

Ini yang menurut saya harus lebih diperhatikan dan dijalankan oleh kita semua 
demi kejayaan Indonesia di mata dunia.

Indonesia punya keanekaragaman sumber daya yang sangat potensial bagi kemajuan 
Indonesia sendiri. Semoga kita semua dapat mengelola, membudidayakan, 
menumbuhkembangkan dan memperkenalkan secara optimal di forum internasional. 
Sehingga hasilnya adalah peningkatan taraf hidup seluruh rakyat secara merata 
dan kesejahteraan yang diberkahi Allah SWT. Amien.

Marilah kita semua secara bersama lebih peduli dan memberikan apa yang dapat 
kita darmabaktikan bagi kemajuan Indonesia meski sedikit namun tetap berlanjut.

Jayalah Indonesia.

Salam dari yg masih peduli.

TAM



Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

-Original Message-
From: Prajuto 
Date: Sun, 21 Feb 2010 06:20:11 
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? :
    Bantahan    Arkeologi dan Geologi

Itu diahe..he...m anggap saja seperti dongen sangkuriang

-Original Message-
From: forum-boun...@hagi.or.id [mailto:forum-boun...@hagi.or.id] On Behalf Of 
Rovicky Dwi Putrohari
Sent: Saturday, February 20, 2010 10:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Eksplorasi BPMIGAS; Geo Unpad; Forum HAGI
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan 
Arkeologi dan Geologi

Menarik sekali Pak Awang,
Cuman kok kayaknya soal Atlantis ini njujug dengan kesimpulan Atlantis itu
"ada". Trus sekarang mencari "dimana Atlantis itu?". Padahal "ada" atau
fakta  dalam sains itu semestinya dicari buktinya dulu baru diyakini
keberadaannya. Berbeda dengan keyakinan agama, dimana tanpa bukti
(evidences) sudah diyakini kebenarannya.
Jadi sepertinya pembuktian "dimana Atlantis" seolah-olah bukan sains. Wong
"evidences" keberadaanya masih "hipotesa". Yang saya ragu .. bolehkan
keberadaan Atlantis ini disebut sebagai "hipotesa sains" walaupun tanpa
indikasi awal dari pengamatan ?

*[image: Sumber
Wiki]<http://rovicky.files.wordpress.com/2009/11/benua-benua.jpg>
*
http://rovicky.wordpress.com/2009/11/27/benua-geologi-benua-sejarah-benua-khayalan/

RDP

2010/2/20 Awang Satyana :
> Di gedung auditorium Museum Indonesia TMII, Jakarta,  sebuah gedung yang
asri dengan batu dan tiang-tiang berukir nan megah, seminar Atlantis digelar
PT Ufuk Publishing House pada Sabtu 20 Februari 2010 tadi pagi-siang pukul
09.30-13.30. Seminar dihadiri sekitar 100 orang dari berbagai kalangan yang
meminati isu Atlantis. Jadwal selesai mundur 1 ½ jam oleh serunya diskusi.
>
> Sejak buku terjemahannya diterbitkan PT Ufuk akhir tahun lalu, buku
tulisan Prof. Arysio Santos (ahli fisika nuklir Brazil) laku keras di
pasaran. Buku kontroversial yang mengatakan bahwa benua Atlantis yang hilang
itu ternyata Indonesia tentu menimbulkan minat tersendiri bagi orang
Indonesia. Berdasarkan hal itulah maka PT Ufuk serius menggelar seminar ini
mengundang para narasumber yang berkaitan dengan bidang bahasan buku
Atlantis.
>
> Menganggap bahwa isu yang dilempar Prof. Santos ini penting untuk harga
diri bangsa (sebab Atlantis terkenal berkebudayaan tinggi) dan penting bagi
ilmu pengetahuan Indonesia, maka PT Ufuk mengundang Prof. Dr Jimly Assidiqie
(mantan ketua MK, dan anggota Watimpres) untuk memberikan pidato kunci.
Sebelumnya, seminar dibuka oleh Prof. Dr. Umar Anggara Jenie (Ketua LIPI)
yang memberikan pengantar tentang aspek ilmu pengetahuan isu Atlantis ini.
>
> Prof. Umar Jenie bersikap netral dalam isu ini sebab beliau mengakui tak
mempunyai kapasitas untuk menilai pendapat Prof. Santos (Pak Umar adalah
seorang ahli farmasi). Tetapi Pak Umar mengutip Arthur Clarke bahwa
kebenaran itu tak harus selalu berdasarkan kebenaran pada saat kini, bisa
juga didasarkan atas imajinasi yang saat ini belum terbukti tetapi kelak
mungkin saja terbukti. Dan bila sebuah seminar internasional tentang
Atlantis diperlukan diadakan, LIPI akan mendukungnya. Buku Prof. Santos
baik, dalam hal bisa merangsang perdebatan sebab perdebatan merupakan
jalannya ilmu pengetahuan.
>
> Prof. Jimly, sebagai seorang ahli hukum juga tak bisa menilai pendapat
Prof. Santos ini, tetapi Pak Jimly mengatakan bahwa bila isu ini benar, maka
buku Atlantis ini sangat penting bagi masyarakat Indonesia, paling tidak
bisa membangun kembali harga dirinya di dunia internasional. Sebelum buku
Atlantis ini, ada buku kontroversial lain yang ditulis Stephen Oppenheimer
ahli genetika dari Inggris berjudul "Eden in the East" yaitu Sundaland
sebagai tempat awal peradaban manusia modern. Dua buku ini penting bagi
identitas bangsa Indonesia, begitu menurut Prof. Jimly.
>
> Pembahasan teknis detail pendapat Prof. Santos dilakukan melalui disiplin
ilmu a

Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan Geologi

2010-02-20 Terurut Topik yanto R.Sumantri



> Rekan rekan

    Menurut saya
kelihatannya soal Atalantis itu kira kira berasal dari dongeng
seperti  Sangkuriang atau Malin Kundang kali ya ?
Cuma karena
yang ngomong Plato , jadi saja dianggap "benar"., cob kalau yang
ngomomng si Abah , siapa mau percaya.
BTW , kita sebagai ahli
kebumian , ya kita lihat dari sisi ilmu kita , apa make sense ?
Pada  jaman Plato kan lilmu geologi masih belum 
"ada
".

Si Abah


   Pak Harry,
>  
> Menurut sumber utama cerita Atlantis, yaitu
Timaeus dan Critias (Plato,
> 360 BC), kata Atlantis berasal dari
Atlas, seorang tokoh dalam kisah
> mitologi Yunani; ditulis
sebagai   :
Ἀτλαντὶς
νῆσος,
> "island of Atlas". Sedangkan Lautan Atlantik disebut
mengikuti cerita
> Plato juga. Plato di dalam Timaeus dan Critias
itu menceritakan bahwa
> "benua" Atlantis sebesar Lybia
dan Asia (Kecil) yang terletak di belakang
> Pilar Hercules. Pilar
Hercules menurut banyak peneliti dianggap sebagai
> Selat
Gibraltar sekarang yang membatasi Pegunungan Atlas di ujung
utara
> Afrika dan bagian Spanyol paling selatan. Satu-satunya
tempat "benua
> Atlantis"seluas Lybia dan Asia Kecil
adalah di lautan lepas di sebelah
> barat Selat Gibraltar, maka
lautan lepas itu disebut sebagai Lautan
>
Atlantik karena dianggap menjadi tempat
"benua" Atlantis.
>  
> 
>
salam,
> Awang
> 
> --- Pada Ming, 21/2/10, Harry
Kusna  menulis:
> 
> 
> Dari: Harry Kusna 
> Judul: Re:
[iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan
>
Geologi
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> Tanggal: Minggu,
21 Februari, 2010, 12:38 AM
> 
> 
> Hanya
pertanyaan awam Pak Awang 
> Atlantis itu tidak ada
hubungannya dengan Atlantic yang terletak antara
> benua Eropa dan
Amerika?
> Bagaimana asal mula penamaan atlantis itu? 
Apakah penamaan tsb dahulu
> ada hubungan dengan dugaan letaknya,
yang mungkin tenggelam di samudra
> Atlantik?
>
Terimakasih.
> 
> Wassalam,
> HK
> 
> 
> ________
>
From:
Rovicky Dwi Putrohari 
> To:
iagi-net@iagi.or.id
> Cc: Geo Unpad
; Forum HAGI ;
> Eksplorasi BPMIGAS 
> Sent: Sat, February 20, 2010 10:51:56 PM
> Subject: Re:
[iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi
> dan
Geologi
> 
> Menarik sekali Pak Awang,
> Cuman kok
kayaknya soal Atlantis ini njujug dengan kesimpulan Atlantis itu
>
"ada". Trus sekarang mencari "dimana Atlantis itu?".
Padahal "ada" atau
> fakta  dalam sains itu
semestinya dicari buktinya dulu baru diyakini
> keberadaannya.
Berbeda dengan keyakinan agama, dimana tanpa bukti
> (evidences)
sudah diyakini kebenarannya.
> Jadi sepertinya pembuktian
"dimana Atlantis" seolah-olah bukan sains. Wong
>
"evidences" keberadaanya masih "hipotesa". Yang saya
ragu .. bolehkan
> keberadaan Atlantis ini disebut sebagai
"hipotesa sains" walaupun tanpa
> indikasi awal dari
pengamatan ?
> 
> *[image: Sumber
>
Wiki]<http://rovicky.files.wordpress.com/2009/11/benua-benua.jpg>
> *
>
http://rovicky.wordpress.com/2009/11/27/benua-geologi-benua-sejarah-benua-khayalan/
> 
> RDP
> 
> 2010/2/20 Awang Satyana
:
>> Di gedung auditorium Museum
Indonesia TMII, Jakarta,  sebuah gedung
>> yang
> asri dengan batu dan tiang-tiang berukir nan megah, seminar
Atlantis
> digelar
> PT Ufuk Publishing House pada Sabtu
20 Februari 2010 tadi pagi-siang pukul
> 09.30-13.30. Seminar
dihadiri sekitar 100 orang dari berbagai kalangan
> yang
>
meminati isu Atlantis. Jadwal selesai mundur 1 ½ jam oleh
serunya
> diskusi.
>>
>> Sejak buku
terjemahannya diterbitkan PT Ufuk akhir tahun lalu, buku
> tulisan
Prof. Arysio Santos (ahli fisika nuklir Brazil) laku keras di
>
pasaran. Buku kontroversial yang mengatakan bahwa benua Atlantis yang
> hilang
> itu ternyata Indonesia tentu menimbulkan minat
tersendiri bagi orang
> Indonesia. Berdasarkan hal itulah maka PT
Ufuk serius menggelar seminar
> ini
> mengundang para
narasumber yang berkaitan dengan bidang bahasan buku
>
Atlantis.
>>
>> Menganggap bahwa isu yang dilempar
Prof. Santos ini penting untuk harga
> diri bangsa (sebab Atlantis
terkenal berkebudayaan tinggi) dan penting
> bagi
> ilmu
pengetahuan Indonesia, maka PT Ufuk mengundang Prof. Dr Jimly
>
Assidiqie
> (mantan ketua MK, dan anggota Watimpres) untuk
memberikan pidato kunci.
> Sebelumnya, seminar dibuka oleh Prof.
Dr. Umar Anggara Jenie (Ketua LIPI)
> yang memberikan pengantar
tentang aspek ilmu pengetahuan isu Atlantis ini.
>>
>> Prof. Umar Jenie bersikap netral dalam isu ini sebab beliau
mengakui tak
> mempunyai kapasitas untuk menilai pendapat Prof.
Santos (Pak Umar adalah
> seorang ahli farmas

Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan Geologi

2010-02-20 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Harry,
 
Menurut sumber utama cerita Atlantis, yaitu Timaeus dan Critias (Plato, 360 
BC), kata Atlantis berasal dari Atlas, seorang tokoh dalam kisah mitologi 
Yunani; ditulis sebagai   : Ἀτλαντὶς νῆσος, "island of Atlas". Sedangkan Lautan 
Atlantik disebut mengikuti cerita Plato juga. Plato di dalam Timaeus dan 
Critias itu menceritakan bahwa "benua" Atlantis sebesar Lybia dan Asia (Kecil) 
yang terletak di belakang Pilar Hercules. Pilar Hercules menurut banyak 
peneliti dianggap sebagai Selat Gibraltar sekarang yang membatasi Pegunungan 
Atlas di ujung utara Afrika dan bagian Spanyol paling selatan. Satu-satunya 
tempat "benua Atlantis"seluas Lybia dan Asia Kecil adalah di lautan lepas di 
sebelah barat Selat Gibraltar, maka lautan lepas itu disebut sebagai Lautan 
Atlantik karena dianggap menjadi tempat "benua" Atlantis.
 

salam,
Awang

--- Pada Ming, 21/2/10, Harry Kusna  menulis:


Dari: Harry Kusna 
Judul: Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan 
Geologi
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Minggu, 21 Februari, 2010, 12:38 AM


Hanya pertanyaan awam Pak Awang 
Atlantis itu tidak ada hubungannya dengan Atlantic yang terletak antara benua 
Eropa dan Amerika?
Bagaimana asal mula penamaan atlantis itu?  Apakah penamaan tsb dahulu ada 
hubungan dengan dugaan letaknya, yang mungkin tenggelam di samudra Atlantik?
Terimakasih.

Wassalam,
HK



From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad ; Forum HAGI ; 
Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Sat, February 20, 2010 10:51:56 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan 
Geologi

Menarik sekali Pak Awang,
Cuman kok kayaknya soal Atlantis ini njujug dengan kesimpulan Atlantis itu
"ada". Trus sekarang mencari "dimana Atlantis itu?". Padahal "ada" atau
fakta  dalam sains itu semestinya dicari buktinya dulu baru diyakini
keberadaannya. Berbeda dengan keyakinan agama, dimana tanpa bukti
(evidences) sudah diyakini kebenarannya.
Jadi sepertinya pembuktian "dimana Atlantis" seolah-olah bukan sains. Wong
"evidences" keberadaanya masih "hipotesa". Yang saya ragu .. bolehkan
keberadaan Atlantis ini disebut sebagai "hipotesa sains" walaupun tanpa
indikasi awal dari pengamatan ?

*[image: Sumber
Wiki]<http://rovicky.files.wordpress.com/2009/11/benua-benua.jpg>
*
http://rovicky.wordpress.com/2009/11/27/benua-geologi-benua-sejarah-benua-khayalan/

RDP

2010/2/20 Awang Satyana :
> Di gedung auditorium Museum Indonesia TMII, Jakarta,  sebuah gedung yang
asri dengan batu dan tiang-tiang berukir nan megah, seminar Atlantis digelar
PT Ufuk Publishing House pada Sabtu 20 Februari 2010 tadi pagi-siang pukul
09.30-13.30. Seminar dihadiri sekitar 100 orang dari berbagai kalangan yang
meminati isu Atlantis. Jadwal selesai mundur 1 ½ jam oleh serunya diskusi.
>
> Sejak buku terjemahannya diterbitkan PT Ufuk akhir tahun lalu, buku
tulisan Prof. Arysio Santos (ahli fisika nuklir Brazil) laku keras di
pasaran. Buku kontroversial yang mengatakan bahwa benua Atlantis yang hilang
itu ternyata Indonesia tentu menimbulkan minat tersendiri bagi orang
Indonesia. Berdasarkan hal itulah maka PT Ufuk serius menggelar seminar ini
mengundang para narasumber yang berkaitan dengan bidang bahasan buku
Atlantis.
>
> Menganggap bahwa isu yang dilempar Prof. Santos ini penting untuk harga
diri bangsa (sebab Atlantis terkenal berkebudayaan tinggi) dan penting bagi
ilmu pengetahuan Indonesia, maka PT Ufuk mengundang Prof. Dr Jimly Assidiqie
(mantan ketua MK, dan anggota Watimpres) untuk memberikan pidato kunci.
Sebelumnya, seminar dibuka oleh Prof. Dr. Umar Anggara Jenie (Ketua LIPI)
yang memberikan pengantar tentang aspek ilmu pengetahuan isu Atlantis ini.
>
> Prof. Umar Jenie bersikap netral dalam isu ini sebab beliau mengakui tak
mempunyai kapasitas untuk menilai pendapat Prof. Santos (Pak Umar adalah
seorang ahli farmasi). Tetapi Pak Umar mengutip Arthur Clarke bahwa
kebenaran itu tak harus selalu berdasarkan kebenaran pada saat kini, bisa
juga didasarkan atas imajinasi yang saat ini belum terbukti tetapi kelak
mungkin saja terbukti. Dan bila sebuah seminar internasional tentang
Atlantis diperlukan diadakan, LIPI akan mendukungnya. Buku Prof. Santos
baik, dalam hal bisa merangsang perdebatan sebab perdebatan merupakan
jalannya ilmu pengetahuan.
>
> Prof. Jimly, sebagai seorang ahli hukum juga tak bisa menilai pendapat
Prof. Santos ini, tetapi Pak Jimly mengatakan bahwa bila isu ini benar, maka
buku Atlantis ini sangat penting bagi masyarakat Indonesia, paling tidak
bisa membangun kembali harga dirinya di dunia internasional. Sebelum buku
Atlantis ini, ada buku kontroversial lain yang ditulis Stephen Oppenheimer
ahli genetika dari Inggris berjudul “Eden in the East” yaitu Sundaland
sebagai tempat awal peradaban manusia modern. Dua buku ini penting 

Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan Geologi

2010-02-20 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Harry,
 
Menurut sumber utama cerita Atlantis, yaitu Timaeus dan Critias (Plato, 360 
BC), kata Atlantis berasal dari Atlas, seorang tokoh dalam kisah mitologi 
Yunani; ditulis sebagai   : Ἀτλαντὶς νῆσος, "island of Atlas". Sedangkan Lautan 
Atlantik disebut mengikuti cerita Plato juga. Plato di dalam Timaeus dan 
Critias itu menceritakan bahwa "benua" Atlantis sebesar Lybia dan Asia (Kecil) 
yang terletak di belakang Pilar Hercules. Pilar Hercules menurut banyak 
peneliti dianggap sebagai Selat Gibraltar sekarang yang membatasi Pegunungan 
Atlas di ujung utara Afrika dan bagian Spanyol paling selatan. Satu-satunya 
tempat "benua Atlantis"seluas Lybia dan Asia Kecil adalah di lautan lepas di 
sebelah barat Selat Gibraltar, maka lautan lepas itu disebut sebagai Lautan 
Atlantik karena dianggap menjadi tempat "benua" Atlantis.
 

salam,
Awang

--- Pada Ming, 21/2/10, Harry Kusna  menulis:


Dari: Harry Kusna 
Judul: Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan 
Geologi
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Minggu, 21 Februari, 2010, 12:38 AM


Hanya pertanyaan awam Pak Awang 
Atlantis itu tidak ada hubungannya dengan Atlantic yang terletak antara benua 
Eropa dan Amerika?
Bagaimana asal mula penamaan atlantis itu?  Apakah penamaan tsb dahulu ada 
hubungan dengan dugaan letaknya, yang mungkin tenggelam di samudra Atlantik?
Terimakasih.

Wassalam,
HK



From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad ; Forum HAGI ; 
Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Sat, February 20, 2010 10:51:56 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan 
Geologi

Menarik sekali Pak Awang,
Cuman kok kayaknya soal Atlantis ini njujug dengan kesimpulan Atlantis itu
"ada". Trus sekarang mencari "dimana Atlantis itu?". Padahal "ada" atau
fakta  dalam sains itu semestinya dicari buktinya dulu baru diyakini
keberadaannya. Berbeda dengan keyakinan agama, dimana tanpa bukti
(evidences) sudah diyakini kebenarannya.
Jadi sepertinya pembuktian "dimana Atlantis" seolah-olah bukan sains. Wong
"evidences" keberadaanya masih "hipotesa". Yang saya ragu .. bolehkan
keberadaan Atlantis ini disebut sebagai "hipotesa sains" walaupun tanpa
indikasi awal dari pengamatan ?

*[image: Sumber
Wiki]<http://rovicky.files.wordpress.com/2009/11/benua-benua.jpg>
*
http://rovicky.wordpress.com/2009/11/27/benua-geologi-benua-sejarah-benua-khayalan/

RDP

2010/2/20 Awang Satyana :
> Di gedung auditorium Museum Indonesia TMII, Jakarta,  sebuah gedung yang
asri dengan batu dan tiang-tiang berukir nan megah, seminar Atlantis digelar
PT Ufuk Publishing House pada Sabtu 20 Februari 2010 tadi pagi-siang pukul
09.30-13.30. Seminar dihadiri sekitar 100 orang dari berbagai kalangan yang
meminati isu Atlantis. Jadwal selesai mundur 1 ½ jam oleh serunya diskusi.
>
> Sejak buku terjemahannya diterbitkan PT Ufuk akhir tahun lalu, buku
tulisan Prof. Arysio Santos (ahli fisika nuklir Brazil) laku keras di
pasaran. Buku kontroversial yang mengatakan bahwa benua Atlantis yang hilang
itu ternyata Indonesia tentu menimbulkan minat tersendiri bagi orang
Indonesia. Berdasarkan hal itulah maka PT Ufuk serius menggelar seminar ini
mengundang para narasumber yang berkaitan dengan bidang bahasan buku
Atlantis.
>
> Menganggap bahwa isu yang dilempar Prof. Santos ini penting untuk harga
diri bangsa (sebab Atlantis terkenal berkebudayaan tinggi) dan penting bagi
ilmu pengetahuan Indonesia, maka PT Ufuk mengundang Prof. Dr Jimly Assidiqie
(mantan ketua MK, dan anggota Watimpres) untuk memberikan pidato kunci.
Sebelumnya, seminar dibuka oleh Prof. Dr. Umar Anggara Jenie (Ketua LIPI)
yang memberikan pengantar tentang aspek ilmu pengetahuan isu Atlantis ini.
>
> Prof. Umar Jenie bersikap netral dalam isu ini sebab beliau mengakui tak
mempunyai kapasitas untuk menilai pendapat Prof. Santos (Pak Umar adalah
seorang ahli farmasi). Tetapi Pak Umar mengutip Arthur Clarke bahwa
kebenaran itu tak harus selalu berdasarkan kebenaran pada saat kini, bisa
juga didasarkan atas imajinasi yang saat ini belum terbukti tetapi kelak
mungkin saja terbukti. Dan bila sebuah seminar internasional tentang
Atlantis diperlukan diadakan, LIPI akan mendukungnya. Buku Prof. Santos
baik, dalam hal bisa merangsang perdebatan sebab perdebatan merupakan
jalannya ilmu pengetahuan.
>
> Prof. Jimly, sebagai seorang ahli hukum juga tak bisa menilai pendapat
Prof. Santos ini, tetapi Pak Jimly mengatakan bahwa bila isu ini benar, maka
buku Atlantis ini sangat penting bagi masyarakat Indonesia, paling tidak
bisa membangun kembali harga dirinya di dunia internasional. Sebelum buku
Atlantis ini, ada buku kontroversial lain yang ditulis Stephen Oppenheimer
ahli genetika dari Inggris berjudul “Eden in the East” yaitu Sundaland
sebagai tempat awal peradaban manusia modern. Dua buku ini penting 

Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan Geologi

2010-02-20 Terurut Topik Harry Kusna
Hanya pertanyaan awam Pak Awang 
Atlantis itu tidak ada hubungannya dengan Atlantic yang terletak antara benua 
Eropa dan Amerika?
Bagaimana asal mula penamaan atlantis itu?  Apakah penamaan tsb dahulu ada 
hubungan dengan dugaan letaknya, yang mungkin tenggelam di samudra Atlantik?
Terimakasih.

Wassalam,
HK



From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad ; Forum HAGI ; 
Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Sat, February 20, 2010 10:51:56 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan 
Geologi

Menarik sekali Pak Awang,
Cuman kok kayaknya soal Atlantis ini njujug dengan kesimpulan Atlantis itu
"ada". Trus sekarang mencari "dimana Atlantis itu?". Padahal "ada" atau
fakta  dalam sains itu semestinya dicari buktinya dulu baru diyakini
keberadaannya. Berbeda dengan keyakinan agama, dimana tanpa bukti
(evidences) sudah diyakini kebenarannya.
Jadi sepertinya pembuktian "dimana Atlantis" seolah-olah bukan sains. Wong
"evidences" keberadaanya masih "hipotesa". Yang saya ragu .. bolehkan
keberadaan Atlantis ini disebut sebagai "hipotesa sains" walaupun tanpa
indikasi awal dari pengamatan ?

*[image: Sumber
Wiki]<http://rovicky.files.wordpress.com/2009/11/benua-benua.jpg>
*
http://rovicky.wordpress.com/2009/11/27/benua-geologi-benua-sejarah-benua-khayalan/

RDP

2010/2/20 Awang Satyana :
> Di gedung auditorium Museum Indonesia TMII, Jakarta,  sebuah gedung yang
asri dengan batu dan tiang-tiang berukir nan megah, seminar Atlantis digelar
PT Ufuk Publishing House pada Sabtu 20 Februari 2010 tadi pagi-siang pukul
09.30-13.30. Seminar dihadiri sekitar 100 orang dari berbagai kalangan yang
meminati isu Atlantis. Jadwal selesai mundur 1 ½ jam oleh serunya diskusi.
>
> Sejak buku terjemahannya diterbitkan PT Ufuk akhir tahun lalu, buku
tulisan Prof. Arysio Santos (ahli fisika nuklir Brazil) laku keras di
pasaran. Buku kontroversial yang mengatakan bahwa benua Atlantis yang hilang
itu ternyata Indonesia tentu menimbulkan minat tersendiri bagi orang
Indonesia. Berdasarkan hal itulah maka PT Ufuk serius menggelar seminar ini
mengundang para narasumber yang berkaitan dengan bidang bahasan buku
Atlantis.
>
> Menganggap bahwa isu yang dilempar Prof. Santos ini penting untuk harga
diri bangsa (sebab Atlantis terkenal berkebudayaan tinggi) dan penting bagi
ilmu pengetahuan Indonesia, maka PT Ufuk mengundang Prof. Dr Jimly Assidiqie
(mantan ketua MK, dan anggota Watimpres) untuk memberikan pidato kunci.
Sebelumnya, seminar dibuka oleh Prof. Dr. Umar Anggara Jenie (Ketua LIPI)
yang memberikan pengantar tentang aspek ilmu pengetahuan isu Atlantis ini.
>
> Prof. Umar Jenie bersikap netral dalam isu ini sebab beliau mengakui tak
mempunyai kapasitas untuk menilai pendapat Prof. Santos (Pak Umar adalah
seorang ahli farmasi). Tetapi Pak Umar mengutip Arthur Clarke bahwa
kebenaran itu tak harus selalu berdasarkan kebenaran pada saat kini, bisa
juga didasarkan atas imajinasi yang saat ini belum terbukti tetapi kelak
mungkin saja terbukti. Dan bila sebuah seminar internasional tentang
Atlantis diperlukan diadakan, LIPI akan mendukungnya. Buku Prof. Santos
baik, dalam hal bisa merangsang perdebatan sebab perdebatan merupakan
jalannya ilmu pengetahuan.
>
> Prof. Jimly, sebagai seorang ahli hukum juga tak bisa menilai pendapat
Prof. Santos ini, tetapi Pak Jimly mengatakan bahwa bila isu ini benar, maka
buku Atlantis ini sangat penting bagi masyarakat Indonesia, paling tidak
bisa membangun kembali harga dirinya di dunia internasional. Sebelum buku
Atlantis ini, ada buku kontroversial lain yang ditulis Stephen Oppenheimer
ahli genetika dari Inggris berjudul “Eden in the East” yaitu Sundaland
sebagai tempat awal peradaban manusia modern. Dua buku ini penting bagi
identitas bangsa Indonesia, begitu menurut Prof. Jimly.
>
> Pembahasan teknis detail pendapat Prof. Santos dilakukan melalui disiplin
ilmu arkeologi (oleh Prof.Dr. Harry Truman Simanjuntak) dan geologi (oleh
saya). Setelah Prof. Truman dan saya presentasi, Radhar Panca Dahana
melanjutkan acara dengan berbicara tentang aspek budaya Indonesia masa lalu.
>
> Presentasi Prof. Truman (Centre for Prehistoric and Austronesian Studies,
mantan Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia) berjudul “Atlantis –Indonesia
?”. Sebagai seorang ilmuwan senior, Prof. Truman mengemukakan pertama kali
bagaimana sebuah karya ilmiah itu dibangun, bagaimana analisis sumber data
itu dilakukan, bagaimana kondisi datanya. Bila premis dibangun atas data
yang tak sahih (valid), maka premis salah, hipotesis salah, kesimpulan pun
salah. Itulah yang terjadi dengan buku Prof. Santos. Tak ada analisis data
dilakukan. Prof. Santos hanya menyambungkan fakta atau fiksi di sana-sini
menjadi suatu rangkaian cerita. Uji sumber data tak dilakukan, kesimpulan
didasarkan bukan atas data dan analisis yang valid. Banyak kerancuan
dikemukakan d

Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan Geologi

2010-02-20 Terurut Topik Awang Satyana
Iya Pak Rovicky, itu pertanyaan terbesar tentang Atlantis. Sebenarnya seputar 
Atlantis itu ada dua pertanyaan : (1) apakah Atlantis itu fakta (ada) atau 
fiksi (sekadar khayalan Plato), (2) bila ada di mana lokasinya (sudah 30 lokasi 
diajukan : 13 di Laut Tengah, 13 di Lautan Atlantik, 4 di luar keduanya 
termasuk di Indonesia).
 
Seminar di TMII tersebut tak membahas pertanyaan utama, tetapi menganalisis 
pendapat Prof. Santos sebab pemicu seminar ini adalah bukunya itu. Sebuah 
seminar yang lengkap tentang Atlantis tentu harus mencakup pertanyaan utama itu 
: adakah Atlantis itu ? 
 
salam,
Awang

--- Pada Sab, 20/2/10, Rovicky Dwi Putrohari  menulis:


Dari: Rovicky Dwi Putrohari 
Judul: Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan 
Geologi
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" , 
"Eksplorasi BPMIGAS" 
Tanggal: Sabtu, 20 Februari, 2010, 10:51 PM


Menarik sekali Pak Awang,
Cuman kok kayaknya soal Atlantis ini njujug dengan kesimpulan Atlantis itu
"ada". Trus sekarang mencari "dimana Atlantis itu?". Padahal "ada" atau
fakta  dalam sains itu semestinya dicari buktinya dulu baru diyakini
keberadaannya. Berbeda dengan keyakinan agama, dimana tanpa bukti
(evidences) sudah diyakini kebenarannya.
Jadi sepertinya pembuktian "dimana Atlantis" seolah-olah bukan sains. Wong
"evidences" keberadaanya masih "hipotesa". Yang saya ragu .. bolehkan
keberadaan Atlantis ini disebut sebagai "hipotesa sains" walaupun tanpa
indikasi awal dari pengamatan ?

*[image: Sumber
Wiki]<http://rovicky.files.wordpress.com/2009/11/benua-benua.jpg>
*
http://rovicky.wordpress.com/2009/11/27/benua-geologi-benua-sejarah-benua-khayalan/

RDP

2010/2/20 Awang Satyana :
> Di gedung auditorium Museum Indonesia TMII, Jakarta,  sebuah gedung yang
asri dengan batu dan tiang-tiang berukir nan megah, seminar Atlantis digelar
PT Ufuk Publishing House pada Sabtu 20 Februari 2010 tadi pagi-siang pukul
09.30-13.30. Seminar dihadiri sekitar 100 orang dari berbagai kalangan yang
meminati isu Atlantis. Jadwal selesai mundur 1 ½ jam oleh serunya diskusi.
>
> Sejak buku terjemahannya diterbitkan PT Ufuk akhir tahun lalu, buku
tulisan Prof. Arysio Santos (ahli fisika nuklir Brazil) laku keras di
pasaran. Buku kontroversial yang mengatakan bahwa benua Atlantis yang hilang
itu ternyata Indonesia tentu menimbulkan minat tersendiri bagi orang
Indonesia. Berdasarkan hal itulah maka PT Ufuk serius menggelar seminar ini
mengundang para narasumber yang berkaitan dengan bidang bahasan buku
Atlantis.
>
> Menganggap bahwa isu yang dilempar Prof. Santos ini penting untuk harga
diri bangsa (sebab Atlantis terkenal berkebudayaan tinggi) dan penting bagi
ilmu pengetahuan Indonesia, maka PT Ufuk mengundang Prof. Dr Jimly Assidiqie
(mantan ketua MK, dan anggota Watimpres) untuk memberikan pidato kunci.
Sebelumnya, seminar dibuka oleh Prof. Dr. Umar Anggara Jenie (Ketua LIPI)
yang memberikan pengantar tentang aspek ilmu pengetahuan isu Atlantis ini.
>
> Prof. Umar Jenie bersikap netral dalam isu ini sebab beliau mengakui tak
mempunyai kapasitas untuk menilai pendapat Prof. Santos (Pak Umar adalah
seorang ahli farmasi). Tetapi Pak Umar mengutip Arthur Clarke bahwa
kebenaran itu tak harus selalu berdasarkan kebenaran pada saat kini, bisa
juga didasarkan atas imajinasi yang saat ini belum terbukti tetapi kelak
mungkin saja terbukti. Dan bila sebuah seminar internasional tentang
Atlantis diperlukan diadakan, LIPI akan mendukungnya. Buku Prof. Santos
baik, dalam hal bisa merangsang perdebatan sebab perdebatan merupakan
jalannya ilmu pengetahuan.
>
> Prof. Jimly, sebagai seorang ahli hukum juga tak bisa menilai pendapat
Prof. Santos ini, tetapi Pak Jimly mengatakan bahwa bila isu ini benar, maka
buku Atlantis ini sangat penting bagi masyarakat Indonesia, paling tidak
bisa membangun kembali harga dirinya di dunia internasional. Sebelum buku
Atlantis ini, ada buku kontroversial lain yang ditulis Stephen Oppenheimer
ahli genetika dari Inggris berjudul “Eden in the East” yaitu Sundaland
sebagai tempat awal peradaban manusia modern. Dua buku ini penting bagi
identitas bangsa Indonesia, begitu menurut Prof. Jimly.
>
> Pembahasan teknis detail pendapat Prof. Santos dilakukan melalui disiplin
ilmu arkeologi (oleh Prof.Dr. Harry Truman Simanjuntak) dan geologi (oleh
saya). Setelah Prof. Truman dan saya presentasi, Radhar Panca Dahana
melanjutkan acara dengan berbicara tentang aspek budaya Indonesia masa lalu.
>
> Presentasi Prof. Truman (Centre for Prehistoric and Austronesian Studies,
mantan Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia) berjudul “Atlantis –Indonesia
?”. Sebagai seorang ilmuwan senior, Prof. Truman mengemukakan pertama kali
bagaimana sebuah karya ilmiah itu dibangun, bagaimana analisis sumber data
itu dilakukan, bagaimana kondisi datanya. Bila premis dibangun atas data
yang tak sahih (vali

Re: [iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan Geologi

2010-02-20 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Menarik sekali Pak Awang,
Cuman kok kayaknya soal Atlantis ini njujug dengan kesimpulan Atlantis itu
"ada". Trus sekarang mencari "dimana Atlantis itu?". Padahal "ada" atau
fakta  dalam sains itu semestinya dicari buktinya dulu baru diyakini
keberadaannya. Berbeda dengan keyakinan agama, dimana tanpa bukti
(evidences) sudah diyakini kebenarannya.
Jadi sepertinya pembuktian "dimana Atlantis" seolah-olah bukan sains. Wong
"evidences" keberadaanya masih "hipotesa". Yang saya ragu .. bolehkan
keberadaan Atlantis ini disebut sebagai "hipotesa sains" walaupun tanpa
indikasi awal dari pengamatan ?

*[image: Sumber
Wiki]
*
http://rovicky.wordpress.com/2009/11/27/benua-geologi-benua-sejarah-benua-khayalan/

RDP

2010/2/20 Awang Satyana :
> Di gedung auditorium Museum Indonesia TMII, Jakarta,  sebuah gedung yang
asri dengan batu dan tiang-tiang berukir nan megah, seminar Atlantis digelar
PT Ufuk Publishing House pada Sabtu 20 Februari 2010 tadi pagi-siang pukul
09.30-13.30. Seminar dihadiri sekitar 100 orang dari berbagai kalangan yang
meminati isu Atlantis. Jadwal selesai mundur 1 ½ jam oleh serunya diskusi.
>
> Sejak buku terjemahannya diterbitkan PT Ufuk akhir tahun lalu, buku
tulisan Prof. Arysio Santos (ahli fisika nuklir Brazil) laku keras di
pasaran. Buku kontroversial yang mengatakan bahwa benua Atlantis yang hilang
itu ternyata Indonesia tentu menimbulkan minat tersendiri bagi orang
Indonesia. Berdasarkan hal itulah maka PT Ufuk serius menggelar seminar ini
mengundang para narasumber yang berkaitan dengan bidang bahasan buku
Atlantis.
>
> Menganggap bahwa isu yang dilempar Prof. Santos ini penting untuk harga
diri bangsa (sebab Atlantis terkenal berkebudayaan tinggi) dan penting bagi
ilmu pengetahuan Indonesia, maka PT Ufuk mengundang Prof. Dr Jimly Assidiqie
(mantan ketua MK, dan anggota Watimpres) untuk memberikan pidato kunci.
Sebelumnya, seminar dibuka oleh Prof. Dr. Umar Anggara Jenie (Ketua LIPI)
yang memberikan pengantar tentang aspek ilmu pengetahuan isu Atlantis ini.
>
> Prof. Umar Jenie bersikap netral dalam isu ini sebab beliau mengakui tak
mempunyai kapasitas untuk menilai pendapat Prof. Santos (Pak Umar adalah
seorang ahli farmasi). Tetapi Pak Umar mengutip Arthur Clarke bahwa
kebenaran itu tak harus selalu berdasarkan kebenaran pada saat kini, bisa
juga didasarkan atas imajinasi yang saat ini belum terbukti tetapi kelak
mungkin saja terbukti. Dan bila sebuah seminar internasional tentang
Atlantis diperlukan diadakan, LIPI akan mendukungnya. Buku Prof. Santos
baik, dalam hal bisa merangsang perdebatan sebab perdebatan merupakan
jalannya ilmu pengetahuan.
>
> Prof. Jimly, sebagai seorang ahli hukum juga tak bisa menilai pendapat
Prof. Santos ini, tetapi Pak Jimly mengatakan bahwa bila isu ini benar, maka
buku Atlantis ini sangat penting bagi masyarakat Indonesia, paling tidak
bisa membangun kembali harga dirinya di dunia internasional. Sebelum buku
Atlantis ini, ada buku kontroversial lain yang ditulis Stephen Oppenheimer
ahli genetika dari Inggris berjudul “Eden in the East” yaitu Sundaland
sebagai tempat awal peradaban manusia modern. Dua buku ini penting bagi
identitas bangsa Indonesia, begitu menurut Prof. Jimly.
>
> Pembahasan teknis detail pendapat Prof. Santos dilakukan melalui disiplin
ilmu arkeologi (oleh Prof.Dr. Harry Truman Simanjuntak) dan geologi (oleh
saya). Setelah Prof. Truman dan saya presentasi, Radhar Panca Dahana
melanjutkan acara dengan berbicara tentang aspek budaya Indonesia masa lalu.
>
> Presentasi Prof. Truman (Centre for Prehistoric and Austronesian Studies,
mantan Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia) berjudul “Atlantis –Indonesia
?”. Sebagai seorang ilmuwan senior, Prof. Truman mengemukakan pertama kali
bagaimana sebuah karya ilmiah itu dibangun, bagaimana analisis sumber data
itu dilakukan, bagaimana kondisi datanya. Bila premis dibangun atas data
yang tak sahih (valid), maka premis salah, hipotesis salah, kesimpulan pun
salah. Itulah yang terjadi dengan buku Prof. Santos. Tak ada analisis data
dilakukan. Prof. Santos hanya menyambungkan fakta atau fiksi di sana-sini
menjadi suatu rangkaian cerita. Uji sumber data tak dilakukan, kesimpulan
didasarkan bukan atas data dan analisis yang valid. Banyak kerancuan
dikemukakan dengan pembahasan yang tidak sistematis. Selanjutnya, Prof.
Truman membahas kebudayaan tinggi Indonesia 11.600 tahun yang lalu versi
Prof.Santos (saat penenggelaman Atlantis Indonesia terjadi) dikontraskan
>  dengan penemuan-penemuan artefak di Indonesia yang berangka tahun sekitar
11.600 tahun. Pada masa ini, manusia Indonesia berada pada MMA (manusia
modern awal) pada tingkat kebudayaan latest paleolithic dan preneolithic.
Kebudayaan pada masa ini berdasarkan penemuan2 arkeologi dicirikan oleh
berburu, meramu, hunian gua dan teknologi lithik (batu). Dengan terjadinya
deglasiasi pada masa ini, manusia makin banyak tinggal di dalam gua dan
mengembangkan kebudayaan gua termasuk rock art, per

[iagi-net-l] Atlantis Itu Indonesia ? : Bantahan Arkeologi dan Geologi

2010-02-20 Terurut Topik Awang Satyana
Di gedung auditorium Museum Indonesia TMII, Jakarta,  sebuah gedung yang asri 
dengan batu dan tiang-tiang berukir nan megah, seminar Atlantis digelar PT Ufuk 
Publishing House pada Sabtu 20 Februari 2010 tadi pagi-siang pukul 09.30-13.30. 
Seminar dihadiri sekitar 100 orang dari berbagai kalangan yang meminati isu 
Atlantis. Jadwal selesai mundur 1 ½ jam oleh serunya diskusi.
 
Sejak buku terjemahannya diterbitkan PT Ufuk akhir tahun lalu, buku tulisan 
Prof. Arysio Santos (ahli fisika nuklir Brazil) laku keras di pasaran. Buku 
kontroversial yang mengatakan bahwa benua Atlantis yang hilang itu ternyata 
Indonesia tentu menimbulkan minat tersendiri bagi orang Indonesia. Berdasarkan 
hal itulah maka PT Ufuk serius menggelar seminar ini mengundang para narasumber 
yang berkaitan dengan bidang bahasan buku Atlantis.
 
Menganggap bahwa isu yang dilempar Prof. Santos ini penting untuk harga diri 
bangsa (sebab Atlantis terkenal berkebudayaan tinggi) dan penting bagi ilmu 
pengetahuan Indonesia, maka PT Ufuk mengundang Prof. Dr Jimly Assidiqie (mantan 
ketua MK, dan anggota Watimpres) untuk memberikan pidato kunci. Sebelumnya, 
seminar dibuka oleh Prof. Dr. Umar Anggara Jenie (Ketua LIPI) yang memberikan 
pengantar tentang aspek ilmu pengetahuan isu Atlantis ini. 
 
Prof. Umar Jenie bersikap netral dalam isu ini sebab beliau mengakui tak 
mempunyai kapasitas untuk menilai pendapat Prof. Santos (Pak Umar adalah 
seorang ahli farmasi). Tetapi Pak Umar mengutip Arthur Clarke bahwa kebenaran 
itu tak harus selalu berdasarkan kebenaran pada saat kini, bisa juga didasarkan 
atas imajinasi yang saat ini belum terbukti tetapi kelak mungkin saja terbukti. 
Dan bila sebuah seminar internasional tentang Atlantis diperlukan diadakan, 
LIPI akan mendukungnya. Buku Prof. Santos baik, dalam hal bisa merangsang 
perdebatan sebab perdebatan merupakan jalannya ilmu pengetahuan.
 
Prof. Jimly, sebagai seorang ahli hukum juga tak bisa menilai pendapat Prof. 
Santos ini, tetapi Pak Jimly mengatakan bahwa bila isu ini benar, maka buku 
Atlantis ini sangat penting bagi masyarakat Indonesia, paling tidak bisa 
membangun kembali harga dirinya di dunia internasional. Sebelum buku Atlantis 
ini, ada buku kontroversial lain yang ditulis Stephen Oppenheimer ahli genetika 
dari Inggris berjudul “Eden in the East” yaitu Sundaland sebagai tempat awal 
peradaban manusia modern. Dua buku ini penting bagi identitas bangsa Indonesia, 
begitu menurut Prof. Jimly.
 
Pembahasan teknis detail pendapat Prof. Santos dilakukan melalui disiplin ilmu 
arkeologi (oleh Prof.Dr. Harry Truman Simanjuntak) dan geologi (oleh saya). 
Setelah Prof. Truman dan saya presentasi, Radhar Panca Dahana melanjutkan acara 
dengan berbicara tentang aspek budaya Indonesia masa lalu.
 
Presentasi Prof. Truman (Centre for Prehistoric and Austronesian Studies, 
mantan Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia) berjudul “Atlantis –Indonesia ?”. 
Sebagai seorang ilmuwan senior, Prof. Truman mengemukakan pertama kali 
bagaimana sebuah karya ilmiah itu dibangun, bagaimana analisis sumber data itu 
dilakukan, bagaimana kondisi datanya. Bila premis dibangun atas data yang tak 
sahih (valid), maka premis salah, hipotesis salah, kesimpulan pun salah. Itulah 
yang terjadi dengan buku Prof. Santos. Tak ada analisis data dilakukan. Prof. 
Santos hanya menyambungkan fakta atau fiksi di sana-sini menjadi suatu 
rangkaian cerita. Uji sumber data tak dilakukan, kesimpulan didasarkan bukan 
atas data dan analisis yang valid. Banyak kerancuan dikemukakan dengan 
pembahasan yang tidak sistematis. Selanjutnya, Prof. Truman membahas kebudayaan 
tinggi Indonesia 11.600 tahun yang lalu versi Prof.Santos (saat penenggelaman 
Atlantis Indonesia terjadi) dikontraskan
 dengan penemuan-penemuan artefak di Indonesia yang berangka tahun sekitar 
11.600 tahun. Pada masa ini, manusia Indonesia berada pada MMA (manusia modern 
awal) pada tingkat kebudayaan latest paleolithic dan preneolithic. Kebudayaan 
pada masa ini berdasarkan penemuan2 arkeologi dicirikan oleh berburu, meramu, 
hunian gua dan teknologi lithik (batu). Dengan terjadinya deglasiasi pada masa 
ini, manusia makin banyak tinggal di dalam gua dan mengembangkan kebudayaan gua 
termasuk rock art, perkembangan konsepsi kepercayaan. Dengan kata lain, tak ada 
tingkat kebudayaan yang maju seperti yang diceritakan Plato di dalam cerita 
Atlantis. Karena tak ada bukti arkeologi sama sekali bahwa Indonesia telah 
berkebudayaan maju sebelum 11.600 tahun yang lalu, maka Prof. Truman dengan 
tegas menolak pendapat Prof. Santos.
 
Tentang bantahan geologi atas pendapat-pendapat Prof. Santos telah saya 
kemukakan di dalam diskusi-diskusi di milis dari beberapa tahun yang lalu sejak 
Prof. Santos mengeluarkan pendapatnya itu pada tahun 2005. Saya 
mempresentasikan materi berjudul “Benua Atlantis yang Hilang itu Indonesia ? : 
Antitesis-Antitesis Geologi”. Pada intinya, Prof. Santos menyamakan 
penenggelaman Sundaland sebagai penenggelaman Atlantis. Hanya, mekani