Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul

2007-03-28 Terurut Topik Ismail Zaini
Pak Noor, kalau cuma untuk air bersih kok kenapa harus ngebor dg diameter gede 
, apa nantinya dibuat seperti sumur gali ( ambil airnya ditimba dg ember )
setahu saya pada waktu P2AT dulu ngebor air didaerah Gn Kidul ( juga didaerah 
gamping ) ini diameternya biasa biasa saja kemudian dipasang pompa air yang 
digerakan dg listrik/diesel diatasnya 
dari informasi di millis ini juga ( dari pak Agus h )  secara teknis aliran 
sungai bawah tanah di bribin memang sudah dilubangi untuk menurunkan generator 
yang akan dipakai untuk menggerakkan turbin yang akan dipasang di dalam gua.
Nah kalau ini benar , mungkin skenarionya untuk menaikan air dari dalam tanah 
tersebut dipompa dan energi listrik untuk memompanya dibangkitkan dari Turbin 
yang dipasang di Gua tsb (semacam PLTM)
secara ekonomis , mungkinlistrik yang dihasilkan ( Rp/Kwh ) akan jadi mahal 
karena biaya investasinya mahal ( termmasuk ngebor yang berdiameter lebar dan 
pembersihan serta bangunan struktur bawah permukaannya ) , inilah yg saya 
bilang Tidak Cucuk.
Namun biasanya proyek proyek semacam ini dibiayai dari dana murah ( Grant ) 
merupakan semacam pilot proyek ( G to G ) Jadinya Yo Cucuk. Cuma kelemahannya 
biasanya  Kesianmbungannya untuk biaya O  M nya karena kalau Proyek ini 
dinyatakan selesai sudah tidak ada lagi biaya yg dikucurkannya, akibatnya bisa 
terbelengkai apabila tidak didesain dari awal siapa yang akan bertanggung jawab 
thd O  M nya.
Juga mungkin yg perlu diperhatikan , karena nantinya di sungai bawah tanah ini 
akan ditaruh mesin mesin/Turbin , ini tentunya ada kemungkinan tercemar' oleh 
minyak-minyak dan oli kalau ada kebocoran atau perawatan yang tidak bagus. 
disisi lain sungai 2 bawah tanah ini kan saling berhubungan , kalau terjadi 
pencemaran tentunya juga akan cepat menyebar kemana mana , Bagaimanja nanti 
kalau sumberair minum satu satunya penduduk Gn Kidul ini bau Minyak  kan 
barabe..


Salam juga  Mas Noor
( maklum kenalnya hanya dari Dunia Maya )

ISM


  - Original Message - 
  From: noor syarifuddin 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Tuesday, March 27, 2007 4:19 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin 
Gn Kidul


  Pak Ismail,
  Setahu saya sih hanya untuk sumber air bersih. Prosesnya dengan cara dibor 
dengan diameter yang cukup besar, jadi tidak pakai ledak-ledakan..:-).

  salam,


  - Original Message 
  From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED]
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Wednesday, March 28, 2007 11:09:22 AM
  Subject: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn 
Kidul


  Kalau tidak salah dulu proyek Gua Bribin ini untuk dibikin Pembangkit Listrik 
Tenaga air ( ? )
  Melihat untuk merelaisasikan proyek ini harus  merusak Gua  Gua ( dg 
meledakan  segala) , apa tidak sayang , disisi lain kita konsen terhadap 
klestarian alam.
  Kalau dilihat hasil  ( dari listrik yang dihasilkan nantinya  mungkin hanya 
puluhan- ratusan KW ) mungkin juga tidak terlalu banyak , apalagi untuk daerah 
ini masih banyak alternatif lain ( menggunakan sumber energi lain ) tanpa harus 
merusak alamnya. 
  Ora cucuk , istilah Gunung Kidule...

  ISM
  

  Penelusuran Sumber Air
  Luweng Ngejring Akses Masuk Lain ke Goa Bribin di Gunung Kidul 

  Upaya penghancuran bebatuan yang menutup penampang Goa Bribin di Semanu, 
Gunung Kidul, beberapa waktu lalu, masih menyisakan sedikit pekerjaan. Belum 
semua pecahan batu hasil peledakan yang melibatkan dua penyelam sifon (pipa 
penuh air) dari Jerman, Marco Wendelberger dan Matias Leyk, November tahun 
lalu, itu tersingkir. 

  Artinya masih ada sisa bebatuan yang membendung aliran air di dalam goa 
berkedalaman sekitar 100 meter di bawah permukaan tanah tersebut. Batuan itu 
jelas menjadi penghambat pembangunan dam utama karena keberadaannya membuat 
permukaan air menjadi naik. 

  Beberapa upaya pun kembali dicoba, salah satunya mencari jalan lain untuk 
masuk ke dalam penampang goa guna menyingkirkan batu-batu sisa secara manual. 
Setelah melalui sejumlah pemikiran, pilihan pun tertuju ke luweng atau lubang 
vertikal. 

  Lubang ini diharapkan bisa menjadi jalan masuk dari sisi lain. Mengingat, 
untuk masuk dari jalan utama, yakni terowongan vertikal, hasil pengeboran masih 
cukup sulit, meski kini telah terpasang lift. 

  Salah satu luweng yang kemudian menjadi pilihan adalah luweng Ngejring. 
Akhir bulan ini kami berencana untuk mencoba masuk ke dalam luweng Ngejring. 
Kami masih menunggu situasi kondusif, ujar Dicky J Mesah, Ketua Acintyacunyata 
Speleological Club (ASC), pekan lalu. 

  ASC ialah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang 
penelusuran goa yang juga terlibat dalam pembangunan bendungan sungai bawah 
tanah Bribin. 

  Tak mudah 

  Masuk dalam goa bawah tanah, apalagi yang jalurnya vertikal dan terdapat 
sungai di dalamnya, bukan persoalan mudah. Selain keterampilan dan dukungan 
peralatan yang memadai, kondisi cuaca menjadi

Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul

2007-03-28 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Mas Ma-il
Intinya kalau kita biarkan air bawah tanah sungai bribin ini akan
mengalir sendiri ke Laut Kidul. Nah dengan tenaganya sendiri
(gravitasi) diubah dulu menjadi energi listrik, kemudian listriknya
dipakai untuk menaikkan air serta kebutuhan lainnya.

Jadi daripada air ngglontor dewe ke laut ya dimangfaatkan energinya
dengan membuat bendungan. Bendungan ini yang dibuat dengan cara
unik, yaitu membuat lubang berukuran besar dengan dibor, ukuran lubang
bor ini 2.5 METER, iya dua setengah meter diameternya. Kalau di minyak
ngebor cuman 20 inci, ini ngebor dengan diameter 2.5 meter.

Proyek ini memang sangat berbau riset. Tentunya setiap riset bukan
untuk keuntungan semata. Pihak Jerman tentunya juga pinter
memanfaatkan kondisi karst yg sangat khusus ini. Proyek inipun sudah
sejak tahun 2004 looh ...

rdp
referensi  :
http://www.freelists.org/archives/geologiugm/07-2004/msg00091.html


On 3/29/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote:



Pak Noor, kalau cuma untuk air bersih kok kenapa harus ngebor dg diameter
gede , apa nantinya dibuat seperti sumur gali ( ambil airnya ditimba dg
ember )
setahu saya pada waktu P2AT dulu ngebor air didaerah Gn Kidul ( juga
didaerah gamping ) ini diameternya biasa biasa saja kemudian dipasang pompa
air yang digerakan dg listrik/diesel diatasnya
dari informasi di millis ini juga ( dari pak Agus h )  secara teknis aliran
sungai bawah tanah di bribin memang sudah dilubangi untuk menurunkan
generator yang akan dipakai untuk menggerakkan turbin yang akan dipasang di
dalam gua.
Nah kalau ini benar , mungkin skenarionya untuk menaikan air dari dalam
tanah tersebut dipompa dan energi listrik untuk memompanya dibangkitkan dari
Turbin yang dipasang di Gua tsb (semacam PLTM)
secara ekonomis , mungkinlistrik yang dihasilkan ( Rp/Kwh ) akan jadi mahal
karena biaya investasinya mahal ( termmasuk ngebor yang berdiameter lebar
dan pembersihan serta bangunan struktur bawah permukaannya ) , inilah yg
saya bilang Tidak Cucuk.
Namun biasanya proyek proyek semacam ini dibiayai dari dana murah ( Grant )
merupakan semacam pilot proyek ( G to G ) Jadinya Yo Cucuk. Cuma
kelemahannya biasanya  Kesianmbungannya untuk biaya O  M nya karena kalau
Proyek ini dinyatakan selesai sudah tidak ada lagi biaya yg dikucurkannya,
akibatnya bisa terbelengkai apabila tidak didesain dari awal siapa yang akan
bertanggung jawab thd O  M nya.
Juga mungkin yg perlu diperhatikan , karena nantinya di sungai bawah tanah
ini akan ditaruh mesin mesin/Turbin , ini tentunya ada kemungkinan
tercemar' oleh minyak-minyak dan oli kalau ada kebocoran atau perawatan
yang tidak bagus. disisi lain sungai 2 bawah tanah ini kan saling
berhubungan , kalau terjadi pencemaran tentunya juga akan cepat menyebar
kemana mana , Bagaimanja nanti kalau sumberair minum satu satunya penduduk
Gn Kidul ini bau Minyak  kan barabe..


Salam juga  Mas Noor
( maklum kenalnya hanya dari Dunia Maya )

ISM



- Original Message -
From: noor syarifuddin
To: iagi-net@iagi.or.id

Sent: Tuesday, March 27, 2007 4:19 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin
Gn Kidul



Pak Ismail,
Setahu saya sih hanya untuk sumber air bersih. Prosesnya dengan cara dibor
dengan diameter yang cukup besar, jadi tidak pakai ledak-ledakan..:-).

salam,


- Original Message 
From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 28, 2007 11:09:22 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn
Kidul



Kalau tidak salah dulu proyek Gua Bribin ini untuk dibikin Pembangkit
Listrik Tenaga air ( ? )
Melihat untuk merelaisasikan proyek ini harus  merusak Gua  Gua ( dg
meledakan  segala) , apa tidak sayang , disisi lain kita konsen terhadap
klestarian alam.
Kalau dilihat hasil  ( dari listrik yang dihasilkan nantinya  mungkin
hanya puluhan- ratusan KW ) mungkin juga tidak terlalu banyak , apalagi
untuk daerah ini masih banyak alternatif lain ( menggunakan sumber energi
lain ) tanpa harus merusak alamnya.
Ora cucuk , istilah Gunung Kidule...

ISM





Penelusuran Sumber Air
Luweng Ngejring Akses Masuk Lain ke Goa Bribin di Gunung Kidul

Upaya penghancuran bebatuan yang menutup penampang Goa Bribin di Semanu,
Gunung Kidul, beberapa waktu lalu, masih menyisakan sedikit pekerjaan. Belum
semua pecahan batu hasil peledakan yang melibatkan dua penyelam sifon (pipa
penuh air) dari Jerman, Marco Wendelberger dan Matias Leyk, November tahun
lalu, itu tersingkir.

Artinya masih ada sisa bebatuan yang membendung aliran air di dalam goa
berkedalaman sekitar 100 meter di bawah permukaan tanah tersebut. Batuan itu
jelas menjadi penghambat pembangunan dam utama karena keberadaannya membuat
permukaan air menjadi naik.

Beberapa upaya pun kembali dicoba, salah satunya mencari jalan lain untuk
masuk ke dalam penampang goa guna menyingkirkan batu-batu sisa secara
manual. Setelah melalui sejumlah pemikiran, pilihan pun tertuju ke luweng
atau lubang

Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul

2007-03-28 Terurut Topik Kabul Ahmad

Ya, betul kang Vick...
Dulu saat mahasiswa, saya beberapa kali survey amatiran di Kec Panggang dan 
beberapa luweng di G. Kidul dengan aktifis mahasiswa lainnya tahun 
1983-84..
Beberapa desa yang ada gua bawah tanahnya , warga sangat kesulitan 
mengangkat air yang sangat deras dibawah itu tapi diatas sangat kekeringan. 
Maka, ada yang membuat tangga ke bawah setinggi sampai 50 - 70 meter. sampai 
di bawah air diciduk pakai jerigen atau drum dan diangkat kembali ke atas. 
Ini dilakukan oleh pria dan wanita bahkan anak-anak. Suatu perjuangan yang 
luar biasa untuk mendapatkan air untuk hidup.
Kemudian, kami usulkan menggunakan pompa dengan generator mesin diesel. Dari 
sumbangan bapak-bapak dosen aktifis UGM dan pak Camat didapatkan genset dan 
pompa tersebut, namun kami lupa bahwa genset ini butuh BBM berupa solar, 
akibatnya saat mesin terpasang di bawah sana dan air bisa dipompakan, timbul 
bahaya yaitu polusi CO dan CO2 didalam gua dari asap genset. Sempat ada 
warga yang pingsan lemas saat mau mengisi BBM di dalam gua bawah tanah itu. 
Akhirnya, kita stop genset itu dan warga kembali menimba turun ke gua. Gua 
ini atau lebih tepat disebut luweng karena hampir vertikal denga sudut 
kemiringan 60 - 70 derajat. Banyak pula yang 90 derajat malah.
Timbul pemikiran dengan beberapa kawan aktifis mahasiswa teknik mesin dan 
elektro UGM bahwa genset diganti listrik yang tanpa polusi dan bebas 
pencemaran minyak, tapi di desa tsb listrik belum ada dan dirancang listrik 
tenaga angin di permukaan ( kincir angin ). Desa ini dekat pantai selatan 
dengan jarak 3 km saja dan angin berhembus cukup kencang. Lisrik ini 
digunakan sebagai tenaga pompa air. Debit air di gua tsb cukup besar , 
mungkin sampai 30-40 ltr/detik tapi tidak cukup menggerakkan turbin dan 
ruang yang sempit tidak mungkin dibuat dam atau tanggul di bawah sana. Jadi 
pilihan PLT Angin. Namun sayang proyek ini berhenti karena tak ada dana 
lagi, lagian hanya murni swadaya masyarakat.
Jadi jika ada gua lain yang debitnya cukup maka ide pompa listrik dari 
turbin yang digerakkan oleh debitnya sendiri itu bagus sekali dan sangat 
mungkin.
Luweng/ gua lainnya juga ada yang lebih besar...jadi musibah kekeringan tiap 
tahun di daerah tandus itu bisa diselesaikan masalahnya.
Dengan metode geolistrik, pencarian air di karst juga bisa dilakukan dan 
kita bisa memetakannya kemana arah dan drainage sungai bawah tanah ini. P2AT 
Jogja juga paham betul wilayah Gunung Kidul. Apalagi dengan jadi Ontorejo, 
amblas ke gua seperti para hobbiest speleology, pemetaan jadi lebih real.
Coba kang Vicky tanya ke mas Hari Primadi  ( Geologist Petronas ) yang 
tetangga sampeyan jagonya Speleologi di Karst Pegunungan Sewu  dan hobby 
terjun ke gua bawah tanah itu. Beliau mengenal betul peta luweng itu.


KA
- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 28, 2007 5:56 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin 
Gn Kidul




Mas Ma-il
Intinya kalau kita biarkan air bawah tanah sungai bribin ini akan
mengalir sendiri ke Laut Kidul. Nah dengan tenaganya sendiri
(gravitasi) diubah dulu menjadi energi listrik, kemudian listriknya
dipakai untuk menaikkan air serta kebutuhan lainnya.

Jadi daripada air ngglontor dewe ke laut ya dimangfaatkan energinya
dengan membuat bendungan. Bendungan ini yang dibuat dengan cara
unik, yaitu membuat lubang berukuran besar dengan dibor, ukuran lubang
bor ini 2.5 METER, iya dua setengah meter diameternya. Kalau di minyak
ngebor cuman 20 inci, ini ngebor dengan diameter 2.5 meter.

Proyek ini memang sangat berbau riset. Tentunya setiap riset bukan
untuk keuntungan semata. Pihak Jerman tentunya juga pinter
memanfaatkan kondisi karst yg sangat khusus ini. Proyek inipun sudah
sejak tahun 2004 looh ...

rdp
referensi  :
http://www.freelists.org/archives/geologiugm/07-2004/msg00091.html


On 3/29/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote:



Pak Noor, kalau cuma untuk air bersih kok kenapa harus ngebor dg diameter
gede , apa nantinya dibuat seperti sumur gali ( ambil airnya ditimba dg
ember )
setahu saya pada waktu P2AT dulu ngebor air didaerah Gn Kidul ( juga
didaerah gamping ) ini diameternya biasa biasa saja kemudian dipasang 
pompa

air yang digerakan dg listrik/diesel diatasnya
dari informasi di millis ini juga ( dari pak Agus h )  secara teknis 
aliran

sungai bawah tanah di bribin memang sudah dilubangi untuk menurunkan
generator yang akan dipakai untuk menggerakkan turbin yang akan dipasang 
di

dalam gua.
Nah kalau ini benar , mungkin skenarionya untuk menaikan air dari dalam
tanah tersebut dipompa dan energi listrik untuk memompanya dibangkitkan 
dari

Turbin yang dipasang di Gua tsb (semacam PLTM)
secara ekonomis , mungkinlistrik yang dihasilkan ( Rp/Kwh ) akan jadi 
mahal

karena biaya investasinya mahal ( termmasuk ngebor yang berdiameter lebar
dan pembersihan serta bangunan struktur bawah permukaannya ) , inilah yg
saya bilang Tidak

Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul

2007-03-28 Terurut Topik Ismail Zaini
Betul Om Vicky, seperti saya tulis itu bahwa proyek ini merupakan pilot 
Proyek ( Riset) jadi bukan B to B tapi G to G . Prinsip sama dg Pembangkit 
Listrik Tenaga Air ( PLTA ) tapi bendungannya dibawah tanah ( sungai bawah 
tanah ) ada beberapa jenis PLTA ( sesuai kapasitasnya ) ada Piko Hidro, ada 
Micro Hidro , ada Mini Hidro ada PLTA , prisipnya sama . Biasanya untuk 
perhitungan daya nya ada Rumus P = 7,5 QH ( Kw ) Q= Debit H = Ketinggian ( 
nek gak salah lho maklum wis ora sinau meneh ) dadi kapasitas di Bribin tsb 
tergantung dg Q dan H didalam gua tsb , karena H didalam tanah biasanya 
kecil makanya fungsi utamannya ada di Q nya.
Yang harus menjadi perhatian adalah karakteristik sungai bawah tanah lain dg 
sungai di permukaan, apa sungai tsb langsung drojos lurus kelaut  apa ndadak 
mampir mampir dulu ( saling berhubungan dg sungai bawah tanah lainnya) ,
Yang namanya Pembangkit Listrik pasti ada oli nya dan setiap waktu 
tertentu ada perawatan mesin Turun Mesin nah disinilah yang harus hati 
hati karena biasanya ada limbah yang terbuang, lha nek mlayune limbah di 
permukaan gampang ngilangine. ( kabarnya kalau di PLTA Saguling lagi Turun 
Mesin' maka banyak ikan dikeramba keramba dibawahnya podo klepekan ).Lha nek 
mlayune limbah dibawah permukaan dan mampir kemana mana kan barabe tadi.
Sebetulnya gimana sih pola  sungai bawah permukaannya , apa lurus lurus 
langsung kelaut atau saling berhubungan menjadi satu sistem terus baru ke 
laut ( mungkin ada yang pernah melakukan pemetaan sungai bawah 
permukaannya )
Sebetulnya ini bagus untuk Pembelajaran dari Aspek Geologi , teknik sipil 
dan mechanikalnya , seberapa jauh ya dilibatkannya poro Geolog di 
Ngayogyaokarto Hadiningrat terhadap proyek ini..



ISM



- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 28, 2007 2:56 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin 
Gn Kidul




Mas Ma-il
Intinya kalau kita biarkan air bawah tanah sungai bribin ini akan
mengalir sendiri ke Laut Kidul. Nah dengan tenaganya sendiri
(gravitasi) diubah dulu menjadi energi listrik, kemudian listriknya
dipakai untuk menaikkan air serta kebutuhan lainnya.

Jadi daripada air ngglontor dewe ke laut ya dimangfaatkan energinya
dengan membuat bendungan. Bendungan ini yang dibuat dengan cara
unik, yaitu membuat lubang berukuran besar dengan dibor, ukuran lubang
bor ini 2.5 METER, iya dua setengah meter diameternya. Kalau di minyak
ngebor cuman 20 inci, ini ngebor dengan diameter 2.5 meter.

Proyek ini memang sangat berbau riset. Tentunya setiap riset bukan
untuk keuntungan semata. Pihak Jerman tentunya juga pinter
memanfaatkan kondisi karst yg sangat khusus ini. Proyek inipun sudah
sejak tahun 2004 looh ...

rdp
referensi  :
http://www.freelists.org/archives/geologiugm/07-2004/msg00091.html


On 3/29/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote:



Pak Noor, kalau cuma untuk air bersih kok kenapa harus ngebor dg diameter
gede , apa nantinya dibuat seperti sumur gali ( ambil airnya ditimba dg
ember )
setahu saya pada waktu P2AT dulu ngebor air didaerah Gn Kidul ( juga
didaerah gamping ) ini diameternya biasa biasa saja kemudian dipasang 
pompa

air yang digerakan dg listrik/diesel diatasnya
dari informasi di millis ini juga ( dari pak Agus h )  secara teknis 
aliran

sungai bawah tanah di bribin memang sudah dilubangi untuk menurunkan
generator yang akan dipakai untuk menggerakkan turbin yang akan dipasang 
di

dalam gua.
Nah kalau ini benar , mungkin skenarionya untuk menaikan air dari dalam
tanah tersebut dipompa dan energi listrik untuk memompanya dibangkitkan 
dari

Turbin yang dipasang di Gua tsb (semacam PLTM)
secara ekonomis , mungkinlistrik yang dihasilkan ( Rp/Kwh ) akan jadi 
mahal

karena biaya investasinya mahal ( termmasuk ngebor yang berdiameter lebar
dan pembersihan serta bangunan struktur bawah permukaannya ) , inilah yg
saya bilang Tidak Cucuk.
Namun biasanya proyek proyek semacam ini dibiayai dari dana murah ( 
Grant )

merupakan semacam pilot proyek ( G to G ) Jadinya Yo Cucuk. Cuma
kelemahannya biasanya  Kesianmbungannya untuk biaya O  M nya karena 
kalau
Proyek ini dinyatakan selesai sudah tidak ada lagi biaya yg 
dikucurkannya,
akibatnya bisa terbelengkai apabila tidak didesain dari awal siapa yang 
akan

bertanggung jawab thd O  M nya.
Juga mungkin yg perlu diperhatikan , karena nantinya di sungai bawah 
tanah

ini akan ditaruh mesin mesin/Turbin , ini tentunya ada kemungkinan
tercemar' oleh minyak-minyak dan oli kalau ada kebocoran atau perawatan
yang tidak bagus. disisi lain sungai 2 bawah tanah ini kan saling
berhubungan , kalau terjadi pencemaran tentunya juga akan cepat menyebar
kemana mana , Bagaimanja nanti kalau sumberair minum satu satunya 
penduduk

Gn Kidul ini bau Minyak  kan barabe..


Salam juga  Mas Noor
( maklum kenalnya hanya dari Dunia Maya )

ISM



- Original Message -
From: noor syarifuddin
To: iagi-net@iagi.or.id

RE: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul

2007-03-28 Terurut Topik H. Edison Sirodj (PCSB)
Kalu tidah salah, PLN itu mempunyai proyek Mini Hidro yang pernah
diapplikasikan di Sumbar dan juga di Sukabumi.
Mungkin ada anggota IAGI yang bekerja di PLN bisa membantu tentang ide
minihidro ini.

EGS

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, 28 March, 2007 6:56 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa
Bribin Gn Kidul

Mas Ma-il
Intinya kalau kita biarkan air bawah tanah sungai bribin ini akan
mengalir sendiri ke Laut Kidul. Nah dengan tenaganya sendiri
(gravitasi) diubah dulu menjadi energi listrik, kemudian listriknya
dipakai untuk menaikkan air serta kebutuhan lainnya.

Jadi daripada air ngglontor dewe ke laut ya dimangfaatkan energinya
dengan membuat bendungan. Bendungan ini yang dibuat dengan cara
unik, yaitu membuat lubang berukuran besar dengan dibor, ukuran lubang
bor ini 2.5 METER, iya dua setengah meter diameternya. Kalau di minyak
ngebor cuman 20 inci, ini ngebor dengan diameter 2.5 meter.

Proyek ini memang sangat berbau riset. Tentunya setiap riset bukan
untuk keuntungan semata. Pihak Jerman tentunya juga pinter
memanfaatkan kondisi karst yg sangat khusus ini. Proyek inipun sudah
sejak tahun 2004 looh ...

rdp
referensi  :
http://www.freelists.org/archives/geologiugm/07-2004/msg00091.html


On 3/29/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Pak Noor, kalau cuma untuk air bersih kok kenapa harus ngebor dg
diameter
 gede , apa nantinya dibuat seperti sumur gali ( ambil airnya ditimba
dg
 ember )
 setahu saya pada waktu P2AT dulu ngebor air didaerah Gn Kidul ( juga
 didaerah gamping ) ini diameternya biasa biasa saja kemudian dipasang
pompa
 air yang digerakan dg listrik/diesel diatasnya
 dari informasi di millis ini juga ( dari pak Agus h )  secara teknis
aliran
 sungai bawah tanah di bribin memang sudah dilubangi untuk menurunkan
 generator yang akan dipakai untuk menggerakkan turbin yang akan
dipasang di
 dalam gua.
 Nah kalau ini benar , mungkin skenarionya untuk menaikan air dari
dalam
 tanah tersebut dipompa dan energi listrik untuk memompanya
dibangkitkan dari
 Turbin yang dipasang di Gua tsb (semacam PLTM)
 secara ekonomis , mungkinlistrik yang dihasilkan ( Rp/Kwh ) akan jadi
mahal
 karena biaya investasinya mahal ( termmasuk ngebor yang berdiameter
lebar
 dan pembersihan serta bangunan struktur bawah permukaannya ) , inilah
yg
 saya bilang Tidak Cucuk.
 Namun biasanya proyek proyek semacam ini dibiayai dari dana murah (
Grant )
 merupakan semacam pilot proyek ( G to G ) Jadinya Yo Cucuk. Cuma
 kelemahannya biasanya  Kesianmbungannya untuk biaya O  M nya karena
kalau
 Proyek ini dinyatakan selesai sudah tidak ada lagi biaya yg
dikucurkannya,
 akibatnya bisa terbelengkai apabila tidak didesain dari awal siapa
yang akan
 bertanggung jawab thd O  M nya.
 Juga mungkin yg perlu diperhatikan , karena nantinya di sungai bawah
tanah
 ini akan ditaruh mesin mesin/Turbin , ini tentunya ada kemungkinan
 tercemar' oleh minyak-minyak dan oli kalau ada kebocoran atau
perawatan
 yang tidak bagus. disisi lain sungai 2 bawah tanah ini kan saling
 berhubungan , kalau terjadi pencemaran tentunya juga akan cepat
menyebar
 kemana mana , Bagaimanja nanti kalau sumberair minum satu satunya
penduduk
 Gn Kidul ini bau Minyak  kan barabe..


 Salam juga  Mas Noor
 ( maklum kenalnya hanya dari Dunia Maya )

 ISM



 - Original Message -
 From: noor syarifuddin
 To: iagi-net@iagi.or.id

 Sent: Tuesday, March 27, 2007 4:19 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa
Bribin
 Gn Kidul



 Pak Ismail,
 Setahu saya sih hanya untuk sumber air bersih. Prosesnya dengan cara
dibor
 dengan diameter yang cukup besar, jadi tidak pakai ledak-ledakan..:-).

 salam,


 - Original Message 
 From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Wednesday, March 28, 2007 11:09:22 AM
 Subject: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa
Bribin Gn
 Kidul



 Kalau tidak salah dulu proyek Gua Bribin ini untuk dibikin Pembangkit
 Listrik Tenaga air ( ? )
 Melihat untuk merelaisasikan proyek ini harus  merusak Gua  Gua ( dg
 meledakan  segala) , apa tidak sayang , disisi lain kita konsen
terhadap
 klestarian alam.
 Kalau dilihat hasil  ( dari listrik yang dihasilkan nantinya
mungkin
 hanya puluhan- ratusan KW ) mungkin juga tidak terlalu banyak ,
apalagi
 untuk daerah ini masih banyak alternatif lain ( menggunakan sumber
energi
 lain ) tanpa harus merusak alamnya.
 Ora cucuk , istilah Gunung Kidule...

 ISM
 




 Penelusuran Sumber Air
 Luweng Ngejring Akses Masuk Lain ke Goa Bribin di Gunung Kidul

 Upaya penghancuran bebatuan yang menutup penampang Goa Bribin di
Semanu,
 Gunung Kidul, beberapa waktu lalu, masih menyisakan sedikit pekerjaan.
Belum
 semua pecahan batu hasil peledakan yang melibatkan dua penyelam sifon
(pipa
 penuh air) dari Jerman, Marco Wendelberger dan Matias Leyk, November
tahun
 lalu, itu

Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul

2007-03-28 Terurut Topik Supardan

Masalah limbah dari PLTMH di sungai bawah tanah, utamanya oli tentu cukup
mengkhawatirkan juga. Lha wong limbah itu kan bisa mengganggu kelestarian
flora dan fauna endemik kars di sana, sayang kan. Saya kemarin juga agak
kaget membaca berita tentang proyek peledakan goa Bribin. Di sana disitir
keterangan seorang ahli peledakan dari Pemkab. Jember. Setahu saya, yang
bersangkutan itu hanya seorang juru ledak bukan ahli peledakan dan sudah
cukup lama tidak terlibat di dalam kegiatan peledakan. Setahu saya yang
bersangkutan sekarang ditempatkan di kantor Kecamatan Puger. Kebetulan saya
cukup lama menangani K-3 pertambangan di Jatim termasuk peledakan, jadi ya
saya kenal semua juru ledak tambang di Jatim. Bahkan saya juga cukup lama
manangani masalah perizinan handak termasuk KIM (Kartu Izin
Meledakkan). Jangan-jangan saat ini dia juga tidak memiliki KIM.

Saya tidak bermaksud apa-apa terhadap sang juru ledak tersebut, namun yang
perlu difikirkan adalah masalah kelestarian ekokars itu sendiri. Kalo
batu-batu di dasar sungai itu diledakkan dengan asal-asalan, tentunya hal
itu akan bertentangan dengan apa yang sudah dicanangkan oleh Presiden SBY
bahwa Pegunungan Sewu dan Pacitan Timur telah ditetapkan sebagai Kawasan
Ekokars pada akhir tahun 2004. Lagian kars Pegunungan Sewu ini kan konon
diusulkan sebagai *World Heritage*.

Jadi sebenarnya dalam kegiatan tersebut diperlukan seorang ahli peledakan
yang merancang teknik peledakan bersama-sama dengan ahli kars, tentunya
jangan meninggalkan ahli geologi.

Salam,
Pardan, Jatim.






On 3/28/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote:


Betul Om Vicky, seperti saya tulis itu bahwa proyek ini merupakan pilot
Proyek ( Riset) jadi bukan B to B tapi G to G . Prinsip sama dg Pembangkit
Listrik Tenaga Air ( PLTA ) tapi bendungannya dibawah tanah ( sungai bawah
tanah ) ada beberapa jenis PLTA ( sesuai kapasitasnya ) ada Piko Hidro,
ada
Micro Hidro , ada Mini Hidro ada PLTA , prisipnya sama . Biasanya untuk
perhitungan daya nya ada Rumus P = 7,5 QH ( Kw ) Q= Debit H = Ketinggian (
nek gak salah lho maklum wis ora sinau meneh ) dadi kapasitas di Bribin
tsb
tergantung dg Q dan H didalam gua tsb , karena H didalam tanah biasanya
kecil makanya fungsi utamannya ada di Q nya.
Yang harus menjadi perhatian adalah karakteristik sungai bawah tanah lain
dg
sungai di permukaan, apa sungai tsb langsung drojos lurus kelaut  apa
ndadak
mampir mampir dulu ( saling berhubungan dg sungai bawah tanah lainnya) ,
Yang namanya Pembangkit Listrik pasti ada oli nya dan setiap waktu
tertentu ada perawatan mesin Turun Mesin nah disinilah yang harus hati
hati karena biasanya ada limbah yang terbuang, lha nek mlayune limbah di
permukaan gampang ngilangine. ( kabarnya kalau di PLTA Saguling lagi
Turun
Mesin' maka banyak ikan dikeramba keramba dibawahnya podo klepekan ).Lha
nek
mlayune limbah dibawah permukaan dan mampir kemana mana kan barabe tadi.
Sebetulnya gimana sih pola  sungai bawah permukaannya , apa lurus lurus
langsung kelaut atau saling berhubungan menjadi satu sistem terus baru ke
laut ( mungkin ada yang pernah melakukan pemetaan sungai bawah
permukaannya )
Sebetulnya ini bagus untuk Pembelajaran dari Aspek Geologi , teknik sipil
dan mechanikalnya , seberapa jauh ya dilibatkannya poro Geolog di
Ngayogyaokarto Hadiningrat terhadap proyek ini..


ISM



- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 28, 2007 2:56 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa
Bribin
Gn Kidul


 Mas Ma-il
 Intinya kalau kita biarkan air bawah tanah sungai bribin ini akan
 mengalir sendiri ke Laut Kidul. Nah dengan tenaganya sendiri
 (gravitasi) diubah dulu menjadi energi listrik, kemudian listriknya
 dipakai untuk menaikkan air serta kebutuhan lainnya.

 Jadi daripada air ngglontor dewe ke laut ya dimangfaatkan energinya
 dengan membuat bendungan. Bendungan ini yang dibuat dengan cara
 unik, yaitu membuat lubang berukuran besar dengan dibor, ukuran lubang
 bor ini 2.5 METER, iya dua setengah meter diameternya. Kalau di minyak
 ngebor cuman 20 inci, ini ngebor dengan diameter 2.5 meter.

 Proyek ini memang sangat berbau riset. Tentunya setiap riset bukan
 untuk keuntungan semata. Pihak Jerman tentunya juga pinter
 memanfaatkan kondisi karst yg sangat khusus ini. Proyek inipun sudah
 sejak tahun 2004 looh ...

 rdp
 referensi  :
 http://www.freelists.org/archives/geologiugm/07-2004/msg00091.html


 On 3/29/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Pak Noor, kalau cuma untuk air bersih kok kenapa harus ngebor dg
diameter
 gede , apa nantinya dibuat seperti sumur gali ( ambil airnya ditimba dg
 ember )
 setahu saya pada waktu P2AT dulu ngebor air didaerah Gn Kidul ( juga
 didaerah gamping ) ini diameternya biasa biasa saja kemudian dipasang
 pompa
 air yang digerakan dg listrik/diesel diatasnya
 dari informasi di millis ini juga ( dari pak Agus h )  secara teknis
 aliran
 sungai bawah tanah di bribin memang

[iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul

2007-03-27 Terurut Topik Ismail Zaini
Kalau tidak salah dulu proyek Gua Bribin ini untuk dibikin Pembangkit Listrik 
Tenaga air ( ? )
Melihat untuk merelaisasikan proyek ini harus  merusak Gua  Gua ( dg 
meledakan  segala) , apa tidak sayang , disisi lain kita konsen terhadap 
klestarian alam.
Kalau dilihat hasil  ( dari listrik yang dihasilkan nantinya  mungkin hanya 
puluhan- ratusan KW ) mungkin juga tidak terlalu banyak , apalagi untuk daerah 
ini masih banyak alternatif lain ( menggunakan sumber energi lain ) tanpa harus 
merusak alamnya. 
Ora cucuk , istilah Gunung Kidule...

ISM


Penelusuran Sumber Air
Luweng Ngejring Akses Masuk Lain ke Goa Bribin di Gunung Kidul 

Upaya penghancuran bebatuan yang menutup penampang Goa Bribin di Semanu, Gunung 
Kidul, beberapa waktu lalu, masih menyisakan sedikit pekerjaan. Belum semua 
pecahan batu hasil peledakan yang melibatkan dua penyelam sifon (pipa penuh 
air) dari Jerman, Marco Wendelberger dan Matias Leyk, November tahun lalu, itu 
tersingkir. 

Artinya masih ada sisa bebatuan yang membendung aliran air di dalam goa 
berkedalaman sekitar 100 meter di bawah permukaan tanah tersebut. Batuan itu 
jelas menjadi penghambat pembangunan dam utama karena keberadaannya membuat 
permukaan air menjadi naik. 

Beberapa upaya pun kembali dicoba, salah satunya mencari jalan lain untuk masuk 
ke dalam penampang goa guna menyingkirkan batu-batu sisa secara manual. Setelah 
melalui sejumlah pemikiran, pilihan pun tertuju ke luweng atau lubang vertikal. 

Lubang ini diharapkan bisa menjadi jalan masuk dari sisi lain. Mengingat, untuk 
masuk dari jalan utama, yakni terowongan vertikal, hasil pengeboran masih cukup 
sulit, meski kini telah terpasang lift. 

Salah satu luweng yang kemudian menjadi pilihan adalah luweng Ngejring. Akhir 
bulan ini kami berencana untuk mencoba masuk ke dalam luweng Ngejring. Kami 
masih menunggu situasi kondusif, ujar Dicky J Mesah, Ketua Acintyacunyata 
Speleological Club (ASC), pekan lalu. 

ASC ialah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang 
penelusuran goa yang juga terlibat dalam pembangunan bendungan sungai bawah 
tanah Bribin. 

Tak mudah 

Masuk dalam goa bawah tanah, apalagi yang jalurnya vertikal dan terdapat sungai 
di dalamnya, bukan persoalan mudah. Selain keterampilan dan dukungan peralatan 
yang memadai, kondisi cuaca menjadi bagian yang tidak bisa dianggap remeh. 

Debit air sungai bawah tanah biasanya bertambah, seiring datangnya musim hujan 
baik itu yang turun di daerah tersebut maupun di daerah hulu. 

Sementara itu, luweng Ngejring yang berada sekitar satu kilometer arah barat 
daya dari titik pengeboran sebenarnya telah dimatikan (ditimbun). 

Sekitar 40 tahun terakhir, warga sengaja menimbunnya dengan tanah untuk 
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. 

Berhubung ada rencana menjadikannya jalan masuk, maka Februari kemarin warga 
bersama pihak-pihak terkait berupaya membuka kembali timbunan. Kini lubang 
luweng ditutup memakai papan agar Lumpur tidak ikut masuk bersama air hujan, 
kata Dicky. 

Ngejring merupakan luweng keempat yang akan dicoba sebagai jalan masuk ke 
Bribin. Sebelumnya, ada tiga luweng lain di Kecamatan Semanu yang telah dicoba. 
Namun, luweng-luweng itu tidak berhasil dimanfaatkan lantaran beberapa masalah. 
Salah satunya ada luweng yang ujungnya menyempit sehingga tidak bisa dimasuki. 
Karena tidak berhasil itulah, akhirnya diledakkan, kata Dicky. 

Menurut Solichin selaku penghubung antara Universitas Kalsruhe Jerman dan 
Pemprov DI Yogyakarta 

dalam pembangunan bendungan Bribin di Indonesia, luweng Ngejring merupakan 
pintu masuk terdekat dengan lokasi reruntuhan. Hal ini sesuai dengan pengukuran 
Matias Leyk. 

Kalau sampai tembus ke dalam goa, menurut Solichin, hal itu merupakan suatu 
keuntungan. Kalau upaya ini berhasil, maka upaya menyingkirkan penghalang bisa 
dilakukan lebih mudah. 

Memang ada rencana peledakan kembali tanggal 16-21 April mendatang oleh tim 
yang sama. ASC diharapkan mencari akses masuk lebih dulu, tuturnya. 

Meledakkan batuan di dalam goa penuh air memang tidak mudah. Pengalaman 
peledakan pertama yang melibatkan Profesor Nestmanm selaku pimpinan proyek dari 
Universitas Kalsruhe dan harus diulang hingga tiga kali akan menjadi referensi 
tersendiri bagi para ahli terkait. (WER) 





















Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul

2007-03-27 Terurut Topik Sulastama Raharja

Pak Dhe Ismail,
nek gak salah peledak ini untuk menyingkirkan longsoran bebatuan yang
mencapai 1.000 meter kubik dan sebagian menutup sungai di bawah tanah.
Longsoran ini diakibatkan  gempa 27 Mei tahun lalu. Untuk mengeluarkannya,
bisa diatasi dengan cara meledakkan reruntuhan tersebut. Berita lengkapnya
sila klik di http://gunungsewu.wordpress.com/tag/cave-and-karst-news/page/2/
.

Nek dietung cucuk ndak cucuk, ya mungkin masih cucuk lah Pak Dhe,
wong peledakannya dilakukan untuk menyelamatkan proyek yang sudah berjalan.
Nek dietung-etung juga, mungkin kerusakan yang ditimbulkan akibat
penyingkiran longsoran yang menutup aliran sungai bawah tanah ini tidak
sebesar aktivitas penambangan batu kapur seperti abstraknya Mas Langgeng di
http://gunungsewu.wordpress.com/2006/11/24/identifikasi-kerusakan-kawasan-karst-akibat-aktivitas-penambangan-di-kabupaten-gunungkidul/

Mas Vicky,
saya masih utang jurnal karst vol III ya

wassalam,
komo

On 3/27/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Kalau tidak salah dulu proyek Gua Bribin ini untuk dibikin Pembangkit
Listrik Tenaga air ( ? )
Melihat untuk merelaisasikan proyek ini harus  merusak Gua  Gua ( dg
meledakan  segala) , apa tidak sayang , disisi lain kita konsen terhadap
klestarian alam.
Kalau dilihat hasil  ( dari listrik yang dihasilkan nantinya  mungkin
hanya puluhan- ratusan KW ) mungkin juga tidak terlalu banyak , apalagi
untuk daerah ini masih banyak alternatif lain ( menggunakan sumber energi
lain ) tanpa harus merusak alamnya.
Ora cucuk , istilah Gunung Kidule...

ISM



Penelusuran Sumber Air
*Luweng Ngejring Akses Masuk Lain ke Goa Bribin di Gunung Kidul *

Upaya penghancuran bebatuan yang menutup penampang Goa Bribin di Semanu,
Gunung Kidul, beberapa waktu lalu, masih menyisakan sedikit pekerjaan. Belum
semua pecahan batu hasil peledakan yang melibatkan dua penyelam sifon (pipa
penuh air) dari Jerman, Marco Wendelberger dan Matias Leyk, November tahun
lalu, itu tersingkir.

Artinya masih ada sisa bebatuan yang membendung aliran air di dalam goa
berkedalaman sekitar 100 meter di bawah permukaan tanah tersebut. Batuan itu
jelas menjadi penghambat pembangunan dam utama karena keberadaannya membuat
permukaan air menjadi naik.

Beberapa upaya pun kembali dicoba, salah satunya mencari jalan lain untuk
masuk ke dalam penampang goa guna menyingkirkan batu-batu sisa secara
manual. Setelah melalui sejumlah pemikiran, pilihan pun tertuju ke luweng
atau lubang vertikal.

Lubang ini diharapkan bisa menjadi jalan masuk dari sisi lain. Mengingat,
untuk masuk dari jalan utama, yakni terowongan vertikal, hasil pengeboran
masih cukup sulit, meski kini telah terpasang lift.

Salah satu luweng yang kemudian menjadi pilihan adalah luweng Ngejring.
Akhir bulan ini kami berencana untuk mencoba masuk ke dalam luweng
Ngejring. Kami masih menunggu situasi kondusif, ujar Dicky J Mesah, Ketua
Acintyacunyata Speleological Club (ASC), pekan lalu.

ASC ialah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang
penelusuran goa yang juga terlibat dalam pembangunan bendungan sungai bawah
tanah Bribin.

*Tak mudah*

Masuk dalam goa bawah tanah, apalagi yang jalurnya vertikal dan terdapat
sungai di dalamnya, bukan persoalan mudah. Selain keterampilan dan dukungan
peralatan yang memadai, kondisi cuaca menjadi bagian yang tidak bisa
dianggap remeh.

Debit air sungai bawah tanah biasanya bertambah, seiring datangnya musim
hujan baik itu yang turun di daerah tersebut maupun di daerah hulu.

Sementara itu, luweng Ngejring yang berada sekitar satu kilometer arah
barat daya dari titik pengeboran sebenarnya telah dimatikan (ditimbun).

Sekitar 40 tahun terakhir, warga sengaja menimbunnya dengan tanah untuk
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.

Berhubung ada rencana menjadikannya jalan masuk, maka Februari kemarin
warga bersama pihak-pihak terkait berupaya membuka kembali timbunan. Kini
lubang luweng ditutup memakai papan agar Lumpur tidak ikut masuk bersama air
hujan, kata Dicky.

Ngejring merupakan luweng keempat yang akan dicoba sebagai jalan masuk ke
Bribin. Sebelumnya, ada tiga luweng lain di Kecamatan Semanu yang telah
dicoba. Namun, luweng-luweng itu tidak berhasil dimanfaatkan lantaran
beberapa masalah. Salah satunya ada luweng yang ujungnya menyempit sehingga
tidak bisa dimasuki. Karena tidak berhasil itulah, akhirnya diledakkan,
kata Dicky.

Menurut Solichin selaku penghubung antara Universitas Kalsruhe Jerman dan
Pemprov DI Yogyakarta

dalam pembangunan bendungan Bribin di Indonesia, luweng Ngejring merupakan
pintu masuk terdekat dengan lokasi reruntuhan. Hal ini sesuai dengan
pengukuran Matias Leyk.

Kalau sampai tembus ke dalam goa, menurut Solichin, hal itu merupakan
suatu keuntungan. Kalau upaya ini berhasil, maka upaya menyingkirkan
penghalang bisa dilakukan lebih mudah.

Memang ada rencana peledakan kembali tanggal 16-21 April mendatang oleh
tim yang sama. ASC diharapkan mencari akses masuk lebih dulu, tuturnya.

Meledakkan 

Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul

2007-03-27 Terurut Topik noor syarifuddin
Pak Ismail,
Setahu saya sih hanya untuk sumber air bersih. Prosesnya dengan cara dibor 
dengan diameter yang cukup besar, jadi tidak pakai ledak-ledakan..:-).

salam,


- Original Message 
From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 28, 2007 11:09:22 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul


Kalau tidak salah dulu proyek Gua Bribin ini untuk dibikin Pembangkit Listrik 
Tenaga air ( ? )
Melihat untuk merelaisasikan proyek ini harus  merusak Gua  Gua ( dg 
meledakan  segala) , apa tidak sayang , disisi lain kita konsen terhadap 
klestarian alam.
Kalau dilihat hasil  ( dari listrik yang dihasilkan nantinya  mungkin hanya 
puluhan- ratusan KW ) mungkin juga tidak terlalu banyak , apalagi untuk daerah 
ini masih banyak alternatif lain ( menggunakan sumber energi lain ) tanpa harus 
merusak alamnya. 
Ora cucuk , istilah Gunung Kidule...
 
ISM

 
Penelusuran Sumber Air
Luweng Ngejring Akses Masuk Lain ke Goa Bribin di Gunung Kidul 
Upaya penghancuran bebatuan yang menutup penampang Goa Bribin di Semanu, Gunung 
Kidul, beberapa waktu lalu, masih menyisakan sedikit pekerjaan. Belum semua 
pecahan batu hasil peledakan yang melibatkan dua penyelam sifon (pipa penuh 
air) dari Jerman, Marco Wendelberger dan Matias Leyk, November tahun lalu, itu 
tersingkir. 
Artinya masih ada sisa bebatuan yang membendung aliran air di dalam goa 
berkedalaman sekitar 100 meter di bawah permukaan tanah tersebut. Batuan itu 
jelas menjadi penghambat pembangunan dam utama karena keberadaannya membuat 
permukaan air menjadi naik. 
Beberapa upaya pun kembali dicoba, salah satunya mencari jalan lain untuk masuk 
ke dalam penampang goa guna menyingkirkan batu-batu sisa secara manual. Setelah 
melalui sejumlah pemikiran, pilihan pun tertuju ke luweng atau lubang vertikal. 
Lubang ini diharapkan bisa menjadi jalan masuk dari sisi lain. Mengingat, untuk 
masuk dari jalan utama, yakni terowongan vertikal, hasil pengeboran masih cukup 
sulit, meski kini telah terpasang lift. 
Salah satu luweng yang kemudian menjadi pilihan adalah luweng Ngejring. Akhir 
bulan ini kami berencana untuk mencoba masuk ke dalam luweng Ngejring. Kami 
masih menunggu situasi kondusif, ujar Dicky J Mesah, Ketua Acintyacunyata 
Speleological Club (ASC), pekan lalu. 
ASC ialah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang 
penelusuran goa yang juga terlibat dalam pembangunan bendungan sungai bawah 
tanah Bribin. 
Tak mudah 
Masuk dalam goa bawah tanah, apalagi yang jalurnya vertikal dan terdapat sungai 
di dalamnya, bukan persoalan mudah. Selain keterampilan dan dukungan peralatan 
yang memadai, kondisi cuaca menjadi bagian yang tidak bisa dianggap remeh. 
Debit air sungai bawah tanah biasanya bertambah, seiring datangnya musim hujan 
baik itu yang turun di daerah tersebut maupun di daerah hulu. 
Sementara itu, luweng Ngejring yang berada sekitar satu kilometer arah barat 
daya dari titik pengeboran sebenarnya telah dimatikan (ditimbun). 
Sekitar 40 tahun terakhir, warga sengaja menimbunnya dengan tanah untuk 
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. 
Berhubung ada rencana menjadikannya jalan masuk, maka Februari kemarin warga 
bersama pihak-pihak terkait berupaya membuka kembali timbunan. Kini lubang 
luweng ditutup memakai papan agar Lumpur tidak ikut masuk bersama air hujan, 
kata Dicky. 
Ngejring merupakan luweng keempat yang akan dicoba sebagai jalan masuk ke 
Bribin. Sebelumnya, ada tiga luweng lain di Kecamatan Semanu yang telah dicoba. 
Namun, luweng-luweng itu tidak berhasil dimanfaatkan lantaran beberapa masalah. 
Salah satunya ada luweng yang ujungnya menyempit sehingga tidak bisa dimasuki. 
Karena tidak berhasil itulah, akhirnya diledakkan, kata Dicky. 
Menurut Solichin selaku penghubung antara Universitas Kalsruhe Jerman dan 
Pemprov DI Yogyakarta 
dalam pembangunan bendungan Bribin di Indonesia, luweng Ngejring merupakan 
pintu masuk terdekat dengan lokasi reruntuhan. Hal ini sesuai dengan pengukuran 
Matias Leyk. 
Kalau sampai tembus ke dalam goa, menurut Solichin, hal itu merupakan suatu 
keuntungan. Kalau upaya ini berhasil, maka upaya menyingkirkan penghalang bisa 
dilakukan lebih mudah. 
Memang ada rencana peledakan kembali tanggal 16-21 April mendatang oleh tim 
yang sama. ASC diharapkan mencari akses masuk lebih dulu, tuturnya. 
Meledakkan batuan di dalam goa penuh air memang tidak mudah. Pengalaman 
peledakan pertama yang melibatkan Profesor Nestmanm selaku pimpinan proyek dari 
Universitas Kalsruhe dan harus diulang hingga tiga kali akan menjadi referensi 
tersendiri bagi para ahli terkait. (WER)


 

No need to miss a message. Get email on-the-go 
with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.
http://mobile.yahoo.com/mail 

Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul

2007-03-27 Terurut Topik Agus Hendratno
Mas Liamsi / Ismail

gawean di gua Bribin sakmeniko jeda dulu. banyak problem finansial dan teknis 
yang belum bisa dilanjutkan. pemerintah diy lagi ngurusi rekonstruksi dan rehab 
pasca lindu mei 2006 lalu. jadi gua bribin, mandeg disit, katanya demikian. 
secara teknis aliran sungai bawah tanah di bribin memang sudah dilubangi untuk 
menurunkan generator yang akan dipakai untuk menggerakkan turbin yang akan 
dipasang di dalam gua. hanya problemnya, aliran tersebut belum sempat dibendung 
je, terlalu banyak retakan / kekar, yang katanya agak merepotkan. 
kapan sampeyan ke jogja?

salam
agus hend

- Original Message 
From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 28, 2007 10:09:22 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul



 
DIV {
MARGIN:0px;}




Kalau tidak salah dulu proyek Gua Bribin ini untuk 
dibikin Pembangkit Listrik Tenaga air ( ? )

Melihat untuk merelaisasikan proyek ini harus  
merusak Gua  Gua ( dg meledakan  segala) , apa tidak sayang , disisi 
lain kita konsen terhadap klestarian alam.

Kalau dilihat hasil  ( dari listrik yang 
dihasilkan nantinya  mungkin hanya puluhan- ratusan KW ) mungkin juga tidak 
terlalu banyak , apalagi untuk daerah ini masih banyak alternatif lain ( 
menggunakan sumber energi lain ) tanpa harus merusak alamnya. 

Ora cucuk , istilah Gunung Kidule...

 

ISM



 



Penelusuran Sumber Air
Luweng Ngejring Akses Masuk Lain ke Goa Bribin di Gunung Kidul 


Upaya penghancuran bebatuan yang menutup penampang Goa Bribin di Semanu, 
Gunung Kidul, beberapa waktu lalu, masih menyisakan sedikit pekerjaan. Belum 
semua pecahan batu hasil peledakan yang melibatkan dua penyelam sifon (pipa 
penuh air) dari Jerman, Marco Wendelberger dan Matias Leyk, November tahun 
lalu, 
itu tersingkir. 

Artinya masih ada sisa bebatuan yang membendung aliran air di dalam goa 
berkedalaman sekitar 100 meter di bawah permukaan tanah tersebut. Batuan itu 
jelas menjadi penghambat pembangunan dam utama karena keberadaannya membuat 
permukaan air menjadi naik. 

Beberapa upaya pun kembali dicoba, salah satunya mencari jalan lain untuk 
masuk ke dalam penampang goa guna menyingkirkan batu-batu sisa secara manual. 
Setelah melalui sejumlah pemikiran, pilihan pun tertuju ke luweng atau lubang 
vertikal. 

Lubang ini diharapkan bisa menjadi jalan masuk dari sisi lain. Mengingat, 
untuk masuk dari jalan utama, yakni terowongan vertikal, hasil pengeboran masih 
cukup sulit, meski kini telah terpasang lift. 

Salah satu luweng yang kemudian menjadi pilihan adalah luweng Ngejring. 
Akhir bulan ini kami berencana untuk mencoba masuk ke dalam luweng Ngejring. 
Kami masih menunggu situasi kondusif, ujar Dicky J Mesah, Ketua Acintyacunyata 
Speleological Club (ASC), pekan lalu. 

ASC ialah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang 
penelusuran goa yang juga terlibat dalam pembangunan bendungan sungai bawah 
tanah Bribin. 

Tak mudah 

Masuk dalam goa bawah tanah, apalagi yang jalurnya vertikal dan terdapat 
sungai di dalamnya, bukan persoalan mudah. Selain keterampilan dan dukungan 
peralatan yang memadai, kondisi cuaca menjadi bagian yang tidak bisa dianggap 
remeh. 

Debit air sungai bawah tanah biasanya bertambah, seiring datangnya musim 
hujan baik itu yang turun di daerah tersebut maupun di daerah hulu. 

Sementara itu, luweng Ngejring yang berada sekitar satu kilometer arah barat 
daya dari titik pengeboran sebenarnya telah dimatikan (ditimbun). 

Sekitar 40 tahun terakhir, warga sengaja menimbunnya dengan tanah untuk 
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. 

Berhubung ada rencana menjadikannya jalan masuk, maka Februari kemarin warga 
bersama pihak-pihak terkait berupaya membuka kembali timbunan. Kini lubang 
luweng ditutup memakai papan agar Lumpur tidak ikut masuk bersama air hujan, 
kata Dicky. 

Ngejring merupakan luweng keempat yang akan dicoba sebagai jalan masuk ke 
Bribin. Sebelumnya, ada tiga luweng lain di Kecamatan Semanu yang telah dicoba. 
Namun, luweng-luweng itu tidak berhasil dimanfaatkan lantaran beberapa masalah. 
Salah satunya ada luweng yang ujungnya menyempit sehingga tidak bisa dimasuki. 
Karena tidak berhasil itulah, akhirnya diledakkan, kata Dicky. 

Menurut Solichin selaku penghubung antara Universitas Kalsruhe Jerman dan 
Pemprov DI Yogyakarta 

dalam pembangunan bendungan Bribin di Indonesia, luweng Ngejring merupakan 
pintu masuk terdekat dengan lokasi reruntuhan. Hal ini sesuai dengan pengukuran 
Matias Leyk. 

Kalau sampai tembus ke dalam goa, menurut Solichin, hal itu merupakan suatu 
keuntungan. Kalau upaya ini berhasil, maka upaya menyingkirkan penghalang bisa 
dilakukan lebih mudah. 

Memang ada rencana peledakan kembali tanggal 16-21 April mendatang oleh tim 
yang sama. ASC diharapkan mencari akses masuk lebih dulu, tuturnya. 

Meledakkan batuan di dalam goa penuh air memang tidak mudah. Pengalaman 
peledakan pertama yang