Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul
Pak Noor, kalau cuma untuk air bersih kok kenapa harus ngebor dg diameter gede , apa nantinya dibuat seperti sumur gali ( ambil airnya ditimba dg ember ) setahu saya pada waktu P2AT dulu ngebor air didaerah Gn Kidul ( juga didaerah gamping ) ini diameternya biasa biasa saja kemudian dipasang pompa air yang digerakan dg listrik/diesel diatasnya dari informasi di millis ini juga ( dari pak Agus h ) secara teknis aliran sungai bawah tanah di bribin memang sudah dilubangi untuk menurunkan generator yang akan dipakai untuk menggerakkan turbin yang akan dipasang di dalam gua. Nah kalau ini benar , mungkin skenarionya untuk menaikan air dari dalam tanah tersebut dipompa dan energi listrik untuk memompanya dibangkitkan dari Turbin yang dipasang di Gua tsb (semacam PLTM) secara ekonomis , mungkinlistrik yang dihasilkan ( Rp/Kwh ) akan jadi mahal karena biaya investasinya mahal ( termmasuk ngebor yang berdiameter lebar dan pembersihan serta bangunan struktur bawah permukaannya ) , inilah yg saya bilang Tidak Cucuk. Namun biasanya proyek proyek semacam ini dibiayai dari dana murah ( Grant ) merupakan semacam pilot proyek ( G to G ) Jadinya Yo Cucuk. Cuma kelemahannya biasanya Kesianmbungannya untuk biaya O M nya karena kalau Proyek ini dinyatakan selesai sudah tidak ada lagi biaya yg dikucurkannya, akibatnya bisa terbelengkai apabila tidak didesain dari awal siapa yang akan bertanggung jawab thd O M nya. Juga mungkin yg perlu diperhatikan , karena nantinya di sungai bawah tanah ini akan ditaruh mesin mesin/Turbin , ini tentunya ada kemungkinan tercemar' oleh minyak-minyak dan oli kalau ada kebocoran atau perawatan yang tidak bagus. disisi lain sungai 2 bawah tanah ini kan saling berhubungan , kalau terjadi pencemaran tentunya juga akan cepat menyebar kemana mana , Bagaimanja nanti kalau sumberair minum satu satunya penduduk Gn Kidul ini bau Minyak kan barabe.. Salam juga Mas Noor ( maklum kenalnya hanya dari Dunia Maya ) ISM - Original Message - From: noor syarifuddin To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 27, 2007 4:19 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul Pak Ismail, Setahu saya sih hanya untuk sumber air bersih. Prosesnya dengan cara dibor dengan diameter yang cukup besar, jadi tidak pakai ledak-ledakan..:-). salam, - Original Message From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 28, 2007 11:09:22 AM Subject: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul Kalau tidak salah dulu proyek Gua Bribin ini untuk dibikin Pembangkit Listrik Tenaga air ( ? ) Melihat untuk merelaisasikan proyek ini harus merusak Gua Gua ( dg meledakan segala) , apa tidak sayang , disisi lain kita konsen terhadap klestarian alam. Kalau dilihat hasil ( dari listrik yang dihasilkan nantinya mungkin hanya puluhan- ratusan KW ) mungkin juga tidak terlalu banyak , apalagi untuk daerah ini masih banyak alternatif lain ( menggunakan sumber energi lain ) tanpa harus merusak alamnya. Ora cucuk , istilah Gunung Kidule... ISM Penelusuran Sumber Air Luweng Ngejring Akses Masuk Lain ke Goa Bribin di Gunung Kidul Upaya penghancuran bebatuan yang menutup penampang Goa Bribin di Semanu, Gunung Kidul, beberapa waktu lalu, masih menyisakan sedikit pekerjaan. Belum semua pecahan batu hasil peledakan yang melibatkan dua penyelam sifon (pipa penuh air) dari Jerman, Marco Wendelberger dan Matias Leyk, November tahun lalu, itu tersingkir. Artinya masih ada sisa bebatuan yang membendung aliran air di dalam goa berkedalaman sekitar 100 meter di bawah permukaan tanah tersebut. Batuan itu jelas menjadi penghambat pembangunan dam utama karena keberadaannya membuat permukaan air menjadi naik. Beberapa upaya pun kembali dicoba, salah satunya mencari jalan lain untuk masuk ke dalam penampang goa guna menyingkirkan batu-batu sisa secara manual. Setelah melalui sejumlah pemikiran, pilihan pun tertuju ke luweng atau lubang vertikal. Lubang ini diharapkan bisa menjadi jalan masuk dari sisi lain. Mengingat, untuk masuk dari jalan utama, yakni terowongan vertikal, hasil pengeboran masih cukup sulit, meski kini telah terpasang lift. Salah satu luweng yang kemudian menjadi pilihan adalah luweng Ngejring. Akhir bulan ini kami berencana untuk mencoba masuk ke dalam luweng Ngejring. Kami masih menunggu situasi kondusif, ujar Dicky J Mesah, Ketua Acintyacunyata Speleological Club (ASC), pekan lalu. ASC ialah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang penelusuran goa yang juga terlibat dalam pembangunan bendungan sungai bawah tanah Bribin. Tak mudah Masuk dalam goa bawah tanah, apalagi yang jalurnya vertikal dan terdapat sungai di dalamnya, bukan persoalan mudah. Selain keterampilan dan dukungan peralatan yang memadai, kondisi cuaca menjadi
Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul
Mas Ma-il Intinya kalau kita biarkan air bawah tanah sungai bribin ini akan mengalir sendiri ke Laut Kidul. Nah dengan tenaganya sendiri (gravitasi) diubah dulu menjadi energi listrik, kemudian listriknya dipakai untuk menaikkan air serta kebutuhan lainnya. Jadi daripada air ngglontor dewe ke laut ya dimangfaatkan energinya dengan membuat bendungan. Bendungan ini yang dibuat dengan cara unik, yaitu membuat lubang berukuran besar dengan dibor, ukuran lubang bor ini 2.5 METER, iya dua setengah meter diameternya. Kalau di minyak ngebor cuman 20 inci, ini ngebor dengan diameter 2.5 meter. Proyek ini memang sangat berbau riset. Tentunya setiap riset bukan untuk keuntungan semata. Pihak Jerman tentunya juga pinter memanfaatkan kondisi karst yg sangat khusus ini. Proyek inipun sudah sejak tahun 2004 looh ... rdp referensi : http://www.freelists.org/archives/geologiugm/07-2004/msg00091.html On 3/29/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Noor, kalau cuma untuk air bersih kok kenapa harus ngebor dg diameter gede , apa nantinya dibuat seperti sumur gali ( ambil airnya ditimba dg ember ) setahu saya pada waktu P2AT dulu ngebor air didaerah Gn Kidul ( juga didaerah gamping ) ini diameternya biasa biasa saja kemudian dipasang pompa air yang digerakan dg listrik/diesel diatasnya dari informasi di millis ini juga ( dari pak Agus h ) secara teknis aliran sungai bawah tanah di bribin memang sudah dilubangi untuk menurunkan generator yang akan dipakai untuk menggerakkan turbin yang akan dipasang di dalam gua. Nah kalau ini benar , mungkin skenarionya untuk menaikan air dari dalam tanah tersebut dipompa dan energi listrik untuk memompanya dibangkitkan dari Turbin yang dipasang di Gua tsb (semacam PLTM) secara ekonomis , mungkinlistrik yang dihasilkan ( Rp/Kwh ) akan jadi mahal karena biaya investasinya mahal ( termmasuk ngebor yang berdiameter lebar dan pembersihan serta bangunan struktur bawah permukaannya ) , inilah yg saya bilang Tidak Cucuk. Namun biasanya proyek proyek semacam ini dibiayai dari dana murah ( Grant ) merupakan semacam pilot proyek ( G to G ) Jadinya Yo Cucuk. Cuma kelemahannya biasanya Kesianmbungannya untuk biaya O M nya karena kalau Proyek ini dinyatakan selesai sudah tidak ada lagi biaya yg dikucurkannya, akibatnya bisa terbelengkai apabila tidak didesain dari awal siapa yang akan bertanggung jawab thd O M nya. Juga mungkin yg perlu diperhatikan , karena nantinya di sungai bawah tanah ini akan ditaruh mesin mesin/Turbin , ini tentunya ada kemungkinan tercemar' oleh minyak-minyak dan oli kalau ada kebocoran atau perawatan yang tidak bagus. disisi lain sungai 2 bawah tanah ini kan saling berhubungan , kalau terjadi pencemaran tentunya juga akan cepat menyebar kemana mana , Bagaimanja nanti kalau sumberair minum satu satunya penduduk Gn Kidul ini bau Minyak kan barabe.. Salam juga Mas Noor ( maklum kenalnya hanya dari Dunia Maya ) ISM - Original Message - From: noor syarifuddin To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 27, 2007 4:19 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul Pak Ismail, Setahu saya sih hanya untuk sumber air bersih. Prosesnya dengan cara dibor dengan diameter yang cukup besar, jadi tidak pakai ledak-ledakan..:-). salam, - Original Message From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 28, 2007 11:09:22 AM Subject: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul Kalau tidak salah dulu proyek Gua Bribin ini untuk dibikin Pembangkit Listrik Tenaga air ( ? ) Melihat untuk merelaisasikan proyek ini harus merusak Gua Gua ( dg meledakan segala) , apa tidak sayang , disisi lain kita konsen terhadap klestarian alam. Kalau dilihat hasil ( dari listrik yang dihasilkan nantinya mungkin hanya puluhan- ratusan KW ) mungkin juga tidak terlalu banyak , apalagi untuk daerah ini masih banyak alternatif lain ( menggunakan sumber energi lain ) tanpa harus merusak alamnya. Ora cucuk , istilah Gunung Kidule... ISM Penelusuran Sumber Air Luweng Ngejring Akses Masuk Lain ke Goa Bribin di Gunung Kidul Upaya penghancuran bebatuan yang menutup penampang Goa Bribin di Semanu, Gunung Kidul, beberapa waktu lalu, masih menyisakan sedikit pekerjaan. Belum semua pecahan batu hasil peledakan yang melibatkan dua penyelam sifon (pipa penuh air) dari Jerman, Marco Wendelberger dan Matias Leyk, November tahun lalu, itu tersingkir. Artinya masih ada sisa bebatuan yang membendung aliran air di dalam goa berkedalaman sekitar 100 meter di bawah permukaan tanah tersebut. Batuan itu jelas menjadi penghambat pembangunan dam utama karena keberadaannya membuat permukaan air menjadi naik. Beberapa upaya pun kembali dicoba, salah satunya mencari jalan lain untuk masuk ke dalam penampang goa guna menyingkirkan batu-batu sisa secara manual. Setelah melalui sejumlah pemikiran, pilihan pun tertuju ke luweng atau lubang
Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul
Ya, betul kang Vick... Dulu saat mahasiswa, saya beberapa kali survey amatiran di Kec Panggang dan beberapa luweng di G. Kidul dengan aktifis mahasiswa lainnya tahun 1983-84.. Beberapa desa yang ada gua bawah tanahnya , warga sangat kesulitan mengangkat air yang sangat deras dibawah itu tapi diatas sangat kekeringan. Maka, ada yang membuat tangga ke bawah setinggi sampai 50 - 70 meter. sampai di bawah air diciduk pakai jerigen atau drum dan diangkat kembali ke atas. Ini dilakukan oleh pria dan wanita bahkan anak-anak. Suatu perjuangan yang luar biasa untuk mendapatkan air untuk hidup. Kemudian, kami usulkan menggunakan pompa dengan generator mesin diesel. Dari sumbangan bapak-bapak dosen aktifis UGM dan pak Camat didapatkan genset dan pompa tersebut, namun kami lupa bahwa genset ini butuh BBM berupa solar, akibatnya saat mesin terpasang di bawah sana dan air bisa dipompakan, timbul bahaya yaitu polusi CO dan CO2 didalam gua dari asap genset. Sempat ada warga yang pingsan lemas saat mau mengisi BBM di dalam gua bawah tanah itu. Akhirnya, kita stop genset itu dan warga kembali menimba turun ke gua. Gua ini atau lebih tepat disebut luweng karena hampir vertikal denga sudut kemiringan 60 - 70 derajat. Banyak pula yang 90 derajat malah. Timbul pemikiran dengan beberapa kawan aktifis mahasiswa teknik mesin dan elektro UGM bahwa genset diganti listrik yang tanpa polusi dan bebas pencemaran minyak, tapi di desa tsb listrik belum ada dan dirancang listrik tenaga angin di permukaan ( kincir angin ). Desa ini dekat pantai selatan dengan jarak 3 km saja dan angin berhembus cukup kencang. Lisrik ini digunakan sebagai tenaga pompa air. Debit air di gua tsb cukup besar , mungkin sampai 30-40 ltr/detik tapi tidak cukup menggerakkan turbin dan ruang yang sempit tidak mungkin dibuat dam atau tanggul di bawah sana. Jadi pilihan PLT Angin. Namun sayang proyek ini berhenti karena tak ada dana lagi, lagian hanya murni swadaya masyarakat. Jadi jika ada gua lain yang debitnya cukup maka ide pompa listrik dari turbin yang digerakkan oleh debitnya sendiri itu bagus sekali dan sangat mungkin. Luweng/ gua lainnya juga ada yang lebih besar...jadi musibah kekeringan tiap tahun di daerah tandus itu bisa diselesaikan masalahnya. Dengan metode geolistrik, pencarian air di karst juga bisa dilakukan dan kita bisa memetakannya kemana arah dan drainage sungai bawah tanah ini. P2AT Jogja juga paham betul wilayah Gunung Kidul. Apalagi dengan jadi Ontorejo, amblas ke gua seperti para hobbiest speleology, pemetaan jadi lebih real. Coba kang Vicky tanya ke mas Hari Primadi ( Geologist Petronas ) yang tetangga sampeyan jagonya Speleologi di Karst Pegunungan Sewu dan hobby terjun ke gua bawah tanah itu. Beliau mengenal betul peta luweng itu. KA - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 28, 2007 5:56 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul Mas Ma-il Intinya kalau kita biarkan air bawah tanah sungai bribin ini akan mengalir sendiri ke Laut Kidul. Nah dengan tenaganya sendiri (gravitasi) diubah dulu menjadi energi listrik, kemudian listriknya dipakai untuk menaikkan air serta kebutuhan lainnya. Jadi daripada air ngglontor dewe ke laut ya dimangfaatkan energinya dengan membuat bendungan. Bendungan ini yang dibuat dengan cara unik, yaitu membuat lubang berukuran besar dengan dibor, ukuran lubang bor ini 2.5 METER, iya dua setengah meter diameternya. Kalau di minyak ngebor cuman 20 inci, ini ngebor dengan diameter 2.5 meter. Proyek ini memang sangat berbau riset. Tentunya setiap riset bukan untuk keuntungan semata. Pihak Jerman tentunya juga pinter memanfaatkan kondisi karst yg sangat khusus ini. Proyek inipun sudah sejak tahun 2004 looh ... rdp referensi : http://www.freelists.org/archives/geologiugm/07-2004/msg00091.html On 3/29/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Noor, kalau cuma untuk air bersih kok kenapa harus ngebor dg diameter gede , apa nantinya dibuat seperti sumur gali ( ambil airnya ditimba dg ember ) setahu saya pada waktu P2AT dulu ngebor air didaerah Gn Kidul ( juga didaerah gamping ) ini diameternya biasa biasa saja kemudian dipasang pompa air yang digerakan dg listrik/diesel diatasnya dari informasi di millis ini juga ( dari pak Agus h ) secara teknis aliran sungai bawah tanah di bribin memang sudah dilubangi untuk menurunkan generator yang akan dipakai untuk menggerakkan turbin yang akan dipasang di dalam gua. Nah kalau ini benar , mungkin skenarionya untuk menaikan air dari dalam tanah tersebut dipompa dan energi listrik untuk memompanya dibangkitkan dari Turbin yang dipasang di Gua tsb (semacam PLTM) secara ekonomis , mungkinlistrik yang dihasilkan ( Rp/Kwh ) akan jadi mahal karena biaya investasinya mahal ( termmasuk ngebor yang berdiameter lebar dan pembersihan serta bangunan struktur bawah permukaannya ) , inilah yg saya bilang Tidak
Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul
Betul Om Vicky, seperti saya tulis itu bahwa proyek ini merupakan pilot Proyek ( Riset) jadi bukan B to B tapi G to G . Prinsip sama dg Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA ) tapi bendungannya dibawah tanah ( sungai bawah tanah ) ada beberapa jenis PLTA ( sesuai kapasitasnya ) ada Piko Hidro, ada Micro Hidro , ada Mini Hidro ada PLTA , prisipnya sama . Biasanya untuk perhitungan daya nya ada Rumus P = 7,5 QH ( Kw ) Q= Debit H = Ketinggian ( nek gak salah lho maklum wis ora sinau meneh ) dadi kapasitas di Bribin tsb tergantung dg Q dan H didalam gua tsb , karena H didalam tanah biasanya kecil makanya fungsi utamannya ada di Q nya. Yang harus menjadi perhatian adalah karakteristik sungai bawah tanah lain dg sungai di permukaan, apa sungai tsb langsung drojos lurus kelaut apa ndadak mampir mampir dulu ( saling berhubungan dg sungai bawah tanah lainnya) , Yang namanya Pembangkit Listrik pasti ada oli nya dan setiap waktu tertentu ada perawatan mesin Turun Mesin nah disinilah yang harus hati hati karena biasanya ada limbah yang terbuang, lha nek mlayune limbah di permukaan gampang ngilangine. ( kabarnya kalau di PLTA Saguling lagi Turun Mesin' maka banyak ikan dikeramba keramba dibawahnya podo klepekan ).Lha nek mlayune limbah dibawah permukaan dan mampir kemana mana kan barabe tadi. Sebetulnya gimana sih pola sungai bawah permukaannya , apa lurus lurus langsung kelaut atau saling berhubungan menjadi satu sistem terus baru ke laut ( mungkin ada yang pernah melakukan pemetaan sungai bawah permukaannya ) Sebetulnya ini bagus untuk Pembelajaran dari Aspek Geologi , teknik sipil dan mechanikalnya , seberapa jauh ya dilibatkannya poro Geolog di Ngayogyaokarto Hadiningrat terhadap proyek ini.. ISM - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 28, 2007 2:56 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul Mas Ma-il Intinya kalau kita biarkan air bawah tanah sungai bribin ini akan mengalir sendiri ke Laut Kidul. Nah dengan tenaganya sendiri (gravitasi) diubah dulu menjadi energi listrik, kemudian listriknya dipakai untuk menaikkan air serta kebutuhan lainnya. Jadi daripada air ngglontor dewe ke laut ya dimangfaatkan energinya dengan membuat bendungan. Bendungan ini yang dibuat dengan cara unik, yaitu membuat lubang berukuran besar dengan dibor, ukuran lubang bor ini 2.5 METER, iya dua setengah meter diameternya. Kalau di minyak ngebor cuman 20 inci, ini ngebor dengan diameter 2.5 meter. Proyek ini memang sangat berbau riset. Tentunya setiap riset bukan untuk keuntungan semata. Pihak Jerman tentunya juga pinter memanfaatkan kondisi karst yg sangat khusus ini. Proyek inipun sudah sejak tahun 2004 looh ... rdp referensi : http://www.freelists.org/archives/geologiugm/07-2004/msg00091.html On 3/29/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Noor, kalau cuma untuk air bersih kok kenapa harus ngebor dg diameter gede , apa nantinya dibuat seperti sumur gali ( ambil airnya ditimba dg ember ) setahu saya pada waktu P2AT dulu ngebor air didaerah Gn Kidul ( juga didaerah gamping ) ini diameternya biasa biasa saja kemudian dipasang pompa air yang digerakan dg listrik/diesel diatasnya dari informasi di millis ini juga ( dari pak Agus h ) secara teknis aliran sungai bawah tanah di bribin memang sudah dilubangi untuk menurunkan generator yang akan dipakai untuk menggerakkan turbin yang akan dipasang di dalam gua. Nah kalau ini benar , mungkin skenarionya untuk menaikan air dari dalam tanah tersebut dipompa dan energi listrik untuk memompanya dibangkitkan dari Turbin yang dipasang di Gua tsb (semacam PLTM) secara ekonomis , mungkinlistrik yang dihasilkan ( Rp/Kwh ) akan jadi mahal karena biaya investasinya mahal ( termmasuk ngebor yang berdiameter lebar dan pembersihan serta bangunan struktur bawah permukaannya ) , inilah yg saya bilang Tidak Cucuk. Namun biasanya proyek proyek semacam ini dibiayai dari dana murah ( Grant ) merupakan semacam pilot proyek ( G to G ) Jadinya Yo Cucuk. Cuma kelemahannya biasanya Kesianmbungannya untuk biaya O M nya karena kalau Proyek ini dinyatakan selesai sudah tidak ada lagi biaya yg dikucurkannya, akibatnya bisa terbelengkai apabila tidak didesain dari awal siapa yang akan bertanggung jawab thd O M nya. Juga mungkin yg perlu diperhatikan , karena nantinya di sungai bawah tanah ini akan ditaruh mesin mesin/Turbin , ini tentunya ada kemungkinan tercemar' oleh minyak-minyak dan oli kalau ada kebocoran atau perawatan yang tidak bagus. disisi lain sungai 2 bawah tanah ini kan saling berhubungan , kalau terjadi pencemaran tentunya juga akan cepat menyebar kemana mana , Bagaimanja nanti kalau sumberair minum satu satunya penduduk Gn Kidul ini bau Minyak kan barabe.. Salam juga Mas Noor ( maklum kenalnya hanya dari Dunia Maya ) ISM - Original Message - From: noor syarifuddin To: iagi-net@iagi.or.id
RE: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul
Kalu tidah salah, PLN itu mempunyai proyek Mini Hidro yang pernah diapplikasikan di Sumbar dan juga di Sukabumi. Mungkin ada anggota IAGI yang bekerja di PLN bisa membantu tentang ide minihidro ini. EGS -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 28 March, 2007 6:56 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul Mas Ma-il Intinya kalau kita biarkan air bawah tanah sungai bribin ini akan mengalir sendiri ke Laut Kidul. Nah dengan tenaganya sendiri (gravitasi) diubah dulu menjadi energi listrik, kemudian listriknya dipakai untuk menaikkan air serta kebutuhan lainnya. Jadi daripada air ngglontor dewe ke laut ya dimangfaatkan energinya dengan membuat bendungan. Bendungan ini yang dibuat dengan cara unik, yaitu membuat lubang berukuran besar dengan dibor, ukuran lubang bor ini 2.5 METER, iya dua setengah meter diameternya. Kalau di minyak ngebor cuman 20 inci, ini ngebor dengan diameter 2.5 meter. Proyek ini memang sangat berbau riset. Tentunya setiap riset bukan untuk keuntungan semata. Pihak Jerman tentunya juga pinter memanfaatkan kondisi karst yg sangat khusus ini. Proyek inipun sudah sejak tahun 2004 looh ... rdp referensi : http://www.freelists.org/archives/geologiugm/07-2004/msg00091.html On 3/29/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Noor, kalau cuma untuk air bersih kok kenapa harus ngebor dg diameter gede , apa nantinya dibuat seperti sumur gali ( ambil airnya ditimba dg ember ) setahu saya pada waktu P2AT dulu ngebor air didaerah Gn Kidul ( juga didaerah gamping ) ini diameternya biasa biasa saja kemudian dipasang pompa air yang digerakan dg listrik/diesel diatasnya dari informasi di millis ini juga ( dari pak Agus h ) secara teknis aliran sungai bawah tanah di bribin memang sudah dilubangi untuk menurunkan generator yang akan dipakai untuk menggerakkan turbin yang akan dipasang di dalam gua. Nah kalau ini benar , mungkin skenarionya untuk menaikan air dari dalam tanah tersebut dipompa dan energi listrik untuk memompanya dibangkitkan dari Turbin yang dipasang di Gua tsb (semacam PLTM) secara ekonomis , mungkinlistrik yang dihasilkan ( Rp/Kwh ) akan jadi mahal karena biaya investasinya mahal ( termmasuk ngebor yang berdiameter lebar dan pembersihan serta bangunan struktur bawah permukaannya ) , inilah yg saya bilang Tidak Cucuk. Namun biasanya proyek proyek semacam ini dibiayai dari dana murah ( Grant ) merupakan semacam pilot proyek ( G to G ) Jadinya Yo Cucuk. Cuma kelemahannya biasanya Kesianmbungannya untuk biaya O M nya karena kalau Proyek ini dinyatakan selesai sudah tidak ada lagi biaya yg dikucurkannya, akibatnya bisa terbelengkai apabila tidak didesain dari awal siapa yang akan bertanggung jawab thd O M nya. Juga mungkin yg perlu diperhatikan , karena nantinya di sungai bawah tanah ini akan ditaruh mesin mesin/Turbin , ini tentunya ada kemungkinan tercemar' oleh minyak-minyak dan oli kalau ada kebocoran atau perawatan yang tidak bagus. disisi lain sungai 2 bawah tanah ini kan saling berhubungan , kalau terjadi pencemaran tentunya juga akan cepat menyebar kemana mana , Bagaimanja nanti kalau sumberair minum satu satunya penduduk Gn Kidul ini bau Minyak kan barabe.. Salam juga Mas Noor ( maklum kenalnya hanya dari Dunia Maya ) ISM - Original Message - From: noor syarifuddin To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 27, 2007 4:19 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul Pak Ismail, Setahu saya sih hanya untuk sumber air bersih. Prosesnya dengan cara dibor dengan diameter yang cukup besar, jadi tidak pakai ledak-ledakan..:-). salam, - Original Message From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 28, 2007 11:09:22 AM Subject: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul Kalau tidak salah dulu proyek Gua Bribin ini untuk dibikin Pembangkit Listrik Tenaga air ( ? ) Melihat untuk merelaisasikan proyek ini harus merusak Gua Gua ( dg meledakan segala) , apa tidak sayang , disisi lain kita konsen terhadap klestarian alam. Kalau dilihat hasil ( dari listrik yang dihasilkan nantinya mungkin hanya puluhan- ratusan KW ) mungkin juga tidak terlalu banyak , apalagi untuk daerah ini masih banyak alternatif lain ( menggunakan sumber energi lain ) tanpa harus merusak alamnya. Ora cucuk , istilah Gunung Kidule... ISM Penelusuran Sumber Air Luweng Ngejring Akses Masuk Lain ke Goa Bribin di Gunung Kidul Upaya penghancuran bebatuan yang menutup penampang Goa Bribin di Semanu, Gunung Kidul, beberapa waktu lalu, masih menyisakan sedikit pekerjaan. Belum semua pecahan batu hasil peledakan yang melibatkan dua penyelam sifon (pipa penuh air) dari Jerman, Marco Wendelberger dan Matias Leyk, November tahun lalu, itu
Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul
Masalah limbah dari PLTMH di sungai bawah tanah, utamanya oli tentu cukup mengkhawatirkan juga. Lha wong limbah itu kan bisa mengganggu kelestarian flora dan fauna endemik kars di sana, sayang kan. Saya kemarin juga agak kaget membaca berita tentang proyek peledakan goa Bribin. Di sana disitir keterangan seorang ahli peledakan dari Pemkab. Jember. Setahu saya, yang bersangkutan itu hanya seorang juru ledak bukan ahli peledakan dan sudah cukup lama tidak terlibat di dalam kegiatan peledakan. Setahu saya yang bersangkutan sekarang ditempatkan di kantor Kecamatan Puger. Kebetulan saya cukup lama menangani K-3 pertambangan di Jatim termasuk peledakan, jadi ya saya kenal semua juru ledak tambang di Jatim. Bahkan saya juga cukup lama manangani masalah perizinan handak termasuk KIM (Kartu Izin Meledakkan). Jangan-jangan saat ini dia juga tidak memiliki KIM. Saya tidak bermaksud apa-apa terhadap sang juru ledak tersebut, namun yang perlu difikirkan adalah masalah kelestarian ekokars itu sendiri. Kalo batu-batu di dasar sungai itu diledakkan dengan asal-asalan, tentunya hal itu akan bertentangan dengan apa yang sudah dicanangkan oleh Presiden SBY bahwa Pegunungan Sewu dan Pacitan Timur telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekokars pada akhir tahun 2004. Lagian kars Pegunungan Sewu ini kan konon diusulkan sebagai *World Heritage*. Jadi sebenarnya dalam kegiatan tersebut diperlukan seorang ahli peledakan yang merancang teknik peledakan bersama-sama dengan ahli kars, tentunya jangan meninggalkan ahli geologi. Salam, Pardan, Jatim. On 3/28/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul Om Vicky, seperti saya tulis itu bahwa proyek ini merupakan pilot Proyek ( Riset) jadi bukan B to B tapi G to G . Prinsip sama dg Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA ) tapi bendungannya dibawah tanah ( sungai bawah tanah ) ada beberapa jenis PLTA ( sesuai kapasitasnya ) ada Piko Hidro, ada Micro Hidro , ada Mini Hidro ada PLTA , prisipnya sama . Biasanya untuk perhitungan daya nya ada Rumus P = 7,5 QH ( Kw ) Q= Debit H = Ketinggian ( nek gak salah lho maklum wis ora sinau meneh ) dadi kapasitas di Bribin tsb tergantung dg Q dan H didalam gua tsb , karena H didalam tanah biasanya kecil makanya fungsi utamannya ada di Q nya. Yang harus menjadi perhatian adalah karakteristik sungai bawah tanah lain dg sungai di permukaan, apa sungai tsb langsung drojos lurus kelaut apa ndadak mampir mampir dulu ( saling berhubungan dg sungai bawah tanah lainnya) , Yang namanya Pembangkit Listrik pasti ada oli nya dan setiap waktu tertentu ada perawatan mesin Turun Mesin nah disinilah yang harus hati hati karena biasanya ada limbah yang terbuang, lha nek mlayune limbah di permukaan gampang ngilangine. ( kabarnya kalau di PLTA Saguling lagi Turun Mesin' maka banyak ikan dikeramba keramba dibawahnya podo klepekan ).Lha nek mlayune limbah dibawah permukaan dan mampir kemana mana kan barabe tadi. Sebetulnya gimana sih pola sungai bawah permukaannya , apa lurus lurus langsung kelaut atau saling berhubungan menjadi satu sistem terus baru ke laut ( mungkin ada yang pernah melakukan pemetaan sungai bawah permukaannya ) Sebetulnya ini bagus untuk Pembelajaran dari Aspek Geologi , teknik sipil dan mechanikalnya , seberapa jauh ya dilibatkannya poro Geolog di Ngayogyaokarto Hadiningrat terhadap proyek ini.. ISM - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 28, 2007 2:56 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul Mas Ma-il Intinya kalau kita biarkan air bawah tanah sungai bribin ini akan mengalir sendiri ke Laut Kidul. Nah dengan tenaganya sendiri (gravitasi) diubah dulu menjadi energi listrik, kemudian listriknya dipakai untuk menaikkan air serta kebutuhan lainnya. Jadi daripada air ngglontor dewe ke laut ya dimangfaatkan energinya dengan membuat bendungan. Bendungan ini yang dibuat dengan cara unik, yaitu membuat lubang berukuran besar dengan dibor, ukuran lubang bor ini 2.5 METER, iya dua setengah meter diameternya. Kalau di minyak ngebor cuman 20 inci, ini ngebor dengan diameter 2.5 meter. Proyek ini memang sangat berbau riset. Tentunya setiap riset bukan untuk keuntungan semata. Pihak Jerman tentunya juga pinter memanfaatkan kondisi karst yg sangat khusus ini. Proyek inipun sudah sejak tahun 2004 looh ... rdp referensi : http://www.freelists.org/archives/geologiugm/07-2004/msg00091.html On 3/29/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Noor, kalau cuma untuk air bersih kok kenapa harus ngebor dg diameter gede , apa nantinya dibuat seperti sumur gali ( ambil airnya ditimba dg ember ) setahu saya pada waktu P2AT dulu ngebor air didaerah Gn Kidul ( juga didaerah gamping ) ini diameternya biasa biasa saja kemudian dipasang pompa air yang digerakan dg listrik/diesel diatasnya dari informasi di millis ini juga ( dari pak Agus h ) secara teknis aliran sungai bawah tanah di bribin memang
[iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul
Kalau tidak salah dulu proyek Gua Bribin ini untuk dibikin Pembangkit Listrik Tenaga air ( ? ) Melihat untuk merelaisasikan proyek ini harus merusak Gua Gua ( dg meledakan segala) , apa tidak sayang , disisi lain kita konsen terhadap klestarian alam. Kalau dilihat hasil ( dari listrik yang dihasilkan nantinya mungkin hanya puluhan- ratusan KW ) mungkin juga tidak terlalu banyak , apalagi untuk daerah ini masih banyak alternatif lain ( menggunakan sumber energi lain ) tanpa harus merusak alamnya. Ora cucuk , istilah Gunung Kidule... ISM Penelusuran Sumber Air Luweng Ngejring Akses Masuk Lain ke Goa Bribin di Gunung Kidul Upaya penghancuran bebatuan yang menutup penampang Goa Bribin di Semanu, Gunung Kidul, beberapa waktu lalu, masih menyisakan sedikit pekerjaan. Belum semua pecahan batu hasil peledakan yang melibatkan dua penyelam sifon (pipa penuh air) dari Jerman, Marco Wendelberger dan Matias Leyk, November tahun lalu, itu tersingkir. Artinya masih ada sisa bebatuan yang membendung aliran air di dalam goa berkedalaman sekitar 100 meter di bawah permukaan tanah tersebut. Batuan itu jelas menjadi penghambat pembangunan dam utama karena keberadaannya membuat permukaan air menjadi naik. Beberapa upaya pun kembali dicoba, salah satunya mencari jalan lain untuk masuk ke dalam penampang goa guna menyingkirkan batu-batu sisa secara manual. Setelah melalui sejumlah pemikiran, pilihan pun tertuju ke luweng atau lubang vertikal. Lubang ini diharapkan bisa menjadi jalan masuk dari sisi lain. Mengingat, untuk masuk dari jalan utama, yakni terowongan vertikal, hasil pengeboran masih cukup sulit, meski kini telah terpasang lift. Salah satu luweng yang kemudian menjadi pilihan adalah luweng Ngejring. Akhir bulan ini kami berencana untuk mencoba masuk ke dalam luweng Ngejring. Kami masih menunggu situasi kondusif, ujar Dicky J Mesah, Ketua Acintyacunyata Speleological Club (ASC), pekan lalu. ASC ialah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang penelusuran goa yang juga terlibat dalam pembangunan bendungan sungai bawah tanah Bribin. Tak mudah Masuk dalam goa bawah tanah, apalagi yang jalurnya vertikal dan terdapat sungai di dalamnya, bukan persoalan mudah. Selain keterampilan dan dukungan peralatan yang memadai, kondisi cuaca menjadi bagian yang tidak bisa dianggap remeh. Debit air sungai bawah tanah biasanya bertambah, seiring datangnya musim hujan baik itu yang turun di daerah tersebut maupun di daerah hulu. Sementara itu, luweng Ngejring yang berada sekitar satu kilometer arah barat daya dari titik pengeboran sebenarnya telah dimatikan (ditimbun). Sekitar 40 tahun terakhir, warga sengaja menimbunnya dengan tanah untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Berhubung ada rencana menjadikannya jalan masuk, maka Februari kemarin warga bersama pihak-pihak terkait berupaya membuka kembali timbunan. Kini lubang luweng ditutup memakai papan agar Lumpur tidak ikut masuk bersama air hujan, kata Dicky. Ngejring merupakan luweng keempat yang akan dicoba sebagai jalan masuk ke Bribin. Sebelumnya, ada tiga luweng lain di Kecamatan Semanu yang telah dicoba. Namun, luweng-luweng itu tidak berhasil dimanfaatkan lantaran beberapa masalah. Salah satunya ada luweng yang ujungnya menyempit sehingga tidak bisa dimasuki. Karena tidak berhasil itulah, akhirnya diledakkan, kata Dicky. Menurut Solichin selaku penghubung antara Universitas Kalsruhe Jerman dan Pemprov DI Yogyakarta dalam pembangunan bendungan Bribin di Indonesia, luweng Ngejring merupakan pintu masuk terdekat dengan lokasi reruntuhan. Hal ini sesuai dengan pengukuran Matias Leyk. Kalau sampai tembus ke dalam goa, menurut Solichin, hal itu merupakan suatu keuntungan. Kalau upaya ini berhasil, maka upaya menyingkirkan penghalang bisa dilakukan lebih mudah. Memang ada rencana peledakan kembali tanggal 16-21 April mendatang oleh tim yang sama. ASC diharapkan mencari akses masuk lebih dulu, tuturnya. Meledakkan batuan di dalam goa penuh air memang tidak mudah. Pengalaman peledakan pertama yang melibatkan Profesor Nestmanm selaku pimpinan proyek dari Universitas Kalsruhe dan harus diulang hingga tiga kali akan menjadi referensi tersendiri bagi para ahli terkait. (WER)
Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul
Pak Dhe Ismail, nek gak salah peledak ini untuk menyingkirkan longsoran bebatuan yang mencapai 1.000 meter kubik dan sebagian menutup sungai di bawah tanah. Longsoran ini diakibatkan gempa 27 Mei tahun lalu. Untuk mengeluarkannya, bisa diatasi dengan cara meledakkan reruntuhan tersebut. Berita lengkapnya sila klik di http://gunungsewu.wordpress.com/tag/cave-and-karst-news/page/2/ . Nek dietung cucuk ndak cucuk, ya mungkin masih cucuk lah Pak Dhe, wong peledakannya dilakukan untuk menyelamatkan proyek yang sudah berjalan. Nek dietung-etung juga, mungkin kerusakan yang ditimbulkan akibat penyingkiran longsoran yang menutup aliran sungai bawah tanah ini tidak sebesar aktivitas penambangan batu kapur seperti abstraknya Mas Langgeng di http://gunungsewu.wordpress.com/2006/11/24/identifikasi-kerusakan-kawasan-karst-akibat-aktivitas-penambangan-di-kabupaten-gunungkidul/ Mas Vicky, saya masih utang jurnal karst vol III ya wassalam, komo On 3/27/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau tidak salah dulu proyek Gua Bribin ini untuk dibikin Pembangkit Listrik Tenaga air ( ? ) Melihat untuk merelaisasikan proyek ini harus merusak Gua Gua ( dg meledakan segala) , apa tidak sayang , disisi lain kita konsen terhadap klestarian alam. Kalau dilihat hasil ( dari listrik yang dihasilkan nantinya mungkin hanya puluhan- ratusan KW ) mungkin juga tidak terlalu banyak , apalagi untuk daerah ini masih banyak alternatif lain ( menggunakan sumber energi lain ) tanpa harus merusak alamnya. Ora cucuk , istilah Gunung Kidule... ISM Penelusuran Sumber Air *Luweng Ngejring Akses Masuk Lain ke Goa Bribin di Gunung Kidul * Upaya penghancuran bebatuan yang menutup penampang Goa Bribin di Semanu, Gunung Kidul, beberapa waktu lalu, masih menyisakan sedikit pekerjaan. Belum semua pecahan batu hasil peledakan yang melibatkan dua penyelam sifon (pipa penuh air) dari Jerman, Marco Wendelberger dan Matias Leyk, November tahun lalu, itu tersingkir. Artinya masih ada sisa bebatuan yang membendung aliran air di dalam goa berkedalaman sekitar 100 meter di bawah permukaan tanah tersebut. Batuan itu jelas menjadi penghambat pembangunan dam utama karena keberadaannya membuat permukaan air menjadi naik. Beberapa upaya pun kembali dicoba, salah satunya mencari jalan lain untuk masuk ke dalam penampang goa guna menyingkirkan batu-batu sisa secara manual. Setelah melalui sejumlah pemikiran, pilihan pun tertuju ke luweng atau lubang vertikal. Lubang ini diharapkan bisa menjadi jalan masuk dari sisi lain. Mengingat, untuk masuk dari jalan utama, yakni terowongan vertikal, hasil pengeboran masih cukup sulit, meski kini telah terpasang lift. Salah satu luweng yang kemudian menjadi pilihan adalah luweng Ngejring. Akhir bulan ini kami berencana untuk mencoba masuk ke dalam luweng Ngejring. Kami masih menunggu situasi kondusif, ujar Dicky J Mesah, Ketua Acintyacunyata Speleological Club (ASC), pekan lalu. ASC ialah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang penelusuran goa yang juga terlibat dalam pembangunan bendungan sungai bawah tanah Bribin. *Tak mudah* Masuk dalam goa bawah tanah, apalagi yang jalurnya vertikal dan terdapat sungai di dalamnya, bukan persoalan mudah. Selain keterampilan dan dukungan peralatan yang memadai, kondisi cuaca menjadi bagian yang tidak bisa dianggap remeh. Debit air sungai bawah tanah biasanya bertambah, seiring datangnya musim hujan baik itu yang turun di daerah tersebut maupun di daerah hulu. Sementara itu, luweng Ngejring yang berada sekitar satu kilometer arah barat daya dari titik pengeboran sebenarnya telah dimatikan (ditimbun). Sekitar 40 tahun terakhir, warga sengaja menimbunnya dengan tanah untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Berhubung ada rencana menjadikannya jalan masuk, maka Februari kemarin warga bersama pihak-pihak terkait berupaya membuka kembali timbunan. Kini lubang luweng ditutup memakai papan agar Lumpur tidak ikut masuk bersama air hujan, kata Dicky. Ngejring merupakan luweng keempat yang akan dicoba sebagai jalan masuk ke Bribin. Sebelumnya, ada tiga luweng lain di Kecamatan Semanu yang telah dicoba. Namun, luweng-luweng itu tidak berhasil dimanfaatkan lantaran beberapa masalah. Salah satunya ada luweng yang ujungnya menyempit sehingga tidak bisa dimasuki. Karena tidak berhasil itulah, akhirnya diledakkan, kata Dicky. Menurut Solichin selaku penghubung antara Universitas Kalsruhe Jerman dan Pemprov DI Yogyakarta dalam pembangunan bendungan Bribin di Indonesia, luweng Ngejring merupakan pintu masuk terdekat dengan lokasi reruntuhan. Hal ini sesuai dengan pengukuran Matias Leyk. Kalau sampai tembus ke dalam goa, menurut Solichin, hal itu merupakan suatu keuntungan. Kalau upaya ini berhasil, maka upaya menyingkirkan penghalang bisa dilakukan lebih mudah. Memang ada rencana peledakan kembali tanggal 16-21 April mendatang oleh tim yang sama. ASC diharapkan mencari akses masuk lebih dulu, tuturnya. Meledakkan
Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul
Pak Ismail, Setahu saya sih hanya untuk sumber air bersih. Prosesnya dengan cara dibor dengan diameter yang cukup besar, jadi tidak pakai ledak-ledakan..:-). salam, - Original Message From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 28, 2007 11:09:22 AM Subject: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul Kalau tidak salah dulu proyek Gua Bribin ini untuk dibikin Pembangkit Listrik Tenaga air ( ? ) Melihat untuk merelaisasikan proyek ini harus merusak Gua Gua ( dg meledakan segala) , apa tidak sayang , disisi lain kita konsen terhadap klestarian alam. Kalau dilihat hasil ( dari listrik yang dihasilkan nantinya mungkin hanya puluhan- ratusan KW ) mungkin juga tidak terlalu banyak , apalagi untuk daerah ini masih banyak alternatif lain ( menggunakan sumber energi lain ) tanpa harus merusak alamnya. Ora cucuk , istilah Gunung Kidule... ISM Penelusuran Sumber Air Luweng Ngejring Akses Masuk Lain ke Goa Bribin di Gunung Kidul Upaya penghancuran bebatuan yang menutup penampang Goa Bribin di Semanu, Gunung Kidul, beberapa waktu lalu, masih menyisakan sedikit pekerjaan. Belum semua pecahan batu hasil peledakan yang melibatkan dua penyelam sifon (pipa penuh air) dari Jerman, Marco Wendelberger dan Matias Leyk, November tahun lalu, itu tersingkir. Artinya masih ada sisa bebatuan yang membendung aliran air di dalam goa berkedalaman sekitar 100 meter di bawah permukaan tanah tersebut. Batuan itu jelas menjadi penghambat pembangunan dam utama karena keberadaannya membuat permukaan air menjadi naik. Beberapa upaya pun kembali dicoba, salah satunya mencari jalan lain untuk masuk ke dalam penampang goa guna menyingkirkan batu-batu sisa secara manual. Setelah melalui sejumlah pemikiran, pilihan pun tertuju ke luweng atau lubang vertikal. Lubang ini diharapkan bisa menjadi jalan masuk dari sisi lain. Mengingat, untuk masuk dari jalan utama, yakni terowongan vertikal, hasil pengeboran masih cukup sulit, meski kini telah terpasang lift. Salah satu luweng yang kemudian menjadi pilihan adalah luweng Ngejring. Akhir bulan ini kami berencana untuk mencoba masuk ke dalam luweng Ngejring. Kami masih menunggu situasi kondusif, ujar Dicky J Mesah, Ketua Acintyacunyata Speleological Club (ASC), pekan lalu. ASC ialah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang penelusuran goa yang juga terlibat dalam pembangunan bendungan sungai bawah tanah Bribin. Tak mudah Masuk dalam goa bawah tanah, apalagi yang jalurnya vertikal dan terdapat sungai di dalamnya, bukan persoalan mudah. Selain keterampilan dan dukungan peralatan yang memadai, kondisi cuaca menjadi bagian yang tidak bisa dianggap remeh. Debit air sungai bawah tanah biasanya bertambah, seiring datangnya musim hujan baik itu yang turun di daerah tersebut maupun di daerah hulu. Sementara itu, luweng Ngejring yang berada sekitar satu kilometer arah barat daya dari titik pengeboran sebenarnya telah dimatikan (ditimbun). Sekitar 40 tahun terakhir, warga sengaja menimbunnya dengan tanah untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Berhubung ada rencana menjadikannya jalan masuk, maka Februari kemarin warga bersama pihak-pihak terkait berupaya membuka kembali timbunan. Kini lubang luweng ditutup memakai papan agar Lumpur tidak ikut masuk bersama air hujan, kata Dicky. Ngejring merupakan luweng keempat yang akan dicoba sebagai jalan masuk ke Bribin. Sebelumnya, ada tiga luweng lain di Kecamatan Semanu yang telah dicoba. Namun, luweng-luweng itu tidak berhasil dimanfaatkan lantaran beberapa masalah. Salah satunya ada luweng yang ujungnya menyempit sehingga tidak bisa dimasuki. Karena tidak berhasil itulah, akhirnya diledakkan, kata Dicky. Menurut Solichin selaku penghubung antara Universitas Kalsruhe Jerman dan Pemprov DI Yogyakarta dalam pembangunan bendungan Bribin di Indonesia, luweng Ngejring merupakan pintu masuk terdekat dengan lokasi reruntuhan. Hal ini sesuai dengan pengukuran Matias Leyk. Kalau sampai tembus ke dalam goa, menurut Solichin, hal itu merupakan suatu keuntungan. Kalau upaya ini berhasil, maka upaya menyingkirkan penghalang bisa dilakukan lebih mudah. Memang ada rencana peledakan kembali tanggal 16-21 April mendatang oleh tim yang sama. ASC diharapkan mencari akses masuk lebih dulu, tuturnya. Meledakkan batuan di dalam goa penuh air memang tidak mudah. Pengalaman peledakan pertama yang melibatkan Profesor Nestmanm selaku pimpinan proyek dari Universitas Kalsruhe dan harus diulang hingga tiga kali akan menjadi referensi tersendiri bagi para ahli terkait. (WER) No need to miss a message. Get email on-the-go with Yahoo! Mail for Mobile. Get started. http://mobile.yahoo.com/mail
Re: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul
Mas Liamsi / Ismail gawean di gua Bribin sakmeniko jeda dulu. banyak problem finansial dan teknis yang belum bisa dilanjutkan. pemerintah diy lagi ngurusi rekonstruksi dan rehab pasca lindu mei 2006 lalu. jadi gua bribin, mandeg disit, katanya demikian. secara teknis aliran sungai bawah tanah di bribin memang sudah dilubangi untuk menurunkan generator yang akan dipakai untuk menggerakkan turbin yang akan dipasang di dalam gua. hanya problemnya, aliran tersebut belum sempat dibendung je, terlalu banyak retakan / kekar, yang katanya agak merepotkan. kapan sampeyan ke jogja? salam agus hend - Original Message From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 28, 2007 10:09:22 AM Subject: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul DIV { MARGIN:0px;} Kalau tidak salah dulu proyek Gua Bribin ini untuk dibikin Pembangkit Listrik Tenaga air ( ? ) Melihat untuk merelaisasikan proyek ini harus merusak Gua Gua ( dg meledakan segala) , apa tidak sayang , disisi lain kita konsen terhadap klestarian alam. Kalau dilihat hasil ( dari listrik yang dihasilkan nantinya mungkin hanya puluhan- ratusan KW ) mungkin juga tidak terlalu banyak , apalagi untuk daerah ini masih banyak alternatif lain ( menggunakan sumber energi lain ) tanpa harus merusak alamnya. Ora cucuk , istilah Gunung Kidule... ISM Penelusuran Sumber Air Luweng Ngejring Akses Masuk Lain ke Goa Bribin di Gunung Kidul Upaya penghancuran bebatuan yang menutup penampang Goa Bribin di Semanu, Gunung Kidul, beberapa waktu lalu, masih menyisakan sedikit pekerjaan. Belum semua pecahan batu hasil peledakan yang melibatkan dua penyelam sifon (pipa penuh air) dari Jerman, Marco Wendelberger dan Matias Leyk, November tahun lalu, itu tersingkir. Artinya masih ada sisa bebatuan yang membendung aliran air di dalam goa berkedalaman sekitar 100 meter di bawah permukaan tanah tersebut. Batuan itu jelas menjadi penghambat pembangunan dam utama karena keberadaannya membuat permukaan air menjadi naik. Beberapa upaya pun kembali dicoba, salah satunya mencari jalan lain untuk masuk ke dalam penampang goa guna menyingkirkan batu-batu sisa secara manual. Setelah melalui sejumlah pemikiran, pilihan pun tertuju ke luweng atau lubang vertikal. Lubang ini diharapkan bisa menjadi jalan masuk dari sisi lain. Mengingat, untuk masuk dari jalan utama, yakni terowongan vertikal, hasil pengeboran masih cukup sulit, meski kini telah terpasang lift. Salah satu luweng yang kemudian menjadi pilihan adalah luweng Ngejring. Akhir bulan ini kami berencana untuk mencoba masuk ke dalam luweng Ngejring. Kami masih menunggu situasi kondusif, ujar Dicky J Mesah, Ketua Acintyacunyata Speleological Club (ASC), pekan lalu. ASC ialah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang penelusuran goa yang juga terlibat dalam pembangunan bendungan sungai bawah tanah Bribin. Tak mudah Masuk dalam goa bawah tanah, apalagi yang jalurnya vertikal dan terdapat sungai di dalamnya, bukan persoalan mudah. Selain keterampilan dan dukungan peralatan yang memadai, kondisi cuaca menjadi bagian yang tidak bisa dianggap remeh. Debit air sungai bawah tanah biasanya bertambah, seiring datangnya musim hujan baik itu yang turun di daerah tersebut maupun di daerah hulu. Sementara itu, luweng Ngejring yang berada sekitar satu kilometer arah barat daya dari titik pengeboran sebenarnya telah dimatikan (ditimbun). Sekitar 40 tahun terakhir, warga sengaja menimbunnya dengan tanah untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Berhubung ada rencana menjadikannya jalan masuk, maka Februari kemarin warga bersama pihak-pihak terkait berupaya membuka kembali timbunan. Kini lubang luweng ditutup memakai papan agar Lumpur tidak ikut masuk bersama air hujan, kata Dicky. Ngejring merupakan luweng keempat yang akan dicoba sebagai jalan masuk ke Bribin. Sebelumnya, ada tiga luweng lain di Kecamatan Semanu yang telah dicoba. Namun, luweng-luweng itu tidak berhasil dimanfaatkan lantaran beberapa masalah. Salah satunya ada luweng yang ujungnya menyempit sehingga tidak bisa dimasuki. Karena tidak berhasil itulah, akhirnya diledakkan, kata Dicky. Menurut Solichin selaku penghubung antara Universitas Kalsruhe Jerman dan Pemprov DI Yogyakarta dalam pembangunan bendungan Bribin di Indonesia, luweng Ngejring merupakan pintu masuk terdekat dengan lokasi reruntuhan. Hal ini sesuai dengan pengukuran Matias Leyk. Kalau sampai tembus ke dalam goa, menurut Solichin, hal itu merupakan suatu keuntungan. Kalau upaya ini berhasil, maka upaya menyingkirkan penghalang bisa dilakukan lebih mudah. Memang ada rencana peledakan kembali tanggal 16-21 April mendatang oleh tim yang sama. ASC diharapkan mencari akses masuk lebih dulu, tuturnya. Meledakkan batuan di dalam goa penuh air memang tidak mudah. Pengalaman peledakan pertama yang