[iagi-net-l] Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap
Mudjiono, Kepala Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup Dinas Kebersihandan Lingkungan Hidup (DKLH) Cilacap, menguatirkan Segara Anakan (kini tinggal seluas 600 ha) akan hilang lima tahun mendatang akibat sedimentasi oleh sungai-sungai yang bermuara di laguna ini. ( Setiap tahun sekitar 1 juta m3 sedimen diendapkan di Segara Anakan, terutama berasal dari Sungai Citanduy, sungai yang menjadi batas alam antara Jawa Barat dan Jawa Tengah di bagian selatan. Sedimentasi ini mengancam kelestarian hutan mangrove dan sekaligus pada saatnya akan mengancam penurunan produksi ikan dan udang yang dibiakkan di laguna tersebut. Untuk mengurangi sedimentasi ini, Mudjiono mengatakan akan dibangun waduk-waduk di empat titik : Tasikmalaya, Ciamis, Banjarpatroman, dan Cilacap. Demikian berita singkat yang disarikan dari Media Indonesia 5 Mei 2008 halaman 19 kolom 1. Cukup mengejutkan mengetahui bahwa luas Segara Anakan kini hanya tersisa seluas 600 ha. Buku sangat bagus Ecology of Java and Bali (Whitten dkk., 1996) masih menyebutkan luas Segara Anakan 21.000 ha. Memang katanya luas laguna ini menyempit secara drastis dalam 20 tahun terakhir. Studi oleh Erftemeijer dkk (1988 - The importance of Segara Anakan for nature conservation...PHPA Bogor Report No. 5, Asian Wetland Bureau) dengan membandingkan peta/foto udara antara tahun 1917-1988 menunjukkan bagaimana penyempitan ini terjadi, yaitu mengerucut ke arah barat menuju muara Citanduy. Ahli lain (Kvalvagnaes, 1980) bahkan meramalkan bahwa Segara Anakan akan hilang pada tahun 1995 - sebuah perkiraan yang meleset ternyata. Melihat tingkat sedimentasinya yang tinggi, juga tingkat pendayagunaannya yang tak terkelola (termasuk pencurian kayu di wilayah ini), saat ini Segara Anakan dikelola ke dalam 11 zone peruntukan, antara lain : protection zone, reserve, forest, development, agriculture, human settlement, aquatic, ministry of justice (berhubungan dengan LP Nusa Kambangan), dan marine zone. Area mangrove Segara Anakan sebenarnya merupakan yang terluas di Jawa (13.500 ha). Jumlahnnya kini semakin menyusut seiring dengan banyaknya terjadi reklamasi lahan ilegal dan pencurian kayu bakau. Padahal, hutan mangrove ini menjadi tempat berlindung 85 spesies burung, termasuk spesies yang endemik hanya ada di Segara Anakan : Centropus nigrorufus. Bahkan hutan bakau Segara Anakan sering menjadi ajang berkumpulnya kawanan burung yang bermigrasi dari selatan saat di wilayah Australia musim dingin. Untuk kita para geologist, sebenarnya laguna Segara Anakan sangat ideal untuk belajar proses sedimentasi di lingkungan shallow estuarine lagoon. Intertidal mud flats-nya ideal. Rombongan kuliah lapangan dapat datang ke sini membawa sekop, sendok tembok, dan pipa paralon untuk membuat paritan sederhana, menghaluskan dindingnya dengan sendok tembok dan belajar struktur sedimen moderen yang muncul, lalu mengambil core sedimen pantai dengan melesakkan pipa paralon ke endapan pantai laguna dan memeriksanya. Saya melakukan teknik2 pengamatan ini saat mengikuti kuliah lapangan ke pantai Aquitaine Basin di Prancis bersama kawan2 Total Oktober 2007 - di Segara Anakan pun kita bisa melakukan hal yang sama. Lain lagi dengan Nusa Kambangan, barier yang menghalangi Segara Anakan ini tersusun atas karbonat Pegunungan Selatan Jawa. Itu adalah terminal terakhir karbonat muncul sebab ke sebelah timurnya mereka tenggelam sampai ke bawah laut akibat proses indentasi tektonik Jawa Tengah selatan, hanya muncul di ujung Karang Bolong, tempat perpotongan sesar-sesar besar di Jawa (barangkali bisa dibuka lagi diskusi2 tentang indentasi tektonik Jawa Tengah dalam milis ini untuk memahami maksud kalimat tersebut). Dr Ko, dokter ahli kulit dan kelamin di Bogor, yang lebih dikenal sebagai perintis speleologi di Indonesia pada tahun 1980-an pernah menjelajahi gua-gua gamping di wilayah Cilacap dan Kebumen ini termasuk di Nusa Kambangan. Untuk Nusa Kambangan, ia berkata, Nusa Kambangan : large caves with considerable biological and ecological significance (Ko, 1983; Suyanto, 1983 - laporan survey gua HIKESPI Bogor). Karena terkenal angker sebab banyak penjahat dibui di sana, maka hutan dipterocarpae rain forest di Nusa Kambangan relatif aman dari pencurian kayu ilegal. Maka, pohon Dipterocarpus littoralis adalah produk endemik Nusa Kambangan. Hanya di Nusa Kambangan kita bisa menemukan original Javan forest - suasana hutan masa lalu- sebab mereka relatif tak terganggu (meskipun kabarnya belakangan pencuri kayu sudah berani juga menyatroni Nusa Kambangan. Hm.. Demikian sekilas ulasan tentang Segara Anakan dan Nusa Kambangan. Kali lain saya akan mengulas sedikit tentang Pelabuhan Cilacap masa lalu berdasarkan sebuah buku relatif baru (2002) yang diangkat dari disertasi seorang ahli sejarah kelahiran Banyumas. Menarik buku ini sebab menceritakan bagaimana bangkit dan runtuhnya pelabuhan Cilacap - sebuah
Re: [iagi-net-l] Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap
Pak Awang dan Rekans Yth., Sedimentasi Segara Anakan ini telah menjadi bahan tesis S2 (sudah lulus) bimbingan saya, Sdr. Praptisih MT.,dari Geoteknologi LIPI dengan kajian proses sedimentasi pada Zaman Kuarter - Holosen. Hasil tesis S2 tersebut kemudian diedit dalam bentuk makalah yang akan diterbitkan dalam Jurnal Teknologi Mineral (JTM) - ITB dengan penulis utama Praptisih dan saya sebagai penulis pendamping, sekarang ini sudah dalam tahap perbaikan penulisan setelah selesai direview. Segera setelah terbit, akan saya kirimkan copy print-nya ke Pak Awang. Wassalam, Yahdi Zaim KK Geologi Prodi Teknik Geologi FITB - ITB Mudjiono, Kepala Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup Dinas Kebersihandan Lingkungan Hidup (DKLH) Cilacap, menguatirkan Segara Anakan (kini tinggal seluas 600 ha) akan hilang lima tahun mendatang akibat sedimentasi oleh sungai-sungai yang bermuara di laguna ini. ( Setiap tahun sekitar 1 juta m3 sedimen diendapkan di Segara Anakan, terutama berasal dari Sungai Citanduy, sungai yang menjadi batas alam antara Jawa Barat dan Jawa Tengah di bagian selatan. Sedimentasi ini mengancam kelestarian hutan mangrove dan sekaligus pada saatnya akan mengancam penurunan produksi ikan dan udang yang dibiakkan di laguna tersebut. Untuk mengurangi sedimentasi ini, Mudjiono mengatakan akan dibangun waduk-waduk di empat titik : Tasikmalaya, Ciamis, Banjarpatroman, dan Cilacap. Demikian berita singkat yang disarikan dari Media Indonesia 5 Mei 2008 halaman 19 kolom 1. Cukup mengejutkan mengetahui bahwa luas Segara Anakan kini hanya tersisa seluas 600 ha. Buku sangat bagus Ecology of Java and Bali (Whitten dkk., 1996) masih menyebutkan luas Segara Anakan 21.000 ha. Memang katanya luas laguna ini menyempit secara drastis dalam 20 tahun terakhir. Studi oleh Erftemeijer dkk (1988 - The importance of Segara Anakan for nature conservation...PHPA Bogor Report No. 5, Asian Wetland Bureau) dengan membandingkan peta/foto udara antara tahun 1917-1988 menunjukkan bagaimana penyempitan ini terjadi, yaitu mengerucut ke arah barat menuju muara Citanduy. Ahli lain (Kvalvagnaes, 1980) bahkan meramalkan bahwa Segara Anakan akan hilang pada tahun 1995 - sebuah perkiraan yang meleset ternyata. Melihat tingkat sedimentasinya yang tinggi, juga tingkat pendayagunaannya yang tak terkelola (termasuk pencurian kayu di wilayah ini), saat ini Segara Anakan dikelola ke dalam 11 zone peruntukan, antara lain : protection zone, reserve, forest, development, agriculture, human settlement, aquatic, ministry of justice (berhubungan dengan LP Nusa Kambangan), dan marine zone. Area mangrove Segara Anakan sebenarnya merupakan yang terluas di Jawa (13.500 ha). Jumlahnnya kini semakin menyusut seiring dengan banyaknya terjadi reklamasi lahan ilegal dan pencurian kayu bakau. Padahal, hutan mangrove ini menjadi tempat berlindung 85 spesies burung, termasuk spesies yang endemik hanya ada di Segara Anakan : Centropus nigrorufus. Bahkan hutan bakau Segara Anakan sering menjadi ajang berkumpulnya kawanan burung yang bermigrasi dari selatan saat di wilayah Australia musim dingin. Untuk kita para geologist, sebenarnya laguna Segara Anakan sangat ideal untuk belajar proses sedimentasi di lingkungan shallow estuarine lagoon. Intertidal mud flats-nya ideal. Rombongan kuliah lapangan dapat datang ke sini membawa sekop, sendok tembok, dan pipa paralon untuk membuat paritan sederhana, menghaluskan dindingnya dengan sendok tembok dan belajar struktur sedimen moderen yang muncul, lalu mengambil core sedimen pantai dengan melesakkan pipa paralon ke endapan pantai laguna dan memeriksanya. Saya melakukan teknik2 pengamatan ini saat mengikuti kuliah lapangan ke pantai Aquitaine Basin di Prancis bersama kawan2 Total Oktober 2007 - di Segara Anakan pun kita bisa melakukan hal yang sama. Lain lagi dengan Nusa Kambangan, barier yang menghalangi Segara Anakan ini tersusun atas karbonat Pegunungan Selatan Jawa. Itu adalah terminal terakhir karbonat muncul sebab ke sebelah timurnya mereka tenggelam sampai ke bawah laut akibat proses indentasi tektonik Jawa Tengah selatan, hanya muncul di ujung Karang Bolong, tempat perpotongan sesar-sesar besar di Jawa (barangkali bisa dibuka lagi diskusi2 tentang indentasi tektonik Jawa Tengah dalam milis ini untuk memahami maksud kalimat tersebut). Dr Ko, dokter ahli kulit dan kelamin di Bogor, yang lebih dikenal sebagai perintis speleologi di Indonesia pada tahun 1980-an pernah menjelajahi gua-gua gamping di wilayah Cilacap dan Kebumen ini termasuk di Nusa Kambangan. Untuk Nusa Kambangan, ia berkata, Nusa Kambangan : large caves with considerable biological and ecological significance (Ko, 1983; Suyanto, 1983 - laporan survey gua HIKESPI Bogor). Karena terkenal angker sebab banyak penjahat dibui di sana, maka hutan dipterocarpae rain forest di Nusa Kambangan relatif aman dari pencurian kayu ilegal. Maka, pohon Dipterocarpus littoralis adalah
Re: [iagi-net-l] Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap
Pak Awang walah...jadi malu saya, lha saya yang orang cilacap asli malah tidak bisa cerita seruntut pak Awang...:-) Tapi memang betul, nasib segara anakan sangat menyedihkan. Sudah lama ada proyek untuk menekan angka sedimentasi tsb, salah satunya adalah membuat sodetan di Sungai Citanduy. Namun demikian rencana ini selalu mendapat tentangan dari kabupaten tetangga (Ciamis), karena kalau sungai tsb disodet, maka alirannya akan mengarah ke pantai Pangandaran (termasuk sedimen-nya)jadilah sampai sekarang proyek tsb terkatung-katung tapi sedimen dari hulu Ciamis tetap terus masuk ke Segara Anakan (karena mau dikembalikan ternyata si-empunya menolak he he he ).. Saya tunggu ceritanya tentang pelabuhan Cilacap pak.. Seingat saya pernah ada buku kecil yang terbit tentang hal ini... salam hangat, - Original Message From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI [EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 7, 2008 2:53:47 PM Subject: [iagi-net-l] Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap Mudjiono, Kepala Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup Dinas Kebersihandan Lingkungan Hidup (DKLH) Cilacap, menguatirkan Segara Anakan (kini tinggal seluas 600 ha) akan hilang lima tahun mendatang akibat sedimentasi oleh sungai-sungai yang bermuara di laguna ini. ( Setiap tahun sekitar 1 juta m3 sedimen diendapkan di Segara Anakan, terutama berasal dari Sungai Citanduy, sungai yang menjadi batas alam antara Jawa Barat dan Jawa Tengah di bagian selatan. Sedimentasi ini mengancam kelestarian hutan mangrove dan sekaligus pada saatnya akan mengancam penurunan produksi ikan dan udang yang dibiakkan di laguna tersebut. Untuk mengurangi sedimentasi ini, Mudjiono mengatakan akan dibangun waduk-waduk di empat titik : Tasikmalaya, Ciamis, Banjarpatroman, dan Cilacap. Demikian berita singkat yang disarikan dari Media Indonesia 5 Mei 2008 halaman 19 kolom 1. Cukup mengejutkan mengetahui bahwa luas Segara Anakan kini hanya tersisa seluas 600 ha. Buku sangat bagus Ecology of Java and Bali (Whitten dkk., 1996) masih menyebutkan luas Segara Anakan 21.000 ha. Memang katanya luas laguna ini menyempit secara drastis dalam 20 tahun terakhir. Studi oleh Erftemeijer dkk (1988 - The importance of Segara Anakan for nature conservation...PHPA Bogor Report No. 5, Asian Wetland Bureau) dengan membandingkan peta/foto udara antara tahun 1917-1988 menunjukkan bagaimana penyempitan ini terjadi, yaitu mengerucut ke arah barat menuju muara Citanduy. Ahli lain (Kvalvagnaes, 1980) bahkan meramalkan bahwa Segara Anakan akan hilang pada tahun 1995 - sebuah perkiraan yang meleset ternyata. Melihat tingkat sedimentasinya yang tinggi, juga tingkat pendayagunaannya yang tak terkelola (termasuk pencurian kayu di wilayah ini), saat ini Segara Anakan dikelola ke dalam 11 zone peruntukan, antara lain : protection zone, reserve, forest, development, agriculture, human settlement, aquatic, ministry of justice (berhubungan dengan LP Nusa Kambangan), dan marine zone. Area mangrove Segara Anakan sebenarnya merupakan yang terluas di Jawa (13.500 ha). Jumlahnnya kini semakin menyusut seiring dengan banyaknya terjadi reklamasi lahan ilegal dan pencurian kayu bakau. Padahal, hutan mangrove ini menjadi tempat berlindung 85 spesies burung, termasuk spesies yang endemik hanya ada di Segara Anakan : Centropus nigrorufus. Bahkan hutan bakau Segara Anakan sering menjadi ajang berkumpulnya kawanan burung yang bermigrasi dari selatan saat di wilayah Australia musim dingin. Untuk kita para geologist, sebenarnya laguna Segara Anakan sangat ideal untuk belajar proses sedimentasi di lingkungan shallow estuarine lagoon. Intertidal mud flats-nya ideal. Rombongan kuliah lapangan dapat datang ke sini membawa sekop, sendok tembok, dan pipa paralon untuk membuat paritan sederhana, menghaluskan dindingnya dengan sendok tembok dan belajar struktur sedimen moderen yang muncul, lalu mengambil core sedimen pantai dengan melesakkan pipa paralon ke endapan pantai laguna dan memeriksanya. Saya melakukan teknik2 pengamatan ini saat mengikuti kuliah lapangan ke pantai Aquitaine Basin di Prancis bersama kawan2 Total Oktober 2007 - di Segara Anakan pun kita bisa melakukan hal yang sama. Lain lagi dengan Nusa Kambangan, barier yang menghalangi Segara Anakan ini tersusun atas karbonat Pegunungan Selatan Jawa. Itu adalah terminal terakhir karbonat muncul sebab ke sebelah timurnya mereka tenggelam sampai ke bawah laut akibat proses indentasi tektonik Jawa Tengah selatan, hanya muncul di ujung Karang Bolong, tempat perpotongan sesar-sesar besar di Jawa (barangkali bisa dibuka lagi diskusi2 tentang indentasi tektonik Jawa Tengah dalam milis ini untuk memahami maksud kalimat tersebut). Dr Ko, dokter ahli kulit dan kelamin di Bogor, yang lebih dikenal sebagai perintis speleologi di Indonesia pada tahun 1980
Re: [iagi-net-l] Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap
Pak Zaim, Boleh juga dong saya dikirimi pdf-nya Terima kasih sebelumnya. salam, - Original Message From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, May 7, 2008 10:52:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap Pak Awang dan Rekans Yth., Sedimentasi Segara Anakan ini telah menjadi bahan tesis S2 (sudah lulus) bimbingan saya, Sdr. Praptisih MT.,dari Geoteknologi LIPI dengan kajian proses sedimentasi pada Zaman Kuarter - Holosen. Hasil tesis S2 tersebut kemudian diedit dalam bentuk makalah yang akan diterbitkan dalam Jurnal Teknologi Mineral (JTM) - ITB dengan penulis utama Praptisih dan saya sebagai penulis pendamping, sekarang ini sudah dalam tahap perbaikan penulisan setelah selesai direview. Segera setelah terbit, akan saya kirimkan copy print-nya ke Pak Awang. Wassalam, Yahdi Zaim KK Geologi Prodi Teknik Geologi FITB - ITB Mudjiono, Kepala Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup Dinas Kebersihandan Lingkungan Hidup (DKLH) Cilacap, menguatirkan Segara Anakan (kini tinggal seluas 600 ha) akan hilang lima tahun mendatang akibat sedimentasi oleh sungai-sungai yang bermuara di laguna ini. ( Setiap tahun sekitar 1 juta m3 sedimen diendapkan di Segara Anakan, terutama berasal dari Sungai Citanduy, sungai yang menjadi batas alam antara Jawa Barat dan Jawa Tengah di bagian selatan. Sedimentasi ini mengancam kelestarian hutan mangrove dan sekaligus pada saatnya akan mengancam penurunan produksi ikan dan udang yang dibiakkan di laguna tersebut. Untuk mengurangi sedimentasi ini, Mudjiono mengatakan akan dibangun waduk-waduk di empat titik : Tasikmalaya, Ciamis, Banjarpatroman, dan Cilacap. Demikian berita singkat yang disarikan dari Media Indonesia 5 Mei 2008 halaman 19 kolom 1. Cukup mengejutkan mengetahui bahwa luas Segara Anakan kini hanya tersisa seluas 600 ha. Buku sangat bagus Ecology of Java and Bali (Whitten dkk., 1996) masih menyebutkan luas Segara Anakan 21.000 ha. Memang katanya luas laguna ini menyempit secara drastis dalam 20 tahun terakhir. Studi oleh Erftemeijer dkk (1988 - The importance of Segara Anakan for nature conservation...PHPA Bogor Report No. 5, Asian Wetland Bureau) dengan membandingkan peta/foto udara antara tahun 1917-1988 menunjukkan bagaimana penyempitan ini terjadi, yaitu mengerucut ke arah barat menuju muara Citanduy. Ahli lain (Kvalvagnaes, 1980) bahkan meramalkan bahwa Segara Anakan akan hilang pada tahun 1995 - sebuah perkiraan yang meleset ternyata. Melihat tingkat sedimentasinya yang tinggi, juga tingkat pendayagunaannya yang tak terkelola (termasuk pencurian kayu di wilayah ini), saat ini Segara Anakan dikelola ke dalam 11 zone peruntukan, antara lain : protection zone, reserve, forest, development, agriculture, human settlement, aquatic, ministry of justice (berhubungan dengan LP Nusa Kambangan), dan marine zone. Area mangrove Segara Anakan sebenarnya merupakan yang terluas di Jawa (13.500 ha). Jumlahnnya kini semakin menyusut seiring dengan banyaknya terjadi reklamasi lahan ilegal dan pencurian kayu bakau. Padahal, hutan mangrove ini menjadi tempat berlindung 85 spesies burung, termasuk spesies yang endemik hanya ada di Segara Anakan : Centropus nigrorufus. Bahkan hutan bakau Segara Anakan sering menjadi ajang berkumpulnya kawanan burung yang bermigrasi dari selatan saat di wilayah Australia musim dingin. Untuk kita para geologist, sebenarnya laguna Segara Anakan sangat ideal untuk belajar proses sedimentasi di lingkungan shallow estuarine lagoon. Intertidal mud flats-nya ideal. Rombongan kuliah lapangan dapat datang ke sini membawa sekop, sendok tembok, dan pipa paralon untuk membuat paritan sederhana, menghaluskan dindingnya dengan sendok tembok dan belajar struktur sedimen moderen yang muncul, lalu mengambil core sedimen pantai dengan melesakkan pipa paralon ke endapan pantai laguna dan memeriksanya. Saya melakukan teknik2 pengamatan ini saat mengikuti kuliah lapangan ke pantai Aquitaine Basin di Prancis bersama kawan2 Total Oktober 2007 - di Segara Anakan pun kita bisa melakukan hal yang sama. Lain lagi dengan Nusa Kambangan, barier yang menghalangi Segara Anakan ini tersusun atas karbonat Pegunungan Selatan Jawa. Itu adalah terminal terakhir karbonat muncul sebab ke sebelah timurnya mereka tenggelam sampai ke bawah laut akibat proses indentasi tektonik Jawa Tengah selatan, hanya muncul di ujung Karang Bolong, tempat perpotongan sesar-sesar besar di Jawa (barangkali bisa dibuka lagi diskusi2 tentang indentasi tektonik Jawa Tengah dalam milis ini untuk memahami maksud kalimat tersebut). Dr Ko, dokter ahli kulit dan kelamin di Bogor, yang lebih dikenal sebagai perintis speleologi di Indonesia pada tahun 1980-an pernah menjelajahi gua-gua gamping di wilayah Cilacap dan Kebumen ini termasuk di Nusa Kambangan. Untuk Nusa Kambangan, ia berkata, Nusa Kambangan : large caves with considerable biological and ecological
Re: [iagi-net-l] Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap
Emang mestinya penanganannya menyatu dalam satu DAS (Daerah Aliran Sungai), tidak hanya di segara anakannya sendiri ataupun ditengah dengan menyudet sungai. Namun harus disesuaikan dengan keperluannya untuk apa ? Dahulu ketika sewaktu dimulai mengisi waduk Wonogiri terjadi keributan di Pantai utara Jawa Timur karena banyak dugaan perusakan bakau di Pantura. Masalahnya sebenernya adalah input sedimen yang kurang di pantura mempengaruhi ekosistem pantai. Sebenernya sedimentasi ini diinginkan atau dihindri ? Dahulu aku pernah ngobrol dengan Pak Otto di LON yang kantornya di Ancol itu, masalahe ternyata tergantung kepentingan. Waktu itu adanya perbedaan kepentingan antara pulau seribu dengan tanjung priok. Sedimentasi di tanjung priok jelas sangat menganggu jalannya kapal-kapal kalau saja koridor masuknya kapal besar terhambat oleh pendangkalan. Tetapi pengerukan sedimen ini ternyata merusak pulau-pulau. Beberapa pulau ada yang tererosi karena proses alam yang menghendaki kesetimbangan. Daerah yang dikeruk ini selalu akan diisi, tetapi karena pengisi alamiah lewat sungainya berkurang, maka alam mencari sumber sedimennya sendiri. Dimana sumber sedimen itu ya pinggiran pulau-pulau karang yang kecil itu. salam RDP On Wed, May 7, 2008 at 4:12 PM, noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang walah...jadi malu saya, lha saya yang orang cilacap asli malah tidak bisa cerita seruntut pak Awang...:-) Tapi memang betul, nasib segara anakan sangat menyedihkan. Sudah lama ada proyek untuk menekan angka sedimentasi tsb, salah satunya adalah membuat sodetan di Sungai Citanduy. Namun demikian rencana ini selalu mendapat tentangan dari kabupaten tetangga (Ciamis), karena kalau sungai tsb disodet, maka alirannya akan mengarah ke pantai Pangandaran (termasuk sedimen-nya)jadilah sampai sekarang proyek tsb terkatung-katung tapi sedimen dari hulu Ciamis tetap terus masuk ke Segara Anakan (karena mau dikembalikan ternyata si-empunya menolak he he he ).. Saya tunggu ceritanya tentang pelabuhan Cilacap pak.. Seingat saya pernah ada buku kecil yang terbit tentang hal ini... salam hangat, - Original Message From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI [EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 7, 2008 2:53:47 PM Subject: [iagi-net-l] Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap Mudjiono, Kepala Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup Dinas Kebersihandan Lingkungan Hidup (DKLH) Cilacap, menguatirkan Segara Anakan (kini tinggal seluas 600 ha) akan hilang lima tahun mendatang akibat sedimentasi oleh sungai-sungai yang bermuara di laguna ini. ( Setiap tahun sekitar 1 juta m3 sedimen diendapkan di Segara Anakan, terutama berasal dari Sungai Citanduy, sungai yang menjadi batas alam antara Jawa Barat dan Jawa Tengah di bagian selatan. Sedimentasi ini mengancam kelestarian hutan mangrove dan sekaligus pada saatnya akan mengancam penurunan produksi ikan dan udang yang dibiakkan di laguna tersebut. Untuk mengurangi sedimentasi ini, Mudjiono mengatakan akan dibangun waduk-waduk di empat titik : Tasikmalaya, Ciamis, Banjarpatroman, dan Cilacap. Demikian berita singkat yang disarikan dari Media Indonesia 5 Mei 2008 halaman 19 kolom 1. Cukup mengejutkan mengetahui bahwa luas Segara Anakan kini hanya tersisa seluas 600 ha. Buku sangat bagus Ecology of Java and Bali (Whitten dkk., 1996) masih menyebutkan luas Segara Anakan 21.000 ha. Memang katanya luas laguna ini menyempit secara drastis dalam 20 tahun terakhir. Studi oleh Erftemeijer dkk (1988 - The importance of Segara Anakan for nature conservation...PHPA Bogor Report No. 5, Asian Wetland Bureau) dengan membandingkan peta/foto udara antara tahun 1917-1988 menunjukkan bagaimana penyempitan ini terjadi, yaitu mengerucut ke arah barat menuju muara Citanduy. Ahli lain (Kvalvagnaes, 1980) bahkan meramalkan bahwa Segara Anakan akan hilang pada tahun 1995 - sebuah perkiraan yang meleset ternyata. Melihat tingkat sedimentasinya yang tinggi, juga tingkat pendayagunaannya yang tak terkelola (termasuk pencurian kayu di wilayah ini), saat ini Segara Anakan dikelola ke dalam 11 zone peruntukan, antara lain : protection zone, reserve, forest, development, agriculture, human settlement, aquatic, ministry of justice (berhubungan dengan LP Nusa Kambangan), dan marine zone. Area mangrove Segara Anakan sebenarnya merupakan yang terluas di Jawa (13.500 ha). Jumlahnnya kini semakin menyusut seiring dengan banyaknya terjadi reklamasi lahan ilegal dan pencurian kayu bakau. Padahal, hutan mangrove ini menjadi tempat berlindung 85 spesies burung, termasuk spesies yang endemik hanya ada di Segara Anakan : Centropus nigrorufus. Bahkan hutan bakau Segara Anakan sering menjadi ajang berkumpulnya kawanan burung yang bermigrasi dari selatan saat di wilayah Australia musim dingin. Untuk kita
Re: [iagi-net-l] Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap
Pak Noor Yth., Insya Allah nanti kalau sudah terbit saya akan kirim untuk bapak. Wassalam, Zaim Pak Zaim, Boleh juga dong saya dikirimi pdf-nya Terima kasih sebelumnya. salam, - Original Message From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, May 7, 2008 10:52:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap Pak Awang dan Rekans Yth., Sedimentasi Segara Anakan ini telah menjadi bahan tesis S2 (sudah lulus) bimbingan saya, Sdr. Praptisih MT.,dari Geoteknologi LIPI dengan kajian proses sedimentasi pada Zaman Kuarter - Holosen. Hasil tesis S2 tersebut kemudian diedit dalam bentuk makalah yang akan diterbitkan dalam Jurnal Teknologi Mineral (JTM) - ITB dengan penulis utama Praptisih dan saya sebagai penulis pendamping, sekarang ini sudah dalam tahap perbaikan penulisan setelah selesai direview. Segera setelah terbit, akan saya kirimkan copy print-nya ke Pak Awang. Wassalam, Yahdi Zaim KK Geologi Prodi Teknik Geologi FITB - ITB Mudjiono, Kepala Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup Dinas Kebersihandan Lingkungan Hidup (DKLH) Cilacap, menguatirkan Segara Anakan (kini tinggal seluas 600 ha) akan hilang lima tahun mendatang akibat sedimentasi oleh sungai-sungai yang bermuara di laguna ini. ( Setiap tahun sekitar 1 juta m3 sedimen diendapkan di Segara Anakan, terutama berasal dari Sungai Citanduy, sungai yang menjadi batas alam antara Jawa Barat dan Jawa Tengah di bagian selatan. Sedimentasi ini mengancam kelestarian hutan mangrove dan sekaligus pada saatnya akan mengancam penurunan produksi ikan dan udang yang dibiakkan di laguna tersebut. Untuk mengurangi sedimentasi ini, Mudjiono mengatakan akan dibangun waduk-waduk di empat titik : Tasikmalaya, Ciamis, Banjarpatroman, dan Cilacap. Demikian berita singkat yang disarikan dari Media Indonesia 5 Mei 2008 halaman 19 kolom 1. Cukup mengejutkan mengetahui bahwa luas Segara Anakan kini hanya tersisa seluas 600 ha. Buku sangat bagus Ecology of Java and Bali (Whitten dkk., 1996) masih menyebutkan luas Segara Anakan 21.000 ha. Memang katanya luas laguna ini menyempit secara drastis dalam 20 tahun terakhir. Studi oleh Erftemeijer dkk (1988 - The importance of Segara Anakan for nature conservation...PHPA Bogor Report No. 5, Asian Wetland Bureau) dengan membandingkan peta/foto udara antara tahun 1917-1988 menunjukkan bagaimana penyempitan ini terjadi, yaitu mengerucut ke arah barat menuju muara Citanduy. Ahli lain (Kvalvagnaes, 1980) bahkan meramalkan bahwa Segara Anakan akan hilang pada tahun 1995 - sebuah perkiraan yang meleset ternyata. Melihat tingkat sedimentasinya yang tinggi, juga tingkat pendayagunaannya yang tak terkelola (termasuk pencurian kayu di wilayah ini), saat ini Segara Anakan dikelola ke dalam 11 zone peruntukan, antara lain : protection zone, reserve, forest, development, agriculture, human settlement, aquatic, ministry of justice (berhubungan dengan LP Nusa Kambangan), dan marine zone. Area mangrove Segara Anakan sebenarnya merupakan yang terluas di Jawa (13.500 ha). Jumlahnnya kini semakin menyusut seiring dengan banyaknya terjadi reklamasi lahan ilegal dan pencurian kayu bakau. Padahal, hutan mangrove ini menjadi tempat berlindung 85 spesies burung, termasuk spesies yang endemik hanya ada di Segara Anakan : Centropus nigrorufus. Bahkan hutan bakau Segara Anakan sering menjadi ajang berkumpulnya kawanan burung yang bermigrasi dari selatan saat di wilayah Australia musim dingin. Untuk kita para geologist, sebenarnya laguna Segara Anakan sangat ideal untuk belajar proses sedimentasi di lingkungan shallow estuarine lagoon. Intertidal mud flats-nya ideal. Rombongan kuliah lapangan dapat datang ke sini membawa sekop, sendok tembok, dan pipa paralon untuk membuat paritan sederhana, menghaluskan dindingnya dengan sendok tembok dan belajar struktur sedimen moderen yang muncul, lalu mengambil core sedimen pantai dengan melesakkan pipa paralon ke endapan pantai laguna dan memeriksanya. Saya melakukan teknik2 pengamatan ini saat mengikuti kuliah lapangan ke pantai Aquitaine Basin di Prancis bersama kawan2 Total Oktober 2007 - di Segara Anakan pun kita bisa melakukan hal yang sama. Lain lagi dengan Nusa Kambangan, barier yang menghalangi Segara Anakan ini tersusun atas karbonat Pegunungan Selatan Jawa. Itu adalah terminal terakhir karbonat muncul sebab ke sebelah timurnya mereka tenggelam sampai ke bawah laut akibat proses indentasi tektonik Jawa Tengah selatan, hanya muncul di ujung Karang Bolong, tempat perpotongan sesar-sesar besar di Jawa (barangkali bisa dibuka lagi diskusi2 tentang indentasi tektonik Jawa Tengah dalam milis ini untuk memahami maksud kalimat tersebut). Dr Ko, dokter ahli kulit dan kelamin di Bogor, yang lebih dikenal sebagai perintis speleologi di Indonesia pada tahun 1980-an pernah menjelajahi gua-gua gamping di wilayah Cilacap dan Kebumen ini termasuk di Nusa
Re: [iagi-net-l] Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap
Dear All, Untuk melengkapi informasi. Tentang sejarah pembentukan dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Segara Anakan telah saya bahas secara singkat dalam makalah yang saya presentasikan pada saat PIT IAGI ke-31 di Surabaya pada tahun 2002. Salam, WBS --- On Wed, 5/7/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, May 7, 2008, 9:52 PM Pak Awang dan Rekans Yth., Sedimentasi Segara Anakan ini telah menjadi bahan tesis S2 (sudah lulus) bimbingan saya, Sdr. Praptisih MT.,dari Geoteknologi LIPI dengan kajian proses sedimentasi pada Zaman Kuarter - Holosen. Hasil tesis S2 tersebut kemudian diedit dalam bentuk makalah yang akan diterbitkan dalam Jurnal Teknologi Mineral (JTM) - ITB dengan penulis utama Praptisih dan saya sebagai penulis pendamping, sekarang ini sudah dalam tahap perbaikan penulisan setelah selesai direview. Segera setelah terbit, akan saya kirimkan copy print-nya ke Pak Awang. Wassalam, Yahdi Zaim KK Geologi Prodi Teknik Geologi FITB - ITB Mudjiono, Kepala Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup Dinas Kebersihandan Lingkungan Hidup (DKLH) Cilacap, menguatirkan Segara Anakan (kini tinggal seluas 600 ha) akan hilang lima tahun mendatang akibat sedimentasi oleh sungai-sungai yang bermuara di laguna ini. ( Setiap tahun sekitar 1 juta m3 sedimen diendapkan di Segara Anakan, terutama berasal dari Sungai Citanduy, sungai yang menjadi batas alam antara Jawa Barat dan Jawa Tengah di bagian selatan. Sedimentasi ini mengancam kelestarian hutan mangrove dan sekaligus pada saatnya akan mengancam penurunan produksi ikan dan udang yang dibiakkan di laguna tersebut. Untuk mengurangi sedimentasi ini, Mudjiono mengatakan akan dibangun waduk-waduk di empat titik : Tasikmalaya, Ciamis, Banjarpatroman, dan Cilacap. Demikian berita singkat yang disarikan dari Media Indonesia 5 Mei 2008 halaman 19 kolom 1. Cukup mengejutkan mengetahui bahwa luas Segara Anakan kini hanya tersisa seluas 600 ha. Buku sangat bagus Ecology of Java and Bali (Whitten dkk., 1996) masih menyebutkan luas Segara Anakan 21.000 ha. Memang katanya luas laguna ini menyempit secara drastis dalam 20 tahun terakhir. Studi oleh Erftemeijer dkk (1988 - The importance of Segara Anakan for nature conservation...PHPA Bogor Report No. 5, Asian Wetland Bureau) dengan membandingkan peta/foto udara antara tahun 1917-1988 menunjukkan bagaimana penyempitan ini terjadi, yaitu mengerucut ke arah barat menuju muara Citanduy. Ahli lain (Kvalvagnaes, 1980) bahkan meramalkan bahwa Segara Anakan akan hilang pada tahun 1995 - sebuah perkiraan yang meleset ternyata. Melihat tingkat sedimentasinya yang tinggi, juga tingkat pendayagunaannya yang tak terkelola (termasuk pencurian kayu di wilayah ini), saat ini Segara Anakan dikelola ke dalam 11 zone peruntukan, antara lain : protection zone, reserve, forest, development, agriculture, human settlement, aquatic, ministry of justice (berhubungan dengan LP Nusa Kambangan), dan marine zone. Area mangrove Segara Anakan sebenarnya merupakan yang terluas di Jawa (13.500 ha). Jumlahnnya kini semakin menyusut seiring dengan banyaknya terjadi reklamasi lahan ilegal dan pencurian kayu bakau. Padahal, hutan mangrove ini menjadi tempat berlindung 85 spesies burung, termasuk spesies yang endemik hanya ada di Segara Anakan : Centropus nigrorufus. Bahkan hutan bakau Segara Anakan sering menjadi ajang berkumpulnya kawanan burung yang bermigrasi dari selatan saat di wilayah Australia musim dingin. Untuk kita para geologist, sebenarnya laguna Segara Anakan sangat ideal untuk belajar proses sedimentasi di lingkungan shallow estuarine lagoon. Intertidal mud flats-nya ideal. Rombongan kuliah lapangan dapat datang ke sini membawa sekop, sendok tembok, dan pipa paralon untuk membuat paritan sederhana, menghaluskan dindingnya dengan sendok tembok dan belajar struktur sedimen moderen yang muncul, lalu mengambil core sedimen pantai dengan melesakkan pipa paralon ke endapan pantai laguna dan memeriksanya. Saya melakukan teknik2 pengamatan ini saat mengikuti kuliah lapangan ke pantai Aquitaine Basin di Prancis bersama kawan2 Total Oktober 2007 - di Segara Anakan pun kita bisa melakukan hal yang sama. Lain lagi dengan Nusa Kambangan, barier yang menghalangi Segara Anakan ini tersusun atas karbonat Pegunungan Selatan Jawa. Itu adalah terminal terakhir karbonat muncul sebab ke sebelah timurnya mereka tenggelam sampai ke bawah laut akibat proses indentasi tektonik Jawa Tengah selatan, hanya muncul di ujung Karang Bolong, tempat perpotongan sesar-sesar besar di Jawa (barangkali bisa dibuka lagi diskusi2 tentang indentasi tektonik Jawa Tengah dalam milis ini untuk memahami maksud