Re: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?

2005-08-17 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
sekedar uneg-uneg..
saya melihat bahwa pola pikir kita termasuk geologist masih sangat mematok 
ke luar. agak kecewa saja, karena pas lagi hut RI tapi yg diceritakan hanya 
luar negeri terus. VIVA LUAR NEGERI.
 1. Andesit menjadi barang mewah dan langka di *Alaska* yg tertutup es

2. Di *luar*, kita mengambil batu dari pantai saja (umpamanya boulder, 
karena
structur sedimentnya bagus)..Di Padalarang saja, singkapan batu gamping yang 
sangat bagus,
kapan-kapan akan banyak yang hilang..

3. Saya teringat sewaktu ikut geological field trip di *Australia..*mengambil 
batuan
yang sudah pecah. Mereka sangat menjaga singkapan-2

4. Jadi teringat sewaktu ikut field trip di *west texas*, ada sebongkah 
batuan
batu pasir yang dikemas rapi, dengan label..

5. Tetapi, di NASA* Houston*, di toko cendera matanya, dijual fosil 
trilobit dengan harga 3.5 USD atau tektit - deposit kejut hasil benturan 
meteorit dengan Bumi - dijual dengan harga 2.0 USD.

Atau, di Vernal, *Utah*, di Dinosaur National Monument, di toko cendera 
matanya dijual gigi dinasurus.

Atau, di pelataran Opera House *Sydney*, dijual batu-batu polesan rapih 
sebesar piring bundar kecil dengan mineral2..
 Waktu field trip di Green River Formation di *California*, ingin sekali 
mengambil sampel oil shale Green River Formation yang terkenal itu (kita 
juga punya : Sangkarewang di Ombilin)..

Teman saya, yang baru pulang dari fieldtrip ke *Canadian
Rockies*menghadiahi saya siltstone dengan parallel lamination, itu
diambilnya dari
pecahan batuan yang terserak di sekitarnya.

Waktu jalan2 ke *Cina*, saya juga mengambil sampel batuan metamorf di dasar 
Great Wall, itu metamorf hasil orogeny Thay San, di Middle Jurassic.
 Saat di *Xi-An*, di terracota (puluhan prajurit tanah liat), saya juga 
mengambil sampel tanah merah itu yang khas loess deposits. Itu pun serakan 
tanah gemburannya.

Atau, waktu di *Stavenger, Norwegia*, saya ambil sampel batuan metamorf 
filit dan sekis, yang juga penyusun fjord2 di wilayah Scandinavia, juga 
serakan2 batuannya


Re: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?

2005-08-16 Terurut Topik Amir . AL-AMIN

Apakah fosil bisa dikategorikan batu mulia juga Mang Okim? Jadi sudah
terkover Undang-undang yang ada.

Yang dilarang kan menjual 'mentah'mentah', bukan sebagai hasil olahan.
Seperti juga dulu ada larangan

ekspor rotan, tetapi jual bangku rotan kan boleh.

Idenya, menjual fosil, berpigura, ber'sertifikat' legal, dijual di bandara2
sebagai survenir.

---

Mudah2an  fosil Ammonite dari attambua bisa  menambah devisa negara Timor,
yang miskin.


Salam,

Regards,

=
AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
TOTAL EP INDONESIE
BALIKPAPAN
(62-542)-534283 - (62)-811592277
=




 
  sujatmiko   
 
  [EMAIL PROTECTED]To:   iagi-net@iagi.or.id 
  
  d   cc:   [EMAIL PROTECTED]

   Subject:  Re: [iagi-net-l] fosil 
sebagai barang ekonomi?  
  17/08/2005 12:51  
 
  AM
 

 

 




Rekan-rekan IAGI yang budiman,
Boleh kan mang Okim ikut nimbrung dalam masalah fosil sebagai barang
ekonomi. Sebelumnya mang Okim akan sampaikan kisah berikut :
Pada suatu hari, teman mang Okim di MBI ( Masyarakat Batumulia Indonesia)
ngabarin bahwa dia baru saja membeli fosil Ammonite dari Atambua sebanyak
10
ton. Dia juga cerita bahwa seorang pengusaha Taiwan yang punya hektaran
lahan di Tanggerang telah ngumpulin sekitar 50 ton. Mang Okim curious dan
minta tolong untuk bisa membeli sekedarnya. Maka dikirimlah dua karung
fosil
Ammonite seberat satu kwintal. Fosil-fosil tersebut  segera mang Okim
proses, dibelah dua, diberi tatakan, dan mulai dipotret. Warna dan coraknya
indah sekali, apalagi dengan kristal-kristal kalsit yang menghiasi sutura
dan mengisi sebagian dari kamar-kamar Ammonite tersebut. Mang Okim mulai
mencari tahu siapa kiranya yang dapat berbagi keprihatinan dan ikut
memikirkan cara-cara penyelamatan asset yang belum pernah diteliti secara
sungguh-sungguh ini ( belum terekam adanya skripsi mahasiswa tentang  fosil
Ammonite di Timor, apalagi thesis doktor ! ). Mang Okim coba ngontak
beberapa senior di kampus, tetapi masalah Ammonite ini tampaknya belum
menjadi prioritas. Bahkan suatu hari, di kampus, mang Okim mengeluhkan
masalah ini ke seorang senior sambil menunjukkan foto-foto Ammonite yang
begitu indahnya. Jawabannya masih lengket di benak mang Okim :  Ah, tak
apalah, penduduk di sana kan memerlukan makan. Fosil Ammonite kan sama saja
dengan fosil Foraminifera dan fosil Koral dalam batugamping di Padalarang
Bandung yang terus-terusan diekspor sebagai batu marmer. Toh tak ada yang
protes !!!??? Mang Okim sedih sekali menghadapi kenyataan ini, sementara
eksploitasi di lapangan terus berlangsung ( sebagian besar untuk ke Jakarta
dan diekspor ). Konon diantara fosil-fosil tersebut ada yang berdiameter
sampai semeteran ! Seandainya mang Okim punya dana berlebih, pastilah mang
Okim akan beli sebanyak-banyaknya Ammonite, biayai mahasiswa skripsi, bikin
pertukaran international, dan banyak kegiatan lainnya yang bisa diciptakan
dari fosil ini ( termasuk ekskursi ke lapangan ). Tapi ya itu, mang Okim
akhirnya kembali ke petunjuk agama mang Okim : Rubahlah suatu hal yang
kurang baik dengan tindakan, kalau tidak dengan ucapan, dan kalau tidak
juga, dengan niat.

Rekan-rekan IAGI yang budiman,
Inilah sebagian pesan moral yang mang Okim tulis beberapa tahun yang lalu
di
kartu lebaran mang Okim :
AMMONITE
Phyllum : Mollusca; Class : Chepalopoda ; Sub-class : Nautiloidea; Order :
Ammonitida ( Ammonite );
Age : Permian ( 225-280 million years );  Location : Timor ( Atambua ).
CATATAN :
Penelitian fosil Amonit di Timor sangat sedikit dilakukan oleh para ahli
geologi dan ahli paleontologi Indonesia. Mengingat eksploitasinya yang
tidak
terbatas dan tidak terawasi sejak beberapa tahun terakhir, di mana ratusan
ton Amonit dijual ke Jakarta dan ke luar negeri, kiranya Lembaga Pendidikan
terkait di Indonesia khususnya di bidang kebumian perlu segera meningkatkan
perhatian yang lebih besar terhadap kekayaan fosil Indonesia yang sangat
langka dan terancam lenyap dari bumi Indonesia ini.

Rekan-rekan IAGI yang budiman

RE: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?

2005-08-15 Terurut Topik Ukat Sukanta



Fossil trilobite di Irian atau di Misool memang banyak, tapi kalau
fossilnya diambilin terus, nantinya habis, dan habislah untuk generasi
berikutnya. Bahkan harus kita lindungi.

Salam,
US

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, August 16, 2005 7:09 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?


Selamat Pak Zaim,

Maaf sebelumnya, komentar dibawah tidak ada sangkut pautnya dengan
kongres
yg disebutkan.



Saya jadi ingat masalah perdagangan fosil, yang di ulas dlm National
Geographic terbitan bbrp bulan lalu.

Bisakah (bolehkah), fosil-fosil diektrak dan jual untuk menambah devisa?
Di
berlakukan seperti juga gemstone.

Misal fosil trilobite di Irian, yang katanya cukup melimpah.
Mungkin dengan demikian bisa menaikan taraf hidup penduduk di daerah
berfosil tersebut.



Regards,

=
AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
TOTAL EP INDONESIE
BALIKPAPAN
(62-542)-534283 - (62)-811592277
=





  Yahdi Zaim

  [EMAIL PROTECTED]To:
iagi-net@iagi.or.id

  d   cc:

   Subject:  [iagi-net-l]
The Stony Brook Human Evolution Workshop

  15/08/2005 06:40

  PM

  Please respond to

  iagi-net









Teman2 IAGI Net,

Bagi teman2 yang tertarik dalam bidang per-manusia purba-an  dan
lingkungannya, pada 27 September - 1 Oktober akan ada workshop yang
diselenggarakan oleh University of Stony Brook, New York Amerika Serikat
tentang Human Evolution. Suatu kehormatan buat saya, karena mendapat
undangan untuk membawakan makalah dalam workshop tersebut (tergantung
visa,
yang agak susah juga mendapatkannya). Untuk yang berminat mengetahui apa
dan bagaimana workshop tersebut, silahkan membuka situs :
www.stonybrook.edu/humanevolution Anda bisa membuka juga pada bagian
Peoples dan Research Gallery. Dari Indonesia kebetulan hanya saya yang
diundang, salah satu kegiatan riset saya dapat dilihat dalam Research
Gallery tersebut.

Selamat berjalan-jalan maya ke situs Stony Brook - New York, USA.

Wassalam,

Yahdi Zaim






This e-mail (including any attached documents) is intended only for the
recipient(s) named above.  It may contain confidential or legally
privileged information and should not be copied or disclosed to, or
otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient,
please contact the sender and delete the e-mail from your system.



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-


-
This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?

2005-08-15 Terurut Topik Amir . AL-AMIN

Ya tidak semuanya diambil, tinggak ditetapkan,
satu singkapan yang cukup historis dan bagus sebagai 'cagar fosil'.

Regards,

=
AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
TOTAL EP INDONESIE
BALIKPAPAN
(62-542)-534283 - (62)-811592277
=




 
  Ukat Sukanta
 
  [EMAIL PROTECTED]To:   iagi-net@iagi.or.id 

  energi.comcc:
 
 Subject:  RE: [iagi-net-l] 
fosil sebagai barang ekonomi?
  16/08/2005 08:20 AM   
 
  Please respond to 
 
  iagi-net  
 

 

 







Fossil trilobite di Irian atau di Misool memang banyak, tapi kalau
fossilnya diambilin terus, nantinya habis, dan habislah untuk generasi
berikutnya. Bahkan harus kita lindungi.

Salam,
US

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Tuesday, August 16, 2005 7:09 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?


Selamat Pak Zaim,

Maaf sebelumnya, komentar dibawah tidak ada sangkut pautnya dengan
kongres
yg disebutkan.



Saya jadi ingat masalah perdagangan fosil, yang di ulas dlm National
Geographic terbitan bbrp bulan lalu.

Bisakah (bolehkah), fosil-fosil diektrak dan jual untuk menambah devisa?
Di
berlakukan seperti juga gemstone.

Misal fosil trilobite di Irian, yang katanya cukup melimpah.
Mungkin dengan demikian bisa menaikan taraf hidup penduduk di daerah
berfosil tersebut.



Regards,

=
AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
TOTAL EP INDONESIE
BALIKPAPAN
(62-542)-534283 - (62)-811592277
=






  Yahdi Zaim

  [EMAIL PROTECTED]To:
iagi-net@iagi.or.id

  d   cc:

   Subject:  [iagi-net-l]
The Stony Brook Human Evolution Workshop

  15/08/2005 06:40

  PM

  Please respond to

  iagi-net











Teman2 IAGI Net,

Bagi teman2 yang tertarik dalam bidang per-manusia purba-an  dan
lingkungannya, pada 27 September - 1 Oktober akan ada workshop yang
diselenggarakan oleh University of Stony Brook, New York Amerika Serikat
tentang Human Evolution. Suatu kehormatan buat saya, karena mendapat
undangan untuk membawakan makalah dalam workshop tersebut (tergantung
visa,
yang agak susah juga mendapatkannya). Untuk yang berminat mengetahui apa
dan bagaimana workshop tersebut, silahkan membuka situs :
www.stonybrook.edu/humanevolution Anda bisa membuka juga pada bagian
Peoples dan Research Gallery. Dari Indonesia kebetulan hanya saya yang
diundang, salah satu kegiatan riset saya dapat dilihat dalam Research
Gallery tersebut.

Selamat berjalan-jalan maya ke situs Stony Brook - New York, USA.

Wassalam,

Yahdi Zaim






This e-mail (including any attached documents) is intended only for the
recipient(s) named above.  It may contain confidential or legally
privileged information and should not be copied or disclosed to, or
otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient,
please contact the sender and delete the e-mail from your system.



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M

Re: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?

2005-08-15 Terurut Topik sugeng.hartono
Tidak bisa membayangkan bagaimana kalau fosil juga dijadikan barang
komoditas.
Saya teringat sewaktu ikut geological field trip di Australia, kami dilarang
keras mengambil (dengan memukul) singkapan yang masih segar, apalagi yang
mempunyai struktur sedimentasi bagus. Kami dianjurkan hanya mengambil batuan
yang sudah pecah. Mereka sangat menjaga singkapan-2.
Yang mencengangkan, anak-anak kecil yang bertemu dengan rombongan kami
selalu bertanya: Are you geologists?  Dan hebatnya, Prof pembimbing setiap
ketemu kaleng minuman segera diambil, di-injak sampai gepeng dan...plung
masuk tas punggungnya.
Kalau ide untuk menaikkan taraf ekonomi, apakah kita sudah kekurangan sumber
daya alam?
Marilah kita lindungi obyek-2 geologi kita.
Wassalam,

sugeng

- Original Message -
From: Ukat Sukanta [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, August 16, 2005 7:20 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?





Fossil trilobite di Irian atau di Misool memang banyak, tapi kalau
fossilnya diambilin terus, nantinya habis, dan habislah untuk generasi
berikutnya. Bahkan harus kita lindungi.

Salam,
US

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Tuesday, August 16, 2005 7:09 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?


Selamat Pak Zaim,

Maaf sebelumnya, komentar dibawah tidak ada sangkut pautnya dengan
kongres
yg disebutkan.



Saya jadi ingat masalah perdagangan fosil, yang di ulas dlm National
Geographic terbitan bbrp bulan lalu.

Bisakah (bolehkah), fosil-fosil diektrak dan jual untuk menambah devisa?
Di
berlakukan seperti juga gemstone.

Misal fosil trilobite di Irian, yang katanya cukup melimpah.
Mungkin dengan demikian bisa menaikan taraf hidup penduduk di daerah
berfosil tersebut.



Regards,

=
AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
TOTAL EP INDONESIE
BALIKPAPAN
(62-542)-534283 - (62)-811592277
=






  Yahdi Zaim

  [EMAIL PROTECTED]To:
iagi-net@iagi.or.id

  d   cc:

   Subject:  [iagi-net-l]
The Stony Brook Human Evolution Workshop

  15/08/2005 06:40

  PM

  Please respond to

  iagi-net











Teman2 IAGI Net,

Bagi teman2 yang tertarik dalam bidang per-manusia purba-an  dan
lingkungannya, pada 27 September - 1 Oktober akan ada workshop yang
diselenggarakan oleh University of Stony Brook, New York Amerika Serikat
tentang Human Evolution. Suatu kehormatan buat saya, karena mendapat
undangan untuk membawakan makalah dalam workshop tersebut (tergantung
visa,
yang agak susah juga mendapatkannya). Untuk yang berminat mengetahui apa
dan bagaimana workshop tersebut, silahkan membuka situs :
www.stonybrook.edu/humanevolution Anda bisa membuka juga pada bagian
Peoples dan Research Gallery. Dari Indonesia kebetulan hanya saya yang
diundang, salah satu kegiatan riset saya dapat dilihat dalam Research
Gallery tersebut.

Selamat berjalan-jalan maya ke situs Stony Brook - New York, USA.

Wassalam,

Yahdi Zaim






This e-mail (including any attached documents) is intended only for the
recipient(s) named above.  It may contain confidential or legally
privileged information and should not be copied or disclosed to, or
otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient,
please contact the sender and delete the e-mail from your system.



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-


-
This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina

RE: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?

2005-08-15 Terurut Topik Nur Darodjat
Rasanya agak berbeda antara melindungi kekayaan alam dan memaksimalkan aspek
ekonomi dari resources yang ada.

Yang perlu dilarang itu mengambil sembarangan sampai merusak seluruh
resources yang ada, tetapi kalau diusahakan dengan benar kemudian dipilih
tempat-tempat mana yang ditentukan sebagai cagar alam, ataupun tempat
preserfasi, baik itu di museum ataupun kampus-2...

Jadi teringat sewaktu ikut field trip di west texas, ada sebongkah batuan
batu pasir yang dikemas rapi, dengan label PROUDLY MADE IN USA 5 million yrs
ago.

Jadi ya silakan sajalah, mumpung masih laku.

Nur 

-Original Message-
From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, August 16, 2005 8:09 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?

Tidak bisa membayangkan bagaimana kalau fosil juga dijadikan barang
komoditas.
Saya teringat sewaktu ikut geological field trip di Australia, kami dilarang
keras mengambil (dengan memukul) singkapan yang masih segar, apalagi yang
mempunyai struktur sedimentasi bagus. Kami dianjurkan hanya mengambil batuan
yang sudah pecah. Mereka sangat menjaga singkapan-2.
Yang mencengangkan, anak-anak kecil yang bertemu dengan rombongan kami
selalu bertanya: Are you geologists?  Dan hebatnya, Prof pembimbing setiap
ketemu kaleng minuman segera diambil, di-injak sampai gepeng dan...plung
masuk tas punggungnya.
Kalau ide untuk menaikkan taraf ekonomi, apakah kita sudah kekurangan sumber
daya alam?
Marilah kita lindungi obyek-2 geologi kita.
Wassalam,

sugeng

- Original Message -
From: Ukat Sukanta [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, August 16, 2005 7:20 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?





Fossil trilobite di Irian atau di Misool memang banyak, tapi kalau
fossilnya diambilin terus, nantinya habis, dan habislah untuk generasi
berikutnya. Bahkan harus kita lindungi.

Salam,
US




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?

2005-08-15 Terurut Topik Awang Satyana
Tetapi, di NASA Houston, di toko cendera matanya, dijual fosil trilobit dengan 
harga 3.5 USD atau tektit - deposit kejut hasil benturan meteorit dengan Bumi - 
dijual dengan harga 2.0 USD.
 
Atau, di Vernal, Utah, di Dinosaur National Monument, di toko cendera matanya 
dijual gigi dinasurus.
 
Atau, di pelataran Opera House Sydney, dijual batu-batu polesan rapih sebesar 
piring bundar kecil dengan mineral2 yang mudah dideterminasi berasal dari 
batuan beku dan metamorf asal Pilbara Craton di West Australia, salah satu dari 
tiga craton di dunia yang umurnya  3500 juta tahun (dua lagi di Greenland dan 
South Afrika).
 
Nah, apakah di LN orang memang peduli dengan cagar geologi ? Sebagian ya 
sebagian tidak. 
 
Waktu field trip di Green River Formation di California, ingin sekali mengambil 
sampel oil shale Green River Formation yang terkenal itu (kita juga punya : 
Sangkarewang di Ombilin), tetapi dilarang, mengambil foto saja tidak boleh. 
Rupanya, mengambil foto itu dilarang karena di dekatnya ada pangkalan USAF - 
United States Air Force.
 
Teman saya, yang baru pulang dari fieldtrip ke Canadian Rockies menghadiahi 
saya siltstone dengan parallel lamination, itu diambilnya dari pecahan batuan 
yang terserak di sekitarnya. Mengambil sampel (fresh, dipalu ?) tidak boleh 
katanya.
 
Waktu jalan2 ke Cina, saya juga mengambil sampel batuan metamorf di dasar Great 
Wall, itu metamorf hasil orogeny Thay San, di Middle Jurassic. Tentu saja saya 
tidak mengambil dengan palu, tetapi serakan2 pecahan batuannya, kecil saja, 1/3 
genggaman. 
 
Saat di Xi-An, di terracota (puluhan prajurit tanah liat), saya juga mengambil 
sampel tanah merah itu yang khas loess deposits. Itu pun serakan tanah 
gemburannya. 
 
Atau, waktu di Stavenger, Norwegia, saya ambil sampel batuan metamorf filit dan 
sekis, yang juga penyusun fjord2 di wilayah Scandinavia, juga serakan2 
batuannya.
 
Cerita2 di atas hanya untuk menunjukkan : di LN pun fosil, mineral, batuan 
biasa dijadikan cendera mata. Kalau ikut rombongan field trip memang umumnya 
mereka tidak menyampel apa-apa, hanya foto. Memang mereka peduli (geologists 
maksudnya), tetapi masyarakat belum tentu (buktinya dijual juga). Kalau kita 
mau mengumpulkan sampel untuk koleksi, yah pecahannya saja dengan catatan 
pecahan itu tak jauh dari induknya (kan kita bisa membedakannya, ini sampel of 
nowhere, atau sampel pecahan yang jatuh dari outcrop di dekatnya).
 
salam,
awang


Ukat Sukanta [EMAIL PROTECTED] wrote:

Apa saja yang bisa jadi duit, nantinya bisa dicuri, sekalipun
dilindungi..caranya banyak.

Di luar, kita mengambil batu dari pantai saja (umpamanya boulder, karena
structur sedimentnya bagus), kita bisa kena denda...bahkan bisa masuk
penjara.

Di Padalarang saja, singkapan batu gamping yang sangat bagus,
kapan-kapan akan banyak yang hilang. Padahal kalau di luar, kita mukul
batu pakai palu saja mesti hati-hati, karena generasi yang akan datang.

Salam,
US


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?

2005-08-15 Terurut Topik sujatmiko
Rekan-rekan IAGI yang budiman,
Boleh kan mang Okim ikut nimbrung dalam masalah fosil sebagai barang
ekonomi. Sebelumnya mang Okim akan sampaikan kisah berikut :
Pada suatu hari, teman mang Okim di MBI ( Masyarakat Batumulia Indonesia)
ngabarin bahwa dia baru saja membeli fosil Ammonite dari Atambua sebanyak 10
ton. Dia juga cerita bahwa seorang pengusaha Taiwan yang punya hektaran
lahan di Tanggerang telah ngumpulin sekitar 50 ton. Mang Okim curious dan
minta tolong untuk bisa membeli sekedarnya. Maka dikirimlah dua karung fosil
Ammonite seberat satu kwintal. Fosil-fosil tersebut  segera mang Okim
proses, dibelah dua, diberi tatakan, dan mulai dipotret. Warna dan coraknya
indah sekali, apalagi dengan kristal-kristal kalsit yang menghiasi sutura
dan mengisi sebagian dari kamar-kamar Ammonite tersebut. Mang Okim mulai
mencari tahu siapa kiranya yang dapat berbagi keprihatinan dan ikut
memikirkan cara-cara penyelamatan asset yang belum pernah diteliti secara
sungguh-sungguh ini ( belum terekam adanya skripsi mahasiswa tentang  fosil
Ammonite di Timor, apalagi thesis doktor ! ). Mang Okim coba ngontak
beberapa senior di kampus, tetapi masalah Ammonite ini tampaknya belum
menjadi prioritas. Bahkan suatu hari, di kampus, mang Okim mengeluhkan
masalah ini ke seorang senior sambil menunjukkan foto-foto Ammonite yang
begitu indahnya. Jawabannya masih lengket di benak mang Okim :  Ah, tak
apalah, penduduk di sana kan memerlukan makan. Fosil Ammonite kan sama saja
dengan fosil Foraminifera dan fosil Koral dalam batugamping di Padalarang
Bandung yang terus-terusan diekspor sebagai batu marmer. Toh tak ada yang
protes !!!??? Mang Okim sedih sekali menghadapi kenyataan ini, sementara
eksploitasi di lapangan terus berlangsung ( sebagian besar untuk ke Jakarta
dan diekspor ). Konon diantara fosil-fosil tersebut ada yang berdiameter
sampai semeteran ! Seandainya mang Okim punya dana berlebih, pastilah mang
Okim akan beli sebanyak-banyaknya Ammonite, biayai mahasiswa skripsi, bikin
pertukaran international, dan banyak kegiatan lainnya yang bisa diciptakan
dari fosil ini ( termasuk ekskursi ke lapangan ). Tapi ya itu, mang Okim
akhirnya kembali ke petunjuk agama mang Okim : Rubahlah suatu hal yang
kurang baik dengan tindakan, kalau tidak dengan ucapan, dan kalau tidak
juga, dengan niat.

Rekan-rekan IAGI yang budiman,
Inilah sebagian pesan moral yang mang Okim tulis beberapa tahun yang lalu di
kartu lebaran mang Okim :
AMMONITE
Phyllum : Mollusca; Class : Chepalopoda ; Sub-class : Nautiloidea; Order :
Ammonitida ( Ammonite );
Age : Permian ( 225-280 million years );  Location : Timor ( Atambua ).
CATATAN :
Penelitian fosil Amonit di Timor sangat sedikit dilakukan oleh para ahli
geologi dan ahli paleontologi Indonesia. Mengingat eksploitasinya yang tidak
terbatas dan tidak terawasi sejak beberapa tahun terakhir, di mana ratusan
ton Amonit dijual ke Jakarta dan ke luar negeri, kiranya Lembaga Pendidikan
terkait di Indonesia khususnya di bidang kebumian perlu segera meningkatkan
perhatian yang lebih besar terhadap kekayaan fosil Indonesia yang sangat
langka dan terancam lenyap dari bumi Indonesia ini.

Rekan-rekan IAGI yang budiman,
Kasus Ammonite di Timor hanya sebagian kecil dari kasus-kasus lainnya di
tanah air kita. Masih ada fosil Ammonite berwarna hitam ( dan Trilobit ) di
Irian Jaya, fosil kayu di Banten dan Jawa Barat, demikian juga batumulia di
mana-mana ! KEPMEN pelarangan ekspornya telah keluar lebih setahun yang
lalu, tetapi sampai detik ini tak ada implementasinya.
Besok adalah HUT Kemerdekaan negeri kita yang ke 60. Marilah mang Okim ajak
keluarga besar IAGI untuk tidak bosan-bosan mengisi kemerdekaan ini dengan
meningkatkan kepekaan kita terhadap upaya pelestarian sumberdaya alam
Indonesia dan pemanfaatannya, agar sumberdaya yang telah kita pelajari
dengan sungguh-sungguh di sekolahan ini dapat mensejahterakan rakyat
Indonesia secara hakiki, Amn. MERDEKA !
Salam, mang Okim.




Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, August 16, 2005 7:08 AM
Subject: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?



 Selamat Pak Zaim,

 Maaf sebelumnya, komentar dibawah tidak ada sangkut pautnya dengan kongres
 yg disebutkan.
 


 Saya jadi ingat masalah perdagangan fosil, yang di ulas dlm National
 Geographic terbitan bbrp bulan lalu.

 Bisakah (bolehkah), fosil-fosil diektrak dan jual untuk menambah devisa?
Di
 berlakukan seperti juga gemstone.

 Misal fosil trilobite di Irian, yang katanya cukup melimpah.
 Mungkin dengan demikian bisa menaikan taraf hidup penduduk di daerah
 berfosil tersebut.



 Regards,

 =
 AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
 TOTAL EP INDONESIE
 BALIKPAPAN
 (62-542)-534283 - (62)-811592277
 =




   Yahdi Zaim
   [EMAIL PROTECTED]To:
iagi-net@iagi.or.id
   d   cc: