Re: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?
sekedar uneg-uneg.. saya melihat bahwa pola pikir kita termasuk geologist masih sangat mematok ke luar. agak kecewa saja, karena pas lagi hut RI tapi yg diceritakan hanya luar negeri terus. VIVA LUAR NEGERI. 1. Andesit menjadi barang mewah dan langka di *Alaska* yg tertutup es 2. Di *luar*, kita mengambil batu dari pantai saja (umpamanya boulder, karena structur sedimentnya bagus)..Di Padalarang saja, singkapan batu gamping yang sangat bagus, kapan-kapan akan banyak yang hilang.. 3. Saya teringat sewaktu ikut geological field trip di *Australia..*mengambil batuan yang sudah pecah. Mereka sangat menjaga singkapan-2 4. Jadi teringat sewaktu ikut field trip di *west texas*, ada sebongkah batuan batu pasir yang dikemas rapi, dengan label.. 5. Tetapi, di NASA* Houston*, di toko cendera matanya, dijual fosil trilobit dengan harga 3.5 USD atau tektit - deposit kejut hasil benturan meteorit dengan Bumi - dijual dengan harga 2.0 USD. Atau, di Vernal, *Utah*, di Dinosaur National Monument, di toko cendera matanya dijual gigi dinasurus. Atau, di pelataran Opera House *Sydney*, dijual batu-batu polesan rapih sebesar piring bundar kecil dengan mineral2.. Waktu field trip di Green River Formation di *California*, ingin sekali mengambil sampel oil shale Green River Formation yang terkenal itu (kita juga punya : Sangkarewang di Ombilin).. Teman saya, yang baru pulang dari fieldtrip ke *Canadian Rockies*menghadiahi saya siltstone dengan parallel lamination, itu diambilnya dari pecahan batuan yang terserak di sekitarnya. Waktu jalan2 ke *Cina*, saya juga mengambil sampel batuan metamorf di dasar Great Wall, itu metamorf hasil orogeny Thay San, di Middle Jurassic. Saat di *Xi-An*, di terracota (puluhan prajurit tanah liat), saya juga mengambil sampel tanah merah itu yang khas loess deposits. Itu pun serakan tanah gemburannya. Atau, waktu di *Stavenger, Norwegia*, saya ambil sampel batuan metamorf filit dan sekis, yang juga penyusun fjord2 di wilayah Scandinavia, juga serakan2 batuannya
Re: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?
Apakah fosil bisa dikategorikan batu mulia juga Mang Okim? Jadi sudah terkover Undang-undang yang ada. Yang dilarang kan menjual 'mentah'mentah', bukan sebagai hasil olahan. Seperti juga dulu ada larangan ekspor rotan, tetapi jual bangku rotan kan boleh. Idenya, menjual fosil, berpigura, ber'sertifikat' legal, dijual di bandara2 sebagai survenir. --- Mudah2an fosil Ammonite dari attambua bisa menambah devisa negara Timor, yang miskin. Salam, Regards, = AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO TOTAL EP INDONESIE BALIKPAPAN (62-542)-534283 - (62)-811592277 = sujatmiko [EMAIL PROTECTED]To: iagi-net@iagi.or.id d cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi? 17/08/2005 12:51 AM Rekan-rekan IAGI yang budiman, Boleh kan mang Okim ikut nimbrung dalam masalah fosil sebagai barang ekonomi. Sebelumnya mang Okim akan sampaikan kisah berikut : Pada suatu hari, teman mang Okim di MBI ( Masyarakat Batumulia Indonesia) ngabarin bahwa dia baru saja membeli fosil Ammonite dari Atambua sebanyak 10 ton. Dia juga cerita bahwa seorang pengusaha Taiwan yang punya hektaran lahan di Tanggerang telah ngumpulin sekitar 50 ton. Mang Okim curious dan minta tolong untuk bisa membeli sekedarnya. Maka dikirimlah dua karung fosil Ammonite seberat satu kwintal. Fosil-fosil tersebut segera mang Okim proses, dibelah dua, diberi tatakan, dan mulai dipotret. Warna dan coraknya indah sekali, apalagi dengan kristal-kristal kalsit yang menghiasi sutura dan mengisi sebagian dari kamar-kamar Ammonite tersebut. Mang Okim mulai mencari tahu siapa kiranya yang dapat berbagi keprihatinan dan ikut memikirkan cara-cara penyelamatan asset yang belum pernah diteliti secara sungguh-sungguh ini ( belum terekam adanya skripsi mahasiswa tentang fosil Ammonite di Timor, apalagi thesis doktor ! ). Mang Okim coba ngontak beberapa senior di kampus, tetapi masalah Ammonite ini tampaknya belum menjadi prioritas. Bahkan suatu hari, di kampus, mang Okim mengeluhkan masalah ini ke seorang senior sambil menunjukkan foto-foto Ammonite yang begitu indahnya. Jawabannya masih lengket di benak mang Okim : Ah, tak apalah, penduduk di sana kan memerlukan makan. Fosil Ammonite kan sama saja dengan fosil Foraminifera dan fosil Koral dalam batugamping di Padalarang Bandung yang terus-terusan diekspor sebagai batu marmer. Toh tak ada yang protes !!!??? Mang Okim sedih sekali menghadapi kenyataan ini, sementara eksploitasi di lapangan terus berlangsung ( sebagian besar untuk ke Jakarta dan diekspor ). Konon diantara fosil-fosil tersebut ada yang berdiameter sampai semeteran ! Seandainya mang Okim punya dana berlebih, pastilah mang Okim akan beli sebanyak-banyaknya Ammonite, biayai mahasiswa skripsi, bikin pertukaran international, dan banyak kegiatan lainnya yang bisa diciptakan dari fosil ini ( termasuk ekskursi ke lapangan ). Tapi ya itu, mang Okim akhirnya kembali ke petunjuk agama mang Okim : Rubahlah suatu hal yang kurang baik dengan tindakan, kalau tidak dengan ucapan, dan kalau tidak juga, dengan niat. Rekan-rekan IAGI yang budiman, Inilah sebagian pesan moral yang mang Okim tulis beberapa tahun yang lalu di kartu lebaran mang Okim : AMMONITE Phyllum : Mollusca; Class : Chepalopoda ; Sub-class : Nautiloidea; Order : Ammonitida ( Ammonite ); Age : Permian ( 225-280 million years ); Location : Timor ( Atambua ). CATATAN : Penelitian fosil Amonit di Timor sangat sedikit dilakukan oleh para ahli geologi dan ahli paleontologi Indonesia. Mengingat eksploitasinya yang tidak terbatas dan tidak terawasi sejak beberapa tahun terakhir, di mana ratusan ton Amonit dijual ke Jakarta dan ke luar negeri, kiranya Lembaga Pendidikan terkait di Indonesia khususnya di bidang kebumian perlu segera meningkatkan perhatian yang lebih besar terhadap kekayaan fosil Indonesia yang sangat langka dan terancam lenyap dari bumi Indonesia ini. Rekan-rekan IAGI yang budiman
RE: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?
Fossil trilobite di Irian atau di Misool memang banyak, tapi kalau fossilnya diambilin terus, nantinya habis, dan habislah untuk generasi berikutnya. Bahkan harus kita lindungi. Salam, US -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 16, 2005 7:09 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi? Selamat Pak Zaim, Maaf sebelumnya, komentar dibawah tidak ada sangkut pautnya dengan kongres yg disebutkan. Saya jadi ingat masalah perdagangan fosil, yang di ulas dlm National Geographic terbitan bbrp bulan lalu. Bisakah (bolehkah), fosil-fosil diektrak dan jual untuk menambah devisa? Di berlakukan seperti juga gemstone. Misal fosil trilobite di Irian, yang katanya cukup melimpah. Mungkin dengan demikian bisa menaikan taraf hidup penduduk di daerah berfosil tersebut. Regards, = AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO TOTAL EP INDONESIE BALIKPAPAN (62-542)-534283 - (62)-811592277 = Yahdi Zaim [EMAIL PROTECTED]To: iagi-net@iagi.or.id d cc: Subject: [iagi-net-l] The Stony Brook Human Evolution Workshop 15/08/2005 06:40 PM Please respond to iagi-net Teman2 IAGI Net, Bagi teman2 yang tertarik dalam bidang per-manusia purba-an dan lingkungannya, pada 27 September - 1 Oktober akan ada workshop yang diselenggarakan oleh University of Stony Brook, New York Amerika Serikat tentang Human Evolution. Suatu kehormatan buat saya, karena mendapat undangan untuk membawakan makalah dalam workshop tersebut (tergantung visa, yang agak susah juga mendapatkannya). Untuk yang berminat mengetahui apa dan bagaimana workshop tersebut, silahkan membuka situs : www.stonybrook.edu/humanevolution Anda bisa membuka juga pada bagian Peoples dan Research Gallery. Dari Indonesia kebetulan hanya saya yang diundang, salah satu kegiatan riset saya dapat dilihat dalam Research Gallery tersebut. Selamat berjalan-jalan maya ke situs Stony Brook - New York, USA. Wassalam, Yahdi Zaim This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?
Ya tidak semuanya diambil, tinggak ditetapkan, satu singkapan yang cukup historis dan bagus sebagai 'cagar fosil'. Regards, = AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO TOTAL EP INDONESIE BALIKPAPAN (62-542)-534283 - (62)-811592277 = Ukat Sukanta [EMAIL PROTECTED]To: iagi-net@iagi.or.id energi.comcc: Subject: RE: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi? 16/08/2005 08:20 AM Please respond to iagi-net Fossil trilobite di Irian atau di Misool memang banyak, tapi kalau fossilnya diambilin terus, nantinya habis, dan habislah untuk generasi berikutnya. Bahkan harus kita lindungi. Salam, US -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 16, 2005 7:09 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi? Selamat Pak Zaim, Maaf sebelumnya, komentar dibawah tidak ada sangkut pautnya dengan kongres yg disebutkan. Saya jadi ingat masalah perdagangan fosil, yang di ulas dlm National Geographic terbitan bbrp bulan lalu. Bisakah (bolehkah), fosil-fosil diektrak dan jual untuk menambah devisa? Di berlakukan seperti juga gemstone. Misal fosil trilobite di Irian, yang katanya cukup melimpah. Mungkin dengan demikian bisa menaikan taraf hidup penduduk di daerah berfosil tersebut. Regards, = AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO TOTAL EP INDONESIE BALIKPAPAN (62-542)-534283 - (62)-811592277 = Yahdi Zaim [EMAIL PROTECTED]To: iagi-net@iagi.or.id d cc: Subject: [iagi-net-l] The Stony Brook Human Evolution Workshop 15/08/2005 06:40 PM Please respond to iagi-net Teman2 IAGI Net, Bagi teman2 yang tertarik dalam bidang per-manusia purba-an dan lingkungannya, pada 27 September - 1 Oktober akan ada workshop yang diselenggarakan oleh University of Stony Brook, New York Amerika Serikat tentang Human Evolution. Suatu kehormatan buat saya, karena mendapat undangan untuk membawakan makalah dalam workshop tersebut (tergantung visa, yang agak susah juga mendapatkannya). Untuk yang berminat mengetahui apa dan bagaimana workshop tersebut, silahkan membuka situs : www.stonybrook.edu/humanevolution Anda bisa membuka juga pada bagian Peoples dan Research Gallery. Dari Indonesia kebetulan hanya saya yang diundang, salah satu kegiatan riset saya dapat dilihat dalam Research Gallery tersebut. Selamat berjalan-jalan maya ke situs Stony Brook - New York, USA. Wassalam, Yahdi Zaim This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M
Re: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?
Tidak bisa membayangkan bagaimana kalau fosil juga dijadikan barang komoditas. Saya teringat sewaktu ikut geological field trip di Australia, kami dilarang keras mengambil (dengan memukul) singkapan yang masih segar, apalagi yang mempunyai struktur sedimentasi bagus. Kami dianjurkan hanya mengambil batuan yang sudah pecah. Mereka sangat menjaga singkapan-2. Yang mencengangkan, anak-anak kecil yang bertemu dengan rombongan kami selalu bertanya: Are you geologists? Dan hebatnya, Prof pembimbing setiap ketemu kaleng minuman segera diambil, di-injak sampai gepeng dan...plung masuk tas punggungnya. Kalau ide untuk menaikkan taraf ekonomi, apakah kita sudah kekurangan sumber daya alam? Marilah kita lindungi obyek-2 geologi kita. Wassalam, sugeng - Original Message - From: Ukat Sukanta [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, August 16, 2005 7:20 AM Subject: RE: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi? Fossil trilobite di Irian atau di Misool memang banyak, tapi kalau fossilnya diambilin terus, nantinya habis, dan habislah untuk generasi berikutnya. Bahkan harus kita lindungi. Salam, US -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 16, 2005 7:09 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi? Selamat Pak Zaim, Maaf sebelumnya, komentar dibawah tidak ada sangkut pautnya dengan kongres yg disebutkan. Saya jadi ingat masalah perdagangan fosil, yang di ulas dlm National Geographic terbitan bbrp bulan lalu. Bisakah (bolehkah), fosil-fosil diektrak dan jual untuk menambah devisa? Di berlakukan seperti juga gemstone. Misal fosil trilobite di Irian, yang katanya cukup melimpah. Mungkin dengan demikian bisa menaikan taraf hidup penduduk di daerah berfosil tersebut. Regards, = AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO TOTAL EP INDONESIE BALIKPAPAN (62-542)-534283 - (62)-811592277 = Yahdi Zaim [EMAIL PROTECTED]To: iagi-net@iagi.or.id d cc: Subject: [iagi-net-l] The Stony Brook Human Evolution Workshop 15/08/2005 06:40 PM Please respond to iagi-net Teman2 IAGI Net, Bagi teman2 yang tertarik dalam bidang per-manusia purba-an dan lingkungannya, pada 27 September - 1 Oktober akan ada workshop yang diselenggarakan oleh University of Stony Brook, New York Amerika Serikat tentang Human Evolution. Suatu kehormatan buat saya, karena mendapat undangan untuk membawakan makalah dalam workshop tersebut (tergantung visa, yang agak susah juga mendapatkannya). Untuk yang berminat mengetahui apa dan bagaimana workshop tersebut, silahkan membuka situs : www.stonybrook.edu/humanevolution Anda bisa membuka juga pada bagian Peoples dan Research Gallery. Dari Indonesia kebetulan hanya saya yang diundang, salah satu kegiatan riset saya dapat dilihat dalam Research Gallery tersebut. Selamat berjalan-jalan maya ke situs Stony Brook - New York, USA. Wassalam, Yahdi Zaim This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina
RE: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?
Rasanya agak berbeda antara melindungi kekayaan alam dan memaksimalkan aspek ekonomi dari resources yang ada. Yang perlu dilarang itu mengambil sembarangan sampai merusak seluruh resources yang ada, tetapi kalau diusahakan dengan benar kemudian dipilih tempat-tempat mana yang ditentukan sebagai cagar alam, ataupun tempat preserfasi, baik itu di museum ataupun kampus-2... Jadi teringat sewaktu ikut field trip di west texas, ada sebongkah batuan batu pasir yang dikemas rapi, dengan label PROUDLY MADE IN USA 5 million yrs ago. Jadi ya silakan sajalah, mumpung masih laku. Nur -Original Message- From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 16, 2005 8:09 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi? Tidak bisa membayangkan bagaimana kalau fosil juga dijadikan barang komoditas. Saya teringat sewaktu ikut geological field trip di Australia, kami dilarang keras mengambil (dengan memukul) singkapan yang masih segar, apalagi yang mempunyai struktur sedimentasi bagus. Kami dianjurkan hanya mengambil batuan yang sudah pecah. Mereka sangat menjaga singkapan-2. Yang mencengangkan, anak-anak kecil yang bertemu dengan rombongan kami selalu bertanya: Are you geologists? Dan hebatnya, Prof pembimbing setiap ketemu kaleng minuman segera diambil, di-injak sampai gepeng dan...plung masuk tas punggungnya. Kalau ide untuk menaikkan taraf ekonomi, apakah kita sudah kekurangan sumber daya alam? Marilah kita lindungi obyek-2 geologi kita. Wassalam, sugeng - Original Message - From: Ukat Sukanta [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, August 16, 2005 7:20 AM Subject: RE: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi? Fossil trilobite di Irian atau di Misool memang banyak, tapi kalau fossilnya diambilin terus, nantinya habis, dan habislah untuk generasi berikutnya. Bahkan harus kita lindungi. Salam, US - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?
Tetapi, di NASA Houston, di toko cendera matanya, dijual fosil trilobit dengan harga 3.5 USD atau tektit - deposit kejut hasil benturan meteorit dengan Bumi - dijual dengan harga 2.0 USD. Atau, di Vernal, Utah, di Dinosaur National Monument, di toko cendera matanya dijual gigi dinasurus. Atau, di pelataran Opera House Sydney, dijual batu-batu polesan rapih sebesar piring bundar kecil dengan mineral2 yang mudah dideterminasi berasal dari batuan beku dan metamorf asal Pilbara Craton di West Australia, salah satu dari tiga craton di dunia yang umurnya 3500 juta tahun (dua lagi di Greenland dan South Afrika). Nah, apakah di LN orang memang peduli dengan cagar geologi ? Sebagian ya sebagian tidak. Waktu field trip di Green River Formation di California, ingin sekali mengambil sampel oil shale Green River Formation yang terkenal itu (kita juga punya : Sangkarewang di Ombilin), tetapi dilarang, mengambil foto saja tidak boleh. Rupanya, mengambil foto itu dilarang karena di dekatnya ada pangkalan USAF - United States Air Force. Teman saya, yang baru pulang dari fieldtrip ke Canadian Rockies menghadiahi saya siltstone dengan parallel lamination, itu diambilnya dari pecahan batuan yang terserak di sekitarnya. Mengambil sampel (fresh, dipalu ?) tidak boleh katanya. Waktu jalan2 ke Cina, saya juga mengambil sampel batuan metamorf di dasar Great Wall, itu metamorf hasil orogeny Thay San, di Middle Jurassic. Tentu saja saya tidak mengambil dengan palu, tetapi serakan2 pecahan batuannya, kecil saja, 1/3 genggaman. Saat di Xi-An, di terracota (puluhan prajurit tanah liat), saya juga mengambil sampel tanah merah itu yang khas loess deposits. Itu pun serakan tanah gemburannya. Atau, waktu di Stavenger, Norwegia, saya ambil sampel batuan metamorf filit dan sekis, yang juga penyusun fjord2 di wilayah Scandinavia, juga serakan2 batuannya. Cerita2 di atas hanya untuk menunjukkan : di LN pun fosil, mineral, batuan biasa dijadikan cendera mata. Kalau ikut rombongan field trip memang umumnya mereka tidak menyampel apa-apa, hanya foto. Memang mereka peduli (geologists maksudnya), tetapi masyarakat belum tentu (buktinya dijual juga). Kalau kita mau mengumpulkan sampel untuk koleksi, yah pecahannya saja dengan catatan pecahan itu tak jauh dari induknya (kan kita bisa membedakannya, ini sampel of nowhere, atau sampel pecahan yang jatuh dari outcrop di dekatnya). salam, awang Ukat Sukanta [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa saja yang bisa jadi duit, nantinya bisa dicuri, sekalipun dilindungi..caranya banyak. Di luar, kita mengambil batu dari pantai saja (umpamanya boulder, karena structur sedimentnya bagus), kita bisa kena denda...bahkan bisa masuk penjara. Di Padalarang saja, singkapan batu gamping yang sangat bagus, kapan-kapan akan banyak yang hilang. Padahal kalau di luar, kita mukul batu pakai palu saja mesti hati-hati, karena generasi yang akan datang. Salam, US __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi?
Rekan-rekan IAGI yang budiman, Boleh kan mang Okim ikut nimbrung dalam masalah fosil sebagai barang ekonomi. Sebelumnya mang Okim akan sampaikan kisah berikut : Pada suatu hari, teman mang Okim di MBI ( Masyarakat Batumulia Indonesia) ngabarin bahwa dia baru saja membeli fosil Ammonite dari Atambua sebanyak 10 ton. Dia juga cerita bahwa seorang pengusaha Taiwan yang punya hektaran lahan di Tanggerang telah ngumpulin sekitar 50 ton. Mang Okim curious dan minta tolong untuk bisa membeli sekedarnya. Maka dikirimlah dua karung fosil Ammonite seberat satu kwintal. Fosil-fosil tersebut segera mang Okim proses, dibelah dua, diberi tatakan, dan mulai dipotret. Warna dan coraknya indah sekali, apalagi dengan kristal-kristal kalsit yang menghiasi sutura dan mengisi sebagian dari kamar-kamar Ammonite tersebut. Mang Okim mulai mencari tahu siapa kiranya yang dapat berbagi keprihatinan dan ikut memikirkan cara-cara penyelamatan asset yang belum pernah diteliti secara sungguh-sungguh ini ( belum terekam adanya skripsi mahasiswa tentang fosil Ammonite di Timor, apalagi thesis doktor ! ). Mang Okim coba ngontak beberapa senior di kampus, tetapi masalah Ammonite ini tampaknya belum menjadi prioritas. Bahkan suatu hari, di kampus, mang Okim mengeluhkan masalah ini ke seorang senior sambil menunjukkan foto-foto Ammonite yang begitu indahnya. Jawabannya masih lengket di benak mang Okim : Ah, tak apalah, penduduk di sana kan memerlukan makan. Fosil Ammonite kan sama saja dengan fosil Foraminifera dan fosil Koral dalam batugamping di Padalarang Bandung yang terus-terusan diekspor sebagai batu marmer. Toh tak ada yang protes !!!??? Mang Okim sedih sekali menghadapi kenyataan ini, sementara eksploitasi di lapangan terus berlangsung ( sebagian besar untuk ke Jakarta dan diekspor ). Konon diantara fosil-fosil tersebut ada yang berdiameter sampai semeteran ! Seandainya mang Okim punya dana berlebih, pastilah mang Okim akan beli sebanyak-banyaknya Ammonite, biayai mahasiswa skripsi, bikin pertukaran international, dan banyak kegiatan lainnya yang bisa diciptakan dari fosil ini ( termasuk ekskursi ke lapangan ). Tapi ya itu, mang Okim akhirnya kembali ke petunjuk agama mang Okim : Rubahlah suatu hal yang kurang baik dengan tindakan, kalau tidak dengan ucapan, dan kalau tidak juga, dengan niat. Rekan-rekan IAGI yang budiman, Inilah sebagian pesan moral yang mang Okim tulis beberapa tahun yang lalu di kartu lebaran mang Okim : AMMONITE Phyllum : Mollusca; Class : Chepalopoda ; Sub-class : Nautiloidea; Order : Ammonitida ( Ammonite ); Age : Permian ( 225-280 million years ); Location : Timor ( Atambua ). CATATAN : Penelitian fosil Amonit di Timor sangat sedikit dilakukan oleh para ahli geologi dan ahli paleontologi Indonesia. Mengingat eksploitasinya yang tidak terbatas dan tidak terawasi sejak beberapa tahun terakhir, di mana ratusan ton Amonit dijual ke Jakarta dan ke luar negeri, kiranya Lembaga Pendidikan terkait di Indonesia khususnya di bidang kebumian perlu segera meningkatkan perhatian yang lebih besar terhadap kekayaan fosil Indonesia yang sangat langka dan terancam lenyap dari bumi Indonesia ini. Rekan-rekan IAGI yang budiman, Kasus Ammonite di Timor hanya sebagian kecil dari kasus-kasus lainnya di tanah air kita. Masih ada fosil Ammonite berwarna hitam ( dan Trilobit ) di Irian Jaya, fosil kayu di Banten dan Jawa Barat, demikian juga batumulia di mana-mana ! KEPMEN pelarangan ekspornya telah keluar lebih setahun yang lalu, tetapi sampai detik ini tak ada implementasinya. Besok adalah HUT Kemerdekaan negeri kita yang ke 60. Marilah mang Okim ajak keluarga besar IAGI untuk tidak bosan-bosan mengisi kemerdekaan ini dengan meningkatkan kepekaan kita terhadap upaya pelestarian sumberdaya alam Indonesia dan pemanfaatannya, agar sumberdaya yang telah kita pelajari dengan sungguh-sungguh di sekolahan ini dapat mensejahterakan rakyat Indonesia secara hakiki, Amn. MERDEKA ! Salam, mang Okim. Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, August 16, 2005 7:08 AM Subject: [iagi-net-l] fosil sebagai barang ekonomi? Selamat Pak Zaim, Maaf sebelumnya, komentar dibawah tidak ada sangkut pautnya dengan kongres yg disebutkan. Saya jadi ingat masalah perdagangan fosil, yang di ulas dlm National Geographic terbitan bbrp bulan lalu. Bisakah (bolehkah), fosil-fosil diektrak dan jual untuk menambah devisa? Di berlakukan seperti juga gemstone. Misal fosil trilobite di Irian, yang katanya cukup melimpah. Mungkin dengan demikian bisa menaikan taraf hidup penduduk di daerah berfosil tersebut. Regards, = AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO TOTAL EP INDONESIE BALIKPAPAN (62-542)-534283 - (62)-811592277 = Yahdi Zaim [EMAIL PROTECTED]To: iagi-net@iagi.or.id d cc: