Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."

2013-01-30 Terurut Topik Yanto R. Sumantri


Ndak apa apa brain drai ,  akan ada money inflow ke Indonesia ,daripada money  
outflow dibawa kabur koruptor.

si Abah



 From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: IAGI  
Sent: Tuesday, January 29, 2013 5:16 PM
Subject: Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
 

http://www.tempo.co/read/news/2013/01/27/090457172/50-Juta-Orang-Indonesia-Bergaji-Rp-20-Juta-Sebulan
50 Juta Orang Indonesia Bergaji Rp 20 Juta Sebulan  TEMPO.CO, Surakarta - Wakil 
Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan masyarakat kategori ekonomi 
menengah ke atas di Indonesia lumayan banyak.
"Saat
 ini ada 50 juta orang Indonesia yang punya penghasilan Rp 20 juta 
sebulan," kata Bayu saat menjadi pembicara seminar nasional Pengembangan
 Ekonomi Kreatif Berbasis Komoditas Pertanian di Universitas Sebelas 
Maret (UNS) Surakarta, Sabtu, 26 Januari 2013.
--
Kalau memang berita ini benar, barangkali Indonesia harus berani bersaing untuk 
membeli energi. Daya beli masyarakat Indonesia sudah meningkat. Kalau bener 
bahwa ada 160 juta orang Indonesia membelanjakan 2-20$ sehari, tentusanya 
retail bussiness menjadi industri menarik, nah dukungan supaya industri ini 
terus meningkat tentunya infrastruktur harus diperbaiki.

Kegagalan menyediakan SDA dan SDE pada saat Demografi Bonus Period (2020-2030) 
akan mengakibatkan "brain drain".

Salam
RDP





2013/1/28 Andi AB Salahuddin 

Serupa dengan yang disampaikan oleh
pak Noor sebelumnya, saya tidak akan berharap terlalu banyak bahwa harga gas 
otomatis
akan semakin murah disaat melimpah ketersediaannya. 
> Kemungkinan bahwa harga dikontrol tetap tinggi
oleh produsen tetap ada. Ditambah lagi dengan trend demand yang semakin tinggi
dari negara2 haus energi (gas) lainnya, yang
salah satu implikasinya adalah semakin tingginya persaingan di antara calon
pembeli. 
>
>
>Salaam, 
>
>
>
>
>
>2013/1/27 noor syarifuddin 
>
>
>All,
>Sedkit berbeda kemarin GM Total malah memberikan tantangan dan contoh 
>bagaimana melakukan konservasi SDE yang sekarang sudah ada supaya dapat 
>dimanfaatkan dengan seefisien mungkin termasuk menyisakan kepada generasi 
>mendatang...
>
>
>Kalau menyitir kata-kata Alm Wamen dulu: .kita ini memang bangsa yang 
>lucu, sudah miskin tapi mau gaya dengan boros energi yang mintanya dihargai 
>semurah-murahnya:-)
>dan sampai sekarang sindirian ini hampri gak ada efeknya sama sekali...bisa 
>dilihat dari jebolnya kuota BBM subsidi  bahkan seorang sopirpun masih 
>merasa nyaman dan tidak ada rasa  bersalah untuk tidur dalam mobil dgn mesin 
>dan AC menyala.
>
>
>mungkin receiving LNG merupakan alternatif, tapi bisa dipastikan di dekade ke 
>depan semua SDE akan menjadi komoditi strategis jadi jangan harap akan 
>mendapatkannya dengan murahFYI, Regas Nusantara bisa membuat receiving 
>terminal di teluk Jakarta dalam waktu yang cukup singkat, jadi soal ini 
>mestinya bukan masalah besar...asal ada pemasoknya...
>
>
>salam,
>
>
>From: Rovicky Dwi Putrohari 
>To: IAGI ; "geologi...@googlegroups.com" 
> 
>Sent: Saturday, January 26, 2013 9:34 PM
>Subject: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
>
>
>Dear All,
>Terlampir abstract serta presentasi saya sewaktu mengisi acara IndoGas-2013 di 
>JHCC Jakarta pekan lalu.
>
>Satu hal yang saya soroti adalah adanya potensi besar di Indonesia pada tahun 
>2020-2030 dimana Indonesia mendapatkanbonus demografi. Saat itu nanti lebih 
>dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif.
>
>
>Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang rata-rata sedang menduduki 
>posisi kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat 
>mereka sibuk dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga bahan 
>mineral tambang dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta 
>lingkungan yang sehat dan aman.
>
>
>Dalam diskusinya saya menekankan untuk penyediaan energi ini tidak hanya dari 
>eksplorasi saja, karena proyeksi supply produksi domestik serta eksplorasi 
>pada tahun 2020 akan masih jauh dibawah dari kebutuhan. Sehingga menjadi tugas 
>para pemerhati dan investor energi untuk mulai membangun recieving LNG 
>terminal di Indonesia. 
>
>
>Proyeksi saya memperkirakan Indonesia akan menjadi net importir gas  pada 
>2022, dan net-importir energi pada tahun 2028.  Sehingga persiapan pembuatan 
>dan konstruksi LNG recieving terminal ini harus sudah dimulai dari sekarang. 
>Lokasi-lokasi pembangunan recieving terminal ini menjadi sebuah keputusan 
>penting dan strategis karena ini akan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi 
>nantinya.
>
>
>Dengan tersedianya sumberdaya dan lingkungan sehat dan aman ini tidak mustahil 
>Indonesia akan masuk dalam jajaran 10 negara perekonomian terbesar di dunia 
>pada 2030 mendatang.Mengalahkan Jerman dan Inggris !.
>
>Salam 
>
>Rovicky DP 


-- 
"Good idea is important key to success, "working on it" will make it real." 

Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."

2013-01-29 Terurut Topik seno aji
50 juta orang bergaji 20juta per bulan?
Kalau jumlah angkatan kerja indonesia ada 120 juta, dan sisanya sebesar 70 juta 
dianggap bergaji 1 jt per bulan dan jumlah rakyat indonesia 230 juta, maka 
pendapatan perkapita kita akan mencapai lebih dari USD 60 ribu, atau rata2 
pendapatan perbulan IDR 6 juta.
 
 Apa mungkin ya?

Salam
Sent from my @smartmail

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Sender: 
Date: Tue, 29 Jan 2013 17:16:53 
To: IAGI
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."

http://www.tempo.co/read/news/2013/01/27/090457172/50-Juta-Orang-Indonesia-Bergaji-Rp-20-Juta-Sebulan
50 Juta Orang Indonesia Bergaji Rp 20 Juta Sebulan
*TEMPO.CO*, *Surakarta - *Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi
mengatakan masyarakat kategori ekonomi menengah ke atas di Indonesia
lumayan banyak.
"Saat ini ada 50 juta orang Indonesia yang punya penghasilan Rp 20 juta
sebulan," kata Bayu saat menjadi pembicara seminar nasional Pengembangan
Ekonomi Kreatif Berbasis Komoditas Pertanian di Universitas Sebelas Maret
(UNS) Surakarta, Sabtu, 26 Januari 2013.
--
Kalau memang berita ini benar, barangkali Indonesia harus berani bersaing
untuk membeli energi. Daya beli masyarakat Indonesia sudah meningkat. Kalau
bener bahwa ada 160 juta orang Indonesia membelanjakan 2-20$ sehari,
tentusanya retail bussiness menjadi industri menarik, nah dukungan supaya
industri ini terus meningkat tentunya infrastruktur harus diperbaiki.

Kegagalan menyediakan SDA dan SDE pada saat Demografi Bonus Period
(2020-2030) akan mengakibatkan "brain drain".

Salam
RDP



2013/1/28 Andi AB Salahuddin 

> Serupa dengan yang disampaikan oleh pak Noor sebelumnya, saya tidak akan
> berharap terlalu banyak bahwa harga gas otomatis akan semakin murah disaat
> melimpah ketersediaannya. 
>
> ** **
> Kemungkinan bahwa harga dikontrol tetap tinggi oleh produsen tetap ada.
> Ditambah lagi dengan trend demand yang semakin tinggi dari negara2 haus
> energi (gas) lainnya, yang salah satu implikasinya adalah semakin tingginya
> persaingan di antara calon pembeli.
>
>
> Salaam,
>
> --
> 2013/1/27 noor syarifuddin 
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=noorsyarifud...@yahoo.com>
> >
>
> All,
> Sedkit berbeda kemarin GM Total malah memberikan tantangan dan contoh
> bagaimana melakukan konservasi SDE yang sekarang sudah ada supaya dapat
> dimanfaatkan dengan seefisien mungkin termasuk menyisakan kepada generasi
> mendatang...
>
> Kalau menyitir kata-kata Alm Wamen dulu: .kita ini memang bangsa yang
> lucu, sudah miskin tapi mau gaya dengan boros energi yang mintanya dihargai
> semurah-murahnya:-)
> dan sampai sekarang sindirian ini hampri gak ada efeknya sama
> sekali...bisa dilihat dari jebolnya kuota BBM subsidi  bahkan seorang
> sopirpun masih merasa nyaman dan tidak ada rasa  bersalah untuk tidur dalam
> mobil dgn mesin dan AC menyala.
>
> mungkin receiving LNG merupakan alternatif, tapi bisa dipastikan di dekade
> ke depan semua SDE akan menjadi komoditi strategis jadi jangan harap
> akan mendapatkannya dengan murahFYI, Regas Nusantara bisa membuat
> receiving terminal di teluk Jakarta dalam waktu yang cukup singkat, jadi
> soal ini mestinya bukan masalah besar...asal ada pemasoknya...
>
> salam,
> --
> *From:* Rovicky Dwi Putrohari 
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=rovi...@gmail.com>
> >
> *To:* IAGI 
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id>>;
> "geologi...@googlegroups.com<http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=geologi...@googlegroups.com>"
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=geologi...@googlegroups.com>
> >
> *Sent:* Saturday, January 26, 2013 9:34 PM
> *Subject:* [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
>
> Dear All,
> Terlampir abstract serta presentasi saya sewaktu mengisi acara
> IndoGas-2013 di JHCC Jakarta pekan lalu.
>
> Satu hal yang saya soroti adalah adanya *potensi *besar di Indonesia pada
> tahun 2020-2030 dimana Indonesia mendapatkan*bonus demografi*. Saat itu
> nanti lebih dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif.
>
>
> Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang rata-rata sedang menduduki
> posisi kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat
> mereka sibuk dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga
> bahan mineral tambang dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta
> lingkungan yang sehat dan aman.
>
> Dalam diskusinya saya menekankan untuk penyediaan energi ini tidak hanya
> dari eksplorasi saja, karena proyeksi supply produksi domestik serta
> eksplorasi pada tahun 2020 akan

Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."

2013-01-29 Terurut Topik Bandono Salim
Pastiv pegawai perminyakan, kalau pns yaa nggak ada, anggota DPR, pemimpin 
partai, paranormal, koruptor hahaha.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Sender: 
Date: Tue, 29 Jan 2013 17:16:53 
To: IAGI
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
http://www.tempo.co/read/news/2013/01/27/090457172/50-Juta-Orang-Indonesia-Bergaji-Rp-20-Juta-Sebulan
50 Juta Orang Indonesia Bergaji Rp 20 Juta Sebulan
*TEMPO.CO*, *Surakarta - *Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi
mengatakan masyarakat kategori ekonomi menengah ke atas di Indonesia
lumayan banyak.
"Saat ini ada 50 juta orang Indonesia yang punya penghasilan Rp 20 juta
sebulan," kata Bayu saat menjadi pembicara seminar nasional Pengembangan
Ekonomi Kreatif Berbasis Komoditas Pertanian di Universitas Sebelas Maret
(UNS) Surakarta, Sabtu, 26 Januari 2013.
--
Kalau memang berita ini benar, barangkali Indonesia harus berani bersaing
untuk membeli energi. Daya beli masyarakat Indonesia sudah meningkat. Kalau
bener bahwa ada 160 juta orang Indonesia membelanjakan 2-20$ sehari,
tentusanya retail bussiness menjadi industri menarik, nah dukungan supaya
industri ini terus meningkat tentunya infrastruktur harus diperbaiki.

Kegagalan menyediakan SDA dan SDE pada saat Demografi Bonus Period
(2020-2030) akan mengakibatkan "brain drain".

Salam
RDP



2013/1/28 Andi AB Salahuddin 

> Serupa dengan yang disampaikan oleh pak Noor sebelumnya, saya tidak akan
> berharap terlalu banyak bahwa harga gas otomatis akan semakin murah disaat
> melimpah ketersediaannya. 
>
> ** **
> Kemungkinan bahwa harga dikontrol tetap tinggi oleh produsen tetap ada.
> Ditambah lagi dengan trend demand yang semakin tinggi dari negara2 haus
> energi (gas) lainnya, yang salah satu implikasinya adalah semakin tingginya
> persaingan di antara calon pembeli.
>
>
> Salaam,
>
> --
> 2013/1/27 noor syarifuddin 
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=noorsyarifud...@yahoo.com>
> >
>
> All,
> Sedkit berbeda kemarin GM Total malah memberikan tantangan dan contoh
> bagaimana melakukan konservasi SDE yang sekarang sudah ada supaya dapat
> dimanfaatkan dengan seefisien mungkin termasuk menyisakan kepada generasi
> mendatang...
>
> Kalau menyitir kata-kata Alm Wamen dulu: .kita ini memang bangsa yang
> lucu, sudah miskin tapi mau gaya dengan boros energi yang mintanya dihargai
> semurah-murahnya:-)
> dan sampai sekarang sindirian ini hampri gak ada efeknya sama
> sekali...bisa dilihat dari jebolnya kuota BBM subsidi  bahkan seorang
> sopirpun masih merasa nyaman dan tidak ada rasa  bersalah untuk tidur dalam
> mobil dgn mesin dan AC menyala.
>
> mungkin receiving LNG merupakan alternatif, tapi bisa dipastikan di dekade
> ke depan semua SDE akan menjadi komoditi strategis jadi jangan harap
> akan mendapatkannya dengan murahFYI, Regas Nusantara bisa membuat
> receiving terminal di teluk Jakarta dalam waktu yang cukup singkat, jadi
> soal ini mestinya bukan masalah besar...asal ada pemasoknya...
>
> salam,
> --
> *From:* Rovicky Dwi Putrohari 
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=rovi...@gmail.com>
> >
> *To:* IAGI 
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id>>;
> "geologi...@googlegroups.com<http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=geologi...@googlegroups.com>"
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=geologi...@googlegroups.com>
> >
> *Sent:* Saturday, January 26, 2013 9:34 PM
> *Subject:* [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
>
> Dear All,
> Terlampir abstract serta presentasi saya sewaktu mengisi acara
> IndoGas-2013 di JHCC Jakarta pekan lalu.
>
> Satu hal yang saya soroti adalah adanya *potensi *besar di Indonesia pada
> tahun 2020-2030 dimana Indonesia mendapatkan*bonus demografi*. Saat itu
> nanti lebih dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif.
>
>
> Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang rata-rata sedang menduduki
> posisi kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat
> mereka sibuk dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga
> bahan mineral tambang dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta
> lingkungan yang sehat dan aman.
>
> Dalam diskusinya saya menekankan untuk penyediaan energi ini tidak hanya
> dari eksplorasi saja, karena proyeksi supply produksi domestik serta
> eksplorasi pada tahun 2020 akan masih jauh dibawah dari kebutuhan. Sehingga
> menjadi tugas para pemerhati dan investor energi untuk mulai membangun 
> *recieving
> LNG terminal* di Indonesia.
>
> Proyeksi saya memperkirakan Indonesi

Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."

2013-01-29 Terurut Topik liamsi
Dalam suatu penelitian  untuk studi kenaikan harga listrik ternyata masarakat 
lbh banyak menghabiskan uang untuk beli pulsa HP daripada untuk membeli energi 
khususnya listrik, padahal energi/ listrik merupakan kebutuhan primer
Jadi kalau harga energi khusunya listrik dihargai sesuai keekonomiannya tanpa 
subsidi sakjane wis mampu , kalau ini bisa terjadi harga energi primernya { gas 
, geothermal, batubara } bisa sesuai juga dg harga kekonominanya untuk di DN { 
DMO } dan tdk perlu diekspor untuk  security energy domestik   

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Sender: 
Date: Tue, 29 Jan 2013 17:16:53 
To: IAGI
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."

http://www.tempo.co/read/news/2013/01/27/090457172/50-Juta-Orang-Indonesia-Bergaji-Rp-20-Juta-Sebulan
50 Juta Orang Indonesia Bergaji Rp 20 Juta Sebulan
*TEMPO.CO*, *Surakarta - *Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi
mengatakan masyarakat kategori ekonomi menengah ke atas di Indonesia
lumayan banyak.
"Saat ini ada 50 juta orang Indonesia yang punya penghasilan Rp 20 juta
sebulan," kata Bayu saat menjadi pembicara seminar nasional Pengembangan
Ekonomi Kreatif Berbasis Komoditas Pertanian di Universitas Sebelas Maret
(UNS) Surakarta, Sabtu, 26 Januari 2013.
--
Kalau memang berita ini benar, barangkali Indonesia harus berani bersaing
untuk membeli energi. Daya beli masyarakat Indonesia sudah meningkat. Kalau
bener bahwa ada 160 juta orang Indonesia membelanjakan 2-20$ sehari,
tentusanya retail bussiness menjadi industri menarik, nah dukungan supaya
industri ini terus meningkat tentunya infrastruktur harus diperbaiki.

Kegagalan menyediakan SDA dan SDE pada saat Demografi Bonus Period
(2020-2030) akan mengakibatkan "brain drain".

Salam
RDP



2013/1/28 Andi AB Salahuddin 

> Serupa dengan yang disampaikan oleh pak Noor sebelumnya, saya tidak akan
> berharap terlalu banyak bahwa harga gas otomatis akan semakin murah disaat
> melimpah ketersediaannya. 
>
> ** **
> Kemungkinan bahwa harga dikontrol tetap tinggi oleh produsen tetap ada.
> Ditambah lagi dengan trend demand yang semakin tinggi dari negara2 haus
> energi (gas) lainnya, yang salah satu implikasinya adalah semakin tingginya
> persaingan di antara calon pembeli.
>
>
> Salaam,
>
> --
> 2013/1/27 noor syarifuddin 
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=noorsyarifud...@yahoo.com>
> >
>
> All,
> Sedkit berbeda kemarin GM Total malah memberikan tantangan dan contoh
> bagaimana melakukan konservasi SDE yang sekarang sudah ada supaya dapat
> dimanfaatkan dengan seefisien mungkin termasuk menyisakan kepada generasi
> mendatang...
>
> Kalau menyitir kata-kata Alm Wamen dulu: .kita ini memang bangsa yang
> lucu, sudah miskin tapi mau gaya dengan boros energi yang mintanya dihargai
> semurah-murahnya:-)
> dan sampai sekarang sindirian ini hampri gak ada efeknya sama
> sekali...bisa dilihat dari jebolnya kuota BBM subsidi  bahkan seorang
> sopirpun masih merasa nyaman dan tidak ada rasa  bersalah untuk tidur dalam
> mobil dgn mesin dan AC menyala.
>
> mungkin receiving LNG merupakan alternatif, tapi bisa dipastikan di dekade
> ke depan semua SDE akan menjadi komoditi strategis jadi jangan harap
> akan mendapatkannya dengan murahFYI, Regas Nusantara bisa membuat
> receiving terminal di teluk Jakarta dalam waktu yang cukup singkat, jadi
> soal ini mestinya bukan masalah besar...asal ada pemasoknya...
>
> salam,
> --
> *From:* Rovicky Dwi Putrohari 
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=rovi...@gmail.com>
> >
> *To:* IAGI 
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id>>;
> "geologi...@googlegroups.com<http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=geologi...@googlegroups.com>"
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=geologi...@googlegroups.com>
> >
> *Sent:* Saturday, January 26, 2013 9:34 PM
> *Subject:* [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
>
> Dear All,
> Terlampir abstract serta presentasi saya sewaktu mengisi acara
> IndoGas-2013 di JHCC Jakarta pekan lalu.
>
> Satu hal yang saya soroti adalah adanya *potensi *besar di Indonesia pada
> tahun 2020-2030 dimana Indonesia mendapatkan*bonus demografi*. Saat itu
> nanti lebih dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif.
>
>
> Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang rata-rata sedang menduduki
> posisi kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat
> mereka sibuk dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga
> bahan mineral tambang dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta
> lingkungan yang s

Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."

2013-01-29 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
http://www.tempo.co/read/news/2013/01/27/090457172/50-Juta-Orang-Indonesia-Bergaji-Rp-20-Juta-Sebulan
50 Juta Orang Indonesia Bergaji Rp 20 Juta Sebulan
*TEMPO.CO*, *Surakarta - *Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi
mengatakan masyarakat kategori ekonomi menengah ke atas di Indonesia
lumayan banyak.
"Saat ini ada 50 juta orang Indonesia yang punya penghasilan Rp 20 juta
sebulan," kata Bayu saat menjadi pembicara seminar nasional Pengembangan
Ekonomi Kreatif Berbasis Komoditas Pertanian di Universitas Sebelas Maret
(UNS) Surakarta, Sabtu, 26 Januari 2013.
--
Kalau memang berita ini benar, barangkali Indonesia harus berani bersaing
untuk membeli energi. Daya beli masyarakat Indonesia sudah meningkat. Kalau
bener bahwa ada 160 juta orang Indonesia membelanjakan 2-20$ sehari,
tentusanya retail bussiness menjadi industri menarik, nah dukungan supaya
industri ini terus meningkat tentunya infrastruktur harus diperbaiki.

Kegagalan menyediakan SDA dan SDE pada saat Demografi Bonus Period
(2020-2030) akan mengakibatkan "brain drain".

Salam
RDP



2013/1/28 Andi AB Salahuddin 

> Serupa dengan yang disampaikan oleh pak Noor sebelumnya, saya tidak akan
> berharap terlalu banyak bahwa harga gas otomatis akan semakin murah disaat
> melimpah ketersediaannya. 
>
> ** **
> Kemungkinan bahwa harga dikontrol tetap tinggi oleh produsen tetap ada.
> Ditambah lagi dengan trend demand yang semakin tinggi dari negara2 haus
> energi (gas) lainnya, yang salah satu implikasinya adalah semakin tingginya
> persaingan di antara calon pembeli.
>
>
> Salaam,
>
> --
> 2013/1/27 noor syarifuddin 
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=noorsyarifud...@yahoo.com>
> >
>
> All,
> Sedkit berbeda kemarin GM Total malah memberikan tantangan dan contoh
> bagaimana melakukan konservasi SDE yang sekarang sudah ada supaya dapat
> dimanfaatkan dengan seefisien mungkin termasuk menyisakan kepada generasi
> mendatang...
>
> Kalau menyitir kata-kata Alm Wamen dulu: .kita ini memang bangsa yang
> lucu, sudah miskin tapi mau gaya dengan boros energi yang mintanya dihargai
> semurah-murahnya:-)
> dan sampai sekarang sindirian ini hampri gak ada efeknya sama
> sekali...bisa dilihat dari jebolnya kuota BBM subsidi  bahkan seorang
> sopirpun masih merasa nyaman dan tidak ada rasa  bersalah untuk tidur dalam
> mobil dgn mesin dan AC menyala.
>
> mungkin receiving LNG merupakan alternatif, tapi bisa dipastikan di dekade
> ke depan semua SDE akan menjadi komoditi strategis jadi jangan harap
> akan mendapatkannya dengan murahFYI, Regas Nusantara bisa membuat
> receiving terminal di teluk Jakarta dalam waktu yang cukup singkat, jadi
> soal ini mestinya bukan masalah besar...asal ada pemasoknya...
>
> salam,
> --
> *From:* Rovicky Dwi Putrohari 
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=rovi...@gmail.com>
> >
> *To:* IAGI 
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id>>;
> "geologi...@googlegroups.com"
> http://us.mc1222.mail.yahoo.com/mc/compose?to=geologi...@googlegroups.com>
> >
> *Sent:* Saturday, January 26, 2013 9:34 PM
> *Subject:* [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
>
> Dear All,
> Terlampir abstract serta presentasi saya sewaktu mengisi acara
> IndoGas-2013 di JHCC Jakarta pekan lalu.
>
> Satu hal yang saya soroti adalah adanya *potensi *besar di Indonesia pada
> tahun 2020-2030 dimana Indonesia mendapatkan*bonus demografi*. Saat itu
> nanti lebih dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif.
>
>
> Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang rata-rata sedang menduduki
> posisi kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat
> mereka sibuk dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga
> bahan mineral tambang dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta
> lingkungan yang sehat dan aman.
>
> Dalam diskusinya saya menekankan untuk penyediaan energi ini tidak hanya
> dari eksplorasi saja, karena proyeksi supply produksi domestik serta
> eksplorasi pada tahun 2020 akan masih jauh dibawah dari kebutuhan. Sehingga
> menjadi tugas para pemerhati dan investor energi untuk mulai membangun 
> *recieving
> LNG terminal* di Indonesia.
>
> Proyeksi saya memperkirakan Indonesia akan menjadi net importir gas  pada
> 2022, dan net-importir energi pada tahun 2028.  Sehingga persiapan
> pembuatan dan konstruksi LNG recieving terminal ini harus sudah dimulai
> dari sekarang. Lokasi-lokasi pembangunan recieving terminal ini menjadi
> sebuah keputusan penting dan strategis karena ini akan menjadi sentra
> pertumbuhan ekonomi nantinya.
>
> Dengan tersedianya sumberdaya dan lingkungan sehat dan aman ini tidak
> mustahil Indonesia akan masuk dalam jajaran 10 negara perekonomian terbesar
> di dunia pada 2030 mendatang.Mengalahkan Jerman dan Inggris !.
>
> Salam
>
> Rovicky DP
>
>


-- 
*"**Good idea is important key to su

Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."

2013-01-28 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
Serupa dengan yang disampaikan oleh
pak Noor sebelumnya, saya tidak akan berharap terlalu banyak bahwa harga gas 
otomatis
akan semakin murah disaat melimpah ketersediaannya. 

 

Kemungkinan bahwa harga dikontrol tetap tinggi
oleh produsen tetap ada. Ditambah lagi dengan trend demand yang semakin tinggi
dari negara2 haus energi (gas) lainnya, yang
salah satu implikasinya adalah semakin tingginya persaingan di antara calon
pembeli. 




Salaam, 
2013/1/27 noor syarifuddin 
All,Sedkit berbeda kemarin GM Total malah memberikan tantangan dan contoh 
bagaimana melakukan konservasi SDE yang sekarang sudah ada supaya dapat 
dimanfaatkan dengan seefisien mungkin termasuk menyisakan kepada generasi 
mendatang...
Kalau menyitir kata-kata Alm Wamen dulu: .kita ini memang bangsa yang lucu, 
sudah miskin tapi mau gaya dengan boros energi yang mintanya dihargai 
semurah-murahnya:-)dan sampai sekarang sindirian ini hampri gak ada efeknya 
sama sekali...bisa dilihat dari jebolnya kuota BBM subsidi  bahkan seorang 
sopirpun masih merasa nyaman dan tidak ada rasa  bersalah untuk tidur dalam 
mobil dgn mesin dan AC menyala.
mungkin receiving LNG merupakan alternatif, tapi bisa dipastikan di dekade ke 
depan semua SDE akan menjadi komoditi strategis jadi jangan harap akan 
mendapatkannya dengan murahFYI, Regas Nusantara bisa membuat receiving 
terminal di teluk Jakarta dalam waktu yang cukup singkat, jadi soal ini 
mestinya bukan masalah besar...asal ada pemasoknya...
salam,From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: IAGI ; "geologi...@googlegroups.com" 
 
Sent: Saturday, January 26, 2013 9:34 PM
Subject: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."

Dear All,
Terlampir abstract serta presentasi saya sewaktu mengisi acara IndoGas-2013 di 
JHCC Jakarta pekan lalu.

Satu hal yang saya soroti adalah adanya potensi besar di Indonesia pada tahun 
2020-2030 dimana Indonesia mendapatkanbonus demografi. Saat itu nanti lebih 
dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif.

Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang rata-rata sedang menduduki posisi 
kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat mereka sibuk 
dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga bahan mineral tambang 
dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta lingkungan yang sehat dan 
aman.

Dalam diskusinya saya menekankan untuk penyediaan energi ini tidak hanya dari 
eksplorasi saja, karena proyeksi supply produksi domestik serta eksplorasi pada 
tahun 2020 akan masih jauh dibawah dari kebutuhan. Sehingga menjadi tugas para 
pemerhati dan investor energi untuk mulai membangun recieving LNG terminal di 
Indonesia. 

Proyeksi saya memperkirakan Indonesia akan menjadi net importir gas  pada 2022, 
dan net-importir energi pada tahun 2028.  Sehingga persiapan pembuatan dan 
konstruksi LNG recieving terminal ini harus sudah dimulai dari sekarang. 
Lokasi-lokasi pembangunan recieving terminal ini menjadi sebuah keputusan 
penting dan strategis karena ini akan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi 
nantinya.

Dengan tersedianya sumberdaya dan lingkungan sehat dan aman ini tidak mustahil 
Indonesia akan masuk dalam jajaran 10 negara perekonomian terbesar di dunia 
pada 2030 mendatang.Mengalahkan Jerman dan Inggris !.

Salam 

Rovicky DP


Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."

2013-01-27 Terurut Topik Bandono Salim
Kalau strateginya impor, buat apa eksplorasi?
Apa memang gas kita lebih bagus sehingga dijual untuk beli gas murah; seperti 
halnya ekspor minyak mentah untuk beli. Premium?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Sender: 
Date: Sun, 27 Jan 2013 21:18:14 
To: IAGI
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
Mas Henky info yang menarik ttg kesuksesan eksplorasi tahun 2012 lalu.

Secara khusus saya memang menyoroti tahun 2020-2030 yg "sebentar lagi" akan
kita alami bersama. Kalau perhitungan saya tidak meleset, karena asumsi
saya berdasarkan trend produksi dan konsumsi gas. Kemungkinan net importir
gas akan terjadi tahun 2022, kemarin Pak Dodi Priambodo (PHE) mengemukakan
sekitar 2023. Dimana dalam waktu dekat hanya beberapa lapangan baru akan
mulai produksi. Tetapi untuk jangka panjang, tentusaja eksplorasi menjadi
hal yang utama.
Untuk memenuhi kebutuhan saat adanya puncak bonus demografi 2020-2030 ini
tentusaja kita harus impor, dan memang berdasarkan data selama ini kita
sudah impor minyak dengan prosentase seperti grafik terlampir.
Untuk impor gas tentunya perlu recieving terminal LNG. Dan ini memerlukan
waktu lebih 5 tahunan.

Dalam setiap kuliah tamu saya sering mengemukakan ke mhs, *"jangan takut
impor migas, tapi hindari dan jauhilah orang-orang yang pesimis
menghadapinya"*.

Salam sukses !

Rovicky DP


2013/1/27 Henricus Herwin 

>   Pak Rovicky,
> Terima kasih untuk sharing presentasinya yang sangat menarik.
>
> Seperti yang disampaikan Mas Noor diemail yang lain, saya setuju bahwa
> receiving LNG terminal adalah teknologi yang sudah kita kuasai, yang
> menjadi pertanyaan adalah bagaimana mendapat pasokannya.
>
> Beberapa potensi untuk pasokan masa depan:
> 1. Potensi pasokan utama mungkin bisa dari East Natuna (Natuna D Alpha di
> presentasi bapak). Reserves yang dipublikasi di media masa 46 TCF (IGIP 222
> TCF dengan CO2 71% yang membuat development lapangan ini sangat menantang).
> Kita doakan saja semoga lapangan ini dapat segera dikembangkan.
>
> 2. Explorasi frontier terutama di daerah Timur Indonesia. Sebagai catatan
> dari ex^plorasi tahun lalu (2012) sekitar 50 TCF dibukukan di laut sangat
> dalam (>1500m) dan 35 TCF dibukukan di laut dalam (400 - 1500m) dibelahan
> dunia lain.
>
> 3. Shale gas dan CBM. Setuju dengan bapak, potensinya harus digarap. Perlu
> dicatat ketika blok shale gas nanti ditawarkan, mungkin titik berat
> terhadap komitment program explorasi dan appraisal harus tegas.
>
> 4. Sebagai Plan B, kenapa tidak dipikirkan untuk membeli gas dari tempat
> lain. Bila USA membuka pintu expor gas nya, lapangan2 baru di Afrika Timur
> mulai berproduksi, project shale gas di Australia dan Cina berhasil,
> mungkin harga gas akan menjadi murah. Bila kita bisa memanfaatkan energi
> murah untuk industri kita sehingga bisa membuat barang dengan harga yang
> lebih tinggi, kenapa tidak ? :)
>
> Note: Saya lampirkan resume penemuan tahun 2012. Sebagian besar dari
> penemuan itu didapat oleh International Oil Company. Salah satu national
> company yang berhasil adalah PETRONAS dengan penemuan 8 TCF di Serawak yang
> mendukung proyek Malaysia LNG (MLNG) mereka.
>
> Salam hangat,
> Henky
>
>
>
> --- On *Sat, 1/26/13, Rovicky Dwi Putrohari * wrote:
>
>
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Subject: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
> To: "IAGI" , "geologi...@googlegroups.com" <
> geologi...@googlegroups.com>
> Date: Saturday, January 26, 2013, 9:34 PM
>
>
>   Dear All,
> Terlampir abstract serta presentasi saya sewaktu mengisi acara
> IndoGas-2013 di JHCC Jakarta pekan lalu.
>
> Satu hal yang saya soroti adalah adanya *potensi *besar di Indonesia pada
> tahun 2020-2030 dimana Indonesia mendapatkan *bonus demografi*. Saat itu
> nanti lebih dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif.
>
> Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang rata-rata sedang menduduki
> posisi kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat
> mereka sibuk dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga
> bahan mineral tambang dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta
> lingkungan yang sehat dan aman.
>
> Dalam diskusinya saya menekankan untuk penyediaan energi ini tidak hanya
> dari eksplorasi saja, karena proyeksi supply produksi domestik serta
> eksplorasi pada tahun 2020 akan masih jauh dibawah dari kebutuhan. Sehingga
> menjadi tugas para pemerhati dan investor energi untuk mulai membangun 
> *recieving
> LNG terminal* di Indonesia.
>
> Proyeksi saya memperkirakan Indonesia akan menjadi net importir gas  pada
> 2022, dan net-importir energi pada tahun 2028.  Sehingga

Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."

2013-01-27 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Menarik Mas Noor,
Efisiensi energi termasuk salah satu yang jarang disentuh dalam beberapa
dekade. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi dunia pada umumnya.
Tinjauan kebutuhan energi selalu diproyeksikan meningkat karena kebutuhan
linier. Riset-riset efisiensi jauh tertinggal ketimbang riset untuk
mencari, menemukan, ataupun mengambil yg sudah diketemukan.
Salah satu pemborosan energi adalah transportasi dimana menurut studi fisis
terbanyak hilang karena panas dan friksi. Ini yang memicu berkembangnya
tehnologi pelumas.
Sepakat bahwa gas akan menjadi komoditas strategis global. Amerika mulai
tahun 2022 malah berpotensi exportir gas.
Semua prediksi-prediksi ini hanya berdasarkan historical perspective, jelas
akan berubah apabila ada sebuah penemuan baru. Baik penemuan jenis energi
baru, tehnologi baru dsb.
Salah satu yg perlu diperhatikan juga adalah daya beli masyarakat
Indonesia. Menurut Mas Ariadi, di Indonesia ini ada 160 juta penduduk yang
belanja perharinya 2$-20$. Artinya belanja Indonesia ini sangat besar. Ini
berpotensi untuk membuat Indonesia memiliki pasar besar. Bagaimana kita
menghadapi ini untuk lebih memakmurkan mereka dengan menyediakan sumberdaya
alam dan energi serta lingkungan sehat dan aman.

Salam
RDP



2013/1/27 noor syarifuddin 

> All,
> Sedkit berbeda kemarin GM Total malah memberikan tantangan dan contoh
> bagaimana melakukan konservasi SDE yang sekarang sudah ada supaya dapat
> dimanfaatkan dengan seefisien mungkin termasuk menyisakan kepada generasi
> mendatang...
>
> Kalau menyitir kata-kata Alm Wamen dulu: .kita ini memang bangsa yang
> lucu, sudah miskin tapi mau gaya dengan boros energi yang mintanya dihargai
> semurah-murahnya:-)
> dan sampai sekarang sindirian ini hampri gak ada efeknya sama
> sekali...bisa dilihat dari jebolnya kuota BBM subsidi  bahkan seorang
> sopirpun masih merasa nyaman dan tidak ada rasa  bersalah untuk tidur dalam
> mobil dgn mesin dan AC menyala.
>
> mungkin receiving LNG merupakan alternatif, tapi bisa dipastikan di dekade
> ke depan semua SDE akan menjadi komoditi strategis jadi jangan harap
> akan mendapatkannya dengan murahFYI, Regas Nusantara bisa membuat
> receiving terminal di teluk Jakarta dalam waktu yang cukup singkat, jadi
> soal ini mestinya bukan masalah besar...asal ada pemasoknya...
>
> salam,
>   --
> *From:* Rovicky Dwi Putrohari 
> *To:* IAGI ; "geologi...@googlegroups.com" <
> geologi...@googlegroups.com>
> *Sent:* Saturday, January 26, 2013 9:34 PM
> *Subject:* [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
>
> Dear All,
> Terlampir abstract serta presentasi saya sewaktu mengisi acara
> IndoGas-2013 di JHCC Jakarta pekan lalu.
>
> Satu hal yang saya soroti adalah adanya *potensi *besar di Indonesia pada
> tahun 2020-2030 dimana Indonesia mendapatkan *bonus demografi*. Saat itu
> nanti lebih dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif.
>
> Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang rata-rata sedang menduduki
> posisi kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat
> mereka sibuk dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga
> bahan mineral tambang dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta
> lingkungan yang sehat dan aman.
>
> Dalam diskusinya saya menekankan untuk penyediaan energi ini tidak hanya
> dari eksplorasi saja, karena proyeksi supply produksi domestik serta
> eksplorasi pada tahun 2020 akan masih jauh dibawah dari kebutuhan. Sehingga
> menjadi tugas para pemerhati dan investor energi untuk mulai membangun 
> *recieving
> LNG terminal* di Indonesia.
>
> Proyeksi saya memperkirakan Indonesia akan menjadi net importir gas  pada
> 2022, dan net-importir energi pada tahun 2028.  Sehingga persiapan
> pembuatan dan konstruksi LNG recieving terminal ini harus sudah dimulai
> dari sekarang. Lokasi-lokasi pembangunan recieving terminal ini menjadi
> sebuah keputusan penting dan strategis karena ini akan menjadi sentra
> pertumbuhan ekonomi nantinya.
>
> Dengan tersedianya sumberdaya dan lingkungan sehat dan aman ini tidak
> mustahil Indonesia akan masuk dalam jajaran 10 negara perekonomian terbesar
> di dunia pada 2030 mendatang. Mengalahkan Jerman dan Inggris !.
>
> Salam
>
> Rovicky DP
>
> --
> "Good idea is important key to success, "working on it" will make it real."
>
>
>


-- 
*"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it
real."*


Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."

2013-01-27 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Mas Henky info yang menarik ttg kesuksesan eksplorasi tahun 2012 lalu.

Secara khusus saya memang menyoroti tahun 2020-2030 yg "sebentar lagi" akan
kita alami bersama. Kalau perhitungan saya tidak meleset, karena asumsi
saya berdasarkan trend produksi dan konsumsi gas. Kemungkinan net importir
gas akan terjadi tahun 2022, kemarin Pak Dodi Priambodo (PHE) mengemukakan
sekitar 2023. Dimana dalam waktu dekat hanya beberapa lapangan baru akan
mulai produksi. Tetapi untuk jangka panjang, tentusaja eksplorasi menjadi
hal yang utama.
Untuk memenuhi kebutuhan saat adanya puncak bonus demografi 2020-2030 ini
tentusaja kita harus impor, dan memang berdasarkan data selama ini kita
sudah impor minyak dengan prosentase seperti grafik terlampir.
Untuk impor gas tentunya perlu recieving terminal LNG. Dan ini memerlukan
waktu lebih 5 tahunan.

Dalam setiap kuliah tamu saya sering mengemukakan ke mhs, *"jangan takut
impor migas, tapi hindari dan jauhilah orang-orang yang pesimis
menghadapinya"*.

Salam sukses !

Rovicky DP


2013/1/27 Henricus Herwin 

>   Pak Rovicky,
> Terima kasih untuk sharing presentasinya yang sangat menarik.
>
> Seperti yang disampaikan Mas Noor diemail yang lain, saya setuju bahwa
> receiving LNG terminal adalah teknologi yang sudah kita kuasai, yang
> menjadi pertanyaan adalah bagaimana mendapat pasokannya.
>
> Beberapa potensi untuk pasokan masa depan:
> 1. Potensi pasokan utama mungkin bisa dari East Natuna (Natuna D Alpha di
> presentasi bapak). Reserves yang dipublikasi di media masa 46 TCF (IGIP 222
> TCF dengan CO2 71% yang membuat development lapangan ini sangat menantang).
> Kita doakan saja semoga lapangan ini dapat segera dikembangkan.
>
> 2. Explorasi frontier terutama di daerah Timur Indonesia. Sebagai catatan
> dari ex^plorasi tahun lalu (2012) sekitar 50 TCF dibukukan di laut sangat
> dalam (>1500m) dan 35 TCF dibukukan di laut dalam (400 - 1500m) dibelahan
> dunia lain.
>
> 3. Shale gas dan CBM. Setuju dengan bapak, potensinya harus digarap. Perlu
> dicatat ketika blok shale gas nanti ditawarkan, mungkin titik berat
> terhadap komitment program explorasi dan appraisal harus tegas.
>
> 4. Sebagai Plan B, kenapa tidak dipikirkan untuk membeli gas dari tempat
> lain. Bila USA membuka pintu expor gas nya, lapangan2 baru di Afrika Timur
> mulai berproduksi, project shale gas di Australia dan Cina berhasil,
> mungkin harga gas akan menjadi murah. Bila kita bisa memanfaatkan energi
> murah untuk industri kita sehingga bisa membuat barang dengan harga yang
> lebih tinggi, kenapa tidak ? :)
>
> Note: Saya lampirkan resume penemuan tahun 2012. Sebagian besar dari
> penemuan itu didapat oleh International Oil Company. Salah satu national
> company yang berhasil adalah PETRONAS dengan penemuan 8 TCF di Serawak yang
> mendukung proyek Malaysia LNG (MLNG) mereka.
>
> Salam hangat,
> Henky
>
>
>
> --- On *Sat, 1/26/13, Rovicky Dwi Putrohari * wrote:
>
>
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Subject: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
> To: "IAGI" , "geologi...@googlegroups.com" <
> geologi...@googlegroups.com>
> Date: Saturday, January 26, 2013, 9:34 PM
>
>
>   Dear All,
> Terlampir abstract serta presentasi saya sewaktu mengisi acara
> IndoGas-2013 di JHCC Jakarta pekan lalu.
>
> Satu hal yang saya soroti adalah adanya *potensi *besar di Indonesia pada
> tahun 2020-2030 dimana Indonesia mendapatkan *bonus demografi*. Saat itu
> nanti lebih dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif.
>
> Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang rata-rata sedang menduduki
> posisi kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat
> mereka sibuk dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga
> bahan mineral tambang dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta
> lingkungan yang sehat dan aman.
>
> Dalam diskusinya saya menekankan untuk penyediaan energi ini tidak hanya
> dari eksplorasi saja, karena proyeksi supply produksi domestik serta
> eksplorasi pada tahun 2020 akan masih jauh dibawah dari kebutuhan. Sehingga
> menjadi tugas para pemerhati dan investor energi untuk mulai membangun 
> *recieving
> LNG terminal* di Indonesia.
>
> Proyeksi saya memperkirakan Indonesia akan menjadi net importir gas  pada
> 2022, dan net-importir energi pada tahun 2028.  Sehingga persiapan
> pembuatan dan konstruksi LNG recieving terminal ini harus sudah dimulai
> dari sekarang. Lokasi-lokasi pembangunan recieving terminal ini menjadi
> sebuah keputusan penting dan strategis karena ini akan menjadi sentra
> pertumbuhan ekonomi nantinya.
>
> Dengan tersedianya sumberdaya dan lingkungan sehat dan aman ini tidak
> mustahil Indonesia akan masuk dalam jajaran 10 negara perekonomian terbesar
> di dunia pada 2030 mendatang. Mengalahkan Jerman dan Inggris !.
>
> Salam
>
> Rovicky DP
>
> --
> "Good idea is important key to success, "working on it" will make it real."
>
>


-- 
*"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it
real."*


Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."

2013-01-26 Terurut Topik Bandono Salim
Kemauan keras dari pengatur negara, untuk memanfaatkan SDA bagi kepentingan 
negara.
Itu saja.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: noor syarifuddin 
Sender: 
Date: Sat, 26 Jan 2013 19:14:14 
To: iagi-net@iagi.or.id; 
geologi...@googlegroups.com
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
All,
Sedkit berbeda kemarin GM Total malah memberikan tantangan dan contoh bagaimana 
melakukan konservasi SDE yang sekarang sudah ada supaya dapat dimanfaatkan 
dengan seefisien mungkin termasuk menyisakan kepada generasi mendatang...

Kalau menyitir kata-kata Alm Wamen dulu: .kita ini memang bangsa yang lucu, 
sudah miskin tapi mau gaya dengan boros energi yang mintanya dihargai 
semurah-murahnya:-)
dan sampai sekarang sindirian ini hampri gak ada efeknya sama sekali...bisa 
dilihat dari jebolnya kuota BBM subsidi  bahkan seorang sopirpun masih 
merasa nyaman dan tidak ada rasa  bersalah untuk tidur dalam mobil dgn mesin 
dan AC menyala.

mungkin receiving LNG merupakan alternatif, tapi bisa dipastikan di dekade ke 
depan semua SDE akan menjadi komoditi strategis jadi jangan harap akan 
mendapatkannya dengan murahFYI, Regas Nusantara bisa membuat receiving 
terminal di teluk Jakarta dalam waktu yang cukup singkat, jadi soal ini 
mestinya bukan masalah besar...asal ada pemasoknya...

salam,


 From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: IAGI ; "geologi...@googlegroups.com" 
 
Sent: Saturday, January 26, 2013 9:34 PM
Subject: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
 

Dear All,
Terlampir abstract serta presentasi saya sewaktu mengisi acara IndoGas-2013 di 
JHCC Jakarta pekan lalu.

Satu hal yang saya soroti adalah adanya potensi besar di Indonesia pada tahun 
2020-2030 dimana Indonesia mendapatkan bonus demografi. Saat itu nanti lebih 
dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif.

Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang rata-rata sedang menduduki posisi 
kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat mereka sibuk 
dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga bahan mineral tambang 
dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta lingkungan yang sehat dan 
aman.

Dalam diskusinya saya menekankan untuk penyediaan energi ini tidak hanya dari 
eksplorasi saja, karena proyeksi supply produksi domestik serta eksplorasi pada 
tahun 2020 akan masih jauh dibawah dari kebutuhan. Sehingga menjadi tugas para 
pemerhati dan investor energi untuk mulai membangun recieving LNG terminal di 
Indonesia. 

Proyeksi saya memperkirakan Indonesia akan menjadi net importir gas  pada 2022, 
dan net-importir energi pada tahun 2028.  Sehingga persiapan pembuatan dan 
konstruksi LNG recieving terminal ini harus sudah dimulai dari sekarang. 
Lokasi-lokasi pembangunan recieving terminal ini menjadi sebuah keputusan 
penting dan strategis karena ini akan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi 
nantinya.


Dengan tersedianya sumberdaya dan lingkungan sehat dan aman ini tidak mustahil 
Indonesia akan masuk dalam jajaran 10 negara perekonomian terbesar di dunia 
pada 2030 mendatang. Mengalahkan Jerman dan Inggris !.

Salam 

Rovicky DP

--
"Good idea is important key to success, "working on it" will make it real."


Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."

2013-01-26 Terurut Topik noor syarifuddin
All,
Sedkit berbeda kemarin GM Total malah memberikan tantangan dan contoh bagaimana 
melakukan konservasi SDE yang sekarang sudah ada supaya dapat dimanfaatkan 
dengan seefisien mungkin termasuk menyisakan kepada generasi mendatang...

Kalau menyitir kata-kata Alm Wamen dulu: .kita ini memang bangsa yang lucu, 
sudah miskin tapi mau gaya dengan boros energi yang mintanya dihargai 
semurah-murahnya:-)
dan sampai sekarang sindirian ini hampri gak ada efeknya sama sekali...bisa 
dilihat dari jebolnya kuota BBM subsidi  bahkan seorang sopirpun masih 
merasa nyaman dan tidak ada rasa  bersalah untuk tidur dalam mobil dgn mesin 
dan AC menyala.

mungkin receiving LNG merupakan alternatif, tapi bisa dipastikan di dekade ke 
depan semua SDE akan menjadi komoditi strategis jadi jangan harap akan 
mendapatkannya dengan murahFYI, Regas Nusantara bisa membuat receiving 
terminal di teluk Jakarta dalam waktu yang cukup singkat, jadi soal ini 
mestinya bukan masalah besar...asal ada pemasoknya...

salam,


 From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: IAGI ; "geologi...@googlegroups.com" 
 
Sent: Saturday, January 26, 2013 9:34 PM
Subject: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
 

Dear All,
Terlampir abstract serta presentasi saya sewaktu mengisi acara IndoGas-2013 di 
JHCC Jakarta pekan lalu.

Satu hal yang saya soroti adalah adanya potensi besar di Indonesia pada tahun 
2020-2030 dimana Indonesia mendapatkan bonus demografi. Saat itu nanti lebih 
dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif.

Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang rata-rata sedang menduduki posisi 
kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat mereka sibuk 
dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga bahan mineral tambang 
dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta lingkungan yang sehat dan 
aman.

Dalam diskusinya saya menekankan untuk penyediaan energi ini tidak hanya dari 
eksplorasi saja, karena proyeksi supply produksi domestik serta eksplorasi pada 
tahun 2020 akan masih jauh dibawah dari kebutuhan. Sehingga menjadi tugas para 
pemerhati dan investor energi untuk mulai membangun recieving LNG terminal di 
Indonesia. 

Proyeksi saya memperkirakan Indonesia akan menjadi net importir gas  pada 2022, 
dan net-importir energi pada tahun 2028.  Sehingga persiapan pembuatan dan 
konstruksi LNG recieving terminal ini harus sudah dimulai dari sekarang. 
Lokasi-lokasi pembangunan recieving terminal ini menjadi sebuah keputusan 
penting dan strategis karena ini akan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi 
nantinya.


Dengan tersedianya sumberdaya dan lingkungan sehat dan aman ini tidak mustahil 
Indonesia akan masuk dalam jajaran 10 negara perekonomian terbesar di dunia 
pada 2030 mendatang. Mengalahkan Jerman dan Inggris !.

Salam 

Rovicky DP

--
"Good idea is important key to success, "working on it" will make it real."