Re: [keluarga-islam] Sunnah-sunnah Puasa
^_^ Saya tidak merasa tersindir, mas, justru saya makin berterima kasih dengan nasehat panjenengan mas Alpacitan. Saya akan belajar berhati-hati berbicara, sedangkan menulis adalah perwujudan lain dari bicara maka saya juga harus berhati lagi dalam menulis. Menulis apapun sebab apa yang saya lakukan sekarangtentu saya akan menerima akibatnya di lain waktu (bisa langsung di dunia dan bisa nanti di akhirat). Saya banyak diingatkan akan hal itu, bahwa saya harus berhati-hati dengan apa yang saya lakukan bahkan saya harus berhati-hati dengan apa yang saya pikirkan, saya harus banyak belajar untuk husnudzon, saya harus belajar tidak berpikiran buruk. Saya banyak belajar dari orang spt panjenengan. Trm ksh atas indahnya nasehat panjenengan, keras terkesan tapi begitu dalam meninggalkan bekas pada saya agar saya lebih berhati-hati lagi dan mengingatkan bahwa saya masih perlu banyak belajar lagi. Benarlah kata sahabat saya bahwa saya harus lebih banyak mendengarkan daripada bicara. Sungguh saya merasakan betapa indahnya mendengar itu, mas. Trm ksh. Salam, yusa http://majlismajlas.blogspot.com - Original Message - From: Ahmadi Agung To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 16, 2008 8:29 AM Subject: RE: [keluarga-islam] Sunnah-sunnah Puasa Sekedar copy paste hua ha ha haajangan nyindir2 ah Kang Wandy..tar berkepanjangan kayak diskusi saya dng Mas Yusa...he he he -- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of wandysulastra Sekedar copy paste (plus dalilnya supaya kita bisa belajar apakah yang kita salin ini benar berasal dari Sabda Rasulullah atau bukan :)) Mudah2an bermanfaat... 1. Mengakhirkan Sahur Nabi kita shallallahu `alaihi wa sallam telah memerintahkan dan menganjurkan kepada orang yang hendak berpuasa agar makan sahur. Beliau shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa ingin berpuasa, maka hendaklah dia bersahur. (HR. Ahmad. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani karena memiliki banyak syawahid. Lihat Shohihul Jami') Nabi kita shallallahu `alaihi wa sallam memerintahkan demikian karena di dalamnya terdapat keberkahan. Dari pembantu Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam -Anas bin Malik radhiyallahu `anhu- berkata bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah. (HR. Bukhari dan Muslim) Sahur inilah pembeda antara puasa Yahudi, Nasrani (Ahlul Kitab) dengan umat ini. Dari Amr bin `Ash radhiyallahu `anhu, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, Perbedaan antara puasa kita (umat Islam) dan puasa ahlul kitab terletak pada makan sahur. (HR. Muslim) Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam melarang untuk meninggalkan sahur, di mana beliau shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, Sahur adalah makanan yang penuh berkah. Oleh karena itu, janganlah kalian meninggalkannya sekalipun hanya dengan minum seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur. (HR. Ahmad. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami') Dan sangat dianjurkan untuk mengakhirkan waktu sahur hingga menjelang fajar. Hal ini dapat dilihat dalam hadits Anas dari Zaid bin Tsabit bahwasanya beliau pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu `alaihi wa sallam, kemudian beliau shallallahu `alaihi wa sallam berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas berkata,Berapa lama jarak antara adzan dan sahur kalian? Kemudian Zaid berkata,Sekitar 50 ayat. (HR. Bukhari dan Muslim) 2. Menyegerakan Berbuka Menyegerakan berbuka akan mendatangkan kebaikan. Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka. (HR. Bukhari dan Muslim) Menyegerakan berbuka juga berarti seseorang konsisten dalam menjalankan sunnah Nabinya shallallahu `alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, Umatku akan senantiasa berada di atas sunnahku selama tidak menunggu munculnya bintang untuk berbuka puasa. (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Targib wa Tarhib). Dan inilah yang ditiru oleh Syi'ah Rafidhah, mereka meniru Yahudi dan Nashrani dalam berbuka puasa yaitu baru berbuka ketika munculnya bintang. Semoga Allah melindungi kita dari kesesatan mereka. (Lihat Shifat Shoum Nabi, hal. 63) Nabi kita shallallahu `alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum menunaikan shalat magrib dan bukanlah menunggu hingga shalat maghrib selesai dikerjakan. Inilah contoh dan akhlak dari suri tauladan kita shallallahu `alaihi wa sallam. Sebagaimana Anas bin Malik radhiyallahu `anhu berkata, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan rothb (kurma
[keluarga-islam] Orang Yang Tersesat
^_^ Adalah lebih baik menghindari menggunakan ilmu-ilmu kita untuk memperbanyak harta dunia saja dengan melupakan Allah Swt sama sekali dan merasa dirinya paling benar, hindari niat yang seperti itu sebab ini hanya akan menjadikan kita sombong, merasa mulia, merasa kuat dan menang karena banyak orang yang mengikuti kita. Orang-orang yang mengikuti kita menganggap kita orang yang mulia di mata Allah Swt dikarenakan mereka melihatnya begitu, mereka melihat kita alim, banyak amal dan sholeh. Padahal apa yang mereka lihat adalah skenario kita agar dianggap begitu, kita ingin dimuliakan oleh masyarakat. Sebenarnya kita tidak alim (berilmu), kita hanya merasa diri kita alim (berilmu) lalu bertindak laku meniru-niru orang yang benar-benar alim dengan berpakaian seperti orang alim dan dengan berkata-kata seperti orang alim terbukti dengan cara kita mencari uang atau rizqi dengan tidak peduli apakah itu cara halal atau harom, tidak peduli apakah cara kita itu merugikan orang lain atau tidak...kita tidak peduli, yang penting keinginan kita tercapai. Kita hanya berharap dan senag jika masyarakat memuji kita, menyanjung kita saja tanpa kita memperhatikan amal ibadah kita. Jangan karena kita sudah terlanjur dikenal sebagai orang alim (berilmu) kita lalu berbohong di depan masyarakat dan mengingkari kekeliruan kita demi terjaga gengsi kita. Kita takut tidak lagi dimuliakan masyarakat oleh karena itu kita memakai ilmu kita untuk berkelit, kita mencari-cari dan mengada-adakan alasan untuk menutupi kekeliruan kita agar masyarakat tidak tahu kekeliruan kita bahkan kalau perlu kita gunakan untuk memaksa mereka mengakui kekeliruan kita sebagai kebenaran. Semua jadi kacau, kebenaran sudah hilang dikarenakan keduniaan semata. Sudah tidak ada lagi Allah Swt di sana, sudah kalah oleh dunia. Meski buruknya perbuatan kita itu tapi kita sama sekali tidak merasa keliru bahkan merasa paling benar sendiri, kita lalu merasa punya derajat tinggi di mata Allah Swt sebab kita menganggap diri kita sebagai ulama dengan segala pakaian dan kata-kata kita kita mirip-miripkan ulama. Itu sekedar untuk menutupi hati kita yang cinta terhadap dunia tapi kita tidak sadar kita sudah sangat mencintai dunia dan melupakan Allah Swt. Kalau kita sudah seperti ini maka kita termasuk orang yang rusak, sangat rusak...rusak niat kita, rusak ilmu kita dan rusak amal ibadah kita. Kita hanya merasa alim (berimu) yang mengamalkan ilmu kita padahal amal ibadahnya tidak menunjukkan bahwa kita orang yang mengamalkan ilmu kita. Dalam kondisi seperti ini kita tidak bisa lagi diharapkan mau bertaubat. Semoga kita semua terhindar dari perilaku yang demikian. Amin. Salam, Yusa. http://majlismajlas.blogspot.com
[keluarga-islam] Fw: When to look for Laylatul Qadr?
--- On Mon, 9/1/08, canadianmuslims [EMAIL PROTECTED] wrote: From: canadianmuslims [EMAIL PROTECTED] Subject: When to look for Laylatul Qadr? To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Received: Monday, September 1, 2008, 11:02 AM Aisha (Radiallaho Anha) reports that Rasulullah (Sallallaho Alaihi Wassallam) said Seek Laylatul Qadr among the odd numbered nights of the last ten days of the month of Ramadhan. Note: According to the great majority of the religious scholars, the last ten nights commence on the 21st night. Such is the case whether the month of Ramadhan consists of 29 days or 30. S0, one should seek Laylatul Qadr on the 21st, 23rd, 25th, 27th and 29th night. Ibn Hazm has a different opinion saying that the word Asharah used in the Hadith means ten. As such, the above calculations will only be correct in cases where the month of Ramadhan consists of thirty days. However, when there are only twenty nine days in the month (as often happens), the last ten days will commence with the 19th day and the night being the 20th night. According to this calculation, it would appear that the unevenly numbered nights will actually be the 20th, 22nd, 24th, 26th, 28th and 30th nights. But all Ulama agree that when in search of Laylatul Qadr Rasulullah (Sallallaho Alaihi Wassallam) went into Aiteekaaf, he commenced it on the 21st night of Ramadhan. In view of this, these Ulama consider the odd nights to be the appropriate nights for Laylatul Qadr. One should, therefore, spend each and every night from the 20th onwards in worship of Allah, so that one may be sure of having got the Barakah of Ramadhan, Spending ten or eleven nights in devotion is definitely not so difficult, if one looks at the great reward that is promised. 5. Precise Knowledge of Laylatul Qadr was taken away o Ubaadah Ibn Saamit (Radiallaho Anho) said Once the Nabi (Sallallaho Alaihi Wassallam) came out to inform us of the (correct date of) Laylatul Qadr. Unfortunately, a quarrel took place between two Muslims, whereupon He (Sallallaho Alaihi Wassallam) said 'I came out to inform you as to when Laylatul Qadr occurs, but because two people quarreled with each other, the knowledge of the correct date was taken away. Perhaps that is better for you. So, seek it among the ninth, seventh and fifth nights.' Note: Three important points are referred to in this Hadith. Firstly it tells us of a quarrel, as a result of which the knowledge of the precise night of Laylatul Qadr was lost to us. Arguments and quarrels are always the cause of loss of blessings. Once Rasulullah (Sallallaho Alaihi Wassallam) inquired of the Sahabah: Shall I inform you of an action that is better than Salaah, fasting and charity? The Sahabah replied: Certainly. Rasulullah (Sallallaho Alaihi Wassallam) then said Maintain peaceful and good relations amongst yourselves, for verily quarrels among yourselves destroy (shave off) faith, i.e. just as a razor shaves off the hair, so does quarrelling affect the Deen. Let alone the worldly people, even those among us who appear exceptionally religious and busy with Zikr are victims of these arguments and strife and are obstinate in their stand, in spite of the saying of Nabi (Sallallaho Alaihi Wassallam). In the first chapter of this book, we read how Rasulullah (Sallallaho Alaihi Wassallam) said that to insult a Muslim is indeed a serious crime and equivalent to the worst kind of usury , but we do not even spare a Muslim's honor or refrain from insults and little notice is taken of the injunctions of Allah (Subhanahu wa Taala) and His Rasul (Sallallaho Alaihi Wassallam). The Quran says: And argue not among yourselves, otherwise you will lose courage and your strength will depart (al-anfaal 46). It is now the duty of those who always seek to injure and destroy the honor and dignity of others to ponder and reflect how much harm they have, in fact, done to themselves, and think how much they have, through these despicable deeds, degraded themselves in Allah (Subhanahu wa Taala) 's sight and in the sight of those around them. Rasulullah (Sallallaho Alaihi Wassallam) said that he who severs relations with a brother Muslim for more than three days and dies in this state, will go straight to Jahannam. In another Hadith, it is stated that on every Monday and Thursday, the actions of human beings are brought before Allah (Subhanahu wa Taala). Then through His mercy (as a result of certain good deeds), forgiveness is granted, except to the idolaters and those who set up equals to Allah (Subhanahu wa Taala), However, regarding those two people between whom a quarrel has taken place, friendship having been cut off, it shall be said, Leave their affair in suspense until such time as they become reconciled. Another Hadith states that, when actions are produced before Allah (Subhanahu wa Taala) every Monday and Thursday, repentance is accepted from those who
[keluarga-islam] Nuzulul Quran
Nuzulul Quran Oleh: KH. A Mustofa Bisri Sabar saat Ditimpa Musibah, ''BARANGSIAPA yang Aku ambil orang yang dicintainya dari penduduk dunia kemudian dia (bersabar sambil) mengharapkan pahala (dari-Ku), maka Aku akan menggantinya dengan surga.'' (Al-Hadis) BULAN Ramadan menjadi sangat istimewa terutama karena pada bulan ini, kitab suci Alquran turun, nuzuulu Alquran Alkariim. Itulah antara lain sebabnya--menurut beberapa hadis sahih-- setiap malam bulan Ramadan, malaikat Jibril turun menemui Rasulullah SAW untuk ''bertadarus'' bersama. Alquran boleh jadi merupakan satu-satunya kitab suci Allah yang paling banyak dihafal dan dibaca. Alquran dibaca tanpa mengerti artinya pun mendatangkan pahala. Mereka yang membacanya dengan lancar dijanjikan akan bersama-sama para rasul yang mulia dan mereka yang membacanya gratul-gratul, tidak lancar akan diganjar dobel. Demikian menurut hadis sahih riwayat Imam Muslim dari sayyidah A'isyah ra. Alquran adalah Kalamullah yang juga selalu dikatakan oleh setiap muslim--dan seharusnya memang--menjadi pedoman hidup. Bahkan Alquran yang turun secara bertahap telah membentuk kepribadian pemimpin agung Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW yang diibaratkan sebagai ''Alquran berjalan'' adalah sosok manusia teladan yang sempurna. Rasulullah SAW yang diutus Allah semata-mata untuk menyempurnakan budi pekerti yang luhur, al-akhlaaqul kariimah, adalah orang yang paling luhur akhlaknya. Rasulullah-lah orang pertama yang mengamalkan Alquran. Meskipun kita, kaum muslimin, tidak menangi, tidak mengalami hidup bersama Kanjeng Nabi Muhammad SAW, sebenarnya kita pun tidak kesulitan mengikuti jejak dan meneladaninya. Karena Alquran yang menjadi pedoman, secara otentik masih ada di tengah-tengah kita. Apalagi sejarah tentang pribadi Rasulullah SAW dengan mudah kita dapatkan dan baca. Tapi mengapa kita--termasuk banyak tokoh yang dianggap pemimpin--kaum muslimin seperti tidak menggunakan Alquran sebagai pedoman dan menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan hidup? Rasulullah SAW misalnya, sesuai firman Allah SWT dalam Alquran, tidak pernah tertipu oleh dunia dan kemilau materi, tapi kita--termasuk yang dijuluki pemimpin agama--masih banyak yang tergiur dunia dan menganggap materi sebagai yang paling pokok. Rasulullah SAW, sesuai firman Allah dalam Alquran, sangat santun dan lembut, apabila berbicara tidak kasar, tapi ada saja di antara kita kiai atau ustad--bahkan hafal Alquran--yang dengan fasih mencaci-maki orang. Rasulullah SAW, sesuai ajaran Alquran, bila beramar makruf nahi munkar, dilandasi kasih sayang, dengan cara makruf dan tidak munkar; bicaranya tidak pernah menyinggung pribadi. Tapi sekarang, ada saja--dan mungkin banyak--mereka yang dijuluki da'i, sarjana agama, bila beramar makruf nahi munkar dilandasi kebencian, tidak dengan cara makruf dan belum merasa puas bila tidak melukai pribadi-pribadi. Mengapa? Mungkin hal ini semua bisa dikembalikan kepada sikap kita terhadap Alquran selama ini. Jangan-jangan, selama ini, kitab suci itu hanya lebih kita anggap sebagai jimat, atau untuk nyuwuk, atau hanya kita baca setiap Ramadan secara ngebut seperti mengejar setoran (Toh sudah dapat pahala). Atau lebih jauh, Alquran kita telaah untuk mencari dalil pembenar bagi sikap atau kepentingan duniawi kita. Itulah sebabnya beberapa kali saya mengusulkan agar MUI--daripada hanya mengeluarkan fatwa-fatwa kontroversial--melakukan survei yang serius tentang perlakuan kaum muslimin terhadap kitab sucinya. Kaum muslimin yang mayoritas di negeri ini, berapa persenkah yang membaca Alquran? Dari sekian persen yang membacanya, berapa persen yang mengerti maknanya? Dari sekian persen yang mengerti maknanya itu, berapa persen yang mengamalkannya? Kalau MUI atau organisasi-organisasi Islam yang lain tidak mampu, bisa minta tolong kepada salah satu lembaga-lembaga survei yang biasa mensurvei hasil pemilu atau pilkada itu. Jika hal itu dilakukan, insya Allah hasilnya akan bisa menjawab banyak pertanyaan; misalnya, kenapa banyak kaum muslimin yang kelakuannya bertentangan dengan Alquran dan tidak sesuai dengan teladan Rasul mereka, seperti beberapa yang saya contohkan di atas. Dan tidak mustahil hasil survei itu bisa menjadi bahan utama untuk memecahkan banyak permasalah bangsa; mengingat bahwa kaum muslimin, pemilik Alquran, adalah mayoritas penduduk negeri ini. Wallahu a'lam. [] Penulis adalah pemimpin Pondok Pesantren Roudhotut Thalibin, Rembang.
[keluarga-islam] Re: Bill Gates Bagi-bagi Duit
Bill Gates Bagi-bagi Duit Bill Gates bagi-bagi duit? Itu yang tertulis di 57 email di inbox saya pagi ini. Katanya, kita akan menerima transfer uang dari Bill Gates kalau mem-forward email itu. Katanya lagi, setiap forward dihargai USD241! WOW! Terlepas dari benar tidaknya email ini, saya terkesan sekali dengan respon secepat kilat rekan netter. Email dengan subyek Duit Gratis dari Bill Gates ini terus saja membanjiri inbox saya, datang bergelombang bak tsunami. Heboh!! Bayangkan jika tiap orang punya respon sekilat ini di tiap detik dan menit kehidupan mereka, karir ataupun bisnis. Cepat mengambil kesempatan, berani membuat perbedaan. Tidak harus dimulai dari hal yang besar, cukup 1 langkah kecil tapi terus maju kedepan. Apa hal kecil yang dapat anda kerjakan sekarang? Bagaimana dengan hal kecil seperti ide atau ilham? Sekarang mungkin ide itu hal kecil, tapi cuma anda yang bisa membuatnya besar. Mulailah dengan hal yang kecil dan jangan pernah berhenti. Tetap Semangat! Baca juga (tanpa spasi): - Sukses Kelola Katering http://dexton.adexindo.com/artikel-september3-sukses-kelola-katering.html - Seluk Beluk Reksadana Syariah http://dexton.adexindo.com/artikel-september2-seluk-beluk-reksadana-syariah.html - Modal Nekat, Berbuah Ribuan Dollar http://dexton.adexindo.com/artikel-september3-modal-nekat-berbuah-ribuan-dollar.html Happy Reading! Mudah-mudahan bermanfaat yaa ;) Rosa S. Rustam Dexton Indonesia Majalah Online untuk Pebisnis Pemula http://www.dexton.adexindo.com PS: Buat rekan-rekan yang mau sharing soal bisnis atau sekedar say hello, kontak langsung aja yaa ke [EMAIL PROTECTED] VISI MISI Dexton Indonesia Meningkatkan dan Menyebarluaskan Semangat Kewirausahaan dengan publikasi artikel motivasi berbisnis dan informasi peluang bisnis/manajemen usaha (setiap minggu) melalui newsletter, ebook, email, forum, milis, website, blog dan media komunikasi online lainnya Sebagai Wadah Edukasi dan Networking bagi Pewirausaha Indonesia dalam Berbisnis Mandiri Menuju Kehidupan Sukses dan Sejahtera
[keluarga-islam] MBA Certificate Programs
MBA Certificate Programs http://www.thembadegreeonline.com/programs/mba-certificate.htm The Post MBA certificate is a valuable and important credential. This unique program of online business foundation courses is now available as a certificate program for nontraditional students who need the skills and knowledge of business functions. Some of these programs provide a formal certificate upon satisfactory completion of all requirements. International Business http://www.thembadegreeonline.com/programs/international-business.htm
[keluarga-islam] Amerika di ambang ke- HANCUR- an
Analisa: Bangkrutnya Lehman Brothers dan Nasib Perekonomian AS Selasa, 16 Sep 08 22:58 WIB Kirim teman http://www.eramuslim.com/berita/send/8916225047-analisa-bangkrutnya-leh man-brothers-dan-nasib-perekonomian-as.htm Bangkrutnya Lehman Brothers, perusahaan sekuritas berusia 158 tahun milik Yahudi ini menjadi pukulan berat bagi perekonomian AS yang sejak beberapa tahun terakhir mulai goyah. Para analis menilai, bencana pasar keuangan akibat rontoknya perusahaan keuangan dan bank-bank besar di Negeri Paman Sam satu per satu, tinggal menunggu waktu saja. Inikah tanda-tanda kehancuran sebuah imperium, negara adi daya bernama Amerika Serikat? Krisis Terburuk Pernyataan bangkrutnya Lehman Brothers hari Senin kemarin, langsung mengguncang bursa saham di seluruh dunia. Dalam pembukaan perdagangan hari Selasa (16/9), bursa saham di kawasan Asia seperti di Jepang, Hongkong, China, Asutralia, Singapura, India, Taiwan dan Korea Selatan, mengalami penurunan antara 2 sampai 7 persen. Termasuk bursa saham di kawasan Timur Tengah, Rusia, Eropa, Amerika Selatan dan Amerika Utara. Tak terkecuali di AS sendiri, para investor di Bursa Wall Street mengalami kerugian besar, bahkan surat kabar New York Times menyebutnya sebagai kerugian paling buruk sejak peristiwa serangan 11 September 2001. Mantan Kepala Federal Reserve Alan Greenspan mengatakan, krisis keuangan yang terjadi di AS merupakan krisis keuangan terburuk yang pernah ia saksikan dan masih berlangsung dalam jangka waktu lama. Ia meyakini krisis ini akan makin mendalam yang bisa mengakibatkan resesi ekonomi di AS. Kemungkinan AS bisa lolos dari resesi ekonomi sangat kecil, di bawah 50 persen, kata Greenspan dalam wawancara dengan ABC News hari Minggu kemarin. Pernyataan Greenspan bertolak belakang dengan pernyataan-pernyataan Presiden AS George W. Bush dan jajaran pejabat perekonomiannya. Bush mengatakan, apa yang terjadi saat ini cuma penyesuaian kecil dan ia akan bekerja keras untuk meminimalkan dampaknya guna mencegah terjadinya kekacauan ekonomi. Saya percaya perekonomian negeri ini akan bergairah kembali. Dalam jangka pendek, penyesuaian di pasar finansial akan terasa sangat menyakitkan. Tapi dalam jangka panjang, saya percaya pasar modal kita sangat fleksibel dan mampu menyesuaikan diri dengan penyesuaian ini, kata Bush yakin. Sementara Menteri Keuangan AS Henry Paulson mengatakan, dirinya akan bekerjasama dengan dewan legislatif AS dan otoritas keuangan di berbagai negara untuk memulihkan stabilitas dan ketertiban di pasar modal AS setelah krisis yang menimpa. Namun para analis bersikap skeptis dengan optimisme Bush dan para pejabat perekonomiannya. Orang-orang di pemerintahan tidak paham apa yang dialami rata-rata rakyat Amerika. Mereka saat ini dalam kondisi sangat tertekan. Rumah-rumah mereka sudah tidak ada harganya lagi, mereka terlilih hutang kartu kredit, kata Israel Adelman, seorang trader dari perusahaan Fordham Financials di Wall Street. Kepala ekonom di The Saudi British Bank (SBB), John Sfakianakis mengatakan, krisis perbankan yang terjadi di AS menunjukkan bahwa tak ada satu pun institusi finansial yang sempurna dan AS perlu segera memperbaiki regulasinya. Ia juga mengatakan bahwa sentimen negatif akibat krisis itu akan berlanjut dan tantangan bagi insitusi keuangan adalah bagaimana mereka menjaga kesehatan finansial perusahaannya.Waktu akan menunjukkan apakah sebuah institusi keuangan bisa keluar dari krisis ini, kata Sfakianakis. Mereka yang pesimis meyakini situasi pasar modal akan lesu sampai tahun 2009 nanti dan baru akan bangkit kembali pada tahun 2010. Harus diakui, menyeimbangkan antara kepanikan dengan kepercayaan pasar bukan hal yang mudah. Sikap pemerintah AS yang menolak memberikan kucuran dana buat Lehman menunjukkan bahwa otoritas AS tidak mau menolong perusahaan-perusahaan yang bermasalah, sambungnya. Krisis keuangan yang terjadi saat ini juga memicu tanda tanya soal moralitas para bankir dan pemegang saham. Ketika kondisi sedang bagus, mereka jor-joran memberikan modal pada masyarakat kelas atas, menerima gaji, bonus dan keuntungan yang sangat besar. Tapi ketika kondisi keuangan sedang dilanda krisis, para bankir dan pemegang saham seolah lepas tangan dan membebankan tanggung jawabnya pada pembayar pajak. Dampak paling nyata dari bangkrutnya Lehman Brothers adalah meningkatnya jumlah pengangguran di AS, bahkan di berbagai belahan dunia. Di seluruh dunia, jumlah pegawai jaringan perusahaan Lehman Brothers mencapai 25.000 orang. Pada bulan Agustus 2008, Lehman sudah mengumumkan akan memecat 5 persen dari jumlah pegawainya atau sekitar 1.500 orang. Sebelum Lehman, sejumah perusahaan di AS sudah melakukan pemangkasan karyawan. Misalnya perusahaan penerbitan koran Gannett Co. Inc. menyatakan akan merumahkan 600 karyawannya dan Ford Motor Co. akan megurangi 300 orang karyawannya. Para analis mempekirakan tingkat pengangguran AS sampai pertengahan tahun 2009 akan meningkat dari 5, 7 persen menjadi 6, 5 persen.
[keluarga-islam] Zakat dengan UANG ??? -- 4 mazhab
Zakat fitrah adalah zakat yang ditunaikan karena berbuka puasa Ramadlan, atau zakat yang wajib ditunaikan menyusul berakhirnya bulan Ramadlan. Dengan demikian, meskipun ia termasuk ibadah tersendiri, namun tidak bisa dilepaskan hubungan dan rangkaiannya dengan bulan Ramadlan. Zakat fitrah adalah wajib hukumnya. Dasar hukumya adalah al-Qur’an, hadits, dan ijma’ para ulama. Kewajiaban ini berlaku pada orang muslim laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, orang merdeka dan hamba. (1) Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Ibn Umar : “Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah dari bulan Ramadlan satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum atas hamba, orang merdeka, laki-laki, perempuan, anak-anak, dan orang dewasa dari kalangan muslimin.” Di antara fungsi dari zakat ini adalah untuk mengembalikan seorang muslim dari fitrahnya, dengan mensucikan jiwa mereka dari kotoran-kotoran (dosa-dosa) yang disebabkan oleh pengaruh pergaulan dan sebagainya, sehingga seseorang itu keluar dari fitrahnya. Di samping pula, juga untuk menyempurnakan ibadah puasa. Artinya, ketika seseorang melakukan maksiat di bulan puasa, maka akan mengurangi kesempurnaan puasa itu. Dan zakat fitrah inilah yang akan menutup kekurangan itu. Kadar dan Jenisnya Ada hadits dari Abu Said Al-Khudri : “Kami pada masa Rasulullah SAW mengeluarkan zakat fitrah satu sha’ makanan, atau satu sha’ gandum, atau satu sha’ keju, atau satu sha’ kurma.” Sebagaimana hadits di atas, bahwa zakat fitrah itu wajib atas tiap-tiap muslim tanpa membedakan status sosial dan ekonominya, maupun tingkat umurnya. Dalam hal ini jumhur Ulama menentukan syarat wajib bagi pembayarnya, yaitu memiliki kelebihan makanan untuk sehari semalam, pada malam hari raya Idul Fitri.(2) Di samping itu, dalam hadits tersebut juga menerangkan kadar jumlah dan jenis bahan apa yang harus dikeluarkan. Di sinilah para ulama berbeda pendapat dalam memahami isi hadits tersebut. Seperti beragamnya jenis bahan yang harus dibayarkan (kurma, gandum, keju dan lain-lain). Ada yang menyatakan kebolehan memilih, dan pilihan itu diserahkan kepada yang berkewajiban mengeluarkannya. Namun sebagian ulama yang lain menyatakan, beragamnya jenis bahan makanan tersebut menunjukkan adanya realitas keragaman makanan pokok di suatu daerah. Atau makanan pokok orang-orang yang mengeluarkan zakat fitrah waktu itu. Maka menurut pendapat yang kedua ini, yang harus dipilih untuk zakat fitrah adalah jenis makanan pokok yang umum berlaku di suatu daerah. Adapun kadar yang dikeluarkan — sebagaimana hadits di atas — adalah satu sha’. Satu sha’ sama dengan empat mud, dan satu mud sama dengan 6,75 ons. Jadi satu sha’ sama dengan 27 ons (2,7 kg). Demikian menurut madzhab Maliki.(3) Sedangkan menurut al-Rafi’i (madzhab Syafi’i), sama dengan 693 1/3 dirham.(4) Jika dikonversi satuan gram, sama dengan 2,751 gram (2,75 kg).(5) Kyai Maksum-Kwaron Jombang menyatakan satu sha’ sama dengan 3,145 liter, atau 14,65 cm2 atau sekitar 2,751 gram. Dari kalangan Hanbali, satu sha’ juga sama dengan 2751 gram (2,75 kg). Di Indonesia, berat satu sha’ dibakukan menjadi 2,5 kg.(6) Imam Hanafi memperbolehkan membayar zakat fitrah dengan uang senilai bahan makanan pokok yang wajib dibayarkan. Namun ukuran satu sha’ menurut madzhab ini lebih tinggi dari pendapat para ulama yang lain, yakni 3,8 kg. (7) Sebagaimana tercantum dalam kitab al-Fiqh al-Islami wa adillatuhu karya Wahbah Zuhailli : “Satu sha’ menurut imam Abu Hanifah dan imam Muhammad adalah 8 rithl ukuran Irak. Satu Rithl Irak sama dengan 130 dirham atau sama dengan 3800 gram (3,8 kg).”(8) Sementara jumhur ulama, baik Syafi’iyyah, Malikiyyah, dan Hanabilah menyatakan kesepakatannya tentang ketidakbolehan membayar zakat fitrah dengan selain bahan makanan pokok.(9) Lalu bagaimana kita menyikapi hal ini? Mana yang harus kita pilih? Ataukah dua-duanya sama sama benar. Dan bagaimana seandainya ada orang membayar zakat fitrah dengan uang (menurut Hanafi), tapi ukurannya memakai 2,5 kg (selain Hanafi) sebagaimana yang sering terjadi sekarang ini? Untuk menjawab persoalan ini memang tidak cukup hanya mengkaji persoalan masalah hukum zakat saja, tapi bagaimana kita menyikapi sebuah perbedaan pendapat di kalangan ulama madzhab. NU sebagai organisasi yang sangat intens sekali terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut hukum-hukum agama, pada dasarnya telah mengakomodir dan mengakui keberadaan empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali) yang sangat terkenal itu. Terutama madzhab Syafi’i yang banyak diikuti oleh warga NU, bahkan mayoritas umat Islam di Indonesia. Akan tetapi, bukan berarti umat Islam, khususnya NU dengan mudahnya mengikuti satu madzhab, kemudian pada persoalan lain ia pindah ke madzhab lain. Atau dalam satu persoalan (satu rangkaian ibadah) ia memakai berbagai macam pendapat madzhab. Yang jelas semua itu harus ada aturan mainnya. Untuk menyikapi adanya perbedaan itu, seseorang diperbolehkan
[keluarga-islam] Menghiasi Ramadhan Dengan Mendalami Islam
Menghiasi Ramadhan Dengan Mendalami Islam Sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com/ Islam sebagai agama bisa dilihat dari berbagai dimensi; sebagai keyakinan, sebagai ajaran dan sebagai aturan. Apa yang diyakini oleh seorang muslim, boleh jadi sesuai dengan ajaran dan aturan Islam, boleh jadi tidak, karena proses seseorang mencapai suatu keyakinan berbeda-beda, dan kemampuannya untuk mengakses sumber ajaran juga berbeda-beda. Diantara penganut satu agama bisa terjadi pertentangan hebat yang disebabkan oleh adanya perbedaan keyakinan. Sebagai ajaran, agama Islam merupakan ajaran kebenaran yang sempurna, yang datang dari Tuhan Yang Maha Benar. Akan tetapi manusia yang pada dasarnya tidak sempurna tidak akan sanggup menangkap kebenaran yang sempurna secara sempurna. Kebenaran bisa didekati dengan akal (masuk akal), bisa juga dengan perasaan (rasa kebenaran). Kerinduan manusia terhadap kebenaran ilahiyah bagaikan api yang selalu menuju keatas. Seberapa tinggi api menggapai ketingian dan seberapa lama api itu bertahan menyala bergantung pada bahan bakar yang tersedia pada setiap orang. Ada orang yang tak pernah berhenti mencari kebenaran, ada juga yang tak tahan lama, ada orang yang kemampuannya menggapai kebenaran sangat dalam (atau tinggi), tetapi ada yang hanya bisa mencapai permukaan saja. Agama Islam sebagai aturan atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama berisi berisi perintah dan larangan, ada perintah keras (wajib) dan larangan keras (haram), ada juga perintah anjuran (sunnat) dan larangan anjuran (makruh). Sumber hukum dalam Islam adalah al Qur'an, tetapi al Qur'an hanya mengatur secara umum, karena al Qur'an diperuntukkan bagi semua manusia sepanjang zaman dan diseluruh pelosok dunia. Detail hukum kemudian dirumuskan dengan ijtihad. Karena sifatnya yang regional dan menzaman maka fatwa hukum bisa bisa berbeda-beda , ada yang menganggap bahwa hasil ijtihadnya itu sebagai hukum Tuhan, dan ada yang menganggap bahwa dalam hal detail tidak ada hukum Tuhan. Memahami Ajaran Islam Dengan Pembidangan Pembidangan yang sangat populer dari ajaran Islam adalah Aqidah, Syari`ah dan Akhlak, masing-masing sebagai subsistem dari sistem ajaran Islam. Artinya aqidah tanpa syari'ah dan akhlak adalah omong kosong, demikian juga syari`ah harus berdiri diatas pondasi aqidah, dan keduanya haruslah dijalin dengan akhlak. Syari'ah tanpa akhlak adalah kemunafikan, akidah tanpa akhlak adalah kesesatan. Aqidah Secara harfiah, `aqidah artinya adalah sesuatu yang mengikat, atau terikat, tersimpul (bandingkan istilah `aqad nikah). Sedangkan sebagai istilah, `aqidah Islam adalah sistem kepercayaan dalam Islam. Mengapa disebut `aqidah, karena kepercayaan itu mengikat penganutnya dalam bersikap dan bertingkah laku. Orang yang kuat akidahnya (keyakinannya) terhadap keadilan Tuhan, maka keyakinan itu mengikatnya dalam bersikap terhadap suatu nilai (misalnya berkorban dalam perjuangan) dan selanjutnya mengikat perilakunya (misalnya tidak mau kompromi terhadap kezaliman). Sebaliknya orang yang tidak kuat keyakinannya kepada keadilan Tuhan (ikatannya longgar) ia mudah menyerah dalam berjuang dan bisa dinegosiasi untuk toleran terhadap penyimpangan, mudah terpancing untuk membalas dendam dengan cara yang menyimpang dari aturan.. Sistem kepercayaan ini akhirnya berkembang menjadi ilmu, disebut ilmu Tauhid atau ilmu ushuluddin. Ilmu Tauhid berbicara tentang Rukun Imanyang enam (iman kepada Tuhan, malaikat, Rasul, Kitab Suci, Hari akhir dan takdir). Kajian filosofis dari ilmu Tauhid disebut Ilmu Kalam, disebut juga Theologi (ilmu yang berbicara tentang ketuhanan). Secara garis besar, theologi Islam dapat dibagi menjadi dua type, yaitu Jabbariah dan Qadariah. Jabbariah lebih menekankan pada kekuasaan Tuhan Yang Maha Mutlak sehingga menempatkan manusia pada posisi seperti wayang yang segalanya tergantung kepada dalang. Manusia tidak mempunyai kekuasaan untuk menentukan perbuatannya, oleh karena itu seseorang masuk sorga atau neraka itu bukan karena prestasinya, tetapi sepenuhnya kehendak Tuhan. Faham Qadariyah lebih menekankan sifat keadilan Tuhan , oleh karena itu manusia ditempatkan dalam posisi yang memiliki kekuasaan untuk menentukan perbuatannya, dan dengan keadilan Nya, Tuhan akan memberi pahala kepada yang berbuat baik dan menghukum yang berdosa. Secara sosial, penganut theologi Islam dapat dibagi menjadi dua, yaitu Sunny dan Syi`ah. Golongan Sunny memandang semua manusia sama di depan Tuhan, yang membedakan hanyalah ketaqwaannya kepada Nya, oleh karena itu setiap muslim dari manapun memiliki hak yang sama untuk menjadi pemimpin sepanjang memenuhi syarat. Golongan Sunny memandang empat sahabat besar (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali) dalam posisi yang setara dan sah kekhalifahannya. Sedangkan golongan Sunny mengklaim adanya hak-hak istimewa keturunan Nabi-dalam hal ini anak-anak Ali bin Abi Thalib melalui ibu Fatimah (puteri Nabi) sebagai pewaris syah kepemimpinan