Re: [keluarga-islam] Sunnah-sunnah Puasa

2008-09-16 Terurut Topik Yusa
^_^

Saya tidak merasa tersindir, mas, justru saya makin berterima kasih dengan 
nasehat panjenengan mas Alpacitan. Saya akan belajar berhati-hati berbicara, 
sedangkan menulis adalah perwujudan lain dari bicara maka saya juga harus 
berhati lagi dalam menulis. Menulis apapun sebab apa yang saya lakukan 
sekarangtentu saya akan menerima akibatnya di lain waktu (bisa langsung di 
dunia dan bisa nanti di akhirat).

Saya banyak diingatkan akan hal itu, bahwa saya harus berhati-hati dengan apa 
yang saya lakukan bahkan saya harus berhati-hati dengan apa yang saya pikirkan, 
saya harus banyak belajar untuk husnudzon, saya harus belajar tidak berpikiran 
buruk. Saya banyak belajar dari orang spt panjenengan.

Trm ksh atas indahnya nasehat panjenengan, keras terkesan tapi begitu dalam 
meninggalkan bekas pada saya agar saya lebih berhati-hati lagi dan mengingatkan 
bahwa saya masih perlu banyak belajar lagi.

Benarlah kata sahabat saya bahwa saya harus lebih banyak mendengarkan daripada 
bicara. Sungguh saya merasakan betapa indahnya mendengar itu, mas. Trm ksh.

Salam, yusa
http://majlismajlas.blogspot.com


  - Original Message - 
  From: Ahmadi Agung 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, September 16, 2008 8:29 AM
  Subject: RE: [keluarga-islam] Sunnah-sunnah Puasa



  Sekedar copy paste 

  hua ha ha haajangan nyindir2 ah Kang Wandy..tar berkepanjangan kayak 
diskusi saya dng Mas Yusa...he he he




--
  From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of 
wandysulastra



  Sekedar copy paste (plus dalilnya supaya kita bisa belajar apakah
  yang kita salin ini benar berasal dari Sabda Rasulullah atau bukan :))

  Mudah2an bermanfaat...

  1. Mengakhirkan Sahur

  Nabi kita shallallahu `alaihi wa sallam telah memerintahkan dan
  menganjurkan kepada orang yang hendak berpuasa agar makan sahur.
  Beliau shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

  Barangsiapa ingin berpuasa, maka hendaklah dia bersahur. (HR. Ahmad.
  Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani karena memiliki banyak
  syawahid. Lihat Shohihul Jami')

  Nabi kita shallallahu `alaihi wa sallam memerintahkan demikian karena
  di dalamnya terdapat keberkahan. Dari pembantu Rasulullah shallallahu
  `alaihi wa sallam -Anas bin Malik radhiyallahu `anhu- berkata bahwa
  Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

  Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.
  (HR. Bukhari dan Muslim)

  Sahur inilah pembeda antara puasa Yahudi, Nasrani (Ahlul Kitab) dengan
  umat ini. Dari Amr bin `Ash radhiyallahu `anhu, Rasulullah shallallahu
  `alaihi wa sallam bersabda,

  Perbedaan antara puasa kita (umat Islam) dan puasa ahlul kitab
  terletak pada makan sahur. (HR. Muslim)

  Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam melarang untuk meninggalkan
  sahur, di mana beliau shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

  Sahur adalah makanan yang penuh berkah. Oleh karena itu, janganlah
  kalian meninggalkannya sekalipun hanya dengan minum seteguk air.
  Karena sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada
  orang-orang yang makan sahur. (HR. Ahmad. Dikatakan hasan oleh Syaikh
  Al Albani dalam Shohihul Jami')

  Dan sangat dianjurkan untuk mengakhirkan waktu sahur hingga menjelang
  fajar. Hal ini dapat dilihat dalam hadits Anas dari Zaid bin Tsabit
  bahwasanya beliau pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu `alaihi
  wa sallam, kemudian beliau shallallahu `alaihi wa sallam berdiri untuk
  menunaikan shalat. Kemudian Anas berkata,Berapa lama jarak antara
  adzan dan sahur kalian? Kemudian Zaid berkata,Sekitar 50 ayat. (HR.
  Bukhari dan Muslim)

  2. Menyegerakan Berbuka

  Menyegerakan berbuka akan mendatangkan kebaikan. Rasulullah
  shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

  Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka
  menyegerakan berbuka. (HR. Bukhari dan Muslim)

  Menyegerakan berbuka juga berarti seseorang konsisten dalam
  menjalankan sunnah Nabinya shallallahu `alaihi wa sallam. Rasulullah
  shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

  Umatku akan senantiasa berada di atas sunnahku selama tidak menunggu
  munculnya bintang untuk berbuka puasa. (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu
  Khuzaimah. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Targib
  wa Tarhib). Dan inilah yang ditiru oleh Syi'ah Rafidhah, mereka meniru
  Yahudi dan Nashrani dalam berbuka puasa yaitu baru berbuka ketika
  munculnya bintang. Semoga Allah melindungi kita dari kesesatan mereka.
  (Lihat Shifat Shoum Nabi, hal. 63)

  Nabi kita shallallahu `alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum
  menunaikan shalat magrib dan bukanlah menunggu hingga shalat maghrib
  selesai dikerjakan. Inilah contoh dan akhlak dari suri tauladan kita
  shallallahu `alaihi wa sallam. Sebagaimana Anas bin Malik radhiyallahu
  `anhu berkata,

  Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan
  rothb (kurma 

[keluarga-islam] Orang Yang Tersesat

2008-09-16 Terurut Topik Yusa
^_^

Adalah lebih baik menghindari menggunakan ilmu-ilmu kita untuk memperbanyak 
harta dunia saja dengan melupakan Allah Swt sama sekali dan merasa dirinya 
paling benar, hindari niat yang seperti itu sebab ini hanya akan menjadikan 
kita sombong, merasa mulia, merasa kuat dan menang karena banyak orang yang 
mengikuti kita.

Orang-orang yang mengikuti kita menganggap kita orang yang mulia di mata Allah 
Swt dikarenakan mereka melihatnya begitu, mereka melihat kita alim, banyak amal 
dan sholeh. Padahal apa yang mereka lihat adalah skenario kita agar dianggap 
begitu, kita ingin dimuliakan oleh masyarakat. Sebenarnya kita tidak alim 
(berilmu), kita hanya merasa diri kita alim (berilmu) lalu bertindak laku 
meniru-niru orang yang benar-benar alim dengan berpakaian seperti orang alim 
dan dengan berkata-kata seperti orang alim terbukti dengan cara kita mencari 
uang atau rizqi dengan tidak peduli apakah itu cara halal atau harom, tidak 
peduli apakah cara kita itu merugikan orang lain atau tidak...kita tidak 
peduli, yang penting keinginan kita tercapai. Kita hanya berharap dan senag 
jika masyarakat memuji kita, menyanjung kita saja tanpa kita memperhatikan amal 
ibadah kita.

Jangan karena kita sudah terlanjur dikenal sebagai orang alim (berilmu) kita 
lalu berbohong di depan masyarakat dan mengingkari kekeliruan kita demi terjaga 
gengsi kita. Kita takut tidak lagi dimuliakan masyarakat oleh karena itu kita 
memakai ilmu kita untuk berkelit, kita mencari-cari dan mengada-adakan alasan 
untuk menutupi kekeliruan kita agar masyarakat tidak tahu kekeliruan kita 
bahkan kalau perlu kita gunakan untuk memaksa mereka mengakui kekeliruan kita 
sebagai kebenaran. Semua jadi kacau, kebenaran sudah hilang dikarenakan 
keduniaan semata. Sudah tidak ada lagi Allah Swt di sana, sudah kalah oleh 
dunia.

Meski buruknya perbuatan kita itu tapi kita sama sekali tidak merasa keliru 
bahkan merasa paling benar sendiri, kita lalu merasa punya derajat tinggi di 
mata Allah Swt sebab kita menganggap diri kita sebagai ulama dengan segala 
pakaian dan kata-kata kita kita mirip-miripkan ulama. Itu sekedar untuk 
menutupi hati kita yang cinta terhadap dunia tapi kita tidak sadar kita sudah 
sangat mencintai dunia dan melupakan Allah Swt.

Kalau kita sudah seperti ini maka kita termasuk orang yang rusak, sangat 
rusak...rusak niat kita, rusak ilmu kita dan rusak amal ibadah kita. Kita hanya 
merasa alim (berimu) yang mengamalkan ilmu kita padahal amal ibadahnya tidak 
menunjukkan bahwa kita orang yang mengamalkan ilmu kita. Dalam kondisi seperti 
ini kita tidak bisa lagi diharapkan mau bertaubat.

Semoga kita semua terhindar dari perilaku yang demikian. Amin.

Salam, Yusa.
http://majlismajlas.blogspot.com

[keluarga-islam] Fw: When to look for Laylatul Qadr?

2008-09-16 Terurut Topik ***hajikhan***
 























 

--- On Mon, 9/1/08, canadianmuslims [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: canadianmuslims [EMAIL PROTECTED]
Subject: When to look for Laylatul Qadr?
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Received: Monday, September 1, 2008, 11:02 AM






Aisha (Radiallaho Anha) reports that Rasulullah (Sallallaho Alaihi Wassallam) 
said Seek Laylatul Qadr among the odd numbered nights of the last ten days of 
the month of Ramadhan.

Note: According to the great majority of the religious scholars, the last ten 
nights commence on the 21st night. Such is the case whether the month of 
Ramadhan consists of 29 days or 30. S0, one should seek Laylatul Qadr on the 
21st, 23rd, 25th, 27th and 29th night.

Ibn Hazm has a different opinion saying that the word Asharah used in the 
Hadith means ten. As such, the above calculations will only be correct in cases 
where the month of Ramadhan consists of thirty days. However, when there are 
only twenty nine days in the month (as often happens), the last ten days will 
commence with the 19th day and the night being the 20th night. According to 
this calculation, it would appear that the unevenly numbered nights will 
actually be the 20th, 22nd, 24th, 26th, 28th and 30th nights.

But all Ulama agree that when in search of Laylatul Qadr Rasulullah (Sallallaho 
Alaihi Wassallam) went into Aiteekaaf, he commenced it on the 21st night of 
Ramadhan. In view of this, these Ulama consider the odd nights to be the 
appropriate nights for Laylatul Qadr.

One should, therefore, spend each and every night from the 20th onwards in 
worship of Allah, so that one may be sure of having got the Barakah of 
Ramadhan, Spending ten or eleven nights in devotion is definitely not so 
difficult, if one looks at the great reward that is promised.

5. Precise Knowledge of Laylatul Qadr was taken away
o Ubaadah Ibn Saamit (Radiallaho Anho) said Once the Nabi (Sallallaho Alaihi 
Wassallam) came out to inform us of the (correct date of) Laylatul Qadr. 
Unfortunately, a quarrel took place between two Muslims, whereupon He 
(Sallallaho Alaihi Wassallam) said 'I came out to inform you as to when 
Laylatul Qadr occurs, but because two people quarreled with each other, the 
knowledge of the correct date was taken away. Perhaps that is better for you. 
So, seek it among the ninth, seventh and fifth nights.'

Note: Three important points are referred to in this Hadith. Firstly it tells 
us of a quarrel, as a result of which the knowledge of the precise night of 
Laylatul Qadr was lost to us. Arguments and quarrels are always the cause of 
loss of blessings.

Once Rasulullah (Sallallaho Alaihi Wassallam) inquired of the Sahabah: Shall I 
inform you of an action that is better than Salaah, fasting and charity? The 
Sahabah replied: Certainly. Rasulullah (Sallallaho Alaihi Wassallam) then 
said Maintain peaceful and good relations amongst yourselves, for verily 
quarrels among yourselves destroy (shave off) faith, i.e. just as a razor 
shaves off the hair, so does quarrelling affect the Deen.

Let alone the worldly people, even those among us who appear exceptionally 
religious and busy with Zikr are victims of these arguments and strife and are 
obstinate in their stand, in spite of the saying of Nabi (Sallallaho Alaihi 
Wassallam). In the first chapter of this book, we read how Rasulullah 
(Sallallaho Alaihi Wassallam) said that to insult a Muslim is indeed a serious 
crime and equivalent to the worst kind of usury , but we do not even spare a 
Muslim's honor or refrain from insults and little notice is taken of the 
injunctions of Allah (Subhanahu wa Taala) and His Rasul (Sallallaho Alaihi 
Wassallam).

The Quran says: And argue not among yourselves, otherwise you will lose 
courage and your strength will depart (al-anfaal 46). It is now the duty of 
those who always seek to injure and destroy the honor and dignity of others to 
ponder and reflect how much harm they have, in fact, done to themselves, and 
think how much they have, through these despicable deeds, degraded themselves 
in Allah (Subhanahu wa Taala) 's sight and in the sight of those around them.

Rasulullah (Sallallaho Alaihi Wassallam) said that he who severs relations with 
a brother Muslim for more than three days and dies in this state, will go 
straight to Jahannam. In another Hadith, it is stated that on every Monday and 
Thursday, the actions of human beings are brought before Allah (Subhanahu wa 
Taala). Then through His mercy (as a result of certain good deeds), forgiveness 
is granted, except to the idolaters and those who set up equals to Allah 
(Subhanahu wa Taala), However, regarding those two people between whom a 
quarrel has taken place, friendship having been cut off, it shall be said, 
Leave their affair in suspense until such time as they become reconciled.

Another Hadith states that, when actions are produced before Allah (Subhanahu 
wa Taala) every Monday and Thursday, repentance is accepted from those who 

[keluarga-islam] Nuzulul Quran

2008-09-16 Terurut Topik Ananto
Nuzulul Quran

Oleh: KH. A Mustofa Bisri



Sabar saat Ditimpa Musibah, ''BARANGSIAPA yang Aku ambil orang yang
dicintainya dari penduduk dunia kemudian dia (bersabar sambil) mengharapkan
pahala (dari-Ku), maka Aku akan menggantinya dengan surga.'' (Al-Hadis)


BULAN Ramadan menjadi sangat istimewa terutama karena pada bulan ini, kitab
suci Alquran turun, nuzuulu Alquran Alkariim. Itulah antara lain
sebabnya--menurut beberapa hadis sahih-- setiap malam bulan Ramadan,
malaikat Jibril turun menemui  Rasulullah SAW untuk ''bertadarus'' bersama.


Alquran boleh jadi merupakan satu-satunya kitab suci Allah yang paling
banyak dihafal dan dibaca. Alquran dibaca tanpa mengerti artinya pun
mendatangkan pahala. Mereka yang membacanya dengan lancar dijanjikan akan
bersama-sama para rasul yang mulia dan mereka yang membacanya gratul-gratul,
tidak lancar akan diganjar dobel. Demikian menurut hadis sahih riwayat Imam
Muslim dari sayyidah A'isyah ra.


Alquran adalah Kalamullah yang juga selalu dikatakan oleh setiap muslim--dan
seharusnya memang--menjadi pedoman hidup. Bahkan Alquran yang turun secara
bertahap telah membentuk kepribadian pemimpin agung Nabi Muhammad SAW. Nabi
Muhammad SAW yang diibaratkan sebagai ''Alquran berjalan'' adalah sosok
manusia teladan yang sempurna. Rasulullah SAW yang diutus Allah semata-mata
untuk menyempurnakan budi pekerti yang luhur, al-akhlaaqul kariimah, adalah
orang yang paling luhur akhlaknya.


Rasulullah-lah orang pertama yang mengamalkan Alquran. Meskipun kita, kaum
muslimin, tidak menangi, tidak mengalami hidup bersama Kanjeng Nabi Muhammad
SAW, sebenarnya kita pun tidak kesulitan mengikuti jejak dan meneladaninya.
Karena Alquran yang menjadi pedoman, secara otentik masih ada di
tengah-tengah kita. Apalagi sejarah tentang pribadi Rasulullah SAW dengan
mudah kita dapatkan dan baca.


Tapi mengapa kita--termasuk banyak tokoh yang dianggap pemimpin--kaum
muslimin seperti tidak menggunakan Alquran sebagai pedoman dan menjadikan
Rasulullah SAW sebagai teladan hidup? Rasulullah SAW misalnya, sesuai
firman Allah SWT dalam Alquran, tidak pernah tertipu oleh dunia dan kemilau
materi, tapi kita--termasuk yang dijuluki pemimpin agama--masih banyak yang
tergiur  dunia dan menganggap materi sebagai yang paling pokok.


Rasulullah SAW, sesuai firman Allah dalam Alquran, sangat santun dan lembut,
apabila berbicara tidak kasar, tapi ada saja di antara kita kiai atau
ustad--bahkan hafal Alquran--yang dengan fasih mencaci-maki orang.


Rasulullah SAW, sesuai  ajaran Alquran, bila beramar makruf nahi munkar,
dilandasi  kasih sayang, dengan cara makruf dan tidak munkar; bicaranya
tidak pernah menyinggung pribadi. Tapi sekarang, ada saja--dan mungkin
banyak--mereka yang dijuluki da'i, sarjana agama, bila beramar makruf nahi
munkar dilandasi kebencian, tidak dengan cara makruf dan belum merasa puas
bila tidak melukai pribadi-pribadi. Mengapa?

Mungkin hal ini semua bisa dikembalikan kepada sikap kita terhadap Alquran
selama ini. Jangan-jangan, selama ini, kitab suci itu hanya lebih kita
anggap sebagai jimat, atau untuk nyuwuk, atau hanya kita baca setiap Ramadan
secara ngebut seperti mengejar setoran (Toh sudah dapat pahala). Atau lebih
jauh, Alquran kita telaah untuk mencari dalil pembenar bagi sikap atau
kepentingan duniawi kita.


Itulah sebabnya beberapa kali saya mengusulkan agar MUI--daripada hanya
mengeluarkan fatwa-fatwa kontroversial--melakukan survei yang serius tentang
perlakuan kaum muslimin terhadap kitab sucinya. Kaum muslimin yang mayoritas
di negeri ini, berapa persenkah yang membaca Alquran? Dari sekian persen
yang membacanya, berapa persen yang mengerti maknanya? Dari sekian persen
yang mengerti maknanya itu, berapa persen yang mengamalkannya? Kalau MUI
atau organisasi-organisasi Islam yang lain tidak mampu, bisa minta tolong
kepada salah satu lembaga-lembaga survei yang biasa mensurvei hasil pemilu
atau pilkada itu.


Jika hal itu dilakukan, insya Allah hasilnya akan bisa menjawab banyak
pertanyaan; misalnya, kenapa banyak kaum muslimin yang kelakuannya
bertentangan dengan Alquran dan tidak sesuai dengan teladan Rasul mereka,
seperti beberapa yang saya contohkan di atas. Dan tidak mustahil hasil
survei itu bisa menjadi bahan utama untuk memecahkan banyak permasalah
bangsa; mengingat bahwa kaum muslimin, pemilik Alquran, adalah mayoritas
penduduk negeri ini.  Wallahu a'lam. []



Penulis adalah pemimpin Pondok Pesantren Roudhotut Thalibin, Rembang.


[keluarga-islam] Re: Bill Gates Bagi-bagi Duit

2008-09-16 Terurut Topik Ocha
Bill Gates Bagi-bagi Duit

Bill Gates bagi-bagi duit? Itu yang tertulis di 57 email di inbox saya pagi 
ini. Katanya, kita akan menerima transfer uang dari Bill Gates kalau 
mem-forward email itu. Katanya lagi, setiap forward dihargai USD241! WOW!

Terlepas dari benar tidaknya email ini, saya terkesan sekali dengan respon 
secepat kilat rekan netter. Email dengan subyek Duit Gratis dari Bill Gates ini 
terus saja membanjiri inbox saya, datang bergelombang bak tsunami. Heboh!!

Bayangkan jika tiap orang punya respon sekilat ini di tiap detik dan menit 
kehidupan mereka, karir ataupun bisnis. Cepat mengambil kesempatan, berani 
membuat perbedaan. Tidak harus dimulai dari hal yang besar, cukup 1 langkah 
kecil tapi terus maju kedepan.  

Apa hal kecil yang dapat anda kerjakan sekarang? Bagaimana dengan hal kecil 
seperti ide atau ilham? Sekarang mungkin ide itu hal kecil, tapi cuma anda yang 
bisa membuatnya besar. Mulailah dengan hal yang kecil dan jangan pernah 
berhenti. Tetap Semangat!  

Baca juga (tanpa spasi):
- Sukses Kelola Katering
http://dexton.adexindo.com/artikel-september3-sukses-kelola-katering.html 
- Seluk Beluk Reksadana Syariah
http://dexton.adexindo.com/artikel-september2-seluk-beluk-reksadana-syariah.html
- Modal Nekat, Berbuah Ribuan Dollar
http://dexton.adexindo.com/artikel-september3-modal-nekat-berbuah-ribuan-dollar.html

Happy Reading! Mudah-mudahan bermanfaat yaa ;)

Rosa S. Rustam
Dexton Indonesia
Majalah Online untuk Pebisnis Pemula
http://www.dexton.adexindo.com

PS: Buat rekan-rekan yang mau sharing soal bisnis atau sekedar say hello, 
kontak langsung aja yaa ke [EMAIL PROTECTED]



VISI MISI Dexton Indonesia


Meningkatkan dan Menyebarluaskan Semangat Kewirausahaan dengan publikasi 
artikel motivasi berbisnis dan informasi peluang bisnis/manajemen usaha (setiap 
minggu) melalui newsletter, ebook, email, forum, milis, website, blog dan media 
komunikasi online lainnya 

Sebagai Wadah Edukasi dan Networking bagi Pewirausaha Indonesia dalam Berbisnis 
Mandiri Menuju Kehidupan Sukses dan Sejahtera




[keluarga-islam] MBA Certificate Programs

2008-09-16 Terurut Topik info_getus

MBA Certificate Programs
http://www.thembadegreeonline.com/programs/mba-certificate.htm

The Post MBA certificate is a valuable and important credential. This
unique program of online business foundation courses is now available as
a certificate program for nontraditional students who need the skills
and knowledge of business functions. Some of these programs provide a
formal certificate upon satisfactory completion of all requirements.

International Business
http://www.thembadegreeonline.com/programs/international-business.htm



[keluarga-islam] Amerika di ambang ke- HANCUR- an

2008-09-16 Terurut Topik Ahmadi Agung

Analisa: Bangkrutnya Lehman Brothers dan Nasib Perekonomian AS


Selasa, 16 Sep 08 22:58 WIB

Kirim teman
http://www.eramuslim.com/berita/send/8916225047-analisa-bangkrutnya-leh
man-brothers-dan-nasib-perekonomian-as.htm 

 Bangkrutnya Lehman Brothers, perusahaan sekuritas berusia 158 tahun
milik Yahudi ini menjadi pukulan berat bagi perekonomian AS yang sejak
beberapa tahun terakhir mulai goyah. Para analis menilai, bencana pasar
keuangan akibat rontoknya perusahaan keuangan dan bank-bank besar di
Negeri Paman Sam satu per satu, tinggal menunggu waktu saja. Inikah
tanda-tanda kehancuran sebuah imperium, negara adi daya bernama Amerika
Serikat?

Krisis Terburuk

Pernyataan bangkrutnya Lehman Brothers hari Senin kemarin, langsung
mengguncang bursa saham di seluruh dunia. Dalam pembukaan perdagangan
hari Selasa (16/9), bursa saham di kawasan Asia seperti di Jepang,
Hongkong, China, Asutralia, Singapura, India, Taiwan dan Korea Selatan,
mengalami penurunan antara 2 sampai 7 persen. Termasuk bursa saham di
kawasan Timur Tengah, Rusia, Eropa, Amerika Selatan dan Amerika Utara.
Tak terkecuali di AS sendiri, para investor di Bursa Wall Street
mengalami kerugian besar, bahkan surat kabar New York Times menyebutnya
sebagai kerugian paling buruk sejak peristiwa serangan 11 September
2001.

Mantan Kepala Federal Reserve Alan Greenspan mengatakan, krisis keuangan
yang terjadi di AS merupakan krisis keuangan terburuk yang pernah ia
saksikan dan masih berlangsung dalam jangka waktu lama. Ia meyakini
krisis ini akan makin mendalam yang bisa mengakibatkan resesi ekonomi di
AS. Kemungkinan AS bisa lolos dari resesi ekonomi sangat kecil, di
bawah 50 persen,  kata Greenspan dalam wawancara dengan ABC News hari
Minggu kemarin.

Pernyataan Greenspan bertolak belakang dengan pernyataan-pernyataan
Presiden AS George W. Bush dan jajaran pejabat perekonomiannya. Bush
mengatakan, apa yang terjadi saat ini cuma penyesuaian kecil dan ia akan
bekerja keras untuk meminimalkan dampaknya guna mencegah terjadinya
kekacauan ekonomi.

Saya percaya perekonomian negeri ini akan bergairah kembali. Dalam
jangka pendek, penyesuaian di pasar finansial akan terasa sangat
menyakitkan. Tapi dalam jangka panjang, saya percaya pasar modal kita
sangat fleksibel dan mampu menyesuaikan diri dengan penyesuaian ini, 
kata Bush yakin.

Sementara Menteri Keuangan AS Henry Paulson mengatakan, dirinya akan
bekerjasama dengan dewan legislatif AS dan otoritas keuangan di berbagai
negara untuk memulihkan stabilitas dan ketertiban di pasar modal AS
setelah krisis yang menimpa.

Namun para analis bersikap skeptis dengan optimisme Bush dan para
pejabat perekonomiannya. Orang-orang di pemerintahan tidak paham apa
yang dialami rata-rata rakyat Amerika. Mereka saat ini dalam kondisi
sangat tertekan. Rumah-rumah mereka sudah tidak ada harganya lagi,
mereka terlilih hutang kartu kredit,  kata Israel Adelman, seorang
trader dari perusahaan Fordham Financials di Wall Street.

Kepala ekonom di The Saudi British Bank (SBB), John Sfakianakis
mengatakan, krisis perbankan yang terjadi di AS menunjukkan bahwa tak
ada satu pun institusi finansial yang sempurna dan AS perlu segera
memperbaiki regulasinya.

Ia juga mengatakan bahwa sentimen negatif akibat krisis itu akan
berlanjut dan tantangan bagi insitusi keuangan adalah bagaimana mereka
menjaga kesehatan finansial perusahaannya.Waktu akan menunjukkan apakah
sebuah institusi keuangan bisa keluar dari krisis ini,  kata
Sfakianakis.

Mereka yang pesimis meyakini situasi pasar modal akan lesu sampai tahun
2009 nanti dan baru akan bangkit kembali pada tahun 2010. Harus diakui,
menyeimbangkan antara kepanikan dengan kepercayaan pasar bukan hal yang
mudah. Sikap pemerintah AS yang menolak memberikan kucuran dana buat
Lehman menunjukkan bahwa otoritas AS tidak mau menolong
perusahaan-perusahaan yang bermasalah,  sambungnya.

Krisis keuangan yang terjadi saat ini juga memicu tanda tanya soal
moralitas para bankir dan pemegang saham. Ketika kondisi sedang bagus,
mereka jor-joran memberikan modal pada masyarakat kelas atas, menerima
gaji, bonus dan keuntungan yang sangat besar. Tapi ketika kondisi
keuangan sedang dilanda krisis, para bankir dan pemegang saham seolah
lepas tangan dan membebankan tanggung jawabnya pada pembayar pajak.

Dampak paling nyata dari bangkrutnya Lehman Brothers adalah meningkatnya
jumlah pengangguran di AS, bahkan di berbagai belahan dunia. Di seluruh
dunia, jumlah pegawai jaringan perusahaan Lehman Brothers mencapai
25.000 orang. Pada bulan Agustus 2008, Lehman sudah mengumumkan akan
memecat 5 persen dari jumlah pegawainya atau sekitar 1.500 orang.

Sebelum Lehman, sejumah perusahaan di AS sudah melakukan pemangkasan
karyawan. Misalnya perusahaan penerbitan koran Gannett Co. Inc.
menyatakan akan merumahkan 600 karyawannya dan Ford Motor Co. akan
megurangi 300 orang karyawannya. Para analis mempekirakan tingkat
pengangguran AS sampai pertengahan tahun 2009 akan meningkat dari 5, 7
persen menjadi 6, 5 persen. 

[keluarga-islam] Zakat dengan UANG ??? -- 4 mazhab

2008-09-16 Terurut Topik Nashir Ahmad M.
 
Zakat fitrah adalah zakat yang ditunaikan karena berbuka puasa Ramadlan, atau 
zakat  yang wajib ditunaikan menyusul berakhirnya bulan Ramadlan. Dengan 
demikian, meskipun ia termasuk ibadah tersendiri, namun tidak bisa dilepaskan 
hubungan dan rangkaiannya dengan  bulan Ramadlan.
 
Zakat fitrah adalah wajib hukumnya. Dasar hukumya adalah al-Qur’an, hadits, dan 
ijma’ para ulama. Kewajiaban ini berlaku pada orang muslim laki-laki, 
perempuan, anak-anak, dewasa, orang merdeka dan hamba. (1)
Sebagaimana hadits  yang diriwayatkan oleh sahabat Ibn Umar :
“Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah dari bulan Ramadlan satu sha’ kurma 
atau satu sha’ gandum atas hamba, orang merdeka, laki-laki, perempuan, 
anak-anak, dan orang dewasa dari kalangan muslimin.”
 
Di antara fungsi dari zakat ini adalah untuk mengembalikan seorang muslim dari 
fitrahnya, dengan mensucikan jiwa mereka dari kotoran-kotoran (dosa-dosa) yang 
disebabkan oleh pengaruh pergaulan dan sebagainya, sehingga seseorang itu 
keluar dari fitrahnya. Di samping pula, juga untuk menyempurnakan ibadah puasa. 
Artinya, ketika seseorang melakukan maksiat di bulan puasa, maka akan 
mengurangi kesempurnaan puasa itu. Dan zakat fitrah inilah yang akan menutup 
kekurangan itu.
 
Kadar dan Jenisnya
 
Ada hadits dari Abu Said Al-Khudri :
“Kami pada masa Rasulullah SAW mengeluarkan zakat fitrah satu sha’ makanan, 
atau satu sha’ gandum, atau satu sha’ keju, atau satu sha’ kurma.”

Sebagaimana hadits di atas, bahwa zakat fitrah itu wajib atas tiap-tiap muslim 
tanpa membedakan status sosial dan ekonominya, maupun tingkat umurnya. Dalam 
hal ini jumhur Ulama menentukan syarat wajib bagi pembayarnya, yaitu memiliki 
kelebihan makanan untuk sehari semalam, pada malam hari raya Idul Fitri.(2)
 
Di samping itu, dalam hadits tersebut juga menerangkan kadar jumlah dan jenis 
bahan apa yang harus dikeluarkan. Di sinilah para ulama berbeda pendapat dalam 
memahami isi hadits tersebut. Seperti beragamnya jenis bahan yang harus 
dibayarkan (kurma, gandum, keju dan lain-lain). Ada yang menyatakan kebolehan 
memilih, dan pilihan itu diserahkan kepada yang berkewajiban mengeluarkannya. 
Namun sebagian ulama yang lain menyatakan, beragamnya jenis bahan makanan 
tersebut menunjukkan adanya realitas keragaman makanan pokok di suatu daerah. 
Atau makanan pokok orang-orang yang mengeluarkan zakat fitrah waktu itu. Maka 
menurut pendapat yang kedua ini, yang harus dipilih untuk zakat fitrah adalah 
jenis makanan pokok yang umum berlaku di suatu daerah.
 
Adapun kadar yang dikeluarkan — sebagaimana hadits di atas — adalah satu sha’. 
Satu sha’ sama dengan empat mud, dan satu mud sama dengan 6,75 ons. Jadi satu 
sha’ sama dengan 27 ons (2,7 kg). Demikian menurut madzhab Maliki.(3)  
Sedangkan menurut al-Rafi’i (madzhab Syafi’i), sama dengan 693 1/3 dirham.(4) 
Jika dikonversi satuan gram, sama dengan 2,751 gram (2,75 kg).(5) Kyai 
Maksum-Kwaron Jombang menyatakan satu sha’ sama dengan 3,145 liter, atau 14,65 
cm2 atau sekitar 2,751 gram. Dari kalangan Hanbali, satu sha’ juga sama dengan 
2751 gram (2,75 kg).  Di Indonesia, berat satu sha’ dibakukan menjadi 2,5 kg.(6)
 
Imam Hanafi memperbolehkan membayar zakat fitrah dengan uang senilai bahan 
makanan pokok yang wajib dibayarkan. Namun ukuran satu sha’ menurut madzhab 
ini  lebih tinggi dari pendapat para ulama yang lain, yakni 3,8 kg. (7) 
Sebagaimana tercantum dalam kitab al-Fiqh al-Islami wa adillatuhu karya Wahbah 
Zuhailli :
“Satu sha’ menurut imam Abu Hanifah dan imam Muhammad adalah 8 rithl ukuran 
Irak. Satu Rithl Irak sama dengan 130 dirham atau sama dengan 3800 gram (3,8 
kg).”(8)
 
Sementara jumhur ulama, baik Syafi’iyyah, Malikiyyah, dan Hanabilah menyatakan 
kesepakatannya tentang ketidakbolehan membayar zakat fitrah dengan selain bahan 
makanan pokok.(9)  Lalu bagaimana kita menyikapi hal ini? Mana yang harus kita 
pilih? Ataukah dua-duanya sama sama benar. Dan bagaimana seandainya ada orang 
membayar zakat fitrah dengan uang (menurut Hanafi), tapi ukurannya memakai 2,5 
kg (selain Hanafi) sebagaimana yang sering terjadi sekarang ini? Untuk menjawab 
persoalan ini memang tidak cukup hanya mengkaji persoalan masalah hukum zakat 
saja, tapi bagaimana kita menyikapi sebuah perbedaan pendapat di kalangan ulama 
madzhab.
 
NU sebagai organisasi yang sangat intens sekali terhadap persoalan-persoalan 
yang menyangkut hukum-hukum agama, pada dasarnya telah mengakomodir dan 
mengakui keberadaan empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali) yang 
sangat terkenal itu. Terutama madzhab Syafi’i yang banyak diikuti oleh warga 
NU, bahkan mayoritas umat Islam di Indonesia. Akan tetapi, bukan berarti umat 
Islam, khususnya NU dengan mudahnya mengikuti satu madzhab, kemudian pada 
persoalan lain ia pindah ke madzhab lain. Atau dalam satu persoalan (satu 
rangkaian ibadah) ia memakai berbagai macam pendapat madzhab. Yang jelas semua 
itu harus ada aturan mainnya.
 
Untuk menyikapi adanya perbedaan itu, seseorang diperbolehkan 

[keluarga-islam] Menghiasi Ramadhan Dengan Mendalami Islam

2008-09-16 Terurut Topik agussyafii
Menghiasi Ramadhan Dengan Mendalami Islam



Sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com/




Islam sebagai agama bisa dilihat dari berbagai dimensi; sebagai
keyakinan, sebagai ajaran dan sebagai aturan. Apa yang diyakini oleh
seorang muslim, boleh jadi sesuai dengan ajaran dan aturan Islam,
boleh jadi tidak, karena proses seseorang mencapai suatu keyakinan
berbeda-beda, dan kemampuannya untuk mengakses sumber ajaran juga
berbeda-beda. Diantara penganut satu agama bisa terjadi pertentangan
hebat yang disebabkan oleh adanya perbedaan keyakinan. Sebagai ajaran,
agama Islam merupakan ajaran kebenaran yang sempurna, yang datang dari
Tuhan Yang Maha Benar. Akan tetapi manusia yang pada dasarnya tidak
sempurna tidak akan sanggup menangkap kebenaran yang sempurna secara
sempurna. Kebenaran bisa didekati dengan akal (masuk akal), bisa juga
dengan perasaan (rasa kebenaran). Kerinduan manusia terhadap kebenaran
ilahiyah bagaikan api yang selalu menuju keatas. Seberapa tinggi api
menggapai ketingian dan seberapa lama api itu bertahan menyala
bergantung pada bahan bakar yang tersedia pada
setiap orang. Ada orang yang tak pernah berhenti mencari kebenaran,
ada juga yang tak tahan lama, ada orang yang kemampuannya menggapai
kebenaran sangat dalam (atau tinggi), tetapi ada yang hanya bisa
mencapai permukaan saja.

Agama Islam sebagai aturan atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur
tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama berisi berisi perintah
dan larangan, ada perintah keras (wajib) dan larangan keras (haram),
ada juga perintah anjuran (sunnat) dan larangan anjuran (makruh).

Sumber hukum dalam Islam adalah al Qur'an, tetapi al Qur'an hanya
mengatur secara umum, karena al Qur'an diperuntukkan bagi semua
manusia sepanjang zaman dan diseluruh pelosok dunia. Detail hukum
kemudian dirumuskan dengan ijtihad. Karena sifatnya yang regional dan
menzaman maka fatwa hukum bisa bisa berbeda-beda , ada yang
menganggap bahwa hasil ijtihadnya itu sebagai hukum Tuhan, dan ada
yang menganggap bahwa dalam hal detail tidak ada hukum Tuhan.


Memahami Ajaran Islam Dengan Pembidangan

Pembidangan yang sangat populer dari ajaran Islam adalah Aqidah,
Syari`ah dan Akhlak, masing-masing sebagai subsistem dari sistem
ajaran Islam. Artinya aqidah tanpa syari'ah dan akhlak adalah omong
kosong, demikian juga syari`ah harus berdiri diatas pondasi aqidah,
dan keduanya haruslah dijalin dengan akhlak. Syari'ah tanpa akhlak
adalah kemunafikan, akidah tanpa akhlak adalah kesesatan.



Aqidah

Secara harfiah, `aqidah artinya adalah sesuatu yang mengikat, atau
terikat, tersimpul (bandingkan istilah `aqad nikah). Sedangkan sebagai
istilah, `aqidah Islam adalah sistem kepercayaan dalam Islam. Mengapa
disebut `aqidah, karena kepercayaan itu mengikat penganutnya dalam
bersikap dan bertingkah laku. Orang yang kuat akidahnya (keyakinannya)
terhadap keadilan Tuhan, maka keyakinan itu mengikatnya dalam bersikap
terhadap suatu nilai (misalnya berkorban dalam perjuangan) dan
selanjutnya mengikat perilakunya (misalnya tidak mau kompromi terhadap
kezaliman). Sebaliknya orang yang tidak kuat keyakinannya kepada
keadilan Tuhan (ikatannya longgar) ia mudah menyerah dalam berjuang
dan bisa dinegosiasi untuk toleran terhadap penyimpangan, mudah
terpancing untuk membalas dendam dengan cara yang menyimpang dari aturan..

Sistem kepercayaan ini akhirnya berkembang menjadi ilmu, disebut ilmu
Tauhid atau ilmu ushuluddin. Ilmu Tauhid berbicara tentang Rukun
Imanyang enam (iman kepada Tuhan, malaikat, Rasul, Kitab Suci, Hari
akhir dan takdir). Kajian filosofis dari ilmu Tauhid disebut Ilmu
Kalam, disebut juga Theologi (ilmu yang berbicara tentang ketuhanan).

Secara garis besar, theologi Islam dapat dibagi menjadi dua type,
yaitu Jabbariah dan Qadariah. Jabbariah lebih menekankan pada
kekuasaan Tuhan Yang Maha Mutlak sehingga menempatkan manusia pada
posisi seperti wayang yang segalanya tergantung kepada dalang. Manusia
tidak mempunyai kekuasaan untuk menentukan perbuatannya, oleh karena
itu seseorang masuk sorga atau neraka itu bukan karena prestasinya,
tetapi sepenuhnya kehendak Tuhan. Faham Qadariyah lebih menekankan
sifat keadilan Tuhan , oleh karena itu manusia ditempatkan dalam
posisi yang memiliki kekuasaan untuk menentukan perbuatannya, dan
dengan keadilan Nya, Tuhan akan memberi pahala kepada yang berbuat
baik dan menghukum yang berdosa.

Secara sosial, penganut theologi Islam dapat dibagi menjadi dua, yaitu
Sunny dan Syi`ah. Golongan Sunny memandang semua manusia sama di depan
Tuhan, yang membedakan hanyalah ketaqwaannya kepada Nya, oleh karena
itu setiap muslim dari manapun memiliki hak yang sama untuk menjadi
pemimpin sepanjang memenuhi syarat. Golongan Sunny memandang empat
sahabat besar (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali) dalam posisi yang
setara dan sah kekhalifahannya.

Sedangkan golongan Sunny mengklaim adanya hak-hak istimewa keturunan
Nabi-dalam hal ini anak-anak Ali bin Abi Thalib melalui ibu Fatimah
(puteri Nabi) sebagai pewaris syah kepemimpinan