Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn

2008-10-30 Terurut Topik sri sunarsih
saya belum paham bapak arland,, saudara bapak di nikahkan cuma untuk transit 
perjalanan, sedangkan pernikahan rosul jelas alasannya..menghindari fitnah,,? 
dimanakah wanita di muliakan, di junjung tinggi toh akhirnya di ceraikan,, apa 
itu justru harga wanita sangat di rendahkan,, sedangkan perceraian adalah 
sesuatu yang di benci allah walau halal,,, saya tidak paham soal anak kecil 1 
tahun di nikahkan dengan habib,, semakin gak paham pemikiran orang orang 
yang kaytanya paham agama tapi menurut pandangan saya justru melecehkan 
wanita.. apalagi akhirnya anak itu stausnya janda?? wah semakin tidak 
mengerti saya,,, hanay karean transit seorang  keluarga menikahkan anaknya,, 
begitu mudah juga hanya karena gak diperlukan transit lagi,, akhirnya 
di ceraikan.. terus seorang habib kok transit aja di rumah orang,, bukankah 
jakarta hotel banyak,,??
mohon penjelasan temen temen,, menikahkarena transit apa manusiawi 
mohon temen temen yang paham agama,,,  

--- Pada Kam, 30/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] menulis:

Dari: Arland [EMAIL PROTECTED]
Topik: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn
Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 9:40 AM






Assalamu'alaikum,

Kalau bicara pernikahan dini, sebagai muslim kita ga usah bingung dan
seperti kebakaran jenggot bila mengetahui akan kritikan pada agama kita.
Setahu saya, tidak ada batasan usia menikah dalam agama islam,
khususnya kepada wanita.
Karena kata hadits, bagi seorang gadis adalah hak bapaknya untuk
menikahkannya kepada siapa saja yang bapaknya kehendaki walaupun tanpa
persetujuan si anak gadis, adapun bagi janda barulah si bapak wajib
mendapatkan persetujuan dari anak wanitanya itu.

Saya malahan punya pengalaman pribadi tentang kemenakan saya yang
perempuan, waktu itu kemenakan saya usianya belum berumur satu tahun,
ketika itu dinikahkan dengan seorang Habaib terkenal dari Jawa Timur,
alasannya karena Habaib ini kalau mau dakwah ke Jakarta, Singapura,
Malaysia atau Thailand, beliau transit di Jakarta dulu, baru kemudian
berangkat ke LN,
Nah dalam masa transit ke LN itu, beliau biasanya menginap di rumah
kakak kami untuk beberapa hari, baru kemudian meneruskan perjalanan.

Ketika beliau menginap itu, tentu akan menjadi risih bilamana saat
dirumah tidak ada siapa2 kecuali ibu-bu, karena beliau adalah bukan
mahrom.
Akhirnya keputusan diambil untuk menikahkannya dengan keponakan saya
yang belum berusia 1 tahun itu oleh bapaknya.
Maksudnya dengan adanya hubungan pernikahan itu, antara istri kakak
kami menjadi mahrom bagi beliau Habaib, karena istri kakak kami itu
statusnya mertua. Sehingga Walaupun beliau Habaib bolak-balik dirumah
tersebut, jadi tidak haram lagi walaupun dirumah saat itu hanya ada
istri kakak kami saja.

Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan bagi
orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom.

Apalagi Rasulullah SAW, sebagai pelaksana risalah islam ini, tentu
mempunyai pertimbangan bermacam2 kepada sahabatnya Abu Bakar Assidiq.
Boleh jadi dengan pernikahan dininya dengan Siti Aisyah tersebut,
untuk menguatkan persahabatan dalam menopang Dakwah Islam, mengajarkan
bagaimana menghalalkan hubungan yang bukan mahrom menjadi mahrom
bilamana Rasulullah berkunjung bolak-balik ke rumah Saydina Abu Bakar,
karena disana juga tentu ada istri saydina Abu Bakar.

Perbedaannya, kalau pernikahan keponakan saya tidak diteruskan lagi
hingga keponakan saya itu besar (sudah ditalak), karena beliau Habaib
sekarang sudah punya rumah sendiri di Jakarta. Sedangkan Rasulullah
SAW hingga Siti Aisyah besar dilanjutkan kedalam bahtera rumah tangga.
Mungkin karena Siti Aisyah sejak kecil sdh mengerti bahwa Rasulullah
SAW adalah suaminya, maka Rasulullah SAW tidak menceraikannya hingga
Beliau SAW wafat.

Demikian sebagai tambahan pengetahuan kita dalam melaksanakan Syariah
Islamiyah.
Kesimpulannya : Bahwa tidak ada pembatasan usia menikah bagi wanita,
dan yang berhak terhadap anak wanita selagi gadis adalah Bapaknya.

Wassalam.
Arland- Jkt.

--- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, Admir.rable bestboy
[EMAIL PROTECTED]  wrote:

 sebagai orang Islam sebetulnya masalah spt ini GAMPANG Banget
menjawabnya
 ...ASAL fikiran kita TIDAK MULUK-MULUK  Batin kita tidak ada rasa
SOMBONG
 secuil debupun terhadap ALLAH..
 
 Begini...
 
 Apa Urusan-nya  apa masalahnya itu orang-orang KAFIR  orang-orang
Munafik
 seperti Gus Dur sekeluarga dll KISRUH  meributkan tentang pernikahan
 Rosululloh dng Aisyah yg saat itu masih berumur 9 tahun..??..Padahal
ALLAH
 me-RIDHO-i  MENGIZINKAN- NYA.
 
 Apalagi saat itu orang-orang ARAB dng usia yg masih semuda itu
badan-nya dah
 gede banget trus saat Aisyah di nikahi oleh Rosululloh saw Aisyah
juga OK-OK
 Saja, orang tuanya Aisyah ( ABu Bakar ) juga OK 
 
 Kenapa kita sebagai Umat Islam kok TIDAK MERIBUT-kan KELAKUAN BEJAD 
 MENJIJIK-kan yg selalu di lakukan oleh para Kaum Kafir  kaum Munafik
 seperti...Zina BEBAS...HOMOSEX 

Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn

2008-10-30 Terurut Topik sri sunarsih
seorang habib  banyak uang,, masak untuk transit aja harus nginep dan mencari 
jalan nikahi BALITA,, apa gak gila?? memang gak ada hotel ya??// 
harus demi pengiritan nginap di rumah temen terus menikahi anaknya di bawah 
BALITA,, dimanakah letak kemuliaan itu,, setelah habib punya rumah di jakarta  
itu balita  di ceraikan . alangkah bodohnya orang tua BALITA,, sungguh 
malang n asib wanita kalau hanya di manfaatkan dalam kondisi 
darurat.. capek dech

--- Pada Kam, 30/10/08, gotholoco [EMAIL PROTECTED] menulis:

Dari: gotholoco [EMAIL PROTECTED]
Topik: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 
9 thn
Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 10:29 AM










Logis Bang Arland. 
Nikah dengan Kawin itu ternyata beda yah.
Namun kalau nikah dalihnya seks gimana yah?  Sepertinya sulit untuk menebaknya. 
Khusnudzon saja gitu !? 

Apakah untuk menjalin silaturahmi tidak ada cara yang lain sehingga perlu di 
tempuh legalisasi muhrom atau tidak muhrom itu dengan jalan menikahi balita itu 
menjadi  WAJIB hukumnya ? Atau hanya keadaan dharurot  tak ada jalan lain ?

Ukuran sholeh nggak nya seseorang apakah bisa dilihat? misal dengan orang yang  
membagi-bagikan uang milyaran, menunjukan banyaknya harta kekayaan yang 
dipunyai, membangun pondok pesantren, kemudian orang tsb sudah masuk kategori 
sholeh ?
(sebaliknya juga ukuran tidak sholeh apakah bisa dilihat juga?).

Salam

--- Pada Rab, 29/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk menulis:

Dari: Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk




Assalamu'alaikum,

Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan bagi
orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom.
  


Dapatkan nama yang Anda sukai! 
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.
 














  
___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Re: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn

2008-10-30 Terurut Topik Yusa
^_^

Sssttt...sudah...sudah...kalo mau lebih jelas silahken silaturrohim ke pak 
Arland lalu minta diantarkan ke habib tsb dan silahken ditanya alasan beliau 
dsb. Insya Allah dgn begini semua jadi lebih clear!

Salam, yusa
http://majlismajlas.blogspot.com


  - Original Message - 
  From: sri sunarsih 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, October 30, 2008 11:47 AM
  Subject: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di 
usia 9 thn


seorang habib  banyak uang,, masak untuk transit aja harus nginep dan 
mencari jalan nikahi BALITA,, apa gak gila?? memang gak ada hotel 
ya??// harus demi pengiritan nginap di rumah temen terus menikahi anaknya 
di bawah BALITA,, dimanakah letak kemuliaan itu,, setelah habib punya rumah di 
jakarta  itu balita  di ceraikan . alangkah bodohnya orang tua BALITA,, 
sungguh malang n asib wanita kalau hanya di manfaatkan dalam kondisi 
darurat.. capek dech

--- Pada Kam, 30/10/08, gotholoco [EMAIL PROTECTED] menulis:

  Dari: gotholoco [EMAIL PROTECTED]
  Topik: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak 
menikah di usia 9 thn
  Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com
  Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 10:29 AM


Logis Bang Arland. 
Nikah dengan Kawin itu ternyata beda yah.
Namun kalau nikah dalihnya seks gimana yah?  Sepertinya sulit 
untuk menebaknya. Khusnudzon saja gitu !? 

Apakah untuk menjalin silaturahmi tidak ada cara yang lain 
sehingga perlu di tempuh legalisasi muhrom atau tidak muhrom itu dengan jalan 
menikahi balita itu menjadi  WAJIB hukumnya ? Atau hanya keadaan dharurot  tak 
ada jalan lain ?

Ukuran sholeh nggak nya seseorang apakah bisa dilihat? misal 
dengan orang yang  membagi-bagikan uang milyaran, menunjukan banyaknya harta 
kekayaan yang dipunyai, membangun pondok pesantren, kemudian orang tsb sudah 
masuk kategori sholeh ?
(sebaliknya juga ukuran tidak sholeh apakah bisa dilihat 
juga?).

Salam

--- Pada Rab, 29/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk 
menulis:

  Dari: Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk


  Assalamu'alaikum,

  Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan 
bagi
  orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom.

 


--
  Dapatkan nama yang Anda sukai! 
  Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. 
com.  




--
  Dapatkan alamat Email baru Anda! 
  Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!

   

[keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn

2008-10-30 Terurut Topik wandysulastra
Mohon maaf, apakah nikah Habib yang demikian itu tidak termasuk
kedalam kategori nikah mut'ah yang menurut jumhur ulama hukumnya Haram
dan bathil?

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Yusa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ^_^
 
 Ajib!
 
 Salam, yusa
 http://majlismajlas.blogspot.com
 
 
   - Original Message - 
   From: Arland 
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, October 30, 2008 9:40 AM
   Subject: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak
menikah di usia 9 thn
 
 
   Assalamu'alaikum,
 
   Kalau bicara pernikahan dini, sebagai muslim kita ga usah bingung dan
   seperti kebakaran jenggot bila mengetahui akan kritikan pada agama
kita.
   Setahu saya, tidak ada batasan usia menikah dalam agama islam,
   khususnya kepada wanita.
   Karena kata hadits, bagi seorang gadis adalah hak bapaknya untuk
   menikahkannya kepada siapa saja yang bapaknya kehendaki walaupun tanpa
   persetujuan si anak gadis, adapun bagi janda barulah si bapak wajib
   mendapatkan persetujuan dari anak wanitanya itu.
 
   Saya malahan punya pengalaman pribadi tentang kemenakan saya yang
   perempuan, waktu itu kemenakan saya usianya belum berumur satu tahun,
   ketika itu dinikahkan dengan seorang Habaib terkenal dari Jawa Timur,
   alasannya karena Habaib ini kalau mau dakwah ke Jakarta, Singapura,
   Malaysia atau Thailand, beliau transit di Jakarta dulu, baru kemudian
   berangkat ke LN,
   Nah dalam masa transit ke LN itu, beliau biasanya menginap di rumah
   kakak kami untuk beberapa hari, baru kemudian meneruskan perjalanan.
 
   Ketika beliau menginap itu, tentu akan menjadi risih bilamana saat
   dirumah tidak ada siapa2 kecuali ibu-bu, karena beliau adalah bukan
   mahrom.
   Akhirnya keputusan diambil untuk menikahkannya dengan keponakan saya
   yang belum berusia 1 tahun itu oleh bapaknya.
   Maksudnya dengan adanya hubungan pernikahan itu, antara istri kakak
   kami menjadi mahrom bagi beliau Habaib, karena istri kakak kami itu
   statusnya mertua. Sehingga Walaupun beliau Habaib bolak-balik dirumah
   tersebut, jadi tidak haram lagi walaupun dirumah saat itu hanya ada
   istri kakak kami saja.
 
   Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan bagi
   orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom.
 
   Apalagi Rasulullah SAW, sebagai pelaksana risalah islam ini, tentu
   mempunyai pertimbangan bermacam2 kepada sahabatnya Abu Bakar Assidiq.
   Boleh jadi dengan pernikahan dininya dengan Siti Aisyah tersebut,
   untuk menguatkan persahabatan dalam menopang Dakwah Islam, mengajarkan
   bagaimana menghalalkan hubungan yang bukan mahrom menjadi mahrom
   bilamana Rasulullah berkunjung bolak-balik ke rumah Saydina Abu Bakar,
   karena disana juga tentu ada istri saydina Abu Bakar.
 
   Perbedaannya, kalau pernikahan keponakan saya tidak diteruskan lagi
   hingga keponakan saya itu besar (sudah ditalak), karena beliau Habaib
   sekarang sudah punya rumah sendiri di Jakarta. Sedangkan Rasulullah
   SAW hingga Siti Aisyah besar dilanjutkan kedalam bahtera rumah tangga.
   Mungkin karena Siti Aisyah sejak kecil sdh mengerti bahwa Rasulullah
   SAW adalah suaminya, maka Rasulullah SAW tidak menceraikannya hingga
   Beliau SAW wafat.
 
   Demikian sebagai tambahan pengetahuan kita dalam melaksanakan Syariah
   Islamiyah.
   Kesimpulannya : Bahwa tidak ada pembatasan usia menikah bagi wanita,
   dan yang berhak terhadap anak wanita selagi gadis adalah Bapaknya.
 
   Wassalam.
   Arland- Jkt.
 
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Admir.rable bestboy
   adrable@ wrote:
   
sebagai orang Islam sebetulnya masalah spt ini GAMPANG Banget
   menjawabnya
...ASAL fikiran kita TIDAK MULUK-MULUK  Batin kita tidak ada rasa
   SOMBONG
secuil debupun terhadap ALLAH..

Begini...

Apa Urusan-nya  apa masalahnya itu orang-orang KAFIR  orang-orang
   Munafik
seperti Gus Dur sekeluarga dll KISRUH  meributkan tentang
pernikahan
Rosululloh dng Aisyah yg saat itu masih berumur 9 tahun..??..Padahal
   ALLAH
me-RIDHO-i  MENGIZINKAN-NYA.

Apalagi saat itu orang-orang ARAB dng usia yg masih semuda itu
   badan-nya dah
gede banget trus saat Aisyah di nikahi oleh Rosululloh saw Aisyah
   juga OK-OK
Saja, orang tuanya Aisyah ( ABu Bakar ) juga OK 

Kenapa kita sebagai Umat Islam kok TIDAK MERIBUT-kan KELAKUAN
BEJAD 
MENJIJIK-kan yg selalu di lakukan oleh para Kaum Kafir  kaum
Munafik
seperti...Zina BEBAS...HOMOSEX BEBAS...LESBIAN BEBAS...BERHUBUNGAN
   SEX dng
BINATANG BEBAS

Terus kenapa kita sebagai Penganut agama Islam agama ALLAH kok
selalu
terpengaruh dng ULAH para Orang Kafir yg SOK SUCI dng
memepermasalahkan
perbuatan yg JELAS-JELAS TERPUJI  TERHORMAT spt apa yg di
lakukan Oleh
Rosululloh menikahi siti Asisyah dll...

Seperti soal Pedofilia dll itu hanyalah ULAH para KAFIRUN 
   MUNAFIKUN...yg
mana dua manusia type ini adalah AMAT SANGAT DI BENCI oleh ALLAH

Re: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn

2008-10-30 Terurut Topik Yusa
^_^

Maap, pak Arland yang lebih berhak menjawab, silahkan pak...trm ksh.

Salam, yusa
http://majlismajlas.blogspot.com



  - Original Message - 
  From: wandysulastra 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, October 30, 2008 1:42 PM
  Subject: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 
thn


  Mohon maaf, apakah nikah Habib yang demikian itu tidak termasuk
  kedalam kategori nikah mut'ah yang menurut jumhur ulama hukumnya Haram
  dan bathil?

  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Yusa [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   ^_^
   
   Ajib!
   
   Salam, yusa
   http://majlismajlas.blogspot.com
   
   
   - Original Message - 
   From: Arland 
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, October 30, 2008 9:40 AM
   Subject: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak
  menikah di usia 9 thn
   
   
   Assalamu'alaikum,
   
   Kalau bicara pernikahan dini, sebagai muslim kita ga usah bingung dan
   seperti kebakaran jenggot bila mengetahui akan kritikan pada agama
  kita.
   Setahu saya, tidak ada batasan usia menikah dalam agama islam,
   khususnya kepada wanita.
   Karena kata hadits, bagi seorang gadis adalah hak bapaknya untuk
   menikahkannya kepada siapa saja yang bapaknya kehendaki walaupun tanpa
   persetujuan si anak gadis, adapun bagi janda barulah si bapak wajib
   mendapatkan persetujuan dari anak wanitanya itu.
   
   Saya malahan punya pengalaman pribadi tentang kemenakan saya yang
   perempuan, waktu itu kemenakan saya usianya belum berumur satu tahun,
   ketika itu dinikahkan dengan seorang Habaib terkenal dari Jawa Timur,
   alasannya karena Habaib ini kalau mau dakwah ke Jakarta, Singapura,
   Malaysia atau Thailand, beliau transit di Jakarta dulu, baru kemudian
   berangkat ke LN,
   Nah dalam masa transit ke LN itu, beliau biasanya menginap di rumah
   kakak kami untuk beberapa hari, baru kemudian meneruskan perjalanan.
   
   Ketika beliau menginap itu, tentu akan menjadi risih bilamana saat
   dirumah tidak ada siapa2 kecuali ibu-bu, karena beliau adalah bukan
   mahrom.
   Akhirnya keputusan diambil untuk menikahkannya dengan keponakan saya
   yang belum berusia 1 tahun itu oleh bapaknya.
   Maksudnya dengan adanya hubungan pernikahan itu, antara istri kakak
   kami menjadi mahrom bagi beliau Habaib, karena istri kakak kami itu
   statusnya mertua. Sehingga Walaupun beliau Habaib bolak-balik dirumah
   tersebut, jadi tidak haram lagi walaupun dirumah saat itu hanya ada
   istri kakak kami saja.
   
   Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan bagi
   orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom.
   
   Apalagi Rasulullah SAW, sebagai pelaksana risalah islam ini, tentu
   mempunyai pertimbangan bermacam2 kepada sahabatnya Abu Bakar Assidiq.
   Boleh jadi dengan pernikahan dininya dengan Siti Aisyah tersebut,
   untuk menguatkan persahabatan dalam menopang Dakwah Islam, mengajarkan
   bagaimana menghalalkan hubungan yang bukan mahrom menjadi mahrom
   bilamana Rasulullah berkunjung bolak-balik ke rumah Saydina Abu Bakar,
   karena disana juga tentu ada istri saydina Abu Bakar.
   
   Perbedaannya, kalau pernikahan keponakan saya tidak diteruskan lagi
   hingga keponakan saya itu besar (sudah ditalak), karena beliau Habaib
   sekarang sudah punya rumah sendiri di Jakarta. Sedangkan Rasulullah
   SAW hingga Siti Aisyah besar dilanjutkan kedalam bahtera rumah tangga.
   Mungkin karena Siti Aisyah sejak kecil sdh mengerti bahwa Rasulullah
   SAW adalah suaminya, maka Rasulullah SAW tidak menceraikannya hingga
   Beliau SAW wafat.
   
   Demikian sebagai tambahan pengetahuan kita dalam melaksanakan Syariah
   Islamiyah.
   Kesimpulannya : Bahwa tidak ada pembatasan usia menikah bagi wanita,
   dan yang berhak terhadap anak wanita selagi gadis adalah Bapaknya.
   
   Wassalam.
   Arland- Jkt.
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Admir.rable bestboy
   adrable@ wrote:
   
sebagai orang Islam sebetulnya masalah spt ini GAMPANG Banget
   menjawabnya
...ASAL fikiran kita TIDAK MULUK-MULUK  Batin kita tidak ada rasa
   SOMBONG
secuil debupun terhadap ALLAH..

Begini...

Apa Urusan-nya  apa masalahnya itu orang-orang KAFIR  orang-orang
   Munafik
seperti Gus Dur sekeluarga dll KISRUH  meributkan tentang
  pernikahan
Rosululloh dng Aisyah yg saat itu masih berumur 9 tahun..??..Padahal
   ALLAH
me-RIDHO-i  MENGIZINKAN-NYA.

Apalagi saat itu orang-orang ARAB dng usia yg masih semuda itu
   badan-nya dah
gede banget trus saat Aisyah di nikahi oleh Rosululloh saw Aisyah
   juga OK-OK
Saja, orang tuanya Aisyah ( ABu Bakar ) juga OK 

Kenapa kita sebagai Umat Islam kok TIDAK MERIBUT-kan KELAKUAN
  BEJAD 
MENJIJIK-kan yg selalu di lakukan oleh para Kaum Kafir  kaum
  Munafik
seperti...Zina BEBAS...HOMOSEX BEBAS...LESBIAN BEBAS...BERHUBUNGAN
   SEX dng
BINATANG BEBAS

Terus kenapa kita sebagai 

Re: [keluarga-islam] OOT: Jangan TAKLID ~ Bacaan Rilex

2008-10-30 Terurut Topik Fani Dhuha
Sebanding gak ilmu haji yunus dengan Syekh al-Albany?





From: Ibu Eko [EMAIL PROTECTED]
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, 29 October 2008 2:53:26
Subject: Re: [keluarga-islam] OOT: Jangan TAKLID ~ Bacaan Rilex


Terus batasan taklid buta itu apa ya? ane jadi bingung?


2008/10/29 MK. Mattawaf [EMAIL PROTECTED] co.id



Jangan Taqlid 
NS Hosen 
  
Ba'da sholat zuhur berjamaah di masjid jami', Ujang merasa kehausan. 
Kakinya lantas melangkah ke warung Mpok Ruqayah. Ujang memesan es 
kelapa muda. 
  
Pada saat yang bersamaan, seorang anak muda yang berjenggot tipis dan 
memakai celana cungkring (sekitar 10-15 senti di atas mata kaki) duduk 
disamping Ujang. Sambil tersenyum pada Ujang, anak muda yang bernama 
Jundi ini bertanya kepada Ujang, Tadi malam akhi Ujang ikutan ratiban 
di kediaman Haji Yunus yah? 
  
Iyah alhamdulillah saya ikutan bareng-bareng baca Ratib al-Haddad 
bersama Wak Haji, jawab Ujang sebelum menyeruput es kelapa muda. 
  
Apa akhi Ujang tahu apa dalilnya ikut ratiban semacam itu? Jundi 
bertanya sambil tersenyum. 
  
wah itu sih urusan Wak Haji...kata beliau ratiban ini kumpulan doa 
yang tentu saja ada dalilnya. Lha dalilnya itu apa dan bagaimana 
yah...tolong aja kang Jundi tanya langsung sama Wak haji Yunus. Ujang 
nyerocos sambil tangannya mencomot pisang goreng di depannya. 
  
Itu namanya taqlid alias fanatisme buta. Agama melarang kita untuk 
taqlid semacam itu. Bukankah Pak Yunus itu manusia biasa yang bisa 
salah dan khilaf. Kok akhi Ujang mau saja ikut-ikutan sama beliau. Itu 
namanya menyembah Pak Yunus. Haram itu hukumnya! suara Jundi mulai 
meninggi. 
  
wah...udara udah panas begini, kang Jundi kok malah bikin saya jadi 
gerah nih. Ujang mengipas-ngipaskan pecinya ke arah tubuhnya. 
  
bukan begitu akhi...saya sekedar mengingatkan saja. Rasulullah SAW 
telah bersabda, 'Aku tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan 
sesat selama berpegang teguh dengan keduanya, yaitu: Kitabullah dan 
Sunnahku'. Jadi segala persoalan harus berdasarkan kepada Qur'an dan 
Sunnah. Nggak boleh hanya kata kiyai anu atau ulama sana atau cuma 
kata Pak Yunus. 
  
bentar kang Ujang merubah posisi kakinya sambil kemudian 
mengangkat sedikit kain sarungnya. Ujang terus meneruskan, Hadis yang 
tadi kang Ujang baca itu shahih atau dha'if? 
  
Hadis-nya shahih ya akhi Ujang jawab Jundi sambil memegang jenggotnya. 
  
O, ya? Akang tahu dari mana kalau itu hadisnya shahih? 
  
Dari Syekh al-Albany. Beliau ini ulama besar...dalam kitab Silsilah 
Al-Hadits As-Shahihah, beliau bilang hadis ini shahih. Jundi lantas 
membuka catatannya. Ya betul akhi...ini disebutkan dalam buku Syekh 
al-Albany juz 4, halaman 330 
  
Sambil membetulkan peci hitam yg sudah lusuh, Ujang bertanya lagi: 
  
sudah akang periksa argumennya al-Albany sampai beliau bilang hadis 
ini shahih? Misalnya dicek ulang gitu semua argumen beliau 
  
Belum. Tapi Syekh al-Albany menyebutkan sumber-sumber rujukannya kok 
  
Terus darimana akang bisa yakin kalau yang dilakukan Syekh al-Albany 
dalam mengatakan Hadis ini shahih itu benar? 
  
Lho al-Albany kan ahli hadis, dia punya kualifikasi untuk itu, 
masak dia bohong? suara Jundi mulai meninggi. Dalam hatinya dia 
bilang, ini orang kok ngeyel banget sih. Susah banget menerima sebuah 
kebenaran! 
  
Ehmm...akang sudah taqlid dong sama Syekh al-Albany. Yang akang 
lakukan sama saja dengan kawan-kawan saya tadi malam yang mengikuti 
Wak Haji Yunus utk ratiban bareng tanpa mengkaji terlebih dahulu dalil 
dan argumen wak Haji Yunus. Kami melakukannya karena percaya 
bahwa wak Haji Yunus itu ahli dalam bidangnya 
  
Sambil nyengir meniru gaya film james Bond yang ditontonnya saat layar 
tancep, Ujang meneruskan: 
  
Sama saja dengan saya kalau sakit pergi ke dokter. Apa yang dikatakan 
dokter saya percaya. Disuruh minum obat A atau B saya ikuti. Soalnya 
saya percaya akan otoritas dokter tsb. Saya nggak mau bilang begini, 
'Maaf dokter, saya butuh waktu untuk menguji apakah obat yg anda kasih 
itu benar atau tidak, saya harus cek dulu argumentasi anda utk 
mengatakan penyakit saya ini A dan bukan penyakit B 
  
Muka Jundi langsung memerah. Dia tidak menyangka Ujang yang sarung dan 
pecinya sudah lusuh dan wajahnya ndeso banget itu dengan telak menohok 
argumentasi Jundi. 
  
Mpok Ruqayah, yang dari tadi cuma mendengarkan sambil menggoreng 
pisang, tiba-tiba ikutan nimbrung. 
  
Perasaan ane hadis yang tadi bang Jundi bacakan ada versi lainnya 
deh. Dulu Wak haji Yunus udah pernah menjelaskan saat ane ikutan 
pengajian di rumahnya 
  
Enggak ada Mpok...hadisnya ya cuma ini. kalau ada versi lain, ya itu 
dha'if jawab Jundi sambil membolak-balik buku catatannya. 
  
ah urusan dha'if apa kagak itu sih urusan orang sekolahan... bukan 
urusan ane...urusan ane sih dagang aja Mpok Ruqayah tertawa sambil 
membetulkan posisi sendal jepitnya. 
  
Iya nih akang masih doyan aja sembarangan mendha'ifkan hadis 
  
Soalnya kata murabbi saya begitu akhi 
  

Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn

2008-10-30 Terurut Topik gotholoco
Memang.

Orang pinter agama biasanya mudah saja nyari-2 dalil pembenaran.

Orang (tua) yang bodoh akhirnya dibodoh-bodohi karena takut dalil. (ataukah ada 
unsur  UANG dibalik dalil ?)

Lalu kemuliaan diletakan dimana? Ya dibawah dalil,  seakan-akan dalil sudah 
menjadi Tuhan.

yang penting ada keterangan dalil . saminawaathoina. Titik.


--- Pada Rab, 29/10/08, sri sunarsih [EMAIL PROTECTED] menulis:
Dari: sri sunarsih [EMAIL PROTECTED]











seorang
habib  banyak uang,, masak untuk transit aja harus nginep dan
mencari jalan nikahi BALITA,, apa gak gila ?? memang gak ada
hotel ya??// harus demi pengiritan nginap di rumah temen terus
menikahi anaknya di bawah BALITA,, dimanakah letak kemuliaan itu,,
setelah habib punya rumah di jakarta  itu balita  di ceraikan
. alangkah bodohnya orang tua BALITA,, sungguh malang
n asib wanita kalau hanya di manfaatkan dalam kondisi darurat.
.  capek dech

--- Pada Kam, 30/10/08, gotholoco [EMAIL PROTECTED] com menulis:

Dari: gotholoco [EMAIL PROTECTED] com








Logis Bang Arland. 
Nikah dengan Kawin itu ternyata beda yah.
Namun kalau nikah dalihnya seks gimana yah?  Sepertinya sulit untuk menebaknya. 
Khusnudzon saja gitu !? 

Apakah
untuk menjalin silaturahmi tidak ada cara yang lain sehingga perlu di
tempuh legalisasi muhrom atau tidak muhrom itu dengan jalan menikahi
balita itu menjadi  WAJIB hukumnya ? Atau hanya keadaan
dharurot  tak ada jalan lain ?

Ukuran sholeh nggak nya
seseorang apakah bisa dilihat? misal dengan orang yang 
membagi-bagikan uang milyaran, menunjukan banyaknya harta kekayaan yang
dipunyai, membangun pondok pesantren, kemudian orang tsb sudah masuk
kategori sholeh ?
(sebaliknya juga ukuran tidak sholeh apakah bisa dilihat juga?).

Salam

--- Pada Rab, 29/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk menulis:

Dari: Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk




Assalamu'alaikum,

Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan bagi
orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom.
  











 

















  
___
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Re: [keluarga-islam] OOT: Jangan TAKLID ~ Bacaan Rilex

2008-10-30 Terurut Topik Ibu Eko
lho kok malah ditanya. gmn taklid buta? gmn yang ngga? tolong dong


2008/10/30 Fani Dhuha [EMAIL PROTECTED]

   *Sebanding gak ilmu haji yunus dengan Syekh al-Albany?*

  --
 *From:* Ibu Eko [EMAIL PROTECTED]
 *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com
 *Sent:* Wednesday, 29 October 2008 2:53:26
 *Subject:* Re: [keluarga-islam] OOT: Jangan TAKLID ~ Bacaan Rilex

  Terus batasan taklid buta itu apa ya? ane jadi bingung?

 2008/10/29 MK. Mattawaf [EMAIL PROTECTED] co.id [EMAIL PROTECTED]



 *Jangan Taqlid*

 NS Hosen



 Ba'da sholat zuhur berjamaah di masjid jami', Ujang merasa kehausan.

 Kakinya lantas melangkah ke warung Mpok Ruqayah. Ujang memesan es

 kelapa muda.



 Pada saat yang bersamaan, seorang anak muda yang berjenggot tipis dan

 memakai celana cungkring (sekitar 10-15 senti di atas mata kaki) duduk

 disamping Ujang. Sambil tersenyum pada Ujang, anak muda yang bernama

 Jundi ini bertanya kepada Ujang, Tadi malam akhi Ujang ikutan ratiban

 di kediaman Haji Yunus yah?



 Iyah alhamdulillah saya ikutan bareng-bareng baca Ratib al-Haddad

 bersama Wak Haji, jawab Ujang sebelum menyeruput es kelapa muda.



 Apa akhi Ujang tahu apa dalilnya ikut ratiban semacam itu? Jundi

 bertanya sambil tersenyum.



 wah itu sih urusan Wak Haji...kata beliau ratiban ini kumpulan doa

 yang tentu saja ada dalilnya. Lha dalilnya itu apa dan bagaimana

 yah...tolong aja kang Jundi tanya langsung sama Wak haji Yunus. Ujang

 nyerocos sambil tangannya mencomot pisang goreng di depannya.



 Itu namanya taqlid alias fanatisme buta. Agama melarang kita untuk

 taqlid semacam itu. Bukankah Pak Yunus itu manusia biasa yang bisa

 salah dan khilaf. Kok akhi Ujang mau saja ikut-ikutan sama beliau. Itu

 namanya menyembah Pak Yunus. Haram itu hukumnya! suara Jundi mulai

 meninggi.



 wah...udara udah panas begini, kang Jundi kok malah bikin saya jadi

 gerah nih. Ujang mengipas-ngipaskan pecinya ke arah tubuhnya.



 bukan begitu akhi...saya sekedar mengingatkan saja. Rasulullah SAW

 telah bersabda, 'Aku tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan

 sesat selama berpegang teguh dengan keduanya, yaitu: Kitabullah dan

 Sunnahku'. Jadi segala persoalan harus berdasarkan kepada Qur'an dan

 Sunnah. Nggak boleh hanya kata kiyai anu atau ulama sana atau cuma

 kata Pak Yunus.



 bentar kang Ujang merubah posisi kakinya sambil kemudian

 mengangkat sedikit kain sarungnya. Ujang terus meneruskan, Hadis yang

 tadi kang Ujang baca itu shahih atau dha'if?



 Hadis-nya shahih ya akhi Ujang jawab Jundi sambil memegang jenggotnya.



 O, ya? Akang tahu dari mana kalau itu hadisnya shahih?



 Dari Syekh al-Albany. Beliau ini ulama besar...dalam kitab Silsilah

 Al-Hadits As-Shahihah, beliau bilang hadis ini shahih. Jundi lantas

 membuka catatannya. Ya betul akhi...ini disebutkan dalam buku Syekh

 al-Albany juz 4, halaman 330



 Sambil membetulkan peci hitam yg sudah lusuh, Ujang bertanya lagi:



 sudah akang periksa argumennya al-Albany sampai beliau bilang hadis

 ini shahih? Misalnya dicek ulang gitu semua argumen beliau



 Belum. Tapi Syekh al-Albany menyebutkan sumber-sumber rujukannya kok



 Terus darimana akang bisa yakin kalau yang dilakukan Syekh al-Albany

 dalam mengatakan Hadis ini shahih itu benar?



 Lho al-Albany kan ahli hadis, dia punya kualifikasi untuk itu,

 masak dia bohong? suara Jundi mulai meninggi. Dalam hatinya dia

 bilang, ini orang kok ngeyel banget sih. Susah banget menerima sebuah

 kebenaran!



 Ehmm...akang sudah taqlid dong sama Syekh al-Albany. Yang akang

 lakukan sama saja dengan kawan-kawan saya tadi malam yang mengikuti

 Wak Haji Yunus utk ratiban bareng tanpa mengkaji terlebih dahulu dalil

 dan argumen wak Haji Yunus. Kami melakukannya karena percaya

 bahwa wak Haji Yunus itu ahli dalam bidangnya



 Sambil nyengir meniru gaya film james Bond yang ditontonnya saat layar

 tancep, Ujang meneruskan:



 Sama saja dengan saya kalau sakit pergi ke dokter. Apa yang dikatakan

 dokter saya percaya. Disuruh minum obat A atau B saya ikuti. Soalnya

 saya percaya akan otoritas dokter tsb. Saya nggak mau bilang begini,

 'Maaf dokter, saya butuh waktu untuk menguji apakah obat yg anda kasih

 itu benar atau tidak, saya harus cek dulu argumentasi anda utk

 mengatakan penyakit saya ini A dan bukan penyakit B



 Muka Jundi langsung memerah. Dia tidak menyangka Ujang yang sarung dan

 pecinya sudah lusuh dan wajahnya ndeso banget itu dengan telak menohok

 argumentasi Jundi.



 Mpok Ruqayah, yang dari tadi cuma mendengarkan sambil menggoreng

 pisang, tiba-tiba ikutan nimbrung.



 Perasaan ane hadis yang tadi bang Jundi bacakan ada versi lainnya

 deh. Dulu Wak haji Yunus udah pernah menjelaskan saat ane ikutan

 pengajian di rumahnya



 Enggak ada Mpok...hadisnya ya cuma ini. kalau ada versi lain, ya itu

 dha'if jawab Jundi sambil membolak-balik buku catatannya.



 ah urusan dha'if apa kagak itu sih urusan orang sekolahan... bukan

 urusan ane...urusan 

[keluarga-islam] CAHAYA LANGIT: TERNYATA UMAT ISLAM ITU KAYA!

2008-10-30 Terurut Topik LILIS

From: bobby herwibowo


  TERNYATA UMAT ISLAM ITU KAYA!



  Seorang sahabat bernama Andi, -bukan nama asli-, berkisah bahwa ia pernah 
bekerja di sebuah perusahaan Yahudi. Ia sudah menjadi manusia yang kaya raya di 
usianya yang lagi belum mencapai 40 tahun. Lebih dari 200 negara sudah ia 
sambangi. Semua itu dilakukan demi mencari kekayaan dunia untuknya, dan untuk 
perusahaannya yang dimiliki orang Yahudi.

  Dia bertutur betapa satu sen pun harus dikejar dalam bisnisnya. Kerugian 
meski hanya satu dollar akan membuat pemilik usaha menjadi panik. Apalagi model 
krisis global seperti saat ini.

  Selalu mencari harta. Mengejar kekayaan dunia. Takut miskin. Itulah yang 
selalu tertanam dalam benaknya!

  Namun dalam sebuah tugasnya di Maroko, Afrika Utara. Andi ini singgah di 
sebuah perkampungan muslim yang sederhana lagi bersahaja. Sebagai seorang 
muslim, kehadirannya di kampung itu disambut dengan baik oleh muslim di sana.

  Andi dijamu makan dan makanan untuk disantap pun sudah tersaji dihadapan. 
Namun tidak seorang pun mulai menyantap makanan dan Andi pun belum lagi 
dipersilakan. Hingga seseorang datang ke dalam ruang makan lalu menyampaikan 
berita kepada tuan rumah dalam bahasa Arab. Usai itu, Andi pun dipersilakan 
untuk makan.

  Saat menyantap hidangan itu, Andi diberitahu oleh tuan rumah bahwa warga 
kampung muslim tersebut tidak akan pernah menyantap makanan, selagi mereka 
belum merasa yakin bahwa di luar sana tidak ada seorang pun yang kelaparan. 
Warga di dusun tersebut saling berbagi makanan antara satu rumah dengan yang 
lain. Dan orang yang datang sebelum santap makanan tadi, adalah pembawa kabar 
bagi tuan rumah yang menyampaikan bahwa ia sudah membagi makanan bagi penduduk 
kampung yang belum mendapat makanan.

  Andi malam itu mendapat pelajaran berharga bahwa berbagi kepada sesama 
akan membawa ketentraman dan kebahagiaan. Penduduk desa ini mayoritas adalah 
penduduk miskin, namun mereka bahagia dengan cara berbagi kepada sesama. Inilah 
pelajaran yang jauh berbeda dari apa yang Andi dapatkan di perusahaan tempat ia 
bekerja.

  Usai dari Maroko, ia ditugaskan untuk terbang ke Cairo, Mesir. Perjalanan 
bisnis malam itu membawa dirinya untuk menyewa sebuah taksi di sana. Taksi di 
kota Seribu Menara itu dimiliki oleh perorangan, dan kebanyakan armadanya sudah 
jelek dan bobrok.

  Malam itu Andi membuka pembicaraan dengan sopir taksi Mesir demi memecah 
kebekuan. Berapa uang yang kau hasilkan dalam sehari dengan membawa taksi 
seperti ini? Andi melempar tanya kepada sopir taksi. Dibenaknya Andi akan 
membayangkan betapa jauh penghasilan yang akan disebutkan oleh sopir taksi ini 
dibandingkan penghasilan yang ia dapatkan di perusahaan Yahudi terkenal. Aku 
tak membawa taksi ini seharian! jawab sopir itu dengan bahasa Inggris 
sekenanya.

  Apakah kamu punya pekerjaan lain di luar sana? kejar Andi. 
Alhamdulillah, aku punya dua pekerjaan yang diberi Allah untukku. Dari pagi 
hari sampai sore aku bekerja di restoran, malam harinya aku menjadi supir 
taksi! sahut sang sopir.

   Apakah hidup di Mesir sudah sedemikian sulit sehingga engkau harus 
bekerja double dan mencari nafkah sampai malam? tanya Andi lagi. Tidak, 
hidup di negeri ini amat nikmat sekali! Dari pagi hingga sore aku mencari 
nafkah untuk diriku dan keluarga dan itu cukup untuk kami... jelas sang sopir. 
Lalu mengapa engkau menjadi sopir taksi? kejar Andi.

  Saudaraku, hidup ini hanya sekali. Dan aku ingin hidup yang cuma 
sekali ini berarti untuk bekalku setelah mati. Maka sudah beberapa lama ini aku 
membawa taksi agar aku bisa mencari tambahan penghasilan dan kemudian aku 
sedekahkan kepada mereka yang membutuhkan. jelas sang sopir.

  Degg...! kalimat itu terasa bagai kilat menyambar di hati Andi. Betapa 
hebat niat sopir taksi itu gumamnya. Tak pernah dengan kekayaan yang dimiliki, 
Andi bercita-cita mulia seperti itu. Tak berani ia meneruskan pembicaraan 
dengan sopir taksi. Dalam hati Andi bergumam bahwa seluruh harta yang ia cari 
rupanya belum apa-apa, dibandingkan kekayaan hati yang dimiliki penduduk muslim 
miskin di Maroko dan supir taksi shalih yang ia temui di Cairo, Mesir ini.

  Rupanya umat Islam lah yang memiliki kekayaan yang hakiki! gumam Andi.



  Rasulullah SAW bersabda, “Siapa di antara kalian di waktu pagi ia merasa 
aman rumah tangganya, sehat badannya, dan mempunyai persediaan makanan untuk 
hari itu, maka seolah-olah ia telah mendapatkan kebahagiaan dunia dengan semua 
kesempurnaannya.” HR. Tirmidzi




 



Re: [keluarga-islam] Re: Perancis Siap Adopsi Sistem Keuangan Islami

2008-10-30 Terurut Topik Ibu Eko
ya mungkin kang encep benar. klu berpikir positif akan cenderung
menghasilkan hal yang positif. saya hanya teringat Allah mengatakan orang
kafir ngga akan pernah rela sampai kita mengikuti milah mereka.
jadi agak ganjil klu mereka mengikuti milah kita (dlm ekonomi). sebaiknya
memang kita hrs tetap keep waspada.


On Thu, Oct 30, 2008 at 9:56 AM, kang nceps [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Kalo yang dipikirkan adalah untuk menghancur leburkan maka segala
 sesuatu dari pemikiran islam yang diadopsi barat jadinya kita selalu
 ketakutan,,,
 tapi kalo yang dipikirkan adalah kita bisa terbebas dari ekonomi
 kaiotalis dan hukum riba dalam hutang piutang maka akan lain jadinya,

 wassalam
 KnC

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com,
 adi eko [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Terus bagaimana kang, bila perancis berhasil?? Bukankah keberhasilan
 teknologi barat sekarang karn mengadopsi teknologi Islam masa lalu.
 terus sekarang dipakai untuk menghancur leburkan Islam sendiri ???
 
  --- On Tue, 10/21/08, ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  From: Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED]

  Subject: [keluarga-islam] Perancis Siap Adopsi Sistem Keuangan Islami
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com
  Date: Tuesday, October 21, 2008, 5:12 PM
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  Rabu, 23 Jul 2008 13:55
 
  Pemerintah Perancis lewat menteri ekonominya Christine Lagarde
 mengumumkan akan menyesuaikan sistem perekonomian dan aturan hukumnya
 agar bisa mengakomodasi sistem keuangan syariah. Lagarde sudah
 mengumpulkan sejumlah investor asal negara-negara Teluk agar mereka
 mau menanamkan investasinya di Perancis, seperti mereka berinvestasi
 di Inggris dan berbagai belahan dunia lainnya.
  Para analis mengatakan, Perancis mulai melirik industri keuangan
 syariah yang saat ini sedang bomming di seluruh dunia. Ini merupakan
 sinyal yang kuat dan para pemainnya mendengarkan apa yang diungkapkan
 Perancis,  kata Emmanuel Vollad seorang analis di lembaga rating
 Standard and Poor's.
  Ini adalah kali pertama seorang pejabat pemerintah Perancis secara
 terbuka mengatakan bahwa ia berminat untuk mengembangkan sistem
 keuangan yang Islami,  sambung Volland mengomentari pertemuan antara
 Lagarde dengan para investor dari kawasan Teluk.
  Perancis, tambah Volland, juga ingin mendapatkan kue keuntungan dari
 berkembang pesatnya sistem perekonomian syariah di berbagai negara di
 Eropa.
  Perancis akan melakukan modifikasi sistem fiskal dan sistem legal
 agar bisa memfasilitasi penerbitan Sukuk dan transaksi-transaksi
 real-estate yang terstruktur sehingga tidak mengandung unsur riba di
 dalamnya, yang dilarang dalam Islam. Sampai saat ini, meski menjadi
 negara Eropa yang jumlah warga Muslimnya terbesar yaitu sekitar tujuh
 juta jiwa, di Perancis belum ada bank-bank syariah.
  Namun, Anwar Hassan, analis dari lembaga rating AS Moody's
 mengatakan, pernyataan Perancis bahwa mereka siap menyesuaikan diri
 dengan sistem keuangan syariah tidak menjadi jaminan industri keuangan
 Islami akan berkembang di negara itu. Menurut Anwar, tantangan untuk
 mengadopsi sistem keuangan syariah bukan hanya terbatas pada persoalan
 teknis maupun infrastrukturnya.
  Tapi ia mengakui, pernyataan menteri ekonomi Perancis bisa dijadikan
 uji coba untuk mengetahui respon publik Perancis tentang sistem
 perbankan Islami, bahwa sistem keuangan Islam lebih menawarkan sistem
 yang etis dan menjadi alternatif bagi sistem keuangan modern saat ini.
 (ln/iol)
 

  



Re: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn

2008-10-30 Terurut Topik Ibu Eko
Seorang wanita/akhwat wajat klu ngomong spt dibawah ini. ngga papakan?
Sebenarnya saya hanya mencari ketegasan dalil tentang usia pernikahan
Aisyah. Alahmdulillah sudah ditemukan. baik yang merujuk usia 6 d 9 th
maupun yang usia 18 th. saya yakin seyakin-yakinnya Rasulullah menikah atas
ridha dari Allah dan hanya untuk kepentingan Islam, bersih dari segala
kepentingan pribadinya. ingatlah ketika Rasulullah akan meninggal yang
disebut hanyalah Ummatku, ummatku dan ummatku. bukan istriku, hartaku,
anakku dll.
Aisyah adalah satu2nya istri beliau yang masih gadis, lainnya semua janda,
bahkan ada yang tua-tua sehingga tidak pernah digauli.
Saya hanya prihatin ternyata Syeikh semarang itu tidak begitu mencerminkan
Sunnah Rasulullah dlm menikah.

wallahua'lam

2008/10/30 sri sunarsih [EMAIL PROTECTED]

   seorang habib  banyak uang,, masak untuk transit aja harus nginep dan
 mencari jalan nikahi BALITA,, apa gak gila?? memang gak ada hotel
 ya??// harus demi pengiritan nginap di rumah temen terus menikahi
 anaknya di bawah BALITA,, dimanakah letak kemuliaan itu,, setelah habib
 punya rumah di jakarta  itu balita  di ceraikan . alangkah bodohnya
 orang tua BALITA,, sungguh malang n asib wanita kalau hanya di manfaatkan
 dalam kondisi darurat.. capek dech

 --- Pada *Kam, 30/10/08, gotholoco [EMAIL PROTECTED]* menulis:

 Dari: gotholoco [EMAIL PROTECTED]
 Topik: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di
 usia 9 thn
 Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 10:29 AM

Logis Bang Arland.
 Nikah dengan Kawin itu ternyata beda yah.
 Namun kalau nikah dalihnya seks gimana yah?  Sepertinya sulit untuk
 menebaknya. Khusnudzon saja gitu !?

 Apakah untuk menjalin silaturahmi tidak ada cara yang lain sehingga perlu
 di tempuh legalisasi muhrom atau tidak muhrom itu dengan jalan menikahi
 balita itu menjadi  WAJIB hukumnya ? Atau hanya keadaan dharurot  tak ada
 jalan lain ?

 Ukuran sholeh nggak nya seseorang apakah bisa dilihat? misal dengan orang
 yang  membagi-bagikan uang milyaran, menunjukan banyaknya harta kekayaan
 yang dipunyai, membangun pondok pesantren, kemudian orang tsb sudah masuk
 kategori sholeh ?
 (sebaliknya juga ukuran tidak sholeh apakah bisa dilihat juga?).

 Salam

 --- Pada *Rab, 29/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk* menulis:

 Dari: Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk

  Assalamu'alaikum,

 Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan bagi
 orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom.



 --
 Dapatkan nama yang Anda sukai!
 http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
 Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.


 --
  Dapatkan alamat Email baru Anda!
 http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
 Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
  



Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn

2008-10-30 Terurut Topik Arland
Assalamu'alaikum wr. wb.

Ini namanya sdh emosi tenan, ga mengerti apa yang saya maksudkan.
Tujuannya jelas untuk menghindari keharaman (fitnah) bertemunya antara
laki-laki (habib) dengan wanita (kakak perempuan saya), mertuanya
kakak saya yg perempuan, adiknya dsb dsb pokoknya ibu2 yang ada
dirumah itu.
karena kan ketika bertamu, beliau (habib) bukan hanya diam dikamar,
beliau juga ngobrol di ruang tamu, makan di ruang makan, ke kamar
mandi (jaman dulu kamar mandi ada dibelakang) dsb dsb.
Jadi intinya bukan masalah TRANSIT  bu, intinya MENGHINDARI FITNAH
seperti yang ibu bilang.

Yang dilakukan adalah PERNIKAHAN DINI, bukan PERKAWINAN DINI.
dan ini menurut pemahaman saya BUKAN nikah Mut'ah, kalau nikah mut'ah
ada perjanjian di depan untuk bercerai dalam rentan waktu tertentu.
Tapi kalau kejadian ini ga ada perjanjian apa2 di depan, talak
dilakukan habib setelah lebih dari tiga tahun, dan kemenakan saya
tetap berstatus PERAWAN (ketika itu usia 4 thn) walaupun ketika
menikah lagi dengan pacarnya dia sebetulnya status daifnya Janda Kembang.
Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1970-an.

Tidak ada yang merasa ada wanita yang di lecehkan, yang bilang
melecehkan wanita justru ibu sri saja, karena mungkin ibu ga bgtu faham.
Kalau saya tanya kemenakan saya sekarang, dia biasa-biasa aja tuh ga
merasa dilecehin. Bapaknya juga Ridho, keluarganya juga ridho anaknya
dinikahin ketika itu dan diceraikan lagi setelah sekian lama.
Jadi ga ada masalah kan? Malah kemenakan saya itu merasa baru tahu
kejadian itu setelah dia sdh berkeluarga dan punya anak. Dia cuma
ketawa bilang, masa' sih om...??? ha ha ha, katanya ternyata
perceraian bagi keponakan saya itu tidak hina kok.
Dia sekarang seorang sarjana hukum.

Hanya orang2 yang ga mengerti duduk maslahnya, mereka suka membuat
masalahnya menjadi besar dan dibesar2kan, seakan-akan ini suatu
kebodohan dan pelecehan terhadap wanita.
Padahal jelas menurut hemat saya malah menghargai keberadaan ibu-ibu
(wanita) yang ada dirumah itu, karena dengan terjadinya pernikahan
tersebut menjadi Mahromnya (yang tadinya haram menjadi halal untuk
bertemu).

Masalah hotel banyak dan uang banyak, bukan suatu hal yang perlu di
bahas lagi disini kan.

Terus untuk menjawab komentar gotolocho, saya bukan lagi membahas 
syekh semarang, saya lagi bicara perilaku Rasulullah SAW dan  seorang
Habaib dari Jatim yang sangat dekat dengan keluarga kami. Ini bukan
mencari-cari dalil atau membodoh-bodohi.
karena tidak ada yang membodohi dan tidak ada yang di bodoh-bodohi
Justru saya fikir karena ketidak fahaman suatu masalah lah yang
membuat orang merasa :

(saya kutip) =Orang pinter agama biasanya mudah saja nyari-2
dalil pembenaran.
Orang (tua) yang bodoh akhirnya dibodoh-bodohi karena takut dalil.
(ataukah ada unsur  UANG dibalik dalil ?)
Lalu kemuliaan diletakan dimana? Ya dibawah dalil,  seakan-akan dalil
sudah menjadi Tuhan.
yang penting ada keterangan dalil . saminawaathoina. Titik.
===

Karena pada kenyataannya, kakak saya itu bukan orang bodoh, dia malah
sangat mengerti tentang syariah.

Kesimpulannya : jangan heran kalau ada yang menikah dini, di kampung2
di jawa, purwakarta, bogor,sukabumi, indramayu dll, Apapun alasan
mereka; banyak kok anak usia 8-9 tahun dinikahin oleh bapaknya sama
laki-laki tetangganya, dari dulu juga memang sudah banyak.
Kalau ga percaya. coba deh iseng2 tanya ke Pembantu Rumah Tangga di
rumah masing2, rata-rata mereka sdh pernah menikah di kampungnya
semenjak kecil.

Wassalam,
Arland - JKT

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, sri sunarsih [EMAIL PROTECTED] wrote:

 saya belum paham bapak arland,, saudara bapak di nikahkan cuma untuk
transit perjalanan, sedangkan pernikahan rosul jelas
alasannya..menghindari fitnah,,? dimanakah wanita di muliakan, di
junjung tinggi toh akhirnya di ceraikan,, apa itu justru harga wanita
sangat di rendahkan,, sedangkan perceraian adalah sesuatu yang di
benci allah walau halal,,, saya tidak paham soal anak kecil 1 tahun di
nikahkan dengan habib,, semakin gak paham pemikiran orang orang
yang kaytanya paham agama tapi menurut pandangan saya justru
melecehkan wanita.. apalagi akhirnya anak itu stausnya janda??
wah semakin tidak mengerti saya,,, hanay karean transit seorang 
keluarga menikahkan anaknya,, begitu mudah juga hanya karena
gak diperlukan transit lagi,, akhirnya di ceraikan.. terus seorang
habib kok transit aja di rumah orang,, bukankah jakarta hotel
banyak,,??
 mohon penjelasan temen temen,, menikahkarena transit apa manusiawi 
 mohon temen temen yang paham agama,,,  
 
 --- Pada Kam, 30/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] menulis:
 
 Dari: Arland [EMAIL PROTECTED]
 Topik: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di
usia 9 thn
 Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 9:40 AM
 
 
 
 
 
 
 Assalamu'alaikum,
 
 Kalau bicara pernikahan dini, sebagai muslim kita ga usah bingung dan
 seperti kebakaran jenggot bila mengetahui akan kritikan pada agama 

[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 02 Dzulqaidah 1429H

2008-10-30 Terurut Topik Ananto
Bismillah irRahman irRaheem
In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind

Yaa nuuran nuuri yaa mudabbiral umuuri balligh 'anni ruuha sayyidinaa
muhammadin wa arwaaha aali muhammadin tahiyyatan wa salaaman.

Wahai Dzat sumber pancaran nur, wahai Dzat yang mengatur semua
perkara, tolong Engkau sampaikan salam dan penghormatanku kepada roh Kanjeng
Nabi Muhammad SAW, dan juga kepada roh para keluarga beliau.


[keluarga-islam] (Ngaji of the Day) Khusu' dalam Shalat

2008-10-30 Terurut Topik Ananto
*Khusu' dalam Shalat*


Para ulama selalu menekankan agar kita mengerjakan shalat dengan khusu'.
Apakah yang dimaksud dengan khusu' itu? Dan apa pula manfaatnya?


Khusu' dalam shalat merupakan perkara yang sangat penting, sebab hal itu
merupakan tujuan utama dari shalat yang kita kerjakan. Sesuai dengan firman
Allah SWT:



أَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي


*Tunaikanlah shalat untuk mengingat-Ku*. (QS Thaha: 14)


Dalam istilah ahli hakikat, khusu' adalah patuh pada kebenaran. Ada yang
mengatakan bahwa khusu' adalah rasa takut yang terus menerus ada di dalam
hati (*Kitab At-Ta'rifat*, 98).


Lebih jelas lagi, Syeikh 'Ala'udin Ali bin Muhammad bin Ibrahim al-Baghdadi
mengatakan, khusu' dalam shalat adalah menyatukan konsentrasi dan berpaling
dari selain Allah serta merenungkan segala yang diucapkannya, baik berupa
bacaan Al-Qur'an maupun dzikir. (*Tafsir Al-Khazin*, juz V, hal 32)


Jadi khusu' merupakan kondisi di mana seseorang melakukan shalat dengan
memenuhi segala syarat, rukun dan sunnah shalat, serta dilakukan dengan
tenang, penuh konsentrasi, meresapi dan menghayati ayat juga semua dzikir
yang dibaca dalam shalat.


Dengan cara inilah shalat yang kita lakukan setiap hari akan menjadi khusu'
serta memberikan implikasi yang positif pada kehidupan kita. Yakni mencegah
manusia dari perbuatan buruk dan kemungkaran.


Allah SWT Berfirman:



إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ



*Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan yang buruk dan
mungkar*. (QS Al-Ankabut: 45)



فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ. الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ


*Celakalah orang yang melakukan shalat tapi hati mereka luapa apa yang ia
lakukan*. (QS Al-Ma'un: 5)


Melihat arti pentingnya khusu dalam shalat, Syeikh Ali Ahmad aj-Jurjani
berkata bahwa ketika seorang hamba telah mampu melaksanakan shalat dengan
khusu' berrarti ia telah sampai pada tingkat keimanan yang sempurna.
Sebagaimana disebutkan dalam kitab karangan beliau, bahwa sesungguhnya
khusu' dan menghadirkan hati dalam shalat, serta tetangnya anggota (dan
melaksanakan sesuai syarat dan rukunnya) merupakan iman yang
sempurna. (*Hikmatut
Tasyri' wa Falsafatuhu*, juz II, hal 79).


Di samping itu, khusu' merupakan syarat diterimanya shalat di sisi Allah
SWT. Dalam kitab Sullam at-Tauufiq disebutkan, di Samping syarat-syarat
agar shalat dapat diterima di sisi Allah SWT, ... harus menghadirkan hati
dalam shalat (khusu'), maka tidak ada pahala bagi seseorang dalam shalatnya
kecuali pada saat hatinya datang dalam shalatnya. (Sullam at-Taufiq, 22).


Karena itu orang yang melaksanakan shalat, tapi hatinya tidak khusu, maka
seakan-akan ibadah yang dilakukan sia-sia, karena tidak diterima di sisi
Allah.


Namun begitu, harus diakui bahwa khusu' ini merupakan perkara yang berat
sekali. Apalagi bagi kita yang masih awam. Sedikit sekali orang yang mampu
khusu' dalam shalatnya. Kalau kenyataannya seperti itu, maka minimal yang
bisa kita lakukan adalah bagaimana khusu' itu bisa terwujud dalam shalat
kita walaupun hanya sesaat. Sebagaimana yang dikatakan Imam Ghazali:


Maka tidak mungkin untuk mensyaratkan manusia agar menghadirkan hati
(khusu') dalam seluruh shalatnya. Karena sedikit sekali orang yang mampu
melaksanakannya, dan tidak semua orang mampu mengerjakannya. Karena itu,
maka yang dapat dilakukan adalah bagaimana dalam shalat itu bisa khusu'
walaupun hanya sesaat saja. (*Ihya 'Ulum ad-Din*, Juz I, hal 161).


Kesimpulannya adalah khusu' dalam shalat merupakan satu kondisi di mana kita
melakukan shalat dengan tenang dan penuh konsentrasi, menghayati dan
meresapi arti dan makna shalat yang sedang dikerjakan. Dan itu merupakan
perkara yang sangat penting, agar ibadah yang kita laksanakan dapat
dirasakan dalam kehidupan nyata, tidak semata-mata formalitas untuk
menggugurkan kewajiban.



*KH Muhyiddin Abdusshomad*

*Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Ketua PCNU Jember*


Re: Balasan: Re: Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Usia Aisyah ketika dinikahi Nabi

2008-10-30 Terurut Topik Foryanto J. Wiguna
Salam hormat,
Berarti pernyataan MUI itu salah ya mas Encosid., saya blom berpegang
pada yg mana. Saya berhati2x dalam hal ini, karena bila saya salah
menjawab, kaum kristen gampang sekali menyerang, karena di umat islam
kita sendiri punya jawaban yg beragam.

Wasalam
FJW

On 10/30/08, encosid [EMAIL PROTECTED] wrote:
 kalo saya pribadi, lebih menerima penjelasan dari argumen2 yg ada pada
 tulisan pertama

 Foryanto J. Wiguna [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Encosid,
 Saya makin bingung, mui sendiri mengatakan Aisyah digauli usia 9 thn.
 Begitu juga pengakuan Syekh Puji. yg benar yg mana? mohon pencerahan.

 wslm,
 Fjw

 On 10/30/08, encosid  wrote:
 mohon baca lagi tulisan pertama

 kesimpulan : usia aisyah dinikahi bukan 7 tahun, tapi 18 tahun

 Foryanto J. Wiguna  wrote: Bila mengacu hukum negara,
 beliau salah kata rekan
 kristen, tapi karena dia adalah nabi dan menikahi Aisyah atas wahyu,
 saya yakin, nabi kita tidak salah, cuma saya bingung menjelaskan ke
 rekan kristen bila di tanya, bahkan saya jadi tertawaan.

 Wassallam,
 Foryanto J. Wiguna

 On 10/29/08, kang nceps  wrote:
 menurut pendapat anda sendiri bagaimana ?

 wassalam
 KnC

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Foryanto J. Wiguna
  wrote:

 Muhammad nabi kita apa bener ya pedofil? Saya kadang malu bila ditanya
 rekan kristen...

 On 10/29/08, untung sentosa  wrote:
  Dari milis lain.
 
  Berapa Usia Aisha Ketika Dinikahi oleh Rasulullah? Seorang teman
  kristen suatu kali bertanya kepada saya, Akankah anda menikahkan
  saudara perempuanmu yang berumur 7 tahun dengan seorang tua berumur 50
  tahun? Saya terdiam.Dia melanjutkan, Jika anda tidak akan
  melakukannya, bagaimana bisa anda menyetujui pernikahan gadis polos
  berumur 7 tahun, Aisyah, dengan Nabi anda? Saya katakan padanya,
  Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaan anda pada saat ini. Teman
  saya tersenyum dan meninggalkan saya dengan guncangan dalam batin saya
  akan agama saya.
 
  Kebanyakan muslim menjawab bahwa pernikahan seperti itu diterima
  masyarakat pada saat itu. Jika tidak, orang-orang akan merasa
  keberatan dengan pernikahan Nabi saw dengan Aisyah.
 
  Bagaimanapun, penjelasan seperti ini akan mudah menipu bagi
  orang-orang yang naif dalam  mempercayainya. Tetapi, saya tidak cukup
  puas dengan penjelasan seperti itu.
 
  Nabi merupakan manusia tauladan, Semua tindakannya paling patut
  dicontoh sehingga kita, Muslim dapat meneladaninya. Bagaimaanpun,
  kebanyakan orang di Islamic Center of Toledo, termasuk saya, Tidak
  akan berpikir untuk menunangkan saudara perempuan kita yang berumur 7
  tahun dengan seorang laki-laki berumur 50 tahun. Jika orang tua setuju
  dengan pernikahan seperti itu, kebanyakan orang,  walaupun tidak
  semuanya, akan memandang rendah terhadap orang tua dan suami tua
 tersebut.
 
  Tahun 1923, pencatat pernikahan di Mesir diberi intruksi untuk menolak
  pendaftaran dan menolak mengeluarkan surat nikah bagi calon suami
  berumur di bawah 18 tahun, dan calon isteri dibawah 16 tahun. Tahun
  1931, Sidang dalam oraganisasi- oraganisi hukum dan syariah menetapkan
  untuk tidak merespon pernikahan bagi pasangan dengan umur diatas
  (Women in Muslim Family Law, John Esposito, 1982). Ini memperlihatkan
  bahwa walaupun di negara Mesir yang mayoritas Muslim   pernikahan usia
  anak-anak adalah tidak dapat diterima.
 
  Jadi, Saya percaya, tanpa bukti yang solidpun selain perhormatan saya
  terhadap Nabi, bahwa cerita pernikahan gadis brumur 7 tahun dengan
  Nabi berumur 50 tahun adalah mitos semata.  Bagaimanapun perjalanan
  panjang saya dalam menyelelidiki kebenaran atas hal ini membuktikan
  intuisi saya benar adanya.
 
  Nabi memang seorang yang gentleman. Dan dia tidak menikahi gadis polos
  berumur 7 atau 9 tahun. Umur Aisyah telah dicatat secara salah dalam
  literatur hadist. Lebih jauh, Saya pikir bahwa cerita yang menyebutkan
  hal ini sangatlah tidak bisa dipercaya.
 
  Beberapa hadist (tradisi Nabi) yang menceritakan mengenai umur Aisyah
  pada saat pernikahannya dengan Nabi, hadist-hadist tersebut sangat
  bermasalah. Saya akan menyajikan beberapa bukti melawan khayalan yang
  diceritakan Hisham ibnu `Urwah dan untuk membersihkan nama Nabi dari
  sebutan seorang tua yang tidak bertanggung jawab yang menikahi gadis
  polos berumur 7 tahun.
 
  Bukti #1: Pengujian Terhadap Sumber
 
  Sebagian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di
  hadist yang semuanya  diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang
  mencatat atas otoritas dari bapaknya, yang mana seharusnya minimal 2
  atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak
  ada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal,
  sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, disamping kenyataan
  adanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn
  Anas, tidak menceritakan hal ini. Asal dari riwayat ini adalah dari
  orang-orang Iraq, di mana Hisham tinggal disana dan pindah dari
  Medinah ke Iraq pada usia tua.
 
  

Re: [keluarga-islam] Perancis Siap Adopsi Sistem Keuangan Islami

2008-10-30 Terurut Topik Admir.rable bestboy
Kalo saya dng berdasar apa yg saya pelajari tentang Islam baik melalui
Tafsyir ALQUR'AN ( Ibnu Katsyir), dari Hadist dan dari para Ahli Hukum Islam
spt Yusuf Qardawi dll...melihat-nya

Hal ini adalah Skenario ALLAH, karena dari banyak berita di mana-mana
terutama di situs-situs Islam bahwa saat ini di Eropa  AMerika orang yg
masuk Islam semakin hari semakin meningkat, dan Para Mualaf itu kebanyak-an
adalah orang-orang Pintar  cerdas ( Ilmuawan )  Orang kaya raya...

Dari Israel yg paling mengejutkan adalah A.Weish seorang pengusaha bangsa
yahudi masuk islam setelah dia melihat sendiri KELAKUAN BIADAB Tentara
israel menyiksa umat islam Palestina...

Weish adalah termasuk raja media di israel

So' semua krisis yg di alamai oleh amerika  semua dampaknya itu saya AINUL
YAKIN bahwa itu semua adalah skenario ALLAH

Pada 22 Oktober 2008 08:15, adi eko [EMAIL PROTECTED] menulis:

  Terus bagaimana kang, bila perancis berhasil?? Bukankah keberhasilan
 teknologi barat sekarang karn mengadopsi teknologi Islam masa lalu. terus
 sekarang dipakai untuk menghancur leburkan Islam sendiri ???

 --- On *Tue, 10/21/08, ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED]* wrote:

 From: Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [keluarga-islam] Perancis Siap Adopsi Sistem Keuangan Islami
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Date: Tuesday, October 21, 2008, 5:12 PM

 Rabu, 23 Jul 2008 13:55  Pemerintah Perancis lewat menteri ekonominya
 Christine Lagarde mengumumkan akan menyesuaikan sistem perekonomian dan
 aturan hukumnya agar bisa mengakomodasi sistem keuangan syariah. Lagarde
 sudah mengumpulkan sejumlah investor asal negara-negara Teluk agar mereka
 mau menanamkan investasinya di Perancis, seperti mereka berinvestasi di
 Inggris dan berbagai belahan dunia lainnya.
 Para analis mengatakan, Perancis mulai melirik industri keuangan syariah
 yang saat ini sedang bomming di seluruh dunia. Ini merupakan sinyal yang
 kuat dan para pemainnya mendengarkan apa yang diungkapkan Perancis,  kata
 Emmanuel Vollad seorang analis di lembaga rating Standard and Poor's.
 Ini adalah kali pertama seorang pejabat pemerintah Perancis secara terbuka
 mengatakan bahwa ia berminat untuk mengembangkan sistem keuangan yang
 Islami,  sambung Volland mengomentari pertemuan antara Lagarde dengan para
 investor dari kawasan Teluk.
 Perancis, tambah Volland, juga ingin mendapatkan kue keuntungan dari
 berkembang pesatnya sistem perekonomian syariah di berbagai negara di Eropa.
 Perancis akan melakukan modifikasi sistem fiskal dan sistem legal agar bisa
 memfasilitasi penerbitan Sukuk dan transaksi-transaksi real-estate yang
 terstruktur sehingga tidak mengandung unsur riba di dalamnya, yang dilarang
 dalam Islam. Sampai saat ini, meski menjadi negara Eropa yang jumlah warga
 Muslimnya terbesar yaitu sekitar tujuh juta jiwa, di Perancis belum ada
 bank-bank syariah.
 Namun, Anwar Hassan, analis dari lembaga rating AS Moody's mengatakan,
 pernyataan Perancis bahwa mereka siap menyesuaikan diri dengan sistem
 keuangan syariah tidak menjadi jaminan industri keuangan Islami akan
 berkembang di negara itu. Menurut Anwar, tantangan untuk mengadopsi sistem
 keuangan syariah bukan hanya terbatas pada persoalan teknis maupun
 infrastrukturnya.
 Tapi ia mengakui, pernyataan menteri ekonomi Perancis bisa dijadikan uji
 coba untuk mengetahui respon publik Perancis tentang sistem perbankan
 Islami, bahwa sistem keuangan Islam lebih menawarkan sistem yang etis dan
 menjadi alternatif bagi sistem keuangan modern saat ini. (ln/iol)


 



Re: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn

2008-10-30 Terurut Topik Admir.rable bestboy
Dan saat siti Aisyah di Nikahi oleh Nabi Muhammad saw, Aisyah TIDAK LANGSUNG
TINGGAL BERSAMA dng Nabi Muhammad saw, baru setelah beberapa waktu, Aisyah
hidup bersama dng Nabi Muhammad saw...

Dan selama Asiyah hidup bersama dng Nabi Muhammad saw samapai Nabi Muhammad
saw wafat, hanya Ke- BAHAGIAAN  KETENTARAMAN yg Asiyah rasakan...walopun
sering mengalami kesulitan dlm hal-hal urusan soal makan dll..tetapi itu
semua TIDAK di anggap sebagai kesusahan oleh Asiyah...

BUKTI-nya adalah saat ada yg bertanya pada Aisyah...bagaimana Muhammad itu
wahai Asiyah...??...

 Nabi Muhammad saw itu adalah ALQUR'AN yg BERJALAN.. jawab Aisyah..

Yg mana ARTI dari jawaban Asiyah itu adalah  bahwa semua tindak Tanduk Nabi
Muhammad saw itu dalam semua hal baik yg seple atau Kecil samapai hal-hal yg
besar selama hidup Beliau adalah SANGAT AMAT BAIK

Dan saat Nabi Muhammad saw tertidur di pangkuan Asiyah, Aisyah setelah lama
memandang Nabi yg sedang terlelap di pangkuan-nya, Aisyah MENANGIS, Nabi
Muhammad saw terbangun karena air mata Aisyah menetesi wajahnyaNabi
Muhammad saw pun bertanya pada AisyahWahai Kumaira mengapa engkau
menangis..? ..Kumaira berarti si Pipi Merah biasa nabi Muhammad saw
memanggil Asiyah...

Jawab Aisyah...Wahai Rosululloh, dng melihat rambut engkau yg mulai memutih,
aku merasa bahwa engkau tidak lama lagi akan meninggalkanku ( wafat)...

ini BUKTI juga adalah BUKTI bagimana Aisyah sangat sayang  cinta pada
Baginda Nabi Muhammad saw  sebaliknya...

Pada 30 Oktober 2008 16:10, Ibu Eko [EMAIL PROTECTED] menulis:

   Seorang wanita/akhwat wajat klu ngomong spt dibawah ini. ngga papakan?
 Sebenarnya saya hanya mencari ketegasan dalil tentang usia pernikahan
 Aisyah. Alahmdulillah sudah ditemukan. baik yang merujuk usia 6 d 9 th
 maupun yang usia 18 th. saya yakin seyakin-yakinnya Rasulullah menikah atas
 ridha dari Allah dan hanya untuk kepentingan Islam, bersih dari segala
 kepentingan pribadinya. ingatlah ketika Rasulullah akan meninggal yang
 disebut hanyalah Ummatku, ummatku dan ummatku. bukan istriku, hartaku,
 anakku dll.
 Aisyah adalah satu2nya istri beliau yang masih gadis, lainnya semua janda,
 bahkan ada yang tua-tua sehingga tidak pernah digauli.
 Saya hanya prihatin ternyata Syeikh semarang itu tidak begitu mencerminkan
 Sunnah Rasulullah dlm menikah.

 wallahua'lam

 2008/10/30 sri sunarsih [EMAIL PROTECTED]

 seorang habib  banyak uang,, masak untuk transit aja harus nginep dan
 mencari jalan nikahi BALITA,, apa gak gila?? memang gak ada hotel
 ya??// harus demi pengiritan nginap di rumah temen terus menikahi
 anaknya di bawah BALITA,, dimanakah letak kemuliaan itu,, setelah habib
 punya rumah di jakarta  itu balita  di ceraikan . alangkah bodohnya
 orang tua BALITA,, sungguh malang n asib wanita kalau hanya di manfaatkan
 dalam kondisi darurat.. capek dech

 --- Pada *Kam, 30/10/08, gotholoco [EMAIL PROTECTED]* menulis:

 Dari: gotholoco [EMAIL PROTECTED]
 Topik: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di
 usia 9 thn
 Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 10:29 AM

Logis Bang Arland.
 Nikah dengan Kawin itu ternyata beda yah.
 Namun kalau nikah dalihnya seks gimana yah?  Sepertinya sulit untuk
 menebaknya. Khusnudzon saja gitu !?

 Apakah untuk menjalin silaturahmi tidak ada cara yang lain sehingga perlu
 di tempuh legalisasi muhrom atau tidak muhrom itu dengan jalan menikahi
 balita itu menjadi  WAJIB hukumnya ? Atau hanya keadaan dharurot  tak ada
 jalan lain ?

 Ukuran sholeh nggak nya seseorang apakah bisa dilihat? misal dengan orang
 yang  membagi-bagikan uang milyaran, menunjukan banyaknya harta kekayaan
 yang dipunyai, membangun pondok pesantren, kemudian orang tsb sudah masuk
 kategori sholeh ?
 (sebaliknya juga ukuran tidak sholeh apakah bisa dilihat juga?).

 Salam

 --- Pada *Rab, 29/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk* menulis:

 Dari: Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk

  Assalamu'alaikum,

 Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan bagi
 orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom.



 --
 Dapatkan nama yang Anda sukai!
 http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
 Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.


  --
 Dapatkan alamat Email baru Anda!
 http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
 Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!


 



Re: [keluarga-islam] Re: Usia Aisyah ketika dinikahi Nabi

2008-10-30 Terurut Topik Foryanto J. Wiguna
Benar juga spt itu, saya udah jelaskan spt itu kepada nasrani, tapi
mereka memberikan bukti dari pernyataan MUI ttg  umur Aisyah yg 9 thn.
(Kasus Kyai Puji)

Ilmu saya blom dalam, jadi saya kerepotan atas pertanyan spt itu.
mohon pencerahan.dan harap maklum

wasalam,
fjw

On 10/30/08, Lengky Da Costa [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kalau saya gampaang saja jawabnya.
 Yg mengatakan nabi menikahi Aisyah di usia 9 tahun itu tidak ada dasarnya.
 Dan tanya balik ke yang nanya, dari mana cerita itu?
 Seperti pada postingan awal, sumbernya bermasalah.
 TITIK.
 Seperti halnya hadits2 yg begitu banyak, khan tidak semua kuat sanadnya.
 Demikian juga asal usul cerita itu.

 2008/10/29 Foryanto J. Wiguna [EMAIL PROTECTED]

 Bila mengacu hukum negara, beliau salah kata rekan
 kristen, tapi karena dia adalah nabi dan menikahi Aisyah atas wahyu,
 saya yakin, nabi kita tidak salah, cuma saya bingung menjelaskan ke
 rekan kristen bila di tanya, bahkan saya jadi tertawaan.

 Wassallam,
 Foryanto J. Wiguna

 On 10/29/08, kang nceps [EMAIL PROTECTED] wrote:
  menurut pendapat anda sendiri bagaimana ?
 
  wassalam
  KnC
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Foryanto J. Wiguna
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Muhammad nabi kita apa bener ya pedofil? Saya kadang malu bila ditanya
  rekan kristen...
 
  On 10/29/08, untung sentosa [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Dari milis lain.
  
   Berapa Usia Aisha Ketika Dinikahi oleh Rasulullah? Seorang teman
   kristen suatu kali bertanya kepada saya, Akankah anda menikahkan
   saudara perempuanmu yang berumur 7 tahun dengan seorang tua berumur
   50
   tahun? Saya terdiam.Dia melanjutkan, Jika anda tidak akan
   melakukannya, bagaimana bisa anda menyetujui pernikahan gadis polos
   berumur 7 tahun, Aisyah, dengan Nabi anda? Saya katakan padanya,
   Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaan anda pada saat ini. Teman
   saya tersenyum dan meninggalkan saya dengan guncangan dalam batin
   saya
   akan agama saya.
  
   Kebanyakan muslim menjawab bahwa pernikahan seperti itu diterima
   masyarakat pada saat itu. Jika tidak, orang-orang akan merasa
   keberatan dengan pernikahan Nabi saw dengan Aisyah.
  
   Bagaimanapun, penjelasan seperti ini akan mudah menipu bagi
   orang-orang yang naif dalam  mempercayainya. Tetapi, saya tidak cukup
   puas dengan penjelasan seperti itu.
  
   Nabi merupakan manusia tauladan, Semua tindakannya paling patut
   dicontoh sehingga kita, Muslim dapat meneladaninya. Bagaimaanpun,
   kebanyakan orang di Islamic Center of Toledo, termasuk saya, Tidak
   akan berpikir untuk menunangkan saudara perempuan kita yang berumur 7
   tahun dengan seorang laki-laki berumur 50 tahun. Jika orang tua
   setuju
   dengan pernikahan seperti itu, kebanyakan orang,  walaupun tidak
   semuanya, akan memandang rendah terhadap orang tua dan suami tua
  tersebut.
  
   Tahun 1923, pencatat pernikahan di Mesir diberi intruksi untuk
   menolak
   pendaftaran dan menolak mengeluarkan surat nikah bagi calon suami
   berumur di bawah 18 tahun, dan calon isteri dibawah 16 tahun. Tahun
   1931, Sidang dalam oraganisasi- oraganisi hukum dan syariah
   menetapkan
   untuk tidak merespon pernikahan bagi pasangan dengan umur diatas
   (Women in Muslim Family Law, John Esposito, 1982). Ini memperlihatkan
   bahwa walaupun di negara Mesir yang mayoritas Muslim   pernikahan
   usia
   anak-anak adalah tidak dapat diterima.
  
   Jadi, Saya percaya, tanpa bukti yang solidpun selain perhormatan saya
   terhadap Nabi, bahwa cerita pernikahan gadis brumur 7 tahun dengan
   Nabi berumur 50 tahun adalah mitos semata.  Bagaimanapun perjalanan
   panjang saya dalam menyelelidiki kebenaran atas hal ini membuktikan
   intuisi saya benar adanya.
  
   Nabi memang seorang yang gentleman. Dan dia tidak menikahi gadis
   polos
   berumur 7 atau 9 tahun. Umur Aisyah telah dicatat secara salah dalam
   literatur hadist. Lebih jauh, Saya pikir bahwa cerita yang
   menyebutkan
   hal ini sangatlah tidak bisa dipercaya.
  
   Beberapa hadist (tradisi Nabi) yang menceritakan mengenai umur Aisyah
   pada saat pernikahannya dengan Nabi, hadist-hadist tersebut sangat
   bermasalah. Saya akan menyajikan beberapa bukti melawan khayalan yang
   diceritakan Hisham ibnu `Urwah dan untuk membersihkan nama Nabi dari
   sebutan seorang tua yang tidak bertanggung jawab yang menikahi gadis
   polos berumur 7 tahun.
  
   Bukti #1: Pengujian Terhadap Sumber
  
   Sebagian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di
   hadist yang semuanya  diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang
   mencatat atas otoritas dari bapaknya, yang mana seharusnya minimal 2
   atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak
   ada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal,
   sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, disamping kenyataan
   adanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn
   Anas, tidak menceritakan hal ini. Asal dari riwayat ini adalah dari
   orang-orang 

Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn

2008-10-30 Terurut Topik wandysulastra
Terlepas dari masalah habib yang menikahi bayi dengan alasan atau
tujuan tertentu (mungkin dalam hal ini beliau lebih mengerti ilmunya),
sepengetahuan saya yang awam, niat akad nikah itu haruslah bersifat
muabbadah atau kekal, bukan dengan niat untuk sementara saja atau
dengan niat akan ditalak di waktu yang akan datang. Hukum nikah dengan
niat talak menurut ulama pada hakikatnya adalah sama dengan nikah
mut'ah, yaitu haram, terlepas apakah alasannya untuk menghindari
fitnah atau untuk menghindari hal-2 yang menyebabkan dosa (seperti
berzina). Karena hal itu bertentangan dengan tujuan disyariatkannya
akad nikah sebagaimana tertulis dalam Al-Quran surat Ar-Rum:21, yaitu
untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Tujuan
disyariatkannya nikah juga adalah untuk memperbanyak keturunan
sebagaimana sabda Rasulullah: 

Menikahlah kalian dengan wanita yang penyayang lagi subur, karena
(pada hari kiamat nanti) aku membanggakan banyaknya jumlah kalian di
hadapan umat-umat yang lain. (HR. Abu Dawud) 

Jadi nikah dengan niat sementara atau akan ditalak kemudian waktu,
jelas telah keluar dari tujuan disyariatkannya pernikahan. Lain hal
kalau talak itu tidak pernah diniatkan atau terlintas di dalam hati
pada waktu akad nikah.

Pada awal2 Islam nikah mut'ah memang pernah dibolehkan, tapi kemudian
tidak diperbolehkan lagi. Rasulullah sebagai suri tauladan kita tidak
pernah mencontohkan hal yang demikian, begitupun para sahabat. Kita
bisa melihat bagaimana pernikahan Rasulullah dengan Aisyah yang masih
belia yang dipenuhi dengan rasa cinta dan sayang, penuh kemesraan,
hingga akhir hayatnya. Karena memang demikianlah tujuan
disyariatkannya pernikahan. :)

Wassalam

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaikum wr. wb.
 
 Ini namanya sdh emosi tenan, ga mengerti apa yang saya maksudkan.
 Tujuannya jelas untuk menghindari keharaman (fitnah) bertemunya antara
 laki-laki (habib) dengan wanita (kakak perempuan saya), mertuanya
 kakak saya yg perempuan, adiknya dsb dsb pokoknya ibu2 yang ada
 dirumah itu.
 karena kan ketika bertamu, beliau (habib) bukan hanya diam dikamar,
 beliau juga ngobrol di ruang tamu, makan di ruang makan, ke kamar
 mandi (jaman dulu kamar mandi ada dibelakang) dsb dsb.
 Jadi intinya bukan masalah TRANSIT  bu, intinya MENGHINDARI FITNAH
 seperti yang ibu bilang.
 
 Yang dilakukan adalah PERNIKAHAN DINI, bukan PERKAWINAN DINI.
 dan ini menurut pemahaman saya BUKAN nikah Mut'ah, kalau nikah mut'ah
 ada perjanjian di depan untuk bercerai dalam rentan waktu tertentu.
 Tapi kalau kejadian ini ga ada perjanjian apa2 di depan, talak
 dilakukan habib setelah lebih dari tiga tahun, dan kemenakan saya
 tetap berstatus PERAWAN (ketika itu usia 4 thn) walaupun ketika
 menikah lagi dengan pacarnya dia sebetulnya status daifnya Janda
Kembang.
 Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1970-an.
 
 Tidak ada yang merasa ada wanita yang di lecehkan, yang bilang
 melecehkan wanita justru ibu sri saja, karena mungkin ibu ga bgtu
faham.
 Kalau saya tanya kemenakan saya sekarang, dia biasa-biasa aja tuh ga
 merasa dilecehin. Bapaknya juga Ridho, keluarganya juga ridho anaknya
 dinikahin ketika itu dan diceraikan lagi setelah sekian lama.
 Jadi ga ada masalah kan? Malah kemenakan saya itu merasa baru tahu
 kejadian itu setelah dia sdh berkeluarga dan punya anak. Dia cuma
 ketawa bilang, masa' sih om...??? ha ha ha, katanya ternyata
 perceraian bagi keponakan saya itu tidak hina kok.
 Dia sekarang seorang sarjana hukum.
 
 Hanya orang2 yang ga mengerti duduk maslahnya, mereka suka membuat
 masalahnya menjadi besar dan dibesar2kan, seakan-akan ini suatu
 kebodohan dan pelecehan terhadap wanita.
 Padahal jelas menurut hemat saya malah menghargai keberadaan ibu-ibu
 (wanita) yang ada dirumah itu, karena dengan terjadinya pernikahan
 tersebut menjadi Mahromnya (yang tadinya haram menjadi halal untuk
 bertemu).
 
 Masalah hotel banyak dan uang banyak, bukan suatu hal yang perlu di
 bahas lagi disini kan.
 
 Terus untuk menjawab komentar gotolocho, saya bukan lagi membahas 
 syekh semarang, saya lagi bicara perilaku Rasulullah SAW dan  seorang
 Habaib dari Jatim yang sangat dekat dengan keluarga kami. Ini bukan
 mencari-cari dalil atau membodoh-bodohi.
 karena tidak ada yang membodohi dan tidak ada yang di bodoh-bodohi
 Justru saya fikir karena ketidak fahaman suatu masalah lah yang
 membuat orang merasa :
 
 (saya kutip) =Orang pinter agama biasanya mudah saja nyari-2
 dalil pembenaran.
 Orang (tua) yang bodoh akhirnya dibodoh-bodohi karena takut dalil.
 (ataukah ada unsur  UANG dibalik dalil ?)
 Lalu kemuliaan diletakan dimana? Ya dibawah dalil,  seakan-akan dalil
 sudah menjadi Tuhan.
 yang penting ada keterangan dalil . saminawaathoina. Titik.
 ===
 
 Karena pada kenyataannya, kakak saya itu bukan orang bodoh, dia malah
 sangat mengerti tentang syariah.
 
 Kesimpulannya : jangan heran kalau ada yang menikah dini, di kampung2
 di jawa, purwakarta, bogor,sukabumi, 

Re: [keluarga-islam] OOT: Jangan TAKLID ~ Bacaan Rilex

2008-10-30 Terurut Topik Fani Dhuha
Ehmm...akang sudah taqlid dong sama Syekh al-Albany. Yang akang
lakukan sama saja dengan kawan-kawan saya tadi malam yang mengikuti
Wak Haji Yunus utk ratiban bareng tanpa mengkaji terlebih dahulu dalil
dan argumen wak Haji Yunus. Kami melakukannya karena PERCAYA
bahwa wak Haji Yunus itu ahli dalam bidangnya...
 
Kami melakukannya karena  PERCAYA bahwa wak Haji Yunus itu ahli dalam 
bidangnya
=
Kami melakukannya karena  PERCAYA bahwa wak Ustadz Haji Yunus itu ahli dalam 
bidangnya
=
Kami melakukannya karena  PERCAYA bahwa wak Ustadz Kyai Haji Yunus itu ahli 
dalam bidangnya
=
Kami melakukannya karena  PERCAYA bahwa wak Ustadz Kyai Haji Gus Yunus itu 
ahli dalam bidangnya
=
Kami melakukannya karena  PERCAYA bahwa wak Ustadz Kyai Haji Gus Dur itu ahli 
dalam bidangnya
=
???





From: Ibu Eko [EMAIL PROTECTED]
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Sent: Thursday, 30 October 2008 3:33:52
Subject: Re: [keluarga-islam] OOT: Jangan TAKLID ~ Bacaan Rilex


lho kok malah ditanya. gmn taklid buta? gmn yang ngga? tolong dong



2008/10/30 Fani Dhuha [EMAIL PROTECTED] com.sg

Sebanding gak ilmu haji yunus dengan Syekh al-Albany?





From: Ibu Eko [EMAIL PROTECTED] com
To: keluarga-islam@ yahoogroups. com
Sent: Wednesday, 29 October 2008 2:53:26
Subject: Re: [keluarga-islam] OOT: Jangan TAKLID ~ Bacaan Rilex



Terus batasan taklid buta itu apa ya? ane jadi bingung?


2008/10/29 MK. Mattawaf [EMAIL PROTECTED] co.id



Jangan Taqlid 
NS Hosen 
  
Ba'da sholat zuhur berjamaah di masjid jami', Ujang merasa kehausan. 
Kakinya lantas melangkah ke warung Mpok Ruqayah. Ujang memesan es 
kelapa muda. 
  
Pada saat yang bersamaan, seorang anak muda yang berjenggot tipis dan 
memakai celana cungkring (sekitar 10-15 senti di atas mata kaki) duduk 
disamping Ujang. Sambil tersenyum pada Ujang, anak muda yang bernama 
Jundi ini bertanya kepada Ujang, Tadi malam akhi Ujang ikutan ratiban 
di kediaman Haji Yunus yah? 
  
Iyah alhamdulillah saya ikutan bareng-bareng baca Ratib al-Haddad 
bersama Wak Haji, jawab Ujang sebelum menyeruput es kelapa muda. 
  
Apa akhi Ujang tahu apa dalilnya ikut ratiban semacam itu? Jundi 
bertanya sambil tersenyum. 
  
wah itu sih urusan Wak Haji...kata beliau ratiban ini kumpulan doa 
yang tentu saja ada dalilnya. Lha dalilnya itu apa dan bagaimana 
yah...tolong aja kang Jundi tanya langsung sama Wak haji Yunus. Ujang 
nyerocos sambil tangannya mencomot pisang goreng di depannya. 
  
Itu namanya taqlid alias fanatisme buta. Agama melarang kita untuk 
taqlid semacam itu. Bukankah Pak Yunus itu manusia biasa yang bisa 
salah dan khilaf. Kok akhi Ujang mau saja ikut-ikutan sama beliau. Itu 
namanya menyembah Pak Yunus. Haram itu hukumnya! suara Jundi mulai 
meninggi. 
  
wah...udara udah panas begini, kang Jundi kok malah bikin saya jadi 
gerah nih. Ujang mengipas-ngipaskan pecinya ke arah tubuhnya. 
  
bukan begitu akhi...saya sekedar mengingatkan saja. Rasulullah SAW 
telah bersabda, 'Aku tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan 
sesat selama berpegang teguh dengan keduanya, yaitu: Kitabullah dan 
Sunnahku'. Jadi segala persoalan harus berdasarkan kepada Qur'an dan 
Sunnah. Nggak boleh hanya kata kiyai anu atau ulama sana atau cuma 
kata Pak Yunus. 
  
bentar kang Ujang merubah posisi kakinya sambil kemudian 
mengangkat sedikit kain sarungnya. Ujang terus meneruskan, Hadis yang 
tadi kang Ujang baca itu shahih atau dha'if? 
  
Hadis-nya shahih ya akhi Ujang jawab Jundi sambil memegang jenggotnya. 
  
O, ya? Akang tahu dari mana kalau itu hadisnya shahih? 
  
Dari Syekh al-Albany. Beliau ini ulama besar...dalam kitab Silsilah 
Al-Hadits As-Shahihah, beliau bilang hadis ini shahih. Jundi lantas 
membuka catatannya. Ya betul akhi...ini disebutkan dalam buku Syekh 
al-Albany juz 4, halaman 330 
  
Sambil membetulkan peci hitam yg sudah lusuh, Ujang bertanya lagi: 
  
sudah akang periksa argumennya al-Albany sampai beliau bilang hadis 
ini shahih? Misalnya dicek ulang gitu semua argumen beliau 
  
Belum. Tapi Syekh al-Albany menyebutkan sumber-sumber rujukannya kok 
  
Terus darimana akang bisa yakin kalau yang dilakukan Syekh al-Albany 
dalam mengatakan Hadis ini shahih itu benar? 
  
Lho al-Albany kan ahli hadis, dia punya kualifikasi untuk itu, 
masak dia bohong? suara Jundi mulai meninggi. Dalam hatinya dia 
bilang, ini orang kok ngeyel banget sih. Susah banget menerima sebuah 
kebenaran! 
  
Ehmm...akang sudah taqlid dong sama Syekh al-Albany. Yang akang 
lakukan sama saja dengan kawan-kawan saya tadi malam yang mengikuti 
Wak Haji Yunus utk ratiban bareng tanpa mengkaji terlebih dahulu dalil 
dan argumen wak Haji Yunus. Kami melakukannya karena percaya 
bahwa wak Haji Yunus itu ahli dalam bidangnya 
  
Sambil nyengir meniru gaya film james Bond yang ditontonnya saat layar 
tancep, Ujang meneruskan: 
  
Sama saja dengan saya kalau sakit pergi ke dokter. Apa yang dikatakan 
dokter saya percaya. Disuruh minum obat A atau B saya 

[keluarga-islam] Re: Usia Aisyah ketika dinikahi Nabi

2008-10-30 Terurut Topik kang nceps
begini oom,,,
kalo memang kita merasa ilmu belum dalam dan logika belum kuat lebih
baik tidak usah repot-repot menjawab, cukup bilang aja, ini aturan
agama saya dan itu aturan agama anda
menikahi dengan ditiduri berbeda, menikah sekarang bisa jadi ditiduri
nanti setelah bertahun - tahun kemudian, 
menikah umur 12 tahun atau 9 tahun lalu tidur bareng tanpa digauli
umur 18 tahun 
sekarang kalo memang mau silahkan dicari adakah hadist yang mengatakan
aisyah bercampur suami istri umur 9 atau 12 atau 18,,,?

dari pada susah susah cukup bilang saja lakum dinukum waliyadiin,
emangnya agama cuma masalah tidur-meniduri tok ?
koq repot mas,,,

wassalam
KnC

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Foryanto J. Wiguna
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Benar juga spt itu, saya udah jelaskan spt itu kepada nasrani, tapi
 mereka memberikan bukti dari pernyataan MUI ttg  umur Aisyah yg 9 thn.
 (Kasus Kyai Puji)
 
 Ilmu saya blom dalam, jadi saya kerepotan atas pertanyan spt itu.
 mohon pencerahan.dan harap maklum
 
 wasalam,
 fjw
 
 On 10/30/08, Lengky Da Costa [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau saya gampaang saja jawabnya.
  Yg mengatakan nabi menikahi Aisyah di usia 9 tahun itu tidak ada
dasarnya.
  Dan tanya balik ke yang nanya, dari mana cerita itu?
  Seperti pada postingan awal, sumbernya bermasalah.
  TITIK.
  Seperti halnya hadits2 yg begitu banyak, khan tidak semua kuat
sanadnya.
  Demikian juga asal usul cerita itu.
 
  2008/10/29 Foryanto J. Wiguna [EMAIL PROTECTED]
 
  Bila mengacu hukum negara, beliau salah kata rekan
  kristen, tapi karena dia adalah nabi dan menikahi Aisyah atas wahyu,
  saya yakin, nabi kita tidak salah, cuma saya bingung menjelaskan ke
  rekan kristen bila di tanya, bahkan saya jadi tertawaan.
 
  Wassallam,
  Foryanto J. Wiguna
 
  On 10/29/08, kang nceps [EMAIL PROTECTED] wrote:
   menurut pendapat anda sendiri bagaimana ?
  
   wassalam
   KnC
  




Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn

2008-10-30 Terurut Topik sri sunarsih
bapak arland yang pinter,,, tunjukan hadist yang meenerangkan bawah tujuan 
nikah itu hanya untuk menghindari Fitnah,, alangkah mudahnya laki laki,,  untuk 
menghindari fitnah dengan cara menikah,, apa gak ada cara lain ???/ 
yang pinter siapa yang punya ilmu siapa yang pinter cuma teori siapa,, sedang 
nikah itu untuk selama hidup,, samapi mati,,, dan begitu mudahnya menceraikan 
setelah urusannya tidak ada keperluan lagi,,,
ini yang bego orang awam apa orang pinter mengaku pinter tapi bego...
aku sering ke taklim,, tapi belum ada  kutemukan alasan menikah cuma karena 
menghindari fitnah ,,, itu hanya salah satu aja,, banyak faktor kenapa orang 
itu menikah
saudara bapak seorang habib, ilmu tinggi seperti bapak,, tapi kemuliaan itu apa 
bisa di jamin di mata allah kalau menikahi  BAlita cuma karena kepentingan 
sesaat?
pikirkan dengan jernih,, jangan mencari pembenaran karena ini kasus ada pada 
keluarga bapak,, tapi apa ISLAM seperti itu cara menghargai wanita..? jangan 
mentangmentang ustad, habis semua yangdi kerjakan dianggap bener... belum tentu 
pak,,, sekarang banyak sekali seorang kyai, ustad yang jual ayat demi mencari 
pembenaran diri sendiri
 
ok
sri


--- Pada Kam, 30/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] menulis:

Dari: Arland [EMAIL PROTECTED]
Topik: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 
9 thn
Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 7:37 PM






Assalamu'alaikum wr. wb.

Ini namanya sdh emosi tenan, ga mengerti apa yang saya maksudkan.
Tujuannya jelas untuk menghindari keharaman (fitnah) bertemunya antara
laki-laki (habib) dengan wanita (kakak perempuan saya), mertuanya
kakak saya yg perempuan, adiknya dsb dsb pokoknya ibu2 yang ada
dirumah itu.
karena kan ketika bertamu, beliau (habib) bukan hanya diam dikamar,
beliau juga ngobrol di ruang tamu, makan di ruang makan, ke kamar
mandi (jaman dulu kamar mandi ada dibelakang) dsb dsb.
Jadi intinya bukan masalah TRANSIT bu, intinya MENGHINDARI FITNAH
seperti yang ibu bilang.

Yang dilakukan adalah PERNIKAHAN DINI, bukan PERKAWINAN DINI.
dan ini menurut pemahaman saya BUKAN nikah Mut'ah, kalau nikah mut'ah
ada perjanjian di depan untuk bercerai dalam rentan waktu tertentu.
Tapi kalau kejadian ini ga ada perjanjian apa2 di depan, talak
dilakukan habib setelah lebih dari tiga tahun, dan kemenakan saya
tetap berstatus PERAWAN (ketika itu usia 4 thn) walaupun ketika
menikah lagi dengan pacarnya dia sebetulnya status daifnya Janda Kembang.
Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1970-an.

Tidak ada yang merasa ada wanita yang di lecehkan, yang bilang
melecehkan wanita justru ibu sri saja, karena mungkin ibu ga bgtu faham.
Kalau saya tanya kemenakan saya sekarang, dia biasa-biasa aja tuh ga
merasa dilecehin. Bapaknya juga Ridho, keluarganya juga ridho anaknya
dinikahin ketika itu dan diceraikan lagi setelah sekian lama.
Jadi ga ada masalah kan? Malah kemenakan saya itu merasa baru tahu
kejadian itu setelah dia sdh berkeluarga dan punya anak. Dia cuma
ketawa bilang, masa' sih om...??? ha ha ha, katanya ternyata
perceraian bagi keponakan saya itu tidak hina kok.
Dia sekarang seorang sarjana hukum.

Hanya orang2 yang ga mengerti duduk maslahnya, mereka suka membuat
masalahnya menjadi besar dan dibesar2kan, seakan-akan ini suatu
kebodohan dan pelecehan terhadap wanita.
Padahal jelas menurut hemat saya malah menghargai keberadaan ibu-ibu
(wanita) yang ada dirumah itu, karena dengan terjadinya pernikahan
tersebut menjadi Mahromnya (yang tadinya haram menjadi halal untuk
bertemu).

Masalah hotel banyak dan uang banyak, bukan suatu hal yang perlu di
bahas lagi disini kan.

Terus untuk menjawab komentar gotolocho, saya bukan lagi membahas 
syekh semarang, saya lagi bicara perilaku Rasulullah SAW dan seorang
Habaib dari Jatim yang sangat dekat dengan keluarga kami. Ini bukan
mencari-cari dalil atau membodoh-bodohi.
karena tidak ada yang membodohi dan tidak ada yang di bodoh-bodohi
Justru saya fikir karena ketidak fahaman suatu masalah lah yang
membuat orang merasa :

(saya kutip) =Orang pinter agama biasanya mudah saja nyari-2
dalil pembenaran .
Orang (tua) yang bodoh akhirnya dibodoh-bodohi karena takut dalil.
(ataukah ada unsur UANG dibalik dalil ?)
Lalu kemuliaan diletakan dimana? Ya dibawah dalil, seakan-akan dalil
sudah menjadi Tuhan.
yang penting ada keterangan dalil . saminawaathoina . Titik.
===

Karena pada kenyataannya, kakak saya itu bukan orang bodoh, dia malah
sangat mengerti tentang syariah.

Kesimpulannya : jangan heran kalau ada yang menikah dini, di kampung2
di jawa, purwakarta, bogor,sukabumi, indramayu dll, Apapun alasan
mereka; banyak kok anak usia 8-9 tahun dinikahin oleh bapaknya sama
laki-laki tetangganya, dari dulu juga memang sudah banyak.
Kalau ga percaya. coba deh iseng2 tanya ke Pembantu Rumah Tangga di
rumah masing2, rata-rata mereka sdh pernah menikah di kampungnya
semenjak kecil.

Wassalam,
Arland - JKT

--- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, 

[keluarga-islam] Nikmat di Dunia

2008-10-30 Terurut Topik Yusa
Masih dua hari yang lalu, saya diam mendengarkan nasehat yang disampaikan pada 
saya :

Ati iro gambarane tingkah laku iro. Ati-ati! Aji panglipur loro iro reksanen 
kanthi temenan. Surgo ndunyo pawujude surgo akherat.

Adapun terjemahan bebas dalam bahasa Indonesia adalah sbb:

Keadaan hatimu adalah cerminan dari tingkah lakumu. Berhati-hatilah! Ingatlah 
baik-baik bagaimana caramu menghibur kesedihanmu! Surga di dunia adalah 
perwujudan surga di akhirat.

Ibarat teko isi kopi, jika dituangkan tentu kopi yang keluar. Begitu juga 
dengan hati, apapun isi hati kita atau bagaimanapun keadaan hati kita akan 
terwujud lewat tingkah laku dhohir kita.

Dikala kita melakukan keburukan maka hati kita akan buruk pula keadaannya. 
Begitu juga sebaliknya, jika hati kita menolak atau senantiasa menunda-nunda 
untuk melakukan kebaikkan, maka kita pun belum akan melakukan kebaikkan.

Jika hati kita senantiasa berburuk sangka pada Allah Swt atau pada makhluq-Nya, 
atau kita merasa iri dengki melihat keberhasilan orang lain sehingga 
meng-halal-kan segala cara untuk melebihi mereka, atau merasa diri kita paling 
benar, sombong, berbohong, malas, terlalu panjang angan-angan dan tidak peduli 
pada perintah, imbahuan atau larangan-Nya, maka tingkah laku perbuatan kita 
juga akan melakukan hal-hal yang buruk. Segala yang kita lakukan jauh dari 
kebaikkan yang membawa manfaat untuk diri kita dan orang lain. Kita akan 
menolak untuk berbuat baik jika hati kita tidak tertarik pada kebaikkan. Tapi 
jika hati sudah tertarik pada kebaikkan maka kita menerima kebaikkan.

Dari tingkah laku kita bisa terlihat bagaimana keadaan hati kita, dan dari hati 
kita bisa kita lihat bagaimana tingkah laku kita. Jadi berhati-hatilah, jagalah 
hati dan tingkah laku kita!

Memperbaiki keadaan hati agar mau menerima kebaikkan bisa menjadikan kita 
tergerak untuk melakukan kebaikkan lewat berbagai amal ibadah dhohir. 
Sebaliknya, memperbaiki perbuatan dhohir kita dengan mengerjakan berbagai amal 
ibadah bisa menjadikan keadaan hati kita lebih baik, lebih lembut.

Terkadang memang kita harus memaksa diri kita dengan mengerjakan yang kita 
mampu dulu. Biar sedikit asal rutin dan terus menerus insya Allah lebih baik 
daripada banyak tapi sebentar.

Memperbaiki keadaan hati dan dhohir kita bisa menghibur kesedihan kita. Jika 
kita senantiasa bergembira maka semuanya akan lebih menyenangkan dan kita akan 
lebih mudah mengerjakan kebaikkan. Disaat kita mudah melakukan kebaikkan maka 
ini nikmat dari Allah Swt yang dikaruniakan pada kita di dunia.

Nikmat di dunia insya Allah menjadikan kita dikaruniakan nikmat di akhirat. 
Amin.

Setidaknya ini yang saya pahami dari penjelasan beliau.

---
http://majlismajlas.blogspot.com


Balasan: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn

2008-10-30 Terurut Topik encosid
kayaknya kita kehabisan stok wanita dewasa, sehingga anak kecil diembat juga
  

sri sunarsih [EMAIL PROTECTED] wrote:
bapak arland yang pinter,,, tunjukan hadist yang 
meenerangkan bawah tujuan nikah itu hanya untuk menghindari Fitnah,, alangkah 
mudahnya laki laki,,  untuk menghindari fitnah dengan cara menikah,, apa gak 
ada cara lain ???/ yang pinter siapa yang punya ilmu siapa yang pinter 
cuma teori siapa,, sedang nikah itu untuk selama hidup,, samapi mati,,, dan 
begitu mudahnya menceraikan setelah urusannya tidak ada keperluan lagi,,,
  ini yang bego orang awam apa orang pinter mengaku pinter tapi bego...
  aku sering ke taklim,, tapi belum ada  kutemukan alasan menikah cuma karena 
menghindari fitnah ,,, itu hanya salah satu aja,, banyak faktor kenapa orang 
itu menikah
  saudara bapak seorang habib, ilmu tinggi seperti bapak,, tapi kemuliaan itu 
apa bisa di jamin di mata allah kalau menikahi  BAlita cuma karena kepentingan 
sesaat?
  pikirkan dengan jernih,, jangan mencari pembenaran karena ini kasus ada pada 
keluarga bapak,, tapi apa ISLAM seperti itu cara menghargai wanita..? jangan 
mentangmentang ustad, habis semua yangdi kerjakan dianggap bener... belum tentu 
pak,,, sekarang banyak sekali seorang kyai, ustad yang jual ayat demi mencari 
pembenaran diri sendiri
   
  ok
  sri
  

--- Pada Kam, 30/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] menulis:

  Dari: Arland [EMAIL PROTECTED]
Topik: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 
9 thn
Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 7:37 PM

  Assalamu'alaikum wr. wb.

Ini namanya sdh emosi tenan, ga mengerti apa yang saya maksudkan.
Tujuannya jelas untuk menghindari keharaman (fitnah) bertemunya antara
laki-laki (habib) dengan wanita (kakak perempuan saya), mertuanya
kakak saya yg perempuan, adiknya dsb dsb pokoknya ibu2 yang ada
dirumah itu.
karena kan ketika bertamu, beliau (habib) bukan hanya diam dikamar,
beliau juga ngobrol di ruang tamu, makan di ruang makan, ke kamar
mandi (jaman dulu kamar mandi ada dibelakang) dsb dsb.
Jadi intinya bukan masalah TRANSIT bu, intinya MENGHINDARI FITNAH
seperti yang ibu bilang.

Yang dilakukan adalah PERNIKAHAN DINI, bukan PERKAWINAN DINI.
dan ini menurut pemahaman saya BUKAN nikah Mut'ah, kalau nikah mut'ah
ada perjanjian di depan untuk bercerai dalam rentan waktu tertentu.
Tapi kalau kejadian ini ga ada perjanjian apa2 di depan, talak
dilakukan habib setelah lebih dari tiga tahun, dan kemenakan saya
tetap berstatus PERAWAN (ketika itu usia 4 thn) walaupun ketika
menikah lagi dengan pacarnya dia sebetulnya status daifnya Janda Kembang.
Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1970-an.

Tidak ada yang merasa ada wanita yang di lecehkan, yang bilang
melecehkan wanita justru ibu sri saja, karena mungkin ibu ga bgtu faham.
Kalau saya tanya kemenakan saya sekarang, dia biasa-biasa aja tuh ga
merasa dilecehin. Bapaknya juga Ridho, keluarganya juga ridho anaknya
dinikahin ketika itu dan diceraikan lagi setelah sekian lama.
Jadi ga ada masalah kan? Malah kemenakan saya itu merasa baru tahu
kejadian itu setelah dia sdh berkeluarga dan punya anak. Dia cuma
ketawa bilang, masa' sih om...??? ha ha ha, katanya ternyata
perceraian bagi keponakan saya itu tidak hina kok.
Dia sekarang seorang sarjana hukum.

Hanya orang2 yang ga mengerti duduk maslahnya, mereka suka membuat
masalahnya menjadi besar dan dibesar2kan, seakan-akan ini suatu
kebodohan dan pelecehan terhadap wanita.
Padahal jelas menurut hemat saya malah menghargai keberadaan ibu-ibu
(wanita) yang ada dirumah itu, karena dengan terjadinya pernikahan
tersebut menjadi Mahromnya (yang tadinya haram menjadi halal untuk
bertemu).

Masalah hotel banyak dan uang banyak, bukan suatu hal yang perlu di
bahas lagi disini kan.

Terus untuk menjawab komentar gotolocho, saya bukan lagi membahas 
syekh semarang, saya lagi bicara perilaku Rasulullah SAW dan seorang
Habaib dari Jatim yang sangat dekat dengan keluarga kami. Ini bukan
mencari-cari dalil atau membodoh-bodohi.
karena tidak ada yang membodohi dan tidak ada yang di bodoh-bodohi
Justru saya fikir karena ketidak fahaman suatu masalah lah yang
membuat orang merasa :

(saya kutip) =Orang pinter agama biasanya mudah saja nyari-2
dalil pembenaran .
Orang (tua) yang bodoh akhirnya dibodoh-bodohi karena takut dalil.
(ataukah ada unsur UANG dibalik dalil ?)
Lalu kemuliaan diletakan dimana? Ya dibawah dalil, seakan-akan dalil
sudah menjadi Tuhan.
yang penting ada keterangan dalil . saminawaathoina . Titik.
===

Karena pada kenyataannya, kakak saya itu bukan orang bodoh, dia malah
sangat mengerti tentang syariah.

Kesimpulannya : jangan heran kalau ada yang menikah dini, di kampung2
di jawa, purwakarta, bogor,sukabumi, indramayu dll, Apapun alasan
mereka; banyak kok anak usia 8-9 tahun dinikahin oleh bapaknya sama
laki-laki tetangganya, dari dulu juga memang sudah banyak.
Kalau ga percaya. coba deh iseng2 tanya ke Pembantu Rumah 

[keluarga-islam] Fwd: dari santribuntet.wordpress.com

2008-10-30 Terurut Topik cintasaja
Salam,

Silakan mengambil pelajaran, wahai teman2ku tersayang ...

Hidayat

-- Forwarded message --
From: rahmat_nursamsu [EMAIL PROTECTED]
Date: Fri, Oct 31, 2008 at 11:45 AM
Subject: dari santribuntet.wordpress.com



  postingan dari blog http://santribuntet.wordpress.com/2007/12/29/sumpah/

sy copas mudah2an bermanfaat


Peringatan: Cerita ini cukup panjang. Sok bikin cerpen atas
permintaan Kang Al Jupri disemangati Kang Sawali dan disupport ilmu
oleh Bang Ersis lalu terinspirasi jalan cerita Hanna. Tapi susah bikin
ending jadi kepanjangan. Maafkanlah. Tapi saya bikin sinopsisnya
(singkat cerita) di belakang. Isunya sih cukup lama tapi ini adalah
kejadian nyata. Hanya alur cerita dan tokohnya disamarkan.

Pagi ini Danang bangun telat sekali. Matahari sudah hampir nongol. Ia
tidak bisa shalat sepagi biasanya kemudian melakukan wirid dan membaca
dzikir hingga terbit matahari. Apalagi ikut shalat jamaah di mushola
samping kostanya di Purwokerto. Semalam ia diadili oleh senat
mahasiswa di kampusnya. Karena Danang dianggap mahasiswa pembawa
ajaran sesat. Bukan itu saja ia pun dituduh kafir dan musyrik.

Sehabis shalat subuh, Danang tidak beranjak seperti biasanya. Pagi
itu, Danang malas memberesi buku-buku yang berserakan di kamarnya.
Matanya berat sekali. Ia justru merebahkan kembali badannya, berharap
bisa tidur kembali. Sebab semalam hingga pukul 21.00 WIB masih di
senat disidang oleh teman-temannya.

Matanya masih saja tak mau terpejamkan. Ia masih terngiang-ngiang
dengan sumpah yang telah diucapkannya di hadapan mahasiswa di kampus,
tadi malam. Sebuah sumpah yang berani diucapkan dengan konsekwensi
yang cukup berat sekali. Tetapi atas nama keyakinan, Danang berani
bersumpah dengan penuh keberanian.

Langit-langit kosannya ia pandangi lama sekali. Tapi matanya tak mau
terpejam. Tiba-tiba, sambil tiduran melihat gambar yang jelas sekali,
seperti TV flat yang dipasang di langit-langit. Ia perhatikan gambar
teman-temanya yang mengkafir-kafirkannya. Abu Jari, Abu Geha dan
Ibnu Amak. Tiga orang inilah yang memfonis saya sesat.

Danang, kau ini pembawa ajaran sesat! Suara Abu Jari begitu
membahana, membuat Danang kaget sekali. Namun setelah membentak ia
mengelus-elus jenggotnya.

Tahu kah kamu, di kampus ini harus steril dari bid'ah. Saya sebagai
polisi syariat di kampus ini bertanggung jawab setiap bid'ah yang
merajalela di sini. Kampus ini harus bersih dari semua itu. Harus
menjadi contoh di masyarakat. Tidak boleh dicemari polusi bid'ah.
Tidak boleh satupun mahasiswa atau pengurus senat memiliki ajaran yang
mendukung bid'ah. Jika masih tetap melakukannya maka konsekwensinya
dikeluarkan.

Danang kaget bukan kepalang. Bukan masalah ancaman dikeluarkan dari
kampusnya tapi karena ia merasa apa yang ia lakukan itu tidak salah
dan boleh hukumnya. Marhabanan bersama teman-teman santri di masjid
kampus setiap malam Jum'at dan diawali yasinan, semata-mata untuk bisa
bersilaturahmi antar santri yang sudah jadi mahasiswa di sini.

Ini kan sekedar pancingan saja agar teman-teman santri kampus itu bisa
kumpul bareng untuk belajar bersama dan menjalin silaturahmi seperti
juga di pondok dulu. Jadi kenapa masalah teknik dan montase dalam
berdakwah disalahkan. Dulu para Wali bisa membawa kultur wayang dan
tembangan serta nyanyian. Namun cara ini sangat efektif. Jika itu
bid'ah sesat ya pasti dihindari lah, sebagaimana meinum-minuman keras.

Yasinan dan semua aktivitas yang saya lukukan itu sudah berakar saat
saya mondok. Yasinan tidak lain hanyalah kegiatan baca quran biasa;
Marhabanan tidak lain adalah pembacaan sastra berbahasa arab yang
ditulis dalam bentuk bait-bait cerita sejarah Rasulullah saw.
Sedangkan tahlilan tidak lain merupakan bacaan ayat quran, membaca
laa ilaaha ilallah lalu di akhiri doa untuk bapak/ibu kami yag sudah
meninggal dan untuk para arwah yang sudah mendahului.Perkara diterima
atau tidak, itu urusan Gusti Allah. Lagi pula kyai-kyai saya dan juga
para ulama, para wali sebelumnnya melakukan semua itu. Jika itu salah,
dan dianggap seperti minum-minuman keras, mungkin sudah dilarang di
pondok saya dari dulu. Aku heran kenapa orang-orang kota ini begitu
kasar kata-katanya dan membenci semua amalan itu. Batin Danang memberontak

Danang!, kenapa kamu diam saja! semprot Abu Jari karena dilihatnya
bengong

Laporkan ke MUI saja biar dibuat fatwa dan kita bisa memperkarakannya
ke polisi! Teriak salah satu mahasiswa di antara ratusan yang hadir
mengelilingi Danang.

Baiklah teman-teman sekalian, saya ingin sampaikan satu hal saja.
Saya tidak ingin berdebat untuk masalah ini. Saya tegaskan bahwa apa
yang saya lakukan itu semata-mata hanyalah tradisi kami di pesantren.
Jika mengganggu kalian dan dianggap sebagai perbuatan kaum musyrik,
Berarti kalian yang buta agama! Tapi saya ingatkan bahwa saya tidak
akan keluar dari kampus ini, dan saya akan melakukan banding hukum
jika saya diperkarakan. Saya tidak akan menghentikan kegiatan yang
diyakini menurut kami benar! 

[keluarga-islam] TRUE HIST:: Sumpah mengenai BID`AH

2008-10-30 Terurut Topik MK. Mattawaf


--- Pada Jum, 31/10/08, rahmat_nursamsu rahmat_nursam. menulis:
Dari: rahmat_nursamsu rahmat_nursam.
Topik: [majelisrasulullah] dari santribuntet.wordpress.com
Kepada: [EMAIL PROTECTED]
Tanggal: Jumat, 31 Oktober, 2008, 9:45 AM
==
 
 
postingan dari blog http://santribuntet ...
sy copas mudah2an bermanfaat
 - ---

Peringatan: Cerita ini cukup panjang. Sok bikin cerpen atas
permintaan Kang Al Jupri disemangati Kang Sawali dan disupport ilmu
oleh Bang Ersis lalu terinspirasi jalan cerita Hanna. Tapi susah bikin
ending jadi kepanjangan. Maafkanlah. Tapi saya bikin sinopsisnya
(singkat cerita) di belakang. Isunya sih cukup lama tapi ini adalah
kejadian nyata. Hanya alur cerita dan tokohnya disamarkan.

Pagi ini Danang bangun telat sekali. Matahari sudah hampir nongol. Ia
tidak bisa shalat sepagi biasanya kemudian melakukan wirid dan membaca
dzikir hingga terbit matahari. Apalagi ikut shalat jamaah di mushola
samping kostanya di Purwokerto. Semalam ia diadili oleh senat
mahasiswa di kampusnya. Karena Danang dianggap mahasiswa pembawa
ajaran sesat. Bukan itu saja ia pun dituduh kafir dan musyrik.

Sehabis shalat subuh, Danang tidak beranjak seperti biasanya. Pagi
itu, Danang malas memberesi buku-buku yang berserakan di kamarnya.
Matanya berat sekali. Ia justru merebahkan kembali badannya, berharap
bisa tidur kembali. Sebab semalam hingga pukul 21.00 WIB masih di
senat disidang oleh teman-temannya.

Matanya masih saja tak mau terpejamkan. Ia masih terngiang-ngiang
dengan sumpah yang telah diucapkannya di hadapan mahasiswa di kampus,
tadi malam. Sebuah sumpah yang berani diucapkan dengan konsekwensi
yang cukup berat sekali. Tetapi atas nama keyakinan, Danang berani
bersumpah dengan penuh keberanian.

Langit-langit kosannya ia pandangi lama sekali. Tapi matanya tak mau
terpejam. Tiba-tiba, sambil tiduran melihat gambar yang jelas sekali,
seperti TV flat yang dipasang di langit-langit. Ia perhatikan gambar
teman-temanya yang mengkafir-kafirkann ya. Abu Jari, Abu Geha dan
Ibnu Amak. Tiga orang inilah yang memfonis saya sesat.

Danang, kau ini pembawa ajaran sesat! Suara Abu Jari begitu
membahana, membuat Danang kaget sekali. Namun setelah membentak ia
mengelus-elus jenggotnya.

Tahu kah kamu, di kampus ini harus steril dari bid'ah. Saya sebagai
polisi syariat di kampus ini bertanggung jawab setiap bid'ah yang
merajalela di sini. Kampus ini harus bersih dari semua itu. Harus
menjadi contoh di masyarakat. Tidak boleh dicemari polusi bid'ah.
Tidak boleh satupun mahasiswa atau pengurus senat memiliki ajaran yang
mendukung bid'ah. Jika masih tetap melakukannya maka konsekwensinya
dikeluarkan. 

Danang kaget bukan kepalang. Bukan masalah ancaman dikeluarkan dari
kampusnya tapi karena ia merasa apa yang ia lakukan itu tidak salah
dan boleh hukumnya. Marhabanan bersama teman-teman santri di masjid
kampus setiap malam Jum'at dan diawali yasinan, semata-mata untuk bisa
bersilaturahmi antar santri yang sudah jadi mahasiswa di sini.

Ini kan sekedar pancingan saja agar teman-teman santri kampus itu bisa
kumpul bareng untuk belajar bersama dan menjalin silaturahmi seperti
juga di pondok dulu. Jadi kenapa masalah teknik dan montase dalam
berdakwah disalahkan. Dulu para Wali bisa membawa kultur wayang dan
tembangan serta nyanyian. Namun cara ini sangat efektif. Jika itu
bid'ah sesat ya pasti dihindari lah, sebagaimana meinum-minuman keras.

Yasinan dan semua aktivitas yang saya lukukan itu sudah berakar saat
saya mondok. Yasinan tidak lain hanyalah kegiatan baca quran biasa;
Marhabanan tidak lain adalah pembacaan sastra berbahasa arab yang
ditulis dalam bentuk bait-bait cerita sejarah Rasulullah saw.
Sedangkan tahlilan tidak lain merupakan bacaan ayat quran, membaca
laa ilaaha ilallah lalu di akhiri doa untuk bapak/ibu kami yag sudah
meninggal dan untuk para arwah yang sudah mendahului.Perkara diterima
atau tidak, itu urusan Gusti Allah. Lagi pula kyai-kyai saya dan juga
para ulama, para wali sebelumnnya melakukan semua itu. Jika itu salah,
dan dianggap seperti minum-minuman keras, mungkin sudah dilarang di
pondok saya dari dulu. Aku heran kenapa orang-orang kota ini begitu
kasar kata-katanya dan membenci semua amalan itu. Batin Danang memberontak

Danang!, kenapa kamu diam saja! semprot Abu Jari karena dilihatnya
bengong

Laporkan ke MUI saja biar dibuat fatwa dan kita bisa memperkarakannya
ke polisi! Teriak salah satu mahasiswa di antara ratusan yang hadir
mengelilingi Danang.

Baiklah teman-teman sekalian, saya ingin sampaikan satu hal saja.
Saya tidak ingin berdebat untuk masalah ini. Saya tegaskan bahwa apa
yang saya lakukan itu semata-mata hanyalah tradisi kami di pesantren.
Jika mengganggu kalian dan dianggap sebagai perbuatan kaum musyrik,
Berarti kalian yang buta agama! Tapi saya ingatkan bahwa saya tidak
akan keluar dari kampus ini, dan saya akan melakukan banding hukum
jika saya diperkarakan. Saya tidak akan menghentikan kegiatan yang
diyakini menurut kami benar! Hadirin tersentak