Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn
saya belum paham bapak arland,, saudara bapak di nikahkan cuma untuk transit perjalanan, sedangkan pernikahan rosul jelas alasannya..menghindari fitnah,,? dimanakah wanita di muliakan, di junjung tinggi toh akhirnya di ceraikan,, apa itu justru harga wanita sangat di rendahkan,, sedangkan perceraian adalah sesuatu yang di benci allah walau halal,,, saya tidak paham soal anak kecil 1 tahun di nikahkan dengan habib,, semakin gak paham pemikiran orang orang yang kaytanya paham agama tapi menurut pandangan saya justru melecehkan wanita.. apalagi akhirnya anak itu stausnya janda?? wah semakin tidak mengerti saya,,, hanay karean transit seorang keluarga menikahkan anaknya,, begitu mudah juga hanya karena gak diperlukan transit lagi,, akhirnya di ceraikan.. terus seorang habib kok transit aja di rumah orang,, bukankah jakarta hotel banyak,,?? mohon penjelasan temen temen,, menikahkarena transit apa manusiawi mohon temen temen yang paham agama,,, --- Pada Kam, 30/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: Arland [EMAIL PROTECTED] Topik: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 9:40 AM Assalamu'alaikum, Kalau bicara pernikahan dini, sebagai muslim kita ga usah bingung dan seperti kebakaran jenggot bila mengetahui akan kritikan pada agama kita. Setahu saya, tidak ada batasan usia menikah dalam agama islam, khususnya kepada wanita. Karena kata hadits, bagi seorang gadis adalah hak bapaknya untuk menikahkannya kepada siapa saja yang bapaknya kehendaki walaupun tanpa persetujuan si anak gadis, adapun bagi janda barulah si bapak wajib mendapatkan persetujuan dari anak wanitanya itu. Saya malahan punya pengalaman pribadi tentang kemenakan saya yang perempuan, waktu itu kemenakan saya usianya belum berumur satu tahun, ketika itu dinikahkan dengan seorang Habaib terkenal dari Jawa Timur, alasannya karena Habaib ini kalau mau dakwah ke Jakarta, Singapura, Malaysia atau Thailand, beliau transit di Jakarta dulu, baru kemudian berangkat ke LN, Nah dalam masa transit ke LN itu, beliau biasanya menginap di rumah kakak kami untuk beberapa hari, baru kemudian meneruskan perjalanan. Ketika beliau menginap itu, tentu akan menjadi risih bilamana saat dirumah tidak ada siapa2 kecuali ibu-bu, karena beliau adalah bukan mahrom. Akhirnya keputusan diambil untuk menikahkannya dengan keponakan saya yang belum berusia 1 tahun itu oleh bapaknya. Maksudnya dengan adanya hubungan pernikahan itu, antara istri kakak kami menjadi mahrom bagi beliau Habaib, karena istri kakak kami itu statusnya mertua. Sehingga Walaupun beliau Habaib bolak-balik dirumah tersebut, jadi tidak haram lagi walaupun dirumah saat itu hanya ada istri kakak kami saja. Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan bagi orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom. Apalagi Rasulullah SAW, sebagai pelaksana risalah islam ini, tentu mempunyai pertimbangan bermacam2 kepada sahabatnya Abu Bakar Assidiq. Boleh jadi dengan pernikahan dininya dengan Siti Aisyah tersebut, untuk menguatkan persahabatan dalam menopang Dakwah Islam, mengajarkan bagaimana menghalalkan hubungan yang bukan mahrom menjadi mahrom bilamana Rasulullah berkunjung bolak-balik ke rumah Saydina Abu Bakar, karena disana juga tentu ada istri saydina Abu Bakar. Perbedaannya, kalau pernikahan keponakan saya tidak diteruskan lagi hingga keponakan saya itu besar (sudah ditalak), karena beliau Habaib sekarang sudah punya rumah sendiri di Jakarta. Sedangkan Rasulullah SAW hingga Siti Aisyah besar dilanjutkan kedalam bahtera rumah tangga. Mungkin karena Siti Aisyah sejak kecil sdh mengerti bahwa Rasulullah SAW adalah suaminya, maka Rasulullah SAW tidak menceraikannya hingga Beliau SAW wafat. Demikian sebagai tambahan pengetahuan kita dalam melaksanakan Syariah Islamiyah. Kesimpulannya : Bahwa tidak ada pembatasan usia menikah bagi wanita, dan yang berhak terhadap anak wanita selagi gadis adalah Bapaknya. Wassalam. Arland- Jkt. --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, Admir.rable bestboy [EMAIL PROTECTED] wrote: sebagai orang Islam sebetulnya masalah spt ini GAMPANG Banget menjawabnya ...ASAL fikiran kita TIDAK MULUK-MULUK Batin kita tidak ada rasa SOMBONG secuil debupun terhadap ALLAH.. Begini... Apa Urusan-nya apa masalahnya itu orang-orang KAFIR orang-orang Munafik seperti Gus Dur sekeluarga dll KISRUH meributkan tentang pernikahan Rosululloh dng Aisyah yg saat itu masih berumur 9 tahun..??..Padahal ALLAH me-RIDHO-i MENGIZINKAN- NYA. Apalagi saat itu orang-orang ARAB dng usia yg masih semuda itu badan-nya dah gede banget trus saat Aisyah di nikahi oleh Rosululloh saw Aisyah juga OK-OK Saja, orang tuanya Aisyah ( ABu Bakar ) juga OK Kenapa kita sebagai Umat Islam kok TIDAK MERIBUT-kan KELAKUAN BEJAD MENJIJIK-kan yg selalu di lakukan oleh para Kaum Kafir kaum Munafik seperti...Zina BEBAS...HOMOSEX
Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn
seorang habib banyak uang,, masak untuk transit aja harus nginep dan mencari jalan nikahi BALITA,, apa gak gila?? memang gak ada hotel ya??// harus demi pengiritan nginap di rumah temen terus menikahi anaknya di bawah BALITA,, dimanakah letak kemuliaan itu,, setelah habib punya rumah di jakarta itu balita di ceraikan . alangkah bodohnya orang tua BALITA,, sungguh malang n asib wanita kalau hanya di manfaatkan dalam kondisi darurat.. capek dech --- Pada Kam, 30/10/08, gotholoco [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: gotholoco [EMAIL PROTECTED] Topik: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 10:29 AM Logis Bang Arland. Nikah dengan Kawin itu ternyata beda yah. Namun kalau nikah dalihnya seks gimana yah? Sepertinya sulit untuk menebaknya. Khusnudzon saja gitu !? Apakah untuk menjalin silaturahmi tidak ada cara yang lain sehingga perlu di tempuh legalisasi muhrom atau tidak muhrom itu dengan jalan menikahi balita itu menjadi WAJIB hukumnya ? Atau hanya keadaan dharurot tak ada jalan lain ? Ukuran sholeh nggak nya seseorang apakah bisa dilihat? misal dengan orang yang membagi-bagikan uang milyaran, menunjukan banyaknya harta kekayaan yang dipunyai, membangun pondok pesantren, kemudian orang tsb sudah masuk kategori sholeh ? (sebaliknya juga ukuran tidak sholeh apakah bisa dilihat juga?). Salam --- Pada Rab, 29/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk menulis: Dari: Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk Assalamu'alaikum, Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan bagi orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom. Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com. ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Re: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn
^_^ Sssttt...sudah...sudah...kalo mau lebih jelas silahken silaturrohim ke pak Arland lalu minta diantarkan ke habib tsb dan silahken ditanya alasan beliau dsb. Insya Allah dgn begini semua jadi lebih clear! Salam, yusa http://majlismajlas.blogspot.com - Original Message - From: sri sunarsih To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Thursday, October 30, 2008 11:47 AM Subject: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn seorang habib banyak uang,, masak untuk transit aja harus nginep dan mencari jalan nikahi BALITA,, apa gak gila?? memang gak ada hotel ya??// harus demi pengiritan nginap di rumah temen terus menikahi anaknya di bawah BALITA,, dimanakah letak kemuliaan itu,, setelah habib punya rumah di jakarta itu balita di ceraikan . alangkah bodohnya orang tua BALITA,, sungguh malang n asib wanita kalau hanya di manfaatkan dalam kondisi darurat.. capek dech --- Pada Kam, 30/10/08, gotholoco [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: gotholoco [EMAIL PROTECTED] Topik: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 10:29 AM Logis Bang Arland. Nikah dengan Kawin itu ternyata beda yah. Namun kalau nikah dalihnya seks gimana yah? Sepertinya sulit untuk menebaknya. Khusnudzon saja gitu !? Apakah untuk menjalin silaturahmi tidak ada cara yang lain sehingga perlu di tempuh legalisasi muhrom atau tidak muhrom itu dengan jalan menikahi balita itu menjadi WAJIB hukumnya ? Atau hanya keadaan dharurot tak ada jalan lain ? Ukuran sholeh nggak nya seseorang apakah bisa dilihat? misal dengan orang yang membagi-bagikan uang milyaran, menunjukan banyaknya harta kekayaan yang dipunyai, membangun pondok pesantren, kemudian orang tsb sudah masuk kategori sholeh ? (sebaliknya juga ukuran tidak sholeh apakah bisa dilihat juga?). Salam --- Pada Rab, 29/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk menulis: Dari: Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk Assalamu'alaikum, Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan bagi orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom. -- Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com. -- Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
[keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn
Mohon maaf, apakah nikah Habib yang demikian itu tidak termasuk kedalam kategori nikah mut'ah yang menurut jumhur ulama hukumnya Haram dan bathil? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Yusa [EMAIL PROTECTED] wrote: ^_^ Ajib! Salam, yusa http://majlismajlas.blogspot.com - Original Message - From: Arland To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Thursday, October 30, 2008 9:40 AM Subject: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn Assalamu'alaikum, Kalau bicara pernikahan dini, sebagai muslim kita ga usah bingung dan seperti kebakaran jenggot bila mengetahui akan kritikan pada agama kita. Setahu saya, tidak ada batasan usia menikah dalam agama islam, khususnya kepada wanita. Karena kata hadits, bagi seorang gadis adalah hak bapaknya untuk menikahkannya kepada siapa saja yang bapaknya kehendaki walaupun tanpa persetujuan si anak gadis, adapun bagi janda barulah si bapak wajib mendapatkan persetujuan dari anak wanitanya itu. Saya malahan punya pengalaman pribadi tentang kemenakan saya yang perempuan, waktu itu kemenakan saya usianya belum berumur satu tahun, ketika itu dinikahkan dengan seorang Habaib terkenal dari Jawa Timur, alasannya karena Habaib ini kalau mau dakwah ke Jakarta, Singapura, Malaysia atau Thailand, beliau transit di Jakarta dulu, baru kemudian berangkat ke LN, Nah dalam masa transit ke LN itu, beliau biasanya menginap di rumah kakak kami untuk beberapa hari, baru kemudian meneruskan perjalanan. Ketika beliau menginap itu, tentu akan menjadi risih bilamana saat dirumah tidak ada siapa2 kecuali ibu-bu, karena beliau adalah bukan mahrom. Akhirnya keputusan diambil untuk menikahkannya dengan keponakan saya yang belum berusia 1 tahun itu oleh bapaknya. Maksudnya dengan adanya hubungan pernikahan itu, antara istri kakak kami menjadi mahrom bagi beliau Habaib, karena istri kakak kami itu statusnya mertua. Sehingga Walaupun beliau Habaib bolak-balik dirumah tersebut, jadi tidak haram lagi walaupun dirumah saat itu hanya ada istri kakak kami saja. Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan bagi orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom. Apalagi Rasulullah SAW, sebagai pelaksana risalah islam ini, tentu mempunyai pertimbangan bermacam2 kepada sahabatnya Abu Bakar Assidiq. Boleh jadi dengan pernikahan dininya dengan Siti Aisyah tersebut, untuk menguatkan persahabatan dalam menopang Dakwah Islam, mengajarkan bagaimana menghalalkan hubungan yang bukan mahrom menjadi mahrom bilamana Rasulullah berkunjung bolak-balik ke rumah Saydina Abu Bakar, karena disana juga tentu ada istri saydina Abu Bakar. Perbedaannya, kalau pernikahan keponakan saya tidak diteruskan lagi hingga keponakan saya itu besar (sudah ditalak), karena beliau Habaib sekarang sudah punya rumah sendiri di Jakarta. Sedangkan Rasulullah SAW hingga Siti Aisyah besar dilanjutkan kedalam bahtera rumah tangga. Mungkin karena Siti Aisyah sejak kecil sdh mengerti bahwa Rasulullah SAW adalah suaminya, maka Rasulullah SAW tidak menceraikannya hingga Beliau SAW wafat. Demikian sebagai tambahan pengetahuan kita dalam melaksanakan Syariah Islamiyah. Kesimpulannya : Bahwa tidak ada pembatasan usia menikah bagi wanita, dan yang berhak terhadap anak wanita selagi gadis adalah Bapaknya. Wassalam. Arland- Jkt. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Admir.rable bestboy adrable@ wrote: sebagai orang Islam sebetulnya masalah spt ini GAMPANG Banget menjawabnya ...ASAL fikiran kita TIDAK MULUK-MULUK Batin kita tidak ada rasa SOMBONG secuil debupun terhadap ALLAH.. Begini... Apa Urusan-nya apa masalahnya itu orang-orang KAFIR orang-orang Munafik seperti Gus Dur sekeluarga dll KISRUH meributkan tentang pernikahan Rosululloh dng Aisyah yg saat itu masih berumur 9 tahun..??..Padahal ALLAH me-RIDHO-i MENGIZINKAN-NYA. Apalagi saat itu orang-orang ARAB dng usia yg masih semuda itu badan-nya dah gede banget trus saat Aisyah di nikahi oleh Rosululloh saw Aisyah juga OK-OK Saja, orang tuanya Aisyah ( ABu Bakar ) juga OK Kenapa kita sebagai Umat Islam kok TIDAK MERIBUT-kan KELAKUAN BEJAD MENJIJIK-kan yg selalu di lakukan oleh para Kaum Kafir kaum Munafik seperti...Zina BEBAS...HOMOSEX BEBAS...LESBIAN BEBAS...BERHUBUNGAN SEX dng BINATANG BEBAS Terus kenapa kita sebagai Penganut agama Islam agama ALLAH kok selalu terpengaruh dng ULAH para Orang Kafir yg SOK SUCI dng memepermasalahkan perbuatan yg JELAS-JELAS TERPUJI TERHORMAT spt apa yg di lakukan Oleh Rosululloh menikahi siti Asisyah dll... Seperti soal Pedofilia dll itu hanyalah ULAH para KAFIRUN MUNAFIKUN...yg mana dua manusia type ini adalah AMAT SANGAT DI BENCI oleh ALLAH
Re: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn
^_^ Maap, pak Arland yang lebih berhak menjawab, silahkan pak...trm ksh. Salam, yusa http://majlismajlas.blogspot.com - Original Message - From: wandysulastra To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Thursday, October 30, 2008 1:42 PM Subject: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn Mohon maaf, apakah nikah Habib yang demikian itu tidak termasuk kedalam kategori nikah mut'ah yang menurut jumhur ulama hukumnya Haram dan bathil? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Yusa [EMAIL PROTECTED] wrote: ^_^ Ajib! Salam, yusa http://majlismajlas.blogspot.com - Original Message - From: Arland To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Thursday, October 30, 2008 9:40 AM Subject: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn Assalamu'alaikum, Kalau bicara pernikahan dini, sebagai muslim kita ga usah bingung dan seperti kebakaran jenggot bila mengetahui akan kritikan pada agama kita. Setahu saya, tidak ada batasan usia menikah dalam agama islam, khususnya kepada wanita. Karena kata hadits, bagi seorang gadis adalah hak bapaknya untuk menikahkannya kepada siapa saja yang bapaknya kehendaki walaupun tanpa persetujuan si anak gadis, adapun bagi janda barulah si bapak wajib mendapatkan persetujuan dari anak wanitanya itu. Saya malahan punya pengalaman pribadi tentang kemenakan saya yang perempuan, waktu itu kemenakan saya usianya belum berumur satu tahun, ketika itu dinikahkan dengan seorang Habaib terkenal dari Jawa Timur, alasannya karena Habaib ini kalau mau dakwah ke Jakarta, Singapura, Malaysia atau Thailand, beliau transit di Jakarta dulu, baru kemudian berangkat ke LN, Nah dalam masa transit ke LN itu, beliau biasanya menginap di rumah kakak kami untuk beberapa hari, baru kemudian meneruskan perjalanan. Ketika beliau menginap itu, tentu akan menjadi risih bilamana saat dirumah tidak ada siapa2 kecuali ibu-bu, karena beliau adalah bukan mahrom. Akhirnya keputusan diambil untuk menikahkannya dengan keponakan saya yang belum berusia 1 tahun itu oleh bapaknya. Maksudnya dengan adanya hubungan pernikahan itu, antara istri kakak kami menjadi mahrom bagi beliau Habaib, karena istri kakak kami itu statusnya mertua. Sehingga Walaupun beliau Habaib bolak-balik dirumah tersebut, jadi tidak haram lagi walaupun dirumah saat itu hanya ada istri kakak kami saja. Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan bagi orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom. Apalagi Rasulullah SAW, sebagai pelaksana risalah islam ini, tentu mempunyai pertimbangan bermacam2 kepada sahabatnya Abu Bakar Assidiq. Boleh jadi dengan pernikahan dininya dengan Siti Aisyah tersebut, untuk menguatkan persahabatan dalam menopang Dakwah Islam, mengajarkan bagaimana menghalalkan hubungan yang bukan mahrom menjadi mahrom bilamana Rasulullah berkunjung bolak-balik ke rumah Saydina Abu Bakar, karena disana juga tentu ada istri saydina Abu Bakar. Perbedaannya, kalau pernikahan keponakan saya tidak diteruskan lagi hingga keponakan saya itu besar (sudah ditalak), karena beliau Habaib sekarang sudah punya rumah sendiri di Jakarta. Sedangkan Rasulullah SAW hingga Siti Aisyah besar dilanjutkan kedalam bahtera rumah tangga. Mungkin karena Siti Aisyah sejak kecil sdh mengerti bahwa Rasulullah SAW adalah suaminya, maka Rasulullah SAW tidak menceraikannya hingga Beliau SAW wafat. Demikian sebagai tambahan pengetahuan kita dalam melaksanakan Syariah Islamiyah. Kesimpulannya : Bahwa tidak ada pembatasan usia menikah bagi wanita, dan yang berhak terhadap anak wanita selagi gadis adalah Bapaknya. Wassalam. Arland- Jkt. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Admir.rable bestboy adrable@ wrote: sebagai orang Islam sebetulnya masalah spt ini GAMPANG Banget menjawabnya ...ASAL fikiran kita TIDAK MULUK-MULUK Batin kita tidak ada rasa SOMBONG secuil debupun terhadap ALLAH.. Begini... Apa Urusan-nya apa masalahnya itu orang-orang KAFIR orang-orang Munafik seperti Gus Dur sekeluarga dll KISRUH meributkan tentang pernikahan Rosululloh dng Aisyah yg saat itu masih berumur 9 tahun..??..Padahal ALLAH me-RIDHO-i MENGIZINKAN-NYA. Apalagi saat itu orang-orang ARAB dng usia yg masih semuda itu badan-nya dah gede banget trus saat Aisyah di nikahi oleh Rosululloh saw Aisyah juga OK-OK Saja, orang tuanya Aisyah ( ABu Bakar ) juga OK Kenapa kita sebagai Umat Islam kok TIDAK MERIBUT-kan KELAKUAN BEJAD MENJIJIK-kan yg selalu di lakukan oleh para Kaum Kafir kaum Munafik seperti...Zina BEBAS...HOMOSEX BEBAS...LESBIAN BEBAS...BERHUBUNGAN SEX dng BINATANG BEBAS Terus kenapa kita sebagai
Re: [keluarga-islam] OOT: Jangan TAKLID ~ Bacaan Rilex
Sebanding gak ilmu haji yunus dengan Syekh al-Albany? From: Ibu Eko [EMAIL PROTECTED] To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, 29 October 2008 2:53:26 Subject: Re: [keluarga-islam] OOT: Jangan TAKLID ~ Bacaan Rilex Terus batasan taklid buta itu apa ya? ane jadi bingung? 2008/10/29 MK. Mattawaf [EMAIL PROTECTED] co.id Jangan Taqlid NS Hosen Ba'da sholat zuhur berjamaah di masjid jami', Ujang merasa kehausan. Kakinya lantas melangkah ke warung Mpok Ruqayah. Ujang memesan es kelapa muda. Pada saat yang bersamaan, seorang anak muda yang berjenggot tipis dan memakai celana cungkring (sekitar 10-15 senti di atas mata kaki) duduk disamping Ujang. Sambil tersenyum pada Ujang, anak muda yang bernama Jundi ini bertanya kepada Ujang, Tadi malam akhi Ujang ikutan ratiban di kediaman Haji Yunus yah? Iyah alhamdulillah saya ikutan bareng-bareng baca Ratib al-Haddad bersama Wak Haji, jawab Ujang sebelum menyeruput es kelapa muda. Apa akhi Ujang tahu apa dalilnya ikut ratiban semacam itu? Jundi bertanya sambil tersenyum. wah itu sih urusan Wak Haji...kata beliau ratiban ini kumpulan doa yang tentu saja ada dalilnya. Lha dalilnya itu apa dan bagaimana yah...tolong aja kang Jundi tanya langsung sama Wak haji Yunus. Ujang nyerocos sambil tangannya mencomot pisang goreng di depannya. Itu namanya taqlid alias fanatisme buta. Agama melarang kita untuk taqlid semacam itu. Bukankah Pak Yunus itu manusia biasa yang bisa salah dan khilaf. Kok akhi Ujang mau saja ikut-ikutan sama beliau. Itu namanya menyembah Pak Yunus. Haram itu hukumnya! suara Jundi mulai meninggi. wah...udara udah panas begini, kang Jundi kok malah bikin saya jadi gerah nih. Ujang mengipas-ngipaskan pecinya ke arah tubuhnya. bukan begitu akhi...saya sekedar mengingatkan saja. Rasulullah SAW telah bersabda, 'Aku tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh dengan keduanya, yaitu: Kitabullah dan Sunnahku'. Jadi segala persoalan harus berdasarkan kepada Qur'an dan Sunnah. Nggak boleh hanya kata kiyai anu atau ulama sana atau cuma kata Pak Yunus. bentar kang Ujang merubah posisi kakinya sambil kemudian mengangkat sedikit kain sarungnya. Ujang terus meneruskan, Hadis yang tadi kang Ujang baca itu shahih atau dha'if? Hadis-nya shahih ya akhi Ujang jawab Jundi sambil memegang jenggotnya. O, ya? Akang tahu dari mana kalau itu hadisnya shahih? Dari Syekh al-Albany. Beliau ini ulama besar...dalam kitab Silsilah Al-Hadits As-Shahihah, beliau bilang hadis ini shahih. Jundi lantas membuka catatannya. Ya betul akhi...ini disebutkan dalam buku Syekh al-Albany juz 4, halaman 330 Sambil membetulkan peci hitam yg sudah lusuh, Ujang bertanya lagi: sudah akang periksa argumennya al-Albany sampai beliau bilang hadis ini shahih? Misalnya dicek ulang gitu semua argumen beliau Belum. Tapi Syekh al-Albany menyebutkan sumber-sumber rujukannya kok Terus darimana akang bisa yakin kalau yang dilakukan Syekh al-Albany dalam mengatakan Hadis ini shahih itu benar? Lho al-Albany kan ahli hadis, dia punya kualifikasi untuk itu, masak dia bohong? suara Jundi mulai meninggi. Dalam hatinya dia bilang, ini orang kok ngeyel banget sih. Susah banget menerima sebuah kebenaran! Ehmm...akang sudah taqlid dong sama Syekh al-Albany. Yang akang lakukan sama saja dengan kawan-kawan saya tadi malam yang mengikuti Wak Haji Yunus utk ratiban bareng tanpa mengkaji terlebih dahulu dalil dan argumen wak Haji Yunus. Kami melakukannya karena percaya bahwa wak Haji Yunus itu ahli dalam bidangnya Sambil nyengir meniru gaya film james Bond yang ditontonnya saat layar tancep, Ujang meneruskan: Sama saja dengan saya kalau sakit pergi ke dokter. Apa yang dikatakan dokter saya percaya. Disuruh minum obat A atau B saya ikuti. Soalnya saya percaya akan otoritas dokter tsb. Saya nggak mau bilang begini, 'Maaf dokter, saya butuh waktu untuk menguji apakah obat yg anda kasih itu benar atau tidak, saya harus cek dulu argumentasi anda utk mengatakan penyakit saya ini A dan bukan penyakit B Muka Jundi langsung memerah. Dia tidak menyangka Ujang yang sarung dan pecinya sudah lusuh dan wajahnya ndeso banget itu dengan telak menohok argumentasi Jundi. Mpok Ruqayah, yang dari tadi cuma mendengarkan sambil menggoreng pisang, tiba-tiba ikutan nimbrung. Perasaan ane hadis yang tadi bang Jundi bacakan ada versi lainnya deh. Dulu Wak haji Yunus udah pernah menjelaskan saat ane ikutan pengajian di rumahnya Enggak ada Mpok...hadisnya ya cuma ini. kalau ada versi lain, ya itu dha'if jawab Jundi sambil membolak-balik buku catatannya. ah urusan dha'if apa kagak itu sih urusan orang sekolahan... bukan urusan ane...urusan ane sih dagang aja Mpok Ruqayah tertawa sambil membetulkan posisi sendal jepitnya. Iya nih akang masih doyan aja sembarangan mendha'ifkan hadis Soalnya kata murabbi saya begitu akhi
Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn
Memang. Orang pinter agama biasanya mudah saja nyari-2 dalil pembenaran. Orang (tua) yang bodoh akhirnya dibodoh-bodohi karena takut dalil. (ataukah ada unsur UANG dibalik dalil ?) Lalu kemuliaan diletakan dimana? Ya dibawah dalil, seakan-akan dalil sudah menjadi Tuhan. yang penting ada keterangan dalil . saminawaathoina. Titik. --- Pada Rab, 29/10/08, sri sunarsih [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: sri sunarsih [EMAIL PROTECTED] seorang habib banyak uang,, masak untuk transit aja harus nginep dan mencari jalan nikahi BALITA,, apa gak gila ?? memang gak ada hotel ya??// harus demi pengiritan nginap di rumah temen terus menikahi anaknya di bawah BALITA,, dimanakah letak kemuliaan itu,, setelah habib punya rumah di jakarta itu balita di ceraikan . alangkah bodohnya orang tua BALITA,, sungguh malang n asib wanita kalau hanya di manfaatkan dalam kondisi darurat. . capek dech --- Pada Kam, 30/10/08, gotholoco [EMAIL PROTECTED] com menulis: Dari: gotholoco [EMAIL PROTECTED] com Logis Bang Arland. Nikah dengan Kawin itu ternyata beda yah. Namun kalau nikah dalihnya seks gimana yah? Sepertinya sulit untuk menebaknya. Khusnudzon saja gitu !? Apakah untuk menjalin silaturahmi tidak ada cara yang lain sehingga perlu di tempuh legalisasi muhrom atau tidak muhrom itu dengan jalan menikahi balita itu menjadi WAJIB hukumnya ? Atau hanya keadaan dharurot tak ada jalan lain ? Ukuran sholeh nggak nya seseorang apakah bisa dilihat? misal dengan orang yang membagi-bagikan uang milyaran, menunjukan banyaknya harta kekayaan yang dipunyai, membangun pondok pesantren, kemudian orang tsb sudah masuk kategori sholeh ? (sebaliknya juga ukuran tidak sholeh apakah bisa dilihat juga?). Salam --- Pada Rab, 29/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk menulis: Dari: Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk Assalamu'alaikum, Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan bagi orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom. ___ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Re: [keluarga-islam] OOT: Jangan TAKLID ~ Bacaan Rilex
lho kok malah ditanya. gmn taklid buta? gmn yang ngga? tolong dong 2008/10/30 Fani Dhuha [EMAIL PROTECTED] *Sebanding gak ilmu haji yunus dengan Syekh al-Albany?* -- *From:* Ibu Eko [EMAIL PROTECTED] *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com *Sent:* Wednesday, 29 October 2008 2:53:26 *Subject:* Re: [keluarga-islam] OOT: Jangan TAKLID ~ Bacaan Rilex Terus batasan taklid buta itu apa ya? ane jadi bingung? 2008/10/29 MK. Mattawaf [EMAIL PROTECTED] co.id [EMAIL PROTECTED] *Jangan Taqlid* NS Hosen Ba'da sholat zuhur berjamaah di masjid jami', Ujang merasa kehausan. Kakinya lantas melangkah ke warung Mpok Ruqayah. Ujang memesan es kelapa muda. Pada saat yang bersamaan, seorang anak muda yang berjenggot tipis dan memakai celana cungkring (sekitar 10-15 senti di atas mata kaki) duduk disamping Ujang. Sambil tersenyum pada Ujang, anak muda yang bernama Jundi ini bertanya kepada Ujang, Tadi malam akhi Ujang ikutan ratiban di kediaman Haji Yunus yah? Iyah alhamdulillah saya ikutan bareng-bareng baca Ratib al-Haddad bersama Wak Haji, jawab Ujang sebelum menyeruput es kelapa muda. Apa akhi Ujang tahu apa dalilnya ikut ratiban semacam itu? Jundi bertanya sambil tersenyum. wah itu sih urusan Wak Haji...kata beliau ratiban ini kumpulan doa yang tentu saja ada dalilnya. Lha dalilnya itu apa dan bagaimana yah...tolong aja kang Jundi tanya langsung sama Wak haji Yunus. Ujang nyerocos sambil tangannya mencomot pisang goreng di depannya. Itu namanya taqlid alias fanatisme buta. Agama melarang kita untuk taqlid semacam itu. Bukankah Pak Yunus itu manusia biasa yang bisa salah dan khilaf. Kok akhi Ujang mau saja ikut-ikutan sama beliau. Itu namanya menyembah Pak Yunus. Haram itu hukumnya! suara Jundi mulai meninggi. wah...udara udah panas begini, kang Jundi kok malah bikin saya jadi gerah nih. Ujang mengipas-ngipaskan pecinya ke arah tubuhnya. bukan begitu akhi...saya sekedar mengingatkan saja. Rasulullah SAW telah bersabda, 'Aku tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh dengan keduanya, yaitu: Kitabullah dan Sunnahku'. Jadi segala persoalan harus berdasarkan kepada Qur'an dan Sunnah. Nggak boleh hanya kata kiyai anu atau ulama sana atau cuma kata Pak Yunus. bentar kang Ujang merubah posisi kakinya sambil kemudian mengangkat sedikit kain sarungnya. Ujang terus meneruskan, Hadis yang tadi kang Ujang baca itu shahih atau dha'if? Hadis-nya shahih ya akhi Ujang jawab Jundi sambil memegang jenggotnya. O, ya? Akang tahu dari mana kalau itu hadisnya shahih? Dari Syekh al-Albany. Beliau ini ulama besar...dalam kitab Silsilah Al-Hadits As-Shahihah, beliau bilang hadis ini shahih. Jundi lantas membuka catatannya. Ya betul akhi...ini disebutkan dalam buku Syekh al-Albany juz 4, halaman 330 Sambil membetulkan peci hitam yg sudah lusuh, Ujang bertanya lagi: sudah akang periksa argumennya al-Albany sampai beliau bilang hadis ini shahih? Misalnya dicek ulang gitu semua argumen beliau Belum. Tapi Syekh al-Albany menyebutkan sumber-sumber rujukannya kok Terus darimana akang bisa yakin kalau yang dilakukan Syekh al-Albany dalam mengatakan Hadis ini shahih itu benar? Lho al-Albany kan ahli hadis, dia punya kualifikasi untuk itu, masak dia bohong? suara Jundi mulai meninggi. Dalam hatinya dia bilang, ini orang kok ngeyel banget sih. Susah banget menerima sebuah kebenaran! Ehmm...akang sudah taqlid dong sama Syekh al-Albany. Yang akang lakukan sama saja dengan kawan-kawan saya tadi malam yang mengikuti Wak Haji Yunus utk ratiban bareng tanpa mengkaji terlebih dahulu dalil dan argumen wak Haji Yunus. Kami melakukannya karena percaya bahwa wak Haji Yunus itu ahli dalam bidangnya Sambil nyengir meniru gaya film james Bond yang ditontonnya saat layar tancep, Ujang meneruskan: Sama saja dengan saya kalau sakit pergi ke dokter. Apa yang dikatakan dokter saya percaya. Disuruh minum obat A atau B saya ikuti. Soalnya saya percaya akan otoritas dokter tsb. Saya nggak mau bilang begini, 'Maaf dokter, saya butuh waktu untuk menguji apakah obat yg anda kasih itu benar atau tidak, saya harus cek dulu argumentasi anda utk mengatakan penyakit saya ini A dan bukan penyakit B Muka Jundi langsung memerah. Dia tidak menyangka Ujang yang sarung dan pecinya sudah lusuh dan wajahnya ndeso banget itu dengan telak menohok argumentasi Jundi. Mpok Ruqayah, yang dari tadi cuma mendengarkan sambil menggoreng pisang, tiba-tiba ikutan nimbrung. Perasaan ane hadis yang tadi bang Jundi bacakan ada versi lainnya deh. Dulu Wak haji Yunus udah pernah menjelaskan saat ane ikutan pengajian di rumahnya Enggak ada Mpok...hadisnya ya cuma ini. kalau ada versi lain, ya itu dha'if jawab Jundi sambil membolak-balik buku catatannya. ah urusan dha'if apa kagak itu sih urusan orang sekolahan... bukan urusan ane...urusan
[keluarga-islam] CAHAYA LANGIT: TERNYATA UMAT ISLAM ITU KAYA!
From: bobby herwibowo TERNYATA UMAT ISLAM ITU KAYA! Seorang sahabat bernama Andi, -bukan nama asli-, berkisah bahwa ia pernah bekerja di sebuah perusahaan Yahudi. Ia sudah menjadi manusia yang kaya raya di usianya yang lagi belum mencapai 40 tahun. Lebih dari 200 negara sudah ia sambangi. Semua itu dilakukan demi mencari kekayaan dunia untuknya, dan untuk perusahaannya yang dimiliki orang Yahudi. Dia bertutur betapa satu sen pun harus dikejar dalam bisnisnya. Kerugian meski hanya satu dollar akan membuat pemilik usaha menjadi panik. Apalagi model krisis global seperti saat ini. Selalu mencari harta. Mengejar kekayaan dunia. Takut miskin. Itulah yang selalu tertanam dalam benaknya! Namun dalam sebuah tugasnya di Maroko, Afrika Utara. Andi ini singgah di sebuah perkampungan muslim yang sederhana lagi bersahaja. Sebagai seorang muslim, kehadirannya di kampung itu disambut dengan baik oleh muslim di sana. Andi dijamu makan dan makanan untuk disantap pun sudah tersaji dihadapan. Namun tidak seorang pun mulai menyantap makanan dan Andi pun belum lagi dipersilakan. Hingga seseorang datang ke dalam ruang makan lalu menyampaikan berita kepada tuan rumah dalam bahasa Arab. Usai itu, Andi pun dipersilakan untuk makan. Saat menyantap hidangan itu, Andi diberitahu oleh tuan rumah bahwa warga kampung muslim tersebut tidak akan pernah menyantap makanan, selagi mereka belum merasa yakin bahwa di luar sana tidak ada seorang pun yang kelaparan. Warga di dusun tersebut saling berbagi makanan antara satu rumah dengan yang lain. Dan orang yang datang sebelum santap makanan tadi, adalah pembawa kabar bagi tuan rumah yang menyampaikan bahwa ia sudah membagi makanan bagi penduduk kampung yang belum mendapat makanan. Andi malam itu mendapat pelajaran berharga bahwa berbagi kepada sesama akan membawa ketentraman dan kebahagiaan. Penduduk desa ini mayoritas adalah penduduk miskin, namun mereka bahagia dengan cara berbagi kepada sesama. Inilah pelajaran yang jauh berbeda dari apa yang Andi dapatkan di perusahaan tempat ia bekerja. Usai dari Maroko, ia ditugaskan untuk terbang ke Cairo, Mesir. Perjalanan bisnis malam itu membawa dirinya untuk menyewa sebuah taksi di sana. Taksi di kota Seribu Menara itu dimiliki oleh perorangan, dan kebanyakan armadanya sudah jelek dan bobrok. Malam itu Andi membuka pembicaraan dengan sopir taksi Mesir demi memecah kebekuan. Berapa uang yang kau hasilkan dalam sehari dengan membawa taksi seperti ini? Andi melempar tanya kepada sopir taksi. Dibenaknya Andi akan membayangkan betapa jauh penghasilan yang akan disebutkan oleh sopir taksi ini dibandingkan penghasilan yang ia dapatkan di perusahaan Yahudi terkenal. Aku tak membawa taksi ini seharian! jawab sopir itu dengan bahasa Inggris sekenanya. Apakah kamu punya pekerjaan lain di luar sana? kejar Andi. Alhamdulillah, aku punya dua pekerjaan yang diberi Allah untukku. Dari pagi hari sampai sore aku bekerja di restoran, malam harinya aku menjadi supir taksi! sahut sang sopir. Apakah hidup di Mesir sudah sedemikian sulit sehingga engkau harus bekerja double dan mencari nafkah sampai malam? tanya Andi lagi. Tidak, hidup di negeri ini amat nikmat sekali! Dari pagi hingga sore aku mencari nafkah untuk diriku dan keluarga dan itu cukup untuk kami... jelas sang sopir. Lalu mengapa engkau menjadi sopir taksi? kejar Andi. Saudaraku, hidup ini hanya sekali. Dan aku ingin hidup yang cuma sekali ini berarti untuk bekalku setelah mati. Maka sudah beberapa lama ini aku membawa taksi agar aku bisa mencari tambahan penghasilan dan kemudian aku sedekahkan kepada mereka yang membutuhkan. jelas sang sopir. Degg...! kalimat itu terasa bagai kilat menyambar di hati Andi. Betapa hebat niat sopir taksi itu gumamnya. Tak pernah dengan kekayaan yang dimiliki, Andi bercita-cita mulia seperti itu. Tak berani ia meneruskan pembicaraan dengan sopir taksi. Dalam hati Andi bergumam bahwa seluruh harta yang ia cari rupanya belum apa-apa, dibandingkan kekayaan hati yang dimiliki penduduk muslim miskin di Maroko dan supir taksi shalih yang ia temui di Cairo, Mesir ini. Rupanya umat Islam lah yang memiliki kekayaan yang hakiki! gumam Andi. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa di antara kalian di waktu pagi ia merasa aman rumah tangganya, sehat badannya, dan mempunyai persediaan makanan untuk hari itu, maka seolah-olah ia telah mendapatkan kebahagiaan dunia dengan semua kesempurnaannya.” HR. Tirmidzi
Re: [keluarga-islam] Re: Perancis Siap Adopsi Sistem Keuangan Islami
ya mungkin kang encep benar. klu berpikir positif akan cenderung menghasilkan hal yang positif. saya hanya teringat Allah mengatakan orang kafir ngga akan pernah rela sampai kita mengikuti milah mereka. jadi agak ganjil klu mereka mengikuti milah kita (dlm ekonomi). sebaiknya memang kita hrs tetap keep waspada. On Thu, Oct 30, 2008 at 9:56 AM, kang nceps [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo yang dipikirkan adalah untuk menghancur leburkan maka segala sesuatu dari pemikiran islam yang diadopsi barat jadinya kita selalu ketakutan,,, tapi kalo yang dipikirkan adalah kita bisa terbebas dari ekonomi kaiotalis dan hukum riba dalam hutang piutang maka akan lain jadinya, wassalam KnC --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, adi eko [EMAIL PROTECTED] wrote: Terus bagaimana kang, bila perancis berhasil?? Bukankah keberhasilan teknologi barat sekarang karn mengadopsi teknologi Islam masa lalu. terus sekarang dipakai untuk menghancur leburkan Islam sendiri ??? --- On Tue, 10/21/08, ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] Subject: [keluarga-islam] Perancis Siap Adopsi Sistem Keuangan Islami To: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com Date: Tuesday, October 21, 2008, 5:12 PM Rabu, 23 Jul 2008 13:55 Pemerintah Perancis lewat menteri ekonominya Christine Lagarde mengumumkan akan menyesuaikan sistem perekonomian dan aturan hukumnya agar bisa mengakomodasi sistem keuangan syariah. Lagarde sudah mengumpulkan sejumlah investor asal negara-negara Teluk agar mereka mau menanamkan investasinya di Perancis, seperti mereka berinvestasi di Inggris dan berbagai belahan dunia lainnya. Para analis mengatakan, Perancis mulai melirik industri keuangan syariah yang saat ini sedang bomming di seluruh dunia. Ini merupakan sinyal yang kuat dan para pemainnya mendengarkan apa yang diungkapkan Perancis, kata Emmanuel Vollad seorang analis di lembaga rating Standard and Poor's. Ini adalah kali pertama seorang pejabat pemerintah Perancis secara terbuka mengatakan bahwa ia berminat untuk mengembangkan sistem keuangan yang Islami, sambung Volland mengomentari pertemuan antara Lagarde dengan para investor dari kawasan Teluk. Perancis, tambah Volland, juga ingin mendapatkan kue keuntungan dari berkembang pesatnya sistem perekonomian syariah di berbagai negara di Eropa. Perancis akan melakukan modifikasi sistem fiskal dan sistem legal agar bisa memfasilitasi penerbitan Sukuk dan transaksi-transaksi real-estate yang terstruktur sehingga tidak mengandung unsur riba di dalamnya, yang dilarang dalam Islam. Sampai saat ini, meski menjadi negara Eropa yang jumlah warga Muslimnya terbesar yaitu sekitar tujuh juta jiwa, di Perancis belum ada bank-bank syariah. Namun, Anwar Hassan, analis dari lembaga rating AS Moody's mengatakan, pernyataan Perancis bahwa mereka siap menyesuaikan diri dengan sistem keuangan syariah tidak menjadi jaminan industri keuangan Islami akan berkembang di negara itu. Menurut Anwar, tantangan untuk mengadopsi sistem keuangan syariah bukan hanya terbatas pada persoalan teknis maupun infrastrukturnya. Tapi ia mengakui, pernyataan menteri ekonomi Perancis bisa dijadikan uji coba untuk mengetahui respon publik Perancis tentang sistem perbankan Islami, bahwa sistem keuangan Islam lebih menawarkan sistem yang etis dan menjadi alternatif bagi sistem keuangan modern saat ini. (ln/iol)
Re: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn
Seorang wanita/akhwat wajat klu ngomong spt dibawah ini. ngga papakan? Sebenarnya saya hanya mencari ketegasan dalil tentang usia pernikahan Aisyah. Alahmdulillah sudah ditemukan. baik yang merujuk usia 6 d 9 th maupun yang usia 18 th. saya yakin seyakin-yakinnya Rasulullah menikah atas ridha dari Allah dan hanya untuk kepentingan Islam, bersih dari segala kepentingan pribadinya. ingatlah ketika Rasulullah akan meninggal yang disebut hanyalah Ummatku, ummatku dan ummatku. bukan istriku, hartaku, anakku dll. Aisyah adalah satu2nya istri beliau yang masih gadis, lainnya semua janda, bahkan ada yang tua-tua sehingga tidak pernah digauli. Saya hanya prihatin ternyata Syeikh semarang itu tidak begitu mencerminkan Sunnah Rasulullah dlm menikah. wallahua'lam 2008/10/30 sri sunarsih [EMAIL PROTECTED] seorang habib banyak uang,, masak untuk transit aja harus nginep dan mencari jalan nikahi BALITA,, apa gak gila?? memang gak ada hotel ya??// harus demi pengiritan nginap di rumah temen terus menikahi anaknya di bawah BALITA,, dimanakah letak kemuliaan itu,, setelah habib punya rumah di jakarta itu balita di ceraikan . alangkah bodohnya orang tua BALITA,, sungguh malang n asib wanita kalau hanya di manfaatkan dalam kondisi darurat.. capek dech --- Pada *Kam, 30/10/08, gotholoco [EMAIL PROTECTED]* menulis: Dari: gotholoco [EMAIL PROTECTED] Topik: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 10:29 AM Logis Bang Arland. Nikah dengan Kawin itu ternyata beda yah. Namun kalau nikah dalihnya seks gimana yah? Sepertinya sulit untuk menebaknya. Khusnudzon saja gitu !? Apakah untuk menjalin silaturahmi tidak ada cara yang lain sehingga perlu di tempuh legalisasi muhrom atau tidak muhrom itu dengan jalan menikahi balita itu menjadi WAJIB hukumnya ? Atau hanya keadaan dharurot tak ada jalan lain ? Ukuran sholeh nggak nya seseorang apakah bisa dilihat? misal dengan orang yang membagi-bagikan uang milyaran, menunjukan banyaknya harta kekayaan yang dipunyai, membangun pondok pesantren, kemudian orang tsb sudah masuk kategori sholeh ? (sebaliknya juga ukuran tidak sholeh apakah bisa dilihat juga?). Salam --- Pada *Rab, 29/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk* menulis: Dari: Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk Assalamu'alaikum, Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan bagi orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom. -- Dapatkan nama yang Anda sukai! http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com. -- Dapatkan alamat Email baru Anda! http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn
Assalamu'alaikum wr. wb. Ini namanya sdh emosi tenan, ga mengerti apa yang saya maksudkan. Tujuannya jelas untuk menghindari keharaman (fitnah) bertemunya antara laki-laki (habib) dengan wanita (kakak perempuan saya), mertuanya kakak saya yg perempuan, adiknya dsb dsb pokoknya ibu2 yang ada dirumah itu. karena kan ketika bertamu, beliau (habib) bukan hanya diam dikamar, beliau juga ngobrol di ruang tamu, makan di ruang makan, ke kamar mandi (jaman dulu kamar mandi ada dibelakang) dsb dsb. Jadi intinya bukan masalah TRANSIT bu, intinya MENGHINDARI FITNAH seperti yang ibu bilang. Yang dilakukan adalah PERNIKAHAN DINI, bukan PERKAWINAN DINI. dan ini menurut pemahaman saya BUKAN nikah Mut'ah, kalau nikah mut'ah ada perjanjian di depan untuk bercerai dalam rentan waktu tertentu. Tapi kalau kejadian ini ga ada perjanjian apa2 di depan, talak dilakukan habib setelah lebih dari tiga tahun, dan kemenakan saya tetap berstatus PERAWAN (ketika itu usia 4 thn) walaupun ketika menikah lagi dengan pacarnya dia sebetulnya status daifnya Janda Kembang. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1970-an. Tidak ada yang merasa ada wanita yang di lecehkan, yang bilang melecehkan wanita justru ibu sri saja, karena mungkin ibu ga bgtu faham. Kalau saya tanya kemenakan saya sekarang, dia biasa-biasa aja tuh ga merasa dilecehin. Bapaknya juga Ridho, keluarganya juga ridho anaknya dinikahin ketika itu dan diceraikan lagi setelah sekian lama. Jadi ga ada masalah kan? Malah kemenakan saya itu merasa baru tahu kejadian itu setelah dia sdh berkeluarga dan punya anak. Dia cuma ketawa bilang, masa' sih om...??? ha ha ha, katanya ternyata perceraian bagi keponakan saya itu tidak hina kok. Dia sekarang seorang sarjana hukum. Hanya orang2 yang ga mengerti duduk maslahnya, mereka suka membuat masalahnya menjadi besar dan dibesar2kan, seakan-akan ini suatu kebodohan dan pelecehan terhadap wanita. Padahal jelas menurut hemat saya malah menghargai keberadaan ibu-ibu (wanita) yang ada dirumah itu, karena dengan terjadinya pernikahan tersebut menjadi Mahromnya (yang tadinya haram menjadi halal untuk bertemu). Masalah hotel banyak dan uang banyak, bukan suatu hal yang perlu di bahas lagi disini kan. Terus untuk menjawab komentar gotolocho, saya bukan lagi membahas syekh semarang, saya lagi bicara perilaku Rasulullah SAW dan seorang Habaib dari Jatim yang sangat dekat dengan keluarga kami. Ini bukan mencari-cari dalil atau membodoh-bodohi. karena tidak ada yang membodohi dan tidak ada yang di bodoh-bodohi Justru saya fikir karena ketidak fahaman suatu masalah lah yang membuat orang merasa : (saya kutip) =Orang pinter agama biasanya mudah saja nyari-2 dalil pembenaran. Orang (tua) yang bodoh akhirnya dibodoh-bodohi karena takut dalil. (ataukah ada unsur UANG dibalik dalil ?) Lalu kemuliaan diletakan dimana? Ya dibawah dalil, seakan-akan dalil sudah menjadi Tuhan. yang penting ada keterangan dalil . saminawaathoina. Titik. === Karena pada kenyataannya, kakak saya itu bukan orang bodoh, dia malah sangat mengerti tentang syariah. Kesimpulannya : jangan heran kalau ada yang menikah dini, di kampung2 di jawa, purwakarta, bogor,sukabumi, indramayu dll, Apapun alasan mereka; banyak kok anak usia 8-9 tahun dinikahin oleh bapaknya sama laki-laki tetangganya, dari dulu juga memang sudah banyak. Kalau ga percaya. coba deh iseng2 tanya ke Pembantu Rumah Tangga di rumah masing2, rata-rata mereka sdh pernah menikah di kampungnya semenjak kecil. Wassalam, Arland - JKT --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, sri sunarsih [EMAIL PROTECTED] wrote: saya belum paham bapak arland,, saudara bapak di nikahkan cuma untuk transit perjalanan, sedangkan pernikahan rosul jelas alasannya..menghindari fitnah,,? dimanakah wanita di muliakan, di junjung tinggi toh akhirnya di ceraikan,, apa itu justru harga wanita sangat di rendahkan,, sedangkan perceraian adalah sesuatu yang di benci allah walau halal,,, saya tidak paham soal anak kecil 1 tahun di nikahkan dengan habib,, semakin gak paham pemikiran orang orang yang kaytanya paham agama tapi menurut pandangan saya justru melecehkan wanita.. apalagi akhirnya anak itu stausnya janda?? wah semakin tidak mengerti saya,,, hanay karean transit seorang keluarga menikahkan anaknya,, begitu mudah juga hanya karena gak diperlukan transit lagi,, akhirnya di ceraikan.. terus seorang habib kok transit aja di rumah orang,, bukankah jakarta hotel banyak,,?? mohon penjelasan temen temen,, menikahkarena transit apa manusiawi mohon temen temen yang paham agama,,,  --- Pada Kam, 30/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: Arland [EMAIL PROTECTED] Topik: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 9:40 AM Assalamu'alaikum, Kalau bicara pernikahan dini, sebagai muslim kita ga usah bingung dan seperti kebakaran jenggot bila mengetahui akan kritikan pada agama
[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 02 Dzulqaidah 1429H
Bismillah irRahman irRaheem In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind Yaa nuuran nuuri yaa mudabbiral umuuri balligh 'anni ruuha sayyidinaa muhammadin wa arwaaha aali muhammadin tahiyyatan wa salaaman. Wahai Dzat sumber pancaran nur, wahai Dzat yang mengatur semua perkara, tolong Engkau sampaikan salam dan penghormatanku kepada roh Kanjeng Nabi Muhammad SAW, dan juga kepada roh para keluarga beliau.
[keluarga-islam] (Ngaji of the Day) Khusu' dalam Shalat
*Khusu' dalam Shalat* Para ulama selalu menekankan agar kita mengerjakan shalat dengan khusu'. Apakah yang dimaksud dengan khusu' itu? Dan apa pula manfaatnya? Khusu' dalam shalat merupakan perkara yang sangat penting, sebab hal itu merupakan tujuan utama dari shalat yang kita kerjakan. Sesuai dengan firman Allah SWT: أَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي *Tunaikanlah shalat untuk mengingat-Ku*. (QS Thaha: 14) Dalam istilah ahli hakikat, khusu' adalah patuh pada kebenaran. Ada yang mengatakan bahwa khusu' adalah rasa takut yang terus menerus ada di dalam hati (*Kitab At-Ta'rifat*, 98). Lebih jelas lagi, Syeikh 'Ala'udin Ali bin Muhammad bin Ibrahim al-Baghdadi mengatakan, khusu' dalam shalat adalah menyatukan konsentrasi dan berpaling dari selain Allah serta merenungkan segala yang diucapkannya, baik berupa bacaan Al-Qur'an maupun dzikir. (*Tafsir Al-Khazin*, juz V, hal 32) Jadi khusu' merupakan kondisi di mana seseorang melakukan shalat dengan memenuhi segala syarat, rukun dan sunnah shalat, serta dilakukan dengan tenang, penuh konsentrasi, meresapi dan menghayati ayat juga semua dzikir yang dibaca dalam shalat. Dengan cara inilah shalat yang kita lakukan setiap hari akan menjadi khusu' serta memberikan implikasi yang positif pada kehidupan kita. Yakni mencegah manusia dari perbuatan buruk dan kemungkaran. Allah SWT Berfirman: إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ *Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan yang buruk dan mungkar*. (QS Al-Ankabut: 45) فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ. الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ *Celakalah orang yang melakukan shalat tapi hati mereka luapa apa yang ia lakukan*. (QS Al-Ma'un: 5) Melihat arti pentingnya khusu dalam shalat, Syeikh Ali Ahmad aj-Jurjani berkata bahwa ketika seorang hamba telah mampu melaksanakan shalat dengan khusu' berrarti ia telah sampai pada tingkat keimanan yang sempurna. Sebagaimana disebutkan dalam kitab karangan beliau, bahwa sesungguhnya khusu' dan menghadirkan hati dalam shalat, serta tetangnya anggota (dan melaksanakan sesuai syarat dan rukunnya) merupakan iman yang sempurna. (*Hikmatut Tasyri' wa Falsafatuhu*, juz II, hal 79). Di samping itu, khusu' merupakan syarat diterimanya shalat di sisi Allah SWT. Dalam kitab Sullam at-Tauufiq disebutkan, di Samping syarat-syarat agar shalat dapat diterima di sisi Allah SWT, ... harus menghadirkan hati dalam shalat (khusu'), maka tidak ada pahala bagi seseorang dalam shalatnya kecuali pada saat hatinya datang dalam shalatnya. (Sullam at-Taufiq, 22). Karena itu orang yang melaksanakan shalat, tapi hatinya tidak khusu, maka seakan-akan ibadah yang dilakukan sia-sia, karena tidak diterima di sisi Allah. Namun begitu, harus diakui bahwa khusu' ini merupakan perkara yang berat sekali. Apalagi bagi kita yang masih awam. Sedikit sekali orang yang mampu khusu' dalam shalatnya. Kalau kenyataannya seperti itu, maka minimal yang bisa kita lakukan adalah bagaimana khusu' itu bisa terwujud dalam shalat kita walaupun hanya sesaat. Sebagaimana yang dikatakan Imam Ghazali: Maka tidak mungkin untuk mensyaratkan manusia agar menghadirkan hati (khusu') dalam seluruh shalatnya. Karena sedikit sekali orang yang mampu melaksanakannya, dan tidak semua orang mampu mengerjakannya. Karena itu, maka yang dapat dilakukan adalah bagaimana dalam shalat itu bisa khusu' walaupun hanya sesaat saja. (*Ihya 'Ulum ad-Din*, Juz I, hal 161). Kesimpulannya adalah khusu' dalam shalat merupakan satu kondisi di mana kita melakukan shalat dengan tenang dan penuh konsentrasi, menghayati dan meresapi arti dan makna shalat yang sedang dikerjakan. Dan itu merupakan perkara yang sangat penting, agar ibadah yang kita laksanakan dapat dirasakan dalam kehidupan nyata, tidak semata-mata formalitas untuk menggugurkan kewajiban. *KH Muhyiddin Abdusshomad* *Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Ketua PCNU Jember*
Re: Balasan: Re: Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Usia Aisyah ketika dinikahi Nabi
Salam hormat, Berarti pernyataan MUI itu salah ya mas Encosid., saya blom berpegang pada yg mana. Saya berhati2x dalam hal ini, karena bila saya salah menjawab, kaum kristen gampang sekali menyerang, karena di umat islam kita sendiri punya jawaban yg beragam. Wasalam FJW On 10/30/08, encosid [EMAIL PROTECTED] wrote: kalo saya pribadi, lebih menerima penjelasan dari argumen2 yg ada pada tulisan pertama Foryanto J. Wiguna [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Encosid, Saya makin bingung, mui sendiri mengatakan Aisyah digauli usia 9 thn. Begitu juga pengakuan Syekh Puji. yg benar yg mana? mohon pencerahan. wslm, Fjw On 10/30/08, encosid wrote: mohon baca lagi tulisan pertama kesimpulan : usia aisyah dinikahi bukan 7 tahun, tapi 18 tahun Foryanto J. Wiguna wrote: Bila mengacu hukum negara, beliau salah kata rekan kristen, tapi karena dia adalah nabi dan menikahi Aisyah atas wahyu, saya yakin, nabi kita tidak salah, cuma saya bingung menjelaskan ke rekan kristen bila di tanya, bahkan saya jadi tertawaan. Wassallam, Foryanto J. Wiguna On 10/29/08, kang nceps wrote: menurut pendapat anda sendiri bagaimana ? wassalam KnC --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Foryanto J. Wiguna wrote: Muhammad nabi kita apa bener ya pedofil? Saya kadang malu bila ditanya rekan kristen... On 10/29/08, untung sentosa wrote: Dari milis lain. Berapa Usia Aisha Ketika Dinikahi oleh Rasulullah? Seorang teman kristen suatu kali bertanya kepada saya, Akankah anda menikahkan saudara perempuanmu yang berumur 7 tahun dengan seorang tua berumur 50 tahun? Saya terdiam.Dia melanjutkan, Jika anda tidak akan melakukannya, bagaimana bisa anda menyetujui pernikahan gadis polos berumur 7 tahun, Aisyah, dengan Nabi anda? Saya katakan padanya, Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaan anda pada saat ini. Teman saya tersenyum dan meninggalkan saya dengan guncangan dalam batin saya akan agama saya. Kebanyakan muslim menjawab bahwa pernikahan seperti itu diterima masyarakat pada saat itu. Jika tidak, orang-orang akan merasa keberatan dengan pernikahan Nabi saw dengan Aisyah. Bagaimanapun, penjelasan seperti ini akan mudah menipu bagi orang-orang yang naif dalam mempercayainya. Tetapi, saya tidak cukup puas dengan penjelasan seperti itu. Nabi merupakan manusia tauladan, Semua tindakannya paling patut dicontoh sehingga kita, Muslim dapat meneladaninya. Bagaimaanpun, kebanyakan orang di Islamic Center of Toledo, termasuk saya, Tidak akan berpikir untuk menunangkan saudara perempuan kita yang berumur 7 tahun dengan seorang laki-laki berumur 50 tahun. Jika orang tua setuju dengan pernikahan seperti itu, kebanyakan orang, walaupun tidak semuanya, akan memandang rendah terhadap orang tua dan suami tua tersebut. Tahun 1923, pencatat pernikahan di Mesir diberi intruksi untuk menolak pendaftaran dan menolak mengeluarkan surat nikah bagi calon suami berumur di bawah 18 tahun, dan calon isteri dibawah 16 tahun. Tahun 1931, Sidang dalam oraganisasi- oraganisi hukum dan syariah menetapkan untuk tidak merespon pernikahan bagi pasangan dengan umur diatas (Women in Muslim Family Law, John Esposito, 1982). Ini memperlihatkan bahwa walaupun di negara Mesir yang mayoritas Muslim pernikahan usia anak-anak adalah tidak dapat diterima. Jadi, Saya percaya, tanpa bukti yang solidpun selain perhormatan saya terhadap Nabi, bahwa cerita pernikahan gadis brumur 7 tahun dengan Nabi berumur 50 tahun adalah mitos semata. Bagaimanapun perjalanan panjang saya dalam menyelelidiki kebenaran atas hal ini membuktikan intuisi saya benar adanya. Nabi memang seorang yang gentleman. Dan dia tidak menikahi gadis polos berumur 7 atau 9 tahun. Umur Aisyah telah dicatat secara salah dalam literatur hadist. Lebih jauh, Saya pikir bahwa cerita yang menyebutkan hal ini sangatlah tidak bisa dipercaya. Beberapa hadist (tradisi Nabi) yang menceritakan mengenai umur Aisyah pada saat pernikahannya dengan Nabi, hadist-hadist tersebut sangat bermasalah. Saya akan menyajikan beberapa bukti melawan khayalan yang diceritakan Hisham ibnu `Urwah dan untuk membersihkan nama Nabi dari sebutan seorang tua yang tidak bertanggung jawab yang menikahi gadis polos berumur 7 tahun. Bukti #1: Pengujian Terhadap Sumber Sebagian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di hadist yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang mencatat atas otoritas dari bapaknya, yang mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak ada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, disamping kenyataan adanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn Anas, tidak menceritakan hal ini. Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, di mana Hisham tinggal disana dan pindah dari Medinah ke Iraq pada usia tua.
Re: [keluarga-islam] Perancis Siap Adopsi Sistem Keuangan Islami
Kalo saya dng berdasar apa yg saya pelajari tentang Islam baik melalui Tafsyir ALQUR'AN ( Ibnu Katsyir), dari Hadist dan dari para Ahli Hukum Islam spt Yusuf Qardawi dll...melihat-nya Hal ini adalah Skenario ALLAH, karena dari banyak berita di mana-mana terutama di situs-situs Islam bahwa saat ini di Eropa AMerika orang yg masuk Islam semakin hari semakin meningkat, dan Para Mualaf itu kebanyak-an adalah orang-orang Pintar cerdas ( Ilmuawan ) Orang kaya raya... Dari Israel yg paling mengejutkan adalah A.Weish seorang pengusaha bangsa yahudi masuk islam setelah dia melihat sendiri KELAKUAN BIADAB Tentara israel menyiksa umat islam Palestina... Weish adalah termasuk raja media di israel So' semua krisis yg di alamai oleh amerika semua dampaknya itu saya AINUL YAKIN bahwa itu semua adalah skenario ALLAH Pada 22 Oktober 2008 08:15, adi eko [EMAIL PROTECTED] menulis: Terus bagaimana kang, bila perancis berhasil?? Bukankah keberhasilan teknologi barat sekarang karn mengadopsi teknologi Islam masa lalu. terus sekarang dipakai untuk menghancur leburkan Islam sendiri ??? --- On *Tue, 10/21/08, ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED]* wrote: From: Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] Subject: [keluarga-islam] Perancis Siap Adopsi Sistem Keuangan Islami To: keluarga-islam@yahoogroups.com Date: Tuesday, October 21, 2008, 5:12 PM Rabu, 23 Jul 2008 13:55 Pemerintah Perancis lewat menteri ekonominya Christine Lagarde mengumumkan akan menyesuaikan sistem perekonomian dan aturan hukumnya agar bisa mengakomodasi sistem keuangan syariah. Lagarde sudah mengumpulkan sejumlah investor asal negara-negara Teluk agar mereka mau menanamkan investasinya di Perancis, seperti mereka berinvestasi di Inggris dan berbagai belahan dunia lainnya. Para analis mengatakan, Perancis mulai melirik industri keuangan syariah yang saat ini sedang bomming di seluruh dunia. Ini merupakan sinyal yang kuat dan para pemainnya mendengarkan apa yang diungkapkan Perancis, kata Emmanuel Vollad seorang analis di lembaga rating Standard and Poor's. Ini adalah kali pertama seorang pejabat pemerintah Perancis secara terbuka mengatakan bahwa ia berminat untuk mengembangkan sistem keuangan yang Islami, sambung Volland mengomentari pertemuan antara Lagarde dengan para investor dari kawasan Teluk. Perancis, tambah Volland, juga ingin mendapatkan kue keuntungan dari berkembang pesatnya sistem perekonomian syariah di berbagai negara di Eropa. Perancis akan melakukan modifikasi sistem fiskal dan sistem legal agar bisa memfasilitasi penerbitan Sukuk dan transaksi-transaksi real-estate yang terstruktur sehingga tidak mengandung unsur riba di dalamnya, yang dilarang dalam Islam. Sampai saat ini, meski menjadi negara Eropa yang jumlah warga Muslimnya terbesar yaitu sekitar tujuh juta jiwa, di Perancis belum ada bank-bank syariah. Namun, Anwar Hassan, analis dari lembaga rating AS Moody's mengatakan, pernyataan Perancis bahwa mereka siap menyesuaikan diri dengan sistem keuangan syariah tidak menjadi jaminan industri keuangan Islami akan berkembang di negara itu. Menurut Anwar, tantangan untuk mengadopsi sistem keuangan syariah bukan hanya terbatas pada persoalan teknis maupun infrastrukturnya. Tapi ia mengakui, pernyataan menteri ekonomi Perancis bisa dijadikan uji coba untuk mengetahui respon publik Perancis tentang sistem perbankan Islami, bahwa sistem keuangan Islam lebih menawarkan sistem yang etis dan menjadi alternatif bagi sistem keuangan modern saat ini. (ln/iol)
Re: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn
Dan saat siti Aisyah di Nikahi oleh Nabi Muhammad saw, Aisyah TIDAK LANGSUNG TINGGAL BERSAMA dng Nabi Muhammad saw, baru setelah beberapa waktu, Aisyah hidup bersama dng Nabi Muhammad saw... Dan selama Asiyah hidup bersama dng Nabi Muhammad saw samapai Nabi Muhammad saw wafat, hanya Ke- BAHAGIAAN KETENTARAMAN yg Asiyah rasakan...walopun sering mengalami kesulitan dlm hal-hal urusan soal makan dll..tetapi itu semua TIDAK di anggap sebagai kesusahan oleh Asiyah... BUKTI-nya adalah saat ada yg bertanya pada Aisyah...bagaimana Muhammad itu wahai Asiyah...??... Nabi Muhammad saw itu adalah ALQUR'AN yg BERJALAN.. jawab Aisyah.. Yg mana ARTI dari jawaban Asiyah itu adalah bahwa semua tindak Tanduk Nabi Muhammad saw itu dalam semua hal baik yg seple atau Kecil samapai hal-hal yg besar selama hidup Beliau adalah SANGAT AMAT BAIK Dan saat Nabi Muhammad saw tertidur di pangkuan Asiyah, Aisyah setelah lama memandang Nabi yg sedang terlelap di pangkuan-nya, Aisyah MENANGIS, Nabi Muhammad saw terbangun karena air mata Aisyah menetesi wajahnyaNabi Muhammad saw pun bertanya pada AisyahWahai Kumaira mengapa engkau menangis..? ..Kumaira berarti si Pipi Merah biasa nabi Muhammad saw memanggil Asiyah... Jawab Aisyah...Wahai Rosululloh, dng melihat rambut engkau yg mulai memutih, aku merasa bahwa engkau tidak lama lagi akan meninggalkanku ( wafat)... ini BUKTI juga adalah BUKTI bagimana Aisyah sangat sayang cinta pada Baginda Nabi Muhammad saw sebaliknya... Pada 30 Oktober 2008 16:10, Ibu Eko [EMAIL PROTECTED] menulis: Seorang wanita/akhwat wajat klu ngomong spt dibawah ini. ngga papakan? Sebenarnya saya hanya mencari ketegasan dalil tentang usia pernikahan Aisyah. Alahmdulillah sudah ditemukan. baik yang merujuk usia 6 d 9 th maupun yang usia 18 th. saya yakin seyakin-yakinnya Rasulullah menikah atas ridha dari Allah dan hanya untuk kepentingan Islam, bersih dari segala kepentingan pribadinya. ingatlah ketika Rasulullah akan meninggal yang disebut hanyalah Ummatku, ummatku dan ummatku. bukan istriku, hartaku, anakku dll. Aisyah adalah satu2nya istri beliau yang masih gadis, lainnya semua janda, bahkan ada yang tua-tua sehingga tidak pernah digauli. Saya hanya prihatin ternyata Syeikh semarang itu tidak begitu mencerminkan Sunnah Rasulullah dlm menikah. wallahua'lam 2008/10/30 sri sunarsih [EMAIL PROTECTED] seorang habib banyak uang,, masak untuk transit aja harus nginep dan mencari jalan nikahi BALITA,, apa gak gila?? memang gak ada hotel ya??// harus demi pengiritan nginap di rumah temen terus menikahi anaknya di bawah BALITA,, dimanakah letak kemuliaan itu,, setelah habib punya rumah di jakarta itu balita di ceraikan . alangkah bodohnya orang tua BALITA,, sungguh malang n asib wanita kalau hanya di manfaatkan dalam kondisi darurat.. capek dech --- Pada *Kam, 30/10/08, gotholoco [EMAIL PROTECTED]* menulis: Dari: gotholoco [EMAIL PROTECTED] Topik: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 10:29 AM Logis Bang Arland. Nikah dengan Kawin itu ternyata beda yah. Namun kalau nikah dalihnya seks gimana yah? Sepertinya sulit untuk menebaknya. Khusnudzon saja gitu !? Apakah untuk menjalin silaturahmi tidak ada cara yang lain sehingga perlu di tempuh legalisasi muhrom atau tidak muhrom itu dengan jalan menikahi balita itu menjadi WAJIB hukumnya ? Atau hanya keadaan dharurot tak ada jalan lain ? Ukuran sholeh nggak nya seseorang apakah bisa dilihat? misal dengan orang yang membagi-bagikan uang milyaran, menunjukan banyaknya harta kekayaan yang dipunyai, membangun pondok pesantren, kemudian orang tsb sudah masuk kategori sholeh ? (sebaliknya juga ukuran tidak sholeh apakah bisa dilihat juga?). Salam --- Pada *Rab, 29/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk* menulis: Dari: Arland [EMAIL PROTECTED] co.uk Assalamu'alaikum, Begitulah prilaku orang2 sholeh untuk menghindari pertemuan bagi orang2 yang pada awalnya bukan mahrom menjadi Mahrom. -- Dapatkan nama yang Anda sukai! http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com. -- Dapatkan alamat Email baru Anda! http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
Re: [keluarga-islam] Re: Usia Aisyah ketika dinikahi Nabi
Benar juga spt itu, saya udah jelaskan spt itu kepada nasrani, tapi mereka memberikan bukti dari pernyataan MUI ttg umur Aisyah yg 9 thn. (Kasus Kyai Puji) Ilmu saya blom dalam, jadi saya kerepotan atas pertanyan spt itu. mohon pencerahan.dan harap maklum wasalam, fjw On 10/30/08, Lengky Da Costa [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau saya gampaang saja jawabnya. Yg mengatakan nabi menikahi Aisyah di usia 9 tahun itu tidak ada dasarnya. Dan tanya balik ke yang nanya, dari mana cerita itu? Seperti pada postingan awal, sumbernya bermasalah. TITIK. Seperti halnya hadits2 yg begitu banyak, khan tidak semua kuat sanadnya. Demikian juga asal usul cerita itu. 2008/10/29 Foryanto J. Wiguna [EMAIL PROTECTED] Bila mengacu hukum negara, beliau salah kata rekan kristen, tapi karena dia adalah nabi dan menikahi Aisyah atas wahyu, saya yakin, nabi kita tidak salah, cuma saya bingung menjelaskan ke rekan kristen bila di tanya, bahkan saya jadi tertawaan. Wassallam, Foryanto J. Wiguna On 10/29/08, kang nceps [EMAIL PROTECTED] wrote: menurut pendapat anda sendiri bagaimana ? wassalam KnC --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Foryanto J. Wiguna [EMAIL PROTECTED] wrote: Muhammad nabi kita apa bener ya pedofil? Saya kadang malu bila ditanya rekan kristen... On 10/29/08, untung sentosa [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari milis lain. Berapa Usia Aisha Ketika Dinikahi oleh Rasulullah? Seorang teman kristen suatu kali bertanya kepada saya, Akankah anda menikahkan saudara perempuanmu yang berumur 7 tahun dengan seorang tua berumur 50 tahun? Saya terdiam.Dia melanjutkan, Jika anda tidak akan melakukannya, bagaimana bisa anda menyetujui pernikahan gadis polos berumur 7 tahun, Aisyah, dengan Nabi anda? Saya katakan padanya, Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaan anda pada saat ini. Teman saya tersenyum dan meninggalkan saya dengan guncangan dalam batin saya akan agama saya. Kebanyakan muslim menjawab bahwa pernikahan seperti itu diterima masyarakat pada saat itu. Jika tidak, orang-orang akan merasa keberatan dengan pernikahan Nabi saw dengan Aisyah. Bagaimanapun, penjelasan seperti ini akan mudah menipu bagi orang-orang yang naif dalam mempercayainya. Tetapi, saya tidak cukup puas dengan penjelasan seperti itu. Nabi merupakan manusia tauladan, Semua tindakannya paling patut dicontoh sehingga kita, Muslim dapat meneladaninya. Bagaimaanpun, kebanyakan orang di Islamic Center of Toledo, termasuk saya, Tidak akan berpikir untuk menunangkan saudara perempuan kita yang berumur 7 tahun dengan seorang laki-laki berumur 50 tahun. Jika orang tua setuju dengan pernikahan seperti itu, kebanyakan orang, walaupun tidak semuanya, akan memandang rendah terhadap orang tua dan suami tua tersebut. Tahun 1923, pencatat pernikahan di Mesir diberi intruksi untuk menolak pendaftaran dan menolak mengeluarkan surat nikah bagi calon suami berumur di bawah 18 tahun, dan calon isteri dibawah 16 tahun. Tahun 1931, Sidang dalam oraganisasi- oraganisi hukum dan syariah menetapkan untuk tidak merespon pernikahan bagi pasangan dengan umur diatas (Women in Muslim Family Law, John Esposito, 1982). Ini memperlihatkan bahwa walaupun di negara Mesir yang mayoritas Muslim pernikahan usia anak-anak adalah tidak dapat diterima. Jadi, Saya percaya, tanpa bukti yang solidpun selain perhormatan saya terhadap Nabi, bahwa cerita pernikahan gadis brumur 7 tahun dengan Nabi berumur 50 tahun adalah mitos semata. Bagaimanapun perjalanan panjang saya dalam menyelelidiki kebenaran atas hal ini membuktikan intuisi saya benar adanya. Nabi memang seorang yang gentleman. Dan dia tidak menikahi gadis polos berumur 7 atau 9 tahun. Umur Aisyah telah dicatat secara salah dalam literatur hadist. Lebih jauh, Saya pikir bahwa cerita yang menyebutkan hal ini sangatlah tidak bisa dipercaya. Beberapa hadist (tradisi Nabi) yang menceritakan mengenai umur Aisyah pada saat pernikahannya dengan Nabi, hadist-hadist tersebut sangat bermasalah. Saya akan menyajikan beberapa bukti melawan khayalan yang diceritakan Hisham ibnu `Urwah dan untuk membersihkan nama Nabi dari sebutan seorang tua yang tidak bertanggung jawab yang menikahi gadis polos berumur 7 tahun. Bukti #1: Pengujian Terhadap Sumber Sebagian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di hadist yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang mencatat atas otoritas dari bapaknya, yang mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak ada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, disamping kenyataan adanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn Anas, tidak menceritakan hal ini. Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang
Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn
Terlepas dari masalah habib yang menikahi bayi dengan alasan atau tujuan tertentu (mungkin dalam hal ini beliau lebih mengerti ilmunya), sepengetahuan saya yang awam, niat akad nikah itu haruslah bersifat muabbadah atau kekal, bukan dengan niat untuk sementara saja atau dengan niat akan ditalak di waktu yang akan datang. Hukum nikah dengan niat talak menurut ulama pada hakikatnya adalah sama dengan nikah mut'ah, yaitu haram, terlepas apakah alasannya untuk menghindari fitnah atau untuk menghindari hal-2 yang menyebabkan dosa (seperti berzina). Karena hal itu bertentangan dengan tujuan disyariatkannya akad nikah sebagaimana tertulis dalam Al-Quran surat Ar-Rum:21, yaitu untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Tujuan disyariatkannya nikah juga adalah untuk memperbanyak keturunan sebagaimana sabda Rasulullah: Menikahlah kalian dengan wanita yang penyayang lagi subur, karena (pada hari kiamat nanti) aku membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat yang lain. (HR. Abu Dawud) Jadi nikah dengan niat sementara atau akan ditalak kemudian waktu, jelas telah keluar dari tujuan disyariatkannya pernikahan. Lain hal kalau talak itu tidak pernah diniatkan atau terlintas di dalam hati pada waktu akad nikah. Pada awal2 Islam nikah mut'ah memang pernah dibolehkan, tapi kemudian tidak diperbolehkan lagi. Rasulullah sebagai suri tauladan kita tidak pernah mencontohkan hal yang demikian, begitupun para sahabat. Kita bisa melihat bagaimana pernikahan Rasulullah dengan Aisyah yang masih belia yang dipenuhi dengan rasa cinta dan sayang, penuh kemesraan, hingga akhir hayatnya. Karena memang demikianlah tujuan disyariatkannya pernikahan. :) Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr. wb. Ini namanya sdh emosi tenan, ga mengerti apa yang saya maksudkan. Tujuannya jelas untuk menghindari keharaman (fitnah) bertemunya antara laki-laki (habib) dengan wanita (kakak perempuan saya), mertuanya kakak saya yg perempuan, adiknya dsb dsb pokoknya ibu2 yang ada dirumah itu. karena kan ketika bertamu, beliau (habib) bukan hanya diam dikamar, beliau juga ngobrol di ruang tamu, makan di ruang makan, ke kamar mandi (jaman dulu kamar mandi ada dibelakang) dsb dsb. Jadi intinya bukan masalah TRANSIT bu, intinya MENGHINDARI FITNAH seperti yang ibu bilang. Yang dilakukan adalah PERNIKAHAN DINI, bukan PERKAWINAN DINI. dan ini menurut pemahaman saya BUKAN nikah Mut'ah, kalau nikah mut'ah ada perjanjian di depan untuk bercerai dalam rentan waktu tertentu. Tapi kalau kejadian ini ga ada perjanjian apa2 di depan, talak dilakukan habib setelah lebih dari tiga tahun, dan kemenakan saya tetap berstatus PERAWAN (ketika itu usia 4 thn) walaupun ketika menikah lagi dengan pacarnya dia sebetulnya status daifnya Janda Kembang. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1970-an. Tidak ada yang merasa ada wanita yang di lecehkan, yang bilang melecehkan wanita justru ibu sri saja, karena mungkin ibu ga bgtu faham. Kalau saya tanya kemenakan saya sekarang, dia biasa-biasa aja tuh ga merasa dilecehin. Bapaknya juga Ridho, keluarganya juga ridho anaknya dinikahin ketika itu dan diceraikan lagi setelah sekian lama. Jadi ga ada masalah kan? Malah kemenakan saya itu merasa baru tahu kejadian itu setelah dia sdh berkeluarga dan punya anak. Dia cuma ketawa bilang, masa' sih om...??? ha ha ha, katanya ternyata perceraian bagi keponakan saya itu tidak hina kok. Dia sekarang seorang sarjana hukum. Hanya orang2 yang ga mengerti duduk maslahnya, mereka suka membuat masalahnya menjadi besar dan dibesar2kan, seakan-akan ini suatu kebodohan dan pelecehan terhadap wanita. Padahal jelas menurut hemat saya malah menghargai keberadaan ibu-ibu (wanita) yang ada dirumah itu, karena dengan terjadinya pernikahan tersebut menjadi Mahromnya (yang tadinya haram menjadi halal untuk bertemu). Masalah hotel banyak dan uang banyak, bukan suatu hal yang perlu di bahas lagi disini kan. Terus untuk menjawab komentar gotolocho, saya bukan lagi membahas syekh semarang, saya lagi bicara perilaku Rasulullah SAW dan seorang Habaib dari Jatim yang sangat dekat dengan keluarga kami. Ini bukan mencari-cari dalil atau membodoh-bodohi. karena tidak ada yang membodohi dan tidak ada yang di bodoh-bodohi Justru saya fikir karena ketidak fahaman suatu masalah lah yang membuat orang merasa : (saya kutip) =Orang pinter agama biasanya mudah saja nyari-2 dalil pembenaran. Orang (tua) yang bodoh akhirnya dibodoh-bodohi karena takut dalil. (ataukah ada unsur UANG dibalik dalil ?) Lalu kemuliaan diletakan dimana? Ya dibawah dalil, seakan-akan dalil sudah menjadi Tuhan. yang penting ada keterangan dalil . saminawaathoina. Titik. === Karena pada kenyataannya, kakak saya itu bukan orang bodoh, dia malah sangat mengerti tentang syariah. Kesimpulannya : jangan heran kalau ada yang menikah dini, di kampung2 di jawa, purwakarta, bogor,sukabumi,
Re: [keluarga-islam] OOT: Jangan TAKLID ~ Bacaan Rilex
Ehmm...akang sudah taqlid dong sama Syekh al-Albany. Yang akang lakukan sama saja dengan kawan-kawan saya tadi malam yang mengikuti Wak Haji Yunus utk ratiban bareng tanpa mengkaji terlebih dahulu dalil dan argumen wak Haji Yunus. Kami melakukannya karena PERCAYA bahwa wak Haji Yunus itu ahli dalam bidangnya... Kami melakukannya karena PERCAYA bahwa wak Haji Yunus itu ahli dalam bidangnya = Kami melakukannya karena PERCAYA bahwa wak Ustadz Haji Yunus itu ahli dalam bidangnya = Kami melakukannya karena PERCAYA bahwa wak Ustadz Kyai Haji Yunus itu ahli dalam bidangnya = Kami melakukannya karena PERCAYA bahwa wak Ustadz Kyai Haji Gus Yunus itu ahli dalam bidangnya = Kami melakukannya karena PERCAYA bahwa wak Ustadz Kyai Haji Gus Dur itu ahli dalam bidangnya = ??? From: Ibu Eko [EMAIL PROTECTED] To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Thursday, 30 October 2008 3:33:52 Subject: Re: [keluarga-islam] OOT: Jangan TAKLID ~ Bacaan Rilex lho kok malah ditanya. gmn taklid buta? gmn yang ngga? tolong dong 2008/10/30 Fani Dhuha [EMAIL PROTECTED] com.sg Sebanding gak ilmu haji yunus dengan Syekh al-Albany? From: Ibu Eko [EMAIL PROTECTED] com To: keluarga-islam@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, 29 October 2008 2:53:26 Subject: Re: [keluarga-islam] OOT: Jangan TAKLID ~ Bacaan Rilex Terus batasan taklid buta itu apa ya? ane jadi bingung? 2008/10/29 MK. Mattawaf [EMAIL PROTECTED] co.id Jangan Taqlid NS Hosen Ba'da sholat zuhur berjamaah di masjid jami', Ujang merasa kehausan. Kakinya lantas melangkah ke warung Mpok Ruqayah. Ujang memesan es kelapa muda. Pada saat yang bersamaan, seorang anak muda yang berjenggot tipis dan memakai celana cungkring (sekitar 10-15 senti di atas mata kaki) duduk disamping Ujang. Sambil tersenyum pada Ujang, anak muda yang bernama Jundi ini bertanya kepada Ujang, Tadi malam akhi Ujang ikutan ratiban di kediaman Haji Yunus yah? Iyah alhamdulillah saya ikutan bareng-bareng baca Ratib al-Haddad bersama Wak Haji, jawab Ujang sebelum menyeruput es kelapa muda. Apa akhi Ujang tahu apa dalilnya ikut ratiban semacam itu? Jundi bertanya sambil tersenyum. wah itu sih urusan Wak Haji...kata beliau ratiban ini kumpulan doa yang tentu saja ada dalilnya. Lha dalilnya itu apa dan bagaimana yah...tolong aja kang Jundi tanya langsung sama Wak haji Yunus. Ujang nyerocos sambil tangannya mencomot pisang goreng di depannya. Itu namanya taqlid alias fanatisme buta. Agama melarang kita untuk taqlid semacam itu. Bukankah Pak Yunus itu manusia biasa yang bisa salah dan khilaf. Kok akhi Ujang mau saja ikut-ikutan sama beliau. Itu namanya menyembah Pak Yunus. Haram itu hukumnya! suara Jundi mulai meninggi. wah...udara udah panas begini, kang Jundi kok malah bikin saya jadi gerah nih. Ujang mengipas-ngipaskan pecinya ke arah tubuhnya. bukan begitu akhi...saya sekedar mengingatkan saja. Rasulullah SAW telah bersabda, 'Aku tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh dengan keduanya, yaitu: Kitabullah dan Sunnahku'. Jadi segala persoalan harus berdasarkan kepada Qur'an dan Sunnah. Nggak boleh hanya kata kiyai anu atau ulama sana atau cuma kata Pak Yunus. bentar kang Ujang merubah posisi kakinya sambil kemudian mengangkat sedikit kain sarungnya. Ujang terus meneruskan, Hadis yang tadi kang Ujang baca itu shahih atau dha'if? Hadis-nya shahih ya akhi Ujang jawab Jundi sambil memegang jenggotnya. O, ya? Akang tahu dari mana kalau itu hadisnya shahih? Dari Syekh al-Albany. Beliau ini ulama besar...dalam kitab Silsilah Al-Hadits As-Shahihah, beliau bilang hadis ini shahih. Jundi lantas membuka catatannya. Ya betul akhi...ini disebutkan dalam buku Syekh al-Albany juz 4, halaman 330 Sambil membetulkan peci hitam yg sudah lusuh, Ujang bertanya lagi: sudah akang periksa argumennya al-Albany sampai beliau bilang hadis ini shahih? Misalnya dicek ulang gitu semua argumen beliau Belum. Tapi Syekh al-Albany menyebutkan sumber-sumber rujukannya kok Terus darimana akang bisa yakin kalau yang dilakukan Syekh al-Albany dalam mengatakan Hadis ini shahih itu benar? Lho al-Albany kan ahli hadis, dia punya kualifikasi untuk itu, masak dia bohong? suara Jundi mulai meninggi. Dalam hatinya dia bilang, ini orang kok ngeyel banget sih. Susah banget menerima sebuah kebenaran! Ehmm...akang sudah taqlid dong sama Syekh al-Albany. Yang akang lakukan sama saja dengan kawan-kawan saya tadi malam yang mengikuti Wak Haji Yunus utk ratiban bareng tanpa mengkaji terlebih dahulu dalil dan argumen wak Haji Yunus. Kami melakukannya karena percaya bahwa wak Haji Yunus itu ahli dalam bidangnya Sambil nyengir meniru gaya film james Bond yang ditontonnya saat layar tancep, Ujang meneruskan: Sama saja dengan saya kalau sakit pergi ke dokter. Apa yang dikatakan dokter saya percaya. Disuruh minum obat A atau B saya
[keluarga-islam] Re: Usia Aisyah ketika dinikahi Nabi
begini oom,,, kalo memang kita merasa ilmu belum dalam dan logika belum kuat lebih baik tidak usah repot-repot menjawab, cukup bilang aja, ini aturan agama saya dan itu aturan agama anda menikahi dengan ditiduri berbeda, menikah sekarang bisa jadi ditiduri nanti setelah bertahun - tahun kemudian, menikah umur 12 tahun atau 9 tahun lalu tidur bareng tanpa digauli umur 18 tahun sekarang kalo memang mau silahkan dicari adakah hadist yang mengatakan aisyah bercampur suami istri umur 9 atau 12 atau 18,,,? dari pada susah susah cukup bilang saja lakum dinukum waliyadiin, emangnya agama cuma masalah tidur-meniduri tok ? koq repot mas,,, wassalam KnC --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Foryanto J. Wiguna [EMAIL PROTECTED] wrote: Benar juga spt itu, saya udah jelaskan spt itu kepada nasrani, tapi mereka memberikan bukti dari pernyataan MUI ttg umur Aisyah yg 9 thn. (Kasus Kyai Puji) Ilmu saya blom dalam, jadi saya kerepotan atas pertanyan spt itu. mohon pencerahan.dan harap maklum wasalam, fjw On 10/30/08, Lengky Da Costa [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau saya gampaang saja jawabnya. Yg mengatakan nabi menikahi Aisyah di usia 9 tahun itu tidak ada dasarnya. Dan tanya balik ke yang nanya, dari mana cerita itu? Seperti pada postingan awal, sumbernya bermasalah. TITIK. Seperti halnya hadits2 yg begitu banyak, khan tidak semua kuat sanadnya. Demikian juga asal usul cerita itu. 2008/10/29 Foryanto J. Wiguna [EMAIL PROTECTED] Bila mengacu hukum negara, beliau salah kata rekan kristen, tapi karena dia adalah nabi dan menikahi Aisyah atas wahyu, saya yakin, nabi kita tidak salah, cuma saya bingung menjelaskan ke rekan kristen bila di tanya, bahkan saya jadi tertawaan. Wassallam, Foryanto J. Wiguna On 10/29/08, kang nceps [EMAIL PROTECTED] wrote: menurut pendapat anda sendiri bagaimana ? wassalam KnC
Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn
bapak arland yang pinter,,, tunjukan hadist yang meenerangkan bawah tujuan nikah itu hanya untuk menghindari Fitnah,, alangkah mudahnya laki laki,, untuk menghindari fitnah dengan cara menikah,, apa gak ada cara lain ???/ yang pinter siapa yang punya ilmu siapa yang pinter cuma teori siapa,, sedang nikah itu untuk selama hidup,, samapi mati,,, dan begitu mudahnya menceraikan setelah urusannya tidak ada keperluan lagi,,, ini yang bego orang awam apa orang pinter mengaku pinter tapi bego... aku sering ke taklim,, tapi belum ada kutemukan alasan menikah cuma karena menghindari fitnah ,,, itu hanya salah satu aja,, banyak faktor kenapa orang itu menikah saudara bapak seorang habib, ilmu tinggi seperti bapak,, tapi kemuliaan itu apa bisa di jamin di mata allah kalau menikahi BAlita cuma karena kepentingan sesaat? pikirkan dengan jernih,, jangan mencari pembenaran karena ini kasus ada pada keluarga bapak,, tapi apa ISLAM seperti itu cara menghargai wanita..? jangan mentangmentang ustad, habis semua yangdi kerjakan dianggap bener... belum tentu pak,,, sekarang banyak sekali seorang kyai, ustad yang jual ayat demi mencari pembenaran diri sendiri ok sri --- Pada Kam, 30/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: Arland [EMAIL PROTECTED] Topik: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 7:37 PM Assalamu'alaikum wr. wb. Ini namanya sdh emosi tenan, ga mengerti apa yang saya maksudkan. Tujuannya jelas untuk menghindari keharaman (fitnah) bertemunya antara laki-laki (habib) dengan wanita (kakak perempuan saya), mertuanya kakak saya yg perempuan, adiknya dsb dsb pokoknya ibu2 yang ada dirumah itu. karena kan ketika bertamu, beliau (habib) bukan hanya diam dikamar, beliau juga ngobrol di ruang tamu, makan di ruang makan, ke kamar mandi (jaman dulu kamar mandi ada dibelakang) dsb dsb. Jadi intinya bukan masalah TRANSIT bu, intinya MENGHINDARI FITNAH seperti yang ibu bilang. Yang dilakukan adalah PERNIKAHAN DINI, bukan PERKAWINAN DINI. dan ini menurut pemahaman saya BUKAN nikah Mut'ah, kalau nikah mut'ah ada perjanjian di depan untuk bercerai dalam rentan waktu tertentu. Tapi kalau kejadian ini ga ada perjanjian apa2 di depan, talak dilakukan habib setelah lebih dari tiga tahun, dan kemenakan saya tetap berstatus PERAWAN (ketika itu usia 4 thn) walaupun ketika menikah lagi dengan pacarnya dia sebetulnya status daifnya Janda Kembang. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1970-an. Tidak ada yang merasa ada wanita yang di lecehkan, yang bilang melecehkan wanita justru ibu sri saja, karena mungkin ibu ga bgtu faham. Kalau saya tanya kemenakan saya sekarang, dia biasa-biasa aja tuh ga merasa dilecehin. Bapaknya juga Ridho, keluarganya juga ridho anaknya dinikahin ketika itu dan diceraikan lagi setelah sekian lama. Jadi ga ada masalah kan? Malah kemenakan saya itu merasa baru tahu kejadian itu setelah dia sdh berkeluarga dan punya anak. Dia cuma ketawa bilang, masa' sih om...??? ha ha ha, katanya ternyata perceraian bagi keponakan saya itu tidak hina kok. Dia sekarang seorang sarjana hukum. Hanya orang2 yang ga mengerti duduk maslahnya, mereka suka membuat masalahnya menjadi besar dan dibesar2kan, seakan-akan ini suatu kebodohan dan pelecehan terhadap wanita. Padahal jelas menurut hemat saya malah menghargai keberadaan ibu-ibu (wanita) yang ada dirumah itu, karena dengan terjadinya pernikahan tersebut menjadi Mahromnya (yang tadinya haram menjadi halal untuk bertemu). Masalah hotel banyak dan uang banyak, bukan suatu hal yang perlu di bahas lagi disini kan. Terus untuk menjawab komentar gotolocho, saya bukan lagi membahas syekh semarang, saya lagi bicara perilaku Rasulullah SAW dan seorang Habaib dari Jatim yang sangat dekat dengan keluarga kami. Ini bukan mencari-cari dalil atau membodoh-bodohi. karena tidak ada yang membodohi dan tidak ada yang di bodoh-bodohi Justru saya fikir karena ketidak fahaman suatu masalah lah yang membuat orang merasa : (saya kutip) =Orang pinter agama biasanya mudah saja nyari-2 dalil pembenaran . Orang (tua) yang bodoh akhirnya dibodoh-bodohi karena takut dalil. (ataukah ada unsur UANG dibalik dalil ?) Lalu kemuliaan diletakan dimana? Ya dibawah dalil, seakan-akan dalil sudah menjadi Tuhan. yang penting ada keterangan dalil . saminawaathoina . Titik. === Karena pada kenyataannya, kakak saya itu bukan orang bodoh, dia malah sangat mengerti tentang syariah. Kesimpulannya : jangan heran kalau ada yang menikah dini, di kampung2 di jawa, purwakarta, bogor,sukabumi, indramayu dll, Apapun alasan mereka; banyak kok anak usia 8-9 tahun dinikahin oleh bapaknya sama laki-laki tetangganya, dari dulu juga memang sudah banyak. Kalau ga percaya. coba deh iseng2 tanya ke Pembantu Rumah Tangga di rumah masing2, rata-rata mereka sdh pernah menikah di kampungnya semenjak kecil. Wassalam, Arland - JKT --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com,
[keluarga-islam] Nikmat di Dunia
Masih dua hari yang lalu, saya diam mendengarkan nasehat yang disampaikan pada saya : Ati iro gambarane tingkah laku iro. Ati-ati! Aji panglipur loro iro reksanen kanthi temenan. Surgo ndunyo pawujude surgo akherat. Adapun terjemahan bebas dalam bahasa Indonesia adalah sbb: Keadaan hatimu adalah cerminan dari tingkah lakumu. Berhati-hatilah! Ingatlah baik-baik bagaimana caramu menghibur kesedihanmu! Surga di dunia adalah perwujudan surga di akhirat. Ibarat teko isi kopi, jika dituangkan tentu kopi yang keluar. Begitu juga dengan hati, apapun isi hati kita atau bagaimanapun keadaan hati kita akan terwujud lewat tingkah laku dhohir kita. Dikala kita melakukan keburukan maka hati kita akan buruk pula keadaannya. Begitu juga sebaliknya, jika hati kita menolak atau senantiasa menunda-nunda untuk melakukan kebaikkan, maka kita pun belum akan melakukan kebaikkan. Jika hati kita senantiasa berburuk sangka pada Allah Swt atau pada makhluq-Nya, atau kita merasa iri dengki melihat keberhasilan orang lain sehingga meng-halal-kan segala cara untuk melebihi mereka, atau merasa diri kita paling benar, sombong, berbohong, malas, terlalu panjang angan-angan dan tidak peduli pada perintah, imbahuan atau larangan-Nya, maka tingkah laku perbuatan kita juga akan melakukan hal-hal yang buruk. Segala yang kita lakukan jauh dari kebaikkan yang membawa manfaat untuk diri kita dan orang lain. Kita akan menolak untuk berbuat baik jika hati kita tidak tertarik pada kebaikkan. Tapi jika hati sudah tertarik pada kebaikkan maka kita menerima kebaikkan. Dari tingkah laku kita bisa terlihat bagaimana keadaan hati kita, dan dari hati kita bisa kita lihat bagaimana tingkah laku kita. Jadi berhati-hatilah, jagalah hati dan tingkah laku kita! Memperbaiki keadaan hati agar mau menerima kebaikkan bisa menjadikan kita tergerak untuk melakukan kebaikkan lewat berbagai amal ibadah dhohir. Sebaliknya, memperbaiki perbuatan dhohir kita dengan mengerjakan berbagai amal ibadah bisa menjadikan keadaan hati kita lebih baik, lebih lembut. Terkadang memang kita harus memaksa diri kita dengan mengerjakan yang kita mampu dulu. Biar sedikit asal rutin dan terus menerus insya Allah lebih baik daripada banyak tapi sebentar. Memperbaiki keadaan hati dan dhohir kita bisa menghibur kesedihan kita. Jika kita senantiasa bergembira maka semuanya akan lebih menyenangkan dan kita akan lebih mudah mengerjakan kebaikkan. Disaat kita mudah melakukan kebaikkan maka ini nikmat dari Allah Swt yang dikaruniakan pada kita di dunia. Nikmat di dunia insya Allah menjadikan kita dikaruniakan nikmat di akhirat. Amin. Setidaknya ini yang saya pahami dari penjelasan beliau. --- http://majlismajlas.blogspot.com
Balasan: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn
kayaknya kita kehabisan stok wanita dewasa, sehingga anak kecil diembat juga sri sunarsih [EMAIL PROTECTED] wrote: bapak arland yang pinter,,, tunjukan hadist yang meenerangkan bawah tujuan nikah itu hanya untuk menghindari Fitnah,, alangkah mudahnya laki laki,, untuk menghindari fitnah dengan cara menikah,, apa gak ada cara lain ???/ yang pinter siapa yang punya ilmu siapa yang pinter cuma teori siapa,, sedang nikah itu untuk selama hidup,, samapi mati,,, dan begitu mudahnya menceraikan setelah urusannya tidak ada keperluan lagi,,, ini yang bego orang awam apa orang pinter mengaku pinter tapi bego... aku sering ke taklim,, tapi belum ada kutemukan alasan menikah cuma karena menghindari fitnah ,,, itu hanya salah satu aja,, banyak faktor kenapa orang itu menikah saudara bapak seorang habib, ilmu tinggi seperti bapak,, tapi kemuliaan itu apa bisa di jamin di mata allah kalau menikahi BAlita cuma karena kepentingan sesaat? pikirkan dengan jernih,, jangan mencari pembenaran karena ini kasus ada pada keluarga bapak,, tapi apa ISLAM seperti itu cara menghargai wanita..? jangan mentangmentang ustad, habis semua yangdi kerjakan dianggap bener... belum tentu pak,,, sekarang banyak sekali seorang kyai, ustad yang jual ayat demi mencari pembenaran diri sendiri ok sri --- Pada Kam, 30/10/08, Arland [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: Arland [EMAIL PROTECTED] Topik: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 30 Oktober, 2008, 7:37 PM Assalamu'alaikum wr. wb. Ini namanya sdh emosi tenan, ga mengerti apa yang saya maksudkan. Tujuannya jelas untuk menghindari keharaman (fitnah) bertemunya antara laki-laki (habib) dengan wanita (kakak perempuan saya), mertuanya kakak saya yg perempuan, adiknya dsb dsb pokoknya ibu2 yang ada dirumah itu. karena kan ketika bertamu, beliau (habib) bukan hanya diam dikamar, beliau juga ngobrol di ruang tamu, makan di ruang makan, ke kamar mandi (jaman dulu kamar mandi ada dibelakang) dsb dsb. Jadi intinya bukan masalah TRANSIT bu, intinya MENGHINDARI FITNAH seperti yang ibu bilang. Yang dilakukan adalah PERNIKAHAN DINI, bukan PERKAWINAN DINI. dan ini menurut pemahaman saya BUKAN nikah Mut'ah, kalau nikah mut'ah ada perjanjian di depan untuk bercerai dalam rentan waktu tertentu. Tapi kalau kejadian ini ga ada perjanjian apa2 di depan, talak dilakukan habib setelah lebih dari tiga tahun, dan kemenakan saya tetap berstatus PERAWAN (ketika itu usia 4 thn) walaupun ketika menikah lagi dengan pacarnya dia sebetulnya status daifnya Janda Kembang. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1970-an. Tidak ada yang merasa ada wanita yang di lecehkan, yang bilang melecehkan wanita justru ibu sri saja, karena mungkin ibu ga bgtu faham. Kalau saya tanya kemenakan saya sekarang, dia biasa-biasa aja tuh ga merasa dilecehin. Bapaknya juga Ridho, keluarganya juga ridho anaknya dinikahin ketika itu dan diceraikan lagi setelah sekian lama. Jadi ga ada masalah kan? Malah kemenakan saya itu merasa baru tahu kejadian itu setelah dia sdh berkeluarga dan punya anak. Dia cuma ketawa bilang, masa' sih om...??? ha ha ha, katanya ternyata perceraian bagi keponakan saya itu tidak hina kok. Dia sekarang seorang sarjana hukum. Hanya orang2 yang ga mengerti duduk maslahnya, mereka suka membuat masalahnya menjadi besar dan dibesar2kan, seakan-akan ini suatu kebodohan dan pelecehan terhadap wanita. Padahal jelas menurut hemat saya malah menghargai keberadaan ibu-ibu (wanita) yang ada dirumah itu, karena dengan terjadinya pernikahan tersebut menjadi Mahromnya (yang tadinya haram menjadi halal untuk bertemu). Masalah hotel banyak dan uang banyak, bukan suatu hal yang perlu di bahas lagi disini kan. Terus untuk menjawab komentar gotolocho, saya bukan lagi membahas syekh semarang, saya lagi bicara perilaku Rasulullah SAW dan seorang Habaib dari Jatim yang sangat dekat dengan keluarga kami. Ini bukan mencari-cari dalil atau membodoh-bodohi. karena tidak ada yang membodohi dan tidak ada yang di bodoh-bodohi Justru saya fikir karena ketidak fahaman suatu masalah lah yang membuat orang merasa : (saya kutip) =Orang pinter agama biasanya mudah saja nyari-2 dalil pembenaran . Orang (tua) yang bodoh akhirnya dibodoh-bodohi karena takut dalil. (ataukah ada unsur UANG dibalik dalil ?) Lalu kemuliaan diletakan dimana? Ya dibawah dalil, seakan-akan dalil sudah menjadi Tuhan. yang penting ada keterangan dalil . saminawaathoina . Titik. === Karena pada kenyataannya, kakak saya itu bukan orang bodoh, dia malah sangat mengerti tentang syariah. Kesimpulannya : jangan heran kalau ada yang menikah dini, di kampung2 di jawa, purwakarta, bogor,sukabumi, indramayu dll, Apapun alasan mereka; banyak kok anak usia 8-9 tahun dinikahin oleh bapaknya sama laki-laki tetangganya, dari dulu juga memang sudah banyak. Kalau ga percaya. coba deh iseng2 tanya ke Pembantu Rumah
[keluarga-islam] Fwd: dari santribuntet.wordpress.com
Salam, Silakan mengambil pelajaran, wahai teman2ku tersayang ... Hidayat -- Forwarded message -- From: rahmat_nursamsu [EMAIL PROTECTED] Date: Fri, Oct 31, 2008 at 11:45 AM Subject: dari santribuntet.wordpress.com postingan dari blog http://santribuntet.wordpress.com/2007/12/29/sumpah/ sy copas mudah2an bermanfaat Peringatan: Cerita ini cukup panjang. Sok bikin cerpen atas permintaan Kang Al Jupri disemangati Kang Sawali dan disupport ilmu oleh Bang Ersis lalu terinspirasi jalan cerita Hanna. Tapi susah bikin ending jadi kepanjangan. Maafkanlah. Tapi saya bikin sinopsisnya (singkat cerita) di belakang. Isunya sih cukup lama tapi ini adalah kejadian nyata. Hanya alur cerita dan tokohnya disamarkan. Pagi ini Danang bangun telat sekali. Matahari sudah hampir nongol. Ia tidak bisa shalat sepagi biasanya kemudian melakukan wirid dan membaca dzikir hingga terbit matahari. Apalagi ikut shalat jamaah di mushola samping kostanya di Purwokerto. Semalam ia diadili oleh senat mahasiswa di kampusnya. Karena Danang dianggap mahasiswa pembawa ajaran sesat. Bukan itu saja ia pun dituduh kafir dan musyrik. Sehabis shalat subuh, Danang tidak beranjak seperti biasanya. Pagi itu, Danang malas memberesi buku-buku yang berserakan di kamarnya. Matanya berat sekali. Ia justru merebahkan kembali badannya, berharap bisa tidur kembali. Sebab semalam hingga pukul 21.00 WIB masih di senat disidang oleh teman-temannya. Matanya masih saja tak mau terpejamkan. Ia masih terngiang-ngiang dengan sumpah yang telah diucapkannya di hadapan mahasiswa di kampus, tadi malam. Sebuah sumpah yang berani diucapkan dengan konsekwensi yang cukup berat sekali. Tetapi atas nama keyakinan, Danang berani bersumpah dengan penuh keberanian. Langit-langit kosannya ia pandangi lama sekali. Tapi matanya tak mau terpejam. Tiba-tiba, sambil tiduran melihat gambar yang jelas sekali, seperti TV flat yang dipasang di langit-langit. Ia perhatikan gambar teman-temanya yang mengkafir-kafirkannya. Abu Jari, Abu Geha dan Ibnu Amak. Tiga orang inilah yang memfonis saya sesat. Danang, kau ini pembawa ajaran sesat! Suara Abu Jari begitu membahana, membuat Danang kaget sekali. Namun setelah membentak ia mengelus-elus jenggotnya. Tahu kah kamu, di kampus ini harus steril dari bid'ah. Saya sebagai polisi syariat di kampus ini bertanggung jawab setiap bid'ah yang merajalela di sini. Kampus ini harus bersih dari semua itu. Harus menjadi contoh di masyarakat. Tidak boleh dicemari polusi bid'ah. Tidak boleh satupun mahasiswa atau pengurus senat memiliki ajaran yang mendukung bid'ah. Jika masih tetap melakukannya maka konsekwensinya dikeluarkan. Danang kaget bukan kepalang. Bukan masalah ancaman dikeluarkan dari kampusnya tapi karena ia merasa apa yang ia lakukan itu tidak salah dan boleh hukumnya. Marhabanan bersama teman-teman santri di masjid kampus setiap malam Jum'at dan diawali yasinan, semata-mata untuk bisa bersilaturahmi antar santri yang sudah jadi mahasiswa di sini. Ini kan sekedar pancingan saja agar teman-teman santri kampus itu bisa kumpul bareng untuk belajar bersama dan menjalin silaturahmi seperti juga di pondok dulu. Jadi kenapa masalah teknik dan montase dalam berdakwah disalahkan. Dulu para Wali bisa membawa kultur wayang dan tembangan serta nyanyian. Namun cara ini sangat efektif. Jika itu bid'ah sesat ya pasti dihindari lah, sebagaimana meinum-minuman keras. Yasinan dan semua aktivitas yang saya lukukan itu sudah berakar saat saya mondok. Yasinan tidak lain hanyalah kegiatan baca quran biasa; Marhabanan tidak lain adalah pembacaan sastra berbahasa arab yang ditulis dalam bentuk bait-bait cerita sejarah Rasulullah saw. Sedangkan tahlilan tidak lain merupakan bacaan ayat quran, membaca laa ilaaha ilallah lalu di akhiri doa untuk bapak/ibu kami yag sudah meninggal dan untuk para arwah yang sudah mendahului.Perkara diterima atau tidak, itu urusan Gusti Allah. Lagi pula kyai-kyai saya dan juga para ulama, para wali sebelumnnya melakukan semua itu. Jika itu salah, dan dianggap seperti minum-minuman keras, mungkin sudah dilarang di pondok saya dari dulu. Aku heran kenapa orang-orang kota ini begitu kasar kata-katanya dan membenci semua amalan itu. Batin Danang memberontak Danang!, kenapa kamu diam saja! semprot Abu Jari karena dilihatnya bengong Laporkan ke MUI saja biar dibuat fatwa dan kita bisa memperkarakannya ke polisi! Teriak salah satu mahasiswa di antara ratusan yang hadir mengelilingi Danang. Baiklah teman-teman sekalian, saya ingin sampaikan satu hal saja. Saya tidak ingin berdebat untuk masalah ini. Saya tegaskan bahwa apa yang saya lakukan itu semata-mata hanyalah tradisi kami di pesantren. Jika mengganggu kalian dan dianggap sebagai perbuatan kaum musyrik, Berarti kalian yang buta agama! Tapi saya ingatkan bahwa saya tidak akan keluar dari kampus ini, dan saya akan melakukan banding hukum jika saya diperkarakan. Saya tidak akan menghentikan kegiatan yang diyakini menurut kami benar!
[keluarga-islam] TRUE HIST:: Sumpah mengenai BID`AH
--- Pada Jum, 31/10/08, rahmat_nursamsu rahmat_nursam. menulis: Dari: rahmat_nursamsu rahmat_nursam. Topik: [majelisrasulullah] dari santribuntet.wordpress.com Kepada: [EMAIL PROTECTED] Tanggal: Jumat, 31 Oktober, 2008, 9:45 AM == postingan dari blog http://santribuntet ... sy copas mudah2an bermanfaat - --- Peringatan: Cerita ini cukup panjang. Sok bikin cerpen atas permintaan Kang Al Jupri disemangati Kang Sawali dan disupport ilmu oleh Bang Ersis lalu terinspirasi jalan cerita Hanna. Tapi susah bikin ending jadi kepanjangan. Maafkanlah. Tapi saya bikin sinopsisnya (singkat cerita) di belakang. Isunya sih cukup lama tapi ini adalah kejadian nyata. Hanya alur cerita dan tokohnya disamarkan. Pagi ini Danang bangun telat sekali. Matahari sudah hampir nongol. Ia tidak bisa shalat sepagi biasanya kemudian melakukan wirid dan membaca dzikir hingga terbit matahari. Apalagi ikut shalat jamaah di mushola samping kostanya di Purwokerto. Semalam ia diadili oleh senat mahasiswa di kampusnya. Karena Danang dianggap mahasiswa pembawa ajaran sesat. Bukan itu saja ia pun dituduh kafir dan musyrik. Sehabis shalat subuh, Danang tidak beranjak seperti biasanya. Pagi itu, Danang malas memberesi buku-buku yang berserakan di kamarnya. Matanya berat sekali. Ia justru merebahkan kembali badannya, berharap bisa tidur kembali. Sebab semalam hingga pukul 21.00 WIB masih di senat disidang oleh teman-temannya. Matanya masih saja tak mau terpejamkan. Ia masih terngiang-ngiang dengan sumpah yang telah diucapkannya di hadapan mahasiswa di kampus, tadi malam. Sebuah sumpah yang berani diucapkan dengan konsekwensi yang cukup berat sekali. Tetapi atas nama keyakinan, Danang berani bersumpah dengan penuh keberanian. Langit-langit kosannya ia pandangi lama sekali. Tapi matanya tak mau terpejam. Tiba-tiba, sambil tiduran melihat gambar yang jelas sekali, seperti TV flat yang dipasang di langit-langit. Ia perhatikan gambar teman-temanya yang mengkafir-kafirkann ya. Abu Jari, Abu Geha dan Ibnu Amak. Tiga orang inilah yang memfonis saya sesat. Danang, kau ini pembawa ajaran sesat! Suara Abu Jari begitu membahana, membuat Danang kaget sekali. Namun setelah membentak ia mengelus-elus jenggotnya. Tahu kah kamu, di kampus ini harus steril dari bid'ah. Saya sebagai polisi syariat di kampus ini bertanggung jawab setiap bid'ah yang merajalela di sini. Kampus ini harus bersih dari semua itu. Harus menjadi contoh di masyarakat. Tidak boleh dicemari polusi bid'ah. Tidak boleh satupun mahasiswa atau pengurus senat memiliki ajaran yang mendukung bid'ah. Jika masih tetap melakukannya maka konsekwensinya dikeluarkan. Danang kaget bukan kepalang. Bukan masalah ancaman dikeluarkan dari kampusnya tapi karena ia merasa apa yang ia lakukan itu tidak salah dan boleh hukumnya. Marhabanan bersama teman-teman santri di masjid kampus setiap malam Jum'at dan diawali yasinan, semata-mata untuk bisa bersilaturahmi antar santri yang sudah jadi mahasiswa di sini. Ini kan sekedar pancingan saja agar teman-teman santri kampus itu bisa kumpul bareng untuk belajar bersama dan menjalin silaturahmi seperti juga di pondok dulu. Jadi kenapa masalah teknik dan montase dalam berdakwah disalahkan. Dulu para Wali bisa membawa kultur wayang dan tembangan serta nyanyian. Namun cara ini sangat efektif. Jika itu bid'ah sesat ya pasti dihindari lah, sebagaimana meinum-minuman keras. Yasinan dan semua aktivitas yang saya lukukan itu sudah berakar saat saya mondok. Yasinan tidak lain hanyalah kegiatan baca quran biasa; Marhabanan tidak lain adalah pembacaan sastra berbahasa arab yang ditulis dalam bentuk bait-bait cerita sejarah Rasulullah saw. Sedangkan tahlilan tidak lain merupakan bacaan ayat quran, membaca laa ilaaha ilallah lalu di akhiri doa untuk bapak/ibu kami yag sudah meninggal dan untuk para arwah yang sudah mendahului.Perkara diterima atau tidak, itu urusan Gusti Allah. Lagi pula kyai-kyai saya dan juga para ulama, para wali sebelumnnya melakukan semua itu. Jika itu salah, dan dianggap seperti minum-minuman keras, mungkin sudah dilarang di pondok saya dari dulu. Aku heran kenapa orang-orang kota ini begitu kasar kata-katanya dan membenci semua amalan itu. Batin Danang memberontak Danang!, kenapa kamu diam saja! semprot Abu Jari karena dilihatnya bengong Laporkan ke MUI saja biar dibuat fatwa dan kita bisa memperkarakannya ke polisi! Teriak salah satu mahasiswa di antara ratusan yang hadir mengelilingi Danang. Baiklah teman-teman sekalian, saya ingin sampaikan satu hal saja. Saya tidak ingin berdebat untuk masalah ini. Saya tegaskan bahwa apa yang saya lakukan itu semata-mata hanyalah tradisi kami di pesantren. Jika mengganggu kalian dan dianggap sebagai perbuatan kaum musyrik, Berarti kalian yang buta agama! Tapi saya ingatkan bahwa saya tidak akan keluar dari kampus ini, dan saya akan melakukan banding hukum jika saya diperkarakan. Saya tidak akan menghentikan kegiatan yang diyakini menurut kami benar! Hadirin tersentak