Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)

2006-05-24 Terurut Topik Rudy Prabowo



Bukan dibelokin tapi sesuai dgn fakta dan nyata, ada di Al-Quran (maka anda harus sering Ngaji, jangan Meoong melulu)

Dablex Scali [EMAIL PROTECTED] wrote: Ha..ha..ha..
 Pertama-tama sih dimirip-miripin ajarannyasetelah itu dibelokin deh...wak..kak..kak...
 

Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote:Apa yang Mas Bagus TL ungkapan itu sungguh berisi, bagus dan menarik, pada umumnya saya setuju artinya 90 % saya setuju, dan soal Syekh Siti Jenar itu juga saya ada baca, itu buku bagus dan bermutu tinggi (soal spiritual), tapi sayang tidak dikembangkan (mungkin ada friksi dg Wali Songo dulunya). Beliaulah Pelopor Islam-Jawa (assimilasi) yang sungguh Luar Biasa :))) Ajaran Syekh Siti Jenar ada kemiripan dengan ajaran Yesus Kristus soal spiritual yakni Manunggaling Kawula Gusti, beda mungkin di Otoritas yang diberikan oleh Allah, yang satu bakat dan tekun belajar, yang lain memang langsung dari Kalimah Allah  Roh Allah.
 
 Terima Kasih masukkannya, bagus, berisi dan menarik :)))
 
 Salam kembali,
 
 Rudy Prabowo. 
 
 Bagus-Taruno Legowo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Tidak ada masalah dengan ungkapan Yesus : Aku ini satu 
 dengan Bapa, Bapa didalam Aku, Aku didalam Bapa. Karena 
 ini adalah sebuah ungkapan dari seseorang (yang kebetulan 
 diucapkan oleh Nabi Isa As (Yesus)) yang telah mengalami 
 transformasi diri ke suatu tingkatan (maqom) ruhaniah yang 
 sangat tinggi yang bisa dicapai oleh manusia. Dan siapapun 
 bisa mencapainya. Sekali lagi siapapun bisa mencapainya! 
 Persoalannya bagaimana mencapainya itu, ya nggak. Dan saya 
 tidak akan membahas metodologi mencapainya itu.
 
 Apa yang telah diucapkan oleh Nabi Isa As itu, sebenarnya 
 tidak ada bedanya dengan apa yang diucapkan oleh Syech 
 Siti Jenar di Tanah Jawa yang menyatakan Disini tidak 
 Siti Jenar, yang ada Allah,  ketika ditanya oleh Sunan 
 Kalijaga, Saya mencari Siti Jenar. Lalu Sunan Kalijaga 
 juga kembali bertanya, Saya mencari Allah yang dijawab 
 oleh Syech Siti Jenar, Disini tidak ada Allah, yang ada 
 Siti Jenar. Babakan dalam sejarah Wali Songo ini, khan 
 merupakan sebuah babakan yang sangat mengguncang ranah 
 syiar Islam di tanah Jawa karena penyamaan diri dengan 
 Tuhannya, di tengah-tengah umat Islam yang masih mualaf 
 (baru mengalami proses Islamisasi -- masih lemah Iman), 
 merupakan pengungkapan sesuatu yang sesungguhnya sangat 
 rahasia, super-super rahasia malah. Tidak sembarangan 
 orang boleh mengatakan secara terbuka rasa 
 kemenyatuannya dengan Allah. Karena pengungkapan itu 
 justru akan banyak menimbulkan fitnah dan 
 perdebatan-perdebatan yang tidak bermanfaat.
 
 Atau dalam versi Arab, ada Al Hallaj di Tanah Baghdad, 
 yang dalam suatu ketika dia berkata bahwa Ana Al Haq atau 
 Aku adalah Kebenaran. Allah adalah kebenaran itu sendiri, 
 sehingga Aku (Al Hallaj) adalah Allah.
 
 Dalam banyak literatur akademis hal penyatuan ini disebut 
 dengan Manunggaling Kawula Gusti (Jawa), Wahdatul Wujud 
 (Arab) atau Panteisme (Metafisika).
 
 Saya setuju dengan pendapat anda bahwa membaca Allahu 
 Akbar sampai ribuan kali tanpa ada penghayatan tetapi 
 justru diiringi dengan perilaku dan tindakan yang 
 kontraprodukti (mencuri, merampok, membunuh,fitnah, dsb) 
 tidak ada artinya. Karena mereka yang berdzikir dengan 
 hatinyalah yang mampu merasakan kehadiran Allah di dalam 
 hati dan dirinya.
 
 Jadi merasakan kehadiran Allah di dalam dirinya. Mengapa 
 merasakan? Karena kita bisa merasakan atau tidak bisa 
 merasakan kehadiran di dalam diri kita, sebenarnya Allah 
 sudah ada di dalam diri kita, semuanya. Nah disinilah 
 perbedaannya antara orang yang bisa merasakan dan tidak 
 bisa merasakan.
 
 Orang yang bisa merasakan kehadiran Allah di dalam 
 dirinya, mereka adalah orang yang beruntung karena mereka 
 itu adalah pribadi-pribadi yang tidak pernah merasa 
 resah-gelisah atau bersusah hati, berani, welas asih 
 terhadap sesama, suka menolong, santun, dan sebagainya.
 
 Sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang selalu iri 
 dengki, hasut, berada dalam kebencian, dan sebagainya.
 
 Jadi, Bung Rudi, kehebatan Nabi Isa As (Yesus) siapapun 
 juga tahu, dan tidak perlu digembar-gemborkan. Apakah Nabi 
 Isa (Yesus) lebih tinggi kedudukannya di mata Allah 
 dibanding Nabi-nabi yang lain, tidak ada yang tahu dan 
 tidak tepat untuk diperdebatkan. Toh, bahan kita hanya 
 dari teks-teks kitab yang memungkinkan untuk beda 
 penafsiran. Kalau seandainya kita menyaksikan dengan mata 
 kepala kita sendiri, nah itu baru jelas namanya.
 
 Kalau tatarannya menyangkut hal keyakinan, yah itu khan 
 kembali berpulang pada masing-masing. Mau percaya Nabi Isa 
 As (Yesus) identik dengan Tuhan, ya monggo. Yang 
 menganggap Nabi Isa As (Yesus) manusia biasa (seperti 
 kita-kita) tapi mendapatkan kemuliaan dari Allah, yah itu 
 juga hal yang lumrah saja.
 
 Begitu saya rasa...
 
 Salaam,
 
 Bagus TL
 
 On Mon, 22 May 2006 00:20:54 -0700 (PDT)
 Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Saya lengkapi saja pernyataan Bapak :
 
 Kalau tataran 

Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)

2006-05-23 Terurut Topik Bagus-Taruno Legowo



Tidak ada masalah dengan ungkapan Yesus : Aku ini satu 
dengan Bapa, Bapa didalam Aku, Aku didalam Bapa. Karena 
ini adalah sebuah ungkapan dari seseorang (yang kebetulan 
diucapkan oleh Nabi Isa As (Yesus)) yang telah mengalami 
transformasi diri ke suatu tingkatan (maqom) ruhaniah yang 
sangat tinggi yang bisa dicapai oleh manusia. Dan siapapun 
bisa mencapainya. Sekali lagi siapapun bisa mencapainya! 
Persoalannya bagaimana mencapainya itu, ya nggak. Dan saya 
tidak akan membahas metodologi mencapainya itu.

Apa yang telah diucapkan oleh Nabi Isa As itu, sebenarnya 
tidak ada bedanya dengan apa yang diucapkan oleh Syech 
Siti Jenar di Tanah Jawa yang menyatakan Disini tidak 
Siti Jenar, yang ada Allah,  ketika ditanya oleh Sunan 
Kalijaga, Saya mencari Siti Jenar. Lalu Sunan Kalijaga 
juga kembali bertanya, Saya mencari Allah yang dijawab 
oleh Syech Siti Jenar, Disini tidak ada Allah, yang ada 
Siti Jenar. Babakan dalam sejarah Wali Songo ini, khan 
merupakan sebuah babakan yang sangat mengguncang ranah 
syiar Islam di tanah Jawa karena penyamaan diri dengan 
Tuhannya, di tengah-tengah umat Islam yang masih mualaf 
(baru mengalami proses Islamisasi -- masih lemah Iman), 
merupakan pengungkapan sesuatu yang sesungguhnya sangat 
rahasia, super-super rahasia malah. Tidak sembarangan 
orang boleh mengatakan secara terbuka rasa 
kemenyatuannya dengan Allah. Karena pengungkapan itu 
justru akan banyak menimbulkan fitnah dan 
perdebatan-perdebatan yang tidak bermanfaat.

Atau dalam versi Arab, ada Al Hallaj di Tanah Baghdad, 
yang dalam suatu ketika dia berkata bahwa Ana Al Haq atau 
Aku adalah Kebenaran. Allah adalah kebenaran itu sendiri, 
sehingga Aku (Al Hallaj) adalah Allah.

Dalam banyak literatur akademis hal penyatuan ini disebut 
dengan Manunggaling Kawula Gusti (Jawa), Wahdatul Wujud 
(Arab) atau Panteisme (Metafisika).

Saya setuju dengan pendapat anda bahwa membaca Allahu 
Akbar sampai ribuan kali tanpa ada penghayatan tetapi 
justru diiringi dengan perilaku dan tindakan yang 
kontraprodukti (mencuri, merampok, membunuh,fitnah, dsb) 
tidak ada artinya. Karena mereka yang berdzikir dengan 
hatinyalah yang mampu merasakan kehadiran Allah di dalam 
hati dan dirinya.

Jadi merasakan kehadiran Allah di dalam dirinya. Mengapa 
merasakan? Karena kita bisa merasakan atau tidak bisa 
merasakan kehadiran di dalam diri kita, sebenarnya Allah 
sudah ada di dalam diri kita, semuanya. Nah disinilah 
perbedaannya antara orang yang bisa merasakan dan tidak 
bisa merasakan.

Orang yang bisa merasakan kehadiran Allah di dalam 
dirinya, mereka adalah orang yang beruntung karena mereka 
itu adalah pribadi-pribadi yang tidak pernah merasa 
resah-gelisah atau bersusah hati, berani, welas asih 
terhadap sesama, suka menolong, santun, dan sebagainya.

Sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang selalu iri 
dengki, hasut, berada dalam kebencian, dan sebagainya.

Jadi, Bung Rudi, kehebatan Nabi Isa As (Yesus) siapapun 
juga tahu, dan tidak perlu digembar-gemborkan. Apakah Nabi 
Isa (Yesus) lebih tinggi kedudukannya di mata Allah 
dibanding Nabi-nabi yang lain, tidak ada yang tahu dan 
tidak tepat untuk diperdebatkan. Toh, bahan kita hanya 
dari teks-teks kitab yang memungkinkan untuk beda 
penafsiran. Kalau seandainya kita menyaksikan dengan mata 
kepala kita sendiri, nah itu baru jelas namanya.

Kalau tatarannya menyangkut hal keyakinan, yah itu khan 
kembali berpulang pada masing-masing. Mau percaya Nabi Isa 
As (Yesus) identik dengan Tuhan, ya monggo. Yang 
menganggap Nabi Isa As (Yesus) manusia biasa (seperti 
kita-kita) tapi mendapatkan kemuliaan dari Allah, yah itu 
juga hal yang lumrah saja.

Begitu saya rasa...

Salaam,

Bagus TL

On Mon, 22 May 2006 00:20:54 -0700 (PDT)
Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya lengkapi saja pernyataan Bapak :

 Kalau tataran hanya agama, memang agama adalah sarana 
menuju ke Alloh /Tuhan.

 Tapi spiritual adalah tataran bersama dengan Alloh dan 
meyatu dgn Alloh.

 Kita adalah bagian dari Alloh, hanya karena banyak dosa 
dan kekejian serta kebiadaban saja yg memisahkan diri kita 
dari Alloh. Coba kalau suci seperti Yesus Kristus, ya satu 
dengan Alloh, Maka Yesus katakan : Aku ini satu dengan 
Bapa, Bapa didalam Aku, Aku didalam Bapa. Di Ajaran Islam 
pun dikatakan hanya Isa Al Masih saja manusia yang tidak 
berdosa, berarti lainnya berdosa !

 Nah, kita mau bersatu dengan Alloh, tap kalau kerjanya 
kebencian, kekejian, kekejaman dan kebiadaban melulu, ya 
mana mungkin dan pasti tidak bisa !!!

 Walaupun kita sering mengucapkan Allohu Akbar (Allah 
Maha Besar), bahkan berzdikir menyebut 1000 kali Ashma 
Alloh, lalu tangan ini merusak dan membakar serta 
membunuh, dan kita pikir bisa bisa menyatu dengan Alloh 
atau masuk sorga, ya sampai kiamatpun tidak bisa menyatu, 
bahkan hukumannya bisa masuk Neraka Jahanam !!!

Bagus-Taruno Legowo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Di semua ciptaan, pasti dan mutlak ada unsur-unsur 
Tuhan
didalamnya. Dan unsur-unsur Tuhan itu 

Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)

2006-05-23 Terurut Topik Rudy Prabowo



Apa yang Mas Bagus TL ungkapan itu sungguh berisi, bagus dan menarik, pada umumnya saya setuju artinya 90 % saya setuju, dan soal Syekh Siti Jenar itu juga saya ada baca, itu buku bagus dan bermutu tinggi (soal spiritual), tapi sayang tidak dikembangkan (mungkin ada friksi dg Wali Songo dulunya). Beliaulah Pelopor Islam-Jawa (assimilasi) yang sungguh Luar Biasa :))) Ajaran Syekh Siti Jenar ada kemiripan dengan ajaran Yesus Kristus soal spiritual yakni Manunggaling Kawula Gusti, beda mungkin di Otoritas yang diberikan oleh Allah, yang satu bakat dan tekun belajar, yang lain memang langsung dari Kalimah Allah  Roh Allah.
 
 Terima Kasih masukkannya, bagus, berisi dan menarik :)))
 
 Salam kembali,
 
 Rudy Prabowo. 

Bagus-Taruno Legowo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Tidak ada masalah dengan ungkapan Yesus : Aku ini satu 
dengan Bapa, Bapa didalam Aku, Aku didalam Bapa. Karena 
ini adalah sebuah ungkapan dari seseorang (yang kebetulan 
diucapkan oleh Nabi Isa As (Yesus)) yang telah mengalami 
transformasi diri ke suatu tingkatan (maqom) ruhaniah yang 
sangat tinggi yang bisa dicapai oleh manusia. Dan siapapun 
bisa mencapainya. Sekali lagi siapapun bisa mencapainya! 
Persoalannya bagaimana mencapainya itu, ya nggak. Dan saya 
tidak akan membahas metodologi mencapainya itu.

Apa yang telah diucapkan oleh Nabi Isa As itu, sebenarnya 
tidak ada bedanya dengan apa yang diucapkan oleh Syech 
Siti Jenar di Tanah Jawa yang menyatakan Disini tidak 
Siti Jenar, yang ada Allah,  ketika ditanya oleh Sunan 
Kalijaga, Saya mencari Siti Jenar. Lalu Sunan Kalijaga 
juga kembali bertanya, Saya mencari Allah yang dijawab 
oleh Syech Siti Jenar, Disini tidak ada Allah, yang ada 
Siti Jenar. Babakan dalam sejarah Wali Songo ini, khan 
merupakan sebuah babakan yang sangat mengguncang ranah 
syiar Islam di tanah Jawa karena penyamaan diri dengan 
Tuhannya, di tengah-tengah umat Islam yang masih mualaf 
(baru mengalami proses Islamisasi -- masih lemah Iman), 
merupakan pengungkapan sesuatu yang sesungguhnya sangat 
rahasia, super-super rahasia malah. Tidak sembarangan 
orang boleh mengatakan secara terbuka rasa 
kemenyatuannya dengan Allah. Karena pengungkapan itu 
justru akan banyak menimbulkan fitnah dan 
perdebatan-perdebatan yang tidak bermanfaat.

Atau dalam versi Arab, ada Al Hallaj di Tanah Baghdad, 
yang dalam suatu ketika dia berkata bahwa Ana Al Haq atau 
Aku adalah Kebenaran. Allah adalah kebenaran itu sendiri, 
sehingga Aku (Al Hallaj) adalah Allah.

Dalam banyak literatur akademis hal penyatuan ini disebut 
dengan Manunggaling Kawula Gusti (Jawa), Wahdatul Wujud 
(Arab) atau Panteisme (Metafisika).

Saya setuju dengan pendapat anda bahwa membaca Allahu 
Akbar sampai ribuan kali tanpa ada penghayatan tetapi 
justru diiringi dengan perilaku dan tindakan yang 
kontraprodukti (mencuri, merampok, membunuh,fitnah, dsb) 
tidak ada artinya. Karena mereka yang berdzikir dengan 
hatinyalah yang mampu merasakan kehadiran Allah di dalam 
hati dan dirinya.

Jadi merasakan kehadiran Allah di dalam dirinya. Mengapa 
merasakan? Karena kita bisa merasakan atau tidak bisa 
merasakan kehadiran di dalam diri kita, sebenarnya Allah 
sudah ada di dalam diri kita, semuanya. Nah disinilah 
perbedaannya antara orang yang bisa merasakan dan tidak 
bisa merasakan.

Orang yang bisa merasakan kehadiran Allah di dalam 
dirinya, mereka adalah orang yang beruntung karena mereka 
itu adalah pribadi-pribadi yang tidak pernah merasa 
resah-gelisah atau bersusah hati, berani, welas asih 
terhadap sesama, suka menolong, santun, dan sebagainya.

Sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang selalu iri 
dengki, hasut, berada dalam kebencian, dan sebagainya.

Jadi, Bung Rudi, kehebatan Nabi Isa As (Yesus) siapapun 
juga tahu, dan tidak perlu digembar-gemborkan. Apakah Nabi 
Isa (Yesus) lebih tinggi kedudukannya di mata Allah 
dibanding Nabi-nabi yang lain, tidak ada yang tahu dan 
tidak tepat untuk diperdebatkan. Toh, bahan kita hanya 
dari teks-teks kitab yang memungkinkan untuk beda 
penafsiran. Kalau seandainya kita menyaksikan dengan mata 
kepala kita sendiri, nah itu baru jelas namanya.

Kalau tatarannya menyangkut hal keyakinan, yah itu khan 
kembali berpulang pada masing-masing. Mau percaya Nabi Isa 
As (Yesus) identik dengan Tuhan, ya monggo. Yang 
menganggap Nabi Isa As (Yesus) manusia biasa (seperti 
kita-kita) tapi mendapatkan kemuliaan dari Allah, yah itu 
juga hal yang lumrah saja.

Begitu saya rasa...

Salaam,

Bagus TL

On Mon, 22 May 2006 00:20:54 -0700 (PDT)
Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya lengkapi saja pernyataan Bapak :

 Kalau tataran hanya agama, memang agama adalah sarana 
menuju ke Alloh /Tuhan.

 Tapi spiritual adalah tataran bersama dengan Alloh dan 
meyatu dgn Alloh.

 Kita adalah bagian dari Alloh, hanya karena banyak dosa 
dan kekejian serta kebiadaban saja yg memisahkan diri kita 
dari Alloh. Coba kalau suci seperti Yesus Kristus, ya satu 
dengan Alloh, Maka Yesus katakan : Aku ini satu dengan 
Bapa, Bapa 

Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)

2006-05-22 Terurut Topik Rudy Prabowo



Saya lengkapi saja pernyataan Bapak :
 
 Kalau tataran hanya agama, memang agama adalah sarana menuju ke Alloh /Tuhan.
 
 Tapi spiritual adalah tataran bersama dengan Alloh dan meyatu dgn Alloh.
 
 Kita adalah bagian dari Alloh, hanya karena banyak dosa dan kekejian serta kebiadaban saja yg memisahkan diri kita dari Alloh. Coba kalau suci seperti Yesus Kristus, ya satu dengan Alloh, Maka Yesus katakan : Aku ini satu dengan Bapa, Bapa didalam Aku, Aku didalam Bapa. Di Ajaran Islam pun dikatakan hanya Isa Al Masih saja manusia yang tidak berdosa, berarti lainnya berdosa !
 
 Nah, kita mau bersatu dengan Alloh, tap kalau kerjanya kebencian, kekejian, kekejaman dan kebiadaban melulu, ya mana mungkin dan pasti tidak bisa !!!
 
 Walaupun kita sering mengucapkan Allohu Akbar (Allah Maha Besar), bahkan berzdikir menyebut 1000 kali Ashma Alloh, lalu tangan ini merusak dan membakar serta membunuh, dan kita pikir bisa bisa menyatu dengan Alloh atau masuk sorga, ya sampai kiamatpun tidak bisa menyatu, bahkan hukumannya bisa masuk Neraka Jahanam !!!

Bagus-Taruno Legowo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Di semua ciptaan, pasti dan mutlak ada unsur-unsur Tuhan 
didalamnya. Dan unsur-unsur Tuhan itu disebut Illahiah 
(hal tentang Ketuhanan). Jadi, menyebut ada (unsur) 
Tuhan di dalam sesuatu (orang, binatang, tumbuhan, atau 
bahkan malaikat dan setan) bukan sesuatu yang salah. 
Bagaimana tidak? Wong semuanya itu adalah ciptaan Allah 
belaka. Tul nggak?

Persoalannya menyamakan sesuatu-sesuatu itu dengan Tuhan 
(Allah), karena mereka memiliki satu dua kemampuan (Ilmu) 
yang hanya dimiliki oleh Tuhan, dan ini sangat mungkin 
dimiliki (atas Izin Allah) oleh sesuatu (manusia, red) 
ciptaan Tuhan tadi bukan berarti bahwa mereka itu adalah 
Tuhan itu sendiri, siapapun dia. Tuhan tidak bisa 
dipersamakan dengan mahkluk-Nya.

Tuhan itu segala-galanya. Lha, manusia yang menjadi 
ciptaanNya karena dianugerahi satu dua Kebisaan Allah, 
lalu dianggap sebagai Tuhan, itu berarti sama saja dengan 
menyamakan ciptaan dengan penciptaNya. Sekalipun dalam hal 
kebisaan menghidupkan orang mati, tidak bisa orang yang 
memiliki kebisaan tadi dipersamakan dengan Tuhan! 
Sekali-kali tidak bisa! Andai saja, kita sebagai pencipta 
patung, mau ndak patung tadi disamakan dengan kita 
yang menciptakannya? Ya, jelas tidak mau to!

Tapi untuk menghormati saudara-saudara kita dari umat 
kristiani, hal Nabi Isa As apakah beliau itu Tuhan atau 
sekedar manusia yang dimuliakan oleh Allah sebagai Nabi 
dan Rasul, tidak perlu diperdebatkan. Karena bagi kita 
umat Islam itu sudah jelas.

Silahkan saja menganggap beliau sebagai Tuhan bagi yang 
mau mempercayainya. Dan bagi kita umat Islam tetap 
berkeyakinan bahwa Nabi Isa As adalah manusia yang 
dimuliakan Allah, tidak lebih. Dan kita pasti hormat 
kepada beliau dan mengambil pelajaran dari beliau dan 
Nabi-nabi yang lain untuk kehidupan kita.

Saya tidak sependapat dengan Bung Rudi, yang menafsiri Al 
Fatihah, khususnya ayat Tunjukilah JALAN YANG LURUS, 
dengan Isa adalah Jalan Yang Lurus, yang kemudian 
disimpulkan sebagai Al Fatihah = Nabi Isa As. Dan Al 
Fatihah adalah Induk Al Qur'an, kemudian itu berarti Al 
Qur'an merupakan justifikasi kepada Nabi Isa As. Kalau 
sebagian memang iya, karena di dalam Al Qur'an memang 
diceritakan beberapa hal tentang Kenabian Isa AS itu. Tapi 
menyamakan jelas-jelas tidak.

Ketidak-sependapatan saya ini bukan karena Jalan Yang 
Lurus itu bukan hanya monopoli Nabi Isa As saja. Jalan 
Yang Lurus itu adalah message dari semua Nabi dan Rasul 
yang pernah diciptakan oleh Tuhan disepanjang waktu 
manusia ada di bumi ini. Mana bisa kemudian disimpulkan 
hanya kepada Nabi Isa As? Nanti, umat keturunan ajaran 
Nabi Ibrahim akan protes. Umat keturunan ajaran Nabi 
Musa juga akan protes. Lha, terus mana nih yang benar.

Perlu untuk direnungkan bahwa fase-fase turunnya agama 
sejak Nabi Adam sampai yang kemudian, selalu didalamnya 
ada cerita atau informasi tentang Nabi-nabi sebelumnya dan 
penegasan tentang kebenaran risalah yang dibawa oleh 
beliau, tetapi sekaligus koreksi tentang 
kesalahan-kesalahan dari umatnya sepeninggal beliau-beliau 
itu.

Nah, kalau kita memahami dan mengerti hal itu, maka 
sebenarnya ada kesimpulan yang sangat logis sekali bahwa 
Islam sebagai agama terakhir adalah agama yang menegaskan 
tentang kebenaran risalah nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad 
SAW, (dan boleh pula dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW 
adalah penerus risalah-risalah Nabi-nabi sebelum beliau), 
sekaligus menunjukkan (koreksi) tentang adanya 
penyimpangan-penyimpangan dari umat-umat dari Nabi-nabi 
sebelum Nabi Muhammad SAW itu.

Ini, sesungguhnya kesimpulan yang paling tepat. Namun, 
perlu diketahui bahwa Islam tidak identik dengan Arab. Dan 
Arab tidak sama dengan Islam (karena di Arab juga ada 
Yahudi dan Kristen), meskipun Islam turun di tanah Arab, 
dan Nabi Muhammad SAW adalah orang Arab.

Karena itu, ingin belajar Islam atau belajar agama, jangan 
memulai dari peripheral (pinggiran) 

Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)

2006-05-22 Terurut Topik Rudy Prabowo



Anda sangat keliru memahami dan mengartikan serta menafsirkan ! 
 Selain inti dari semua Alquran yg saya jelaskan di bawah dalam surat Al-Fatehah, Q.s Luqman 34; Az-Zukhruf ayat 61; Hadits Sahih Buchori, HR Muslim no. 127 == Tidak Terbantahkan,
 
 Tapi anda mengeluarkan ayat 171 Qs 4. An-Nissa, pada hal anda lalai dan keliru memahaminya, coba kita analisa dan pahami sungguh dan serius : 
 Perhatikan baik2 : Q.s. 4 An-Nissa 171 
 
 .Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan Kalimat-Nya.dan roh dari pada-Nya . 
 
 1). Mengenai utusan Allah itulah disini dimaksudkan Nabi Isa sebagai manusia, sebagai nabi, guru tabib, dan banyak gelar yg diberikan kepada-Nya. Manusia (100%)
 2). Mengenai kata Kalimat atau Firman Allah yang menjadi jasad Yesus Kristus.
 3). Roh daripada-Nya adalah Roh Allah sendiri dalam tubuh jasad manusia Yesus Kristus. 2)  3) menyatakan sebagai Allah (100%)
 
 Qs 4 An-Nissa 171 ini sangat jelas sekali bahwa Yesus adalah Manusia (utusan Allah) dan juga adalah Firman Allah (Kalimat-Nya) dan Roh Allah (Rog daripada-Nya).
 
 Anda bisa juga baca di Hadits Anas bin Malik-Mutiara Hadits halaman 353 dimana nabi Muhammad sendiri yang mengatakan :
 Isa faa innahu Rohullah wa Kalimatuhu ( Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Firman-Nya)
 
 Atau anda bisa baca bukunya Drs. Hasbullah Bakry dg judul Nabi Isa dalam Al-Qur'an enz halaman 109 mengatakan :
 Nabi Isa disebut sebagai Kalimah Allah (Firman Yang Hidup), disebabkan dia adalah penjelmaan daripada Firman Allah yang ditujukan kepada Maryama untuk mengandung Nabi Isa.
 
 Bayangkan sudah berapa ayat yang saya sodorkan, baca baik2 dan pahami benar2, jangan emosi, jangan negative thinking, Cerapkan dan pakai akal sehat dan otak CERDAS, jangan BODOH dan DUNGU lagi !!! 
 
 Jadi Yesus Kristus atau Nabi Isa Al Masih bin Maryam adalah Utusan Allah sebagai Manusia (100%) dan Yesus Kristus atau Nabi Isa Al Masih bin Maryam adalah Allah (100%) !!! Semoga tercerahkan, enlightenment!
 
Wass.Wr.Wb.
 _
 
Gani Kurnia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 *Pernyataan langsung dari Allah SWT sejak 2000 tahun yang lalu, khusus buat
mas Rudy..

[An-Nisaa:171]* Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam
agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.
Sesungguhnya Al Masih, 'Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang
diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan
(dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : (Tuhan itu) *tiga*,
berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah
Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di
langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.

Satu ayat ini cukup bagi umat Islam, untuk membantah pernyataan dibawah...
Orang yang hanyut, rumputpun jadi pegangan...

On 5/22/06, Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ini kan berdasarkan Al-Qur'an yang anda pahami bukan ?, tetapi berdasarkan
 Alkitab Bahwa Yesus adalahTuhan (100%) dan manusia (100%). Baca Yohanes
 1:1-18


 Bacalah dengan sabar dan teliti, lalu cerap dan pahami :

 Al-Quran menyatakan Yesus adalah Allah
 Secara TELAK, Al-Quran menyatakan Yesus adalah Allah;
 Berikut saya sampaikan pembuktian bahwa Al-Quran mengakui sifat
 keilahian(sifat ke-Allah-an) dari Yesus Kristus.

 Luqmān : 34
 Tidak ada siapapun yang mengetahui tentang hari Kiamat, hari kiamat itu
 HANYA ada disisi Allah

 Az-Zukhruf : 61
 Isa anak maryam yang memberi pengetahuan tentang hari kiamat
 Jika kita telaah surat Luqmān ayat 34, maka disitu dikatakan bahwa yang
 mengetahui tentang hari kiamat itu HANYA Allah.

 Atau, hari Kiamat itu hanya ada disisi Allah.

 Sementara itu surat Az-Zukhruf ayat 61 mengatakan bahwa Yesus Kristus(Isa
 anak Maryam) adalah yang memberi pengetahun tentang hari kiamat.

 Maka jelaslah TERBUKTI dengan JELAS-SEJELASNYA bahwa Yesus adalah Allah.
 Karena jika Yesus adalah manusia biasa saja, seperti Muhammd yg adalah
 manusia biasa, bagaimana mungkin dia tahu tentang MISTERI hari kiamat. Maka
 Yesus jelas adalah Allah (100%)

 Kemudian surat Al-Fātihah ayat 6 menuliskan:
 Tunjukilah kami JALAN YANG LURUS [jalan yang benar]

 Lalu siapakah JALAN YANG LURUS itu?

 Kita tidak perlu MENCARI LAGI jalan yang lurus itu, karena surat
 Az-Zukhruf ayat 61 menjelaskan juga: Isa (Yesus Kristus) adalah jalan yang
 lurus;

 Lalu jika kita membandingkan dengan Alkitab yaitu Yohanes 14:6 Kata Yesus
 kepadanya: Akulah JALAN dan KEBENARAN (Jalan yg lurus) dan HIDUP. Tidak ada
 seorangpun yang datang kepada Allah (Bapa), kalau tidak melalui Aku.

 Jadi Yesus Kristus itu adalah jalan yang lurus dan tidak ada penghubung
 kepada Allah selain Yesus Kristus (Isa Almasih).

 Catatan Tambahan
 -
 -Surat Al-Fatehah adalah surat pertama dalam Al-Quran dan hanya berisi 7
 ayat

 -Berikut 

Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)

2006-05-22 Terurut Topik Rudy Prabowo



Saya sarankan anda supaya tenang, malah anda mengatakan kepada saya jangan emosi, ada agak aneh anda ini dan malah mengadakan manuver , syiar Kristen anda bisa gagal kalau emosi, saya ahanya ingin bertanya : Anda sehat2 kan atau habis minum obat apa tadi ???
 
 Anda kasih ayat2 yg sangat fisikal, manusia diciptakan dari segalam macam tanah liat kering (padahal kalau sudah kering tidak mungkin liat), lumpur hitam dlsb.
 Ingat Yesus dilahirkan bukan karena hubungna sexual dan terjadinya jabang bayi adalah dari Roul Kudus (Roh dari Kalimah Allah), Beda Mas !!! Apa kah anda tidak bisa membedakan dualitas tsb ???
 
 Tolong patahkan ayat2 yg saya sodorkan keanda ternmasuk Hadits2 sahih itu, jangan suka memelintir permasalahan apalagi mengalihkan ke Syekh Siti Jenar.
 
 Saya punya bukunya Syekh Siti Jenar ttg Makna Kematian, itu buku bagus, buku yang bernilai moral-spiritual tinggi dan patut dibaca.
 
 Tapi dari banyak kalangan dianggap ajaran Islam Jawa yang kontroversial dengan ajaran main-stream, ajaran Islam secara umum yg diikuti di dunia ini. Tapi sayang timbul friksi dan sudut pandang yang berbeda dengan Wali Songo, dimana Wali Songo melakukan akultrasi2 Islam dg Jawa, ttp Dia melakukan assimilasi Islam dg Jawa shg terbentuklah Islam Jawa. Bahkan Syek Siti Jenar menulis tentang Penolakan Syariat
 
 Secuil Puisinya :
 
 Penolakan Syariat
 
 Sadat salat pasa tan apti, (artinya Syahadat, salat dan puasa tidak diinginkan)
 seje jakat ,miring Mekah,
 Iku wus palson kabeh, (Semuanya palsu belaka).
 
 .
 
 Banyak sekali ajaran Syek Siti Jenar yng bisa menimbulkan salah pemahaman kepada Islam jalanan (Islam2an) seperti soal Ka'bah, dimana dikatakan Ka'bah itu sebenarnya tidak diketahui letaknya, karena dialam spiritual. Sedang Ka'bah yang dikota Mekah, dikatakan sebagai tiruan. Karena hanya sebagai bangunan batu yg dibuat Nabi Ibrahim as. Justru kalau Pulau Jawa ditinggalkan untuk berhaji ke Mekah, maka masyarakat akan menjadi orang-orang kafir.:
 
 Inilah sekelumit ttg Syekh Siti Jenar.
 
 Anda percaya kepada Syekh Siti Jenar atau Alquran atau mana yang lebih anda percayai ??? Konon Syek Siti Jenar itu walaupun dibunuh, tapi dia Moksa, setelah digali, mayatnya tidak ada/menghilang, tapi Nabi Muhammad ada kuburannya.
 
 Kalau Nabi Isa Almasih, Tubuh, Jiwa dan Rohnya naik kesorga, dan kalau sebagai manusia maka Nabi Isa Almasih satu-satunya manusia tanpa dosa dan paling suci (nabi2 lain berdosa), demikian Nabi Muhammad katakan.

Gani Kurnia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Tenang-Tenang Jangan Emosi..
Karena dengan emosi, syiar kristen anda jadi gagal..

Setiap manusia yang diciptakan memiliki Zat Allah SWT, yaitu Ruh, seperti
dalam penciptaan nabi Adam..

[15:28] Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk,
[15:29] Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup
kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan
bersujud
[15:30] Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama,

Setiap manusia pasti berusaha menyatukan dirinya dengan Allah SWT. Bahkan
pada jaman dahulu ada satu ilmu yang bernama Manunggalin Kawulan Gusti,
yaitu menyatunya Makhluk dengan Pencipta..
Yang pernah dilakukan oleh Syekh Siti Jenar.

Terlepas, ada seseorang, wali atau nabi yang berhasil melakukannya dengan
sempurna..
Tetap saja, itu dalam konteksnya sebagai manusia..

Bukan berarti manusia adalah Allah..



On 5/23/06, Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Anda sangat keliru memahami dan mengartikan serta menafsirkan !
 Selain inti dari semua Alquran yg saya jelaskan di bawah dalam surat
 Al-Fatehah, Q.s Luqman 34; Az-Zukhruf ayat 61; Hadits Sahih Buchori, HR
 Muslim no. 127 == Tidak Terbantahkan,

 Tapi anda mengeluarkan ayat 171 Qs 4. An-Nissa, pada hal anda lalai dan
 keliru memahaminya, coba kita analisa dan pahami sungguh dan serius :
 Perhatikan baik2 : Q.s. 4 An-Nissa 171

 .Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan
 Kalimat-Nya.dan roh dari pada-Nya .

 1). Mengenai utusan Allah itulah disini dimaksudkan Nabi Isa sebagai
 manusia, sebagai nabi, guru tabib, dan banyak gelar yg diberikan kepada-Nya.
 Manusia (100%)
 2). Mengenai kata Kalimat atau Firman Allah yang menjadi jasad Yesus
 Kristus.
 3). Roh daripada-Nya adalah Roh Allah sendiri dalam tubuh jasad manusia
 Yesus Kristus. 2)  3) menyatakan sebagai Allah (100%)

 Qs 4 An-Nissa 171 ini sangat jelas sekali bahwa Yesus adalah Manusia
 (utusan Allah) dan juga adalah Firman Allah (Kalimat-Nya) dan Roh Allah
 (Rog daripada-Nya).

 Anda bisa juga baca di Hadits Anas bin Malik-Mutiara Hadits halaman 353
 dimana nabi Muhammad sendiri yang mengatakan :
 Isa faa innahu Rohullah wa Kalimatuhu ( Isa itu sesungguhnya Roh
 Allah dan Firman-Nya)

 Atau anda bisa baca bukunya Drs. Hasbullah Bakry dg judul Nabi 

Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)

2006-05-21 Terurut Topik Gani Kurnia



*Pernyataan langsung dari Allah SWT sejak 2000 tahun yang lalu, khusus buat
mas Rudy..

[An-Nisaa:171]* Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam
agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.
Sesungguhnya Al Masih, 'Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang
diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan
(dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : (Tuhan itu) *tiga*,
berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah
Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di
langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.

Satu ayat ini cukup bagi umat Islam, untuk membantah pernyataan dibawah...
Orang yang hanyut, rumputpun jadi pegangan...

On 5/22/06, Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ini kan berdasarkan Al-Qur'an yang anda pahami bukan ?, tetapi berdasarkan
 Alkitab Bahwa Yesus adalahTuhan (100%) dan manusia (100%). Baca Yohanes
 1:1-18


 Bacalah dengan sabar dan teliti, lalu cerap dan pahami :

 Al-Quran menyatakan Yesus adalah Allah
 Secara TELAK, Al-Quran menyatakan Yesus adalah Allah;
 Berikut saya sampaikan pembuktian bahwa Al-Quran mengakui sifat
 keilahian(sifat ke-Allah-an) dari Yesus Kristus.

 Luqmān : 34
 Tidak ada siapapun yang mengetahui tentang hari Kiamat, hari kiamat itu
 HANYA ada disisi Allah

 Az-Zukhruf : 61
 Isa anak maryam yang memberi pengetahuan tentang hari kiamat
 Jika kita telaah surat Luqmān ayat 34, maka disitu dikatakan bahwa yang
 mengetahui tentang hari kiamat itu HANYA Allah.

 Atau, hari Kiamat itu hanya ada disisi Allah.

 Sementara itu surat Az-Zukhruf ayat 61 mengatakan bahwa Yesus Kristus(Isa
 anak Maryam) adalah yang memberi pengetahun tentang hari kiamat.

 Maka jelaslah TERBUKTI dengan JELAS-SEJELASNYA bahwa Yesus adalah Allah.
 Karena jika Yesus adalah manusia biasa saja, seperti Muhammd yg adalah
 manusia biasa, bagaimana mungkin dia tahu tentang MISTERI hari kiamat. Maka
 Yesus jelas adalah Allah (100%)

 Kemudian surat Al-Fātihah ayat 6 menuliskan:
 Tunjukilah kami JALAN YANG LURUS [jalan yang benar]

 Lalu siapakah JALAN YANG LURUS itu?

 Kita tidak perlu MENCARI LAGI jalan yang lurus itu, karena surat
 Az-Zukhruf ayat 61 menjelaskan juga: Isa (Yesus Kristus) adalah jalan yang
 lurus;

 Lalu jika kita membandingkan dengan Alkitab yaitu Yohanes 14:6 Kata Yesus
 kepadanya: Akulah JALAN dan KEBENARAN (Jalan yg lurus) dan HIDUP. Tidak ada
 seorangpun yang datang kepada Allah (Bapa), kalau tidak melalui Aku.

 Jadi Yesus Kristus itu adalah jalan yang lurus dan tidak ada penghubung
 kepada Allah selain Yesus Kristus (Isa Almasih).

 Catatan Tambahan
 -
 -Surat Al-Fatehah adalah surat pertama dalam Al-Quran dan hanya berisi 7
 ayat

 -Berikut adalah penjelasan lain mengenai surat Al-Fātihah:

 Tiadalah SALAT bagi seseorang yang tidak membaca surat Fatihah (Riwayat
 Bukhari)

 Tidak SAH salat bagi orang yang tidak membaca surat Fatihah(Riwayat
 Daruqutni)

 Penamaan Al-Fatihah (pembukaan), krn surat inilah dibuka dan dimulainya
 Al-Qur'an. Dinamakan juga Ummul Qur'an (induk Al-Quran) karena dia merupakan
 induk bagi semua isi Al-Quran, serta menjadi intisari bagi kandungan
 Al-Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya pada tiap-tiap shalat.

 Disebut pula
 As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan
 dibaca berulang-ulang dalam shalat.

 Karena surat Al-Fatehah adalah intisari dari Al-Quran sementara intisari
 dari Alfatehah adalah Yesus Kristus, maka intisari dari Al-Quran sebenarnya
 adalah Yesus Kristus.

 Mungkin anda akan KAGET, tetapi cobalah anda membaca Al-Quran dengan
 PANDANGAN BARU itu bahwa sebetulnya intisari Al-Quran adalah Yesus Kristus.

 Yesus adalah real, nyata hidup didunia. Orang mendengar Dia
 berbicara/berkotbah, melihat wajahnya, orang melihat Dia mengadakan
 mukjizat, orang saling bercakap-cakap dengan-Nya, orang melihat dia
 menyembuhkan orang sakit dllsb. Di Alkitab di katakan barang siapa sudah
 melihat Dia(Yesus) berarti sudah melihat Bapa(Alloh). Sebab didunia ini,
 tidak ada satu orangpun yang pernah melihat Alloh. Apakah Al-Qur'an
 menyebutkan bahwa manusia dapat melihat Alloh, bercakap-cakap dengan Alloh,
 melihat Alloh mengadakan mukjizat, apakah Alloh itu REAL dimata manusia, OH
 tidak Mas, sama sekali tidak, bahkan nabi Muhammad SAW pun tidak pernah
 melihat Alloh, tapi nabi Muhammad justru percaya bahwa nabi Isa Almasih
 karena Dialah (Isa Almasih) yang akan menjadi Hakim Yang Adil pada akhir
 Zaman. Baca == Dari Abu Hurairah r.a, katanya, Rasulullah saw.
 bersabda: Demi Allah yang jiwaku dalam tangan-Nya. Sesungguhnya telah dekat
 masanya Isa putera Maryam akan turun di tengah-tengah kamu.
 Dia akan menjadi hakim yang adil, akan dihancurkannya salib, dibunuhnya
 babi, dihapuskannya pajak dan kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak
 ada seorang pun lagi yang 

Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)

2006-05-21 Terurut Topik Bagus-Taruno Legowo



Di semua ciptaan, pasti dan mutlak ada unsur-unsur Tuhan 
didalamnya. Dan unsur-unsur Tuhan itu disebut Illahiah 
(hal tentang Ketuhanan). Jadi, menyebut ada (unsur) 
Tuhan di dalam sesuatu (orang, binatang, tumbuhan, atau 
bahkan malaikat dan setan) bukan sesuatu yang salah. 
Bagaimana tidak? Wong semuanya itu adalah ciptaan Allah 
belaka. Tul nggak?

Persoalannya menyamakan sesuatu-sesuatu itu dengan Tuhan 
(Allah), karena mereka memiliki satu dua kemampuan (Ilmu) 
yang hanya dimiliki oleh Tuhan, dan ini sangat mungkin 
dimiliki (atas Izin Allah) oleh sesuatu (manusia, red) 
ciptaan Tuhan tadi bukan berarti bahwa mereka itu adalah 
Tuhan itu sendiri, siapapun dia. Tuhan tidak bisa 
dipersamakan dengan mahkluk-Nya.

Tuhan itu segala-galanya. Lha, manusia yang menjadi 
ciptaanNya karena dianugerahi satu dua Kebisaan Allah, 
lalu dianggap sebagai Tuhan, itu berarti sama saja dengan 
menyamakan ciptaan dengan penciptaNya. Sekalipun dalam hal 
kebisaan menghidupkan orang mati, tidak bisa orang yang 
memiliki kebisaan tadi dipersamakan dengan Tuhan! 
Sekali-kali tidak bisa! Andai saja, kita sebagai pencipta 
patung, mau ndak patung tadi disamakan dengan kita 
yang menciptakannya? Ya, jelas tidak mau to!

Tapi untuk menghormati saudara-saudara kita dari umat 
kristiani, hal Nabi Isa As apakah beliau itu Tuhan atau 
sekedar manusia yang dimuliakan oleh Allah sebagai Nabi 
dan Rasul, tidak perlu diperdebatkan. Karena bagi kita 
umat Islam itu sudah jelas.

Silahkan saja menganggap beliau sebagai Tuhan bagi yang 
mau mempercayainya. Dan bagi kita umat Islam tetap 
berkeyakinan bahwa Nabi Isa As adalah manusia yang 
dimuliakan Allah, tidak lebih. Dan kita pasti hormat 
kepada beliau dan mengambil pelajaran dari beliau dan 
Nabi-nabi yang lain untuk kehidupan kita.

Saya tidak sependapat dengan Bung Rudi, yang menafsiri Al 
Fatihah, khususnya ayat Tunjukilah JALAN YANG LURUS, 
dengan Isa adalah Jalan Yang Lurus, yang kemudian 
disimpulkan sebagai Al Fatihah = Nabi Isa As. Dan Al 
Fatihah adalah Induk Al Qur'an, kemudian itu berarti Al 
Qur'an merupakan justifikasi kepada Nabi Isa As. Kalau 
sebagian memang iya, karena di dalam Al Qur'an memang 
diceritakan beberapa hal tentang Kenabian Isa AS itu. Tapi 
menyamakan jelas-jelas tidak.

Ketidak-sependapatan saya ini bukan karena Jalan Yang 
Lurus itu bukan hanya monopoli Nabi Isa As saja. Jalan 
Yang Lurus itu adalah message dari semua Nabi dan Rasul 
yang pernah diciptakan oleh Tuhan disepanjang waktu 
manusia ada di bumi ini. Mana bisa kemudian disimpulkan 
hanya kepada Nabi Isa As? Nanti, umat keturunan ajaran 
Nabi Ibrahim akan protes. Umat keturunan ajaran Nabi 
Musa juga akan protes. Lha, terus mana nih yang benar.

Perlu untuk direnungkan bahwa fase-fase turunnya agama 
sejak Nabi Adam sampai yang kemudian, selalu didalamnya 
ada cerita atau informasi tentang Nabi-nabi sebelumnya dan 
penegasan tentang kebenaran risalah yang dibawa oleh 
beliau, tetapi sekaligus koreksi tentang 
kesalahan-kesalahan dari umatnya sepeninggal beliau-beliau 
itu.

Nah, kalau kita memahami dan mengerti hal itu, maka 
sebenarnya ada kesimpulan yang sangat logis sekali bahwa 
Islam sebagai agama terakhir adalah agama yang menegaskan 
tentang kebenaran risalah nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad 
SAW, (dan boleh pula dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW 
adalah penerus risalah-risalah Nabi-nabi sebelum beliau), 
sekaligus menunjukkan (koreksi) tentang adanya 
penyimpangan-penyimpangan dari umat-umat dari Nabi-nabi 
sebelum Nabi Muhammad SAW itu.

Ini, sesungguhnya kesimpulan yang paling tepat. Namun, 
perlu diketahui bahwa Islam tidak identik dengan Arab. Dan 
Arab tidak sama dengan Islam (karena di Arab juga ada 
Yahudi dan Kristen), meskipun Islam turun di tanah Arab, 
dan Nabi Muhammad SAW adalah orang Arab.

Karena itu, ingin belajar Islam atau belajar agama, jangan 
memulai dari peripheral (pinggiran) harus masuk 
ke-esensi-nya dulu, ini bagi orang-orang yang mau 
berpikir. Setelah itu baru masuk ke ajaran-ajaran yang 
dijalankan sehari-hari sedikit demi sedikit, kemudian 
menjadi kebiasaan, dan akhirnya akan menjadi karakter yang 
senantiasa melekat didalam pribadi seseorang. Itulah yang 
disebut dengan kaffah, masuk secara keseluruhan.

Tentang referensi dari Ibnu Arabi, saya rasa Bung Rudi 
jangan mengambilnya sepotong-potong. Ibnu Arabi adalah 
seorang Sufi Islam yang sangat brilyan dan sangat 
dihormati di kalangan Islam, khususnya kaum Sufinya. 
Beliau memang sangat kagum dengan Nabi Isa As, dan ini 
tidak perlu menjadi sesuatu yang berlebihan. Saya pun 
sangat kagum kepada Nabi Isa As, tapi juga kepada 
Nabi-nabi yang lain. Karena kekaguman dan kepercayaan 
kepada Nabi-nabi itu diperintahkan oleh Allah dan Nabi SAW 
sendiri, yang merupakan bagian dari Iman kami.

Dan kesimpulan akhir, Nabi Muhammad SAW adalah nabi 
terakhir yang membenarkan Nabi-nabi sebelumnya. Karena 
Nabi SAW-lah yang memerintahkan dan mengenalkan kita-kita 
yang hidup jauh setelah beliau kembali kepada-Nya,