Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)
Bukan dibelokin tapi sesuai dgn fakta dan nyata, ada di Al-Quran (maka anda harus sering Ngaji, jangan Meoong melulu) Dablex Scali [EMAIL PROTECTED] wrote: Ha..ha..ha.. Pertama-tama sih dimirip-miripin ajarannyasetelah itu dibelokin deh...wak..kak..kak... Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote:Apa yang Mas Bagus TL ungkapan itu sungguh berisi, bagus dan menarik, pada umumnya saya setuju artinya 90 % saya setuju, dan soal Syekh Siti Jenar itu juga saya ada baca, itu buku bagus dan bermutu tinggi (soal spiritual), tapi sayang tidak dikembangkan (mungkin ada friksi dg Wali Songo dulunya). Beliaulah Pelopor Islam-Jawa (assimilasi) yang sungguh Luar Biasa :))) Ajaran Syekh Siti Jenar ada kemiripan dengan ajaran Yesus Kristus soal spiritual yakni Manunggaling Kawula Gusti, beda mungkin di Otoritas yang diberikan oleh Allah, yang satu bakat dan tekun belajar, yang lain memang langsung dari Kalimah Allah Roh Allah. Terima Kasih masukkannya, bagus, berisi dan menarik :))) Salam kembali, Rudy Prabowo. Bagus-Taruno Legowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak ada masalah dengan ungkapan Yesus : Aku ini satu dengan Bapa, Bapa didalam Aku, Aku didalam Bapa. Karena ini adalah sebuah ungkapan dari seseorang (yang kebetulan diucapkan oleh Nabi Isa As (Yesus)) yang telah mengalami transformasi diri ke suatu tingkatan (maqom) ruhaniah yang sangat tinggi yang bisa dicapai oleh manusia. Dan siapapun bisa mencapainya. Sekali lagi siapapun bisa mencapainya! Persoalannya bagaimana mencapainya itu, ya nggak. Dan saya tidak akan membahas metodologi mencapainya itu. Apa yang telah diucapkan oleh Nabi Isa As itu, sebenarnya tidak ada bedanya dengan apa yang diucapkan oleh Syech Siti Jenar di Tanah Jawa yang menyatakan Disini tidak Siti Jenar, yang ada Allah, ketika ditanya oleh Sunan Kalijaga, Saya mencari Siti Jenar. Lalu Sunan Kalijaga juga kembali bertanya, Saya mencari Allah yang dijawab oleh Syech Siti Jenar, Disini tidak ada Allah, yang ada Siti Jenar. Babakan dalam sejarah Wali Songo ini, khan merupakan sebuah babakan yang sangat mengguncang ranah syiar Islam di tanah Jawa karena penyamaan diri dengan Tuhannya, di tengah-tengah umat Islam yang masih mualaf (baru mengalami proses Islamisasi -- masih lemah Iman), merupakan pengungkapan sesuatu yang sesungguhnya sangat rahasia, super-super rahasia malah. Tidak sembarangan orang boleh mengatakan secara terbuka rasa kemenyatuannya dengan Allah. Karena pengungkapan itu justru akan banyak menimbulkan fitnah dan perdebatan-perdebatan yang tidak bermanfaat. Atau dalam versi Arab, ada Al Hallaj di Tanah Baghdad, yang dalam suatu ketika dia berkata bahwa Ana Al Haq atau Aku adalah Kebenaran. Allah adalah kebenaran itu sendiri, sehingga Aku (Al Hallaj) adalah Allah. Dalam banyak literatur akademis hal penyatuan ini disebut dengan Manunggaling Kawula Gusti (Jawa), Wahdatul Wujud (Arab) atau Panteisme (Metafisika). Saya setuju dengan pendapat anda bahwa membaca Allahu Akbar sampai ribuan kali tanpa ada penghayatan tetapi justru diiringi dengan perilaku dan tindakan yang kontraprodukti (mencuri, merampok, membunuh,fitnah, dsb) tidak ada artinya. Karena mereka yang berdzikir dengan hatinyalah yang mampu merasakan kehadiran Allah di dalam hati dan dirinya. Jadi merasakan kehadiran Allah di dalam dirinya. Mengapa merasakan? Karena kita bisa merasakan atau tidak bisa merasakan kehadiran di dalam diri kita, sebenarnya Allah sudah ada di dalam diri kita, semuanya. Nah disinilah perbedaannya antara orang yang bisa merasakan dan tidak bisa merasakan. Orang yang bisa merasakan kehadiran Allah di dalam dirinya, mereka adalah orang yang beruntung karena mereka itu adalah pribadi-pribadi yang tidak pernah merasa resah-gelisah atau bersusah hati, berani, welas asih terhadap sesama, suka menolong, santun, dan sebagainya. Sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang selalu iri dengki, hasut, berada dalam kebencian, dan sebagainya. Jadi, Bung Rudi, kehebatan Nabi Isa As (Yesus) siapapun juga tahu, dan tidak perlu digembar-gemborkan. Apakah Nabi Isa (Yesus) lebih tinggi kedudukannya di mata Allah dibanding Nabi-nabi yang lain, tidak ada yang tahu dan tidak tepat untuk diperdebatkan. Toh, bahan kita hanya dari teks-teks kitab yang memungkinkan untuk beda penafsiran. Kalau seandainya kita menyaksikan dengan mata kepala kita sendiri, nah itu baru jelas namanya. Kalau tatarannya menyangkut hal keyakinan, yah itu khan kembali berpulang pada masing-masing. Mau percaya Nabi Isa As (Yesus) identik dengan Tuhan, ya monggo. Yang menganggap Nabi Isa As (Yesus) manusia biasa (seperti kita-kita) tapi mendapatkan kemuliaan dari Allah, yah itu juga hal yang lumrah saja. Begitu saya rasa... Salaam, Bagus TL On Mon, 22 May 2006 00:20:54 -0700 (PDT) Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya lengkapi saja pernyataan Bapak : Kalau tataran
Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)
Tidak ada masalah dengan ungkapan Yesus : Aku ini satu dengan Bapa, Bapa didalam Aku, Aku didalam Bapa. Karena ini adalah sebuah ungkapan dari seseorang (yang kebetulan diucapkan oleh Nabi Isa As (Yesus)) yang telah mengalami transformasi diri ke suatu tingkatan (maqom) ruhaniah yang sangat tinggi yang bisa dicapai oleh manusia. Dan siapapun bisa mencapainya. Sekali lagi siapapun bisa mencapainya! Persoalannya bagaimana mencapainya itu, ya nggak. Dan saya tidak akan membahas metodologi mencapainya itu. Apa yang telah diucapkan oleh Nabi Isa As itu, sebenarnya tidak ada bedanya dengan apa yang diucapkan oleh Syech Siti Jenar di Tanah Jawa yang menyatakan Disini tidak Siti Jenar, yang ada Allah, ketika ditanya oleh Sunan Kalijaga, Saya mencari Siti Jenar. Lalu Sunan Kalijaga juga kembali bertanya, Saya mencari Allah yang dijawab oleh Syech Siti Jenar, Disini tidak ada Allah, yang ada Siti Jenar. Babakan dalam sejarah Wali Songo ini, khan merupakan sebuah babakan yang sangat mengguncang ranah syiar Islam di tanah Jawa karena penyamaan diri dengan Tuhannya, di tengah-tengah umat Islam yang masih mualaf (baru mengalami proses Islamisasi -- masih lemah Iman), merupakan pengungkapan sesuatu yang sesungguhnya sangat rahasia, super-super rahasia malah. Tidak sembarangan orang boleh mengatakan secara terbuka rasa kemenyatuannya dengan Allah. Karena pengungkapan itu justru akan banyak menimbulkan fitnah dan perdebatan-perdebatan yang tidak bermanfaat. Atau dalam versi Arab, ada Al Hallaj di Tanah Baghdad, yang dalam suatu ketika dia berkata bahwa Ana Al Haq atau Aku adalah Kebenaran. Allah adalah kebenaran itu sendiri, sehingga Aku (Al Hallaj) adalah Allah. Dalam banyak literatur akademis hal penyatuan ini disebut dengan Manunggaling Kawula Gusti (Jawa), Wahdatul Wujud (Arab) atau Panteisme (Metafisika). Saya setuju dengan pendapat anda bahwa membaca Allahu Akbar sampai ribuan kali tanpa ada penghayatan tetapi justru diiringi dengan perilaku dan tindakan yang kontraprodukti (mencuri, merampok, membunuh,fitnah, dsb) tidak ada artinya. Karena mereka yang berdzikir dengan hatinyalah yang mampu merasakan kehadiran Allah di dalam hati dan dirinya. Jadi merasakan kehadiran Allah di dalam dirinya. Mengapa merasakan? Karena kita bisa merasakan atau tidak bisa merasakan kehadiran di dalam diri kita, sebenarnya Allah sudah ada di dalam diri kita, semuanya. Nah disinilah perbedaannya antara orang yang bisa merasakan dan tidak bisa merasakan. Orang yang bisa merasakan kehadiran Allah di dalam dirinya, mereka adalah orang yang beruntung karena mereka itu adalah pribadi-pribadi yang tidak pernah merasa resah-gelisah atau bersusah hati, berani, welas asih terhadap sesama, suka menolong, santun, dan sebagainya. Sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang selalu iri dengki, hasut, berada dalam kebencian, dan sebagainya. Jadi, Bung Rudi, kehebatan Nabi Isa As (Yesus) siapapun juga tahu, dan tidak perlu digembar-gemborkan. Apakah Nabi Isa (Yesus) lebih tinggi kedudukannya di mata Allah dibanding Nabi-nabi yang lain, tidak ada yang tahu dan tidak tepat untuk diperdebatkan. Toh, bahan kita hanya dari teks-teks kitab yang memungkinkan untuk beda penafsiran. Kalau seandainya kita menyaksikan dengan mata kepala kita sendiri, nah itu baru jelas namanya. Kalau tatarannya menyangkut hal keyakinan, yah itu khan kembali berpulang pada masing-masing. Mau percaya Nabi Isa As (Yesus) identik dengan Tuhan, ya monggo. Yang menganggap Nabi Isa As (Yesus) manusia biasa (seperti kita-kita) tapi mendapatkan kemuliaan dari Allah, yah itu juga hal yang lumrah saja. Begitu saya rasa... Salaam, Bagus TL On Mon, 22 May 2006 00:20:54 -0700 (PDT) Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya lengkapi saja pernyataan Bapak : Kalau tataran hanya agama, memang agama adalah sarana menuju ke Alloh /Tuhan. Tapi spiritual adalah tataran bersama dengan Alloh dan meyatu dgn Alloh. Kita adalah bagian dari Alloh, hanya karena banyak dosa dan kekejian serta kebiadaban saja yg memisahkan diri kita dari Alloh. Coba kalau suci seperti Yesus Kristus, ya satu dengan Alloh, Maka Yesus katakan : Aku ini satu dengan Bapa, Bapa didalam Aku, Aku didalam Bapa. Di Ajaran Islam pun dikatakan hanya Isa Al Masih saja manusia yang tidak berdosa, berarti lainnya berdosa ! Nah, kita mau bersatu dengan Alloh, tap kalau kerjanya kebencian, kekejian, kekejaman dan kebiadaban melulu, ya mana mungkin dan pasti tidak bisa !!! Walaupun kita sering mengucapkan Allohu Akbar (Allah Maha Besar), bahkan berzdikir menyebut 1000 kali Ashma Alloh, lalu tangan ini merusak dan membakar serta membunuh, dan kita pikir bisa bisa menyatu dengan Alloh atau masuk sorga, ya sampai kiamatpun tidak bisa menyatu, bahkan hukumannya bisa masuk Neraka Jahanam !!! Bagus-Taruno Legowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Di semua ciptaan, pasti dan mutlak ada unsur-unsur Tuhan didalamnya. Dan unsur-unsur Tuhan itu
Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)
Apa yang Mas Bagus TL ungkapan itu sungguh berisi, bagus dan menarik, pada umumnya saya setuju artinya 90 % saya setuju, dan soal Syekh Siti Jenar itu juga saya ada baca, itu buku bagus dan bermutu tinggi (soal spiritual), tapi sayang tidak dikembangkan (mungkin ada friksi dg Wali Songo dulunya). Beliaulah Pelopor Islam-Jawa (assimilasi) yang sungguh Luar Biasa :))) Ajaran Syekh Siti Jenar ada kemiripan dengan ajaran Yesus Kristus soal spiritual yakni Manunggaling Kawula Gusti, beda mungkin di Otoritas yang diberikan oleh Allah, yang satu bakat dan tekun belajar, yang lain memang langsung dari Kalimah Allah Roh Allah. Terima Kasih masukkannya, bagus, berisi dan menarik :))) Salam kembali, Rudy Prabowo. Bagus-Taruno Legowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak ada masalah dengan ungkapan Yesus : Aku ini satu dengan Bapa, Bapa didalam Aku, Aku didalam Bapa. Karena ini adalah sebuah ungkapan dari seseorang (yang kebetulan diucapkan oleh Nabi Isa As (Yesus)) yang telah mengalami transformasi diri ke suatu tingkatan (maqom) ruhaniah yang sangat tinggi yang bisa dicapai oleh manusia. Dan siapapun bisa mencapainya. Sekali lagi siapapun bisa mencapainya! Persoalannya bagaimana mencapainya itu, ya nggak. Dan saya tidak akan membahas metodologi mencapainya itu. Apa yang telah diucapkan oleh Nabi Isa As itu, sebenarnya tidak ada bedanya dengan apa yang diucapkan oleh Syech Siti Jenar di Tanah Jawa yang menyatakan Disini tidak Siti Jenar, yang ada Allah, ketika ditanya oleh Sunan Kalijaga, Saya mencari Siti Jenar. Lalu Sunan Kalijaga juga kembali bertanya, Saya mencari Allah yang dijawab oleh Syech Siti Jenar, Disini tidak ada Allah, yang ada Siti Jenar. Babakan dalam sejarah Wali Songo ini, khan merupakan sebuah babakan yang sangat mengguncang ranah syiar Islam di tanah Jawa karena penyamaan diri dengan Tuhannya, di tengah-tengah umat Islam yang masih mualaf (baru mengalami proses Islamisasi -- masih lemah Iman), merupakan pengungkapan sesuatu yang sesungguhnya sangat rahasia, super-super rahasia malah. Tidak sembarangan orang boleh mengatakan secara terbuka rasa kemenyatuannya dengan Allah. Karena pengungkapan itu justru akan banyak menimbulkan fitnah dan perdebatan-perdebatan yang tidak bermanfaat. Atau dalam versi Arab, ada Al Hallaj di Tanah Baghdad, yang dalam suatu ketika dia berkata bahwa Ana Al Haq atau Aku adalah Kebenaran. Allah adalah kebenaran itu sendiri, sehingga Aku (Al Hallaj) adalah Allah. Dalam banyak literatur akademis hal penyatuan ini disebut dengan Manunggaling Kawula Gusti (Jawa), Wahdatul Wujud (Arab) atau Panteisme (Metafisika). Saya setuju dengan pendapat anda bahwa membaca Allahu Akbar sampai ribuan kali tanpa ada penghayatan tetapi justru diiringi dengan perilaku dan tindakan yang kontraprodukti (mencuri, merampok, membunuh,fitnah, dsb) tidak ada artinya. Karena mereka yang berdzikir dengan hatinyalah yang mampu merasakan kehadiran Allah di dalam hati dan dirinya. Jadi merasakan kehadiran Allah di dalam dirinya. Mengapa merasakan? Karena kita bisa merasakan atau tidak bisa merasakan kehadiran di dalam diri kita, sebenarnya Allah sudah ada di dalam diri kita, semuanya. Nah disinilah perbedaannya antara orang yang bisa merasakan dan tidak bisa merasakan. Orang yang bisa merasakan kehadiran Allah di dalam dirinya, mereka adalah orang yang beruntung karena mereka itu adalah pribadi-pribadi yang tidak pernah merasa resah-gelisah atau bersusah hati, berani, welas asih terhadap sesama, suka menolong, santun, dan sebagainya. Sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang selalu iri dengki, hasut, berada dalam kebencian, dan sebagainya. Jadi, Bung Rudi, kehebatan Nabi Isa As (Yesus) siapapun juga tahu, dan tidak perlu digembar-gemborkan. Apakah Nabi Isa (Yesus) lebih tinggi kedudukannya di mata Allah dibanding Nabi-nabi yang lain, tidak ada yang tahu dan tidak tepat untuk diperdebatkan. Toh, bahan kita hanya dari teks-teks kitab yang memungkinkan untuk beda penafsiran. Kalau seandainya kita menyaksikan dengan mata kepala kita sendiri, nah itu baru jelas namanya. Kalau tatarannya menyangkut hal keyakinan, yah itu khan kembali berpulang pada masing-masing. Mau percaya Nabi Isa As (Yesus) identik dengan Tuhan, ya monggo. Yang menganggap Nabi Isa As (Yesus) manusia biasa (seperti kita-kita) tapi mendapatkan kemuliaan dari Allah, yah itu juga hal yang lumrah saja. Begitu saya rasa... Salaam, Bagus TL On Mon, 22 May 2006 00:20:54 -0700 (PDT) Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya lengkapi saja pernyataan Bapak : Kalau tataran hanya agama, memang agama adalah sarana menuju ke Alloh /Tuhan. Tapi spiritual adalah tataran bersama dengan Alloh dan meyatu dgn Alloh. Kita adalah bagian dari Alloh, hanya karena banyak dosa dan kekejian serta kebiadaban saja yg memisahkan diri kita dari Alloh. Coba kalau suci seperti Yesus Kristus, ya satu dengan Alloh, Maka Yesus katakan : Aku ini satu dengan Bapa, Bapa
Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)
Saya lengkapi saja pernyataan Bapak : Kalau tataran hanya agama, memang agama adalah sarana menuju ke Alloh /Tuhan. Tapi spiritual adalah tataran bersama dengan Alloh dan meyatu dgn Alloh. Kita adalah bagian dari Alloh, hanya karena banyak dosa dan kekejian serta kebiadaban saja yg memisahkan diri kita dari Alloh. Coba kalau suci seperti Yesus Kristus, ya satu dengan Alloh, Maka Yesus katakan : Aku ini satu dengan Bapa, Bapa didalam Aku, Aku didalam Bapa. Di Ajaran Islam pun dikatakan hanya Isa Al Masih saja manusia yang tidak berdosa, berarti lainnya berdosa ! Nah, kita mau bersatu dengan Alloh, tap kalau kerjanya kebencian, kekejian, kekejaman dan kebiadaban melulu, ya mana mungkin dan pasti tidak bisa !!! Walaupun kita sering mengucapkan Allohu Akbar (Allah Maha Besar), bahkan berzdikir menyebut 1000 kali Ashma Alloh, lalu tangan ini merusak dan membakar serta membunuh, dan kita pikir bisa bisa menyatu dengan Alloh atau masuk sorga, ya sampai kiamatpun tidak bisa menyatu, bahkan hukumannya bisa masuk Neraka Jahanam !!! Bagus-Taruno Legowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Di semua ciptaan, pasti dan mutlak ada unsur-unsur Tuhan didalamnya. Dan unsur-unsur Tuhan itu disebut Illahiah (hal tentang Ketuhanan). Jadi, menyebut ada (unsur) Tuhan di dalam sesuatu (orang, binatang, tumbuhan, atau bahkan malaikat dan setan) bukan sesuatu yang salah. Bagaimana tidak? Wong semuanya itu adalah ciptaan Allah belaka. Tul nggak? Persoalannya menyamakan sesuatu-sesuatu itu dengan Tuhan (Allah), karena mereka memiliki satu dua kemampuan (Ilmu) yang hanya dimiliki oleh Tuhan, dan ini sangat mungkin dimiliki (atas Izin Allah) oleh sesuatu (manusia, red) ciptaan Tuhan tadi bukan berarti bahwa mereka itu adalah Tuhan itu sendiri, siapapun dia. Tuhan tidak bisa dipersamakan dengan mahkluk-Nya. Tuhan itu segala-galanya. Lha, manusia yang menjadi ciptaanNya karena dianugerahi satu dua Kebisaan Allah, lalu dianggap sebagai Tuhan, itu berarti sama saja dengan menyamakan ciptaan dengan penciptaNya. Sekalipun dalam hal kebisaan menghidupkan orang mati, tidak bisa orang yang memiliki kebisaan tadi dipersamakan dengan Tuhan! Sekali-kali tidak bisa! Andai saja, kita sebagai pencipta patung, mau ndak patung tadi disamakan dengan kita yang menciptakannya? Ya, jelas tidak mau to! Tapi untuk menghormati saudara-saudara kita dari umat kristiani, hal Nabi Isa As apakah beliau itu Tuhan atau sekedar manusia yang dimuliakan oleh Allah sebagai Nabi dan Rasul, tidak perlu diperdebatkan. Karena bagi kita umat Islam itu sudah jelas. Silahkan saja menganggap beliau sebagai Tuhan bagi yang mau mempercayainya. Dan bagi kita umat Islam tetap berkeyakinan bahwa Nabi Isa As adalah manusia yang dimuliakan Allah, tidak lebih. Dan kita pasti hormat kepada beliau dan mengambil pelajaran dari beliau dan Nabi-nabi yang lain untuk kehidupan kita. Saya tidak sependapat dengan Bung Rudi, yang menafsiri Al Fatihah, khususnya ayat Tunjukilah JALAN YANG LURUS, dengan Isa adalah Jalan Yang Lurus, yang kemudian disimpulkan sebagai Al Fatihah = Nabi Isa As. Dan Al Fatihah adalah Induk Al Qur'an, kemudian itu berarti Al Qur'an merupakan justifikasi kepada Nabi Isa As. Kalau sebagian memang iya, karena di dalam Al Qur'an memang diceritakan beberapa hal tentang Kenabian Isa AS itu. Tapi menyamakan jelas-jelas tidak. Ketidak-sependapatan saya ini bukan karena Jalan Yang Lurus itu bukan hanya monopoli Nabi Isa As saja. Jalan Yang Lurus itu adalah message dari semua Nabi dan Rasul yang pernah diciptakan oleh Tuhan disepanjang waktu manusia ada di bumi ini. Mana bisa kemudian disimpulkan hanya kepada Nabi Isa As? Nanti, umat keturunan ajaran Nabi Ibrahim akan protes. Umat keturunan ajaran Nabi Musa juga akan protes. Lha, terus mana nih yang benar. Perlu untuk direnungkan bahwa fase-fase turunnya agama sejak Nabi Adam sampai yang kemudian, selalu didalamnya ada cerita atau informasi tentang Nabi-nabi sebelumnya dan penegasan tentang kebenaran risalah yang dibawa oleh beliau, tetapi sekaligus koreksi tentang kesalahan-kesalahan dari umatnya sepeninggal beliau-beliau itu. Nah, kalau kita memahami dan mengerti hal itu, maka sebenarnya ada kesimpulan yang sangat logis sekali bahwa Islam sebagai agama terakhir adalah agama yang menegaskan tentang kebenaran risalah nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, (dan boleh pula dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penerus risalah-risalah Nabi-nabi sebelum beliau), sekaligus menunjukkan (koreksi) tentang adanya penyimpangan-penyimpangan dari umat-umat dari Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW itu. Ini, sesungguhnya kesimpulan yang paling tepat. Namun, perlu diketahui bahwa Islam tidak identik dengan Arab. Dan Arab tidak sama dengan Islam (karena di Arab juga ada Yahudi dan Kristen), meskipun Islam turun di tanah Arab, dan Nabi Muhammad SAW adalah orang Arab. Karena itu, ingin belajar Islam atau belajar agama, jangan memulai dari peripheral (pinggiran)
Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)
Anda sangat keliru memahami dan mengartikan serta menafsirkan ! Selain inti dari semua Alquran yg saya jelaskan di bawah dalam surat Al-Fatehah, Q.s Luqman 34; Az-Zukhruf ayat 61; Hadits Sahih Buchori, HR Muslim no. 127 == Tidak Terbantahkan, Tapi anda mengeluarkan ayat 171 Qs 4. An-Nissa, pada hal anda lalai dan keliru memahaminya, coba kita analisa dan pahami sungguh dan serius : Perhatikan baik2 : Q.s. 4 An-Nissa 171 .Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan Kalimat-Nya.dan roh dari pada-Nya . 1). Mengenai utusan Allah itulah disini dimaksudkan Nabi Isa sebagai manusia, sebagai nabi, guru tabib, dan banyak gelar yg diberikan kepada-Nya. Manusia (100%) 2). Mengenai kata Kalimat atau Firman Allah yang menjadi jasad Yesus Kristus. 3). Roh daripada-Nya adalah Roh Allah sendiri dalam tubuh jasad manusia Yesus Kristus. 2) 3) menyatakan sebagai Allah (100%) Qs 4 An-Nissa 171 ini sangat jelas sekali bahwa Yesus adalah Manusia (utusan Allah) dan juga adalah Firman Allah (Kalimat-Nya) dan Roh Allah (Rog daripada-Nya). Anda bisa juga baca di Hadits Anas bin Malik-Mutiara Hadits halaman 353 dimana nabi Muhammad sendiri yang mengatakan : Isa faa innahu Rohullah wa Kalimatuhu ( Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Firman-Nya) Atau anda bisa baca bukunya Drs. Hasbullah Bakry dg judul Nabi Isa dalam Al-Qur'an enz halaman 109 mengatakan : Nabi Isa disebut sebagai Kalimah Allah (Firman Yang Hidup), disebabkan dia adalah penjelmaan daripada Firman Allah yang ditujukan kepada Maryama untuk mengandung Nabi Isa. Bayangkan sudah berapa ayat yang saya sodorkan, baca baik2 dan pahami benar2, jangan emosi, jangan negative thinking, Cerapkan dan pakai akal sehat dan otak CERDAS, jangan BODOH dan DUNGU lagi !!! Jadi Yesus Kristus atau Nabi Isa Al Masih bin Maryam adalah Utusan Allah sebagai Manusia (100%) dan Yesus Kristus atau Nabi Isa Al Masih bin Maryam adalah Allah (100%) !!! Semoga tercerahkan, enlightenment! Wass.Wr.Wb. _ Gani Kurnia [EMAIL PROTECTED] wrote: *Pernyataan langsung dari Allah SWT sejak 2000 tahun yang lalu, khusus buat mas Rudy.. [An-Nisaa:171]* Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, 'Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : (Tuhan itu) *tiga*, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara. Satu ayat ini cukup bagi umat Islam, untuk membantah pernyataan dibawah... Orang yang hanyut, rumputpun jadi pegangan... On 5/22/06, Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini kan berdasarkan Al-Qur'an yang anda pahami bukan ?, tetapi berdasarkan Alkitab Bahwa Yesus adalahTuhan (100%) dan manusia (100%). Baca Yohanes 1:1-18 Bacalah dengan sabar dan teliti, lalu cerap dan pahami : Al-Quran menyatakan Yesus adalah Allah Secara TELAK, Al-Quran menyatakan Yesus adalah Allah; Berikut saya sampaikan pembuktian bahwa Al-Quran mengakui sifat keilahian(sifat ke-Allah-an) dari Yesus Kristus. LuqmÄn : 34 Tidak ada siapapun yang mengetahui tentang hari Kiamat, hari kiamat itu HANYA ada disisi Allah Az-Zukhruf : 61 Isa anak maryam yang memberi pengetahuan tentang hari kiamat Jika kita telaah surat LuqmÄn ayat 34, maka disitu dikatakan bahwa yang mengetahui tentang hari kiamat itu HANYA Allah. Atau, hari Kiamat itu hanya ada disisi Allah. Sementara itu surat Az-Zukhruf ayat 61 mengatakan bahwa Yesus Kristus(Isa anak Maryam) adalah yang memberi pengetahun tentang hari kiamat. Maka jelaslah TERBUKTI dengan JELAS-SEJELASNYA bahwa Yesus adalah Allah. Karena jika Yesus adalah manusia biasa saja, seperti Muhammd yg adalah manusia biasa, bagaimana mungkin dia tahu tentang MISTERI hari kiamat. Maka Yesus jelas adalah Allah (100%) Kemudian surat Al-FÄtihah ayat 6 menuliskan: Tunjukilah kami JALAN YANG LURUS [jalan yang benar] Lalu siapakah JALAN YANG LURUS itu? Kita tidak perlu MENCARI LAGI jalan yang lurus itu, karena surat Az-Zukhruf ayat 61 menjelaskan juga: Isa (Yesus Kristus) adalah jalan yang lurus; Lalu jika kita membandingkan dengan Alkitab yaitu Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: Akulah JALAN dan KEBENARAN (Jalan yg lurus) dan HIDUP. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Allah (Bapa), kalau tidak melalui Aku. Jadi Yesus Kristus itu adalah jalan yang lurus dan tidak ada penghubung kepada Allah selain Yesus Kristus (Isa Almasih). Catatan Tambahan - -Surat Al-Fatehah adalah surat pertama dalam Al-Quran dan hanya berisi 7 ayat -Berikut
Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)
Saya sarankan anda supaya tenang, malah anda mengatakan kepada saya jangan emosi, ada agak aneh anda ini dan malah mengadakan manuver , syiar Kristen anda bisa gagal kalau emosi, saya ahanya ingin bertanya : Anda sehat2 kan atau habis minum obat apa tadi ??? Anda kasih ayat2 yg sangat fisikal, manusia diciptakan dari segalam macam tanah liat kering (padahal kalau sudah kering tidak mungkin liat), lumpur hitam dlsb. Ingat Yesus dilahirkan bukan karena hubungna sexual dan terjadinya jabang bayi adalah dari Roul Kudus (Roh dari Kalimah Allah), Beda Mas !!! Apa kah anda tidak bisa membedakan dualitas tsb ??? Tolong patahkan ayat2 yg saya sodorkan keanda ternmasuk Hadits2 sahih itu, jangan suka memelintir permasalahan apalagi mengalihkan ke Syekh Siti Jenar. Saya punya bukunya Syekh Siti Jenar ttg Makna Kematian, itu buku bagus, buku yang bernilai moral-spiritual tinggi dan patut dibaca. Tapi dari banyak kalangan dianggap ajaran Islam Jawa yang kontroversial dengan ajaran main-stream, ajaran Islam secara umum yg diikuti di dunia ini. Tapi sayang timbul friksi dan sudut pandang yang berbeda dengan Wali Songo, dimana Wali Songo melakukan akultrasi2 Islam dg Jawa, ttp Dia melakukan assimilasi Islam dg Jawa shg terbentuklah Islam Jawa. Bahkan Syek Siti Jenar menulis tentang Penolakan Syariat Secuil Puisinya : Penolakan Syariat Sadat salat pasa tan apti, (artinya Syahadat, salat dan puasa tidak diinginkan) seje jakat ,miring Mekah, Iku wus palson kabeh, (Semuanya palsu belaka). . Banyak sekali ajaran Syek Siti Jenar yng bisa menimbulkan salah pemahaman kepada Islam jalanan (Islam2an) seperti soal Ka'bah, dimana dikatakan Ka'bah itu sebenarnya tidak diketahui letaknya, karena dialam spiritual. Sedang Ka'bah yang dikota Mekah, dikatakan sebagai tiruan. Karena hanya sebagai bangunan batu yg dibuat Nabi Ibrahim as. Justru kalau Pulau Jawa ditinggalkan untuk berhaji ke Mekah, maka masyarakat akan menjadi orang-orang kafir.: Inilah sekelumit ttg Syekh Siti Jenar. Anda percaya kepada Syekh Siti Jenar atau Alquran atau mana yang lebih anda percayai ??? Konon Syek Siti Jenar itu walaupun dibunuh, tapi dia Moksa, setelah digali, mayatnya tidak ada/menghilang, tapi Nabi Muhammad ada kuburannya. Kalau Nabi Isa Almasih, Tubuh, Jiwa dan Rohnya naik kesorga, dan kalau sebagai manusia maka Nabi Isa Almasih satu-satunya manusia tanpa dosa dan paling suci (nabi2 lain berdosa), demikian Nabi Muhammad katakan. Gani Kurnia [EMAIL PROTECTED] wrote: Tenang-Tenang Jangan Emosi.. Karena dengan emosi, syiar kristen anda jadi gagal.. Setiap manusia yang diciptakan memiliki Zat Allah SWT, yaitu Ruh, seperti dalam penciptaan nabi Adam.. [15:28] Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, [15:29] Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud [15:30] Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, Setiap manusia pasti berusaha menyatukan dirinya dengan Allah SWT. Bahkan pada jaman dahulu ada satu ilmu yang bernama Manunggalin Kawulan Gusti, yaitu menyatunya Makhluk dengan Pencipta.. Yang pernah dilakukan oleh Syekh Siti Jenar. Terlepas, ada seseorang, wali atau nabi yang berhasil melakukannya dengan sempurna.. Tetap saja, itu dalam konteksnya sebagai manusia.. Bukan berarti manusia adalah Allah.. On 5/23/06, Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Anda sangat keliru memahami dan mengartikan serta menafsirkan ! Selain inti dari semua Alquran yg saya jelaskan di bawah dalam surat Al-Fatehah, Q.s Luqman 34; Az-Zukhruf ayat 61; Hadits Sahih Buchori, HR Muslim no. 127 == Tidak Terbantahkan, Tapi anda mengeluarkan ayat 171 Qs 4. An-Nissa, pada hal anda lalai dan keliru memahaminya, coba kita analisa dan pahami sungguh dan serius : Perhatikan baik2 : Q.s. 4 An-Nissa 171 .Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan Kalimat-Nya.dan roh dari pada-Nya . 1). Mengenai utusan Allah itulah disini dimaksudkan Nabi Isa sebagai manusia, sebagai nabi, guru tabib, dan banyak gelar yg diberikan kepada-Nya. Manusia (100%) 2). Mengenai kata Kalimat atau Firman Allah yang menjadi jasad Yesus Kristus. 3). Roh daripada-Nya adalah Roh Allah sendiri dalam tubuh jasad manusia Yesus Kristus. 2) 3) menyatakan sebagai Allah (100%) Qs 4 An-Nissa 171 ini sangat jelas sekali bahwa Yesus adalah Manusia (utusan Allah) dan juga adalah Firman Allah (Kalimat-Nya) dan Roh Allah (Rog daripada-Nya). Anda bisa juga baca di Hadits Anas bin Malik-Mutiara Hadits halaman 353 dimana nabi Muhammad sendiri yang mengatakan : Isa faa innahu Rohullah wa Kalimatuhu ( Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Firman-Nya) Atau anda bisa baca bukunya Drs. Hasbullah Bakry dg judul Nabi
Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)
*Pernyataan langsung dari Allah SWT sejak 2000 tahun yang lalu, khusus buat mas Rudy.. [An-Nisaa:171]* Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, 'Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : (Tuhan itu) *tiga*, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara. Satu ayat ini cukup bagi umat Islam, untuk membantah pernyataan dibawah... Orang yang hanyut, rumputpun jadi pegangan... On 5/22/06, Rudy Prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini kan berdasarkan Al-Qur'an yang anda pahami bukan ?, tetapi berdasarkan Alkitab Bahwa Yesus adalahTuhan (100%) dan manusia (100%). Baca Yohanes 1:1-18 Bacalah dengan sabar dan teliti, lalu cerap dan pahami : Al-Quran menyatakan Yesus adalah Allah Secara TELAK, Al-Quran menyatakan Yesus adalah Allah; Berikut saya sampaikan pembuktian bahwa Al-Quran mengakui sifat keilahian(sifat ke-Allah-an) dari Yesus Kristus. Luqmān : 34 Tidak ada siapapun yang mengetahui tentang hari Kiamat, hari kiamat itu HANYA ada disisi Allah Az-Zukhruf : 61 Isa anak maryam yang memberi pengetahuan tentang hari kiamat Jika kita telaah surat Luqmān ayat 34, maka disitu dikatakan bahwa yang mengetahui tentang hari kiamat itu HANYA Allah. Atau, hari Kiamat itu hanya ada disisi Allah. Sementara itu surat Az-Zukhruf ayat 61 mengatakan bahwa Yesus Kristus(Isa anak Maryam) adalah yang memberi pengetahun tentang hari kiamat. Maka jelaslah TERBUKTI dengan JELAS-SEJELASNYA bahwa Yesus adalah Allah. Karena jika Yesus adalah manusia biasa saja, seperti Muhammd yg adalah manusia biasa, bagaimana mungkin dia tahu tentang MISTERI hari kiamat. Maka Yesus jelas adalah Allah (100%) Kemudian surat Al-Fātihah ayat 6 menuliskan: Tunjukilah kami JALAN YANG LURUS [jalan yang benar] Lalu siapakah JALAN YANG LURUS itu? Kita tidak perlu MENCARI LAGI jalan yang lurus itu, karena surat Az-Zukhruf ayat 61 menjelaskan juga: Isa (Yesus Kristus) adalah jalan yang lurus; Lalu jika kita membandingkan dengan Alkitab yaitu Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: Akulah JALAN dan KEBENARAN (Jalan yg lurus) dan HIDUP. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Allah (Bapa), kalau tidak melalui Aku. Jadi Yesus Kristus itu adalah jalan yang lurus dan tidak ada penghubung kepada Allah selain Yesus Kristus (Isa Almasih). Catatan Tambahan - -Surat Al-Fatehah adalah surat pertama dalam Al-Quran dan hanya berisi 7 ayat -Berikut adalah penjelasan lain mengenai surat Al-Fātihah: Tiadalah SALAT bagi seseorang yang tidak membaca surat Fatihah (Riwayat Bukhari) Tidak SAH salat bagi orang yang tidak membaca surat Fatihah(Riwayat Daruqutni) Penamaan Al-Fatihah (pembukaan), krn surat inilah dibuka dan dimulainya Al-Qur'an. Dinamakan juga Ummul Qur'an (induk Al-Quran) karena dia merupakan induk bagi semua isi Al-Quran, serta menjadi intisari bagi kandungan Al-Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya pada tiap-tiap shalat. Disebut pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam shalat. Karena surat Al-Fatehah adalah intisari dari Al-Quran sementara intisari dari Alfatehah adalah Yesus Kristus, maka intisari dari Al-Quran sebenarnya adalah Yesus Kristus. Mungkin anda akan KAGET, tetapi cobalah anda membaca Al-Quran dengan PANDANGAN BARU itu bahwa sebetulnya intisari Al-Quran adalah Yesus Kristus. Yesus adalah real, nyata hidup didunia. Orang mendengar Dia berbicara/berkotbah, melihat wajahnya, orang melihat Dia mengadakan mukjizat, orang saling bercakap-cakap dengan-Nya, orang melihat dia menyembuhkan orang sakit dllsb. Di Alkitab di katakan barang siapa sudah melihat Dia(Yesus) berarti sudah melihat Bapa(Alloh). Sebab didunia ini, tidak ada satu orangpun yang pernah melihat Alloh. Apakah Al-Qur'an menyebutkan bahwa manusia dapat melihat Alloh, bercakap-cakap dengan Alloh, melihat Alloh mengadakan mukjizat, apakah Alloh itu REAL dimata manusia, OH tidak Mas, sama sekali tidak, bahkan nabi Muhammad SAW pun tidak pernah melihat Alloh, tapi nabi Muhammad justru percaya bahwa nabi Isa Almasih karena Dialah (Isa Almasih) yang akan menjadi Hakim Yang Adil pada akhir Zaman. Baca == Dari Abu Hurairah r.a, katanya, Rasulullah saw. bersabda: Demi Allah yang jiwaku dalam tangan-Nya. Sesungguhnya telah dekat masanya Isa putera Maryam akan turun di tengah-tengah kamu. Dia akan menjadi hakim yang adil, akan dihancurkannya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak dan kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak ada seorang pun lagi yang
Re: [Mayapada Prana] Re: [curhatgame] Kemampuan Isa Almasih menghidupkan orang mati menurut Al-Qur'an= Yesus adalah Tuhan (100%), manusia (100%)
Di semua ciptaan, pasti dan mutlak ada unsur-unsur Tuhan didalamnya. Dan unsur-unsur Tuhan itu disebut Illahiah (hal tentang Ketuhanan). Jadi, menyebut ada (unsur) Tuhan di dalam sesuatu (orang, binatang, tumbuhan, atau bahkan malaikat dan setan) bukan sesuatu yang salah. Bagaimana tidak? Wong semuanya itu adalah ciptaan Allah belaka. Tul nggak? Persoalannya menyamakan sesuatu-sesuatu itu dengan Tuhan (Allah), karena mereka memiliki satu dua kemampuan (Ilmu) yang hanya dimiliki oleh Tuhan, dan ini sangat mungkin dimiliki (atas Izin Allah) oleh sesuatu (manusia, red) ciptaan Tuhan tadi bukan berarti bahwa mereka itu adalah Tuhan itu sendiri, siapapun dia. Tuhan tidak bisa dipersamakan dengan mahkluk-Nya. Tuhan itu segala-galanya. Lha, manusia yang menjadi ciptaanNya karena dianugerahi satu dua Kebisaan Allah, lalu dianggap sebagai Tuhan, itu berarti sama saja dengan menyamakan ciptaan dengan penciptaNya. Sekalipun dalam hal kebisaan menghidupkan orang mati, tidak bisa orang yang memiliki kebisaan tadi dipersamakan dengan Tuhan! Sekali-kali tidak bisa! Andai saja, kita sebagai pencipta patung, mau ndak patung tadi disamakan dengan kita yang menciptakannya? Ya, jelas tidak mau to! Tapi untuk menghormati saudara-saudara kita dari umat kristiani, hal Nabi Isa As apakah beliau itu Tuhan atau sekedar manusia yang dimuliakan oleh Allah sebagai Nabi dan Rasul, tidak perlu diperdebatkan. Karena bagi kita umat Islam itu sudah jelas. Silahkan saja menganggap beliau sebagai Tuhan bagi yang mau mempercayainya. Dan bagi kita umat Islam tetap berkeyakinan bahwa Nabi Isa As adalah manusia yang dimuliakan Allah, tidak lebih. Dan kita pasti hormat kepada beliau dan mengambil pelajaran dari beliau dan Nabi-nabi yang lain untuk kehidupan kita. Saya tidak sependapat dengan Bung Rudi, yang menafsiri Al Fatihah, khususnya ayat Tunjukilah JALAN YANG LURUS, dengan Isa adalah Jalan Yang Lurus, yang kemudian disimpulkan sebagai Al Fatihah = Nabi Isa As. Dan Al Fatihah adalah Induk Al Qur'an, kemudian itu berarti Al Qur'an merupakan justifikasi kepada Nabi Isa As. Kalau sebagian memang iya, karena di dalam Al Qur'an memang diceritakan beberapa hal tentang Kenabian Isa AS itu. Tapi menyamakan jelas-jelas tidak. Ketidak-sependapatan saya ini bukan karena Jalan Yang Lurus itu bukan hanya monopoli Nabi Isa As saja. Jalan Yang Lurus itu adalah message dari semua Nabi dan Rasul yang pernah diciptakan oleh Tuhan disepanjang waktu manusia ada di bumi ini. Mana bisa kemudian disimpulkan hanya kepada Nabi Isa As? Nanti, umat keturunan ajaran Nabi Ibrahim akan protes. Umat keturunan ajaran Nabi Musa juga akan protes. Lha, terus mana nih yang benar. Perlu untuk direnungkan bahwa fase-fase turunnya agama sejak Nabi Adam sampai yang kemudian, selalu didalamnya ada cerita atau informasi tentang Nabi-nabi sebelumnya dan penegasan tentang kebenaran risalah yang dibawa oleh beliau, tetapi sekaligus koreksi tentang kesalahan-kesalahan dari umatnya sepeninggal beliau-beliau itu. Nah, kalau kita memahami dan mengerti hal itu, maka sebenarnya ada kesimpulan yang sangat logis sekali bahwa Islam sebagai agama terakhir adalah agama yang menegaskan tentang kebenaran risalah nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, (dan boleh pula dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penerus risalah-risalah Nabi-nabi sebelum beliau), sekaligus menunjukkan (koreksi) tentang adanya penyimpangan-penyimpangan dari umat-umat dari Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW itu. Ini, sesungguhnya kesimpulan yang paling tepat. Namun, perlu diketahui bahwa Islam tidak identik dengan Arab. Dan Arab tidak sama dengan Islam (karena di Arab juga ada Yahudi dan Kristen), meskipun Islam turun di tanah Arab, dan Nabi Muhammad SAW adalah orang Arab. Karena itu, ingin belajar Islam atau belajar agama, jangan memulai dari peripheral (pinggiran) harus masuk ke-esensi-nya dulu, ini bagi orang-orang yang mau berpikir. Setelah itu baru masuk ke ajaran-ajaran yang dijalankan sehari-hari sedikit demi sedikit, kemudian menjadi kebiasaan, dan akhirnya akan menjadi karakter yang senantiasa melekat didalam pribadi seseorang. Itulah yang disebut dengan kaffah, masuk secara keseluruhan. Tentang referensi dari Ibnu Arabi, saya rasa Bung Rudi jangan mengambilnya sepotong-potong. Ibnu Arabi adalah seorang Sufi Islam yang sangat brilyan dan sangat dihormati di kalangan Islam, khususnya kaum Sufinya. Beliau memang sangat kagum dengan Nabi Isa As, dan ini tidak perlu menjadi sesuatu yang berlebihan. Saya pun sangat kagum kepada Nabi Isa As, tapi juga kepada Nabi-nabi yang lain. Karena kekaguman dan kepercayaan kepada Nabi-nabi itu diperintahkan oleh Allah dan Nabi SAW sendiri, yang merupakan bagian dari Iman kami. Dan kesimpulan akhir, Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang membenarkan Nabi-nabi sebelumnya. Karena Nabi SAW-lah yang memerintahkan dan mengenalkan kita-kita yang hidup jauh setelah beliau kembali kepada-Nya,