Di semua ciptaan, pasti dan mutlak ada unsur-unsur Tuhan
didalamnya. Dan unsur-unsur Tuhan itu disebut Illahiah
(hal tentang Ketuhanan). Jadi, menyebut "ada" (unsur)
Tuhan di dalam sesuatu (orang, binatang, tumbuhan, atau
bahkan malaikat dan setan) bukan sesuatu yang salah.
Bagaimana tidak? Wong semuanya itu adalah ciptaan Allah
belaka. Tul nggak?

Persoalannya menyamakan "sesuatu-sesuatu" itu dengan Tuhan
(Allah), karena mereka memiliki satu dua kemampuan (Ilmu)
yang "hanya" dimiliki oleh Tuhan, dan ini sangat mungkin
dimiliki (atas Izin Allah) oleh sesuatu (manusia, red)
ciptaan Tuhan tadi bukan berarti bahwa mereka itu adalah
Tuhan itu sendiri, siapapun dia. Tuhan tidak bisa
dipersamakan dengan mahkluk-Nya.

Tuhan itu segala-galanya. Lha, manusia yang menjadi
ciptaanNya karena dianugerahi satu dua "Kebisaan" Allah,
lalu dianggap sebagai Tuhan, itu berarti sama saja dengan
menyamakan ciptaan dengan penciptaNya. Sekalipun dalam hal
kebisaan "menghidupkan orang mati", tidak bisa orang yang
memiliki kebisaan tadi dipersamakan dengan Tuhan!
Sekali-kali tidak bisa! Andai saja, kita sebagai pencipta
"patung", mau ndak "patung" tadi disamakan dengan kita
yang menciptakannya? Ya, jelas tidak mau to!

Tapi untuk menghormati saudara-saudara kita dari umat
kristiani, hal Nabi Isa As apakah beliau itu Tuhan atau
sekedar manusia yang dimuliakan oleh Allah sebagai Nabi
dan Rasul, tidak perlu diperdebatkan. Karena bagi kita
umat Islam itu sudah jelas.

Silahkan saja menganggap beliau sebagai Tuhan bagi yang
mau mempercayainya. Dan bagi kita umat Islam tetap
berkeyakinan bahwa Nabi Isa As adalah manusia yang
dimuliakan Allah, tidak lebih. Dan kita pasti hormat
kepada beliau dan mengambil pelajaran dari beliau dan
Nabi-nabi yang lain untuk kehidupan kita.

Saya tidak sependapat dengan Bung Rudi, yang menafsiri Al
Fatihah, khususnya ayat Tunjukilah JALAN YANG LURUS,
dengan Isa adalah Jalan Yang Lurus, yang kemudian
disimpulkan sebagai Al Fatihah = Nabi Isa As. Dan Al
Fatihah adalah Induk Al Qur'an, kemudian itu berarti Al
Qur'an merupakan justifikasi kepada Nabi Isa As. Kalau
sebagian memang iya, karena di dalam Al Qur'an memang
diceritakan beberapa hal tentang Kenabian Isa AS itu. Tapi
menyamakan jelas-jelas tidak.

Ketidak-sependapatan saya ini bukan karena Jalan Yang
Lurus itu bukan hanya monopoli Nabi Isa As saja. Jalan
Yang Lurus itu adalah "message" dari semua Nabi dan Rasul
yang pernah diciptakan oleh Tuhan disepanjang waktu
manusia ada di bumi ini. Mana bisa kemudian disimpulkan
hanya kepada Nabi Isa As? Nanti, umat "keturunan ajaran"
Nabi Ibrahim akan protes. Umat "keturunan ajaran" Nabi
Musa juga akan protes. Lha, terus mana nih yang benar.

Perlu untuk direnungkan bahwa fase-fase turunnya "agama"
sejak Nabi Adam sampai yang kemudian, selalu didalamnya
ada cerita atau informasi tentang Nabi-nabi sebelumnya dan
penegasan tentang kebenaran risalah yang dibawa oleh
beliau, tetapi sekaligus koreksi tentang
kesalahan-kesalahan dari umatnya sepeninggal beliau-beliau
itu.

Nah, kalau kita memahami dan mengerti hal itu, maka
sebenarnya ada kesimpulan yang sangat logis sekali bahwa
Islam sebagai agama terakhir adalah agama yang menegaskan
tentang kebenaran risalah nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad
SAW, (dan boleh pula dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah penerus risalah-risalah Nabi-nabi sebelum beliau),
sekaligus menunjukkan (koreksi) tentang adanya
penyimpangan-penyimpangan dari umat-umat dari Nabi-nabi
sebelum Nabi Muhammad SAW itu.

Ini, sesungguhnya kesimpulan yang paling tepat. Namun,
perlu diketahui bahwa Islam tidak identik dengan Arab. Dan
Arab tidak sama dengan Islam (karena di Arab juga ada
Yahudi dan Kristen), meskipun Islam turun di tanah Arab,
dan Nabi Muhammad SAW adalah orang Arab.

Karena itu, ingin belajar Islam atau belajar agama, jangan
memulai dari peripheral (pinggiran) harus masuk
ke-esensi-nya dulu, ini bagi orang-orang yang mau
berpikir. Setelah itu baru masuk ke ajaran-ajaran yang
dijalankan sehari-hari sedikit demi sedikit, kemudian
menjadi kebiasaan, dan akhirnya akan menjadi karakter yang
senantiasa melekat didalam pribadi seseorang. Itulah yang
disebut dengan kaffah, masuk secara keseluruhan.

Tentang referensi dari Ibnu Arabi, saya rasa Bung Rudi
jangan mengambilnya sepotong-potong. Ibnu Arabi adalah
seorang Sufi Islam yang sangat brilyan dan sangat
dihormati di kalangan Islam, khususnya kaum Sufinya.
Beliau memang sangat kagum dengan Nabi Isa As, dan ini
tidak perlu menjadi sesuatu yang berlebihan. Saya pun
sangat kagum kepada Nabi Isa As, tapi juga kepada
Nabi-nabi yang lain. Karena kekaguman dan kepercayaan
kepada Nabi-nabi itu diperintahkan oleh Allah dan Nabi SAW
sendiri, yang merupakan bagian dari Iman kami.

Dan kesimpulan akhir, Nabi Muhammad SAW adalah nabi
terakhir yang membenarkan Nabi-nabi sebelumnya. Karena
Nabi SAW-lah yang memerintahkan dan mengenalkan kita-kita
yang hidup jauh setelah beliau kembali kepada-Nya, maka
sudah tentu kekaguman kami, ketundukan kami, dan
kepercayaan kami tetap kepada junjungan dan kemuliaan nabi
kami, yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya. Semoga
Allah senantiasa memuliakanNya.

Dan ini perlu dipahami dan dihormati..................tq.
Saya rasa itu, dari saya.

Salaam,

Bagus TL

On Mon, 22 May 2006 08:59:25 +0700
  "Gani Kurnia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> *Pernyataan langsung dari Allah SWT sejak 2000 tahun
>yang lalu, khusus buat
> mas Rudy..
>
> [An-Nisaa:171]*  Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu
>melampaui batas dalam
> agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah
>kecuali yang benar.
> Sesungguhnya Al Masih, 'Isa putera Maryam itu, adalah
>utusan Allah dan (yang
> diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya
>kepada Maryam, dan
> (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu
>kepada Allah dan
> rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : "(Tuhan
>itu) *tiga*",
> berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu.
>Sesungguhnya Allah
> Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai
>anak, segala yang di
> langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah
>menjadi Pemelihara.
>
> Satu ayat ini cukup bagi umat Islam, untuk membantah
>pernyataan dibawah...
> Orang yang hanyut, rumputpun jadi pegangan...
>
> On 5/22/06, Rudy Prabowo <[EMAIL PROTECTED]>
>wrote:
>>
>> Ini kan berdasarkan Al-Qur'an yang anda pahami bukan ?,
>>tetapi berdasarkan
>> Alkitab  Bahwa Yesus adalahTuhan (100%) dan manusia
>>(100%). Baca Yohanes
>> 1:1-18
>>
>>
>>   Bacalah  dengan sabar dan teliti,  lalu cerap dan
>>pahami :
>>
>>   Al-Quran menyatakan Yesus adalah Allah
>> Secara TELAK, Al-Quran menyatakan Yesus adalah Allah;
>> Berikut saya sampaikan pembuktian bahwa Al-Quran
>>mengakui sifat
>> keilahian(sifat ke-Allah-an) dari Yesus Kristus.
>>
>>   Luqmān : 34
>> Tidak ada siapapun yang mengetahui tentang hari Kiamat,
>>hari kiamat itu
>> HANYA ada disisi Allah
>>
>> Az-Zukhruf : 61
>> Isa anak maryam yang memberi pengetahuan tentang hari
>>kiamat
>> Jika kita telaah surat Luqmān ayat 34, maka disitu
>>dikatakan bahwa yang
>> mengetahui tentang hari kiamat itu HANYA Allah.
>>
>> Atau, hari Kiamat itu hanya ada disisi Allah.
>>
>> Sementara itu surat Az-Zukhruf ayat 61 mengatakan bahwa
>>Yesus Kristus(Isa
>> anak Maryam) adalah yang memberi pengetahun tentang hari
>>kiamat.
>>
>> Maka jelaslah TERBUKTI dengan JELAS-SEJELASNYA bahwa
>>Yesus adalah Allah.
>> Karena jika Yesus adalah manusia biasa saja, seperti
>>Muhammd yg adalah
>> manusia biasa, bagaimana mungkin dia tahu tentang
>>MISTERI hari kiamat.  Maka
>> Yesus  jelas adalah Allah (100%)
>>
>> Kemudian surat Al-Fātihah ayat 6 menuliskan:
>> Tunjukilah kami JALAN YANG LURUS  [jalan yang benar]
>>
>> Lalu siapakah JALAN YANG LURUS itu?
>>
>> Kita tidak perlu MENCARI LAGI jalan yang lurus itu,
>>karena surat
>> Az-Zukhruf ayat 61 menjelaskan juga: Isa (Yesus Kristus)
>>adalah jalan yang
>> lurus;
>>
>> Lalu jika kita membandingkan dengan Alkitab yaitu
>>Yohanes 14:6 Kata Yesus
>> kepadanya: Akulah JALAN dan KEBENARAN (Jalan yg lurus)
>>dan HIDUP. Tidak ada
>> seorangpun yang datang kepada Allah (Bapa), kalau tidak
>>melalui Aku.
>>
>> Jadi Yesus Kristus itu adalah jalan yang lurus dan tidak
>>ada penghubung
>> kepada Allah selain Yesus Kristus (Isa Almasih).
>>
>> Catatan Tambahan
>> -----------------
>> -Surat Al-Fatehah adalah surat pertama dalam Al-Quran
>>dan hanya berisi 7
>> ayat
>>
>> -Berikut adalah penjelasan lain mengenai surat
>>Al-Fātihah:
>>
>> "Tiadalah SALAT bagi seseorang yang tidak membaca surat
>>Fatihah" (Riwayat
>> Bukhari)
>>
>> "Tidak SAH salat bagi orang yang tidak membaca surat
>>Fatihah"(Riwayat
>> Daruqutni)
>>
>> Penamaan Al-Fatihah (pembukaan), krn surat inilah dibuka
>>dan dimulainya
>> Al-Qur'an. Dinamakan juga Ummul Qur'an (induk Al-Quran)
>>karena dia merupakan
>> induk bagi semua isi Al-Quran, serta menjadi intisari
>>bagi kandungan
>> Al-Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya pada
>>tiap-tiap shalat.
>>
>> Disebut pula
>> "As Sab'ul matsaany" (tujuh yang berulang-ulang) karena
>>ayatnya tujuh dan
>> dibaca berulang-ulang dalam shalat.
>>
>> Karena surat Al-Fatehah adalah intisari dari Al-Quran
>>sementara intisari
>> dari Alfatehah adalah Yesus Kristus, maka intisari dari
>>Al-Quran sebenarnya
>> adalah Yesus Kristus.
>>
>> Mungkin anda akan KAGET, tetapi cobalah anda membaca
>>Al-Quran dengan
>> PANDANGAN BARU itu bahwa sebetulnya intisari Al-Quran
>>adalah Yesus Kristus.
>>
>> Yesus adalah real, nyata hidup didunia. Orang mendengar
>>Dia
>> berbicara/berkotbah, melihat wajahnya, orang melihat Dia
>>mengadakan
>> mukjizat, orang saling bercakap-cakap dengan-Nya, orang
>>melihat dia
>> menyembuhkan orang sakit dllsb. Di Alkitab di katakan
>>barang siapa sudah
>> melihat Dia(Yesus) berarti sudah melihat Bapa(Alloh).
>>Sebab didunia ini,
>> tidak ada satu orangpun yang pernah melihat Alloh.
>>Apakah Al-Qur'an
>> menyebutkan bahwa manusia dapat melihat Alloh,
>>bercakap-cakap dengan Alloh,
>> melihat Alloh mengadakan mukjizat,  apakah Alloh itu
>>REAL dimata manusia, OH
>> tidak Mas, sama sekali tidak, bahkan nabi Muhammad SAW
>>pun tidak pernah
>> melihat Alloh,  tapi nabi Muhammad justru percaya bahwa
>>nabi Isa Almasih
>> karena  Dialah (Isa Almasih) yang akan menjadi Hakim
>>Yang Adil pada akhir
>> Zaman. Baca ==>>  "Dari Abu Hurairah r.a, katanya,
>>Rasulullah saw.
>> bersabda: "Demi Allah yang jiwaku dalam tangan-Nya.
>>Sesungguhnya telah dekat
>> masanya Isa putera Maryam akan turun di tengah-tengah
>>kamu.
>> Dia akan menjadi hakim yang adil, akan dihancurkannya
>>salib, dibunuhnya
>> babi, dihapuskannya pajak dan kekayaan akan melimpah
>>ruah, sehingga tidak
>> ada seorang pun lagi yang bersedia menerima pemberian"
>>(HR. Muslim No. 127).
>>
>>   Nah, kalau orang tidak pernah melihat Alloh, dan nanti
>>setelah orang
>> meninggal dunia, siapakah yang akan dia ikuti sebab dia
>>tidak tahu yang mana
>> yang disebut Alloh itu ??? KIta hanya menyebut Allohu
>>Akbar, Allohu Akbar
>> !!! Tapi kita tidak tahu  pribadi Allohu Akbar itu yang
>>mana bukan???
>>
>>   Beda dengan Isa Almasih atau Yesus Kristus, Dia maih
>>Hidup
>> (naik/terangkat ke SORGA bersama tubuh/ragaNya) dan kita
>>tahu DIA (Isa As)
>> sendiri sudah berjanji akan membawa kita ke SORGA, dan
>>kitapun mengenal-NYA,
>> dan setiap hari berdoa dalam roh berrelasi dan
>>berkomunikasi dengan-Nya
>> dengan penuh sukacita dan Damai Sejahtera !!! Maka
>> semoga para pembaca
>> menjadi tercerahkan, dan berbaliklah  (U-TURN) dari
>>gelap menjadi TERANG,
>> dari maut menjadi Hidup Kekal di Sorga !!! Dari penuh
>>Dosa menjadi Suci
>> (Dosa dihapuskan/dimurnikan)!!! Yesus sudah menytediakan
>>tempat buat kita
>> diSorga baca Yohanes 14:1-11 !!!
>>
>>   Jadi dari penjelasan diatas maka sudah terbuktilah
>>bahwa Yesus adalah
>> Tuhan dan Penyelamat.
>>
>>                               Ingat   "PENYELAMAT" !!!
>>
>>   ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
>>
>> eledri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>   Dengan kemampuan Nabi Isa As. bukan berarti anda
>>menyebutnya  Tuhan
>> .kan? atau menuhanakan Yesus. kan udah jelas,...?.
>>
>>   On 5/21/06, Rudy Prabowo <[EMAIL PROTECTED]>
>>wrote:
>> Kemampuannya untuk Menghidupkan yang Mati
>>
>>               Al-Qur'an menyatakan dengan jelas bahwa
>>Isa menghidupkan
>> orang mati:
>>
>>   Dan Allah akan mengajarkan kepadanya menulis dan
>>membaca Kitab-kitab
>> Suci, ilmu kebijaksanaan, taurat dan Injil ...dan
>>menghidupkan orang mati
>> dengan izin Allah. ... Semua ini adalah menjadi tanda
>>buat kalian, kalau
>> kalian benar-benar beriman.
>>   (Al-Qur'an, 3:48, 49; Lihat juga  Al-Qur'an, 5:110.)
>>
>>               Hadis juga mendukung kenyataan ini dengan
>>menyebutkan
>> nama-nama orang yang dibangkitkan kembali oleh Isa Al
>>Masih bahkan setelah
>> tubuhnya membusuk. Para mufasir setuju bahwa kekuasaan
>>untuk menghidupkan
>> orang mati adalah keMaha-Kuasaan Allah; yang kepunyaan
>>Allah sendiri saja.
>> Al-Qur'an menyatakan:
>>
>>   Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami sambil melupakan
>>penciptaannya
>> semula.  Ia bertanya: "Siapa pulakah yang dapat
>>menghidupkan kembali
>> tulang-belulang yang telah hancur?"   Jawablah: "Yang
>>dapat menghidupkannya
>> kembali, ialah Allah yang telah menciptakannya dahulu
>>untuk yang pertama
>> kalinya.  Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk".
>>  Al-Qur'an, 36:78,
>> 19
>>
>>               Karena Allah sebagai Pencipta atau Sumber
>>Hidup, maka Dia
>> sendiri yang bisa menghidupkan orang yang mati.  Suyuti
>>dalam ulasannya
>> menghubungkan dua kejadian Isa menghidupkan orang yang
>>mati dengan penekanan
>> yang khusus ā€" atas suara Isa.  Dalam kasus pertama Isa
>>membangkitkan Sam
>> anak Nabi Nuh:
>>
>>   Bani Israil datang kepada Isa memohonnya sambil
>>berkata: "Sam anaknya
>> Nuh dikuburkan di sini, tidak jauh.  Mohonlah kepada
>>Allah untuk
>> menghidupkannya kembali.   Isa kemudian memanggilnya
>>dengan satu teriakan
>> dan Sam keluar dari kubur dengan rambut beruban.
>> Orang-orang berseru: "Ia
>> meninggal ketika ia masih muda, mengapa rambutnya jadi
>>putih ?" Sam
>> menjawab: "Ketika aku mendengar suara Isa, aku pikir
>>'satu teriakan'".
>> (Suyuti, mengulas ayat Al-Qur'an 3:48, 49.)
>>
>>               Dalam kasus kedua, Isa membangkitkan
>>saudara laki-lakinya:
>>   ... Ketika Isa diberitahu di mana kuburannya, Ia
>>memanggilnya dengan
>> teriakan satu kali, saudara laki-lakinya keluar dengan
>>rambut beruban/putih
>> ... Isa bertanya kepadanya: 'Apa yang terjadi kepadamu?'
>>Dia menjawab: 'Aku
>> mendengar suaramu dan aku pikir itu sebagai 'satu
>>teriakan'. (mengulas ayat
>> Al-Qur'an 3:48, 49.)
>>
>>               Dari dua cerita di atas, kita bisa melihat
>>suara Isa
>> dipahami sebagai suatu teriakan yang akan membangkitkan
>>orang mati di Hari
>> Kiamat.   Orang-orang yang dibangkitkan memahami hal itu
>>dan sampai rambut
>> mereka berubah menjadi putih.
>>               Acuan ini terdapat dalam Al-Qur'an 73:17:
>>
>>   Mana bisa kamu akan dapat menyelamatkan diri dari
>>"huru-hara goncangan
>> suatu hari", di mana anak-anak dapat beruban karena
>>memikirkan
>> kedahsyatannya kalau kamu tetap saja kafir.
>>
>>               Dan dalam Al-Qur'an juga disebutkan pada
>>38:15: "Mereka
>> tiada menanti, melainkan suatu teriakan yang tidak dapat
>>ditarik kembali".
>>               Ibn 'Arabi, dalam Fusus Al-Hikam,
>>mengatakan tentang Isa
>> menghidupkan kembali orang yang mati:
>>
>>   Katanya, ketika ia menghidupkan orang yang mati,
>>memang dia dan bukan
>> dia (yakni, yang bisa menghidupkan berkat kekuasaan
>>Allah) dan orang yang
>> menyaksikan tercengang seorang manusia bisa menghidupkan
>>kembali orang yang
>> mati, sementara dengan sifatnya yang agung menghidupkan
>>orang hanya dengan
>> suatu teriakan ... orang-orang yang menyaksikannya tetap
>>bingung karena
>> melihat tindakan yang agung itu dilakukan oleh seseorang
>>yang berbentuk
>> manusia (yaitu Isa).   (Qashani, memetik Ibn 'Arabi
>>ketika memberi ulasan
>> tentang Fusus al-Hakim, hal. 176)
>>
>>               Qashani mengulas kata-kata Ibn 'Arabi
>>tersebut sebagai:
>>
>>   Kebingunan timbul ... begitu orang melihat seorang
>>manusia tanpa suatu
>> keraguan dan dari dirinya muncul sifat yang agung; yakni
>>menghidupkan orang
>> yang mati, dengan satu teriakan memohon berkat Allah.
>>  Baginya (Isa) biasa
>> berkata kepada orang yang mati "Hidup! Bangkitlah dengan
>>izin Allah atau
>> dengan Nama Allah, atau dalam Allah'; dan orang mati
>>akan bangkit dan sambil
>> menjawab, "Inilah aku, siap melayani (atau mengabdi)".
>>  (Qashani, memberi
>> ulasan tentang Fusus al-Hakim, hal. 176.)
>>
>>               Dalam Hadis yang dikutip oleh Suyuti, Isa
>>membangkitkan Sam
>> dan saudara laki-lakinya hanya dengan suatu teriakan,
>>bukan dengan doa.  Ia
>> memanggil mereka dari dunia mati ke dalam dunia hidup
>>kembali seperti
>> memanggil seseorang dari satu kamar ke kamar yang
>>lainnya.   Isa memiliki
>> kewenangan atas dunia kematian. Al-Qur'an tidak
>>menyebutkan ada nabi lain
>> yang bisa menghidupkan orang mati dengan atau tidak
>>seizin Allah.
========================================================================================
Ikuti Lomba Puisi Online Jawa Timur, dapatkan hadiah menarik setiap bulannya
dan hadiah total senilai 60 juta rupiah
hanya di http://www.plasa.com
========================================================================================


Quotes :
" Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though the practice of meditative way of life."
- Anand Krishna -





Yahoo! Groups Links

Kirim email ke