[media-dakwah] Tentang Akhi/Saudara Akira Hamanaka

2007-01-19 Terurut Topik Ema Amalia
Assalaamu'alaikum wr. wb.,

Barangkali info dari website berikut bermanfaat.
Newspapers: 
http://www2s.biglobe.ne.jp/~racket/khabarfr.htm
Broadcast:
http://islam.web.infoseek.co.jp/audio/broadcast.htm

Berisi informasi dari media-media di beberapa negara Islam termasuk sedikit di 
Eropa. Akhi/Saudara Akira Hamanaka masuk Islam di Masjid Negara - Malaysia 
dalam usia 20-an. Sempat menetap di Libya dan Mesir sehingga fasih berbahasa 
Arab dan kemudian menetap di Jepang sebagai pengusaha alat-alat olahraga.

Walaupun Akhi/Saudara Hamanaka mengambil jalan yang lain dengan Ukhti/Saudari 
Sachiko Murata (masuk Islam di Iran) yang menjadi Profesor studi Islam di 
salah satu Universitas di Amerika, mereka menyumbang karya dan pemikiran untuk 
dunia Islam. Buku karya Sachiko Murata yang diterjemahkan adalah Tao of 
Islam. Bukan suatu bacaan yang disetujui oleh mainstream dunia Islam di 
Indonesia, tapi tetap memperkaya khasanah pemikiran dunia Islam.

Hubungan muslim Jepang dengan muslim China dapat dilihat pada website berikut:
http://www2.dokidoki.ne.jp/racket/
Klik opsi nomor 4 di sebelah kiri, yang artinya Muslim of China.

Besok adalah 1 Muharram 1428 Hijriah, dan jika memang ada contohnya dari Nabi 
Muhammad SAW, marilah kita sama-sama melakukan shaum sunnah pada 9 Muharram 
1428 Hijriah.

Kalau tentang Islam dan Muslim di Eropa, saya nggak banyak tahu. Buat saya, 
itu adalah potongan puzzle lain dari dunia Islam yang saya lihat di mailist 
ini banyak yang lebih mengetahuinya.

Wassalaamu'alaikum wr. wb.,

Ema Amalia


[media-dakwah] Tentang Dr. Brian Yuliarto

2007-01-18 Terurut Topik Ema Amalia
Dear pembaca mailist media-dakwah, daarut-tauhid, dan penulis lepas,

Hari ini, 18 Januari 2007, di suplemen PR yaitu Kampus, ada artikel tentang 
Dr. Brian Yuliarto. Di suatu waktu di masa lalu, saya pernah tahu dan kenal 
beliau ini. 

Yang menarik adalah karya beliau di bidang solar cell dengan teknologi nano, 
juga ide batubara sebagai energi alternatif. Selain nuklir, ada baiknya 
dikembangkan energi solar maupun energi batubara. Paralel aja untuk berbagai 
kebutuhan. Hal-hal tersebut adalah langkah-langkah untuk save our nation 
secara lebih kongkrit, dan ingat, berantas korupsi sampai akarnya. Karena, 
negara tanpa fungsi melindungi rakyatnya, buat apa ?

Saya kira, karya-karya anak bangsa seperti karya Akhi/saudara Brian tersebut 
sebenarnya banyak, tapi nggak dapat dukungan dari sistem yang korup dan 
berfikirnya kebanyakan hanya jangka pendek dan lebih mirip calo.

Sistem di negara ini sudah nggak memungkinkan seorangpun suci dari korupsi. 
Untuk ngurus KTP, untuk ngurus SIM, dll... Mudah-mudahan hal yang sangat 
merugikan ini bisa dihilangkan dengan cara taubatan nasuha nasional. Mudah-
mudahan Alloh Swt. menerima taubat kita... amiin. 

Seperti kata Dr. Yusuf Qardhawi waktu kunjungannya ke Indonesia baru-baru ini, 
Indonesia diberi bencana bertubi-tubi, karena Alloh Swt. masih sayang sama 
kita. 

Sekalian mengingatkan, bahwa tanggal 20 Januari 2007 adalah tanggal 1 Muharram 
1428 Hijriah. Siapa tahu pada lupa... 

Regards,

Ema Amalia


[media-dakwah] Ekonomi syariah

2007-01-18 Terurut Topik Ema Amalia
Assalaamu'alaikum wr. wb.,

Walaupun para pemirsa mailist media dakwah dan daarut tauhid ini tentu udah 
banyak yang tahu, yaitu tentang masyarakat ekonomi syariah sbb.:
http://www.ekonomisyariah.org/
Ya, anggap saja email saya ini seperti reminder...

Selain teknologi seperti dalam email saya sebelumnya tentang Dr. Brian 
Yuliarto, barangkali solusi bidang lain adalah ekonomi. Sistem ekonomi yang 
telah terbukti tahan guncang dalam situasi Krismon paling buruk 1998 - 2000 
adalah sistem ekonomi syariah. Ketika banyak sekali bank konvensional tumbang, 
bank syariah justru bertahan bahkan berkembang.

Seorang kenalan pernah memberi lontaran, setengah bercanda, bahwa mestinya 
Bank International Indonesia juga minimal punya BII Syariah... Memang hanya 
obrolan ringan saja... tapi, why not ?
Mungkin, entar bakalan ada BCA Syariah, dll...

Wassalaam,

Ema Amalia


Re: [media-dakwah] More Germans convert to Islam

2007-01-17 Terurut Topik Ema Amalia
Membaca artikel ini dan menyambung komentar saya tentang faham zionis dalam 
sebagian sekte Nasrani, izinkanlah saya berpendapat...

Artikel ini amat baik untuk melihat bahwa harus selalu dibedakan antara suatu 
negara sebagai negara secara politik dan penduduk suatu negara yang merupakan 
individu-individu. Kepada Jerman dan Eropa secara umum, sebagai negara dan 
perangkatnya, kita sebagai muslim harus ekstra hati-hati. Tapi, kepada 
penduduk negara manapun di seluruh dunia, kita sebagai muslim harus penuh 
kasih sayang tapi dengan sikap sebagai khairul ummah bukan dengan sikap umat 
yang inferior.

Saya sih, yang nggak pernah ke Jerman apalagi Eropa, mendoakan agar sikap-
sikap pelarangan jilbab dan/atau cadar plus melegalkan pernikahan antara 
sesama jenis tidak jadi disahkan (Belanda sih udah dari dulu mengesahkan hal 
yang sejak zaman Nabi Luth dikutuk ini)...

Soal Jerman, Jepang, dan Italia... Hmm, yang pada ada di Eropa, seberapa jauh 
sih kemungkinan fasisme seperti pada PD II bangkit lagi ?

Ya, begitulah komentar saya, mungkin juga tidak cukup bermutu, tapi, tak 
apalah... anggap saja suatu selingan.

Wassalaam,

Ema Amalia

Kutipan muslim insuffer [EMAIL PROTECTED]:

 
 http://musliminsuffer.wordpress.com/
 
 
 bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem
 In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful
 
 
 
 === News Update ===
 
 
 More Germans convert to Islam
 
 BERLIN, Jan. 16 (UPI) -- The number of Germans converting to Islam has
 
 quadrupled in recent years, a German news magazine reported.
 
 Between July 2004 and June 2005, some 4,000 Germans converted to Islam,
 
 four times more cases than in the year before, German news magazine Der
 
 Spiegel said in its latest issue, citing a study on Islamic life in
 Germany 
 financed by the Interior Ministry to be published later this year.
 
 While in recent years mostly women who married Muslim men converted,
 many 
 people today deliberately and voluntarily converted, the report said, 
 according to the magazine.
 
 Many of the converts have previously been firm Christians who have lost
 
 their faith; others simply searched for an alternative.
 
 The current debate around the integration of Muslims in Europe has put
 
 Islam on the forefront of Europe's media scene, causing it to become
 more 
 widely known as an alternative, Der Spiegel said.
 
 source:
 http://www.upi.com/InternationalIntelligence/view.php?StoryID=20070116-
061026-1200r
 
 ===
 
 
 
 -muslim voice-
 __
 BECAUSE YOU HAVE THE RIGHT TO KNOW  
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 



Re: [media-dakwah] http://www.cintaquran.com

2007-01-17 Terurut Topik Ema Amalia
Wa'alaikumussalaam wr. wb.,

Wah, website ini kayaknya akan sangat bermanfaat untuk pendidikan anak saya 
dan saya sendiri... Terima kasih atas infonya.

Soal nama Pak Erwin ini, di emailnya menggunakan nama zidane, jadi ingat 
Zinedine Zidane yang pemain bola Perancis itu... Kalau tidak salah, Zinedine 
itu adalah ucapan Eropa untuk Zainuddin, seperti Ibnu Rusyd yang diucapkan 
sebagai Averrous atau Ibnu Sina yang diucapkan sebagai Avicenna 
atau Sholahuddin Al-Ayubi yang diucapkan sebagai Saladin.

Ya, karena saya orang Sunda, analogi yang sama adalah, Yaumul Jumu'ah atau 
hari Jum'at diucapkan sebagai Juma'ah. Sebenarnya, kalau mau tertib, Nama 
hari di Indonesia itu, dimulai dari Ahad sampai Sabtu alias dari Satu 
sampai Tujuh. Waktu saya kecil, tahun 1980-an, rasanya pengucapan hari Ahad 
untuk hari yang sekarang diucapkan sebagai Minggu itu jauh lebih populer. 
Entah sejak kapan sebutan minggu itu menjadi populer seperti sekarang ini. 
Padahal Minggu itu adalah nama dari tradisi Nasrani... Apakah ini juga atas 
nama toleransi (yang sering disalahgunakan) itu ? 

Wassalaam,

Ema Amalia

Kutipan Erwinh [EMAIL PROTECTED]:

 Assalamu'alaikum wr wb,
 
 Dengan mengharap ridho Allah,
 Kami memperkenalkan website baru yaitu http://www.cintaquran.com
 
 
 Seperti kata pepatah, mendidik anak sejak dini ibarat melukis di atas
 batu, mendidik anak ketika sudah besar ibarat melukis di atas air.
 
 
 Saudaraku, dengan website ini, insyaAllah akan mempermudah kita
 membiasakan
 anak-anak kita untuk selalu berdo'a di segala situasi (Anda tinggal
 search
 do'a yang Anda cari, print, bawa pulang J).
 
 Sekaligus mengingatkan kepada kita bahwa ternyata Islam itu sangat
 indah,
 pada hampir semua kejadian, Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk
 berdo'a, bahkan kadang kita sendiri lupa bahwa Allah selalu terlibat
 dalam
 segala situasi.
 
 
 Dengan website ini pula, Anda akan dengan mudah berinteraksi dengan
 Al-Qur'an di mana dan kapan saja (tentu saja, harus terhubung dg
 internet
 terlebih dulu J) , mungkin selama ini cukup jauh dengan Al-Qur'an
 karena
 alasan kesulitan sumber, berat kalau harus bawa ke mana-mana, index ga
 applicable, dsb.
 
 Anda bebas searching kata apa pun untuk lebih mendekatkan diri kita
 dengan
 Al-Qur'an.
 
 Content akan terus kami kembangkan di antaranya :
 
 -  Do'a2 harian akan terus ditambah koleksinya
 -  Terjemah Inggris
 -  Tafsir Jalalain
 -  Nutrisi Hati (member boleh submit)
 -  Tuntunan Sholat
 -  Dll usulan yang membangun
 
 Apabila menurut Anda website ini bermanfaat bagi Anda dan orang lain,
 silakan disebarkan ke saudara-saudara muslim lainnya.
 
 
 Salam,
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 


RE: [media-dakwah] Fwd: Tantangan ke 6 : Tut wuri handayani

2007-01-01 Terurut Topik Ema Amalia
Wah, maaf kalau Pak Rahmat merasa ini spam.
Karena ada tanda error yang sampai ke saya soal tidak sampainya email ini. 
Mungkin kemarin-kemarin server mailist ini lagi ngadat... Mungkin pengaruh 
gempa yang memutus kabel optik di Taiwan...
Kalau lihat email dari saya yang lain, kayaknya nggak ada tuh yang terkirim 
dua kali... Malah sudah beberapa kali saya banyak menerima email yang sama di 
mailist ini dua kali dari beberapa pengirim.. Mungkin servernya lagi ngadat 
lagi.

So, begitulah penjelasannya...Mungkin...

Wassalaam,

Ema A

Kutipan Rahmat [EMAIL PROTECTED]:

 Ini e-mail koq udah kayak spam masuk berhari-hari dan berkali-kali...
 
  
 
   _  
 
 From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 On
 Behalf Of Ema Amalia
 Sent: Wednesday, December 27, 2006 7:32 PM
 To: media-dakwah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [media-dakwah] Fwd: Tantangan ke 6 : Tut wuri handayani
 
  
 
 Assalaamu'alaikum wr. wb.,
 
 Saya sebagai seorang Muslim tapi bukan dari etnis Jawa Tengah,
 izinkanlah
 saya 
 mengomentari tulisan dan pendapat Pak Eko ini.
 
 Dari yang saya tahu dari pemikiran-pemikiran Pak Umar Kayam (almarhum)
 dari 
 seri mangan ora mangan kumpul dan juga dari pemikiran-pemikiran
 Prof. 
 Komarudin Hidayat yang keduanya dari etnis Jawa Tengah, saya
 menyimpulkan
 ada 
 gap yang cukup besar antara Islam sebagai peradaban dan budaya Jawa
 (Tengah).
 
 Salah satu prinsip yang menurut saya harus diubah adalah prinsip ngono
 yo
 
 ngono ning ojo ngono. Ini menghalangi prinsip penegakan hukum yang
 sangat
 
 dipentingkan dalam Islam.
 Prof. Komarudin Hidayat berpendapat bahwa pada umumnya orang beretnis
 Jawa 
 Tengah secara budaya atau way of life dapat dikatakan sebagai pada
 dasarnya 
 Hindu/Budha (pada prinsip-prinsip terdalamnya) dan dibungkus oleh ritual
 
 ibadah Islam. Mungkin karena proses Islamisasi oleh Wali Songo belum
 selesai, 
 keburu datang penjajah Portugis dan Belanda.
 
 So, karena ketiga prinsip yang dibahas ini adalah notabene dari
 pendiri
 Taman 
 Siswa: Ki Hajar Dewantoro, menurut saya baik lagi dikaji kembali
 dihubungkan
 
 dengan pemikiran saya di atas mengingat mailist ini adalah media
 dakwah
 Islam.
 
 Lalu, walaupun selama beberapa dekade terakhir ini konsep-konsep dari
 budaya
 
 Jawa Tengah sangat dominan, apakah tidak pernah terfikirkan untuk
 mencoba 
 lebih mengakomodasi konsep-konsep dari budaya etnis lain ?
 Harap diingat, etnis di Indonesia ini jumlahnya ratusan kalau tidak
 ribuan...
 
 Pendiri negara kitapun beragam etnisnya, bahkan termasuk etnis WNI
 Keturunan
 
 Cina, Arab, India, dsb... Bukankah para pejuang kemerdekaan kita dari
 Aceh
 dan 
 Sumatera banyak yang keturunan etnis WNI keturunan seperti di atas ?
 
 Lagipula, bukankah dalam periode orde baru banyak dari konsep-konsep
 budaya 
 Jawa Tengah tersebut sudah dicoba dan tidak berhasil ?
 Mungkin ada baiknya mencoba berbesar hati dan introspeksi diri
 barangkali
 ada 
 kekurangan dari konsep-konsep tersebut dan penerapannya. Juga memberi 
 kesempatan kepada konsep-konsep dari budaya etnis lain yang dari segi
 jumlah
 
 dan kualitas juga tidak kalah... hanya, mungkin etnis-etnis lain itu
 terlalu
 
 introvert sehingga dianggap tidak ada konsepnya karena tidak pernah
 ditanyakan 
 kontribusinya.
 
 Saya sendiri pernah mengalami pernikahan yang kandas dengan orang dari
 etnis
 
 Jawa Tengah. Mungkin ada bias karena masalah ini, tapi, terus terang
 saja, 
 selama pernikahan itu saya terheran-heran sendiri melihat tipisnya
 lapisan 
 Islam yang membungkus budaya Jawa Tengah yang dipakai sebagai way of
 life 
 orang-orang dari etnis Jawa Tengah tersebut pada umumnya. Yang dapat 
 dikecualikan dari penggambaran kondisi ini mungkin hanya yang dari
 kalangan 
 Muhammadiyah atau segelintir pesantren saja. 
 
 Begitu saja dulu, mohon maaf kalau ada kata-kata yang tidak
 berkenan...
 
 Wassalaam,
 
 Ema A
 
 Kutipan Eko Budhi S, Ghifari.Org [EMAIL PROTECTED]
 mailto:ekobs%40ghifari.org org:
 
  Fwded from :
  http://groups. http://groups.yahoo.com/group/i-ummah/
 yahoo.com/group/i-ummah/
  
  --- In [EMAIL PROTECTED] mailto:i-ummah%40yahoogroups.com .com,
 Eko
 Budhi S, Ghifari.Org
 [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
  Assalamu'alaikum ...
  
  Jika kita perhatikan di media. Drive saat ini adalah bagaimana
  mempunyai pemimpin terbaik. Bagaimana mempunyai pemimpin yg
 ing
  ngarsa sung tulodho ...
  pemimpin yg memberi contoh.
  
  Juga di sisi lain, bagi mereka yg masih berkompetisi, berjuang buat
  naik daun. mereka yg berada di tengah-tengah, berkembang
 middle
  class yg mencoba mengembangkan berbagai opini, saran, ide, kritik
 dan
  aspirasi 
  
  dalam budaya Jawa, ini dikenal sebagai ing madya mangun karsa
 ... di
  lapisan tengah membangun semangat, spirit ...
  
  Media telah meng-cover secara terbuka ttg mereka yg ing ngarsa
 ...
  bahkan kecendurangannya media kita yg istana-sentris hanya
  mengedepankan peran-peran pemimpin ...
  
  Berbagai buku juga telah diterbitkan yg mengdepankan cara

Re: [media-dakwah] Teror kata berkedok kasih

2007-01-01 Terurut Topik Ema Amalia
Assalaamu'alaikum wr. wb.,

Saya mengapresiasi sekali tulisan ini. Dan untuk kondisi Indonesia, media TV 
sangat dipakai untuk teror berkedok kasih ini. 
Kebanyakan orang menganggap saya nggak toleran bahkan mungkin dianggap 
bermaksud memecah belah di lingkungan yang heterogen. Masalahnya, buat saya, 
kata toleransi sering dijadikan cara agar umat Islam bersikap lunak terhadap 
apapun cara yang dipakai untuk penyebaran Nasrani di Indonesia. Sementara, 
kaum intelektualnya juga banyak termakan teror berkedok kasih ini bahkan 
kayaknya tanpa disadari.

Saya kadang berfikir, kalau dikategorikan - dengan suatu metoda penelitian 
yang baik, berapa persen dan dari golongan mana saja sih umat Nasrani dan 
mungkin juga dari golongan lain di Indonesia yang bisa dikategorikan dzimmi 
yang berhak hidup aman dan mana yang harus dikategorikan harbi karena 
walaupun mungkin diam-diam dan disembunyikan selalu punya rencana dan tindakan 
untuk menghantam Islam. Barangkali pusat studi di IIU Malaysia punya data 
mengenai ini...

Begitu saja dulu.

Wassalaam,

Ema A

Kutipan suryati [EMAIL PROTECTED]:

   Teror Kata Berkedok Kasih 
   oleh : Adian Husaini *)

'Teor kata berkedok kasih terbukti ampuh menaklukkan kekuatan
 Islam . dibanding teror fisik berkekuatan 'cluster bomb'' 

   Aku datang untuk menemui ummat Islam, tidak dengan senjata tapi
 dengan kata-kata, tidak dengan kekuatan tapi dengan logika, tidak  dalam
 benci tapi dalam cinta. -Henry Martyn, missionaris 

   Perang Salib telah gagal, begitu kata Henry Martyn . Karena itu, untuk
 menaklukkan dunia Islam perlu resep lain: gunakan kata, logika, dan
 kasih. Bukan kekuatan senjata atau kekerasan. 

   Hal senada dikatakan misionaris lain, Raymond Lull, Saya melihat
 banyak ksatria pergi ke Tanah Suci, dan berpikir bahwa mereka dapat
 menguasainya dengan kekuatan senjata, tetapi pada akhirnya semua  hancur
 sebelum mereka mencapai apa yang mereka pikir bisa diperoleh. 

   Lull mengeluarkan resep: Islam tidak dapat ditaklukkan dengan darah
 dan air mata, tetapi dengan cinta kasih dan doa. Menurut Eugene Stock ,
 mantan sekretaris redaksi Church Missionary Society, tidak ada  figur
 yang lebih heroik dalam sejarah Kristen dibandingkan Raymond  Lull. Lull
 adalah misionaris pertama dan mungkin terbesar yang menghadapi para
 pengikut Muhammad. 

   Ungkapan Lull dan Martyn itu ditulis oleh Samuel M Zwemmer ,
 misionaris Kristen terkenal di Timur Tengah, dalam buku 'Islam: A 
 Challenge to Faith '(1907). Buku yang berisi resep untuk menaklukkan
 dunia Islam itu disebut Zwemmer sebagai beberapa  kajian tentang
 kebutuhan dan kesempatan di dunia para pengikut  Muhammad dari sudut
 pandang missi Kristen.

   Bagi para missionaris, mengkristenkan kaum Muslim adalah keharusan. 
 Dalam laporan tentang Konferensi Seabad Misi-misi Protestan Dunia (
 'Centenary Conference on the Protestant Missions of the World') di 
 London (1888), tercatat ucapan Dr George F Post , Kita harus 
 menghadapi Pan-Islamisme dengan Pan-Evangelisme. Ini merupakan
 pertarungan hidup dan mati. Selanjutnya, dia berpidato, ... kita 
 harus masuk ke dalam Arabia; kita harus masuk ke Sudan; kita harus 
 masuk ke Asia Tengah; dan kita harus mengkristenkan orang-orang ini 
 atau mereka akan berbaris mengarungi gurun-gurun, dan mereka akan 
 menyapu laksana api melahap kekristenan kita dan melahapnya. 

   Kasus Turki Utsmani 

   Kekuatan kata dan kasih model Henry Martyn perlu dicatat secara
 serius . Perang pemikiran ini biasanya dijalankan dengan sangat halus,
 berwajah manis (seperti penampilan Paul Wolfowitz yang murah  senyum).
 Tetapi cara ini justru lebih manjur, tanpa disadari si Korban. 

   Ahmad Wahib, yang kini dibangkit-bangkitkan lagi oleh sejumlah
 kalangan , bisa jadi merupakan korban teror sehingga dia jadi ragu 
 tentang kebenaran Islam. Banyak cendekiawan Muslim yang jadi korban
 setelah menerima pemikiran dan berbagai fasilitas. 

   Anehnya, mereka merasa tercerahkan sehingga bersemangat mengadopsi
 dan menyebarkan  pemikiran yang dianggap baru kepada kaum Muslimin.
 Padahal Allah  telah memperingatkan dalam Al-Quran Surat Al-Hijr ayat
 39: Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa
 aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan 
 maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.
 

   Kaum Yahudi juga sangat mafhum akan kekuatan teror kata dan kasih.
 Begitu dahsyat sehingga mampu menghancurkan imperium besar (Utsmani)
 yang telah berusia hampir 700 tahun. Bagi Zionis, Turki Utsmani adalah
 penghalang utama mewujudkan negara Yahudi di Palestina. 

   Bagi Kristen-Eropa, Turki Utsmani adalah ancaman serius. Pendiri
 Kristen -Protestan, Martin Luther, menyatakan, Kekuatan anti-Kristus 
 adalah Paus dan Turki sekaligus. 
   Bernard Lewis menggambarkan, begitu takutnya sampai ada doa agar Tuhan
 menyelamatkan mereka dari  kejahatan Paus 

Re: [media-dakwah] Fwd: Tantangan ke 6 : Tut wuri handayani

2006-12-27 Terurut Topik Ema Amalia
Wa'alaikumussalaam wr. wb.,

Terima kasih atas tanggapannya. Saya tidak ingin berdebat, tujuan saya 
menyampaikan ide di email saya sebelumnya adalah karena saya melihat 
kecenderungan arogansi dari etnis Jawa Tengah. Maaf kalau saya katakan itu, 
mungkin pandangan saya dari luar sebagai bukan dari etnis tersebut.Juga, 
mungkin orang yang dari etnis itu karena ada di dalam budaya itu perlu juga 
pandangan dari fihak luar - kalau mau berbesar hati menerima dengan jernih.

Mengenai mempertentangkan, saya kira tahap pertama dari menyaring segala macam 
budaya atau informasi adalah mempertentangkan hal-hal tersebut dengan yang 
ada di Al-Qur'an dan Hadits. Mungkin bahasa yang lebih halus dan disukai dalam 
kultur Indonesia secara umum adalah menyaring, mengkonfirmasi 
atau mengecek. Tentu saja untuk melakukan itu butuh pandangan dan pendapat 
dari para Ulama. Kalaupun kita sendiri punya pengetahuan tentang Al-Qur'an dan 
Hadits yang cukup dalam, tentu tidak ada salahnya menanyakan second 
opinion, third opinion, dll.

Saya kira itu saja dulu, 

Wassalaam,

Ema A



Kutipan ekobs [EMAIL PROTECTED]:

 
 On Tue, 26 Dec 2006 14:24:49 +0700 (JAVT), Ema Amalia [EMAIL PROTECTED]
 wrote :
  
  Lalu, walaupun selama beberapa dekade terakhir ini konsep-konsep dari
 budaya 
  Jawa Tengah sangat dominan, apakah tidak pernah terfikirkan untuk
 mencoba 
  lebih mengakomodasi konsep-konsep dari budaya etnis lain ?
  Harap diingat, etnis di Indonesia ini jumlahnya ratusan kalau tidak
 ribuan...
 
 Assalamu'alaikum ...
 
 Tentu saja mbak. Prinsip dalam belajar dari budaya lokal, di luar Al
 Qur'an
 dan As Sunnah,adalah selalu menge-check dgn Al Qur'an dan As Sunnah.
 Tidak
 ada budaya lokal yang 100% sesuai Al Qur'an/As Sunnah, sebagaimana juga
 di
 budaya manapun kita bisa menemukan local wisdom ...
 
 Termasuk budaya Arab misalnya. Kedatangan Rasulullah saw menunjukkan
 bahwa
 ada banyak budaya Arab yg perlu dibenahi melalui Al Quran dan As
 Sunnah.
 
 Hanya saja, mengikuti panduan Aa Gym, saya hanya coba 3M. Mulai dari
 diri
 sendiri, Mulai dari apa yg bisa dilakukan, Mulai dari Sekarang. Nah !
 Jika
 ada masukan dari budaya lain, silahkan ...
 
 Kita tidak perlu MEMPERTENTANGKAN Islam dengan budaya lokal ... baik
 Jawa,
 Cina, Minang, Aceh, Dayak, Asmat, Sasak, Bali dll ...
 
 Islam jauh lebih tinggi dari semua itu, dan tidak ada yg lebih tinggi
 darinya.
 Bagaimanapun, saya misalnya juga membaca kisah-kisah dari Cina dll,
 bahkan
 dari Eropa ... Di manapun ada hikmah, itu milik Muslim yg hilang. 
 
 Ini tantangan ART dalam mengelola KNOWLEDGE. Bagaimana kita bisa
 menjadi
 chief knowledge officer ...
 
 Wassalamu'alaikum 
 
 
 
 Eko Budhi S
 
 On Tue, 26 Dec 2006 14:24:49 +0700 (JAVT), Ema Amalia [EMAIL PROTECTED]
 wrote :
 
  Assalaamu'alaikum wr. wb.,
  
  Saya sebagai seorang Muslim tapi bukan dari etnis Jawa Tengah,
 izinkanlah
 saya 
  mengomentari tulisan dan pendapat Pak Eko ini.
  
  Dari yang saya tahu dari pemikiran-pemikiran Pak Umar Kayam (almarhum)
 dari 
  seri mangan ora mangan kumpul dan juga dari pemikiran-pemikiran
 Prof. 
  Komarudin Hidayat yang keduanya dari etnis Jawa Tengah, saya
 menyimpulkan ada 
  gap yang cukup besar antara Islam sebagai peradaban dan budaya Jawa
 (Tengah).
  
  Salah satu prinsip yang menurut saya harus diubah adalah prinsip
 ngono yo 
  ngono ning ojo ngono. Ini menghalangi prinsip penegakan hukum yang
 sangat 
  dipentingkan dalam Islam.
  Prof. Komarudin Hidayat berpendapat bahwa pada umumnya orang beretnis
 Jawa 
  Tengah secara budaya atau way of life dapat dikatakan sebagai pada
 dasarnya 
  Hindu/Budha (pada prinsip-prinsip terdalamnya) dan dibungkus oleh
 ritual 
  ibadah Islam. Mungkin karena proses Islamisasi oleh Wali Songo belum
 selesai, 
  keburu datang penjajah Portugis dan Belanda.
  
  So, karena ketiga prinsip yang dibahas ini adalah notabene dari
 pendiri Taman 
  Siswa: Ki Hajar Dewantoro, menurut saya baik lagi dikaji kembali
 dihubungkan 
  dengan pemikiran saya di atas mengingat mailist ini adalah media
 dakwah Islam.
  
  Lalu, walaupun selama beberapa dekade terakhir ini konsep-konsep dari
 budaya 
  Jawa Tengah sangat dominan, apakah tidak pernah terfikirkan untuk
 mencoba 
  lebih mengakomodasi konsep-konsep dari budaya etnis lain ?
  Harap diingat, etnis di Indonesia ini jumlahnya ratusan kalau tidak
 ribuan...
  
  Pendiri negara kitapun beragam etnisnya, bahkan termasuk etnis WNI
 Keturunan 
  Cina, Arab, India, dsb... Bukankah para pejuang kemerdekaan kita dari
 Aceh
 dan 
  Sumatera banyak yang keturunan etnis WNI keturunan seperti di atas ?
  
  Lagipula, bukankah dalam periode orde baru banyak dari konsep-konsep
 budaya 
  Jawa Tengah tersebut sudah dicoba dan tidak berhasil ?
  Mungkin ada baiknya mencoba berbesar hati dan introspeksi diri
 barangkali ada 
  kekurangan dari konsep-konsep tersebut dan penerapannya. Juga memberi
 
  kesempatan kepada konsep-konsep dari budaya etnis lain yang dari segi
 jumlah 
  dan kualitas juga tidak kalah

Re: [media-dakwah] Fwd: Tantangan ke 6 : Tut wuri handayani

2006-12-27 Terurut Topik Ema Amalia
Assalaamu'alaikum wr. wb.,

Saya sebagai seorang Muslim tapi bukan dari etnis Jawa Tengah, izinkanlah saya 
mengomentari tulisan dan pendapat Pak Eko ini.

Dari yang saya tahu dari pemikiran-pemikiran Pak Umar Kayam (almarhum) dari 
seri mangan ora mangan kumpul dan juga dari pemikiran-pemikiran
Prof. 
Komarudin Hidayat yang keduanya dari etnis Jawa Tengah, saya menyimpulkan ada 
gap yang cukup besar antara Islam sebagai peradaban dan budaya Jawa (Tengah).

Salah satu prinsip yang menurut saya harus diubah adalah prinsip ngono yo

ngono ning ojo ngono. Ini menghalangi prinsip penegakan hukum yang sangat

dipentingkan dalam Islam.
Prof. Komarudin Hidayat berpendapat bahwa pada umumnya orang beretnis Jawa 
Tengah secara budaya atau way of life dapat dikatakan sebagai pada
dasarnya 
Hindu/Budha (pada prinsip-prinsip terdalamnya) dan dibungkus oleh ritual 
ibadah Islam. Mungkin karena proses Islamisasi oleh Wali Songo belum selesai, 
keburu datang penjajah Portugis dan Belanda.

So, karena ketiga prinsip yang dibahas ini adalah notabene dari pendiri Taman 
Siswa: Ki Hajar Dewantoro, menurut saya baik lagi dikaji kembali dihubungkan 
dengan pemikiran saya di atas mengingat mailist ini adalah media dakwah Islam.

Lalu, walaupun selama beberapa dekade terakhir ini konsep-konsep dari budaya 
Jawa Tengah sangat dominan, apakah tidak pernah terfikirkan untuk mencoba 
lebih mengakomodasi konsep-konsep dari budaya etnis lain ?
Harap diingat, etnis di Indonesia ini jumlahnya ratusan kalau tidak ribuan...

Pendiri negara kitapun beragam etnisnya, bahkan termasuk etnis WNI Keturunan 
Cina, Arab, India, dsb... Bukankah para pejuang kemerdekaan kita dari Aceh dan 
Sumatera banyak yang keturunan etnis WNI keturunan seperti di atas ?

Lagipula, bukankah dalam periode orde baru banyak dari konsep-konsep budaya 
Jawa Tengah tersebut sudah dicoba dan tidak berhasil ?
Mungkin ada baiknya mencoba berbesar hati dan introspeksi diri barangkali ada 
kekurangan dari konsep-konsep tersebut dan penerapannya. Juga memberi 
kesempatan kepada konsep-konsep dari budaya etnis lain yang dari segi jumlah 
dan kualitas juga tidak kalah... hanya, mungkin etnis-etnis lain itu terlalu 
introvert sehingga dianggap tidak ada konsepnya karena tidak pernah ditanyakan 
kontribusinya.

Saya sendiri pernah mengalami pernikahan yang kandas dengan orang dari etnis 
Jawa Tengah. Mungkin ada bias karena masalah ini, tapi, terus terang saja, 
selama pernikahan itu saya terheran-heran sendiri melihat tipisnya lapisan 
Islam yang membungkus budaya Jawa Tengah yang dipakai sebagai way of
life 
orang-orang dari etnis Jawa Tengah tersebut pada umumnya. Yang dapat 
dikecualikan dari penggambaran kondisi ini mungkin hanya yang dari kalangan 
Muhammadiyah atau segelintir pesantren saja. 

Begitu saja dulu, mohon maaf kalau ada kata-kata yang tidak berkenan...

Wassalaam,

Ema A

Kutipan Eko Budhi S, Ghifari.Org [EMAIL PROTECTED]:

 Fwded from :
 http://groups.yahoo.com/group/i-ummah/
 
 --- In [EMAIL PROTECTED], Eko Budhi S, Ghifari.Org
[EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
 Assalamu'alaikum ...
 
 Jika kita perhatikan di media. Drive saat ini adalah bagaimana
 mempunyai pemimpin terbaik. Bagaimana mempunyai pemimpin yg
ing
 ngarsa sung tulodho ...
 pemimpin yg memberi contoh.
 
 Juga di sisi lain, bagi mereka yg masih berkompetisi, berjuang buat
 naik daun. mereka yg berada di tengah-tengah, berkembang
middle
 class yg mencoba mengembangkan berbagai opini, saran, ide, kritik dan
 aspirasi 
 
 dalam budaya Jawa, ini dikenal sebagai ing madya mangun karsa
... di
  lapisan tengah membangun semangat, spirit ...
 
 Media telah meng-cover secara terbuka ttg mereka yg ing ngarsa
...
 bahkan kecendurangannya media kita yg istana-sentris hanya
 mengedepankan peran-peran pemimpin ...
 
 Berbagai buku juga telah diterbitkan yg mengdepankan cara berpikir
 bahwa kesuksesan sebuah organisasi tergantung pada satu atau dua orang
 di atas. Bahwa mereka yg di ataslah yg layak diakui sebagai yg membuat
 keberhasilan.
 
 Buku ttg Kisah Sukses google misalnya, mengedepankan dua orang Yahudi
 Rusia yg memulai Google yaitu Larry dan Sergey. Atau Microsoft yg
 dikenal sebagai keberhasilan seorang Gate.
 
 Kita masih kurang menyadari pentingnya middle-class. Meskipun saat ini
 dalam euforia kebebasan partisipasi berbagai pihak dari middle class
 mulai mewarnai Indonesia... dgn berbagai ide dan gagasan mereka di
 media-media massa. Mencoba merubah Indonesia ...
 
 Apa yg jelas sangat kurang ter-expose, atau memang tidak perlu ?
 Adalah informasi ttg mereka-mereka yg dibelakang. Mereka yg berhasil
 menulis code-code di balik Google atau Ms Windows.
 
 Satu tantangan ke-6 adalah ttg keberpihakan yang adil dalam
 pengumpulan, pengelolaan dan penyebaran informasi agar informasi
 secara adil (tidak mesti proporsional) bisa menghargai semua peran
 baik mereka yg ing ngarsa, ing madya maupun
tut wuri ...
 
 Terlalu meng-expose mereka yg ing ngarsa sung tuladha ... akan
 merupakan pembodohan masyarakat, 

Re: [media-dakwah] Fwd: Tantangan ke 6 : Tut wuri handayani

2006-12-25 Terurut Topik Ema Amalia
, krn bagaimanapun baiknya pemimpin,
 akan gagal tanpa rakyat yg baik.
 
 Terlalu meng-expose mereka yg ing madya mangun karso akan
 sangat-sangat berbahaya, krn mereka yg dipertengahan secara
 karakteristik memang suka kebebasan beropini, beride, mengeluarkan
 saran dan kritik ... tanpa sense-of-responsibility apa yg mereka
 ucapkan ... toh mereka bukan decision maker, dan di sisi lain, bukan
 juga worker.
 
 Di sisi lain terlalu meng-expose mereka yg tut wuri handayani kita
 akan kehilangan visi-visi besar sebuah peradaban. Tentu saja, akan
 sangat bermakna meng-expose kerja mereka yg menjadi tukang batu di
 sebuah proyek bangunan. Dan ini jarang dilakukan ! Tetapi akan lebih
 bermakna, jika ditambahi dgn exposure ttg visi dari proyek tsb : bahwa
 
 batu-batu bata itu disusun untuk sebuah masjid, satu pusat
 pengembangan peradaban.
 
 Tantangan untuk manajemen info dan media kita, bagaimana bisa
 meng-expose sebuah permainan sepak bola dari berbagai lapisan
 masyarakat atau organisasi kita ...
 
 Wassalamu'alaikum
 
 
 
 Eko Budhi S
 
 
 --- In [EMAIL PROTECTED], Eko Budhi S, Ghifari.Org ekobs@
 wrote:
 
  Aww
  Jika tantangan #4 adalah berkaitan dgn adanya island of
 information,
  yg terkait dgn berkembangnya berbagai thoifah dgn pendekatannya
  masing-masing yg berbeda-beda dalam mencoba menyelesaikan masalah
  ummah ...
  
  tantangan #5, IMHO, adalah ... berkaitan dgn SAKSI. Siapa yg bisa
  menjadi saksi yg adil. Adalah yg sangat dibutuhkan saat ini ...
 
-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] 
  
Aww
Sudah saya coba ajak diskusikan beberapa hal yg saat ini bisa
 lebih
dioptimalkan dalam pengelolaan informasi.

#1 adalah FLOW. Saat ini arus informasi bisa dikatakan
 berantakan
... Kita mendapatkan informasi dari berbagai pihak, untuk
 berbagai
pihak. Kacau.

#2 adalah OBSERVER. Berbagai informasi ini sayangnya untuk semua
orang, sampai-sampai tidak ada yg merasa bertanggung jawab buat
mem-follow up sebuah informasi ...

Nah hal ke #3, IMHO, adalah MEANINGFUL ... bagaimana sebuah
informasi perlu dipilah, disusun, dan diarahkan ke orang-orang
sehinggainformasi tsb memang bermakna, berguna, bermanfaat ...
 
 
 --- End forwarded message ---
 
 
 



==
Ir. Ema Amalia, MT.
Assistant Professor
Dept. of Aeronautics and Astronautics
Faculty of Industrial Technology
Institut Teknologi Bandung (Inst. of Technology Bandung)
Jl. Ganesha 10
Bandung 40132 - Indonesia
Tel.: +62-22-2504529 ext. 213
Fax : +62-22-2534164
Email: [EMAIL PROTECTED]


Re: [media-dakwah] peta kota mekkah dan madinah

2006-11-27 Terurut Topik Ema Amalia
Ass. wr. wb.,

Mungkin bisa diperoleh di:
http://earth.google.com/tour/

Di sudut kanan atas ada Get Google Earth - Free Version.
Bisa di-install di komputer kita sendiri untuk melihat daerah-daerah yang 
ingin kita lihat petanya. Saya berhasil bisa melihat kota Mekkah plus 
ka'bahnya, tapi, belum bisa melihat kota Medinah, karena tidak disebut dalam 
peta. Tapi, jika tahu kira-kira letak kota Medinah terhadap kota Mekkah saya 
kira harusnya kota Medinah pun bisa dilihat. Petanya berupa gambar hasil foto 
udara.

Maaf kalau sudah tahu mengenai ini. Jika benar mau naik haji, mohon dido'akan 
agar saya segera bisa menunaikan ibadah haji pula. Amiin.

Wassalaam,

Ema A

=

wAALAIKUMUSSALAM wR wB,

Mau berangkat haji nih



 [EMAIL PROTECTED] 11/27/2006 10:00 AM 
***
Your mail has been scanned by InterScan.
***-***


assalamu'alaikum wr wb

rekan-rekan di media dakwah saya minta tolong barangkali ada yang
mempunyai peta kota mekkah dan medinah atau ada yang tahu web site yang
ada peta kota mekkah dan medinah yang bisa di down load mohon saya diberi
informasinya, terima kasih

wassalamu'alaikum wr wb