[media-dakwah] Tentang Akhi/Saudara Akira Hamanaka
Assalaamu'alaikum wr. wb., Barangkali info dari website berikut bermanfaat. Newspapers: http://www2s.biglobe.ne.jp/~racket/khabarfr.htm Broadcast: http://islam.web.infoseek.co.jp/audio/broadcast.htm Berisi informasi dari media-media di beberapa negara Islam termasuk sedikit di Eropa. Akhi/Saudara Akira Hamanaka masuk Islam di Masjid Negara - Malaysia dalam usia 20-an. Sempat menetap di Libya dan Mesir sehingga fasih berbahasa Arab dan kemudian menetap di Jepang sebagai pengusaha alat-alat olahraga. Walaupun Akhi/Saudara Hamanaka mengambil jalan yang lain dengan Ukhti/Saudari Sachiko Murata (masuk Islam di Iran) yang menjadi Profesor studi Islam di salah satu Universitas di Amerika, mereka menyumbang karya dan pemikiran untuk dunia Islam. Buku karya Sachiko Murata yang diterjemahkan adalah Tao of Islam. Bukan suatu bacaan yang disetujui oleh mainstream dunia Islam di Indonesia, tapi tetap memperkaya khasanah pemikiran dunia Islam. Hubungan muslim Jepang dengan muslim China dapat dilihat pada website berikut: http://www2.dokidoki.ne.jp/racket/ Klik opsi nomor 4 di sebelah kiri, yang artinya Muslim of China. Besok adalah 1 Muharram 1428 Hijriah, dan jika memang ada contohnya dari Nabi Muhammad SAW, marilah kita sama-sama melakukan shaum sunnah pada 9 Muharram 1428 Hijriah. Kalau tentang Islam dan Muslim di Eropa, saya nggak banyak tahu. Buat saya, itu adalah potongan puzzle lain dari dunia Islam yang saya lihat di mailist ini banyak yang lebih mengetahuinya. Wassalaamu'alaikum wr. wb., Ema Amalia
[media-dakwah] Tentang Dr. Brian Yuliarto
Dear pembaca mailist media-dakwah, daarut-tauhid, dan penulis lepas, Hari ini, 18 Januari 2007, di suplemen PR yaitu Kampus, ada artikel tentang Dr. Brian Yuliarto. Di suatu waktu di masa lalu, saya pernah tahu dan kenal beliau ini. Yang menarik adalah karya beliau di bidang solar cell dengan teknologi nano, juga ide batubara sebagai energi alternatif. Selain nuklir, ada baiknya dikembangkan energi solar maupun energi batubara. Paralel aja untuk berbagai kebutuhan. Hal-hal tersebut adalah langkah-langkah untuk save our nation secara lebih kongkrit, dan ingat, berantas korupsi sampai akarnya. Karena, negara tanpa fungsi melindungi rakyatnya, buat apa ? Saya kira, karya-karya anak bangsa seperti karya Akhi/saudara Brian tersebut sebenarnya banyak, tapi nggak dapat dukungan dari sistem yang korup dan berfikirnya kebanyakan hanya jangka pendek dan lebih mirip calo. Sistem di negara ini sudah nggak memungkinkan seorangpun suci dari korupsi. Untuk ngurus KTP, untuk ngurus SIM, dll... Mudah-mudahan hal yang sangat merugikan ini bisa dihilangkan dengan cara taubatan nasuha nasional. Mudah- mudahan Alloh Swt. menerima taubat kita... amiin. Seperti kata Dr. Yusuf Qardhawi waktu kunjungannya ke Indonesia baru-baru ini, Indonesia diberi bencana bertubi-tubi, karena Alloh Swt. masih sayang sama kita. Sekalian mengingatkan, bahwa tanggal 20 Januari 2007 adalah tanggal 1 Muharram 1428 Hijriah. Siapa tahu pada lupa... Regards, Ema Amalia
[media-dakwah] Ekonomi syariah
Assalaamu'alaikum wr. wb., Walaupun para pemirsa mailist media dakwah dan daarut tauhid ini tentu udah banyak yang tahu, yaitu tentang masyarakat ekonomi syariah sbb.: http://www.ekonomisyariah.org/ Ya, anggap saja email saya ini seperti reminder... Selain teknologi seperti dalam email saya sebelumnya tentang Dr. Brian Yuliarto, barangkali solusi bidang lain adalah ekonomi. Sistem ekonomi yang telah terbukti tahan guncang dalam situasi Krismon paling buruk 1998 - 2000 adalah sistem ekonomi syariah. Ketika banyak sekali bank konvensional tumbang, bank syariah justru bertahan bahkan berkembang. Seorang kenalan pernah memberi lontaran, setengah bercanda, bahwa mestinya Bank International Indonesia juga minimal punya BII Syariah... Memang hanya obrolan ringan saja... tapi, why not ? Mungkin, entar bakalan ada BCA Syariah, dll... Wassalaam, Ema Amalia
Re: [media-dakwah] More Germans convert to Islam
Membaca artikel ini dan menyambung komentar saya tentang faham zionis dalam sebagian sekte Nasrani, izinkanlah saya berpendapat... Artikel ini amat baik untuk melihat bahwa harus selalu dibedakan antara suatu negara sebagai negara secara politik dan penduduk suatu negara yang merupakan individu-individu. Kepada Jerman dan Eropa secara umum, sebagai negara dan perangkatnya, kita sebagai muslim harus ekstra hati-hati. Tapi, kepada penduduk negara manapun di seluruh dunia, kita sebagai muslim harus penuh kasih sayang tapi dengan sikap sebagai khairul ummah bukan dengan sikap umat yang inferior. Saya sih, yang nggak pernah ke Jerman apalagi Eropa, mendoakan agar sikap- sikap pelarangan jilbab dan/atau cadar plus melegalkan pernikahan antara sesama jenis tidak jadi disahkan (Belanda sih udah dari dulu mengesahkan hal yang sejak zaman Nabi Luth dikutuk ini)... Soal Jerman, Jepang, dan Italia... Hmm, yang pada ada di Eropa, seberapa jauh sih kemungkinan fasisme seperti pada PD II bangkit lagi ? Ya, begitulah komentar saya, mungkin juga tidak cukup bermutu, tapi, tak apalah... anggap saja suatu selingan. Wassalaam, Ema Amalia Kutipan muslim insuffer [EMAIL PROTECTED]: http://musliminsuffer.wordpress.com/ bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful === News Update === More Germans convert to Islam BERLIN, Jan. 16 (UPI) -- The number of Germans converting to Islam has quadrupled in recent years, a German news magazine reported. Between July 2004 and June 2005, some 4,000 Germans converted to Islam, four times more cases than in the year before, German news magazine Der Spiegel said in its latest issue, citing a study on Islamic life in Germany financed by the Interior Ministry to be published later this year. While in recent years mostly women who married Muslim men converted, many people today deliberately and voluntarily converted, the report said, according to the magazine. Many of the converts have previously been firm Christians who have lost their faith; others simply searched for an alternative. The current debate around the integration of Muslims in Europe has put Islam on the forefront of Europe's media scene, causing it to become more widely known as an alternative, Der Spiegel said. source: http://www.upi.com/InternationalIntelligence/view.php?StoryID=20070116- 061026-1200r === -muslim voice- __ BECAUSE YOU HAVE THE RIGHT TO KNOW [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] http://www.cintaquran.com
Wa'alaikumussalaam wr. wb., Wah, website ini kayaknya akan sangat bermanfaat untuk pendidikan anak saya dan saya sendiri... Terima kasih atas infonya. Soal nama Pak Erwin ini, di emailnya menggunakan nama zidane, jadi ingat Zinedine Zidane yang pemain bola Perancis itu... Kalau tidak salah, Zinedine itu adalah ucapan Eropa untuk Zainuddin, seperti Ibnu Rusyd yang diucapkan sebagai Averrous atau Ibnu Sina yang diucapkan sebagai Avicenna atau Sholahuddin Al-Ayubi yang diucapkan sebagai Saladin. Ya, karena saya orang Sunda, analogi yang sama adalah, Yaumul Jumu'ah atau hari Jum'at diucapkan sebagai Juma'ah. Sebenarnya, kalau mau tertib, Nama hari di Indonesia itu, dimulai dari Ahad sampai Sabtu alias dari Satu sampai Tujuh. Waktu saya kecil, tahun 1980-an, rasanya pengucapan hari Ahad untuk hari yang sekarang diucapkan sebagai Minggu itu jauh lebih populer. Entah sejak kapan sebutan minggu itu menjadi populer seperti sekarang ini. Padahal Minggu itu adalah nama dari tradisi Nasrani... Apakah ini juga atas nama toleransi (yang sering disalahgunakan) itu ? Wassalaam, Ema Amalia Kutipan Erwinh [EMAIL PROTECTED]: Assalamu'alaikum wr wb, Dengan mengharap ridho Allah, Kami memperkenalkan website baru yaitu http://www.cintaquran.com Seperti kata pepatah, mendidik anak sejak dini ibarat melukis di atas batu, mendidik anak ketika sudah besar ibarat melukis di atas air. Saudaraku, dengan website ini, insyaAllah akan mempermudah kita membiasakan anak-anak kita untuk selalu berdo'a di segala situasi (Anda tinggal search do'a yang Anda cari, print, bawa pulang J). Sekaligus mengingatkan kepada kita bahwa ternyata Islam itu sangat indah, pada hampir semua kejadian, Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk berdo'a, bahkan kadang kita sendiri lupa bahwa Allah selalu terlibat dalam segala situasi. Dengan website ini pula, Anda akan dengan mudah berinteraksi dengan Al-Qur'an di mana dan kapan saja (tentu saja, harus terhubung dg internet terlebih dulu J) , mungkin selama ini cukup jauh dengan Al-Qur'an karena alasan kesulitan sumber, berat kalau harus bawa ke mana-mana, index ga applicable, dsb. Anda bebas searching kata apa pun untuk lebih mendekatkan diri kita dengan Al-Qur'an. Content akan terus kami kembangkan di antaranya : - Do'a2 harian akan terus ditambah koleksinya - Terjemah Inggris - Tafsir Jalalain - Nutrisi Hati (member boleh submit) - Tuntunan Sholat - Dll usulan yang membangun Apabila menurut Anda website ini bermanfaat bagi Anda dan orang lain, silakan disebarkan ke saudara-saudara muslim lainnya. Salam, [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [media-dakwah] Fwd: Tantangan ke 6 : Tut wuri handayani
Wah, maaf kalau Pak Rahmat merasa ini spam. Karena ada tanda error yang sampai ke saya soal tidak sampainya email ini. Mungkin kemarin-kemarin server mailist ini lagi ngadat... Mungkin pengaruh gempa yang memutus kabel optik di Taiwan... Kalau lihat email dari saya yang lain, kayaknya nggak ada tuh yang terkirim dua kali... Malah sudah beberapa kali saya banyak menerima email yang sama di mailist ini dua kali dari beberapa pengirim.. Mungkin servernya lagi ngadat lagi. So, begitulah penjelasannya...Mungkin... Wassalaam, Ema A Kutipan Rahmat [EMAIL PROTECTED]: Ini e-mail koq udah kayak spam masuk berhari-hari dan berkali-kali... _ From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ema Amalia Sent: Wednesday, December 27, 2006 7:32 PM To: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: Re: [media-dakwah] Fwd: Tantangan ke 6 : Tut wuri handayani Assalaamu'alaikum wr. wb., Saya sebagai seorang Muslim tapi bukan dari etnis Jawa Tengah, izinkanlah saya mengomentari tulisan dan pendapat Pak Eko ini. Dari yang saya tahu dari pemikiran-pemikiran Pak Umar Kayam (almarhum) dari seri mangan ora mangan kumpul dan juga dari pemikiran-pemikiran Prof. Komarudin Hidayat yang keduanya dari etnis Jawa Tengah, saya menyimpulkan ada gap yang cukup besar antara Islam sebagai peradaban dan budaya Jawa (Tengah). Salah satu prinsip yang menurut saya harus diubah adalah prinsip ngono yo ngono ning ojo ngono. Ini menghalangi prinsip penegakan hukum yang sangat dipentingkan dalam Islam. Prof. Komarudin Hidayat berpendapat bahwa pada umumnya orang beretnis Jawa Tengah secara budaya atau way of life dapat dikatakan sebagai pada dasarnya Hindu/Budha (pada prinsip-prinsip terdalamnya) dan dibungkus oleh ritual ibadah Islam. Mungkin karena proses Islamisasi oleh Wali Songo belum selesai, keburu datang penjajah Portugis dan Belanda. So, karena ketiga prinsip yang dibahas ini adalah notabene dari pendiri Taman Siswa: Ki Hajar Dewantoro, menurut saya baik lagi dikaji kembali dihubungkan dengan pemikiran saya di atas mengingat mailist ini adalah media dakwah Islam. Lalu, walaupun selama beberapa dekade terakhir ini konsep-konsep dari budaya Jawa Tengah sangat dominan, apakah tidak pernah terfikirkan untuk mencoba lebih mengakomodasi konsep-konsep dari budaya etnis lain ? Harap diingat, etnis di Indonesia ini jumlahnya ratusan kalau tidak ribuan... Pendiri negara kitapun beragam etnisnya, bahkan termasuk etnis WNI Keturunan Cina, Arab, India, dsb... Bukankah para pejuang kemerdekaan kita dari Aceh dan Sumatera banyak yang keturunan etnis WNI keturunan seperti di atas ? Lagipula, bukankah dalam periode orde baru banyak dari konsep-konsep budaya Jawa Tengah tersebut sudah dicoba dan tidak berhasil ? Mungkin ada baiknya mencoba berbesar hati dan introspeksi diri barangkali ada kekurangan dari konsep-konsep tersebut dan penerapannya. Juga memberi kesempatan kepada konsep-konsep dari budaya etnis lain yang dari segi jumlah dan kualitas juga tidak kalah... hanya, mungkin etnis-etnis lain itu terlalu introvert sehingga dianggap tidak ada konsepnya karena tidak pernah ditanyakan kontribusinya. Saya sendiri pernah mengalami pernikahan yang kandas dengan orang dari etnis Jawa Tengah. Mungkin ada bias karena masalah ini, tapi, terus terang saja, selama pernikahan itu saya terheran-heran sendiri melihat tipisnya lapisan Islam yang membungkus budaya Jawa Tengah yang dipakai sebagai way of life orang-orang dari etnis Jawa Tengah tersebut pada umumnya. Yang dapat dikecualikan dari penggambaran kondisi ini mungkin hanya yang dari kalangan Muhammadiyah atau segelintir pesantren saja. Begitu saja dulu, mohon maaf kalau ada kata-kata yang tidak berkenan... Wassalaam, Ema A Kutipan Eko Budhi S, Ghifari.Org [EMAIL PROTECTED] mailto:ekobs%40ghifari.org org: Fwded from : http://groups. http://groups.yahoo.com/group/i-ummah/ yahoo.com/group/i-ummah/ --- In [EMAIL PROTECTED] mailto:i-ummah%40yahoogroups.com .com, Eko Budhi S, Ghifari.Org [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum ... Jika kita perhatikan di media. Drive saat ini adalah bagaimana mempunyai pemimpin terbaik. Bagaimana mempunyai pemimpin yg ing ngarsa sung tulodho ... pemimpin yg memberi contoh. Juga di sisi lain, bagi mereka yg masih berkompetisi, berjuang buat naik daun. mereka yg berada di tengah-tengah, berkembang middle class yg mencoba mengembangkan berbagai opini, saran, ide, kritik dan aspirasi dalam budaya Jawa, ini dikenal sebagai ing madya mangun karsa ... di lapisan tengah membangun semangat, spirit ... Media telah meng-cover secara terbuka ttg mereka yg ing ngarsa ... bahkan kecendurangannya media kita yg istana-sentris hanya mengedepankan peran-peran pemimpin ... Berbagai buku juga telah diterbitkan yg mengdepankan cara
Re: [media-dakwah] Teror kata berkedok kasih
Assalaamu'alaikum wr. wb., Saya mengapresiasi sekali tulisan ini. Dan untuk kondisi Indonesia, media TV sangat dipakai untuk teror berkedok kasih ini. Kebanyakan orang menganggap saya nggak toleran bahkan mungkin dianggap bermaksud memecah belah di lingkungan yang heterogen. Masalahnya, buat saya, kata toleransi sering dijadikan cara agar umat Islam bersikap lunak terhadap apapun cara yang dipakai untuk penyebaran Nasrani di Indonesia. Sementara, kaum intelektualnya juga banyak termakan teror berkedok kasih ini bahkan kayaknya tanpa disadari. Saya kadang berfikir, kalau dikategorikan - dengan suatu metoda penelitian yang baik, berapa persen dan dari golongan mana saja sih umat Nasrani dan mungkin juga dari golongan lain di Indonesia yang bisa dikategorikan dzimmi yang berhak hidup aman dan mana yang harus dikategorikan harbi karena walaupun mungkin diam-diam dan disembunyikan selalu punya rencana dan tindakan untuk menghantam Islam. Barangkali pusat studi di IIU Malaysia punya data mengenai ini... Begitu saja dulu. Wassalaam, Ema A Kutipan suryati [EMAIL PROTECTED]: Teror Kata Berkedok Kasih oleh : Adian Husaini *) 'Teor kata berkedok kasih terbukti ampuh menaklukkan kekuatan Islam . dibanding teror fisik berkekuatan 'cluster bomb'' Aku datang untuk menemui ummat Islam, tidak dengan senjata tapi dengan kata-kata, tidak dengan kekuatan tapi dengan logika, tidak dalam benci tapi dalam cinta. -Henry Martyn, missionaris Perang Salib telah gagal, begitu kata Henry Martyn . Karena itu, untuk menaklukkan dunia Islam perlu resep lain: gunakan kata, logika, dan kasih. Bukan kekuatan senjata atau kekerasan. Hal senada dikatakan misionaris lain, Raymond Lull, Saya melihat banyak ksatria pergi ke Tanah Suci, dan berpikir bahwa mereka dapat menguasainya dengan kekuatan senjata, tetapi pada akhirnya semua hancur sebelum mereka mencapai apa yang mereka pikir bisa diperoleh. Lull mengeluarkan resep: Islam tidak dapat ditaklukkan dengan darah dan air mata, tetapi dengan cinta kasih dan doa. Menurut Eugene Stock , mantan sekretaris redaksi Church Missionary Society, tidak ada figur yang lebih heroik dalam sejarah Kristen dibandingkan Raymond Lull. Lull adalah misionaris pertama dan mungkin terbesar yang menghadapi para pengikut Muhammad. Ungkapan Lull dan Martyn itu ditulis oleh Samuel M Zwemmer , misionaris Kristen terkenal di Timur Tengah, dalam buku 'Islam: A Challenge to Faith '(1907). Buku yang berisi resep untuk menaklukkan dunia Islam itu disebut Zwemmer sebagai beberapa kajian tentang kebutuhan dan kesempatan di dunia para pengikut Muhammad dari sudut pandang missi Kristen. Bagi para missionaris, mengkristenkan kaum Muslim adalah keharusan. Dalam laporan tentang Konferensi Seabad Misi-misi Protestan Dunia ( 'Centenary Conference on the Protestant Missions of the World') di London (1888), tercatat ucapan Dr George F Post , Kita harus menghadapi Pan-Islamisme dengan Pan-Evangelisme. Ini merupakan pertarungan hidup dan mati. Selanjutnya, dia berpidato, ... kita harus masuk ke dalam Arabia; kita harus masuk ke Sudan; kita harus masuk ke Asia Tengah; dan kita harus mengkristenkan orang-orang ini atau mereka akan berbaris mengarungi gurun-gurun, dan mereka akan menyapu laksana api melahap kekristenan kita dan melahapnya. Kasus Turki Utsmani Kekuatan kata dan kasih model Henry Martyn perlu dicatat secara serius . Perang pemikiran ini biasanya dijalankan dengan sangat halus, berwajah manis (seperti penampilan Paul Wolfowitz yang murah senyum). Tetapi cara ini justru lebih manjur, tanpa disadari si Korban. Ahmad Wahib, yang kini dibangkit-bangkitkan lagi oleh sejumlah kalangan , bisa jadi merupakan korban teror sehingga dia jadi ragu tentang kebenaran Islam. Banyak cendekiawan Muslim yang jadi korban setelah menerima pemikiran dan berbagai fasilitas. Anehnya, mereka merasa tercerahkan sehingga bersemangat mengadopsi dan menyebarkan pemikiran yang dianggap baru kepada kaum Muslimin. Padahal Allah telah memperingatkan dalam Al-Quran Surat Al-Hijr ayat 39: Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kaum Yahudi juga sangat mafhum akan kekuatan teror kata dan kasih. Begitu dahsyat sehingga mampu menghancurkan imperium besar (Utsmani) yang telah berusia hampir 700 tahun. Bagi Zionis, Turki Utsmani adalah penghalang utama mewujudkan negara Yahudi di Palestina. Bagi Kristen-Eropa, Turki Utsmani adalah ancaman serius. Pendiri Kristen -Protestan, Martin Luther, menyatakan, Kekuatan anti-Kristus adalah Paus dan Turki sekaligus. Bernard Lewis menggambarkan, begitu takutnya sampai ada doa agar Tuhan menyelamatkan mereka dari kejahatan Paus
Re: [media-dakwah] Fwd: Tantangan ke 6 : Tut wuri handayani
Wa'alaikumussalaam wr. wb., Terima kasih atas tanggapannya. Saya tidak ingin berdebat, tujuan saya menyampaikan ide di email saya sebelumnya adalah karena saya melihat kecenderungan arogansi dari etnis Jawa Tengah. Maaf kalau saya katakan itu, mungkin pandangan saya dari luar sebagai bukan dari etnis tersebut.Juga, mungkin orang yang dari etnis itu karena ada di dalam budaya itu perlu juga pandangan dari fihak luar - kalau mau berbesar hati menerima dengan jernih. Mengenai mempertentangkan, saya kira tahap pertama dari menyaring segala macam budaya atau informasi adalah mempertentangkan hal-hal tersebut dengan yang ada di Al-Qur'an dan Hadits. Mungkin bahasa yang lebih halus dan disukai dalam kultur Indonesia secara umum adalah menyaring, mengkonfirmasi atau mengecek. Tentu saja untuk melakukan itu butuh pandangan dan pendapat dari para Ulama. Kalaupun kita sendiri punya pengetahuan tentang Al-Qur'an dan Hadits yang cukup dalam, tentu tidak ada salahnya menanyakan second opinion, third opinion, dll. Saya kira itu saja dulu, Wassalaam, Ema A Kutipan ekobs [EMAIL PROTECTED]: On Tue, 26 Dec 2006 14:24:49 +0700 (JAVT), Ema Amalia [EMAIL PROTECTED] wrote : Lalu, walaupun selama beberapa dekade terakhir ini konsep-konsep dari budaya Jawa Tengah sangat dominan, apakah tidak pernah terfikirkan untuk mencoba lebih mengakomodasi konsep-konsep dari budaya etnis lain ? Harap diingat, etnis di Indonesia ini jumlahnya ratusan kalau tidak ribuan... Assalamu'alaikum ... Tentu saja mbak. Prinsip dalam belajar dari budaya lokal, di luar Al Qur'an dan As Sunnah,adalah selalu menge-check dgn Al Qur'an dan As Sunnah. Tidak ada budaya lokal yang 100% sesuai Al Qur'an/As Sunnah, sebagaimana juga di budaya manapun kita bisa menemukan local wisdom ... Termasuk budaya Arab misalnya. Kedatangan Rasulullah saw menunjukkan bahwa ada banyak budaya Arab yg perlu dibenahi melalui Al Quran dan As Sunnah. Hanya saja, mengikuti panduan Aa Gym, saya hanya coba 3M. Mulai dari diri sendiri, Mulai dari apa yg bisa dilakukan, Mulai dari Sekarang. Nah ! Jika ada masukan dari budaya lain, silahkan ... Kita tidak perlu MEMPERTENTANGKAN Islam dengan budaya lokal ... baik Jawa, Cina, Minang, Aceh, Dayak, Asmat, Sasak, Bali dll ... Islam jauh lebih tinggi dari semua itu, dan tidak ada yg lebih tinggi darinya. Bagaimanapun, saya misalnya juga membaca kisah-kisah dari Cina dll, bahkan dari Eropa ... Di manapun ada hikmah, itu milik Muslim yg hilang. Ini tantangan ART dalam mengelola KNOWLEDGE. Bagaimana kita bisa menjadi chief knowledge officer ... Wassalamu'alaikum Eko Budhi S On Tue, 26 Dec 2006 14:24:49 +0700 (JAVT), Ema Amalia [EMAIL PROTECTED] wrote : Assalaamu'alaikum wr. wb., Saya sebagai seorang Muslim tapi bukan dari etnis Jawa Tengah, izinkanlah saya mengomentari tulisan dan pendapat Pak Eko ini. Dari yang saya tahu dari pemikiran-pemikiran Pak Umar Kayam (almarhum) dari seri mangan ora mangan kumpul dan juga dari pemikiran-pemikiran Prof. Komarudin Hidayat yang keduanya dari etnis Jawa Tengah, saya menyimpulkan ada gap yang cukup besar antara Islam sebagai peradaban dan budaya Jawa (Tengah). Salah satu prinsip yang menurut saya harus diubah adalah prinsip ngono yo ngono ning ojo ngono. Ini menghalangi prinsip penegakan hukum yang sangat dipentingkan dalam Islam. Prof. Komarudin Hidayat berpendapat bahwa pada umumnya orang beretnis Jawa Tengah secara budaya atau way of life dapat dikatakan sebagai pada dasarnya Hindu/Budha (pada prinsip-prinsip terdalamnya) dan dibungkus oleh ritual ibadah Islam. Mungkin karena proses Islamisasi oleh Wali Songo belum selesai, keburu datang penjajah Portugis dan Belanda. So, karena ketiga prinsip yang dibahas ini adalah notabene dari pendiri Taman Siswa: Ki Hajar Dewantoro, menurut saya baik lagi dikaji kembali dihubungkan dengan pemikiran saya di atas mengingat mailist ini adalah media dakwah Islam. Lalu, walaupun selama beberapa dekade terakhir ini konsep-konsep dari budaya Jawa Tengah sangat dominan, apakah tidak pernah terfikirkan untuk mencoba lebih mengakomodasi konsep-konsep dari budaya etnis lain ? Harap diingat, etnis di Indonesia ini jumlahnya ratusan kalau tidak ribuan... Pendiri negara kitapun beragam etnisnya, bahkan termasuk etnis WNI Keturunan Cina, Arab, India, dsb... Bukankah para pejuang kemerdekaan kita dari Aceh dan Sumatera banyak yang keturunan etnis WNI keturunan seperti di atas ? Lagipula, bukankah dalam periode orde baru banyak dari konsep-konsep budaya Jawa Tengah tersebut sudah dicoba dan tidak berhasil ? Mungkin ada baiknya mencoba berbesar hati dan introspeksi diri barangkali ada kekurangan dari konsep-konsep tersebut dan penerapannya. Juga memberi kesempatan kepada konsep-konsep dari budaya etnis lain yang dari segi jumlah dan kualitas juga tidak kalah
Re: [media-dakwah] Fwd: Tantangan ke 6 : Tut wuri handayani
Assalaamu'alaikum wr. wb., Saya sebagai seorang Muslim tapi bukan dari etnis Jawa Tengah, izinkanlah saya mengomentari tulisan dan pendapat Pak Eko ini. Dari yang saya tahu dari pemikiran-pemikiran Pak Umar Kayam (almarhum) dari seri mangan ora mangan kumpul dan juga dari pemikiran-pemikiran Prof. Komarudin Hidayat yang keduanya dari etnis Jawa Tengah, saya menyimpulkan ada gap yang cukup besar antara Islam sebagai peradaban dan budaya Jawa (Tengah). Salah satu prinsip yang menurut saya harus diubah adalah prinsip ngono yo ngono ning ojo ngono. Ini menghalangi prinsip penegakan hukum yang sangat dipentingkan dalam Islam. Prof. Komarudin Hidayat berpendapat bahwa pada umumnya orang beretnis Jawa Tengah secara budaya atau way of life dapat dikatakan sebagai pada dasarnya Hindu/Budha (pada prinsip-prinsip terdalamnya) dan dibungkus oleh ritual ibadah Islam. Mungkin karena proses Islamisasi oleh Wali Songo belum selesai, keburu datang penjajah Portugis dan Belanda. So, karena ketiga prinsip yang dibahas ini adalah notabene dari pendiri Taman Siswa: Ki Hajar Dewantoro, menurut saya baik lagi dikaji kembali dihubungkan dengan pemikiran saya di atas mengingat mailist ini adalah media dakwah Islam. Lalu, walaupun selama beberapa dekade terakhir ini konsep-konsep dari budaya Jawa Tengah sangat dominan, apakah tidak pernah terfikirkan untuk mencoba lebih mengakomodasi konsep-konsep dari budaya etnis lain ? Harap diingat, etnis di Indonesia ini jumlahnya ratusan kalau tidak ribuan... Pendiri negara kitapun beragam etnisnya, bahkan termasuk etnis WNI Keturunan Cina, Arab, India, dsb... Bukankah para pejuang kemerdekaan kita dari Aceh dan Sumatera banyak yang keturunan etnis WNI keturunan seperti di atas ? Lagipula, bukankah dalam periode orde baru banyak dari konsep-konsep budaya Jawa Tengah tersebut sudah dicoba dan tidak berhasil ? Mungkin ada baiknya mencoba berbesar hati dan introspeksi diri barangkali ada kekurangan dari konsep-konsep tersebut dan penerapannya. Juga memberi kesempatan kepada konsep-konsep dari budaya etnis lain yang dari segi jumlah dan kualitas juga tidak kalah... hanya, mungkin etnis-etnis lain itu terlalu introvert sehingga dianggap tidak ada konsepnya karena tidak pernah ditanyakan kontribusinya. Saya sendiri pernah mengalami pernikahan yang kandas dengan orang dari etnis Jawa Tengah. Mungkin ada bias karena masalah ini, tapi, terus terang saja, selama pernikahan itu saya terheran-heran sendiri melihat tipisnya lapisan Islam yang membungkus budaya Jawa Tengah yang dipakai sebagai way of life orang-orang dari etnis Jawa Tengah tersebut pada umumnya. Yang dapat dikecualikan dari penggambaran kondisi ini mungkin hanya yang dari kalangan Muhammadiyah atau segelintir pesantren saja. Begitu saja dulu, mohon maaf kalau ada kata-kata yang tidak berkenan... Wassalaam, Ema A Kutipan Eko Budhi S, Ghifari.Org [EMAIL PROTECTED]: Fwded from : http://groups.yahoo.com/group/i-ummah/ --- In [EMAIL PROTECTED], Eko Budhi S, Ghifari.Org [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum ... Jika kita perhatikan di media. Drive saat ini adalah bagaimana mempunyai pemimpin terbaik. Bagaimana mempunyai pemimpin yg ing ngarsa sung tulodho ... pemimpin yg memberi contoh. Juga di sisi lain, bagi mereka yg masih berkompetisi, berjuang buat naik daun. mereka yg berada di tengah-tengah, berkembang middle class yg mencoba mengembangkan berbagai opini, saran, ide, kritik dan aspirasi dalam budaya Jawa, ini dikenal sebagai ing madya mangun karsa ... di lapisan tengah membangun semangat, spirit ... Media telah meng-cover secara terbuka ttg mereka yg ing ngarsa ... bahkan kecendurangannya media kita yg istana-sentris hanya mengedepankan peran-peran pemimpin ... Berbagai buku juga telah diterbitkan yg mengdepankan cara berpikir bahwa kesuksesan sebuah organisasi tergantung pada satu atau dua orang di atas. Bahwa mereka yg di ataslah yg layak diakui sebagai yg membuat keberhasilan. Buku ttg Kisah Sukses google misalnya, mengedepankan dua orang Yahudi Rusia yg memulai Google yaitu Larry dan Sergey. Atau Microsoft yg dikenal sebagai keberhasilan seorang Gate. Kita masih kurang menyadari pentingnya middle-class. Meskipun saat ini dalam euforia kebebasan partisipasi berbagai pihak dari middle class mulai mewarnai Indonesia... dgn berbagai ide dan gagasan mereka di media-media massa. Mencoba merubah Indonesia ... Apa yg jelas sangat kurang ter-expose, atau memang tidak perlu ? Adalah informasi ttg mereka-mereka yg dibelakang. Mereka yg berhasil menulis code-code di balik Google atau Ms Windows. Satu tantangan ke-6 adalah ttg keberpihakan yang adil dalam pengumpulan, pengelolaan dan penyebaran informasi agar informasi secara adil (tidak mesti proporsional) bisa menghargai semua peran baik mereka yg ing ngarsa, ing madya maupun tut wuri ... Terlalu meng-expose mereka yg ing ngarsa sung tuladha ... akan merupakan pembodohan masyarakat,
Re: [media-dakwah] Fwd: Tantangan ke 6 : Tut wuri handayani
, krn bagaimanapun baiknya pemimpin, akan gagal tanpa rakyat yg baik. Terlalu meng-expose mereka yg ing madya mangun karso akan sangat-sangat berbahaya, krn mereka yg dipertengahan secara karakteristik memang suka kebebasan beropini, beride, mengeluarkan saran dan kritik ... tanpa sense-of-responsibility apa yg mereka ucapkan ... toh mereka bukan decision maker, dan di sisi lain, bukan juga worker. Di sisi lain terlalu meng-expose mereka yg tut wuri handayani kita akan kehilangan visi-visi besar sebuah peradaban. Tentu saja, akan sangat bermakna meng-expose kerja mereka yg menjadi tukang batu di sebuah proyek bangunan. Dan ini jarang dilakukan ! Tetapi akan lebih bermakna, jika ditambahi dgn exposure ttg visi dari proyek tsb : bahwa batu-batu bata itu disusun untuk sebuah masjid, satu pusat pengembangan peradaban. Tantangan untuk manajemen info dan media kita, bagaimana bisa meng-expose sebuah permainan sepak bola dari berbagai lapisan masyarakat atau organisasi kita ... Wassalamu'alaikum Eko Budhi S --- In [EMAIL PROTECTED], Eko Budhi S, Ghifari.Org ekobs@ wrote: Aww Jika tantangan #4 adalah berkaitan dgn adanya island of information, yg terkait dgn berkembangnya berbagai thoifah dgn pendekatannya masing-masing yg berbeda-beda dalam mencoba menyelesaikan masalah ummah ... tantangan #5, IMHO, adalah ... berkaitan dgn SAKSI. Siapa yg bisa menjadi saksi yg adil. Adalah yg sangat dibutuhkan saat ini ... -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] Aww Sudah saya coba ajak diskusikan beberapa hal yg saat ini bisa lebih dioptimalkan dalam pengelolaan informasi. #1 adalah FLOW. Saat ini arus informasi bisa dikatakan berantakan ... Kita mendapatkan informasi dari berbagai pihak, untuk berbagai pihak. Kacau. #2 adalah OBSERVER. Berbagai informasi ini sayangnya untuk semua orang, sampai-sampai tidak ada yg merasa bertanggung jawab buat mem-follow up sebuah informasi ... Nah hal ke #3, IMHO, adalah MEANINGFUL ... bagaimana sebuah informasi perlu dipilah, disusun, dan diarahkan ke orang-orang sehinggainformasi tsb memang bermakna, berguna, bermanfaat ... --- End forwarded message --- == Ir. Ema Amalia, MT. Assistant Professor Dept. of Aeronautics and Astronautics Faculty of Industrial Technology Institut Teknologi Bandung (Inst. of Technology Bandung) Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 - Indonesia Tel.: +62-22-2504529 ext. 213 Fax : +62-22-2534164 Email: [EMAIL PROTECTED]
Re: [media-dakwah] peta kota mekkah dan madinah
Ass. wr. wb., Mungkin bisa diperoleh di: http://earth.google.com/tour/ Di sudut kanan atas ada Get Google Earth - Free Version. Bisa di-install di komputer kita sendiri untuk melihat daerah-daerah yang ingin kita lihat petanya. Saya berhasil bisa melihat kota Mekkah plus ka'bahnya, tapi, belum bisa melihat kota Medinah, karena tidak disebut dalam peta. Tapi, jika tahu kira-kira letak kota Medinah terhadap kota Mekkah saya kira harusnya kota Medinah pun bisa dilihat. Petanya berupa gambar hasil foto udara. Maaf kalau sudah tahu mengenai ini. Jika benar mau naik haji, mohon dido'akan agar saya segera bisa menunaikan ibadah haji pula. Amiin. Wassalaam, Ema A = wAALAIKUMUSSALAM wR wB, Mau berangkat haji nih [EMAIL PROTECTED] 11/27/2006 10:00 AM *** Your mail has been scanned by InterScan. ***-*** assalamu'alaikum wr wb rekan-rekan di media dakwah saya minta tolong barangkali ada yang mempunyai peta kota mekkah dan medinah atau ada yang tahu web site yang ada peta kota mekkah dan medinah yang bisa di down load mohon saya diberi informasinya, terima kasih wassalamu'alaikum wr wb