[media-dakwah] Fw: Luasnya Neraka

2007-03-05 Terurut Topik Tutik. L

B'Rgrds
-Tutik-



- Original Message - 
Sent: Tuesday, March 06, 2007 11:14 AM
Subject: Fw: Luasnya Neraka



  Luasnya Neraka 
   

  By Berbagai Sumber | Published  01/26/2007 | Cerita Renungan | Unrated  

   

  Berbagai Sumber

   Semua Artikel yang Anda baca melalui Author ini, di Ambil dari berbagai 
Sumber. Terima Kasih. 

   

  View all articles by Berbagai Sumber Luasnya Neraka

   

  Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang 
kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu 
bagi mereka, dan Allah mela'nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.

  [At Taubah , Ayat 68]

   

  Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibril datang kepada Nabi 
saw pada waktu yg ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka 
ditanya oleh nabi s.a.w.: Mengapa aku melihat kau berubah muka? Jawabnya: Ya 
Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan 
penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui bahwa neraka 
Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar 
untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya. 

   

  Lalu nabi s.a.w. bersabda: Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Jahannam. 
Jawabnya: Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu 
tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, 
kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam 
nyala dan baranya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka 
sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana 
panasnya. 

   

  Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu 
digantung di antara langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi kerana 
panas dan basinya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu 
pergelangan dari rantai yg disebut dalam Al-Qur'an itu diletakkan di atas 
bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke tujuh. 

   

  Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di ujung barat 
tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung timur kerana sangat 
panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi, dan minumannya air 
panas campur nanah, dan pakaiannya potongan-potongan api. Api neraka itu ada 
tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bagiannya yang tertentu dari orang laki-laki 
dan perempuan. 

   

  Nabi s.a.w. bertanya: Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah 
kami? Jawabnya: Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari 
lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih 
panas dari yang lain 70 kali ganda. (nota kefahaman: yaitu yg lebih bawah 
lebih panas) 

   

  Tanya Rasulullah s.a.w.: Siapakah penduduk masing-masing pintu? Jawab 
Jibril: 

   

  Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg kafir 
setelah diturunkan hidangan mukjizat nabi Isa a.s. serta keluarga Fir'aun 
sedang namanya Al-Hawiyah. 

   

  Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim, 

   

  Pintu ketiga tempat orang shobi'in bernama Saqar. 

   

  Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha, 

   

  Pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah. 

   

  Pintu ke enam tempat orang nasara bernama Sa'eir. 

   

  Kemudian Jibril diam segan pada Rasulullah s.a.w. sehingga ditanya: Mengapa 
tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh? Jawabnya: Di dalamnya 
orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum sempat 
bertaubat. 

   

  Maka nabi s.a.w. jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga 
Jibril meletakkan kepala nabi s.a.w. di pangkuannya sehingga sadar kembali dan 
sesudah sadar nabi saw bersabda: Ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan 
sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam 
neraka? Jawabnya: Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu. 

   

  Kemudian nabi s.a.w. menangis, Jibril juga menangis, kemudian nabi s.a.w. 
masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian 
kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis 
dan minta kepada Allah.(dipetik dari kitab Peringatan Bagi Yg Lalai) 

   

  Dari Hadits Qudsi: Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan 
kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari Ku. Tahukah kamu bahwa 
neraka jahanamKu itu: 

   

  Neraka Jahanam itu mempunyai 7 tingkat 

   

  Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah 

   

  Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung 

   

  Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah 

   

  Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik 

   

  Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak 

   

  Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum 

   

  Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular 

   

  Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandung lautan racun yang 
hitam pekat. 

   

  Juga di 

[media-dakwah] Fw: Sedekah

2007-03-05 Terurut Topik Tutik. L
Semoga Allah SWT membalas 'amal Ibadah kita.

B'Rgrds
-Tutik-

- Original Message - 
Sent: Tuesday, March 06, 2007 11:41 AM
Subject: Fw: Sedekah


  Kekuatan Sedekah   
   

  Dikisahkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sbb 
: 
  Tatkala Allah Ta'ala menciptakan bumi, maka bumipun bergetar. Lalu Allah 
menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata 
bumipun terdiam. 
  Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka 
bertanya Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada 
gunung ? 

  Allah menjawab, Ada, yaitu besi (kita mafhum bahwa gunung batupun bisa 
menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya 
yang terbuat dari besi), 

  Para malaikat bertanya lagi Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu 
yang lebih kuat daripada besi ? 
  Allah yang Maha Suci menjawab, Ada, yaitu api (besi, bahkan bajapun bisa 
menjadi cair dan lumer setelah dibakar api), 

  Para malaikat kembali bertanya Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu 
yang lebih kuat daripada api ? 
  Allah yang Maha Agung menjawab, Ada, yaitu air (api membara sedahsyat 
apapun niscaya akan padam jika disiram air), 

  Para malaikatpun bertanya kembali Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam 
penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada air ? 
  Allah yang Maha Tinggi dan Maha Sempurna menjawab, Ada, yaitu angin   (air 
disamudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung dan menjelma 
menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tiada lain karena kekuatan angin. Angin 
ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat), 

  Akhirnya para malaikatpun bertanya lagi Ya Allah, adakah sesuatu dalam 
penciptaan-Mu yang lebih dahsyat dari itu semua ? 
  Allah yang Maha Gagah dan Maha Dahsyat kehebatannya menjawab, Ada, yaitu 
amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara 
tangan kirinya tidak mengetahuinya. 
  Artinya, yang paling hebat, paling kuat dan paling dahsyat sebenarnya adalah 
orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah 
yang dilakukannya bersih, tulus dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun 
keinginan untuk diketahui orang lain. 

  Berkaitan dengan ikhlas ini, RasulAllah SAW mengingatkan dalam pidatonya 
ketika beliau sampai di Madinah pada waktu hijrah dari Makkah : Wahai segenap 
manusia ! Sesungguhnya amal itu tergantung kepada niat, dan seseorang akan 
mendapatkan (pahala) sesuai dengan apa yang diniatkannya. 

  Oleh karena itu hendaknya kita selalu mengiringi sedekah kita dengan niat 
yang ikhlas hanya karena Allah semata, tanpa tendensi ingin dipuji, dianggap 
dermawan, dihormati, dll yang dapat menjadikan sedekah kita menjadi sia-sia. 



  Ganjaran bersedekah  


  RasulAllah Shollallahu Alaihi Wa Sallam menganjurkan kepada kita umatnya 
untuk memperbanyak sedekah, hal itu dimaksudkan agar rezeki yang Allah berikan 
kepada kita menjadi berkah. 

  Allah memberikan jaminan kemudahan bagi orang yang berdekah, ganjaran yang 
berlipatganda (700 kali) dan ganti, sebagaimana firman-Nya dan sabda 
RasuluAllah SAW, sbb : 

a.. Allah Ta'ala berfirman, Adapun orang yang memberikan (hartanya di 
jalan Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga) 
maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. {Qs. Al Lail (92) : 
5-8} 
b.. Allah Ta'ala berfirman, Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) 
orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan 
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. 
Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah maha 
luas (kurnia-Nya) lagi maha mengetahui. {Qs. Al Baqarah (2) : 261} 
c.. RasulAllah SAW bersabda, Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada 
dua malaikat menyeru kepada manusia dibumi. Yang satu menyeru, Ya Tuhan, 
karuniakanlah ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kepada Allah. 
Yang satu lagi menyeru musnahkanlah orang yang menahan hartanya.   

  Tolak Bala dengan Sedekah 

  Orang-orang yang beriman sangat sadar dengan kekuatan sedekah untuk menolak 
bala, kesulitan dan berbagai macam penyakit, sebagaimana sabda RasulAllah SAW, 
sbb : 

a.. Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah 
mendahului sedekah. 
b.. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. 
c.. Obatilah penyakitmu dengan sedekah. 
  Banyak dari kita yang sudah mengetahui dan memahami perihal anjuran 
bersedekah ini, namun persoalannya seringkali kita teramat susah untuk 
melakukannya karena kekhawatiran bahwa kita salah memberi, sebagai contoh 
kadang kita enggan memberi pengemis/pengamen yang kita temui dipinggir jalan 
dengan pemikiran bahwa mereka (pengemis/pengamen tsb) menjadikan meminta-minta 
sebagai profesinya, tidak mendidik, dll. Padahal sesungguhnya prasangka kita 
yang demikian adalah bisikan-bisikan setan laknatullah yang tidak rela melihat 
kita berbuat 

[media-dakwah] Fw: Kebutuhan atau Keinginan

2007-02-26 Terurut Topik Tutik. L

B'Rgrds
-Tutik-

- Original Message - 
Subject: Kebutuhan atau Keinginan


Kebutuhan atau Keinginan

 

 

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang 
miskin, dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghamburkan 
hartamu secara boros. 

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu saudaranya setan dan setan itu sangat ingkar 
kepada Tuhannya (QS. Al Israa 17: 26-27).

Dari ayat di atas jelaslah kiranya bahwa sikap boros lebih dekat dengan 
perilaku setan. Naudzubillaah. 

 

Perilaku boros adalah salah satu tipu daya setan terkutuk yang dapat membuat 
harta yang kita miliki tidak efektif mengangkat derajat kita. Harta yang 
dimiliki justru efektif menjerumuskan, membelenggu, dan menjebak kita dalam 
kubangan tipu daya harta karena kita salah dalam menyikapinya.

Hal ini dapat kita perhatikan dalam hidup keseharian kita. Orang yang dititipi 
Allah dengan limpahan harta, kecenderungannya untuk menjadi pencinta harta 
biasanya lebih besar. 

 

Makin bagus, makin mahal, makin senang, maka makin cintalah ia kepada harta 
yang dimilikinya. 

 

Lebih dari itu, maka ingin pulalah ia untuk memamerkannya. 

Terkadang apa saja ingin dipamer-pamerkan. 

Ada yang pamer kendaraan, pamer rumah, pamer mebel, pamer pakaian, dan 
lain-lain.

Sifat ini muncul salah satunya karena ada keinginan untuk tampil lebih wah, 
lebih bermerek, atau lebih keren dari orang lain. Padahal, makin bermerek 
barang yang dimiliki justru akan menyiksa diri. 

 

Sebaliknya, kalau kita terbiasa dengan barang yang biasa-biasa, dapat 
dipastikan hidup pun akan lebih ringan.

Mulailah dengan membeli sesuatu hanya karena perlu dan mampu saja. 

Sekali lagi, hanya karena perlu ! 

 

Misalnya, ketika tersirat ingin membeli motor baru, tanyakan; perlukah kita 
membeli motor baru ? 
Sudah wajibkah kita membelinyan?  Nah, ketika alasan pertanyaan tadi sudah 
logis dan dapat diterima akal sehat, maka kalaupun jadi membeli pilihlah yang 
skalanya paling irit, paling hemat, dan paling mudah perawatannya.
Jangan berpikir dulu tentang keren atau mereknya. 

Cobalah renungkan; mending keren, tapi menderita atau irit, tapi lancar?

Tahanlah keinginan untuk berlaku boros dengan sekuat tenaga, yakinlah makin 
kita bisa mengendalikan keinginan kita, insya Allah kita akan makin terpelihara 
dari sikap boros. 

 

Sebaliknya, jika tidak dapat kita kendalikan, pastilah kita akan disiksa oleh 
barang-barang kita sendiri. 

Kita akan disiksa oleh kendaraan kita dan disiksa oleh harta kita yang kita 
miliki. 

 

Rugi, sangat rugi orang yang memperturutkan hidupnya karena sesuatu yang 
dianggap keren atau bermerek. Apalagi, keren menurut kita belum tentu keren 
menurut orang lain, bahkan sebaliknya bisa jadi malah dicurigai. Karena ada 
pula orang yang ketika memakai sesuatu yang bermerek, justru disangka barang 
temuan.

Saudara-saudaraku, Allah Maha Menyaksikan. Apa yang dianjurkan Islam adalah 
jangan sampai mubazir. Rasulullah Saw itu kalau makan sampai nasi yang terakhir 
juga dimakan karena siapa tahu di situlah barokahnya. 

Kalau kita ke undangan pesta . jangan mengambil makanan berlebihan. Ini 
sangat tidak islami. 

Kita harus bisa mempertanggungjawabkan setiap perbuatan kita karena tidak ada 
yang kecil di mata Allah. Tidak ada pemborosan karena semua dihitung oleh 
Allah. 

Kita tidak bisa terjamin oleh harta kalau Allah ingin membuat penyakit seharga 
dua kali tabungan kita sangat gampang bagi Allah. Tidak ada yang dapat menjamin 
kita, kecuali Allah. 

 

Oleh karena itu, jangan merasa aman dengan punya tabungan, tanah, dan warisan. 

Dengan mudah Allah dapat mengambil itu semua tanpa terhalang. 

 

Aman itu justru kalau kita bisa dekat dengan Allah.

Hal lain yang membuat barokah adalah jika kita dapat mendayagunakan semua 
barang-barang kita. 

Di gudang kita pasti banyak barang yang tidak kita pakai, tetapi sayang untuk 
dibuang. 

Coba lihat lemari pakaian kita banyak baju-baju lama, begitu juga sepatu-sepatu 
lama kita. 

 

Keluarkanlah barang-barang yang tidak berharga tersebut.

Misalkan dirumah kita ada panci yang sudah rongsokan, jika kita keluarkan 
ternyata merupakan panci idaman bagi orang lain. Di rumah kita tidak terpakai, 
tetapi jika dipakai orang lain dengan kelapangannya dan mengeluarkan doa bisa 
jadi itulah yang membuat kita terjamin. 

 

Kalau kita ikhlas, demi Allah itu lebih menjamin rezeki kita daripada tidak 
terpakai di rumah. 

Bersihkan rumah kita dari barang-barang yang tidak berguna.
Lebih baik rusak digunakan orang lain daripada rusak dibiarkan di rumah, itu 
akan barokah rezekinya.

Jika kita jadi pengusaha, kita jadi kaya ketika karyawannya diperas tenaganya, 
gajinya hanya pas buat makan, sedangkan kita berfoya-foya, demi Allah kita akan 
rugi. 

 

Pengusaha Islam sejati tidak akan berfoya-foya, ia akan menikmati karyawannya 
sejahtera sehingga tidak timbul iri, yang ada adalah cinta. Cinta membuat 
kinerja lebih bagus, perusahaan lebih sehat. 

 

Dan, itulah 

[media-dakwah] Fw: Ternyata Orang Cacat itulah Obatnya !

2007-02-15 Terurut Topik Tutik. L
Banyak sekali Alloh  SWT menunjukkan kemahakuasaanNya di Mekkah . 
tentang apa2 yg dianggap manusia adalah suatu kebetulan belaka , 

Mari kita simak bersama2 .


- Original Message - 
From: Nugroho, Eko Sasmito
Sent: Thursday, February 15, 2007 11:50 AM
Subject: RE: Ternyata Orang Cacat itulah Obatnya !


Ukhti Watty , 

Subhanalloh, kok bisa ya abses menjadi haji kancil ?
demikian otak kita menyikapinya , 

lalu coba kita tinggalkan otak sejenak , 

lau kita cerna dgn iman , 

tiba2 turun salah satu ayat Al Qur'an ke dalam dada : Maalikin Naas ( Raja 
diRaja - nya Manusia ) . 

maka kita pun faham  takjub !


Wass

Echost
Personal Email 



  -Original Message-
  From: Koesoema, Marwatty
  Sent: Thursday, February 15, 2007 11:20 AM
  To: Nugroho, Eko Sasmito
  Subject: FW: Ternyata Orang Cacat itulah Obatnya !
  Importance: High


  Subhanallah baca cerita ini hati saya ikut hanyut didalamnya.
  Saya jadi teringat sewaktu saya pergi haji 2005 yang lalu, kondisi saya saat 
itu masih lemah (habis operasi besar di bagian perut),  

  bahkan saat manasik haji di Indonesia pun dari jahitan diperut masih abses 
(infeksi dan bernanah), jalan pun masih ter tatih2,  
  tapi karena tekad bulat untuk menunaikan ibadah haji lebih kuat dibanding 
rasa sakit yang saya derita saat itu ,  
  di tambah rasa ikhlas untuk beribadah dan semua saya serahkan pada ALLAH. 

  Alhamdulillah sampai di tanah suci, rasa sakit hilang semua bahkan
  saya sampai dijuluki haji kancil karena kelincahan , saat tawaf, sa'i , 
shalat masuk ke hijir ismail ,  
  dan bahkan bisa mengantar teman2 mencium hajar aswad, Subhanallah ...  
  semua bisa lancar padahal saat itu Mekah sedang dilanda badai seperti tsunami.

  QS. Asy-Syuaraa' (26) : 80-82 
  dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan 
aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), 
  dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.   


  Watty 


  -Original Message-
  From: Nugroho, Eko Sasmito [GCG-AP_IDN] 
  Sent: Wednesday, February 14, 2007 6:49 PM
  Subject: Ternyata Orang Cacat itulah Obatnya !

  TERNYATA ORANG CACAT-LAH OBATNYA 

  Obat dokter tidak bisa menyembuhkannya, mengapa justru orang cacat itu yang 
bisa menyembuhkan penyakitnya...? 

  Pak Hasan, adalah jama'ah dari embarkasi Surabaya. Ia dan istrinya berangkat 
ke Mekkah kebetulan pada tahap gelombang ke dua. 
  Artinya mereka datang dari Indonesia langsung ke Mekah terlebih dahulu, baru 
kemudian ke Madinah. 

  Kondisi pak Hasan ketika berangkat memang agak sakit. Batuk pilek setiap 
hari. Sampai dipakai berbicara saja tenggorokannya sudah terasa sakit. 
  Batuk pilek yang semacam itu memang membuat badan begitu capek lunglai. Semua 
persendian terasa sakit. 
  Sehingga menjadikan tubuh menjadi malas untuk diajak beraktivitas. 

  Beberapa kali pak Hasan diobati oleh dokter kloternya. Tetapi tetap saja 
sakitnya tidak bisa sembuh. Rasanya semua macam obat yang berhubungan dengan 
penyakitnya sudah ia minum. Tetapi tetap saja badan lunglai, kepala pusing 
bahkan batuknya tidak pernah berhenti. Badan dengan kondisi semacam itu, 
mengakibatkan pak Hasan sehari-harinya berdiam diri saja di hotel. Beberapa 
kali istrinya mengajaknya ke masjidil Haram, tetapi rupanya tubuh pak Hasan 
tidak bisa diajak kompromi, ia malas untuk pergi ke masjid. 

  Aku belum bisa bu, dan belum kuat untuk pergi ke masjid. Ibu dulu aja-lah. 
  Nanti setelah badanku sembuh aku akan ke masjid dan akan melakukan ibadah 
dengan sebaik-baiknya... demikian kata pak Hasan kepada istrinya. 

  Karena sudah beberapa kali, jawaban pak Hasan selalu seperti itu, maka pada 
hari itu istri pak hasan memohon dengan agak setengah memaksa kepada pak Hasan 
agar siang itu mereka bisa bersama ke masjid untuk melakukan ibadah. Baik itu 
thawaf, maupun shalat-shalat wajibnya. 

  Maka dengan agak terpaksa, berangkat juga mereka ke masjid. Pak Hasan di 
sepanjang perjalanan menuju masjid tiada henti-hentinya batuk. 
  Bahkan kakinya begitu capek dipakai untuk berjalan. Tetapi toh, akhirnya 
sampai juga mereka di masjidil Haram. 
  Meskipun jarak dari maktab mereka menuju masjid cukup jauh. 

  Sesampai di masjid, mereka mencari tempat yang cukup nyaman. Pak Hasan dan 
istrinya melakukan thawaf sunah sebagai penghormatan masuk masjidil Haram, 
sebelum mereka melakukan ibadah lainnya. 

  Ketika pak Hasan dan istrinya melakukan thawaf inilah bagian dari cerita ini 
dimulai... 

  Dengan terbata-bata, dan masih digandeng oleh istrinya pak Hasan mulai 
melakukan thawaf. Diayunkannya kaki kanannya untuk memulai thawaf. 

  Bismillaahi allaahu akbar...!

  Demikian kalimat pertama yang dilontarkan pak Hasan sebagai pertanda ia 
memulai thawafnya. Maka dengan hati-hati sekali, karena khawatir badannya 
bertambah lunglai, pak Hasan melangkahkan kakinya berjalan memutari Ka’bah. 
Pada saat pak Hasan beberapa langkah memulai thawafnya itu, 

[media-dakwah] Fw: [DT] Indahnya Berprasangka baik

2007-01-23 Terurut Topik Tutik. L
forward dari milis sebelah
Wassalam
-Tutik-

- Original Message - 
From: Ahmad Bustam 
Sent: Tuesday, December 19, 2006 6:49 AM
Subject: [DT] Indahnya Berprasangka baik

Assalaamu'alaikum wr. wb. 


Indahnya Berprasangka Baik . . . . . . . . . 

*Dua orang laki-laki bersaudara bekerja pada sebuah pabrik kecap dan
sama-sama tekun belajar Islam. Sama-sama mengamalkan ilmunya dalam kehidupan
sehari-hari semaksimal mungkin. Mereka acap kali harus berjalan kaki untuk
sampai ke rumah guru pengajiannya. Jaraknya sekitar 10 km dari rumah
peninggalan orang tua mereka. * 

Suatu ketika sang kakak berdo'a memohon rejeki untuk membeli sebuah mobil
supaya dapat dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya, bila pergi
mengaji. Allah mengabulkannya, tak lama kemudian sebuah mobil dapat dia
miliki dikarenakan mendapatkan bonus dari perusahaannya bekerja. 

Lalu sang kakak berdo'a memohon seorang istri yang sempurna, Allah
mengabulkannya, tak lama kemudian sang kakak bersanding dengan seorang gadis
yang cantik serta baik akhlaknya. 

Kemudian berturut-turut sang Kakak berdo'a memohon kepada Allah akan sebuah
rumah yang nyaman, pekerjaan yang layak, dan lain-lain. Dengan itikad supaya
bisa lebih ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dan Allah selalu
mengabulkan semua do'anya itu. 

Sementara itu, sang Adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap
sederhana, tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati
bersama dengan Kakaknya. Namun karena kakaknya sangat sibuk dengan
pekerjaannya sehingga tidak dapat mengikuti pengajian, maka sang adik sering
kali harus berjalan kaki untuk mengaji kerumah guru mereka. 

Suatu saat sang Kakak merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya
dengan perjalanan hidup adiknya. Dia teringat bahwa adiknya selalu membaca
selembar kertas saat dia berdo'a, menandakan adiknya tidak pernah hafal
bacaan untuk berdo'a. Lalu datanglah ia kepada adiknya untuk menasihati
adiknya supaya selalu berdo'a kepada Allah dan berupaya untuk membersihkan
hatinya, karena dia merasa adiknya masih berhati kotor sehingga do'a-do'anya
tiada dikabulkan oleh Allah azza wa jalla. 

Sang adik terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali mempunyai kakak yang
begitu menyayanginya, dan dia mengucapkan terima kasih kepada kakaknya atas
nasihat itu. 

Suatu saat sang adik meninggal dunia, sang kakak merasa sedih karena sampai
meninggalnya adiknya itu tidak ada perubahan pada nasibnya sehingga dia
merasa yakin kalau adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor hatinya
sehubungan do'anya tak pernah terkabul 

Sang kakak membereskan rumah peninggalan orang tuanya sesuai dengan amanah
adiknya untuk dijadikan sebuah mesjid. Tiba-tiba matanya tertuju pada
selembar kertas yang terlipat dalam sajadah yang biasa dipakai oleh adiknya
yang berisi tulisan do'a, diantaranya Al-fatehah, Shalawat, do'a untuk guru
mereka, do'a selamat dan ada kalimah di akhir do'anya: 
*Ya, Allah. tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu, Ampunilah aku
dan kakak ku, kabulkanlah segala do'a kakak ku, bersihkanlah hati ku dan
berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku didunia dan akhirat,* 

Sang Kakak berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya, tak diduga 
ternyata adiknya tak pernah sekalipun berdo'a untuk memenuhi nafsu duniawinya

[Non-text portions of this message have been removed],_._,___ 

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Fw: [DT] Bila istri cerewet.....

2007-01-23 Terurut Topik Tutik. L
Renungan untuk suami-suami.

B'Rgrds
-Tutik-

- Original Message - 
From: Ahmad Bustam 
Sent: Monday, January 22, 2007 9:33 AM
Subject: [DT Bila istri cerewet.

Assalaamu'alaikum wr. wb.


Renungan untuk suami-suami
Bila Istri Cerewet

Adakah istri yang tidak cerewet? Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah
sekaliber Umar bin Khatabpun cerewet.

Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa. Menuju kediaman khalifah Umar bin
Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan
istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun.
Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya
melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun
terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan 
istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal
melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan,
berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal
di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?

Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah
BP4 tersebut?

1. Benteng Penjaga Api Neraka

Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya,
niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh
elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak,
membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun
demi terpuasnya satu hal; syahwat.

Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki
untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia
mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak
diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat.

Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api,
ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan
indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan
liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan
raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu
menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah

Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam.
Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang
tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli
ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar
harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia
Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.

Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh
cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa
pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih
telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada
salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga
harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan

Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian
warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan
bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap
pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya,
menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang
tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya
berkeluh kesah atas kecakapannya itu

4. Pengasuh Anak-anak

Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan
istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan.
Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar.
Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah
istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke
depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas
beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar
akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan

Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas
di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan
suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal 
terasi danlalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi 
istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami 
memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak 
pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami
tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan 
sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu 
menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang 
disuka dan dibenci suami.

Dengan 

[media-dakwah] Fw: siBibi

2007-01-15 Terurut Topik Tutik. L
nice story dari milis sebelah

Wassalam
-Tutik-

- Original Message - 
Sent: Monday, January 15, 2007 1:53 PM
Subject: [DT] siBibi

Assalamu'alaikum wr.wb.

Buka Mata Buka Telinga

Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia
 tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya
 Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan
 memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia
 memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha
 Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu.
 (QS. Az Zumar, 39 : 7)


sudah hampir 1 bulan ini, di rumahku ada siBibi, yang membantu istriku dalam
membereskan rumah dan mengerjakan ini-itu termasuk pekerjaan rumah seperti
mencuci dan memasak.
siBibi berasal dari golongan kurang mampu, tinggal di dan mengontrak 1 kamar
ukuran 3x3m. siBibi tinggal bersama ketiga anaknya, sedangkan suami siBibi
sudah meninggal sekitar 10thn lalu. Anak yang paling kecil SD dan anak yang
kedua SMP, anak pertama di STM. Alhamdulillah setelah siBibi ngurus ke RT-RW
dan lembaga yang terkait akhirnya anak kedua dan ketiga mendapatkan bebas
biaya sekolah. Kadangkala (atau seringkali?) anak2 siBibi memilih untuk
berjalan kaki menuju sekolah agar bisa mengirit pengeluaran atau memang
karena tidak punya uang, padahal jarak rumah sampai ke sekolahan cukup jauh.

siBibi datang ke rumahku dari jam 7 pagi dengan berjalan kaki dari rumahnya,
sekitar setengah jam. siBibi pulang setelah kerjaan nya dirumahku selesai,
biasanya sampai jam 2an. Dan biasanya istriku membekali siBibi dengan
makanan seadanya, senang sekali hati kami ketika siBibi tersenyum senang
ketika menerima bekal yang istriku berikan.
Pernah kami datang ke rumah kontrakannya untuk melihat langsung kondisi
siBibi dengan anak2nya. Yah ternyata kondisi siBibi memang seperti yang
siBibi ceritakan, bahkan kami ditawarkan untuk makan bekal yang kami berikan
pada hari itu.. yah mungkin memang karena tidak ada makanan yang lain yang
bisa siBibi tawarkan.
Beberapa hari setelah itu, istriku bertanya ke siBibi, biasanya
siBibi+anak2nya makan sama apa, ternyata hanya dengan garam. Kalo dibawain
bekal dari istriku, ya saat itulah mereka makan dengan lauk.

siBibi cerita bahwa siBibi pernah didatangi oleh seorang pastur yang
menawarkan uang 2juta dan komputer untuk anaknya dengan syarat siBibi dan
anak2nya mau pindah ke agama si pastur... ternyata siBibi menolak tawaran si
pastur itu, ckckckc.. itu adalah sesuatu yang mengagumkan untuk orang dengan
kondisi seperti siBibi yang bisa menolak tawaran yang cukup menggiurkan
seperti itu.

Sejak awal Januari ini, ibunya siBibi masuk rumah sakit, rumah sakit
immanuel, ibunya siBibi mesti dirawat di rumah sakit dikarenakan ada masalah
dengan ginjalnya, dan kemarin siBibi bilang kepada kami untuk meminjam
sejumlah uang untuk digunakan untuk pembayaran rumah sakit dan siBibi bilang
akan bekerja di rumah kami tanpa dibayar, siBibi memperlihatkan photocopy-an
struk dari rumah sakit dimana biaya rumah sakit memerlukan dana 7,5juta...
dengan berbekal photocopy-an struk dari rumah sakit itu juga, siBibi
mendatangi jamaah shalat jum'at mengharapkan bantuan dari mereka...
informasi terakhir, siBibi cerita kalo dokter rumah sakit menawarkan kepada
siBibi untuk tidak membayar biaya rumah sakit alias gratis tidak perlu
membayar biaya 7,5juta tersebut dengan syarat siBibi mau di baptis... dan
ternyata diluar perkiraan, siBibi dengan tegas menolak tawaran pihak rumah
sakit tersebut, siBibi bilang ngga..ngga.. ngga mau saya.. saya akan
berusaha melunasi biaya rumah sakit!!...

Aku dan istriku hanya bisa memberikan sejumlah uang walaupun tadinya uang
itu aku alokasikan untuk membantu adikku yang akan menikah, belum lagi
tabungan ku yang tak seberapa tidak cukup untuk persiapan kepindahanku ke
Jakarta.
Dengan bekal sejumlah uang dari kami dan tambahan uang yang siBibi peroleh
dari meminta sumbangan dan kumpul2 dari sumber lainnya yang kami yakin tidak
sampai 7,5juta, siBibi akan mencoba agar pihak rumah sakit mau menerima uang
seadanya untuk membayar semua biaya rumah sakit tersebut.
Sampai saat ini siBibi masih terus berusaha untuk mendapatkan tambahan
bantuan, segala cara siBibi lakukan kecuali sampai pindah agama..

teman-teman..
kami hanya mengharapkan minimal do'a dari teman-teman untuk siBibi, semoga
siBibi dapat terus istiqamah dalam iman nya kepada Allah swt. Dan semoga
siBibi diberikan kemudahan dalam menghadapi berbagai kesulitan yang siBibi
dan anak2nya hadapi...

ada satu pernyataan siBibi yang mungkin akan selslu terngiang dibenak kami,
siBibi bilang, yah ngga apa2 saya susah hidup di dunia, asal ngga susah di
akhirat...

***

wassalam

-oRiDo-
perbanyakamalmenujusurga_._,___ 

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Fw: Energi Pelukan

2007-01-15 Terurut Topik Tutik. L
dari milis sebelah...
B'Rgrds
-Tutik-

- Original Message - 
Sent: Friday, January 12, 2007 5:30 PM
Subject: [d-t] Energi Pelukan

Oleh Azimah Rahayu
Suatu hari di gua Hira, Muhammad SAW tengah ber'uzlah, beribadah kepada 
Rabbnya. Telah sekian hari ia lalui dalam rintihan, dalam doa, dalam puja dan 
harap pada Dia Yang Menciptanya. Tiba-tiba muncullah sesosok makhluk dalam ujud 
sesosok laki-laki. Iqra! katanya.

Muhammad SAW menjawab, Aku tidak dapat membaca! Laki-laki itu merengkuh 
Muhammad ke dalam pelukannya, kemudian mengulang kembali perintah Iqra! 
Muhammad memberikan jawaban yang sama dan peristiwa serupa pun terulang hingga 
tiga kali. Setelah itu, Muhammad dapat membaca kata-kata yang diajarkan lelaki 
itu. Di kemudian hari, kata-kata itu menjadi wahyu pertama yang yang diturunkan 
Allah kepada Muhammad melalui Jibril, sang makhluk bersosok laki-laki yang 
menemui Muhammad di gua Hira.

Sepulang dari gua Hira, Muhammad mencari Khadijah isterinya dan berkata, 
Selimuti aku, selimuti aku!. Ia gemetar ketakutan, dan saat itu, yang paling 
diinginkannya hanya satu, kehangatan, ketenangan dan kepercayaan dari orang 
yang dicintainya. Belahan jiwanya. Isterinya. Maka Khadijah pun menyelimutinya, 
memeluknya dan mendengarkan curahan hatinya. Kemudian ia menenangkannya dan 
meyakinkannya bahwa apa yang dialami Muhammad bukanlah sesuatu yang menakutkan, 
namun amanah yang akan sanggup ia jalankan.

***

Suatu hari dalam sebuah pelatihan manajemen kepribadian. Para instruktur yang 
jugapara psikolog tengah mengajarkan berbagai terapi penyembuhan permasalahan 
kejiwaan. Dari semua terapi yang diberikan, selalu diakhiri dengan pelukan, 
baik antar sesama peserta maupun oleh instrukturnya.

Namun demikian, mereka mempersilakan peserta yang tidak bersedia melakukan 
pelukan dengan lawan jenis untuk memilih partner pelukannya dengan yang 
sejenis. Yang penting tetap berupa terapi pelukan. Menurut mereka, pelukan 
adalah sebuah terapi paling mujarab hampir dari semua penyakit kejiwaan dan 
emosi. Pelukan akan memberikan perasaan nyaman dan aman bagi pelakunya.

Pelukan akan menyalurkan energi ketenangan dan kedamaian dari yang memeluk 
kepada yang dipeluk. Pelukan akan mengendorkan urat syaraf yang tegang. Saya 
yang saat itu menjadi salah satu peserta, memilih menggunakan pilihan kedua 
ini. Pelatihan itu, di kemudian hari memberikan perubahan besar dalam 
stabilitas emosi dan kejiwaan saya.

***

Apa yang saya inginkan pertama kali ketika saya sedang bersedih, marah atau 
apapun yang secara emosi mengguncang perasaan saya? Dipeluk suami. Pelukan itu 
akan menenangkan saya, membuat saya nyaman dan tenang kembali. Apa yang kami 
berdua lakukan setelah berantem? Saling memeluk.

Pelukan itu akan menurunkan tensi emosi di antara kami. Pelukan itu akan 
merekatkan kembali ikatan cinta di antara kami setelah luka dan kecewa yang 
sempat tertoreh. Pelukan itu, akan membuat kehidupan rumah tangga kami menjadi 
makin mesra. Segala sedih, segala marah, segala kecewa, dan segala beban hilang 
oleh kehangatan pelukan.

Pelukan itu, kemudian tidak hanya berlaku ketika saya terguncang secara emosi. 
Setelah setahun lebih kami menikah, pelukan telah menjadi satu kebiasaan dalam 
hari-hari kami. Hal pertama yang saya lakukan ketika tiba di rumah sepulang 
dari kantor atau dari bepergian adalah memeluk suami. Memeluknya erat-erat. Itu 
saja. Tak Lebih. Hal pertama yang saya inginkan ketika saya bangun dari tidur 
adalah memeluk dan dipeluk suami saya. Memeluknya kuat-kuat. Itu saja.

Bukan yang lainnya. Jika kami bangun pada jeda waktu yang tak sama, maka 
'utang' kebiasaan itu dilakukan setelah shalat lail atau shalat subuh. Jika 
kami tidur di kamar yang berbeda, biasanya jelang subuh atau habis shubuh, 
salah satu dari kami akan menyusul yang lainnya. Hanya untuk satu hal saja: 
memeluk dan dipeluk.

Saat malam menjelang tidur, kami terbiasa tiduran dan saling memeluk, 
berlama-lama sambil berbincang tentang aktifitas kami seharian. Ada kata-kata 
yang minimal tiga kali sehari saya ucapkan kepada suami saya, I Love U dan 
Minta peluk! Rasanya ada yang kurang jika kekurangan pelukan dalam sehari. 
Pelukan memberiku rasa aman dan nyaman. Pelukan, saya rasakan memberikan 
kehangatan yang tak tergantikan oleh apapun.



Berdasarkan hasil penelitian, kita butuh empat kali pelukan per hari untuk 
bertahan hidup, delapan supaya tetap sehat, dan dua belas kali untuk 
pertumbuhan. Jika ingin terus tumbuh, kita butuh dua belas pelukan per hari. 
Pelukan berkhasiat menyehatkan tubuh. Pelukan merangsang kekebalan tubuh kita. 
Pelukan membuat kita merasa istimewa. Pelukan memanjakan sifat kekanak-kanakan 
yang ada dalam diri kita. Pelukan membuat kita lebih merasa akrab dengan 
keluarga dan teman-teman.

Riset membuktikan bahwa pelukan dapat menyembuhkan masalah fisik dan emosional 
yang dihadapi manusia di zaman serba stainless steel dan wireless ini. Bukan 
hanya itu saja, para ahli mengemukakan bahwa pelukan bisa 

[media-dakwah] Fw: Geger Kristenisasi di Depok

2007-01-07 Terurut Topik Tutik. L
dari milis sebelah...
B'Rgrds
-Tutik-

- Original Message - 
Sent: Friday, January 05, 2007 10:01 AM
Subject: [daarut-tauhiid] Fwd: Geger Kristenisasi di Depok

--- roz [EMAIL PROTECTED] wrote:

Wed Jan 3, 2007 1:23 am (PST) 
Geger Kristenisasi di Depok 

Rabu, 03 Januari 2007

Idul Adha yang seharunya semarak dengan suka cita
ternyata mendadak geger.
Beberapa orang Nashr ani, di Depok dikabarkan
'membaptis 72 anak-anak
Muslim

Hidayatullah.com--Menjelang Idul Adha 1427, kampung
Lio-Depok geger.
Pasalnya seorang laki-laki, bernama Sugito, yang
selama ini dipercaya warga
setempat, membawa 72 anak-anak Muslim ke Gereja
Bethel, Depok.

Rabu tanggal 26 Desember 2006, sekitar pukul 3 sore,
anak-anak SD dan SMP
kumpul di Rumah Singgah Bina Tulus Hati, RT3/RW19,
Kampung Lio Depok.
Menurut rencana, mereka akan diajak jalan-jalan oleh
Pak Sugito dan
teman-temannya. Tak jelas, kemapa mereka akan
dibawa. 

Anak-anak yang jumlahnya 72 orang itu, berangkat
dengan Metro Mini. Setelah
berputar-putar, sekitar jam 16.30 mereka sampai di
sebuah gereja Depok.
Namanya gereja Bethel,ujar Iis kelas 2 SMP, yang
ikut dalam rombongan itu.

Sesampai di gereja itu puluhan anak-anak itu disuruh
duduk di dalam gereja.
Di ruangan gereja itu, sudah ada puluhan anak-anak
lain, entah dari mana.
Selain itu, di depan anak-anak berdiri laki-laki dan
perempuan dewasa yang
jumlahnya sekitar 10 orang. 

Kita disuruh menyanyi puji Yesus,ujar gadis kecil
Muslimah itu di depan
aktivis ormas-ormas Islam Depok, di Masjid
Baiturahman, Kampung Lio, Depok,
Ahad lalu (31/12/2006). Bagaimana nyanyiannya?
Diantaranya : Dia lahir
untuk kami, dia raja di atas raja, ujarnya.

Melihat acara di dalam gereja seperti itu, beberapa
anak Muslim melarikan
diri terbirit-birit ke luar ruangan gereja.
Anak-anak Muslim yang lain,
mungkin takut, tetap duduk mengikuti acara yang
dipimpin seorang ibu itu.
Mereka kemudian disuruh berdoa dan seorang ibu
kemudian mendatangi
masing-masing anak itu dan memegang kepalanya.
Bunyinya kira-kira: Semoga
Tuhan memberkati dan roh Kudus membimbingmu. Tuhan
Kami nggak ingin kamu
kalah..kalau kamu ikut Tuhan Kamu kamu kalah, kalau
kamu ikut Tuhan Kami
kamu menang,ungkap anak-anak belia itu.

Setelah acara-acara itu, mereka pulang. Sebelum
balik ke rumah naik bis yang
sama, mereka diberi bingkisan. Kita semua diberi
bingkisan yang isinya
pakaian,ungkap Sita, 12 tahun, siswi kelas 6
Madrasah Ibtidaiyah yang juga
ikut dalam rombongan itu. Penjelasan Sita ini
diamini oleh Indah (13 th) dan
Lusi (12 tahun). Acara di gereja yang berlangsung
dari sore sampai malam
itu, memaksa anak-anak Muslim tidak dapat
melaksanakan shalat maghrib.

Melihat kejadian di gereja yang tidak wajar itu,
anak-anak laki-laki dan
perempuan itu mengadu ke orangtuanya. Dan menjadi
ramailah kampung itu.
Setelah berembuk secara cepat akhirnya warga
membentuk tim untuk mengusut
tuntas kasus kristenisasi ini. Mereka kemudian
melaporkan Sugito ke
kepolisian Pancoran Mas, Depok. Sugito ditahan. Tapi
ketika warga Muslim
setempat memproses pengaduan untuk Sugito ini,
tiba-tiba Sugito sudah bebas
dan kabarnya, terbang ke Yogya. Entah siapa yang
membebaskan.

Kampung Lio, memang bukan kampung berkecukupan.
Banyak masyarakat dhuafa di
situ. Di wilayah itu terdapat puluhan keluarga
pemulung, anak jalanan dan
lain-lain. Di situlah sekitar tahun 2004, Sugito dan
kawan-kawannya bergerak
membuat Rumah Singgah Bina Tulus Hati. Sekitar 119
anak-anak laki dan
perempuan, kelas setingkat SD-SMP dibina di situ.
Mereka diajari baca Al
Qur'an (Iqra') dan pelajaran-pelajaran umum.
Sebagian pengajarnya ada
mahasiswa-mahasiswa Nashrani dari Universitas
Indonesia. Yang non Muslim
itu ngajar pelajaran-pelajaran umum,jelas Iis.

Karena merasa dikhianati oleh Sugito, marahlah warga
Muslim. Kini Rumah
Singgah itu ditutup. Dan warga mengambil alternatif
melanjutkan kegiatan
anak-anak itu, di Masjid Baiturrahman, Kampung Lio,
yang kini masih dalam
tahap pembangunan.

Dalam silaturahmi Dewan Dakwah Islamiyah (DDI) Depok
dengan Tim Independen
kasus itu, FPI Depok dan pengurus masjid
Baiturrahman disepakati untuk
melanjutkan bantuan beasiswa ke anak-anak dhuafa
itu. 

Puluhan anak-anak itu perlu diberi bantuan agar
mereka tetap dapat
melanjutkan sekolahnya,ujar Insan Mokoginta, Ketua
Umum DDI Depok yang
baru. [nuim/cha]

Source :
http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content

http://hidayatullah.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=4055Item
id=65 task=viewid=4055Itemid=65,_._,___ 

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Fw: Ketika Keadilan Menjadi Dendam Pribadi

2007-01-07 Terurut Topik Tutik. L
dari milis sebelah
B'Rgrds
-Tutik-

- Original Message - 
Sent: Friday, January 05, 2007 7:40 PM
Subject: Ketika Keadilan Menjadi Dendam Pribadi

Ketika Keadilan Menjadi Dendam Pribadi

Walau saya pribadi tidak pernah simpati dengan sepak terjang Sadam Hussain 
dimasa ia memerintah, namun sebagai Muslim saya, kita, merasakan sangat sedih 
dan pirhatin dengan pelaksaan eksekusi tepat dihari raya Idul Adha. Sedih 
menyaksikan kematian dengan cara yang sangat tidak manusiawi, barbaric and 
inhuman. Yang bukan Muslimpun merasakan hal yang sama. Sungguh memuakkan.

Cercaan, hardikan denga penuh dendam dan kebencian betul-betul tidak 
mencerminkan ciri dan pribadi Muslim yang berakhlak, hatta, disaat Saddam akan 
mengakhiri hidupnya, menjalani hukuman eksekusi tersebut. Seakan, kita ingin 
menunjukan aib sendiri kedunia luar, buruknya wajah dan perangai Muslim yang 
saya fikir ini sangat berbahaya bagi Islam, kita sebagai Muslim, juga berbahaya 
bagi orang-orang non, terutama bagi orang-orang yang mulai bersimpati terhadap 
Islam, meninggalkan kesan yang menakutkan.


MUQTADA, MUQTADA, MUQTADA, itulah teriakan yang kita dengar pada detik-detik 
terakhir dan dengan penuh wibawa dan tegar, Saddam menolak kain hitam untuk 
menutup kepala dan wajahnya. Ia ingin tunjukan kepada dunia, bahwa ia hadapi 
kematiannya dengan berani, tenang, ditihang gantungan yang sudah tidak sesuai 
lagi . Semua dosa, kesalahan ia tanggung sendiri sebagai dikatakan dalam 
Al-Quran. 


Konon..belum sempat Saddam menyelesaikan kata-kata 'Mohammad dar 
Rasulullah..'pada ucapan syahadat yang kedua kalinya, ditariknya sang 
penyanggah tubuhnya, maka terjatuhlha sosok Saddam. Seketika...mereka sang 
pendendam, bersorak sorai, berpesta ceria atas kematian Saddam. Berjoged ria 
seakan mereka telah menang perang, keadilan telah membayar semua dendam 
kesumatnya. 

Mereka, sepertinya tak mampu menahan gejolak dendam dan tak mampu membuktikan 
kepada dunia dan Allah bahwa mereka betul-betul pengikut yang Mulia Sayidina 
Ali.a.s. Padahal orang yang beriman itu haruslah berperangai lemah lembut, 
simpatik dan adil. 

Sorak dan pesta kematian Saddam yang dilakukan oleh para pendendam terutama 
beberapa orang Iraq dan Iran dengan di eksekusinya Saddam Hussain, sungguh 
membuat hati teriris. Pesta kematian??? Luar biasa? Betul-betul menunjukan 
kepada dunia, level kejahiliyahan, ketidak tahuan mereka akan agamanya sendiri. 
Atau kelihaian sang media pula untuk mengekspose kedunia..begitulah pecahnya 
Muslim didunia, begitulah jelek dan jahatnya Muslim. Sikap-sikap yang tidak 
terpuji, kontradiksi sebagai Muslim dikala menghadapi kematian, yang semestinya 
tidak demikian walau terhadap musuh sendiri.

Kita semua dan yang lain terpana. Hampir semua diam. Ngeri dan risih. Gutted, 
babaric, menjijikan. Walau air mata menitik, tapi jatuh dan masuk lagi kedalam 
dada. Lebih mengherankan lagi tidak adanya reaksi yang spontan dari negarawan 
kita, entah itu bentuk protes atau pernyataan resmi, tidak juga dari organisasi 
Islam. Kemana suara mereka, mana simpati dan solidaritas ktia ? Semua diam dan 
bungkam.

Kalaupun protes kenapa tidak dilakukan lebih awal sebelum eksekusi dilakukan? 
Kita mengcondem, marah, kecewa...tak ada guna. Its done dan the damage is done. 
Kini tinggal menyisakan dendam lain yang mungkin beruntun. Walau ada beberapa 
simpatisan Saddam, sudah bisa diprediksi bahwa pelaksanaan eksekusinya hanya 
akan akan menambah kebencian terhadap Amerika dan negara-negara Barat lainnya. 
Yang pasti perpecahan antara dua sekta akan menghadirkan dendam tambah dalam.

Kemarin, sebelum kematiannya, Saddam tercatat dalam sejarah sebagai tyrani, 
kini beberapa orang memberi sebutan syahid, beberapa orang telah menyandangkan 
kata-kata martyr dibahunya. Pelaksanaan eksekusi yang begitu super cepat hanya 
akibat ketidak sabaran Amerika, untuk segera menghilangkan jejak kebenaran, 
peran, skenerio dibalik semua ini. Waktu dan sejarahlah kemudian yang akan 
mengatakan. 

Pelaksanaan eksekusi yang selain atas orkestranya pihak Amerika dan para 
pendendam yang berlebihan yang notabene Muslim yang pernah bersyahadat dan 
pengikut dan penjunjung Sayidina Ali ( yang tidak mncerminkan Muslim yang 
Islami) itu memang sangat menyakitkan dan kita tak diberi kesempatan untuk 
berbuat apapun.
Apapun bentuk dosa dan kesalahan Saddam terhadap mereka dan kemanusiaan. 
Bukankah kita percaya bahwa:

- Ketika seseorang menjalani hukuman didunia atas dosa dan kesalahan menurut 
hukum Islam, bukankah dia telah dilepasbebaskan dari menanggung kriminalitas 
yang ia lakukan. Bukankah hukuman itu telah membersihkan dosanya dari 
kejahatannya yang ia lakukan?
Allahlah yang akan akan memutuskan nanti apakah Ia akan mengampuni atau 
memberikan hukuman lainnya di akhirat nanti ?
Tidakkah sepatutnya, buat mereka yang hadir dan menyaksikan saat pelaksaan 
eksekusi untuk diam sejenak, berkontemplasi, mendoakan kepergiannya dengan 
hormat dan tenang.
Mudah mudahan hukuman 

[media-dakwah] Fw: Aku tak segagah ibu tua itu ........

2007-01-01 Terurut Topik Tutik. L
dari milis sebelah Semoga bermanfaat   :-)
B'Rgrds
-Tutik-

 - Original Message - 
 Sent: Friday, December 22, 2006 4:13 PM
 Subject: Aku tak segagah ibu tua itu 


 Semoga bermanfaat ..

 ==

 Setiap menjelang Hari Raya Idhul Adha, saya selalu teringat pada cerita 
 nyata yang disampaikan adik ipar saya pada 4 tahun yang lalu.

 Ketika itu adik ipar saya ditunjuk menjadi salah satu panitia Qurban di 
 kantornya (sebuah perusahaan IT) di Jakarta.  Singkat cerita, selepas 
 pulang kerja adik ipar saya bersama rekannya pergi untuk membeli hewan 
 Qurban di salah satu penjual hewan Qurban untuk memenuhi amanah dari para 
 karyawan di kantornya yang menitipkan uang kepada panitia untuk dibelikan 
 hewan Qurban.

 Sesampainya di tempat penjual hewan Qurban tersebut, tampak sekali si 
 penjual hewan Qurban sangat sibuk melayani para pembeli.  Para pembeli pun 
 sibuk memilih hewan-hewan Qurban yang terbaik untuk memenuhi seruan 
 ber-Qurban di hari raya nanti.  Adik ipar saya pun terpaksa harus menunggu 
 cukup lama sambil melihat-lihat hewan-hewan Qurban yang ada di lokasi.

 Diantara para pembeli yang sedang antri, tampak seorang ibu tua yang 
 memanggul bakul bambu berisi perabot rumah tangga tradisional seperti 
 sikat ijuk, sapu lidi, kemoceng dan sebagainya.  Dengan sabar ibu tua 
 tersebut berdiri melihat-lihat para pembeli yang sibuk memilih hewan 
 Qurban dan menawar harga.

 Setelah sekian lama para pembeli pun mulai sepi, tapi ibu tua masih sabar 
 berdiri seakan menikmati pemandangan kesibukan penjual hewan Qurban dengan 
 para pembelinya, dan menunggu sampai pembeli terakhir.

 Sampailah waktunya si penjual melayani adik ipar saya, dan setelah memilih 
 hewan-hewan Qurban dan menentukan harga, maka si penjual hewan Qurban 
 menyiapkan kwitansi pembelian untuk adik ipar saya.

 Sambil menunggu si penjual menyiapkan kwitansi, adik ipar saya iseng-iseng 
 menanyakan apa keperluan si ibu tua sehingga rela berlama-lama menunggu di 
 sana.  Dalam hati, adik ipar saya menduga-duga bahwa mungkin si ibu tua 
 itu ingin meminta shodaqoh dari penjual hewan Qurban yang sedang laris 
 manis itu.

 Dan alangkah terkejutnya, ketika adik ipar saya mendengar jawaban dari si 
 ibu tua bahwa ia juga ingin membeli hewan Qurban untuk dirinya sendiri. 
 “Alhamdulillah nak, saya sudah beberapa tahun terakhir ini bisa rutin 
 membeli kambing Qurban”, begitu ibu tua itu menambahkan,

 Didorong rasa ingin tahu, adik ipar saya bertanya bagaimana caranya si ibu 
 tua tersebut bisa mampu membeli kambing Qurban, mengingat pekerjaanya 
 hanya penjual perabot rumah tangga tradisional.

 Si ibu tua dengan lugasnya menjelaskan bahwa setiap hari ia menyisihkan 
 seribu perak dari keuntungannya berjualan perabot.  “Kalau lagi laku 
 banyak, saya menyisihkan dua ribu perak. Jaga-jaga kalo saya sakit, saya 
 nggak bisa jualan dan nggak bisa nabung buat beli kambing Qurban”.

 “Kalau sehari seribu atau dua ribu, setahun bisa terkumpul uang 
 Rp350.000,- s/d Rp400.000,- jadi cukuplah buat beli kambing Qurban yang 
 murah”, begitu si ibu tua menjelaskan.

 Begitulah adik ipar saya menuntaskan ceritanya.

 DEGH ….. saya cuma bisa terdiam mendengar cerita itu, bila si ibu tua itu 
 dengan telaten menyisihkan keuntungannya berjualan setiap harinya demi 
 keinginan besar untuk bisa ber-Qurban setiap tahunnya, itu berarti tidak 
 ada alasan bagi saya untuk tidak ber-Qurban setiap tahunnya.  Saya tidak 
 perlu mengumpulkan uang bila ingin membeli kambing Qurban, dan bila pun 
 harus mengumpulkan uang untuk membeli kambing Qurban, saya hanya perlu 
 berapa kali saja menahan keinginan saya untuk makan fast-food atau nonton 
 di bioskop atau beli celana jeans baru atau beli accessories kendaraan.

 Bila si ibu tua itu harus menyisihkan seribu – dua ribu perak dari hasil 
 keringatnya memanggul bakul perabot keliling kampung yang setiap hari 
 paling-paling cuma untung 10 ribu – 20 ribu, maka apakah saya sudah cukup 
 berani dan lapang hati untuk menyisihkan 10% dari gaji setiap bulan untuk 
 meraih cinta Allah.

 Jujur saya belum segagah ibu tua itu …… 



Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[media-dakwah] Fw: Titip Ibuku ya Allah

2007-01-01 Terurut Topik Tutik. L

B'Rgrds
-Tutik-

- Original Message - 
Sent: Friday, December 22, 2006 6:20 PM
Subject: Titip Ibuku ya Allah

Nak, 
bangun... udah adzan subuh. Sarapanmu 
udah ibu siapin di meja... 
Tradisi ini sudah 
berlangsung sejak 
kecil, sejak pertama kali aku bisa mengingat menganjak umur 12 th 
sudah meninggalkanya ^_^. Kini usiaku sudah kepala 
20 dan aku jadi seorang Karyawan 
disebuah Perusahaan swasta, tapi 
kebiasaan Ibu tak pernah berubah.
Ibu sayang... ga usah repot-repot Bu, aku 
dan adik-adikku udah dewasa. pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua 
itu langsung berubah. Punketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. 
Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama 
ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan. 

Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin 
sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah 
artikel 
yang kubaca .. orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk 
bersikap kanak-kanak . tapi entahlah Niatku ingin membahagiakan malah 
membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa 

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya Bu, maafin aku kalau telah 
menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih ?

Kutatap sudut-sudut 
mata Ibu, ada genangan air mata di sana . Terbata-bata Ibu berkata, Tiba-tiba 
Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa 
menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, 
Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri 

Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah 
melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah 
kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua 
menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti 
kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing. 

Diam-diam aku 
bermuhasabah. .. 
Apa yang telah 
kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah Ibu bahagia dan bangga 
pada putera putrinya 
? Ketika itu kutanya pada Ibu. 
Ibu menjawab 

Banyak 
sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu. 

Kalian tumbuh 
sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan.
Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan 
buat Ibu.
Kalian berprestasi 
di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu .

Setelah dewasa, 
kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat 
Ibu. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah 
kebahagiaan orang tua.

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap
Ampunkan aku 
ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ibu. 
Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan sesuatu.
Betapa sabarnya Ibuku 
melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak 
alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk cuti dari pekerjaan rumah atau 
menyerahkan tugas itu kepada pembantu. Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis.

Menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak 
prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Pukul 3 
dinihari Ibu bangun dan membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh Ibu ke 
dapur menyiapkan sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi... 

Ah, maafin kami Ibu ... 18 jam 
sehari sebagai pekerja seakan tak pernah membuat Ibu lelah.. Sanggupkah aku 
ya 
Allah ? 

Nak... 
bangun nak, udah azan subuh .. sarapannya udah Ibu siapin dimeja..  

Kali ini aku lompat segera.. 
kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang 
mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan terimakasih Ibu, aku 
beruntung sekali memiliki Ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan 
Ibu 

Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu, 
Ibu... Aku masih sangat membutuhkanmu. .. Maafkan aku yang belum bisa 
menjabarkan arti kebahagiaan buat Dirimu..
Sahabat.. tidak selamanya kata 
sayang harus diungkapkan dengan kalimat aku sayang padamu... , namun begitu, 
Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada 
orang yang kita cintai karena Allah. Ayo kita mulai dari orang terdekat yang 
sangat mencintai kita ... Ibu dan ayah walau mereka tak 
pernah meminta dan mungkin telah tiada.

Percayalah.. . kata-kata itu akan 
membuat mereka sangat berarti dan bahagia. 

Wallaahua'lam

Ya 
Allah,cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan 
Ibu...
dan jika saatnya nanti Ibu Kau 
panggil, panggillah dalam keadaan khusnul khatimah. Ampunilah segala 
dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil 

Titip Ibuku 
ya Allah 
 

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Fw: Mengangkat Koperku Sendiri...?

2006-12-18 Terurut Topik Tutik. L
RE: Mengangkat Koperku Sendiri...?
B'Rgrds
-Tutik-

Ya Allah, Kapan Aku Mengangkat Koperku Sendiri...? 

Saat itu adalah bulan Muharram tahun 1424 H. Seorang pria bernama Mamat yang 
bekerja di Bandara Soekarno-Hatta sedang sibuk mengangkat koper-koper 
penumpang. Koper bukan sembarang koper. Semua koper yang baru saja dibongkar 
dari pesawat Saudia Airlines itu memiliki kesamaan; berbentuk besar, berwarna 
biru tua dan bertuliskan nama pemilik, nomer kloter dan asal kota. Koper-koper 
tersebut adalah milik jemaah haji yang baru saja selesai menunaikan ibadah haji 
di Tanah Suci pada tahun itu.
Setiap kali mengangkat satu koper, Mamat selalu membaca basmalah dan shalawat 
kepada Rasulullah Saw. 
Sudah berpuluh koper yang ia angkat, hingga rasa itu muncul di dadanya. Pada 
kali selanjutnya, tatkala tangannya menggamit pegangan koper, ia sempat membaca 
doa kecil kepada Allah Sang Penguasa Alam di dalam hatinya, 
Ya Allah, kapan saya mengangkat koperku sendiri seperti ini...?! 
 Sebenarnya yang ia maksud adalah ia begitu berharap dapat berangkat haji ke 
Baitullah. 
Rupanya Allah mendengar jeritan hati Mamat. Hanya selang 4 bulan saja, 
Subhanallah, namanya keluar sebagai salah seorang dari 17 orang pegawai yang 
mendapatkan jatah naik haji tahun itu atas biaya kantor. Mamat pun amat 
bersyukur kepada Allah Ta'ala karenanya.Namun kebahagiaan ini tidak serta-merta 
membuat Mamat puas hati. Ia tahu bahwa berita ini boleh jadi akan membuat Iis, 
istrinya bersedih. Sebab hanya dia saja yang dapat berangkat naik haji, padahal 
mereka berdua selalu berdoa kepada Allah Swt agar dapat berangkat naik haji 
bersama-sama.Maka tatkala menyampaikan berita ini pun, Mamat amat hati-hati 
dalam mengemasnya. 
Semoga tidak ada bahasa yang terpeleset dan melukai hati, itulah harapan 
Mamat. 
Is Akang minta maaf ya sama kamu... Mamat mencoba membuka percakapan 
dengan meminta maaf terlebih dahulu. 
Emangnya ada apa, Kang? sang istri bertanya. Akang ingin beritahukan sesuatu 
ke kamu, tapi kamu jangan marah ya... apalagi sedih...? sambut Mamat. 
Kalimat itu membuat Iis menjadi gelisah. Ia coba tenangkan hati untuk mendengar 
berita gak enak ini. Mamat pun kemudian menyambung kalimatnya dengan nada 
hati-hati, 
Is... Akang hari ini mendapat kejutan. Akang terpilih menjadi salah satu 
karyawan yang akan diberangkatkan haji oleh kantor... Alhamdulillah!!! 
Iis berteriak kegirangan. Ia langsung melompat ke arah Mamat suaminya dan 
memeluknya dengan erat. 
Dengan bersemangat Iis berkata, Kirain berita sedih...! Berita bagus kayak 
begini kok dibawa sedih kayak begitu Kang? Iis ikut senang ngedengernya! 
Ya... emang sebenarnya ini adalah berita gembira, cuma yang bikin Akang takut 
membuat kamu sedih adalah . 
karena Akang gak punya duit untuk ngeberangkatin kamu, Is ! 
Akang khan cuma pegawai kecil seperti kamu tahu... Kalau saja, duit itu ada, 
tentu Akang akan ajak kamu juga untuk berhaji ke rumah Allah! 
Iis lalu mengerti kegundahan yang berkecamuk dalam hati suaminya. Sambil 
tersenyum, Iis berujar, Udah kang gak usah dipikirin, Iis rela melepas Akang 
naik haji. 
Tapi jangan lupa doain Iis ya biar cepat nyusul! Akhirnya, apa yang 
dikhawatirkan Mamat tentang perasaan istrinya pun tidak berlaku. Sekali lagi 
Mamat bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla karenanya. 
Hari itu adalah jadwal Mamat untuk berangkat haji. Seperti kebiasaan orang 
kampungnya, maka kepergian Mamat diantar dengan adzan dan iqamat. 
Pembacaan shalawat dustur yang dikumandangkan oleh seorang ustadz pun membuat 
semua orang haru meneteskan air mata. Saat itulah, Mamat berpamitan dengan 
menyalami serta merangkul orang-orang yang ia kenal seraya meminta restu. Semua 
anggota keluarga, kerabat, tetangga, sanak famili menghadiri acara itu. 
Semuanya sudah bersalaman dan berangkulan dengan Mamat. Hingga saat Mamat 
hendak naik ke atas kendaraan, saat itulah tiba giliran Iis mencium punggung 
telapak tangan suaminya dan suasana haru pun tercipta. 
Air mata suami-istri itu pun jatuh membasahi bumi. Saat mereka berdua 
berpelukan, Iis berucap, Kang Mamat, jangan lupa untuk doain Iis ya di 
Baitullah... panggil-panggil nama Iis di sana. Insya Allah, Iis dan anak-anak 
ikhlas ngelepas Akang. Semoga kita semua, dengan doa kang Mamat, bisa nyusul 
berangkat haji bareng-bareng...! Tak kuasa Mamat menahan tangis. 
Pelukan itu makin ia pererat. Ia hanya mampu mengucapkan kata 'Amien'. Dalam 
hati, Mamat berucap agar Allah Swt juga berkenan mengajak istri dan 
anak-anaknya untuk berhaji seperti dia. Di dalam kendaraan Mamat masih sempat 
berdoa kepada Allah Swt untuk keluarga yang ia tinggalkan:

ALLAHUMMA ANTAS SHAHIBU FIS SAFAR, WAL KHALIFATU FIL AHLI. HR. Muslim 

Ya Allah, Engkau adalah pendampingku dalam perjalanan. Engkau juga yang 
menggantikan aku untuk menjaga keluarga yang ditinggalkan... Amien HR. Muslim.

Usai membaca doa, ia pusatkan konsentrasinya untuk khusyuk beribadah kepada 
Allah Swt. 
42 hari Mamat menuntaskan semua ritual ibadah haji di 

[media-dakwah] Re: Perasaan Anak Yatim

2006-12-18 Terurut Topik Tutik. L
RE: Perasaan Anak Yatimnice story...

B'Rgrds
-Tutik-

Berbagi Cinta . 
oleh; Jamil Azzaini 

Bila ada ajakan untuk berbagi, apa yang ada di pikiran anda? Berbagi dana, 
pakaian layak pakai, sembako, susu, makanan atau bentuk material lainnya.

Jawaban itu boleh jadi karena pengaruh ide materilistik yang telah mengglobal.  
Mengukur segala sesuatunya dengan ukuran yang bersifat

material dan kasat mata.  Pengalaman nyata dari ayah angkat saya mungkin bisa 
menjadi pelajaran bahwa berbagi tidaklah mesti berbentuk material.

Setiap tahun, ayah angkat saya punya kebiasan berkeliling ke berbagai panti 
asuhan dan rumah anak yatim.  
Kunjungan biasanya dilakukan dua kali. Awal bulan Ramadhan dan akhir bulan 
Ramadhan.  
Kunjungan pertama adalah survey untuk mengetahui kebutuhan panti asuhan atau 
rumah yatim.  
Kunjungan kedua membawa bantuan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan 

Ketika berkunjung ke salah satu rumah yatim, ayah angkat saya bertemu dengan 
seorang bocah bernama Nina.  
Nina, apa yang anakku mau sayang begitu ayah saya membuka percakapan.  Nina 
mau baju baru?, sepatu baru?, tas baru? Atau apa nak? tambah ayah saya.  Nggak 
ah… ntar om marah  jawab Nina.  

nggak sayang, om tidak akan marah ayah saya menimpali. Nggak ah... ntar om 
marah Nina mengulang jawabannya. 

Ayah saya berpikir, pasti yang diminta Nina adalah sesuatu yang mahal. Rasa 
keingintahuan orang tua saya semakin menjadi. 

Maka dia dekati lagi Nina sambil berkata, ayo nak katakan apa yang kamu minta 
sayang  Tapi janji ya om tidak marah jawab Nina manja. Om janji tidak akan 
marah sayang tegas ayah saya.   Bener om tidak akan marah sahut Nina agak 
ragu.  

Ayah saya menganggukkan kepala pertanda bahwa ia setuju untuk tidak marah. 
  
Nina menatap tajam wajah ayah saya.  Sementara ayah saya berpikir, apa gerangan 
yang diminta oleh Nina. 
Seberapa mahal sich yang bocah kecil ini minta sampai dia harus meyakinkan 
bahwa saya tidak akan marah' pikir ayah saya. 

Sambil tersenyum orang tua saya mengatakan ayo nak, katakan, jangan takut, om 
tidak akan marah nak. 

Dengan terus menatap wajah ayah saya, Nina berkata; bener ya om tidak marah.  
Sekali lagi ayah saya mengganggukan kepala.  

Dengan wajah berharap-harap cemas, Nina mengajukan permintaanya om, boleh 
nggak saya memanggil ayah  

Mendengar jawaban itu, tak kuasa ayah saya membendung air matanya.  Segera dia 
peluk Nina dan mengatakan  tentu anakku.. tentu anakku...mulai hari ini Nina 
boleh memanggil ayah, bukan om  

Sambil memeluk erat ayah saya, dengan terisak Nina berkata terima kasih 
ayah... terima kasih ayah... 

Hari itu, adalah hari yang tak akan terlupakan buat ayah saya. Dia habiskan 
waktu beberapa saat untuk bermain dan bercengkrama dengan Nina.  Karena merasa 
belum memberikan sesuatu yang berbentuk material kepada Nina maka sebelum 
pulang, ayah saya berkata kepada Nina :

 anakku, sebelum lebaran nanti ayah akan datang lagi kemari bersama ibu, apa 
yang kamu minta nak?  

Khan udah tadi, Nina sudah boleh memanggil ayah sergah Nina. 

Nina masih boleh minta lagi sama ayah.  Nina boleh minta sepeda, otoped atau 
yang lain, pasti akan ayah kasih.  

Sambil memegang tangan ayah saya, Nina memohon nanti kalau ayah datang sama 
ibu ke sini, saya minta kita foto bareng ayah, ibu dan kakak-kakak, boleh khan 
ayah?

Tiba-tiba kaki orang tua saya lunglai, dia terduduk, bersimpuh di depan Nina.  

Dia peluk lagi Nina sambil bertanya; buat apa foto itu nak?  

Tanpa ragu Nina menjawab Nina ingin tunjukkan sama temen-temen Nina di 
sekolah, ini foto ayah Nina, ini ibu Nina, ini kakak-kakak Nina.  

Ayah saya memeluk Nina semakin erat, seolah ia tak mau berpisah dengan seorang 
bocah yang menjadi guru kehidupan di hari itu.

Terima kasih Nina, walau usiamu masih belia kau telah mengajarkan kepada kami 
tentang makna berbagi cinta.  

Berbagilah cinta, karena itu lebih bermakna dibandingkan dengan sesuatu yang 
kasat mata.  
Berbagilah cinta, maka kehidupan anda akan lebih bermakna.  
Berbagilah cinta agar orang lain merasakan keberadaanmu di dunia ini. 

Jamil Azzaini adalah Inspirator Sukses-Mulia dan penulis buku Best Seller Kubik 
Leadership; 
Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup.


[Non-text portions of this message have been removed]