[media-dakwah] Fw: Luasnya Neraka
B'Rgrds -Tutik- - Original Message - Sent: Tuesday, March 06, 2007 11:14 AM Subject: Fw: Luasnya Neraka Luasnya Neraka By Berbagai Sumber | Published 01/26/2007 | Cerita Renungan | Unrated Berbagai Sumber Semua Artikel yang Anda baca melalui Author ini, di Ambil dari berbagai Sumber. Terima Kasih. View all articles by Berbagai Sumber Luasnya Neraka Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela'nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal. [At Taubah , Ayat 68] Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibril datang kepada Nabi saw pada waktu yg ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh nabi s.a.w.: Mengapa aku melihat kau berubah muka? Jawabnya: Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya. Lalu nabi s.a.w. bersabda: Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Jahannam. Jawabnya: Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi kerana panas dan basinya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yg disebut dalam Al-Qur'an itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke tujuh. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di ujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung timur kerana sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi, dan minumannya air panas campur nanah, dan pakaiannya potongan-potongan api. Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan. Nabi s.a.w. bertanya: Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami? Jawabnya: Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda. (nota kefahaman: yaitu yg lebih bawah lebih panas) Tanya Rasulullah s.a.w.: Siapakah penduduk masing-masing pintu? Jawab Jibril: Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat nabi Isa a.s. serta keluarga Fir'aun sedang namanya Al-Hawiyah. Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim, Pintu ketiga tempat orang shobi'in bernama Saqar. Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha, Pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah. Pintu ke enam tempat orang nasara bernama Sa'eir. Kemudian Jibril diam segan pada Rasulullah s.a.w. sehingga ditanya: Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh? Jawabnya: Di dalamnya orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum sempat bertaubat. Maka nabi s.a.w. jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibril meletakkan kepala nabi s.a.w. di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah sadar nabi saw bersabda: Ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam neraka? Jawabnya: Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu. Kemudian nabi s.a.w. menangis, Jibril juga menangis, kemudian nabi s.a.w. masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah.(dipetik dari kitab Peringatan Bagi Yg Lalai) Dari Hadits Qudsi: Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari Ku. Tahukah kamu bahwa neraka jahanamKu itu: Neraka Jahanam itu mempunyai 7 tingkat Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Juga di
[media-dakwah] Fw: Sedekah
Semoga Allah SWT membalas 'amal Ibadah kita. B'Rgrds -Tutik- - Original Message - Sent: Tuesday, March 06, 2007 11:41 AM Subject: Fw: Sedekah Kekuatan Sedekah Dikisahkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sbb : Tatkala Allah Ta'ala menciptakan bumi, maka bumipun bergetar. Lalu Allah menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumipun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada gunung ? Allah menjawab, Ada, yaitu besi (kita mafhum bahwa gunung batupun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi), Para malaikat bertanya lagi Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada besi ? Allah yang Maha Suci menjawab, Ada, yaitu api (besi, bahkan bajapun bisa menjadi cair dan lumer setelah dibakar api), Para malaikat kembali bertanya Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada api ? Allah yang Maha Agung menjawab, Ada, yaitu air (api membara sedahsyat apapun niscaya akan padam jika disiram air), Para malaikatpun bertanya kembali Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada air ? Allah yang Maha Tinggi dan Maha Sempurna menjawab, Ada, yaitu angin (air disamudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tiada lain karena kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat), Akhirnya para malaikatpun bertanya lagi Ya Allah, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dahsyat dari itu semua ? Allah yang Maha Gagah dan Maha Dahsyat kehebatannya menjawab, Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya. Artinya, yang paling hebat, paling kuat dan paling dahsyat sebenarnya adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain. Berkaitan dengan ikhlas ini, RasulAllah SAW mengingatkan dalam pidatonya ketika beliau sampai di Madinah pada waktu hijrah dari Makkah : Wahai segenap manusia ! Sesungguhnya amal itu tergantung kepada niat, dan seseorang akan mendapatkan (pahala) sesuai dengan apa yang diniatkannya. Oleh karena itu hendaknya kita selalu mengiringi sedekah kita dengan niat yang ikhlas hanya karena Allah semata, tanpa tendensi ingin dipuji, dianggap dermawan, dihormati, dll yang dapat menjadikan sedekah kita menjadi sia-sia. Ganjaran bersedekah RasulAllah Shollallahu Alaihi Wa Sallam menganjurkan kepada kita umatnya untuk memperbanyak sedekah, hal itu dimaksudkan agar rezeki yang Allah berikan kepada kita menjadi berkah. Allah memberikan jaminan kemudahan bagi orang yang berdekah, ganjaran yang berlipatganda (700 kali) dan ganti, sebagaimana firman-Nya dan sabda RasuluAllah SAW, sbb : a.. Allah Ta'ala berfirman, Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga) maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. {Qs. Al Lail (92) : 5-8} b.. Allah Ta'ala berfirman, Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah maha luas (kurnia-Nya) lagi maha mengetahui. {Qs. Al Baqarah (2) : 261} c.. RasulAllah SAW bersabda, Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada manusia dibumi. Yang satu menyeru, Ya Tuhan, karuniakanlah ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kepada Allah. Yang satu lagi menyeru musnahkanlah orang yang menahan hartanya. Tolak Bala dengan Sedekah Orang-orang yang beriman sangat sadar dengan kekuatan sedekah untuk menolak bala, kesulitan dan berbagai macam penyakit, sebagaimana sabda RasulAllah SAW, sbb : a.. Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah mendahului sedekah. b.. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. c.. Obatilah penyakitmu dengan sedekah. Banyak dari kita yang sudah mengetahui dan memahami perihal anjuran bersedekah ini, namun persoalannya seringkali kita teramat susah untuk melakukannya karena kekhawatiran bahwa kita salah memberi, sebagai contoh kadang kita enggan memberi pengemis/pengamen yang kita temui dipinggir jalan dengan pemikiran bahwa mereka (pengemis/pengamen tsb) menjadikan meminta-minta sebagai profesinya, tidak mendidik, dll. Padahal sesungguhnya prasangka kita yang demikian adalah bisikan-bisikan setan laknatullah yang tidak rela melihat kita berbuat
[media-dakwah] Fw: Kebutuhan atau Keinginan
B'Rgrds -Tutik- - Original Message - Subject: Kebutuhan atau Keinginan Kebutuhan atau Keinginan Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu saudaranya setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya (QS. Al Israa 17: 26-27). Dari ayat di atas jelaslah kiranya bahwa sikap boros lebih dekat dengan perilaku setan. Naudzubillaah. Perilaku boros adalah salah satu tipu daya setan terkutuk yang dapat membuat harta yang kita miliki tidak efektif mengangkat derajat kita. Harta yang dimiliki justru efektif menjerumuskan, membelenggu, dan menjebak kita dalam kubangan tipu daya harta karena kita salah dalam menyikapinya. Hal ini dapat kita perhatikan dalam hidup keseharian kita. Orang yang dititipi Allah dengan limpahan harta, kecenderungannya untuk menjadi pencinta harta biasanya lebih besar. Makin bagus, makin mahal, makin senang, maka makin cintalah ia kepada harta yang dimilikinya. Lebih dari itu, maka ingin pulalah ia untuk memamerkannya. Terkadang apa saja ingin dipamer-pamerkan. Ada yang pamer kendaraan, pamer rumah, pamer mebel, pamer pakaian, dan lain-lain. Sifat ini muncul salah satunya karena ada keinginan untuk tampil lebih wah, lebih bermerek, atau lebih keren dari orang lain. Padahal, makin bermerek barang yang dimiliki justru akan menyiksa diri. Sebaliknya, kalau kita terbiasa dengan barang yang biasa-biasa, dapat dipastikan hidup pun akan lebih ringan. Mulailah dengan membeli sesuatu hanya karena perlu dan mampu saja. Sekali lagi, hanya karena perlu ! Misalnya, ketika tersirat ingin membeli motor baru, tanyakan; perlukah kita membeli motor baru ? Sudah wajibkah kita membelinyan? Nah, ketika alasan pertanyaan tadi sudah logis dan dapat diterima akal sehat, maka kalaupun jadi membeli pilihlah yang skalanya paling irit, paling hemat, dan paling mudah perawatannya. Jangan berpikir dulu tentang keren atau mereknya. Cobalah renungkan; mending keren, tapi menderita atau irit, tapi lancar? Tahanlah keinginan untuk berlaku boros dengan sekuat tenaga, yakinlah makin kita bisa mengendalikan keinginan kita, insya Allah kita akan makin terpelihara dari sikap boros. Sebaliknya, jika tidak dapat kita kendalikan, pastilah kita akan disiksa oleh barang-barang kita sendiri. Kita akan disiksa oleh kendaraan kita dan disiksa oleh harta kita yang kita miliki. Rugi, sangat rugi orang yang memperturutkan hidupnya karena sesuatu yang dianggap keren atau bermerek. Apalagi, keren menurut kita belum tentu keren menurut orang lain, bahkan sebaliknya bisa jadi malah dicurigai. Karena ada pula orang yang ketika memakai sesuatu yang bermerek, justru disangka barang temuan. Saudara-saudaraku, Allah Maha Menyaksikan. Apa yang dianjurkan Islam adalah jangan sampai mubazir. Rasulullah Saw itu kalau makan sampai nasi yang terakhir juga dimakan karena siapa tahu di situlah barokahnya. Kalau kita ke undangan pesta . jangan mengambil makanan berlebihan. Ini sangat tidak islami. Kita harus bisa mempertanggungjawabkan setiap perbuatan kita karena tidak ada yang kecil di mata Allah. Tidak ada pemborosan karena semua dihitung oleh Allah. Kita tidak bisa terjamin oleh harta kalau Allah ingin membuat penyakit seharga dua kali tabungan kita sangat gampang bagi Allah. Tidak ada yang dapat menjamin kita, kecuali Allah. Oleh karena itu, jangan merasa aman dengan punya tabungan, tanah, dan warisan. Dengan mudah Allah dapat mengambil itu semua tanpa terhalang. Aman itu justru kalau kita bisa dekat dengan Allah. Hal lain yang membuat barokah adalah jika kita dapat mendayagunakan semua barang-barang kita. Di gudang kita pasti banyak barang yang tidak kita pakai, tetapi sayang untuk dibuang. Coba lihat lemari pakaian kita banyak baju-baju lama, begitu juga sepatu-sepatu lama kita. Keluarkanlah barang-barang yang tidak berharga tersebut. Misalkan dirumah kita ada panci yang sudah rongsokan, jika kita keluarkan ternyata merupakan panci idaman bagi orang lain. Di rumah kita tidak terpakai, tetapi jika dipakai orang lain dengan kelapangannya dan mengeluarkan doa bisa jadi itulah yang membuat kita terjamin. Kalau kita ikhlas, demi Allah itu lebih menjamin rezeki kita daripada tidak terpakai di rumah. Bersihkan rumah kita dari barang-barang yang tidak berguna. Lebih baik rusak digunakan orang lain daripada rusak dibiarkan di rumah, itu akan barokah rezekinya. Jika kita jadi pengusaha, kita jadi kaya ketika karyawannya diperas tenaganya, gajinya hanya pas buat makan, sedangkan kita berfoya-foya, demi Allah kita akan rugi. Pengusaha Islam sejati tidak akan berfoya-foya, ia akan menikmati karyawannya sejahtera sehingga tidak timbul iri, yang ada adalah cinta. Cinta membuat kinerja lebih bagus, perusahaan lebih sehat. Dan, itulah
[media-dakwah] Fw: Ternyata Orang Cacat itulah Obatnya !
Banyak sekali Alloh SWT menunjukkan kemahakuasaanNya di Mekkah . tentang apa2 yg dianggap manusia adalah suatu kebetulan belaka , Mari kita simak bersama2 . - Original Message - From: Nugroho, Eko Sasmito Sent: Thursday, February 15, 2007 11:50 AM Subject: RE: Ternyata Orang Cacat itulah Obatnya ! Ukhti Watty , Subhanalloh, kok bisa ya abses menjadi haji kancil ? demikian otak kita menyikapinya , lalu coba kita tinggalkan otak sejenak , lau kita cerna dgn iman , tiba2 turun salah satu ayat Al Qur'an ke dalam dada : Maalikin Naas ( Raja diRaja - nya Manusia ) . maka kita pun faham takjub ! Wass Echost Personal Email -Original Message- From: Koesoema, Marwatty Sent: Thursday, February 15, 2007 11:20 AM To: Nugroho, Eko Sasmito Subject: FW: Ternyata Orang Cacat itulah Obatnya ! Importance: High Subhanallah baca cerita ini hati saya ikut hanyut didalamnya. Saya jadi teringat sewaktu saya pergi haji 2005 yang lalu, kondisi saya saat itu masih lemah (habis operasi besar di bagian perut), bahkan saat manasik haji di Indonesia pun dari jahitan diperut masih abses (infeksi dan bernanah), jalan pun masih ter tatih2, tapi karena tekad bulat untuk menunaikan ibadah haji lebih kuat dibanding rasa sakit yang saya derita saat itu , di tambah rasa ikhlas untuk beribadah dan semua saya serahkan pada ALLAH. Alhamdulillah sampai di tanah suci, rasa sakit hilang semua bahkan saya sampai dijuluki haji kancil karena kelincahan , saat tawaf, sa'i , shalat masuk ke hijir ismail , dan bahkan bisa mengantar teman2 mencium hajar aswad, Subhanallah ... semua bisa lancar padahal saat itu Mekah sedang dilanda badai seperti tsunami. QS. Asy-Syuaraa' (26) : 80-82 dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat. Watty -Original Message- From: Nugroho, Eko Sasmito [GCG-AP_IDN] Sent: Wednesday, February 14, 2007 6:49 PM Subject: Ternyata Orang Cacat itulah Obatnya ! TERNYATA ORANG CACAT-LAH OBATNYA Obat dokter tidak bisa menyembuhkannya, mengapa justru orang cacat itu yang bisa menyembuhkan penyakitnya...? Pak Hasan, adalah jama'ah dari embarkasi Surabaya. Ia dan istrinya berangkat ke Mekkah kebetulan pada tahap gelombang ke dua. Artinya mereka datang dari Indonesia langsung ke Mekah terlebih dahulu, baru kemudian ke Madinah. Kondisi pak Hasan ketika berangkat memang agak sakit. Batuk pilek setiap hari. Sampai dipakai berbicara saja tenggorokannya sudah terasa sakit. Batuk pilek yang semacam itu memang membuat badan begitu capek lunglai. Semua persendian terasa sakit. Sehingga menjadikan tubuh menjadi malas untuk diajak beraktivitas. Beberapa kali pak Hasan diobati oleh dokter kloternya. Tetapi tetap saja sakitnya tidak bisa sembuh. Rasanya semua macam obat yang berhubungan dengan penyakitnya sudah ia minum. Tetapi tetap saja badan lunglai, kepala pusing bahkan batuknya tidak pernah berhenti. Badan dengan kondisi semacam itu, mengakibatkan pak Hasan sehari-harinya berdiam diri saja di hotel. Beberapa kali istrinya mengajaknya ke masjidil Haram, tetapi rupanya tubuh pak Hasan tidak bisa diajak kompromi, ia malas untuk pergi ke masjid. Aku belum bisa bu, dan belum kuat untuk pergi ke masjid. Ibu dulu aja-lah. Nanti setelah badanku sembuh aku akan ke masjid dan akan melakukan ibadah dengan sebaik-baiknya... demikian kata pak Hasan kepada istrinya. Karena sudah beberapa kali, jawaban pak Hasan selalu seperti itu, maka pada hari itu istri pak hasan memohon dengan agak setengah memaksa kepada pak Hasan agar siang itu mereka bisa bersama ke masjid untuk melakukan ibadah. Baik itu thawaf, maupun shalat-shalat wajibnya. Maka dengan agak terpaksa, berangkat juga mereka ke masjid. Pak Hasan di sepanjang perjalanan menuju masjid tiada henti-hentinya batuk. Bahkan kakinya begitu capek dipakai untuk berjalan. Tetapi toh, akhirnya sampai juga mereka di masjidil Haram. Meskipun jarak dari maktab mereka menuju masjid cukup jauh. Sesampai di masjid, mereka mencari tempat yang cukup nyaman. Pak Hasan dan istrinya melakukan thawaf sunah sebagai penghormatan masuk masjidil Haram, sebelum mereka melakukan ibadah lainnya. Ketika pak Hasan dan istrinya melakukan thawaf inilah bagian dari cerita ini dimulai... Dengan terbata-bata, dan masih digandeng oleh istrinya pak Hasan mulai melakukan thawaf. Diayunkannya kaki kanannya untuk memulai thawaf. Bismillaahi allaahu akbar...! Demikian kalimat pertama yang dilontarkan pak Hasan sebagai pertanda ia memulai thawafnya. Maka dengan hati-hati sekali, karena khawatir badannya bertambah lunglai, pak Hasan melangkahkan kakinya berjalan memutari Ka’bah. Pada saat pak Hasan beberapa langkah memulai thawafnya itu,
[media-dakwah] Fw: [DT] Indahnya Berprasangka baik
forward dari milis sebelah Wassalam -Tutik- - Original Message - From: Ahmad Bustam Sent: Tuesday, December 19, 2006 6:49 AM Subject: [DT] Indahnya Berprasangka baik Assalaamu'alaikum wr. wb. Indahnya Berprasangka Baik . . . . . . . . . *Dua orang laki-laki bersaudara bekerja pada sebuah pabrik kecap dan sama-sama tekun belajar Islam. Sama-sama mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin. Mereka acap kali harus berjalan kaki untuk sampai ke rumah guru pengajiannya. Jaraknya sekitar 10 km dari rumah peninggalan orang tua mereka. * Suatu ketika sang kakak berdo'a memohon rejeki untuk membeli sebuah mobil supaya dapat dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya, bila pergi mengaji. Allah mengabulkannya, tak lama kemudian sebuah mobil dapat dia miliki dikarenakan mendapatkan bonus dari perusahaannya bekerja. Lalu sang kakak berdo'a memohon seorang istri yang sempurna, Allah mengabulkannya, tak lama kemudian sang kakak bersanding dengan seorang gadis yang cantik serta baik akhlaknya. Kemudian berturut-turut sang Kakak berdo'a memohon kepada Allah akan sebuah rumah yang nyaman, pekerjaan yang layak, dan lain-lain. Dengan itikad supaya bisa lebih ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dan Allah selalu mengabulkan semua do'anya itu. Sementara itu, sang Adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap sederhana, tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan Kakaknya. Namun karena kakaknya sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat mengikuti pengajian, maka sang adik sering kali harus berjalan kaki untuk mengaji kerumah guru mereka. Suatu saat sang Kakak merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya dengan perjalanan hidup adiknya. Dia teringat bahwa adiknya selalu membaca selembar kertas saat dia berdo'a, menandakan adiknya tidak pernah hafal bacaan untuk berdo'a. Lalu datanglah ia kepada adiknya untuk menasihati adiknya supaya selalu berdo'a kepada Allah dan berupaya untuk membersihkan hatinya, karena dia merasa adiknya masih berhati kotor sehingga do'a-do'anya tiada dikabulkan oleh Allah azza wa jalla. Sang adik terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali mempunyai kakak yang begitu menyayanginya, dan dia mengucapkan terima kasih kepada kakaknya atas nasihat itu. Suatu saat sang adik meninggal dunia, sang kakak merasa sedih karena sampai meninggalnya adiknya itu tidak ada perubahan pada nasibnya sehingga dia merasa yakin kalau adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor hatinya sehubungan do'anya tak pernah terkabul Sang kakak membereskan rumah peninggalan orang tuanya sesuai dengan amanah adiknya untuk dijadikan sebuah mesjid. Tiba-tiba matanya tertuju pada selembar kertas yang terlipat dalam sajadah yang biasa dipakai oleh adiknya yang berisi tulisan do'a, diantaranya Al-fatehah, Shalawat, do'a untuk guru mereka, do'a selamat dan ada kalimah di akhir do'anya: *Ya, Allah. tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu, Ampunilah aku dan kakak ku, kabulkanlah segala do'a kakak ku, bersihkanlah hati ku dan berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku didunia dan akhirat,* Sang Kakak berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya, tak diduga ternyata adiknya tak pernah sekalipun berdo'a untuk memenuhi nafsu duniawinya [Non-text portions of this message have been removed],_._,___ [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Fw: [DT] Bila istri cerewet.....
Renungan untuk suami-suami. B'Rgrds -Tutik- - Original Message - From: Ahmad Bustam Sent: Monday, January 22, 2007 9:33 AM Subject: [DT Bila istri cerewet. Assalaamu'alaikum wr. wb. Renungan untuk suami-suami Bila Istri Cerewet Adakah istri yang tidak cerewet? Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatabpun cerewet. Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa. Menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar. Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun? Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut? 1. Benteng Penjaga Api Neraka Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat. Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat. Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah. 2. Pemelihara Rumah Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran. Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani. 3. Penjaga Penampilan Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu 4. Pengasuh Anak-anak Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu. 5. Penyedia Hidangan Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi danlalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami. Dengan
[media-dakwah] Fw: siBibi
nice story dari milis sebelah Wassalam -Tutik- - Original Message - Sent: Monday, January 15, 2007 1:53 PM Subject: [DT] siBibi Assalamu'alaikum wr.wb. Buka Mata Buka Telinga Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu. (QS. Az Zumar, 39 : 7) sudah hampir 1 bulan ini, di rumahku ada siBibi, yang membantu istriku dalam membereskan rumah dan mengerjakan ini-itu termasuk pekerjaan rumah seperti mencuci dan memasak. siBibi berasal dari golongan kurang mampu, tinggal di dan mengontrak 1 kamar ukuran 3x3m. siBibi tinggal bersama ketiga anaknya, sedangkan suami siBibi sudah meninggal sekitar 10thn lalu. Anak yang paling kecil SD dan anak yang kedua SMP, anak pertama di STM. Alhamdulillah setelah siBibi ngurus ke RT-RW dan lembaga yang terkait akhirnya anak kedua dan ketiga mendapatkan bebas biaya sekolah. Kadangkala (atau seringkali?) anak2 siBibi memilih untuk berjalan kaki menuju sekolah agar bisa mengirit pengeluaran atau memang karena tidak punya uang, padahal jarak rumah sampai ke sekolahan cukup jauh. siBibi datang ke rumahku dari jam 7 pagi dengan berjalan kaki dari rumahnya, sekitar setengah jam. siBibi pulang setelah kerjaan nya dirumahku selesai, biasanya sampai jam 2an. Dan biasanya istriku membekali siBibi dengan makanan seadanya, senang sekali hati kami ketika siBibi tersenyum senang ketika menerima bekal yang istriku berikan. Pernah kami datang ke rumah kontrakannya untuk melihat langsung kondisi siBibi dengan anak2nya. Yah ternyata kondisi siBibi memang seperti yang siBibi ceritakan, bahkan kami ditawarkan untuk makan bekal yang kami berikan pada hari itu.. yah mungkin memang karena tidak ada makanan yang lain yang bisa siBibi tawarkan. Beberapa hari setelah itu, istriku bertanya ke siBibi, biasanya siBibi+anak2nya makan sama apa, ternyata hanya dengan garam. Kalo dibawain bekal dari istriku, ya saat itulah mereka makan dengan lauk. siBibi cerita bahwa siBibi pernah didatangi oleh seorang pastur yang menawarkan uang 2juta dan komputer untuk anaknya dengan syarat siBibi dan anak2nya mau pindah ke agama si pastur... ternyata siBibi menolak tawaran si pastur itu, ckckckc.. itu adalah sesuatu yang mengagumkan untuk orang dengan kondisi seperti siBibi yang bisa menolak tawaran yang cukup menggiurkan seperti itu. Sejak awal Januari ini, ibunya siBibi masuk rumah sakit, rumah sakit immanuel, ibunya siBibi mesti dirawat di rumah sakit dikarenakan ada masalah dengan ginjalnya, dan kemarin siBibi bilang kepada kami untuk meminjam sejumlah uang untuk digunakan untuk pembayaran rumah sakit dan siBibi bilang akan bekerja di rumah kami tanpa dibayar, siBibi memperlihatkan photocopy-an struk dari rumah sakit dimana biaya rumah sakit memerlukan dana 7,5juta... dengan berbekal photocopy-an struk dari rumah sakit itu juga, siBibi mendatangi jamaah shalat jum'at mengharapkan bantuan dari mereka... informasi terakhir, siBibi cerita kalo dokter rumah sakit menawarkan kepada siBibi untuk tidak membayar biaya rumah sakit alias gratis tidak perlu membayar biaya 7,5juta tersebut dengan syarat siBibi mau di baptis... dan ternyata diluar perkiraan, siBibi dengan tegas menolak tawaran pihak rumah sakit tersebut, siBibi bilang ngga..ngga.. ngga mau saya.. saya akan berusaha melunasi biaya rumah sakit!!... Aku dan istriku hanya bisa memberikan sejumlah uang walaupun tadinya uang itu aku alokasikan untuk membantu adikku yang akan menikah, belum lagi tabungan ku yang tak seberapa tidak cukup untuk persiapan kepindahanku ke Jakarta. Dengan bekal sejumlah uang dari kami dan tambahan uang yang siBibi peroleh dari meminta sumbangan dan kumpul2 dari sumber lainnya yang kami yakin tidak sampai 7,5juta, siBibi akan mencoba agar pihak rumah sakit mau menerima uang seadanya untuk membayar semua biaya rumah sakit tersebut. Sampai saat ini siBibi masih terus berusaha untuk mendapatkan tambahan bantuan, segala cara siBibi lakukan kecuali sampai pindah agama.. teman-teman.. kami hanya mengharapkan minimal do'a dari teman-teman untuk siBibi, semoga siBibi dapat terus istiqamah dalam iman nya kepada Allah swt. Dan semoga siBibi diberikan kemudahan dalam menghadapi berbagai kesulitan yang siBibi dan anak2nya hadapi... ada satu pernyataan siBibi yang mungkin akan selslu terngiang dibenak kami, siBibi bilang, yah ngga apa2 saya susah hidup di dunia, asal ngga susah di akhirat... *** wassalam -oRiDo- perbanyakamalmenujusurga_._,___ [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Fw: Energi Pelukan
dari milis sebelah... B'Rgrds -Tutik- - Original Message - Sent: Friday, January 12, 2007 5:30 PM Subject: [d-t] Energi Pelukan Oleh Azimah Rahayu Suatu hari di gua Hira, Muhammad SAW tengah ber'uzlah, beribadah kepada Rabbnya. Telah sekian hari ia lalui dalam rintihan, dalam doa, dalam puja dan harap pada Dia Yang Menciptanya. Tiba-tiba muncullah sesosok makhluk dalam ujud sesosok laki-laki. Iqra! katanya. Muhammad SAW menjawab, Aku tidak dapat membaca! Laki-laki itu merengkuh Muhammad ke dalam pelukannya, kemudian mengulang kembali perintah Iqra! Muhammad memberikan jawaban yang sama dan peristiwa serupa pun terulang hingga tiga kali. Setelah itu, Muhammad dapat membaca kata-kata yang diajarkan lelaki itu. Di kemudian hari, kata-kata itu menjadi wahyu pertama yang yang diturunkan Allah kepada Muhammad melalui Jibril, sang makhluk bersosok laki-laki yang menemui Muhammad di gua Hira. Sepulang dari gua Hira, Muhammad mencari Khadijah isterinya dan berkata, Selimuti aku, selimuti aku!. Ia gemetar ketakutan, dan saat itu, yang paling diinginkannya hanya satu, kehangatan, ketenangan dan kepercayaan dari orang yang dicintainya. Belahan jiwanya. Isterinya. Maka Khadijah pun menyelimutinya, memeluknya dan mendengarkan curahan hatinya. Kemudian ia menenangkannya dan meyakinkannya bahwa apa yang dialami Muhammad bukanlah sesuatu yang menakutkan, namun amanah yang akan sanggup ia jalankan. *** Suatu hari dalam sebuah pelatihan manajemen kepribadian. Para instruktur yang jugapara psikolog tengah mengajarkan berbagai terapi penyembuhan permasalahan kejiwaan. Dari semua terapi yang diberikan, selalu diakhiri dengan pelukan, baik antar sesama peserta maupun oleh instrukturnya. Namun demikian, mereka mempersilakan peserta yang tidak bersedia melakukan pelukan dengan lawan jenis untuk memilih partner pelukannya dengan yang sejenis. Yang penting tetap berupa terapi pelukan. Menurut mereka, pelukan adalah sebuah terapi paling mujarab hampir dari semua penyakit kejiwaan dan emosi. Pelukan akan memberikan perasaan nyaman dan aman bagi pelakunya. Pelukan akan menyalurkan energi ketenangan dan kedamaian dari yang memeluk kepada yang dipeluk. Pelukan akan mengendorkan urat syaraf yang tegang. Saya yang saat itu menjadi salah satu peserta, memilih menggunakan pilihan kedua ini. Pelatihan itu, di kemudian hari memberikan perubahan besar dalam stabilitas emosi dan kejiwaan saya. *** Apa yang saya inginkan pertama kali ketika saya sedang bersedih, marah atau apapun yang secara emosi mengguncang perasaan saya? Dipeluk suami. Pelukan itu akan menenangkan saya, membuat saya nyaman dan tenang kembali. Apa yang kami berdua lakukan setelah berantem? Saling memeluk. Pelukan itu akan menurunkan tensi emosi di antara kami. Pelukan itu akan merekatkan kembali ikatan cinta di antara kami setelah luka dan kecewa yang sempat tertoreh. Pelukan itu, akan membuat kehidupan rumah tangga kami menjadi makin mesra. Segala sedih, segala marah, segala kecewa, dan segala beban hilang oleh kehangatan pelukan. Pelukan itu, kemudian tidak hanya berlaku ketika saya terguncang secara emosi. Setelah setahun lebih kami menikah, pelukan telah menjadi satu kebiasaan dalam hari-hari kami. Hal pertama yang saya lakukan ketika tiba di rumah sepulang dari kantor atau dari bepergian adalah memeluk suami. Memeluknya erat-erat. Itu saja. Tak Lebih. Hal pertama yang saya inginkan ketika saya bangun dari tidur adalah memeluk dan dipeluk suami saya. Memeluknya kuat-kuat. Itu saja. Bukan yang lainnya. Jika kami bangun pada jeda waktu yang tak sama, maka 'utang' kebiasaan itu dilakukan setelah shalat lail atau shalat subuh. Jika kami tidur di kamar yang berbeda, biasanya jelang subuh atau habis shubuh, salah satu dari kami akan menyusul yang lainnya. Hanya untuk satu hal saja: memeluk dan dipeluk. Saat malam menjelang tidur, kami terbiasa tiduran dan saling memeluk, berlama-lama sambil berbincang tentang aktifitas kami seharian. Ada kata-kata yang minimal tiga kali sehari saya ucapkan kepada suami saya, I Love U dan Minta peluk! Rasanya ada yang kurang jika kekurangan pelukan dalam sehari. Pelukan memberiku rasa aman dan nyaman. Pelukan, saya rasakan memberikan kehangatan yang tak tergantikan oleh apapun. Berdasarkan hasil penelitian, kita butuh empat kali pelukan per hari untuk bertahan hidup, delapan supaya tetap sehat, dan dua belas kali untuk pertumbuhan. Jika ingin terus tumbuh, kita butuh dua belas pelukan per hari. Pelukan berkhasiat menyehatkan tubuh. Pelukan merangsang kekebalan tubuh kita. Pelukan membuat kita merasa istimewa. Pelukan memanjakan sifat kekanak-kanakan yang ada dalam diri kita. Pelukan membuat kita lebih merasa akrab dengan keluarga dan teman-teman. Riset membuktikan bahwa pelukan dapat menyembuhkan masalah fisik dan emosional yang dihadapi manusia di zaman serba stainless steel dan wireless ini. Bukan hanya itu saja, para ahli mengemukakan bahwa pelukan bisa
[media-dakwah] Fw: Geger Kristenisasi di Depok
dari milis sebelah... B'Rgrds -Tutik- - Original Message - Sent: Friday, January 05, 2007 10:01 AM Subject: [daarut-tauhiid] Fwd: Geger Kristenisasi di Depok --- roz [EMAIL PROTECTED] wrote: Wed Jan 3, 2007 1:23 am (PST) Geger Kristenisasi di Depok Rabu, 03 Januari 2007 Idul Adha yang seharunya semarak dengan suka cita ternyata mendadak geger. Beberapa orang Nashr ani, di Depok dikabarkan 'membaptis 72 anak-anak Muslim Hidayatullah.com--Menjelang Idul Adha 1427, kampung Lio-Depok geger. Pasalnya seorang laki-laki, bernama Sugito, yang selama ini dipercaya warga setempat, membawa 72 anak-anak Muslim ke Gereja Bethel, Depok. Rabu tanggal 26 Desember 2006, sekitar pukul 3 sore, anak-anak SD dan SMP kumpul di Rumah Singgah Bina Tulus Hati, RT3/RW19, Kampung Lio Depok. Menurut rencana, mereka akan diajak jalan-jalan oleh Pak Sugito dan teman-temannya. Tak jelas, kemapa mereka akan dibawa. Anak-anak yang jumlahnya 72 orang itu, berangkat dengan Metro Mini. Setelah berputar-putar, sekitar jam 16.30 mereka sampai di sebuah gereja Depok. Namanya gereja Bethel,ujar Iis kelas 2 SMP, yang ikut dalam rombongan itu. Sesampai di gereja itu puluhan anak-anak itu disuruh duduk di dalam gereja. Di ruangan gereja itu, sudah ada puluhan anak-anak lain, entah dari mana. Selain itu, di depan anak-anak berdiri laki-laki dan perempuan dewasa yang jumlahnya sekitar 10 orang. Kita disuruh menyanyi puji Yesus,ujar gadis kecil Muslimah itu di depan aktivis ormas-ormas Islam Depok, di Masjid Baiturahman, Kampung Lio, Depok, Ahad lalu (31/12/2006). Bagaimana nyanyiannya? Diantaranya : Dia lahir untuk kami, dia raja di atas raja, ujarnya. Melihat acara di dalam gereja seperti itu, beberapa anak Muslim melarikan diri terbirit-birit ke luar ruangan gereja. Anak-anak Muslim yang lain, mungkin takut, tetap duduk mengikuti acara yang dipimpin seorang ibu itu. Mereka kemudian disuruh berdoa dan seorang ibu kemudian mendatangi masing-masing anak itu dan memegang kepalanya. Bunyinya kira-kira: Semoga Tuhan memberkati dan roh Kudus membimbingmu. Tuhan Kami nggak ingin kamu kalah..kalau kamu ikut Tuhan Kamu kamu kalah, kalau kamu ikut Tuhan Kami kamu menang,ungkap anak-anak belia itu. Setelah acara-acara itu, mereka pulang. Sebelum balik ke rumah naik bis yang sama, mereka diberi bingkisan. Kita semua diberi bingkisan yang isinya pakaian,ungkap Sita, 12 tahun, siswi kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah yang juga ikut dalam rombongan itu. Penjelasan Sita ini diamini oleh Indah (13 th) dan Lusi (12 tahun). Acara di gereja yang berlangsung dari sore sampai malam itu, memaksa anak-anak Muslim tidak dapat melaksanakan shalat maghrib. Melihat kejadian di gereja yang tidak wajar itu, anak-anak laki-laki dan perempuan itu mengadu ke orangtuanya. Dan menjadi ramailah kampung itu. Setelah berembuk secara cepat akhirnya warga membentuk tim untuk mengusut tuntas kasus kristenisasi ini. Mereka kemudian melaporkan Sugito ke kepolisian Pancoran Mas, Depok. Sugito ditahan. Tapi ketika warga Muslim setempat memproses pengaduan untuk Sugito ini, tiba-tiba Sugito sudah bebas dan kabarnya, terbang ke Yogya. Entah siapa yang membebaskan. Kampung Lio, memang bukan kampung berkecukupan. Banyak masyarakat dhuafa di situ. Di wilayah itu terdapat puluhan keluarga pemulung, anak jalanan dan lain-lain. Di situlah sekitar tahun 2004, Sugito dan kawan-kawannya bergerak membuat Rumah Singgah Bina Tulus Hati. Sekitar 119 anak-anak laki dan perempuan, kelas setingkat SD-SMP dibina di situ. Mereka diajari baca Al Qur'an (Iqra') dan pelajaran-pelajaran umum. Sebagian pengajarnya ada mahasiswa-mahasiswa Nashrani dari Universitas Indonesia. Yang non Muslim itu ngajar pelajaran-pelajaran umum,jelas Iis. Karena merasa dikhianati oleh Sugito, marahlah warga Muslim. Kini Rumah Singgah itu ditutup. Dan warga mengambil alternatif melanjutkan kegiatan anak-anak itu, di Masjid Baiturrahman, Kampung Lio, yang kini masih dalam tahap pembangunan. Dalam silaturahmi Dewan Dakwah Islamiyah (DDI) Depok dengan Tim Independen kasus itu, FPI Depok dan pengurus masjid Baiturrahman disepakati untuk melanjutkan bantuan beasiswa ke anak-anak dhuafa itu. Puluhan anak-anak itu perlu diberi bantuan agar mereka tetap dapat melanjutkan sekolahnya,ujar Insan Mokoginta, Ketua Umum DDI Depok yang baru. [nuim/cha] Source : http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content http://hidayatullah.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=4055Item id=65 task=viewid=4055Itemid=65,_._,___ [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Fw: Ketika Keadilan Menjadi Dendam Pribadi
dari milis sebelah B'Rgrds -Tutik- - Original Message - Sent: Friday, January 05, 2007 7:40 PM Subject: Ketika Keadilan Menjadi Dendam Pribadi Ketika Keadilan Menjadi Dendam Pribadi Walau saya pribadi tidak pernah simpati dengan sepak terjang Sadam Hussain dimasa ia memerintah, namun sebagai Muslim saya, kita, merasakan sangat sedih dan pirhatin dengan pelaksaan eksekusi tepat dihari raya Idul Adha. Sedih menyaksikan kematian dengan cara yang sangat tidak manusiawi, barbaric and inhuman. Yang bukan Muslimpun merasakan hal yang sama. Sungguh memuakkan. Cercaan, hardikan denga penuh dendam dan kebencian betul-betul tidak mencerminkan ciri dan pribadi Muslim yang berakhlak, hatta, disaat Saddam akan mengakhiri hidupnya, menjalani hukuman eksekusi tersebut. Seakan, kita ingin menunjukan aib sendiri kedunia luar, buruknya wajah dan perangai Muslim yang saya fikir ini sangat berbahaya bagi Islam, kita sebagai Muslim, juga berbahaya bagi orang-orang non, terutama bagi orang-orang yang mulai bersimpati terhadap Islam, meninggalkan kesan yang menakutkan. MUQTADA, MUQTADA, MUQTADA, itulah teriakan yang kita dengar pada detik-detik terakhir dan dengan penuh wibawa dan tegar, Saddam menolak kain hitam untuk menutup kepala dan wajahnya. Ia ingin tunjukan kepada dunia, bahwa ia hadapi kematiannya dengan berani, tenang, ditihang gantungan yang sudah tidak sesuai lagi . Semua dosa, kesalahan ia tanggung sendiri sebagai dikatakan dalam Al-Quran. Konon..belum sempat Saddam menyelesaikan kata-kata 'Mohammad dar Rasulullah..'pada ucapan syahadat yang kedua kalinya, ditariknya sang penyanggah tubuhnya, maka terjatuhlha sosok Saddam. Seketika...mereka sang pendendam, bersorak sorai, berpesta ceria atas kematian Saddam. Berjoged ria seakan mereka telah menang perang, keadilan telah membayar semua dendam kesumatnya. Mereka, sepertinya tak mampu menahan gejolak dendam dan tak mampu membuktikan kepada dunia dan Allah bahwa mereka betul-betul pengikut yang Mulia Sayidina Ali.a.s. Padahal orang yang beriman itu haruslah berperangai lemah lembut, simpatik dan adil. Sorak dan pesta kematian Saddam yang dilakukan oleh para pendendam terutama beberapa orang Iraq dan Iran dengan di eksekusinya Saddam Hussain, sungguh membuat hati teriris. Pesta kematian??? Luar biasa? Betul-betul menunjukan kepada dunia, level kejahiliyahan, ketidak tahuan mereka akan agamanya sendiri. Atau kelihaian sang media pula untuk mengekspose kedunia..begitulah pecahnya Muslim didunia, begitulah jelek dan jahatnya Muslim. Sikap-sikap yang tidak terpuji, kontradiksi sebagai Muslim dikala menghadapi kematian, yang semestinya tidak demikian walau terhadap musuh sendiri. Kita semua dan yang lain terpana. Hampir semua diam. Ngeri dan risih. Gutted, babaric, menjijikan. Walau air mata menitik, tapi jatuh dan masuk lagi kedalam dada. Lebih mengherankan lagi tidak adanya reaksi yang spontan dari negarawan kita, entah itu bentuk protes atau pernyataan resmi, tidak juga dari organisasi Islam. Kemana suara mereka, mana simpati dan solidaritas ktia ? Semua diam dan bungkam. Kalaupun protes kenapa tidak dilakukan lebih awal sebelum eksekusi dilakukan? Kita mengcondem, marah, kecewa...tak ada guna. Its done dan the damage is done. Kini tinggal menyisakan dendam lain yang mungkin beruntun. Walau ada beberapa simpatisan Saddam, sudah bisa diprediksi bahwa pelaksanaan eksekusinya hanya akan akan menambah kebencian terhadap Amerika dan negara-negara Barat lainnya. Yang pasti perpecahan antara dua sekta akan menghadirkan dendam tambah dalam. Kemarin, sebelum kematiannya, Saddam tercatat dalam sejarah sebagai tyrani, kini beberapa orang memberi sebutan syahid, beberapa orang telah menyandangkan kata-kata martyr dibahunya. Pelaksanaan eksekusi yang begitu super cepat hanya akibat ketidak sabaran Amerika, untuk segera menghilangkan jejak kebenaran, peran, skenerio dibalik semua ini. Waktu dan sejarahlah kemudian yang akan mengatakan. Pelaksanaan eksekusi yang selain atas orkestranya pihak Amerika dan para pendendam yang berlebihan yang notabene Muslim yang pernah bersyahadat dan pengikut dan penjunjung Sayidina Ali ( yang tidak mncerminkan Muslim yang Islami) itu memang sangat menyakitkan dan kita tak diberi kesempatan untuk berbuat apapun. Apapun bentuk dosa dan kesalahan Saddam terhadap mereka dan kemanusiaan. Bukankah kita percaya bahwa: - Ketika seseorang menjalani hukuman didunia atas dosa dan kesalahan menurut hukum Islam, bukankah dia telah dilepasbebaskan dari menanggung kriminalitas yang ia lakukan. Bukankah hukuman itu telah membersihkan dosanya dari kejahatannya yang ia lakukan? Allahlah yang akan akan memutuskan nanti apakah Ia akan mengampuni atau memberikan hukuman lainnya di akhirat nanti ? Tidakkah sepatutnya, buat mereka yang hadir dan menyaksikan saat pelaksaan eksekusi untuk diam sejenak, berkontemplasi, mendoakan kepergiannya dengan hormat dan tenang. Mudah mudahan hukuman
[media-dakwah] Fw: Aku tak segagah ibu tua itu ........
dari milis sebelah Semoga bermanfaat :-) B'Rgrds -Tutik- - Original Message - Sent: Friday, December 22, 2006 4:13 PM Subject: Aku tak segagah ibu tua itu Semoga bermanfaat .. == Setiap menjelang Hari Raya Idhul Adha, saya selalu teringat pada cerita nyata yang disampaikan adik ipar saya pada 4 tahun yang lalu. Ketika itu adik ipar saya ditunjuk menjadi salah satu panitia Qurban di kantornya (sebuah perusahaan IT) di Jakarta. Singkat cerita, selepas pulang kerja adik ipar saya bersama rekannya pergi untuk membeli hewan Qurban di salah satu penjual hewan Qurban untuk memenuhi amanah dari para karyawan di kantornya yang menitipkan uang kepada panitia untuk dibelikan hewan Qurban. Sesampainya di tempat penjual hewan Qurban tersebut, tampak sekali si penjual hewan Qurban sangat sibuk melayani para pembeli. Para pembeli pun sibuk memilih hewan-hewan Qurban yang terbaik untuk memenuhi seruan ber-Qurban di hari raya nanti. Adik ipar saya pun terpaksa harus menunggu cukup lama sambil melihat-lihat hewan-hewan Qurban yang ada di lokasi. Diantara para pembeli yang sedang antri, tampak seorang ibu tua yang memanggul bakul bambu berisi perabot rumah tangga tradisional seperti sikat ijuk, sapu lidi, kemoceng dan sebagainya. Dengan sabar ibu tua tersebut berdiri melihat-lihat para pembeli yang sibuk memilih hewan Qurban dan menawar harga. Setelah sekian lama para pembeli pun mulai sepi, tapi ibu tua masih sabar berdiri seakan menikmati pemandangan kesibukan penjual hewan Qurban dengan para pembelinya, dan menunggu sampai pembeli terakhir. Sampailah waktunya si penjual melayani adik ipar saya, dan setelah memilih hewan-hewan Qurban dan menentukan harga, maka si penjual hewan Qurban menyiapkan kwitansi pembelian untuk adik ipar saya. Sambil menunggu si penjual menyiapkan kwitansi, adik ipar saya iseng-iseng menanyakan apa keperluan si ibu tua sehingga rela berlama-lama menunggu di sana. Dalam hati, adik ipar saya menduga-duga bahwa mungkin si ibu tua itu ingin meminta shodaqoh dari penjual hewan Qurban yang sedang laris manis itu. Dan alangkah terkejutnya, ketika adik ipar saya mendengar jawaban dari si ibu tua bahwa ia juga ingin membeli hewan Qurban untuk dirinya sendiri. “Alhamdulillah nak, saya sudah beberapa tahun terakhir ini bisa rutin membeli kambing Qurban”, begitu ibu tua itu menambahkan, Didorong rasa ingin tahu, adik ipar saya bertanya bagaimana caranya si ibu tua tersebut bisa mampu membeli kambing Qurban, mengingat pekerjaanya hanya penjual perabot rumah tangga tradisional. Si ibu tua dengan lugasnya menjelaskan bahwa setiap hari ia menyisihkan seribu perak dari keuntungannya berjualan perabot. “Kalau lagi laku banyak, saya menyisihkan dua ribu perak. Jaga-jaga kalo saya sakit, saya nggak bisa jualan dan nggak bisa nabung buat beli kambing Qurban”. “Kalau sehari seribu atau dua ribu, setahun bisa terkumpul uang Rp350.000,- s/d Rp400.000,- jadi cukuplah buat beli kambing Qurban yang murah”, begitu si ibu tua menjelaskan. Begitulah adik ipar saya menuntaskan ceritanya. DEGH ….. saya cuma bisa terdiam mendengar cerita itu, bila si ibu tua itu dengan telaten menyisihkan keuntungannya berjualan setiap harinya demi keinginan besar untuk bisa ber-Qurban setiap tahunnya, itu berarti tidak ada alasan bagi saya untuk tidak ber-Qurban setiap tahunnya. Saya tidak perlu mengumpulkan uang bila ingin membeli kambing Qurban, dan bila pun harus mengumpulkan uang untuk membeli kambing Qurban, saya hanya perlu berapa kali saja menahan keinginan saya untuk makan fast-food atau nonton di bioskop atau beli celana jeans baru atau beli accessories kendaraan. Bila si ibu tua itu harus menyisihkan seribu – dua ribu perak dari hasil keringatnya memanggul bakul perabot keliling kampung yang setiap hari paling-paling cuma untung 10 ribu – 20 ribu, maka apakah saya sudah cukup berani dan lapang hati untuk menyisihkan 10% dari gaji setiap bulan untuk meraih cinta Allah. Jujur saya belum segagah ibu tua itu …… Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[media-dakwah] Fw: Titip Ibuku ya Allah
B'Rgrds -Tutik- - Original Message - Sent: Friday, December 22, 2006 6:20 PM Subject: Titip Ibuku ya Allah Nak, bangun... udah adzan subuh. Sarapanmu udah ibu siapin di meja... Tradisi ini sudah berlangsung sejak kecil, sejak pertama kali aku bisa mengingat menganjak umur 12 th sudah meninggalkanya ^_^. Kini usiaku sudah kepala 20 dan aku jadi seorang Karyawan disebuah Perusahaan swasta, tapi kebiasaan Ibu tak pernah berubah. Ibu sayang... ga usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah dewasa. pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah. Punketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan. Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang kubaca .. orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak . tapi entahlah Niatku ingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya Bu, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih ? Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana . Terbata-bata Ibu berkata, Tiba-tiba Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing. Diam-diam aku bermuhasabah. .. Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya ? Ketika itu kutanya pada Ibu. Ibu menjawab Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu. Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu. Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu . Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua. Lagi-lagi aku hanya bisa berucap Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ibu. Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan sesuatu. Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk cuti dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu. Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis. Menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Pukul 3 dinihari Ibu bangun dan membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh Ibu ke dapur menyiapkan sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi... Ah, maafin kami Ibu ... 18 jam sehari sebagai pekerja seakan tak pernah membuat Ibu lelah.. Sanggupkah aku ya Allah ? Nak... bangun nak, udah azan subuh .. sarapannya udah Ibu siapin dimeja.. Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan terimakasih Ibu, aku beruntung sekali memiliki Ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan Ibu Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu, Ibu... Aku masih sangat membutuhkanmu. .. Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat Dirimu.. Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat aku sayang padamu... , namun begitu, Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai karena Allah. Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita ... Ibu dan ayah walau mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada. Percayalah.. . kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia. Wallaahua'lam Ya Allah,cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ibu... dan jika saatnya nanti Ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan khusnul khatimah. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil Titip Ibuku ya Allah [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Fw: Mengangkat Koperku Sendiri...?
RE: Mengangkat Koperku Sendiri...? B'Rgrds -Tutik- Ya Allah, Kapan Aku Mengangkat Koperku Sendiri...? Saat itu adalah bulan Muharram tahun 1424 H. Seorang pria bernama Mamat yang bekerja di Bandara Soekarno-Hatta sedang sibuk mengangkat koper-koper penumpang. Koper bukan sembarang koper. Semua koper yang baru saja dibongkar dari pesawat Saudia Airlines itu memiliki kesamaan; berbentuk besar, berwarna biru tua dan bertuliskan nama pemilik, nomer kloter dan asal kota. Koper-koper tersebut adalah milik jemaah haji yang baru saja selesai menunaikan ibadah haji di Tanah Suci pada tahun itu. Setiap kali mengangkat satu koper, Mamat selalu membaca basmalah dan shalawat kepada Rasulullah Saw. Sudah berpuluh koper yang ia angkat, hingga rasa itu muncul di dadanya. Pada kali selanjutnya, tatkala tangannya menggamit pegangan koper, ia sempat membaca doa kecil kepada Allah Sang Penguasa Alam di dalam hatinya, Ya Allah, kapan saya mengangkat koperku sendiri seperti ini...?! Sebenarnya yang ia maksud adalah ia begitu berharap dapat berangkat haji ke Baitullah. Rupanya Allah mendengar jeritan hati Mamat. Hanya selang 4 bulan saja, Subhanallah, namanya keluar sebagai salah seorang dari 17 orang pegawai yang mendapatkan jatah naik haji tahun itu atas biaya kantor. Mamat pun amat bersyukur kepada Allah Ta'ala karenanya.Namun kebahagiaan ini tidak serta-merta membuat Mamat puas hati. Ia tahu bahwa berita ini boleh jadi akan membuat Iis, istrinya bersedih. Sebab hanya dia saja yang dapat berangkat naik haji, padahal mereka berdua selalu berdoa kepada Allah Swt agar dapat berangkat naik haji bersama-sama.Maka tatkala menyampaikan berita ini pun, Mamat amat hati-hati dalam mengemasnya. Semoga tidak ada bahasa yang terpeleset dan melukai hati, itulah harapan Mamat. Is Akang minta maaf ya sama kamu... Mamat mencoba membuka percakapan dengan meminta maaf terlebih dahulu. Emangnya ada apa, Kang? sang istri bertanya. Akang ingin beritahukan sesuatu ke kamu, tapi kamu jangan marah ya... apalagi sedih...? sambut Mamat. Kalimat itu membuat Iis menjadi gelisah. Ia coba tenangkan hati untuk mendengar berita gak enak ini. Mamat pun kemudian menyambung kalimatnya dengan nada hati-hati, Is... Akang hari ini mendapat kejutan. Akang terpilih menjadi salah satu karyawan yang akan diberangkatkan haji oleh kantor... Alhamdulillah!!! Iis berteriak kegirangan. Ia langsung melompat ke arah Mamat suaminya dan memeluknya dengan erat. Dengan bersemangat Iis berkata, Kirain berita sedih...! Berita bagus kayak begini kok dibawa sedih kayak begitu Kang? Iis ikut senang ngedengernya! Ya... emang sebenarnya ini adalah berita gembira, cuma yang bikin Akang takut membuat kamu sedih adalah . karena Akang gak punya duit untuk ngeberangkatin kamu, Is ! Akang khan cuma pegawai kecil seperti kamu tahu... Kalau saja, duit itu ada, tentu Akang akan ajak kamu juga untuk berhaji ke rumah Allah! Iis lalu mengerti kegundahan yang berkecamuk dalam hati suaminya. Sambil tersenyum, Iis berujar, Udah kang gak usah dipikirin, Iis rela melepas Akang naik haji. Tapi jangan lupa doain Iis ya biar cepat nyusul! Akhirnya, apa yang dikhawatirkan Mamat tentang perasaan istrinya pun tidak berlaku. Sekali lagi Mamat bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla karenanya. Hari itu adalah jadwal Mamat untuk berangkat haji. Seperti kebiasaan orang kampungnya, maka kepergian Mamat diantar dengan adzan dan iqamat. Pembacaan shalawat dustur yang dikumandangkan oleh seorang ustadz pun membuat semua orang haru meneteskan air mata. Saat itulah, Mamat berpamitan dengan menyalami serta merangkul orang-orang yang ia kenal seraya meminta restu. Semua anggota keluarga, kerabat, tetangga, sanak famili menghadiri acara itu. Semuanya sudah bersalaman dan berangkulan dengan Mamat. Hingga saat Mamat hendak naik ke atas kendaraan, saat itulah tiba giliran Iis mencium punggung telapak tangan suaminya dan suasana haru pun tercipta. Air mata suami-istri itu pun jatuh membasahi bumi. Saat mereka berdua berpelukan, Iis berucap, Kang Mamat, jangan lupa untuk doain Iis ya di Baitullah... panggil-panggil nama Iis di sana. Insya Allah, Iis dan anak-anak ikhlas ngelepas Akang. Semoga kita semua, dengan doa kang Mamat, bisa nyusul berangkat haji bareng-bareng...! Tak kuasa Mamat menahan tangis. Pelukan itu makin ia pererat. Ia hanya mampu mengucapkan kata 'Amien'. Dalam hati, Mamat berucap agar Allah Swt juga berkenan mengajak istri dan anak-anaknya untuk berhaji seperti dia. Di dalam kendaraan Mamat masih sempat berdoa kepada Allah Swt untuk keluarga yang ia tinggalkan: ALLAHUMMA ANTAS SHAHIBU FIS SAFAR, WAL KHALIFATU FIL AHLI. HR. Muslim Ya Allah, Engkau adalah pendampingku dalam perjalanan. Engkau juga yang menggantikan aku untuk menjaga keluarga yang ditinggalkan... Amien HR. Muslim. Usai membaca doa, ia pusatkan konsentrasinya untuk khusyuk beribadah kepada Allah Swt. 42 hari Mamat menuntaskan semua ritual ibadah haji di
[media-dakwah] Re: Perasaan Anak Yatim
RE: Perasaan Anak Yatimnice story... B'Rgrds -Tutik- Berbagi Cinta . oleh; Jamil Azzaini Bila ada ajakan untuk berbagi, apa yang ada di pikiran anda? Berbagi dana, pakaian layak pakai, sembako, susu, makanan atau bentuk material lainnya. Jawaban itu boleh jadi karena pengaruh ide materilistik yang telah mengglobal. Mengukur segala sesuatunya dengan ukuran yang bersifat material dan kasat mata. Pengalaman nyata dari ayah angkat saya mungkin bisa menjadi pelajaran bahwa berbagi tidaklah mesti berbentuk material. Setiap tahun, ayah angkat saya punya kebiasan berkeliling ke berbagai panti asuhan dan rumah anak yatim. Kunjungan biasanya dilakukan dua kali. Awal bulan Ramadhan dan akhir bulan Ramadhan. Kunjungan pertama adalah survey untuk mengetahui kebutuhan panti asuhan atau rumah yatim. Kunjungan kedua membawa bantuan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan Ketika berkunjung ke salah satu rumah yatim, ayah angkat saya bertemu dengan seorang bocah bernama Nina. Nina, apa yang anakku mau sayang begitu ayah saya membuka percakapan. Nina mau baju baru?, sepatu baru?, tas baru? Atau apa nak? tambah ayah saya. Nggak ah… ntar om marah jawab Nina. nggak sayang, om tidak akan marah ayah saya menimpali. Nggak ah... ntar om marah Nina mengulang jawabannya. Ayah saya berpikir, pasti yang diminta Nina adalah sesuatu yang mahal. Rasa keingintahuan orang tua saya semakin menjadi. Maka dia dekati lagi Nina sambil berkata, ayo nak katakan apa yang kamu minta sayang Tapi janji ya om tidak marah jawab Nina manja. Om janji tidak akan marah sayang tegas ayah saya. Bener om tidak akan marah sahut Nina agak ragu. Ayah saya menganggukkan kepala pertanda bahwa ia setuju untuk tidak marah. Nina menatap tajam wajah ayah saya. Sementara ayah saya berpikir, apa gerangan yang diminta oleh Nina. Seberapa mahal sich yang bocah kecil ini minta sampai dia harus meyakinkan bahwa saya tidak akan marah' pikir ayah saya. Sambil tersenyum orang tua saya mengatakan ayo nak, katakan, jangan takut, om tidak akan marah nak. Dengan terus menatap wajah ayah saya, Nina berkata; bener ya om tidak marah. Sekali lagi ayah saya mengganggukan kepala. Dengan wajah berharap-harap cemas, Nina mengajukan permintaanya om, boleh nggak saya memanggil ayah Mendengar jawaban itu, tak kuasa ayah saya membendung air matanya. Segera dia peluk Nina dan mengatakan tentu anakku.. tentu anakku...mulai hari ini Nina boleh memanggil ayah, bukan om Sambil memeluk erat ayah saya, dengan terisak Nina berkata terima kasih ayah... terima kasih ayah... Hari itu, adalah hari yang tak akan terlupakan buat ayah saya. Dia habiskan waktu beberapa saat untuk bermain dan bercengkrama dengan Nina. Karena merasa belum memberikan sesuatu yang berbentuk material kepada Nina maka sebelum pulang, ayah saya berkata kepada Nina : anakku, sebelum lebaran nanti ayah akan datang lagi kemari bersama ibu, apa yang kamu minta nak? Khan udah tadi, Nina sudah boleh memanggil ayah sergah Nina. Nina masih boleh minta lagi sama ayah. Nina boleh minta sepeda, otoped atau yang lain, pasti akan ayah kasih. Sambil memegang tangan ayah saya, Nina memohon nanti kalau ayah datang sama ibu ke sini, saya minta kita foto bareng ayah, ibu dan kakak-kakak, boleh khan ayah? Tiba-tiba kaki orang tua saya lunglai, dia terduduk, bersimpuh di depan Nina. Dia peluk lagi Nina sambil bertanya; buat apa foto itu nak? Tanpa ragu Nina menjawab Nina ingin tunjukkan sama temen-temen Nina di sekolah, ini foto ayah Nina, ini ibu Nina, ini kakak-kakak Nina. Ayah saya memeluk Nina semakin erat, seolah ia tak mau berpisah dengan seorang bocah yang menjadi guru kehidupan di hari itu. Terima kasih Nina, walau usiamu masih belia kau telah mengajarkan kepada kami tentang makna berbagi cinta. Berbagilah cinta, karena itu lebih bermakna dibandingkan dengan sesuatu yang kasat mata. Berbagilah cinta, maka kehidupan anda akan lebih bermakna. Berbagilah cinta agar orang lain merasakan keberadaanmu di dunia ini. Jamil Azzaini adalah Inspirator Sukses-Mulia dan penulis buku Best Seller Kubik Leadership; Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup. [Non-text portions of this message have been removed]