[mediacare] Pemerintah Tak Akan Membiayai Penanganan Lumpur Sidoarjo
DL - Pertama: salut kepada Suara Pembaruan yang mampu menyajikan tulisan padat berisi seperti di bawah ini. Kedua: sikap wakil presiden tepat sekali, bila perusahaan swasta membuat kekeliruan, maka kerugian harus ditanggung oleh (insurance) perusahaan swasta ybs. Namun tokh ada dua catatan: 1. Bila ijin pemboran gas alam dikeluarkan oleh pemerintah daerah, maka pemerintah daerah juga harus mengganti kerugian bersama Lapindo Brantas. 2. Selama Lapindo Brantas (dan pemda) belum mengganti kerugian, maka kewajiban pemerintah daerah untuk memberi tunjangan sosial darurat kepada seluruh keluarga yang tertimpa malang. Biaya mana nantinya diperhitungkan dengan kerugian yang harus dibayar oleh Lapindo Brantas (dan pemda sendiri). Pemerintah (daerah) harus melindungi rakyat, bukan membiarkan rakyat terlantar. Pasal 34 UUD RI mewajibkan pemerintah daerah/pusat memberi santunan kepada rakyat miskin dan anak-anak terlantar (mis. yang kesusahan tertimpa malapetaka Lapindo Brantas). Semoga cara berpikir orang Indonesia dalam hal bantuan kepada orang miskin dan anak terlantar sama dengan cara berpikir orang Belanda di sini. SUARA PEMBARUAN DAILY Pemerintah Tak Akan Membiayai Penanganan Lumpur Sidoarjo [JAKARTA] Pemerintah tidak akan mengambil alih masalah pembiayaan terkait dengan semburan lumpur panas PT Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur. Yang ditanggung pemerintah hanyalah bencana alam seperti yang terjadi di Yogyakarta. Demikian Wakil Presiden (Wapres) Muhammad Jusuf Kalla kepada wartawan di Jakarta, Jumat (16/3). Wapres ditanya tentang penanganan masalah semburan lumpur panas Lapindo. Dia menambahkan, masyarakat Indonesia selalu berpikir, kalau bencana nasional seolah-olah dengan sendirinya pembiayaan ditanggung pemerintah. Padahal, yang ditanggung pemerintah hanya bencana alam yang terjadi bukan karena kecerobohan manusia, seperti bencana alam gempa bumi dan tanah longsor. Sedangkan semburan lumpur panas Lapindo masih menjadi tanggung jawab pemilik Lapindo, dalam hal ini Nirwan Bakrie. Dan di hadapan Presiden dan Wapres Nirwan sendiri sudah menyanggupi menanggulangi seluruh biaya akibat semburan lumpur panas tersebut. Lagi pula, kata Kalla, Nirwan Bakrie adalah pengusaha nasional yang tidak akan lari ke luar Negeri. Bakrie adalah pengusaha yang sangat nasionalis. Sementara terkait dengan masalah kompensasi, Nirwan Bakri sudah berjanji untuk memberikannya kepada semua korban. Hanya saja, dana kompensasi itu tidak bisa diberikan begitu saja, tetapi harus menunggu proses sertifikasi tanah dan bangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat. [A-21] Last modified: 17/3/07
[mediacare] Saran untuk Bioskop Trans TV
Sempat berharap banyak ketika Trans TV membuat Program Bioskop Trans TV. Tapi, hanya di awal-awal saja filmnya baru-baru dan bagus-bagus, makin ke sini makin mengecewakan. Apalagi film yang diputar jam 23 WIB, kebanyakan film yang kategorinya ecek-ecek atau sudah re -run beberapa kali. Padahal, masih banyak film bagus, gak musti dari Hollywood kan, yang bisa diputar di Bioskop Trans TV Innocent Voice, Run Lola Run, The Legends of Suriyothai dan masih banyak lagi -ddr- Pecinta Liga Inggris nya Trans 7 --- wahyudi yudi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
[mediacare] Re: Mengapa ANTV masih terpuruk
Mbak Uni Lubis, saya yakin ANTV masih punya kesempatan untuk lepas dari keterpurukan. Bahkan bisa menjadi stasiun tv yang cukup disegani di negeri khatulistiwa. Memang tidak mudah memadukan lokal dan internasional, perlu waktu dan perlu keyakinan. Saran saya, simpel saja. Jangan sampai ANTV kehilangan moment lagi, semoga "terang benderang"nya transmisi dan program baru di bulan Juni (atau bulan lainnya) bisa menjadi momen2x yang bersejarah mengubah peta dan wajah Indonesia dengan gebrakan ANTV. (Dan, saya serta teman2x di DC tetap mendukung lewat Om Farhan ya mbak...hehehe...). Buat Bang Ade, walau tidak di KPI, kajian anda soal media masih tetap kita tunggu. Dan saya pikir, demokratisasi dan desentralisasi penyiaran sangat dipengaruhi oleh pemikiran dan usaha dari member2x KPI yang baru. Sama dengan mbak Uni, sayang Anda tidak di KPI lagi, padahal KPI sempat "ngetop" karena tulisan2x Anda... Thanks & Salam Naratama --- In mediacare@yahoogroups.com, Uni Zulfiani Lubis <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Wah, saya pikir Ade sudah cukup "sibuk" belakangan ini...soal bagaimana progress TV nasional melakukan transfer ke lokal...biar kami lapor ke KPI baru aja yaa.sayang juga Anda sudah tidak di KPI... > > Ciao. > > > Saya tidak menanggap substansi jawaban Uni Lubis. > Saya cuma sangat tergerak dengan pernyataan dia bahwa untuk memenangkan > pertarungan, yang akan dilakukan antara lain adalah dengan membenahi > transmisi Surabaya. > Saya yakin sikap Uni adalah sikap semua stasiun televisi Jakarta yang > selama ini bersiaran secara nasional. > Mereka nampaknya betul2 mengabaikan kewajiban UU penyiaran 2002 bahwa > sebenarnya tahun ini (2007) sudah tidak boleh lagi ada siaran nasional. > Seharusnya mereka mengembangkan jaringan stasiun televisi di seluruh > daerah. Jadi, alih2 sekadar membangun atau memperbaiki relay station, yang > harus mereka lakukan adalah membangun atau mencari partner lokal untuk > membangun stasiun lokal yang akan manjadi bagian dari jaringan mereka. > Stasiun-satsiun televisi Jakarta ini memag tidak peduli dengan > demokratisasi dan desentralisasi penyiaran! > hah! > > ade armando
[mediacare] Republik Mimpi dan Protes Tionghoa
Paradigma dan kegiatan berpolitik Ormas/Parpol yang mengatas-namakan Etnis, cuma menunjukan 2 kemungkinan: * Wawasan politik (sebagian) elite Tionghoa masih pada tingkat yang primitive. * Bertujuan memperjuangkan kepentingan politik etnis, justru memperkuat sikap yang eksklusif, bahkan cenderung mengarah menjadi separatis. ~~ - Original Message - From: Daniel Pramono To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, March 18, 2007 11:53 PM Subject: Republik Mimpi dan Protes Tionghoa Karena debat soal Rep. Mimpi di Tionghoa-net saya jadi penasaran pingin lihat seperti apa sebenarnya acara ini. Maka malem ini saya nyalakan TV (yang biasanya jarang nyala) untuk melihat acara ini dari awal sampai akhir. Ternyata episode Rep Mimpi kali ini adalah episode yang selama ini diributkan karena memuat artikel koran berjudul "Republik Mimpi diprotes Tionghoa". Jadi amat kebetulan karena saya bisa melihat langsung konteks ditayangkannya artikel tersebut dalam keseluruhan acara ini. Episode ini di awali selentingan bahwa Rep. Mimpi disomasi Menkominfo. Kemudian ditayangkan hasil poling detik.com dan perspektif.com yang mengungkapkan banyaknya dukungan publik pada Rep. Mimpi. Lalu ditayangkan liputan TV Perancis Arte France TV yang mengulas Rep. Mimpi dan peran parodi politik bagi pertumbuhan demokrasi di Indonesia. Segmen penayangan artikel yang menyebut kata "Tionghoa" diawali dengan pengantar dari Anya Dwinov (moderator ?) yang kata-katanya adalah sebagai berikut : "Terima kasih atas dukungan rekan-rekan pers cetak kepada Rep. Mimpi seperti yang akan kita lihat dalam tayangan berikut ini". Kemudian ditayangkan kurang lebih tujuh kliping artikel koran yang masing-masing muncul empat detik. Artikel-artikel tersebut diantaranya berjudul : - "Rep. Mimpi diprotes Tionghoa" - "Rep. Mimpi dibela DPR" - "Rep. Mimpi dibela Mega dan Gus Dur" - "Somasi Menkominfo kepada Rep. Mimpi" (saya lupa tepatnya, tapi nadanya mengkritik somasi Menkominfo tersebut" - yang lain saya lupa karena cepet sekali, hanya empat detik, tapi lebih banyak tentang somasi dari Menkominfo. Tayangan ini diakhiri dengan komentar dari Anya Dwinov : "Kami tidak akan memberi komentar pada tayangan tadi, anda bisa membacanya sendiri". Kemudian tayangan dilanjutkan dengan potongan video ketika Habudi (Habibie palsu) dan Efendi Gazhali ngobrol santai sambil tertawa-tawa dengan Menkominfo Sofyan Jalil. Habudi bicara dengan menirukan gaya Habibi, lalu Sofyan Jalil berkomentar supaya Habudi memperkaya vokabulari gaya Habibi yang ditirukannya, "Jangan hanya hi-tech melulu, ditambah dong, misalnya soal ICMI begitu". Effendi Gazhali ikut menimpali mengolok Habudi yang tampak kewalahan menjawab Sofyan Jalil yang tampaknya lebih hafal vokabulari gaya Habibie. Keseluruhan acara Rep. berlangsung lebih dari satu jam, dan tayangan artikel "Rep. Mimpi diprotes Tionghoa" hanya empat detik. Saya menulis ringkasan episode ini supaya dapat dilihat konteks tayangan artikel "Rep. Mimpi diprotes Tionghoa" yang diributkan oleh beberapa kalangan Tionghoa. Ada tiga hal yang jadi sorotan saya : Pertama, artikel "Rep. Mimpi diprotes Tionghoa" itu bukanlah opini milik Rep. Mimpi sendiri melainkan dari "rekan-rekan pers cetak", dan Rep. Mimpi tidak memberikan komentar tambahan apapun terhadap artikel tersebut. Artikel itu sendiri hanyalah salah satu dari tujuh artikel yang ditayangkan yang menggambarkan dukungan pers cetak kepada Rep. Mimpi. Jadi konteks dari tayangan itu adalah menggambarkan dukungan pers terhadap Rep. Mimpi, bukannya serangan balik terhadap pihak yang mensomasi Rep. Mimpi. Dari konteks ini tampaknya jadi rancu bila protes diarahkan ke Rep. Mimpi dengan tuduhan mengeluarkan pernyataan provokatif yang menyerang Tionghoa karena pernyataan tersebut dirilis oleh koran yang memberikan dukungan kepada Rep. Mimpi. Tuduhan yang diarahkan kepada Rep. Mimpi akan menunjukan bahwa si penuduh tidak mengerti konteks penayangan pernyataan "Rep. Mimpi diprotes Tionghoa" tersebut. Kedua, pembicaraan dan artikel yang ditayangkan lebih banyak tentang somasi dari Menkominfo. Perubahan dari "Republik" Mimpi menjadi "Kerajaan" Mimpi adalah sebuah sinisme bahwa tindakan pemerintah yang ingin membungkam suara parodi politik ini adalah tindakan otoriter seperti dalam sebuah "kerajaan". Jadi bobot dalam memparodikan somasi dari Menkominfo jauh lebih berat daripada somasi dari PARTI yang bahkan tidak disebut satu kalipun. (rupanya PARTI gagal "numpang beken" di Rep. Mimpi). Paradoksnya dalam tayangan video justru terlihat Menkominfo Sofyan Jalil tertawa-tawa dengan Habudi dan Effendi Gazhali. Malahan ditambah beliau mengajari vokabulari gaya Habibie yang bisa ditirukan Habudi. Bukankah menggelikan bila Sofyan Jalil yang somasinya diparodikan begitu panjang saja tertawa-tawa akrab dengan personil Rep. Mimpi nah Tionghoa yang cuma muncul empat detik kok malah mau mencak-mencak protes. Acara ini sendiri
[mediacare] circle of help
Kalau kita lihat, beberapa orang mendapatkan kesuksesan seolah-olah dia memiliki tangan Midas, Hand of midas, segala macam yang disentuhnya menjadi emas. Wah kalau kita memiliki hand of Midas, paling enak deh, Kok bisa? Mengapa tangan kita pegang apa-apa kok tidak jadi apa-apa? Hand of Midas itu seperti tangan bayi. Dia tinggal tunjuk bapaknya, maka bapaknya mulai joget.. Dia tinggal tunjuk ibunya, maka ibu mulai menyusuinya, Sesungguhnya energi bayi sungguh efektif. Maksudnya kita tinggal mewek saja, maka nanti akan ada yang mengurusi? 1. Jangan meminta pertolongan kepada orang lain. Kesalahan pertama, anda bukan bayi lagi, jadi pada waktu anda minta tolong kepada orang lain, besar kemungkinannya anda ditolak. Tapi saya dulu melamar kerja di 30 perusahaan dipanggil oleh 3 perusahaan, diterima di 1 perusahaan. Itu dulu, sewaktu jaman Pak Harto, kalau sekarang anda mau melamar cara ini jangan 30 perusahaan, namun harus 700 perusahaan, karena probabilitynya pelamar ada 700 oleh karena itu secara statistik anda harus shoot 700 kali. 2. Jadi harus secara aktif menarik perhatian? Ini kesalahan kedua, dipikir dunia itu bisa kita kendalikan, dengan terus kita menarik perhatian, maka suatu saat kesempatan akan datang? Dijamin yang datang itu sebenarnya hanya pengen hiburan saja. Hidup ini bukan tergantung dari content yang kita tawarkan, namun lebih tergantung pada deliverynya. terus gimana? Bagaimana caranya supaya kita mendapat pertolongan orang lain? 3. Tolonglah orang lain. Setiap orang memikirkan kesulitannya masing-masing, kalau ada orang yang mau menolong anda, itu pasti karena cocok dengan kebutuhan dia. Mengapa kok bisa cocok dengan kebutuhan dia? Karena anda menolong dia, bukan sebaliknya. itulah namanya circle of help. 4. Percayailah orang lain. Pada waktu anda mempercayai dia, maka anda berbuat sepenuh hati untuk dia, maka otomatis, diapun akan membalas berbuat sepenuhnya untuk anda. Sebuah pertolongan membutuhkan circle of trust. untuk masuk kesana, anda tidak bisa masuk separo kaki, apalagi separo hati. Kalau anda masuk kesana, maka anda akan merasakan gaya tarik sentrifugal. setelah anda masuk kesana, maka anda tidak akan jatuh lagi, karena gaya gravitasi sudah kalah dengan gaya sentrifugal. Anda akan ditarik ke atas, selama anda bisa dipercaya. salam, Goenardjoadi Goenawan http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id=5630&pageNum=2 Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. & Ir. Stefanus Indrayana, MBA.: * Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 1 Januari 2007) Dan juga karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. lainnya: * Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006) * Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani * Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku * Pelangi Kehidupan Entrepreneur Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit. http://farechase.yahoo.com/promo-generic-14795097
[mediacare] Melangkah dengan satu kaki
Dalam hidup ini kita selalu bergelut dengan segala macam keinginan, dan oleh karena itu banayk orang berbondong-bondong lalu belajar bagaimana caranya memasarkan, lalu belajar ilmu Marketing, supaya bisa laku, banyak uang. Ada yang lalu belajar bagaimana caranya supaya efektif? Lalu belajar Mestakung. Profesor Fisika mempelajari Mestakung. Semesta Mendukung. Kita terus belajar, bagaimana caranya supaya bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, lewat perusahaan, lewat organisasi, lewat segala macam cara. Dan kita lalu berpikir, bagaimana semua itu bisa terkendali? Bagaimana caranya mengendalikan hidup? Sedangkan kita berpikir mencari lowongan kerja saja sungguh sulit. sungguh langka. Sesungguhnya, banyak orang berjalan, berusaha, bekerja secara sendirian. Mandiri, berusaha independent, dan sering lupa, Bahwa hidup ini bukan untuk kita. Mana mungkin kita membuat semua orang menuruti kita? membuat semua orang antri kepada kita? mana mungkin? Kita bukannya keponakannya Nabi Yusuf. Bila anda berusaha sendiri, berkerja secara sendiri, berdiri di atas kaki sendiri, maka sesungguhnya anda berjalan seperti dengan satu kaki. Melangkah dengan satu kaki, dan anda sering tertatih-tatih, jatuh... Namun bila anda berbuat demi orang lain, untuk orang lain, maka anda mulai bisa melangkah dengan dua kaki. Satu langkah untuk menyiapkan demi langkah kedua, demikian selanjutnya, maka anda mampu menapaki kehidupan. Melangkah dengan pasti, mendapat dukungan semua orang. Hidup adalah untuk dimengerti, dipelajari, bukan ditaklukkan, bukan dikuasai, bukan dikalahkan. Bila anda mengalami PHK, dan menganggap dunia kiamat, peliharalah seekor kucing, perhatikan kucing itu, berikan kasih sayang, berikan kehidupan, berikan makanan, maka kucing itupun akan memberi kehidupan kepada anda. Apalagi kalau anda memberikan hidup anda kepada orang lain maka anda akan memperoleh hadiah terbesar dalam hidup, yaitu indahnya hidup ini. salam, Goenardjoadi Goenawan http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id=5630&pageNum=2 Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. & Ir. Stefanus Indrayana, MBA.: * Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 1 Januari 2007) Dan juga karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. lainnya: * Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006) * Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani * Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku * Pelangi Kehidupan Entrepreneur Get your own web address. Have a HUGE year through Yahoo! Small Business. http://smallbusiness.yahoo.com/domains/?p=BESTDEAL
[mediacare] :: WEBSITE BARU YANG LOE BANGET !!!!! ::
Wuzup udah buka ? www.clubbersmedia.com langsung register aja yaaa, ga ribet kok... cuma ngasih nama,email & HP yang valid kalau sudah aktif, kamu langsung bisa full browsing all about indonesia clubbing scene ada Hot News yang update banget , Forum, Info Party , Review Party, Movie review, perkembangan DJ-DJ lokal & global,Otomotif, fashion , Lifestyle, gadget and more... n pastinya Gallery & Gimmick, yang bisa dapetin banyak banget hadiah tiap minggunya mau masang iklan?wah bisa banget !! langsung email aja data2nya,nanti langsung kita hubungin JUGA BUAT PARA DJ LOCAL...!!! buruan kirim Mixtape CD kamu genre apapun,minimal 60 menit [wav,mp3,cda], photo, and profile kamu dalam bentuk Microsoft Word well karena kita juga baru aja mulai... kita perlu banget supports, ideas, suggests, or critics from all of U guyz for more info just email to : [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 62[0]817825432 Thx a Lot !!! :: c ya on da danze flo ! :: www.clubbersmedia.com Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit. http://farechase.yahoo.com/promo-generic-14795097
[mediacare] Kolom IBRAHIM ISA -- Lawan PELANGGARAN Kejaksaan Agung Atas Hak Informasi
Kolom IBRAHIM ISA Minggu, 18 Maret 2007 Lawan PELANGGARAN Kejaksaan Agung Atas Hak Informasi Dan Kebebasan Ilmu ! Komunitas Sejarah Indonesia Indonesia, sungguh bertindak cepat, sigap dan berani mengeritik dan menentang, menolak dan menantang keputusan sewenang-wenang dan main kuasa Kejaksaan Agung, yang pada tanggal 05 Maret 2007, telah melarang 13 judul buku pelajaran sejarah tingkat SMP dan SMA yang diterbitkan oleh 10 penerbit. Mengenai langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Komunitas Sejarah Indonesia, dijelaskan sbb: 'Pada 17 Maret 2007, para sejarawan, aktivis, guru-guru sejarah dan individu-individu lain bertemu untuk mendiskusikan tindakan selanjutnya untuk menanggapi keputusan Kejaksaan Agung tersebut. Berikut adalah tindakan yang akan dilakukan: 1. menyebarkan petisi untuk menolak keputusan pelarangan buku pelajaran sejarah kurikulum 2004. 2. membuat press conference pada tanggal 20 Maret 2007 pk. 12.30 di Hotel Bidakara untuk menyatakan sikap kita. 3. Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia akan membuat gugatan resmi terhadap Kejaksaan Agung sebagai institusi yang mengeluarkan keputusan pelarangan buku-buku sejarah kurikulum 2004. Petisi penolakan keputusan pelarangan buku-buku pelajaran sejarah dengan kurikulum 2004 kami sertakan dalam email ini. Jika anda ingin turut mendukung petisi tersebut, silakan kirim email ke grace_leksana@ yahoo.com berisi nama lengkap dan institusi yang diwakili (jika ada) atau profesi anda. Jangan menuliskan data tersebut dalam petisi, biarkan panitia yang melakukannya. Kami harapkan dukungan anda. *** Memang terhadap tindakan main kuasa Kejaksaan Agung tsb, yang menangani masalah yang bukan urusannya, yaitu yang menyangkut masalah pendidikan, kongkritnya masalah kurikulum, harus dilawan dengan tegas dan konsisten sampai Kejaksaan Agung menarik kembali keputusan sewenang-wenang tsb. Tindakan Kejaksaan Agung ini, merupakan suatu penghinaan terhadap harapan luas masyrakat yang menanti-nantikan penanganan kongkrit dan tegas dari fihak Kejaksaan Agung terhadap begitu banyak kasus pelanggaran HAM, sejak beridirinya Orba. Dimulai dengan Pelanggaran HAM terbesar, pembantaian terhadap rakyat yang tidak bersalah dalam Peristiwa 1965; kemudian kasus kekerasan, perampokan, pemerkosaan dan pembunuhan dalam Peristiwa Mei 1998,; hingga yang belakangan ini kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir. Dan last but least, pelanggaran k o r u p s i besar-besaran dan terbesar yang dilakukan oleh keluarga Cendana dan kroni-kroninya, yang masih belum di-'apa-apa'-kan oleh Kejaksaan Agung. Yang diharapkan oleh masyarakat ialah langkah Kejaksaan Agung berikutnya yang positif yang seyogianya akan memberikan sumbangan terhadap penegakkan Republik Indonesia sebagai Negara Hukum. Tetapi, dengan tindakannya sewenang-wenang mencampuri masalah pendidikan dan kurikulum, yang menyangkut penyebutan atau tidak menyebut nama PKI dalam teks buku sejarah, Kejaksaan Agung telah melangkah ke jalan kembali ke kultur ketiadaan hukum, dimana hak-hak azasi manusia, hak-hak demokrasi, hak memperoleh informasi seluas mugkin, dilanggar dan diinjak-injak sejadi-jadinya. Kejaksaan Agung hendak kembali ke periode gelap dikala yang berkuasa menjadi penentu, menjadi wasit, apa yang benar dan apa yang salah. Kultur dan budaya serta situasi hukum dan hak azasi seperti itu, adalah kultur, politik dan hukum rimba yang diciptakan dan dilaksanakan Orba selama lebih dari 30 tahun. Periode anti-demokrasi, penyebaran fakta-fakta dan peristiwa sejarah yang diputarbalikkan, diplintir dan direkayasa semasa Orba seyogianya telah diakhiri dengan tumbangnya rezim Presiden Suharto akibat gelora gerakan dan gelombang Reformasi dan Demokrasi. Seluruh kekuatan Reformasi dan Demokrasi tidak akan mengizinkan kekuasaan manapun pasca Reformasi, yang hendak menghancurkan hasil-hasil gemilang gerakan serta menegakkan kembali masa muram, masa kebodohan intelektual dan ketiadaan demokrasi zaman Orba. Oleh karena itu, mari kita sebarluaskan, dukung dan tandatangani sama-sama Petisi Komunitas Sejarah Indonesia. Di bawah ini adalah teks lengkap Petisi Komunitas Sejarah Indonesia: PETISI KOMUNITAS SEJARAH INDONESIA Latar belakang Pada masa Orde Baru (dan sebelumnya) telah terjadi rekayasa sejarah untuk kepentingan penguasa. Setelah Soeharto jatuh tahun 1998, muncul gugatan terhadap penulisan dan pendidikan sejarah yang terjadi selama ini. Beberapa peristiwa yang kontroversial seperti lahirnya Pancasila, Serangan Umum 1 Maret 1949, G30S, Supersemar, dan Integrasi Timor Timur dipertanyakan kembali oleh masyarakat. Buku-buku yang dilarang telah dicetak kembali. Biografi dan memoar para korban Orde Baru terbit secara luas. Sejarah lisan dimanfaatkan untuk mengungkap kesaksian dari survivor. Pendidikan sejarah pun mengalami perubahan. Kurikulum 1994 (direvisi tahun 1999) yang dianggap terlalu sarat muatan telah diperbaiki dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang kemudian disebut Kurikulum 200
[mediacare] Seratus Juta Penduduk Tak Punya Akses Air Bersih
refleksi: Apa ada faedahnya pemerintahan NKRI, kalau jaminan air bersih untuk kebutuhan primer penduduk tidak dapat dipenuhi selama 60 tahun merdeka?. Seratus Juta Penduduk Tak Punya Akses Air Bersih Minggu, 18 Maret 2007 | 17:18 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta: Juru bicara lembaga donor Amerika Serikat (Usaid), Farah Amini, memperkirakan seratus juta penduduk Indonesia tidak memiliki akses terhadap air bersih. Minimnya akses tersebut mengakibatkan 130 ribu anak meninggal karena diare setiap tahunnya. "Diare disebabkan air kotor yang tercemar bakteri E-coli dan perilaku buruk sanitasi," ujar Farah di sela acara peringatan Hari Air Sedunia di Cibubur, Jakarta Timur, Ahad (18/3). Ia menjelaskan, minimnya akses air bersih tersebut terjadi akibat daya tampung air tanah yang berkurang. "Ketika hutan beralih fungsi, tidak ada lagi yang menahan air tanah." Koordinator Program Pelayanan Lingkungan Usaid, Erwinsyah, mengatakan apabila daerah hulu tidak diperbaiki mulai sekarang, Indonesia akan mengalami kekurangan air. Erwin memperkirakan 30 juta hektar hutan Indonesia dibabat setiap tahunnya. "Tidak sampai 10 tahun hutan sudah habis dan kita akan kesulitan mendapatkan air," katanya. Program reboisasi yang dilakukan pemerintah, kata Erwin, tidak berpengaruh besar karena percepatan perusakan hutan jauh lebih cepat daripada percepatan perbaikan. Untuk itu, Erwin mengusulkan dilakukan program Payment Enviromental Services. Program ini mengharuskan pemilik usaha yang berada di daerah hilir membayar tiap tetes air yang mereka gunakan kepada masyarakat hulu. "Semua usaha seperti air mineral, restoran, hotel dan industri, harus memberikan kompensasi. Bentuknya bisa dalam rupiah, nantinya akan dipakai untuk konservasi daerah hulu," ujarnya menjelaskan. Penduduk Indonesia juga sulit mendapatkan air bersih karena sebagian besar air dipakai oleh pengusaha untuk kebutuhan industri. "Warga sekitar sulit mendapat air yang tidak tercemar. Sebagian besar terkena limbah industri dan bakteri," katanya lagi. Erwin mengharapkan penduduk Indonesia mulai menanam pohon. "Dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Kalau setiap penduduk menanam satu pohon yang bisa menyerap 10 liter air, kebutuhan air kita akan terpenuhi." Dalam peringatan Hari Air Sedunia ini, puluhan siswa membagikan 2.007 bibit tanaman gratis kepada para pengendara mobil di jalan alternatif Cibubur. Mereka adalah para siswa yang berasal dari SMA Negeri 2, SMA Negeri 6, YPI 45 dan SMA Al-Azhar 4 Kemang Pratama, Bekasi. Peringatan juga dilakukan dengan melakukan aneka penelitian mengenai masalah air. Reh Atemalem Susanti
[mediacare] The calamity of Asia's lost women
http://www.guardian.co.uk/commentisfree/story/0,,2036676,00.html The calamity of Asia's lost women The killing of baby girls has led to a surplus of disaffected men who are a threat to stability Will Hutton Sunday March 18, 2007 The Observer In the middle of the 19th century, an area the size of Germany located between Beijing and Shanghai in central China was run for more than 15 years by the Nian rebels, a 50,000-strong network of bandit groups who lived by pillage and rape. The inability of the Imperial armies to quell the rebellion for so long was a sign of the system's vulnerability that would eventually lead to its collapse. Importantly, the Nian bandits were men without women, long understood in China as the principal stimulus to their rebellion and cause of their violence. They originated in a district in northern China - Huai-pei - where the killing of infant girls to conserve food for more economically valuable boys in response to famine had been particularly terrible. By 1850, the official records show that there were 129 men to every 100 women, an astonishing imbalance in the ratio between the sexes. Lower-class Huai-pei peasants could not find wives; hungry, economically displaced and, in Chinese terms, 'bare branches' - not proper men because they could not marry and father children - they turned to banditry as providing meaning and sustenance alike. Those womanless bandits cast a long shadow over not just today's China, but the whole of Asia. Asia is estimated to suffer from up to 100 million missing women - aborted as foetuses or murdered in infancy because of their sex. Pakistan, erupting in protests last week against President Musharraf's anti-democratic high-handedness in suspending a senior judge, is a volatile tinderbox where the capacity for such insurrection to spread is everpresent. Fanning the flames of injustice and Islamic fundamentalism is the country's sex imbalance. Dispossessed, displaced men with no prospect of ever finding a partner more readily take to the streets like Nian rebels; violence demonstrates masculine meaning. In today's China, there are now 119 men for every 100 women. In some areas, the imbalance is greater than it was in Huai-pei in 1850. Earlier this year, an official Chinese report projected that by 2020, one in 10 men between 20 and 45 would be unable to find a wife. Professor Valerie Hudson of Brigham Young University in the US estimates that by 2020, there will be 28 million surplus Chinese men and 31 million surplus Indian men. Both governments are becoming more and more worried about the psychological and social consequences, not to mention the sheer criminality of it. As one Indian commentator remarks, the most dangerous period of a woman's life is her first few months in the womb. China's President Hu Jintao, remembering the Nian rebellion, has publicly recognised that such a huge population of 'bare branches' constitutes one of the biggest potential threats to the communist regime's survival. Real unemployment in China is more than 20 per cent, inequality is growing rapidly and there is plenty of injustice for rootless, violently inclined, womanless men to protest about. For its part, the Indian government is increasingly alarmed by the explosion of woman trafficking and prostitution, and the threat to the rule of law implied by such mass infanticide and abortion of babies because of their sex. In the last few weeks, it has stepped up its campaign to make the battery of laws against such practices stick. It is illegal in India to require a wife's family to pay a dowry to her future husband's family, a disastrous disincentive for poor peasants to be the parents of girls; illegal to use ultrasound equipment to establish the sex of an unborn baby; illegal to perform abortion because of a baby's sex. Yet the practices are on the increase, with the use of ultrasound becoming ubiquitous. The problem is that peasant societies economically and culturally value boys - and India and China remain peasant societies. Wives go to live with men in their villages; it is through men that the blood line continues; it will be your son's family that looks after you in old age. In rural China, where there is no pension system for 800 million people, terror of old age with no carer or pension is rampant, accentuated by the one-child system. If your one child is a girl, she will marry out and you face an old age of desolation and neglect. The incentive to abort or kill the baby girl and try for a boy is immense. It is nearly always the mother, aware of the disadvantage of being a woman, who commits the crime, which makes policing so very hard. You might expect hard economics would provide some counterbalance; as women become scarcer and their co-equal and vital part in constructing healthy societies ever more obvious across Asia, you would expect their value to rise. Yet the mores of marr
[mediacare] Budak Kemiskinan
Budak Kemiskinan tak ada lagi sisa airmata bencana sepertinya pesta pora burung bangkai menebar bunga kematian darah berselimut sejarah bangsa mental kuli sifat budak yang terhina nasibmu ditentukan kemauan bangsa sukarela dijajah diberakin penindas atau bangkit melawan penindasan? tak ada lagi sisa ketakutan mimpi terjebak lumpur kemiskinan anak jalanan jualan badan semalaman anak koruptor berdandan hasil uang curian para birokrat gila pangkat saling bersaing menggonggong liar demi sepotong tulang tak ada lagi sisa rasa nasionalismenya? lupa ingatan pada perjuangan kemerdekaan tega banget mengkhianati api revolusi 1945 terkutuklah para penjilat pantat busuk nekolim! kaum muda musti belajar sejarah bangsanya nyala api anti penindasan haruslah dijaga kerna kita bukan dilahirkan jadi bangsa kuli Heri Latief Amsterdam, 18 Maret 2007 http://www.geocities.com/herilatief/ [EMAIL PROTECTED] http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ Informasi tentang KUDETA 65/Coup d'etat '65 Klik: http://www.progind.net/ - Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center.
[mediacare] Re: Re: Sato Sakaki: RUNTUHNYA IMPERIUM KOMUNIS UNI SOVYET
Pak Hinu betul, bahwa tidak perlu menanggapi diskusi yang bermutu rendah, menghabiskan waktu dan enerji. Tapi ada satu hal yang saya kira Pak Hinu perlu perhatikan, yaitu SSakaki boleh jadi tidak membaca literatur tentang Marhaenisme. Tapi mungkin sebaliknya, dia membaca dengan cermat, hanya dengan tujuan untuk menjelek-jelekkan Bung Karno. Dari permulaan diskusinya sesungguhnya sudah bisa diketahui kemana arah bicaranya: yaitu menghujat Soekarno, politik dan ajarannya. Yang terakhir ini Marhaenisme yang dicap jiplakan dari Marxisme. Nanti akan ada lagi yang akan dihujat, maka dia menunggu umpan dari siapa saja yang bisa dijadikan bahan untuk menghujat Bung Karno. Dia tidak peduli apa koarannya ditanggapi atau tidak, dia tidak peduli koarannya dianggap benar atau tidak. Sebab yang penting adalah menghujat Bung Karno. Umpan tersebut bahkan dimunculkan dia sendiri (Rofiqah, S.Sungut, I.Cotan, Ratih yang dimunculkan sebagai imil japri). Tapi tulisan Pak Hinu terlampir di bawah, berguna sekali, akan memberi pencerahan generasi muda yang belum sempat mendalami Marhaenisme. Bukan pencerahan kepada Ssakaki. Bravo Pak Hinu. J.Surendro (Penggemar soto babat, bukan soto kakibabi) ---Original Message--- From: HINU ENDRO SAYONO Date: 18-3-2007 2:32:27 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [HKSIS] Re: Re: [nasional-list] Re: Sato Sakaki: RUNTUHNYA IMPERIUM KOMUNIS UNI SOVYET Rekan-rekan semua, Dengan posting Sato Sakaki yang terakhir yang berisi pengakuannya tentang pemahaman bahwa buku "Di bawah Bendera Revolusi" hanyalah daur ulang Marxisme (saya tahu maksudnya adalah Komunisme atau Marxisme-Leninisme, tetapi rancu cara berpikirnya, karena lebih banyak buku Kho Ping Hoo yang dibaca dari pada buku-buku yang "berat") yang kemudian di beri nama Marhaenisme, maka saya semakin yakin bahwa Sato Sakaki memang sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Bung Karno dan Marhaenisme serta Pancasila. Marhaenisme adalah asas yang terdiri Sosio-nasionalisme dan Sosio-demokrasi, artinya adalah paham kebangsaan yang berkemanusiaan yang adil dan beradab dan demokrasi-politik dan demokrasi-ekonomi. Secara sepintas ataupun secara mendalam atau ilmiah "pemikiran briliant tentang daur ulang sudah sangat tidak relevan sama sekali". Sato Sakaki tidak dapat membedakan antara Marxime-Leninisme dengan Marhaenisme, tidak dapat membedakan antara Marxisme-Leninisme dengan materialisme-dialektik dan materialisme-sejarah. Dan dengan demikian, secara otomatis, dia tidak tahu beda antara "Pancasila" dengan "Declaration of Independence" dan dengan "Manifesto Komunis". Dengan "pengakuannya" yang seperti itu, saya menganggap tidak ada gunanya lagi meladeni Sato Sakaki untuk "berdiskusi" dengan mutu yang rendah. Maaf, rekan-rekan, saya baru sempat menjawab, karena saya ada tugas ke luar kota yang lebih asyik dari pada berdiskusi dengan materi amat sangat tidak bermutu sama sekali. Salam juang untuk semua rekan, Hinu Endro Sayono (lebih menyukai sop kaki kambing)
[mediacare] PLANETBUMI--WORKING CLASS [EMAIL PROTECTED] Story!
Planetbumi-Working Class Zero @Bandung Setelah sukses menggelar launching album baru mereka Working Class Zero di Jakarta Soho Music The Plaza Semanggi tanggal 02 Maret 2007, planetbumi kembali menggelar launching album mereka yang baru di Kota Kembang BANDUNG tepatnya pada tanggal 16 Maret 2007 di Soho Music Cihampelas Walk. Acara baru dimulai sekitar pukul 19:30wib, mengingat masih sedikitnya jumlah orang yang datang ke venue (terlihat hanya beberapa orang saja yang duduk tenang di dalam venue menunggu acara dimulai), mungkin dikarenakan cuaca pada saat itu hujan dan ditambah macetnya jalanan kota Bandung mengingat minggu ini adalah Long weekend (banyak mobil berplat-B terlihat diJalanan kota Bandung). Sempat saya berpikir apakah massa tersedot untuk melihat acara A-MILD yang pada saat bersamaan juga digelar di kasawan Ciwalk dgn panggung rigging yang Wahhh dan sounds yang pastinya Mantap??? Tapi ternyata tidak karena disana pun terlihat masih adem ayem ajah . MC launching kali ini diBandung yaitu Susan dan Emon IF Venue. Terlihat keduanya sangat kompak dan bisa buat adrenaline penonton terbakar. Makin malam venue pun terlihat penuh dengan para penggemar yang ingin melihat launching album planetbumi. Band pertama yang tampil saat itu adalah Elemental Gaze, band asal Bandung ini mengusung genre musik campuran shoegaze, electronic dan dream pop. Kolaborasi Elemental Gaze dengan Dian Hollywood Nobody dan Akbar A Stone A benar-benar memberikan penampilan yang berbeda dari Elemental Gaze dan membuat penonton semakin menikmati suasana malam itu. Alhasil 4 lagu dibawakan Elemental Gaze, yaitu To leave after the memories are full, unperfect sky wthout your smile, Diamond tears dan Love your love, that your love. Myspace mereka : http://www.myspace.com/elementalgaze atau bisa menghubungi Fitrah di 081394250666. Elemental Gaze selesai, giliran band asal Jakarta yang tampil. Band ini juga baru saja menggelar launching mini album mereka yang bertajuk my little story di Jakarta dan Bekasi, siapa lagi kalau bukan Dear Nancy. Dear Nancy adalah salah satu dari banyak band dengan aliran Folk di Indonesia yang cukup dikenal&diperhitungkan. Letih dalam perjalanan JAK-BDG tidak membuat sedikitpun penampilan dear nancy menurun, penonton semakin menikmati acara apalagi setelah dear nancy mengcover lagu The Beatles yang berjudul If i feell. Selain lagu tersebut dear nancy juga membawakan lagu mereka sendiri yang berjudul Ordinary Friend, Beautiful Sunday, Brother and Sister dan Me and You. Myspace mereka : http://www.myspace.com/dearnancyband atau bisa hubungi Minda di 08569063944. Ramainya Soho Music pada malam itu membuat pintu masuk Soho Music pun susah untuk dimasuki, banyak yang masih malu-malu untuk berdendang didepan atau hanya duduk manis dibangku dengan pasangannya sambil menikmati musik malam itu. Kedua MC pada malam itu pun pandai untuk membuat penonton memiliki keberanian untuk menjawab pertanyaan2 mereka, selain tentunya faktor rangsangan dari jenis hadiah yang akan dibagikan. Giliran yang punya Bandung malam itu bermain. Siapa barudak Bandung yang tidak mengenal The MILO. Band yang cukup lama bergelut didunia indie ini mampu menyedot perhatian penonton malam itu. Baru kali ini planetbumi berbagi panggung dengan The MILO, dan ternyata Nyomi Vox. Planetbumi nge-fans sama The MILO. Disela-sela waktu antar lagu, Aji Vox. The MILO bercerita tentang pertemanan antara planetbumi dan The MILO. Malam itu The MILO membawakan 4 lagu mereka sendiri diantara Dreams, Malaikat, CooL dan So Regret serta mengcover 1 lagu Band legendaris The Beatles berjudul Tomorrow never Know. Penontonpun dibuat tergila akan penampilan The MILO pada malam itu, pantas jika mereka disebut sebagai salah satu band papan atas industri musik indie Indonesia khususnya Bandung. Myspace mereka : http://www.myspace.com/themilo atau bisa kontak ke Jimmy di 08164665579 dan Mawir di 081320610069. Sambutan penonton makin malam semakin meriah, venue Soho Music dan AvenueA dilantai 2 pun semakin penuh dengan para penggemar yang ingin menyaksikan acara launching album ke-3 planetbumi Working Class Zero. Semakin malampun, puncak acara pun semakin terasa apalagi terlihat PLANETBUMI sudah menaiki panggung. Seperti halnya pada launching di Jakarta, dengan setelan ala orang kerja sesuai judul album mereka yang baru Working Class Zero semua personil planetbumi menaiki panggung, terlihat perbedaan setelan dari Nyoman yang menggunakan topi Pet pada saat itu. Sang vokalis Nyomi memberi salam kepada semua yang hadir pada malam launching tsb disambung dengan sambutan-sambutan kecil yang intinya mereka senang masih bisa eksis sampai dengan saat ini dan yang paling unik adalah ini kali pertama mereka launching album setelah 10 tahun berkutat didunia musik indie. Planetbumi memainkan beberapa lagu yang semuanya ada di album baru mereka Working Class Zero. Dimulai dengan lagu
Re: [mediacare] Situs SBY di-hacked?
Mungkin saja hal ini cuma sebagai ajang akal-akalan pihak pengelola web tersebut, agar masyarakat terfokus kesana dan dengan hal ini, maka popularitas akan keberadaan web tersebut terangkat dimata masyarakat. alexander firdaust MOD: Saya juga menduga begitu. Dari tim air putih? --- radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Betulkah situs punya SBY 'di-hacked'? Itulah kabar > panas yang beredar di kalangan blogger pada pagi > hari ini. Setelah saya cek ulang, yang kena serangan > (para) 'hacker' adalah url lama yang dulu pernah > saya protes habis-habisan yaitu: > > http://www.presidensby.info/ > > Sedangkan akses di url baru yaitu: > > http://www.presidenri.go.id/ > > masih lancar-lancar saja, alias 'bersih dari > noda'. > > salam, > > rd > > catatan: > digunakannya url baru tersebut - entah sejak kapan > - artinya SBY dan pengelola situsnya mau mendengar > "uring-uringan" dari rakyatnya. > > > > _ > > Berikut isi tuntutan dari seorang hacker bertajuk > TRITURA.V2: > > > Kepada Yth. Indonesia, 17 Maret 2007 > Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang > Yudhoyono Di Istana Negara Dengan tanpa > mengurangi rasa hormat kami, Yang bertandatangan di > bawah ini: Nama: on behalf of underground > community Alamat: the world where the devils > gather Nick: QwertyDengan ini mewakili > komunitas underground Indonesia ingin menyampaikan > beberapa permintaan: 1. Turunkan harga Bandwith > agar kita semua bisa merasakan internet, apa Anda > tidak malu dengan China atau India? Mereka > negara berpenduduk padat yang bisa mengakomodasi > kebutuhan bandwidth dengan baik 2. Dukung dan > laksanakan IGOS (Indonesia Go Open Source), pikirkan > masa depan bangsa ini, tingkatkan mutu pendidikan, > masa depan kita terletak di pundak mereka yang > dengan jari-jari mungilnya setiap pagi mengemis dan > mengamen di jalanan 3. Berantas KKN, pornografi > dan pornoaksi di negeri kita tercinta ini. > Saya kira Anda telah menyaksikan > bagaimana azab yang telah menimpa bangsa ini. > Tsunami, Gempa Bumi, Banjir, dan Kecelakaan > baik di udara, laut maupun darat yang telah > merenggut anak dari ibunya, yang telah > memisahkan adik dari kakaknya. Kurang apalagi? Tanah > Longsor? Lumpur Sidoarjo? Mungkin sebentar > lagi bencana yang akan lebih besar lagi. Tidakkah > kita malu terhadap Tuhan? Sudah diperingatkan > berulang kali tetap saja membangkang dan tidak ingat > kepada-Nya.Agar permintaan kami ini diperhatikan > dan dilaksanakan. Karena pemimpin yang baik pasti > mendengarkan suara rakyatnya. Terima kasih. > Hormat Kami, Qwerty
[mediacare] Re: Ayo akhwan wa ihwat, kita ramai-ramai berpoligami!
Huah ha ha, lucu juga seruan ini! Benar2 menakjubakan pendangkalan yang dibuatnya! Duh, Gusti! ED - Inbox full of unwanted email? Get leading protection and 1GB storage with All New Yahoo! Mail.
[mediacare] Mencoba membedah anatomi Korupsi
Rekän, Mohon maaf jika ditulis agak panjang lebar... Dari hasil kajian yang saya ikuti ternyata ada 5 kelompok penting aktor korupsi. Maaf pembagian ini cuma untuk menyederhanakan model: (1) Aparat Penegak Hukum (Jaksa, Hakim, Polisi dengan karakteristik agak berbeda) (2) Aparat Birokrasi (PNS sipil dan dengan karkateristik tertentu polisi juga termasuk disini) (3) Politisi (Parpol dan DPR) (4) Masyarakat Umum (yang tidak masuk dalam golong memiliki kekuasaan) (5) Korporasi Korupsi yang paling sulit diberantas adalah Korupsi Korporasi. Negara majupun saat ini masih berperang dengan para aktor korupsi korporasi. Ingat kasus ENRON yang menyebabkan skandal besar Wallstreet. Atau di Jerman kasus VW, Deutsche Bank, Telkom, dsb, dsb. Dampak dari korupsi korporasi jauh lebih hebat dan lebih susah diatasi. Kenapa? karena mereka lebih lihai. Apakah Indonesia tidak ada korupsi korporasi? Jelas banyak, kasus Exxon, Freeport, Pertamina, BLBI, adalah contoh-2 korupsi korporasi. Economic Hitman-nya John Perkins, merupakan cerita gamblang tentang korupsi korporasi. Hanya jangan mimpi kasus korupsi bisa diatasi saat ini. Itu tahap yang paling sophisticated! Harus dimulai dari tahap yang paling gampang... Tapi bisakah korupsi diberantas? Jawabnya bisa, bahkan kita harus jihad untuk memberantas itu. Bagaimana caranya? Dari hasil studi kasus beberapa Negara yang sukses memberantas korupsi dalam waktu relative "singkat" biasanya mengikuti pola berikut: Tahap I: Memberantas korupsi pada level Aparat Penegak Hukum. Ini yang paling mudah, karena aparat penegak hukum itu tidak memiliki "kekuasaan" nyata di masyarakat. Korps mereka (kecuali polisi) tidak bisa melawan. Kekuasaan Jaksa dan Hakim itu cuma dipersidangan jadi kalau mereka memboikot karena melawan terhadap arus pembersihan korupsi, dampak perlawan mereka tidak terlalu mengganggu masyarakat. Mestinya Presiden harus memulainya dari sini. Thailand adalah contoh sukses pada tahap I ini. PM-nya yang dulu pernah mengeluarkan kebijakan semua hakim dan jaksa yang sudah berumur 40 tahun (kalau tidak salah) harus pensiun. Harus diganti dengan Hakim-Jaksa lain yang masih fresh belum pernah terlibat kolusi jual beli kasus atau mafia peradilan. Jadilah, peradilan saat itu begitu bersih dipenuhi hamkim-2 muda ala Judge Bao. Tahap II: memberantas korupsi di birokrasi dan polisi. Ini agak sedikit sulit karena birokrasi itu terkait langsung dengan pelayanan masyarakat. Jadi, kalau korps-nya melawan maka masyarakat akan terkena dampak langsung. Caranya: dengan pengawasan internal yang lebih baik dan bila bersalah akan menghadapi pengadilan yang angker buat koruptor karena hakim dan jaksa-nya semuanya bersih seperti Judge Bao. Tahap III: memberantas korupsi di Politisi. Apabila birokrasinya tidak korup maka peluang politisi untuk korup langsung menguap. Mereka ndak punya kesempatan berkolusi. Disisi lain dukung pers terbuka untuk melakukan investigasi berita. Politisi itu karakteristiknya kalau terpukul langsung jatuh K.O. hanya masalahnya sulit untuk kena pukul. Investigasi pers tentang kasus korupsi politisi adalah cara efektif untuk langsung membunuh karir si politisi tsb. Sisanya diselesaikan oleh aparat hakim model Judge Bao. China merupakan salah satu negara yang sukses memberantas korupsi sampai pada tahap III ini. Tahap IV adalah pemberantasan korupsi di masyarakat. Ini hanya bisa dilakukan melalui proses pendidikan. Harus dikasih tahu bahwa nyontek itu perilaku korupsi misalkan, dsb., dsb. Tapi cara pendidikan ini menjadi tidak efektif jika anak didik dan masyarakat melihat bahkan tidak bisa menghindari aktivitas korupsi dalam keseharian. Seperti di pengadilan kalau menang harus melalui mafia perkara ataupun dengan birokrasi seperti sogok KTP, SIM bahkan lebih canggih seperti penggelapan pajak, imigrasi, dsb. Artinya, tahap IV baru bisa berjalan efektif jika tahap I, II, III terlampaui. Masyarakat Eropa Barat adalah contoh keberhasilan mereka mengatasi korupsi sampai tahap IV. Bisa dilihat masyarakat Eropa itu taat hukum. Kasus sederhana, kalau ujian pasti deh yang paling sering nyontek itu orang-2 India, China, Arab, termasuk orang Indonesia. Orang Eropa seperti Jerman secara umum paling ndak sudi yang namanya nyontek meskipun peluangnya besar dan tidak beresiko untuk melakukan itu. Tahap V adalah mengatasi korupsi di level korporasi. Ini yang saat ini menjadi tantangan terbesar untuk semua negara maju. Korruption ist über alles". Korupsi diatas segalanya, sepertinya slogan ini menjadi masalah bersama. Kasus Enron, atau skandal VW di Jerman dan berbagai skandal lainnya adalah kejahatan korporasi yang sangat sulit untuk diatasi. Akhirnya, kesadaran kita untuk tidak korup dan ketabahan kita untuk mau hidup halal adalah modal awal untuk melawan perilaku korupsi. Tapi lebih dari itu harus ada pressure bersama bahwa untuk memberantas korupsi aparat penegak hukum harus benar-benar direformasi secara radikal. Tanpa itu usaha pemberantasan korupsi cuma usaha jaga
Re: [mediacare] Re: Mengapa ANTV masih terpuruk
hehehehehehe...tenyata nama besar tak menjamin mutu bahwa AN TV bakal bisa besar. kalo di itung-itung rugi sebenernya menggaji mereka demikian besar. kesimpulan nonton AN Tv yang baru aja dapet di kota saya pontianak. 1. acaranya garing semua. gak fokus mau jadi Tv kayak apa. sebut aja TPI yg konsisten dengan dangdut amja sinetron religinya yang berbau mistis. toh laku. masalah ada muatan moral mah semua TV di Indon ini brengsex, namun masih adalah yang menghibur satu dua. Trans 7 adalah Tv bola, liga inggris ama tukul nya menjadi icon. RCTI dengan idol serta sinetron yang energik kadang kadang OB contoh sukses mereka, lihat suksesnya buku harian nayla. emak gw ampe mau nyari ini sinetron dlm bentuk VCD ato DVD segala. SCTV, ini TV debat sekaligus saluran berita yang paten acara musiknya walo cuma 1 minggu sekali tapi hot juga.. Metro Tv , saluran berita yang serba nanggung. harusnya bisa jadi kayak discovery channel. acara debatnya juga membosankan entah kenapa semua pembawa acaranya koq yah gak bisa kayak di SCTV pintar serta gak suka memotong pembicaraan nara sumber , serta suka membajak program acara TV lain. goin country, republik mimpi itu contohnya. jadi petinggi di metro Tv ini semuanya tukang bajak dan gak kreatif. trans TV, ini TV kuliner ama film barat. not bad lah. 2. tentang AN TV , dulunya TV remaja dengan MTV nya, trus mau jadi Tv olah raga, eh gak juga akhirnya, trus mau jadi TV berita karena dibeli Star Tv, eh kedodoran lagi. harusnya jadi TV ttg lingkungan, entah itu agrobisnis, pertanian, flora fauna, petualangan dan gaya hidup. segmen nya manusia perkotaan/ kelas menengah. karena kelas bawah udah direbut ama TPI dan RCTI. kalo 33 provinsi di indonesia ini bisa lu raih kaum kelas menengahnya sebanyak 200.000 orang per provinsi, TV lu udah hidup. dan punya pasar yg jelas...masalahnya berani gak lu nanyangin acara agrobisnis ato flora fauna di jam prime time. gak kayak TV se indonesia serantak jam prime time nya dengan sinetron. gitu aja deh saran dari penonton Tv amatir di pontianak... [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya tidak menanggap substansi jawaban Uni Lubis. Saya cuma sangat tergerak dengan pernyataan dia bahwa untuk memenangkan pertarungan, yang akan dilakukan antara lain adalah dengan membenahi transmisi Surabaya. Saya yakin sikap Uni adalah sikap semua stasiun televisi Jakarta yang selama ini bersiaran secara nasional. Mereka nampaknya betul2 mengabaikan kewajiban UU penyiaran 2002 bahwa sebenarnya tahun ini (2007) sudah tidak boleh lagi ada siaran nasional. Seharusnya mereka mengembangkan jaringan stasiun televisi di seluruh daerah. Jadi, alih2 sekadar membangun atau memperbaiki relay station, yang harus mereka lakukan adalah membangun atau mencari partner lokal untuk membangun stasiun lokal yang akan manjadi bagian dari jaringan mereka. Stasiun-satsiun televisi Jakarta ini memag tidak peduli dengan demokratisasi dan desentralisasi penyiaran! hah! ade armando - Finding fabulous fares is fun. Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel bargains.
[mediacare] WORO-WORO!!!
WORO-WORO!!! Baca Edisi Spesial Ulang Tahun Rumah Dunia di www.rumahdunia.net Mulai 19 Maret 2007 Di dalamnya banyak tentang kisah, kesan menarik dan romantis dari para relawan Rumah Dunia. Juga tulisan dari Ambassador Rumah Dunia yang ada di Dubai,Uni Emirat Arab Lawang Bagja dan Ibnu Adam Aviciena dari Leiden Belanda. Tentu saja tak ketinggalan sajian gurih dari Gola Gong dan istrinya. Tulisan Presiden Rumah Dunia Firman Venayaksa juga mewaranai website ini. Agenda: [17 MARET] RUMAH DUNIA GOES BLOGING] RD Goes Bloging yang tadinya diagendakan pada 17 Maret 2007 diundur menjadi 31 Maret 2007. Hal ini terkait dengan jadwal pemateri yang kebetulan bentrok Aji Setiakarya: [BERANI UNTUK MEMILIH] Sudah hampir tiga tahun lebih saya bergumul di Rumah Dunia. Suka dan duka Kami telan bersama. Dan tanpa saya rasakan waktu telah mengalir, dan perubahan sudah menghiasai Ambassador: [SEBULAN MENJADI KELUARGA IMIGRAN] Bulan seperti potongan semangka. Menggantung di atas kota kecil yang terendam dalam butiran pasir yang berubah seperti koloid. Cahayanya redup seperti lampu badai. Warna cahayanya agak kemerahan. Mungkin badai pasir yang menjadikan cahaya bulan terserap dalam setiap butir pasir yang menggantung di langit kota Ruwais. Angin begitu kencang bertiup. Dari balkon kulihat udara semakin pekat oleh Bulir-bulir pasir. Sambil menggendong si kecil yang demam aku kembali memeriksa barangkali ada jendela yang kurang rapat. Debu pasir biasanya mudah menyelusup ke sela-sela Aviciena [BUKU DI BELANDA DAN PERPUSDA BANTEN] Di majalah Matabaca saya menulis sebuah esai yang di antaranya menceritakan masa SD saya. Saat itu saya beberapa kali mencuri buku di perpustakaan sekolah hanya karena ingin membaca dan memiliki buku. Bagi saya saat itu cerita-cerita yang ada pada buku seolah nyata. Belum ada saat itu pada pikiran saya istilah fiksi dan nonfiksi. Apa yang diceritakan pada sebuah buku diyakini sepenuhnya bahwa cerita itu memang benar adanya... Balada Si Roy: [Di balik Layar 15] JOE: RUH BALADA SI ROY Episode kedua serial Balada Si Roy dalam buku Joe berjudul Bad Boys. Judul ini terinspirasi dari film Sean Penn (1982). Saya terkesan menonton film ini. Akting Sean Penn (mantan suami Madonna) yang kini beristrikan Robin Wright, luar biasa. Setelah film Taps, di Bad Boys pamor Sean Penn menjulang. Dia dijuluki si anak nakal dari Hollywood dan penjelmaan James Dean. Dubai: [REFLESKI JACK LAMOTA DARI DUBAI] Saya memang sudah tidak di Rumah Dunia lagi saat ini. Paling tidak jasad saya. Tapi hati dan pikiran saya seperti tidak mau beranjak dari sebuah tempat yang berisi panggung, perpustakaan, semilir pohon, serta para sahabat yang tak pernah lelah menelurkan ide-ide baru yang menyuarakan perubahan. Berinteraksi dengan komunitas buku dan seni memang memberikan atmosfer baru dalam kehidupan saya. . ForumLingkarPena: [FLP DKI] BERTEMU PRESIDEN DI RUMAH DUNIA Ahad siang, 11 Maret 2007, di desa Ciloang, Serang. Panas matahari terik di kuduk. Selepas makan siang sederhana di warung kecil yang pemiliknya latah dan doyan ngebanyol, kami berjalan kaki menyusuri jalanan desa ke sebuah kompleks rumah bergerbang kayu yang khas Gola Gong: [RUMAH DUNIA BUKAN KEINGINAN SATU MALAM] Rumah Dunia berulangtahun yang kelima? Tidak terasa. Saya ingat, pada Empat Pesta Rumah Dunia, Maret 2006, saya memberikan pelatihan penulisan fiksi di Bali. Saat itu saya sudah berencana akan memberikan tongkat kepemimpinan ke Firman Venayaksa, relawan.Ini bagian dari proses pembelajaran dari grand design Rumah Dunia; Mencerdaskan dan Membentuk Generasi Baru di Banten. Jurnal [Kunjungan dan Rumah Dunia Goes Bloging] Siang itu tampak panas. Waktu masih menujukan angka 11.30, tiba-tiba tiga anak SD yang masih mengenakan seragam masuk ke halaman Rumah Dunia Kliping [LIMA PESTA RUMAH DUNIA SEMAKIN KREATIF] Rumah Dunia (RD) dipadati anak muda, mahasiswa, dan pelajar dari berbagai sekolah di Banten, Sabtu dan Minggu (3-4/3). Mereka ngikutin berbagai acara yang digelar RD dalam rangka ngerayain hari jadinya yang ke-5 dalam acara bertajuk Pesta Rumah Dunia Rimba Alang-Alang [Rumah Dunia, Youre My Sonya] Capek gak jadi relawan? Digaji gak? Ada juga pertanyaan dari beberapa temen di kampus yang saya kira lebih ekstrim lagi: Ngapain sih capek-capek ngerjain kayak gituan, udah gak ada duitnya, bela-belain gak masuk kuliah lagi? Sebuah senyuman sudah cukup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Venayaksa [RUMAH KITA RUMAH DUNIA] Syair Langit anakku, semenjak kecil, aku sangat menyukai anak-anak. Menginjak SMP, aku pernah berkali-kali dipercaya untuk mengasuh anak tetangga. Aku masih ingat beberapa anak itu; Warta Relawan [RELAWAN CAS-CIS-CUS RUMAH DUNIA] Sebuah Avanza Silver memasuki areal Ruma
[mediacare] SHERINA DI KUPING DENNY SAKRIE (REVIEW)
JUDUL ALBUM : PRIMADONA ARTIS: SHERINA LABEL : TRINITY OPTIMA PRODUCTIONS TAHUN : 2007 Menyimak kiprah musik Sherina di usia 16 tahun cukup surprise.Karena ternyata Sherina tak hanya sekedar melakukan pergeseran dalam warna musik akibat masa transisi dari era penyanyi cilik ke penyanyi remaja,tetapi dia memang memiliki musikalitas yang komplit.Sherina telah melakukan tahap metamorfosis. Bayangkan di album bertajuk "Primadona" Sherina nyaris menulis seluruh lagu baik melodi maupun lirik.Dia juga memainkan keyboard dan menata musik. Album ini pun memang bak puspa ragam yang banyak menawarkan berbagai perangai musik. Salah satunya adalah ketika lagu "Sendiri" menyusupkan aura rock yang menyeruakkan distorsi gitar (kebetulan di lagu ini Abdee Negara dari Slank yang menjadi gitaris tamu). Lagu "Sendiri" memang akhirnya dianggap pembanding dengan era Sherina terdahulu,terutama karena berbalut elemen rock.Dan videoklipnya yang mengingatkan kita pada kelompok beraliran Goth-Rock Within Temptation asal Belanda.Bahkan dandanan dan sosok Sherina sekilas memiripi Sharon Den Adel,vokalis Within Temptation yang berambut panjang,cantik tapi berkesan tegar. Lagu ini kontan membuat banyak penikmat musik Sherina pada album album terdahulu seperti :"Andai Aku Besar Nanti","Lihatlah Lebih Dekat" maupun " My Life" jadi terhenyak.Banyak yang menyangka bahwa Sherina akan memainkan musik rock.Padahal,sebetulnya di album ini Sherina justeru banyak menawarkan keragaman genre semisal folk,jazz hingga new age. Transisi semacam ini memang juga terjadi pada penyanyi seperti Nikka Costa yang membuat pendengar gemes pada masa kanak-kanak tapi menjadi terkaget-kaget ketika Costa mulai memperlihatkan sosok yang lebih matang pada album-albumnya di era dewasa Jika kita menyimak lebih jauh, sesungguhnya kemasan arransemenlah yang memiliki kontribusi penting disini.Karena dengan keragaman arransemen,lagu-lagu yang ditulis Sherina bisa berubah perangai semisal "Singing Pixie" yang lalu menjadi bernuansa jazz,"Lari Dari Realita" yang folkie atau "Pelangi Di Tengah Bintang" dengan nuansa ballad berlatar gaya simfonik yang berkesan deep and dark. Disini Sherina memang cenderung tidak pamer virtuositas .Dia tidak melakukan olah vokal yang ekstrem dan sarat rekayasa.Dia memilih timbre yang cenderung polos tanpa perna-pernik.Siasat ini tentunya memudahkan Sherina dalam bergonta ganti arransemen musik.Dia bisa berpindah dengan mulus dari rock,klasikal hingga jazz sekalipun.Sebuah upaya cerdik. Sebuah appetizer yang bernas dari perjalanan musik yang masih panjang. TRACKLIST 1.PRIMADONA 2.BETTER THAN LOVE 3.SENDIRI 4.SERIBU TOPENG 5.SINGING PIXIE 6.KU DISINI 7.MIMPI DAN TANTANGAN 8.LARI DARI REALITA 9.PELANGI DI TENGAH BINTANG 10.BUKAN KENANGAN 11.HERE TO STAY DENNY SAKRIE 0818417357 - Finding fabulous fares is fun. Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel bargains.
Re: [mediacare] Re: Mengapa ANTV masih terpuruk
Wah, saya pikir Ade sudah cukup "sibuk" belakangan ini...soal bagaimana progress TV nasional melakukan transfer ke lokal...biar kami lapor ke KPI baru aja yaa.sayang juga Anda sudah tidak di KPI... Ciao. Saya tidak menanggap substansi jawaban Uni Lubis. Saya cuma sangat tergerak dengan pernyataan dia bahwa untuk memenangkan pertarungan, yang akan dilakukan antara lain adalah dengan membenahi transmisi Surabaya. Saya yakin sikap Uni adalah sikap semua stasiun televisi Jakarta yang selama ini bersiaran secara nasional. Mereka nampaknya betul2 mengabaikan kewajiban UU penyiaran 2002 bahwa sebenarnya tahun ini (2007) sudah tidak boleh lagi ada siaran nasional. Seharusnya mereka mengembangkan jaringan stasiun televisi di seluruh daerah. Jadi, alih2 sekadar membangun atau memperbaiki relay station, yang harus mereka lakukan adalah membangun atau mencari partner lokal untuk membangun stasiun lokal yang akan manjadi bagian dari jaringan mereka. Stasiun-satsiun televisi Jakarta ini memag tidak peduli dengan demokratisasi dan desentralisasi penyiaran! hah! ade armando > > 3a. Re: Mengapa ANTV masih terpuruk? > From: Uni Zulfiani Lubis > 3b. Re: Mengapa ANTV masih terpuruk? > From: Arya Perdhana > > 3a. Re: Mengapa ANTV masih terpuruk? > Posted by: "Uni Zulfiani Lubis" [EMAIL PROTECTED] > Date: Sat Mar 17, 2007 9:51 am ((PDT)) > > Halo apa kabarberbulan-bulan tidak sempat membaca milis (kerja > berat neeehh.memenuhi harapan Mas Naratama ---sayang waktu 2 pekan > lalu saya ke Washington DC gak ketemu yaa)..Lalu, ada teman yang > cerita bahwa ANTV lagi dibicarakan. Mumpung ada luang di Sabtu-Sabtu di > kantor, sambil nonton Topik Petang ANTV yang moga-moga makin okesaya > komentari harapan-harapan teman-teman semua): > > 1. Thanks atas harapannya, juga doanya. Kami tetap semangat kog > 2. Salah satu jawaban atas "Mengapa" adalah trasmisi, terutama Jakarta > dan Surabaya. Insyaallah bulan Juni tahu ini antena transmisi Jakarta > dan Surabaya sudah diganti yang baru dan berkekuatan 2 kali lebih besar > dari yang sekarang digunakan. Kedua kota ini penting menurut ukuran > Nielsen (saya sendiri masih ragu.dengan validitas > Nielsen..hehehehe...biasanya kalau TVyang sdh gede rating/sharenya > percaya banget sama Nielsen. Smtr yang kelas menengah suka > mempertanyakan...namanya juga manusia). Jakarta dan Surabaya > mencakup hampir 80% dari covarage pengukuran Nielsen. Jadi, moga-moga > perbaikan antena transmisi di kedua kota ini memudahkan orang menonton > ANTV. Sekarang ini share ANTV di Jakarta dan Surabaya masih jauh dari > harapan kami. > 3.Programming tentu sedang bebenah terus untuk menyajikan program yang > bisa jadi trend setter (seperti dulu.). > 4.Setahun ini secara manajemen ANTV tengah melakukan proses > internalisasi nilai-nilai baru, termasuk Good Corporate Governance yang > jadi standar perusahaan multinasional. Pijakan yang baik ini moga-moga > bisa jadi dasar dalam menyusun business planning ke depan. After all, > memadukan semua potensi yang ada, lokal dan internasional, ada > dinamikanya. Dan, so far seru jugaa..Tunggu Juni yaa...insyaallah > pemancar kami makin bagus, jadi para pecinta Liga Indonesia, keluarga > besar news antv TOPIK...dan program seru lainnya bisa nonton dengan > lebih "JELAS dan NYAMAN". > > Tetap nonton ANTV yaaa. > > > Wassalam, > > Uni Lubis > > indrawadi pisang <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Hasil rating AC Nielsen tersebut tidak bisa > dipertanggung jawabkan, tingginya rating suatu acar TV > sangat tergantung dari berapa banyak stasiun transmisi > yang ada (kecuali TVRI), wajar RCTI tetap nomor 1, > hitung saja berapa banyak stasiun trasmisinya di tiap > daerah > Sementara TV lain ? > Buat pengelola TV perbanyak saja stasiun transmisinya, > karena tidak setiap masyarakat mampu untuk membeli > antena parabola dan reciver digital. > > --- muhamad husen <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > >> Ya ada beberapa hal yang mejadi catatan 'tidak >> penting' dalam industri televisi. >> Pertama, merunah image tidak mudah dan tidak cukup >> hanya satu atau dua tahun. Hal itu perlu beberapa >> tahun. Kehadiran ANTV semula adalah TV olahraga... >> lalu berubah menjadi anak muda dan lalu terburuk dan >> lama tidak terdengar dalam ranah pertelevisi. Tentu >> saja, penonton sudah lama melekat dalam pikiran dan >> bawah sadarnya nonton TV A atau B, dan sekian lama >> ANTEV tidak terpola dalam pikiran penonton, dalam >> bawah sadarnya. Membangkitkan itu butuh waktu tidak >> satu atau dua tahun. >> Kedua, meski dukungan dengan pentolan di dunia >> pertelevisian, bukan berarti mudah membalikan image >> sepertu membalikan tangan. Sebab, perlu proses dan >> didukung dengan program-progarm yang bukan instan. >> Instan dalam arti tiba-tiba program itu menarik >> pennton dengan lonjakan yang meloncat., maka akan >> segera turun drastis. Berbeda jika program itu >> merangkan naik pelan, maka pelan-pelan memikat >> penonton. >> >> >
[mediacare] Selamat hari raya NYEPI
Om Swastiastu, Kami mengucapkan Selamat hari raya NYEPI 1929. Rahajeng nyangra Nyepi warsa 1929. Selamat Tahun Baru Çaka 1929 Dumogi Ida Sang Hyang Widi Waça ngincen kerahayuan sareng iraga sinamian. Ngiring sareng-sareng ngerastiti ring Ida Sang Hyang Widi Waça melarapan antuk buka hati kariwe kasan. Om Çanti Çanti Çanti Om. (Damai... Damai... Damai...) - It's here! Your new message! Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.
[mediacare] Peta kluster pengunjung blog mediacare hari ini
petamediacare18 0307 jpgZX3werYog9.jpg Description: JPEG image gifJVd8jUigfc.gif Description: GIF image