[mediacare] Anggun

2007-09-15 Terurut Topik Deddy Mansyur
Let's take a break for a minute,

Please watch our sister Anggun,

http://youtube.com/watch?v=oC1t9ji3svE

Masih ada orang Indonesia asli yang berhasil di dunia.

Please watch her.

I am very proud of her.


Sensei Deddy Mansyur, 5th Dan, S.K.I.F. Japan
Founder, University of Houston Shotokan Karate-Do
Life Member, University of Houston Alumni Organization
Member, Shotokan Karate-Do International Federation 
Member, S.K.I. Yudansha-Kai, Hong Kong, China
Advisor, Indonesian Special Forces Karate Dojo, Java, Indonesia
Instructor, SKIF-UH/Bp America/El Paso Corp./Chevron/Private Dojo
Former Instructor, Interpol (International Police) Indonesia
www.uh.edu/shotokan
www.houstonshotokan.com 




[mediacare] Re: Berhenti Berpikir Cara Televisi

2007-09-15 Terurut Topik wirajhana eka
Wow...
Untuk seorang Roslina...
ini sungguh merupakan pengakuan yang  bukan biasa..

Namun demikian, ukuran intelek menurut saya antara lain adalah:
Mengikuti tapi tidak terseret
menikmati namun tidak kecanduan..
Terlibat dengan alasan...
Bertindak dengan keyakinan..
Berargumentasi dengan dasar..
berdiskusi tanpa emosi
Selalu mempunyai waktu..
dan berani berseberangan...

yah...untuk anda...ok-lah

salam
wirajhana

Note:
for bandung kusumo/BDORPIP/yongky:
membaca...relatif untuk jadi ukuran..
mencetak buku dan belanja dan surat kabar?
kemana ukuran ini dibawa?
merajuk-kah? untuk peningkatan porsi belanja media ataukah 
ukuran intelektual?
Tidak ada keharusan belajar hanya lewat membaca...
karena faktanya fungsi indria bukan cuma 1
dan semua adalah alat belajar..
untuk meningkatkan intelektual, kualitas memandang.
any comment?

From: Roslina Podico <[EMAIL PROTECTED]>

Saya termasuk manusia langka. Berusia setengah abad. Berkeluarga. Tidak 
pernah jadi pemilik TV, sudah meninggalkan Indonesia sejak 2 dekade. 
Cukup mengikuti berita dunia melalui radio, yg khusus menyiarkan 
berita-berita aktual selama 24 jam. Banyak berita penting yg terjadi di 
Indonesia saya dengar lebih dahulu melalui radio. Seperti berita 
Tsunami, Pangandaran, Gempa kemaren dll.

Di Eropa semakin banyak orang intelektual tdk punya waktu utk duduk di 
depan TV.

Salam
Roslina

BDG KUSUMO wrote:

*TV MAHA DIGDAYA ...*
*From:* B.DORPI P. 
kompas.com
 
Sabtu.  15 September 2007
*Berhenti Berpikir Cara Televisi *
*Yonky Karman*

Ini zaman melek televisi dengan perannya yang dominan dalam 
kehidupan masyarakat, dari kota hingga desa. Di pedalaman lebih mudah 
menemukan layar kaca daripada seperangkat komputer. /*

Penduduk desa menyiasati keterpencilannya dengan antena parabola. Pada 
era informasi, besar kontribusi televisi yang mengajar pemirsa banyak 
hal, kecuali mematikannya. Kaum yang membela netralitas televisi 
berkilah, benda itu hanya medium komunikasi. Baik buruk pemanfaatannya 
bergantung pada konsumen. Namun, aforisme *Marshall McLuhan* masih 
benar. Medium membawa pesan (*/Understanding Media: The Extensions of 
Man,/* 1964). Lebih dari message, medium juga massage. Bentuk 
komunikasi itu menentukan isi komunikasi. *_Televisi bukan produk 
teknologi bebas nilai. _*

*Pendangkalan publik*

Tayangan televisi komersial pada dasarnya bersifat selingan, tidak 
menuntut banyak berpikir, memperpendek rentang perhatian. Diskursus 
publik tentang politik, agama, pendidikan, olahraga, atau bisnis 
dikemas dalam berbagai bentuk hiburan (entertainment), sebagai bagian 
bisnis pertunjukan. *Penampilan dalam tayangan lebih penting daripada 
isinya.* Medium ikut mendefinisikan realitas.

*_Untuk memahami kultur suatu masyarakat, lihat medium komunikasinya 
yang dominan._* Tayangan televisi merusak karakter reflektif manusia. 
Iklan komersial dikemas menarik sampai tak ada hubungan dengan 
kualitas dan manfaat produk yang diiklankan. *Orang dibujuk membeli 
karena pencitraan.* Kesan pertama dibuat menggoda, selanjutnya 
terserah pemirsa.

Sebuah produk mencantumkan peringatan serius untuk tidak mengonsumsi 
karena merusak kesehatan. Namun, iklannya amat indah membawa pesan 
keindonesiaan yang merekatkan bangsa. Tayangan rutin yang 
mengeksploitasi tindakan sadis tidak memupuk iba atas korban, tetapi 
menumpulkan nurani. Banalisasi kejahatan, kekerasan, kekejaman, dan 
penderitaan. Pernikahan kehilangan sifat sakralnya. Ketika bencana 
nasional menjadi breaking news, berlangsung konstruksi sekaligus 
dekonstruksi rasa haru.

*Neil Postman* merisaukan kultur di AS pada paruh kedua abad ke-20 dan 
seterusnya (*/Amusing Ourselves to Death: Public Discourse in the Age 
of Show Business/*, 1986). Abad pertelevisian telah menggeser abad 
percetakan (tipografi). Pesona tulisan tergeser pesona tayangan. 
Bisnis surat kabar di AS terdesak televisi dan mesin pencari berita, 
opini, dan iklan seperti Google dan Yahoo.

Sebagian masyarakat AS tengah memasuki kultur lisan fase kedua. Fase 
pertama sebelum orang berkenalan dengan budaya tulisan dan hidup dalam 
tradisi lisan. Kultur lisan fase kedua bersifat high-tech didukung 
peralatan elektronik seperti televisi dan komputer (*Walter J Ong,* 
*/Orality and Literacy: The Technologizing of the Word,/* 1982). 
*_Menonton televisi tidak perlu melek huruf. _*

Akibat pengaruh televisi di AS, terjadi pergeseran kultural. Dari 
kultur yang berpusat pada kata kepada kultur yang berpusat pada 
gambar, tanpa kecenderungan berbalik arah dan nyaris tanpa protes. 
Orang tertidur di depan televisi yang masih hidup, menghibur diri 
sampai mati. Dibanjiri tayangan yang tak berkait, orang menjadi 
terbiasa mementingkan hal-hal sepele terkait perasaan dan kenikmatan, 
menjadi pasif dan akhirnya egoistis.

*_Pesona televisi dapat melumpuhkan minat baca kita yang notabene 
masih rendah_*. Ada korelasi kemajuan bangsa dengan kegemaran membac

Re: [mediacare] Daftar nama Komunis Indonesiia yang harus dibunuh

2007-09-15 Terurut Topik Sunny
Bagi yang ingin lebi tahu silahkan lihat:

(1) Indonesia before the Holocoust by Jan Pluvier, Journal Contemprary Asia  
Volume 1, No 2, Winter 1970 
(2) Suharto and the Untung Coup - The missing Link, Journal Contemporary Asia, 
Volume 1, No2, Winter 1970
(3) Indonesia, The Second Greatest Crime of the Century, by Deirdere Griswold, 
Worlf Viw Publisher 1970
(4) The Indonesian Massacres and CIA,  by Ralph McMehee, Covert Action, Number 
35, 1990. [Ralph McGehee worked for the CIA from 1952 untill 1977]
(5) Bahan-bahan pada Tapol,  London

  - Original Message - 
  From: A.Nurpatria Krisna 
  To: mediacare yahoogroups 
  Sent: Saturday, September 15, 2007 11:57 PM
  Subject: [mediacare] Daftar nama Komunis Indonesiia yang harus dibunuh


  During Suharto's coup in 1965-66
  US officials provided Indonesian military with death lists
  By the Editorial Board
  20 May 1998
  It is critical that students and workers engaged in the struggle against the 
Suharto dictatorship not fall prey to any illusions in the so-called democratic 
role of the US government. The statements by President Clinton and the State 
Department urging restraint on the part of the Indonesian military must be 
placed in the context of the actual historical role of American imperialism in 
the massacre of hundreds of thousands of workers and peasants that accompanied 
the 1965-66 military coup which brought Suharto to power and the more than 
three decades of US support for his dictatorship.
  In 1990 retired US diplomats and CIA officers, including former Ambassador to 
Indonesia Marshall Green, admitted helping the Indonesian military organize its 
mass killing. According to a report by States News Service, published in the 
Washington Post May 21, 1990, State Department and CIA officials at the US 
Embassy in Jakarta personally provided the names of thousands of local, 
regional and national leaders of the Indonesian Communist Party (PKI) to the 
armed forces, which then killed or detained most of those named.
  A former political officer in the US Embassy in Jakarta, Robert Martens, was 
quoted as saying, "They probably killed a lot of people and I probably have a 
lot of blood on my hands, but that's not all bad. There's a time when you have 
to strike hard at a decisive moment."
  Martens said he supplied the names to an aide to Adam Malik, the Indonesian 
foreign minister who played a prominent role in the planning of the military 
coup. The aide, Tirta Kentjana Adhyatman, who was interviewed in Jakarta, 
confirmed that he received lists of thousands of names from Martens and passed 
them on to Malik, who gave them in turn to Suharto's headquarters.
  The lists provided a detailed read-out of the PKI leadership structure, 
including the names of provincial, city and other local PKI committee members, 
as well as the leaders of the PKI-controlled trade unions, women's and youth 
groups.
  At the time, former US Ambassador to Indonesia Marshall Green confirmed the 
report, saying, "I know we had a lot more information [about the PKI] than the 
Indonesians themselves." "The US-supplied information was superior to anything 
they had," he said.
  After the lists were turned over, US Embassy officials and CIA desk officers 
in Langley, Virginia carefully followed the progress of the extermination 
campaign by the Indonesian military. Former deputy CIA station chief Joseph 
Lazarsky said, "We were getting a good account in Jakarta of who was being 
picked up. The army had a 'shooting list' of about 4,000 or 5,000 people."
  As the leaders of the PKI--then the third largest Communist Party in the 
world, after China and the Soviet Union--were rounded up or assassinated, US 
officials checked off the names against their own copies of the list. Lazarsky 
recalled that by the end of January 1966 there were so many checked-off names 
that CIA headquarters concluded that the PKI leadership had been destroyed.
  The initiative in drawing up the lists of PKI members came from William 
Colby, who would later become the director of the CIA. In 1962 he was appointed 
chief of the agency's Far East division. In an interview around the time of the 
Washington Post article, Colby said in the early 1960s he had discovered that 
the CIA did not have comprehensive lists of PKI leaders. This, he said, "could 
have been criticized as a gap in the intelligence system."
  The lists were prepared for "operational planning," he said, and without 
them, "you're fighting blind." Colby compared the intelligence-gathering on the 
PKI to the notorious Phoenix Program which he directed in Vietnam, in which 
20,000 cadres and sympathizers of the National Liberation Front were targeted 
for assassination.
  The "stabilization" of Indonesia in 1965 was regarded as vital by the 
administration of Democratic President Lyndon Johnson, which was then engaged 
in sharply escalating its military intervention in Vietnam. 1965 was the year 
of the influx of hundreds of 

[mediacare] Dunia ilmiah adalah dunia kebebasan berpendapat

2007-09-15 Terurut Topik Hafsah Salim
Dunia ilmiah bukanlah dunia akal2an melainkan dunia yang penuh kerja
sama antar manusia diseluruh dunia tanpa membedakan apapun kepercayaannya.

Dunia ilmiah adalah dunia kebebasan berpendapat, juga merupakan dunia
kompetisi, dunia dimana setiap orang berkesempatan untuk menunjukkan
dan membuktikan kebenaran masing2 melalui presentasi ilmiah yang bebas
disaksikan semua orang tanpa membedakan keimanan ataupun darimana
agama kepercayaan yang dianut seseorang yang membuktikan kebenarannya
masing2.

Jadi dunia ilmiah bukanlah dunia acak2an melainkan merupakan dunia
kerja sama antar manusia diseluruh dunia dalam melakukan aktivitas
observasi, computasi, pencatatan, analysis, dan pelaporan dalam bentuk
presentasi.  Kegiatan ini dilakukan terus menerus berkesinambungan
berkembang dari awal tentang hal2 yang sangat mendasar hingga hal2
yang kompleks yang diluar persepsi indra kehidupan dimuka bumi ini.

Jadi janganlah merusak netralitas dunia ilmiah untuk berpihak ke agama
tertentu sebagai alat promosi agar makin banyak orang memeluk
agamanya.  Dunia ilmiah tidak pernah membenarkan adanya Allah, atau
adanya Tuhan Bapak penguasa sorga.  Hal ini mudah dimengerti, karena
dunia Ilmiah tidak pernah berhasil mengobservasi adanya Sorga dan
adanya Neraka, apalagi ada penciptanya yaitu Allah, atau Tuhan, atau
bapak pemilik sorga neraka.

Kalo ada seseorang, atau sekelompok orang yang beriman yang sama
kepercayaannya bersaksi bahwa mereka berhasil mengobservasi adanya
Sorga, Neraka, Allah, Tuhan, bapak dll, maka apa yang disaksikannya
bukanlah hasil observasi melainkan hasil suggesti dari seseorang
maupun sekelompok orang yang beriman kepercayaan adanya hal2 yang
di-angan2kan tsb.  Jadi kesaksian2 seperti ini janganlah digunakan
untuk menyesatkan siapapun secara amoral mengkaitkannya dengan dunia
ilmiah.  INI BUKAN KEGIATAN ILMIAH TAPI KEGIATAN SUGGESTIVE PENIPUAN
INDRA SECARA HYPNOTIVE BRAINWASHING YANG JUSTRU MENYESATKAN PERSEPSI
SEHINGGA TAK MAMPU LAGI MELAKUKAN KEGIATAN ILMIAH.

Secara psikologis, tindakan ulama, pendeta atau agama manapun juga
yang bertujuan merusak persepsi umatnya dalam mengadopsi realitas
merupakan tindakan yang sangat amoral.  Kegiatan ini adalah kegiatan
yang bersifat politis bukan kegiatan ilmiah dan tidak ada sama sekali
unsur2 ilmiahnya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.






[mediacare] Bounty Offered for Murder of Swedish Cartoonist

2007-09-15 Terurut Topik Sunny
http://www.arabnews.com/?page=4§ion=0&article=101251&d=16&m=9&y=2007&pix=world.jpg&category=World

Sunday, 16, September, 2007 (04, Ramadhan, 1428)


  Bounty Offered for Murder of Swedish Cartoonist
  Associated Press
 

  CAIRO, 16 September 2007 - The overall leader of Al-Qaeda in Iraq offered 
money for the murder of a Swedish cartoonist who recently produced blasphemous 
images and promised a new offensive in Iraq during the Muslim holy month of 
Ramadan, in a statement carried by Islamist websites yesterday.

  In a half-hour audio file entitled "They plotted yet God too was 
plotting," Abu Omar Al-Baghdadi also promised new attacks in Iraq, particular 
against the minority Yazidi sect. "We are calling for the assassination of 
cartoonist Lars Vilks who dared insult our Prophet, peace be upon him, and we 
announce a reward during this generous month of Ramadan of $100,000 for the one 
who kills this criminal," the transcript on the website said.

  Baghdadi, who leads the Al-Qaeda front group the Islamic State in Iraq, 
announced a new campaign of attacks dedicated to his predecessor during the 
Islamic holy month of Ramadan that has traditionally witnessed an increase in 
violence in the war torn country. "I am honored to announce the invasion of the 
martyr Abu Musab Al-Zarqawi at the beginning of Ramadan," he said.

  No photo has ever appeared of Baghdadi, whom the US describes as a 
fictitious character used to give an Iraqi face to an organization dominated by 
foreigners. The US has said that under interrogation, a top Al-Qaeda member 
revealed that Baghdadi's speeches are read by an actor.

  The Al-Qaeda leader upped the reward for Vilks' death to $150,000 if he 
was "slaughtered like a lamb" and offered $50,000 for the head of the editor of 
Nerikes Allehanda, the Swedish paper that printed Vilks' caricature of Prophet 
Muhammad on Aug. 19.

  Most of Baghdadi's message, however, focused on the situation in Iraq and 
he reserved special ire for the Muslim Brotherhood, the organization behind the 
country's largest Sunni political party, the Islamic Party in Iraq which he 
said worked closely with US forces.
 


[mediacare] A Christian Arab Perspective on Ramadan Fasting

2007-09-15 Terurut Topik Sunny
http://www.arabnews.com/?page=7§ion=0&article=101245&d=16&m=9&y=2007

Sunday, 16, September, 2007 (04, Ramadhan, 1428)


  A Christian Arab Perspective on Ramadan Fasting
  Ray Hanania, Arab News
 

  Christian Arabs in the Middle East are much like Jews in the 
West. When the official holidays roll around, we are both pretty much pushed 
off to the side and forced to sing along with everyone else. Jews in America 
experience this feeling of being left out during the Christian holidays that 
bring life in the country to a grinding halt, and so are Christian Arabs who 
sit back and watch as the Arab world turns its focus on Islam.

  For Jews in America, it was very difficult to be in a public 
school and not be told that Jesus was born on Christmas Day, or sing Christmas 
carols at the school holiday play, although I imagine it is like that for Arabs 
who live in Israel. Many American businesses shut down on Christmas and even 
Good Friday which precedes Easter, while most others stay open but spend their 
time relaxing as the Christian world around them comes to a grinding halt. Some 
Jews even put up "Christmas Trees" to help their children avoid the feeling of 
being left out.

  It's much like that in the Middle East for Arab Christians 
where Islam is the dominant religion. The Christian presence, which began in 
the Holy Land centuries before Prophet Muhammad took up the call, has been 
dwindling significantly as a result of growing political turmoil, increasing 
Islamic activism and subtle anti-Christian pressures forbidden from being 
discussed openly and never discussed in the Arab world media. What once was the 
"Arab world", a secular place where everyone no matter the size of your 
constituency were equals, is today the Islamic world, celebrating a religion in 
which, ironically, Arabs are becoming more and more the disappearing minority.

  The monthlong annual observance of one of Islam's most 
important religious duties, Ramadan, began in the United States on Thursday, 
Sept. 12, when someone in the religious community declared they saw the first 
light of the crescent moon.

  As in Christianity and Judaism, the Islamic calendar is 
marked by the cycles of the moon, and the observance begins about 11 days 
earlier each year, unlike Christmas which is marked by a specific date, Dec. 
25. During Ramadan, Muslims will abstain from food, drink and other 
indulgences, and they are inspired to "renew their devotion to God."

  Just as the Christian world shuts down around Jews in the 
West, the Arab world shuts down around Christians in the Middle East. 

  Although Islam, like Christianity, is based on a principle of 
tolerance of others, not all Muslims will tolerate Christians who engage in 
public displays of celebration during this month.

  Muslims frown on any public displays or celebrations during 
their religious observance, by themselves or by others, including Christian 
Arabs.

  I spent Ramadan in Bethlehem in 2004 and learned that 
Christians are forced to observe Ramadan, too.

  The Christians spent the entire time complaining about the 
secular impact of Ramadan. Christian-owned restaurants in this city that was 
once the birthplace of the Christian religion, are forced to close their 
outdoor patios and temper events such as Christian weddings, parties or large 
meetings. If you do stop at a restaurant and insist on eating outside, Muslims 
who walk by will frown and one even walked up to me to say in Arabic that I was 
being disrespectful for eating in front of Muslims who were in the midst of a 
difficult fast. Christian life comes to a grinding halt throughout the occupied 
territories, and in much of the Arab world where Islam has become the focus not 
only of the governments that have declared it their official religions, but in 
the societies, too.

  But it's no different even here in "Christian America," where 
the post-Sept. 11, 2001 terrorism attacks have forced Americans to open their 
eyes and minds more to learn about the 19 Arab Muslim hijackers who 
commandeered four commercial jets killing 3,000 innocent American civilians in 
the nation's most brazen terrorist act.

  This week the Chicago Tribune, the Midwest's largest 
newspaper, began a five-day series of full-page articles on the meaning of 
Ramadan. In one, an Arab girl was spotlighted as a Muslim, with scant mention 
of her Arab heritage.

  The word "Arab" has a bad connotation, these days, not only 
in the mainstream media, but among the Arabs themselves who prefer to refer to 
themselves now as "Muslims." Ironically, the majority of Arabs in America are 
not Muslim, but Christian, though there are far more Muslims, more 

[mediacare] MAJU JAYA - CHAOS Dab! Festival Seni Pertunjukan Kontemporer

2007-09-15 Terurut Topik INFO CULTURA

* *

G R A T I S  !!!

* *

FESTIVAL SENI PERTUNJUKAN KONTEMPORER

*M A J U  J A Y A – C H A O S  D a b !*

1 – 4  October 2007  Jogja National Museum Jl.Amri Yahya 1, Gampingan,
Wirobrajan, Jogjakarta 55253 Indonesia



*10.00 – 21.00 WIB*



*Programs:*

- Action Art / Performance Art

- Free Talking Discussion: Today Chaotic World & Performance Art

- Cycling Convoi "Global Warming Solidarity"

- DJ DASH, DJ 8Megabicth, DJ Maria Osawa, DJ Fesha



*Hasil Kerja Sama :*

Future Of Imagination #4 Committee, Singapore

Performance Klub, Jogjakarta, Indonesia

Maju Jaya Committee, Jogjakarta, Indonesia

YYSN Yayasan Yogyakarta Seni Nusantara, Jogjakarta, Indonesia

Jogja National Museum, Jogjakarta, Indonesia

Instituto Italiano di Cultura, Jakarta, Indonesia

* *

* *

*Jadwal Festival :*

* *

*1 Oktober 2007*

Jam 10.00 Pembukaan Festival

 Jam 14.00 – 17.00 Workshop Performance Art

Jam 19.00 – 21.00 Tehnical Meeting



*2 Oktober 2007*

10.00 – 12.00 Performance Art Program

14.00 – 17.00 Performance Art Program

19.00 – 21.00 Performance Art Program

* *

*3 Oktober 2007 *

10.00 – 12.00 Performance Art Program

14.00 – 17.00 Performance Art Program

19.00 – 21.00 Performance Art Program



*4 Oktober 2007*

10.00 – 12.00 Diskusi Kehidupan Chaos Dunia & Performance Art

14.00 – 16.00 Performance Art Program

16.00 – 18.00 Konvoi Sepeda "Solidaritas Pemanasan Global"

19.00 – 21.00 Penutupan Festival dengan DJ DASH, DJ 8Megabicth, DJ Maria
Osawa





*Latar Belakang*

Maju Jaya adalah inisiatif kerja seniman Singapore dan Indonesia, muncul
dari obrolan artist senior Lee Wen (Director festival tahunan di S'pore yang
akan berlangsung ke-4 kali  pada tahun 2007 ini, sebagai "Future of
Imagination / F O I " ) dan Arahmaiani ini (artist kontemporer). Hasil
obrolan ini dikolaborasikan - direalisasikan oleh PerformanceKlub,
organisasi seni di Jogjakarta.

* *

Festival performance art di S'pore FOI #4 atau Future Of Imagination yang
berlangsung bulan September 2007, akan diteruskan tour ke Jogjakarta dengan
nama lain sebagai festival "MAJU JAYA" dengan tema CHAOS Dab!. Kedua kata
Maju Jaya tersebut tentunya tidak asing di telinga orang Indonesia. Maju
sebagai perkembangan lebih baik dari yang lampau, sedangkan Jaya memiliki
makna kemenangan yang besar dan luhur.



Kata Maju Jaya dalam kehidupan sehari-hari bisa saja terlihat di body bus
malam, gerobak mie ayam, becak, atau pada papan nama toko kelontong di
pinggir jalan. Sebutan ini memang berkesan tua, kampungan, dan biasa banget.

Tapi justru itu bagaimana kita mencoba tetap dengan semangat lokal di tengah
chaos-nya dunia untuk tetap mencoba Maju dan Jaya! Maju Jaya adalah ajakan
untuk melihat problem lokal global, dikejar perubahan-perubahannya demi
kemajuan-kemajuan bersama dan menjadi jaya sekaligus bertahan tetap jaya
dengan hati yang luhur, tidak hanya Jogjakarta dan S'pore tapi kepada siapa
pun yang tertarik di rumah bumi kami tercinta ini.


Chaos Dab!

Chaos (English) artinya kacau dalam bahasa Indonesia. Dab, adalah bahasa
slank Jogjakarta yang artinya mas / sapaan akrab pada laki-laki muda,
perkembangannya untuk semua kalangan laki / perempuan / tua-muda. "Dab"
kalau dalam padanan bahasa Inggris bermakna *Dude*, *Guys*, *Joe*, dan
lainnya.

Chaos / kacau : nampak dalam berita di media massa tiap hari, penuh dengan
informasi soal kekacauan dunia. Kekacauan di kehidupan manusia dan alam.

Gelombang bencana alam di dunia: gempa bumi, banjir bandang, tanah longsor,
angin topan, lumpur panas, dll. Pemanasan global akan menenggelamkan
beberapa persen daratan pelan-pelan dalam beberapa tahun ke depan. Banyak
arsitek – tata kota sudah mulai bersaing untuk membuat desain kota air,
terutama di bagian Eropa utara.

Kerusakan lingkungan dan kehidupan manusia ekstreem memunculkan banyak
penyakit yang sulit disembuhkan; sapi gila, flu burung, penyakit menurunnya
kekebalan tubuh manusia, dll.



Sisi lain, kebudayaan pop di pasar yang melahirkan penyeragaman budaya di
dunia, tradisi - kebudayaan lokal berubah menjadi komoditas dagang
pariwisata, munculnya perlawanan budaya lokal yang tercabik-cabik sebagai
budaya underground.



Masyarakat negara maju yang bekerja seperti mesin (overload) walau di
pinggir jalan masih banyak homeless (gelandangan), sebaliknya masyarakat
negara berkembang berebut untuk medapat pekerjaan di kota atau notabene
makin banyak pengangguran, sementara di desa-desa kurang banyak inisiatif
untuk menjaga alam dan bekerja menghidupkan pedesaan, bahkan desa berubah
menjadi – menuju kota dengan masalah-masalah lingkungan dan sosial yang sama
seperti kota.



Hak asasi manusia, demokrasi, agama, ideologi semua dipertaruhkan untuk
persaingan pasar bebas yang kompleks (minyak, kurs mata uang, dll).


Tujuan Festival ini tidak akan selalu berisi pertunjukkan aksi-aksi seni
yang penuh dengan protes dan pertanyaan-pertanyaan soal perubahan-perubahan.
Tentu semuanya diserahkan kepada ide-ide kreatif artist  sesuai dengan
background sosial politiknya

Re: [mediacare] Fw: Berhenti Berpikir Cara Televisi

2007-09-15 Terurut Topik Roslina Podico
Saya termasuk manusia langka. Berusia setengah abad. Berkeluarga. Tidak 
pernah jadi pemilik TV, sudah meninggalkan Indonesia sejak 2 dekade. 
Cukup mengikuti berita dunia melalui radio, yg khusus menyiarkan 
berita-berita aktual selama 24 jam. Banyak berita penting yg terjadi di 
Indonesia saya dengar lebih dahulu melalui radio. Seperti berita 
Tsunami, Pangandaran, Gempa kemaren dll.

Di Eropa semakin banyak orang intelektual tdk punya waktu utk duduk di 
depan TV.

Salam
Roslina

BDG KUSUMO wrote:
>
> *TV MAHA DIGDAYA ...*
> ** 
>  
> - Original Message -
> *From:* B.DORPI P. 
> *To:* !B.DORPI P. 
> *Sent:* Saturday, September 15, 2007 5:30 AM
> *Subject:* Re.: Berhenti Berpikir Cara Televisi
>
> kompas.com
>  
> Sabtu.  15 September 2007
>  
>  
>
> *Berhenti Berpikir Cara Televisi *
>
> *Yonky Karman*
>
> */Ini zaman melek televisi dengan perannya yang dominan dalam 
> kehidupan masyarakat, dari kota hingga desa. Di pedalaman lebih mudah 
> menemukan layar kaca daripada seperangkat komputer. /*
>
> Penduduk desa menyiasati keterpencilannya dengan antena parabola. Pada 
> era informasi, besar kontribusi televisi yang mengajar pemirsa banyak 
> hal, kecuali mematikannya. Kaum yang membela netralitas televisi 
> berkilah, benda itu hanya medium komunikasi. Baik buruk pemanfaatannya 
> bergantung pada konsumen. Namun, aforisme *Marshall McLuhan* masih 
> benar. Medium membawa pesan (*/Understanding Media: The Extensions of 
> Man,/* 1964). Lebih dari message, medium juga massage. Bentuk 
> komunikasi itu menentukan isi komunikasi. *_Televisi bukan produk 
> teknologi bebas nilai. _*
>
> *Pendangkalan publik*
>
> Tayangan televisi komersial pada dasarnya bersifat selingan, tidak 
> menuntut banyak berpikir, memperpendek rentang perhatian. Diskursus 
> publik tentang politik, agama, pendidikan, olahraga, atau bisnis 
> dikemas dalam berbagai bentuk hiburan (entertainment), sebagai bagian 
> bisnis pertunjukan. *Penampilan dalam tayangan lebih penting daripada 
> isinya.* Medium ikut mendefinisikan realitas.
>
> *_Untuk memahami kultur suatu masyarakat, lihat medium komunikasinya 
> yang dominan._* Tayangan televisi merusak karakter reflektif manusia. 
> Iklan komersial dikemas menarik sampai tak ada hubungan dengan 
> kualitas dan manfaat produk yang diiklankan. *Orang dibujuk membeli 
> karena pencitraan.* Kesan pertama dibuat menggoda, selanjutnya 
> terserah pemirsa.
>
> Sebuah produk mencantumkan peringatan serius untuk tidak mengonsumsi 
> karena merusak kesehatan. Namun, iklannya amat indah membawa pesan 
> keindonesiaan yang merekatkan bangsa. Tayangan rutin yang 
> mengeksploitasi tindakan sadis tidak memupuk iba atas korban, tetapi 
> menumpulkan nurani. Banalisasi kejahatan, kekerasan, kekejaman, dan 
> penderitaan. Pernikahan kehilangan sifat sakralnya. Ketika bencana 
> nasional menjadi breaking news, berlangsung konstruksi sekaligus 
> dekonstruksi rasa haru.
>
> *Neil Postman* merisaukan kultur di AS pada paruh kedua abad ke-20 dan 
> seterusnya (*/Amusing Ourselves to Death: Public Discourse in the Age 
> of Show Business/*, 1986). Abad pertelevisian telah menggeser abad 
> percetakan (tipografi). Pesona tulisan tergeser pesona tayangan. 
> Bisnis surat kabar di AS terdesak televisi dan mesin pencari berita, 
> opini, dan iklan seperti Google dan Yahoo.
>
> Sebagian masyarakat AS tengah memasuki kultur lisan fase kedua. Fase 
> pertama sebelum orang berkenalan dengan budaya tulisan dan hidup dalam 
> tradisi lisan. Kultur lisan fase kedua bersifat high-tech didukung 
> peralatan elektronik seperti televisi dan komputer (*Walter J Ong,* 
> */Orality and Literacy: The Technologizing of the Word,/* 1982). 
> *_Menonton televisi tidak perlu melek huruf. _*
>
> Akibat pengaruh televisi di AS, terjadi pergeseran kultural. Dari 
> kultur yang berpusat pada kata kepada kultur yang berpusat pada 
> gambar, tanpa kecenderungan berbalik arah dan nyaris tanpa protes. 
> Orang tertidur di depan televisi yang masih hidup, menghibur diri 
> sampai mati. Dibanjiri tayangan yang tak berkait, orang menjadi 
> terbiasa mementingkan hal-hal sepele terkait perasaan dan kenikmatan, 
> menjadi pasif dan akhirnya egoistis.
>
> *_Pesona televisi dapat melumpuhkan minat baca kita yang notabene 
> masih rendah_*. Ada korelasi kemajuan bangsa dengan kegemaran membaca. 
> Masih rendahnya minat baca kita terlihat dari 4.800 judul buku yang 
> dicetak per tahun di Indonesia, sementara Malaysia 7.000, Thailand 
> 8.000, Jepang 10., Korea Selatan 43.000, Amerika Serikat 50.000.
>
> *_Tahun 2003, belanja masyarakat Indonesia untuk rokok Rp 150 triliun 
> per tahun, tetapi belanja surat kabar hanya Rp 4,9 triliun._* Berbeda 
> dari di AS, sebagian besar masyarakat Indonesia belum beranjak dari 
> kultur lisan fase pertama. Belum sempat memiliki budaya baca, orang 
> yang terperangkap budaya televisi tanpa disadari memasuki budaya lisan 
> yang lain, sekaligus bera

Re: [mediacare] Re: [PKS] Simpul Jaringan Hak Asasi Manusia Membela WALHI Melawan Tuduhan Terorisme

2007-09-15 Terurut Topik Unik Ihsan
Hari ini saya berbicang dengan salah satu "teman baik" online dari australia. 
Saya bertanya, jika saya adalah bekas volunteer di walhi, apakah gara gara Anda 
berbicara dengan saya, Anda akan ada kemungkinan dipenjara di australia? 
Jawabannya cukup mengagetkan, "menurut undang undang terorisme yang baru, bisa 
saja iya!" Ingat kasus Dokter Hanif?
   
  Nah lo?! Lalu apakah jika suatu hari PM howard, ngobrol and kerja bakti 
bareng dengan Osama menanggulangi korban perang lebanon, untuk kepentingan 
kemanusiaan, apakah lalu Ian akan menuduh howard juga teroris? Teman 
saya...iya, bisa saja! 
   
  Jadi cuma karena ngobrol? 
   
  "Iya! itu hasil profiling!" 
   
  "Blegh! godmustbecrazy!"
   
   
  
radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Mas Erwin yang budiman,
   
  Memang kurang tepat kalau tuduhan itu diarahkan ke WALHI sebagai organisasi. 
Tapi mungkin saja ada pengurus WALHI yang "dekat-dekat" dan "merapat" dengan 
jaringan syariahisasi di Indonesia, sehingga memberi kesan begitu pada orang 
luar. Memang, tak semua kelompok yang pro syariahisasi terbukti secara kasat 
mata menghalalkan segala cara, misal dengan cara teror meneror masyarakat luas. 
   
  Sama halnya dengan sebuah LSM konsumen yang sering membeberkan produk ini 
mengandung bahan ini bahan itu, tapi begitu disanggah, langsung kabur begitu 
saja. Dan disinyalir direktur LSM tersebut adalah aktivis Hizbut Tahrir. 
   
  Siapa dalang semua itu? Walahualam.
   
   
   
   
  

Erwin Usman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Sidang Jamaah Kahmi Pro yang Budiman,
-Ini salah satu release bersama jaringan pembela HAM Indonesia merespon
tuduhan
teroris kepada WALHI. Walau agak telat, sengaja kami posting agar jamaah
kahmi pro bisa mendapatkan informasi yang seimbang & akurat. Apalagi dalam
sebulan terakhir berita tentang ini simpang-siur di berbagai milist/portal
news lainnya.

Release maupun dalam bentuk protes yang isinya senada juga sudah diterima
WALHI dari berbagai organisasi lingkungan hidup & HAM nasional maupun
internasional. Info lebih lanjut menyangkut latar belakang masalah ini &
langkah2 politik maupun legal yang telah dan akan ditempuh WALHI dapat
menghubungi langsung ke bang chalid muhammad (o811-847163/79193363).

dalam solidaritas,
erwin usman

sumber: http://www.walhi.or.id/kampanye/psda/070831_ngo_ham_dkngwalhi_sp/

Simpul Jaringan Hak Asasi Manusia Membela WALHI Melawan Tuduhan Terorisme

Siaran Pers Bersama
HRWG-KONTRAS-IMPARSIAL-PBHI-YLBHI-ELSAM-DEMOS-LBH JAKARTA

Tentang

WALHI Dituduh Berafiliasi dengan Jaringan Teroris

Tuduhan yang disampaikan oleh Senator Australia Ian McDonald dan Presiden
Direktur PT Newmont Minahasa Raya Richard B. Ness, yang menyebutkan bahwa
WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia/Friends of the Earth Indonesia)
sebagai organisasi lingkungan hidup yang berafiliasi dan dipengaruhi
kelompok-kelompok teroris di Indonesia, adalah bentuk tindakan gegabah,
manipulatif, anti demokrasi dan pembatasan ruang gerak bagi para pembela Hak
Asasi Manusia (human rights defenders). Dalam pernyataan resminya di depan
Parlemen Australia pada tanggal 9 Agustus 2007, Senator Ian McDonald menuduh
WALHI beraliansi dengan organisasi teroris di Indonesia, serupa dengan
tuduhan Presiden Direktur Newmont Minahasa Raya. Selain itu, tuduhan
terhadap WALHI juga dilansir oleh harian The Straits Times Singapura pada
tanggal 22 April 2006.

Pelabelan sepihak terlibat dalam jaringan teroris (profiling as terrorism)
kepada organisasi pembela lingkungan dan HAM adalah tindakan tidak populer
yang bertentangan dengan prinsip dan nilai-nilai advokasi yang selama ini
diusung organisasi pembela lingkungan hidup global dan organisasi HAM
lainnya. Tuduhan ini juga dapat berdampak buruk bagi pemajuan kerja-kerja
aktivis dan organisasi lingkungan hidup dan pembela HAM di Indonesia.

Selama ini kami mengenal WALHI sebagai organisasi lingkungan hidup terbesar
di Indonesia yang memiliki 438 organisasi anggota, selama 27 tahun berjuang
membela kepentingan lingkungan hidup Indonesia, senantiasa memegang teguh
nilai-nilai organisasi yang menghormati pluralisme, menghargai
prinsip-prinsip demokrasi, anti kekerasan, dan anti terorisme. YLBHI, LBH
Jakarta dan PBHI adalah anggota aktif WALHI, sementara Imparsial, ELSAM,
Demos dan Kontras adalah mitra strategis WALHI dalam kerja-kerja advokasi
lingkungan hidup dan HAM. Selain itu, sebagai organisasi yang memperjuangkan
nilai-nilai HAM, WALHI juga adalah anggota aktif Human Rights Working Group
(HRWG).

Kami memandang tuduhan ini adalah bagian sistematik dari upaya-upaya para
penjahat lingkungan dan penjahat HAM yang selama ini telah merampas sumber
daya alam Indonesia dengan cara-cara melanggar Hak Asasi Manusia, untuk
mengalihkan isu dari substansi masalah yang sesungguhnya. Sebagaimana
diketahui, PT Newmont Minahasa Raya saat ini sedang menghadapi gugatan WALHI
di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atas tindakan penghancuran ekologi dan
sumber-sumber kehidupan di kawasan Teluk Buyat, Pr

[mediacare] Konspirasi media global?

2007-09-15 Terurut Topik Fazli
Koq mikirnya kejauhan pake konspirasi media global segala
Gila bola boleh, tapi jangan keblinger
Sepertinya ini pure masalah bisnis
jangan dibuat ruwet

Ada duit, ada barang 
sepertinya ini hukum bisnis yang berlaku di seluruh dunia

Contoh Gampangnya kalo masyarakat Indonesia nantinya gemar Apel New Zealand, 
apakah semua apel impor NZ yg masuk Indonesia harus digratiskan (atau dibikin 
murah dengan subsidi?). 

Tolong beri edukasi kepada masyarakat yang sudah terlena dengan label 
'gratisan' dan 'barang murah' . 

Pake Software bajakan, nonton DVD bajakan pula, sekarang mengklaim sepakbola 
orang eropa sebagai hak publik tanah air. aneh :)
Berhenti meminta2 gratisan, malu ah! 
Kapan mau majunya ???


"socio.pathos" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
Hati-hati, kawan. Asumsi-asumsi ini bisa jadi delik pencemaran nama
 baik. Kata Wapres BBM: "bi kerpul, dik Pendi". Lebih baik kita
 berpikir jernih sejernih Filma dan bertindak arief apalagi memasuki
 bulan puasa ini.
 
 Saya tak ingin membela Freddy Tulung (God knows he's only doing this
 for the sake of his new rank in bureaucracy d'uh!), Bimo Nugroho
 (hehehe God knows *angkat bahu*) atau Riza Primadi (good-hearted man,
 but panicky one).
 
 Begini deh, yang harus kita bela adalah PUBLIK. Riza sudah menyangkal
 bahwa publik "harusnya gratis karena menurut pemerintah (yang juga
 diamini oleh KPI dan mantan anggota KPI Ade Armando) menonton sepak
 bola itu adalah hak publik". Maaf, ya, kalau gratis tentu tidak, tapi:
 
 1. kalau mau lihat bahwa EPL dibeli TV7 (atau Trans7) sejak 2003 itu
 harga terakhir adalah 45m, lalu ditodong untuk bayar 500m, siapa yang 
 kuat bayar?
 
 2. dengan 45m, TV7 mampu meraup iklan (yang kelak produknya dibeli
 oleh penonton), tapi dengan 500m tentu tak masuk hitungan pemasukan
 iklan dagangan TV. 
 
 3. sehingga yang kejadian adalah memperhitungkan kran pemasukan lain:
 uang langganan. Secured! Rp 50.000 ekstra langganan 5 channel olahraga
 Astro yang baru, dikali 100.000 pelanggan sekarang dan mungkin naik
 terus, dikali 10 bulan selama musim pertandingan (Rp 50.000 X 100.000
 pelanggan X 12 bln, go figure! Balik modal cepat, gak repot rayu
 advertiser atau biro iklan lokal) publik kali ini diekspos untuk
 maksimisasi profit pedagang macam Astro. Jangan lupa masih ada Astro
 Malaysia pelanggannya hampir 2 juta. Cring, cring! Setuju?
 
 Setuju. Untuk masalah publik gratis, saya setuju: there's no free lunch.
 
 Tapi jangan lupa bahwa publik dilindungi UUD 1945 Pasal 28F, untuk
 mendapatkan informasi. Sedangkan publik sebagai konsumen juga
 dilindungi UU Perlindungan Konsumen (bagaimana dengan konsumen yang
 diputus tiba-tiba siaran bolanya hanya karena ketidakpastian operator?).
 
 Lalu kenapa Liga Inggris milik publik? Bisa kita dibuatkan indeks
 kegemaran penonton kok, dan kasat mata bandingkan Liga Inggris dengan
 Kriket atau Futbal a la Amrik... apakah rakyat Indonesia doyan? Wong
 Liga Jarum saja di-bidding Antv untuk 10 tahun angkanya 100m! Mosok
 EPL kagak pake bidding?
 
 Makanya saya setuju tuh ada masalah konspirasi media global yang
 menginjak publik Indonesia. Nonton atau tidak nonton, buat saya tak
 masalah. Bayar atau tidak bayar, juga tak masalah. Akan menjadi
 masalah besar bagi saya bahwa publik kali ini diperas habis-habisan.
 Sebulan telah berlalu, jutaan masyarakat menjerit tapi tak didengar.
 Jika ada orang yang melakukan penelitian dan mengungkap bahwa ini
 adalah konspirasi Murdoch, apa Pemerintah tetap diam? Atau kenapa KPI
 kebakaran jenggot? Wallahualam, masih ada pegawai di Astro Nusantara
 yang tidak sadar-sadar bahwa 51% saham perusahaannya masih asing...
 
 Marilah benar-benar berpihak pada rakyat kecil, yang notabene masih
 saudara sendiri, wahai Bapak-bapak yang arief... dan salam hormat saya
 untuk Riza Primadi.
 
 Hasimah


[mediacare] * Indonesia: International Religious Freedom Report 2007

2007-09-15 Terurut Topik Merapi 08
*  Indonesia: International Religious Freedom Report 2007

http://www.state.gov/g/drl/rls/irf/2007/90137.htm

(Klik situs di atas untuk melihat naskah lengkapnya) 
(Sepertiga naskah sbb =) 

Indonesia International Religious Freedom Report 2007
Released by the Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor

The Constitution provides for freedom of religion, and the Government
generally respected this right in practice. There was no change in 
the status of respect for religious freedom by the Government during 
the reporting period, and government policy continued to contribute 
to the generally free practice of religion. However, while most of 
the population enjoyed a high degree of religious freedom, the 
Government recognized only six major religions. Some legal 
restrictions continued on certain types of religious activity and on 
unrecognized religions.

The Government sometimes tolerated discrimination against and the
abuse of religious groups by private actors and often failed to 
punish perpetrators. While Aceh remained the only province 
authorized to implement Islamic law (Shari'a), several local 
governments outside of Aceh promulgated laws implementing elements 
of Shari'a that abrogated the rights of women and religious 
minorities. The Government did not use its constitutional authority 
over religious matters to review or overturn these local laws. 
Persons of minority religious groups and atheists continued to 
experience official discrimination, often in the context of civil 
registration of marriages and births or the issuance
of identity cards.

The public generally respected religious freedom; however, extremist
groups used violence and intimidation to force eight small, 
unlicensed churches and one Ahmadiyya mosque to close. In addition 
several churches and Ahmadiyya places of worship that were forcibly 
shut in previous years by mobs remained closed. Some government 
officials and mass Muslim organizations continued to reject the 
Ahmadiyya interpretation of Islam resulting in discrimination 
against its followers. Many perpetrators of past abuse against 
religious minorities were not brought to justice. Also, instances of 
extremists attacking and attempting to terrorize members of other 
religions occurred in certain provinces during the reporting period.

The U.S. Government discusses religious freedom issues with the
Government as part of its overall policy to promote human rights. The
Embassy promoted religious freedom and tolerance through exchanges 
and civil society development.

Section I. Religious Demography

An archipelago of more than 17,000 islands, the country has an area 
of 700,000 million square miles and a population of 245 million.

According to the 2000 census report, 88.2 percent of the population
described themselves as Muslim, 5.9 percent Protestant, 3.1 percent
Roman Catholic, 1.8 percent Hindu, 0.8 percent Buddhist, and 0.2
percent "other," including traditional indigenous religions, other
Christian groups, and Jewish. Some Christians, Hindus, and members of
other minority religious groups argued that the census undercounted
non-Muslims. The Government does not recognize atheism.

Most Muslims in the country are Sunni. The Shi'a estimate that there
are between one and three million Shi'a. The majority of the
mainstream Muslim community follows two orientations: modernists, who
closely adhere to scriptural orthodox theology while embracing modern
learning and concepts; and traditionalists, who often follow
charismatic religious scholars and organize around Islamic boarding
schools. The leading modernist social organization, Muhammadiyah,
claimed 30 million followers, while the largest traditionalist social
organization, Nahdlatul Ulama, claimed 40 million.

Smaller Islamic organizations range from the Liberal Islam Network,
which promotes an individual interpretation of doctrine, to groups
such as Hizb ut-Tahrir Indonesia, which advocates a pan-Islamic
caliphate, and the Indonesian Mujahidin Council, which advocates
implementation of Shari'a as a precursor to an Islamic state. A small
minority of people subscribe to the Ahmadiyya interpretation of Islam
and there are 242 Ahmadiyya branches. Other messianic Islamic groups
exist, including Darul Arqam, Jamaah Salamulla (Salamulla
Congregation), and the Indonesian Islamic Propagation Institute.

The Ministry of Religious Affairs estimates that 19 million
Protestants (referred to as Christians in the country) and 8 million
Catholics live in the country. The province of East Nusa Tenggara has
the highest proportion of Catholics at 55 percent. Meanwhile, the
province of Papua contains the highest proportion of Protestants at 
58 percent.

The Ministry of Religious Affairs estimates that 10 million Hindus
also live in the country. Hindus account for almost 90 percent of the
population in Bali. Hindu minorities (called "Keharingan") reside in
Central and East Kalimantan, the city of Medan (North Sumatra), South
and Ce

[mediacare] Arsip menarik ttg Indonesia

2007-09-15 Terurut Topik A.Nurpatria Krisna
http://www.gwu.edu/~nsarchiv/NSAEBB/NSAEBB128/index.htm
   
-
Don't let your dream ride pass you by.Make it a reality with Yahoo! Autos. 

[mediacare] Daftar nama Komunis Indonesiia yang harus dibunuh

2007-09-15 Terurut Topik A.Nurpatria Krisna
During Suharto's coup in 1965-66  US officials provided Indonesian military 
with death lists  By the Editorial Board
20 May 1998  It is critical that students and workers engaged in the struggle 
against the Suharto dictatorship not fall prey to any illusions in the 
so-called democratic role of the US government. The statements by President 
Clinton and the State Department urging restraint on the part of the Indonesian 
military must be placed in the context of the actual historical role of 
American imperialism in the massacre of hundreds of thousands of workers and 
peasants that accompanied the 1965-66 military coup which brought Suharto to 
power and the more than three decades of US support for his dictatorship.
  In 1990 retired US diplomats and CIA officers, including former Ambassador to 
Indonesia Marshall Green, admitted helping the Indonesian military organize its 
mass killing. According to a report by States News Service, published in the 
Washington Post May 21, 1990, State Department and CIA officials at the US 
Embassy in Jakarta personally provided the names of thousands of local, 
regional and national leaders of the Indonesian Communist Party (PKI) to the 
armed forces, which then killed or detained most of those named.
  A former political officer in the US Embassy in Jakarta, Robert Martens, was 
quoted as saying, "They probably killed a lot of people and I probably have a 
lot of blood on my hands, but that's not all bad. There's a time when you have 
to strike hard at a decisive moment."
  Martens said he supplied the names to an aide to Adam Malik, the Indonesian 
foreign minister who played a prominent role in the planning of the military 
coup. The aide, Tirta Kentjana Adhyatman, who was interviewed in Jakarta, 
confirmed that he received lists of thousands of names from Martens and passed 
them on to Malik, who gave them in turn to Suharto's headquarters.
  The lists provided a detailed read-out of the PKI leadership structure, 
including the names of provincial, city and other local PKI committee members, 
as well as the leaders of the PKI-controlled trade unions, women's and youth 
groups.
  At the time, former US Ambassador to Indonesia Marshall Green confirmed the 
report, saying, "I know we had a lot more information [about the PKI] than the 
Indonesians themselves." "The US-supplied information was superior to anything 
they had," he said.
  After the lists were turned over, US Embassy officials and CIA desk officers 
in Langley, Virginia carefully followed the progress of the extermination 
campaign by the Indonesian military. Former deputy CIA station chief Joseph 
Lazarsky said, "We were getting a good account in Jakarta of who was being 
picked up. The army had a 'shooting list' of about 4,000 or 5,000 people."
  As the leaders of the PKI--then the third largest Communist Party in the 
world, after China and the Soviet Union--were rounded up or assassinated, US 
officials checked off the names against their own copies of the list. Lazarsky 
recalled that by the end of January 1966 there were so many checked-off names 
that CIA headquarters concluded that the PKI leadership had been destroyed.
  The initiative in drawing up the lists of PKI members came from William 
Colby, who would later become the director of the CIA. In 1962 he was appointed 
chief of the agency's Far East division. In an interview around the time of the 
Washington Post article, Colby said in the early 1960s he had discovered that 
the CIA did not have comprehensive lists of PKI leaders. This, he said, "could 
have been criticized as a gap in the intelligence system."
  The lists were prepared for "operational planning," he said, and without 
them, "you're fighting blind." Colby compared the intelligence-gathering on the 
PKI to the notorious Phoenix Program which he directed in Vietnam, in which 
20,000 cadres and sympathizers of the National Liberation Front were targeted 
for assassination.
  The "stabilization" of Indonesia in 1965 was regarded as vital by the 
administration of Democratic President Lyndon Johnson, which was then engaged 
in sharply escalating its military intervention in Vietnam. 1965 was the year 
of the influx of hundreds of thousands of US troops and the beginning of 
saturation bombing of the liberated northern part of the country.
  The former State Department and CIA officials interviewed by States News 
Service in 1990 freely admitted that the purpose of the lists of PKI leaders 
was to organize mass killings. "No one cared, so long as they were communists, 
that they were being butchered," said Howard Federspeil, who was an Indonesian 
expert working at the State Department when Suharto orchestrated the 
anticommunist pogrom. "No one was getting very worked up about it."
  Millions were killed outright or imprisoned in concentration camps where they 
died of torture, neglect and slave-labor. Even an internal CIA report, leaked 
to the press in 1968, said that the Ind

[mediacare] NUJU: MEJA ANTIK MADURA+GEBYOG YOGYA

2007-09-15 Terurut Topik dindoet karincoet
Dear Fellas...
 
Aku jual meja antik dengan spesifikasi:
- lebar: 1m60cm x 90cm
- Kayu Jati
- made in Madura
- ada laci nya 3
 
harga Rp.8.500.000(nego)
 
Beli meja Bonus Gebyok (Pintu Jawa) dengan spesifikasi:
- kayu jati
- tinggi gebyok 3m
- tinggi pintu 2m
- ukiran diatas pintu
- ukiran khas yogya
 
Jikalau berminat silahkan langsung japri saya di [EMAIL PROTECTED] or [EMAIL 
PROTECTED] or contact lsg di 021 9335 1001
Ma'atih...
 
 



 
Dinda Karina .N.


  
 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

[mediacare] Saudi Women Petitioning Govt for Driving Rights

2007-09-15 Terurut Topik Sunny
http://www.arabnews.com/?page=1§ion=0&article=101256&d=16&m=9&y=2007&pix=kingdom.jpg&category=Kingdom

Sunday, 16, September, 2007 (04, Ramadhan, 1428)


  Saudi Women Petitioning Govt for Driving Rights
  Ebtihal Mubarak, Arab News 

 
  JEDDAH, 16 September 2007 - A group of Saudi women plan to 
give a petition to the government asking to be allowed to drive cars. The 
organizers say the petition would be sent to the government on Sept. 23, the 
Saudi National Day.

  "We demand that the right of women to drive is given back to 
us," says the petition. "It's a right that was enjoyed by our mothers and 
grandmothers in complete freedom to (utilize) the means of transportation in 
those times."

  The petition, which has been posted on different Saudi 
websites and circulated through e-mails for the past few weeks, asks not only 
Saudis but also people from around the world to sign their names.

  "Women are in urgent need of driving; it's a basic need," 
said one of the petition drive's organizers, Fawzeyah Al-Oyouni, a human rights 
activist and wife of poet Ali Domaini.

  "Custodian of the Two Holy Mosques King Abdullah said 
previously that it is not a political issue, it is a social one, and that the 
government does not object (to women driving)," she said.

  Government officials made statements last year indicating 
that the decision of women driving is up to society and not the repeal of any 
law. Indeed, there is no law in the Kingdom that explicitly states that women 
cannot drive.

  The ban comes from a strict interpretation of the woman's 
need to be with a legal guardian (a mahram) in public.

  Scholars in Saudi Arabia argue that allowing women to drive 
would mean they might interact with unrelated men, such as police officers or 
men who come to assist them in the event of their car breaking down.

  Saudi novelist and columnist Abdu Khal wrote last week in his 
article "What Would Happen If We Let Women Drive?" that the interpretation is 
flawed. In many cases, the only alternative women have is to use drivers, which 
forces them to interact with unrelated men.

  He added that Saudi Arabia's ban on women driving has 
isolated it from the rest of the world, including the Islamic world. "Other 
than our scholars, of course, no one has said that allowing women to drive 
might lead to moral corruption," wrote Khal. "Are we the only Muslims on Earth?"

  The women, who have organized this petition, reminded other 
women that "rights are not given or earned, they're taken."

  On Nov. 6, 1990, 47 Saudi women were briefly detained while 
driving cars publicly while demanding the right to drive. After this, the 
debate disappeared from the media for a few years. In recent years it has 
re-emerged as a topic that is no longer a taboo.

  The petition is the first action taken by a newly formed 
society that calls itself "The Society for Protecting and Defending Women's 
Rights."

  Al-Oyouni, one of the founders, along with poet and human 
rights activist Wajeha Al-Huwaidar and social worker Haifa Osrah and others, 
said that the group also aims to tackle other issues, such as domestic abuse.
 
   
 


[mediacare] Re: Goenawan Mohamad: tersinggung, tetapi jangan memobilisasi

2007-09-15 Terurut Topik Manneke Budiman

Lepas dari "dosa-dosa" TUK yang telah diinvetarisasi secara dramatis oleh Rumah 
Dunia dan disebarkan di jurnalnya, Bumiputra, saya respek pada sikap yang 
diambil GM dalam interview ini. Ada dua hal yang penting digarisbawahi: 

Pertama, bahwa GM memperlihatkan sikap yang bertolak belakang dari yang 
dipertunjukkan lawan-lawannya yang konon anti-sastra kelamin itu. Ia bahkan 
sempat secar objektif memuji karya cipta Saut. Ia bahkan tidak menyetujui 
reaksi berlebihan yang diperlihatkan sebagian pembaca atas isu agama dalam 
puisi Saut. Siapapun yang terbebas dari kubu-kubuan justru akan mendapat kesan 
bahwa GM malah bersimpati kepada Saut alih-alih mendukung pengganyangan 
terhadap penyair Yogya itu. 

Kedua, wawancara ini memberikan perkenalan singkat tapi cukup baik dengan TUK: 
bahwa ternyata TUK bukanlah sebuah kubu monolitik tempat para "anggotanya" 
makan, tidur, dan ngelantur, melainkan cuma sebuah ruang longgar tempat orang 
bertukar gagasan. Buat yang tahu TUK, akan juga tahu bahwa yang namanya Nirwan 
dewanto, Sitok Srengenge, Hasif Amini, dll itu kumpul bukan cuma buat saling 
amin-aminan, tetapi kerap mereka juga berantem sendiri karena memang 
masing-masing punya ideologi sendiri. TUK bukan sekte, tetapi arena. Siapapun 
boleh nongkrong di situ, takpeduli apa latar belakangnya. 

Saya ke TUK sangat jarang, mungkin sekali atau dua kali setahun, kalau ada 
acara-acara besar. Tapi saya tak merasa dikucilkan, atau mendapat kesan bahwa 
mereka yang di TUK itu adalah gerombolan seperti yang hendak diisyaratkan oleh 
Saut dkk lewat Jurnal Bumiputranya. Kritik buat TUK harus selalu dilontarkan, 
dan TUK mustahil bisa mencegah kritik dari pihak manapun. Namun, jika kritiknya 
dilontarkan dengan cara kasar seperti yang dipertunjukkan oleh Rumah Dunia 
Banten, saya khawatir simpati masyarakat justru berbalik kepada TUK, dan para 
pengkritiknya malah yang akan dapat label sebagai kelompok norak yang tak punya 
kesantunan.

Mungkin, dalam kesempatan ini, ada baiknya mendengar dari banyak orang, bila 
perlu dari Saut Situmorang sendiri, sajaknya yang di Republika itu bisa 
digolongkan sebagai sastra Syahwat Merdeka atau tidak? Apa kriteria untuk 
memutuskan bahwa novel Saman adalah sastra lendir, sementara puisi Saut bukan? 
Ayo kita sama-sama belajar. Saya tunggu pencerahannya.

manneke

manneke


-Original Message-

> Date: Sat Sep 15 09:08:57 PDT 2007
> From: "radityo djadjoeri" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [mediacare] Goenawan Mohamad: =?UNKNOWN?Q?=93Boleh?= tersinggung, 
> tetapi jangan memobilisasi =?UNKNOWN?Q?kemarahan=94?=
> To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL 
> PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
> PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
> PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
> PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
>
> Wawancara dengan Goenawan Mohamad:
> ?Boleh tersinggung, tetapi jangan memobilisasi kemarahan?
>
>
>   Pengantar:
>   Di tahun ini, panggung susastra Indonesia agak panas dengan munculnya 
> gerakan-gerakan yang "menghujat" TUK (Teater Utan Kayu). Mereka menuding TUK 
> , baik secara terang-terangan  maupun diam-diam, sebagai sarang "Gerakan 
> Syahwat Merdeka" (GSM). Istilah tersebut pertama kali dicuatkan oleh  Taufik 
> Ismail. Ada yang bilang, GSM yang dimaksud adalah inisial dari nama lengkap 
> sastrawan kondang Goenawan Soesatyo Mohamad yang 
>   akrab dipanggil GM - salah seorang pendiri Majalah TEMPO.
>
>   Lalu muncul ikrar "Ode Kampung" di Rumah Dunia Banten yang juga "menghajar" 
> TUK. Kelompok yang dimotori oleh Saut Situmorang dan kawan-kawan ini tak 
> kenal lelah terus 'mengonceki' para tokoh KUK, seperti Nirwan Dewanto, Ayu 
> Utami, Hasif Amini, Sitok Srengenge dan lainnya. Di mata Saut yang nyalang, 
> mereka tidaklah layak digelari sebagai sastrawan. 
>
>   Tak heran, di berbagai forum termasuk di milis-milis, Saut dan kawan-kawan 
> terus berkampanye untuk menghajar mereka dari berbagai sudut. Namun, 
> tonjokan-tonjokan yang mereka lakukan selalu berbalas pantun dengan 
> orang-orang yang tak setuju perseteruan itu, apalagi kalau dilakukan dengan 
> bahasa yang kurang santun.
>
>   Puncaknya adalah kala harian Media Indonesia memuat sebuah artikel tentang 
> acara berkelas internasional yang digelar oleh TUK dan Dewan Kesenian Jakarta 
> (DKJ) beberapa waktu lalu. Karena isinya amat memojokkan  TUK, tak heran 
> kalau TUK bereaksi keras dengan mencap artikel tersebut penuh dengan lumuran 
> dusta. Menurut kabar 
>   terakhir dari Saut  Situmorang melalui email, penulis artikel tersebut 
> telah digeser jabatannya. 
>
>   Namun kini, Rumah Dunia yang konon anti pornografi belum bereaksi ketika 
> puisi Saut Situmorang yang "panas" termuat di Harian Republika.  Selain 
> "berbau ranjang bergoyang", puisi tersebut juga menyinggung perasaan sebagian 
> umat Hind

[mediacare] We Need More Vitamin 'W'

2007-09-15 Terurut Topik Sunny
Reflection: Tidak banyak bedanya dengan  di NKRI, tanpa vitamin "Wasta" orang 
menjadi lumpuh.

http://www.arabnews.com/?page=13§ion=0&article=101261&d=16&m=9&y=2007

Sunday, 16, September, 2007 (04, Ramadhan, 1428)

  We Need More Vitamin 'W'
  Ibrahim Al-Yousuf . Al-Eqtisadiah 

 
  Vitamin "W" is essential these days to successfully enroll at 
universities and colleges, and to secure jobs. This magical vitamin, which is 
derived from the concept of "wasta," is something that is highly coveted in the 
Kingdom, where jobs and university places are scarce.

  Vitamin W, which could also be described as "mediation," is 
basically a method of depriving a youngster from his or her right and handing 
it to another undeserving individual.

  We all hear about young girls and boys, who have graduated 
from high school with high GPAs but failed to gain admission at their desired 
university. Meanwhile, others who had less grades have gained admission having 
used sufficient dosages of vitamin W that works magic on people in this 
country. Young and unqualified men and women are also known to have been 
employed at the expense of others, who are more qualified and worthy of these 
jobs.

  Islam is against the concept of bribes, and wasta is not 
something different to bribery. Both accomplish the same - the giving of 
something to someone illegally and unjustly. Wasta has become part of our daily 
life and is something used in the slightest and smallest of tasks. The reason 
behind this is that people, who are in decision-making positions, believe that 
their positions become more valuable and that they earn a place in society when 
they use wasta.

  Our country is experiencing a financial boom. Our leaders 
have urged the authorities time and again to allow citizens to benefit from 
this boom. The ground reality proves that the financial boom has not 
contributed in effectively eradicating the problems associated with university 
enrollment and unemployment.

  Why? Because supervisors believe that university places and 
job vacancies are their own private property, which they can use as they see 
best. The absence of a balanced system based on equity allows the concept of 
wastas to thrive. Only God knows what might happen in the near future.
 
   
 


[mediacare] Tidak Pernah Dikenal Ada Tirani Evolusionist

2007-09-15 Terurut Topik Hafsah Salim
Tidak Pernah Dikenal Ada Tirani Evolusionist

> Arda <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Hidayatullah.com--Tanggal 12 Februari 2008 mendatang adalah
> hari bersejarah bagi evolusionis di dunia. Pasalnya, itulah
> hari lahir sang bapak teori evolusi, Charles Darwin. Namun
> diulang tahun ke-199 Darwin itu para Darwinis boleh jadi
> bakal geram dan cemas lantaran aib mereka bakal dibongkar
> besar-besaran di depan khalayak ramai. Kali ini bukan melalui
> debat, konferensi, buku atau sarana biasa, melainkan melalui
> tayangan perdana film layar lebar Hollywood berjudul
> "Expelled: No Intelligence Allowed" (Dikeluarkan: Kecerdasan
> Dilarang).



Dimasa Gelap Yang terkenal berdarah disejarah hanyalah Tirani Agama,
Tirani Gereja, Tirani Caliphah, mereka adalah lembaga yang mengutuk
dan memberangus kebebasan berpikir dan kebebasan berpendapat.

Dunia ilmiah adalah dunia nyata, kalo anda memiliki penemuan yang bisa
anda presentasikan dihadapan sidanganda diakui sebagai penemu. 
Tidak akan bisa anda melakukan penipuan seperti halnya anda menghadapi
umat yang beriman dimana dengan keimanan yang tinggi, maka yang putih
bisa menjadi merah karena pendeta atau allahnya percaya itu harus merah.

Demikianlah, Charles Darwin bukanlah pendeta atau ulama yang cuma
panda berkhotbah memutar arti kata untuk menyesatkan dan mempengaruhi
pendengarnya.  Semua keterangan dan presentasinya berhasil lolos
nominasi dari kritik2 semua ahli2 diseluruh dunia.

Terbukti, hingga detik inipun teori Darwin tidak tergoyahkan bahkan
lebih diperkuat dengan penemuan2 baru seperti waktu peluruhan atom
ternyata berlaku untuk semua elemen.  Peluruhan atom ini bukan
ditemukan oleh Charles Darwin namun menunjang teori tentang adanya
perubahan atom sejalan dengan waktu peluruhan yang dilaluinya.

Para penentang Darwin hanyalah ilmuwan2 palsu yang asalnya adalah
pendeta2 atau ulama2 yang sengaja mengejar gelar untuk mengangkat dan
menunjang kepercayaan mereka melalui penyusupan2 didunia ilmiah. 
Haruslah kita sadari bersama, dunia ilmiah adalah netral bukan milik
agama Kristen maupun agama Islam melainkan milik kita semua baik
beragama ataupun tidak percaya agama.  Kita tidak bisa melakukan
diskriminasi didunia ilmiah dengan cara menyingkirkan para ilmuwan2
yang tidak beragama karena mereka tidak menerima kepercayaan adanya
Yesus Tuhan Bapak dlsb ataupun Allah yang mengirimkan utusannya.

Dunia ilmiah hanya bersikap realistis, jika ada realitasnya tentu tak
bisa diabaikan, sebaliknya kalo cuma angan2 karena percaya kewajiban
yang harus menegakkan ajaran agamanya, maka ini bukanlah realitas
melainkan angan2 saja yang bukan tempatnya didunia ilmiah melainkan
didunia entertainment.

Teori2 tentang penciptaan itu banyak sekali, ada yang ilmiah, ada yang
angan2, dan ada yang bertujuan untuk kepentingan kelompok agamanya. 
Namun yang kita gunakan untuk pendidikan di SD hingga perguruan tinggi
hanyalah penciptaan yang berdasarkan hasil dari observasi ilmiah bukan
hasil dari meditasi, bukan hasil dari turunnya roh kudus, bukan hasil
dari turunnya wahyu di gua berahi, dan bukan hasil dari bisikan2 Allah
ataupun setan.  Dunia ilmiah se-mata2 hanyalah aktivitas kerja sama
antara para pengamat yang membandingkan laporan masing2 dengan apa
yang dipersepsinya dalam pengamatan object yang sama ditempat yang
ber-beda2 dan juga oleh ahli2 yang ber-beda2.  Dunia ilmiah tidak
mengenal keimanan, kesucian, fatamorgana Allah, Yesus, Muhammad
ataupun segala dewa dewi suci.

Kalo anda mau mengetahui tentang hal2 yang ilmiah, ikutilah
pengumuman2 dari lembaga2 ilmiah, bukan lembaga2 keagamaan, bukan
lembaga spiritualisme, bukan lembaga paranormal, bukan lembaga jihad,
bukan lembaga gereja, bukan lembaga2 Islam dan bukan lembaga2 dakwah
agama manapun juga.

Tidak pernah ada hasil ilmiah yang diproduksi oleh lembaga2 spiritual,
paranormal, agama maupun lembaga2 dakwahnya.  Semua produksi teknologi
yang kita nikmati sekarang mulai dari TV, Computer, hingga perjalanan
angkasa luar semuanya murni hasil dari KERJASAMA SEMUA LEMBAGA ILMU
PENGETAHUAN ATAU LEMBAGA SCIENCE DISELURUH DUNIA TANPA SATUPUN ADA
YANG TERKAIT DENGAN GEREJA, MESJID, KUIL, ATAUPUN BATU2 AJAIB.

Ny. Muslim binti Muskitawati.









Re: Balasan: Re: [mediacare] Tak Satupun Pemain PSSI Masuk Terbaik Asia

2007-09-15 Terurut Topik Umbu Rey
Wahduh, kalau omong soal sepakbola kagak bakal ada keberhasilan, dan bicara 
prestasi mungkin hanya mimpi yang tidak bakal terwujud. Sepakbola Indonesia itu 
adalah tradisi ikut-ikutan biar ramai saja. Kalau Eropa begitu, ya kita juga 
begitu.
   
  Pada tahun sebelum 1994, di Indonesia ada dua kompetisi. Yang satu disebut 
kompetisi perserikatan, dan yang lain disebut Liga Sepakbola Utama, disingkat 
GALATAMA. Yang perserikatan itu ramainya doang di lapangan hijau, tetapi 
prestasi jauh panggang dari api.
   
  Nah, yang Galatama itu samimawon berprestasinya. Jarang menang di luar 
negeri, kalau tidak mau dikatakan kalah melulu. Akhirnya kompetisi Galatama ini 
mulai ditinggalkan penonton. Karena tidak pernah berprestasi maka GALATAMA itu 
lalu dipelesetkan menjadi Gabungan Laki-laki Tanpa Malu.
   
  Padahal, dari segi keuangan, apa kurangnya. Klub sepakbola Galtama itu adalah 
bikinan pengusaha-pengusaha kaya raya. Karena itu ada Tiga Berlian, ada Warna 
Agung, dan lain-lain. Yang terkahir pertandingan sepakbola Galatama 
dilaksanakan di Stadion Lebak Bulus pada tabun 1994, tetapi penontonnya bisa 
dihitung dengan jari walaupun panitia sudah mengundang grup musik dangdut.
   
  Maka para wartawan dan pengurus PSSI pada tahun 1994 itu mulai bikin 
inisiatif baru supaya PSSI melahirkan pemain bermutu minimal di Asia Tenggara. 
Disepakatilah sebuah sistem kompetisi baru yang menggabungkan Perserikatan dan 
Galatama. Kompetisi baru itu lalu disebut LIGA INDONESIA. Sponsor utama dan 
yang pertama ketika itu adalah rokok DUNHILL milik penguasaha Nirwan Dermawan 
Bakrie. Pertandingan itu disebut Liga Dunhill.
   
  Ada kemajuan? Kagak!!!. Nirwan D Bakrie lantas kirim pemain usia 17 tahun ke 
Italia untuk mengikuti kompetisi PRIMAVERA. Hasilnya apa? Kagk ada juga!!! 
Yang terjadi malah sebaliknya, pengurusnya lebih dikenal orang ketimbang pemain 
sepakbola. Tetapi pengurusnya bilang, yang jadi biang kerok adalah karena 
kompetisi PSSI waktu itu mengharamkan pemain asing.
   
  Maka datanglah juru selamat PSSI. Menpora ketika itu bernama Hayono Isman. 
Dia bilang PSSI tidak maju karena salah persepsi. "Jangan hubung-hubungkan 
nasionalisme dengan pemain asing!" Maka datanglah pemain asing ke klub Pelita 
Jaya dari Afrika. Dia bernama Roger Milla. Waktu dikontrak usianya sudah hampir 
40 tahun.
   
  Makin ramai,Iya, tetapi prestasi, kagak ada! Lah, juru selamatnya bilang 
apa? Boro-boro omong kompetisi, omong sesama menteri saja salah melulu. Dia 
dikenal sebagai menteri salah omong melulu.
   
   Jadi betul kata Ali Sadikin, gubernur DKI Jakarta tahu 1970-an. Dia bilang," 
Dari 125 juta rakyat Indonesia (ketika itu) mosok nggak ada 11 orang yang baik. 
Yang kita perlukan mungkin KESEBELASAN MALAIKAT"
   
  Barangkali Ali Sadikin betul. Huahahah
   
  IUR
   
  

s <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ya begitu  produk sepak bola Indonesia. Itu merupakan hasil 
kompetisi yang buruk, wasit dan pengurus yang buruk. Sepak bola masih 
mengandalkan nonteknis daripada teknis. PSSI dan klub sepakat '''bermain'', 
patgulipat. Misalnya selama dipimpin Nurdin Halid yang kini dipenjara lagi, 
kompetisi berkali-kali meniadakan degradasi. Dengan alasan usulan banyak pihak, 
tim yang tadinya bisa degradasi, entah membayar berapa, kemudian PSSI 
memutuskan kompetisi tahun ini, tahun itu tanpa degradasi. Format kompetisi pun 
berubah-ubah. Misalnya dari satu wilayah yang umum dipakai dunia, dikembalikan 
ke format dua wilayah dengan jumlah tim seabrek.
 Setelah drombak-rombak begitu, tahun depan akan digulirkan  superliga yang 
akan menggunakan satu wilayah dengan diikuti 18 klub. Nah, dulu bagaimana kok 
diacak-acak seperti sekarang. 
  Kini setelah Nurdin dipenjara, nasib kompetisi tahun depan bakal tidak 
jelas, karena dimanfaatkan oleh pengurus PSSI lainnya untuk mencari uang.
Jadi bagaimana kompetisi tahun depan, jangan terlalu banyak berharap. 
Begitu pula dengan prestasi sepak bola Indonesia di Asia Tenggara saja. Saya 
yakin akan tetap seperti  dulu-dulu juga. Di Piala Asia lalu bisa baik, 
kebetulan main di Jakarta. Coba main di luar sudah babak belur dari awal. 
  

genta fajar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
wajar boz.
  pemain kitamah emang ga ada yang dicetak buat jadi pemain duniamentalnya 
cukup puas buat sekedar pake merah putih aja...
  peace
  

Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
http://www.antara.co.id/arc/2007/9/13/tak-satupun-pemain-pssi-masuk-terbaik-asia/
   
13/09/07 20:23
  Tak Satupun Pemain PSSI Masuk Terbaik Asia
Jakarta (ANTARA News) - Kapten tim juara Piala Asia 2007, Irak, Younis Mahmoud, 
striker Arab Saudi Yasser Al Qahtani, pemain tengah Jepang Yasuhito Endo dan 
kiper Korsel Lee Won Jae adalah sebagian dari kandidat pemain terbaik 
Konfederasi Sepak bola Asia (AFC) tahun ini.

Daftar nama ini keluar setelah pertandingan hari kedua putaran final zone Asia 
untuk Olimpiade Beijing pada 8 September lalu, seperti dikutip dalam situs 
Konfederasi Se

[mediacare] Lake Lapindo, aka Mr Bakrie's swimming pool

2007-09-15 Terurut Topik Y Rakhmat
  http://blogs.usyd.edu.au/vicindonblog/2007/09/lakelapindoakamrbakriessw.html
  14 September, 2007  Lake Lapindo, aka Mr Bakrie's swimming pool
by Adrian Vickers

My trip to Indonesia wasn't just to escape the state-of-war- and-siege that 
had been declared in the centre of Sydney for APEC, but also to work on a 
couple of my other research projects. Nevertheless, I had time to do a bit of 
disaster tourism, visiting the poisonous mud volcano that was created in 
Sidoarjo, just south of Surabaya airport.
  
  I was running late for the Panji festival because my plane from Jakarta to 
Surabaya had been canceled, as had all the planes to Surabaya that morning. I 
feared another airport disaster, but it turned out that they just decided to 
close down Surabaya airport, the busiest hub to Eastern Indonesia, because the 
president was visiting! And they wonder why Indonesia has problems with 
national productivity (while I was in Jakarta Kompas had a great expose on this 
kind of self-important overkill that preoccupies Indonesian public officials. 
One of their journalists got hold of the—illegal—price- lists that local police 
stations produce for those who want to hold motorcades. You too can stuff up 
the traffic, for a price).
  Anyway, despite being 4 hours late, I couldn't resist stopping off on the 
road to Malang to see the Lapindo disaster. For those not familiar with this, 
just over a year ago employees of the company Lapindo were doing exploratory 
drilling when they set off a huge eruption of poisonous mud. There are various 
accounts of how this occurred. Mr Bakrie, one of the owners of Lapindo, but 
also a government minister, claims it is entirely natural, and he continues in 
his post. Others more expert claim that it is because the drillers did not 
follow procedures—basically they cut corners to save time and money by not 
using proper casings on the drills. Whatever the cause, the mud continues to 
flood out. It has destroyed a major highway, ruined factories and other forms 
of livelihood, and most importantly wiped out the houses of between 12,000 and 
13,000 people. The mud is still hot, and the sulphurous smell is horrendous. A 
number of people have already died in attempts to stop the
 flow (including the dropping of large concrete balls down the main source).
  
  The victims of the disaster show sightseers around. For Rp20,000 you can get 
a bike ride up to the central lake, and other enterprising people have made 
DVDs of the event, including the related explosion of a Pertamina gasline in 
November 2006. The people in the area claim to have received small amounts of 
payment from Lapindo for six months, but so far have not received any real 
compensation, and are reliant on government handouts. Predictions are that the 
eruption is creating a huge vacuum under the mud lake, and that the whole area 
could collapse.

  
 


   
-
Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.

Re: [mediacare] Re: SBY: Globalisasi itu jahat

2007-09-15 Terurut Topik Husein Rusdhy
Yth Mas Danardono. Selamat ketemu lagi. Udah lama engga ngobrol. Apa kabar ? 
Saya pernah jadi panelis sama Mas Edi Swasono. Dia nampaknya juga kurang setuju 
pada Globalisasi dalam arti anti Negara Kebangsaan (Nation State). Ketika 
peristiwa 9/11, Bush juga bersyukur kalau Bangsa Amerika masih bisa bersatu 
untuk menghadapi semua ancaman dari luar. Rupanya dia juga masih hormat pada 
Nasionalisme. Persatuan itu rupanya salah satu reaksi dari ancaman asing. Bung 
Karno dalam strategi politiknya menganggap sebuah Bangsa harus punya masalah 
dengan kekuatan asing yang mengancam itu. Dan persatuan serta kesatuan menjadi 
penting.Mungkin itu kuno, dan valid jaman pra perang dunia pertama (1914 - 
1918) dimana negara-negara besar di Eropah menyaplok negara tetangganya yang 
lemah. Zaman sekarang ketika penjajahan ekonomi itu disemukan dan a nation 
without border jadi jargon politik dunia yang diembel-embeli demi perdamaian, 
kesejahteraan dan peri kemanusiaan, maka orang segera tahu kalau
 Globalisasi itu Eufemisme cara penguasaan si kuat pada si lemah dalam sekala 
dunia. Memang benar di Indonesia belum ada batasan yang jelas sehingga oleh 
pikir kita agak sumir. Mohon tanggapanya Mas Danar.
  Terima Kasih.

RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Ya memang, globalisasi itu sebuah fenomena, sebagaimana hujan yang 
dapat menyuburkan sawahnya pak tani, tapi bis amenenggelamkan 
wilayah ala New Orleans, atau angin yang banyak faedahnya bagi 
kehidupan, namun juga dapat menghancurleburkan pemukiman..

Globalisasi adalah dampak dari revolusi tekhnology terutama dibidang 
IT. Globalisasi menghasilkan silang dan lintas investasi yang 
membuat makmur wilayah yang terbelakang, namun dapat 
meluluhlantakkan perekonomian negara negara yang masih belum 
berkembang.

Kembali pada system proteksi akan membuat bangsa yang menutup diri 
terlempar kemasa perkembangan sebelumnya. Atau akan berjalan 
ditempat. Albania dizaman Enver Hodscha adalah contoh hidup, juga 
negara negara komunis sebelum berakhirnya Perang Dingin ditahun 1989.

Dominasi selalu ada, juga dizaman Majapahit. Sumpah palapa adalah 
model globalisasi skala kecil ala Gajah Mada..

Salam historia

Danardono

--- In mediacare@yahoogroups.com, amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sebagai presiden suatu negara yang besar seperti Indonesia, sangat 
mengecewakan melihat bahwa sby menganggap globalisasi adalah sesuatu 
yang jahat.
> 
> Globalisasi adalah suatu "phenomena", yaitu sesuatu fakta atau 
kejadian yang terjadi, dan khususnya mengenai globalisasi, ini 
terjadi karena adanya kemajuan teknologi dibidang komunikasi dan 
transportasi, terutama dengan adanya internet, suatu bentuk 
komunikasi.
> 
> Ini sama saja dengan seseorang dijaman purba, pada waktu bahasa 
mulai terbentuk, menyebutkan bahwa komunikasi dengan menggunakan 
bahasa (yg. pada waktu itu tentu saja adalah sesuatu yang baru), 
adalah jahat.
> 
> Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. SBY 
ingin supaya Indonesia siap dan maju dan tidak ketinggalan di era 
globalisasi ini. Tetapi dengan menggunakan perkataan 'jahat', maka 
bagi masyarakat yang tidak mengerti arti sesungguhnya dari 
globalisasi, tentu saja menimbulkan perasaan antipati. Jika sudah 
ada perasaan anti pati, bagaimana mungkin maka mereka itu akan 
berusaha/belajar untuk maju di jaman globalisasi ini?
> 
> Saya tersenyum pada waktu membaca apa yang dikatakan oleh SBY sbb:
> 
> "Tetapi ingat, globalisasi itu jahat. Ada yang mau mendominasi. 
Ada yang ingin mendapat untung sebanyak-banyaknya. Ada yang ingin 
mengatur berlebihan'
> 
> Hmmm .. apakah mau mendominasi, mendapat untung sebanyak 
banyaknya dan mengatur berlebihan tidak dilakukan juga oleh orang2 
Indonesia sendiri di NKRI? ---> Jadi apa yang sedang terjadi di 
NKRI adalah globalisasi jahat? > Indonesia adalah suatu yang 
global? > Indonesia adalah dunia? :-)
> 
> 
> "Pandji R. Hadinoto" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote: KOMPAS, Kamis, 13 
September 2007 Paradigma Menuju Indonesia Maju 
> Kunjungan Presiden Diiringi Unjuk Rasa di Unpad
> Bandung, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
menyampaikan lima paradigma menuju Indonesia maju tahun 2050. Untuk 
mewujudkan cita-cita menuju Indonesia maju dengan lima paradigma 
itu, Presiden menyadari dan mengingatkan bahwa globalisasi yang 
telah, sedang, dan akan menggejala terus itu jahat. Pernyataan 
globalisasi itu jahat dikemukakan Presiden saat menyampaikan 
paradigma keempat, yaitu memperkokoh ketahanan dan kemandirian 
bangsa dalam kerja sama internasional yang konstruktif. Pidato ini 
disampaikan dalam orasi ilmiah dengan topik "Membangun Daya Saing 
Bangsa Menuju Negara Maju", dalam rangka Dies Natalis Universitas 
Padjajaran (Unpad) Ke-50. "Tidak ada satu pun bangsa yang bisa 
mengisolasi diri, tidak mau bergaul dengan negara lain. Tetapi 
ingat, globalisasi itu jahat. Ada yang mau mendominasi. Ada yang 
ingin mendapat untung sebanyak-banyaknya. Ada yang ingin mengatur 

[mediacare] sajak sajak a kohar ibrahim - kereta kencana elka & terkenang kerawang-bekasi

2007-09-15 Terurut Topik abdul kohar ibrahim
Sajak Sajak A. Kohar Ibrahim:
  Kereta Kencana Elka & Terkenang Kerawan-Bekasi
  http://www.bekasinews.com/
   
   
   
  Kereta Kencana Elka
   
  Oleh : A.Kohar Ibrahim
   
   
  dalam rindu
  terkenang masa mesra 
  baru setahun lalu
  dalam gerbong kereta api
  jakarta-cirebon via bekasi 
  lalu ke subang di kampung gunung 
  di sana lah dalam mesjid nyaris rampung
  kita baca doa seraya bersumpah di hadapan allah
  khusuk syahdu mengucap kata-kata akad nikah
  bersaksikan petugas aturan dunia dan agama
  serta para wakil kaluarga tercinta kita
  demi membina keluarga cita-cinta
  sakinah-mawadah-warahmah
  insya allah
  syukur alhamdulillah
  keberangkatan kembali dikau duduk di sisi
  bukan lagi sebagai kekasih melainkan sang isteri
  dalam gerbong kereta api bak kereta kencana 
  dari cirebon ke jakarta via bekasi
  kita telusuri perjalanan cinta-kasih
  dengan keteguh-tabahan sekalian kesabaran
  layaknya hamba tuhan menghadapi segala ujian
  gandeng bergandengan tangan
  seiring seperjuangan
  selama hayat dikandung badan
  hingga menggapai tujuan tertinggi
  di hari nanti
  insya allah
   
  24.08.2007
   
  *
   
   
  Terkenang Kerawang-Bekasi
   
  Oleh : A.Kohar Ibrahim
   
   
   
  kasih, 
  iya memang iya
  dalam direjam rindu
  ku tulis baris baris puitis itu
  pertanda suara
  hatinurani ku
  untuk mu
  dalam menunggu
  juga merindu lelaki mu
  aku
  perantau jauh dari dikau
  nun jauh di hamparan pulau riau
  kasih oh kasih
  dalam mengenang mu
  terkenang aku
  kita duduk mesra dalam kereta kencana
  menelusuri perjalanan akad nikah
  anugerah allah
  jakarta subang pergi pulang
  via bekasi karawang
   teriring iringan sangkala
  bermakna tiada kepalang
  kasih, oh, kekasih
  iya memang iya
  dalam merindu
  dalam mengenang
  detik detik bermakna segala
  terkenang pula kisah kisah romantika
  para pahlawan kemerdekaan berlaga
  di medan juang bekasi karawang
  seperti terpateri puisi abadi
  penyair chairil anwar
  « karawang-bekasi »
  pun rivai apin dalam « elegi »
  penguak takdir kaum pejuang
  rela berkorban jiwa raga
   demi kemerdekaan
  rakyat dan bangsa tercinta
  demi kibar sangsaka merah-putih
  demi gema irama lagu syahdu di angkasa
  indonesia raya
  merdeka
  merdeka
  merdeka
  !
  *
  (25 Agustus 2007)
   
   

   
-
 Ne gardez plus qu'une seule adresse mail ! Copiez vos mails vers Yahoo! Mail 

[mediacare] topeng dan muka asli

2007-09-15 Terurut Topik abdul kohar ibrahim
Cerpen A. Kohar Ibrahim:
  Topeng Dan Muka Asli
  http://www.bekasinews.com/
   
   
  Cerita Pendek: 

  Topeng Dan Muka Asli
   
  Oleh: A. Kohar Ibrahim
   

  AKU terkejut begitu kilat berdenyar teriring guntur menggelegar. Hujan pun 
turun dengan derasnya. Para pedagang kaki lima bergegas membenahi 
barang-barangnya. Orang-orang di jalanan itu blingsatan. Untung ada warung 
kosong di tepi jalan itu. Aku cepat memanfaatkannya. Berteduh. Sekali pun 
kepala terlindung tudung pandan. 
   
  Orang-orang yang lain pun bergegas datang. Di antara mereka ada beberapa 
pemuda. Bergunjing riang. Mereka sepertinya tak begitu hirau pada hujan, pun 
pada orang-orang lainnya di seputar. Gelak tawa menyelang-nyeling gunjingan 
mereka. Yang seorang merasa bangga kerna telah melempar hujatan yang jitu 
mematikan lawan.
  « Malem ini dia pasti nggak bisa tidur, » kata pemuda yang gemuk bermuka 
bundar.
  « Jitu ‘kan gua bilang orang itu nggak disunat ? » kata temannya yang agak 
kurus, tapi mukanya juga bundar, pucat pasi. Disambut beruntun dengan yang 
kurus bermuka lonjong dan yang pendek bermuka segi empat berkepala panjul.
  « Gua yakin yang namanya Aki itu Cina Hongkong ! Kayak si  Ash ! »
  « Mo ngibulin kite, hihihi… »
  « Persis kayak si Vivi…Ash ! »
  « Pokoknye, siapa aje, kalu ngebelain Gede, kita sabet abis deh ! »
  « Nanti kite bilang die zionis… »
  « Giliran gue nanti bilang die komunis… »
  « Gue sih bilang die itu kristen fundamentalis ! Kafir kayak si Orakel, gitu 
! »
   
  Pemuda-pemuda itu ketawa dengan renyahnya. Terus juga bergunjing. Asik dan 
puas dengan petualangannya di alam maya. Berdebat dengan menggunakan nama 
samaran sebagai topeng. 
  Di layar kaca media elektronika seperti « Berpolitik Com » yang mereka 
jadikan favorit, memang setiap netter bisa memberi komentar sebebas-bebasnya. 
Kebebasan ini mereka manfaatkan benar-benar. Disanjung pujinya kaum elitis 
Porteng dan Golkar. Dihujatnya habis-habisan duet Gede-Mega. Dengan ujung 
tombak ke Gede. Terhadap RI Satu itu bukan saja soal-soal perpolitikan, 
melainkan juga soal-soal privasi. Saking gandrungnya, hujatan mereka itu sampai 
melewati batas-batas kesopanan. Bersifat pornografis. Sebagai yang mereka 
ulang-ucap di sini, tanpa mempedulikan orang di seputar. Sedemikian asyiknya 
obrolan mereka hingga tak mempedulikan pula hujan deras telah mereda. Berganti 
gerimis. Bahkan kemudian berhenti sama sekali. 
   
  Mereka baru sadar ketika di warung kosong itu hanya tinggal aku sendiri  dan 
mereka berempat. Ocehan mereka mencapai puncaknya dengan  tumpuan kepada netter 
yang dianggap  keturunan Cina itu. « Ah, si Cina nyang aki-nya udah aus itu ! 
Kite bugilin trus aja… ! » ujar si muka segi-empat kepala panjul. « Nanti 
ketauan deh - dia nggak disunat ! »
  Suaranya yang parau itu kali ini membikin telingaku panas.
   
  « Udahlah, ayo kite pulang dulu, » kata si gemuk bermuka budar itu. « Nanti 
malem kite ketemu lagi di warnet sana. »
  « Kite copot topeng si Cina muslim itu ! » sambut si kurus bermuka lonjong  
pucat pasi. « Ayo, kite pulang dulu yo ! »
  « Eeeeh, tunggu dulu ! » kataku dengan nada keras. Dan mereka terperanjat. 
Gagal beranjak. Kulanjutkan : « Tau kalian ? Nggak semua orang seneng topeng. »
  « Apa urusannya dengan Anda ? » tanya si gemuk gagap, sekali pun matanya 
membeliak. Memperhatikan tubuhku yang kekar dan sigap serta pandang tertanjap 
ke mukanya yang bundar.
  « Gua bilang : nggak semua orang seneng topeng ! » balasku tandas. « Nggak 
semua orang pengecut, ngerti ? »
  « Yah, yah…apa urusannya… » dengus si panjul bermuka segi-empat, berupaya 
mengelak.
  « Urusannya ? Pasalnya ? Mo tau ? » dengusku. « Nama nyang gua pake di 
BerpolitikCom itu asli, tau ? » kataku ketus. « Lagian gua bukan Cina, kalipun 
bener gua sobatnya si Ash Cina. Ngerti, kalian ? »
  « Aaaoh…? »
   
  Keempat pemuda itu ternganga. Kilat kembali berdenyar teriring gelegar 
guntur. Hujan pun turun lagi. Aku tetap tegak berdiri menyimak mereka dengan 
pandang setajam-tajamnya. Sejenak mereka saling berpandangan. Kini tidak hanya 
si kurus saja, yang lainnya juga bermuka pucat pasi.
   
  Lantas semuanya cepat mengangkat kaki, begitu si gemuk memberi aba-aba : « 
Ayo, pulang yo ! ». *** (14.04.2001)
   
   
   


[mediacare] Goenawan Mohamad: �Boleh tersinggung, tetapi jangan memobilisasi kemarahan�

2007-09-15 Terurut Topik radityo djadjoeri
Wawancara dengan Goenawan Mohamad:
“Boleh tersinggung, tetapi jangan memobilisasi kemarahan”
   
   
  Pengantar:
  Di tahun ini, panggung susastra Indonesia agak panas dengan munculnya 
gerakan-gerakan yang "menghujat" TUK (Teater Utan Kayu). Mereka menuding TUK , 
baik secara terang-terangan  maupun diam-diam, sebagai sarang "Gerakan Syahwat 
Merdeka" (GSM). Istilah tersebut pertama kali dicuatkan oleh  Taufik Ismail. 
Ada yang bilang, GSM yang dimaksud adalah inisial dari nama lengkap sastrawan 
kondang Goenawan Soesatyo Mohamad yang 
  akrab dipanggil GM - salah seorang pendiri Majalah TEMPO.
   
  Lalu muncul ikrar "Ode Kampung" di Rumah Dunia Banten yang juga "menghajar" 
TUK. Kelompok yang dimotori oleh Saut Situmorang dan kawan-kawan ini tak kenal 
lelah terus 'mengonceki' para tokoh KUK, seperti Nirwan Dewanto, Ayu Utami, 
Hasif Amini, Sitok Srengenge dan lainnya. Di mata Saut yang nyalang, mereka 
tidaklah layak digelari sebagai sastrawan. 
   
  Tak heran, di berbagai forum termasuk di milis-milis, Saut dan kawan-kawan 
terus berkampanye untuk menghajar mereka dari berbagai sudut. Namun, 
tonjokan-tonjokan yang mereka lakukan selalu berbalas pantun dengan orang-orang 
yang tak setuju perseteruan itu, apalagi kalau dilakukan dengan bahasa yang 
kurang santun.
   
  Puncaknya adalah kala harian Media Indonesia memuat sebuah artikel tentang 
acara berkelas internasional yang digelar oleh TUK dan Dewan Kesenian Jakarta 
(DKJ) beberapa waktu lalu. Karena isinya amat memojokkan  TUK, tak heran kalau 
TUK bereaksi keras dengan mencap artikel tersebut penuh dengan lumuran dusta. 
Menurut kabar 
  terakhir dari Saut  Situmorang melalui email, penulis artikel tersebut telah 
digeser jabatannya. 
   
  Namun kini, Rumah Dunia yang konon anti pornografi belum bereaksi ketika 
puisi Saut Situmorang yang "panas" termuat di Harian Republika.  Selain "berbau 
ranjang bergoyang", puisi tersebut juga menyinggung perasaan sebagian umat 
Hindu Bali, karena jelas-jelas menyebut  "pura" dan "Dewa". Reaksi dan komentar 
pun mengalir, baik di milis  maupun blog. 
   
  Sayangnya,  untuk kasus yang amat serius ini redaksi  Republika masih diam 
seribu bahasa. Padahal Republika baik sengaja atau tidak telah melukai hati 
umat Hindu Bali. Beberapa umat Hindu pun melayangkan tanggapan ke redaksi 
Republika, namun tak ada balasan. Mereka cuma berharap agar tanggapan tersebut 
minimal dapat dimuat di Surat 
  Pembaca. Mereka juga tak menginginkan harian Republika untuk meminta maaf 
kepada mereka.
   
  Berikut wawancara khusus Rizka Maulana dengan GM yang berlangsung di Teater 
Utan Kayu (TUK) pada Jumat, 14 September 2007 lalu:
  
RM:  Apakah mas Goen mengikuti keramaian di internet karena satu sajak Saut 
Situmorang dianggap menyinggung perasaan umat Hindu Bali?
   
  GM:  Tidak langsung. Saya selalu dapat kiriman email dari teman-teman.  
Tetapi tidak semuanya sempat saya baca.  Tetapi seorang teman mengirimkan 
khusus soal yang Anda sebut tadi.
   
  RM:  Menurut mas GM, apakah sajak Saut itu menghina agama Hindu  Bali?
   
  GM:  Saya bukan orang Hindu Bali, tetapi saya tidak mau berlebihan.  Teman 
saya Ging Ginanjar yang kini mukim di Jerman mengatakan, (saya kutip  menurut 
ingatan saya) bahwa agama dan umat Hindu tidak akan rusak karena sajak itu. 
Saya setuju dengan pendapatnya. Tetapi dapat saja terjadi bahwa ada  umat Hindu 
Bali yang tersinggung perasaannya.  Kan tidak bisa kita  melarang orang untuk 
tersinggung.
   
  Yang penting ialah bahwa ketersinggungan itu dinyatakan tetapi tidak memakai 
kekerasan dan memobilisasi kemarahan. Saya membaca tulisan I Gde Purwaka di 
blog Mediacare. Dia tersinggung tetapi tidak akan men-somasi atau 
mendemonstrasi Republika.  Saya kira itu 
  sikap  yang dewasa dan terhormat. Berbeda dengan sikap sejumlah organisasi 
yang mengatas-namakan Islam yang sedikit-sedikit “terhina” dan berdemo.
   
  RM: Tetapi kenyataan bahwa sajak itu dimuat di “Republika” yang dianggap 
suara Islam bagaimana?
   
  GM: Seharusnya tidak jadi soal di mana saja itu dimuat. Sebuah sajak kan 
bukan sebuah editorial.  Lagipula harus dibuktikan dulu, apakah “Republika” 
adalah “suara Islam”.  Islam itu tidak satu ekspresinya dan “Republika” juga 
tidak selamanya dianggap satu suara utuh, apalagi ini bukan dalam halaman 
editorial. 
   
  Kalau tidak, kita akan terjatuh ke dalam teori komplotan:  gara-gara sajak 
itu dimuat Ahmaddun, maka itu berarti itu cerminan sikap anti Hindu “Republika” 
apalagi “Islam”.  Saya kira Ahmaddun memuatnya tidak dengan maksud menghina.
   
  RM: Menurut mas GM, apakah sajak Saut itu bermutu?
   
  GM: Menurut saya, sajak itu bukan sajak yang mengejutkan dalam hal kekayaan 
imajinya, dan di sana-sini belum orisinal, tetapi agaknya bukan sajak yang 
buruk. Ada beberapa sajak Saut yang saya suka, karena tidak melingkar-lingkar.
   
  RM: Wah, kan Mas GM orang TUK.  Kan TUK tidak suka karya-karya sastrawan yang 
tidak dekat dengan TUK.  Apalagi Saut.
   
  

Re: Re[2]: [mediacare] Pengakuan seorang bekas pimpinan hisbutahrir

2007-09-15 Terurut Topik gombal Tenan
Sebenarnya tidak perlu paranoid seperti itu. Hidup yang wajar saja. Gak  perlu 
imbauan sana-sini. Jangan dikira yang direkrut orang-orang bodoh.  Banyak juga 
kalangan akademisi yang menjadi bagian dari mereka.

imcw <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
salam Artoio Gomes,
  
  untuk itu saya menghimbau bapak bapak dan ibu ibu sekalian yang bisa
  membaca milis ini...bila kelak ibu ibu dan bapak bapak terpilih
  menjadi anggota dpr dan presiden, tolonglah anggaran pendidikan
  diperbesar sehingga rakyat kita menjadi pintar dan tidak mudah dibodoh
  bodohi oleh orang orang yang aneh aneh...
  
  saya sangat prihatin melihat kenyataan di lapangan dimana banyak anak
  anak yang putus sekolah di jalanan yang snagat mudah direkrut untuk
  dicuci otaknya...mari bersama sama kita bertindak sebelum semuanya
  menjadi terlambat...
  --
  i made cock wirawan
  http://free4share.blogspot.com
  
  Artoio Gomes quotes,
  
  AG> Pertanyaanku:  Muslimin di Indonesia, ter-lebih2 wanitanya,
  AG> apakah mereka tahu betul bagaimana sebenarnya hidup di negara
  AG> ber syariah?
  
  AG> Bagi wanita2 di Indonesia dengan bergaya memakai kerudung
  AG> warna warni, umpamanya, itu adalah versi mereka mengenai
  AG> bagaimana seharusnya berpakaian yang islami.  Tetapi menurut
  AG> yang benar2 100% mengikuti syariah, itu bukanlah cara
  AG> berpakaian yang islami.  Lihat saja kehidupan dibawah Taliban.
  
  --
  
  
  


 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[mediacare] Iklan XL Sangat Merendahkan Perempuan

2007-09-15 Terurut Topik jam gadang
Teman -teman sekarang ini product XL (telpon pra bayar) sedang mempromosikan 
iklan soal tarif murah Rp 1 / detik.
   
  Dari cara mempromosikan iklan tersebut  sangat diskriminasi terhadap 
perempuan, karena :
   
  Model yang digunakan adalah seorang perempuan dewasa  berdiri dan dibagian 
perut serta sekitar payudara bertuliskan Rp 1 / per detik.
   
  Cara ini sangat merendahkan sekali perempuan, karena iklan tersebut 
menggunakan tubuh perempuan yang terkesan  harga perempuan  Rp 1 / per detik. 
Bahwa iklan ini mengesankan penjualan seorang perempuan.
   
  Dengan ini saya sangat keberatan sekali iklan tersebut terus ditayangkan 
sampai sekarang yang dapat dilihat oleh semua orang. 
  Padahal Indonesia sudah sepakat untuk menghapuskan semua bentuk diskriminasi 
terhadap perempuan baik langsung maupun tidak langsung (UU No. 7 Tahun 1984)
   
  Saya berharap iklan tersebut segara ditarik dan kalaupun ingin promosi harus 
dengan cara yang lebih baik tanpa merendahkan nilai - nilai kemanusiaan 
(terutama perempuan dan anak).
   
  Bagi teman - teman yang peduli terhadap hak - hak perempuan apa yang mesti 
kita lakukan untuk menyikapi iklan tersebut. 
   
  Atau ada yang tahu no fax atau email pro xl pusat untuk kita sama - sama 
membuat pernyataan sikap keberatan atas iklan tersebut.
  Untuk segera menarik iklannya tersebut yang sangat merendahkan martabat 
perempuan sebagai seorang manusia.
   
  NB : Bagi anggota millis yang kebetulan ada link dengan pihak Xl mohon untuk 
disampaikan dengan pihak XL.
   
   
   
  Wasalam
   
   
  Toyo

   
-
Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. 

[mediacare] DPP PDIP Ambil Alih Penentuan Calon Gubernur Bali

2007-09-15 Terurut Topik Don Manurung
Demokrasi internal partai yang down-top dan top-down baik untuk semua pihak, 
terutama bagi daerah terkait
   
  DPP PDIP Ambil Alih Penentuan Calon Gubernur Bali
Sabtu, 15 September 2007 | 19:02 WIB 
  TEMPO Interaktif, Jakarta:Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) PDIP Bali, 
Sabtu (15/9) berlangsung anti klimak. Forum yang mestinya menetapkan calon 
Gubernur Bali versi PDIP itu akhirnya sepakat untuk menyerahkan keputusan 
kepada DPP PDIP. 

Tanda-tanda diambilnya keputusan seperti itu sudah terlihat saat Sekjen DPP 
PDIP Pramono Anung menyampaikan sambutan. Ia meminta agar nama-nama seluruh 
calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang telah mendaftar dikirimkan saja ke DPP 
PDIP. ?DPP nantinya akan melakukan survey untuk melihat persepsi publik 
mengenai calon yang paling familiar dan paling bisa diterima,? tegasnya di 
depan sekitar 700 kader PDIP yang mewakili DPC dan PAC se-Bali. 

Pramono mengisyaratkan, langkah itu diambil agar energi partai tidak dihabiskan 
dalam pilkada. Sebab, pilkada hanyalah sasaran antara sebelum pemilihan 
Presiden dan pemilu legistatif 2009. Apalagi Rakornas PDIP sudah memastikan 
akan kembali mencalonkan Megawati sebagai Presiden RI. 

Ditegaskannya, DPP akan mengambil langkah yang transparan dalam penentuan 
calon. Selain melalui survey dengan menyewa 2 lembaga independen yang kredible, 
keputusan akhir juga akan diambil dalam forum rapat Pimpinan. ?Jadi tidak akan 
ada calonnya Megawati, calonnya Tuafik Kiemas, atau calonnya Pramono,? 
tegasnya. 

Sebelum keputusan dikeluarkan DPP, dia meminta agar kader PDIP tidak saling 
berpolemik. Untuk menjamin transpransi, sebagai Sekjen dia sudah sepakat dengan 
Megawati untuk tidak akan bertemu dengan para kandidat. Langkah semacam ini, 
menurutnya, sudah diambil dalam Pilkada di daerah-daerah lain. Hasilnya, dari 
18 kali Pilkada Gubernur, PDIP bisa memenangkan 10 diantaranya. 

Untuk Bali, DPP bakal memberi perhatian khusus karena merupakan barometer PDIP. 
?Disini kita tidak boleh kalah,? tegasnya. Dia menjamin, Megawati akan turun 
langsung saat kampanye pilkada nanti. 

Permintaan Pramono untuk menyerahkan penetapan calon ke DPP itu ditanggapi 
positif oleh 9 DPC PDIP. Dalam pandangan umumnya mereka menyatakan 
persetujuannya sehingga proses voting untuk menentukan urutan dukungan kepada 
para calon tidak diperlukan. Namun, 6 DPC yakni Denpasar, Klungkung, Bangli, 
Karangasem, Singaraja dan Tabanan meminta DPP untuk lebih mempertimbangkan 
calon yang berasal dari kader PDIP. 

Adapun sejumlah figur yang bakal disaring oleh DPP itu dari kalangan non kader 
PDIP adalah Komjen Pol Made Mangku Pastika, Anggota DPD RI Wayan Sudhirta, 
Direktur TPI Sang Nyoman Suwisma dan mantan Rektor Unud Prof dr Wayan Wita. 
Sementara dari jajaran kader antara lain adalah Bupati Jembrana I Gde Winasa, 
Wakil Gubernur Bali Alit Kelakan, Walikota Denpasar AA Puspayoga, pengurs DPD 
Nyoman Dhamantra dan Tjok Ratmadi serta Bupati Tabanan Adi Wiryatama. 

Menanggapi keputusan Rakerdasus itu, Mangku Pastika menyatakan bisa menerimanya 
sebagai proses politik. ?Sebagai bakal calon saya melihat ini langkah yang 
terbaik,? tegasnya. Hal yang sama disampaikan Wayan Sudhirta. ?Ini menunjukkan 
adanya keseriusan untuk memenangkan Pilkada,? tegasnya. Rofiqi Hasan 


   
-
Boardwalk for $500? In 2007? Ha! 
Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games.

[mediacare] Mohon info

2007-09-15 Terurut Topik yudie matta
Pak Moderator atau siapapun yang bisa membantu. 

Saya ingin tanya
contact number: Dian Sastro, Nicholas Saputera, Dedi Mizwar, Mira
Lesmana, Nia Dinata, Lola Amaria, Garin Nugroho dan Ria Irawan.

Tolong informainya. Mohon japri saja

thanks,

yudie



Mailing list:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Blog: 
http://mediacare.blogspot.com

http://www.mediacare.biz


 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[mediacare] Fw: Berhenti Berpikir Cara Televisi

2007-09-15 Terurut Topik BDG KUSUMO
TV MAHA DIGDAYA ...


- Original Message - 
From: B.DORPI P. 
To: !B.DORPI P. 
Sent: Saturday, September 15, 2007 5:30 AM
Subject: Re.: Berhenti Berpikir Cara Televisi 


kompas.com

Sabtu.  15 September 2007


Berhenti Berpikir Cara Televisi 


Yonky Karman 

Ini zaman melek televisi dengan perannya yang dominan dalam kehidupan 
masyarakat, dari kota hingga desa. Di pedalaman lebih mudah menemukan layar 
kaca daripada seperangkat komputer. 

Penduduk desa menyiasati keterpencilannya dengan antena parabola. Pada era 
informasi, besar kontribusi televisi yang mengajar pemirsa banyak hal, kecuali 
mematikannya. Kaum yang membela netralitas televisi berkilah, benda itu hanya 
medium komunikasi. Baik buruk pemanfaatannya bergantung pada konsumen. Namun, 
aforisme Marshall McLuhan masih benar. Medium membawa pesan (Understanding 
Media: The Extensions of Man, 1964). Lebih dari message, medium juga massage. 
Bentuk komunikasi itu menentukan isi komunikasi. Televisi bukan produk 
teknologi bebas nilai. 

Pendangkalan publik 

Tayangan televisi komersial pada dasarnya bersifat selingan, tidak menuntut 
banyak berpikir, memperpendek rentang perhatian. Diskursus publik tentang 
politik, agama, pendidikan, olahraga, atau bisnis dikemas dalam berbagai bentuk 
hiburan (entertainment), sebagai bagian bisnis pertunjukan. Penampilan dalam 
tayangan lebih penting daripada isinya. Medium ikut mendefinisikan realitas. 

Untuk memahami kultur suatu masyarakat, lihat medium komunikasinya yang 
dominan. Tayangan televisi merusak karakter reflektif manusia. Iklan komersial 
dikemas menarik sampai tak ada hubungan dengan kualitas dan manfaat produk yang 
diiklankan. Orang dibujuk membeli karena pencitraan. Kesan pertama dibuat 
menggoda, selanjutnya terserah pemirsa. 

Sebuah produk mencantumkan peringatan serius untuk tidak mengonsumsi karena 
merusak kesehatan. Namun, iklannya amat indah membawa pesan keindonesiaan yang 
merekatkan bangsa. Tayangan rutin yang mengeksploitasi tindakan sadis tidak 
memupuk iba atas korban, tetapi menumpulkan nurani. Banalisasi kejahatan, 
kekerasan, kekejaman, dan penderitaan. Pernikahan kehilangan sifat sakralnya. 
Ketika bencana nasional menjadi breaking news, berlangsung konstruksi sekaligus 
dekonstruksi rasa haru. 

Neil Postman merisaukan kultur di AS pada paruh kedua abad ke-20 dan seterusnya 
(Amusing Ourselves to Death: Public Discourse in the Age of Show Business, 
1986). Abad pertelevisian telah menggeser abad percetakan (tipografi). Pesona 
tulisan tergeser pesona tayangan. Bisnis surat kabar di AS terdesak televisi 
dan mesin pencari berita, opini, dan iklan seperti Google dan Yahoo. 

Sebagian masyarakat AS tengah memasuki kultur lisan fase kedua. Fase pertama 
sebelum orang berkenalan dengan budaya tulisan dan hidup dalam tradisi lisan. 
Kultur lisan fase kedua bersifat high-tech didukung peralatan elektronik 
seperti televisi dan komputer (Walter J Ong, Orality and Literacy: The 
Technologizing of the Word, 1982). Menonton televisi tidak perlu melek huruf. 

Akibat pengaruh televisi di AS, terjadi pergeseran kultural. Dari kultur yang 
berpusat pada kata kepada kultur yang berpusat pada gambar, tanpa kecenderungan 
berbalik arah dan nyaris tanpa protes. Orang tertidur di depan televisi yang 
masih hidup, menghibur diri sampai mati. Dibanjiri tayangan yang tak berkait, 
orang menjadi terbiasa mementingkan hal-hal sepele terkait perasaan dan 
kenikmatan, menjadi pasif dan akhirnya egoistis. 

Pesona televisi dapat melumpuhkan minat baca kita yang notabene masih rendah. 
Ada korelasi kemajuan bangsa dengan kegemaran membaca. Masih rendahnya minat 
baca kita terlihat dari 4.800 judul buku yang dicetak per tahun di Indonesia, 
sementara Malaysia 7.000, Thailand 8.000, Jepang 10., Korea Selatan 43.000, 
Amerika Serikat 50.000. 

Tahun 2003, belanja masyarakat Indonesia untuk rokok Rp 150 triliun per tahun, 
tetapi belanja surat kabar hanya Rp 4,9 triliun. Berbeda dari di AS, sebagian 
besar masyarakat Indonesia belum beranjak dari kultur lisan fase pertama. Belum 
sempat memiliki budaya baca, orang yang terperangkap budaya televisi tanpa 
disadari memasuki budaya lisan yang lain, sekaligus berada dalam dua fase 
kultur lisan. 

Pada temu koordinasi nasional pelaksanaan gerakan nasional percepatan 
pemberantasan buta aksara di Jakarta, 11 Juli, Mendiknas Bambang Sudibyo 
menegaskan, cara paling mudah, murah, dan cepat meningkatkan indeks pembangunan 
manusia (IPM) adalah dengan pemberantasan buta aksara. Penduduk Indonesia yang 
buta huruf pada akhir 2009 ditargetkan menjadi 5 persen. 

Namun, data di kantung-kantung kemiskinan yang tersebar di 1.236 kecamatan atau 
20.633 desa miskin menunjukkan, masyarakat usia 15-44 tahun mengidap tiga 
kebutaan: buta aksara, buta bahasa Indonesia, dan buta pengetahuan umum/ 
pendidikan dasar. Mereka belum mengenyam pendidikan dasar atau cuma beberapa 
tahun di SD lalu putus sekolah. 

Tanggung jawab bersama 

Penuntasan tiga buta itu mend

[mediacare] Kelola Energi Anda!

2007-09-15 Terurut Topik purwaka sigit
Kelola Energi Anda!
   
  "Energilah faktor utama tingginya kinerja, bukan waktu"
(Jim Loehr & Tony Schwartz, penulis "The Power of Full Engagement") 
   
  Saya sering menjumpai orang yang merasa bangga sekaligus memelas 
terkait dengan ketergantungannya pada jam kerja yang berlebihan. 

  Orang ini tampaknya bermasalah dengan waktu, tapi lebih-lebih 
sebenarnya mereka punya masalah dengan energinya. 
   
  Dari mereka, ada yang berkomentar, "Waduh, kalau tidak ngelembur, 
pasti pekerjaan saya tidak bakal beres." Komentar lain, "Namanya juga 
kerja di perusahaan kami, kalau enggak lembur, rasanya belum jadi 
karyawan yang sesungguhnya" atau " Kalau enggak pukul sembilan malam, 
belum bisa pulang. Kadang Sabtu dan Minggu juga masuk kantor." 
   
  Memang, tidak ada yang mampu menghentikan waktu. Sementara itu, 
banyak orang yang terobsesi dengan waktu sebagai tolok ukur 
produktivitas. Seolah-olah orang yang sudah menghabiskan banyak 
waktu, dengan sendirinya dinilai sebagai orang produktif. 
   
  Inilah salah kaprah yang banyak terjadi dalam konteks 'bekerja' 
sekarang. Orang berlomba-lomba mengelola waktu. Padahal, yang 
sebenarnya fundamental adalah mengelola energi untuk bekerja. 
   
  Ada kisah menarik. Seorang manajer perempuan terbiasa bekerja hingga 
larut malam. Biasanya, dia baru hengkang dari kantor pukul sembilan 
atau 10 malam. Bisa jadi, dia adalah orang yang gila kerja 
(workalholic) . Kebiasaan ini dia bawa sampai ketika menikah. 
   
  Suaminya pun sempat melayangkan ultimatum. "Kamu pilih kerja atau 
keluargamu? Kalau kamu tetap pulang selarut itu, lebih baik kamu 
berhenti bekerja! Toh penghasilan saya bisa lebih dari cukup buat 
menghidupi kamu. Saya ijinkan kamu bekerja maksimal sampai pukul enam 
sore. Sadarlah, keluarga kamu membutuhkanmu, " keluh suaminya. 
   
  Perempuan karir itu pun akhirnya mendengarkan opini suaminya. 

  Akhirnya, dia mengaku, sejak mendapat ultimatum itu dia berusaha 
menata dan mengatur lagi energinya dalam bekerja. Dia merasa tidak 
lagi membuang-buang energi untuk suatu yang sia-sia. 
   
  Dia bercerita, sudah hampir 1,5 tahun bisa pulang ke rumah on time! 
Malah, bisa pulang dan menyelesaikan pekerjaan sebelum pukul enam 
sore. Dia pun merasa punya banyak waktu buat keluarga. Mereka pun 
bahagia. 
   
  Nah, dalam mengelola energi, prinsipnya bukan berapa banyak waktu 
yang dihabiskan. Tetapi, berapa banyak energi yang dicurahkan dalam 
mengerjakan sesuatu pekerjaan. Jadi, seorang yang bekerja dua jam 
saja tetapi dengan energi 100%. Itu sama efektifnya dengan mereka 
yang bekerja empat jam, tetapi hanya mempunyai energi 50%. 
   
  Artinya, lamanya waktu bekerja tidak selalu berbanding lurus dengan 
produktivitas kerja. Waktu lama tidak identik dengan kerja produktif. 

  Karena itu, tantangannya adalah bagaimana dengan waktu terbatas, 
orang mampu mengerjakan banyak hal sesuai target dan dikerjakan 
dengan sebaik mungkin. Pada titik inilah, manajemen energi menjadi 
penting. Orang mampu bekerja baik jika mempunyai energi yang 
berlimpah. Bekerja dengan total energi, itulah kuncinya. 
   
  3 Tip penting 
   
  Ada tiga tip penting untuk mengelola energi ini. Hal ini 
diinspirasikan dari jawaban atas pertanyaan yang banyak muncul dalam 
workshop Kecerdasan Emosional yang saya fasilitasi. Yakni, pertama, 
menghindari banyaknya kebocoran emosi. Kebocoran emosi terjadi bila 
hati kita tinggal separuh saat mengerjakan tugas. Kita bekerja dengan 
setengah hati. Inilah yang terjadi saat tubuh beraktivitas, tetapi 
pikiran dan hati kita melayang ke tempat lain. 
   
  Akibatnya, kita tidak bisa fokus bekerja. Pekerjaan yang dikerjakan 
dengan semangat setengah-setengah juga akan menghasilkan buah yang 
setengah-setengah juga. Banyak eksekutif sukses karena kemampuan 
mereka mengatasi kebocoran emosi ini. Mereka bekerja dengan hati, 
pikiran, dan raga yang total 'hadir' berada di tempat dia bekerja. 

  Dalam pepatah Latin disebut Age Quod Agis, bekerja dengan totalitas 
penuh! 
   
  Kedua, kemampuan untuk tidak menunda-nunda pekerjaan. Sifat menunda-
nunda pekerjaan (procrastination) merupakan kebiasaan yang bisa 
menghabiskan banyak energi kerja kita. 
   
  Setelah ditunda, justru pekerjaan akan semakin susah diselesaikan. 

  Pekerjaan lain menyusul dan akhirnya menumpuk. Bahkan, orang yang 
cenderung menunda pekerjaan justru akhirnya tidak mengerjakan apa-
apa. 
   
  Dalam bukunya Eat the Frog, Brian Trcay menyarankan justru pekerjaan 
yang sulit (diibaratkan seperti katak paling besar dan jelek) yang 
harus ditangani dulu, sehingga pekerjaan yang sulit menjadi lebih 
mudah diselesaikan. 
   
  Kita dituntut mampu membuat prioritas pekerjaan. Semakin sulit dan 
  menyebalkan, sebaiknya ditangani dulu. Sebab kalau tidak, mungkin 
akhirnya tidak akan pernah kita sentuh lagi. 
   
  Ketiga, tidak menunggu waktu yang tepat untuk memulai. Banyak orang 
menunda dan mempersiapkan pekerjaan secara bertele-tele. Mereka 
menunggu mood datang. Padahal datangnya 

Balasan: Re: [mediacare] Tak Satupun Pemain PSSI Masuk Terbaik Asia

2007-09-15 Terurut Topik gedabrus bus
Ya begitu  produk sepak bola Indonesia. Itu merupakan hasil kompetisi yang 
buruk, wasit dan pengurus yang buruk. Sepak bola masih mengandalkan nonteknis 
daripada teknis. PSSI dan klub sepakat '''bermain'', patgulipat. Misalnya 
selama dipimpin Nurdin Halid yang kini dipenjara lagi, kompetisi berkali-kali 
meniadakan degradasi. Dengan alasan usulan banyak pihak, tim yang tadinya bisa 
degradasi, entah membayar berapa, kemudian PSSI memutuskan kompetisi tahun ini, 
tahun itu tanpa degradasi. Format kompetisi pun berubah-ubah. Misalnya dari 
satu wilayah yang umum dipakai dunia, dikembalikan ke format dua wilayah dengan 
jumlah tim seabrek.
 Setelah drombak-rombak begitu, tahun depan akan digulirkan  superliga yang 
akan menggunakan satu wilayah dengan diikuti 18 klub. Nah, dulu bagaimana kok 
diacak-acak seperti sekarang. 
  Kini setelah Nurdin dipenjara, nasib kompetisi tahun depan bakal tidak 
jelas, karena dimanfaatkan oleh pengurus PSSI lainnya untuk mencari uang.
Jadi bagaimana kompetisi tahun depan, jangan terlalu banyak berharap. 
Begitu pula dengan prestasi sepak bola Indonesia di Asia Tenggara saja. Saya 
yakin akan tetap seperti  dulu-dulu juga. Di Piala Asia lalu bisa baik, 
kebetulan main di Jakarta. Coba main di luar sudah babak belur dari awal. 
  

genta fajar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
wajar boz.
  pemain kitamah emang ga ada yang dicetak buat jadi pemain duniamentalnya 
cukup puas buat sekedar pake merah putih aja...
  peace
  

Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
http://www.antara.co.id/arc/2007/9/13/tak-satupun-pemain-pssi-masuk-terbaik-asia/
   
13/09/07 20:23
  Tak Satupun Pemain PSSI Masuk Terbaik Asia
Jakarta (ANTARA News) - Kapten tim juara Piala Asia 2007, Irak, Younis Mahmoud, 
striker Arab Saudi Yasser Al Qahtani, pemain tengah Jepang Yasuhito Endo dan 
kiper Korsel Lee Won Jae adalah sebagian dari kandidat pemain terbaik 
Konfederasi Sepak bola Asia (AFC) tahun ini.

Daftar nama ini keluar setelah pertandingan hari kedua putaran final zone Asia 
untuk Olimpiade Beijing pada 8 September lalu, seperti dikutip dalam situs 
Konfederasi Sepak bola Asia (AFC), Kamis.

Namun, tidak ada satupun nama pemain Indonesia dalam daftar kandidat pemain 
terbaik Asia itu.

Penghargaan tahunan AFC ini sendiri akan berlangsung pada 28 November 2007 di 
Sydney.

Penilaian terhadap gelar ini berdasarkan poin yang diperoleh dari berbagai 
kompetisi AFC dan FIFA seperti Liga Champion Asia, putaran final zone Asia 
untuk Olimpiade Beijing 2008, Piala Asia dan kompetisi lainnya.

Daftar nama kandidat ini terdiri atas lima pemain asal Irak, empat pemain asal 
Jepang, tiga pemain asal Arab Saudi, dua pemain masing-masing dari Iran, 
Korsel, Thailand, Kuwait, Vietnam, Oman dan Syria serta masing-maisng satu 
pemain asal Uni Emirat Arab, Autralia, Bahrain, Uzbekistan, Korut, Tajikistan 
dan Cina.

Daftar kandidat:
1. AKRAM Nashat (Irak)
2. ALI Said (Irak)
3. AL ASTAA Abdullah (Arab Saudi)
4. AL GHWAINIM Saleh (Arab Saudi)
5. AL IBRAHIM Mohanad (Syria)
6. AL JENAIBI Abdul Raheem (Uni Emirat Arab)
7. AL MAHAIJRI Ahmed (Oman)
8. AL MUTAWA Bader (Kuwait)
9. AL NOOBI Hani Bait (Oman)
10. AL QAHTANI Yasser (Arab Saudi)
11. ANH Duc Nguyen (Vietnam)
12. CONG Vinh Le (Vietnam)
13. DODD Travis (Australia)
14. DONG won Han (Korsel)
15. ENDO Yasuhito (Jepang)
16. HASAN Ismaeel (Bahrain)
17. HAYDAROV Azizbek (Uzbeksitan)
18. HIRAYAMA Sota (Jepang)
19. HOLMATOV Akmal (Tajikistan)
20. JASSIM Karrar (Irak)
21. KHSHEN Ala?a (Irak)
22. KOEDPUDSA Weera (Thailand)
23. LEE Woon Jae (Korsel)
24. MAHMOUD Younis (Irak)
25. MANDO Iyad (Syria)
26. MATAR Khaled (Kuwait)
27. MEHDI Salehi Seyed Mohamed (Iran)
28. NAKAMURA Kengo (Jepang)
29. NEKOUNAM Javad (Iran)
30. ONO Shinji (Jepang)
31. PAK Nam Chol (Korut)
32. WANG Youngpo (Cina)
33. WINOTHAI Teeratep (Thailand).(*)



  




-
  Check out the hottest 2008 models today at Yahoo! Autos.   

 

   
-
Bosan dengan spam? Mel Yahoo! memiliki perlindungan spam yang terbaik
http://my.mail.yahoo.com/

[mediacare] Re: SBY: Globalisasi itu jahat

2007-09-15 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Ya memang, globalisasi itu sebuah fenomena, sebagaimana hujan yang 
dapat menyuburkan sawahnya pak tani, tapi bis amenenggelamkan 
wilayah ala New Orleans, atau angin yang banyak faedahnya bagi 
kehidupan, namun juga dapat menghancurleburkan pemukiman..

Globalisasi adalah dampak dari revolusi tekhnology terutama dibidang 
IT. Globalisasi menghasilkan silang dan lintas investasi yang 
membuat makmur wilayah yang terbelakang, namun dapat 
meluluhlantakkan perekonomian negara negara yang masih belum 
berkembang.

Kembali pada system proteksi akan membuat bangsa yang menutup diri 
terlempar kemasa perkembangan sebelumnya. Atau akan berjalan 
ditempat. Albania dizaman Enver Hodscha adalah contoh hidup, juga 
negara negara komunis sebelum berakhirnya Perang Dingin ditahun 1989.

Dominasi selalu ada, juga dizaman Majapahit. Sumpah palapa adalah 
model globalisasi skala kecil ala Gajah Mada..

Salam historia

Danardono



--- In mediacare@yahoogroups.com, amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sebagai presiden suatu negara yang besar seperti Indonesia, sangat 
mengecewakan melihat bahwa sby menganggap globalisasi adalah sesuatu 
yang jahat.
> 
> Globalisasi adalah suatu "phenomena", yaitu sesuatu fakta atau 
kejadian yang terjadi, dan khususnya mengenai globalisasi, ini 
terjadi karena adanya kemajuan teknologi dibidang komunikasi dan 
transportasi, terutama dengan adanya internet, suatu bentuk 
komunikasi.
> 
> Ini sama saja dengan seseorang dijaman purba, pada waktu bahasa 
mulai terbentuk, menyebutkan bahwa komunikasi dengan menggunakan 
bahasa (yg. pada waktu itu tentu saja adalah sesuatu yang baru), 
adalah jahat.
> 
> Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan.   SBY 
ingin supaya Indonesia siap dan maju dan tidak ketinggalan di era 
globalisasi ini.  Tetapi dengan menggunakan perkataan 'jahat', maka 
bagi masyarakat yang tidak mengerti arti sesungguhnya dari 
globalisasi, tentu saja menimbulkan perasaan antipati.  Jika sudah 
ada perasaan anti pati, bagaimana mungkin maka mereka itu akan 
berusaha/belajar untuk maju di jaman globalisasi ini?
> 
> Saya tersenyum pada waktu membaca apa yang dikatakan oleh SBY sbb:
> 
> "Tetapi ingat, globalisasi itu jahat. Ada yang mau mendominasi. 
Ada yang ingin mendapat untung sebanyak-banyaknya. Ada yang ingin 
mengatur berlebihan'
> 
> Hmmm .. apakah mau mendominasi, mendapat untung sebanyak 
banyaknya dan mengatur berlebihan tidak dilakukan juga oleh orang2 
Indonesia sendiri di NKRI?  ---> Jadi apa yang sedang terjadi di 
NKRI adalah globalisasi jahat? >  Indonesia adalah suatu yang 
global? >  Indonesia adalah dunia?   :-)
> 
> 
> "Pandji R. Hadinoto" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:  KOMPAS, Kamis, 13 
September 2007   Paradigma Menuju Indonesia Maju 
>  Kunjungan Presiden Diiringi Unjuk Rasa di Unpad
>  Bandung, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
menyampaikan lima paradigma menuju Indonesia maju tahun 2050. Untuk 
mewujudkan cita-cita menuju Indonesia maju dengan lima paradigma 
itu, Presiden menyadari dan mengingatkan bahwa globalisasi yang 
telah, sedang, dan akan menggejala terus itu jahat.   Pernyataan 
globalisasi itu jahat dikemukakan Presiden saat menyampaikan 
paradigma keempat, yaitu memperkokoh ketahanan dan kemandirian 
bangsa dalam kerja sama internasional yang konstruktif. Pidato ini 
disampaikan dalam orasi ilmiah dengan topik "Membangun Daya Saing 
Bangsa Menuju Negara Maju", dalam rangka Dies Natalis Universitas 
Padjajaran (Unpad) Ke-50.   "Tidak ada satu pun bangsa yang bisa 
mengisolasi diri, tidak mau bergaul dengan negara lain. Tetapi 
ingat, globalisasi itu jahat. Ada yang mau mendominasi. Ada yang 
ingin mendapat untung sebanyak-banyaknya. Ada yang ingin mengatur 
berlebihan," ujar Presiden, Rabu (12/9).   Agar tidak terseret dan 
menjadi korban
>   jahatnya globalisasi, Presiden mengajak untuk meningkatkan daya 
saing melalui pengembangan teknologi, manajemen, dan 
jejaring. "Semua itu perlu kita tingkatkan agar tidak dijahati 
orang, tetapi tampil dengan kepentingan nasional dan menang dalam 
era globalisasi," ujarnya.   Empat paradigma lain menuju Indonesia 
maju yang dikemukakan Presiden adalah pembangunan nasional terpadu, 
berdimensi kewilayahan, dan kelestarian lingkungan; memadukan 
resource-based dan knowledge-based; pertumbuhan bersama pemerataan; 
serta mendorong peran dan kontribusi semua elemen dan warga 
bangsa.   Sebelum berbicara mengenai globalisasi, Presiden berbicara 
panjang lebar mengenai Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Sydney, 
Australia, yang baru saja dihadirinya.   Unjuk rasa   Orasi ini 
dihadiri petinggi dan pejabat Unpad. Belasan mahasiswa juga hadir 
dalam orasi ilmiah itu. Adapun belasan mahasiswa Unpad yang lain 
berdemonstrasi di depan pagar kampus.   Kepada civitas academica 
Unpad, Presiden
>   berharap agar universitas yang diresmikan 11 September 1957 oleh 
Presiden Soekarno menjadi universitas kelas dunia.  

Re: [mediacare] Logika kacau Saut Situmorang: Puisi

2007-09-15 Terurut Topik Barnabas Rahawarin
Sastrawan dan Sastra

Kelebihan seorang sastrawan adalah mengungkapkan
seluruh perasaan dengan "memendamkannya dalam tulisan
indah: dengan sifat kritik, bahasa sopan dan semuah
"su" (indah) lainnya.

(dari WIKIPEDIA saja dech) "Kesusasteraan merujuk
kepada hasil seni yang disampaikan melalui bahasa.
Dari segi hurufiahnya, perkataan kesusasteraan
bermaksud "kumpulan buku-buku yang indah bahasanya dan
baik isinya." Pada erti kata yang lebih luas,
kesusasteraan boleh dimaksudkan sebagai segala
pengucapan yang indah-indah, sama ada ia tertulis atau
tidak.

Kesusasteraan pada lahiriahnya wujud dalam masyarakat
manusia melalui bentuk tulisan dan juga wujud dalam
bentuk lisan. Dalam kehidupan sehari-harian, kedua-dua
bentuk kesusasteraan sememangnya tidak terpisah
daripada kita. Misalnya, kita akan mendengar muzik
yang mengandungi lirik lagu yang merupakan hasil
sastera. Dan kita sendiri pula akan menggunakan
pelbagai peribahasa dan pepatah yang indah-indah yang
sebenarnya juga merupakan kesusasteraan.

Pada kesimpulannya, kesusasteraan merupakan sebahagian
daripada budaya manusia. Ia adalah ekspresi diri
manusia dan juga manifestasi estetik manusia terhadap
bahasa yang dipertuturkan oleh mereka sendiri."

So mari, semua berhak atas interpretasi dan terus
melakukan HERMENEUTIK (JURGEN HABERMAS) atas
logika-logika berpikir untuk tidak menghasilkan
RASIONALISASI (baca: pembenaran pada cara pandang
sendiri) belaka, tetapi menghasilkan OBYEKTIFITAS
tertentu dari "KEBENARAN" yang terus
di-hermeneutik-kan dalam debat dan dialog yang
menghidupkan KEBENARAN BERSAMA.

Tahun 1996 menemani Paus Sastra Indonesia HB Yassin,
beliau mengatakan, "Kesadaran kritis masyarakat
Indonesia kian terkikis oleh rendahnya kesadaran akan
pentingnya kehidupan sastra yang baik bagi generasi
muda."

Salam buat Saut Situmorang, dan para pengritiknya.

wassalam,

berthy barnabas rahawarin





--- radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Lanjutan perdebatan karya puisi Saut Situmorang yang
> mejeng di harian Republika
>
>   From: I Gde Purwaka
> E-mail: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> Saudara Saut,
> 
> Saudara ini rupanya meradang seperti anak kecil.
> 
> Saudara Saut menulis begini:
> 
> TIDAK SETIAP ORANG BERHAK UNTUK "MEMBACA" PUISI,
> SAMA DENGAN TIDAK SETIAP ORANG BERHAK MENJADI
> POLISI, PENGACARA, EKONOM ATAU DOKTER GIGI. 
> 
> SASTRA ADALAH PROFESI, BUKAN HOBI, MAKA HARUS
> DIHORMATI SAMA SEPERTI ORANG MENGHORMATI DOKTER
> GIGI!
> 
> Saya akan bantah pendapat ini.
> 
> (1) -- “Membaca” puisi adalah hak setiap orang. Juga
> kalau mau menafsirkan puisi. Kakek saya yang petani
> suka membaca tembang yang merupakan puisi buah
> tangan peninggalan pujangga Bali. Lantas beliau
> mencoba menjelaskan artinya kepada teman-temannya di
> bale banjar apabila mereka sedang ngaso sehabis
> kerja.
> 
> Apakah beliau dia tidak berhak? Kalau pendirian
> Saudara Saut seperti yang diumumkannya dengan
> huruf-huruf besar itu, maka ia pendukung
> kesusastraan yang jadi monopoli kelas elite. 
> 
> Kalau dia berkuasa, dia akan jadi diktator, apalagi
> dia gemar menggunakan kata “harus”. Sastra “HARUS
> DIHORMATI”. Menurut pendapat saya, sastra boleh
> dihormati atau tidak, terserah kepada masyarakatnya.
> Sama halnya dengan dokter gigi.
> 
> Kalau dokter giginya serampangan mencabut gigi,
> ditambah dia suka marah-marah kalah bersaing dengan
> dokter gigi lain, mana mungkin dia akan dihormati? 
> 
> Kalau karya sastranya dan tingkah laku sastrawannya
> seperti Saudara Saut, saya ragu apakah orang banyak
> dapat di-HARUS-kan menghormati.
> 
> (2)-- Logika Saudara Saut kacau sekali. Katanya,
> TIDAK SETIAP ORANG BERHAK UNTUK "MEMBACA" PUISI,
> SAMA DENGAN TIDAK SETIAP ORANG BERHAK MENJADI
> POLISI, PENGACARA, EKONOM ATAU DOKTER GIGI. 
> 
> Polisi, dokter gigi, pengacara, ekonom adalah
> profesi yang memakai syarat-syarat formal. Akan
> tetapi apakah syarat formal seorang pembaca puisi
> seperti kakek saya di desa? Ada ijazah atau
> sertifikatnya? 
> 
> Bahkan sepanjang pengetahuan saya, kritikus sastra
> tidak perlu sertifikat. 
> 
> Kalau dokter gigi dan pengacara, hasil keputusannya
> dapat diuji (gigi jadi sembuh atau tidak, pengacara
> diterima pembelaannya depan hakim atau tidak). Kalau
> “pembaca” puisi, misalnya kritikus? 
> 
> Hasil pendapatnya diperdebatkan akan tetapi akhirnya
> tergantung kepada masing-masing. Kata pepatah,
> kepala sama berbulu pendapat berlainan. Kalau ada
> yang tidak menyukai mutu karya Saut Situmorang akan
> tetapi lebih menyukai karya Gunawan Mohammad, itu
> wajar saja. Saut tidak dapat iri hati dan Gunawan
> tidak dapat besar kepala.
> 
> Maka walaupun Saudara Saut tidak mau dinasihati,
> saya mau menyarankan supaya dia belajar memakai
> logika. 
> 
> Damai,
> 
> I Gde Purwaka
> 
> [EMAIL PROTECTED]
>
>   
>
>   16 September, 2007Tanggapan Saut Situmorang
> tentang puisinya yang mejeng di harian Republika   
> 
> saut situmorang
> 
> 
> PUISI 101
> 
> PUISI HARU

[mediacare] Re: Nabi Adam di Tengah Arus Teori Evolusi

2007-09-15 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Dari Kitab Kitab suci agama agama Ibrahim (Abrahamic religions), 
jelas Adam disebut sebagai awal dari bangsa bangsa Semit. Diluar itu 
mungkin hanya kepercayaan. Ya kalau orang percaya turunan Adam ya 
monggo, walau sambungannya dengan kelompok etnisnya sendiri masih 
teka teki silang..

Ya memang sulit dibayangkan orang Aborogins, orang Afrika, orang 
Asia timur  dan orang kulit putih (Caucasians) itu saudara kandung...

Salam

Danardono

--- In mediacare@yahoogroups.com, wirajhana eka <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Saya sependapat dengan moderator...bahwa klaim adam manusia 
pertama untuk seluruh umat patut dipertanyakan.
> -
> Salah
> satu pertanyaan paling menarik dimuka bumi ini adalah apakah benar
> bahwa Adam adalah manusia pertama? Apakah tuhan hanya menciptakan 1
> orang manusia pertama saja? Apabila anda menjawab: "Ya, Pasti!!", 
maka
> tentunya tuhan sudah mengijinkan terjadinya inses atau persetubuhan
> diantara saudara kandung! Kemudian bertahun-tahun setelah itu tuhan
> juga mengkoreksi ijin tersebut.
> 
> Mungkin saja banyak orang tidak mempersoalkan hal ini dan menerima 
bahwa Adam sebagai manusia pertama namun demikian saya coba untuk 
mengkaji hal tersebut berdasarkan apa yang tertulis di Al kitab.  
Setelah itu,  saya persilakan sidang pembaca untuk memutuskanya.
> --
> Selengkapnya ada di:
> http://wirajhana-eka.blogspot.com/2007/08/adam-bukan-manusia-
pertama-banyak-adam.html
> 
> --
> 
> From: Sunny <[EMAIL PROTECTED]>
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Dalam Al Quran dikatakan 
> "membenarkan kitab-kitab sebelumnya" dan bukan menyempurnakan. 
Silahkan lihat Al 
> Quran 5:48. 
> 
>  
> 
> - Original Message - 
> From: "Karma, I Nengah [Kalki Awatara]" 
> <[EMAIL PROTECTED] com>
> 
> 
> 
> > Apa Al Quran lebih duluan ada ketibmang manusia? Kalau kita 
lihat, 
> Islam baru ada sekitar 500-700 tahun yang lalu, sedangkan manusia 
sudah ada 
> sejak jutaan tahun yang lalu.
> > 
> > MOD:
> > Pak Nengah, Al Quran 
> itu menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya. Jadi soal teori 
penciptaan manusia 
> mengikuti jejak Torat dan Bibel. Tokohnya juga sama yaitu Adam. 
Terjadi sekira 
> 6.000 tahun lampau.
> > Jadi sosok-sosok makhluk hidup yang ada jutaan tahun 
> lampau kemungkinan bukan ciptaan Tuhan, tapi hasil dari proses 
> evolusi..:))
> > 
> > Tapi memang kini ramai dipertanyakan, apakah Adam 
> itu memang manusia pertama di Bumi ini ataukah manusia pertama 
dari kalangan 
> kaum Semit (yang antara lain menurunkan bangsa Yahudi dan Arab 
yang sepanjang 
> sejarah selalu berseteru dan bunuh-bunuhan) . 
> > 
> > 
> > 
>  _ _ __
> > 
> > From: [EMAIL PROTECTED] ps.com 
> [mailto:mediacare@ yahoogroups. com] On
> > Behalf Of Sunny
> > > 
> 
> > 
> > Refleksi: Cerita Adnan Oktar alias Harun Yahya alias John Aron 
> dalam
> > versi Indonesia.
> >   
> > http://www.tribun- timur.com/ view.php? id=48789&jenis=Opini
> >   
> > Selasa, 11-09-2007 
> > Opini 
> Tribun
> > 
> > Nabi Adam di Tengah Arus Teori Evolusi 
> > 
> Oleh: Abdul Haris Booegies, Peminat Masalah Sosial 
> > 
> > Dalam Al 
> Quran tidak disebutkan secara tegas jika Nabi Adam sebagai
> > awwalul 
> basyar (manusia pertama). Jejak Nabi Adam yang cucu-cicitnya
> > sekarang 
> hidup melebihi enam miliar jiwa dengan 2.000 generasi, seolah
> > repot 
> dilacak. Bahkan, eksistensi Nabi Adam dalam Kalam Ilahi
> > menimbulkan 
> kontroversi lantaran terpercik dialog Allah dengan malaikat.
> > Percakapan 
> tersebut diwarnai nada tidak setuju malaikat.
> >  
> > Diktum 
> protes malaikat berbunyi: "Mengapa Engkau hendak menempatkan
> > khalifah di 
> bumi yang justru akan membuat kerusakan sembari menumpahkan
> > darah" 
> (al-Baqarah: 30). 
> > Malaikat yang menegaskan adanya pertumpahan darah di 
> bumi memacu
> > kegatalan nalar sehingga dipastikan ada sekelompok makhluk 
> berperadaban
> > sebelum penciptaan Adam Alaihissalam. Sebab, tidak mungkin 
> malaikat
> > mengetahui sifat jahat suatu makhluk kalau ia belum 
> pernah
> > menyaksikannya. 
> > 
> > Teori Darwin 
> > Wacana 
> lalu bertambah seru saat Charles Robert Darwin menerbitkan kitab
> > On the 
> Origin of Species by Means of Natural Selection or the
> > Preservation of 
> Favoured Races in the Struggle of Life pada 1859.
> > Pustaka itu sebenarnya 
> tidak menandaskan bila manusia berasal dari
> > monyet. 
> > 
> > 
> Sebagai ilmuwan, Darwin cukup berhati-hati. Apalagi, ada mata 
rantai
> > 
> yang hilang (missing link). Tokoh naturalis Inggris tersebut tidak
> > 
> sekalipun menyebut evolusi dalam The Origin of Species. Darwin 
hanya
> > 
> memaparkan seleksi alam sebagai faktor perubahan biologis. 
> > 
> > Tak 
> dinyana, opini publik ternyata gencar meributkan jika manusia
> > merupakan 
> hasil evolusi binatang. Sebagian percaya kalau makhluk ya

[mediacare] Fwd: Situs Media Konsumen [www.mediakonsumen.com]

2007-09-15 Terurut Topik tarsih ekaputra


MediaKonsumen™ adalah layanan situs web tempat konsumen dapat
mengekspresikan kesan atas suatu produk atau jasa yang digunakannya.   
Diharapkan denganadanya situs web ini, maka konsumen dapat berbagi 
pengalaman denganpembaca lainnya. Sehingga pembaca bisa menjadikannya 
sebagai referensisebelum melakukan pembelian produk atau jasa terkait. 
Surat yangdikirimkan oleh konsumen bisa bersifat positif atau negatif 
bergantungkepada apa yang ingin disampaikan oleh pengirim surat. 
   Redaksi   MediaKonsumen™ sebisa mungkin memuat semuasurat 
yang dikirim oleh pembacanya. Untuk beberapa kasus, redaksi mungkinakan 
meminta konfirmasi atas kebenaran surat yang dikirim semata-matauntuk 
menghindarkan berita palsu yang mendiskreditkan suatu produk ataujasa 
tertentu. 
   Meskipun   MediaKonsumen™ menerima pemasukan dari iklan,
namun tidak menghalangi Redaksi MediaKonsumen™ untuk memuat surat keluhan   
 atas suatu produk meskipun produsen dari produk yang bersangkutan memasang 
   iklan di situs MediaKonsumen™. 


Untuk lebihlanjutnya silakan kunjungi www.mediakonsumen.com

Salam


Regards
Tarsih Ekaputra (08567 515 749)
:: Redaktur F (Film) Magazine
:: Jl. H. R. Rasuna Said Kav. C22-Kuningan
:: Gedung PPHUI Lt.4 (KFT-ASI), Jakarta Selatan
:: Fax: 021-747 10223 T. 0816888944
:: Email:[EMAIL PROTECTED]
:: www.majalahfilm.com   

Personal web:
http://tarsihekaputra.multiply.com
www.myspace.com/cahndeso, www.mediakonsumen.com

member of:
Forum Wartawan Hiburan Indonesia
Konsorsium Wartawan Kebudayaan (KWK) Nusantara
Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Nasional

-
Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us. 


Salam
Tarsih Ekaputra
Journalist
[redaktur F Magazine
:: M: 08567515749
personal site: https://tarsihekaputra.multiply.com, www.myspace.com/cahndeso

   
-
 Check out  the hottest 2008 models today at Yahoo! Autos.

[mediacare] Satu anggota KPU ternyata kader Partai Demokrat

2007-09-15 Terurut Topik Barnabas Rahawarin

Dear All,

Menghitung seperti itu Partai Demokrat dirugikan.
Soalnya, bukan hanya ketahuan seorang (aktif/aktivis)
Partai Demokrat ternyata ada di KPU. Mengapa
dirugikan? Kan Mas Anas Urbaningrum dan mas Hamid
Awaludin yang ketahuan terang-terangan masuk partai
demokrat setelah kapal KPU digunakan hingga SUKSES
(-KAN) PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN. 

Jadi, KPU (sekarang) bukan hanya punya kader Partai
Demokrat, tapi "jangan-jangan" diam-diam lebih banyak
dari yang Anda tahu!!! Tanya dech mas Anas Urbaningrum
dan mas Hamid Awaloedin. Mereka punya matematika
menghitung lebih baik, tanpa etika itu soal lain,
Bung.

wassalam,

berthy b rahawarin



--- bungaran <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Satu dari 21 anggota KPU ternyata adalah kader
> partai demokrat. Belum 
> lagi pemilu SBY dan Partai Demokratnya sudah mau
> main curang tidak 
> sportif. Jangan gitu dong, nanti diketawain sama ank
> kecil. Biasanya 
> anak kecil suka main curang jika bermain dengan
> teman sepermainan. hai 
> Partai Demokrat jangan seperti anak kecil.  
> 
> 



  

Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us. http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7 



[mediacare] Manusia Makhluk Paling Mulia

2007-09-15 Terurut Topik ferry wardiman
Manusia Makhluk Paling Mulia?

 

 

 

Minggu sore hari, kebetulan pekerjaanku tak begitu banyak. Aku mengambil
kesempatan itu untuk mematikan komputer dan menyudahi kerja lebih dini.
Anakku , Deva, kelas 6 SD sedang nonton salah satu saluran TV yang sedang
mengupas tentang kehidupan serangga.

 

Ketika melihatku, sambil menunjuk TV ia bilang, "Daddy, sudah lihat yang ini
belum?". "Apa tuh?", tanyaku sambil memeluknya dan ikut nonton. Rupanya ia
sudah melihat siaran itu berkali-kali sebelumnya jadi ia merasa harus
menjelaskan kepadaku dan bersikap seperti orang yang "lebih tahu".

 

"Tahu gak daddy, sekian juta tahun lagi, dunia akan dikuasai oleh
serangga!", katanya.

"Wooo.. bukannya manusia adalah makhluk paling mulia dan paling berkuasa?",
kataku. Aku tahu, dia pasti punya alasan dengan mengatakan itu, jadi untuk
memancing argumentasinya aku sengaja bersikap menyanggah dulu.

"Paling mulia itu kan menurut 'bangsa manusia' yang sekarang sedang
berkuasa. Tapi ketika jaman Reptilia menguasai bumi, jaman Dinosaurus itu
lhoo, makhluk yang paling mulia dan berkuasa adalah Reptil!".

Aku berpikir, iya ya,  bumi pernah dikuasai Reptil ketika manusia belum ada.
Lalu reptil besar musnah karena suatu sebab, barulah Mamalia berkuasa.
Mamalia yang sedang 'naik daun' itu adalah manusia.

 

Deva ini memang banyak membaca buku, sering menjelajahi internet juga (aku
sering takut ia mampir ke yang berbau 'hentai' karena anak-anakku suka
kartun Jepang - anime dan manga). Tapi rupanya tidak. Dia bersama kakaknya
lebih sering membahas yang berkaitan dengan 'asal-mula', termasuk asal-mula
makhluk hidup ini.

 

Ia berkata lagi: "Reptilia itu kuat dan seimbang bentuk badannya, coba
lihat", katanya sambil menunjuk sebuah gambar Dinosaurus. "Badannya hebat
sekali. Kaki belakangnya kuat dan kaki depannya kadang bisa berfungsi
menjadi tangan. Ekornya kekar dan liat untuk mengimbangi gerak tubuhnya.
Kulitnya tebal untuk membuatnya ia mampu bertahan terhadap kekerasan". Aku
menyanggah lagi: "Tapi coba lihat otaknya. Apa ia punya perbandingan besar
otak yang lebih besar daripada perbandingan besar otak manusia?. Jadi
meskipun kuat tapi ia tidak cerdas!"

 

"Aaaah, Daddy salah!, sergahnya, "Setiap jaman perlu syarat masing-masing
untuk makhluk didalamnya bertahan hidup. Waktu jaman Ikan berkuasa, mungkin
bumi masih dipenuhi air. Jadi yang bisa berenang dan menyelam, tentu menjadi
makhluk yang paling mulia dan berkuasa. Waktu jaman Dinosaurus yaitu jaman
Reptilia berkuasa, yang diperlukan adalah kekuatan itu. Kan katanya Charles
Darwin yang bisa bertahan adalah yang memenuhi syarat untuk hidup. Pada
jaman itu banyak gunung berapi meletus, banyak binatang buas, perkelahian
terjadi setiap saat. Jelas Dinosauruslah yang paling berkuasa, karena ia
sangat kuat".

 

Aku melanjutkan, "Jadi mamalia berkuasa karena kita sekarang berada pada
masa dimana otak dengan akal adalah yang paling dibutuhkan?, gitu Dev?".

"Betuuul. Daddy pinter sekarang!", katanya sambil tertawa memamerkan
giginya.

 

Tiba tiba ada rasa ngeri melanda ketika aku melanjutkan berpikir sampai
kepada hal serangga. Belum sempat aku berkata, anakku sudah mendahului, "Dan
jangan lupa, seperti dilihat di filem tadi, semut Rangrang membuat rumah dan
RELA mengorbankan dirinya menjadi jembatan berantai bagi teman temannya
lewat untuk membuat rumah dan melipat lipat daun menjadi  tempat yang nyaman
bagi dia dan sesamanya. Kemauan berkorban dan semangat bekerja sama itu
TIDAK DIDAPATI pada mamalia yang namanya manusia pada jaman kita ini!"

 

Aku merasa ditempeleng oleh kata katanya. Maksudku, umat manusia mestinya
"DITEMPELENG" oleh kesadaran semacam itu.

 

Katanya lagi,"Daddy sendiri kan pernah berteori bahwa kekuatan dunia akan
mengerucut menjadi tiga bagian besar kekuatan seimbang, yaitu Amerika dengan
kekuatan teknologi dan persenjataannya, Cina dengan kekuatan sumber daya
manusia dan perekonomiannya, dan Islam dengan kekuatan ideologisnya, yang
saat ini sedang mencari pemimpin besarnya. Daddy menduga Ahmadinejad yang
makin populer itu akan menjadi pemimpin itu kan?".

 

"Ya", kataku. "Dan tiga kekuatan itu bisa bermain dengan benda berbahaya
yang bernama NUKLIR, dan hasil rekayasa lainnya. Salah sedikit saja terjadi
pada tiga kekuatan seimbang itu, akan mengakibatkan berhentinya eksistensi
umat manusia sebagai Mamalia yang paling berkuasa". Aku termenung sejenak.

 

Sementara itu ia bertanya melanjutkan, "Kira kira kalau ada perang nuklir
atau kecelakaan besar semacam itu, siapa yang bisa bertahan hidup ya
Daddy?".

Aku ingat ketika melihat museum peringatan bom atom di Hiroshima. Yang bisa
bertahan hidup hanyalah yang kebetulan berada di basement, ruang bawah
tanah. Yaitu seorang anak perempuan kecil yang kebetulan sedang mengambil
sesuatu di ruang bawah tanah ketika bom atom meledak di Hiroshima.

Jadi jawabku, "Ya kira kira yang hidup di bunker bunker bawah tanah, Dev,
seperti anak perempuan yang di Hiroshima itu, ingat?"

"Iya ingat.", jawabnya sambil membayan

[mediacare] Jadwal pemutaran kineforum (MAYBE) LOSING MY RELIGION

2007-09-15 Terurut Topik kineforum TIM
Film: Kisah atau Sejarah?
 
Kineforum menyambut saat menimbang kembali tentang religi dan kepercayaan. Kami 
mengumpulkan beberapa film cerita dari Indonesia dan film-film pendek Asia 
Tenggara yang mengangkat tema bagaimana agama berperan dalam kehidupan. Para 
anak muda yang kritis di Asia Tenggara berpikir ulang tentang agama di tengah 
peningkatan kecenderungan kekerasan atas nama agama. 
 
Dalam bulan ini kineforum bersama the Embassy of Italy dan Istituto Italiano di 
Cultura menyelenggarakan Festival Film Italia untuk mengenang salah satu 
maestro film dunia, Michelangelo Antonioni, yang meninggal dunia 30 Juli 2007 
yang lalu. 
 
Masih tentang mengenang, kineforum ingin menanggapi peristiwa pelarangan buku 
sejarah yang mengulas kembali Tragedi 1965 dengan sudut pandang baru. Kami 
memutarkan film-film cerita yang berlatar belakang peristiwa ini untuk 
menunjukkan bahwa, meskipun fakta sejarah disembunyikan terus, peristiwa itu 
akan tetap hidup dalam imajinasi kita semua dan terus diceritakan kembali lewat 
cara yang berbeda-beda. 
 
Selamat menonton dan berdiskusi di kineforum!
   
  Jadwal Pemutaran :  
   
  Jumat, 14 September 2007
  14.15 : Atheis
  17.30 : (MAYBE) LOSING MY RELIGION
  19.30 : Titian Serambut Dibelah Tujuh  
   
  Sabtu, 15 September 2007 
  14.15 : Titian Serambut Dibelah Tujuh]
  17.30 : Aku Ingin Menciummu Sekali Saja
  19.30 : Atheis
   
  Minggu, 16 September 2007 
  14.15 : Titian Serambut Dibelah Tujuh 
  17.30 : Betina
  19.30 : Aku Ingin Menciummu Sekali Saja
   
  Senin, 17 September 2007
  14.15 : Cronaca di un amore
  17.30 : L’avventura
  19.30 : L’eclisse
   
  Selasa, 18 September 2007 
  14.15 : Il Deserto Rosso
  17.30 : Blow-Up
  19.30 : Professione: Reporter
   
  Rabu, 19 September 2007 
  14.15 : Al di la’ delle nuvole
  17.30 : Cronaca di un amore
  19.30 : L’avventura 
   
  Kamis, 20 September 2007 
  14.15 : L’eclisse
  17.30 : Il Deserto Rosso
  19.30 : Blow-Up
   
  Sinopsis : 
  (MAYBE) LOSING MY RELIGION (10 – 16 September 2007) 
   
  (MAYBE) LOSING MY RELIGION (64’ short film program)
   
  Betina (2006), 70 menit. Sutradara: Lola Amaria. Pemain: Kinaryosih, Agastya, 
Fahmi Al-Attas.
   
  Seorang perempuan muda bekerja di peternakan sapi sebuah kampung kecil. 
Keingintahuannya akan kisah cinta ibunya dengan pemimpin ritual kampungnya 
membuatnya ingin menggantikan tempat ibunya. 
  Penerima The Netpac Award di Jogja-Netpac Asian Film Festival 2006.
   
  Aku Ingin Menciummu Sekali Saja (2002), 93 menit. Sutradara: Garin Nugroho. 
Pemain: Lulu Tobing, Octavianus R. Muabuay, Adi Kurdi, Sonya S. Baransano. 
   
  Arnold (Muabuay) terpana melihat gadis (Lulu Tobing) berurai air mata sejak 
kedatangannya ke dermaga pelabuhan kota. Ia juga melihat gadis itu terus 
menerus menuliskan “Jangan Takut” yang diambilnya dari Injil. Hidup Arnold 
berada di persimpangan antara: masa remaja dan kedewasaan, kulit gelap dan 
kulit terang, cinta dan kekaguman, penundukan dan perjuangan
   
  Titian Serambut Dibelah Tujuh (1982), TT. Sutradara: Asrul Sani. Pemain: 
Tatiek Malyati, S. Effendy, Enny Rochaeni, A Hadi, Ali Yugo.
   
  Pembuatan ulang dari film berjudul sama dari tahun 1959. Seorang guru muda 
mencoba menentang cara berpikir dan sistem pendidikan kolot. Tantangan datang 
dari guru lama, juga dari godaan istri guru itu yang menebar memfitnahnya.
   
  Atheis (1974), 106 menit. Sutradara: Sjuman Djaya. Pemain: Deddy Sutomo, 
Kusno Sudjarwadi, Farouk Afero, Emmy Salim. 
   
  Hasan (Sutomo) adalah santri yang pendidikannya tanggung, sehingga mudah 
terombang ambing. Hasan menunjukkan bagaimana manusia modern berusaha 
menempatkan Tuhan dalam hidupnya. 
   
  Penerima Plakat Djamaluddin Malik untuk Film adaptasi Novel terbaik FFI 1975.
   
  Cronaca di un amore / Chronicle of a Love (1950), 96 menit. Pemain: Lucia 
Bosé, Massimo Girotti, Ferdinando Sarmi, Gino Rossi. 
   
  Paola adalah perempuan muda dan cantik yang menikah dengan seorang pengusaha 
kaya. Ia bertemu dengan mantan kekasihnya, Guido, setelah tujuh tahun, tapi 
hubungan mereka diwarnai kejadian-kejadian tragis.  
   
  L’avventura / The Adventure (1959), 145 menit. Pemain: Gabrielle Ferzetti, 
Monica Vitti, Lea Massari, Dominique Blanchar, Renzo Ricci.
   
  Seorang perempuan hilang saat berlayar di Mediterania. Dalam pencarian, 
kekasihnya dan sahabatnya mulai saling tertarik.
   
  L’eclisse / Eclipse (1962), 124 menit. Pemain: Alain Delon, Monica Vitti, 
Francisco Rabal, Louis Seigner.
   
  Seorang perempuan muda bertemu dengan laki-laki muda yang penuh gairah, tapi 
kisah cinta mereka terancam gagal karena sifat lelaki muda yang materialistis. 


  Il Deserto Rosso / Red Desert (1964), 115 menit. Pemain: Monica Vitti, 
Richard Harris, Carlo Chionetti, Xenia Valderi. 
   
  Giuliana, istri manajer pabrik di Ravenna, kesepian dan mengalami masalah 
kejiwaan. Ia merasa ingin dibutuhkan orang lain, sementara suaminya sering 
bepergian karena pekerjaannya. Apakah pertemuannya dengan seorang 

[mediacare] Mentawai Bagai Kota Mati

2007-09-15 Terurut Topik Sunny
http://batampos.co.id/content/view/30590/1/


  Mentawai Bagai Kota Mati 
   
  Sabtu, 15 September 2007  
  MENTAWAI (BP) - Gempa dahsyat dua hari beruntun yang menimpa Bengkulu dan 
Sumatera Barat membuat beberapa daerah terisolasi. Bahaya kelaparan mengintai 
Kepulauan Mentawai karena putusnya komunikasi serta transportasi di gugusan di 
Laut Hindia tersebut. 

  Hingga kemarin (14/9), hari ketiga pascagempa berkekuatan 7,9 SR itu 
mengguncang, belum ada bantuan sembako ke pulau yang terletak sekitar 120 mil 
dari Padang tersebut. Di kepulauan itu saat ini ada 24 ribu warga yang 
mengungsi. Dari data korban, tak ada yang meninggal. Hanya, 14 warga yang 
mengalami cedera parah kini sedang dirawat di puskesmas. 

  Mentawai seperti kota mati. Tanpa listrik. Penduduk meninggalkan rumah. 
Mereka memilih berkumpul di pengungsian di daerah perbukitan. Mereka mengungsi 
karena khawatir terjadi gempa susulan dan kemungkinan tsunami yang bisa muncul 
setiap saat. Saat gempa Rabu lalu, sempat muncul tsunami kecil yang hanya 
setinggi tiga meter.


  Selain takut tsunami, warga mengungsi karena rumah mereka rusak berat dan 
ringan. Lebih dari lima ribu rumah warga rusak parah dan tidak bisa dihuni 
lagi. 


  Kerusakan terparah terjadi di Pagai Utara Selatan Sikakap. 
  ''Mentawai seperti kota mati. Ribuan warga mengungsi di dataran tinggi 
untuk menghindari terjadinya tsunami. Listrik mati. Hanya di sekitar kantor PLN 
yang menyala. Masyarakat sulit mendapatkan sembako. Pasar-pasar tutup karena 
memang tidak ada sembako yang akan dijual,'' kata Adi yang membuka posko 
Kepulauan Mentawai di Jalan Azizi, Padang.


  Pemkab Mentawai menaksir kerugian sementara akibat gempa mencapai Rp91 
miliar. Selain rumah warga yang hancur, dermaga TPI, dermaga Sikakap, serta 
dermaga Maileppet rusak berat. Begitu pula, tiga tempat pendaratan kapal roro 
patah.


  Sebanyak 15 jembatan rusak serta 40 gedung sekolah rusak berat dan 
ringan. Di antaranya, SMA Siberut Selatan hancur. Di SMP Siberut Selatan, 
tinggal dua lokal yang bisa digunakan. SD 09 juga hancur. 
  Fasilitas umum serta gedung perkantoran pun tidak luput dari kerusakan. 
Sebanyak 25 kantor dan fasilitas rusak berat. Di antaranya, rumah dinas bupati 
dan wabup, kantor bupati dan DPRD rusak ringan, dan beberapa masjid serta 
gereja rusak. Misalnya, Masjid Maileppet. Sedikitnya 20 kilometer jalan 
pecah-pecah dan patah.


  Saat ini, selain sembako, warga membutuhkan tenda serta obatan-obatan. 
Hampir sebagian besar warga membutuhkan air bersih. Kondisi tersebut diperparah 
tidak adanya penerangan. Listrik menyala hanya di Kilometer 4 Tuapejat.


  Kabaghumas Kabupaten Kepulauan Mentawai Adi Dharma mengungkapkan, lebih 
dari 50 persen rumah warga di Sikakap rusak berat. Warga terpaksa tinggal di 
tenda.  Pemkab meminta bantuan helikopter kepada gubernur guna mengangkut 
bantuan sembako, tenda, serta obatan-obatan. (jpnn)

  Jika bantuan tidak segera datang, menurut Adi, dikhawatirkan terjadi 
kelaparan dan penularan penyakit.  ''Dengan adanya helikopter, kami berharap 
bantuan tersebut langsung didrop ke masing-masing pulau besok (hari ini, Red). 
Sebab, kalau didrop di Tuapejat, bantuan sulit didistribusikan ke pulau-pulau 
lain,'' ujarnya.


  Selain sembako, tenda, obat-obatan, dan helikopter, Pemkab Mentawai 
meminta bantuan tenaga medis, perlengkapan tidur, relawan, serta petugas 
pendataan.


  Dedi, seorang warga Mentawai yang mengungsi ke Km 2 ibu kota Mentawai, 
Tuapejat, yang sempat menjalin kontak dengan Padang Ekspres dini hari kemarin 
mengungkapkan, kondisi di daerah tersebut masih mencekam. Banyak rumah yang 
ambruk. Jalan di Km 5 longsor, sehingga tidak bisa dilalui kendaraan beroda 
empat.


  ''Di Tuapejat, gempa susulan terus terjadi. Lampu di sini juga masih 
padam. Masyarakat sekitar pesisir pantai mengungsi ke daerah ketinggian hingga 
ke Km 5,'' ungkapnya yang saat dikontak sedang merasakan gempa. 

  Rumah Roboh Dapat Rp15 Juta 
  Pemerintah menyiapkan dana Rp1 triliun sebagai bantuan renovasi rumah 
korban gempa di Bengkulu, Sumatera Barat, dan Jambi. Rumah roboh atau rusak 
total akan mendapatkan Rp15 juta. Bantuan untuk rumah yang rusak ringan Rp5 
juta.


  Kepastian tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla dalam 
keterangan pers mingguan di Kediaman Dinas Wakil Presiden, Jalan Diponegoro No 
2, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin. "Perlakuannya tentu sama. Kalau (korban 
gempa) di Yogyakarta kita bantu perbaikan rumah, tentu demikian juga (korban 
gempa) di Bengkulu," katanya. 


  Meski demikian, nilai bantuan dari pemerintah tidak akan sama dengan yang 
diberikan kepada korban gempa di Jogja. Sebab, tingkat kerusakan di Jogjakarta 
jauh lebih parah daripada yang di Bengkulu. "Tentu ini (bantuan) bukan ganti 
rugi. Besarnya bisa Rp15 juta sampai Rp20 juta. Yang penting rumahnya bisa 
berdiri lagi," terang Kalla.


  Wapres mene

[mediacare] Nurdin Halid Menghilang

2007-09-15 Terurut Topik Sunny
http://batampos.co.id/content/view/30593/1/


  Nurdin Halid Menghilang

  Sabtu, 15 September 2007  
  Neloe Cs Dijebloskan ke Cipinang
  JAKARTA (BP) - NURDIN  Halid harus kembali ke penjara. Sosok yang sudah 
akrab dengan pengadilan dalam berbagai kasus korupsi itu divonis dua tahun 
penjara plus denda Rp 30 juta dalam putusan kasasi Mahkamah Agung (MA). Putusan 
tersebut membatalkan putusan bebas PN Jakarta Selatan dalam kasus 
penyalahgunaan dana penyaluran minyak goreng yang merugikan negara Rp169,7 
miliar pada 1999. 
  Hingga tadi malam pukul 20.00, tim eksekutor dari Kejari Jakarta Selatan 
(Jaksel) belum bertemu Nurdin. "Masih dicari. Kami (kejaksaan) belum bertemu 
Nurdin Halid," kata Kapuspenkum Kejagung Thomson Siagian di sela eksekusi Neloe 
di gedung Kejari Jaksel kemarin (14/9).


  Menurut dia, kejaksaan harus memastikan bahwa Nurdin menerima salinan 
putusan sebelum mengeksekusinya ke Lapas Cipinang. "Ada tahap untuk menyerahkan 
salinan putusan tersebut. Tim eksekutor masih berusaha. Eksekusinya nanti 
menyusul," tegasnya. 


  Di tempat yang sama, Kepala Kejari Jaksel Hidayatullah mengungkapkan, 
kejaksaan secepatnya mengeksekusi, jika telah ada informasi Nurdin menerima 
salinan putusan. 
  "Itu sesuai pasal 270 KUHAP," ujarnya. 


  Ditanya soal jadwal eksekusi Nurdin, dia belum bisa memastikan. Dia juga 
tidak tahu posisi ketua umum PSSI tersebut. Thomson menyatakan, kejaksaan 
menjamin Nurdin tidak melarikan diri. Sebab, dia saat ini masih berstatus 
dilarang bepergian ke luar negeri alias dicekal. "Itu sudah kami antisipasi," 
ungkapnya.
  Wartawan koran ini berupaya menghubungi telepon genggam Nurdin. Namun, 
ponsel tersebut dibawa ajudannya. Sang ajudan menyatakan bahwa Nurdin sedang 
berdinas di kantor PSSI, Senayan. Informasi lain menyebutkan, Nurdin jatuh 
sakit dan bepergian ke Makassar bersama keluarga.


  Di mana Nurdin saat ini? Hingga kemarin (14/9), Nurdin Halid yang telah 
dilantik pada Rabu (12/9) itu belum sempat "mengaktifkan" ruang kantor di 
Gedung Nusantara I. Sejumlah wartawan yang sengaja mendatangi ruang bernomor 
1328 tersebut tidak mendapatkan apa-apa, selain suasana kantor yang lengang.


  Belum tampak satu pun barang milik Nurdin yang dibawa ke sana. Praktis, 
ruang kantor Nurdin itu hanya berisi sejumlah kursi dan meja beserta satu set 
komputer yang memang menjadi bagian dari inventaris ruang tersebut.  Di 
Sekretariat PSSI, Nurdin juga tak ada. Rencana rapat kemarin pun dibatalkan. 
Desakan agar Nurdin diganti dari pucuk PSSI mulai muncul. 


  Vonis MA itu juga akan membawa Nurdin mencatat sejarah sebagai anggota 
DPR yang paling singkat masa jabatannya. Sebab, dia baru dilantik sebagai 
anggota dewan tiga hari lalu, tepatnya 12 September 2007. Belum sempat 
menikmati empuknya kursi wakil rakyat tersebut, DPP Golkar sudah menegaskan 
me-recall wakil rakyat dari Sulsel itu. 


  "Karena ada vonis Mahkamah Agung yang berkekuatan hukum tetap, kami (DPP 
Partai Golkar, Red) tentu akan mengikuti ketentuan UU," ujar Ketua Umum Partai 
Golkar Jusuf Kalla dalam keterangan pers di kediaman dinasnya, Jalan Diponegoro 
2, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin (14/9).


  Dia menyatakan, putusan MA tersebut baru diketahui DPP Partai Golkar dua 
hari setelah pelantikan Nurdin sebagai anggota Komisi III DPR. Karena itu, 
Golkar akan menarik kadernya yang juga ketua umum PSSI tersebut dari parlemen 
sesuai ketentuan undang-undang.


  Pasal 3 huruf f UU Nomor 4 Tahun 1999 tentang Susduk MPR, DPR, dan DPRD 
menyatakan, seseorang yang menjadi anggota MPR/DPR/DPRD adalah yang tidak 
sedang menjalani pidana penjara berdasar putusan pengadilan yang telah 
memperoleh kekuatan hukum tetap karena bertindak pidana yang diancam pidana 
penjara lima tahun atau lebih. "Kalau tuntutannya lebih dari lima tahun, 
otomatis akan kami jalankan putusan MA (dengan menarik Nurdin dari parlemen, 
red)," tegasnya.


  Tapi, mengapa Golkar nekat  mengangkat Nurdin ke parlemen? Jusuf Kalla 
mengatakan, pengusulan nama Nurdin bersifat otomatis sebagai pengganti 
antarwaktu mantan Ketua Fraksi Partai Golkar Andi Mattalata yang ditunjuk 
menjadi menteri hukum dan HAM. Pasalnya, Nurdin menduduki nomor urut enam atau 
tepat di bawah Andi Mattalata.


  "Ketika Andi Mattalata jadi menteri, otomatis yang di bawahnya naik. 
Jadi,  otomatis saja. KPU memperbolehkan (pergantian antarwaktu) selama ancaman 
hukumannya kurang dari lima tahun," tuturnya.


  Putusan kasasi MA itu diambil dalam rapat permusyawaratan hakim MA yang 
diketuai Bagir Manan dengan anggota Iskandar Kamil, Parman Suparman, Joko 
Sarwoko, dan Mugiharjo pada 13 Agustus 2007. Pada pengadilan tingkat pertama, 
Nurdin dituntut 20 tahun penjara oleh kejaksaan. Namun, majelis hakim 
membebaskan Nurdin dengan alasan terdakwa hanya menjalankan penugasan dari 
pemerintah. Saat itu,  Nurdin menjadi ketua Konsorsium Distribusi Indonesia 
(KDI) yang menyalurkan miny

[mediacare] Jangan Melawan Alam

2007-09-15 Terurut Topik Sunny
http://www.balipost.com/balipostcetak/2007/9/15/n4.htm

Prof. Dr. Ir. I Made Arya Djoni
Jangan Melawan Alam 



BERMULA dari keprihatinan yang ada di depan mata, Tim ITS ingin menyumbangkan 
baktinya kepada negara. Sebab, di Porong, Sidoarjo yang merupakan tetangga 
dekat Surabaya, ITS belum bisa berbuat apa-apa. Padahal, ada ribuan korban 
lumpur di tempat penampungan Pasar Baru Porong (PBP) yang menjadi korban lumpur 
Lapindo. Pendek kata, lumpur di depan mata, sementara ilmuwan ITS belum bisa 
berbuat banyak.

Dengan dasar itulah, Prof. Dr. Ir. I Made Arya Djoni, Ph.D., M.Sc., seorang 
ahli mekanika fluida jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri ITS, 
bersama Prof. Ir. I Nyoman Sutantra, Ph.D., M.Sc. dari Lembaga Penelitian dan 
Pengabdian Masyarakat ITS dan beberapa rekannya memfokuskan melakukan 
penelitian tentang lumpur. Hasil ketekunannya itu akhirnya Prof. Dr. Ir. I Made 
Arya Djoni, Ph.D., M.Sc. memperkenalkan metode baru untuk membuang aliran 
lumpur ke wet land/tanah rawa yang jaraknya sekitar empat kilometer ke arah 
timur dari pusat semburan lumpur Lapindo di Banjar Panji Desa Siring, Porong 
dan menyetop pembuangan lumpur ke laut. Dari uji coba pertama, metode itu 
dianggap berhasil.

Metode EBS (Energy Balance System) cukup sederhana dan diperkirakan tidak akan 
memakan biaya operasional terlalu besar. Sebab, metode baru ini hanya 
memanfaatkan kekuatan atau energi yang ada pada pusat semburan lumpur untuk 
membantu mendorong aliran lumpur yang akan dibuang ke tanah rawa. ''Uji coba 
selama dua hari lalu cukup berhasil. Tetapi, akan dilakukan uji coba lagi pekan 
depan sebelum metode EBS dipatenkan,'' kata Djoni, Kamis (13/9). 

Made Djoni, yang memperoleh gelar M.Sc. dari Iowa State University Amerika 
Serikat, menyatakan tidak ada motivasi apa-apa di balik akan dipatenkannya 
pengaliran lumpur dengan menggunakan metode EBS itu. Sebab, dengan 
dipatenkannya metode EBS pada akhir September ini agar menjadi karya ilmiah 
seseorang atau lembaga dalam hal ini LPPM ITS.

Made Djoni yang kelahiran Denpasar, 25 Juni 1944 ini mengatakan, prinsip dalam 
metode EBS, jangan melanggar alam. Prof. Made Arya Djoni yang beristri Tatik 
Suparti dikaruniai empat anak. (bam)


[mediacare] Peristiwa 19 September 1945

2007-09-15 Terurut Topik Husein Rusdhy
Mau tahu visualisasi  "Peristiwa Rapat Raksasa Ikada" 19 September 1945 ?. 
Silahkan mampir : http://sejarahkita.blogspot.com/ 
  Selain itu :
  AKAN DIADAKAN APEL PERINGATAN 62 TH RAPAT RAKSASA IKADA PADA TANGGAL 19 
SEPTEMBER 2007. TEMPAT : LAPANGAN MONUMEN RAPAT RAKSASA IKADA, MONAS JAKARTA. 
WAKTU : JAM 16.00.- SELESAI 

   
-
Sick of deleting your inbox? Yahoo!7 Mail has free unlimited storage. Get it 
now.

Re: [mediacare] Re: Indosat Ungkap Alasan Stop 'Free Talk' Selama Puasa

2007-09-15 Terurut Topik ODE bule
indosat selalu bnyk dalih utk berkelit...
  mendingan cb di review dulu deh infrastruktur nya br membungkus program2 utk 
sales promotion nyadan yg lebih penting mental sdm-nya..apalagi 
bagian-bagian yg jd frontliners...ky CSO dsb.
   
  contohnya ky bpk/ibu yg smp pny 1000 sekian free sms...tp jd percuma krn 
relasinya udah pd pindah pake operator lain...ya jelas aja pd pindah ke 
operator lain...krn pasti mrk bnyk dptin kekecewaan ketika pake produk indosat 
pak/bu.
   
   
  

agaitaruna <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Hanya 2 alasan yang masuk akal;
1) Gak mau rugi, coba bayangin berapa banyak pelanggar yang memanfaatkan jasa 
seluler pada jam-jam sahur untuk menyapa keluarga, rekan atau yag lainnya atau 
hanya sekedar mengucapkan selamat bersahur, coba banyangkan berapa pendapatan 
yang hilang kalau itu digratiskan, 
2) Dengan free talk, tentu pelanggan akan memanfaatkan secara maksimal dan 
tentu traffik akan melonjak dan ujung-ujungnya traffik akan tumbang...

Hanya itu kok, ga ada alasan lain.



-- 
agaitaruna
http://mfajri.banuanta.com/?Portable_Application
---

  Pada tanggal 14/09/07, Widi <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
  Bonus sms juga tidak bisa dipakai optimal, karena ada embel-embel "untuk 
sesama Indosat".
  Saat ini saya punya bonus sms sebanyak 1.679 sms, karena banyak relasi, 
saudara dll yang tidak pakai indosat, jadi sebelum bonus sms habis sudah nambah 
lagi waktu isi ulang pulsa.
  Coba kalau bonus sms bisa ditransfer atau bisa untuk semua operator .
   
  wid


 
  On 9/14/07, Ahmad Abdul Haq <[EMAIL PROTECTED] > wrote: Waduh, 
kok nggak ada yang bela sih ini? Kasihan si Indosat. Emang
belum ada yang merasakan enak ya? Beberapa bulan terakhir ini Mentari
memberikan bonus SMS gratis setiap pengisan isi ulang. Misalnya, 150
SMS gratis saat isi ulang Rp 100.000. Buat saya, itu udah enak banget.
Praktis, selama ini saya kirim SMS selalu gratis. Bonus SMS bertambah
terus, terakhir saya masih punya 380 SMS gratis.

OK, mungkin operator lain ada yang lebih menyenangkan, karena SMS 
gratis di Mentari cuma berlaku sampai 30 September 2007. Setelah itu
pasti ada program promosi lainnya. Tapi ada satu hal yang membuat saya
benar-benar berterima kasih kepada Indosat. Ketika tahun lalu saya
kehilangan nomor Mentari saya yang lima tahun lalu saya beli di 
Semarang, kantor pelayanan Indosat di Banda Aceh ternyata bisa
melayani penggantian kartu baru gratis dengan nomor yang sama. Saya
memang harus menunggu beberapa hari karena kartu baru harus
didatangkan dari Semarang. 

Seandainya saya pakai nomor Simpati, tentu saya harus merelakan
kehilangan nomor kesayangan saya, karena Telkomsel hanya bisa melayani
penggantian nomor yang hilang di daerah asal. Itu artinya saya harus
ke Semarang untuk mendapatkan kembali nomor Simpati saya.

Itu sekadar pangudarasa dari saya. Sesungguhnya, tidak ada yang
sempurna di dunia kartu seluler. Selalu ada yang lebih dan ada yang
kurang. Saya pun membutuhkan kartu dari operator lain. 

Ahmad Abdul Haq dari Banda Aceh

--- In mediacare@yahoogroups.com, vriana indriasari <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Indosat emang semakin mengada-ada. Belum lagi saat kita mo komplain
lewat call centre-nya. hh... benar2 menyebalkan semua jawabannya.
> 
> Akhmad Murtajib <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
Maunya hanya cari untung, bilang saja gak mau rugi. Hampir semuanya,
iklan memang menyesatkanapapun dalihnya...
> 
> 
> On 9/14/07, roi8890 < [EMAIL PROTECTED]> wrote: 
padahal bilang aja nggak mau rugi
> Selama bulan puasa pasti bakalan yang memanfaatkan
> program free talk itu. Dulu, program free talk
> dirancang sedemikian rupa sehingga hanya sedikit orang
> yang bisa menikmatinya. 
> Tengah malem maen telepon? Cuman orang yang lagi
> kasmaran aja yang bisa seperti itu. Tapi sekarang,
> selama bulan puasa, banyak orang yang harus melek
> sejak dinihari. 
> Dan percaya deh, gw pribadi bakalan menggunakan
> hal-hal yang berkaitan dengan agama untuk alasan
> sebagai 









  

  




  

 

   
-
Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
 Play Sims Stories at Yahoo! Games. 

[mediacare] Re: [PKS] Simpul Jaringan Hak Asasi Manusia Membela WALHI Melawan Tuduhan Terorisme

2007-09-15 Terurut Topik radityo djadjoeri
Mas Erwin yang budiman,
   
  Memang kurang tepat kalau tuduhan itu diarahkan ke WALHI sebagai organisasi. 
Tapi mungkin saja ada pengurus WALHI yang "dekat-dekat" dan "merapat" dengan 
jaringan syariahisasi di Indonesia, sehingga memberi kesan begitu pada orang 
luar. Memang, tak semua kelompok yang pro syariahisasi terbukti secara kasat 
mata menghalalkan segala cara, misal dengan cara teror meneror masyarakat luas. 
   
  Sama halnya dengan sebuah LSM konsumen yang sering membeberkan produk ini 
mengandung bahan ini bahan itu, tapi begitu disanggah, langsung kabur begitu 
saja. Dan disinyalir direktur LSM tersebut adalah aktivis Hizbut Tahrir. 
   
  Siapa dalang semua itu? Walahualam.
   
   
   
   
  

Erwin Usman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Sidang Jamaah Kahmi Pro yang Budiman,
-Ini salah satu release bersama jaringan pembela HAM Indonesia merespon
tuduhan
teroris kepada WALHI. Walau agak telat, sengaja kami posting agar jamaah
kahmi pro bisa mendapatkan informasi yang seimbang & akurat. Apalagi dalam
sebulan terakhir berita tentang ini simpang-siur di berbagai milist/portal
news lainnya.

Release maupun dalam bentuk protes yang isinya senada juga sudah diterima
WALHI dari berbagai organisasi lingkungan hidup & HAM nasional maupun
internasional. Info lebih lanjut menyangkut latar belakang masalah ini &
langkah2 politik maupun legal yang telah dan akan ditempuh WALHI dapat
menghubungi langsung ke bang chalid muhammad (o811-847163/79193363).

dalam solidaritas,
erwin usman

sumber: http://www.walhi.or.id/kampanye/psda/070831_ngo_ham_dkngwalhi_sp/

Simpul Jaringan Hak Asasi Manusia Membela WALHI Melawan Tuduhan Terorisme

Siaran Pers Bersama
HRWG-KONTRAS-IMPARSIAL-PBHI-YLBHI-ELSAM-DEMOS-LBH JAKARTA

Tentang

WALHI Dituduh Berafiliasi dengan Jaringan Teroris

Tuduhan yang disampaikan oleh Senator Australia Ian McDonald dan Presiden
Direktur PT Newmont Minahasa Raya Richard B. Ness, yang menyebutkan bahwa
WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia/Friends of the Earth Indonesia)
sebagai organisasi lingkungan hidup yang berafiliasi dan dipengaruhi
kelompok-kelompok teroris di Indonesia, adalah bentuk tindakan gegabah,
manipulatif, anti demokrasi dan pembatasan ruang gerak bagi para pembela Hak
Asasi Manusia (human rights defenders). Dalam pernyataan resminya di depan
Parlemen Australia pada tanggal 9 Agustus 2007, Senator Ian McDonald menuduh
WALHI beraliansi dengan organisasi teroris di Indonesia, serupa dengan
tuduhan Presiden Direktur Newmont Minahasa Raya. Selain itu, tuduhan
terhadap WALHI juga dilansir oleh harian The Straits Times Singapura pada
tanggal 22 April 2006.

Pelabelan sepihak terlibat dalam jaringan teroris (profiling as terrorism)
kepada organisasi pembela lingkungan dan HAM adalah tindakan tidak populer
yang bertentangan dengan prinsip dan nilai-nilai advokasi yang selama ini
diusung organisasi pembela lingkungan hidup global dan organisasi HAM
lainnya. Tuduhan ini juga dapat berdampak buruk bagi pemajuan kerja-kerja
aktivis dan organisasi lingkungan hidup dan pembela HAM di Indonesia.

Selama ini kami mengenal WALHI sebagai organisasi lingkungan hidup terbesar
di Indonesia yang memiliki 438 organisasi anggota, selama 27 tahun berjuang
membela kepentingan lingkungan hidup Indonesia, senantiasa memegang teguh
nilai-nilai organisasi yang menghormati pluralisme, menghargai
prinsip-prinsip demokrasi, anti kekerasan, dan anti terorisme. YLBHI, LBH
Jakarta dan PBHI adalah anggota aktif WALHI, sementara Imparsial, ELSAM,
Demos dan Kontras adalah mitra strategis WALHI dalam kerja-kerja advokasi
lingkungan hidup dan HAM. Selain itu, sebagai organisasi yang memperjuangkan
nilai-nilai HAM, WALHI juga adalah anggota aktif Human Rights Working Group
(HRWG).

Kami memandang tuduhan ini adalah bagian sistematik dari upaya-upaya para
penjahat lingkungan dan penjahat HAM yang selama ini telah merampas sumber
daya alam Indonesia dengan cara-cara melanggar Hak Asasi Manusia, untuk
mengalihkan isu dari substansi masalah yang sesungguhnya. Sebagaimana
diketahui, PT Newmont Minahasa Raya saat ini sedang menghadapi gugatan WALHI
di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atas tindakan penghancuran ekologi dan
sumber-sumber kehidupan di kawasan Teluk Buyat, Propinsi Sulawesi Utara.
Aktivitas advokasi WALHI dalam kasus ini sudah dilakukan sejak 7 tahun
lamanya. Demikian juga dengan beberapa kasus yang melibatkan
perusahaan-perusahaan pertambangan Australia seperti PT Nusa Halmahera
Mineral/Newcreast di Maluku Utara. Sejak 2004, WALHI bersama organisasi
lingkungan hidup dan HAM lainnya telah melakukan advokasi dan kampanye
global atas kasus ini.

Oleh karena itu, kami menyampaikan sikap dan desakan:

1. Protes keras atas tindakan Senator Ian McDonald dan Presiden Direktur PT
Newmont Minahasa Raya Richard B. Ness yang menuduh WALHI/FoE Indonesia
terlibat jaringan teroris;
2. Mendesak agar Senator Ian McDonald dan Presiden Direktur PT Newmont
Minahasa Raya Richard B. Ness segera mencabut tuduhan kepada WALHI yan

[mediacare] Re: [PKS] Simpul Jaringan Hak Asasi Manusia Membela WALHI Melawan Tuduhan Terorisme

2007-09-15 Terurut Topik radityo djadjoeri
Mas Erwin yang budiman,
   
  Memang kurang tepat kalau tuduhan itu diarahkan ke WALHI sebagai organisasi. 
Tapi mungkin saja ada pengurus WALHI yang "dekat-dekat" dan "merapat" dengan 
jaringan syariahisasi di Indonesia, sehingga memberi kesan begitu pada orang 
luar. Memang, tak semua kelompok yang pro syariahisasi terbukti secara kasat 
mata menghalalkan segala cara, misal dengan cara teror meneror masyarakat luas. 
   
  Sama halnya dengan sebuah LSM konsumen yang sering membeberkan produk ini 
mengandung bahan ini bahan itu, tapi begitu disanggah, langsung kabur begitu 
saja. Dan disinyalir direktur LSM tersebut adalah aktivis Hizbut Tahrir. 
   
  Siapa dalang semua itu? Walahualam.
   
   
   
   
  

Erwin Usman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Sidang Jamaah Kahmi Pro yang Budiman,
-Ini salah satu release bersama jaringan pembela HAM Indonesia merespon
tuduhan
teroris kepada WALHI. Walau agak telat, sengaja kami posting agar jamaah
kahmi pro bisa mendapatkan informasi yang seimbang & akurat. Apalagi dalam
sebulan terakhir berita tentang ini simpang-siur di berbagai milist/portal
news lainnya.

Release maupun dalam bentuk protes yang isinya senada juga sudah diterima
WALHI dari berbagai organisasi lingkungan hidup & HAM nasional maupun
internasional. Info lebih lanjut menyangkut latar belakang masalah ini &
langkah2 politik maupun legal yang telah dan akan ditempuh WALHI dapat
menghubungi langsung ke bang chalid muhammad (o811-847163/79193363).

dalam solidaritas,
erwin usman

sumber: http://www.walhi.or.id/kampanye/psda/070831_ngo_ham_dkngwalhi_sp/

Simpul Jaringan Hak Asasi Manusia Membela WALHI Melawan Tuduhan Terorisme

Siaran Pers Bersama
HRWG-KONTRAS-IMPARSIAL-PBHI-YLBHI-ELSAM-DEMOS-LBH JAKARTA

Tentang

WALHI Dituduh Berafiliasi dengan Jaringan Teroris

Tuduhan yang disampaikan oleh Senator Australia Ian McDonald dan Presiden
Direktur PT Newmont Minahasa Raya Richard B. Ness, yang menyebutkan bahwa
WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia/Friends of the Earth Indonesia)
sebagai organisasi lingkungan hidup yang berafiliasi dan dipengaruhi
kelompok-kelompok teroris di Indonesia, adalah bentuk tindakan gegabah,
manipulatif, anti demokrasi dan pembatasan ruang gerak bagi para pembela Hak
Asasi Manusia (human rights defenders). Dalam pernyataan resminya di depan
Parlemen Australia pada tanggal 9 Agustus 2007, Senator Ian McDonald menuduh
WALHI beraliansi dengan organisasi teroris di Indonesia, serupa dengan
tuduhan Presiden Direktur Newmont Minahasa Raya. Selain itu, tuduhan
terhadap WALHI juga dilansir oleh harian The Straits Times Singapura pada
tanggal 22 April 2006.

Pelabelan sepihak terlibat dalam jaringan teroris (profiling as terrorism)
kepada organisasi pembela lingkungan dan HAM adalah tindakan tidak populer
yang bertentangan dengan prinsip dan nilai-nilai advokasi yang selama ini
diusung organisasi pembela lingkungan hidup global dan organisasi HAM
lainnya. Tuduhan ini juga dapat berdampak buruk bagi pemajuan kerja-kerja
aktivis dan organisasi lingkungan hidup dan pembela HAM di Indonesia.

Selama ini kami mengenal WALHI sebagai organisasi lingkungan hidup terbesar
di Indonesia yang memiliki 438 organisasi anggota, selama 27 tahun berjuang
membela kepentingan lingkungan hidup Indonesia, senantiasa memegang teguh
nilai-nilai organisasi yang menghormati pluralisme, menghargai
prinsip-prinsip demokrasi, anti kekerasan, dan anti terorisme. YLBHI, LBH
Jakarta dan PBHI adalah anggota aktif WALHI, sementara Imparsial, ELSAM,
Demos dan Kontras adalah mitra strategis WALHI dalam kerja-kerja advokasi
lingkungan hidup dan HAM. Selain itu, sebagai organisasi yang memperjuangkan
nilai-nilai HAM, WALHI juga adalah anggota aktif Human Rights Working Group
(HRWG).

Kami memandang tuduhan ini adalah bagian sistematik dari upaya-upaya para
penjahat lingkungan dan penjahat HAM yang selama ini telah merampas sumber
daya alam Indonesia dengan cara-cara melanggar Hak Asasi Manusia, untuk
mengalihkan isu dari substansi masalah yang sesungguhnya. Sebagaimana
diketahui, PT Newmont Minahasa Raya saat ini sedang menghadapi gugatan WALHI
di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atas tindakan penghancuran ekologi dan
sumber-sumber kehidupan di kawasan Teluk Buyat, Propinsi Sulawesi Utara.
Aktivitas advokasi WALHI dalam kasus ini sudah dilakukan sejak 7 tahun
lamanya. Demikian juga dengan beberapa kasus yang melibatkan
perusahaan-perusahaan pertambangan Australia seperti PT Nusa Halmahera
Mineral/Newcreast di Maluku Utara. Sejak 2004, WALHI bersama organisasi
lingkungan hidup dan HAM lainnya telah melakukan advokasi dan kampanye
global atas kasus ini.

Oleh karena itu, kami menyampaikan sikap dan desakan:

1. Protes keras atas tindakan Senator Ian McDonald dan Presiden Direktur PT
Newmont Minahasa Raya Richard B. Ness yang menuduh WALHI/FoE Indonesia
terlibat jaringan teroris;
2. Mendesak agar Senator Ian McDonald dan Presiden Direktur PT Newmont
Minahasa Raya Richard B. Ness segera mencabut tuduhan kepada WALHI yan

Re: [mediacare] Tak Satupun Pemain PSSI Masuk Terbaik Asia

2007-09-15 Terurut Topik genta fajar
wajar boz.
  pemain kitamah emang ga ada yang dicetak buat jadi pemain duniamentalnya 
cukup puas buat sekedar pake merah putih aja...
  peace
  

Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
http://www.antara.co.id/arc/2007/9/13/tak-satupun-pemain-pssi-masuk-terbaik-asia/
   
13/09/07 20:23
  Tak Satupun Pemain PSSI Masuk Terbaik Asia
Jakarta (ANTARA News) - Kapten tim juara Piala Asia 2007, Irak, Younis Mahmoud, 
striker Arab Saudi Yasser Al Qahtani, pemain tengah Jepang Yasuhito Endo dan 
kiper Korsel Lee Won Jae adalah sebagian dari kandidat pemain terbaik 
Konfederasi Sepak bola Asia (AFC) tahun ini.

Daftar nama ini keluar setelah pertandingan hari kedua putaran final zone Asia 
untuk Olimpiade Beijing pada 8 September lalu, seperti dikutip dalam situs 
Konfederasi Sepak bola Asia (AFC), Kamis.

Namun, tidak ada satupun nama pemain Indonesia dalam daftar kandidat pemain 
terbaik Asia itu.

Penghargaan tahunan AFC ini sendiri akan berlangsung pada 28 November 2007 di 
Sydney.

Penilaian terhadap gelar ini berdasarkan poin yang diperoleh dari berbagai 
kompetisi AFC dan FIFA seperti Liga Champion Asia, putaran final zone Asia 
untuk Olimpiade Beijing 2008, Piala Asia dan kompetisi lainnya.

Daftar nama kandidat ini terdiri atas lima pemain asal Irak, empat pemain asal 
Jepang, tiga pemain asal Arab Saudi, dua pemain masing-masing dari Iran, 
Korsel, Thailand, Kuwait, Vietnam, Oman dan Syria serta masing-maisng satu 
pemain asal Uni Emirat Arab, Autralia, Bahrain, Uzbekistan, Korut, Tajikistan 
dan Cina.

Daftar kandidat:
1. AKRAM Nashat (Irak)
2. ALI Said (Irak)
3. AL ASTAA Abdullah (Arab Saudi)
4. AL GHWAINIM Saleh (Arab Saudi)
5. AL IBRAHIM Mohanad (Syria)
6. AL JENAIBI Abdul Raheem (Uni Emirat Arab)
7. AL MAHAIJRI Ahmed (Oman)
8. AL MUTAWA Bader (Kuwait)
9. AL NOOBI Hani Bait (Oman)
10. AL QAHTANI Yasser (Arab Saudi)
11. ANH Duc Nguyen (Vietnam)
12. CONG Vinh Le (Vietnam)
13. DODD Travis (Australia)
14. DONG won Han (Korsel)
15. ENDO Yasuhito (Jepang)
16. HASAN Ismaeel (Bahrain)
17. HAYDAROV Azizbek (Uzbeksitan)
18. HIRAYAMA Sota (Jepang)
19. HOLMATOV Akmal (Tajikistan)
20. JASSIM Karrar (Irak)
21. KHSHEN Ala?a (Irak)
22. KOEDPUDSA Weera (Thailand)
23. LEE Woon Jae (Korsel)
24. MAHMOUD Younis (Irak)
25. MANDO Iyad (Syria)
26. MATAR Khaled (Kuwait)
27. MEHDI Salehi Seyed Mohamed (Iran)
28. NAKAMURA Kengo (Jepang)
29. NEKOUNAM Javad (Iran)
30. ONO Shinji (Jepang)
31. PAK Nam Chol (Korut)
32. WANG Youngpo (Cina)
33. WINOTHAI Teeratep (Thailand).(*)



  

 

   
-
 Check out  the hottest 2008 models today at Yahoo! Autos.