Re: [mediacare] Re: Jakgung Request ke Bank Dunia Soal Soeharto etc

2007-09-24 Terurut Topik T Chandra
Pak Manneke, harkat dan martabat bangsa kita akan sangat didongkrak secara 
internasional kalau pemerintah, DPR dan semua law enforcement forces Indonesia 
akan serius, tekun dan tuntas menyelesaikan perkara besar ini. 
  Harusnya  melalui pengadilan yang transparansinya diperkuat dengan hadirnya 
para penijau resmi dari berbagai badan sedunia yang bersangkutan. Lucu banget 
sampai ada yang bilang PBB dan BD bisa memecahbelah bangsa kita, yang 
barangkali cuman bisa berharap-harap cemas. Kan MAnya kayak gitu. Apalagi buat 
demo sudah gak punya cukup gizi lagi?

Manneke Budiman [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Saya suka heran kok tiap kali kita bicara tentang kritik internasional tentang 
pemimpin korup di negeri ini, selalu disangkut-pautkan dengan harkat dan 
martabat bangsa. Betul-betul tak mampu membedakan mana individu dan mana 
negara, dan masih berpikir dengan gaya feudal: raja dan negara adalah tunggal. 
Nah, kalo Jakgung-nya aja ikut-ikutan pakai paradigma berpikir seperti ini, 
gimana mau menghrapakan pengusutan yang serius dan all out?

manneke


-Original Message-

 Date: Mon Sep 24 01:22:38 PDT 2007
 From: Merapi 08 
 Subject: [mediacare] * Jakgung Request ke Bank Dunia Soal Soeharto etc
 To: mediacare@yahoogroups.com

 * Jakgung Request ke Bank Dunia Soal Soeharto etc
 Jawapos - Senin, 24 September 2007
 
 JAKARTA - Jaksa Agung (Jakgung) Hendarman Supandji tetap optimistis 
 bisa melacak aset-aset negara yang diduga hasil korupsi mantan 
 Presiden Soeharto di luar negeri. Untuk itu, pemerintah segera 
 mengajukan request ke Bank Dunia untuk menelusuri aset-aset tersebut.
 
 Secepatnya kita mengajukan request ke Bank Dunia. Ini agar harta 
 negara yang diduga ditransfer mantan Presiden Soeharto ke luar 
 negeri bisa segera dilacak, ujar Hendarman usai berbuka puasa di 
 kediaman Menkes Sabtu (22/9). Menurut dia, pemerintah mengajukan 
 request karena mekanismenya memang harus meminta izin ke Bank Dunia. 
 
 Hendarman mengatakan, pelacakan aset Soeharto tersebut sangat 
 penting karena daftar yang dirilis The Stolen Asset Recovery (StAR) 
 Initiative tidak detail. Datanya sebatas asumsi bahwa sejumlah 
 pejabat tinggi dunia, termasuk Soeharto, menggelapkan pajak dan 
 mengumpulkan uang suap. 
 
 Ketua Umum Gerakan Masyarakat Peduli Harta Negara (Gempita) Albert 
 Hasibuan mendukung upaya Kejaksaan Agung menindaklanjuti laporan 
 StAR Initiative. Lembaga itu dibentuk PBB dan Bank Dunia terkait 
 aset mantan Presiden Soeharto di sejumlah bank di luar negeri. 
 Sebab, isi dokumen tersebut bisa menjadi petunjuk awal terjadinya 
 penghimpunan uang haram semasa kepemimpinan Soeharto.
 
 Menurut Albert, kejaksaan harus menjadikan dokumen Bank Dunia 
 sebagai bahan penyelidikan. Itu terutama untuk memperkuat pembuktian 
 kasus perdata atas berbagai dugaan korupsi Soeharto.
 
 Kasus (pidana) Soeharto memang telah dihentikan. Tetapi, sekarang 
 ada upaya perdata untuk mengembalikan kerugian negara. Nah, dokumen 
 Bank Dunia itu harus dimanfaatkan, kata Albert yang dihubungi koran 
 ini kemarin.
 
 Albert mengklaim, sebagian isi dokumen Bank Dunia, termasuk Prakarsa 
 PBB dalam StAR Initiative, merupakan masukan Gempita. Isinya pernah 
 dilaporkan ke kejaksaan di era Jaksa Agung Andi M. Ghalib. Tetapi, 
 tidak berlanjut dalam proses hukum sampai ada perkembangan program 
 StAR Initiative, ujar Albert. Gempita, menurut Albert, memaklumi 
 kuatnya intervensi politis kala itu sehingga masukannya tidak 
 bergulir di meja hijau.
 
 Ditanya tentang isi pengaduan Gempita ke kejaksaan, Albert menjawab, 
 sebagian berisi aset Soeharto di luar negeri. Ada di Selandia Baru. 
 Yang lain aset properti di London, Inggris, jelasnya.
 
 Dari penelusuran koran ini, kantor berita AFP pada 26 April 2000, 
 pernah memberitakan kesediaan Menlu Selandia Baru Phill Goff 
 membantu mengamankan aset keluarga Soeharto yang disimpan di 
 negaranya. Soeharto melalui putranya, Tommy Soeharto, pernah 
 memiliki Hotel Alpine senilai jutaan dolar AS di South Island, 
 Selandia Baru. Pada 2000, keluarga Soeharto menjual properti itu 
 kepada seorang warga Singapura.
 
 Di tempat terpisah, mantan Jaksa Agung Andi M. Ghalib menolak 
 mengomentari informasi terkait kasus korupsi Soeharto itu. Termasuk 
 dokumen Bank Dunia berisi aset Soeharto di luar negeri. Ini masalah 
 sensitif, masalah pemimpin bangsa. Saya tidak bisa bicara asal-
 asalan. Ini terkait harkat dan martabat bangsa, kata Andi yang 
 dihubungi koran ini tadi malam.
 
 Ketua jaksa pengacara negara (JPN) gugatan kasus Soeharto, Dachmer 
 Munthe, mengatakan, kejaksaan siap menindaklanjuti dokumen Bank 
 Dunia sebagai materi pembuktian perdata kasus korupsi Yayasan 
 Supersemar. Sepanjang ada relevansinya, mengapa tidak? Kalau ada 
 kaitannya, tentu akan ditindaklanjuti di persidangan. Kami justru 
 merasa terbantu dalam proses pembuktian, terang Dachmer kemarin. 
 Meski demikian, Dachmer mengaku belum menerima instruksi jaksa agung 
 untuk menindaklanjuti dokumen Bank Dunia 

[mediacare] PENGUSAHA RESAH

2007-08-07 Terurut Topik T Chandra
Supaya menghentikan keresahaan ribuan pembisnis di RI dan RRC sehingga laba 
mereka tidak terancam, lebih baik diberlakukan lagi kaidah bermoral tinggi, 
yaitu menempuh jalan damai. Impor-impor di liberalisasi kan lagi. Sambil kita 
serukan kepada dua bangsa yang sangat besar ini untuk terus berdoa dan 
memperkuat jasmani serta rokhani dalam mengkonsumsi bermacam logam keras dan 
zat toxic yang ada didalam produk-produk lezat impor-ekspor tersebut hingga 
tergapai imunitas yang diperlukan. Gitu aja kok sewot sih?
   
  TCh
   
  SUARA PEMBARUAN DAILY   
-
  
  Persoalan Dagang RI-Tiongkok Pengusaha Resah  Pemerintah baru 
mengeluarkan pernyataan pelarangan peredaran produk Tiongkok. Hal tersebut 
membuat posisi pengusaha terjepit. Pengusaha ragu apakah masih tetap bisa 
mengimpor produk dari Tiongkok, atau memutuskan hubungan dagang. (Ketua Umum 
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Thomas Darmawan)   [JAKARTA] 
Masalah perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok yang diwarnai kebijakan 
saling melarang impor produk tertentu, meresahkan kalangan pengusaha nasional. 
Sebab, banyak pengusaha, terutama yang bergerak di bidang makanan dan minuman, 
merasa belum ada sikap yang jelas dari pemerintah.   Untuk itu, penyelesaian 
masalah perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok, jangan diselesaikan 
pemerintah, tanpa melibatkan pelaku usaha yang bergerak di sektor industri 
makanan, minuman, hasil laut, dan mainan anak-anak. Pemerintah harus 
mengupayakan suatu perundingan dengan para pengusaha yang tergabung dalam Kamar 
Dagang dan
 Industri Indonesia (Kadin), untuk mencari jalan keluar terbaik.   Demikian 
dikatakan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), 
Thomas Darmawan di Jakarta, Senin (6/8).   Dia mengungkapkan, jumlah pengusaha 
makanan dan minuman di Indonesia sekitar 900.000 pengusaha. Mereka yang selama 
ini mengimpor produk dari Tiongkok merasa dirugikan dengan situasi tersebut.   
Apalagi, sampai hari ini belum ada kejelasan, apakah produk dari Tiongkok 
tersebut dilarang masuk atau dilarang beredar di Indonesia.   Pemerintah baru 
menge- luarkan pernyataan pelarangan peredaran produk Tiongkok. Hal tersebut 
membuat posisi pengusaha terjepit. Pengusaha ragu apakah masih tetap bisa 
mengimpor produk dari Tiongkok, atau memutuskan hubungan dagang, ujar Thomas.  
 Sebaliknya, terkait dengan tuduhan Tiongkok yang melarang impor produk hasil 
laut dari Indonesia, karena diduga mengandung bahan berbahaya, seperti merkuri 
dan kadmium, Thomas menilai, hal itu belum bisa
 dipastikan kebenarannya. Pemerintah, dalam hal ini Departemen Perdagangan 
(Depdag) dan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), masih mengevaluasi setiap 
perusahaan yang memproduksi hasil laut olahan untuk dieskpor ke Tiongkok. 
Bukan Perang Dagang   Terkait dengan persoalan tersebut, Menteri Perdagangan, 
Mari Pangestu, membantah telah terjadi perang dagang antara Indonesia dan 
Tiongkok. Sebab, tindakan yang diambil pemerintah hanya penghentian sementara 
impor produk-produk dari Tiongkok atau sebaliknya, bukan larangan peredaran 
atau larangan impor.   Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, nilai 
ekspor Indonesia ke Tiongkok pada 2006 sebesar US$ 31 juta, dan pada periode 
Januari-April 2007 sebesar US$ 12,8 juta. Sementara nilai impor dari Tiongkok 
ke Indonesia pada 2006 sebesar US$ 135 juta dan pada Januari-April 2007 sebesar 
US$ 61 juta.   Disinggung soal larangan impor hasil laut dari Indonesia, Mari 
mengatakan, berdasarkan data Depdag dan Bank Dunia, Indonesia
 masih mencatat surplus dari perdagangan hasil laut ke Tiongkok.   Untuk kasus 
itu, tahapannya baru pada public warning saja. Belum ada statement atau 
tindakan yang ekstrem untuk menarik dan memusnahkan hasil laut dari Indonesia 
ke Tiongkok. Saya berharap masalah ini bisa diselesaikan secara damai melalui 
pertemuan bilateral, katanya.   Mari menambahkan, telah dibentuk tim khusus 
untuk mengkoordinasi isu-isu yang terkait dengan keamanan pangan, guna 
mengatasi masalah produk-produk berbahaya. Tim khusus terdiri oleh Badan 
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Bea dan Cukai, GAPMMI, Polri, dan Pusat 
Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman.   Sementara itu, Dirjen 
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan 
(DKP), Martani Huseini menjelaskan, pihaknya telah mengirimkan surat kepada 
Pemerintah Tiongkok, menanyakan alasan dan meminta bukti-bukti dari bahwa hasil 
laut Indonesia diduga mengandung bahan-bahan berbahaya. Harus Introspeksi  
 Secara terpisah, masyarakat perikanan nasional meminta pemerintah dan dunia 
usaha untuk intropseksi terkait penolakan produk perikanan oleh Pemerintah 
Tiongkok. Pemerintah juga harus membuat kriteria yang jelas tentang mutu, dan 
konsisten dalam pengawasannya. Semua pihak juga diminta tidak panik terhadap 
penolakan itu karena akan memperlemah posisi tawar Indonesia.   Seruan itu 
dinyatakan Ketua Umum 

[mediacare] Syukur, Kita Bangsa Cinta Damai

2007-07-31 Terurut Topik T Chandra
Kita harus syukuran nasional karena kita jelasjemelas adalah bangsa yang cinta 
damai, walaupun sekali-kali bedil dan parang ngamuk makan ribuan korban. 
Hakikatnya kita cinta damai banget. Lihat saja. Sekarang SBY dan Zaenal 
diusulkan damai, SBY dan Amien udah berdamai, pemerintah juga damai-damai aja 
sama Soeharto dan keluarganya,
  sikap terhadap KKN terutama korupsi juga damai saja, diselingi aksi tebang 
pilih buat tebar
  pesona. Bangsa kita yang bertradisi luhur juga cepat damai sama semua mantan 
penjajah,
  begitu Orba mulai kuasa juga cepat banget dame sama para imperial dan 
perusahaan gajah, selanjutnya Indonesia damai dan bahagia dengan Freeport, 
newmont, Exxon dan sebagainya. RI sekarang juga damai dengan GAM (gerakan Aceh 
Merdeka), sangat mungkin akan damai sama RMS (kalau saja cara kibarkan 
benderanya lebih sopan, jangan dari dalam pakean dalam dong, tapi dikibar 
santun oleh gadis-gadis Maluku manisee). Dengan Sinagpura yang banyak banget 
duitnya juga Indonesia ingin damai terus, dame suplai pasir, latihan bersama 
lempar roket, para konglomerat hitam dari kita disana hidup sangat damai adil 
dan makmur menikmati jarahan yang sangat damai diperoleh dari bangsa kita. Ada 
juga harapan akan damai dengan OPM karena kan Indonesia sudah begitu damai 
dengan para sponsor mereka, seperti TKI dan TKW harus damai sama tuannya, yaitu 
damai antara pembantu dan nyonyanya. Karena sifat sangat cinta damai itu tanpa 
susah menyelesaikan seabrek masalah secara transparan, jujur dan adil,
 ujung-ujungnya bangsa kita bisa sangat damai hidupnya, yaitu ketika akan damai 
abadi setelah kehidupan yang penuh kedamaian. Kan setelah kehidupan didunia, 
ada juga kehidupan di akhirat yang damai, pisful, tenang dikelilingi bidadari, 
sejuk gak ada sakit, gak ada masalah .. Nirwana, tiada apapun, dame 
  Salam damai, TCh
   
  SUARA PEMBARUAN DAILY   
-
  
  Yudhoyono-Zaenal Sebaiknya BerdamaiSP/Charles Ulag   Ketua MPR, 
Hidayat Nur Wahid (kiri) menunjukkan dokumen yang diserahkan mantan Wakil Ketua 
DPR, Zaenal Ma'arif di Gedung MPR/DPR Senayan, Jakarta, Senin (30/7).   
[JAKARTA] Konflik antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan Wakil 
Ketua DPR, Zaenal Ma'arif sebaiknya diakhiri. Masih banyak persoalan bangsa 
yang lebih fundamental untuk diselesaikan, daripada meneruskan konflik yang 
tidak membangun kultur politik yang baik.   Zaenal Ma'arif dan Presiden 
Yudhoyono sebaiknya berdamai, kata 
pengamat politik, M Qodari, Selasa (31/7) pagi. Imbauan damai juga datang dari 
berbagai pihak, seperti Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan Wakil Ketua MPR, AM 
Fatwa. Berdamai sajalah. Tetapi masalahnya, siapa yang harus minta maaf lebih 
dulu. Ini kan aksi reaksi. Saya kira, kalau Zaenal minta maaf, lalu Yudhoyono 
mencabut gugatan dan memberi maaf, selesai. Tapi apakah Zaenal mau tidak, 
tanyanya.   Qodari mengatakan, masih banyak masalah bangsa dan negara yang 
dihadapi pemerintah dan elite-elite politik saat ini, seperti persoalan 
ekonomi, sosial dan politik lainnya. Konflik yang dilakoni Presiden dan Zaenal 
sama sekali tidak membangun kultur politik yang sehat. Data VCD   Sementara 
itu, data yang diserahkan Zaenal Ma'arif kepada pimpinan MPR, DPR, DPD, dan 
Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (30/7), yang dia sebut sebagai bukti Susilo 
Bambang Yudhoyono telah menikah sebelum masuk Akmil, hanya berupa VCD berisi 
kesaksian dari kerabat Presiden.   Pada keping VCD terdapat foto
 dan tulisan Pengakuan/Kesaksian Ibu Cica, Kerabat Bapak Lukman Hakim yang 
adalah besan SBY. Namun tidak ada berkas-berkas yang secara tegas membuktikan 
tudingan mantan Wakil Ketua DPR, yang di-recall partainya karena kasus poligami 
itu.   Didampingi Tim Pengacara Muslim (TPM), Mahendradatta, Zaenal mengatakan, 
penyerahan data itu hanya untuk memperjelas masalah. Saya serahkan agar 
masalahnya jadi jelas, semoga tidak ada lagi bencana di negeri ini, katanya, 
saat menyerahkan data pada Wakil Ketua DPD Laode Ida.   Selain menyerahkan 
data, Zaenal juga menggugat balik Presiden Yudhoyono, Selasa (31/7). 
Mahendradatta mengatakan, Zaenal akan balas melaporkan Yudhoyono ke Polda Metro 
Jaya, karena telah menuduh Zaenal melakukan fitnah dan pembunuhan karakter. 
Kalau klarifikasi saja dikatakan fitnah, maka tidak ada warga negara yang 
meminta klarifikasi, kata Mahendradatta.   Sementara Sekretaris Fraksi Partai 
Demokrat (FPD) DPR, Sutan Bathoegana, mengatakan bahwa laporan
 Presiden ke Polda Metro Jaya sudah tepat. [B-14] 
-
  Last modified: 31/7/07 















   
-
Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.

Re: [mediacare] Kabar dari Samarinda: Dayak vs Bugis

2007-07-25 Terurut Topik T Chandra
Syukurlah yang penting konflik sudah dapat didamaikan. Namun miris juga kok 
begitu
  potensi konflik besar sekali antara sukubangsa, etnosentrisme masih sangat 
kuat, mungkin
  masih panjang jalan kita bersama menuju menjadi sebuah bangsa yang moderen.
  Salam hangat, TCh

Laurens_Gawing [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Salam,

Uniknya hukum adat ya disitu mas, bukan mengharamkan
kepastian tetapi lebih mempertimbangkan aspek keadilan
dan keseimbangan relasi antar para pihak (bukan hanya
kedua belah pihak yang bertikai saja). 

kalau yang dipakai hukum negara, wah malah gak selesai
itu urusan.Apalagi hal yang sangat sensitif seperti
SARA ini mas. 

makasih

L.Gawing
Peminat Pluralisme Hukum-Pontianak

--- charles siahaan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Halo,
 
 Kemarin Selasa ada pertemuan tokoh-tokoh bugis dan
 dayak di Hotel Senyiur Samarinda. Diundang juga
 tokoh-tokoh etnis lainnya dan menandatangani
 deklarasi
 damai di depan Kapolda Kaltim Irjen Pol Indarto dan
 para bupati / walikota se Kaltim.
 Usai pertemuan deklarasi itu diadakan pula
 pertemuan
 lanjutan Kapolda dengan tokoh-tokoh dayak dan bugis
 serta bupati Nunukan dan Malinau. 
 Sayangnya Pak Chandra baru usul sekarang soal
 mengganti Kerbau / sapi dengan motor honda. Coba
 kemarin ada ide itu, pasti saya sms ke salah satu
 perunding bersama kapolda itu.
 Tapi, kesepakatannya bukan lagi 100 ekor sapi. Tapi
 hanya 10 saja. Sebab dalam Berita Acara Pemeriksaan
 (BAP) Polres Nunukan terhadap saksi-saksi yang
 perang
 mulut antara Paridil Murad (Ketua Pusaka) dan
 Sulaiman
 (kontraktor/bugis) tidak ada yang mengatakan bahwa
 ada
 kalimat yang menyinggung etnis. Tidak ditemukan kata
 yang mengandung penghinaan etnis. Hanya saja etnis
 dayak terlanjur membuat ritual adat dengan
 memasukkan
 data perkara penghinaan etnis dayak oleh bugis,
 sehingga membuat putusan wajib membayar denda 100
 ekor
 sapi. 
 Karena data yang salah membuat putusan menjadi
 salah.
 
 Nah, namanya juga hukum adat. Maka, terjadilah
 dialog
 yang berakhir pada 10 ekor itu.
 
 Oke, thanks
 Salam dari Samarinda
 
 Charles Siahaan
 
 ==
 

__
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 
http://searchmarketing.yahoo.com/


 

   
-
Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.

Re: [mediacare] Mau jadi bangsa beradab? - Re: black campaign Pilkada DKI..

2007-07-24 Terurut Topik T Chandra
Saya banyak juga setuju dengan anda lho.
  Masalahnya perbaikan di negeri yang begitu carut marut ini memang hanya bisa 
dicapai
  pelan-pelan, sebuah maraton, bukan sprint 100 yards. Namun penting bener kita 
musti liat agak jauh kedepan, karena yang sekarang keliatannya sebagai berlian, 
bisa-bisa dia
  merangkak dan akirnya bisa melibas kemajemukan yang kita setujui sangat 
mewarnai
  bangsa ini. 
  Banyak bener hidden agenda yang seprti kerikil tajam ada dalam jalan kearah
  perbaikan itu. Benar sekali tentang skeptisme, saya cuman mau tambahi jangan 
kita lupa memakai akal sehat juga. Juga bener sekali, Jakarta adalah parameter 
bangsa ini, paradoksnya Jakarta itu BUKAN Indonesia. Jadi misalnya PKS bisa 
kuasai DKI dan akan segera memproduksi masal perda-perda, apa kita nanti cuman 
nangis dan berucap nasi udah jadi bubur? Boro-boro bubur ayam 
   
  TCh
  

felix_milis [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dear Chandra,

beruntung saya bukan pemilih Jakarta, dan saya tidak mengajak golput
lho, bisa dipenjara saya, hehehe.

Saya concern dengan Jakarta, karena kalau Jakarta berhasil
melaksanakan Good Corporate Governance (GCG), maka akan berimbas
dengan pemerintahan yang semakin baik di daerah-daerah. Jakarta adalah
undoubtly parameter bangsa ini. 

Demikian juga sebaliknya, kalau masih berkutat terus dengan pola
dagang sapi seperti sekarang ini, kalaupun ada kemajuan, tidak
sebanding dengan kerugian yang ditanggung rakyat.

Saya hanya mengingatkan, supaya tidak menaruh harapan yang tinggi
kepada gubernur baru nanti, siapapun pemenangnya. Too much hope will
kill you. Pilkada model sekarang ini, just a complete wrong direction.
Apa Anda percaya Fauzi Bowo dengan partai-partai besarnya itu hanya
punya dana kampanye 10 milyar? Wong Adang saja, saya yakin jumlahnya
pasti lebih besar dari yang dikatakannya.

Kalau tahu cuma butuh dana kampanye 10 milyar, bakalan nyesel tuh
Bupati atau Walikota, yang udah ngabisin dana sama, tapi cuma dapat
Kabupaten/Kotamadya, hehehe.

Sekadar tambahan informasi, kekayaan SBY dulu cuma 4.5 milyar, Adang
17 milyar, dan Fauzi Bowo 38 milyar.

Benar, kita membutuhkan orang macam Chavez, atau Ahmadinejad, orang
yang sederhana tapi sudah merasa cukup kaya, sehingga nggak kepikiran
untuk menggerogoti kekayaan negara.

Menjadi skeptis itu pilihan yang realistis saat ini, tapi tidak
mengurangi optimisme kita dalam pekerjaan kita masing-masing.

--- In mediacare@yahoogroups.com, T Chandra [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dear all, 
 
 Kalau bangsa mau lebih beradab gak usah deh jauh-jauh liat ke AS,
Eropa, Australia segala. Lihat saja India, jelas orangnya mayoritas
Hindu banget, tapi mereka tuh gak peduli presiden, perdana mentri,
menteri dan segala pejabat apa Hindu, apa Islam, Kristen, Shik yang
penting buat mereka mutu dan pengalaman track records nya.
 
 Mr Felix jangan skeptik banget dong, jangan ikutan nggolput.
Biasanya tuh kalau perbaikan ya datang pelan-pelan, emangnya kita mau
revolusi? Kalo emang senang PKS dan Adang ya coblos aja, ikut proses
demokrasi dong sambil nunggu datengnya satria kayak Chavez atau
Morales, kan?
 
 Salam,
 
 Chandra
 
 MOD:
 Apa yang dipaparkan Bung Felix ada benarnya. Diskusi soal Fauzi Bowo
lulusan Kolese Kanisius bermula di milis PKS. Menurut pandangan
mereka, kalau kita pernah sekolah di institusi non Islam artinya sudah
'cacat' di mata mereka. 
 
 Dan saya klop dengan pandangan Bung Felix. Kampanye hitam dari
pendukung Adang ini amat tak sesuai dengan ucapan Adang sendiri yang
seolah-seolah pluralis. Namun sudah kita duga, Adang termasuk
golongan saiki kedele, sesuk tempe.
 
 
 felix_milis [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Dear Ferry,
 
 jelas keliru kalau ada yang melakukan black campaign seperti itu. Saya
 tahu memang beliau lulusan Kanisius, tapi who cares?
 
 Saya sendiri kenal dengan banyak orang lulusan dari institusi milik
 Kristen, tapi malah justru pemahaman Islamnya lebih bagus dari lulusan
 IAIN.
 
 Sebenarnya selebaran semacan itu justru seperti pedang bermata dua. Di
 satu sisi, kalau audience-nya memang not very much educated, mungkin
 akan termakan.
 
 Tapi kalau yang ter-educated, justru malah muak, dan malah antipati
 dengan si penyebar selebaran.
 
 Anyway, saya tidak lagi mbelain Fauzi Bowo, karena saya yakin nggak
 perlu saya bela, Fauzi Bowo akan sulit dikalahkan. Dan intuisi saya,
 Fauzi Bowo tidak akan bisa membawa Jakarta lebih maju, kantong APBD
 Jakarta bakal banyak tersunat untuk kepentingan partai pendukungnya,
 itu sudah jadi common practice di dunia politik Indonesia.
 
 So, jangan banyak berharap lah dari Pilkada kali ini.



 

   
-
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 

[mediacare] Mau jadi bangsa beradab? - Re: black campaign Pilkada DKI..

2007-07-23 Terurut Topik T Chandra
Dear all, 

Kalau bangsa mau lebih beradab gak usah deh jauh-jauh liat ke AS, Eropa, 
Australia segala. Lihat saja India, jelas orangnya mayoritas Hindu banget, tapi 
mereka tuh gak peduli presiden, perdana mentri, menteri dan segala pejabat apa 
Hindu, apa Islam, Kristen, Shik yang penting buat mereka mutu dan pengalaman 
track records nya.
  
Mr Felix jangan skeptik banget dong, jangan ikutan nggolput. Biasanya tuh kalau 
perbaikan ya datang pelan-pelan, emangnya kita mau revolusi? Kalo emang senang 
PKS dan Adang ya coblos aja, ikut proses demokrasi dong sambil nunggu datengnya 
satria kayak Chavez atau Morales, kan?

Salam,

Chandra

MOD:
Apa yang dipaparkan Bung Felix ada benarnya. Diskusi soal Fauzi Bowo lulusan 
Kolese Kanisius bermula di milis PKS. Menurut pandangan mereka, kalau kita 
pernah sekolah di institusi non Islam artinya sudah 'cacat' di mata mereka. 

Dan saya klop dengan pandangan Bung Felix. Kampanye hitam dari pendukung Adang 
ini amat tak sesuai dengan ucapan Adang sendiri yang seolah-seolah pluralis. 
Namun sudah kita duga, Adang termasuk golongan saiki kedele, sesuk tempe.


felix_milis [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Dear Ferry,

jelas keliru kalau ada yang melakukan black campaign seperti itu. Saya
tahu memang beliau lulusan Kanisius, tapi who cares?

Saya sendiri kenal dengan banyak orang lulusan dari institusi milik
Kristen, tapi malah justru pemahaman Islamnya lebih bagus dari lulusan
IAIN.

Sebenarnya selebaran semacan itu justru seperti pedang bermata dua. Di
satu sisi, kalau audience-nya memang not very much educated, mungkin
akan termakan.

Tapi kalau yang ter-educated, justru malah muak, dan malah antipati
dengan si penyebar selebaran.

Anyway, saya tidak lagi mbelain Fauzi Bowo, karena saya yakin nggak
perlu saya bela, Fauzi Bowo akan sulit dikalahkan. Dan intuisi saya,
Fauzi Bowo tidak akan bisa membawa Jakarta lebih maju, kantong APBD
Jakarta bakal banyak tersunat untuk kepentingan partai pendukungnya,
itu sudah jadi common practice di dunia politik Indonesia.

So, jangan banyak berharap lah dari Pilkada kali ini.

--- In mediacare@yahoogroups.com, ferry irawan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 saya meliohat siaran televisi yg menghadirkan berita adanya black
campaign utk kubu fauzi bowo..
 disitu di tayangkan selebaran yg menceritakan bahwa fauzi bowo
senang dgn didikan kristen..
 disitu dibeberkan Fauzi bowo adalah alumnus dr koloze kanisius..
dan ada foto Foke duduk
 bersama dgn prof. magnis suseno..
 sumber selebaran itu dalam tayangannya bertuliskan masyarakat
betawi asli..
 sampai ada alamat websitenya.. ( saya lupa alamat namanya..)
 
 ada yg bisa menjelaskan..?
 krn hal ini sudah sangat tidak sehat.., mengingat sudah membawa
sentimen agama di dalamnya.. + nam asuku atau etnis..
 memeang betawi bisa menjadi alat sentimen kesukuan dlam pilkada
ini, namun bukankah devinisi betawi sendiri adalah orang- orang atau
masyarakat yang tinggal di batavia atau jakarta sekrang?..
 hingga mau itu org jawa, sumatera, papua seklipun jika sudah lahir
dantinggal di jakarta dapat menyebut diri sbg org betawi...??


[mediacare] Jadi Pengurus Parpol, Anggota AJI Dipecat

2007-07-15 Terurut Topik T Chandra
Aji kok minder dan takut banget sih. Misalnya JK jadi anggota AJI kan nggak
  apa-apa, lihat aja tulisan atau bicaranya bagaimana, kalau misalnya 
ptofesional kan baik aja kan. jadi yang penting itu bagaimana anggota AJI 
mengerjakan profesinya dong bukan marpol apa nggak marpol. kalau analisis atau 
liputan memihak parpolnya ya baru di pecat.
  Kan politisi-jurnalis ya sah-sah saja? Aji harus lebih demokratis dong kan 
katanya pengawal demokrasi?
   
  Viva democratia!
   
   
  Jadi Pengurus Parpol, Anggota AJI Dipecat
  Surabaya, CyberNews. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Surabaya memecat 
dengan hormat Adi Mawardi dari keanggotaan organisasi wartawan tersebut karena 
yang bersangkutan menjadi pengurus sebuah partai politik. Posisi Adi dinilai 
melanggar Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, kode etik serta 
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga AJI.   Setelah memperhatikan keberatan 
sejumlah anggota masyarakat atas posisi Saudara Adi Mawardi yang tidak 
independen, saran Majelis Etik AJI Surabaya, serta serangkaian rapat pengurus 
AJI Surabaya, maka Saudara Adi Mawardi kami pecat dengan hormat dari 
keanggotaan AJI Surabaya, papar Ketua AJI Surabaya Donny Maulana dalam 
penjelasan pers yang diterima Suara Merdeka CyberNews, Minggu (15/7) malam.
  Adi Mawardi saat ini duduk sebagai pengurus Dewan Pengurus Wilayah Partai 
Kebangkitan Bangsa Jawa Timur hasil Muktamar Semarang. Donny menjelaskan AJI 
adalah wadah organisasi bagi para jurnalis yang menjunjung sikap tinggi 
terhadap independensi pers. Dia menegaskan AJI dilarang aktif menjadi pengurus 
partai politik lembaga apapun yang bisa menimbulkan konflik kepentingan dan 
bertentangan dengan martabat sebagai jurnalis.
  Dengan demikian anggota AJI harus menegakkan kode etik AJI dan AD/ART AJI. 
Kepada anggota yang melanggar kode etik dan AD/ART AJI perlu diberikan sanksi, 
tandasnya.
( imam m djuki/cn05 )

   
-
Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out. 

Re: [mediacare] Re: Figur RANO KARNO Hancur Mejeng di Iklan FOKE

2007-07-05 Terurut Topik T Chandra
Kalau PKS sampai bisa menang mah di daerah apalagi pusat semua etik dan aturan 
demokrasi akan dilumat tuntas, monokulturalisme digelar jadi padang tandus 
kurus kering, yang pura-pura bergaris lunak akan buka topeng jadi garis 
ekstra-keras, super hudud bisa melenggang ke yurisprudensi sistem hukum kita, 
terus kemana kita mau larii kabur nih? 
   
  Karena itu liat Chavez dong, Katolik progresip anti AS yang negaranya 
Sekuler, berjuang untuk bangsa apalagi terutama wong cilik. Kemunafikan tidak 
dikenal di Chavezland! Viva Indonesia! Viva Chavez! 
   
  TCh
  

wirajhana eka [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau misal iklan dukungan tokoh masyarakat untuk Abu Adang-Dani, 
pasti pas bener buat mas wido dan partainya ya
  pokoke right or wrong is partai PKS
   
  --
  From: Wido Q Supraha [EMAIL PROTECTED]

 
  03/07/2007 11:14 WIB 
  Iklan Parpol Dukung Foke Langgar Etika Komunikasi Politik
  Umi Kalsum - detikcom
   
  Jakarta - Sejumlah iklan dukungan terhadap Fauzi Bowo (Foke) mulai 
bermunculan di stasiun televisi. Tidak hanya mewakili kelompok, parpol seperti 
PDIP dan Partai Damai Sejahtera (PDS) juga unjuk gigi. Iklan-iklan ini dinilai 
telah melanggar etika komunikasi politik.
   
  Pelanggaran itu ditegaskan pakar komunikasi politik UI Effendy Gazali kepada 
detikcom, Selasa (3/7/2007).
   
  Telah terjadi pelanggaran etika komunikasi politik, khususnya dalam konteks 
iklan Foke, cetus Effendy.
   
  Pertama, beber dia, iklan yang menggunakan latar mantan Presiden RI Soekarno 
selaku proklamator. Iklan ini juga menampilkan putri sulung Bung Karno, 
Megawati Soekarnoputri, yang mengajak warga Jakarta memilih Foke.
   
  Iklan itu memperdengarkan suara Bung Karno, Kami bangsa Indonesia... . Ini 
jelas blunder besar. Iklan itu seakan-akan mengatakan Soekarno hanya milik 
orang yang akan memilih Fauzi, tegasnya.
   
  Iklan itu juga seakan-akan mengatakan, kalau Anda cinta Soekarno, pilihkan 
Fauzi. Apakah Soekarno sebagai pendiri bangsa bukan milik Adang-Dani atau orang 
yang tidak mau memilih Fauzi? imbuh Effendy.
   
  Padahal Soekarno sebagai Bapak Bangsa, kata dia, bukan milik siapa-siapa. 
Nggak boleh itu, itu pelanggaran politik besar, tandasnya.
   
  Effendy juga menyoroti iklan Partai Damai Sejahtera (PDS) yang ujung-ujungnya 
mengatakan Jakarta Milik Semua, slogan yang jelas-jelas milik Foke.
   
  Iklan itu seakan-akan mengatakan kalau Anda (umat) Kristen, pilihlah Foke. 
Iklan-iklan ini bahaya! Jauh lebih bagus iklan yang menunjukkan fakta. 
Misalnya, Anda tidak beres mengurusi banjir Lebih bagus begini, asal ada 
fakta dan data, bebernya. 
   
  Namun iklan PDS seolah-olah menggiring orang-orang yang akan ke gereja untuk 
memilih Foke dan yang tidak silakan pilih calon yang lain.
   
  Ini harus dijadikan diskusi. Karena melanggar etika, menyangkut seberapa 
besar moral publik. Iklan ini harus harus direvisi. Etika politik saya sebagai 
warga negara terganggu, cetus pengasuh acara newsdotcom di MetroTV ini.
  (umi/nrl)
   
  Source : http://www.detiknew s.com/index. php/detik. read/tahun/ 2007/bulan/ 
07/tgl/03/ time/111440/ idnews/800475/ idkanal/10
   
   
   
  03/07/2007 10:46 WIB 
  Iklan Rano Dukung Foke Terkesan Benarkan Rumor Si Doel Disuap
  Umi Kalsum - detikcom
   
  Jakarta - Munculnya iklan keluarga Si Doel yang mendukung Fauzi Bowo (Foke) 
di televisi dinilai bisa menguatkan rumor yang selama ini berkembang, bahwa 
Rano Karno mundur dari kancah Pilkada DKI setelah menerima uang miliaran rupiah 
dari Foke.
   
  Ini jadi memperkuat rumor tersebut, benar tidaknya wallahua'lam. Saya tidak 
tahu, cetus pakar komunikasi politik UI Effendy Gazali kepada detikcom, Selasa 
(3/7/2007).
   
  Di satu sisi, kata Effendy, dukungan Rano terhadap Foke merupakan haknya 
sebagai warga Jakarta. 
   
  Tapi di sisi lain iklan yang dibintanginya menunjukkan pembenaran terhadap 
rumor yang selama ini berkembang, bahwa Rano mundur karena dibayar Rp 3 miliar 
oleh Foke.
   
  Sejak beberapa hari terakhir iklan dukungan keluarga Si Doel terus 
ditayangkan televisi-televisi swasta. Dalam iklan itu, keluarga Si Doel 
mengajak masyarakat Jakarta memilih Foke yang merupakan putera Betawi. 
   
  Rano Karno berulang kali menyangkal 'disuap' Foke Rp 3 miliar agar mundur 
sebagai peserta Pilkada DKI Jakarta. Dia juga tidak mempermasalahkan bila eks 
sekretaris tim suksesnya membeberkan deal antara dirinya dengan Foke. 
  (umi/nrl)
   
  Source : http://www.detiknew s.com/index. php/detik. read/tahun/ 2007/bulan/ 
07/tgl/03/ time/104611/ idnews/800459/ idkanal/10
   
   
   
  03/07/2007 11:09 WIB 
  Pengamat: Figur Rano Karno Hancur Mejeng di Iklan Foke
  Hestiana Dharmastuti - detikcom
   
  Jakarta - Figur idola yang melekat pada Rano Karno akan hancur seiring 
munculnya Si Doel di iklan mendukung Cagub DKI Jakarta Fauzi Bowo. Konsistensi 
Rano pun dipertanyakan.
   
  Terlepas benar atau tidak menerima uang, munculnya Rano sebagai 

[mediacare] Istri Fidel Castro wafat - Cuba's 'first lady' dies aged 77

2007-06-19 Terurut Topik T Chandra
Ini baru perempuan pemimpin yang patut ditiru, bukan seperti yang 
dicetak oleh Suharto dan Orba dalam Darma Wanita.. 


Vilma itu revolusioner, aktif, 100% mendampingi suami yang juga sangat giat, 
sekaligus diberi tugas sebagai First Lady oleh Fidel. 

Ayo, rakyat Indonesia makin cermati dan meniru Amerika Latin supaya cepat 
mencapai kebebasan yang plural, adil dan makmur.
   
  Last Updated: Tuesday, 19 June 2007, 03:00 GMT 04:00 UK  
  
   E-mail this to a friendPrintable version 
Cuba's 'first lady' dies aged 77 

 Espin rejected her wealthy upbringing to join the revolution

Vilma Espin, wife of Cuba's acting president Raul Castro, has died in Havana, 
aged 77, state TV reports.   She was a key figure in the Cuban revolution and 
the long-standing head of the Cuban Women's Federation, which works to advance 
women's rights.   Born into a wealthy family, she fought as a guerrilla 
alongside Fidel Castro and his younger brother Raul in the Sierra Maestra 
mountains.   She married Raul in early 1959 and was often described as Cuba's 
first lady.   Espin reportedly died after a long battle with illness.   The 
Cuban authorities have announced an official mourning period, which will last 
until 2200 on Tuesday (0300 GMT Wednesday), with national flags on all public 
buildings and military bases being lowered to half mast.  Her 
name will be linked eternally to the most significant achievements of Cuban 
women through the Revolution 


Cuban government statement

There will be gatherings in her honour in the capital Havana and her hometown, 
Santiago.   Her name will be linked eternally to the most significant 
achievements of Cuban women through the Revolution, a government statement, 
quoted by the Associated Press, said.   The daughter of an executive at the 
Bacardi rum distillery, Espin grew up in comfort in the eastern town of 
Santiago.   Equality campaigner   She was one of the first Cuban women to earn 
a degree in chemical engineering and did post-graduate studies at the 
Massachusetts Institute of Technology.   However, she turned her back on her 
upbringing in the 1950s, joining the armed struggle against right-wing dictator 
Fulgencio Batista and adopting the nom de guerre Deborah.   She married Raul in 
1959 after Batista was forced to flee and the rebel fighters made their 
triumphant entry into Havana.   The couple went on to have four children.   In 
1960 she founded the Cuban Women's Federation, a mass organisation with the
 objective of achieving full equality for women, which currently boasts 85% of 
Cuba's women as members.   Espin was a member of the Communist Party's Central 
Committee since its creation in 1965.   Her husband Raul has been serving as 
Cuba's temporary president since July 2006 when his brother Fidel underwent 
gastric surgery.   
-
Have you met Vilma Espin? What are your memories of her? If you have any 
information you would like to share with the BBC you can do so using the form 
below: 















[mediacare] As The Turkish Army Storms Into Iraq, CNN Is Stupider Than Usual

2007-06-07 Terurut Topik T Chandra
June 7, 2007 by Huffington Post   As The Turkish Army Storms Into Iraq, CNN Is 
Stupider Than Usual  by Paul Reickhoff
Yesterday, when I heard that thousands of Turkish troops may have crossed 
the border into Iraq, I was extremely concerned. Turkey has been building up 
its military forces on the Iraqi border for some time. There has been intense 
debate in Ankara among political and military leaders about whether to attack 
separatist rebels of the PKK. When I heard of Turkey’s latest move, I feared 
that the Iraq war was quickly spilling into a larger regional conflict, so I 
turned on CNN for the latest. And here’s what I saw:
  
  That’s right, CNN’s headline: “Teen, Sex, Prison.” I guess the producers 
couldn’t find an excuse for “Live XXX Girls.”
  This story, about a teenager imprisoned for statutory rape, repeated 
throughout the morning. It wasn’t until mid-afternoon that CNN provided any 
substantive coverage of the situation in northern Iraq. The coverage lasted for 
maybe five minutes - before CNN returned to footage of…yet another missing 
teenager.
  It was just as bad at CNN.com. There I found a brief story on the incursion 
between headlines including “Man tries to jump onto popemobile,” “Jumbo squid 
swarming off California coast,” and “Jericho’ fans assail CBS with 25 tons of 
peanuts.” I really, really wish I were kidding.
  Of course, Turkey has sent limited numbers of troops into Kurdistan before, 
as a part of its anti-terrorist policies. And, since reports are conflicted, 
it’s not clear how many Turkish troops are in Iraq right now. But the possible 
consequences of foreign forces in Iraq are dire, according to the Iraq Study 
Group Report:
  • “A broader regional war.”
• “Humanitarian catastrophe… as more refugees are forced to relocate across the 
country and the region.”
• “Ethnic cleansing”
• “A Pandora’s box of problems–including the radicalization of populations, 
mass movements of populations, and regime changes–that might take decades to 
play out. If the instability in Iraq spreads to the other Gulf States, a drop 
in oil production and exports could lead to a sharp increase in the price of 
oil and thus could harm the global economy.”
  I can only hope that if these terrible (and increasingly likely) events do 
occur, CNN will break away from the intense coverage of issues like the judge 
who fixed divorce cases for cigars, and Paris Hilton’s latest shenanigans. And 
I don’t even want to know what will be on Fox.

Paul Rieckhoff is a veteran of Operation Iraqi Freedom and the Executive 
Director and Founder of IAVA (Iraq  Afghanistan Veterans of America), the 
country’s first and largest Iraq Veterans group. IAVA is a non-partisan, 
non-profit organization headquartered in New York City.


   
-
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.

[mediacare] Death penalty for China official (corruption case)

2007-05-30 Terurut Topik T Chandra
Baru saja ada pembicaraan kerjasama RI-Cina tentang kerjasama dalam 
pemberantasan korupsi. Jadi miris ah, kalau begini dijalankan dinegeri kita, 
akan 
  banyak banget yang kena, tapi lalu KKN memang bisa turun drastis, barangkali.
   
  Last Updated: Tuesday, 29 May 2007, 08:22 GMT 09:22 UK  
  
   E-mail this to a friendPrintable version 
Death penalty for China official 

 Zheng Xiaoyu was accused of accepting some $850,000 in bribes

China has sentenced the former head of the State Food and Drug Administration 
to death after he was convicted of corruption, state media has reported.   
Zheng Xiaoyu was convicted on charges of taking bribes and of dereliction of 
duty, Xinhua news agency reported.   The sentence is unusually harsh for a 
senior figure, but Zheng could have his sentence reduced to life on appeal.   
The verdict came as the government announced plans for the first ever recall 
system of unsafe food products.   Beijing has been under pressure to act over 
increasing concern both at home and abroad about the poor standards of 
Chinese-produced food and medicines.   Name poisoned   State television showed 
footage of a grey-haired Zheng - who was expelled from the Communist Party 
earlier this year - appearing in court in Beijing flanked by police officers.   
He had been accused by an official investigation last month of accepting more 
than 6.5m yuan ($850,000) in bribes to approve hundreds of drugs.  
 One company, Kongliyuan Group, allegedly paid Zheng bribes in return for 
approving 277 drugs, mostly antibiotics.   Zheng's former secretary, Cao 
Wenzhuang, also faced trial, accused of accepting bribes.   Thirty-one other 
people were also alleged to have been involved in the scandal, including 
Zheng's wife, Liu Naixue, and his son, Zheng Hairong.   Following Zheng's 
sacking in 2005, the Chinese government announced a review of about 170,000 
medical licences that were awarded during his tenure at the agency.   Dozens of 
people have died in China because of poor quality or fake drugs.   Last year, a 
sub-standard antibiotic, Xinfu, which was not properly sterilised, caused the 
deaths of 11 people.   Thirteen babies died of malnutrition in 2005 after being 
fed powdered milk that contained no nutritional value.   The Chinese government 
recently announced an urgent review of industry food standards after public 
alarm over a recent spate of cases.   US inspectors blamed exported
 Chinese pet food ingredients, contaminated with melamine, for the deaths of 
cats and dogs in North America.   And they recently halted shipments of 
toothpaste from China to investigate reports that they may be contaminated with 
toxic chemicals.   On Tuesday, as Zheng was sentenced, the government said a 
new recall process targeting potentially dangerous and unapproved food 
products would be brought in by the end of the year.   All domestic and 
foreign food producers and distributors will be obliged to follow the system, 
Wu Jianping, of the General Administration of Quality Supervision, Inspection 
and Quarantine, was quoted as saying. 



   
-
You snooze, you lose. Get messages ASAP with AutoCheck
 in the all-new Yahoo! Mail Beta. 

[mediacare] HUGO CHAVEZ versus RCTV (The Los Angeles Times)

2007-05-30 Terurut Topik T Chandra
Published on Wednesday, May 30, 2007 by The Los Angeles Times   Hugo Chavez 
Versus RCTV
Venezuela’s Oldest Private TV Network Played A Major Role In A failed 2002 Coup.
  by Bart Jones

Venezuelan President Hugo Chavez’s refusal to renew the license of Radio 
Caracas Television might seem to justify fears that Chavez is crushing free 
speech and eliminating any voices critical of him.
  Amnesty International, Human Rights Watch, the Committee to Protect 
Journalists and members of the European Parliament, the U.S. Senate and even 
Chile’s Congress have denounced the closure of RCTV, Venezuela’s oldest private 
television network. Chavez’s detractors got more ammunition Tuesday when the 
president included another opposition network, Globovision, among the “enemies 
of the homeland.”
  But the case of RCTV — like most things involving Chavez — has been caught up 
in a web of misinformation. While one side of the story is getting headlines 
around the world, the other is barely heard.
  The demise of RCTV is indeed a sad event in some ways for Venezuelans. 
Founded in 1953, it was an institution in the country, having produced the 
long-running political satire program “Radio Rochela” and the blisteringly 
realistic nighttime soap opera “Por Estas Calles.” It was RCTV that broadcast 
the first live-from-satellite images in Venezuela when it showed Neil Armstrong 
walking on the moon in 1969.
  But after Chavez was elected president in 1998, RCTV shifted to another 
endeavor: ousting a democratically elected leader from office. Controlled by 
members of the country’s fabulously wealthy oligarchy including RCTV chief 
Marcel Granier, it saw Chavez and his “Bolivarian Revolution” on behalf of 
Venezuela’s majority poor as a threat.
  RCTV’s most infamous effort to topple Chavez came during the April 11, 2002, 
coup attempt against him. For two days before the putsch, RCTV preempted 
regular programming and ran wall-to-wall coverage of a general strike aimed at 
ousting Chavez. A stream of commentators spewed nonstop vitriolic attacks 
against him — while permitting no response from the government.
  Then RCTV ran nonstop ads encouraging people to attend a march on April 11 
aimed at toppling Chavez and broadcast blanket coverage of the event. When the 
march ended in violence, RCTV and Globovision ran manipulated video blaming 
Chavez supporters for scores of deaths and injuries.
  After military rebels overthrew Chavez and he disappeared from public view 
for two days, RCTV’s biased coverage edged fully into sedition. Thousands of 
Chavez supporters took to the streets to demand his return, but none of that 
appeared on RCTV or other television stations. RCTV News Director Andres Izarra 
later testified at National Assembly hearings on the coup attempt that he 
received an order from superiors at the station: “Zero pro-Chavez, nothing 
related to Chavez or his supporters…. The idea was to create a climate of 
transition and to start to promote the dawn of a new country.” While the 
streets of Caracas burned with rage, RCTV ran cartoons, soap operas and old 
movies such as “Pretty Woman.” On April 13, 2002, Granier and other media 
moguls met in the Miraflores palace to pledge support to the country’s 
coup-installed dictator, Pedro Carmona, who had eliminated the Supreme Court, 
the National Assembly and the Constitution.
  Would a network that aided and abetted a coup against the government be 
allowed to operate in the United States? The U.S. government probably would 
have shut down RCTV within five minutes after a failed coup attempt — and 
thrown its owners in jail. Chavez’s government allowed it to continue operating 
for five years, and then declined to renew its 20-year license to use the 
public airwaves. It can still broadcast on cable or via satellite dish.
  Granier and others should not be seen as free-speech martyrs. Radio, TV and 
newspapers remain uncensored, unfettered and unthreatened by the government. 
Most Venezuelan media are still controlled by the old oligarchy and are 
staunchly anti-Chavez.
  If Granier had not decided to try to oust the country’s president, 
Venezuelans might still be able to look forward to more broadcasts of “Radio 
Rochela.”
  Bart Jones spent eight years in Venezuela, mainly as a foreign correspondent 
for the Associated Press, and is the author of the forthcoming book “Hugo! The 
Hugo Chavez Story, From Mud Hut to Perpetual”
  © 2007 The Los Angeles Times
  These icons link to social bookmarking sites where readers can share and 
discover new web pages. 
  
  
  
  
  


   

   Discuss this story  Printer Friendly Version  E-Mail This Article 
  8 Comments so far 
 PJD May 30th, 2007 2:48 pm 
Overall good article.
  But Mr. Jones fails to mention that RCTV actively participated in the coup, 
with planning meetings held in their corporte offices. Therefore, if it had 
happened in the US, the RCTV executives would 

[mediacare] Re: [nasional-list] 'President will not intervene court in Rokhmin's fund scandal'

2007-05-29 Terurut Topik T Chandra
Yang Mulia memang gak senang mengintervensi, itu kan gak etis. Tapi ternyata 
piawe
  mengadakan tekukan psikologis sedemikian rupa sampai seorang ProfDr jebolan 
AS mantan top legislator majelis bisa ditekuk dalam 12 menit. Indonesian 
Idol! Eniway ini
  juga kemajuan lo, daripada mentornya dulu sedikit-sedikit main gebuk, dan 
nggebuk betulan. Kalau sekarang main gebuk bisa bikin onar kan dan dimarahi 
sama Big Sponsor?
  Tapi tekukan dalam gaya smackdown wrestling juga gak ada dalam kamus 
demokrasi.
   
  Buat wong kecil yang hebat tetep saja Hugo Chavez. TV swasta yang simpati 
sama kudeta tidak dipanjangkan lisensinya. Para simpatisan Amrika itu demo, 
tapi Chavez bisa gelar demo rakyat yang lebih hebat, disamping kerahkan polisi 
dan tentara juga. Pecinta Amriks pada teriak kebebasan, juga untuk menindas 
wong cilik. Chavez sedang bangun demokrasi sosialis Bolivarian. Mari kita ambil 
ilham ini. 
   
  Chavez di pemilu yl menang 63% dan berbuat semuanya untuk menaikkan harkat 
hidup rakyat kecil Venezuela. SBY-JK juga menang 63% dan berbuat semuanya untuk 
meningkatkan angka kemiskinan di Indonesia, dan sedang terus mencapai 
hasil-hasil gemilang.
   
  Viva Indonesia! Viva Chavez!
  TCh

Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:
Reflection: The story explains itself.  
   
  http://www.thejakartapost.com/detailgeneral.asp?fileid=20070529160602irec=0
   
   
  'President will not intervene court in Rokhmin's fund scandal' JAKARTA 
(JP): President Susilo Bambang Yudhoyono would not intervene court in the trial 
of former Fishery and Maritime Affairs Minister Rokhmin Dahuri in his alleged 
corruption case, a presidential spokesman said Tuesday.   Presidential 
spokesman Andi Mallarangeng said that President would respect any process and 
the verdict in the court.   Rokhmin has admitted that he collected illegal fund 
through his ministry before 2004, but then distributed the fund to political 
parties and presidential candidates campaign teams including President Susilo 
team.   President Susilo has denied that his team received Rokhmin's fund.(***) 

  

 






   
-
Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles.
Visit the Yahoo! Auto Green Center.

[mediacare] Re: [nasional-list] Dua Perjanjian yang Merugikan Republik - Was: Re: Singapura dan Hilangnya Kedaulatan Wilayah NKRI

2007-05-24 Terurut Topik T Chandra
Demokrasi kita jelas masih bayi, jauh dari sempurna, juga pemerintah, 
legislatif dan justisianya. Kita sering maki DPR, kritisi kabinet, bidang hukum 
juga amburadul. Tapi kita musti juga bisa dengan nalar melihat secercah hal 
yang positif. Betul, dalam hal terkait kita harus mengapresiasi DPR. Apapun 
praktiknya selama ini, soal Singapura, DPR harus jadi benteng terakhir. TOLAK 
RATIFIKASI perjanjian yang untungkan mereka, dan merugikan kita! Belum 
terlambat. Agrement yang diteken pemerintah, akan berlaku hanya kalau di 
ratifikasi DPR!
   
  Hukum ekstradisi Singapura didesain untuk melindungi imigrasi bisnis, masa 
bodo pendatang ybs tersangkut soal tindak pidana berat di mana saja. Kini malah
  mereka ini pada siap kembali ke negeri kita untuk menguasai bisnis biofuel.
  Mereka, Singapura dan para konglomerat hitam itu pinter, uangnya seabrek. 
Banyak pimpinan dan pejabat kita yang bengak. Logis aja ya mereka itu harus 
kita ganti dengan yang cinta Tanah Air. Singapura dan yang pada dilindungi itu 
tidak akan pernah berubah. Mereka cuman cari-cari peluang untuk terus menipu
  kita. Parahnya yang harus melindungi negara, malah senang ditipu. Gitu kan?
   
  TCh
  

IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote:
  )(*)(%@)(*#@)(*@)(*()@*)(@@)
Pusing deh bacanya..  Bagaimana awalnya perjanjian ekstradisi dibanggakan, 
tahunya seperti itu.. :-(

Wassalam,

Irwan.K

http://www.media-indonesia.com/editorial.asp?id=2007052322473206

  Kamis, 24 Mei 2007
  EDITORIAL
  Dua Perjanjian yang Merugikan Republik

  PEMERINTAH kini mendapat pelajaran penting dari DPR. Yaitu sangat dominannya 
suara wakil rakyat yang menolak dua perjanjian Indonesia-Singapura yang 
ditandatangani pemerintah, yang isinya dikecam luas telah merugikan Republik 
ini.
  Tidak hanya merugikan, tetapi lebih parah daripada itu. Perjanjian mengenai 
pertahanan dihajar habis-habisan sebagai perjanjian tolol. Tolol karena dengan 
perjanjian itu, Negara Kesatuan Republik Indonesia telah kehilangan kedaulatan 
wilayahnya, dikuasai secara resmi oleh Singapura untuk keperluan latihan 
membangun keperkasaan angkatan perang.
  Berdasarkan perjanjian itu, Angkatan Bersenjata Singapura diizinkan 
menggunakan wilayah laut dan udara Indonesia untuk latihan menembak dengan 
peluru kendali (rudal) empat kali setahun.
  Perjanjian yang lain mengenai ekstradisi juga cuma kulit luarnya 
menguntungkan Indonesia. Perjanjian ekstradisi itu tidak akan membuat Singapura 
menyerahkan aset yang dibawa koruptor Indonesia kabur ke Singapura.
  Sebabnya sangat sederhana, tetapi sangat mendasar. Yaitu perbedaan hukum 
kedua negara. Di negeri ini pemerintah bisa mengambil keputusan ekstradisi. 
Tetapi di Singapura, itu harus keputusan peradilan ekstradisi.
  Kesimpulannya ekstradisi itu gampang dilakukan pemerintah Indonesia, tetapi 
sangat sulit bahkan mustahil dilakukan pemerintah Singapura tanpa melalui 
proses pengadilan.
  Permintaan ekstradisi itu pun menjadi sia-sia jika ternyata sang koruptor 
yang telah melarikan diri ke Singapura itu telah berganti warga negara menjadi 
warga negara Singapura.
  Yang lebih ironis ialah orangnya mungkin dapat diekstradisi, tetapi harta 
hasil korupsinya yang telah diparkir di Singapura tidak otomatis juga ikut 
diekstradisi. Orangnya kembali, tetapi uang negara ini tetap di sana. Lalu, 
untuk apa Republik ini mendapatkan sang koruptor, tetapi harta hasil jarahannya 
tetap di Singapura?
  Itulah sebabnya banyak suara yang menyimpulkan perjanjian ekstradisi itu cuma 
menghasilkan pepesan kosong bagi Indonesia. Sebaliknya, Singapura meraih 
keuntungan yang tak ternilai harganya karena bisa menggunakan wilayah laut dan 
udara Indonesia untuk latihan perang.
  Kedua perjanjian itu (pertahanan dan ekstradisi) memang dibuat dalam satu 
paket, ditandatangani pada hari yang sama, di tempat yang sama, tetapi dengan 
kekalahan fatal di pihak Indonesia. Kedua perjanjian itu sesungguhnya mirip 
barter kepentingan. Indonesia berkepentingan dengan ekstradisi dan kembalinya 
hasil korupsi, Singapura berkepentingan mendapatkan wilayah laut dan udara 
Indonesia untuk latihan perang.
  Tetapi itulah barter antara si bodoh dan si pintar. Indonesia telah 
'dikadali' terang-terangan oleh kecerdasan Singapura. Itulah fakta yang amat 
menyakitkan yang mestinya membuka mata rakyat.
  Dalam hal ini kita mesti mengapresiasi DPR yang sangat responsif sebagai 
wakil rakyat. Sebaliknya, bisa juga itu berarti pemerintah yang sudah tidak 
lagi sejalan dengan aspirasi rakyat. Hal itu mestinya merupakan tamparan untuk 
pemerintah. Bahkan, ditinjau dari bobot kerugian bangsa dan negara, kasus dua 
perjanjian Indonesia-Singapura itu lebih layak dijadikan sebagai alasan bagi 
DPR untuk menggunakan hak interpelasinya. Panggil pemerintah, tanya apa tujuan 
pemerintah menandatangani dua perjanjian yang merugikan bangsa dan negara itu.
  Dua perjanjian itu jelas menunjukkan kegagalan pemerintah menangani 
masalah-masalah hari ini. Pemerintah hanya sibuk dan 

Re: [mediacare] PDIP: Amandemen UUD 45 Ancam Eksistensi Negara Kesatuan RI (Tanggapan Untuk Bung Ruslan)

2007-05-24 Terurut Topik T Chandra
Teori Bapak-bapak memang hebat deh. Tapi yang penting Papua bagian RI akan tetap
  bagian dari RI. Tapi seperti semua daerah RI lainnya kawasan ybs harus di 
adil dan makmur kan. RI harus punya sistem kesatuan yang luwes dengan unsur 
desentralisi yang tidak kebablasan. Semua ini kan memerlukan waktu lama. Jangan 
mau diadudomba dong oleh LN, oleh Uni Eropa atau Australia. Kita carilah ilham 
dari Amerika Selatan dan tengah, dari Chavez, Morales dan sebagainya. 
  Viva Socialismo!
  TCh

Papuan Dairy [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bung Ruslan,
  Saya tidak hendak berdebat dengan anda mengenai Theory Integralistik 
sebagaimana anda lansir dalam tulisan anda. Itu hak anda untuk memiliki 
keyakinan yang seperti itu, tapi terimakasih sudah menjelaskan panjang lebar. 
Saya hanya hendak mengatakan bahwa polapikir “integralistik” atau “holistis” 
seperti yang telah anda ungkap, dalam kenyataan telah melahirkan sejumlah 
kesalahan dalam penerapannya.
  Theory atau ilmu dalam banyak hal mengajarkan nilai-nilai yang benar, tetapi 
yang menjadi masalah adalah ketika sudah dipraktekkan. Dalam praktek, banyak 
sekali kesalahan interpretasi atas theory terjadi, dan ini yang sudah terlanjur 
terjadi disini Bung, di Indonesia.
  Saya kutip pernyataan anda:
  Dengan polapikir yang holistis, yaitu polpikir yang selelu mengikuti ajaran 
tentang Holargi, maka disini kita akan mempunyai kelebihan dalam memandang 
segala suatu hal ichwal; kita tidak akan pernah kehilangan orientasi, bahwa 
setiap phenomenon atau phenomena yang paling pelikpun mampu kita atasi. Dari 
segi Holargi kita melihat saling hubungan baik yang kongkrit yang dapat kita 
saksikan dengan mata telanjang, bahkan kita sanggup pula „melihat“ saling 
hubungan yang sinergetis antar corpus yang satu dengan corpus lainnya yang 
tidak kelihatan, misalnya saja tidak semua orang akan mengakui bahwa Karakter 
manusia yang tadinya baik, kemudian berangsur-angsur „berubah“ menjadi jelek 
akibat pengaruh konsum yang oleh psychoneurologist disebutnya the 
consume-syndrome-disease. Penyakit konsum-sindrom ini adalah element yang 
tidak kelihatan yang bermukim didalam „placenta“-induknya yang kita kenal 
dengan holargi-globalisasi-ekonomi-budaya . Kalau si patient yang mengidap
 penyakit KS (konsum-sindrom) ini pergi memeriksakan diri kepada ahli-ahli 
jiwa dan ahli-ahli-sarafotak, sang dokter tidak akan menemukan penyakitnya ; 
pin-tomography-pun tidak sanggup „membaca“ gejala side-effect konsum-sindrom 
tsb. Penyakit itu ada, cuma sang dokter tidak-tahu, karena sang dokter tidak 
mengenal apa yang disebut Holargi itu. Dampak-kongkrit 
globalisasi-ekonomi-budaya  kini terbukti telah merusak 
struktur-cara-berpikir para elite politik dan ekonomi, para pakar ilmu 
pengetahuan, para pakar-spirituil termasuk  para kyai dan ustadnya.

Banyak dari elit politik Indonesia saat ini yang mengidap penyakit 
konsum-sindrom (KS) seperti yang anda maksud. Kalau anda benar-benar seorang 
dokter yang mampu mendiagnosa masalah-masalah ideologis semacam ini, bukankah 
tugas anda untuk membedah manusia-manusia yang sudah terkena KS itu? 
  Maaf saja, dari parnyataan anda, saya tahu bawah anda pendukung setia PDI-P 
atau barangkali saya salah. Nah, pada masa kepemimpinan Megawati Soekarno 
Putri, bukankah penyakit Konsum-Sindrom seperti yang anda maksud, 
dipertontonkan pemerintahan Megawati dan sebagian besar tokoh-tokoh PDI-P? 
Privatisasi BUMN dilakukan kiri-kanan, apakah itu bukan dampak KS seperti yang 
anda maksud? Jangan sok jadi ideologis, kalau anda tidak mampu menata diri 
sendiri dengan pandangan-pandangan ideologismu. Periksa diri dulu sendiri lalu 
kemudian keluar menggurui orang lain. Saya bukan termasuk tipe orang-orang yang 
menderita penyakit KS itu, saya dan kawan lain di Papua justru sedang berjuang 
untuk menghancurkan imperialisme, kami sadar merekalah yang menjadi musuh utama 
kami dan bukan pemerintah Indonesia, karena berbagai regime yang memerintah 
dinegeri ini adalah regime-regime boneka, tidak ada satupun yang bisa dikatakan 
independent, semua takluk dan tunduk dibawah kemauan imperiaisme.
  KS saat ini telah menjadi epidemi yang mengerikan, ia seperti kanker yang 
menggerogoti bangunan negara ini, merusak semua aspek kehidupan berbangsa. KS 
yang demikian akut menjadi reklame buruk yang ditonton rakyat, kadang reklame 
itu menjadi bahan tertawaan rakyat ditengah kemiskinan dan penindasan 
struktural yang dihadapi, sayang sekali, walaupun kita bertahan dengan 
argumentasi ideologis atau orientasi yang jauh lebih luas, dalam kenyataan 
argumentasi itu kadang berbalik menghakimi diri kita sendiri, karena orientasi 
itu bagai panggang jauh dari api, saya tidak mau menjustifikasi hal ini.
  Rupa-rupanya placenta induk yang bermasalah, jika demikian placenta yang 
sakit itu harus segera diobati, ataukah anda hendak membiarkan dia menjadi 
semakin parah dan akhirnya akan menghancurkan diri sendiri?
  Paham integralistik yang dikolaborasi dengan budaya feudal yang 

[mediacare] SEBELAS KERAJAAN DUKUNG AMANDEMEN

2007-05-22 Terurut Topik T Chandra
Ini baru joking betulan buat demokratisasi, para darah biru berkenan 
turun astana mau ikut ngurusin negara, tapi kalau dukungan ini berhasil 
membuahkan amandemen, bisa RI buyar jadi misalnya Konfederasi Sultanat dengan 
Yang Dipertuwan Agong bergilir tiap bulan. Kan jumlah kerajaan gurem bisa lebih 
dari 100 biji? Yang bakal untung sih siapa lagi kalau bukan AS, yang akan makin 
gampang mengurasi SDA, jambret tanah buat biofuel dan sebagainya. Para Raja 
tinggal bersyahwat ria dengan parameshwari dan harem serta isteri yang 
kesekian, dan kas kerajaan akan diisi teratur dengan dolar tetesan dari 
perusahaan asing.
   
  Daftar yang sebelas itu musti dong ditambahi dan dipimpin oleh MahaSultan 
Ginanjar dengan Wangsanya. Genaplah sejarah bisa berulang, darah biru mau 
berkuasa lagi atas darah rakyat yang tetap jadi kawula merana melata saja 
seperti sedia kala. Mudah-mudahan ini cuman mimpi buruk aja,
  TCh 
   
  Selasa, 22 Mei 2007, JAWA POS
Sebelas Kerajaan Dukung Amandemen 


  
JAKARTA - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) belum kehabisan semangat untuk 
meloloskan amandemen pasal 22D UUD 45. Setelah digembosi Partai Demokrat dan 
Golkar, DPD membuktikan diri mampu meyakinkan sejumlah elemen masyarakat adat. 

Kemarin, pimpinan DPD yang terdiri atas Ginandjar Kartasasmita, Laode Ida, dan 
Irman Gusman menerima 12 dukungan keraton dan kesultanan se-Indonesia. Para 
bangsawan yang kini menjadi simbol budaya tersebut mendukung penguatan peran 
DPD, terutama dalam legislasi dan anggaran.

Dukungan 12 keraton itu bergeser dari target semula yang mematok 23 keraton. 
Meski demikian, Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita mengaku tetap mengapresiasi 
dukungan tersebut. Para raja itu representasi rakyat. Saat ini, bukan rakyat 
yang berdaulat, tapi partai politik, katanya di gedung DPD, Jalan Gatot 
Subroto, kemarin. 

Dia menegaskan, eksistensi parpol memang penting. Namun, asas demokrasi perlu 
ditopang infrastruktur politik lain untuk menciptakan keseimbangan dalam 
pembagian kekuasaan. Ginandjar juga mendukung gagasan raja-raja se-Nusantara 
yang menghendaki diberlakukannya calon independen dalam pilpres, pilgub, serta 
pilbup.

Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dari Keraton Kesultanan Palembang Darussalam 
menyatakan, DPD merupakan representasi kekuatan daerah. Jika saat ini 
otoritasnya termarginalkan, kata dia, perlu ada peningkatan secara 
proporsional. Daerah perlu diperhatikan, termasuk keraton-keraton di daerah, 
ungkapnya. 

Dia mengajak raja se-Nusantara memperjuangkan kepentingan daerah. Mereka 
meminta agar MPR meninjau kembali pasal yang terkait dengan DPD. Mereka juga 
meminta diselenggarakannya siding umum MPR selambat-lambatnya akhir 2007. Saat 
ini, pemerintah kurang memperhatikan daerah, tegasnya. 

Karena itu, Mahmud juga berencana menemui Presiden SBY untuk menyampaikan 
aspirasi. (aku/cak)


Para Raja Dukung Penguatan DPD 

1. Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dari Kesultanan Palembang Darussalam

2. Gusti Kamboja dari Keraton Matan Tanjupura, Ketapang, Kalbar

3. AA Ngurah Brawida dan AA Ngurah Teguh K.S. dari Puri Agung Singoraja, Bali

4. PRH Winata Kesuma dari Istana Jambas, Kalbar

5. TH Lalu Putria W. dari Kedatuan Siledendeng, Lombok

6. Des Gusti Arman dari Keraton Suryanegara

7. PRA Arief Watadiningrat dari Keraton Kasepuhan Cirebon

8. Siti Maryam Salahudin dari Kesultanan Bima

9. Pangerah Muasjidinsyah dari Kesultanan Kutaringin

10. Lalu Pharmanegara dari Keraton Silendeang, Majelis Adat Lombok

11. Suhaimi dari Kesultanan Kutai





   Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user 
panel and lay it on 
us.http://us.rd.yahoo.com/evt=48516/*http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7
 hot CTA = Join Yahoo!'s user panel

[mediacare] Re:Perjuangan Bersenjata Chavez (Buku: Memahami Revolusi Venezuela)

2007-05-08 Terurut Topik T Chandra
Pasti buku yang sangat menarik terutama untuk mereka yang peduli pada masa depan
  bangsa Indonesia, karena yang sedang digelar oleh Chavez dan banyak lagi 
pemimpin pro-dem dan pro-rakyat di Amerika Latin sudah pernah digagas oleh 
Presiden Soekarno,
  yaitu terutama kemandirian bangsa dalam bidang ekonomi.
  Viva Indonesia! Viva Chavez!
  TCh

Tunggal Pawestri [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  ..
  Kami berdebat secara mendalam mengenai arah yang akan diambil. Saat itu, 
terdapat cukup banyak kontradiksi; beberapa grup menolak jalur elektoral, dan 
mereka meninggalkan gerakan. Mereka menuduh kami telah mengabaikan revolusi 
karena tidak melanjutkan perjuangan bersenjata, tapi siapakah yang pernah 
berkata bahwa senjata menjamin arah revolusi? Sama seringnya, senjata telah 
menjadi alat kontra-revolusioner. 
  Masih terdapat beberapa individu atau grup yang kritis terhadap proses 
pemilihan, namun yang lainnya telah kembali bersama kami.
  Kami tahu, bahwa dengan mengambil jalur elektoral, itu adalah sebuah 
keputusan strategis yang bisa menjadi sebuah bencana, yakni kami bisa 
terperangkap ke dalam jebakan yang dibuat oleh sistem kepada kami, menggiring 
kami ke dalam pasir hidup.
  Akhirnya, kami membuat keputusan strategis untuk maju secara damai. Namun 
saat saya mengatakan keputusan itu—sebagaimana yang Anda ketahui—saya selalu 
menegaskan bahwa gerakan kami adalah gerakan damai namun bukan berarti 
menanggalkan senjata. Kami memiliki senjata untuk mempertahankan 
gerakan...(Chavez, kutipan dr Bab I, Memahami Revolusi Venezuela)
   
   
  241 Halaman
  hanya bisa didapat melalui pemesanan:
  [EMAIL PROTECTED] atau 021-70069470 ato 0817836943
   
  salam
   
  tunggal
   
   



Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 




Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com   

 


 
-
Don't get soaked.  Take a quick peak at the forecast 
 with theYahoo! Search weather shortcut.

[mediacare] Soekarno dan Chavez? Pertanyaan kepada Pak Nasare == Keadaan ekonomi masa Soekarno

2007-05-07 Terurut Topik T Chandra
 perkebunan. Tapi
sayangnya kenyataan bahwa ngatur Migas itu perlu duit banyak, teknologi dan 
kemampuan managerial sehingga sistem konsesi masih
berjalan walaupun dipermak sana sini tapi tidak lebih menguntungkan 
dibandingkan kalau diambil alih sepenuhnya oleh bangsa
Indonesia.

Dengan adanya konsesi dimana perusahaan asing Migas dapat beroperasi di 
Indonesia sebetulnya mengunjukkan bangsa Indonesia telah
merubah isu “kontrol” menjadi “management”. Sayangnya sampai sekarang dengan 
kemampuan duit, teknologi (know how) dan managerial
skill yang ada, visi dan keinginan pemerintah tidak dapat dibandingkan dengan 
visi dan keinginan pemerintah BK waktu itu. Banyak
tenaga ahli Migas Indonesia yang kerja di perusahaan asing diluar negeri 
terutama setelah paska 1998 Orba.

Baru tahun 1960, pemerintah dapat menghasilkan undang undang Migas yakni No. 
44/1960. Sumber data bung Yohanes inflasi mulai dari
tahun 1952:100, 1953: 111 dst itu memang bangsa Indonesia baru merdeka dan 
banyak yang harus diurus dari ngurus perang dengan
Belanda yang mau balik lagi (aksi 1 dan aksi 2), Perang PRRI/Permesta dengan 
sokongan Amerika lewat CIA dan Inggris, Nasution main
main dengan dekrit presiden, Trikora membebaskan Irian, perang dengan Malaysia 
dst. Pramudya Anantoer bilang: “kita itu dikepung”.
Jadi memang periode Orla itu susah sekali, konteks perang dingin itu bermain di 
Indonesia belum lagi ditambah dengan urusan dalam
negeri (militer, institusi agama, ideologi dll).

Duit dalam menjalankan pemerintah baru Indonesia itu utamanya bersumber dari 
sektor perkebunan (60 - 67 kontribusi perkebunan utk
GDP = 47.36%) dan Migas (6.65%). Walaupun kontribusi Migas dibawah sektor 
perdagangan (13.38%) dan public administration (10.42%),
sektor Migas ini sumber dana kas yang lancar (liquid asset) 
http://www.iisg.nl/indonesianeconomy/servicesector.pdf

Kedua sektor ini belum terkelola dengan baik. Dapat dibayangkan susahnya 
pemerintahan BK dalam mengatur perekonomian Indonesia.
Kendala utamanya adalah: sumber daya manusia yang belum memadai, teknologi 
mengelola sumber daya alam belum ada, persoalan dalam
negeri (menyeimbangkan kekuatan dalam negeri yang akhirnya BK menelorkan 
Nasakom), intervensi luar negeri untuk menguasai kembali
Indonesia (Belanda berusaha mempengaruhi Amerika pemenang PD2 bahwa BK adalah 
komunis yang akhirnya Amerika tidak percaya tetapi
sayangnya sudah terlambat BK sudah dilemahkan kekuatannya).

Salam,
nesare

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of T Chandra
Sent: Sunday, May 06, 2007 5:40 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; mediacare@yahoogroups.com; [EMAIL 
PROTECTED]
Subject: [HKSIS] Re:Pertanyaan kepada Pak Nasare == Keadaan ekonomi masa 
Soekarno

Bpk Nesare, saya cuma ingin tambahkan, tapi sayang lupa sumbernya, bahwa ada
beberapa pakar Barat yang menulis tentang 1965/66 itu bahwa Barat konkritnya AS 
bersama teman-temanya di Indonesia sangat aktip
mengacaukan perekonomian Indonesia
dengan permainan devisa dan juga merusak pengadaan bahan-bahan pokok sehingga 
inflasi sangat meroket. Ini semua untuk membuat rakyat
benci sama Pak Sukarno, dan menganggap penguasa baru HMS sebagai Ratu Adil atau 
Satria Piningit. Cuma ujung-ujungnya kita semua tahu
dengan imbas amburadul sampai sekarang ini. Banyak intelektual yang memakai 
banyak PhD menulis seolah sebelum, terjadinya 1965-66
dan sesudahnya hanya perkembangan di Indonesia saja. Tidak ada obok-obon dari 
luar.
Sebetulnya semua disiapkan sejak lama, ada juga pakar Barat yang menulis sejak 
1952.
Kekuasaan militer yang sampai 32 tahun juga telah disiapkan rapi jauh-jauh 
hari. Apa Pak Nasare bisa menulis tentang think Dephan AS
yang menyiapkan semua analisis tentang ini semua sejak permulaan tahun 1950?
Sekian dulu, TCh

HKSIS [EMAIL PROTECTED] wrote:

- Original Message -
From: nesare
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: HKSIS
Sent: Saturday, 5 May, 2007 22:08
Subject: [HKSIS] RE: [t-net] Pertanyaan kepada Pak Nasare

f harga setabil? Sedangkan dalam Demokrasi Terpimpin jadi tak terkendali? Siapa 
yang memegang kekuasaan nyata selama Demokrasi
Terpimpin?

Konteks politiknya bisa dipahami dari urutan peristiwa ini: SOB (Negara Dalam 
Bahaya) mulai April 1957, Kampanye Sita Modal Asing
mulai Desember 1957, Jalan Tengah Nasution yang diumumkan November 1958, Dekrit 
5 Juli 1959, Trikora dan Rasialisme 1962/63. Kelima
peristiwa ini berurutan. Mula-mula SOB diumumkan pada awal bulan April 1957, 
karena di beberapa daerah sudah ada pergolakan. Dengan
diumumkannya SOB praktis kekuasaan di daerah-daerah berada dalam tangan 
militer. Kegiatan politik, ekonomi, penerbitan media,
buka-tutup usaha, dsb itu semua berada dalam kekuasaan militer.

Kampanye Sita Modal Asing mulai Desember 1957 dalam kondisi SOB. Yang mulai 
sebenarnya KBM, ormas buruhnya PNI. Semua kelompok
politik waktu itu (termasuk militer yang menjadi penguasa) setuju kampanye sita 
modal asing karena konteksnya adalah perjuangan
membebaskan

[mediacare] Intelektual cetakan Orba - Re: == Keadaan ekonomi masa Soekarno

2007-05-07 Terurut Topik T Chandra
Pak Hinu, terimakasih, soalnya masyarakat kita masih terus didominasi oleh para 
intelektual cetakan Orba yang tidak bisa lepaskan diri dari tugasnya untuk 
terus mempercantik sejarah orba bersama pemimpinnya Suharto. Ingat sama 
Retnowati kan?
  Sekarang semua yang mau perubahan yang subtansial dinegeri ini seharusnya 
juga senang
  kemukakan fakta sejarah, seperti Pak Nesare. Yg dimaksud perubahan yang 
mendasar spt
  di Venezuela, Bolivia dan negara-negara Amerika Latin lainnya, bukan 
samasekali perubahan kayak yang dijanjikan olek Pak SBY dan Pak Kalla, yang 
sedang kira rasakan terutama oleh 80% masarakat miskin malahan lebih 
memiskinkan.
  Sejarah kan selalu dilihat dari banyak sudut pandang. Seperti Rosihan Anwar 
yang disebut
  sebut sebagai wartawan super senior dan sebagainya itu mereka selalu 
mengatakan bhw Pak Soekarno tidak thu ekonomi, lalu merusak ekonomi sebelum 
1965 dan lain-lain propaganda. kenyataannya mereka yg lalu berkuasa yang 
dipimpin oleh Paman Sam yang
  merusak ekonomi sebagai serangan awal untuk kudeta merangkak. Yang berakibat 
krisis
  multidimensi sekarang yang dalam bidang ahlak saya kuatirkan masih akan 
berlaku lama,
  dan kelihatan dalam korupsi misalnya.
  TCh

HINU E. SAYONO [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dapat dibaca di buku Ford Country : Building An Elite for Indonesia 
yang ditulis oleh David Ransom




T Chandra [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bpk Nesare, saya cuma ingin tambahkan, tapi sayang lupa sumbernya, bahwa ada
beberapa pakar Barat yang menulis tentang 1965/66 itu bahwa Barat konkritnya AS 
bersama teman-temanya di Indonesia sangat aktip mengacaukan perekonomian 
Indonesia
dengan permainan devisa dan juga merusak pengadaan bahan-bahan pokok sehingga 
inflasi sangat meroket. Ini semua untuk membuat rakyat benci sama Pak Sukarno, 
dan menganggap penguasa baru HMS sebagai Ratu Adil atau Satria Piningit. Cuma 
ujung-ujungnya kita semua tahu dengan imbas amburadul sampai sekarang ini. 
Banyak intelektual yang memakai banyak PhD menulis seolah sebelum, terjadinya 
1965-66 dan sesudahnya hanya perkembangan di Indonesia saja. Tidak ada 
obok-obon dari luar.
Sebetulnya semua disiapkan sejak lama, ada juga pakar Barat yang menulis sejak 
1952.
Kekuasaan militer yang sampai 32 tahun juga telah disiapkan rapi jauh-jauh 
hari. Apa Pak Nasare bisa menulis tentang think tank Dephan AS yang menyiapkan 
semua analisis tentang ini semua sejak permulaan tahun 1950? 
Sekian dulu, TCh

HKSIS [EMAIL PROTECTED] wrote:

- Original Message - From: nesare 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Cc: HKSIS 
Sent: Saturday, 5 May, 2007 22:08
Subject: [HKSIS] RE: [t-net] Pertanyaan kepada Pak Nasare

Bung terima kasih mengingatkan kita semua bahwa topik ini memang belum banyak 
yang memahami dan mendalaminya seperti juga banyak sejarah bangsa Indonesia 
yang kurang dipelajari dan dipahami. Data inflasi bung dari 1952 - 1962 itu 
sudah menunjukkan bahwa perekonomian RI yang baru merdeka itu dalam keadaan 
susah.

Dengan data itu kita lihat yang menarik adalah indeks bahan pokok itu hanya 
melonjak 4 kali selama 8 tahun, dari tahun 1952 sampai 1960. Itu adalah jaman 
Demokrasi Parlementer. Tapi dalam 2 tahun berikutnya, dari 1960 ke 1962 
melonjak 5 kali. Itu awal dari jaman Demokrasi Terpimpin, paska Dekrit 5 Juli 
1959. Mengapa selama Demokrasi Parlementer relatif harga setabil? Sedangkan 
dalam Demokrasi Terpimpin jadi tak terkendali? Siapa yang memegang kekuasaan 
nyata selama Demokrasi Terpimpin?

Konteks politiknya bisa dipahami dari urutan peristiwa ini: SOB (Negara Dalam 
Bahaya) mulai April 1957, Kampanye Sita Modal Asing mulai Desember 1957, Jalan 
Tengah Nasution yang diumumkan November 1958, Dekrit 5 Juli 1959, Trikora dan 
Rasialisme 1962/63. Kelima peristiwa ini berurutan. Mula-mula SOB diumumkan 
pada awal bulan April 1957, karena di beberapa daerah sudah ada pergolakan. 
Dengan diumumkannya SOB praktis kekuasaan di daerah-daerah berada dalam tangan 
militer. Kegiatan politik, ekonomi, penerbitan media, buka-tutup usaha, dsb itu 
semua berada dalam kekuasaan militer.

Kampanye Sita Modal Asing mulai Desember 1957 dalam kondisi SOB. Yang mulai 
sebenarnya KBM, ormas buruhnya PNI. Semua kelompok politik waktu itu (termasuk 
militer yang menjadi penguasa) setuju kampanye sita modal asing karena 
konteksnya adalah perjuangan membebaskan Irian Barat. Modal-modal besar milik 
Belanda dan pendukungnya harus disita. Yang paling aktif dalam kampanye itu 
selain ormas buruh PNI itu, diikuti juga oleh SOBSI, ormas buruhnya PKI. Tapi 
setelah perkebunan besar, pabrik-pabrik, pertambangan, perminyakan, perusahaan 
perkapalan, dll itu secara simbolis disita oleh ormas-ormas buruh itu, yang 
kemudian mengambil alih managemennya adalah para perwira Angkatan Darat. Dengan 
memiliki kekuasaan politik memakai SOB dan dengan memiliki kekuatan ekonomi 
setelah mengambil alih modal asing, bulan November 1958 Nasution mengumumkan 
Jalan Tengah: Militer bukan hanya kekuatan hankam tetapi juga kekuatan

[mediacare] Gere apologises over Shetty kiss

2007-04-27 Terurut Topik T Chandra
Padahal India punya buku Kamasustra yang kondang banget 
  kok ada yg galak puritanis juga yah?
   
  Friday, 27 April 2007, 15:54 GMT 16:54 UK  
  
   E-mail this to a friendPrintable version 
Gere apologises over Shetty kiss 

 
  Photographs of the embrace made the front pages in India
  

The kiss 

Actor Richard Gere has apologised for causing offence when he kissed Bollywood 
actress Shilpa Shetty.   The incident, at an AIDS awareness event in Delhi, 
prompted public protests and then an arrest warrant for both stars over the 
obscene act.   Gere, 57, said he had misread Indian customs and that he 
regretted any problems he had caused Shetty.   He asked for the media circus 
to end and hoped it would not detract from the message of preventing AIDS.   
Gere kissed Shetty, 31, several times on the cheek while sweeping her backwards 
in a tango-style move.   The court in Jaipur in Rajasthan state called it an 
obscene act after a local lawyer filed a complaint.   Gere said: What is most 
important to me is that my intentions as an HIV/AIDS advocate be made clear, 
and that my friends in India understand that it has never been, nor could it 
ever be, my intention to offend you.  I've felt terrible that 
(Shetty) should carry a burden that is no fault of hers 


Richard Gere

If that has happened, of course it is easy for me to offer a sincere apology. 
  Gere had earlier taken a tougher line, saying he expected any charge to be 
dismissed.   Speaking on The Daily Show With Jon Stewart, the actor said the 
situation as nothing.   There is a very small right-wing, very conservative 
political party in India and they are the moral police in India... they do this 
kind of thing quite often, he said.   A judge had ordered Shetty to appear in 
his court on 5 May, saying she did nothing to resist the kiss, which he called 
highly sexually erotic.   Gere said Shetty was not to blame for the incident. 
  I've felt terrible that she should carry a burden that is no fault of hers, 
he said.   Buddhist beliefs   Photographs of the clinch were splashed across 
front pages of newspapers in India.   Public displays of affection are still 
largely taboo in India, and protestors in Mumbai (Bombay) set fire to effigies 
of Gere following the incident.   Shetty has
 defended Gere saying that it was all done in good humour.   Under Indian 
law, a person convicted of public obscenity faces up to three months in prison, 
a fine or both.   Gere, star of films such as Chicago and Pretty Woman, is a 
Buddhist and travels to India frequently to visit the Dalai Lama, who lives in 
exile in the north of the country.   

 
  






















   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[mediacare] Re: SELAMAT KOPASSUS PADA HUT KE-55

2007-04-19 Terurut Topik T Chandra
-taker, regardless of the danger
(or at least risk) in which the hostage has been placed. Stockholm
syndrome is also sometimes discussed in reference to other situations
with similar tensions.

Well sampai disini saja dulu bapak2, saya tidak mau membuat YHG kecewa!

//AL

T Chandra [EMAIL PROTECTED] wrote:

Memang lucu sosok Bung Yap ini yang dalam praktiknya menjadi kominfo
(komunikasi, informasi) officer untuk keluarga Cendana, dan dalam email
ini juga pasukan penggebuknya.
Korps Mariner Al dulu dikenal sebagai dekat dengan posisi Pak Soekarno.
Sekarang YHG selalu sanjung-sanjung juga, tapi saya pasti hanya sebagai
mencari perlindungan pribadinya saja. Atau beliau ini juga berupaya
pengaruhi KM AL ini supaya menjadi anti rakyat?
Tapi kita harus syukur karena diantara kita ada Soehartois yang sangat
konsisten seperti konsistennya serdadu Jepang pada Emperor Hirohito yag
sudah begitu banyak membuat
kesengsaraan di Cina dan daerah Asia lainnya. Fanatisme! Masih banyak
banget yang dambakan kembalinya rejim Orba jilid satu.

TCh
~~
Sie Kanchil [EMAIL PROTECTED] wrote:

 sangat mohon dimaafkan untuk ikut nimbrung. saya juga tidak mafhum
 dengan
 stockholm syndrome itu dan mohon keterangannya. kelihatannya banyak
 sekali syndrome itu termasuk misalnya post coital fatigue syndrome,
 AIDS dan macam-macam lagi. Saya
 juga ingin tambah wawasan, terimakasih, sk
 
 
 Amir S. Dewana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Yth. Bpk. Arnold Lukito,
 
 Mohon sudilah kiranya menerangkan apa arti 'Stockholm Syndrome'
 agar saya semakin bertambah awawasan. Saya tahu apa itu yang disebut
 Cinderella Syndrome. 
 
 Juga mohon terangkan bagaimana asal istilah 'kiri' dan 'kanan' di
 dalam jargon politik dan juga asal muasal istilah 'pers kuning'. 
 
 Terima kasih banyak atas pencerahannya.
 
 Salam hangat,
 Kaboel 
 
 
 
 
 
 Arnold [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Bung YHG apakah anda masih menderita Stockholm Syndrome,
 tahukah
 pada '98 Kopassus bertugas menculik dan menembak para mahasiswa?
 Bagaimana akan menjadi satuan yang semakin dicintai rakyat!. 
 Seharusnya YHG katakan semoga HUKUM HAM dapat adil untuk rakyat!
 
 


[mediacare] Re: SELAMAT KOPASSUS PADA HUT KE-55

2007-04-17 Terurut Topik T Chandra
Memang lucu sosok Bung Yap ini yang dalam praktiknya menjadi kominfo 
(komunikasi, informasi) officer untuk keluarga Cendana, dan dalam email ini 
juga pasukan penggebuknya.
  
Korps Mariner Al dulu dikenal sebagai dekat dengan posisi Pak Soekarno. 
Sekarang YHG selalu sanjung-sanjung juga, tapi saya pasti hanya sebagai mencari 
perlindungan pribadinya saja. Atau beliau ini juga berupaya pengaruhi KM AL ini 
supaya menjadi anti rakyat?
  Tapi kita harus syukur karena diantara kita ada Soehartois yang sangat 
konsisten seperti konsistennya serdadu Jepang pada Emperor Hirohito yag sudah 
begitu banyak membuat
  kesengsaraan di Cina dan daerah Asia lainnya. Fanatisme! Masih banyak banget 
yang dambakan kembalinya rejim Orba jilid satu.
  TCh

Arnold [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bung YHG apakah anda masih menderita Stockholm Syndrome, tahukah
pada '98 Kopassus bertugas menculik dan menembak para mahasiswa?
Bagaimana akan menjadi satuan yang semakin dicintai rakyat!. 
Seharusnya YHG katakan semoga HUKUM HAM dapat adil untuk rakyat!

//AL
--- Yap Hong Gie [EMAIL PROTECTED] wrote:

 DIRGAHAYU KOPASSUS!!!
 
 Semoga bertambah jaya dan sejahtera, serta menjadi satuan yang
 semakin
 dicintai rakyat!
 
 KOMANDO!
 
 Wassalam, yhg.
 ---
 
 
 http://www.jurnalnasional.com/new2/?KR=BreakNewsNID=26713
 
 Kopassus Harus Peka Ancaman
 Jakarta
 Senin, 16 April 2007 21 :30 WIB
 
 Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Djoko Santoso
 meminta jajaran
 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) untuk tetap meningkatkan
 profesionalisme,
 kepekaan dan kepeduliannya dalam menghadapi setiap ancaman dan
 gangguan yang
 dapat menggoyahkan persatuan dan kesatuan. Pesan ini disampaikan
 KSAD pada
 HUT Kopassus Ke-55 di Cijantung, Jakarta, Senin (16/4).
 
 KSAD menjelaskan, setiap ancaman dan gangguan yang dapat
 membahayakan
 keselamatan bangsa dan negara, kecepatan gerak ke seluruh wilayah
 nusantara,
 kesiagaan, dan keunggulan daya tempur yang menjadi ciri utama
 Kopassus,
 mutlak harus dipenuhi.
 
 Kewaspadaan dan semangat juang tidak boleh kendur, kesiapan
 satuan dan
 kesiagaan dalam bertindak harus selalu terpelihara, sehingga
 menjadi tekad
 serta komitmen seluruh prajurit Kopassus, ujarnya.
 
 Meski anggaran dalam pemenuhan alat utama sistem senjata
 (alutsista) dari
 pemerintah sangat minim, Kopassus tetap mampu melaksanakan
 tugasnya dengan
 baik. Alasannya, pembangunan kekuatan alutsista bukan merupakan
 satu-satunya
 faktor utama dalam menjalankan tugas.
 
 Yang paling utama adalah manusianya, yakni pemimpinan dan
 prajurit.
 Doktrin, kekuatan non fisiknya, moral, disiplin, semangat, dan
 militansi
 sangat tinggi, keberadaan alutsista tidak menjadi signifikasn,
 papar KSAD.
 
 Dengan keadaan ini, dia mengingatkan agar para prajurit tetap
 menjaga
 kehormatan, kepercayaan serta pengakuan terhadap kemampuan dan
 profesionalistas yang dimiliki Korps Baret Merah. Mereka harus
 tetap
 berlatih dan belajar.
 
 Hanya dengan berlatih dan belajar, kemampuan dan keterampilan
 yang dimiliki
 dapat ditingkatkan, sehingga Kopassus akan dapat menjaga citranya
 sebagai
 pasukan elit yang tidak pernah kalah dan tidak boleh kalah,
 ucapnya.
 
 Sementara itu, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI
 Rasyid Qurnaen
 Aquary mengatakan, dalam menghadapi ancaman terorisme, Kopassus
 selalu siap
 siaga untuk dimintai pertolongan kepolisian.
 
 Namun, sejauh ini peran Koppassus belum diperlukan, karena
 terorisme yang
 ada bisa ditangani kepolisian. Meski diingat, keberhasilan ini
 tidak
 terlepas dari bantuan masyarakat dan TNI dalam memberikan
 informasi.
 
 Kopassus baru turun jika ancaman yang terjadi sudah mengancam
 kedaulatan RI
 secara keseluruhan, jelas Rasyid. HUT Kopassus ke 55 di Mako
 Kopassus
 Cijantung Jakarta Timur, diperingati secara sederhana dan dihadiri
 para
 mantan Danjen Kopassus diantaranya Faisal Tanjung, Sintong
 Panjaitan,
 Wismoyo Arismunandar, Agum Gumelar dan Prabowo Subianto.
 
 (Adhitya C Utama/Jurnas)
 ©2006 Jurnal Nasional 


Re: [mediacare] Re: Mega Kecewa, RI Dukung Resolusi untuk Iran,pro cha chan.

2007-04-02 Terurut Topik T Chandra
Setuju total dengan dikau juga bhw para jawarah kita suka merayah-jarah 
kekayaan Ibu Pertiwi dan rakyat. Ini memang gen bajeengan yg lain lagi 
ditsamping gen koeli, yaitu gen menjadi kacung pada kolonialis, imperialis 
sekarang globalis neoliberalis. Busyeett banget kan, God?
  Jadi bagaimana nih God, kite mo cuman jadi revolusioner di dunia maya ginian 
apa bagaimana? Kita yg Melayu campuran India, Tionghoa, Arab, Portguis, 
Walandha dan sbg nya itu mo berbuat apa? Masak sih MORALES de la Bolivia yang 
cuman Indian Asli, jadi turunan lurus suku-suku Mongolia yang nyeberang Selat 
Bering doeloe itu mungkin era nya bersamaan sama cikal bakal Melayu mengarungi 
Asia Tenggara, itu bisa menang pemilu dan pilpres lalu memakai power nya buat 
menikmatkan rakyat, masak engkau cuman mau njeplak saja dan daku juga cuman 
biasanya koaran di virtual world ini to? Harus ada perbuatan nyata! Intelektual 
wartel atau Repolusioner Cafe enggak cukup dunk, harus gerak.
  Gerak itu life, kehidupan, gerak itu juga kemajuan, tentu gerak kedepan. 
Chavez cuman Kolonel berani lawan Amrix, kita punya segudang jenderal gak ada 
gunanya hampir semua good bois nya Amriks. Mana ini pemuda kita? Elo mau jadi 
Palu GODAM Lima (Panca Sila, Pendawa Lima) pukul hancur koruptor dan penjajah 
baru, atau, sorry nih ye, mau cuman jadi God dammned ... aja?? Maap blak-blakan 
neeh. 
   
  Viva Fidel Chavez Morales!
  Shalom (damai), TCh

godamlima [EMAIL PROTECTED] wrote:
  DEAREST CHACHAN,

hehehe,nampaknyah dikau cungkup bijak,

berbalik sapa denganku. Dan ituh kuhargain.

dikau dalem hal inih,cungkup jujur,

MENGLIAT KEPENGECUTAN KELOMPOK ATAWA BANGSA KITAH.

Kau ingetkah si Kiki Sanakrih, WAKTU JADI JENDRAL

KOMANDO BERLAGAK MENGHADANG TENTARA AUSIE?

untuk masup Timtim,tempo ari?

Si Kiki titit monyet ituh, bukankah membilang,

CUBALAH MASUP UM, KHAN KALIAN AKAN MENGALAMIN

NORAKAH DAHSYAT YANG LEBIH DARI PERANG PIETNAM?

satu gertak sambel, YANG BIASAK KITA TONGTON

DI TERMINAL2 RAMBUTAN, RAWAMANGUN,ATAOPUN

KALI DERES BUKAN? lagak okem menggertak lawannyah

Tatapi begituh Burung Kiwi tungrun di Timor,

si kanjut Monyet Kiki ituhpun MELETOT LETOY BUKAN?

Sang jendral kancil, CUMAN MENYAMBUTNYAH

BUKAN DENGEN BASOKAH..melaenken dengen 

senyuman Indon melayuh yang pengecut!!

WELCOME MENEER VAN MINDER LAND!!

Satu penomenah,...yang membuatku muak

dengan lagak jagoannyah bangsa Indon, pengecut ituh!!

lalu yang daku saluut jugak kepadamu,

ADALAH TUDINGAN UMUM, RAHAYAT INDON,

bahuwa penjarah TANAH AER KITA ITUH,

ADALAH BAJINGAN BULEK DARI LUWAR NAGARI..

is it True Dear Chan Chan??

Bukankah yang true ituh.. TANAH AER KITA,

DIJARAH,SAMA JAWARAH2 INDON SENDIRI?

Dan dakulah saksi matanyah sendirih!!

dari Ujung Kulon...ampe ujung kanjut kijang!!

SIAPAH YANG MENJARAHNYAH? BUKANKAH BANGSA KITA SENDIRIH?

COME ON...MAN! be honest to our selves!!!

penjarah YANG LEBIH BAJINGAN DAN BUAS ITUH,

bukankah bangsa Indon sendirih??

tengok tepian2 UTAN LINDUNG..

baek yang di sumaterah, di Jawah, di Borneoh,

di Sulawesih!!! BENERKAH SI BULEK YANG MENJARAH?

Ataokah Indon Indon sontoloyoh penjarah utamanyah?

Nah..inih yang kudu kita berani intersepeksih..

SIAPAH BANGSAT PENJARAH NOMER WAHID DI NUSANTARAH

KITA INIH?? heheh..nampaknyah..

mabokmu..belom sirnah sakmuahnyah Bung?

Walaopun daku seneng..berbincang dengan mu Chan!!

nb. sakmogah..

kaluwargamu tetep punyak idealismeh

untuk membuat Indon..kaluwar dari kebejadan moralnyah.

teriring donghaku buat kalian, amien yah Omitohud Haleluyah

Al ajim!!!

--- In mediacare@yahoogroups.com, T Chandra [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Memang kepala puyeng laksana mabok kena godam mindset bangsa koeli 
yang lalu di cuciotak oleh Orba, sehingga jadi pengecut tanpa gairah 
perlawanan untuk terus jadi budak
 piaraan para penjarah kekayaan Bumi Pertiwi.
 Memang AS sbg kekuatan biadab yang satu-satunya pernah mengebom 
atom Jepang, bisa
 melenyapkan Iran, juga misalnya RRC dalam serangan nuklir. Tapi 
kalau lihat protes diseluruh dunia dan konco-konconya pelan-pelan 
pada hengkang dari Irak, dan gerakan di AS sendiri, tambah dominasi 
Partai Democrat di Congress untuk menyetop keran dolar lalu
 send the fucking Rambos home, tidak gampang AS menyerang Iran. 
Melumet Iran berati melumet 15% suplai oil sedunia dan akan 
dilanjutkan oleh krisis ekonomi dahsyat, apalagi minyak Iran juga 
belum ngucur. Cobalah sedikit-sedikit pupuk keberanian untuk 
berlawan atau terus saja merangkak sebagai budak dinegeri sendiri 
yang kaya raya, sambil terus
 mengembangkan gen koeli, gitu aja kok repot-repot banget sih?
 Kita perlu impor semangat Chavez dan Morales! 
 
 TCh
 
 godamlima [EMAIL PROTECTED] wrote:
 GODAM BUAT TJANDRA YANG MABOK.
 
 Hhehehe,dikau inih lagih mabok yah bung?
 
 apah sih ke digjayaannyah Iran?
 
 wong jago perang Iraq Saddam ajah..tekuk lutut,
 
 dalem tempo beberapah ari ajah?
 
 JINGKALAO PERANG BENER2AN..MAEN TUMPAS ABIS..
 
 macem barbarian padang pasir..
 
 KAU JAMINLAH..AMERIKAH MISTER

Re: [mediacare] [nasional-list] Re: Mega Kecewa, RI Dukung Resolusi untuk Iran

2007-04-01 Terurut Topik T Chandra
Memang kepala puyeng laksana mabok kena godam mindset bangsa koeli yang lalu di 
cuciotak oleh Orba, sehingga jadi pengecut tanpa gairah perlawanan untuk terus 
jadi budak
  piaraan para penjarah kekayaan Bumi Pertiwi.
  Memang AS sbg kekuatan biadab yang satu-satunya pernah mengebom atom Jepang, 
bisa
  melenyapkan Iran, juga misalnya RRC dalam serangan nuklir. Tapi kalau lihat 
protes diseluruh dunia dan konco-konconya pelan-pelan pada hengkang dari Irak, 
dan gerakan di AS sendiri, tambah dominasi Partai Democrat di Congress untuk 
menyetop keran dolar lalu
  send the fucking Rambos home, tidak gampang AS menyerang Iran. Melumet Iran 
berati melumet 15% suplai oil sedunia dan akan dilanjutkan oleh krisis ekonomi 
dahsyat, apalagi minyak Iran juga belum ngucur. Cobalah sedikit-sedikit pupuk 
keberanian untuk berlawan atau terus saja merangkak sebagai budak dinegeri 
sendiri yang kaya raya, sambil terus
  mengembangkan gen koeli, gitu aja kok repot-repot banget sih?
  Kita perlu impor semangat Chavez dan Morales! 
   
  TCh

godamlima [EMAIL PROTECTED] wrote:
  GODAM BUAT TJANDRA YANG MABOK.

Hhehehe,dikau inih lagih mabok yah bung?

apah sih ke digjayaannyah Iran?

wong jago perang Iraq Saddam ajah..tekuk lutut,

dalem tempo beberapah ari ajah?

JINGKALAO PERANG BENER2AN..MAEN TUMPAS ABIS..

macem barbarian padang pasir..

KAU JAMINLAH..AMERIKAH MISTER BUSH..

BISAK MELUMATKEN IRAN..DALEM TEMPO ARIAN ITUH JUGAK..

perang bener2an..loh..bukan sakmodel sakkarang

perang2an..maen tak umpet..

YAH..KOJIRLAH AMERIKAH!!! kerana dibayangin

penghakiman moral sakluruh doniah!!

jingkalao ngomong, mingkir dulu..jangan mabok dulu!!

--- In mediacare@yahoogroups.com, T Chandra [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bung Mustapha, saya yakin pimpinan NU dan Muhammadiyah itu bijak 
berakal tinggi dan akhlaknya dalam. Iran itu negara cukup besar, 
bukan adidaya, ttp sudah pengalaman diserang Irak dengan Saddam 
Hussein yang digaji dan dipersenjatai oleh AS, waktu itu yg 
berunding Rumnsfeld yg lalu ikut siapkan agresi terhadap Irak. Iran 
waktu itu mengorban ratusan ribu putra yg terbaik sampai anak 
dibawah umur krn Saddam canggih senjatanya dari AS. Iran tidak kalah 
dan berhasil mempertahankan wilayahnya.
 
 Jadi Iran yg banyak SDMnya yg teruji dalam perang saya yakin 
tidak perlu bantuan pasukan! Yg dibutuhkan sebetulnya bantuan 
diplomasi dan solidaritas tapi pemerintah RI sudah khianatinya, nasi 
sudah jadi bubur.
 
 Lalu secara logistik kirim 190 000 ribu pemuda tanpa latihan 
militer itu kesana juga sangat
 tidak gampang. Naik kapal siapa? Salah-salah bisa ada yg jadi 
ekstrem lalu pulang main kekerasan, bom,kan, seperti zaman 
Afganistan dulu.
 
 Yang paling penting saya pernah baca di internet ada yg punya 
pikiran kan di Indonesia itu
 banyak sekali target punya AS yang dapat direbut dan 
dikembalikan untuk kesejahteraan bangsa kita? Yaitu semua kontrak 
dengan ExxonMobile, Freeport dan semua perusahaan
 global yg dikuasai atau ikut dimiliki sahamnya oleh AS harus 
diganti. Ini target-target yg sangat dekat, tidak usah latihan 
militer, atau mati konyol dijalan atau siapa tahu Israel masuk 
perang dengan nuklir. Selain melawan AS karena solider sama Iran, 
keberhasilan seperti Evo Morales di Bolivia dan Chavez di Venezuela 
kan yg akan menikmati bangsa dan umat semua agama di Indonesia. Jadi 
sekaligus dua target kena dalam satu gebrakan.
 
 TCh
 
 
 
 Mustapha Hulman [EMAIL PROTECTED] wrote: 
 Saya dengar NU dan Muhammadiyah sudah ambil ancang-
ancang bila sewaktu-waktu Iran diserang AS. Menurut informasi, NU 
telah menyiagakan 100.000 dan Muhammadiyah 90.000 juga 
menyiagakan ,pasukan berani mati untuk bergabung dengan tentara 
Iran. Jumlah ini masih ditambah dari negara-negara Islam lainnya. 
Meskipun demikian, Iran disarankan agar terus memperkuat 
persenjataan dengan waktu yang semakin tipis ini. Sebagai saudara 
tua tentu, Indonesia akan membela saudara mudanya.
 
 Holy Uncle [EMAIL PROTECTED] wrote: From: T Chandra 
[EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [nasional-list] Re: Mega Kecewa, RI Dukung Resolusi 
untuk Iran
 Date: Fri, 30 Mar 2007 13:44:54 -0700 (PDT)
 
 Kesaksian Burks bukti bahwa Mega menghormati kedaulatan RI dan 
rakyatnya. 
 Beda banget sama SBY dan JK dkk.
 
 ***Saya hormati semua mantan presiden RI, karena semuanya 
menghormati 
 kedaulatan RI dan rakyatnya. Anda tidak senangi SBY-JK, lebih2 
setelah RI 
 Dukung Resolusi untuk Iran. Ini tidak ada hubungan sama kedaulatan 
RI, jadi 
 saya rasa yang anda ingin kemukaan adalah isu 'menghormati 
rakyatnya'. Boleh 
 saya tahu, 'rakyat' itu siapa saja ? NU dan ormas2 Islam ?
 
 Holy Uncle lebih baik usahakan pendekatan RI dengan RRC, tapi 
pimpinan 
 sekarang terus lebih seneng sama AS karena didikannya memang 
begitu sih.
 
 ***Pendekatan RI dan Tiongkok, menguntung kedua negara, sama 
sekali tidak 
 karena saya suku Tionghoa.
 
 ***Tiongkok saja tetap seneng sama AS, kenapa RI seneng sama AS, 
anda 
 melihatnya satu hal mustahil ?
 
 Mega mau

[mediacare] Re: [nasional-list] Re: Mega Kecewa, RI Dukung Resolusi untuk Iran

2007-03-31 Terurut Topik T Chandra
Bung Mustapha, saya yakin pimpinan NU dan Muhammadiyah itu bijak berakal tinggi 
dan akhlaknya dalam. Iran itu negara cukup besar, bukan adidaya, ttp sudah 
pengalaman diserang Irak dengan Saddam Hussein yang digaji dan dipersenjatai 
oleh AS, waktu itu yg berunding Rumnsfeld yg lalu ikut siapkan agresi terhadap 
Irak. Iran waktu itu mengorban ratusan ribu putra yg terbaik sampai anak 
dibawah umur krn Saddam canggih senjatanya dari AS. Iran tidak kalah dan 
berhasil mempertahankan wilayahnya.
   
  Jadi Iran yg banyak SDMnya yg teruji dalam perang saya yakin tidak perlu 
bantuan pasukan! Yg dibutuhkan sebetulnya bantuan diplomasi dan solidaritas 
tapi pemerintah RI sudah khianatinya, nasi sudah jadi bubur.
   
  Lalu secara logistik kirim 190 000 ribu pemuda tanpa latihan militer itu 
kesana juga sangat
  tidak gampang. Naik kapal siapa? Salah-salah bisa ada yg jadi ekstrem lalu 
pulang main kekerasan, bom,kan, seperti zaman Afganistan dulu.
   
  Yang paling penting saya pernah baca di internet ada yg punya pikiran kan di 
Indonesia itu
  banyak sekali target punya AS yang dapat direbut dan dikembalikan untuk 
kesejahteraan bangsa kita? Yaitu semua kontrak dengan ExxonMobile, Freeport dan 
semua perusahaan
  global yg dikuasai atau ikut dimiliki sahamnya oleh AS harus diganti. Ini 
target-target yg sangat dekat, tidak usah latihan militer, atau mati konyol 
dijalan atau siapa tahu Israel masuk perang dengan nuklir. Selain melawan AS 
karena solider sama Iran, keberhasilan seperti Evo Morales di Bolivia dan 
Chavez di Venezuela kan yg akan menikmati bangsa dan umat semua agama di 
Indonesia. Jadi sekaligus dua target kena dalam satu gebrakan.
   
  TCh
   
  

Mustapha Hulman [EMAIL PROTECTED] wrote: 
  Saya dengar NU dan Muhammadiyah sudah ambil ancang-ancang bila 
sewaktu-waktu Iran diserang AS. Menurut informasi, NU telah menyiagakan 100.000 
dan Muhammadiyah 90.000 juga menyiagakan ,pasukan berani mati untuk bergabung 
dengan tentara Iran. Jumlah ini masih ditambah dari negara-negara Islam 
lainnya. Meskipun demikian, Iran disarankan agar terus memperkuat persenjataan 
dengan waktu yang semakin tipis ini. Sebagai saudara tua tentu, Indonesia akan 
membela saudara mudanya.

Holy Uncle [EMAIL PROTECTED] wrote:   From: T Chandra [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [nasional-list] Re: Mega Kecewa, RI Dukung Resolusi untuk Iran
Date: Fri, 30 Mar 2007 13:44:54 -0700 (PDT)

Kesaksian Burks bukti bahwa Mega menghormati kedaulatan RI dan rakyatnya. 
Beda banget sama SBY dan JK dkk.

***Saya hormati semua mantan presiden RI, karena semuanya menghormati 
kedaulatan RI dan rakyatnya. Anda tidak senangi SBY-JK, lebih2 setelah RI 
Dukung Resolusi untuk Iran. Ini tidak ada hubungan sama kedaulatan RI, jadi 
saya rasa yang anda ingin kemukaan adalah isu 'menghormati rakyatnya'. Boleh 
saya tahu, 'rakyat' itu siapa saja ? NU dan ormas2 Islam ?

Holy Uncle lebih baik usahakan pendekatan RI dengan RRC, tapi pimpinan 
sekarang terus lebih seneng sama AS karena didikannya memang begitu sih.

***Pendekatan RI dan Tiongkok, menguntung kedua negara, sama sekali tidak 
karena saya suku Tionghoa.

***Tiongkok saja tetap seneng sama AS, kenapa RI seneng sama AS, anda 
melihatnya satu hal mustahil ?

Mega mau bebas aktif di politik luarnegri sesuai semangat Bandung (kabarnya 
Dasa Sila itu juga ikut diformulasi oleh Perdana Menteri RRC, lupa 
namanya).

***Saya lihat pemerintahan SBY lebih berhasil menjalankan politik luarnegeri 
bebas aktif. Saya selalu ingatkan presiden SBY, minta Ibu Mega mewakili RI 
ke Pyongyang, mematangkan konsep poros Jakarta-Beijing-Pyongyang. Saya 
hormati Ibu Mega, tapi sesalkan Ibu Mega kecewa RI Dukung Resolusi untuk 
Iran.

***PM Tiongkok itu namanya Zhou Enlai.

 Hidup Chavez! Mari kita tiru Chavez yang rapat kerjasama dengan RRC 
untuk keuntungan dua pihak, bukan biarkan dikeruk SDA kita ludes oleh 
Amriks!

***Apa bedanya semboyan Hidup Chavez dan Hidup Bung Karno ? Apa Indonesia 
lebih baik dan maju di zaman Bung Karno ?

***Setelah simpanan minyak Venezuela habis, menurut anda, Tiongkok masih 
tetap rapat kerjasama dengan Venezuela ?

***Australia tanpa menjual SDA-nya, masih negara miskin. Menjual SDA lebih 
bagus dari dipendam terus. Konsentrasikan perhatian pada syarat2 kerjasama 
dan cara pembayaran, bukannya demi anti AS, merugikan RI tidak apa2.

***Mau Hidup Chavez ? Minta Chavez jangan jual minyak negerinya ke Tiongkok, 
dipendam saja sampai dunia sudah pakai solar energy, biofuel..

__
Watch free concerts with Pink, Rod Stewart, Oasis and more. Visit MSN 
Presents today. 
http://music.msn.com/presents?icid=ncmsnpresentstaglineocid=T002MSN03A07001





-
  Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels 
in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.   

 



 
-
Sucker-punch spam with award-winning protection.
 Try the free

[mediacare] Re: [nasional-list] Re: Mega Kecewa, RI Dukung Resolusi untuk Iran

2007-03-30 Terurut Topik T Chandra
Kesaksian Burks bukti bahwa Mega menghormati kedaulatan RI dan rakyatnya. Beda 
banget sama SBY dan JK dkk. Holy Uncle lebih baik usahakan pendekatan RI dengan 
RRC, tapi pimpinan sekarang terus lebih seneng sama AS karena didikannya memang 
begitu sih. Mega mau bebas aktif di politik luarnegri sesuai semangat Bandung 
(kabarnya Dasa Sila itu juga ikut diformulasi oleh Perdana Menteri RRC, lupa 
namanya).
  Hidup Chavez! Mari kita tiru Chavez yang rapat kerjasama dengan RRC untuk 
keuntungan dua pihak, bukan biarkan dikeruk SDA kita ludes oleh Amriks!
  TCh

darwiniskandard [EMAIL PROTECTED] wrote:
  --- In [EMAIL PROTECTED], Holy Uncle [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ***Kenapa ??? ?
 
 ***Ibu Mega harapkan dengan mengdiskreditkan administrasi SBY, lebih
banyak
 rakyat pro PDIP.
 
 ***Dalam hal ini, saya tidak setuju sikap opportunist Ibu Mega.

==

***Kenapa ??? ?

1. Seperti yang dikatakan Megawati : Indonesia yang sudah menjadi
sahabat Iran sejak lama
2. Iran Negara tertindas
3. Kenapa Negara lain tidak diperlakukan seperti Iran?
4. Apakah ada jaminan dengan dikeluarkannya Resolusi DK PBB, Amerika
Serikat tidak menyerang Iran? Kalau terjadi seperti Irak, apa yang
Pemerintah RI lakukan? 

***Ibu Mega harapkan dengan mengdiskreditkan administrasi SBY, lebih
banyak
rakyat pro PDIP.

Yang tidak setuju bukan hanya Megawati tetapi dari kelompok lainpun
(baik kanan maupun kiri) banyak yang tidak setuju. Apakah ini dianggap
mendekreditkan? Apakah kita harus diam kalau pemerintah salah?

***Dalam hal ini, saya tidak setuju sikap opportunist Ibu Mega.

Sikap Megawati tetap konsisten dari dahulu : coba lihat tulisan dari
kelompok Islam dibawah ini 

Fauzan Al-anshori
http://swaramuslim. net/images/
uploads/xfiles/ Fred_burks3. jpg Sidang
ketiga belas (13/1) kasus dugaan
terorisme terhadap Ustad Abu Bakar
Ba'asyir ini sungguh sangat menarik.
Pasalnya, Tim Pembela berhasil
menghadirkan saksi meringankan
(adecharge) yang sangat signifikan,
yakni Prof.Dr. Syafii Maarif, Ketua Umum
PP Muhammadiyah dan Fred Burks, mantan
penerjemah di Departemen Luar Negeri
(Deplu) Amerika Serikat (AS).

Kesaksian Pak Syafii atas intervensi
pemerintah AS terhadap kasus Ust Abu ini
sebenarnya sudah ditulisnya sendiri di
rubrik Resonansi HU Republika (13/4/04)
ketika ia diminta langsung oleh Dubes AS
di Jakarta Ralph L Boyce (28/3/04) atas
perintah Washington agar melobi Ketua
Mahkamah Agung (MA) dan Kapolri supaya
Ust Abu tetap ditahan sebelum pemilu
dilangsungkan (5/4/04). Untuk
kepentingan itu pihak Dubes menyiapkan
semua fasilitas yang dibutuhkan. Namun,
Pak Syafii langsung menolak dengan tegas
permintaan tersebut, kendatipun dia
sendiri tidak sepaham dengan visi dan
misi perjuangan Ust Abu. Pak Syafii
minta agar pemerintah AS menghormati
keputusan Mahkamah Agung (MA) yang akan
membebaskan Ust Abu pada 30 April 2004.
Pak Syafii tidak rela dirinya menjadi
kacung AS.

Adapun kesaksian Fred Burks (lahir
20/2/58), mantan penerjemah Deplu AS
pada pertemuan presiden George W Bush
dan presiden Megawati di Gedung Putih
(19/9/01) sepekan setelah tragedi WTC
11-9 juga melansir sendiri kesaksiannya
di koran The Washington Post (9/12/04).
Kemudian kesaksian Fred dielaborasi oleh
majalah Gatra edisi 1 Januari 2005.
Kesaksiannya di persidangan sebenarnya
hanya mengulang apa yang pernah dia
katakan di kedua media tersebut.
Diantaranya, Fred menyebut adanya
negosiasi tingkat tinggi, di mana
Amerika minta Indonesia menyerahkan Ust
Abu ke tahanan Amerika sebagaimana
penyerahan Umar Al-Faruq (5/6/02).
Tetapi Megawati menolak permintaan itu,
dengan alasan Ust Abu dikenal luas di
Indonesia sehingga bisa menimbulkan
instabilitas politik dan agama yang
tidak sanggup dipikulnya, kecuali jika
opini publik mendukung langkah itu.

Fred juga berkata bahwa tiga pekan
sebelum bom Bali (12/10/02) ada
pertemuan rahasia di rumah kediaman
pribadi Megawati (16/9/02) yang dihadiri
oleh Ralph L Boyce, dubes AS untuk
Indonesia, Karen Brooks (Direktur Asia
National Security Council), seorang
perempuan agen CIA yang diperkenalkan
sebagai utusan khusus presiden Bush, dan
Burks sendiri, sedangkan Megawati hanya
sendirian. Dalam pertemuan 20-an menit
itu si agen CIA berkata bahwa pemerintah
Amerika minta agar Ust Abu diserahkan ke
Amerika karena terkait jaringan Al-Qaeda.

Penolakan Megawati membuat agen CIA
justru mengancam: Jika Ba'asyir tidak
diserahkan ke Amerika sebelum Konferensi
APEC (enam minggu setelah pertemuan itu)
maka situasi akan bertambah sulit.
Utusan khusus Bush itu tidak menjelaskan
lebih jauh apa yang dimaksud dengan
situasi akan bertambah sulit tersebut.
Pertemuan pun bubar. Bom Bali pun meledak
(12/10/02). Burks berkata: Peristiwa
itu memberi alasan yang diperlukan
Megawati sehingga Ba'asyir ditahan
sampai sekarang, meskipun dia (Mega)
tidak menyerahkannya ke Amerika. Dan
karena mayoritas korban adalah warga
Australia (88 orang, ingat sejarah
dibentuknya Densus 88), peristiwa itu
juga membuat pemerintah dan 

[mediacare] Pres. Morales Tanpa SMU, S1, Tundukan Exxon Dkk

2007-03-21 Terurut Topik T Chandra
Silahkan click Background. Dipilih menjadi Presiden Bolivia, Evo yang petani 
dan buruh tundukan Exxon Mobile dan raksasa multinasional lainnya untuk 
merevisi kontrak kerja hingga menguntungkan negeri dan rakyatnya. Bangsa 
Indonesia pun bisa menirunya! Kalau mau ...  Evo MoralesFrom Wikipedia, the 
free encyclopedia  
  Jump to: navigation, search
Juan Evo Morales Ayma
  
-
80th President of Bolivia
IncumbentAssumed office 
January 22, 2006Vice President(s)Álvaro García LineraPreceded by  
Eduardo Rodríguez  
-
  Born  October 26, 1959 (age 47)
Isallavi, Orinoca, OruroPolitical party  Movimiento al Socialismo (MAS)
Spouse  single  Juan Evo Morales Ayma (born October 26, 1959 in Orinoca, 
Oruro), popularly known as Evo (IPA: [#712;e#946;#798;o]), is the President 
of Bolivia, and the country's first indigenous head of state since the Spanish 
Conquest over 470 years ago.
  Morales is the leader of Bolivia's cocalero movement – a loose federation of 
coca leaf-growing campesinos who are resisting the efforts of the United States 
government to eradicate coca in the province of Chapare in southeastern 
Bolivia. Morales is also leader of the Movement for Socialism political party 
(Movimiento al Socialismo, with the Spanish acronym MAS, meaning more), which 
was involved in the recent Gas Wars, along with many other groups, commonly 
referred to as 'social movements'.
Contents[hide]

   1 Background   
   2 Farming in the lowlands   
   3 Union activity   
   4 1995 election, formation of MAS   
   5 Water Wars in 2000   
   6 Expulsion from Parliament   
   7 The 2002 elections   
   8 The 2005 elections   
   9 Domestic Policy 
  9.1 Politics   
  9.2 Education reform 
 9.2.1 Indigenous languages in schools   
 9.2.2 Reform of religious classes in state schools   
 9.2.3 Aftermath 
  
  9.3 Economy 
 9.3.1 Nationalization of natural gas industry   
 9.3.2 Nationalization of mineral resources   
 9.3.3 Coca 
9.3.3.1 Licit and illicit uses   
9.3.3.2 Plan Dignidad   
9.3.3.3 Opposition to eradication, rise of Morales   
9.3.3.4 Morales coalition prevails   
9.3.3.5 Processing plant 


  
   10 Foreign policy 
  10.1 World tour 
  
   11 Inauguration   
   12 Style   
   13 Possible candidate for Nobel Peace Prize   
   14 Criticism 
  14.1 Movements for regional autonomy 
  
   15 Controversy 
  15.1 Conflict with Reyes Villa   
  15.2 Ponchos Rojos   
  15.3 Advisor faces terrorism charges in Peru   
  15.4 Miners protest 
  
   16 References   
   17 See also   
   18 External links 
 //   
  [edit] 

 
-
Finding fabulous fares is fun.
Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel 
bargains.

Re: [mediacare] Re: Syarat S1 Capres akan Jadi Pembahasan Krusial di DPR

2007-03-17 Terurut Topik T Chandra
Menimbang karena Sdr Danny Lim ini paling tidak menyandang S2, mungkin hampir 
S3, pandai, bijak dan banyak akalnya serta banyak juga hubungannya mungkin di 
Uni Eropah, maka dengan sangat hormat sekali diminta membantu bangsa dan rakyat 
Indonesia yang berjiwa Pancasila untuk mempimpin pelacakan duit Soeharto yang 
dikabarkan tersimpan di Kerajaan Belanda. Menurut Koran tempo 15 Maret 2007 
jumlahnya bisa mencapai 1 M dolar AS! Katanya di Bank Indover, Belanda. Untuk 
jerih payahnya itu nanti Sdr Denny bila telah berhasil karena kecekatannya, 
akan uang lelah diberi kira-kira 0, 001% dari seluruh jumlah yang bisa ditarik 
kembali. Persentase yang kelihatan kecil ini nanti secara nominal akan cukup 
besar hingga Om Danny bisa hidup layak 3 turunan menjadi Opa yg makmur. Diminta 
dengan tegas nanti kalau dapat uang terkait jangan lagi dilarikan ke Singapore 
atau HK, atau Jamaika. Karena akan dikejar oleh intel kita yang canggih 
modus-modusnya! 
  Hal-hal yang tidak tertulis disini akan ditindaklanjuti melalui PR (Peraturan 
Rakyat).
   
  Selamat bekerja dan banyak sukses, Om Danny!
  TCh

Danny Lim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Betul Raden Ayu, kata orang untuk naik ke surga ada dua cara:
- Beramal
- Memanjat tumpukan kertas hasil seminar Indonesia.

Yang Indonesia butuhkan bukan siapa pandai berslogan Pancasila, tapi 
siapa bisa melaksanakan kebebasan beragama, kemanusiaan beradab, 
kebangsaan broadminded, kedaulatan rakyat dan keadilan sosial.

Yang dibutuhkan Indonesia bukan kelompok posko banjir, tapi orang 
yang mampu mencegah banjir.

Yang dibutuhkan Indonesia bukan S1, S2 dan S3, tapi orang yang mau 
memuliakan Indonesia secara Total Football-nya Johan Cruijff alias 
tidak gontok-gontokan, tidak korup dan tidak jam karet.

Apakah pemimpin-pemimpin yang ingin memuliakan RI (bukan memuliakan 
Palestina atau Arab Saudi atau China atau Belanda) ada di Indonesia? 
Belum tentu, sampai sekarang sih belum kelihatan :-(.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, radenayu asli [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 MEMANG ANEH. MAU CARI PEMIMPIN ATAU MEMBUTUHKAN
 AKADEMISI? RONALD REAGAN, YANG KALAU TAK DIBATASI
 KONSTITUSI AS BISA MENJADI PRESIDEN UNTUK PRIODE
 KETIGA, TERNYATA JUGA GAK PUNYA IJASAH S1. TAPI DIA
 BERHASIL MELAKSANAKAN TUGAS SEBAGAI PRESIDEN NEGARA
 ADIDAYA. PAK HARTO MALAH GAK PUNYA IJAZAH SMU.YANG
 SEKARANG DI RI PUNYA GELAR DOKTOR, TAPI LIHAT AJA
 EKONOMI KITA, ANGKA KEMISKINAN BERTAMBAH, PENGANGGURAN
 MENINGKAT! KUNCINYA, YANG DIBUTUHKAN ADALAH SEORANG
 PEMIMPIN YANG TEGUH (STRONG LEADERSHIP), BUKAN
 AKADEMISI, NANTI BISA HANYA WACANA, WACANA. TERIMA
 KASIH, SEKEDAR URUN REMBUG.
 
 
 
 --- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Refleksi; Bersyarat S1 berarti negara seribu bencana
  tidak akan memiliki presiden dari kelas bawah
  seperti Evo Morales [Bolivia] dari Bolivia atau Luiz
  Inácio Lula da Silva [Brasilia]. Dengan lain kata 
  dimarginalisasikan hak demokratis rakyat lapisan
  bawah. Jayalah neo-Mojopahit! 
  
 
 http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=286483kat_id=23
  
  Kamis, 15 Maret 2007 22:00:00
  
  Syarat S1 Capres akan Jadi Pembahasan Krusial di DPR
  
  Laporan: Yusuf Assidiq
  
  Jakarta-RoL--Persyaratan agar calon presiden dan
  anggota parlemen harus berpendidikan sarjana [S1]
  seperti tercantum dalam draf RUU Pilpres versi
  Pemerintah, diperkirakan akan menjadi masalah
  krusial dalam pembahasannya. Prasyarat tersebut
  dipastikan akan membuat polemik baru di DPR. 
  Dikatakan oleh Sekjen Forum Masyarakat Peduli
  Parlemen Indonesia, Sebastian Salang, menganggap
  jika masih sekedar usulan, persyaratan minimal
  sarjana itu boleh-boleh saja. Akan tetapi dirinya
  memprediksi hal tersebut bakal menjadi masalah
  krusial apabila sudah sampai pada tahap pembahasan
  di DPR.Pasti akan terjadi perdebatan alot, karena
  banyak hal akan menjadi pertimbangan, tandasnya di
  Jakarta, Kamis (15/3). 
  
  Sejauh ini dia belum melihat bahwa usulan itu adalah
  untuk menjegal calon presiden tertentu. Tapi dia
  meminta agar pemerintah memperhatikan hal tersebut
  dengan seksama mengingat persyaratan pendidikan
  formal harus juga dilihat dari realitas yang ada di
  masyarakat. 
  
  Kalau kita lihat kenyataanya, maka prasyarat
  sarjana itu belum cocok. Pemerintah sendiri baru
  bisa menerapkan program pendidikan dasar 9 tahun.
  Jadi idealnya kalau mau dibatasi, ya SMP, sebab
  kalau sarjana kok terlalu tinggi, ujarnya lagi. 
  
  Maka dari itu, dia meminta Pemerintah supaya jangan
  hanya melihat sisi pendidikan formal. Karena selama
  ini pengalaman menunjukan banyak politisi yang tidak
  punya gelar formal cukup mampu menunjukkan
  kualitasnya dan tak kalah dengan para profesor atau
  doktor. Sehingga jangan menyederhanakan persoalan
  semata-mata dilihat dari gelar, katanya.
  
  Bahkan Sebastian khawatir jika standar itu
  diterapkan, praktek jual beli ijazah palsu akan
  semakin marak.Kita lihat bahwa kasus ijazah palsu
  tidak hanya 

Re: [mediacare] Syarat S1 Capres akan Jadi Pembahasan Krusial di DPR

2007-03-16 Terurut Topik T Chandra
Betul! Morales yang petani, pemimpin buruh, Lula yang juga pemimpin buruh 
belajar sendiri sampai diakui sebagai ekonom pintar dan HUGO CHAVEZ, yang 
hanya kolonel Baret Merah tapi sudah 3 kali menang pemilu dan dipilih oleh 64%
  rakyat miskin, semuanya yang tidak punya S1 itu sedang memimpin negaranya 
dengan program yang jelas pro rakyat dan memakai SDA untuk rakyat. Mereka 
berani duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan iblis agung Bush!
   
  Ini beda dengan Indonesia yang pada punya Prof PhD Msci, MA, MBA dan 
sederetan lagi gelar akademis termasuk PhD ekonomi pertanian IPB waktu jadi 
presiden: tong kosong yang justru sangat giat memperluas kemiskinan rakyat.
   
  Btw, di Nusantara tidak hanya Mojopahit yang feodal, kalau tidak salah kan 
ada juga Kesultanan Ternate, Tidore dan banyak lagi. Tapi memang negaranya 
Mahapatih Gajah Mada itulah yang terbesar dan terkuat.
   
  Salam, TCh 

Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Refleksi; Bersyarat S1 berarti negara seribu bencana tidak akan 
memiliki presiden dari kelas bawah seperti Evo Morales [Bolivia] dari Bolivia 
atau Luiz Inácio Lula da Silva [Brasilia]. Dengan lain kata  dimarginalisasikan 
hak demokratis rakyat lapisan bawah. Jayalah neo-Mojopahit! 
   
  http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=286483kat_id=23
   
  Kamis, 15 Maret 2007  22:00:00

  Syarat S1 Capres akan Jadi Pembahasan Krusial di DPR 
Laporan: Yusuf Assidiq

Jakarta-RoL--Persyaratan agar calon presiden dan anggota parlemen harus 
berpendidikan sarjana [S1] seperti tercantum dalam draf RUU Pilpres versi 
Pemerintah, diperkirakan akan menjadi masalah krusial dalam pembahasannya. 
Prasyarat tersebut dipastikan akan membuat polemik baru di DPR. 
  Dikatakan oleh Sekjen Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia, Sebastian 
Salang, menganggap jika masih sekedar usulan, persyaratan minimal sarjana itu 
boleh-boleh saja. Akan tetapi dirinya memprediksi hal tersebut bakal menjadi 
masalah krusial apabila sudah sampai pada tahap pembahasan di DPR.”Pasti akan 
terjadi perdebatan alot, karena banyak hal akan menjadi pertimbangan,” 
tandasnya di Jakarta, Kamis (15/3). 
  Sejauh ini dia belum melihat bahwa usulan itu adalah untuk menjegal calon 
presiden tertentu. Tapi dia meminta agar pemerintah memperhatikan hal tersebut 
dengan seksama mengingat persyaratan pendidikan formal harus juga dilihat dari 
realitas yang ada di masyarakat. 
  “Kalau kita lihat kenyataanya, maka prasyarat sarjana itu belum cocok. 
Pemerintah sendiri baru bisa menerapkan program pendidikan dasar 9 tahun. Jadi 
idealnya kalau mau dibatasi, ya SMP, sebab kalau sarjana kok terlalu tinggi,” 
ujarnya lagi. 
  Maka dari itu, dia meminta Pemerintah supaya jangan hanya melihat sisi 
pendidikan formal. Karena selama ini pengalaman menunjukan banyak politisi yang 
tidak punya gelar formal cukup mampu menunjukkan kualitasnya dan tak kalah 
dengan para profesor atau doktor. “Sehingga jangan menyederhanakan persoalan 
semata-mata dilihat dari gelar,” katanya.
  Bahkan Sebastian khawatir jika standar itu diterapkan, praktek jual beli 
ijazah palsu akan semakin marak.“Kita lihat bahwa kasus ijazah palsu tidak 
hanya terjadi di DPR dan DPRD tetapi juga dalam beberapa kali Pilkada. Sekarang 
'kan tidak sulit untuk memperoleh ijazah, orang tidak perlu susah-susah belajar 
untuk itu,” dia menambahkan. 
  Pada kesempatan terpisah, Ketua Fraksi PAN DPR, Zulkifli Hasan juga kurang 
sependapat dengan syarat capres atau anggota dewan harus sarjana, terlebih jika 
dimaksdkan untuk menjegal capres tertentu.”Kalau seperti itu, kita tidak bisa 
memahami syarat tersebut, tapi sejauh ini kita belum melihat kecenderungan ke 
arah sana,” kata dia kepada pers. 
  Menurutnya, dalam berpolitik, sebenarnya bukan syarat pendidikan formal yang 
diutamakan, melainkan dukungan maupun kepercayaan yang diberikan masyarakat. 
Sebab tidak ada jaminan bahwa seseorang yang memiliki gelar akademis lantas 
bisa diterima oleh masyarakat. Oleh karenanya, pihaknya akan tetap melihat 
perkembangannya ke depan.
  
pur 
  

 


 
-
Sucker-punch spam with award-winning protection.
 Try the free Yahoo! Mail Beta.

[mediacare] Hallo Pak SATO! (China's reply: U.S. has violated human rights)

2007-03-11 Terurut Topik T Chandra
Mohon dimaaf terlebih dahulu Pak Sato Sakaki,
  ini ada lagi yang keras kepala seperti Chavez, Morales, Soekarno dan Soviet 
Union yang nekad  melawan politik luar negeri George Bush dan AS umumnya. 
Politik itu sudah mematikan ratusan ribu orang sipil Irak. PLN AS pernah 
menyebabkan tewasnya 2 juta orang Vietnam, dan sebelumnya mengakibatkan 
terbunuhnya sampai 3 juta manusia Indonesia. george tidak punya kata 
kemanusiaan dalam kamusnya. Pak Sato punya?
   
  Sebelum Bapak Sato sebagai fan berat si George akan menumpahkan segala 
kemarahan kepada RRC yang berdaulat dan sekarang banyak sekali membeli obligasi 
AS karena deficit si imperialis itu begitu besar, dan menantang kiri kanan 
seperti kuda lumping lebih baik dipikirkan sangat dalam dan lebar dahulu, 
supaya jangan lagi tertimpa rasa malu karena dikatakan kurang pengetahuan untuk 
berdebat secara serius.
   
  Berdebatlah dalam jalur yang Bpk sanggup saja. OK?
  TCh

Holy Uncle [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Posted on Fri, Mar. 09,

China's reply: U.S. has violated human rights

By Edward Cody
Washington Post

BEIJING - Responding to U.S. complaints, China charged yesterday that the 
Bush administration had no standing to criticize other countries on human 
rights because its own record was full of blemishes at home and abroad.

The Chinese accusation, in a retort to the State Department's annual 
human-rights report issued Tuesday, called particular attention to what it 
said were abuses committed by U.S. troops and intelligence agents against 
terrorist suspects in Afghanistan, Iraq, and Guantanamo Bay in Cuba. But it 
also underlined what it described as increased willingness by Washington to 
spy on its own citizens by monitoring their telephone calls, computer 
connections and travels.

As in previous years, the State Department pointed the finger at 
human-rights conditions in more than 190 countries and regions, including 
China, but avoided touching on the human-rights situation in the United 
States, said the report, issued by Premier Wen Jiabao's office. We urge 
the U.S. government to acknowledge its own human-rights problems and stop 
interfering in other countries' internal affairs under the pretext of human 
rights.

The Chinese response to U.S. human-rights concerns has become a fixture over 
the last eight years. In the first years, it centered on a contention that 
human rights should be defined to include social and economic improvements, 
such as health care and education, where the Chinese government can point to 
rapid progress.

These arguments were raised again this year, with charges that racial 
minorities, women and children suffer disadvantages in the United States.

But more recently, the report's tone has sharpened and the sweep of its 
counteraccusations has broadened as reports accumulate of U.S. abuses abroad 
against foreigners suspected of connections to terrorism. These include 
accusations of kidnapping, torture, and imprisonment without legal recourse 
- the same abuses often raised by the United States with Chinese 
authorities. The accusations are read by many Chinese as reasons U.S. 
officials have no right to criticize China over similar human-rights 
shortcomings.

For instance, the latest U.S. official to raise human-rights concerns in 
Beijing was Deputy Secretary of State John Negroponte, who visited here over 
the weekend. In his last job, as President Bush's intelligence coordinator, 
Negroponte oversaw the CIA, whose employees are heavily involved in the 
detentions and interrogations that have come under sharp criticism from 
human-rights organizations and that were cited by the Chinese report.

The United States has a flagrant record of violating the Geneva Convention 
in systematically abusing prisoners during the Iraqi war and the war in 
Afghanistan, the report said, adding later: A Human Rights Watch report in 
July 2006 said torture and other abuses against detainees in U.S. custody in 
Iraq were authorized and routine.

The Chinese statement was based largely on reports from U.S. newspapers and 
international human-rights organizations. But it cited the United Nations in 
singling out for particular criticism a new U.S. law, the U.S. Military 
Commissions Act, governing how much force may by used in interrogating 
terrorism suspects.

Martin Sheinin, U.N. special rapporteur on the promotion and protection of 
human rights and fundamental freedom, issued a statement noting that a 
number of provisions of the act contradict the universal and fundamental 
principles of fair trial standards and due process enshrined in Common 
Article 3 of the Geneva Conventions and relevant provisions of the 
International Convention on Civil Rights and Political Rights, the report 
said.

http://www.philly.com/mld/philly/news/nation/16866209.htm

__
Mortgage rates as low as 4.625% - Refinance $150,000 loan for $579 a month. 
Intro*Terms 

[mediacare] Priests to Purify Sacred Mayan Site of Bad Spirits After Bush Visit

2007-03-11 Terurut Topik T Chandra
Published on Friday, March 9, 2007 by the Associated Press 
  Priests to Purify Sacred Mayan Site of 'Bad Spirits' After Bush Visit 
  by Juan Carlos Llorca
   GUATEMALA CITY -- Mayan priests will purify a sacred archaeological 
site to eliminate bad spirits after President Bush visits next week, an 
official with close ties to the group said Thursday.
  
PRIESTS TO PURIFY SACRED MAYAN ARCHAEOLOGICAL SITE TO ELIMINATE BUSH'S BAD 
SPIRITS 
The ruins of Iximche, 30 miles west of the capital of Guatemala City.
That a person like (Bush), with the persecution of our migrant brothers in the 
United States, with the wars he has provoked, is going to walk in our sacred 
lands, is an offense for the Mayan people and their culture, Juan Tiney, the 
director of a Mayan nongovernmental organization with close ties to Mayan 
religious and political leaders, said Thursday.
  Bush's seven-day tour of Latin America includes a stopover beginning late 
Sunday in Guatemala. On Monday morning he is scheduled to visit the 
archaeological site Iximche on the high western plateau in a region of the 
Central American country populated mostly by Mayans.
  Tiney said the spirit guides of the Mayan community decided it would be 
necessary to cleanse the sacred site of bad spirits after Bush's visit so 
that their ancestors could rest in peace. He also said the rites - which entail 
chanting and burning incense, herbs and candles _ would prepare the site for 
the third summit of Latin American Indians March 26-30.
  Bush's trip has already has sparked protests elsewhere in Latin America, 
including protests and clashes with police in Brazil hours before his arrival. 
In Bogota, Colombia, which Bush will visit on Sunday, 200 masked students 
battled 300 riot police with rocks and small homemade explosives.
  The tour is aimed at challenging a widespread perception that the United 
States has neglected the region and at combatting the rising influence of 
Venezuelan leftist President Hugo Chavez, who has called Bush history's 
greatest killer and the devil.
  Iximche, 30 miles west of the capital of Guatemala City, was founded as the 
capital of the Kaqchiqueles kingdom before the Spanish conquest in 1524.

 
-
Bored stiff? Loosen up...
Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.

[mediacare] Bush faces widespread opposition in Latin America

2007-03-09 Terurut Topik T Chandra
  Bush faces widespread opposition in Latin America  POSTED: 10:04 p.m. 
EST, March 8, 2007 
var clickExpire = -1;  Story Highlights• Bush's challenge, experts 
say, is the widespread rejection of Iraq war
• Police and protesters clashed in Sao Paulo before Bush arrived
• Some say Bush's trip is an anti-Hugo Chavez offensive
• Chavez, the president of Venezuela, has called Bush the devil 
Adjust font size:
  
  

  WASHINGTON (CNN) -- Experts in Latin American affairs are saying they aren't 
surprised at the negative reaction President Bush is receiving as he begins a 
seven-day tour through the region to push for an ethanol alliance with Brazil. 
  His real challenge, however, is that there is an enormous rejection of U.S. 
foreign policy in the world and America, said Arturo Valenzuela, director of 
the Center for Latin American Studies at Georgetown University. 
  In other words, there is very little affinity for the president's policies 
in Iraq and the ways in which he has conducted international relations over 
these years. (Watch Bush play catch-up with Latin America while most U.S. 
focus has been on Iraq )
  On Thursday, police and protesters clashed in Sao Paulo, Brazil, hours before 
Bush arrived Thursday evening, The Associated Press reported. No protesters 
were visible on Bush's route to the city from the airport, but earlier about 
6,000 people gathered for a largely peaceful march against Bush, the AP said. 
(Read full story)
  Riot police fired tear gas at protesters, sending hundreds fleeing and 
ducking into businesses to avoid the gas, the AP said. Several protesters said 
police beat them, according to the news agency.
  Despite the protests, the United States still wields enormous influence in 
Latin America, a potential plus for Bush. 
  He's still the president of the United States, said Dan Restrepo of the 
Center for American Progress. He may be the lame-duck president of the United 
States, but the U.S. is the most important trading partner for virtually every 
country in the Americas.
  With the U.S. focused on Iraq, that strong trading presence is being 
challenged quietly by China and Russia, and more vocally by Venezuelan 
President Hugo Chavez, who has referred to his U.S. counterpart as the devil, 
and is using his country's oil revenues to spread cash and anti-American 
rhetoric throughout the region.
  Though some observers see Bush's trip as an anti-Chavez offensive, others see 
isolating Chavez as a byproduct of a U.S. plan to reduce the region's 
dependence on oil and ease its widespread poverty.
  I think, really, the focus is -- let's build up with those in Latin America 
that see a vision of economic growth, of economic integration, of economic 
stability, of free-and-fair elections, said David Lewis, an economist for 
Manchester Trading who specializes in Latin American affairs. Let's build up 
with those and then we just let the chips fall where they may.
  If such a plan proves successful, it could contain Chavez and other perceived 
threats to U.S. interests, he said.
  Whatever happens during his trip, Bush's real challenge will come afterward, 
when he will need to deliver on his promise to support changes in immigration 
policy and persuade the Democratic-controlled Congress to renew his authority 
to negotiate free-trade agreements.
  That will be a difficult task to accomplish when U.S. legislators and much of 
the country are focused not on their neighbors to the south, but on the war in 
Iraq.
  
   Tools:   
   Save |   
   Print |   
   E-mail |   
   Most Popular 

  Next story in World
  World


   
if(window.location.pathname.indexOf('/2007/WORLD/meast/03/08/iraq.petraeus/index.html')!=-1){cnnAddCSI('cnnNextStoryCSI','/.element/ssi/auto/1.4/sect/WORLD/nextStory0.exclude.html','','');}
  
if(window.location.pathname.indexOf('/2007/WORLD/africa/03/08/somalia.peacekeepers.ap/index.html')!=-1){cnnAddCSI('cnnNextStoryCSI','/.element/ssi/auto/1.4/sect/WORLD/nextStory1.exclude.html','','');}
  
if(window.location.pathname.indexOf('/2007/WORLD/asiapcf/03/08/indonesia.plane.ap/index.html')!=-1){cnnAddCSI('cnnNextStoryCSI','/.element/ssi/auto/1.4/sect/WORLD/nextStory2.exclude.html','','');}
  [input]  [input]  [input]  Search Topic  
E-mail Alerts  Latin America 
 [input]  
  Brazil 
 [input]  
  International Trade 
 [input]  
  George W. Bush 
 [input]  
   [input] 
  What are E-mail Alerts? | Manage Alerts | Create Your Own 

-
  
  Anger follows Bush overseas  Experts in Latin American 
affairs are saying they aren't surprised at the negative reaction President 
Bush is receiving as he begins a seven-day tour throug ...


-
  
  
  
  
  

  
   Jackson: wouldn't change career   
   Hawaii copter crash kills 4   
   Most walkable cities   
   

[mediacare] STOP The WAR - Sisi Lain AS (juga untuk yth Bpk S Sakaki)

2007-03-08 Terurut Topik T Chandra
  Grassroots
SDS-MDS NW Arkansas 
Winter - 2006-07
Fayetteville, Arkansas Live your life not celebrating victories, but 
overcoming defeats. Hasta la victoria siempre! - Che Guevara. 

One must endure without losing tenderness. Until victory always! - Che Guevara 

If I can't dance, it's not my revolution! - Emma Goldman 

In the end, it is OUR OWN refusal to IMAGINE our own freedom, and then to step 
outside our 'comfort zone,' that keeps us enslaved... - Bobby, SDS-MDS NW 
Arkansas 

All Across the Land (MP3) Sara Thomsen 



M11 Demonstration for Peace
Fayetteville, AR 

  Contact: Rachel Marlow
Tel. 501-837-7061
Email: [EMAIL PROTECTED] 

M11: STOP THE WAR 

Not One More Death, Not One More Dollar, Not One More Day 

Members of the OMNI Center for Peace, Justice  Ecology are planning a march 
and rally on March 11th, which marks the fourth anniversary of the Iraq War. 
Our message is simple: “Not one more death, not one more day, not one more 
dollar.” We will come together on March 11, 2007 to show our disagreement with 
the United States' current military involvement in Iraq and to call on the 
government to act to end the war. 

We are in the process of scheduling an array of musicians, poets and speakers, 
including a veteran from the Iraqi War. Please watch for updates with more 
details. 

DRAFT STATEMENT OF UNITY FOR M11 

We are witnessing today the largest peace offensive this nation has seen since 
the Vietnam War. 

During every war in our history, individuals and groups have opposed our 
country's involvement, whether on religious, personal, or political grounds. 

We will come together on March 11, 2007 to show our disagreement with the 
United States' current military involvement in Iraq and to call on the 
government to act to end the war. Only continued united action of grassroots 
activists can stop this war. 

NOT ONE MORE DAY 

We call on our government to immediately begin the process of withdrawing all 
troops from Iraq and to dismantle all U.S. military bases in Iraq. It is time 
for political and diplomatic solutions to the sectarian conflict, time for an 
Iraqi-led rebuilding of their country, and time to start bringing U.S. troops 
home now. Four years is enough. 

NOT ONE MORE DEATH 

The invasion and occupation of Iraq is responsible for the unnecessary deaths 
of over 3,000 U.S. soldiers and possibly hundreds of thousands of Iraqis. 
Countless more on both sides continue to suffer from the injuries of war. Not 
one more Iraqi or U.S. soldier or civilian should be killed. 

NOT ONE MORE DOLLAR 

The billions of dollars spent on the continued military campaign in Iraq should 
be redirected toward meeting domestic needs at home and funds should be 
provided to the Iraqi government to rebuild civilian infrastructure. Congress 
should end funding for all military purposes in Iraq. Not one more U.S. dollar 
should be spent sustaining war and occupation. 

If you would like for information about this topic, or to schedule an 
interview, please call Rachel Marlow at 501-837-7061, or email Rachel at [EMAIL 
PROTECTED]
  UPDATE: For Latest March Information Click HERE

  Thanks to Peacetrain Radio for the great PSA's promoting the March for Peace!

  
The Revolution Starts Now... with YOU!

  Students for a Democratic Society (SDS-MDS) now has an official 
chapter in NW Arkansas! Updates will be made through this website for the time 
being. To stay informed, subscribe to Guerillas Blog in a reader or via email 
(see sidebar links), or (best) you can subscribe to the Guerillas Mailing List 
using the form immediately below this text. Stay tuned for more information and 
organizing updates in the weeks and months ahead! We need STUDENT ORGANIZERS 
for local campuses. To join SDS-MDS, click HERE. SDS-MDS NW Arkansas Chapter 
phone number is: 1-800-252-4012.   Ema + il +  SDS-M + DS N + W  + 
Arkans + as +  + )   //--   Email SDS-MDS NW ArkansasEmail SDS-MDS NW 
Arkansas 
  The Historic Struggle Continues... Join SDS-MDS Today

 
-
Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels 
in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.

[mediacare] Re: Berapa sebenarnya Isteri Bung Karno?

2007-03-05 Terurut Topik T Chandra
Romantisme di perjuangan dalam konteks ini ialah selalu eksisnya sosok negatif 
yang selalu neko-neko merekayasa perlawanan untuk menghitamkan tokoh yang 
teramat besar formatnya dalam sejarah. Seperti Founding Father cum Presiden 
Soekarno.
   
Dari Rosihan Anwar, sampai wartawan dan cerpenis mikro imut-imut di LA, yang 
pada ketakutan berat sama Soekarno, Garin Nugroho,  Chavez, dan Morales. 
Singkatnya mereka kan dihinggapi fobia pada semua Daud yang berani berlawan 
demi keadilan terhadap Goliat AS yang sering bertingkah sebagai barbar moderen. 
Kekerdilan para pakar rekayasa dalam berhamba tersebut sering sangat 
menggelikan lo!
   
  
Viva Chavez! Socialismo o muerte! (Yel ini pasti akan terbit di Indonesia juga)
  

TCh

~=RKarma=~ [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Dengan Segala Hormat,

Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Bung Karno ternyata masih banyak 
kelebihannya dan sampai saat ini belum ada yang mencapai derajat beliau walau 
presiden AS sekalipun ( Kennedy angkat topi kepada belaiu dan mengirimkan adik 
beliau Jaksa Agung untuk berunding).

Sebagai putra Fajar ( baca Dibawah Bendera Revolusi beliau ) sampai sekarang 
belum di lahirkan kembali Pemimpin Besar sepert Bung Karno, banggalah Bangsa 
Indonesia mempunyai Putra Bangsa seperti beliau yang sampai saat ini belum bisa 
membalas jasa beliau apa lagi menjalankan pokok2 pikiran beliau untuk memajukan 
Bangsa Kuli Indonesia yang tahun 30 memakai capil dan memanggul pacul tapi 
sekarang berjas dan berdasi tapi isi nya tetap kepribadian kuli.

Salam Merdeka

Rurun Karma

heri latief [EMAIL PROTECTED] wrote:


[mediacare] Re: [nasional-list] Megawati dan Gus Dur Tidak Terganggu Tayangan Parodi di TV

2007-03-04 Terurut Topik T Chandra
Jadi geli mr Holy kok ikut latah hampir persis Jen Pur Djalal sang Menkominfo. 
Kok repot bener sih? Gus Dur dan Megawati sih tenang saja karena ditindas 
selama Orba Suharto, tumbuh sebagai demokrat, bisa menghargai pendapat orang 
meski nyelekit banget. Parodia ria juga ekspresi seni. Kel cendana milih diam 
seribu kata, kalau protes kan semakin kenceng kritik masyarakat sama mereka kan?
  Lalu yg di pemerintah sekarang, diwakili sama jen Djalal yang tentu saja 
kayak kena sengat tawon karena semuanya kan di didik di Akedemi, di AS segala 
untuk meredam kritik masarakat, menumpas protes, biar kekuasaan otoriter jalan 
mulus. Buat labanya yg kuasa dan modal LN. mereka juga pada mantan ajudan 
Suharto, jadi memang terlatih bener deh
  dalam perihal gebuk menggebuk. Buat mereka parodia politica pasti dirasakan 
paiit banget, kuping pada meraah banget.
  Megawati dan PDIP mustinya niru GD yaitu sediakan pengacara dong, pokoknya 
harus membela para seniman tv itu masak hak kemukakan pendapat mau di somasi. 
Semua anak didik Pak Harto yang militer dan sipil yang sekarang tetap berkuasa 
harusnya disekolahkan lagi ke Amriks belajar pondamen-pondamen demokrasi. Bikin 
malu Amriks kan, sudah diberi restu dan dipuji kelangit karena diplih 
langsung kok kena parodi aja jadi kelimpungan. hahaha . Djalal, dan SBY-JK 
seluruh pemerintah mustinya mencontoh Hugo CHAVEZ. Biar dimaki, di parodi, di 
intrik cia, tetap saja tegar kerja mengentaskan kemiskinan rakyat kecil. Hugo 
cuman kolonel loh, sedang ybs itu jenderal semua. Gak ada kerja konkrit, di 
parodi sedikit saja terus mau somasi Pikiran somasi yang lucudari 
Menkominfo ini mudah-mudahan akan jadi tema baru dalam parodi itu! 
   
  TCh

Holy Uncle [EMAIL PROTECTED] wrote:
  ***Rasanya Ibu Mega pernah aduhkan satu majalah kasus fitnah di 
pengadilan.

***Acara Republik Mimpi disenangi banyak orang, calon pemilih di pemilu 
2009. Tidak aneh Megawati dan Gus Dur Tidak Terganggu Tayangan Parodi di TV.

***Pramono Anung, mengemukakan bahwa Megawati Soekarnoputri menilai 
penampilan tokoh Megakarti yang menirukan sosok perempuan Presiden RI 
pertama itu dinilai masih dalam batas kewajaran.

***Batas kewajaran banyak definisi. Bila perlu, PDIP bisa ambil tindakan 
hukum, juga bisa gunakan Metro TV di kampanye yang akan datang.

***PARTI butuh koalisi dengan parpol lain untuk memasuki arena politik 
nasional. Somasi si Lieus cuma satu testing, tidak usah bingung. Saya dukung 
taktik PARTI.

Megawati dan Gus Dur Tidak Terganggu Tayangan Parodi di TV

Jakarta (ANTARA News) - Megawati Soekarnoputri, Presiden RI periode 
2001-2004, dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menjadi Presiden RI 
periode 1999-2001 secara terpisah menyatakan tidak terganggu atas tayangan 
parodi politik di televisi, sekalipun sering menampilkan sosok mirip mereka 
masing-masing.

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia 
Perjuangan (Sesjen DPP PDIP), Pramono Anung, mengemukakan bahwa Megawati 
Soekarnoputri menilai penampilan tokoh Megakarti yang menirukan sosok 
perempuan Presiden RI pertama itu dinilai masih dalam batas kewajaran.

Ibu tidak pernah komentar, dan senyum-senyum saja melihat tontonan yang 
menampilkan sosok Megakarti, kata Pramono Anung kepada para wartawan.

Oleh karena itu, ia berpendapat, adanya rencana Pemerintah melalui Menteri 
Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) melakukan somasi terhadap 
penyelenggara tayangan parodi politik di televisi menunjukkan betapa 
Pemerintah memiliki telinga tipis, dan tidak siap menerima kritik.

Ini konsekuensi pemimpin dan pemerintah yang lahir dalam era reformasi, 
yang menjunjung tinggi demokrasi dan kebebasan berekspresi. Para pemimpin 
itu harus siap menghadapi parodi politik, ujarnya.

Apalagi, ia menilai, parodi yang ditampilkan itu mengungkapkan realitas yang 
selama ini dirasakan dalam masyarakat. Oleh karena itu, ia mengemukakan, 
jika alasan somasi yang bakal diajukan Pemerintah itu berkaitan dengan soal 
etis atau tidak etis, maka sebaiknya masyarakatlah yang memberikan 
penilaian.

Silakan tanya masyarakat, apa betul acara itu tidak etis? Masyarakat itu 
sudah pintar dan punya swa-sensor dalam dirinya untuk menentukan etis 
tidaknya sebuah tayangan televisi, kata Pramono.

Ia pun menyatakan, somasi yang bakal ditempuh Menkominfo itu sama saja 
dengan membesar-besarkan persoalan yang tak bermanfaat banyak bagi 
masyarakat luas.

Sementara itu, Gus Dur mengaku terkejut dengan rencana somasi Menkominfo ke 
stasiun televisi yang menayangkan parodi politik, seperti Metro TV yang 
melibatkan pakar komunikasi politik Effendi Ghazali.

Bahkan, Gus Dur mengemukakan, sudah menyiapkan kuasa hukum dari DPP Partai 
Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk membela tayangan parodi tersebut, bila 
Menkominfo melakukan somasi, demikian keterangan Effendi Ghazali kepada 
wartawan seusai membesuk Gus Dur yang menjalani perawatan kesehatan di Ruang 
Cenderawasih Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Jumat 

[mediacare] Anti-imperialism vs. anti-Americanism: an exchange of letters (World Socialist WebSite)

2007-02-26 Terurut Topik T Chandra
Mungkin dapat meluaskan cakrawala pemikiran?   Anti-imperialism vs. 
anti-Americanism: an exchange of letters  26 February 2007  Use this version to 
print | Send this link by email | Email the author
  The following is an exchange of letters with a reader on the article “Blaming 
the Iraqis: A new cover-up for American militarism”.
  You are absolutely right! And the first one in print to say so. My husband 
and I have noticed that diversionary tactic in political speeches.
  But what else can they do in this political shell game? The “Blaming Iran” 
tactic seems to have failed (so far), so they need to place the blame 
somewhere. The Iraqis are like the likely choice. Remember, many Americans 
still think Saddam was behind 9/11!
  The fact that the massacres did not start till after the US invasion has 
already been forgotten by the US public. Just keep talking about Brittany 
Spears’ shaved head and lack of underwear, and the latest X-Box, and they 
forget there even is a war.
  In the recent documentary on the Iraq war, Ground Truth, a 25-year-old 
soldier who lost a hand said that when he got home someone asked him how it 
happened. When he answered that he’d lost it in the war, the next question was, 
“What war?” He answered, “The Iraq war.” The response was, “Really? Is that 
still going on?”
  The US never had the right to invade Iraq, just like the Nazis had no right 
to invade Poland, France, Czechoslovakia, Finland, Russia, etc. The people of 
those countries sabotaged Nazi trains and killed as many German soldiers as 
they could. Were they right? Or were they wrong?
  If another country invaded the USA, would it be wrong for US citizens to 
sabotage and to kill the invading soldiers? I think all killing is wrong, but 
we should apply the same rules.
  It’s pathetic for American soldiers to play “Innocent Victim” when they 
invade a country that has done nothing to them, bomb villages, torture innocent 
civilians, rape 12-year-old girls and set them on fire The survivors are going 
to take revenge on the next American soldier they see. And the soldiers in this 
war don’t even have the excuse that they were drafted. They volunteered to go 
kill, but can’t understand why anybody would want to shoot them. Let’s get real.
  Americans paradoxically think of themselves as saints with God on their side 
and as Tough Guys who have every right to do anything to anybody if it gives 
them a little more oil for their SUVs, or more land stolen from Native 
Americans and Mexico, or passage for their ships, such as taking the Panama 
Canal from Colombia.
  I can’t even figure out why we went to war with Vietnam, or fermented 
assassinations in Indonesia, Angola, Chile and Chad, just to name a few.
  I wish the US Government would at least stop being so hypocritical and admit 
they don’t give a rat’s ass that they’re murdering innocent men, women, and 
children for money, instead of justifying it by saying they are bringing 
“Democracy” to a country, or “Liberating it from and evil dictator,” or saving 
them from “Communism,” or by lying that Iraq was behind 9/11, or they had WMDs, 
or whatever the latest bogeyman happens to be.
  Iraq never attacked the US, just like Vietnam, El Salvador, Guatemala, Chile, 
Mexico, Cuba, Colombia, Venezuela, Panama or the other tiny little, unknown 
countries which never attacked the US. Yet the US always manages to find a 
pretext for killing innocent people there. It’s all about money!
  Sorry about the rant. I just finished reading Fiasco and I’m pissed. Not only 
is this an evil, greedy government, it is also incredibly and absolutely 
incompetent!
  Which reminds me of the great quote by Will Durant: “A civilization cannot be 
destroyed unless it has already been destroyed within.”
  MB
  20 February 2007
* * *  
  Dear MB,
  Your response to Patrick Martin’s article “Blaming the Iraqis: A new cover-up 
for American militarism” is welcome. We can certainly appreciate the anger and 
frustration you feel over the rapacious and criminal war being waged by the 
Bush administration. But the salient point here is that you are not alone in 
this view.
  There continues to be no political outlet for the mass opposition to the war 
that revealed itself in the repudiation of Bush’s policies in the 2006 mid-term 
election. The lack of any genuine outlet for antiwar sentiment within the 
two-party system has been underscored by the post-election prostration of the 
Democratic Party “opponents” of the war.
  Your letter indicates a more than passing familiarity with the crimes of US 
imperialism over the last six decades. But it is now time to place these events 
within a proper analytical framework, or, as the great philosopher Spinoza once 
wrote, “Not to laugh, not to weep, but to understand.”
  When you say, “The fact that the massacres did not start till after the US 
invasion has already been forgotten by the US public,” it is time to pause. I 
think you tend to identify 

[mediacare] Mark McGowan Kick George Bush's Ass

2007-02-24 Terurut Topik T Chandra
  Long live Hugo Chavez!   
   
  MARK MCGOWANKICK GEORGE BUSH'S ASS
update fri 23 feb

i have been kicked in the ass continuously on the streets of new york.
i have also been confronted by very angry bush supporters who have literally 
scared me so much so that i have had to abandon doing it on the streets and i 
am now just crawling around the scope art fair as i fear for my life. mark 
mcgowan

KICK GEORGE BUSH'S ASS

for more info contact 
London 07944533010
New York 212 268 1522
SCOPE NEW YORK
The event will start at the main entrance to the Scope Arrt Fair 
The Tent at Lincoln Center 
Damrosch Park, 
Corner of 62 Street and 10th Avenue
3pm Thursday 22nd February 2007

KICK GEORGE BUSH'S ASS
by Mark McGowan
Presented by CHARLIE SMITH london 

In an extraordinary art performance, the internationally-renowned controversial 
British performance artist Mark McGowan will dress up as the President George 
Bush and crawl on his hands and knees for nonstop for an incredible 72 hours. 
He will be covering an amazing 36 miles on the streets of New York.  McGowan 
will have a sign on his posterior saying ‘KICK MY ASS’. He will be inviting 
members of the public, New Yorkers and allcomers to kick the sign. The event 
will start at Scope Art Fair on Thursday, February 22nd, 2007 at 3pm, and 
circumnavigate New York. McGowan will be wearing knee pads and a cushion will 
be placed inside his pants. 

McGowan says that he is “offering the people of America, New York and visitors 
a service…a kind of theraputic engagement. Hopefully people will be able to 
come and kick me (the President, George Bush) as hard as they like, and gain 
some comfort in the fact that they can say I kicked George in the ass. On a 
more serious note this is a protest against George Bush and his policies and i 
am expecting injuries, i just hope not to severe. 

One of the most controversial performance artists of the UK today, Mark McGowan 
ate a swan in a protest against the monarchy, the rich and the upper classes 
after receiving death threats from animal rights groups.  In a performance 
called “Dead Soldier,” Mark McGowan dressed up in army fatigues and lay down in 
New Street, in Birmingham City Centre, curled up in a ball for one week. 

FOR MORE INFO
07944533010
[EMAIL PROTECTED]KICK GEORGE BUSHS 
ASS  new york 2007LinksPAST 
EXHIBITIONS/EVENTSCHANNEL 4 SWAN NEWS   
  SHORT VIDEOSCOPE NEW YORK
My Info:Name:Mark McGowan 07944533010   
 Email:[EMAIL PROTECTED]
geovisit();
 
-
Don't be flakey. Get Yahoo! Mail for Mobile and 
always stay connected to friends.

[mediacare] Re: [nasional-list] Habibie Calon Presiden?

2007-02-19 Terurut Topik T Chandra
Habib Indonebia musti jadi ketua tim suksesnya. Kita cepet-cepet yuk mendaftar 
ke Icmi biar terbuka peluang lebar menjadi pejabat tinggi.
   
  TCh
  

DR. Alexander Tjaniago [EMAIL PROTECTED] wrote:
DPP PPP berhasrat pada Pemilu 2009 untuk mengajukan BJ Habibie 
sebagai Capres, demkian dinyatakan oleh Wakil Sekretaris DPW PPP Jateng, 
Tafrikhan Marzuki (SUARA MERDEKA, 10 Januari 2007).
   
  Pembaca silahkan mengikuti Gambar pada Lampiran, sebuah Gambar yang sampai 
keseluruh pojok Dunia, yang melihatkan kharakter seorang Wakil Presiden R.I.,  
yang sedang mencium tangan Godfathernya - Jendral Dwifungsi ABRI Suharto.
   
  Gambar dari Publikasi Surat Kabar Jerman SÜDDEUTSCHE ZEITUNG,
  München, Samstag/Sonntag, 16/17.Mai 1998.
   
  Dr.Alexander Tjaniago



-
  Sekarang dengan penyimpanan 1GB
http://id.mail.yahoo.com/  

 

 
-
Need Mail bonding?
Go to the Yahoo! Mail QA for great tips from Yahoo! Answers users.

[mediacare] Re: [HKSIS] Fw: Korupsi di Bawah Rp 25 Juta Diampuni

2007-02-07 Terurut Topik T Chandra
Semua korupsi yang teri apalagi yang kakap harus diberantas dong! Kita sebagai 
bangsa yang berbudi adiluhung ya sukarlah menerapkan hukuman mati, spt di RRC 
yang hasilnya kelihatan bagus. Kita menerima saja nasib tinggalan Orba, jadi 
korpusi masih akan marak 100 tahun lagi kan? Dari biang kerok korpusi yang 
disebut Raja Koruptor sampai yang kecil
  harus ditumpas.
  Saya agak heran pada Pak Chan yang jadi ikut-ikutan menaruh belas kasihan, 
padahal biasanya tegar dan konsekuen menyebarkan perlunya supremasi negara 
hukum. Pemerintah itu termasuk perda-perda orangnya ratusan ribu, cuma kerjanya 
loyo dan sifatnya juga banyak yang sontoloyo.Ini birokrasi tinggalan Orba yg 
rentan KKN. Yang perlu diperbaiki dengan cepat ialah bidang yustisia, kalau 
perlu diperbanyak stafnya. Lalu bersama Polri yang harus dibersihkan juga dari 
sifat korup, semuanya harus bisa menangani segala kasus korupsi, teri apa 
kakap, termasuknya Rajanya yang kaya yayasan.
  Bayangin aja kalau dari 3 juta PNS yang korup cuman dibawah Rp 25 juta ada 
misalnya,
  hanya misal lo, 1 juta, berapa sudah kerugihan negara? Ditambah yang 
kakap-kakap???
  Kita yang pada latah kagum sama RRC harus berani dan siap mental juga 
mengambill caranya RRC membrantas korupsi: tembak mati di lapangan sepak bola! 
Dalam waktu 10 tahun korupsi di Indonesia bakalan turun anjlok dibatas yang 
dapat ditoleransi. Coba deh,
  atau mau tarohan nih?
   
  TCh

samiaji [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mencuri ayam karena lapar ... dihajar sampai mati !!!
   
   
- Original Message - 
  From: ChanCT 
  To: HKSIS-Group 
  Sent: Wednesday, February 07, 2007 9:39 AM
  Subject: [HKSIS] Fw: Korupsi di Bawah Rp 25 Juta Diampuni
  

  Yah, ... mungkin Pemerintah sudah kebingungan begitu banyaknya, sudah 
begitu membudaya-nya korupsi dinegeri ini, ... jadi kalau masih juga mau 
ngurusi koruptor dibawah 25 juta, entah sampai berapa puluh tahun baru bisa 
diurus. Jadi? 
   
  Dahulukan dan utamakanlah koruptor-koruptor kakap, yang lebih merugikan 
rakyat banyak dan sangat-sangat mencelakakan ekonomi nasional negeri ini. Tapi, 
mampu dan cukup kuatkah melawan petinggi-petinggi yang korup? Inilah tantangan 
berat Pemerintah SBY-JK, berani unjuk gigi, adu otot melaksanakan 
janji-janji-muluknya ketika pilpres 2004 yl., dan sudah lewat 2 tahun belum 
juga ada bayangnnya akan terlaksana.
   
  Salam,
  ChanCT
   
  - Original Message -   From: Sunny 
  To: Undisclosed-Recipient:; 
  Sent: Wednesday, 7 February, 2007 6:38
  Subject: Korupsi di Bawah Rp 25 Juta Diampuni

  

HARIAN KOMENTAR
  07 February 2007 
   
   
Isi draf RUU Tipikor  
  Korupsi di Bawah Rp 25 Juta Diampuni
   
  
Menarik disimak isi draf RUU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). 
Selain menyebutkan tidak ada hukuman mati bagi para koruptor, ternyata pelaku 
korupsi di bawah Rp 25 juta, akan diampuni dan tidak dijebloskan ke dalam 
penjara dalam arti akan dilakukan penghentian tuntutan terhadap mereka. 

Tapi pembebasan dari tuntu-tan itu ada syaratnya. Pelaku korupsi Rp 25 juta ke 
bawah harus mengakui kesalahannya dan mengembalikan hasil ke-jahatan tersebut 
kepada ne-gara. Demikian salah satu bo-coran Draf RUU Tipikor yang tengah 
disusun saat ini.
  
Tim penyusun RUU Tipikor, Andi Hamzah sebagaimana dilansir mediaindo.co.id, 
Se-lasa (06/02), turut membe-narkan ketentuan tersebut. Pada bagian lain, 
disebutkan dalam RUU tersebut, ancaman maksimal bagi pelaku korupsi ‘hanya’ 
hukuman seumur hidup.
  
Pidana seumur hidup ini di-jatuhkan, kata Andi Hamzah, yakni bagi pejabat 
publik yang menggelapkan uang senilai di atas Rp 5 miliar. Dan itu me-rupakan 
dana bencana alam, bencana sosial, dan krisis ekonomi. 
Draf berdasarkan hasil rapat tim 30 Januari lalu itu ber-beda dengan UU 20/2001 
ten-tang Pemberantasan Tipikor pada Pasal 2 ayat (2) yang mencantumkan 
ketentuan tentang pidana mati bagi pe-laku korupsi dalam keadaan tertentu. 
  
Menurut Hamzah, keten-tuan yang menghapus pidana mati itu disesuaikan dengan 
konvensi internasional. Selain itu, jika hukuman mati di-berlakukan, Indonesia 
akan kesulitan mengekstradisi pelaku korupsi yang ada di luar negeri.
“Kita mengikuti konvensi in-ternasional. Kalau ada huku-man mati, kita akan 
kesulitan untuk melakukan ekstradisi,” katanya. Meskipun demikian, Andi 
mengatakan draf RUU yang ditanganinya lebih luas mengatur penanganan tin-dak 
pidana korupsi jika di-bandingkan dengan UU 20/2001.
  
RUU itu juga menentukan penyidikan kasus korupsi di-lakukan kepolisian, 
kejaksa-an, dan penyidik pada KPK (Pasal 36). Namun, hasil pe-nyidikan oleh 
penyidik itu di-serahkan kepada jaksa pe-nuntut umum (Pasal 37).
KPK hanya berwenang sam-pai tingkat penyidikan, tidak seperti sekarang yang 
ber-wenang hingga penuntutan. Pengadilan korupsi dilakukan pengadilan negeri 
setempat untuk diperiksa dan diputus majelis hakim khusus tindak pidana korupsi.
  
Pengadilan khusus itu dibentuk selambat-lambatnya satu tahun setelah 

[mediacare] Re: #sastra-pembebasan# Re: Jakarta Kebanjiran (korupsi)

2007-02-07 Terurut Topik T Chandra
Maap nimbrung. Memang sensibel sekali, untuk RRC, juga Indonesia, dll. Di 
Amriks juga masih ada banyak negara bagiannya yang masih memakai hukuman mati. 
Mereka yg didalam death row itu yang membunuh, korbannya satu atau lebih 
manusia. Lah korupsi itu
  apalagi yang kelas kakap atau kelas teri dibawah Rp 25 juta kalau dampaknya 
dihitung, korbannya kan di Indonesia puluhan atau ratusan juta orang. Dampak 
sangat negatipnya pada Mutu Kehidupan bangsa yang malang ini. Bocah kurang 
protein dan dibodokan!
  Jadi mari kita contoh RRC, apalagi kalau ketua HAM PBB itu sudah ngerti. 
Jangan ada kemunafikan dalam persepsi humanisme. Lihat bangsa yang melata ini, 
karena korupsi yang membudaya sejak awal pembangunan Orba.
  TCh

HINU E. SAYONO [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ketika pertama kali Pemerintah Cina memutuskan menghukum mati 
koruptor dan kemudia mengeksekusinya, Komisi Hak Asasi Manusia PBB, yang 
berkedudukan di Geneva, protes keras. Bahkan Ketuanya, seorang wanita dari AS, 
meluangkan waktu untuk bergegas ke Bejing untuk menemui para petinggi Cina guna 
menyampaikan protes kerasnya.

Protes keras Komisi HAM PBB tersebut, tentu saja, didasarkan pada hak asasi 
manusia yang bersumber dari individualisme.

Para petinggi Cina menjawab, justru menjatuhkan hukuman mati bagi koruptor 
adalah sesuai dengan kepentingan nasional, bukan berdasarkan HAM orang 
perseorangan.

Lho kok?, tukas sang Ketua Komisi HAM.

Argumentasi para petinggi Cina secara garis besarnya adalah sebagai berikut.
Kalau para koruptor tidak dihukum mati, melainkan hanya dijatuhi hukuman 
penjara saja, anda dapat membayangkan berapa penjara yang harus dibangun. Dan 
anda bisa menghitung berapa biaya untuk menghidupi para koruptor yang 
dipelihara atau dipondokkan di rumah pondokan negara tersebut. Belum lagi 
biaya untuk menggaji para pegawai rumah pondokan negara tersebut. Karena Cina 
memiliki kemampuan penyediaan anggaran yang terbatas, dan yang masih ada warga 
Cina yang berjumlah 1 milyar lagi yang masih harus diurus, maka pelarangan atau 
penghapusan hukuman mati bagi koruptor, untuk kemudian dipondokkan di rumah 
pondokan negara tersebut, akan menyedot dana yang amat luar biasa jumlahnya. 
Hal ini berarti Pemerintah Cina secara sadar dan terprogram akan menelantarkan 
warga yang tidak korupsi. Dan itu justru melanggar HAM sebagian terbesar warga 
Cina.
Justru demi alasan melindungi HAM bagi sebagian terbesar warga Cina, maka para 
koruptor lebih baik ditembak mati saja. Kami sudah mempertimbangkan hal ini 
secara mendalam.

Ketua Komisi HAM PBB terkaget-kaget dengan argumentasi petinggi Cina yang 
ditemuinya. Setelah dipikir-pikir, kok make sense ya. Maka pulanglah dia 
balik ke Geneva. Dia memperoleh pelajaran baru justru di negara yang paling 
sering dicap melanggar HAM.

Itu cerita seorang pejabat tinggi Cina.

Pelajaran yang dapat diambil dari dialog para petinggi Cina dengan Ketua Komisi 
HAM PBB adalah bahwa HAM tidaklah bersifat individual. Hal ini mengingatkan 
diriku bahwa Bung Karno pernah mengatakan bahwa semua keputusan yang bersifat 
nasional harus didasarkan pada asas Pro Bono Publico (untuk kepentingan atau 
kemaslahatan sebagian terbesar warga bangsa).


Salam,
HES

--


heri latief [EMAIL PROTECTED] wrote: dor untuk koruptor?

rrt telah menjalaninya, di tiongkok hukuman mati buat koruptor adalah 
kenyataan, di indonesia koruptor dijadikan pahlawan pembangunan. bingung gak 
tuh?

salam, hl

ati gustiati [EMAIL PROTECTED] wrote:
Korupsi itu penyakit yg sudah mendarah daging ditubuh indonesia, racun nya 
cukup ganas dan sudah terlihat nyata dalam tubuh rakyat nya yg kurus loyo kumuh 
dan menggeletak mati dalam keputus asaan.

Bisakah penyakit ini diobati ?
yeah its called bang bang alias dor dor di jidat !!
hukuman mati bagi koruptor ? WHY NOT ?
pencuri yg membuat rakyat menderita sama dengan pembunuhan masal secara 
perlahan lahan...

salam' O

heri latief [EMAIL PROTECTED] wrote:
tau gak, kita muter-muter ngomong apa aja tentang indonesia, eh ujung2nya duit 
(korupsi).

melawan banjir adalah membasmi korupsi dan membersihkan diri.

salam, hl

HINU E. SAYONO wrote:
Harap maklum, itu adalah proyek yang didanai oleh APBN dan APBD.
Siapa bisa bosan?

Rejeki, rejeki, rejeki

(Sri Rejeki yang aku kenal, duluuu tinggal di Jalan Gondangdia Lama. Sekarang 
entah sudah pindah kemana.)

Kang becak wrote:
Konyol,
Membosankan.

Selalu berulang,
Sepanjang zaman.

-
Don't be flakey. Get Yahoo! Mail for Mobile and 
always stay connected to friends.

[Non-text portions of this message have been removed]

-
Don't pick lemons.
See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.geocities.com/herilatief/
[EMAIL PROTECTED]
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 
Informasi tentang KUDETA 65/Coup d'etat '65 
Klik: http://www.progind.net/ 

-
Cheap 

[mediacare] Re: [HKSIS] Golkar: Partai Oposisi adalah Kecelakaan - Negara Gagal, Masyarakat Harus Bangkit

2007-02-05 Terurut Topik T Chandra
Mala petaka fatal untuk berpuluh-puluh tahun bisa terjadi kalau Golkar akan 
mencapai cita-citanya yaitu terus menerus memerintah spt UMNO di Malaysia atau 
LDP di Jepang. Kalla pernah bilang ini waktu pulang dari studi banding di 
jepang tahun 2006. PG sebenarnya partai yang tidak jelas ideologinya. Kalau 
mencari kekayaan melalui kekuasaan tidak kita hitung termasuk ideologi juga.
   
  Golkar telah menjadi satu dari dua kaki Orba nya Suharto. Mereka berhasil 
membawa Indonesia keterpurukan yang menbghancurkan negara kayak sekarang. Jadi 
kalau rakyat Indonesia akan dapat lagi dibohongi dan enggak tahan money politik 
ya Golkar bisa sering memang pemilu dan pilpres. Atau malah menang terus 
puluhan tahun. Jadi jelasnya kan terserah sama kita pemilih saja, mau ginian 
terus atau mau perubahan yang bener. Bukan perubahan dalam gaya SBY dan MHJK. 
Yang melestarikan orbaisme. Kalau rakyat ingin perbaikan hidup ya harus tolak 
Golkar.  
  TCh

HKSIS [EMAIL PROTECTED] wrote:
Senin, 05 Februari 2007 Golkar: Partai 
Oposisi adalah Kecelakaan 
Harmoko Nilai Parpol Baru adalah Ancaman Eksternal
Jakarta, Kompas - Partai Golkar diharapkan tidak malu-malu menegaskan 
targetnya memenangi Pemilihan Umum 2009. Sudah sewajarnya sebuah partai politik 
dilahirkan untuk mencari jalan pada kekuasaan, dan menjadi partai oposisi 
hanyalah sebuah kecelakaan.   Hal itu mengemuka dalam sarasehan antargenerasi 
Partai Golkar yang diselenggarakan di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai 
Golkar, Slipi, Jakarta, Sabtu (3/2). Acara itu dihadiri Ketua Umum Partai 
Golkar M Jusuf Kalla serta mantan pengurus Golkar sejak tahun 1978 yang 
memberikan kesaksian, seperti R Soekardi, Oetojo Oesman, Rachmat Witoelar, 
Harmoko, Moerdiono, dan Ny Sulasikin Murpratomo.   Jusuf Kalla dalam 
sambutannya mengatakan tidak ada parpol yang mau menjadi oposisi. Cita- cita 
semua parpol adalah menjalankan pemerintahan dan kenegaraan. Merujuk pengalaman 
di sejumlah negara, seperti Malaysia dan Jepang, sebuah partai bertahan lama 
jika peran dalam pemerintahannya dapat memajukan bangsanya.   Jusuf Kalla juga
 menekankan, parpol yang baik adalah yang melayani bangsanya. Dalam rentang 
lima tahun, empat tahun digunakan untuk membicarakan soal ekonomi-sosial, 
sedangkan kampanye dibicarakan setahun terakhir saja. Berbuat baik kepada 
rakyat adalah bentuk kampanye terbaik, ujarnya.   Sebagian besar politisi 
senior Partai Golkar juga menekankan, parpol didirikan untuk berkuasa. Soekardi 
menyebutkan, lebih baik parpol tidak didirikan jika tidak ada keinginan 
berkuasa. Partai Golkar tak perlu malu mengakui ingin berkuasa karena itu bukan 
sesuatu yang jelek.   Harmoko menekankan, konsolidasi internal mesti dilakukan 
dan tetap menjaga agar kader bisa memahami ruh partai. Ancaman eksternal adalah 
tumbuhnya parpol baru yang juga mengedepankan konsep karya kekaryaan yang juga 
berniat menarik kader Partai Golkar untuk masuk.   Moerdiono menekankan, Golkar 
harus menegaskan keinginan untuk memenangi Pemilu 2009 sebagai jalan untuk 
memberikan manfaat bagi rakyat. Ini membutuhkan partai yang
 kuat. Karena itu, setiap kader harus meyakini Golkar adalah parpol yang 
terbaik.   Sementara itu, saat membuka rapat koordinasi nasional bidang 
pendidikan, pemuda dan olahraga, serta riset dan teknologi Partai Golkar, Sabtu 
malam, Jusuf Kalla mengakui, bangsa Indonesia tidak mampu memanfaatkan 
kelebihan dan kemampuan yang dimilikinya. Akibatnya, negeri ini masih terpuruk 
di berbagai bidang. (dik/JOS)

   
   Senin, 05 Februari 2007  NASIONALNegara Gagal, 
Masyarakat Harus Bangkit 
SEMARANG- Masyarakat Indonesia harus bangkit menolong diri sendiri. Negara 
tidak lagi bisa diharapkan untuk menyejahterakan rakyatnya, karena beban yang 
terlalu besar.
  ''Negara kita makin lumpuh akibat terlalu banyak beban. Tanpa formula 
penyelesaian yang tepat, dalam beberapa tahun ke depan kita akan kolaps. 
Indonesia akan terhindar dari kehancuran kalau masyarakat mampu bangkit untuk 
menolong diri sendiri,'' kata pakar pemerintahan Prof Dr M Ryaas Rasyid MA di 
Semarang, Sabtu (3/2) malam.
  Dia berbicara selaku ketua umum Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam 
Indonesia (Perhimpunan KB PII) Pusat di depan peserta Muswil III Perhimpunan KB 
PII Jateng di Hotel New Metro. Dikatakan, beban negara di saat krisis sekarang 
menjadi terlalu besar karena selama ini sektor negara terlalu dominan.
  ''Semua tergantung pada negara, masyarakat tidak punya inisiatif, sehingga 
negara makin lumpuh ketika banyak masalah yang harus diselesaikan,'' kata 
mantan Menteri Negara Otonomi Daerah itu.
  Ketua Asosiasi Ilmu Pemerintahan Indonesia (AIPI) itu menyebutkan ciri-ciri 
negara yang mendekati kegagalan. 
  Yaitu kekayaan sumber daya (resources) yang tidak terkelola dengan baik, 
program-program pemerintah yang salah sasaran, dan birokrasi yang terlalu gemuk 
sehingga tidak lincah bergerak untuk mengatasi masalah.
  

[mediacare] PRESIDEN NYEBUR ke LOKASI BANJIR

2007-02-02 Terurut Topik T Chandra
TERUS SAMBIL NYELEM, NEBAR  P E S O N A  NIH YE? 
   
   
  Presiden Nyebur ke Lokasi Banjir
Jum'at, 02 Pebruari 2007 | 19:59 WIB 
  TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ikut merasakan 
banjir di Jakarta dengan ikut nyebur ke bantaran kali Ciliwung yang sedang 
meluap. Lokasi banjir yang dikunjungi berada di Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Sekitar pukul 16.00 WIB, rombongan Presiden ini bergerak meninggalkan kediaman 
pribadi di Puri Cikeas untuk meninjau lokasi banjir di Jakarta. Ikut dalam 
rombongan ini Ibu Ani Yudhoyono, Sekertaris Kabinet Sudi Silalahi, Juru Bicara 
Presiden Andi Malaranggeng dan Dino Pati Djalal.

Presiden hanya menumpang Toyota Land Cruiser warna hitam dengan nomor polisi B 
307 YD. Sesampainya di Jalan Jati Negara Barat, dia turun dari mobil dan 
berjalan menuju bantaran kali Ciliwung. Jalan ini tidak luput dari banjir 
sehingga tidak dapat dilalui kendaraan. Di tempat ini,ketinggian air mencapai 
selutut Presiden. Celana yang dikenakannya pun basah oleh air banjir.

Setelah melihat banjir, Presiden kemudian meninjau lokasi pengungsian warga 
yang terkena banjir di gedung sekolah Santa Maria. Ribuan warga memadati jalan 
yang dilalui rombogan Presiden. Beberapa orang mengungsi bersalaman dengan 
Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono.

Di sela-sela meninjau lokasi banjir, Presiden mengatakan dalam jangka menengah 
dan panjang pemerintah DKI Jakarta harus bekerja sama dengan pemerintah Bogor, 
Bekasi, dan Tangerang untuk mengatasi banjir ini. Kalau tidak ya akan begini 
terus, kata Presiden. Pemerintah Pusat, kata dia juga akan membantu mengatasi 
banjir tahunan ini.

Presiden mengaku terus memantau perkembangan banjir dari berita di televisi. 
Untuk membantu korban banjir, kata Presiden, pemerintah telah menyediakan 
pos-pos pengungsian yang dilengkapi logistik dan tenaga kesehatan. Di 
mengatakan polisi dan TNI membantu evakuasi warga yang terkena banjir.

Dengan mengenakan jaket warna hitam, Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono sekitar 
pukul 17.15 meninggalkan lokasi.

SUTARTO


 
-
8:00? 8:25? 8:40?  Find a flick in no time
 with theYahoo! Search movie showtime shortcut.

[mediacare] Kasihan Wolfowitz

2007-01-31 Terurut Topik T Chandra
Kayak kurang uang saku saja si Paul ini sampai hari minggu yang lalu waktu 
meninjau Turki
  sebagai presiden World Bank waktu harus buka sepatu di mesjid Selima yang 
terkenal ternyata dua-dua kaos kakinya BOLONG sampai jari-jarinya pada mencuat 
keluar ber eksibisi karena kekurangan hawa segar.
  Bekas Ambasador AS di Jakarta, salah seorang arsitek agresi Amriks di Irak 
dan sekarang orang paling berkuasa di keuangan dunia itu langsung diserbu 
paparazzi pemotret yang banyak yang tiduran dilantai supaya bisa motret secara 
tepat.
  Dua tahun yang silam ketika meninjau hasil serangannya di Irak si Paul ini 
pucat basi gemeteran sekujur badannya didepan kamera TV dan paparazzi juga 
waktu hotel tempat nginepnya kena diguyur dengan roket oleh para pejoang 
kemerdekaan.
  Aneh si Paul ini apa tidak punya sekretaris atau asisten yang mengurusi kaos 
kaki, underwears, dan under-under nya yang lain yah? Ada nyang mau melamar?
   
  TCh

 
-
Don't get soaked.  Take a quick peak at the forecast 
 with theYahoo! Search weather shortcut.

Re: [mediacare] BERSATULAH!

2006-12-26 Terurut Topik T Chandra
Pak SS, kalau begini naga-naganya saya juga harus ikutan setuju nih dengan 
teriakannya Tolak Neo-Kom! 
   
  Maaf tapi saya terjemahkan jadi TOLAK NEO-KOLONIALISME MARKET!
   
  Mohon neoliberalisme perek pasar a la neocons led by Bush Jr jangan dijadikan 
agama baru. (In God We Trust on the banknotes, kan?) Hanya ekonomi pasar bebas 
tok engga pakai predikat yang lain-lain akan bikin banyak bangsa-bangsa lebih 
mati konyol lagi. Saya denger juga kesenjangan sosial di Amrix tambah gawat ya?
  Apalagi secara global, jangan cuma lihat dari kacamata Amrix dong.
   
  Debat nanti kita lanjutin setelah Natal dan Tahun Baru saja. Sekarang kan 
musti damai. Tapi kasian di Irak, tentara Amrix yang mati sudah lebih dari 
waktu 9/11, jadi hampir 3000, dan orang sipil Irak yang mati konyol baru 750 
000 (menurut sumber amrix). Kasian betul Amrix ya, mundur aja dah dari sana. 
Damai di bumi!
   
  TCh
  

Sato Sakaki [EMAIL PROTECTED] wrote:
  TOLAK NEO-KOM!
Dukung perekonomian pasar bebas yang menyediakan
ketersediaan lapangan kerja yang luas, upah tenaga
kerja yang layak (bukan gaji budak), dan kemakmuran
bagi seluruh rakyat Indonesia. Bukan kemakmuran yang
terbatas pada para pejabat dan birokrat korup yang
mengangkangi badan-badan usaha negara yang dikelola
secara serampangan, jadi sapi perah, dan besar pasak
daripada tiang. 

Lihat saja nanti. Kuba di bawah Raul Castro akan
mengubur sistem komunisme yang gagal.

--- Tejo Sulaksono [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ini seruan yang tepat dan pada waktunya! Mari kita
 resist penindasan. Karena belum ada persaratan untuk
 perubahan yang mendasar alias revolusioner, ya lewat
 pemilu, pilpres dan pilkada dulu lah. Alon-alon
 waton kelakon. Berubah kuantitatif dulu lantas
 kualitatif yang menyeluruh. Ini theorinya. Tapi
 siapa tau, kan? Gerak itu kehidupan. Mari kita
 melihat kearah Timur, nerabas Lautan Pasifik,
 mengagumi apa yang sedang terjadi di Amerika
 Selatan. Fidel bisa meninggal. Akan muncul 1000
 Fidel. 
 
 Slamet Natal, Slamet Iduladha, dan Slamet Tahun
 Baru 2007!
 TSL
 
 
 heri latief [EMAIL PROTECTED] wrote:
 SELAMAT HARI NATAL 25 DESEMBER 2006
 SELAMAT TAHUN BARU 2007
 
 DAMAILAH SESAMA UMAT BERAGAMA
 BERSATULAH MELAWAN PENINDASAN
 
 salam, heri latief
 amsterdam, 25/12/2006
 
 
 
 http://www.geocities.com/herilatief/
 [EMAIL PROTECTED]
 http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 
 Informasi tentang KUDETA 65/Coup d'etat '65 
 Klik: http://www.progind.net/ 
 
 
 
 
 
 __
 Do You Yahoo!?
 Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam
 protection around 
 http://mail.yahoo.com 
 
 
 
 
 -
 How much free photo storage do you get? Store your
 holiday snaps for FREE with Yahoo! Photos. Get
 Yahoo! Photos
 Send instant messages to your online friends
 http://uk.messenger.yahoo.com 

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


 

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[mediacare] Re: [HKSIS] Taufiq Ismail:: Komunis Telah Membantai 120 Juta Orang di 70 Negara

2006-12-16 Terurut Topik T Chandra
Naga-naganya di zaman demokrasi ini ada yang kebelet banget supaya ada sikon 
mirip
  1965 dulu. Massa digerakkan, anti-komunisme marak, baju ijo siap hadang. 
   
  Lalu sasarannya siapa? Soekarno atau yang mirip dia tidak ada. PKI juga belum 
nongol juga. (Jelas bener banyak yang mimpi ada lagi PKI, biar bisa dituduh mau 
kudeta,
  terus rakyat digerakan, parang dan golok, juga senjata api otomatik lantas 
bekerja.
   
  Tapi kan latar belakang sejarah lain banget Perang dingin berubah jadi perang 
lawan terorisme. Jadi apa-apaan nih? Yg ada kelompok penggede pembantu AS dan 
para jawara NII. Apa iya yah, AS dan Wahabi berselingkuh mau menguasai, atau 
memecah NKRI, bagi-bagi kekuasaan? Paranoid kebangeten nih! Liat persetubuhan 
YZ  ME aja yuuk.
   
  TCh

samiaji [EMAIL PROTECTED] wrote:
Taufiq Ismail:: Komunis Telah Membantai 120 Juta 
Orang di 70 Negara   Jumat, 15 Desember 2006   Banyak pemuda 
keblinger dan tak paham komunisme tapi tiba-tiba gandrung dengan paham ini. 
Padahal sejarah mencatat, Komunis telah membantai 120 juta orang di 70 negara
Hidayatullah.com--Ramai-ramai isu bangkitnya Komunis Gaya Baru (KGB), 
membuat penyair dan penulis buku Taufiq Ismail ikut bicara. Menurutnya, saat 
ini banyak kalangan muda kampus yang sedikit keblinger karena ketidaktahuan 
akan sejarah PKI dan Komunis.
  “Saya sarankan kepada kalangan muda agar rajin membaca buku-buku sejarah. 
Agar mereka tak mudah melupakan sejarah, “ katanya kepada www.hidayatullah.com 
saat dihubungi melalui telpon, Kamis, (14/12) kemarin.
  Penulis buku Prahara Budaya: Kilas Balik Ofensi Lekra PKI ini membenarkan 
jika saat ini ada usaha pembangkitan sisa-sisa kaum komunis dengan berbaju HAM. 
Sayangnya, menurut Taufiq, banyak kalangan mahasiswa yang justru menjadi 
kepanjangan tangan komunis dan membela-belanya karena ketidakpahaman akan 
sejarah. Itulah sebabnya kaum komunis memanfaatkan kampus dan LSM-LSM yang 
mengaku pembela HAM sebagai wadah dan tempat untuk hidup kembali.
  Dalam bukunya yang berjudul Katastrofi Mendunia, Taufiq memaparkan data 
sejarah (kualitatif maupun kuantitatif) tentang kekejaman “palu arit” di 
seluruh jagad. “Tidak ada satu pun partai politik lain yang dapat menandingi 
rekor pembantaian yang dilakukan mereka itu, yang masuk secara terselubung mau 
pun berjelas-jelas dalam program kerja mereka, yaitu perebutan kekuasaan secara 
revolusi berdarah lewat pertentangan kelas menuju diktator proletariat, baik di 
abad 20 ini mau pun di abad-abad sebelumnya, “ jelasnya.
  Taufiq mengutip buku Dr. Stephane Courtois berjudul “Black Book of Communism; 
Crimes, Terror, Repression” yang diterbitkan Harvard Universty Press (2000). 
Mengejutkan, Curtois menemukan bukti bahwa ideologi komunis telah menyebabkan 
tewasnya 120 juta manusia di 70 negara.
  Bercak darah yang ditinggalkan partai Marxis-Leninis-Maois antara lain 
meliputi Kaukasia, Ukraina, Polandia, Yugoslavia, Azerbaijan, Yaman, Kongo, 
Mozambique, Ghana, Kuba, juga tersebar di benua Eropa, Asia, Afrika dan 
Amerika, termasuk Indonesia.
  Sekadar menyebut contoh, di Burundi, Afrika, pemerintah Marxis membantai 
160.000 orang. Ketika Yugoslavia jatuh ke cengkeraman komunis di akhir Perang 
Dunia II, partisan Marxis anak buah Joseph Tito membantai 500.000 orang.
  Dalai Lama di Newsweek pada Oktober 1987 menyebutkan, rezim Marxis 
mengambil-alih Tibet dan sejuta penduduk telah dihabisi di RRC. Di Mozambique, 
akibat kelompok komunis, 900.000 rakyat mati dalam perang saudara. Data-data 
lain teramat banyak.
  Taufiq juga mengutip data angka Iosef Dyadkin (publikasi Samizdat) yang 
menemukan 52,1 juta rakyat Rusia dibantai rezim Marxis. Anthony Lutz menemukan, 
60 juta rakyat Cina dihabisi pemerintahnya. James Nihan mencatat, 105 juta dan 
Rummel dalam Religion and Society Report mencatat sorban 95,2 juta orang untuk 
seluruh dunia.
  Jika diambil rata-rata, akibat ideologi Marxis-Leninis-Maois, keempat sumber 
di atas diperoleh pembulatan angka 100 juta.
  Itulah sebabnya Taufiq mengaku heran banyak kalangan muda--yang tak paham 
sejarah-- begitu simpati pada Komunis yang sering bersandar di lembaga-lembaga 
advokasi atau HAM. “HAM itu baik, tetapi dalam membela HAM itu menyembunyikan 
agenda ‘terselubung’ karena ada bau propaganda komunis,” ujarnya.
  Taufiq adalah salah satu saksi sejarah yang mengalami hiruk-pikuk kekejaman 
PKI sekitar tahun 1965. “Mata kami tidak bisa dikelabui bahwa di belakang 
kalian (LSM yang mengaku pejuang HAM) ada ‘penyusup’, yakni orang-orang PKI,” 
tambahnya. [cha,pam]


  Jumat, 15 Desember 2006   Banyak pemuda keblinger dan tak 
paham komunisme tapi tiba-tiba gandrung dengan paham ini. Padahal sejarah 
mencatat, Komunis telah membantai 120 juta orang di 70 negara
Hidayatullah.com--Ramai-ramai isu bangkitnya Komunis Gaya Baru (KGB), 
membuat penyair dan penulis buku Taufiq Ismail ikut bicara. Menurutnya, saat 
ini banyak kalangan muda kampus yang sedikit