Re: Amartien - Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-22 Terurut Topik Don Manurung
Pendek kata perusahaan raksasa spt Newmont, Freeport dan Exxon dll itu punya 
jutaan dolar atau lebih untuk membeli pengacara atau pakar bidang apapun untuk
  "membuktikan" kebenarannya. Juga segudang uang dipunyai untuk kickbacks bagi 
para pejabat didunia manapun yang korup. Tidak heran, memang cukup banyak 
bangsa kita yang gampang disuap, atau "secara intelektual" tersuap oleh 
kekaguman pada USA yang serba gemerlap. (New religion: USD > In God we 
trust)Namun Amerika Latin sedang tunjukan bahwa raksasa multinasional kaliber 
Exxon Mobile juga dapat dilawan, bahkan ditundukan seperti di Bolivia untuk 
revisi KK nya, hingga menguntungkan negeri itu. Solusinya bukan hanya 
dipengadilan, tetapi terutama di politik, lewat demo dan pemilu hingga ada DPR 
dan Kabinet yang patriotik. Kerja berat, tetapi mulia! Sesuai dengan teologi 
pembebasan.
   
  Social pathologies yang diakibatkan oleh kolonialisme baru terutama oleh USA 
ini memang harus ditentang. Kita harus galang persatuan, jangan disogok.
  (Maaf, nimbrung)
   
   
  DM
  

"socio.pathos" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Bung Amartien,

Sip sip, titik koma ludas dibaca. Impresif. Tapi tidak menjawab
pertanyaan di kepala sebagian dari kita; lalu dari mana asalnya kulit
membusuk itu, dong? Apa ikan asin yang ditempel kayak tukang
minta-minta gaya kusta yang dilalerin di perempatan jalan? Tabel kimia
itu tak hanya merkuri arsenik doang. Lagian saya masih prejudis kok,
kekuatan kapital itu sangat besar untuk intervensi di tengah proses
WHO ini. Perusahaan Amrikiyah pula. Btw, UN = United Nothing. 

Indra Razak
(cuma nonton Al Jazeerah waktu Sept 11)

--- In mediacare@yahoogroups.com, amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sdr. Indra Razak,
> (yang asli orang Indonesia, bukan penggiat NGO) - sama dong dengan
saya 
> 
> 
> Berikut adalah url laporan dari Minamata Institute:: silahkan
baca dengan kepala dingin hingga titik komanya.
> 
> http://www.buyatbayfacts.com/pdfs_docs/who_report.pdf
> 



 

 
-
Food fight? Enjoy some healthy debate
in the Yahoo! Answers Food & Drink Q&A.

Amartien - Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-22 Terurut Topik socio.pathos
Bung Amartien,

Sip sip, titik koma ludas dibaca. Impresif. Tapi tidak menjawab
pertanyaan di kepala sebagian dari kita; lalu dari mana asalnya kulit
membusuk itu, dong? Apa ikan asin yang ditempel kayak tukang
minta-minta gaya kusta yang dilalerin di perempatan jalan? Tabel kimia
itu tak hanya merkuri arsenik doang. Lagian saya masih prejudis kok,
kekuatan kapital itu sangat besar untuk intervensi di tengah proses
WHO ini. Perusahaan Amrikiyah pula. Btw, UN = United Nothing. 

Indra Razak
(cuma nonton Al Jazeerah waktu Sept 11)



--- In mediacare@yahoogroups.com, amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Sdr. Indra Razak,
>   (yang asli orang Indonesia, bukan penggiat NGO) - sama dong dengan
saya   
> 
>
>   Berikut adalah url laporan dari Minamata Institute::  silahkan
baca dengan kepala dingin hingga titik komanya.
>
>   http://www.buyatbayfacts.com/pdfs_docs/who_report.pdf
>




Re: Amartien - Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-22 Terurut Topik amartien
  Sdr. Indra Razak,
  (yang asli orang Indonesia, bukan penggiat NGO) - sama dong dengan saya   

   
  Berikut adalah url laporan dari Minamata Institute::  silahkan baca dengan 
kepala dingin hingga titik komanya.
   
  http://www.buyatbayfacts.com/pdfs_docs/who_report.pdf
   
Kesimpulan laporan tsb. adalah:

  * kadar merkuri di rambut penduduk Buyat tidak cukup untuk menjadikan mereka 
tercemar. Tidak terlihat adanya akibat dari pada pencemaran merkuri di penduduk 
Buyat, bahkan sebaliknya kadar merkuri di rambut penduduk di teluk tetangga 
(Totok), lebih tinggi.


* Kadar merkuri di air dan tanah di teluk Totok lebih tinggai dari di teluk 
Buyat, meskipun kadar merkuri tidaklah tinggi seperti yang terbukti dengan 
rendarhnya kadar merkuri di ikan.


* Tidak adanya kontaminasi merkuri dan sianida di teluk2 Buyat dan Totok 



* Kadar total dari pada konsentrasi logam di rambut penduduk Buyat dan Totok 
rendah, tidak cukup tinggi untuk menyebabkan mereka tercemar.



   
  Menurut laporan International Herald Tribune dibawah ini:
   
  
http://www.iht.com/articles/ap/2007/04/24/business/AS-FIN-Indonesia-Newmont-Trial.php
   
  Saksi2 yang katanya sakit yang dikemukakan oleh jaksa hanyalah beberapa orang 
saja dan keluhan mereka kebanyakan hanyalah gatal2 saja. 
   
  Mengenai US $30 juta out of court settlement – ini bukannya pertanda bahwa 
perusahaan tsb. mengaku salah.  Ini sering dilakukan oleh perusahaan2 maupun 
perorangan yang dituduh di pengadilan perdata, karena dianggap ini adalah jalan 
yang termurah dan tercepat.  Jadi keputusan seperti ini diambil ditilik  dari 
segi keuangan dan waktu.  
   
  Saya lebih percaya laporan2 dari WHO/Minamata Institute dll. dibandingkan 
dengan laporan dari kepolisian di Menado, ter-lebih2 pada waktu diminta supaya 
diselidiki ulang, mereka menolak.
   
  Di url dibawah ini adalah suatu press release penduduk di Buyat yang 
mengatakan a.l. ada yang meng intimidasi mereka.  (kalau di scroll dibawah maka 
anda akan melihat versi aslinya dalam bah. Indonesia). 
   
  http://www.buyatbayfacts.com/pdfs_docs/Press%20Release.pdf
   
  Oh, ya ada yang menuduh Newmont menggunakan cara2 pembuangan yang sudah kuno. 
 Bukti2 memperlihatkan bahwa meskipun cara pembuangan kuno tsb. tetap saja 
tidak ada pencemaran yang menjadikan penduduk sakit.



Mengenai usaha memperbaiki situasi di Indonesia”
   
  Memang memerlukan waktu yang lama.  Tetapi yang paling penting adalah tekad 
dari yang dipemerintahan untuk menerapkan kebijaksanaan2 yang baik bagi 
masyarakat, melindungi semua penduduk, dan tidak melanggar ham nya semua 
penduduk.
   
  Saya tidak melihat adanya itu di pemerintah, dari dulu maupun yang jaman 
sekarang.  Masing2 hanya memikirkan kantong dan kepentingan diri sendiri.



 


Sociopathos Limited <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
Bung, terima kasih Anda 'mengkritisi' masyarakat Buyat dan rumor merkuri  tanpa 
ada pretensi. Sayangnya, Anda hanya mengutip berita-berita di koran tentang 
penelitian itu, tanpa pernah membaca dokumen penelitian itu hingga titik 
komanya. Kesalahan umum yang selalu membuat saya takjub. Kok bisa ya? 

Indra Razak
(aseli orang Indonesia, bukan penggiat NGO)


PS: 
Saya berbagi sedikit data dan informasi yang harus dibaca dengan kepala dingin.

Data 1: Tim kajian Menneg LH juga mengakui bahwa kadar arsenik (bukan merkuri) 
yang ada di daerah sekitar Pante Buyat lebih tinggi dan harus dikaji lebih 
lanjut. Silakan buka dokumen resmi Menneg LH yang mudah didapat di 
Internet:[http://www.menlh.go.id/i/art/pdf_1098163289.pdf]
 
Data 2: Tentang dampak arsenik, merkuri, dkk dalam jangka waktu tertentu (NMR 
beroperasi sejak 1996) perlu kajian kesehatan dan genetis khusus. Beban 
anggaran tidak dipusatkan di Depkes, lagipula hanya staf Depkes (jabatan:  
non-eselon) yang jadi anggota tim Menneg LH ini. (sumber: orang dalam Depkes)

Data 3: Saat pengadilan memutuskan, belum ada kajian lebih lanjut karena 
anggaran (di departemen manapun) untuk kajian arsenik dan substansi lain 
(terutama tentang dampak kesehatan/genetis) belum turun. 

Kesimpulan sementara: Luka rakyat Buyat adalah murni karena birokrasi Indonesia 
Raya. As simple as that, tapi maaf, luka itu jangan ditambah lebar, Bung.


PSS: 
Koreksi pasar hanya butuh sebuah kebijakan dan sepaket peraturan. Dalam waktu 
singkat, industri ikut apa kata Pemerintah. 
 Koreksi pemerintah? Butuh waktu lebih lama dan a long list of unbearable 
efforts.
 
 Belum ada memang penelitian berapa banyak orang Indonesia yang pandai secara 
akademis dan emosional (lulusan Binus atau ITB atau UI) yang merangkak karier 
di birokrasi. Yang saya tahu memang banyak dekan dan rektor 'loncat' jadi 
menteri atau dirjen. Saya malah ingat beberapa tahun silam,  kawan-kawan saya 
yang tidak lulus ITB UI dkk, atau tak mampu bayar masuk ke Trisakti Binus dkk 
(boro-boro terbang ke luar negeri), akhirnya memilih masuk STAN (sebuah lembaga

Amartien - Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-20 Terurut Topik Sociopathos Limited
Bung, terima kasih Anda 'mengkritisi' masyarakat Buyat dan rumor merkuri  tanpa 
ada pretensi. Sayangnya, Anda hanya mengutip berita-berita di koran tentang 
penelitian itu, tanpa pernah membaca dokumen penelitian itu hingga titik 
komanya. Kesalahan umum yang selalu membuat saya takjub. Kok bisa ya? 

Indra Razak
(aseli orang Indonesia, bukan penggiat NGO)


PS: 
Saya berbagi sedikit data dan informasi yang harus dibaca dengan kepala dingin.

Data 1: Tim kajian Menneg LH juga mengakui bahwa kadar arsenik (bukan merkuri) 
yang ada di daerah sekitar Pante Buyat lebih tinggi dan harus dikaji lebih 
lanjut. Silakan buka dokumen resmi Menneg LH yang mudah didapat di 
Internet:[http://www.menlh.go.id/i/art/pdf_1098163289.pdf]
 
Data 2: Tentang dampak arsenik, merkuri, dkk dalam jangka waktu tertentu (NMR 
beroperasi sejak 1996) perlu kajian kesehatan dan genetis khusus. Beban 
anggaran tidak dipusatkan di Depkes, lagipula hanya staf Depkes (jabatan: 
non-eselon) yang jadi anggota tim Menneg LH ini. (sumber: orang dalam Depkes)

Data 3: Saat pengadilan memutuskan, belum ada kajian lebih lanjut karena 
anggaran (di departemen manapun) untuk kajian arsenik dan substansi lain 
(terutama tentang dampak kesehatan/genetis) belum turun. 

Kesimpulan sementara: Luka rakyat Buyat adalah murni karena birokrasi Indonesia 
Raya. As simple as that, tapi maaf, luka itu jangan ditambah lebar, Bung.


PSS: 
Koreksi pasar hanya butuh sebuah kebijakan dan sepaket peraturan. Dalam waktu 
singkat, industri ikut apa kata Pemerintah. 
 Koreksi pemerintah? Butuh waktu lebih lama dan a long list of unbearable 
efforts.
 
 Belum ada memang penelitian berapa banyak orang Indonesia yang pandai secara 
akademis dan emosional (lulusan Binus atau ITB atau UI) yang merangkak karier 
di birokrasi. Yang saya tahu memang banyak dekan dan rektor 'loncat' jadi 
menteri atau dirjen. Saya malah ingat beberapa tahun silam, kawan-kawan saya 
yang tidak lulus ITB UI dkk, atau tak mampu bayar masuk ke Trisakti Binus dkk 
(boro-boro terbang ke luar negeri), akhirnya memilih masuk STAN (sebuah lembaga 
pendidikan yang menghabiskan uang rakyat yang seharusnya diliberalisasi saja, 
kata Prof Didik Rachbini di satu forum tahun lalu). Lihat kasus IPDN? Sebuah 
kampus lain dengan anggaran negara (baca: uang rakyat) yang menerapkan 
militerisme dari ujung kaki hingga dalam otak. Jadi, butuh waktu lama untuk 
mengkoreksi pemerintah.


amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Indra: 
Bung, sadarkah kalau Anda mengetik tanpa
 melihat langsung ke Freeport atau Newmont (tapi hanya
 membaca penelitian, mungkin cuma dari internet bukan
 dokumen aseli penelitian tersebut)? Bacakah titik koma
 hingga tuntas? Sadarkah kalau email Anda yang
 mengumbar penelitian dari seluruh dunia itu hanya
 menyilet luka lebih dalam bagi rakyat Minahasa?
 Dokumen penelitian itu tidak dipublikasikan ke
 masyarakat sana, yang tak bisa akses ke internet.
 Punya komputer pun tidak, Bung.
 
 amartien: Berita mengenai hasil laboratorium2 tsb. ada
 di surat2 kabar Indonesia.  Seperti yang saya sudah
 tulis di posting saya sebelum ini, sayangnya, banyak
 opini2 yang ditulis di media yang 'melupakan' hal ini.
 
 Inddra: Coba dibalik, kalau ada sepupu atau nenek Anda
 hidup dan berkudis seumur hidup di sana, apa Anda akan
 membeberkan dokumen yang kian memberatkan hidup
 saudara-saudara Anda? 
 
 amartien: Saya akan mencari tahu apa yang menyebabkan
 hal tsb. 
 
 Permulaan dari pada hal ini adalah pada waktu seorang
 penduduk menderita penyakit dan kemudian seorang
 dokter umum di Manado mengatakan bahwa itu adalah
 dikarenakan oleh merkuri, tanpa melaksanakan
 penyelidikan lebih lanjut.  Kemudian dari sini
 berkembang dan hasilnya kita sudah tahu semua, yaitu
 dengan dibawanya Newmont ke pengadilan. 
 
 Indra: Saya tak punya saudara sedarah di sana, tapi
 tepa selira sedikit lah. Have some sense. 
 
 amartien: lookn into a mirror.
 
 Indra:
 PS. 
 1. Government failure memang sudah berakar-urat di
 Indonesia, tapi jangan hanya disalahkan. Dikoreksi,
 Bung. 
 
 amartien:
 Setuju.  Saya tidak bisa melihat bagaimana 'koreksi'
 itu jika anda dan orang2 yang sependapat dg. anda
 ngotot bahwa Newmont mencemarkan perairan di teluk
 Buyat.  Meng koreksi sesuatu adalah dengan kembali ke
 persoalan asalnya.  Yaitu, selidiki mengapa orang tsb.
 sakit seperti itu. Seperti yang saya sebut diatas,
 diagnosa dokter yang per-tama2 memeriksa orang sakit
 tsb. hanyalah diagnosa tanpa penyelidikan di
 laboratorium, dan dimana dokter tsb. sama sekali bukan
 ali mengenai penyakit Minamata.
 
 Indra:2. Ugh, Freeport itu tak hanya tembaga tapi emas
 juga (btw, mekanisme emas untuk stabilitas ekonomi
 dunia pernah tahu 'kan?) Karena gak bisa baca kontrak
 perpanjangan Freeport (kontrak dalam Bahasa Inggris,
 d'uh) makanya bagi hasil Indonesia cuma keraknya aja.
 Bisakah lawyer kampung bertarung global? Btw, anggaran
 negara untuk bayar lawyer (aka staf ahli) hanya 12
 juta per bulan potong pa

Indra - Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-19 Terurut Topik amartien
Indra: Bung, sadarkah kalau Anda mengetik tanpa
melihat langsung ke Freeport atau Newmont (tapi hanya
membaca penelitian, mungkin cuma dari internet bukan
dokumen aseli penelitian tersebut)? Bacakah titik koma
hingga tuntas? Sadarkah kalau email Anda yang
mengumbar penelitian dari seluruh dunia itu hanya
menyilet luka lebih dalam bagi rakyat Minahasa?
Dokumen penelitian itu tidak dipublikasikan ke
masyarakat sana, yang tak bisa akses ke internet.
Punya komputer pun tidak, Bung.

amartien: Berita mengenai hasil laboratorium2 tsb. ada
di surat2 kabar Indonesia.  Seperti yang saya sudah
tulis di posting saya sebelum ini, sayangnya, banyak
opini2 yang ditulis di media yang 'melupakan' hal ini.

Inddra: Coba dibalik, kalau ada sepupu atau nenek Anda
hidup dan berkudis seumur hidup di sana, apa Anda akan
membeberkan dokumen yang kian memberatkan hidup
saudara-saudara Anda? 

amartien: Saya akan mencari tahu apa yang menyebabkan
hal tsb. 

Permulaan dari pada hal ini adalah pada waktu seorang
penduduk menderita penyakit dan kemudian seorang
dokter umum di Manado mengatakan bahwa itu adalah
dikarenakan oleh merkuri, tanpa melaksanakan
penyelidikan lebih lanjut.  Kemudian dari sini
berkembang dan hasilnya kita sudah tahu semua, yaitu
dengan dibawanya Newmont ke pengadilan. 

Indra: Saya tak punya saudara sedarah di sana, tapi
tepa selira sedikit lah. Have some sense. 

amartien: lookn into a mirror.

Indra:
PS. 
1. Government failure memang sudah berakar-urat di
Indonesia, tapi jangan hanya disalahkan. Dikoreksi,
Bung. 

amartien:
Setuju.  Saya tidak bisa melihat bagaimana 'koreksi'
itu jika anda dan orang2 yang sependapat dg. anda
ngotot bahwa Newmont mencemarkan perairan di teluk
Buyat.  Meng koreksi sesuatu adalah dengan kembali ke
persoalan asalnya.  Yaitu, selidiki mengapa orang tsb.
sakit seperti itu. Seperti yang saya sebut diatas,
diagnosa dokter yang per-tama2 memeriksa orang sakit
tsb. hanyalah diagnosa tanpa penyelidikan di
laboratorium, dan dimana dokter tsb. sama sekali bukan
ali mengenai penyakit Minamata.


Indra:2. Ugh, Freeport itu tak hanya tembaga tapi emas
juga (btw, mekanisme emas untuk stabilitas ekonomi
dunia pernah tahu 'kan?) Karena gak bisa baca kontrak
perpanjangan Freeport (kontrak dalam Bahasa Inggris,
d'uh) makanya bagi hasil Indonesia cuma keraknya aja.
Bisakah lawyer kampung bertarung global? Btw, anggaran
negara untuk bayar lawyer (aka staf ahli) hanya 12
juta per bulan potong pajak dan harus warga negara
Indonesia ber-KTP. (pernah tahu mekanisme APBN kita
yang bolong-bolong kayak keju nikmat buat tikus
koruptor?) Think macro, Bung.

amartien:
Saya tahu mengenai kontrak mengontrak pem. Indonesia. 
Yang ikut andil dari pem. Indonesia didalam negosiasi
kontrak pastilah meminta bayaran.  Disitulah kuncinya
jika seandainya kontrak bagi hasil menurut anda tidak
sepadan.

Freeport, ataupun perusahaan luar negeri dari manapun
juga, tidak bisa berbuat apa2 di indonesia jika itu
tidak dijinkan didalam perjanjian dengan pemerintah
indonesia.  

Seperti yang saya sudah bilang sebelum ini, banyak
sekali orang Indo yang pandai2. Saya selalu senang
sekali melihat banyaknya tenaga ahli Indonesia
terpakai di luar negeri.  Bahkan ada juga orang
indonesia yang sampai bekerja di Indonesia dengan
dasar gaji orang Amrik (umpamanya).  jadi dia itu
bekerja di Indonesia, tetapi gaji dollar.  Hebat
sekali bukan?  saya pun sangat bangga akan mereka2
itu.  Berbunga hati melihat mereka, ter-lebih2 lagi
ada dari mereka2 itu yang jauh lebih muda dari saya.
(Nulis ini pun sambil senyum senang).

jadi sekali lagi, janganlah berpikiran begitu minder
mengenai kepandaian orang2 Indonesia.  Banyak yang
pandai.  Fakta adalah bahwa jika pem. Indonesia
memberikan kontrak kerja ke suatu perusahaan, baik
perusahaan itu adalah perusahaan domestik maupun luar
negeri, kontrak besar maupun kecil, banyak sekali
pengeluaran 'yang terselubung', yang kemudian
akhir2-nya merugikan rakyat Indonesia sendiri, tetapi
menjadikan bank account pejabat yang terlibat kontrak
tsb. menjadi membengkak.  






--- Sociopathos Limited <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> Bung, sadarkah kalau Anda mengetik tanpa melihat
> langsung ke Freeport atau Newmont (tapi hanya
> membaca penelitian, mungkin cuma dari internet bukan
> dokumen aseli penelitian tersebut)? Bacakah titik
> koma hingga tuntas? Sadarkah kalau email Anda yang
> mengumbar penelitian dari seluruh dunia itu hanya
> menyilet luka lebih dalam bagi rakyat Minahasa?
> Dokumen penelitian itu tidak dipublikasikan ke
> masyarakat sana, yang tak bisa akses ke internet.
> Punya komputer pun tidak, Bung.
> 
> Coba dibalik, kalau ada sepupu atau nenek Anda hidup
> dan berkudis seumur hidup di sana, apa Anda akan
> membeberkan dokumen yang kian memberatkan hidup
> saudara-saudara Anda? 
> 
> Saya tak punya saudara sedarah di sana, tapi tepa
> selira sedikit lah. Have some sense. 
> 
> Indra Razak
> 
> 
> PS. 
> 1. Government failure memang sudah berakar-urat di
> Indonesia, tapi jangan hanya disalahkan

Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-19 Terurut Topik amartien
Kalau teori anda benar, maka berapa banyak yang
diberikan ke laboratorium WHO, UI, ITB dan Minamata
yang menjadi dasar dibebaskannya Newmont?



--- cah bodho <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Kalaulah benar bahwa Newmont Minahasa Raya tidak
> mencemari lingkungan di Buyat, untuk apa dia bikin
> deal dengan Menteri Koordinator Kesra Aburizal
> bakrie
> untuk memberikan dana "community development" sampai
> 30 juta dollar? dan setelah kesepakatan itu terjadi
> barulah kemudian pengadilan memutuskan untuk
> "membebaskan Direktur-nya" dari tuntutan ?
> Tidak tahu apa lagi yang bisa dikatakan atas fakta
> ini???
> 
> 
> --- amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Lihatlah pencemaran lingkungan di Indonesia. 
> Hutan
> > ditebas, karena oknum2 pem. juga yang korup. 
> > Sungai2 kotor.  Pantai2 makin lama makin kotor.
> > 
> > Di daerah sekitar bekas pertambangan Newmont,
> banyak
> > penduduk yang mempunyai tambang liar.  Menurut
> > penduduk setempat yang lain, mereka itu
> mencemarkan
> > lingkungan.
> > 
> > Jika menurut anda mungkin pencemaran bukan
> merkuri,
> > maka tentulah jaksa harus menuduh seperti itu. 
> > Rupanya jaksapun tidak bisa mendapatkan bukti
> adanya
> > pencemaran yang lain.  Mungkin anda lebih tahu
> dari
> > jaksa.  Bagaimana kalau anda membagikan
> pengetahuan
> > anda tsb. ke jaksa?  Hitung2 sumbangsih anda ke
> > rakyat Indonesia, jika betul2 kemudian Newmont
> > terbukti bersalah karena telah mencemarkan itu
> > berdasarkan masukan dari anda.
> > 
> > Janganlah menuduh tanpa alasan, atau hanya karena
> > emosi.  Kalau membaca sesuatu, bacalah dari segala
> > macam sumber, dengan pikiran terbuka.  Pakailah
> > akal.
> > 
> > Apa hubungannya hidup enak di Amrik dengan
> 'beratus
> > sipil modar di Irak?"  Kelihatan sekali anda tidak
> > nyambung akal anda dengan emosi.  Emosi doang yang
> > bekerja, yang dipicu oleh nggak tahu apa.
> > 
> > Supaya anda tahu, mayoritas sipil di Irak yang
> mati
> > adalah karena dibunuh oleh sesama muslimin
> sendiri. 
> > 
> > 
> > Dan orang2 Amrik hidup 'enak', seperti yang anda
> > bilang, adalah karena pemerintahan mereka yang
> bagus
> > dan bersih katimbang pemerintahan di Indonesia.
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Tejo Sulaksono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
>  
> > 
> > Om, gak usah kebakaran jenggot lah, usunglah
> Amriks
> > dan semua perusahaanya yang
> >   cemarkan lingkungan diseluruh dunia secara cool,
> > gak usah blingsatan. Saya pikir sih di
> >   Sulut itu tentu "gak ada asap kalau engga ada
> api"
> > kan Om? Mungkin bukan merkuri, bisa
> >   kimia lain. Tapi siapa sih di Indonesia yang
> brani
> > dan punya banyak uang buat risist MNC?
> >   Mbak Mawar cuman ingatkan berita media Indonesia
> > juga kan? Skali lagi soal lingkungan
> >   semua MNC itu di kita kayak Dewa yang gak ada yg
> > bisa gugat, dijaga sama yang sedang kuasa juga,
> DPR
> > samimawon. Om pasti enak banget hidup di Amrik ya?
> > Bersih lingkungannya, itu semua hanya karena
> > beratus-ratus ribu sipil modar di Irak demi minyak
> > yg mau dikuasai Amriks, tambah pencemaran
> lingkungan
> > diseluruh dunia oleh MNC-MNC yang pada ngeruk
> sumber
> > daya alam seenak udelnya sendiri. 
> >   TSL
> > 
> > amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >Saya tidak tahu anda mendapat keterangan
> dari
> > mana bahwa Newmont adalah sumber pencemaran
> merkuri
> > laut di teluk Buyat.  
> > 
> > Menurut hasil dari laboratorium ITB, UI, WHO dan
> > yang paling penting adalah laboratorium minamata
> di
> > Jepang, semua menunjukkan bahwa kadar merkuri di
> > teluk Buyat dibawah kadar yang menyebabkan bahaya.
> 
> > Jadi artinya kadar merkuri di teluk Buyat biasa2
> > saja, bahkan termasuk rendah (kalau saya nggak
> salah
> > ingat).
> > 
> > Apakah hasil2 laboratorium terkenal tsb. tidak
> cukup
> > bukti bahwa tuduhan terhadap PT Newmont tidak 
> > beralasan?  Supaya anda tahu Minamata adalah
> dokter
> > Jepang yang per-tama2 berkesimpulan bahwa penyakit
> > seperti itu disebabkan oleh kadar merkuri di
> Jepang.
> >  Dan karenanya penyakit karena pencemaran merkuri
> > bahasa awamnya disebut Minamata disease. 
> > Laboratorium di Jepang itu adalah laboratorium dan
> > tempat penyelidikan yang paling terkemuka mengenai
> > penyakit ini.
> > 
> > Janganlah hanya karena yang menuduh adalah orang2
> > kita juga, dan yang dituduh adalah perusahaan
> Amrik,
> > maka anda tidak mau melihat bukti2 yang ada. 
> Hasil2
> > dari laboratorium2 yang saya sebut diatas juga
> > disebutkan di koran2 di Iindonesia.  Sayangnya,
> itu
> > rupanya dilupakan begitu saja.
> > 
> > 
> > 
> > Mawar Liar Merah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  
> > 
> >   Saya belum baca berita di media itu, namun media
> > Indonesia juga memuat tingkah  MNC tsb di
> Minahasa.
> > MNC yg mbeludak uangnya ya bisa saja membayar
> > pengacara-pengacara canggih melawan media yg
> sekait
> > ini kan ada
> >   dipihak masyarakat setempat (Indonesia).
> Bagaimana
> > sikap kita? media yang berupaya

Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-19 Terurut Topik Sociopathos Limited
Bung, sadarkah kalau Anda mengetik tanpa melihat langsung ke Freeport atau 
Newmont (tapi hanya membaca penelitian, mungkin cuma dari internet bukan 
dokumen aseli penelitian tersebut)? Bacakah titik koma hingga tuntas? Sadarkah 
kalau email Anda yang mengumbar penelitian dari seluruh dunia itu hanya 
menyilet luka lebih dalam bagi rakyat Minahasa? Dokumen penelitian itu tidak 
dipublikasikan ke masyarakat sana, yang tak bisa akses ke internet. Punya 
komputer pun tidak, Bung.

Coba dibalik, kalau ada sepupu atau nenek Anda hidup dan berkudis seumur hidup 
di sana, apa Anda akan membeberkan dokumen yang kian memberatkan hidup 
saudara-saudara Anda? 

Saya tak punya saudara sedarah di sana, tapi tepa selira sedikit lah. Have some 
sense. 

Indra Razak


PS. 
1. Government failure memang sudah berakar-urat di Indonesia, tapi jangan hanya 
disalahkan. Dikoreksi, Bung. 
2. Ugh, Freeport itu tak hanya tembaga tapi emas juga (btw, mekanisme emas 
untuk stabilitas ekonomi dunia pernah tahu 'kan?) Karena gak bisa baca kontrak 
perpanjangan Freeport (kontrak dalam Bahasa Inggris, d'uh) makanya bagi hasil 
Indonesia cuma keraknya aja. Bisakah lawyer kampung bertarung global? Btw, 
anggaran negara untuk bayar lawyer (aka staf ahli) hanya 12 juta per bulan 
potong pajak dan harus warga negara Indonesia ber-KTP. (pernah tahu mekanisme 
APBN kita yang bolong-bolong kayak keju nikmat buat tikus koruptor?) Think 
macro, Bung.


amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Hm 
...  ocehan panjang lebar yang ke-mana2, tetapi tidak membahas apa yang 
saya katakan, yaitu bahwa analisa laboratorium2 terkemuka menunjukkan bahwa 
tidak ada pencemaran merkuri di teluk Buyat.
 
 Yang saya katakan didalam posting saya hanyalah melulu mengenai Newmont.  Kok 
enak saja menuduh bahwa saya membela korporasi global, kemudian ngoceh mengenai 
Freeport.  Kalau menuduh berdasarkan fakta dong.
 
 Indonesia kaya raya alamnya.  Banyak orang Indonesia yang pintar, tetapi 
orang2 pintar tsb. banyak yang bekerja di luar negeri, dimana semua teratur, 
tidak perlu berhadapan dengan sistim pemerintah yang korup. 
 
 Biang keroknya miskinnnya orang Indonesia adalah pemerintah Indonesia sendiri. 
 Bercerminlah ke diri sendiri.
 
 Ocehan anda sampai menyebutkan lawyer bule.  Wah, iri apa dengan cara hidup 
lawyer tsb.?  Di Amrik disini banyak lawyer yang berhasil yang hidupnya bukan 
main wahnya karena penghasilannya buanyak.!  Tetapi banyak sekali lawyer 
yang hidupnya biasa2 saja.
 
 Banyak orang ngedumel mengenai Freeport, bahwa Freeport mengeruk kekayaan 
Indonesia, bahwa Papua tidak mengicipi kekayaan tsb.
 
 Pakai akal sedikit. Yang bertanggung jawab atas kesejahteraan penduduk 
Indonesia, termasuk di Papua adalah PEMERINTAH Indonesia.  
 
 Yang harus dipertanyakan adalah:  kemana uang yg. didapat oleh pem. Indonesia 
dari Freeport?  Apakah tidak terpikir kepada anda bahwa uang penghasilan itu 
ada yang a) masuk kantong pejabat, b) nongkrong di Jakarta?
 
 Kesejahteraan penduduk Papua BUKANLAH tanggungjawab Freeport.
 
 Kalau pemerintah Indonesia menganggap kontrak dengan Freeport merugikan 
Indonesia, maka negosiasi lagi.  Susah2 amat.
 
 Kalau Freeport tidak masuk Indonesia, maka tembaga tsb. akan tetap ngendon di 
dalam bumi Indonesia, karena utk mining disana membutuhkan biaya yang sangat 
besar sekali, dan pemerintah Indonesia tidak punya dana dan pengalaman untuk 
itu.   
 
 Mengenai kerusakan alam  jika terbukti bahwa suatu perusahaan merusak 
ekologi setempat, maka patutlah perusahaan tsb. dihukum, tidak peduli apakah 
perusahaan tsb. adalah perusahaan Indo atau luar neger, perusahaan kakap atau 
teri.
 
 Di Amrik banyak sekali peraturan2 yang harus dipatuhi oleh perusahaan2 untuk 
melindungi environment setempat.  Dan peraturan2 ini diikuti dengan ketat.  
Kalau ada yang melanggar, pastilah di denda.
 
 Apakah di Indonesia ada peraturan2 seperti itu?  Atau apakah seperti hal2 yang 
lain di Indonesia yang ada peraturannya, maka mudah dilanggar/dibeli
 






 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-17 Terurut Topik Tejo Sulaksono
Cah Pinter (bodho?) yg budiman,
  Permasalahan Newmont, FREEPORT, ExxonMobile dan semua MNC yang srakah banget 
nguras SDA kita dibantu pejabat korup dan pembisnis gadungan gak punya moral, 
yang semuanya berbarengan sedang gembira ria MEmiskinkan bangsa sama rakyat 
Indonesia, kudu dihentikan secara politik baik didaerah apalagi di level 
sentral. Di DPR RI! 
   
  Ini artinya bangsa malang yang selama ini gampang dibodohi oleh semua yang 
srakah terutama dari Amriks kudu segera belajar dari Chavez, Morales dan 
lain-lain pejuang berani turunan Indian dan Spanyol di Amerika Selatan. Hayyo, 
belajar juga di Negeri Cina dalam ekonomi dan brantas Korupsi yang tegas, tidak 
tebang pilih, tembak dilapangan bola, terpenting harus kerja keras! 
   
  Banga Indonesia harus Mandiri dalam ekonomi, Independen dalam ranah politik, 
dan Berkepribadian dalam kebudayaannya. 
  TSL

cah bodho <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Kalaulah benar bahwa Newmont Minahasa Raya tidak
mencemari lingkungan di Buyat, untuk apa dia bikin
deal dengan Menteri Koordinator Kesra Aburizal bakrie
untuk memberikan dana "community development" sampai
30 juta dollar? dan setelah kesepakatan itu terjadi
barulah kemudian pengadilan memutuskan untuk
"membebaskan Direktur-nya" dari tuntutan ?
Tidak tahu apa lagi yang bisa dikatakan atas fakta
ini???

--- amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Lihatlah pencemaran lingkungan di Indonesia. Hutan
> ditebas, karena oknum2 pem. juga yang korup. 
> Sungai2 kotor. Pantai2 makin lama makin kotor.
> 
> Di daerah sekitar bekas pertambangan Newmont, banyak
> penduduk yang mempunyai tambang liar. Menurut
> penduduk setempat yang lain, mereka itu mencemarkan
> lingkungan.
> 
> Jika menurut anda mungkin pencemaran bukan merkuri,
> maka tentulah jaksa harus menuduh seperti itu. 
> Rupanya jaksapun tidak bisa mendapatkan bukti adanya
> pencemaran yang lain. Mungkin anda lebih tahu dari
> jaksa. Bagaimana kalau anda membagikan pengetahuan
> anda tsb. ke jaksa? Hitung2 sumbangsih anda ke
> rakyat Indonesia, jika betul2 kemudian Newmont
> terbukti bersalah karena telah mencemarkan itu
> berdasarkan masukan dari anda.
> 
> Janganlah menuduh tanpa alasan, atau hanya karena
> emosi. Kalau membaca sesuatu, bacalah dari segala
> macam sumber, dengan pikiran terbuka. Pakailah
> akal.
> 
> Apa hubungannya hidup enak di Amrik dengan 'beratus
> sipil modar di Irak?" Kelihatan sekali anda tidak
> nyambung akal anda dengan emosi. Emosi doang yang
> bekerja, yang dipicu oleh nggak tahu apa.
> 
> Supaya anda tahu, mayoritas sipil di Irak yang mati
> adalah karena dibunuh oleh sesama muslimin sendiri. 
> 
> 
> Dan orang2 Amrik hidup 'enak', seperti yang anda
> bilang, adalah karena pemerintahan mereka yang bagus
> dan bersih katimbang pemerintahan di Indonesia.
> 
> 
> 
> 
> Tejo Sulaksono <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
> 
> Om, gak usah kebakaran jenggot lah, usunglah Amriks
> dan semua perusahaanya yang
> cemarkan lingkungan diseluruh dunia secara cool,
> gak usah blingsatan. Saya pikir sih di
> Sulut itu tentu "gak ada asap kalau engga ada api"
> kan Om? Mungkin bukan merkuri, bisa
> kimia lain. Tapi siapa sih di Indonesia yang brani
> dan punya banyak uang buat risist MNC?
> Mbak Mawar cuman ingatkan berita media Indonesia
> juga kan? Skali lagi soal lingkungan
> semua MNC itu di kita kayak Dewa yang gak ada yg
> bisa gugat, dijaga sama yang sedang kuasa juga, DPR
> samimawon. Om pasti enak banget hidup di Amrik ya?
> Bersih lingkungannya, itu semua hanya karena
> beratus-ratus ribu sipil modar di Irak demi minyak
> yg mau dikuasai Amriks, tambah pencemaran lingkungan
> diseluruh dunia oleh MNC-MNC yang pada ngeruk sumber
> daya alam seenak udelnya sendiri. 
> TSL
> 
> amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya tidak tahu anda mendapat keterangan dari
> mana bahwa Newmont adalah sumber pencemaran merkuri
> laut di teluk Buyat. 
> 
> Menurut hasil dari laboratorium ITB, UI, WHO dan
> yang paling penting adalah laboratorium minamata di
> Jepang, semua menunjukkan bahwa kadar merkuri di
> teluk Buyat dibawah kadar yang menyebabkan bahaya. 
> Jadi artinya kadar merkuri di teluk Buyat biasa2
> saja, bahkan termasuk rendah (kalau saya nggak salah
> ingat).
> 
> Apakah hasil2 laboratorium terkenal tsb. tidak cukup
> bukti bahwa tuduhan terhadap PT Newmont tidak 
> beralasan? Supaya anda tahu Minamata adalah dokter
> Jepang yang per-tama2 berkesimpulan bahwa penyakit
> seperti itu disebabkan oleh kadar merkuri di Jepang.
> Dan karenanya penyakit karena pencemaran merkuri
> bahasa awamnya disebut Minamata disease. 
> Laboratorium di Jepang itu adalah laboratorium dan
> tempat penyelidikan yang paling terkemuka mengenai
> penyakit ini.
> 
> Janganlah hanya karena yang menuduh adalah orang2
> kita juga, dan yang dituduh adalah perusahaan Amrik,
> maka anda tidak mau melihat bukti2 yang ada. Hasil2
> dari laboratorium2 yang saya sebut diatas juga
> disebutkan di koran2 di Iindonesia. Sayangnya, itu
> rupanya dilupakan begitu saja.
> 

Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-17 Terurut Topik cah bodho
Kalaulah benar bahwa Newmont Minahasa Raya tidak
mencemari lingkungan di Buyat, untuk apa dia bikin
deal dengan Menteri Koordinator Kesra Aburizal bakrie
untuk memberikan dana "community development" sampai
30 juta dollar? dan setelah kesepakatan itu terjadi
barulah kemudian pengadilan memutuskan untuk
"membebaskan Direktur-nya" dari tuntutan ?
Tidak tahu apa lagi yang bisa dikatakan atas fakta
ini???


--- amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Lihatlah pencemaran lingkungan di Indonesia.  Hutan
> ditebas, karena oknum2 pem. juga yang korup. 
> Sungai2 kotor.  Pantai2 makin lama makin kotor.
> 
> Di daerah sekitar bekas pertambangan Newmont, banyak
> penduduk yang mempunyai tambang liar.  Menurut
> penduduk setempat yang lain, mereka itu mencemarkan
> lingkungan.
> 
> Jika menurut anda mungkin pencemaran bukan merkuri,
> maka tentulah jaksa harus menuduh seperti itu. 
> Rupanya jaksapun tidak bisa mendapatkan bukti adanya
> pencemaran yang lain.  Mungkin anda lebih tahu dari
> jaksa.  Bagaimana kalau anda membagikan pengetahuan
> anda tsb. ke jaksa?  Hitung2 sumbangsih anda ke
> rakyat Indonesia, jika betul2 kemudian Newmont
> terbukti bersalah karena telah mencemarkan itu
> berdasarkan masukan dari anda.
> 
> Janganlah menuduh tanpa alasan, atau hanya karena
> emosi.  Kalau membaca sesuatu, bacalah dari segala
> macam sumber, dengan pikiran terbuka.  Pakailah
> akal.
> 
> Apa hubungannya hidup enak di Amrik dengan 'beratus
> sipil modar di Irak?"  Kelihatan sekali anda tidak
> nyambung akal anda dengan emosi.  Emosi doang yang
> bekerja, yang dipicu oleh nggak tahu apa.
> 
> Supaya anda tahu, mayoritas sipil di Irak yang mati
> adalah karena dibunuh oleh sesama muslimin sendiri. 
> 
> 
> Dan orang2 Amrik hidup 'enak', seperti yang anda
> bilang, adalah karena pemerintahan mereka yang bagus
> dan bersih katimbang pemerintahan di Indonesia.
> 
> 
> 
> 
> Tejo Sulaksono <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
> 
> Om, gak usah kebakaran jenggot lah, usunglah Amriks
> dan semua perusahaanya yang
>   cemarkan lingkungan diseluruh dunia secara cool,
> gak usah blingsatan. Saya pikir sih di
>   Sulut itu tentu "gak ada asap kalau engga ada api"
> kan Om? Mungkin bukan merkuri, bisa
>   kimia lain. Tapi siapa sih di Indonesia yang brani
> dan punya banyak uang buat risist MNC?
>   Mbak Mawar cuman ingatkan berita media Indonesia
> juga kan? Skali lagi soal lingkungan
>   semua MNC itu di kita kayak Dewa yang gak ada yg
> bisa gugat, dijaga sama yang sedang kuasa juga, DPR
> samimawon. Om pasti enak banget hidup di Amrik ya?
> Bersih lingkungannya, itu semua hanya karena
> beratus-ratus ribu sipil modar di Irak demi minyak
> yg mau dikuasai Amriks, tambah pencemaran lingkungan
> diseluruh dunia oleh MNC-MNC yang pada ngeruk sumber
> daya alam seenak udelnya sendiri. 
>   TSL
> 
> amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>Saya tidak tahu anda mendapat keterangan dari
> mana bahwa Newmont adalah sumber pencemaran merkuri
> laut di teluk Buyat.  
> 
> Menurut hasil dari laboratorium ITB, UI, WHO dan
> yang paling penting adalah laboratorium minamata di
> Jepang, semua menunjukkan bahwa kadar merkuri di
> teluk Buyat dibawah kadar yang menyebabkan bahaya. 
> Jadi artinya kadar merkuri di teluk Buyat biasa2
> saja, bahkan termasuk rendah (kalau saya nggak salah
> ingat).
> 
> Apakah hasil2 laboratorium terkenal tsb. tidak cukup
> bukti bahwa tuduhan terhadap PT Newmont tidak 
> beralasan?  Supaya anda tahu Minamata adalah dokter
> Jepang yang per-tama2 berkesimpulan bahwa penyakit
> seperti itu disebabkan oleh kadar merkuri di Jepang.
>  Dan karenanya penyakit karena pencemaran merkuri
> bahasa awamnya disebut Minamata disease. 
> Laboratorium di Jepang itu adalah laboratorium dan
> tempat penyelidikan yang paling terkemuka mengenai
> penyakit ini.
> 
> Janganlah hanya karena yang menuduh adalah orang2
> kita juga, dan yang dituduh adalah perusahaan Amrik,
> maka anda tidak mau melihat bukti2 yang ada.  Hasil2
> dari laboratorium2 yang saya sebut diatas juga
> disebutkan di koran2 di Iindonesia.  Sayangnya, itu
> rupanya dilupakan begitu saja.
> 
> 
> 
> Mawar Liar Merah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
> 
>   Saya belum baca berita di media itu, namun media
> Indonesia juga memuat tingkah  MNC tsb di Minahasa.
> MNC yg mbeludak uangnya ya bisa saja membayar
> pengacara-pengacara canggih melawan media yg sekait
> ini kan ada
>   dipihak masyarakat setempat (Indonesia). Bagaimana
> sikap kita? media yang berupaya berbuat sesuatu
> dalam simpatinya pada pencemaran alam dan imbasnya
> untuk penduduk, langsung digugat. Kita masih ingat
> kan pada "nasib" Tempo dan Pak GM belum lama ini?
>   MLM
> 
> radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Selasa, 15 Mei 2007 | 17:00 WIB 
>
>   TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Utama PT
> Newmont Minahasa Raya Richard Bruce Ness menggugat
> harian New York Times karena pemberitaan yang
> dinilai tidak benar, menyesatkan, dan tidak
> profesio

Sociopathos Limited - Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-16 Terurut Topik amartien
Hm ...  ocehan panjang lebar yang ke-mana2, tetapi tidak membahas apa 
yang saya katakan, yaitu bahwa analisa laboratorium2 terkemuka menunjukkan 
bahwa tidak ada pencemaran merkuri di teluk Buyat.

Yang saya katakan didalam posting saya hanyalah melulu mengenai Newmont.  Kok 
enak saja menuduh bahwa saya membela korporasi global, kemudian ngoceh mengenai 
Freeport.  Kalau menuduh berdasarkan fakta dong.

Indonesia kaya raya alamnya.  Banyak orang Indonesia yang pintar, tetapi orang2 
pintar tsb. banyak yang bekerja di luar negeri, dimana semua teratur, tidak 
perlu berhadapan dengan sistim pemerintah yang korup. 

Biang keroknya miskinnnya orang Indonesia adalah pemerintah Indonesia sendiri.  
Bercerminlah ke diri sendiri.

Ocehan anda sampai menyebutkan lawyer bule.  Wah, iri apa dengan cara hidup 
lawyer tsb.?  Di Amrik disini banyak lawyer yang berhasil yang hidupnya bukan 
main wahnya karena penghasilannya buanyak.!  Tetapi banyak sekali lawyer 
yang hidupnya biasa2 saja.

Banyak orang ngedumel mengenai Freeport, bahwa Freeport mengeruk kekayaan 
Indonesia, bahwa Papua tidak mengicipi kekayaan tsb.

Pakai akal sedikit. Yang bertanggung jawab atas kesejahteraan penduduk 
Indonesia, termasuk di Papua adalah PEMERINTAH Indonesia.  

Yang harus dipertanyakan adalah:  kemana uang yg. didapat oleh pem. Indonesia 
dari Freeport?  Apakah tidak terpikir kepada anda bahwa uang penghasilan itu 
ada yang a) masuk kantong pejabat, b) nongkrong di Jakarta?

Kesejahteraan penduduk Papua BUKANLAH tanggungjawab Freeport.

Kalau pemerintah Indonesia menganggap kontrak dengan Freeport merugikan 
Indonesia, maka negosiasi lagi.  Susah2 amat.

Kalau Freeport tidak masuk Indonesia, maka tembaga tsb. akan tetap ngendon di 
dalam bumi Indonesia, karena utk mining disana membutuhkan biaya yang sangat 
besar sekali, dan pemerintah Indonesia tidak punya dana dan pengalaman untuk 
itu.   

Mengenai kerusakan alam  jika terbukti bahwa suatu perusahaan merusak 
ekologi setempat, maka patutlah perusahaan tsb. dihukum, tidak peduli apakah 
perusahaan tsb. adalah perusahaan Indo atau luar neger, perusahaan kakap atau 
teri.

Di Amrik banyak sekali peraturan2 yang harus dipatuhi oleh perusahaan2 untuk 
melindungi environment setempat.  Dan peraturan2 ini diikuti dengan ketat.  
Kalau ada yang melanggar, pastilah di denda.

Apakah di Indonesia ada peraturan2 seperti itu?  Atau apakah seperti hal2 yang 
lain di Indonesia yang ada peraturannya, maka mudah dilanggar/dibeli


Sociopathos Limited <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
Teman-teman,

Terkadang saya heran ada orang Indonesia yang membela korporasi global yang 
mengeruk bumi Indonesia dan segala yang terkandung di atas hingga dalam laut. 
Padahal hanya nol koma nol nol nol sekian persen profitnya yang dikembalikan 
untuk membangun lingkungan sekitar. Maaf, saya bukan ahli lingkungan, tapi apa 
yang saya pelajari di sekolah tentang international trade adalah extreme 
externalities: lingkungan rusak. Singapura kecil mungil tapi jadi trade and 
money harbour besar di Asia selain 'golden tigers' lain (Cina, India, Jepang). 
Maaf, Indonesia tidak masuk dalam daftar tiger ini. Indonesia kaya raya tapi 
bodoh. Saking bodohnya, garis pantainya makin tergerus tapi gak bisa apa-apa. 
"Heh? Pantai mana? Emang ada?"

Tahu apa kata profesor saya kemarin? Di sidang-sidang PBB hingga rapat 
negosiasi kontrak dengan pihak luar (seperti Newmont), pemerintah Indonesia 
kalah melulu hanya karena tak bisa bahasa Inggris doang. Pilih lawyer kelas 
kampung, jadi  baca kontrak kayak makan kerupuk "Ho oh aja dah", kriuk! Tahukah 
Peter Gontha waktu masih di Indovision saja punya lawyer bule yang tiap hari 
kerjanya ke gym termahal di Jakarta (tahun 1996 mana ada Celebrity Fitness?), 
tinggal di apartemen Lippo Sudirman (penthouse kali ya), dan gajinya naujubile 
gede. Ilmunya? Jangan ditanya. Dia tahu arti setiap pasal undang-undang di 
British Virgin Island hingga Timbuktu. Pemerintah kita? Lawyer kerupuk tadi, 
dan tak pernah berpikir korporasi global. "Heh? Emang boleh pemerintah punya 
lawyer bule?" Yah, kalau gak ada international lawyer yang canggih di dalam 
negeri, apa boleh buat, we hire overseas professionals to fight those capital 
moguls. Sayangnya, merah putih Pemerintah kita cuma di mata anggaran
 (gak ada mata anggaran pemerintah untuk lawyer outsourcing hahaha that's a 
bigger joke, right?).

Janganlah picik membahas Newmont atau Freeport atau yang sejenis. Freeport 
another bad news: see Papuan Gold delivered straight to  the Fed Reserve Bank, 
then they loan some money (itsy bitsy piece of the gold) to stupid Indonesians 
who actually owned the goddamned gold! 

Pesan akhir saya, sudah cukup kekalahan masyarakat Buyat mengiris hati setiap 
orang Indonesia, tak perlu lagi ditambah miris hati kita karena ada orang 
Indonesia yang membela korporasi global (atau Anda bule yang bisa ngetik pakai 
Bahasa Indonesia?).

Indra Razak
 
amartien <[EMAIL

Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-16 Terurut Topik amartien
Lihatlah pencemaran lingkungan di Indonesia.  Hutan ditebas, karena oknum2 pem. 
juga yang korup.  Sungai2 kotor.  Pantai2 makin lama makin kotor.

Di daerah sekitar bekas pertambangan Newmont, banyak penduduk yang mempunyai 
tambang liar.  Menurut penduduk setempat yang lain, mereka itu mencemarkan 
lingkungan.

Jika menurut anda mungkin pencemaran bukan merkuri, maka tentulah jaksa harus 
menuduh seperti itu.  Rupanya jaksapun tidak bisa mendapatkan bukti adanya 
pencemaran yang lain.  Mungkin anda lebih tahu dari jaksa.  Bagaimana kalau 
anda membagikan pengetahuan anda tsb. ke jaksa?  Hitung2 sumbangsih anda ke 
rakyat Indonesia, jika betul2 kemudian Newmont terbukti bersalah karena telah 
mencemarkan itu berdasarkan masukan dari anda.

Janganlah menuduh tanpa alasan, atau hanya karena emosi.  Kalau membaca 
sesuatu, bacalah dari segala macam sumber, dengan pikiran terbuka.  Pakailah 
akal.

Apa hubungannya hidup enak di Amrik dengan 'beratus sipil modar di Irak?"  
Kelihatan sekali anda tidak nyambung akal anda dengan emosi.  Emosi doang yang 
bekerja, yang dipicu oleh nggak tahu apa.

Supaya anda tahu, mayoritas sipil di Irak yang mati adalah karena dibunuh oleh 
sesama muslimin sendiri.  

Dan orang2 Amrik hidup 'enak', seperti yang anda bilang, adalah karena 
pemerintahan mereka yang bagus dan bersih katimbang pemerintahan di Indonesia.




Tejo Sulaksono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
Om, gak usah kebakaran jenggot lah, usunglah Amriks dan semua perusahaanya yang
  cemarkan lingkungan diseluruh dunia secara cool, gak usah blingsatan. Saya 
pikir sih di
  Sulut itu tentu "gak ada asap kalau engga ada api" kan Om? Mungkin bukan 
merkuri, bisa
  kimia lain. Tapi siapa sih di Indonesia yang brani dan punya banyak uang buat 
risist MNC?
  Mbak Mawar cuman ingatkan berita media Indonesia juga kan? Skali lagi soal 
lingkungan
  semua MNC itu di kita kayak Dewa yang gak ada yg bisa gugat, dijaga sama yang 
sedang kuasa juga, DPR samimawon. Om pasti enak banget hidup di Amrik ya? 
Bersih lingkungannya, itu semua hanya karena beratus-ratus ribu sipil modar di 
Irak demi minyak yg mau dikuasai Amriks, tambah pencemaran lingkungan diseluruh 
dunia oleh MNC-MNC yang pada ngeruk sumber daya alam seenak udelnya sendiri. 
  TSL

amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
   Saya tidak tahu anda mendapat keterangan dari mana bahwa Newmont adalah 
sumber pencemaran merkuri laut di teluk Buyat.  

Menurut hasil dari laboratorium ITB, UI, WHO dan yang paling penting adalah 
laboratorium minamata di Jepang, semua menunjukkan bahwa kadar merkuri di teluk 
Buyat dibawah kadar yang menyebabkan bahaya.  Jadi artinya kadar merkuri di 
teluk Buyat biasa2 saja, bahkan termasuk rendah (kalau saya nggak salah ingat).

Apakah hasil2 laboratorium terkenal tsb. tidak cukup bukti bahwa tuduhan 
terhadap PT Newmont tidak  beralasan?  Supaya anda tahu Minamata adalah dokter 
Jepang yang per-tama2 berkesimpulan bahwa penyakit seperti itu disebabkan oleh 
kadar merkuri di Jepang.  Dan karenanya penyakit karena pencemaran merkuri 
bahasa awamnya disebut Minamata disease.  Laboratorium di Jepang itu adalah 
laboratorium dan tempat penyelidikan yang paling terkemuka mengenai penyakit 
ini.

Janganlah hanya karena yang menuduh adalah orang2 kita juga, dan yang dituduh 
adalah perusahaan Amrik, maka anda tidak mau melihat bukti2 yang ada.  Hasil2 
dari laboratorium2 yang saya sebut diatas juga disebutkan di koran2 di 
Iindonesia.  Sayangnya, itu rupanya dilupakan begitu saja.



Mawar Liar Merah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
  Saya belum baca berita di media itu, namun media Indonesia juga memuat 
tingkah  MNC tsb di Minahasa. MNC yg mbeludak uangnya ya bisa saja membayar 
pengacara-pengacara canggih melawan media yg sekait ini kan ada
  dipihak masyarakat setempat (Indonesia). Bagaimana sikap kita? media yang 
berupaya berbuat sesuatu dalam simpatinya pada pencemaran alam dan imbasnya 
untuk penduduk, langsung digugat. Kita masih ingat kan pada "nasib" Tempo dan 
Pak GM belum lama ini?
  MLM

radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Selasa, 15 Mei 2007 | 17:00 WIB 
   
  TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Utama PT Newmont Minahasa Raya Richard 
Bruce Ness menggugat harian New York Times karena pemberitaan yang dinilai 
tidak benar, menyesatkan, dan tidak profesional selama periode September 2004 
hingga Februari 2006.

Gugatan perdata tersebut didaftarkan oleh kuasa hukum Ness, Arief T. 
Surowidjojo di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. "Kami masih mempelajari 
gugatan," kata Arief, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (15/5).

Ness, dalam materi gugatannya, mengatakan bahwa pemberitaan New York Times dan 
beberapa media yang merupakan anak perusahaannya seperti International Herald 
Tribune dan The Boston Globe telah merugikan Newmont karena tersebarnya 
informasi yang tidak benar. 

New York Times bersama reporternya, Jane Perlez, memuat sejumlah artikel, di 
antaranya berjudul Spurred by

Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-16 Terurut Topik Tejo Sulaksono
Om, gak usah kebakaran jenggot lah, usunglah Amriks dan semua perusahaanya yang
  cemarkan lingkungan diseluruh dunia secara cool, gak usah blingsatan. Saya 
pikir sih di
  Sulut itu tentu "gak ada asap kalau engga ada api" kan Om? Mungkin bukan 
merkuri, bisa
  kimia lain. Tapi siapa sih di Indonesia yang brani dan punya banyak uang buat 
risist MNC?
  Mbak Mawar cuman ingatkan berita media Indonesia juga kan? Skali lagi soal 
lingkungan
  semua MNC itu di kita kayak Dewa yang gak ada yg bisa gugat, dijaga sama yang 
sedang kuasa juga, DPR samimawon. Om pasti enak banget hidup di Amrik ya? 
Bersih lingkungannya, itu semua hanya karena beratus-ratus ribu sipil modar di 
Irak demi minyak yg mau dikuasai Amriks, tambah pencemaran lingkungan diseluruh 
dunia oleh MNC-MNC yang pada ngeruk sumber daya alam seenak udelnya sendiri. 
  TSL

amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Saya tidak tahu anda mendapat keterangan dari mana bahwa Newmont 
adalah sumber pencemaran merkuri laut di teluk Buyat.  

Menurut hasil dari laboratorium ITB, UI, WHO dan yang paling penting adalah 
laboratorium minamata di Jepang, semua menunjukkan bahwa kadar merkuri di teluk 
Buyat dibawah kadar yang menyebabkan bahaya.  Jadi artinya kadar merkuri di 
teluk Buyat biasa2 saja, bahkan termasuk rendah (kalau saya nggak salah ingat).

Apakah hasil2 laboratorium terkenal tsb. tidak cukup bukti bahwa tuduhan 
terhadap PT Newmont tidak beralasan?  Supaya anda tahu Minamata adalah dokter 
Jepang yang per-tama2 berkesimpulan bahwa penyakit seperti itu disebabkan oleh 
kadar merkuri di Jepang.  Dan karenanya penyakit karena pencemaran merkuri 
bahasa awamnya disebut Minamata disease.  Laboratorium di Jepang itu adalah 
laboratorium dan tempat penyelidikan yang paling terkemuka mengenai penyakit 
ini.

Janganlah hanya karena yang menuduh adalah orang2 kita juga, dan yang dituduh 
adalah perusahaan Amrik, maka anda tidak mau melihat bukti2 yang ada.  Hasil2 
dari laboratorium2 yang saya sebut diatas juga disebutkan di koran2 di 
Iindonesia.  Sayangnya, itu rupanya dilupakan begitu saja.



Mawar Liar Merah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
  Saya belum baca berita di media itu, namun media Indonesia juga memuat 
tingkah MNC tsb di Minahasa. MNC yg mbeludak uangnya ya bisa saja membayar 
pengacara-pengacara canggih melawan media yg sekait ini kan ada
  dipihak masyarakat setempat (Indonesia). Bagaimana sikap kita? media yang 
berupaya berbuat sesuatu dalam simpatinya pada pencemaran alam dan imbasnya 
untuk penduduk, langsung digugat. Kita masih ingat kan pada "nasib" Tempo dan 
Pak GM belum lama ini?
  MLM

radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Selasa, 15 Mei 2007 | 17:00 WIB 
   
  TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Utama PT Newmont Minahasa Raya Richard 
Bruce Ness menggugat harian New York Times karena pemberitaan yang dinilai 
tidak benar, menyesatkan, dan tidak profesional selama periode September 2004 
hingga Februari 2006.

Gugatan perdata tersebut didaftarkan oleh kuasa hukum Ness, Arief T. 
Surowidjojo di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. "Kami masih mempelajari 
gugatan," kata Arief, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (15/5).

Ness, dalam materi gugatannya, mengatakan bahwa pemberitaan New York Times dan 
beberapa media yang merupakan anak perusahaannya seperti International Herald 
Tribune dan The Boston Globe telah merugikan Newmont karena tersebarnya 
informasi yang tidak benar. 

New York Times bersama reporternya, Jane Perlez, memuat sejumlah artikel, di 
antaranya berjudul Spurred by Illness, Indonesians Lash Out at U.S Mining Giant 
pada 9 September 2004 dan Gold Mining Company to Pay Indonesia $ 30 Million 
pada 17 Februari 2006.

Ness menuntut pemulihan nama baik dan permintaan maaf yang dimuat sebagai 
berita utama pada halaman pertama di New York Times, International Herald 
Tribune, dan seluruh media publikasi anak perusahaan New York Times serta situs 
www.nytimes.com. 

Ness juga meminta ganti rugi material sebesar US$ 894 ribu (sekitar Rp 8,4 
miliar) dan imaterial US$ 63,93 juta (sekitar Rp 607 miliar).

Tito Sianipar 



-
  Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when.   




  Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 


  

 


   
-
 Copy addresses and emails from any email account to Yahoo! Mail - quick, easy 
and free. Do it now...

Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-15 Terurut Topik Sociopathos Limited
Teman-teman,

Terkadang saya heran ada orang Indonesia yang membela korporasi global yang 
mengeruk bumi Indonesia dan segala yang terkandung di atas hingga dalam laut. 
Padahal hanya nol koma nol nol nol sekian persen profitnya yang dikembalikan 
untuk membangun lingkungan sekitar. Maaf, saya bukan ahli lingkungan, tapi apa 
yang saya pelajari di sekolah tentang international trade adalah extreme 
externalities: lingkungan rusak. Singapura kecil mungil tapi jadi trade and 
money harbour besar di Asia selain 'golden tigers' lain (Cina, India, Jepang). 
Maaf, Indonesia tidak masuk dalam daftar tiger ini. Indonesia kaya raya tapi 
bodoh. Saking bodohnya, garis pantainya makin tergerus tapi gak bisa apa-apa. 
"Heh? Pantai mana? Emang ada?"

Tahu apa kata profesor saya kemarin? Di sidang-sidang PBB hingga rapat 
negosiasi kontrak dengan pihak luar (seperti Newmont), pemerintah Indonesia 
kalah melulu hanya karena tak bisa bahasa Inggris doang. Pilih lawyer kelas 
kampung, jadi baca kontrak kayak makan kerupuk "Ho oh aja dah", kriuk! Tahukah 
Peter Gontha waktu masih di Indovision saja punya lawyer bule yang tiap hari 
kerjanya ke gym termahal di Jakarta (tahun 1996 mana ada Celebrity Fitness?), 
tinggal di apartemen Lippo Sudirman (penthouse kali ya), dan gajinya naujubile 
gede. Ilmunya? Jangan ditanya. Dia tahu arti setiap pasal undang-undang di 
British Virgin Island hingga Timbuktu. Pemerintah kita? Lawyer kerupuk tadi, 
dan tak pernah berpikir korporasi global. "Heh? Emang boleh pemerintah punya 
lawyer bule?" Yah, kalau gak ada international lawyer yang canggih di dalam 
negeri, apa boleh buat, we hire overseas professionals to fight those capital 
moguls. Sayangnya, merah putih Pemerintah kita cuma di mata anggaran
 (gak ada mata anggaran pemerintah untuk lawyer outsourcing hahaha that's a 
bigger joke, right?).

Janganlah picik membahas Newmont atau Freeport atau yang sejenis. Freeport 
another bad news: see Papuan Gold delivered straight to the Fed Reserve Bank, 
then they loan some money (itsy bitsy piece of the gold) to stupid Indonesians 
who actually owned the goddamned gold! 

Pesan akhir saya, sudah cukup kekalahan masyarakat Buyat mengiris hati setiap 
orang Indonesia, tak perlu lagi ditambah miris hati kita karena ada orang 
Indonesia yang membela korporasi global (atau Anda bule yang bisa ngetik pakai 
Bahasa Indonesia?).

Indra Razak
 
amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Saya tidak 
tahu anda mendapat keterangan dari mana bahwa Newmont adalah sumber pencemaran 
merkuri laut di teluk Buyat.  

Menurut hasil dari laboratorium ITB, UI, WHO dan yang paling penting adalah 
laboratorium minamata di Jepang, semua menunjukkan bahwa kadar merkuri di teluk 
Buyat dibawah kadar yang menyebabkan bahaya.  Jadi artinya kadar merkuri di 
teluk Buyat biasa2 saja, bahkan termasuk rendah (kalau saya nggak salah ingat).

Apakah hasil2 laboratorium terkenal tsb. tidak cukup bukti bahwa tuduhan 
terhadap PT Newmont tidak beralasan?  Supaya anda tahu Minamata adalah dokter 
Jepang yang per-tama2 berkesimpulan bahwa penyakit seperti itu disebabkan oleh 
kadar merkuri di Jepang.  Dan karenanya penyakit karena pencemaran merkuri 
bahasa awamnya disebut Minamata disease.  Laboratorium di Jepang itu adalah 
laboratorium dan tempat penyelidikan yang paling terkemuka mengenai penyakit 
ini.

Janganlah hanya karena yang menuduh adalah  orang2 kita juga, dan yang dituduh 
adalah perusahaan Amrik, maka anda tidak mau melihat bukti2 yang ada.  Hasil2 
dari laboratorium2 yang saya sebut diatas juga disebutkan di koran2 di 
Iindonesia.  Sayangnya, itu rupanya dilupakan begitu saja.




.
 



 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-15 Terurut Topik amartien
Saya tidak tahu anda mendapat keterangan dari mana bahwa Newmont adalah sumber 
pencemaran merkuri laut di teluk Buyat.  

Menurut hasil dari laboratorium ITB, UI, WHO dan yang paling penting adalah 
laboratorium minamata di Jepang, semua menunjukkan bahwa kadar merkuri di teluk 
Buyat dibawah kadar yang menyebabkan bahaya.  Jadi artinya kadar merkuri di 
teluk Buyat biasa2 saja, bahkan termasuk rendah (kalau saya nggak salah ingat).

Apakah hasil2 laboratorium terkenal tsb. tidak cukup bukti bahwa tuduhan 
terhadap PT Newmont tidak beralasan?  Supaya anda tahu Minamata adalah dokter 
Jepang yang per-tama2 berkesimpulan bahwa penyakit seperti itu disebabkan oleh 
kadar merkuri di Jepang.  Dan karenanya penyakit karena pencemaran merkuri 
bahasa awamnya disebut Minamata disease.  Laboratorium di Jepang itu adalah 
laboratorium dan tempat penyelidikan yang paling terkemuka mengenai penyakit 
ini.

Janganlah hanya karena yang menuduh adalah orang2 kita juga, dan yang dituduh 
adalah perusahaan Amrik, maka anda tidak mau melihat bukti2 yang ada.  Hasil2 
dari laboratorium2 yang saya sebut diatas juga disebutkan di koran2 di 
Iindonesia.  Sayangnya, itu rupanya dilupakan begitu saja.



Mawar Liar Merah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
Saya belum baca berita di media itu, namun media Indonesia juga memuat tingkah 
MNC tsb di Minahasa. MNC yg mbeludak uangnya ya bisa saja membayar 
pengacara-pengacara canggih melawan media yg sekait ini kan ada
  dipihak masyarakat setempat (Indonesia). Bagaimana sikap kita? media yang 
berupaya berbuat sesuatu dalam simpatinya pada pencemaran alam dan imbasnya 
untuk penduduk, langsung digugat. Kita masih ingat kan pada "nasib" Tempo dan 
Pak GM belum lama ini?
  MLM

radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Selasa, 15 Mei 2007 | 17:00 WIB 
   
  TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Utama PT Newmont Minahasa Raya Richard 
Bruce Ness menggugat harian New York Times karena pemberitaan yang dinilai 
tidak benar, menyesatkan, dan tidak profesional selama periode September 2004 
hingga Februari 2006.

Gugatan perdata tersebut didaftarkan oleh kuasa hukum Ness, Arief T. 
Surowidjojo di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. "Kami  masih mempelajari 
gugatan," kata Arief, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (15/5).

Ness, dalam materi gugatannya, mengatakan bahwa pemberitaan New York Times dan 
beberapa media yang merupakan anak perusahaannya seperti International Herald 
Tribune dan The Boston Globe telah merugikan Newmont karena tersebarnya 
informasi yang tidak benar. 

New York Times bersama reporternya, Jane Perlez, memuat sejumlah artikel, di 
antaranya berjudul Spurred by Illness, Indonesians Lash Out at U.S Mining Giant 
pada 9 September 2004 dan Gold Mining  Company to Pay Indonesia $ 30 Million 
pada 17 Februari 2006.

Ness menuntut pemulihan nama baik dan permintaan maaf yang dimuat sebagai 
berita utama pada halaman pertama di New York Times, International Herald 
Tribune, dan seluruh media publikasi anak perusahaan New York Times serta situs 
www.nytimes.com. 

Ness juga meminta ganti rugi material sebesar US$ 894 ribu (sekitar Rp 8,4 
miliar) dan imaterial US$ 63,93 juta (sekitar Rp 607  miliar).

Tito Sianipar 



-
  Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when.   




 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 
 
   


Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-15 Terurut Topik Mawar Liar Merah
Saya belum baca berita di media itu, namun media Indonesia juga memuat tingkah 
MNC tsb di Minahasa. MNC yg mbeludak uangnya ya bisa saja membayar 
pengacara-pengacara canggih melawan media yg sekait ini kan ada
  dipihak masyarakat setempat (Indonesia). Bagaimana sikap kita? media yang 
berupaya berbuat sesuatu dalam simpatinya pada pencemaran alam dan imbasnya 
untuk penduduk, langsung digugat. Kita masih ingat kan pada "nasib" Tempo dan 
Pak GM belum lama ini?
  MLM

radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Selasa, 15 Mei 2007 | 17:00 WIB 
   
  TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Utama PT Newmont Minahasa Raya Richard 
Bruce Ness menggugat harian New York Times karena pemberitaan yang dinilai 
tidak benar, menyesatkan, dan tidak profesional selama periode September 2004 
hingga Februari 2006.

Gugatan perdata tersebut didaftarkan oleh kuasa hukum Ness, Arief T. 
Surowidjojo di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. "Kami masih mempelajari 
gugatan," kata Arief, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (15/5).

Ness, dalam materi gugatannya, mengatakan bahwa pemberitaan New York Times dan 
beberapa media yang merupakan anak perusahaannya seperti International Herald 
Tribune dan The Boston Globe telah merugikan Newmont karena tersebarnya 
informasi yang tidak benar. 

New York Times bersama reporternya, Jane Perlez, memuat sejumlah artikel, di 
antaranya berjudul Spurred by Illness, Indonesians Lash Out at U.S Mining Giant 
pada 9 September 2004 dan Gold Mining Company to Pay Indonesia $ 30 Million 
pada 17 Februari 2006.

Ness menuntut pemulihan nama baik dan permintaan maaf yang dimuat sebagai 
berita utama pada halaman pertama di New York Times, International Herald 
Tribune, dan seluruh media publikasi anak perusahaan New York Times serta situs 
www.nytimes.com. 

Ness juga meminta ganti rugi material sebesar US$ 894 ribu (sekitar Rp 8,4 
miliar) dan imaterial US$ 63,93 juta (sekitar Rp 607 miliar).

Tito Sianipar 



-
  Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when.   

 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-15 Terurut Topik radityo djadjoeri
  Selasa, 15 Mei 2007 | 17:00 WIB 
   
  TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Utama PT Newmont Minahasa Raya Richard 
Bruce Ness menggugat harian New York Times karena pemberitaan yang dinilai 
tidak benar, menyesatkan, dan tidak profesional selama periode September 2004 
hingga Februari 2006.

Gugatan perdata tersebut didaftarkan oleh kuasa hukum Ness, Arief T. 
Surowidjojo di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. "Kami masih mempelajari 
gugatan," kata Arief, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (15/5).

Ness, dalam materi gugatannya, mengatakan bahwa pemberitaan New York Times dan 
beberapa media yang merupakan anak perusahaannya seperti International Herald 
Tribune dan The Boston Globe telah merugikan Newmont karena tersebarnya 
informasi yang tidak benar. 

New York Times bersama reporternya, Jane Perlez, memuat sejumlah artikel, di 
antaranya berjudul Spurred by Illness, Indonesians Lash Out at U.S Mining Giant 
pada 9 September 2004 dan Gold Mining Company to Pay Indonesia $ 30 Million 
pada 17 Februari 2006.

Ness menuntut pemulihan nama baik dan permintaan maaf yang dimuat sebagai 
berita utama pada halaman pertama di New York Times, International Herald 
Tribune, dan seluruh media publikasi anak perusahaan New York Times serta situs 
www.nytimes.com. 

Ness juga meminta ganti rugi material sebesar US$ 894 ribu (sekitar Rp 8,4 
miliar) dan imaterial US$ 63,93 juta (sekitar Rp 607 miliar).

Tito Sianipar 



   
-
Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when.