[obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406
Tunas Baru Lampung Buyback shares program (TBLA, Not Rated, Rp640) The company plan to set aside Rp300bn for its shares buyback program. The shares purchased would be at least 10% from total shares outstanding. The period of buyback shares would be 18 months. Currently, Tunas Baru Lampung has 4.2bn of shares outstanding. Based on the maximum number of shares to be purchased, the buyback price is Rp720 per share. Budi Acid Jaya Buyback shares program (BUDI, Rp315, Buy, TP: Rp410) - The company plan to set aside Rp75bn for its shares buyback program. The shares purchased would be at least 5% from total shares outstanding. The period of buyback shares would be 18 months. Currently, Budi Acid Jaya has 3.7bn of shares outstanding. Fully- diluted, the company would have 4.1bn of shares outstanding. Based on the maximum number of shares to be purchased (from total current number of shares outstanding), the buyback price is Rp406 per shares. We maintain our Buy recommendation for the company, with target price of Rp410. The company is currently trading at PER08F of 10.4x.
Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406
Biasanya sih saham yang ada program buyback bakalan manteng nggak jalan2 alias BOBOK yang lama .. contoh BLTA, TLKM, terus apa lagi yah??? On 5/21/08, Kidod25 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Tunas Baru Lampung – Buyback shares program (TBLA, Not Rated, Rp640) > The company plan to set aside Rp300bn for its shares buyback program. > The shares purchased would be at least 10% from total shares > outstanding. The period of buyback shares would be 18 months. > Currently, Tunas Baru Lampung has 4.2bn of shares outstanding. > Based on the maximum number of shares to be purchased, the buyback > price is Rp720 per share. > > Budi Acid Jaya – Buyback shares program (BUDI, Rp315, Buy, TP: Rp410) > - The company plan to set aside Rp75bn for its shares buyback program. > The shares purchased would be at least 5% from total shares > outstanding. The period of buyback shares would be 18 months. > Currently, Budi Acid Jaya has 3.7bn of shares outstanding. Fully- > diluted, the company would have 4.1bn of shares outstanding. > Based on the maximum number of shares to be purchased (from total > current number of shares outstanding), the buyback price is Rp406 per > shares. > We maintain our Buy recommendation for the company, with target price > of Rp410. The company is currently trading at PER08F of 10.4x. > > >
Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406
KLBF On Wed, May 21, 2008 at 11:25 AM, James Arifin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Biasanya sih saham yang ada program buyback bakalan manteng nggak jalan2 > alias BOBOK yang lama .. contoh BLTA, TLKM, terus apa lagi yah??? > > > On 5/21/08, Kidod25 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> >> Tunas Baru Lampung – Buyback shares program (TBLA, Not Rated, Rp640) >> The company plan to set aside Rp300bn for its shares buyback program. >> The shares purchased would be at least 10% from total shares >> outstanding. The period of buyback shares would be 18 months. >> Currently, Tunas Baru Lampung has 4.2bn of shares outstanding. >> Based on the maximum number of shares to be purchased, the buyback >> price is Rp720 per share. >> >> Budi Acid Jaya – Buyback shares program (BUDI, Rp315, Buy, TP: Rp410) >> - The company plan to set aside Rp75bn for its shares buyback program. >> The shares purchased would be at least 5% from total shares >> outstanding. The period of buyback shares would be 18 months. >> Currently, Budi Acid Jaya has 3.7bn of shares outstanding. Fully- >> diluted, the company would have 4.1bn of shares outstanding. >> Based on the maximum number of shares to be purchased (from total >> current number of shares outstanding), the buyback price is Rp406 per >> shares. >> We maintain our Buy recommendation for the company, with target price >> of Rp410. The company is currently trading at PER08F of 10.4x. >> >> > >
Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406
BUMI, MEDC jg ada program Buyback - Original Message - From: James Arifin To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 21, 2008 11:25 AM Subject: Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406 Biasanya sih saham yang ada program buyback bakalan manteng nggak jalan2 alias BOBOK yang lama .. contoh BLTA, TLKM, terus apa lagi yah??? On 5/21/08, Kidod25 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Tunas Baru Lampung – Buyback shares program (TBLA, Not Rated, Rp640) The company plan to set aside Rp300bn for its shares buyback program. The shares purchased would be at least 10% from total shares outstanding. The period of buyback shares would be 18 months. Currently, Tunas Baru Lampung has 4.2bn of shares outstanding. Based on the maximum number of shares to be purchased, the buyback price is Rp720 per share. Budi Acid Jaya – Buyback shares program (BUDI, Rp315, Buy, TP: Rp410) - The company plan to set aside Rp75bn for its shares buyback program. The shares purchased would be at least 5% from total shares outstanding. The period of buyback shares would be 18 months. Currently, Budi Acid Jaya has 3.7bn of shares outstanding. Fully- diluted, the company would have 4.1bn of shares outstanding. Based on the maximum number of shares to be purchased (from total current number of shares outstanding), the buyback price is Rp406 per shares. We maintain our Buy recommendation for the company, with target price of Rp410. The company is currently trading at PER08F of 10.4x.
Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406
Sejatinya, program buy-back dilakukan oleh emiten saat melihat bahwa harga sahamnya jatuh di bawah instrinsic value dari saham tsb (persepsi management mewakili shareholder), sehingga dengan melakukan pembelian kembali, terjadi pergeseran supply demand di market yang membuat harga saham menguat. Selain itu, dengan program buy-back, secara tidak langsung emiten meng-investasi-kan cash-on-hand-nya menjadi saham sendiri yang akan membuat jumlah saham beredar di market berkurang, sehingga EPS saham menjadi meningkat. Peningkatan EPS ini seharusnya lebih besar daripada bila cash-on-hand di-investasikan di instrumen lain. Jika program buy-back dilakukan oleh management dengan konsep ini, maka terjadi value-add untuk shareholder secara umum. Masalahnya adalah, apa yang secara text-book bagus, gampang sekali di-telikung menjadi sarana untuk melakukan white-collar-crime (nggak cuma di BEI, di NYSE juga). Program buy-back dapat di-salahgunakan oleh management atau major shareholder untuk menendang major shareholder lain yang tidak sejalan dengan mereka dengan cara membeli saham mereka dengan menggunakan cash-on-hand emiten (tentu dengan harga mahal, kalo nggak mana mau mereka keluar). Istilah ini dikenal sebagai "greenmail". Dalam hal ini tidak terjadi add-value untuk shareholder publik lainnya, karena demand yang di-create dengan program buy-back diimbangi oleh supply oleh major shareholder yang mau ditendang keluar. Publik shareholder juga dirugikan, karena harga yg dibayarkan adalah harga premium, jadi EPS naik tidak sebagus bila cash di-invest di instrumen lain. Program buy-back juga tidak add-value jika dilakukan di harga tinggi, dan demand yang dibuat oleh program tsb seimbang dengan suppy dari insider stakeholder yang mau jual di harga tinggi (misalnya management dan employee yang mau jual saham dari MSOP atau ESOP mereka). Kontrol cek yang paling mudah untuk menilai apakah program buy-back itu add value, adalah apabila program dilakukan oleh emiten untuk membeli sahamnya pada harga yang di bawah intrinsic value saham tsb. Bahkan, bila emiten mau pinjam uang dari bank untuk buy-back depressed stock-nya, harus di-apresiasi, karena add value dari EPS yang meningkat bagi shareholder dapat mengkompensasi biaya bunga uang untuk program buy-back tsb. Kontrol cek yang lain, adalah apakah pra-program buy-back ada program MSOP atau ESOP dalam jumlah yang besar. Selain untuk "greenmail", ada approach yang lain yang lebih konyol yang dapat dikembangkan dari program buy-back yang sangat merugikan public shareholder umum. Silakan anda ber-imajinasi sendiri... Just my 2 cents, mudah2-an membantu mencerahkan. Regards, Bandar Bola 2008/5/21 mike harnett <[EMAIL PROTECTED]>: > buyback (sepertinya) punya dampak positif lebih besar yah daripada > negatifnya? > jadi secara tersirat bahwa saham tersebut bagus yah,. (punya potensi untuk > naik)?,.,. > atau malah menjadi negatif karena berkurangnya saham di pasar? > > ada yg bisa menjelaskan potensi dampak dr program buyback terhadap nilai > saham..,,?. > > > thx,. > > >> >> > > >
Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406
Cuma sekedar memberikan pendapat... BUYBACK mungkin dilakukan untuk menurunkan penumpang. Bila jumlah penumpangnya berkurang, jalannya mungkin bisa lebih cepat. Program BUYBACK biasanya ditentukan jumlah uang yang hendak digunakan untuk BUYBACK, tinggal pintar2nya pihak manajemen untuk mendapatkan jumlah saham sebanyak2nya dari uang tersebut. Keputusan BUYBACK harus diberitahukan kepada publik karena untuk melakukannya harus melalui RUPS (CMIIW) jadi perusahaan tidak bisa diam2 BUYBACK dalam jumlah besar (kalo jumlahnya kecil sih ngga apa2 kali, tinggal dimasukin ke pos Inventory Stock). Yg jadi masalah buat investor kecil adalah TIMEFRAME-nya. Kapan akan dilakukannya. Sering kali setelah pengumuman BUYBACK harganya malahan turun sampe kita lupa akan ISUE tersebut. Pada saat harga turun dan orang2 mulai menganggap BUYBACK-nya gagal atau tidak jadi, maka mereka akan mulai melepas sahamnya sehingga jumlah penumpangnya jadi turun juga. Setelah itu, baru deh TANCAP GAS... Ini cuma pendapat pribadi, sory kalo salah atau ada yang tidak sependapat - Original Message From: Bandar Bola <[EMAIL PROTECTED]> To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 21, 2008 1:07:49 PM Subject: Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406 Sejatinya, program buy-back dilakukan oleh emiten saat melihat bahwa harga sahamnya jatuh di bawah instrinsic value dari saham tsb (persepsi management mewakili shareholder) , sehingga dengan melakukan pembelian kembali, terjadi pergeseran supply demand di market yang membuat harga saham menguat. Selain itu, dengan program buy-back, secara tidak langsung emiten meng-investasi- kan cash-on-hand- nya menjadi saham sendiri yang akan membuat jumlah saham beredar di market berkurang, sehingga EPS saham menjadi meningkat. Peningkatan EPS ini seharusnya lebih besar daripada bila cash-on-hand di-investasikan di instrumen lain. Jika program buy-back dilakukan oleh management dengan konsep ini, maka terjadi value-add untuk shareholder secara umum. Masalahnya adalah, apa yang secara text-book bagus, gampang sekali di-telikung menjadi sarana untuk melakukan white-collar- crime (nggak cuma di BEI, di NYSE juga). Program buy-back dapat di-salahgunakan oleh management atau major shareholder untuk menendang major shareholder lain yang tidak sejalan dengan mereka dengan cara membeli saham mereka dengan menggunakan cash-on-hand emiten (tentu dengan harga mahal, kalo nggak mana mau mereka keluar). Istilah ini dikenal sebagai "greenmail". Dalam hal ini tidak terjadi add-value untuk shareholder publik lainnya, karena demand yang di-create dengan program buy-back diimbangi oleh supply oleh major shareholder yang mau ditendang keluar. Publik shareholder juga dirugikan, karena harga yg dibayarkan adalah harga premium, jadi EPS naik tidak sebagus bila cash di-invest di instrumen lain. Program buy-back juga tidak add-value jika dilakukan di harga tinggi, dan demand yang dibuat oleh program tsb seimbang dengan suppy dari insider stakeholder yang mau jual di harga tinggi (misalnya management dan employee yang mau jual saham dari MSOP atau ESOP mereka). Kontrol cek yang paling mudah untuk menilai apakah program buy-back itu add value, adalah apabila program dilakukan oleh emiten untuk membeli sahamnya pada harga yang di bawah intrinsic value saham tsb. Bahkan, bila emiten mau pinjam uang dari bank untuk buy-back depressed stock-nya, harus di-apresiasi, karena add value dari EPS yang meningkat bagi shareholder dapat mengkompensasi biaya bunga uang untuk program buy-back tsb. Kontrol cek yang lain, adalah apakah pra-program buy-back ada program MSOP atau ESOP dalam jumlah yang besar. Selain untuk "greenmail", ada approach yang lain yang lebih konyol yang dapat dikembangkan dari program buy-back yang sangat merugikan public shareholder umum. Silakan anda ber-imajinasi sendiri... Just my 2 cents, mudah2-an membantu mencerahkan. Regards, Bandar Bola 2008/5/21 mike harnett : buyback (sepertinya) punya dampak positif lebih besar yah daripada negatifnya? jadi secara tersirat bahwa saham tersebut bagus yah,. (punya potensi untuk naik)?,.,. atau malah menjadi negatif karena berkurangnya saham di pasar? ada yg bisa menjelaskan potensi dampak dr program buyback terhadap nilai saham..,,?. thx,.
Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406
Buyback kadang kala dilakukan karena cash on hand banyak sedangkan rencana untuk expansi nggak ada. Tapi kalau dilakukan buyback tentunya equity turun, sedangkan debt nggak berubah artinya DER akan naik tentunya, sedangkan penggunaan cash on hand juga akan membuat quick ratio and current ratio turun. Kalau niatnya meningkatkan value ke shareholder mending debtnya dikurangi sehingga beban operasional turun yang ujungnya menaikkan Net Margin tapi efeknya bayar pajak tambah gede sedangkan kalau dilakukan buyback tentunya yang menikmati treasury stock itu yah founders atau pemilik perusahaan doang. On 5/21/08, Haris Wijanarko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > > > Cuma sekedar memberikan pendapat... > BUYBACK mungkin dilakukan untuk menurunkan penumpang. Bila jumlah > penumpangnya berkurang, jalannya mungkin bisa lebih cepat. Program BUYBACK > biasanya ditentukan jumlah uang yang hendak digunakan untuk BUYBACK, tinggal > pintar2nya pihak manajemen untuk mendapatkan jumlah saham sebanyak2nya dari > uang tersebut. Keputusan BUYBACK harus diberitahukan kepada publik karena > untuk melakukannya harus melalui RUPS (CMIIW) jadi perusahaan tidak bisa > diam2 BUYBACK dalam jumlah besar (kalo jumlahnya kecil sih ngga apa2 kali, > tinggal dimasukin ke pos Inventory Stock). Yg jadi masalah buat investor > kecil adalah TIMEFRAME-nya. Kapan akan dilakukannya. Sering kali setelah > pengumuman BUYBACK harganya malahan turun sampe kita lupa akan ISUE > tersebut. Pada saat harga turun dan orang2 mulai menganggap BUYBACK-nya > gagal atau tidak jadi, maka mereka akan mulai melepas sahamnya sehingga > jumlah penumpangnya jadi turun juga. Setelah itu, baru deh TANCAP GAS... > Ini cuma pendapat pribadi, sory kalo salah atau ada yang tidak sependapat > > - Original Message > From: Bandar Bola <[EMAIL PROTECTED]> > To: obrolan-bandar@yahoogroups.com > Sent: Wednesday, May 21, 2008 1:07:49 PM > Subject: Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406 > > > > > > Sejatinya, program buy-back dilakukan oleh emiten saat melihat bahwa harga > sahamnya jatuh di bawah instrinsic value dari saham tsb (persepsi management > mewakili shareholder) , sehingga dengan melakukan pembelian kembali, terjadi > pergeseran supply demand di market yang membuat harga saham menguat. Selain > itu, dengan program buy-back, secara tidak langsung emiten meng-investasi- > kan cash-on-hand- nya menjadi saham sendiri yang akan membuat jumlah saham > beredar di market berkurang, sehingga EPS saham menjadi meningkat. > Peningkatan EPS ini seharusnya lebih besar daripada bila cash-on-hand > di-investasikan di instrumen lain. Jika program buy-back dilakukan oleh > management dengan konsep ini, maka terjadi value-add untuk shareholder > secara umum. > > > > Masalahnya adalah, apa yang secara text-book bagus, gampang sekali > di-telikung menjadi sarana untuk melakukan white-collar- crime (nggak cuma > di BEI, di NYSE juga). Program buy-back dapat di-salahgunakan oleh > management atau major shareholder untuk menendang major shareholder lain > yang tidak sejalan dengan mereka dengan cara membeli saham mereka dengan > menggunakan cash-on-hand emiten (tentu dengan harga mahal, kalo nggak mana > mau mereka keluar). Istilah ini dikenal sebagai "greenmail". Dalam hal ini > tidak terjadi add-value untuk shareholder publik lainnya, karena demand yang > di-create dengan program buy-back diimbangi oleh supply oleh major > shareholder yang mau ditendang keluar. Publik shareholder juga dirugikan, > karena harga yg dibayarkan adalah harga premium, jadi EPS naik tidak sebagus > bila cash di-invest di instrumen lain. > > > > Program buy-back juga tidak add-value jika dilakukan di harga tinggi, dan > demand yang dibuat oleh program tsb seimbang dengan suppy dari insider > stakeholder yang mau jual di harga tinggi (misalnya management dan employee > yang mau jual saham dari MSOP atau ESOP mereka). > > > > Kontrol cek yang paling mudah untuk menilai apakah program buy-back itu add > value, adalah apabila program dilakukan oleh emiten untuk membeli sahamnya > pada harga yang di bawah intrinsic value saham tsb. Bahkan, bila emiten mau > pinjam uang dari bank untuk buy-back depressed stock-nya, harus > di-apresiasi, karena add value dari EPS yang meningkat bagi shareholder > dapat mengkompensasi biaya bunga uang untuk program buy-back tsb. > > > > Kontrol cek yang lain, adalah apakah pra-program buy-back ada program MSOP > atau ESOP dalam jumlah yang besar. > > > > Selain untuk "greenmail", ada approach yang lain yang lebih konyol yang > dapat dikembangkan dari program buy-back yang sangat merugikan public > shareholder umum. Silakan anda ber-imajinasi sendiri... > > > >
Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406
baca aja keterbukaan informasi TBLA dan BUDI yang dipublish kemarin di Bisnis Indonesia, memang khan efeknya merubah ratio On 5/22/08, bayu murti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > buyback kok bisa rubah rasio??? kayanya ga dech pak... > Kan cuman berubah kepemilikan aja... > Thanks pak > > --- Pada *Rab, 21/5/08, James Arifin <[EMAIL PROTECTED]>* menulis: > > Dari: James Arifin <[EMAIL PROTECTED]> > Topik: Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406 > Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com > Tanggal: Rabu, 21 Mei, 2008, 12:45 PM > > Buyback kadang kala dilakukan karena cash on hand banyak sedangkan > rencana untuk expansi nggak ada. Tapi kalau dilakukan buyback tentunya > equity turun, sedangkan debt nggak berubah artinya DER akan naik > tentunya, sedangkan penggunaan cash on hand juga akan membuat quick > ratio and current ratio turun. > > Kalau niatnya meningkatkan value ke shareholder mending debtnya > dikurangi sehingga beban operasional turun yang ujungnya menaikkan Net > Margin tapi efeknya bayar pajak tambah gede sedangkan kalau dilakukan > buyback tentunya yang menikmati treasury stock itu yah founders atau > pemilik perusahaan doang. > > On 5/21/08, Haris Wijanarko <[EMAIL PROTECTED] com > > wrote: > > > > > > > > > > > > > > > > Cuma sekedar memberikan pendapat... > > BUYBACK mungkin dilakukan untuk menurunkan penumpang. Bila jumlah > > penumpangnya berkurang, jalannya mungkin bisa lebih cepat. Program > BUYBACK > > biasanya ditentukan jumlah uang yang hendak digunakan untuk BUYBACK, > tinggal > > pintar2nya pihak manajemen untuk mendapatkan jumlah saham sebanyak2nya > dari > > uang tersebut. Keputusan BUYBACK harus diberitahukan kepada publik karena > > untuk melakukannya harus melalui RUPS (CMIIW) jadi perusahaan tidak bisa > > diam2 BUYBACK dalam jumlah besar (kalo jumlahnya kecil sih ngga apa2 > kali, > > tinggal dimasukin ke pos Inventory Stock). Yg jadi masalah buat investor > > kecil adalah TIMEFRAME-nya. Kapan akan dilakukannya. Sering kali setelah > > pengumuman BUYBACK harganya malahan turun sampe kita lupa akan ISUE > > tersebut. Pada saat harga turun dan orang2 mulai menganggap BUYBACK-nya > > gagal atau tidak jadi, maka mereka akan mulai melepas sahamnya sehingga > > jumlah penumpangnya jadi turun juga. Setelah itu, baru deh TANCAP GAS... > > Ini cuma pendapat pribadi, sory kalo salah atau ada yang tidak sependapat > > > > - Original Message > > From: Bandar Bola > > > To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com > > Sent: Wednesday, May 21, 2008 1:07:49 PM > > Subject: Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406 > > > > > > > > > > > > Sejatinya, program buy-back dilakukan oleh emiten saat melihat bahwa > harga > > sahamnya jatuh di bawah instrinsic value dari saham tsb (persepsi > management > > mewakili shareholder) , sehingga dengan melakukan pembelian kembali, > terjadi > > pergeseran supply demand di market yang membuat harga saham menguat. > Selain > > itu, dengan program buy-back, secara tidak langsung emiten > meng-investasi- > > kan cash-on-hand- nya menjadi saham sendiri yang akan membuat jumlah > saham > > beredar di market berkurang, sehingga EPS saham menjadi meningkat. > > Peningkatan EPS ini seharusnya lebih besar daripada bila cash-on-hand > > di-investasikan di instrumen lain. Jika program buy-back dilakukan oleh > > management dengan konsep ini, maka terjadi value-add untuk shareholder > > secara umum. > > > > > > > > Masalahnya adalah, apa yang secara text-book bagus, gampang sekali > > di-telikung menjadi sarana untuk melakukan white-collar- crime (nggak > cuma > > di BEI, di NYSE juga). Program buy-back dapat di-salahgunakan oleh > > management atau major shareholder untuk menendang major shareholder lain > > yang tidak sejalan dengan mereka dengan cara membeli saham mereka dengan > > menggunakan cash-on-hand emiten (tentu dengan harga mahal, kalo nggak > mana > > mau mereka keluar). Istilah ini dikenal sebagai "greenmail". Dalam hal > ini > > tidak terjadi add-value untuk shareholder publik lainnya, karena demand > yang > > di-create dengan program buy-back diimbangi oleh supply oleh major > > shareholder yang mau ditendang keluar. Publik shareholder juga dirugikan, > > karena harga yg dibayarkan adalah harga premium, jadi EPS naik tidak > sebagus > > bila cash di-invest di instrumen lain. > > > > > > > > Program buy-back juga tidak add-value jika dilakukan di harga tinggi, dan > > demand yang
Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406
2008/5/22 James Arifin <[EMAIL PROTECTED]>: > baca aja keterbukaan informasi TBLA dan BUDI yang dipublish kemarin di > Bisnis Indonesia, memang khan efeknya merubah ratio > > > On 5/22/08, bayu murti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> >> >> buyback kok bisa rubah rasio??? kayanya ga dech pak... >> Kan cuman berubah kepemilikan aja... >> Thanks pak >> >> --- Pada *Rab, 21/5/08, James Arifin <[EMAIL PROTECTED]>* menulis: >> >> Dari: James Arifin <[EMAIL PROTECTED]> >> Topik: Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406 >> Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com >> Tanggal: Rabu, 21 Mei, 2008, 12:45 PM >> >> Buyback kadang kala dilakukan karena cash on hand banyak sedangkan >> rencana untuk expansi nggak ada. Tapi kalau dilakukan buyback tentunya >> equity turun, sedangkan debt nggak berubah artinya DER akan naik >> tentunya, sedangkan penggunaan cash on hand juga akan membuat quick >> ratio and current ratio turun. >> >> Kalau niatnya meningkatkan value ke shareholder mending debtnya >> dikurangi sehingga beban operasional turun yang ujungnya menaikkan Net >> Margin tapi efeknya bayar pajak tambah gede sedangkan kalau dilakukan >> buyback tentunya yang menikmati treasury stock itu yah founders atau >> pemilik perusahaan doang. >> >> On 5/21/08, Haris Wijanarko <[EMAIL PROTECTED] com > >> wrote: >> > >> > >> > >> > >> > >> > >> > >> > Cuma sekedar memberikan pendapat... >> > BUYBACK mungkin dilakukan untuk menurunkan penumpang. Bila jumlah >> > penumpangnya berkurang, jalannya mungkin bisa lebih cepat. Program >> BUYBACK >> > biasanya ditentukan jumlah uang yang hendak digunakan untuk BUYBACK, >> tinggal >> > pintar2nya pihak manajemen untuk mendapatkan jumlah saham sebanyak2nya >> dari >> > uang tersebut. Keputusan BUYBACK harus diberitahukan kepada publik >> karena >> > untuk melakukannya harus melalui RUPS (CMIIW) jadi perusahaan tidak bisa >> > diam2 BUYBACK dalam jumlah besar (kalo jumlahnya kecil sih ngga apa2 >> kali, >> > tinggal dimasukin ke pos Inventory Stock). Yg jadi masalah buat investor >> > kecil adalah TIMEFRAME-nya. Kapan akan dilakukannya. Sering kali setelah >> > pengumuman BUYBACK harganya malahan turun sampe kita lupa akan ISUE >> > tersebut. Pada saat harga turun dan orang2 mulai menganggap BUYBACK-nya >> > gagal atau tidak jadi, maka mereka akan mulai melepas sahamnya sehingga >> > jumlah penumpangnya jadi turun juga. Setelah itu, baru deh TANCAP GAS... >> > Ini cuma pendapat pribadi, sory kalo salah atau ada yang tidak >> sependapat >> > >> > - Original Message >> > From: Bandar Bola > >> > To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com >> > Sent: Wednesday, May 21, 2008 1:07:49 PM >> > Subject: Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406 >> > >> > >> > >> > >> > >> > Sejatinya, program buy-back dilakukan oleh emiten saat melihat bahwa >> harga >> > sahamnya jatuh di bawah instrinsic value dari saham tsb (persepsi >> management >> > mewakili shareholder) , sehingga dengan melakukan pembelian kembali, >> terjadi >> > pergeseran supply demand di market yang membuat harga saham menguat. >> Selain >> > itu, dengan program buy-back, secara tidak langsung emiten >> meng-investasi- >> > kan cash-on-hand- nya menjadi saham sendiri yang akan membuat jumlah >> saham >> > beredar di market berkurang, sehingga EPS saham menjadi meningkat. >> > Peningkatan EPS ini seharusnya lebih besar daripada bila cash-on-hand >> > di-investasikan di instrumen lain. Jika program buy-back dilakukan oleh >> > management dengan konsep ini, maka terjadi value-add untuk shareholder >> > secara umum. >> > >> > >> > >> > Masalahnya adalah, apa yang secara text-book bagus, gampang sekali >> > di-telikung menjadi sarana untuk melakukan white-collar- crime (nggak >> cuma >> > di BEI, di NYSE juga). Program buy-back dapat di-salahgunakan oleh >> > management atau major shareholder untuk menendang major shareholder lain >> > yang tidak sejalan dengan mereka dengan cara membeli saham mereka dengan >> > menggunakan cash-on-hand emiten (tentu dengan harga mahal, kalo nggak >> mana >> > mau mereka keluar). Istilah ini dikenal sebagai "greenmail". Dalam hal >> ini >> > tidak terjadi add-value untuk sharehol
Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406
Saya rasa DER masih turun cash kedepan nambah, saat ini as we are speaking nambah! Semua saham bagus ada cash lebih dia buyback. Conoco, Microsoft, Western Digital semua ada program buyback. Kalo management lihat ada growth kedepan dan melihat saham kemurahan di New York pasti ada buyback. Contoh United Healthway yg baru masuk portofolio Buffet ada program buyback. Dare to SHORT! James Arifin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: baca aja keterbukaan informasi TBLA dan BUDI yang dipublish kemarin di Bisnis Indonesia, memang khan efeknya merubah ratio On 5/22/08, bayu murti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: buyback kok bisa rubah rasio??? kayanya ga dech pak... Kan cuman berubah kepemilikan aja... Thanks pak --- Pada Rab, 21/5/08, James Arifin <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Dari: James Arifin <[EMAIL PROTECTED]> Topik: Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406 Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 21 Mei, 2008, 12:45 PM Buyback kadang kala dilakukan karena cash on hand banyak sedangkan rencana untuk expansi nggak ada. Tapi kalau dilakukan buyback tentunya equity turun, sedangkan debt nggak berubah artinya DER akan naik tentunya, sedangkan penggunaan cash on hand juga akan membuat quick ratio and current ratio turun. Kalau niatnya meningkatkan value ke shareholder mending debtnya dikurangi sehingga beban operasional turun yang ujungnya menaikkan Net Margin tapi efeknya bayar pajak tambah gede sedangkan kalau dilakukan buyback tentunya yang menikmati treasury stock itu yah founders atau pemilik perusahaan doang. On 5/21/08, Haris Wijanarko <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: > > > > > > > > Cuma sekedar memberikan pendapat... > BUYBACK mungkin dilakukan untuk menurunkan penumpang. Bila jumlah > penumpangnya berkurang, jalannya mungkin bisa lebih cepat. Program BUYBACK > biasanya ditentukan jumlah uang yang hendak digunakan untuk BUYBACK, tinggal > pintar2nya pihak manajemen untuk mendapatkan jumlah saham sebanyak2nya dari > uang tersebut. Keputusan BUYBACK harus diberitahukan kepada publik karena > untuk melakukannya harus melalui RUPS (CMIIW) jadi perusahaan tidak bisa > diam2 BUYBACK dalam jumlah besar (kalo jumlahnya kecil sih ngga apa2 kali, > tinggal dimasukin ke pos Inventory Stock). Yg jadi masalah buat investor > kecil adalah TIMEFRAME-nya. Kapan akan dilakukannya. Sering kali setelah > pengumuman BUYBACK harganya malahan turun sampe kita lupa akan ISUE > tersebut. Pada saat harga turun dan orang2 mulai menganggap BUYBACK-nya > gagal atau tidak jadi, maka mereka akan mulai melepas sahamnya sehingga > jumlah penumpangnya jadi turun juga. Setelah itu, baru deh TANCAP GAS... > Ini cuma pendapat pribadi, sory kalo salah atau ada yang tidak sependapat > > - Original Message > From: Bandar Bola > To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com > Sent: Wednesday, May 21, 2008 1:07:49 PM > Subject: Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406 > > > > > > Sejatinya, program buy-back dilakukan oleh emiten saat melihat bahwa harga > sahamnya jatuh di bawah instrinsic value dari saham tsb (persepsi management > mewakili shareholder) , sehingga dengan melakukan pembelian kembali, terjadi > pergeseran supply demand di market yang membuat harga saham menguat. Selain > itu, dengan program buy-back, secara tidak langsung emiten meng-investasi- > kan cash-on-hand- nya menjadi saham sendiri yang akan membuat jumlah saham > beredar di market berkurang, sehingga EPS saham menjadi meningkat. > Peningkatan EPS ini seharusnya lebih besar daripada bila cash-on-hand > di-investasikan di instrumen lain. Jika program buy-back dilakukan oleh > management dengan konsep ini, maka terjadi value-add untuk shareholder > secara umum. > > > > Masalahnya adalah, apa yang secara text-book bagus, gampang sekali > di-telikung menjadi sarana untuk melakukan white-collar- crime (nggak cuma > di BEI, di NYSE juga). Program buy-back dapat di-salahgunakan oleh > management atau major shareholder untuk menendang major shareholder lain > yang tidak sejalan dengan mereka dengan cara membeli saham mereka dengan > menggunakan cash-on-hand emiten (tentu dengan harga mahal, kalo nggak mana > mau mereka keluar). Istilah ini dikenal sebagai "greenmail". Dalam hal ini > tidak terjadi add-value untuk shareholder publik lainnya, karena demand yang > di-create dengan program buy-back diimbangi oleh supply oleh major > shareholder yang mau ditendang keluar. Publik shareholder juga dirugikan, > karena harga yg dibayarkan adalah harga premium, jadi EPS naik tidak sebagus > bila cash di-invest di instrumen lain. > > > > Program buy-back juga tidak add-value jika dilakukan di harga tinggi, dan > demand yang dibuat oleh program tsb seimbang dengan suppy d
Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406
nggak untuk saat ini, terlalu besar risk short. Kenapa mereka harus buyback khan dananya bisa dipakai buat expansi aja, apakah karena mereka merasa dengan melakukan buyback gain yang didapat perusahaan akan lebih besar dibanding mereka melakukan expansi? Tenang yah boss, khan namanya juga diskusi On 5/23/08, Eka Suwandana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > >Saya rasa DER masih turun cash kedepan nambah, saat ini as we are > speaking nambah! > Semua saham bagus ada cash lebih dia buyback. Conoco, Microsoft, Western > Digital semua ada program buyback. > Kalo management lihat ada growth kedepan dan melihat saham kemurahan di New > York pasti ada buyback. Contoh United Healthway yg baru masuk portofolio > Buffet ada program buyback. > Dare to SHORT! > > *James Arifin <[EMAIL PROTECTED]>* wrote: > > baca aja keterbukaan informasi TBLA dan BUDI yang dipublish kemarin di > Bisnis Indonesia, memang khan efeknya merubah ratio > > On 5/22/08, bayu murti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> >> >> buyback kok bisa rubah rasio??? kayanya ga dech pak... >> Kan cuman berubah kepemilikan aja... >> Thanks pak >> >> --- Pada *Rab, 21/5/08, James Arifin <[EMAIL PROTECTED]>* menulis: >> >> Dari: James Arifin <[EMAIL PROTECTED]> >> Topik: Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406 >> Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com >> Tanggal: Rabu, 21 Mei, 2008, 12:45 PM >> >> Buyback kadang kala dilakukan karena cash on hand banyak sedangkan >> rencana untuk expansi nggak ada. Tapi kalau dilakukan buyback tentunya >> equity turun, sedangkan debt nggak berubah artinya DER akan naik >> tentunya, sedangkan penggunaan cash on hand juga akan membuat quick >> ratio and current ratio turun. >> >> Kalau niatnya meningkatkan value ke shareholder mending debtnya >> dikurangi sehingga beban operasional turun yang ujungnya menaikkan Net >> Margin tapi efeknya bayar pajak tambah gede sedangkan kalau dilakukan >> buyback tentunya yang menikmati treasury stock itu yah founders atau >> pemilik perusahaan doang. >> >> On 5/21/08, Haris Wijanarko <[EMAIL PROTECTED] com > >> wrote: >> > >> > >> > >> > >> > >> > >> > >> > Cuma sekedar memberikan pendapat... >> > BUYBACK mungkin dilakukan untuk menurunkan penumpang. Bila jumlah >> > penumpangnya berkurang, jalannya mungkin bisa lebih cepat. Program >> BUYBACK >> > biasanya ditentukan jumlah uang yang hendak digunakan untuk BUYBACK, >> tinggal >> > pintar2nya pihak manajemen untuk mendapatkan jumlah saham sebanyak2nya >> dari >> > uang tersebut. Keputusan BUYBACK harus diberitahukan kepada publik >> karena >> > untuk melakukannya harus melalui RUPS (CMIIW) jadi perusahaan tidak bisa >> > diam2 BUYBACK dalam jumlah besar (kalo jumlahnya kecil sih ngga apa2 >> kali, >> > tinggal dimasukin ke pos Inventory Stock). Yg jadi masalah buat investor >> > kecil adalah TIMEFRAME-nya. Kapan akan dilakukannya. Sering kali setelah >> > pengumuman BUYBACK harganya malahan turun sampe kita lupa akan ISUE >> > tersebut. Pada saat harga turun dan orang2 mulai menganggap BUYBACK-nya >> > gagal atau tidak jadi, maka mereka akan mulai melepas sahamnya sehingga >> > jumlah penumpangnya jadi turun juga. Setelah itu, baru deh TANCAP GAS... >> > Ini cuma pendapat pribadi, sory kalo salah atau ada yang tidak >> sependapat >> > >> > - Original Message >> > From: Bandar Bola > >> > To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com >> > Sent: Wednesday, May 21, 2008 1:07:49 PM >> > Subject: Re: [obrolan-bandar] BUYBACK PRICE, TBLA 720, BUDI 406 >> > >> > >> > >> > >> > >> > Sejatinya, program buy-back dilakukan oleh emiten saat melihat bahwa >> harga >> > sahamnya jatuh di bawah instrinsic value dari saham tsb (persepsi >> management >> > mewakili shareholder) , sehingga dengan melakukan pembelian kembali, >> terjadi >> > pergeseran supply demand di market yang membuat harga saham menguat. >> Selain >> > itu, dengan program buy-back, secara tidak langsung emiten >> meng-investasi- >> > kan cash-on-hand- nya menjadi saham sendiri yang akan membuat jumlah >> saham >> > beredar di market berkurang, sehingga EPS saham menjadi meningkat. >> > Peningkatan EPS ini seharusnya lebih besar daripada bila cash-on-hand >> > di-investasikan di instrumen lain. Jika program buy-back dilakukan oleh >> > management dengan konsep ini, maka terjadi v