Data
Data SPREAD : (via SMS)1. PDI P 1890 Ribu2. GOLKAR 1113 Ribu3. PKB 646 Ribu4. PPP 537 Ribu5. PAN 429 Ribu175 / 4029 Kecamatan9 Juni 1999, Pukul 14.21Data Detik.Com : 13.161.PDI Perjuangan 13681062.Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 8243653.Partai Golkar 5488374.Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3104265.Partai Amanat Nasional (PAN) 214805Mau pilih yang mana :-)Kalau saya pilih data dari GSM Operator soalnya up date he...hehe. :-):-)Hadeer
Re: Jaringan Bank Memble... ;-)
At 10:11 PM 6/8/99 PDT, you wrote: >>Komentar: Lha wong bank-bank itu ngurusi soal perbankan aja >> (yg nota bene adalah core business mereka) nggak >> becus, kok disuruh ngurusi soal telekomunikasi... ;-) Nasprul Indroyono: >Beginilah mental kebanyakan orang Indonesia cuma bisa saling >menyalahkan. Termasuk saya. Yw: Itu bukan mental orang Indonesia Bung! Itu para pakar jaringan komputer yg mengeluarkan analisis demikian. Dan katanya, jauh sebelum dilaksanakan. Silakan baca kompas-nya langsung. ;-) Belum-belum kok generalisasi... >Bung Wibisono dan segenap gerombolan telkom, indosat dsb yang >ngakunya jago bidang komunikasi/elektronik/komputer ... Yw: Jangan asal berkicau, dong. Kok bisa keluar kata 'ngaku'-nya, itu anda ngarang dari mana? Atau anda dapat info dari nenek anda sendiri? Kapan saya ngaku? Saya BELUM PERNAH, TIDAK PERNAH, DAN TIDAK AKAN PERNAH NGAKU jago komunikasi/elektronik/komputer. Karena begron saya adalah manajemen. Tapi ya, lelucon anda ini cukup menyegarkan... Nice try. ;-) ...
Re: "Mega bukanlah Manajer konflik yang baik"(?)
Bagaimana dengan bung Jaya..? bang Blucer? bang Irwan? bung Bridwan..? bang Madhan..?bang Saut dan bang Ari Tarigan bagaimana nih? mbak Yuni...?Bung Nasrullah..? bang Efron..?bung Rosadi...? Katanya rakyat Indonesia banyak buta politik...?katanya "Bagaimana Indonesia akan maju?". :-) On Wed, 9 Jun 1999, Hadeer wrote: # Ehmsaya diminta bicara nich ... # Jadi gini maksud dari pernyataan : "Mega bukanlah manager konflik yang # baik" ...adalah ya memang benar memang Mega bukan lah #manager konflik yang baik . jadi maksudnya adalah seperti yang #tertulis leterlek itu ... nggak ada maksud lainnya lagi .. :-) Iyaa...saya sudah membaca dari posting di permias kan...maksud Saya bukan meminta jawaban " adalah ya memang benar memang Mega bukan lah manager konflik yang baik" dari bung Hadeer...tetapi paradigma dari ucapan pak Eep S. kan...?Bung Hadeerkan pernah mengatakan kepada Saya bahwa anak ITB itu harusnya menjawab sesuatu itu dengan keahlian bukannya asal tembak. # Orang melayu bilang : Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya #pula # :-) Mungkin kalau bung Hadeer memberikan paradigma dari ucapan pak Eep S. kepada Saya...berarti Saya menjadi mengerti alasan mengapa keraguan terhadap kepemimpinan mbak Mega tersebut. :-))) jabat erat # :-) #Hadeer -- > > From: Frarev Sitorus <[EMAIL PROTECTED]> > > To: [EMAIL PROTECTED] > > Subject: "Mega bukanlah Manajer konflik yang baik"(?) > > Date: 09 Juni 1999 10:18 > > > > Saya masih belum mengerti dengan arti dari "Mega bukanlah manajer konflik > > yang baik" dari ucapan bapak Eep S. > > Mungkin bung Jaya, atau bung Hadeer atau bang Blucer atau bang Irwan, > atau > > bang Ari Tarigan atau bung BriDwan atau bang Madhan atau mbak Yuni > > ataupun teman milis dapat > > menjelaskannya... > > :-) > > jabat erat > > FRAREV SITORUS >
Re: pertanyaan ttg calon presiden kita
Menurut Saya...presiden setelah SU MPR 1999 nanti adalah Prof. B.J.Habiie. Andaikan beliau jadi presiden...Saya percaya kepada caleg dari partai reformis untuk mempejuangkan suara Saya. Saya akan menerima pak BJH jika dia mengakomodir suara rakyat yang penting dan genting sekarang ini. Jika tidak...beliau akan melawan sebagian besar rakyat INA diluar gedung DPR/MPR. jabat erat On Wed, 9 Jun 1999, Saut Aritua H Sagala wrote: > Buat kita semua (yang agak sadar politik) kita mungkin fair tentang > siapapun yang akan menang dalam pemilu ini (terlepas dari keterangan > terbaru menyebutkan bahwa suara PDI-P menguat menjadi Lebih dari 1 juta). > disusul PKB sekitar 700 ribu dan Golkar 500 ribu > > Ada pertanyaan baru dibenak saya mengenai siapa calon presiden kita, > mungkin kita bisa mereka-reka siapa yang bakal menjadi presiden kita > melalui hasil sementara pemilu ini. Mungkin Megawati atawa Gusdur atawa > Habibie saat ini posisinya sedang menguat karena melihat kondisi sementara > ini adalah ketiga partai yang mencalonkan capres tersebut sedang berada di > tiga besar. > > Apakah saat ini kita sudah siap dengan kondisi siapa saja yang menang > dalam pemilu ini atau dilanjutkan dengan siapa saja yang memperoleh suara > terbanyak dalam pemilihan presiden di DPR/MPRnanti berhak menjadi presiden > > Artinya kita harus siap juga dengan siapa saja yang menajdi presiden kita > baik dia memiliki latar belakang Orba (mis: Habibie) dan luar Orba (mis: > Amin Rais, Gus Dur dan Megawati). > > Saya ingin bertanya dengan kita semua yang di milis ini apakah kita > sendiri konsern dengan siapa Capres kita. Karena seperti kita ketahui > rumor yang beredar tidak setuju dengan pencalonan Presiden yang berlatar > belakang Orba > > Demi Indonesia yang baru dan lebih demokratis > Salam Hormat, > > > Saut A H S > [EMAIL PROTECTED] > Urban & Regional Planning > Bandung Institute of Technology >
Pernyataan dari ketua PPLN-Houston
Kepada rekan2 Permias semua, berikut saya sampaikan pernyataan dari ketua PPLN - Houston mengenai Laporan Penghitungan Surat Suara di TPSLN - Houston yang di keluarkan oleh KJRI Houston. Dari:Ketua PPLN Houston Perihal:Laporan Penghitungan Surat Suara di TPSLN - Houston, Texas, Amerika Serikat. Merujuk laporan Act. Konsul Jenderal RI Houston, Suhartono Ronggodirdjo, No. BB-111/Houston/06-08-99 tanggal 8 Juni 1999 perihal tersebut diatas. Bersama ini dengan hormat kami sampaikan bahwa laporan yang di sampaikan oleh Act. Konsul Jenderal Houston tersebut, kami anggap tidak syah. Pengiriman berita faksimil tsb. atas inisiatif Act. Konsul Jenderal sendiri beserta Staff Bid. Pensosbud (Nindarsari Utomo) tanpa sepengetahuan Ketua PPLN Houston. Sehubungan dengan itu, kami Panitia PLN Houston merasa campur tangan pemerintah dalam hal ini Act. Konsul Jenderal Houston sebagai fasilitator telah melampaui wewenangnya sehingga independensi pelaksanaan PEMILU ini tidak berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan. Mohon tanggapan Bapak/Ibu dalam hal ini. Demikian harap maklum, atas perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih. Ketua PPLN-Houston Afwan Poan
Re: Peningnya bung Ghalib
Sebenarnya mana lebih enak peningnya bung Ghalib atau peningnya seorang abang becak di persimpangan jalan yang menunggu sewa demi sebungkus nasi + lauk ? Atawa peningnya seorang Megawati, seorang Akbar Tanjung, seorang Matori, seorang Amin Rais atawa dll mengenai hasil pemilu Salam Hormat, Saut A H S [EMAIL PROTECTED] Urban & Regional Planning Bandung Institute of Technology On Tue, 8 Jun 1999, Budi Haryanto wrote: > Dear permias@ yth., > > Hari-hari ini ke depan adalah tidak hanya merupakan hari-hari yang > mendebarkan bagi partai Golkar menunggu hasil penghitungan suara pemilu, > yang selama ini selalu dimenangkannya, tetapi juga merupakan hari-hari > yang mendebarkan bahkan menakutkan buat salah seorang juragan republik > kita ini, yaitu bung Ghalib, si jaksa agung. Betapa tidak, laporan ICW > kepada yang berwenang agar menelusuri dugaan suap/korupsi bung Ghalib > dan analisis banyak pakar hukum telah menyudutkannya pada posisi yang > sangat...sangat... sulit. > > Kalau laporan di tempo.co.id benar adanya, tamatlah 'riwayat' si jaksa > agung yang katanya tidak pernah menangani satupun kasus hukum selama > karirnya ini. > > Kasus-kasus menonjol di mata masyarakat seperti: penculikan aktivis, > penembakan mahasiswa, dugaan korupsi Soeharto, penyadapan telpon, > pembelian mobil mewah bagi pejabat kejagung, pencopotan jaksa-jaksa yang > dinilai bereputasi bagus, dll., tidak pernah kedengaran progres dan > kejelasannya. Sekarang, dia sendiri yang dilaporkan dengan dugaan > menerima suap dikaitkan dengan gaya hidupnya dan isterinya yang wah.\ > > Sedemikian besar beban kepeningannya saat ini. Kasian ya?! > > Apakah ini juga termasuk dalam bagian dari suatu skenario raksasa dengan > tujuan tertentu dari sekelompok elit di republik ini...? > Ada ide lain...? > > Salam, > Budi >
Re: Rubrik Kemahasiswaan
Buat Bung Ari, saya pikir ketika anda melontarkan pendapat tentang OS (orientasi Studi) di Mahasiswa tataran yang perlu kita bicarakan mungkin masalah formatnya. Saya pikir bila kita lihat tujuan awalnya dari OS sebenarnya baik yaitu untuk memperoleh keakraban antara angkatan lama dengan angkatan baru. Dari awalnya ada panitia yang bertanggungjawab untuk mengadakan kegiatan tersebut. Sehingga dapat dikatakan ada 'materi' yang disampaikan dalam setiap kegiatan. Jadi saya pikir yang perlu dipikirkan adalah hanya format OSnya saja. Sehingga ketika penyampaian materi dilangsungkan tidak lagi hanya dengan pelaksanaan yang kebanyakan terjadi saat ini. Buat teman-teman yang ada di LN atau di kampus lain saya juga mau nanya bagaimana format OS yang telah dilaksanakan Salam Hormat, Saut A H S [EMAIL PROTECTED] Urban & Regional Planning Bandung Institute of Technology On Wed, 9 Jun 1999, Arikrisna M Tarigan wrote: > Masih relevankah OSPEK? > > Judul diatas kembali ku pertanyakan. Bagaimana tidak, sewaktu yang lain > sibuk berkutat dalam berbagai permasalahan akademis dan sosial > kemasyarakatan, sekelompok monster mahasiswa (kalau tidak salah lihat > kelihatannya mereka dari jurusan T. Geodesy) sedang mengadakan pembantaian > di lapangan AULA BARAT dengan kedok Orientasi Study (OS). Heran ternyata > dalam lingkup yang katanya reformis, menjunjung HAM, demokratis deelel > masih saja melakukan praktik-praktik feodal dengan dalih agar mereka > lebih > kompak,lebih siap dalam menghadapi dunia kampus yg katanya berat dan > lebih-lebih lagi mereka mengatasnamakan rakyat, bahwa mereka dididik agar > survive di masyarakat dan entah argumen apalagi. > > Standard yang digunakan sangat-sangat rancu. Apakah dgn push up sudah > menghasilkan manusia yg lebih baik, atau dipermalukan didepan umum, bahkan > dengan bangga seorang senior terlihat menyuruh si mahasiswa baru (MB) > melakukan > hal-hal yang irasional. Si MB terlihat tidak punya pilihan karena dgn > begitu mereka bisa ikut dlm kegiatan kemahasiswaan dan untuk lebih dekat > dgn kakak kelas. > > Tapi apapun alasannya saya tetap menentang perpeloncooan mahasiswa dgn > kedok nama apapun. Ada seperti upaya status quo yang selalu dipertahankan > setiap saya menolak keberadaanya di kampus dgn 1001 macam > retorika.Perubahan-perubahan yang terjadi hanyalah sebatas kulitnya saja > tapi tidak esensinya. Herannya mahasiswa lain pun kebanyakan > sepertinya setuju-setuju aja." Ada hiburan kalo lagi stress", ujarnya. > Gila apa, manusia dijadikan mainan. > > Apakah Bill Gates menghadapi hal yg sama sewaktu di masih menjadi MB, > ataukah > Soekarno juga mengalaminya. Bagaimana dgn para pemimpin2 lainnya dibelahan > dunia. Apakah mereka mengalami ospek juga. Saya justru melihat para > pemimpin sekarang yang dulunya terlibat dalam dunia kemahasiswaan model > sekarang (ingat tahun 70-an) malah cenderung korup dan sangat terlibat > dalam kebusukan orba.Juga jangan-jangan model seperti ini masih tersisa > hanya tinggal di Indonesia saja. > > Saya kurang tahu model pembinaan MB di luar negeri seperti apa, mungkin > masukan dari teman-teman di luar sangat dibutuhkan untuk mengkoreksi dan > mengusulkan format yang baru dalam menyiapkan pemberdayaan mahasiswa. > > Viva Liverpool > Ari Krisna >
Re: "Mega bukanlah Manajer konflik yang baik"(?) (fwd)
Latar belakangnya pak Eep S. mengatakan itu karena adanya konflik dalam tubuh PDIP sendirikanjadi, sebelumnya dengan memulaii dari... Apakah perbedaan pemimpin dengan manajer? Mana yang terlebih dahulu...manajer atau pemimpin? jabat erat On Wed, 9 Jun 1999, Frarev Sitorus wrote: > Saya masih belum mengerti dengan arti dari "Mega bukanlah manajer konflik > yang baik" dari ucapan bapak Eep S. > Mungkin bung Jaya, atau bung Hadeer atau bang Blucer atau bang Irwan, atau > bang Ari Tarigan atau bung BriDwan atau bang Madhan atau mbak Yuni > ataupun teman milis dapat > menjelaskannya... > :-) > jabat erat > FRAREV SITORUS > > On Mon, 7 Jun 1999, yuni windarti wrote: > > > Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah > > ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat > > Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang terjadi > > sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah > > sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh > > nama besar seseorang. > > > > Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah atatu > > memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut diseret > > kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka memberikan > > harapan yang palsu. > > > > Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan > > keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi untuk > > membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno. > > Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega > > mendapat angin. > > > > Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang > > sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (menurut orang PDIP) saha maha besar > > Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa jadinya Mega jika Mega bukan > > anak Sukarno, mungkinkah dia dengan kemampuannya sekarang ini menjadi > > pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang semua rakyatnya buta dan dia > > sendiri yang melek..hmitu bisa jadi > > > > oppss sorry mbak Mega, kritikku keterlaluan, habis anda juga > > keterlaluan sih. > > > > Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak ya > > > > > > Salam hangat Yuni > > > > On Sat, 5 Jun 1999, A. Syamil wrote: > > > > > Salam Permias, > > > > > > Saya sampaikan berita dari Surabaya Pos. > > > Selamat menyimak. > > > > > > Jabat erat, > > > > > > Ahmad Syamil > > > Toledo, OH > > > > > > * > > > > > > Melihat Indonesia di Tangan Mega > > > > > > > > > PERCAYA atau tidak, banyak orang mulai bertanya begini: > > > "Bagaimana ya nantinya Indonesia di tangan Mega?" Pertanyaan ini > > > tidak saja muncul dari luar kandang PDI Perjuangan (PDI-P), tapi > > > juga dari para pejuang banteng sendiri. Mengapa? Tentu saja > > > karena Mega adalah kandidat presiden yang paling diperhitungkan > > > saat ini, dibanding Wiranto, Amien Rais, atau Gus Dur sekalipun. > > > Satu lagi --ini yang mengkhawatirkan--, lantaran konflik internal > > > yang dahsyat sekaligus ultrapelik di tubuh banteng bermulut putih > > > itu disinyalir juga bakal berimbas pada keutuhan bangsa ini. Itu > > > sebabnya, nasib Indonesia dan PDI-P sendiri bakal juga ditentukan > > > performance pribadi serta politik Mega. Apa maksudnya? DALAM > > > sebuah percakapan di kafe hotel berbintang, seorang pengurus > > > teras PDI-P sempat berkeluh kesah kepada Surabaya Post. Kata > > > salah satu tokoh penting PDI-P ini, Mega sekarang sudah berubah, > > > tak seperti dulu lagi. Putri Bung Karno ini mengambil jarak > > > dengan banyak orang, bahkan yang dulu mendukungnya mati-matian > > > dengan risiko darah bahkan nyawa. "Saya dulu bebas masuk ke > > > ruangan Mbak Mega. Ya makan bersama, ngomong-ngomong enak. Jadi > > > enak saja kalau mau ketemu Mbak Mega. Tapi sekarang? Ibaratnya, > > > makan semeja saja sudah nggak bisa," ujarnya mengudar keluh. > > > Keluhan serupa juga datang dari seorang kader PDI-P Surabaya, > > > yang dua pekan lalu berangkat ke Jakarta hendak menjumpai > > > pemimpin besarnya. Tapi apa mau dikata, di sekitar Mega ternyata > > > berdiri pagar protokoler nan kukuh-ketat. "Begitu nyampai di > > > kantor, saya dicegat orang DPP. Saya tidak diizinkan bertemu Ibu > > > Mega. Katanya, pesan cukup disampaikan lewat dia...," ujarnya. > > > Walhasil, sang kader musti menelan kecewa. Dia harus balik ke > > > Surabaya tanpa sempat sedetik pun bertemu Mega. "Kok begitu ya? > > > Perasaan, Ibu Mega dulu ndak begitu?" katanya lagi dengan nada > > > tanya. Ada apa memangnya dengan Mega? Sebetulnya ini sudah > > > rahasia umum dan terbeber jelas di media massa: bahwa kandang > > > banteng perjuang
Re: Indonesia: No. 2 terkorup di dunia
On Wed, 9 Jun 1999, Hadeer wrote: # Saya pernah korupsi (pengakuan nich) : # 1. Nyogok Polisi di Simpang Kuningan karena nabrak lampu merah. # 2. Bikin KTP kasih uang percepatan. # 3. Bikin Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari Polisi biar cepet. # 4. Ikutan Permias padahal pake inventaris kantor, dulu malah pake # inventaris kampus. # 5. Ngeprint joke dari Milis Humor pake kertas kantor. # 6. apalagi ya . oh ya ngobrol ditelepon kantor # Kamu Sitorus korupsi apa aja ??? :-) ngaku dong Jelas..Saya pernah korupsi. Korupsi waktu saat jam kuliah salah satunya. # Yang lain korupsi apa aja.. bapaknya kek, ibunya kek, kakek nya kek, # nenek nya kek, om/tante kek... yy ngaku # :-) # Hadeer -- > > From: Frarev Sitorus <[EMAIL PROTECTED]> > > To: [EMAIL PROTECTED] > > Subject: Re: Indonesia: No. 2 terkorup di dunia > > Date: 09 Juni 1999 10:37 > > > > Yap...Di Asia, perguruan tinggi INA belum masuk nominasi > mungkin...apalagi > > di dunia. > > Tetapi, satu-satunya jurusan di INA yang paling terkenal dan masuk > > nominasi adalah jurusan Korupsi. Indonesia juga termasuk golongan negara > > yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama. > > > > jabat erat. >
pertanyaan ttg calon presiden kita
Buat kita semua (yang agak sadar politik) kita mungkin fair tentang siapapun yang akan menang dalam pemilu ini (terlepas dari keterangan terbaru menyebutkan bahwa suara PDI-P menguat menjadi Lebih dari 1 juta). disusul PKB sekitar 700 ribu dan Golkar 500 ribu Ada pertanyaan baru dibenak saya mengenai siapa calon presiden kita, mungkin kita bisa mereka-reka siapa yang bakal menjadi presiden kita melalui hasil sementara pemilu ini. Mungkin Megawati atawa Gusdur atawa Habibie saat ini posisinya sedang menguat karena melihat kondisi sementara ini adalah ketiga partai yang mencalonkan capres tersebut sedang berada di tiga besar. Apakah saat ini kita sudah siap dengan kondisi siapa saja yang menang dalam pemilu ini atau dilanjutkan dengan siapa saja yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan presiden di DPR/MPRnanti berhak menjadi presiden Artinya kita harus siap juga dengan siapa saja yang menajdi presiden kita baik dia memiliki latar belakang Orba (mis: Habibie) dan luar Orba (mis: Amin Rais, Gus Dur dan Megawati). Saya ingin bertanya dengan kita semua yang di milis ini apakah kita sendiri konsern dengan siapa Capres kita. Karena seperti kita ketahui rumor yang beredar tidak setuju dengan pencalonan Presiden yang berlatar belakang Orba Demi Indonesia yang baru dan lebih demokratis Salam Hormat, Saut A H S [EMAIL PROTECTED] Urban & Regional Planning Bandung Institute of Technology
Re: To administrator Permias@
Terima kasih Mas Syamil dan Mbak Nina, Maaf agak lama meresponnya -- berhubung harus klarifikasi dengan pakarnya (saya juga bukan computer literate kok). Memang menarik bila di milis ini punya fasilitas 'stamp..?' yang selalu melekat kemana pun pesan berjalan -- seperti di milis [forum] misalnya. Sayang sekali mesin di Syracuse University belum memiliki fasilitas ini. Akan tetapi, sebagaimana etika umum permilasan, anda bisa forward, etc. kepala suratnya (terutama "from") sehingga orang akan tahu sumber milisnya. Terima kasih. ++Syafri administrator online mailto: [EMAIL PROTECTED] --- "A. Syamil" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Salam Permias, > > Barangkali ada administrator Permias yang bisa > menanggapi permintaan mbak > Nina di bawah. Di banyak mailing list yang saya > ikuti, sudah banyak yang > bisa otomatis 'meletakkkan' nama mailing list nya di > bagian subject. > > Apakah hal ini tidak mungkin dilakukan oleh > Permias@? > > Jabat erat, > > > Ahmad Syamil > Toledo, OH > - Original Message - > From: Anna F. Poerbonegoro <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Friday, May 28, 1999 5:40 AM > Subject: subject on email messages > > > > Hallo, Admin, > > > > I have a request: Bisa nggak, di setiap subject di > email, diberi semacam > > tanda [otomatis] atau note gitu, i.e. [permias]. > Maaf saya nggak tau apa > istilahnya, > > maklum not computer literate. Akan sangat berguna, > supaya kita bisa > langsung > > tau, email tersebut dari listserve mana. > > > > Makasih, > > > > Nina > _ Do You Yahoo!? Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
Re: Benarkah???
On Wed, 9 Jun 1999, Hadeer wrote: # Benarkah ? menurut anda sendiri bagaimana ? Anda duluan dech kasih # komentarnya Saya kan mau menanyakan paradigma dari bung Hadeer mengenai tanggapan dari pak Eep S. tersebut...? # Nanti kalau saya yang ngomong duluan dibilang sok tahu dan sok pinter, # ... takut ah dicap seperti itu , :-))) # Senyum manis :-) # Hadeer # Ps. #Pertanyaan ini udah dari dulu pengen saya tanya, yaitu kenapa salam # akhirnya ada yang suka pakai Jabat Erat # Karena saya orang nya suka menjaga kebersihan sich.. jadi kalau mau #jabat erat atau jabat tangan saya harus 100% yakin orang yang saya #jabat Terima kasih atas sarannya bung...*Saya lagi cuci tangan * # tangannya itu bersih . # Dari pada jabat mendingan senyum aja kali ya :-) ... :-) jabat erat FRAREV SITORUS -- > > From: Frarev Sitorus > > Subject: Benarkah??? > > Date: 09 Juni 1999 11:10 > > > > Benarkah PDIP partai pro-statusquo?Mengapa? > > :-) > > jabat erat > > FRAREV SITORUS
Re: Indonesia: No. 2 terkorup di dunia
Saya pernah korupsi (pengakuan nich) :1. Nyogok Polisi di Simpang Kuningan karena nabrak lampu merah.2. Bikin KTP kasih uang percepatan.3. Bikin Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari Polisi biar cepet.4. Ikutan Permias padahal pake inventaris kantor, dulu malah pake inventaris kampus.5. Ngeprint joke dari Milis Humor pake kertas kantor.6. apalagi ya . oh ya ngobrol ditelepon kantor Kamu Sitorus korupsi apa aja ??? :-) ngaku dong Yang lain korupsi apa aja.. bapaknya kek, ibunya kek, kakek nya kek, nenek nya kek, om/tante kek... yy ngaku :-)Hadeer--> From: Frarev Sitorus <[EMAIL PROTECTED]>> To: [EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: Indonesia: No. 2 terkorup di dunia> Date: 09 Juni 1999 10:37> > Yap...Di Asia, perguruan tinggi INA belum masuk nominasi mungkin...apalagi> di dunia.> Tetapi, satu-satunya jurusan di INA yang paling terkenal dan masuk> nominasi adalah jurusan Korupsi. Indonesia juga termasuk golongan negara> yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama.> > jabat erat.
Re: Jaringan Bank Memble... ;-)
Saya akan makin bodoh jika membodoh-bodohkan rakyat Indonesia. Efron -Original Message- From: Nasrul Indroyono [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, 09 June, 1999 12:11 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: Jaringan Bank Memble... ;-) >Komentar: Lha wong bank-bank itu ngurusi soal perbankan aja > (yg nota bene adalah core business mereka) nggak > becus, kok disuruh ngurusi soal telekomunikasi... ;-) Beginilah mental kebanyakan orang Indonesia cuma bisa saling menyalahkan. Termasuk saya. Bung Wibisono dan segenap gerombolan telkom, indosat dsb yang ngakunya jago bidang komunikasi/elektronik/komputer tapi ternyata tidak punya kemampuan men-sosialisasi-kan ke-pakaran-nya sehingga bank BNI dan BRI yang dipakai KPU. Memalukan juga anda... Sekolah mahal mahal..pakai uang rakyat lagi. Sekali lagi termasuk saya dan semuanya orang Indonesia. Ngaku aja deh bodoh.. selamat buat PDI-P dan rakyat Indonesia yang ingin memilih pemimpin yang bodoh menghadapi zaman global abad ke 21. Saya sudah berusaha tapi memang rakyat Indonesia lebih banyak bodohnya sih. Bill Gates said: Often it's good to think that we are underdog so we need to work harder and smarter to achieve better results. And only the "paranoids" survive Nasrul I ___ Get Free Email and Do More On The Web. Visit http://www.msn.com
Re: Peningnya bung Ghalib
Hari - hari ini ke depan juga akan memeningkan kepalanya Arifin Panigoro yang sudah menjadi tersangka.Kasian juga ya ... :-)Kira - kira pembelaannya apa ya ???Ada ide ???:-)Hadeer--> From: Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]>> To: [EMAIL PROTECTED]> Subject: Peningnya bung Ghalib> Date: 09 Juni 1999 12:37> > Dear permias@ yth.,> > Hari-hari ini ke depan adalah tidak hanya merupakan hari-hari yang> mendebarkan bagi partai Golkar menunggu hasil penghitungan suara pemilu,> yang selama ini selalu dimenangkannya, tetapi juga merupakan hari-hari> yang mendebarkan bahkan menakutkan buat salah seorang juragan republik> kita ini, yaitu bung Ghalib, si jaksa agung.
Peningnya bung Ghalib
Dear permias@ yth., Hari-hari ini ke depan adalah tidak hanya merupakan hari-hari yang mendebarkan bagi partai Golkar menunggu hasil penghitungan suara pemilu, yang selama ini selalu dimenangkannya, tetapi juga merupakan hari-hari yang mendebarkan bahkan menakutkan buat salah seorang juragan republik kita ini, yaitu bung Ghalib, si jaksa agung. Betapa tidak, laporan ICW kepada yang berwenang agar menelusuri dugaan suap/korupsi bung Ghalib dan analisis banyak pakar hukum telah menyudutkannya pada posisi yang sangat...sangat... sulit. Kalau laporan di tempo.co.id benar adanya, tamatlah 'riwayat' si jaksa agung yang katanya tidak pernah menangani satupun kasus hukum selama karirnya ini. Kasus-kasus menonjol di mata masyarakat seperti: penculikan aktivis, penembakan mahasiswa, dugaan korupsi Soeharto, penyadapan telpon, pembelian mobil mewah bagi pejabat kejagung, pencopotan jaksa-jaksa yang dinilai bereputasi bagus, dll., tidak pernah kedengaran progres dan kejelasannya. Sekarang, dia sendiri yang dilaporkan dengan dugaan menerima suap dikaitkan dengan gaya hidupnya dan isterinya yang wah.\ Sedemikian besar beban kepeningannya saat ini. Kasian ya?! Apakah ini juga termasuk dalam bagian dari suatu skenario raksasa dengan tujuan tertentu dari sekelompok elit di republik ini...? Ada ide lain...? Salam, Budi
Re: Benarkah???
Benarkah ? menurut anda sendiri bagaimana ? Anda duluan dech kasih komentarnya Nanti kalau saya yang ngomong duluan dibilang sok tahu dan sok pinter, takut ah dicap seperti itu , Senyum manis :-)HadeerPs.Pertanyaan ini udah dari dulu pengen saya tanya, yaitu kenapa salam akhirnya ada yang suka pakai Jabat EratKarena saya orang nya suka menjaga kebersihan sich.. jadi kalau mau jabat erat atau jabat tangan saya harus 100% yakin orang yang saya jabat tangannya itu bersih .Dari pada jabat mendingan senyum aja kali ya :-) ... :-)--> From: Frarev Sitorus <[EMAIL PROTECTED]>> To: [EMAIL PROTECTED]> Subject: Benarkah???> Date: 09 Juni 1999 11:10> > Benarkah PDIP partai pro-statusquo?Mengapa?> :-)> jabat erat> FRAREV SITORUS
Next.....
Berita kompas hari ini .PDI P mendapatkan 22 Kursi DPRD Surabaya ...Perhitungan suara di daerah ini sudah 98%..Nasional masih 2% ya ???Next..:-)Hadeer
Rubrik Kemahasiswaan
Masih relevankah OSPEK? Judul diatas kembali ku pertanyakan. Bagaimana tidak, sewaktu yang lain sibuk berkutat dalam berbagai permasalahan akademis dan sosial kemasyarakatan, sekelompok monster mahasiswa (kalau tidak salah lihat kelihatannya mereka dari jurusan T. Geodesy) sedang mengadakan pembantaian di lapangan AULA BARAT dengan kedok Orientasi Study (OS). Heran ternyata dalam lingkup yang katanya reformis, menjunjung HAM, demokratis deelel masih saja melakukan praktik-praktik feodal dengan dalih agar mereka lebih kompak,lebih siap dalam menghadapi dunia kampus yg katanya berat dan lebih-lebih lagi mereka mengatasnamakan rakyat, bahwa mereka dididik agar survive di masyarakat dan entah argumen apalagi. Standard yang digunakan sangat-sangat rancu. Apakah dgn push up sudah menghasilkan manusia yg lebih baik, atau dipermalukan didepan umum, bahkan dengan bangga seorang senior terlihat menyuruh si mahasiswa baru (MB) melakukan hal-hal yang irasional. Si MB terlihat tidak punya pilihan karena dgn begitu mereka bisa ikut dlm kegiatan kemahasiswaan dan untuk lebih dekat dgn kakak kelas. Tapi apapun alasannya saya tetap menentang perpeloncooan mahasiswa dgn kedok nama apapun. Ada seperti upaya status quo yang selalu dipertahankan setiap saya menolak keberadaanya di kampus dgn 1001 macam retorika.Perubahan-perubahan yang terjadi hanyalah sebatas kulitnya saja tapi tidak esensinya. Herannya mahasiswa lain pun kebanyakan sepertinya setuju-setuju aja." Ada hiburan kalo lagi stress", ujarnya. Gila apa, manusia dijadikan mainan. Apakah Bill Gates menghadapi hal yg sama sewaktu di masih menjadi MB, ataukah Soekarno juga mengalaminya. Bagaimana dgn para pemimpin2 lainnya dibelahan dunia. Apakah mereka mengalami ospek juga. Saya justru melihat para pemimpin sekarang yang dulunya terlibat dalam dunia kemahasiswaan model sekarang (ingat tahun 70-an) malah cenderung korup dan sangat terlibat dalam kebusukan orba.Juga jangan-jangan model seperti ini masih tersisa hanya tinggal di Indonesia saja. Saya kurang tahu model pembinaan MB di luar negeri seperti apa, mungkin masukan dari teman-teman di luar sangat dibutuhkan untuk mengkoreksi dan mengusulkan format yang baru dalam menyiapkan pemberdayaan mahasiswa. Viva Liverpool Ari Krisna
"Mega bukanlah manager konflik yang baik" (?)
Bagaimana nih bang ARI TARIGAN dan bang SAUT SAGALA...? jabat erat FRAREV SITORUS
Benarkah???
Benarkah PDIP partai pro-statusquo?Mengapa? :-) jabat erat FRAREV SITORUS
Re: Where has
Hello, Terus terang, kita-kita di Washington, DC perlu dukungan dari rekan-rekan semua dalam mensukseskan acara KSNP 1999 mendatang... Kalau Daeng Ida mau ikutan seminarnya, presentasi paper juga bisa, in addition ikutan ngebahas masalah internal PERMIAS di Kongress (mewakili PERMIAS-nya) or even ikutan Job Fair-nya. Sometime this week call for paper-nya akan kita posting... Salam dan ditunggu di Washington yaaa... Okki Notrida Mandica wrote: > > Dear, > > iya nih saya juga masih menunggu respons lanjut... tapi kalau sebagian rekan > setuju dengan DC, mungkin bisa kita sebarkan lebih lanjut > > salam, > > ida > > > > >Hmmm .. gue sedang mikir nih, bukannya ada rencana untuk ketemu yang sudah > >di > >rintis oleh Saudari Ida? Nggak kedengaran lagi nih kabarnya ... what > >happened? > > > >Donald > > __ > Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Jaringan Bank Memble... ;-)
>Komentar: Lha wong bank-bank itu ngurusi soal perbankan aja > (yg nota bene adalah core business mereka) nggak > becus, kok disuruh ngurusi soal telekomunikasi... ;-) Beginilah mental kebanyakan orang Indonesia cuma bisa saling menyalahkan. Termasuk saya. Bung Wibisono dan segenap gerombolan telkom, indosat dsb yang ngakunya jago bidang komunikasi/elektronik/komputer tapi ternyata tidak punya kemampuan men-sosialisasi-kan ke-pakaran-nya sehingga bank BNI dan BRI yang dipakai KPU. Memalukan juga anda... Sekolah mahal mahal..pakai uang rakyat lagi. Sekali lagi termasuk saya dan semuanya orang Indonesia. Ngaku aja deh bodoh.. selamat buat PDI-P dan rakyat Indonesia yang ingin memilih pemimpin yang bodoh menghadapi zaman global abad ke 21. Saya sudah berusaha tapi memang rakyat Indonesia lebih banyak bodohnya sih. Bill Gates said: Often it's good to think that we are underdog so we need to work harder and smarter to achieve better results. And only the "paranoids" survive Nasrul I ___ Get Free Email and Do More On The Web. Visit http://www.msn.com
Re: Where has
Dear, iya nih saya juga masih menunggu respons lanjut... tapi kalau sebagian rekan setuju dengan DC, mungkin bisa kita sebarkan lebih lanjut salam, ida > >Hmmm .. gue sedang mikir nih, bukannya ada rencana untuk ketemu yang sudah >di >rintis oleh Saudari Ida? Nggak kedengaran lagi nih kabarnya ... what >happened? > >Donald __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Hasil Sementara Pemilu < jam 22.03 WIB >
Salam Permias, Hasil Pemilu bisa dilihat di URL: www.kpu.go.id Salam hangat, Abu Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >Teman, >Dibawah ini hasil sementara Pemilu 1999 jam 22.03 WIB : > > > PDI-P660.619 > Golkar 320.014 > PKB 259.573 > PPP 177.906 > PAN 177.785 > PBB 42.648 > PK31.117 > > > >Salam, >bRidWaN > ___ Sent by Bimasakti Mail. Get your free e-mail at http://www.bimamail.com
"Mega bukanlah Manajer konflik yang baik"(?) (fwd)
Saya masih belum mengerti dengan arti dari "Mega bukanlah manajer konflik yang baik" dari ucapan bapak Eep S. Mungkin bung Jaya, atau bung Hadeer atau bang Blucer atau bang Irwan, atau bang Ari Tarigan atau bung BriDwan atau bang Madhan atau mbak Yuni ataupun teman milis dapat menjelaskannya... :-) jabat erat FRAREV SITORUS On Mon, 7 Jun 1999, yuni windarti wrote: > Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah > ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat > Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang terjadi > sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah > sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh > nama besar seseorang. > > Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah atatu > memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut diseret > kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka memberikan > harapan yang palsu. > > Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan > keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi untuk > membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno. > Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega > mendapat angin. > > Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang > sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (menurut orang PDIP) saha maha besar > Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa jadinya Mega jika Mega bukan > anak Sukarno, mungkinkah dia dengan kemampuannya sekarang ini menjadi > pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang semua rakyatnya buta dan dia > sendiri yang melek..hmitu bisa jadi > > oppss sorry mbak Mega, kritikku keterlaluan, habis anda juga > keterlaluan sih. > > Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak ya > > > Salam hangat Yuni > > On Sat, 5 Jun 1999, A. Syamil wrote: > > > Salam Permias, > > > > Saya sampaikan berita dari Surabaya Pos. > > Selamat menyimak. > > > > Jabat erat, > > > > Ahmad Syamil > > Toledo, OH > > > > * > > > > Melihat Indonesia di Tangan Mega > > > > > > PERCAYA atau tidak, banyak orang mulai bertanya begini: > > "Bagaimana ya nantinya Indonesia di tangan Mega?" Pertanyaan ini > > tidak saja muncul dari luar kandang PDI Perjuangan (PDI-P), tapi > > juga dari para pejuang banteng sendiri. Mengapa? Tentu saja > > karena Mega adalah kandidat presiden yang paling diperhitungkan > > saat ini, dibanding Wiranto, Amien Rais, atau Gus Dur sekalipun. > > Satu lagi --ini yang mengkhawatirkan--, lantaran konflik internal > > yang dahsyat sekaligus ultrapelik di tubuh banteng bermulut putih > > itu disinyalir juga bakal berimbas pada keutuhan bangsa ini. Itu > > sebabnya, nasib Indonesia dan PDI-P sendiri bakal juga ditentukan > > performance pribadi serta politik Mega. Apa maksudnya? DALAM > > sebuah percakapan di kafe hotel berbintang, seorang pengurus > > teras PDI-P sempat berkeluh kesah kepada Surabaya Post. Kata > > salah satu tokoh penting PDI-P ini, Mega sekarang sudah berubah, > > tak seperti dulu lagi. Putri Bung Karno ini mengambil jarak > > dengan banyak orang, bahkan yang dulu mendukungnya mati-matian > > dengan risiko darah bahkan nyawa. "Saya dulu bebas masuk ke > > ruangan Mbak Mega. Ya makan bersama, ngomong-ngomong enak. Jadi > > enak saja kalau mau ketemu Mbak Mega. Tapi sekarang? Ibaratnya, > > makan semeja saja sudah nggak bisa," ujarnya mengudar keluh. > > Keluhan serupa juga datang dari seorang kader PDI-P Surabaya, > > yang dua pekan lalu berangkat ke Jakarta hendak menjumpai > > pemimpin besarnya. Tapi apa mau dikata, di sekitar Mega ternyata > > berdiri pagar protokoler nan kukuh-ketat. "Begitu nyampai di > > kantor, saya dicegat orang DPP. Saya tidak diizinkan bertemu Ibu > > Mega. Katanya, pesan cukup disampaikan lewat dia...," ujarnya. > > Walhasil, sang kader musti menelan kecewa. Dia harus balik ke > > Surabaya tanpa sempat sedetik pun bertemu Mega. "Kok begitu ya? > > Perasaan, Ibu Mega dulu ndak begitu?" katanya lagi dengan nada > > tanya. Ada apa memangnya dengan Mega? Sebetulnya ini sudah > > rahasia umum dan terbeber jelas di media massa: bahwa kandang > > banteng perjuangan itu tengah gelisah oleh konflik internal. > > Sudah banyak terdengar bagaimana Mega dikepung beragam kubu yang > > diciptakan para pengikutnya. Sudah menjadi cerita lama pula > > bagaimana sang suami, Taufik Kiemas, amat ketat mengawal segenap > > kebijakan Mega. Begitu pula pertarungan klik Taufik dengan > > kelompok Haryanto Taslam, Soetardjo Soerjogoeritno, dan kelompok > > ITB (Laksamana Sukardi dan kawan-kawan). Belum lagi "pertaru
Re: "Mega bukanlah Manajer konflik yang baik"(?)
Ehmsaya diminta bicara nich ...Jadi gini maksud dari pernyataan : "Mega bukanlah manager konflik yang baik" ...adalah ya memang benar memang Mega bukan lah manager konflik yang baik . jadi maksudnya adalah seperti yang tertulis leterlek itu ... nggak ada maksud lainnya lagi .. :-)Orang melayu bilang : Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya pula :-):-)Hadeer --> From: Frarev Sitorus <[EMAIL PROTECTED]>> To: [EMAIL PROTECTED]> Subject: "Mega bukanlah Manajer konflik yang baik"(?)> Date: 09 Juni 1999 10:18> > Saya masih belum mengerti dengan arti dari "Mega bukanlah manajer konflik> yang baik" dari ucapan bapak Eep S.> Mungkin bung Jaya, atau bung Hadeer atau bang Blucer atau bang Irwan, atau> bang Ari Tarigan atau bung BriDwan atau bang Madhan atau mbak Yuni> ataupun teman milis dapat> menjelaskannya...> :-)> jabat erat> FRAREV SITORUS
Re: Indonesia: No. 2 terkorup di dunia
Yap...Di Asia, perguruan tinggi INA belum masuk nominasi mungkin...apalagi di dunia. Tetapi, satu-satunya jurusan di INA yang paling terkenal dan masuk nominasi adalah jurusan Korupsi. Indonesia juga termasuk golongan negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama. jabat erat. On Tue, 8 Jun 1999, A. Syamil wrote: > Salam Permias, > > Majalah Business Week (www.businessweek.com) edisi 14 Juni 1999 yang sudah > nongol hari ini memuat tabel kecil tentang negara terkorup didunia. > Indonesia menduduki rangking No. 2 terkorup di dunia setelah Nigeria. > > Siapapun yang membuat ranking, Indonesia biasanya selalu menduduki ranking > "top 5" ... entah itu bersama-sama Rusia, Cina, Kenya .. atau negara > lainnya. > > Semoga pemerintah yang baru bisa membuat Indonesia lebih bersih. Jangan pula > dilupakan, orang yang duduk dipemerintahan sulit untuk korupsi sendirian. > Kemungkinan besar pihak swasta dan masyarakatpun ... termasuk juga anggota > mailing list ini pernah melakukan KKN .. entah itu skala besar ataupun > skala kecil. Akankah kita membutuhkan pergantian generasi sebelum menjadi > negara yang lumayan bersih dalam hal korupsi? > > Jabat erat, > > > Ahmad Syamil > Toledo, OH >
Perubahan Pajak: Sedan Kecil Jadi Murah
;-) 1. Sekedar informasi. Mohon maaf bila dianggap out of topic. 2. Kalo segalanya (yg lain) tetap, berdasarkan skema perpajakan (otomotif) baru, yg akan terjadi al. adalah: - Sedan kecil (di bawah 1500cc) harganya akan TURUN 15-20%. - Sedan besar dan minibus, akan NAIK 3-6%. (Alasannya: dg ini pemerintah bisa memacu produksi sedan kecil, yg sekarang ini asal tahu saja, kontribusi pajaknya nggak seberapa. Di pihak lain, yg sekarang mendominasi, ie. minibus, malah naek pajaknya... Jadi secara total hasil pajak naik). 4. Mobil built-up, jadi bebas masuk, tapi pajaknya tinggi (antara 60% s/d 120% lebih tinggi). (Mendingan daripada dilarang, tapi ada yg masuk diem-diem dan pajaknya masuk kantong oknum). 5. Inovasi apa yg akan terpicu oleh perubahan ini? Mungkin nanti akan ada sedan, sekualitas minibus, yg kecil mungil (dalam hal cc, dlsb), mungkin seukuran bajaj atau seukuran mobil Mr. Bean yg laku keras lebih dari kijang? 6. Apakah ini memberi angin thd produsen DN? 7. Silakan diprediksi. Yw.
Re: Where has " Ketemu Yuk" gone?
Salam PERMIAS, Silahkan ikutan kumpul-kumpul di Washington tanggal 3-5 September (Labor Day weekend). Kalau prosesnya lancar, kemungkinan bisa jadi KSNP 1999, which is what we're running for now. Target kita sekitar 400-500 mahasiswa akan kumpul disini, ikutan seminar, kongres, dan juga job fair. FYI, PORMIAS 1997 yang lalu, kita kedatangan kira-kira 1000 mahasiswa, mostly dari East Coast dan Midwest. It was fun, very resourceful (networking, networking, networking) dan seru banget ! Salam dari Lewinskyland, Okki Donald Saluling wrote: > > Hmmm .. gue sedang mikir nih, bukannya ada rencana untuk ketemu yang sudah di > rintis oleh Saudari Ida? Nggak kedengaran lagi nih kabarnya ... what > happened? > > Donald
Re: Intermezzo : Pemenang PEMILU tahun 2004 dan Tahun 2009
Ha ha ha. :- On Wed, 9 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote: > Siapakah pemenang PEMILU tahun 2004 atau tahun 2009 di Indonesia ? > > Bisa saja "PARTAI DEMOKRASI GOLKAR PERJUANGAN" (PDG PERJUANGAN) pimpinan > Mbak Tutut. Bisa saja kan ? Ha ha ha ha ha > > > Salam, > > Nasrullah Idris >
"Mega bukanlah Manajer konflik yang baik"(?)
Saya masih belum mengerti dengan arti dari "Mega bukanlah manajer konflik yang baik" dari ucapan bapak Eep S. Mungkin bung Jaya, atau bung Hadeer atau bang Blucer atau bang Irwan, atau bang Ari Tarigan atau bung BriDwan atau bang Madhan atau mbak Yuni ataupun teman milis dapat menjelaskannya... :-) jabat erat FRAREV SITORUS On Mon, 7 Jun 1999, yuni windarti wrote: > Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah > ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat > Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang terjadi > sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah > sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh > nama besar seseorang. > > Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah atatu > memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut diseret > kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka memberikan > harapan yang palsu. > > Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan > keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi untuk > membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno. > Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega > mendapat angin. > > Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang > sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (menurut orang PDIP) saha maha besar > Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa jadinya Mega jika Mega bukan > anak Sukarno, mungkinkah dia dengan kemampuannya sekarang ini menjadi > pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang semua rakyatnya buta dan dia > sendiri yang melek..hmitu bisa jadi > > oppss sorry mbak Mega, kritikku keterlaluan, habis anda juga > keterlaluan sih. > > Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak ya > > > Salam hangat Yuni > > On Sat, 5 Jun 1999, A. Syamil wrote: > > > Salam Permias, > > > > Saya sampaikan berita dari Surabaya Pos. > > Selamat menyimak. > > > > Jabat erat, > > > > Ahmad Syamil > > Toledo, OH > > > > * > > > > Melihat Indonesia di Tangan Mega > > > > > > PERCAYA atau tidak, banyak orang mulai bertanya begini: > > "Bagaimana ya nantinya Indonesia di tangan Mega?" Pertanyaan ini > > tidak saja muncul dari luar kandang PDI Perjuangan (PDI-P), tapi > > juga dari para pejuang banteng sendiri. Mengapa? Tentu saja > > karena Mega adalah kandidat presiden yang paling diperhitungkan > > saat ini, dibanding Wiranto, Amien Rais, atau Gus Dur sekalipun. > > Satu lagi --ini yang mengkhawatirkan--, lantaran konflik internal > > yang dahsyat sekaligus ultrapelik di tubuh banteng bermulut putih > > itu disinyalir juga bakal berimbas pada keutuhan bangsa ini. Itu > > sebabnya, nasib Indonesia dan PDI-P sendiri bakal juga ditentukan > > performance pribadi serta politik Mega. Apa maksudnya? DALAM > > sebuah percakapan di kafe hotel berbintang, seorang pengurus > > teras PDI-P sempat berkeluh kesah kepada Surabaya Post. Kata > > salah satu tokoh penting PDI-P ini, Mega sekarang sudah berubah, > > tak seperti dulu lagi. Putri Bung Karno ini mengambil jarak > > dengan banyak orang, bahkan yang dulu mendukungnya mati-matian > > dengan risiko darah bahkan nyawa. "Saya dulu bebas masuk ke > > ruangan Mbak Mega. Ya makan bersama, ngomong-ngomong enak. Jadi > > enak saja kalau mau ketemu Mbak Mega. Tapi sekarang? Ibaratnya, > > makan semeja saja sudah nggak bisa," ujarnya mengudar keluh. > > Keluhan serupa juga datang dari seorang kader PDI-P Surabaya, > > yang dua pekan lalu berangkat ke Jakarta hendak menjumpai > > pemimpin besarnya. Tapi apa mau dikata, di sekitar Mega ternyata > > berdiri pagar protokoler nan kukuh-ketat. "Begitu nyampai di > > kantor, saya dicegat orang DPP. Saya tidak diizinkan bertemu Ibu > > Mega. Katanya, pesan cukup disampaikan lewat dia...," ujarnya. > > Walhasil, sang kader musti menelan kecewa. Dia harus balik ke > > Surabaya tanpa sempat sedetik pun bertemu Mega. "Kok begitu ya? > > Perasaan, Ibu Mega dulu ndak begitu?" katanya lagi dengan nada > > tanya. Ada apa memangnya dengan Mega? Sebetulnya ini sudah > > rahasia umum dan terbeber jelas di media massa: bahwa kandang > > banteng perjuangan itu tengah gelisah oleh konflik internal. > > Sudah banyak terdengar bagaimana Mega dikepung beragam kubu yang > > diciptakan para pengikutnya. Sudah menjadi cerita lama pula > > bagaimana sang suami, Taufik Kiemas, amat ketat mengawal segenap > > kebijakan Mega. Begitu pula pertarungan klik Taufik dengan > > kelompok Haryanto Taslam, Soetardjo Soerjogoeritno, dan kelompok > > ITB (Laksamana Sukardi dan kawan-kawan). Belum lagi "pertarun
Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]
Saya masih belum mengerti dengan arti dari "Mega bukanlah manajer konflik yang baik" dari ucapan bapak Eep S. Mungkin bung Jaya, atau bung Hadeer atau bang Blucer atau bang Irwan, atau bung BriDwan atau bang Madhan atau mbak Yuni ataupun teman milis dapat menjelaskannya... :-) jabat erat FRAREV SITORUS On Mon, 7 Jun 1999, yuni windarti wrote: > Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah > ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat > Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang terjadi > sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah > sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh > nama besar seseorang. > > Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah atatu > memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut diseret > kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka memberikan > harapan yang palsu. > > Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan > keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi untuk > membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno. > Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega > mendapat angin. > > Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang > sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (menurut orang PDIP) saha maha besar > Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa jadinya Mega jika Mega bukan > anak Sukarno, mungkinkah dia dengan kemampuannya sekarang ini menjadi > pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang semua rakyatnya buta dan dia > sendiri yang melek..hmitu bisa jadi > > oppss sorry mbak Mega, kritikku keterlaluan, habis anda juga > keterlaluan sih. > > Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak ya > > > Salam hangat Yuni > > On Sat, 5 Jun 1999, A. Syamil wrote: > > > Salam Permias, > > > > Saya sampaikan berita dari Surabaya Pos. > > Selamat menyimak. > > > > Jabat erat, > > > > Ahmad Syamil > > Toledo, OH > > > > * > > > > Melihat Indonesia di Tangan Mega > > > > > > PERCAYA atau tidak, banyak orang mulai bertanya begini: > > "Bagaimana ya nantinya Indonesia di tangan Mega?" Pertanyaan ini > > tidak saja muncul dari luar kandang PDI Perjuangan (PDI-P), tapi > > juga dari para pejuang banteng sendiri. Mengapa? Tentu saja > > karena Mega adalah kandidat presiden yang paling diperhitungkan > > saat ini, dibanding Wiranto, Amien Rais, atau Gus Dur sekalipun. > > Satu lagi --ini yang mengkhawatirkan--, lantaran konflik internal > > yang dahsyat sekaligus ultrapelik di tubuh banteng bermulut putih > > itu disinyalir juga bakal berimbas pada keutuhan bangsa ini. Itu > > sebabnya, nasib Indonesia dan PDI-P sendiri bakal juga ditentukan > > performance pribadi serta politik Mega. Apa maksudnya? DALAM > > sebuah percakapan di kafe hotel berbintang, seorang pengurus > > teras PDI-P sempat berkeluh kesah kepada Surabaya Post. Kata > > salah satu tokoh penting PDI-P ini, Mega sekarang sudah berubah, > > tak seperti dulu lagi. Putri Bung Karno ini mengambil jarak > > dengan banyak orang, bahkan yang dulu mendukungnya mati-matian > > dengan risiko darah bahkan nyawa. "Saya dulu bebas masuk ke > > ruangan Mbak Mega. Ya makan bersama, ngomong-ngomong enak. Jadi > > enak saja kalau mau ketemu Mbak Mega. Tapi sekarang? Ibaratnya, > > makan semeja saja sudah nggak bisa," ujarnya mengudar keluh. > > Keluhan serupa juga datang dari seorang kader PDI-P Surabaya, > > yang dua pekan lalu berangkat ke Jakarta hendak menjumpai > > pemimpin besarnya. Tapi apa mau dikata, di sekitar Mega ternyata > > berdiri pagar protokoler nan kukuh-ketat. "Begitu nyampai di > > kantor, saya dicegat orang DPP. Saya tidak diizinkan bertemu Ibu > > Mega. Katanya, pesan cukup disampaikan lewat dia...," ujarnya. > > Walhasil, sang kader musti menelan kecewa. Dia harus balik ke > > Surabaya tanpa sempat sedetik pun bertemu Mega. "Kok begitu ya? > > Perasaan, Ibu Mega dulu ndak begitu?" katanya lagi dengan nada > > tanya. Ada apa memangnya dengan Mega? Sebetulnya ini sudah > > rahasia umum dan terbeber jelas di media massa: bahwa kandang > > banteng perjuangan itu tengah gelisah oleh konflik internal. > > Sudah banyak terdengar bagaimana Mega dikepung beragam kubu yang > > diciptakan para pengikutnya. Sudah menjadi cerita lama pula > > bagaimana sang suami, Taufik Kiemas, amat ketat mengawal segenap > > kebijakan Mega. Begitu pula pertarungan klik Taufik dengan > > kelompok Haryanto Taslam, Soetardjo Soerjogoeritno, dan kelompok > > ITB (Laksamana Sukardi dan kawan-kawan). Belum lagi "pertarungan > > tradisiona
Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]
Sangat baik tulisan Surabaya Post yang dapat memberi masukan bagi PDI-P sekarang ini. Perjuangan PDI-P masih panjang untuk yang akan datang. jabat erat FRAREV SITORUS On Mon, 7 Jun 1999, yuni windarti wrote: Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang terjadi sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh nama besar seseorang. Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah atatu memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut diseret kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka memberikan harapan yang palsu. Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi untuk membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno. Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega mendapat angin. Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (menurut orang PDIP) saha maha besar Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa jadinya Mega jika Mega bukan anak Sukarno, mungkinkah dia dengan kemampuannya sekarang ini menjadi pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang semua rakyatnya buta dan dia sendiri yang melek..hmitu bisa jadi oppss sorry mbak Mega, kritikku keterlaluan, habis anda juga keterlaluan sih. Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak ya Salam hangat Yuni On Sat, 5 Jun 1999, A. Syamil wrote: Salam Permias, Saya sampaikan berita dari Surabaya Pos. Selamat menyimak. Jabat erat, Ahmad Syamil Toledo, OH * Melihat Indonesia di Tangan Mega > > > > > > PERCAYA atau tidak, banyak orang mulai bertanya begini: > > "Bagaimana ya nantinya Indonesia di tangan Mega?" Pertanyaan ini > > tidak saja muncul dari luar kandang PDI Perjuangan (PDI-P), tapi > > juga dari para pejuang banteng sendiri. Mengapa? Tentu saja > > karena Mega adalah kandidat presiden yang paling diperhitungkan > > saat ini, dibanding Wiranto, Amien Rais, atau Gus Dur sekalipun. > > Satu lagi --ini yang mengkhawatirkan--, lantaran konflik internal > > yang dahsyat sekaligus ultrapelik di tubuh banteng bermulut putih > > itu disinyalir juga bakal berimbas pada keutuhan bangsa ini. Itu > > sebabnya, nasib Indonesia dan PDI-P sendiri bakal juga ditentukan > > performance pribadi serta politik Mega. Apa maksudnya? DALAM > > sebuah percakapan di kafe hotel berbintang, seorang pengurus > > teras PDI-P sempat berkeluh kesah kepada Surabaya Post. Kata > > salah satu tokoh penting PDI-P ini, Mega sekarang sudah berubah, > > tak seperti dulu lagi. Putri Bung Karno ini mengambil jarak > > dengan banyak orang, bahkan yang dulu mendukungnya mati-matian > > dengan risiko darah bahkan nyawa. "Saya dulu bebas masuk ke > > ruangan Mbak Mega. Ya makan bersama, ngomong-ngomong enak. Jadi > > enak saja kalau mau ketemu Mbak Mega. Tapi sekarang? Ibaratnya, > > makan semeja saja sudah nggak bisa," ujarnya mengudar keluh. > > Keluhan serupa juga datang dari seorang kader PDI-P Surabaya, > > yang dua pekan lalu berangkat ke Jakarta hendak menjumpai > > pemimpin besarnya. Tapi apa mau dikata, di sekitar Mega ternyata > > berdiri pagar protokoler nan kukuh-ketat. "Begitu nyampai di > > kantor, saya dicegat orang DPP. Saya tidak diizinkan bertemu Ibu > > Mega. Katanya, pesan cukup disampaikan lewat dia...," ujarnya. > > Walhasil, sang kader musti menelan kecewa. Dia harus balik ke > > Surabaya tanpa sempat sedetik pun bertemu Mega. "Kok begitu ya? > > Perasaan, Ibu Mega dulu ndak begitu?" katanya lagi dengan nada > > tanya. Ada apa memangnya dengan Mega? Sebetulnya ini sudah > > rahasia umum dan terbeber jelas di media massa: bahwa kandang > > banteng perjuangan itu tengah gelisah oleh konflik internal. > > Sudah banyak terdengar bagaimana Mega dikepung beragam kubu yang > > diciptakan para pengikutnya. Sudah menjadi cerita lama pula > > bagaimana sang suami, Taufik Kiemas, amat ketat mengawal segenap > > kebijakan Mega. Begitu pula pertarungan klik Taufik dengan > > kelompok Haryanto Taslam, Soetardjo Soerjogoeritno, dan kelompok > > ITB (Laksamana Sukardi dan kawan-kawan). Belum lagi "pertarungan > > tradisional" unsur PNI dan Parkindo akibat tak tuntasnya fusi. > > Dan belakangan, seiring keputusan Mega mengibarkan PDI-P sebagai > > partai terbuka dan kebutuhan partai akan SDM yang siap pakai, > > datan
Re: (Debat buat siapa ini?) Melihat Indonesia di Tangan Mega
Ah, statistik milis nunjukin sebaliknya. Lebih banyak nyang mbela deh, mangkane ndak perlu dibela Itung aja nyang terang-terangan ndukung PDIP dan aktip kampanye, udeh ada 6 Nih Syracuse 1, Cleveland 1, Norwick 1, Jkt 1, Ciputat 1 (soale Ciputat bukan Jkt...hehe...), DC 1. Nyang kritik Bdg 1, Ms Yuni 1, plus ane bole diitung setengah deh... mosok 2.5 bisa ngroyok 6. Udah ah..bosen... Mending ente mbahas sejumlah perusahaan swasta kakap nyang masuk daptar cekal. Kalo perusahaannya Suharto, Inc. mah udah bosen juga. Ude kenyang. Pegimane? Atau mau tetep ngitung jumlah suara? '-- Irwan Ariston Napitupulu wrote: > In a message dated 6/8/99 9:51:25 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] > writes: > > > Hehehe...ane pan cuman mbela korban nyang kena angkara murka. Pokoke setiap > > ada nyang kena cap 'sok tahu', 'sok pinter', atau keroyokan-keroyokan model > > laennya, entar ane belain deh. > > Irwan: > Apakah termasuk ngebelain Mega yg kemarin2 itu dikeroyok > abis2an di milis ini? > Hmmmmoga2 ngga nerapin standar ganda seperti yg > sering gue lihat terjadi di milis kita ini...hehehehe > > jabat erat, > Irwan Ariston Napitupulu -- Salam, Jaya --> I disapprove of what you say, but I will defend to death your right to say it. - Voltaire \\\|/// \\ - - // ( @ @ ) oOOo-(_)-oOOo--- FNU Brawijaya Dept of Civil Engineering Rensselaer Polytechnic Institute mailto:[EMAIL PROTECTED] Oooo oooO ( ) ( ) ) / \ ( (_/ \_)
Re: [PDI-P tidak selalu = Mega
mbak mega ditunggu janjinya
Re: Hasil Sementara Pemilu
From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Tuesday, June 08, 1999 10:57 PM Subject: Re: Hasil Sementara Pemilu Bung Nas, Saya masih semangat dengan slogan : Asal Jangan ORANG LAMA ...:) Berbicara mengenai Koalisi, saya tetap kuatir akan terjadinya Koalisi Partai besar/kecil dengan Golkar. Tunggu sajalah melalui media massa, apakah kehawatiran anda jadi kenyataan atau tidak? Ha ha ha ha ha Salam, Nasrullah Idris --- Mohon email saya ini jangan didelete ya
Jaringan Bank Memble... ;-)
Kompas, Rabu, 9 Juni 1999 Soal Kelambanan Komputerisasi Hasil Pemilu Sistem Jaringan Bank Sejak Awal Meragukan Jakarta, Kompas Pemakaian jaringan komputer milik dua bank, Bank BNI dan BRI sudah sejak awal diragukan kemampuannya. Karena bagaimanapun sebesar-besarnya beban perbankan tidak akan sebesar data entry pemilu yang harus dimasukkan, sehingga menjadi salah satu penyebab terjadinya kelambanan komputerisasi hasil pemilu. ... dst. Komentar: Lha wong bank-bank itu ngurusi soal perbankan aja (yg nota bene adalah core business mereka) nggak becus, kok disuruh ngurusi soal telekomunikasi... ;-)
Multi Konsekwensi dari Terpilihnya Presiden RI periode 2004-2009
Siapa pun yang akan menjadi presiden RI untuk periode 1999-2004 akan mempunyai konsekwensi terhadap : 1. Stabilitas Nasional : Pertahanan dan Keamanan 2. Kerukunan Antar Ummat Beragama, Kerukunan antar Ummat Beragama - Pemerintah, dan Kerukunan Interen ummat Beragama. 3. Integrasi Bangsa. 4. Antisipasi era Globalisasi 5. Pemulihan Ekonomi 6. Pengaruh luar negeri ke dalam negeri 7. Kehormatan bangsa di mata Dunia 8. Pengentasan Kemiskinan/Pengangguran 9. (silakan teruskan) Bagi rekan-rekan di luar negeri, cobalah konsep saya ini atas itu kepada profesor, misalkan, yang mengerti/menguasai masalah Indonesia. Tiada lain untuk mencari solusi, siapa yang paling prima untuk menjadi presiden RI. Tetapi pilihlah profesor yang bersikap objektif. Berbicara masalah penentuan presiden berarti juga berbicara masalah ketidakpastian akan keberhasilannya. Nah ... dalam hal ini kita mencari "ketidakpastian terbaik" di antara ketidakpastian-ketidakpastian itu. Salam, Nasrullah Idris
Re: (Debat buat siapa ini?) Melihat Indonesia di Tangan Mega
In a message dated 6/8/99 9:51:25 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Hehehe...ane pan cuman mbela korban nyang kena angkara murka. Pokoke setiap > ada nyang kena cap 'sok tahu', 'sok pinter', atau keroyokan-keroyokan model > laennya, entar ane belain deh. Irwan: Apakah termasuk ngebelain Mega yg kemarin2 itu dikeroyok abis2an di milis ini? Hmmmmoga2 ngga nerapin standar ganda seperti yg sering gue lihat terjadi di milis kita ini...hehehehe jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: [PDI-P tidak selalu = Mega
In a message dated 6/8/99 10:36:31 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Mba Yuni, bisa anda jelaskan rakyat yang mana? > Hati-hati loh cara-cara lama. > Jangan sok mewakili rakyat kalau tidak tahu benar tentang rakyat. Irwan: Mewakili kelompok Megawati phobia atau ABM (asal bukan mega) hehehehe jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: [PDI-P tidak selalu = Mega
Mba Yuni, bisa anda jelaskan rakyat yang mana? Hati-hati loh cara-cara lama. Jangan sok mewakili rakyat kalau tidak tahu benar tentang rakyat. Viva Liverpool Ari Krisna On Tue, 8 Jun 1999, yuni windarti wrote: > Saya setuju saja kok dengan Bung Donald. Mengenai lemparan kesalahan kepada > presiden memang saat ini merupakan satu satunya cara, karena seperti yang > sudah saya singgung sebagaian rakyat belum punya wawasan yang cukup bagaimana > cara mengatur negara, termasuk MPR/DPR. Mereka mudah dinina bobokan oleh sang > presiden, satu satunya cara untuk membangunkan mereka ya menghantam > presidennya dulu baru mereka bangun (MPR/DPR). > > Saya juga tidak ikut jadi pemilihngeri he..he..kebetulan dinegeri rantau > jadinya aman aman aja jadi golput > > > yuni > > > > Donald Saluling <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Did we choose mbak Mega sevagai presiden Indonesia atau PDI-Perjuangan > sebagai wakil kita di MPR-DPR? Saya rasa manusia2 Indonesia sudah keseringan > menyalahkan seorang presiden bila ada kesalahan2 atau kebobrokan dalam > negeri. Take a look at yourself, perhatikan itu wakil2 rakyat yang selama 30 > tahun lebih cuman bisa jadi yes-man nya babe. Plin plan kiri kanan dan tidak > pernah bisa menyetir haluan negara. > Ibaratnya presiden kita itu adalah seorang kapten kapal besar ( Titanik juga > boleh) yang tidak mungkin bisa menjalankan kapalnya seorang diri saja. Dia > harus betul2 dibantu oleh anak buah kapal dan juru kemudi dan lain lain. And > plus, harus mematuhi peraturan pemilik kapal tersebut (dalam hal ini > Indonesia,) sebab kalau tidak, doi bisa di pecat! Pemilik kapal ini lah yang > kita sebut DPR/MPR yang adalah wakil2 rakyat (gue propose to sweep ABRI dari > MPR-DPR.) Nah, saudari Yuni, yang berprihatin, mari kita beri Mega kesempatan > untuk sementara waktu dan mari kita berikan feedback kepada beliau melalui > MPR/DPR yang saat ini seharusnya dalam tahap rebuilding. Presiden bisa kita > pecat kalau tidak membuahkan hasil sesuai keinginan kita, ya nggak ? PDI > Perjuangan adalah sebuah partai dan tidak dikatakan bahwa PDI Perjuangan > adalah pegawai2nya Megawati. Kebetulan Megawati adalah andalan PDI > Perjuangan, ya nggak? > > Voting adalah penyaluran suara hati. Jika anda ragu-ragu, jangan memilih .. > sama seperti saya. PEMILU ini belum 100% demokratik sebab masih dibawah > pengaruh orde baru (NB: Orde Baru itu bukan hanya menunjuk ke Soeharto) dan > satu2nya cara untuk membersihkan Indonesia dari Orde Baru ialah dengan > mengadili dan membersihkan negara ini dari antek2 Soeharto yaitu : menteri2 > yang cuma tau ngomong dan ber"ken-ken" ria, semua ketua umu MPR/DPR yang > nggak becus, meluruskan ABRI kejalan yang benar dan lain lain. PEMILU ini > hanyalah secuil dari banyak hal yang harus kita lakukan. Kalau hasil PEMILU > kita kali ini bisa merealisasikan hal2 diatas , baru saya salut. :) > > Selamat berjuang, > Donald Saluling > > > > Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at >http://webmail.netscape.com. >
Miling list life cycle
Buat teman-teman artikel di bawah ini mungkin menarik THE NATURAL LIFE CYCLE OF MAILING LISTS ("LISTSERVS") Every listserv seems to go through the same cycle: 1. Initial enthusiasm a) people introduce themselves b) they gush a lot about how wonderful it is to find kindred souls 2. Evangelism a) people moan about how few folks are posting to the list b) they brainstorm recruitment strategies 3. Growth a) more and more people join b) more and more lengthy threads develop c) occasional off-topic threads pop up 4. Community a) lots of threads, some more relevant than others b) lots of information and advice is exchanged c) experts help other experts as well as less experienced colleagues d) friendships develop e) people tease each other f) newcomers are welcomed with generosity and patience g) everyone (newbie and expert alike) feels comfortable asking questions, suggesting answers, and sharing of opinions) 5. Discomfort with diversity a) the number of messages increases dramatically b) not every thread is fascinating to every reader c) people start complaining about the "signal-to-noise ratio" d) person 1 threatens to quit if *other* people don't limit discussion to his/her pet topic e) person 2 agrees with person 1 f) person 3 tells 1 & 2 to lighten up g) more bandwidth is wasted complaining about off-topic threads than is used for the threads themselves h) everyone gets annoyed Then, EITHER... 6A. Smug complacency and stagnation a) the purists flame everyone who asks an 'old' question or responds with humor to a serious post b) newbies are rebuffed c) traffic drops to a doze-producing level of a few minor issues d) all interesting discussions happen by private email and are limited to a few participants e) the purists spend lots of time self-righteously congratulating each other on keeping off-topic threads off the list OR... 6B. Maturity a) a few people quit in a huff b) the rest of the participants stay near stage 4, with stage 5 popping up briefly every few weeks c) many people wear out their second or third 'delete' key, but the list lives contentedly ever after
Rubrik Bahasa Indonesia
Sdr. YY, Saya minta maaf atas keterlambatan tanggapan saya. Mohon dimaklumi karena saya terseret ke dalam hingar-bingar hasil pemilu. Saya juga mengganti judul bahasan agar kita lebih leluasa membahas segala hal yang paut (relevant) untuk mengembangkan bahasa Indonesia (BI). Pada kesempatan ini saya ingin membahas "pemerkosaan" kata "rekayasa". Rekayasa dibentuk untuk memadankan istilah "engineering". "Merekayasa" sama artinya dengan "to engineer". Namun sekarang orang (juga pers) dengan mudahnya menggunakan istilah rekayasa yang ujung-ujungnya berarti negatif. Misalnya ada pejabat berbicara,"Itu adalah rekayasa oknum tertentu untuk menyudutkan saya". Sepertinya orang sudah lupa antara "rekayasa" dan "reka-reka". "Rekayasa" membutuhkan suatu kajian dan hitungan yang sahih untuk menghasilkan sesuatu yang optimum. Apakah "rekayasa" yang banyak dimuat di koran itu mengartikan sebuah "engineering"? Apakah maksudnya hanya sekadar "mereka-reka"? Kata ini mesti diluruskan (lagi). Efron -Original Message- From: Yohannes Yaali [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Saturday, 05 June, 1999 1:21 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: Pengajian/pengkajian, penglihatan/pelihatan dl Sdr. Efron Mungkin karena pengaruh bahasa asing, -eur menjadi -ir dan -ur seperti amateur menjadi amatir, formateur menjadi formatur. Kemudian -eur dan -or menjadi -ur, seperti condecteur (conductor) menjadi kondektur, directeur (director) menjadi direktur, inspecteur (inspector) menjadi inspektur. Saya masih bertanya-tanya tentang suffix -is dari kata "reformis". Contoh-contoh yang ada seperti pelaku imperialisme disebut imperialis, pelaku sosialisme disebut sosialis, pelaku terorisme disebut teroris, pelaku kapitalisme disebut kapitalis, jadi pelaku kata berakhiran -isme adalah -is. Suffix -is lain yang sering dijumpai antara lain: aktivis, ektremis, jurnalis, resepsionis, pesimis, optimis, dsb. Mungkin gara-gara "sudah diterima di kalangan intelektual" maka suffix itu tidak dikaji lebih lanjut. Regards. Yohannes Yaali On 04/06/1999 at 15:52:00 Efron wrote: >Sdr. YY, >Sebenarnya kata-kata ini tak perlu diperdebatkan lagi. Kata-kata ini sudah lama ada di kosa kata Indonesia. Namun orang tak menyadarinya (baca: tak hirau). Seperti "provokator" yang semestinya "provokatur" karena dari kata "provocateur" sebenarnya sudah jelas bahasa Indonesianya yaitu "penghasut". Pelaku reformasi dapat disebut "reformis" karena diserap dari "reformist" dan dapat juga kita sebut "pembaharu". Istilah "reformatur" tidak ada artinya karena bahasa asalnya tidak ada istilah "reformator". Anehnya mengapa "director" menjadi "direktur? Ini yang saya tak tahu. >Efron
Intermezzo : Pemenang PEMILU tahun 2004 dan Tahun 2009
Siapakah pemenang PEMILU tahun 2004 atau tahun 2009 di Indonesia ? Bisa saja "PARTAI DEMOKRASI GOLKAR PERJUANGAN" (PDG PERJUANGAN) pimpinan Mbak Tutut. Bisa saja kan ? Ha ha ha ha ha Salam, Nasrullah Idris
To administrator Permias@
Salam Permias, Barangkali ada administrator Permias yang bisa menanggapi permintaan mbak Nina di bawah. Di banyak mailing list yang saya ikuti, sudah banyak yang bisa otomatis 'meletakkkan' nama mailing list nya di bagian subject. Apakah hal ini tidak mungkin dilakukan oleh Permias@? Jabat erat, Ahmad Syamil Toledo, OH - Original Message - From: Anna F. Poerbonegoro <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Friday, May 28, 1999 5:40 AM Subject: subject on email messages > Hallo, Admin, > > I have a request: Bisa nggak, di setiap subject di email, diberi semacam > tanda [otomatis] atau note gitu, i.e. [permias]. Maaf saya nggak tau apa istilahnya, > maklum not computer literate. Akan sangat berguna, supaya kita bisa langsung > tau, email tersebut dari listserve mana. > > Makasih, > > Nina
Perhitungan/Pengumuman Hasil PEMILU
Saya pernah mendengar sepintas dari pakar Komunikasi bahwa Perhitungan/pengumuman hasil PEMILU di dunia ini adakalanya dijadikan alat untuk mengendalikan emosi rakyat. Ini terlepas dari masalah kecurangan. Mungkin rekan-rekan bisa menjelaskan lebih lanjut? Soalnya saya mengalami kekurangan referensi tentang ini. Terus apakah perhitungan/pengumuman hasil PEMILU di Indonesia sekarang ini diarahkan ke sana juga? Entah ! Salam, Nasrullah Idris
Re: (Debat buat siapa ini?) Melihat Indonesia di Tangan Mega
Hehehe...ane pan cuman mbela korban nyang kena angkara murka. Pokoke setiap ada nyang kena cap 'sok tahu', 'sok pinter', atau keroyokan-keroyokan model laennya, entar ane belain deh. Hehehe Wong namanya milis ya untuk ajang membagi sesuatu yg diketahui. Mosok lalu dicap sok tahu. Mangkane ane nanya standare gimana... Lha wong komen si abang kite blucer sering subjektif juga ndak ada nyang ribut kok. Kalo bentar-bentar ngecap sok tahu mbok ndak usah ikut milis tapi ikut kelompok semedi aja. Entar kan ndak ada nyang sok tahu, soale diem semua...hehehe Tiap kali kita ngomongin orang sebagai sok tahu otomatis kan menunjukkan secara tidak langsung kalo dirinya lebih tahu jadi sopo sing sok tahu? Mbok kalo tahu lebih baik atau lihat ada yg salah ...ya ditulis saja. Ndak usah petinsingan gitu. Nah, ini lagi ada nyang ngomongin rasio segala... sekarang siapa yg sok pinter? Apa hubungane antara banyak orang pinter di PDIP dg rakyat yg buta politik. Ade ye? Mbok ya sudah lah, ndak udah ngata-ngatain sok pinter atau sok bodo atau sok tahu. Wong sama-sama masih sekola aja kok petingsingan, apalagi kalo udah jadi orang Kecuali buat bung epron nyang udah gawe, jadi boleh deh ngaku pinter...hehehe. '- On Jun 8, 9:00pm, Donald Saluling wrote: > Sangat sayang .. sangat disayangkan bahwa ada saja kawan di milis ini yang > lebih senang menyerang individual masing-masing ketimbang persoalan yang > seharusnya dibahas. Apa hubungannya duit negara, pendukung Liverpool, dan > soal sok nggak tahu dll dengan diperdebatkannya Mega dan PDI-P sebagai calon > Presiden Indonesia ? Mau jadi apa masa depan Indonesia jikalau masih saja > selalu bergelimpangan sana sini saudara2 seperti ini ? Nggak heran sebagian > besar debat2an di milis ini malah bikin para pelanggan pada "sign off" plus > masalah2 yang dibahas nggak pernah bisa membuahkan hasil yang baik. > Jangan menyerang orangnya, seranglah masalah/ persoalan nya > > Observer, > Donald >-- End of excerpt from Donald Saluling
Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]
Iyaaapp...emang begitu. Mestinya orang-orang yang ngaku pinter itu berkaca pada para pendukung PDIP. Mereka (pendukung PDIP) satu langkah lebih dewasa ketimbang orang yang ngaku pintar. Buktinya mereka nggak terpengaruh dengan isu agama pada PDIP. Kalo dibilang pendukung PDIP itu bodoh.sangatlah keliru. Contoh nyata adalah saya. Kalo saya bodoh...apa iya bisa saya duduk di depan komputer sambil menulis ini? Efron -Original Message- From: Mirza Raditya [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, 09 June, 1999 8:33 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega] wuah sptnya saya juga setuju dgn pendpt bung blucer... yg saya tdk setuju emangnya kalo yg memilih menjadi pendukung PDI-P itu buta politik?!... setau saya didlm PDI-P banyak org2 pintar dlm kancah politikkenapa jadi bil rakyat indonesia masih buta akan politik ngga relevant skali. saya liat ... dr pertama saya liat, tulisan mbak yuni ttg mega ini hanya mengutamakan perasaan emosi... omongan anda tdk ditunjang dgn bukti2 kuat yg bisa men support omongan2 tsb. dimana-mana..kalo menilai sesuatu itu hrs dgn rasio donk...jgn emosi aja... heran jaman reformasi begini masih ada org yg berpikiran spt anda sdh begitu ngaku pendukung golput lagi... setau saya golput itu kan ngga memihak kemana pun... dan dgn begitu..hrsnya...tdk mengatai pilihan org lain...dgn sikap anda yg slalu mengatai dan menhujat mega dan bil pendukung mega itu di jalan yg salah (secara tdk langsung)...wuah..anda lbh baik jgn mengaku golput... --- Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mbak Yuni yang sok tahu > Ucapan anda yang menuduh bahwa Mega hanya dendam > kepada Pak Harto menambah > kesok-tahuan anda. Kritik anda bukan saja > keterlaluan tetapi sangat subyektif, > sehingga dengan dasar yang sama, saya sebutkan > sekali lagi bahwa anda sangat sok > tahu dengan menyatakan bahwa banyak rakyat yang > masih buta politik. > > Budi Haryanto wrote: > > > Dear Yuni, > > > > Kalaupun memang benar nanti PDI-P yang memenangkan > suara di Pemilu ini, > > selayaknyalah kita bersyukur dan dapat menerimanya > dengan lapang dada. > > Betapapun, ini adalah gambaran dan pilihan bangsa > kita secara keseluruhan. > > Suka atau tidak suka, barangkali lebih baik kita > ambil sikap positif. > > > > Kalaupun nanti Mega jadi presiden dan banyak > pengikutnya menduduki kabinet > > mendatang kita toh masih bisa melakukan kontrol > terhadap hal-hal 'negatif' > > seperti yang anda perkirakan. Beberapa partai > besar akan menempatkan posisi > > sebagai 'oposan' dan kita-kita serta masyarakat > banyak sudah cukup > > berpengalaman dalam berpolitik terutama dalam dua > tahun terakhir ini, > > sehingga penyimpangan-penyimpangan yang mungkin > dilakukan pemerintah baru > > tsb nantinya bisa dikontrol dan diingatkan. > > > > Bukankan ini justru menjadikan suasana yang > demokratis dan konstruktif di > > negara kita? Apapun partai yang menang dalam > pemilu ini, akan memperbaiki > > tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara kita, > termasuk bidang ekonomi dan > > sosial kemasyarakatan. > > > > Yakinlah bahwa kita telah melangkah maju, seperti > juga saya meyakininya. > > > > Salam, > > Budi > > > > At 10:52 PM 6/7/99 -0700, you wrote: > > >Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, > setelah membaca berita di bawah > > >ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa > sebagian besar rakyat > > >Indonesia masih buta akan politik, mereka belum > bisa membaca apa yang terjadi > > >sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih > banyak yang berpendidikan rendah > > >sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali > lebih banyak terpengaruh oleh > > >nama besar seseorang. > > > > > >Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai > kondisi tidak berubah atatu > > >memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan > pengikutnya lah yang patut > > diseret > > >kepengadilan (kalau ada pengadilan politik > he..he..) karena mereka memberikan > > >harapan yang palsu. > > > > > >Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden > tidak berlandaskan > > >keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk > demokrasi, akan tetapi > > untuk > > >membalas dendam suharto atas perlakuan yang > diterima oleh bapaknya Sukarno. > > >Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap > bangsa Indonesia maka Mega > > >mendapat angin. > > > > > >Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat > melihat sosok apa yang > > >sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan > (menurut orang PDIP) saha maha > > besar > > >Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa > jadinya Mega jika Mega bukan > > >anak Sukarno, mungkinkah dia dengan kemampuannya > sekarang ini menjadi > > >pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang > semua rakyatnya buta dan dia > > >sendiri yang melek..hmitu bisa > jadi > > > > > >oppss sorry mbak Mega, kritikku > keterlaluan, habis anda juga > > >keterlaluan sih. > > > > > >Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak > ya??
Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]
wuah sptnya saya juga setuju dgn pendpt bung blucer... yg saya tdk setuju emangnya kalo yg memilih menjadi pendukung PDI-P itu buta politik?!... setau saya didlm PDI-P banyak org2 pintar dlm kancah politikkenapa jadi bil rakyat indonesia masih buta akan politik ngga relevant skali. saya liat ... dr pertama saya liat, tulisan mbak yuni ttg mega ini hanya mengutamakan perasaan emosi... omongan anda tdk ditunjang dgn bukti2 kuat yg bisa men support omongan2 tsb. dimana-mana..kalo menilai sesuatu itu hrs dgn rasio donk...jgn emosi aja... heran jaman reformasi begini masih ada org yg berpikiran spt anda sdh begitu ngaku pendukung golput lagi... setau saya golput itu kan ngga memihak kemana pun... dan dgn begitu..hrsnya...tdk mengatai pilihan org lain...dgn sikap anda yg slalu mengatai dan menhujat mega dan bil pendukung mega itu di jalan yg salah (secara tdk langsung)...wuah..anda lbh baik jgn mengaku golput... --- Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mbak Yuni yang sok tahu > Ucapan anda yang menuduh bahwa Mega hanya dendam > kepada Pak Harto menambah > kesok-tahuan anda. Kritik anda bukan saja > keterlaluan tetapi sangat subyektif, > sehingga dengan dasar yang sama, saya sebutkan > sekali lagi bahwa anda sangat sok > tahu dengan menyatakan bahwa banyak rakyat yang > masih buta politik. > > Budi Haryanto wrote: > > > Dear Yuni, > > > > Kalaupun memang benar nanti PDI-P yang memenangkan > suara di Pemilu ini, > > selayaknyalah kita bersyukur dan dapat menerimanya > dengan lapang dada. > > Betapapun, ini adalah gambaran dan pilihan bangsa > kita secara keseluruhan. > > Suka atau tidak suka, barangkali lebih baik kita > ambil sikap positif. > > > > Kalaupun nanti Mega jadi presiden dan banyak > pengikutnya menduduki kabinet > > mendatang kita toh masih bisa melakukan kontrol > terhadap hal-hal 'negatif' > > seperti yang anda perkirakan. Beberapa partai > besar akan menempatkan posisi > > sebagai 'oposan' dan kita-kita serta masyarakat > banyak sudah cukup > > berpengalaman dalam berpolitik terutama dalam dua > tahun terakhir ini, > > sehingga penyimpangan-penyimpangan yang mungkin > dilakukan pemerintah baru > > tsb nantinya bisa dikontrol dan diingatkan. > > > > Bukankan ini justru menjadikan suasana yang > demokratis dan konstruktif di > > negara kita? Apapun partai yang menang dalam > pemilu ini, akan memperbaiki > > tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara kita, > termasuk bidang ekonomi dan > > sosial kemasyarakatan. > > > > Yakinlah bahwa kita telah melangkah maju, seperti > juga saya meyakininya. > > > > Salam, > > Budi > > > > At 10:52 PM 6/7/99 -0700, you wrote: > > >Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, > setelah membaca berita di bawah > > >ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa > sebagian besar rakyat > > >Indonesia masih buta akan politik, mereka belum > bisa membaca apa yang terjadi > > >sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih > banyak yang berpendidikan rendah > > >sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali > lebih banyak terpengaruh oleh > > >nama besar seseorang. > > > > > >Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai > kondisi tidak berubah atatu > > >memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan > pengikutnya lah yang patut > > diseret > > >kepengadilan (kalau ada pengadilan politik > he..he..) karena mereka memberikan > > >harapan yang palsu. > > > > > >Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden > tidak berlandaskan > > >keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk > demokrasi, akan tetapi > > untuk > > >membalas dendam suharto atas perlakuan yang > diterima oleh bapaknya Sukarno. > > >Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap > bangsa Indonesia maka Mega > > >mendapat angin. > > > > > >Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat > melihat sosok apa yang > > >sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan > (menurut orang PDIP) saha maha > > besar > > >Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa > jadinya Mega jika Mega bukan > > >anak Sukarno, mungkinkah dia dengan kemampuannya > sekarang ini menjadi > > >pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang > semua rakyatnya buta dan dia > > >sendiri yang melek..hmitu bisa > jadi > > > > > >oppss sorry mbak Mega, kritikku > keterlaluan, habis anda juga > > >keterlaluan sih. > > > > > >Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak > ya > > > > > > > > >Salam hangat Yuni > > > > _ Do You Yahoo!? Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
Indonesia: No. 2 terkorup di dunia
Salam Permias, Majalah Business Week (www.businessweek.com) edisi 14 Juni 1999 yang sudah nongol hari ini memuat tabel kecil tentang negara terkorup didunia. Indonesia menduduki rangking No. 2 terkorup di dunia setelah Nigeria. Siapapun yang membuat ranking, Indonesia biasanya selalu menduduki ranking "top 5" ... entah itu bersama-sama Rusia, Cina, Kenya .. atau negara lainnya. Semoga pemerintah yang baru bisa membuat Indonesia lebih bersih. Jangan pula dilupakan, orang yang duduk dipemerintahan sulit untuk korupsi sendirian. Kemungkinan besar pihak swasta dan masyarakatpun ... termasuk juga anggota mailing list ini pernah melakukan KKN .. entah itu skala besar ataupun skala kecil. Akankah kita membutuhkan pergantian generasi sebelum menjadi negara yang lumayan bersih dalam hal korupsi? Jabat erat, Ahmad Syamil Toledo, OH
Where has " Ketemu Yuk" gone?
Hmmm .. gue sedang mikir nih, bukannya ada rencana untuk ketemu yang sudah di rintis oleh Saudari Ida? Nggak kedengaran lagi nih kabarnya ... what happened? Donald
(Debat buat siapa ini?) Melihat Indonesia di Tangan Mega
Sangat sayang .. sangat disayangkan bahwa ada saja kawan di milis ini yang lebih senang menyerang individual masing-masing ketimbang persoalan yang seharusnya dibahas. Apa hubungannya duit negara, pendukung Liverpool, dan soal sok nggak tahu dll dengan diperdebatkannya Mega dan PDI-P sebagai calon Presiden Indonesia ? Mau jadi apa masa depan Indonesia jikalau masih saja selalu bergelimpangan sana sini saudara2 seperti ini ? Nggak heran sebagian besar debat2an di milis ini malah bikin para pelanggan pada "sign off" plus masalah2 yang dibahas nggak pernah bisa membuahkan hasil yang baik. Jangan menyerang orangnya, seranglah masalah/ persoalan nya Observer, Donald
Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega
Hehehe rupanya efek katalisatornya bukan nurunin malah naikin. Semua orang nyang beda pendapat dibilang sok tahu...ya repot mas. Wah gini mau mbikin iklim oposisi. Rupanya masih lama iklim demokrasi bakal terbentuk di Indonesia. Iya deh... daripade dimusuhin... ane mau cari selamet deh, ngikut arus sajah... Nyang laen korupsi, kite korupsi. Nyang laen bilang anti korupsi, kite juga tereak anti korupsi. Daripade dibilang ndak selaras dan sejalan, ato sok tahu.. Hidup Mega Hidup Mega...Hidup MegaHidup Mega... Gantung setiap pengkritik dan penghujat Mega. Pengkritik Mega adalah musuh masyarakat yang harus dibasmi sampe anak cucunya! Ganyang babi-babi KABIR... Ganyang NEKOLIM Pengkritik Mega adalah musuh REFORMASI! Pengkritik Mega adalah kelompok Pro Status Quo. Ganyang PRO STATUS QUO! Hidup Promeg! Ganyang Promag! (khusus buat nyang sakit mag). 1. Hidup Panglima Besar Soekarno! Hidup Nasakom! Persenjatai Buruh dan Tani sebagai Angkatan Kelima! Hidup Pemuda, buruh, dan tani! Ganyang babi koruptor-koruptor si lintah penghisap darah rakjat! Ganyang Dewan Jendral!! Tjukup sudah penderitaan rakjat! Njer...genjer Sembelih musuh revolusi! Biar rasakan perihnya penderitaan rakjat! Rasakan dan lihat darah yang menetes ke bawah! Paksa lihat rakjat yang di bawah! 2. Hidup Bapak Pembangunan Suharto! Hidup Konglomerat! Karyakan ABRI untuk mendayagunakan semua potensi bangsa! Habisi hidup mahasiswa, buruh, dan tani! (lho...kok laen?) Ganyang KKN, Suharto dan kroni-kroninya! Ganyang Dewan Permias@!! Cukup sudah eker-ekeran atas nama rakyat! Ganyang rambu anarki...anakku... (eh, malah iwan fals ngikut...). Sembelih ayam tetangga! Biar hemat! Rasakan dan lihat darah yang menetes ke atas! (wah, sulapan namanya.., nglanggar hukum gravitasi euy) Gantung Mbak Yunieh, jangan ah...anak orang... Iya deh, pokoke semua dewan mesti digantung! Baik dewan perwakilan, dewan pertimbangan, dewanto, dewanti sumaryatun, deelel (Jangan lupa pakean basah juga digantung). Biar mereka merasakan perihnya nasib rakyat yang digantung-gantung! Handuk 'kali digantung-gantung Hehehe. kasihan rakyat dari dulu namanya dicatut melulu... '- Blucer Rajagukguk wrote: > > Gimana kalau ente yang simpen baek-baek, seperti email-email ente sebelumnya yang > sungguh lucu-lucu. > Sungguh lucu jika banyak orang sok tahu menyebut dirinya orang yang serba ndak tahu. > Sekolah yang baek, biar cepat selesai. Sayang duit negara diambur-ambur. > > Lab Setup wrote: > > > Hehe...coba kalo email ente ini disimpen lalu dibaca lagi sebulan > > kemudian, > > biar emosinya turun dulu, maka ente akan geli sendiri dengan nyang ente > > tulis. > > Temtunya folder 'Sent' jangan cepet-cepet dihapus. > > Biar cepet nuruninnya, ente kasih katalisator: > > - kenapa kok dibilang keterlaluan? Apakah karena tidak ada bukti? > > Lalu kenapa kalo menghujat tokoh non-reformis (pro status-quo) tidak > > apa-apa? > > - Bukankah tokoh yg selalu minta bukti adalah Ghalib? > > - Dasarnya yg sama itu dasar yang mana? Sama-sama subjektifkah? > > - Apakah anda sudah demikian yakin bahwa rakyat sudah tidak buta > > politik? > > - Baru beberapa bulan yg lalu anda juga ikut sependapat bahwa memang > > rakyat > > adalah tidak berdosa, mudah dibohongi, dll, sehingga perlu digerakkan > > oleh > > mahasiswa tho? Pan katanya perlu ada program melek politik selain > > program > > melek hukum? Kok berubah dengan tiba-tiba? > > - Sejak kapan rakyat Indonesia demikian paham dengan politik? Dengan > > belajar > > selama dua bulankah? > > - Apakah hanya karena PDI-P untuk sementara menang lalu sudah dibilang > > rakyat > > sudah melek politik? Atau karena peserta pemilu mencapai 114 juta? > > Bagaimana kalo sampai akhir perhitungan ternyata PDI-P kalah? Apakah > > dapat > > disebut rakyat tidak buta lagikah? > > - Standar apa biar tidak disebut sok tahu? Standarnya adalah sependapat > > dengan > > sebagian besar suara di milis inikah? Bila tiba-tiba peserta milis > > mempunyai > > opini senada dengan Mbak Yuni, apakah semuanya sok tahu? Ini skenario > > lho... > > > > Hehehe mungkin dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, dapat > > mengobati > > penyakit cap 'sok tahu'. Ini ane mbikin pertanyaan karena ane ndak tahu > > jawabannya. > > Jadinya jelas bukan 'sok tahu'hehehe > > > > Mangkane tho mas, ndukung parte ya ndukung aja. Ndak perlu kayak ndukung > > Liverpool. > > Lain soal kalo posisinya adalah pungsionaris parte. Ini ane cuman > > ngingetin aja... > > Diterima dg baik ya sukur, ndak diterima juga ndak apa-apa. Soale nyang > > kayak > > gini ini adalah bibit-bibit 'Mati-Urip Nderek Sukarno' dan 'Suharto > > Bapak > > Pembangunan'. Cuman ganti kulit aja (ular 'kali hehehe) > > > > Salam, > > Jaya (serba ndak tahu, bukan 'sok ndak tahu' ataupun 'sok tahu') > > > > '--- > > Blucer Rajagukguk wrote: > > > > > > Mbak Yuni yang sok tahu.
Re: Daftar Pengutang
Tinjauan yang cukup tepat. Kalau perlu biar master-master baru saja yang mengelola soal utang ini. Karena jika orang yang punya masalah yang menyelesaikan masalah maka yang terjadi hanya pembersihan masalah bukannya pemecahan masalah. Mudah-mudahan pemerintah yang baru melalui pimpinan lembaga tinggi lain yang juga baru, hal ini akan benar-benar diperhatikan. Kalau tidak rakyat akan berteriak lagi dan berteriak lagi soal busuk dan keroposnya sebagian besar perbankan kita. Rama Indrayana wrote: > Wah menarik juga > > ngomong2, bosnya BPPN sekarang (GM Jusuf) apa bukannya bekas bos PT > Danareksa (no, urut 102)?? > > kalau benar, apakah ini juga termasuk dagelan konyol di negeri ini? > > (sebenarnya saya juga bertanya2 mengenai 'profesional2' yg dipercaya > mengawaki BPPN - dan dibayar tinggi itu-, siapakah mereka ini? apakah mereka > sebelumnya tdk terlibat dlm pengelolaan bank2/perusahaan2 yg ternyata > bermasalah tsb?) > > RI > > > -- > > From: Mahendra Siregar[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] > > Sent: Tuesday, June 08, 1999 11:22 PM > > To: [EMAIL PROTECTED] > > Subject: Daftar Pengutang > > > > Daftar 200 Penghutang Terbesar di Indonesia > > > > Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Selasa (01/06/1999) telah > > mengeluarkan daftar 200 penghutang (debitur) terbesar di Indonesia. 200 > > Perusahaan tersebut meninggalkan hutang di sejumlah bank, baik itu di > > Bank Beku > > Operasi, Bank Take Over, Bank Umum yang masih rekapitalisasi maupun Bank > > Pemerintah. Ke-200 pemilik perusahaan tersebut telah diminta BPPN untuk > > merembuk penyelesaian hutang-hutang tersebut. Berikut daftar 200 > > perusahaan tersebut: > > > > --deleted- > > > > 102. Danareksa, PT > > > > deleted-- > >
Re: Banteng digencet, makin menyeruduk (AR juga blunder).
Lantas bagaimana kalau ada ORANG BARU tapi PIKIRAN/GAYANYA LAMA (di samping partai 'baru' tapi ada 'orang lama'nya)? Ada nggak yah? RI > -- > From: bRidWaN[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] > Sent: Tuesday, June 08, 1999 11:34 PM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: Banteng digencet, makin menyeruduk (AR juga blunder). > > hehehehe.Mas Effron bisa aja:)) > > Kelihatannya hampir semuanya menginginkan begitu kan ? > > > At 08:33 AM 6/8/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote: > >Iya setuju, Bung Ridwan. Yang penting BUKAN ORANG LAMA. > > > >Efron > > >-Original Message- > >From: bRidWaN [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] > >Sent: Tuesday, 08 June, 1999 8:26 AM > >To: [EMAIL PROTECTED] > >Subject: Re: Banteng digencet, makin menyeruduk (AR juga blunder). > > > >Marilah kita semua mengambil hikmahnya ! > >Iya engga, bung Efron ? > > > >Salam, > >bRidWaN > > > >At 08:15 AM 6/8/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote: > >>Pagi hari pada hari Pemilu banyak selebaran gelap di lingkungan tempat > >>tinggal saya (Ciputat). Isi selebaran itu jelas mendiskreditkan PDIP > >>(entah siapa pelakunya). Di perkampungan saya dikenal sebagai basis > >>PPP pada pemilu sebelumnya. > >> > >>Hasil yang didapat justru mencengangkan. PDIP sepertinya tak > tertahankan. > >>Rata-rata di satu TPS, PDIP meraih setengahnya. Ada satu TPS dengan > >>telak PDIP memperoleh suara yaitu 224 disusul PAN dengan 92. Sisanya > >>diambil Golkar, PPP, dan PKB. > >> > >>Saya makin yakin himbauan MUI beberapa waktu lalu justru menjadi > >>bumerang bagi partai-partai "Islam". Blunder juga dilakukan Amien > >>Rais saat mengomentari komposisi Caleg PDIP. Komentar AR justru > >>menurunkan perolehan suara. Mari kita lihat buktinya. > >> > >>Efron > >> > >> > > > > >
Re: Daftar Pengutang
Wah menarik juga ngomong2, bosnya BPPN sekarang (GM Jusuf) apa bukannya bekas bos PT Danareksa (no, urut 102)?? kalau benar, apakah ini juga termasuk dagelan konyol di negeri ini? (sebenarnya saya juga bertanya2 mengenai 'profesional2' yg dipercaya mengawaki BPPN - dan dibayar tinggi itu-, siapakah mereka ini? apakah mereka sebelumnya tdk terlibat dlm pengelolaan bank2/perusahaan2 yg ternyata bermasalah tsb?) RI > -- > From: Mahendra Siregar[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] > Sent: Tuesday, June 08, 1999 11:22 PM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Daftar Pengutang > > Daftar 200 Penghutang Terbesar di Indonesia > > Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Selasa (01/06/1999) telah > mengeluarkan daftar 200 penghutang (debitur) terbesar di Indonesia. 200 > Perusahaan tersebut meninggalkan hutang di sejumlah bank, baik itu di > Bank Beku > Operasi, Bank Take Over, Bank Umum yang masih rekapitalisasi maupun Bank > Pemerintah. Ke-200 pemilik perusahaan tersebut telah diminta BPPN untuk > merembuk penyelesaian hutang-hutang tersebut. Berikut daftar 200 > perusahaan tersebut: > > --deleted- > > 102. Danareksa, PT > > deleted-- >
Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega
Gimana kalau ente yang simpen baek-baek, seperti email-email ente sebelumnya yang sungguh lucu-lucu. Sungguh lucu jika banyak orang sok tahu menyebut dirinya orang yang serba ndak tahu. Sekolah yang baek, biar cepat selesai. Sayang duit negara diambur-ambur. Lab Setup wrote: > Hehe...coba kalo email ente ini disimpen lalu dibaca lagi sebulan > kemudian, > biar emosinya turun dulu, maka ente akan geli sendiri dengan nyang ente > tulis. > Temtunya folder 'Sent' jangan cepet-cepet dihapus. > Biar cepet nuruninnya, ente kasih katalisator: > - kenapa kok dibilang keterlaluan? Apakah karena tidak ada bukti? > Lalu kenapa kalo menghujat tokoh non-reformis (pro status-quo) tidak > apa-apa? > - Bukankah tokoh yg selalu minta bukti adalah Ghalib? > - Dasarnya yg sama itu dasar yang mana? Sama-sama subjektifkah? > - Apakah anda sudah demikian yakin bahwa rakyat sudah tidak buta > politik? > - Baru beberapa bulan yg lalu anda juga ikut sependapat bahwa memang > rakyat > adalah tidak berdosa, mudah dibohongi, dll, sehingga perlu digerakkan > oleh > mahasiswa tho? Pan katanya perlu ada program melek politik selain > program > melek hukum? Kok berubah dengan tiba-tiba? > - Sejak kapan rakyat Indonesia demikian paham dengan politik? Dengan > belajar > selama dua bulankah? > - Apakah hanya karena PDI-P untuk sementara menang lalu sudah dibilang > rakyat > sudah melek politik? Atau karena peserta pemilu mencapai 114 juta? > Bagaimana kalo sampai akhir perhitungan ternyata PDI-P kalah? Apakah > dapat > disebut rakyat tidak buta lagikah? > - Standar apa biar tidak disebut sok tahu? Standarnya adalah sependapat > dengan > sebagian besar suara di milis inikah? Bila tiba-tiba peserta milis > mempunyai > opini senada dengan Mbak Yuni, apakah semuanya sok tahu? Ini skenario > lho... > > Hehehe mungkin dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, dapat > mengobati > penyakit cap 'sok tahu'. Ini ane mbikin pertanyaan karena ane ndak tahu > jawabannya. > Jadinya jelas bukan 'sok tahu'hehehe > > Mangkane tho mas, ndukung parte ya ndukung aja. Ndak perlu kayak ndukung > Liverpool. > Lain soal kalo posisinya adalah pungsionaris parte. Ini ane cuman > ngingetin aja... > Diterima dg baik ya sukur, ndak diterima juga ndak apa-apa. Soale nyang > kayak > gini ini adalah bibit-bibit 'Mati-Urip Nderek Sukarno' dan 'Suharto > Bapak > Pembangunan'. Cuman ganti kulit aja (ular 'kali hehehe) > > Salam, > Jaya (serba ndak tahu, bukan 'sok ndak tahu' ataupun 'sok tahu') > > '--- > Blucer Rajagukguk wrote: > > > > Mbak Yuni yang sok tahu > > Ucapan anda yang menuduh bahwa Mega hanya dendam kepada Pak Harto menambah > > kesok-tahuan anda. Kritik anda bukan saja keterlaluan tetapi sangat subyektif, > > sehingga dengan dasar yang sama, saya sebutkan sekali lagi bahwa anda sangat sok > > tahu dengan menyatakan bahwa banyak rakyat yang masih buta politik. > > > > Budi Haryanto wrote: > > > > > Dear Yuni, > > > > > > Kalaupun memang benar nanti PDI-P yang memenangkan suara di Pemilu ini, > > > selayaknyalah kita bersyukur dan dapat menerimanya dengan lapang dada. > > > Betapapun, ini adalah gambaran dan pilihan bangsa kita secara keseluruhan. > > > Suka atau tidak suka, barangkali lebih baik kita ambil sikap positif. > > > > > > Kalaupun nanti Mega jadi presiden dan banyak pengikutnya menduduki kabinet > > > mendatang kita toh masih bisa melakukan kontrol terhadap hal-hal 'negatif' > > > seperti yang anda perkirakan. Beberapa partai besar akan menempatkan posisi > > > sebagai 'oposan' dan kita-kita serta masyarakat banyak sudah cukup > > > berpengalaman dalam berpolitik terutama dalam dua tahun terakhir ini, > > > sehingga penyimpangan-penyimpangan yang mungkin dilakukan pemerintah baru > > > tsb nantinya bisa dikontrol dan diingatkan. > > > > > > Bukankan ini justru menjadikan suasana yang demokratis dan konstruktif di > > > negara kita? Apapun partai yang menang dalam pemilu ini, akan memperbaiki > > > tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara kita, termasuk bidang ekonomi dan > > > sosial kemasyarakatan. > > > > > > Yakinlah bahwa kita telah melangkah maju, seperti juga saya meyakininya. > > > > > > Salam, > > > Budi > > > > > > At 10:52 PM 6/7/99 -0700, you wrote: > > > >Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah > > > >ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat > > > >Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang terjadi > > > >sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah > > > >sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh > > > >nama besar seseorang. > > > > > > > >Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah atatu > > > >memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut > > > diseret > > > >kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka memberikan > > > >harapan yang pa
Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega
Hehe...coba kalo email ente ini disimpen lalu dibaca lagi sebulan kemudian, biar emosinya turun dulu, maka ente akan geli sendiri dengan nyang ente tulis. Temtunya folder 'Sent' jangan cepet-cepet dihapus. Biar cepet nuruninnya, ente kasih katalisator: - kenapa kok dibilang keterlaluan? Apakah karena tidak ada bukti? Lalu kenapa kalo menghujat tokoh non-reformis (pro status-quo) tidak apa-apa? - Bukankah tokoh yg selalu minta bukti adalah Ghalib? - Dasarnya yg sama itu dasar yang mana? Sama-sama subjektifkah? - Apakah anda sudah demikian yakin bahwa rakyat sudah tidak buta politik? - Baru beberapa bulan yg lalu anda juga ikut sependapat bahwa memang rakyat adalah tidak berdosa, mudah dibohongi, dll, sehingga perlu digerakkan oleh mahasiswa tho? Pan katanya perlu ada program melek politik selain program melek hukum? Kok berubah dengan tiba-tiba? - Sejak kapan rakyat Indonesia demikian paham dengan politik? Dengan belajar selama dua bulankah? - Apakah hanya karena PDI-P untuk sementara menang lalu sudah dibilang rakyat sudah melek politik? Atau karena peserta pemilu mencapai 114 juta? Bagaimana kalo sampai akhir perhitungan ternyata PDI-P kalah? Apakah dapat disebut rakyat tidak buta lagikah? - Standar apa biar tidak disebut sok tahu? Standarnya adalah sependapat dengan sebagian besar suara di milis inikah? Bila tiba-tiba peserta milis mempunyai opini senada dengan Mbak Yuni, apakah semuanya sok tahu? Ini skenario lho... Hehehe mungkin dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, dapat mengobati penyakit cap 'sok tahu'. Ini ane mbikin pertanyaan karena ane ndak tahu jawabannya. Jadinya jelas bukan 'sok tahu'hehehe Mangkane tho mas, ndukung parte ya ndukung aja. Ndak perlu kayak ndukung Liverpool. Lain soal kalo posisinya adalah pungsionaris parte. Ini ane cuman ngingetin aja... Diterima dg baik ya sukur, ndak diterima juga ndak apa-apa. Soale nyang kayak gini ini adalah bibit-bibit 'Mati-Urip Nderek Sukarno' dan 'Suharto Bapak Pembangunan'. Cuman ganti kulit aja (ular 'kali hehehe) Salam, Jaya (serba ndak tahu, bukan 'sok ndak tahu' ataupun 'sok tahu') '--- Blucer Rajagukguk wrote: > > Mbak Yuni yang sok tahu > Ucapan anda yang menuduh bahwa Mega hanya dendam kepada Pak Harto menambah > kesok-tahuan anda. Kritik anda bukan saja keterlaluan tetapi sangat subyektif, > sehingga dengan dasar yang sama, saya sebutkan sekali lagi bahwa anda sangat sok > tahu dengan menyatakan bahwa banyak rakyat yang masih buta politik. > > Budi Haryanto wrote: > > > Dear Yuni, > > > > Kalaupun memang benar nanti PDI-P yang memenangkan suara di Pemilu ini, > > selayaknyalah kita bersyukur dan dapat menerimanya dengan lapang dada. > > Betapapun, ini adalah gambaran dan pilihan bangsa kita secara keseluruhan. > > Suka atau tidak suka, barangkali lebih baik kita ambil sikap positif. > > > > Kalaupun nanti Mega jadi presiden dan banyak pengikutnya menduduki kabinet > > mendatang kita toh masih bisa melakukan kontrol terhadap hal-hal 'negatif' > > seperti yang anda perkirakan. Beberapa partai besar akan menempatkan posisi > > sebagai 'oposan' dan kita-kita serta masyarakat banyak sudah cukup > > berpengalaman dalam berpolitik terutama dalam dua tahun terakhir ini, > > sehingga penyimpangan-penyimpangan yang mungkin dilakukan pemerintah baru > > tsb nantinya bisa dikontrol dan diingatkan. > > > > Bukankan ini justru menjadikan suasana yang demokratis dan konstruktif di > > negara kita? Apapun partai yang menang dalam pemilu ini, akan memperbaiki > > tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara kita, termasuk bidang ekonomi dan > > sosial kemasyarakatan. > > > > Yakinlah bahwa kita telah melangkah maju, seperti juga saya meyakininya. > > > > Salam, > > Budi > > > > At 10:52 PM 6/7/99 -0700, you wrote: > > >Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah > > >ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat > > >Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang terjadi > > >sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah > > >sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh > > >nama besar seseorang. > > > > > >Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah atatu > > >memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut > > diseret > > >kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka memberikan > > >harapan yang palsu. > > > > > >Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan > > >keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi > > untuk > > >membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno. > > >Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega > > >mendapat angin. > > > > > >Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang > > >sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (m
Terlalu Dini?
Terlalu dini kah? Untuk mengucapkan sebuah ucapan selamat dan hari esok yang cerah sebuah ucapan selamat yang ditujukan kepada yang telah dipercaya kepada yang memang harus menerimanya Hanya satu permintaan, permintaan dari semuanya yang memberikan selamat jangan lagi melupakan kami, jangan lupa melihat kebawah Pandangan memang harus kedepan dan keatas, menyongsong harapan dan kehidupan yang lebih baik. Tapi jangan melupakan sejarah, dan jangan melupakan yang berada dibawah. Sebab kami, yang dibawah, akan terus menjadi kaki dan penyangga yang kokoh bagi yang memperjuangkan dan membela kepentingan yang dibawah. Ibarat badan, Kepala, tangan tidak akan dapat bergerak jikalau kaki tidak diikut sertakan. Yang harus adalah kerjasama antara anggota badan yang diatas dengan anggota badan yang dibawah. Kata perjuangan, telah identik dengan sebuah ungkapan untuk kalangan bawah bahwa yang berjuang hanyalah untuk yang dibawah. Bahwa yang dibawah menantikan sebuah hasil dari perjuangan yang selama ini telah mengorbankan jiwa dan raga. Hanya kata perjuangan dan mega, sebuah perjuangan yang maha besar, untuk mengembalikan Rakyat ketempat yang semulanya, yaitu sebagai empunya dari bangsa dan negara ini. Selamat kepada yang akan menang, Tiga kali sudah kita berganti Orde, Orde pendahulu telah membuka suatu jalan, jalan menuju pendewasaan bangsa. Hanya bangsa yang terus belajar dan tentu belajar dari pelajaran yang lampau akan terus maju dan berkembang. Ambilah semuanya dari segi positif, tanpa melupakan yang negatif, namun justru menjadikannya sebagai suatu sikap yang siap dengan perubahan. Jangan pernah lagi melupakan mereka yang dibawah Andrew Pattiwael
Re: [forum] Hasil Perhitungan Suara Sementara PEMILU di LA
Enggak ikutan, habis mobilnya khan nyewa :). Dari arisan diluar dengan para perokok dan simpatisan perokok, kelihatannya PDIP dan PAN punya simpatisan yang cukup banyak. Sementara PBB-nya Yusril cuma tiga orang, dan selainnya Golkar. Pungkas Ali wrote: > Bang Blucer, gimana hasil coblosan di PPLN New York... ikutan ngitung nggak > kemarin? Rugi lo kalo nggak ...udah 5 jam driving he. > > Pungkas > > Blucer Rajagukguk wrote: > > > Seneng banget ngedengernya :) > > > > cortino sukotjo wrote: > > > > > Pada jam 2.AM tanggal 8 Juni 1999, telah selesai dilakukan perhitungan > > > suara untuk para pemilih yang datang langsung ke Tempat Pemungutan Suara > > > (TPS) di KJRI Los Angeles, dengan hasil sebagai berikut (hanya 4 besar): > > > 1. PDIP: 2022 suara > > > 2. PAN: 190 suara > > > 3. Golkar: 113 suara > > > 4. PPP: 33 suara > > > > > > Perhitungan suara melalui pos akan dilakukan hari Sabtu tanggal 12 Juni, > > > 1999 jam 12 siang di di KJRI Los Angeles. > > > > > > Semoga pemilihan umum kali ini dapat memberikan angin cerah bagi demokrasi > > > di Indonesia. > > > > > > Salam, > > > Cortino Sukotjo > > > Anggota PPLN Los Angeles
Re: Hasil Pemilu ?
Partai-partai kristen cuma partai gurem. Sangat banyak orang kristen yang berkomunikasi dengan saya tidak pernah mengharapkan adanya partai kristen. Kristen adalah agama, tidak selayaknya dicampurkan dengan politik, apalagi di negara yang pluralistik ini. Jaman telah berubah dari tahun 1955. Seperti yang pernah saya komentari pada tulisan bung Yusmin pada artikelnya di detik tentang banyaknya partai di Indonesia, saya ramalkan non-muslim akan menyuarakan dirinya terbesar pada PDI-P, PAN dan PKB. Koalisi yangb semula direncanakan akan tetap perlu, karena adanya 238 anggota MPR yang diangkat. Walaupun demikian, saya yakin dengan kondisi sekarang 238 anggota yang diangkat tidak akan sepenuhnya bisa menjadi boneka orang yang diangkat, karena resikonya sangat besar. Masyarakat telah makin pintar dan dewasa. Masyarakat semakin tahu apa itu politik dan apakah wakil rakyatnya menyuarakan kepentingan mereka atau tidak. Masyarakat akan memberikan hukuman sosial yang pantas kepada wakil rakyat yang berkhianat kepada rakyatnya sendiri. Hasil ini juga akan makin memperjelas partai-partai mana saja yang sebaiknya melebur kepartai lain, sehingga Indonesia secara alamiah akan mendekati jumlah partai yang optimal. peace. Ramadhan Pohan wrote: > In a message dated 6/7/99 6:45:22 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] > writes: > > << Bung Pohan, > Akhirnya kebenaran akan tiba. > Kita tunggu saja, apakah Koalisi akan merebut > Mayoritas suara ! > >> > Bung Ridwan, bung Dody, bung Pattiwael and Readers > Salam, > > Barusan saya berkomunikasi dengan rekan di kantor saya. Dia mengatakan KPU > lambat sekali, suara yang dihitung baru 4% (nasional). > Selain itu sbb: > - PDI-P menang telak di Surabaya (Disusul PKB, PAN) > - PKB menang di Jatim (Disusul PDI-P dan PAN) > - Terbesar di Indonesia: PDI-P, Golkar, PKB, PPP, PAN > > Yang menjadi pertanyaan: > 1. Jika PDI-P menang di atas 60%, apa masih perlu koalisi? Koalisi dengan > siapa? > 2. Dari pemilu saat ini, perlukah pengelompokan kembali parpol. > 3. Kenapa PK, PPP, Krisna dan partai-partai agama Islam dan Kristen dll belum > bertaji dalam pemilu sekarang? > > salam, > ramadhan pohan > (penyimak pinggiran)
Re: [forum] Hasil Perhitungan Suara Sementara PEMILU di LA
Bang Blucer, gimana hasil coblosan di PPLN New York... ikutan ngitung nggak kemarin? Rugi lo kalo nggak ...udah 5 jam driving he. Pungkas Blucer Rajagukguk wrote: > Seneng banget ngedengernya :) > > cortino sukotjo wrote: > > > Pada jam 2.AM tanggal 8 Juni 1999, telah selesai dilakukan perhitungan > > suara untuk para pemilih yang datang langsung ke Tempat Pemungutan Suara > > (TPS) di KJRI Los Angeles, dengan hasil sebagai berikut (hanya 4 besar): > > 1. PDIP: 2022 suara > > 2. PAN: 190 suara > > 3. Golkar: 113 suara > > 4. PPP: 33 suara > > > > Perhitungan suara melalui pos akan dilakukan hari Sabtu tanggal 12 Juni, > > 1999 jam 12 siang di di KJRI Los Angeles. > > > > Semoga pemilihan umum kali ini dapat memberikan angin cerah bagi demokrasi > > di Indonesia. > > > > Salam, > > Cortino Sukotjo > > Anggota PPLN Los Angeles
Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]
Mbak Yuni yang sok tahu Ucapan anda yang menuduh bahwa Mega hanya dendam kepada Pak Harto menambah kesok-tahuan anda. Kritik anda bukan saja keterlaluan tetapi sangat subyektif, sehingga dengan dasar yang sama, saya sebutkan sekali lagi bahwa anda sangat sok tahu dengan menyatakan bahwa banyak rakyat yang masih buta politik. Budi Haryanto wrote: > Dear Yuni, > > Kalaupun memang benar nanti PDI-P yang memenangkan suara di Pemilu ini, > selayaknyalah kita bersyukur dan dapat menerimanya dengan lapang dada. > Betapapun, ini adalah gambaran dan pilihan bangsa kita secara keseluruhan. > Suka atau tidak suka, barangkali lebih baik kita ambil sikap positif. > > Kalaupun nanti Mega jadi presiden dan banyak pengikutnya menduduki kabinet > mendatang kita toh masih bisa melakukan kontrol terhadap hal-hal 'negatif' > seperti yang anda perkirakan. Beberapa partai besar akan menempatkan posisi > sebagai 'oposan' dan kita-kita serta masyarakat banyak sudah cukup > berpengalaman dalam berpolitik terutama dalam dua tahun terakhir ini, > sehingga penyimpangan-penyimpangan yang mungkin dilakukan pemerintah baru > tsb nantinya bisa dikontrol dan diingatkan. > > Bukankan ini justru menjadikan suasana yang demokratis dan konstruktif di > negara kita? Apapun partai yang menang dalam pemilu ini, akan memperbaiki > tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara kita, termasuk bidang ekonomi dan > sosial kemasyarakatan. > > Yakinlah bahwa kita telah melangkah maju, seperti juga saya meyakininya. > > Salam, > Budi > > At 10:52 PM 6/7/99 -0700, you wrote: > >Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah > >ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat > >Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang terjadi > >sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah > >sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh > >nama besar seseorang. > > > >Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah atatu > >memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut > diseret > >kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka memberikan > >harapan yang palsu. > > > >Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan > >keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi > untuk > >membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno. > >Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega > >mendapat angin. > > > >Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang > >sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (menurut orang PDIP) saha maha > besar > >Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa jadinya Mega jika Mega bukan > >anak Sukarno, mungkinkah dia dengan kemampuannya sekarang ini menjadi > >pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang semua rakyatnya buta dan dia > >sendiri yang melek..hmitu bisa jadi > > > >oppss sorry mbak Mega, kritikku keterlaluan, habis anda juga > >keterlaluan sih. > > > >Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak ya > > > > > >Salam hangat Yuni > >
Re: [REUTERS] Indonesia's Wahid says could set up emergency govt
Jika betul ada kekuatan yang menoba intervensi ke KPU, betul-betul ini sangat memalukan. Kapan bangsa kita mau menjadi bangsa yang besar, jika pilihan rakyat pun mau terus dimanipulasi. Kapan bangsa kita mau besar, jika tidak pernah mau menerima kekalahan. Kalau memang tujuannya baik, maka tidak perlu manipulasi atau mengancam KPU. Yang erpenting adalah bagaimana membentuk sistem yang kritis dan sistematis, dimana negara tidak tergantung oleh presiden seorang. Dimana MA, DPA, Bepeka, DPR/MPR betul-betul kualified dan mampu menjadi partner rakyat sekaligus barometer jalannya pemerintahan. Ayo tentara, tunjukan bahwa kalian lebih cinta bangsa ini daripada perintah yang hanya akan menghancurkan bangsa ini. Saya yakin hanya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab kepada bangsa ini saja yang mau mengancam KPU ataupun memang mereka belum mengerti arti pentingnya pemilu yang bersih untuk majunya bangsa ini. Tentara yang betul-betul mengadi kepada rakyat pasti akan menghalangi ulah oknum yang mencoba sekali lagi mencoret noda ke bangsa tercinta ini dimata rakyat dan dunia internasional. peace. Irwan Ariston Napitupulu wrote: > Kecurigaan gue ternyata cukup beralasan. Perhitungan > yg amat sangat lambat ini memang patut dicurigain. > Dan lagian, kemana tuh bantuan 2 juta dolar yg semula > diperuntukan untuk melengkapi peralatan perhitungan > suara agar bisa cepat dan dilakukan secara online dari > daerah2. Gile bener aja dah kalau sampai disalahgunain lagi. > Dana JPS dan KUT udah disalahgunain, eh yg ini naga2nya > juga disalahgunain. Gue dukung penuh tindakan Gus Dur > yg akan mengambil alih tindakan darurat bila ternyata > terlihat gejala2 tidak benar dalam perhitungan suara > di pusat. > > Dari pemilu yg udah2 dulu, dalam 1-2 hari biasanya udah > bisa ketahuan diatas 40 juta suara. Eh ini koq paling banter > juga baru 1.5 juta padahal total pemilih ada 112 juta. > Mau kelar kapan kalau gini caranya? Mau tunggu kerajinan > tangan agar dapat memenangkan golkar? Gile bener, > udah banyak salah dan bikin rakyat menderita, koq ya > ngga tobat2 sih dan ngga kapok2? > Apa memang udah addicted untuk nyiksa rakyat terus? > Atau mungkin lagi pada sibuk nyelamatin kekayaan2 > hasil KKN selama ini karena tahu bakalan kalah? > > Gue yg makin bingung aja nih melihat situasi yg berkembang. > > jabat erat, > Irwan Ariston Napitupulu > > Indonesia's Wahid says could set up emergency govt > > JAKARTA, June 8 (Reuters) - Opposition leader Abdurrahman Wahid said on > Tuesday he would consider setting up an alternative emergency government if > he found counting of votes in Indonesia's historic election had been tampered > with. > > Wahid said he had conveyed this to armed forces commander General Wiranto and > another leading opposition figure, Megawati Sukarnoputri. > > Wahid gave few details about under what circumstances he would take such > action or who any emergency government would comprise. It would only be taken > if he found the operations of the General Election Commission (KPU), > overseeing the vote, were being tampered with by outside forces. > > "I will take action to set up an emergency government if the KPU is being > intervened by outside forces," Wahid told a news conference. "I have reported > this to armed forces commander Wiranto and Megawati." > > Wahid, the figurehead of the opposition Nation Awakening Party (PKB), said he > had yet had no reaction from either Wiranto or Megawati. Early results from > Monday's poll put the PKB in second place to Megawati's party. But counting > has been painfully slow. Wahid said he had heard reports that voting boxes in > some areas were being guarded by elite Kopassus troops. > > "How could that be? Kopassus is untrustworthy," Wahid said. > > 11:50 06-08-99
Re: [forum] Hasil Perhitungan Suara Sementara PEMILU di LA
Seneng banget ngedengernya :) cortino sukotjo wrote: > Pada jam 2.AM tanggal 8 Juni 1999, telah selesai dilakukan perhitungan > suara untuk para pemilih yang datang langsung ke Tempat Pemungutan Suara > (TPS) di KJRI Los Angeles, dengan hasil sebagai berikut (hanya 4 besar): > 1. PDIP: 2022 suara > 2. PAN: 190 suara > 3. Golkar: 113 suara > 4. PPP: 33 suara > > Perhitungan suara melalui pos akan dilakukan hari Sabtu tanggal 12 Juni, > 1999 jam 12 siang di di KJRI Los Angeles. > > Semoga pemilihan umum kali ini dapat memberikan angin cerah bagi demokrasi > di Indonesia. > > Salam, > Cortino Sukotjo > Anggota PPLN Los Angeles
Re: Email Caleg DPR dengan Background Sains Matematika Teknologi
Wah, kalau kita mau jujur justru mereka mempunyai produktivitas sangat tinggi. Ini bila kita bandingkan dengan anggota DPR sebelumnya. Kan kita ingat sampai-sampai kita protes kenapa mereka dikasih kerjaan begitu banyak oleh pemerintah untuk mengevaluasi dan mengesahkan UU. Dengan waktu yang tersisa demikian mepet kok mereka dipaksa kerja demikian banyak. Ada apa dg pemerintah.. Oya, ini nyang dimaksud DPR atau MPR nih? Soale kita sering nganggep sama. Kalo MPR udah menetapkan TAP-TAP tahun 1998 bulan desember 1998 lalu. Kan ada TAP tentang perkronian, tentang jabatan presiden cuman 2 kali, yalihat lagi aja deh. Eh, ini ane cuman kasih inget, ndak mbelain. '--- Mirza Raditya wrote: > memangku jabatan saja baru 2 tahun... > hasil yg diberikan ke bangsa ngga keliatan... > tidak ada perubahan sama sekali dr pemerintahan > sblmnya... > 2 th = 150 jt... > kok spt 'ngigau' di siang bolong... > drpd pemerintah mengeluarkan budget utk mereka > itu...yg dlm kata lain hanya pemborosan uang negara > utk hal yg ngga berguna... > jauh akan lbh baik di berikan kepada rakyat indonesia > yg sgt membutuhkan or memperbaiki taraf kehidupan > mereka... > masih banyak rakyat indonesia yg sgt > membutuhkan..ketibang mereka-mereka ini... > > --- Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kabarnya sih para wakil rakyat tersebut yang minta > > atau mengusulkan > > pesangon tsb ke pemerintah, sehubungan dengan > > jabatan mereka yang cuman 2 > > tahun. > > > > Kalau ini benar, meyedihkan sekali perangai > > wakil-wakil kita semua (para > > rakyat jelata ini) di DPR tsb (termasuk juga DPRD I > > dan II). Memanfaatkan > > kedudukan untuk morotin pemerintah guna kepentingan > > pribadi. > > > > Padahal ada temanku, seniorku, dan orang-orang yang > > bereputasi bagus di > > situ. Ah., menyedihkan. > > > > Salam, > > Budi > > > > At 11:02 PM 6/8/99 +0700, you wrote: > > >Berbicara mengenai anggota DPR, para anggota yang > > >akan lengser sebentar lagi, bisa memperoleh > > >uang pesangon sesuai Keppres sebesar Rp. 150 Juta ! > > >Asyik juga yah, dijaman krismon gini ada bagi2 > > duit...:) > > >Terpilihnya saja melalui Pemilu yang dianggap engga > > sah... > > > > > > > > >Salam, > > >bRidWaN > > > > > > > > > > _ > Do You Yahoo!? > Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com -- Salam, Jaya --> I disapprove of what you say, but I will defend to death your right to say it. - Voltaire \\\|/// \\ - - // ( @ @ ) oOOo-(_)-oOOo--- FNU Brawijaya Dept of Civil Engineering Rensselaer Polytechnic Institute mailto:[EMAIL PROTECTED] Oooo oooO ( ) ( ) ) / \ ( (_/ \_)
Re: [PDI-P tidak selalu = Mega
Saya setuju saja kok dengan Bung Donald. Mengenai lemparan kesalahan kepada presiden memang saat ini merupakan satu satunya cara, karena seperti yang sudah saya singgung sebagaian rakyat belum punya wawasan yang cukup bagaimana cara mengatur negara, termasuk MPR/DPR. Mereka mudah dinina bobokan oleh sang presiden, satu satunya cara untuk membangunkan mereka ya menghantam presidennya dulu baru mereka bangun (MPR/DPR). Saya juga tidak ikut jadi pemilihngeri he..he..kebetulan dinegeri rantau jadinya aman aman aja jadi golput yuni Donald Saluling <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Did we choose mbak Mega sevagai presiden Indonesia atau PDI-Perjuangan sebagai wakil kita di MPR-DPR? Saya rasa manusia2 Indonesia sudah keseringan menyalahkan seorang presiden bila ada kesalahan2 atau kebobrokan dalam negeri. Take a look at yourself, perhatikan itu wakil2 rakyat yang selama 30 tahun lebih cuman bisa jadi yes-man nya babe. Plin plan kiri kanan dan tidak pernah bisa menyetir haluan negara. Ibaratnya presiden kita itu adalah seorang kapten kapal besar ( Titanik juga boleh) yang tidak mungkin bisa menjalankan kapalnya seorang diri saja. Dia harus betul2 dibantu oleh anak buah kapal dan juru kemudi dan lain lain. And plus, harus mematuhi peraturan pemilik kapal tersebut (dalam hal ini Indonesia,) sebab kalau tidak, doi bisa di pecat! Pemilik kapal ini lah yang kita sebut DPR/MPR yang adalah wakil2 rakyat (gue propose to sweep ABRI dari MPR-DPR.) Nah, saudari Yuni, yang berprihatin, mari kita beri Mega kesempatan untuk sementara waktu dan mari kita berikan feedback kepada beliau melalui MPR/DPR yang saat ini seharusnya dalam tahap rebuilding. Presiden bisa kita pecat kalau tidak membuahkan hasil sesuai keinginan kita, ya nggak ? PDI Perjuangan adalah sebuah partai dan tidak dikatakan bahwa PDI Perjuangan adalah pegawai2nya Megawati. Kebetulan Megawati adalah andalan PDI Perjuangan, ya nggak? Voting adalah penyaluran suara hati. Jika anda ragu-ragu, jangan memilih .. sama seperti saya. PEMILU ini belum 100% demokratik sebab masih dibawah pengaruh orde baru (NB: Orde Baru itu bukan hanya menunjuk ke Soeharto) dan satu2nya cara untuk membersihkan Indonesia dari Orde Baru ialah dengan mengadili dan membersihkan negara ini dari antek2 Soeharto yaitu : menteri2 yang cuma tau ngomong dan ber"ken-ken" ria, semua ketua umu MPR/DPR yang nggak becus, meluruskan ABRI kejalan yang benar dan lain lain. PEMILU ini hanyalah secuil dari banyak hal yang harus kita lakukan. Kalau hasil PEMILU kita kali ini bisa merealisasikan hal2 diatas , baru saya salut. :) Selamat berjuang, Donald Saluling Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: Email Caleg DPR dengan Background Sains Matematika Teknologi
In a message dated 6/8/99 2:01:41 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > memangku jabatan saja baru 2 tahun... > hasil yg diberikan ke bangsa ngga keliatan... > tidak ada perubahan sama sekali dr pemerintahan > sblmnya... > 2 th = 150 jt... Jangan lupa ditambah dengan uang saku waktu sidang istimewa tahun lalu, kalau ngga salah ingat sekitar 100 juta atau malah lebih. Ada yg ingat? Alasan yg dipakai juga sama. Tambahan lagi, emangnya setelah itu, 3 tahun kemuka para anggota MPR/DPR setelah mereka kagak perlu digaji? Nih dia nih tipe orang yg suka makan anggaran, makan duit rakyat. Ngakunya wakil rakyat, cuma yg diwakili ya itu tadi duit rakyat aja yg mereka sabet. Gimana kalau usul, karena mereka bilang cuma menjabat 2 tahun dari 5 tahun yg direncanakan semula, gimana uang saku itu dikasih tapi mereka selama 3 tahun sisa ngga boleh ngapa2in lagi, ngendon aja di bui sana. Toh tinggal dibui gratis malah digaji lagihehehehe. Sebel amat sih gue ama tuh badut2 rakyat. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Hasil Perhitungan Suara Sementara PEMILU di LA
Pada jam 2.AM tanggal 8 Juni 1999, telah selesai dilakukan perhitungan suara untuk para pemilih yang datang langsung ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) di KJRI Los Angeles, dengan hasil sebagai berikut (hanya 4 besar): 1. PDIP: 2022 suara 2. PAN: 190 suara 3. Golkar: 113 suara 4. PPP: 33 suara Perhitungan suara melalui pos akan dilakukan hari Sabtu tanggal 12 Juni, 1999 jam 12 siang di di KJRI Los Angeles. Semoga pemilihan umum kali ini dapat memberikan angin cerah bagi demokrasi di Indonesia. Salam, Cortino Sukotjo Anggota PPLN Los Angeles
Re: Email Caleg DPR dengan Background Sains Matematika Teknologi
memangku jabatan saja baru 2 tahun... hasil yg diberikan ke bangsa ngga keliatan... tidak ada perubahan sama sekali dr pemerintahan sblmnya... 2 th = 150 jt... kok spt 'ngigau' di siang bolong... drpd pemerintah mengeluarkan budget utk mereka itu...yg dlm kata lain hanya pemborosan uang negara utk hal yg ngga berguna... jauh akan lbh baik di berikan kepada rakyat indonesia yg sgt membutuhkan or memperbaiki taraf kehidupan mereka... masih banyak rakyat indonesia yg sgt membutuhkan..ketibang mereka-mereka ini... --- Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Kabarnya sih para wakil rakyat tersebut yang minta > atau mengusulkan > pesangon tsb ke pemerintah, sehubungan dengan > jabatan mereka yang cuman 2 > tahun. > > Kalau ini benar, meyedihkan sekali perangai > wakil-wakil kita semua (para > rakyat jelata ini) di DPR tsb (termasuk juga DPRD I > dan II). Memanfaatkan > kedudukan untuk morotin pemerintah guna kepentingan > pribadi. > > Padahal ada temanku, seniorku, dan orang-orang yang > bereputasi bagus di > situ. Ah., menyedihkan. > > Salam, > Budi > > At 11:02 PM 6/8/99 +0700, you wrote: > >Berbicara mengenai anggota DPR, para anggota yang > >akan lengser sebentar lagi, bisa memperoleh > >uang pesangon sesuai Keppres sebesar Rp. 150 Juta ! > >Asyik juga yah, dijaman krismon gini ada bagi2 > duit...:) > >Terpilihnya saja melalui Pemilu yang dianggap engga > sah... > > > > > >Salam, > >bRidWaN > > > > > _ Do You Yahoo!? Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
Re: Email Caleg DPR dengan Background Sains Matematika Teknologi
Kabarnya sih para wakil rakyat tersebut yang minta atau mengusulkan pesangon tsb ke pemerintah, sehubungan dengan jabatan mereka yang cuman 2 tahun. Kalau ini benar, meyedihkan sekali perangai wakil-wakil kita semua (para rakyat jelata ini) di DPR tsb (termasuk juga DPRD I dan II). Memanfaatkan kedudukan untuk morotin pemerintah guna kepentingan pribadi. Padahal ada temanku, seniorku, dan orang-orang yang bereputasi bagus di situ. Ah., menyedihkan. Salam, Budi At 11:02 PM 6/8/99 +0700, you wrote: >Berbicara mengenai anggota DPR, para anggota yang >akan lengser sebentar lagi, bisa memperoleh >uang pesangon sesuai Keppres sebesar Rp. 150 Juta ! >Asyik juga yah, dijaman krismon gini ada bagi2 duit...:) >Terpilihnya saja melalui Pemilu yang dianggap engga sah... > > >Salam, >bRidWaN > >
hasil pemilu
>FYI (bagi yang belum tahu dan berminat), berikut site internet untuk memantau >hasil pemilu 99: > >http://hasilpemilu99.kpu.go.id : >site resmi KPU, sangat komprehensif (sampai-sampai bisa men-cek hasil pemilu di >desa/kota kita masing-masing) >http://www.detik.com >Rangkuman hasil pemilu dari site resmi di atas. Di update setiap kali hasil >pemilu di site di atas berubah. > >berikut cuplikan hasil pemilu untuk DPR pusat di detik.com (lima besar) >(update: 9 Juni 1999, 00:15 WIB) > >PDI Perjuangan777550 >Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)475415 >Partai Golkar 283198 >Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 158168 >Partai Amanat Nasional (PAN) 111511
Re: Email Caleg DPR dengan Background Sains Matematika Teknologi
Mas Nasrul, Kenapa anda nggak masang iklan panggilan di koran saja, sehingga mereka-mereka (caleg yang berlatar belakang science dan teknologi) dapat segera menghubungi anda. Jumlahnya khan ratusan. Selamat mentransfer ideas. Salam, Budi At 07:55 PM 6/8/99 +0700, you wrote: >Rekan-Rekan Yth : >-- > Saya memerlukan email/alamat tinggal caleg DPR dengan background >Sains/Matematika/Teknologi. Dari partai mana? Partai mana saja (tentu saja >partai yang bisa tembus ke gedung DPR). > Saya bermaksud hendak membicarakan masalah reformasi Sains Matematika >Teknologi sambil menyerahkan hasil pengkajian/penganalisaan saya tentang >itu. Apakah melalui internet atau ketemu langsung (sebelum SU MPR 1999). > Sungguh saya sangat perlu nih. > Terima kasih atas bantuannya. > >Salam, > >Nasrullah Idris >
[REUTERS] Indonesia's Wahid says could set up emergency govt
Kecurigaan gue ternyata cukup beralasan. Perhitungan yg amat sangat lambat ini memang patut dicurigain. Dan lagian, kemana tuh bantuan 2 juta dolar yg semula diperuntukan untuk melengkapi peralatan perhitungan suara agar bisa cepat dan dilakukan secara online dari daerah2. Gile bener aja dah kalau sampai disalahgunain lagi. Dana JPS dan KUT udah disalahgunain, eh yg ini naga2nya juga disalahgunain. Gue dukung penuh tindakan Gus Dur yg akan mengambil alih tindakan darurat bila ternyata terlihat gejala2 tidak benar dalam perhitungan suara di pusat. Dari pemilu yg udah2 dulu, dalam 1-2 hari biasanya udah bisa ketahuan diatas 40 juta suara. Eh ini koq paling banter juga baru 1.5 juta padahal total pemilih ada 112 juta. Mau kelar kapan kalau gini caranya? Mau tunggu kerajinan tangan agar dapat memenangkan golkar? Gile bener, udah banyak salah dan bikin rakyat menderita, koq ya ngga tobat2 sih dan ngga kapok2? Apa memang udah addicted untuk nyiksa rakyat terus? Atau mungkin lagi pada sibuk nyelamatin kekayaan2 hasil KKN selama ini karena tahu bakalan kalah? Gue yg makin bingung aja nih melihat situasi yg berkembang. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Indonesia's Wahid says could set up emergency govt JAKARTA, June 8 (Reuters) - Opposition leader Abdurrahman Wahid said on Tuesday he would consider setting up an alternative emergency government if he found counting of votes in Indonesia's historic election had been tampered with. Wahid said he had conveyed this to armed forces commander General Wiranto and another leading opposition figure, Megawati Sukarnoputri. Wahid gave few details about under what circumstances he would take such action or who any emergency government would comprise. It would only be taken if he found the operations of the General Election Commission (KPU), overseeing the vote, were being tampered with by outside forces. "I will take action to set up an emergency government if the KPU is being intervened by outside forces," Wahid told a news conference. "I have reported this to armed forces commander Wiranto and Megawati." Wahid, the figurehead of the opposition Nation Awakening Party (PKB), said he had yet had no reaction from either Wiranto or Megawati. Early results from Monday's poll put the PKB in second place to Megawati's party. But counting has been painfully slow. Wahid said he had heard reports that voting boxes in some areas were being guarded by elite Kopassus troops. "How could that be? Kopassus is untrustworthy," Wahid said. 11:50 06-08-99
Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]
Dear Yuni, Kalaupun memang benar nanti PDI-P yang memenangkan suara di Pemilu ini, selayaknyalah kita bersyukur dan dapat menerimanya dengan lapang dada. Betapapun, ini adalah gambaran dan pilihan bangsa kita secara keseluruhan. Suka atau tidak suka, barangkali lebih baik kita ambil sikap positif. Kalaupun nanti Mega jadi presiden dan banyak pengikutnya menduduki kabinet mendatang kita toh masih bisa melakukan kontrol terhadap hal-hal 'negatif' seperti yang anda perkirakan. Beberapa partai besar akan menempatkan posisi sebagai 'oposan' dan kita-kita serta masyarakat banyak sudah cukup berpengalaman dalam berpolitik terutama dalam dua tahun terakhir ini, sehingga penyimpangan-penyimpangan yang mungkin dilakukan pemerintah baru tsb nantinya bisa dikontrol dan diingatkan. Bukankan ini justru menjadikan suasana yang demokratis dan konstruktif di negara kita? Apapun partai yang menang dalam pemilu ini, akan memperbaiki tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara kita, termasuk bidang ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Yakinlah bahwa kita telah melangkah maju, seperti juga saya meyakininya. Salam, Budi At 10:52 PM 6/7/99 -0700, you wrote: >Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah >ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat >Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang terjadi >sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah >sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh >nama besar seseorang. > >Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah atatu >memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut diseret >kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka memberikan >harapan yang palsu. > >Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan >keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi untuk >membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno. >Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega >mendapat angin. > >Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang >sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (menurut orang PDIP) saha maha besar >Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa jadinya Mega jika Mega bukan >anak Sukarno, mungkinkah dia dengan kemampuannya sekarang ini menjadi >pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang semua rakyatnya buta dan dia >sendiri yang melek..hmitu bisa jadi > >oppss sorry mbak Mega, kritikku keterlaluan, habis anda juga >keterlaluan sih. > >Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak ya > > >Salam hangat Yuni >
Re: Email Caleg DPR dengan Background Sains Matematika Teknologi
Berbicara mengenai anggota DPR, para anggota yang akan lengser sebentar lagi, bisa memperoleh uang pesangon sesuai Keppres sebesar Rp. 150 Juta ! Asyik juga yah, dijaman krismon gini ada bagi2 duit...:) Terpilihnya saja melalui Pemilu yang dianggap engga sah... Salam, bRidWaN At 07:55 PM 6/8/99 +0700, Nasrullah Idris wrote: >Rekan-Rekan Yth : >-- > Saya memerlukan email/alamat tinggal caleg DPR dengan background >Sains/Matematika/Teknologi. Dari partai mana? Partai mana saja (tentu saja >partai yang bisa tembus ke gedung DPR). > Saya bermaksud hendak membicarakan masalah reformasi Sains Matematika >Teknologi sambil menyerahkan hasil pengkajian/penganalisaan saya tentang >itu. Apakah melalui internet atau ketemu langsung (sebelum SU MPR 1999). > Sungguh saya sangat perlu nih. > Terima kasih atas bantuannya. > >Salam, >Nasrullah Idris > >
Re: Hasil Sementara Pemilu
Bung Nas, Saya masih semangat dengan slogan : Asal Jangan ORANG LAMA ...:) Berbicara mengenai Koalisi, saya tetap kuatir akan terjadinya Koalisi Partai besar/kecil dengan Golkar. Oleh sebab itu saya sangat mengharapkan agar Koalisi PDI-P, PKB dan PAN akan dapat meraih suara Mayoritas. Semoga Salam, bRidWaN At 07:12 PM 6/8/99 +0700, Nasrullah Idris wrote: >Hmmm, delapan besar sudah seperti itu ya. Sampai dengan saat ini jika semua >Partai Golkar dan bekas koalisinya (MKGR, MURBA dll) bergabung lagi atau >semua partai Islam berkoalisi lagi (seperti eks PPP di jaman Orba), maka >PDIP akan merosot. Sedangkan PDIP dengan partai banteng tertentu belum bisa >mesra. > >Ada kecenderungan semua partai yang ada akan berkoalisi sesuai azas dan >filsafat masing2 yang mirip (akan terjadi seperti eks Golkar, PPP dan PDI >lagi). Kang Acu tolong matematikanya dimainkan supaya kita tahu berapa >total suara dari ketiga koalisi besar ini. Lebih baik bersimulasi daripada >menebak-nebak. Ada yang optimis terhadap koalisi partai Islam. Adakah >analisis dan ramalan lainnya? Anyone? >== > >Mas Wien ! >Susah juga memprediksi masalah koalisi partai pasca pemilu ini. Soalnya >untuk membentuk koalisi untuk masalah tertentu tidak saja hanya mengandalkan >peta pembagian kursi, tetapi juga berbagai faktor eksternal, termasuk >berbagai demonstrasi/pernyataan, yang akan terjadi menjelang SU-MPR 1999. >Terlebih menyangkut amandemen UUD-1945. Kalau nggak hati-hati ya tidak >mustahil akan muncul gelombang Reformasi >Ronde kedua. > >Oya hari ini saya melihat gelagat orang yang sebelum PEMILU semangat >memperlihatkan sikap anti Status Quo, namun barusan seperti ogah untuk >memperlihatkan sikap itu. Artinya, nggak begitu gamblang lagi. Entah kenapa >ya ? > >Salam, > >Nasrullah Idris > >
Re: Hasil Sementara Pemilu < jam 22.03 WIB >
Ya mungkin bisa jadi. Cuman orang-orang PDI-P yang saat ini juga bekerja di lapangan tidak pada protes, jadi mungkin ada faktor lain. > Gue masih penasaran kenapa suara2 itu ngga segera dihitung > tapi diendepin dulu? Kalau gini caranya bisa2 baru sebulan > bisa kelar dan hasilnya Golkar akan menang berkat hasil > kerajinan tangan. > > Saatnya mahasiswa maju kembali mendesak KPU untuk > segera melakukan penghitungan dengan lebih cepat dan > jujur. > > catatan: > saya tidak sedang mengatakan bahwa KPU telah melakukan > tindakan2 tidak jujur lho tapi tidak juga menutup kemungkinan > hal tersebut. > > > jabat erat, > Irwan Ariston Napitupulu >-- End of excerpt from Irwan Ariston Napitupulu
Re: Hasil Pemilu ?
Bung Pohan, 1. Koalisi tetap diperlukan, karena PDI-P belum tentu akan menang sampai 60%. Yang penting suara Mayoritas harus dapat diraih oleh ke-3 Partai Koalisi. 2. Saya rasa pengelompokan Partai tidak perlu, Partai kecil dengan sendirinya akan rontok. Kemungkinan jumlah Partai paling banyak akan berkisar antara 10 - 15 Partai. 3. PK dan PPP untuk sementara sudah lumayan mengumpulkan suara. ( PK = 31.117 ; PPP = 177.906 ) Kalau mengenai Partai lainnya saya kurang mengetahui kenapa tidak bertaji, tetapi menurut saya basis daripada masanya tidaklah sekuat PDI-P, PKB maupun PAN. Sekian saja komentar dari saya yang notabene orang biasa. Semoga Indonesia Baru akan segera terbentuk, dan dapat terlaksana sebelum bulan November ini. Salam, bRidWaN At 10:58 AM 6/8/99 EDT, Ramadhan Pohan wrote: >In a message dated 6/7/99 6:45:22 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] >writes: > ><< Bung Pohan, > Akhirnya kebenaran akan tiba. > Kita tunggu saja, apakah Koalisi akan merebut > Mayoritas suara ! > >> >Bung Ridwan, bung Dody, bung Pattiwael and Readers >Salam, > >Barusan saya berkomunikasi dengan rekan di kantor saya. Dia mengatakan KPU >lambat sekali, suara yang dihitung baru 4% (nasional). >Selain itu sbb: >- PDI-P menang telak di Surabaya (Disusul PKB, PAN) >- PKB menang di Jatim (Disusul PDI-P dan PAN) >- Terbesar di Indonesia: PDI-P, Golkar, PKB, PPP, PAN > >Yang menjadi pertanyaan: >1. Jika PDI-P menang di atas 60%, apa masih perlu koalisi? Koalisi dengan >siapa? >2. Dari pemilu saat ini, perlukah pengelompokan kembali parpol. >3. Kenapa PK, PPP, Krisna dan partai-partai agama Islam dan Kristen dll belum >bertaji dalam pemilu sekarang? > >salam, >ramadhan pohan >(penyimak pinggiran) > >
Re: Hasil Sementara Pemilu < jam 22.03 WIB >
In a message dated 6/8/99 11:36:20 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Teman, > Dibawah ini hasil sementara Pemilu 1999 jam 22.03 WIB : > > > PDI-P660.619 > Golkar 320.014 > PKB 259.573 > PPP 177.906 > PAN 177.785 > PBB 42.648 > PK31.117 Gue masih penasaran kenapa suara2 itu ngga segera dihitung tapi diendepin dulu? Kalau gini caranya bisa2 baru sebulan bisa kelar dan hasilnya Golkar akan menang berkat hasil kerajinan tangan. Saatnya mahasiswa maju kembali mendesak KPU untuk segera melakukan penghitungan dengan lebih cepat dan jujur. catatan: saya tidak sedang mengatakan bahwa KPU telah melakukan tindakan2 tidak jujur lho tapi tidak juga menutup kemungkinan hal tersebut. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: 5 Besar parpol di Washington DC !
Selamat kepada Pak Rosadi dan rekan yang telah menyelesaikan tugasnya. Saya bisa membayangkan bagaimana capeknya anda. Kebetulan saya juga bertugas di-KPS. Hasil sementara di-Indonesia agak seru, terutama antara PKB dan Golkar, serta antara PAN dan PPP. Untuk sementara (jam 22.03 WIB), Partai Keadilan sudah mengumpulkan 31.117 suara, dan masuk dalam 7 Partai Besar. Perjuangan yang hebat ! Salam, bRidWaN At 07:04 AM 6/8/99 PDT, Mohammad Rosadi wrote: >Assalamualaikum wr.wb > >Berikut informasi urutan 5 besar parpol di Washington DC, berdasarkan hasil >perhitungan suara yang berakhir pukul 03.10 dini hari tadi. Hasil ini belum >termasuk suara yang masuk melalui pos. > >1. PDI-Perjuangan = 400 suara > >2. Partai Amanat Nasional (PAN) = 223 suara > >3. Partai Golongan Karya = 73 suara > >4. Partai Keadilan = 24 suara > >5. Partai Persatuan Pembangunan = 21 suara > > >Selamat buat PDI-Perjuangan yang telah berhasil merebut suara terbanyak >dalam pemilu di Washington DC kali ini. Selamat juga buat bung Samson dan >Pak Djono atas kemenangan partainya. Kapan ni makan-makannya...:-) > >Bagaimana dengan di Indonesia, ada yang bisa kasih informasi lengkap tentang >hasil pemilu disana..., berapa suara yang sudah masuk dan siapa saja urutan >5 besarnya..? Maklum ni, masih capek berat ngurusin pemilu (dari pagi hingga >pagi hari lagi).., jadi masih "buta" soal hasil pemilu di tanah air. > > >Semoga parpol manapun yang menang dalam pemilu kali ini dapat merayakan >kemenangannya dengan sewajarnya, karena masih banyak tugas berat yang harus >dihadapi untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi Indonesia saat ini. >Dan bagi parpol-parpol yang kalah, semoga pula dapat menerima kekalahannya >dengan besar hati dan lapang dada serta tetap dapat menjadi "partner" dan >"oposan" yang baik bagi pemerintah yang akan datang. > >Partai dan keinginan boleh berbeda, namun kerukunan dan persatuan >harus tetap dijaga bersama. > > >Wassalam, >Mohamad Rosadi >Virginia > > > > > > > >__ >Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com > >
Hasil Sementara Pemilu < jam 22.03 WIB >
Teman, Dibawah ini hasil sementara Pemilu 1999 jam 22.03 WIB : PDI-P660.619 Golkar 320.014 PKB 259.573 PPP 177.906 PAN 177.785 PBB 42.648 PK31.117 Salam, bRidWaN
Re: Banteng digencet, makin menyeruduk (AR juga blunder).
hehehehe.Mas Effron bisa aja:)) Kelihatannya hampir semuanya menginginkan begitu kan ? At 08:33 AM 6/8/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote: >Iya setuju, Bung Ridwan. Yang penting BUKAN ORANG LAMA. > >Efron >-Original Message- >From: bRidWaN [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] >Sent: Tuesday, 08 June, 1999 8:26 AM >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: Re: Banteng digencet, makin menyeruduk (AR juga blunder). > >Marilah kita semua mengambil hikmahnya ! >Iya engga, bung Efron ? > >Salam, >bRidWaN >At 08:15 AM 6/8/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote: >>Pagi hari pada hari Pemilu banyak selebaran gelap di lingkungan tempat >>tinggal saya (Ciputat). Isi selebaran itu jelas mendiskreditkan PDIP >>(entah siapa pelakunya). Di perkampungan saya dikenal sebagai basis >>PPP pada pemilu sebelumnya. >> >>Hasil yang didapat justru mencengangkan. PDIP sepertinya tak tertahankan. >>Rata-rata di satu TPS, PDIP meraih setengahnya. Ada satu TPS dengan >>telak PDIP memperoleh suara yaitu 224 disusul PAN dengan 92. Sisanya >>diambil Golkar, PPP, dan PKB. >> >>Saya makin yakin himbauan MUI beberapa waktu lalu justru menjadi >>bumerang bagi partai-partai "Islam". Blunder juga dilakukan Amien >>Rais saat mengomentari komposisi Caleg PDIP. Komentar AR justru >>menurunkan perolehan suara. Mari kita lihat buktinya. >> >>Efron >> >> > >
Daftar Pengutang
Daftar 200 Penghutang Terbesar di Indonesia Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Selasa (01/06/1999) telah mengeluarkan daftar 200 penghutang (debitur) terbesar di Indonesia. 200 Perusahaan tersebut meninggalkan hutang di sejumlah bank, baik itu di Bank Beku Operasi, Bank Take Over, Bank Umum yang masih rekapitalisasi maupun Bank Pemerintah. Ke-200 pemilik perusahaan tersebut telah diminta BPPN untuk merembuk penyelesaian hutang-hutang tersebut. Berikut daftar 200 perusahaan tersebut: 1. Gerak Maju, PT 2. Timor Putra Nasional, PT 3. Inter Pretindo, PT 4. Margabumi Matraraya, PT 5. Chandra Asri, PT 6. Polyprima Karyareksa,PT 7. Banten Jaya Persada, PT 8. Multi Strada Arah Sarana, PT 9. Kiani Kertas, PT 10. Batanghari Perdana, PT 11. Kertas Basuki Rachmat, PT 12. Putra Surya Multidana, PT 13. Nusantara Plywood, PT 14. Putra Surya Perkasa, PT 15. Tuwuh Agung, PT 16. Bentala Lestari, PT 17. Bali Raya, PT 18. Permadani Khatulistiwa Nusantara, PT 19. Cisadane Raya Chemicals, PT 20. Tirtamas Majutama, PT 21. Nusantara Ampera Bakti, PT 22. Bahana Bina Ventura, PT 23. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) 24. Humpuss, PT 25. Humpuss, Inc. 26. Bakrie Investindo, PT 27. Hutama Karya, PT 28. Bahana Investa Argha, PT 29. Pasifik Satelit N, PT 30. Artika Optima Inti, PT 31. Apac Inti Corpora 32. Indobuildco 33. Duta Anggada Realty, PT 34. Bukit Welirang indah, PT 35. Swahdarma Primautama, PT 36. Mitra Laras Serasi, PT 37. Dpk & Perkapalan Kodja Bahari, PT 38. Graha Sarana Pratama, PT 39. Pancasindhu Abadi, PT 40. Staco Graha, PT 41. Budiono Widodo 42. Mulia Intan Lestari, PT 43. Bukit Jonggol Asri, PT 44. Seamless Pipe Indonesia Jaya, PT 45. Satelindo, PT 46. Bunas Finance Indonesia Tbk, PT 47. Pengembangan Pariwisata Lombok, PT 48. Panggung Elektronic Corp., PT 49. Estika Yasakelola, PT 50. Indopac Finance 51. Wahana Perkasa Auto Jaya, PT 52. Datakom Asia, PT 53. Ramasari Surya Persada, PT 54. Riau Prima Energi, PT 55. Pasific International Finance, PT 56. Banigati Betegak, PT 57. Sentra Sintetika Jaya 58. Danamon Finance, PT 59. Bakrie Nirwana Resort, PT 60. Humpuss Terminal P, PT 61. Istaka Karya, PT 62. Marga Nurindo Bhakti, PT 63. Multi Angsana Ganda, PT 64. Aneka Agroprasidha, PT 65. Prabu Budi Mulia, PT 66. Bakrie & Brothers, PT 67. Bahana Pembinaan Usaha Ina. 68. Moeladi, PT 69. Badjradaya Sentranusa, PT 70. Dharma Niaga (persero) PT 71. Riau Andalan Kertas, PT 72. Caterison Sukses, PT 73. Telekomindo Primabhakti, PT 74. Jababeka International, BV 75. Aneka Bumi Prasidha, PT 76. Segitiga Plaza Hotel, PT 77. Metropolitan Land, PT 78. Segitiga Atrium, PT 79. Ometraco Multi Artha, PT 80. Kalimanis Plywood, PT 81. Widya Duta Informindo, PT 82. Asia Cellular Satellite, PT 83. Bhirawa Steel, PT 84. Tirtamas Comexindo, PT 85. Samurindo Swadaya Sejahtera, PT 86. Alfa Goldland Realty, PT 87. Sewu Agro Investama, PT 88. Buanagraha Artha Prima, PT 89. Mas Murni Ind., PT 90. Andatu Lestari Plywood, PT 91. Deemte Sakti International 92. Inti Texturindo Raya, PT 93. Kertas Leces, PT 94. Jindo Kordeco Heavy Ind., PT 95. Sumbermitra Sarana Realtindo, PT 96. ABS Industry Indonesia, PT 97. Internusa Keramik, PT 98. Sipatex Putri Lestari, PT 99. Multikarsa Investama, PT 100. Bekasi Fajar Industrial Estate, PT 101. Sinar Slipi Sjehatera, PT 102. Danareksa, PT 103. Jakarta Cakra Tunggal Steel Mills, PT 104. Dharmala Sakti Sejahtera, PT 105. Bentoel Prima, PT 106. Primawasdana Perkasa Finance, PT 107. Giri Asih Jaya, PT 108. Sragen Abadi Tekstil, PT 109. Dewata Agung Wibawa, PT 110. Giri Asih Indah, PT 111. Surya Citra Televisi Indonesia, PT 112. Inti Karsa Daksa, PT 113. Semen Baturaja, PT 114. Pangaji Mario Refconindo, PT 115. Bukit Sentul Tbk., PT 116. Global Toserco Ltd. 117. Kondowana Safari, PT 118. Inti Keramik Alamasri, PT 119. Authotrans Perkasa Indonesia, PT 120. Fajar Surya Perkasa, PT 121. Sanggraha Dhika, PT 122. Continental Sinar Steel, PT 123. Tensindo Sejati, PT 124. Bumi Angkasa Textile Indonesia, PT 125. Yason Perdana, PT 126. Gemala Industries, PT 127. Bakrie International Finance 128. Interworld Steel Mills Indonesia, PT 129. Risjad Brasali Peroxida, PT 130. Terang Kita, PT 131. Tahta Medan, PT 132. Ika Muda Seafood International, PT 133. Citra Marga Finance BV 134. Palwa Minatama Jaladri, PT 135. Boga Nandini Andrawina, PT 136. Sinn Bualuang Public Company Ltd. 137. Hargas Industries Ind., PT 138. The First National Glassware, PT 139. Gunawan Textindo, PT 140. Kalhold Utama, PT 141. Citra Rapi Hotel, PT 142. Sempati Air, PT 143. Hartono Istana Electronics, PT 144. Kom
Re: Hasil Pemilu ?
In a message dated 6/7/99 6:45:22 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: << Bung Pohan, Akhirnya kebenaran akan tiba. Kita tunggu saja, apakah Koalisi akan merebut Mayoritas suara ! >> Bung Ridwan, bung Dody, bung Pattiwael and Readers Salam, Barusan saya berkomunikasi dengan rekan di kantor saya. Dia mengatakan KPU lambat sekali, suara yang dihitung baru 4% (nasional). Selain itu sbb: - PDI-P menang telak di Surabaya (Disusul PKB, PAN) - PKB menang di Jatim (Disusul PDI-P dan PAN) - Terbesar di Indonesia: PDI-P, Golkar, PKB, PPP, PAN Yang menjadi pertanyaan: 1. Jika PDI-P menang di atas 60%, apa masih perlu koalisi? Koalisi dengan siapa? 2. Dari pemilu saat ini, perlukah pengelompokan kembali parpol. 3. Kenapa PK, PPP, Krisna dan partai-partai agama Islam dan Kristen dll belum bertaji dalam pemilu sekarang? salam, ramadhan pohan (penyimak pinggiran)
5 Besar parpol di Washington DC !
Assalamualaikum wr.wb Berikut informasi urutan 5 besar parpol di Washington DC, berdasarkan hasil perhitungan suara yang berakhir pukul 03.10 dini hari tadi. Hasil ini belum termasuk suara yang masuk melalui pos. 1. PDI-Perjuangan = 400 suara 2. Partai Amanat Nasional (PAN) = 223 suara 3. Partai Golongan Karya = 73 suara 4. Partai Keadilan = 24 suara 5. Partai Persatuan Pembangunan = 21 suara Selamat buat PDI-Perjuangan yang telah berhasil merebut suara terbanyak dalam pemilu di Washington DC kali ini. Selamat juga buat bung Samson dan Pak Djono atas kemenangan partainya. Kapan ni makan-makannya...:-) Bagaimana dengan di Indonesia, ada yang bisa kasih informasi lengkap tentang hasil pemilu disana..., berapa suara yang sudah masuk dan siapa saja urutan 5 besarnya..? Maklum ni, masih capek berat ngurusin pemilu (dari pagi hingga pagi hari lagi).., jadi masih "buta" soal hasil pemilu di tanah air. Semoga parpol manapun yang menang dalam pemilu kali ini dapat merayakan kemenangannya dengan sewajarnya, karena masih banyak tugas berat yang harus dihadapi untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi Indonesia saat ini. Dan bagi parpol-parpol yang kalah, semoga pula dapat menerima kekalahannya dengan besar hati dan lapang dada serta tetap dapat menjadi "partner" dan "oposan" yang baik bagi pemerintah yang akan datang. Partai dan keinginan boleh berbeda, namun kerukunan dan persatuan harus tetap dijaga bersama. Wassalam, Mohamad Rosadi Virginia __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
5 Besar parpol di Washington DC !
Assalamualaikum wr.wb Berikut informasi urutan 5 besar parpol di Washington DC, berdasarkan hasil perhitungan suara yang berakhir pukul 03.10 dini hari tadi. 1. PDI-Perjuangan = 400 suara 2. Partai Amanat Nasional (PAN) = 253 suara 3. Partai Golongan Karya = 73 suara 4. Partai Keadilan = 24 suara 5. Partai Persatuan Pembangunan = 21 suara Selamat buat PDI-Perjuangan yang telah berhasil merebut suara terbanyak dalam pemilu di Washington DC kali ini. Selamat juga buat bung Samson dan Pak Djono atas kemenangan partainya. Kapan ni makan-makannya...:-) Bagaimana dengan di Indonesia, ada yang bisa kasih informasi lengkap tentang hasil pemilu disana..., berapa suara yang sudah masuk dan siapa saja urutan 5 besarnya..? Maklum ni, masih capek berat ngurusin pemilu (dari pagi hingga pagi hari lagi).., jadi masih "buta" soal hasil pemilu di tanah air. Semoga parpol manapun yang menang dalam pemilu kali ini dapat merayakan kemenangannya dengan sewajarnya, karena masih banyak tugas berat yang harus dihadapi untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi Indonesia saat ini. Dan bagi parpol-parpol yang kalah, semoga pula dapat menerima kekalahannya dengan besar hati dan lapang dada serta tetap dapat menjadi "partner" dan "oposan" yang baik bagi pemerintah yang akan datang. Partai dan keinginan boleh berbeda, namun kerukunan dan persatuan harus tetap dijaga bersama. Wassalam, Mohamad Rosadi Virginia __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Email Caleg DPR dengan Background Sains Matematika Teknologi
Rekan-Rekan Yth : -- Saya memerlukan email/alamat tinggal caleg DPR dengan background Sains/Matematika/Teknologi. Dari partai mana? Partai mana saja (tentu saja partai yang bisa tembus ke gedung DPR). Saya bermaksud hendak membicarakan masalah reformasi Sains Matematika Teknologi sambil menyerahkan hasil pengkajian/penganalisaan saya tentang itu. Apakah melalui internet atau ketemu langsung (sebelum SU MPR 1999). Sungguh saya sangat perlu nih. Terima kasih atas bantuannya. Salam, Nasrullah Idris
Re: Hasil Sementara Pemilu
Hmmm, delapan besar sudah seperti itu ya. Sampai dengan saat ini jika semua Partai Golkar dan bekas koalisinya (MKGR, MURBA dll) bergabung lagi atau semua partai Islam berkoalisi lagi (seperti eks PPP di jaman Orba), maka PDIP akan merosot. Sedangkan PDIP dengan partai banteng tertentu belum bisa mesra. Ada kecenderungan semua partai yang ada akan berkoalisi sesuai azas dan filsafat masing2 yang mirip (akan terjadi seperti eks Golkar, PPP dan PDI lagi). Kang Acu tolong matematikanya dimainkan supaya kita tahu berapa total suara dari ketiga koalisi besar ini. Lebih baik bersimulasi daripada menebak-nebak. Ada yang optimis terhadap koalisi partai Islam. Adakah analisis dan ramalan lainnya? Anyone? == Mas Wien ! Susah juga memprediksi masalah koalisi partai pasca pemilu ini. Soalnya untuk membentuk koalisi untuk masalah tertentu tidak saja hanya mengandalkan peta pembagian kursi, tetapi juga berbagai faktor eksternal, termasuk berbagai demonstrasi/pernyataan, yang akan terjadi menjelang SU-MPR 1999. Terlebih menyangkut amandemen UUD-1945. Kalau nggak hati-hati ya tidak mustahil akan muncul gelombang Reformasi Ronde kedua. Oya hari ini saya melihat gelagat orang yang sebelum PEMILU semangat memperlihatkan sikap anti Status Quo, namun barusan seperti ogah untuk memperlihatkan sikap itu. Artinya, nggak begitu gamblang lagi. Entah kenapa ya ? Salam, Nasrullah Idris
PDI-P tidak selalu = Mega (was: Melihat Indonesia di Tangan Mega]
Did we choose mbak Mega sevagai presiden Indonesia atau PDI-Perjuangan sebagai wakil kita di MPR-DPR? Saya rasa manusia2 Indonesia sudah keseringan menyalahkan seorang presiden bila ada kesalahan2 atau kebobrokan dalam negeri. Take a look at yourself, perhatikan itu wakil2 rakyat yang selama 30 tahun lebih cuman bisa jadi yes-man nya babe. Plin plan kiri kanan dan tidak pernah bisa menyetir haluan negara. Ibaratnya presiden kita itu adalah seorang kapten kapal besar ( Titanik juga boleh) yang tidak mungkin bisa menjalankan kapalnya seorang diri saja. Dia harus betul2 dibantu oleh anak buah kapal dan juru kemudi dan lain lain. And plus, harus mematuhi peraturan pemilik kapal tersebut (dalam hal ini Indonesia,) sebab kalau tidak, doi bisa di pecat! Pemilik kapal ini lah yang kita sebut DPR/MPR yang adalah wakil2 rakyat (gue propose to sweep ABRI dari MPR-DPR.) Nah, saudari Yuni, yang berprihatin, mari kita beri Mega kesempatan untuk sementara waktu dan mari kita berikan feedback kepada beliau melalui MPR/DPR yang saat ini seharusnya dalam tahap rebuilding. Presiden bisa kita pecat kalau tidak membuahkan hasil sesuai keinginan kita, ya nggak ? PDI Perjuangan adalah sebuah partai dan tidak dikatakan bahwa PDI Perjuangan adalah pegawai2nya Megawati. Kebetulan Megawati adalah andalan PDI Perjuangan, ya nggak? Voting adalah penyaluran suara hati. Jika anda ragu-ragu, jangan memilih .. sama seperti saya. PEMILU ini belum 100% demokratik sebab masih dibawah pengaruh orde baru (NB: Orde Baru itu bukan hanya menunjuk ke Soeharto) dan satu2nya cara untuk membersihkan Indonesia dari Orde Baru ialah dengan mengadili dan membersihkan negara ini dari antek2 Soeharto yaitu : menteri2 yang cuma tau ngomong dan ber"ken-ken" ria, semua ketua umu MPR/DPR yang nggak becus, meluruskan ABRI kejalan yang benar dan lain lain. PEMILU ini hanyalah secuil dari banyak hal yang harus kita lakukan. Kalau hasil PEMILU kita kali ini bisa merealisasikan hal2 diatas , baru saya salut. :) Selamat berjuang, Donald Saluling
siapa pun yang menang ...
Pemilu telah dilangsungkan Kotak-kotak suara telah diisi Penghitungan pun telah dilakukan di seluruh pelosok negeri kita Saat-saat bersejarah yang mampu mengubah negeri ini mulai bergulir Degup jantung setiap partai (khususnya partai besar) semakin kencang menjelang pelaporan dari masing-masing TPS. Teman-teman saya pikir Pemilu yang telah berlangsung dengan aman dan jurdil (menurut keterangan sejauh ini) merupakan saat yang bersejarah. Menurut sumber yang saya lihat dari website majalah detik disebutkan tiga besar masih dipegang oleh PDI-P, PKB & Golkar namun tidak menutup kans dari partai besar lain seperti PAN, PPP, PK, PBB dll. Satu Hal yang mungkin kita perlu ingat bahwa partai manapun yang menjadi pemenang dalam Pemilu ini kita harus menghargainya. Toh ini adalah hasil dari pesta demokrasi yang kita nikmati bersama. Artinya kita telah dapat menyuarakan suara kita dengan bebas melalui mimbar Pemilu 1999 ini. Ketika ada partai tertentu yang menjadi pemenang dalam Pemilu ini maka kita harus menerima bahwa kenyataan dari rakyat sendiri menginginkan partai tersebut. Sehingga pesan & keinginan hati saya adalah agar kita dapat bersama-sama menerima hasil pemilu & bersama-sama dengan setiap partai yang memenangkan Pemilu ini karena itu partai yang memenangkan Pemilu pada pemilu kali ini adalah partai yang kita pilih sendiri. Terlepas mungkin ada partai dari status quo atau reformis yang menjadi pemenang sepertinya kita harus terima untuk membuka lembaran baru Negara Indonesia yang dapat menghasilkan pemerintah yang bertanggungjawab. Mari bersama-sama membangun Indonesia yang Jaya & Demokratis.. Salam Hormat, Saut A H S [EMAIL PROTECTED] Urban & Regional Planning Bandung Institute of Technology