General Election = Pemilihan Jenderal
How would you translate the term "general election" into Bahasa Indonesia? The answer depends on how you define the word "general". Bagi orang awam -seperti saya-, "general" artinya "umum", jadi "general election" artinya "pemilihan umum" atau pemilu. But how about if you define "general" as "jenderal"? Therefore, "general election" can also be translated as "pemilihan jenderal". Tapi mungkin arti yang kedua inilah sebenarnya yang pantas menggambarkan hasil "pemilu" di Indonesia. Mungkin sebenarnya yang kita harus perhatikan di percarturan politik di Indonesia adalah Jenderal-Jenderal yang mempunyai keahlian politik yang bergaya "Dalang" wayang kulit, yang bisa dan biasa bermain di belakang layar, menurut Time Daily. Kalau JFK Jr. meninggal dalam sebuah tragedy yang mengikuti jejak ayahnya, paman-pamannya, dan tantenya (yang meninggal dalam berbagai tragedies), apakah bukan sesuatu yang mustahil bahwa karir Mega Soekarno Putri juga akan berakhir mengikuti jejak karir ayahnya (yang dijatuhkan oleh kudeta militer ala "Jenderal-Jenderal Dalang" pada tahun 1965)? salam Ali Simplido From Time Daily: In Indonesia, Election Winner Could be a Loser As the vote count proceeds at a glacial pace, the military sounds a warning to politicians Indonesia is famous for its shadow puppetry, and its an art form in which the countrys politicians could be said to excel. A day after the final results from the first democratic elections in three decades were due, only half the votes had been counted -- but its already abundantly clear that the countrys next president will not be chosen by the voters. Frontrunner Megawati Sukarnoputri's Indonesian Democratic Party-Struggle enjoys a solid lead with 36 percent of the vote, but the ruling Golkar party is in second place with 18 percent -- and given a complex electoral system and the strong showing of two opposition Islamic parties who appear unwilling to back a woman for the top job, the former dictator Suhartos handpicked successor, President B. J. Habibie, could still be reelected. "Its hard to pick a winner because the next president will be chosen in backroom negotiations between the parties and other power centers," says TIME correspondent William Dowell. "What is clear, though, is that it will be impossible to govern Indonesia without an agreement that accommodates the views of widely different parties." The student protestors who brought down Suharto wont be happy if Megawati is denied -- and they were out on the streets of Jakarta Tuesday to underline the point. But theyre not the only show in town. Indonesias military, which ordered Suharto to step down to end last years social unrest, has made clear that it wont stand for more political turmoil. "If each political party continues to be headstrong in maintaining its own interests, then there will always be political unrest," armed forces commander General Wiranto told reporters Tuesday. "The solution would be everyones willingness to make sacrifices for... the nation and country." The military hasnt yet indicated which candidate it would prefer to see the politicians accept by way of compromise. But it wouldnt come as a total surprise if they opted for one who didnt actually run in the election -- General Wiranto himself. _ Do You Yahoo!? Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
mencari kost
hallo kawan-kawan permias saya akan sekolah s-2 di SMPA, GWU, DC mulai Agustus ini. Saya buta sama sekali dengan DC dan tidak punya teman disini. APakah ada yang bisa membantu memberi informasi perumahan yang murah buat saya. Saya bersedia juga share. Terima kasih Salam Fuadi --- Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Pertanyaan yang menggelitik soal 'nasionalisme'. Kalau boleh saya menambah pertanyaan, untuk kita-kita yang rakyat biasa ini apa perlu punya 'rasa nasionalisme'? Kalau perlu untuk apa? Bisa membantu negara dalam hal apa (kongkritnya)? Atau kita bisa memperoleh apa dengan nasionalisme tsb? Saya sering mengamati imigran-imigran di US berkaitan dengan rasa nasionalisme ini. Mereka sama sekali tidak memiliki rasa nasionalisme Amerika, tetapi mereka menuruti segala peraturan yang ada di US (yang bayar pajak, lalulintas, dsb.. dsb...), karena kalau melanggar sangsinya jelas dan tegas (artinya, mungkin saja pertamanya mereka terpaksa dan lama kelamaan menjadi kebiasaan). Bahkan mereka ikut berbangga kalau tim-tim olahraga Amerika memenangkan pertandingan internasional, ahli-ahli Amerika mendapat nobel, dan sikap presiden Amerika yang pandai dan simpatik. Mereka sama sekali tidak pernah berpikir tentang nasionalisme, karena mungkin kata ini adalah suatu hal yang tidak perlu diributkan bahkan dipikirkan sekalipun. Sebagai rakyat biasa, asal bisa bekerja dengan layak, mendapat penghasilan, bisa menghidupi diri dan keluarga, bisa hidup dengan aman dan tenang, kelihatannya sudah sangat cukup, dan nggak perlu mikirin apa itu nasionalisme. Kira-kira demikian yang dirasakan dan dilakukan oleh para imigran di US tsb. Kesimpulannya, kenapa kita harus berlomba-lomba menunjukkan kalau punya rasa nasionalisme tinggi, dsb... Untuk apa? Untungnya apa? Bisa menghasilkan apa? Salam, Budi At 01:08 PM 7/26/99 +0700, you wrote: Rekan Yth., Dari waktu kewaktu, kita selalu mendengar kata-kata "Nasionalisme", terutama dari para Pejabat kita. Padahal mungkin mereka (para Pejabat) belum tentu mengerti arti dari kata yang mereka sering ucapkan itu. Atau mungkin lupa. Bagaimana dengan kita sendiri ? Banyak definisi atau pengertian dari kata Nasionalisme ini, dan banyak pula yang mempunyai pengertian yang berbeda. Kalau kita masih ingat perkataan dari Presiden JF Kennedy beberapa waktu yang lalu : "JANGAN TANYA APA YANG NEGARA TELAH BERIKAN KEPADA KITA, TETAPI APA YANG TELAH KITA BERIKAN KEPADA NEGARA" Bisakah perkataan tsb diartikan sebagai perasaan Nasionalisme ? Kalau menurut saya, pengertian Nasionalisme adalah pengertian 'Mendahulukan kepentingan Negara diatas kepentingan Golongan/Pribadi'. Seperti layaknya para Pahlawan kita yang telah berjuang dalam perang Kemerdekaan, mereka telah mendahulukan kepentingan Negara. Sebahagian dari kita yang bekerja ekstra keras untuk mendapat Income yang tinggi sehingga membayar Pajak yang tinggi bisa pula diartikan sebagai Nasionalis. Bukankah Pajak merupakan sumber pemasukan Negara untuk membangun ? Bukan seperti Liem Sioe Lioeng yang telah diberi gelart sebagai Pengusaha Nasionalis oleh Pemerintah pada waktu beliau menjual bisnis nya keperusahaannya di-Singapore. Bagaimana dengan para Pejabat kita sekarang ? Sudahkah mereka mendahulukan kepentingan Negara didalam mengambil keputusan keputusan penting ? Dan apakah mereka berhak men-cap orang lain sebagai anti Nasionalis ? Salam, bRidWaN _ Do You Yahoo!? Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
mencari kost di DC
hallo kawan-kawan permias saya akan sekolah s-2 di SMPA, GWU, DC mulai Agustus ini. Saya buta sama sekali dengan DC dan tidak punya teman disini. APakah ada yang bisa membantu memberi informasi perumahan yang murah buat saya. Saya bersedia juga share. Terima kasih Salam Fuadi _ Do You Yahoo!? Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
Re: General = umum, bukan jendral, contoh : KJRI
pingin nimbrung nih kita tuh secara gak sadar banyak dicekokin istilah militer, (mungkin dulu dipikir supanya dwifungsi memasyarakat ??) KJRI : Konsulat Jendral Republik Indonesia (dilihat secara fakta mungkin bener sih, banyakan jendral kali di dalamnya) tapi harusnya kan Konsulat umum Republik Indonesia Kalau bhs inggrisnya : General Consulate. General di sini kan artinya umum, bukannya jendral misalnya lagi, Sekretaris Jendral, bukannya harusnya sekretaris umum ? Johnson Chandra
Re: Jakarta... 8 cents/min
In a message dated 7/21/99 9:15:48 PM Central Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Kini menelpon ke Jakarta sudah sama dengan menelpon domestic (malah mungkin lebih murah) WorldxChange (long distance carrier company) offers GLOBAL CARD dengan rate menelpon ke Jakarta 8 cents/min. Imagine $20 = 200 menit, $10 =88 menitkini anda sudah bisa mengobrol dgn sepuasnya (connection fee $2.00). Salam kenal Pak Ismail, berita diatas yang dikirim ini sangat membantu kita2 yang menelpon ke Ina. Kalau boleh tanya connection fee itu berlaku utk setiap kali telpon atau berlaku utk 1 kartu (asumsi saya ini adalah calling card, betul tidak Pak Ismail?). Ada masa berlakunya tidak callling card tsb? Saya, Renus Suntareja
Re: Jakarta... 8 cents/min
Saya minta maaf atas email saya ini. Maksud saya tujukan ke email pribadi Pak Ismail tapi yang tersimpan di mail box saya malahan email addressnya permias mailing list. Renus .. Kini menelpon ke Jakarta sudah sama dengan menelpon domestic (malah mungkin lebih murah) WorldxChange (long distance carrier company) offers GLOBAL CARD dengan rate menelpon ke Jakarta 8 cents/min. Imagine $20 = 200 menit, $10 =88 menitkini anda sudah bisa mengobrol dgn sepuasnya (connection fee $2.00). Salam kenal Pak Ismail, berita diatas yang dikirim ini sangat membantu kita2 yang menelpon ke Ina. Kalau boleh tanya connection fee itu berlaku utk setiap kali telpon atau berlaku utk 1 kartu (asumsi saya ini adalah calling card, betul tidak Pak Ismail?). Ada masa berlakunya tidak callling card tsb?
Re: (Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!
Dasar pemikiran saya hanyalah bahwa pelajar sekolah akan melakukan tawuran bila pada waktu mereka berangkat/pulang sekolah bertemu dengan siswa lainnya yang memakai baju " PUTIH ABU-ABU". Coba bayangkan jika mereka ketemu di bioskop, toko buku, toko kue, warung tenda atau mall, jika mereka memakai pakaian bebas, pasti mereka tidak akan bertawuran. Iya kan ? Ide ini muncul setelah saya melihat kurang berhasilnya pihak yg berwenang meredam masalah Tawuran ini. Bahkan terkesan semakin menjadi-jadi. Hampir setiap hari ! Jangan tunggu korabn menjadi lebih banyak lagi. Jangan tunggu samapi adik/kakak/saudar/tetangga kita yang akan menjadi korabn berikutnya. Salam, bRidWaN At 12:39 AM 7/27/99 -0400, Araminta Aristarini wrote: Bukannya engga mendukung biar tawuran perlajar bisa dikurangin ya,.. cuman kalo menghimbau pelajar agar tidak usah memakai baju seragam itu bukannya menimbulkan masalah yang tambah ribet lagi, yaitu banyak siswa-siswi yang malah menggunakan kesempatan itu untuk memamerkan barang2 mereka... Justru dengan itu gap antara yang mampu dan kurang mampu terlihat lebih jelas kan..=) Bisa-bisa malah yang satu sekolah saling palak2an sendiri lagi =p Alasan pelajar memakai baju seragam itu dulu karena agar tidak ada perbedaan diantara mereka ... Salam, Inta bRidWaN [EMAIL PROTECTED] wrote: Bapak/Ibu dan Rekan-Rekan Yth. Tawuran telah terjadi sejak beberapa tahun, dan akhir akhir ini semakin marak saja terjadi di-Jakarta, dan konon telah memakan korban kurang lebih 20 Pelajar dan puluhan Pelajar lainnya luka-luka berat dan ringan. Pihak Pemerintah bukannya tinggal diam dalam menangani hal ini, bahkan ada Tim Penanggulangan Tawuran segala yang terdiri dari orang orang pintar dengan gelar se-abreg. Polisi juga telah melakukan antisipasi, diantaranya menjaga 25 Simpul Rawan Tawuran dan belasan Halte Bis tempat seringnya tawuran. Anggaran konon telah keluar milyaran rupiah. Dan itupun masih dikeluhkan akan kurangnya/minimnya Biaya Operasi. Apakah yang telah mereka lakukan itu effektif ?? Program yang mereka jalankan adalah Temu wicara, Seminar, Rasia senjata tajam dan hal 'klasik' lainnya. Bersama ini saya ingin menghimbau, dan untuk dapat diteruskan kepada pihak yang berwenang, agar segera diambil keputusan : MEMPERBOLEHKAN PELAJAR TIDAK MEMAKAI SERAGAM ! Saya percaya bahwa hal ini paling tidak akan mengurangi kemungkinan adanya Tawuran yang lebih parah lagi. Mereka adalah 'Tunas Bangsa', dan diantara mereka banyak yang bersaudara, bertetangga. Tetapi hanya karena masalah kelompok dan kebanggaan akan sekolah serta turun menurunnya rasa permusuhan sajalah, yang mengakibatkan adanya Twauran-tawuran ini. Semoga himbauan ini akan terdengar oleh Pihak yang berwenang, dan dapat segera ditindak lanjuti. Jangan menunggu sampai Anak/Adik/Kakak/Saudara/ Tetangga kita akan menjadi korban berikutnya. Salam, bRidWaN _ Do You Yahoo!? Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
Re: (Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!
Stop pemakaian seragam sekolah: antisipasi pencegahan tawuran pelajar. Saya pikir ini adalah gagasan yang brilian untuk dilakukan dalam jangka pendek. Selamat buat mas bRidWaN (mainin 'shift' lagi nih..., untuk menghormati yang punya nama) atas idenya. Kalau memang pemerintah mau mengatasi/mencegah tawuran pelajar ini, ide ini relevan untuk diaplikasikan. Lalu diamati selama sebulan, dua bulan, atau beberapa saat apa memang frekuensi tawurannya mereda, tetap, atau bahkan meningkat. Lalu ditindaklanjuti dengan policy lain yang relevan. Apa yang dikhawatirkan neng Inta soal jor-jorannya siswa dalam berbusana bisa saja dieliminasi dengan policy di tiap-tiap sekolah. Salam, Budi bRidWaN wrote: Dasar pemikiran saya hanyalah bahwa pelajar sekolah akan melakukan tawuran bila pada waktu mereka berangkat/pulang sekolah bertemu dengan siswa lainnya yang memakai baju " PUTIH ABU-ABU". Coba bayangkan jika mereka ketemu di bioskop, toko buku, toko kue, warung tenda atau mall, jika mereka memakai pakaian bebas, pasti mereka tidak akan bertawuran. Iya kan ? Ide ini muncul setelah saya melihat kurang berhasilnya pihak yg berwenang meredam masalah Tawuran ini. Bahkan terkesan semakin menjadi-jadi. Hampir setiap hari ! Jangan tunggu korabn menjadi lebih banyak lagi. Jangan tunggu samapi adik/kakak/saudar/tetangga kita yang akan menjadi korabn berikutnya. Salam, bRidWaN
Tolong alamat
Hi... Saya punya saudara yang sedang kuliah di Boston. Namanya Hery. Dulunya dia lulusan NHI di Bandung trus ambil MBA di Boston. Saya pingin kontak dia. Kalau ada di antara milis PERMIAS tahu dia dan tahu alamatnya, tolong saya dikhabari. Salam. Singgih Wibowo di Jakarta [EMAIL PROTECTED]
Re: (Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!
Bukannya engga mendukung biar tawuran perlajar bisa dikurangin ya,.. cuman kalo menghimbau pelajar agar tidak usah memakai baju seragam itu bukannya menimbulkan masalah yang tambah ribet lagi, yaitu banyak siswa-siswi yang malah menggunakan kesempatan itu untuk memamerkan barang2 mereka... saya juga sependapt soal diatas ini. tapi juga khawatir ttg tawuran yg skrg ini semakin sering terjadi diantara siswa antar sekolah. Justru dengan itu gap antara yang mampu dan kurang mampu terlihat lebih jelas kan..=) Bisa-bisa malah yang satu sekolah saling palak2an sendiri lagi =p Alasan pelajar memakai baju seragam itu dulu karena agar tidak ada perbedaan diantara mereka ... Bener. soal palak2an: ini dah sering terjadi kok skrg ini, contoh soal dlm soal sepatu. kalo skrg ini seragam masih dipakai tetapi jarang ada 'pengseragaman' sepatu dikebanyakan sekolah2. disini lha... terjadi 'perbedaan' dr kalangan menengah keatas dan kalangan menengah kebawah. yg akhirnya terjadi kecemburuan sosial dan terjadi palak2an. seingat saya. masalah seragam ini dah dibahas semenjak saya masih SMP, dimana sementara org yg tidak setuju adanya penghapusan seragam. dgn alasan mereka takut kalo bakalan ada 'perang fashion'..alias pamer kekayaan dan timbul masalah yg lebih banyak dan lbh rumit lagi. salam, mirza --- bRidWaN [EMAIL PROTECTED] wrote: Bapak/Ibu dan Rekan-Rekan Yth. Tawuran telah terjadi sejak beberapa tahun, dan akhir akhir ini semakin marak saja terjadi di-Jakarta, dan konon telah memakan korban kurang lebih 20 Pelajar dan puluhan Pelajar lainnya luka-luka berat dan ringan. Pihak Pemerintah bukannya tinggal diam dalam menangani hal ini, bahkan ada Tim Penanggulangan Tawuran segala yang terdiri dari orang orang pintar dengan gelar se-abreg. Polisi juga telah melakukan antisipasi, diantaranya menjaga 25 Simpul Rawan Tawuran dan belasan Halte Bis tempat seringnya tawuran. Anggaran konon telah keluar milyaran rupiah. Dan itupun masih dikeluhkan akan kurangnya/minimnya Biaya Operasi. Apakah yang telah mereka lakukan itu effektif ?? Program yang mereka jalankan adalah Temu wicara, Seminar, Rasia senjata tajam dan hal 'klasik' lainnya. Bersama ini saya ingin menghimbau, dan untuk dapat diteruskan kepada pihak yang berwenang, agar segera diambil keputusan : MEMPERBOLEHKAN PELAJAR TIDAK MEMAKAI SERAGAM ! Saya percaya bahwa hal ini paling tidak akan mengurangi kemungkinan adanya Tawuran yang lebih parah lagi. Mereka adalah 'Tunas Bangsa', dan diantara mereka banyak yang bersaudara, bertetangga. Tetapi hanya karena masalah kelompok dan kebanggaan akan sekolah serta turun menurunnya rasa permusuhan sajalah, yang mengakibatkan adanya Twauran-tawuran ini. Semoga himbauan ini akan terdengar oleh Pihak yang berwenang, dan dapat segera ditindak lanjuti. Jangan menunggu sampai Anak/Adik/Kakak/Saudara/ Tetangga kita akan menjadi korban berikutnya. Salam, bRidWaN _ Do You Yahoo!? Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: (Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!
Ide ini muncul setelah saya melihat kurang berhasilnya pihak yg berwenang meredam masalah Tawuran ini. Bahkan terkesan semakin menjadi-jadi. Hampir setiap hari ! ada cerita aneh ttg aparat keamanan dlm mengatasi tawuran pelajar ini. sewaktu saya masih bersekolah di SMP, ada tawuran antara SMA X dan Y (saya lupa pastinya). pas lagi seru2nya ... polisi yg seharusnya meredam mereka justru lari terbirit2 (kira2 ada 5 org polisi waktu itu) utk melindungi diri mereka... dr SMP sampe SMA, saya tdk melihat keseriusan aparat keamanan dlm hal menangani masalah tawuran ini...penilaian saya ini berdsrkan dr apa yg saya liat dr kejadian yg terjadi disekolah saya dulusemoga skrg dah 'mendingan'... gimana yach... saya liat cara mereka brantem. itu cukup seram sih... ada yg bawa batu bata, garpu dan beberapa senjata tajam lainnya. saya denger skrg ini katanya lbh parah...wauh..jaman saya itu aja menurut saya dah 'seram'..gimana skrg yach... ngga kebayang deh.. kasian dgn pelajar yg bener2 ingin menuntut ilmu... yg kalo naas nya kena 'ciduk'... bener2 menyedihkan salam, mirza At 12:39 AM 7/27/99 -0400, Araminta Aristarini wrote: Bukannya engga mendukung biar tawuran perlajar bisa dikurangin ya,.. cuman kalo menghimbau pelajar agar tidak usah memakai baju seragam itu bukannya menimbulkan masalah yang tambah ribet lagi, yaitu banyak siswa-siswi yang malah menggunakan kesempatan itu untuk memamerkan barang2 mereka... Justru dengan itu gap antara yang mampu dan kurang mampu terlihat lebih jelas kan..=) Bisa-bisa malah yang satu sekolah saling palak2an sendiri lagi =p Alasan pelajar memakai baju seragam itu dulu karena agar tidak ada perbedaan diantara mereka ... Salam, Inta bRidWaN [EMAIL PROTECTED] wrote: Bapak/Ibu dan Rekan-Rekan Yth. Tawuran telah terjadi sejak beberapa tahun, dan akhir akhir ini semakin marak saja terjadi di-Jakarta, dan konon telah memakan korban kurang lebih 20 Pelajar dan puluhan Pelajar lainnya luka-luka berat dan ringan. Pihak Pemerintah bukannya tinggal diam dalam menangani hal ini, bahkan ada Tim Penanggulangan Tawuran segala yang terdiri dari orang orang pintar dengan gelar se-abreg. Polisi juga telah melakukan antisipasi, diantaranya menjaga 25 Simpul Rawan Tawuran dan belasan Halte Bis tempat seringnya tawuran. Anggaran konon telah keluar milyaran rupiah. Dan itupun masih dikeluhkan akan kurangnya/minimnya Biaya Operasi. Apakah yang telah mereka lakukan itu effektif ?? Program yang mereka jalankan adalah Temu wicara, Seminar, Rasia senjata tajam dan hal 'klasik' lainnya. Bersama ini saya ingin menghimbau, dan untuk dapat diteruskan kepada pihak yang berwenang, agar segera diambil keputusan : MEMPERBOLEHKAN PELAJAR TIDAK MEMAKAI SERAGAM ! Saya percaya bahwa hal ini paling tidak akan mengurangi kemungkinan adanya Tawuran yang lebih parah lagi. Mereka adalah 'Tunas Bangsa', dan diantara mereka banyak yang bersaudara, bertetangga. Tetapi hanya karena masalah kelompok dan kebanggaan akan sekolah serta turun menurunnya rasa permusuhan sajalah, yang mengakibatkan adanya Twauran-tawuran ini. Semoga himbauan ini akan terdengar oleh Pihak yang berwenang, dan dapat segera ditindak lanjuti. Jangan menunggu sampai Anak/Adik/Kakak/Saudara/ Tetangga kita akan menjadi korban berikutnya. Salam, bRidWaN _ Do You Yahoo!? Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: (Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!
HeheheheSusah ya menuliskan nama saya ? Saya menghargai komentar Anda Mas Budi, paling tidak anda bisa menangkap ide jangka pendek, yang sangat mudah untuk di-implementasikan segera. Depdikbud tinggal mengeluarkan Surat Keputusan dalam waktu se-hari, dan keesokan harinya sudah dapat dilaksanakan. Tidak seperti sekarang, semua hal-hal 'klasik' seperti Pembinaan Siswa, Pertemuaan antar Osis, Kegiatan Seminar, Pembahasan meningkatkan Kwalitas Sekolah dll, telah dijalankan Pemerintah dg Dana Milyaran rupiah. Ada hasilnya ? Yang terlihat malah semakin maraknya Tawuran pada saat ini. Sekali lagi, Ide ini adalah Ide sederhana, dengan tujuan jangka pendek, yang mungkin juga dijangka panjang-kan apabila dikemudian hari pemerintah belum juga menemukan jalan keluarnya. Jangan menunggu sampai ada korban lebih lanjut. Atau mungkin ada Ide yang lebih baik lagi dari Rekan2, atau dari Tokoh tokoh Pendidikan terkemuka ? Salam, bRidWaN At 12:34 PM 7/27/99 -0700, Budi Haryanto wrote: Stop pemakaian seragam sekolah: antisipasi pencegahan tawuran pelajar. Saya pikir ini adalah gagasan yang brilian untuk dilakukan dalam jangka pendek. Selamat buat mas bRidWaN (mainin 'shift' lagi nih..., untuk menghormati yang punya nama) atas idenya. Kalau memang pemerintah mau mengatasi/mencegah tawuran pelajar ini, ide ini relevan untuk diaplikasikan. Lalu diamati selama sebulan, dua bulan, atau beberapa saat apa memang frekuensi tawurannya mereda, tetap, atau bahkan meningkat. Lalu ditindaklanjuti dengan policy lain yang relevan. Apa yang dikhawatirkan neng Inta soal jor-jorannya siswa dalam berbusana bisa saja dieliminasi dengan policy di tiap-tiap sekolah. Salam, Budi bRidWaN wrote: Dasar pemikiran saya hanyalah bahwa pelajar sekolah akan melakukan tawuran bila pada waktu mereka berangkat/pulang sekolah bertemu dengan siswa lainnya yang memakai baju " PUTIH ABU-ABU". Coba bayangkan jika mereka ketemu di bioskop, toko buku, toko kue, warung tenda atau mall, jika mereka memakai pakaian bebas, pasti mereka tidak akan bertawuran. Iya kan ? Ide ini muncul setelah saya melihat kurang berhasilnya pihak yg berwenang meredam masalah Tawuran ini. Bahkan terkesan semakin menjadi-jadi. Hampir setiap hari ! Jangan tunggu korabn menjadi lebih banyak lagi. Jangan tunggu samapi adik/kakak/saudar/tetangga kita yang akan menjadi korabn berikutnya. Salam, bRidWaN
Re: (Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!
Kalau kena ciduk masih mending deh, tinggal diurus sebentar bisa keluar lagi. Kalau jadi korban ? Sampai Meninggal dengan Konyol ? Kalau mengenai perang fashion, saya rasa itu tergantung pribadi masing-masing, karena seharusnya para Orang Tua yang mendidik dalam hal ini. Pakaian mahal kan karena dibelikan orang tua. Orang Tua yang harusnya tahu, bahwa membelikan pakaian mahal itu sama sekali tidak mendidik. Yang kaya adalah mereka, bukan anaknya. Fortunatelly, Saya justru melihat kecenderungan anak sekarang yang senang berpakaian a'la kadarnya. Kira kira ada usul lain yang bisa mengatasi masalah Tawuran ini ? Kalau mau egois sih gampang, suruh saja anak/adik/saudara kita keluar dari sekolah itu dan pindahin ke luar negeri. Paling engga mereka akan selamat dari masalah Tawuran, meskipun saya maklum akan ada persoalan lainnya. Tetapi pasti tidak masalah tawuran di-jalan ! Salam, bRidWaN At 10:49 PM 7/27/99 GMT, Mirza Raditya wrote: Ide ini muncul setelah saya melihat kurang berhasilnya pihak yg berwenang meredam masalah Tawuran ini. Bahkan terkesan semakin menjadi-jadi. Hampir setiap hari ! - ada cerita aneh ttg aparat keamanan dlm mengatasi tawuran pelajar ini. sewaktu saya masih bersekolah di SMP, ada tawuran antara SMA X dan Y (saya lupa pastinya). pas lagi seru2nya ... polisi yg seharusnya meredam mereka justru lari terbirit2 (kira2 ada 5 org polisi waktu itu) utk melindungi diri mereka, dr SMP sampe SMA, saya tdk melihat keseriusan aparat keamanan dlm hal menangani masalah tawuran ini...penilaian saya ini berdsrkan dr apa yg saya liat dr kejadian yg terjadi disekolah saya dulusemoga skrg dah 'mendingan'... gimana yach... saya liat cara mereka brantem. itu cukup seram sih... ada yg bawa batu bata, garpu dan beberapa senjata tajam lainnya. saya denger skrg ini katanya lbh parah...wauh..jaman saya itu aja menurut saya dah 'seram'..gimana skrg yach... ngga kebayang deh.. kasian dgn pelajar yg bener2 ingin menuntut ilmu... yg kalo naas nya kena 'ciduk'... bener2 menyedihkan salam, mirza At 12:39 AM 7/27/99 -0400, Araminta Aristarini wrote: Bukannya engga mendukung biar tawuran perlajar bisa dikurangin ya,.. cuman kalo menghimbau pelajar agar tidak usah memakai baju seragam itu bukannya menimbulkan masalah yang tambah ribet lagi, yaitu banyak siswa-siswi yang malah menggunakan kesempatan itu untuk memamerkan barang2 mereka... Justru dengan itu gap antara yang mampu dan kurang mampu terlihat lebih jelas kan..=) Bisa-bisa malah yang satu sekolah saling palak2an sendiri lagi =p Alasan pelajar memakai baju seragam itu dulu karena agar tidak ada perbedaan diantara mereka ... Salam, Inta bRidWaN [EMAIL PROTECTED] wrote: Bapak/Ibu dan Rekan-Rekan Yth. Tawuran telah terjadi sejak beberapa tahun, dan akhir akhir ini semakin marak saja terjadi di-Jakarta, dan konon telah memakan korban kurang lebih 20 Pelajar dan puluhan Pelajar lainnya luka-luka berat dan ringan. Pihak Pemerintah bukannya tinggal diam dalam menangani hal ini, bahkan ada Tim Penanggulangan Tawuran segala yang terdiri dari orang orang pintar dengan gelar se-abreg. Polisi juga telah melakukan antisipasi, diantaranya menjaga 25 Simpul Rawan Tawuran dan belasan Halte Bis tempat seringnya tawuran. Anggaran konon telah keluar milyaran rupiah. Dan itupun masih dikeluhkan akan kurangnya/minimnya Biaya Operasi. Apakah yang telah mereka lakukan itu effektif ?? Program yang mereka jalankan adalah Temu wicara, Seminar, Rasia senjata tajam dan hal 'klasik' lainnya. Bersama ini saya ingin menghimbau, dan untuk dapat diteruskan kepada pihak yang berwenang, agar segera diambil keputusan : MEMPERBOLEHKAN PELAJAR TIDAK MEMAKAI SERAGAM ! Saya percaya bahwa hal ini paling tidak akan mengurangi kemungkinan adanya Tawuran yang lebih parah lagi. Mereka adalah 'Tunas Bangsa', dan diantara mereka banyak yang bersaudara, bertetangga. Tetapi hanya karena masalah kelompok dan kebanggaan akan sekolah serta turun menurunnya rasa permusuhan sajalah, yang mengakibatkan adanya Twauran-tawuran ini. Semoga himbauan ini akan terdengar oleh Pihak yang berwenang, dan dapat segera ditindak lanjuti. Jangan menunggu sampai Anak/Adik/Kakak/Saudara/ Tetangga kita akan menjadi korban berikutnya. Salam, bRidWaN
Re: NASIONALISME INDONESIA ?
menanggapi bung bRidWaN dan bung Budi. rasanya saya setuju dengan definisi nasionalisme yang bung ridwan.. bRidWaN wrote: Sebahagian dari kita yang bekerja ekstra keras untuk mendapat Income yang tinggi sehingga membayar Pajak yang tinggi bisa pula diartikan sebagai Nasionalis. Bukankah Pajak merupakan sumber pemasukan Negara untuk membangun ? arez..: Berarti, jika sesorang yang telah bekerja ekstra keras dan berincome tinggi, namun "berkelit" agar pajaknya rendah atau kalau bisa tidak bayar, dapat diartikan orang yang tidak nasionalis??? dan nyatanya ... cukup banyak orang yang berusaha utk itu ! bRidWaN wrote: Bagaimana dengan para Pejabat kita sekarang ? Sudahkah mereka mendahulukan kepentingan Negara didalam mengambil keputusan keputusan penting ? arez... : barangkali slogan dan ajakan nasionalis itu lebih sering diungkapkan oleh birokrat dibandingkan dengan profesional yang lain, namun justru mereka pula yang lebih sering menggunakan slogan itu utk "menutupi" perbuatan yang mementingkan kepentingan pribadi/golongan... bung budisoal apa perlunya rakyat kecil berjiwa nasionalis... kalo rakyat kecil yang tinggal di pedesaan misalnya. dengan semangat gotong royong yang masih kuat kadar nasionalisnya masih lebih baik dibanding masyarakat yang tinggal kota besar yang condong bersifat individualistis.namun beda dengan individualistisnya di negara maju, dimana betul-2 menghargai hak-hak orang lain). masyarakat perkotaan (tertentu) mementingkan kepentingan pribadi, tanpa menghiraukan lingkungan sekitar, bahkan tidak jarang "menggasak" kepentingan orang lain utk kepentingan diri sendiri dari situ jelas.. jiwa nasionalis masih diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini. bisa membantu negara dalam hal: Jika penduduk indonesia memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, memahami hak dan kewajibannya, (sehingga tidak menggasak hak orang lain), tidak mementingkan kepentingan diri sendiri/golongan.. anda bisa bayangkan... spt apa negara kita tercinta inii.. hehhehhehehehe, kalo nyatanya emang belom bisa.. ya udah bayangin aja. salam arez.
Re: General = umum, bukan jendral, contoh : KJRI
Saya tak melihat ini sebagai pencekokan. Penerjemahan "jenderal" adalah jika kita menyerapnya dari pola MD ke pola MD juga. Seperti halnya pangkat. Contoh: Major General = Mayor Jenderal bukan Jenderal Mayor Brigadier General = Brigadir Jenderal bukan Jenderal Brigadir Nama-nama lembaga pun selaras. Directorate General (bukan General Directorate) = Direktorat Jenderal Consulate General (bukan General Consulate) = Konsulat Jenderal Lain halnya: General Assembly yang diterjemahkan "Majelis umum" karena polanya memang dibalik. Istilah-istilah ini sendiri sebenarnya pengaruh dari bahasa Perancis. Contoh: FIFA yang berarti Federation International de Football Association. Jika dilihat dari struktur bahasa Inggris mestinya IFFA yakni International Federation of Football Association. Jadi di sini bukan soal salah-benar tapi kesepakatan yang sudah mentradisi. Jika mau mengoreksi silakan saja. Wassalam, Efron -Original Message- From: Johnson Chandra [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, 27 July, 1999 17:28 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: General = umum, bukan jendral, contoh : KJRI pingin nimbrung nih kita tuh secara gak sadar banyak dicekokin istilah militer, (mungkin dulu dipikir supanya dwifungsi memasyarakat ??) KJRI : Konsulat Jendral Republik Indonesia (dilihat secara fakta mungkin bener sih, banyakan jendral kali di dalamnya) tapi harusnya kan Konsulat umum Republik Indonesia Kalau bhs inggrisnya : General Consulate. General di sini kan artinya umum, bukannya jendral misalnya lagi, Sekretaris Jendral, bukannya harusnya sekretaris umum ? Johnson Chandra
Re: NASIONALISME INDONESIA ?
Salam Permias Begitu asyiknya rekan-rekan berdiskusi,Tak kuat juga daku ingin bergabung!! :-) Saya disini tidak berusaha memihak kepada siapapun tetapi apa yang Mas Budi lontarkan itu baru saya dengar dan mungkin itu cukup original!! Cukup terpesona juga diri saya sehingga ide mas Budi ini menjadi pikiran terus :-). Sehingga saya memikirkan lebih lanjut (No offense). Apakah nanti hasil-hasil KNSP99 dapat kita terapkan lebih lanjut ke negara kita, jika kita menyama ratakan kepentingan hukum dengan faktor yang lain (maaf jika saya salah), karena faktor hukum inilah yang menjadi tolak utama segala hal dalam perkembangan suatu negara. Seperti telah kami lakukan di Jakarta membuat seminar2 tentang pembangunan dan perkembangan bangsa tetapi karena kami sedikit menyinggung otak pengaturan pergerakannya (Hukum) maka hasil yang kami dapat hanyalah sebuah buku yang hanya memperbanyak perpustakaan universitas kami. Salam sukses buat KNSP99. Rizwan Rizal Ps: Ini hanya pemikiran dan sama sekali belum pernah dilaksanakan oleh saya sehingga kekurangan adalah sebagian dari pemikiran ini. From: arezdaps [EMAIL PROTECTED] bRidWaN wrote: Sebahagian dari kita yang bekerja ekstra keras untuk mendapat Income yang tinggi sehingga membayar Pajak yang tinggi bisa pula diartikan sebagai Nasionalis. Bukankah Pajak merupakan sumber pemasukan Negara untuk membangun ? arez..: Berarti, jika sesorang yang telah bekerja ekstra keras dan berincome tinggi, namun "berkelit" agar pajaknya rendah atau kalau bisa tidak bayar, dapat diartikan orang yang tidak nasionalis??? dan nyatanya ... cukup banyak orang yang berusaha utk itu ! bRidWaN wrote: Bagaimana dengan para Pejabat kita sekarang ? Sudahkah mereka mendahulukan kepentingan Negara didalam mengambil keputusan keputusan penting ? arez... : barangkali slogan dan ajakan nasionalis itu lebih sering diungkapkan oleh birokrat dibandingkan dengan profesional yang lain, namun justru mereka pula yang lebih sering menggunakan slogan itu utk "menutupi" perbuatan yang mementingkan kepentingan pribadi/golongan... bung budisoal apa perlunya rakyat kecil berjiwa nasionalis... kalo rakyat kecil yang tinggal di pedesaan misalnya. dengan semangat gotong royong yang masih kuat kadar nasionalisnya masih lebih baik dibanding masyarakat yang tinggal kota besar yang condong bersifat individualistis.namun beda dengan individualistisnya di negara maju, dimana betul-2 menghargai hak-hak orang lain). masyarakat perkotaan (tertentu) mementingkan kepentingan pribadi, tanpa menghiraukan lingkungan sekitar, bahkan tidak jarang "menggasak" kepentingan orang lain utk kepentingan diri sendiri dari situ jelas.. jiwa nasionalis masih diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini. bisa membantu negara dalam hal: Jika penduduk indonesia memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, memahami hak dan kewajibannya, (sehingga tidak menggasak hak orang lain), tidak mementingkan kepentingan diri sendiri/golongan.. anda bisa bayangkan... spt apa negara kita tercinta inii.. hehhehhehehehe, kalo nyatanya emang belom bisa.. ya udah bayangin aja. salam arez. __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: NASIONALISME INDONESIA ?
Terima kasih atas masukannya. Itulah sebabnya saya menulis masalah ini, karena saya merasa bahwa masalah "NASIONALISME" ini harus kembali di-sosialisasi-kan. Terutama kepada Pemerintahan yang baru nanti, dan juga kepada kita-kita Salam, bRidWaN At 10:30 AM 7/28/99 +0700, arezdaps wrote: menanggapi bung bRidWaN dan bung Budi. rasanya saya setuju dengan definisi nasionalisme yang bung ridwan.. bRidWaN wrote: Sebahagian dari kita yang bekerja ekstra keras untuk mendapat Income yang tinggi sehingga membayar Pajak yang tinggi bisa pula diartikan sebagai Nasionalis. Bukankah Pajak merupakan sumber pemasukan Negara untuk membangun ? arez..: Berarti, jika sesorang yang telah bekerja ekstra keras dan berincome tinggi, namun "berkelit" agar pajaknya rendah atau kalau bisa tidak bayar, dapat diartikan orang yang tidak nasionalis??? dan nyatanya ... cukup banyak orang yang berusaha utk itu ! bRidWaN wrote: Bagaimana dengan para Pejabat kita sekarang ? Sudahkah mereka mendahulukan kepentingan Negara didalam mengambil keputusan keputusan penting ? arez... : barangkali slogan dan ajakan nasionalis itu lebih sering diungkapkan oleh birokrat dibandingkan dengan profesional yang lain, namun justru mereka pula yang lebih sering menggunakan slogan itu utk "menutupi" perbuatan yang mementingkan kepentingan pribadi/golongan... bung budisoal apa perlunya rakyat kecil berjiwa nasionalis... kalo rakyat kecil yang tinggal di pedesaan misalnya. dengan semangat gotong royong yang masih kuat kadar nasionalisnya masih lebih baik dibanding masyarakat yang tinggal kota besar yang condong bersifat individualistis.namun beda dengan individualistisnya di negara maju, dimana betul-2 menghargai hak-hak orang lain). masyarakat perkotaan (tertentu) mementingkan kepentingan pribadi, tanpa menghiraukan lingkungan sekitar, bahkan tidak jarang "menggasak" kepentingan orang lain utk kepentingan diri sendiri dari situ jelas.. jiwa nasionalis masih diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini. bisa membantu negara dalam hal: Jika penduduk indonesia memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, memahami hak dan kewajibannya, (sehingga tidak menggasak hak orang lain), tidak mementingkan kepentingan diri sendiri/golongan.. anda bisa bayangkan.. spt apa negara kita tercinta inii.. hehhehhehehehe, kalo nyatanya emang belom bisa.. ya udah bayangin aja. salam arez.