Reengineering Di Sektor Hukum

2000-04-10 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Senin, 10/4/2000 16:02 WIB

Termasuk 5 Ketua PN DKI
70% Hakim DKI Digusur ke Daerah

Depkumdang membuat gebrakan. Sekitar 70% hakim di Jakarta, karena
diduga tidak beres akan dimutasikan ke daerah. Termasuk 5 Ketua PN
se-DKI Jaya. Sebaliknya hakim daerah yang bersih akan ditarik ke Jakarta.

... dst. di detik.com



Re: Elementary ... my dear Watson!

2000-04-10 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Yang lain kepanjangan dan nggak signifikan isinya.

Yang di bawah ini, bagaimana kalau anda sediakan tiketnya? Sekarang bulan
April bung, susah cari temen buat ke DC. Kalau anda punya waktu, anda bisa
juga berangkat ke DC dan menanyakan atas nama saya. Mau? Silakan lho

Yang saya tulis adalah kebenaran kok. Memang fraksi PKB sudah menulis
persetujuan untuk mencabut TAP tsb? Coba saja kalau para petingginya punya
nyali untuk kehilangan suara:) Paling Mathori aja yg kemarin nggak sadar
efeknya. Kenapa nggak sadar? Mungkin anggota KBA,
mungkin pula silau dg so called "wacana politik" dari Mahaguru
Gus Durno. Saya tidak percaya dengan pembelaan tentang wacana-wacana ini.

Buat yg memandang istilah Mahaguru Gs Durno adalah jorok (terutama buat
Budi), silakan baca lagi kisah Mahabarata. Tidak ada yg jorok
karena setiap tokoh mempunyai dua sisi tak terkecuali Mahaguru Durno. Untuk
saat ini perilaku Gus Dur yg disanjung-sanjung walaupun sering terpeleset
mirip sanjungan Kurawa dan Pandawa kepada sang mahaguru. Kalau anda belum
sampai ke pemikiran ini, shut up lalu baca. Saya nggak pintar, tetapi tidak
perlu kepintaran untuk membaca saja sih:)

Semua analogi saya dari dulu bukan sekedar serapah. Saya lihat
Moko rajin mencatat setiap istilah yg saya buat. Tampilkan di
sini nanti saya sampaikan reasoningnya. Itu kalau anda nggak malu kok nggak
tahu 'opo wijine'.


Anjasmara

---
From: Moko Darjatmoko [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Elementary ... my dear Watson!
Date: Sun, 9 Apr 2000 19:02:52 -0500

Itu semua memang cuma 'teori' atau persisnya harapan saya. Tetapi
teori ini bisa di-test (don't take my words for it, try it yourself):
Apakah si Brawijaya besok berani ngomong apa yang ditulisnya ini
didepan orangnya sendiri - face-to-face, mano-a-mano? (pasti banyak
yang pergi dari Troy ke pertemuan si KBRI Wasington, jadi bisa ngajak
carpooling):

   Mathori lagi? Si Plin-plan penjilat kelas satu itu?
   Nih, Mathori dengan mengatasnamakan PKB langsung meng-iya-kan waktu
   Gus Durno mempunyai ide pencabut TAP MPRS itu. Setelah itu baru
   kebingungan dengan reaksi masyarakat, dan akhirnya fraksi dari PKB
   di MPR-pun ambil jalan aman diam saja. Cuma dari sini kita bisa
   tahu bagaimana tipe-tipe Mathori ini yaitu tipe Kiss Boss' Ass.

   Anjas


--
Moko/

  "He that never changes his opinions, never corrects his mistakes,
  and will never be wiser on the morrow than he is today."
-- Tryon Edwards

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Serem nian (Gandhi inside)

2000-04-10 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Serem nian (Gandhi inside)
Date: Mon, 10 Apr 2000 00:15:57 EDT

In a message dated 4/8/00 7:37:54 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Saya sangat menganjurkan agar Irwan merenungkan 100 kali lebih banyak
dari
   orang lain. Silakan dibaca terutama baris pertama, yaitu tentang
history.

Irwan:
Pak Jaya, saya tadinya mau coba merenung sampai lebih dari
100 kali seperti yang anda sarankan. Tapi, baru sekitar 10 kali,
saya sudah menemukan beberapa hal seperti berikut ini:
1.Kalau memang PKI seperti anda katakan dulunya sering
membuat kelakukan buruk maupun hal yang tidak benar,
pada akhirnya walau pun kelihatannya mereka punya pengaruh
atau pun kekuatan yang sulit dibendung atau dipatahkan, toh
pada akhirnya, pada saat yang tepat, mereka akan gagal, akan
jatuh, tidak akan berhasil bertahan selamanya. Karenanya, saya
kembali berpikir. Kalau memang kita percaya dengan apa yang
dikatakan Gandhi tentang sejarah, lalu, apa alasan kita menjadi
takut dengan kekuatan komunis sampai2 perlu membuat
TAP MPRS XXV 1966 dan terus mempertahankannya. Padahal
khan seperti juga anda bilang di atas, sejarah selalu menunjukkan
bahwa apa yg seperti komunis itu lakukan tidak akan pernah berhasil
bertahan. Mudah2an anda sekarang bisa melihat sisi terang dari
apa yang disampaikan Gandhi. Karenanya, jangan lagi anda tidak
punya percaya diri, tidak yakin dengan kekuatan sendiri, sampai2
ketakutan menghadapi komunis dan perlu berlindung dibalik
TAP MPRS XXV 1966.

Again anda again sudah saya tulis berkali-kali. Sadarkah anda berapa ribu
jiwa melayang karena perbuatan PKI? Bagaimana kegaduhan politik terjadi
dengan berbagai move PKI? Kalau anda masih belum tahu mengapa move-move PKI
sangat tidak sehat, silakan trace back ke 'root'-nya. Itu semua simply
disebabkan ajarannya yg menggariskan hal itu. Untuk itulah saya berkali-kali
menyarankan untuk melihat site-site komunisme itu.

Soal Gandhi. Gandhi adalah sosok super humanis dengan pemikiran yg ideal.
Pemikiran yg terlalu ideal berubah menjadi utopia. Itulah sebabnya ajarannya
tak pernah terlaksana dan Indiapun tidak pernah berusaha ke arah itu.

2.Kemudian juga saya terlintas tentang kekuatan ORBA. Seperti
kita ketahui, jaman ORBA banyak kejahatan2 yg terjadi. Banyak
ketidakbenaran tumbuh subur. Keserakahan, kebengisan, pembantaian,
dan hal2 buruk lainnya melengkapi daftar kejahatan ORBA.
Saya yakin, banyak rekan2 disini yang dulunya tidak pernah terpikirkan
sama sekali pemimpin ORBA yang sudah bertahta puluhan tahun
akhirnya bisa diturunkan dengan cara seperti yang sudah kita
lihat dan dengar sendiri. The way of truth and love has always won.
Think of it, ALWAYS!
 Karenanya, kita tidak perlu membuat TAP MPR yang baru yang
 memuat larangan terhadap ajaran ORBA, memuat larangan
 terhadap Pancasila yang dulunya menjadi andalan ORBA
 dalam mempertahankan kekuasaannya.

Nah, di sinilah anda salah total. Anda selalu memandang rendah "cost" dari
pembiaran sistem yg bobrok. Kalau kita harus menunggu setiap 30 tahun sekali
agar sistem yg bobrok habis siklusnya, Indonesia tidak akan pergi
kemana-mana dari status saat ini. Mengapa ORBA tidak perlu dilarang? Lho,
ORBA tidak punya ideologi tersendiri. Korban dari pemerintahan ORBA adalah
korban dari pemerintahan militerisme. Kalau anda mau memandang jumlah korban
dari pemerintahan ORBA masih jauh lebih kecil dari huru-hara yg disebabkan
PKI. Kalau anda mau memandang kerugian materi, pemerintahan ORBA secara riil
tidak separah pemerintahan ORLA. Dengan alasan inilah rakyat juga tidak
bereaksi sebagaimana reaksi terhadap PKI. Bagaimanapun juga, ORBA bukan
sesuatu yg dapat diperbandingkan dengan PKI sih. PKI mewakili komunisme,
lalu ORBA mewakili apa? Pancasilaisme?

3.Sebenarnya, sudah lama saya mengetahui atau tepatnya mencurigai
bahwa sosok Jeffrey Anjasmara sama dengan sosok FNU Brawijaya.
Saya punya keyakinan, bila memang Jeffrey Anjasmara adalah
FNU Brawijaya, maka cepat atau lambat hal tersebut akan terungkap.
Baik karena kepleset jari atau pun hal lain. Ada pepatah mengatakan,
setinggi-tinginya tupai melompat, jatuhnya kepelimbahan juga.
Oops...maksud saya, air cucuran atap akhirnya jatuh juga.
Aduh...gimana sih nih pepatahnya. Ya, begitulah kira2. Yang penting
rekan2 disini bisa menangkap poinnya.

Saya punya alasan tersendiri untuk itu. Sebetulnya cuma sekedar mau ganti
account supaya email sekolah tidak tercampuri. Tapi entah kenapa nggak
pernah berhasil masuk ke hotmail dengan nama saya. Lama kelamaan merasa lucu
saja kok nggak ada yg kenal. Padahal dari pola tulisan kan sama. Ada yg
sudah tahu dan mengirim email pribadi untuk mengeceknya sejak sebulan
pertama, makanya saya agak geli kalau Moko baru tahu sebulan yg lalu dan
bergaya 

Rencana ke DC.

2000-04-10 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

Saya dan dua rekan akan berangkat ke DC untuk
acara sore nanti. Bisakah diinformasikan saya bisa
kumpul2 dimana untuk bertemu dengan rekan2 DC
dan dari state lain sebelum acara dimulai?

Terima kasih sebelumnya.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Rencana ke DC.

2000-04-10 Terurut Topik Ramadhan Pohan

In a message dated 4/10/00 8:50:16 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Saya dan dua rekan akan berangkat ke DC untuk
 acara sore nanti. Bisakah diinformasikan saya bisa
 kumpul2 dimana untuk bertemu dengan rekan2 DC
 dan dari state lain sebelum acara dimulai?

 Terima kasih sebelumnya.

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu
  

Biasanya mahasiswa senang "mampir" ke ruangan Pak Mahendra di KBRI. Sebaiknya
hubungi aja dulu beliau, dan ketemu di sana.

Selain itu juga perlu dikonfirmasi lagi ke Permias DC, janjian gitu. Jadi
biar lebih meriah, gitu. Moko, Anda ikutan juga nggak?

salam,
rp



Re: Rencana ke DC.

2000-04-10 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/10/00 10:53:54 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Biasanya mahasiswa senang "mampir" ke ruangan Pak Mahendra di KBRI.
Sebaiknya
  hubungi aja dulu beliau, dan ketemu di sana.

  Selain itu juga perlu dikonfirmasi lagi ke Permias DC, janjian gitu. Jadi
  biar lebih meriah, gitu. Moko, Anda ikutan juga nggak?



Ada nomor2 telpon yg bisa dihubungi di sana?
Bisa lewat japri saja.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Reengineering Di Sektor Hukum

2000-04-10 Terurut Topik Faransyah Jaya

nanti udah bersih2 di daerahnya
pas jadi hakim dijakarta jadi kotor.
di jakarta kan godaannya gede banget.

faran

Date: Mon, 10 Apr 2000 14:12:32 GMT
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
From: Iwan Harsono [EMAIL PROTECTED]
Subject:  Re: Reengineering Di Sektor Hukum
To: [EMAIL PROTECTED]

 Ursprüngliche Nachricht 

Am 10.04.00, 09:49:10, schrieb Yusuf-Wibisono [EMAIL PROTECTED] zum
Thema Reengineering Di Sektor Hukum:


 Senin, 10/4/2000 16:02 WIB

 Termasuk 5 Ketua PN DKI
 70% Hakim DKI Digusur ke Daerah

 Depkumdang membuat gebrakan. Sekitar 70% hakim di Jakarta, karena
 diduga tidak beres akan dimutasikan ke daerah. Termasuk 5 Ketua PN
 se-DKI Jaya. Sebaliknya hakim daerah yang bersih akan ditarik ke
Jakarta.

 ... dst. di detik.com

Justru langkah² spt ini yg membingungkan saya. Apakah dg mutasi ini
penegakan hukum di indonesia jadi lebih baik? Saya sendiri ragu dg
langkah² spt ini. Apakah ini akan mengurangi hal² yg tidak beres di
pengadilan² negeri diseluruh indonesia.
Sebaiknya mereka (hakim² yg „tidak beres“ tsb) diproses secara hukum
yg benar, dan bila terbukti bersalah langsung dipecat atau
dipensiunkan atau apalah. Pokoknya langsung ditarik dari peredaraan
istilahnya. Istilahnya yg benar nggak tau persis.
Pada intinya, spt yg diungkapkan sdr ariston di milis ini, adalah
pelaksanaan hukum yg konsukuen. Kalau ini saja belum terlaksana, mau
direengineeringlah atau diapakanlah, tetap saja problem yg ada tidak
akan terselesaikan.

Salam,

Iwan Harsono





Happy New Millenium from the staff at DCEmail.com
http://www.dcemail.com -  FREE Email for the Community



Re: Serem nian (Gandhi inside)

2000-04-10 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/10/00 8:17:14 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

Jaya:
Saya sangat menganjurkan agar Irwan merenungkan 100 kali lebih banyak
  dari
 orang lain. Silakan dibaca terutama baris pertama, yaitu tentang
  history.

  Irwan:
  Pak Jaya, saya tadinya mau coba merenung sampai lebih dari
  100 kali seperti yang anda sarankan. Tapi, baru sekitar 10 kali,
  saya sudah menemukan beberapa hal seperti berikut ini:
  1.Kalau memang PKI seperti anda katakan dulunya sering
---dihapus

Jaya:
  Again anda again sudah saya tulis berkali-kali. Sadarkah anda berapa ribu
  jiwa melayang karena perbuatan PKI? Bagaimana kegaduhan politik terjadi
  dengan berbagai move PKI? Kalau anda masih belum tahu mengapa move-move PKI
  sangat tidak sehat, silakan trace back ke 'root'-nya. Itu semua simply
  disebabkan ajarannya yg menggariskan hal itu. Untuk itulah saya
berkali-kali
  menyarankan untuk melihat site-site komunisme itu.

Irwan:
Lho, anda ini gimana sih Pak Jaya? Anda sendiri yg menyarankan
saya untuk memperhatikan betul ucapan Gandhi khususnya
kalimat pertama. Dan anda bahkan menyarankan saya untuk
merenunginya 100x lebih banyak.
Saya kutipkan lagi saja kalimat pertama dari ucapannya yg
saya kutipkan beberapa lalu:
"When I despair, I remember that all through history, the
way of truth and love has always won."
Nah, sangat jelas sekali bukan bahwa tidak perlu kita memiliki
ketakutan terhadap PKI, walau bagaimana pun sejarah yang
pernah mereka lakukan karena sejarah telah membuktikan
bahwa the way of truth and love has always won.

Saya jadi ngga habis pikir dengan cara pikir anda yg lompat2
ngga keruan, kesana kemari, menclok di tempat yang suka dan
mau saja tanpa memperhatikan apakah hal tersebut telah
menimbulkan inconsistency dalam berpikir logika maupun
bersikap atau tidak. Mudah2an anda sadari ini.

Jaya:
  Soal Gandhi. Gandhi adalah sosok super humanis dengan pemikiran yg ideal.
  Pemikiran yg terlalu ideal berubah menjadi utopia. Itulah sebabnya
ajarannya
  tak pernah terlaksana dan Indiapun tidak pernah berusaha ke arah itu.

Irwan:
Saya tidak tahu apakah anda mau mengabaikan perjuangan
Gandhi untuk memperoleh kemerdekaan India dari Inggris.
Anda bisa lihat dari sejarah, India toh akhirnya memperoleh
kemerdekaan dari Inggris.

Irwan:
  2.Kemudian juga saya terlintas tentang kekuatan ORBA. Seperti
dihapus

Jaya:
  Nah, di sinilah anda salah total. Anda selalu memandang rendah "cost" dari
  pembiaran sistem yg bobrok. Kalau kita harus menunggu setiap 30 tahun
sekali
  agar sistem yg bobrok habis siklusnya, Indonesia tidak akan pergi
  kemana-mana dari status saat ini. Mengapa ORBA tidak perlu dilarang? Lho,
  ORBA tidak punya ideologi tersendiri. Korban dari pemerintahan ORBA adalah
  korban dari pemerintahan militerisme. Kalau anda mau memandang jumlah
korban
  dari pemerintahan ORBA masih jauh lebih kecil dari huru-hara yg disebabkan
  PKI. Kalau anda mau memandang kerugian materi, pemerintahan ORBA secara
riil
  tidak separah pemerintahan ORLA. Dengan alasan inilah rakyat juga tidak
  bereaksi sebagaimana reaksi terhadap PKI. Bagaimanapun juga, ORBA bukan
  sesuatu yg dapat diperbandingkan dengan PKI sih. PKI mewakili komunisme,
  lalu ORBA mewakili apa? Pancasilaisme?

Irwan:
Coba sebutkan ke saya peristiwa2 jaman sebelum ORBA yg bisa
melebihi:
1.Pembantaian sekitar 1 atau 2 juta orang yg dituduh komunis pada
   awal pemerintahan ORBA.
2.Pembantaian atas 500 ribu orang Timtim sekitar tahun 1975-1977.

Saya kasih contoh dua saja dari banyak kasus yang dilakukan ORBA
dalam hal pembataianm, belum termasuk proses pembodohan
bangsa selama 32 tahun, korupsi duit rakyat, dan lain2.
Saya harap anda tidak mutar2 dan juga tidak lari dari fakta.

Saya setuju dengan anda bahwa ORBA memang tidak dapat
dibandingkan dengan PKI karena bagi saya berdasarkan
sejarah yg saya ketahui, ORBA jauh lebih jahat dari PKI.

ORBA memanfaatkan agama untuk mempertahankan kekuasaan.
Terkadang malah sering mengadu antar pemeluk agama.
ORBA mensakralkan Pancasila dan membuatnya menjadi
tiket untuk menghabisi setiap orang yang tidak sepaham
dengan pemerintah.


Irwan:
  3.Sebenarnya, sudah lama saya mengetahui atau tepatnya mencurigai
---dihapus

Jaya:
  Saya punya alasan tersendiri untuk itu. Sebetulnya cuma sekedar mau ganti
  account supaya email sekolah tidak tercampuri. Tapi entah kenapa nggak
  pernah berhasil masuk ke hotmail dengan nama saya. Lama kelamaan merasa
lucu
  saja kok nggak ada yg kenal. Padahal dari pola tulisan kan sama. Ada yg
  sudah tahu dan mengirim email pribadi untuk mengeceknya sejak sebulan
  pertama, makanya saya agak geli kalau Moko baru tahu sebulan yg lalu dan
  bergaya (sorry...). Saya mau ubah ke [EMAIL PROTECTED] untuk menyimpan
  arsip yg sudah masuk ke anjasmara@hotmail saja tidak berhasil tuh.

Irwan:
Saya sebenarnya ngga mau terlalu ambil pusing soal ini.
Tapi dari pengakuan anda di atas, saya melihat anda tidak
jantan mengakui apa yg telah anda 

The U.N. INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS

2000-04-10 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

http://www.hrweb.org/legal/cpr.html

Silahkan dilihat alamat di atas.
Ada 53 pasal.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Mhs. Indonesia di Belanda

2000-04-10 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Permisi,
ada yang punya kenalan mahasiswa Indonesia di Belanda
nggak? Kalau punya e-mailnya, boleh minta tolong beri
tahu saya via jalur pribadi.
Thanks sebelumnya.
Salam,

Priyo Pujiwasono
[EMAIL PROTECTED]

__
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.
http://im.yahoo.com



Republika: Tabayun dalam Eforia Kebebasan Pers

2000-04-10 Terurut Topik Arya Indrathama

Tabayun dalam Eforia Kebebasan Pers


Ahmad M Sewang
Asdir II/Dosen PPS IAIN Alauddin Makassar

Tabayun adalah kata yang diintrodusir Alquran untuk bersikap kritis terhadap
berbagai informasi. Tabayun dapat diartikan sebagai klarifikasi tentang
kebenaran sebuah pemberitaan. Sikap ini diperlukan dalam menghadapi
kesimpangsiuran informasi sebagai dampak sampingan dari reformasi. Era
reformasi membawa bangsa Indonesia melewati tonggak sejarah baru, dari
keseragaman kepada keragaman atau dari keterbelengguan dalam satu pendapat
kepada beragam pandangan.

Reformasi membuat orang menderita penyakit baru berupa eforia kebebasan.
Siapa saja memiliki kebebasan berpendapat tentang apa saja, mulai dari rakyat
biasa sampai kepada kepala negara. Terkadang pendapat itu dikemas secara
berlebihan dalam bentuk isu-isu yang bersifat provokatif, sehingga bisa
mendorong seseorang bertindak destruktif.

Sebagai tindakan preventif dalam mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita
inginkan dari dampak suatu berita, Alquran mengajar sikap tabayun, seperti
tersebut dalam QS al-Hujurat (49): 6, ''Hai orang-orang yang beriman, jika
datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka ber-tabayun-lah, agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu.''

Ayat tersebut turun sebagai reaksi terhadap berita bohong yang dibawa oleh
al-Walid ibn Ukbah ibn Abi Mu'it. Pada suatu hari Rasulullah SAW mengutus
al-Walid memungut zakat kepada Bani Mustalaq yang telah masuk Islam. Al-Walid
tidak berhasil dalam misinya itu, ia kembali ke Madinah dengan memberikan
laporan palsu kepada Nabi, ''Saya tidak berhasil memungut zakat karena Bani
Mustalaq telah murtad dari Islam,'' lapor al-Walid.

Mendengar laporan itu Rasulullah SAW mengutus Khalid ibn Walid bersama
beberapa orang sahabat untuk melakukan tabayun. Kedatangan Khalid dan
rombongan di Bani Mustalaq dilakukan secara rahasia. Mereka melakukan
penyamaran untuk mendapatkan informasi akurat. Ternyata warga Bani Mustalaq
yang mereka saksikan berbeda dengan apa yang dilaporkan oleh al-Walid. Bani
Mustalaq menjalankan Islam dengan baik, melaksanakan shalat tepat waktu.
Khalid pun segera melaporkan tentang hasil temuannya kepada Nabi di Madinah.
Maka turunlah ayat di atas yang mengingatkan, ''Hendaknya bersikat kritis
terhadap berita yang datang dari seorang fasik.'' Sikap kritis itu diperlukan
untuk menghindari fitnah yang akhirnya akan menimbulkan penyesalan di
kemudian hari sebagai dampak dari informasi yang salah.

Metode Alquran untuk melakukan tabayun pada setiap informasi yang diterima
adalah sangat relevan untuk dipraktekkan di zaman informasi sekarang ini.
Sebab, informasi yang diterima melalui media massa sudah tidak lagi
menggambarkan realitas sebenarnya, melainkan realitas buatan. PBB yang
digambarkan media massa Barat sebagai pusat demokrasi dunia, ternyata
sebaliknya. Lembaga dunia ini memang menjadi tumpuan dan harapan seluruh umat
manusia. Dari gedung PBB-lah diharapkan hembusan angin segar demokrasi.
Tetapi, berbeda dengan kenyataan, PBB-lah yang mengajarkan kediktatoran.
Sepanjang negara-negara besar masih memiliki hak veto, jangan harap
nilai-nilai demokrasi akan muncul dari dalam gedung PBB itu.

Israel yang mencaplok tanah Arab digambarkan media massa Barat sebagai cara
untuk mencapai perdamaian, sehinggan terkenal ungkapan, ''Tanah untuk
perdamaian''. Tetapi, gerakan intifada Palestina yang berjuang membebaskan
tanah air mereka disebut Amerika dan sekutunya sebagai teroris. Media massa
Barat sudah tidak lagi menampilkan realitas yang sesungguhnya. Ini juga
terjadi ketika Pemilu di Al-Jazair dimenangkan oleh al-Jabhah al-Islamiyah li
al-Inqas (Front Keselamatan Islam) secara demokratis. Kemenangan tersebut
dikudeta oleh Angkatan Bersenjata al-Jazair. Amerika dan pers Barat yang
dianggap sebagai pendukung demokrasi justru tidak bereaksi, malah sebaliknya
mendukung kudeta itu dengan alasan sebagai penyelamatan demokrasi dari kaum
fundamentalis. Karena itu, demokrasi Amerika adalah demokrasi 'menurut
keinginannya', atau sebagai cermin dari demokrasi double standar Amerika
Serikat yang selama ini dipraktekkan. Demokrasi semacam ini menurut bahasa
agama disebut demokrasi munafik.

Masih segar dalam ingatan kita, peristiwa huru-hara Mei 1998 yang menyebabkan
lengsernya Presiden Soeharto. Media elektronik dan media persuratkabaran
membuat opini seakan-akan banyak pemerkosaan yang dilakukan oleh pemuda
Muslim kepada warga keturunan. Opini ini sangat berpengaruh dan berulang kali
disiarkan oleh CNN dan internet. Berita pemerkosaan itu sengaja diekspos
untuk mendiskreditkan umat Islam. Kenyataannya, sampai saat ini kasus
pemerkosaan itu tidak bisa dibuktikan. Gambar-gambar pemerkosaan yang
ditayangkan di internat adalah tidak lebih dari gambar-gambar rekaan yang
diambil dari peristiwa yang sudah terjadi sebelum peristiwa Mei 1998.

Berbeda ketika umat Islam dikejar-kejar di Kupang, sampai ada keluarga 

Ajakan 'Jeffrey'

2000-04-10 Terurut Topik Marianus DATUBARA

Salam PERMIAS,

"Saya masih menyimpan daftar orang yg menempatkan diri sebagai musuh, dan
saya akan selalu melihatnya demikian juga. Mari kita bermusuhan baik di
dunia cyber maupun di darat." ('Jeffrey Anjasmara' alias Jaya alias FNU
Brawijaya alias Eyang Troy -via japri-, 9 April 2000).

Ini adalah kutipan dari 'surat ancaman' mas Jaya yang disampaikan lewat
jalur pribadi kepada saya, dan jujur saja, sebenarnya hal ini tidak ingin
saya lakukan, tapi demi kekuatan hukum suatu saat kelak nanti (andaikan
tiba2 saja saya 'diciduk' ala militer jaman ORBA -red), maka saya merasa
perlu menyebarkan kutipan ini, paling tidak, kalau saya tiba2 menghilang,
silahkan cari tahu keberadaan saya kepada mas Jaya, siapa tau dia tahu
dimana dia 'umpetin' saya...;))

Mas Jaya, cara-cara yang seperti anda lakukan kepada saya jelas2 tidak
berlaku dalam kamus saya, karena tidak pernah ada dalam catatan Dharma
Datubara pernah takut terhadap 'Jeffrey Anjasmara' alias Jaya alias FNU
Brawijaya alias Eyang Troy. Catat itu ya.

Namun, berbeda seperti anda yang mempunyai daftar musuh (busyet dech, mas
udah kayak militer aja anda ini..emangnya perang, dude..hehehe..), saya
hanya memiliki kumpulan tulisan2 anda, baik sewaktu memakai nama 'Jeffrey
Anjasmara' ataupun way back dengan nama FNU Brawijaya. Dan seandainya ada
waktu luang bagi saya, kumpulan tulisan itu akan saya 'kliping' dan kelak
suatu saat akan sangat berguna bagi 'masa depan' saya. Percayalah.

Akhir kata, sampai saat ini saya tidak pernah menganggap anda sebagai
musuh saya, kebetulan saja, lewat PERMIAS kita hampir selalu berbeda
pendapat dan itu sah-sah saja bukan. Sebagai informasi, saya dan rekan
Dharma Pohan van Houston, TX, juga hampir selalu berbeda pendapat dalam
PERMIAS, tapi hubungan silaturahmi kami tetap berjalan dengan baik. So,
mampukah anda mengalahkan sikap benci dan dendam anda -kalau ada lho-
dengan semangat kasih sayang sebagaimana diajarkan oleh Tuhan Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang?


Teriring salam dan doa,
M. Dharma Datubara
[EMAIL PROTECTED]
ps: mas Jaya, biarpun terlambat, saya mengucapkan Selamat Menempuh Hidup
Baru (sudah menikah rupanya ya?) dan semoga, Tuhan Yang Maha Kuasa
senantiasa melimpahkan berkat dan rahmatNya kepada anda berdua. Amin.



Re: Mhs. Indonesia di Belanda

2000-04-10 Terurut Topik Ramadhan Pohan

In a message dated 4/10/00 12:21:12 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Permisi,
 ada yang punya kenalan mahasiswa Indonesia di Belanda
 nggak? Kalau punya e-mailnya, boleh minta tolong beri
 tahu saya via jalur pribadi.
 Thanks sebelumnya.
 Salam,

 Priyo Pujiwasono
 [EMAIL PROTECTED]
  
Kalau bukan mahasiswa, mau? Umurnya jelang 60.

salam,
rp



Re: Elementary ... my dear Watson!

2000-04-10 Terurut Topik Moko Darjatmoko

On 4/10/00, Jeffrey Anjasmara wrote:

| Yang di bawah ini, bagaimana kalau anda sediakan tiketnya?

It would be a waste of $


| Buat yg memandang istilah Mahaguru Gs Durno adalah jorok (terutama
| buat Budi), silakan baca lagi kisah Mahabarata. Tidak ada yg jorok
| karena setiap tokoh mempunyai dua sisi tak terkecuali Mahaguru Durno.
| Untuk saat ini perilaku Gus Dur yg disanjung-sanjung walaupun sering
| terpeleset mirip sanjungan Kurawa dan Pandawa kepada sang mahaguru.
| Kalau anda belum sampai ke pemikiran ini, shut up lalu baca. Saya nggak
| pintar, tetapi tidak perlu kepintaran untuk membaca saja sih:)
|
| Semua analogi saya dari dulu bukan sekedar serapah. Saya lihat
| Moko rajin mencatat setiap istilah yg saya buat. Tampilkan di
| sini nanti saya sampaikan reasoningnya. Itu kalau anda nggak malu kok
| nggak tahu 'opo wijine'.

Jaya, Jaya, Jaya ... atau Anjasmara ... mau sembunyi kemana lagi? Lha
sekarang kok malah mencoba "berlindung" dibalik cerita wayang. Kalau
mau "insult the intelligence" dari sidang pembaca Permias Net ini
mbok ya kira-kira. Apa dianggap anggota list ini nggak bisa baca
konteksnya, atau seakan semua orang itu "buta wayang" sama sekali (on
the contary, a number of people I know are very articulate in the
subject of wayang and javanese lores). Bisa saja dibuat seribu
"penjelasan" sesudah peristiwa terjadi, untuk mengurangi kadar
joroknya, tetapi konteks dimana kata-kata tersebut dipakai tokh tidak
bisa menipu. Apakah labeling komunis, atheis itu memang rutin dipakai
dalam dunia pewayangan? Demikian juga, apakah ada orang --dengan
intelegensia normal-normal saja-- bisa salah mengerti kalimat dibawah
ini sebagai "sanjungan" kepada Gus Dur

"Wahai  mahaguru Dur-jana, siapakah engkau? Ulamakah?
 Ataukah seorang komunis tulen berbulu Islam?" (Anjasmara/Jaya)

Dalam paribasan Jawa kuno --yang sudah jarang terdengar dalam
pegelaran wayang jaman sekarang-- pembelaan yang Anda lakukan ini
disebut "ambalithuk kukum" - artinya melanggar hukum/peraturan dengan
belagak pilon, pura-pura bego tidak tahu aturan, atau tidak tahu malu.

Semakin saya renungkan, mungkin ada benarnya juga kalau ada yang
mengusulkan bantuan seorang professional. Bukan tidak mungkin ini
memang problem Multiple Personality Disorder (MPD) --sekarang sudah
diganti nama dengan Dissociative Identity Disorder (DID*)-- dimana
dominant personality yang muncul adalah Anjasmara. So please, Mr.
Anjasmara, would you call out Mr Brawijaya, or tell him this message?
He may be the only hope to get out from this mess.

[* yang tertarik pada masalah DID, Anda bisa mencari informasi yang
lebih komprehensip di Sidran Foundation (www.sidran.org) atau
International Society for the Study of Dissociation: (www.issd.org) ]

Tulisan saya ini merupakan yang terakhir dalam thread ini (I have
much better things to do). Seandainya yang telah saya tulis ada
gunanya, jadi semacam obat [walau kadang terasa pahit] saya akan
sangat senang - send me feedback, japri saja. Kalaupun tidak, well
... some cases are just incurable -- as my doctor always says. Kalau
ada yang merasa tersinggung ... maapin deh, tetapi ini bukan apologi
dalam artian, apa yang saya tulis adalah sesuatu yang sudah saya
pertimbangkan masak-masak. Sesuatu yang perlu --dan akan saya ulangi
lagi dalam situasi yang sama-- untuk diungkapkan; so that we may all,
as a community, learn from it.

Akhirnya saya akan tutup dengan pitutur Jawa kuno, tetapi masih
sangat relevan dengan tatacara ber-mailing-list-ria di jaman
cyberspace ini: "ajining salira saka wicara." Ujar-ujar supaya
manusia itu hati-hati, penuh pertimbangan dalam menggunakan mulut
(kata-kata) nya. Ini begitu penting terutama buat mereka yang sering
omong atau nulis di net, supaya tidak mengalami nasib seperti
"dhalang kambrukan panggung" - yang mengibaratkan orang yang
mengalami kesulitan atau kesengsaraan sebagai akibat dari kata-kata
yang diucapkannya.

'nuf said,
tanceb kayon.

Moko/


Nawung krida, kang menangi jaman gemblung, iya jaman edan,
ewuh aya kang pambudi, yen meluwa  edan yekti nora tahan.
Yen tan melu, anglakoni wus tartamtu, boya keduman,
melik kaling donya iki, satemahe kaliren wekasane.
  -- R. Ng. 
Ranggawarsita

  [ Terjemahan bebas (kalau ada yang lebih baik, please...):

Untuk dibuktikan, yang mengalami jaman gila, jaman edan,
sulit untuk mengambil sikap, apabila ikut edan tidak tahan.
Apabila tidak ikut menjalani, sudah pasti tidak kebagian,
memiliki harta dunia, sehingga pada akhirnya kelaparan. ]



Seminar Indonesia, UCLA

2000-04-10 Terurut Topik Cortino Sukotjo
  

Date: Mon, 10 Apr 2000 09:15:33 -0700 From: [EMAIL PROTECTED] (Center for Southeast Asian Studies) Subject: Indonesia Colloquium Wednesday, April 12 X-Sender: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] X-Mailer: QUALCOMM Windows Eudora Pro Version 4.2.0.58  UCLA Center for Southeast Asian Studies Colloquium Series  Wednesday, April 12, 12 noon 11377 Bunche Hall Professor Donald K. Emmerson, University of Wisconsin, Madison ìIs Indonesia Obsolete?î  Lunch will be provided. ___ UCLA Center for Southeast Asian Studies  Anthony Reid, Director  Barbara Gaerlan, Assistant Director  11364 Bunche Hall  On Campus Mailcode: 148703  Off Campus Mailing Address: Box 951487, Los Angeles, CA 90095-1487 Telephone: 310-206-9163nbsp;nbsp; Fax: 310-206-3555  Website: http://www.isop.ucla.edu/cseas  eudora="autourl">http://www.isop.ucla.edu/cseas  

Re: Serem nian (Gandhi inside)

2000-04-10 Terurut Topik Nasrullah Idris

MAHATMA GANDHI : bukan senjata yang membawa keberhasilan Nabi Muhammad dalam
menyampaikan syiar Islam, tapi penguasaan atas perilaku, keteguhan memenuhi
janji, dan kemampuan melayani ummat. Selain itu, karena keperwiraannya dalam
menghadapi ummat dan keyakinannya menyebarkan ajaran Tuhan.

Salam,



Nasrullah Idris
--
Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi
http://bdg.centrin.net.id/~acu


-Original Message-
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Monday, April 10, 2000 22:50
Subject: Re: Serem nian (Gandhi inside)


In a message dated 4/10/00 8:17:14 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:



Re: Ajakan 'Jeffrey'

2000-04-10 Terurut Topik Nasrullah Idris

From: Marianus DATUBARA [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Monday, April 10, 2000 23:58
Subject: Ajakan 'Jeffrey'


Dan seandainya ada waktu luang bagi saya, kumpulan tulisan itu akan saya
'kliping' dan kelak suatu saat akan sangat berguna bagi 'masa depan' saya.
Percayalah.
==
Lae Datubara
Tulisan saya dikumpulkan juga nggak tuh?
Siapa tahu kelak akan bermanfaat.
Yaitu ketika Lae sudah tua lalu membaca surat saya.
Ketika membaca itu ... lalu terbayanglah saat2 indah berkomunikasi antara
Lae dengan saya melalui internet.
Saat-saat di mana saya mentokohkan Lae dalam cerita sebagai cucu sayang
nenek.
Saat saat di mana Lae mencandai saya dengan kata : "BE
HA"
Nah... ketika itulah hati Lae terenyuh. Seakan-akan ingin membalik jarum
jam.
Tetapi sayang tidak bisa.
Maka tidak terhindarkan lagi : bergulirlah air mata di pipi Lae.

Salam,


Nasrullah Idris
--
Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi
http://bdg.centrin.net.id/~acu



Re: Reengineering Di Sektor Hukum (vs otonomi daerah)

2000-04-10 Terurut Topik Budi Haryanto

Rekan-rekan yth.,

Menurut saya, tindakan ini menjadikan semangat ber-otonomi daerah
menjadi tercemari. Karena, setelah mencermati berbagai seminar dan
tulisan tentang otonomi daerah, yang paling diperlukan untuk
desentralisasi adalah sumber daya manusia (SDM) dan uang. Nah, kalau
daerah yang sedang giat-giatnya memperseiapkan desentralisasi terus
dikirimi oleh 'pusat' SDM yang 'brengsek', apalah jadinya daerah-daerah
itu nanti.

Seyogyanyalah daerah dikirimi SDM yang jago-jago, jujur dan potensial,
sehingga persiapan dan jalannya desentralisasi bisa dipercepat dan
mendekatkan sistem pengawasan di tingkat daerah.

Pola pikir membuang 'rongsokan' ke daerah ini harus dirubah dan
dihilangkan. Kalau 'rongsokan' ini nggak kepakai lagi di Jakarta, ya di
'Bandar-gebang'kan sajalah

Salam,
Budi

Yusuf-Wibisono wrote:

 Senin, 10/4/2000 16:02 WIB

 Termasuk 5 Ketua PN DKI
 70% Hakim DKI Digusur ke Daerah

 Depkumdang membuat gebrakan. Sekitar 70% hakim di Jakarta, karena
 diduga tidak beres akan dimutasikan ke daerah. Termasuk 5 Ketua PN
 se-DKI Jaya. Sebaliknya hakim daerah yang bersih akan ditarik ke Jakarta.

 ... dst. di detik.com