Reengineering Di Sektor Hukum
Senin, 10/4/2000 16:02 WIB Termasuk 5 Ketua PN DKI 70% Hakim DKI Digusur ke Daerah Depkumdang membuat gebrakan. Sekitar 70% hakim di Jakarta, karena diduga tidak beres akan dimutasikan ke daerah. Termasuk 5 Ketua PN se-DKI Jaya. Sebaliknya hakim daerah yang bersih akan ditarik ke Jakarta. ... dst. di detik.com
Re: Elementary ... my dear Watson!
Yang lain kepanjangan dan nggak signifikan isinya. Yang di bawah ini, bagaimana kalau anda sediakan tiketnya? Sekarang bulan April bung, susah cari temen buat ke DC. Kalau anda punya waktu, anda bisa juga berangkat ke DC dan menanyakan atas nama saya. Mau? Silakan lho Yang saya tulis adalah kebenaran kok. Memang fraksi PKB sudah menulis persetujuan untuk mencabut TAP tsb? Coba saja kalau para petingginya punya nyali untuk kehilangan suara:) Paling Mathori aja yg kemarin nggak sadar efeknya. Kenapa nggak sadar? Mungkin anggota KBA, mungkin pula silau dg so called "wacana politik" dari Mahaguru Gus Durno. Saya tidak percaya dengan pembelaan tentang wacana-wacana ini. Buat yg memandang istilah Mahaguru Gs Durno adalah jorok (terutama buat Budi), silakan baca lagi kisah Mahabarata. Tidak ada yg jorok karena setiap tokoh mempunyai dua sisi tak terkecuali Mahaguru Durno. Untuk saat ini perilaku Gus Dur yg disanjung-sanjung walaupun sering terpeleset mirip sanjungan Kurawa dan Pandawa kepada sang mahaguru. Kalau anda belum sampai ke pemikiran ini, shut up lalu baca. Saya nggak pintar, tetapi tidak perlu kepintaran untuk membaca saja sih:) Semua analogi saya dari dulu bukan sekedar serapah. Saya lihat Moko rajin mencatat setiap istilah yg saya buat. Tampilkan di sini nanti saya sampaikan reasoningnya. Itu kalau anda nggak malu kok nggak tahu 'opo wijine'. Anjasmara --- From: Moko Darjatmoko [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Elementary ... my dear Watson! Date: Sun, 9 Apr 2000 19:02:52 -0500 Itu semua memang cuma 'teori' atau persisnya harapan saya. Tetapi teori ini bisa di-test (don't take my words for it, try it yourself): Apakah si Brawijaya besok berani ngomong apa yang ditulisnya ini didepan orangnya sendiri - face-to-face, mano-a-mano? (pasti banyak yang pergi dari Troy ke pertemuan si KBRI Wasington, jadi bisa ngajak carpooling): Mathori lagi? Si Plin-plan penjilat kelas satu itu? Nih, Mathori dengan mengatasnamakan PKB langsung meng-iya-kan waktu Gus Durno mempunyai ide pencabut TAP MPRS itu. Setelah itu baru kebingungan dengan reaksi masyarakat, dan akhirnya fraksi dari PKB di MPR-pun ambil jalan aman diam saja. Cuma dari sini kita bisa tahu bagaimana tipe-tipe Mathori ini yaitu tipe Kiss Boss' Ass. Anjas -- Moko/ "He that never changes his opinions, never corrects his mistakes, and will never be wiser on the morrow than he is today." -- Tryon Edwards __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Serem nian (Gandhi inside)
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Serem nian (Gandhi inside) Date: Mon, 10 Apr 2000 00:15:57 EDT In a message dated 4/8/00 7:37:54 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Saya sangat menganjurkan agar Irwan merenungkan 100 kali lebih banyak dari orang lain. Silakan dibaca terutama baris pertama, yaitu tentang history. Irwan: Pak Jaya, saya tadinya mau coba merenung sampai lebih dari 100 kali seperti yang anda sarankan. Tapi, baru sekitar 10 kali, saya sudah menemukan beberapa hal seperti berikut ini: 1.Kalau memang PKI seperti anda katakan dulunya sering membuat kelakukan buruk maupun hal yang tidak benar, pada akhirnya walau pun kelihatannya mereka punya pengaruh atau pun kekuatan yang sulit dibendung atau dipatahkan, toh pada akhirnya, pada saat yang tepat, mereka akan gagal, akan jatuh, tidak akan berhasil bertahan selamanya. Karenanya, saya kembali berpikir. Kalau memang kita percaya dengan apa yang dikatakan Gandhi tentang sejarah, lalu, apa alasan kita menjadi takut dengan kekuatan komunis sampai2 perlu membuat TAP MPRS XXV 1966 dan terus mempertahankannya. Padahal khan seperti juga anda bilang di atas, sejarah selalu menunjukkan bahwa apa yg seperti komunis itu lakukan tidak akan pernah berhasil bertahan. Mudah2an anda sekarang bisa melihat sisi terang dari apa yang disampaikan Gandhi. Karenanya, jangan lagi anda tidak punya percaya diri, tidak yakin dengan kekuatan sendiri, sampai2 ketakutan menghadapi komunis dan perlu berlindung dibalik TAP MPRS XXV 1966. Again anda again sudah saya tulis berkali-kali. Sadarkah anda berapa ribu jiwa melayang karena perbuatan PKI? Bagaimana kegaduhan politik terjadi dengan berbagai move PKI? Kalau anda masih belum tahu mengapa move-move PKI sangat tidak sehat, silakan trace back ke 'root'-nya. Itu semua simply disebabkan ajarannya yg menggariskan hal itu. Untuk itulah saya berkali-kali menyarankan untuk melihat site-site komunisme itu. Soal Gandhi. Gandhi adalah sosok super humanis dengan pemikiran yg ideal. Pemikiran yg terlalu ideal berubah menjadi utopia. Itulah sebabnya ajarannya tak pernah terlaksana dan Indiapun tidak pernah berusaha ke arah itu. 2.Kemudian juga saya terlintas tentang kekuatan ORBA. Seperti kita ketahui, jaman ORBA banyak kejahatan2 yg terjadi. Banyak ketidakbenaran tumbuh subur. Keserakahan, kebengisan, pembantaian, dan hal2 buruk lainnya melengkapi daftar kejahatan ORBA. Saya yakin, banyak rekan2 disini yang dulunya tidak pernah terpikirkan sama sekali pemimpin ORBA yang sudah bertahta puluhan tahun akhirnya bisa diturunkan dengan cara seperti yang sudah kita lihat dan dengar sendiri. The way of truth and love has always won. Think of it, ALWAYS! Karenanya, kita tidak perlu membuat TAP MPR yang baru yang memuat larangan terhadap ajaran ORBA, memuat larangan terhadap Pancasila yang dulunya menjadi andalan ORBA dalam mempertahankan kekuasaannya. Nah, di sinilah anda salah total. Anda selalu memandang rendah "cost" dari pembiaran sistem yg bobrok. Kalau kita harus menunggu setiap 30 tahun sekali agar sistem yg bobrok habis siklusnya, Indonesia tidak akan pergi kemana-mana dari status saat ini. Mengapa ORBA tidak perlu dilarang? Lho, ORBA tidak punya ideologi tersendiri. Korban dari pemerintahan ORBA adalah korban dari pemerintahan militerisme. Kalau anda mau memandang jumlah korban dari pemerintahan ORBA masih jauh lebih kecil dari huru-hara yg disebabkan PKI. Kalau anda mau memandang kerugian materi, pemerintahan ORBA secara riil tidak separah pemerintahan ORLA. Dengan alasan inilah rakyat juga tidak bereaksi sebagaimana reaksi terhadap PKI. Bagaimanapun juga, ORBA bukan sesuatu yg dapat diperbandingkan dengan PKI sih. PKI mewakili komunisme, lalu ORBA mewakili apa? Pancasilaisme? 3.Sebenarnya, sudah lama saya mengetahui atau tepatnya mencurigai bahwa sosok Jeffrey Anjasmara sama dengan sosok FNU Brawijaya. Saya punya keyakinan, bila memang Jeffrey Anjasmara adalah FNU Brawijaya, maka cepat atau lambat hal tersebut akan terungkap. Baik karena kepleset jari atau pun hal lain. Ada pepatah mengatakan, setinggi-tinginya tupai melompat, jatuhnya kepelimbahan juga. Oops...maksud saya, air cucuran atap akhirnya jatuh juga. Aduh...gimana sih nih pepatahnya. Ya, begitulah kira2. Yang penting rekan2 disini bisa menangkap poinnya. Saya punya alasan tersendiri untuk itu. Sebetulnya cuma sekedar mau ganti account supaya email sekolah tidak tercampuri. Tapi entah kenapa nggak pernah berhasil masuk ke hotmail dengan nama saya. Lama kelamaan merasa lucu saja kok nggak ada yg kenal. Padahal dari pola tulisan kan sama. Ada yg sudah tahu dan mengirim email pribadi untuk mengeceknya sejak sebulan pertama, makanya saya agak geli kalau Moko baru tahu sebulan yg lalu dan bergaya
Rencana ke DC.
Saya dan dua rekan akan berangkat ke DC untuk acara sore nanti. Bisakah diinformasikan saya bisa kumpul2 dimana untuk bertemu dengan rekan2 DC dan dari state lain sebelum acara dimulai? Terima kasih sebelumnya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Rencana ke DC.
In a message dated 4/10/00 8:50:16 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Saya dan dua rekan akan berangkat ke DC untuk acara sore nanti. Bisakah diinformasikan saya bisa kumpul2 dimana untuk bertemu dengan rekan2 DC dan dari state lain sebelum acara dimulai? Terima kasih sebelumnya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Biasanya mahasiswa senang "mampir" ke ruangan Pak Mahendra di KBRI. Sebaiknya hubungi aja dulu beliau, dan ketemu di sana. Selain itu juga perlu dikonfirmasi lagi ke Permias DC, janjian gitu. Jadi biar lebih meriah, gitu. Moko, Anda ikutan juga nggak? salam, rp
Re: Rencana ke DC.
In a message dated 4/10/00 10:53:54 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Biasanya mahasiswa senang "mampir" ke ruangan Pak Mahendra di KBRI. Sebaiknya hubungi aja dulu beliau, dan ketemu di sana. Selain itu juga perlu dikonfirmasi lagi ke Permias DC, janjian gitu. Jadi biar lebih meriah, gitu. Moko, Anda ikutan juga nggak? Ada nomor2 telpon yg bisa dihubungi di sana? Bisa lewat japri saja. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Reengineering Di Sektor Hukum
nanti udah bersih2 di daerahnya pas jadi hakim dijakarta jadi kotor. di jakarta kan godaannya gede banget. faran Date: Mon, 10 Apr 2000 14:12:32 GMT Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] From: Iwan Harsono [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Reengineering Di Sektor Hukum To: [EMAIL PROTECTED] Ursprüngliche Nachricht Am 10.04.00, 09:49:10, schrieb Yusuf-Wibisono [EMAIL PROTECTED] zum Thema Reengineering Di Sektor Hukum: Senin, 10/4/2000 16:02 WIB Termasuk 5 Ketua PN DKI 70% Hakim DKI Digusur ke Daerah Depkumdang membuat gebrakan. Sekitar 70% hakim di Jakarta, karena diduga tidak beres akan dimutasikan ke daerah. Termasuk 5 Ketua PN se-DKI Jaya. Sebaliknya hakim daerah yang bersih akan ditarik ke Jakarta. ... dst. di detik.com Justru langkah² spt ini yg membingungkan saya. Apakah dg mutasi ini penegakan hukum di indonesia jadi lebih baik? Saya sendiri ragu dg langkah² spt ini. Apakah ini akan mengurangi hal² yg tidak beres di pengadilan² negeri diseluruh indonesia. Sebaiknya mereka (hakim² yg tidak beres tsb) diproses secara hukum yg benar, dan bila terbukti bersalah langsung dipecat atau dipensiunkan atau apalah. Pokoknya langsung ditarik dari peredaraan istilahnya. Istilahnya yg benar nggak tau persis. Pada intinya, spt yg diungkapkan sdr ariston di milis ini, adalah pelaksanaan hukum yg konsukuen. Kalau ini saja belum terlaksana, mau direengineeringlah atau diapakanlah, tetap saja problem yg ada tidak akan terselesaikan. Salam, Iwan Harsono Happy New Millenium from the staff at DCEmail.com http://www.dcemail.com - FREE Email for the Community
Re: Serem nian (Gandhi inside)
In a message dated 4/10/00 8:17:14 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Jaya: Saya sangat menganjurkan agar Irwan merenungkan 100 kali lebih banyak dari orang lain. Silakan dibaca terutama baris pertama, yaitu tentang history. Irwan: Pak Jaya, saya tadinya mau coba merenung sampai lebih dari 100 kali seperti yang anda sarankan. Tapi, baru sekitar 10 kali, saya sudah menemukan beberapa hal seperti berikut ini: 1.Kalau memang PKI seperti anda katakan dulunya sering ---dihapus Jaya: Again anda again sudah saya tulis berkali-kali. Sadarkah anda berapa ribu jiwa melayang karena perbuatan PKI? Bagaimana kegaduhan politik terjadi dengan berbagai move PKI? Kalau anda masih belum tahu mengapa move-move PKI sangat tidak sehat, silakan trace back ke 'root'-nya. Itu semua simply disebabkan ajarannya yg menggariskan hal itu. Untuk itulah saya berkali-kali menyarankan untuk melihat site-site komunisme itu. Irwan: Lho, anda ini gimana sih Pak Jaya? Anda sendiri yg menyarankan saya untuk memperhatikan betul ucapan Gandhi khususnya kalimat pertama. Dan anda bahkan menyarankan saya untuk merenunginya 100x lebih banyak. Saya kutipkan lagi saja kalimat pertama dari ucapannya yg saya kutipkan beberapa lalu: "When I despair, I remember that all through history, the way of truth and love has always won." Nah, sangat jelas sekali bukan bahwa tidak perlu kita memiliki ketakutan terhadap PKI, walau bagaimana pun sejarah yang pernah mereka lakukan karena sejarah telah membuktikan bahwa the way of truth and love has always won. Saya jadi ngga habis pikir dengan cara pikir anda yg lompat2 ngga keruan, kesana kemari, menclok di tempat yang suka dan mau saja tanpa memperhatikan apakah hal tersebut telah menimbulkan inconsistency dalam berpikir logika maupun bersikap atau tidak. Mudah2an anda sadari ini. Jaya: Soal Gandhi. Gandhi adalah sosok super humanis dengan pemikiran yg ideal. Pemikiran yg terlalu ideal berubah menjadi utopia. Itulah sebabnya ajarannya tak pernah terlaksana dan Indiapun tidak pernah berusaha ke arah itu. Irwan: Saya tidak tahu apakah anda mau mengabaikan perjuangan Gandhi untuk memperoleh kemerdekaan India dari Inggris. Anda bisa lihat dari sejarah, India toh akhirnya memperoleh kemerdekaan dari Inggris. Irwan: 2.Kemudian juga saya terlintas tentang kekuatan ORBA. Seperti dihapus Jaya: Nah, di sinilah anda salah total. Anda selalu memandang rendah "cost" dari pembiaran sistem yg bobrok. Kalau kita harus menunggu setiap 30 tahun sekali agar sistem yg bobrok habis siklusnya, Indonesia tidak akan pergi kemana-mana dari status saat ini. Mengapa ORBA tidak perlu dilarang? Lho, ORBA tidak punya ideologi tersendiri. Korban dari pemerintahan ORBA adalah korban dari pemerintahan militerisme. Kalau anda mau memandang jumlah korban dari pemerintahan ORBA masih jauh lebih kecil dari huru-hara yg disebabkan PKI. Kalau anda mau memandang kerugian materi, pemerintahan ORBA secara riil tidak separah pemerintahan ORLA. Dengan alasan inilah rakyat juga tidak bereaksi sebagaimana reaksi terhadap PKI. Bagaimanapun juga, ORBA bukan sesuatu yg dapat diperbandingkan dengan PKI sih. PKI mewakili komunisme, lalu ORBA mewakili apa? Pancasilaisme? Irwan: Coba sebutkan ke saya peristiwa2 jaman sebelum ORBA yg bisa melebihi: 1.Pembantaian sekitar 1 atau 2 juta orang yg dituduh komunis pada awal pemerintahan ORBA. 2.Pembantaian atas 500 ribu orang Timtim sekitar tahun 1975-1977. Saya kasih contoh dua saja dari banyak kasus yang dilakukan ORBA dalam hal pembataianm, belum termasuk proses pembodohan bangsa selama 32 tahun, korupsi duit rakyat, dan lain2. Saya harap anda tidak mutar2 dan juga tidak lari dari fakta. Saya setuju dengan anda bahwa ORBA memang tidak dapat dibandingkan dengan PKI karena bagi saya berdasarkan sejarah yg saya ketahui, ORBA jauh lebih jahat dari PKI. ORBA memanfaatkan agama untuk mempertahankan kekuasaan. Terkadang malah sering mengadu antar pemeluk agama. ORBA mensakralkan Pancasila dan membuatnya menjadi tiket untuk menghabisi setiap orang yang tidak sepaham dengan pemerintah. Irwan: 3.Sebenarnya, sudah lama saya mengetahui atau tepatnya mencurigai ---dihapus Jaya: Saya punya alasan tersendiri untuk itu. Sebetulnya cuma sekedar mau ganti account supaya email sekolah tidak tercampuri. Tapi entah kenapa nggak pernah berhasil masuk ke hotmail dengan nama saya. Lama kelamaan merasa lucu saja kok nggak ada yg kenal. Padahal dari pola tulisan kan sama. Ada yg sudah tahu dan mengirim email pribadi untuk mengeceknya sejak sebulan pertama, makanya saya agak geli kalau Moko baru tahu sebulan yg lalu dan bergaya (sorry...). Saya mau ubah ke [EMAIL PROTECTED] untuk menyimpan arsip yg sudah masuk ke anjasmara@hotmail saja tidak berhasil tuh. Irwan: Saya sebenarnya ngga mau terlalu ambil pusing soal ini. Tapi dari pengakuan anda di atas, saya melihat anda tidak jantan mengakui apa yg telah anda
The U.N. INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS
http://www.hrweb.org/legal/cpr.html Silahkan dilihat alamat di atas. Ada 53 pasal. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Mhs. Indonesia di Belanda
Permisi, ada yang punya kenalan mahasiswa Indonesia di Belanda nggak? Kalau punya e-mailnya, boleh minta tolong beri tahu saya via jalur pribadi. Thanks sebelumnya. Salam, Priyo Pujiwasono [EMAIL PROTECTED] __ Do You Yahoo!? Talk to your friends online with Yahoo! Messenger. http://im.yahoo.com
Republika: Tabayun dalam Eforia Kebebasan Pers
Tabayun dalam Eforia Kebebasan Pers Ahmad M Sewang Asdir II/Dosen PPS IAIN Alauddin Makassar Tabayun adalah kata yang diintrodusir Alquran untuk bersikap kritis terhadap berbagai informasi. Tabayun dapat diartikan sebagai klarifikasi tentang kebenaran sebuah pemberitaan. Sikap ini diperlukan dalam menghadapi kesimpangsiuran informasi sebagai dampak sampingan dari reformasi. Era reformasi membawa bangsa Indonesia melewati tonggak sejarah baru, dari keseragaman kepada keragaman atau dari keterbelengguan dalam satu pendapat kepada beragam pandangan. Reformasi membuat orang menderita penyakit baru berupa eforia kebebasan. Siapa saja memiliki kebebasan berpendapat tentang apa saja, mulai dari rakyat biasa sampai kepada kepala negara. Terkadang pendapat itu dikemas secara berlebihan dalam bentuk isu-isu yang bersifat provokatif, sehingga bisa mendorong seseorang bertindak destruktif. Sebagai tindakan preventif dalam mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan dari dampak suatu berita, Alquran mengajar sikap tabayun, seperti tersebut dalam QS al-Hujurat (49): 6, ''Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka ber-tabayun-lah, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu.'' Ayat tersebut turun sebagai reaksi terhadap berita bohong yang dibawa oleh al-Walid ibn Ukbah ibn Abi Mu'it. Pada suatu hari Rasulullah SAW mengutus al-Walid memungut zakat kepada Bani Mustalaq yang telah masuk Islam. Al-Walid tidak berhasil dalam misinya itu, ia kembali ke Madinah dengan memberikan laporan palsu kepada Nabi, ''Saya tidak berhasil memungut zakat karena Bani Mustalaq telah murtad dari Islam,'' lapor al-Walid. Mendengar laporan itu Rasulullah SAW mengutus Khalid ibn Walid bersama beberapa orang sahabat untuk melakukan tabayun. Kedatangan Khalid dan rombongan di Bani Mustalaq dilakukan secara rahasia. Mereka melakukan penyamaran untuk mendapatkan informasi akurat. Ternyata warga Bani Mustalaq yang mereka saksikan berbeda dengan apa yang dilaporkan oleh al-Walid. Bani Mustalaq menjalankan Islam dengan baik, melaksanakan shalat tepat waktu. Khalid pun segera melaporkan tentang hasil temuannya kepada Nabi di Madinah. Maka turunlah ayat di atas yang mengingatkan, ''Hendaknya bersikat kritis terhadap berita yang datang dari seorang fasik.'' Sikap kritis itu diperlukan untuk menghindari fitnah yang akhirnya akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari sebagai dampak dari informasi yang salah. Metode Alquran untuk melakukan tabayun pada setiap informasi yang diterima adalah sangat relevan untuk dipraktekkan di zaman informasi sekarang ini. Sebab, informasi yang diterima melalui media massa sudah tidak lagi menggambarkan realitas sebenarnya, melainkan realitas buatan. PBB yang digambarkan media massa Barat sebagai pusat demokrasi dunia, ternyata sebaliknya. Lembaga dunia ini memang menjadi tumpuan dan harapan seluruh umat manusia. Dari gedung PBB-lah diharapkan hembusan angin segar demokrasi. Tetapi, berbeda dengan kenyataan, PBB-lah yang mengajarkan kediktatoran. Sepanjang negara-negara besar masih memiliki hak veto, jangan harap nilai-nilai demokrasi akan muncul dari dalam gedung PBB itu. Israel yang mencaplok tanah Arab digambarkan media massa Barat sebagai cara untuk mencapai perdamaian, sehinggan terkenal ungkapan, ''Tanah untuk perdamaian''. Tetapi, gerakan intifada Palestina yang berjuang membebaskan tanah air mereka disebut Amerika dan sekutunya sebagai teroris. Media massa Barat sudah tidak lagi menampilkan realitas yang sesungguhnya. Ini juga terjadi ketika Pemilu di Al-Jazair dimenangkan oleh al-Jabhah al-Islamiyah li al-Inqas (Front Keselamatan Islam) secara demokratis. Kemenangan tersebut dikudeta oleh Angkatan Bersenjata al-Jazair. Amerika dan pers Barat yang dianggap sebagai pendukung demokrasi justru tidak bereaksi, malah sebaliknya mendukung kudeta itu dengan alasan sebagai penyelamatan demokrasi dari kaum fundamentalis. Karena itu, demokrasi Amerika adalah demokrasi 'menurut keinginannya', atau sebagai cermin dari demokrasi double standar Amerika Serikat yang selama ini dipraktekkan. Demokrasi semacam ini menurut bahasa agama disebut demokrasi munafik. Masih segar dalam ingatan kita, peristiwa huru-hara Mei 1998 yang menyebabkan lengsernya Presiden Soeharto. Media elektronik dan media persuratkabaran membuat opini seakan-akan banyak pemerkosaan yang dilakukan oleh pemuda Muslim kepada warga keturunan. Opini ini sangat berpengaruh dan berulang kali disiarkan oleh CNN dan internet. Berita pemerkosaan itu sengaja diekspos untuk mendiskreditkan umat Islam. Kenyataannya, sampai saat ini kasus pemerkosaan itu tidak bisa dibuktikan. Gambar-gambar pemerkosaan yang ditayangkan di internat adalah tidak lebih dari gambar-gambar rekaan yang diambil dari peristiwa yang sudah terjadi sebelum peristiwa Mei 1998. Berbeda ketika umat Islam dikejar-kejar di Kupang, sampai ada keluarga
Ajakan 'Jeffrey'
Salam PERMIAS, "Saya masih menyimpan daftar orang yg menempatkan diri sebagai musuh, dan saya akan selalu melihatnya demikian juga. Mari kita bermusuhan baik di dunia cyber maupun di darat." ('Jeffrey Anjasmara' alias Jaya alias FNU Brawijaya alias Eyang Troy -via japri-, 9 April 2000). Ini adalah kutipan dari 'surat ancaman' mas Jaya yang disampaikan lewat jalur pribadi kepada saya, dan jujur saja, sebenarnya hal ini tidak ingin saya lakukan, tapi demi kekuatan hukum suatu saat kelak nanti (andaikan tiba2 saja saya 'diciduk' ala militer jaman ORBA -red), maka saya merasa perlu menyebarkan kutipan ini, paling tidak, kalau saya tiba2 menghilang, silahkan cari tahu keberadaan saya kepada mas Jaya, siapa tau dia tahu dimana dia 'umpetin' saya...;)) Mas Jaya, cara-cara yang seperti anda lakukan kepada saya jelas2 tidak berlaku dalam kamus saya, karena tidak pernah ada dalam catatan Dharma Datubara pernah takut terhadap 'Jeffrey Anjasmara' alias Jaya alias FNU Brawijaya alias Eyang Troy. Catat itu ya. Namun, berbeda seperti anda yang mempunyai daftar musuh (busyet dech, mas udah kayak militer aja anda ini..emangnya perang, dude..hehehe..), saya hanya memiliki kumpulan tulisan2 anda, baik sewaktu memakai nama 'Jeffrey Anjasmara' ataupun way back dengan nama FNU Brawijaya. Dan seandainya ada waktu luang bagi saya, kumpulan tulisan itu akan saya 'kliping' dan kelak suatu saat akan sangat berguna bagi 'masa depan' saya. Percayalah. Akhir kata, sampai saat ini saya tidak pernah menganggap anda sebagai musuh saya, kebetulan saja, lewat PERMIAS kita hampir selalu berbeda pendapat dan itu sah-sah saja bukan. Sebagai informasi, saya dan rekan Dharma Pohan van Houston, TX, juga hampir selalu berbeda pendapat dalam PERMIAS, tapi hubungan silaturahmi kami tetap berjalan dengan baik. So, mampukah anda mengalahkan sikap benci dan dendam anda -kalau ada lho- dengan semangat kasih sayang sebagaimana diajarkan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang? Teriring salam dan doa, M. Dharma Datubara [EMAIL PROTECTED] ps: mas Jaya, biarpun terlambat, saya mengucapkan Selamat Menempuh Hidup Baru (sudah menikah rupanya ya?) dan semoga, Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan berkat dan rahmatNya kepada anda berdua. Amin.
Re: Mhs. Indonesia di Belanda
In a message dated 4/10/00 12:21:12 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Permisi, ada yang punya kenalan mahasiswa Indonesia di Belanda nggak? Kalau punya e-mailnya, boleh minta tolong beri tahu saya via jalur pribadi. Thanks sebelumnya. Salam, Priyo Pujiwasono [EMAIL PROTECTED] Kalau bukan mahasiswa, mau? Umurnya jelang 60. salam, rp
Re: Elementary ... my dear Watson!
On 4/10/00, Jeffrey Anjasmara wrote: | Yang di bawah ini, bagaimana kalau anda sediakan tiketnya? It would be a waste of $ | Buat yg memandang istilah Mahaguru Gs Durno adalah jorok (terutama | buat Budi), silakan baca lagi kisah Mahabarata. Tidak ada yg jorok | karena setiap tokoh mempunyai dua sisi tak terkecuali Mahaguru Durno. | Untuk saat ini perilaku Gus Dur yg disanjung-sanjung walaupun sering | terpeleset mirip sanjungan Kurawa dan Pandawa kepada sang mahaguru. | Kalau anda belum sampai ke pemikiran ini, shut up lalu baca. Saya nggak | pintar, tetapi tidak perlu kepintaran untuk membaca saja sih:) | | Semua analogi saya dari dulu bukan sekedar serapah. Saya lihat | Moko rajin mencatat setiap istilah yg saya buat. Tampilkan di | sini nanti saya sampaikan reasoningnya. Itu kalau anda nggak malu kok | nggak tahu 'opo wijine'. Jaya, Jaya, Jaya ... atau Anjasmara ... mau sembunyi kemana lagi? Lha sekarang kok malah mencoba "berlindung" dibalik cerita wayang. Kalau mau "insult the intelligence" dari sidang pembaca Permias Net ini mbok ya kira-kira. Apa dianggap anggota list ini nggak bisa baca konteksnya, atau seakan semua orang itu "buta wayang" sama sekali (on the contary, a number of people I know are very articulate in the subject of wayang and javanese lores). Bisa saja dibuat seribu "penjelasan" sesudah peristiwa terjadi, untuk mengurangi kadar joroknya, tetapi konteks dimana kata-kata tersebut dipakai tokh tidak bisa menipu. Apakah labeling komunis, atheis itu memang rutin dipakai dalam dunia pewayangan? Demikian juga, apakah ada orang --dengan intelegensia normal-normal saja-- bisa salah mengerti kalimat dibawah ini sebagai "sanjungan" kepada Gus Dur "Wahai mahaguru Dur-jana, siapakah engkau? Ulamakah? Ataukah seorang komunis tulen berbulu Islam?" (Anjasmara/Jaya) Dalam paribasan Jawa kuno --yang sudah jarang terdengar dalam pegelaran wayang jaman sekarang-- pembelaan yang Anda lakukan ini disebut "ambalithuk kukum" - artinya melanggar hukum/peraturan dengan belagak pilon, pura-pura bego tidak tahu aturan, atau tidak tahu malu. Semakin saya renungkan, mungkin ada benarnya juga kalau ada yang mengusulkan bantuan seorang professional. Bukan tidak mungkin ini memang problem Multiple Personality Disorder (MPD) --sekarang sudah diganti nama dengan Dissociative Identity Disorder (DID*)-- dimana dominant personality yang muncul adalah Anjasmara. So please, Mr. Anjasmara, would you call out Mr Brawijaya, or tell him this message? He may be the only hope to get out from this mess. [* yang tertarik pada masalah DID, Anda bisa mencari informasi yang lebih komprehensip di Sidran Foundation (www.sidran.org) atau International Society for the Study of Dissociation: (www.issd.org) ] Tulisan saya ini merupakan yang terakhir dalam thread ini (I have much better things to do). Seandainya yang telah saya tulis ada gunanya, jadi semacam obat [walau kadang terasa pahit] saya akan sangat senang - send me feedback, japri saja. Kalaupun tidak, well ... some cases are just incurable -- as my doctor always says. Kalau ada yang merasa tersinggung ... maapin deh, tetapi ini bukan apologi dalam artian, apa yang saya tulis adalah sesuatu yang sudah saya pertimbangkan masak-masak. Sesuatu yang perlu --dan akan saya ulangi lagi dalam situasi yang sama-- untuk diungkapkan; so that we may all, as a community, learn from it. Akhirnya saya akan tutup dengan pitutur Jawa kuno, tetapi masih sangat relevan dengan tatacara ber-mailing-list-ria di jaman cyberspace ini: "ajining salira saka wicara." Ujar-ujar supaya manusia itu hati-hati, penuh pertimbangan dalam menggunakan mulut (kata-kata) nya. Ini begitu penting terutama buat mereka yang sering omong atau nulis di net, supaya tidak mengalami nasib seperti "dhalang kambrukan panggung" - yang mengibaratkan orang yang mengalami kesulitan atau kesengsaraan sebagai akibat dari kata-kata yang diucapkannya. 'nuf said, tanceb kayon. Moko/ Nawung krida, kang menangi jaman gemblung, iya jaman edan, ewuh aya kang pambudi, yen meluwa edan yekti nora tahan. Yen tan melu, anglakoni wus tartamtu, boya keduman, melik kaling donya iki, satemahe kaliren wekasane. -- R. Ng. Ranggawarsita [ Terjemahan bebas (kalau ada yang lebih baik, please...): Untuk dibuktikan, yang mengalami jaman gila, jaman edan, sulit untuk mengambil sikap, apabila ikut edan tidak tahan. Apabila tidak ikut menjalani, sudah pasti tidak kebagian, memiliki harta dunia, sehingga pada akhirnya kelaparan. ]
Seminar Indonesia, UCLA
Date: Mon, 10 Apr 2000 09:15:33 -0700 From: [EMAIL PROTECTED] (Center for Southeast Asian Studies) Subject: Indonesia Colloquium Wednesday, April 12 X-Sender: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] X-Mailer: QUALCOMM Windows Eudora Pro Version 4.2.0.58 UCLA Center for Southeast Asian Studies Colloquium Series Wednesday, April 12, 12 noon 11377 Bunche Hall Professor Donald K. Emmerson, University of Wisconsin, Madison ìIs Indonesia Obsolete?î Lunch will be provided. ___ UCLA Center for Southeast Asian Studies Anthony Reid, Director Barbara Gaerlan, Assistant Director 11364 Bunche Hall On Campus Mailcode: 148703 Off Campus Mailing Address: Box 951487, Los Angeles, CA 90095-1487 Telephone: 310-206-9163nbsp;nbsp; Fax: 310-206-3555 Website: http://www.isop.ucla.edu/cseas eudora="autourl">http://www.isop.ucla.edu/cseas
Re: Serem nian (Gandhi inside)
MAHATMA GANDHI : bukan senjata yang membawa keberhasilan Nabi Muhammad dalam menyampaikan syiar Islam, tapi penguasaan atas perilaku, keteguhan memenuhi janji, dan kemampuan melayani ummat. Selain itu, karena keperwiraannya dalam menghadapi ummat dan keyakinannya menyebarkan ajaran Tuhan. Salam, Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu -Original Message- From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Monday, April 10, 2000 22:50 Subject: Re: Serem nian (Gandhi inside) In a message dated 4/10/00 8:17:14 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes:
Re: Ajakan 'Jeffrey'
From: Marianus DATUBARA [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Monday, April 10, 2000 23:58 Subject: Ajakan 'Jeffrey' Dan seandainya ada waktu luang bagi saya, kumpulan tulisan itu akan saya 'kliping' dan kelak suatu saat akan sangat berguna bagi 'masa depan' saya. Percayalah. == Lae Datubara Tulisan saya dikumpulkan juga nggak tuh? Siapa tahu kelak akan bermanfaat. Yaitu ketika Lae sudah tua lalu membaca surat saya. Ketika membaca itu ... lalu terbayanglah saat2 indah berkomunikasi antara Lae dengan saya melalui internet. Saat-saat di mana saya mentokohkan Lae dalam cerita sebagai cucu sayang nenek. Saat saat di mana Lae mencandai saya dengan kata : "BE HA" Nah... ketika itulah hati Lae terenyuh. Seakan-akan ingin membalik jarum jam. Tetapi sayang tidak bisa. Maka tidak terhindarkan lagi : bergulirlah air mata di pipi Lae. Salam, Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu
Re: Reengineering Di Sektor Hukum (vs otonomi daerah)
Rekan-rekan yth., Menurut saya, tindakan ini menjadikan semangat ber-otonomi daerah menjadi tercemari. Karena, setelah mencermati berbagai seminar dan tulisan tentang otonomi daerah, yang paling diperlukan untuk desentralisasi adalah sumber daya manusia (SDM) dan uang. Nah, kalau daerah yang sedang giat-giatnya memperseiapkan desentralisasi terus dikirimi oleh 'pusat' SDM yang 'brengsek', apalah jadinya daerah-daerah itu nanti. Seyogyanyalah daerah dikirimi SDM yang jago-jago, jujur dan potensial, sehingga persiapan dan jalannya desentralisasi bisa dipercepat dan mendekatkan sistem pengawasan di tingkat daerah. Pola pikir membuang 'rongsokan' ke daerah ini harus dirubah dan dihilangkan. Kalau 'rongsokan' ini nggak kepakai lagi di Jakarta, ya di 'Bandar-gebang'kan sajalah Salam, Budi Yusuf-Wibisono wrote: Senin, 10/4/2000 16:02 WIB Termasuk 5 Ketua PN DKI 70% Hakim DKI Digusur ke Daerah Depkumdang membuat gebrakan. Sekitar 70% hakim di Jakarta, karena diduga tidak beres akan dimutasikan ke daerah. Termasuk 5 Ketua PN se-DKI Jaya. Sebaliknya hakim daerah yang bersih akan ditarik ke Jakarta. ... dst. di detik.com