Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-28 Terurut Topik Eko Ridho Ruwyanto

Itulah ironisnya terkadang kita berfikir fragmatis,  lha yang namanya rakyat
kecil itu dari sabang sampai merauke tetap rakyat kecil tidak boleh
dibeda-bedakan rakyatnya si A, atau rakyatnya si B...yang membuat dia
berbeda cuma satu kalau dia sudah jadi rakyat besar.

Sering saya merasakan adanya kekhawatiran dari sekelompok masyarakat yang
berfikir fragmatis, bila yang berkuasa nantinya bukan dari kelompok mereka,
walaupun kelompok tersebut jelas-jelas menentang ketidak-adilan dan
memperjuangkan nasib seluruh anak bangsa yang sengsara.

Sayang sekali padahal kita bisa bahu membahu melenyapkan orang-orang yang
anti keadilan dan merusak bangsa kita dari dalam selama ini.
Saya yakin anda pun ingin melihat bangsa ini maju dan kita bisa bersama-sama
membangun negeri ini sambil saling mengingatkan, karena kita anak bangsa
yang sama.

 --
 From: Frarev Sitorus[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Reply To: Indonesian Students in the US
 Sent: Friday, May 28, 1999 2:30 PM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

 Lho...lho...tunggu dulu...
 :-)))
 Harta negara untuk kepentingan rakyat yang mana...kalo untuk masyarakat
 satu kampung halaman Saya saja...atau masyarakat satu parte Saya saja...
 Bung Eko ini bagaimana...???
 :-)))
 KT
 On Thu, 27 May 1999, Eko Ridho Ruwyanto wrote:

  Lha..fasilitas negara itu memang sudah seharusnya  digunakan untuk
  kepentingan rakyat, siapapun yang berkuasa nantinya ya..harus kayak
 gitu,
  saya nggak melihat adanya  keanehan bila mengajak rakyat untuk memerangi
  kemiskinan dan kebodohan lha bedanya kalau mereka memakan uang tersebut
  untuk foya-foya. Lepas dari Partai A, B,C siapupun berhak membela rakyat
  andapun kalau punya dana entah darimana kalau memang ikhlas silahkan
 saja,
  yang penting niatnya itu lho!
 




Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-27 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 5/27/99 2:22:04 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
writes:

 Masalah yang diangkat kan bisa mempengaruhi opini publik, dimana seolah-olah
  usaha yang dilakukan sekelompok warga negara yang sedang berusaha membangun
  ekonomi kerakyatan dipersalahkan.

Irwan:
Lho, anda ini gimana toh bung Eko. Yang dipermasalahkan
itu bukan karena mereka usaha mereka membangun ekonomi
kerakyatan. Yang dipermasalahkan itu karena mereka
menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan individu atau pun
kelompok sendiri. Itu yg dipermasalahkan.

Coba deh anda pikirin, apa bener tuh caranya nyalurin
Kredit Usaha Tani (KUT) kepada rakyat kecil dengan
"ancaman" harus masuk jadi PDR? Kalau ngga mau masuk
yg ngga dapat kredit. Trus lagi, kalau nanti pas pemilu
milih/menangin PDR, maka kredit tersebut boleh ngga
dilunasi. Nah, kalau yg beginian anda bilang ngga apa2,
ya mau apa lagi. Saya mah hanya bisa ngelus dada saja.
Wong kita lagi coba sama2 beresin dan bangun kembali
tanah air kita yg lagi porak poranda, eh yg beginian
dibilang ngga apa. Tobat deh gue:)

Eko:
  Lha..fasilitas negara itu memang sudah seharusnya  digunakan untuk
  kepentingan rakyat, siapapun yang berkuasa nantinya ya..harus kayak gitu,

Irwan:
Itu dia seharusnya. Saya setuju dengan anda bahwa fasilitas
negara itu harus digunakan untuk kepentingan rakyat dan bukan
untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau partai politik tertentu saja.
Kalau anda teliti kembali forwardan2 yg saya kirimin ke milis ini
seputar PDR (dan juga Golkar), mereka itu menyalahi apa yg anda
ucapkan di atas.

Sekian saja dari saya bung Eko.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-27 Terurut Topik FNU Brawijaya

 Coba deh anda pikirin, apa bener tuh caranya nyalurin
 Kredit Usaha Tani (KUT) kepada rakyat kecil dengan
 "ancaman" harus masuk jadi PDR? Kalau ngga mau masuk
 yg ngga dapat kredit. Trus lagi, kalau nanti pas pemilu
 milih/menangin PDR, maka kredit tersebut boleh ngga
 dilunasi. Nah, kalau yg beginian anda bilang ngga apa2,
 ya mau apa lagi. Saya mah hanya bisa ngelus dada saja.
 Wong kita lagi coba sama2 beresin dan bangun kembali
 tanah air kita yg lagi porak poranda, eh yg beginian
 dibilang ngga apa. Tobat deh gue:)

Eh ada acara bagi-bagi duit gitu ya...Ane mau dong.
Emang ngelacaknya pegimane kalo nyoblosnya lain?
Pake watermark kayak ente pernah contohin itu Bung Irwan?
Pokoke ane mau banget deh entar check aja kalo ada
watermarknya, ya udah dibikin invalid aja kartu suaranya. Nyoblos
2 kek, atau dibikin sobek dikit lah. Pada saat pemilu yg lalupun,
(padahal saat ini dikelompokkan semuanya partai pro status quo),
kalo urusan bilang NGGAK SAH sama kartu yg robek dikit, wah,
rame bener... Wong bulus mesti dilawan pake teori bulus...

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-27 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 5/27/99 1:48:21 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
writes:

 Eh ada acara bagi-bagi duit gitu ya...Ane mau dong.

Irwan:
Loe kudu jadi petani dulu dan masuk PDR, baru bisa dapet
jatah kredit.

Jaya:
  Emang ngelacaknya pegimane kalo nyoblosnya lain?

Irwan:
Mana gue tahu caranya PDR atau Golkar. Yg pernah
gue tahu sih jaman pemilu dulu orang milih di departemen
itu bisa ketahuan kalau ngga nyoblos Golkar. Aneh ya,
katanya rahasia tapi mereka bisa tahu si A ngga nyoblos
Golkar sehingga jabatannya digeser.

Jaya:
  Pake watermark kayak ente pernah contohin itu Bung Irwan?

Irwan:
Lho kapan ane pernah nyontohin nyang begitu?
Wong ane pernah bilang dengan mata biasa dan bila ngga
tahu letak kodenya ngga akan kelihatan koq. Gue udah
pernah dikasih unjuk contoh kertasnya dan disuruh nyari.
Setelah gue perhatiin dengan teliti, ngga ketemu juga.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-26 Terurut Topik Eko Ridho Ruwyanto

Ada satu hal yang saya heran+ bingung dari mbak Wardah ini dia koq...nggak
pernah pusing dengan hilangnya ratusan triliyun uang rakyat yang jatuh ke
tangan konglomerat-konglomerat di Indonesia dan menyebabkan krisis ekonomi
hingga saat ini tapi justeru pusing  bila ada sekelompok orang yang ingin
memperhatikan dan ingin memgembangkan Ekonomi kerakyatan..??,

Satu hal lagi.mbak wardah ini track recordnya terus terang jelek di mata
rekan-rekan LSM karena sering menjual kemiskinan rakyyat Indonesia di Luar
Negeri untuk mendapat keuntungan kelompoknya, dan tunggu tanggal mainnya...
kita juga punya bukti kemunafikan mbak kita yang satu ini.

..Adi Sasono (The most Dangerous man versi majalah Far Eastern
Economic Review) Hongkong.
Ini kan sudah jelas siapa yang takut dengan gebrakannya.!
 --
 From: Irwan Ariston Napitupulu[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Reply To: Indonesian Students in the US
 Sent: Wednesday, May 26, 1999 10:14 PM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

 Satu lagi bentuk penyelewengan jabatan.:(
 Sayang sekali, baru satu tahun menjabat sudah melakukan
 penyalah-gunaan jabatan.:((

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu

 --
 http://www.mandiri.com/isimandiri/contents/Berita/0599/bt260599_2.html

 Rabu, 26 Mei 1999
  Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

  Laporan Elvy Yusanti

  JAKARTA, Mandiri

  Ketua Urban Poor Consortium (UPC) Wardah Hafidz menolak tawaran damai
 yang
  diajukan pengacara Partai Daulat Rakyat (PDR) dan mengungkap lebih banyak

 lagi
  bukti-bukti yang diperolehnya tentang praktek-praktek 'money politics'
 dan
  penggunaan fasilitas negara parpol yang dekat dengan Menkop PKM Adi
 Sasono
  tersebut.

  Didampingi para pengacaranya dari PBHI, Hendardi dan Johnson Panjaitan,
 Wardah
  kepada wartawan di Jakarta, Rabu siang, menuturkan, dirinya menolak
 tawaran
  damai yang diajukan pengacara PDR, Mayasak Johan, Senin (24/5), dengan
 alasan
  masalah yang dihadapi bukan kasus pribadi antara PDR dengan URC,
 'melainkan
  masalah public accountability'.

  Wardah menegaskan dirinya siap menghadapi gugatan PDR maupun Golkar dan
  minta Kejagung maupun Polri menindaklanjuti berbagai temuan dan
 bukti-bukti
 yang
  diperolehnya tentang praktek-praktek money politics kedua parpol OPP
 pemilu 7
  Juni tersebut.

  Hendardi selaku pengacara UPC menyatakan, tawaran damai PDR yang diajukan
  melalui PBHI tersebut merupakan hal biasa dalam masalah hukum. Namun,
 bila
  kliennya menolak, PBHI siap untuk menghadapinya di meja hijau. Wardah
 sendiri
  mengakui bahwa dirinya telah mengetahui akan menerima somasi dari PDR
 dalam
  waktu dekat ini.

  Lebih jauh kepada wartawan Wardah mengungkap praktek-praktek money
 politic
  dan penggunaan failitas negara oleh PDR dan Golkar. Seperti saat
 pendeklarasian
  PDR 18 April lalu, ketika sebanyak 14 unit kesenian Reog Ponorogo
 didatangkan ke
  Senayan.

  "Dalam undangannya, tim reog itu diminta untuk ikut merayakan HUT
 Koperasi.
  Mereka masing-masing dibayar Rp1 juta dan mendapat pengawalan dari
 instansi
  Depkop," tuturnya.

  Dalam kasus lain, laporan yang diterima UPC dari Jombang menyebutkan,
  pembentukan PDR di wilayah itu dilakukan oleh pimpinan Kanwil Depkop
 Tingkat
 II
  Jombang dan dana mobilisasi sebesar Rp13 juta ditalangi oleh Kandepkop
 setempat.

  Kandepkop Jombang dilaporkan pula telah menghabiskan Rp50 juta untuk dana
  operasionalis dan sosialisasi partai berlambang tangan menggenggam padi
 dalam
  segitiga tersebut. Laporan lain menyebutkan sementara di daerah lain,
 dana
 Kredit
  Usaha Tani (KUT) belum cair, kredit yang sama yang diajukan oleh sebuah
 LSM,
  Pusat Peran Serta Masyarakat (PPSM) cair jauh lebih awal. Dan PPSM banyak
  diketahui dekat dengan PDR.

  Kasus-kasus lain adalah 'pemaksaan' untuk menjadi anggota PDR yang
 dikaitkan
  sebagai syarat pengajuan permohonan kredit seperti yang dilaporkan dari
 Sulawesi
  Selatan dan NTB. Sedangkan dari Jakarta Utara UPC memperoleh laporan
 adanya
  mobilisasi para ibu rumah tangga kader kesehatan Posyandu dari berbagai
  kelurahan untuk kemudian diminta membentuk koperasi dengan tawaran kredit
 Rp5
  juta dan bersyarat jadi anggota PDR.

  Sedangkan kasus pelanggaran Golkar, UPC memperoleh laporan di Desa
 Cipete,
  Kecamatan Kebandungan, Kabupaten Sukabumi, para petani dijanjikan tidak
 harus
  mengembalikan kredit KUT total sekitar Rp8,75 juta bila Golkar menang di
 desa itu.
  Sebaliknya, bila kalah, para petani diwajibkan mengembalikan KUT itu
 sebesar
 Rp12
  juta lebih.

  Wardah Hafidz menyatakan UPC masih menyimpan lebih bayak lagi data berupa
  laporan maupun surat tulisan tangan yang dikirim dari berbagai daerah
 tentang
  praktek-praktek money politics dan penggunaan fasilitas negara oleh kedua

 parpol
  tersebut. "Saya akan ajukan semuanya ke Panwaslu Pusat untuk
 ditindaklanjuti.
  Kedua parpol itu memang tidak layak untuk ikut 

Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-26 Terurut Topik Hadeer
Saya kutip dari tulisan nya Bang Ariston menanggapi email saya yang menyatakan saya menyebar fitnah.Kalo yang dibawah bagaimana, Anda loh yang menulisnya :Dan jangan suka nuduh orang nyebar fitnah, kalo anda sendiri melakukannya !! Ok Bang.== Ariston nulis buat Hadeer :Yang terakhir, jangan anda coba2 menyebarkan fitnahdengan membuat statement2 yg tidak sesuai dengan fakta...(Catt : LIHAT EMAIL Re : Kembali ke FORKOT)==DISINI DENGAN ENTENGNYE BANG ARISTON NUDUH ORANG LAIN.HE...he. ngaca dulu sir .-- From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR Date: 26 Mei 1999 22:14  Satu lagi bentuk penyelewengan jabatan.:( Sayang sekali, baru satu tahun menjabat sudah melakukan penyalah-gunaan jabatan.:((  jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu  -- http://www.mandiri.com/isimandiri/contents/Berita/0599/bt260599_2.html  Rabu, 26 Mei 1999 Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR  Laporan Elvy Yusanti  JAKARTA, Mandiri


Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-26 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Tentu dong ia nggak pusing. 'Kan yang itu sudah banyak panitianya. Kalo yang
JPS 'kan lagi "in progress". Gitu aja ah

-Original Message-
From:   Eko Ridho Ruwyanto [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Thursday, 27 May, 1999 7:55 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:    Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR
Importance: High

Ada satu hal yang saya heran+ bingung dari mbak Wardah ini dia koq...nggak
pernah pusing dengan hilangnya ratusan triliyun uang rakyat yang jatuh ke
tangan konglomerat-konglomerat di Indonesia dan menyebabkan krisis ekonomi
hingga saat ini tapi justeru pusing  bila ada sekelompok orang yang ingin
memperhatikan dan ingin memgembangkan Ekonomi kerakyatan..??,

Satu hal lagi.mbak wardah ini track recordnya terus terang jelek di mata
rekan-rekan LSM karena sering menjual kemiskinan rakyyat Indonesia di Luar
Negeri untuk mendapat keuntungan kelompoknya, dan tunggu tanggal mainnya...
kita juga punya bukti kemunafikan mbak kita yang satu ini.

..Adi Sasono (The most Dangerous man versi majalah Far Eastern
Economic Review) Hongkong.
Ini kan sudah jelas siapa yang takut dengan gebrakannya.!
 --
 From: Irwan Ariston Napitupulu[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Reply To: Indonesian Students in the US
 Sent: Wednesday, May 26, 1999 10:14 PM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

 Satu lagi bentuk penyelewengan jabatan.:(
 Sayang sekali, baru satu tahun menjabat sudah melakukan
 penyalah-gunaan jabatan.:((

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu

 --
 http://www.mandiri.com/isimandiri/contents/Berita/0599/bt260599_2.html

 Rabu, 26 Mei 1999
  Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

  Laporan Elvy Yusanti

  JAKARTA, Mandiri

  Ketua Urban Poor Consortium (UPC) Wardah Hafidz menolak tawaran damai
 yang
  diajukan pengacara Partai Daulat Rakyat (PDR) dan mengungkap lebih banyak

 lagi
  bukti-bukti yang diperolehnya tentang praktek-praktek 'money politics'
 dan
  penggunaan fasilitas negara parpol yang dekat dengan Menkop PKM Adi
 Sasono
  tersebut.

  Didampingi para pengacaranya dari PBHI, Hendardi dan Johnson Panjaitan,
 Wardah
  kepada wartawan di Jakarta, Rabu siang, menuturkan, dirinya menolak
 tawaran
  damai yang diajukan pengacara PDR, Mayasak Johan, Senin (24/5), dengan
 alasan
  masalah yang dihadapi bukan kasus pribadi antara PDR dengan URC,
 'melainkan
  masalah public accountability'.

  Wardah menegaskan dirinya siap menghadapi gugatan PDR maupun Golkar dan
  minta Kejagung maupun Polri menindaklanjuti berbagai temuan dan
 bukti-bukti
 yang
  diperolehnya tentang praktek-praktek money politics kedua parpol OPP
 pemilu 7
  Juni tersebut.

  Hendardi selaku pengacara UPC menyatakan, tawaran damai PDR yang diajukan
  melalui PBHI tersebut merupakan hal biasa dalam masalah hukum. Namun,
 bila
  kliennya menolak, PBHI siap untuk menghadapinya di meja hijau. Wardah
 sendiri
  mengakui bahwa dirinya telah mengetahui akan menerima somasi dari PDR
 dalam
  waktu dekat ini.

  Lebih jauh kepada wartawan Wardah mengungkap praktek-praktek money
 politic
  dan penggunaan failitas negara oleh PDR dan Golkar. Seperti saat
 pendeklarasian
  PDR 18 April lalu, ketika sebanyak 14 unit kesenian Reog Ponorogo
 didatangkan ke
  Senayan.

  "Dalam undangannya, tim reog itu diminta untuk ikut merayakan HUT
 Koperasi.
  Mereka masing-masing dibayar Rp1 juta dan mendapat pengawalan dari
 instansi
  Depkop," tuturnya.

  Dalam kasus lain, laporan yang diterima UPC dari Jombang menyebutkan,
  pembentukan PDR di wilayah itu dilakukan oleh pimpinan Kanwil Depkop
 Tingkat
 II
  Jombang dan dana mobilisasi sebesar Rp13 juta ditalangi oleh Kandepkop
 setempat.

  Kandepkop Jombang dilaporkan pula telah menghabiskan Rp50 juta untuk dana
  operasionalis dan sosialisasi partai berlambang tangan menggenggam padi
 dalam
  segitiga tersebut. Laporan lain menyebutkan sementara di daerah lain,
 dana
 Kredit
  Usaha Tani (KUT) belum cair, kredit yang sama yang diajukan oleh sebuah
 LSM,
  Pusat Peran Serta Masyarakat (PPSM) cair jauh lebih awal. Dan PPSM banyak
  diketahui dekat dengan PDR.

  Kasus-kasus lain adalah 'pemaksaan' untuk menjadi anggota PDR yang
 dikaitkan
  sebagai syarat pengajuan permohonan kredit seperti yang dilaporkan dari
 Sulawesi
  Selatan dan NTB. Sedangkan dari Jakarta Utara UPC memperoleh laporan
 adanya
  mobilisasi para ibu rumah tangga kader kesehatan Posyandu dari berbagai
  kelurahan untuk kemudian diminta membentuk koperasi dengan tawaran kredit
 Rp5
  juta dan bersyarat jadi anggota PDR.

  Sedangkan kasus pelanggaran Golkar, UPC memperoleh laporan di Desa
 Cipete,
  Kecamatan Kebandungan, Kabupaten Sukabumi, para petani dijanjikan tidak
 harus
  mengembalikan kredit KUT total sekitar Rp8,75 juta bila Golkar menang di
 desa itu.
  Sebaliknya, bila kalah, para petani diwajibkan mengembalikan KUT itu
 sebesar
 Rp12
  juta leb

Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-26 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Yang mana nih fitnahannya Bung Irwan Napitupulu? Saya kok nggak ngliat ya?

-Original Message-
From:   Hadeer [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Saturday, 29 May, 1999 8:00 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR


Saya kutip dari tulisan nya Bang Ariston menanggapi email saya yang
menyatakan saya menyebar fitnah.
Kalo yang dibawah bagaimana, Anda loh yang menulisnya :

Dan jangan suka nuduh orang nyebar fitnah, kalo anda sendiri melakukannya !!
Ok Bang.

==
Ariston nulis buat Hadeer :

Yang terakhir, jangan anda coba2 menyebarkan fitnah
dengan membuat statement2 yg tidak sesuai dengan fakta...
(Catt : LIHAT EMAIL "Re : Kembali ke FORKOT")

==

DISINI DENGAN ENTENGNYE BANG ARISTON NUDUH ORANG LAIN.
HE...he. ngaca dulu sir .

--
 From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR
 Date: 26 Mei 1999 22:14

 Satu lagi bentuk penyelewengan jabatan.:(
 Sayang sekali, baru satu tahun menjabat sudah melakukan
 penyalah-gunaan jabatan.:((

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu

 --
 http://www.mandiri.com/isimandiri/contents/Berita/0599/bt260599_2.html

 Rabu, 26 Mei 1999
  Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

  Laporan Elvy Yusanti

  JAKARTA, Mandiri



Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-26 Terurut Topik Eko Ridho Ruwyanto

lha sejak bergulirnya issue-isue seperti itu...dia kemana.. dia nggak
pernah ambil bagian mas, bahkan untuk kepentingan rakyat miskin di perkotaan
yang jadi basis perjuangannya,...kan seharusnya.dia..mengerti betul
aarti  kata Kemiskinan Struktural,
sekarang banyak yang.lagi pada stress mas.tapi  banyak juga yang
menaruh harapan.dengan adanya program ekonomi kerakyatan, terus terang
saya bukan memihak PDR atau Adi Sasono, kalau mereka salah ya harus diadili,
tapi saya sedih kalau LSM yang katanya pro rakyat itu menghambat gerakan
Ekonomi Kerakyatan.
 --
 From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Reply To: Indonesian Students in the US
 Sent: Thursday, May 27, 1999 8:23 AM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

 Tentu dong ia nggak pusing. 'Kan yang itu sudah banyak panitianya. Kalo
 yang
 JPS 'kan lagi "in progress". Gitu aja ah

 -Original Message-
 From:   Eko Ridho Ruwyanto [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent:   Thursday, 27 May, 1999 7:55 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject:    Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR
 Importance: High

 Ada satu hal yang saya heran+ bingung dari mbak Wardah ini dia koq...nggak
 pernah pusing dengan hilangnya ratusan triliyun uang rakyat yang jatuh ke
 tangan konglomerat-konglomerat di Indonesia dan menyebabkan krisis ekonomi
 hingga saat ini tapi justeru pusing  bila ada sekelompok orang yang ingin
 memperhatikan dan ingin memgembangkan Ekonomi kerakyatan..??,

 Satu hal lagi.mbak wardah ini track recordnya terus terang jelek di
 mata
 rekan-rekan LSM karena sering menjual kemiskinan rakyyat Indonesia di Luar
 Negeri untuk mendapat keuntungan kelompoknya, dan tunggu tanggal
 mainnya...
 kita juga punya bukti kemunafikan mbak kita yang satu ini.

 ..Adi Sasono (The most Dangerous man versi majalah Far Eastern
 Economic Review) Hongkong.
 Ini kan sudah jelas siapa yang takut dengan gebrakannya.!
  --
  From: Irwan Ariston Napitupulu[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
  Reply To: Indonesian Students in the US
  Sent: Wednesday, May 26, 1999 10:14 PM
  To:   [EMAIL PROTECTED]
  Subject:  [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR
 
  Satu lagi bentuk penyelewengan jabatan.:(
  Sayang sekali, baru satu tahun menjabat sudah melakukan
  penyalah-gunaan jabatan.:((
 
  jabat erat,
  Irwan Ariston Napitupulu
 
  --
  http://www.mandiri.com/isimandiri/contents/Berita/0599/bt260599_2.html
 
  Rabu, 26 Mei 1999
   Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR
 
   Laporan Elvy Yusanti
 
   JAKARTA, Mandiri
 
   Ketua Urban Poor Consortium (UPC) Wardah Hafidz menolak tawaran damai
  yang
   diajukan pengacara Partai Daulat Rakyat (PDR) dan mengungkap lebih
 banyak
 
  lagi
   bukti-bukti yang diperolehnya tentang praktek-praktek 'money politics'
  dan
   penggunaan fasilitas negara parpol yang dekat dengan Menkop PKM Adi
  Sasono
   tersebut.
 
   Didampingi para pengacaranya dari PBHI, Hendardi dan Johnson Panjaitan,
  Wardah
   kepada wartawan di Jakarta, Rabu siang, menuturkan, dirinya menolak
  tawaran
   damai yang diajukan pengacara PDR, Mayasak Johan, Senin (24/5), dengan
  alasan
   masalah yang dihadapi bukan kasus pribadi antara PDR dengan URC,
  'melainkan
   masalah public accountability'.
 
   Wardah menegaskan dirinya siap menghadapi gugatan PDR maupun Golkar dan
   minta Kejagung maupun Polri menindaklanjuti berbagai temuan dan
  bukti-bukti
  yang
   diperolehnya tentang praktek-praktek money politics kedua parpol OPP
  pemilu 7
   Juni tersebut.
 
   Hendardi selaku pengacara UPC menyatakan, tawaran damai PDR yang
 diajukan
   melalui PBHI tersebut merupakan hal biasa dalam masalah hukum. Namun,
  bila
   kliennya menolak, PBHI siap untuk menghadapinya di meja hijau. Wardah
  sendiri
   mengakui bahwa dirinya telah mengetahui akan menerima somasi dari PDR
  dalam
   waktu dekat ini.
 
   Lebih jauh kepada wartawan Wardah mengungkap praktek-praktek money
  politic
   dan penggunaan failitas negara oleh PDR dan Golkar. Seperti saat
  pendeklarasian
   PDR 18 April lalu, ketika sebanyak 14 unit kesenian Reog Ponorogo
  didatangkan ke
   Senayan.
 
   "Dalam undangannya, tim reog itu diminta untuk ikut merayakan HUT
  Koperasi.
   Mereka masing-masing dibayar Rp1 juta dan mendapat pengawalan dari
  instansi
   Depkop," tuturnya.
 
   Dalam kasus lain, laporan yang diterima UPC dari Jombang menyebutkan,
   pembentukan PDR di wilayah itu dilakukan oleh pimpinan Kanwil Depkop
  Tingkat
  II
   Jombang dan dana mobilisasi sebesar Rp13 juta ditalangi oleh Kandepkop
  setempat.
 
   Kandepkop Jombang dilaporkan pula telah menghabiskan Rp50 juta untuk
 dana
   operasionalis dan sosialisasi partai berlambang tangan menggenggam padi
  dalam
   segitiga tersebut. Laporan lain menyebutkan sementara di daerah lain,
  dana
  Kredit
   Us

Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-26 Terurut Topik Hadeer
Buta ... yang nggak bisa ngeliat ...-- From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR Date: 27 Mei 1999 8:49  Yang mana nih fitnahannya Bung Irwan Napitupulu? Saya kok nggak ngliat ya? 


Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-26 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Saya juga nggak mihak kok. Terlepas apa di balik misi AS itu...saya lebih
mengapresiasi AS ketimbang para pengusaha yang sok kaya tapi bisanya
nggembosi brankas negara. Memang di satu sisi pola AS ini seperti menyuap
rakyat kecil. Untuk sementara ini, kalau saya, biarkan saja. Toh rakyat
kecil juga yang dapat duitnya. Lagipula saya yakin Pemilu kali ini Golkar
plus sempalannya bakal terhempas.

-Original Message-
From:   Eko Ridho Ruwyanto [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Thursday, 27 May, 1999 8:55 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

lha sejak bergulirnya issue-isue seperti itu...dia kemana.. dia nggak
pernah ambil bagian mas, bahkan untuk kepentingan rakyat miskin di perkotaan
yang jadi basis perjuangannya,...kan seharusnya.dia..mengerti betul
aarti  kata Kemiskinan Struktural,
sekarang banyak yang.lagi pada stress mas.tapi  banyak juga yang
menaruh harapan.dengan adanya program ekonomi kerakyatan, terus terang
saya bukan memihak PDR atau Adi Sasono, kalau mereka salah ya harus diadili,
tapi saya sedih kalau LSM yang katanya pro rakyat itu menghambat gerakan
Ekonomi Kerakyatan.
 --
 From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Reply To: Indonesian Students in the US
 Sent: Thursday, May 27, 1999 8:23 AM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

 Tentu dong ia nggak pusing. 'Kan yang itu sudah banyak panitianya. Kalo
 yang
 JPS 'kan lagi "in progress". Gitu aja ah

 -Original Message-
 From:   Eko Ridho Ruwyanto [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent:   Thursday, 27 May, 1999 7:55 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject:    Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR
 Importance: High

 Ada satu hal yang saya heran+ bingung dari mbak Wardah ini dia koq...nggak
 pernah pusing dengan hilangnya ratusan triliyun uang rakyat yang jatuh ke
 tangan konglomerat-konglomerat di Indonesia dan menyebabkan krisis ekonomi
 hingga saat ini tapi justeru pusing  bila ada sekelompok orang yang ingin
 memperhatikan dan ingin memgembangkan Ekonomi kerakyatan..??,

 Satu hal lagi.mbak wardah ini track recordnya terus terang jelek di
 mata
 rekan-rekan LSM karena sering menjual kemiskinan rakyyat Indonesia di Luar
 Negeri untuk mendapat keuntungan kelompoknya, dan tunggu tanggal
 mainnya...
 kita juga punya bukti kemunafikan mbak kita yang satu ini.

 ..Adi Sasono (The most Dangerous man versi majalah Far Eastern
 Economic Review) Hongkong.
 Ini kan sudah jelas siapa yang takut dengan gebrakannya.!
  --
  From: Irwan Ariston Napitupulu[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
  Reply To: Indonesian Students in the US
  Sent: Wednesday, May 26, 1999 10:14 PM
  To:   [EMAIL PROTECTED]
  Subject:  [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR
 
  Satu lagi bentuk penyelewengan jabatan.:(
  Sayang sekali, baru satu tahun menjabat sudah melakukan
  penyalah-gunaan jabatan.:((
 
  jabat erat,
  Irwan Ariston Napitupulu
 
  --
  http://www.mandiri.com/isimandiri/contents/Berita/0599/bt260599_2.html
 
  Rabu, 26 Mei 1999
   Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR
 
   Laporan Elvy Yusanti
 
   JAKARTA, Mandiri
 
   Ketua Urban Poor Consortium (UPC) Wardah Hafidz menolak tawaran damai
  yang
   diajukan pengacara Partai Daulat Rakyat (PDR) dan mengungkap lebih
 banyak
 
  lagi
   bukti-bukti yang diperolehnya tentang praktek-praktek 'money politics'
  dan
   penggunaan fasilitas negara parpol yang dekat dengan Menkop PKM Adi
  Sasono
   tersebut.
 
   Didampingi para pengacaranya dari PBHI, Hendardi dan Johnson Panjaitan,
  Wardah
   kepada wartawan di Jakarta, Rabu siang, menuturkan, dirinya menolak
  tawaran
   damai yang diajukan pengacara PDR, Mayasak Johan, Senin (24/5), dengan
  alasan
   masalah yang dihadapi bukan kasus pribadi antara PDR dengan URC,
  'melainkan
   masalah public accountability'.
 
   Wardah menegaskan dirinya siap menghadapi gugatan PDR maupun Golkar dan
   minta Kejagung maupun Polri menindaklanjuti berbagai temuan dan
  bukti-bukti
  yang
   diperolehnya tentang praktek-praktek money politics kedua parpol OPP
  pemilu 7
   Juni tersebut.
 
   Hendardi selaku pengacara UPC menyatakan, tawaran damai PDR yang
 diajukan
   melalui PBHI tersebut merupakan hal biasa dalam masalah hukum. Namun,
  bila
   kliennya menolak, PBHI siap untuk menghadapinya di meja hijau. Wardah
  sendiri
   mengakui bahwa dirinya telah mengetahui akan menerima somasi dari PDR
  dalam
   waktu dekat ini.
 
   Lebih jauh kepada wartawan Wardah mengungkap praktek-praktek money
  politic
   dan penggunaan failitas negara oleh PDR dan Golkar. Seperti saat
  pendeklarasian
   PDR 18 April lalu, ketika sebanyak 14 unit kesenian Reog Ponorogo
  didatangkan ke
   Senayan.
 
   "Dalam undangannya, tim reog itu diminta untuk ikut merayakan HUT
  Koperasi.
 

Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-26 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Buta itu artinya giant utawa raksasa. Contoh; Buta Ijo, Buta Cakil, Buta
Terong.ada juga yang bekas Sekjen PBB (UN) yaitu Buta Buta Ghali yang
dari Mesir itu lho.

-Original Message-
From:   Hadeer [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Saturday, 29 May, 1999 8:57 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR


Buta ... yang nggak bisa ngeliat ...

--
 From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR
 Date: 27 Mei 1999 8:49

 Yang mana nih fitnahannya Bung Irwan Napitupulu? Saya kok nggak ngliat ya?




Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-26 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

Sudah mas Efron, yang beginian sich enggak usah dipikirin :)

Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:

 Buta itu artinya giant utawa raksasa. Contoh; Buta Ijo, Buta Cakil, Buta
 Terong.ada juga yang bekas Sekjen PBB (UN) yaitu Buta Buta Ghali yang
 dari Mesir itu lho.

 -Original Message-
 From:   Hadeer [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent:   Saturday, 29 May, 1999 8:57 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject:Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

 Buta ... yang nggak bisa ngeliat ...

 --
  From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR
  Date: 27 Mei 1999 8:49
 
  Yang mana nih fitnahannya Bung Irwan Napitupulu? Saya kok nggak ngliat ya?
 



Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-26 Terurut Topik Eko Ridho Ruwyanto

Bukan hanya sok kaya.tapi mereka terkena fatamorgana kehidupan karena
nggak punya iman apalagi akhlak, sebenarnya mereka harus berterima kasih
dengan keadaan seperti sekarang, sehingga bisa mengingatkan mereka bahwa
harta bukanlah segala-galanya.
 --
 From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Reply To: Indonesian Students in the US
 Sent: Thursday, May 27, 1999 9:05 AM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

 Saya juga nggak mihak kok. Terlepas apa di balik misi AS itu...saya lebih
 mengapresiasi AS ketimbang para pengusaha yang sok kaya tapi bisanya
 nggembosi brankas negara. Memang di satu sisi pola AS ini seperti menyuap
 rakyat kecil. Untuk sementara ini, kalau saya, biarkan saja. Toh rakyat
 kecil juga yang dapat duitnya. Lagipula saya yakin Pemilu kali ini Golkar
 plus sempalannya bakal terhempas.

 -Original Message-
 From:   Eko Ridho Ruwyanto [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent:   Thursday, 27 May, 1999 8:55 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject:Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

 lha sejak bergulirnya issue-isue seperti itu...dia kemana.. dia nggak
 pernah ambil bagian mas, bahkan untuk kepentingan rakyat miskin di
 perkotaan
 yang jadi basis perjuangannya,...kan seharusnya.dia..mengerti
 betul
 aarti  kata Kemiskinan Struktural,
 sekarang banyak yang.lagi pada stress mas.tapi  banyak juga yang
 menaruh harapan.dengan adanya program ekonomi kerakyatan, terus terang
 saya bukan memihak PDR atau Adi Sasono, kalau mereka salah ya harus
 diadili,
 tapi saya sedih kalau LSM yang katanya pro rakyat itu menghambat gerakan
 Ekonomi Kerakyatan.




Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-26 Terurut Topik Herry D Toyo

kok  eker2 an terus sih yang pinter2 ini



Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

1999-05-26 Terurut Topik Eko Ridho Ruwyanto

Masalah yang diangkat kan bisa mempengaruhi opini publik, dimana seolah-olah
usaha yang dilakukan sekelompok warga negara yang sedang berusaha membangun
ekonomi kerakyatan dipersalahkan.
Lha..fasilitas negara itu memang sudah seharusnya  digunakan untuk
kepentingan rakyat, siapapun yang berkuasa nantinya ya..harus kayak gitu,
saya nggak melihat adanya  keanehan bila mengajak rakyat untuk memerangi
kemiskinan dan kebodohan lha bedanya kalau mereka memakan uang tersebut
untuk foya-foya. Lepas dari Partai A, B,C siapupun berhak membela rakyat
andapun kalau punya dana entah darimana kalau memang ikhlas silahkan saja,
yang penting niatnya itu lho!

 --
 From: Irwan Ariston Napitupulu[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Reply To: Indonesian Students in the US
 Sent: Thursday, May 27, 1999 10:51 AM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR

 In a message dated 5/26/99 9:51:40 PM Eastern Daylight Time,
 [EMAIL PROTECTED]
 writes:

  sekarang banyak yang.lagi pada stress mas.tapi  banyak juga yang
   menaruh harapan.dengan adanya program ekonomi kerakyatan, terus
 terang
   saya bukan memihak PDR atau Adi Sasono, kalau mereka salah ya harus
 diadili,
   tapi saya sedih kalau LSM yang katanya pro rakyat itu menghambat
 gerakan
   Ekonomi Kerakyatan.


 Lha, bung Eko, pada berita yg saya forwardkan itu khan
 permasalahan yg sedang diangkat adalah "mengakui"
 uang negara/rakyat sebagai uang partai tertentu (baca:
 PDR). Selain itu masalah satu lagi yg diangkat
 adalah menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan
 partai tertentu (baca: PDR). Jadi, bukan program JPS itu yg
 dipermasalahkan.

 Karenanya saya melihat keluhan anda tersebut di atas
 kurang mengena kepermasalahan yg sedang diangkat.

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu