Re: What a funny statement: :-)
Saya harap dukungan Anda juga untuk menghentikan juga pembantaian di Ambon. Tx. Soe. -Original Message- From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, September 14, 1999 12:54 PM Subject: Re: What a funny statement: :-) Namun saya mendukung segala usahanya untuk menghentikan pembantaian di Timtim. Ingatlah, yang menjadi korban itu adalah manusia bukan ayam potong.
Re: What a funny statement: :-)
Tx. Soe -Original Message- From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, September 14, 1999 2:13 PM Subject: Re: What a funny statement: :-) Iya, betul! Dukungan saya nggak sebatas cuap-cuap di milis ini. Efron -Original Message- From: Suhendri [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, 14 September, 1999 13:56 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: What a funny statement: :-) Saya harap dukungan Anda juga untuk menghentikan juga pembantaian di Ambon. Tx. Soe.
Kasus Ambon (was: Re: What a funny statement: :-))
In a message dated 9/14/99 2:55:52 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Saya harap dukungan Anda juga untuk menghentikan juga pembantaian di Ambon. Tx. Soe. Irwan: Soe, anda ini ketika diajak untuk membantu membela rakyat Timtim yg sedang dibantai, anda malah lebih senang untuk main kuiz (lihat kembali komentar anda atas posting saya). Saya mah ngga yakin anda serius untuk memperjuangkan Ambon, lha diajak untuk membahas masalahnya saja di milis ini anda ogah. Coba deh anda ceritakan sedikit, emang masalah yg terjadi di Ambon itu seperti apa sih? Biar rekan2 disini bisa tahu apa yg harus diperjuangkan atas Ambon. Saya persilahkan anda menceritakan secara ringkas permasalahan2 yg ada dan apa yg perlu diperjuangkan. Mudah2an anda tidak menolak lagi seperti dulu. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Kasus Ambon (was: Re: What a funny statement: :-))
Irwan: Soe, anda ini ketika diajak untuk membantu membela rakyat Timtim yg sedang dibantai, anda malah lebih senang untuk main kuiz (lihat kembali komentar anda atas posting saya). Memangnya tidak boleh ? Saya mah ngga yakin anda serius untuk memperjuangkan Ambon, lha diajak untuk membahas masalahnya saja di milis ini anda ogah. Tahu darimana Anda saya tidak serius. Saya kan cuma seorang diri, jadi tidak perlu serius-serius amat. Kalau Organisasi besar seperti PERMIAS nah itu baru harus serius. Coba deh anda ceritakan sedikit, emang masalah yg terjadi di Ambon itu seperti apa sih? Biar rekan2 disini bisa tahu apa yg harus diperjuangkan atas Ambon. Saya persilahkan anda menceritakan secara ringkas permasalahan2 yg ada dan apa yg perlu diperjuangkan. Ternyata Anda memang benar - benar tidak tahu rupanya ya !!!. Atau memang memilih untuk tahu terhadap hal-hal yang Anda ingini saja ? Soe
Re: What a funny statement: :-)
In a message dated 9/12/99 6:43:04 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Dari pengamatan saya Bung Irwan tidak pernah netral juga. Yaitu selalu memusuhi orang di luar Megawati dan PDIP, walaupun selalu bilang mendukung tokoh reformasi yg lain. Sikap yg berbeda dengan Mega selalu disebutkan melenceng dari tujuan reformasi. Hehehe:) Ini bukti di lapangan lho. Irwan: Bukti lapangan?...:) Selalu memusuhi orang di luar Megawati dan PDIP? Tahukah anda sebelum pencoblosan saya termasuk barisan pendukung setia trio partai reformasi, PAN, PKB, PDIP? Dan itu saya lakukan dengan konsisten, tidak menyerang satu pun baik PAN, PKB, PDIP. Ketidaktahuan anda akan hal ini hanya membuktikan anda baru bergabung di milis permias. Sayang, saya tidak punya arsipnya, seandainya di milis ini kita bisa ambil arsip2nya, maka akan saya tunjukan hal tersebut. Yang saya serang itu partai2 Golkar cs karena sejak awal kampanye, saya sudah jelas2 menyatakan diri anti Golkar. Saya tidak netral? Oh, jelas sekali saya tidak netral karena memang dari pertama kali kampanye saya sudah menegaskan diri anti Golkar. Jangan berharap saya untuk netral di milis ini karena ada yg saya perjuangkan yaitu gerakan reformasi yg kalau mentok akan berubah menjadi gerakan revolusi rakyat. Saya tetap konsisten dengan hal ini, berdiri bersama rakyat demi rakyat. Berhubung anda tampaknya baru bergabung di milis permias, sekalian saja saya tambahkan sedikit cerita tentang sikap saya. Saya mendukung trio partai reformasi, PAN, PKB, dan PDIP. Sementara dukungan nyata berupa suara akan saya salurkan lewat PDIP, begitu dulu saya memproklamirkan diri. Kenapa saya memilih PDIP saat itu? Alasan sederhana saja, karena kebetulan saya melihat garis perjuangan PDIP yg membela rakyat kecil sama dengan garis perjuangan saya. Setiap orang bisa punya garis perjuangan yg berbeda2 dan itu buat saya sah2 saja. Karenanya partai reformasi punya alternatif2 lainnya seperti PAN dan PKB. Anjasmara: Yang perlu digaris bawahi adalah: - Belo telah menggunakan kedudukannya sebagai uskup untuk berperan aktif dalam politik. Karena Bung Irwan membela posisi Belo, maka seharusnya Bung Irwan jangan pernah lagi mempertanyakan keberadaan tokoh-tokoh keagamaan lain di Indonesia untuk berpolitik. Bila bersikap lain daripada yg ini, maka pendapatnya tidak dapat dipegang. Irwan: Ini fitnah lagi. Sejak kapan saya pernah mempertanyakan keberadaan tokoh2 keagamaan lain di Indonesia yg berpolitik? Apa pernah saya mempermasalahkan hal tersebut? Kalau anda jeli, itulah inti dari komentar saya terhadap bung Ramadhan Pohan yg bagi saya kurang jeli melihat apa yg terjadi di Indonesia. Kenapa ketika Belo berteriak untuk membela umatnya yg sedang di "bantai" di Timtim dia harus di "warning" dengan tuduhan bermain politik? Sementara bung Ramadhan Pohan sendiri lihat tokoh2 agama lainnya yg setiap harinya sarat dengan ancaman2 dan terjun langsung ke arena politik. Apakah Ramadhan Pohan disini menerapkan standar ganda? Saya pikir kemungkinan ini karena dia kurang-jeli saja dalam melihat situasi dari sudut yg lebih luas lagi. Belum lagi bila kita melihat dari sudut pandang kejadian yg baru dialami langsung oleh Belo yg bukan malaikat tapi hanyalah manusia normal, manusia biasa, sama seperti kita. Anjasmara: - Berada di lapangan langsung tidak perlu diartikan mengerti betul permasalahan dan akan menyuarakan kebenaran. Sebaliknya tidak berada di lapangan langsung tidak harus diartikan tidak akan mengerti persoalan ataupun tidak mampu menyampaikan kebenaran. Yang ini kelihatan sekali belum atau sengaja tidak dimengerti oleh Bung Irwan. Irwan: Silahkan tunjukan, dimana salahnya Belo. Silahkan bung Ramadhan Pohan jelaskan maksud tulisan dia. Apa yg dari Belo yg menurut dia tidak tepat dan sebutkan alasannya. Mari kita lihat dan bahas bersama dengan prinsip tidak ada diskriminasi perlakuan dalam hal ini. Saya siap meralat pernyataan saya dan mendukung apa yg dikatakan/disayangkan oleh Ramadhan Pohan atas sikap Belo bila memang dia bisa buktikan hal tersebut dengan argumentasi yg kuat dan sekali lagi, tanpa diskriminasi perlakuan. Silahkan saja, kita terbuka di milis ini, bukan?...:) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: What a funny statement: :-)
Bung Irwan dan Bung Jupri Anjas Asmaradhana, Saya salah satu saksi kalau Bung Irwan mengatakan yang sebenarnya. Bung Irwan mendukung partai manapun selain Golkar dkk. Mengenai Belo? Siapapun orangnya saya sependapat kalau ia mengecam pembantaian. Pembantaian di manapun sangat mengenaskan dan tidak boleh dibiarkan. Saya dukung semua orang yang menentang pembantaian siapapun orangnya termasuk Belo dan para ulama Islam. Namun jika itu digunakan sebagai dagangan politik mereka tak ubahnya bajingan tengik termasuk juga Belo dan ulama. Saya sendiri tak suka pada Belo yang bermuka dua. Namun saya mendukung segala usahanya untuk menghentikan pembantaian di Timtim. Ingatlah, yang menjadi korban itu adalah manusia bukan ayam potong. Buat Bung Jupri mari kita berdiskusi lebih terbuka lagi. Anda jangan setengah-setengah melakukannya. Wassalam, Efron -Original Message- From: Irwan Ariston Napitupulu [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, 14 September, 1999 12:31 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: What a funny statement: :-) In a message dated 9/12/99 6:43:04 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Dari pengamatan saya Bung Irwan tidak pernah netral juga. Yaitu selalu memusuhi orang di luar Megawati dan PDIP, walaupun selalu bilang mendukung tokoh reformasi yg lain. Sikap yg berbeda dengan Mega selalu disebutkan melenceng dari tujuan reformasi. Hehehe:) Ini bukti di lapangan lho. Irwan: Bukti lapangan?...:) Selalu memusuhi orang di luar Megawati dan PDIP? Tahukah anda sebelum pencoblosan saya termasuk barisan pendukung setia trio partai reformasi, PAN, PKB, PDIP? Dan itu saya lakukan dengan konsisten, tidak menyerang satu pun baik PAN, PKB, PDIP. Ketidaktahuan anda akan hal ini hanya membuktikan anda baru bergabung di milis permias. Sayang, saya tidak punya arsipnya, seandainya di milis ini kita bisa ambil arsip2nya, maka akan saya tunjukan hal tersebut. Yang saya serang itu partai2 Golkar cs karena sejak awal kampanye, saya sudah jelas2 menyatakan diri anti Golkar. Saya tidak netral? Oh, jelas sekali saya tidak netral karena memang dari pertama kali kampanye saya sudah menegaskan diri anti Golkar. Jangan berharap saya untuk netral di milis ini karena ada yg saya perjuangkan yaitu gerakan reformasi yg kalau mentok akan berubah menjadi gerakan revolusi rakyat. Saya tetap konsisten dengan hal ini, berdiri bersama rakyat demi rakyat. Berhubung anda tampaknya baru bergabung di milis permias, sekalian saja saya tambahkan sedikit cerita tentang sikap saya. Saya mendukung trio partai reformasi, PAN, PKB, dan PDIP. Sementara dukungan nyata berupa suara akan saya salurkan lewat PDIP, begitu dulu saya memproklamirkan diri. Kenapa saya memilih PDIP saat itu? Alasan sederhana saja, karena kebetulan saya melihat garis perjuangan PDIP yg membela rakyat kecil sama dengan garis perjuangan saya. Setiap orang bisa punya garis perjuangan yg berbeda2 dan itu buat saya sah2 saja. Karenanya partai reformasi punya alternatif2 lainnya seperti PAN dan PKB. Anjasmara: Yang perlu digaris bawahi adalah: - Belo telah menggunakan kedudukannya sebagai uskup untuk berperan aktif dalam politik. Karena Bung Irwan membela posisi Belo, maka seharusnya Bung Irwan jangan pernah lagi mempertanyakan keberadaan tokoh-tokoh keagamaan lain di Indonesia untuk berpolitik. Bila bersikap lain daripada yg ini, maka pendapatnya tidak dapat dipegang. Irwan: Ini fitnah lagi. Sejak kapan saya pernah mempertanyakan keberadaan tokoh2 keagamaan lain di Indonesia yg berpolitik? Apa pernah saya mempermasalahkan hal tersebut? Kalau anda jeli, itulah inti dari komentar saya terhadap bung Ramadhan Pohan yg bagi saya kurang jeli melihat apa yg terjadi di Indonesia. Kenapa ketika Belo berteriak untuk membela umatnya yg sedang di "bantai" di Timtim dia harus di "warning" dengan tuduhan bermain politik? Sementara bung Ramadhan Pohan sendiri lihat tokoh2 agama lainnya yg setiap harinya sarat dengan ancaman2 dan terjun langsung ke arena politik. Apakah Ramadhan Pohan disini menerapkan standar ganda? Saya pikir kemungkinan ini karena dia kurang-jeli saja dalam melihat situasi dari sudut yg lebih luas lagi. Belum lagi bila kita melihat dari sudut pandang kejadian yg baru dialami langsung oleh Belo yg bukan malaikat tapi hanyalah manusia normal, manusia biasa, sama seperti kita. Anjasmara: - Berada di lapangan langsung tidak perlu diartikan mengerti betul permasalahan dan akan menyuarakan kebenaran. Sebaliknya tidak berada di lapangan langsung tidak harus diartikan tidak akan mengerti persoalan ataupun tidak mampu menyampaikan kebenaran. Yang ini kelihatan sekali belum atau sengaja tidak dimengerti oleh Bung Irwan. Irwan: Silahkan tunjukan, dimana salahnya Belo. Silahkan bung Ramadhan Pohan jelaskan maksud tulisan dia. Apa yg dari Belo yg menurut dia tidak tepat dan sebutkan alasannya. Mari kita lihat dan bahas bersama dengan prinsip tidak ada diskriminasi
Re: What a funny statement: :-)
Dari pengamatan saya Bung Irwan tidak pernah netral juga. Yaitu selalu memusuhi orang di luar Megawati dan PDIP, walaupun selalu bilang mendukung tokoh reformasi yg lain. Sikap yg berbeda dengan Mega selalu disebutkan melenceng dari tujuan reformasi. Hehehe:) Ini bukti di lapangan lho. Yang perlu digaris bawahi adalah: - Belo telah menggunakan kedudukannya sebagai uskup untuk berperan aktif dalam politik. Karena Bung Irwan membela posisi Belo, maka seharusnya Bung Irwan jangan pernah lagi mempertanyakan keberadaan tokoh-tokoh keagamaan lain di Indonesia untuk berpolitik. Bila bersikap lain daripada yg ini, maka pendapatnya tidak dapat dipegang. - Berada di lapangan langsung tidak perlu diartikan mengerti betul permasalahan dan akan menyuarakan kebenaran. Sebaliknya tidak berada di lapangan langsung tidak harus diartikan tidak akan mengerti persoalan ataupun tidak mampu menyampaikan kebenaran. Yang ini kelihatan sekali belum atau sengaja tidak dimengerti oleh Bung Irwan. +anjas From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: What a funny statement: :-) Date: Sat, 11 Sep 1999 21:55:04 EDT In a message dated 9/11/99 1:13:05 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: he..he...he..Aduh Bung Irwan ini lucu sekali yah... kalo masalah pengalaman langsung di lokasi kejadian, saya kira kita nggak usah lagi nanya sama Bung Ramadhan Pohan. Bung Pohan ini adalah seorang professional wartawan politik/perang, beliau pernah tugas di Balkan sono for a siginificant period of time. Irwan: Apakah bung Pohan pada peristiwa Timtim pasca pengumuman jajak pendapat ada di Timtim? Setahu saya dia ada di DC dan Belo ada di Timtim, di lokasi kejadian dan termasuk yg diserang bahkan menjadi target yg harus dibunuh oleh kelompok milisi. Belo melihat langsung bahkan mengalami langsung kejadiannya sedangkan Ramadhan Pohan hanya nonton dari tv, baca koran, atau dapat informasi via telepon. Saya pribadi termasuk tipe orang yg melihat apa yg ditulis dan bukan siapa yg menulis termasuk apa yg tidak ditulisnya. Ali: Jadi yang namanya suara dan bau peluru, ethnic cleansing, genocide, sudah ngerti betul. Bahkan bahasa Yugo beliau juga kuasai, untungya beliau masih pakai bahasa Indonesia untuk nulis e-mail...he...he.. Irwan: Singkat saja, bung Pohan pada peristiwa berlangsung berada di DC sedangkan Belo ada di Timtim bahkan Belo termasuk orang yg sangat diperhatikan pendapatnya di dunia internasional maupun domestik. Dan lagian, apa hubungannya bisa bahasa Yugo dengan masalah Timtim?;) Ali: Kalau masalah politik saya sendiri tidak meragukan lagi his credibility, integrity, and ability. Karena beliau juga seorang political scientist yang hebat dan low profile. Irwan: Saya ngga peduli orang yg nulis disini itu statusnya seperti apa, punya gelar dan pengalaman sebanyak apa pun. Yang saya komentarin adalah apa yg ditulis di milis ini dan bukan apa yg tidak ditulisnya. Demikian juga sebaliknya, saya akan menerima satu kritik atas tulisan saya tanpa memandang yg mengkritik itu apa pendidikan/pengetahuannya lebih rendah atau malah belum pernah mendapatkan pendidikan formal sekalipun. Intinya, yg saya lihat itu apa yg ditulis dan bukan apa yg tidak ditulis. Ali: Makanya saya sering tertawa kalau di milis ini ada orang yang berdebat dan mencoba menggurui beliau. Kalau berdebat sih boleh-boleh saja sama Bung Pohan, dan saya sendiri juga sering berdebat sama beliau. Irwan: Bisa dijelaskan perbedaan antara berargumentasi, menggurui, mengingatkan, memberikan fakta/informasi lapangan? Setahu saya, Ramadhan Pohan di DC dan Belo di Timtim pada peristiwa sedih di Timtim pasca pengumuman jajak pendapat itu adalah suatu fakta lapangan. Ali: Tapi menggurui itu-loh yang lucu, kenapa? karena kebanyakan dari kita ini (termasuk Irawan dan saya) hanya tukang baca koran, dan menggunakan berita-berita di koran to support our arguments. __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
What a funny statement: :-)
Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Saya tahu pasti Uskup Belo kecewa atas kekerasan Timtim. Saya tahu pasti kekerasan memang harus kita akhiri di manapun! Tetapi saya sangat tidak tahu mau kemana Uskup Belo membawa umat dan rakyat Timtim? Irwan: Sayang, anda tidak mengalami langsung di lokasi kejadian. he..he...he..Aduh Bung Irwan ini lucu sekali yah... kalo masalah pengalaman langsung di lokasi kejadian, saya kira kita nggak usah lagi nanya sama Bung Ramadhan Pohan. Bung Pohan ini adalah seorang professional wartawan politik/perang, beliau pernah tugas di Balkan sono for a siginificant period of time. Jadi yang namanya suara dan bau peluru, ethnic cleansing, genocide, sudah ngerti betul. Bahkan bahasa Yugo beliau juga kuasai, untungya beliau masih pakai bahasa Indonesia untuk nulis e-mail...he...he.. Kalau masalah politik saya sendiri tidak meragukan lagi his credibility, integrity, and ability. Karena beliau juga seorang political scientist yang hebat dan low profile. Makanya saya sering tertawa kalau di milis ini ada orang yang berdebat dan mencoba menggurui beliau. Kalau berdebat sih boleh-boleh saja sama Bung Pohan, dan saya sendiri juga sering berdebat sama beliau. Tapi menggurui itu-loh yang lucu, kenapa? karena kebanyakan dari kita ini (termasuk Irawan dan saya) hanya tukang baca koran, dan menggunakan berita-berita di koran to support our arguments. Sedangkan Bung Pohan ini, he really knows the inside politics i.e. domestic and international, jadi sebelum menjadi berita beliau sudah ngerti betul. Udahan ah, nanti gue dikira mengkultuskan Bung Pohan lagi...hehe...he.. Salam Ali Simplido __ Do You Yahoo!? Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com
Re: What a funny statement: :-)
In a message dated 9/11/99 1:13:05 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: he..he...he..Aduh Bung Irwan ini lucu sekali yah... kalo masalah pengalaman langsung di lokasi kejadian, saya kira kita nggak usah lagi nanya sama Bung Ramadhan Pohan. Bung Pohan ini adalah seorang professional wartawan politik/perang, beliau pernah tugas di Balkan sono for a siginificant period of time. Irwan: Apakah bung Pohan pada peristiwa Timtim pasca pengumuman jajak pendapat ada di Timtim? Setahu saya dia ada di DC dan Belo ada di Timtim, di lokasi kejadian dan termasuk yg diserang bahkan menjadi target yg harus dibunuh oleh kelompok milisi. Belo melihat langsung bahkan mengalami langsung kejadiannya sedangkan Ramadhan Pohan hanya nonton dari tv, baca koran, atau dapat informasi via telepon. Saya pribadi termasuk tipe orang yg melihat apa yg ditulis dan bukan siapa yg menulis termasuk apa yg tidak ditulisnya. Ali: Jadi yang namanya suara dan bau peluru, ethnic cleansing, genocide, sudah ngerti betul. Bahkan bahasa Yugo beliau juga kuasai, untungya beliau masih pakai bahasa Indonesia untuk nulis e-mail...he...he.. Irwan: Singkat saja, bung Pohan pada peristiwa berlangsung berada di DC sedangkan Belo ada di Timtim bahkan Belo termasuk orang yg sangat diperhatikan pendapatnya di dunia internasional maupun domestik. Dan lagian, apa hubungannya bisa bahasa Yugo dengan masalah Timtim?;) Ali: Kalau masalah politik saya sendiri tidak meragukan lagi his credibility, integrity, and ability. Karena beliau juga seorang political scientist yang hebat dan low profile. Irwan: Saya ngga peduli orang yg nulis disini itu statusnya seperti apa, punya gelar dan pengalaman sebanyak apa pun. Yang saya komentarin adalah apa yg ditulis di milis ini dan bukan apa yg tidak ditulisnya. Demikian juga sebaliknya, saya akan menerima satu kritik atas tulisan saya tanpa memandang yg mengkritik itu apa pendidikan/pengetahuannya lebih rendah atau malah belum pernah mendapatkan pendidikan formal sekalipun. Intinya, yg saya lihat itu apa yg ditulis dan bukan apa yg tidak ditulis. Ali: Makanya saya sering tertawa kalau di milis ini ada orang yang berdebat dan mencoba menggurui beliau. Kalau berdebat sih boleh-boleh saja sama Bung Pohan, dan saya sendiri juga sering berdebat sama beliau. Irwan: Bisa dijelaskan perbedaan antara berargumentasi, menggurui, mengingatkan, memberikan fakta/informasi lapangan? Setahu saya, Ramadhan Pohan di DC dan Belo di Timtim pada peristiwa sedih di Timtim pasca pengumuman jajak pendapat itu adalah suatu fakta lapangan. Ali: Tapi menggurui itu-loh yang lucu, kenapa? karena kebanyakan dari kita ini (termasuk Irawan dan saya) hanya tukang baca koran, dan menggunakan berita-berita di koran to support our arguments. Irwan: Lha, trus yg harus saya pakai itu apa untuk mensupport argumentasi saya? Dalam menggunakan berita2 pun saya menggunakan lebih dari satu sumber agar bisa menangkap kira2 apa yg terjadi di lapangan sebenarnya. Mereka yg nulis berita atau memberikan komentari itu khan sebagian besar yg berada di lokasi. Aneh khan kalau anda meminta saya terjun dulu di Timtim sebelum memberi komentar akan Timtim. Dan lagian, Ramadhan Pohan pada saat kejadian berlangsung juga tidak ada dilokasi. Karenanya saya yakini dia memakai sumber2 dari media2 online yg ada, telepon, dan sumber2 lainnya dalam memberikan komentar akan Timtim. Ali: Sedangkan Bung Pohan ini, he really knows the inside politics i.e. domestic and international, jadi sebelum menjadi berita beliau sudah ngerti betul. Irwan: Ah, masa?...:) Saya ngga yakin bung Pohan tidak akan berani berkata demikian. Kalau begitu maka bisa saya simpulkan bahwa anda akan mengabaikan pakar2 politik nasional dan internasional lainnya termasuk wartawan2 kaliber internasional lainnya yg banyak menulis dan membahas masalah Timtim selama ini bila hal itu bertentangan dengan pendapat Ramadhan Pohan. Yang penting bagi anda tampaknya apa yg dikatakan oleh Ramadhan Pohan itulah yg benar:) Tampaknya terjadi ketidak-konsistenan pada diri anda. Anda sendiri bilang tadi suka berdebat dengan dia, sementara di atas anda bilang dia ngerti betul hal2 yg berkaitan dengan politik baik domestik atau pun internasional. Nah lho, koq bisa2nya anda sampai pernah berdebat dengan dia, bukankah seharusnya anda hanya mendengarkan dan manggut2 saja kalau bicara politik dengan Ramadhan Pohan?:) Apakah ini karena anda kurang berhati2 dalam menulis?.:) Ali: Udahan ah, nanti gue dikira mengkultuskan Bung Pohan lagi...hehe...he.. Irwan: Walau anda menyangkal, tapi saya sudah melihat gejala itu ada pada diri anda. Kita serahkan saja ke anggota milis lainnya untuk hal yg satu ini...:) Out of topic: Sekedar informasi saja, walau Ramadhan Pohan sering kali menyatakan diri netral dalam artian tidak pro atau anti ke siapa2, tapi dari pengamatan saya selama di milis ini dia tidaklah demikian. jabat erat, Irwan Ariston