Re: What a funny statement: :-)

1999-09-14 Terurut Topik Suhendri

Saya harap dukungan Anda juga untuk menghentikan juga pembantaian di Ambon.
Tx.

Soe.


-Original Message-
From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, September 14, 1999 12:54 PM
Subject: Re: What a funny statement: :-)


 Namun saya
mendukung segala usahanya untuk menghentikan pembantaian di Timtim.
Ingatlah, yang menjadi korban itu adalah manusia bukan ayam potong.





Re: What a funny statement: :-)

1999-09-14 Terurut Topik Suhendri

Tx.

Soe

-Original Message-
From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, September 14, 1999 2:13 PM
Subject: Re: What a funny statement: :-)


Iya, betul! Dukungan saya nggak sebatas cuap-cuap di milis ini.

Efron

-Original Message-
From:   Suhendri [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Tuesday, 14 September, 1999 13:56 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: What a funny statement: :-)

Saya harap dukungan Anda juga untuk menghentikan juga pembantaian di Ambon.
Tx.

Soe.



Kasus Ambon (was: Re: What a funny statement: :-))

1999-09-14 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 9/14/99 2:55:52 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Saya harap dukungan Anda juga untuk menghentikan juga pembantaian di Ambon.
  Tx.

  Soe.


Irwan:
Soe, anda ini ketika diajak untuk membantu membela
rakyat Timtim yg sedang dibantai, anda malah lebih
senang untuk main kuiz (lihat kembali komentar anda
atas posting saya). Saya mah ngga yakin anda serius
untuk memperjuangkan Ambon, lha diajak untuk
membahas masalahnya saja di milis ini anda ogah.

Coba deh anda ceritakan sedikit, emang masalah yg terjadi
di Ambon itu seperti apa sih? Biar rekan2 disini bisa tahu
apa yg harus diperjuangkan atas Ambon. Saya persilahkan
anda menceritakan secara ringkas permasalahan2 yg ada
dan apa yg perlu diperjuangkan.

Mudah2an anda tidak menolak lagi seperti dulu.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Kasus Ambon (was: Re: What a funny statement: :-))

1999-09-14 Terurut Topik Suhendri


Irwan:
Soe, anda ini ketika diajak untuk membantu membela
rakyat Timtim yg sedang dibantai, anda malah lebih
senang untuk main kuiz (lihat kembali komentar anda
atas posting saya).

Memangnya tidak boleh ?

Saya mah ngga yakin anda serius
untuk memperjuangkan Ambon, lha diajak untuk
membahas masalahnya saja di milis ini anda ogah.


Tahu darimana Anda saya tidak serius.
Saya kan cuma seorang diri, jadi tidak perlu serius-serius amat.
Kalau Organisasi besar seperti PERMIAS nah itu baru harus serius.

Coba deh anda ceritakan sedikit, emang masalah yg terjadi
di Ambon itu seperti apa sih? Biar rekan2 disini bisa tahu
apa yg harus diperjuangkan atas Ambon. Saya persilahkan
anda menceritakan secara ringkas permasalahan2 yg ada
dan apa yg perlu diperjuangkan.


Ternyata Anda memang benar - benar tidak tahu rupanya ya !!!.
Atau memang memilih untuk tahu terhadap hal-hal yang Anda ingini saja ?

Soe



Re: What a funny statement: :-)

1999-09-13 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 9/12/99 6:43:04 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Dari pengamatan saya Bung Irwan tidak pernah netral juga.
  Yaitu selalu memusuhi orang di luar Megawati dan PDIP,
  walaupun selalu bilang mendukung tokoh reformasi yg lain.
  Sikap yg berbeda dengan Mega selalu disebutkan melenceng
  dari tujuan reformasi. Hehehe:) Ini bukti di lapangan lho.

Irwan:
Bukti lapangan?...:)
Selalu memusuhi orang di luar Megawati dan PDIP?
Tahukah anda sebelum pencoblosan saya termasuk
barisan pendukung setia trio partai reformasi, PAN, PKB, PDIP?
Dan itu saya lakukan dengan konsisten, tidak menyerang
satu pun baik PAN, PKB, PDIP.
Ketidaktahuan anda akan hal ini hanya membuktikan anda
baru bergabung di milis permias. Sayang, saya tidak
punya arsipnya, seandainya di milis ini kita bisa ambil
arsip2nya, maka akan saya tunjukan hal tersebut.
Yang saya serang itu partai2 Golkar cs karena sejak awal
kampanye, saya sudah jelas2 menyatakan diri anti Golkar.

Saya tidak netral?
Oh, jelas sekali saya tidak netral karena memang
dari pertama kali kampanye saya sudah menegaskan
diri anti Golkar. Jangan berharap saya untuk netral
di milis ini karena ada yg saya perjuangkan yaitu
gerakan reformasi yg kalau mentok akan berubah menjadi
gerakan revolusi rakyat. Saya tetap konsisten dengan
hal ini, berdiri bersama rakyat demi rakyat.

Berhubung anda tampaknya baru bergabung di milis
permias, sekalian saja saya tambahkan sedikit cerita
tentang sikap saya. Saya mendukung trio partai reformasi,
PAN, PKB, dan PDIP. Sementara dukungan nyata berupa
suara akan saya salurkan lewat PDIP, begitu dulu saya
memproklamirkan diri. Kenapa saya memilih PDIP saat itu?
Alasan sederhana saja, karena kebetulan saya melihat
garis perjuangan PDIP yg membela rakyat kecil sama
dengan garis perjuangan saya. Setiap orang bisa punya
garis perjuangan yg berbeda2 dan itu buat saya sah2 saja.
Karenanya partai reformasi punya alternatif2 lainnya
seperti PAN dan PKB.

Anjasmara:
  Yang perlu digaris bawahi adalah:
  - Belo telah menggunakan kedudukannya sebagai uskup untuk berperan
aktif dalam politik. Karena Bung Irwan membela posisi Belo, maka
seharusnya Bung Irwan jangan pernah lagi mempertanyakan
keberadaan tokoh-tokoh keagamaan lain di Indonesia untuk
berpolitik. Bila bersikap lain daripada yg ini, maka pendapatnya
tidak dapat dipegang.

Irwan:
Ini fitnah lagi. Sejak kapan saya pernah mempertanyakan
keberadaan tokoh2 keagamaan lain di Indonesia yg berpolitik?
Apa pernah saya mempermasalahkan hal tersebut?
Kalau anda jeli, itulah inti dari komentar saya terhadap
bung Ramadhan Pohan yg bagi saya kurang jeli melihat
apa yg terjadi di Indonesia. Kenapa ketika Belo berteriak
untuk membela umatnya yg sedang di "bantai" di Timtim
dia harus di "warning" dengan tuduhan bermain politik?
Sementara bung Ramadhan Pohan sendiri lihat tokoh2
agama lainnya yg setiap harinya sarat dengan ancaman2
dan terjun langsung ke arena politik. Apakah Ramadhan
Pohan disini menerapkan standar ganda? Saya pikir
kemungkinan ini karena dia kurang-jeli saja dalam melihat
situasi dari sudut yg lebih luas lagi.
Belum lagi bila kita melihat dari sudut pandang kejadian
yg baru dialami langsung oleh Belo yg bukan malaikat
tapi hanyalah manusia normal, manusia biasa, sama
seperti kita.

Anjasmara:
  - Berada di lapangan langsung tidak perlu diartikan mengerti
betul permasalahan dan akan menyuarakan kebenaran. Sebaliknya
tidak berada di lapangan langsung tidak harus diartikan tidak
akan mengerti persoalan ataupun tidak mampu menyampaikan
kebenaran. Yang ini kelihatan sekali belum atau sengaja tidak
dimengerti oleh Bung Irwan.

Irwan:
Silahkan tunjukan, dimana salahnya Belo.
Silahkan bung Ramadhan Pohan jelaskan maksud tulisan dia.
Apa yg dari Belo yg menurut dia tidak tepat dan sebutkan
alasannya. Mari kita lihat dan bahas bersama dengan prinsip
tidak ada diskriminasi perlakuan dalam hal ini.
Saya siap meralat pernyataan saya dan mendukung apa
yg dikatakan/disayangkan oleh Ramadhan Pohan atas sikap
Belo bila memang dia bisa buktikan hal tersebut dengan
argumentasi yg kuat dan sekali lagi, tanpa diskriminasi perlakuan.
Silahkan saja, kita terbuka di milis ini, bukan?...:)


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: What a funny statement: :-)

1999-09-13 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Bung Irwan dan Bung Jupri Anjas Asmaradhana,

Saya salah satu saksi kalau Bung Irwan mengatakan yang sebenarnya. Bung
Irwan mendukung partai manapun selain Golkar dkk.

Mengenai Belo? Siapapun orangnya saya sependapat kalau ia mengecam
pembantaian. Pembantaian di manapun sangat mengenaskan dan tidak boleh
dibiarkan. Saya dukung semua orang yang menentang pembantaian siapapun
orangnya termasuk Belo dan para ulama Islam. Namun jika itu digunakan
sebagai dagangan politik mereka tak ubahnya bajingan tengik termasuk juga
Belo dan ulama. Saya sendiri tak suka pada Belo yang bermuka dua. Namun saya
mendukung segala usahanya untuk menghentikan pembantaian di Timtim.
Ingatlah, yang menjadi korban itu adalah manusia bukan ayam potong.

Buat Bung Jupri mari kita berdiskusi lebih terbuka lagi. Anda jangan
setengah-setengah melakukannya.

Wassalam,
Efron

-Original Message-
From:   Irwan Ariston Napitupulu [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Tuesday, 14 September, 1999 12:31 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: What a funny statement: :-)

In a message dated 9/12/99 6:43:04 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Dari pengamatan saya Bung Irwan tidak pernah netral juga.
  Yaitu selalu memusuhi orang di luar Megawati dan PDIP,
  walaupun selalu bilang mendukung tokoh reformasi yg lain.
  Sikap yg berbeda dengan Mega selalu disebutkan melenceng
  dari tujuan reformasi. Hehehe:) Ini bukti di lapangan lho.

Irwan:
Bukti lapangan?...:)
Selalu memusuhi orang di luar Megawati dan PDIP?
Tahukah anda sebelum pencoblosan saya termasuk
barisan pendukung setia trio partai reformasi, PAN, PKB, PDIP?
Dan itu saya lakukan dengan konsisten, tidak menyerang
satu pun baik PAN, PKB, PDIP.
Ketidaktahuan anda akan hal ini hanya membuktikan anda
baru bergabung di milis permias. Sayang, saya tidak
punya arsipnya, seandainya di milis ini kita bisa ambil
arsip2nya, maka akan saya tunjukan hal tersebut.
Yang saya serang itu partai2 Golkar cs karena sejak awal
kampanye, saya sudah jelas2 menyatakan diri anti Golkar.

Saya tidak netral?
Oh, jelas sekali saya tidak netral karena memang
dari pertama kali kampanye saya sudah menegaskan
diri anti Golkar. Jangan berharap saya untuk netral
di milis ini karena ada yg saya perjuangkan yaitu
gerakan reformasi yg kalau mentok akan berubah menjadi
gerakan revolusi rakyat. Saya tetap konsisten dengan
hal ini, berdiri bersama rakyat demi rakyat.

Berhubung anda tampaknya baru bergabung di milis
permias, sekalian saja saya tambahkan sedikit cerita
tentang sikap saya. Saya mendukung trio partai reformasi,
PAN, PKB, dan PDIP. Sementara dukungan nyata berupa
suara akan saya salurkan lewat PDIP, begitu dulu saya
memproklamirkan diri. Kenapa saya memilih PDIP saat itu?
Alasan sederhana saja, karena kebetulan saya melihat
garis perjuangan PDIP yg membela rakyat kecil sama
dengan garis perjuangan saya. Setiap orang bisa punya
garis perjuangan yg berbeda2 dan itu buat saya sah2 saja.
Karenanya partai reformasi punya alternatif2 lainnya
seperti PAN dan PKB.

Anjasmara:
  Yang perlu digaris bawahi adalah:
  - Belo telah menggunakan kedudukannya sebagai uskup untuk berperan
aktif dalam politik. Karena Bung Irwan membela posisi Belo, maka
seharusnya Bung Irwan jangan pernah lagi mempertanyakan
keberadaan tokoh-tokoh keagamaan lain di Indonesia untuk
berpolitik. Bila bersikap lain daripada yg ini, maka pendapatnya
tidak dapat dipegang.

Irwan:
Ini fitnah lagi. Sejak kapan saya pernah mempertanyakan
keberadaan tokoh2 keagamaan lain di Indonesia yg berpolitik?
Apa pernah saya mempermasalahkan hal tersebut?
Kalau anda jeli, itulah inti dari komentar saya terhadap
bung Ramadhan Pohan yg bagi saya kurang jeli melihat
apa yg terjadi di Indonesia. Kenapa ketika Belo berteriak
untuk membela umatnya yg sedang di "bantai" di Timtim
dia harus di "warning" dengan tuduhan bermain politik?
Sementara bung Ramadhan Pohan sendiri lihat tokoh2
agama lainnya yg setiap harinya sarat dengan ancaman2
dan terjun langsung ke arena politik. Apakah Ramadhan
Pohan disini menerapkan standar ganda? Saya pikir
kemungkinan ini karena dia kurang-jeli saja dalam melihat
situasi dari sudut yg lebih luas lagi.
Belum lagi bila kita melihat dari sudut pandang kejadian
yg baru dialami langsung oleh Belo yg bukan malaikat
tapi hanyalah manusia normal, manusia biasa, sama
seperti kita.

Anjasmara:
  - Berada di lapangan langsung tidak perlu diartikan mengerti
betul permasalahan dan akan menyuarakan kebenaran. Sebaliknya
tidak berada di lapangan langsung tidak harus diartikan tidak
akan mengerti persoalan ataupun tidak mampu menyampaikan
kebenaran. Yang ini kelihatan sekali belum atau sengaja tidak
dimengerti oleh Bung Irwan.

Irwan:
Silahkan tunjukan, dimana salahnya Belo.
Silahkan bung Ramadhan Pohan jelaskan maksud tulisan dia.
Apa yg dari Belo yg menurut dia tidak tepat dan sebutkan
alasannya. Mari kita lihat dan bahas bersama dengan prinsip
tidak ada diskriminasi

Re: What a funny statement: :-)

1999-09-12 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Dari pengamatan saya Bung Irwan tidak pernah netral juga.
Yaitu selalu memusuhi orang di luar Megawati dan PDIP,
walaupun selalu bilang mendukung tokoh reformasi yg lain.
Sikap yg berbeda dengan Mega selalu disebutkan melenceng
dari tujuan reformasi. Hehehe:) Ini bukti di lapangan lho.

Yang perlu digaris bawahi adalah:
- Belo telah menggunakan kedudukannya sebagai uskup untuk berperan
  aktif dalam politik. Karena Bung Irwan membela posisi Belo, maka
  seharusnya Bung Irwan jangan pernah lagi mempertanyakan
  keberadaan tokoh-tokoh keagamaan lain di Indonesia untuk
  berpolitik. Bila bersikap lain daripada yg ini, maka pendapatnya
  tidak dapat dipegang.
- Berada di lapangan langsung tidak perlu diartikan mengerti
  betul permasalahan dan akan menyuarakan kebenaran. Sebaliknya
  tidak berada di lapangan langsung tidak harus diartikan tidak
  akan mengerti persoalan ataupun tidak mampu menyampaikan
  kebenaran. Yang ini kelihatan sekali belum atau sengaja tidak
  dimengerti oleh Bung Irwan.

+anjas


From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: What a funny statement: :-)
Date: Sat, 11 Sep 1999 21:55:04 EDT

In a message dated 9/11/99 1:13:05 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED]
writes:

  he..he...he..Aduh Bung Irwan ini lucu sekali yah...
   kalo masalah pengalaman langsung di lokasi kejadian,
   saya kira kita nggak usah lagi nanya sama Bung
   Ramadhan Pohan.
 
   Bung Pohan ini adalah seorang professional wartawan
   politik/perang, beliau pernah tugas di Balkan sono for
   a siginificant period of time.

Irwan:
Apakah bung Pohan pada peristiwa Timtim pasca
pengumuman jajak pendapat ada di Timtim?
Setahu saya dia ada di DC dan Belo ada di Timtim, di
lokasi kejadian dan termasuk yg diserang bahkan
menjadi target yg harus dibunuh oleh kelompok milisi.
Belo melihat langsung bahkan mengalami langsung kejadiannya
sedangkan Ramadhan Pohan hanya nonton dari tv,
baca koran, atau dapat informasi via telepon.

Saya pribadi termasuk tipe orang yg melihat apa
yg ditulis dan bukan siapa yg menulis termasuk
apa yg tidak ditulisnya.

Ali:
   Jadi yang namanya suara dan bau peluru, ethnic
   cleansing, genocide, sudah ngerti betul.  Bahkan
   bahasa Yugo beliau juga kuasai, untungya beliau masih
   pakai bahasa Indonesia untuk nulis e-mail...he...he..

Irwan:
Singkat saja, bung Pohan pada peristiwa berlangsung
berada di DC sedangkan Belo ada di Timtim bahkan
Belo termasuk orang yg sangat diperhatikan pendapatnya
di dunia internasional maupun domestik.
Dan lagian, apa hubungannya bisa bahasa Yugo
dengan masalah Timtim?;)

Ali:
   Kalau masalah politik saya sendiri tidak meragukan
   lagi his credibility, integrity, and ability. Karena
   beliau juga seorang political scientist yang hebat dan
   low profile.

Irwan:
Saya ngga peduli orang yg nulis disini itu statusnya seperti
apa, punya gelar dan pengalaman sebanyak apa pun.
Yang saya komentarin adalah apa yg ditulis di milis ini
dan bukan apa yg tidak ditulisnya.
Demikian juga sebaliknya, saya akan menerima satu
kritik atas tulisan saya tanpa memandang yg mengkritik
itu apa pendidikan/pengetahuannya lebih rendah atau
malah belum pernah mendapatkan pendidikan formal sekalipun.
Intinya, yg saya lihat itu apa yg ditulis dan bukan apa
yg tidak ditulis.

Ali:
   Makanya saya sering tertawa kalau di milis ini ada
   orang yang berdebat dan mencoba menggurui beliau.
   Kalau berdebat sih boleh-boleh saja sama Bung Pohan,
   dan saya sendiri juga sering berdebat sama beliau.

Irwan:
Bisa dijelaskan perbedaan antara berargumentasi,
menggurui, mengingatkan, memberikan fakta/informasi
lapangan?

Setahu saya, Ramadhan Pohan di DC dan Belo di Timtim
pada peristiwa sedih di Timtim pasca pengumuman jajak pendapat
itu adalah suatu fakta lapangan.

Ali:
   Tapi menggurui itu-loh yang lucu, kenapa? karena
   kebanyakan dari kita ini (termasuk Irawan dan saya)
   hanya tukang baca koran, dan menggunakan berita-berita
   di koran to support our arguments.



__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



What a funny statement: :-)

1999-09-11 Terurut Topik Ali Simplido

 Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
 writes:
  Saya tahu pasti Uskup Belo kecewa atas kekerasan
 Timtim. Saya tahu pasti
   kekerasan memang harus kita akhiri di manapun!
 Tetapi saya sangat tidak
 tahu
   mau kemana Uskup Belo membawa umat dan rakyat
 Timtim?

 Irwan:
 Sayang, anda tidak mengalami langsung di lokasi
 kejadian.

he..he...he..Aduh Bung Irwan ini lucu sekali yah...
kalo masalah pengalaman langsung di lokasi kejadian,
saya kira kita nggak usah lagi nanya sama Bung
Ramadhan Pohan.

Bung Pohan ini adalah seorang professional wartawan
politik/perang, beliau pernah tugas di Balkan sono for
a siginificant period of time.

Jadi yang namanya suara dan bau peluru, ethnic
cleansing, genocide, sudah ngerti betul.  Bahkan
bahasa Yugo beliau juga kuasai, untungya beliau masih
pakai bahasa Indonesia untuk nulis e-mail...he...he..

Kalau masalah politik saya sendiri tidak meragukan
lagi his credibility, integrity, and ability. Karena
beliau juga seorang political scientist yang hebat dan
low profile.

Makanya saya sering tertawa kalau di milis ini ada
orang yang berdebat dan mencoba menggurui beliau.
Kalau berdebat sih boleh-boleh saja sama Bung Pohan,
dan saya sendiri juga sering berdebat sama beliau.

Tapi menggurui itu-loh yang lucu, kenapa? karena
kebanyakan dari kita ini (termasuk Irawan dan saya)
hanya tukang baca koran, dan menggunakan berita-berita
di koran to support our arguments.  Sedangkan Bung
Pohan ini, he really knows the inside politics i.e.
domestic and international, jadi sebelum menjadi
berita beliau sudah ngerti betul.

Udahan ah, nanti gue dikira mengkultuskan Bung Pohan
lagi...hehe...he..

Salam

Ali Simplido








__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com



Re: What a funny statement: :-)

1999-09-11 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 9/11/99 1:13:05 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
writes:

 he..he...he..Aduh Bung Irwan ini lucu sekali yah...
  kalo masalah pengalaman langsung di lokasi kejadian,
  saya kira kita nggak usah lagi nanya sama Bung
  Ramadhan Pohan.

  Bung Pohan ini adalah seorang professional wartawan
  politik/perang, beliau pernah tugas di Balkan sono for
  a siginificant period of time.

Irwan:
Apakah bung Pohan pada peristiwa Timtim pasca
pengumuman jajak pendapat ada di Timtim?
Setahu saya dia ada di DC dan Belo ada di Timtim, di
lokasi kejadian dan termasuk yg diserang bahkan
menjadi target yg harus dibunuh oleh kelompok milisi.
Belo melihat langsung bahkan mengalami langsung kejadiannya
sedangkan Ramadhan Pohan hanya nonton dari tv,
baca koran, atau dapat informasi via telepon.

Saya pribadi termasuk tipe orang yg melihat apa
yg ditulis dan bukan siapa yg menulis termasuk
apa yg tidak ditulisnya.

Ali:
  Jadi yang namanya suara dan bau peluru, ethnic
  cleansing, genocide, sudah ngerti betul.  Bahkan
  bahasa Yugo beliau juga kuasai, untungya beliau masih
  pakai bahasa Indonesia untuk nulis e-mail...he...he..

Irwan:
Singkat saja, bung Pohan pada peristiwa berlangsung
berada di DC sedangkan Belo ada di Timtim bahkan
Belo termasuk orang yg sangat diperhatikan pendapatnya
di dunia internasional maupun domestik.
Dan lagian, apa hubungannya bisa bahasa Yugo
dengan masalah Timtim?;)

Ali:
  Kalau masalah politik saya sendiri tidak meragukan
  lagi his credibility, integrity, and ability. Karena
  beliau juga seorang political scientist yang hebat dan
  low profile.

Irwan:
Saya ngga peduli orang yg nulis disini itu statusnya seperti
apa, punya gelar dan pengalaman sebanyak apa pun.
Yang saya komentarin adalah apa yg ditulis di milis ini
dan bukan apa yg tidak ditulisnya.
Demikian juga sebaliknya, saya akan menerima satu
kritik atas tulisan saya tanpa memandang yg mengkritik
itu apa pendidikan/pengetahuannya lebih rendah atau
malah belum pernah mendapatkan pendidikan formal sekalipun.
Intinya, yg saya lihat itu apa yg ditulis dan bukan apa
yg tidak ditulis.

Ali:
  Makanya saya sering tertawa kalau di milis ini ada
  orang yang berdebat dan mencoba menggurui beliau.
  Kalau berdebat sih boleh-boleh saja sama Bung Pohan,
  dan saya sendiri juga sering berdebat sama beliau.

Irwan:
Bisa dijelaskan perbedaan antara berargumentasi,
menggurui, mengingatkan, memberikan fakta/informasi
lapangan?

Setahu saya, Ramadhan Pohan di DC dan Belo di Timtim
pada peristiwa sedih di Timtim pasca pengumuman jajak pendapat
itu adalah suatu fakta lapangan.

Ali:
  Tapi menggurui itu-loh yang lucu, kenapa? karena
  kebanyakan dari kita ini (termasuk Irawan dan saya)
  hanya tukang baca koran, dan menggunakan berita-berita
  di koran to support our arguments.

Irwan:
Lha, trus yg harus saya pakai itu apa untuk mensupport
argumentasi saya? Dalam menggunakan berita2 pun saya
menggunakan lebih dari satu sumber agar bisa menangkap
kira2 apa yg terjadi di lapangan sebenarnya. Mereka yg nulis
berita atau memberikan komentari  itu khan sebagian besar
yg berada di lokasi. Aneh khan kalau anda meminta saya terjun
dulu di Timtim sebelum  memberi komentar akan Timtim.
Dan lagian, Ramadhan Pohan pada saat kejadian berlangsung
juga tidak ada dilokasi. Karenanya saya yakini dia memakai
sumber2 dari media2 online yg ada, telepon, dan sumber2 lainnya
dalam memberikan komentar akan Timtim.

Ali:
  Sedangkan Bung
  Pohan ini, he really knows the inside politics i.e.
  domestic and international, jadi sebelum menjadi
  berita beliau sudah ngerti betul.

Irwan:
Ah, masa?...:)
Saya ngga yakin bung Pohan tidak akan berani berkata demikian.
Kalau begitu maka bisa saya simpulkan bahwa anda
akan mengabaikan pakar2 politik nasional dan internasional
lainnya termasuk wartawan2 kaliber internasional lainnya yg
banyak menulis dan membahas masalah Timtim selama ini bila
hal itu bertentangan dengan pendapat Ramadhan Pohan.
Yang penting bagi anda tampaknya apa yg dikatakan oleh
Ramadhan Pohan itulah yg benar:)

Tampaknya terjadi ketidak-konsistenan pada diri anda.
Anda sendiri bilang tadi suka berdebat dengan dia,
sementara di atas anda bilang dia ngerti betul hal2
yg berkaitan dengan politik baik domestik atau pun
internasional. Nah lho, koq bisa2nya anda sampai
pernah berdebat dengan dia, bukankah seharusnya anda
hanya mendengarkan dan manggut2 saja kalau bicara
politik dengan Ramadhan Pohan?:)

Apakah ini karena anda kurang berhati2 dalam
menulis?.:)


Ali:
  Udahan ah, nanti gue dikira mengkultuskan Bung Pohan
  lagi...hehe...he..

Irwan:
Walau anda menyangkal, tapi saya sudah melihat
gejala itu ada pada diri anda. Kita serahkan saja
ke anggota milis lainnya untuk hal yg satu ini...:)

Out of topic:
Sekedar informasi saja, walau Ramadhan Pohan sering
kali menyatakan diri netral dalam artian tidak pro atau anti
ke siapa2, tapi dari pengamatan saya selama di milis ini
dia tidaklah demikian.


jabat erat,
Irwan Ariston