[ppiindia] PANJANG USIA HIDUP BAHAGIA DALAM PERSPEKTIF ILMIAH
Undangan Webinar (Seminar via Internet) Gratis: PANJANG USIA HIDUP BAHAGIA DALAM PERSPEKTIF ILMIAH Sabtu, 12 Setember 2009, 5:00 PM (San Francisco Time, USA), atau Minggu 13 Sept 2009 (WIB: 10 Pagi) Speaker: by Dr. Ikrar Sponsor: Majalah KabariNews Ikut dengan cara Menclick site berikut: Silahkan daftar dengan meng-click site berikut: http://www.laporangratis.com/832 Artikel Yang Diseminarkan: http://www.bluetoad.com/publication/?i=22501pre=1p=33 Referensi memperkaya seminar: http://news.yahoo.com/s/ap/20090911/ap_on_re_as/as_japan_centenarians Semoga bermanfaat. Taruna New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Update Pendukung Petisi Anti Pembakaran Buku Soemarsono
Dear All, Berikut nama-nama pendukung petisi yang baru selesai diupdate. Jumpa pers telah berlangsung kemarin. Semoga aksi kita sampai di telinga para pembakar buku. Tabik, BT - PERNYATAAN SIKAP KAMI MENGECAM AKSI PEMBAKARAN BUKU!! Pekan lalu Front Anti Komunis di Surabaya membakar buku Revolusi Agustus: Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah karya Soemarsono. Guru Besar Ilmu Sejarah Prof. Dr. Aminuddin Kasdi ikut dalam pembakaran dan mengatakan bahwa sejarah adalah milik pemenang. Mereka membakar buku sebagai reaksi terhadap kolom serial wartawan Jawa Pos Dahlan Iskan tentang Soemarsono, Soemarsono, Tokoh Kunci dalam Pertempuran Surabaya. Pembakaran buku kali ini bukan yang pertama. Pada Juli 2007 ribuan buku pelajaran sejarah dibakar Kejaksaan Negeri Depok. Pembakaran-pembakaran ini membuktikan adanya sekelompok orang yang tidak bisa menerima perbedaan pendapat. Kami prihatin dengan pembakaran buku itu kendati kami belum tentu sepenuhnya setuju dengan isi buku tersebut. Tapi kebebasan berpendapat, baik lisan maupun tulisan, dijamin oleh UUD 1945. Pembakaran buku Soemarsono mengulang kembali aksi fasisme Nazi yang juga membakar buku-buku karya Sigmund Freud, Albert Einstein, Thomas Mann, Jack London, HG Wells serta berbagai cendekiawan lain. Nazi menganggap buku sebagai musuh mereka. Kami prihatin aksi ini dilakukan oleh sekelompok orang, yang memakai nama Islam namun melakukan tindakan tercela pada bulan Ramadhan, bulan di mana Allah pertama kali menurunkan perintah membaca kepada Nabi Muhammad SAW. Buku semestinya dibaca, bukan untuk dibakar. Kami menyayangkan pernyataan Aminuddin Kasdi. Pernyataan sejarah hanya milik pemenang tak sepantasnya dikatakan oleh seorang guru besar ilmu sejarah. Penulisan sejarah semestinya mengedepankan keberimbangan fakta dan keberagaman versi, bukan monopoli satu versi praktik Orde rezim Baru. Oleh karena itu, atas dasar akal sehat dan kepercayaan pada demokrasi, kami menyatakan: PERTAMA, mengecam para pelaku pembakaran buku Revolusi Agustus: Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah karya Soemarsono, dan menganggapnya sebagai tindakan fasistis, yang bertentangan dengan kemanusiaan dan upaya mencerdaskan masyarakat. KEDUA, menuntut kepada Presiden Republik Indonesia untuk menjamin kebebasan berpendapat dan menindak tegas mereka yang menciderai kebebasan sipil di Surabaya. KETIGA, menuntut dihentikannya tindakan pelarangan buku atas alasan apapun. Bila terdapat perbedaan pandangan, yang diwakili sebuah buku, hendaknya dijawab dengan menerbitkan buku baru, yang mencerminkan pandangan yang berbeda --bukan dengan larangan. Semoga demokrasi di Indonesia, yang baru ditanam benihnya, bisa berkembang sehat. Kami yang mendukung: A.Supardi Adiwidjaya (wartawan) A.K. Supriyanto Aan Rusdianto (aktivis, PEC) Aboeprijadi Santoso (wartawan) Achmad Fauzi Ach. Badrut Tamam, H (wagub LIRA Jawa Timur/koordinator jaringan intelektual muda jawa timur) Ahmad Sabiq (pengajar) Adi Mulyana Adrian Mulya Adhitya Maheswara (konsultan, Jakarta) Adyanto Aditomo (blogger, aktivis sosial) Adytia Fajar Adityo Lukito Agung Ayu Ratih (Institut Sejarah Sosial Indonesia) Agung Cahyono Widi (wartawan) Agung Dwi Hartanto (pengelola taman bacaan) Agung van Joel Nugroho Agus Bejo Santoso (aktivis) Agust W (freelance) Ajianto Dwi Nugroho Akhriyadi Sofian (antropolog) Akmal Nasery Basral (wartawan) Albard Khan (Alumni Fakultas Hukum Universitas Jember) Alpha Savitri (pecinta buku) Alfian Syafril (mahasiswa, UGM) Amalia Pulungan (aktivis) Ambarum Sari (ibu rumah tanngga) Amir Al rahab Andi K Yuwono (aktivis Praxis) Andi S. Nugroho (wartawan) Andre J.O Sumual (wartawan) Andreas Harsono (wartawan) Andreas Iswinarto (blogger, aktivis sosial) Andrew Jansen (pecinta buku, Bogor) Agung Arif W. Widodo (Mahasiswa Sejarah Unair) Anissa S Febrina (wartawan Jakarta Post) Anitra Sitanggang Anjas Asmara (wartawan Trans7) Anton Septian (wartawan) Anton Muhajir Anton Dwi (pembaca bebas) Anugerah Perkasa (wartawan Bisnis Indonesia) Ambarum Sari (ibu rumah tangga) Ari Anggari Harapan (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) Ari Trismana Ari Yurino (Perhimpunan Rakyat Pekerja dan KontraS Aceh) Ari Junaedi (politikus) Ari Zullutfi Aria W. Yudhistira (wartawan Seputar Indonesia) Arief Setiawan Arif Gunawan Sulistyo (wartawan) Arif Harsana (Aktivis, Vorstand SOAI, Jerman) Arif Zulkifli (wartawan) Arif Sam K(Bekasi) Aryati Aryo Yudanto (aktivis IKOHI Jawa Timur) Aryo Danusiri (Ragam) Asvi Warman Adam (sejarawan, ahli peneliti utama LIPI) AS Manto Asahan Alham (penuilis, sastrawan, tinggal di Belanda) Asri Oktavianty Wahono Asep Sambodja (dosen FSUI, Jakarta) Asmin Fransiska (FH Atma Jaya Jakarta) Atta Sidharta (Perguruan Rakyat Merdeka, Jakarta) Ayu Purwaningsih B.I. Purwantari (Litbang Kompas) Badrus Sholeh (dosen UIN Syarief Hidayatullah, Jakarta) Bambang Bujono (penulis/wartawan) Bayu Gautama (buruh di Cikarang) Basil Triharyanto (wartawan) Baskara T Wardaya, Dr. (guru
[ppiindia] YLBHI Kecam Aksi Pembakaran Buku
YLBHI Kecam Aksi Pembakaran Buku by : Dwi Fitria-Jurnal Nasional Upaya rekonsiliasi antara korban dan eks PKI patut dihargai. YAYASAN Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mengecam aksi Prof. Aminuddin Kasdi. YLBHI mendesak gelar professor Aminuddin ditinjau dan jika perlu dicabut. Desakan ini menyusul aksi Amuniddin dalam pembakaran buku dan mengatakan sejarah milik pemenang sementara orang yang kalah tak perlu meminta (ditulis) sejarahnya Kalau advokat melanggar kode etik saja bisa dicabut izinnya, begitu pula seharusnya guru besar, kata Direktur YLBHI Patra M Zen dalam konferensi pers pernyataan sikap mengecam pembakaran buku karya Soemarsono, Revolusi Agustus: Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah di Gedung YLBHI, Jum'at kemarin (11/9). Aminuddin, guru besar ilmu sejarah di Universitas Negeri Surabaya itu menjadi mediator Forum Anti Komunis (FAK) yang menggelar demonstrasi dan membakar buku Soemarsono di halaman kantor Jawa Pos, Surabaya dua pekan lalu. Aksi pembakaran buku terkait tulisan Dahlan Iskan mengenai Soemarsono yang dimuat berseri di Jawa Pos. Patra juga mengecam keras aksi pembakaran buku yang dilakukan FAK. Aksi itu dinilainya sebagai tindakan tercela yang membahayakan. Pembakaran buku adalah ancaman peradaban di negeri ini. Peradaban dinilai dari seberapa banyak buku yang diterbitkan, bukan dibakar, kata Patra. Dahlan Iskan memprakarsai rekonsiliasi korban peristiwa Madiun 1948 dengan mengajak Soemarsono mengunjungi Madiun. Dahlan sendiri kehilangan 17 anggota keluarganya dalam peristiwa tersebut. Soemarsono pernah menjabat gubernur militer PKI di Madiun pada 1948. Sejak tahun 1980-an Soemarsono menetap di Australia untuk menghindari represi Orde Baru. Pertemuan Soemarsono dengan keluarga korban di Madiun dinilai mencairkan kebekuan yang telah berlangsung puluhan tahun. Apalagi rekonsiliasi difasilitasi Dahlan Iskan dari keluarga korban. Dahlan Iskan telah melakukan upaya rekonsiliasi. Upayanya harus kita hargai mengingat Dahlan datang dari keluarga korban, kata Wilson salah satu inisiator petisi. Petisi yang ditandatangani 300-an orang dari beragam profesi tersebut mengecam keras aksi FAK dan pernyataan Aminuddin Kasdi. Salah satu tuntutan petisi adalah memohon Presiden SBY menjamin kebebasan pendapat dan menindak tegas mereka yang menciderai kebebasan sipil di Surabaya. n New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
[ppiindia] Aktivis dan LSM Menyatakan Sikap: Pembakaran Buku Melanggar Konstitusi
Aktivis dan LSM Menyatakan Sikap: Pembakaran Buku Melanggar Konstitusi Jakarta - Aktivis LSM, tokoh pers, dan eksponen masyarakat lainnya menggelar pernyataan sikap di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jakarta, Jumat (11/9), memprotes aksi pembakaran buku Revolusi Agustus: Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah karya Soemarsono oleh Front Antikomunis di Surabaya, pekan lalu. Aksi pembakaran itu merupakan reaksi atas kolom serial wartawan senior sekaligus CEO Jawa Pos Group, Dahlan Iskan, yang bertajuk ““Soemarsono, Tokoh Kunci dalam Pertempuran Surabaya” di Jawa Pos yang dimuat berturut-turut sejak 9 hingga 11 Agustus 2009. Disebutkan, di artikel itu Soemarsono adalah tokoh utama pertempuran Surabaya melawan sekutu di tahun 1945, sekaligus menjadi tokoh utama pemberontakan komunis dalam Peristiwa Madiun di tahun 1948. Tulisan Dahlan memancing reaksi Front Antikomunis menggelar demonstrasi dan mendatangi Kantor Redaksi Jawa Pos di Gedung Graha Pena di Jalan Ahmad Yani, Surabaya (2/9). Sejarawan Bonnie Triyana, salah satu pendukung pernyataan sikap, mengatakan orang bisa saja tak setuju pada isi buku, namun tak lantas menanggapi dengan melakukan pembakaran. “Saya pun belum tentu setuju pada isi buku Soemarsono,” ujarnya kepada SH, Jumat (11/9) dalam jumpa pers di YLBHI. Pembakaran buku Soemarsono dinilai Bonnie mengulang kembali aksi fasisme Nazi yang melakukan pembakaran terhadap buku karya Sigmund Freud, Albert Einstein, Thomas Mann, Jack London, HG Wells serta cendekiawan lainnya. Dalam pernyataan bersama disebutkan, atas dasar akal sehat dan kepercayaan pada demokrasi, pembakaran buku adalah tindakan fasistis yang bertentangan dengan kemanusiaan dan upaya pencerdasan masyakat. “Kami juga menuntut dihentikannya tindakan pelarangan buku atas alasan apa pun. Bila terjadi perbedaan pandangan, yang diwakili sebuah buku, hendaknya dijawab dengan menerbitkan buku baru yang mencerminkan pandangan berbeda. Bukan dengan larangan,” papar Bonnie di Kantor YLBHI. Menurut wartawan Andreas Harsono, pernyataan sikap menentang pembakaran buku datang dari berbagai kalangan, antara lain Direktur Eksekutif Maarif Institute Raja Juli Antoni, Peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina Hendri F Isnaeni dan Dosen Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surabaya Mukhlisin Sa’ad. “Ada 300 orang ikut menandatangani pernyataan ini, yaitu aktivis dari berbagai lembaga, termasuk dari Papua hingga Aceh. Ini gejala yang baik, ada kehendak menegakkan kedaulatan sipil,” ujarnya. Dahlan, menurut sejarawan Wilson, dikenal sebagai wartawan senior, yang juga salah seorang keluarga korban Peristiwa Madiun. “Di tulisannya, Dahlan dan Soemarsono menapaktilasi lokasi perjuangan di Kota Surabaya ketika mempertahankan kemerdekaan (ketika melawan Sekutu pada 28 hingga 30 Oktober 1945), juga mengisahkan kejadian di seputar Pemberontakan Madiun pada tahun 1948. Soemarsono adalah pelaku sekaligus saksi sejarah, sedangkan Dahlan adalah keluarga korban. Pertemuan ini menarik karena rekonsiliasi dimulai justru oleh keluarga korban,” papar Wilson. Front Antikomunis mempertanyakan Dahlan tidak kritis terhadap Soemarsono yang dinilai melakukan kejahatan ketika menjabat Gubernur Militer PKI tahun 1948. “Pernyataan Sumarsono merupakan strategi eks PKI yang tetap dipertahankan sejak gagal melakukan kudeta. Pernyataan itu bertentangan dengan fakta sejarah di lapangan,” ujar salah satu juru bicara aksi, Harukat, di di halaman Gedung Graha Pena (surabaya.detik.com, 2 September 2009). Mereka mendesak pemilik Grup Jawa Pos itu meminta maaf kepada umat Islam dan bangsa Indonesia. Dalam demonstrasi itu kemudian terjadi pembakaran terhadap buku karya Soemarsono. Peradaban Ketua Badan Pengurus YLBHI, Patra M. Zen, mengaitkan pembakaran buku sebagai tindakan bertentangan dengan hukum konstitusi yang melindungi prinsip kebebasan, persamaan dan keadilan sosial. “Atas nama YLBHI, saya merekomendasikan tindakan ini merupakan ancaman konstitusional di Indonesia, sekaligus ancaman peradaban di negeri ini,” ujarnya. Bagaimanapun, buku adalah parameter peradaban bangsa. Patra juga ikut menyayangkan pernyataan Guru Besar Ilmu Sejarah Prof Dr Aminuddin Kasdi yang mengatakan bahwa “sejarah milik pemenang, kalah kok minta sejarah” (kalah kok njaluk sejarah). Bagi Patra, pernyataan tersebut tak pantas dikatakan oleh seorang guru besar ilmu sejarah. Penulisan sejarah, semestinya, mengedepankan keberimbangan fakta dan keberagaman versi, bukan monopoli satu versi ala rezim Orde Baru. (SH/sihar ramses simatupang) Sumber: Sinar Harapan, Sabtu, 12 September 2009 New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
[ppiindia] Gombalisme
Gombalisme senyum setan nyengir iblis jadi panutan kekuasaanmu jauh dari ide kerakyatan politisi sibuk rebutan korsi kekuasaan kemiskinan cuma jadi pajangan birokrasi maling bertopeng reformasi hasil alam diobral demi bunga utang rakyat miskin makan janjimu doang di wajahmu terlihat gombal segudang! heri latief amsterdam, 12/09/2009 http://herilatief.wordpress.com/ http://akarrumputliar.wordpress.com/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [ppiindia] Gombalisme
Mangtabv Boss. From: ppiindia@yahoogroups.com [mailto:ppiin...@yahoogroups.com] On Behalf Of heri latief Sent: 12 September 2009 20:44 To: SP; peny...@yahoogroups.com; danaupu...@yahoogroups.com; santrik...@yahoogroups.com; PT Subject: [ppiindia] Gombalisme Gombalisme senyum setan nyengir iblis jadi panutan kekuasaanmu jauh dari ide kerakyatan politisi sibuk rebutan korsi kekuasaan kemiskinan cuma jadi pajangan birokrasi maling bertopeng reformasi hasil alam diobral demi bunga utang rakyat miskin makan janjimu doang di wajahmu terlihat gombal segudang! heri latief amsterdam, 12/09/2009 http://herilatief.wordpress.com/ http://akarrumputliar.wordpress.com/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [ppiindia] Kiai dan Pesantren Indonesia
Setuju Boss... ! moga islam benar benar menjadi rahmatan lil alamin secara syamil dibumi indonesia tercinta ini. Dakwah saat ini lebih ke arah bagaimana merubah pola pikir yang sempit ke arah lebih egaliter. -Original Message- From: ppiindia@yahoogroups.com [mailto:ppiin...@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto Sent: 11 September 2009 8:32 Subject: [ppiindia] Kiai dan Pesantren Indonesia Kiai dan Pesantren Indonesia Oleh: KH. A. Mustofa Bisri Seperti mengenai banyak hal yang lain, kalau kita berbicara tentang kiai dan pesantren, kita terpaksa harus membuat katagori pembeda: kiai sekarang atau kiai dulu; pesantren sekarang atau pesantren dulu. Soalnya memang terdapat banyak perbedaan antara kiai sekarang dengan kiai di zaman dulu. Demikian pula dengan pesantren; apalagi sekarang ini banyak pesantren baru yang sama sekali berbeda bahkan sering 'ideologi'nya bertolak belakang dengan pesantren di zaman dulu. Kiai di zaman dulu -biasanya 'pemilik' pesantren-rata-rata adalah orang yang di samping memiliki ilmu agama lebih dari kebanyakan masyarakatnya, memiliki kecintaan yang mendalam kepada tanah air dan umatnya. Para kiai di zaman dulu, membangun pondok pesantren mereka sendiri untuk menampung santri-santrin mereka yang menimba ilmu darinya. Santri-santri mereka, tidak hanya diberi ilmu agama, tetapi dididik untuk mengamalkan ilmu yang mereka dapat. Menurut mereka, iIlmu tidak ada gunanya bila tidak diamalkan. Kitab-kitab kuning yang diajarkan kiai-kiai kepada santri-santrinya adalah kitab-kitab yang umumnya merupakan penjabaran dari Kitab suci AlQuran dan Sunnah Rasulullah SAW menurut pemahaman Ahlu Sunnah wal Jama'ah. Paham yang mengajarkan Islam *rahmatan lil'aalamiin *dan sikap hidup *tawassuth wal I'tidaal*, sikap tengah-tengah dan tidak ekstrem. Para santri juga dididik untuk mencintai tanah air mereka. *Hubbul wathan minal iimaan*, Cinta tanah air adalah bagian dari iman, merupakan slogan di kalangan kiai dan pesantren tempo doeloe. Di zaman penjajahan, banyak kiai yang menjadikan pesantrennya sebagai markas perlawanan terhadap penjajah. Banyak kiai yang gugur dan menjadi penghuni penjara pemerintah kolonialis dalam rangka membela tanah air. Dengan berbagai dalil 'kitab kuning', para kiai mengobarkan semangat rakyat melawan penjajah . Fatwa jihad melawan penjajah oleh Kiai Hasyim Asyari Tebuireng Jombang, misalnya, telah mengorbarkan semangat arek-arek Jawa Timur untuk melawan Sekutu di Surabaya. Kiai Subki Parakan Temanggung dengan bambu runcingnya yang terkenal itu, menggembleng mental pejuang-pejuang kemerdekaan. Kiai Baidlowi Lasem mengutus beberapa santrinya untuk memata-matai Belanda yang konon mendarat di daerah Sayung. Itu hanyalah sekedar contoh bagaimana para kiai pesantren dulu mengajarkan, mendidik, dan mencontohkan sikap patriotisme. Di zaman kebangkitan, para kiai pesantren medirikan organisasi yang mereka namakan Nahdlatul Wathan yang artinya Kebangkitan Tanah air. Maka tidak heran bila beberapa kiai yang -ketahuan-- kemudian diangkat menjadi pahlawan nasional. Bahkan Mohammad Asad Syihab, seorang wartawan Arab yang di zaman revolusi tinggal di Indonesia, di antara buku-bukunya tentang tokoh-tokoh nasional Indonesia yang diterbitkan di Kuwait, menulis buku berjudul *Al-'Allaamah Mohammad Hasyim Asy'ari Wadli'u Labinati Istiqlaali Indonesia*. Terjemah harfiahnya: Mahakiai Mohammad Hasyim Asy'ari Peletak Batu Pertama Kemerdekaan Indonesia. Para kiai 'model dulu' selalu menanamkan kepada santri-santrinya bahwa mereka adalah orang Indonesia yang beragama Islam; bukan orang Islam yang kebetulan berada di Indonesia. Orang Islam yang kebetulan di Indonesia boleh jadi tidak peduli apapun yang menimpa Indonesia, tapi orang Indonesia yang beragama Islam tidak bisa tidak memikirkan dan berjuang bagi kebaikan Indonesia. Kecuali mungkin orang yang terbalik akalnya. Alhamdulillah, menurut pengamatan saya, minimal para kiai dan pesantren pelanjut generasi sebelumnya masih tetap mempertahankan pemahaman tentang Islam *rahmatan lil'aalamiin* dan sikap hidup *tawassuth wal I'tidaal*, sikap tengah-tengah dan tidak ekstrem, serta memiliki rasa keIndonesiaan yang tebal seperti kiai dan pesantren di zaman dulu. Akhir-akhir ini orang dibingungkan dengan munculnya sikap-sikap kasar bahkan bengis dari kalangan yang juga menyebut diri kaum muslimin. Munculnya ustadz-ustadz yang dari raut muka hingga tindakan dan ucapannya membuat orang bergidik. Ada jama'ah yang tampak bangga dengan keangkerannya. Bahkan ada yang tidak masuk akal: perbuatan merusak yang tegas-tegas dilarang oleh kitab suci Al-Quran justru dianggap jihad atau minimal dianggap amar makruf nahi munkar. Bahkan ada yang tega meledakkan bom di tengah-tengah keramaian. Kalau yang melakukan kekerasan dan pengrusakan itu bukan orang Indonesia, mungkin kita bisa mengatakan itu pihak yang iri dan dengki kepada kita. Tapi kalau itu orang Indonesia sendiri, kita jadi bingung. Kalau jama'ah yang merupakan sekedar
[ppiindia] Berbagai ocehan Tommy Soeharto yang aneh-aneh
Berita-berita tentang Tommy ini juga disajikan di website http://umarsaid.free.fr/ Berbagai ocehan Tommy Soeharto yang aneh-aneh Sudilah kiranya para pembaca menyimak sebentar sejumlah berita-berita di bawah ini mengenai Tommy Soeharto, yang dengan resmi telah mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Partai Golkar baru-baru ini, dan ucapan-ucapannya yang menarik, karena aneh-aneh serta bisa mencengangkan bagi banyak orang, Umpamanya, ia mengatakan bahwa Belakangan ini, suara Golkar selalu menurun. Jika saya menjadi ketua umum, semoga perolehan suara Golkar pada pemilu (2014) minimal 60 persen, atau bahkan 74 persen seperti yang pernah diraih pada masa Orde Baru. (Komentar kecil : Apa tidak terlalu gede kepala yang begini ini ? Banyak orang tahu bahwa Golkar pada masa-masa Orde Baru bisa meraih suara sampai 60 persen, bahkan 74 persen (!) , karena rakyat digiring dengan todongan pistol dan bedil, intimidasi lewat KORPRI atau lurah, camat, bupati dan gubernur dan macam-macam praktek busuk lainnya. Di samping itu dana gelap atau uang haram yang bisa digalang juga dengan paksa -- untuk memenangkan Golkar adalah luar biasa besarnya. Sekarang ini, golongan militer sudah tidak bisa lagi main backing sepenuhnya seperti dulu. Karena itu, dalam pemilu 2009 Golkar hanya peroleh 19 % suara) Atau, jawabannya atas pertanyaan wartawan mengenai motivasinya mencalonkan diri, Tommy mengaku prihatin dengan persoalan bangsa yang terus menyengsarakan rakyat. Tidak mungkin saya berdiam diri semata, ujarnya. (Komentar kecil : sejak kapan Tommy Soeharto prihatin dengan persoalan bangsa yang terus menyengsarakan rakyat ? Sejak mendekam di Nusakambangan ? Persoalan bangsa yang terus menyengsarakan rakyat itu justru adalah diktatur yang dikepalai oleh ayahnya, dengan bantuan penuh selama 32 tahun dari Golkar. Bukanlah apa-apa lainnya. Sekarang, kalau Tommy berdiam diri saja, malahan lebih baik untuk negara dan rakyat. Karena, jadi berkuranglah sampah dan kotoran.) Atau ucapannya yang lain lagi, yang menyatakan Golkar adalah partai yang mementingkan kepentingan rakyat Karena itu ia berjanji bahwa nantinya Golkar lebih merakyat. (Komentar kecil : Omong kosong besar !!! Sudah 45 tahun lamanya (sejak 1964) justru Golkar sudah melupakan atau mengkhianati kepentingan rakyat. Itu sebabnya kebanyakan pengurus utamanya gendut-gendut kantongnya, atau banyak simpanan di bank-bank mereka, atau punya dua tiga mobil, atau rumah mereka serba mewah-mewah). Tommy juga mengklaim menjadi korban berbagai kasus hukum yang melilitnya, termasuk kasus pembunuhan hakim agung Syaifudin Kartasasmita. Ia menyatakan bahwa semua orang tahu kalau itu sandiwara. (Komentar kecil : Tommy rupanya berusaha membersihkan diri dari kasus hukum yang melilit-lilit sekitar persoalan Cengkeh, mobil Timor, Humpuss, dan seabreg-abreg kasus kotor lainnya. Namun, kasusnya yang berkaitan dengan pembunuhan hakim agung Syafiudin Kartasasmita,adalah sudah begitu jelas bukti-bukti dan kesaksian-kesaksiannya, sehingga sulit dikatakan sebagai sandiwara saja. Tommy sama sekali bukanlah korban kasus hukum, melainkan justru perusak hukum atau penyalahgunaan hukum, yang besar dan lihay pula). A. Umar Said Paris, 12 September 2009 Harap baca berita-berita yang berkaitan, yang selengkapnya sebagai berikut : = = = = = = = Jawa Pos, 11 September 2009 Tommy Janjikan Golkar Lebih Merakyat dan Independen JAKARTA - Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto akhirnya resmi mencalonkan diri. Putra mantan Presiden Soeharto itu kemarin mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Partai Golkar di Gedung Granadi, Kuningan. Dalam pernyataan politiknya, Tommy berjanji akan membawa Golkar lebih merakyat dan independen. ''Partai Golkar harus menjadi partai yang independen. Artinya, Golkar bukan partai koalisi pemerintah. Golkar adalah partai yang mementingkan kepentingan rakyat. Kalau pemerintah baik, didukung. Kalau tidak baik, harus dikritisi,'' tegas Tommy di depan puluhan undangan. Acara deklarasi tersebut sepi dari pejabat teras partai beringin. Yang terlihat, antara lain, Ketua DPP Partai Golkar Endang Agustini, Syarwan Hamid, Yuddy Chrisnandi, dan sejumlah perwakilan ketua DPD II Golkar. Hadir pula mantan Asisten Teritorial Kepala Staf TNI-AD Mayjen TNI (pur) Saurip Kadi dan cucu Soeharto, Ari Sigit. Mantan terpidana kasus pembunuhan Hakim Agung Syaifuddin Kartasasmita itu mengaku tak bisa melepaskan diri dari partai yang kelahirannya dibidani ayahnya tersebut. Sebab, Golkar adalah bagian dari hidupnya. Karena itu, kendati tidak secara langsung terjun di kepengurusan Golkar, Tommy mengaku aktif di Dewan Pembina MKGR (Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong), salah satu organisasi pendiri Golkar. Itu pula yang menjadi kartu truf Tommy untuk lolos dari ganjalan AD/ART. Dalam pasal 112 AD/ART Partai Golkar disebutkan bahwa calon ketua umum harus pernah aktif di kepengurusan DPP dan atau DPD I atau pada organisasi pendiri atau
[ppiindia] Kerendahan Hati
Kerendahan Hati By: agussyafii Ketika Tomy baru masuk sekolah dasar, dia ditanya oleh gurunya. 'Nama kamu siapa?' 'Nama saya Tomy,' jawab sang murid. Pak guru marah karena merasa dipermainkan dan berkata kepada murid baru itu, 'Kalau sama guru, kamu harus sopan. harus pakai 'pak', mengerti? Coba ulangi lagi, nama kamu siapa?' Dengan wajah gemetar dan gugup karena dilihat teman-temannya satu kelas Tomy menjawab 'Nama... nama saya Pak Tomy.' Kerendahan hati satu suku kata yang sudah mulai memudar dalam kehidupan kita sehari-hari. Seringkali kita menjumpai justru sikap tinggi hati. hampir setiap hari anak-anak kita dipertontonkan pertengkaran para orang tua, pertikaian para pemimpin yang beranggapan dirinya paling benar. Anak-anak kita membutuhkan rasa percaya diri yang timbul dari dalam. sebuah teladan sikap kerendahan hati. Salah satu bahan karakter yang paling penting menuju kemuliaan hidup adalah kerendahan hati. Kerendahan hati juga merupakan salah satu indikator dari tinggi kecerdasan emosional seseorang. Seseorang yang belum bisa menunjukkan sikap kerendahan hati berarti belum mencapai kedamaian dengan diri sendiri seperti yang digambarkan pada cerita diatas. Barangkali kita memang perlu banyak melatih diri untuk rendah hati. --- Tidakkah aku pernah memberitahu kalian tentang manisnya ibadah ? para shahabat bertanya, Apakah itu? Rasulullah menjawab, 'Rendah hati' (HR Muslim). Wassalam, agussyafii -- Yuk, ikutan tebarkan cinta dan kasih sayang bersama Amalia. Dalam program kegiatan 'Cinta Amalia' (CINMA) pada hari Ahad, 11 Oktober 2009 di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan cinta anda di http://agussyafii.blogspot.com atau http://www.facebook.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431 [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] I just uploaded a photo that I want you to see!
Hello! I just uploaded a photo on shohibul's DailyFlog page that I want you to see. Please come and see: http://www.mydailyflog.com/go/invite_register/shohibul/49792884stc=18 Thanks! Shohibul Siregar Got a digital camera? MyDailyFlog is a personal photo-blogging space where you can easily post your latest and greatest photos, and share them with your friends and family. Create your own DailyFlog at www.MyDailyFlog.com ... Unsubscribe: to opt out of further invitations from your friends to see their DailyFlogs, please click below: http://www.mydailyflog.com/go/system/euns=ppiin...@yahoogroups.commd5=92c2b59713e84650dac0c7c37486aec5bl=18 Please do not reply directly to this email. Questions? Contact us - http://www.mydailyflog.com/go/contact_us MyDailyFlog, Refriendz Ltd. PO BOX 1184, Luton, Bedfordshire, LU1 9AT.