[ppiindia] PANJANG USIA HIDUP BAHAGIA DALAM PERSPEKTIF ILMIAH

2009-09-12 Terurut Topik Taruna Ikrar
Undangan Webinar (Seminar via Internet) Gratis: 
PANJANG USIA  HIDUP BAHAGIA DALAM PERSPEKTIF ILMIAH
Sabtu, 12 Setember 2009, 5:00 PM (San Francisco Time, USA), atau 
Minggu 13 Sept 2009 (WIB: 10 Pagi) 
Speaker: by Dr. Ikrar
Sponsor: Majalah KabariNews
Ikut dengan cara Menclick site berikut: Silahkan daftar dengan meng-click site 
berikut:
http://www.laporangratis.com/832
Artikel Yang Diseminarkan: 
http://www.bluetoad.com/publication/?i=22501pre=1p=33
Referensi memperkaya seminar:
http://news.yahoo.com/s/ap/20090911/ap_on_re_as/as_japan_centenarians
Semoga bermanfaat.
Taruna



  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Update Pendukung Petisi Anti Pembakaran Buku Soemarsono

2009-09-12 Terurut Topik Boni Triyana
Dear All,

Berikut nama-nama pendukung petisi yang baru selesai diupdate. Jumpa pers telah 
berlangsung kemarin. Semoga aksi kita sampai di telinga para pembakar buku.

Tabik,

BT

-

PERNYATAAN SIKAP

KAMI MENGECAM AKSI PEMBAKARAN BUKU!!

Pekan lalu Front Anti Komunis di Surabaya membakar buku Revolusi Agustus: 
Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah karya Soemarsono. Guru Besar Ilmu Sejarah 
Prof. Dr. Aminuddin Kasdi ikut dalam pembakaran dan mengatakan bahwa sejarah 
adalah milik pemenang. Mereka membakar buku sebagai reaksi terhadap kolom 
serial wartawan Jawa Pos Dahlan Iskan tentang Soemarsono, Soemarsono, Tokoh 
Kunci dalam Pertempuran Surabaya.

Pembakaran buku kali ini bukan yang pertama. Pada Juli 2007 ribuan buku 
pelajaran sejarah dibakar Kejaksaan Negeri Depok. Pembakaran-pembakaran ini 
membuktikan adanya sekelompok orang yang tidak bisa menerima perbedaan pendapat.

Kami prihatin dengan pembakaran buku itu kendati kami belum tentu sepenuhnya 
setuju dengan isi buku tersebut. Tapi kebebasan berpendapat, baik lisan maupun 
tulisan, dijamin oleh UUD 1945. Pembakaran buku Soemarsono mengulang kembali 
aksi fasisme Nazi yang juga membakar buku-buku karya Sigmund Freud, Albert 
Einstein, Thomas Mann, Jack London, HG Wells serta berbagai cendekiawan lain. 
Nazi menganggap buku sebagai musuh mereka.

Kami prihatin aksi ini dilakukan oleh sekelompok orang, yang memakai nama Islam 
namun melakukan tindakan tercela pada bulan Ramadhan, bulan di mana Allah 
pertama kali menurunkan perintah membaca kepada Nabi Muhammad SAW. Buku 
semestinya dibaca, bukan untuk dibakar.

Kami menyayangkan pernyataan Aminuddin Kasdi. Pernyataan sejarah hanya milik 
pemenang tak sepantasnya dikatakan oleh seorang guru besar ilmu sejarah. 
Penulisan sejarah semestinya mengedepankan keberimbangan fakta dan keberagaman 
versi, bukan monopoli satu versi praktik Orde rezim Baru. 

Oleh karena itu, atas dasar akal sehat dan kepercayaan pada demokrasi, kami 
menyatakan:

PERTAMA, mengecam para pelaku pembakaran buku Revolusi Agustus: Kesaksian 
Seorang Pelaku Sejarah karya Soemarsono, dan menganggapnya sebagai tindakan 
fasistis, yang bertentangan dengan kemanusiaan dan upaya mencerdaskan 
masyarakat.

KEDUA, menuntut kepada Presiden Republik Indonesia untuk menjamin kebebasan 
berpendapat dan menindak tegas mereka yang menciderai kebebasan sipil di 
Surabaya.

KETIGA, menuntut dihentikannya tindakan pelarangan buku atas alasan apapun. 
Bila terdapat perbedaan pandangan, yang diwakili sebuah buku, hendaknya dijawab 
dengan menerbitkan buku baru, yang mencerminkan pandangan yang berbeda --bukan 
dengan larangan.

Semoga demokrasi di Indonesia, yang baru ditanam benihnya, bisa berkembang 
sehat. 


Kami yang mendukung:


A.Supardi Adiwidjaya (wartawan)
A.K. Supriyanto
Aan Rusdianto (aktivis, PEC)
Aboeprijadi Santoso (wartawan)
Achmad Fauzi
Ach. Badrut Tamam, H (wagub LIRA Jawa Timur/koordinator jaringan intelektual 
muda jawa timur)
Ahmad Sabiq (pengajar)
Adi Mulyana
Adrian Mulya
Adhitya Maheswara (konsultan, Jakarta)
Adyanto Aditomo (blogger, aktivis sosial)
Adytia Fajar
Adityo Lukito
Agung Ayu Ratih (Institut Sejarah Sosial Indonesia)
Agung Cahyono Widi (wartawan)
Agung Dwi Hartanto (pengelola taman bacaan)
Agung van Joel Nugroho
Agus Bejo Santoso (aktivis)
Agust W (freelance)
Ajianto Dwi Nugroho
Akhriyadi Sofian (antropolog)
Akmal Nasery Basral (wartawan)
Albard Khan (Alumni Fakultas Hukum Universitas Jember)
Alpha Savitri (pecinta buku)
Alfian Syafril (mahasiswa, UGM)
Amalia Pulungan (aktivis)
Ambarum Sari (ibu rumah tanngga)
Amir Al rahab
Andi K Yuwono (aktivis Praxis)
Andi S. Nugroho (wartawan)
Andre J.O Sumual (wartawan)
Andreas Harsono (wartawan)
Andreas Iswinarto (blogger, aktivis sosial)
Andrew Jansen (pecinta buku, Bogor)
Agung Arif W. Widodo (Mahasiswa Sejarah Unair)
Anissa S Febrina (wartawan Jakarta Post)
Anitra Sitanggang
Anjas Asmara (wartawan Trans7)
Anton Septian (wartawan)
Anton Muhajir
Anton Dwi (pembaca bebas)
Anugerah Perkasa (wartawan Bisnis Indonesia)
Ambarum Sari (ibu rumah tangga)
Ari Anggari Harapan (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia)
Ari Trismana
Ari Yurino (Perhimpunan Rakyat Pekerja dan KontraS Aceh)
Ari Junaedi (politikus)
Ari Zullutfi 
Aria W. Yudhistira (wartawan Seputar Indonesia)
Arief Setiawan
Arif Gunawan Sulistyo (wartawan)
Arif Harsana (Aktivis, Vorstand SOAI, Jerman)
Arif Zulkifli (wartawan)
Arif Sam K(Bekasi)
Aryati
Aryo Yudanto (aktivis IKOHI Jawa Timur)
Aryo Danusiri (Ragam)
Asvi Warman Adam (sejarawan, ahli peneliti utama LIPI)
AS Manto
Asahan Alham (penuilis, sastrawan, tinggal di Belanda)
Asri Oktavianty Wahono
Asep Sambodja (dosen FSUI, Jakarta)
Asmin Fransiska (FH Atma Jaya Jakarta)
Atta Sidharta (Perguruan Rakyat Merdeka, Jakarta)
Ayu Purwaningsih

B.I. Purwantari (Litbang Kompas)
Badrus Sholeh (dosen UIN Syarief Hidayatullah, Jakarta)
Bambang Bujono (penulis/wartawan)
Bayu Gautama (buruh di Cikarang)
Basil Triharyanto (wartawan)
Baskara T Wardaya, Dr. (guru 

[ppiindia] YLBHI Kecam Aksi Pembakaran Buku

2009-09-12 Terurut Topik Boni Triyana
YLBHI Kecam Aksi Pembakaran Buku
by : Dwi Fitria-Jurnal Nasional

Upaya rekonsiliasi antara korban dan eks PKI patut dihargai.
YAYASAN Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mengecam aksi Prof. Aminuddin 
Kasdi. YLBHI mendesak gelar professor Aminuddin ditinjau dan jika perlu 
dicabut. Desakan ini menyusul aksi Amuniddin dalam pembakaran buku dan 
mengatakan sejarah milik pemenang sementara orang yang kalah tak perlu meminta 
(ditulis) sejarahnya 

Kalau advokat melanggar kode etik saja bisa dicabut izinnya, begitu pula 
seharusnya guru besar, kata Direktur YLBHI Patra M Zen dalam konferensi pers 
pernyataan sikap mengecam pembakaran buku karya Soemarsono, Revolusi Agustus: 
Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah di Gedung YLBHI, Jum'at kemarin (11/9). 

Aminuddin, guru besar ilmu sejarah di Universitas Negeri Surabaya itu menjadi 
mediator Forum Anti Komunis (FAK) yang menggelar demonstrasi dan membakar buku 
Soemarsono di halaman kantor Jawa Pos, Surabaya dua pekan lalu. Aksi pembakaran 
buku terkait tulisan Dahlan Iskan mengenai Soemarsono yang dimuat berseri di 
Jawa Pos. 

Patra juga mengecam keras aksi pembakaran buku yang dilakukan FAK. Aksi itu 
dinilainya sebagai tindakan tercela yang membahayakan. Pembakaran buku adalah 
ancaman peradaban di negeri ini. Peradaban dinilai dari seberapa banyak buku 
yang diterbitkan, bukan dibakar, kata Patra.   

Dahlan Iskan memprakarsai rekonsiliasi korban peristiwa Madiun 1948 dengan 
mengajak Soemarsono mengunjungi Madiun. Dahlan sendiri kehilangan 17 anggota 
keluarganya dalam peristiwa tersebut. Soemarsono pernah menjabat gubernur 
militer PKI di Madiun pada 1948. 

Sejak tahun 1980-an Soemarsono menetap di Australia untuk menghindari represi 
Orde Baru. Pertemuan Soemarsono dengan keluarga korban di Madiun dinilai 
mencairkan kebekuan yang telah berlangsung puluhan tahun. Apalagi rekonsiliasi 
difasilitasi Dahlan Iskan dari keluarga korban. 

Dahlan Iskan telah melakukan upaya rekonsiliasi. Upayanya harus kita hargai 
mengingat Dahlan datang dari keluarga korban, kata Wilson salah satu inisiator 
petisi. Petisi yang ditandatangani 300-an orang dari beragam profesi tersebut 
mengecam keras aksi FAK dan pernyataan Aminuddin Kasdi. Salah satu tuntutan 
petisi adalah memohon Presiden SBY menjamin kebebasan pendapat dan menindak 
tegas mereka yang menciderai kebebasan sipil di Surabaya. n 

 



  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/


[ppiindia] Aktivis dan LSM Menyatakan Sikap: Pembakaran Buku Melanggar Konstitusi

2009-09-12 Terurut Topik Boni Triyana
Aktivis dan LSM Menyatakan Sikap: Pembakaran Buku Melanggar Konstitusi
 
Jakarta - Aktivis LSM, tokoh pers, dan eksponen masyarakat lainnya menggelar 
per­nyataan sikap di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), 
Jakarta, Jumat (11/9), memprotes aksi pembakaran buku Revolusi Agustus: 
Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah karya Soemarsono oleh Front Antikomunis di 
Surabaya, pekan lalu.

Aksi pembakaran itu merupakan reaksi atas kolom serial wartawan senior 
sekaligus CEO Jawa Pos Group, Dahlan Iskan, yang bertajuk ““Soemarsono, Tokoh 
Kunci dalam Pertempuran Surabaya” di Jawa Pos yang dimuat berturut-turut sejak 
9 hingga 11 Agustus 2009. Disebutkan, di artikel itu Soemarsono adalah tokoh 
utama pertempuran Surabaya melawan sekutu di tahun 1945, sekaligus menjadi 
tokoh utama pemberontakan komunis dalam Peristiwa Madiun di tahun 1948.

Tulisan Dahlan memancing reaksi Front Antikomunis menggelar demonstrasi dan 
mendatangi Kantor Redaksi Jawa Pos di Gedung Graha Pena di Jalan Ahmad Yani, 
Surabaya (2/9).
Sejarawan Bonnie Triyana, salah satu pendukung pernyataan sikap, mengatakan 
orang bisa saja tak setuju pada isi buku, namun tak lantas menanggapi dengan 
melakukan pembakaran. “Saya pun belum tentu setuju pada isi buku Soemarsono,” 
ujarnya kepada SH, Jumat (11/9) dalam jumpa pers di YLBHI. Pembakaran buku 
Soemarsono dinilai Bonnie mengulang kembali aksi fasisme Nazi yang melakukan 
pembakaran terhadap buku karya Sigmund Freud, Albert Einstein, Thomas Mann, 
Jack London, HG Wells serta cendekiawan lainnya.

Dalam pernyataan bersama disebutkan, atas dasar akal sehat dan kepercayaan pada 
demokrasi, pembakaran buku adalah tindakan fasistis yang bertentangan dengan 
kemanusiaan dan upaya pencerdasan masyakat. “Kami juga menuntut dihentikannya 
tindakan pelarangan buku atas alasan apa pun. Bila terjadi perbedaan pandangan, 
yang diwakili sebuah buku, hendaknya dijawab dengan menerbitkan buku baru yang 
mencerminkan pandangan berbeda. Bukan dengan larangan,” papar Bonnie di Kantor 
YLBHI.

Menurut wartawan Andreas Harsono, pernyataan sikap menentang pembakaran buku 
datang dari berbagai kalangan, antara lain Direktur Eksekutif Maarif Institute 
Raja Juli Antoni, Peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas 
Paramadina Hendri F Isnaeni dan Dosen Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam 
Negeri (IAIN) Surabaya Mukhlisin Sa’ad. “Ada 300 orang ikut menandatangani 
pernyataan ini, yaitu aktivis dari berbagai lembaga, termasuk dari Papua hingga 
Aceh. Ini gejala yang baik, ada kehendak menegakkan kedaulatan sipil,” ujarnya.

Dahlan, menurut sejarawan Wilson, dikenal sebagai wartawan senior, yang juga 
salah seorang keluarga korban Peristiwa Madiun. “Di tulisannya, Dahlan dan 
Soemarsono menapaktilasi lokasi perjuangan di Kota Surabaya ketika 
mempertahankan kemerde­kaan (ketika melawan Sekutu pada 28 hingga 30 Oktober 
1945), juga mengisahkan kejadian di seputar Pemberontakan Madiun pada tahun 
1948. Soemarsono adalah pelaku sekaligus saksi sejarah, sedangkan Dahlan adalah 
keluarga korban. Pertemuan ini menarik karena rekonsiliasi dimulai justru oleh 
keluarga korban,” papar Wilson.

Front Antikomunis mempertanyakan Dahlan tidak kritis terhadap Soemarsono yang 
dinilai melakukan kejahatan ketika menjabat Gubernur Militer PKI tahun 1948. 
“Pernyataan Sumarsono merupakan strategi eks PKI yang tetap dipertahankan sejak 
gagal melakukan kudeta. Pernyataan itu bertentangan dengan fakta sejarah di 
lapangan,” ujar salah satu juru bicara aksi, Harukat, di di halaman Gedung 
Graha Pena (surabaya.detik.com, 2 September 2009). Mereka mendesak pemilik Grup 
Jawa Pos itu meminta maaf kepada umat Islam dan bangsa Indonesia. Dalam 
demonstrasi itu kemudian terjadi pembakaran terhadap buku karya Soemarsono.

Peradaban

Ketua Badan Pengurus YLBHI, Patra M. Zen, mengaitkan pembakaran buku sebagai 
tindakan bertentangan dengan hukum konstitusi yang melindungi prinsip 
kebebasan, persamaan dan keadilan sosial. “Atas nama YLBHI, saya 
merekomendasikan tindakan ini merupakan ancaman konstitusional di Indonesia, 
sekaligus ancaman peradaban di negeri ini,” ujarnya.

Bagaimanapun, buku adalah parameter peradaban bangsa. Patra juga ikut 
menyayangkan pernyataan Guru Besar Ilmu Sejarah Prof Dr Aminuddin Kasdi yang 
mengatakan bahwa “sejarah milik pemenang, kalah kok minta sejarah” (kalah kok 
njaluk sejarah). Bagi Patra, pernyataan tersebut tak pantas dikatakan oleh 
seorang guru besar ilmu sejarah. Penulisan sejarah, semestinya, mengedepankan 
keberimbangan fakta dan keberagaman versi, bukan monopoli satu versi ala rezim 
Orde Baru. 

(SH/sihar ramses simatupang)

Sumber: Sinar Harapan, Sabtu, 12 September 2009 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/


[ppiindia] Gombalisme

2009-09-12 Terurut Topik heri latief
Gombalisme

senyum setan nyengir iblis jadi panutan
kekuasaanmu jauh dari ide kerakyatan

politisi sibuk rebutan korsi kekuasaan
kemiskinan cuma jadi pajangan

birokrasi maling bertopeng reformasi
hasil alam diobral demi bunga utang

rakyat miskin makan janjimu doang
di wajahmu terlihat gombal segudang!

heri latief
amsterdam, 12/09/2009

http://herilatief.wordpress.com/
http://akarrumputliar.wordpress.com/
http://sastrapembebasan.wordpress.com/



  

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [ppiindia] Gombalisme

2009-09-12 Terurut Topik Mozak
Mangtabv Boss.

 

From: ppiindia@yahoogroups.com [mailto:ppiin...@yahoogroups.com] On Behalf
Of heri latief
Sent: 12 September 2009 20:44
To: SP; peny...@yahoogroups.com; danaupu...@yahoogroups.com;
santrik...@yahoogroups.com; PT
Subject: [ppiindia] Gombalisme

 

  

Gombalisme

senyum setan nyengir iblis jadi panutan
kekuasaanmu jauh dari ide kerakyatan

politisi sibuk rebutan korsi kekuasaan
kemiskinan cuma jadi pajangan

birokrasi maling bertopeng reformasi
hasil alam diobral demi bunga utang

rakyat miskin makan janjimu doang
di wajahmu terlihat gombal segudang!

heri latief
amsterdam, 12/09/2009

http://herilatief.wordpress.com/
http://akarrumputliar.wordpress.com/
http://sastrapembebasan.wordpress.com/

[Non-text portions of this message have been removed]





[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [ppiindia] Kiai dan Pesantren Indonesia

2009-09-12 Terurut Topik Mozak
Setuju Boss... ! moga islam benar benar menjadi rahmatan lil alamin secara
syamil dibumi indonesia tercinta ini.

Dakwah saat ini lebih ke arah bagaimana merubah pola pikir yang sempit ke
arah lebih egaliter.

-Original Message-
From: ppiindia@yahoogroups.com [mailto:ppiin...@yahoogroups.com] On Behalf
Of Ananto
Sent: 11 September 2009 8:32
Subject: [ppiindia] Kiai dan Pesantren Indonesia

Kiai dan Pesantren Indonesia

Oleh: KH. A. Mustofa Bisri



Seperti mengenai banyak hal yang lain, kalau kita berbicara tentang kiai dan
pesantren, kita terpaksa harus membuat katagori pembeda: kiai sekarang atau
kiai dulu; pesantren sekarang atau pesantren dulu. Soalnya memang terdapat
banyak perbedaan antara kiai sekarang dengan kiai di zaman dulu. Demikian
pula dengan pesantren; apalagi sekarang ini banyak pesantren baru yang sama
sekali berbeda bahkan sering 'ideologi'nya bertolak belakang dengan
pesantren di zaman dulu.



 Kiai di zaman dulu -biasanya 'pemilik' pesantren-rata-rata adalah orang
yang di samping memiliki ilmu agama lebih dari kebanyakan masyarakatnya,
memiliki kecintaan yang mendalam kepada tanah air dan umatnya. Para kiai di
zaman dulu, membangun pondok pesantren mereka sendiri untuk menampung
santri-santrin mereka yang menimba ilmu darinya. Santri-santri mereka, tidak
hanya diberi ilmu agama, tetapi dididik untuk mengamalkan ilmu yang mereka
dapat. Menurut mereka, iIlmu tidak ada gunanya bila tidak diamalkan.



Kitab-kitab kuning yang diajarkan kiai-kiai kepada santri-santrinya adalah
kitab-kitab yang umumnya merupakan penjabaran dari Kitab suci AlQuran dan
Sunnah Rasulullah SAW menurut pemahaman Ahlu Sunnah wal Jama'ah. Paham yang
mengajarkan Islam *rahmatan lil'aalamiin *dan sikap hidup *tawassuth wal
I'tidaal*, sikap tengah-tengah dan tidak ekstrem.


Para santri juga dididik untuk mencintai tanah air mereka. *Hubbul wathan
minal iimaan*, Cinta tanah air adalah bagian dari iman, merupakan slogan
di kalangan kiai dan pesantren tempo doeloe. Di zaman penjajahan, banyak
kiai yang menjadikan pesantrennya sebagai markas perlawanan terhadap
penjajah. Banyak kiai yang gugur dan menjadi penghuni penjara pemerintah
kolonialis dalam rangka membela tanah air. Dengan berbagai dalil 'kitab
kuning', para kiai mengobarkan semangat rakyat melawan penjajah . Fatwa
jihad melawan penjajah oleh Kiai Hasyim Asyari Tebuireng Jombang, misalnya,
telah mengorbarkan semangat arek-arek Jawa Timur untuk melawan Sekutu di
Surabaya. Kiai Subki Parakan Temanggung dengan bambu runcingnya yang
terkenal itu, menggembleng mental pejuang-pejuang kemerdekaan. Kiai Baidlowi
Lasem mengutus beberapa santrinya untuk memata-matai Belanda yang konon
mendarat di daerah Sayung.


Itu hanyalah sekedar contoh bagaimana para kiai pesantren dulu mengajarkan,
mendidik, dan mencontohkan sikap patriotisme. Di zaman kebangkitan, para
kiai pesantren medirikan organisasi yang mereka namakan Nahdlatul Wathan
yang artinya Kebangkitan Tanah air.


Maka tidak heran bila beberapa kiai yang -ketahuan-- kemudian diangkat
menjadi pahlawan nasional. Bahkan Mohammad Asad Syihab, seorang wartawan
Arab yang di zaman revolusi tinggal di Indonesia, di antara buku-bukunya
tentang tokoh-tokoh nasional Indonesia yang diterbitkan di Kuwait, menulis
buku berjudul *Al-'Allaamah Mohammad Hasyim Asy'ari Wadli'u Labinati
Istiqlaali Indonesia*. Terjemah harfiahnya: Mahakiai Mohammad Hasyim Asy'ari
Peletak Batu Pertama Kemerdekaan Indonesia.


Para kiai 'model dulu' selalu menanamkan kepada santri-santrinya bahwa
mereka adalah orang Indonesia yang beragama Islam; bukan orang Islam yang
kebetulan berada di Indonesia. Orang Islam yang kebetulan di Indonesia boleh
jadi tidak peduli apapun yang menimpa Indonesia, tapi orang Indonesia yang
beragama Islam tidak bisa tidak memikirkan dan berjuang bagi kebaikan
Indonesia. Kecuali mungkin orang yang terbalik akalnya.


Alhamdulillah, menurut pengamatan saya, minimal para kiai dan pesantren
pelanjut generasi sebelumnya masih tetap mempertahankan pemahaman tentang
Islam *rahmatan lil'aalamiin* dan sikap hidup *tawassuth wal I'tidaal*,
sikap tengah-tengah dan tidak ekstrem, serta memiliki rasa keIndonesiaan
yang tebal seperti kiai dan pesantren di zaman dulu.


Akhir-akhir ini orang dibingungkan dengan munculnya sikap-sikap kasar bahkan
bengis dari kalangan yang juga menyebut diri kaum muslimin. Munculnya
ustadz-ustadz yang dari raut muka hingga tindakan dan ucapannya membuat
orang bergidik. Ada jama'ah yang tampak bangga dengan keangkerannya. Bahkan
ada yang tidak masuk akal: perbuatan merusak yang tegas-tegas dilarang oleh
kitab suci Al-Quran justru dianggap jihad atau minimal dianggap amar makruf
nahi munkar. Bahkan ada yang tega meledakkan bom di tengah-tengah keramaian.
Kalau yang melakukan kekerasan dan pengrusakan itu bukan orang Indonesia,
mungkin kita bisa mengatakan itu pihak yang iri dan dengki kepada kita. Tapi
kalau itu orang Indonesia sendiri, kita jadi bingung.


Kalau jama'ah yang merupakan sekedar 

[ppiindia] Berbagai ocehan Tommy Soeharto yang aneh-aneh

2009-09-12 Terurut Topik Umar Said
Berita-berita tentang Tommy  ini juga disajikan di website
http://umarsaid.free.fr/
Berbagai ocehan Tommy Soeharto

yang aneh-aneh

Sudilah kiranya para pembaca menyimak sebentar sejumlah berita-berita di
bawah ini mengenai Tommy Soeharto, yang dengan resmi telah mendeklarasikan
diri sebagai calon ketua umum Partai Golkar baru-baru ini, dan
ucapan-ucapannya yang “menarik”, karena aneh-aneh serta bisa mencengangkan
bagi banyak orang,

Umpamanya, ia mengatakan bahwa “Belakangan ini, suara Golkar selalu menurun.
Jika saya menjadi ketua umum, semoga perolehan suara Golkar pada pemilu
(2014) minimal 60 persen, atau bahkan 74 persen seperti yang pernah diraih
pada masa Orde Baru”. (Komentar kecil : Apa tidak terlalu gede kepala yang
begini ini ? Banyak orang tahu bahwa Golkar pada masa-masa Orde Baru bisa
meraih suara sampai 60 persen, bahkan 74 persen (!) , karena rakyat digiring
dengan todongan pistol dan bedil, intimidasi lewat KORPRI atau lurah, camat,
bupati dan gubernur dan macam-macam praktek busuk lainnya. Di samping itu
dana gelap atau uang haram yang bisa digalang –juga dengan paksa -- untuk
memenangkan Golkar adalah luar biasa besarnya. Sekarang ini, golongan
militer sudah tidak bisa lagi main  “backing” sepenuhnya seperti dulu.
Karena itu,  dalam pemilu 2009 Golkar hanya peroleh 19 % suara)

Atau, jawabannya atas pertanyaan wartawan mengenai motivasinya mencalonkan
diri, Tommy mengaku prihatin dengan persoalan bangsa yang terus
menyengsarakan rakyat. Tidak mungkin saya berdiam diri semata, ujarnya.
(Komentar kecil : sejak kapan Tommy Soeharto “prihatin dengan persoalan
bangsa yang terus menyengsarakan rakyat” ? Sejak mendekam di Nusakambangan ?
Persoalan bangsa yang terus menyengsarakan rakyat itu justru adalah diktatur
yang dikepalai oleh ayahnya, dengan bantuan penuh selama 32 tahun dari
Golkar. Bukanlah apa-apa lainnya. Sekarang, kalau Tommy berdiam diri saja,
malahan lebih baik untuk negara dan rakyat. Karena, jadi berkuranglah sampah
dan kotoran.)

Atau ucapannya yang lain lagi, yang menyatakan ““Golkar adalah partai yang
mementingkan kepentingan rakyat” Karena itu ia berjanji bahwa nantinya
Golkar lebih merakyat. (Komentar kecil : Omong kosong besar !!! Sudah 45
tahun lamanya (sejak 1964) justru Golkar sudah melupakan atau mengkhianati
kepentingan rakyat. Itu sebabnya kebanyakan pengurus utamanya gendut-gendut
kantongnya, atau banyak simpanan di bank-bank mereka, atau punya dua tiga
mobil, atau rumah mereka serba mewah-mewah).

Tommy  juga mengklaim menjadi korban berbagai kasus hukum yang melilitnya,
termasuk kasus pembunuhan hakim agung Syaifudin Kartasasmita. Ia menyatakan
bahwa semua orang tahu kalau itu sandiwara. (Komentar kecil : Tommy rupanya
berusaha “membersihkan diri” dari kasus hukum yang melilit-lilit sekitar
persoalan Cengkeh, mobil Timor, Humpuss, dan seabreg-abreg kasus kotor
lainnya. Namun, kasusnya yang berkaitan dengan pembunuhan hakim agung
Syafiudin Kartasasmita,adalah sudah begitu jelas bukti-bukti dan
kesaksian-kesaksiannya, sehingga sulit dikatakan sebagai sandiwara saja.
Tommy sama sekali  bukanlah korban kasus hukum, melainkan justru perusak
hukum atau penyalahgunaan hukum, yang besar dan  lihay pula).



A. Umar Said



Paris, 12 September 2009





Harap baca berita-berita yang berkaitan, yang  selengkapnya sebagai berikut
:

=  = = = = = =


Jawa Pos, 11 September 2009

Tommy Janjikan Golkar Lebih Merakyat dan Independen
JAKARTA - Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto akhirnya resmi
mencalonkan diri. Putra mantan Presiden Soeharto itu kemarin mendeklarasikan
diri sebagai calon ketua umum Partai Golkar di Gedung Granadi, Kuningan.
Dalam pernyataan politiknya, Tommy berjanji akan membawa Golkar lebih
merakyat dan independen.

''Partai Golkar harus menjadi partai yang independen. Artinya, Golkar bukan
partai koalisi pemerintah. Golkar adalah partai yang mementingkan
kepentingan rakyat. Kalau pemerintah baik, didukung. Kalau tidak baik, harus
dikritisi,'' tegas Tommy di depan puluhan undangan.

Acara deklarasi tersebut sepi dari pejabat teras partai beringin. Yang
terlihat, antara lain, Ketua DPP Partai Golkar Endang Agustini, Syarwan
Hamid, Yuddy Chrisnandi, dan sejumlah perwakilan ketua DPD II Golkar. Hadir
pula mantan Asisten Teritorial Kepala Staf TNI-AD Mayjen TNI (pur) Saurip
Kadi dan cucu Soeharto, Ari Sigit.

Mantan terpidana kasus pembunuhan Hakim Agung Syaifuddin Kartasasmita itu
mengaku tak bisa melepaskan diri dari partai yang kelahirannya dibidani
ayahnya tersebut. Sebab, Golkar adalah bagian dari hidupnya. Karena itu,
kendati tidak secara langsung terjun di kepengurusan Golkar, Tommy mengaku
aktif di Dewan Pembina MKGR (Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong), salah
satu organisasi pendiri Golkar.

Itu pula yang menjadi kartu truf Tommy untuk lolos dari ganjalan AD/ART.
Dalam pasal 112 AD/ART Partai Golkar disebutkan bahwa calon ketua umum harus
pernah aktif di kepengurusan DPP dan atau DPD I atau pada organisasi pendiri
atau 

[ppiindia] Kerendahan Hati

2009-09-12 Terurut Topik muhamad agus syafii
Kerendahan Hati

By: agussyafii

Ketika Tomy baru masuk sekolah dasar, dia ditanya oleh gurunya. 'Nama kamu 
siapa?'

'Nama saya Tomy,' jawab sang murid.

Pak guru marah karena merasa dipermainkan dan berkata kepada murid baru itu,  
'Kalau sama guru, kamu harus sopan. harus pakai 'pak', mengerti? Coba ulangi 
lagi, nama kamu siapa?'

Dengan wajah gemetar dan gugup karena dilihat teman-temannya satu kelas Tomy 
menjawab 'Nama... nama saya Pak Tomy.'

Kerendahan hati satu suku kata yang sudah mulai memudar dalam kehidupan kita 
sehari-hari.  Seringkali kita menjumpai justru sikap tinggi hati. hampir setiap 
hari anak-anak kita dipertontonkan pertengkaran para orang tua, pertikaian para 
pemimpin yang beranggapan dirinya paling benar. 

Anak-anak kita membutuhkan rasa percaya diri yang timbul dari dalam. sebuah 
teladan sikap kerendahan hati. Salah satu bahan karakter yang paling penting 
menuju kemuliaan hidup adalah kerendahan hati. Kerendahan hati juga merupakan 
salah satu indikator dari tinggi kecerdasan emosional seseorang. Seseorang yang 
belum bisa menunjukkan sikap kerendahan hati berarti belum mencapai kedamaian 
dengan diri sendiri seperti yang digambarkan pada cerita diatas. Barangkali 
kita memang perlu banyak melatih diri untuk rendah hati.

---
Tidakkah aku pernah memberitahu kalian tentang manisnya ibadah ? para shahabat 
bertanya, Apakah itu? Rasulullah menjawab, 'Rendah hati' (HR Muslim).

Wassalam,
agussyafii

--
Yuk, ikutan tebarkan cinta dan kasih sayang bersama Amalia. Dalam program 
kegiatan 'Cinta Amalia' (CINMA) pada hari Ahad, 11 Oktober 2009 di Rumah 
Amalia. Kirimkan dukungan dan cinta anda di http://agussyafii.blogspot.com atau 
http://www.facebook.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431





  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] I just uploaded a photo that I want you to see!

2009-09-12 Terurut Topik Shohibul Siregar
Hello!

I just uploaded a photo on shohibul's DailyFlog page that I want you to see.

Please come and see: 
http://www.mydailyflog.com/go/invite_register/shohibul/49792884stc=18


Thanks!

Shohibul Siregar



Got a digital camera?

MyDailyFlog is a personal photo-blogging space where you can easily post
your latest and greatest photos, and share them with your friends and family.

Create your own DailyFlog at www.MyDailyFlog.com





...
Unsubscribe: to opt out of further invitations from your friends to see their 
DailyFlogs, please click below:

http://www.mydailyflog.com/go/system/euns=ppiin...@yahoogroups.commd5=92c2b59713e84650dac0c7c37486aec5bl=18

Please do not reply directly to this email. Questions? Contact us - 
http://www.mydailyflog.com/go/contact_us

MyDailyFlog, Refriendz Ltd. PO BOX 1184, Luton, Bedfordshire, LU1 9AT.