Bls: [ppiindia] Bls: [Sabili] Penyebab dan Solusi Banjir di Jakarta

2010-02-22 Thread A Nizami
Silahkan kunjungi:
http://infoindonesia.wordpress.com/2008/02/14/penyebab-dan-solusi-banjir-di-jakarta

Sebelum memberi komentar.
Kebetulan saya pernah tinggal di gang Asem dekat Kampung Melayu dan beberapa 
kali pernah kena banjir.

Foto kali Ciliwung yang begitu dalam di wilayah hulu di Jatinegara, sementara 
kali Ciliwung di Matraman setelah pintu Air Manggarai begitu dangkal hingga 
dasar kali terlihat pada hari dan selisih waktu cuma sekitar 10 menit 
membuktikan bahwa pintu Air Manggarai menahan aliran sungai Ciliwung sehingga 
hulu justru lebih dalam sementara hilirnya justru dasar kali terlihat!

Saat Sutiyoso jadi Gubernur, banjir di gang Asem begitu hebat sampai 2 meter 
lebih. Saya sendiri pernah berenang dari rumah hingga jalan Otista Raya. Zaman 
Sutiyoso banjir besar karena Sutiyoso tidak berani membuka pintu air Manggarai 
tanpa perintah Istana.

Setelah Fauzi Bowo jadi gubernur, barulah banjir relatif tidak terlalu 
mengganggu kecuali di wilayah seperti Kp Pulo yang biasa banjir.

Banjir kiriman dari Katulampa itu sendiri secara akademis dan berita sangat 
dapat dipertanggung-jawabkan. Contoh ketika bendungan Katulampa ketinggian air 
melebihi normal (250 cm) dan dibuka, maka Jakarta dinyatakan Siaga 1 banjir. 6 
Jam kemudian terbukti wilayah KP Pulo mengalami banjir akibat "kiriman" air 
dari Katulampa:
http://www.tempointeraktif.com/hg/tata_kota/2010/02/12/brk,20100212-225541,id.html

Memang selain kiriman, ada pula banjir akibat hujan lokal yang menggenang, tapi 
ini tidak terlalu parah biasanya.

Meski tidak "akademis", insya Allah ini berdasarkan analisa, foto, dan 
pengalaman pribadi penulis yang beberapa kali mengalami banjir. Insya Allah 
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Silahkan lihat fotonya:
http://nizami.multiply.com/journal/item/10/Banjir

http://www.antara.co.id/view/?i=1199271227&c=NAS&s=

 
Jubir Kepresidenan: Istana Tidak Terkait Pintu Air Manggarai
Rabu,  2 Januari 2008 17:53 WIB | Peristiwa |  | Dibaca 258 kali
Jakarta
(ANTARA News) - Juru Bicara (jubir) Kepresidenan Andi Mallarangeng
menegaskan, Istana Kepresidenan sama sekali tidak terkait dengan
pembukaan ataupun penutupan pintu air Manggarai Jakarta dalam
penanganan banjir Jakarta.

"Istana sama sekali tidak terkait. Apakah mau ditutup atau dibuka, itu
tidak terkait dengan Istana. Istana mau kebanjiran atau tidak, tidak
ada masalah," katanya, usai mengikuti acara penyerahan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) di Istana Negara, Jakarta, Rabu.

Andi menegaskan, meski banjir menggenangi lingkungan  Istana, tidak akan sampai 
mengganggu kerja Presiden.

"Bahkan, Istana menegaskan, lebih baik kebanjiran daripada rakyat yang 
kebanjiran. Jadi, gak masalah buat Istana," tutr Andi.

Hal itu, tambah dia, telah ditegaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
pada tahun lalu bahwa pintu air Manggarai bisa ditutup dan dibuka tanpa
harus mengait-ngaitkannya dengan Istana.

"Ini kan masalah klasik, terkait banjir dan Istana. Tetapi sejak zaman
Presiden Yudhoyono itu sudah tidak ada lagi. Jadi, mau dibuka atau
tidak, banjir atau tidak, Istana tidak ada masalah," kata Andi
menegaskan.(*)
Wassalam


http://www.tempointeraktif.com/hg/tata_kota/2010/02/12/brk,20100212-225541,id.html

Banjir Besar Landa Jakarta Dini Hari Nanti
Jum'at, 12 Februari 2010 | 20:20 WIB
TEMPO Interaktif, Bogor - Warga Jakarta terutama yang berada di sepanjang 
bantaran sungai
Ciliwung diminta waspada. Banjir kiriman yang cukup besar diperkirakan
akan merendam ribuan rumah di sana karena ketinggian air di Bendung
Katulampa Bogor telah mencapai 250 sentimeter atau dalam status siaga 1.
Menurut
Kepala Pos Bendung Katulampa, Andi Sudirman siaga 1 merupakan
ketinggian tertinggi volume air di Bendung Katulampa. "Hujan merata di
wilayah Bogor, terutama di kawasan Puncak," kata Andi.
Ketinggian
air tersebut menurut Andi pernah terjadi pada 2 tahun lalu. Saat itu
Jakarta mengalami banjir besar. "Dua tahun lalu ketinggian pernah
mencapai 250 Cm, akibatnya Jakarta banjir," ujar Andi.
Ketinggian
banjir di Jakarta diperkirakan akan mencapai 2 meter. "Sekitar jam
01.00 sampai 02.00 banjir diperkirakan tiba di Jakarta," kata Operator
Posko Banjir DKI Jakarta, Sumanta, saat dihubungi terpisah, Jumat
(12/8).
Sumanta mengakui ketinggian
di Katulampa mencapai 250 sentimeter. Namun ketinggian itu kini sudah
berkurang menjadi 200."Air yang setengah meter sudah jalan ke arah
Depok," ujarnya.

Air dari Bogor akan melewati jalur utama Sungai
Ciliwung. Wilayah pertama di Jakarta yang akan banjir adalah Rawajati,
Jakarta Selatan. Pada 9 Februari lalu, Komplek Zeni TNI di Rawajati
terendam air 60 sentimeter. "Komplek itu terletak di bantaran Kali
Ciliwung," katanya.

Beberapa waktu terakhir, pemerintah mengeruk
lumpur dan sampah yang ada di Sungai Ciliwung dekat Jembatan Kalibata,
Jakarta Selatan. Pengerukan itu belum selesai.

Wilayah lain yang
akan dilanda banjir lewat tengah malam ini adalah Cawang dan Kampung
Melayu, Jakarta Timur. Dia mengaku sejumlah warga Kampung Mela

[ppiindia] DEMO MAHASISWA UNTIRTA TERHADAP KASUS PLAGIARISME

2010-02-22 Thread Ibnu Adam Aviciena


From: halim hd 
Subject: [indonesianvillage] PLAGIARISME, DEMO & TEROR
To: "jurnal perempuan" , panying...@yahoogro 
ups.com, "bugis komunitas" , "kawula muda" 
, "kota kota palu" , 
"sulawesi tengah" , "antariksa kunci" 
, Ngobrolin_Teater@ yahoogroups. com, "POJOK TEATER" 
, "kampoeng medan"
 , "penulis lepas" , "teater gama" , "warung gayeng" 
, "pembacakompas fpk" , cotomakassar@ yahoogroups. com, "pendidikan 
kebudayaan" , "perpustakaan perpus" , "Jurnalisme Sastra" , 
"WONG BANTEN" , "milisrumahdunia rumah dunia" 
, "indonesia village" 
Date: Saturday, February 20, 2010, 12:18 AM







 




  
  
  



 
 



KRONOLOGIS AKSI DEMO MAHASISWA UNTIRTA TERHADAP KASUS PLAGIARISME 

   

Pemberitaan media massa tentang kasus
plagiat yang dilakukan oleh guru besar kami Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat,
membuat kami para mahasiswa UNTIRTA yang CINTA KEJUJURAN dan PEDULI KAMPUS 
merasa
terkhianati dan dibohongi. Oleh karena itu kami para Mahasiswa UNTIRTA
melakukan berbagai rencana dan pengkajian terhadap artikel guru besar kami.

   

Beberapa malam tepatnya dua malam
sebelum melakukan gerakan aksi demo tersebut, sudah menemukan data-data valid
tentang artikel yang diplagiat oleh Sholeh Hidayat. Dan kami melakukan kajian
analisis paragraph per paragraph membedah artikel tersebut. Dan Malam itu,
Kamis (18/2) jam 18.00 s/d 21.00 melakukan rapat pertemuan dan sudah siap untuk
turun kejalan dengan membuat petisi atau surat 
tuntutan kami terhadap guru besar UNTIRTA yang melakukan plagiat, untuk
disampaikan ke Senat dan komisi etika kampus.

   

Malam itu, teman-teman sudah
mempersiapkan berbagai macam yang bersangkutan tentang akis kami besok pagi.
Dan menurut salah seorang teman kami, yang mengkaji data dan mengkonfirmasikan
ke mahasiswa hukum. Ternyata, kasus plagiat ini termasuk kedalam tindak
kebohongan publik dengan berbagai persoalan lain yang masih menyangkut dengan
Sholeh Hidaya serta beberap stafnya di LPPM UNTIRTA, maka kami sepakat untuk
aksi bersama-sama besok menuntut hal itu. Tetapi, ketika malam berganti pagi
dan kami dari para mahasiswa yang hendak turun aksi, mendapati teman-teman
mahasiswa dari beberap jurusan bahkan fakultas yang mau ikut gabung berkurang.
Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat kami para mahasiswa Cinta Kejujuran
dan Peduli Kampus UNTIRTA. Meski hanya ada sekitar 20-25 orang, kami tetap
melakukan aksi tersebut.

   

Sekitar pukul 10.20 WIB, kami
aksi di depan rektorat dengan melakukan orasi-orasi yang mengumandangkan
kebohongan palsu, pengkhianatan dan kebodohan public yang mencontreng nama baik
kampus UNTIRTA terhadap artikel Sholeh Hidayat. Di aksi demo tersebut kami
dilayani langsung oleh Pembantu Rektor Satu, bapak Sadeli Hanafi, dan beberap
staf rekotorat lainnya. Kami membacakan tuntutan kami, dan menolak keras
plagiarisme yang dilakukan oleh guru besar kami. Sebab, hal itu sama halnya
memberikan stigma buruk terhadap kampus UNTIRTA dan khususnya mahasiswa Cinta 
Kejujuran
dan Peduli kampus UNTIRTA.

   

Inilah tuntutan kami:

mendesak senat Untirta untuk segera menindak tegas
 Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., yang telah melakukan plagiasi
 (jiplakan)mendesak senat Untirta untuk mengeluarkan putusan
 tentang pencopotan gelar Profesor, Sholeh Hidayat.mendesak Prof. Dr. H. 
Sholeh Hidayat, M.Pd., untuk
 mengakui tindakan plagiasi yang dilakukannya dan meminta maaf kepada
 seluruh sivitas akademika kampus UNTIRTA, dan masyarakat Indonesia 
.seluruh sivitas akademika UNTIRTA harus menjunjung
 tinggi nilai-nilai kejujuran.

Dari empat tuntuntan tersebut
ditanggapi langsung oleh PR 1, dan katanya tuntutan nomor dua bukan wewenang
Senat UNTIRTA, karena penyematan gelar Profesor itu atas kewenangan Mendiknas.
Dan kami menerima itu, tapi kami meminta agar Senat UNTIRTA melakukan tindakan
atau keputusan atas tindak plagiasi yang dilakukan oleh Prf. Dr. H. Sholeh
Hidayat, M.Pd., dan kami juga meminta Senat UNTIRTA menggelar sidang terhadap
Sholeh Hidayat dengan menghadirkan para penulis yang tulisannya di jiplak, para
Senat UNTIRTA, pakar Linguistik, dan para media massa. Setelah itu, surat 
pernyataan atau
tuntutan kami ditandatangani oleh PR 1 dengan harapan kasus plagiasi itu cepat
diproses dan menginformasikan keputusannya, di tunggu paling lambat 4 x24 jam.

   

Setelah demo di depar gedung
rektorta dan dilayani langsung oleh PR 1 dan para staf nya. Kami pindah aksi
deo di depan gedung LPPM, dengan harapan pak Sholeh Hidayat mengakui tulisannya
tersebut memang plagiat. Namun, beberapa menit kemudian, kami para aksi demo
disuruh masuk kedalam mendiskusikan hal kasus tersebut. 

   

Di dalam ruangan gedung LPPM
sudah hadir Sholeh Hidayat (ketua LPPM sekaligus orang yang melakukan
plagiasi), Hidayatullah Haila, (sekretaris LPPM), Budi ( alumni UNTIRTA dan
dosen Teknik yang mendampingi kedua orang tua tersebut) dan para staf LPPM
lainnya yang berdiri, duduk menyaksikan peristiwa tersebut. Dari kami mahasiswa
Cinta Kejujuran dan Pedu

[ppiindia] Terrorism: the most meaningless and manipulated word

2010-02-22 Thread Satrio Arismunandar

Terrorism: the most meaningless and manipulated word 




By Glenn Greenwald
(updated below) 
Yesterday, Joseph Stack deliberately flew an airplane into a building 
housing IRS offices in Austin, Texas, in order to advance the political 
grievances he outlined in a perfectly cogent suicide-manifesto.  Stack's 
worldview contained elements of the tea party's anti-government anger along 
with substantial populist complaints generally associated with "the Left" (rage 
over bailouts, the suffering of America's poor, and the pilfering of the middle 
class by a corrupt economic elite and their government-servants ).  All of that 
was accompanied by an argument as to why violence was justified (indeed 
necessary) to protest those injustices:
I remember reading about the stock market crash before the "great" depression 
and how there were wealthy bankers and businessmen jumping out of windows when 
they realized they screwed up and lost everything. Isn't it ironic how far 
we've come in 60 years in this country that they now know how to fix that 
little economic problem; they just steal from the middle class (who doesn't 
have any say in it, elections are a joke) to cover their asses and it's 
"business-as- usual" . . . . Sadly, though I spent my entire life trying to 
believe it wasn’t so, but violence not only is the answer, it is the only 
answer. 
Despite all that, The New York Times' Brian Stelter documents the deep 
reluctance of cable news chatterers and government officials to label the 
incident an act of "terrorism," even though -- as Dave Neiwert ably documents 
-- it perfectly fits, indeed is a classic illustration of, every official 
definition of that term.  The issue isn't whether Stack's grievances are real 
or his responses just; it is that the act unquestionably comports with the 
official definition.  But as NBC's Pete Williams said of the official 
insistence that this was not an act of Terrorism:  there are "a couple of 
reasons to say that . . . One is he’s an American citizen."  Fox News' Megan 
Kelley asked Catherine Herridge about these denials:  "I take it that they mean 
terrorism in the larger sense that most of us are used to?," to which Herridge 
replied: "they mean terrorism in that capital T way."
All of this underscores, yet again, that Terrorism is simultaneously the single 
most meaningless and most manipulated word in the American political lexicon.  
The term now has virtually nothing to do with the act itself and everything to 
do with the identity of the actor, especially his or her religious identity.  
It has really come to mean:  "a Muslim who fights against or even expresses 
hostility towards the United States, Israel and their allies."  That's why all 
of this confusion and doubt arose yesterday over whether a person who 
perpetrated a classic act of Terrorism should, in fact, be called a 
Terrorist:  he's not a Muslim and isn't acting on behalf of standard Muslim 
grievances against the U.S. or Israel, and thus does not fit the "definition. 
"  One might concede that perhaps there's some technical sense in which term 
might apply to Stack, but as Fox News emphasized:  it's not "terrorism in the 
larger sense that most of us are used to
 . . . terrorism in that capital T way."  We all know who commits terrorism in 
"that capital T way," and it's not people named Joseph Stack.
Contrast the collective hesitance to call Stack a Terrorist with the extremely 
dubious circumstances under which that term is reflexively applied to Muslims.  
If a Muslim attacks a military base preparing to deploy soldiers to a war zone, 
that person is a Terrorist.  If an American Muslim argues that violence against 
the U.S. (particularly when aimed at military targets) is justified due to 
American violence aimed at the Muslim world, that person is a Terrorist who 
deserves assassination.  And if the U.S. military invades a Muslim country, 
Muslims who live in the invaded and occupied country and who fight back against 
the invading American army -- by attacking nothing but military targets -- are 
also Terrorists.  Indeed, large numbers of detainees at Guantanamo were accused 
of being Terrorists for nothing more than attacking members of an invading 
foreign army in their country, including 14-year-old Mohamed Jawad, who spent 
many years in
 Guantanamo, accused (almost certainly falsely) of throwing a grenade at two 
American troops in Afghanistan who were part of an invading force in that 
country.  Obviously, plots targeting civilians for death -- the 9/11 attacks 
and attempts to blow up civilian aircraft -- are pure terrorism, but a huge 
portion of the acts committed by Muslims that receive that label are not.
In sum:  a Muslim who attacks military targets, including in war zones or even 
in their own countries that have been invaded by a foreign army, are 
Terrorists.  A non-Muslim who flies an airplane into a government building in 
pursuit of a political agenda is not, or at least

[ppiindia] KELAS BUAT WEB PERCUMA

2010-02-22 Thread Nor hayati Ariffin


Anda boleh menjadi pakar buat website mari berlajar di sini secara PERCUMA 
tiada di tempat lain.
http://websegera.ws


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Fw: Demokrat: Beda Pendapat, Jangan Ikut Koalisi

2010-02-22 Thread Satrio Arismunandar
From: Chris Komari 
Date: Sunday, February 21, 2010, 2:24 AM














"Ia menyatakan, mitra koalisi memang tidak harus satu kata, karena itu 
merupakan pilihan masing-masing partai. "Namun, di politik hanya ada dua 
pilihan: bersama-sama atau berseberangan," ujarnya. Dengan demikian, kata 
Hayono, apabila koalisi sudah tidak dapat berjalan bersama-sama, tentu etikanya 
mereka yang ingin berseberangan akan keluar dari koalisi".


Pernyataan Anggota Dewan Pembina Demokrat, Hayono Isman, diatas as dumb as can 
be! 

Kalau partai koalisis diminta membela President SBY and Partai Demokrat-nya 
whatever it takes regarless seperti melindungi wrong-doings, kebobrokan dan 
kesalahan dalam mengambil dan mengimplementasikan kebijakan, itu sih bukan 
Demokrasi, it's dictatorship! 

Partai koalisi akan bekerja sama dengan partai yang berkuasa dalam membela 
kebenaran dan kepentingan rakyat, dan berseberangan kalau partai yang berkuasa 
melakukan tindakan dan kebijakan yang melanggar hukum, undang-undang dan 
melindungi serta membela mereka yang bersalah, korup dan beberpa orang tertentu 
atau golongan tanpa memperdulikan kepentingan rakyat secara luas. 

President SBY dalam memilih menteri kabinet semestinya berorientasi kepada 
kepentingan rakyat, dan bukan hanya demi menjaga kepentingan dan kelanggengan 
kekuasaan dirinya dan kepentingan Partai Demokrat. 

Karena dari awalnya tujuanya salah; penunjukan menteri itu sudah diluar jalur 
kepentingan RAKYAT INDONESIA, karena itulah benturan-benturan itu ada karena 
memang Presiden SBY dan Partai Demokrat hanya mementingkan diri mereka sendiri, 
keluarganya, donatur dan pendukung Partai Demokrat dan kroni-kroninya. 

Kalau Presiden SBY dan Partai Demokrat tidak mementingkan diri mereka sendiri, 
mestinya Presiden SBY dan Partai Demokrat menghormati dan menghargai partai 
koalisi berseberangan pendapat dengan Partai Demokrat dan Pemerintah dalam 
kasus Bank Century, karena mereka membela kepentigan RAKYAT INDONESIA dalam 
membela kebenarandan menghukum mereka yang terbukti salah. 

Ancaman reshuffle dan ancaman dari anggota dan penasehat Partai Demokrat secara 
obvious mencerminkan kecurangan dan kerakusan dalam membela kekuasaan dan 
kepentingan diri mereka sendiri, mengabaikan kepentingan Rakyat yang mestinya 
mereka bela dan dahulukan. 

Tidak ingatkah mereka yang saat ini bisa duduk di pemerintahan dan di 
Parliamen, dengan gaji dan segala kerhormatan dan penghormatan serta sarana 
yang mewah adalah sebagai hasil suara rakyat yang memilihnya? 

Demokrasi yang diterapkan di Indonesia telah di MANIPULASI dan sudah dibelokan 
pada jalan yang salah, karena arahnya bukan lagi pada pemerinthan dari rakyat, 
oleh rakyat dan untuk rakyat, tapi lebih mencerminkan pemerinthan dari partai 
politk, untuk partai politik dan oleh partai politik. 

Karena itu process PILPRES, dan PILEG perlu di rombak, rakyat perlu menuntut 
pada KPU dan DPR untuk merubah system pemilihan Presiden dan anggota parliamen 
yang bisa dan mampu mendahulukan kepntingan rakyat diatas kepentingan Partai 
Politk, dan demo besar-besaran perlu di lakukan bila hal itu tidak dihiraukan. 

System Demokrasi di Indonesia yang telah di manipulasi oleh Partai Politik ini 
perlu diluruskan. 

http://parmadim.com/2008/11/08/democracy-in-indonesia/

Chris Komari
Chairman
Partai Masa Depan Indonesia Mandiri (PARMADIM)
www.parmadim.com




--- On Sat, 2/20/10, Koran Digital  wrote:


From: Koran Digital 
Subject: [Koran-Digital] Demokrat: Beda Pendapat, Jangan Ikut Koalisi
To: koran-digi...@googlegroups.com
Date: Saturday, February 20, 2010, 8:50 AM



Demokrat: Beda Pendapat, Jangan Ikut Koalisi
Golkar dan PKS menegaskan sikapnya tak akan berubah dalam kasus Century.
Sabtu, 20 Februari 2010, 13:23 WIB
Umi Kalsum, Anggi Kusumadewi

VIVAnews - Tim kecil Pansus Hak Angket Century siang ini akan membeberkan 
pandangan fraksinya terkait kasus Bank Century. Meskipun lobi-lobi lintas 
fraksi bahkan lintas partai dikabarkan gencar dilakukan menjelang pandangan 
fraksi ini, namun tak ada jaminan bahwa seluruh fraksi di parlemen akan seiya 
sekata dalam menyikapi kasus Century.

Dua fraksi mitra koalisi pemerintah, Golkar dan PKS, setidaknya telah 
menegaskan bahwa pandangan mereka tidak akan berubah dari sikap awal fraksi.

"Kalau mau berbeda pandangan (dengan Demokrat), silakan. Tapi sebaiknya, partai 
yang berbeda pandangan tersebut secara ksatria segera menarik semua menterinya 
dari kabinet, dan menyatakan diri keluar dari koalisi pemerintah," tandas 
Anggota Dewan Pembina Demokrat, Hayono Isman, usai sebuah acara diskusi di 
Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 20 Februari 2010.

Hayono cepat menambahkan, imbauan tersebut merupakan pandangan pribadinya 
sebagai fungsionaris Demokrat dan penasehat Fraksi Demokrat. Ia juga menepis 
jika pernyataannya tersebut dikategorikan sebagai bentuk ancaman lain terhadap 
partai-partai koalisi. "Itu pilihan, bukan ancaman," tegasnya.

Ia menyatakan, mitra koalisi memang tidak 

[ppiindia] Why the Arabs Should Go Nuclear

2010-02-22 Thread Satrio Arismunandar










February 22, 2010
Why the Arabs Should Go Nuclear
By MICHAEL NEUMANN
In the last few years, both Zionism and the occupation have been criticized, if 
not to death, as fully as possible. America's pro-Israel loudmouths should 
deceive no one:   most of the world has taken the criticisms to heart. Even 
Israel's supposed undying allies know the occupation has to end; so do a 
majority of Israelis.Though some of the preachier critics love to think 
otherwise, the US government - meaning the executive branch - has known this 
for some time. Its official position has always been that the occupation has to 
end. As for the massive aid accorded to Israel, two points should be borne in 
mind. First, the US gives at least as much aid, including military aid, to the 
Arab states and Pakistan - and sells advanced weapons to the Gulf States.  
Second, the aid is largely part of a pathetic attempt to bribe Israel into 
something like a reasonable accommodation with the Arab world.
Some suppose that the attempt is pathetic because it is insincere. This view is 
wildly optimistic, and presupposes an article of faith curiously popular on the 
left:  that America is a colossus which can, with the beckoning of a finger, 
bring to heel the pygmies that surround it. Whatever the truth about American 
power in general, this certainly does not hold in the case of Israel. The power 
of the entire Western world may not suffice to bring that country to heel.
Israel is not only a nuclear power, but one of the world's leading nuclear 
powers. What's more, it is the only nuclear power that has openly toyed with 
the idea of using nuclear weapons even when that would be suicidal.   Israeli 
strategists, perhaps assured of divine approval, call this the Samson option. 
With a bit of ingenuity and luck, Israel could manage a very credible first 
strike against any power on earth.   It won't do so, of course, but the 'of 
course' relies on our assurance that not even the other leading nuclear powers 
would use military force to compel Israel to do anything at all.  So push come 
to shove, in the case of Israel, there is no push, and no shove.
What then, if the US 'turned off the aid spigot'?   Israel's critics, not 
excluding some Israelis, are increasingly indignant in their demands for this 
to happen. Again, they are wildly optimistic.  No doubt Israel finds US aid a 
great convenience. But the US also finds Israeli aid a great convenience. 
Israel's defense establishment not only produces but develops many capabilities 
of vital importance to the US, among them anti-missile systems, drones, and 
cyberwarfare solutions. And this is why economic sanctions wouldn't work. 
Israel has an abundance of technology and even military hardware that much of 
the world would line up to buy, at almost any price. Not only would Israel be 
able to sustain itself financially and economically; it would do so through 
commerce that the West could only consider catastrophic.
This doesn't mean the Israel/Palestine conflict is insoluble.   It means that 
any solution is out of 'our' hands - of the critics, certainly, and even of the 
Western powers.   The solution, if there is one, will have to be built on a 
true balance of power in the Middle East. The prospects for such a balance are 
not entirely dim, but they involve realities that few are willing to face.
At best (!), the prospects of peace, of an end to Israeli/Palestinian 'terror', 
lie in the hands of those alleged terrorists, Hizbollah, and their sponsors, 
including Iran.   Perhaps Hizbollah is just powerful enough so that Israelis 
will, like white South Africa, see the writing on the wall, and settle with 
their conquered people. Until the next war with Lebanon, the chances of this 
are anyone's guess.
There is, however, a more frightening possibility. It can be rendered less 
frightening only if the West bows to the inevitable.
The 'Arab' world, like Iran, certainly realizes the crushing and dangerous 
advantage represented by Israeli nuclear weapons. Yet these countries lack the 
capacity to confront Israel and the political clout to make others do so.    
What if the means to acquire this clout became available?
In fact the means are already at hand.
By now, the world, and therefore the 'Arab' world, knows that the West will 
never, ever, act against Israel:  the very opportunity to do so has slipped 
away. Sooner or later, this will drive Israel's neighbors to their only 
alternative.  It is cost-effective, not only in dollars but very likely in 
lives.
Arab nations, and Iran, would be quite within their rights to withdraw from the 
nuclear non-proliferation agreements.  (These in any case are scandalous in 
their net effect, which is to protect Israel from military competition while 
securing Israel's carte blanche in the nuclear arena.) The Arab world, likely 
with the cooperation of other nations, could then pursue a collective program 
of nuclear development and research, wi

[ppiindia] BARU LAUNCHING DI PASARAN INDONESIA- Ambil Kesempatan Segera

2010-02-22 Thread Vemma Indonesia
Salam sejahtera,

 
Selamat Datang ke VEMMA !!Kami ada sesuatu untuk anda.
VEMMA adalah untuk KESIHATAN, UANG dan KEHIDUPAN anda...
 
 
Realisasikan IMPIAN anda!!

 
Kami masih terlalu baru di sini. Maka jadilah yang terawal di pasaran ini!
Kami inginkan anda menjadi pemimpin didalam kembara membuat uang yang sangat 
menarik ini!
 
Klik link di bawah;
http://www.vemmabuilder.com/691717705/yg
atau
http://www.vemma4u.co.cc/yg
Dan anda bisa lihat bagaimana kami melakukannya..! 
 
Kuasa revolusi. Bisnis online dari rumah !!!
MENAKJUBKAN!!BISNIS LINK KE SEMUA NEGARA DI DUNIA!!
_
 Penghasilan banyak uang di seluruh dunia??
YA!! IR10juta-IR20juta sebulan malah lebih lagi!!
DAN ANDA DIBAYAR MINGGUAN!!
*(Pilih pakej yang sesuai dan penghasilan anda dibayar perbedaan yang besar!)
_
 
Berusaha hanya beberapa jam di didepan PC. Setiap ketik pada kekunci komputer 
anda akan dikesan oleh VEMMA autorespond! Mereka akan bertindak balas 
sertamerta kepada anda dan kepada prospek anda..!

 
Tambahan!
Anda akan perolehi... 

website marketing anda sendiri!
Lempahan prospek dari pemimpin atasan anda! 
Prospek Auto respond (diletakkan di bawah anda) dari seluruh dunia!!
 
Anda juga bisa katakan ini adalah usaha yang sangat mudah.. 

Tiada lagi mencari-cari orang..
tiada lagi panggilan talipon dilakukan!
Kami akan memberi anda panduan tentang setiap cara baru pemasaran 

(dalam Inggeris dan Bahasa Indonesia ),
ianya sangat mudah,dan uang akan mengalir langsung ke rekening anda!!
 
Bagaimana??
 
Usaha saja secara Part time? atau mungkin sepenuh masa??

Usaha di zon selesa di rumah anda!.
 
Jika jawaban anda adalah"YA"
  Sila LAYARI SECARA GRATISwebsite saya.. 
Ketik di sini:  
http://www.vemmabuilder.com/691717705/yg


atau
http://www.vemma4u.co.cc/yg

atau
info produknya


http://www.rodzuan.vemma.com

Dan lihat bagaimana kami bisa lakukannya! 
 
Jika kami bisa pastinya anda pun bisa..

dari

rodzuan
vemmadu...@gmail.com
http://www.vemmabuilder.com/691717705/yg  
 
  

Untuk yang benar serius mendapatkan pendapat lumayan dalam tempoh setahun, 
hadiri kursus ini... saya yakin bisa berubah







**tempah tiket sekarang untuk elak kehabisan seperti VFT lepas, rugi ! !.. bank 
in to 162106448460 Maybank Razrul Anwar Rusli.
***Selepas bank in / transfer, sms Nama, Upline, Amount dan Kuantiti Tiket ke 
0122896051
VeMMA Team
 From Zero to Hero! From Nobody to Somebody! From Nothing to Everything! That's 
what we are! Come and learn from the very best.
Realisasikan azam tahun 2010. Malam
anugerah mereka yang berpangkat Diamond Leader ke atas. Lihat para
surirumah, professional dan graduan berjaya di VeMMA Online Business.
Ingin bersama mereka?
Cabaran untuk anda. Fight Diamond Leader sebelum VFT kali ini, hadiah Hand 
Phone Blackberry Storm dari saya (Star Platinum Razrul), dan jika anda layak 
sebagai Platinum Leader, computer riba Compaq dari saya personally ! ! Grab the 
opportunity now! Start your 2010 with your dream!
Book your ticket today. Contact your upline/enroller.
**tempah tiket sekarang untuk elak kehabisan seperti VFT lepas, rugi ! !.. bank 
in to 162106448460 Maybank Razrul Anwar Rusli.
***Selepas bank in / transfer, sms Nama, Upline, Amount dan Kuantiti Tiket ke 
0122896051
 



 Open emails faster. 
Yahoo! recommends that you upgrade your browser to the new Internet Explorer 8 
optimized for Yahoo!.Get it here! (It's free) 

 Enjoy more chat on blogs and websites 
Experience it with the Online Pingbox Creation Wizard!+


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Menhut Tegur Freeport Soal Izin Pinjam Pakai

2010-02-22 Thread sunny
Refleksi : Bagus bersuara, tetapi apa sanksi hukum bagi para pelanggar?  
Istilah pinjam pakai itu macam  apa? Kalau pinjam berarti harus dikembalikan 
dalam keadaan utuh, tetapi kalau penambangan berarti bukan pinjam lagi, sebab 
apa yang terkandung dalam perut bumi diambil, yang dikembalikan ialah 
lobang-lobang kosong.
  
http://www.antaranews.com/berita/1266834816/menhut-tegur-freeport-soal-izin-pinjam-pakai

Menhut Tegur Freeport Soal Izin Pinjam Pakai
Senin, 22 Pebruari 2010 17:33 WIB | Ekonomi & Bisnis | Bisnis | 
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menegur perusahaan 
tambang asal Amerika Serikat, PT Freeport Indonesia, karena tetap beroperasi 
meski belum menyelesaikan proses izin pinjam pakai. 

Selain Freeport, kata Zulkifli di dalam rapat kerja dengan komisi IV DPR di 
Jakarta, Senin, sebelas perusahaan lain yang juga beroperasi di hutan lindung, 
juga belum mendapat izin serupa.

Freeport dan 12 perusahaan tambang lainnya mendapat hak istimewa untuk 
melakukan tambang terbuka di hutan lindung berdasarkan Peraturan Pemerintah 
Pengganti Undang-undang (Perppu) No.1/2004 yang dikenal dengan Perppu Tambang.

Dia mengatakan, Kemhut sudah mengeluarkan surat teguran pertama kepada 
Freeport. "Surat teguran bernomor 606/2009 dikirim pada Agustus 2009. Kami 
segera mengirimkan surat teguran kedua," katanya.

Menhut meminta agar aparat penegak hukum mengambil tindakan terhadap 
pelanggaran hukum yang terjadi. "Aparat hukum jangan hanya menindak yang 
kecil-kecil. Tapi tindak juga yang besar," katanya.

Sementara itu, Dirjen Planologi Kemhut, Soetrisno mengungkapkan, sampai saat 
ini baru dua perusahaan yang sudah mendapat izin pinjam pakai, yaitu PT 
Indominco Mandiri dan PT Aneka Tambang. "PT INCO saat ini sedang dalam proses 
mengajukan izin pinjam pakai. Namun belum mendapat rekomendasi gubernur," 
katanya.

Anggota DPR, Markus Tari, mendukung langkah Menhut untuk menertibkan 
pertambangan di kawasan hutan. Dia menantang Menhut untuk mengambil tindakan 
tegas guna menghentikan operasi Freeport. "Menhut harus berani mengambil 
tindakan. Stop operasi kalau perlu," tegas dia. 

Anggota DPR lainnya, yang juga mantan menteri kehutanan era pemerintahan 
Megawati Soekarnoputri, M. Prakosa menyatakan, Menhut punya kewenangan untuk 
menertibkan tambang di hutan lindung.

"Karena dalam ketentuan yang mengatur tentang tambang, disebutkan 
pelaksanaannya diatur oleh Menhut. Jadi Menhut bisa mengunci operasional 
tambang dengan membuat ketentuan, misalnya mengharuskan menyediakan lahan 
pengganti," katanya. M.Prakosa adalah pejabat Menhut saat Perppu tambang 
diterbitkan.

Zulkifli mengatakan, pihaknya tidak bisa melakukan tindakan hukum seperti 
mencabut izin operasi karena izin tambang diterbitkan bukan oleh Kemhut. "Yang 
menerbitkan izinnya kan instansi lain," katanya.

Perusahaan tambang yang mendapat izin melakukan penambangan terbuka di hutan 
lindung meliputi PT Freeport Indonesia di Papua, PT Karimun Granit di Kepulauan 
Riau, PT Inco Tbk di Sulsel, Sulteng, Sultra, PT Indominco Mandiri di Kaltim, 
PT Aneka Tambang di Maluku Utara, PT Natarang Mining di Maluku Utara, dan PT 
Nusa Halmahera Minerals di Maluku Utara.

Perusahaan lainnya itu, PT Pelsart Tambang Kencana di kalsel, PT Interex Sacra 
Raya di Kaltim dan Kalsel, PT Weda Bay Nickel di Maluku Utara, PT Gag Nikel di 
Papua, PT Sorikmas Mining di Sumut, dan PT Aneka Tambang di Sultra.
(A027/B010)



[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] MUI Samarinda: Islam Tak Kenal Nikah Siri + MUI Jatim: Atur Juga Pelacuran

2010-02-22 Thread sunny
  

http://www.surya.co.id/2010/02/22/mui-samarinda-islam-tak-kenal-nikah-siri.html

MUI Samarinda: Islam Tak Kenal Nikah Siri

Senin, 22 Februari 2010 | 21:18 WIB | Posts by: Sugeng Wibowo | 
SAMARINDA | SURYA Online - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda, 
Kalimantan Timur (Kaltim), KH Zaini Naim mengatakan, dalam ajaran Islam tidak 
dikenal istilah Nikah Siri.

Hal tersebut diungkapkannya terkait rencana pemerintah memberlakukan UU Nikah 
Siri. "Mestinya, pemerintah dalam hal ini Departemen Agama terlebih dahulu 
mengundang para tokoh dan alim ulama membahas tentang draft Nikah Siri itu. 
Bukan dengan melemparkan wacana itu ke masyarakat sehingga menjadi polemik," 
kata Kiai Zaini di Samarinda, Senin (22/2/2010).

"Nikah sesuai Syariat Islam dan sesuai hadist Nabi Muhammad SAW, yakni, adanya 
satu wali dan dua saksi. Jadi, nikah siri atau dalam ungkapan di Indonesia 
biasa disebut sebagai nikah sembunyi-sembunyi tidak dikenal dalam Islam sebab 
hanya ada satu nikah yakni sesuai yang disyaratkan agama," paparnya.

Namun, walaupun dilakukan secara sembunyi-sembunyi sepanjang nikah yang 
dilakukan itu sesuai syarat agama kata Ketua MUI Samarinda itu hukumnya sah. 
"Mau dilakukan secara sembunyi-sembuyi atau terang-terangan sepanjang ada wali 
dan dua saksi, nikah itu sudah sah menurut pandangan agama. Pada perspektif 
agama Islam, nikah merupakan ikrar dengan kata-kata dan bukan surat," ujar Kiai 
Zaini.

Pemerintah dianggap terlalu mengintervensi nilai-nilai agama jika memaksakan 
pemberlakukan UU Nikah Siri tersebut, tegasnya.

"Kami (MUI Samarinda) menolak draft Nikah Siri itu karena kami menilai 
pemerintah sudah terlalu jauh mencampuri nilai agama," kata Ketua MUI Samarinda 
itu.

Masalah nikah siri, lanjut Kiai Zaini, menjadi salah satu keputusan ulama pada 
pertemuan MUI se-Indonesia di Gontor, Jawa Timur, pada 2006 silam.

"Ada dua keputusan pada pertemuan ulama terkait nikah di bawah tangan yakni, 
nikah di bawah tangan sah jika hukumnya terpenuhi yaitu seorang wali dan dua 
saksi serta pelaku nikah d bawah tangan itu diharuskan mendaftarkan diri ke 
intansi berwenang. Jadi, terkait hukum negara yakni surat nikah, orang yang 
melakukan nikah dibawah tangan itu juga harus mendaftarkan ke instansi 
terkait," ungkapnya.

Kasus penelantaran saat terjadi perceraian, lanjut Kiai Zaini, tidak hanya 
terjadi pada pelaku nikah siri tetapi juga banyak terjadi pada pernikahan resmi.

"Masalah penelantaran bukan disebabkan proses nikah itu, sebab banyak juga 
pelaku nikah resmi menelantarkan anak setelah bercerai. Jadi, saya sepakat jika 
pelaku yang menelantarkan itu dihukum, tetapi bukan prosesnya yang 
dipermasalahkan," katanya.

"Jika terkait status anak setelah bercerai, keputusan pelaku nikah siri itu 
harus mendaftarkan diri ke instansi terkait menjadi jawabannya," tandas Kiai 
Zaini.



http://www.surya.co.id/2010/02/19/mui-jatim-atur-juga-pelacuran.html

MUI Jatim: Atur Juga Pelacuran
Jumat, 19 Februari 2010 | 18:46 WIB | Posts by: Sugeng Wibowo | 

SURABAYA | SURYA Online - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim), 
meminta pelacuran atau lokalisasi pelacuran juga diatur dengan UU, bila 
pernikahan "siri" (tersembunyi atau secara diam-diam) akan diatur UU.

"Prinsipnya, MUI setuju bila pernikahan siri diatur UU, tapi UU jangan hanya 
mengatur siri, poligami, atau kawin kontrak, tapi atur juga pelacuran," kata 
Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori di Surabaya, Jumat (19/2/2010).

Menurutnya, MUI sebenarnya sudah pernah membahas hukum untuk pernikahan siri 
yakni sah dan haram. "Artinya, pernikahan siri itu sah, karena syariat (hukum 
agama) Islam memang memperbolehkan, tapi pernikahan siri bisa menjadi haram 
bila 'mudharat' (berdampak negatif)," kata Kiai Shomad menegaskan.

Ia juga menegaskan, Islam memperbolehkan pernikahan siri dengan tujuan untuk 
mengurangi perzinahan atau pelacuran, tapi pernikahan siri yang berdampak pada 
terlantarnya istri dan anak dari pernikahan "siri" itu, justru dilarang Islam.

"Jadi, pernikahan siri itu boleh karena bermanfaat untuk menangkal perzinahan 
atau pelacuran, tapi pernikahan siri itu haram bila membuat anak dan istri dari 
pernikahan diam-diam itu menjadi terlantar," papar Kiai Shomad.

Tentang pernikahan kontrak, ia mengatakan istilah kawin kontrak atau "mut'ah" 
itu hanya dikenal dalam mazhab (paham) Syiah, sedangkan di kalangan Islam 
non-Syiah justru dilarang.

"Kawin kontrak itu biasanya dilakukan pria asing yang datang ke suatu negara, 
lalu setelah urusan di negara orang selesai maka pria asing itu pun pergi dan 
akhirnya anak dari kawin kontrak pun terlantar," tutur Kiai Shomad.

Mengenai "judicial review" UU Penodaan Agama, MUI dan anggota FUI (Forum 
Ukhuwah Islamiah) Jatim dari NU, Muhammadiyah, Persis, Dewan Masjid, dan 
sebagainya menolak rencana itu.

"Itu justru akan menimbulkan kericuhan dan NKRI akan terancam dengan adanya 
konflik SARA. Menurut kami, apa yang sudah baik melalui penghormatan kepada 
kemajemukan agama 

[ppiindia] Gubernur Kepri Resmi Ditahan

2010-02-22 Thread sunny

Refleksi : Gubernur Kepri ditahan, tetapi  para aktor BC tidak ditahan? Rupanya 
lokasi gubernur agak jauh dari pusar kekuasaan negara, oleh sebab itu 
diringkus. Hukum alamnya adalah : "Makin dekat dengan pusar kekuasan negara 
makin sulit ditahan."
 

http://www.surya.co.id/2010/02/22/gubernur-kepri-resmi-ditahan.html

Gubernur Kepri Resmi Ditahan
Senin, 22 Februari 2010 | 19:32 WIB | Posts by: Sugeng Wibowo | 
JAKARTA | SURYA Online - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), akhirnya resmi 
menahan tersangka Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ismeth Abdullah dalam kasus 
dugaan korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran di Provinsi Kepri pada 
2004-2005.

Usai menjalani pemeriksaan penyidik KPK selama 8 jam, Ismeth akhirnya 
ditetapkan sebagai tahanan KPK. Nantinya, Ismeth akan dititipkan di Rutan 
Cipinang, Jakarta. "Untuk kepentingan penyidikan, KPK melakukan upaya penahanan 
selama 20 hari terhitung sejak 22 Februari 2010. Saat ini, tersangka IA ditahan 
di Rumah Tahanan Negara Cipinang, Jakarta," kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP 
di Gedung KPK, Jakarta, Senin (22/2/2010).

Ia disangkakan Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 UU No 31 Tahun 1999 tentang Tindak 
Pidana Korupsi (Tipikor) sebagaimana telah diubah dengan UU No 20 Tahun 2001 
tentang Pemberantasan Tipikor Junto Pasal 55 ayat (1) ke -1 KUHP, jo. Pasal 64 
KUHP.

"Ini merupakan rentetan dari kasus Damkar. Pihak swastanya (PT Satal Nusantara) 
masih sama," ujarnya.

Ismeth diduga melakukan penggelembungan harga mobil pemadaman kebaran atau mark 
up saat menjabat Ketua Otorita Batam, 2004-2005. Di bawah tanggung jawabnya, 
Pemda Kepri membeli lima mobil pemadam kebakaran dari PT Satal Nusantara milik 
terdakwa Hengky Samuel Daud dengan proses penunjukan langsung, atau tanpa 
proses tender terlebih dahulu. Akibatnya, kerugian negara ditaksir sekitar Rp 
5,4 miliar.



[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] SBY Kumpulkan Pimpinan Parpol di Puri Cikeas

2010-02-22 Thread sunny
Refleksi : Ayo berkongkalikonglah! Monggo-Monggo!
  
http://www.surya.co.id/2010/02/22/sby-kumpulkan-pimpinan-parpol-di-puri-cikeas.html

SBY Kumpulkan Pimpinan Parpol di Puri Cikeas
Senin, 22 Februari 2010 | 20:05 WIB | Posts by: Sugeng Wibowo | 

JAKARTA | SURYA Online - Para pimpinan partai politik mitra koalisi Partai 
Demokrat dikumpulkan di kediaman pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
(SBY) di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jabar, Senin (22/2/2010) malam. Informasi 
itu disampaikan seorang sumber di gedung DPR Jakarta, Senin sore.

"Ada pertemuan di Cikeas nanti malam, sekitar jam 8. Pesertanya semua partai 
koalisi. Kami mendapat undangan tadi sore. Belum tahu  siapa yang datang," kata 
sumber tadi.

Salah seorang sumber lain yang  dihubungi malam ini juga membenarkan informasi 
tersebut. "Ya ada pertemuan di Cikeas. Yang kumpul ketua-ketua umum partai 
diundang," kata petinggi parpol tersebut.

Masih mengutip sumber tersebut, saat ditanya apa agenda pertemuan, ia menjawab, 
"Soal Century lah. Apalagi yang dibicarakan."

inggried dwi wedhaswary/kcm



[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Scandals, Politics Distracted Indonesia From Coping With China-Asean FTA

2010-02-22 Thread sunny
http://www.thejakartaglobe.com/home/scandals-politics-distracted-indonesia-from-coping-with-china-asean-fta/360110

February 22, 2010 
Dewi Kurniawati

 
Instead of doing its FTA homework, Indonesia has been hooked on political 
dramas like the investigation of the Bank Century bailout, critics say.



Scandals, Politics Distracted Indonesia From Coping With China-Asean FTA

As much of Southeast Asia prepared for the Asean-China Free Trade Agreement 
that took effect on Jan. 1, government leaders in Indonesia were consumed by an 
array of sensational scandals. 

The result, critics say, was a stunning lack of leadership and a scattered 
response as the effects of the trade deal became apparent and imminent. 

Even weeks after the deal took effect, the government was divided about what to 
do, sending out confusing and conflicting messages. Would the country seek to 
renegotiate? Should it? It depended on who you asked. 

Meanwhile, cheap Chinese goods were being loaded onto ships headed for 
Indonesia and Indonesian manufacturers and their employees braced for pain. 

"I think the government could have done better preparing and publicizing this 
agreement, including the consequences it will bring. Instead, our attention was 
consumed by daily politics: the geckos-versus-crocodiles saga, the Antasari 
[Azhar] case, and now the [Bank] Century drama," said Sofyan Wanandi, chairman 
of the Indonesian Employers Association (Apindo). "If we had done our homework, 
we wouldn't be startled like we are today." 

Alexander Chandra, a Southeast Asia coordinator for the Trade Knowledge 
Network, a Canada-based think tank specializing in trade, said the country is 
paying a heavy price for getting bogged down in political warfare. 

"We ignored the challenges from the outside because we have been occupied by 
daily politics," Chandra said, shaking his head. "Can you imagine that our 
Ministry of Industry only began to warn [manufacturers] about this six months 
before the actual implementation?" 

Of course, the trade deal should not have come as a surprise to anyone. Trade 
Minister Mari Elka Pangestu signed the deal in 2004, after years of 
negotiations. It was clear that it would establish the world's third-largest 
free-trade area, after the European Union and the North American Free-Trade 
Agreement, connecting 1.9 billion people with a combined GDP of $6.6 trillion. 

More to the point, it would eliminate import tariffs on about 90 percent of 
Chinese products, posing a huge challenge to manufacturers and a serious threat 
to the country's workforce. 

Chandra said other Asean countries, such as Thailand, Malaysia and the 
Philippines, were braced for the deal, while Indonesians quarreled. 

"The difference is, unlike Indonesia, other nations in Asean eventually did 
their homework and prepared for this competition," he said. 

Chandra said the government failed to prepare domestic companies, especially 
small-scale manufacturers and their employees to compete with the onslaught of 
Chinese imports and to mitigate those effects that could not be avoided. 

This lack of preparation led to predictable finger-pointing when reality 
finally set in. Industry leaders blamed the government for not informing them 
sooner. Some called for the deal to be renegotiated. Others said it was time to 
adapt. The government, meanwhile, blamed industry leaders for not expressing 
their concerns over the deal earlier. 

"This agreement was signed years ago. And I told the industry players about 
this. But somehow they just realized the impacts later," Mari said. 

"If only they [the government] would have listened to us from the beginning," 
Sofyan responded. 

Finally, earlier this month, Industry Minister MS Hidayat, a proponent of 
renegotiating, said the government had officially informed the Asean Council of 
its desire to renegotiate some elements of the deal. It would seek to delay 
implementation of tariff cuts on 228 categories of products in exchange for 
acceleration of cuts in other categories. 

What happens next? The Asean Council has 180 days to decide whether to try and 
renegotiate with China. 

Meanwhile, some Indonesian business leaders are looking forward with optimism. 

Eddy Widjanarko is among them. The chairman of the Indonesian Footwear 
Association, Eddy said that the trade deal would likely force his industry to 
lay off as much as 20 percent of its 3 million employees nationwide. But it 
will also force shoe manufacturers to become more competitive, he said. 

"I don't understand why people always talk about the negative side of this 
agreement. If we do this correctly, I am optimistic that within 10 years we 
will export Indonesian shoes to China," he said. Sure it would be better if 
inputs from businesses and industries were taken into more consideration by the 
government. But now we can't go back, so I think we might as well fight this 
battle." 

Eddy's optimism is shared by Chandra. 

"We know wha

[ppiindia] Ratusan Pelajar Tolak Pornografi

2010-02-22 Thread sunny
http://www.equator-news.com/index.php?mib=berita.detail&id=14373

Senin, 22 Februari 2010 , 15:31:00


Ratusan Pelajar Tolak Pornografi



 
Sekitar 400 pelajar turun ke jalan memperingati Hari Pelajar Sedunia, Minggu 
(21/2). Mereka melakukan longmarch dan berorasi di Tugu Digulis Untan sambil 
mengacungkan poster berisi kecaman dan penolakan terhadap aksi pornografi.(FOTO 
: Tomi Fahrurrazi/Equator)
Dampak negatif yang ditimbulkan sangat memprihatinkan. Regulasi telah ada, 
namun masih saja ada perlawanan. Antisipasi pornografi berkedok budaya dan seni.

PONTIANAK. Hari Pelajar Sedunia, Minggu kemarin (21/2) diperingati sekitar 400 
pelajar asal Kota Pontianak dan Kubu Raya dengan menggelar aksi damai di 
Bundaran Tungu Degulis Untan. Aksi ini mereka tujukan untuk menolak segala 
bentuk pornografi.

"Sesuai tema, aksi santun dan damai pelajar tolak pornografi, kita ingin 
menyerukan kepada semua element masyarakat terutama pelajar untuk menjauhi dan 
menolak segala bentuk pornografi," ucap Wardah, Manager Divisi Komunikasi dan 
Informasi (Divkominfo) Lingkar Siswa Khatulistiwa (LSK) Kota Pontianak kepada 
Equator di sela aksi tersebut.

Alasan penolakan itu, kata Wardah karena dampak buruk yang ditimbulkan. Tidak 
hanya kepada masyarakat umum, tapi juga kepada kalangan pelajar. "Pornografi 
menyebabkan kerusakan moral pelajar. Prestasi-prestasi akademik pun jeblok," 
tegasnya.

Aksi yang berlangsung sekitar pukul 10.00 itu tidak hanya diikuti pelajar dari 
unsur LSK, para pelajar yang tergabung dalam Lembaga Pembinaan Pelajar Islam 
(LP2I) juga ikut hadir. 

Selain berorasi, masa membagikan pernyataan sikap kepada pengguna jalan yang 
melintas. Mereka juga melakukan pelepasan balon dan mengumpulkan tanda tangan 
sebagai bentuk perlawanan terhadap pornografi.

Menurut beberapa ahli psikologi, pornografi membawa efek yang sangat berbahaya 
karena bersifat addicted atau ketergantungan. Kondisi seperti ini lah yang bisa 
memengaruhi kinerja otak para penikmatnya sehingga cenderung mengikuti aksi 
porno yang ditontonnya.

Sejalan dengan perkembangan teknologi internet, handphone dan media komunikasi 
lainnya, aksi pornografi bisa menyebar dengan sangat cepat. Di Indonesia bahkan 
di dunia, aktivitas pornografi dapat dijumpai dengan mudah. Akses internet yang 
murah dan tersebar di tempat-tempat umum makin memperparah keadaan tersebut. 
Tak heran jika sejumlah pelajar pun terjerumus ke dalamnya.

"Ada pelajar yang dikeluarkan dari sekolah karena melakukan tindakan 
pornografi. Di sisi lain, sejumlah situs internet tetap saja menayangkan 
aksi-aksi vulgar," beber Wardah.

Untuk membentenginya, Wardah berharap agar pemerintah, para orang tua maupun 
seluruh element masyarakat bahu-membahu memerangi pornografi. "Pemerintah perlu 
menerbitkan regulasi tentang tayangan yang pantas dan tak pantas dikonsumsi. 
Sementara para orang tua juga harus melakukan pengawasan yang ketat," sarannya.

Wakil Ketua Badan Kotak Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Pontianak, Ustaz 
Miftah mengungkapkan, pornografi memberikan dampak buruk yang sangat luar bisa 
terhadap moral generasi muda. Sayangnya, masih ada sebagian pihak yang 
berpendapat bahwa pembatasan terhadap hal-hal yang berbau pornogrfi tidak perlu 
dilakukan.

"Saat pemerintah ingin menerbitkan UU tentang pornografi lalu, masih ada saja 
pihak yang menentang. Kedoknya, persoalan budaya bahkan karya seni," kata 
Miftah mencontohkan.

Menurutnya, penolakan yang mengatasnamakan budaya dan karya seni itu sangat 
tidak masuk akal. Karya seni dapat diwujudkan dalam banyak bentuk tanpa harus 
mengumbar atau mempertontontan lekukan tubuh. "Karya seni masih banyak. Bisa 
dengan melukis atau apapun yang tidak berbau porno," cetusnya.

Tak hanya itu, karya seni yang berbau porno juga paling hanya dinikmati oleh 
sejumlah kalangan. Sementara kerusakan moral bangsa akibat seni yang salah 
kaprah itu justru sangat besar. "Jadi jangan budaya dan karya seni menjadi 
kedok melindungi pornografi," tegasnya.

Pria yang juga menjabat anggota DPRD Kalbar ini menjelaskan, salah satu dampak 
yang ditimbulkan dapat dilihat dengan makin meningkatnya jumlah pengidap 
penyakit seperti sipilis, dan HIV/Aids. Sayangnya, kesadaran masyarakat dalam 
membendung peningkatan penyakit itu dengan memerangi pornografi sebagai puncak 
utamanya justru semakin lemah.

Berdasarkan data yang dihimpun Equator, se-Kalbar pengidap HIV tahun 2009 
mencapai 2.023 orang dan 1.018 Aids orang. Sedangkan korban meninggal dunia 
lebih dari 100 orang yang masih berusia produktif antara 25 - 29 tahun. Jumlah 
tersebut meningkat sekitar 63 persen dari tahun sebelumnya. 

"Jika aksi pornografi itu tidak benar-benar diperangi, saya yakin jumlah 
pengidap HIV/Aids akan semakin meningkat tajam. Akibatnya, bukan hanya moral 
bangsa yang rusak, tapi juga SDM yang dimiliki bangsa ini," pungkas Miftah.

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Potensi Bencana Utama di Kalbar Tinggi

2010-02-22 Thread sunny
http://www.equator-news.com/index.php?mib=berita.detail&id=14377

Senin, 22 Februari 2010 , 15:37:00


Potensi Bencana Utama di Kalbar Tinggi
Kabupaten/Kota Minim Personel BPBD




PONTIANAK. Kalbar memiliki dua kelompok potensi bencana, yakni bahaya utama 
(main hazard) dan bahaya ikutan (collateral hazard). Tetapi potensi bahaya 
utama lebih tinggi.

"Bahaya utama menunjukkan bahwa Kalbar merupakan wilayah dengan zona-zona 
bencana yang rawan," kata Drs Maryadi MSi, Asisten II Sekda Kalbar kepada 
Equator, kemarin (21/2).

Bahaya utama dari potensi bencana itu tidak hanya pada musim kemarau yakni 
bencana kabut asap, tetapi juga pada musim penghujan berupa bencana banjir. 
"Hal ini tentu sangat tidak menguntungkan," kata Maryadi.

Dia menerangkan, bencana merupakan suatu gangguan serius masyarakat sehingga 
menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia, dari segi ekonomi, 
ekologi dan sosial. Dengan luas Kalbar sekitar 1,13 kali luas Jawa, terletak di 
garis Khatulistiwa (garis lintang 0 derajat) atau daerah tropis dengan suhu 
udara serta kelembaban yang cukup tinggi. 

Maryadi mengungkapkan, pada musim kemarau, terjadi bencana asap yang 
menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat. Negara tetangga seperti Malaysia 
dan Singapura juga terkena dampaknya. 

Akibat bencana asap tersebut, terpaksa dilakukan penutupan Bandara Supadio 
Pontianak yang merupakan satu-satunya akses pintu masuk jalur udara di Kalbar.

Di musim kemarau ini, angka penyakit daerah tropik juga terus meningkat seperti 
ISPA. Angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) juga terus meningkat, seperti 
pada tahun lalau di mana beberapa kabupaten/kota ditetapkan sebagai daerah 
Kejadian Luas Biasa (KLB).

Sementara pada musim hujan, di Kalbar sering terjadi bencana banjir diikuti 
angin puting beliung. Bencana banjir terutama sering terjadi di daerah 
perhuluan Kalbar. Sementara puting beliung sering melanda Kota Pontianak dan 
Kabupaten Kubu Raya seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

Maryadi mengatakan, melihat kondisi Kalbar yang sering terjadi bencana di 
setiap tahun pada musim kemarau dan hujan tersebut, dibutuhkan upaya-upaya 
untuk penanggulangan bencana tersebut dan faktor risiko bencana tersebut. 

Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar, kata 
Maryadi, telah membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar pada 
14 Agustus 2009 yang dipimpin secara ex-officio oleh Sekda Kalbar berdasarkan 
Peraturan Gubernur Nomor 76 Tahun 2009 tentang Organisasi, Tata Kerja BPBD 
Kalbar.

"BPBD Kalbar memiliki tugas dan fungsi merumuskan dan menetapkan kebijakan 
penanggulangan bencana dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien 
serta mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara 
terencana, terpadu dan terkoordinasi," papar Maryadi. 



Minim personel

Kabupaten/kota di Kalbar yang secara formal memiliki Badan Penanggulangan 
Bencana hanya Kota Pontianak, Singkawang, Kabupaten Kayong Utara, Ketapang dan 
Sambas. "Karyawannya baru satu atau dua orang, tetapi kelembagaannya ada," kata 
Ir H Tri Budiarto, Kepala BPBD Kalbar kepada wartawan, kemarin (21/2). 

Tri mengharapkan kabupaten/kota yang telah memiliki kelembagaan penanggulangan 
bencana tersebut mengisinya dengan personel yang profesional, dilakukan secara 
tepat dan didukung dengan peralatan kerja serta penganggaran yang memadai.

Kendati demikian, Tri memberikan apresiasi terhadap kabupaten/kota yang merasa 
penting untuk membentuk badan penanggulangan bencana. Kabupaten lainnya yang 
belum membentuk badan penanggulangan bencana tersebut memiliki alasan-alasan 
masing-masing di antaranya, karena minimnya anggaran dan lainnya. (dik)

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Iran cancels concert over women musicians: report

2010-02-22 Thread sunny
http://www.smh.com.au/world/iran-cancels-concert-over-women-musicians-report-20100223-os7h.html


Iran cancels concert over women musicians: report 
February 23, 2010 - 7:48AM 

Iranian authorities have cancelled a traditional music concert in the western 
city of Tabriz because two members of the band are women, the ISNA news agency 
reports.

The cancellation of well-known traditional Iranian singer Homayoun Shajarian's 
concert, due to take place later this week, appears to contradict government 
policy, with women officially permitted to play musical instruments in public 
concerts.

Under Iranian law, women who form part of a group are allowed to perform in 
concert, and only when they sing solo are their performances limited to women 
audiences.

"The concert was banned because of the presence of the women musicians and also 
because it was sold out, which could have been a safety hazard," Ahmad Ahmadi, 
the director for East Azerbaijan province's Culture and Islamic Guidance 
Ministry, was quoted on Monday as saying.

Shajarian, son of famed Iranian traditional singer Mohammad Reza Shajarian, has 
performed several concerts in and outside Iran.

Iranians regularly organise traditional music concerts, while state-run 
television channels and radio stations dedicate ample air time for these 
cultural events.


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Is secularism that sacrosanct?

2010-02-22 Thread sunny
http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2010\02\22\story_22-2-2010_pg3_5

Monday, February 22, 2010

COMMENT: Is secularism that sacrosanct? -Dr SM Rahman



 Science has, unfortunately, given a new form of fatalism. When everything is 
determined, it robs an individual of the quintessential value of 'choice', 
which is not possible without some degree of 'free will'



This article is in response to the write-up by Babar Ayaz titled 'Amendments 
for a secular constitution' (Daily Times, February 2, 2010). He is an ardent 
advocate of a secular constitution and doing away with the Objectives 
Resolution. Spiritual democracy together with spiritual secularism is the 
antidote to the malady we encounter - the crisis of morality. There is a 
downside to secularism if morality is treated like a fly in the political 
ointment to be taken out.

Marlowe's Faustus was overly obsessed and infatuated with the seductiveness of 
Helen - the paragon of Roman beauty - that made him so lustful that he could 
not resist expressing his hedonistic urge: "Sweet Helen, make me immortal with 
a kiss." This typifies the 'Renaissance Man', who thinks of nothing but seeking 
pleasures of this life as an end in itself. Carried to the extreme, it has 
horrendous consequences for unbridled gratification, which turned the Western 
sensibility towards producing libertine characters for whom any sanction 
against libidinal expression was against the freedom of the individual. Earthly 
life, full of material and bodily pleasures, is all that matters. The mediaeval 
Christian thought, however, renounced 'life here' and laid all emphasis on the 
'life hereafter'. Sir James Frazer gave a very graphic description of mediaeval 
Christianity: "The saint and the recluse, disdainful of earth and rapt in 
ecstatic contemplation of heaven, become in popular opinions the biggest ideal 
of humanity...The earthly city seemed poor and contemptible to men whose eyes 
beheld the city of God coming, in the clouds of heaven...A general 
disintegration of the body politic sets in...In their anxiety to save their own 
souls and the souls of others, they were content to leave the material world, 
which they identified with the principle of evil...This obsession lasted for a 
thousand years." The innumerable religious wars between Christian sects had 
made human life miserable. A reaction against Christendom had to set in and the 
European sensibility reinforced by the forces of the Renaissance and the 
Reformation against the Dark Ages of Christianity, which Dr Johnson 
characterised as the Queen of Night, as the laity were expected to send their 
minds on complete holiday and enjoy the mirth and happiness of ignorance (JW 
Syed, Islam and Democracy, 1985, Booklet).

The pendulum had drifted towards the other extreme end of the continuum to lay 
all emphasis on the present life and total disregard for the ecclesiastical. 
The duality was the concomitant, which is expressed in the words of Christ: "My 
Kingdom is not of this world and Render Unto Caesar the things that are 
Caesar's and to God the things that are God's." God is banished from this world 
to dwell and remain supreme only in the world hereafter (God forbid). In his 
brilliant chapter 'Man without Values' in the book The Tower and the Abyss, 
Erich Kahler has pointed out the folly of secularisation, which, in essence has 
"pushed the divine farther and farther behind ever growing scientific 
technological and economic material, behind the manifold orders of intermediary 
causations and evolutionary processes...We no longer live our days in nearness 
to the divine; we do not sense its permanent presence in every form of nature 
as the ancients did...The divine has been banished into a far removed sphere of 
vagueness and silence. Such silence and absence of God have been bitterly felt 
by various modern minds, such as Rilke and Simone Weil, who were only too 
disposed to listen and respond to the voice of the divine."

Science has, unfortunately, given a new form of fatalism. When everything is 
determined, it robs an individual of the quintessential value of 'choice', 
which is not possible without some degree of 'free will'. Human beings do not 
enjoy absolute 'free will' as that is only in the domain of the divine, but its 
limited quantum makes one accountable for one's behaviour. Unlike animals, 
humans discriminate between what is right and what is wrong. It is here that 
the moral force - the conscience - enables one to make the right judgment in 
his thinking - as per the Cartesian axiom Cogito ergo volo. Secularism, to the 
extent that it takes the temporal world and provides the guidance for promoting 
the spirit of tolerance for diversity, accommodates all faiths and lends them 
dignity. Professor Hamilton Gibb describes Islamic society as a "fully rounded 
society on a religious basis which comprehends every aspect of human life". 
Iqbal, in his profound book Reconstruction of R

[ppiindia] Maid sentenced for mixing urine in food + Saudi women not working as maids in Qatar

2010-02-22 Thread sunny
http://arabnews.com/saudiarabia/article20781.ece

Maid sentenced for mixing urine in food
By ARAB NEWS 

Published: Feb 22, 2010 12:51 PM Updated: Feb 22, 2010 12:51 PM 


JEDDAH: A Jeddah court sentenced an Asian maid to 200 lashes and a year in 
prison after being found guilty of mixing her urine into the food of the family 
she works for. The maid's sponsor complained and accused her of performing 
black magic. The maid reportedly claimed she was getting back at the family for 
bad treatment. The woman did not appeal the verdict.



http://arabnews.com/saudiarabia/article21030.ece

Saudi women not working as maids in Qatar
By ARAB NEWS 



Published: Feb 23, 2010 1:14 AM Updated: Feb 23, 2010 1:14 AM 

JEDDAH: The Qatari Embassy in Riyadh has denied Saudi women are working as 
maids in Qatar.

It said any women from the Kingdom wishing to work in the Gulf country would 
have to go through the official channels. A source at the Saudi Embassy in 
Qatar has also denied the rumor, Al-Yaum daily reported.

Rumors have been circulating online for the last two months that 30 Saudi women 
are working in Qatar as maids. Qatari citizens visiting Al-Ahsa in the Eastern 
Province said they had never heard of them.

They added it would be difficult for Saudis to come because in the first 
instance potential workers need sponsors in Qatar. In addition, women from Gulf 
countries are not accepted as maids according to social norms. "This is the 
first time that I have heard this. Families in Saudi Arabia and Qatar would not 
accept it under any condition," said Qatari citizen Musfir Al-Mari.

Qatari journalist Sarah Abdullah said that there has been no coverage of the 
story in local media, which could only mean there were no Saudi maids in Qatar.

"Saudi and Qatari women are sisters and the two peoples share family names and 
common interests."

Saudi women in different forums have also expressed anger at the reports, 
adding that this was simply a way to humiliate Saudi women and spread rumors 
about them.

Saudi lawyer Adnan Al-Salih said that maid jobs are not recognized according to 
laws governing Saudi women, although babysitters are.

However, the term "maid" is mentioned in laws governing non-Saudi women. 
Al-Salih called for tighter regulations of female recruitment laws, adding that 
women should be consulted when implementing new regulations.


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] For women in America, equality is still an illusion

2010-02-22 Thread sunny
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2010/02/19/AR2010021902049.html?wpisrc=nl_pmopinions

For women in America, equality is still an illusion
  
By Jessica Valenti
Sunday, February 21, 2010 



Every day, we hear about the horrors women endure in other countries: rape in 
Darfur, genital mutilation in Egypt, sex trafficking in Eastern Europe. We 
shake our heads, forward e-mails and send money. 


We have no problem condemning atrocities done to women abroad, yet too many of 
us in the United States ignore the oppression on our doorstep. We're suffering 
under the mass delusion that women in America have achieved equality. 

And why not -- it's a feel-good illusion. We cry with Oprah and laugh with Tina 
Fey; we work and take care of our children; we watch Secretary of State Hillary 
Rodham Clinton and U.N. Ambassador Susan Rice proudly and sigh with relief, 
believing we've come so far. But we're basking in a "girl power" moment that 
doesn't exist -- it's a mirage of equality that we've been duped into believing 
is the real thing. 

Because despite the indisputable gains over the years, women are still being 
raped, trafficked, violated and discriminated against -- not just in the rest 
of the world, but here in the United States. And though feminists continue to 
fight gender injustices, most people seem to think that outside of a few 
lingering battles, the work of the women's movement is done. 

It's time to stop fooling ourselves. For all our "empowered" rhetoric, women in 
this country aren't doing nearly as well as we'd like to think. 

After all, women are being shot dead in the streets here, too. It was only last 
year that George Sodini opened fire in a gym outside Pittsburgh, killing three 
women and injuring nine others. Investigators learned from Sodini's blog that 
he specifically targeted women. In 2006, a gunman went into an Amish 
schoolhouse in Pennsylvania; he sent the boys outside and opened fire on almost 
a dozen girls, killing five. That same year in Colorado, a man sexually 
assaulted six female students he had taken hostage at a high school before 
killing one of them. 

And it's not just strangers who are killing women; more than 1,000 women were 
killed by their partners in 2005, and of all the women murdered in the United 
States, about a third are killed by a husband or boyfriend. A leading cause of 
death for pregnant women? Murder by a partner. 

In Iraq, women serving in the military are more likely to be raped by a fellow 
soldier than killed by enemy fire. 

Even the government underestimates the crisis American women are in. Last year 
the Justice Department reported that there were 182,000 sexual assaults 
committed against women in 2008, which would mean that the rate had decreased 
by 70 percent since 1993. But a study by the National Crime Victims Research 
and Treatment Center showed that the Justice Department's methodology was 
flawed. Instead of behaviorally based questions, such as "Has anyone ever 
forced you to have sex?", women were asked if they had been subject to "rape, 
attempted or other type of sexual attack." Victims often don't label their 
experience as "rape," especially when someone they know attacked them. The 
center says the actual number of U.S. women raped in 2008 was more than 1 
million. 

The distressing statistics don't stop with violence: Women hold 17 percent of 
the seats in Congress; abortion is legal, but more than 85 percent of counties 
in the United States have no provider; women work outside the home, but they 
make about 76 cents to a man's dollar and make up the majority of Americans 
living in poverty. 

This is a far cry from progress; it's an epidemic of sexism. So where's the 
outrage? When my co-bloggers and I write at Feministing.com about the hurdles 
American women face, a common criticism is that if we cared about women's 
rights, we'd focus on countries where women are actually oppressed -- that 
women here have it too good to complain. When I speak on college campuses, I'm 
sometimes asked the same question (generally by a male student): What are you 
complaining about? Women are doing terrific! 

In her upcoming book, author Susan Douglas calls this "enlightened sexism." She 
writes that the appearance of equality -- from "girl power" to "Buffy the 
Vampire Slayer" -- is a dangerous distraction from the pervasiveness of sexism. 

So why the blinders? Most women know that sexism exists. But between the 
glittery illusion Douglas refers to and the ongoing feminist backlash, it's not 
surprising that so many women don't realize how dire their situation is. 
Organizations such as the Independent Women's Forum, for example, exist to tell 
women that equality is actually bad for them. In a 2007 opinion article in The 
Washington Post headlined "A Bargain At 77 Cents to a Dollar," the forum's 
Carrie Lukas wrote that the wage gap is simply "a trade-off" for holding jobs 
with "personal fulfillment." Th

[ppiindia] Israel introduces drones that could reach Iran

2010-02-22 Thread sunny
http://www.sfgate.com/cgi-bin/article.cgi?file=/c/a/2010/02/22/MNBH1C52E5.DTL

Israel introduces drones that could reach Iran
Tia Goldenberg, Associated Press

Monday, February 22, 2010


(02-22) 04:00 PST Tel Nof Air Force Base, Israel -- Israel's air force on 
Sunday introduced a fleet of huge pilotless planes that can remain in the air 
for a full day and could fly as far as the Persian Gulf, putting rival Iran 
within its range.

The Heron TP drones have a wingspan of 86 feet, making them the size of Boeing 
737 passenger jets and the largest unmanned aircraft in Israel's military. The 
planes can fly at least 20 consecutive hours and are primarily used for 
surveillance and carrying diverse payloads.

At the fleet's inauguration ceremony at a sprawling air base in central Israel, 
the drone dwarfed an F-15 fighter jet parked beside it. The unmanned plane 
resembles its predecessor, the Heron, but can fly higher, reaching an altitude 
of more than 40,000 feet, and remain in the air longer.

"With the inauguration of the Heron TP, we are realizing the air force's 
dream," said Brig. Gen. Amikam Norkin, commander of the base that will operate 
the drones.

Israel's military refused to say how large the new fleet is or whether the 
planes were designed for use against Iran, but stressed it was versatile and 
could adapt to new missions. 

Israel considers Iran a strategic threat because of its nuclear program, 
long-range missiles and repeated references by its leaders to the Jewish 
state's destruction.

In past conflicts, various types and sizes of unmanned planes have been used in 
missions like long-range surveillance and attacking enemy targets with guided 
missiles where anti-aircraft systems are rudimentary, like Iraq and 
Afghanistan. They have proved much less successful in conflicts where the 
opponents possessed better anti-aircraft weapons.

During NATO's aerial onslaught against Serbia in 1999, for example, Serbian 
forces quickly shot down 42 U.S. drones, drastically reducing the effectiveness 
of the bombing campaign.

Israel's military was the first to make widespread use of drones in its 1982 
invasion of Lebanon, according to Mark Daly, an expert on unmanned aircraft at 
Jane's defense publications in London.






[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] 'Human error' triggered mud volcano

2010-02-22 Thread sunny
Monday, February 22, 2010 
09:39 Mecca time, 06:39 GMT 

Ingin melihat video footage dari Sidoarjo, click situs ini : 


http://english.aljazeera.net/news/asia-pacific/2010/02/201022261348982682.html


A new study has concluded that a volcanic eruption of mud in Indonesia's East 
Java was caused by human error.

An international team of scientists says there is no doubt that drilling at a 
nearby gas well weakened rock formations, triggering the crisis.

The company responsible for the drilling, Lapindo Brantas, claims the problem 
was caused by an earthquake.

Al Jazeera's Step Vaessen reports from East Java.


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] (Tokoh of the Day) KH. Bisri Musthofa, Rembang - Jawa Tengah

2010-02-22 Thread Ananto
KH. Bisri Musthofa, Rembang – Jawa Tengah



[image: Bisri Musthofa.jpg]



Riwayat Hidup



KH. Bisri Musthofa merupakan satu di antara sedikit ulama Islam Indonesia
yang memiliki karya besar. Beliaulah sang pengarang kitab tafsir al-Ibriz li
Ma’rifah Tafsir al-Qur’an al-‘Aziz. Kitab tafsir ini selesai beliau tulis
pada tahun 1960 dengan jumlah halaman setebal 2270 yang terbagi ke dalam
tiga jilid besar. Masih banyak karya-karya lain yang dihasilkan KH. Bisri
Musthofa, dan tidak hanya mencakup bidang tafsir saja tetapi juga
bidang-bidang yang lain seperti tauhid, fiqh, tasawuf, hadits, tata bahasa
Arab, sastra Arab, dan lain-lain.



Selain itu, KH. Bisri Musthofa juga dikenal sebagai seorang orator atau ahli
pidato. Beliau, menurut KH. Saifuddin Zuhri, mampu mengutarakan hal-hal yang
sebenarnya sulit sehingga menjadi begitu gamblang, mudah diterima semua
kalangan baik orang kota maupun desa. Hal-hal yang berat menjadi begitu
ringan, sesuatu yang membosankan menjadi mengasyikkan, sesuatu yang
kelihatannya sepele menjadi amat penting, berbagai kritiknya sangat tajam,
meluncur begitu saja dengan lancar dan menyegarkan, serta pihak yang terkena
kritik tidak marah karena disampaikan secara sopan dan menyenangkan (KH.
Saifuddin Zuhri : 1983, 27).


KH. Bisri Musthofa dilahirkan di desa Pesawahan, Rembang, Jawa Tengah, pada
tahun 1915 dengan nama asli Masyhadi. Nama Bisri ia pilih sendiri sepulang
dari menunaikan ibadha haji di kota suci Mekah. Beliau adalah putra pertama
dari empat bersaudara pasangan H. Zaenal Musthofa dengan isteri keduanya
yang bernama Hj. Khatijah. Tidak diketahui jelas silsilah kedua orangtua KH.
Bisri Musthofa ini, kecuali catatan KH. Bisri Musthofa yang menyatakan bahwa
kedua orangtuanya tersebut sama-sama cucu dari Mbah Syuro, seorang tokoh
yang disebut-sebut sebagai tokoh kharismatik di Kecamatan Sarang. Namun,
sayang sekali, mengenai Mbah Syuro ini pun tidak ada informasi yang pasti
dari mana asal usulnya (KH. Bisri Musthofa: 1977, 1).


Di usianya yang keduapuluh, KH. Bisri Musthofa dinikahkan oleh gurunya yang
bernama Kiai Cholil dari Kasingan (tetangga desa Pesawahan) dengan seorang
gadis bernama Ma’rufah (saat itu usianya 10 tahun), yang tidak lain adalah
puteri Kiai Cholil sendiri. Belakangan diketahui, inilah alasan Kiai Cholil
tidak memberikan izin kepada KH. Bisri Musthofa untuk melanjutkan studi ke
pesantren Termas yang waktu itu diasuh oleh K. Dimyati. Dari perkawinannya
inilah, KH. Bisri Musthofa dianugerahi delapan anak, yaitu Cholil, Musthofa,
Adieb, Faridah, Najihah, Labib, Nihayah dan Atikah. Cholil (KH. Cholil
Bisri) dan Musthofa (KH. Musthofa Bisri) merupakan dua putera KH. Bisri
Musthofa yang saat ini paling dikenal masyarakat sebagai penerus
kepemimpinan pesantren yang dimilikinya. KH. Bisri Musthofa wafat pada
tanggal 16 Februari 1977 (KH. Bisri Musthofa: 1977, 15).


Pendidikan


KH. Bisri Musthofa lahir dalam lingkungan pesantren, karena memang ayahnya
seorang kiai. Sejak umur tujuh tahun, beliau belajar di sekolah Jawa “Angka
Loro” di Rembang. Di sekolah ini, KH. Bisri Musthofa tidak sampai selesai
karena ketika hampir naik kelas dua beliau terpaksa meninggalkan sekolah,
tepatnya diajak oleh orangtuanya menunaikan ibadah haji di Mekah. Rupanya,
inilah masa di mana beliau harus merasakan kesedihan mendalam karena dalam
perjalanan pulang di pelabuhan Jedah, ayahnya yang tercinta wafat setelah
sebelumnya menderita sakit di sepanjang pelaksanaan ibadah haji (KH.
Saifuddin Zuhri : 1983, 24).


Sepulang dari tanah suci, KH. Bisri Musthofa sekolah di Holland Indische
School (HIS) di Rembang. Tak lama kemudian ia dipaksa keluar oleh Kiai
Cholil (guru di pondok dan belakangan jadi mertua) dengan alasan sekolah
tersebut milik Belanda dan kembali lagi ke sekolah “Angka Loro” sampai
mendapatkan serifikat dengan masa pendidikan empat tahun. Pada usia 10 tahun
(tepatnya pada tahun 1925), KH. Bisri Musthofa melanjutkan pendidikannya ke
pesantren Kajen, Rembang. Pada tahun 1930, KH. Bisri Musthofa belajar di
pesantren Kasingan pimpinan Kiai Cholil (KH. Bisri Musthofa: 1977, 8-9).


Setahun setelah dinikahkan oleh Kiai Cholil dengan putrinya yang bernama
Marfu’ah itu, KH. Bisri Musthofa berangkat lagi ke Mekah untuk menunaikan
ibadah haji bersama-sama dengan beberapa anggota keluarga dari Rembang.
Namun, seusai haji, KH. Bisri Musthofa tidak pulang ke tanah air, melainkan
memilih bermukim di Mekah dengan tujuan menuntut ilmu di sana.


Di Mekah, pendidikan yang dijalani KH. Bisri Musthofa bersifat non-formal.
Beliau belajar dari satu guru ke guru lain secara langsung dan privat. Di
antara guru-guru beliau terdapat ulama-ulama asal Indonesia yang telah lama
mukim di Mekah. Secara keseluruhan, guru-guru beliau di Mekah adalah: (1)
Syeikh Baqir, asal Yogyakarta. Kepada beliau, KH. Bisri Musthofa belajar
kitab Lubbil Ushul, ‘Umdatul Abrar, Tafsir al-Kasysyaf; (2) Syeikh Umar
Hamdan al-Maghriby. Kepada beliau, KH. Bisri Musthofa belajar kitab hadits
Shahih Bukhari dan Muslim; (3) Sy

[ppiindia] Gus Mus: Nabi Pembawa Kasih Tuhan

2010-02-22 Thread Ananto
Nabi Pembawa Kasih Tuhan

Oleh: KH. A Mustofa Bisri



Lelaki berwibawa itu membariskan anak-anak pamannya, Abbas, Abdullah,
Ubaidillah, dan Kutsair. Ia berkata kepada bocah-bocah itu, ”Ayo, siapa yang
lebih dulu mencapaiku, aku beri hadiah.”



Bocah-bocah itu dengan gembira berlarian, berlomba mendapatkan laki-laki
yang mereka cintai itu. Ada yang kemudian jatuh di dadanya, ada yang di
punggungnya. Lelaki yang tidak lain adalah pemimpin agung Nabi Muhammad SAW
itu pun memeluk dan menciumi mereka.



Ketika waktu salat tiba, Rasulullah SAW seperti biasa datang untuk mengimami
jamaah. Namun, kali ini, beliau datang dan salat dengan memanggul cucunya,
Umamah binti Abil ’Ash, di pundaknya. Pada saat rukuk, Umamah diletakkan dan
saat bangkit dari rukuk cucunya itu diangkat lagi.



Kisah Nabi



Zahir sedang berada di pasar Madinah ketika tiba-tiba seseorang memeluknya
kuat-kuat dari belakang. Tentu saja Zahir terkejut dan berusaha melepaskan
diri, katanya, ”Lepaskan aku! Siapa ini?”



Orang yang memeluknya tidak melepaskannya, justru berteriak, ”Siapa mau
membeli budak saya ini?” Begitu mendengar suaranya, Zahir sadar siapa orang
yang mengejutkannya itu. Bahkan, ia merapatkan punggungnya ke dada orang
yang memeluknya, sebelum kemudian mencium tangannya. Lalu, katanya riang,
”Lihatlah, ya, Rasulullah, ternyata saya tidak laku dijual.”



”Tidak, Zahir, di sisi Allah hargamu sangat tinggi,” sahut lelaki yang
memeluk dan ”menawarkan” dirinya seolah budak itu yang ternyata tidak lain
adalah Rasulullah, Muhammad SAW.



Zahir Ibn Haram dari suku Asyja’ adalah satu di antara sekian banyak orang
dusun yang sering datang berkunjung ke Madinah, sowan menghadap Kanjeng Nabi
Muhammad SAW.



Di perjalanan, rombongan berhenti untuk beristirahat. Ketika mereka
menyiapkan santapan, seseorang mengangkat tangan dan berkata, ”Aku yang
menyembelih kambingnya.”



”Aku yang mengulitinya!” kata yang lain. ”Aku yang memasak!” sahut yang lain
lagi. ”Kalau begitu, aku yang mencari kayu bakar!” kata pemimpin mereka,
Nabi Muhammad SAW. Orang- orang pun serentak berkata, ”Tak usah, ya,
Rasulullah, biar kami saja yang bekerja.”



”Aku tahu kalian bisa membereskan pekerjaan ini tanpa aku,” sergah Sang
Nabi, ”tetapi aku tidak ingin berbeda dari—istimewa melebihi—kalian. Allah
tidak suka melihat hambanya berbeda dari sahabat-sahabatnya.”



Pemimpin Agung



Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, sengaja saya nukilkan
penggalan-penggalan hadis. Hadis-hadis sahih semacam ini jarang sekali
dinukil, baik dalam ceramah keagamaan maupun dalam tulisan. Mungkin orang
menganggap hal- hal itu terlalu biasa dan kurang menarik. Padahal, pemeran
utama berbagai penggalan kisah kehidupan itu adalah sang pemimpin agung yang
nabi yang rasul, utusan Allah.



Pemeran utama berbagai cuplikan kisah itu adalah Kanjeng Nabi Muhammad SAW
yang oleh Michael H Hart, namanya ditempatkan dalam urutan pertama 100
manusia paling berpengaruh di dunia. Pemeran utama cuplikan-cuplikan kisah
itu adalah utusan Allah, Muhammad SAW, yang agamanya diikuti oleh mayoritas
bangsa ini. Pemimpin yang berhasil membangun masyarakat madani di Madinah.
Pemimpin yang mencintai dan dicintai umatnya. Pemimpin yang ditaati karena
dicintai dan bukan karena ditakuti.



Di dada dan punggung Pemimpin Agung itulah bocah-bocah, anak-anak pamannya,
bergelayutan dengan riang. Di pundak Pemimpin Agung itulah Umamah binti Abil
’Ash, cucunya, digendong dibawa mengimami salat. Pemimpin Agung itulah yang
bercanda dan menggoda salah seorang rakyatnya di pasar. Pemimpin Agung
itulah yang tidak mau diistimewakan oleh kawan- kawan rombongannya dan
meminta bagian pekerjaan juga seperti anggota rombongan yang lain.



Kasih sayang



Dari adegan-adegan sederhana itu, Anda pasti dapat membaca, antara lain,
kasih sayang dan kerendah-hatian Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Kasih sayang dan
kerendah-hatian inilah yang menjadi faktor utama mengapa beliau amat
dicintai dan disayangi umatnya. Kasih sayang sudah menjadi bawaan Kanjeng
Nabi SAW.



Pernah Kanjeng Nabi SAW mencium cucunya, Hasan Ibn Ali, di hadapan tokoh
suku Tamim, Aqra’ Ibn Habis. Aqra’ berkomentar, ”Aku punya sepuluh anak dan
tak seorang pun pernah aku cium.” Kanjeng Nabi memandang Aqra” dan bersabda,
”Man laa yarhamu laa yurhamu.” ”Orang yang tidak menyayangi, tidak akan
disayangi.”



Kasih sayang bukan saja bawaan Rasulullah SAW dan merupakan sikap hidup
beliau, melainkan juga merupakan misi beliau; sesuai dengan yang difirmankan
Tuhannya dalam Al Quran (Q. 21: 107). Seperti nabi-nabi sebelumnya, Nabi
Muhammad SAW adalah pembawa kasih sayang Tuhan. Maka, mereka yang mengaku
pemimpin penerus risalah Nabi, tetapi tidak memiliki kasih sayang, akan
kesulitan bahkan juga menyulitkan orang lain.



Semoga selawat dan salam dilimpahkan kepada Kanjeng NabiMuhammad SAW.



KH. A. Mustofa Bisri, Pengajar di Pondok Pesantren Taman Pelajar Raudlatut
Thalibin, Rembang, Jawa Tengah.


-- 
"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
m

[ppiindia] Doa Memohon Kebaikan

2010-02-22 Thread muhamad agus syafii
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Teman2 Yang Berbahagia,

Di pagi hari yang indah ini izinkan saya menyapa anda, apa kabar teman2 semua? 
Semoga anda dan keluarga senantiasa sehat selalu.

Kehidupan selalu saja datang silih berganti, terkadang kita diberikan 
kemudahan, terkadang kita juga menghadapi kesulitan. Bila kita sedang 
menghadapi kesulitan yang membuat hati kita bersedih, panjatkan doa memohon 
kebaikan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sebagaimana ketika Rasululullah 
mendapatkan sesuatu yang membuat hati beliau bersedih, Rasulullah senantiasa 
memanjatkan doa,

'Alhamdulillahi 'alaa kulli haal' Artinya 'Segala puji bagi Allah atas semua 
anugerah' (HR. Ibnu Sunni dan Hakim).

Kita memohon kepada Allah agar kita diberikan kebaikan walau peristiwa yang 
kita alami menyedihkan hati kita. Kita berhadap memperoleh kebaikan dari 
peristiwa tersebut. 

Wassalam,
agussyafii
-
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Munajat Amalia 
(MULIA)' Hari Ahad, Tanggal 7 Maret 2010 Di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan 
partisipasi anda di http://www.facebook.com/agussyafii atau 
http://agussyafii.blogspot.com, http://www.twitter.com/agussyafii, atau sms di 
087 8777 12 431


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] demi sebuah kebaikan.................

2010-02-22 Thread Susane Fatimah
Faedah
  Shuffah adalah sebuah lantai khusus di mesjid Nabawi, tempat 
orang-orang miskin Muhajirin tinggal disana. Jumlah sahabat ahlush-shuffah 
selalu berubah dari waktu ke waktu. Allamah As-Suyuthi rah.a. telah menulis 
seratus satu nama sahabat yang tinggal di Shuffah, dan ia menulis tentanng 
mereka dalam risalah tersendiri.sedangkan buthhan dan Aqiq adalah nama dua 
tempat di Madinah sebagai pasar perdagangan unta. Orang arab sangat menyukai 
unta, terutama unta betina yang berpunuk besar.
Maksud’tanpa berbuat dosa’ adalah tanpa suatu usaaha. bukan sebagaimana harta 
seseorang yang dapat bertambah banyak melalui pemerasan atau mencuri dari orang 
lain, atau dari merampas warisan sesama saudara. Oleh sebab itu , Rasulullah 
saw menafikan semua cara itu, yaitu tanpa bersusah payah sama sekalai atau 
berbuat dosa. Semua orang tentu senang memperolehnya, tetapi disebutkan bahwa 
mempelajari beberapa ayat al-quran itu lebih baik dan lebih utama daripada 
mendapatkan semua itu. Hendaknya kita meyakini bahwa seekor atau dua ekor unta 
sama sekali tidak sebanding, bahkan walaupun dibandingkan dengan satu kerajaan 
seluas tujuh benua. Semua pasti akan ditinggalkan. Jika bukan pada hari ini 
tentu pada hari esok, ketika maut menjemput, pasti semuanya terpaksa harus 
berpisah. Sebaliknya, pahala membaca satu ayat Al-quran akan bermanfaat 
selama-lamanya. Dalam urusan keduniaan kita dapat menyaksikan bahwa seseorang 
yang diberi satu rupiah tanspa beban
 tanggung jawab apapun akan lebih senang daripada dipinjami seribu rupiah agar 
disimpan olehnya, tetapi kelak akan diambil lagi karena ia terbebani amanah 
tanpa mendapatkan manfaat sedikit pun.
Inti maksud hadits diatas adalah mengingatkan kita akan perbandingan sesuatu 
yang fana dengan sesuatu yang abadi. Ketika seseorang diam atau bergerak, 
hendaknhya selalu berpikir apakah dirinya sedang berbuat sesuatu yang sementara 
atau sia-sia atau sesuatu kekal dan bermanfaat? Betapa rugi waktu yang 
digunakan hanya untuk mencari bencana yang abadi. Kalimat terakhir dalam hadits 
diatas menyebutkan dsbahwa jumlah yang sama tetap lehib utama daripada jumlah 
untanya. Kalimat itu mengandung tuiga maksud yaitu.
(1)   Hanya sampai jumlah empat. Masalah ini telah dijelaskan dengan 
terperinci. Dan selebihnya disebutkan secara umum bahwa semakin banyak ayat itu 
dibaca, akan lebih utama daripada sejumlah unta yang sama. Adapun unta yang 
dimaksud adalah semua jenis unta, baik yang jantan maupun yang betina. 
Disebutkjan jumlah keempat agar dapat dibayangkan bagaimana jika lebih dari 
empat.
(2)   Jumlahnya sama dengan yang disebutkan dalam jumlah hadits diatas, tetapi 
untanya tergantung pada selera masing-masing. Ada yang menyukai unta betina , 
ada yang menyukai unta jantan. Oleh sebab itu, Nabi saw. Menegaskan bahwa satu 
ayat lebih berharga daripada seekor unta betina.
 
    
 
Mulla ali Qari rah. a . menulis tentang seorang shalih yang sedang bersafar. 
Ketika tiba di Jeddah, ia diminta oleh para pengusaha kaya raya agar tinggal 
lebih lama di tempat mereka, agar dengan keberkahan orang shalih, harta dan 
pernigaan mereka mendapat keuntungan. Maksudnya , para pelayan orang shalih 
juga akan mendapatkan bagian dari keuntungan pernigaannya tersebut. Pada 
mulanya orang shalih menolak tawaran mereka, tetapi setelah didesak terus, 
akhirnya orang shalih berkata,”berapakah keuntungan tertinggi dari perniagaan 
kalian?” jawab mereka,” penghasilabn kami berbeda, setidaknya kami bisa 
mendapatkan keuntungan dua kali lipat.” Kata orang shalih, Kalian telah 
bersusah payah untuk mendapatkan keuntungan yang sedikit, aku tidak menghendaki 
sesuatu yang sedikit ini,, sehingga harus kehilangan sholatku, di 
Mesjidil-Haram yang pahalanya dilipatkan sampai seratus ribu kali.”
  Pada hakikatnya, kaum muslimin hendaknya memikirkan betapa mereka 
telah dmengorbankan keuntungan agama demi mendapatkan keuntungan dunia yang 
sedikit ini.   
 
Dari Uqbah bin ‘Amir. R.a., ia berkata,’Rasulullah saw. Keluar dan menemui kami 
di Shuffah. Beliau bersabda,’Siapakah di antara kalian yang suka setiap pagi 
pergi ke pasar Buthan atau Aqiq, kemudian pulang membawa dua ekor unta betina 
yang berpunuk besar tanpa berbuat dosa atau memutuskan silaturahmi?’ Maka kami 
menjawab,’Ya Rasulullah, setiap kami menyukainya.’ Sabda beliau,’Mengapa salah 
seorang dari kalian tidak pergi pada pagi hari ke mesjid lalu belajar atau 
membaca dua ayat Al-qur’an(padahal) itu lebih baik baginya daripada dua ekor 
unta betina, tiga ayat lebih baik dsaripada tiga ekor unta betina, empat ayat 
lebih baik dari empat ekor unta betina dan seterusnya, sejumlah ayat yang di 
baca mendapat sejumlah unta yang sama.’(Muslim, Abu Dawud).
 
  
   


  

[Non-text portions

[ppiindia] Diskusi Sejarah dan Fiksi Malam Ini di Salihara

2010-02-22 Thread MGR
Hanya ingin mengingatkan diskusi dengan tema "Fiksi dan Sejarah: Tentang
“Kemustahilan Sejarah” dengan Pembicara: JJ Rizal dan Zen Hae Moderator:
Saidiman Ahmad akan dilaksanakan malam ini di Selasa 23 Februari pukul
19.00 WIB di Serambi Salihara.

Silakan anda hadir, JJ Rizal akan
membawakan makalah "Waktu yang Hilang Ihwal Sastera dan Sejarah"
sementara Zen Hae akan mempresentasikan makalanya berjudul "Fiksi dan
Sejarah: Pemalsuan, Fiksi Sejarah, Ironi"

Diskusi ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya.

Guntur

http://www.facebook.com/event.php?eid=286757484960&index=1

Sinopsis:

Di abad ke-18, ada pemikiran yang beredar di kalangan intelektual Eropa
dan Amerika bahwa ada dua jenis penulisan sejarah: sejarah berdasarkan
fakta (yang mengusung kebenaran berlandaskan bukti dokumenter), dan
sejarah berdasarkan fiksi (yang mengusung kebenaran berlandaskan sifat
alamiah manusia). 

Novelis Daniel Defoe mengatakan bahwa novel adalah
sebuah “sejarah pribadi”—sejarah sebuah kehidupan pribadi ketimbang
Sejarah dengan huruf besar, dengan pandangannya yang panoptik.
Betapapun, manusia tak bisa mengelak dari Sejarah—novel-novel Kafka,
Musil, Broch dan Pramoedya Ananta Toer menunjukkan hal itu. Maka telaah
“Kemustahilan Sejarah” berangkat dari pertanyaan: apabila sejarah dan
novel merupakan dua hal yang sama secara hakiki, dan menyuguhkan
kebenaran yang serupa, maka apa perbedaan di antara keduanya? Kualitas
apa yang dimiliki sang novel dalam menyampaikan kisah orang-orang
biasa, orang-orang yang kalah, yang tak terakomodasi oleh Sejarah
dengan huruf besar? Ikuti diskusinya bersama JJ Rizal (sejarawan) dan
Zen Hae (sastrawan). Moderator Saidiman Ahmad

Terbuka untuk umum dan GRATIS. Program ini disponsori oleh Hivos



  "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com";

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Learn The Ins And Outs Of Putting Together

2010-02-22 Thread alexa.andrew07

Learn the ins and outs of putting together a comprehensive financial
plan with training from our E Study financial planning course. Become a
financial planner or just learn everything about financial planning.
Read more.> 



Step by step, we'll show you what financial planning experts already
know   . In
addition our programs, depending on that which you select, offering the
following instruction in:

*

  

* Financial Management. 

* Accounting. 

* Principles of Management. 

* Business Law and Business Communication. 



 
 
  Read More
>>>



[Non-text portions of this message have been removed]