Re: [ppiindia] Re: namanya juga ULILLL....

2005-06-02 Terurut Topik indrawan santoso
Dia itu malah pingin merubah stigma yang irrasional menjadi rasional

Samudjo [EMAIL PROTECTED] wrote:Pada dasarnya orang itu punya paradigma 
berfikir
Dia hanya ingin mendengar apa yang dia ingin dengar
Untuk mengharapkan petunjuk dari Allah berupa wahyu
sudah tidak mungkin lagi, karena Muhammad adalah nabi terakhir
Jadi cobalah memaknai mencari hikmah dari segala informasi
yang bersliweran, siapa tahu itu datangnya dari Allah
meskipun itu Ulil yang ngomong
Mengenai  anjuran beliau untuk menengok ke Barat,
Saya setuju dengan pendapat bahwa Ulil terlalu menyederhanakan masalah
dan bahwa dia sendiri sudah menempelkan stigma Islam itu irrasional
Gusti Allah Maha Adil
Ulil akan mendapatkan apa yang dia semai
Insya Allah,WaLlahu A'lam,
samudjo
- Original Message -
From: kim3hook [EMAIL PROTECTED]
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, June 01, 2005 2:30 PM
Subject: [ppiindia] Re: namanya juga ULILLL


 --- In ppiindia@yahoogroups.com, mohdsyissamsul
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  orang kayak ulil nggak perlu ditanggapin apa yang disampaikannya.
  tapi yang menjadi masalah nanti kalo pendengar dan pembacanya malah
  terpengaruh khususnya bagi kalangan awam yang kurang memiliki basic
  islam, mereka akan menerima dengan mudahnya karena kelihatan
 seperti
  masuk akal.

 Kebiasaan yang buruk di milis yaitu :
   orang kayak  si anu nggak perlu ditanggapin...

 Selalu ada saja penggembos agar anggota itu menjadi layu dan
 loyo untuk berdebat dan berpikir. Merajuk kepada anggota lain
 untuk jangan meladeni isi opini dalam sebuah artikel, ini benar
 benar fenomena ke-impoten-an intelektuil !

 _
 http://indonews.free.fr









***
 Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia
yg Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org

***
 __
 Mohon Perhatian:

 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

 Yahoo! Groups Links






DISCLAIMER: The information contained in this communication is intended solely 
for the use of the individual or entity to whom it is addressed and others 
authorized to receive it. It may contain confidential, legally privileged 
information or otherwise protected by law from disclosure and is intended 
solely for the use of the addressee. If you are not the intended recipient you 
are hereby notified that any disclosure, copying, distribution or taking any 
action in reliance on the contents of this information is strictly prohibited 
and may be unlawful. Unless otherwise specifically stated by the sender, any 
documents or views presented are solely those of the sender and do not 
constitute official documents or views of  PT Apexindo Pratama Duta Tbk. If you 
received this email in error, please immediately notify the sender or our email 
administrator at [EMAIL PROTECTED] and delete it from your system. Thank you.




***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]




-
Yahoo! Groups Links

   To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
  
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 




-
Discover Yahoo!
 Have fun online with music videos, cool games, IM  more. Check it out!

[Non-text portions of this message have been removed]






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/HO7EnA/3MnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan

[ppiindia] Re: namanya juga ULILLL..(Salut kepada Ulil)

2005-06-01 Terurut Topik fauziah swasono
IMO, tulisan Ulil ini banyak flaws-nya. Sayang lagi nggak sempet nulis
panjang disini. Cuma tampaknya dia terjebak pada jargon barat Islam
adalah agama non-rasional sehingga dia mempertentangkan antara agama
dan rasionalitas yang dia terjemahkan juga sebagai modernitas. Ada
ketidak kosistenan Ulil dalam permainan kata2nya.

Kedua, Barat dalam konteks Ulil ini apa ya? US atau Eropa?
Rahasia kemajuan Jepang tidaklah sesederhana seperti yg ditulis Ulil
yaitu meniru barat (atau malah dijajah amerika? bagi sebagian
orang). Sudah banyak sekali buku dan seminar yang membahas hal ini
baik dari sisi ekonomi, science, sosial, budaya, politik, dll. Saya
kira dari segi ekonomi ada banyak faktor lain yang jauh lebih dominan,
diantaranya adalah export-oriented policy yang saat itu dalam konteks
regional dan internasional sedang pas banget. 
Segi sosial-politik? tahukah Ulil bahwa jepang (juga Jerman dan
Perancis) adalah negara yg bisa dibilang sosialis? There are far
different with the US' system, and many of germans, french and
japanese hate the US government.  

Jadi, sementara, saya merasa tulisan Ulil masih terlalu prematur.
Sayang, biasanya saya cukup bisa menikmati wacana idenya, hanya kali
ini kayaknya dia terjebak pada keterpukauan pada western.

salam,
fau

   
   Mengapa Kita Perlu Meniru Barat?
   Oleh Ulil Abshar-Abdalla
   Kolom | 31/05/2005
   
   Solusi yang harus ditempuh oleh umat Islam sudah
  dicontohkan oleh 
   Jepang, yaitu meniru Barat, menerapkan
  rasionalisasi atas 
  kehidupan, 
   dan memodernisir teknik; agama sebaiknya
  ditempatkan 
   dalam sanctuary yang namanya ruang privat. Bahwa





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/OCfFmA/UOnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Re: namanya juga ULILLL.(sebuah renungan mendalam)

2005-06-01 Terurut Topik Ikranagara
Maaf, Bung Aris, kalau saya mendapat kesan Anda tidak mengikuti apa 
yang dipostingkan penulis di forum milis JIL. Tapi mungkin saya 
salah, karena saya hanya mengandalkan kepada apa yang Anda tulis di 
sini saja--- maaf. 

Di forum diskusi dunia maya yang diselenggarakan oleh JIL itu tidak 
ada sikap otoriter Ulil seperti yang Anda perkirakan itu. Di sana 
Anda dan siapa saja ditantang untuk berdebat dengan kritis. Itulah 
sebabnya saya ikut dalam milis itu. Banyak perbedaan antara para 
penulis di milis itu, dan semuanya bebas mengungkapkannya dengan 
kadar kekritisan masing-masing. Ulil bukan polisi yang mengatur 
lalulintas percaturan pemikiran lain di luar yang sudah dikenal 
dalam masalah Islam sebagai teks maupun Islam sebagai prilaku budaya 
di dalam masyarakat.

Hanya orang-orang yang sudah karatan berpegang kepada pemikiran daur 
ulang warisan dari orang tua atau guru ngajinya saja yang tidak 
tahan menghadapi tulisan-tulisan kritis yang ada di JIL. Misalnya 
saja yang terakhir dalam diskusi tentang buku Ibnu Warraq dan juga 
Irshad Manji itu.

Saya sudah lama di forum itu, dan saya tetap punya p3endirian yang 
banyak berbeda bukan hanya dengan penulis lainnya saja bahkan dengan 
Ulil sekali pun. Berbeda pendapat dan pendirian di forum JIL itu 
ditolerir, dengan catatan pandangan dan pendiriannya itu boleh 
dikritisi oleh yang lain -- suatu tata cara pergaulan intelektual 
yang matang dan dewasa. Kalau belum siap untuk dewasa dan matang, 
memang forum itu meresahkan, apalagi yang tingkat emosionalnya masih 
remaja.

Saya sarankan agar Anda ikut dalam forum itu agar paling tidak tahu 
apa saja yang dibicarakan dan bagaimana jalannya perdebatan di sana 
sehingga akan kelihatan bahwa Ulil bukanlah pemenang satu-satunya 
kebenaran di sana. Ijtihad itu hak setiap manusia Muslim. Dan Irshad 
Manji mengambil haknya itu sebagai seorang perempuan yang punya 
pandangan feminisme, sehingga dia pun sampai kepada kesimpulan fatwa-
free, artinya bebas dari kungkungan fatwa siapa pun, sebab dia 
mencari jalannya sendiri di dalam ke-Islam-annya lewat ijtihad itu. 
Otaknya encer dan tinggi mutunya, bahkan dibandingkan banyak otak 
para penulis lelaki di banyak milis yang saya ikut, selain memiliki 
keberanian. Ijtihad memerlukan keberanian dan keenceran otak! Dan 
otak adalah karunia tertinggi yang diberikan Allah kepada ciptaannya 
yang bernama manusia di bumi ini --- Alhamdulillah!

Ikra.-




--- In ppiindia@yahoogroups.com, aris solikhah [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 Dear All
 Setuju dengan pendapat mas Samsul. Maaf bukan maksud menggurui, 
namun patut juga untuk direnungkan. Kadang kita nggak setuju dengan 
suatu organisasi dan ide-ide yang diusung dalam kasus ini JIL dan 
tokohnya.  Namun disadari atau pun tidak kita telah mengadopsi 
pemikiran dan ide-nya secara mentah-mentah. Satu hal misalnya, 
dengan mengatakan jangan membawa penilaian agama saat mengkritisi 
suatu atau segala hal. Itu adalah ciri khas sekularisasi atau 
liberalisasi agama. Untuk kasus JIL tentu pemisahan agama Islam 
dengan aturannya. 
  
 Atau tanpa ba bi bu kita mengomentari sesuatu yang kadang belum 
tahu pasti/yakin sebenarnya dalam hukum agama bagaimana. Jadi mohon  
bersama-sama, kita  berhati-hati mengomentari sesuatu. Apapun yang 
kita lakukan suatu saat akan dimintai pertanggung jawabannya. Bisa 
jadi komentar kita yang mungkin keliru, kemudian orang mengikutinya. 
Siapa tahu? Maka kita yang jadi promotor dalam kekeliruan itu. 
Terima kasih.
  
 Salam,
  
 A. Solikhah
 
 mohdsyissamsul [EMAIL PROTECTED] wrote:
 orang kayak ulil nggak perlu ditanggapin apa yang disampaikannya.
 tapi yang menjadi masalah nanti kalo pendengar dan pembacanya 
malah 
 terpengaruh khususnya bagi kalangan awam yang kurang memiliki 
basic 
 islam, mereka akan menerima dengan mudahnya karena kelihatan 
seperti 
 masuk akal. 
 
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
  Judulnya rada provok yak ...  :))
  Tapi dibaca aja dech bagian bagian selanjutnya.
  
  salam,
  Ari Condro
  
  
  - Original Message - 
  From: assyaukanie [EMAIL PROTECTED]
  
  Ulil lagi dapat wahyu. Ide-ide brilian terus muncul dari 
kepalanya. 
  Sebagai seorang sahabat, saya cuma bisa mengamininya. Qad ja'al 
haq 
  wa zahaqal bathil..
  
  Luthfi
  ---
  
  Mengapa Kita Perlu Meniru Barat?
  Oleh Ulil Abshar-Abdalla
  Kolom | 31/05/2005
  
  Solusi yang harus ditempuh oleh umat Islam sudah dicontohkan 
oleh 
  Jepang, yaitu meniru Barat, menerapkan rasionalisasi atas 
 kehidupan, 
  dan memodernisir teknik; agama sebaiknya ditempatkan 
  dalam sanctuary yang namanya ruang privat. Bahwa Barat harus 
 ditiru 
  secara kritis itu sudah merupakan kebenaran dalam dirinya 
 (truisme). 
  Jepang pun meniru Barat dengan kritis pula.
  
  Tantangan umat Islam sekarang ini persis seperti yang dihadapi 
 Jepang 
  pada abad 18 dulu. Ketika itu, intelektual Jepang dihadapkan 
pada 
  pilihan yang sulit: apakah menerima dan meniru Barat atau tetap 

Re: [ppiindia] Re: namanya juga ULILLL..(Salut kepada Ulil)

2005-06-01 Terurut Topik Geger Indonesiary
ulil adalah salah satu aset umat islam indonesia yang jujur akan kebutuhan 
islam masa kini adalah dengan conecting ke barat. bukan ke gurun yang penuh 
dengan onta itu..
 
kejujuran akan perubahan ke arah positiv ini di ungkapkan dengan mempelajari 
jepang. satu macan dunia yang juga mahluk asia yg banyak belajar dari barat.
 
dikota bau busuk kayak jakarta ternyata lebih barat daripada org barat 
sendiri..namun ini hanyalah style saja. fashion saja! tidak dibungkus dengan 
semangatnya. 
 
selamat ber proses teman teman muslim di indonesia bersama ulil tentunya..
 
cheers!
 


fauziah swasono [EMAIL PROTECTED] wrote:
IMO, tulisan Ulil ini banyak flaws-nya. Sayang lagi nggak sempet nulis
panjang disini. Cuma tampaknya dia terjebak pada jargon barat Islam
adalah agama non-rasional sehingga dia mempertentangkan antara agama
dan rasionalitas yang dia terjemahkan juga sebagai modernitas. Ada
ketidak kosistenan Ulil dalam permainan kata2nya.

Kedua, Barat dalam konteks Ulil ini apa ya? US atau Eropa?
Rahasia kemajuan Jepang tidaklah sesederhana seperti yg ditulis Ulil
yaitu meniru barat (atau malah dijajah amerika? bagi sebagian
orang). Sudah banyak sekali buku dan seminar yang membahas hal ini
baik dari sisi ekonomi, science, sosial, budaya, politik, dll. Saya
kira dari segi ekonomi ada banyak faktor lain yang jauh lebih dominan,
diantaranya adalah export-oriented policy yang saat itu dalam konteks
regional dan internasional sedang pas banget. 
Segi sosial-politik? tahukah Ulil bahwa jepang (juga Jerman dan
Perancis) adalah negara yg bisa dibilang sosialis? There are far
different with the US' system, and many of germans, french and
japanese hate the US government.  

Jadi, sementara, saya merasa tulisan Ulil masih terlalu prematur.
Sayang, biasanya saya cukup bisa menikmati wacana idenya, hanya kali
ini kayaknya dia terjebak pada keterpukauan pada western.

salam,
fau




-
Discover Yahoo!
 Stay in touch with email, IM, photo sharing  more. Check it out!

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Does he tell you he loves you when he's hitting you?
Abuse. Narrated by Halle Berry.
http://us.click.yahoo.com/aFQ_rC/isnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ppiindia] Re: namanya juga ULILLL....

2005-06-01 Terurut Topik Samudjo
Pada dasarnya orang itu punya paradigma berfikir
Dia hanya ingin mendengar apa yang dia ingin dengar
Untuk mengharapkan petunjuk dari Allah berupa wahyu
sudah tidak mungkin lagi, karena Muhammad adalah nabi terakhir
Jadi cobalah memaknai mencari hikmah dari segala informasi
yang bersliweran, siapa tahu itu datangnya dari Allah
meskipun itu Ulil yang ngomong
Mengenai  anjuran beliau untuk menengok ke Barat,
Saya setuju dengan pendapat bahwa Ulil terlalu menyederhanakan masalah
dan bahwa dia sendiri sudah menempelkan stigma Islam itu irrasional
Gusti Allah Maha Adil
Ulil akan mendapatkan apa yang dia semai
Insya Allah,WaLlahu A'lam,
samudjo
- Original Message -
From: kim3hook [EMAIL PROTECTED]
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, June 01, 2005 2:30 PM
Subject: [ppiindia] Re: namanya juga ULILLL


 --- In ppiindia@yahoogroups.com, mohdsyissamsul
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  orang kayak ulil nggak perlu ditanggapin apa yang disampaikannya.
  tapi yang menjadi masalah nanti kalo pendengar dan pembacanya malah
  terpengaruh khususnya bagi kalangan awam yang kurang memiliki basic
  islam, mereka akan menerima dengan mudahnya karena kelihatan
 seperti
  masuk akal.

 Kebiasaan yang buruk di milis yaitu :
   orang kayak  si anu nggak perlu ditanggapin...

 Selalu ada saja penggembos agar anggota itu menjadi layu dan
 loyo untuk berdebat dan berpikir. Merajuk kepada anggota lain
 untuk jangan meladeni isi opini dalam sebuah artikel, ini benar
 benar fenomena ke-impoten-an intelektuil !

 _
 http://indonews.free.fr









***
 Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia
yg Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org

***
 __
 Mohon Perhatian:

 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

 Yahoo! Groups Links






DISCLAIMER: The information contained in this communication is intended solely 
for the use of the individual or entity to whom it is addressed and others 
authorized to receive it. It may contain confidential, legally privileged 
information or otherwise protected by law from disclosure and is intended 
solely for the use of the addressee. If you are not the intended recipient you 
are hereby notified that any disclosure, copying, distribution or taking any 
action in reliance on the contents of this information is strictly prohibited 
and may be unlawful. Unless otherwise specifically stated by the sender, any 
documents or views presented are solely those of the sender and do not 
constitute official documents or views of  PT Apexindo Pratama Duta Tbk. If you 
received this email in error, please immediately notify the sender or our email 
administrator at [EMAIL PROTECTED] and delete it from your system. Thank you.




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/HO7EnA/3MnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Merujuk Al Qur'an dan Hadits - Re: [ppiindia] Re: namanya juga ULILLL.(sebuah renungan mendalam)

2005-06-01 Terurut Topik A Nizami
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa [Al Baqoroh:2]

Ku tinggalkan 2 perkara, yang jika kamu berpegang
pada keduanya niscaya kamu tidak akan tersesat. Yaitu
Al Qur'an dan Sunnahku [Hadits Nabi]

Masalahnya bukan otoriter atau tidak. Boleh dikritik
atau tidak. Tapi apakah perkataan, tulisan, dan
perbuatan kita sesuai dengan Al Qur'an dan Hadits.

Untuk apa kalau kita tidak otoriter, bisa dikritik
tapi tulisan kita selalu menyalahi Al Qur'an dan
Hadits?

Kalau soal dunia yang tak ada petunjuknya di Al Qur'an
dan Hadits, kita bisa bicara apa saja selama tidak
bertentangan dengan yang dua itu. Tapi kalau
menyangkut agama Islam, ya harus sesuai dengan aturan
Allah (Al Qur'an) dan utusan-Nya (Hadits Nabi). Karena
yang punya otoriter menentukan sesat/tidak adalah
Allah (yang tertuang dalam Al Qur'an) dan NabiNya
(yang tertuang dalam Hadits). Kita merujuk pada dua
pedoman itu.
Bukan manusia biasa macam Ulil dan teman2nya...:)

--- Ikranagara [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Maaf, Bung Aris, kalau saya mendapat kesan Anda
 tidak mengikuti apa 
 yang dipostingkan penulis di forum milis JIL. Tapi
 mungkin saya 
 salah, karena saya hanya mengandalkan kepada apa
 yang Anda tulis di 
 sini saja--- maaf. 
 
 Di forum diskusi dunia maya yang diselenggarakan
 oleh JIL itu tidak 
 ada sikap otoriter Ulil seperti yang Anda perkirakan
 itu. Di sana 
 Anda dan siapa saja ditantang untuk berdebat dengan
 kritis. Itulah 
 sebabnya saya ikut dalam milis itu. Banyak perbedaan
 antara para 
 penulis di milis itu, dan semuanya bebas
 mengungkapkannya dengan 
 kadar kekritisan masing-masing. Ulil bukan polisi
 yang mengatur 
 lalulintas percaturan pemikiran lain di luar yang
 sudah dikenal 
 dalam masalah Islam sebagai teks maupun Islam
 sebagai prilaku budaya 
 di dalam masyarakat.
 
 Hanya orang-orang yang sudah karatan berpegang
 kepada pemikiran daur 
 ulang warisan dari orang tua atau guru ngajinya saja
 yang tidak 
 tahan menghadapi tulisan-tulisan kritis yang ada di
 JIL. Misalnya 
 saja yang terakhir dalam diskusi tentang buku Ibnu
 Warraq dan juga 
 Irshad Manji itu.
 
 Saya sudah lama di forum itu, dan saya tetap punya
 p3endirian yang 
 banyak berbeda bukan hanya dengan penulis lainnya
 saja bahkan dengan 
 Ulil sekali pun. Berbeda pendapat dan pendirian di
 forum JIL itu 
 ditolerir, dengan catatan pandangan dan pendiriannya
 itu boleh 
 dikritisi oleh yang lain -- suatu tata cara
 pergaulan intelektual 
 yang matang dan dewasa. Kalau belum siap untuk
 dewasa dan matang, 
 memang forum itu meresahkan, apalagi yang tingkat
 emosionalnya masih 
 remaja.
 
 Saya sarankan agar Anda ikut dalam forum itu agar
 paling tidak tahu 
 apa saja yang dibicarakan dan bagaimana jalannya
 perdebatan di sana 
 sehingga akan kelihatan bahwa Ulil bukanlah pemenang
 satu-satunya 
 kebenaran di sana. Ijtihad itu hak setiap manusia
 Muslim. Dan Irshad 
 Manji mengambil haknya itu sebagai seorang perempuan
 yang punya 
 pandangan feminisme, sehingga dia pun sampai kepada
 kesimpulan fatwa-
 free, artinya bebas dari kungkungan fatwa siapa pun,
 sebab dia 
 mencari jalannya sendiri di dalam ke-Islam-annya
 lewat ijtihad itu. 
 Otaknya encer dan tinggi mutunya, bahkan
 dibandingkan banyak otak 
 para penulis lelaki di banyak milis yang saya ikut,
 selain memiliki 
 keberanian. Ijtihad memerlukan keberanian dan
 keenceran otak! Dan 
 otak adalah karunia tertinggi yang diberikan Allah
 kepada ciptaannya 
 yang bernama manusia di bumi ini --- Alhamdulillah!
 
 Ikra.-
 
 
 
 
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, aris solikhah
 [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
  Dear All
  Setuju dengan pendapat mas Samsul. Maaf bukan
 maksud menggurui, 
 namun patut juga untuk direnungkan. Kadang kita
 nggak setuju dengan 
 suatu organisasi dan ide-ide yang diusung dalam
 kasus ini JIL dan 
 tokohnya.  Namun disadari atau pun tidak kita telah
 mengadopsi 
 pemikiran dan ide-nya secara mentah-mentah. Satu hal
 misalnya, 
 dengan mengatakan jangan membawa penilaian agama
 saat mengkritisi 
 suatu atau segala hal. Itu adalah ciri khas
 sekularisasi atau 
 liberalisasi agama. Untuk kasus JIL tentu pemisahan
 agama Islam 
 dengan aturannya. 
   
  Atau tanpa ba bi bu kita mengomentari sesuatu yang
 kadang belum 
 tahu pasti/yakin sebenarnya dalam hukum agama
 bagaimana. Jadi mohon  
 bersama-sama, kita  berhati-hati mengomentari
 sesuatu. Apapun yang 
 kita lakukan suatu saat akan dimintai pertanggung
 jawabannya. Bisa 
 jadi komentar kita yang mungkin keliru, kemudian
 orang mengikutinya. 
 Siapa tahu? Maka kita yang jadi promotor dalam
 kekeliruan itu. 
 Terima kasih.
   
  Salam,
   
  A. Solikhah
  
  mohdsyissamsul [EMAIL PROTECTED] wrote:
  orang kayak ulil nggak perlu ditanggapin apa yang
 disampaikannya.
  tapi yang menjadi masalah nanti kalo pendengar dan
 pembacanya 
 malah 
  terpengaruh khususnya bagi kalangan awam yang
 kurang memiliki 
 basic 
  islam, mereka akan menerima dengan mudahnya karena
 kelihatan 
 seperti 
  masuk 

Re: [ppiindia] Re: namanya juga ULILLL. 4 Ikra

2005-06-01 Terurut Topik aris solikhah

Dear mas Ikranagera,
Mas Ikra ini apakah yang surat pembacanya  keluar di Republika hari ini 
mengenai surat untuk SBY? Klo ya, aris ucapkan selamat. teruslah membuat 
tulisan pembaca yang sangat kritis dan berani seperti itu.  Saran mas akan 
dipenuhi, saya dulu ikutan  tapi kemudian cabut lagi, abis kebanjiran dan 
banyak beberapa malah sebagai ajang debat kusir aja.  Mas, memaknai ijtihad 
dalam islam tak semudah itu. Kemampuan Ijtihad memang seharusnya dimiliki oleh 
kaum muslimin. Tapi persyaratan menjadi seorang mujtahid itu berat, hampir 
semua orang di indonesia tak memiliki kemampuan itu (maaf). Persyaratan utama 
seorang mujtahid dia harus punya ushul fiqh sendiri, mas punya?Klo ya bagus, 
mas mungkin seorang mujtahid.  Bahasa arab harus, hafidz al qur'an adalah 
keniscayaan mengerti maknanya secara bahasa dan syara'. Maaf , saya khawatir, 
terjadi perluasan makna ijtihad yang menyimpang dari aturan Islam. Ijtihad 
disejajarkan dengan berpendapat. Ijtihad adalah menggali hukum islam yang belum 
ada karena
 perkembangan ada zaman. Bukan membuat hukum baru yang sebenarnya sudah jelas 
hukumnya karena ketidaktahuan kita. Kenapa kemudian MUI juga tak pernah 
menggunakan kata ijtihad untuk fatwa. karena fatwa itu tak memiliki kekuatan 
hukum kuat untuk mengikat rakyat. Fatwa hanya pendapat saja namun berasal dari 
orang-orang yang dianggap memiliki agama lebih baik (alim ulama).  Jadi mohon 
bersama-sama berhati-hati.Trims.
 
Salam
 
Aris solikhah

Ikranagara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Maaf, Bung Aris, kalau saya mendapat kesan Anda tidak mengikuti apa 
yang dipostingkan penulis di forum milis JIL. Tapi mungkin saya 
salah, karena saya hanya mengandalkan kepada apa yang Anda tulis di 
sini saja--- maaf. 

Di forum diskusi dunia maya yang diselenggarakan oleh JIL itu tidak 
ada sikap otoriter Ulil seperti yang Anda perkirakan itu. Di sana 
Anda dan siapa saja ditantang untuk berdebat dengan kritis. Itulah 
sebabnya saya ikut dalam milis itu. Banyak perbedaan antara para 
penulis di milis itu, dan semuanya bebas mengungkapkannya dengan 
kadar kekritisan masing-masing. Ulil bukan polisi yang mengatur 
lalulintas percaturan pemikiran lain di luar yang sudah dikenal 
dalam masalah Islam sebagai teks maupun Islam sebagai prilaku budaya 
di dalam masyarakat.

Hanya orang-orang yang sudah karatan berpegang kepada pemikiran daur 
ulang warisan dari orang tua atau guru ngajinya saja yang tidak 
tahan menghadapi tulisan-tulisan kritis yang ada di JIL. Misalnya 
saja yang terakhir dalam diskusi tentang buku Ibnu Warraq dan juga 
Irshad Manji itu.

Saya sudah lama di forum itu, dan saya tetap punya p3endirian yang 
banyak berbeda bukan hanya dengan penulis lainnya saja bahkan dengan 
Ulil sekali pun. Berbeda pendapat dan pendirian di forum JIL itu 
ditolerir, dengan catatan pandangan dan pendiriannya itu boleh 
dikritisi oleh yang lain -- suatu tata cara pergaulan intelektual 
yang matang dan dewasa. Kalau belum siap untuk dewasa dan matang, 
memang forum itu meresahkan, apalagi yang tingkat emosionalnya masih 
remaja.

Saya sarankan agar Anda ikut dalam forum itu agar paling tidak tahu 
apa saja yang dibicarakan dan bagaimana jalannya perdebatan di sana 
sehingga akan kelihatan bahwa Ulil bukanlah pemenang satu-satunya 
kebenaran di sana. Ijtihad itu hak setiap manusia Muslim. Dan Irshad 
Manji mengambil haknya itu sebagai seorang perempuan yang punya 
pandangan feminisme, sehingga dia pun sampai kepada kesimpulan fatwa-
free, artinya bebas dari kungkungan fatwa siapa pun, sebab dia 
mencari jalannya sendiri di dalam ke-Islam-annya lewat ijtihad itu. 
Otaknya encer dan tinggi mutunya, bahkan dibandingkan banyak otak 
para penulis lelaki di banyak milis yang saya ikut, selain memiliki 
keberanian. Ijtihad memerlukan keberanian dan keenceran otak! Dan 
otak adalah karunia tertinggi yang diberikan Allah kepada ciptaannya 
yang bernama manusia di bumi ini --- Alhamdulillah!

Ikra.-




--- In ppiindia@yahoogroups.com, aris solikhah [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 Dear All
 Setuju dengan pendapat mas Samsul. Maaf bukan maksud menggurui, 
namun patut juga untuk direnungkan. Kadang kita nggak setuju dengan 
suatu organisasi dan ide-ide yang diusung dalam kasus ini JIL dan 
tokohnya.  Namun disadari atau pun tidak kita telah mengadopsi 
pemikiran dan ide-nya secara mentah-mentah. Satu hal misalnya, 
dengan mengatakan jangan membawa penilaian agama saat mengkritisi 
suatu atau segala hal. Itu adalah ciri khas sekularisasi atau 
liberalisasi agama. Untuk kasus JIL tentu pemisahan agama Islam 
dengan aturannya. 
  
 Atau tanpa ba bi bu kita mengomentari sesuatu yang kadang belum 
tahu pasti/yakin sebenarnya dalam hukum agama bagaimana. Jadi mohon  
bersama-sama, kita  berhati-hati mengomentari sesuatu. Apapun yang 
kita lakukan suatu saat akan dimintai pertanggung jawabannya. Bisa 
jadi komentar kita yang mungkin keliru, kemudian orang mengikutinya. 
Siapa tahu? Maka kita yang jadi promotor dalam kekeliruan itu. 
Terima kasih.
  

Re: [ppiindia] Re: namanya juga ULILLL..(Salut kepada Ulil)

2005-06-01 Terurut Topik A Nizami
Connecting ke barat sudah. Sekarang kita dijajah
secara ekonomi oleh barat...:)
Minyak, gas, emas, tembaga kita dikuras oleh
perusahaan2 mereka...:)

--- Geger Indonesiary [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ulil adalah salah satu aset umat islam indonesia
 yang jujur akan kebutuhan islam masa kini adalah
 dengan conecting ke barat. bukan ke gurun yang penuh
 dengan onta itu..
  
 kejujuran akan perubahan ke arah positiv ini di
 ungkapkan dengan mempelajari jepang. satu macan
 dunia yang juga mahluk asia yg banyak belajar dari
 barat.
  
 dikota bau busuk kayak jakarta ternyata lebih barat
 daripada org barat sendiri..namun ini hanyalah style
 saja. fashion saja! tidak dibungkus dengan
 semangatnya. 
  
 selamat ber proses teman teman muslim di indonesia
 bersama ulil tentunya..
  
 cheers!
  
 
 
 fauziah swasono [EMAIL PROTECTED] wrote:
 IMO, tulisan Ulil ini banyak flaws-nya. Sayang lagi
 nggak sempet nulis
 panjang disini. Cuma tampaknya dia terjebak pada
 jargon barat Islam
 adalah agama non-rasional sehingga dia
 mempertentangkan antara agama
 dan rasionalitas yang dia terjemahkan juga sebagai
 modernitas. Ada
 ketidak kosistenan Ulil dalam permainan kata2nya.
 
 Kedua, Barat dalam konteks Ulil ini apa ya? US
 atau Eropa?
 Rahasia kemajuan Jepang tidaklah sesederhana seperti
 yg ditulis Ulil
 yaitu meniru barat (atau malah dijajah amerika?
 bagi sebagian
 orang). Sudah banyak sekali buku dan seminar yang
 membahas hal ini
 baik dari sisi ekonomi, science, sosial, budaya,
 politik, dll. Saya
 kira dari segi ekonomi ada banyak faktor lain yang
 jauh lebih dominan,
 diantaranya adalah export-oriented policy yang saat
 itu dalam konteks
 regional dan internasional sedang pas banget. 
 Segi sosial-politik? tahukah Ulil bahwa jepang (juga
 Jerman dan
 Perancis) adalah negara yg bisa dibilang sosialis?
 There are far
 different with the US' system, and many of germans,
 french and
 japanese hate the US government.  
 
 Jadi, sementara, saya merasa tulisan Ulil masih
 terlalu prematur.
 Sayang, biasanya saya cukup bisa menikmati wacana
 idenya, hanya kali
 ini kayaknya dia terjebak pada keterpukauan pada
 western.
 
 salam,
 fau
 
 
 
   
 -
 Discover Yahoo!
  Stay in touch with email, IM, photo sharing  more.
 Check it out!
 
 [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
 


Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/OCfFmA/UOnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Merujuk Al Qur'an dan Hadits - Re: [ppiindia] Re: namanya juga ULILLL.(sebuah renungan mendalam)

2005-06-01 Terurut Topik m_hikam
Salam,

Bung Nizami, dalam tulisan Anda ada baiknya jika dibedakan antara  
sunnah dan hadist :)

Rgds,

MHM

--- In ppiindia@yahoogroups.com, A Nizami [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya;
 petunjuk bagi mereka yang bertaqwa [Al Baqoroh:2]
 
 Ku tinggalkan 2 perkara, yang jika kamu berpegang
 pada keduanya niscaya kamu tidak akan tersesat. Yaitu
 Al Qur'an dan Sunnahku [Hadits Nabi]
 
 Masalahnya bukan otoriter atau tidak. Boleh dikritik
 atau tidak. Tapi apakah perkataan, tulisan, dan
 perbuatan kita sesuai dengan Al Qur'an dan Hadits.
 
 Untuk apa kalau kita tidak otoriter, bisa dikritik
 tapi tulisan kita selalu menyalahi Al Qur'an dan
 Hadits?
 
 Kalau soal dunia yang tak ada petunjuknya di Al Qur'an
 dan Hadits, kita bisa bicara apa saja selama tidak
 bertentangan dengan yang dua itu. Tapi kalau
 menyangkut agama Islam, ya harus sesuai dengan aturan
 Allah (Al Qur'an) dan utusan-Nya (Hadits Nabi). Karena
 yang punya otoriter menentukan sesat/tidak adalah
 Allah (yang tertuang dalam Al Qur'an) dan NabiNya
 (yang tertuang dalam Hadits). Kita merujuk pada dua
 pedoman itu.
 Bukan manusia biasa macam Ulil dan teman2nya...:)
 
 --- Ikranagara [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Maaf, Bung Aris, kalau saya mendapat kesan Anda
  tidak mengikuti apa 
  yang dipostingkan penulis di forum milis JIL. Tapi
  mungkin saya 
  salah, karena saya hanya mengandalkan kepada apa
  yang Anda tulis di 
  sini saja--- maaf. 
  
  Di forum diskusi dunia maya yang diselenggarakan
  oleh JIL itu tidak 
  ada sikap otoriter Ulil seperti yang Anda perkirakan
  itu. Di sana 
  Anda dan siapa saja ditantang untuk berdebat dengan
  kritis. Itulah 
  sebabnya saya ikut dalam milis itu. Banyak perbedaan
  antara para 
  penulis di milis itu, dan semuanya bebas
  mengungkapkannya dengan 
  kadar kekritisan masing-masing. Ulil bukan polisi
  yang mengatur 
  lalulintas percaturan pemikiran lain di luar yang
  sudah dikenal 
  dalam masalah Islam sebagai teks maupun Islam
  sebagai prilaku budaya 
  di dalam masyarakat.
  
  Hanya orang-orang yang sudah karatan berpegang
  kepada pemikiran daur 
  ulang warisan dari orang tua atau guru ngajinya saja
  yang tidak 
  tahan menghadapi tulisan-tulisan kritis yang ada di
  JIL. Misalnya 
  saja yang terakhir dalam diskusi tentang buku Ibnu
  Warraq dan juga 
  Irshad Manji itu.
  
  Saya sudah lama di forum itu, dan saya tetap punya
  p3endirian yang 
  banyak berbeda bukan hanya dengan penulis lainnya
  saja bahkan dengan 
  Ulil sekali pun. Berbeda pendapat dan pendirian di
  forum JIL itu 
  ditolerir, dengan catatan pandangan dan pendiriannya
  itu boleh 
  dikritisi oleh yang lain -- suatu tata cara
  pergaulan intelektual 
  yang matang dan dewasa. Kalau belum siap untuk
  dewasa dan matang, 
  memang forum itu meresahkan, apalagi yang tingkat
  emosionalnya masih 
  remaja.
  
  Saya sarankan agar Anda ikut dalam forum itu agar
  paling tidak tahu 
  apa saja yang dibicarakan dan bagaimana jalannya
  perdebatan di sana 
  sehingga akan kelihatan bahwa Ulil bukanlah pemenang
  satu-satunya 
  kebenaran di sana. Ijtihad itu hak setiap manusia
  Muslim. Dan Irshad 
  Manji mengambil haknya itu sebagai seorang perempuan
  yang punya 
  pandangan feminisme, sehingga dia pun sampai kepada
  kesimpulan fatwa-
  free, artinya bebas dari kungkungan fatwa siapa pun,
  sebab dia 
  mencari jalannya sendiri di dalam ke-Islam-annya
  lewat ijtihad itu. 
  Otaknya encer dan tinggi mutunya, bahkan
  dibandingkan banyak otak 
  para penulis lelaki di banyak milis yang saya ikut,
  selain memiliki 
  keberanian. Ijtihad memerlukan keberanian dan
  keenceran otak! Dan 
  otak adalah karunia tertinggi yang diberikan Allah
  kepada ciptaannya 
  yang bernama manusia di bumi ini --- Alhamdulillah!
  
  Ikra.-
  
  
  
  
  --- In ppiindia@yahoogroups.com, aris solikhah
  [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
   Dear All
   Setuju dengan pendapat mas Samsul. Maaf bukan
  maksud menggurui, 
  namun patut juga untuk direnungkan. Kadang kita
  nggak setuju dengan 
  suatu organisasi dan ide-ide yang diusung dalam
  kasus ini JIL dan 
  tokohnya.  Namun disadari atau pun tidak kita telah
  mengadopsi 
  pemikiran dan ide-nya secara mentah-mentah. Satu hal
  misalnya, 
  dengan mengatakan jangan membawa penilaian agama
  saat mengkritisi 
  suatu atau segala hal. Itu adalah ciri khas
  sekularisasi atau 
  liberalisasi agama. Untuk kasus JIL tentu pemisahan
  agama Islam 
  dengan aturannya. 

   Atau tanpa ba bi bu kita mengomentari sesuatu yang
  kadang belum 
  tahu pasti/yakin sebenarnya dalam hukum agama
  bagaimana. Jadi mohon  
  bersama-sama, kita  berhati-hati mengomentari
  sesuatu. Apapun yang 
  kita lakukan suatu saat akan dimintai pertanggung
  jawabannya. Bisa 
  jadi komentar kita yang mungkin keliru, kemudian
  orang mengikutinya. 
  Siapa tahu? Maka kita yang jadi promotor dalam
  kekeliruan itu. 
  Terima kasih.

   Salam,

   A. Solikhah
   
   

[ppiindia] Re: namanya juga ULILLL....

2005-05-31 Terurut Topik Ikranagara
Wah, pongah betul, ya, yang menamakan dirinya mohdsyissamsul, ya? 
Dikiranya kepongahan bisa menjatuhkan fikiran Ulil, ya?

Fikiran hendaknya juga dilawan dengan fikiran, Dik mohdsyissamsul. 
Dan ingatlah: Tidak ada agama bagi yang tidak menggunakan 
fikirannya. Fikiran (buah dari olah otak) itu karunia tertinggi bagi 
makluk ciptaan-Nya yang bernama manusia ini. Serangga pun masih 
menggunakan otaknya, apalagi manusia. 

Kepongahan? Wah yang satu ini sih jauh dari budi daya fikiran. 
Emosikah itu? Mungkin! Melarikan dirikah itu? Mungkin!


Ikra.-

 

--- In ppiindia@yahoogroups.com, mohdsyissamsul 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 orang kayak ulil nggak perlu ditanggapin apa yang disampaikannya.
 tapi yang menjadi masalah nanti kalo pendengar dan pembacanya 
malah 
 terpengaruh khususnya bagi kalangan awam yang kurang memiliki 
basic 
 islam, mereka akan menerima dengan mudahnya karena kelihatan 
seperti 
 masuk akal. 
 
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
  Judulnya rada provok yak ...  :))
  Tapi dibaca aja dech bagian bagian selanjutnya.
  
  salam,
  Ari Condro
  
  
  - Original Message - 
  From: assyaukanie [EMAIL PROTECTED]
  
  Ulil lagi dapat wahyu. Ide-ide brilian terus muncul dari 
kepalanya. 
  Sebagai seorang sahabat, saya cuma bisa mengamininya. Qad ja'al 
haq 
  wa zahaqal bathil..
  
  Luthfi
  ---
  
  Mengapa Kita Perlu Meniru Barat?
  Oleh Ulil Abshar-Abdalla
  Kolom | 31/05/2005
  
  Solusi yang harus ditempuh oleh umat Islam sudah dicontohkan 
oleh 
  Jepang, yaitu meniru Barat, menerapkan rasionalisasi atas 
 kehidupan, 
  dan memodernisir teknik; agama sebaiknya ditempatkan 
  dalam sanctuary yang namanya ruang privat. Bahwa Barat harus 
 ditiru 
  secara kritis itu sudah merupakan kebenaran dalam dirinya 
 (truisme). 
  Jepang pun meniru Barat dengan kritis pula.
  
  Tantangan umat Islam sekarang ini persis seperti yang dihadapi 
 Jepang 
  pada abad 18 dulu. Ketika itu, intelektual Jepang dihadapkan 
pada 
  pilihan yang sulit: apakah menerima dan meniru Barat atau tetap 
  berpegang pada warisan Tokugawa yang menutup diri total dari 
 pengaruh 
  asing. Hashim Saleh pernah menulis mengenai hal ini di harian Al 
  Hayat. Jepang menempuh jalur nekad yang ternyata benar: 
tirulah 
  Barat. Sebagian besar intelektual Muslim selama peralihan abad 
20 
  mengusulkan opsi serupa, tirulah Barat, karena di sana terdapat 
 hal-
  hal yang menjadi rahasia kemajuan umat manusia. Kalau kita 
  baca Arabic Thought in Liberal Age karya Albert Hourani, akan 
  tampak bahwa semangat rasionalisme dan keinginan meniru Barat 
 begitu 
  menonjol dalam kesadaran intelektual Islam pada abad 19 dan awal 
 abad 
  20. 
  
  Arusnya kemudian berbalik pada tahun 70-an, terutama dimulai 
dari 
  Timur Tengah, yaitu ketika terjadi pengalaman pahit Perang 
Tujuh 
  Hari (dikenal sebagai an nakbah) di tahun 1967 di mana negara-
  negara Arab kalah perang terhadap Israel. Rezim-rezim otoriter 
di 
  Timteng yang kebanyakan mendukung opsi tirulah Barat gagal 
 memenuhi 
  harapan publik, sehingga datanglah kaum Ikhwan dengan jargon 
besar 
  yang menipu, Al Islam huwal badil. Semboyan Ikhwan itu memupus 
  warisan penting yang ditinggalkan oleh orang-orang semacam 
Rifa'ah 
  Tahtawi, yaitu warisan rasionalisme. Dengan semboyan itu, 
 dikesankan 
  seolah-olah Islam adalah sistem alternatif yang sama sekali 
 bertolak 
  belakang dengan Barat yang --menurut mereka-- dekaden secara 
 moral. 
  Islam, dengan demikian, ditampilkan sebagai agama yang memusuhi 
 hasil-
  hasil penting dari rasionalisme Barat, seperti sistem demokrasi. 
  Mengusulkan Islam sebagai al badil adalah kekalahan kedua 
setelah 
  kekalahan bangsa Arab terhadap Israel.
  
  Memang problem besar yang dihadapi oleh bangsa Arab adalah 
warisan 
  institusi negara di sana yang begitu raksasa. Kekuatan-kekuatan 
  alternatif dalam masyarakat sulit berkembang, seluruh potensi ke 
 arah 
  pembangkangan diberangus. Hasilnya: negara yang begitu kuat, 
tetapi 
  sekaligus tak terkontrol. Korban dari negara kontrol ini bukan 
 saja 
  kaum oposisi sekuler, tetapi lebih-lebih adalah kaum oposisi 
Islam. 
  Inilah pengalaman pahit yang dialami oleh kaum Islamis di Mesir, 
Al 
  Jazair, Siria, Irak, dan lebih parah lagi Saudi Arabia. Paradoks 
di 
  dunia Arab adalah bahwa keinginan untuk meniru Barat dan 
 rasionalisme 
  justru diselenggarakan melalui negara kontrol yang represif. 
 Sudah 
  bisa diduga jika hasil dari semua ini adalah kekecewan besar 
  masyarakat Arab. Kekecewaan itu makin dalam ketika bangsa Arab 
  melihat kenyataan lain, yaitu berdirinya negara Israel. 
Masalahnya 
  menjadi lebih parah lagi karena berdirinya negara Isreal itu 
tejadi 
  karena sokongan negeri-negeri Barat terutama AS. Ujung dari 
semua 
 ini 
  sudah bisa diduga: menolak Barat berikut rasionalisme yang 
 terkandung 
  di dalamnya. Manakala Barat ditolak, sudah tentu alternatif 
harus 
  diajukan. Ditemukanlah lampu 

Re: [ppiindia] Re: namanya juga ULILLL....

2005-05-31 Terurut Topik faris ahmad
Saya pernah bincang-bincang dengan Djoko Susilo, anggota komisi I dari PAN yang 
juga mendalami soal Zionisme, ia mengatakan bahwa teman-teman JIL itu terlalu 
terpengaruh pemikiran Barat alias Western minded. Dari beberapa tulisan 
teman-teman di JIL, saya bisa mengambil kesimpulan, bahwa apa yang di usung 
oleh JIL tak lebih daripada memapankan hegemoni pemikiran Barat. Tidak ada yang 
baru dari gagasan yang diusung oleh JIL. Semuanya 'kisah-kisah usang'. 
 
Mengenai soal ini ada baiknya Anda membaca buku terbaru Adian Husaini, kandidat 
Doktor pemikiran Islam dari IISTAC Malaysia, yang berjudul Wajah Peradaban 
Barat.
 
 
 
 
 


Ikranagara [EMAIL PROTECTED] wrote:Wah, pongah betul, ya, yang menamakan 
dirinya mohdsyissamsul, ya? 
Dikiranya kepongahan bisa menjatuhkan fikiran Ulil, ya?

Fikiran hendaknya juga dilawan dengan fikiran, Dik mohdsyissamsul. 
Dan ingatlah: Tidak ada agama bagi yang tidak menggunakan 
fikirannya. Fikiran (buah dari olah otak) itu karunia tertinggi bagi 
makluk ciptaan-Nya yang bernama manusia ini. Serangga pun masih 
menggunakan otaknya, apalagi manusia. 

Kepongahan? Wah yang satu ini sih jauh dari budi daya fikiran. 
Emosikah itu? Mungkin! Melarikan dirikah itu? Mungkin!


Ikra.-



--- In ppiindia@yahoogroups.com, mohdsyissamsul 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 orang kayak ulil nggak perlu ditanggapin apa yang disampaikannya.
 tapi yang menjadi masalah nanti kalo pendengar dan pembacanya 
malah 
 terpengaruh khususnya bagi kalangan awam yang kurang memiliki 
basic 
 islam, mereka akan menerima dengan mudahnya karena kelihatan 
seperti 
 masuk akal. 
 
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
  Judulnya rada provok yak ...  :))
  Tapi dibaca aja dech bagian bagian selanjutnya.
  
  salam,
  Ari Condro
  
  
  - Original Message - 
  From: assyaukanie [EMAIL PROTECTED]
  
  Ulil lagi dapat wahyu. Ide-ide brilian terus muncul dari 
kepalanya. 
  Sebagai seorang sahabat, saya cuma bisa mengamininya. Qad ja'al 
haq 
  wa zahaqal bathil..
  
  Luthfi
  ---
  
  Mengapa Kita Perlu Meniru Barat?
  Oleh Ulil Abshar-Abdalla
  Kolom | 31/05/2005
  
  Solusi yang harus ditempuh oleh umat Islam sudah dicontohkan 
oleh 
  Jepang, yaitu meniru Barat, menerapkan rasionalisasi atas 
 kehidupan, 
  dan memodernisir teknik; agama sebaiknya ditempatkan 
  dalam sanctuary yang namanya ruang privat. Bahwa Barat harus 
 ditiru 
  secara kritis itu sudah merupakan kebenaran dalam dirinya 
 (truisme). 
  Jepang pun meniru Barat dengan kritis pula.
  
  Tantangan umat Islam sekarang ini persis seperti yang dihadapi 
 Jepang 
  pada abad 18 dulu. Ketika itu, intelektual Jepang dihadapkan 
pada 
  pilihan yang sulit: apakah menerima dan meniru Barat atau tetap 
  berpegang pada warisan Tokugawa yang menutup diri total dari 
 pengaruh 
  asing. Hashim Saleh pernah menulis mengenai hal ini di harian Al 
  Hayat. Jepang menempuh jalur nekad yang ternyata benar: 
tirulah 
  Barat. Sebagian besar intelektual Muslim selama peralihan abad 
20 
  mengusulkan opsi serupa, tirulah Barat, karena di sana terdapat 
 hal-
  hal yang menjadi rahasia kemajuan umat manusia. Kalau kita 
  baca Arabic Thought in Liberal Age karya Albert Hourani, akan 
  tampak bahwa semangat rasionalisme dan keinginan meniru Barat 
 begitu 
  menonjol dalam kesadaran intelektual Islam pada abad 19 dan awal 
 abad 
  20. 
  
  Arusnya kemudian berbalik pada tahun 70-an, terutama dimulai 
dari 
  Timur Tengah, yaitu ketika terjadi pengalaman pahit Perang 
Tujuh 
  Hari (dikenal sebagai an nakbah) di tahun 1967 di mana negara-
  negara Arab kalah perang terhadap Israel. Rezim-rezim otoriter 
di 
  Timteng yang kebanyakan mendukung opsi tirulah Barat gagal 
 memenuhi 
  harapan publik, sehingga datanglah kaum Ikhwan dengan jargon 
besar 
  yang menipu, Al Islam huwal badil. Semboyan Ikhwan itu memupus 
  warisan penting yang ditinggalkan oleh orang-orang semacam 
Rifa'ah 
  Tahtawi, yaitu warisan rasionalisme. Dengan semboyan itu, 
 dikesankan 
  seolah-olah Islam adalah sistem alternatif yang sama sekali 
 bertolak 
  belakang dengan Barat yang --menurut mereka-- dekaden secara 
 moral. 
  Islam, dengan demikian, ditampilkan sebagai agama yang memusuhi 
 hasil-
  hasil penting dari rasionalisme Barat, seperti sistem demokrasi. 
  Mengusulkan Islam sebagai al badil adalah kekalahan kedua 
setelah 
  kekalahan bangsa Arab terhadap Israel.
  
  Memang problem besar yang dihadapi oleh bangsa Arab adalah 
warisan 
  institusi negara di sana yang begitu raksasa. Kekuatan-kekuatan 
  alternatif dalam masyarakat sulit berkembang, seluruh potensi ke 
 arah 
  pembangkangan diberangus. Hasilnya: negara yang begitu kuat, 
tetapi 
  sekaligus tak terkontrol. Korban dari negara kontrol ini bukan 
 saja 
  kaum oposisi sekuler, tetapi lebih-lebih adalah kaum oposisi 
Islam. 
  Inilah pengalaman pahit yang dialami oleh kaum Islamis di Mesir, 
Al 
  Jazair, Siria, Irak, dan lebih parah lagi Saudi Arabia. Paradoks