[R@ntau-Net] Re: Syariat Islam diaplikasikan dong
M. Ismet Ismail writes: From: Ali Qur <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: Syariat Islam diaplikasikan dong > > Koruptor adalah Pencuri, Pencuri dalam hukum Islam > harus > > DIPOTONG TANGANNYA, mengapa tidak diaplikasikan > lebih dahulu kepada > > para koruptor ini (ketua pks sumbar), Benar, pencuri harus dipotong tangannya (QS. 5:38) jika yang dicuri lebih/sama dengan seperempat dinar (disebutkan dalam hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim) oleh PIHAK PENGUASA. Pelaksanaan hudud adalah hak penguasa. Hal ini dapat dilihat dari jika ada pelanggaran maka para sahabat membawa kasus tersebut ke Rasulullah. Begitu juga pada masa khulafaur rasyidin, hudud dan qishash dilakukan oleh penguasa. Dalam Islam, rakyat dan penguasa memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Rakyat tidak sepatutnya melakukan urusan penguasa. Dari Ibnu Umar radliyallahu 'anhu berkata, datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan berkata : "Berilah aku nasihat!" Maka beliau bersabda : "Mendengar dan taatlah kalian. Hendaklah kalian terang-terangan dan jauhilah oleh kalian mengatur urusan umat secara sirr (karena ini adalah tugas penguasa, Âpent.)." (HR. Ibnu Abi Ashim dan dishahihkan Al Albani dalam Adz Dzilal) Dikutip dari: http://www.geocities.com/almagety2000/pdf/berontak.htm Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: negara islam
Ahmad Ridha writes: Berfirman Allah subhanahu wa ta'ala (yang artinya): "Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru,dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya." (QS. an-Najm 53:3) Mohon maaf, kutipan ayat di atas seharusnya an-Najm 53:1-3. (SOL) Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: negara islam
S. an-Nisaa' 4:59) Jadi bukan dengan menyerahkan keputusan kepada akal manusia. Bukankah akal manusia justru lebih berbeda-beda karena juga dipengaruhi oleh hawa nafsu masing-masing? Siapa sih manusia yang (ngaku-ngaku) pendapatnya lebih baik dari Allah dan Rasul-Nya? Oleh karena itu bagaimana pemahaman siapa yang digunakan dan yang lebih sedikit perselisihannya? Rasullullah Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda (yang artinya): "Sebaik-baik manusia adalah generasiku (generasi Rasulullah & Shahabat), kemudian orang-orang sesudah mereka (Tabi'in) kemudian orang-orang sesudah mereka (Tabi'ut Tabi'in.). Sesudah itu akan datang kaum yang kesaksian mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya." (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad). Generasi terbaik tentu pemahamannya yang paling juga dan jalan merekalah yang merupakan jalan kebenaran karena merekalah yang lebih mengerti dalil syari'at baik secara konteks maupun bahasa. Atau ada yang (ngaku-ngaku) lebih ngerti konteks nash? Allah subhanahu wa ta'ala pun banyak memuji para sahabat Rasulullah, di antaranya (yang artinya): "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. at-Taubah 9:100) "Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. an-Nisaa' 4:115) Jikalau ada perbedaan pendapat di antara para sahabat tentu wajib bagi kita untuk memilih pendapat yang sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Jangankan kata-kata profesor masa kini, perkataan Abu Bakar dan Umar pun jika tidak sesuai dengan perkataan Rasulullah harus ditolak karena mereka manusia yang tidak ma'shum. Dari Urwah bin Az-Zubair, bahwa dia berkata kepada Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Engkau telah menyesatkan manusia." "Apa itu wahai Urayyah?", tanya Ibnu Abbas. Urwah menjawab, "Engkau memerintahkan umrah pada sepuluh hari itu, padahal hari-hari itu tidak ada umrah.âIbnu Abbas bertanya, "Apakah engkau tidak bertanya mengenai masalah ini kepada ibumu?" Urwah menjawab, "Sesungguhnya Abu Bakar dan Umar tidak pernah melakukan hal itu." Ibnu Abbas berkata, "Inilah yang membuat kalian rusak. Demi Allah, aku tidak melihat melainkan hal ini akan membuat kalian tersiksa. Sesungguhnya aku beritahukan kepada kalian dari Nabi Shallallahu âAlaihi wa Sallam, namun kalian menjawab dengan diri Abu Bakar dan Umar."(HR Imam Ahmad dan Al-Khathib serta lainnya dengan sanad yang shahih) Jadi yang selamat adalah taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya dengan pemahaman generasi terbaik Islam. Mohon maaf jika ada kesalahan atau kurang berkenan karena saya bukanlah orang yang dituakan dalam Islam dan masih miskin dalam ilmu. Segala kebaikan hanyalah dari Allah sedangkan keburukan datang dari diri saya sendiri dan syaithan. Billahit taufiq. Allahu a'lam, Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: ] FW: Siswono: Negara Tidak Perlu Mengatur SyariatIslam
Bismillahirrahmanirrahim, Asmardi Arbi writes: Ambo taringek jo ceramah Prof Moebiarto dari UGM nan manggambarkan sebuah filosfi, kalau ada dua gelas air putih, gelas yang satu diberi gincu merah saja, sedang gelas yang satu lagi diberi gula saja, maka gelas mana yang akan anda pilih? Mohon maaf, Pak. Saya mengomentari 'sedikit'. Rasanya filosofi ini kurang 'masuk' jika kita bicara Islam. Islam terkait erat dengan keimanan. Para ulama mengatakan bahwa jika Islam dan iman disebutkan terpisah maka maknanya sama sedangkan jika disebutkan bersamaan maknanya berbeda (tingkatan mukmin lebih tinggi dari muslim). Nah, iman adalah pengakuan oleh hati, pengucapan oleh lidah, dan pembuktian dengan amal. Artinya iman itu harus terwujud secara bathin dan zhahir. Jika dihubungkan dengan analogi di atas maka air tersebut haruslah manis dan berwarna 'manis' pula. Nah, tingkat kemanisan inilah yang berbeda-beda karena iman dapat bertambah seiring perbuatan taqwa atau pun berkurang karena maksiat. Tentunya yang menentukan manis pahitnya adalah Allah dan Rasul-Nya karena belum tentu yang dianggap baik oleh kebanyakan manusia adalah baik (QS. 2:216). Masalahnya apa dengan filosofi di atas? Jika ada pertanyaan, mana yang lebih baik antara seorang muslim yang bermaksiat (katakanlah mencuri) dengan seorang kafir yang tidak mencuri? Bagi saya jawabannya jelas, sebaik-baiknya orang kafir tetap saja lebih baik muslim. Segala amal orang kafir akan pupus bagaikan debu yang beterbangan. "Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan." (QS. al-Furqaan 25:23) Sedangkan bagi muslim tersebut jika ia bertaubat maka ia akan diampuni jika Allah kehendaki sebagaimana banyak disebutkan dalam al-Qur'an dan hadits yang shahih. "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. an-Nisaa 4:48) Perhatikan di sini yang menyelamatkan muslim adalah kalimat tauhid. Ingatlah Abu Thalib yang tetap saja tidak termasuk muslim (QS. 28:56) walaupun ia banyak membantu Rasulullah namun ia enggan untuk mengucapkan kalimat tauhid ('terasa' namun enggan 'berwarna'). Tentunya dalam pengertian muslim di sini tidak termasuk orang-orang yang mengaku Islam namun telah menyimpang jauh sehingga sesungguhnya mereka telah keluar dari Islam. Nah, inilah contoh warna tanpa rasa bisa diterapkan karena seorang muslim yang baik tentulah 'manis' warna dan rasanya. Selain itu, pandangan tersebut dapat disalahgunakan menjadi pandangan bahwa tidak perlu kita menerapkan aturan Islam dalam berbusana misalkan yang perempuan harus berhijab dan yang laki-laki harus membiarkan jenggot dan tidak boleh berisbal karena semua itu hanya 'kulit' atau 'budaya'. Semoga bukan pandangan seperti ini yang dikehendaki. Sungguh ironis ucapan sebagian orang yang mengatakan 'yang penting kan hatinya'. Padahal keadaan hati yang baik akan terefleksi pada amal anggota tubuh. Dengan demikian Islam harus tegak dalam warna dan rasa sehingga suatu hukum diterima bukan karena logis menurut akal namun karena merupakan perintah dari Allah dan Rasul-Nya. Sebagai contoh kecil saja, di Amerika Serikat seorang pembunuh dapat dijatuhi hukuman mati atau Cina yang sangat keras terhadap koruptor namun apakah dapat dikatakan bahwa Amerika Serikat dan Cina sebagai negara yang Islami karena sebagian hukumnya agak mirip dengan syari'at Islam? Mohon maaf jika ada kesalahan atau kurang berkenan. Segala kebaikan hanyalah dari Allah sedangkan keburukan datang dari diri saya dan syaithan. Semoga Allah menjadikan kita mukmin yang sesungguhnya secara lahir dan batin. Billahit taufiq. Allahu a'lam. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Ada Apa di Jari Capres?
harman quotes: ... memasang sebuah cincin emas berbatu akik warna hijau. ... Cincinnya tampak terbuat dari emas dan berbatu, seperti permata berwarna bening. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melihat cincin emas di tangan seorang laki-laki, lalu beliau melepas dan membuangnya, seraya bersabda (yang artinya): "Salah seorang dari kamu sengaja meletakkan bara api neraka di tangannya." Kemudian beliau bersabda kepada lelaki itu, "Ambillah cincinmu dan manfaatkan!" Lalu orang itu berkata, "Tidak! Demi Allah, saya tidak akan mengambil apa yang telah dibuang oleh Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam." (HR. Muslim) Dari Ali radhiallaahu 'anhu mengatakan (yang artinya): "Sesungguhnya Nabi Allah Subhaanahu wa Ta'ala pernah membawa kain sutera di tangan kanannya dan emas di tangan kirinya, lalu beliau bersabda: Sesungguhnya dua jenis benda ini haram bagi kaum lelaki dari umatku". (HR. Abu Daud dan dinilai shahih oleh Al-Albani). Billahit taufiq. Allahu a'lam. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Kebohongan kolektif dan hierarkis
Ronald P. Putra writes: jadi saya tidak membenarkan aleg DPR juga khan ? kurang relevan kalau adek memakai kaidah "tujuan tidak menghalalkan cara". Saya pun tidak mengatakan bahwa Uda membenarkan kunjungan mereka. *smile* Alasan saya memotong bukanlah untuk mengubah makna e-mail tersebut namun untuk alasan sederhana yakni menghemat bandwidth. Mohon maaf jika menimbulkan kesalahpahaman. Kaidah tersebut saya sebutkan tidak juga untuk menyalahkan (dan hal ini sebenarnya saya sebutkan juga dalam e-mail saya): "Maksudnya adalah katakanlah para anggota DPR bertujuan baik dengan kunjungan tersebut. Akan tetapi tidak secara otomatis membenarkan (atau juga menjadikan salah) kunjungan tersebut." <- lihat yang dalam kurung Saya nimbrung dalam diskusi ini hanya untuk mengingatkan adanya dua masalah yang berbeda bukan untuk menentukan yang salah atau benar karena saya tidak mempunyai ilmu yang cukup dalam masalah ini. Informasi yang saya ketahui hanyalah dari media massa. Mohon maaf sekali lagi. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Kebohongan kolektif dan hierarkis
Ronald P. Putra writes: rasanya tidak menjawab substansi persoalan yg sebenarnya. Mau seorang atau seribu orang aleg DPR pun kesana, yg jadi persoalannya adalah mengapa kedua tanker itu dijual ? dan kok dijualnya ke panawar peringkat dua ? Dari yang saya lihat diskusi ini membicarakan dua hal yang berbeda walaupun terkait sehingga agak-agak 'kurang nyambung', yakni: 1. masalah penjualan tanker oleh pertamina 2. masalah kunjungan para anggota DPR Kedua masalah ini harus dipisahkan karena benar salahnya Pertamina pada masalah pertama tidak otomatis menentukan benar salahnya para anggota DPR pada masalah kedua. Mungkin suatu ungkapan yang pernah saya singgung bisa berlaku di sini yakni "tujuan tidak menghalalkan cara". Maksudnya adalah katakanlah para anggota DPR bertujuan baik dengan kunjungan tersebut. Akan tetapi tidak secara otomatis membenarkan (atau juga menjadikan salah) kunjungan tersebut. Sama halnya dengan banyak 'studi banding' yang dilakukan dengan tujuan baik namun kadang tergelincir. Mohon maaf jika kurang berkenan. Allahu a'lam. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: ] FW: Siswono: Negara Tidak Perlu Mengatur Syari at Islam
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Berkenaan dengan pandangan Amien Rais terhadap syari'at Islam, saya membuka-buka situs resmi beliau (www.m-amienrais.com) pada bagian Perspektif yang dikatakan sebagai 'Pandangan dan pemikiran Amien Rais' sehingga (mungkin) dapat representatif: http://www.m-amienrais.com/perspektif/index.asp Pada bagian Perspektif ada tulisan yang menurut saya terkait yakni: Islam Substansial http://www.m-amienrais.com/perspektif/detail.asp?pid=2 yang sebenarnya memuat beberapa berita lama (bahkan dari tahun 1982) namun karena dimuat di situ dan tidak diingkari saya anggap masih berlaku. Di dalamnya disebutkan pernyataan Amien Rais yang dimuat oleh Panji Masyarakat No. 376, Th 1982 yakni: "Islamic State atau negara Islam, saya kira tidak ada dalam Al Qurâan maupun dalam Al Sunnah. Oleh karena itu, tidak ada perintah dalam Islam untuk menegakkan negara Islam. Yang lebih penting adalah selama suatu negara menjalankan etos Islam, kemuÂdian menegakkan keadilan sosial dan menciptakan suatu masyarakat yang egalitarian, yang jauh dari eksploitasi manusia atas maÂnusia maupun eksploitasi golongan atas golongan lain, berarti menurut Islam sudah dipandang negara yang baik. Apalah artinya suatu negara menggunakan Islam sebagai dasar negara, kalau ternyata hanya formalitas kosong?" Pertanyaannya adalah, "Apakah batasan etos Islam? Bagaimana dengan hukum-hukum yang ada dalam syari'at Islam seperti qishash, hudud, dll?" Kemudian ketika mengomentari pertemuannya dengan Gus Dur di Masjid Sunda Kelapa, 1 Desember 1996, ia menyatakan: "Jadi, saya setuju bahwa pengejawantahan nilai-nilai Islam lebih penting daripada mewujudkannya dalam bentuk institusional. Kalau keyakinan saya, saya memegang benang merah Al Qurâan, yaitu keadilan. Hal yang pertama disuruh Allah Swt untuk ditegakkan adalah keadilan, baru kemudian kebajikan, kemudian ihsan. Baru kemudian menghindari kezaliman." "Jadi, buat saya, tanpa label Islam, bila kita sudah mampu membangun kehidupan ekonomi yang kurang-lebih adil, kehidupan hukum yang kurang-lebih adil, kehidupan pendidikan yang tidak feodalistik lagi, yah itulah yang dimaui Islam. Jadi gampang saja, saya tidak mementingkan label, tapi pada visinya. Karena, bisa saja sebuah negara tanpa label Islam tapi lebih Islami." Jadi, apakah akan ada negara Indonesia yang menyatakan dengan tegas bahwa konstitusi negara adalah Kitabullah dan Sunnah Rasulullah sesuai dengan pemahaman salafush shalih? Apakah yang salah dengan nama Islam? Tentunya bukan berarti saya hanya menginginkan 'kulit' tanpa 'isi'. Namun sebagaimana iman yang tidak hanya harus diyakini namun juga harus diucapkan dengan lisan dan diwujudkan dalam perbuatan. BTW, di situs itu juga dikatakan bahwa PKS pernah berjanji untuk mendukung Amien Rais. http://www.m-amienrais.com/news/one_news.asp?IDNews=1782 Mohon maaf jika ada kesalahan atau ada yang kurang berkenan. Segala kebaikan hanyalah dari Allah dan keburukan datang dari saya sendiri dan syaithan. Allahu a'lam. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: ] FW: Siswono: Negara Tidak Perlu Mengatur Syari at Islam
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, harman writes: ... spt yg ia bilang "Tapi itu semua tidak perlu diatur oleh negara. Biarlah individu-individu yang melaksanakan ini" Nah, masalahnya syari'at Islam begitu lengkap hingga mencakup bagian-bagian yang merupakan haknya penguasa seperti qishash, hudud, pengaturan baitul mal, dll. Dengan demikian dibutuhkan penguasa yang menerapkan syari'at Islam. Akan tetapi bukan berarti kita harus rame-rame ganti penguasa kalo ia tidak gak menerapkan syari'at Islam dengan baik lho. kebanyakan masih bermain dalam retorika umum yaitu pemberantasan korupsi -- klo ga' salah ini juga kan bagian dari SI kan? He he he, PDS juga klaimnya begitu ('Korupsi harus dihapuskan dari bumi Indonesia') namun dengan tegas memisahkan agama dan negara ('Urusan agama terpisah sepenuhnya dari urusan negara. Urusan agama menjadi urusan kelompok agama yang bersangkutan sendiri'). Dan saya sangat setuju dgn angku Darul biarlah masy. ini menjalani SI itu secara sadar, kata teman saya yg ikut pengajian manhaj salaf dia bilang pelaksanaan SI itu tidak perlu formalisasi krn setiap indivi du bisa melaksanakannya misalnya memanjangkan janggut, memakai isbal dll. Mohon maaf, saya koreksi sedikit maksudnya mungkin 'membiarkan janggut' karena perintah Rasulullah begitu [1] (dan tidak semua orang berjanggut) serta 'tidak berisbal' karena justru isbal (memanjangkan kain/celana hingga mata kaki atau lebih) yang dilarang Rasulullah [2]. Masalah pelaksanaan SI, manhaj salaf yang saya ketahui (dan saya baru belajar) adalah berdakwah dengan manhaj Rasulullah yang memulai dengan pemurnian aqidah serta membersihkan ibadah dari beragam bid'ah kemudian mendidik masyarakat. Dengan demikian, syari'at Islam tumbuh dalam diri muslim, keluarganya, masyarakatnya, kemudian negaranya. Jadi tidak perlu menunggu pemimpin negara dulu. Adalah sangat ironis melihat saat ini masyarakat kita berkoar-koar menginginkan pemimpin yang bebas korupsi namun dalam keseharian justru banyak yang memupuk korupsi. Misalnya saat ditilang polisi dengan mudahnya terucap 'saya tetangganya pak anu' atau mengajak 'negosiasi'. Bagaimana mungkin kita menuntut penguasa sekelas Abu Bakar padahal kita enggan menjadi masyarakat sekelas masa Abu Bakar? Beberapa link terkait: http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=720 http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=721 http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=141 http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=164 http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=71 http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=26 Mohon maaf jika ada kesalahan. Segala kebaikan hanyalah datang dari Allah dan keburukan datang dari diri saya sendiri dan syaithan. Allahu a'lam. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) [1] Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma dari Nabi Shallallahu âAlaihi Wa Sallam sesungguhnya beliau bersabda (yang artinya): "Kami diperintah untuk memangkas kumis dan membiarkan tumbuh jenggot." (HR. Muslim) [2] Rasulullah bersabda (yang artinya): "Apa saja yang berada di bawah mata kaki berupa sarung, maka tempatnya di Neraka." (HR. al-Bukhari, Ahmad) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Delete si Bajuri
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Barusan ia juga mengirim e-mail japri ke saya. Yang menarik adalah ia menyapa dengan ungkapan 'Antun Ridha' sebagaimana di bawah ia menyebutkan 'Antun Elthaf'. Sejujurnya saya nggak mengerti maksudnya namun yang sempat terlintas apakah maksudnya 'Antum'? Akan tetapi itu pun tidak nyambung karena 'Antum' artinya 'kalian' atau sering digunakan untuk 'kamu'. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (yang artinya): "Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui." (QS. al-Baqarah 2:146) "Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya." Lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima." (QS. Aali Imran 3:187) Allahu a'lam. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) -Original Message- From: ali02qur [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 23, 2004 2:03 PM To: Elthaf Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Delete si Bajuri Antun Elthaf, Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Pejabat Kristiani Bereaksi "Proses Pelaku Tulisan Injil di Kuli
RaNK MaRoLa writes: Ini reaksi si Bajuri, yang slalu meneror saya via Japri. Jadiii para misionaris itu slalu memantau kegiatan dan langkah2 kita. baik itu di kampuang, maupun di Rantau. Yang bersangkutan (ali02qur <[EMAIL PROTECTED]>) juga beberapa kali menghubungi saya (serta mungkin beberapa member lainnya) dengan komentar-komentar yang terkadang aneh. Tadinya saya kira ia muslim namun dilihat dari komentarnya sih sepertinya sangat tidak patut dikeluarkan oleh seorang muslim. Saya lihat beberapa kali ia mengambil dari sebuah situs yang 'menanggapi' Islam dengan mengutip sebagian ayat atau hadits dan menyembunyikan yang lainnya untuk mengarahkan ke pemahaman yang sungguh aneh. Situs itu bahkan tersedia dalam beberapa bahasa dan salah satu komentar yang ia kirimkan merupakan salinan dari situs tersebut. Salah satunya adalah bahwa dalam Islam sulit untuk selamat karena nabi saja harus minta ampun, dst. Saya pribadi setelah berusaha menyampaikan nash-nash sebatas kemampuan saya namun ternyata tidak didengar. Ya sudah, saya berlepas diri dari dia dan tidak menanggapinya lagi. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (yang artinya): "Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat." (QS. al-Baqarah 2:6-7) "(Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang." (QS. al-Mu'min 40:35) "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS. al-Qashash 28:56) Semoga Allah menghendaki petunjuk bagi kita dan keluarga kita. Allahu a'lam. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, harman writes: Pertanyaan saya tentang sikap kita yg terbaik itu sudah dijawab dengan cukup baik plus dalil-dalilnya akan tetapi saya masih belum menemukan jawabannya yaitu ditemui atau tidak, sementara referensi sanak lebih tepat ditujukan kpd sikap diri kita terhadap pujian atau kekaguman Saya menjawab dengan memberi dalil-dalil tersebut karena adalah sangat sulit menjawab pertanyaan 'what if you were ...'. Konkritnya mungkin saya jawab, "saya tidak tahu" karena tidaklah mudah menempatkan diri saya pada posisi seorang tokoh seperti Pak Amien walaupun 'berandai-andai'. Kalau saya perhatikan cerita Cindy ini sebenarnya wajar dan biasa hanya saja karena kita mengkajinya lebih dalam sehingga lupa bahwa Cindy itu anak kelas 5 SD dengan kata lain kita yg terlalu berlebihan menanggapi berita ini. Memang 'fenomena Cindy' ini harus dilihat sesuai dengan konteks 'kelas 5 SD'. Hal ini termasuk yang membuat saya khawatir terutama melihat dalam berita tersebut: - "... mengumpulkan foto dan buku mengenai Amien yang saat ini jumlahnya puluhan. Hampir semua foto itu ditempel di kamar tidur dan kamar mandi." - "... dia sempat memasang fotonya sendiri menggantikan wajah istri Amien Rais yang sedang berfoto berdua. Dia berandai-andai dialah yang menjadi Ny.Amien Rais." - "... kalau ada Pak Amien di TV, Cindy langsung memeluk TV itu" Walaupun ia melakukan hal-hal tersebut secara impulsif tanpa maksud apa-apa namun saya melihat fenomena ini mirip dengan fenomena anak-anak muda yang begitu memuja idolanya. Oleh karena itu, tentu tetap harus dinasihati dengan cara yang sebaik-baiknya dan sesuai (ini yang saya serahkan pada ahlinya). Akan tetapi semoga sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan saya saja yang berlebihan. Tidaklah saya bermaksud untuk menimbulkan polemik. Mohon maaf jika ada kesalahan. Allahu a'lam. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia
harman writes: supaya lebih jelas, kekhawatiran itu terhadap kekaguman si anak atau ke orang yang dikagumi (AR) --> mohon pencerahan... Maaf kalo ambigu, yang saya khawatirkan adalah kekaguman si anak terlepas dari orang yang dikaguminya. Termasuk yang saya khawatirkan di sini adalah betapa sebagian orang mengelu-elukan 'idola'-nya (kalo gak salah 'idola' berasal dari kata 'idol' yang artinya pujaan, sesembahan, tuhan) sampai-sampai histeris atau melakukan hal-hal yang aneh-aneh. Sebagai contoh nyata saja, di Argentina ada sekelompok orang yang menuhankan Maradona. http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/football/2396503.stm Ya sih ga' nuduh tapi ada sedikit dugaan...apalagi anak itu masih seumur jagung dan jagungnya pun baru tumbuh beberapa hari yg blm mengerti apa itu pengkultusan, yg ia fahami Cindy kagum sama AR, masih mending toh dia kagum sama AR daripada kagum sama Kapten kartun Subasha atau Dora Emon? Nah, yang saya khawatirkan adalah munculnya bibit-bibit pengkultusan yang secara tidak sadar muncul. Mumpung masih kecil kan mungkin lebih bisa diarahkan (bukan mesti berarti dimarahi kan). Seperti saya katakan, kagum adalah wajar namun ketika manifestasi kekaguman itu berlebihan kan jadi bahaya. Sama saja bahayanya baik mengkultuskan doraemon, kapten subasha, kiai, jenderal atau siapa pun. Tapi kira-2 apa yang terbaik dilakukan jika kita dalam posisi tersebut misalnya kita dikagumi terus kemudian disurati dan ada harapan ingin ketemu dan kebetulan juga kita menjadi publik figur? kira-2 mana sikap yang baik itu ditemui atau tidak ditemui? Baiknya saya kutipkan saja teladan dari figur yang paling berhak untuk dikagumi yakni Rasululullah yang wajib dicintai oleh setiap mukmin lebih dari cinta terhadap orang tua, anak, diri sendiri dan sekalian manusia. 'Abdullah bin Asy-Syikhkhir menuturkan: "Tatkala aku ikut pergi bersama suatu delegasi Bani 'Amir menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, kami berkata: "Engkau adalah sayyid (tuan) kita." Maka beliau bersabda: "Sayyid yang sebenarnya adalah Allah Tabaraka wa Ta'ala." Lalu kami berkata: "Dan engkau adalah yang paling mulia dan paling agung kebaikannya di antara kita." Beliaupun bersabda: "Ucapkanlah semua atau sebagian kata-kata yang wajar bagi kamu sekalian dan janganlah terseret oleh syetan." (HR Abu Dawud dengan sanad jayyid). Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu 'anhu, ia menuturkan bahwa ada orang-orang berkata: "Ya Rasulullah; wahai orang yang paling baik di antara kita dan putera orang yang paling baik di antara kita; wahai tuan kita dan putera tuan kita!" Maka, ketika itu, bersabdalah beliau: "Saudara-saudara sekalian! Ucapkanlah kata-kata yang wajar saja bagi kamu sekalian dan janganlah sekali-kali kamu sekalian terbujuk oleh syetan. Aku adalah Muhammad, hamba Allah dan utusan-Nya. Aku tidak senang kamu sekalian mengangkatku melebihi kedudukanku yang telah diberikan kepadaku oleh Allah 'Azza wa Jalla." (HR An-Nasa'i dengan sanad jayyid) Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam bersabda, "Barangsiapa suka dihormati manusia dengan berdiri, maka hendaknya ia mendiami tempat duduknya di Neraka." (HR. Ahmad, hadits shahih) Anas bin Malik berkata, "Tak seorang pun yang lebih dicintai oleh para sahabat dari-pada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam. Tetapi, bila mereka melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam (hadir), mereka tidak berdiri untuk beliau. Sebab mereka mengetahui bahwa beliau membenci hal tersebut." (HR. At-Tirmidzi, hadits shahih) Saya ko' malah khawatir nih baca ulasan sanak ridha kpd anak yg baru kelas 5 SD, masak sih kita harus bilang "nak itu namanya pengkultusan dan itu dosa loh, ntar masuk neraka" Masalah cara bilangnya saya serahkan ke ahlinya namun para orang tua tentu harus hati-hati. Sama saja halnya misalnya anaknya diajak shalat walaupun belum wajib namun untuk mengarahkan atau misalnya diajak puasa walau cuma setengah hari. Selain itu juga tentunya perlu diperhatikan bagaimana 'mengarahkan' yang sudah dewasa. Sekian dari saya. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Segala kebaikan hanyalah dari Allah subhanahu wa ta'ala dan keburukan datang dari diri saya sendiri atau syaithan. Allahu a'lam. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, harman writes: Sebuah berita yang cukup mengharukan... Kalo saya sih sejujurnya agak-agak khawatir membaca berita seperti itu. Nah, sejak melihat Amien di TV pada 1998 itu, anak kedua dari dua bersaudara itu langsung mengumpulkan foto dan buku mengenai Amien yang saat ini jumlahnya puluhan. Hampir semua foto itu ditempel di kamar tidur dan kamar mandi. Mengapa saya khawatir? Saya khawatir jika kekaguman (yang wajar) kemudian berubah menjadi bentuk-bentuk pengkultusan (bukan nuduh lho). Seperti yang begitu banyak terjadi di negeri kita ini ketika seseorang dianggap dapat 'memberi berkah' atau 'mempengaruhi nasib' bahkan ketika telah meninggal kuburnya pun 'disembah' untuk dimintai berkah. Bahkan bentuk pengkultusan ini juga terjadi terhadap benda atau hewan. Semoga para pemimpin kita memperingatkan umat terhadap bahaya ini sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam memperingatkan para sahabat beliau. Allahu a'lam. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: OOT: Lowongan
Dini writes: Ass Wr Wb wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Maaf amo dek urang baru jadi alun ngarati call ka japri maksudnyo ka ma? Makasuiknyo, kalau kurang jaleh langsuang se tanyo ka e-mail pribadi (japri = jalur pribadi), indak usah ka milis. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Matrilineal (Padang Ekspres)
Isna Huriati writes: Assalamu'alaikum wr wb Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Btw bersama ini saya ikutkan bagaimana pandangan seorang antropolog Amerika , Dr. Sanday dari Universitas Pennsylvania, yang dipublikasikan pada 9 May 2003. http://www.eurekalert.org/pub_releases/2002-05/uop-imm050902.php Ambo baru saja membaca tulisan Dr. Sanday tersebut secara sekilas. Namun ada satu bagian yang agak mengagetkan. Yakni: "Today, matrilineal adat and Islam are accepted as equally sacred and inviolate, handed down from the godhead." Sungguhkah begitu pandangan orang Minangkabau "yang benar"? Apakah benar adat dan Islam dianggap sama-sama suci, murni, diturunkan Tuhan? Mengapa mengejutkan? Karena untuk mengatakan adat Minangkabau berasal dari-Nya tentu harus disertai dalil-dalil yang sah. Bahwa ada praktik adat yang tidak melanggar agama adalah benar namun tentunya tidak menjustifikasi ungkapan tersebut. Apalagi jika ternyata ada praktik adat yang tidak sesuai dengan Islam. Sedangkan Islam adalah sungguh-sungguh dari Allah subhanahu wa ta'ala dan tidak ada ajaran/agama yang diridhai-Nya selain Islam. Semoga perkataan Dr. Sanday itu hanyalah kesalahpahamannya saja tentang masyarakat Minangkabau. Allahu a'lam. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Harta, Tahta dan Wanita....
berada dibawah mata kaki tempatnya di neraka. (HR Malik dalam Muwaththa', dan Abu Daud dengan sanad yang sahih) "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;" (QS. al-Baqarah 2:216) Terakhir, mengapa ukhti tidak menanggapi beberapa pertanyaan yang ana tanyakan padahal di antaranya terkait dengan masalah aqidah yakni penciptaan manusia? Bagaimana mungkin umat Islam bisa bangkit jika aqidahnya tidak sesuai dengan aqidah salaful ummah? Janganlah umat ini dibuai dengan kata-kata indah sedangkan Kalamullah dan sabda Rasulullah terlupakan. Saya pun jadi ingin tahu, dalam 'dakwah politik' Uni, berapa banyakkah target dakwah Uni yang telah diajarkan/mengerti ma'rifatullah sehingga dapat menjawab pertanyaan 'Di manakah Allah'? Afwan jiddan jika ada yang kurang berkenan. Namun tidaklah tanggapan ini saya sampaikan selain agar kelak dapat menjumpai Wajah Allah. Segala kebaikan hanyalah dari Allah dan kesalahan datang dari diri ana sendiri dan syaithan. Allahu a'lam. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Mamak kami urang Minang di Sumsel masuak RS Singapur dek ulah rokok
Irwan Munir writes: Atau mungkin lai ado dunsanak nan dipalantako bisa manyambuang baa bana kadudukan hukumnyo marokok dalam Islam.. mohon penjelasan. Untuk lengkapnya Fatwa al Lajnah ad Daimah li al Buhuts al âIlmiyyah wa al Ifta (Panitia Tetap Lembaga Riset Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia) dapat dilihat di: http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=427 Ringkasnya beberapa ayat yang patut diingat. "... dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. al-Baqarah 2:195) "... (Rasulullah) menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk..." (QS. al-A'raf 7:157) (di artikel di atas tertukar jadi 175) "Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS. an-Nisaa' 4:29) Terlebih lagi jika telah jelas bahwa merokok juga membahayakan orang-orang di sekitar (perokok pasif). Memang tidak ada nash al-Qur'an dan Sunnah yang secara eksplisit mengharamkan rokok namun sampai saat ini yang namanya 'rokok' telah disepakati berbahaya. Sehingga untuk amannya sebaiknya kita hindari. Alhamdulillah, orang tua dan kakak saya tidak ada yang merokok. Alangkah segarnya udara ini jika tidak dirusak oleh asap rokok padahal sudah banyak sumber polusi lainnya. Allahu a'lam. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Menyingkat salam
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Menyingkat shalawat dan salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam serta salam kepada saudara seiman telah menjadi kebiasaan banyak muslim terutama ketika menulis e-mail atau pun sms. Terkadang singkatannya memiliki makna lain yang begitu jauh. Berikut ini saya kutipkan nasihat berkenaan penyingkatan tersebut yang diambil dari: http://fatwa-online.com/fataawa/miscellaneous/enjoiningthegood/0020919.htm http://www.bakkah.net/interactive/q&a/aawa004.htm Keterangan lainnya dapat dilihat di: http://www.bakkah.net/articles/SAWS.htm Semoga bermanfaat. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) -- Abbreviating (sal-Allaahu `alayhe wa sallam) to (S) or (SAW) or the like Question: Is it permissible to write the letter (S) [Saad] instead of (writing) ((sal-Allaahu `alayhe wa sallam)), and why? Response: The Sunnah is to write the entire phrase ((sal-Allaahu `alayhe wa sallam)) - since it is a supplication; And the supplication is a (form of) worship, such as verbally saying it (the phrase), and the abbreviation for it using the letter (S) [Saad] or (SAW) [Saad 'Ayn Waaw] (or (SAAW) or the like) is not (constitute) a supplication, and nor a (form of) worship, whether it be by speech or writing. And because of this, this abbreviation was not used by those of the first three generations about whom the Prophet (sal-Allaahu `alayhe wa sallam) bore witness to their excellence. And with Allaah lies all success and may Allaah send prayers and salutations upon our Prophet (sal-Allaahu `alayhe wa sallam) and his family and his companions. The Permanent Committee for Islaamic Research and Fataawa, comprising - Head: Shaykh 'Abdul 'Azeez Ibn Abdullaah Ibn Baaz; Member: Shaykh 'Abdur-Razzaaq 'Afeefee; Member: Shaykh 'Abdullaah Ibn Ghudayyaan; Member: Shaykh 'Abdullaah Ibn Qu'ood Fataawa al-Lajnah ad-Daa.imah lil-Buhooth al-'Ilmiyyah wal-Iftaa., - Volume 12, Page 208, Question 3 of Fatwa No.5069 http://fatwa-online.com/fataawa/miscellaneous/enjoiningthegood/0020919.htm -- QUESTION Some people write an abbreviated version of the salaams, which is similar to "seen-raa'-baa'" in 'Arabic. They write "ws wr wb" in English. What is the ruling on this? ANSWER by Shaykh Wasee Allaah 'Abbaas, lecturer at the Ka'bah, instructor at Umm Al-Quraa University in Makkah It is not permissible to abbreviate the salaams in general in one's writing, just as it is not permissible to abbreviate the salaah and salaam on the Prophet (sallallaahu 'alayhe wa sallam). It is also not permissible to abbreviate either of these in one's speech. SOURCE This was translated exclusively for www.bakkah.net from a handwritten answer provided by the shaykh, file no. AAWA004, dated 1423/6/24. http://www.bakkah.net/interactive/q&a/aawa004.htm Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Evolusi Re: konco arek lawan padek, legislatif dan dakwh fardiyahnya
Yesi Elsandra writes: Kita tentu merindukan itu, tapi tidak dengna cara bodoh, tidak Âujluk- ujluk ada. Tidak mungkin manusia hadir dimuka bumi ini tanpa adanya evolusi. Afwan jiddan, tadi baca-baca lagi e-mail ukhti Yesi dan baru menyadari pernyataan di atas. Saya mohon penjelasan mengenai pernyataan tersebut karena saya khawatir jika saya menyangka ukhti Yesi berpendapat sesuatu yang sebenarnya tidak ukhti maksudkan. Intinya adalah: apakah ukhti berpendapat bahwa manusia hadir di bumi ini melalui proses evolusi seperti Teori Evolusi Darwin? Kemudian apakah ukhti bermaksud bahwa sesuatu yang 'ujluk-ujluk (tiba-tiba?) ada' merupakan 'cara bodoh'? Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (yang artinya): "Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia." (QS. Aali Imraan 3:59) "Dan sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk." (QS. al-Hijr 15:26) "Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "Kun (jadilah)", maka jadilah ia." (QS. an-Nahl 16:40) "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. an-Nisaa' 4:1) Begitu juga banyak penyebutan umat manusia dengan ungkapan Bani Adam atau anak Adam (QS. 36:60, 7:26-27,31,35 , 17:70). Allahu a'lam. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Dakwah di Tempat Maksiat Re: konco arek lawan padek, legislatif dan dakwh fardiyahnya
Yesi Elsandra writes: Berdakwahlah dimana saja, kapan saja, kalau kita bisanya cuma dakwah di tingkat ibu2 ya monggo, kalo kita dakwahnya untuk manusia berpendidikan master silahkan, dakwah di warung kopi tidak salah, walaupun di warung kopi juga banyak maksiatnya. Tentunya dakwah bisa dengan berbagai bentuk (selama syar'i tentunya) termasuk dengan meninggalkan tempat yang di dalamnya terjadi maksiat. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (yang artinya): "Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang lalim itu sesudah teringat (akan larangan itu)." (QS. al-An'aam 6:68) Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda (yang artinya): "Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, janganlah ia duduk di atas hidangan tempat minum khamr." (HR. Ahmad dari Umar bin Khaththab, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Irwaaâul Ghaliil hadits nomor 1949) Allahu berfirman (yang artinya): "Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya." (QS. al-Furqaan 25:72) Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan : "Maksudnya, mereka tidak menghadiri majelis-majelis batil. Apabila mereka melewati apa yang tidak berfaedah, baik kata-kata atau perbuatan, mereka menjaga diri mereka dari menemani dan cenderung kepadanya. Dan termasuk di dalamnya adalah hari-hari besar orang-orang musyrik --sebagaimana para Salaf menafsirkannya--, nyanyian, dan segala macam kebatilan." Salah satu teladan Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam dalam dakwahnya adalah ketika beliau ditawari kekuasaan bahkan menjadi raja oleh orang-orang kafir Quraisy, Rasulullah menolak. Padahal jika Rasulullah berkuasa tentunya gerakan dakwah bisa lebih 'leluasa'. Tugas kita adalah memberi nasihat dan menghentikan kemungkaran jika mampu tentunya tanpa menimbulkan mudharat yang lebih besar. Hanya Allah-lah yang bisa memberi petunjuk. "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS. al-Qashash 28:56) Semoga Allah menetapkan para juru dakwah kami pada manhaj yang ditempuh Rasulullah dan salafush shalih. Allahu a'lam. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Parlemen Re: konco arek lawan padek, legislatif dan dakwh fardiyahnya
rasi. Berdasarkan sejarah khulafa ar-rasyidin terlihat: 1. Abu Bakar radhiallahu 'anhu dibaiat oleh beberapa sahabat kemudian diikuti yang lainnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam dalam sabdanya juga sering mengungkapkan bahwa Abu Bakar radhiallahu 'anhu adalah sahabat yang paling utama. 2. Umar bin Khaththab radhiallahu 'anhu ditunjuk oleh Abu Bakar radhiallahu 'anhu. 3. Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu ditunjuk oleh lembaga syura beranggotakan 6 orang (Utsman radhiallahu 'anhu termasuk di dalamnya) padahal waktu itu kekuasaan Islam sudah demikian luas. 4. Ali bin Abu Thalib radhiallahu 'anhu dibaiat oleh Abbas radhiallahu 'anhu. Perhatikan bahwa pemilihan imam (khalifah) dianggap sah dengan penunjukan oleh imam (khalifah) sebelumnya. Hal ini juustru bertentangan dengan prinsip demokrasi. Setahu saya, sistem inilah yang banyak digunakan pada masa Imam Al-Mawardi. Terkait dengan masalah ini, sebelumnya Imam Al-Mawardi rahimahullah (p. 3)telah menyebutkan kriteria-kriteria dewan pemilih: 1. Adil dengan segala syarat-syaratnya. 2. Ilmu yang membuatnya mampu mengetahui siapa yang berhak menjadi imam (khalifah) sesuai dengan kriteria-kriteria yang legal. 3. Wawasan dan sikap bijaksana yang membuatnya mampu memilih siapa yang paling tepat menjadi imam (khalifah), dan paling efektif, serta paling ahli dalam mengelola semua kepentingan. Memang penggunaan kata 'parlemen' bisa diperdebatkan karena definisi kata terkadang bisa di-'melar'-kan ke sana ke mari namun tentunya kita ingin berdiskusi dengan jelas. Kalaupun ingin dipaksakan mungkin lebih tepat 'parlemen' yang digunakan oleh penerjemah Al-Ahkam As-Sulthaniyyah dipahami dengan salah satu definisi 'parliament' dalam Merriam-Webster's Online Dictionary yaitu: "a formal conference for the discussion of public affairs; specifically : a council of state in early medieval England" http://www.britannica.com/dictionary?book=Dictionary&va=parliament Namun saya juga ragu karena tidak mengetahui keadaan 'parliament' yang dimaksud. Demikian tanggapan dari saya agar kita tidak menzhalimi para 'ulama yang telah meninggalkan banyak karya mereka dalam upaya menyebarluaskan ilmu dan tiada daya dan upaya kecuali dari Allah. Mohon maaf jika ada kesalahan atau kurang berkenan. Segala kebaikan hanyalah dari Allah dan kesalahan datang dari saya atau syaithan yang terkutuk. Semoga Allah menjauhkan sikap sok tahu dari kita semua dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kaum muslimin. Semoga bermanfaat. Allahu a'lam. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) --- Seputar Althingi: http://www.althingi.is/ekysag/nra-d/i2a.shtml Disebutkan bahwa: "the Althingi was a general assembly of the nation, where the country's most powerful leaders, called goÃar, met to decide on legislation and dispense justice." Tidak disebutkan mengenai mekanisme pemilihan goÃar ataupun mekanisme pengambilan keputusan. Pemilihan (election) anggota Althingi disebutkan pada tahun 1843 dengan jumlah pemilik hak meilih (suffrage)hanya 5% dari populasi. Itu pun peranannya hanya sebagai 'consultative body for the crown'. - Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Kedudukan Akal di dalam Islam
piboda yanto writes: Assalamualaikum Wr.Wb Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh Pada umum-nya (sekali lagi pada umumnya) kaum agamawan (apapun itu: Islam, Kristen, dll) cenderung menganggap akal atau pemikiran, sebagai sesuatu hal yang bertentang dengan agama (baca : kepercayaan), bahkan seringkali ketika ada yang mempertanyakan sesuatu tentang kepercayaan, langsung saja di hujat sebagai anti Tuhan, sirik, atau paling bagus dengan ucapan, Â Udahlah percaya saja, toh orang lain dan atau orang2 dulu gak pernah ribut, kamu aja yang reseÂ. Yang saya ketahui akal memang bermanfaat bagi manusia berfikir dan menunjang kehidupannya. Tidaklah dikatakan bahwa semua yang dari akal adalah buruk. Akan tetapi dari yang saya pahami dari ucapan 'Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu adalah bahwa dalam penggunaan akalnya, manusia wajib selalu tunduk kepada perintah Allah dan Rasul-Nya yang sampai kepada kita melalui dalil-dalil yang sah. Dalam atsar beliau, disebutkan bahwa andaikata agama itu cukup dengan akal tentunya yang lebih utama untuk diusap adalah bagian bawah khuf karena di situlah tempat kotoran berkumpul. Akan tetapi ternyata yang disyari'atkan adalah pengusapan bagian atas khuf. Oleh karena itu dalil harus diutamakan atas pendapat akal. Atau contoh lain yang mungkin serupa, haramnya daging babi saya rasa umat Islam sepakat karena jelas disebutkan dalam al-Qur'an (QS. 16:115). Ada yang mengatakan bahwa daging babi diharamkan karena ternyata di dalamnya terdapat banyak sumber penyakit mis. cacing pita, dll. Dengan jika kemajuan teknologi kemudian sumber-sumber penyakit tersebut dapat dihilangkan, apakah lantas daging babi menjadi tidak haram karena menurut akal sumber kemudharatan sudah hilang? Tentu tidak karena dalilnya berlaku secara mutlak (kecuali keadaan darurat yang merupakan masalah berbeda). Di sini akal harus tunduk walaupun sebagian orang mengatakan bahwa babi memiliki beberapa kelebihan dari segi ekonomis. Adapun alasan saya mengutipkan ayat tentang kewajiban jihad bukanlah maksudnya saya mengajak perang. Akan tetapi di sini terlihat jelas perintah Allah untuk taat dan tidak mengikuti akal dan perasaan kita sendiri dalam mengambil keputusan. Manusia memiliki sifat lemah lembut sehingga tidak menyukai peperangan namun Allah mewajibkan jihad karena sesungguhnya ada kebaikan di dalamnya. Bagaimanakah kita akan mempertahankan diri jika kita tidak siap membela diri? Selanjutnya Allah mengingatkan kita (yang artinya): "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. al-Baqarah 2:216) Mengapakah akal manusia harus tunduk kepada perintah Allah dan Rasul-Nya padahal akal membantu manusia dalam kehidupannya? Ingatlah firman Allah subhanahu wa ta'ala (yang artinya): "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan." (QS. al-Anfaal 8:24) Ternyata Allah memerintahkan kita untuk memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya karena akan memberi kemaslahatan dan menunjuki kita kepada kebenaran. Yang tercela adalah menentang setelah jelas dalil-dalilnya (QS. 4:115). Ingat, tujuan kita diciptakan hanyalah untuk menyembah Allah (QS. 51:56). seperti kata pepatah Minang, Minta tuah ka nan manang, Baraja ka nan sudah dan saya pikir sanak adalah orang yang berkompeten dalam hal ini. Semoga Allah memberikan saya kebaikan yang disangkakan dan mengurangi keburukan-keburukan saya. Sungguh saya hanyalah seseorang yang berusaha menuntut ilmu dan masih sangat miskin di dalamnya. Itulah sebabnya saya berusaha menggunakan banyak referensi agar tidak terjebak dalam pendapat/hawa nafsu saya sendiri. Seperti halnya saat kita kuliah harus membuat tulisan ilmiah yang sesuai dengan 'dalil-dalil' tentunya lebih patut lagi bagi kita untuk tunduk pada dalil dari Hakim yang seadil-adilnya. Semoga yang kita bicarakan di sini memberikan manfaat dan semoga Allah menghendaki kebaikan bagi kita semua. Allahu a'lam bishshawab. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Hukum Waris Adat Minangkabau
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Sebelumnya mohon maaf atas pertanyaan saya berikut ini yang memang bersumber dari ketidaktahuan saya tentang adat minangkabau. Saya pribadi memang hanya 3 tahun bertempat tinggal di Padang saat SMU. Selain itu juga mohon maaf karena saya bertanya tentang adat Minangkabau namun tidak menggunakan bahasa Minang sehingga kurang mencerminkan. Salah satu prinsip adat yang saya ketahui adalah ungkapan "adat basandi syarak, syaraâ basandi kitabullah". Dalam makalah Prof. Dr. Azmi, M.A. juga disebutkan: http://groups.or.id/pipermail/rantau-net/Week-of-Mon-20040322/002414.html "Ungkapan ini telah lama beredar dalam pembicaraan masyarakat Minang, katanya semenjak perjanjian atau kesepakatan di Bukit Marapalam, di mana adat menerima Islam, bahkan menjadikan agama Islam sebagai dasar atau sendinya. Ini berarti, kebiasaan lama yang tidak sesuai secara berangsur ditinggalkan, kebiasaan baru dari aturan Islam dibiasakan, menjadi adat yang dipatuhi dalam kehidupan sehari-hari." Satu hal yang saya agak bingung sejak lama adalah dalam hal hukum waris. Yang saya ketahui adalah adat Minangkabau menganut sistem matrilineal. Nah, dalam pewarisan apakah benar anggapan sebagian orang bahwa harta warisan dalam adat Minangkabau hanya diberikan kepada anak perempuan? Dari membaca-baca sedikit di: http://www.ranah-minang.info/content.php?article.22 saya masih belum mendapatkan jawaban detail tentang hukum waris menurut adat Minangkabau. Ada juga yang mengatakan bahwa pewarisan jalur ibu hanyalah berlaku untuk harta adat. Hukum waris telah ditentukan dalam Islam. Dalam Kitabullah, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (yang artinya): "Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan;" (QS. an-Nisaa' 4:11) dan seterusnya yang mengawali pembahasan hukum waris yang cukup panjang. Penjelasan itu diikuti dengan keterangan (yang artinya): "(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar." Jika benar bahwa hukum waris adat Minangkabau tidak sesuai dengan hukum waris dalam Islam, bagaimanakah usaha para penghulu untuk menyesuaikannya? Demikian masalah yang ingin saya tanyakan. Mohon maaf jika ada kesalahan atau kurang berkenan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya serta memberikan nikmat iman dan Islam kepada kita. Allahu a'lam. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: INDONESIA IDOL
slam Ibnu Taimiyah telah menukil kesepakatan keempat imam atas diharamkannya nyanyian. Syaikh berkata : âSesungguhnya mereka bersepakat atas dilarangnya alat-alat musik yang merupakan alat-alat yang melalaikan seperti kecapi dan lain sebagainya dan seandainya ada orang yang merusaknya maka ia tidak perlu menggantinya bahkan dilarang menuntut mereka menggantinya.â (Minhaj Sunnah III:439) Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : âDan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan Allah itu olok-olokkan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya maka beri kabar gembiralah dia dengan adzab yang pedih.â (QS. Luqman : 6-7) Ibnu Abbas, Ibnu Masâud, Mujahid, dan Ikrimah menafsirkan lafadh lahwal hadits (perkataan yang tidak berguna) dengan nyanyian. Bahkan Ibnu Masâud telah bersumpah bahwa yang dimaksud dengan al lahwu adalah nyanyian. Bahkan beliau mengulangi sumpahnya tiga kali. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : âDan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaidah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.â (QS. Al Furqan : 72) Untuk jelasnya dapat dilihat dalam: - http://www.geocities.com/dmgto/ahkam201/alghina.htm - Syaikh al-Albani, Polemik sekitar hukum lagu dan musik (terj. dari Tahriimu Aalati Ath Tharb), Darul Haq - Ibnu Qayyim al-Jauziyah, NOKTAH-NOKTAH HITAM SENANDUNG SETAN (terj. dari Kasyful Ghithaa' 'An Hukmi Samaa'i Ghinaa'), Darul Haq Di dalam buku al-Albani (seingat saya) juga dijelaskan tentang waktu-waktu diperbolehkannya nyanyian/alat musik seperti hari raya oleh anak-anak dan walimah oleh para perempuan (kalau tidak salah mereka pun anak-anak). Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang bertakwa di saat berbaring, duduk, berdiri maupun bekerja. Allahu a'lam. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Kedudukan Akal di dalam Islam
S.Sehan writes: maaf ikutan dikit nih. bicara dan diskusi akal dalam kata2 dan logika dasar tentu sama halnya dengan berkaca tanpa cermin. jadi mudah2an tak terulang pada polemik tradisional yg sudah2. Itulah alasan saya agak bingung jika harus menjelaskan lagi dengan kata-kata saya sendiri dan saya juga khawatir terjatuh dalam debat kusir. Telah jelas di dalam kutipan yang saya kirimkan terutama dalam ucapan 'Ali bin Abi Thalib: "Andaikata agama itu cukup dengan raâyu (akal), maka bagian bawah khuf (alas kaki) lebih utama untuk diusap daripada bagian atasnya. Aku benar-benar melihat Rasulullah Shallallahu âAlaihi wa Sallam mengusap bagian atas khuf-nya." Perlu saya perjelas lagi bahwa yang saya kirimkan bukanlah uraian saya pribadi namun merupakan kutipan dari buku seorang ulama (yang saya peroleh di Internet). Isinya pun sebagian besar bukanlah pendapat pribadi beliau namun merupakan atsar-atsar (ucapan-ucapan) dari para shahabat Rasulullah radhiallahu 'anhum. Mohon maaf jika ada kesalahan atau kurang berkenan. Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh, Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Allah subhanahu wata'ala berfirman (yang artinya): "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. al-Baqarah 2:216) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Kedudukan Akal di dalam Islam
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Untuk bahan bacaan di hari libur. Semoga bermanfaat. --- Kedudukan Akal di dalam Islam http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=223 (Diringkas dari kitab âMuslim Rasionalisâ (Aqlaniyyun), karya Syaikh Ali Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Atsary â hafidhahullah) Beberapa atsar para Shahabat r.a. tentang pengutamaan nash (dalil) di atas rasio. 1. Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu, dia berkata : âAndaikata agama itu cukup dengan raâyu (akal), maka bagian bawah khuf (alas kaki) lebih utama untuk diusap daripada bagian atasnya. Aku benar-benar melihat Rasulullah Shallallahu âAlaihi wa Sallam mengusap bagian atas khuf-nya.â (HR. Abu Daud dengan sanad yang baik. Dalam Al-Talkhishul Habir, 1/160 Al-Hafidh Ibnu Hajar Al-Atsqalani berkata hadits ini shahih, dan juga telah disepakati Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani di dalam Shahihul Abu Daud, 1/33) 2. Dari Umar bi Al-Khaththab radhiallahu 'anhu, dia berkata tatkala mencium Hajar Aswad: âSesungguhnya aku tahu engkau hanya sekedar batu yang tidak bisa memberi madharat dan manfaat. Kalau tidak karena kulihat Rasulullah menciummu, tentu aku tidak akan menciummu.â(HR. Bukhari dan Muslim) 3. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhu, dia berkata : âAku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu âAlaihi wa Sallam bersabda, âJanganlah kalian mencegah istri-istrimu (untuk mendatangi) masjid-masjid jika mereka meminta izin kepada kalian.â Salim bin Abdullah berkata, âLalu Bilal bin Abdullah berkata, âDemi Allah, kami akan mencegah merekaâ.â Salim berkata, âLalu Ibnu Umar menghampiri Abdullah dan mengolok-oloknya dengan olok-olokan yang amat buruk, yang tidak pernah kudengar sebelumnya seperti itu. Dia berkata, âAku mengabarkan kepadamu dari Rasulullah, lalu engkau berkata,âDemi Allah, aku benar-benar akan mencegahnya ?â.â(HR. Muslim) 4. Dari Imran bin Hushain radhiallahu 'anhu, dia berkata : âSesungguhnya Rasulullah Shallallahu âAlaihi wa Sallam bersabda, âMalu itu adalah kebaikan seluruhnya.â Lalu Busyair bin Kaâab berkata, âSesungguhnya di dalam sabda beliau ini terdapat kelemahan.â Lalu Imran berkata, âAku memberitahukan dari Rasulullah, lalu engkau datang untuk menentang ? Aku tidak akan memberitahukan satu hadits pun yang kuketahui.â(HR. Bukhari dan Muslim) 5. Dari Urwah bin Az-Zubair, bahwa dia berkata kepada Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: âEngkau telah menyesatkan manusia.ââApa itu wahai Urayyah ?â, tanya Ibnu Abbas.Urwah menjawab, âEngkau memerintahkan umrah pada sepuluh hari itu, padahal hari-hari itu tidak ada umrah.âIbnu Abbas bertanya, âApakah engkau tidak bertanya mengenai masalah ini kepada ibumu ?â Urwah menjawab, âSesungguhnya Abu Bakar dan Umar tidak pernah melakukan hal itu.âIbnu Abbas berkata, âInilah yang membuat kalian rusak. Demi Allah, aku tidak melihat melainkan hal ini akan membuat kalian tersiksa. Sesungguhnya aku beritahukan kepada kalian dari Nabi Shallallahu âAlaihi wa Sallam, namun kalian menjawab dengan diri Abu Bakar dan Umar.â(HR Imam Ahmad dan Al-Khathib serta lainnya dengan sanad yang shahih) Ibnul Qayyim berkata, âSemoga Allah merahmati Ibnu Abbas. Bagaimana andaikata dia tahu sekian banyak orang yang menentang firman Allah dan sabda Rasul-Nya dengan menggunakan perkataan Aristoteles, Plato, Ibnu Sina, Al-Faraby, Jahm bin Shafwan, Bisyr Al-Maraisy, Abul Huzail Al-Allaf, dan orang-orang yang sealiran dengan mereka ?â Dapat kami katakan (Syaikh Ali Hasan), âSemoga Allah merahmati Ibnul Qayyim. Bagaimana jika dia tahu ada orang-orang rasionalis abad ke dua puluh, yang menentang Sunnah hanya dengan menggunakan rasionya yang serba terbatas, dengan gambaran-gambaran yang rusak dan dengan pendapat yang hina ?â Wallaahu aâlam bishshawab. -- Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Siapa itu Imam Ashari Muhammad At-Tamimi?
ah namun pemberiannya yang dikatakan dari Rasulullah sebagai panduan amalan mereka menunjukkan bahwa isinya adalah tambahan ibadah tertentu. Hal ini bertentangan dengan firman Allah subhanahu wa ta'ala yang artinya: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu." (QS. al-Maa-idah 5:3) Dan sabda Rasulullah yang artinya: "Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yang baru, karena sesungguhnya mengadakan hal yang baru adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat". (HR. Abu Daud, dan At-Tirmidzi ; hadits hasan shahih). "Seburuk-buruk perkara adalah hal-hal yang baru, dan setiap yang baru adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap yang sesat di dalam neraka." (HR. Muslim). Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhu berkata yang artinya: "Setiap bid'ah adalah sesat meskipun manusia menganggapnya baik." (HR. Al-Laklai, Ibnu Baththah, al-Baihaqi) Ibnul Majisyun berkata, "Saya mendengar Imam Malik berkata, 'Barangsiapa yang membuat bid'ah dalam Islam dan dianggapnya sebagai kebaikan maka sesungguhnya dia menganggap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam mengkhianati risalah. Sebab Allah berfirman, "Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu." Maka, apa yang pada hari itu bukan agama, pada hari ini pun bukan agama juga'." Semoga yang saya sampaikan dapat bermanfaat. Mohon maaf jika ada kesalahan. Segala kebaikan datang dari Allah dan keburukan dari saya yang lemah ini serta syaithan yang terkutuk. Allahu a'lam bis shawab. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Teokrasi
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Dalam pembicaraan mengenai demokrasi sempat disinggung juga mengenai teokrasi. Ketimbang lari dari mulut buaya untuk masuk mulut harimau, sepatutnya kita melihat dulu sistem teokrasi tersebut. Dari definisi yang saya dapatkan menurut Merriam-Webster's Online Dictionary: 1 : government of a state by immediate divine guidance or by officials who are regarded as divinely guided 2 : a state governed by a theocracy http://www.britannica.com/dictionary?book=Dictionary&va=theocracy&x=0&y=0 "Officials who are regarded as divinely guided" di sini seringkali merupakan pemuka-pemuka agama yang mengatur negara berdasarkan pendapat mereka semata dan mereka harus dita'ati secara mutlak karena dipandang 'divinely guided'. Hal ini inilah yang terjadi di Eropa pada abad pertengahan. Sistem seperti ini dicela oleh Allah dalam firman-Nya yang artinya: "Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. at-Taubah 9:31) Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu Jarir disebutkan bahwa yang dimaksud dengan 'menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah' adalah "para rahib dan ulama itu telah menghalalkan yang haram untuk umatnya dan mengharamkan perkara yang halal untuk umatnya, lalu umat itu mengikutinya. Itulah penyembahan umat kepada mereka." Perilaku ini jelas terlihat pada kaum Nasrani yang ajaran agamanya ditentukan oleh gereja (mis. pada Katolik oleh Paus dan para bawahannya) tanpa ilmu (dalil yang shahih) sehingga amalan-amalan mereka dipenuhi bid'ah yang kemudian menjatuhkan mereka dalam kesyirikan dan kekafiran sehingga dikatakan sebagai 'orang-orang yang sesat'. Sebagai contoh amalan puasa mereka yang tadinya wajib dijadikan 'sunnah' karena pihak gereja tidak ingin membebani umat dengan 'dosa'. Pembahasan mengenai teokrasi dapat dilihat pada: http://www.cqpress.com/context/articles/epr_theo.html "Theocracy, derived from two Greek words meaning "rule by the deity," is the name given to political regimes that claim to represent the Divine on earth both directly and immediately. The idea of direct and immediate representation is important for two reasons." Di dalamnya si penulis menganggap bahwa pemerintahan Rasulullah dan Abu Bakar adalah teokrasi. Jadi apakah yang seharusnya digunakan dalam pemerintahan Islam? Demokrasi ataukah teokrasi? Ataukah syari'at Islam tanpa perlu mencari nama-nama yang dicocok-cocokkan dari berbagai -krasi dan -isme yang ada? Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Demokrasi
agama yang dibuat untuk menyerupai syari'at dengan maksud untuk melebihkan dalam beribadah kepada Allah." Dalam urusan duniawi prinsipnya adalah semua ibadah adalah halal kecuali yang diharamkan (atau sesuai dengan yang telah diatur Allah dan Rasul-Nya). Rasulullah bersabda yang artinya: "Kamu lebih mengerti urusan duniamu" (HR. Muslim) Sebagai contoh, makanan dan minuman merupakan masalah duniawi oleh karena itu dasarnya halal namun ada beberapa jenis makanan dan minuman yang diharamkan mis. khamr dan darah atau dimakruhkan mis. makan bawang sebelum ke masjid. Selain itu mis. transaksi jual beli dibolehkan namun riba diharamkan. Begitu juga masalah politik yang mungkin dikatakan masalah duniawi tetap tidak boleh melanggar aturan-aturan syar'i. Juga perlu berhati-hati pada pekerjaan duniawi yang dijadikan ibadah mis. berkeyakinan bahwa memakan makanan tertentu pada waktu tertentu atau perayaan tanggal tertentu memiliki nilai ibadah maka hukumnya akan sesuai prinsip hukum ibadah yakni jika tidak disyari'atkan berarti terlarang. Ibnul Majisyun berkata, "Saya mendengar Imam Malik berkata, 'Barangsiapa yang membuat bid'ah dalam Islam dan dianggapnya sebagai kebaikan maka sesungguhnya dia menganggap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam mengkhianati risalah. Sebab Allah berfirman, "Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu." Maka, apa yang pada hari itu bukan agama, pada hari ini pun bukan agama juga'." Ada sebuah ungkapan mutiara diucapkan oleh salafush shalih, di antaranya Abu Darda' dan Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhuma, yang sepatutnya menjadi pengingat: "Sedikit dalam Sunnah lebih baik daripada banyak dalam bid'ah". Jelasnya dapat dilihat dalam: - Al-Irsyadu ila Shahih Al-I'tiqad Fashal Al-Wala' wal Bara' wa Ar-Raddu 'ala Ahli Asy-Syirki wa Al-Ilhaad oleh Shalih bin Fauzan bi Abdullah Al-Fauzan (Al-Wala' & Al-Bara' dan Peringatan dari Bahaya Bid'ah, At-Tibyan, 1997) - Ilmu Ushul Bida' Dirasah Takmiliyah Muhimmah fi Ilmi Ushul Al-Fiqh oleh Ali Hasan Ali Abdulhamid Al-Halabi Al-Atsari (Membedah Akar Bid'ah, Pustaka Al-Kautsar, 2002) - Mukhtashar al-I'tisham oleh Alawi bin Abdul Qadir As-Saqqaf (Ringkasan Al I'tisham Imam Asy-Syathibi, Membedah Seluk Beluk Bid'ah", Media Hidayah, 2003) Dan apakah ilmu yang berasal dari western itu jelek dan bertenta ngan dengan nilai Islam? Islam tidak menilai sesuatu dari Timur atau dari Barat karena Allah berfirman yang artinya: "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat" (QS. al-Baqarah 2:115) Tidak semua yang dari Barat itu buruk dan tidak semua yang dari Timur itu baik. Baik buruknya sesuatu haruslah dinilai berdasarkan ukuran syar'i. Perlu diingat bahwa Rasulullah memberikan larangan untuk menyerupai orang-orang kafir. Rasulullah bersabda yang artinya: "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka". Untuk masalah penyerupaan dengan orang kafir ini dibahas oleh Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Iqtidha' ash-Shirathal Mustaqim yang ringkasannya telah diterjemahkan (Meniti Jalan Lurus, Pustaka Al-Kautsar, 1999). Sekian dulu dari saya, mohon maaf karena balasan saya menjadi begitu panjang namun hanyalah dimaksudkan untuk kejelasan masalah. Mohon maaf jika ada kesalahan dan mohon koreksinya. Segala kebaikan hanyalah dari Allah subhanahu wa ta'ala dan keburukan datangnya dari diri saya yang lemah ini serta syaithan yang terkutuk. Semoga Allah menjauhkan kita dari bid'ah dan menetapkan kita dalam Sunnah. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Demokrasi
yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran." (QS. Al-Mu'min 40:58) "Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az-Zumar 39:9) "Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang;" (QS. Ar-Ra'd 13:16) Ilmu (agama) sangatlah penting dalam Islam. Rasulullah bersabda: "Barangsiapa dikehendaki baik oleh Allah, maka Allah membuatnya memahami agama." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (orang-orang berilmu). Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. Fathir 35:28) "Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (QS. Al-Baqarah 2:269) Dengan demikian, apakah tepat memberikan hak yang sama dalam pengambilan keputusan kepada semua orang? Terlebih-lebih dalam urusan pemerintahan. Apalagi telah dijelaskan bahwa orang yang berilmu akan semakin sedikit. Rasulullah bersabda: "Di antara tanda-tanda kiamat adalah hilangnya ilmu, maraknya kebodohan, merajalelanya perzinaan, banyaknya orang yang meminum minuman keras, berkurangnya populasi kaum pria dan bertambahnya kaum wanita, hingga akhirnya seorang pria akan menjadi penanggung jawab bagi lima puluh orang wanita" (HR. Muslim) "Sesungguhnya Allah tidak akan menghapuskan ilmu agama dengan cara mencabutnya dari hati umat manusia. Tetapi Allah akan menghapuskan ilmu agama dengan mewafatkan para ulama, hingga tidak ada seorang ulama pun yang akan tersisa. Kemudian mereka akan mengangkat para pemimpin yang bodoh. Apabila mereka, para pemimpin bodoh itu dimintai fatwa, maka mereka akan berfatwa tanpa berlandaskan ilmu hingga mereka tersesat dan menyesatkan." (HR. Muslim) Semoga Allah menjauhkan kita dari pemimpin-pemimpin bodoh dan dekatkanlah kami kepada para ulama ahlus sunnah. Itulah sedikit pembahasan tentang demokrasi dan Islam. Apakah benar perkataan yang menganggap demokrasi sesuai dengan Islam? Apakah benar perkataan yang menganggap bahwa demokrasi adalah Islam itu sendiri? Memang demokrasi memiliki beberapa manfaat namun sebenarnya manfaat tersebut telah ada dalam Islam. Bukankah khamr juga dikatakan memiliki manfaat namun kita tetap dilarang darinya? "Jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk" (QS. An-Nisaa' 4:2) Jangan sampai kita menjadi orang yang menolak ilmu setelah jelas yang haq dari yang bathil. "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (QS. Thaahaa 20:114) "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali Imraan 3:8) "Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An-Nisaa' 4:115) Semoga Allah memberikan pemahaman agama kepada kita semua dan menetapkan kita pada kebenaran. Semoga Allah memberi kekuatan kepada para da'i dan memberi hidayah kepada mereka agar selalu berjuang sesuai dengan petunjuk-Nya dan Sunnah Rasul-Nya. Mohon maaf jika ada kesalahan dan mohon dikoreksi. Segala kebaikan datangnya dari Allah sedangkan keburukan datangnya dari diri saya sendiri dan syaithan yang terkutuk. Wa Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Carito agak ganjia
Muhammad Dafiq Saib writes: Assalamu'alaikum wr.wb., Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Antah dek a kolah, antah apo kasam nan indak lapeh, ado sakalompok urang, mungkin juo surang agakno, nan rajin bana mangiriman piruih malalui japri ka ambo. Alhamdulillah, sampai kini ambo lai aman-aman sajo, mudah-mudahan untuak sataruihno tatap mandapek lindungan Allah Ta'ala. Sebelumnya mohon maaf jika terkesan lancang, namun sebenarnya virus-virus tersebut kemungkinan tidak dikirimkan secara sengaja oleh orang-orang tersebut. Memang salah satu kemampuan virus e-mail sekarang adalah kemampuan untuk mengirimkan dirinya sendiri ke alamat-alamat e-mail yang terdapat pada address book si korban. Biasanya masalah ini akan lebih mudah muncul jika yang bersangkutan menggunakan Microsoft Outlook Express atau Microsoft Outlook sebagai mail client. Jadi sebenarnya mereka juga merupakan korban. Kesalahan mereka adalah mereka tidak membersihkan komputernya dari virus namun bisa jadi mereka tidak mengetahuinya. Semoga bermanfaat. Allahu a'lam. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: tolong ciek
[EMAIL PROTECTED] writes: Assalamu'alaikum, Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Maaf sanak kasadonyo manggaduah sabanta. tolong tarangkan apo makasuik dari isi email yang dibawah ko. Alah duo kali dalam bulan april '04 ko awak dapek email samacam ko. nan partamo lah awak hapuih, eh tahunyo muncul baliek ka biliek awak. dek ndak mangarati bahasonyo makonyo awak mintak tolong ka sanak nan di Rn ko untuak mantarjemahkannyo. Apakah Uni pernah ikut dalam Webmasters Global Email Lottery dengan no. tiket 36589520174-2986? Jika tidak pernah maka e-mail yang Uni terima adalah spam dan kemungkinan besar merupakan penipuan bermotif lotere. Hal ini sama saja dengan SMS yang mengatakan bahwa kita menang undian dan seterusnya padahal dusta. Allahu a'lam. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: help me.....
mikian sedapat mungkin orang tua yang belum beriman diperlakukan dengan baik selama tidak keluar dari batasan-batasan syar'i dan diusahakan mendakwahkan Islam kepadanya. Semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada kita semua. "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS. Al-Qashash 28:56) Mohon maaf jika ada kesalahan. Segala kebaikan hanyalah dari Allah subhanahu wa ta'ala sedangkan keburukan datang dari saya sendiri dan syaithan yang terkutuk. Wa Allahu a'lam. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS? jawabanterhadapSanakAhmadRidha
Asmardi Arbi writes: Assalamualaikum wr.wb. Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Sebelumnya saya mohon maaf karena sepertinya saya salah memanggil 'Uda', jika boleh saya memanggil dengan 'Om' saja. Sebagai orang nan alun tuo bana , tapi mudo alah talojok, ambo iyo ikuik kagum ateh kesungguhan and untuak mandalami ilmu agamo yang benar dalam usia yang relatif masih mudo nan cukuik kritis, santun dan mampu ngotrol emosi. Semoga Allah menjadikan saya sebaik yang Om sangkakan dan memperbaiki diri saya yang lemah ini dari kesalahan-kesalahan. Semoga Allah memudahkan kita dalam memahami agama. Sungguh saya sangat iri dengan saudara-saudara yang mampu menghafalkan Al-Qur'an dan menguasai bahasa Arab. "Hasad tidak diperbolehkan kecuali dalam dua hal, iri hati pada orang yang dianugerahi Allah harta yang banyak lalu digunakan untuk kepentingan kebenaran dan iri hati kepada orang yang dianugerahi Allah banyak ilmu lalu ia mengamalkan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain" (HR. Bukhari). Sabananyo and sangat cocok jadi kader PKS nan ambo raso akan jadi sebuah partai alternatif yang akan membesar dimaso depan. Urang awak sadang marindukan munculnyo baliak tokoh-tokoh kaliber nasional sarupo Hatta, Hamka, Natsir dll. Terlepas dari PKS atau bukan, saya ingin tergabung ke organisasi yang bersifat antara lain: - mendasarkan aktivitasnya pada Al-Qur'an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafush shalih (ahlus sunnah wal jama'ah/salafiyyah) - meniti jalan dakwah yang ditempuh Rasulullah dan salafush shalih (manhaj salaf) - dekat dengan ulama ahlus sunnah, mencintai mereka dan bertanya kepada mereka namun tidak mengkultuskan mereka karena mereka adalah manusia yang bisa benar dan juga bisa salah - memandang organisasi sebagai sarana bukan tujuan - oleh karena itu yang diperjuangkan bukanlah organisasi karena organisasi bisa benar, bisa salah sedangkan tujuan yang halal tidak menghalalkan sarana - sehingga bukanlah dakwah hizbiyyah (fanatik organisasi/kelompok) - sehingga selalu saling menasihati dengan kadar kelembutan dan kekerasan yang sesuai - mencintai sunnah dan membenci bid'ah - tidak segan untuk menegur anggotanya (termasuk tokohnya) yang menyimpang jika telah dinasihati namun tidak kembali - tidak segan untuk berlepas diri dari anggotanya (termasuk tokohnya) yang tetap dalam penyimpangannya setelah ditegakkan hujjah terhadapnya - mencintai ahlus sunnah di mana pun ia berada dan berlepas diri dari ahlul bid'ah Akan tetapi posisi saya saat ini adalah penuntut ilmu yang mulainya agak terlambat. Rasanya jauh sekali dari menjadi 'tokoh'. Sekarang juga baru beberapa minggu kembali ikut kajian dan baru beberapa bulan berusaha menuntut ilmu setelah sekian lama disibukkan oleh banyak hal yang sia-sia. Semoga Allah menjadikan negeri kita subur dengan organisasi-organisasi seperti yang saya dambakan dan menjadikan negeri kita sebagai 'negeri tauhid'. Mari kito taruihkan diskusiko dengan sumangek kekeluargaan. Harap maaf sabalunnyo. Semoga Allah membukakan hati-hati kita semua agar senantiasa bersedia kembali kepada kebenaran. Wa Allahu a'lam. Ahmad Ridha (~24thn) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: tanyo
Fitriyani writes: assalamu'alaikum warahmatullah Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, semoga allah selalu memberi rahmat kepada kita semua. Amin dan semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada kita semua. kepada niniak mamak, bundo, Uni jo Uda sadonyo, kok buliah batanyo surek dan ayat berapo nan manjalehkan kalau kita harus sholat 5 waktu. Saya akan coba jawab dengan yang saya ketahui. Yang jelas perintah mendirikan shalat banyak sekali dalam Al-Qur'an dan penyebutannya seringkali diiringkan dengan sebutan beriman, beramal shalih, dan memberikan zakat. Di antaranya: "Peliharalah segala salat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk." (QS. Al-Baqarah 2:238) "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Al-Baqarah 2:277) "Thaa Siin (Surat) ini adalah ayat-ayat Al Qur'an, dan (ayat-ayat) Kitab yang menjelaskan, untuk menjadi petunjuk dan berita gembira untuk orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat." (QS. An-Naml 27:1-3) Jadi sudah jelas bahwa kita diperintahkan untuk shalat. Sekarang masalah lima waktu. Sepanjang yang saya ketahui penentuan 5 kali dan waktunya disebutkan dalam hadits Rasulullah. Kewajiban shalat lima waktu disebutkan dalam sebuah hadits yang panjang mengenai Isra Mi'raj Rasulullah yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari. Di dalamnya disebutkan: "Allah berfirman, 'Lima kali itu sama dengan lima puluh kali dan tidak akan berubah perkataan-Ku'". Dalam riwayat tersebut disebutkan bahwa awalnya umat Islam difardhukan lima puluh kali shalat namun akhirnya dikurangi menjadi lima saja. Ket: untuk jelasnya mengenai hadits-hadits seputar Isra Mi'raj dapat dilihat pada terjemahan buku Isra' Mi'raj karya Syaikh Al-Albani terbitan Pustaka Azzam. Hadits-hadits lainnya antara lain: Dari Abu Hurairah, dia mendengar Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda, "Tahukah kalian, seandainya ada sungai di pintu rumah salah satu dari kalian dan dia mandi lima kali di sungai itu, apakah ada kotoran yang tersisa di badannya?" Mereka menjawab, "Tidak ada kotoran yang tersisa." Rasulullah bersabda lagi, "Itulah perumpamaan shalat lima waktu, Allah menghapus dosa dengan shalat itu." (HR. Al-Bukhari) Penentuan shalat juga disebutkan dalam beberapa hadits yang tidak saya sebutkan di sini untuk menghemat ruang. Rasulullah mengetahui waktu-waktu shalat karena dicontohkan oleh Jibril (dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari). Untuk jelasnya dapat dilihat pada Shahih Al-Bukhari atau Shahih Muslim yang kalo tidak salah memiliki Kitab Shalat dan Kitab Waktu-waktu Shalat. Berkenaan dengan masalah ini, bahwa shalat lima waktu serta cara-caranya tidak disebutkan dalam Al-Qur'an namun dalam hadits Rasulullah tidaklah menjadikan kewajiban tersebut sebagai sesuatu yang 'kurang kuat'. Karena posisi Sunnah salah satunya adalah sebagai penjelas keterangan-keterangan yang ada dalam Al-Qur'an. Allah berfirman: "Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Aali Imraan 3:31) "Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul (Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang." (QS. Al-Maa-idah 5:92) Dengan demikian jelas bahwa yang diperintahkan dan dilarang oleh Rasulullah harus ditaati. Berhati-hatilah dengan langkah-langkah sebagian orientalis yang berusaha menjatuhkan kredibilitas hadits yang merupakan usaha untuk menghancurkan sendi-sendi Islam. Demikian juga langkah kalangan Syi'ah Rafidhah yang menjelekkan sebagian sahabat (mis. Abu Hurairah radhiallahu 'anhu). Apalagi segolongan orang yang mengingkari sunnah Rasulullah (inkarus sunnah). Kita pun harus berusaha menjaga Islam dari hadits-hadits yang lemah dan palsu. Mengenai masalah ini dapat dibaca pada terjemah Al Hadits Hujjatun bi Nafsihi fil 'Aqaidu wal Ahkami karya Syaikh Al-Albani (Hadits sebagai Landasan Akidah dan Hukum, Pustaka Azzam, 2002). Semoga bermanfaat. Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS? jawabanterhadapSanakAhmad Ridha
Asmardi Arbi writes: Assalamualaikum wr.wb. Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Ambo manyarankan dunsanak Ahmad Ridha bagabuang atau paliang saketek mambaco buku-buku nan ditulis DR, Iwan Prayitno salah satu tokoh PKS urang Minang yang kebetulan ambo diagiahnyo . Dibuku-buku itu dapek dibuktikan apo nan disampaikan dunsanak Ronald.. Terima kasih banyak atas saran Uda. Mohon maaf, Da, kalo boleh tahu, pertanyaan saya yang mana sajakah yang dapat dijelaskan dalam buku beliau (dan bukunya yang berjudul apa agar mudah dicari))? Masalah bergabung, sebenarnya saya pribadi pernah mengecap kajian-kajian yang (kalau saya tidak salah) merupakan masa-masa awal PK/PKS sewaktu SMU dulu. Saat di kuliah pun kebetulan sempat diajar oleh Didin Hafidhudin (dan dulu kenal dengan putra beliau di kampus). Asistensi agama saya pun ditangani oleh kakak kelas saya yang sekarang jadi kader PKS. Beliaulah yang pernah saya tanyakan dengan pertanyaan-pertanyaan serupa namun mungkin belum sempat menjelaskan. Namun yang saya ikuti itu mungkin belum mencukupi bagi saya untuk menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Mungkin juga karena sewaktu kuliah dan asistensi dulu saya kurang memperhatikan soalnya tahun 1998 sibuk dengan demo dan begitu antusias mengikuti berita-berita seputar politik. Dalam rangka saling menasihati mungkin saya juga merekomendasikan buku bagi Uda yang semoga ada manfaatnya. Madariku an-Nazar fi as-Siyasah Baina ath-Thbbiqaat asyar'ah wa al-Ihfi'aalat al-Hamaasiyyah karya Syaikh Abdul Malik Ramadhan al-Jazairi (PANDANGAN TAJAM TERHADAP POLITIK; Antara Haq Dan Bathil, Pustaka Imam Bukhari, 2002). Buku tersebut sebenarnya diterjemahkan menjadi dua buah buku namun saya lupa buku keduanya. Buku tersebut mengkaji politik dengan FIS di Aljazair sebagai contoh kasusnya. Syaikh Ali Hasan (murid Syaikh Nashiruddin Al-Albani rahimahullah) mengomentari buku (asli) tersebut bahwa: "Kitab (buku) ini sangat bagus dan mengagumkan. Penyusunnya -semoga Allah senantiasa memberikan taufiq dan meluruskan langkah-langkahnya- telah menyusun kitab ini di atas asas-asas ilmiah salafiyah yang mendasar, kemudian membandingkannya dengan dakwah-dakwah bid'ah yang telah atau sedang terjadi." Semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada kita semua. Wa Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Daud Rasyid was (Re: Bid'ah dan NM)
uot;Al-Jama'ah ialah Orang yang menyesuaikan diri dengan kebenaran walaupun engkau seorang diri." (Abu Syamah, al-Hawadits wal Bida', him. 22, Abu Syamah menyebutkan bahwa pcrkataan ini juga diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam al-Madkhal) Dalam lafazh lain disebutkan: "Sesungguhnya al-jamaah itu ialah menaati Allah, walaupun engkau seorang diri." (al-Lalaka'i. Syarhus-Sunnah 1:108-109). Lengkapnya Om Ad dapat baca di: http://www.freelists.org/archives/salafy/01-2004/msg00010.html Kalau sanak mengikuti beberapa orang penafsir dan yang lain mengikuti beberapa orang penafsir yang lain, dapatkah dikatakan bahwa fihak yang satu kembali kepada Q+H dan yang lain tidak kembali...? Telah saya tunjukkan di atas penafsir-penafsir yang sepatutnya kita ikuti. Alangkah banyak orang yang memahami Al-Qur'an dan hadits sesuai dengan hawa nafsunya saja. Mungkin Om Ad masih ingat orang yang kerap mengirimi japri dengan ayat-ayat Al-Qur'an namun dipahami seenaknya. Semoga Allah mencegah kita dari berlaku seperti itu dan mengampuni dosa-dosa kita. Dalam dalil diatas jelas diperintahkan bahwa kita harus mentaati Allah, Rasul dan Ulil Amri. Tahukah sanak siapa yang dimaksud ulil amri disini...? Dalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir disebutkan: "Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ulil amri ialah para pemimpin dan ada pula yang mengatakan bahwa mereka adalah para ulama. Yang jelas, dan Allah lebih mengetahui, ayat itu mencakup setiap ulil amri, baik dari kalangan ulama maupun umara." Mengenai ketaatan kepada penguasa telah dijelaskan oleh Rasulullah. "Seorang muslim wajib mendengar dan taat kepada penguasa terhadap segala sesuatu yang dia sukai maupun tidak dia sukai selama tidak diperintah untuk bermaksiat. Jika diperintah untuk bermaksiat, maka tiada lagi mendengar dan taat." (HR. Bukhari dan Muslim). Mungkin yang dialami Imam Ahmad bin Hanbal dapat menjadi pelajaran bagi kita semua. Beliau disiksa karena tidak bersedia untuk mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah makhluq yang merupakan paham penguasa. Namun Imam Ahmad tidak memberontak kepada penguasa saat itu. Salah satu buku yang menjelaskan masalah ini adalah terjemah Mu'amalatul Hukkam fi Dhauil Kitab was Sunnah karya Abdussalam bin Barjas bin Nashir Ali Abdul Karim (Manhaj Ahlus Sunnah dalam Bersikap terhadap Penguasa dan Pemerintah, Najla Press, 2003). Sekian dari saya, semoga ada manfaatnya. Mohon maaf jika ada kesalahan atau kata-kata saya yang lancang. Wa Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: 73 golongan? Re: [R@ntau-Net] Daud Rasyid was (Re: Bid'ah dan NM)
Yopi Fetrian writes: Dengan informasi yang tersedia dalam teks, kalau saya membagi-bagi umat dengan aturan sebagai berikut: 73= "ummatku" +umat nasrani + kaum yahudi + umat-umat sebelumnya Telah jelas dari nash tersebut: Artinya : "Dari Abu Hurairah ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah SAW. Kaum Yahudi telah terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan atau 72 (tujuh puluh dua) golongan Kaum Nashrani telah terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan atau 72 (tujuh puluh dua) golongan dan ummatku akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan". (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dll) bahwa Umat Islam-lah yang akan terpecah menjadi 73 golongan. Untuk lebih jelas kita lihat dalil lainnya Artinya : "Dari Abu Amir Abdullah bin Luhai, dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan, bahwasanya ia (Mu'awiyah) pernah berdiri di hadapan kami, lalu ia berkata : Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah SAW pernah berdiri di hadapan kami, kemudian beliau bersabda : Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kami dari ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, dan sesungguhnya umat ini akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan. Adapun yang tujuh puluh dua akan masuk neraka dan satu golongan akan masuk surga, yaitu "Al-Jama'ah". (HR. Ibn Hibban dan Asy-Syathibi dalam Al-'Itisham 2 : 189 menshahihkan hadits ini. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani menshahihkan hadits ini dalam kitab Silsilah Hadits Shahih No. 203 dan Shahih Tirmidzi No. 2128.) Dengan demikian hanya ada satu golongan yang benar-benar selamat. Sedangkan mengenai jumlah 73 itu apa saja tidak disebutkan dalam nash sehingga tidak dapat kita pastikan karena merupakan masalah di luar akal pikiran kita. Jika Rasulullah tidak menyebutkannya maka sepatutnya kita merasa cukup dengan itu. Allah berfirman "Katakanlah: "Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang gaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan (nya)?" (QS. Al-An'aam 6:50) Wa Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Tauhid dan Politik
Adrisman Yunus writes: Assalamu'alaikum wr wb Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Saya terkagum kagum membaca diskusi sanak sekalian, terutama sanak ahmad yang rupanya saya anggap sekarang memposisikan diri sebagai "devil advocad" bagi rekan2 yang mendukung PKS. Mohon maaf, saya kok agak kurang sreg dengan sebutan "devil advocate". Kan setiap muslim sepatutnya menjadi penasihat bagi saudaranya. Diskusi ini akan berkembang baik dan bermanfaat bagi semua fihak jika didasari dalam ukhuwah islamiyah dan dengan niat saling nasehat menasehati di jalan Allah. Semoga Allah membersihkan hati saya dari niat selain kebaikan untuk saudara-saudara seiman. Mohon maaf jika saya selama diskusi tersebut melakukan kesalahan yang mungkin muncul akibat kurang dewasanya dan kurang berilmunya saya. Mungkin saya yang terlalu berat mengikuti diskusi ini sehingga saya merasa topiknya begitu banyak dan sulit mencari fokus dari inti diskusi. Memang pertanyaan-pertanyaan saya berkembang ke topik-topik lain karena saling berkaitan. Terus terang saya pun agak bingung bagian-bagian mana yang telah saya jawab. Mungkin itulah penyebabnya Uda Muhammad mengatakan bahwa saya belum menjawab pertanyaan-pertanyaan beliau. Inti dari diskusi tersebut dari saya sesungguhnya adalah ingin mengingatkan agar saya dan kita semua kembali dan berpegang teguh pada jalan yang dilalui Rasulullah, sahabat-sahabatnya dan salafush shalih setelah mereka. Itulah kenapa saya berusaha membawakan dalil-dalil dan fakta-fakta dari sumber-sumber yang dapat diterima kedua belah pihak dan dapat diperiksa ke sumbernya (link atau buku). Sekali lagi saya katakan bahwa dengan saya menanyakan beberapa hal tentang PKS bukanlah saya mengatakan bahwa saya lebih baik dari mereka. Sungguh saya salut dengan akhlaq yang mereka tunjukkan dan semoga Allah memperbaiki diri saya dan kita semua serta memberikan pemahaman agama yang baik juga. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberikan hidayah-Nya kepada kita semua dan mencegah kita dari kesesatan. Wa Allahu a'lam. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Daud Rasyid was (Re: Bid'ah dan NM)
Adrisman Yunus writes: Assalamu'alaikum wr.wb. Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Sanak Ahmad Ridha yang saya hormati, Mohon maaf, saya agak bingung memanggil Uda atau Bapak. Saya tidak mengenal Daud Rasyid, apakah dia mewakili alussunnah waljamaah?, Saya yakin Uda Muhammad dan Uda Ronal mengenal dengan baik profil Daud Rasyid. Kalau tidak salah beliau turut terdaftar sebagai caleg PKS. http://pk-sejahtera.org/kampanye.php?op=listcaleg&prov=12&zona=3 Nah, beliau ini adalah salah satu penentang NM dan dikatakan juga bahwa Hidayat Nur Wahid dan Amien Rais pun dulu termasuk ke dalam barisan Daud Rasyid. Saya menukil dari buku beliau karena tentunya kader-kader PKS tidak asing dengan beliau. saya juga tidak tahu. Saya pernah mendengar bahwa jamaah itu cuma satu, lantas manakah jamaah yang sebenarnya kalau semua fihak mengatakan bahwa dia adalah alussunnah wal jamaah...?:) Rasulullah bersabda: Artinya : "Dari Abu Hurairah ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah SAW. Kaum Yahudi telah terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan atau 72 (tujuh puluh dua) golongan dan Kaum Nashrani telah terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan atau 72 (tujuh puluh dua) golongan dan ummatku akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan". (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dll) Siapakah yang benar-benar ahlus sunnah wal jamaah? Tentunya yang memahami dan mengamalkan Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafush shalih. Dalam sabda Rasulullah diberitahukan ciri-cirinya: "Ummatku akan terpesah-belah menjadi 73 golongan; yang 72 golongan masuk neraka dan yang satu masuk surga. Golongan ini adalah yang mengikuti jalan hidup seperti yang aku tempuh hari ini dan jalan para sahabat." "Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An-Nisaa' 4:115) Dapat dilihat di: http://www.freelists.org/archives/salafy/01-2004/msg00012.html perubahan zaman, mereka harus memaparkan argument mereka, which include reason and evidence to support their claims. Dalam agama Islam yang saya ketahui penentuan keputusan tentang hukum ataukah penilaian terhadap suatu pendapat harus dipulangkan ke Al-Qur'an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafush shalih. Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisaa' 4:59) Sedangkan buku "Fiqh Lintas Agama" setahu saya ditulis beramai ramai dan tidak bisa diklaim sebagai tulisan Nurcholish Madjid saja. Memang NM hanya salah satu penulis namun buku tersebut diterbitkan oleh Yayasan Wakaf Paramadina bekerjasama dengan The Asia Foundation. Tentunya NM secara sadar turut menyetujui buku tersebut karena tidak terdengar keberatan darinya. Wa Allahu a'lam. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Kuingin Suamiku Berpoligami?.
Yesi Elsandra writes: Suami kita bukanlah milik kita. Bahkan diri kitapun suatu saat akan kembali kepada pemiliknya. Alhamdulillah suami saya punya rencana berpoligami, saya sangat mendukungnya. Tapi belum tahu kapan waktu yang tepat merealisasikan niat baik itu. Semoga Uni dan suami Uni saling mencintai karena Allah dan jika suami Uni menikah lagi diberikan kelapangan rizki dan kemampuan untuk berlaku adil sedangkan Uni diberikan kesabaran untuk tidak menuntut keadilan secara batin karena Rasulullah sendiri tidak mampu seperti itu. "Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." (QS. An-Nisaa' 4:3) "Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri- istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nisaa' 4:129) Semoga Allah membungkam orang-orang yang berusaha mematikan Sunnah dan menguatkan orang-orang yang berusaha menghidupkan Sunnah. Wa Allahu a'lam. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Dalil - Re: Kenapa takut dengan PKS?
Ronald P. Putra writes: assalaamu 'alaykum wR wB Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Saya yakin, uda Arfian atau yg lainnyapun punya puluhan dalil sebagai kaunter dalil yang adek sebutkan, tapi apakah itu tujuannya ? perang dalil ? Uda, saya sama sekali tidak bermaksud 'perang dalil'. Bukankah penerapan agama kita haruslah berdasarkan dalil? Bukankah jalan yang tepat (dan satu-satunya jalan yang benar) adalah yang berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafush shalih? Jika memang dalil/hujjah/pemahaman saya kurang tepat, mohon ditunjukkan. Tentunya dengan dalil juga. Adek Ahmad Ridha, ustadz-ustadz PKS itu bukanlah orang-orang yang baru tahun kemaren belajar agama. Saya yakin, apa-apa yang adek sampaikan itu sudah dalam kajian mereka sejak dulu, dan mereka telah mengetahuinya. Semua manusia bersalah namun marilah kita mencari kebenaran seperti resep Allah. "Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisaa' 4:59) Jika adek masih penasaran, saya punya lengkap kajian halaqah yang pernah > saya ikuti. Bukannya ujub, tapi inilah faktanya, bahwa informasi yg adek terima ttg PKS kurang lengkap. Dan tidak bisa hanya lewat milis, tapi bergabung langsung. Mohon maaf jika kurang tepat namun bukankah di milis ini ada kader-kader PKS yang telah mengikuti kajian-kajian tersebut? Terima kasih atas tawarannya. sampai disini dulu, mohon ma'af jika saya dianggap lancang. Saya juga mohon maaf jika ada kesalahan. Setiap kebaikan datangnya dari Allah subhanahu wa ta'ala dan setiap keburukan datang dari saya sendiri dan syaithan yang terkutuk. Wa Allahu a'lam. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Pengharaman Politik - Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)
Muhammad Arfian writes: Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Sanak di sini berdiskusi dengan saya, jangan membawa-bawa orang lain dan menyamakan saya dengan mereka, apakah saya mengatakan sanak orang yang mengharamkan politik? Kalimat-kalimat yang tidak perlu janganlah dituliskan di sini, apalagi kalau itu hanya imajinasi sanak saja terhadap saya. Maaf, Uda Muhammad. Di sini saya tidak ingin membicarakan pendapat saya atau Uda. Awal pembicaraan ini adalah mengenai PKS. Sesungguhnya saya agak sungkan untuk mengutipkannya namun agar tidak dikatakan imajinasi saya silakan dibaca. http://www.eramoslem.com/br/ns/42/9369,1,v.html "...jelasnya, menganut paham aqidah Salafiyah yang jelas-jelas mengharamkan kegiatan politik. " http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0204/27/0106.htm "nya" di sini adalah Hidayat Nur Wahid. Silakan Uda Muhammad baca berita lengkapnya yang juga dimuat di harian Kompas. Mohon diklarifikasi. Apakah terjadi kesalahan pengutipan? Sejujurnya saya tertegun membaca berita tersebut. Kenapa? Karena yang saya tahu salafiyah adalah nisbat ke generasi terbaik yakni salafush shalih, yang dengan memahami Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafush shalih. Saya yakin Hidayat Nur Wahid mengenal salafiyyah karena beliau adalah lulusan Madinah. Oleh karena itulah saya sungguh-sungguh terkejut dengan berita tersebut. Al-Imam Al-Auza'i berkata: "Wajib bagimu untuk mengikuti jejak salaf walaupun orang-orang menolakmu dan hati-hatilah dari pemahaman/pendapat tokoh-tokoh itu walaupun mereka mengemasnya untukmu dengan kata-kata (yang indah)." (Asy-Syari'ah, Al-Ajurri hal. 63). Al-Imam Adz-Dzahabi berkata: "As-Salafi adalah sebutan bagi siapa saja yang berada di atas manhaj salaf." (Siyar A'lamin Nubala` 6/21). Al-Imam Asy-Syathibi berkata: "Segala apa yang menyelisihi manhaj salaf maka ia adalah kesesatan." (Al-Muwafaqat 3/284). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: "Tidak tercela bagi siapa saja yang menampakkan manhaj salaf, berintisab dan bersandar kepadanya, bahkan yang demikian itu disepakati wajib diterima, karena manhaj salaf pasti benar." (Majmu' Fatawa 4/155). Beliau juga berkata: "Bahkan syi'ar ahlul bid'ah adalah meninggalkan manhaj salaf." (Majmu' Fatawa 4/155). Wa Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)
Muhammad Arfian writes: Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Jika sanak tidak setuju dengan pendapat saya, saya tidak punya hak untuk memaksa sanak menerima pendapat saya, tetapi saya minta sanak menyadari bahwa ada pendapat yang berbeda dengan pendapat sanak. Jika sanak kukuh dengan pendapat sanak, silahkan sanak jalankan pendapat itu, tetapi saya sarankan janganlah sanak langsung mencap orang lain salah dengan asumsi-asumsi yang sanak miliki, tanpa mengonfirmasikannya kepadanya. Mohon maaf jika dalam diskusi ini saya dirasakan mencap orang lain salah tanpa alasan. Salah dan benar tentu harus ada dalilnya dan karena ini masalah Islam tentunya dalilnya bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafush shalih. Mohon ditunjukkan tuduhan saya yang tak berdasar agar saya dapat rujuk dari kesalahan tersebut. Mengenai pendapat, tentunya saya sadar bahwa ada begitu banyak pendapat. Itulah alasan saya mengemukakan dalil-dalil agar dapat kita temukan kebenaran dan agar kita tidak terjebak pada fanatik golongan. Semoga kita semua diberi hidayah oleh Allaah SWT untuk terus berada di jalan-Nya yang lurus. Semoga Allah menetapkan kita di manhaj salafush shalih dan menjauhkan kita dari manhaj hizbiyyah. Wa Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)
Muhammad Arfian writes: Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Sekali lagi sanak memelintir pernyataan saya. Coba baca baik-baik mail saya sebelumnya, apakah saya mengatakan kita harus memiliki kekuasaan dulu baru tauhid? Mohon maaf jika saya salah memahami kata-kata Uda. Namun bukankah dalam sirah nabawiyah Rasulullah menekankan dakwah tauhid (di Makkah) yang kemudian memungkinkan tegaknya pemerintahan (di Madinah). Sedangkan Uda mengatakan: "Mungkin saja tidak semua orang Indonesia akan mendukung penerapan hal-hal seperti itu, tetapi dengan adanya dukungan politis kesempatan untuk melakukan perbaikan tauhid insya Allaah akan lebih terbuka." Mohon maaf sekali lagi. Saya melihat jelas perbedaan kita di sini, saya melihat bahwa keadaan masyarakat Indonesia saat ini layaknya sebagai masyarakat Madinah pada jaman Rasulullaah SAW, di mana ada segolongan kaum Muslimin yang memiliki kafaah untuk melakukan usaha-usaha politis dalam menegakkan tauhid di bumi Indonesia ini, dan mereka tidak menafikan penegakan tauhid Islam sebagai prioritas utama. Uda Muhammad, di Madinah umat Islam tidak hanya segolongan dan mereka telah kokoh dalam tauhid. Sungguh berbeda dengan Indonesia yang walaupun secara jumlah umat Islam besar namun betapa banyak yang belum kokoh aqidahnya. Wa Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Berpolitik - Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)
Muhammad Arfian writes: Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Artinya pendidikan politik yang sesuai dengan syari'at Islam dan untuk memenuhi syarat-syarat untuk melakukannya perlu dilakukan. Orang-orang yang mampu hendaklah melakukan kegiatan politik juga selain meda'wahkan agama tauhid ini. Dan syarat-syarat berpolitk di level negara tentunya berbeda dengan 'berpolitik' di level RW. Saya merasa heran saja saat masyarakat awam (termasuk saya sendiri) yang aqidah dan ilmu dasarnya belum mapan sudah diminta untuk berpolitik. Yang terlihat sekarang adalah sebagian orang merasa tidak memiliki kemampuan berpolitik kemudian menghindarinya, tanpa mau berusaha mencari ilmunya, atau paling tidak menunda mencarinya. Padahal kita tahu ilmu politik juga diperlukan. Politik dan tauhid bagaikan berlari dan merangkak. Karena sangatlah berbahaya jika orang yang tauhidnya belum baik pemahamannya diminta untuk menangani negara. Ingatlah saat ulama Mu'tazilah berkuasa di masa Imam Ahmad bin Hanbal yang menimbulkan fitnah besar. Wa Allahu a'lam. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] PKS & Kekuasaan Non-Muslim
Muhammad Arfian writes: Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Semoga Uda Muhammad dan kader-kader PKS yang ada di sini bersedia membaca dan memberikan penjelasan kepada saya. Nah, setelah sanak membaca isi Piagam Madinah, apakah sanak menganggap orang-orang yang ingin menerapkan Piagam Madinah adalah orang-orang ingin membuat umat Islam berada dalam kekuasaan kaum non-muslim? Esensi dari Piagam Madinah itu sendiri adalah kaum muslimin sebagai kaum yang mayoritas di sana menjadi penguasa di Madinah, dan saya berhusnuzzhon bahwa orang-orang yang memperjuangkan Piagam Madinah itu adalah orang- orang ingin membuat kaum muslimin sebagai mayoritas menjadi penguasa di negerinya sendiri. Justru saya bertanya karena merasa heran dengan realita di lapangan. Dalam berita yang linknya pernah saya berikan disebutkan (silakan dibaca lengkapnya jika ragu). http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=1&storyid=2492 "Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menyatakan, parlemen dan kekuasaan yang ada saat ini harus diganti dengan orang-orang bersih yang tidak melakukan korupsi. " "Untuk itu, Hidayat menyerukan dibangunnya koalisi bersih menghadapi Pemilu 2004. Koalisi bersih adalah bersatunya kekuatan-kekuatan politik yang tidak mengkhianati rakyat dan melakukan atau menyuburkan korupsi. Koalisi bersih bersatu untuk mengganti parlemen dan kekuasaan yang ada saat ini." "Koalisi bersih adalah membangun kembali komitmen yang luas, lintas agama, lintas suku, lintas golongan untuk mengatasi krisis, memberantas korupsi, mengurangi pengangguran, meningkatkan kesejahteraan TNI, polisi, buruh, tani, nelayan, dan seluruh rakyat Indonesia," ujarnya." Dalam artikel di atas yang saya pahami adalah Hidayat Nur Wahid menghimbau pergantian parlemen dan kekuasaan dengan koalisi bersih yang salah satu sifatnya 'lintas agama'. Mohon diklarifikasi maksud 'lintas agama' di sini karena setahu saya agama yang ada adalah Islam dan selain Islam. Kemudian dalam artikel selanjutnya: "Rudi Himawan, MBA, ketua Pusat Informasi PK Sejahtera di Amerika (PIPKA) yang tampil sebagai pembicara pertama menyebutkan bahwa kemajemukan bangsa kita memang mengharuskan adanya keterbukaan dari segenap komponen bangsa ini. PK Sejahtera sangat menyadari bahwa ia tidak mungkin berjalan sendirian dalam upaya membangun bangsa ini tanpa bekerja sama dengan komponen lain. Karena itulah, agenda yang ditawarkan PKS disebut dengan Agenda Bersama, bukan agenda PKS sendirian. Rudi juga memaparkan contoh-contoh nyata PKS dalam kiprahnya yang melibatkan orang-orang non muslim." Apakah 'Agenda Bersama' yang dimaksudkan di sini? Apakah terkait dengan 'koalisi bersih' sebelumnya? Atas penjelasannya sebelumnya saya ucapkan jazakumullahu khairan. Wa Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Menjadi Bidadari.....
Yesi Elsandra writes: assalamualaikum ww Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Seperti apakah bidadari bumi itu?, bisakah kita mengikuti langkahnya, apakah dia anak, adik, atau keponakan perempuan kita?. Atau apakah ia istri dan ibu kita, atau ia hanya berupa angan yang sebenarnya bisa kita realisasikan, tapi syetan kuat menahan? Kalau boleh menambahkan, Ni. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau : â â seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.â (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu) Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Di antara yang didendangkan oleh mereka : âKami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.â Dan mereka juga mendendangkan : âKami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.â (Shahih Al Jamiâ nomor 1557) - Syaikh Abdullah bin Jibrin ditanya: "Ketika saya membaca Al-Qur'an, saya mendapati banyak ayat-ayat yang memberi kabar gembira bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dari kaum laki-laki, dengan balasan bidadari yang cantik sekali. Adakah wanita mendapatkan ganti dari suaminya di akhirat, karena penjelasan tentang kenikmatan Surga senantiasa ditujukan kepada lelaki mukmin. Apakah wanita yang beriman kenimatannya lebih sedikit daripada lelaki mukmin? Jawaban: Tidak bisa disangsikan bahwa kenikmatan Surga sifatnya umum untuk laki-laki dan perempuan. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki ataupun perempuan" (Ali-Imran:195) "Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik" (An-Nahl:97) "Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita, sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun" (An-Nisa':124) "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta'atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar"(Al-Ahzab:35) Allah telah menyebutkan bahwa mereka akan masuk Surga dalam firman-Nya: "Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan" (Yasin:56) "Masuklah kamu ke dalam Surga, kamu dan istri-istri kamu digembirakan"(Az-Zukhruf:70) Allah menyebutkan bahwa wanita akan diciptakan ulang. "Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan" (Al-Waqi'ah: 35-36) Maksudnya mengulangi penciptaan wanita-wanita tua dan menjadikan mereka perawan kembali, yang tua kembali muda. Telah disebutkan dalam suatu hadits bahwa wanita dunia mempunyai kelebihan atas bidadari karena ibadah dan ketaatan mereka. Para wanita yang beriman masuk Surga sebagaimana kaum lelaki. Jika wanita pernah menikah beberapa kali, dan ia masuk Surga bersama mereka, ia diberi hak untuk memilih salah satu di antara mereka, maka ia memilih yang paling bagus diantara mereka. (Fatawal Mar'ah 1/13 yang dinukil dalam Al-Fatawa Al-Jami'ah lil Mar'atil Muslimah, edisi bahasa Indonesia "Fatwa-fatwa tentang wanita 3" cetakan Darul Haq) Wa Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS? jawabanterhadapSanakAhmad Ridha
Ronald P. Putra writes: makanya saya katakan bahwa, ada baiknya adek ikut dulu. Tak mesti harus jadi PKS kok. Jelas berbeda, berdiri di luar pagar tetap tidak sama dengan berdiri di dalam pagar. Karena informasi yg didapat, sangat berbeda dengan antara yang disampaikan oleh pendengar dengan yang disampaikan oleh penyampai langsung. Terima kasih atas ajakannya dan tidak bermaksud untuk berputar-putar namun seperti saya katakan sebelumnya, bukankah untuk mengetahui sesuatu tidaklah harus masuk ke dalamnya? Seperti halnya misalnya kita mempertanyakan katakanlah aktivitas PDIP, apakah kita harus ikut ke dalam aktivitas partai dulu? Atau kita nilai dokumen resmi, kegiatan, dan sepak terjang tokohnya? Kemudian kita mintakan dasar-dasarnya agar jelas tepat tidaknya. Seperti halnya, Daud Rasyid mengomentari NM berdasarkan tulisan-tulisannya. Apakah Daud Rasyid harus bergabung dalam majelis NM sebelum menanyakan/mengomentari? Apakah dengan begitu buku-buku bantahan para ulama berkurang bobotnya karena mereka tidak mengikuti halaqah yang dikomentari? Oleh karena itu, saya tanyakan, apakah informasi pada situs resmi PKS dan aktivitas tokoh-tokohnya tidak cukup merepresentasikan PKS sendiri? Dengan begini justru sayalah yang merasa pertanyaan-pertanyaan saya belum terjawab. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Bid'ah dan NM (was Re: Kenapa takut dengan PKS? jawaban terhadapSanakAhmad Ridha)
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Hindari dulu main tuding bid'ah dan beraqidah bengkok, dlsbnya. Karena tidak sembarangan kita bisa menuduh orang spt itu, apalagi jika dia muslim. Harus pengadilan syariah yg memutuskan, jadi rasanya kita kurang berhak utk itu. Bukanlah saya yang menentukan bid'ah atau lurus bengkoknya aqidah karena saya bukanlah seorang yang alim. Oleh karena itu saya menukilkan fatwa dari Ulama ahlussunnah. Mengenai tokoh Cak Nur, berikut saya kutipkan dari buku Pembaruan Islam dan Orientalisme dalam Sorotan karya Dr. Daud Rasyid, MA., Usamah Press, 2003 hal. 29 "Di tengah-tengah semua krisis itu, NM melempar isu-isu kontroversial yang tak dapat diterima oleh setiap Muslim yang berpegang teguh pada dinnya. Tesis-tesis itu sarat dengan kebathilan, sehingga bila tidak diamati secara jeli dan kritis akan dapat menyesatkan umat. Umpamanya menuduh agama sebagai 'biang kerok' pertikaian yang banyak melanda dunia saat ini. Meragukan peran din dalam meraih kebahagiaan hidup; menyamaratakan kasus-kasus yang berbau kultus dan fundamentalisme yang terjadi di Amerika dengan kaum Muslim; mengecam sikap taat secara murni pada ajaran agama, karena menganggapnya dapat menimbulkan fanatisme dan konflik keagamaan; Mendangkalkan 'aqidah dan meragukan kebenaran ajaran dien yang dianutnya. Itulah yang dicoba untuk dianalisis dalam pembahasan ini berdasarkan kajian teks atas makalah dan komentar NM." Inilah profil NM yang turut di panggung kampanye PKS menurut Dr. Daud Rasyid, MA. Apakah ia telah berubah? Apakah ia telah menarik seluruh pendapatnya itu secara umum (karena ia menyebarkan pendapatnya ke umum)? Jika sudah, mohon beritahukan ke saya sumber beritanya. Setahu saya ia baru saja mengeluarkan buku 'Fiqh Lintas Agama' tahun 2003 lalu. Wa Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS? jawaban terhadapSanakAhmad Ridha
Ronald P. Putra writes: assalaamu 'alaykum wR wB Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, E-mail ini akan saya pecah menjadi beberapa bagian agar tidak menjadi terlalu panjang. dek Ahmad Ridha yang baik, bukannya saya usil ingin ikut terus dalam diskusi ini, tapi jelas terlihat sekali akan kurangnya informasi adek ttg kegiatan internal PKS. Terima kasih atas urun rembug Uda yang semoga senantiasa diberi hidayah oleh Allah. Posisi saya adalah sebagai orang luar PKS yang agak heran dengan beberapa aktivitas-aktivitas partai serta tokoh-tokohnya. Saya merasa peduli karena PKS merupakan partai yang berasaskan Islam dan saya pun orang Islam. Pengetahuan tentang PKS saya peroleh dari situs resmi dan pemberitaan yang tentunya dimaksudkan untuk umum. Jika yang Uda maksudkan bahwa saya tidak mengerti internal PKS, maka saya katakan benar karena saya bukan kader PKS. Namun itu di luar diskusi kita. Tentang kajian-kajian mereka dalam masalah tauhid dalam halaqah-halaqah, ttg upaya penghindaran diri dari syirik, thaghut, dlsbnya. Yang saya tanyakan justru adalah pengajaran untuk masyarakat umum sebagaimana halnya PKS melakukan kampanye untuk umum juga. Betul spt yg disarankan uda Arfian bahwa ada baiknya cobalah adek bergaul dulu dgn para kader/aktivis dakwah PKS (bukan simpatisan), coba bergabung dlm halaqah yg dibina oleh murobbi-murobbi PKS. Insya Allah, pemahaman adek ttg PKS mungkin sedikit akan berubah. Seperti saya pernah ungkapkan bahwa saya pernah menanyakan ke kader PKS di tempat kerja saya namun belum memperoleh tanggapan. Yang saya tanyakan adalah lebih kurang sama dengan pertanyaan saya pertama kali. Mengenai bergabung ke halaqah, bukankah untuk mengetahui sesuatu tidaklah harus masuk ke dalamnya? Seperti halnya misalnya kita mempertanyakan suatu kebijakan pemerintah, apakah kita harus masuk ke pemerintahan dulu? Atau kita mintakan dasar-dasarnya agar jelas tepat tidaknya. Wa Allahu a'lam. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Tauhid Mulkiyyah Re: Kenapa takut dengan PKS? jawabanterhadap SanakAhmad Ridha
Muhammad Arfian writes: Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Sejujurnya saya sangat sedih membaca e-mail Uda yang ini. Saya di sini berdiskusi dengan berusaha mencari persamaan-persamaan di antara kita, tetapi saya melihat sanak mengajak saya berdebat, suatu hal yang seharusnya dihindari oleh kaum muslimin, karena hanya memperlebar perbedaan-perbedaan yang ada. Saya katakan di sini saya tidak ingin berdebat dengan sanak, kalau sanak ingin berdebat, silahkan lakukan sendiri. Telah saya katakan di awal bahwa pertanyaan saya ini bertujuan untuk saling menasihati. Saya ingin mencari kebenaran bukan persamaan. Bagaimana caranya? "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisaa 4:59) Itulah alasan saya berusaha menyertakan dalil karena kita sepakat bahwa yang benar adalah yang berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah sesuai pemahaman salafush shalih. Tendensi berdebat ini saya lihat juga karena sanak tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dan juga tidak memberikan alternatif terhadap hal-hal yang sanak anggap tidak sesuai dengan sanak. Juga ketika kita berbicara masalah teknis, sanak terus saja berbicara tentang hal-hal yang normatif, sehingga terlihat diskusi di sini tidak nyambung, hanya berputar-putar tanpa menghasilkan sesuatu yang kongkrit. Sebenarnya mungkin diskusi ini agak kurang terarah karena pertanyaan-pertanyaan saya berkenaan dengan aitivitas PKS sehingga lebih tepat dijawab oleh kader-kader PKS. Namun Uda menjawab maka berlanjutlah diskusi ini. Mohon ditunjukkan pertanyaan-pertanyaan yang belum saya jawab serta bagian yang tidak cukup teknis. Jika saya tahu akan saya jawab, jika tidak akan saya katakan tidak tahu. Wa Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Debat
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Uda Muhammad, sekali lagi saya sampaikan bahwa tujuan saya berdiskusi bukanlah untuk berdebat namun untuk saling menasihati. Justru saya tidak ingin mengembangkan teori-teori sendiri tanpa bertanya ke 'empunya' aktivitas yakni kader-kader PKS. Akan ttp jika pihak yang dinasihati menerima nasihat/pengajaran tersebut secara negatif, yaitu dia tidak mau mendengar ttp lebih suka menjadikannya isu pertengkaran, pergaduhan, perdebatan dan permusuhan, maka mengelakkan diri adalah lebih mulia dari ikut terus berbantah-bantahan. Saya memohon ampunan kepada Allah jika ternyata saya tidak bersedia menerima kebenaran atau berdusta. Itulah alasan saya berusaha menyertakan link atau sumber yang saya kutip. Mohon ditunjukkan kesalahan dalil/hujjah/pemahaman saya. Wa Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Klarifikasi - ahli bid'ah was (Re: Tauhid dan Politik)
Muhammad Arfian writes: Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Saya tidak pernah mengatakan Rasulullaah SAW memberikan hak kekuasaan kepada kaum Yahudi dan Nasrani atau menganggap baik akrab dengan ahli bid'ah. Kalau sanak misalkan mengatakan tokoh-tokoh politik Islam akrab dengan ahli bid'ah, apakah definisi sanak terhadap kata akrab itu? Apakah sanak mengetahui apa yang mereka bicarakan seluruhnya? Jangan mudah mengatakan akrab tanpa pengetahuan yang jelas, karena itu bisa menjurus kepada fitnah. Kalau terlihat berkomunikasi di muka umum dianggap akrab, artinya saya bisa akrab dengan siapapun. Dari tulisan ini terlihat sekali sanak mempunyai prejudice terhadap sebagian tokoh Islam yang aktif dalam politik. Yang saya permasalahkan bukanlah komunikasi sebatas kebetulan bertemu di jalan atau tempat umum, namun 'menyajikan' tokoh yang pahamnya menyimpang di panggung kampanye. "Tampil pula di panggung kampanye PKS itu, antara lain, ..., Nurcholish Madjid, ..., dan " http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0403/31/utama/945217.htm Mengapakah beliau ada di sana? Padahal ia baru saja meluncurkan buku 'fiqh lintas agama' dan dulu ia dibantah oleh Daud Rasyid dan juga yang lainnya. Wa Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Klarifikasi - dukungan politis Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)
Muhammad Arfian writes: Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Saya tidak berbicara tentang kekuasaan di sini. Dukungan politis belum tentu berasal dari sebuah kekuasaan, karena kita melihat Abu Thalib bukanlah orang yang berkuasa di Mekkah pada saat itu, tetapi tetap beliau memiliki pengaruh politis untuk mempengaruhi kaumnya. Tulisan Uda berikut: > Dukungan secara politis melalui pemerintah dan sistemnya adalah satu > bentuk dukungan terhadap penegakan tauhid Islam yang tidak bisa > dinafikan. Kalau sanak merenungkan Sirah Nabawiyah, sanak tentu > mengetahui dengan jelas dukungan Abu Thalib sebagai orang yang > disegani "Dukungan secara politis melalui pemerintah dan sistemnya" di sinilah yang saya pahami sebagai kekuasaan. Selain itu saya tidak pernah mengatakan kita menghentikan da'wah kalau menerima kekuasaan. Itu adalah dikotomi yang sanak imajinasikan sendiri tanpa mau memperhatikan pendapat saya. Saya sendiri berpendapat ada atau tidak ada dukungan politis da'wah tetap harus jalan, tetapi tentu akan lebih baik jika da'wah itu diikuti oleh dukungan politis. Saya tidak pernah menuduh bahwa dakwah akan dihentikan setelah menerima kekuasaan. Mohon ditunjukkan kata-kata saya yang salah agar saya dapat rujuk dari kesalahan. Benar dakwah tauhid harus terus berjalan karena ia merupakan prioritas. Akan lebih baik jika mendapat dukungan seperti Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang didukung penguasa setempat. Dukungan tersebut tentunya tetap dalam hubungan yang syar'i. Wa Allahu a'lam. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Klarifikasi - tawar-menawar aqidah was (Re: Tauhid dan Politik)
Muhammad Arfian writes: Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Uda Muhammad, mohon maaf adikmu yang namanya serupa ini tidaklah bermaksud untuk berdepat tanpa bermaksud negatif. Saya dengan ini ingin menjelaskan beberapa poin yang mungkin menimbulkan kesalahpahaman dan saya pecah menjadi beberapa e-mail agar lebih mudah diikuti. Saya menyayangkan sanak memiliki pendapat berdasarkan angan- angan/imajinasi atau mungkin premise bahwa orang Islam yang berpolitik kecenderungannya melakukan tawar menawar aqidah, suatu pendapat yang bahkan seorang ulama pun tidak akan berani mengatakan hal itu terhadap seseorang tanpa melalui proses peradilan syari'ah yang jelas. Mohon maaf jika Uda menganggap Uda menuduh PKS atau bahkan semua orang Islam yang berpolitik tawar menawar aqidah. Yang saya katakan adalah: "Namun jangan sampai demi - katakanlah - persatuan dan kesatuan pemahaman tauhid (aqidah) ditawar-tawar. Na'udzubillah min dzalik." Tidaklah kalimat itu menuduh. Berarti dengan demikian Uda setuju bahwa aqidah tidak boleh ditawar-tawar. Dengan demikian dalam perjuangan politik harus tetap berdasarkan Al-Qur'an sesuai pemahaman salafush shalih. Dengan demikian sarana dan cara-cara berpolitik atau perjuangan Islam di bidang lainnya tidak boleh keluar dari itu. Wa Allahu a'lam, Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)
Ronald P. Putra writes: assalaamu 'alaykum wR wB Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Dek Ahmad Ridha (bolehkan dipanggil adek ?) Tentu boleh, Da. Senang dapat diikatkan tali persaudaraan dalam Islam. Mohon maaf sekali jika saya yang junior ini terasa lancang dalam upaya saya menuntut ilmu. E-mail ini juga cukup panjang (sehingga terlambat dikirim) karena walaupun e-mail Uda relatif singkat namun isinya sungguh terasa berat. apa-apa yang dek Ahmad sampaikan benar di satu sisi. Tapi ketika dek Ahmad menyampaikan argumen dengan beberapa dalil dan hujjah-hujjah tsb, ketahuilah bahwa di seberang sana, pihak lain juga punya hujjah-hujjah sendiri dengan argumen yang kuat pula. Mana yang benar ? wallahu 'alam. Maafkan adikmu ini, apakah ada dua kebenaran yang bertolak belakang? Mungkin kisah yang menarik dalam hal ini adalah masalah pelaksanaan shalat ashar sewaktu berangkat perang ke Bani Quraidhah (mohon koreksinya jika salah). Pada waktu itu sebagian sahabat shalat sebelum tiba di tujuan karena takut kehilangan waktu sedangkan yang lainnya shalat di Bani Quraidhah sesuai perintah Rasulullah. Beliau tidak menyalahkan salah satu di antaranya namun apakah itu berarti ada dua kebenaran yang bertolak belakang? Tentu tidak karena keduanya didiamkan Rasulullah (yang menunjukkan pembenaran) karena beliau tidak akan membiarkan kesalahan. Namun itu adalah contoh kemudahan dan keluasan Islam. Seperti halnya saat bersafar boleh berbuka atau berpuasa, serta perbedaan qira'ah yang memang benar diriwayatkan dari Rasulullah. Namun apakah mungkin misalnya suatu urusan/hal dinyatakan haram oleh satu pihak namun dinyatakan halal oleh pihak yang lain dan kedua-duanya benar? Memang sangat sulit untuk mengetahui kebenaran dalam semua hal dan saya sendiri masih sangat kurang. Akan tetapi janganlah sampai kita terkena ancaman Allah. "Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An-Nisaa' 4:115) Berarti hanya ada satu jalan kebenaran yakni jalan orang-orang mukmin. Siapakah orang-orang mukmin itu? Tentulah Rasulullah dan para sahabatnya. Rasulullah bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah generasiku (Rasulullah dan sahabat) kemudian orang-orang sesudah mereka (Tabi'in) kemudian orang-orang sesudah mereka (Tabi'ut Tabi'in)." (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad). Umat Islam ini telah ratusan tahun terbelah karena memperdebatkan hal- hal yang tidak prinsipil, masing-masing memiliki hujjah sendiri-sendiri dan tidak pernah mau berkompromi, bahkan untuk hal-hal yang sepele sekalipun. Memang demikianlah kenyataannya. Allah sudah memberitahukan resepnya: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisaa' 4:59) Namun memang Allah telah menetapkan bahwa tidak semua orang akan berada di jalan yang benar. "Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya." (QS. Hud 11:118-119) Dalam keadaan yang berselisih itu, apakah kita boleh menentukan sesuatu hanya menurut pendapat kebanyakan orang? "Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)." (QS. Al-An'aam 6:116) "Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur." (QS. Al-Baqarah 2:243) "Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik." (QS. Al-Maa-idah 5:49) Dalam hadits Rasulullah: "Dari Abu Hurairah ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah SAW. Kaum Yahudi telah terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan atau 72 (tujuh puluh dua) golongan dan Kaum Nashrani telah terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan atau 72 (tujuh puluh dua) golongan dan ummatku akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan". (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dll) Bahkan Islam akan menjadi asing. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, b
[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS? jawaban terhadap SanakAhmad Ridha
ng baik"? Silakan dilihat pada link di e-mail saya sebelumnya. Di sini saya tidak bermaksud untuk menjatuhkan vonis kafir atau yang semacam itu kepada beliau. Komunikasi secara langsung akan mengurangi kesalahpahaman mengenai apa yang sanak pikirkan, tetapi kalau kita menjauh dan tidak ingin berkomunikasi, kesalahpahaman itu akan lebih dalam lagi jadinya. Justru saya menanyakan masalah ini di milis agar terjadi komunikasi langsung dan saya telah mencobanya dengan seorang kader PKS di sini. Insya Allah nanti saya coba tanyakan ke yang lain. Mohon maaf jika ada kesalahan yang hamba Allah yang miskin ilmu ini. Semoga Allah memberikan pemahaman agama kepada kita semua karena jika Allah menghendaki kebaikan pada seseorang maka Ia akan menjadikannya paham ilmu agama. Wa Allahu a'lam bish shawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)
Muhammad Arfian writes: Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Sanak Ahmad Ridha, tidak ada yang menyangkal bahwa tauhid adalah prioritas utama dalam agama kita, dan usaha-usaha untuk memperbaiki aqidah dan tauhid umat Islam adalah usaha-usaha yang perlu didukung oleh setiap orang yang mengaku dirinya seorang muslim. Benar dan semoga memang hal itu diketahui setiap orang yang ingin memperjuangkan Islam. Tentunya dengan pemahaman tauhid yang sesuai dengan salafushshalih atau generasi terbaik Islam (Rasulullah, sahabat-sahabat beliau, tabi'in, tabi'ut tabi'in) serta para ulama yang mengikuti jalan tersebut. Terkait dengan dukungan terhadap usaha-usaha perbaikan tauhid tersebut, banyak hal yang bisa dilakukan oleh umat Islam, baik itu dengan dia mempelajari ilmu agama secara menyeluruh, beramal dengan hartanya, mendidik keluarganya, mendukung secara politis bahkan kalau perlu berjuang dengan mengorbankan jiwanya. Menjadikan tauhid sebagai prioritas utama tidaklah berarti menghentikan langkah yang lain tentunya tetap dalam kerangka panduan Allah dan Rasul-Nya. Namun jangan sampai demi - katakanlah - persatuan dan kesatuan pemahaman tauhid (aqidah) ditawar-tawar. Na'udzubillah min dzalik. Ingatlah dulu orang-orang Khawarij pun mengorbankan jiwanya. Begitu juga orang-orang Mu'tazilah yang ahli ibadah. Apakah itu menjadikan mereka ada di jalan yang benar? Dukungan secara politis melalui pemerintah dan sistemnya adalah satu bentuk dukungan terhadap penegakan tauhid Islam yang tidak bisa dinafikan. Kalau sanak merenungkan Sirah Nabawiyah, sanak tentu mengetahui dengan jelas dukungan Abu Thalib sebagai orang yang disegani di kalangan bani Quraisy terhadap Nabi Muhammad SAW dalam usahanya menyebarkan tauhid Islam di Mekkah. Juga ketika kaum muslimin diboikot selama tiga tahun di Mekkah, Bani Hasyim yang merupakan keluarga Nabi Muhammad SAW tetap melakukan transaksi dagang dengan kaum muslimin, dan tidak ada yang berani mengganggu mereka melakukan itu. Bukankah Rasulullah menegakkan pemerintahan Islam setelah hijrah? Bukankah kafir Quraisy memegang kekuasaan di Makkah sebelum Rasulullah hijrah? Bukankah Rasulullah menolak kekuasaan jika itu berarti menghentikan dakwah tauhid? Kisah Abu Thalib sesungguhnya memberikan pelajaran yang sangat berharga. Sedemikian besar bantuan yang ia berikan kepada Rasulullah namun hal itu tidak menyelamatkannya dari siksa karena ia menolak untuk bertauhid. Allah bahkan melarang Rasulullah untuk mendo'akannya. "Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam." (QS. At-Taubah 9:113) dan juga menunjukkan bahwa petunjuk datangnya hanya dari Allah. "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS. Al-Qashash 28:56) Ketika Nabi hijrah ke Mekkah, beliau mengadakan perjanjian bersama orang-orang Madinah yang bukan hanya terdiri dari kaum muslimin, tetapi juga kaum Yahudi dan Nasrani dalam usahanya mendirikan pondasi yang teguh bagi kelancaran penyebaran Islam di sana. Kemudian beliau pun mengadakan perjanjian Hudaibiyah yang memberikan kesempatan untuk memperluas da'wah Islam kepada raja-raja Arab dan negara sekitarnya ketika itu. Apakah dalam perjanjian itu memberikan hak kekuasaan bagi kaum Yahudi dan Nasrani atau menganggap baik akrab dengan ahli bid'ah? Maaf, perjanjian yang saya dapatkan adalah dengan orang-orang Yahudi dan tidak menyebutkan Nasrani. Saya mendapatkan teks perjanjian Rasulullah dengan orang-orang Yahudi tersebut dalam terjemah As-Sirah An-Nabawiyah li Ibni Hisyam (Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, Darul Falah, 2002) jilid 1 hal. 454 bab 91. Di dalamnya disebutkan secara ringkas antara lain (mohon maaf tidak menuliskan semua karena cukup panjang): - Kaum muhajirin dari Quraisy dan Yatsrib serta kaum-kaum di Madinah tetap dalam tradisi mereka yang dilegalkan Islam, mereka membayar diyat kepada sebagian yang lain, menebus tawanan mereka dengan cara yang baik dan adil kepada kaum Mukminin. - Sesungguhnya kaum Mukminin yang bertakwa itu bersatu dalam menghadapi orang yang berbuat aniaya terhadap mereka atau orang yang menginginkan kezaliman besar, atau dosa, atau permusuhan, atau kerusakan terhadap kaum Mukminin. - Barangsiapa di antara orang Yahudi mengikuti kami, ia berhak mendapat pertolongan, kebersamaan, mereka tidak dizalimi dan mereka tidak boleh dikalahkan. - Sesungguhnya kaum Mukminin yang bertakwa berada pada petunjuk yang paling baik dan paling lurus. - Sesungguhnya orang Muk
[R@ntau-Net] Tauhid Mulkiyyah Re: Kenapa takut dengan PKS? jawaban terhadap SanakAhmad Ridha
ahan ini. Ketika seorang muslim memperhatikan kitab Allah Subhanahu wa Ta'ala dan sunnah Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam, dia akan mendapati bahwa tauhid ada tiga macam. 1. Tauhid rububiyah yang juga diyakini oleh kaum musyrikin seluruhnya dan tidak ada seorangpun yang menentangnya, yaitu keyakinan bahwa Allah adalah Rabb dan Khaliq (Pencipta) segala sesuatu. Semua jiwa diciptakan di atas tauhid ini. Bahkan Fir'aun yang berkata : 'Ana Rabbukumul A'la (Aku adalah Rabb kalian yang paling tinggi)' (sesungguhnya juga meyakini akan hal ini-pen). Allah berfirman tentang Fir'aun. "Artinya : Mereka (Fir'aun dan kaummnya) mendustakan (risalah yang dibawa oleh Nabi Musa) karena kedhaliman (syirik) dan kesombongannya. Sedangkan jiwa-jiwa mereka meyakininya" [An-Naml : 14] 2. Apa yang ada dalam kitab Allah berupa penjelasan nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya dalam firman-Nya Ta'ala. "Artinya : Allah memiliki nama-nama yang paling baik, maka berdo'alah kalian kepada Allah dengannya" [Al-A'raaf : 180] Begitu pula sifat-sifat Allah di dalam kitab-Nya. Allah mensifati diri-Nya dengan beberapa sifat dan menamai diri-Nya dengan beberapa nama. Dan termasuk konsekwensi iman adalah 'engkau mengimani nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya'. 3. Tauhid yang didakwahkan oleh para rasul kepada umat-umat mereka adalah mengikhlaskan agama hanya untuk Allah dan mengesakan Allah dalam segala bentuk ibadah. "Artinya : Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwasanya : Tidak ada sesembahan yang berhak untuk diibadahi selain Aku. Maka hendaklah kalian beribadah kepada-Ku" [Al-Anbiya : 25] Apabila engkau perhatikan Al-Qur'an, maka engkau akan mendapatkan tauhid dalam pengertian ini. Allah berfirman. "Artinya : Dan sungguh jika engkau bertanya kepada mereka : 'Siapakah yang menciptakan langit-langit dan bumi ?' Tentu mereka akan menjawab : 'Allah' "[Luqman : 25] Dan firman-Nya. "Artinya : Katakanlah ; siapakah yang memberi rezki kepadamu dan langit dan bumi atau siapakah yang mampu (menciptakan) pendengaran dan penglihatan dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup serta siapakah yang mengatur segala urusan. Maka mereka akan mengatakan : 'Allah ?' [Yunus : 31] Lalu Allah berfirman. "Artinya : Kenapa kalian tidak bertaqwa" [Yunus : 31] Yakni kenapa kalian tidak beribadah kepadaNya dan mengikhlaskan agama hanya bagi-Nya. Adapaun tentang 'al-hakimiyah', apabila yang dimaksud adalah berhukum dengan syariat Allah, maka termasuk konsekwensi tauhid seorang hamba kepada Allah dan pemurnian ibadah hanya kepada Allah adalah berhukum dengan syari'at-Nya. Barang siapa meyakini bahwa Allah itu Satu, Esa, Tunggal, Tempat bergantung, tidak ada sesembahan yang berhak untuk diibadahi selain-Nya, maka wajib atasnya berhukum dengan syariat-Nya dan menerima agama-Nya serta tidak menolak sedikitpun dari perkara itu. Dengan demikian, termasuk beriman kepada Allah adalah berhukum dengan syari'at-Nya, melaksanakan perintah-perintah-Nya, meninggalkan dan menjauhi larangan-larangan-Nya serta berhukum dengan syari'at Allah dalam setiap keadaan. Jika demikian halnya maksud 'al-hakimiyah' berarti termasuk dalam tauhid uluhiyah dan tidak boleh menjadikan 'al-hakimiyah' sebagai bagian khusus yang dipisahkan karena ia termasuk bagian dalam tauhid ibadah. Masalah Al Hakimiyah Merupakan Perkara yang Baru (Diada-adakan, sebelumnya tidak dikenal) [Disalin dari Majalah Salafy, Edisi XXI/1418/1997] -- akhir kutipan Saya menyarankan agar sanak juga berusaha mendapatkan dari sumber primer (saya sendiri bukan sumber primer), dengan berdialog secara langsung dengan orang-orang PKS di sekitar sanak, dan saya kira di Bandung banyak orang PKS. Mohon maaf, yang saya maksudkan dengan sumber sekunder adalah kitab terjemahan atau situs Internet. Saya pun berusaha memberikan sumber pengambilan suatu kutipan dan saya mohonkan untuk dikoreksi jika ada kesalahan. Saya sendiri sudah pernah menanyakan masalah-masalah ini kepada rekan yang kader PKS namun belum memperoleh jawaban. Semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada Uda dan saya serta kita semua karena hanya Ia-lah yang memberi petunjuk. Wa Allahu a'lam bishshawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS? jawaban terhadap Sanak Ahmad Ridha
lah, agenda yang ditawarkan PKS disebut dengan Agenda Bersama, bukan agenda PKS sendirian. Rudi juga memaparkan contoh-contoh nyata PKS dalam kiprahnya yang melibatkan orang-orang non muslim." http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=1&storyid=2489 "Dengan begitu, PPB bersifat terbuka bagi siapa pun, pribadi maupun partai politik (parpol). Konfigurasi politik nasional saat ini, lanjut Amien, terbagi menjadi dua pihak, yaitu pihak yang ingin melestarikan apa yang dimilikinya serta pihak yang menginginkan perubahan serta pembaruan." http://www.kompas.com/kompas-cetak/0404/14/UTAMA/969723.htm Ket: PBB di sini Poros Penyelamat Bangsa bukan nama partai "Bagi Gus Dur, pertemuan semacam ini layak diteruskan. ''Ini persekutuan tanpa bentuk. Nantinya tidak hanya terbatas pada golongan Islam, tapi akan mengajak siapa saja yang merasa prihatin atas nasib bangsa. Jadi, ya kayak arisan. Saling bertukar pandangan mengenai nasib bangsa,'' kata Gus Dur, Selasa malam." http://www.republika.co.id/ASP/koran_detail.asp?id=158123&kat_id=3 "Amien dan Hidayat yang sebelumnya membangun Poros Penyelamat Bangsa, mengunjungi Gus Dur untuk memperkenalkan visi dari poros itu. Namun dari pertemuan itu belum ada kata sepakat mengenai keikutsertaan Gus Dur." http://www.gusdur.net/indonesia/detail.asp?catName=Berita&contentOID=1865 Islam tidak mengenal perbedaan suku atau warna kulit atau tingkat kekayaan karena yang dilihat adalah ketaqwaannya atau dalam suatu hadits dikatakan yang dilihat adalah hati dan amal perbuatan. Saya ingin mengklarifikasi, apakah dengan demikian menurut PKS posisi dalam pemerintahan perlu diberikan kepada orang-orang yang bersih terlepas dari agamanya atau aqidahnya? Siapakah yang akan menjadi penyelamat bangsa? Rasulullah perpesan: "Ada tiga perkara yang jika seseorang memilikinya akan merasakan manisnya iman, yaitu bila Allah dan RasulNya lebih ia cintai daripada selain keduanya dan tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah, serta benci kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya daripadanya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke neraka." (Muttafaq âalaihi). Mengenai pergaulan tokoh-tokoh PKS, saya kira Amien Rais maupun Gus Dur adalah orang-orang Islam juga, dan tidak ada larangan bagi kita untuk bermuamalah dengan orang-orang yang mungkin berbeda pemahaman Islamnya dengan kita, bahkan dengan orang yang lain agamapun. Saya jadi ingin tahu bagaimanakah 'pergaulan' yang sanak inginkan dari para tokoh PKS, agar jelas bagi kita nasihat yang ingin sanak berikan. Memang mereka Islam namun bukankah Islam sekarang sering dipasangkan sebagai label untuk hal-hal yang bukan dari Islam. Misalnya; Islam Liberal, Ahmadiyyah, Bahaiyah, dll. Bukankah Gus Dur sudah jelas pendapatnya yang acap kali 'nyeleneh'? Yang bahkan terkadang ia bantah sendiri dengan mengatakan bahwa itu plintiran media. Salah satunya yang ada di situs resmi beliau: "Unsur atau faktor tersebut adalah moralitas yang bersumber pada agama. Namun, hal ini sulit diwujudkan oleh adanya dua sebab. Pertama, karena pihak agama selalu menganggap pihak orang yang tidak beragama (kaum atheis) sebagai lawan, padahal sebenarnya mereka adalah lawan bicara yang baik. Kata Prof. Hasan Hanafi, seorang Atheis adalah pencari Tuhan yang tidak dapat menemukan-Nya. Sebab kedua, antara kaum beragama sendiri juga terjadi perebutan tempat untuk menentukan mana yang lebih dekat dengan kebenaran Tuhan." http://www.gusdur.net/indonesia/detail.asp?catName=Memahami+GusDur&pCat=&con tentOID=1769 Saya ingin jika memang PKS ingin memperjuangkan Islam maka tentunya harus kembali kepada yang telah Uda katakan: ... dalam koridor ahlussunnah wal jama'ah, berdasarkan Al-Qur'an dan hadits Rasulullaah SAW seperti yang dicontohkan para salafusshalih. Seperti pesan Imam Malik: "Tidaklah akan baik umat akhir ini melainkan dengan apa yang telah baik pada awal umat ini". Saya pun berhusnushzhon niat dan tujuan perjuangan PKS baik namun pemilihan sarana juga harus berhati-hati karena baiknya tujuan tidaklah menghalalkan sarana. Saya percaya PKS memiliki orang-orang yang berilmu dan saya yang faqir ini mohon maaf jika ada yang kurang berkenan dengan yang saya sampaikan. Mohon maaf juga karena saya banyak menggunakan sumber sekunder untuk kutipan, mohon dikoreksi jika salah. Allah berfirman: "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah 2:216). "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika ka
[R@ntau-Net] Re: Lega.....
Yesi Elsandra writes: sahabat Ukhti yang penting, menurut saya, jangan bunda mega lagi lah. tak ada perubahan pada perempuan TKI yang bonyok di negeri sebrang sana... Bagaimanakah sikap ukhti jika yang terpilih melalui mekanisme demokrasi adalah Ibu Mega? Atau misalkan yang terpilih capres dari PDS? baiknya ada perubahan...karena perubahan tidak mesti memperbaiki sesuatu, tapi untuk menjadi lebih baik kita mesti berubah!!! Semoga perubahan itu sesuai denga yang digariskan Allah dan Rasul-Nya. Wa Allahu a'lam. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Warning... + pertemuan mhs minang indonesia UINS 2004
aulia postiera writes: Assalamu alaikum Da Ronald jo Da Ridha Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, salam kenal juo Da... Namo Aulia Postiera, awak alumni SMU 1 Padang juo Da...:) Kini kuliah di UGM angk 2001. Semoga Allah menjalinkan dan menjaga persaudaraan di antara kita dalam Islam. untuak da ridha, awak dikiriman dek kawan pulo email tu.. jadi ndak tau batua atau ndak... tapi itu buat jaga-jaga ajo da... Tanpa maksud membenarkan atau menyalahkan e-mail tersebut, namun suatu berita (apalagi sesensitif itu) tentunya perlu sumber yang jelas. Saya khawatir jika kita mendasarkan pendapat atau persepsi kita kepada isu-isu. Itulah kita harus bersyukur bahwa ajaran Islam senantiasa terjaga dan dijamin oleh Allah walaupun memang ulama semakin sedikit. Bagaimana menjaganya? Para ulama hadits telah bersusah payah untuk menjaga dan mempelajari jalur-jalur periwayatannya. Jelas yang terpercaya dan yang tercela. Allah telah mengingatkan: "Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau pun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut setan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)." (QS An-Nisaa' 4:83) ... dan diharapkan nantinya akan terbentuk juga sebuah organisasi yang menaungi semua mahasiswa minang... Semoga organisasi itu berbuah manfaat yang diridhoi Allah. Namun, ingat yang diperjuangkan jangan organisasi atau Minang-nya. Wa Alahu a'lam. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Nan Bodoh Makanan Cadiak (kesimpulan)
Pito Sutan writes: Assalamu alaikum wr. wb. ; Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Angku Ahmad Ridha, banaa sakali !, nagari kito, Indonesia iko, panah dipimpin partai Islam, "Masyumi", malah .., urang awak pulo, bapak Muhammad Natsir, jadi Perdana Menteri, tapi ..., takuik ka Islam waktu itu, disapu pulo, malah NU kaluah pulo dari Masyumi, yang nanti bagabuang dengan PKI dan PNI, dalam Nasakom, sadang Masyumi, yang tingga dari unsur Muhamadiyah sajo lagi, dibubarkan pulo, pamimpinyo dimasuakkan ka buwih, aliyas panjaro, ta masuak pak Natsir, dan kawan- kawan !; Mohon maaf saya membalas dalam bahasa Indonesia karena takut salah ketik kalau pakai bahaso Minang. Dengan pengalaman seperti itu dapat kita ambil pelajaran bahwa penegakkan Islam secara menyeluruh tidaklah dapat dicapai dengan 'merebut' kekuasaan sebagai prioritas utama. Jika partai Islam menang pemilu kemarin katakanlah 70% kemudian diumumkan bahwa kita akan menerapkan Hudud dan Qishash, apakah semua muslim (atau 75%-nya) di Indonesia akan menerima? Wa Allahu a'lam. Saya khawatir nasib partai tersebut menjadi seperti PAS (Partai Islam se-Malaysia) di Malaysia yang malah kehilangan kekuasaan di Trengganu pada Pemilu 2004 lalu. Bukankah prioritas Rasulullah dan Nabi-nabi sebelum beliau adalah tauhid? "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu" (QS An Nahl 16:36) " Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS Al Anbiya' 21:25) "Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS At Taubah 9:31) "Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)." (QS Az Zumar 39:2-3) "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS Al Bayyinah 98:5) Rasulullah mendakwahkan tauhid selama 13 tahun sebelum kemudian hijrah dan dakwah tauhid tersebut sangatlah dibenci oleh orang-orang kafir dan musyrik. Dalam sirah nabawiyah disebutkan usaha Utbah bin Rabi'ah, seorang tokoh orang-orang Quraisy, untuk menghentikan dakwah tersebut. Kisah ini saya kutipkan dari terjemahan As-Sirah An-Nabawiyah li Ibni Hisyam (Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, Darul Falah, 2002; Jilid 1 hal 246-248) Utbah mengatakan bahwa Rasulullah telah memecah belah persatuan mereka, menjelek-jelekkan mimpi-mimpi mereka, mencaci-maki tuhan-tuhan mereka, dan agama mereka, dan mengafirkan orang tua mereka yang telah meninggal. Ia menawarkan seluruh harta mereka agar Rasulullah menjadi yang paling kaya. Ia juga menawarkan kehormatan sebagai pemimpin dan partisipasi untuk mengambil keputusan. Ia menawarkan posisi sebagai raja. Ia menawarkan pengobatan tabib dan biayanya. Apakah Rasulullah menerima tawaran tersebut yang akan diberikan tanpa peperangan, tanpa persaingan asalkan ia meninggalkan dakwah tauhid? Tentu saja tidak. Rasulullah pun membacakan kepada Utbah surat Al-Fushshilat. Utbah kemudian berkata kepada sahabat-sahabatnya, "Demi Allah, sungguh aku baru saja mendengar perkataan yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Demi Allah, perkataan tersebut bukan syair. Bukan sihir. Bukan dukun. Hai orang-orang Quraisy, taatlah kepadaku, serahkan persoalan Quraisy kepadaku, dan biarkan orang tersebut (Rasulullah) dengan apa yang ia bawa, dan tinggalkan dia! Demi Allah, ucapannya yang aku dengar tadi pada suatu saat akan menjadi berita besar. Jika saja ucapannya tersebut dimiliki orang-orang Arab, sungguh mereka sudah merasa cukup dengannya tanpa kalian. Jika ia berhasil mengalahkan semua orang-orang Arab, maka kekuasaannya ialah kekuasaan kalian, dan kejayaannya adalah kejayaan kalian, kemudian kalian menjadi manusia yang paling berbahagia dengannya." Namun orang-orang Quraisy itu berkata, "Demi Allah, dia telah menyihirmu dengan mulutnya." Utbah pun berkata, "Ini pendapatku tentang dia. Oleh karena itu, kerjakan apa saja yang kalian inginkan!" Itu teladan dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam dan itulah sebaik-baik teladan. "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat." (QS Al Ahzab 33:21) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: "Orang yang mau mentadabburi keadaan alam akan mendapati bahwa sumber kebaikan di muka b
[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS?
Ahmad Ridha writes: Mohon maaf, ada kalimat yang terputus. dan Rasul sebagai prioritas utama. Ataukah PKS memiliki prioritas lain? Saya tidak dapat Maksud saya: Saya tidak dapat mengetahui konkritnya prioritas PKS dari Kebijakan Dasar PKS. http://pk-sejahtera.org/organisasi.php?op=kdasar Wassalamu 'alaikum, Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS?
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Dari pembicaraan-pembicaraan dalam milis 'kampuang halaman' ini sepertinya banyak Bapak Ibu serta Uda Uni serta yang cukup mengenal PKS, oleh karena itu ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan. Hal-hal tersebut ini sebenarnya pernah saya tanyakan ke rekan atau milis lain. Mohon maaf jika ada yang pernah membacanya, bukanlah maksud saya untuk 'ngeyel' namun memang belum ada yang menjawab. Semoga Allah menjauhkan niat buruk dari saya dan memberikan hidayah kepada kita semua agar menetapi kebenaran. PKS merupakan partai Islam yang memosisikan diri sebagai 'PARTAI DA'WAH' sebagaimana tercantum dalam visinya dan ingin memperjuangkan Islam sebagai solusi dalam kehidupan berbangsan dan bernegara. http://pk-sejahtera.org/organisasi.php?op=visi 1. Saya ingin mengetahui langkah-langkah PKS dan kader-kadernya dalam memperbaiki pemahaman aqidah masyarakat. Sedih dan malu rasanya melihat begitu banyak masyarakat Indonesia yang larut dalam praktik-praktik syirik baik berbentuk penyembahan terhadap kuburan orang-orang shalih yang telah meninggal, pengkultusan tokoh-tokoh tertentu, pengeramatan tempat/bangunan tertentu, upacara-upacara adat peninggalan animisme/dinamisme, dll. Kenapa saya ingin mengetahuinya? Karena aqidahlah yang terpenting bagi keselamatan dunia dan akhirat dan tauhidlah yang diserukan oleh para Nabi dan Rasul sebagai prioritas utama. Ataukah PKS memiliki prioritas lain? Saya tidak dapat 2. Saya ingin mengetahui sikap PKS mengenai penegakan syari'at Islam? Bagaimanakah pemahaman Islam yang ingin ditegakkan? Karena ada begitu banyak kelompok-kelompok yang mengaku dari Islam seperti Syi'ah Rafidhah, Ahmadiyah, Islam Liberal, Mu'tazilah, dll. 3. Saya ingin mengetahui sikap PKS dan tokoh-tokohnya sebagai partai Islam dalam berhubungan dengan kelompok-kelompok di atas atau paham-paham seperti Inklusivisme, Pluralisme, dll serta hubungan dengan tokoh-tokoh yang mendukung/mengusung kelompok-kelompok/paham-paham tersebut. 4. Saya ingin mengetahui sikap PKS dalam hubungan dengan non-muslim. Apakah mereka perlu diberi bagian kekuasaan membentuk suatu 'Kerja Sama Lintas Agama'? Bagaimana sikap PKS terhadap masalah 'Fiqh Lintas Agama' yang dicetuskan oleh seorang 'tokoh' Islam Indonesia? Saya menanyakan beberapa di antara poin-poin di atas karena kalau melihat komentar beberapa 'pengamat', mereka memandang PKS tidak lagi gencar menyorot masalah syari'at Islam dan menjadi lebih inklusif. Saya pribadi melihat poster-poster kampanye PKS juga kurang menyoroti masalah-masalah di atas. Saya juga khawatir melihat 'pergaulan' tokoh-tokoh PKS akhir-akhir ini. Sejauh ini, berita yang saya dapatkan mengenai poin-poin di atas adalah sebagai berikut: PKS: Indonesia Masih Punya Harapan http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0403/31/utama/945217.htm Hidayat Nur Wahid: Ganti Parlemen dan Kekuasaan dengan Orang Bersih http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=1&storyid=2492 Mengundang Tokoh Katolik, PKS Adakan Dialog Lintas Agama di Chicago http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=1&storyid=2489 Amien-Hidayat Gulirkan Poros Penyelamat Bangsa http://www.kompas.com/kompas-cetak/0404/14/UTAMA/969723.htm Hidayat, Gus Dur, Amien Rais Bertemu di Kantor PBNU http://www.republika.co.id/ASP/koran_detail.asp?id=158123&kat_id=3 Berita Foto: Jumpa Pers Amien - Hidayat - Gus Dur http://www.gusdur.net/indonesia/detail.asp?catName=Berita&contentOID=1865 Sebagai orang di luar PKS, saya ingin mendapatkan penjelasan dari orang yang lebih mengetahui karena Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: "... maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui". (QS. An-Nahl 16: 43) Mohon maaf jika dalam pertanyaan ini ada yang salah atau kurang berkenan. Niat saya hanyalah dalam rangka saling menasihati dan sejujurnya ingin menyampaikan kegalauan hati saya. Jangan sampai kita menjadi seperti orang-orang kafir dari Bani Israil yang ditegur Allah subhanahu wa ta'ala: âMereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.â (QS. Al-Maaidah 5:79) Semoga juga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi. âDemi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.â (QS. Al-Ashr 103:1-3) Sesungguhnya setiap kebaikan datangnya dari Allah subhanahu wa ta'ala dan setiap keburukan datangnya dari saya atau syaithan yang terkutuk. Wa Allahu a'lam bishshawab. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Nan Bodoh Makanan Cadiak (kesimpulan)
Mulyadi writes: Nah Pernahkah Partai Islam diberikan kesempatan untuk memimpin di Sumatra barat Khususnya di Indonesia..itu patut dicermati. Mohon maaf, namun setahu saya partai politik yang berasakan Islam pernah memimpin Indonesia. Ingat Masyumi? Mungkin para senior lebih mengetahui yang terjadi masa itu. Wassalamu 'alaikum, Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Partai Demokrat adalah NASRANI!!!
Muhamad Gunawan Budi Utama writes: Ass WW Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, "Jendral Vence Samuel donatur utama PARTAI DEMOKRAT adalah Nasrani (Zionis) dan kepala Agen CIA untuk Indonesia dengan misi yang sama dengan PDS, tolong sebarkan sebelum umat ISLAM KECOLONGAN !!!" Sejujurnya saya agak-agak pusing menerima pesan-pesan politis tanpa rujukan yang jelas. Akan lebih baik jika ada referensi/sumber yang jelas. BTW, bukankah memang yang namanya demokrat/demokrasi itu tidak melihat agama? Yang jelas harus diikuti adalah 'partai Allah' (hizbullah) yang disebutkan oleh Allah. "Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) Nya. Mereka itulah golongan Allah (hizbullah). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah (hizbullah) itulah golongan yang beruntung." (QS. Al-Mujaadilah 58:22) Jadi salah satu syarat hizbullah adalah: orang-orang beriman yang tidak berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya. Yang dizinkan adalah berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi dan tidak mengusir muslimin (QS Al-Mumtahanah 60:8, Al-Maa-idah 5:8). Juga tidak berakrab-akrab dengan orang-orang yang menyimpang dari jalan Allah dan Rasul-Nya serta menyebarkan penyimpangan tersebut walaupun menyandang label 'tokoh' atau 'cendekiawan' Islam. Itu adalah partai yang harus diikuti. Wa Allahu a'lam bishshawab. NB: sekedar saran, bukankah salam itu do'a bagi saudara-saudara seiman sehingga alangkah indahnya jika do'a tersebut disampaikan dengan utuh. Mohon maaf jika tidak berkenan. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Re: Warning...
aulia postiera writes: Assalamu alaikum semua... Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Wak barusan dapek imel taka iko dari kawan... inFO terKiNi : AWAS BAHAYA Sumber : Majalah Damai Sejahtera edisi : Maret 2004, www.partaidamaisejahtera.com Sebelumnya saya mohon maaf untuk lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia karena suka bingung sendiri kalo nulis bahaso Minang. Saya perkenalkan diri dulu: Nama : Ahmad Ridha TTL : Jakarta, 7 Mei 1980 Agama : Islam Alamat sekarang : Jl. Palayu No. 24 - Bogor Alasan ikut milis : saya alumni SMUN 1 Padang '97 jadi mungkin ada kawan- kawan dulu di milis ini Sekarang masalah info tersebut apakah ada sumber yang dapat saya baca langsung? Baru saja saya lihat-lihat www.partaidamaisejahtera.com namun tidak menemukan berita yang disebutkan tadi namun memang disebutkan bahwa partai ini didirikan atas nama 'Umat Kristen Indonesia'. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Semoga Allah menjalinkan tali silaturrahim di antara kita dalam Islam. Ahmad Ridha Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net