[R@ntau-Net] Re: Syariat Islam diaplikasikan dong

2004-06-25 Terurut Topik Ahmad Ridha
M. Ismet Ismail writes: 

From: Ali Qur <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: Syariat Islam diaplikasikan dong 

> > Koruptor adalah Pencuri, Pencuri dalam hukum Islam
> harus
> > DIPOTONG TANGANNYA, mengapa tidak diaplikasikan
> lebih dahulu kepada
> > para koruptor ini (ketua pks sumbar),
Benar, pencuri harus dipotong tangannya (QS. 5:38) jika yang dicuri 
lebih/sama dengan seperempat dinar (disebutkan dalam hadits riwayat 
al-Bukhari dan Muslim) oleh PIHAK PENGUASA. Pelaksanaan hudud adalah hak 
penguasa. Hal ini dapat dilihat dari jika ada pelanggaran maka para sahabat 
membawa kasus tersebut ke Rasulullah. Begitu juga pada masa khulafaur 
rasyidin, hudud dan qishash dilakukan oleh penguasa. 

Dalam Islam, rakyat dan penguasa memiliki hak dan kewajibannya 
masing-masing. Rakyat tidak sepatutnya melakukan urusan penguasa. 

Dari Ibnu Umar radliyallahu 'anhu berkata, datang seorang laki-laki kepada 
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan berkata : 

"Berilah aku nasihat!" Maka beliau bersabda : "Mendengar dan taatlah kalian. 
Hendaklah kalian terang-terangan dan jauhilah oleh kalian mengatur urusan 
umat secara sirr (karena ini adalah tugas penguasa, Âpent.)." (HR. Ibnu Abi 
Ashim dan dishahihkan Al Albani dalam Adz Dzilal) 

Dikutip dari:
http://www.geocities.com/almagety2000/pdf/berontak.htm 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: negara islam

2004-06-25 Terurut Topik Ahmad Ridha
Ahmad Ridha writes: 

Berfirman Allah subhanahu wa ta'ala (yang artinya):  

"Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak 
pula keliru,dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa 
nafsunya." (QS. an-Najm 53:3) 
Mohon maaf, kutipan ayat di atas seharusnya an-Najm 53:1-3. (SOL) 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: negara islam

2004-06-25 Terurut Topik Ahmad Ridha
S. 
an-Nisaa' 4:59) 

Jadi bukan dengan menyerahkan keputusan kepada akal manusia. Bukankah akal 
manusia justru lebih berbeda-beda karena juga dipengaruhi oleh hawa nafsu 
masing-masing? Siapa sih manusia yang (ngaku-ngaku) pendapatnya lebih baik 
dari Allah dan Rasul-Nya? 

Oleh karena itu bagaimana pemahaman siapa yang digunakan dan yang lebih 
sedikit perselisihannya? 

Rasullullah Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda (yang artinya): 

"Sebaik-baik manusia adalah generasiku (generasi Rasulullah & Shahabat), 
kemudian orang-orang sesudah mereka (Tabi'in) kemudian orang-orang sesudah 
mereka (Tabi'ut Tabi'in.). Sesudah itu akan datang kaum yang kesaksian 
mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya." (HR. 
Bukhari, Muslim, Ahmad). 

Generasi terbaik tentu pemahamannya yang paling juga dan jalan merekalah 
yang merupakan jalan kebenaran karena merekalah yang lebih mengerti dalil 
syari'at baik secara konteks maupun bahasa. Atau ada yang (ngaku-ngaku) 
lebih ngerti konteks nash? 

Allah subhanahu wa ta'ala pun banyak memuji para sahabat Rasulullah, di 
antaranya (yang artinya): 

"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara 
orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan 
baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah 
menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; 
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. 
at-Taubah 9:100) 

"Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan 
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa 
terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam 
Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. an-Nisaa' 
4:115) 

Jikalau ada perbedaan pendapat di antara para sahabat tentu wajib bagi kita 
untuk memilih pendapat yang sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. 
Jangankan kata-kata profesor masa kini, perkataan Abu Bakar dan Umar pun 
jika tidak sesuai dengan perkataan Rasulullah harus ditolak karena mereka 
manusia yang tidak ma'shum. 

Dari Urwah bin Az-Zubair, bahwa dia berkata kepada Ibnu Abbas radhiallahu 
'anhu: "Engkau telah menyesatkan manusia." "Apa itu wahai Urayyah?", tanya 
Ibnu Abbas. Urwah menjawab, "Engkau memerintahkan umrah pada sepuluh hari 
itu, padahal hari-hari itu tidak ada umrah.âIbnu Abbas bertanya, "Apakah 
engkau tidak bertanya mengenai masalah ini kepada ibumu?" Urwah menjawab, 
"Sesungguhnya Abu Bakar dan Umar tidak pernah melakukan hal itu." Ibnu Abbas 
berkata, "Inilah yang membuat kalian rusak. Demi Allah, aku tidak melihat 
melainkan hal ini akan membuat kalian tersiksa. Sesungguhnya aku beritahukan 
kepada kalian dari Nabi Shallallahu âAlaihi wa Sallam, namun kalian 
menjawab dengan diri Abu Bakar dan Umar."(HR Imam Ahmad dan Al-Khathib serta 
lainnya dengan sanad yang shahih) 

Jadi yang selamat adalah taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya dengan 
pemahaman generasi terbaik Islam. 

Mohon maaf jika ada kesalahan atau kurang berkenan karena saya bukanlah 
orang yang dituakan dalam Islam dan masih miskin dalam ilmu. Segala kebaikan 
hanyalah dari Allah sedangkan keburukan datang dari diri saya sendiri dan 
syaithan. 

Billahit taufiq. Allahu a'lam, 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: ] FW: Siswono: Negara Tidak Perlu Mengatur SyariatIslam

2004-06-24 Terurut Topik Ahmad Ridha
Bismillahirrahmanirrahim, 

Asmardi Arbi writes: 

Ambo taringek jo ceramah Prof Moebiarto dari UGM nan manggambarkan  
sebuah filosfi, kalau ada dua gelas air putih, gelas yang satu diberi 
gincu merah saja, sedang gelas yang satu lagi diberi gula saja, maka 
gelas mana yang akan anda pilih? 
Mohon maaf, Pak. Saya mengomentari 'sedikit'. Rasanya filosofi ini kurang 
'masuk' jika kita bicara Islam. 

Islam terkait erat dengan keimanan. Para ulama mengatakan bahwa jika Islam 
dan iman disebutkan terpisah maka maknanya sama sedangkan jika disebutkan 
bersamaan maknanya berbeda (tingkatan mukmin lebih tinggi dari muslim). 

Nah, iman adalah pengakuan oleh hati, pengucapan oleh lidah, dan pembuktian 
dengan amal. Artinya iman itu harus terwujud secara bathin dan zhahir. Jika 
dihubungkan dengan analogi di atas maka air tersebut haruslah manis dan 
berwarna 'manis' pula. Nah, tingkat kemanisan inilah yang berbeda-beda 
karena iman dapat bertambah seiring perbuatan taqwa atau pun berkurang 
karena maksiat. Tentunya yang menentukan manis pahitnya adalah Allah dan 
Rasul-Nya karena belum tentu yang dianggap baik oleh kebanyakan manusia 
adalah baik (QS. 2:216). 

Masalahnya apa dengan filosofi di atas? Jika ada pertanyaan, mana yang lebih 
baik antara seorang muslim yang bermaksiat (katakanlah mencuri) dengan 
seorang kafir yang tidak mencuri? Bagi saya jawabannya jelas, sebaik-baiknya 
orang kafir tetap saja lebih baik muslim. Segala amal orang kafir akan pupus 
bagaikan debu yang beterbangan. 

"Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal 
itu (bagaikan) debu yang berterbangan." (QS. al-Furqaan 25:23) 

Sedangkan bagi muslim tersebut jika ia bertaubat maka ia akan diampuni jika 
Allah kehendaki sebagaimana banyak disebutkan dalam al-Qur'an dan hadits 
yang shahih. 

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni 
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. 
Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa 
yang besar." (QS. an-Nisaa 4:48) 

Perhatikan di sini yang menyelamatkan muslim adalah kalimat tauhid. Ingatlah 
Abu Thalib yang tetap saja tidak termasuk muslim (QS. 28:56) walaupun ia 
banyak membantu Rasulullah namun ia enggan untuk mengucapkan kalimat tauhid 
('terasa' namun enggan 'berwarna'). 

Tentunya dalam pengertian muslim di sini tidak termasuk orang-orang yang 
mengaku Islam namun telah menyimpang jauh sehingga sesungguhnya mereka telah 
keluar dari Islam. Nah, inilah contoh warna tanpa rasa bisa diterapkan 
karena seorang muslim yang baik tentulah 'manis' warna dan rasanya. 

Selain itu, pandangan tersebut dapat disalahgunakan menjadi pandangan bahwa 
tidak perlu kita menerapkan aturan Islam dalam berbusana misalkan yang 
perempuan harus berhijab dan yang laki-laki harus membiarkan jenggot dan 
tidak boleh berisbal karena semua itu hanya 'kulit' atau 'budaya'.  Semoga 
bukan pandangan seperti ini yang dikehendaki. Sungguh ironis ucapan sebagian 
orang yang mengatakan 'yang penting kan hatinya'. Padahal keadaan hati yang 
baik akan terefleksi pada amal anggota tubuh. 

Dengan demikian Islam harus tegak dalam warna dan rasa sehingga suatu hukum 
diterima bukan karena logis menurut akal namun karena merupakan perintah 
dari Allah dan Rasul-Nya. Sebagai contoh kecil saja, di Amerika Serikat 
seorang pembunuh dapat dijatuhi hukuman mati atau Cina yang sangat keras 
terhadap koruptor namun apakah dapat dikatakan bahwa Amerika Serikat dan 
Cina sebagai negara yang Islami karena sebagian hukumnya agak mirip dengan 
syari'at Islam? 

Mohon maaf jika ada kesalahan atau kurang berkenan. Segala kebaikan hanyalah 
dari Allah sedangkan keburukan datang dari diri saya dan syaithan. Semoga 
Allah menjadikan kita mukmin yang sesungguhnya secara lahir dan batin. 

Billahit taufiq. Allahu a'lam. 

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Ada Apa di Jari Capres?

2004-06-24 Terurut Topik Ahmad Ridha
harman quotes: 


... memasang sebuah cincin emas berbatu akik warna hijau. 
...
Cincinnya tampak terbuat dari emas dan berbatu, seperti permata berwarna 
bening. 
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melihat cincin emas di tangan 
seorang laki-laki, lalu beliau melepas dan membuangnya, seraya bersabda 
(yang artinya): 

"Salah seorang dari kamu sengaja meletakkan bara api neraka di tangannya." 
Kemudian beliau bersabda kepada lelaki itu, "Ambillah cincinmu dan 
manfaatkan!" Lalu orang itu berkata, "Tidak! Demi Allah, saya tidak akan 
mengambil apa yang telah dibuang oleh Rasulullah sallallahu 'alaihi 
wasallam." (HR. Muslim) 

Dari Ali radhiallaahu 'anhu mengatakan (yang artinya): 

"Sesungguhnya Nabi Allah Subhaanahu wa Ta'ala pernah membawa kain sutera di 
tangan kanannya dan emas di tangan kirinya, lalu beliau bersabda: 
Sesungguhnya dua jenis benda ini haram bagi kaum lelaki dari umatku". (HR. 
Abu Daud dan dinilai shahih oleh Al-Albani). 

Billahit taufiq. Allahu a'lam. 

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Kebohongan kolektif dan hierarkis

2004-06-24 Terurut Topik Ahmad Ridha
Ronald P. Putra writes: 

jadi saya tidak membenarkan aleg DPR juga khan ? kurang relevan kalau 
adek memakai kaidah "tujuan tidak menghalalkan cara". 
Saya pun tidak mengatakan bahwa Uda membenarkan kunjungan mereka. *smile* 
Alasan saya memotong bukanlah untuk mengubah makna e-mail tersebut namun 
untuk alasan sederhana yakni menghemat bandwidth. Mohon maaf jika 
menimbulkan kesalahpahaman. 

Kaidah tersebut saya sebutkan tidak juga untuk menyalahkan (dan hal ini 
sebenarnya saya sebutkan juga dalam e-mail saya): 

"Maksudnya adalah katakanlah para anggota DPR bertujuan baik dengan 
kunjungan tersebut. Akan tetapi tidak secara otomatis membenarkan (atau juga 
menjadikan salah) kunjungan tersebut." <- lihat yang dalam kurung 

Saya nimbrung dalam diskusi ini hanya untuk mengingatkan adanya dua masalah 
yang berbeda bukan untuk menentukan yang salah atau benar karena saya tidak 
mempunyai ilmu yang cukup dalam masalah ini. Informasi yang saya ketahui 
hanyalah dari media massa. 

Mohon maaf sekali lagi. 

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Kebohongan kolektif dan hierarkis

2004-06-24 Terurut Topik Ahmad Ridha
Ronald P. Putra writes: 

rasanya tidak menjawab substansi persoalan yg sebenarnya. Mau seorang 
atau seribu orang aleg DPR pun kesana, yg jadi persoalannya adalah 
mengapa kedua tanker itu dijual ? dan kok dijualnya ke panawar peringkat 
dua ? 
Dari yang saya lihat diskusi ini membicarakan dua hal yang berbeda walaupun 
terkait sehingga agak-agak 'kurang nyambung', yakni: 

1. masalah penjualan tanker oleh pertamina 

2. masalah kunjungan para anggota DPR 

Kedua masalah ini harus dipisahkan karena benar salahnya Pertamina pada 
masalah pertama tidak otomatis menentukan benar salahnya para anggota DPR 
pada masalah kedua. 

Mungkin suatu ungkapan yang pernah saya singgung bisa berlaku di sini yakni 
"tujuan tidak menghalalkan cara". Maksudnya adalah katakanlah para anggota 
DPR bertujuan baik dengan kunjungan tersebut. Akan tetapi tidak secara 
otomatis membenarkan (atau juga menjadikan salah) kunjungan tersebut. Sama 
halnya dengan banyak 'studi banding' yang dilakukan dengan tujuan baik namun 
kadang tergelincir. 

Mohon maaf jika kurang berkenan. 

Allahu a'lam. 

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: ] FW: Siswono: Negara Tidak Perlu Mengatur Syari at Islam

2004-06-23 Terurut Topik Ahmad Ridha
Bismillahirrahmanirrahim, 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Berkenaan dengan pandangan Amien Rais terhadap syari'at Islam, saya 
membuka-buka situs resmi beliau (www.m-amienrais.com) pada bagian Perspektif 
yang dikatakan sebagai 'Pandangan dan pemikiran Amien Rais' sehingga 
(mungkin) dapat representatif: 

http://www.m-amienrais.com/perspektif/index.asp 

Pada bagian Perspektif ada tulisan yang menurut saya terkait yakni: 

Islam Substansial
http://www.m-amienrais.com/perspektif/detail.asp?pid=2 

yang sebenarnya memuat beberapa berita lama (bahkan dari tahun 1982) namun 
karena dimuat di situ dan tidak diingkari saya anggap masih berlaku. 

Di dalamnya disebutkan pernyataan Amien Rais yang dimuat oleh Panji 
Masyarakat No. 376, Th 1982 yakni: 

"Islamic State atau negara Islam, saya kira tidak ada dalam Al Qurâan 
maupun dalam Al Sunnah. Oleh karena itu, tidak ada perintah dalam Islam 
untuk menegakkan negara Islam. Yang lebih penting adalah selama suatu negara 
menjalankan etos Islam, kemuÂdian menegakkan keadilan sosial dan 
menciptakan suatu masyarakat yang egalitarian, yang jauh dari eksploitasi 
manusia atas maÂnusia maupun eksploitasi golongan atas golongan lain, 
berarti menurut Islam sudah dipandang negara yang baik. Apalah artinya suatu 
negara menggunakan Islam sebagai dasar negara, kalau ternyata hanya 
formalitas kosong?" 

Pertanyaannya adalah, "Apakah batasan etos Islam? Bagaimana dengan 
hukum-hukum yang ada dalam syari'at Islam seperti qishash, hudud, dll?" 

Kemudian ketika mengomentari pertemuannya dengan Gus Dur di Masjid Sunda 
Kelapa, 1 Desember 1996, ia menyatakan: 

"Jadi, saya setuju bahwa pengejawantahan nilai-nilai Islam lebih penting 
daripada mewujudkannya dalam bentuk institusional. Kalau keyakinan saya, 
saya memegang benang merah Al Qurâan, yaitu keadilan. Hal yang pertama 
disuruh Allah Swt untuk ditegakkan adalah keadilan, baru kemudian kebajikan, 
kemudian ihsan. Baru kemudian menghindari kezaliman." 

"Jadi, buat saya, tanpa label Islam, bila kita sudah mampu membangun 
kehidupan ekonomi yang kurang-lebih adil, kehidupan hukum yang kurang-lebih 
adil, kehidupan pendidikan yang tidak feodalistik lagi, yah itulah yang 
dimaui Islam. Jadi gampang saja, saya tidak mementingkan label, tapi pada 
visinya. Karena, bisa saja sebuah negara tanpa label Islam tapi lebih 
Islami." 

Jadi, apakah akan ada negara Indonesia yang menyatakan dengan tegas bahwa 
konstitusi negara adalah Kitabullah dan Sunnah Rasulullah sesuai dengan 
pemahaman salafush shalih? Apakah yang  salah dengan nama Islam? Tentunya 
bukan berarti saya hanya menginginkan 'kulit' tanpa 'isi'. Namun sebagaimana 
iman yang tidak hanya harus diyakini namun juga harus diucapkan dengan lisan 
dan diwujudkan dalam perbuatan. 

BTW, di situs itu juga dikatakan bahwa PKS pernah berjanji untuk mendukung 
Amien Rais. 

http://www.m-amienrais.com/news/one_news.asp?IDNews=1782 

Mohon maaf jika ada kesalahan atau ada yang kurang berkenan. Segala kebaikan 
hanyalah dari Allah dan keburukan datang dari saya sendiri dan syaithan. 

Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: ] FW: Siswono: Negara Tidak Perlu Mengatur Syari at Islam

2004-06-23 Terurut Topik Ahmad Ridha
Bismillahirrahmanirrahim, 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

harman writes: 

... spt yg ia bilang "Tapi itu semua tidak perlu diatur oleh negara. 
Biarlah individu-individu yang melaksanakan ini"
Nah, masalahnya syari'at Islam begitu lengkap hingga mencakup bagian-bagian 
yang merupakan haknya penguasa seperti qishash, hudud, pengaturan baitul 
mal, dll. Dengan demikian dibutuhkan penguasa yang menerapkan syari'at 
Islam. Akan tetapi bukan berarti kita harus rame-rame ganti penguasa kalo ia 
tidak gak menerapkan syari'at Islam dengan baik lho. 

kebanyakan masih bermain dalam retorika umum yaitu pemberantasan 
korupsi -- klo ga' salah ini juga kan bagian dari SI kan?
He he he, PDS juga klaimnya begitu ('Korupsi harus dihapuskan dari bumi 
Indonesia') namun dengan tegas memisahkan agama dan negara ('Urusan agama 
terpisah sepenuhnya dari urusan negara. Urusan agama menjadi urusan kelompok 
agama yang bersangkutan sendiri'). 

Dan saya sangat setuju dgn angku Darul biarlah masy. ini menjalani
SI itu secara sadar, kata teman saya yg ikut pengajian manhaj salaf
dia bilang pelaksanaan SI itu tidak perlu formalisasi krn setiap indivi
du bisa melaksanakannya misalnya memanjangkan janggut, memakai isbal
dll.
Mohon maaf, saya koreksi sedikit maksudnya mungkin 'membiarkan janggut' 
karena perintah Rasulullah begitu [1] (dan tidak semua orang berjanggut) 
serta 'tidak berisbal' karena justru isbal (memanjangkan kain/celana hingga 
mata kaki atau lebih) yang dilarang Rasulullah [2]. 

Masalah pelaksanaan SI, manhaj salaf yang saya ketahui (dan saya baru 
belajar) adalah berdakwah dengan manhaj Rasulullah yang memulai dengan 
pemurnian aqidah serta membersihkan ibadah dari beragam bid'ah kemudian 
mendidik masyarakat. Dengan demikian, syari'at Islam tumbuh dalam diri 
muslim, keluarganya, masyarakatnya, kemudian negaranya. Jadi tidak perlu 
menunggu pemimpin negara dulu. 

Adalah sangat ironis melihat saat ini masyarakat kita berkoar-koar 
menginginkan pemimpin yang bebas korupsi namun dalam keseharian justru 
banyak yang memupuk korupsi. Misalnya saat ditilang polisi dengan mudahnya 
terucap 'saya tetangganya pak anu' atau mengajak 'negosiasi'. Bagaimana 
mungkin kita menuntut penguasa sekelas Abu Bakar padahal kita enggan menjadi 
masyarakat sekelas masa Abu Bakar? 

Beberapa link terkait:
http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=720
http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=721
http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=141
http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=164 

http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=71
http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=26 

Mohon maaf jika ada kesalahan. Segala kebaikan hanyalah datang dari Allah 
dan keburukan datang dari diri saya sendiri dan syaithan. 

Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 

[1] Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma dari Nabi Shallallahu âAlaihi Wa Sallam 
sesungguhnya beliau bersabda (yang artinya): "Kami diperintah untuk 
memangkas kumis dan membiarkan tumbuh jenggot." (HR. Muslim) 

[2] Rasulullah bersabda (yang artinya):
"Apa saja yang berada di bawah mata kaki berupa sarung, maka tempatnya di 
Neraka." (HR. al-Bukhari, Ahmad) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Delete si Bajuri

2004-06-23 Terurut Topik Ahmad Ridha
Bismillahirrahmanirrahim, 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Barusan ia juga mengirim e-mail japri ke saya. Yang menarik adalah ia 
menyapa dengan ungkapan 'Antun Ridha' sebagaimana di bawah ia menyebutkan 
'Antun Elthaf'. Sejujurnya saya nggak mengerti maksudnya namun yang sempat 
terlintas apakah maksudnya 'Antum'? Akan tetapi itu pun tidak nyambung 
karena 'Antum' artinya 'kalian' atau sering digunakan untuk 'kamu'. 

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (yang artinya):
"Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan 
Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan 
sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal 
mereka mengetahui." (QS. al-Baqarah 2:146) 

"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah 
diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada 
manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya." Lalu mereka melemparkan janji 
itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang 
sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima." (QS. Aali Imran 3:187) 

Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 

-Original Message-
From: ali02qur [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, June 23, 2004 2:03 PM
To: Elthaf
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Delete si Bajuri 

Antun Elthaf,

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Pejabat Kristiani Bereaksi "Proses Pelaku Tulisan Injil di Kuli

2004-06-23 Terurut Topik Ahmad Ridha
RaNK MaRoLa writes: 

Ini reaksi si Bajuri, yang slalu meneror saya via Japri.
Jadiii para misionaris itu slalu memantau kegiatan dan langkah2 kita.
baik itu di kampuang, maupun di Rantau. 

Yang bersangkutan (ali02qur <[EMAIL PROTECTED]>) juga beberapa kali 
menghubungi saya (serta mungkin beberapa member lainnya) dengan 
komentar-komentar yang terkadang aneh. Tadinya saya kira ia muslim namun 
dilihat dari komentarnya sih sepertinya sangat tidak patut dikeluarkan oleh 
seorang muslim. 

Saya lihat beberapa kali ia mengambil dari sebuah situs yang 'menanggapi' 
Islam dengan mengutip sebagian ayat atau hadits dan menyembunyikan yang 
lainnya untuk mengarahkan ke pemahaman yang sungguh aneh. Situs itu bahkan 
tersedia dalam beberapa bahasa dan salah satu komentar yang ia kirimkan 
merupakan salinan dari situs tersebut. Salah satunya adalah bahwa dalam 
Islam sulit untuk selamat karena nabi saja harus minta ampun, dst. 

Saya pribadi setelah berusaha menyampaikan nash-nash sebatas kemampuan saya 
namun ternyata tidak didengar. Ya sudah, saya berlepas diri dari dia dan 
tidak menanggapinya lagi. 

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (yang artinya):
"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan 
atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah 
mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. 
Dan bagi mereka siksa yang amat berat." (QS. al-Baqarah 2:6-7) 

"(Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang 
sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan 
di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang 
yang sombong dan sewenang-wenang." (QS. al-Mu'min 40:35) 

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu 
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan 
Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS. 
al-Qashash 28:56) 

Semoga Allah menghendaki petunjuk bagi kita dan keluarga kita. 

Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia

2004-06-18 Terurut Topik Ahmad Ridha
Bismillahirrahmanirrahim, 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

harman writes: 

Pertanyaan saya tentang sikap kita yg terbaik itu sudah dijawab dengan
cukup baik plus dalil-dalilnya akan tetapi saya masih belum menemukan
jawabannya yaitu ditemui atau tidak, sementara referensi sanak lebih
tepat ditujukan kpd sikap diri kita terhadap pujian atau kekaguman
Saya menjawab dengan memberi dalil-dalil tersebut karena adalah sangat sulit 
menjawab pertanyaan 'what if you were ...'. Konkritnya mungkin saya jawab, 
"saya tidak tahu" karena tidaklah mudah menempatkan diri saya pada posisi 
seorang tokoh seperti Pak Amien walaupun 'berandai-andai'. 

Kalau saya perhatikan cerita Cindy ini sebenarnya wajar dan biasa hanya 
saja karena kita mengkajinya lebih dalam sehingga lupa bahwa Cindy itu 
anak kelas 5 SD dengan kata lain kita yg terlalu berlebihan menanggapi
berita ini.
Memang 'fenomena Cindy' ini harus dilihat sesuai dengan konteks 'kelas 5 
SD'. Hal ini termasuk yang membuat saya khawatir terutama melihat dalam 
berita tersebut: 

- "... mengumpulkan foto dan buku mengenai Amien yang saat ini
jumlahnya puluhan. Hampir semua foto itu ditempel di kamar tidur dan kamar
mandi."
- "... dia sempat memasang fotonya sendiri menggantikan wajah istri Amien 
Rais yang sedang berfoto berdua. Dia berandai-andai dialah yang menjadi 
Ny.Amien Rais."
- "... kalau ada Pak Amien di TV, Cindy langsung memeluk TV itu" 

Walaupun ia melakukan hal-hal tersebut secara impulsif tanpa maksud apa-apa 
namun saya melihat fenomena ini mirip dengan fenomena anak-anak muda yang 
begitu memuja idolanya. Oleh karena itu, tentu tetap harus dinasihati dengan 
cara yang sebaik-baiknya dan sesuai (ini yang saya serahkan pada ahlinya). 

Akan tetapi semoga sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan saya 
saja yang berlebihan. Tidaklah saya bermaksud untuk menimbulkan polemik. 
Mohon maaf jika ada kesalahan. 

Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia

2004-06-17 Terurut Topik Ahmad Ridha
harman writes: 

supaya lebih jelas, kekhawatiran itu terhadap kekaguman si anak
atau ke orang yang dikagumi (AR) --> mohon pencerahan...
Maaf kalo ambigu, yang saya khawatirkan adalah kekaguman si anak terlepas 
dari orang yang dikaguminya. Termasuk yang saya khawatirkan di sini adalah 
betapa sebagian orang mengelu-elukan 'idola'-nya (kalo gak salah 'idola' 
berasal dari kata 'idol' yang artinya pujaan, sesembahan, tuhan) 
sampai-sampai histeris atau melakukan hal-hal yang aneh-aneh. Sebagai contoh 
nyata saja, di Argentina ada sekelompok orang yang menuhankan Maradona. 

http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/football/2396503.stm 

Ya sih ga' nuduh tapi ada sedikit dugaan...apalagi anak itu masih
seumur jagung dan jagungnya pun baru tumbuh beberapa hari yg blm
mengerti apa itu pengkultusan, yg ia fahami Cindy kagum sama AR, masih 
mending toh dia kagum sama AR daripada kagum sama Kapten kartun Subasha
atau Dora Emon?
Nah, yang saya khawatirkan adalah munculnya bibit-bibit pengkultusan yang 
secara tidak sadar muncul. Mumpung masih kecil kan mungkin lebih bisa 
diarahkan (bukan mesti berarti dimarahi kan). Seperti saya katakan, kagum 
adalah wajar namun ketika manifestasi kekaguman itu berlebihan kan jadi 
bahaya. Sama saja bahayanya baik mengkultuskan doraemon, kapten subasha, 
kiai, jenderal atau siapa pun. 

Tapi kira-2 apa yang terbaik dilakukan jika kita dalam posisi tersebut
misalnya kita dikagumi terus kemudian disurati dan ada harapan ingin
ketemu dan kebetulan juga kita menjadi publik figur? kira-2 mana sikap 
yang baik itu ditemui atau tidak ditemui?
Baiknya saya kutipkan saja teladan dari figur yang paling berhak untuk 
dikagumi yakni Rasululullah yang wajib dicintai oleh setiap mukmin lebih 
dari cinta terhadap orang tua, anak, diri sendiri dan sekalian manusia. 

'Abdullah bin Asy-Syikhkhir menuturkan: "Tatkala aku ikut pergi bersama 
suatu delegasi Bani 'Amir menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, 
kami berkata:
"Engkau adalah sayyid (tuan) kita." Maka beliau bersabda: "Sayyid yang 
sebenarnya adalah Allah Tabaraka wa Ta'ala." Lalu kami berkata: "Dan engkau 
adalah yang paling mulia dan paling agung kebaikannya di antara kita." 
Beliaupun bersabda: "Ucapkanlah semua atau sebagian kata-kata yang wajar 
bagi kamu sekalian dan janganlah terseret oleh syetan." (HR Abu Dawud dengan 
sanad jayyid). 

Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu 'anhu, ia menuturkan bahwa ada 
orang-orang berkata: 

"Ya Rasulullah; wahai orang yang paling baik di antara kita dan putera orang 
yang paling baik di antara kita; wahai tuan kita dan putera tuan kita!" 
Maka, ketika itu, bersabdalah beliau: "Saudara-saudara sekalian! Ucapkanlah 
kata-kata yang wajar saja bagi kamu sekalian dan janganlah sekali-kali kamu 
sekalian terbujuk oleh syetan. Aku adalah Muhammad, hamba Allah dan 
utusan-Nya. Aku tidak senang kamu sekalian mengangkatku melebihi kedudukanku 
yang telah diberikan kepadaku oleh Allah 'Azza wa Jalla." (HR An-Nasa'i 
dengan sanad jayyid) 

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam bersabda, 

"Barangsiapa suka dihormati manusia dengan berdiri, maka hendaknya ia 
mendiami tempat duduknya di Neraka." (HR. Ahmad, hadits shahih) 

Anas bin Malik berkata, 

"Tak seorang pun yang lebih dicintai oleh para sahabat dari-pada Rasulullah 
Shallallaahu 'alaihi wa Salam. Tetapi, bila mereka melihat Rasulullah 
Shallallaahu 'alaihi wa Salam (hadir), mereka tidak berdiri untuk beliau. 
Sebab mereka mengetahui bahwa beliau membenci hal tersebut." (HR. 
At-Tirmidzi, hadits shahih) 

Saya ko' malah khawatir nih baca ulasan sanak ridha kpd anak yg baru
kelas 5 SD, masak sih kita harus bilang "nak itu namanya pengkultusan 
dan itu dosa loh, ntar masuk neraka"
Masalah cara bilangnya saya serahkan ke ahlinya namun para orang tua tentu 
harus hati-hati. Sama saja halnya misalnya anaknya diajak shalat walaupun 
belum wajib namun untuk mengarahkan atau misalnya diajak puasa walau cuma 
setengah hari. Selain itu juga tentunya perlu diperhatikan bagaimana 
'mengarahkan' yang sudah dewasa. 

Sekian dari saya. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Segala kebaikan 
hanyalah dari Allah subhanahu wa ta'ala dan keburukan datang dari diri saya 
sendiri atau syaithan. 

Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia

2004-06-17 Terurut Topik Ahmad Ridha
Bismillahirrahmanirrahim, 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

harman writes: 

Sebuah berita yang cukup mengharukan... 

Kalo saya sih sejujurnya agak-agak khawatir membaca berita seperti itu. 

Nah, sejak melihat Amien di TV pada 1998 itu, anak kedua dari dua 
bersaudara itu langsung mengumpulkan foto dan buku mengenai Amien yang 
saat ini jumlahnya puluhan. Hampir semua foto itu ditempel di kamar 
tidur dan kamar mandi.
Mengapa saya khawatir? Saya khawatir jika kekaguman (yang wajar) kemudian 
berubah menjadi bentuk-bentuk pengkultusan (bukan nuduh lho). Seperti yang 
begitu banyak terjadi di negeri kita ini ketika seseorang dianggap dapat 
'memberi berkah' atau 'mempengaruhi nasib' bahkan ketika telah meninggal 
kuburnya pun 'disembah' untuk dimintai berkah. Bahkan bentuk pengkultusan 
ini juga terjadi terhadap benda atau hewan. 

Semoga para pemimpin kita memperingatkan umat terhadap bahaya ini 
sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam memperingatkan para 
sahabat beliau. 

Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: OOT: Lowongan

2004-06-11 Terurut Topik Ahmad Ridha
Dini writes: 

Ass Wr Wb
wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Maaf amo dek urang baru jadi alun ngarati call ka japri maksudnyo ka ma?
Makasuiknyo, kalau kurang jaleh langsuang se tanyo ka e-mail pribadi (japri 
= jalur pribadi), indak usah ka milis. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Matrilineal (Padang Ekspres)

2004-06-08 Terurut Topik Ahmad Ridha
Isna Huriati writes: 

Assalamu'alaikum wr wb
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Btw bersama ini saya ikutkan bagaimana pandangan seorang antropolog 
Amerika , Dr. Sanday dari Universitas Pennsylvania, yang dipublikasikan 
pada 9 May 2003. 

http://www.eurekalert.org/pub_releases/2002-05/uop-imm050902.php
Ambo baru saja membaca tulisan Dr. Sanday tersebut secara sekilas. Namun ada 
satu bagian yang agak mengagetkan. Yakni: 

"Today, matrilineal adat and Islam are accepted as equally sacred and 
inviolate, handed down from the godhead." 

Sungguhkah begitu pandangan orang Minangkabau "yang benar"? Apakah benar 
adat dan Islam dianggap sama-sama suci, murni, diturunkan Tuhan? 

Mengapa mengejutkan? Karena untuk mengatakan adat Minangkabau berasal 
dari-Nya tentu harus disertai dalil-dalil yang sah. Bahwa ada praktik adat 
yang tidak melanggar agama adalah benar namun tentunya tidak menjustifikasi 
ungkapan tersebut. Apalagi jika ternyata ada praktik adat yang tidak sesuai 
dengan Islam. Sedangkan Islam adalah sungguh-sungguh dari Allah subhanahu wa 
ta'ala dan tidak ada ajaran/agama yang diridhai-Nya selain Islam. 

Semoga perkataan Dr. Sanday itu hanyalah kesalahpahamannya saja tentang 
masyarakat Minangkabau. 

Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Harta, Tahta dan Wanita....

2004-06-04 Terurut Topik Ahmad Ridha
berada dibawah mata kaki tempatnya di neraka. (HR Malik dalam Muwaththa', 
dan Abu Daud dengan sanad yang sahih) 

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh 
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;" (QS. 
al-Baqarah 2:216) 

Terakhir, mengapa ukhti tidak menanggapi beberapa pertanyaan yang ana 
tanyakan padahal di antaranya terkait dengan masalah aqidah yakni penciptaan 
manusia? Bagaimana mungkin umat Islam bisa bangkit jika aqidahnya tidak 
sesuai dengan aqidah salaful ummah? Janganlah umat ini dibuai dengan 
kata-kata indah sedangkan Kalamullah dan sabda Rasulullah terlupakan. 

Saya pun jadi ingin tahu, dalam 'dakwah politik' Uni, berapa banyakkah 
target dakwah Uni yang telah diajarkan/mengerti ma'rifatullah sehingga dapat 
menjawab pertanyaan 'Di manakah Allah'? 

Afwan jiddan jika ada yang kurang berkenan. Namun tidaklah tanggapan ini 
saya sampaikan selain agar kelak dapat menjumpai Wajah Allah. Segala 
kebaikan hanyalah dari Allah dan kesalahan datang dari diri ana sendiri dan 
syaithan. 

Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Mamak kami urang Minang di Sumsel masuak RS Singapur dek ulah rokok

2004-06-02 Terurut Topik Ahmad Ridha
Irwan Munir writes: 

Atau mungkin lai ado dunsanak nan dipalantako bisa manyambuang baa bana
kadudukan hukumnyo marokok dalam Islam.. mohon penjelasan.
Untuk lengkapnya Fatwa al Lajnah ad Daimah li al Buhuts al âIlmiyyah wa al 
Ifta (Panitia Tetap Lembaga Riset Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia) 
dapat dilihat di: 

http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=427 

Ringkasnya beberapa ayat yang patut diingat. 

"... dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan 
berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat 
baik." (QS. al-Baqarah 2:195) 

"... (Rasulullah) menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan 
bagi mereka segala yang buruk..." (QS. al-A'raf 7:157) (di artikel di atas 
tertukar jadi 175) 

"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha 
Penyayang kepadamu." (QS. an-Nisaa' 4:29) 

Terlebih lagi jika telah jelas bahwa merokok juga membahayakan orang-orang 
di sekitar (perokok pasif). 

Memang tidak ada nash al-Qur'an dan Sunnah yang secara eksplisit 
mengharamkan rokok namun sampai saat ini yang namanya 'rokok' telah 
disepakati berbahaya. Sehingga untuk amannya sebaiknya kita hindari. 
Alhamdulillah, orang tua dan kakak saya tidak ada yang merokok. Alangkah 
segarnya udara ini jika tidak dirusak oleh asap rokok padahal sudah banyak 
sumber polusi lainnya. 

Allahu a'lam. 

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Menyingkat salam

2004-05-28 Terurut Topik Ahmad Ridha
Bismillahirrahmanirrahim, 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Menyingkat shalawat dan salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam 
serta salam kepada saudara seiman telah menjadi kebiasaan banyak muslim 
terutama ketika menulis e-mail atau pun sms. Terkadang singkatannya memiliki 
makna lain yang begitu jauh. Berikut ini saya kutipkan nasihat berkenaan 
penyingkatan tersebut yang diambil dari: 

http://fatwa-online.com/fataawa/miscellaneous/enjoiningthegood/0020919.htm
http://www.bakkah.net/interactive/q&a/aawa004.htm 

Keterangan lainnya dapat dilihat di: 

http://www.bakkah.net/articles/SAWS.htm 

Semoga bermanfaat. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H)
-- 

Abbreviating (sal-Allaahu `alayhe wa sallam) to (S) or (SAW) or the like 

Question: Is it permissible to write the letter (S) [Saad] instead of 
(writing) ((sal-Allaahu `alayhe wa sallam)), and why? 

Response: The Sunnah is to write the entire phrase ((sal-Allaahu `alayhe wa 
sallam)) - since it is a supplication; And the supplication is a (form of) 
worship, such as verbally saying it (the phrase), and the abbreviation for 
it using the letter (S) [Saad] or (SAW) [Saad 'Ayn Waaw] (or (SAAW) or the 
like) is not (constitute) a supplication, and nor a (form of) worship, 
whether it be by speech or writing. And because of this, this abbreviation 
was not used by those of the first three generations about whom the Prophet 
(sal-Allaahu `alayhe wa sallam) bore witness to their excellence. 

And with Allaah lies all success and may Allaah send prayers and salutations 
upon our Prophet (sal-Allaahu `alayhe wa sallam) and his family and his 
companions. 

The Permanent Committee for Islaamic Research and Fataawa, comprising -
Head: Shaykh 'Abdul 'Azeez Ibn Abdullaah Ibn Baaz;
Member: Shaykh 'Abdur-Razzaaq 'Afeefee;
Member: Shaykh 'Abdullaah Ibn Ghudayyaan;
Member: Shaykh 'Abdullaah Ibn Qu'ood
Fataawa al-Lajnah ad-Daa.imah lil-Buhooth al-'Ilmiyyah wal-Iftaa., - Volume 
12, Page 208, Question 3 of Fatwa No.5069 

http://fatwa-online.com/fataawa/miscellaneous/enjoiningthegood/0020919.htm 

-- 

QUESTION 

Some people write an abbreviated version of the salaams, which is similar to 
"seen-raa'-baa'" in 'Arabic. They write "ws wr wb" in English. What is the 
ruling on this? 

ANSWER by Shaykh Wasee Allaah 'Abbaas, lecturer at the Ka'bah, instructor at 
Umm Al-Quraa University in Makkah 

It is not permissible to abbreviate the salaams in general in one's writing, 
just as it is not permissible to abbreviate the salaah and salaam on the 
Prophet (sallallaahu 'alayhe wa sallam). 

It is also not permissible to abbreviate either of these in one's speech. 

SOURCE 

This was translated exclusively for www.bakkah.net from a handwritten answer 
provided by the shaykh, file no. AAWA004, dated 1423/6/24. 

http://www.bakkah.net/interactive/q&a/aawa004.htm 

 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Evolusi Re: konco arek lawan padek, legislatif dan dakwh fardiyahnya

2004-05-27 Terurut Topik Ahmad Ridha
Yesi Elsandra writes: 

Kita tentu merindukan itu, tapi tidak dengna cara bodoh, tidak Âujluk-
ujluk ada. Tidak mungkin manusia hadir dimuka bumi ini tanpa adanya 
evolusi. 
Afwan jiddan, tadi baca-baca lagi e-mail ukhti Yesi dan baru menyadari 
pernyataan di atas. 

Saya mohon penjelasan mengenai pernyataan tersebut karena saya khawatir jika 
saya menyangka ukhti Yesi berpendapat sesuatu yang sebenarnya tidak ukhti 
maksudkan. 

Intinya adalah: apakah ukhti berpendapat bahwa manusia hadir di bumi ini 
melalui proses evolusi seperti Teori Evolusi Darwin? 

Kemudian apakah ukhti bermaksud bahwa sesuatu yang 'ujluk-ujluk (tiba-tiba?) 
ada' merupakan 'cara bodoh'? 

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (yang artinya):
"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti 
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah 
berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia." (QS. 
Aali Imraan 3:59) 

"Dan sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia (Adam) dari tanah liat 
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk." (QS. al-Hijr 
15:26) 

"Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, 
Kami hanya mengatakan kepadanya: "Kun (jadilah)", maka jadilah ia." (QS. 
an-Nahl 16:40) 

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan 
kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan 
daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang 
banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya 
kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. 
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. an-Nisaa' 4:1) 

Begitu juga banyak penyebutan umat manusia dengan ungkapan Bani Adam atau 
anak Adam (QS. 36:60, 7:26-27,31,35 , 17:70). 

Allahu a'lam. 

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Dakwah di Tempat Maksiat Re: konco arek lawan padek, legislatif dan dakwh fardiyahnya

2004-05-27 Terurut Topik Ahmad Ridha
Yesi Elsandra writes: 

Berdakwahlah dimana saja, kapan saja, kalau kita bisanya cuma dakwah di 
tingkat ibu2 ya monggo, kalo kita dakwahnya untuk manusia berpendidikan 
master silahkan, dakwah di warung kopi tidak salah, walaupun di warung 
kopi juga banyak maksiatnya.
Tentunya dakwah bisa dengan berbagai bentuk (selama syar'i tentunya) 
termasuk dengan meninggalkan tempat yang di dalamnya terjadi maksiat. 

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (yang artinya):
"Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, 
maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang 
lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka 
janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang lalim itu sesudah teringat 
(akan larangan itu)." (QS. al-An'aam 6:68) 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda (yang artinya):
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, janganlah ia duduk di atas 
hidangan tempat minum khamr." (HR. Ahmad dari Umar bin Khaththab, 
dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Irwaaâul Ghaliil hadits nomor 1949) 

Allahu berfirman (yang artinya):
"Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka 
bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak 
berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya." (QS. 
al-Furqaan 25:72) 

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan : "Maksudnya, mereka tidak menghadiri 
majelis-majelis batil. Apabila mereka melewati apa yang tidak berfaedah, 
baik kata-kata atau perbuatan, mereka menjaga diri mereka dari menemani dan 
cenderung kepadanya. Dan termasuk di dalamnya adalah hari-hari besar 
orang-orang musyrik --sebagaimana para Salaf menafsirkannya--, nyanyian, dan 
segala macam kebatilan." 

Salah satu teladan Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam dalam dakwahnya 
adalah ketika beliau ditawari kekuasaan bahkan menjadi raja oleh orang-orang 
kafir Quraisy, Rasulullah menolak. Padahal jika Rasulullah berkuasa tentunya 
gerakan dakwah bisa lebih 'leluasa'. 

Tugas kita adalah memberi nasihat dan menghentikan kemungkaran jika mampu 
tentunya tanpa menimbulkan mudharat yang lebih besar. Hanya Allah-lah yang 
bisa memberi petunjuk. 

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu 
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan 
Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS. 
al-Qashash 28:56) 

Semoga Allah menetapkan para juru dakwah kami pada manhaj yang ditempuh 
Rasulullah dan salafush shalih. 

Allahu a'lam. 

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Parlemen Re: konco arek lawan padek, legislatif dan dakwh fardiyahnya

2004-05-27 Terurut Topik Ahmad Ridha
rasi. 

Berdasarkan sejarah khulafa ar-rasyidin terlihat:
1. Abu Bakar radhiallahu 'anhu dibaiat oleh beberapa sahabat kemudian 
diikuti yang lainnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam dalam sabdanya 
juga sering mengungkapkan bahwa Abu Bakar radhiallahu 'anhu adalah sahabat 
yang paling utama.
2. Umar bin Khaththab radhiallahu 'anhu ditunjuk oleh Abu Bakar radhiallahu 
'anhu.
3. Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu ditunjuk oleh lembaga syura 
beranggotakan 6 orang (Utsman radhiallahu 'anhu termasuk di dalamnya) 
padahal waktu itu kekuasaan Islam sudah demikian luas.
4. Ali bin Abu Thalib radhiallahu 'anhu dibaiat oleh Abbas radhiallahu 
'anhu. 

Perhatikan bahwa pemilihan imam (khalifah) dianggap sah dengan penunjukan 
oleh imam (khalifah) sebelumnya. Hal ini juustru bertentangan dengan prinsip 
demokrasi. Setahu saya, sistem inilah yang banyak digunakan pada masa Imam 
Al-Mawardi. 

Terkait dengan masalah ini, sebelumnya Imam Al-Mawardi rahimahullah (p. 
3)telah menyebutkan kriteria-kriteria dewan pemilih:
1. Adil dengan segala syarat-syaratnya.
2. Ilmu yang membuatnya mampu mengetahui siapa yang berhak menjadi imam 
(khalifah) sesuai dengan kriteria-kriteria yang legal.
3. Wawasan dan sikap bijaksana yang membuatnya mampu memilih siapa yang 
paling tepat menjadi imam (khalifah), dan paling efektif, serta paling ahli 
dalam mengelola semua kepentingan. 

Memang penggunaan kata 'parlemen' bisa diperdebatkan karena definisi kata 
terkadang bisa di-'melar'-kan ke sana ke mari namun tentunya kita ingin 
berdiskusi dengan jelas. Kalaupun ingin dipaksakan mungkin lebih tepat 
'parlemen' yang digunakan oleh penerjemah Al-Ahkam As-Sulthaniyyah dipahami 
dengan salah satu definisi 'parliament' dalam Merriam-Webster's Online 
Dictionary yaitu: 

"a formal conference for the discussion of public affairs; specifically : a 
council of state in early medieval England" 

http://www.britannica.com/dictionary?book=Dictionary&va=parliament 

Namun saya juga ragu karena tidak mengetahui keadaan 'parliament' yang 
dimaksud. 

Demikian tanggapan dari saya agar kita tidak menzhalimi para 'ulama yang 
telah meninggalkan banyak karya mereka dalam upaya menyebarluaskan ilmu dan 
tiada daya dan upaya kecuali dari Allah. 

Mohon maaf jika ada kesalahan atau kurang berkenan. Segala kebaikan hanyalah 
dari Allah dan kesalahan datang dari saya atau syaithan yang terkutuk. 
Semoga Allah menjauhkan sikap sok tahu dari kita semua dan memberikan ilmu 
yang bermanfaat bagi kaum muslimin. 

Semoga bermanfaat. Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H)
---
Seputar Althingi: 

http://www.althingi.is/ekysag/nra-d/i2a.shtml 

Disebutkan bahwa:
"the Althingi was a general assembly of the nation, where the country's most 
powerful leaders, called goÃar, met to decide on legislation and dispense 
justice." 

Tidak disebutkan mengenai mekanisme pemilihan goÃar ataupun mekanisme 
pengambilan keputusan. 

Pemilihan (election) anggota Althingi disebutkan pada tahun 1843 dengan 
jumlah pemilik hak meilih (suffrage)hanya 5% dari populasi. Itu pun 
peranannya hanya sebagai 'consultative body for the crown'.
- 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Kedudukan Akal di dalam Islam

2004-05-20 Terurut Topik Ahmad Ridha
piboda yanto writes: 

Assalamualaikum Wr.Wb
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh 

Pada umum-nya (sekali lagi pada umumnya) kaum agamawan (apapun itu: 
Islam, Kristen, dll) cenderung menganggap akal atau pemikiran, sebagai 
sesuatu hal yang bertentang dengan agama (baca : kepercayaan), bahkan 
seringkali ketika ada yang mempertanyakan sesuatu tentang kepercayaan, 
langsung saja di hujat sebagai anti Tuhan, sirik, atau paling bagus 
dengan ucapan, Â Udahlah percaya saja, toh orang lain dan atau orang2 
dulu gak pernah ribut, kamu aja yang reseÂ.
Yang saya ketahui akal memang bermanfaat bagi manusia berfikir dan menunjang 
kehidupannya. Tidaklah dikatakan bahwa semua yang dari akal adalah buruk. 
Akan tetapi dari yang saya pahami dari ucapan 'Ali bin Abi Thalib 
radhiallahu 'anhu adalah bahwa dalam penggunaan akalnya, manusia wajib 
selalu tunduk kepada perintah Allah dan Rasul-Nya yang sampai kepada kita 
melalui dalil-dalil yang sah. 

Dalam atsar beliau, disebutkan bahwa andaikata agama itu cukup dengan akal 
tentunya yang lebih utama untuk diusap adalah bagian bawah khuf karena di 
situlah tempat kotoran berkumpul. Akan tetapi ternyata yang disyari'atkan 
adalah pengusapan bagian atas khuf. Oleh karena itu dalil harus diutamakan 
atas pendapat akal. 

Atau contoh lain yang mungkin serupa, haramnya daging babi saya rasa umat 
Islam sepakat karena jelas disebutkan dalam al-Qur'an (QS. 16:115). Ada yang 
mengatakan bahwa daging babi diharamkan karena ternyata di dalamnya terdapat 
banyak sumber penyakit mis. cacing pita, dll. Dengan jika kemajuan teknologi 
kemudian sumber-sumber penyakit tersebut dapat dihilangkan, apakah lantas 
daging babi menjadi tidak haram karena menurut akal sumber kemudharatan 
sudah hilang? Tentu tidak karena dalilnya berlaku secara mutlak (kecuali 
keadaan darurat yang merupakan masalah berbeda). Di sini akal harus tunduk 
walaupun sebagian orang mengatakan bahwa babi memiliki beberapa kelebihan 
dari segi ekonomis. 

Adapun alasan saya mengutipkan ayat tentang kewajiban jihad bukanlah 
maksudnya saya mengajak perang. Akan tetapi di sini terlihat jelas perintah 
Allah untuk taat dan tidak mengikuti akal dan perasaan kita sendiri dalam 
mengambil keputusan. Manusia memiliki sifat lemah lembut sehingga tidak 
menyukai peperangan namun Allah mewajibkan jihad karena sesungguhnya ada 
kebaikan di dalamnya. Bagaimanakah kita akan mempertahankan diri jika kita 
tidak siap membela diri? 

Selanjutnya Allah mengingatkan kita (yang artinya):
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh 
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah 
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. al-Baqarah 2:216) 

Mengapakah akal manusia harus tunduk kepada perintah Allah dan Rasul-Nya 
padahal akal membantu manusia dalam kehidupannya? Ingatlah firman Allah 
subhanahu wa ta'ala (yang artinya):
"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul 
apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, 
dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya 
dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan." (QS. al-Anfaal 8:24) 

Ternyata Allah memerintahkan kita untuk memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya 
karena akan memberi kemaslahatan dan menunjuki kita kepada kebenaran. 

Yang tercela adalah menentang setelah jelas dalil-dalilnya (QS. 4:115). 
Ingat, tujuan kita diciptakan hanyalah untuk menyembah Allah (QS. 51:56). 

seperti kata pepatah Minang, Minta tuah ka nan manang, Baraja ka nan 
sudah dan saya pikir sanak adalah orang yang berkompeten dalam hal ini. 
Semoga Allah memberikan saya kebaikan yang disangkakan dan mengurangi 
keburukan-keburukan saya. Sungguh saya hanyalah seseorang yang berusaha 
menuntut ilmu dan masih sangat miskin di dalamnya. Itulah sebabnya saya 
berusaha menggunakan banyak referensi agar tidak terjebak dalam 
pendapat/hawa nafsu saya sendiri. Seperti halnya saat kita kuliah harus 
membuat tulisan ilmiah yang sesuai dengan 'dalil-dalil' tentunya lebih patut 
lagi bagi kita untuk tunduk pada dalil dari Hakim yang seadil-adilnya. 

Semoga yang kita bicarakan di sini memberikan manfaat dan semoga Allah 
menghendaki kebaikan bagi kita semua. 

Allahu a'lam bishshawab. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Hukum Waris Adat Minangkabau

2004-05-19 Terurut Topik Ahmad Ridha
Bismillahirrahmanirrahim, 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Sebelumnya mohon maaf atas pertanyaan saya berikut ini yang memang bersumber 
dari ketidaktahuan saya tentang adat minangkabau. Saya pribadi memang hanya 
3 tahun bertempat tinggal di Padang saat SMU. Selain itu juga mohon maaf 
karena saya bertanya tentang adat Minangkabau namun tidak menggunakan bahasa 
Minang sehingga kurang mencerminkan. 

Salah satu prinsip adat yang saya ketahui adalah ungkapan "adat basandi 
syarak, syaraâ basandi kitabullah". 

Dalam makalah Prof. Dr. Azmi, M.A. juga disebutkan:
http://groups.or.id/pipermail/rantau-net/Week-of-Mon-20040322/002414.html 

"Ungkapan ini telah lama beredar dalam pembicaraan masyarakat Minang, 
katanya semenjak perjanjian atau kesepakatan di Bukit Marapalam, di mana 
adat menerima Islam, bahkan menjadikan agama Islam sebagai dasar atau 
sendinya. Ini berarti, kebiasaan lama yang tidak sesuai secara berangsur 
ditinggalkan, kebiasaan baru dari aturan Islam dibiasakan, menjadi adat yang 
dipatuhi dalam kehidupan sehari-hari." 

Satu hal yang saya agak bingung sejak lama adalah dalam hal hukum waris. 
Yang saya ketahui adalah adat Minangkabau menganut sistem matrilineal. 

Nah, dalam pewarisan apakah benar anggapan sebagian orang bahwa harta 
warisan dalam adat Minangkabau hanya diberikan kepada anak perempuan? 

Dari membaca-baca sedikit di:
http://www.ranah-minang.info/content.php?article.22 

saya masih belum mendapatkan jawaban detail tentang hukum waris menurut adat 
Minangkabau. Ada juga yang mengatakan bahwa pewarisan jalur ibu hanyalah 
berlaku untuk harta adat. 

Hukum waris telah ditentukan dalam Islam. Dalam Kitabullah, Allah subhanahu 
wa ta'ala berfirman (yang artinya): 

"Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. 
Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak 
perempuan;" (QS. an-Nisaa' 4:11) 

dan seterusnya yang mengawali pembahasan hukum waris yang cukup panjang. 
Penjelasan itu diikuti dengan keterangan (yang artinya): 

"(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang 
siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam 
surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di 
dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar." 

Jika benar bahwa hukum waris adat Minangkabau tidak sesuai dengan hukum 
waris dalam Islam, bagaimanakah usaha para penghulu untuk menyesuaikannya? 

Demikian masalah yang ingin saya tanyakan. Mohon maaf jika ada kesalahan 
atau kurang berkenan. 

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya serta memberikan nikmat iman 
dan Islam kepada kita. 

Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: INDONESIA IDOL

2004-05-19 Terurut Topik Ahmad Ridha
slam Ibnu Taimiyah telah menukil kesepakatan keempat imam atas 
diharamkannya nyanyian. Syaikh berkata :
âSesungguhnya mereka bersepakat atas dilarangnya alat-alat musik yang 
merupakan alat-alat yang melalaikan seperti kecapi dan lain sebagainya dan 
seandainya ada orang yang merusaknya maka ia tidak perlu menggantinya bahkan 
dilarang menuntut mereka menggantinya.â (Minhaj Sunnah III:439) 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
âDan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak 
berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan 
menjadikan Allah itu olok-olokkan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang 
menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling 
dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan 
ada sumbat di kedua telinganya maka beri kabar gembiralah dia dengan adzab 
yang pedih.â (QS. Luqman : 6-7) 

Ibnu Abbas, Ibnu Masâud, Mujahid, dan Ikrimah menafsirkan lafadh lahwal 
hadits (perkataan yang tidak berguna) dengan nyanyian. 

Bahkan Ibnu Masâud telah bersumpah bahwa yang dimaksud dengan al lahwu 
adalah nyanyian. Bahkan beliau mengulangi sumpahnya tiga kali. Allah 
Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
âDan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu dan apabila mereka 
bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak 
berfaidah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.â (QS. Al 
Furqan : 72) 

Untuk jelasnya dapat dilihat dalam:
- http://www.geocities.com/dmgto/ahkam201/alghina.htm
- Syaikh al-Albani, Polemik sekitar hukum lagu dan musik (terj. dari 
Tahriimu Aalati Ath Tharb), Darul Haq
- Ibnu Qayyim al-Jauziyah, NOKTAH-NOKTAH HITAM SENANDUNG SETAN (terj. dari 
Kasyful Ghithaa' 'An Hukmi Samaa'i Ghinaa'), Darul Haq 

Di dalam buku al-Albani (seingat saya) juga dijelaskan tentang waktu-waktu 
diperbolehkannya nyanyian/alat musik seperti hari raya oleh anak-anak dan 
walimah oleh para perempuan (kalau tidak salah mereka pun anak-anak). 

Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang bertakwa di saat berbaring, 
duduk, berdiri maupun bekerja. 

Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Kedudukan Akal di dalam Islam

2004-05-18 Terurut Topik Ahmad Ridha
S.Sehan writes: 

maaf ikutan dikit nih.
bicara dan diskusi akal dalam kata2 dan logika dasar
tentu sama halnya dengan berkaca tanpa cermin. jadi
mudah2an tak terulang pada polemik tradisional yg
sudah2. 

Itulah alasan saya agak bingung jika harus menjelaskan lagi dengan kata-kata 
saya sendiri dan saya juga khawatir terjatuh dalam debat kusir. Telah jelas 
di dalam kutipan yang saya kirimkan terutama dalam ucapan 'Ali bin Abi 
Thalib:
"Andaikata agama itu cukup dengan raâyu (akal), maka bagian bawah khuf 
(alas kaki) lebih utama untuk diusap daripada bagian atasnya. Aku 
benar-benar melihat Rasulullah Shallallahu âAlaihi wa Sallam mengusap 
bagian atas khuf-nya." 

Perlu saya perjelas lagi bahwa yang saya kirimkan bukanlah uraian saya 
pribadi namun merupakan kutipan dari buku seorang ulama (yang saya peroleh 
di Internet). Isinya pun sebagian besar bukanlah pendapat pribadi beliau 
namun merupakan atsar-atsar (ucapan-ucapan) dari para shahabat Rasulullah 
radhiallahu 'anhum. 

Mohon maaf jika ada kesalahan atau kurang berkenan. 

Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh, 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 

Allah subhanahu wata'ala berfirman (yang artinya):
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang 
kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, 
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; 
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. al-Baqarah 2:216) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Kedudukan Akal di dalam Islam

2004-05-15 Terurut Topik Ahmad Ridha
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Untuk bahan bacaan di hari libur. Semoga bermanfaat. 

--- 

Kedudukan Akal di dalam Islam
http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=223 

(Diringkas dari kitab âMuslim Rasionalisâ (Aqlaniyyun), karya Syaikh Ali 
Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Atsary â hafidhahullah) 

Beberapa atsar para Shahabat r.a. tentang pengutamaan nash (dalil) di atas 
rasio. 

1. Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu, dia berkata :
âAndaikata agama itu cukup dengan raâyu (akal), maka bagian bawah khuf 
(alas kaki) lebih utama untuk diusap daripada bagian atasnya. Aku 
benar-benar melihat Rasulullah Shallallahu âAlaihi wa Sallam mengusap 
bagian atas khuf-nya.â
(HR. Abu Daud dengan sanad yang baik. Dalam Al-Talkhishul Habir, 1/160 
Al-Hafidh Ibnu Hajar Al-Atsqalani berkata hadits ini shahih, dan juga telah 
disepakati Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani di dalam Shahihul Abu Daud, 
1/33) 

2. Dari Umar bi Al-Khaththab radhiallahu 'anhu, dia berkata tatkala mencium 
Hajar Aswad:
âSesungguhnya aku tahu engkau hanya sekedar batu yang tidak bisa memberi 
madharat dan manfaat. Kalau tidak karena kulihat Rasulullah menciummu, tentu 
aku tidak akan menciummu.â(HR. Bukhari dan Muslim) 

3. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhu, dia berkata :
âAku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu âAlaihi wa Sallam bersabda, 
âJanganlah kalian mencegah istri-istrimu (untuk mendatangi) masjid-masjid 
jika mereka meminta izin kepada kalian.â
Salim bin Abdullah berkata, âLalu Bilal bin Abdullah berkata, âDemi 
Allah, kami akan mencegah merekaâ.â
Salim berkata, âLalu Ibnu Umar menghampiri Abdullah dan mengolok-oloknya 
dengan olok-olokan yang amat buruk, yang tidak pernah kudengar sebelumnya 
seperti itu. Dia berkata, âAku mengabarkan kepadamu dari Rasulullah, lalu 
engkau berkata,âDemi Allah, aku benar-benar akan mencegahnya ?â.â(HR. 
Muslim) 

4. Dari Imran bin Hushain radhiallahu 'anhu, dia berkata :
âSesungguhnya Rasulullah Shallallahu âAlaihi wa Sallam bersabda, âMalu 
itu adalah kebaikan seluruhnya.â
Lalu Busyair bin Kaâab berkata, âSesungguhnya di dalam sabda beliau ini 
terdapat kelemahan.â
Lalu Imran berkata, âAku memberitahukan dari Rasulullah, lalu engkau 
datang untuk menentang ? Aku tidak akan memberitahukan satu hadits pun yang 
kuketahui.â(HR. Bukhari dan Muslim) 

5. Dari Urwah bin Az-Zubair, bahwa dia berkata kepada Ibnu Abbas radhiallahu 
'anhu:
âEngkau telah menyesatkan manusia.ââApa itu wahai Urayyah ?â, tanya 
Ibnu Abbas.Urwah menjawab, âEngkau memerintahkan umrah pada sepuluh hari 
itu, padahal hari-hari itu tidak ada umrah.âIbnu Abbas bertanya, âApakah 
engkau tidak bertanya mengenai masalah ini kepada ibumu ?â Urwah menjawab, 
âSesungguhnya Abu Bakar dan Umar tidak pernah melakukan hal itu.âIbnu 
Abbas berkata, âInilah yang membuat kalian rusak. Demi Allah, aku tidak 
melihat melainkan hal ini akan membuat kalian tersiksa. Sesungguhnya aku 
beritahukan kepada kalian dari Nabi Shallallahu âAlaihi wa Sallam, namun 
kalian menjawab dengan diri Abu Bakar dan Umar.â(HR Imam Ahmad dan 
Al-Khathib serta lainnya dengan sanad yang shahih) 

Ibnul Qayyim berkata, âSemoga Allah merahmati Ibnu Abbas. Bagaimana 
andaikata dia tahu sekian banyak orang yang menentang firman Allah dan sabda 
Rasul-Nya dengan menggunakan perkataan Aristoteles, Plato, Ibnu Sina, 
Al-Faraby, Jahm bin Shafwan, Bisyr Al-Maraisy, Abul Huzail Al-Allaf, dan 
orang-orang yang sealiran dengan mereka ?â 

Dapat kami katakan (Syaikh Ali Hasan), âSemoga Allah merahmati Ibnul 
Qayyim. Bagaimana jika dia tahu ada orang-orang rasionalis abad ke dua 
puluh, yang menentang Sunnah hanya dengan menggunakan rasionya yang serba 
terbatas, dengan gambaran-gambaran yang rusak dan dengan pendapat yang hina 
?â 

Wallaahu aâlam bishshawab. 

-- 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Siapa itu Imam Ashari Muhammad At-Tamimi?

2004-05-13 Terurut Topik Ahmad Ridha
ah namun pemberiannya yang 
dikatakan dari Rasulullah sebagai panduan amalan mereka menunjukkan bahwa 
isinya adalah tambahan ibadah tertentu. Hal ini bertentangan dengan firman 
Allah subhanahu wa ta'ala yang artinya:
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan 
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu." (QS. 
al-Maa-idah 5:3) 

Dan sabda Rasulullah yang artinya:
"Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yang baru, karena 
sesungguhnya mengadakan hal yang baru adalah bid'ah, dan setiap bid'ah 
adalah sesat". (HR. Abu Daud, dan At-Tirmidzi ; hadits hasan shahih). 

"Seburuk-buruk perkara adalah hal-hal yang baru, dan setiap yang baru adalah 
bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap yang sesat di dalam 
neraka." (HR. Muslim). 

Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhu berkata yang artinya:
"Setiap bid'ah adalah sesat meskipun manusia menganggapnya baik." (HR. 
Al-Laklai, Ibnu Baththah, al-Baihaqi) 

Ibnul Majisyun berkata, "Saya mendengar Imam Malik berkata, 'Barangsiapa 
yang membuat bid'ah dalam Islam dan dianggapnya sebagai kebaikan maka 
sesungguhnya dia menganggap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam 
mengkhianati risalah. Sebab Allah berfirman, "Pada hari ini telah 
Kusempurnakan bagimu agamamu." Maka, apa yang pada hari itu bukan agama, 
pada hari ini pun bukan agama juga'." 

Semoga yang saya sampaikan dapat bermanfaat. Mohon maaf jika ada kesalahan. 
Segala kebaikan datang dari Allah dan keburukan dari saya yang lemah ini 
serta syaithan yang terkutuk. 

Allahu a'lam bis shawab. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Teokrasi

2004-05-12 Terurut Topik Ahmad Ridha
Bismillahirrahmanirrahim, 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Dalam pembicaraan mengenai demokrasi sempat disinggung juga mengenai 
teokrasi. Ketimbang lari dari mulut buaya untuk masuk mulut harimau, 
sepatutnya kita melihat dulu sistem teokrasi tersebut. 

Dari definisi yang saya dapatkan menurut Merriam-Webster's Online 
Dictionary: 

1 : government of a state by immediate divine guidance or by officials who 
are regarded as divinely guided
2 : a state governed by a theocracy 

http://www.britannica.com/dictionary?book=Dictionary&va=theocracy&x=0&y=0 

"Officials who are regarded as divinely guided" di sini seringkali merupakan 
pemuka-pemuka agama yang mengatur negara berdasarkan pendapat mereka semata 
dan mereka harus dita'ati secara mutlak karena dipandang 'divinely guided'. 

Hal ini inilah yang terjadi di Eropa pada abad pertengahan. Sistem seperti 
ini dicela oleh Allah dalam firman-Nya yang artinya:
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan 
selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam; 
padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan 
(yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka 
persekutukan." (QS. at-Taubah 9:31) 

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu 
Jarir disebutkan bahwa yang dimaksud dengan 'menjadikan orang-orang alimnya, 
dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah' adalah "para rahib dan 
ulama itu telah menghalalkan yang haram untuk umatnya dan mengharamkan 
perkara yang halal untuk umatnya, lalu umat itu mengikutinya. Itulah 
penyembahan umat kepada mereka." 

Perilaku ini jelas terlihat pada kaum Nasrani yang ajaran agamanya 
ditentukan oleh gereja (mis. pada Katolik oleh Paus dan para bawahannya) 
tanpa ilmu (dalil yang shahih) sehingga amalan-amalan mereka dipenuhi bid'ah 
yang kemudian menjatuhkan mereka dalam kesyirikan dan kekafiran sehingga 
dikatakan sebagai 'orang-orang yang sesat'. Sebagai contoh amalan puasa 
mereka yang tadinya wajib dijadikan 'sunnah' karena pihak gereja tidak ingin 
membebani umat dengan 'dosa'. 

Pembahasan mengenai teokrasi dapat dilihat pada: 

http://www.cqpress.com/context/articles/epr_theo.html 

"Theocracy, derived from two Greek words meaning "rule by the deity," is the 
name given to political regimes that claim to represent the Divine on earth 
both directly and immediately. The idea of direct and immediate 
representation is important for two reasons." 

Di dalamnya si penulis menganggap bahwa pemerintahan Rasulullah dan Abu 
Bakar adalah teokrasi. 

Jadi apakah yang seharusnya digunakan dalam pemerintahan Islam? Demokrasi 
ataukah teokrasi? Ataukah syari'at Islam tanpa perlu mencari nama-nama yang 
dicocok-cocokkan dari berbagai -krasi dan -isme yang ada? 

Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Demokrasi

2004-05-11 Terurut Topik Ahmad Ridha
 agama yang dibuat untuk menyerupai 
syari'at dengan maksud untuk melebihkan dalam beribadah kepada Allah." 

Dalam urusan duniawi prinsipnya adalah semua ibadah adalah halal kecuali 
yang diharamkan (atau sesuai dengan yang telah diatur Allah dan Rasul-Nya). 

Rasulullah bersabda yang artinya:
"Kamu lebih mengerti urusan duniamu" (HR. Muslim) 

Sebagai contoh, makanan dan minuman merupakan masalah duniawi oleh karena 
itu dasarnya halal namun ada beberapa jenis makanan dan minuman yang 
diharamkan mis. khamr dan darah atau dimakruhkan mis. makan bawang sebelum 
ke masjid. Selain itu mis. transaksi jual beli dibolehkan namun riba 
diharamkan. Begitu juga masalah politik yang mungkin dikatakan masalah 
duniawi tetap tidak boleh melanggar aturan-aturan syar'i. 

Juga perlu berhati-hati pada pekerjaan duniawi yang dijadikan ibadah mis. 
berkeyakinan bahwa memakan makanan tertentu pada waktu tertentu atau 
perayaan tanggal tertentu memiliki nilai ibadah maka hukumnya akan sesuai 
prinsip hukum ibadah yakni jika tidak disyari'atkan berarti terlarang. 

Ibnul Majisyun berkata, "Saya mendengar Imam Malik berkata, 'Barangsiapa 
yang membuat bid'ah dalam Islam dan dianggapnya sebagai kebaikan maka 
sesungguhnya dia menganggap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam 
mengkhianati risalah. Sebab Allah berfirman, "Pada hari ini telah 
Kusempurnakan bagimu agamamu." Maka, apa yang pada hari itu bukan agama, 
pada hari ini pun bukan agama juga'." 

Ada sebuah ungkapan mutiara diucapkan oleh salafush shalih, di antaranya Abu 
Darda' dan Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhuma, yang sepatutnya menjadi 
pengingat:
"Sedikit dalam Sunnah lebih baik daripada banyak dalam bid'ah". 

Jelasnya dapat dilihat dalam:
- Al-Irsyadu ila Shahih Al-I'tiqad Fashal Al-Wala' wal Bara' wa Ar-Raddu 
'ala Ahli Asy-Syirki wa Al-Ilhaad oleh Shalih bin Fauzan bi Abdullah 
Al-Fauzan (Al-Wala' & Al-Bara' dan Peringatan dari Bahaya Bid'ah, At-Tibyan, 
1997)
- Ilmu Ushul Bida' Dirasah Takmiliyah Muhimmah fi Ilmi Ushul Al-Fiqh oleh 
Ali Hasan Ali Abdulhamid Al-Halabi Al-Atsari (Membedah Akar Bid'ah, Pustaka 
Al-Kautsar, 2002)
- Mukhtashar al-I'tisham oleh Alawi bin Abdul Qadir As-Saqqaf (Ringkasan Al 
I'tisham Imam Asy-Syathibi, Membedah Seluk Beluk Bid'ah", Media Hidayah, 
2003) 

Dan apakah ilmu yang berasal dari western itu jelek dan bertenta
ngan dengan nilai Islam?
Islam tidak menilai sesuatu dari Timur atau dari Barat karena Allah 
berfirman yang artinya:
"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat" (QS. al-Baqarah 2:115) 

Tidak semua yang dari Barat itu buruk dan tidak semua yang dari Timur itu 
baik. Baik buruknya sesuatu haruslah dinilai berdasarkan ukuran syar'i. 

Perlu diingat bahwa Rasulullah memberikan larangan untuk menyerupai 
orang-orang kafir. 

Rasulullah bersabda yang artinya:
"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka". 

Untuk masalah penyerupaan dengan orang kafir ini dibahas oleh Ibnu Taimiyah 
dalam kitabnya Iqtidha' ash-Shirathal Mustaqim yang ringkasannya telah 
diterjemahkan (Meniti Jalan Lurus, Pustaka Al-Kautsar, 1999). 

Sekian dulu dari saya, mohon maaf karena balasan saya menjadi begitu panjang 
namun hanyalah dimaksudkan untuk kejelasan masalah. Mohon maaf jika ada 
kesalahan dan mohon koreksinya. Segala kebaikan hanyalah dari Allah 
subhanahu wa ta'ala dan keburukan datangnya dari diri saya yang lemah ini 
serta syaithan yang terkutuk. 

Semoga Allah menjauhkan kita dari bid'ah dan menetapkan kita dalam Sunnah. 

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Demokrasi

2004-05-10 Terurut Topik Ahmad Ridha
yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah 
(pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan 
orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran." (QS. 
Al-Mu'min 40:58) 

"Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang 
yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat 
menerima pelajaran." (QS. Az-Zumar 39:9) 

"Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah 
gelap gulita dan terang benderang;" (QS. Ar-Ra'd 13:16) 

Ilmu (agama) sangatlah penting dalam Islam. 

Rasulullah bersabda:
"Barangsiapa dikehendaki baik oleh Allah, maka Allah membuatnya memahami 
agama." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) 

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah 
ulama (orang-orang berilmu). Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha 
Pengampun." (QS. Fathir 35:28) 

"Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan 
As Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi 
al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan 
hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari 
firman Allah)." (QS. Al-Baqarah 2:269) 

Dengan demikian, apakah tepat memberikan hak yang sama dalam pengambilan 
keputusan kepada semua orang? Terlebih-lebih dalam urusan pemerintahan. 
Apalagi telah dijelaskan bahwa orang yang berilmu akan semakin sedikit. 

Rasulullah bersabda:
"Di antara tanda-tanda kiamat adalah hilangnya ilmu, maraknya kebodohan, 
merajalelanya perzinaan, banyaknya orang yang meminum minuman keras, 
berkurangnya populasi kaum pria dan bertambahnya kaum wanita, hingga 
akhirnya seorang pria akan menjadi penanggung jawab bagi lima puluh orang 
wanita" (HR. Muslim) 

"Sesungguhnya Allah tidak akan menghapuskan ilmu agama dengan cara 
mencabutnya dari hati umat manusia. Tetapi Allah akan menghapuskan ilmu 
agama dengan mewafatkan para ulama, hingga tidak ada seorang ulama pun yang 
akan tersisa. Kemudian mereka akan mengangkat para pemimpin yang bodoh. 
Apabila mereka, para pemimpin bodoh itu dimintai fatwa, maka mereka akan 
berfatwa tanpa berlandaskan ilmu hingga mereka tersesat dan menyesatkan." 
(HR. Muslim) 

Semoga Allah menjauhkan kita dari pemimpin-pemimpin bodoh dan dekatkanlah 
kami kepada para ulama ahlus sunnah. 

Itulah sedikit pembahasan tentang demokrasi dan Islam. Apakah benar 
perkataan yang menganggap demokrasi sesuai dengan Islam? Apakah benar 
perkataan yang menganggap bahwa demokrasi adalah Islam itu sendiri? 

Memang demokrasi memiliki beberapa manfaat namun sebenarnya manfaat tersebut 
telah ada dalam Islam. Bukankah khamr juga dikatakan memiliki manfaat namun 
kita tetap dilarang darinya? 

"Jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk" (QS. An-Nisaa' 4:2) 

Jangan sampai kita menjadi orang yang menolak ilmu setelah jelas yang haq 
dari yang bathil. 

"Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (QS. Thaahaa 20:114) 

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan 
sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami 
rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi 
(karunia)." (QS. Ali Imraan 3:8) 

"Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan 
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa 
terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam 
Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An-Nisaa' 
4:115) 

Semoga Allah memberikan pemahaman agama kepada kita semua dan menetapkan 
kita pada kebenaran. Semoga Allah memberi kekuatan kepada para da'i dan 
memberi hidayah kepada mereka agar selalu berjuang sesuai dengan 
petunjuk-Nya dan Sunnah Rasul-Nya. 

Mohon maaf jika ada kesalahan dan mohon dikoreksi. Segala kebaikan datangnya 
dari Allah sedangkan keburukan datangnya dari diri saya sendiri dan syaithan 
yang terkutuk. 

Wa Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Carito agak ganjia

2004-05-10 Terurut Topik Ahmad Ridha
Muhammad Dafiq Saib writes: 

Assalamu'alaikum wr.wb.,
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Antah dek a kolah, antah apo kasam nan indak lapeh,
ado sakalompok urang, mungkin juo surang agakno, nan
rajin bana mangiriman piruih malalui japri ka ambo.
Alhamdulillah, sampai kini ambo lai aman-aman sajo,
mudah-mudahan untuak sataruihno tatap mandapek
lindungan Allah Ta'ala.
Sebelumnya mohon maaf jika terkesan lancang, namun sebenarnya virus-virus 
tersebut kemungkinan tidak dikirimkan secara sengaja oleh orang-orang 
tersebut. Memang salah satu kemampuan virus e-mail sekarang adalah kemampuan 
untuk mengirimkan dirinya sendiri ke alamat-alamat e-mail yang terdapat pada 
address book si korban. Biasanya masalah ini akan lebih mudah muncul jika 
yang bersangkutan menggunakan Microsoft Outlook Express atau Microsoft 
Outlook sebagai mail client. Jadi sebenarnya mereka juga merupakan korban. 
Kesalahan mereka adalah mereka tidak membersihkan komputernya dari virus 
namun bisa jadi mereka tidak mengetahuinya. 

Semoga bermanfaat. 

Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: tolong ciek

2004-05-01 Terurut Topik Ahmad Ridha
[EMAIL PROTECTED] writes: 

Assalamu'alaikum,
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Maaf sanak kasadonyo manggaduah sabanta.
tolong tarangkan apo makasuik dari isi email yang dibawah ko. Alah duo 
kali dalam bulan april '04 ko awak dapek email samacam ko. nan partamo 
lah awak hapuih, eh tahunyo muncul baliek ka biliek awak. dek ndak 
mangarati bahasonyo makonyo awak mintak tolong ka sanak nan di Rn ko 
untuak mantarjemahkannyo.
Apakah Uni pernah ikut dalam Webmasters Global Email Lottery dengan no. 
tiket 36589520174-2986? 

Jika tidak pernah maka e-mail yang Uni terima adalah spam dan kemungkinan 
besar merupakan penipuan bermotif lotere. 

Hal ini sama saja dengan SMS yang mengatakan bahwa kita menang undian dan 
seterusnya padahal dusta. 

Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: help me.....

2004-04-30 Terurut Topik Ahmad Ridha
mikian sedapat mungkin orang tua yang belum beriman diperlakukan 
dengan baik selama tidak keluar dari batasan-batasan syar'i dan diusahakan 
mendakwahkan Islam kepadanya. 

Semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada kita semua. 

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu 
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan 
Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS. 
Al-Qashash 28:56) 

Mohon maaf jika ada kesalahan. Segala kebaikan hanyalah dari Allah subhanahu 
wa ta'ala sedangkan keburukan datang dari saya sendiri dan syaithan yang 
terkutuk. 

Wa Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS? jawabanterhadapSanakAhmadRidha

2004-04-26 Terurut Topik Ahmad Ridha
Asmardi Arbi writes: 

Assalamualaikum wr.wb.
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Sebelumnya saya mohon maaf karena sepertinya saya salah memanggil 'Uda', 
jika boleh saya memanggil dengan 'Om' saja. 

Sebagai orang nan alun tuo bana , tapi mudo alah talojok, ambo iyo ikuik
kagum ateh kesungguhan and untuak mandalami  ilmu agamo yang benar dalam
usia yang relatif masih mudo nan cukuik kritis, santun dan mampu ngotrol
emosi.
Semoga Allah menjadikan saya sebaik yang Om sangkakan dan memperbaiki diri 
saya yang lemah ini dari kesalahan-kesalahan. Semoga Allah memudahkan kita 
dalam memahami agama. Sungguh saya sangat iri dengan saudara-saudara yang 
mampu menghafalkan Al-Qur'an dan menguasai bahasa Arab. 

"Hasad tidak diperbolehkan kecuali dalam dua hal, iri hati pada orang yang 
dianugerahi Allah harta yang banyak lalu digunakan untuk kepentingan 
kebenaran dan iri hati kepada orang yang dianugerahi Allah banyak ilmu lalu 
ia mengamalkan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain" (HR. Bukhari). 

Sabananyo and sangat cocok jadi kader PKS nan ambo raso akan jadi sebuah
partai alternatif yang akan membesar dimaso depan.
Urang awak sadang marindukan munculnyo baliak tokoh-tokoh kaliber 
nasional sarupo Hatta, Hamka, Natsir dll.
Terlepas dari PKS atau bukan, saya ingin tergabung ke organisasi yang 
bersifat antara lain: 

- mendasarkan aktivitasnya pada Al-Qur'an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman 
salafush shalih (ahlus sunnah wal jama'ah/salafiyyah)
- meniti jalan dakwah yang ditempuh Rasulullah dan salafush shalih (manhaj 
salaf)
- dekat dengan ulama ahlus sunnah, mencintai mereka dan bertanya kepada 
mereka namun tidak mengkultuskan mereka karena mereka adalah manusia yang 
bisa benar dan juga bisa salah
- memandang organisasi sebagai sarana bukan tujuan
- oleh karena itu yang diperjuangkan bukanlah organisasi karena organisasi 
bisa benar, bisa salah sedangkan tujuan yang halal tidak menghalalkan sarana
- sehingga bukanlah dakwah hizbiyyah (fanatik organisasi/kelompok)
- sehingga selalu saling menasihati dengan kadar kelembutan dan kekerasan 
yang sesuai
- mencintai sunnah dan membenci bid'ah
- tidak segan untuk menegur anggotanya (termasuk tokohnya) yang menyimpang 
jika telah dinasihati namun tidak kembali
- tidak segan untuk berlepas diri dari anggotanya (termasuk tokohnya) yang 
tetap dalam penyimpangannya setelah ditegakkan hujjah terhadapnya
- mencintai ahlus sunnah di mana pun ia berada dan berlepas diri dari ahlul 
bid'ah 

Akan tetapi posisi saya saat ini adalah penuntut ilmu yang mulainya agak 
terlambat. Rasanya jauh sekali dari menjadi 'tokoh'. Sekarang juga baru 
beberapa minggu kembali ikut kajian dan baru beberapa bulan berusaha 
menuntut ilmu setelah sekian lama disibukkan oleh banyak hal yang sia-sia. 

Semoga Allah menjadikan negeri kita subur dengan organisasi-organisasi 
seperti yang saya dambakan dan menjadikan negeri kita sebagai 'negeri 
tauhid'. 

Mari kito taruihkan diskusiko dengan sumangek kekeluargaan.  Harap maaf
sabalunnyo.
Semoga Allah membukakan hati-hati kita semua agar senantiasa bersedia 
kembali kepada kebenaran. 

Wa Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha (~24thn) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: tanyo

2004-04-26 Terurut Topik Ahmad Ridha
Fitriyani writes: 

assalamu'alaikum warahmatullah
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

semoga allah selalu memberi rahmat kepada kita semua.
Amin dan semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada kita semua. 

kepada niniak mamak, bundo, Uni jo Uda sadonyo, kok buliah batanyo surek 
dan ayat berapo nan manjalehkan kalau kita harus sholat 5 waktu.
Saya akan coba jawab dengan yang saya ketahui. 

Yang jelas perintah mendirikan shalat banyak sekali dalam Al-Qur'an dan 
penyebutannya seringkali diiringkan dengan sebutan beriman, beramal shalih, 
dan memberikan zakat. Di antaranya: 

"Peliharalah segala salat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah 
karena Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk." (QS. Al-Baqarah 2:238) 

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan 
shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak 
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." 
(QS. Al-Baqarah 2:277) 

"Thaa Siin (Surat) ini adalah ayat-ayat Al Qur'an, dan (ayat-ayat) Kitab 
yang menjelaskan, untuk menjadi petunjuk dan berita gembira untuk 
orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan 
menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat." (QS. An-Naml 
27:1-3) 

Jadi sudah jelas bahwa kita diperintahkan untuk shalat. Sekarang masalah 
lima waktu. 

Sepanjang yang saya ketahui penentuan 5 kali dan waktunya disebutkan dalam 
hadits Rasulullah. 

Kewajiban shalat lima waktu disebutkan dalam sebuah hadits yang panjang 
mengenai Isra Mi'raj Rasulullah yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari. Di 
dalamnya disebutkan: 

"Allah berfirman, 'Lima kali itu sama dengan lima puluh kali dan tidak akan 
berubah perkataan-Ku'". 

Dalam riwayat tersebut disebutkan bahwa awalnya umat Islam difardhukan lima 
puluh kali shalat namun akhirnya dikurangi menjadi lima saja. 

Ket: untuk jelasnya mengenai hadits-hadits seputar Isra Mi'raj dapat dilihat 
pada terjemahan buku Isra' Mi'raj karya Syaikh Al-Albani terbitan Pustaka 
Azzam. 

Hadits-hadits lainnya antara lain: 

Dari Abu Hurairah, dia mendengar Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam 
bersabda, "Tahukah kalian, seandainya ada sungai di pintu rumah salah satu 
dari kalian dan dia mandi lima kali di sungai itu, apakah ada kotoran yang 
tersisa di badannya?" Mereka menjawab, "Tidak ada kotoran yang tersisa." 
Rasulullah bersabda lagi, "Itulah perumpamaan shalat lima waktu, Allah 
menghapus dosa dengan shalat itu." (HR. Al-Bukhari) 

Penentuan shalat juga disebutkan dalam beberapa hadits yang tidak saya 
sebutkan di sini untuk menghemat ruang. Rasulullah mengetahui waktu-waktu 
shalat karena dicontohkan oleh Jibril (dalam sebuah hadits yang diriwayatkan 
Al-Bukhari). 

Untuk jelasnya dapat dilihat pada Shahih Al-Bukhari atau Shahih Muslim yang 
kalo tidak salah memiliki Kitab Shalat dan Kitab Waktu-waktu Shalat. 

Berkenaan dengan masalah ini, bahwa shalat lima waktu serta cara-caranya 
tidak disebutkan dalam Al-Qur'an namun dalam hadits Rasulullah tidaklah 
menjadikan kewajiban tersebut sebagai sesuatu yang 'kurang kuat'. Karena 
posisi Sunnah salah satunya adalah sebagai penjelas keterangan-keterangan 
yang ada dalam Al-Qur'an. 

Allah berfirman:
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya 
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha 
Penyayang." (QS. Aali Imraan 3:31) 

"Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul (Nya) dan 
berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya 
kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang." 
(QS. Al-Maa-idah 5:92) 

Dengan demikian jelas bahwa yang diperintahkan dan dilarang oleh Rasulullah 
harus ditaati. 

Berhati-hatilah dengan langkah-langkah sebagian orientalis yang berusaha 
menjatuhkan kredibilitas hadits yang merupakan usaha untuk menghancurkan 
sendi-sendi Islam. Demikian juga langkah kalangan Syi'ah Rafidhah yang 
menjelekkan sebagian sahabat (mis. Abu Hurairah radhiallahu 'anhu). Apalagi 
segolongan orang yang mengingkari sunnah Rasulullah (inkarus sunnah). Kita 
pun harus berusaha menjaga Islam dari hadits-hadits yang lemah dan palsu. 

Mengenai masalah ini dapat dibaca pada terjemah Al Hadits Hujjatun bi 
Nafsihi fil 'Aqaidu wal Ahkami karya Syaikh Al-Albani (Hadits sebagai 
Landasan Akidah dan Hukum, Pustaka Azzam, 2002). 

Semoga bermanfaat. Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS? jawabanterhadapSanakAhmad Ridha

2004-04-23 Terurut Topik Ahmad Ridha
Asmardi Arbi writes: 

Assalamualaikum wr.wb.
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Ambo manyarankan  dunsanak Ahmad Ridha bagabuang atau paliang saketek
mambaco buku-buku nan ditulis DR, Iwan Prayitno salah satu tokoh PKS 
urang Minang  yang kebetulan ambo diagiahnyo . Dibuku-buku itu dapek 
dibuktikan apo nan disampaikan dunsanak Ronald..
Terima kasih banyak atas saran Uda. Mohon maaf, Da, kalo boleh tahu, 
pertanyaan saya yang mana sajakah yang dapat dijelaskan dalam buku beliau 
(dan bukunya yang berjudul apa agar mudah dicari))? 

Masalah bergabung, sebenarnya saya pribadi pernah mengecap kajian-kajian 
yang (kalau saya tidak salah) merupakan masa-masa awal PK/PKS sewaktu SMU 
dulu. Saat di kuliah pun kebetulan sempat diajar oleh Didin Hafidhudin (dan 
dulu kenal dengan putra beliau di kampus). Asistensi agama saya pun 
ditangani oleh kakak kelas saya yang sekarang jadi kader PKS. Beliaulah yang 
pernah saya tanyakan dengan pertanyaan-pertanyaan serupa namun mungkin belum 
sempat menjelaskan. 

Namun yang saya ikuti itu mungkin belum mencukupi bagi saya untuk 
menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Mungkin juga karena sewaktu 
kuliah dan asistensi dulu saya kurang memperhatikan soalnya tahun 1998 sibuk 
dengan demo dan begitu antusias mengikuti berita-berita seputar politik. 

Dalam rangka saling menasihati mungkin saya juga merekomendasikan buku bagi 
Uda yang semoga ada manfaatnya. 

Madariku an-Nazar fi as-Siyasah Baina ath-Thbbiqaat asyar'ah wa 
al-Ihfi'aalat al-Hamaasiyyah karya Syaikh Abdul Malik Ramadhan al-Jazairi 
(PANDANGAN TAJAM TERHADAP POLITIK; Antara Haq Dan Bathil, Pustaka Imam 
Bukhari, 2002). 

Buku tersebut sebenarnya diterjemahkan menjadi dua buah buku namun saya lupa 
buku keduanya. Buku tersebut mengkaji politik dengan FIS di Aljazair sebagai 
contoh kasusnya. 

Syaikh Ali Hasan (murid Syaikh Nashiruddin Al-Albani rahimahullah) 
mengomentari buku (asli) tersebut bahwa: 

"Kitab (buku) ini sangat bagus dan mengagumkan. Penyusunnya -semoga Allah 
senantiasa memberikan taufiq dan meluruskan langkah-langkahnya- telah 
menyusun kitab ini di atas asas-asas ilmiah salafiyah yang mendasar, 
kemudian membandingkannya dengan dakwah-dakwah bid'ah yang telah atau sedang 
terjadi." 

Semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada kita semua. 

Wa Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Daud Rasyid was (Re: Bid'ah dan NM)

2004-04-21 Terurut Topik Ahmad Ridha
uot;Al-Jama'ah ialah 
Orang yang menyesuaikan diri dengan kebenaran walaupun engkau seorang diri." 
(Abu Syamah, al-Hawadits wal Bida', him. 22, Abu Syamah menyebutkan bahwa 
pcrkataan ini juga diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam al-Madkhal) 

Dalam lafazh lain disebutkan: "Sesungguhnya al-jamaah itu ialah menaati 
Allah, walaupun engkau seorang diri." (al-Lalaka'i. Syarhus-Sunnah 
1:108-109). 

Lengkapnya Om Ad dapat baca di:
http://www.freelists.org/archives/salafy/01-2004/msg00010.html 

Kalau sanak mengikuti beberapa orang penafsir dan yang
lain mengikuti beberapa orang penafsir yang lain,
dapatkah dikatakan bahwa fihak yang satu kembali
kepada Q+H dan yang lain tidak kembali...?
Telah saya tunjukkan di atas penafsir-penafsir yang sepatutnya kita ikuti. 
Alangkah banyak orang yang memahami Al-Qur'an dan hadits sesuai dengan hawa 
nafsunya saja. Mungkin Om Ad masih ingat orang yang kerap mengirimi japri 
dengan ayat-ayat Al-Qur'an namun dipahami seenaknya. Semoga Allah mencegah 
kita dari berlaku seperti itu dan mengampuni dosa-dosa kita. 

Dalam dalil diatas jelas diperintahkan bahwa kita
harus mentaati Allah, Rasul dan Ulil Amri.
Tahukah sanak siapa yang dimaksud ulil amri disini...?
Dalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir disebutkan: 

"Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ulil amri ialah para 
pemimpin dan ada pula yang mengatakan bahwa mereka adalah para ulama. Yang 
jelas, dan Allah lebih mengetahui, ayat itu mencakup setiap ulil amri, baik 
dari kalangan ulama maupun umara." 

Mengenai ketaatan kepada penguasa telah dijelaskan oleh Rasulullah. 

"Seorang muslim wajib mendengar dan taat kepada penguasa terhadap segala 
sesuatu yang dia sukai maupun tidak dia sukai selama tidak diperintah untuk 
bermaksiat. Jika diperintah untuk bermaksiat, maka tiada lagi mendengar dan 
taat." (HR. Bukhari dan Muslim). 

Mungkin yang dialami Imam Ahmad bin Hanbal dapat menjadi pelajaran bagi kita 
semua. Beliau disiksa karena tidak bersedia untuk mengatakan bahwa Al-Qur'an 
adalah makhluq yang merupakan paham penguasa. Namun Imam Ahmad tidak 
memberontak kepada penguasa saat itu. 

Salah satu buku yang menjelaskan masalah ini adalah terjemah Mu'amalatul 
Hukkam fi Dhauil Kitab was Sunnah karya Abdussalam bin Barjas bin Nashir Ali 
Abdul Karim (Manhaj Ahlus Sunnah dalam Bersikap terhadap Penguasa dan 
Pemerintah, Najla Press, 2003). 

Sekian dari saya, semoga ada manfaatnya. Mohon maaf jika ada kesalahan atau 
kata-kata saya yang lancang. 

Wa Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: 73 golongan? Re: [R@ntau-Net] Daud Rasyid was (Re: Bid'ah dan NM)

2004-04-21 Terurut Topik Ahmad Ridha
Yopi Fetrian writes: 

Dengan informasi yang tersedia dalam teks,  kalau saya membagi-bagi umat
dengan aturan sebagai berikut:
73= "ummatku" +umat nasrani + kaum yahudi + umat-umat sebelumnya 

Telah jelas dari nash tersebut: 

Artinya :
"Dari Abu Hurairah ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah SAW. Kaum Yahudi 
telah terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan atau 72
(tujuh puluh  dua) golongan Kaum Nashrani telah terpecah menjadi 71 (tujuh 
puluh satu) golongan atau 72 (tujuh puluh dua) golongan dan ummatku akan 
terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan". (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, 
dll) 

bahwa Umat Islam-lah yang akan terpecah menjadi 73 golongan. 

Untuk lebih jelas kita lihat dalil lainnya 

Artinya :
"Dari Abu Amir Abdullah bin Luhai, dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan, bahwasanya 
ia (Mu'awiyah) pernah berdiri di hadapan kami, lalu ia berkata : Ketahuilah, 
sesungguhnya Rasulullah SAW pernah berdiri di hadapan kami, kemudian beliau 
bersabda : Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kami dari ahli kitab 
(Yahudi dan Nashrani) terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, dan 
sesungguhnya umat ini akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan. 
Adapun yang tujuh puluh dua akan masuk neraka dan satu golongan akan masuk 
surga, yaitu "Al-Jama'ah". (HR. Ibn Hibban dan Asy-Syathibi dalam 
Al-'Itisham 2 : 189 menshahihkan hadits ini. Syaikh Muhammad Nashiruddin 
Al-Albani menshahihkan hadits ini dalam kitab Silsilah Hadits Shahih No. 203 
dan Shahih Tirmidzi No. 2128.) 

Dengan demikian hanya ada satu golongan yang benar-benar selamat. 

Sedangkan mengenai jumlah 73 itu apa saja tidak disebutkan dalam nash 
sehingga tidak dapat kita pastikan karena merupakan masalah di luar akal 
pikiran kita. Jika Rasulullah tidak menyebutkannya maka sepatutnya kita 
merasa cukup dengan itu. 

Allah berfirman
"Katakanlah: "Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada 
padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang gaib dan tidak (pula) aku 
mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali 
apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta 
dengan orang yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan (nya)?" (QS. 
Al-An'aam 6:50) 

Wa Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Tauhid dan Politik

2004-04-21 Terurut Topik Ahmad Ridha
Adrisman Yunus writes: 

Assalamu'alaikum wr wb
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Saya terkagum kagum membaca diskusi sanak sekalian,
terutama sanak ahmad yang rupanya saya anggap sekarang
memposisikan diri sebagai "devil advocad" bagi rekan2
yang mendukung PKS.
Mohon maaf, saya kok agak kurang sreg dengan sebutan "devil advocate". Kan 
setiap muslim sepatutnya menjadi penasihat bagi saudaranya. 

Diskusi ini akan berkembang baik dan bermanfaat bagi
semua fihak jika didasari dalam ukhuwah islamiyah dan
dengan niat saling nasehat menasehati di jalan Allah.
Semoga Allah membersihkan hati saya dari niat selain kebaikan untuk 
saudara-saudara seiman. Mohon maaf jika saya selama diskusi tersebut 
melakukan kesalahan yang mungkin muncul akibat kurang dewasanya dan kurang 
berilmunya saya. 

Mungkin saya yang terlalu berat mengikuti diskusi ini
sehingga saya merasa topiknya begitu banyak dan sulit
mencari fokus dari inti diskusi.
Memang pertanyaan-pertanyaan saya berkembang ke topik-topik lain karena 
saling berkaitan. Terus terang saya pun agak bingung bagian-bagian mana yang 
telah saya jawab. Mungkin itulah penyebabnya Uda Muhammad mengatakan bahwa 
saya belum menjawab pertanyaan-pertanyaan beliau. 

Inti dari diskusi tersebut dari saya sesungguhnya adalah ingin mengingatkan 
agar saya dan kita semua kembali dan berpegang teguh pada jalan yang dilalui 
Rasulullah, sahabat-sahabatnya dan salafush shalih setelah mereka. 

Itulah kenapa saya berusaha membawakan dalil-dalil dan fakta-fakta dari 
sumber-sumber yang dapat diterima kedua belah pihak dan dapat diperiksa ke 
sumbernya (link atau buku). 

Sekali lagi saya katakan bahwa dengan saya menanyakan beberapa hal tentang 
PKS bukanlah saya mengatakan bahwa saya lebih baik dari mereka. Sungguh saya 
salut dengan akhlaq yang mereka tunjukkan dan semoga Allah memperbaiki diri 
saya dan kita semua serta memberikan pemahaman agama yang baik juga. 

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberikan hidayah-Nya kepada kita semua 
dan mencegah kita dari kesesatan. 

Wa Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Daud Rasyid was (Re: Bid'ah dan NM)

2004-04-21 Terurut Topik Ahmad Ridha
Adrisman Yunus writes: 

Assalamu'alaikum wr.wb.
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Sanak Ahmad Ridha yang saya hormati,
Mohon maaf, saya agak bingung memanggil Uda atau Bapak. 

Saya tidak mengenal Daud Rasyid, apakah dia mewakili
alussunnah waljamaah?, 
Saya yakin Uda Muhammad dan Uda Ronal mengenal dengan baik profil Daud 
Rasyid. Kalau tidak salah beliau turut terdaftar sebagai caleg PKS. 

http://pk-sejahtera.org/kampanye.php?op=listcaleg&prov=12&zona=3 

Nah, beliau ini adalah salah satu penentang NM dan dikatakan juga bahwa 
Hidayat Nur Wahid dan Amien Rais pun dulu termasuk ke dalam barisan Daud 
Rasyid. 

Saya menukil dari buku beliau karena tentunya kader-kader PKS tidak asing 
dengan beliau. 

saya juga tidak tahu.
Saya pernah mendengar bahwa jamaah itu cuma satu,
lantas manakah jamaah yang sebenarnya kalau semua
fihak mengatakan bahwa dia adalah alussunnah wal
jamaah...?:)
Rasulullah bersabda:
Artinya :
"Dari Abu Hurairah ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah SAW. Kaum Yahudi 
telah terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan atau 72 (tujuh puluh 
dua) golongan dan Kaum Nashrani telah terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) 
golongan atau 72 (tujuh puluh dua) golongan dan ummatku akan terpecah 
menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan". (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dll) 

Siapakah yang benar-benar ahlus sunnah wal jamaah? 

Tentunya yang memahami dan mengamalkan Islam berdasarkan Al-Qur'an dan 
Sunnah sesuai dengan pemahaman salafush shalih. 

Dalam sabda Rasulullah diberitahukan ciri-cirinya:
"Ummatku akan terpesah-belah menjadi 73 golongan; yang 72 golongan masuk 
neraka dan yang satu masuk surga. Golongan ini adalah yang mengikuti jalan 
hidup seperti yang aku tempuh hari ini dan jalan para sahabat." 

"Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan 
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa 
terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam 
Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An-Nisaa' 
4:115) 

Dapat dilihat di:
http://www.freelists.org/archives/salafy/01-2004/msg00012.html 

perubahan zaman, mereka harus memaparkan argument
mereka, which include reason and evidence to support
their claims.
Dalam agama Islam yang saya ketahui penentuan keputusan tentang hukum 
ataukah penilaian terhadap suatu pendapat harus dipulangkan ke Al-Qur'an dan 
Sunnah sesuai dengan pemahaman salafush shalih. 

Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan 
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang 
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul 
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. 
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. 
An-Nisaa' 4:59) 

Sedangkan buku "Fiqh Lintas Agama" setahu saya ditulis
beramai ramai dan tidak bisa diklaim sebagai tulisan
Nurcholish Madjid saja.
Memang NM hanya salah satu penulis namun buku tersebut diterbitkan oleh 
Yayasan Wakaf Paramadina bekerjasama dengan The Asia Foundation. Tentunya NM 
secara sadar turut menyetujui buku tersebut karena tidak terdengar keberatan 
darinya. 

Wa Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Kuingin Suamiku Berpoligami?.

2004-04-20 Terurut Topik Ahmad Ridha
Yesi Elsandra writes: 

Suami kita bukanlah milik kita. Bahkan diri kitapun
suatu saat akan kembali kepada pemiliknya.
Alhamdulillah suami saya punya rencana berpoligami,
saya sangat mendukungnya. Tapi belum tahu kapan waktu
yang tepat merealisasikan niat baik itu.
Semoga Uni dan suami Uni saling mencintai karena Allah dan jika suami Uni 
menikah lagi diberikan kelapangan rizki dan kemampuan untuk berlaku adil 
sedangkan Uni diberikan kesabaran untuk tidak menuntut keadilan secara batin 
karena Rasulullah sendiri tidak mampu seperti itu. 

"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) 
perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita 
(lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut 
tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau 
budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada 
tidak berbuat aniaya." (QS. An-Nisaa' 4:3) 

"Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri- istri 
(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu 
terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain 
terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri 
(dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha 
Penyayang." (QS. An-Nisaa' 4:129) 

Semoga Allah membungkam orang-orang yang berusaha mematikan Sunnah dan 
menguatkan orang-orang yang berusaha menghidupkan Sunnah. 

Wa Allahu a'lam. 

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Dalil - Re: Kenapa takut dengan PKS?

2004-04-19 Terurut Topik Ahmad Ridha
Ronald P. Putra writes: 

assalaamu 'alaykum wR wB
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Saya yakin, uda Arfian atau yg lainnyapun punya puluhan dalil sebagai 
kaunter dalil yang adek sebutkan, tapi apakah itu tujuannya ? perang 
dalil ?
Uda, saya sama sekali tidak bermaksud 'perang dalil'. Bukankah penerapan 
agama kita haruslah berdasarkan dalil? Bukankah jalan yang tepat (dan 
satu-satunya jalan yang benar) adalah yang berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah 
sesuai dengan pemahaman salafush shalih? 

Jika memang dalil/hujjah/pemahaman saya kurang tepat, mohon ditunjukkan. 
Tentunya dengan dalil juga. 

Adek Ahmad Ridha, ustadz-ustadz PKS itu bukanlah orang-orang yang baru 
tahun kemaren belajar agama. Saya yakin, apa-apa yang adek sampaikan itu 
sudah dalam kajian mereka sejak dulu, dan mereka telah mengetahuinya. 
Semua manusia bersalah namun marilah kita mencari kebenaran seperti resep 
Allah. 

"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah 
ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar 
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama 
(bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisaa' 4:59) 

Jika adek masih penasaran, saya punya lengkap kajian halaqah yang pernah > saya ikuti. Bukannya ujub, tapi inilah faktanya, bahwa informasi yg adek 
terima ttg PKS kurang lengkap. Dan tidak bisa hanya lewat milis, tapi 
bergabung langsung. 
Mohon maaf jika kurang tepat namun bukankah di milis ini ada kader-kader PKS 
yang telah mengikuti kajian-kajian tersebut? Terima kasih atas tawarannya. 

sampai disini dulu, mohon ma'af jika saya dianggap lancang.
Saya juga mohon maaf jika ada kesalahan. Setiap kebaikan datangnya dari 
Allah subhanahu wa ta'ala dan setiap keburukan datang dari saya sendiri dan 
syaithan yang terkutuk. 

Wa Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Pengharaman Politik - Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)

2004-04-19 Terurut Topik Ahmad Ridha
Muhammad Arfian writes: 

Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Sanak di sini berdiskusi dengan saya, jangan membawa-bawa orang lain dan
menyamakan saya dengan mereka, apakah saya mengatakan sanak orang yang
mengharamkan politik? Kalimat-kalimat yang tidak perlu janganlah 
dituliskan di sini, apalagi kalau itu hanya imajinasi sanak saja 
terhadap saya.
Maaf, Uda Muhammad. Di sini saya tidak ingin membicarakan pendapat saya atau 
Uda. Awal pembicaraan ini adalah mengenai PKS. 

Sesungguhnya saya agak sungkan untuk mengutipkannya namun agar tidak 
dikatakan imajinasi saya silakan dibaca. 

http://www.eramoslem.com/br/ns/42/9369,1,v.html

"...jelasnya, menganut paham aqidah Salafiyah yang jelas-jelas mengharamkan 
kegiatan politik. "

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0204/27/0106.htm
 

"nya" di sini adalah Hidayat Nur Wahid. Silakan Uda Muhammad baca berita 
lengkapnya yang juga dimuat di harian Kompas. 

Mohon diklarifikasi. Apakah terjadi kesalahan pengutipan? 

Sejujurnya saya tertegun membaca berita tersebut. Kenapa? Karena yang saya 
tahu salafiyah adalah nisbat ke generasi terbaik yakni salafush shalih, yang 
dengan memahami Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah sesuai dengan 
pemahaman salafush shalih. 

Saya yakin Hidayat Nur Wahid mengenal salafiyyah karena beliau adalah 
lulusan Madinah. Oleh karena itulah saya sungguh-sungguh terkejut dengan 
berita tersebut. 

Al-Imam Al-Auza'i berkata: "Wajib bagimu untuk mengikuti jejak salaf 
walaupun orang-orang menolakmu dan hati-hatilah dari pemahaman/pendapat 
tokoh-tokoh itu walaupun mereka mengemasnya untukmu dengan kata-kata (yang 
indah)." (Asy-Syari'ah, Al-Ajurri hal. 63). 

Al-Imam Adz-Dzahabi berkata: "As-Salafi adalah sebutan bagi siapa saja yang 
berada di atas manhaj salaf." (Siyar A'lamin Nubala` 6/21). 

Al-Imam Asy-Syathibi berkata: "Segala apa yang menyelisihi manhaj salaf maka 
ia adalah kesesatan." (Al-Muwafaqat 3/284). 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: "Tidak tercela bagi siapa saja yang
menampakkan manhaj salaf, berintisab dan bersandar kepadanya, bahkan yang
demikian itu disepakati wajib diterima, karena manhaj salaf pasti benar."
(Majmu' Fatawa 4/155). Beliau juga berkata: "Bahkan syi'ar ahlul bid'ah
adalah meninggalkan manhaj salaf." (Majmu' Fatawa 4/155). 

Wa Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)

2004-04-19 Terurut Topik Ahmad Ridha
Muhammad Arfian writes: 

Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Jika sanak tidak setuju dengan pendapat saya, saya tidak punya hak untuk
memaksa sanak menerima pendapat saya, tetapi saya minta sanak menyadari
bahwa ada pendapat yang berbeda dengan pendapat sanak. Jika sanak kukuh
dengan pendapat sanak, silahkan sanak jalankan pendapat itu, tetapi saya
sarankan janganlah sanak langsung mencap orang lain salah dengan
asumsi-asumsi yang sanak miliki, tanpa mengonfirmasikannya kepadanya. 
Mohon maaf jika dalam diskusi ini saya dirasakan mencap orang lain salah 
tanpa alasan. Salah dan benar tentu harus ada dalilnya dan karena ini 
masalah Islam tentunya dalilnya bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah sesuai 
dengan pemahaman salafush shalih. 

Mohon ditunjukkan tuduhan saya yang tak berdasar agar saya dapat rujuk dari 
kesalahan tersebut. 

Mengenai pendapat, tentunya saya sadar bahwa ada begitu banyak pendapat. 
Itulah alasan saya mengemukakan dalil-dalil agar dapat kita temukan 
kebenaran dan agar kita tidak terjebak pada fanatik golongan. 

Semoga kita semua diberi hidayah oleh Allaah SWT untuk terus berada di 
jalan-Nya yang lurus.
Semoga Allah menetapkan kita di manhaj salafush shalih dan menjauhkan kita 
dari manhaj hizbiyyah. 

Wa Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)

2004-04-19 Terurut Topik Ahmad Ridha
Muhammad Arfian writes: 

Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Sekali lagi sanak memelintir pernyataan saya. Coba baca baik-baik mail 
saya sebelumnya, apakah saya mengatakan kita harus memiliki kekuasaan 
dulu baru tauhid? 
Mohon maaf jika saya salah memahami kata-kata Uda. Namun bukankah dalam 
sirah nabawiyah Rasulullah menekankan dakwah tauhid (di Makkah) yang 
kemudian memungkinkan tegaknya pemerintahan (di Madinah). 

Sedangkan Uda mengatakan: 

"Mungkin saja tidak semua orang Indonesia  akan mendukung penerapan hal-hal 
seperti itu, tetapi dengan adanya dukungan politis kesempatan untuk 
melakukan perbaikan tauhid insya Allaah akan lebih terbuka." 

Mohon maaf sekali lagi. 

Saya melihat jelas perbedaan kita di sini, saya melihat bahwa keadaan
masyarakat Indonesia saat ini layaknya sebagai masyarakat Madinah pada 
jaman Rasulullaah SAW, di mana ada segolongan kaum Muslimin yang 
memiliki kafaah untuk melakukan usaha-usaha politis dalam menegakkan 
tauhid di bumi Indonesia ini, dan mereka tidak menafikan penegakan 
tauhid Islam sebagai prioritas utama. 
Uda Muhammad, di Madinah umat Islam tidak hanya segolongan dan mereka telah 
kokoh dalam tauhid. Sungguh berbeda dengan Indonesia yang walaupun secara 
jumlah umat Islam besar namun betapa banyak yang belum kokoh aqidahnya. 

Wa Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Berpolitik - Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)

2004-04-19 Terurut Topik Ahmad Ridha
Muhammad Arfian writes: 

Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Artinya pendidikan politik yang sesuai dengan syari'at Islam dan untuk
memenuhi syarat-syarat untuk melakukannya perlu dilakukan. Orang-orang 
yang mampu hendaklah melakukan kegiatan politik juga selain meda'wahkan 
agama tauhid ini.
Dan syarat-syarat berpolitk di level negara tentunya berbeda dengan 
'berpolitik' di level RW. Saya merasa heran saja saat masyarakat awam 
(termasuk saya sendiri) yang aqidah dan ilmu dasarnya belum mapan sudah 
diminta untuk berpolitik. 

Yang terlihat sekarang adalah sebagian orang merasa tidak memiliki 
kemampuan berpolitik kemudian menghindarinya, tanpa mau berusaha mencari 
ilmunya, atau paling tidak menunda mencarinya. Padahal kita tahu ilmu 
politik juga diperlukan.
Politik dan tauhid bagaikan berlari dan merangkak. Karena sangatlah 
berbahaya jika orang yang tauhidnya belum baik pemahamannya diminta untuk 
menangani negara. Ingatlah saat ulama Mu'tazilah berkuasa di masa Imam Ahmad 
bin Hanbal yang menimbulkan fitnah besar. 

Wa Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] PKS & Kekuasaan Non-Muslim

2004-04-19 Terurut Topik Ahmad Ridha
Muhammad Arfian writes: 

Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Semoga Uda Muhammad dan kader-kader PKS yang ada di sini bersedia membaca 
dan memberikan penjelasan kepada saya. 

Nah, setelah sanak membaca isi Piagam Madinah, apakah sanak menganggap
orang-orang yang ingin menerapkan Piagam Madinah adalah orang-orang ingin
membuat umat Islam berada dalam kekuasaan kaum non-muslim? Esensi dari
Piagam Madinah itu sendiri adalah kaum muslimin sebagai kaum yang 
mayoritas di sana menjadi penguasa di Madinah, dan saya berhusnuzzhon 
bahwa orang-orang yang memperjuangkan Piagam Madinah itu adalah orang-
orang ingin membuat kaum muslimin sebagai mayoritas menjadi penguasa di 
negerinya sendiri.
Justru saya bertanya karena merasa heran dengan realita di lapangan. Dalam 
berita yang linknya pernah saya berikan disebutkan (silakan dibaca 
lengkapnya jika ragu). 

http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=1&storyid=2492 

"Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menyatakan, 
parlemen dan kekuasaan yang ada saat ini harus diganti dengan orang-orang 
bersih yang tidak melakukan korupsi. " 

"Untuk itu, Hidayat menyerukan dibangunnya koalisi bersih menghadapi Pemilu 
2004. Koalisi bersih adalah bersatunya kekuatan-kekuatan politik yang tidak 
mengkhianati rakyat dan melakukan atau menyuburkan korupsi. Koalisi bersih 
bersatu untuk mengganti parlemen dan kekuasaan yang ada saat ini." 

"Koalisi bersih adalah membangun kembali komitmen yang luas, lintas agama, 
lintas suku, lintas golongan untuk mengatasi krisis, memberantas korupsi, 
mengurangi pengangguran, meningkatkan kesejahteraan TNI, polisi, buruh, 
tani, nelayan, dan seluruh rakyat Indonesia," ujarnya." 

Dalam artikel di atas yang saya pahami adalah Hidayat Nur Wahid menghimbau 
pergantian parlemen dan kekuasaan dengan koalisi bersih yang salah satu 
sifatnya 'lintas agama'. 

Mohon diklarifikasi maksud 'lintas agama' di sini karena setahu saya agama 
yang ada adalah Islam dan selain Islam. 

Kemudian dalam artikel selanjutnya: 

"Rudi Himawan, MBA, ketua Pusat Informasi PK Sejahtera di Amerika (PIPKA) 
yang tampil sebagai pembicara pertama menyebutkan bahwa kemajemukan bangsa 
kita memang mengharuskan adanya keterbukaan dari segenap komponen bangsa 
ini. PK Sejahtera sangat menyadari bahwa ia tidak mungkin berjalan sendirian 
dalam upaya membangun bangsa ini tanpa bekerja sama dengan komponen lain. 

Karena itulah, agenda yang ditawarkan PKS disebut dengan Agenda Bersama, 
bukan agenda PKS sendirian. Rudi juga memaparkan contoh-contoh nyata PKS 
dalam kiprahnya yang melibatkan orang-orang non muslim." 

Apakah 'Agenda Bersama' yang dimaksudkan di sini? Apakah terkait dengan 
'koalisi bersih' sebelumnya? 

Atas penjelasannya sebelumnya saya ucapkan jazakumullahu khairan. 

Wa Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Menjadi Bidadari.....

2004-04-19 Terurut Topik Ahmad Ridha
Yesi Elsandra writes: 

assalamualaikum ww 
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Seperti apakah bidadari bumi itu?, bisakah kita mengikuti langkahnya, 
apakah dia anak, adik, atau keponakan perempuan kita?. Atau apakah ia 
istri dan ibu kita, atau ia hanya berupa angan yang sebenarnya bisa kita 
realisasikan, tapi syetan kuat menahan?
Kalau boleh menambahkan, Ni. 

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan 
wanita penduduk Surga dalam sabda beliau : 

â â seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk 
bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk 
bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung 
wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan 
isinya.â (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu) 

Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : 

Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka 
dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Di 
antara yang didendangkan oleh mereka : âKami adalah wanita-wanita pilihan 
yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata 
yang menyejukkan.â Dan mereka juga mendendangkan : âKami adalah 
wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang 
aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan 
pergi.â (Shahih Al Jamiâ nomor 1557) 

- 

Syaikh Abdullah bin Jibrin ditanya: "Ketika saya membaca Al-Qur'an, saya 
mendapati banyak ayat-ayat yang memberi kabar gembira bagi hamba-hamba-Nya 
yang beriman dari kaum laki-laki, dengan balasan bidadari yang cantik 
sekali. Adakah wanita mendapatkan ganti dari suaminya di akhirat, karena 
penjelasan tentang kenikmatan Surga senantiasa ditujukan kepada lelaki 
mukmin. Apakah wanita yang beriman kenimatannya lebih sedikit daripada 
lelaki mukmin? 

Jawaban:
Tidak bisa disangsikan bahwa kenikmatan Surga sifatnya umum untuk laki-laki 
dan perempuan. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal 
orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki ataupun perempuan" 
(Ali-Imran:195) 

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan 
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya 
kehidupan yang baik" (An-Nahl:97) 

"Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita, 
sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan 
mereka tidak dianiaya walau sedikitpun" (An-Nisa':124) 

"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan 
yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta'atannya, 
laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, 
laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang 
bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan 
yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut 
(nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang 
besar"(Al-Ahzab:35) 

Allah telah menyebutkan bahwa mereka akan masuk Surga dalam firman-Nya: 
"Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di 
atas dipan-dipan" (Yasin:56) 

"Masuklah kamu ke dalam Surga, kamu dan istri-istri kamu 
digembirakan"(Az-Zukhruf:70) 

Allah menyebutkan bahwa wanita akan diciptakan ulang.
"Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dengan langsung, dan Kami jadikan 
mereka gadis-gadis perawan" (Al-Waqi'ah: 35-36) 

Maksudnya mengulangi penciptaan wanita-wanita tua dan menjadikan mereka 
perawan kembali, yang tua kembali muda. Telah disebutkan dalam suatu hadits 
bahwa wanita dunia mempunyai kelebihan atas bidadari karena ibadah dan 
ketaatan mereka. Para wanita yang beriman masuk Surga sebagaimana kaum 
lelaki. Jika wanita pernah menikah beberapa kali, dan ia masuk Surga bersama 
mereka, ia diberi hak untuk memilih salah satu di antara mereka, maka ia 
memilih yang paling bagus diantara mereka. 

(Fatawal Mar'ah 1/13 yang dinukil dalam Al-Fatawa Al-Jami'ah lil Mar'atil 
Muslimah, edisi bahasa Indonesia "Fatwa-fatwa tentang wanita 3" cetakan 
Darul Haq) 

Wa Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS? jawabanterhadapSanakAhmad Ridha

2004-04-19 Terurut Topik Ahmad Ridha
Ronald P. Putra writes: 

makanya saya katakan bahwa, ada baiknya adek ikut dulu. Tak mesti harus 
jadi PKS kok. 


Jelas berbeda, berdiri di luar pagar tetap tidak sama dengan berdiri di 
dalam pagar. Karena informasi yg didapat, sangat berbeda dengan antara 
yang disampaikan oleh pendengar dengan yang disampaikan oleh penyampai 
langsung.
Terima kasih atas ajakannya dan tidak bermaksud untuk berputar-putar namun 
seperti saya katakan sebelumnya, bukankah untuk mengetahui sesuatu tidaklah 
harus masuk ke dalamnya? Seperti halnya misalnya kita mempertanyakan 
katakanlah aktivitas PDIP, apakah kita harus ikut ke dalam aktivitas partai 
dulu? Atau kita nilai dokumen resmi, kegiatan, dan sepak terjang tokohnya? 
Kemudian kita mintakan dasar-dasarnya agar jelas tepat tidaknya. 

Seperti halnya, Daud Rasyid mengomentari NM berdasarkan tulisan-tulisannya. 
Apakah Daud Rasyid harus bergabung dalam majelis NM sebelum 
menanyakan/mengomentari? Apakah dengan begitu buku-buku bantahan para ulama 
berkurang bobotnya karena mereka tidak mengikuti halaqah yang dikomentari? 

Oleh karena itu, saya tanyakan, apakah informasi pada situs resmi PKS dan 
aktivitas tokoh-tokohnya tidak cukup merepresentasikan PKS sendiri? 

Dengan begini justru sayalah yang merasa pertanyaan-pertanyaan saya belum 
terjawab. 

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Bid'ah dan NM (was Re: Kenapa takut dengan PKS? jawaban terhadapSanakAhmad Ridha)

2004-04-19 Terurut Topik Ahmad Ridha
Bismillahirrahmanirrahim, 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Hindari dulu main tuding bid'ah dan beraqidah bengkok, dlsbnya. Karena 
tidak sembarangan kita bisa menuduh orang spt itu, apalagi jika dia 
muslim. Harus pengadilan syariah yg memutuskan, jadi rasanya kita kurang 
berhak utk itu.
Bukanlah saya yang menentukan bid'ah atau lurus bengkoknya aqidah karena 
saya bukanlah seorang yang alim. Oleh karena itu saya menukilkan fatwa dari 
Ulama ahlussunnah. 

Mengenai tokoh Cak Nur, berikut saya kutipkan dari buku Pembaruan Islam dan 
Orientalisme dalam Sorotan karya Dr. Daud Rasyid, MA., Usamah Press, 2003 
hal. 29 

"Di tengah-tengah semua krisis itu, NM melempar isu-isu kontroversial yang 
tak dapat diterima oleh setiap Muslim yang berpegang teguh pada dinnya. 

Tesis-tesis itu sarat dengan kebathilan, sehingga bila tidak diamati secara 
jeli dan kritis akan dapat menyesatkan umat. Umpamanya menuduh agama sebagai 
'biang kerok' pertikaian yang banyak melanda dunia saat ini. Meragukan peran 
din dalam meraih kebahagiaan hidup; menyamaratakan kasus-kasus yang berbau 
kultus dan fundamentalisme yang terjadi di Amerika dengan kaum Muslim; 
mengecam sikap taat secara murni pada ajaran agama, karena menganggapnya 
dapat menimbulkan fanatisme dan konflik keagamaan; Mendangkalkan 'aqidah dan 
meragukan kebenaran ajaran dien yang dianutnya. Itulah yang dicoba untuk 
dianalisis dalam pembahasan ini berdasarkan kajian teks atas makalah dan 
komentar NM." 

Inilah profil NM yang turut di panggung kampanye PKS menurut Dr. Daud 
Rasyid, MA. 

Apakah ia telah berubah? Apakah ia telah menarik seluruh pendapatnya itu 
secara umum (karena ia menyebarkan pendapatnya ke umum)? Jika sudah, mohon 
beritahukan ke saya sumber beritanya. Setahu saya ia baru saja mengeluarkan 
buku 'Fiqh Lintas Agama' tahun 2003 lalu. 

Wa Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS? jawaban terhadapSanakAhmad Ridha

2004-04-19 Terurut Topik Ahmad Ridha
Ronald P. Putra writes: 

assalaamu 'alaykum wR wB
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

E-mail ini akan saya pecah menjadi beberapa bagian agar tidak menjadi 
terlalu panjang. 

dek Ahmad Ridha yang baik,
bukannya saya usil ingin ikut terus dalam diskusi ini, tapi jelas 
terlihat sekali akan kurangnya informasi adek ttg kegiatan internal PKS. 
Terima kasih atas urun rembug Uda yang semoga senantiasa diberi hidayah oleh 
Allah. 

Posisi saya adalah sebagai orang luar PKS yang agak heran dengan beberapa 
aktivitas-aktivitas partai serta tokoh-tokohnya. Saya merasa peduli karena 
PKS merupakan partai yang berasaskan Islam dan saya pun orang Islam. 
Pengetahuan tentang PKS saya peroleh dari situs resmi dan pemberitaan yang 
tentunya dimaksudkan untuk umum. 

Jika yang Uda maksudkan bahwa saya tidak mengerti internal PKS, maka saya 
katakan benar karena saya bukan kader PKS. Namun itu di luar diskusi kita. 

Tentang kajian-kajian mereka dalam masalah tauhid dalam halaqah-halaqah, 
ttg upaya penghindaran diri dari syirik, thaghut, dlsbnya.
Yang saya tanyakan justru adalah pengajaran untuk masyarakat umum 
sebagaimana halnya PKS melakukan kampanye untuk umum juga. 

Betul spt yg disarankan uda Arfian bahwa ada baiknya cobalah adek 
bergaul dulu dgn para kader/aktivis dakwah PKS (bukan simpatisan), coba 
bergabung dlm halaqah yg dibina oleh murobbi-murobbi PKS. Insya Allah, 
pemahaman adek ttg PKS mungkin sedikit akan berubah.
Seperti saya pernah ungkapkan bahwa saya pernah menanyakan ke kader PKS di 
tempat kerja saya namun belum memperoleh tanggapan. Yang saya tanyakan 
adalah lebih kurang sama dengan pertanyaan saya pertama kali. 

Mengenai bergabung ke halaqah, bukankah untuk mengetahui sesuatu tidaklah 
harus masuk ke dalamnya? Seperti halnya misalnya kita mempertanyakan suatu 
kebijakan pemerintah, apakah kita harus masuk ke pemerintahan dulu? Atau 
kita mintakan dasar-dasarnya agar jelas tepat tidaknya. 

Wa Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Tauhid Mulkiyyah Re: Kenapa takut dengan PKS? jawabanterhadap SanakAhmad Ridha

2004-04-18 Terurut Topik Ahmad Ridha
Muhammad Arfian writes: 

Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Sejujurnya saya sangat sedih membaca e-mail Uda yang ini. 

Saya di sini berdiskusi dengan berusaha mencari persamaan-persamaan di
antara kita, tetapi saya melihat sanak mengajak saya berdebat, suatu hal
yang seharusnya dihindari oleh kaum muslimin, karena hanya memperlebar
perbedaan-perbedaan yang ada. Saya katakan di sini saya tidak ingin 
berdebat dengan sanak, kalau sanak ingin berdebat, silahkan lakukan 
sendiri. 
Telah saya katakan di awal bahwa pertanyaan saya ini bertujuan untuk saling 
menasihati. Saya ingin mencari kebenaran bukan persamaan. Bagaimana caranya? 

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan 
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang 
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul 
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. 
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. 
An-Nisaa 4:59) 

Itulah alasan saya berusaha menyertakan dalil karena kita sepakat bahwa yang 
benar adalah yang berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah sesuai pemahaman salafush 
shalih. 

Tendensi
berdebat ini saya lihat juga karena sanak tidak menjawab
pertanyaan-pertanyaan saya dan juga tidak memberikan alternatif terhadap
hal-hal yang sanak anggap tidak sesuai dengan sanak. Juga ketika kita
berbicara masalah teknis, sanak terus saja berbicara tentang hal-hal yang
normatif, sehingga terlihat diskusi di sini tidak nyambung, hanya
berputar-putar tanpa menghasilkan sesuatu yang kongkrit.
Sebenarnya mungkin diskusi ini agak kurang terarah karena 
pertanyaan-pertanyaan saya berkenaan dengan aitivitas PKS sehingga lebih 
tepat dijawab oleh kader-kader PKS. Namun Uda menjawab maka berlanjutlah 
diskusi ini. 

Mohon ditunjukkan pertanyaan-pertanyaan yang belum saya jawab serta  bagian 
yang tidak cukup teknis. Jika saya tahu akan saya jawab, jika tidak akan 
saya katakan tidak tahu. 

Wa Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Debat

2004-04-18 Terurut Topik Ahmad Ridha
Bismillahirrahmanirrahim, 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Uda Muhammad, sekali lagi saya sampaikan bahwa tujuan saya berdiskusi 
bukanlah untuk berdebat namun untuk saling menasihati. Justru saya tidak 
ingin mengembangkan teori-teori sendiri tanpa bertanya ke 'empunya' 
aktivitas yakni kader-kader PKS. 

Akan ttp jika pihak yang dinasihati menerima nasihat/pengajaran tersebut
secara
negatif, yaitu dia tidak mau mendengar ttp lebih suka menjadikannya isu
pertengkaran, pergaduhan, perdebatan dan permusuhan, maka mengelakkan 
diri adalah lebih mulia dari ikut terus berbantah-bantahan.
Saya memohon ampunan kepada Allah jika ternyata saya tidak bersedia menerima 
kebenaran atau berdusta. Itulah alasan saya berusaha menyertakan link atau 
sumber yang saya kutip. 

Mohon ditunjukkan kesalahan dalil/hujjah/pemahaman saya. 

Wa Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Klarifikasi - ahli bid'ah was (Re: Tauhid dan Politik)

2004-04-18 Terurut Topik Ahmad Ridha
Muhammad Arfian writes: 

Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Saya tidak pernah mengatakan Rasulullaah SAW memberikan hak kekuasaan 
kepada kaum Yahudi dan Nasrani atau menganggap baik akrab dengan ahli 
bid'ah. Kalau sanak misalkan mengatakan tokoh-tokoh politik Islam akrab 
dengan ahli bid'ah, apakah definisi sanak terhadap kata akrab itu? 
Apakah sanak mengetahui apa yang mereka bicarakan seluruhnya? Jangan 
mudah mengatakan akrab tanpa pengetahuan yang jelas, karena itu bisa 
menjurus kepada fitnah. Kalau terlihat berkomunikasi di muka umum 
dianggap akrab, artinya saya bisa akrab dengan siapapun. Dari tulisan 
ini terlihat sekali sanak mempunyai prejudice terhadap sebagian tokoh 
Islam yang aktif dalam politik.
Yang saya permasalahkan bukanlah komunikasi sebatas kebetulan bertemu di 
jalan atau tempat umum, namun 'menyajikan' tokoh yang pahamnya menyimpang di 
panggung kampanye. 

"Tampil pula di panggung kampanye PKS itu, antara lain, ..., Nurcholish 
Madjid, ..., dan "
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0403/31/utama/945217.htm 

Mengapakah beliau ada di sana? Padahal ia baru saja meluncurkan buku 'fiqh 
lintas agama' dan dulu ia dibantah oleh Daud Rasyid dan juga yang lainnya. 

Wa Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Klarifikasi - dukungan politis Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)

2004-04-18 Terurut Topik Ahmad Ridha
Muhammad Arfian writes: 

Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Saya tidak berbicara tentang kekuasaan di sini. Dukungan politis belum 
tentu berasal dari sebuah kekuasaan, karena kita melihat Abu Thalib 
bukanlah orang yang berkuasa di Mekkah pada saat itu, tetapi tetap 
beliau memiliki pengaruh politis untuk mempengaruhi kaumnya.
Tulisan Uda berikut:
> Dukungan secara politis melalui pemerintah dan sistemnya adalah satu
> bentuk dukungan terhadap penegakan tauhid Islam yang tidak bisa
> dinafikan. Kalau sanak merenungkan Sirah Nabawiyah, sanak tentu
> mengetahui dengan jelas dukungan Abu Thalib sebagai orang yang 
> disegani
"Dukungan secara politis melalui pemerintah dan sistemnya" di sinilah yang 
saya pahami sebagai kekuasaan. 

Selain itu saya tidak pernah mengatakan kita menghentikan da'wah kalau
menerima kekuasaan. Itu adalah dikotomi yang sanak imajinasikan sendiri
tanpa mau memperhatikan pendapat saya. Saya sendiri berpendapat ada atau
tidak ada dukungan politis da'wah tetap harus jalan, tetapi tentu akan 
lebih baik jika da'wah itu diikuti oleh dukungan politis. 

Saya tidak pernah menuduh bahwa dakwah akan dihentikan setelah menerima 
kekuasaan. Mohon ditunjukkan kata-kata saya yang salah agar saya dapat rujuk 
dari kesalahan. 

Benar dakwah tauhid harus terus berjalan karena ia merupakan prioritas. Akan 
lebih baik jika mendapat dukungan seperti Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab 
yang didukung penguasa setempat. Dukungan tersebut tentunya tetap dalam 
hubungan yang syar'i. 

Wa Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Klarifikasi - tawar-menawar aqidah was (Re: Tauhid dan Politik)

2004-04-18 Terurut Topik Ahmad Ridha
Muhammad Arfian writes: 

Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Uda Muhammad, mohon maaf adikmu yang namanya serupa ini tidaklah bermaksud 
untuk berdepat tanpa bermaksud negatif. Saya dengan ini ingin menjelaskan 
beberapa poin yang mungkin menimbulkan kesalahpahaman dan saya pecah menjadi 
beberapa e-mail agar lebih mudah diikuti. 

Saya  menyayangkan sanak memiliki pendapat berdasarkan angan-
angan/imajinasi atau mungkin premise bahwa orang Islam yang berpolitik 
kecenderungannya melakukan tawar menawar aqidah, suatu pendapat yang 
bahkan seorang ulama pun tidak akan berani mengatakan hal itu terhadap 
seseorang tanpa melalui proses peradilan syari'ah yang jelas.
Mohon maaf jika Uda menganggap Uda menuduh PKS atau bahkan semua orang Islam 
yang berpolitik tawar menawar aqidah. Yang saya katakan adalah: 

"Namun jangan sampai demi - katakanlah - persatuan dan kesatuan pemahaman 
tauhid (aqidah) ditawar-tawar. Na'udzubillah min dzalik." 

Tidaklah kalimat itu menuduh. Berarti dengan demikian Uda setuju bahwa 
aqidah tidak boleh ditawar-tawar. 

Dengan demikian dalam perjuangan politik harus tetap berdasarkan Al-Qur'an 
sesuai pemahaman salafush shalih. Dengan demikian sarana dan cara-cara 
berpolitik atau perjuangan Islam di bidang lainnya tidak boleh keluar dari 
itu. 

Wa Allahu a'lam, 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)

2004-04-18 Terurut Topik Ahmad Ridha
Ronald P. Putra writes: 

assalaamu 'alaykum wR wB
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Dek Ahmad Ridha (bolehkan dipanggil adek ?)
Tentu boleh, Da. Senang dapat diikatkan tali persaudaraan dalam Islam. Mohon 
maaf sekali jika saya yang junior ini terasa lancang dalam upaya saya 
menuntut ilmu. E-mail ini juga cukup panjang (sehingga terlambat dikirim) 
karena walaupun e-mail Uda relatif singkat namun isinya sungguh terasa 
berat. 

apa-apa yang dek Ahmad 
sampaikan benar di satu sisi. Tapi ketika dek Ahmad menyampaikan argumen 
dengan beberapa dalil dan hujjah-hujjah tsb, ketahuilah bahwa di 
seberang sana, pihak lain juga punya hujjah-hujjah sendiri dengan 
argumen yang kuat pula. Mana yang benar ? wallahu 'alam.
Maafkan adikmu ini, apakah ada dua kebenaran yang bertolak belakang? 

Mungkin kisah yang menarik dalam hal ini adalah masalah pelaksanaan shalat 
ashar sewaktu berangkat perang ke Bani Quraidhah (mohon koreksinya jika 
salah). Pada waktu itu sebagian sahabat shalat sebelum tiba di tujuan karena 
takut kehilangan waktu sedangkan yang lainnya shalat di Bani Quraidhah 
sesuai perintah Rasulullah. Beliau tidak menyalahkan salah satu di antaranya 
namun apakah itu berarti ada dua kebenaran yang bertolak belakang? Tentu 
tidak karena keduanya didiamkan Rasulullah (yang menunjukkan pembenaran) 
karena beliau tidak akan membiarkan kesalahan. Namun itu adalah contoh 
kemudahan dan keluasan Islam. Seperti halnya saat bersafar boleh berbuka 
atau berpuasa, serta perbedaan qira'ah yang memang benar diriwayatkan dari 
Rasulullah. 

Namun apakah mungkin misalnya suatu urusan/hal dinyatakan haram oleh satu 
pihak namun dinyatakan halal oleh pihak yang lain dan kedua-duanya benar? 

Memang sangat sulit untuk mengetahui kebenaran dalam semua hal dan saya 
sendiri masih sangat kurang. Akan tetapi janganlah sampai kita terkena 
ancaman Allah. 

"Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan 
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa 
terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam 
Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An-Nisaa' 
4:115) 

Berarti hanya ada satu jalan kebenaran yakni jalan orang-orang mukmin. 
Siapakah orang-orang mukmin itu? Tentulah Rasulullah dan para sahabatnya. 

Rasulullah bersabda: 

"Sebaik-baik manusia adalah generasiku (Rasulullah dan sahabat) kemudian 
orang-orang sesudah mereka (Tabi'in) kemudian orang-orang sesudah mereka 
(Tabi'ut Tabi'in)." (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad). 

Umat Islam ini telah ratusan tahun terbelah karena memperdebatkan hal-
hal yang tidak prinsipil, masing-masing memiliki hujjah sendiri-sendiri 
dan tidak pernah mau berkompromi, bahkan untuk hal-hal yang sepele 
sekalipun. Memang demikianlah kenyataannya. 
Allah sudah memberitahukan resepnya: 

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan 
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang 
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul 
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. 
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. 
An-Nisaa' 4:59) 

Namun memang Allah telah menetapkan bahwa tidak semua orang akan berada di 
jalan yang benar. 

"Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, 
tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang 
diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. 
Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan 
memenuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya." 
(QS. Hud 11:118-119) 

Dalam keadaan yang berselisih itu, apakah kita boleh menentukan sesuatu 
hanya menurut pendapat kebanyakan orang? 

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, 
niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain 
hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah 
berdusta (terhadap Allah)." (QS. Al-An'aam 6:116) 

"Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan 
manusia tidak bersyukur." (QS. Al-Baqarah 2:243) 

"Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik." (QS. 
Al-Maa-idah 5:49) 

Dalam hadits Rasulullah:
"Dari Abu Hurairah ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah SAW. Kaum Yahudi 
telah terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan atau 72 (tujuh puluh 
dua) golongan dan Kaum Nashrani telah terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) 
golongan atau 72 (tujuh puluh dua) golongan dan ummatku akan terpecah 
menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan". (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dll) 

Bahkan Islam akan menjadi asing. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu dari 
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, b

[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS? jawaban terhadap SanakAhmad Ridha

2004-04-18 Terurut Topik Ahmad Ridha
ng baik"? Silakan dilihat pada link di e-mail 
saya sebelumnya. Di sini saya tidak bermaksud untuk menjatuhkan vonis kafir 
atau yang semacam itu kepada beliau. 

Komunikasi secara langsung akan mengurangi kesalahpahaman mengenai apa 
yang sanak pikirkan, tetapi kalau kita menjauh dan tidak ingin 
berkomunikasi, kesalahpahaman itu akan lebih dalam lagi jadinya.
Justru saya menanyakan masalah ini di milis agar terjadi komunikasi langsung 
dan saya telah mencobanya dengan seorang kader PKS di sini. Insya Allah 
nanti saya coba tanyakan ke yang lain. 

Mohon maaf jika ada kesalahan yang hamba Allah yang miskin ilmu ini. Semoga 
Allah memberikan pemahaman agama kepada kita semua karena jika Allah 
menghendaki kebaikan pada seseorang maka Ia akan menjadikannya paham ilmu 
agama. 

Wa Allahu a'lam bish shawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)

2004-04-16 Terurut Topik Ahmad Ridha
Muhammad Arfian writes: 

Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Sanak Ahmad Ridha, tidak ada yang menyangkal bahwa tauhid adalah 
prioritas utama dalam agama kita, dan usaha-usaha untuk memperbaiki 
aqidah dan tauhid umat Islam adalah usaha-usaha yang perlu didukung oleh 
setiap orang yang mengaku dirinya seorang muslim.
Benar dan semoga memang hal itu diketahui setiap orang yang ingin 
memperjuangkan Islam. Tentunya dengan pemahaman tauhid yang sesuai dengan 
salafushshalih atau generasi terbaik Islam (Rasulullah, sahabat-sahabat 
beliau, tabi'in, tabi'ut tabi'in) serta para ulama yang mengikuti jalan 
tersebut. 

Terkait dengan dukungan terhadap usaha-usaha perbaikan tauhid tersebut,
banyak hal yang bisa dilakukan oleh umat Islam, baik itu dengan dia
mempelajari ilmu agama secara menyeluruh, beramal dengan hartanya, 
mendidik keluarganya, mendukung secara politis bahkan kalau perlu 
berjuang dengan mengorbankan jiwanya.
Menjadikan tauhid sebagai prioritas utama tidaklah berarti menghentikan 
langkah yang lain tentunya tetap dalam kerangka panduan Allah dan Rasul-Nya. 
Namun jangan sampai demi - katakanlah - persatuan dan kesatuan pemahaman 
tauhid (aqidah) ditawar-tawar. Na'udzubillah min dzalik. 

Ingatlah dulu orang-orang Khawarij pun mengorbankan jiwanya. Begitu juga 
orang-orang Mu'tazilah yang ahli ibadah. Apakah itu menjadikan mereka ada di 
jalan yang benar? 

Dukungan secara politis melalui pemerintah dan sistemnya adalah satu 
bentuk dukungan terhadap penegakan tauhid Islam yang tidak bisa 
dinafikan. Kalau sanak merenungkan Sirah Nabawiyah, sanak tentu 
mengetahui dengan jelas dukungan Abu Thalib sebagai orang yang disegani 
di kalangan bani Quraisy terhadap Nabi Muhammad SAW dalam usahanya 
menyebarkan tauhid Islam di Mekkah. Juga ketika kaum muslimin diboikot 
selama tiga tahun di Mekkah, Bani Hasyim yang merupakan keluarga Nabi 
Muhammad SAW tetap melakukan transaksi dagang dengan kaum muslimin, dan 
tidak ada yang berani mengganggu mereka melakukan itu.
Bukankah Rasulullah menegakkan pemerintahan Islam setelah hijrah? Bukankah 
kafir Quraisy memegang kekuasaan di Makkah sebelum Rasulullah hijrah? 
Bukankah Rasulullah menolak kekuasaan jika itu berarti menghentikan dakwah 
tauhid? 

Kisah Abu Thalib sesungguhnya memberikan pelajaran yang sangat berharga. 
Sedemikian besar bantuan yang ia berikan kepada Rasulullah namun hal itu 
tidak menyelamatkannya dari siksa karena ia menolak untuk bertauhid. 

Allah bahkan melarang Rasulullah untuk mendo'akannya. 

"Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun 
(kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu 
adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang 
musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam." (QS. At-Taubah 9:113) 

dan juga menunjukkan bahwa petunjuk datangnya hanya dari Allah. 

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu 
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan 
Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS. 
Al-Qashash 28:56) 

Ketika Nabi hijrah ke Mekkah, beliau mengadakan perjanjian bersama
orang-orang Madinah yang bukan hanya terdiri dari kaum muslimin, tetapi 
juga kaum Yahudi dan Nasrani dalam usahanya mendirikan pondasi yang 
teguh bagi kelancaran penyebaran Islam di sana. Kemudian beliau pun 
mengadakan perjanjian Hudaibiyah yang memberikan kesempatan untuk 
memperluas da'wah Islam kepada raja-raja Arab dan negara sekitarnya 
ketika itu. 
Apakah dalam perjanjian itu memberikan hak kekuasaan bagi kaum Yahudi dan 
Nasrani atau menganggap baik akrab dengan ahli bid'ah? 

Maaf, perjanjian yang saya dapatkan adalah dengan orang-orang Yahudi dan 
tidak menyebutkan Nasrani. Saya mendapatkan teks perjanjian Rasulullah 
dengan orang-orang Yahudi tersebut dalam terjemah As-Sirah An-Nabawiyah li 
Ibni Hisyam (Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, Darul Falah, 2002) jilid 1 hal. 
454 bab 91. 

Di dalamnya disebutkan secara ringkas antara lain (mohon maaf tidak 
menuliskan semua karena cukup panjang): 

- Kaum muhajirin dari Quraisy dan Yatsrib serta kaum-kaum di Madinah tetap 
dalam tradisi mereka yang dilegalkan Islam, mereka membayar diyat kepada 
sebagian yang lain, menebus tawanan mereka dengan cara yang baik dan adil 
kepada kaum Mukminin. 

- Sesungguhnya kaum Mukminin yang bertakwa itu bersatu dalam menghadapi 
orang yang berbuat aniaya terhadap mereka atau orang yang menginginkan 
kezaliman besar, atau dosa, atau permusuhan, atau kerusakan terhadap kaum 
Mukminin. 

- Barangsiapa di antara orang Yahudi mengikuti kami, ia berhak mendapat 
pertolongan, kebersamaan, mereka tidak dizalimi dan mereka tidak boleh 
dikalahkan. 

- Sesungguhnya kaum Mukminin yang bertakwa berada pada petunjuk yang paling 
baik dan paling lurus. 

- Sesungguhnya orang Muk

[R@ntau-Net] Tauhid Mulkiyyah Re: Kenapa takut dengan PKS? jawaban terhadap SanakAhmad Ridha

2004-04-16 Terurut Topik Ahmad Ridha
ahan 
ini. 

Ketika seorang muslim memperhatikan kitab Allah Subhanahu wa Ta'ala dan 
sunnah Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam, dia akan mendapati bahwa 
tauhid ada tiga macam. 

1. Tauhid rububiyah yang juga diyakini oleh kaum musyrikin seluruhnya dan 
tidak ada seorangpun yang menentangnya, yaitu keyakinan bahwa Allah adalah 
Rabb dan Khaliq (Pencipta) segala sesuatu. Semua jiwa diciptakan di atas 
tauhid ini. Bahkan Fir'aun yang berkata : 'Ana Rabbukumul A'la (Aku adalah 
Rabb kalian yang paling tinggi)' (sesungguhnya juga meyakini akan hal 
ini-pen). 

Allah berfirman tentang Fir'aun.
"Artinya : Mereka (Fir'aun dan kaummnya) mendustakan (risalah yang dibawa 
oleh Nabi Musa) karena kedhaliman (syirik) dan kesombongannya. Sedangkan 
jiwa-jiwa mereka meyakininya" [An-Naml : 14] 

2. Apa yang ada dalam kitab Allah berupa penjelasan nama-nama Allah dan 
sifat-sifat-Nya dalam firman-Nya Ta'ala.
"Artinya : Allah memiliki nama-nama yang paling baik, maka berdo'alah kalian 
kepada Allah dengannya" [Al-A'raaf : 180] 

Begitu pula sifat-sifat Allah di dalam kitab-Nya. Allah mensifati diri-Nya 
dengan beberapa sifat dan menamai diri-Nya dengan beberapa nama. Dan 
termasuk konsekwensi iman adalah 'engkau mengimani nama-nama Allah dan 
sifat-sifat-Nya'. 

3. Tauhid yang didakwahkan oleh para rasul kepada umat-umat mereka adalah 
mengikhlaskan agama hanya untuk Allah dan mengesakan Allah dalam segala 
bentuk ibadah. 

"Artinya : Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu melainkan Kami 
wahyukan kepadanya bahwasanya : Tidak ada sesembahan yang berhak untuk 
diibadahi selain Aku. Maka hendaklah kalian beribadah kepada-Ku" [Al-Anbiya 
: 25] 

Apabila engkau perhatikan Al-Qur'an, maka engkau akan mendapatkan tauhid 
dalam pengertian ini. 

Allah berfirman.
"Artinya : Dan sungguh jika engkau bertanya kepada mereka : 'Siapakah yang 
menciptakan langit-langit dan bumi ?' Tentu mereka akan menjawab : 'Allah' 
"[Luqman : 25] 

Dan firman-Nya.
"Artinya : Katakanlah ; siapakah yang memberi rezki kepadamu dan langit dan 
bumi atau siapakah yang mampu (menciptakan) pendengaran dan penglihatan dan 
siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang 
mati dari yang hidup serta siapakah yang mengatur segala urusan. Maka mereka 
akan mengatakan : 'Allah ?' [Yunus : 31] 

Lalu Allah berfirman.
"Artinya : Kenapa kalian tidak bertaqwa" [Yunus : 31]
Yakni kenapa kalian tidak beribadah kepadaNya dan mengikhlaskan agama hanya 
bagi-Nya. 

Adapaun tentang 'al-hakimiyah', apabila yang dimaksud adalah berhukum dengan 
syariat Allah, maka termasuk konsekwensi tauhid seorang hamba kepada Allah 
dan pemurnian ibadah hanya kepada Allah adalah berhukum dengan syari'at-Nya. 
Barang siapa meyakini bahwa Allah itu Satu, Esa, Tunggal, Tempat bergantung, 
tidak ada sesembahan yang berhak untuk diibadahi selain-Nya, maka wajib 
atasnya berhukum dengan syariat-Nya dan menerima agama-Nya serta tidak 
menolak sedikitpun dari perkara itu. Dengan demikian, termasuk beriman 
kepada Allah adalah berhukum dengan syari'at-Nya, melaksanakan 
perintah-perintah-Nya, meninggalkan dan menjauhi larangan-larangan-Nya serta 
berhukum dengan syari'at Allah dalam setiap keadaan. Jika demikian halnya 
maksud 'al-hakimiyah' berarti termasuk dalam tauhid uluhiyah dan tidak boleh 
menjadikan 'al-hakimiyah' sebagai bagian khusus yang dipisahkan karena ia 
termasuk bagian dalam tauhid ibadah. 

Masalah Al Hakimiyah Merupakan Perkara yang Baru (Diada-adakan, sebelumnya 
tidak dikenal) 

[Disalin dari Majalah Salafy, Edisi XXI/1418/1997] 

-- akhir kutipan 

Saya menyarankan agar sanak juga berusaha mendapatkan dari sumber primer
(saya sendiri bukan sumber primer), dengan berdialog secara langsung 
dengan orang-orang PKS di sekitar sanak, dan saya kira di Bandung banyak 
orang PKS.
Mohon maaf, yang saya maksudkan dengan sumber sekunder adalah kitab 
terjemahan atau situs Internet. Saya pun berusaha memberikan sumber 
pengambilan suatu kutipan dan saya mohonkan untuk dikoreksi jika ada 
kesalahan. 

Saya sendiri sudah pernah menanyakan masalah-masalah ini kepada rekan yang 
kader PKS namun belum memperoleh jawaban. 

Semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada Uda dan saya serta kita semua 
karena hanya Ia-lah yang memberi petunjuk. 

Wa Allahu a'lam bishshawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS? jawaban terhadap Sanak Ahmad Ridha

2004-04-15 Terurut Topik Ahmad Ridha
lah, agenda yang ditawarkan PKS disebut dengan Agenda Bersama, 
bukan agenda PKS sendirian. Rudi juga memaparkan contoh-contoh nyata PKS 
dalam kiprahnya yang melibatkan orang-orang non muslim." 

http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=1&storyid=2489 

"Dengan begitu, PPB bersifat terbuka bagi siapa pun, pribadi maupun partai 
politik (parpol). Konfigurasi politik nasional saat ini, lanjut Amien, 
terbagi menjadi dua pihak, yaitu pihak yang ingin melestarikan apa yang 
dimilikinya serta pihak yang menginginkan perubahan serta pembaruan." 

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0404/14/UTAMA/969723.htm 

Ket: PBB di sini Poros Penyelamat Bangsa bukan nama partai 

"Bagi Gus Dur, pertemuan semacam ini layak diteruskan. ''Ini persekutuan 
tanpa bentuk. Nantinya tidak hanya terbatas pada golongan Islam, tapi akan 
mengajak siapa saja yang merasa prihatin atas nasib bangsa. Jadi, ya kayak 
arisan. Saling bertukar pandangan mengenai nasib bangsa,'' kata Gus Dur, 
Selasa malam." 

http://www.republika.co.id/ASP/koran_detail.asp?id=158123&kat_id=3 

"Amien dan Hidayat yang sebelumnya membangun Poros Penyelamat Bangsa, 
mengunjungi Gus Dur untuk memperkenalkan visi dari poros itu. Namun dari 
pertemuan itu belum ada kata sepakat mengenai keikutsertaan Gus Dur." 

http://www.gusdur.net/indonesia/detail.asp?catName=Berita&contentOID=1865 

Islam tidak mengenal perbedaan suku atau warna kulit atau tingkat kekayaan 
karena yang dilihat adalah ketaqwaannya atau dalam suatu hadits dikatakan 
yang dilihat adalah hati dan amal perbuatan. 

Saya ingin mengklarifikasi, apakah dengan demikian menurut PKS posisi dalam 
pemerintahan perlu diberikan kepada orang-orang yang bersih terlepas dari 
agamanya atau aqidahnya? 

Siapakah yang akan menjadi penyelamat bangsa? 

Rasulullah perpesan: 

"Ada tiga perkara yang jika seseorang memilikinya akan merasakan manisnya 
iman, yaitu bila Allah dan RasulNya lebih ia cintai daripada selain keduanya 
dan tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah, serta benci kembali 
kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya daripadanya sebagaimana ia 
benci untuk dilemparkan ke neraka." (Muttafaq âalaihi). 

Mengenai pergaulan tokoh-tokoh PKS, saya kira Amien Rais maupun Gus Dur
adalah orang-orang Islam juga, dan tidak ada larangan bagi kita untuk
bermuamalah dengan orang-orang yang mungkin berbeda pemahaman Islamnya
dengan kita, bahkan dengan orang yang lain agamapun. Saya jadi ingin tahu
bagaimanakah 'pergaulan' yang sanak inginkan dari para tokoh PKS, agar 
jelas bagi kita nasihat yang ingin sanak berikan.
Memang mereka Islam namun bukankah Islam sekarang sering dipasangkan sebagai 
label untuk hal-hal yang bukan dari Islam. Misalnya; Islam Liberal, 
Ahmadiyyah, Bahaiyah, dll. 

Bukankah Gus Dur sudah jelas pendapatnya yang acap kali 'nyeleneh'? Yang 
bahkan terkadang ia bantah sendiri dengan mengatakan bahwa itu plintiran 
media. Salah satunya yang ada di situs resmi beliau: 

"Unsur atau faktor tersebut adalah moralitas yang bersumber pada agama. 
Namun, hal ini sulit diwujudkan oleh adanya dua sebab. Pertama, karena pihak 
agama selalu menganggap pihak orang yang tidak beragama (kaum atheis) 
sebagai lawan, padahal sebenarnya mereka adalah lawan bicara yang baik. Kata 
Prof. Hasan Hanafi, seorang Atheis adalah pencari Tuhan yang tidak dapat 
menemukan-Nya. Sebab kedua, antara kaum beragama sendiri juga terjadi 
perebutan tempat untuk menentukan mana yang lebih dekat dengan kebenaran 
Tuhan." 

http://www.gusdur.net/indonesia/detail.asp?catName=Memahami+GusDur&pCat=&con 
tentOID=1769 

Saya ingin jika memang PKS ingin memperjuangkan Islam maka tentunya harus 
kembali kepada yang telah Uda katakan: 

... dalam koridor ahlussunnah wal jama'ah, berdasarkan Al-Qur'an dan
hadits Rasulullaah SAW seperti yang dicontohkan para salafusshalih. 
Seperti pesan Imam Malik: 

"Tidaklah akan baik umat akhir ini melainkan dengan apa yang telah baik pada 
awal umat ini". 

Saya pun berhusnushzhon niat dan tujuan perjuangan PKS baik namun pemilihan 
sarana juga harus berhati-hati karena baiknya tujuan tidaklah menghalalkan 
sarana. Saya percaya PKS memiliki orang-orang yang berilmu dan saya yang 
faqir ini mohon maaf jika ada yang kurang berkenan dengan yang saya 
sampaikan. Mohon maaf juga karena saya banyak menggunakan sumber sekunder 
untuk kutipan, mohon dikoreksi jika salah. 

Allah berfirman: 

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh 
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah 
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah 2:216). 

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan 
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang 
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul 
(sunnahnya), jika ka

[R@ntau-Net] Re: Lega.....

2004-04-15 Terurut Topik Ahmad Ridha
Yesi Elsandra writes: 

sahabat
Ukhti 

yang penting, menurut saya, jangan bunda mega lagi
lah.
tak ada perubahan pada perempuan TKI yang bonyok di
negeri sebrang sana...
Bagaimanakah sikap ukhti jika yang terpilih melalui mekanisme demokrasi 
adalah Ibu Mega? Atau misalkan yang terpilih capres dari PDS? 

baiknya ada perubahan...karena perubahan tidak mesti
memperbaiki sesuatu, tapi untuk menjadi lebih baik
kita mesti berubah!!!
Semoga perubahan itu sesuai denga yang digariskan Allah dan Rasul-Nya. 

Wa Allahu a'lam. 

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Warning... + pertemuan mhs minang indonesia UINS 2004

2004-04-15 Terurut Topik Ahmad Ridha
aulia postiera writes: 

Assalamu alaikum Da Ronald jo Da Ridha
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

salam kenal juo Da... Namo Aulia Postiera, awak alumni
SMU 1 Padang juo Da...:) Kini kuliah di UGM angk 2001.
Semoga Allah menjalinkan dan menjaga persaudaraan di antara kita dalam 
Islam. 

untuak da ridha, awak dikiriman dek kawan pulo email
tu.. jadi ndak tau batua atau ndak... tapi itu buat
jaga-jaga ajo da...
Tanpa maksud membenarkan atau menyalahkan e-mail tersebut, namun suatu 
berita (apalagi sesensitif itu) tentunya perlu sumber yang jelas. Saya 
khawatir jika kita mendasarkan pendapat atau persepsi kita kepada isu-isu. 

Itulah kita harus bersyukur bahwa ajaran Islam senantiasa terjaga dan 
dijamin oleh Allah walaupun memang ulama semakin sedikit. Bagaimana 
menjaganya? Para ulama hadits telah bersusah payah untuk menjaga dan 
mempelajari jalur-jalur periwayatannya. Jelas yang terpercaya dan yang 
tercela. 

Allah telah mengingatkan: 

"Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau pun 
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada 
Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin 
mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan 
Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, 
tentulah kamu mengikut setan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)." 
(QS An-Nisaa' 4:83) 

... dan diharapkan nantinya akan
terbentuk juga sebuah organisasi yang menaungi semua
mahasiswa minang...
Semoga organisasi itu berbuah manfaat yang diridhoi Allah. Namun, ingat yang 
diperjuangkan jangan organisasi atau Minang-nya. 

Wa Alahu a'lam. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Nan Bodoh Makanan Cadiak (kesimpulan)

2004-04-15 Terurut Topik Ahmad Ridha
Pito Sutan writes: 

Assalamu alaikum wr. wb. ;
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Angku Ahmad Ridha, banaa sakali !, nagari kito, Indonesia iko, panah 
dipimpin partai Islam, "Masyumi", malah .., urang awak pulo, bapak 
Muhammad Natsir, jadi Perdana Menteri, tapi ..., takuik ka Islam waktu 
itu, disapu pulo, malah NU kaluah pulo dari Masyumi, yang nanti 
bagabuang dengan PKI dan PNI, dalam Nasakom, sadang Masyumi, yang tingga 
dari unsur Muhamadiyah sajo lagi, dibubarkan pulo, pamimpinyo 
dimasuakkan ka buwih,  aliyas panjaro, ta masuak pak Natsir, dan kawan-
kawan !; 

Mohon maaf saya membalas dalam bahasa Indonesia karena takut salah ketik 
kalau pakai bahaso Minang. 

Dengan pengalaman seperti itu dapat kita ambil pelajaran bahwa penegakkan 
Islam secara menyeluruh tidaklah dapat dicapai dengan 'merebut' kekuasaan 
sebagai prioritas utama. 

Jika partai Islam menang pemilu kemarin katakanlah 70% kemudian diumumkan 
bahwa kita akan menerapkan Hudud dan Qishash, apakah semua muslim (atau 
75%-nya) di Indonesia akan menerima? Wa Allahu a'lam. Saya khawatir nasib 
partai tersebut menjadi seperti PAS (Partai Islam se-Malaysia) di Malaysia 
yang malah kehilangan kekuasaan di Trengganu pada Pemilu 2004 lalu. 

Bukankah prioritas Rasulullah dan Nabi-nabi sebelum beliau adalah tauhid? 

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk 
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu" (QS An Nahl 
16:36) 

" Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami 
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, 
maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS Al Anbiya' 21:25) 

"Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan 
(yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka 
persekutukan." (QS At Taubah 9:31) 

"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya. Ingatlah, 
hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)." (QS Az Zumar 
39:2-3) 

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan 
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan 
supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian 
itulah agama yang lurus." (QS Al Bayyinah 98:5) 

Rasulullah mendakwahkan tauhid selama 13 tahun sebelum kemudian hijrah dan 
dakwah tauhid tersebut sangatlah dibenci oleh orang-orang kafir dan musyrik. 

Dalam sirah nabawiyah disebutkan usaha Utbah bin Rabi'ah, seorang tokoh 
orang-orang Quraisy, untuk menghentikan dakwah tersebut. Kisah ini saya 
kutipkan dari terjemahan As-Sirah An-Nabawiyah li Ibni Hisyam (Sirah 
Nabawiyah Ibnu Hisyam, Darul Falah, 2002; Jilid 1 hal 246-248) 

Utbah mengatakan bahwa Rasulullah telah memecah belah persatuan mereka, 
menjelek-jelekkan mimpi-mimpi mereka, mencaci-maki tuhan-tuhan mereka, dan 
agama mereka, dan mengafirkan orang tua mereka yang telah meninggal. Ia 
menawarkan seluruh harta mereka agar Rasulullah menjadi yang paling kaya. Ia 
juga menawarkan kehormatan sebagai pemimpin dan partisipasi untuk mengambil 
keputusan. Ia menawarkan posisi sebagai raja. Ia menawarkan pengobatan tabib 
dan biayanya. 

Apakah Rasulullah menerima tawaran tersebut yang akan diberikan tanpa 
peperangan, tanpa persaingan asalkan ia meninggalkan dakwah tauhid? Tentu 
saja tidak. Rasulullah pun membacakan kepada Utbah surat Al-Fushshilat. 

Utbah kemudian berkata kepada sahabat-sahabatnya, "Demi Allah, sungguh aku 
baru saja mendengar perkataan yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Demi 
Allah, perkataan tersebut bukan syair. Bukan sihir. Bukan dukun. Hai 
orang-orang Quraisy, taatlah kepadaku, serahkan persoalan Quraisy kepadaku, 
dan biarkan orang tersebut (Rasulullah) dengan apa yang ia bawa, dan 
tinggalkan dia! Demi Allah, ucapannya yang aku dengar tadi pada suatu saat 
akan menjadi berita besar. Jika saja ucapannya tersebut dimiliki orang-orang 
Arab, sungguh mereka sudah merasa cukup dengannya tanpa kalian. Jika ia 
berhasil mengalahkan semua orang-orang Arab, maka kekuasaannya ialah 
kekuasaan kalian, dan kejayaannya adalah kejayaan kalian, kemudian kalian 
menjadi manusia yang paling berbahagia dengannya." Namun orang-orang Quraisy 
itu berkata, "Demi Allah, dia telah menyihirmu dengan mulutnya." Utbah pun 
berkata, "Ini pendapatku tentang dia. Oleh karena itu, kerjakan apa saja 
yang kalian inginkan!" 

Itu teladan dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam dan itulah 
sebaik-baik teladan. 

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik 
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) 
hari kiamat." (QS Al Ahzab 33:21) 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:
"Orang yang mau mentadabburi keadaan alam akan mendapati bahwa sumber 
kebaikan di muka b

[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS?

2004-04-14 Terurut Topik Ahmad Ridha
Ahmad Ridha writes: 

Mohon maaf, ada kalimat yang terputus. 

dan Rasul sebagai prioritas utama. Ataukah PKS memiliki prioritas lain? 
Saya tidak dapat  

Maksud saya: Saya tidak dapat mengetahui konkritnya prioritas PKS dari 
Kebijakan Dasar PKS. 

http://pk-sejahtera.org/organisasi.php?op=kdasar 

Wassalamu 'alaikum, 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS?

2004-04-14 Terurut Topik Ahmad Ridha
Bismillahirrahmanirrahim, 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Dari pembicaraan-pembicaraan dalam milis 'kampuang halaman' ini sepertinya 
banyak Bapak Ibu serta Uda Uni serta yang cukup mengenal PKS, oleh karena 
itu ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan. Hal-hal tersebut ini 
sebenarnya pernah saya tanyakan ke rekan atau milis lain. Mohon maaf jika 
ada yang pernah membacanya, bukanlah maksud saya untuk 'ngeyel' namun memang 
belum ada yang menjawab. Semoga Allah menjauhkan niat buruk dari saya dan 
memberikan hidayah kepada kita semua agar menetapi kebenaran. 

PKS merupakan partai Islam yang memosisikan diri sebagai 'PARTAI DA'WAH' 
sebagaimana tercantum dalam visinya dan ingin memperjuangkan Islam sebagai 
solusi dalam kehidupan berbangsan dan bernegara. 

http://pk-sejahtera.org/organisasi.php?op=visi 

1. Saya ingin mengetahui langkah-langkah PKS dan kader-kadernya dalam 
memperbaiki pemahaman aqidah masyarakat. Sedih dan malu rasanya melihat 
begitu banyak masyarakat Indonesia yang larut dalam praktik-praktik syirik 
baik berbentuk penyembahan terhadap kuburan orang-orang shalih yang telah 
meninggal, pengkultusan tokoh-tokoh tertentu, pengeramatan tempat/bangunan 
tertentu, upacara-upacara adat peninggalan animisme/dinamisme, dll. Kenapa 
saya ingin mengetahuinya? Karena aqidahlah yang terpenting bagi keselamatan 
dunia dan akhirat dan tauhidlah yang diserukan oleh para Nabi dan Rasul 
sebagai prioritas utama. Ataukah PKS memiliki prioritas lain? Saya tidak 
dapat 

2. Saya ingin mengetahui sikap PKS mengenai penegakan syari'at Islam? 
Bagaimanakah pemahaman Islam yang ingin ditegakkan? Karena ada begitu banyak 
kelompok-kelompok yang mengaku dari Islam seperti Syi'ah Rafidhah, 
Ahmadiyah, Islam Liberal, Mu'tazilah, dll. 

3. Saya ingin mengetahui sikap PKS dan tokoh-tokohnya sebagai partai Islam 
dalam berhubungan dengan kelompok-kelompok di atas atau paham-paham seperti 
Inklusivisme, Pluralisme, dll serta hubungan dengan tokoh-tokoh yang 
mendukung/mengusung kelompok-kelompok/paham-paham tersebut. 

4. Saya ingin mengetahui sikap PKS dalam hubungan dengan non-muslim. Apakah 
mereka perlu diberi bagian kekuasaan membentuk suatu 'Kerja Sama Lintas 
Agama'? Bagaimana sikap PKS terhadap masalah 'Fiqh Lintas Agama' yang 
dicetuskan oleh seorang 'tokoh' Islam Indonesia? 

Saya menanyakan beberapa di antara poin-poin di atas karena kalau melihat 
komentar beberapa 'pengamat', mereka memandang PKS tidak lagi gencar 
menyorot masalah syari'at Islam dan menjadi lebih inklusif. Saya pribadi 
melihat poster-poster kampanye PKS juga kurang menyoroti masalah-masalah di 
atas. Saya juga khawatir melihat 'pergaulan' tokoh-tokoh PKS akhir-akhir 
ini. 

Sejauh ini, berita yang saya dapatkan mengenai poin-poin di atas adalah 
sebagai berikut: 

PKS: Indonesia Masih Punya Harapan 
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0403/31/utama/945217.htm 

Hidayat Nur Wahid: Ganti Parlemen dan Kekuasaan dengan Orang Bersih
http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=1&storyid=2492 

Mengundang Tokoh Katolik, PKS Adakan Dialog Lintas Agama di Chicago
http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=1&storyid=2489 

Amien-Hidayat Gulirkan Poros Penyelamat Bangsa  
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0404/14/UTAMA/969723.htm 

Hidayat, Gus Dur, Amien Rais Bertemu di Kantor PBNU
http://www.republika.co.id/ASP/koran_detail.asp?id=158123&kat_id=3 

Berita Foto: Jumpa Pers Amien - Hidayat - Gus Dur
http://www.gusdur.net/indonesia/detail.asp?catName=Berita&contentOID=1865 

Sebagai orang di luar PKS, saya ingin mendapatkan penjelasan dari orang yang 
lebih mengetahui karena Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: 

"... maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu 
tidak mengetahui". (QS. An-Nahl 16: 43) 

Mohon maaf jika dalam pertanyaan ini ada yang salah atau kurang berkenan. 
Niat saya hanyalah dalam rangka saling menasihati dan sejujurnya ingin 
menyampaikan kegalauan hati saya. 

Jangan sampai kita menjadi seperti orang-orang kafir dari Bani Israil yang 
ditegur Allah subhanahu wa ta'ala: 

âMereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka 
perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.â 
(QS. Al-Maaidah 5:79) 

Semoga juga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi. 

âDemi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, 
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat 
menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi 
kesabaran.â (QS. Al-Ashr 103:1-3) 

Sesungguhnya setiap kebaikan datangnya dari Allah subhanahu wa ta'ala dan 
setiap keburukan datangnya dari saya atau syaithan yang terkutuk. 

Wa Allahu a'lam bishshawab. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Nan Bodoh Makanan Cadiak (kesimpulan)

2004-04-14 Terurut Topik Ahmad Ridha
Mulyadi writes: 

Nah Pernahkah Partai Islam diberikan kesempatan untuk memimpin di 
Sumatra barat Khususnya di Indonesia..itu patut dicermati. 

Mohon maaf, namun setahu saya partai politik yang berasakan Islam pernah 
memimpin Indonesia. Ingat Masyumi? Mungkin para senior lebih mengetahui yang 
terjadi masa itu. 

Wassalamu 'alaikum, 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Partai Demokrat adalah NASRANI!!!

2004-04-14 Terurut Topik Ahmad Ridha
Muhamad Gunawan Budi Utama writes: 

Ass WW
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

"Jendral Vence Samuel donatur utama PARTAI DEMOKRAT adalah
Nasrani (Zionis) dan kepala Agen CIA untuk Indonesia dengan
misi yang sama dengan PDS, tolong sebarkan sebelum umat
ISLAM KECOLONGAN !!!" 

Sejujurnya saya agak-agak pusing menerima pesan-pesan politis tanpa rujukan 
yang jelas. Akan lebih baik jika ada referensi/sumber yang jelas. 

BTW, bukankah memang yang namanya demokrat/demokrasi itu tidak melihat 
agama? 

Yang jelas harus diikuti adalah 'partai Allah' (hizbullah) yang disebutkan 
oleh Allah. 

"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari 
akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan 
Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau 
saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang 
Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka 
dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke 
dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di 
dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap 
(limpahan rahmat) Nya. Mereka itulah golongan Allah (hizbullah). Ketahuilah, 
bahwa sesungguhnya golongan Allah (hizbullah) itulah golongan yang 
beruntung." (QS. Al-Mujaadilah 58:22) 

Jadi salah satu syarat hizbullah adalah: orang-orang beriman yang tidak 
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya. Yang 
dizinkan adalah berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang 
tidak memerangi dan tidak mengusir muslimin (QS Al-Mumtahanah 60:8, 
Al-Maa-idah 5:8). Juga tidak berakrab-akrab dengan orang-orang yang 
menyimpang dari jalan Allah dan Rasul-Nya serta menyebarkan penyimpangan 
tersebut walaupun menyandang label 'tokoh' atau 'cendekiawan' Islam. 

Itu adalah partai yang harus diikuti. 

Wa Allahu a'lam bishshawab. 

NB: sekedar saran, bukankah salam itu do'a bagi saudara-saudara seiman 
sehingga alangkah indahnya jika do'a tersebut disampaikan dengan utuh. Mohon 
maaf jika tidak berkenan. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Warning...

2004-04-13 Terurut Topik Ahmad Ridha
aulia postiera writes: 

Assalamu alaikum semua...
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Wak barusan dapek imel taka iko dari kawan...
inFO terKiNi : 

AWAS BAHAYA 

Sumber : Majalah Damai Sejahtera edisi : Maret 2004,
www.partaidamaisejahtera.com
 
Sebelumnya saya mohon maaf untuk lebih cenderung menggunakan bahasa 
Indonesia karena suka bingung sendiri kalo nulis bahaso Minang. Saya 
perkenalkan diri dulu: 

Nama      : Ahmad Ridha
TTL   : Jakarta, 7 Mei 1980
Agama : Islam
Alamat sekarang   : Jl. Palayu No. 24 - Bogor
Alasan ikut milis : saya alumni SMUN 1 Padang '97 jadi mungkin ada kawan-
  kawan dulu di milis ini 

Sekarang masalah info tersebut apakah ada sumber yang dapat saya baca 
langsung? Baru saja saya lihat-lihat www.partaidamaisejahtera.com namun 
tidak menemukan berita yang disebutkan tadi namun memang disebutkan bahwa 
partai ini didirikan atas nama 'Umat Kristen Indonesia'. 

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Semoga Allah menjalinkan tali 
silaturrahim di antara kita dalam Islam. 

Ahmad Ridha 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net