Re: [R@ntau-Net] Rahasia Sehat Masakan Minang
Ko panukuak e.. bisa mencegah panyakik ( Kalau indak balabiahan ) *Ini Kandungan Masakan Tradisional Minang yang Bisa Cegah Penyakit* *RANAHBERITA-*Masyarakat tidak perlu lagi takut mengonsumsi masakan tradisional Minang yang sarat dengan santan. Bumbu-bumbu yang terdapat di dalamnya secara langsung menetralisir resiko dampak lemak jenuh santan. Bumbu yang dimaksud seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan dedaunan lainnya mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi menstabilkan radikal bebas. Senyawa ini muncul akibat berbagai proses kimiawi dalam tubuh, metabolisme sel, peradangan, efek proses oksidasi sel pada saat kita bernafas, olahraga berlebihan dan berada dalam lingkungan yang tercemar, seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, limbah dan radiasi matahari atau radiasi kosmis. Bahkan radiasi cahaya dari monitor televisi atau komputer bisa jadi pemicu munculnya radikal bebas, kata Guru Besar Bidang Gizi Fakultas Kedokteran Unand Nur Indrawaty Liputo kepada ranahberita.com. Menurut Indrawaty, radikal bebas dapat menyebabkan penyakit seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker. Sebahagian radikal bebas berasal dari dalam tubuh dan sebahagiannya dari luar tubuh. Antioksidan dapat dibuat dalam tubuh dapat pula berasal dari makanan yang kita makan atau suplemen yang mengandung antioksidan yang disebut antioksidan eksogen. Makanan yang banyak mengandung vitamin E, vitamin C, beta karoten serta flavonoid adalah contoh antioksidan eksogen, ujarnya. Bagian Gizi Fakuktas Kedokteran Unand telah melakukan penelitian tentang aktivitas antioksidan 34 jenis makanan tradisional Minang. Sampel dikumpulkan dari tiga sumber yakni katering, rumah makan dan rumahan. Sebanyak 100 gram dari masing-masing jenis masakan dihaluskan kemudian dikering-bekukan. Setelah itu dihitung aktivitas antioksidan dengan memakai standar ekivalen quercetin, tambahnya. Dari hasil penelitian itu, didapatkan masakan yang paling tinggi kandungan antioksidannya pada katering yakni gulai daun ubi. Kemudian pada masakan rumah makan, sambal cabe hijau menjadi masakan yang mengandung antioksidan paling tinggi. Sedangkan masakan rumahan, yang paling tinggi kandungan oksidannya adalah gulai daun ubi. Makanan yang berasal dari sayuran berwarna hijau pekat dan diolah dengan memakai banyak bumbu adalah makanan yang paling tinggi nilai aktifitas antioksidannya, kata Indrawaty. *(Arjuna/Ed1)* *-=* sumber : http://ranahberita.com/news.php?id_news=1921view%20:Ini%20Kandungan%20Masakan%20Tradisional%20Minang%20yang%20Bisa%20Cegah%20Penyakitkategori=Berita#.Utvh2vsRXs1 *Wassalam,* *st. eF Al Zain Sikumbang* *Kuala Lumpur* Pada 19 Januari 2014 22.36, St. eF Al Zain Sikumbang efmuhan...@gmail.commenulis: *Guru Besar Ilmu Gizi Unand Ungkap Rahasia Sehat Masakan Minang* *RANAHBERITA*-- Masakan tradisional masyarakat Minangkabau selama ini dinilai tidak sehat karena memakai santan dan bumbu yang banyak. Misalnya pada makanan seperti gulai, rendang dan masakan yang mengandung santan lainnya. Diduga menyebabkan sakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke. Hal itu dibantah oleh penelitian Prof. dr. Nur Indrawaty Lipoeto, MMedSci, Phd, SpGK, yang baru dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Rabu (20/11/2013). Dia mengatakan, kalau orang Minang berhenti memakan santan dan malah beralih memakan makanan yang digoreng bisa berakibat fatal. Alasannya, melihat kecenderungan masyarakat saat memasak, semakin banyak santan, maka akan semakin banyak bumbu. Bumbu dalam masakan Minang yang memakai santan adalah rahasia sehat dari makanan orang Minang, kata Indrawaty dalam wawancara dengan ranahberita.com, Senin (26/11/2013). Bumbu yang dimaksud adalah kunyit, jahe, lengkuas, serai, daun salam, cabe, bawang merah dan putih serta daun-daun lainnya. Bumbu ini dikatakan sehat karena mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi sebagai zat yang menetralisir lemak jenuh pada santan dan hewan. Hal yang ditakutkan dari masakan Minang itu kan lemak daging yang bercampur dengan lemak kelapa. Kedua lemak itu merupakan lemak jenuh yang jahat. Namun, ketika diramu oleh orang Minang dengan bumbu khasnya, lemak itu bisa dinetralisir dengan zat antioksidan yang terdapat di dalam bumbu itu, ujar jebolan Monash University, Australia ini. Makanan tradisional Minang yang dianggap sehat itu adalah masakan yang memakai santan dan mengandung bumbu yang disebutkan di atas. Di antara bumbu tersebut, menurut Indrawaty, yang paling tinggi kandungan antioksidannya adalah jahe, kunyit, dan cabe. Samba lado hijau itu sebenarnya juga baik. Tapi, tak mungkin orang makan cabe itu dalam jumlah banyak, paling sedikit saja. Tapi kalau digulai, kecenderungan orang kalau makan gulai akan menyantap kuahnya lebih banyak. Sehingga bisa menyerap zat antioksidan cabe lebih besar juga, ujarnya. Makanan yang berbahaya bagi kesehatan itu, tambah Indrawaty adalah gorengan. Jika masyarakat
Re: [R@ntau-Net] Rahasia Sehat Masakan Minang
Ass ww Sanak *st. eF Al Zain Sikumbang* *Kuala Lumpur* *Penemuan ini amat bagus, menghilangkan kecermasan terhadap masakan Minang, yang banyak orang non Minang menghindarinya karena salah persepsi. Menurut saya pernyataan Guru Besar Gizi dari Unand ini perlu disebar luaskan untuk diketahui oleh Masyarakat banyak . Masyarakat Indonesia Umumnya.* *Mohon izin ikut share menyebarkannya. Mudah2an akan dapat merubah citra masakan Minang sebagai makanan yang sehat dan enak. Terima kasih* *Wassalam* *Dunil Zaid, 70 + 11/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia, Pdg.Tingga di Jkt. * 2014/1/19 st. eF Al Zain Sikumbang efmuhan...@gmail.com Ko panukuak e.. bisa mencegah panyakik ( Kalau indak balabiahan ) *Ini Kandungan Masakan Tradisional Minang yang Bisa Cegah Penyakit* *RANAHBERITA-*Masyarakat tidak perlu lagi takut mengonsumsi masakan tradisional Minang yang sarat dengan santan. Bumbu-bumbu yang terdapat di dalamnya secara langsung menetralisir resiko dampak lemak jenuh santan. Bumbu yang dimaksud seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan dedaunan lainnya mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi menstabilkan radikal bebas. Senyawa ini muncul akibat berbagai proses kimiawi dalam tubuh, metabolisme sel, peradangan, efek proses oksidasi sel pada saat kita bernafas, olahraga berlebihan dan berada dalam lingkungan yang tercemar, seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, limbah dan radiasi matahari atau radiasi kosmis. Bahkan radiasi cahaya dari monitor televisi atau komputer bisa jadi pemicu munculnya radikal bebas, kata Guru Besar Bidang Gizi Fakultas Kedokteran Unand Nur Indrawaty Liputo kepada ranahberita.com . Menurut Indrawaty, radikal bebas dapat menyebabkan penyakit seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker. Sebahagian radikal bebas berasal dari dalam tubuh dan sebahagiannya dari luar tubuh. Antioksidan dapat dibuat dalam tubuh dapat pula berasal dari makanan yang kita makan atau suplemen yang mengandung antioksidan yang disebut antioksidan eksogen. Makanan yang banyak mengandung vitamin E, vitamin C, beta karoten serta flavonoid adalah contoh antioksidan eksogen, ujarnya. Bagian Gizi Fakuktas Kedokteran Unand telah melakukan penelitian tentang aktivitas antioksidan 34 jenis makanan tradisional Minang. Sampel dikumpulkan dari tiga sumber yakni katering, rumah makan dan rumahan. Sebanyak 100 gram dari masing-masing jenis masakan dihaluskan kemudian dikering-bekukan. Setelah itu dihitung aktivitas antioksidan dengan memakai standar ekivalen quercetin, tambahnya. Dari hasil penelitian itu, didapatkan masakan yang paling tinggi kandungan antioksidannya pada katering yakni gulai daun ubi. Kemudian pada masakan rumah makan, sambal cabe hijau menjadi masakan yang mengandung antioksidan paling tinggi. Sedangkan masakan rumahan, yang paling tinggi kandungan oksidannya adalah gulai daun ubi. Makanan yang berasal dari sayuran berwarna hijau pekat dan diolah dengan memakai banyak bumbu adalah makanan yang paling tinggi nilai aktifitas antioksidannya, kata Indrawaty. *(Arjuna/Ed1)* *-=* sumber : http://ranahberita.com/news.php?id_news=1921view%20:Ini%20Kandungan%20Masakan%20Tradisional%20Minang%20yang%20Bisa%20Cegah%20Penyakitkategori=Berita#.Utvh2vsRXs1 *Wassalam,* *st. eF Al Zain Sikumbang * *Kuala Lumpur* Pada 19 Januari 2014 22.36, St. eF Al Zain Sikumbang efmuhan...@gmail.com menulis: *Guru Besar Ilmu Gizi Unand Ungkap Rahasia Sehat Masakan Minang* *RANAHBERITA*-- Masakan tradisional masyarakat Minangkabau selama ini dinilai tidak sehat karena memakai santan dan bumbu yang banyak. Misalnya pada makanan seperti gulai, rendang dan masakan yang mengandung santan lainnya. Diduga menyebabkan sakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke. Hal itu dibantah oleh penelitian Prof. dr. Nur Indrawaty Lipoeto, MMedSci, Phd, SpGK, yang baru dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Rabu (20/11/2013). Dia mengatakan, kalau orang Minang berhenti memakan santan dan malah beralih memakan makanan yang digoreng bisa berakibat fatal. Alasannya, melihat kecenderungan masyarakat saat memasak, semakin banyak santan, maka akan semakin banyak bumbu. Bumbu dalam masakan Minang yang memakai santan adalah rahasia sehat dari makanan orang Minang, kata Indrawaty dalam wawancara dengan ranahberita.com, Senin (26/11/2013). Bumbu yang dimaksud adalah kunyit, jahe, lengkuas, serai, daun salam, cabe, bawang merah dan putih serta daun-daun lainnya. Bumbu ini dikatakan sehat karena mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi sebagai zat yang menetralisir lemak jenuh pada santan dan hewan. Hal yang ditakutkan dari masakan Minang itu kan lemak daging yang bercampur dengan lemak kelapa. Kedua lemak itu merupakan lemak jenuh yang jahat. Namun, ketika diramu oleh orang Minang dengan bumbu khasnya, lemak itu bisa dinetralisir dengan zat antioksidan yang terdapat di dalam bumbu itu, ujar
Re: [R@ntau-Net] Rahasia Sehat Masakan Minang
Wa'alaikumsalam wr wb Mak Zaid Dunil.. Batua bana Mak.. citra salamo ko bisa barubah, sahinggo batambah banyak nan suko jo masakan kito.. Aamiinn wassalam, *st. eF Al Zain Sikumbang* *Kuala Lumpur* Pada 20 Januari 2014 07.15, Zaid Dunil zdu...@gmail.com menulis: Ass ww Sanak *st. eF Al Zain Sikumbang* *Kuala Lumpur* *Penemuan ini amat bagus, menghilangkan kecermasan terhadap masakan Minang, yang banyak orang non Minang menghindarinya karena salah persepsi. Menurut saya pernyataan Guru Besar Gizi dari Unand ini perlu disebar luaskan untuk diketahui oleh Masyarakat banyak . Masyarakat Indonesia Umumnya.* *Mohon izin ikut share menyebarkannya. Mudah2an akan dapat merubah citra masakan Minang sebagai makanan yang sehat dan enak. Terima kasih* *Wassalam* *Dunil Zaid, 70 + 11/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia, Pdg.Tingga di Jkt. * 2014/1/19 st. eF Al Zain Sikumbang efmuhan...@gmail.com Ko panukuak e.. bisa mencegah panyakik ( Kalau indak balabiahan ) *Ini Kandungan Masakan Tradisional Minang yang Bisa Cegah Penyakit* *RANAHBERITA-*Masyarakat tidak perlu lagi takut mengonsumsi masakan tradisional Minang yang sarat dengan santan. Bumbu-bumbu yang terdapat di dalamnya secara langsung menetralisir resiko dampak lemak jenuh santan. Bumbu yang dimaksud seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan dedaunan lainnya mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi menstabilkan radikal bebas. Senyawa ini muncul akibat berbagai proses kimiawi dalam tubuh, metabolisme sel, peradangan, efek proses oksidasi sel pada saat kita bernafas, olahraga berlebihan dan berada dalam lingkungan yang tercemar, seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, limbah dan radiasi matahari atau radiasi kosmis. Bahkan radiasi cahaya dari monitor televisi atau komputer bisa jadi pemicu munculnya radikal bebas, kata Guru Besar Bidang Gizi Fakultas Kedokteran Unand Nur Indrawaty Liputo kepada ranahberita.com. Menurut Indrawaty, radikal bebas dapat menyebabkan penyakit seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker. Sebahagian radikal bebas berasal dari dalam tubuh dan sebahagiannya dari luar tubuh. Antioksidan dapat dibuat dalam tubuh dapat pula berasal dari makanan yang kita makan atau suplemen yang mengandung antioksidan yang disebut antioksidan eksogen. Makanan yang banyak mengandung vitamin E, vitamin C, beta karoten serta flavonoid adalah contoh antioksidan eksogen, ujarnya. Bagian Gizi Fakuktas Kedokteran Unand telah melakukan penelitian tentang aktivitas antioksidan 34 jenis makanan tradisional Minang. Sampel dikumpulkan dari tiga sumber yakni katering, rumah makan dan rumahan. Sebanyak 100 gram dari masing-masing jenis masakan dihaluskan kemudian dikering-bekukan. Setelah itu dihitung aktivitas antioksidan dengan memakai standar ekivalen quercetin, tambahnya. Dari hasil penelitian itu, didapatkan masakan yang paling tinggi kandungan antioksidannya pada katering yakni gulai daun ubi. Kemudian pada masakan rumah makan, sambal cabe hijau menjadi masakan yang mengandung antioksidan paling tinggi. Sedangkan masakan rumahan, yang paling tinggi kandungan oksidannya adalah gulai daun ubi. Makanan yang berasal dari sayuran berwarna hijau pekat dan diolah dengan memakai banyak bumbu adalah makanan yang paling tinggi nilai aktifitas antioksidannya, kata Indrawaty. *(Arjuna/Ed1)* *-=* sumber : http://ranahberita.com/news.php?id_news=1921view%20:Ini%20Kandungan%20Masakan%20Tradisional%20Minang%20yang%20Bisa%20Cegah%20Penyakitkategori=Berita#.Utvh2vsRXs1 *Wassalam,* *st. eF Al Zain Sikumbang * *Kuala Lumpur* Pada 19 Januari 2014 22.36, St. eF Al Zain Sikumbang efmuhan...@gmail.com menulis: *Guru Besar Ilmu Gizi Unand Ungkap Rahasia Sehat Masakan Minang* *RANAHBERITA*-- Masakan tradisional masyarakat Minangkabau selama ini dinilai tidak sehat karena memakai santan dan bumbu yang banyak. Misalnya pada makanan seperti gulai, rendang dan masakan yang mengandung santan lainnya. Diduga menyebabkan sakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke. Hal itu dibantah oleh penelitian Prof. dr. Nur Indrawaty Lipoeto, MMedSci, Phd, SpGK, yang baru dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Rabu (20/11/2013). Dia mengatakan, kalau orang Minang berhenti memakan santan dan malah beralih memakan makanan yang digoreng bisa berakibat fatal. Alasannya, melihat kecenderungan masyarakat saat memasak, semakin banyak santan, maka akan semakin banyak bumbu. Bumbu dalam masakan Minang yang memakai santan adalah rahasia sehat dari makanan orang Minang, kata Indrawaty dalam wawancara dengan ranahberita.com, Senin (26/11/2013). Bumbu yang dimaksud adalah kunyit, jahe, lengkuas, serai, daun salam, cabe, bawang merah dan putih serta daun-daun lainnya. Bumbu ini dikatakan sehat karena mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi sebagai zat yang menetralisir lemak jenuh pada santan dan hewan. Hal yang ditakutkan
Re: [R@ntau-Net] Rahasia Sehat Masakan Minang
Mari kito sebarkan basamo-samo minimal dilingkungan keluarg kito baik dirantau maupun diranah. Lai basumangek nan baprak karambia baliak, tadinyo alah mulai patah dek propoganda minyk Palma/Pilma, non kolesterol dsb.dsb Minyak goreng Palma/Pilma ko kalau salah ado nan dari luar? Selamat kepada Rumh Makan Padang/Rumah Makan Minang Wass, Maturidi (L/75) Talang,Solok,Kutianyia Pada 20 Januari 2014 08.08, st. eF Al Zain Sikumbang efmuhan...@gmail.commenulis: Wa'alaikumsalam wr wb Mak Zaid Dunil.. Batua bana Mak.. citra salamo ko bisa barubah, sahinggo batambah banyak nan suko jo masakan kito.. Aamiinn wassalam, *st. eF Al Zain Sikumbang* *Kuala Lumpur * Pada 20 Januari 2014 07.15, Zaid Dunil zdu...@gmail.com menulis: Ass ww Sanak *st. eF Al Zain Sikumbang* *Kuala Lumpur* *Penemuan ini amat bagus, menghilangkan kecermasan terhadap masakan Minang, yang banyak orang non Minang menghindarinya karena salah persepsi. Menurut saya pernyataan Guru Besar Gizi dari Unand ini perlu disebar luaskan untuk diketahui oleh Masyarakat banyak . Masyarakat Indonesia Umumnya.* *Mohon izin ikut share menyebarkannya. Mudah2an akan dapat merubah citra masakan Minang sebagai makanan yang sehat dan enak. Terima kasih* *Wassalam* *Dunil Zaid, 70 + 11/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia, Pdg.Tingga di Jkt. * 2014/1/19 st. eF Al Zain Sikumbang efmuhan...@gmail.com Ko panukuak e.. bisa mencegah panyakik ( Kalau indak balabiahan ) *Ini Kandungan Masakan Tradisional Minang yang Bisa Cegah Penyakit* *RANAHBERITA-*Masyarakat tidak perlu lagi takut mengonsumsi masakan tradisional Minang yang sarat dengan santan. Bumbu-bumbu yang terdapat di dalamnya secara langsung menetralisir resiko dampak lemak jenuh santan. Bumbu yang dimaksud seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan dedaunan lainnya mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi menstabilkan radikal bebas. Senyawa ini muncul akibat berbagai proses kimiawi dalam tubuh, metabolisme sel, peradangan, efek proses oksidasi sel pada saat kita bernafas, olahraga berlebihan dan berada dalam lingkungan yang tercemar, seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, limbah dan radiasi matahari atau radiasi kosmis. Bahkan radiasi cahaya dari monitor televisi atau komputer bisa jadi pemicu munculnya radikal bebas, kata Guru Besar Bidang Gizi Fakultas Kedokteran Unand Nur Indrawaty Liputo kepada ranahberita.com. Menurut Indrawaty, radikal bebas dapat menyebabkan penyakit seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker. Sebahagian radikal bebas berasal dari dalam tubuh dan sebahagiannya dari luar tubuh. Antioksidan dapat dibuat dalam tubuh dapat pula berasal dari makanan yang kita makan atau suplemen yang mengandung antioksidan yang disebut antioksidan eksogen. Makanan yang banyak mengandung vitamin E, vitamin C, beta karoten serta flavonoid adalah contoh antioksidan eksogen, ujarnya. Bagian Gizi Fakuktas Kedokteran Unand telah melakukan penelitian tentang aktivitas antioksidan 34 jenis makanan tradisional Minang. Sampel dikumpulkan dari tiga sumber yakni katering, rumah makan dan rumahan. Sebanyak 100 gram dari masing-masing jenis masakan dihaluskan kemudian dikering-bekukan. Setelah itu dihitung aktivitas antioksidan dengan memakai standar ekivalen quercetin, tambahnya. Dari hasil penelitian itu, didapatkan masakan yang paling tinggi kandungan antioksidannya pada katering yakni gulai daun ubi. Kemudian pada masakan rumah makan, sambal cabe hijau menjadi masakan yang mengandung antioksidan paling tinggi. Sedangkan masakan rumahan, yang paling tinggi kandungan oksidannya adalah gulai daun ubi. Makanan yang berasal dari sayuran berwarna hijau pekat dan diolah dengan memakai banyak bumbu adalah makanan yang paling tinggi nilai aktifitas antioksidannya, kata Indrawaty. *(Arjuna/Ed1)* *-=* sumber : http://ranahberita.com/news.php?id_news=1921view%20:Ini%20Kandungan%20Masakan%20Tradisional%20Minang%20yang%20Bisa%20Cegah%20Penyakitkategori=Berita#.Utvh2vsRXs1 *Wassalam,* *st. eF Al Zain Sikumbang * *Kuala Lumpur* Pada 19 Januari 2014 22.36, St. eF Al Zain Sikumbang efmuhan...@gmail.com menulis: *Guru Besar Ilmu Gizi Unand Ungkap Rahasia Sehat Masakan Minang* *RANAHBERITA*-- Masakan tradisional masyarakat Minangkabau selama ini dinilai tidak sehat karena memakai santan dan bumbu yang banyak. Misalnya pada makanan seperti gulai, rendang dan masakan yang mengandung santan lainnya. Diduga menyebabkan sakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke. Hal itu dibantah oleh penelitian Prof. dr. Nur Indrawaty Lipoeto, MMedSci, Phd, SpGK, yang baru dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Rabu (20/11/2013). Dia mengatakan, kalau orang Minang berhenti memakan santan dan malah beralih memakan makanan yang digoreng bisa berakibat fatal. Alasannya, melihat kecenderungan masyarakat saat memasak, semakin banyak santan, maka akan semakin banyak