Re: [R@ntau-Net] Rahasia Sehat Masakan Minang

2014-01-19 Terurut Topik st. eF Al Zain Sikumbang
Ko panukuak e.. bisa mencegah panyakik ( Kalau indak balabiahan )

*Ini Kandungan Masakan Tradisional Minang yang Bisa Cegah Penyakit*

 *RANAHBERITA-*Masyarakat tidak perlu lagi takut mengonsumsi masakan
tradisional Minang yang sarat dengan santan. Bumbu-bumbu yang terdapat di
dalamnya secara langsung menetralisir resiko dampak lemak jenuh santan.

Bumbu yang dimaksud seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan dedaunan lainnya
mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi menstabilkan radikal bebas.

Senyawa ini muncul akibat berbagai proses kimiawi dalam tubuh, metabolisme
sel, peradangan, efek proses oksidasi sel pada saat kita bernafas, olahraga
berlebihan dan berada dalam lingkungan yang tercemar, seperti asap
kendaraan bermotor, asap rokok, limbah dan radiasi matahari atau radiasi
kosmis. Bahkan radiasi cahaya dari monitor televisi atau komputer bisa jadi
pemicu munculnya radikal bebas, kata Guru Besar Bidang Gizi Fakultas
Kedokteran Unand Nur Indrawaty Liputo kepada ranahberita.com.

Menurut Indrawaty, radikal bebas dapat menyebabkan penyakit seperti
penyakit jantung, diabetes dan kanker. Sebahagian radikal bebas berasal
dari dalam tubuh dan sebahagiannya dari luar tubuh.

Antioksidan dapat dibuat dalam tubuh dapat pula berasal dari makanan yang
kita makan atau suplemen yang mengandung antioksidan yang disebut
antioksidan eksogen. Makanan yang banyak mengandung vitamin E, vitamin C,
beta karoten serta flavonoid adalah contoh antioksidan eksogen, ujarnya.

Bagian Gizi Fakuktas Kedokteran Unand telah melakukan penelitian tentang
aktivitas antioksidan 34 jenis makanan tradisional Minang. Sampel
dikumpulkan dari tiga sumber yakni katering, rumah makan dan rumahan.

Sebanyak 100 gram dari masing-masing jenis masakan dihaluskan kemudian
dikering-bekukan. Setelah itu dihitung aktivitas antioksidan dengan memakai
standar ekivalen quercetin, tambahnya.

Dari hasil penelitian itu, didapatkan masakan yang paling tinggi kandungan
antioksidannya pada katering yakni gulai daun ubi. Kemudian pada masakan
rumah makan, sambal cabe hijau menjadi masakan yang mengandung antioksidan
paling tinggi. Sedangkan masakan rumahan, yang paling tinggi kandungan
oksidannya adalah gulai daun ubi.

Makanan yang berasal dari sayuran berwarna hijau pekat dan diolah dengan
memakai banyak bumbu adalah makanan yang paling tinggi nilai aktifitas
antioksidannya, kata Indrawaty. *(Arjuna/Ed1)*


*-=*

sumber :
http://ranahberita.com/news.php?id_news=1921view%20:Ini%20Kandungan%20Masakan%20Tradisional%20Minang%20yang%20Bisa%20Cegah%20Penyakitkategori=Berita#.Utvh2vsRXs1

*Wassalam,*




*st. eF Al Zain Sikumbang*

*Kuala Lumpur*


Pada 19 Januari 2014 22.36, St. eF Al Zain Sikumbang
efmuhan...@gmail.commenulis:

 *Guru Besar Ilmu Gizi Unand Ungkap Rahasia Sehat Masakan Minang*


  *RANAHBERITA*-- Masakan tradisional masyarakat Minangkabau selama ini
 dinilai tidak sehat karena memakai santan dan bumbu yang banyak. Misalnya
 pada makanan seperti gulai, rendang dan masakan yang mengandung santan
 lainnya. Diduga menyebabkan sakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke.

 Hal itu dibantah oleh penelitian Prof. dr. Nur Indrawaty Lipoeto, MMedSci,
 Phd, SpGK, yang baru dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Gizi
 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Rabu (20/11/2013).

 Dia mengatakan, kalau orang Minang berhenti memakan santan dan malah
 beralih memakan makanan yang digoreng bisa berakibat fatal. Alasannya,
 melihat kecenderungan masyarakat saat memasak, semakin banyak santan, maka
 akan semakin banyak bumbu.

 Bumbu dalam masakan Minang yang memakai santan adalah rahasia sehat dari
 makanan orang Minang, kata Indrawaty dalam wawancara dengan
 ranahberita.com, Senin (26/11/2013).

 Bumbu yang dimaksud adalah kunyit, jahe, lengkuas, serai, daun salam,
 cabe, bawang merah dan putih serta daun-daun lainnya. Bumbu ini dikatakan
 sehat karena mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi sebagai zat yang
 menetralisir lemak jenuh pada santan dan hewan.

 Hal yang ditakutkan dari masakan Minang itu kan lemak daging yang
 bercampur dengan lemak kelapa. Kedua lemak itu merupakan lemak jenuh yang
 jahat. Namun, ketika diramu oleh orang Minang dengan bumbu khasnya, lemak
 itu bisa dinetralisir dengan zat antioksidan yang terdapat di dalam bumbu
 itu, ujar jebolan Monash University, Australia ini.

 Makanan tradisional Minang yang dianggap sehat itu adalah masakan yang
 memakai santan dan mengandung bumbu yang disebutkan di atas. Di antara
 bumbu tersebut, menurut Indrawaty, yang paling tinggi kandungan
 antioksidannya adalah jahe, kunyit, dan cabe.

 Samba lado hijau itu sebenarnya juga baik. Tapi, tak mungkin orang makan
 cabe itu dalam jumlah banyak, paling sedikit saja. Tapi kalau digulai,
 kecenderungan orang kalau makan gulai akan menyantap kuahnya lebih banyak.
 Sehingga bisa menyerap zat antioksidan cabe lebih besar juga, ujarnya.

 Makanan yang berbahaya bagi kesehatan itu, tambah Indrawaty adalah
 gorengan. Jika masyarakat 

Re: [R@ntau-Net] Rahasia Sehat Masakan Minang

2014-01-19 Terurut Topik Zaid Dunil
Ass ww Sanak *st. eF Al Zain Sikumbang*
*Kuala Lumpur*

*Penemuan ini amat bagus, menghilangkan kecermasan terhadap masakan Minang,
yang banyak orang non Minang menghindarinya karena salah persepsi. Menurut
saya pernyataan Guru Besar Gizi dari Unand ini perlu disebar luaskan untuk
diketahui oleh Masyarakat banyak .  Masyarakat Indonesia Umumnya.*
*Mohon izin ikut share menyebarkannya. Mudah2an akan dapat merubah citra
masakan Minang sebagai makanan yang sehat dan enak. Terima kasih*
*Wassalam*
*Dunil Zaid, 70 + 11/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia, Pdg.Tingga di
Jkt. *


2014/1/19 st. eF Al Zain Sikumbang efmuhan...@gmail.com

 Ko panukuak e.. bisa mencegah panyakik ( Kalau indak balabiahan )

 *Ini Kandungan Masakan Tradisional Minang yang Bisa Cegah Penyakit*

  *RANAHBERITA-*Masyarakat tidak perlu lagi takut mengonsumsi masakan
 tradisional Minang yang sarat dengan santan. Bumbu-bumbu yang terdapat di
 dalamnya secara langsung menetralisir resiko dampak lemak jenuh santan.

 Bumbu yang dimaksud seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan dedaunan lainnya
 mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi menstabilkan radikal bebas.

 Senyawa ini muncul akibat berbagai proses kimiawi dalam tubuh,
 metabolisme sel, peradangan, efek proses oksidasi sel pada saat kita
 bernafas, olahraga berlebihan dan berada dalam lingkungan yang tercemar,
 seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, limbah dan radiasi matahari
 atau radiasi kosmis. Bahkan radiasi cahaya dari monitor televisi atau
 komputer bisa jadi pemicu munculnya radikal bebas, kata Guru Besar Bidang
 Gizi Fakultas Kedokteran Unand Nur Indrawaty Liputo kepada ranahberita.com
 .

 Menurut Indrawaty, radikal bebas dapat menyebabkan penyakit seperti
 penyakit jantung, diabetes dan kanker. Sebahagian radikal bebas berasal
 dari dalam tubuh dan sebahagiannya dari luar tubuh.

 Antioksidan dapat dibuat dalam tubuh dapat pula berasal dari makanan yang
 kita makan atau suplemen yang mengandung antioksidan yang disebut
 antioksidan eksogen. Makanan yang banyak mengandung vitamin E, vitamin C,
 beta karoten serta flavonoid adalah contoh antioksidan eksogen, ujarnya.

 Bagian Gizi Fakuktas Kedokteran Unand telah melakukan penelitian tentang
 aktivitas antioksidan 34 jenis makanan tradisional Minang. Sampel
 dikumpulkan dari tiga sumber yakni katering, rumah makan dan rumahan.

 Sebanyak 100 gram dari masing-masing jenis masakan dihaluskan kemudian
 dikering-bekukan. Setelah itu dihitung aktivitas antioksidan dengan memakai
 standar ekivalen quercetin, tambahnya.

 Dari hasil penelitian itu, didapatkan masakan yang paling tinggi kandungan
 antioksidannya pada katering yakni gulai daun ubi. Kemudian pada masakan
 rumah makan, sambal cabe hijau menjadi masakan yang mengandung antioksidan
 paling tinggi. Sedangkan masakan rumahan, yang paling tinggi kandungan
 oksidannya adalah gulai daun ubi.

 Makanan yang berasal dari sayuran berwarna hijau pekat dan diolah dengan
 memakai banyak bumbu adalah makanan yang paling tinggi nilai aktifitas
 antioksidannya, kata Indrawaty. *(Arjuna/Ed1)*


 *-=*

 sumber :
 http://ranahberita.com/news.php?id_news=1921view%20:Ini%20Kandungan%20Masakan%20Tradisional%20Minang%20yang%20Bisa%20Cegah%20Penyakitkategori=Berita#.Utvh2vsRXs1

 *Wassalam,*




 *st. eF Al Zain Sikumbang *

 *Kuala Lumpur*


 Pada 19 Januari 2014 22.36, St. eF Al Zain Sikumbang efmuhan...@gmail.com
  menulis:

 *Guru Besar Ilmu Gizi Unand Ungkap Rahasia Sehat Masakan Minang*


  *RANAHBERITA*-- Masakan tradisional masyarakat Minangkabau selama ini
 dinilai tidak sehat karena memakai santan dan bumbu yang banyak. Misalnya
 pada makanan seperti gulai, rendang dan masakan yang mengandung santan
 lainnya. Diduga menyebabkan sakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke.

 Hal itu dibantah oleh penelitian Prof. dr. Nur Indrawaty Lipoeto,
 MMedSci, Phd, SpGK, yang baru dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang
 Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Rabu (20/11/2013).

 Dia mengatakan, kalau orang Minang berhenti memakan santan dan malah
 beralih memakan makanan yang digoreng bisa berakibat fatal. Alasannya,
 melihat kecenderungan masyarakat saat memasak, semakin banyak santan, maka
 akan semakin banyak bumbu.

 Bumbu dalam masakan Minang yang memakai santan adalah rahasia sehat dari
 makanan orang Minang, kata Indrawaty dalam wawancara dengan
 ranahberita.com, Senin (26/11/2013).

 Bumbu yang dimaksud adalah kunyit, jahe, lengkuas, serai, daun salam,
 cabe, bawang merah dan putih serta daun-daun lainnya. Bumbu ini dikatakan
 sehat karena mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi sebagai zat yang
 menetralisir lemak jenuh pada santan dan hewan.

 Hal yang ditakutkan dari masakan Minang itu kan lemak daging yang
 bercampur dengan lemak kelapa. Kedua lemak itu merupakan lemak jenuh yang
 jahat. Namun, ketika diramu oleh orang Minang dengan bumbu khasnya, lemak
 itu bisa dinetralisir dengan zat antioksidan yang terdapat di dalam bumbu
 itu, ujar 

Re: [R@ntau-Net] Rahasia Sehat Masakan Minang

2014-01-19 Terurut Topik st. eF Al Zain Sikumbang
Wa'alaikumsalam wr wb Mak Zaid Dunil..

Batua bana Mak.. citra salamo ko bisa barubah, sahinggo batambah banyak nan
suko jo masakan kito.. Aamiinn

wassalam,




*st. eF Al Zain Sikumbang*

*Kuala Lumpur*


Pada 20 Januari 2014 07.15, Zaid Dunil zdu...@gmail.com menulis:

 Ass ww Sanak *st. eF Al Zain Sikumbang*
 *Kuala Lumpur*

 *Penemuan ini amat bagus, menghilangkan kecermasan terhadap masakan
 Minang, yang banyak orang non Minang menghindarinya karena salah persepsi.
 Menurut saya pernyataan Guru Besar Gizi dari Unand ini perlu disebar
 luaskan untuk diketahui oleh Masyarakat banyak .  Masyarakat Indonesia
 Umumnya.*
 *Mohon izin ikut share menyebarkannya. Mudah2an akan dapat merubah citra
 masakan Minang sebagai makanan yang sehat dan enak. Terima kasih*
 *Wassalam*
 *Dunil Zaid, 70 + 11/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia, Pdg.Tingga di
 Jkt. *


 2014/1/19 st. eF Al Zain Sikumbang efmuhan...@gmail.com

 Ko panukuak e.. bisa mencegah panyakik ( Kalau indak balabiahan )

 *Ini Kandungan Masakan Tradisional Minang yang Bisa Cegah Penyakit*

  *RANAHBERITA-*Masyarakat tidak perlu lagi takut mengonsumsi masakan
 tradisional Minang yang sarat dengan santan. Bumbu-bumbu yang terdapat di
 dalamnya secara langsung menetralisir resiko dampak lemak jenuh santan.

 Bumbu yang dimaksud seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan dedaunan lainnya
 mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi menstabilkan radikal bebas.

 Senyawa ini muncul akibat berbagai proses kimiawi dalam tubuh,
 metabolisme sel, peradangan, efek proses oksidasi sel pada saat kita
 bernafas, olahraga berlebihan dan berada dalam lingkungan yang tercemar,
 seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, limbah dan radiasi matahari
 atau radiasi kosmis. Bahkan radiasi cahaya dari monitor televisi atau
 komputer bisa jadi pemicu munculnya radikal bebas, kata Guru Besar Bidang
 Gizi Fakultas Kedokteran Unand Nur Indrawaty Liputo kepada
 ranahberita.com.

 Menurut Indrawaty, radikal bebas dapat menyebabkan penyakit seperti
 penyakit jantung, diabetes dan kanker. Sebahagian radikal bebas berasal
 dari dalam tubuh dan sebahagiannya dari luar tubuh.

 Antioksidan dapat dibuat dalam tubuh dapat pula berasal dari makanan
 yang kita makan atau suplemen yang mengandung antioksidan yang disebut
 antioksidan eksogen. Makanan yang banyak mengandung vitamin E, vitamin C,
 beta karoten serta flavonoid adalah contoh antioksidan eksogen, ujarnya.

 Bagian Gizi Fakuktas Kedokteran Unand telah melakukan penelitian tentang
 aktivitas antioksidan 34 jenis makanan tradisional Minang. Sampel
 dikumpulkan dari tiga sumber yakni katering, rumah makan dan rumahan.

 Sebanyak 100 gram dari masing-masing jenis masakan dihaluskan kemudian
 dikering-bekukan. Setelah itu dihitung aktivitas antioksidan dengan memakai
 standar ekivalen quercetin, tambahnya.

 Dari hasil penelitian itu, didapatkan masakan yang paling tinggi
 kandungan antioksidannya pada katering yakni gulai daun ubi. Kemudian pada
 masakan rumah makan, sambal cabe hijau menjadi masakan yang mengandung
 antioksidan paling tinggi. Sedangkan masakan rumahan, yang paling tinggi
 kandungan oksidannya adalah gulai daun ubi.

 Makanan yang berasal dari sayuran berwarna hijau pekat dan diolah dengan
 memakai banyak bumbu adalah makanan yang paling tinggi nilai aktifitas
 antioksidannya, kata Indrawaty. *(Arjuna/Ed1)*


 *-=*

 sumber :
 http://ranahberita.com/news.php?id_news=1921view%20:Ini%20Kandungan%20Masakan%20Tradisional%20Minang%20yang%20Bisa%20Cegah%20Penyakitkategori=Berita#.Utvh2vsRXs1

 *Wassalam,*




 *st. eF Al Zain Sikumbang *

 *Kuala Lumpur*


 Pada 19 Januari 2014 22.36, St. eF Al Zain Sikumbang 
 efmuhan...@gmail.com menulis:

 *Guru Besar Ilmu Gizi Unand Ungkap Rahasia Sehat Masakan Minang*


  *RANAHBERITA*-- Masakan tradisional masyarakat Minangkabau selama ini
 dinilai tidak sehat karena memakai santan dan bumbu yang banyak. Misalnya
 pada makanan seperti gulai, rendang dan masakan yang mengandung santan
 lainnya. Diduga menyebabkan sakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke.

 Hal itu dibantah oleh penelitian Prof. dr. Nur Indrawaty Lipoeto,
 MMedSci, Phd, SpGK, yang baru dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang
 Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Rabu (20/11/2013).

 Dia mengatakan, kalau orang Minang berhenti memakan santan dan malah
 beralih memakan makanan yang digoreng bisa berakibat fatal. Alasannya,
 melihat kecenderungan masyarakat saat memasak, semakin banyak santan, maka
 akan semakin banyak bumbu.

 Bumbu dalam masakan Minang yang memakai santan adalah rahasia sehat
 dari makanan orang Minang, kata Indrawaty dalam wawancara dengan
 ranahberita.com, Senin (26/11/2013).

 Bumbu yang dimaksud adalah kunyit, jahe, lengkuas, serai, daun salam,
 cabe, bawang merah dan putih serta daun-daun lainnya. Bumbu ini dikatakan
 sehat karena mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi sebagai zat yang
 menetralisir lemak jenuh pada santan dan hewan.

 Hal yang ditakutkan 

Re: [R@ntau-Net] Rahasia Sehat Masakan Minang

2014-01-19 Terurut Topik Maturidi Donsan
Mari kito sebarkan basamo-samo minimal dilingkungan keluarg kito baik
dirantau maupun diranah.

Lai  basumangek  nan baprak  karambia baliak, tadinyo alah mulai patah dek
propoganda minyk Palma/Pilma, non kolesterol dsb.dsb

Minyak goreng Palma/Pilma ko kalau salah ado nan dari luar?

Selamat kepada Rumh Makan Padang/Rumah Makan Minang

Wass,

Maturidi (L/75) Talang,Solok,Kutianyia


Pada 20 Januari 2014 08.08, st. eF Al Zain Sikumbang
efmuhan...@gmail.commenulis:

 Wa'alaikumsalam wr wb Mak Zaid Dunil..

 Batua bana Mak.. citra salamo ko bisa barubah, sahinggo batambah banyak
 nan suko jo masakan kito.. Aamiinn

 wassalam,




 *st. eF Al Zain Sikumbang*

 *Kuala Lumpur *


 Pada 20 Januari 2014 07.15, Zaid Dunil zdu...@gmail.com menulis:

 Ass ww Sanak *st. eF Al Zain Sikumbang*
 *Kuala Lumpur*

 *Penemuan ini amat bagus, menghilangkan kecermasan terhadap masakan
 Minang, yang banyak orang non Minang menghindarinya karena salah persepsi.
 Menurut saya pernyataan Guru Besar Gizi dari Unand ini perlu disebar
 luaskan untuk diketahui oleh Masyarakat banyak .  Masyarakat Indonesia
 Umumnya.*
 *Mohon izin ikut share menyebarkannya. Mudah2an akan dapat merubah citra
 masakan Minang sebagai makanan yang sehat dan enak. Terima kasih*
 *Wassalam*
 *Dunil Zaid, 70 + 11/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia, Pdg.Tingga di
 Jkt. *


 2014/1/19 st. eF Al Zain Sikumbang efmuhan...@gmail.com

 Ko panukuak e.. bisa mencegah panyakik ( Kalau indak balabiahan )

 *Ini Kandungan Masakan Tradisional Minang yang Bisa Cegah Penyakit*

  *RANAHBERITA-*Masyarakat tidak perlu lagi takut mengonsumsi masakan
 tradisional Minang yang sarat dengan santan. Bumbu-bumbu yang terdapat di
 dalamnya secara langsung menetralisir resiko dampak lemak jenuh santan.

 Bumbu yang dimaksud seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan dedaunan lainnya
 mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi menstabilkan radikal bebas.

 Senyawa ini muncul akibat berbagai proses kimiawi dalam tubuh,
 metabolisme sel, peradangan, efek proses oksidasi sel pada saat kita
 bernafas, olahraga berlebihan dan berada dalam lingkungan yang tercemar,
 seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, limbah dan radiasi matahari
 atau radiasi kosmis. Bahkan radiasi cahaya dari monitor televisi atau
 komputer bisa jadi pemicu munculnya radikal bebas, kata Guru Besar Bidang
 Gizi Fakultas Kedokteran Unand Nur Indrawaty Liputo kepada
 ranahberita.com.

 Menurut Indrawaty, radikal bebas dapat menyebabkan penyakit seperti
 penyakit jantung, diabetes dan kanker. Sebahagian radikal bebas berasal
 dari dalam tubuh dan sebahagiannya dari luar tubuh.

 Antioksidan dapat dibuat dalam tubuh dapat pula berasal dari makanan
 yang kita makan atau suplemen yang mengandung antioksidan yang disebut
 antioksidan eksogen. Makanan yang banyak mengandung vitamin E, vitamin C,
 beta karoten serta flavonoid adalah contoh antioksidan eksogen, ujarnya.

 Bagian Gizi Fakuktas Kedokteran Unand telah melakukan penelitian tentang
 aktivitas antioksidan 34 jenis makanan tradisional Minang. Sampel
 dikumpulkan dari tiga sumber yakni katering, rumah makan dan rumahan.

 Sebanyak 100 gram dari masing-masing jenis masakan dihaluskan kemudian
 dikering-bekukan. Setelah itu dihitung aktivitas antioksidan dengan memakai
 standar ekivalen quercetin, tambahnya.

 Dari hasil penelitian itu, didapatkan masakan yang paling tinggi
 kandungan antioksidannya pada katering yakni gulai daun ubi. Kemudian pada
 masakan rumah makan, sambal cabe hijau menjadi masakan yang mengandung
 antioksidan paling tinggi. Sedangkan masakan rumahan, yang paling tinggi
 kandungan oksidannya adalah gulai daun ubi.

 Makanan yang berasal dari sayuran berwarna hijau pekat dan diolah
 dengan memakai banyak bumbu adalah makanan yang paling tinggi nilai
 aktifitas antioksidannya, kata Indrawaty. *(Arjuna/Ed1)*


 *-=*

 sumber :
 http://ranahberita.com/news.php?id_news=1921view%20:Ini%20Kandungan%20Masakan%20Tradisional%20Minang%20yang%20Bisa%20Cegah%20Penyakitkategori=Berita#.Utvh2vsRXs1

 *Wassalam,*




 *st. eF Al Zain Sikumbang *

 *Kuala Lumpur*


 Pada 19 Januari 2014 22.36, St. eF Al Zain Sikumbang 
 efmuhan...@gmail.com menulis:

 *Guru Besar Ilmu Gizi Unand Ungkap Rahasia Sehat Masakan Minang*


  *RANAHBERITA*-- Masakan tradisional masyarakat Minangkabau selama ini
 dinilai tidak sehat karena memakai santan dan bumbu yang banyak. Misalnya
 pada makanan seperti gulai, rendang dan masakan yang mengandung santan
 lainnya. Diduga menyebabkan sakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke.

 Hal itu dibantah oleh penelitian Prof. dr. Nur Indrawaty Lipoeto,
 MMedSci, Phd, SpGK, yang baru dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang
 Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Rabu (20/11/2013).

 Dia mengatakan, kalau orang Minang berhenti memakan santan dan malah
 beralih memakan makanan yang digoreng bisa berakibat fatal. Alasannya,
 melihat kecenderungan masyarakat saat memasak, semakin banyak santan, maka
 akan semakin banyak