[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
On Monday 09 January 2006 15:44, Jefri Abdullah wrote: > On 1/9/06, Ronny Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kalo memang salah, kenapa nggak enak? > > Ya, kalo salah dalam memberikan materi memang benar kita harus > memberikan argumen, maksud saya disini adalah komplen dengan cara > dosen mengajar. Menurut pendapat saya, sulit sekali seorang dosen > dapat memenuhi keinginan seluruh kelas, tentu saja akan lebih mudah > jika mahasiswanya yang dapat beradaptasi dengan cara dosen mengajar Jadi menurut argumen di atas, karena sulit jadi mendingan sekalian tidak usah dilakukan karena percuma, gitu? Hehehe. Seperti saya bilang, yg penting saling memperbaiki, kalo memang selama dirasa ada yg bisa diperbaiki, ya didiskusikan, gak perlu gak enak. Yg penting caranya, tetap menjaga sopan, tata krama, tidak emosi, dsb. Guru juga manusia, sama seperti kita, bisa salah. Ada bedanya antara respek dan mengagungkan. Saya biasanya makin gak respek sama orang yg selalu *menganggap* dirinya benar, tapi saya makin respek orang yg selalu bisa *membuktikan* kalo dia benar pada saat diperlukan. Ronny pgpRbHNs0MhSG.pgp Description: PGP signature
[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
On 1/9/06, Ronny Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Kalo memang salah, kenapa nggak enak? Ya, kalo salah dalam memberikan materi memang benar kita harus memberikan argumen, maksud saya disini adalah komplen dengan cara dosen mengajar. Menurut pendapat saya, sulit sekali seorang dosen dapat memenuhi keinginan seluruh kelas, tentu saja akan lebih mudah jika mahasiswanya yang dapat beradaptasi dengan cara dosen mengajar -- http://duke.vlsm.org "Yet Another People Who Wants To Be Him Self"
[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
On Monday 09 January 2006 13:30, Jefri Abdullah wrote: > On 1/6/06, James A <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Apa gak pernah dianalisa dari sisi sebaliknya ? > > > > - Dosen malas (jarang masuk, "ngobyek terus", kalau masuk cuma kasih > > tugas) - Cara ngajar yang monoton ! (bikin ngantuk) > > - Tidak kreatif (metodologi kuno dan "itu-itu" aja) > > - Ngga update knowledge (bahan pelajarannya sudah outdated!, ditanyain > > yang "aneh2" cuma bisa plonga-plongo) > > - Gak bisa dibantah, gampang marah, gak ada selera humor sama sekali > > - dst. > > Aduh ga enak nih nyalah2x-in dosen kayak gitu, IMHO, seharusnya > mahasiswa lah yang harus dapat mengikuti cara dosen. Kalo memang salah, kenapa nggak enak? Attitude seperti ini yg menurut saya salah: guru dianggap selalu benar. Skrg tidak penting siapa yg salah. Yg penting gimana sama2 bisa saling memperbaiki. Ronny pgpLIO7bLL0TK.pgp Description: PGP signature
[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
On 1/6/06, James A <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Apa gak pernah dianalisa dari sisi sebaliknya ? > > - Dosen malas (jarang masuk, "ngobyek terus", kalau masuk cuma kasih tugas) > - Cara ngajar yang monoton ! (bikin ngantuk) > - Tidak kreatif (metodologi kuno dan "itu-itu" aja) > - Ngga update knowledge (bahan pelajarannya sudah outdated!, ditanyain yang > "aneh2" cuma bisa > plonga-plongo) > - Gak bisa dibantah, gampang marah, gak ada selera humor sama sekali > - dst. Aduh ga enak nih nyalah2x-in dosen kayak gitu, IMHO, seharusnya mahasiswa lah yang harus dapat mengikuti cara dosen. Masa dosen yang cuman sendiri harus bisa memenuhi keingin semua mahasiswanya. Sekedar sharing informasi saja, saat ini saya sedang mengerjakan tugas akhir, waktu pertama kali saya konsultasi dengan pembimbing saya, dia bilang bahwa mungkin tidak bisa banyak membantu saya karena dia memegang banyak project. Tapi kenyataannya beliau banyak membantu, dan bersedia membimbing saya di tengah kesibukannya selama saya aktif untuk meminta bimbingannya. -- http://duke.vlsm.org "Yet Another People Who Wants To Be Him Self"
[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
On Sun, Jan 08, 2006 at 07:12:34PM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote: > > Lha pas dikasih tugas berat, jawabnya sering "maaf pak tadi malam saya > > kecapean abis narik" (lha kerjaannya narik angkot) > > Kalau ini dibahas nanti jatuh2nya disimpulkan harusnya ada "pendidikan > murah bin gratis" di Indonesia :-) walaupun ada dua masalah yang terjadi secara simultan, tidak otomatis keduanya bisa dipertentangkan. tiap penyakit ada obatnya sendiri-sendiri. Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
> Lha pas dikasih tugas berat, jawabnya sering "maaf pak tadi malam saya > kecapean abis narik" (lha kerjaannya narik angkot) Kalau ini dibahas nanti jatuh2nya disimpulkan harusnya ada "pendidikan murah bin gratis" di Indonesia :-) Anyway kalau univ di Indonesia kemahalan ya mungkin lebih baik hijrah ke India karena pendidikan disana sudah murah dan kualitas tinggi.Saya denger2 sudah mulai banyak? orang Indonesia yang melakukan cara ini.Mungkin rekan Fatih bisa beri gambaran. Carlos
[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
Made Wiryana wrote: > Baca bukunya Postman "Teaching as subversive .." > > IMW Terimakasih Pak Made untuk referensinya. Nanti saya tambahkan di daftar buku-buku wish-list saya deh. Zaki Akhmad
[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
> Yang ini setuju sekali, ceritanya dulu pernah ngalami ada pelajaran yang > gurunya cuma masuk dua kali selama satu semester, ya dua kali, di awal > dan di akhir semester! Tapi ya gapapa orang saya akhirnya dapat A sih > *-P > Oh ya pertemuan terakhir itu bukan di kelas, tapi di rumah makan. Dosen kayak gini yang harus ditumpas! Dia memberikan nilai A karena rasa bersalah. Daripada mahasiswa protes, kasih aja nilai A. Semua "happy." Apa betul? Nilai yang diwariskan oleh dosen ke siswa? semua bisa di-cincay ... :( kasih {duit,makan,hadiah,oleh2,sogokan} semua beres usaha tidak penting ... -- budi
[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
On 1/6/06, James A <[EMAIL PROTECTED]> wrote: --- adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:> masalah yang dituduhkan sama:> - mahasiswa kurang kritis> - mahasiswa salah pilih> - mahasiswa kurang motivasi > - mahasiswa malas> - mahasiswa maunya minta disuapin> - mahasiswa yang begini-begitu pokoknya bukan salah saya Saya jawab dari apa yang biasanya jawaban diberikan oleh si dosen kalau dilontarkan pernyataan seperti ini (ditampung dari obroloan sesama dosen) Apa gak pernah dianalisa dari sisi sebaliknya ?- Dosen malas (jarang masuk, "ngobyek terus", kalau masuk cuma kasih tugas) Gaji dosen segitu mana cukup buat hidup, buat beli buku aja udah habis :-), - Cara ngajar yang monoton ! (bikin ngantuk) Mau monoton, mau menarik mahasiswanya tetap ngobrol dengan asiknya, ngapain capek-capek. - Tidak kreatif (metodologi kuno dan "itu-itu" aja)- Ngga update knowledge (bahan pelajarannya sudah outdated!, ditanyain yang "aneh2" cuma bisa plonga-plongo) Dua hal ini sering dijawab : "lha yang segitu aja mahasiswa belum tentu bisa, alias ndak bisa ngerjain soalnya, apalagi ditambahin yang lebih heboh". Udah ah itu aja udah cukup. - Gak bisa dibantah, gampang marah, gak ada selera humor sama sekali- dst. Mirip dg mahasiswanya, yang kalau dikritis juga sering marah :-) Lihat saja kalau lagi demo pasti sering pakai kalimat "Pokoknya dst..dst" Kondisi yang seperti ini membuat mahasiswa jadi "terlatih" seperti sekarang, terlatih untuk "meniru" dosennya ! Mahasiswa, dosen adalah bagian masyarakat. Mereka adalah korban masyarakat IMW
[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
On 1/7/06, Muhamad Carlos Patriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dari sudut pandang lain,saya bingung sebenarnya jika dikatakan adamasalah dengan mahasiswa,parameternya apa ? apakah karena melihatkilasan kejadian di ruang kampus atau outputnya nanti setelah lulus,berilmu dan kemudian bekerja dan bermanfaat untuk orang lain ? Boss, namanya mahasiswa itu BUKAN cuma mahasiswa PTN :-). Saran saya jalan-jalan ke PTS-PTS di daerah, atau di ibukota Anda akan mendapatkan gambaran siapa, bagiamana mahasiswa itu. Lha pas dikasih tugas berat, jawabnya sering "maaf pak tadi malam saya kecapean abis narik" (lha kerjaannya narik angkot) IMW
[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
On 1/8/06, Zaki Akhmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pengalaman kuliah dulu, banyak sekali dosen yang mirip kriteria di atas. Kadang mikir, ngapain> masuk kelas! Baca bukunya aja mungkin lebih menarik.Kok kalau saya, lebih tertarik baca buku sosial ya. :D Baca bukunya Postman "Teaching as subversive .." IMW
[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
On 1/6/06, Mohammad DAMT <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > - Dosen malas (jarang masuk, "ngobyek terus", kalau masuk cuma kasih tugas)> - Cara ngajar yang monoton ! (bikin ngantuk)> - Tidak kreatif (metodologi kuno dan "itu-itu" aja) > - Ngga update knowledge (bahan pelajarannya sudah outdated!, ditanyain yang "aneh2" cuma Yang ini setuju sekali, ceritanya dulu pernah ngalami ada pelajaran yanggurunya cuma masuk dua kali selama satu semester, ya dua kali, di awal dan di akhir semester! Tapi ya gapapa orang saya akhirnya dapat A sih*-POh ya pertemuan terakhir itu bukan di kelas, tapi di rumah makan. Kalau di kampus saya itu akan dicegah, karean setelah dosen 2 kali tidak hadir, maka akan ada yang menelfon dan bertanya, kalau tidak bisa hadir lagi akan digantikan oleh dosen pengganti. Sebab kalau tidak mahasiswa bisa protest keras IMW
[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
James A wrote: > Apa gak pernah dianalisa dari sisi sebaliknya ? Oke-oke saja sih dibalik. Walau saya pribadi sih lebih suka melihat dari sisi mahasiswa. Lha wong belum pernah ngerasian rasanya jadi dosen. Padahal saya ada keinginan untuk jadi dosen lho. Cuma takut kuliah S2 dan S3 nya. S1 aja belum selesai-selesai :(( > - Dosen malas (jarang masuk, "ngobyek terus", kalau masuk cuma kasih tugas) > - Cara ngajar yang monoton ! (bikin ngantuk) > - Tidak kreatif (metodologi kuno dan "itu-itu" aja) > - Ngga update knowledge (bahan pelajarannya sudah outdated!, ditanyain yang > "aneh2" cuma bisa > plonga-plongo) > - Gak bisa dibantah, gampang marah, gak ada selera humor sama sekali > - dst. > > Pernah gak hal ini dipelajari? Setiap mahasiswa unik, hal ini berlaku juga untuk dosen. Setiap dosen unik. Setiap dosen memiliki cara mengajarnya masing-masing. Seorang dosen adalah seorang peneliti sekaligus pendidik. Sayangnya kedua profesi ini ternyata membutuhkan karakter yang berbeda. Seorang dosen dan peneliti tentu sama-sama pintar. Misal, mampu menyelesaikan pendidikan hingga tingkat S3. Namun yang sering dikeluhkan dari kacamata mahasiswa adalah, "Wah dosen mah sudah banyak yang pintar Zak. Gw mau nya yang pintar ngajar juga". Pintar mengajar sederhananya adalah memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan komunikasi yang baik ini penting untuk transfer ilmu. Kalau baca blognya Pak Budi yang kebingungan bagaimana cara mengajar mahasiswa, bisa jadi saya tambah bingung lagi. Kalau begitu dicukupkan saja bingungnya. Pokoknya kalau dosen sudah mampu membangkitkan semangat bara api di dalam diri mahasiswa, bagi saya itu sudah berhasil. Entah si mahasiswa jadi apa saja: tetap di bidangnya, atau di luar bidangnya. Yang penting sang mahasiswa bisa menemukan "legenda pribadi"nya (bagi yang dimaksud dengan legenda pribadi, bisa baca buku The Alchemist, Paulo Coelho). > Pernah gak dibikin survey ke mahasiswa ttg. hal ini? > > Apakah metode pengajarannya menarik? attractive? bisa men-stimulasi minat > belajar? Kalau di ITB, di setiap akhir semester ada kuisioner Bang James. Tapi lagi-lagi mahasiswa nya bandel. Ngisinya seenaknya saja. Jadi gagal-lah sistem feedback ini. Saya cerita beberapa poin dari kuisioner ini ya. Kurang lebih ini dia.. * Apakah tingkat kehadiran Anda dalam kuliah ini tinggi? * Apakah Anda mengerti setelah mengikuti kuliah ini? * Apakah dosen menyiapkan kuliah dengan baik? * Apakah alat bantu seperti OHP/In-focus digunakan dalam perkuliahan? * Apakah dosen memberikan umpan balik mengenai ujian/tugas? Pertanyaan-pertanyaan diatas di isi dengan memilih jawaban berdasarkan 5 derajat ke-setuju-an/ke-tidak-setuju-an. Dimulai dari sangat setuju dan sangat tidak setuju > Pengalaman kuliah dulu, banyak sekali dosen yang mirip kriteria di atas. > Kadang mikir, ngapain > masuk kelas! Baca bukunya aja mungkin lebih menarik. Kok kalau saya, lebih tertarik baca buku sosial ya. :D > Kondisi yang seperti ini membuat mahasiswa jadi "terlatih" seperti sekarang, > terlatih untuk > "meniru" dosennya ! Saya masih percaya kok tetap masih ada dosen yang memang berdedikasi sungguh-sungguh menciptakan SDM yang unggul. Sekaligus menikmati profesi yang bagi saya mulia ini: turut mencerdaskan kehidupan bangsa! Bagi saya dosen yang datang tepat waktu mengajar, memberikan kuliah dengan menarik, memberikan tugas secukupnya, memberi nilai paling jelek C (untuk sarjana) dan D (untuk sarjana muda), itu sudah lebih dari cukup.
[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
Dari sudut pandang lain,saya bingung sebenarnya jika dikatakan ada masalah dengan mahasiswa,parameternya apa ? apakah karena melihat kilasan kejadian di ruang kampus atau outputnya nanti setelah lulus, berilmu dan kemudian bekerja dan bermanfaat untuk orang lain ? Mungkin pandangan saya terlalu sempit, sekitar 8 tahun lalu persisnya,saya di Jakarta membangun "team" saya yang hampir semuanya bekas anak didiknya Pak Samik (fasilkum ui),terus terang saya gak pernah melihat "something wrong" meskipun setelah saya bandingkan dengan lulusan-lulusan India yang sering saya interview disini.Setelah satu dekade saya malah impressed dengan apa yang mereka kerjakan sekarang,untuk ukuran "dunia" sudah cukup membanggakan sebenarnya. Singkatnya,team yg saya bangun di Indonesia dulu secara teknis kualitasnya boleh dibilang sama dengan kualitas team saya (yang sebagian saya develop juga) di persh hitek di silicon valley. Mungkin bedanya,mentalnya saja yang lulusan India sedikit lebih tahan baja :-) Sebetulnya,permasalahan nyata yang saya lihat adalah "Tidak ada industrinya buat orang2 pinter lulusan universitas komputer ini di Indonesia sehingga potensinya tidak bisa 100% tergali" alias harus brain-drain agar potensinya bisa tergali. Tapi,itu kan kisah jaman dulu ... he he he :-) sekarang bapak2 yg di milis ini yang lebih tahu kondisi sekarang. Carlos
[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
On Fri, Jan 06, 2006 at 12:29:02AM -0800, James A wrote: > Apa gak pernah dianalisa dari sisi sebaliknya ? ... > Kondisi yang seperti ini membuat mahasiswa jadi "terlatih" seperti sekarang, > terlatih untuk > "meniru" dosennya ! sebenarnya ini masalah lain (yang harus diselesaikan juga). kalau dosennya ndak bener terus mahasiswa jadi ndak bener, ini seperti pernyataan dalam bahasa latin: mbulet ae gak mari-mari (seperti benang kusut, tidak bisa diselesaikan), bubar jalan :-) tapi memang seringkali dalam sivitas akademika, mahasiswa dilabel dengan kasta yang lebih rendah. Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)
Pada hari Jumat, tanggal 06/01/2006 pukul 00:29 -0800, James A menulis: > Apa gak pernah dianalisa dari sisi sebaliknya ? > > - Dosen malas (jarang masuk, "ngobyek terus", kalau masuk cuma kasih tugas) > - Cara ngajar yang monoton ! (bikin ngantuk) > - Tidak kreatif (metodologi kuno dan "itu-itu" aja) > - Ngga update knowledge (bahan pelajarannya sudah outdated!, ditanyain yang > "aneh2" cuma bisa > plonga-plongo) > - Gak bisa dibantah, gampang marah, gak ada selera humor sama sekali > - dst. ... > Pengalaman kuliah dulu, banyak sekali dosen yang mirip kriteria di atas. > Kadang mikir, ngapain > masuk kelas! Baca bukunya aja mungkin lebih menarik. Yang ini setuju sekali, ceritanya dulu pernah ngalami ada pelajaran yang gurunya cuma masuk dua kali selama satu semester, ya dua kali, di awal dan di akhir semester! Tapi ya gapapa orang saya akhirnya dapat A sih *-P Oh ya pertemuan terakhir itu bukan di kelas, tapi di rumah makan. Tapi ada koleganya yang membela diri, "emang dosen ga boleh cari makan?" begitu katanya di depan kelas.