[wanita-muslimah] KONTROVERSI SEJARAH SEBAGAI INSPIRASI PERADABAN: PUSTAKALOKA KOMOPAS

2007-08-06 Terurut Topik zarimah imah
* TUANKU RAO KONTROVERSI SEJARAH SEBAGAI INSPIRASI PERADABAN*

* *

*RESENSI BUKU TUANKU RAO DI PUSTAKALOKA KOMPAS*

* *

* *

*Perbedaan-perbedaan  dalam sejarah sesungguhnya memberi pelajaran kepada
umat manusia perihal toleransi dan kebebasan. Aforisma Francois Caron, Guru
Besar Sejarah Unuversitas Sorbone, Paris Perancis, ini kiranya sangat tepat
buat merangkum seluruh controversi dan perdebatan buku 'Tuanku Rao' . Buku
yang dipublikasi pertama kali tahun 1964 oleh penerbit Tandjung Harapan ini
memang memicu polimik seputar gerakan nPaderi di Sumatra Barat dan ekspansi
pasukan Padari di Sumatra Utara pada Abad ke-19*


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Why British Women Are Turning to Islam - Kenapa wanita - wanita Inggris pada berbalik / memeluk Islam

2007-08-06 Terurut Topik jano ko
 
  Why British Women Are Turning to Islam
   
  THE SPREAD OF A WORLD CREED
   
  http://islamicweb. com/begin/ british_women. htm
   
  The Times - Tuesday, 9th November 1993 -Home-news Page
   
  Lucy Berrington finds the Muslim Faith is winning Western admirers despite 
hostile media coverage
   
  Unprecedented numbers of British people, nearly all of them women, are 
converting to Islam at a time of deep divisions within the Anglican and 
Catholic churches. 
   
  The rate of conversions has prompted predictions that Islam will rapidly 
become an important religious force in this country.[1] Within the next 20 
years the number of British converts will equal or overtake the immigrant 
Muslim community that brought th e faith here, says Rose Kendrick, a religious 
education teacher at a Hull comprehensive and the author of a textbook guide to 
the Koran. She says: Islam is as much a world faith as is Roman Catholicism. 
No one nationality claims it as its own. Islam is also spreading fast on the 
continent and in America. 
   
  The surge in conversions to Islam has taken place despite the negative image 
of the faith in the Western press. Indeed, the pace of conversions has 
accelerated since publicity over the Salman Rushdie affair, the Gulf War[2] and 
the plight of the Muslims in Bosnia. It is even more ironic that most British 
converts should be women, given the widespread view in the west that Islam 
treats women poorly. In the United States, women converts outnumber men by four 
to one, and in Britain make up the bulk of the estimated 10, 000 to 20, 000 
converts, forming part of a Muslim community of 1 to 1.5 million. Many of 
Britains New Muslims are from middle-class backgrounds. They include Matthew 
Wilkinson, a former head boy of Eton who went on to Cambridge, and a son and 
daughter of Lord Justice Scott, the judge heading the arms-to-Iraq enquiry. 
   
  A small scale survey by the Islamic Foundation in Leicester suggests that 
most converts are aged 30 to 50. Younger muslims point to many conversions 
among students and highlight the intellectual thrust of Islam. Muhammad said, 
The light of Islam will rise in the West and I think that is what is 
happening in our day says Aliya Haeri, an American-born psychologist who 
converted 15 years ago. She is a consultant to the Zahra Trust, a charity 
publishing spiritual literature and is one of Britain's promin ent Islamic 
speakers. She adds: Western converts are coming to Islam with fresh eyes, 
without all the habits of the East, avoiding much of what is culturally wrong. 
The purest tradition is finding itself strongest in the West.[3] 
   
  Some say the conversions are prompted by the rise of comparative religious 
education. The British media, offering what Muslims describe as a relentless 
bad press on all things Islamic, is also said to have helped. Westerners 
despairing of their own society - rising in crime, family breakdown, drugs and 
alcoholism[4] - have come to admire the discipline and security of Islam. Many 
converts are former Christians disillusioned by the uncertainty of the church 
and unhappy with the concept of the Trinity and deification of Jesus. 
   
  Quest of the Convert - Why Change?
   
  Other converts describe a search for a religious identity. Many had 
previously been practising Christians but found intellectual satisfaction in 
Islam. I was a theology student and it was the academic argument that led to 
my conversion. Rose Kendrick, a religious education teacher and author, said 
she objected to the concept of the original sin: Under Islam, the sins of the 
fathers aren't visited on the sons. The idea that God is not always forgiving 
is blasphemous to Muslims. 
   
  Maimuna, 39, was raised as a High Anglican and confirmed at 15 at the peak of 
her religious devotion. I was entranced by the ritual of the High Church and 
thought about taking the veil. Her crisis came when a prayer was not answered. 
She slammed the door on visiting vicars but travelled to convents for 
discussions with nuns. My belief came back stronger, but not for the Church, 
the institution or the dogma. She researched every Christian denomination, 
plus Judaism, Buddhism and Krishna Consciousness, before turning to Islam. 
   
  Many converts from Christianity reject the ecclesiastical heirarchy 
emphasising Muslims' direct relationship with God. They sense a lack of 
leadership in the Church of England and are suspicious of its apparent 
flexibility. Muslims don't keep shifting their goal-posts , says Huda 
Khattab, 28, author of The Muslim Woman's Handbook, published this year by 
Ta-Ha. She converted ten years ago while studying Arabic at university. 
Christianity changes, like the way some have said pre-marital sex is okay if 
its with the person you're going to marry. It seems so wishy-washy. Islam was 
constant about sex, about praying five times a day. The prayer makes you 
conscious of God all the time. You're continually 

Re: [wanita-muslimah] Re: FW: Mengapa Berjilbab ?

2007-08-06 Terurut Topik Kartono Mohamad
Mbak Mei, pendapat saya, pakaian itu disesuaikan dengan iklim dan lingkungan
tempat manusia itu hidup. Orang Eskimo berpakaian tebal dan menutp seluruh
baian tubuh, kecuali wajah. Orang Arab terpaksa harus mengenakan pakaian
longgar menutupi seluruh tubuh (one piece), menutupi wajah, untuk
menghindari pasir. Pakaian longgar yang one piece untuk membantu ventilasi
udara sekitar tubuh sehingga dapat bertahan di suhu yang tinggi dan kering.
Penutup kepala, seperti kerudung dan jilbab, bukan monopoli Arab tetapi juga
orang Mongol yang hidup di gurun tetapi dingin. Melindungi rambut dan muka
dari pasir tetapi pakaiannya tidak longgar atau one piece. Orang yang hidup
di iklim tropis dan kelembaban tinggi justru akan menyukai pakaian yang
lebih terbuka. Supaya tidak gerah/hareudang/sumuk, dan keringat tidak
membuat baju jadi basah. 
Itu logika saya
KM
 
---Original Message---
 
From: L.Meilany
Date: 06/08/2007 7:07:07
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: FW: Mengapa Berjilbab ?
 
Trimakasih Rita,
Pendapat saya bahwa pakaian perempuan Arab terpengaruh India;
Yg saya ketahui karena peradaban Asia [ China, India] adalah lebih tua
dibanding budaya Arab
yg masih bersuku-suku dan berpindah-pindah /nomaden.
Sehingga budaya China dan India ada pengaruhnya Ke Arab melewati
Mesopotamia-Irak.
Seni bernafas Islam banyak terdapat di Irak dan Iran yg banyak dipengaruhi
India.
Dari Irak dan Iran baru jalan2 ke Arab.

Pernah di pengajian di bahas juga mengapa di Qur'an ada ayat tentang
haramnya babi.
Padahal waktu itu babi jarang di jumpai di Arab.
Babi hanya ada di Palestina. Ayat tentang haramnya daging babi tentunya
adalah pembaruan dari 
Injil, Taurat.
Sedangkan babi sendiri asal muasalnya dari dataran China.

Salam cmiiw,
l.meilany

- Original Message - 
From: ritajkt 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, August 02, 2007 6:21 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: FW: Mengapa Berjilbab ?

Bu Mei, 

Sebagaimana saya katakan sebelumnya, saya tidak sempat mencari data 
secara seksama, saya hanya menyatakan ADA kemungkinan belly dancing 
mengemuka bukan pada abad kelahiran Islam sehingga ARGUMEN ANDA bahwa 
busana wanita timur tengah pada masa kelahiran Islam terpengaruh 
pakaian sari India itu saya pertanyakan, terutama dari validitas 
datanya.

Adapun yang saya katakan ADA kemungkinan belly dancing muncul di abad 
ke 14 itu saya teringat membacanya tp entah dimana, itu sebabnya saya 
minta maaf karena tidak bisa mencari datanya yang akurat.

Kalo hanya pakai search engine di internet, ada juga yang berbunyi 
demikian Historical evidence shows Egyptian tomb paintings dating 
from as far back as the fourteenth century BC that depict partially 
clad dancers whose callisthenic positions appear to be very similar 
to those used in belly dancing. 

Selengkapnya bisa dibaca di website Wellesley College berikut ini:

http://www.wellesley.edu/Activities/homepage/wbds/page_folders/history
_page/history.html.

salam,
rita

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Jika tari perut muncul pada abad 14?
 Lantas mengapa ia berkostum seperti itu.
 Artinya kan tarian ini juga mengacu pada busana wanita kala itu.
 Saya pernah lihat videonya tarian perut yg ditarikan oleh perempuan 
TimTeng.
 Memakai cadar tipis, memakai semcam rok panjang yg tipis, begitu 
juga blus yg tipis. 
 Yg tampak jelas adalah bagian bra dan celana dalam karena warnanya 
gelap.
 

[Non-text portions of this message have been removed]


 
 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Cemburu, Purnawiran TNI Bantai Anak Istri

2007-08-06 Terurut Topik Sunny
http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=37867


Cemburu, Purnawiran TNI Bantai Anak Istri
(30 Jul 2007, 459 x , Komentar) 
MAKASSAR - Seorang purnawiran Tentara Nasional Indonesia (TNI), M Sulih Dg 
Pabilla, 76, tega membantai istri dan tiga anaknya. Perbuatan kejam itu 
dilakukan di rumahnya, Jl Durian Nomor 17, Watampone, Kabupaten Bone, Sabtu, 28 
Juli lalu. Belum ada keterangan resmi soal motif pembantaian ini. Tapi kuat 
dugaan, Sulih kalap karena cemburu.Mereka yang jadi korban masing-masing 
Meriasumi, 50, istri Sulih, dan tiga anaknya yakni Ningsih, 31, Sulastri, 20, 
dan Febby Hastuti, 15. Kecuali Febby, semua korban kini sedang menjalani 
perawatan intensif di Rumah Sakit Wahidin Sudirohosodo (RSWS) Makassar. 
Sementara Febby, hanya menjalani perawatan di RS Tenriwaru Bone. 

Meriasumi tiba lebih awal di RSWS, yakni sekitar pukul 20.00 Wita, Sabtu lalu. 
Disusul kedua anaknya, pada pukul 23.00 Wita dan pukul 01.00 Wita dini hari. 

Akibat pembantaian itu, para korban mengalami luka yang sangat mengenaskan. 
Tiga jari tangan kiri Meriasumi langsung putus terkena sabetan parang. Selain 
itu, betis kiri dan pelipis juga mengalami hal yang serupa. Bahkan telinga 
wanita tersebut hampir putus. 

Anak sulungnya, Ningsih juga menderita luka sabetan di bahu sebelah kiri. Jari 
telunjuk tangan kanan mahasiswa semester akhir STKIP Bone tersebut malah nyaris 
putus. Sedangkan Sulastri yang tak lain mahasiswa lima pada Sekolah Tinggi Ilmu 
Hukum (STIH) Bone itu, mengalami luka sabetan di bagian punggung yang cukup 
parah. Para medis mulai mengambil tindakan operasi sekitar pukul 13.00 Wita, 
Minggu, 29 Juli kemarin. 

Yusuf, adik kandung Meriasumi yang mengantar para korban ke RSWS kepada Fajar 
kemarin mengatakan, dirinya baru mengetahui kejadian tersebut sekitar pukul 
19.00 Wita. Saat itu, korban telah dilarikan ke RS Tenriwaru. Saya tidak tahu 
persis kronologis kejadiannya, ujar Yusuf sembari mengatakan beberapa 
tetangganya juga tidak mengetahui ikhwal kejadian tersebut. 

Sementara itu, ditanya tentang hubungan antara adik dan suaminya tersebut, 
menurut Yusuf, selama ini dirinya tidak pernah mendengar ada masalah rumah 
tangga diantara mereka. Hanya saja, tipikal iparnya itu (maksudnya Sulih, red), 
memang kerap marah dan tidak punya pertimbangan jernih jika hendak melakukan 
kekerasan. Ia sepertinya tidak punya rasa kemanusiaan. Masak istri dan anak 
sendiri diparangi, ketus Yusuf. 

Hingga sore kemarin, ketiga korban masih menjalani operasi di ruang operasi UGD 
lantai II. Beberapa keluarga dekatnya, terlihat menunggu di depan pintu kamar 
operasi. Informasi yang dihimpun Fajar di lokasi kejadian menyebutkan diduga 
Sulih terbakar rasa cemburu hingga ia seperti kesetanan. 

Sebelumnya, tersangka mendapati istrinya baru tiba di rumah berboncengan dengan 
anaknya. Mengetahui istrinya baru datang, tersangka menegur sambil memaki 
istrinya. Istri tersangka tidak terima makian tersebut dan membalasnya dengan 
makian. Akibatnya, terjadilah pertengkaran hebat petang itu.

Tersangka kemudian lari masuk ke dalam rumah, beberapa saat kemudian, dia 
keluar sambil membawa parang. Tanpa berkata-kata, tersangka
kemudian menebaskan parangnya ke arah istri dan anaknya Sulastri. Tidak hanya 
itu, bagai kesetanan, tersangka juga menyerang dua anaknya yang lain,
Ningsih dan Febby yang keluar dari dalam rumah setelah mendengar kedua orang 
tuanya bertengkar.

Tersangka saat ini diamankan di Mapolwil Bone untuk didengar keterangannya. 
Kasubag Reskrim Polwil Bone, AKP Esa Soamole yang dihubungi via telepon, 
Minggu, 29 Juli, kemarin, membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, tersangka 
diancam pasal 351 ayat 2 tentang penganiayaan dengan ancaman maksimal 15 tahun 
penjara. (m04-asw


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] China Pukul KO Indonesia

2007-08-06 Terurut Topik Sunny
http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=36501ik=6


China Pukul KO Indonesia 

Senin 6 Agustus 2007, Jam: 9:52:00 


JAKARTA (Pos Kota)-Masa bulan madu hubungan Indonesia-China tampaknya berakhir. 
'Perang' dagang meletus. Negeri Tirai Bambu itu balas menggebuk dengan melarang 
produk perikanan dari Indonesia. Berbahaya bagi kita, cetus Ketua Umum 
Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) MMI Thomas Darmawan, 
Minggu (6/8). 

Memanasnya hubungan kedua negara bermula dari gencarnya Indonesia 
memublikasikan mainan anak-anak, makanan, minuman dan produk farmasi mengandung 
bahan berbahaya asal China, disusul diperketatnya impor komoditas tersebut. 

Serangan balasan dilancarkan Republik Rakyat China (RRC). Aksi ini cukup bikin 
KO Indonesia. Soalnya, seperti dikemukakan Thomas Darmawan, RRC selama ini 
negara tujuan ekspor Indonesia kedua terbesar, setelah Singapura. 

Nilai seluruh produk ekspor Indonesia ke China pada 2006 mencapai 8,43 milyar 
dolar AS. Setahun sebelumnya, hanya 6,63 milyar dolar AS. Sedangkan nilai 
impor seluruh produk China ke Indonesia hanya 6,36 milyar dolar AS. Makanya, 
rugi besar kalau 'perang' dagang dengan China, tegasnya. 

Karenanya, dia berharap persoalan ini tidak sampai berlarut-larut. Pemerintah 
harus menjelaskan persoalan ini dengan memberi bukti kepada pemerintah China 
tentang hasil pemerikasaan terhadap produk yang dilarang dan ditarik dari 
peredaran tersebut. 

Kalau produk asal China yang masuk ke Indonesia betul-betul tidak memenuhi 
aturan yang berlaku di Indonesia, bukan terkesan ikut-ikutan, ujarnya. 

Sebab, ia melihat pemerintah China tidak mau tindakan pemerintah Indonesia 
melarang dan menarik produk makanan, obat dan kosmetik serta mainan anak-anak, 
terkesan tindakan kita karena didikte Amerika Serikat, paparnya. 

Sebelumnya Ketua Umum Kadin MS Hidayat mengingatkan pemerintah bersikap 
hati-hati untuk menghentikan peredaran produk yang dianggap membahayakan, 
mengingat komoditas China sudah menguasai pasar dalam negeri. 

Karenanya, ia mengungkapkan akan mengundang kalangan industri farmasi dan 
menteri kesehatan untuk membahas maraknya produk beracun asal Cina. 

TETAP MELARANG 
Meski jelas-jelas bakal merugikan perang dengan China, namun Ketua Komisi VI 
DPR Didik J Rachbini ketika dihubungi Pos Kota, meminta pemerintah bersikap 
tegas melarang produk-produk China yang mengandung zat berbahaya seperti 
formalin. 

Saya juga heran sampai sekarang kok belum ada larangan, mau nunggu apa lagi. 
Jangan sampai menunggu korban berjatuhan, katanya. 

Mestinya pemerintah cepat tanggap ketika institusi berwenang mengeluarkan 
peringatan atas ditemukan berbagai produk China berbahaya. Kalau pun dampaknya 
negara itu juga melarang produk Indonesia yang diekspor ke sana hal itu bagian 
dari politik dagang. 

Anggota Komisi IX DPR Zubair Safawi juga mengungkapkan hal sama. Dia juga 
kahwatir bahwa impor produk China itu sudah didalangi oleh importir besar 
sehingga aparat tidak berani bertindak. Sungguh aneh ada produk ilegal dari 
luar yang beredar luas di pasaran tetapi tidak diketahui pihak pemerintah, 
katanya. Apa kerja mereka selama ini. 

TEMUAN BPOM 
Perang dagang Indonesia-China berawal dari hasil temuan dan pemeriksaan Badan 
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap ratusan produk makanan, obat dan 
kosmetik asal China yang dianggap tidak aman dikonsumsi. 

Sehingga Menteri Perdagangan (mendag) Mari Elka Pangestu dan Kepala BPOM 
Husniah Rubiana Thamrin Akib saat kepada pers di depdag, pekan lalu, mengimbau 
masyarakat tidak membeli produk pangan, obat dan kosmetik yang tidak memiliki 
izin edar dan tidak ada nomor ML (makanan luar) karena tidak dijamin 
keamanannya untuk dikonsumsi. 

Bahkan BPOM menyita puluhan merek permen, manisan dan pasta gigi yang diduga 
kuat mengandung formalin di beberapa tempat penjualan. Diperkirakan, produk 
tersebut masuk lewat jalur illegal. 

Produk makanan asal China diduga kuat mengandung berbahaya seperti permen 
Kiamboy merah, Kiamboy Putih, dan White Rabbit Creamy Candy. Cherry's Buah Plum 
Kering dan Kiamboy Putih. Mr. Mike Coffee Candy, Coffee Candy Huijia Food, 
Ginseng Candy, Crispy Candy, Corn Flavour Gelatinous Candy with Vegetable Gel, 
Syrup Soft Candy Ronggui Soft Candy, Kabi Candy Xin Lian Xin Rui Qun (Pink), 
Xioa Mi Mi Candy, Kabi Candy Xin Lian Xin Rui Qun (Green). Permen White Rabbit 
Creamy Candy, Citrun Peel Candy, Fuji Fruit Candy, Fei Lu Pai Apple, Huikang 
Holis, Suxian Peanut, Permen kana, Permen Sanca. 

Manisan Cherry Merah, Manisan Guo Dan Shan Zha Guang Qi Xiang Foods, Manisan 
Cap Elang Globe, Preserved Mandarin Peel Jibao, Manisan Thailand Style Zhancui 
Jiuzhi Ximei Plum, Manisan Thailand Style Zhancui Jiuzhi Ximei Olive, Manisan 
Jibao Brand Preserved Mandarin Peel, Lobster Peanut Crysp Udang Merah Kacang 
Ranggup. Permen Yake, Manisan Preserved Prune Jibao Chen Pi Mei, Manisan 
Preserved Prune Dayau (biru), Manisan Snow Flake Juice Plum Dayau (merah). 

RACUN DAN 

[wanita-muslimah] Kosmetik China Mengandung Merkuri Disita Tim Sidak

2007-08-06 Terurut Topik Sunny
http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=302628kat_id=23

Senin, 06 Agustus 2007  18:26:00


Kosmetik China Mengandung Merkuri Disita Tim Sidak



Denpasar-RoL-- Tim Sidak Pembinaan dan Perlindungan Disperindag Kota Denpasar 
berhasil menyita berbagai jenis produk kosmetik dari China mengandung merkuri 
di swalayan Clandys dan Alfa, Senin.

Sidak yang dipimpin Kasubdin Pembinaan dan Perlindungan Konsumen Disperindag 
Kota Denpasar, Dra Luh Gde Ratnaningrat, tiba di Clandys Grosir, langsung 
menyisir dan mengeluarkan kosmetika yang terpajang pada salah satu gerai.

Di gerai tersebut ternyata masih banyak produk kosmetik dari China yang 
diperjualbelikan, seperti Chiumien Pearl Cream, New Rody Special, Qian Yan dan 
Macalana Whitening Day Cream.

Rata-rata kosmetik tersebut jenis cream pemutih wajah yang mengandung bahan 
berbahaya, yakni Merkuri dan Hidroquinon, kata Dra Ni Putu Maryati, Apt dari 
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Denpasar.

Menurutnya, kandungan Merkuri, Hidroquinon serta Tretinoin sangat berbahaya 
bagi kesehatan, disamping dapat mengakibatkan kanker kulit juga dapat 
menyebabkan gagal ginjal. 

Untuk itu pihak BPOM sudah mengeluarkan surat edaran daftar kosmetika yang 
mengandung bahan berbahaya untuk segera ditarik dari peredaran di masyarakat. 

Disamping produk dari China, beberapa kosmetik produk Philipina dan Malaysia 
juga ditemukan di swalayan itu, diantaranya RDL Whitening Treatmen dan Olay.

Kami mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih kosmetika, 
perhatikan kode produksi, sebab banyak produk yang belum terdaftar di BPOM, 
ujar Putu Maryati.

Selanjutnya tim sidak yang terdiri dari Diskes dan BPOM Denpasar, langsung 
menyasar Alfa Grosir di Jalan Diponogoro. Dari beberapa counter kosmetik yang 
terdapat di swalayan tersebut disita 13 jenis kosmetika, yakni Ponds Detok, SK 
Infree Papaya, Chiumien, QL Cream B, Cameo Color eye, Olay Total Efect dan New 
Placenta.

Maryati mengatakan, kali ini para penjual hanya diberikan peringatan serta 
diperintahkan agar semua jenis kosmetika yang berbahaya agar secepatnya 
ditarik. 

Seandainya nantinya ada toko yang masih menjual kosmetika yang berbahaya itu 
akan dikenakan sanksi dan tindakan hukum, ucapnya.

Sementara itu Ratnaningrat menyatakan akan terus melakukan pemantauan ke 
sejumlah swalayan di Denpasar, karena disinyalir masih banyak menjual produk 
berbahaya. Hal itu sebagai upaya untuk memberikan perlindungan terhadap 
konsumen. 

Kasihan nanti masyarakat yang menjadi korban karena ketidaktahuan 
produk-produk yang berbahaya bagi kesehatan. Karena banyak produk terkenal 
seperti kosmetik merek Ponds dan sabun Papaya dipalsu, katanya.

Jenis kosmetika yang berhasil disita dan dimusnahkan dalam sidak gabungan itu, 
yakni Chiumien Pearl Cream dan Macalana Skim Cream mengandung merkuri.

Sedangkan New Rody Special, Ponds Detox, SK Infree Papaya, berbagai lipstik 
Ponds palsu semuanya mengandung Rodamin bahan pewarna tekstil.

Bedak Ponds, QL Cream B, Olay total effect, cameo colour eye, New Placenta, RDL 
baby face 2 dan 3, Olay, RDL Whitening 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: FW: Mengapa Berjilbab ?

2007-08-06 Terurut Topik Dan
Setuju sekali pak KM,

Saya pernah menginap di tenda Arab bedouin di Maroko di tengah padang
pasir dan saya mengalami sendiri kebutuhan berpakaian spt itu.

Di Indonesia yg cocok ialah sarungan dan sendal.  Nikmatnya iklim tropis.

Saya tanya sama teman saya yg berjilab, apa rambut enggak bau apek? 
Dia bilang ya dan setiap malam harus keramas.  Tapi waktu belum
jilbaban cukup 2 atau 3 hari sekali.  Terbukti jibab bukan pakaian
cocok di daerah tropis.

Begitu juga jas dan dasi, panasnya luar biasa.  Harus di dalam tempat
ber AC baru bisa nyaman.  

Ada konotasi kultural di sini.  Jilbab = Islam, Jas  Dasi = Barat/modern.

Padahal kita bisa tetap menjadi Islam tanpa jilbab dan tetap bisa
berpikir modern tanpa harus berjas berdasi.

Sekarang saya lebih suka pakai batik lengan pendek bahan katun yg
paling cocok di Indonesia bagi saya.  Ada kesan resmi tapi juga tidak
bodoh menyiksa diri.. he he ...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mbak Mei, pendapat saya, pakaian itu disesuaikan dengan iklim dan
lingkungan
 tempat manusia itu hidup. Orang Eskimo berpakaian tebal dan menutp
seluruh
 baian tubuh, kecuali wajah. Orang Arab terpaksa harus mengenakan pakaian
 longgar menutupi seluruh tubuh (one piece), menutupi wajah, untuk
 menghindari pasir. Pakaian longgar yang one piece untuk membantu
ventilasi
 udara sekitar tubuh sehingga dapat bertahan di suhu yang tinggi dan
kering.
 Penutup kepala, seperti kerudung dan jilbab, bukan monopoli Arab
tetapi juga
 orang Mongol yang hidup di gurun tetapi dingin. Melindungi rambut
dan muka
 dari pasir tetapi pakaiannya tidak longgar atau one piece. Orang
yang hidup
 di iklim tropis dan kelembaban tinggi justru akan menyukai pakaian yang
 lebih terbuka. Supaya tidak gerah/hareudang/sumuk, dan keringat tidak
 membuat baju jadi basah. 
 Itu logika saya
 KM
  
 ---Original Message---
  
 From: L.Meilany
 Date: 06/08/2007 7:07:07
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: FW: Mengapa Berjilbab ?
  
 Trimakasih Rita,
 Pendapat saya bahwa pakaian perempuan Arab terpengaruh India;
 Yg saya ketahui karena peradaban Asia [ China, India] adalah lebih tua
 dibanding budaya Arab
 yg masih bersuku-suku dan berpindah-pindah /nomaden.
 Sehingga budaya China dan India ada pengaruhnya Ke Arab melewati
 Mesopotamia-Irak.
 Seni bernafas Islam banyak terdapat di Irak dan Iran yg banyak
dipengaruhi
 India.
 Dari Irak dan Iran baru jalan2 ke Arab.
 
 Pernah di pengajian di bahas juga mengapa di Qur'an ada ayat tentang
 haramnya babi.
 Padahal waktu itu babi jarang di jumpai di Arab.
 Babi hanya ada di Palestina. Ayat tentang haramnya daging babi tentunya
 adalah pembaruan dari 
 Injil, Taurat.
 Sedangkan babi sendiri asal muasalnya dari dataran China.
 
 Salam cmiiw,
 l.meilany
 
 - Original Message - 
 From: ritajkt 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Thursday, August 02, 2007 6:21 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: FW: Mengapa Berjilbab ?
 
 Bu Mei, 
 
 Sebagaimana saya katakan sebelumnya, saya tidak sempat mencari data 
 secara seksama, saya hanya menyatakan ADA kemungkinan belly dancing 
 mengemuka bukan pada abad kelahiran Islam sehingga ARGUMEN ANDA bahwa 
 busana wanita timur tengah pada masa kelahiran Islam terpengaruh 
 pakaian sari India itu saya pertanyakan, terutama dari validitas 
 datanya.
 
 Adapun yang saya katakan ADA kemungkinan belly dancing muncul di abad 
 ke 14 itu saya teringat membacanya tp entah dimana, itu sebabnya saya 
 minta maaf karena tidak bisa mencari datanya yang akurat.
 
 Kalo hanya pakai search engine di internet, ada juga yang berbunyi 
 demikian Historical evidence shows Egyptian tomb paintings dating 
 from as far back as the fourteenth century BC that depict partially 
 clad dancers whose callisthenic positions appear to be very similar 
 to those used in belly dancing. 
 
 Selengkapnya bisa dibaca di website Wellesley College berikut ini:
 
 http://www.wellesley.edu/Activities/homepage/wbds/page_folders/history
 _page/history.html.
 
 salam,
 rita
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
 wrote:
 
  Jika tari perut muncul pada abad 14?
  Lantas mengapa ia berkostum seperti itu.
  Artinya kan tarian ini juga mengacu pada busana wanita kala itu.
  Saya pernah lihat videonya tarian perut yg ditarikan oleh perempuan 
 TimTeng.
  Memakai cadar tipis, memakai semcam rok panjang yg tipis, begitu 
 juga blus yg tipis. 
  Yg tampak jelas adalah bagian bra dan celana dalam karena warnanya 
 gelap.
  
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
  
  
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Jakarta, provinsi yang belum demokratis walau ada Pilkada

2007-08-06 Terurut Topik radityo djadjoeri
Masyarakat Ibu Kota kini hiruk pikuk membincangkan pilkada - pemilihan gubernur 
DKI Jaya. Coblosan secara langsung yang pertama kalinya. Maklum, dulu gubernur 
DKI wajib dari kalangan militer dan ditunjuk langsung - alias tak dipilih 
oleh rakyat. 
   
  Media massa sibuk berburu berita soal pilkada dan gegap-gempita kampanye 
jalanan yang menyertai. Pilihan cuma ada dua: Adang atau Foke. Adang jelas 
digemari para pendukung PKS. Sedangkan Foke disukai orang-orang yang cinta 
kemajemukan yang warna-warni.
   
  Tanggal 8 Agustus buat sebagian orang membingungkan: libur, tidak libur, 
libur, tidak libur. Kemarin ada beberapa teman yang minta dikirimi arsip surat 
soal libur resmi dari pemerintah lewat email.
   
  Nah, apakah dengan pilkada ini berarti sistem demokrasi sudah diterapkan 
secara menyeluruh di wilayah Jakarta? Tidak! Pasalnya 5 penguasa wilayah 
kotamadya belum dipilih langsung oleh rakyat. Mereka adalah Walikota Jakarta 
Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara. Selama 
ini jabatan Walikota selalu ditunjuk langsung. Di masing-masing kotamadya 
tersebut juga tak memiliki DPRD Tingkat II. Semuanya menumpuk di DPRD Tingkat 
I. Bagaimana Jakarta akan berubah menuju yang lebih baik, kalau begitu? 
   
  Mari kita lihat ke provinsi lain: semua walikota dan bupati sudah dipilih 
langsung oleh rakyat, bukan cuma gubernurnya saja.
   
   
   
 


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Concepts for understanding and applying power for justice, equality and peace

2007-08-06 Terurut Topik Dwi W. Soegardi
http://www.eldis.org/go/displaytype=Documentid=32726

Making change happen: power

Concepts for understanding and applying power for justice, equality and peace

Authors: V. Miller; L. Veneklasen; M. Reilly
Publisher: Just Associates.org, 2006

Full text of document
http://www.justassociates.org/index_files/MCH3red.pdf

Despite previous advocacy successes, why do many strategies and
approaches seem inadequate in the struggle to overcome poverty and
injustice? What are sources of inspiration, experience and wisdom that
we can draw upon to strengthen our efforts? How do we understand the
complexities of power and empowerment, and how do we best respond to
them in ways that use, build and transform power?

This booklet is the latest in the Making Change Happen series 3 and
provides ideas, tools and inspiration for understanding and engaging
power to address inequality and injustice. It looks at how power
operates visibly and invisibly in negative and positive ways and is
written for activists and others interested in the kind of
movement-building that weaves collective power across differences.
Concepts of power such as power over, power with, power within and
power to are examined.


[wanita-muslimah] Quote of the Day

2007-08-06 Terurut Topik Dwi W. Soegardi
To catch a husband is an art; to hold him is a job.
- Simone de Beauvoir -

http://www.brainyquote.com/quotes/authors/s/simone_de_beauvoir.html


[wanita-muslimah] Re: Why British Women Are Turning to Islam - Kenapa wanita - wanita Inggris pada

2007-08-06 Terurut Topik Dan
Saya tidak heran jika secara intelektual ajaran Islam sangat mengena
bagi para akademisi atau orang yg berpendidikan tinggi.  Karena memang
Islam adalah agama berbasis rasio dan logika.

Terbukti juga dengan kemajuan Islamic finance di Inggris menunjukkan
bahwa memang ajaran Islam tidak harus secara apriori bertentangan
dengan filosofi Barat.

Yang saya kritik itu bukan Islam rasional yg dianut oleh para converts
ini melainkan pemahaman terbelakang dan irrasional yg melanda banyak
umat Islam di dunia termasuk Indonesia.  Kejahiliyahan berlabel Islam
ini patut kita perangi.

Seperti yang Anda tentu simak dalam perdebatan saya, saya selalu
menguji suatu pemahaman dengan logika dan sering pemahaman 'Islam' yg
terbelakang itu bertentangan dg logika.  Uji saya itu menyerang
pemahaman yg salah itu dan seperti yg Anda saksikan tidak ada satupun
argumentasi saya yg bertentangan dg Al-Qur'an.  Walaupun sering
bertentangan dg sentimen agama yg subyektif, yg belum tentu adalah
Islam itu sendiri.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

  
   Why British Women Are Turning to Islam

   THE SPREAD OF A WORLD CREED

   http://islamicweb. com/begin/ british_women. htm

   The Times - Tuesday, 9th November 1993 -Home-news Page

   Lucy Berrington finds the Muslim Faith is winning Western admirers
despite hostile media coverage

   Unprecedented numbers of British people, nearly all of them women,
are converting to Islam at a time of deep divisions within the
Anglican and Catholic churches. 

   The rate of conversions has prompted predictions that Islam will
rapidly become an important religious force in this country.[1]
Within the next 20 years the number of British converts will equal or
overtake the immigrant Muslim community that brought th e faith here,
says Rose Kendrick, a religious education teacher at a Hull
comprehensive and the author of a textbook guide to the Koran. She
says: Islam is as much a world faith as is Roman Catholicism. No one
nationality claims it as its own. Islam is also spreading fast on the
continent and in America. 

   The surge in conversions to Islam has taken place despite the
negative image of the faith in the Western press. Indeed, the pace of
conversions has accelerated since publicity over the Salman Rushdie
affair, the Gulf War[2] and the plight of the Muslims in Bosnia. It is
even more ironic that most British converts should be women, given the
widespread view in the west that Islam treats women poorly. In the
United States, women converts outnumber men by four to one, and in
Britain make up the bulk of the estimated 10, 000 to 20, 000 converts,
forming part of a Muslim community of 1 to 1.5 million. Many of
Britains New Muslims are from middle-class backgrounds. They include
Matthew Wilkinson, a former head boy of Eton who went on to Cambridge,
and a son and daughter of Lord Justice Scott, the judge heading the
arms-to-Iraq enquiry. 

   A small scale survey by the Islamic Foundation in Leicester
suggests that most converts are aged 30 to 50. Younger muslims point
to many conversions among students and highlight the intellectual
thrust of Islam. Muhammad said, The light of Islam will rise in the
West and I think that is what is happening in our day says Aliya
Haeri, an American-born psychologist who converted 15 years ago. She
is a consultant to the Zahra Trust, a charity publishing spiritual
literature and is one of Britain's promin ent Islamic speakers. She
adds: Western converts are coming to Islam with fresh eyes, without
all the habits of the East, avoiding much of what is culturally wrong.
The purest tradition is finding itself strongest in the West.[3] 

   Some say the conversions are prompted by the rise of comparative
religious education. The British media, offering what Muslims describe
as a relentless bad press on all things Islamic, is also said to have
helped. Westerners despairing of their own society - rising in crime,
family breakdown, drugs and alcoholism[4] - have come to admire the
discipline and security of Islam. Many converts are former Christians
disillusioned by the uncertainty of the church and unhappy with the
concept of the Trinity and deification of Jesus. 

   Quest of the Convert - Why Change?

   Other converts describe a search for a religious identity. Many
had previously been practising Christians but found intellectual
satisfaction in Islam. I was a theology student and it was the
academic argument that led to my conversion. Rose Kendrick, a
religious education teacher and author, said she objected to the
concept of the original sin: Under Islam, the sins of the fathers
aren't visited on the sons. The idea that God is not always forgiving
is blasphemous to Muslims. 

   Maimuna, 39, was raised as a High Anglican and confirmed at 15 at
the peak of her religious devotion. I was entranced by the ritual of
the High Church and thought about taking the veil. Her crisis 

[wanita-muslimah] Gizi Buruk Masih Mengintai Anak Indonesia

2007-08-06 Terurut Topik Sunny
Refleki: Gizi buruk bukan saja masih mengintai, tetapi telah menjadi sahabat 
baik anak Indonesia. Mengapa bisa demikian?


http://www.sinarharapan.co.id/berita/0708/06/opi01.html

Gizi Buruk Masih Mengintai Anak Indonesia

Oleh
Posman Sibuea



Anak Indonesia baru saja merayakan Hari Anak Nasional (HAN). Puncak peringatan 
HAN tahun ini diadakan pada 22 Juli, mengambil tema Saya Anak Indonesia 
Sejati, Mandiri, dan Kreatif, dipusatkan di Hall Rama Shinta, Taman Impian 
Jaya Ancol Jakarta, diikuti sekitar 4.500 anak-anak se-Jabotabek. 


Perayaan yang diikuti Presiden dan Ibu Negara, serta sejumlah menteri dan duta 
besar itu seyogyanya dijadikan momentum untuk mengingatkan semua pihak untuk 
memenuhi hak dan kewajibannya terhadap perlindungan anak. Selain itu, kita 
patut mengingat tragedi busung lapar dua tahun lalu. 
Ratusan balita tewas dan wajah ribuan anak yang tubuhnya tinggal tulang dibalut 
kulit menjadi teror ketidakadilan pembangunan ketahanan pangan dan pelanggaran 
atas Undang-Undang Perlindungan Anak. 


Tragedi kemanusian busung lapar tahun 2005 sempat menghebohkan, karena tadinya 
marasmus (busung lapar karena kekurangan kalori) dan kwashiorkor (busung lapar 
karena kekurangan protein) sudah sangat jarang ditemukan, maka setelah krisis 
ekonomi, anak dengan gangguan gizi itu makin banyak dijumpai. 


Kasusnya mencapai angka delapan persen dari total balita yang ada di Indonesia 
dan masyarakat dunia pun menyebut Indonesia sebagai negeri busung lapar. 
Sayangnya, hingga saat ini penanganan gizi buruk belum tuntas dilakukan 
sehingga secara sporadis penyakit malnutrisi yang menggerogoti kualitas 
kecerdasan anak ini masih terjadi secara masif. 
Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah untuk mencegah bertambahnya jumlah 
kasus gizi buruk. Namun, di negeri yang katanya gemah-ripah loh jinawi ini 
masih terus ditemukan anak balita yang mengalami gizi buruk. 


Jika berpijak pada data Unicef (2006), jumlah anak balita penderita gizi 
buruk-merupakan kandidat busung lapar-di Indonesia sudah mencapai 2,3 juta 
jiwa. Ini berarti naik sekitar 500.000 jiwa dibandingkan dengan data tahun 2005 
sejumlah 1,8 juta jiwa. 

Hilangnya Satu Generasi 
Peningkatan ini patut diwaspadai karena hal itu dapat menyebabkan hilangnya 
satu generasi. Penderita gizi buruk dikhawatirkan mengalami kerusakan otak yang 
tidak mungkin diperbaiki sehingga anak akan bodoh secara permanen. Inilah 
keprihatinan kita sehingga perayaan HAN bukanlah sekadar seremoni tanpa makna, 
tapi menjadi momen penting meneropong sejauh mana negara telah memenuhi hak-hak 
anak.


Salah satu hak anak yang kerap dilanggar negara adalah hak atas makan. Rapuhnya 
ketahanan pangan di republik yang dipuja sebagai negara agraris yang kaya 
sumber daya pertanian ini telah menjelma menjadi monster yang menakutkan karena 
kerap memangsa anak balita lewat teror busung lapar. 


Agenda pembayaran utang yang tak bisa ditunda berbuntut pencabutan berbagai 
subsidi telah menetaskan orang miskin kian sengsara, membuat permasalahan 
busung lapar makin terpinggirkan. Dampaknya tidak saja jumlah kasus gizi buruk 
meningkat, tetapi juga meminta korban jiwa. Untuk menyebut contoh, dari 423 
kasus gizi buruk di kota Medan, dua di antaranya meninggal dunia bulan Februari 
2007 (Kompas, 27/2/07).


Terus bermunculannya kasus-kasus gizi buruk di sejumlah daerah-baik di desa 
maupun di kota-kota besar-menunjukkan pemerintah telah gagal memberi 
perlindungan terhadap warga yang kelaparan. Pemerintah benar-benar tidak 
berdaya untuk mengelola kebutuhan masyarakat. Fenomena ini terjadi di tengah 
klaim pemerintah mengenai penurunan angka kemiskinan dan peningkatan 
kesejateraan rakyat. 


Data BPS (2007) yang menyebutkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2007 
berkurang 2,13 juta orang dibandingkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2006 
menjadi kontradiktif dengan jatuhnya korban gizi buruk di sejumlah daerah. 
Korban gizi buruk yang meninggal di Medan adalah puncak gunung es yang 
menggambarkan besaran masalah yang tersembunyi jika kasus gizi buruk muncul. 
Bila ratusan balita menderita gizi buruk, dapat diduga ribuan anak lain 
mengalami penderitaan yang sama namun tidak muncul ke permukaan akibat 
kurangnya pemberitaan atau rasa malu yang ditanggung jika seseorang disebut 
mengalami gizi buruk.

Problem Multisektor


Gizi buruk terjadi bila asupan zat gizi kurang dalam waktu relatif lama 
sehingga tumbuh kembang anak balita yang diukur lewat perbandingan berat badan 
menurut usia jauh di bawah standar. Fenomena gizi buruk merupakan dampak dari 
problem multisektor yang terjadi di Indonesia. 


Asumsi ini sejalan dengan tesis Armatya Sen, penerima Hadiah Nobel Ekonomi 
tahun 1998, yang menyebutkan terjadinya gizi buruk dan kelaparan bukan semata 
bahan pangan yang kurang di suatu negara, tapi akses pangan yang rendah akibat 
lemahnya daya beli sangat berperan. Jadi, ketersediaan pangan secara nasional 
tidak cukup sakti menjamin kecukupan pangan di tingkat rumah 

[wanita-muslimah] Korban PHK Demo Telanjang Dada

2007-08-06 Terurut Topik Sunny
http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=36529ik=5


  Korban PHK Demo Telanjang Dada   
 
  Senin 6 Agustus 2007, Jam: 21:55:00 
  
 
  MEDAN (Pos Kota) - Seratusan buruh korban PHK PT Viktor Jaya Raya (VJR) 
Royal Sumatera, sebagian ibu rumah tangga melakukan aksi telanjang dada di 
depan kantor Walikota, Jalan Kapten Maulana Lubis, Medan, Senin (6/8). 

  Aksi tersebut sempat mengundang perhatian pengguna jalan sehingga membuat 
macet arus lalulintas. 

  Mereka tak terima dengan upah yang kecil dan korban Pemutusan Hubungan 
Kerja (PHK) sepihak dari pengusaha Korea Selatan yang juga pimpinan perusahaan 
tersebut. 

  Selain itu, mereka menuntut agar Walikota Medan Abdillah, segera mencopot 
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Drs DP Sinurat. Alasannya, dibawah kepemimpinan 
Sinurat, telah membohongi buruh dengan mengeluarkan surat 'siluman', tertanggal 
26 Juli 2007 lalu. 

  Tangkap dan adili DP Sinurat, yang memberikan keterangan palsu dengan 
mengeluarkan surat yang merugikan buruh, ujar satu pengunjukrasa. 

  ADUKAN NASIB 
  Sebelumnya, pendemo telah mengadukan nasib mereka kepada DPRDSU dan 
meminta agar wakil rakyat itu memanggil pengusaha Korea Selatan yang melakukan 
penindasan terhadap mereka. 

  Buruh wanita tampak hanya mengenakan BH. Aksi ini merupakan sikap protes 
mereka karena tidak diizinkan masuk ke kantor walikotra setempat.  
 
  (samosir)  


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: FW: Mengapa Berjilbab ? - Hijab

2007-08-06 Terurut Topik jano ko
Pak Kartono :

Orang yang hidup
 di iklim tropis dan kelembaban tinggi justru akan menyukai pakaian yang
 lebih terbuka. Supaya tidak gerah/hareudang/ sumuk, dan keringat tidak
 membuat baju jadi basah. 
 Itu logika saya

-

Janoko :

Mohon ijin menyampaikan informasi.



http://admin.muslimsonline.com/huma/sisters/hijab.html

.Hijab


Why do Muslim women have to cover their heads?  This question is one which is 
asked by Muslim and non-Muslim alike.  For many women it is the truest test of 
being a Muslim.  The answer to the question is very simple - Muslim women 
observe HIJAB (covering the head and the body) because Allah has told them to 
do so. 
 O Prophet, tell your wives and daughters and the believing women to draw 
their outer garments around them (when they go out or are among men).  That is 
better in order that they may be known (to be Muslims) and not annoyed...  
(Qur'an 33:59) 
 Other secondary reasons include the requirement for modesty in both men and 
women.  Both will then be evaluated for intelligence and skills instead of 
looks and sexuality.  An Iranian school girl is quoted as saying, We want to 
stop men from treating us like sex objects, as they have always done. We want 
them to ignore our appearance and to be attentive to our personalities and 
mind.  We want them to take us seriously and treat us as equals and not just 
chase us around for our bodies and physical looks. 
 A Muslim woman who covers her head is making a statement about her identity.  
Anyone who sees her will know that she is a Muslim and has a good moral 
character.  Many Muslim women who cover are filled with dignity and self 
esteem; they are pleased to be identified as a Muslim woman.  As a chaste, 
modest, pure woman, she does not want her sexuality to enter into interactions 
with men in the smallest degree.  A woman who covers herself is concealing her 
sexuality but allowing her femininity to be brought out. 
 The question of hijab for Muslim women has been a controversy for centuries 
and will probably continue for many more.  Some learned people do not consider 
the subject open to discussion and consider that covering the face is required, 
while a majority are of the opinion that it is not required. A middle line 
position is taken by some who claim that the instructions are vague and open to 
individual discretion depending on the situation.  The wives of the Prophet (S) 
were required to cover their faces so that men would not think of them in 
sexual terms since they were the Mothers of the Believers, but this 
requirement was not extended to other women. 
 The word hijab comes from the Arabic word hajaba meaning to hide from view 
or conceal.  In the present time, the context of hijab is the modest covering 
of a Muslim woman.  The question now is what is the extent of the covering? 
 The Qur'an says: Say to the believing man that they should lower their gaze 
and guard their modesty; that will make for greater purity for them; and Allah 
is well acquainted with all that they do. 
 And say to the believing women that they should lower their gaze and guard 
their modesty; and that they should not display their beauty and ornaments 
except what must ordinarily appear thereof; that they should draw their veils 
over their bosoms and not display their beauty except to their husbands...  
(Qur'an 24:30-31) 
 These verses from the Qur'an contain two main injunctions: (1) A woman should 
not show her beauty or adornments except what appears by uncontrolled factors 
such as the wind blowing her clothes, and (2) the head covers should be drawn 
so as to cover the hair, the neck and the bosom. 
 Islam has no fixed standard as to the style of dress or type of clothing that 
Muslims must wear.  However, some requirements must be met.  The first of these 
requirements is the parts of the body which must be covered. 
 Islam has two sources for guidance and rulings: first, the Qur'an, the 
revealed word of Allah and secondly, the Hadith or the traditions of the 
Prophet Muhammad (S) who was chosen by Allah to be the role model for mankind.  
The following is a Tradition of the Prophet: 
 Ayesha (R) reported that Asmaa the daughter of Abu Bakr (R) came to the 
Messenger of Allah (S) while wearing thin clothing.  He approached her and 
said: 'O Asmaa!  When a girl reaches the menstrual age, it is not proper that 
anything should remain exposed except this and this.  He pointed to the face 
and hands.  (Abu Dawood) 
 The second requirement is looseness.  The clothing must be loose enough so as 
not to describe the shape of the woman's body.  One desirable way to hide the 
shape of the body is to wear a cloak over other clothes.  However, if the 
clothing is loose enough, an outer garment is not necessary. 
 Thickness is the third requirement.  The clothing must be thick enough so as 
not to show the color of the skin it covers or the shape of the body. The 
Prophet Muhammad (S) stated 

[wanita-muslimah] Kisah Sembilan Hari Pelarian TKW Jabar dari Perkebunan di Malaysia

2007-08-06 Terurut Topik Sunny
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detailid=9053


Selasa, 07 Agt 2007,



Kisah Sembilan Hari Pelarian TKW Jabar dari Perkebunan di Malaysia 


Kabur setelah 2 Bulan Terisolasi Bersama 20 Anjing 
Kisah memilukan TKW yang bekerja di Malaysia seperti tak ada habis-habisnya. 
Selain soal majikan yang suka menganiaya, kondisi lingkungan yang berat serta 
pengabaian hak-hak pekerja menjadi alasan mereka untuk kabur dari tempat kerja. 

HAFID ABDURRAHMAN, Kuala Lumpur

RAMBUTNYA dipotong pendek mirip pria. Nurhasanah, nama wanita itu, sampai 
kemarin masih tergolek lemas di ranjang susun ruang penampungan Kedutaan Besar 
Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Beberapa bagian tubuhnya masih tampak 
lebam dan lecet. 

Jangankan bangun dan berjalan, untuk bicara saja, dia mengaku sulit. Dada saya 
masih sesak dan nyeri, katanya kepada Jawa Pos. 

Selama wawancara, dia hanya bisa berbaring. Sebuah tas tangan hitam tergeletak 
di sampingnya. 

Wanita asal Desa Santiyo, Sukabumi, Jawa Barat, tersebut tiba di KBRI Kuala 
Lumpur pada Jumat petang lalu. Saat itu, petugas keamanan (security) yang 
menjaga kantor KBRI yang menjadi jujukan para orang awak di negeri jiran itu 
melihat tubuh Nurhasanah digeletakkan di halaman begitu saja oleh seseorang 
yang mengendarai mobil.

Belum sempat Nurhasanah sadar, si pengendara lalu bergegas kabur sebelum sempat 
ditanya petugas keamanan. Wanita yang di tasnya diketahui membawa paspor 
Indonesia itu lalu dibopong petugas masuk ke gedung di Jalan Tun Razak 233 
tersebut.

Menurut Nurhasanah, dirinya sebetulnya baru sekitar dua bulan tiba di Malaysia. 
Dia tertarik bekerja di luar negeri untuk membiayai hidup keluarganya di 
Sukabumi yang pas-pasan. Saya diajak kenalan teman saya. Tapi, saya tidak 
kenal siapa orangnya, ungkap ibu seorang anak itu.

Sebelum berangkat, dia diiming-imingi gaji 300 ringgit (sekitar Rp 750 ribu) 
per bulan. Tapi, dia tak pernah bertanya pekerjaan apa yang akan dilakukan. 
Setelah tiba (di Bandara Kuala Lumpur), saya diajak (menumpang kendaraan 
darat) ke sebuah tempat yang sangat jauh. Saya tidak tahu nama tempat itu. Yang 
pasti di tengah pegunungan, ujar Nurhasanah yang sering mengelus dadanya 
karena masih nyeri.

Di tempat yang tak dikenali itu, dia bertemu seseorang yang mengaku akan 
mempekerjakan dirinya sebagai pembantu. Lalu, saya dibawa naik gunung dan tiba 
di sebuah kebun yang dipenuhi anjing, katanya.

Bukannya dipekerjakan sebagai pembantu, di tempat itu, Nurhasanah disuruh 
mengurus 20 ekor anjing. Sebagai tempat istirahat, dia diminta tinggal di 
sebuah bilik di antara hewan bertaring tersebut. Kemudian, saya ditinggal 
sendirian di perkebunan tersebut. Majikan saya pulang, tegasnya.

Dia terpaksa bersahabat dengan anjing-anjing peliharaan sang majikan. Badan 
anjing itu besar-besar. Saya takut bukan main. Tapi, mau bagaimana lagi. Tak 
ada satu pun orang di perkebunan itu, ujarnya. 

Wanita berkulit sawo matang tersebut mengungkapkan, sang majikan tak memberi 
akses untuk berhubungan dengan dunia luar. Sampai-sampai, kartu HP saya 
diambil, sehingga HP saya tidak berfungsi dan tidak bisa dibuat menelepon, 
katanya.

Hidup sendiri di rumah yang terisolasi di belantara perkebunan (mungkin 
sawit) bersama anjing-anjing itu membuat Nurhasanah tersiksa. Dia ingin lari, 
tapi tak berani karena medan perkebunan yang terjal dan curam. Tiap hari, saya 
makan makanan anjing. Suatu hari, ada orang lewat dan memberi saya roti. Dia 
bilang kasihan sama saya, tapi tak berani menolong. Katanya takut pada majikan 
saya, jelasnya.

Setelah sebulan berlalu, sang majikan tersebut menjenguk tempat itu lagi. 
Namun, dia tetap tak memindahkan Nurhasanah dari tempat mengerikan tersebut. 
Saya diberi beras supaya bisa makan nasi. Biar begitu, tiap malam, saya 
dicekam ketakutan, tegasnya.

Tak hanya diisolasi dengan anjing, setelah sebulan bekerja, Nurhasanah tak 
mendapatkan gaji dari sang majikan. Karena itu, desakan batinnya untuk kabur 
semakin kuat.

Pada Kamis (26/7), tekad dia bulat. Dia ingin mengakhiri penderitaan dengan 
lari dari tempat tersebut. Saya tak punya bekal makanan. Saya hanya bawa 
selembar koran untuk alas tidur atau duduk, ungkapnya. 

Properti lain yang sempat dibawa adalah baju ganti, paspor, serta HP tanpa SIM 
card. 

Dia menuruni tebing curam dan menerabas rerimbunan pepohonan untuk menemukan 
jalan keluar. Namun, tak cukup sehari untuk bisa keluar perkebunan tersebut. 
Saya puasa. Saya tak bawa apa-apa. Setiap malam, saya tidur beralas koran 
itu, ujarnya.

Memasuki hari kedua, ketiga, hingga keenam, kata Nurhasanah, dirinya masih tak 
menemukan jalan keluar perkebunan. Tubuhnya semakin lemah. Pada hari keenam, 
saya terjatuh dari sebuah lereng, jelasnya sambil menunjukkan luka lebam di 
kaki, paha, perut, serta dada.

Setelah peristiwa itu, dia sempat pingsan. Setelah siuman, saya kembali 
melanjutkan perjalanan. Tubuh saya lemas, tapi tetap saya paksa berjalan, 
katanya.

Memasuki hari kesembilan, Jumat (3/8), dia 

[wanita-muslimah] Keith Ellison: Born and Raised in the U.S.A.

2007-08-06 Terurut Topik Dwi W. Soegardi
http://newsweek.washingtonpost.com/onfaith/muslims_speak_out/2007/07/born_and_raised_in_the_us_a.html

Muslims Speak Out
Born and Raised in the U.S.A.

I didn't need to watch the PBS series America at a Crossroads or
read the recent Pew Research Center survey on American Muslims, to
know that the Muslim community is under intense scrutiny.

The day I won the Democratic Farmer Labor (DFL) endorsement for the
Fifth Congressional District of Minnesota, it was the first question
out of the shoot.
Aren't you a Muslim? Will you be the first one in Congress if you
win? Will you swear your oath on the Qur'an? Do you oppose
terrorism?

I've heard them all. But although I've been asked a few intrusive,
repetitive, and even silly questions about my faith, life has been
good.

First, a fairly small number of conversations revolve around religion.
Whole days – even weeks – have gone by without me being asked to speak
on behalf of the 1.3 billion Muslims in the world. But more
importantly, I've been able to pursue my work on behalf of my
constituents. I have been effective on issues such as peace, ending
the war in Iraq, credit justice, and environmental sustainability. My
colleagues have been tolerant and inclusive. I have not had a single
unpleasant face-to-face encounter with a member of congress over
religion. Individual leaders in the Bush Administration have been open
and inclusive. I accompanied Speaker Pelosi on her trip to the Middle
East, and I'll never forget the warm reception she received from the
women who poured out of the Omayyad Mosque in Damascus just to shake
her hand or take a picture.

Of course, there have been a few bumps.

For example, officers in a training class reported that a Minneapolis
police lieutenant made comments that implied that I was a terrorist.
The comments were rebuked by the Mayor and Police Chief, and the
incident is currently under investigation. Commentator Glenn Beck
asked me to prove him that I was not working with enemies. Another
conservative commentator opined that I should be barred from serving
in Congress if I swear to uphold the U.S. Constitution on the Qur'an.

Of course, there's more, but those incidents prove my main point:
there is much reason for hope. I did win the election. I am making
progress on a broad swath of progressive issues. I continue to be
inspired by the courage of people standing up for peace, for
shared-prosperity, and health care reform.

While some Muslim friends and acquaintances have recounted shabby
treatment in post 9/11 America, in the next breath they have told me
about how they are opening up businesses, sending kids to college, or
prospering in some other way. It's common for some bright young Muslim
person to tell me about their own political ambitions. You might have
been first, but I'm gonna be in Congress too.

Some have pledged to get more politically engaged or to support
candidates who have the backbone to speak up for civil and human
rights for all. But every prescription I have heard has been solidly
within the heartland of American civil redress and our democratic
political process.

This should not be surprising, given that 71 percent of Muslim
Americans report that they believe that you can make it in America if
you work hard, according to a recent Pew Research Center poll. Only 64
percent of Americans on average reported the same level of confidence
in American economic and social mobility. For Muslim Americans, the
United States is the land of opportunity.

I don't want to diminish those occasions, however, where Muslim
Americans have been persecuted or mistreated. These cases exist. Just
ask James Yee, former United States Army chaplain and captain, who was
threatened with the death penalty, kept in solitary confinement for
seventy-six days, and forced to undergo sensory deprivation because he
voiced concerns about the treatment about Guantanamo detainees. All
charges were later dropped and he was cleared to resume duties.
Instead, he accepted an honorable discharge. Today he lectures widely
about the importance of upholding our constitutional heritage even in
the face of a terrorist threat. Or ask Brandon Mayfield, a lawyer, who
received a rare public apology from the FBI, when it admitted that his
fingerprints were mistakenly linked to one found near the scene of a
terrorist bombing in Spain. The blunder led to his imprisonment for
two weeks, and eventually a settlement of $2 million. There are other
cases as well.

Though rare, these cases are not unimportant. They are widely known
incidents, and could overshadow the more typical story of
participation and prosperity. As the injury is widely known, the
remedies and apologies must be also widely known. But the more
important lesson is that tragedies like 9/11 can cause us to react out
of fear and rage against our neighbors and fellow loyal Americans.

American Muslims are an asset to the country, not a threat. Unfair
suspicion and profiling does not serve the national 

RE: [wanita-muslimah] Kosmetik China Mengandung Merkuri Disita Tim Sidak

2007-08-06 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih (Ning)

Ada yang punya data mengenai daftar kosmetika yang mengandung bahan
berbahaya dari BPOM? Kalau ada, please share.
JKK.
Wass,
-Ning 

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Sunny
Sent: Monday, August 06, 2007 8:23 PM
To: Undisclosed-Recipient:;
Subject: [wanita-muslimah] Kosmetik China Mengandung Merkuri Disita Tim
Sidak

http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=302628kat_id=23

Senin, 06 Agustus 2007  18:26:00


Kosmetik China Mengandung Merkuri Disita Tim Sidak



Denpasar-RoL-- Tim Sidak Pembinaan dan Perlindungan Disperindag Kota
Denpasar berhasil menyita berbagai jenis produk kosmetik dari China
mengandung merkuri di swalayan Clandys dan Alfa, Senin.

Sidak yang dipimpin Kasubdin Pembinaan dan Perlindungan Konsumen
Disperindag Kota Denpasar, Dra Luh Gde Ratnaningrat, tiba di Clandys
Grosir, langsung menyisir dan mengeluarkan kosmetika yang terpajang pada
salah satu gerai.

Di gerai tersebut ternyata masih banyak produk kosmetik dari China yang
diperjualbelikan, seperti Chiumien Pearl Cream, New Rody Special, Qian
Yan dan Macalana Whitening Day Cream.

Rata-rata kosmetik tersebut jenis cream pemutih wajah yang mengandung
bahan berbahaya, yakni Merkuri dan Hidroquinon, kata Dra Ni Putu
Maryati, Apt dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan Denpasar.

Menurutnya, kandungan Merkuri, Hidroquinon serta Tretinoin sangat
berbahaya bagi kesehatan, disamping dapat mengakibatkan kanker kulit
juga dapat menyebabkan gagal ginjal. 

Untuk itu pihak BPOM sudah mengeluarkan surat edaran daftar kosmetika
yang mengandung bahan berbahaya untuk segera ditarik dari peredaran di
masyarakat. 

Disamping produk dari China, beberapa kosmetik produk Philipina dan
Malaysia juga ditemukan di swalayan itu, diantaranya RDL Whitening
Treatmen dan Olay.

Kami mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih
kosmetika, perhatikan kode produksi, sebab banyak produk yang belum
terdaftar di BPOM, ujar Putu Maryati.

Selanjutnya tim sidak yang terdiri dari Diskes dan BPOM Denpasar,
langsung menyasar Alfa Grosir di Jalan Diponogoro. Dari beberapa counter
kosmetik yang terdapat di swalayan tersebut disita 13 jenis kosmetika,
yakni Ponds Detok, SK Infree Papaya, Chiumien, QL Cream B, Cameo Color
eye, Olay Total Efect dan New Placenta.

Maryati mengatakan, kali ini para penjual hanya diberikan peringatan
serta diperintahkan agar semua jenis kosmetika yang berbahaya agar
secepatnya ditarik. 

Seandainya nantinya ada toko yang masih menjual kosmetika yang
berbahaya itu akan dikenakan sanksi dan tindakan hukum, ucapnya.

Sementara itu Ratnaningrat menyatakan akan terus melakukan pemantauan ke
sejumlah swalayan di Denpasar, karena disinyalir masih banyak menjual
produk berbahaya. Hal itu sebagai upaya untuk memberikan perlindungan
terhadap konsumen. 

Kasihan nanti masyarakat yang menjadi korban karena ketidaktahuan
produk-produk yang berbahaya bagi kesehatan. Karena banyak produk
terkenal seperti kosmetik merek Ponds dan sabun Papaya dipalsu,
katanya.

Jenis kosmetika yang berhasil disita dan dimusnahkan dalam sidak
gabungan itu, yakni Chiumien Pearl Cream dan Macalana Skim Cream
mengandung merkuri.

Sedangkan New Rody Special, Ponds Detox, SK Infree Papaya, berbagai
lipstik Ponds palsu semuanya mengandung Rodamin bahan pewarna tekstil.

Bedak Ponds, QL Cream B, Olay total effect, cameo colour eye, New
Placenta, RDL baby face 2 dan 3, Olay, RDL Whitening 

[Non-text portions of this message have been removed]



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
 
Yahoo! Groups Links





[wanita-muslimah] Re: Moderasi atas Janoko RSA

2007-08-06 Terurut Topik asetijadi2004
mbak Mei,

1. Thread berjudul STOP!... itu diawali dengan KEPUTUSAN MODERATOR 
sekaligus ancaman hukuman bagi yang melanggar. Jika ada yang nggak 
setuju, ya tinggal dipertanyakan saja TAPI BUKAN MALAH MELANGGAR.
Analogi: 
PEMDA: Nggak boleh parkir di situ, yang parkir diderek

Yang boleh: Tukang Parkir protes, dulu kok boleh Silahkan disuksi 
sepuasnya.

Yang tidak boleh: Tukan Parkir ndablek memarkirkan mobil di situ.
Nanti kalo aturannya sudah dicabut.

2. Sudah berbusa-busa mbak Mei ngebela mas satriyo. 

Yang saya heran: TIDAK ADA posting mas satriyo yang menanyakan 
penyebab moderasi ini. Yang ada hanya postingan-postingan JAPRI yang 
isinya MENGGERUTU dan sekedar memfitnah belaka. Tidak ada retrospeksi 
apalagi introspeksi diri. Tapi memang terbiasa mengkafirkan orang 
lain, akibatnya walaupun ada gajah nempel di mata tetep saja merasa 
banyak semut di sebrang lautan.

Moderasi walaupun bukan di-ban tetap saja merupakan HUKUMAN di milis 
ini. Eh lha kok malah merasa dianiaya, mempertanyakan kenapa kok 
postingnya muncul lama dll. Saya kira sih mbak Mei sbg. temen yang 
bisa ngbrol perlu untuk klarifikasi hal ini ke mas satriyo.

3. Mas Janoko juga sama.
Berbusa-busa minta HAK MEMBELA DIRI.
Tapi malah membuang-buang posting untuk meracau menyalah-nyalahkan 
orang lain. Alioh-alih mengurus urusan dirinya, malah mempertanyakan 
orang lain yang bilang JAKA SEMBUNG dan BERGAYA AUTIS tanpa 
introspeksi bahwa sebutan-sebutan itu muncul KARENA gaya diskusi yang 
dilarang itu.

Kalo cara  mas Jan kayak begini, ya memang pantas dimoderasi.

salam
Ary
PS. 
Urusan Ahmadiyah ini juga sudah terjadi berkali-kali.
Yang pernah dimoderasi juga bukan HANYA mas satriyo dan mas Jan.



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Trimakasih Mia,
 
 Ya, setelahnya saya baca2 lagi tentang Ahamdiyah yg di omongin 
 Pak Satriyo dan Pak Suryawan juga Pak HMNA.
 Menurut saya sih sudah emosional, sudah hampir berdarah-darah.
 Tapi bagi saya sih gak pa-pa tuh :-)
 
 Makanya saya lebih fokus pada mail yg berjudul : 
STOP!..
 Yg dilakukan oleh Pak Dwi, hanya sekedar pemberitahuan bahwa ybs di 
moderasi.
 Hanya 3 atau 4 baris tuh omelan bliaw :-)
 
 Tapi..untuk mail Ahmadiyah yg mana, untuk kalimat di 
mail yg mana yg dianggap meresahkan?
 Inilah poinnya.
 Karena tanpa keterangan apapun juga, penilaian 'meresahkan' itu 
hanya kesimpulan moderator.
 
 Sementara itu sambil membaca mailnya Pak Dwi dan juga masalah 
Ahmadiyah, ada juga mail2
 yg  menurut saya juga kalimatnya nylekit, meresahkan [ menurut 
saya]
 Lha kok yg kayak gini nggak diperingatkan kenapa, mengapa?
 :-)
 Saya sih bisa menghibur diri, ya mungkin kan itu cuma semacam 
bercanda, kata2 yg tidak serius.
 Tapi kalo di milis, yg anggotanya belum tentu saling 'kenal', maka 
maksudnya bercanda tetap saja 
 dianggap sebagai penghinaan
 
 Itu saja sih masalah sebenernya.
 KEJELASAN. Jadi bukan masalahnya saya kenal dengan Pak Satriyo, 
saya kan juga kenal dengan Mia, Herni :-)))
 
 salam
 l.meilany
 
 
   - Original Message - 
   From: Mia 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, August 02, 2007 6:25 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Moderasi atas Janoko  RSA
 
 
   Pak HMNA, Suryawan, Janoko, Rsa, walaupun lagi dimoderasi sudah 
jadi 
   anggota tetap WM, dan aktif pula. So semuanya bagian dari kita, 
   temen2 WM. Karena itu simpati mba Mei wajar saja dan appropriate 
   apalagi untuk orang yang dikenalnya seperti Rsa. 
 
   Emang kudu ada orang seperti mba Mei di kelompok pengajian Rsa 
dan 
   Hana..:-) Aku masih ngebayangin cerita mba Mei, lucu juga mba Mei 
   tanpa jilbab di tengah orang nggak berjilbab. Mba Mei seperti 
   malaikat yang diutus untuk njagain pengajian itu, bahwa dunia ini 
   sungguh beragam dan bukan seragam.
 
   Dari sini saya sampaikan salut kepada mba Mei, sudah lama pingin 
   bilang, tapi belum ada kesempatan saja. Ini sejujurnya.
 
   Namun untuk menjaga keutuhan persepsi mba Mei, saya anjurkan 
seperti 
   juga temen2 lain anjurkan, mba Mei bisa merunut lagi dengan 
teliti 
   postingan2 sebelumnya dari moderasi HMNA-Suryawan, sampai Janoko-
   Rsa, serta penjelasan2 moderator dan pilihan2 yang diberikannya. 
   Kan dulu mba Mei bilang malah nggak tau mereka dimoderasi dan 
blum 
   sempet baca urutan2 postingan tsb. Nah, ini kesempatan bagus 
untuk 
   merunutnya. 
 
   salam
   Mia
 
From : L. Meilany
Nimbrung :
Pak Dana, yg bisa saya pahami adalah : Kriteria apa yg dipakai 
   untuk memoderasi. Karena kalo sesuai aturannya kan multitapsir - 
   kayak RUUAPP. :-) Kaya karet bisa mulur panjang atau pendek- 
suka2.

Jika dibilang meresahkan? Meresahkan sapa? Kan banyak juga 
   ungkapan2/mail2 yg meresahkan membuat orang tertekan tapi tidak 
bagi 
   yg lain. Akhirnya cumanya/beraninya hanya menjapri dan 
menjapri. :-
   ) Mohon maap bagi yg suka menjapri.

Salam
l.meilany
-- 
 
 
 

 
 [Non-text 

[wanita-muslimah] (info event) Grand Launching AIMI dan Peringatan Pekan ASI Sedunia

2007-08-06 Terurut Topik Irarosa Ardhi
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) akan menyelenggarakan acara
Grand Launching AIMI dan sekaligus Peringatan Pekan ASI Sedunia, 
pada :

Hari dan Tanggal : Minggu, 26 Agustus 2007
Waktu : 10.00 - 17.00
Lokasi : Cikal, Jln. TB Simatupang, Jakarta Selatan
Acara : 
- Talkshow mengenai Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
- Grand Launching AIMI
- Kopi darat milis asiforbaby
- Bincang santai mengenai kesehatan bayi dan anak
- Bazzar, lomba untuk anak dan bapak ASI serta games
menarik, dan door prize, pastinya!

HTM : 
- Presale Rp 25.000/org
- Beli di lokasi pas hari h Rp 30.000/org
- Untuk anak dibawah usia 5 tahun, Free

Pembayaran tiket presale melalui transfer Rekening AIMI :
Bank Central Asia (BCA)
KCP Mal Pondok Indah
No. rek: 7310042018
a/n: Ratna Armiyani

Pemesanan tiket dan konfirmasi pembayaran hanya melalui japri ke
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]

Buruan pesen yaaa..jangan sampe ketinggalan karna tiket terbatas!
Dan pastikan nggak ketinggalan berita acara ini, karna kami akan 
terus informasikan di milis ini.

Acara ini didukung sepenuhnya oleh : 
Yayasan Orangtua Peduli (YOP) 
CIKAL
[EMAIL PROTECTED]

Salam ASI

   

   
-
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Peluncuran dan Diskusi Buku (Besok)

2007-08-06 Terurut Topik Mohamad Guntur Romli
Salam,
  Kawan-kawan terima kasih atas ucapan selamatnya, saya ingin mengingatkan 
kembali untuk hadir dalam acara peluncuran buku saya, besok di Universitas 
Paramadina Jl. Gatot Subroto Kav. 97-99, pukul 18.00 diawali makan malam ala 
kadarnya.  
  Saya tunggu…
   
  -Guntur-
  
  http://islamlib.com/id/   
  Peluncuran dan Diskusi Buku  Penyelenggara: Jaringan Islam Liberal dan 
Yayasan Wakaf Paramadina
  Tempat: Auditorium Nurcholish Madjid Universitas Paramadina, Jl Gatot Subroto 
Kav. 97-99 Jakarta
  Waktu: Rabu, 8 Agustus 2007, pukul 18.00 (Diawali makan malam bersama)
   
  Peluncuran dan Diskusi Buku: Ustadz, Saya Sudah di Surga Karya Mohamad 
Guntur Romli
   
  Narasumber: KH. Abdurrahman Wahid (Mantan Presiden RI) Nasir Abbas (Mantan 
Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah), Ulil Abshar-Abdalla (Mahasiswa Ph.D 
Harvard University) dan Ihsan Ali-Fauzi (Direktur Program Yayasan Wakaf 
Paramadina)


  Moderator: Nong Darol Mahmada 

  Sebelum peristiwa Bom Bali I tahun 2002, Indonesia dikenal sebagai negeri 
muslim moderat terbesar di dunia. Namun sejak saat itu, citra keislaman 
Indonesia berubah dari wajah yang sungguh ramah menjadi wajah yang penuh 
amarah. 
  Dalam suasana tersebut, risalah-risalah dalam buku “Ustadz, Saya Sudah di 
Surga” ini lahir, di tengah kecemasan dan kegelisahan akibat maraknya aksi-aksi 
kekerasan yang dikaitkan dengan Islam, baik sebagai institusi maupun sebagai 
ajaran. Sebagian besar tulisan dalam buku ini mengulas problem utama tersebut. 
Aksi-aksi kekerasan tak hanya bersumber dari gerakan-gerakan teroris yang 
memiliki jaringan global, namun juga kekerasan yang digerakkan oleh 
kelompok-kelompok lokal: mereka yang menyerang gereja-gereja, pengikut Jamaah 
Ahmadiyah, Komunitas Eden, juga mereka yang mengeluarkan fatwa-fatwa 
menyesatkan dan pengafiran pihak-pihak yang berbeda pandangan. 
   
  RSVP: Rintis (0818 03585 733) dan Saidiman (0815 861 991 43) 


   
-
Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out. 

[Non-text portions of this message have been removed]