[wanita-muslimah] KONTROVERSI SEJARAH SEBAGAI INSPIRASI PERADABAN: PUSTAKALOKA KOMOPAS
* TUANKU RAO KONTROVERSI SEJARAH SEBAGAI INSPIRASI PERADABAN* * * *RESENSI BUKU TUANKU RAO DI PUSTAKALOKA KOMPAS* * * * * *Perbedaan-perbedaan dalam sejarah sesungguhnya memberi pelajaran kepada umat manusia perihal toleransi dan kebebasan. Aforisma Francois Caron, Guru Besar Sejarah Unuversitas Sorbone, Paris Perancis, ini kiranya sangat tepat buat merangkum seluruh controversi dan perdebatan buku 'Tuanku Rao' . Buku yang dipublikasi pertama kali tahun 1964 oleh penerbit Tandjung Harapan ini memang memicu polimik seputar gerakan nPaderi di Sumatra Barat dan ekspansi pasukan Padari di Sumatra Utara pada Abad ke-19* [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Why British Women Are Turning to Islam - Kenapa wanita - wanita Inggris pada berbalik / memeluk Islam
Why British Women Are Turning to Islam THE SPREAD OF A WORLD CREED http://islamicweb. com/begin/ british_women. htm The Times - Tuesday, 9th November 1993 -Home-news Page Lucy Berrington finds the Muslim Faith is winning Western admirers despite hostile media coverage Unprecedented numbers of British people, nearly all of them women, are converting to Islam at a time of deep divisions within the Anglican and Catholic churches. The rate of conversions has prompted predictions that Islam will rapidly become an important religious force in this country.[1] Within the next 20 years the number of British converts will equal or overtake the immigrant Muslim community that brought th e faith here, says Rose Kendrick, a religious education teacher at a Hull comprehensive and the author of a textbook guide to the Koran. She says: Islam is as much a world faith as is Roman Catholicism. No one nationality claims it as its own. Islam is also spreading fast on the continent and in America. The surge in conversions to Islam has taken place despite the negative image of the faith in the Western press. Indeed, the pace of conversions has accelerated since publicity over the Salman Rushdie affair, the Gulf War[2] and the plight of the Muslims in Bosnia. It is even more ironic that most British converts should be women, given the widespread view in the west that Islam treats women poorly. In the United States, women converts outnumber men by four to one, and in Britain make up the bulk of the estimated 10, 000 to 20, 000 converts, forming part of a Muslim community of 1 to 1.5 million. Many of Britains New Muslims are from middle-class backgrounds. They include Matthew Wilkinson, a former head boy of Eton who went on to Cambridge, and a son and daughter of Lord Justice Scott, the judge heading the arms-to-Iraq enquiry. A small scale survey by the Islamic Foundation in Leicester suggests that most converts are aged 30 to 50. Younger muslims point to many conversions among students and highlight the intellectual thrust of Islam. Muhammad said, The light of Islam will rise in the West and I think that is what is happening in our day says Aliya Haeri, an American-born psychologist who converted 15 years ago. She is a consultant to the Zahra Trust, a charity publishing spiritual literature and is one of Britain's promin ent Islamic speakers. She adds: Western converts are coming to Islam with fresh eyes, without all the habits of the East, avoiding much of what is culturally wrong. The purest tradition is finding itself strongest in the West.[3] Some say the conversions are prompted by the rise of comparative religious education. The British media, offering what Muslims describe as a relentless bad press on all things Islamic, is also said to have helped. Westerners despairing of their own society - rising in crime, family breakdown, drugs and alcoholism[4] - have come to admire the discipline and security of Islam. Many converts are former Christians disillusioned by the uncertainty of the church and unhappy with the concept of the Trinity and deification of Jesus. Quest of the Convert - Why Change? Other converts describe a search for a religious identity. Many had previously been practising Christians but found intellectual satisfaction in Islam. I was a theology student and it was the academic argument that led to my conversion. Rose Kendrick, a religious education teacher and author, said she objected to the concept of the original sin: Under Islam, the sins of the fathers aren't visited on the sons. The idea that God is not always forgiving is blasphemous to Muslims. Maimuna, 39, was raised as a High Anglican and confirmed at 15 at the peak of her religious devotion. I was entranced by the ritual of the High Church and thought about taking the veil. Her crisis came when a prayer was not answered. She slammed the door on visiting vicars but travelled to convents for discussions with nuns. My belief came back stronger, but not for the Church, the institution or the dogma. She researched every Christian denomination, plus Judaism, Buddhism and Krishna Consciousness, before turning to Islam. Many converts from Christianity reject the ecclesiastical heirarchy emphasising Muslims' direct relationship with God. They sense a lack of leadership in the Church of England and are suspicious of its apparent flexibility. Muslims don't keep shifting their goal-posts , says Huda Khattab, 28, author of The Muslim Woman's Handbook, published this year by Ta-Ha. She converted ten years ago while studying Arabic at university. Christianity changes, like the way some have said pre-marital sex is okay if its with the person you're going to marry. It seems so wishy-washy. Islam was constant about sex, about praying five times a day. The prayer makes you conscious of God all the time. You're continually
Re: [wanita-muslimah] Re: FW: Mengapa Berjilbab ?
Mbak Mei, pendapat saya, pakaian itu disesuaikan dengan iklim dan lingkungan tempat manusia itu hidup. Orang Eskimo berpakaian tebal dan menutp seluruh baian tubuh, kecuali wajah. Orang Arab terpaksa harus mengenakan pakaian longgar menutupi seluruh tubuh (one piece), menutupi wajah, untuk menghindari pasir. Pakaian longgar yang one piece untuk membantu ventilasi udara sekitar tubuh sehingga dapat bertahan di suhu yang tinggi dan kering. Penutup kepala, seperti kerudung dan jilbab, bukan monopoli Arab tetapi juga orang Mongol yang hidup di gurun tetapi dingin. Melindungi rambut dan muka dari pasir tetapi pakaiannya tidak longgar atau one piece. Orang yang hidup di iklim tropis dan kelembaban tinggi justru akan menyukai pakaian yang lebih terbuka. Supaya tidak gerah/hareudang/sumuk, dan keringat tidak membuat baju jadi basah. Itu logika saya KM ---Original Message--- From: L.Meilany Date: 06/08/2007 7:07:07 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: FW: Mengapa Berjilbab ? Trimakasih Rita, Pendapat saya bahwa pakaian perempuan Arab terpengaruh India; Yg saya ketahui karena peradaban Asia [ China, India] adalah lebih tua dibanding budaya Arab yg masih bersuku-suku dan berpindah-pindah /nomaden. Sehingga budaya China dan India ada pengaruhnya Ke Arab melewati Mesopotamia-Irak. Seni bernafas Islam banyak terdapat di Irak dan Iran yg banyak dipengaruhi India. Dari Irak dan Iran baru jalan2 ke Arab. Pernah di pengajian di bahas juga mengapa di Qur'an ada ayat tentang haramnya babi. Padahal waktu itu babi jarang di jumpai di Arab. Babi hanya ada di Palestina. Ayat tentang haramnya daging babi tentunya adalah pembaruan dari Injil, Taurat. Sedangkan babi sendiri asal muasalnya dari dataran China. Salam cmiiw, l.meilany - Original Message - From: ritajkt To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, August 02, 2007 6:21 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: FW: Mengapa Berjilbab ? Bu Mei, Sebagaimana saya katakan sebelumnya, saya tidak sempat mencari data secara seksama, saya hanya menyatakan ADA kemungkinan belly dancing mengemuka bukan pada abad kelahiran Islam sehingga ARGUMEN ANDA bahwa busana wanita timur tengah pada masa kelahiran Islam terpengaruh pakaian sari India itu saya pertanyakan, terutama dari validitas datanya. Adapun yang saya katakan ADA kemungkinan belly dancing muncul di abad ke 14 itu saya teringat membacanya tp entah dimana, itu sebabnya saya minta maaf karena tidak bisa mencari datanya yang akurat. Kalo hanya pakai search engine di internet, ada juga yang berbunyi demikian Historical evidence shows Egyptian tomb paintings dating from as far back as the fourteenth century BC that depict partially clad dancers whose callisthenic positions appear to be very similar to those used in belly dancing. Selengkapnya bisa dibaca di website Wellesley College berikut ini: http://www.wellesley.edu/Activities/homepage/wbds/page_folders/history _page/history.html. salam, rita --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Jika tari perut muncul pada abad 14? Lantas mengapa ia berkostum seperti itu. Artinya kan tarian ini juga mengacu pada busana wanita kala itu. Saya pernah lihat videonya tarian perut yg ditarikan oleh perempuan TimTeng. Memakai cadar tipis, memakai semcam rok panjang yg tipis, begitu juga blus yg tipis. Yg tampak jelas adalah bagian bra dan celana dalam karena warnanya gelap. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Cemburu, Purnawiran TNI Bantai Anak Istri
http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=37867 Cemburu, Purnawiran TNI Bantai Anak Istri (30 Jul 2007, 459 x , Komentar) MAKASSAR - Seorang purnawiran Tentara Nasional Indonesia (TNI), M Sulih Dg Pabilla, 76, tega membantai istri dan tiga anaknya. Perbuatan kejam itu dilakukan di rumahnya, Jl Durian Nomor 17, Watampone, Kabupaten Bone, Sabtu, 28 Juli lalu. Belum ada keterangan resmi soal motif pembantaian ini. Tapi kuat dugaan, Sulih kalap karena cemburu.Mereka yang jadi korban masing-masing Meriasumi, 50, istri Sulih, dan tiga anaknya yakni Ningsih, 31, Sulastri, 20, dan Febby Hastuti, 15. Kecuali Febby, semua korban kini sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Wahidin Sudirohosodo (RSWS) Makassar. Sementara Febby, hanya menjalani perawatan di RS Tenriwaru Bone. Meriasumi tiba lebih awal di RSWS, yakni sekitar pukul 20.00 Wita, Sabtu lalu. Disusul kedua anaknya, pada pukul 23.00 Wita dan pukul 01.00 Wita dini hari. Akibat pembantaian itu, para korban mengalami luka yang sangat mengenaskan. Tiga jari tangan kiri Meriasumi langsung putus terkena sabetan parang. Selain itu, betis kiri dan pelipis juga mengalami hal yang serupa. Bahkan telinga wanita tersebut hampir putus. Anak sulungnya, Ningsih juga menderita luka sabetan di bahu sebelah kiri. Jari telunjuk tangan kanan mahasiswa semester akhir STKIP Bone tersebut malah nyaris putus. Sedangkan Sulastri yang tak lain mahasiswa lima pada Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Bone itu, mengalami luka sabetan di bagian punggung yang cukup parah. Para medis mulai mengambil tindakan operasi sekitar pukul 13.00 Wita, Minggu, 29 Juli kemarin. Yusuf, adik kandung Meriasumi yang mengantar para korban ke RSWS kepada Fajar kemarin mengatakan, dirinya baru mengetahui kejadian tersebut sekitar pukul 19.00 Wita. Saat itu, korban telah dilarikan ke RS Tenriwaru. Saya tidak tahu persis kronologis kejadiannya, ujar Yusuf sembari mengatakan beberapa tetangganya juga tidak mengetahui ikhwal kejadian tersebut. Sementara itu, ditanya tentang hubungan antara adik dan suaminya tersebut, menurut Yusuf, selama ini dirinya tidak pernah mendengar ada masalah rumah tangga diantara mereka. Hanya saja, tipikal iparnya itu (maksudnya Sulih, red), memang kerap marah dan tidak punya pertimbangan jernih jika hendak melakukan kekerasan. Ia sepertinya tidak punya rasa kemanusiaan. Masak istri dan anak sendiri diparangi, ketus Yusuf. Hingga sore kemarin, ketiga korban masih menjalani operasi di ruang operasi UGD lantai II. Beberapa keluarga dekatnya, terlihat menunggu di depan pintu kamar operasi. Informasi yang dihimpun Fajar di lokasi kejadian menyebutkan diduga Sulih terbakar rasa cemburu hingga ia seperti kesetanan. Sebelumnya, tersangka mendapati istrinya baru tiba di rumah berboncengan dengan anaknya. Mengetahui istrinya baru datang, tersangka menegur sambil memaki istrinya. Istri tersangka tidak terima makian tersebut dan membalasnya dengan makian. Akibatnya, terjadilah pertengkaran hebat petang itu. Tersangka kemudian lari masuk ke dalam rumah, beberapa saat kemudian, dia keluar sambil membawa parang. Tanpa berkata-kata, tersangka kemudian menebaskan parangnya ke arah istri dan anaknya Sulastri. Tidak hanya itu, bagai kesetanan, tersangka juga menyerang dua anaknya yang lain, Ningsih dan Febby yang keluar dari dalam rumah setelah mendengar kedua orang tuanya bertengkar. Tersangka saat ini diamankan di Mapolwil Bone untuk didengar keterangannya. Kasubag Reskrim Polwil Bone, AKP Esa Soamole yang dihubungi via telepon, Minggu, 29 Juli, kemarin, membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, tersangka diancam pasal 351 ayat 2 tentang penganiayaan dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara. (m04-asw [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] China Pukul KO Indonesia
http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=36501ik=6 China Pukul KO Indonesia Senin 6 Agustus 2007, Jam: 9:52:00 JAKARTA (Pos Kota)-Masa bulan madu hubungan Indonesia-China tampaknya berakhir. 'Perang' dagang meletus. Negeri Tirai Bambu itu balas menggebuk dengan melarang produk perikanan dari Indonesia. Berbahaya bagi kita, cetus Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) MMI Thomas Darmawan, Minggu (6/8). Memanasnya hubungan kedua negara bermula dari gencarnya Indonesia memublikasikan mainan anak-anak, makanan, minuman dan produk farmasi mengandung bahan berbahaya asal China, disusul diperketatnya impor komoditas tersebut. Serangan balasan dilancarkan Republik Rakyat China (RRC). Aksi ini cukup bikin KO Indonesia. Soalnya, seperti dikemukakan Thomas Darmawan, RRC selama ini negara tujuan ekspor Indonesia kedua terbesar, setelah Singapura. Nilai seluruh produk ekspor Indonesia ke China pada 2006 mencapai 8,43 milyar dolar AS. Setahun sebelumnya, hanya 6,63 milyar dolar AS. Sedangkan nilai impor seluruh produk China ke Indonesia hanya 6,36 milyar dolar AS. Makanya, rugi besar kalau 'perang' dagang dengan China, tegasnya. Karenanya, dia berharap persoalan ini tidak sampai berlarut-larut. Pemerintah harus menjelaskan persoalan ini dengan memberi bukti kepada pemerintah China tentang hasil pemerikasaan terhadap produk yang dilarang dan ditarik dari peredaran tersebut. Kalau produk asal China yang masuk ke Indonesia betul-betul tidak memenuhi aturan yang berlaku di Indonesia, bukan terkesan ikut-ikutan, ujarnya. Sebab, ia melihat pemerintah China tidak mau tindakan pemerintah Indonesia melarang dan menarik produk makanan, obat dan kosmetik serta mainan anak-anak, terkesan tindakan kita karena didikte Amerika Serikat, paparnya. Sebelumnya Ketua Umum Kadin MS Hidayat mengingatkan pemerintah bersikap hati-hati untuk menghentikan peredaran produk yang dianggap membahayakan, mengingat komoditas China sudah menguasai pasar dalam negeri. Karenanya, ia mengungkapkan akan mengundang kalangan industri farmasi dan menteri kesehatan untuk membahas maraknya produk beracun asal Cina. TETAP MELARANG Meski jelas-jelas bakal merugikan perang dengan China, namun Ketua Komisi VI DPR Didik J Rachbini ketika dihubungi Pos Kota, meminta pemerintah bersikap tegas melarang produk-produk China yang mengandung zat berbahaya seperti formalin. Saya juga heran sampai sekarang kok belum ada larangan, mau nunggu apa lagi. Jangan sampai menunggu korban berjatuhan, katanya. Mestinya pemerintah cepat tanggap ketika institusi berwenang mengeluarkan peringatan atas ditemukan berbagai produk China berbahaya. Kalau pun dampaknya negara itu juga melarang produk Indonesia yang diekspor ke sana hal itu bagian dari politik dagang. Anggota Komisi IX DPR Zubair Safawi juga mengungkapkan hal sama. Dia juga kahwatir bahwa impor produk China itu sudah didalangi oleh importir besar sehingga aparat tidak berani bertindak. Sungguh aneh ada produk ilegal dari luar yang beredar luas di pasaran tetapi tidak diketahui pihak pemerintah, katanya. Apa kerja mereka selama ini. TEMUAN BPOM Perang dagang Indonesia-China berawal dari hasil temuan dan pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap ratusan produk makanan, obat dan kosmetik asal China yang dianggap tidak aman dikonsumsi. Sehingga Menteri Perdagangan (mendag) Mari Elka Pangestu dan Kepala BPOM Husniah Rubiana Thamrin Akib saat kepada pers di depdag, pekan lalu, mengimbau masyarakat tidak membeli produk pangan, obat dan kosmetik yang tidak memiliki izin edar dan tidak ada nomor ML (makanan luar) karena tidak dijamin keamanannya untuk dikonsumsi. Bahkan BPOM menyita puluhan merek permen, manisan dan pasta gigi yang diduga kuat mengandung formalin di beberapa tempat penjualan. Diperkirakan, produk tersebut masuk lewat jalur illegal. Produk makanan asal China diduga kuat mengandung berbahaya seperti permen Kiamboy merah, Kiamboy Putih, dan White Rabbit Creamy Candy. Cherry's Buah Plum Kering dan Kiamboy Putih. Mr. Mike Coffee Candy, Coffee Candy Huijia Food, Ginseng Candy, Crispy Candy, Corn Flavour Gelatinous Candy with Vegetable Gel, Syrup Soft Candy Ronggui Soft Candy, Kabi Candy Xin Lian Xin Rui Qun (Pink), Xioa Mi Mi Candy, Kabi Candy Xin Lian Xin Rui Qun (Green). Permen White Rabbit Creamy Candy, Citrun Peel Candy, Fuji Fruit Candy, Fei Lu Pai Apple, Huikang Holis, Suxian Peanut, Permen kana, Permen Sanca. Manisan Cherry Merah, Manisan Guo Dan Shan Zha Guang Qi Xiang Foods, Manisan Cap Elang Globe, Preserved Mandarin Peel Jibao, Manisan Thailand Style Zhancui Jiuzhi Ximei Plum, Manisan Thailand Style Zhancui Jiuzhi Ximei Olive, Manisan Jibao Brand Preserved Mandarin Peel, Lobster Peanut Crysp Udang Merah Kacang Ranggup. Permen Yake, Manisan Preserved Prune Jibao Chen Pi Mei, Manisan Preserved Prune Dayau (biru), Manisan Snow Flake Juice Plum Dayau (merah). RACUN DAN
[wanita-muslimah] Kosmetik China Mengandung Merkuri Disita Tim Sidak
http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=302628kat_id=23 Senin, 06 Agustus 2007 18:26:00 Kosmetik China Mengandung Merkuri Disita Tim Sidak Denpasar-RoL-- Tim Sidak Pembinaan dan Perlindungan Disperindag Kota Denpasar berhasil menyita berbagai jenis produk kosmetik dari China mengandung merkuri di swalayan Clandys dan Alfa, Senin. Sidak yang dipimpin Kasubdin Pembinaan dan Perlindungan Konsumen Disperindag Kota Denpasar, Dra Luh Gde Ratnaningrat, tiba di Clandys Grosir, langsung menyisir dan mengeluarkan kosmetika yang terpajang pada salah satu gerai. Di gerai tersebut ternyata masih banyak produk kosmetik dari China yang diperjualbelikan, seperti Chiumien Pearl Cream, New Rody Special, Qian Yan dan Macalana Whitening Day Cream. Rata-rata kosmetik tersebut jenis cream pemutih wajah yang mengandung bahan berbahaya, yakni Merkuri dan Hidroquinon, kata Dra Ni Putu Maryati, Apt dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan Denpasar. Menurutnya, kandungan Merkuri, Hidroquinon serta Tretinoin sangat berbahaya bagi kesehatan, disamping dapat mengakibatkan kanker kulit juga dapat menyebabkan gagal ginjal. Untuk itu pihak BPOM sudah mengeluarkan surat edaran daftar kosmetika yang mengandung bahan berbahaya untuk segera ditarik dari peredaran di masyarakat. Disamping produk dari China, beberapa kosmetik produk Philipina dan Malaysia juga ditemukan di swalayan itu, diantaranya RDL Whitening Treatmen dan Olay. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih kosmetika, perhatikan kode produksi, sebab banyak produk yang belum terdaftar di BPOM, ujar Putu Maryati. Selanjutnya tim sidak yang terdiri dari Diskes dan BPOM Denpasar, langsung menyasar Alfa Grosir di Jalan Diponogoro. Dari beberapa counter kosmetik yang terdapat di swalayan tersebut disita 13 jenis kosmetika, yakni Ponds Detok, SK Infree Papaya, Chiumien, QL Cream B, Cameo Color eye, Olay Total Efect dan New Placenta. Maryati mengatakan, kali ini para penjual hanya diberikan peringatan serta diperintahkan agar semua jenis kosmetika yang berbahaya agar secepatnya ditarik. Seandainya nantinya ada toko yang masih menjual kosmetika yang berbahaya itu akan dikenakan sanksi dan tindakan hukum, ucapnya. Sementara itu Ratnaningrat menyatakan akan terus melakukan pemantauan ke sejumlah swalayan di Denpasar, karena disinyalir masih banyak menjual produk berbahaya. Hal itu sebagai upaya untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen. Kasihan nanti masyarakat yang menjadi korban karena ketidaktahuan produk-produk yang berbahaya bagi kesehatan. Karena banyak produk terkenal seperti kosmetik merek Ponds dan sabun Papaya dipalsu, katanya. Jenis kosmetika yang berhasil disita dan dimusnahkan dalam sidak gabungan itu, yakni Chiumien Pearl Cream dan Macalana Skim Cream mengandung merkuri. Sedangkan New Rody Special, Ponds Detox, SK Infree Papaya, berbagai lipstik Ponds palsu semuanya mengandung Rodamin bahan pewarna tekstil. Bedak Ponds, QL Cream B, Olay total effect, cameo colour eye, New Placenta, RDL baby face 2 dan 3, Olay, RDL Whitening [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: FW: Mengapa Berjilbab ?
Setuju sekali pak KM, Saya pernah menginap di tenda Arab bedouin di Maroko di tengah padang pasir dan saya mengalami sendiri kebutuhan berpakaian spt itu. Di Indonesia yg cocok ialah sarungan dan sendal. Nikmatnya iklim tropis. Saya tanya sama teman saya yg berjilab, apa rambut enggak bau apek? Dia bilang ya dan setiap malam harus keramas. Tapi waktu belum jilbaban cukup 2 atau 3 hari sekali. Terbukti jibab bukan pakaian cocok di daerah tropis. Begitu juga jas dan dasi, panasnya luar biasa. Harus di dalam tempat ber AC baru bisa nyaman. Ada konotasi kultural di sini. Jilbab = Islam, Jas Dasi = Barat/modern. Padahal kita bisa tetap menjadi Islam tanpa jilbab dan tetap bisa berpikir modern tanpa harus berjas berdasi. Sekarang saya lebih suka pakai batik lengan pendek bahan katun yg paling cocok di Indonesia bagi saya. Ada kesan resmi tapi juga tidak bodoh menyiksa diri.. he he ... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Mei, pendapat saya, pakaian itu disesuaikan dengan iklim dan lingkungan tempat manusia itu hidup. Orang Eskimo berpakaian tebal dan menutp seluruh baian tubuh, kecuali wajah. Orang Arab terpaksa harus mengenakan pakaian longgar menutupi seluruh tubuh (one piece), menutupi wajah, untuk menghindari pasir. Pakaian longgar yang one piece untuk membantu ventilasi udara sekitar tubuh sehingga dapat bertahan di suhu yang tinggi dan kering. Penutup kepala, seperti kerudung dan jilbab, bukan monopoli Arab tetapi juga orang Mongol yang hidup di gurun tetapi dingin. Melindungi rambut dan muka dari pasir tetapi pakaiannya tidak longgar atau one piece. Orang yang hidup di iklim tropis dan kelembaban tinggi justru akan menyukai pakaian yang lebih terbuka. Supaya tidak gerah/hareudang/sumuk, dan keringat tidak membuat baju jadi basah. Itu logika saya KM ---Original Message--- From: L.Meilany Date: 06/08/2007 7:07:07 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: FW: Mengapa Berjilbab ? Trimakasih Rita, Pendapat saya bahwa pakaian perempuan Arab terpengaruh India; Yg saya ketahui karena peradaban Asia [ China, India] adalah lebih tua dibanding budaya Arab yg masih bersuku-suku dan berpindah-pindah /nomaden. Sehingga budaya China dan India ada pengaruhnya Ke Arab melewati Mesopotamia-Irak. Seni bernafas Islam banyak terdapat di Irak dan Iran yg banyak dipengaruhi India. Dari Irak dan Iran baru jalan2 ke Arab. Pernah di pengajian di bahas juga mengapa di Qur'an ada ayat tentang haramnya babi. Padahal waktu itu babi jarang di jumpai di Arab. Babi hanya ada di Palestina. Ayat tentang haramnya daging babi tentunya adalah pembaruan dari Injil, Taurat. Sedangkan babi sendiri asal muasalnya dari dataran China. Salam cmiiw, l.meilany - Original Message - From: ritajkt To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, August 02, 2007 6:21 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: FW: Mengapa Berjilbab ? Bu Mei, Sebagaimana saya katakan sebelumnya, saya tidak sempat mencari data secara seksama, saya hanya menyatakan ADA kemungkinan belly dancing mengemuka bukan pada abad kelahiran Islam sehingga ARGUMEN ANDA bahwa busana wanita timur tengah pada masa kelahiran Islam terpengaruh pakaian sari India itu saya pertanyakan, terutama dari validitas datanya. Adapun yang saya katakan ADA kemungkinan belly dancing muncul di abad ke 14 itu saya teringat membacanya tp entah dimana, itu sebabnya saya minta maaf karena tidak bisa mencari datanya yang akurat. Kalo hanya pakai search engine di internet, ada juga yang berbunyi demikian Historical evidence shows Egyptian tomb paintings dating from as far back as the fourteenth century BC that depict partially clad dancers whose callisthenic positions appear to be very similar to those used in belly dancing. Selengkapnya bisa dibaca di website Wellesley College berikut ini: http://www.wellesley.edu/Activities/homepage/wbds/page_folders/history _page/history.html. salam, rita --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ wrote: Jika tari perut muncul pada abad 14? Lantas mengapa ia berkostum seperti itu. Artinya kan tarian ini juga mengacu pada busana wanita kala itu. Saya pernah lihat videonya tarian perut yg ditarikan oleh perempuan TimTeng. Memakai cadar tipis, memakai semcam rok panjang yg tipis, begitu juga blus yg tipis. Yg tampak jelas adalah bagian bra dan celana dalam karena warnanya gelap. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Jakarta, provinsi yang belum demokratis walau ada Pilkada
Masyarakat Ibu Kota kini hiruk pikuk membincangkan pilkada - pemilihan gubernur DKI Jaya. Coblosan secara langsung yang pertama kalinya. Maklum, dulu gubernur DKI wajib dari kalangan militer dan ditunjuk langsung - alias tak dipilih oleh rakyat. Media massa sibuk berburu berita soal pilkada dan gegap-gempita kampanye jalanan yang menyertai. Pilihan cuma ada dua: Adang atau Foke. Adang jelas digemari para pendukung PKS. Sedangkan Foke disukai orang-orang yang cinta kemajemukan yang warna-warni. Tanggal 8 Agustus buat sebagian orang membingungkan: libur, tidak libur, libur, tidak libur. Kemarin ada beberapa teman yang minta dikirimi arsip surat soal libur resmi dari pemerintah lewat email. Nah, apakah dengan pilkada ini berarti sistem demokrasi sudah diterapkan secara menyeluruh di wilayah Jakarta? Tidak! Pasalnya 5 penguasa wilayah kotamadya belum dipilih langsung oleh rakyat. Mereka adalah Walikota Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara. Selama ini jabatan Walikota selalu ditunjuk langsung. Di masing-masing kotamadya tersebut juga tak memiliki DPRD Tingkat II. Semuanya menumpuk di DPRD Tingkat I. Bagaimana Jakarta akan berubah menuju yang lebih baik, kalau begitu? Mari kita lihat ke provinsi lain: semua walikota dan bupati sudah dipilih langsung oleh rakyat, bukan cuma gubernurnya saja. e-mail: [EMAIL PROTECTED] blog: http://mediacare.blogspot.com - Pinpoint customers who are looking for what you sell. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Concepts for understanding and applying power for justice, equality and peace
http://www.eldis.org/go/displaytype=Documentid=32726 Making change happen: power Concepts for understanding and applying power for justice, equality and peace Authors: V. Miller; L. Veneklasen; M. Reilly Publisher: Just Associates.org, 2006 Full text of document http://www.justassociates.org/index_files/MCH3red.pdf Despite previous advocacy successes, why do many strategies and approaches seem inadequate in the struggle to overcome poverty and injustice? What are sources of inspiration, experience and wisdom that we can draw upon to strengthen our efforts? How do we understand the complexities of power and empowerment, and how do we best respond to them in ways that use, build and transform power? This booklet is the latest in the Making Change Happen series 3 and provides ideas, tools and inspiration for understanding and engaging power to address inequality and injustice. It looks at how power operates visibly and invisibly in negative and positive ways and is written for activists and others interested in the kind of movement-building that weaves collective power across differences. Concepts of power such as power over, power with, power within and power to are examined.
[wanita-muslimah] Quote of the Day
To catch a husband is an art; to hold him is a job. - Simone de Beauvoir - http://www.brainyquote.com/quotes/authors/s/simone_de_beauvoir.html
[wanita-muslimah] Re: Why British Women Are Turning to Islam - Kenapa wanita - wanita Inggris pada
Saya tidak heran jika secara intelektual ajaran Islam sangat mengena bagi para akademisi atau orang yg berpendidikan tinggi. Karena memang Islam adalah agama berbasis rasio dan logika. Terbukti juga dengan kemajuan Islamic finance di Inggris menunjukkan bahwa memang ajaran Islam tidak harus secara apriori bertentangan dengan filosofi Barat. Yang saya kritik itu bukan Islam rasional yg dianut oleh para converts ini melainkan pemahaman terbelakang dan irrasional yg melanda banyak umat Islam di dunia termasuk Indonesia. Kejahiliyahan berlabel Islam ini patut kita perangi. Seperti yang Anda tentu simak dalam perdebatan saya, saya selalu menguji suatu pemahaman dengan logika dan sering pemahaman 'Islam' yg terbelakang itu bertentangan dg logika. Uji saya itu menyerang pemahaman yg salah itu dan seperti yg Anda saksikan tidak ada satupun argumentasi saya yg bertentangan dg Al-Qur'an. Walaupun sering bertentangan dg sentimen agama yg subyektif, yg belum tentu adalah Islam itu sendiri. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Why British Women Are Turning to Islam THE SPREAD OF A WORLD CREED http://islamicweb. com/begin/ british_women. htm The Times - Tuesday, 9th November 1993 -Home-news Page Lucy Berrington finds the Muslim Faith is winning Western admirers despite hostile media coverage Unprecedented numbers of British people, nearly all of them women, are converting to Islam at a time of deep divisions within the Anglican and Catholic churches. The rate of conversions has prompted predictions that Islam will rapidly become an important religious force in this country.[1] Within the next 20 years the number of British converts will equal or overtake the immigrant Muslim community that brought th e faith here, says Rose Kendrick, a religious education teacher at a Hull comprehensive and the author of a textbook guide to the Koran. She says: Islam is as much a world faith as is Roman Catholicism. No one nationality claims it as its own. Islam is also spreading fast on the continent and in America. The surge in conversions to Islam has taken place despite the negative image of the faith in the Western press. Indeed, the pace of conversions has accelerated since publicity over the Salman Rushdie affair, the Gulf War[2] and the plight of the Muslims in Bosnia. It is even more ironic that most British converts should be women, given the widespread view in the west that Islam treats women poorly. In the United States, women converts outnumber men by four to one, and in Britain make up the bulk of the estimated 10, 000 to 20, 000 converts, forming part of a Muslim community of 1 to 1.5 million. Many of Britains New Muslims are from middle-class backgrounds. They include Matthew Wilkinson, a former head boy of Eton who went on to Cambridge, and a son and daughter of Lord Justice Scott, the judge heading the arms-to-Iraq enquiry. A small scale survey by the Islamic Foundation in Leicester suggests that most converts are aged 30 to 50. Younger muslims point to many conversions among students and highlight the intellectual thrust of Islam. Muhammad said, The light of Islam will rise in the West and I think that is what is happening in our day says Aliya Haeri, an American-born psychologist who converted 15 years ago. She is a consultant to the Zahra Trust, a charity publishing spiritual literature and is one of Britain's promin ent Islamic speakers. She adds: Western converts are coming to Islam with fresh eyes, without all the habits of the East, avoiding much of what is culturally wrong. The purest tradition is finding itself strongest in the West.[3] Some say the conversions are prompted by the rise of comparative religious education. The British media, offering what Muslims describe as a relentless bad press on all things Islamic, is also said to have helped. Westerners despairing of their own society - rising in crime, family breakdown, drugs and alcoholism[4] - have come to admire the discipline and security of Islam. Many converts are former Christians disillusioned by the uncertainty of the church and unhappy with the concept of the Trinity and deification of Jesus. Quest of the Convert - Why Change? Other converts describe a search for a religious identity. Many had previously been practising Christians but found intellectual satisfaction in Islam. I was a theology student and it was the academic argument that led to my conversion. Rose Kendrick, a religious education teacher and author, said she objected to the concept of the original sin: Under Islam, the sins of the fathers aren't visited on the sons. The idea that God is not always forgiving is blasphemous to Muslims. Maimuna, 39, was raised as a High Anglican and confirmed at 15 at the peak of her religious devotion. I was entranced by the ritual of the High Church and thought about taking the veil. Her crisis
[wanita-muslimah] Gizi Buruk Masih Mengintai Anak Indonesia
Refleki: Gizi buruk bukan saja masih mengintai, tetapi telah menjadi sahabat baik anak Indonesia. Mengapa bisa demikian? http://www.sinarharapan.co.id/berita/0708/06/opi01.html Gizi Buruk Masih Mengintai Anak Indonesia Oleh Posman Sibuea Anak Indonesia baru saja merayakan Hari Anak Nasional (HAN). Puncak peringatan HAN tahun ini diadakan pada 22 Juli, mengambil tema Saya Anak Indonesia Sejati, Mandiri, dan Kreatif, dipusatkan di Hall Rama Shinta, Taman Impian Jaya Ancol Jakarta, diikuti sekitar 4.500 anak-anak se-Jabotabek. Perayaan yang diikuti Presiden dan Ibu Negara, serta sejumlah menteri dan duta besar itu seyogyanya dijadikan momentum untuk mengingatkan semua pihak untuk memenuhi hak dan kewajibannya terhadap perlindungan anak. Selain itu, kita patut mengingat tragedi busung lapar dua tahun lalu. Ratusan balita tewas dan wajah ribuan anak yang tubuhnya tinggal tulang dibalut kulit menjadi teror ketidakadilan pembangunan ketahanan pangan dan pelanggaran atas Undang-Undang Perlindungan Anak. Tragedi kemanusian busung lapar tahun 2005 sempat menghebohkan, karena tadinya marasmus (busung lapar karena kekurangan kalori) dan kwashiorkor (busung lapar karena kekurangan protein) sudah sangat jarang ditemukan, maka setelah krisis ekonomi, anak dengan gangguan gizi itu makin banyak dijumpai. Kasusnya mencapai angka delapan persen dari total balita yang ada di Indonesia dan masyarakat dunia pun menyebut Indonesia sebagai negeri busung lapar. Sayangnya, hingga saat ini penanganan gizi buruk belum tuntas dilakukan sehingga secara sporadis penyakit malnutrisi yang menggerogoti kualitas kecerdasan anak ini masih terjadi secara masif. Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah untuk mencegah bertambahnya jumlah kasus gizi buruk. Namun, di negeri yang katanya gemah-ripah loh jinawi ini masih terus ditemukan anak balita yang mengalami gizi buruk. Jika berpijak pada data Unicef (2006), jumlah anak balita penderita gizi buruk-merupakan kandidat busung lapar-di Indonesia sudah mencapai 2,3 juta jiwa. Ini berarti naik sekitar 500.000 jiwa dibandingkan dengan data tahun 2005 sejumlah 1,8 juta jiwa. Hilangnya Satu Generasi Peningkatan ini patut diwaspadai karena hal itu dapat menyebabkan hilangnya satu generasi. Penderita gizi buruk dikhawatirkan mengalami kerusakan otak yang tidak mungkin diperbaiki sehingga anak akan bodoh secara permanen. Inilah keprihatinan kita sehingga perayaan HAN bukanlah sekadar seremoni tanpa makna, tapi menjadi momen penting meneropong sejauh mana negara telah memenuhi hak-hak anak. Salah satu hak anak yang kerap dilanggar negara adalah hak atas makan. Rapuhnya ketahanan pangan di republik yang dipuja sebagai negara agraris yang kaya sumber daya pertanian ini telah menjelma menjadi monster yang menakutkan karena kerap memangsa anak balita lewat teror busung lapar. Agenda pembayaran utang yang tak bisa ditunda berbuntut pencabutan berbagai subsidi telah menetaskan orang miskin kian sengsara, membuat permasalahan busung lapar makin terpinggirkan. Dampaknya tidak saja jumlah kasus gizi buruk meningkat, tetapi juga meminta korban jiwa. Untuk menyebut contoh, dari 423 kasus gizi buruk di kota Medan, dua di antaranya meninggal dunia bulan Februari 2007 (Kompas, 27/2/07). Terus bermunculannya kasus-kasus gizi buruk di sejumlah daerah-baik di desa maupun di kota-kota besar-menunjukkan pemerintah telah gagal memberi perlindungan terhadap warga yang kelaparan. Pemerintah benar-benar tidak berdaya untuk mengelola kebutuhan masyarakat. Fenomena ini terjadi di tengah klaim pemerintah mengenai penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kesejateraan rakyat. Data BPS (2007) yang menyebutkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2007 berkurang 2,13 juta orang dibandingkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2006 menjadi kontradiktif dengan jatuhnya korban gizi buruk di sejumlah daerah. Korban gizi buruk yang meninggal di Medan adalah puncak gunung es yang menggambarkan besaran masalah yang tersembunyi jika kasus gizi buruk muncul. Bila ratusan balita menderita gizi buruk, dapat diduga ribuan anak lain mengalami penderitaan yang sama namun tidak muncul ke permukaan akibat kurangnya pemberitaan atau rasa malu yang ditanggung jika seseorang disebut mengalami gizi buruk. Problem Multisektor Gizi buruk terjadi bila asupan zat gizi kurang dalam waktu relatif lama sehingga tumbuh kembang anak balita yang diukur lewat perbandingan berat badan menurut usia jauh di bawah standar. Fenomena gizi buruk merupakan dampak dari problem multisektor yang terjadi di Indonesia. Asumsi ini sejalan dengan tesis Armatya Sen, penerima Hadiah Nobel Ekonomi tahun 1998, yang menyebutkan terjadinya gizi buruk dan kelaparan bukan semata bahan pangan yang kurang di suatu negara, tapi akses pangan yang rendah akibat lemahnya daya beli sangat berperan. Jadi, ketersediaan pangan secara nasional tidak cukup sakti menjamin kecukupan pangan di tingkat rumah
[wanita-muslimah] Korban PHK Demo Telanjang Dada
http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=36529ik=5 Korban PHK Demo Telanjang Dada Senin 6 Agustus 2007, Jam: 21:55:00 MEDAN (Pos Kota) - Seratusan buruh korban PHK PT Viktor Jaya Raya (VJR) Royal Sumatera, sebagian ibu rumah tangga melakukan aksi telanjang dada di depan kantor Walikota, Jalan Kapten Maulana Lubis, Medan, Senin (6/8). Aksi tersebut sempat mengundang perhatian pengguna jalan sehingga membuat macet arus lalulintas. Mereka tak terima dengan upah yang kecil dan korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dari pengusaha Korea Selatan yang juga pimpinan perusahaan tersebut. Selain itu, mereka menuntut agar Walikota Medan Abdillah, segera mencopot Kepala Dinas Tenaga Kerja, Drs DP Sinurat. Alasannya, dibawah kepemimpinan Sinurat, telah membohongi buruh dengan mengeluarkan surat 'siluman', tertanggal 26 Juli 2007 lalu. Tangkap dan adili DP Sinurat, yang memberikan keterangan palsu dengan mengeluarkan surat yang merugikan buruh, ujar satu pengunjukrasa. ADUKAN NASIB Sebelumnya, pendemo telah mengadukan nasib mereka kepada DPRDSU dan meminta agar wakil rakyat itu memanggil pengusaha Korea Selatan yang melakukan penindasan terhadap mereka. Buruh wanita tampak hanya mengenakan BH. Aksi ini merupakan sikap protes mereka karena tidak diizinkan masuk ke kantor walikotra setempat. (samosir) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: FW: Mengapa Berjilbab ? - Hijab
Pak Kartono : Orang yang hidup di iklim tropis dan kelembaban tinggi justru akan menyukai pakaian yang lebih terbuka. Supaya tidak gerah/hareudang/ sumuk, dan keringat tidak membuat baju jadi basah. Itu logika saya - Janoko : Mohon ijin menyampaikan informasi. http://admin.muslimsonline.com/huma/sisters/hijab.html .Hijab Why do Muslim women have to cover their heads? This question is one which is asked by Muslim and non-Muslim alike. For many women it is the truest test of being a Muslim. The answer to the question is very simple - Muslim women observe HIJAB (covering the head and the body) because Allah has told them to do so. O Prophet, tell your wives and daughters and the believing women to draw their outer garments around them (when they go out or are among men). That is better in order that they may be known (to be Muslims) and not annoyed... (Qur'an 33:59) Other secondary reasons include the requirement for modesty in both men and women. Both will then be evaluated for intelligence and skills instead of looks and sexuality. An Iranian school girl is quoted as saying, We want to stop men from treating us like sex objects, as they have always done. We want them to ignore our appearance and to be attentive to our personalities and mind. We want them to take us seriously and treat us as equals and not just chase us around for our bodies and physical looks. A Muslim woman who covers her head is making a statement about her identity. Anyone who sees her will know that she is a Muslim and has a good moral character. Many Muslim women who cover are filled with dignity and self esteem; they are pleased to be identified as a Muslim woman. As a chaste, modest, pure woman, she does not want her sexuality to enter into interactions with men in the smallest degree. A woman who covers herself is concealing her sexuality but allowing her femininity to be brought out. The question of hijab for Muslim women has been a controversy for centuries and will probably continue for many more. Some learned people do not consider the subject open to discussion and consider that covering the face is required, while a majority are of the opinion that it is not required. A middle line position is taken by some who claim that the instructions are vague and open to individual discretion depending on the situation. The wives of the Prophet (S) were required to cover their faces so that men would not think of them in sexual terms since they were the Mothers of the Believers, but this requirement was not extended to other women. The word hijab comes from the Arabic word hajaba meaning to hide from view or conceal. In the present time, the context of hijab is the modest covering of a Muslim woman. The question now is what is the extent of the covering? The Qur'an says: Say to the believing man that they should lower their gaze and guard their modesty; that will make for greater purity for them; and Allah is well acquainted with all that they do. And say to the believing women that they should lower their gaze and guard their modesty; and that they should not display their beauty and ornaments except what must ordinarily appear thereof; that they should draw their veils over their bosoms and not display their beauty except to their husbands... (Qur'an 24:30-31) These verses from the Qur'an contain two main injunctions: (1) A woman should not show her beauty or adornments except what appears by uncontrolled factors such as the wind blowing her clothes, and (2) the head covers should be drawn so as to cover the hair, the neck and the bosom. Islam has no fixed standard as to the style of dress or type of clothing that Muslims must wear. However, some requirements must be met. The first of these requirements is the parts of the body which must be covered. Islam has two sources for guidance and rulings: first, the Qur'an, the revealed word of Allah and secondly, the Hadith or the traditions of the Prophet Muhammad (S) who was chosen by Allah to be the role model for mankind. The following is a Tradition of the Prophet: Ayesha (R) reported that Asmaa the daughter of Abu Bakr (R) came to the Messenger of Allah (S) while wearing thin clothing. He approached her and said: 'O Asmaa! When a girl reaches the menstrual age, it is not proper that anything should remain exposed except this and this. He pointed to the face and hands. (Abu Dawood) The second requirement is looseness. The clothing must be loose enough so as not to describe the shape of the woman's body. One desirable way to hide the shape of the body is to wear a cloak over other clothes. However, if the clothing is loose enough, an outer garment is not necessary. Thickness is the third requirement. The clothing must be thick enough so as not to show the color of the skin it covers or the shape of the body. The Prophet Muhammad (S) stated
[wanita-muslimah] Kisah Sembilan Hari Pelarian TKW Jabar dari Perkebunan di Malaysia
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detailid=9053 Selasa, 07 Agt 2007, Kisah Sembilan Hari Pelarian TKW Jabar dari Perkebunan di Malaysia Kabur setelah 2 Bulan Terisolasi Bersama 20 Anjing Kisah memilukan TKW yang bekerja di Malaysia seperti tak ada habis-habisnya. Selain soal majikan yang suka menganiaya, kondisi lingkungan yang berat serta pengabaian hak-hak pekerja menjadi alasan mereka untuk kabur dari tempat kerja. HAFID ABDURRAHMAN, Kuala Lumpur RAMBUTNYA dipotong pendek mirip pria. Nurhasanah, nama wanita itu, sampai kemarin masih tergolek lemas di ranjang susun ruang penampungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Beberapa bagian tubuhnya masih tampak lebam dan lecet. Jangankan bangun dan berjalan, untuk bicara saja, dia mengaku sulit. Dada saya masih sesak dan nyeri, katanya kepada Jawa Pos. Selama wawancara, dia hanya bisa berbaring. Sebuah tas tangan hitam tergeletak di sampingnya. Wanita asal Desa Santiyo, Sukabumi, Jawa Barat, tersebut tiba di KBRI Kuala Lumpur pada Jumat petang lalu. Saat itu, petugas keamanan (security) yang menjaga kantor KBRI yang menjadi jujukan para orang awak di negeri jiran itu melihat tubuh Nurhasanah digeletakkan di halaman begitu saja oleh seseorang yang mengendarai mobil. Belum sempat Nurhasanah sadar, si pengendara lalu bergegas kabur sebelum sempat ditanya petugas keamanan. Wanita yang di tasnya diketahui membawa paspor Indonesia itu lalu dibopong petugas masuk ke gedung di Jalan Tun Razak 233 tersebut. Menurut Nurhasanah, dirinya sebetulnya baru sekitar dua bulan tiba di Malaysia. Dia tertarik bekerja di luar negeri untuk membiayai hidup keluarganya di Sukabumi yang pas-pasan. Saya diajak kenalan teman saya. Tapi, saya tidak kenal siapa orangnya, ungkap ibu seorang anak itu. Sebelum berangkat, dia diiming-imingi gaji 300 ringgit (sekitar Rp 750 ribu) per bulan. Tapi, dia tak pernah bertanya pekerjaan apa yang akan dilakukan. Setelah tiba (di Bandara Kuala Lumpur), saya diajak (menumpang kendaraan darat) ke sebuah tempat yang sangat jauh. Saya tidak tahu nama tempat itu. Yang pasti di tengah pegunungan, ujar Nurhasanah yang sering mengelus dadanya karena masih nyeri. Di tempat yang tak dikenali itu, dia bertemu seseorang yang mengaku akan mempekerjakan dirinya sebagai pembantu. Lalu, saya dibawa naik gunung dan tiba di sebuah kebun yang dipenuhi anjing, katanya. Bukannya dipekerjakan sebagai pembantu, di tempat itu, Nurhasanah disuruh mengurus 20 ekor anjing. Sebagai tempat istirahat, dia diminta tinggal di sebuah bilik di antara hewan bertaring tersebut. Kemudian, saya ditinggal sendirian di perkebunan tersebut. Majikan saya pulang, tegasnya. Dia terpaksa bersahabat dengan anjing-anjing peliharaan sang majikan. Badan anjing itu besar-besar. Saya takut bukan main. Tapi, mau bagaimana lagi. Tak ada satu pun orang di perkebunan itu, ujarnya. Wanita berkulit sawo matang tersebut mengungkapkan, sang majikan tak memberi akses untuk berhubungan dengan dunia luar. Sampai-sampai, kartu HP saya diambil, sehingga HP saya tidak berfungsi dan tidak bisa dibuat menelepon, katanya. Hidup sendiri di rumah yang terisolasi di belantara perkebunan (mungkin sawit) bersama anjing-anjing itu membuat Nurhasanah tersiksa. Dia ingin lari, tapi tak berani karena medan perkebunan yang terjal dan curam. Tiap hari, saya makan makanan anjing. Suatu hari, ada orang lewat dan memberi saya roti. Dia bilang kasihan sama saya, tapi tak berani menolong. Katanya takut pada majikan saya, jelasnya. Setelah sebulan berlalu, sang majikan tersebut menjenguk tempat itu lagi. Namun, dia tetap tak memindahkan Nurhasanah dari tempat mengerikan tersebut. Saya diberi beras supaya bisa makan nasi. Biar begitu, tiap malam, saya dicekam ketakutan, tegasnya. Tak hanya diisolasi dengan anjing, setelah sebulan bekerja, Nurhasanah tak mendapatkan gaji dari sang majikan. Karena itu, desakan batinnya untuk kabur semakin kuat. Pada Kamis (26/7), tekad dia bulat. Dia ingin mengakhiri penderitaan dengan lari dari tempat tersebut. Saya tak punya bekal makanan. Saya hanya bawa selembar koran untuk alas tidur atau duduk, ungkapnya. Properti lain yang sempat dibawa adalah baju ganti, paspor, serta HP tanpa SIM card. Dia menuruni tebing curam dan menerabas rerimbunan pepohonan untuk menemukan jalan keluar. Namun, tak cukup sehari untuk bisa keluar perkebunan tersebut. Saya puasa. Saya tak bawa apa-apa. Setiap malam, saya tidur beralas koran itu, ujarnya. Memasuki hari kedua, ketiga, hingga keenam, kata Nurhasanah, dirinya masih tak menemukan jalan keluar perkebunan. Tubuhnya semakin lemah. Pada hari keenam, saya terjatuh dari sebuah lereng, jelasnya sambil menunjukkan luka lebam di kaki, paha, perut, serta dada. Setelah peristiwa itu, dia sempat pingsan. Setelah siuman, saya kembali melanjutkan perjalanan. Tubuh saya lemas, tapi tetap saya paksa berjalan, katanya. Memasuki hari kesembilan, Jumat (3/8), dia
[wanita-muslimah] Keith Ellison: Born and Raised in the U.S.A.
http://newsweek.washingtonpost.com/onfaith/muslims_speak_out/2007/07/born_and_raised_in_the_us_a.html Muslims Speak Out Born and Raised in the U.S.A. I didn't need to watch the PBS series America at a Crossroads or read the recent Pew Research Center survey on American Muslims, to know that the Muslim community is under intense scrutiny. The day I won the Democratic Farmer Labor (DFL) endorsement for the Fifth Congressional District of Minnesota, it was the first question out of the shoot. Aren't you a Muslim? Will you be the first one in Congress if you win? Will you swear your oath on the Qur'an? Do you oppose terrorism? I've heard them all. But although I've been asked a few intrusive, repetitive, and even silly questions about my faith, life has been good. First, a fairly small number of conversations revolve around religion. Whole days – even weeks – have gone by without me being asked to speak on behalf of the 1.3 billion Muslims in the world. But more importantly, I've been able to pursue my work on behalf of my constituents. I have been effective on issues such as peace, ending the war in Iraq, credit justice, and environmental sustainability. My colleagues have been tolerant and inclusive. I have not had a single unpleasant face-to-face encounter with a member of congress over religion. Individual leaders in the Bush Administration have been open and inclusive. I accompanied Speaker Pelosi on her trip to the Middle East, and I'll never forget the warm reception she received from the women who poured out of the Omayyad Mosque in Damascus just to shake her hand or take a picture. Of course, there have been a few bumps. For example, officers in a training class reported that a Minneapolis police lieutenant made comments that implied that I was a terrorist. The comments were rebuked by the Mayor and Police Chief, and the incident is currently under investigation. Commentator Glenn Beck asked me to prove him that I was not working with enemies. Another conservative commentator opined that I should be barred from serving in Congress if I swear to uphold the U.S. Constitution on the Qur'an. Of course, there's more, but those incidents prove my main point: there is much reason for hope. I did win the election. I am making progress on a broad swath of progressive issues. I continue to be inspired by the courage of people standing up for peace, for shared-prosperity, and health care reform. While some Muslim friends and acquaintances have recounted shabby treatment in post 9/11 America, in the next breath they have told me about how they are opening up businesses, sending kids to college, or prospering in some other way. It's common for some bright young Muslim person to tell me about their own political ambitions. You might have been first, but I'm gonna be in Congress too. Some have pledged to get more politically engaged or to support candidates who have the backbone to speak up for civil and human rights for all. But every prescription I have heard has been solidly within the heartland of American civil redress and our democratic political process. This should not be surprising, given that 71 percent of Muslim Americans report that they believe that you can make it in America if you work hard, according to a recent Pew Research Center poll. Only 64 percent of Americans on average reported the same level of confidence in American economic and social mobility. For Muslim Americans, the United States is the land of opportunity. I don't want to diminish those occasions, however, where Muslim Americans have been persecuted or mistreated. These cases exist. Just ask James Yee, former United States Army chaplain and captain, who was threatened with the death penalty, kept in solitary confinement for seventy-six days, and forced to undergo sensory deprivation because he voiced concerns about the treatment about Guantanamo detainees. All charges were later dropped and he was cleared to resume duties. Instead, he accepted an honorable discharge. Today he lectures widely about the importance of upholding our constitutional heritage even in the face of a terrorist threat. Or ask Brandon Mayfield, a lawyer, who received a rare public apology from the FBI, when it admitted that his fingerprints were mistakenly linked to one found near the scene of a terrorist bombing in Spain. The blunder led to his imprisonment for two weeks, and eventually a settlement of $2 million. There are other cases as well. Though rare, these cases are not unimportant. They are widely known incidents, and could overshadow the more typical story of participation and prosperity. As the injury is widely known, the remedies and apologies must be also widely known. But the more important lesson is that tragedies like 9/11 can cause us to react out of fear and rage against our neighbors and fellow loyal Americans. American Muslims are an asset to the country, not a threat. Unfair suspicion and profiling does not serve the national
RE: [wanita-muslimah] Kosmetik China Mengandung Merkuri Disita Tim Sidak
Ada yang punya data mengenai daftar kosmetika yang mengandung bahan berbahaya dari BPOM? Kalau ada, please share. JKK. Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Sunny Sent: Monday, August 06, 2007 8:23 PM To: Undisclosed-Recipient:; Subject: [wanita-muslimah] Kosmetik China Mengandung Merkuri Disita Tim Sidak http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=302628kat_id=23 Senin, 06 Agustus 2007 18:26:00 Kosmetik China Mengandung Merkuri Disita Tim Sidak Denpasar-RoL-- Tim Sidak Pembinaan dan Perlindungan Disperindag Kota Denpasar berhasil menyita berbagai jenis produk kosmetik dari China mengandung merkuri di swalayan Clandys dan Alfa, Senin. Sidak yang dipimpin Kasubdin Pembinaan dan Perlindungan Konsumen Disperindag Kota Denpasar, Dra Luh Gde Ratnaningrat, tiba di Clandys Grosir, langsung menyisir dan mengeluarkan kosmetika yang terpajang pada salah satu gerai. Di gerai tersebut ternyata masih banyak produk kosmetik dari China yang diperjualbelikan, seperti Chiumien Pearl Cream, New Rody Special, Qian Yan dan Macalana Whitening Day Cream. Rata-rata kosmetik tersebut jenis cream pemutih wajah yang mengandung bahan berbahaya, yakni Merkuri dan Hidroquinon, kata Dra Ni Putu Maryati, Apt dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan Denpasar. Menurutnya, kandungan Merkuri, Hidroquinon serta Tretinoin sangat berbahaya bagi kesehatan, disamping dapat mengakibatkan kanker kulit juga dapat menyebabkan gagal ginjal. Untuk itu pihak BPOM sudah mengeluarkan surat edaran daftar kosmetika yang mengandung bahan berbahaya untuk segera ditarik dari peredaran di masyarakat. Disamping produk dari China, beberapa kosmetik produk Philipina dan Malaysia juga ditemukan di swalayan itu, diantaranya RDL Whitening Treatmen dan Olay. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih kosmetika, perhatikan kode produksi, sebab banyak produk yang belum terdaftar di BPOM, ujar Putu Maryati. Selanjutnya tim sidak yang terdiri dari Diskes dan BPOM Denpasar, langsung menyasar Alfa Grosir di Jalan Diponogoro. Dari beberapa counter kosmetik yang terdapat di swalayan tersebut disita 13 jenis kosmetika, yakni Ponds Detok, SK Infree Papaya, Chiumien, QL Cream B, Cameo Color eye, Olay Total Efect dan New Placenta. Maryati mengatakan, kali ini para penjual hanya diberikan peringatan serta diperintahkan agar semua jenis kosmetika yang berbahaya agar secepatnya ditarik. Seandainya nantinya ada toko yang masih menjual kosmetika yang berbahaya itu akan dikenakan sanksi dan tindakan hukum, ucapnya. Sementara itu Ratnaningrat menyatakan akan terus melakukan pemantauan ke sejumlah swalayan di Denpasar, karena disinyalir masih banyak menjual produk berbahaya. Hal itu sebagai upaya untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen. Kasihan nanti masyarakat yang menjadi korban karena ketidaktahuan produk-produk yang berbahaya bagi kesehatan. Karena banyak produk terkenal seperti kosmetik merek Ponds dan sabun Papaya dipalsu, katanya. Jenis kosmetika yang berhasil disita dan dimusnahkan dalam sidak gabungan itu, yakni Chiumien Pearl Cream dan Macalana Skim Cream mengandung merkuri. Sedangkan New Rody Special, Ponds Detox, SK Infree Papaya, berbagai lipstik Ponds palsu semuanya mengandung Rodamin bahan pewarna tekstil. Bedak Ponds, QL Cream B, Olay total effect, cameo colour eye, New Placenta, RDL baby face 2 dan 3, Olay, RDL Whitening [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links
[wanita-muslimah] Re: Moderasi atas Janoko RSA
mbak Mei, 1. Thread berjudul STOP!... itu diawali dengan KEPUTUSAN MODERATOR sekaligus ancaman hukuman bagi yang melanggar. Jika ada yang nggak setuju, ya tinggal dipertanyakan saja TAPI BUKAN MALAH MELANGGAR. Analogi: PEMDA: Nggak boleh parkir di situ, yang parkir diderek Yang boleh: Tukang Parkir protes, dulu kok boleh Silahkan disuksi sepuasnya. Yang tidak boleh: Tukan Parkir ndablek memarkirkan mobil di situ. Nanti kalo aturannya sudah dicabut. 2. Sudah berbusa-busa mbak Mei ngebela mas satriyo. Yang saya heran: TIDAK ADA posting mas satriyo yang menanyakan penyebab moderasi ini. Yang ada hanya postingan-postingan JAPRI yang isinya MENGGERUTU dan sekedar memfitnah belaka. Tidak ada retrospeksi apalagi introspeksi diri. Tapi memang terbiasa mengkafirkan orang lain, akibatnya walaupun ada gajah nempel di mata tetep saja merasa banyak semut di sebrang lautan. Moderasi walaupun bukan di-ban tetap saja merupakan HUKUMAN di milis ini. Eh lha kok malah merasa dianiaya, mempertanyakan kenapa kok postingnya muncul lama dll. Saya kira sih mbak Mei sbg. temen yang bisa ngbrol perlu untuk klarifikasi hal ini ke mas satriyo. 3. Mas Janoko juga sama. Berbusa-busa minta HAK MEMBELA DIRI. Tapi malah membuang-buang posting untuk meracau menyalah-nyalahkan orang lain. Alioh-alih mengurus urusan dirinya, malah mempertanyakan orang lain yang bilang JAKA SEMBUNG dan BERGAYA AUTIS tanpa introspeksi bahwa sebutan-sebutan itu muncul KARENA gaya diskusi yang dilarang itu. Kalo cara mas Jan kayak begini, ya memang pantas dimoderasi. salam Ary PS. Urusan Ahmadiyah ini juga sudah terjadi berkali-kali. Yang pernah dimoderasi juga bukan HANYA mas satriyo dan mas Jan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Trimakasih Mia, Ya, setelahnya saya baca2 lagi tentang Ahamdiyah yg di omongin Pak Satriyo dan Pak Suryawan juga Pak HMNA. Menurut saya sih sudah emosional, sudah hampir berdarah-darah. Tapi bagi saya sih gak pa-pa tuh :-) Makanya saya lebih fokus pada mail yg berjudul : STOP!.. Yg dilakukan oleh Pak Dwi, hanya sekedar pemberitahuan bahwa ybs di moderasi. Hanya 3 atau 4 baris tuh omelan bliaw :-) Tapi..untuk mail Ahmadiyah yg mana, untuk kalimat di mail yg mana yg dianggap meresahkan? Inilah poinnya. Karena tanpa keterangan apapun juga, penilaian 'meresahkan' itu hanya kesimpulan moderator. Sementara itu sambil membaca mailnya Pak Dwi dan juga masalah Ahmadiyah, ada juga mail2 yg menurut saya juga kalimatnya nylekit, meresahkan [ menurut saya] Lha kok yg kayak gini nggak diperingatkan kenapa, mengapa? :-) Saya sih bisa menghibur diri, ya mungkin kan itu cuma semacam bercanda, kata2 yg tidak serius. Tapi kalo di milis, yg anggotanya belum tentu saling 'kenal', maka maksudnya bercanda tetap saja dianggap sebagai penghinaan Itu saja sih masalah sebenernya. KEJELASAN. Jadi bukan masalahnya saya kenal dengan Pak Satriyo, saya kan juga kenal dengan Mia, Herni :-))) salam l.meilany - Original Message - From: Mia To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, August 02, 2007 6:25 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Moderasi atas Janoko RSA Pak HMNA, Suryawan, Janoko, Rsa, walaupun lagi dimoderasi sudah jadi anggota tetap WM, dan aktif pula. So semuanya bagian dari kita, temen2 WM. Karena itu simpati mba Mei wajar saja dan appropriate apalagi untuk orang yang dikenalnya seperti Rsa. Emang kudu ada orang seperti mba Mei di kelompok pengajian Rsa dan Hana..:-) Aku masih ngebayangin cerita mba Mei, lucu juga mba Mei tanpa jilbab di tengah orang nggak berjilbab. Mba Mei seperti malaikat yang diutus untuk njagain pengajian itu, bahwa dunia ini sungguh beragam dan bukan seragam. Dari sini saya sampaikan salut kepada mba Mei, sudah lama pingin bilang, tapi belum ada kesempatan saja. Ini sejujurnya. Namun untuk menjaga keutuhan persepsi mba Mei, saya anjurkan seperti juga temen2 lain anjurkan, mba Mei bisa merunut lagi dengan teliti postingan2 sebelumnya dari moderasi HMNA-Suryawan, sampai Janoko- Rsa, serta penjelasan2 moderator dan pilihan2 yang diberikannya. Kan dulu mba Mei bilang malah nggak tau mereka dimoderasi dan blum sempet baca urutan2 postingan tsb. Nah, ini kesempatan bagus untuk merunutnya. salam Mia From : L. Meilany Nimbrung : Pak Dana, yg bisa saya pahami adalah : Kriteria apa yg dipakai untuk memoderasi. Karena kalo sesuai aturannya kan multitapsir - kayak RUUAPP. :-) Kaya karet bisa mulur panjang atau pendek- suka2. Jika dibilang meresahkan? Meresahkan sapa? Kan banyak juga ungkapan2/mail2 yg meresahkan membuat orang tertekan tapi tidak bagi yg lain. Akhirnya cumanya/beraninya hanya menjapri dan menjapri. :- ) Mohon maap bagi yg suka menjapri. Salam l.meilany -- [Non-text
[wanita-muslimah] (info event) Grand Launching AIMI dan Peringatan Pekan ASI Sedunia
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) akan menyelenggarakan acara Grand Launching AIMI dan sekaligus Peringatan Pekan ASI Sedunia, pada : Hari dan Tanggal : Minggu, 26 Agustus 2007 Waktu : 10.00 - 17.00 Lokasi : Cikal, Jln. TB Simatupang, Jakarta Selatan Acara : - Talkshow mengenai Inisiasi Menyusu Dini (IMD) - Grand Launching AIMI - Kopi darat milis asiforbaby - Bincang santai mengenai kesehatan bayi dan anak - Bazzar, lomba untuk anak dan bapak ASI serta games menarik, dan door prize, pastinya! HTM : - Presale Rp 25.000/org - Beli di lokasi pas hari h Rp 30.000/org - Untuk anak dibawah usia 5 tahun, Free Pembayaran tiket presale melalui transfer Rekening AIMI : Bank Central Asia (BCA) KCP Mal Pondok Indah No. rek: 7310042018 a/n: Ratna Armiyani Pemesanan tiket dan konfirmasi pembayaran hanya melalui japri ke [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Buruan pesen yaaa..jangan sampe ketinggalan karna tiket terbatas! Dan pastikan nggak ketinggalan berita acara ini, karna kami akan terus informasikan di milis ini. Acara ini didukung sepenuhnya oleh : Yayasan Orangtua Peduli (YOP) CIKAL [EMAIL PROTECTED] Salam ASI - Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Peluncuran dan Diskusi Buku (Besok)
Salam, Kawan-kawan terima kasih atas ucapan selamatnya, saya ingin mengingatkan kembali untuk hadir dalam acara peluncuran buku saya, besok di Universitas Paramadina Jl. Gatot Subroto Kav. 97-99, pukul 18.00 diawali makan malam ala kadarnya. Saya tunggu -Guntur- http://islamlib.com/id/ Peluncuran dan Diskusi Buku Penyelenggara: Jaringan Islam Liberal dan Yayasan Wakaf Paramadina Tempat: Auditorium Nurcholish Madjid Universitas Paramadina, Jl Gatot Subroto Kav. 97-99 Jakarta Waktu: Rabu, 8 Agustus 2007, pukul 18.00 (Diawali makan malam bersama) Peluncuran dan Diskusi Buku: Ustadz, Saya Sudah di Surga Karya Mohamad Guntur Romli Narasumber: KH. Abdurrahman Wahid (Mantan Presiden RI) Nasir Abbas (Mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah), Ulil Abshar-Abdalla (Mahasiswa Ph.D Harvard University) dan Ihsan Ali-Fauzi (Direktur Program Yayasan Wakaf Paramadina) Moderator: Nong Darol Mahmada Sebelum peristiwa Bom Bali I tahun 2002, Indonesia dikenal sebagai negeri muslim moderat terbesar di dunia. Namun sejak saat itu, citra keislaman Indonesia berubah dari wajah yang sungguh ramah menjadi wajah yang penuh amarah. Dalam suasana tersebut, risalah-risalah dalam buku Ustadz, Saya Sudah di Surga ini lahir, di tengah kecemasan dan kegelisahan akibat maraknya aksi-aksi kekerasan yang dikaitkan dengan Islam, baik sebagai institusi maupun sebagai ajaran. Sebagian besar tulisan dalam buku ini mengulas problem utama tersebut. Aksi-aksi kekerasan tak hanya bersumber dari gerakan-gerakan teroris yang memiliki jaringan global, namun juga kekerasan yang digerakkan oleh kelompok-kelompok lokal: mereka yang menyerang gereja-gereja, pengikut Jamaah Ahmadiyah, Komunitas Eden, juga mereka yang mengeluarkan fatwa-fatwa menyesatkan dan pengafiran pihak-pihak yang berbeda pandangan. RSVP: Rintis (0818 03585 733) dan Saidiman (0815 861 991 43) - Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. [Non-text portions of this message have been removed]