mbak Mei,

1. Thread berjudul "STOP!..." itu diawali dengan KEPUTUSAN MODERATOR 
sekaligus "ancaman" hukuman bagi yang melanggar. Jika ada yang nggak 
setuju, ya tinggal dipertanyakan saja TAPI BUKAN MALAH MELANGGAR.
Analogi: 
PEMDA: "Nggak boleh parkir di situ", "yang parkir diderek"

Yang boleh: Tukang Parkir protes, "dulu kok boleh" Silahkan disuksi 
sepuasnya.

Yang tidak boleh: Tukan Parkir ndablek memarkirkan mobil di situ.
Nanti kalo aturannya sudah dicabut.

2. Sudah berbusa-busa mbak Mei ngebela mas satriyo. 

Yang saya heran: TIDAK ADA posting mas satriyo yang menanyakan 
penyebab moderasi ini. Yang ada hanya postingan-postingan JAPRI yang 
isinya MENGGERUTU dan sekedar memfitnah belaka. Tidak ada retrospeksi 
apalagi introspeksi diri. Tapi memang terbiasa mengkafirkan orang 
lain, akibatnya walaupun ada gajah nempel di mata tetep saja merasa 
banyak semut di sebrang lautan.

Moderasi walaupun bukan di-ban tetap saja merupakan HUKUMAN di milis 
ini. Eh lha kok malah merasa dianiaya, mempertanyakan kenapa kok 
postingnya muncul lama dll. Saya kira sih mbak Mei sbg. temen yang 
bisa ngbrol perlu untuk klarifikasi hal ini ke mas satriyo.

3. Mas Janoko juga sama.
Berbusa-busa minta HAK MEMBELA DIRI.
Tapi malah membuang-buang posting untuk meracau menyalah-nyalahkan 
orang lain. Alioh-alih mengurus urusan dirinya, malah mempertanyakan 
orang lain yang bilang "JAKA SEMBUNG" dan "BERGAYA AUTIS" tanpa 
introspeksi bahwa sebutan-sebutan itu muncul KARENA gaya diskusi yang 
dilarang itu.

Kalo cara  mas Jan kayak begini, ya memang pantas dimoderasi.

salam
Ary
PS. 
Urusan Ahmadiyah ini juga sudah terjadi berkali-kali.
Yang pernah dimoderasi juga bukan HANYA mas satriyo dan mas Jan.



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Trimakasih Mia,
> 
> Ya, setelahnya saya baca2 lagi tentang Ahamdiyah yg di omongin 
> Pak Satriyo dan Pak Suryawan juga Pak HMNA.
> Menurut saya sih sudah emosional, sudah hampir berdarah-darah.
> Tapi bagi saya sih gak pa-pa tuh :-)
> 
> Makanya saya lebih fokus pada mail yg berjudul : 
STOP!..................
> Yg dilakukan oleh Pak Dwi, hanya sekedar pemberitahuan bahwa ybs di 
moderasi.
> Hanya 3 atau 4 baris tuh omelan bliaw :-)
> 
> Tapi..............untuk mail Ahmadiyah yg mana, untuk kalimat di 
mail yg mana yg dianggap meresahkan?
> Inilah poinnya.
> Karena tanpa keterangan apapun juga, penilaian 'meresahkan' itu 
hanya kesimpulan moderator.
> 
> Sementara itu sambil membaca mailnya Pak Dwi dan juga masalah 
Ahmadiyah, ada juga mail2
> yg " menurut saya" juga kalimatnya nylekit, meresahkan [ menurut 
saya]
> Lha kok yg kayak gini nggak diperingatkan???? kenapa, mengapa?
> :-)
> Saya sih bisa menghibur diri, ya mungkin kan itu cuma semacam 
bercanda, kata2 yg tidak serius.
> Tapi kalo di milis, yg anggotanya belum tentu saling 'kenal', maka 
maksudnya bercanda tetap saja 
> dianggap sebagai penghinaan
> 
> Itu saja sih masalah sebenernya.
> KEJELASAN. Jadi bukan masalahnya saya kenal dengan Pak Satriyo, 
saya kan juga kenal dengan Mia, Herni :-)))
> 
> salam
> l.meilany
> 
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: Mia 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Thursday, August 02, 2007 6:25 PM
>   Subject: [wanita-muslimah] Re: Moderasi atas Janoko & RSA
> 
> 
>   Pak HMNA, Suryawan, Janoko, Rsa, walaupun lagi dimoderasi sudah 
jadi 
>   anggota tetap WM, dan aktif pula. So semuanya bagian dari kita, 
>   temen2 WM. Karena itu simpati mba Mei wajar saja dan appropriate 
>   apalagi untuk orang yang dikenalnya seperti Rsa. 
> 
>   Emang kudu ada orang seperti mba Mei di kelompok pengajian Rsa 
dan 
>   Hana..:-) Aku masih ngebayangin cerita mba Mei, lucu juga mba Mei 
>   tanpa jilbab di tengah orang nggak berjilbab. Mba Mei seperti 
>   malaikat yang diutus untuk njagain pengajian itu, bahwa dunia ini 
>   sungguh beragam dan bukan seragam.
> 
>   Dari sini saya sampaikan salut kepada mba Mei, sudah lama pingin 
>   bilang, tapi belum ada kesempatan saja. Ini sejujurnya.
> 
>   Namun untuk menjaga keutuhan persepsi mba Mei, saya anjurkan 
seperti 
>   juga temen2 lain anjurkan, mba Mei bisa merunut lagi dengan 
teliti 
>   postingan2 sebelumnya dari moderasi HMNA-Suryawan, sampai Janoko-
>   Rsa, serta penjelasan2 moderator dan pilihan2 yang diberikannya. 
>   Kan dulu mba Mei bilang malah nggak tau mereka dimoderasi dan 
blum 
>   sempet baca urutan2 postingan tsb. Nah, ini kesempatan bagus 
untuk 
>   merunutnya. 
> 
>   salam
>   Mia
> 
>   > From : L. Meilany
>   > Nimbrung :
>   > Pak Dana, yg bisa saya pahami adalah : Kriteria apa yg dipakai 
>   untuk memoderasi. Karena kalo sesuai aturannya kan multitapsir - 
>   kayak RUUAPP. :-) Kaya karet bisa mulur panjang atau pendek- 
suka2.
>   > 
>   > Jika dibilang meresahkan? Meresahkan sapa? Kan banyak juga 
>   ungkapan2/mail2 yg meresahkan membuat orang tertekan tapi tidak 
bagi 
>   yg lain. Akhirnya cumanya/beraninya hanya menjapri dan 
menjapri. :-
>   ) Mohon maap bagi yg suka menjapri.
>   > 
>   > Salam
>   > l.meilany
>   > ---------- 
> 
> 
> 
>    
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke