apakah setiap nabi otomatis menerima kitab suci ?? Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
Barangkali ada persepsi bahwa dua puluh lima nabi itu mirip seperti urut-urutan Raja atau Presiden dengan "masa bakti" tertentu. Misal: 1) Adam (8525 - 8425 SM), 2) Idris (8425 - 8350 SM), 3) Nuh ... dan seterusnya. Yang satu menggantikan yang sebelumnya, dan masing-masing dipersepsi membawa semacam "GBHN" sendiri-sendiri yang mengganti atau menyempurnakan yang sebelumnya. Lalu semua orang yang hidup di kurun waktu tertentu harus mengikuti "GBHN" yang dibawa oleh Nabi yang hidup di kurun waktu itu. "GBHN" dari kurun sebelumnya harus dianggap sudah tidak valid. Apa iya sesederhana itu? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz wrote: > > Abah HMNA, > > (1) Dari mana Yusuf mendapat syari'at yang demikian itu, padahal bocah Yusuf > telah terpisah dari keluarga / komunitasnya sejak masih bocah ? > > Kan sudah saya sampaikan riwayat hadits dari Mujahid yang menegaskan bahwa > Yusuf ketika kecilnya dipelihara oleh bibinya yang sangat sayang kepadanya. > Bibinya itu menyimpan ikat pinggang Nabi Ishak as. secara turun-temurun > diwariskan kepada anaknya yang tertua. Nabi Yakub sering datang kepada > saudara perempuannya untuk mengambil Yusuf, karena bibinya sangat sayang > kepadanya, beliau mempertahankan Yusuf supaya tetap di bawah asuhannya, > sehingga akhirnya beliau membuat suatu taktik dengan mengikatkan ikat > pinggang pusaka itu ke pinggang Yusuf, lalu di luarnya ditutup dengan bajunya > sehingga tidak kelihatan. Lalu beliau mengumumkan bahwa ikat pinggang pusaka > itu hilang dan dicuri orang. Kemudian semua anggota keluarga diperiksa dan > ternyata ikat pinggang itu kedapatan dipakai oleh Yusuf. Dan menurut syariat > Nabi Yakub as. waktu itu Yusuf harus diserahkan kepada bibinya sebagai hamba > sahaya selama satu tahun. Dan beliau baru dapat kembali kepada ayahnya > (Nabi Yakub) setelah bibinya meninggal dunia. > > Jadi note Tafsir Qur'an versi Depag RI tentang penerapan syariat nabi Ya'qub > oleh Nabi Yusuf yang menghukum saudaranya itu bukan dengan Undang-Undang Raja > sesuai sekali dengan uraian hadits dari Mujahid tsb. Pengalaman masa kecil > Nabi Yusuf yang pernah dihukum dengan syariat Nabi Ya'qub masih tersimpan > kuat dalam memori Nabi Yusuf, makanya Nabi Yusuf menerapkan taktik serupa > pada diri sang adik Benyamin adalah mirip sekali dengan pengalaman masa > kecilnya. > > (2) QS 2:213, perhatikan redaksi wa anzala ma'ahumul kitaaba bil > haqqi ... yang artinya, "Allah menurunkan bersama mereka al kitab dengan > benar". tidaklah berarti setiap nabi diturunkan al kitab, dengan kata lain > ada keterwakilan kitab suci pada nabi tertentu sehingga yang lainnya tinggal > mengikutinya. Ini menunjukkan bahwa ada nabi yang menerima al kitab dan > adapula bahkan banyak yang tidak menerima al kitab. Di antara Nabi-Nabi yang > diberikan al kitab di antaranya yang paling valid dan disebutkan secara tegas > di qur'an adalah Suhuf kepada Nabi Ibrahahim, Taurat kepada Nabi Musa, Zabur > kepada Nabi Daud, Injil kepada Nabi Isa, dan Al Qur'an kepada Nabi Muhammad. > > Nabi Harun tidak pernah diriwayatkan menerima al akitab, karena keberadaan > Nabi Harun adalah asisten Nabi Musa yang menerima Taurat. Begitu pula Nabi > Sulaiman tidak pernah dikisahkan menerima Al kitab yang hidupnya sezaman > dengan Ayahandanya yaitu Nabi Daud yang menerima Zabur, Termasuk pula Nabi > Yahya yang pernah saya postingkan itu menerapkan perkara hukum merujuk pada > Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa. Dan masih banyak Nabi-Nabi lain yang > tidak menerima al kitab. > > Wassalam > Abdul Mu'iz > > --- Pada Sel, 27/4/10, H. M. Nur Abdurahman menulis: > > Dari: H. M. Nur Abdurahman > Judul: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: > [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan > manusia Penindas > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Tanggal: Selasa, 27 April, 2010, 9:54 AM > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > - Original Message - > > From: "Abdul Muiz" > > To: > > Sent: Monday, April 26, 2010 14:11 > > Subject: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: > [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan > manusia Penindas > > > > Abah HMNA, > > > > 1) di QS 17:1, saya setuju "al Bashiir" diterjemahkan dengan Maha Melihat, > "al Aliim" adalah Maha berilmu (Mengetahui) . Bagi saya sepanjang terjemahan > itu mencantumkan text al Qur'an dalam Bahasa Arab, akan lebih mudah >
apakah setiap nabi otomatis menerima kitab suci ?? Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
Abah HMNA, (1) Dari mana Yusuf mendapat syari'at yang demikian itu, padahal bocah Yusuf telah terpisah dari keluarga / komunitasnya sejak masih bocah ? Kan sudah saya sampaikan riwayat hadits dari Mujahid yang menegaskan bahwa Yusuf ketika kecilnya dipelihara oleh bibinya yang sangat sayang kepadanya. Bibinya itu menyimpan ikat pinggang Nabi Ishak as. secara turun-temurun diwariskan kepada anaknya yang tertua. Nabi Yakub sering datang kepada saudara perempuannya untuk mengambil Yusuf, karena bibinya sangat sayang kepadanya, beliau mempertahankan Yusuf supaya tetap di bawah asuhannya, sehingga akhirnya beliau membuat suatu taktik dengan mengikatkan ikat pinggang pusaka itu ke pinggang Yusuf, lalu di luarnya ditutup dengan bajunya sehingga tidak kelihatan. Lalu beliau mengumumkan bahwa ikat pinggang pusaka itu hilang dan dicuri orang. Kemudian semua anggota keluarga diperiksa dan ternyata ikat pinggang itu kedapatan dipakai oleh Yusuf. Dan menurut syariat Nabi Yakub as. waktu itu Yusuf harus diserahkan kepada bibinya sebagai hamba sahaya selama satu tahun. Dan beliau baru dapat kembali kepada ayahnya (Nabi Yakub) setelah bibinya meninggal dunia. Jadi note Tafsir Qur'an versi Depag RI tentang penerapan syariat nabi Ya'qub oleh Nabi Yusuf yang menghukum saudaranya itu bukan dengan Undang-Undang Raja sesuai sekali dengan uraian hadits dari Mujahid tsb. Pengalaman masa kecil Nabi Yusuf yang pernah dihukum dengan syariat Nabi Ya'qub masih tersimpan kuat dalam memori Nabi Yusuf, makanya Nabi Yusuf menerapkan taktik serupa pada diri sang adik Benyamin adalah mirip sekali dengan pengalaman masa kecilnya. (2) QS 2:213, perhatikan redaksi wa anzala ma'ahumul kitaaba bil haqqi ... yang artinya, "Allah menurunkan bersama mereka al kitab dengan benar". tidaklah berarti setiap nabi diturunkan al kitab, dengan kata lain ada keterwakilan kitab suci pada nabi tertentu sehingga yang lainnya tinggal mengikutinya. Ini menunjukkan bahwa ada nabi yang menerima al kitab dan adapula bahkan banyak yang tidak menerima al kitab. Di antara Nabi-Nabi yang diberikan al kitab di antaranya yang paling valid dan disebutkan secara tegas di qur'an adalah Suhuf kepada Nabi Ibrahahim, Taurat kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Daud, Injil kepada Nabi Isa, dan Al Qur'an kepada Nabi Muhammad. Nabi Harun tidak pernah diriwayatkan menerima al akitab, karena keberadaan Nabi Harun adalah asisten Nabi Musa yang menerima Taurat. Begitu pula Nabi Sulaiman tidak pernah dikisahkan menerima Al kitab yang hidupnya sezaman dengan Ayahandanya yaitu Nabi Daud yang menerima Zabur, Termasuk pula Nabi Yahya yang pernah saya postingkan itu menerapkan perkara hukum merujuk pada Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa. Dan masih banyak Nabi-Nabi lain yang tidak menerima al kitab. Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 27/4/10, H. M. Nur Abdurahman menulis: Dari: H. M. Nur Abdurahman Judul: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 27 April, 2010, 9:54 AM - Original Message - From: "Abdul Muiz" To: Sent: Monday, April 26, 2010 14:11 Subject: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas Abah HMNA, 1) di QS 17:1, saya setuju "al Bashiir" diterjemahkan dengan Maha Melihat, "al Aliim" adalah Maha berilmu (Mengetahui) . Bagi saya sepanjang terjemahan itu mencantumkan text al Qur'an dalam Bahasa Arab, akan lebih mudah dikontrol. Kalau ada kedekatan makna ya bisa dimaafkan, karena memang kosa kata Bahasa Indonesia itu miskin banget. 2) di QS 21:33, coba kita bandingkan berbagai versi terjemahan berikut : (a) Tafsir depag RI menerjemahkan, "Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya". (b) Dr Mohsin, "And He it is Who has created the night and the day, and the sun and the moon, each in an orbit floating". (c) Pickthal, "And He it is Who created the night and the day, and the sun and the moon. They float, each in an orbit". (d) Yusuf Ali, "It is He Who created the Night and the Day, and the sun and the moon: all (the celestial bodies) swim along each in its rounded course". Kayaknya abah HMNA lebih setuju penerjemahan versi yusuf Ali ya ??? # # # # # # # # ## HMNA: Memang all (the celestial bodies) SWIM along each in its rounded course". Kata yasbahuwn ditasrifkan dari Sin-Ba-ha, sabaha artinya berenang. Kalau sabaha diterjemahkan dengan float masih ku
Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
- Original Message - From: "Abdul Muiz" To: Sent: Monday, April 26, 2010 14:11 Subject: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas Abah HMNA, 1) di QS 17:1, saya setuju "al Bashiir" diterjemahkan dengan Maha Melihat, "al Aliim" adalah Maha berilmu (Mengetahui). Bagi saya sepanjang terjemahan itu mencantumkan text al Qur'an dalam Bahasa Arab, akan lebih mudah dikontrol. Kalau ada kedekatan makna ya bisa dimaafkan, karena memang kosa kata Bahasa Indonesia itu miskin banget. 2) di QS 21:33, coba kita bandingkan berbagai versi terjemahan berikut : (a) Tafsir depag RI menerjemahkan, "Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya". (b) Dr Mohsin, "And He it is Who has created the night and the day, and the sun and the moon, each in an orbit floating". (c) Pickthal, "And He it is Who created the night and the day, and the sun and the moon. They float, each in an orbit". (d) Yusuf Ali, "It is He Who created the Night and the Day, and the sun and the moon: all (the celestial bodies) swim along each in its rounded course". Kayaknya abah HMNA lebih setuju penerjemahan versi yusuf Ali ya ??? ## HMNA: Memang all (the celestial bodies) SWIM along each in its rounded course". Kata yasbahuwn ditasrifkan dari Sin-Ba-ha, sabaha artinya berenang. Kalau sabaha diterjemahkan dengan float masih kurang kena, karena float itu artinya tidak punya gerak sendiri, sedangkan sabaha = berenang, benda itu punya gerak sendiri dalam arus, ibarat orang berenang di sungai yang sedang punya arus. Silakan simak Seri 281 di bawah. *** BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Hatian Fajar] 281. Benda-benda Langit yang Berenang dalam Dukhan Firman Allah SWT: Inna Rabbakumu Llahu Lladziy Khalaqa sSamawati walArdha fiy Sittati Ayya-min, Tsumma Staway 'alay l'Arsyi Yudabbiru lAmra (S. Yuwnus, 3). Sesungguhnya Maha Pemeliharamu Allah yang telah menciptakan banyak langit dan bumi dalam enam masa, kemudian ia menyengaja atas 'Arasy mengatur urusan (10:3). Langit dalam ayat (10:3) dalam bentuk jama' asSamawatu sehingga berma'na benda-benda di atas bola langit yang juga biasa disebut dengan benda-benda langit. Salah satu urusan Allah SWT di atas 'Arasy adalah mengurus langit yang dipenuhiNya dengan dukhan. Tsumma Staway ila- sSama-i waHiya Dukha-nun (S. Fushshilat, 11). Kemudian Ia menyengaja kepada langit dan dia (berisi) dukhan (41-11). Dalam ayat (41:11) langit dinyatakan dalam bentuk mufrad (tunggal, singular) asSama-u, ini bermakna bukan benda-benda langit sSamawati yang jama', melainkan bermakna ruang antar bintang-bintang, yang berisi dukhan. Dalam Seri 278, 22 Juni 1997, telah dijelaskan klasifikasi bintang-bintang menurut kriteria Al Quran: kawkab, nujum, buruj. Lalu di samping itu ada pula yang disebut dukhan yang mengisi ruang antar bintang. Kawkab adalah jenis bintang yang tidak bersinar, hanya bercahaya karena memantulkan sinar dari matahari. Termasuk dalam jenis kawkab adalah bumi kita ini beserta satelitnya (bulan) dan satelit matahari, yang dalam ilmu falak dengan memakai kriteri sifat gerak (yang sekarang sudah tidak relevan lagi) disebut planet dan komet. Nujum adalah bintang yang panas menyala, ibarat obor yang menyala (Syihabun Tsaqib). Dilihat dari kriteria panas menyala ini, maka matahari termasuk nujum. Buruj adalah gugus bintang dari jenis nujum. Dalam ilmu falak buruj ini disebut galaxy. Ruang di antara nujum tidaklah hampa melainkan berisi dukhan. Dukhan dalam ilmu falak disebut gas interstellair. Di dalam buruj Milkyway dukhan itu beredar mengelilingi pusat Milkyway bersama-sama dengan nujum. Buruj Milkyway adalah gugus bintang yang terdiri atas jutaan nujum, salah satu anggota gugus itu ialah matahari. Gerak berkeliling itu disebut gerak bersama. Buruj Milkyway itu ibarat cakra berbentuk lensa cembung, berisikan dukhan dan jutaan nujum. Dukhan itu walaupun amat renggang dibandingkan dengan kepadatan massa nujum, akan tetapi volume dukhan itu sangat besar dibandingkan volume nujum itu. Maka jumlah massa dukhan itu secara keseluruhan sangat besar. Dengan demikian dukhan itu berpengaruh besar terhadap gerak bersama itu. Dukhan itu mengontrol secara keseluruhan gerak bersama dari isi buruj Milkyway. Gerak bersama yang dikontrol oleh dukhan itu menyebabkan buruj Milkyway dalam keadaan keseimbangan yang dinamis. Dan begitu pula keadaannnya de
Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
Abah HMNA, 1) di QS 17:1, saya setuju "al Bashiir" diterjemahkan dengan Maha Melihat, "al Aliim" adalah Maha berilmu (Mengetahui). Bagi saya sepanjang terjemahan itu mencantumkan text al Qur'an dalam Bahasa Arab, akan lebih mudah dikontrol. Kalau ada kedekatan makna ya bisa dimaafkan, karena memang kosa kata Bahasa Indonesia itu miskin banget. 2) di QS 21:33, coba kita bandingkan berbagai versi terjemahan berikut : (a) Tafsir depag RI menerjemahkan, "Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya". (b) Dr Mohsin, "And He it is Who has created the night and the day, and the sun and the moon, each in an orbit floating". (c) Pickthal, "And He it is Who created the night and the day, and the sun and the moon. They float, each in an orbit". (d) Yusuf Ali, "It is He Who created the Night and the Day, and the sun and the moon: all (the celestial bodies) swim along each in its rounded course". Kayaknya abah HMNA lebih setuju penerjemahan versi yusuf Ali ya ??? 3) Tentang Nabi Yusuf menghukum saudaranya tidak dengan Undang-Undang Raja, memang tidak ditegaskan oleh Qur'an apakah Nabi Yusuf menggunakan syariat Nabi Yusuf ataukah syariat Nabi Ya'qub. Penjelasan Abah HMNA memang masuk akal karena Nabi Yusuf setelah remaja (pasca dicelakakan saudara2nya dilemparkan ke sumur) hingga menjadi pejabat kerajaan Mesir tidak pernah betemu Nabi Ya'qub, bertemu kembali dengan Nabi Ya'qub setelah peristiwa skenario menjebak saudaranya. Sebenarnya Nabi yusuf punya pengalaman masa kecil pernah dihukum dengan syariat leluhurnya, coba simak tafsir QS 12:77 di link berikut : http://c.1asphost.com/sibin/Alquran_Tafsir.asp?pageno=4&SuratKe=12#61 saya copy pastekan tafsir QS ayat tsb sebagai berikut : Saudara-saudara Yusuf berkata: "Jika Bunyamin mencuri, maka sesungguhnya telah mencuri pula saudaranya sebelum itu." Tuduhan bahwa Yusuf pernah mencuri menunjukkan bahwa sifat hasud masih tersembunyi dalam hati saudara-saudaranya. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dari Nabi saw., bahwa Yusuf pernah mencuri sebuah patung emas dan perak dari kakeknya, lalu patung tersebut dipecahkan dan dibuangnya di jalan. Itulah yang menjadikan alasan saudara-saudaranya menuduh beliau pernah mencuri. Ada pula riwayat lain dari Mujahid yang menegaskan bahwa Yusuf ketika kecilnya dipelihara oleh bibinya yang sangat sayang kepadanya. Bibinya itu menyimpan ikat pinggang Nabi Ishak as. secara turun-temurun diwariskan kepada anaknya yang tertua. Nabi Yakub sering datang kepada saudara perempuannya untuk mengambil Yusuf, karena bibinya sangat sayang kepadanya, beliau mempertahankan Yusuf supaya tetap di bawah asuhannya, sehingga akhirnya beliau membuat suatu taktik dengan mengikatkan ikat pinggang pusaka itu ke pinggang Yusuf, lalu di luarnya ditutup dengan bajunya sehingga tidak kelihatan. Lalu beliau mengumumkan bahwa ikat pinggang pusaka itu hilang dan dicuri orang. Kemudian semua anggota keluarga diperiksa dan ternyata ikat pinggang itu kedapatan dipakai oleh Yusuf. Dan menurut syariat Nabi Yakub as. waktu itu Yusuf harus diserahkan kepada bibinya sebagai hamba sahaya selama satu tahun. Dan beliau baru dapat kembali kepada ayahnya (Nabi Yakub) setelah bibinya meninggal dunia. Dan peristiwa inilah yang dijadikan tuduhan oleh saudara-saudaranya bahwa beliau pernah mencuri. Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan hatinya ketika mendengar tuduhan itu, hanya hati kecilnya berkata: "Kamu lebih buruk kedudukanmu karena kamu dahulu pernah mencuri Yusuf sehingga dijauhkan dari ayahnya, lalu dimasukkan ke dalam sumur, kemudian dijual sebagai budak belian kepada kafilah yang menuju ke Mesir dan menerangkan kepada Nabi Yakub bahwa Yusuf dimakan serigala. Allah lebih mengetahui tentang ucapan kamu itu." Jadi sebenarnya pernyataan Abah HMNA bahwa Nabi Yusuf menghukum saudaranya berdasarkan syari'atnya sendiri berdasarkan al kitab dari Allah tidak ada dasar nash yang menyebutkan demikian. Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Sen, 26/4/10, H. M. Nur Abdurahman menulis: Dari: H. M. Nur Abdurahman Judul: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 26 April, 2010, 5:36 AM ----- Original Message ----- From: "Abdul Muiz" To: Sent: Sunday, April 25, 2010 11:19 Subject: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas HMNA: Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah Abdul Mu'iz: Saya sudah meralat, saya sudah memposting bahwa generasi Nabi Yusuf lebih dulu ada ba
Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
- Original Message - From: "Abdul Muiz" To: Sent: Sunday, April 25, 2010 11:19 Subject: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas HMNA: Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah Abdul Mu'iz: Saya sudah meralat, saya sudah memposting bahwa generasi Nabi Yusuf lebih dulu ada baru kemudian disusul beberapa generasi berikutnya adalah Nabi Musa, jadi Nabi yusuf tidak merujuk taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, tetapi merujuk pada syariat nabi ya'kub HMNA: Baca Surah Yusuf, Tidak ada disebutkan dalam Surah itu Nabi Yusuf AS merujuk pada syariat Nabi Ya'qub AS. Sejak bocah dibuang di sumur, dijual sebagai budak di Mesir, jadi belum pernah ketemu ayahnya, baru ketemu ayahnya setelah jadi Raja Muda Mesir. Nabi Yusuf AS telah jadi Nabi sejak dalam penjara mentakwilkan mimipi Raja Mesir (bukan Fir'aun). Abdul Mu'iz : ... (baca tafsir Qur'an Depag qs 12:75, "Yusuf merujuk syari'at Nabi Ya'qub" dapat dibaca pada note nomor 760 dijelaskan demikian, Tafsir Qur'an Depag tahun 1983/1984, halaman360). HMNA:Tafsir Qur'an Depag itu ada juga yang salah. Bahkan ada yang salah terjemahan S.Isra ayat 1, kata terakhir al-Bashir diterjemahkan dengan Maha Mengetahui. Silakan simak Seri 603 di bawah: BISMILLA-HIRRAHMA- NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 603. Surat Terbuka Kepada Menteri Agama RI Assalamu 'alaykum Wr. Wb. Dipermaklumkan kepada Bapak, sepanjang yang saya dapatkan, bahwa sudah bertahun-tahun hingga cetakan terbaru(?) Edisi Revisi 1994, masih saja tidak direvisi dua kesalahan dalam Kitab "Al Quran dan Terjemahannya" , yang diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, yaitu: 1. Ayat [17:1]: alBashiyr diterjemahkan dengan Maha Mengetahui. Tidak perlu penjelasan lebih lanjut. 2. Ayat [21:33]: WaHuwa Lladziy Khalaqa Llayla wanNahaara wasySyamsa walQamara Kullun fiy Falakin Yasbahuwna, diterjemahkan dengan: Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. Yang ini perlu penjelasan. Ada satu yang tidak lazim dalam terjemahan dan ada dua kesalahan. 2.1 Masing-masing dari keduanya itu adalah "sisipan". Saya katakan tidak lazim, oleh karena pada lazimnya sisipan itu diletakkan di antara dua tanda kurung, jadi lazimnya demikian (Masing-masing dari keduanya). 2.2 Kesalahan gramatikal, yaitu "matahari dan bulan" adalah mutsanna, yasbahuwn adalah jama', kalau mutsanna mestinya "yasbahaan". 2.3 Kesalahan substansial, mempersempit makna ayat, yaitu bahwa hanya matahari dan bulan saja yang beredar, padahal menurut intizhar, tiap-tiap sesuatu termasuk bumi juga berenang dalam falaknya. Maka Bapak, sebagai Menteri Agama yang bertanggung jawab dalam Kitab "Al Quran dan terjemahannya" , yang diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, segera memerintahkan perbaikan terjemahan itu dalam edisi yang akan datang. Saya telah sampaikan, maka terlepaslah saya dari dosa "tidak menyampaikan kesalahan terjemahan Al Qur^an", dan dosa itu ditanggung oleh penanggung-jawab terjemahan Kitab Al Qur^an itu. Yang terakhir: Alangkah eloknya jika Menteri Agama mengeluarkan seruan kepada semua pencetak Kitab Al Qur^an di Indonesia agar supaya memakai Rasm 'Utsmany, seperti Kitab Al Qur^an yang dihadiahkan oleh Pmerintah Arab Saudi kepada para Jama'ah Islamiyah yang telah menunaikan ibadah haji. Wassalam, Makassar, 30 November 2003 H.Muh.Nur Abdurrahman Abdul Mu'iz : Pertama saya apreciate atas koreksi abah HMNA tentang Tafsir Depag RI, perkenankan saya memberikan beberapa catatan : 1) QS 17:1 tentang kata bashir dterjemahkan tafsir depag dengan "maha mengetahui" sebenarnya tidak terlalu salah, karena dari segi bahasa kata "bashiir" pertama mengandung makna "ilmu atau pengetahuan tentang sesuatu", kedua bermakna "kasar" yang berarti tanah yang kasar atau juga berarti batu, tetapi yang lunak dan mengandung warna keputih-putihan. Salah satu kota besar di Irak dinamai "Bashrah" karena sifat tanah dan batu-batuannya demikian. Begitu keterangan Al Munjid. Sementara ulama menjelaskan makna sifat "bashir" yang disandang Allah ini bahwa Dia yang menyaksikan segala sesuatu lahir dan batinnya, sehingga menjangkau yang tersembunyi. Allah melihat bukan dengan indra mata sebagaimna makhluq-Nya, karena itu Maha Melihatnya Allah difahami dalam arti sifat yang azali yang dengan sifat itu terungkap bagi-Nya segala sesuatu (lihat "Menyingkap Tabir Ilahi" Asmaul husna dalam perspektif Alqur'an tulisan M Quraish Shihab, halaman 140 - 143) ###
Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
HMNA: Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah Abdul Mu'iz: Saya sudah meralat, saya sudah memposting bahwa generasi Nabi Yusuf lebih dulu ada baru kemudian disusul beberapa generasi berikutnya adalah Nabi Musa, jadi Nabi yusuf tidak merujuk taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, tetapi merujuk pada syariat nabi ya'kub HMNA: Baca Surah Yusuf, Tidak ada disebutkan dalam Surah itu Nabi Yusuf AS merujuk pada syariat Nabi Ya'qub AS. Sejak bocah dibuang di sumur, dijual sebagai budak di Mesir, jadi belum pernah ketemu ayahnya, baru ketemu ayahnya setelah jadi Raja Muda Mesir. Nabi Yusuf AS telah jadi Nabi sejak dalam penjara mentakwilkan mimipi Raja Mesir (bukan Fir'aun). Abdul Mu'iz : ... (baca tafsir Qur'an Depag qs 12:75, "Yusuf merujuk syari'at Nabi Ya'qub" dapat dibaca pada note nomor 760 dijelaskan demikian, Tafsir Qur'an Depag tahun 1983/1984, halaman360). HMNA:Tafsir Qur'an Depag itu ada juga yang salah. Bahkan ada yang salah terjemahan S.Isra ayat 1, kata terakhir al-Bashir diterjemahkan dengan Maha Mengetahui. Silakan simak Seri 603 di bawah: BISMILLA-HIRRAHMA- NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 603. Surat Terbuka Kepada Menteri Agama RI Assalamu 'alaykum Wr. Wb. Dipermaklumkan kepada Bapak, sepanjang yang saya dapatkan, bahwa sudah bertahun-tahun hingga cetakan terbaru(?) Edisi Revisi 1994, masih saja tidak direvisi dua kesalahan dalam Kitab "Al Quran dan Terjemahannya" , yang diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, yaitu: 1. Ayat [17:1]: alBashiyr diterjemahkan dengan Maha Mengetahui. Tidak perlu penjelasan lebih lanjut. 2. Ayat [21:33]: WaHuwa Lladziy Khalaqa Llayla wanNahaara wasySyamsa walQamara Kullun fiy Falakin Yasbahuwna, diterjemahkan dengan: Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. Yang ini perlu penjelasan. Ada satu yang tidak lazim dalam terjemahan dan ada dua kesalahan. 2.1 Masing-masing dari keduanya itu adalah "sisipan". Saya katakan tidak lazim, oleh karena pada lazimnya sisipan itu diletakkan di antara dua tanda kurung, jadi lazimnya demikian (Masing-masing dari keduanya). 2.2 Kesalahan gramatikal, yaitu "matahari dan bulan" adalah mutsanna, yasbahuwn adalah jama', kalau mutsanna mestinya "yasbahaan". 2.3 Kesalahan substansial, mempersempit makna ayat, yaitu bahwa hanya matahari dan bulan saja yang beredar, padahal menurut intizhar, tiap-tiap sesuatu termasuk bumi juga berenang dalam falaknya. Maka Bapak, sebagai Menteri Agama yang bertanggung jawab dalam Kitab "Al Quran dan terjemahannya" , yang diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, segera memerintahkan perbaikan terjemahan itu dalam edisi yang akan datang. Saya telah sampaikan, maka terlepaslah saya dari dosa "tidak menyampaikan kesalahan terjemahan Al Qur^an", dan dosa itu ditanggung oleh penanggung-jawab terjemahan Kitab Al Qur^an itu. Yang terakhir: Alangkah eloknya jika Menteri Agama mengeluarkan seruan kepada semua pencetak Kitab Al Qur^an di Indonesia agar supaya memakai Rasm 'Utsmany, seperti Kitab Al Qur^an yang dihadiahkan oleh Pmerintah Arab Saudi kepada para Jama'ah Islamiyah yang telah menunaikan ibadah haji. Wassalam, Makassar, 30 November 2003 H.Muh.Nur Abdurrahman Abdul Mu'iz : Pertama saya apreciate atas koreksi abah HMNA tentang Tafsir Depag RI, perkenankan saya memberikan beberapa catatan : 1) QS 17:1 tentang kata bashir dterjemahkan tafsir depag dengan "maha mengetahui" sebenarnya tidak terlalu salah, karena dari segi bahasa kata "bashiir" pertama mengandung makna "ilmu atau pengetahuan tentang sesuatu", kedua bermakna "kasar" yang berarti tanah yang kasar atau juga berarti batu, tetapi yang lunak dan mengandung warna keputih-putihan. Salah satu kota besar di Irak dinamai "Bashrah" karena sifat tanah dan batu-batuannya demikian. Begitu keterangan Al Munjid. Sementara ulama menjelaskan makna sifat "bashir" yang disandang Allah ini bahwa Dia yang menyaksikan segala sesuatu lahir dan batinnya, sehingga menjangkau yang tersembunyi. Allah melihat bukan dengan indra mata sebagaimna makhluq-Nya, karena itu Maha Melihatnya Allah difahami dalam arti sifat yang azali yang dengan sifat itu terungkap bagi-Nya segala sesuatu (lihat "Menyingkap Tabir Ilahi" Asmaul husna dalam perspektif Alqur'an tulisan M Quraish Shihab, halaman 140 - 143) 2) QS 21:33 : WaHuwa Lladziy Khalaqa Llayla wanNahaara wasySyamsa walQamara Kullun fiy Falakin Yasbahuwna, diterjemahkan dengan, "Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya". kata "kulli" itu terjemahan indonesia adalah "setiap" menjadi "masing-masing dari keduanya" itu juga tidak salah-salah amat. Kata mutsanna itu kan ada doble di sampaing matahari dan bulan juga ada mutsanna lagi yaitu siang dan malam, maka wajar dan lazim apabila fi'ilnya
Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
- Original Message - From: "Abdul Muiz" To: Sent: Saturday, April 24, 2010 15:09 Subject: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas HMNA: Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah Abdul Mu'iz: Saya sudah meralat, saya sudah memposting bahwa generasi Nabi Yusuf lebih dulu ada baru kemudian disusul beberapa generasi berikutnya adalah Nabi Musa, jadi Nabi yusuf tidak merujuk taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, tetapi merujuk pada syariat nabi ya'kub HMNA: Baca Surah Yusuf, Tidak ada disebutkan dalam Surah itu Nabi Yusuf AS merujuk pada syariat Nabi Ya'qub AS. Sejak bocah dibuang di sumur, dijual sebagai budak di Mesir, jadi belum pernah ketemu ayahnya, baru ketemu ayahnya setelah jadi Raja Muda Mesir. Nabi Yusuf AS telah jadi Nabi sejak dalam penjara mentakwilkan mimipi Raja Mesir (bukan Fir'aun). # (baca tafsir Qur'an Depag qs 12:75, "Yusuf merujuk taurat" dapat dibaca pada note nomor 760 dijelaskan demikian, Tafsir Qur'an Depag tahun 1983/1984, halaman360). HMNA: Tafsir Qur'an Depag itu ada juga yang salah. Bahkan ada yang salah terjemahan S.Isra ayat 1, kata terakhir al-Bashir diterjemahkan dengan Maha Mengetahui. Silakan simak Seri 603 di bawah: ** BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 603. Surat Terbuka Kepada Menteri Agama RI Assalamu 'alaykum Wr. Wb. Dipermaklumkan kepada Bapak, sepanjang yang saya dapatkan, bahwa sudah bertahun-tahun hingga cetakan terbaru(?) Edisi Revisi 1994, masih saja tidak direvisi dua kesalahan dalam Kitab "Al Quran dan Terjemahannya", yang diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, yaitu: 1. Ayat [17:1]: alBashiyr diterjemahkan dengan Maha Mengetahui. Tidak perlu penjelasan lebih lanjut. 2. Ayat [21:33]: WaHuwa Lladziy Khalaqa Llayla wanNahaara wasySyamsa walQamara Kullun fiy Falakin Yasbahuwna, diterjemahkan dengan: Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. Yang ini perlu penjelasan. Ada satu yang tidak lazim dalam terjemahan dan ada dua kesalahan. 2.1 Masing-masing dari keduanya itu adalah "sisipan". Saya katakan tidak lazim, oleh karena pada lazimnya sisipan itu diletakkan di antara dua tanda kurung, jadi lazimnya demikian (Masing-masing dari keduanya). 2.2 Kesalahan gramatikal, yaitu "matahari dan bulan" adalah mutsanna, yasbahuwn adalah jama', kalau mutsanna mestinya "yasbahaan". 2.3 Kesalahan substansial, mempersempit makna ayat, yaitu bahwa hanya matahari dan bulan saja yang beredar, padahal menurut intizhar, tiap-tiap sesuatu termasuk bumi juga berenang dalam falaknya. Maka Bapak, sebagai Menteri Agama yang bertanggung jawab dalam Kitab "Al Quran dan terjemahannya", yang diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, segera memerintahkan perbaikan terjemahan itu dalam edisi yang akan datang. Saya telah sampaikan, maka terlepaslah saya dari dosa "tidak menyampaikan kesalahan terjemahan Al Qur^an", dan dosa itu ditanggung oleh penanggung-jawab terjemahan Kitab Al Qur^an itu. Yang terakhir: Alangkah eloknya jika Menteri Agama mengeluarkan seruan kepada semua pencetak Kitab Al Qur^an di Indonesia agar supaya memakai Rasm 'Utsmany, seperti Kitab Al Qur^an yang dihadiahkan oleh Pmerintah Arab Saudi kepada para Jama'ah Islamiyah yang telah menunaikan ibadah haji. Wassalam, Makassar, 30 November 2003 H.Muh.Nur Abdurrahman *** Bagian selanjutnya adalah untuk para pembaca. Akan diceritakan romantika mengapa kesalahan itu dapat saya ketahui. Kita mulai dahulu dengan kesalahan terjemahan ayat (17:1). Merupakan nostalgia bagi saya, sekitar tahun 70-han abad yang lalu. Saya masih tergolong muda, umur 40-han, tenaga masih kuat (kalah tangan maju coboq-coboq). Di taruh di antara tanda kurung, karena nilai itu saya tidak anut. (coboq-coboq = badik). Waktu masih muda itu, tenaga saya masih kuat berda'wah setiap malam bulan Ramadhan ada kalanya bahkan di tiga tempat, yang sekarang karena sudah tua (kepala 7) sudah tidak sanggup lagi. Kesanggupan saya sekarang hanya berda'wah dengan duduk di depan PC. Suatu waktu di Paotereq Kecamatan Ujung Tanah saya diminta memberikan hikmah Isra-Mi'raj. Pada waktu dibacakan Al Qur^an, alBashiyr diterjemahkan dengan Maha Mengetahui. Maka tatkala saya mulai dengan ceramah, saya koreksi dahulu terjemahan itu. Namun setelah s
Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
sorry reply send again --- Pada Sab, 24/4/10, Abdul Muiz menulis: Dari: Abdul Muiz Judul: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Sabtu, 24 April, 2010, 2:09 PM HMNA: Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah Abdul Mu'iz: Saya sudah meralat, saya sudah memposting bahwa generasi Nabi Yusuf lebih dulu ada baru kemudian disusul beberapa generasi berikutnya adalah Nabi Musa, jadi Nabi yusuf tidak merujuk taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, tetapi merujuk pada syariat nabi ya'kub (baca tafsir Qur'an Depag qs 12:75, "Yusuf merujuk syariat nabi Ya'kub" dapat dibaca pada note nomor 760 dijelaskan demikian, Tafsir Qur'an Depag tahun 1983/1984, halaman360). HMNA: Ini cerita (kisah Raja Herodes minta nasehat Nabi Yahya) sumbernya dari mana? Abdul Mu'iz: Baca link berikut : 1) http://id.wikipedia .org/wiki/ Yahya 2) http://docs. google.com/ View?id=d8mvfdf_ 82db2qjhdx Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Sab, 24/4/10, H. M. Nur Abdurahman menulis: Dari: H. M. Nur Abdurahman Judul: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Tanggal: Sabtu, 24 April, 2010, 1:38 PM - Original Message - From: "Abdul Muiz" To: Sent: Saturday, April 24, 2010 03:41 Subject: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas abah HMNA, 1) memang benar bahwa para nabi yang dikisahkan dalam qur'an tidak semua nabi/rasul diberikan al kitab. Tetapi tidak berarti semua nabi/rasul itu lantas diinterpretasikan pasti diberikan al kitab sebagaimana interpretasi Abah HMNA. # # # # # HMNA: Bukan interpretasi saya, tetapi itu definisi Nabi menurut Al-Quran: Maka Allah membangkitkan nabi-nabi untuk penggembira dan penggentar dan menurunkan Kitab bersama mereka itu di atas kebenaran untuk (menetapkan keputusan) hukum (siapa yang benar) di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan (S. Al-Baqarah, 2:213). # # # # # ## 2) Perhatikan tiga contoh berikut : (1) Nabi Harun (sezaman dengan Nabi Musa) tidak pernah dikisahkan menerima kitab, karena memang Nabi Harun mengikuti syari'at Nabi Musa yang menerima Taurat, bahkan ada yang berpendapat Nabi Harun itu adalah asisten Nabi Musa yang konon mengalami kesulitan berkomunikasi sejak kecil karena lidahnya melepuh saat memakan bara api pada saat diasuh Asiyah (permaisuri Fir'aun), lantas memohon kepada Allah agar dirinya didampingi Harun. # # # # # # # # HMNA: Kitab Tawrah diberikan kepada Nabi Musa dan Nabi Harun 'alaihimassalam # # # # # # # # (2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan (gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya. # # # # # # ### HMNA: Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah # # # # # # ### (3) Nabi Yahya sezaman dengan Nabi Zakariyah juga tidak dikisahkan keduanya menerima al kitab. Ketika Nabi Yahya dimintai pendapat Raja Herodes yang jatuh cinta kepada anak tirinya, maka dengan tegas Nabi Yahya memfatwakan haram berdasarkan rujukan Taurat, al kitab yang dirunkan kepada Nabi Musa san pendahulunya. # # # # # # HMNA: Ini cerita sumbernya dari mana? # # # # # # # Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Jum, 23/4/10, H. M. Nur Abdurahman menulis: Dari: H. M. Nur Abdurahman Judul: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= R
Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
HMNA: Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah Abdul Mu'iz: Saya sudah meralat, saya sudah memposting bahwa generasi Nabi Yusuf lebih dulu ada baru kemudian disusul beberapa generasi berikutnya adalah Nabi Musa, jadi Nabi yusuf tidak merujuk taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, tetapi merujuk pada syariat nabi ya'kub (baca tafsir Qur'an Depag qs 12:75, "Yusuf merujuk taurat" dapat dibaca pada note nomor 760 dijelaskan demikian, Tafsir Qur'an Depag tahun 1983/1984, halaman360). HMNA: Ini cerita (kisah Raja Herodes minta nasehat Nabi Yahya) sumbernya dari mana? Abdul Mu'iz: Baca link berikut : 1) http://id.wikipedia.org/wiki/Yahya 2) http://docs.google.com/View?id=d8mvfdf_82db2qjhdx Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Sab, 24/4/10, H. M. Nur Abdurahman menulis: Dari: H. M. Nur Abdurahman Judul: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Sabtu, 24 April, 2010, 1:38 PM - Original Message - From: "Abdul Muiz" To: Sent: Saturday, April 24, 2010 03:41 Subject: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas abah HMNA, 1) memang benar bahwa para nabi yang dikisahkan dalam qur'an tidak semua nabi/rasul diberikan al kitab. Tetapi tidak berarti semua nabi/rasul itu lantas diinterpretasikan pasti diberikan al kitab sebagaimana interpretasi Abah HMNA. # # # # # HMNA: Bukan interpretasi saya, tetapi itu definisi Nabi menurut Al-Quran: Maka Allah membangkitkan nabi-nabi untuk penggembira dan penggentar dan menurunkan Kitab bersama mereka itu di atas kebenaran untuk (menetapkan keputusan) hukum (siapa yang benar) di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan (S. Al-Baqarah, 2:213). # # # # # ## 2) Perhatikan tiga contoh berikut : (1) Nabi Harun (sezaman dengan Nabi Musa) tidak pernah dikisahkan menerima kitab, karena memang Nabi Harun mengikuti syari'at Nabi Musa yang menerima Taurat, bahkan ada yang berpendapat Nabi Harun itu adalah asisten Nabi Musa yang konon mengalami kesulitan berkomunikasi sejak kecil karena lidahnya melepuh saat memakan bara api pada saat diasuh Asiyah (permaisuri Fir'aun), lantas memohon kepada Allah agar dirinya didampingi Harun. # # # # # # # # HMNA: Kitab Tawrah diberikan kepada Nabi Musa dan Nabi Harun 'alaihimassalam # # # # # # # # (2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan (gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya. # # # # # # ### HMNA: Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah # # # # # # ### (3) Nabi Yahya sezaman dengan Nabi Zakariyah juga tidak dikisahkan keduanya menerima al kitab. Ketika Nabi Yahya dimintai pendapat Raja Herodes yang jatuh cinta kepada anak tirinya, maka dengan tegas Nabi Yahya memfatwakan haram berdasarkan rujukan Taurat, al kitab yang dirunkan kepada Nabi Musa san pendahulunya. # # # # # # HMNA: Ini cerita sumbernya dari mana? # # # # # # # Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Jum, 23/4/10, H. M. Nur Abdurahman menulis: Dari: H. M. Nur Abdurahman Judul: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Tanggal: Jumat, 23 April, 2010, 6:55 PM - - - - - - (*) BISMILLA-HIRRAHMA- NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 774. Nabi Yusuf AS dalam Dokumen Hieroglyph -- WQAL ALMLK ANY ARY SB'A BQRT SMA
susulan, dilengkapi <= Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
Dilengkapi: Tertulis: (2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan (gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya. # HMNA: Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah # Dilengkapi / selengkapnya (2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan (gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya. # HMNA: Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah Dan ini mustahil, karena Nabi Yusuf AS jauh lebih tua dari Nabi Musa AS, lihat Seri 774 di bawah (ayah Nabi Yusuf AS adalah Nabi Ya'qub AS) # - Original Message - From: "Abdul Muiz" To: Sent: Saturday, April 24, 2010 03:41 Subject: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas abah HMNA, 1) memang benar bahwa para nabi yang dikisahkan dalam qur'an tidak semua nabi/rasul diberikan al kitab. Tetapi tidak berarti semua nabi/rasul itu lantas diinterpretasikan pasti diberikan al kitab sebagaimana interpretasi Abah HMNA. # HMNA: Bukan interpretasi saya, tetapi itu definisi Nabi menurut Al-Quran: Maka Allah membangkitkan nabi-nabi untuk penggembira dan penggentar dan menurunkan Kitab bersama mereka itu di atas kebenaran untuk (menetapkan keputusan) hukum (siapa yang benar) di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan (S. Al-Baqarah, 2:213). ### 2) Perhatikan tiga contoh berikut : (1) Nabi Harun (sezaman dengan Nabi Musa) tidak pernah dikisahkan menerima kitab, karena memang Nabi Harun mengikuti syari'at Nabi Musa yang menerima Taurat, bahkan ada yang berpendapat Nabi Harun itu adalah asisten Nabi Musa yang konon mengalami kesulitan berkomunikasi sejak kecil karena lidahnya melepuh saat memakan bara api pada saat diasuh Asiyah (permaisuri Fir'aun), lantas memohon kepada Allah agar dirinya didampingi Harun. HMNA: Kitab Tawrah diberikan kepada Nabi Musa dan Nabi Harun 'alaihimassalam (2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan (gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya. # HMNA: Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah # (3) Nabi Yahya sezaman dengan Nabi Zakariyah juga tidak dikisahkan keduanya menerima al kitab. Ketika Nabi Yahya dimintai pendapat Raja Herodes yang jatuh cinta kepada anak tirinya, maka dengan tegas Nabi Yahya memfatwakan haram berdasarkan rujukan Taurat, a
Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
- Original Message - From: "Abdul Muiz" To: Sent: Saturday, April 24, 2010 03:41 Subject: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas abah HMNA, 1) memang benar bahwa para nabi yang dikisahkan dalam qur'an tidak semua nabi/rasul diberikan al kitab. Tetapi tidak berarti semua nabi/rasul itu lantas diinterpretasikan pasti diberikan al kitab sebagaimana interpretasi Abah HMNA. # HMNA: Bukan interpretasi saya, tetapi itu definisi Nabi menurut Al-Quran: Maka Allah membangkitkan nabi-nabi untuk penggembira dan penggentar dan menurunkan Kitab bersama mereka itu di atas kebenaran untuk (menetapkan keputusan) hukum (siapa yang benar) di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan (S. Al-Baqarah, 2:213). ### 2) Perhatikan tiga contoh berikut : (1) Nabi Harun (sezaman dengan Nabi Musa) tidak pernah dikisahkan menerima kitab, karena memang Nabi Harun mengikuti syari'at Nabi Musa yang menerima Taurat, bahkan ada yang berpendapat Nabi Harun itu adalah asisten Nabi Musa yang konon mengalami kesulitan berkomunikasi sejak kecil karena lidahnya melepuh saat memakan bara api pada saat diasuh Asiyah (permaisuri Fir'aun), lantas memohon kepada Allah agar dirinya didampingi Harun. HMNA: Kitab Tawrah diberikan kepada Nabi Musa dan Nabi Harun 'alaihimassalam (2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan (gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya. # HMNA: Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah # (3) Nabi Yahya sezaman dengan Nabi Zakariyah juga tidak dikisahkan keduanya menerima al kitab. Ketika Nabi Yahya dimintai pendapat Raja Herodes yang jatuh cinta kepada anak tirinya, maka dengan tegas Nabi Yahya memfatwakan haram berdasarkan rujukan Taurat, al kitab yang dirunkan kepada Nabi Musa san pendahulunya. ## HMNA: Ini cerita sumbernya dari mana? ### Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Jum, 23/4/10, H. M. Nur Abdurahman menulis: Dari: H. M. Nur Abdurahman Judul: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 23 April, 2010, 6:55 PM - (*) BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 774. Nabi Yusuf AS dalam Dokumen Hieroglyph -- WQAL ALMLK ANY ARY SB'A BQRT SMAN YAaKLHN SB'A 'AJAF WSB'A SNBLT KhDhR WAKhR YBST (S. YWSF, 12:43), dibaca: --. Waqa-lal maliku inni- ara- sab'a baqara-tin sima-nin ya'kulhunna sab'un 'ija-fuw wasab'a sumbulatin khudhriw waukharaya-bisa-tin (tanda - dipanjangkan membacanya), artinya: -- Dan berkata Raja "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering." -- WQAL FR'AUN AaTWNY BKL ShR 'ALYM . FLMA JAA ALShRt QAL LHM MWSY ALQWA MA ANTM MLQWN (S. YWNS, 10:79,80), dibaca: -- waqa-la fir'awnu u'tu-ni- bikulli sa-hirin 'ali-min . falamma- ja-as saharatu qa-la lahum mu-sa- ulqu- ma- antum muqlu-na, artinya: -- Berkata Fir'aun: "Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai!" . Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: "Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan." Ayat-ayat Al Quran di atas itu menggugah kita untuk mempelajari sejarah, oleh karena adanya perbedaan penguasa Mesir Kuno yaitu Malik (bukan Fir'aun) di zaman Nabi Yusuf AS, sedangkan penguasa Mesir Kuno berge
Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
maaf ada ralat Nabi Yusuf adalah generasi lebih dulu daripada Nabi Musa, jadi butir 2). (2) Nabi yusuf bukan mengikuti syariat nabi Musa, melainkan mengikuti nabi pendahulunya (bukan taurat). --- Pada Sab, 24/4/10, Abdul Muiz menulis: Dari: Abdul Muiz Judul: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Sabtu, 24 April, 2010, 2:41 AM abah HMNA, 1) memang benar bahwa para nabi yang dikisahkan dalam qur'an tidak semua nabi/rasul diberikan al kitab. Tetapi tidak berarti semua nabi/rasul itu lantas diinterpretasikan pasti diberikan al kitab sebagaimana interpretasi Abah HMNA. 2) Perhatikan tiga contoh berikut : (1) Nabi Harun (sezaman dengan Nabi Musa) tidak pernah dikisahkan menerima kitab, karena memang Nabi Harun mengikuti syari'at Nabi Musa yang menerima Taurat, bahkan ada yang berpendapat Nabi Harun itu adalah asisten Nabi Musa yang konon mengalami kesulitan berkomunikasi sejak kecil karena lidahnya melepuh saat memakan bara api pada saat diasuh Asiyah (permaisuri Fir'aun), lantas memohon kepada Allah agar dirinya didampingi Harun. (2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan (gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya. (3) Nabi Yahya sezaman dengan Nabi Zakariyah juga tidak dikisahkan keduanya menerima al kitab. Ketika Nabi Yahya dimintai pendapat Raja Herodes yang jatuh cinta kepada anak tirinya, maka dengan tegas Nabi Yahya memfatwakan haram berdasarkan rujukan Taurat, al kitab yang dirunkan kepada Nabi Musa san pendahulunya. Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Jum, 23/4/10, H. M. Nur Abdurahman menulis: Dari: H. M. Nur Abdurahman Judul: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Tanggal: Jumat, 23 April, 2010, 6:55 PM Maaf ada terlupa, Tertulis: # # # # 25 orang Nabi 20, 2, 3 Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuwh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran di atas orang-orang di dalam 'alam (3:33). Dan (ingatlah) Isma'il, Idris dan DzulKifli, masing-masing termasuk orang yang sabar - Kami masukkan mereka itu ke dalam rahmat Kami, sesungguhnya mereka itu orang-orang yang salih (21:85,86). dst mestinya: # # # # HMNA: 25 orang Nabi 20, 2, 3 Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuwh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran di atas orang-orang di dalam 'alam (3:33). Dan (ingatlah) Isma'il, Idris dan DzulKifli, masing-masing termasuk orang yang sabar - Kami masukkan mereka itu ke dalam rahmat Kami, sesungguhnya mereka itu orang-orang yang salih (21:85,86). dst - Original Message - From: "Abdul Muiz" To: Sent: Thursday, April 22, 2010 17:05 Subject: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas tidak semua nabi diberikan kitab, dari 25 nabi yang dikisahkan hanya ada taurat kepada Nabi Musa, Zabur kepada nabi Daud, Injil kepada nabi Isa, dan Al qur'an kepada Muhammad saw. Selain itu ada suhuf kepada Nabi Ibrahim. Secara verbal, wahyu berhenti pada Al qur'an, tetapi yang non verbal, maka wahyu tidak pernah berhenti, sebagaimana sifat wajib Allah yaitu maha Mutakalliman, cuma jangan merasa karena menerima wahyu lantas Ge eR menjadi nabi. # # # # # # # # # # 25 orang Nabi 20, 2, 3 Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuwh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran di atas orang-orang di dalam 'alam (3:33). Dan (ingatlah) Isma'il, Idris dan DzulKifli, masing-masing termasuk orang yang sabar - Kami masukkan mereka itu ke dalam rahmat Kami, sesungguhnya mereka itu orang-orang yang salih (21:85,86). Adam disejajarkan derajatnya dengan Nuwh dan keluarga Ibrahim, sedangkan Dzulkifli dengan Ismail dan Idris, artinya Adam dan Dzulkifli disejajarkan derajatnya dengan para Nabi, sehingg
Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
abah HMNA, 1) memang benar bahwa para nabi yang dikisahkan dalam qur'an tidak semua nabi/rasul diberikan al kitab. Tetapi tidak berarti semua nabi/rasul itu lantas diinterpretasikan pasti diberikan al kitab sebagaimana interpretasi Abah HMNA. 2) Perhatikan tiga contoh berikut : (1) Nabi Harun (sezaman dengan Nabi Musa) tidak pernah dikisahkan menerima kitab, karena memang Nabi Harun mengikuti syari'at Nabi Musa yang menerima Taurat, bahkan ada yang berpendapat Nabi Harun itu adalah asisten Nabi Musa yang konon mengalami kesulitan berkomunikasi sejak kecil karena lidahnya melepuh saat memakan bara api pada saat diasuh Asiyah (permaisuri Fir'aun), lantas memohon kepada Allah agar dirinya didampingi Harun. (2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan (gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya. (3) Nabi Yahya sezaman dengan Nabi Zakariyah juga tidak dikisahkan keduanya menerima al kitab. Ketika Nabi Yahya dimintai pendapat Raja Herodes yang jatuh cinta kepada anak tirinya, maka dengan tegas Nabi Yahya memfatwakan haram berdasarkan rujukan Taurat, al kitab yang dirunkan kepada Nabi Musa san pendahulunya. Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Jum, 23/4/10, H. M. Nur Abdurahman menulis: Dari: H. M. Nur Abdurahman Judul: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 23 April, 2010, 6:55 PM Maaf ada terlupa, Tertulis: # # # # 25 orang Nabi 20, 2, 3 Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuwh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran di atas orang-orang di dalam 'alam (3:33). Dan (ingatlah) Isma'il, Idris dan DzulKifli, masing-masing termasuk orang yang sabar - Kami masukkan mereka itu ke dalam rahmat Kami, sesungguhnya mereka itu orang-orang yang salih (21:85,86). dst mestinya: # # # # HMNA: 25 orang Nabi 20, 2, 3 Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuwh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran di atas orang-orang di dalam 'alam (3:33). Dan (ingatlah) Isma'il, Idris dan DzulKifli, masing-masing termasuk orang yang sabar - Kami masukkan mereka itu ke dalam rahmat Kami, sesungguhnya mereka itu orang-orang yang salih (21:85,86). dst - Original Message - From: "Abdul Muiz" To: Sent: Thursday, April 22, 2010 17:05 Subject: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas tidak semua nabi diberikan kitab, dari 25 nabi yang dikisahkan hanya ada taurat kepada Nabi Musa, Zabur kepada nabi Daud, Injil kepada nabi Isa, dan Al qur'an kepada Muhammad saw. Selain itu ada suhuf kepada Nabi Ibrahim. Secara verbal, wahyu berhenti pada Al qur'an, tetapi yang non verbal, maka wahyu tidak pernah berhenti, sebagaimana sifat wajib Allah yaitu maha Mutakalliman, cuma jangan merasa karena menerima wahyu lantas Ge eR menjadi nabi. # # # # # # # # # # 25 orang Nabi 20, 2, 3 Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuwh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran di atas orang-orang di dalam 'alam (3:33). Dan (ingatlah) Isma'il, Idris dan DzulKifli, masing-masing termasuk orang yang sabar - Kami masukkan mereka itu ke dalam rahmat Kami, sesungguhnya mereka itu orang-orang yang salih (21:85,86). Adam disejajarkan derajatnya dengan Nuwh dan keluarga Ibrahim, sedangkan Dzulkifli dengan Ismail dan Idris, artinya Adam dan Dzulkifli disejajarkan derajatnya dengan para Nabi, sehingga Adam dan Dzulkifli adalah Nabi, walaupun dalam Al-Quran tidak disebutkan secara khusus kepada keduanya diberikan kitab. Barulah bisa dikatakan Adam dan Dzulkifli tidak mendapatkan kitab dari Allah apabila ada ayat yang menegaskan keduanya tidak mendapatkan kitab dari Allah. Adapun mengenai Huwd, Saleh dan Syu'aib dapat kita lihat pada ayat-ayat berikut: Tatkala berkata Huwd, saudara mereka, tidakkah kamu takut (kepada Allah)? - Sesungguhnya aku seorang rasul yang tepercaya untuk kamu (26:124,125) . Tatkala berkata Shalih, saudara mereka, tidakkah kamu takut (kepada Allah)? - Sesungguhnya aku seorang rasul yang tepercaya untuk kamu (26:142,143) .