Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-20 Terurut Topik jano ko
Ada orang bodoh berkomentar bahwa kdrt harus dihentikan kepada wanita yang 
berjilbab (saja). 

---

Janoko :

Sudahlah berdirilah didepan kelas anakku, dikau terlambat masuk kelas sehingga 
ketinggalan mata pelajaran KDR-W.

Salim

-o0o-

--- On Mon, 20/7/09, eyang_mbelgedes  wrote:

From: eyang_mbelgedes 
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Monday, 20 July, 2009, 3:14 PM






 





  Ada orang bodoh berkomentar bahwa kdrt harus dihentikan 
kepada wanita yang berjilbab (saja). Padahal kdrt itu berlaku beyond that 
(lebih jauh daripada sekedar seseorang yang berjilbab). Pemaksaan kepada orang 
untuk berjilbab adalah juga salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia, 
takiya?




 

  




 

















  Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. 
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-17 Terurut Topik sunny
Rezim middle east tidak akan bertengkar dengan  yang disebut Barat. Yang 
bertengkar hanya krocok-krocok saja. Rezim Timur Tengah itu tergantung dari 
yang disebut Barat, karena hubungan ekonomi dan pertahanan.

  - Original Message - 
  From: Ary Setijadi Prihatmanto 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, July 17, 2009 12:27 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.


;-)

  makanya sebaiknya biarin saja middle-east sama barat bertengkar...
  nggak ngaruh...

  kita sih teman semua orang, punya pendirian sendiri.
  di middle-east disegani (karena bisa ngatur barat), 
  di barat di sayang (karena bisa ngatur middle-east)...

  jangan malah ikut-ikutan... 
  ke middle-east dianggap anak bawang (lha begitu perang nggak ikutan, duit gak 
punya, bangsa budak, ulamanya dipandang remeh)
  ke barat sudah keburu dianggap musuh (habis mulut keluarannya jelek melulu...)

  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, July 16, 2009 11:36 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

  sama seperti orang barat memandang pemerintahan Arab Saudi, Iran &
  Taliban dengan pandangan yang menyakitkan dan sangat SARA.

  salam,
  --
  wikan

  2009/7/16 Ari Condro :
  >
  >
  > sebenarnya cara kita, kaum muslimin yang memiliki peradaban mulia ini
  > mengomentasi peradaban lain terkadang diekspresikan dengan cara yg
  > menyakitkan dan sangat sara. contohnya saja komentar komentar dari
  > rekan rekan muslim (sepertinya mostly pks, karena mas heru ini juga
  > aktivis pks).
  >
  > 
http://herususetyo.multiply.com/journal/item/65/Lesbian_Pertama_jadi_PM_di_Dunia_Johanna_Sigurroardottir_of_Iceland

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-16 Terurut Topik Ari Condro
oh ya, koh jono ada dimana yah ?
saya ingin melihat "ulasannya yang mendalam"
dengan gaya pembina dan pewaris tradisi keraton
tentang cara berkomentar teman teman muslim
di blog mas heru tersebut.

kok ndilalah si engko malah sepi sepi sajah

On 7/17/09, Ary Setijadi Prihatmanto  wrote:
> ;-)
>
> makanya sebaiknya biarin saja middle-east sama barat bertengkar...
> nggak ngaruh...
>
> kita sih teman semua orang, punya pendirian sendiri.
> di middle-east disegani (karena bisa ngatur barat),
> di barat di sayang (karena bisa ngatur middle-east)...
>
> jangan malah ikut-ikutan...
> ke middle-east dianggap anak bawang (lha begitu perang nggak ikutan, duit
> gak punya, bangsa budak, ulamanya dipandang remeh)
> ke barat sudah keburu dianggap musuh (habis mulut keluarannya jelek
> melulu...)
>
>
>
>   - Original Message -
>   From: Wikan Danar Sunindyo
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
>   Sent: Thursday, July 16, 2009 11:36 PM
>   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
>
>
> sama seperti orang barat memandang pemerintahan Arab Saudi, Iran &
>   Taliban dengan pandangan yang menyakitkan dan sangat SARA.
>
>   salam,
>   --
>   wikan
>
>   2009/7/16 Ari Condro :
>   >
>   >
>   > sebenarnya cara kita, kaum muslimin yang memiliki peradaban mulia ini
>   > mengomentasi peradaban lain terkadang diekspresikan dengan cara yg
>   > menyakitkan dan sangat sara. contohnya saja komentar komentar dari
>   > rekan rekan muslim (sepertinya mostly pks, karena mas heru ini juga
>   > aktivis pks).
>   >
>   >
> http://herususetyo.multiply.com/journal/item/65/Lesbian_Pertama_jadi_PM_di_Dunia_Johanna_Sigurroardottir_of_Iceland
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>


-- 
salam,
Ari


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-16 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
;-)

makanya sebaiknya biarin saja middle-east sama barat bertengkar...
nggak ngaruh...

kita sih teman semua orang, punya pendirian sendiri.
di middle-east disegani (karena bisa ngatur barat), 
di barat di sayang (karena bisa ngatur middle-east)...

jangan malah ikut-ikutan... 
ke middle-east dianggap anak bawang (lha begitu perang nggak ikutan, duit gak 
punya, bangsa budak, ulamanya dipandang remeh)
ke barat sudah keburu dianggap musuh (habis mulut keluarannya jelek melulu...)



  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, July 16, 2009 11:36 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.


sama seperti orang barat memandang pemerintahan Arab Saudi, Iran &
  Taliban dengan pandangan yang menyakitkan dan sangat SARA.

  salam,
  --
  wikan

  2009/7/16 Ari Condro :
  >
  >
  > sebenarnya cara kita, kaum muslimin yang memiliki peradaban mulia ini
  > mengomentasi peradaban lain terkadang diekspresikan dengan cara yg
  > menyakitkan dan sangat sara. contohnya saja komentar komentar dari
  > rekan rekan muslim (sepertinya mostly pks, karena mas heru ini juga
  > aktivis pks).
  >
  > 
http://herususetyo.multiply.com/journal/item/65/Lesbian_Pertama_jadi_PM_di_Dunia_Johanna_Sigurroardottir_of_Iceland


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-16 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
sama seperti orang barat memandang pemerintahan Arab Saudi, Iran &
Taliban dengan pandangan yang menyakitkan dan sangat SARA.

salam,
--
wikan

2009/7/16 Ari Condro :
>
>
> sebenarnya cara kita, kaum muslimin yang memiliki peradaban mulia ini
> mengomentasi peradaban lain terkadang diekspresikan dengan cara yg
> menyakitkan dan sangat sara. contohnya saja komentar komentar dari
> rekan rekan muslim (sepertinya mostly pks, karena mas heru ini juga
> aktivis pks).
>
> http://herususetyo.multiply.com/journal/item/65/Lesbian_Pertama_jadi_PM_di_Dunia_Johanna_Sigurroardottir_of_Iceland


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-16 Terurut Topik Muizof
kalau jilbabnya sudah seperti itu ya gak perlu pakai mukenah atau rukuh lagi 
kan mas ?? :)

Salam
Abdul Mu'iz

--- Pada Kam, 16/7/09, Ari Condro  menulis:

Dari: Ari Condro 
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 16 Juli, 2009, 3:13 PM






 





  jilbab ala indonesia ada cantolannya di jari pak, jadi 
punggung tangan

juga tertutup kok.  gimana seh pak ustad hehehe



On 7/16/09, Lina Dahlan  wrote:

> Assalamu'alaikum pak Muiz,

>

> Dalam sholat yang diperkenankan terbuka hanya muka dan telapak tangan. Ini

> rujukannya apa dan dimana ya, pak.

>

> Terimakasih.

> wassalam,

> --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Mu'iz  wrote:

>>

> . (QS.

>> > 3) terkait wanita berjilbab kalau shalat tetap mengenakan mukenah adalah

>> > > karena mengikuti prinsip kehati-hatian saja, kenyataanya yang

>> > diperkenankan > boleh terbuka dalam shalat kaum wanita adalah muka dan

>> > telapak tangan saja. > Jilbab ala indonesia kan punggung tangan masih

>> > kelihatan kan ??

>> Wallahu a'lam bis shawab

>>

>> Wassalam

>> Abdul Mu'iz

>>

>> At 10:07 AM 7/14/2009 +0200, you wrote:

>>

>>

>

>



-- 

salam,

Ari


 

  




 

















  Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-16 Terurut Topik Ari Condro
jilbab ala indonesia ada cantolannya di jari pak, jadi punggung tangan
juga tertutup kok.  gimana seh pak ustad hehehe

On 7/16/09, Lina Dahlan  wrote:
> Assalamu'alaikum pak Muiz,
>
> Dalam sholat yang diperkenankan terbuka hanya muka dan telapak tangan. Ini
> rujukannya apa dan dimana ya, pak.
>
> Terimakasih.
> wassalam,
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Mu'iz  wrote:
>>
> . (QS.
>> > 3) terkait wanita berjilbab kalau shalat tetap mengenakan mukenah adalah
>> > > karena mengikuti prinsip kehati-hatian saja, kenyataanya yang
>> > diperkenankan > boleh terbuka dalam shalat kaum wanita adalah muka dan
>> > telapak tangan saja. > Jilbab ala indonesia kan punggung tangan masih
>> > kelihatan kan ??
>> Wallahu a'lam bis shawab
>>
>> Wassalam
>> Abdul Mu'iz
>>
>> At 10:07 AM 7/14/2009 +0200, you wrote:
>>
>>
>
>


-- 
salam,
Ari


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-14 Terurut Topik jano ko
Mas Chodjim :
 
Sekarang perhatikan kalimat dari seseorang ini: "Contoh kekerasan terhadap jiwa 
adalah teror dari insan - insan yang tidak bertanggung jawab terhadap saudara 
atau anak - anak kita yang memakai jilbab."


 
Janoko :
 
Hallo mas chodjim, saya jadi puyeng dan mumet tujuh keliling diskusi dengan mas 
chodjim, lha saya itu kan lagi membahas Undang-Undang Kekerasan Dalam Rumah 
tangga jeee, lha koq diselonongkan kearah yang lain.
 
Saya Nongolkan UU RI tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
 
Pasal 1
 
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang 
terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan 
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk 
ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan 
secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
 
-- Nah penderitaan secara psikologis itu termasuk ruang lingkup UU yang saya 
sebutkan diatas.
 
Nah, saya ulang lagi, bagi para Muslimah Mukmin yang berjilbab, yang merasa 
diintimidasi dan diteror karena jilbabnya silahkan anda berpedoman kepada UU 
yang saya sebutkan diatas.
 
Mas chodjim, saya "momong" itu juga tidak asal asbun alias asal bunyi, ada 
pedomannya koq yaitu Pasal 15 UU tersebut, silahkan dibaca dibawah ini.
 
Setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya kekerasan 
dalam rumah tangga wajib melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya 
untuk:
a. mencegah berlangsungnya tindak pidana;
b. memberikan perlindungan kepada korban;
c. memberikan pertolongan darurat; dan
d. membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan, 

--
 
Kesimpulannya : STOP kekerasan terhadap Muslimah yang berjilbab.
 
Janoko ( yang nggantheng )
 
-o0o-
 


--- On Wed, 15/7/09, achmad chodjim  wrote:


From: achmad chodjim 
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Wednesday, 15 July, 2009, 3:32 AM








Mbak Ning,

Yang saya sampaikan adalah BUKAN asumsi di milis ini. Kita harus jujur 
sejujur-jujurnya dalam membaca milis WM ini. Banyak sekali penafsiran tentang 
wajibnya berjilbab itu dikemukakan di WM ini, lalu dengan entengnya menyatakan 
mereka yang tidak berkerudung (sudah berjilbab) tidak mengikuti Alquran. Inilah 
yang saya ungkap, Mbak Ning, jadi bukan asumsi lagi. Maka, saya sampaikan di WM 
ini, coba apa ada pernyataan dari yang tidak berjilbab (tidak berkerudung) 
seperti Mbak Mia cs untuk melecehkan yang berjilbab?

Sekarang perhatikan kalimat dari seseorang ini: "Contoh kekerasan terhadap jiwa 
adalah teror dari insan - insan yang tidak bertanggung jawab terhadap saudara 
atau anak - anak kita yang memakai jilbab."

Siapa insan-insan di milis ini yang tidak bertanggung jawab terhadap anak-anak 
kita yang memakai jilbab? Mbak Hernikah? Mbak Miakah? Mbak Yantikah?...

Oleh karena itu, saya mohon Mbak Ning jangan membuat asumsi dalam menanggapi 
tulisan saya karena saya bertanya baik-baik dan tidak mencocok hidung nama 
seorang pun mereka yang berjilbab dan menjadi anggota milis ini. Saya ulang 
sekali lagi tulisan saya "Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di 
alam maya WM saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum 
berpegang pada Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, 
dsb." 

Nah, sekarang baca kembali nada-nada yang merendahkan yang tidak berkerudung 
itu yang dilemparkan ke milis ini, lalu kalau ada yang mengomentari maka 
jawabannya "tidak ada pernyataan yang ditujukan kepada yang tidak berjilbab." 
Padahal, kita tahu dan berulang kali diberi tahu bahwa beberapa anggota milis 
ini tidak berjilbab. Maka, berasumsikah saya? 

Seharusnya ini yang menjadi perhatian Mbak Ning, yaitu dengan sigap melakukan 
pembelaan terhadap perempuan muslimah yang tidak berkerudung; dan bukan 
menanggapi tulisan saya yang mengangkat kenyataan yang memancing Mbak Yanti 
sharing di milis ini mengapa dia melepaskan jilbab.

Wassalam,

chodjim

- Original Message - 
From: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) 
To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
Sent: Monday, July 13, 2009 7:35 PM
Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di
sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak
berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di
alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak
katakan..

Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku...
:-))

Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang
tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan
melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup
aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya li

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-14 Terurut Topik Abdul Mu'iz
dari diskusi jilbab ini saya mendapati point yang bagus :
1) Tentang "jilbab" ayat qur'an sebenarnya tidaklah turun bukan hampa 
budaya, tentu saja ayat qur'an karena turun di kultur arab maka konsep yang 
dipakai adalah jilbab mustahil qur'an menyodorkan konsep "baju bodo" yang 
dikenal di kultur celebes (sulawesi), konsep "kebaya" yang dikenal kultur 
melayu, konsep "gaun" yang dikenal di kultur barat.
2) Kalau merujuk pada bunyi qur'an tentang jilbab, " Hai Nabi katakanlah 
kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang 
mumin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang 
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka 
tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 
33:59)" jelas sekali di sini bahwa perintah jilbab itu terkait dengan 
fungsi deferensiasi. Yakni konsep jilbab itu diperintahkan sebagai upaya 
pembeda antara wanita merdeka dan wanita budak. Karena di kultur arab masa 
itu, wanita budak adalah berpakaian minim, begitu pula wanita pelacur juga 
berbusana minim, sehingga aksi pelecehan pada wanita masa itu amat tinggi 
terhadap pemakai busana minim, ada riwayat yang menyebutkan bahwa pria 
iseng jahiliyah mengganggu wanita mukminat yang berpakaian minim itu 
setelah diprotes kaum pria mukmin, merekapun (pria usil tsb) mengaku bahwa 
dia mengira wanita mukminat yang diganggu itu dikira budak, maka turunlah 
yat qs 33:59 supaya mengenakan jilbab sebagai pembeda, ini adalah asbabun 
nuzulnya. Itulah sebabnya mengapa Umar bin khattab pernah menghardik wanita 
budak muslimah yang mengenakan jilbab dengan kata yang cukup keras, "Celaka 
engkau wanita budak ! apakah engkau mengenakan jilbab itu supaya engkau 
dianggap wanita merdeka ???. Menurut riwayat wanita budak mukminat tersebut 
pada akhirnya melepaskan jilbab. Nah tentu riwayat ini menjadi menarik, 
seharusnya kalau jilbab itu adalah busana muslimah yang diwajibkan tentunya 
tidak usah diskriminatif pada wanita budak. Artinya "jilbab" sebagai fungsi 
pembeda adalah begitu ditonjolkan.
3) terkait wanita berjilbab kalau shalat tetap mengenakan mukenah adalah 
karena mengikuti prinsip kehati-hatian saja, kenyataanya yang diperkenankan 
boleh terbuka dalam shalat kaum wanita adalah muka dan telapak tangan saja. 
Jilbab ala indonesia kan punggung tangan masih kelihatan kan ??
4) saya tidak menyalahkan opini yang mewajibkan jilbab sebagai penerapan 
syariat, karena itu adalah implementasi dari tafsir juga. Bukankah kalau 
benar dalam ijtihad dinilai dua sementara apabila salah dalam berijtihat 
itu dinilai satu.
Wallahu a'lam bis shawab

Wassalam
Abdul Mu'iz

At 10:07 AM 7/14/2009 +0200, you wrote:


>ada juga perempuan berjilbab yang sholat masih pakai mukena juga
>dan ini jumlahnya banyak
>kayak kagok kalau sholat gak pake mukena
>menurut saya mukena menjadi semacam pakaian wajib untuk sholat bagi perempuan
>jadi kalau belum pake mukena gak afdol rasanya
>
>salam,
>--
>wikan
>
>2009/7/14 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) 
><ning...@chevron.com>:
> >
> >
> >
> > Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di
> > sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak
> > berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di
> > alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak
> > katakan..
> >
> > Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku...
> > :-))
> >
> > Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang
> > tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan
> > melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup
> > aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang
> > tidak berkerudung saat sholat menggunakan mukenah untuk menutupi seluruh
> > tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Saya pernah tanyakan "kenapa"
> > kepada salah seorang teman saya itu, dia bilang "syarat sahnya sholat
> > kan harus menutup aurat.." Jadi interpretasi "menutup aurat"-nya sama
> > dengan yang saya pahami. Beda-nya, teman saya itu "menutup aurat"-nya
> > hanya saat sholat saja. Saya tidak tahu dengan teman-teman di sini yang
> > memiliki interpretasi "menutup aurat" cukup dengan memakai pakaian yang
> > "wajar" di lingkungan dia berada... (tanpa kerudung dan jilbab)
> > bagaimana saat sholatnya.. apa pakai mukenah juga atau tidak.
>


[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-14 Terurut Topik Lestyaningsih, Tri Budi (Ning)
^_^ Bener itu mas Wikan...
Padahal kalau sudah berjilbab dan berkerudung, sudah menutup aurat, kita
sudah sah untuk sholat bukan ? Harusnya.. ya sholat aja langsung (tanpa
bermukenah lagi). Tapi ya.. terkadang memang orang mengandalkan
"perasaan" afdhol itu tadi. Atau kebiasaan dari kecil kalau sholat pake
mukenah.. Padahal untuk yang sudah berjilbab dan berkerudung, tanpa
bermukena lagi pun sudah afdhol sholatnya. Mukenah itu hanya wajib
dipakai kalau belum berjilbab dan berkerudung saja saat sholat.
 
Kalau saya, karena saya tidak pernah bermukenah lagi saat mau sholat,
teman saya bilang :"Ning ini kemana-mana pake mukenah.." .. ^_^
 
-Ning
 




From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Wikan Danar
Sunindyo
Sent: Tuesday, July 14, 2009 4:08 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Polisi.





ada juga perempuan berjilbab yang sholat masih pakai mukena juga
dan ini jumlahnya banyak
kayak kagok kalau sholat gak pake mukena
menurut saya mukena menjadi semacam pakaian wajib untuk sholat bagi
perempuan
jadi kalau belum pake mukena gak afdol rasanya

salam,
--
wikan

2009/7/14 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) mailto:ninghdw%40chevron.com> >:
>
>
>
> Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di
> sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak
> berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu.
Di
> alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang
bapak
> katakan..
>
> Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo
ngaku...
> :-))
>
> Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang
> tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan
> melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup
> aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang
> tidak berkerudung saat sholat menggunakan mukenah untuk menutupi
seluruh
> tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Saya pernah tanyakan "kenapa"
> kepada salah seorang teman saya itu, dia bilang "syarat sahnya sholat
> kan harus menutup aurat.." Jadi interpretasi "menutup aurat"-nya sama
> dengan yang saya pahami. Beda-nya, teman saya itu "menutup aurat"-nya
> hanya saat sholat saja. Saya tidak tahu dengan teman-teman di sini
yang
> memiliki interpretasi "menutup aurat" cukup dengan memakai pakaian
yang
> "wajar" di lingkungan dia berada... (tanpa kerudung dan jilbab)
> bagaimana saat sholatnya.. apa pakai mukenah juga atau tidak.





[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-14 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
ada juga perempuan berjilbab yang sholat masih pakai mukena juga
dan ini jumlahnya banyak
kayak kagok kalau sholat gak pake mukena
menurut saya mukena menjadi semacam pakaian wajib untuk sholat bagi perempuan
jadi kalau belum pake mukena gak afdol rasanya

salam,
--
wikan

2009/7/14 Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) :
>
>
>
> Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di
> sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak
> berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di
> alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak
> katakan..
>
> Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku...
> :-))
>
> Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang
> tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan
> melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup
> aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang
> tidak berkerudung saat sholat menggunakan mukenah untuk menutupi seluruh
> tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Saya pernah tanyakan "kenapa"
> kepada salah seorang teman saya itu, dia bilang "syarat sahnya sholat
> kan harus menutup aurat.." Jadi interpretasi "menutup aurat"-nya sama
> dengan yang saya pahami. Beda-nya, teman saya itu "menutup aurat"-nya
> hanya saat sholat saja. Saya tidak tahu dengan teman-teman di sini yang
> memiliki interpretasi "menutup aurat" cukup dengan memakai pakaian yang
> "wajar" di lingkungan dia berada... (tanpa kerudung dan jilbab)
> bagaimana saat sholatnya.. apa pakai mukenah juga atau tidak.


Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-13 Terurut Topik achmad chodjim
Mbak Ning,

Yang saya sampaikan adalah BUKAN asumsi di milis ini. Kita harus jujur 
sejujur-jujurnya dalam membaca milis WM ini. Banyak sekali penafsiran tentang 
wajibnya berjilbab itu dikemukakan di WM ini, lalu dengan entengnya menyatakan 
mereka yang tidak berkerudung (sudah berjilbab) tidak mengikuti Alquran. Inilah 
yang saya ungkap, Mbak Ning, jadi bukan asumsi lagi. Maka, saya sampaikan di WM 
ini, coba apa ada pernyataan dari yang tidak berjilbab (tidak berkerudung) 
seperti Mbak Mia cs untuk melecehkan yang berjilbab?

Sekarang perhatikan kalimat dari seseorang ini: "Contoh kekerasan terhadap jiwa 
adalah teror dari insan - insan yang tidak bertanggung jawab terhadap saudara 
atau anak - anak kita yang memakai jilbab."

Siapa insan-insan di milis ini yang tidak bertanggung jawab terhadap anak-anak 
kita yang memakai jilbab? Mbak Hernikah? Mbak Miakah? Mbak Yantikah?...

Oleh karena itu, saya mohon Mbak Ning jangan membuat asumsi dalam menanggapi 
tulisan saya karena saya bertanya baik-baik dan tidak mencocok hidung nama 
seorang pun mereka yang berjilbab dan menjadi anggota milis ini.  Saya ulang 
sekali lagi tulisan saya "Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di 
alam maya WM saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum 
berpegang pada Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, 
dsb." 

Nah, sekarang baca kembali nada-nada yang merendahkan yang tidak berkerudung 
itu yang dilemparkan ke milis ini, lalu kalau ada yang mengomentari maka 
jawabannya "tidak ada pernyataan yang ditujukan kepada yang tidak berjilbab." 
Padahal, kita tahu dan berulang kali diberi tahu bahwa beberapa anggota milis 
ini tidak berjilbab. Maka, berasumsikah saya? 

Seharusnya ini yang menjadi perhatian Mbak Ning, yaitu dengan sigap melakukan 
pembelaan terhadap perempuan muslimah yang tidak berkerudung; dan bukan 
menanggapi tulisan saya yang mengangkat kenyataan yang memancing Mbak Yanti 
sharing di milis ini mengapa dia melepaskan jilbab.

Wassalam,

chodjim



  - Original Message - 
  From: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, July 13, 2009 7:35 PM
  Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.






  Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di
  sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak
  berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di
  alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak
  katakan..

  Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku...
  :-))

  Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang
  tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan
  melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup
  aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang
  tidak berkerudung saat sholat menggunakan mukenah untuk menutupi seluruh
  tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Saya pernah tanyakan "kenapa"
  kepada salah seorang teman saya itu, dia bilang "syarat sahnya sholat
  kan harus menutup aurat.." Jadi interpretasi "menutup aurat"-nya sama
  dengan yang saya pahami. Beda-nya, teman saya itu "menutup aurat"-nya
  hanya saat sholat saja. Saya tidak tahu dengan teman-teman di sini yang
  memiliki interpretasi "menutup aurat" cukup dengan memakai pakaian yang
  "wajar" di lingkungan dia berada... (tanpa kerudung dan jilbab)
  bagaimana saat sholatnya.. apa pakai mukenah juga atau tidak.

  Saya setuju sekali bahwa kerudung maupun jilbab bukanlah ukuran
  ketaqwaan seseorang. Masalah syariat itu dalam list-nya kan banyak.. dan
  masalah menutup aurat itu kan salah satunya saja. Jadi tidak ada jaminan
  bahwa orang yang berkerudung dan berjilbab otomatis lebih taqwa dari
  yang tidak. Tidak ada sama sekali... 

  Mengkaitkan dengan rukun iman dan rukun Islam ? Memang benar bahwa
  berkerudung dan berjilbab tidak ada di dalam rukun iman maupun rukun
  islam. Memang banyak kewajiban-kewajiban dalam Islam yang tidak ada di
  dalam rukun iman maupun rukun Islam.. karena kewajiban2 tersebut memang
  bukan rukun, tetapi tetap saja wajib. Contohnya : berbakti pada orang
  tua.. itu kan wajib ya.. tapi tidak ada di dalam rukun iman maupun rukun
  Islam. Ya kalau tidak berbakti pada orang tua atau durhaka pada orang
  tua kan tidak lantas gugur keislamannya. Tetapi mendapat dosa besar... 


  Wallahua'lam bishowab.
  Wassalaam,
  -Ning

  

  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of achmad chodjim
  Sent: Tuesday, July 14, 2009 10:18 PM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
  Polisi.

  Sdr. Janoko, 
  saya hendak urun rembug lho, yang tid

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-13 Terurut Topik achmad chodjim
Sdr. Janoko,

Yang saya sampaikan bukanlah teori, tetapi kenyataan yang ada di lingkungan di 
Jakarta ini. Oleh karena itu, seyogyanya Sdr. Janoko tidak membuat pernyataan 
bahwa mereka yang tidak berjilbab yang menteror yang berjilbab. Artinya apa? 
Artinya... di dunia ini memang sering terjadi revivalisme. Dulu, tahun 1980-an 
yang berjilbab di sekolah malah dikeluarkan. Sekarang perhatikan di Padang 
(Sumatra Barat), yaitu adanya kewajiban murid perempuan berjilbab 
(berkerudung). Itulah yang saya maksud Sdr. Janoko, bukan sekadar melakukan 
pembelaan-pembelaan dalam berdebat. Kalau hanya pembelaan, tidak ada gunanya.

Makanya, tulisan saya pahami betul-betul yang informatif itu! Saya menyampaikan 
apa yang terjadi sekarang ini, banyak perempuan yang tidak berjilbab dijauhi 
oleh teman-temannya yang berjilbab. Itu kenyataan di kampus maupun di kampung. 
Oleh karena itu jangan dibaca sepotong-sepotong lalu dikomentari, itu tidak 
baik.

Wassalam,
chodjim

  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, July 13, 2009 7:58 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.





  Pak Chodjim :

  Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah
  pengajian yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas
  Janoko mengeluh tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang
  berjilbab, maka keadaan sekarang ini terbalik, Mas!

  ---

  Janoko :

  Kalau "pembina" ketemu dengan "Pembina" yang terjadi adalah yang asyik.
  Kurang lebih 20 tahun saya hidup dalam lingkungan "dunia gelap", saya mencoba 
membina mereka, saya akhirnya harus bersyukur karena pada akhirnya teman-teman 
saya bisa mendirikan sebuah masjid yang megah dilingkungan PSK.

  Sampai sekarang saya masih membina dan mengarahkan sebagian dari wanita 
tersebut, yang terakhir kemarin saya coba buatkan blogspot untuk seorang wanita 
... , supaya dengan blogspot tersebut dia bisa usaha furniture, art dll 
sehingga dia bisa mengentaskan dirinya sendiri.

  Kayaknya teori om Chodjim tidak berlaku dech dilingkungan saya.
  :(

  Salam pembina.

  Janoko

  -o0o-

  --- On Tue, 14/7/09, achmad chodjim  wrote:

  From: achmad chodjim 
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Date: Tuesday, 14 July, 2009, 9:18 PM

  Sdr. Janoko, 

  saya hendak urun rembug lho, yang tidak berpihak sama sekali kepada yang 
menzalimi, dan berpihak sepenuhnya kepada yang dizalimi.

  Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah pengajian 
yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas Janoko mengeluh 
tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang berjilbab, maka keadaan 
sekarang ini terbalik, Mas! Di era 2000-an ini justru para perempuan yang tidak 
berjilbab malahan yang dihina, direndahkan, dilecehkan dan sejenisnya. Mereka 
mendapatkan cercaan sebagai orang yang belum beriman, belum mendapat hidayah 
Allah, dsb. Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di alam maya WM 
saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum berpegang pada 
Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, dsb. Sekarang, 
coba mana ada pelecehan yang diungkapkan oleh Mbak Mia, Mbak Herni, Mbak Rita, 
dan Mbak Yanti terhadap yang berjilbab? Hayo... siapa yang suka menteror? Ngaku 
saja... :((

  Wassalam,

  chodjim 

  - Original Message - 

  From: jano ko 

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 

  Sent: Monday, July 13, 2009 9:37 AM

  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

  Mbak Desi :

  Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan 
dlm hal ini tentu sah2 saja, semua tentu kita kembalikan kepadaNya... . 

  

  Janoko :

  Bagi insan - insan yang telah berumah tangga dan mempunyai puteri-puteri 
harapan keluarga pasti tidak menginginkan puteri-puterinya terpengaruh oleh 
pergaulan yang tidak benar. 

  Sebagai orang tua dan sebagai WNI berhak untuk urun pendapat untuk 
menciptakan suasana pergaulan yang kondusif bagi putera - puterinya.

  Undang - Undang Kekerasan Rumah Tangga sudah jelas mengamanatkan bahwa 
kekerasan itu tidak hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan jiwa, jadi kita 
berhak untuk menjaga anak - anak kita dari kekerasan jiwa yang ditimbulkan oleh 
insan - insan yang tidak bertanggung jawab tersebut.

  Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak 
bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab.

  Bagi anda, siapa saja, terutama wanita muslimah yang diteror karena memakai 
jilbab, maka silahkan anda lapor kepada POLISI dikantor polisi yang terdekat, 
karena hal tersebut sudah dijamin oleh Undang - Undang yang saya sebutkan 
diatas. Beres dach.

  Alasan takut memakai jilbab karena takut teror dari lingkungan sangat tidak 
masuk a

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-13 Terurut Topik jano ko
Pak Chodjim :

Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah
pengajian yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas
Janoko mengeluh tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang
berjilbab, maka keadaan sekarang ini terbalik, Mas!

---

Janoko :

Kalau "pembina" ketemu dengan "Pembina" yang terjadi adalah yang asyik.
Kurang lebih 20 tahun saya hidup dalam lingkungan "dunia gelap", saya mencoba 
membina mereka, saya akhirnya harus bersyukur karena pada akhirnya teman-teman 
saya bisa mendirikan sebuah masjid yang megah dilingkungan PSK.

Sampai sekarang saya masih membina dan mengarahkan sebagian dari wanita 
tersebut, yang terakhir kemarin saya coba buatkan blogspot untuk seorang wanita 
... , supaya dengan blogspot tersebut dia bisa usaha furniture, art dll 
sehingga dia bisa mengentaskan dirinya sendiri.

Kayaknya teori om Chodjim tidak berlaku dech dilingkungan saya.
:(

Salam pembina.

Janoko

-o0o-

--- On Tue, 14/7/09, achmad chodjim  wrote:

From: achmad chodjim 
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tuesday, 14 July, 2009, 9:18 PM
















  
  Sdr. Janoko, 

saya hendak urun rembug lho, yang tidak berpihak sama sekali kepada yang 
menzalimi, dan berpihak sepenuhnya kepada yang dizalimi.



Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah pengajian 
yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas Janoko mengeluh 
tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang berjilbab, maka keadaan 
sekarang ini terbalik, Mas! Di era 2000-an ini justru para perempuan yang tidak 
berjilbab malahan yang dihina, direndahkan, dilecehkan dan sejenisnya. Mereka 
mendapatkan cercaan sebagai orang yang belum beriman, belum mendapat hidayah 
Allah, dsb. Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di alam maya WM 
saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum berpegang pada 
Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, dsb. Sekarang, 
coba mana ada pelecehan yang diungkapkan oleh Mbak Mia, Mbak Herni, Mbak Rita, 
dan Mbak Yanti terhadap yang berjilbab? Hayo... siapa yang suka menteror? Ngaku 
saja...:((



Wassalam,



chodjim  



- Original Message - 

  From: jano ko 

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 

  Sent: Monday, July 13, 2009 9:37 AM

  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.



Mbak Desi :

   

  Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan 
dlm hal ini tentu sah2 saja,  semua tentu kita kembalikan kepadaNya... .  





   

  Janoko :

   

  Bagi insan - insan yang telah berumah tangga dan mempunyai puteri-puteri 
harapan keluarga pasti tidak menginginkan puteri-puterinya terpengaruh oleh 
pergaulan yang tidak benar. 

   

  Sebagai orang tua dan sebagai WNI berhak untuk urun pendapat untuk 
menciptakan suasana pergaulan yang kondusif bagi putera - puterinya.

   

  Undang - Undang Kekerasan Rumah Tangga sudah jelas mengamanatkan bahwa 
kekerasan itu tidak hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan jiwa, jadi kita 
berhak untuk menjaga anak - anak kita dari kekerasan jiwa yang ditimbulkan oleh 
insan - insan yang tidak bertanggung jawab tersebut.

   

  Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak 
bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab.

   

  Bagi anda, siapa saja, terutama wanita muslimah yang diteror karena memakai 
jilbab, maka silahkan anda lapor kepada POLISI dikantor polisi yang terdekat, 
karena hal tersebut sudah dijamin oleh Undang - Undang yang saya sebutkan 
diatas. Beres dach.

   

  Alasan takut memakai jilbab karena takut teror dari lingkungan sangat tidak 
masuk akal dan kekanak-kanakan karena prosedur untuk menghadapi teror tersebut 
sudah ada seperti yang saya sebutkan diatas.

   

  Banggalah menjadi muslimah.

   

  Salam

   

  Janoko ( berdarah biru dan keturunan orang "kaya" ).

   

  Note :

   

  Kalau ada insan yang tidak percaya Janoko berdarah biru berarti dia tidak 
pernah nonton wayang :(.

   

  -o0o-

   

   



--- On Mon, 13/7/09, yw_d...@yahoo. com  wrote:



From: yw_d...@yahoo. com 

  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

  Date: Monday, 13 July, 2009, 9:10 AM



Mba Yanti, slm kenal dari saya.

  Mohon maaf jika email saya  mnimbulkan ketidaknyaman.



Dan terima kasih atas respon email dr teman2 tmsk WM yang mengirimi beberapa 
artikel, walaupun kalo akan dibahas bisa menjadi pembahasan yang sangt panjang. 
Dan  sehub juga dgn saya yang baru aktif lagi membaca milis ini shg bbrp 
diskusi sblmny perihal hal ini  terlewat.



Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan 
dlm hal ini tentu sah2 saja,  semua tentu kita kembalik

RE: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-13 Terurut Topik Lestyaningsih, Tri Budi (Ning)
 
Yang sering saya dapati malahan suatu asumsi yang sering dipakai di
sini, bahwa para perempuan yang berjilbab PASTI melecehkan yang tidak
berjilbab... Padahal, saya rasa, lebih banyak yang TIDAK seperti itu. Di
alam nyata maupun di alam maya, yang saya temui tidak seperti yang bapak
katakan..
 
Apa itu bukan suatu bentuk pelecehan juga, Pak Chodjim ?.. Hayo ngaku...
:-))
 
Menurut saya, masalah berjilbab dan melecehkan adalah suatu hal yang
tidak bisa dan tidak perlu dikaitkan. Berjilbab adalah satu hal, dan
melecehkan adalah satu hal yang lain lagi. Masalah perintah menutup
aurat itu, memang ada di AlQur'an.. Saya lihat teman-teman saya yang
tidak berkerudung saat sholat menggunakan mukenah untuk menutupi seluruh
tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Saya pernah tanyakan "kenapa"
kepada salah seorang teman saya itu, dia bilang "syarat sahnya sholat
kan harus menutup aurat.." Jadi interpretasi "menutup aurat"-nya sama
dengan yang saya pahami. Beda-nya, teman saya itu "menutup aurat"-nya
hanya saat sholat saja. Saya tidak tahu dengan teman-teman di sini yang
memiliki interpretasi "menutup aurat" cukup dengan memakai pakaian yang
"wajar" di lingkungan dia berada... (tanpa kerudung dan jilbab)
bagaimana saat sholatnya.. apa pakai mukenah juga atau tidak.
 
Saya setuju sekali bahwa kerudung maupun jilbab bukanlah ukuran
ketaqwaan seseorang. Masalah syariat itu dalam list-nya kan banyak.. dan
masalah menutup aurat itu kan salah satunya saja. Jadi tidak ada jaminan
bahwa orang yang berkerudung dan berjilbab otomatis lebih taqwa dari
yang tidak. Tidak ada sama sekali... 
 
Mengkaitkan dengan rukun iman dan rukun Islam ? Memang benar bahwa
berkerudung dan berjilbab tidak ada di dalam rukun iman maupun rukun
islam. Memang banyak kewajiban-kewajiban dalam Islam yang tidak ada di
dalam rukun iman maupun rukun Islam.. karena kewajiban2 tersebut memang
bukan rukun, tetapi tetap saja wajib. Contohnya : berbakti pada orang
tua.. itu kan wajib ya.. tapi tidak ada di dalam rukun iman maupun rukun
Islam. Ya kalau tidak berbakti pada orang tua atau durhaka pada orang
tua kan tidak lantas gugur keislamannya. Tetapi mendapat dosa besar... 
 
 
Wallahua'lam bishowab.
Wassalaam,
-Ning



From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of achmad chodjim
Sent: Tuesday, July 14, 2009 10:18 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Polisi.





Sdr. Janoko, 
saya hendak urun rembug lho, yang tidak berpihak sama sekali kepada yang
menzalimi, dan berpihak sepenuhnya kepada yang dizalimi.

Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah
pengajian yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas
Janoko mengeluh tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang
berjilbab, maka keadaan sekarang ini terbalik, Mas! Di era 2000-an ini
justru para perempuan yang tidak berjilbab malahan yang dihina,
direndahkan, dilecehkan dan sejenisnya. Mereka mendapatkan cercaan
sebagai orang yang belum beriman, belum mendapat hidayah Allah, dsb.
Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di alam maya WM saja
justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum berpegang
pada Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, dsb.
Sekarang, coba mana ada pelecehan yang diungkapkan oleh Mbak Mia, Mbak
Herni, Mbak Rita, dan Mbak Yanti terhadap yang berjilbab? Hayo... siapa
yang suka menteror? Ngaku saja... :((

Wassalam,

chodjim 

- Original Message - 
From: jano ko 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>  
Sent: Monday, July 13, 2009 9:37 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Polisi.

Mbak Desi :

Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan
perbedaan dlm hal ini tentu sah2 saja, semua tentu kita kembalikan
kepadaNya 



Janoko :

Bagi insan - insan yang telah berumah tangga dan mempunyai puteri-puteri
harapan keluarga pasti tidak menginginkan puteri-puterinya terpengaruh
oleh pergaulan yang tidak benar. 

Sebagai orang tua dan sebagai WNI berhak untuk urun pendapat untuk
menciptakan suasana pergaulan yang kondusif bagi putera - puterinya.

Undang - Undang Kekerasan Rumah Tangga sudah jelas mengamanatkan bahwa
kekerasan itu tidak hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan jiwa, jadi
kita berhak untuk menjaga anak - anak kita dari kekerasan jiwa yang
ditimbulkan oleh insan - insan yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang
tidak bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang
memakai jilbab.

Bagi anda, siapa saja, terutama wanita muslimah yang diteror karena
memakai jilbab, maka silahkan anda lapor kepada POLISI dikantor polisi
yang terdekat, karena hal tersebut sudah dijamin oleh Undang - Undang
yang

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-13 Terurut Topik achmad chodjim
Sdr. Janoko, 
saya hendak urun rembug lho, yang tidak berpihak sama sekali kepada yang 
menzalimi, dan berpihak sepenuhnya kepada yang dizalimi.

Di Jakarta, saya banyak membina pengajian dan di antaranya adalah pengajian 
yang para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kalau Mas Janoko mengeluh 
tentang mereka yang melecehkan atau menghina yang berjilbab, maka keadaan 
sekarang ini terbalik, Mas! Di era 2000-an ini justru para perempuan yang tidak 
berjilbab malahan yang dihina, direndahkan, dilecehkan dan sejenisnya. Mereka 
mendapatkan cercaan sebagai orang yang belum beriman, belum mendapat hidayah 
Allah, dsb. Tidak jauh-jauh ke masyarakat luas di alam nyata, di alam maya WM 
saja justru perempuan yang tidak berjilbab yang dikatakan belum berpegang pada 
Alquran, belum sempurna imannya, terpengaruh oleh freemasonry, dsb. Sekarang, 
coba mana ada pelecehan yang diungkapkan oleh Mbak Mia, Mbak Herni, Mbak Rita, 
dan Mbak Yanti terhadap yang berjilbab? Hayo... siapa yang suka menteror? Ngaku 
saja...:((

Wassalam,

chodjim  



  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, July 13, 2009 9:37 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.





  Mbak Desi :
   
  Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan 
dlm hal ini tentu sah2 saja,  semua tentu kita kembalikan kepadaNya  

  
   
  Janoko :
   
  Bagi insan - insan yang telah berumah tangga dan mempunyai puteri-puteri 
harapan keluarga pasti tidak menginginkan puteri-puterinya terpengaruh oleh 
pergaulan yang tidak benar. 
   
  Sebagai orang tua dan sebagai WNI berhak untuk urun pendapat untuk 
menciptakan suasana pergaulan yang kondusif bagi putera - puterinya.
   
  Undang - Undang Kekerasan Rumah Tangga sudah jelas mengamanatkan bahwa 
kekerasan itu tidak hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan jiwa, jadi kita 
berhak untuk menjaga anak - anak kita dari kekerasan jiwa yang ditimbulkan oleh 
insan - insan yang tidak bertanggung jawab tersebut.
   
  Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak 
bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab.
   
  Bagi anda, siapa saja, terutama wanita muslimah yang diteror karena memakai 
jilbab, maka silahkan anda lapor kepada POLISI dikantor polisi yang terdekat, 
karena hal tersebut sudah dijamin oleh Undang - Undang yang saya sebutkan 
diatas. Beres dach.
   
  Alasan takut memakai jilbab karena takut teror dari lingkungan sangat tidak 
masuk akal dan kekanak-kanakan karena prosedur untuk menghadapi teror tersebut 
sudah ada seperti yang saya sebutkan diatas.
   
  Banggalah menjadi muslimah.
   
  Salam
   
  Janoko ( berdarah biru dan keturunan orang "kaya" ).
   
  Note :
   
  Kalau ada insan yang tidak percaya Janoko berdarah biru berarti dia tidak 
pernah nonton wayang :(.
   
  -o0o-
   
   

  --- On Mon, 13/7/09, yw_d...@yahoo.com  wrote:

  From: yw_d...@yahoo.com 
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Date: Monday, 13 July, 2009, 9:10 AM

  Mba Yanti, slm kenal dari saya.
  Mohon maaf jika email saya  mnimbulkan ketidaknyaman.

  Dan terima kasih atas respon email dr teman2 tmsk WM yang mengirimi beberapa 
artikel, walaupun kalo akan dibahas bisa menjadi pembahasan yang sangt panjang. 
Dan  sehub juga dgn saya yang baru aktif lagi membaca milis ini shg bbrp 
diskusi sblmny perihal hal ini  terlewat.

  Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan 
dlm hal ini tentu sah2 saja,  semua tentu kita kembalikan kepadaNya  

  Mari kita sm bdoa semoga kebenaran yang mampu di jawab oleh hati nurani kita 
ini adalah sesuatu yang benar  menurut Allah dan RasulNya

  Salam

  Powered by Telkomsel BlackBerry®

  -Original Message-
  From: Rahma Yanti 

  Date: Mon, 13 Jul 2009 01:07:37 
  To: 
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi

  Mbak Dessy yang baik,

  Terimakasih atas emailnya,  Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati Nurani 
Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa kita dapatkan 
dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: "Feeling - Thingking - Action".

  Salam,

  R.Yanti

  --- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com  menulis:

  Dari: yw_d...@yahoo.com 
  Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
  Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM

  Siang Mba Yanti.
  Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk 
penting dan  yng penting hati tetap  berzikir???.
  Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya  wajib dan Al Quran telah berbicara ttg 
hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati 
dan kualitas iman yang harus terus  diperbaiki bukannya jilbab yang harus 
dilepas.
  Mohon maaf

Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-13 Terurut Topik jano ko
Mbak Desi :
 
Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan 
dlm hal ini tentu sah2 saja,  semua tentu kita kembalikan kepadaNya  


 
Janoko :
 
Bagi insan - insan yang telah berumah tangga dan mempunyai puteri-puteri 
harapan keluarga pasti tidak menginginkan puteri-puterinya terpengaruh oleh 
pergaulan yang tidak benar. 
 
Sebagai orang tua dan sebagai WNI berhak untuk urun pendapat untuk menciptakan 
suasana pergaulan yang kondusif bagi putera - puterinya.
 
Undang - Undang Kekerasan Rumah Tangga sudah jelas mengamanatkan bahwa 
kekerasan itu tidak hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan jiwa, jadi kita 
berhak untuk menjaga anak - anak kita dari kekerasan jiwa yang ditimbulkan oleh 
insan - insan yang tidak bertanggung jawab tersebut.
 
Contoh kekerasan terhadap jiwa adalah teror dari insan - insan yang tidak 
bertanggung jawab terhadap saudara atau anak - anak kita yang memakai jilbab.
 
Bagi anda, siapa saja, terutama wanita muslimah yang diteror karena memakai 
jilbab, maka silahkan anda lapor kepada POLISI dikantor polisi yang terdekat, 
karena hal tersebut sudah dijamin oleh Undang - Undang yang saya sebutkan 
diatas. Beres dach.
 
Alasan takut memakai jilbab karena takut teror dari lingkungan sangat tidak 
masuk akal dan kekanak-kanakan karena prosedur untuk menghadapi teror tersebut 
sudah ada seperti yang saya sebutkan diatas.
 
Banggalah menjadi muslimah.
 
Salam
 
Janoko ( berdarah biru dan keturunan orang "kaya" ).
 
Note :
 
Kalau ada insan yang tidak percaya Janoko berdarah biru berarti dia tidak 
pernah nonton wayang :(.
 
-o0o-
 
 


--- On Mon, 13/7/09, yw_d...@yahoo.com  wrote:


From: yw_d...@yahoo.com 
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Monday, 13 July, 2009, 9:10 AM


Mba Yanti, slm kenal dari saya.
Mohon maaf jika email saya  mnimbulkan ketidaknyaman.

Dan terima kasih atas respon email dr teman2 tmsk WM yang mengirimi beberapa 
artikel, walaupun kalo akan dibahas bisa menjadi pembahasan yang sangt panjang. 
Dan  sehub juga dgn saya yang baru aktif lagi membaca milis ini shg bbrp 
diskusi sblmny perihal hal ini  terlewat.

Yang pasti email saya tidak bermaksud untuk menjudge siapapun. Dan perbedaan 
dlm hal ini tentu sah2 saja,  semua tentu kita kembalikan kepadaNya  

Mari kita sm bdoa semoga kebenaran yang mampu di jawab oleh hati nurani kita 
ini adalah sesuatu yang benar  menurut Allah dan RasulNya

Salam


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rahma Yanti 

Date: Mon, 13 Jul 2009 01:07:37 
To: 
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi



Mbak Dessy yang baik,

Terimakasih atas emailnya,  Saya hanya berbagi cerita bahwa hanya Hati Nurani 
Manusia yang mampu menjawab sebuah kebenaran, dan itu hanya bisa kita dapatkan 
dan kita rasakan jika kita melalui mekanisme: "Feeling - Thingking - Action".

Salam,

R.Yanti

--- Pada Ming, 12/7/09, yw_d...@yahoo.com  menulis:

Dari: yw_d...@yahoo.com 
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 1:35 PM

Siang Mba Yanti.
Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk 
penting dan  yng penting hati tetap  berzikir???.
Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya  wajib dan Al Quran telah berbicara ttg 
hal itu..artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati 
dan kualitas iman yang harus terus  diperbaiki bukannya jilbab yang harus 
dilepas.
Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama 
muslimah..


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rahma Yanti 

Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 
To: 
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi



Buat Pak Chodjim,

Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat saya 
klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke Milis, karena fokus 
saya adalah menulis saya tidak memperhatikan kepadanya setelah selesai menulis 
langsung saya klik send dan setelah klik laptop saya matikan.
Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu tidak 
terkirim ke milis.

Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini.

Wasalam

R.Yanti

--- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim  menulis:

Dari: achmad chodjim 
Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
Kepada: "rahmapkp" 
Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM

Salam, Mbak Yanti.

Terima kasih atas "sharing" perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya ke saya 
dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke WM.

Suwun,

chodjim


- Original Message - From: "rahmapkp" 
To: 
Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM
Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi


Kepada semua teman - teman Milis ini,

Saya hanya ingin sharing saja disini

Saya sejak kecil telah didoktrin oleh orangtua saya untuk menjalankan Islam 
dengan se