Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam
terima kasih atas penjelasannya Pak Kartono ... saya hanya mencoba memberikan informasi pengimbang kepada saudara Jano-ko bahwasanya tidak semua kraton mempunyai jasa besar dalam penyebaran agama islam, ada pula yang malah mendukung penjajahan dan memperluas kemaksiatan dan praktek kedurjanan ... salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/18/07, Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote: Ikut nimbrung, VOC dulu belum menjajah kerajaan-kerajaan di Indonesia. Mereka masih bersikap sebagai pedagang dan mengadakan kerjasama dengan raja-raja, hanya saja dengan monopoli. Laut dijaga sehingga pesaing VOC tidak dapat berdagang dengan raja-raja itu tanpa melalui VOC. Sewaktu Belanda resmi menjajah Indonesia, mereka menaklukkan raja-raja dengan mengadu di antara keluarga mereka sendiri sehingga memperlemah kerajaan. Raja yang melawan Balanda juga ada seperti raja di Bali yang melawan dengan perang Puputan. Di Jawa. raja Mataram diadu di antara sesama keluarga dan kalau ada pihak yang kemudian meminta bantuan Belanda, ia akan diikat dengan perjanjian untuk tunduk pada aturan penjajah. Jadi tidak semua raja di nusantara dulu diam-diam saja. KM
Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam
Aishayasmina = Jadi kalau ada yang merasa lebih mulia dari manusia lainnya karena dia merasa keturunan tertentu misalnya ada darah birunya, apa bedanya dengan iblis! == == == Al Qur'an [96.1] bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan --- Jano - ko membantu mencerahkan : Karena mungkin Aisha emongsi, jadi kita baca bersama saja pendapat organisasi atau insan yang lain .. Nanti kalau Aisha sudah tidak emongsi maka jano-ko akan menjelaskan pelan-pelan. - http://www.ums.ac.id/?pilih=halid=14 Peran Karaton dalam Pengembangan Islam Sejarah Indonesia mencatat bahwa Islam dapat berkembang dengan baik karena didukung faktor karakter ajaran Islam yang tidak memberatkan disertai teknik penyiaran dengan bijaksana dan dapat diterima oleh masyarakat. Sementara komposisi pemerintahan saat itu lebih didominasi oleh kerajaan pedalaman yang masih memiliki tradisi kuat Hindu dan Budha, sehingga penyebaran Islam dilakukan melalui guru pertapa yanng hidup di luar Karaton. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat Islam saat itu kental dengan kebiasaan tradisional, dan sangat memuja raja. Selain itu masyarakat tetap menempatkan dirinya ke dalam posisi priyayi atau rakat jelata, sesuai tradisinya. Padahal Islam sendiri sangat demokratis dan egaliter. Penyebaran Islam di Jawa tidak dapat dilepaskan dari peran Walisongo. Mereka menjadi sokoguru kerajaan Demak Bintoro sebagai kerajaan Islam pertama. Melihat pola masyarakat saat itu, maka teknik penyebaran Islam dilakukan dengan membentuk organisasi dawah dan pendidikan pada tahun 1476, yang bernama Bayangkare Islah. Program kerja organisasi ini diawali dengan membagi tanah Jawa menjadi beberapa wilayah dawah dan pendidikan, yang masing-masing dipimpin Wali dan Badal. Wali dan Badal harus pintar dalam agama, berbudipekerti dan akhlak mulia. Dawah dimulai dengan menggunakan sarana budaya saat itu namun tetap berpegang pada syariat Islam. Masjid Agung pun didirikan sebagai pusat pendidikan dan dawah. Teknik penyebaran Islam para Wali ini selanjutnya diikuti oleh para penguasa kerajaan Islam. Karaton tetap menjadi panutan masyarakat, baik perilaku keagamaan atau perilaku lainnya. Masyarakat dengan senang hati mengikuti kebijakan Karaton. Hal ini jelas ditunjukkan ketika Sultan Agung melakukan Isalmisasi kebudayaan dengan menyesuaikan kalender Saka dengan kalender Hijriah, sehingga muncul Kalender Jawa. Demikianpun ketika terjadi islamisasi birokrasi, rakyat juga menurut. Karaton Kasunanan Surakarta merupakan bagian dari kerajaan Islam di Jawa. Keberadaannya mendapat tempat khusus di masyarakat. Sementara itu, sejalan perkembangan jaman yang lebih demokratis dan egaliter, maka peran Karaton dalam menentukan corak kehidupan masyarakat berkurang. Hal ini menyebabkan adanya budaya-budaya Islam di Karaton yang kurang dikenal oleh masyarakat. Masyarakat lebih mengenal budaya Karaton yang dianggap kurang sesuai dengan Islam. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dibutuhkan pembahasan khusus pada topik Islam dan Karaton ini. bersambung... Wassalam. PS Membaca adalah pintu ilmu pengetahuan dan informasi. --- ooo0ooo Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Jano, Lebih beruntung lagi kalau selain dilahirkan di keluarga yang tidak suka mencaci maki manusia juga tidak suka berfikir jelek terhadap manusia lainnya seperti men-cap orang sesuka hati dengan julukan-julukan tertentu. Apa hubungannya dengan darah biru? memangnya ada jaminan bahwa yang berdarah biru itu manusia yang lebih mulia? Iblis yang merasa lebih mulia dari manusia karena dia merasa diciptakan dari api yang dianggap lebih mulia daripada tanah yang asal muasal penciptaan manusia. Jadi kalau ada yang merasa lebih mulia dari manusia lainnya karena dia merasa keturunan tertentu misalnya ada darah birunya, apa bedanya dengan iblis! Pak Jano, dalam Islam itu tidak ada aturan bahwa seseorang lebih mulia karena dia berdarah biru, tapi semua manusia itu sama, yang membedakan adalah derajat ketakwaannya, dan derajat ketakwaan ini tidak berkaitan dengan seseorang itu berdarah biru atau merah atau ungu atau ijo atau pink:) Hare gene masih ngobrolin darah biru, d... apa gunanya seh? salam Aisha --- From : jano ko .. Betapa bahagianya jano - ko, jano - ko dilahirkan dari suatu keluarga yang tidak suka mencaci manusia, karena mencaci manusia sama saja mencaci Jano - ko beruntung ada darah birunya, walau sedikit aj [Non-text portions of this message have been removed] Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam
setahu saya keraton juga berperan dalam pelestarian penjajahan Belanda waktu itu. dengan kerja sama dengan penjajah Belanda, keraton mendapat legitimasi dari pemerintah kolonial Belanda untuk tetap meneruskan pemerintahannya, di sisi lain tutup mata terhadap penjajahan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Tidak banyak sultan yang berani melawan penjajah Belanda seperti Sultan Agung atau Sultan Hamengkubuwono IX yang kemudian menjadi wakil presiden RI. Yang lain biasanya diem-diem aja, bersikap EGP dan cari slamet. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/18/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Aishayasmina = Jadi kalau ada yang merasa lebih mulia dari manusia lainnya karena dia merasa keturunan tertentu misalnya ada darah birunya, apa bedanya dengan iblis! == == == Al Qur'an [96.1] bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan --- Jano - ko membantu mencerahkan : Karena mungkin Aisha emongsi, jadi kita baca bersama saja pendapat organisasi atau insan yang lain .. Nanti kalau Aisha sudah tidak emongsi maka jano-ko akan menjelaskan pelan-pelan. - http://www.ums.ac.id/?pilih=halid=14 Peran Karaton dalam Pengembangan Islam Sejarah Indonesia mencatat bahwa Islam dapat berkembang dengan baik karena didukung faktor karakter ajaran Islam yang tidak memberatkan disertai teknik penyiaran dengan bijaksana dan dapat diterima oleh masyarakat. Sementara komposisi pemerintahan saat itu lebih didominasi oleh kerajaan pedalaman yang masih memiliki tradisi kuat Hindu dan Budha, sehingga penyebaran Islam dilakukan melalui guru pertapa yanng hidup di luar Karaton.
Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam - Hero
Mas Wikan berkata : Tidak banyak sultan yang berani melawan penjajah Belanda seperti Sultan Agung atau Sultan Hamengkubuwono IX yang kemudian menjadi wakil presiden RI. Jano - ko = Dengan kata lain kita tidak boleh mengatakan saudara kita itu sebagai .atau ..atau...beliau - belai tersebut adalah darah biru, beriman, bertaqwa dll AND OUR HERO. :) KETERANGAN = hero itu artinya PAHLAWAN. Beliau tersebut mempunyai andil tegaknya NKRI, and jujur aja babe gue punya hubungan yang khusus dengan beliau, ini hanya pengumuman aja, jano-ko beruntung soalnya babe jano-ko dikuliahkan oleh Sultan HB IX, maksudnya yang membiayai kuliah babe gue adalah beliau. Sekali lagi jano-ko beruntung artinya jano-ko tidak melupakan jasa orang lain kepada keluarga jano-ko. Jangan khawatir mas wikan, ini sejarah ya, ayahku dulu waktu jadi komandan, perang melawan Belanda, pernah ketangkep and mau dieksekusi tembak ditempat, tapi karena bapakku itu pinter banget bahasa Belanda, beliau diskusi ama komandan belandanya, ech akhirnya beliau dilepas. Sekarang jaman pembangunan perdamaian, kita harus ngayomi semua bangsa di dunia...hiya enggak ? Satu lagi yang perlu dibahas adalah kata beruntung yang jano-ko ucapkan, apa arti kata beruntung tersebut kaitannya dengan Islam monggo...monggo...monggo.. And jangan lupa lho.banyak lho Ulama - ulama NU yang santun itu keturunan dari Karatonand jangan lupa lho tokoh lib itu mengambil ilmu islamnya dari ulama NU. Jadi insan lib itu harus berterimakasih kepada karaton..jangan lupa lho...jangan lupa lho. Ngono lhoo Malem aja dech. PS Mas Wikan bisa enggak mendalang tentang Raden Patah ? ayoo ree - oo0oo - Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: setahu saya keraton juga berperan dalam pelestarian penjajahan Belanda waktu itu. dengan kerja sama dengan penjajah Belanda, keraton mendapat legitimasi dari pemerintah kolonial Belanda untuk tetap meneruskan pemerintahannya, di sisi lain tutup mata terhadap penjajahan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Tidak banyak sultan yang berani melawan penjajah Belanda seperti Sultan Agung atau Sultan Hamengkubuwono IX yang kemudian menjadi wakil presiden RI. Yang lain biasanya diem-diem aja, bersikap EGP dan cari slamet. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/18/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Aishayasmina = Jadi kalau ada yang merasa lebih mulia dari manusia lainnya karena dia merasa keturunan tertentu misalnya ada darah birunya, apa bedanya dengan iblis! == == == Al Qur'an [96.1] bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan --- Jano - ko membantu mencerahkan : Karena mungkin Aisha emongsi, jadi kita baca bersama saja pendapat organisasi atau insan yang lain .. Nanti kalau Aisha sudah tidak emongsi maka jano-ko akan menjelaskan pelan-pelan. - http://www.ums.ac.id/?pilih=halid=14 Peran Karaton dalam Pengembangan Islam Sejarah Indonesia mencatat bahwa Islam dapat berkembang dengan baik karena didukung faktor karakter ajaran Islam yang tidak memberatkan disertai teknik penyiaran dengan bijaksana dan dapat diterima oleh masyarakat. Sementara komposisi pemerintahan saat itu lebih didominasi oleh kerajaan pedalaman yang masih memiliki tradisi kuat Hindu dan Budha, sehingga penyebaran Islam dilakukan melalui guru pertapa yanng hidup di luar Karaton. Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam
Ikut nimbrung, VOC dulu belum menjajah kerajaan-kerajaan di Indonesia. Mereka masih bersikap sebagai pedagang dan mengadakan kerjasama dengan raja-raja, hanya saja dengan monopoli. Laut dijaga sehingga pesaing VOC tidak dapat berdagang dengan raja-raja itu tanpa melalui VOC. Sewaktu Belanda resmi menjajah Indonesia, mereka menaklukkan raja-raja dengan mengadu di antara keluarga mereka sendiri sehingga memperlemah kerajaan. Raja yang melawan Balanda juga ada seperti raja di Bali yang melawan dengan perang Puputan. Di Jawa. raja Mataram diadu di antara sesama keluarga dan kalau ada pihak yang kemudian meminta bantuan Belanda, ia akan diikat dengan perjanjian untuk tunduk pada aturan penjajah. Jadi tidak semua raja di nusantara dulu diam-diam saja. KM ---Original Message--- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: 02/18/07 17:00:05 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam setahu saya keraton juga berperan dalam pelestarian penjajahan Belanda waktu itu. dengan kerja sama dengan penjajah Belanda, keraton mendapat legitimasi dari pemerintah kolonial Belanda untuk tetap meneruskan pemerintahannya, di sisi lain tutup mata terhadap penjajahan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Tidak banyak sultan yang berani melawan penjajah Belanda seperti Sultan Agung atau Sultan Hamengkubuwono IX yang kemudian menjadi wakil presiden RI. Yang lain biasanya diem-diem aja, bersikap EGP dan cari slamet. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/18/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Aishayasmina = Jadi kalau ada yang merasa lebih mulia dari manusia lainnya karena dia merasa keturunan tertentu misalnya ada darah birunya, apa bedanya dengan iblis! == == == Al Qur'an [96.1] bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan --- Jano - ko membantu mencerahkan : Karena mungkin Aisha emongsi, jadi kita baca bersama saja pendapat organisasi atau insan yang lain .. Nanti kalau Aisha sudah tidak emongsi maka jano-ko akan menjelaskan pelan-pelan. - http://www.ums.ac.id/?pilih=halid=14 Peran Karaton dalam Pengembangan Islam Sejarah Indonesia mencatat bahwa Islam dapat berkembang dengan baik karena didukung faktor karakter ajaran Islam yang tidak memberatkan disertai teknik penyiaran dengan bijaksana dan dapat diterima oleh masyarakat. Sementara komposisi pemerintahan saat itu lebih didominasi oleh kerajaan pedalaman yang masih memiliki tradisi kuat Hindu dan Budha, sehingga penyebaran Islam dilakukan melalui guru pertapa yanng hidup di luar Karaton. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam
Bisa dibaca dalam karangan-karangan dari Dowes Dekker alias Multatuli. - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, February 18, 2007 11:06 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam setahu saya keraton juga berperan dalam pelestarian penjajahan Belanda waktu itu. dengan kerja sama dengan penjajah Belanda, keraton mendapat legitimasi dari pemerintah kolonial Belanda untuk tetap meneruskan pemerintahannya, di sisi lain tutup mata terhadap penjajahan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Tidak banyak sultan yang berani melawan penjajah Belanda seperti Sultan Agung atau Sultan Hamengkubuwono IX yang kemudian menjadi wakil presiden RI. Yang lain biasanya diem-diem aja, bersikap EGP dan cari slamet. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/18/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Aishayasmina = Jadi kalau ada yang merasa lebih mulia dari manusia lainnya karena dia merasa keturunan tertentu misalnya ada darah birunya, apa bedanya dengan iblis! == == == Al Qur'an [96.1] bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan --- Jano - ko membantu mencerahkan : Karena mungkin Aisha emongsi, jadi kita baca bersama saja pendapat organisasi atau insan yang lain .. Nanti kalau Aisha sudah tidak emongsi maka jano-ko akan menjelaskan pelan-pelan. - http://www.ums.ac.id/?pilih=halid=14 Peran Karaton dalam Pengembangan Islam Sejarah Indonesia mencatat bahwa Islam dapat berkembang dengan baik karena didukung faktor karakter ajaran Islam yang tidak memberatkan disertai teknik penyiaran dengan bijaksana dan dapat diterima oleh masyarakat. Sementara komposisi pemerintahan saat itu lebih didominasi oleh kerajaan pedalaman yang masih memiliki tradisi kuat Hindu dan Budha, sehingga penyebaran Islam dilakukan melalui guru pertapa yanng hidup di luar Karaton. -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.441 / Virus Database: 268.18.1/691 - Release Date: 2/17/2007 5:06 PM [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam
belanda melalui VOC (BUMN - belanda) tidak pernah sepenuhnya tentram dan tenang menjajah indonesia, selalu ada perlawanan dari waktu ke waktu meski bersifat sporadis dan kedaerahan. Sebut saja sultan Hasanuddin, Sultan Badaruddin, Monarki Aceh, Kalteng, kaltim, kalsel, Gowa, Tertane, Tidore, Sisingamangaraja, Monarki Banten; semua melakukan perlawanan tapi kebanyakan 'kalah' karena kalah tak tik dan persenjataan. Mereka banyak memenangkan 'pertempuran' tapi kalah dalam 'perang'. salam On 2/18/07, Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote: Ikut nimbrung, VOC dulu belum menjajah kerajaan-kerajaan di Indonesia. Mereka masih bersikap sebagai pedagang dan mengadakan kerjasama dengan raja-raja, hanya saja dengan monopoli. Laut dijaga sehingga pesaing VOC tidak dapat berdagang dengan raja-raja itu tanpa melalui VOC. Sewaktu Belanda resmi menjajah Indonesia, mereka menaklukkan raja-raja dengan mengadu di antara keluarga mereka sendiri sehingga memperlemah kerajaan. Raja yang melawan Balanda juga ada seperti raja di Bali yang melawan dengan perang Puputan. Di Jawa. raja Mataram diadu di antara sesama keluarga dan kalau ada pihak yang kemudian meminta bantuan Belanda, ia akan diikat dengan perjanjian untuk tunduk pada aturan penjajah. Jadi tidak semua raja di nusantara dulu diam-diam saja. KM ---Original Message--- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: 02/18/07 17:00:05 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam setahu saya keraton juga berperan dalam pelestarian penjajahan Belanda waktu itu. dengan kerja sama dengan penjajah Belanda, keraton mendapat legitimasi dari pemerintah kolonial Belanda untuk tetap meneruskan pemerintahannya, di sisi lain tutup mata terhadap penjajahan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Tidak banyak sultan yang berani melawan penjajah Belanda seperti Sultan Agung atau Sultan Hamengkubuwono IX yang kemudian menjadi wakil presiden RI. Yang lain biasanya diem-diem aja, bersikap EGP dan cari slamet. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com