Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-13 Terurut Topik L.Meilany
Nah ini dia baru mak nyusss.:-)
Trimakasih Pak HMNA.

Ternyata susah sekali mendiskripsikan Ka'bah sesuai 
yg saya maksud dengan menuangkannya di tulisan.

Trimakasih skali lagi

Salam 
l.meilany


  - Original Message - 
  From: H. M. Nur Abdurrahman 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 07, 2007 10:11 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Ka'bah itu hanya arah qiblat, bukan media pemusatan pikiran, hanya pemusatan 
arah saja. Shalat dalam kendaraan misalnya di atas pesawat terbang yang arah 
terbangnya membelakangi Makkah, maka orang shalat itu tidak menghadap Ka'bah. 
Atau sedang kabut, tidak punya pedoman, ya diperkirakan saja di mana itu arah 
Qiblat. Dan setelah selesai shalat, udara cerah kembali, kabut sudah hilang dan 
ternyata shalat kita waktu kabut itu tadi tidak betul arahnya, alias tidak 
menghadap ke Ka'bah, maka shalat TIDAK PERLU DIULANGI.

  Ummat Islam sangat dianjurkan shalat berjamaah. Kalau tidak ada aturan shalat 
menghadap Ka'bah, dan yang mau shalat Maghrib itu terdiri atas orang Cina, 
Arab, Indian, Eskimo, Indonesia, Le Soto (tahu Le Soto itu di mana?) dan 
masing-masing ngotot mau menghadap ke Ibu Kota negaranya masing-masing, dan 
berunding, berunding, belum ada keputusan, sudah masuk waktu 'Isya, karena 
waktu Maghrib itu pendek, tidak jadilah itu shalat. Jadi kalau mau pakai otak 
sedikit, maka itu penentuan arah qiblat ke Ka'bah, itu masalah teknis saja.
  Think !
  Wassalam
  HMNA
  

  Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED] chairunisa_mahadewi
  Mon May 7, 2007 12:12 am (PST)
  Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang
  kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
  berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))


  -
  Sekarang dengan penyimpanan 1GB
  http://id.mail.yahoo.com/

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah

2007-05-13 Terurut Topik L.Meilany
Pak Ary jangan salah mengerti juga. Ini bukan masalah empati bukan masalah sapa 
yg bener sapa yg salah.
Tapi inilah realita keberagaman ibadah tiap agama :-)
Di Islam, dalam ibadah shalat kiblat itu suatu yg prinsip, bukan berarti kita 
mau memberhalakan yg jadi kiblat.
Itu poin utamanya. Kita sepakat.

Di agama lain ritual ibadah mereka juga punya hal yg prinsip yg tidak sama 
dengan kita. Tapi bukan masalah kiblat/arah,
atau memberhalakan patung
Saya sejak semula tidak menganggap kristen memberhalakan patung, lha wong 
kenyataannya gak gitu.
[ saya kan hidup dengan oran nasrani puluhan tahun :-) ]
Saya juga pernah kok lihat ibadah mereka [masuk gereja ]
Shalat perlu arah, setuju dengan istilahnya Pak HMNA karena juga tatacara 
shalat yg unik. Ada gerakan2 yg perlu ruang cukup lebar, lha kalo gak punya 
arah yg pasti bisa dong sholatnya amprokan, kalo lagi berjamaah :-)
Sedangkan di nasrani tatacara ibadah mereka lebih luwes. Ke gereja itu ibarat 
kita shalat jamaah di masjid. Kalo di rumah mereka bisa melakukan ibadat sambil 
duduk, berlutut mau madep mana juga gak pa-pa, mau pake baju yg gak nutup aurat 
nggak usah suci juga ndak apa2.
Yg sering saya lihat adalah melingkar dengan imamnya di tengah atau ada juga yg 
seperti anak sekolahan.
Di komunitas kristen advent hari ke 7 bahkan 'gereja' nya seperti rumah/gedung 
biasa, karena mereka tidak suka hiasan2, mereka kan juga tidak berhias misalnya 
pake kalung salib.
Di kristen ortodoks bahkan mereka beribadah ada yg seperti kalo kita zikiran, 
duduk lesehan sambil menyanyi kidung2, yg perempuan memakai kerudung, imamnya 
memakai gamis kayak orang Arab tapi hitam dan tanpa kafiyeh :-)

Arah kiblat itu juga jadi kepedulian gak melulu untuk sholat tapi juga 
'fengshui' letak tempat tidur misalanya. Afdolnya menghadap kiblat, orang mati 
dikubur juga gitu. Di perumahan islamic village, karawaci tangerang konon bikin 
rumah konsepnya juga mengarah 
ke model rumah islami.
--
Masalahnya sekarang Nisa seolah [ seolah nih ya] yg dapat saya cerna 
tulisannya;menganggap bahwa agama non Islam juga punya 'tradisi' yg sama dengan 
penuturan : 'jikalau' tentang cara ibadah [ masalah kiblat/arah ] yaitu dengan 
memberhalakan patung. Untuk masalah agama itu ngomong; jikalau; jika, kalau, 
umpama hal yg sensitif :-)
Saya kan dah pengumuman dari dulu bahwa WM itu juga di baca oleh anggota diam, 
yg non muslim juga banyak.
Saya itu seperti penyambung lidah bagi mereka :-)

Kalo di milisnya Pak Radityo memang mereka saling 'berantem', tapi di WM; non 
muslim itu jadi penonton.
Kemudian kalo keyakinan mereka diomongin meskipun hanya dengan 'misalnya'- 
jikalau' pasti ada juga yg nasping.
Hingga perlu Pak HMNA di milis tetangga itu juga kasih kotbah :-)
Atau ada juga yg japri saya.

Salam :-)
l.meilany



  - Original Message - 
  From: asetijadi2004 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 08, 2007 1:58 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah



  mbak Mei,

  saya kira memang nggak nyambung.

  IMHO, Mbak Chae itu mau bilang, adalah TERSESAT jika kita TIDAK PUNYA 
  EMPATI (ini kata kunci) untuk mengerti orang lain dan cuman dengan 
  keras kepala bilang GUE YANG BENER, ELO SALAH.

  BAGI KITA MUSLIM, dan saya kira mbak Chae juga sudah tahu, tentu saja 
  menghadap ka'bah itu BUKAN penyembahan berhala. Dan BAGI MEREKA NON 
  MUSLIM, keberadaan patung-patung atau simbol-simbol itu juga BUKAN 
  penyembahan berhala.

  Kalo mbak Mei bilang itu 'pemusatan' (apapun artinya). Ya MIRIP 
  begitu itu juga lah makna patung2 itu bagi MEREKA.

  Nah, kita yang muslim ini sering SOK TAHU DAN USIL bilang bahwa orang 
  yang beragama lain itu MENYEMBAH BERHALA.

  salam
  Ary

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   Saya pikir Nisa salah mengerti:-)
   Saya lebih menekankan masalah pemusatan pikiran[ hening cipta] 
  ketika shalat.
   Di Islam hening cipta pada Allah dipusatkan/diarahkan/kiblat ke 
  arah Masjidil Haram.
   Orang melakukan sesuatu kan harus ada tujuannya/arah.
   Dalam hidup juga harus punya arah, pelaut juga harus punya kompas 
  supaya gak nyasar :-)
   
   Dan kebetulan saja Ka'bah berada di Masjidil Haram.
   Saya pikir kita tidak memberhalakan Ka'bah.
   
   Kalo diagama lain apakah benar patung Yesus, Bunda Maria, Budha, 
  Trimurti itu sebagai media pemusatan?
   Kita kan tidak boleh gegabah mengatakan demikian :-)
   Kala mereka beribadat di gereja misalnya mereka kan ada imamnya : 
  pastur, pendeta, pedande misalnya yg memimpin
   peribadatan.
   Mereka mengatakan patung2 itu adalah sekedar ornamen, Seperti 
  misalnya di masjid sering banyak lukisan 
   kaligrafi dari ayat2 Qur'an sepanjang dinding. Ada marmer2, 
  keramik yg bertuliskan ayat2 suci di jual di toko bangunan, 
  digeletakan begitu saja, katanya sih orang2 yg mbangun masjid sering 
  pesan, lebih murah daripada nyewa orang untuk menulis
   seluas dinding masjid

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
pernyataan ibu chae ini masuk akal kok. banyak orang non-muslim yang
mengira bahwa orang Islam itu menyembah Ka'bah. Terus Islam itu agama
orang Arab, dewanya namanya Allah, dan tidak sama dengan Tuhan yang di
Bible. Yah stereotyp semacam ini mungkin terjadi, karena gak ada
komunikasi dari pihak lain, akhirnya informasi diberikan oleh orang
non-muslim sendiri yang sok tahu tentang Islam. Bagusnya, belakangan
ini dari kalangan muslim berusaha untuk memberikan informasi yang
benar tentang Islam, bahwa Islam itu agama universal (bukan khusus
untuk orang Arab), tidak menyembah Ka'bah, tidak menyembah babi (ada
lho orang non-muslim yang berpikir orang Islam menyembah babi karena
dianalogikan orang Hindu tidak memakan sapi), nabi2-nya sama dengan
nabi orang kristen, dan Allah itu Tuhan seperti dalam Bible.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 5/7/07, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:






 Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat
  muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu.
  JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media pemusatan seperti yang
  dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana
  jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama
  dengan kedudukan ka'bah.:)


Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-05-07 Terurut Topik jano ko
 kebenaran hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan.
 Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai
untuk saya
 Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa
bahwa agama yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg
membuat berbeda - masalah ' kebenaran' :-)
 Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya
punya agama, malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula
anak2nya lah yg bilang kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya 
di alam sana agamanya musti sama :-)
 Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya,
pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara.
 
 Salam
 l.meilany
 
 
 
 - Original Message - 
 From: Chae 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama
sama? (Dialog imaginer)
 
 
 Mba Mia dan Mba Mei,
 
 Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran
 mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan
 saja dalam berumah tangga itu berat menyatukanya apalagi dengan
 pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip
 untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering
 saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali
 mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah
 resiko seorang Ibu he..he..he..;))
 
 Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti
 tidak ada khususan dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak
 mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal
 masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena titik
 awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita
 gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang lain
 yang menggunakan peta yang berbeda adalah beda dengan tujuan kita.
 KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH
 SAMPAINYA KE TUJUAN. Karena bagi saya pribadi Agama pada dasarnya
 diluar ritual yang berlaku adalah sebauh jalan untuk membedakan YANG
 HAK DENGAN YANG BATHIL dan Tuhan adalah yang Maha Haq QS.22:6)
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya sebagai 
  Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara
Islam. 
  Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam adalah 
  bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri. Melupakan kenyataan
ini 
  adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri. Dan
kemudian 
  jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena hanya 
  dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada dunia 
  bagaimana Islam dan Muslim itu. 
  
  Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan 
  terserah anakku mau pilih agama yang mana'. Eit, ntar dulu, 
  kataku. Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan nggak 
  boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku sekarang, 
  bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan 
  mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu? Be a 
  good Muslim!
  
  Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota 
  keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk 
  setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a good 
  Muslim'
  
  salam
  Mia
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
  wrote:
  
   Nimbrung :
   Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
   Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan 
  sinkretisme :-)
   Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan
sinkretisme 
  yg lagi mulai naik daun di Indonesia
   Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah
   
   Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 
  selain ke monumen cinta Taj Mahal
   sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan 
  mendapatkan juga keterangan/leaflet 
   mengenai sejarah munculnya Baha'i.
   
   Salam 
   l.meilany
   
   - Original Message - 
   From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
   Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua 
  agama sama? (Dialog imaginer)
   
   
   
   Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
   dengan putrinya, Annisa 
   
   ...
   
   menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
   eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
   
   Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka
   
begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya 
  dengan
   rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar 
  adanya.
   
   Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang 
  mam??
   
   Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat 
  kebaikan
   di atas muka bumi ini

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah

2007-05-07 Terurut Topik L.Meilany
Saya pikir Nisa salah mengerti:-)
Saya lebih menekankan masalah pemusatan pikiran[ hening cipta] ketika shalat.
Di Islam hening cipta pada Allah dipusatkan/diarahkan/kiblat ke arah Masjidil 
Haram.
Orang melakukan sesuatu kan harus ada tujuannya/arah.
Dalam hidup juga harus punya arah, pelaut juga harus punya kompas supaya gak 
nyasar :-)

Dan kebetulan saja Ka'bah berada di Masjidil Haram.
Saya pikir kita tidak memberhalakan Ka'bah.

Kalo diagama lain apakah benar patung Yesus, Bunda Maria, Budha, Trimurti itu 
sebagai media pemusatan?
Kita kan tidak boleh gegabah mengatakan demikian :-)
Kala mereka beribadat di gereja misalnya mereka kan ada imamnya : pastur, 
pendeta, pedande misalnya yg memimpin
peribadatan.
Mereka mengatakan patung2 itu adalah sekedar ornamen, Seperti misalnya di 
masjid sering banyak lukisan 
kaligrafi dari ayat2 Qur'an sepanjang dinding. Ada marmer2, keramik  yg 
bertuliskan ayat2 suci di jual di toko bangunan, digeletakan begitu saja, 
katanya sih orang2 yg mbangun masjid sering pesan, lebih murah daripada nyewa 
orang untuk menulis
seluas dinding masjid :-)
Di rumah2 bahkan ada pigura ayat kursi, surat yasin, asmaul husna, apakah itu 
di berhalakan.
Itu kan cuma hiasan. Dibuat dari tinta emas, benang emas, kruistik, lukisan, 
ukiran dll.
Lina Alwi-Koestoer sang arsitek [ kemanakah dia ] tentu  lebih tahu... :-)
Tapi kan ada juga memang 'memberhalakan'; katanya tarok pigura ayat kursi dekat 
pintu masuk supaya rumahnya aman sejahtera, nggak kemasukkan maling?
Sebenarnya kan pigura itu sebagai pengingat, jadi ketika lewat pintu itu 10 x, 
10 x pulalah ayat kursi di baca :-).
Kita jadi 'eling' -sadar kemanapun melangkah apapapun yg kita kerjakan, Allah 
melihat.
Gusti Allah ora sare, begitulah kira2nya ayah saya dulu bilang :-)

Patung2 Yesus, Bunda Maria, Budha tidak diberhalakan [ di sembah]. Kalo 
disembah masakan miniatur patung itu bisa 
dijual dipasar, toko suvenir  untuk hiasan, pajangan, ngganjel kertas dll. Itu 
kan hanya sebuah benda yg tak ada ruhnya. 
Benda2 itu bukan berhala. Berhala itu dituhankan, dihormati:-)

Jadi seperti Pak Wikan bilang; bahwa terjadi salah mengerti.  Bahwa berhala itu 
kan artinya patung dewa2 yg dipuja/disembah.
Lha Yesus, Bunda Maria, Budha kan juga manusia, bukan berhala seperti latha, 
uzza, manat :-)
:-)

salam
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 07, 2007 2:10 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang
  kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
  berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
   Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
   Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada.
   
   Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah
  Allah untuk 
   memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
   
   Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam.
   Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada
  satu titik - kiblat - masjidil haram.
   Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia
  ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
   Subhanallah!
   
   Salam 
   l.meilany
   
   - Original Message - 
   From: Chae 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
   
   
   Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
   penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
   mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan
   jauh dari intropeksi diri..
   
   Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari
   SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
   
memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa,
  tetapi 
sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
kepercayaan menyimpang...

demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di
   qur'an 
dan nyata2 menyembah patung.

menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam
  dalam 
kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah
  kepada 
pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni








Dan dana.pamilih@
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 03:45 PM
Please respond to wanita-muslimah


To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
   semua agama sama

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik L.Meilany
Nisa coba simak tulisan saya yg pertama .
Saya sama sekali tidak mengatakan Ka'bah sebagai media 'pemusatan'
Yang jadi arah/kiblat pemusatan shalat kita adalah Masjidil Haram.
Masjidil Haram adalah masjid pertama yg dibuat Rasulullah dengan patokan 
keberadaan Ka'bah
sebagai bangunan pertama dibangun oleh Ibrahim as dan Ismail as di atas bumi yg 
digunakan untuk 
menyembah Allah [ bukan menyembah berhala] seperti firman dalam Ali Imran 96
Ka'bah disebut juga Baitullah - rumah Allah atau Baitul 'Atiq [ rumah 
kemerdekaan]
Jadi jangan diputar balikkan :-)

Orang lebih senang menyebut Ka'bah sebagai kiblat daripada masjidil haram; 
artinya kan : 
Rasulullah telah memberikan contoh yg baik gimana kita memperlakukan ka'bah, 
hajar aswad.

Yg sebenarnya kita tidak memberhalakan ka'bah, hajar aswad, tapi tak bolehkah 
kita kagum?
Sebagaimana seorang ibu yg bangga dan kagum misalnya dengan nilai rapor 
anaknya, apa artinya si ibu lantas 
memberhalakan rapor, nilai dan di pajang di bingkai di tempel di tembok
:-)

Orang kristen karismatik anti patung2, anti hiasan2, oranamen2 berbentuk 
makhluk hidup.
'Patung2'  lukisan orang kudus adalah semata-mata ornamen/hiasan bukan untuk 
diberhalakan.
Misalnya saja patung2 riwayat kelahiran Isa di palungan bisa saja di punyai 
seorang anak yg menyamakannya 
dengan koleksi boneka barbie :-)

salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 07, 2007 2:58 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat
  muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu.
  JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media pemusatan seperti yang
  dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana
  jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama
  dengan kedudukan ka'bah.:)

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Ibu Chairunisa,
   Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di ...bagaimana kalau itu juga 
   berlaku didalam agama-agama... ?
   Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan kata 
   ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini 
   juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi saya) 
   sebagai media pemusatan? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw Islam 
   pun punya berhala dan dalam islam berhala itu hanya sebagai 
   media pemusatan? 
   Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan pemusatan itu apa ya?
   
   terima kasih,
   
   salam,
   satriyo
   ;-]
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama 
   yang
kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
   wrote:

 Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
 Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
 Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
   berada.
 
 Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah
Allah untuk 
 memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
 
 Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non 
   Islam.
 Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada
satu titik - kiblat - masjidil haram.
 Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia
ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
 Subhanallah!
 
 Salam 
 l.meilany
 
 - Original Message - 
 From: Chae 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
   sama?
 
 
 Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
 penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) 
   kadang
 mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak 
   waspada dan
 jauh dari intropeksi diri..
 
 Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali 
   sehari
 SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
 
  memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa,
tetapi 
  sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran 
   dan 
  kepercayaan menyimpang...
  
  demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak 
   ada di
 qur'an 
  dan nyata2 menyembah patung.
  
  menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain 
   islam
dalam 
  kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah
kepada 
  pendahulu muhammad dan ajarannya masih

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik L.Meilany
Begini Pak Satriyo saya jadi berpikir dengan apa yg saya bilang.
Kata 'pemusatan' kok jadi ada salah pengertian [ ada member WM diam yg bilang]

Kata, kalimat2  yg di tuliskan memang suka susah dimengerti.

Jadi pada teman member diam/tetangga WM bisanya cuma sms-an, maksute begini :

Kalo dari rumah saya menuju ke Blok M arahnya ke timur.
Yg jadi tujuan saya adalah Blok M [ kalo sholat adalah Allah]
Untuk menuju ke arah blok M saya harus melangkahkan kaki ke arah timur, 
arah timur itu diartikan dengan kiblat.

Kalo saya berada di Tebet kan harus ke arah barat untuk sampai ke blok M.

Jadi Blok M adalah pusat dimana kita bertemu. [ Mosok nulis di milis saja ndak 
mau]
Puaaa yapuass :-D

Salam puas
l.meilany


  - Original Message - 
  From: satriyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 08, 2007 9:01 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Setuju mbakyu,
  tapi semua di dunia ini tidak ada yang kebetulan lhoo ... masa si 
  Allah tidak ada grand scenario buat ciptaan-Nya sendiri? hehehe ...
  Yang saya tahu dari apa yang pernah saya 'teliti' ternyata posisi 
  ka'bah itu menunjukkan sec geograifs 'centre' dari bumi ini, baik 
  daratan maupun lautannya. Kan memang konon Ka'bah adalah bangunan 
  pertama di bumi yang dibangun oleh nabi Adam atas perintah Allah.

  Jadi pemusatan atau apalah namanya, tidak berlaku dalam Islam jika 
  yang dimaksud adalah perantaran, karena dalam Islam sajalah manusia 
  itu punya direct contact dengan Allah Sang Pencipta, Maha Segala. 
  Adapun jika pemusatan itu maksudnya adalah konsentrasi, atau 
  khusyu, dalam Islam ya aktifitas yang dominan untuk itu adalah spt 
  mbak bilang, shalat. Sedemikian dahsyat nilai shalat hingga Rasul 
  mengabarkan bahwa amal pertama yang dihisab Allah atas anak Adam 
  adalah shalatnya.
  allaahu a'lam

  salam,
  satriyo
  ;-]

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
   Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
   Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
  berada.
   
   Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah 
  Allah untuk 
   memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
   
   Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non 
  Islam.
   Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada 
  satu titik - kiblat - masjidil haram.
   Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia 
  ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
   Subhanallah!
   
   Salam 
   l.meilany
   
   - Original Message - 
   From: Chae 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
  sama?
   
   
   Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
   penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
   mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada 
  dan
   jauh dari intropeksi diri..
   
   Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali 
  sehari
   SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
   
memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, 
  tetapi 
sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran 
  dan 
kepercayaan menyimpang...

demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada 
  di
   qur'an 
dan nyata2 menyembah patung.

menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam 
  dalam 
kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah 
  kepada 
pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni








Dan dana.pamilih@
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 03:45 PM
Please respond to wanita-muslimah


To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
   semua agama sama?




Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan 
  sering
juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg 
  dijanjikan
akan datang di masa depan.

Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan 
  walaupun
demikian semua demi tujuan yg baik.

Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat 
  dari
perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya 
  ngaco. 
Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita 
  tidak
boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat 
  Islam yg
sangat terpuji perilakunya. Yg repot

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-05 Terurut Topik L.Meilany
Pak Dana,
Semua agama membawa misi kedamaian, kebajikan.
Jangan dilihat agamanya tapi penganutnya.
Kebetulan saja di Indonesia banyak Islam, jadi perilaku umat Islamlah yg 
kelihatan.

Masalah kebenaran juga demikian. 
Islam dulu lahir di tengah masyarakat yg nomaden, rentan terhadap pertikaian 
antar suku
untuk mempertahankan kepemilikan.
Ketika dimasa sekarang corak/tradisi itu tetap di lakukan pada masyarakat 
muslim dunia yg 
sudah dikotak2-an dalam sebuah institusi [ negara] maka yg terjadi adalah 
adalah penistaan satu sama lain.
Saya benar, situ salah :-)
Misalnya:
Ketika dahulunya jihad dimaknai sebagai upaya mempertahankan Islam, apakah 
sekarang jihad 
bisa dipahami sebagai upaya mempertahankan/membela agama? Urusannya kan 
sekarang politik.

Itulah kemudian yg menimbulkan imej yg kurang sedap. Umat Islam dianggap senang 
kekerasan.
Karena bagi para pelakunya menganggap itu sebagai kebenaran yg harus dilakukan 
demi menggapai ridha Allah.
Seperti masa belasan abad lalu, perbedaan harus diperangi, dikerasi.

Islam adalah agama pembebasan, kedamaian dan keselamatan.
Mustinya bagaimana kita umat Islam memperjuangkan upaya itu dalam kehidupan 
bermasyarakat.

Salam 
l.meilany


  - Original Message - 
  From: Dan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 01, 2007 3:45 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering
  juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
  akan datang di masa depan.

  Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
  demikian semua demi tujuan yg baik.

  Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
  perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
  Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

  Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
  boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
  pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
  sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
  dan ngocol...

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   
   Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
  utusan
   sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
  masing2
   bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
   jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
   disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi
   penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana
   disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O People! No
   Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
  Reason
   well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
  I leave
   behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
  these, you
   will never go astray.
   
   Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang
   dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
   disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar
   comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai,
   India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
  Scriptures, bahwa
   dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
  dari kitab
   itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
  Sebagaimana
   disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
   penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
  kitab2
   itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
   kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.
   
   Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
  Allah yang
   diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
  Namun,
   sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada
  kitab2
   sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan
   dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala.
   
   Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad
  SAW adalah
   sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu
   berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and
  will stay
   forever.
   
   Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau
   saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA,
  perguruan
   tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2. Semua itu adalah bagian
   dari kehidupan saya.
   Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya
  laksanakan
   adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir.
   
   Wassalam,
   Flora
   
   ---
   Re: The Name of Allah - semua agama sama

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-05-05 Terurut Topik L.Meilany
Nisadear,  saya produk beda agama.
Terus terang saja saya bilang dengan sdikit rasa malu bahwa saya baru mengenal 
shalat ketika umur 14 tahun.
Kemudian shalat saya masih gak bener, bolong2, amburadul sampai saya usia 20-an 
tahun.
Selanjutnya suka banyak terombang-ambing sebelum akhirnya lapor pada DIA.
Yes! Saya adalah muslim, tunjukanlah selalu kebaikan dan yg benar, mudahkanlah 
segala urusan, bukakanlah hati ini untuk menerima yg Engkau perintahkan
:-)

Kedua orang tua saya entah gimana critanya nggak sedikitpun ngajarin anak2nya 
agama.
Tapi kami tahu bahwa agama mereka berbeda. Bapak saya shalat dan sering 
menggeletakan buku 
tata cara shalat sembarangan tapi kami anak2nya nggak pernah sedikitpun 
menyentuh.

Kami cuma diajari mengenai perilaku, moral/akhlak yg baik. Nggak pernah 
kedengaran kata2 neraka surga, 
dosa atau pahala.
Tapi entah kenapa, kalo orang bilang takdir, hidayah atau apalah  ahirnya waktu 
saya umur SMP; saya di sekolahkan 
di perguruan muhammadiyah. Ibu saya juga gak protes karena di sekolah itu juga 
ada beberapa murid yg nasrani.
Padahal sekolah itu lebih mahal daripada sekolah negeri yg ada di tempat kami 
tinggal.

Dari situlah kami mulai kenal agama dan bisa menemukan mana yg baik - sesuai 
bagi kami.
Kalo mau dipikir secara logika mustinya agama nasranilah yg bisa mendapat hati 
pada kami.
Mengingat sampai sekarang famili dari pihak Ibu hampir semuanya nasrani, bahkan 
ada yg jadi pastur, pendeta.
Dari keluarga ayah saya juga Islamnya cuma sedikit.

Jadi menurut saya, jika kita menghadapi kenyataan yg beda, sebaiknya kita bisa 
menerima keberadaan yg berbeda 
itu tidak dengan lebur kedalamnya, harus punya identitas diri. 
Islam bagi saya bukan  begitu saja terjadi atau taken for granted, tradisi atau 
apalah.

Dulu saya ingat waktu masih umur 10 tahunan ditanya agama kamu apa? Saya diam 
saja. Mau bilang Islam, shalat, puasa saja enggak tahu. Mau bilang kristen ke 
gereja juga enggak pernah.
Lebaran juga gak pernah bikin ketupat enggak pernah pakai baju baru :-)
Pernah di rapor SD Negeri, agama merah, karena saya tidak mau ikut pelajaran 
agama. Karena waktu saya sekolah di SD untuk anak tentara bahasa daerah dan 
agama itu tidak diajarkan.

Saya tahunya kalo lebaran kami dikirimi ketupat oleh tetangga. Kalo bulan puasa 
kita harus puasa tapi kalo kuat, nggak wajib.
Ibu saya hanya membangunkan, memasak tapi ia tidak ikut puasa dan selalu 
khawatir dengan puasa kami, takut kalo kami jatuh sakit :-)
Kalo natalan kami ke famili yg natal dan disana banyak kue2. Ibu saya minum 
sampanye anggur merah/putih.

Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama ngapain ada yg 
beragama Islam, 
ada yg Nasrani ada yg Budha ada yg Hindu?
Tapi, moral ajaran semua agama adalah SAMA. Kesamaannya adalah semua agama 
membawa misi kebaikan, 
kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg lain serta alam. 
Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-)

Tapi mengenai kebenaran hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan.
Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai untuk saya
Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa bahwa agama 
yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg membuat berbeda - 
masalah ' kebenaran' :-)
Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya punya agama, 
malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula anak2nya lah yg bilang 
kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya  di alam sana agamanya musti sama 
:-)
Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya, 
pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara.

Salam
l.meilany



  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog 
imaginer)


  Mba Mia dan Mba Mei,

  Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran
  mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan
  saja dalam berumah tangga itu berat menyatukanya apalagi dengan
  pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip
  untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering
  saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali
  mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah
  resiko seorang Ibu he..he..he..;))

  Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti
  tidak ada khususan dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak
  mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal
  masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena titik
  awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita
  gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang lain
  yang menggunakan peta yang berbeda adalah beda dengan tujuan kita.
  KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH
  SAMPAINYA

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-05 Terurut Topik L.Meilany
Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada.

Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah Allah untuk 
memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].

Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam.
Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada satu titik - 
kiblat - masjidil haram.
Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia ini shalat 
mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
Subhanallah!

Salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
  penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
  mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan
  jauh dari intropeksi diri..

  Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari
  SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi 
   sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
   kepercayaan menyimpang...
   
   demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di
  qur'an 
   dan nyata2 menyembah patung.
   
   menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam 
   kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada 
   pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni
   
   
   
   
   
   
   
   
   Dan [EMAIL PROTECTED]
   Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   05/01/2007 03:45 PM
   Please respond to wanita-muslimah
   
   
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
  semua agama sama?
   
   
   
   
   Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering
   juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
   akan datang di masa depan.
   
   Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
   demikian semua demi tujuan yg baik.
   
   Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
   perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
   Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.
   
   Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
   boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
   pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
   sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
   dan ngocol...
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
   florapamungkas@ wrote:
   

Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
   utusan
sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
   masing2
bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah
  Nabi
penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). 
  Sebagaimana
disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O
  People! No
Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
   Reason
well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
   I leave
behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
   these, you
will never go astray.

Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2
  yang
dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik,
  pakar
comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation,
  Mumbai,
India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
   Scriptures, bahwa
dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
   dari kitab
itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
   Sebagaimana
disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
   kitab2
itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.

Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
   Allah yang
diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
   Namun,
sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada
   kitab2
sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya,
  disesuaikan
dengan level akal budi

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-05-05 Terurut Topik jano ko

Bu Mei :
   
  Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama ngapain ada yg 
beragama Islam, 

  -
   
  Jano - ko :
   
  Pemberitahuan saja, chae itu sekarang sudah berpedoman kepada Piagam Madinah 
koq. 
   
  Itu saja.
   
  Wassalam
   
  --oo0oo--
L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Nisadear, saya produk beda agama.
Terus terang saja saya bilang dengan sdikit rasa malu bahwa saya baru mengenal 
shalat ketika umur 14 tahun.
Kemudian shalat saya masih gak bener, bolong2, amburadul sampai saya usia 20-an 
tahun.
Selanjutnya suka banyak terombang-ambing sebelum akhirnya lapor pada DIA.
Yes! Saya adalah muslim, tunjukanlah selalu kebaikan dan yg benar, mudahkanlah 
segala urusan, bukakanlah hati ini untuk menerima yg Engkau perintahkan
:-)

Kedua orang tua saya entah gimana critanya nggak sedikitpun ngajarin anak2nya 
agama.
Tapi kami tahu bahwa agama mereka berbeda. Bapak saya shalat dan sering 
menggeletakan buku 
tata cara shalat sembarangan tapi kami anak2nya nggak pernah sedikitpun 
menyentuh.

Kami cuma diajari mengenai perilaku, moral/akhlak yg baik. Nggak pernah 
kedengaran kata2 neraka surga, 
dosa atau pahala.
Tapi entah kenapa, kalo orang bilang takdir, hidayah atau apalah ahirnya waktu 
saya umur SMP; saya di sekolahkan 
di perguruan muhammadiyah. Ibu saya juga gak protes karena di sekolah itu juga 
ada beberapa murid yg nasrani.
Padahal sekolah itu lebih mahal daripada sekolah negeri yg ada di tempat kami 
tinggal.

Dari situlah kami mulai kenal agama dan bisa menemukan mana yg baik - sesuai 
bagi kami.
Kalo mau dipikir secara logika mustinya agama nasranilah yg bisa mendapat hati 
pada kami.
Mengingat sampai sekarang famili dari pihak Ibu hampir semuanya nasrani, bahkan 
ada yg jadi pastur, pendeta.
Dari keluarga ayah saya juga Islamnya cuma sedikit.

Jadi menurut saya, jika kita menghadapi kenyataan yg beda, sebaiknya kita bisa 
menerima keberadaan yg berbeda 
itu tidak dengan lebur kedalamnya, harus punya identitas diri. 
Islam bagi saya bukan begitu saja terjadi atau taken for granted, tradisi atau 
apalah.

Dulu saya ingat waktu masih umur 10 tahunan ditanya agama kamu apa? Saya diam 
saja. Mau bilang Islam, shalat, puasa saja enggak tahu. Mau bilang kristen ke 
gereja juga enggak pernah.
Lebaran juga gak pernah bikin ketupat enggak pernah pakai baju baru :-)
Pernah di rapor SD Negeri, agama merah, karena saya tidak mau ikut pelajaran 
agama. Karena waktu saya sekolah di SD untuk anak tentara bahasa daerah dan 
agama itu tidak diajarkan.

Saya tahunya kalo lebaran kami dikirimi ketupat oleh tetangga. Kalo bulan puasa 
kita harus puasa tapi kalo kuat, nggak wajib.
Ibu saya hanya membangunkan, memasak tapi ia tidak ikut puasa dan selalu 
khawatir dengan puasa kami, takut kalo kami jatuh sakit :-)
Kalo natalan kami ke famili yg natal dan disana banyak kue2. Ibu saya minum 
sampanye anggur merah/putih.

Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama ngapain ada yg 
beragama Islam, 
ada yg Nasrani ada yg Budha ada yg Hindu?
Tapi, moral ajaran semua agama adalah SAMA. Kesamaannya adalah semua agama 
membawa misi kebaikan, 
kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg lain serta alam. 
Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-)

Tapi mengenai kebenaran hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan.
Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai untuk saya
Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa bahwa agama 
yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg membuat berbeda - 
masalah ' kebenaran' :-)
Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya punya agama, 
malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula anak2nya lah yg bilang 
kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya di alam sana agamanya musti sama 
:-)
Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya, 
pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara.

Salam
l.meilany

- Original Message - 
From: Chae 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog 
imaginer)

Mba Mia dan Mba Mei,

Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran
mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan
saja dalam berumah tangga itu berat menyatukanya apalagi dengan
pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip
untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering
saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali
mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah
resiko seorang Ibu he..he..he..;))

Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti
tidak ada khususan dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak
mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal
masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-01 Terurut Topik Fadhli . Halim
ASSALAMU 'ALAIKUM WR WB... 

dmana2 pasti ada orang jahat
jangan salahkan agama tentang itu..
qita tidak boleh membenarkan agama selain islam selain dengan konteks 
al'quran...
memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi 
sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
kepercayaan menyimpang...

demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di qur'an 
dan nyata2 menyembah patung.

menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam 
kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada 
pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni








Dan [EMAIL PROTECTED]
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 03:45 PM
Please respond to wanita-muslimah

 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?




Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir.  Dan sering
juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
akan datang di masa depan.

Ini sih normal2 aja.  Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
demikian semua demi tujuan yg baik.

Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
perilaku ummatnya.  Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
boleh bilang ajarannya ngaco.  Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
sangat terpuji perilakunya.  Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
dan ngocol...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
utusan
 sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
masing2
 bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
 jamannya.  Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
 disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi
 penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40).  Sebagaimana
 disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O People! No
 Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
Reason
 well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
I leave
 behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
these, you
 will never go astray.
 
 Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang
 dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
 disebutkan oleh Rasulullah.  Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar
 comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai,
 India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
Scriptures, bahwa
 dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
dari kitab
 itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
Sebagaimana
 disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
 penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
kitab2
 itu.  Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
 kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.
 
 Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
Allah yang
 diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
Namun,
 sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada
kitab2
 sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan
 dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala.
 
 Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad
SAW adalah
 sebagai cikal-bakal Islam.  The last and final Testament dari Allah itu
 berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and
will stay
 forever.
 
 Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau
 saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA,
perguruan
 tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2.  Semua itu adalah bagian
 dari kehidupan saya.
 Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya
laksanakan
 adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir.
 
 Wassalam,
 Flora
 
 ---
 Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
 Posted by: satriyo [EMAIL PROTECTED]   satriyo_as 
 Wed Apr 25, 2007 8:42 pm (PST) 
  dst...
 
 Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya terhenyak, 
 apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang mendukung 
 itu saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 
 yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan adanya 
 rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2 ...!
 ---
 Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
 Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED]   chairunisa_mahadewi

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-01 Terurut Topik Fadhli . Halim
assalamu 'alaikum wr.wb
BUKAN BEGITU MAKSDU SAYA BU'

Ka'bah itu adalah rumah ibadah yang dibangun oleh ibrahim... dan kita 
disuruh menyembah dia karena perintah tuhan... (tuhan mengabulkan do'a 
ibrahim)
kalau mengenai ajaran, islam masih murni disamping banyak juga aliran2 
yang menyimpang yang muncul akir2 ini...
muhammad sudah menjamin, kalo kita g bakal tersesat jika kita berpegang 
kepada al qur'an dan hadist. dan nyata2 alqur'an dan hadist itu masih asli 
bahkan sampai kiamat nanti (untuk alqur'an)
nabi muhammad sudah berkata dan mengklaim bahwa, suatu saat nanti 
(menjelang kiamat) akan ada 71 golonganqu, 1 yang selamat dan yang lain 
masuk neraka...

kalo mbak udah berpikir kayak gitu, itu adalah termasuk sirik mbak...
kita mengelilingi ka'bah harus dengan niat atas perintah tuhan, dan bukan 
ada tuah2nya disana...

wassalam











Chae [EMAIL PROTECTED]
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 04:21 PM
Please respond to wanita-muslimah

 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?




Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan
jauh dari intropeksi diri..

Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari
SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi 
 sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
 kepercayaan menyimpang...
 
 demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di
qur'an 
 dan nyata2 menyembah patung.
 
 menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam 
 kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada 
 pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni
 
 
 
 
 
 
 
 
 Dan [EMAIL PROTECTED]
 Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 05/01/2007 03:45 PM
 Please respond to wanita-muslimah
 
 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
 Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
semua agama sama?
 
 
 
 
 Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir.  Dan sering
 juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
 akan datang di masa depan.
 
 Ini sih normal2 aja.  Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
 demikian semua demi tujuan yg baik.
 
 Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
 perilaku ummatnya.  Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
 Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.
 
 Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
 boleh bilang ajarannya ngaco.  Jadi yg bisa kita bilang ialah
 pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
 sangat terpuji perilakunya.  Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
 dan ngocol...
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
 florapamungkas@ wrote:
 
  
  Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
 utusan
  sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
 masing2
  bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
  jamannya.  Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
  disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah
Nabi
  penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). 
Sebagaimana
  disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O
People! No
  Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
 Reason
  well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
 I leave
  behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
 these, you
  will never go astray.
  
  Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2
yang
  dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
  disebutkan oleh Rasulullah.  Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik,
pakar
  comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation,
Mumbai,
  India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
 Scriptures, bahwa
  dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
 dari kitab
  itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
 Sebagaimana
  disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
  penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
 kitab2
  itu.  Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
  kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.
  
  Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
 Allah yang
  diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
 Namun,
  sebagai muslim, kita tidak wajib

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Blaming Islam

2007-05-01 Terurut Topik jano ko
Mas Dana :
   
  Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
dan ngocol...
=
   
  Jano - ko :
   
  Hanya mau tanya aja, pernyataan mas dana itu masuk kategori hate crime 
engga ya ?
   
  Jano - ko koreksi, yang benar umat islam itu selalu dikacau.
  Siapa yang ngacau ?, mungkin kita bisa minta informasi kepada para 
orientalist, disini ada engga yang menjadi anggota orientalist ?
   
  --
   
  
http://www.milligazette.com/dailyupdate/2006/200612033_blaming_islam_islamophobia.htm
   
  BLAMING ISLAM
   
  Blaming Islam for the lack of democratic and scientific developments in 
Muslim countries is not a new idea but an old enterprise rooted in the 
nineteenth and twentieth century European Orientalism. The late Edward Said 
succeeded, in the 1980s, in unmasking Orientalist notions within Western 
academia and exposing its false pretense. In his seminal work, Orientalism, 
Said demonstrated that Orientalist views of Islam were used to justify the 
European colonial ambitions in the Muslim world.
   
  ---
   
  Nah silahkan mas dana belajar yang rajin, hayati dan resapi artikel diatas, 
jangan sampai mas dana menjadi korban dari BRAINWASHING, lebih baik mencuci 
hati kita supaya cermerlang.
   
  Malem WIB
   
  --oo0oo--
   
  

Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering
juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
akan datang di masa depan.

Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
demikian semua demi tujuan yg baik.

Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
dan ngocol...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
utusan
 sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
masing2
 bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
 jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
 disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi
 penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana
 disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O People! No
 Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
Reason
 well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
I leave
 behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
these, you
 will never go astray.
 
 Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang
 dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
 disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar
 comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai,
 India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
Scriptures, bahwa
 dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
dari kitab
 itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
Sebagaimana
 disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
 penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
kitab2
 itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
 kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.
 
 Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
Allah yang
 diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
Namun,
 sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada
kitab2
 sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan
 dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala.
 
 Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad
SAW adalah
 sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu
 berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and
will stay
 forever.
 
 Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau
 saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA,
perguruan
 tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2. Semua itu adalah bagian
 dari kehidupan saya.
 Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya
laksanakan
 adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir.
 
 Wassalam,
 Flora
 
 ---
 Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
 Posted by: satriyo [EMAIL PROTECTED] 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-30 Terurut Topik jano ko
  Dewa itu sesuatu
 yang berbeda. Ya saya jawab :  Ya, itu menurut teman mama itu lho 
de'..
 Dan itu tidak benar. Tidak benar bahwa semua agama itu sama, tidak 
benar
 pula bahwa tuhan mereka itu sama dengan tuhan kita. Tuhan kita itu
 ALLAH. Namanya, ALLAH. Jangan panggil dengan nama lain kecuali 
ALLAH dan
 nama-nama yang ada di asmaul husna yang sudah kita hafalkan..
 
 Selanjutnya, papanya melanjutkan dengan kadang-kadang kita ngaku-
ngaku
 bertuhan ALLAH, tapi yang kita sembah malahan yang lain lho... 
Misalnya
 Game, atau film kartun.. He..he..he.. soalnya anak-anak kadang-
kadang
 kalau lagi main game atau nonton kartun, suka lelet disuruh sholat..
 
 Wassalaam,
 -Ning
 
 
 
 
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of L.Meilany
 Sent: Saturday, April 28, 2007 6:01 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?
 (Dialog imaginer)
 
 
 
 Nimbrung :
 Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
 Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan
 sinkretisme :-)
 Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme 
yg
 lagi mulai naik daun di Indonesia
 Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah
 
 Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 
selain ke
 monumen cinta Taj Mahal
 sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan 
mendapatkan
 juga keterangan/leaflet 
 mengenai sejarah munculnya Baha'i.
 
 Salam 
 l.meilany
 
 - Original Message - 
 From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com 
 Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
 Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?
 (Dialog imaginer)
 
 Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
 dengan putrinya, Annisa 
 
 ...
 
 menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
 eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
 
 Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka
 
  begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya 
dengan
 rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar 
adanya.
 
 Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang 
mam??
 
 Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat 
kebaikan
 di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling
 berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-
Nya
 maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
 makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan
 yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita 
berbuat
 kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita
 panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada
 didalam dada kita sendiri.
 
 ohhh...katanya... 
 
 Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja
 (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau
 mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati
 kok.
 
 Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya,
 asalkan dengan rasa sayang ?
 
 Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.
 
 OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
 Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
 Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
 Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu 
kecil.
 Amiin.
 Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?
 
 Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..
 
 ...
 
 Wassalaam,
 -Ning
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]




 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-30 Terurut Topik jano ko
Chae :

  Kaka:  Mam, apakah orang-orang yang bukan Islam pada akhirnya akan
masuk neraka?? walaupun mereka adalah orang-orang yang baik dan tidak
jahat??

  =
   
  Jano - ko :
   
  Hanya mau menambahkan saja, seharusnya chae menjelaskan secara tuntas apakah 
itu Islam, sambil menggiring keng puteri / ananda, untuk mulai belajar membuka 
Al Qur'an dan Hadis, gitu.
  Jano-ko khawatir kalau chae tidak menjelaskan definisi dan apa itu islam maka 
akan membuat puterinya jadi tambah bingung.
  Bisa saja dimulai dengan menjelaskan apa itu Rukun Islam, Rukun Iman dst.
  Ini hanya saran lho.
   
  Gitu.
   
  Selamat siang.
   
  --oo0oo--
  

Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mba Lina,

Mengapa idealnya dalam beragama seseorang tidak boleh taken for
grandted??

Saya pikir agama tidak begitu saja tumbuh dalam diri seseorang tapi
mempunyai akar sejarah yang memang tidak lepas dari titik awal
seseorang untuk berkembang (asli Mba, susah menerangkanya;)

Masalahnya dalam memandang semua agama sama, kita seringkali setengah
hati dan kadang bersikap mendua...hal ini terjadi ketika kita
menghadapi satu permasalahn mengenai Klaim kebenaran.

Apakah bisa kita menerima bahwa dalam agama lain pun ada yang namanya
jalan kebenaran. Ketika kita memeluk satu agama dan kemudian kita di
doktrin tentang ke absolutan dari kebenaran agama kita maka secara
otomatis kita di giring dalam satu pemikiran bahwa tidak ada kebenaran
dalam agama lain. Kita mungkin bisa menerima keberadaan agama lain
tapi apakah kita bisa menerima kebenaran agama lain?? seringkali
orang-orang yang bisa menerima kebenaran dalam agama lain diragukan
keimanannya terhadap agama yang di anutnya, apakah memang dengan
mengakui kebenaran dalam agama lain dengan demikian keimanan kita
sendiri dipertanyakan??

Bagi saya pribadi agama adalah suatu cara/jalan untuk menempuh satu
process pembentukan diri menjadi khalifah dan process pembentukan
ini akan bermacam-macam cara (agama) karena seperti yang saya sebutkan
dari awal bahwa ini tidak terlepas dari ruang lingkup titik awal
seseorang. Artinya dalam Islam kita bisa menjadi be good muslim, dalam
kristen kita bisa jadi be a good kristen, dalam hindu kita bisa jadi
be good hindu, dalam budha kita bisa jadi be good budha, dalam Yahudi
bisa jadi be good Yahudi, dalam kejawawen bisa jadi be good kejawan,
dalam sintho bisa jadi be good sintho dll

Saya termasuk yang percaya bahwa semua agama bisa membawa kita menjadi
seorang khalifah atau representative Allah.

Pernah menjadi dialog antara saya dan putri sulung saya mengenai ini.

Kaka:  Mam, apakah orang-orang yang bukan Islam pada akhirnya akan
masuk neraka?? walaupun mereka adalah orang-orang yang baik dan tidak
jahat??

Apakah masuk neraka atau surga adalah hal sangat penting, sayang??

Iya lah Mam, bukankah kita semua menginginkan untuk bisa masuk surga??

 menurut Kaka baiknya bagaimana?? memaksa mereka untuk menerima Islam??

Bidadariku cuman bisa menggelengkan kepalanya, baginya ide memaksa
adalah hal yang buruk, jangan kan soal agama dari hal yang kecil saja
kami terbiasa mendidik agar tidak pernah memaksakan kehendak pada
orang lain.

Sayang, menurutmu siapakah yang berhak memutuskan seseorang masuk
surga atau neraka??

Hanya Allah SWT saja, Mam??

Lalu untuk apa urusan Surga dan Neraka menjadi masalah mu?

Kupeluk erat anaku,Sayang...jika demikian tidak perlu kita menghakimi
orang lain dengan masalah Surga dan Neraka karena kita tidak pernah
memiliki otoritas untuk menentukanya bahkan untuk diri kita
sendiri...yang seharusnya kita lakukan adalah menjadi orang yang bisa
menciptakan surga di dunia ini surga bagi dirinya, bagi
orang-orang yang dicintainya dan surga bagi semua umat
manusia...karena kita tidak pernah tahu apakah kita akan mendapatkan
surga nantinya 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Iya mbak Chae, itu intinya. Idealnya, beragama itu tidak 'taken for 
 granted' tapi kalo bernegara idealnya memang 'taken for granted' 
 (mau pindah kewargaan-negara ya bisa saja, tapi tetep aja asalnya 
 dia orang Indonesia itu gak bisa dihapus). 
 
 Kalau 'semua agama sama' dengan arti demikian sih buat saya no 
 problem. Semua agama baik bagi masing-masing pemeluknya. Semua agama 
 mengajarkan kebaikan bagi masing2 pemeluknya.
 
 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Mba Lina  Mba Mia,
  
  Kenapa saya pakai perbandingan negara untuk masalah kebenaran 
 agama
  karena saya melihat persamaan penerimaan kebenaran agama seperti
  ahalnya kebenaran dalam beragama. Dimana kebanyakan dari kita 
 menerima
  agama sama seperti halnya menerima kewarganegaraan dengan kosnep 
 taken
  for grandted. Kita lahir dalam lingkungan muslim dengan sendirinya
  kita beragama Islam, kita lahir di Indonesia dengan sendirinya kita
  berkebangsaan Indonesia WALAU TIDAK MELIPUTI SEMUA KASUS, ARTINYA 
 ADA
  BEBERAPA KASUS YANG BERBEDA TAPI MOSTLY YA..DEMIKIAN ADANYA.
  
  Semua 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - 2 : 147

2007-04-29 Terurut Topik jano ko
Jano - ko :
   
  Hallo jeng Rani,
  Dibawah ini tak ulang lagi katanya mia :
   
  ---
   
  Mia =
  Sesungguhnya inti 
 semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
 mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
 dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan  
hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
   
  
   
  jano - ko :
   
  Sebelum jano-ko menjawab, jano-ko mau bertanya dulu kepada jeng Rani tentang 
apa yang disebut dengan perennial philosophy ( the existence of a universal 
set of truths and values common to all peoples and cultures ) yang dicetuskan 
oleh Augostino Steuco in his book entitled: De perenni philosophia libri X 
(1540). 
  Mia juga bisa turut menjelaskan.
   
  Yang kedua, saya tidak mau menggunakan kata filsafat yang kaitannya dengan 
Islam, kalau bicara filsafat dan Islam harus dilakukan pada ruangan tertutup. 
Karena kebenaran dalam filsafat itu bisa apa saja, sedangkan kebenaran dalam 
islam itu adalah dari Allah.
   
  ---
   
  Al Qur'an
   
  [2.147] Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu 
termasuk orang-orang yang ragu. 
   
  
   
  Daripada jano-ko menggunakan istilah Perennial Philosophy, lebih baik gimana 
kalau jano-ko menggunakan istilah kebenaran ?
   
  Nah tolong jeng Rani menjelaskan kebenaran menurut Islam dan kebenaran 
menurut suku Baduy.
  Bisa juga lho jeng Rani menjelaskan versi kebenarannya jeng Rani.
   
  Ini tidak membuka aib dan ngrasani lho, tapi diskusi ilmiah,
  Wajar saja kalau mia juga pusing, bagaimanamungkin mia ini bicara soal 
perennial philosophy, sedangkan mia masih suka menilai pak HMNA dengan 
penilaian menurut ukurannya sendiri ? 
   
  Nah kalau mia ini menilai orang lain dengan ukurannya sendiri berarti mia 
telah terjebak oleh dirinya sendiri, yaitu mengingkari perennial philosophy 
yang mia sebutkan itu. Ingat lho,  Perennial Philosophy itu juga mengakui 
kebenaran Islam yang diyakini oleh pak HMNA.
  Apa pendapatmu wahai mia ?
   
   
  Monggo.
   
   
  :)
   
   
  --oo0oo--
   
  


Rani Kirana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mas JaN OKO

komentar-komentar anda kayak iklan di TV aja..nongol tanpa 
diundang..dan cenderung menyebalkan karena mengganggu alur cerita..

dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan 
komentar anda yang ndak nyambung blass..

udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu.

tapi yang harus anda lakukan adalah belajar menulis yang baik dan 
benar..; logika anda juga perlu anda atur supaya dapat memahami dan 
dipahami orang lain..

salam hari Ahad

Rani

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mia :
 
 Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
 
 ===
 
 Jano - ko :
 
 Chae sudah deklarasi koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, 
begitu, jadi ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia.
 
 Selamat pagi lagi
 
 
 --oo0oo--
 
 
 Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' 
dan 'kebenaran 
 negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara 
bisa 
 jadi kayak agama, misalnya the promised land.
 
 Semua agama adalah sama memang sungguh gampang disalahartikan 
 karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman 
sekarang 
 kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. 
 Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang 
 disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap 
egaliter 
 terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti 
 semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
 mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
 dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan 
hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
 
 Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial 
 philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak 
sombong, 
 peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. 
 Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, 
 sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin 
susah 
 saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak 
 terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak 
HMNA..:-
 )
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@ wrote:
 
  Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya 
pada 
  pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, 
  keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang 
  tidak selevel 

RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-29 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)
 
Cerita awal  minggu nih.
 
Kemarin, seusai maghrib berjamaah, saya bercerita pada keluarga (suami
dan anak-anak), mengenai dialog ini. Sebagai kongklusi, saya bilang
gini. 
Jadi, menurut teman mama itu, orang boleh memanggil tuhan dengan nama
apa saja, asal itu memuaskan perasaanya dan mencerminkan kesempurnaan
yang ada dalam imajinasi orang tersebut, tentang Tuhan yang
disembahnya..
 
Anak saya yang terkecil (TK), nyeletuk :
Jadi menurut teman mama itu, orang Kristen boleh ya berdoa pada Dewa ?

 
Wah, bingung juga jawabnya. Pertanyaan itu mencerminkan bahwa paradigma
berfikir anak saya itu adalah memang ALlah, Yesus  Dewa itu sesuatu
yang berbeda. Ya saya jawab :  Ya, itu menurut teman mama itu lho de'..
Dan itu tidak benar. Tidak benar bahwa semua agama itu sama, tidak benar
pula bahwa tuhan mereka itu sama dengan tuhan kita. Tuhan kita itu
ALLAH. Namanya, ALLAH. Jangan panggil dengan nama lain kecuali ALLAH dan
nama-nama yang ada di asmaul husna yang sudah kita hafalkan..
 
Selanjutnya, papanya melanjutkan dengan kadang-kadang kita ngaku-ngaku
bertuhan ALLAH, tapi yang kita sembah malahan yang lain lho... Misalnya
Game, atau film kartun.. He..he..he.. soalnya anak-anak kadang-kadang
kalau lagi main game atau nonton kartun, suka lelet disuruh sholat..
 
Wassalaam,
-Ning
 



From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of L.Meilany
Sent: Saturday, April 28, 2007 6:01 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
(Dialog imaginer)



Nimbrung :
Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan
sinkretisme :-)
Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme yg
lagi mulai naik daun di Indonesia
Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah

Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 selain ke
monumen cinta Taj Mahal
sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan mendapatkan
juga keterangan/leaflet 
mengenai sejarah munculnya Baha'i.

Salam 
l.meilany

- Original Message - 
From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com  
Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
(Dialog imaginer)

Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
dengan putrinya, Annisa 

...

menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??

Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka

 begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan
rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya.

Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam??

Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan
di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling
berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya
maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan
yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat
kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita
panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada
didalam dada kita sendiri.

ohhh...katanya... 

Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja
(Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau
mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati
kok.

Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya,
asalkan dengan rasa sayang ?

Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.

OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil.
Amiin.
Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?

Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..

...

Wassalaam,
-Ning

[Non-text portions of this message have been removed]



 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-29 Terurut Topik jano ko
Jeng Rani :
  dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan 
komentar anda yang ndak nyambung blass..

udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu.

  
   
  Jani - ki :
   
  --
   
  Al Qur'an
   
  2. Al Baqarah
   
  148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap 
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu 
berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). 
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 
   
  ---
   
  Dari Sayyidina Khalid bin Al-Walid Radiallahu'anhu telah berkata : Telah 
datang seorang arab desa kepada Rasulullah S.A.W yang mana dia menyatakan 
tujuannya : Wahai Rasulullah! sesungguhnya kedatanganku ini adalah untuk 
bertanya kepada engkau mengenai apa yang akan menyempurnakan diriku di dunia 
dan akhirat. Maka baginda S.A.W telah berkata kepadanya  Tanyalah apa yang 
engkau kehendaki : 
   
  Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang paling baik  
Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka 
engkau akan jadi sebaik-baik manusia   
   
   
  Dia berkata : Aku mau dikasihi oleh Allah pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain nescaya 
Allah akan mengasihanimu pada hari qiamat   
   
  ---
   
  4. Di dalam Hadis Qudsi yang artinya : Satu kebaikan akan diganda sepuluh 
malah lebih, manakala satu kejahatan tetap dikira satu (tidak diganda) ataupun 
aku mengampuninya. Sekalipun kamu menemuiKu(selepas ,mati) dengan dosa sebesar 
bumi tetapi tidak syirik kepadaKu dengan sesuatu maka Aku akan menemuinya 
dengan mengampuni dosa sebesar itu.   
 - Dipetik dari kitab Al-Ittihafat -  
  
 
  
   
  Al Qur'an
   
  Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Dan 
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang 
kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (al 
Baqarah :120)  

--
   
  Wassalam
   
   
  ---oo0oo---
   
   
   
  Rani Kirana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mas JaN OKO

komentar-komentar anda kayak iklan di TV aja..nongol tanpa 
diundang..dan cenderung menyebalkan karena mengganggu alur cerita..

dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan 
komentar anda yang ndak nyambung blass..

udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu.

tapi yang harus anda lakukan adalah belajar menulis yang baik dan 
benar..; logika anda juga perlu anda atur supaya dapat memahami dan 
dipahami orang lain..

salam hari Ahad

Rani

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mia :
 
 Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
 
 ===
 
 Jano - ko :
 
 Chae sudah deklarasi koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, 
begitu, jadi ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia.
 
 Selamat pagi lagi
 
 
 --oo0oo--
 
 
 Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' 
dan 'kebenaran 
 negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara 
bisa 
 jadi kayak agama, misalnya the promised land.
 
 Semua agama adalah sama memang sungguh gampang disalahartikan 
 karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman 
sekarang 
 kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. 
 Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang 
 disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap 
egaliter 
 terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti 
 semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
 mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
 dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan 
hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
 
 Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial 
 philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak 
sombong, 
 peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. 
 Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, 
 sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin 
susah 
 saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak 
 terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak 
HMNA..:-
 )
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@ wrote:
 
  Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya 
pada 
  pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, 
  keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang 
  tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang 
  sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. 
  
  Pemisalan:
  ***
  Saya 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-28 Terurut Topik L.Meilany
Nimbrung :
Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan sinkretisme :-)
Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme yg lagi 
mulai naik daun di Indonesia
Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah

Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 selain ke monumen 
cinta Taj Mahal
sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan mendapatkan juga 
keterangan/leaflet 
mengenai sejarah munculnya Baha'i.

Salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
  Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
(Dialog imaginer)



  Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
  dengan putrinya, Annisa 

  ...

  menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
  eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??

  Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka

   begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan
  rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya.

  Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam??

  Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan
  di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling
  berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya
  maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
  makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan
  yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat
  kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita
  panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada
  didalam dada kita sendiri.

  ohhh...katanya... 

  Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja
  (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau
  mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati
  kok.

  Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya,
  asalkan dengan rasa sayang ?

  Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.

  OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
  Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
  Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
  Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil.
  Amiin.
  Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?

  Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..

  ...

  Wassalaam,
  -Ning


   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-28 Terurut Topik L.Meilany
Nambahin keterangan Flora :
Islam itu dari bahasa Arab artinya: tunduk dan patuh terhadap perintah.
Oleh karenanya ada sebagian yg mengatakan bahwa agama samawi [ agama nasrani ] 
adalah juga islam.

Menurut keyakinan 'agama Islam' para Nabi-rasul adalah manusia2 yg tunduk dan 
patuh pada Tuhan.
Bermula dari kisah Adam as yg harus diimani/dipercaya. Sedangkan Musa as adalah 
keturunan Ibrahim as
Ibrahim dalam keyakinan agama Islam adalah seorang rasul yg mengajak bangsanya 
agar mereka hanya percaya pada 
Tuhan Yg Esa [monotheisme ]. 
[Dalam Kejadian 12 Ibrahim/Abraham adalah 'bapa' bangsa Israel dan Arab. Karena 
kepercayaannya yg kuat maka Ibrahim 
juga dinamakan Bapa segala orang yg percaya - Di Islam sesuai QS 46:35- Ibrahim 
as, Nuh as, Musa as, Isa as dan Muhammad SAW termasuk dalam golongan 'Ulul 
Azmi' atau mereka yg punya keteguhan hati ]
Sedangkan 'agama Islam' yg saat ini dipraktekkan adalah kelanjutan agama 
Ibrahim yg kemudian Alloh SWT menyempurnakan dengan memberi petunjuk tata cara 
peribadahan, hukum2 sosial kemasyarakatan, budi pekerti  dan lainnya yg jika di 
ringkas ada 10 macam; melalui Muhammad SAW tatkala beliau bertafakur, beribadah 
menurut agama Ibrahim as. 

Penyempurnaan agama Ibrahim inilah yg 'dibumikan' dan diberi judul Al Qur'an 
kemudian contoh praktek, pelaksanaan bertambah melalui yg dilakukan, dikatakan 
oleh Muhammad SAW yg di sebut sebagai hadis. Keduanya menjadi tuntunan bagi yg 
mengaku beragama islam. 

Jadi sebenernya Islam adalah penyempurnaan dari agama yg terdahulu.
Jika kemudian seperti disinggung Nisa masih ada yg nggak mau sempurna dan 
kemudian kita bisa 'menerima' keberadaan kepercayaan yg lain; menurut saya 
adalah sebagai sikap pluralistik dalam beragama.

Di kehidupan sekarang berpluralisme terhadap lain kepercayaan merupakan upaya 
untuk mengeliminir perbedaan yg menimbulkan ketidak serasian dalam 
bermasyarakat. Kan cagub DKI dari PKS juga gak akan menutup tempat2 yg dianggap 
maksiat :-)))

Jadi saya juga kurang sependapat dengan Nisa bahwa semua agama sama. Yg dapat 
saya pahami adalah idealnya kita bisa menerima keberadaan keperyaan yg lain 
dalam bermasyarakat. sepanjang ia tidak meresahkan/kriminal.

Emha Ainun Nadjib [EAN] budayawan yg dianggap mengkampanyekan pluralitas agama 
mengilustrasikan masalah pluralisme ini dengan indah.
Menurut EAN; agama itu ibarat isteri yg kita cintai yg kita tahu seluk beluk 
tubuhnya. Kemudian ketika kumpul2 dengan para pria beristeri lainnya apakah 
kita akan mengritik isteri masing2. Misalnya isterimu itu jelek, jari kakinya 
12, misalnya. Atau akankah kita bilang isterimu sama dengan isteriku? Biar 
gimanapun isteri kita tetap yg tercantik, terbaik, tersayang gak sama dengan yg 
lain :-)
Isteri itu belahan jiwa. Begitu juga menyikapi agama yg kita anut seperti kata 
sasterawan entah siapa lupa namanya; dengan tuturannya yg beraroma sufi  
mengatakan bahwa jiwa agama [ Alloh] itu adalah sumber kehidupan ia menyatu 
dengan darah. Apapun yg kita lakukan kita senantiasa menyertakan DIA.
Kecuali sih kalo beragamanya dipaksa, terpaksa - lain soal; jiwanya selalu 
gelisah :-)

Salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Flora Pamungkas 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, April 25, 2007 10:29 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Setiap ajaran Allah yang diwahyukan kepada para nabi itu adalah
  berprosesnya/ perjalanannya agama Islam. 
  Ruh Islam sudah ada dari sejak jaman Nabi Adam. Dalam S. Ar R'ad ayat 38-39
  difirmankan oleh Allah, bahwa setiap jaman diberikan kitab untuk manusia,
  yang berlaku hanya untuk jaman itu saja dan di wilayah geografisnya para
  nabi (sebelum Nabi Muhammad SAW) itu saja. 

  QS 13:38-39. 

  Dan sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau dan Kami jadikan
  bagi mereka istri dan keturunan. Seorang rasul tak akan mendatangkan suatu
  ayat kecuali berdasarkan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada kitabnya. 

  Allah menghapuskan apa (ayat) yang Dia kehendaki dan menetapkan ayat yang
  Dia kehendaki. Di sisi-Nya ada induk Alkitab. 

  Proses perjalanan ajaran Allah ini mencapai puncak kesempurnaannya, berupa
  kitabNya yang terakhir, yaitu Al Qur'an dan ajaran ini diberiNya judul/nama:
  ISLAM. Ajaran ini final, tuntas, berlaku hingga akhir jaman. Oleh
  karenanya, Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang terakhir/ penutup,
  adalah Nabi untuk seluruh manusia di manapun wilayahnya, dari sejak 1400
  tahun yang lalu hingga akhir jaman nanti. Maka seharusnya, manusia jaman
  sekarang ini dan jaman kemudian, hingga akhir jaman nanti, adalah pengikut
  ajaran Al Qur'an dan meneladani nabi Muhammad SAW, sebagai muslim. Karena
  Al Qur'an adalah kitab yang paling akhir, maka ajaran di dalamnyalah yang
  paling valid. 


  Namun, Allah juga mengingatkan dalam S. Al Baqarah 256: Tidak ada paksaan
  memasuki agama Islam 


  256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
  jelas

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-28 Terurut Topik jano ko
Mia :
   
  Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
lain...lha..

===
   
  Jano - ko :
   
  Chae sudah deklarasi koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, begitu, jadi 
ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia.
   
  Selamat pagi lagi
   
   
  --oo0oo--
   
  
Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran 
negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa 
jadi kayak agama, misalnya the promised land.

Semua agama adalah sama memang sungguh gampang disalahartikan 
karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman sekarang 
kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. 
Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang 
disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter 
terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti 
semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
lain...lha..

Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial 
philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, 
peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. 
Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, 
sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah 
saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak 
terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:-
)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada 
 pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, 
 keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang 
 tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang 
 sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. 
 
 Pemisalan:
 ***
 Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan kebenaran Injil. 
 Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan kebenaran 
 Indonesia???. Nah gak level kan? Ada yg salah dengan pemisalan ini.
 
 Saya menjadi pengikut Kristen tapi saya yakin akan kebenaran Injil, 
 AlQur'an, dan Tripitaka (impossible deh). Saya menjadi orang 
 Indonesia tapi saya yakin akan kebenaran bangsa lain (ini sah2 saja 
 kan?)
 ***
 Kalau yang dimaksudkan adalah kesejajaran kitab suci bagi negara-
 negara...ya negara memang harus menganggapnya sejajar...:-)
 
 Seperti yang sudah saya katakan bhw saya bisa menemukan kebenaran 
 dalam Injil atau kitab apapun lainnya setelah berkesesuaian dengan 
 AlQur'an, misalnya ayat2 yang mengatakan bhw Tuhan itu satu. Tapi 
 ketika saya menemukan ayat2 dalam Injil (kini) bhw anak pertama 
 Ibrahim (as) yang harus dikorbankan adalah Ishaq (as), saya 
 mengatakan Injil itu salah karena AlQur'an menyatakan yang 
 dikurbankan anak pertama yg bernama Ismaei (as). Ini salah satu 
 contoh saja. Allah menegur ahli kitab yg jahil QS3:71 Hai Ahli 
 Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil
 [203], dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu 
 mengetahuinya?. Menyembunyikan kebenaran adalah salah. 
 
 Akhirnya dengan saya temukan banyak kesalahan2 spt itu dalam kitab 
 suci lain, secara menyeluruh kesimpulan saya adalah tidak mungkin 
 suatu kitab suci yang dianggap suci mengandung kesalahan2 itu. Saya 
 yakin kalau Taurat (asli) dan Injil (asli) akan berkesesuaian 
dengan 
 AlQur'an. Jadi, saya juga beriman kepada Taurat dan Injil Asli yang 
 dari Allah SWT. 
 
 Lalu, ketika ada kitab suci yang mengisahkan nabi Allah melakukan 
 incest, apakah kitab suci itu benar? Ketika ada kitab suci yang 
 mengisahkan bhw Tuhan memberikan tanah A kpd suatu kaum pilihan dan 
 tuhan memberikan 'kuasa'nya kpd kaum pilihan utk membunuh dan 
 mengusir (memerangi penduduk yg didalam tanah tsb?) Apakah kitab 
 suci benar? Kitab suci itu yg dimaksud ayat QS2:41 dan QS3:3 yg 
mbak 
 kutip?
 
 wassalam,
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Jika kita berpatokan pada apa yang dinyatakan Qur'an 
makaseharusnya
  sikap melabeli kitab2 lain dengan nilai salah.
  
  Seringkali kita terjebak pemikiran bahwa ketika kita mengakui
  kebenaran kita lain semisal taurat atau injil maka konsekwensinya 
 kita
  harus menjadi pengikut agama yahudi atau kristen. Apa benar
  konsekwensinya demikian?? semisal kita mengakui keberadaan dan
  kebenaran serta kesejajaran bangsa-bangsa di dunia ini bukan 
 berarti
  dengan kemudian kita jadi multi kebangsaan kan??
 
 Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan Injil. Saya 
 menjadi 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Piagam Madinah

2007-04-27 Terurut Topik jano ko
Chae :
   
  Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi Piagam medinah
pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum
Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga
terhadap pengikut-pengikut/ sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. 

   
  =
   
   
  Jano - ko :
   
   
  Terjawab sudah pertanyaan Chae yang berbunyi dibawah ini :

Untuk itu mengapa kita tidak bisa memandang semua agama adalah 
 sama??? 

  ---
   
  Piagam Madina dengan jelas mengajarkan kepada kita bahwa perbedaan dihormati 
( perbedaan menurut konsep Islam ).
  Dengan kata lain tidak semua agama sama,  Islam mempunyai istilah sendiri 
untuk menjelaskan sesuatu yang oleh orang awam disebut agama yaitu sebutlah 
Islam dengan  Ad Diin
   
  ---
   
  Masalah kebebasan memeluk apa yang diyakini, sudah ada didalam Al Qur'an 
sebelum HAM lahir dibarat. 
  Mengenai hal tersebut sudah jano-ko posting kemarin dulu, untuk itu jano-ko 
ulang lagi informasinya.
   
  --
   
  TIDAK ADA PAKSAAN DALAM MASALAH TERSEBUT.
   
  Al Qur'an
   
  There should be no coercion in the matter of faith. (2:256)
   
  
   
  Terjemahan lengkap :
   
  2. Al Baqarah
  256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah 
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang 
ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah 
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah 
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 
   
  [162]. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah 
s.w.t. 

---
   
  Pengakuan chae terhadap Piagam Madinah Pasal 25, secara otomatis juga 
menerima Piagam Madinah dengan khusus khususnya Pasal 23 yang berbunyi,
   
  Pasal 23 Apabila timbul perbezaan pendapat di antara kamu di dalam suatu 
soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan (keputusan) 
Muhammad SAW.
   
  ---
   
  Berarti juga menerima firman Allah didalam Al Qur'an dibawah ini, 
   
if (!document.layers)  document.write('')  ---
   
  Those who do not judge by what God has sent down are the disbelievers. 5:44
   
  Terjemahan :
   
  5. Al Maa'idah
  Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka 
mereka itu adalah orang-orang yang kafir. 
   
  ---
   
   
  Wassalam
   
   
  --oo0oo--
   
   
  Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi Piagam medinah
pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum
Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga
terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. 

Coba Bapa pelajari ayatberikut ini semoga panjenengan makin ok..;)

Dan bagaimana mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka
mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka
berpaling sesudah itu (dari putusan mu) dan mereka sungguh-sunguh
bukan orang yang beriman. (QS. 5:43)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
 
 Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
 yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
 man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
 baitihi
 
 Artinya:
 
 Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
 umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
 AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
 MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
 dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
 warganya.
 
 ===
 
 Jano - ko :
 
 Hanya ingin membandingkan saja,
 
 Piagam Madinah
 
 Pasal 25 1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara
(ummat) dengan warga yang beriman. 2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama
mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan
ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan
diri mereka sendiri. 4. Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat
kejahatan, yang menimpa diri orang yang bersangkutan dan keluarganya.
 
 ---
 
 Lumayan, chae ada kemajuan, menerima Piagam Madinah, nasehat
jano-ko kepada chae,...silahkan chae juga menerima pasal-pasal dari
Piagam Madinah yang lain, salah satunya adalah Pasal 23 Piagam Madinah
 
 Pasal 23 Apabila timbul perbedaan pendapat di antara kamu di dalam
suatu soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan
(keputusan) Muhammad SAW.
 
 ---
 
 Selamat untuk chae yang telah dengan ikhlas berpedoman kepada Al
Qur'an, Hadis dan Sunah Nabi Muhammad SAW.
 
 Wassalam
 
 
 --oo0oo--
 
 
 
 
 
 
 
 
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo
efikoe@ wrote:
 
  
  Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
   ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
  
 Chae: 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Monggo bersyahadat

2007-04-26 Terurut Topik jano ko
Chae ber.
   
  Untuk itu mengapa kita tidak bisa memandang semua agama adalah 
 sama???

  
   
  Jano - ko :
   
  Sebaiknya Chae menganjurkan semua pemeluk agama yang belum syahadat segera 
bersyahadat dan menerima Rukun Islam dan Rukun Iman.
   
  ---
   
  Rukun Islam, yaitu:
   
  Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak 
ditaati dan disembah selain Allah dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah 
rasul Allah.
   
  Menunaikan shalat lima kali sehari.
   
  Berpuasa pada bulan Ramadhan.
   
  Membayar zakat.
   
  Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu
   
  ---
   
  Kita semua sudah tahu dan menghayati Rukun Iman
   
  Rukun Iman :
   
  Iman kepada Allah
  Iman kepada malaikat Allah
  Iman kepada kitab-kitab Allah 
  Iman kepada nabi dan rasul Allah
  Iman kepada hari kiamat
  Iman kepada qada dan qadar
   
  
   
  Sebaiknya Chae menganjurkan kepada semua pemeluk agama didunia untuk menerima 
Rukun Iman tersebut diatas.
   
  Monggo.
   
  Selamat siang
   
   
  --oo0oo--
   
   
  

Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Satriyo:Tidak hanya sampai di sana, tanpa diketahui sebagian besar
rakyatnya, sang Raja memeluk Islam hingga akhir hayatnya.

Chae: Adakah data akurat mengenai masuk Islamnya Raja Habasya??

Satriyo:Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa
negara2 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum
nasrani romawi) yang mengajak mereka kepada Islam.

Chae: Pengiriman surat oleh Rasul kepada para Raja2 di wilayah lain
berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul berusaha menegaskan
kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure. Buktinya tidak ada
penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak mengikuti ajaran islam.
Benar tidak?? Saya pikir ajaran Islam lebih banyak dikembangkan oleh
dakwah dan bukan oleh sebuah ultimatum pemaksaan:))

Satriyo:Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang
sudah memeluk Islam) yang satu saat kedapatan tengah memegang
mushhaf/kitab Taurat, dan beliau bahkan menimpali dengan perkataan
(kurang lebih) Wahai Umar, sekiranya Musa masih hidup niscaya dia
akan mengikuti aku!

Chae:Untuk hadis tsb, bisa di beritahukan secara keseluruhan isi hadis
tsb dan juga matanya?? bsia kita telaah maksud dan tujuan hadis tsb
juga apakah hadis tsb shahih atau tidak mau dari sisi matan maupun
sanad. Ironisnya sekarang ini hukum taurat dalam zinah malah di adopsi
oleh sebagian umat Islam.

Satriyo:  Lalu bagaimana dengan ayat ini, Katakanlah: Hai, Ahli
Kitab, marilah (berpegang) kepada 'kalimatun sawaa' (common
terms/kalimat[ketetapan] yang tiada perselihan) di antara kami dan
kalian, bahwa tidak kita beribadah kepada/sembah kecuali Allah dan
tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain
Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah, Saksikanlah, bahwa
kami adalah orang-orang Muslim, yang berasal dari Al-Qur'an surat Ali
Imran ayat 64.

Chae: Bukankah ayat2 tsb turun karena adanya pertanyaan tentang Isa as
dari para sahabat Nabi dan juga dari para pendeta dan dgn turunya ayat
tersebut justru Qur'an mengajak kepada mencari persamaan dan bukan
kepada perbedaan. Dan banyak juga dalam terdapat dalam Qur'an perintah
agar orang Yahudi dan Nasrani kembali kepada Taurat dan Injil salah
satunya Qs.5:68 dan QS. 3:23

Satriyo: Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya
terhenyak, apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang
mendukung itu saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan
kitab2 yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan
adanya rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2 ...!

Chae: Coba Tela'ah Qs.2: 151,Qs.3:164,Qs.4:41,Qs.4:165, Qs.5:19
sehingga anda tidak terhenyak lagi:))
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bu Chairunisa,
 
 Mohon diingat bahwa saat Hijrah pertama ke Habasya (sekarang kira-
 kira Ethiopia-Somalia), Raja Habsyi sempat hampir menolak para 
 muhajirin krn fitnah utusan Quraisy (saya lupa nama pemimpin 
 utusannya itu), tapi setelah salah seorang Shahabat menjelaskan 
 sebisanya apa itu Islam, wa bil khusus, penggalan surat Maryam, maka 
 beliau mengurungkan niatnya mengusir muhajirin dan malah 
 mengembalikan 'haidah' utusan Quraisy. Tidak hanya sampai di sana, 
 tanpa diketahui sebagian besar rakyatnya, sang Raja memeluk Islam 
 hingga akhir hayatnya. Dan dg alasan inilah Rasul meminta sebagian 
 shahabat hijrah 'kecil' ke Habasyah, bukan sekedar rasa Hormat.
 
 Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa negara2 
 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum nasrani 
 romawi) yang mengajak mereka kepada Islam. Jelas sekali bahwa Rasul 
 memang menjalankan 'tugas' beliau yaitu mengajak manusia kepada Islam.
 
 Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang sudah 
 memeluk Islam) yang satu saat kedapatan tengah memegang mushhaf/kitab 
 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik sir BATS
On Thu, 26 Apr 2007 09:52:41 +0700, Chae [EMAIL PROTECTED]  
wrote:

 Mba Flora,

 Kaum Yahudi dizaman Rasul tetap berpedoman pada Taurat, begitu juga
 dengan masyarakat Nasrani dimana Rasul sangat hormat pada Raja dan
 rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen.

 Jika dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui lalu
 mengapa sekarang kita justru menampikan kebenaran kedua ajaran tsb?

 Jika alasanya karena terjadi penyimpangan terhadap kedua ajaran tsb,
 bukankah penyimpangan tersebut juga ada dizaman Rasul dan tercatat
 didalam Qur'an??

 Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil
 saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga. Jadi apa alasan kita
 menampikan kebenaran dalam kedua ajaran tsb? dan saya pikir bahwa
 kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui
 karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan
 kitabnya masing2.

sebagai Muslim kita memang hanya berpegang pada al-Qur'an ; kitab lain mah  
sebodo amat. Tapi kalao kemudian kita menghujat manusia lain yang  
mempercayai kitab lain, ini baru akan mengganggu ketertiban umum. Sebagai  
muslim saya menyatakan hanya al-Qur'an yang benar. Kitab Injil, Injul,  
Injal, Inul tidak benar :=) tapi kalao ada yang mempercayai kitab2 tsb ya  
silahkan saja. Tidak ada paksaan dalam agama. Saya merasa tidak punya  
hak untuk menghakimi kitab lain, seperti saya juga akan merasa sakit bila  
kitab yg saya yakini dihakimi orang lain.

quote :
suci yang engkau yakini, indah yang engkau cintai .

-- 
Linux Registered User # 421968


RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-26 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)

Saya baca e-mail yang di bawah itu, ngga nemu tuh jawabannya, mbak.

Apa maksudnya mbak itu, Allah itu boleh saja dipanggil dengan nama apa
saja, yang penting memanggilnya dengan rasa sayang. Tapi Allah sendiri
menggunakan nama Allah untuk diri-Nya, bukan Yesus, bukan Dewa ataupun
yang lainnya. Apa begitu maksudnya mbak ? (Saya analogikan dari Annisa
yang membolehkan dirinya dipanggil dengan nama apa saja, asal
memanggilnya dengan rasa sayang. Tetapi ia sendiri menggunakan nama Kaka
untuk dirinya)

Berarti dialog imajiner yang saya buat benar dong ya ? Maksudnya,
kalau Annisa mau berdoa dengan menyebut Yesus, Dewa, Allah atau apa pun
sebutan nama tuhan dari agama lain, akan mbak benarkan. Gitu ya ?

Sorry kalau saya lemot.

Wass,
-Ning

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
Sent: Thursday, April 26, 2007 1:11 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
(Dialog imaginer)


saya enggak marah kok, soalnya sering di ingatkan sama si kecil kalau
saya marah sedikit aja sudah kaya nenek sihir;)

mungkin MBa Ning belum baca yang ini atau mungkin sudah...mudah2'an bisa
memberikan jawabanya..:))

Anak saya memanggil dirinya dengan sebutan Kaka, sama dengan yang saya
dan ayah serta adiknya jika memanggil dirinya. Tentu saja dia memiliki
alasan kenapa dia sendiri menggunakan panggilan Kaka, padahal bagi
dirinya nama panggilan lainya yang berbeda seperti Ninis, Cayu,
Nengce..adalah benar adanya karena dia merasakan bahwa Nama panggilan
itu digunakan untuk memberikan kasih sayang padanya.

Tapi kenapa dia sendiri menggunakan nama Kaka untuk dirinya, tidak dgn
Ninis, Cayu atau Nengce bahkan sekarang Om nya kalau panggil pake nama
Tuyil (tuyul kecil karena suka minta dijajanin terus hi..hi..hi..;)

Saya belum bertanya langsung pada anaknya hanya sekedar analisa seorang
Ibu saja bahwa dengan sebutan Kaka, anak sulungku merasakan
kesempurnaanya dari berbagai sisi, salah satunya pengakuan
keberadaanya sebagai yang pertama, memiliki tanggung jawab lebih
terhadap adiknya dll.



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae 
 dengan putrinya, Annisa
 
 ...
 
 menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
 eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
 
 Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka
 
  begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan

 rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar
adanya.
 
 Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam??
 
 Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan

 di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling 
 berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya 
 maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua 
 makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan 
 yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat 
 kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita 
 panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada 
 didalam dada kita sendiri.
 
 ohhh...katanya... 
 
 Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja 
 (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau 
 mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati 
 kok.
 
 Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, 
 asalkan dengan rasa sayang ?
 
 Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.
 
 OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
 Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
 Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
 Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil.
 Amiin.
 Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?
 
 Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..
 
 
 ...
 
 Wassalaam,
 -Ning





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
 
Yahoo! Groups Links





Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Piagam Madinah

2007-04-26 Terurut Topik jano ko
Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
  
Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
baitihi

Artinya:

Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
warganya.

===
   
  Jano - ko :
   
  Hanya ingin membandingkan saja,
   
  Piagam Madinah
   
  Pasal 25 1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara (ummat) 
dengan warga yang beriman. 2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai 
kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga 
terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. 4. 
Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat kejahatan, yang menimpa diri orang 
yang bersangkutan dan keluarganya.
   
  ---
   
  Lumayan, chae ada kemajuan, menerima Piagam Madinah, nasehat jano-ko kepada 
chae,...silahkan chae juga menerima pasal-pasal dari Piagam Madinah yang lain, 
salah satunya adalah Pasal 23 Piagam Madinah
   
  Pasal 23 Apabila timbul perbedaan pendapat di antara kamu di dalam suatu 
soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan (keputusan) 
Muhammad SAW.
   
  ---
   
  Selamat untuk chae yang telah dengan ikhlas berpedoman kepada Al Qur'an, 
Hadis dan Sunah Nabi Muhammad SAW.
   
  Wassalam
   
   
  --oo0oo--
   
   
   
   
   
   
   
  
Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 
 Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
  ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
 
Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah
maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang
melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip
Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan
upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas
kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.

Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan
terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. 

 
 Satriyo: [2] ... dizaman Rasul saja 
  kedua ajaran tersebut masih di akui ...,
 Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy 
 paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan 
 Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani.
 
 
Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
baitihi

Artinya:

Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
warganya.

Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani,
artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. 

 SATRIYO:
 Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya. 
 Coba saya ulang pertanyaan saya, apakah ibu menyamakan proses 
 penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan 
 manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in 
 meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta 
 nasrani? atau lebih jelasnya, Apakah ibu menyamakan tindakan Allah 
 melakukan 'ralat' (ini pilihan kata saya) atas firman2NYA sendiri, 
 dengan perbuatan petinggi agama yahudi dan nasrani(rahib/rabi, 
 rahi/pendeta) yang atas kemauan sendiri dan disengaja mengubah dan 
 mengganti isi Taurat dan Injil sesuai nafsu mereka? ... Jelas bu? 
 Jadi saya tidak meminta contoh ayat di Quran yang menggambarkan 
 Allah 'meralat' firmannya sendiri.

Chae: apakah anda sendiri tidak melihat fenomena sekarang ini dimana
ayat2 Al-Qur'an banyak yang dihapus oleh umat Islam sendiri semisal
Kawin Mut'ah??? dimana Nabi sendiri mengijinkan nikah Mut'ah dan jika
anda pendapat Nabi telah menasikh nya...apakah Nabi melakukan
penghapusan terhadap ayat nikah mut'ah???

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Mudah-mudahan anda juga memberikan hal yang berimbang yaaa;)
  
  Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
   ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
  
  Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu 
 Habibah
  maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga 
 yang
  melamarkan Ummu Habibah untuk 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
 la'nat kepada pihak yang berdusta. nabi mengajak utusan Nasrani
Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani-HMNA-

***


Inilah umpan balik dari saya.

Flavius Valerius Aurelius Constantinus (280 - 337) M, Roman emperor (306 -
377) M. Persuaded to adopt Chritianiy, became sole Emperor of the West (312)
M; called the great Council of Nicaea (325) M at which Nicene Creed was
adopted. [Webster's Biographical Dictionary, Spring field, USA, pg. 342].
The Creed of Nicaea: We believe in one God the Father, Almighty, maker of
all things visible and invisible; and in one Lord Jesus Christ, the Son of
God, begotten of the Father, only begotten that is, from the substance of
the Father; God from God, light from light, Very God from Very God.. (The
History of Christianity, a Lion handbook, p. 177). Creed ini menguatkan
doctrine Athanasius, di mana dalam council doctrine Athanasius memenangkan
secara mayoritas doctrine Arius Alexander bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu
Tuhan yang selalu Ada dan tidak mempunyai asal usul, Dia Ada tanpa
keberadaan sebelumnya. Dalam hal ini Arius membedakan antara unsur
keistimewaan yang tetap ada di dalam Tuhan, yang  merupakan kekuatan  yang
kekal  dengan unsur keistimewaan Jesus sebagai suatu kelebihan yang
diberikan oleh Tuhan selayaknya seorang Nabi.

Penganut doctrine Athanasius kemudian dikenal dengan Trinitarian Christian
yang mayoritas sampai sekarang, sedangkan doctrine Arius dikenal dengan
Unitarian Christian, yang sekarang merupakan golongan minoritas, yaitu ummat
Qibthi (Copti) di Mesir. Secara teologis Unitarian Christian ini sangat
dekat dengan ajaran Islam, seperti yang didemontrasikan oleh Najasi sebagai
garis sambil berkata: Antara agama tuan-tuan dan agama kami sebenarnya
tidak lebih dari garis ini. Ini menunjukkan bahwa Najasi penganut doctrine
Arius Alexander. Sedangkan para delegasi dari Najran adalah pengatut
Trinitarian Chistian, sehingga secara teologis tidak bisa ketemu dengan
ajaran Islam, yang menjadi asbabun nuzul, latar belakang turunnya ayat
tentang mubahalah. Wallahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 26 November 2006
 [H.Muh.Nur Abdurrahman]





- Original Message - 
From: Chae [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, April 26, 2007 10:52
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


 Mba Flora,

 Kaum Yahudi dizaman Rasul tetap berpedoman pada Taurat, begitu juga
 dengan masyarakat Nasrani dimana Rasul sangat hormat pada Raja dan
 rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen.

 Jika dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui lalu
 mengapa sekarang kita justru menampikan kebenaran kedua ajaran tsb?

 Jika alasanya karena terjadi penyimpangan terhadap kedua ajaran tsb,
 bukankah penyimpangan tersebut juga ada dizaman Rasul dan tercatat
 didalam Qur'an??

 Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil
 saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga. Jadi apa alasan kita
 menampikan kebenaran dalam kedua ajaran tsb? dan saya pikir bahwa
 kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui
 karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan
 kitabnya masing2.

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Setiap ajaran Allah yang diwahyukan kepada para nabi itu adalah
  berprosesnya/ perjalanannya agama Islam.
  Ruh Islam sudah ada dari sejak jaman Nabi Adam.  Dalam S. Ar R'ad
 ayat 38-39
  difirmankan oleh Allah, bahwa setiap jaman diberikan kitab untuk
 manusia,
  yang berlaku hanya untuk jaman itu saja dan di wilayah geografisnya para
  nabi (sebelum Nabi Muhammad SAW) itu saja.
 
  QS 13:38-39.
 
  Dan sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau dan Kami
 jadikan
  bagi mereka istri dan keturunan. Seorang rasul tak akan mendatangkan
 suatu
  ayat kecuali berdasarkan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada kitabnya.
 
  Allah menghapuskan apa (ayat) yang Dia kehendaki dan menetapkan
 ayat yang
  Dia kehendaki. Di sisi-Nya ada induk Alkitab.
 
  Proses perjalanan ajaran Allah ini mencapai puncak kesempurnaannya,
 berupa
  kitabNya yang terakhir, yaitu Al Qur'an dan ajaran ini diberiNya
 judul/nama:
  ISLAM.  Ajaran ini final, tuntas, berlaku hingga akhir jaman.  Oleh
  karenanya, Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang terakhir/
 penutup,
  adalah Nabi untuk seluruh manusia di manapun wilayahnya, dari sejak 1400
  tahun yang lalu hingga akhir jaman nanti.  Maka seharusnya, manusia
 jaman
  sekarang ini dan jaman kemudian, hingga akhir jaman nanti, adalah
 pengikut
  ajaran Al Qur'an dan meneladani nabi Muhammad SAW, sebagai muslim.
 Karena
  Al Qur'an adalah kitab yang paling akhir, maka ajaran di dalamnyalah
 yang
  paling valid.
 
 
  Namun, Allah juga mengingatkan dalam S. Al Baqarah 256: Tidak ada
 paksaan
  memasuki agama Islam
 
 
  256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
 telah
  jelas jalan

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Ramlah binti Abi Sofyan adalah isteri dari 'Ubaidillah bin Jahsy al-Asadiy,
anak saudara perempuan ayah Nabi SAW, kakak Zainab binti Jahsiy, Ummul
Mu'minin. 'Ubaidillah sudah msuk Islam bersama-sama Ramlah, sedangkan
ayahnya Abu Sufyan masih kafir. Ramlah menghindar dari gangguan ayahnya,
lalu suami isteri menjadi rombongan Muhajirin pertama ke Habasyah dalam
keadaan hamil tua. Dia meninggalkan Abu Sufyan di Makkah dalam keadaan
marah, dan keganasannya menggila. Sesampainya di Habasyah Ramlah yang hamil
tua melahirkan puternya yang pertama Habibah binti 'Ubaidillah, itulah
sebabnya Ramlah dipanggil dengan nama Ummu Habibah. Di Habasyah 'Ubaidillah
murtad beralih agama menjadi Nasrani dan berupaya menarik isterinya masuk
Nasrani pula, tetapi Ummu Habibah tidak mau, sehingga mereka bercerai. Dalam
keadaan janda di negeri orang pada suatu hari ada orang mengetuk pintunya
minta izin untuk masuk. Ia seorang budak perempuan milik Raja Najasi. Ummu
Habibah memuka pintu , lalu budak perempuan itu masuk sambil menyodorkan
surat dari Raja Najasi yang berbunyi:
Raja Najasi berkata kepadamu: Wakilkanlah siapa yang akan menikahkanmu
dengan Nabi berbangsa Arab, karena sudah datang seorang utusan kepada Raja,
agar Raja meminang engkau untuk beliau.
Ummu Habibah menrima pinangan itu. Maka Najasi mengundang kaum Muslimin yang
berada di Habasyah. Raja Najsi mulai berbicara dengan perantaraan
penterjemah: Sesungguhnya Muhammad Bin Abdullah mengirim surat kepada saya,
agar saya menikahkan beliau dengan Ummu Habibah bnti Abu Sufyan, siapa di
antara kalian yang paling dekat hubungan keluarganya? Najasi mendapat
jawaban: Khalid bin Sa'id. Maka Najsipun mengalihkan pembicaraaan kepada
Khalid dan berkata: Saudara Khalid, nikahkanlah Ummu Habibah dengan Nabi
Muhammad SAW(*), saya menjdi waklinya, dan atas nama beliau saya memberikan
mahar untuknya sebesar empat ratus dinar.Lalu Khalid menikahkan RasuluLlah
SAW dengan Ummu Habibah: Saya telah melakukan yang diminta RasuluLlah SAW.
Saya nikahkan beliau dengan Ummu Habibah dengan mahar empat ratus dinar.
---
(*)
Pada waktu itu Najasi sudah masuk Islam secara diam-diam, itulah sebabnya
menyebut Nabi dengan Nabi Muhammad SAW . Pada waktu Najasi wafat, setelah
sampai berita itu ke Madinah, RasuluLlah SAW bersama sahabat melakukan
shalat Ghaib untuk Najasi. Hanya orang Islamlah yang dishalat jenazahkan dan
dishalat ghaibkan, sehingga itulah bukti bahwa Najasi memang sudah menganut
Islam.


- Original Message - 
From: Chae [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, April 26, 2007 18:33
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
  Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat
   ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
 
 Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah
 maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang
 melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
 Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip
 Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan
 upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas
 kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.

 Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan
 terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN.

 
  Satriyo: [2] ... dizaman Rasul saja
   kedua ajaran tersebut masih di akui ...,
  Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy
  paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan
  Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani.
 
 
 Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
 Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
 yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
 man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla
 baitihi

 Artinya:

 Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
 umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
 AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
 MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
 dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan
 warganya.

 Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani,
 artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2.

  SATRIYO:
  Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya.
  Coba saya ulang pertanyaan saya, apakah ibu menyamakan proses
  penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan
  manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in
  meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta
  nasrani? atau lebih jelasnya, Apakah ibu menyamakan tindakan Allah
  melakukan 'ralat' (ini pilihan kata saya) atas firman2NYA sendiri,
  dengan perbuatan petinggi agama yahudi dan nasrani(rahib/rabi

RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-25 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)

Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
dengan putrinya, Annisa 

...

menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??

Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka

 begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan
rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya.

Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam??

Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan
di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling
berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya
maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan
yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat
kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita
panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada
didalam dada kita sendiri.

ohhh...katanya... 

Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja
(Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau
mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati
kok.

Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya,
asalkan dengan rasa sayang ?

Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.

OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil.
Amiin.
Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?

Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..


...

Wassalaam,
-Ning