[WongBanten] Walking on the Grass

2009-12-08 Terurut Topik Lawang bagja
catatanburuhmigren; lawangbagja.com
Mulailah mengoleksi hal-hal yang kecil namun membuat kita bersyukur pada nikmat 
Sang Pencipta. Segeralah mengisi ruang hati dengan sesuatu yang sederhana, 
simpel namun sebagai individu yang merdeka kita merasa senang berada di 
dalamnya. Sesenang seorang anak kecil dengan mainan plastiknya. Sedamai bayi 
yang tertidur dalam pangkuan bundanya. Saat oksigen masih bebas dihirup, saat 
kaki masih tegap melangkah, saat kedua tangan masih kuat merengkuh, saat mata 
masih bisa melihat indahnya pelangi kala senja, kulit masih bisa merasakan 
sepoinya angin mengusap lembut, telinga masih jelas mendengar kicauan burung, 
lidah masih bisa membedakan mana pedas, asin dan manis dan masih segudang lagi 
hal-hal kecil yang memberikan nikmat luar biasa namun karena malas dikoleksi 
dalam ruang hati menjadi terlewatkan begitu saja. Ah..! sudah biasa! atau 
Basi ah..! 

Jika diberikan kesanggupan mengelilingi dunia kita akan banyak menemukan betapa 
manusia menemukan kesulitan untuk meraih atau merasakan kebahagiaan. Semua 
menggantungkan nilai kebahagiaan tinggi-tinggi hingga sulit terjangkau. Seting 
parameternya 'over speck', sampai mati pun belum tentu bisa teraih. lantas 
untuk apa hidup? 60 years begitu singkat kawan! Sudah bisa dihitung pakai jari 
untuk menembus umur ke angka 80 tahun! apalagi 100 tahun?. Diabetes, jantung 
koroner, kanker plus kantong kering, dari 'swine' sampai 'bird flu' mungkin 
telah membuat umur kita terkorupsi hingga 20 tahun!. Anak-anak muda perkotaan 
sudah banyak menderita jantung koroner, diabetes akut, asam urat yang kronis, 
dan segudang penyakit lainnya dan itu datang pada usia di bawah 40 tahun!. Di 
Gulf penyakit yang mengancam para penghuninya adalah diabetes dan jantung 
koroner karena 'obesitas' kelebihan 'gizi'.

Paradoksnya Kehidupan 
Manusia cenderung akan mengukur sebuah kebahagiaan dengan status sosialnya. 
Darimana ukuran status sosial didapat? apakah betul harus berbanding lurus? 
Semakin kaya, semakin tinggi jabatan, apakah tidak boleh hidup sederhana? 
Pertanyaan selanjutnya yang membingungkan adalah apa ukuran sederhana? 
Kesederhanaan menjadi melar seperti karet tergantung status sosial begitu yang 
bisa saya simpulkan. Lagi-lagi alibi ini yang menjadikan alasan seseorang bisa 
hidup 'mewah' walaupun menurut dia 'sederhana' padahal lingkungan sekitarnya 
miskin dan papa. 

Di Gulf mempunyai fenomena menarik tentang 'kesederhanaan' di tengah 200 jenis 
warga dunia yang multikultur dan kesenjangan sosial yang lebar seperti langit 
dan bumi. Ada sebuah pergeseran budaya yang terjadi dalam kurun waktu kurang 
dari 2 generasi. Dulu wilayah ini hanya dihuni oleh sekumpulan tribal bedouin 
yang hanya mengenal onta 'pungguk satu' sebagai makhluk yang paling indah dalam 
sejarah nenek moyang para tribal. Dalam kurun kurang dari 50 tahun sejak 
berdirinya negara 'Syaikhdom' ini terjadi 'shock culture' dari 'rags' menjadi 
OKB, orang kaya bangeet!. Sebuah kendaraan BMW X5 hanya menjadi barang mainan 
anak-anak muda yang baru kemarin lulus kuliah. bagi mereka semua itu biasa dan 
ada perubahan besar dalam memandang kebahagiaan tentunya.

Dahulu orang tua mereka adalah generasi pertama yang masih merasakan sebuah 
perjalanan yang berjarak 120 km harus ditempuh beberapa hari itu pun terlebih 
dahulu harus dilepas dengan tarian tradisional dengan memainkan senapan angin 
ke udara karena konon tidak ada jaminan akan bertemu kembali. Layaknya seperti 
sebuah perpisahan untuk menyambut kematian. Wilayah ini kosong dan liar. Hanya 
serigala gurun dan para 'harami' alias begal padang pasir yang berkeliaran yang 
siap menghabisi para mangsanya tak peduli siang atau malam. Saat saya sempat 
ngobrol dengan seorang rekan dari Belgia, kendaraan sekelas BMW X5 di negara 
mereka akan sangat-sangat sulit ditemui karena pajak yang mencekik. Rekan saya 
ini seorang yang mewakili dari 'kasta' expatriat, 'western', bisa dibilang 
warga negara kelas '1A'.
Walking on the Grass
Bagaimana dengan para buruh dari Asia? Suatu sore saya sempat berbincang dengan 
seorang pekerja hotel dari Bangladesh di kota Abu Dhabi dan ngalor ngidul 
'nongkrong' menemani ia bekerja. Saya bisa memahami bagaimana keseharian yang 
dilalui olehnya begitu keras dengan gaji 500-600 dirham, tanpa libur=7 hari non 
stop, tinggal di mess seperti 'kobong santri' = satu kamar untuk 10-15 orang, 
dan bisa pulang setelah 2 tahun. Ia lelaki dengan satu orang putra! Bertemu 
isterinya terakhir kali ketika hamil 7 bulan dan baru bisa bertemu kembali saat 
putranya hampir berusia 2 tahun!. Sementara saat ia memakirkan kendaraan yang 
singgah di hotel semuanya kendaraan yang super mewah..dan wah!. Namun 
kawan..saat ditanya apa baginya arti sebuah kebahagiaan, ia menjawab simpel: 
Saat saya bertemu anak saya nanti, ia tumbuh sehat dari uang yang saya kirim 
setiap bulannya untuk membeli makanannya. 

Paradoksnya kehidupan mereka yang bekerja keras, bermandikan keringat, 
membanting tulang umumnya 

[WongBanten] Kecerdasan Ekologis

2009-12-08 Terurut Topik halim hd
dari tetangga, tulisan menarik, inspiratif-reflektif.
maaf kalau ganda.




  
Kecerdasan Ekologis

Senin, 7 Desember 2009 | 05:06 WIB

William Chang

Sekitar 200 juta tanaman baru akan muncul di seantero Tanah Air jika ajakan 
Presiden Yudhoyono terlaksana dalam pekan ketiga November 2009. Bagaimanakah 
melestarikan dan menyuburkan kecerdasan ekologis ini?

Gerakan penanaman pohon analog program �hlamtorogungisasi� h Pak Harto. 
Khazanah tanaman multikultur diperkaya dalam waktu singkat. Cepat atau lambat, 
zona tanaman sejenis akan bergeser. Hanya, pendekatan imperatif dalam proyek 
penghijauan belum pasti menyentuh kesadaran ekologis rakyat kecil.

Pandangan tentang alam sebagai sumber kekayaan telah merusak alam sebagai 
lingkungan hidup. Keselamatan lingkungan diabaikan, alam diobyekkan. Pandangan 
ini berbeda dari kesadaran orang Indian di Amerika Utara yang memperkenalkan 
model- model penghargaan baru bagi lingkungan hidup. Penyingkapan diri Yang 
Ilahi ditemukan dalam alam (John E Smith).

Penghijauan sebenarnya termasuk bagian integral kebudayaan manusia sebab 
diskursus manusia tentang penghijauan tak terpisahkan dari ekosistem yang 
mencakup lingkungan, manusia, kebudayaan, dan masyarakat. Sejak 1960-an kian 
disadari, hidup dan kegiatan manusia menjadi bagian dari ekologi baru.

Kecerdasan ekologis

Kecerdasan ekologis dituangkan dalam bentuk kearifan lokal berwawasan ekologis. 
Alam semesta bukan hanya sumber eksploitasi, tetapi sebagai rumah hidup bersama 
yang terus dilindungi, dirawat, ditata, bukan dihancurkan. Kearifan ini 
melahirkan sikap setia kawan manusia dengan alam yang mendahului gerakan 
ekologi modern setelah Perang Dunia II [A Hultkrantz, Ecology The Encyclopedia 
of Religion (1995), 581-585].

Kualitas manusiawi (kebajikan moral) mencerdaskan manusia dalam menggalakkan 
pembangunan yang ramah lingkungan. Keselamatan lingkungan dan alam 
diprioritaskan. Hak dasar tiap makhluk untuk mempertahankan diri dan berkembang 
biak amat dijunjung. Sebagai mitra alam semesta, manusia ikut bertanggung jawab 
atas masa depan seluruh kosmos.

Kecerdasan ini mengingatkan, manusia tidak boleh membiarkan masa depan planet 
terancam pemanasan global. Tiap manusia dipanggil untuk memerhatikan mutu 
anasir alam yang langsung menyentuh hidup manusia, seperti udara, air, dan 
tanah. Derita dan sengsara bumi akan silih berganti jika manusia tidak arif 
melindungi jagat raya.

Manajemen ekologis

Salah satu wajah kecerdasan ekologis adalah manajemen etis dalam mengelola 
�hsumber-sumber alam�h dalam tiga kategori: (1) ekosistem alam dengan kekayaan 
yang (tidak) dapat dibarui; (2) sumber-sumber karya manusia, seperti 
pendidikan, listrik, obat- obatan, pengairan, sanitasi; (3) sumber daya manusia 
dengan perspektif bioetis yang terkait sumber kekayaan alam (Jayapaul Azariah, 
Ethical Management of Natural Resources, (2009).

Kecerdasan ekologis mengajak kita dengan teliti menakar persediaan air, 
makanan, dan kekayaan alam sambil menimbang pertambahan penduduk dunia yang 
akan menjadi 8 miliar tahun 2030. Kekurangan air dan makanan bisa menimbulkan 
kekerasan sebab tiap manusia ingin mempertahankan hidup. Bukan mustahil suatu 
hari akan terjadi �hperang karena air�h. Sejak 2007 UNFAO telah mengingatkan 
kasus penyusutan cadangan makanan. Manajemen etis yang cermat sedang dinantikan.

Betapapun, manajemen ekologis selalu menggandeng Interreligious Eco-theology 
yang merangkai jejaring kerja sama untuk membedah krisis manusia tentang 
nilai-nilai Ilahi dalam jagat raya. Manusia telah kehilangan kepekaan rohani di 
tengah jagat raya. Kerakusan manusia amat menonjol saat berjumpa dengan 
kekayaan alam. Egoisme merusak ekosistem.

Sebenarnya kecerdasan ekologis menempa manusia menjadi sebuah ekosistem (bdk M 
Gandhi), yang menata emosi, pikiran, dan tindakan dalam menyikapi jagat raya. 
Manusia tidak lagi memperlakukan alam tanpa tanggung jawab. Penghancuran 
ekosistem mendatangkan ketidakadilan sosial di masyarakat. Keadilan dalam 
pembagian kekayaan alam merupakan jaminan terbaik untuk melawan setiap bentuk 
eksploitasi alam.

Perubahan paradigma ekologis ini tidak cukup hanya menanam sebatang pohon, 
tetapi sungguh menuntut visi, nilai, dan perilaku baru sesuai kearifan lokal. 
Manusia menyatu dengan alam semesta. Yang lebih penting adalah penanaman pohon 
kesadaran akan penghijauan dalam benak dan hati anak-anak di keluarga, sekolah, 
tempat kerja dan masyarakat. Pemerintah (oknum departemen/instansi terkait) 
tidak lagi memanipulasi kuasanya demi kepentingan individual atau sektarian dan 
menyiksa harkat dan martabat isi alam.

Semoga pohon-pohon yang kita tanam bisa tumbuh, berkembang, dan berbunga.

William Chang Ketua Program Pascasarjana STT Pastor Bonus


 


  

[WongBanten] Mimbar Kampung: Vergadering Melawan Korupsi

2009-12-08 Terurut Topik halim hd
dari tetangga, menarik untuk diikuti, membangun kembali
onfra struktur sosial di kampung-kampung yang kini sudah
kehilangan kontrol terhadap kehidupan elite kota.
maaf kalau ganda.





  

Mimbar Kampung: Vergadering Melawan Korupsi

Senin, 06 Desember 2009 | Ulasan

Oleh: Ulfa Ilyas*)

Jakarta (Berdikari-Online) - Vergadering atau rapat akbar menempati
ruang sangat penting dalam lembaran sejarah pergerakan nasional bangsa
Indonesia. Dia tidak bisa dilukiskan sebatas pertemuan massal, rapat
umum, atau pidato-pidato, namun melampaui semua itu; Organ boeat bangsa
jang terperenta di H.O. Tempat akan memboeka swaranja
`anak-Hindia, -demikian pernah ditulis Tirto Adhi Suryo, seorang yang
mempelopori pergerakan nasional ini.

Dalam setiap vergadering, setiap tokoh pergerakan bertatap langsung
dengan rakyat, dan mengungkapkan persoalan-persoalan dengan lugas,
terang, dan mudah dipahami. Dengan begitu, rakyat mulai menemukan cara
baru dalam memandang persoalan atau keadaan, lalu mereka menyimpannya
sebagai bentuk kesadaran baru.

Inspirasi besar ini, yang berurat dan berakar dalam sejarah pergerakan
nasional, mendasari sejumlah organisasi pergerakan di Jakarta untuk
membuat acara serupa; mimbar kampung. Bedanya, kalau vergadering masa
itu mengutuk penjajahan Belanda, sementara mimbar kampung ini mengutuk
korupsi yang mengakar dalam sistem politik negeri ini.

Mimbar kampung ini diorganisir oleh sejumlah organisasi pergerakan,
diantaranya Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI), Partai Rakyat
Demokratik (PRD), Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (FNPBI),
Serikat Tani Nasional (STN), Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi
(LMND), dan Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker). Ini berlangsung di
puluhan titik perkampungan di Jakarta, diantarnya Kp. Guji Baru Kebon
Jeruk, Kp.Kapuk Cengkareng, Angke Tambora, Kp. Bedeng Cengkareng,
Kembangan, Kp. Kebon Pala, Penjaringan, Kp. Kali Baru Cilincing, dan
lain-lain.

Dalam acara itu, tokoh politik dan aktivis pergerakan silih berganti
menyampaikan pidato politik, sementara rakyat melemparkan pertanyaan dan
tanggapan. Menurut Henri Anggoro, salah satu panitia pelaksana, mimbar
kampung selalu dikunjungi ratusan orang, dan rata-rata merupakan warga
setempat. Setiap pidato mendapatkan sambutan hangat. Setelah itu, setiap
warga boleh unjuk tangan untuk mendapatkan kesempatan bertanya atau
menyanggah.

Persoalan korupsi memang sedang menyeruak, terutama semenjak isu
kriminalisasi terhadap KPK dan isu skandal Bank Century. Namun, isu
besar ini masih menggelinding di kalangan elit politik dan sebagian
kelas menengah. Sementara kalangan bawah-pekerja, petani, miskin kota,
yang seharusnya lebih peka terhadap kasus ini, masih terlihat kurang
aktif dalam merespon persoalan bangsa ini.

Karena itu, menurut Lalu Hilman Afriandi, koordinator pelaksana acara
ini, ini merupakan ajang untuk mensosialisasikan isu korupsi dan bank
century secara lebih mendalam dan meluas kepada masyarakat. Dengan media
ini, lanjutnya, rakyat punya kesempatan langsung untuk mempertanyakan
dan menggali informasi mengenai persoalan ini.

Korupsi memang sudah berurat dan berakar dalam sistem politik di
Indonesia. Semenjak jaman kolonial hingga ini, perekonomian Indonesia
dibuat meradang oleh penyakit sosial paling memalukan ini. Setiap tahun,
banyak anggaran negara dikorup oleh pejabat, baik pejabat tinggi maupun
pejabat rendahan.

Pramoedya Ananta Toer, salah satu sastrawan terkemuka di negeri ini,
pernah mengatakan, korupsi terjadi karena konsumsi lebih besar dibanding
konsumsi. Di kalangan pejabat, misalnya, tingkat konsumsi untuk
membiayai kemewahan mereka selalu lebih besar dari nilai gaji atau
pendapatan.

Dengan demikian, mengikuti argumentasi Pram, korupsi akan sulit
diberantas apabila tidak melibatkan pergantian sistem. Ini akan
berbicara soal kebudayaan, politik, dan pilihan sistem ekonomi. Pendek
kata, seluruh bangunan sistem sekarang ini harus dirombak menjadi
bangunan baru.

Dengan mimbar kampung ini, persoalan korupsi dan akar penyebabnya bisa
meresap dalam pengetahuan rakyat. Dengan kesadaran baru, nantinya,
rakyat akan menjadi elemen penting dalam gerakan pemberantasan korupsi
di negeri ini.

Disamping itu, mimbar kampung ini bisa menjadi media counter-hegemony
dari media mainstream, khususnya media yang berposisi mendukung rejim
berkuasa. Setiap hari, media menyajikan informasi mengenai isu skandal
century secara terbatas, dan seringkali menutupi kaitan-kaitan penting
kasus ini dengan kekuasaan lebih luas.

*) Staff redaksi Berdikari Online.

Ulasan artikel ini dapat dilihat di :
http://papernas. org/berdikari/ index.php? option=com_ contenttask= viewid=\
601Itemid=44
http://papernas. org/berdikari/ index.php? option=com_ contenttask= viewid\
=601Itemid= 44

[Non-text portions of this message have been removed]


 


  

Re: [WongBanten] Pengalaman Makodim

2009-12-08 Terurut Topik WongBanten
Sayang salah satu yang ikut tanda-tangan perjanjian dengan DPRD Serang 
ternyata ikut dalam tim yang merekomendasikan Makodim boleh dibongkar.

Hebatnya lagi sekarang orang-orang itu berkoar-koar tentang pelestarian BCB. 
Dimana dalam salah satu pertemuan di aula setda Serang, saya jelas-jelas tidak 
diperkenankan bicara. MC jelas jelas mengatakan saya tidak boleh berbicara.

Ini kaya jaman kumpeni. Gulden bikin gelap mata. Bikin perpecahan walau dalam 
ikatan persaudaraan. Jelas-jelas fisiknya ada di Kabupaten Serang. Tapi tidak 
ada yang melibatkan aktifis Kabupaten Serang. Malah datang dari antah berantah, 
yang melihat Serang tenggelampun tidak akan peduli.

Saya sempat beberapa kali berbenturan dengan beberapa orang yang saya tidak 
kenal ketika itu. Sayang perjuangan kurang maksimal. Padahal masih ada 1 janji 
lagi yaitu bertemu dengan DPRD selang 1 minggu. Tapi entah kenapa kami bubar 
begitu saja.

Dokumentasi foto lengkap ada pada saya.

Tabe


--- On Wed, 11/25/09, Lawang bagja lawang.ba...@yahoo.com wrote:

From: Lawang bagja lawang.ba...@yahoo.com
Subject: Re: [WongBanten] Pengalaman Makodim
To: WongBanten@yahoogroups.com
Date: Wednesday, November 25, 2009, 10:10 AM







 



  



  
  
  btw..denger2 jacklamotta anak pensiunan juga loh..hehe

--- On Tue, 11/24/09, gongmedia cakrawala gm_cakrawala@ yahoo.com wrote:

From: gongmedia cakrawala gm_cakrawala@ yahoo.com
Subject: [WongBanten] Pengalaman Makodim
To: wong banten wongban...@yahoogro ups.com
Date: Tuesday, November 24, 2009, 12:25 AM















 
 




  
  
  Dulu Rumah Dunia nekat di garis depan soal Makodim yg mau dijadikan 
Seragn Mall.
Interogasi sana, interogasi sini. Eh, par Veteran juga marahin saya. Katanya, 
Veteran udah ngijinin. Begitu juga anak2 tentaranya. Semua menyarankan mundur. 
Bahkan anggota Kodim juga dengan penuh penyesalan menyuruh Rumah Dunia mundur 
saja. Percuma. Udah di atasnya. Ternyata iya. Lha, ngapain Rumah Dunia repot2 
mikirin Makodim, kalo orang2 berpengaruh di Banten aja nggak peduli? Untung 
Jack Lamota berhasil bikin film dokuenter Makodim. Untuk anak cucu.

jadi, LANGIT DI BANTEN SEBENTAR LAGI RUNTUH.
Tahun berpa? 2012. Jadi, film 2012 itu bukan kiamat untuk duia ini.
Tapi kiaat untuk Banten. Akan ada huru-hara.
Akan ada demo. Yaitu demo memasak:
nasi aking dicampur cornet.
Ini akan jadi menu
 dahsat!

Howhg!
gg



  


 



 










  


 





 



  






  

[WongBanten] Re:

2009-12-08 Terurut Topik Ayip Ox
STOP
 
stop...
korupsi bikin sengsara
bikin sakit hati
kamu begini aku begitu
jadi semuanya terserah elu

ngak mikir orang lain mikir diri sendiri
capek deh...
so don't be like that my fren
let's do it the right thing

stop... stop... stop... jangan begitu
stop... stop... stop... bikin malu anak cucu

stop... jangan bikin keki
mau lo apa sih...
semua udah ada
lo tinggal minta selalu ada
tunjuk sini tunjuk sana
kok masih kurang puas juga...


  Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke 
Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[WongBanten] Fw: Tender

2009-12-08 Terurut Topik Abdul Latief



- Original Message - 
From: sakti kusmo 
To: guyon 
Sent: Tuesday, December 08, 2009 7:09 PM
Subject: [Guyon-Yook] Tender


  
Seorang Pimpinan suatu negara(Bos X) melakukan Tender diikuti 3 Perusahaan, 1 
dari Amerika, 1 dari Jepang, dan dari Indonesia.
Pertama perusahhan Amerika, dan setelah diperiksa, Si Amerika sebut biayanya 
$900. Komentar Bos X : Lho kok mahal ?Coba buat perincian!!!
Kata Si Amerika : Ongkos pemeriksaan $200, $300 buat bahan, dan $400 ongkos 
kerja.

terus panggil Si Jepang, dan setelah diperiksa sebentar, SiJepang sebut
biayanya $600. Dengan perincian $300 ongkos bahan dan$300 ongkos kerja.
Masih belum puas, Bos X konsultasi sama temen2nya, dan diapikir masih
mahal. Lantas Bos X panggil perusahaan Indonesia, Bos X pikir
Indonesia lagi krismon dan banyak PHK. Tentunya perlu duit dan pasti
lebih murah ?
perusahaan Indonesia tanpa memeriksa, langsung jawab
: Siap Bos X. .. Ongkosnya $5.600...!!! kata Perusahaan Indonesia, Si Bos X 
bingung: Buset... Kok bisa $5.600 ? Lebih mahal dari yang lain...??? Bos 
Perusahaan Indonesia maju sambil berbisik di kuping Si Bos X : Eh...Bos X... 
Dengerin yah...$ 2500 buat loe...$2500 buat gua... Yang $600 kasih aja ke Si 
Jepang...! Biar dia yang betulin tuh !!! Setuju kan...???





SATU Indonesia
Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia
www.satu-indonesia.com


The information transmitted is intended only for the person or the entity to 
which it is addressed and may contain confidential and/or privileged material. 
If you have received it by mistake please notify the sender by return e-mail 
and delete this message including any of its attachments from your system. Any 
use, review, reliance or dissemination of this message in whole or in part is 
strictly prohibited. Please note that e-mails are susceptible to change. The 
views expressed herein do not necessarily represent those of PT Astra 
International Tbk and should not be construed as the views, offers or 
acceptances of PT Astra International Tbk.

SATU Indonesia
Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia
www.satu-indonesia.com

[WongBanten] Pemkot Serang jadi tumbal, Pemprov Banten duduk Manis

2009-12-08 Terurut Topik publikasi banten
BKN Diminta Tunda SK CPNS 
JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Banten Abdi Sumaithi 
meminta agar Badan Kepegawaian Negara (BKN) tidak menerbitkan surat keputusan 
(SK) NIP untuk pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) Kota Serang 
sebelum dugaan kecurangan seleksi CPNS terungkap. 
”Jika memang ada indikasi kuat pelanggaran dan ada pengaduan dari masyarakat, 
saya rasa proses rekrutmen ini sebaiknya jangan diteruskan terlebih dulu sampai 
permasalahannya jelas,” kata Abdi Sumaithi saat ditemui Radar Banten di ruang 
kerjanya di Senayan, Selasa (8/12). 
Kata Abdi, kasus dugaan kecurangan rekrutmen CPNS Kota Serang adalah momentum 
penegakan hukum dan pemberantasan mafia rekrutmen CPNS. ”Selalu diperbincangkan 
setiap penyelenggaraan rekrutmen ada mafia CPNS, tapi tidak pernah diusut 
tuntas. Inilah saat yang tepat untuk mengusut,” ujarnya seraya menambahkan agar 
pihak yang terlibat ditindak tegas. 
Menurut Abdi, masyarakat kecewa apabila kasus ini menguap di tengah jalan. 
”Saya mendukung elemen-elemen masyarakat yang mendorong penuntasan kasus ini 
agar menjadi pembelajaran bersama,” tegasnya. 
Hal senada dikatakan Abdurrahman, anggota DPD asal Banten lainnya. Menurutnya, 
jika benar-benar terindikasi pelanggaran pidana dan rekayasa, maka anggota DPD 
asal Banten akan merekomendasikan kepada BKN untuk tidak menerbitkan SK 
pengangkatan CPNS Kota Serang. Untuk menelusuri dugaan rekayasa rekrutmen CPNS 
Kota Serang, ia mengaku akan berkunjung ke Kota Serang. “Insya Allah pada 12 
Desember kami ke sana (Kota Serang-red),” ujarnya. 

Tak Dikarantina 
Pada bagian lain, karut marut pelaksanaan seleksi CPNS Kota Serang terus 
terungkap. Salah satu dosen Untirta yang merupakan anggota tim pembuat soal 
dari konsultan Untirta buka suara tentang kejanggalan CPNS, terutama saat 
pembuatan naskah soal. 
Anggota tim yang minta namanya dirahasiakan ini mengatakan, pembuatan soal CPNS 
dilakukan tidak sesuai prosedur. Pembuatan dokumen yang termasuk dalam kategori 
rahasia negara tersebut tidak dilakukan di ruang karantina. 
Ia menceritakan, tiga pekan sebelum pelaksanaan seleksi, dirinya bersama 
puluhan dosen lain diminta untuk datang ke salah satu tempat rahasia yang 
sedianya menjadi lokasi pembuatan soal. Pada saat itu, para pembuat soal 
diberikan setumpuk buku untuk membuat 100 pertanyaan untuk seleksi CPNS dalam 
waktu sehari. “Karena tidak mungkin dikerjakan dalam sehari, akhirnya saya 
memilih mengerjakan tidak di tempat itu,” ujarnya saat menghubungi Radar 
Banten, akhir pekan lalu. 
Ia juga tak menampik kabar yang beredar di media yang menyebutkan bahwa proses 
seleksi CPNS tidak sepenuhnya dilaksanakan oleh konsultan dari Untirta tapi ada 
juga yang berasal dari luar, di antaranya dari Universitas Padjadjaran. 
Selain mengungkap pembuatan soal yang dilakukan di luar lokasi karantina, dosen 
ini juga mengungkapkan perihal belum diberikannya honor pembuatan soal. 
“Tadinya saya pikir setelah membuat soal langsung mendapat honor, tapi sampai 
sekarang saya belum menerima. Saya juga tidak tahu berapa honor yang bakal saya 
dapat,” tambahnya. 
Ketua Tim Konsultan Untirta Prof Dr Sholeh Hidayat saat dikonfirmasi membantah 
pernyataan dosen tersebut. “Kata siapa. Mereka semua dikarantina di satu 
tempat,” ujarnya. Mengenai tempat karantina, Sholeh enggan menyebutkan. “Yang 
pasti, semuanya dikarantina, tidak ada yang boleh bawa pulang,” tegasnya. 
Terkait honor yang belum dibayarkan, Sholeh mengaku tidak tahu. Kata dia, yang 
mengurus masalah honor adalah bendahara sehingga ia tidak mengetahui apakah 
honor tersebut sudah dibayarkan atau belum. 

KEMBALI BATAL 
Sementara itu, Kantor Pengacara Asrek Asrek  Co Attorney at Law kembali 
membatalkan rencana ekspose hasil investigasi terhadap 40 pengaduan masyarakat 
terkait dugaan kecurangan CPNS di Kota Serang. Ketua Tim Investigasi CPNS Agus 
Setiawan saat dihubungi melalui telepon genggam mengatakan, belum bisa 
menyampaikan hasil kajian terhadap 40 pengaduan masyarakat karena berhalangan 
sakit. 
Pembatalan ekspose hasil investigasi oleh Kantor Pengacara Asrek Asrek  Co 
Attorney at Law telah dua kali. Pembatalan pertama dilakukan pada Senin (7/12) 
dan pembatalan kedua pada Selasa (8/12). 
Menanggapi batalnya ekspose hasil investigasi untuk kali kedua, Ketua Koalisi 
Pergerakan Banten Ali Soero menyatakan heran dengan alasan yang disampaikan 
Agus Setiawan selaku ketua tim. “Kalau memang sakit kan bisa diwakilkan kepada 
anggota tim yang lain. Saya yakin seluruh masyarakat ingin mendengar hasil 
investigasi yang dilakukan Agus Setiawan dan kawan-kawan,” ujar Ali. 
Ali mengatakan, kalau memang ada kecurangan pada proses rekrutmen CPNS 15 
November lalu, lebih baik disampaikan secepatnya ke masyarakat. Jangan 
diundur-undur apalagi ditutup-tutupi. “Jangan sampai timbul kecurigaan 
masyarakat,” katanya. 
Di tempat terpisah, Forum Diskusi Wartawan Harian (FDWH) melalui salah seorang 
anggotanya Idham Gofur, menyampaikan petisi rakyat tentang