[zamanku] E-Book Jerami dan Ilalang Kering di Pekarangan Istana (7 bag)

2010-08-06 Terurut Topik andre andreas





Detik-detik Proklamasi. 
Hormat Bendera Kenaikan Harga, Diiringi Dentuman Meriam Tabung Gas 17 Kali! 
Hiduplah Indonesia Raya.. 
Indonesia, Tanah Airku, Tanah Tumpas Rakyatku (ulangi!!)
Indonesia, Tanah Airku, Rampas Tanah Rakyatnya (ulangi!!)
Indonesia, Tanah Airku, Lumpur Hisap Rakyatnya
lanjutkan... 
(Indonesia Raya Versi Istana Buto) 
  
kalian pikir mereka sekedar orang-orangan sawah, jerami dan ilalang kering


sejatinya seperti batu yang menggenggam luka, seperti asa yang mendaku batu


kulit legam rakyat pekerja, sesungguhnya padas batu karang itu


“ dan di atas batu karang ini, ...keadilan sejati akan 
tegak” 
  
silah kunjung 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/07/dan-di-atas-batu-karang-ini-keadilan.html



 



  

[zamanku] Kekerasan di Priok : Bubarkan Satpol PP, Cabut Perda Tibum

2010-04-15 Terurut Topik andre andreas
FRONT OPOSISI RAKYAT INDONESIA 
 
Pernyataan Sikap
Bubarkan Satpol PP dan Cabut Perda Tibum!
Ganti Rejim Ganti Sistem!
 
Satpol PP di usia 60 tahun tidak menunjukkan perubahan yang manusiawi. 
Keganasan Satpol PP kembali terulang di Koja, Tanjung Priuk, Jakarta Utara. 
Ratusan warga luka-luka, sebagian terluka parah. Proses negosiasi warga yang 
sedang berjalan dengan menghadiri komisioner Komnas HAM tidak diindahkan. 
Proses negosiasi dan pengamanan kepolisian justru diciderai dengan tindakan 
provokatif dan represi Satpol PP terhadap warga sehingga membuat kekicruhan 
yang lebih besar. Saat itu juga, Satpol PP telah menciderai konstitusi dan 
dasar negara yang memuat nilai keadilan, hak asasi manusia, dan demokrasi. 
Tindak kekerasan Satpol PP di Koja bermuara pada urusan pengamanan kepentingan 
pemodal yang ingin menggusur tempat pemakaman warga untuk infrastruktur 
komersial. Seperti yang terjadi sebelumnya, Satpol PP memang dijadikan alat 
pemukul pemerintah daerah terhadap warga yang selama ini termajinalisasi. 
Tujuannya mengamankan kepentingan orang atau kelompok yang memiliki kekuasaan 
politik dan ekonomi. Untuk menjalankan itu, pemerintah bersama legislator 
membuat peraturan perundang-undangan (sampai ke perda-perda) yang menguntungkan 
pemodal dan elit birokrat. Akibatnya, warga kota yang termajinalisasi atas kota 
selalu digusur paksa tanpa mengindahkan hak ekonomi, sosial, dan budaya warga, 
termasuk keasrian lingkungan.  
Satpol PP sebagai alat pemukul semakin arogran karena mendapatkan dana 
operasional sebesar 250 milyar rupiah di wilayah DKI Jakarta. Dana sebesar itu 
digunakan hanya untuk mengusur puluhan ribu warga tiap bulannya dan membunuhi 
warga miskin satu per satu. Di bulan Maret 2010 saja, sudah tiga anak meninggal 
dunia akibat operasi penertiban Satpol PP. Begitu pun pada bulan-bulan 
sebelumnya. Sampai saat ini belum ada pertanggungjawaban hukum baik personal 
maupun institusional. Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah, aparat 
keamanan, dan badan hukum merupakan bagian dari bentuk kekuasaan yang 
sewenang-wenang. Lebih dari itu, merupakan bentuk pengabaian hak-hak dasar 
rakyat yang selalu dihisap oleh rejim otoritarian, neoliberal, dan korup. 
 
Atas dasar itu, kami menuntut:
1.  Bubarkan Satpol PP!
2.  Cabut Perda No.8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum DKI Jakarta!
3.  Hentikan semua penggusuran!
4.  Turunkan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo!
5.  Tangkap dan adili Harianto Bajoeri selaku Ketua Satpol PP DKI Jakarta!
6.  Ganti rejim ganti sistem!
 
Demikian pernyataan sikap ini. Di dalam tekad persatuan rakyat yang berlawan, 
kami menyerukan kepada semua elemen rakyat agar tetap melakukan perlawanan 
semaksimal mungkin terhadap Satpol PP yang dikendalikan oleh rejim dan sistem 
yang tidak pernah berpihak kepada rakyat.
 
Hidup Rakyat!
Bubarkan Satpol PP! Cabut Perda Tibum!
Ganti Rejim Ganti Sistem!
 
Jakarta 15 April 2010
 
[bersama Arus Pelangi, Bingkai Merah, FKW, IGJ, IKOHI Jakarta, Imparsial, JCSC, 
JRMK, Kasbi Jakarta, Komite Pembubaran Satpol PP, Kontras, KPI, LBH APIK, LBH 
Jakarta, LBH Masyarakat, PBHI Jakarta, Praxis, PRP Jakarta, Reides, Sebaja, 
Sebumi, Setara Institute, SKSN, UPC, Walhi Jakarta, Yayasan Anak Akar]
 
baca juga 
 
MAKLUMAT FOR INDONESIA 15 APRIL 2010
 
MEI BULAN PERLAWANAN RAKYAT
 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/04/mei-bulan-perlawanan-rakyat-maklumat.html



 


  

[zamanku] Menkominfo Berulah Lagi, SOS Kebebasan Berpendapat

2010-02-16 Terurut Topik andre andreas
Dukung  Gerakan  Melawan (TOLAK)  Rancangan Peraturan Menteri Kominfo tentang 
Konten Multimedia karena berbahaya bagi kehidupan Internet Indonesia. Akankah 
paradigma represif dan total control seperti di jaman Soeharto bakal kembali 
terulang? 
  
Simak pandangan  Enda Nasution (Presiden Blogger Indonesia), Onno Purbo, ICT 
Watch, Aliansi Jurnalis Independen hingga Ketua MK Mahfud MD. Tentunya juga 
sumber ancamannya (baca  Siaran Pers No. 22/PIH/KOMINFO/2/2010 : Sikap 
Kementerian Kominfo Dalam Menyikapi Peningkatan Maraknya Penyalah-Gunaan 
Layanan Internet )
disini
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/02/sos-kebebasan-berpendapat-menteri.html
 
 


  

[zamanku] Refleksi 2009-Prediksi 2010 : Bidang HAM, Korupsi, Lingkungan Hidup dll

2010-01-20 Terurut Topik andre andreas
Outlook Pemberantasan Korupsi Bidang Penegakan Hukum Tahun 2010 : Macan Ompong 
Pemberantasan Korupsi.!. (ICW)
 
Environment Outlook 2010 – Wahana Lingkungan Hidup INDONESIA 
  
Human Rights Outlook 2010: Menggunakan politik dan hukum untuk melemahkan 
keadilan dan merampas kesejahteraan.  HRWG, KontraS, Federasi KontraS, YLBHI, 
Demos, INFID, Elsam, SP (Solidaritas Perempuan ) , JSKK ( Jaringan Solidaritas 
Korban untuk Keadilan) 
 
Refleksi 2009 dan Prediksi Papua 2010 : PENEGAKAN HAM DI PAPUA MENURUN DRASTIS 
 
Catatan Akhir Tahun 2009 Kebebasan Pers dan Berekspresi - AJI 
 
Catatan Akhir Tahun Hak Asasi Manusia 2009 - Komnas HAM
 
Laporan Akhir Tahun 2009 tentang Kondisi Agraria Nasional - Konsorsium 
Pembaruan Agraria 
 
Catatan Akhir Tahun YLBHI (2009) : Tahun Rawan Penegakan Hukum, Pemenuhan HAM 
dan Akses Keadilan 
 
Laporan Akhir Tahun 2009 - KOMPAS
  
  
Silah kunjung link-linknya di 
  
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/2009-2010 
*redaksi lentera akan berupaya terus mengupdate catatan/laporan dari berbagai 
institusi terpilih lainnya sepanjang akhir tahun 2009 hingga awal tahun 2010. 
semoga bermanfaat. 




  

[zamanku] E-Book Membaca Lagi Jejak Gus Dur.

2010-01-06 Terurut Topik andre andreas
Kumpulan Puluhan Artikel/Opini. Semoga bermanfaat.
 
Bola Demokrasi – Sindhunata; Dengan Mati, Gus Dur Abadi - Yudi Latif; 
KETOKOHAN. Gus Dur dalam Perspektif Keulamaan - Anwar Hudijono; PLURALISME : 
Penerus Gus Dur Akan Muncul - Ingki Rinaldi; Usulan Gus Dur Pahlawan Nasional - 
Asvi Warman Adam; Orang Besar, dari Mana Datangnya? - M Alfan Alfian; 
Feyerabend von Jombang - L WILARDJO; Indonesia dan Gus Dur - BENNY SUSETYO; Gus 
Dur Telah Pergi - Franz Magnis-Suseno; Pluralisme Pasca-Gus Dur - Zuhairi 
Misrawi; Menghargai dan Mencari Figur Pengganti Gus Dur - Laode Ida; "Gitu Aja 
Kok Repot"-nya Gus Dur - Abdul Munir Mulkhan; Warisan Gus Dur - Jaya Suprana; 
Politik Luar Negeri Gus Dur - Budiarto Shambazy; Dia adalah Jendela kepada 
Dunia -Moeslim Abdurrahman; Gus Dur, Sang Nomor Satu - Indra J. Piliang; Dua 
Tahun Bersama Gus Dur di Istana - Wahyu Muryadi; Kepergian Seorang Nahdliyin - 
Masdar F Mas'udi; Kehilangan Besar - Fachry Ali ; Pekerjaan Rumah dari Gus Dur 
- Garin Nugroho; Gus Dur Sebenarnya Sedang Tidur
 - Arswendo Atmowiloto; Mencoba Membumikan Langit – Obituari Tempo; 
Persahabatan Tak Biasa di Sungai Tigris – Obituari Tempo; Perginya Penakluk 
Hati Rakyat – Obituari Tempo dst dst 
  
Silah kunjung 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/kumpulan-opini-mengenang-jejak-gus-dur.html
 
  
 
dan saya temukan puisi bagus karya bung Heri Latief ini
  
Selamat Jalan

seorang tokoh telah pergi ke langit
gerakan akar rumput liar kehilangan

guyonan politik bergaya ngekik
tersimpan dalam hati pengikutnya

nyanyian anak jalanan semakin parau
debu kemerdekaan jadi bayangan

dan orang makin yakin, perjuangan
membela kepentingan orang miskin

Heri Latief
Amsterdam, 30/12/2009 
  
  
  
narasi gambar untuk GUS dari lentera
 
Marka Nama Jalan, Mengenang Gus Dur dari Sungailiat Bangka 
  
merayakan pluralisme, toleransi dan solidaritas 
marka nama jalan, jalan raya 
identitas raya 
  
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/mengenang-dengan-hormat-gus-dur-dari.html
 
  
Anak-anak di Pantai. Mengenang Gus Dur dari Pasir Padi Bangka 
  
anak-anak menjejak pantai, 
bermain pada langit lapang, 
bermain pada laut luas
tiada ada batas 
  
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/anak-anak-dan-pantai-pasir-padi-bangka.html
 
  
Menjala Ikan, Mengenang Gus Dur dari Pasir Padi Bangka 
  
belajar dengan menjalani
nelayan cilik
jala kecil
dan ikan-ikan kecil 
  
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/belajar-menjala-ikan-di-landai-pantai.html
 
  
  
  
simak juga 
  
Catatan Akhir Tahun 2009, Menapak 2010 
  
2009-2010. Rai Gedheg, Lanjutkan? Mari Tinggalkan Kontestasi Animal Farm Dalam 
Politik Indonesia! 

2009-2010. Komedi Putar, Lanjutkan? Mari Melampaui Sistem Politik dan Ekonomi 
Yang Membusuk 
  
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/catatan-akhir-tahun-2009-menapak-2010.html
 

 


  

[zamanku] E-Book Berjuang Dari Pinggiran : Narasi Pembela HAM Berbasis Korban

2010-01-05 Terurut Topik andre andreas
Bedjo Untung (Tragedi 1965/1966), Wanma Yetty (Peristiwa Tanjung Priok, 1984), 
Azwar Kaili (Peristiwa Talangsari 1989), Ruyati Darwin (Tragedi Mei 1998), 
Sumarsih (Tragedi Semanggi 1998), Mugiyanto (Penculikan Aktivis Prodemokrasi 
1997/1998), Zafrullah Pontoh (Kekerasan terhadap Jamaat Ahmadiyah), Kiswoyo 
(PT. Istana Magnoliatama), Muhammad Mizar Al Amir (Sengketa TPST Bojong) dan 
Suciwati (Kasus Pembunuhan Aktivis HAM Munir 2004) menjadi narasi personal yang 
coba dihadirkan dalam buku ini. 

Narasi inilah yang kelak diharapkan bisa digunakan untuk menandingi 
narasi-narasi mayor yang terlanjur baku dan beku di banyak benak masyarakat 
Indonesia. Kesepuluh responden tersebut adalah korban pelanggaran HAM 
berdimensi sipil – politik maupun ekonomi, sosial dan budaya yang telah lama 
menjadi dampingan KontraS, LBH Jakarta dan Yayasan Pulih. Mereka ini kemudian 
bertransformasi menjadi pembela HAM di lingkungan mereka masing-masing dan 
memberi banyak inspirasi dalam gerakan advokasi HAM di Indonesia. 

dipetik dari kata pengantar buku Berjuang Dari Pinggiran : Narasi Pembela HAM 
Berbasis Korban
 
 
silah kunjung
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/e-book-berjuang-dari-pinggiran-narasi.html
 
 
HRSF(Human Rights Support) - Kontras - LBH Jakarta - HRWG (Human Rights Working 
Group) - Yayasan Pulih - Yayasan Tifa
 


  

[zamanku] E-Book Kelaparan di Negeri Yahukimo, Tanah Air Beta

2009-12-24 Terurut Topik andre andreas




LAPORAN INVESTIGASI JURNALISTIK 2009



BENCANA KELAPARAN & KEHIDUPAN DI YAHUKIMO : "KWANING KUME!" 



Wajah anak-anak itu tetap penuh keceriaan. Memanjat pohon, berlarian, mandi di

kali, ke hutan, ke kebun hingga bersekolah. Siapa sangka anak-anak dari kampung

Bomela itu nyatanya hanya makan 3 hari sekali



Sementara orang-orang tua mereka yang sebenarnya punya kewajiban untuk berkebun

atau berburu namun karena perut kosong, mereka tak mampu melakukan kewajiban

itu. Sedang bagi yang masih memiliki sedikit kekuatan, akan mengikat perut

mereka dengan semacam kulit kayu atau kain agar perut mereka tidak terasa mual

saat menjalankan kewajibannya berkebun atau pun berburu.”Tali Poro Trada Isi”

demikian mereka membahasakannya

 

Kisah-kisah ini adalah bagian kecil saja dari laporan
investigasi jurnalistik

yang dilakukan Viktor Mambor dari Foker LSM Papua.

 

Selengkapnya

http://lenteradiata sbukit.blogspot. com/2009/ 12/kelaparan-
di-negeri- yahukimo- tanah-air. html

 

 

 

Menyuarakan Yang
Tidak Bisa Bersuara dan Doa Anak Telanjang

 

John Jonga, Penerima Anugerah Yap Thiam Hien Award 2009

 



Kau sudah tahu toooh



Saya duduk, berdiri, berjalan, di atas lumuran darah dan serakan tulang

belulang tete–nenek leluhur bangsa ini.



Bapa telah meninggal, mama juga telah pergi untuk selama-lamanya setelah

diperkosa oleh pasukan penyisir.



Kakakku ditembak ketika anak–anak negeri mencari kebenaran dan keadilan. 



dipetik dari puisi Doa Anak Telanjang oleh John Jonga



  

Dewan Juri akhirnya menganugerahkan Yap Thiem Hien Award 2009 kepada Pastor
Yohanes Jonga seorang rohaniwan yang kini bertugas di Kabupaten Keerom, Papua. 
Pastor kelahiran Manggarai, sempat
bertugas di Lembah Baliem dan Timika.



Penugasan di Timika inilah yang membuka jalan perkenalan dan persahabatannya

dengan Mama Yosepha penerima Yap Thiam Hien Award tahun 1999. 



Saat itu ia khusus menulis puisi Doa Anak Telanjang untuk Mama Yosepha yang
baru saja menerima penghargaan. 10 tahun kemudian puisi ini dibacakan kembali
oleh

Yuliana Langwuyo di Hotel Borobudur, Jakarta, pada 10 Desember 2009 saat Pastor

John juga menerima Yap Thiam Hien Award. (diceritakan oleh Andreas Harsono;
John

Jonga dan Mama Yosepha)



”Pastor Jonga adalah seorang rohaniawan yang bekerja melampaui pastoralnya

dengan menjadi sahabat dan pembela bagi masyarakat Papua yang hingga kini masih

mengalami pelanggaran hak-haknya," kata Todung saat menyampaikan hasil

penilaian Yap Thiam Hien Award 2009 tanggal 7 Desember di Gedung Mahkamah

Konstitusi . (liat Pastor Jonga Raih Yap Thiam Hien Award 2009, Jurnal

Nasional).



Hal yang sama juga ditegaskan oleh Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI) Muridan Widjoyo yang mengenalnya sejak 1994. Muridan

menceritakan sebuah kejadian menarik tahun 1999, saat Pastor Jonga ditahan dan

diinterogerasi di Kantor Polisi Mimika. 



“Karena mendengar itu, ibu-ibu suku Amungme dan Komoro turun ke jalan dan

mengepung Polsek Mimika,” ujar Muridan. (liat Sebuah Peringatan tentang Papua,

Sinar Harapan)



Tidak hanya di Mimika, kemudian karena sikap dan komitmennya untuk Menyuarakan

yang Tidak Bisa Bersuara, Pastor Jonga juga sempat mengalami intimidasi dari

aparat keamanan di Keerom. Catatan ini secara terang berderang dapat dibaca

dalam Laporan Situasi HAM di Kabupaten Keerom yang dikeluarkan oleh Persekutuan
Gereja-gereja di Papua Wilayah Keerom Arso Oktober (liat Kronologi Intimidasi
yang Dialami Oleh Pastor John Jonga, Pr)



selengkapnya (berikut link-link terkait)



http://lenteradiata sbukit.blogspot. com/2009/ 12/johanes-
jonga-menyuaraka n-yang-tidak. html







  

[zamanku] Made Wianta, Subcomandante Marcos, Romo Mangun

2009-12-20 Terurut Topik andre andreas
Spot Light - Riwayat Warna - Burung-burung Manyar
 


saya gembira,
lepas, nyaman, hiruk pikuk



menikmati pameran karya-karya Made Wianta bertajuk SPOT LIGHT, hasil
kerja bareng Galeri Nasional Indonesia dan O House Gallery.



Berlarian, bolak-balik..



menjadi kanak-kanak kembali

merayakan imajinasi 

merayakan warna

merayakan kebebasan



saya jadi ingin meneguk keceriaan kanak-kanak seperti puisi lawas Mengapa tawa
dan tangis, bisa lahirkan air mata berikut ini



Terbang melayang ke negeri impian

dalam kepak sayap burung garuda



Menyisir pelangi

menyapu awan

meniup api matahari

mencicipi titik hujan pertama



Mengetuk pintu surga,

tok tok tok lalu sembunyi



Sambil memecahkan teka-teki

dari mana datangnya tawa.



Lalu mengapa tawa dan tangis,

bisa lahirkan air mata



Lucu ya kak



Ayo cicipi keduanya





oleh karenanya kali ini saya tidak hendak ingin menjelas-jelaskan kebesaran
Made Wianta, menjelas-jelaskan aspek-aspek kualitas dan perjalanan kesenimanan
Made Wianta yang menakjubkan (ia juga seorang penyair juga)



sepenuhnya ingin lepas bebas sebagai penikmat yang seawam-awamnya dan kurang
ajar juga barangkali



...



lepas dari inginku menjadi kanak-kanak kembali, tetap saja ada gedoran palu
’apa pentingnya’, ’apa relevansinya’



apakah imajinasi, warna-warni, kebebasan, jiwa kanak-kanak ini punya relasi
dengan atmosfir yang berlawan-lawan untuk mendorong perubahan sosial radikal
dan revolusioner.. 



tuntutan kuat yang diteriakan di jalanan, dengan bacaan lugas



‘negara’ yang menembaki petani ogan ilir 

hukum yang kejam pada minah dan orang-orang kecil

kelaparan di yahukimo

warga sidoarjo yang dipaksa makan lumpur

penghilangan paksa, pembunuhan yang tak kunjung menemukan keadilan

korupsi dan penggadaian kedaulatan negeri sampe tandas



saya katakan ya, ya, ya mari kita bertemu Romo Mangun yang lembut humanis (tapi
rela membela sampai mati warga kali code yang dikasihinya) atau Subcomandante
Marcos yang ... bersenjata pena dan bedil



kurasa Marcos termasuk pemecah batu kebekuan gerakan sosial yang kehabisan
gagasan dan kekeringan imajinasi. Juga baginya kata telah menjadi senjata yang
ampuh dan mengetarkan dunia termasuk kata-kata imajinatif hingga dongeng
dan anekdot
Maka pada karya Spot Light saya temukan gaung Riwayat Warna Subcomandante 
Marcos
Sejenak kemudian para dewa itu lelah dan
ingin kembali tidur. Dewa-dewa ini, yang bukan dewa-dewa pertama yang
melahirkan dunia, cuma ingin tidur. Maka, agar tidak lupa dan
kehilangan warna-warna itu, mereka mencari cara menyimpannya. Dan saat
mereka renungkan dalam hati bagaimana melakukannya, seketika itulah
mereka lihat seekor kakaktua. Mereka renggut ia dan menaruh semua warna
disana. Mereka buat bulu-bulunya lebih panjang agar semua warna bisa
masuk. Begitulah mulanya kakatua mendapat warna dan seperti itulah ia
jadinya... 

. agar orang-orang lelaki dan perempuan
tidak lupa bahwa ada banyak warna dan banyak pikiran di dunia ini, agar
dunia gembira saat semua warna dan semua pikiran punya tempatnya
sendiri-sendiri.



Sedang pada Romo Mangun kita bisa menemukan narasi makna kebermainan sebagai
proses pembebasan dimana



'Bermain mengandung aspek kegembiraan, kelegaan, penikmatan yang intensif, bebas
dari kekangan atau kedukaan, berproses emansipatorik; dan itu hanya tercapai
dalam alam dan suasana kemerdekaan. Manusia yang tidak merdeka tidak dapat 
bermain spontan, lepas, gembira,
puas”.



selengkapnya (plus link-link terkait
dan puluhan karya spot light wianta)



 





http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/12/spot-light-riwayat-warna-burung-burung.html
   








  

[zamanku] Tokoh Muda Pilihan Kompas : Membaca Tanda-tanda Jaman?!

2009-11-25 Terurut Topik andre andreas




Bisa
jadi anda tidak sepakat dengan pilihan Kompas ini, tapi menurut saya tetaplah
sesuatu yang berharga untuk menyimak ‘profil’ mereka dan yang terpenting juga
membaca apa pandangan-pandangan atas persoalan negeri ini (bagi saya
kegentingan negeri ini) dan keperdulian mereka. (Format artikel-artikel adalah
dalam bentuk wawancara oleh wartawan Kompas) 

 

Lebih
jauh lagi kita pun bisa menilai sejauh mana pandangan-pandangan mereka adalah
jawaban atas kegentingan negeri ini. Sekedar reformis atau transformatif serta
evolutif/gradual atau revolusi. Down to the Earth (membumi) atau Up to the Sky
(melangit)……. Atau mengambang
antara langit dan bumi….

 

 Silahkan kunjung untuk
link-link artikel terkait

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/tokoh-muda-inspiratif-pilihan-kompas.html

 

Siapa sajakah
mereka?

(nb. setiap
harinya saya akan mengupdate tokoh-tokoh muda pilihan kompas ini, karena masih
terus bergulir)

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (1) Anies Baswedan

Kesadaran
"Melampaui Indonesia”

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (2) Anas Urbaningrum

Obsesi Perbaiki
Sejarah DPR

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (3) I Gusti Agung Putri Astrid Kartika

Membangun
Aspirasi dari Pedesaan

 

TOKOH MUDA INSPIRATIF
(4) Pramono Anung Wibowo 

Berpolitik
Setelah Mapan Berbisnis

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (5) Yudi Latif

Menjaga Modal
Demokrasi Indonesia

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (6) Fadli Zon

Demokrasi yang
Perlu Dievaluasi

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (7) Edy Prasetyono

Menerobos
Kebuntuan Penguatan Pertahanan

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (8) Ester Indahyani Jusuf

Penegakan HAM,
Tak Mungkin Mundur Lagi

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (9) Topo Santoso

Membangun
Pelindung Demokrasi

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (10) – Eko Prasojo

Bebaskan
Birokrasi dari Kooptasi Politik

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (11) Saldi Isra

KPK Ambruk karena
Didesain Ambruk

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (12) Teten Masduki

Perang Panjang
Melawan Korupsi 

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (13) Zannuba Arifah Chafsoh Rahman 

Ujian Politik
"Darah Biru"

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (14) Zuly Qodir

Mengelola
Keberagaman Indonesia

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (15) Budiman Sudjatmiko

Optimisme untuk Indonesia yang Lebih Baik

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (16) Yuddy Chrisnandi

Indonesia Perlu
Pemimpin Autentik

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (17) Ifdal Kasim

Generasi Baru
Penegakan HAM

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (18) Yusuf Chudlori

Menjaga Benteng
Terakhir

 

TOKOH MUDA INSPIRATIF
(19) Chalid Muhammad

Perjuangan Kritis
untuk Lingkungan Hidup

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (20) Anis Matta

Menjadi Penguasa
Belum Tentu Memimpin

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (21) Nurul Arifin

DPR Jangan Pasang
Badan bagi Penguasa

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (22) Usman Hamid

Mengalir Menuju
Muara yang Sama

 

TOKOH MUDA
INSPIRATIF (23) Dradjad Wibowo

Demi Pembangunan
yang Berkeadilan

 

TOKOH MUDA INSPIRATIF (24) M Fadjroel Rachman

Mimpi Negeri Tanpa Korupsi

 

TOKOH MUDA INSPIRATIF (25) Budhy Munawar Rachman 

Menyemai
Kebebasan Beragama





  

[zamanku] E-Book Serial Kuliah Umum Filsafat dan Kota : Harta, Kata, Alam, Budaya

2009-11-01 Terurut Topik andre andreas




Kota dan Harta -
B Herry Priyono, Kota dan Kata - F Budi Hardiman, Kota dan Alam - Karlina
Supelli, Kota dan Budaya - Muji Sutrisno

Lebih jauh memahami kota kita sampai ke akarnya,
lebih jauh memikirkan perubahan sosial kearah kota yang lebih manusiawi dan
beradab.

Rangkaian Studium
Generale "Philosophy in the City" ini, adalah kerjasama
Goethe-Institut Jakarta dan STF Driyarkara Jakarta

 

Silah kunjung disini

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/e-book-seri-kuliah-umum-filsafat-dan.html

 

 




  

[zamanku] Don Bosco, Tisna dan Umberto Eco : Kembali ke Komunitas Tatap Muka

2009-11-01 Terurut Topik andre andreas




Keluar dari Dehumanisasi (Alienasi) di Dunia Kerja dan Dunia Maya. 



“Kesepian adalah masalah besar.”. 



“. anda bisa menyebutkan banyak orang lain yang hidup dalam isolasi, dengan
berbagai bentuk penyakit kejiwaan. Salah satu masalah besar dewasa ini adalah
menurunnya, atau malah tidak adanya, komunitas-komunitas tatap-muka”



“Yang saya kira buruk sekarang ini-baik di dunia Katolik maupun di dunia bekas
Komunis atau Progresif adalah tidak adanya seorang don Bosco baru. Tak ada San
Giovanni Bosco baru di abad ini yang mampu membuka kemungkinan-kemungkinan
baru bagi terciptanya komunitas.”



Lantas bagaimana dengan internet dengan komunitas mayanya...



”Bisakah komunitas maya baru seperti yang kita punya di internet melakukan
hal yang sama? Tentu saja! Ia memberikan kesempatan kepada orang yang tinggal
di Barat untuk berhubungan dengan orang lain, dengan tetap berada di tempat
tinggalnya. Apakah ini adalah pengganti hubungan tatap muka dan komunitas?
Tidak! Jadi fungsi sosial yang nyata dari, katakanlah, Internet, harus menjadi
titik awal dalam menciptakan hubungan, dan kemudian menciptakan...”



“Ya, komunitas-komunitas lokal. Manakala Internet melalui komunitas-komunitas
maya-benar-benar bisa menjadi jalan untuk mewujudkan komunitas-komunitas
tatap-muka, barulah ia akan menjadi alat perubahan sosial yang penting”.



selengkapnya

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/dehumanisasi-kita-alienasi-di-dunia.html

 



(dalam tanda miring adalah petikan-petikan pernyataan Umberto Eco saat
diwawancarai oleh Patrick Coppock ”A Conversation of Information”. Versi bahasa
Indonesianya diterjemahkan dan disunting oleh Antariksa untuk buletin elektronik
KUNCI Cultural Studies)

 

Terbaru di lentera

 

Transkrip Rekaman Bukti Rekayasa Kasus KPK Bisa di Akses Publik 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/transkrip-rekaman-bukti-rekayasa-kasus.html

 

Roadmap KADIN yang Diadopsi "Bulat-bulat" oleh Kabinet Indonesia
Bersatu Jilid II Itu

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/roadmap-kadin-yang-diadopsi-bulat-bulat.html

 

 

 







  

[zamanku] Pak SBY-Boediono, Tahukah Anda Nasib Orang Miskin yg Sebenarnya?

2009-10-21 Terurut Topik andre andreas




Kenyataan
(Bukan Seolah-olah Statistik Loh) 

Berapa jumlah orang miskin yang ditangkap dan diusir dari kota setiap bulannya, 
berapa rata-rata kasus
pembakaran/kebakaran dalam satu tahun di Jakarta
(71% pemukiman miskin) serta berapa orang miskin yang mengalami gangguan jiwa. 





http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/pak-sby-boediono-sudah-tahukah.html

Pak
SBY-Boediono, 12.000 Orang Kelaparan di Pegunungan Tengah Papua!

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/pak-sby-boediono-12-orang-kelaparan.html

Pak SBY-Boediono, Ny Udin dan Bayinya "Tersandera" di Rumah Sakit

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/pak-sby-boediono-ny-udin-dan-bayinya.html

Pak SBY -Boediono, Kusnan Sehari Hidup Hanya
Dengan Rp 4.000

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/pak-sby-boediono-mohon-perhatian-kusnan.html

Pak SBY-Boediono, Kok Menyelamatkan
Lingkungan Sambil Menjerat Leher Sendiri?

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/pak-sby-kok-menyelamatkan-lingkungan.html



Pak SBY-Boediono, Apakah Benar Proper KLH
2009 Akronim Program Perlindungan Kejahatan Lingkungan?

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/rezim-sby-dan-program-perlindungan.html

mohon bantuan miliser untuk
melanjutkan daftar pertanyaan dan gugatan ini dengan melampirkan sumber
beritanya  untuk saya publikasikan dalam tajuk ”Pak SBY-Boediono : Tahukah
Anda?. Rakyat Bertanya, Rakyat Mengugat” kirimkan ke email saya berikut ini.

kerja.pembeba...@gmail.com 

 







-


  

[zamanku] Dari Revolusi Industri Hingga Kiamat Perubahan Iklim?

2009-10-18 Terurut Topik andre andreas




Batu Bara, Nuklir
atau Revolusi Energi Bersih!  



Serial E-Book dan Bacaan Online Popular untuk Anda.



Berapa banyak kita dan bumi merugi akibat penggunaan bahan bakar terkotor di
dunia? 



Dalam sejarah tercatat batu bara mendorong Revolusi Industri, Mengubah Inggris,
Mengubah Dunia. Demikian pula minyak
bumi yang kemudian menjadi primadona pacuan laju industri dan perekonomian
dumia



Apakah batu bara, minyak bumi dan mesin-mesin industri kotor, kita biarkan
terus menyanyikan untuk kita kiamat perubahan iklim?



Masih ada kesempatan untuk kehidupan dan bumi yang lestari walau harus bergegas



[R]evolusi Energi Bersih! 

Revolusi Angin (bagi saya) = Spiritualitas Angin

Revolusi Air (bagi saya) = Spiritualitas Angin

Revolusi Panas
Bumi (bagi saya) = Spritualitas Bumi

Revolusi Matahari (bagi saya) = Spiritualitas Matahari






NUKLIR? BUALAN ITU? NO WAY!!!





Silah kunjung serial e-book dan onlinenya disini

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/batu-bara-dari-revolusi-industri-hingga.html

 

 

 




  

[zamanku] Riwayat Njoto, Setelah DN Aidit dan Sjam Kamaruzaman

2009-10-09 Terurut Topik andre andreas




Setelah menggali
profil, riwayat dan peran politik DN Aidit & Sjam Kamaruzaman, Tempo
kembali menyajikan laporan/edisi khusus tentang Njoto (Majalah Tempo) dan Kol.
Untung (Koran Tempo). 

 

Selain itu
Majalah Tempo pernah pula menerbitkan edisi khusus Tan Malaka, Hatta, Natsir
dan Sutan Sjahrir.

 

Semoga liputan
semacam ini  menjadi pemicu proses
pembelajaran kritis atas  jejak sejarah
bangsa ini, sekaligus pembongkaran manipulasi/monopoli tafsir (sejarah) rejim
penguasa atau kelompok-kelompok dominan.

 

Jangan ada tabu
diantara kita, jangan ada tipu-tipu diantara kita. Jelas bahwa 'kebenaran
sejarah" hampir pasti tidak pernah menjadi final. On going process,
selalu?!

 

 

link-link bacaan terkait
liputan khusus ini silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/biografi

 

 




  

[zamanku] Semua Harus Siap Siaga : Urgensi Hidup di Wilayah Cincin Api (Ring of Fire)

2009-10-09 Terurut Topik andre andreas




Semua Harus Siap
Siaga. Bencana Gempa Akan Terus Terjadi


Senin, 5 Oktober 2009 | 03:40 WIB

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/05/03402132/semua.harus.siap.siaga


(Simak juga 20
E-Book Menuju Masyarakat Sadar Bencana)

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/20-e-book-menuju-masyarakat-sadar.html


Jakarta,
Kompas - Semua harus siap siaga karena bencana gempa belum
berakhir. Untuk itu, penyebarluasan informasi tentang ancaman bencana
diperlukan sebagai upaya antisipasi agar jumlah korban dapat dieliminasi.


Di sisi lain, masih banyak pemerintah daerah yang
tidak tahu ancaman bencana dan kerawanan bencana di daerah masing-masing.


Selain itu, saat ini perlu segera dilakukan
evaluasi skala nasional menyangkut kondisi geologis dan kondisi
bangunan-bangunan di setiap wilayah.


Demikian antara lain yang terungkap dari sejumlah
wawancara yang dilakukan Kompas, Sabtu dan Minggu (3-4/10), dengan Direktur
Humanitarian Forum, yang juga anggota Presidium Masyarakat Penanggulangan
Bencana Indonesia, Hening Suparlan, Ketua Tim Kajian Likuifaksi dan Tanah
Longsor Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Adrin
Tohari, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral Surono, dan Kepala Bidang Geodinamika Badan Koordinasi
Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) Cecep Subarya.


”Semua orang harus paham akan ancaman bencana
yang ada di sekitarnya sehingga mampu hidup bersama situasi bencana tersebut,”
ujar Hening menjelaskan.


Individu harus
paham


Hening menegaskan, semua individu harus paham
sehingga bisa mengantisipasi bagaimana saat terjadi gempa.


Individu tersebut, pertama, harus mampu
melindungi dirinya sendiri. Kedua, harus menginformasikan kepada keluarganya
bagaimana melindungi diri mereka. Ketiga, harus mampu melindungi harta
bendanya.


”Mengingatkan keluarga itu penting karena mungkin
saat bencana datang, ia tidak bersama keluarganya. Mungkin istri atau suami di
tempat lain, anak di sekolah, lalu mereka itu harus bagaimana. Ia harus memberi
tahu bagaimana cara-cara penyelamatan diri. Soal harta benda, misalnya mereka
lalu mengasuransikan harta bendanya, menyimpan barang-barang berharga dengan
lebih aman, mengatur listrik agar tak mudah terjadi hubungan pendek, mengatur
jalur evakuasi di rumah, dan lain-lain,” ujar Hening.


Hal senada dikatakan Surono. ”Untuk itu, butuh
kerja sama pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemerintahan terkecil. 
Indonesia
merupakan negeri rawan bencana sehingga perlu dibentuk bangsa yang mampu
merespons bencana dengan benar,” katanya.


Tugas
memberikan informasi secara luas kepada publik ada di tangan pemerintah daerah.
Masalahnya, kata Hening, ”Masih jarang pemerintah daerah yang mengerti ancaman
bencana yang ada di daerahnya, termasuk bencana gempa.”


Ia
mencontohkan, setelah terjadi bencana gempa besar di Yogyakarta tahun 2006, ada
bupati yang langsung mencari tahu tentang kondisi daerahnya, tentang ancaman
bencana di daerahnya, ke ITB. ”Ia tak ingin kejadian serupa terjadi di
wilayahnya,” ujarnya


Kendala
lain, kata Surono, adalah jarak kebijakan dengan dampak kepada masyarakat
sering kali jauh karena saat penyusunannya belum tentu melibatkan masyarakat
dengan baik. ”Kebijakan itu harus disusun bersama-sama masyarakat. Masukan dari
para ahli sangat penting,” katanya.


Evaluasi segera


Adrin
dan Surono menegaskan perlunya pemerintah daerah segera mengevaluasi kondisi
wilayah masing-masing menyangkut kondisi geologis dan memeriksa struktur
bangunan demi mengurangi risiko bencana.


”Demi
keselamatan warga, evaluasi harus dilakukan segera. Kejadian di Padang dan
Jambi patut menjadi pelajaran penting bagi daerah lain,” kata Adrin.

Surono
menekankan, ”Belum terlambat bagi setiap daerah untuk memeriksa kondisi
wilayah, terutama bangunan seperti hotel atau kantor yang biasa menjadi tempat
berkumpul banyak orang.”


Ambruknya
Hotel Ambacang di Kota Padang menjadi contoh penting perlunya analisis risiko
segera dilakukan.


Kewaspadaan
ekstra patut dimiliki daerah ”langganan” gempa. Getaran yang datang rutin
secara teknis melemahkan struktur bangunan yang dirancang kuat sekalipun.

”Kasus Hotel Ambacang bisa jadi terkait
gempa-gempa kecil sebelumnya yang rutin terjadi di Kota Padang,
terutama sejak tahun 2005,” kata Adrin. Oleh karena itu, evaluasi berkala
penting dilakukan pengelola gedung atau bangunan.


Untuk mengurangi risiko tersebut, tata ruang yang
tepat disesuaikan dengan kerawanan bencana gempa juga dibutuhkan. Saat ini,
menurut Cecep, Rancangan Undang-Undang Tata Informasi Geospatial Nasional yang
di dalamnya mengatur antara lain tentang perencanaan tata ruang wilayah
nasional masih digodok di DPR.


”Yang saya khawatirkan adalah pelaksanaannya
nanti kalau sudah disahkan. Siapa yang akan mengecek apakah UU itu
dilaksanakan. Apakah izin mendirikan bangunan itu juga sudah menyertakan syarat
yang sesuai dengan standar bangunan tahan gempa?” kata Cecep yang terlibat
aktif 

[zamanku] 20 E-Book Menuju Masyarakat Sadar Bencana

2009-10-09 Terurut Topik andre andreas




Urgensi Hidup di Wilayah Cincin
Api*  

 

Tanpa melupakan prioritas utama bagi
penanganan korban/tanggap darurat atas rangkaian bencana yang terjadi di
Sumbar, Jambi dan Bengkulu
atau tahap rehabilitasi di wilayah bencana lainnya,  ada urgensi yang
tidak bisa ditunda lagi untuk mempercepat tumbuhnya (atau revitalisasi)
masyarakat sadar bencana dan masyarakat tanggap bencana. 

 

Berikut adalah kompilasi 20 E-book/Buku
Online yang semoga relevan untuk mendorong tumbuhnya Masyarakat Sadar Bencana
dan Masyarakat Tanggap Bencana. 

 

Mohon kesediaannya untuk menyebarluaskan
bacaan-bacaan ini. Selain itu mohon bantuannya untuk memberikan referensi
buku-buku online atau artikel yang relevan.

 

salam
solidaritas untuk saudara yang berduka dan berbeban berat serta doa untuk yang
berpulang. amin

 

E-Book Manual
Panduan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PPBM) 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/e-book-manual-panduan-penanggulangan.html

 

E-Book Serial Komik
Panduan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/e-book-komik-panduan-penanggulangan.html

 

E-Book Publikasi
Untuk Keadaan Darurat

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/masyarakat-sadar-bencana-e-book.html

 

E-Book Rencana Aksi
Nasional Pengurangan Resiko Bencana 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/masyarakat-sadar-bencana-e-book-rencana.html

 

E-Book Upaya
Organisasi Masyarakat Sipil dalam Pengurangan Resiko Bencana

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/masyarakat-sadar-bencana-e-book-upaya.html

 

E-Book- Prinsip-prinsip Panduan Bagi Pengungsian Internal PBB

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/masyarakat-sadar-bencana-e-book-prinsip.html

 

E-Book Partisipasi Anak-Anak Dalam Situasi Konflik
dan Bencana 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/masyarakat-sadar-bencana-e-book_02.html

 

E-Book Pedoman
Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/masyarakat-sadar-bencana-e-book-pedoman.html

 

 

Lain-lain : 

 

E-Book :
Kapitalisme Bencana dan Bencana Kapitalisme

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/seri-lawan-neoliberalisme.html

 

TAJUK RENCANA

Jumat,
2 Oktober 2009 | 04:58 WIB

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/02/0458077/tajuk.rencana

Urgensi Hidup di Cincin Api

Masih
segar ingatan kita pada kejadian siang 2 September lalu, ketika sejumlah tempat
di Jawa, Bali, dan Sumatera diguncang gempa besar.

 

Dampak
gempa itu belum sepenuhnya selesai kita tangani, pada Rabu (30/9) petang gempa
besar kembali mengguncang Indonesia. Kali ini guncangan besar berukuran 7,6 
skala Richter melanda Sumatera
Barat.

 

Dari
apa yang kita ikuti melalui berita, sungguh dahsyat gempa yang terjadi di
Sumatera Barat ini, khususnya di Kota Padang yang porak poranda. Menjadi
harapan kita, korban yang tertimbun dapat segera dievakuasi dan korban selamat
dapat diberikan pertolongan sebaik-baiknya.

 

Mari
kita singsingkan lengan baju untuk menolong saudara kita yang kini menderita
akibat bencana alam yang hebat ini. Solidaritas, satu perasaan, itulah yang
kita yakini dapat meringankan hati para korban.

 

Kita
juga berharap program tanggap darurat pemerintah dapat diimplementasikan dengan
efektif. Efektivitas itu antara lain diperlihatkan dengan kecepatan memberikan
pertolongan.

 

Memang,
sekarang ini fokus dan prioritas sepenuh-penuhnya kita pusatkan untuk
mengevakuasi korban yang terjepit dan tertimbun dalam reruntuhan, lalu
selekas-lekasnya memberikan pertolongan medis kepada korban yang luka-luka.
Kita tangani pula korban yang kehilangan tempat tinggal, yang mungkin harus
tinggal dalam tenda yang dingin.

 

Selanjutnya,
manakala suasana sudah lebih baik, sebaiknya kita memikirkan langkah serius
guna meminimalkan dampak dan jumlah korban gempa.

 

 

Misalnya
saja untuk bantuan, sudah waktunya kita menyiapkan sarana pengiriman selain
materi bantuannya sendiri. Soal-soal ini sudah waktunya kita pikirkan serius
agar kita ke depan tidak setiap kali kaget oleh bencana.

 

Pada
dasarnya, kita perlu menginventarisasi lebih cermat perlengkapan keselamatan
bagi kita yang ditakdirkan hidup di Cincin Api, kawasan yang dikelilingi gunung
berapi dan lempeng tektonik aktif. Ini kita angkat agar kita tidak lalai.

 

Apa
yang kiranya bisa disebut sebagai tanggung jawab dan kewajiban dalam kaitan
ini? Antara lain, kita membutuhkan lebih banyak lagi ahli gempa, yang akan
membuat peta lengkap kawasan bencana. Mereka juga bertugas melakukan riset dan
pemantauan.

 

Dengan
demikian, kita akan bisa membuat persiapan lebih baik, seperti menyiagakan
kawasan yang rawan bencana; kita latih penduduknya untuk menghadapi setiap
kemungkinan bencana. Program mitigasi—upaya untuk meminimalkan dampak
bencana—kita jadikan sebagai bagian dari gaya hidup warga; kita siagakan
alat-alat ekskavasi berat di kawasan bencana karena satu hari nanti gempa akan
terjadi lagi.

 

Pekerjaan
lain masih 

[zamanku] Prosa Kota-kota Imajiner : Renungan dan Imaginasi Tentang Kota

2009-10-09 Terurut Topik andre andreas




Amati sepintas
jalan-jalan yang kau lalui, mereka seolah halaman-halaman penuh tulisan : kota
itu mengatakan segala yang seharusnya kau pikirkan, membuatmu mengulang wacana
yang ia cetuskan, dan di saat kau percaya bahwa kau mengunjungi Tamara, kau
hanya merekam nama-nama yang ia gunakan untuk mendefinisikan dirinya dan semua
bagian-bagiannya.



(Kota-kota Imajiner, Italo Calvino, Fresh Book 2006, hal 14)

 

Para pelancong, yang datang, akan melihat dua buah kota: satu muncul di atas
danau, dan yang lainnya dipantulkan, terbalik. Tiada satu pun kehidupan yang
terjadi di Valdrada pertama yang tidak diulang di Valdrada yang kedua, karena
kota itu memang dibangun agar segala sesuatunya terpantul di cermin, dan
Valdrada yang ada di bawah air tak hanya berisi semua galur dan tonjolan muka
gedung yang ada di atas danau, tapi juga interior ruangan dengan langit-langit
dan lantai, perspektif bangsal-bangsal, cermin-cermin lemari pakaian.



(Kota-kota Imajiner, Italo Calvino, Fresh Book 2006, hal 18)

 

(baca juga 10 artikel renungan tentang kota, link terlampir)

 

Kota-kota Imajiner adalah terjemahan karya Italo Calvino
”Invisible Cities” yang diterbitkan oleh Fresh Book. Buku ini adalah salah satu 
karya yang masuk dalam
daftar bacaan prioritas penting saya saat ini. 



Pertama, karena proyek saya untuk mempelajari fenomena sosial perkotaan. Kedua,
karena minat saya pada sejarah. Setting novel ini adalah penuturan Marco Polo
kepada Kubilai Khan tentang kota-kota yang ia kunjungi dalam berbagai ekspedisi
yang dilakukannya 



Novel ini dibagi dalam sembilan bagian, dimana pada tiap awal bagiannya dibuka
dengan permenungan, percakapan dan dialog antara Marco Polo dan Kubilai Khan. 
Baru
kemudian dilanjutkan dengan beberapa bab yang berisi penuturan Marco Polo
tentang kota-kota yang ia kunjungi , juga kota-kota yang ditaklukan Khan



Namun demikian jangan salah duga, novel Kota-kota Imajiner ini bukanlah novel
sejarah atau memiliki pendasaran ilmiah. Walaupun saya menduga tentulah Italo
Calvino memang terinspirasi oleh catatan-catatan petualangan Marco Polo.



Paling tidak bagi saya buku ini dapat mengantar saya untuk masuk ke dalam jiwa
sebuah kota, memahami roh kota. Kota sebagai fenomena fisik, psikis sekaligus
sosial.



Disisi lain buku menjadi padanan yang menarik dari 2 buku sejarah yang belum
lama ini diterbitkan oleh Elex Media Komputindo yakni Marco Polo “Dari Venezia
ke Xanadu” (karangan Laurence Bergreen) dan Jalur Sutera “Dua Ribu Tahun di
Jantung Asia” (karangan Frances Wood).



Adapun novel Kota-kota Imajiner sebenarnya menghadirkan gambaran kota-kota
magis dan surealis. Saya tidak tahu benar apakah Italo Calvino memang
mendasarkan kisah ini dari fakta-fakta, baru kemudian dari sana mengangkat jiwa
kota ke dunia antah berantah, dunia magis sekaligus surealis.



Yang pasti saya sepakat dengan satu kutipan Sunday Times yang menyebutkan karya
Italo Calvino sebagai “sebuah meditasi yang indah dan subtil”.



Untuk itu saya mengajak anda untuk menikmati sejumput suasana meditatif ini
dari petikan-petikan karya ini sekaligus dari seri karya seni rupa fotografi
Paula C "Magic Fly Paula's Photostream Invisible Cities" yang sengaja
didedikasikan kepada Italo Calvino atas capaian cemerlang dari novel “Invisible
Cities”.

 

 

selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/meditasi-kota-kota-imajiner-invisible.html

 

 

 

 

e-book di lentera
di atas bukit tentang kota.

 

Imaginasi Kota
Masa Depan : Ruang Tinggal Dalam Kota 

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/pameran-workshop-ami-ruang-tinggal.html

 

Culture &
Nature Kota yang Tunggang Langgang dan Linglung

Menafsir Wastu
dan Kota (bagian 1)

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/culture-nature-kota-yang-tunggang.html

 

Menemukan Wastu
Kota, Warga Sebagai Masyarakat Politik

Menafsir Wastu
dan Kota (bag 2)

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/menemukan-wastu-kota-warga-sebagai.html

 

Keberadaban Kota,
Kampung Hijau dan Romo Mangunwijaya

Wastu Kota :
BUKAN jalur hijau bebas rakyat, tetapi KAMPUNG HIJAU di bantaran sungai dengan
rakyat yang damai dan bahagia.

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/kota-dan-alam-keberadaban-kota-kampung.html

 

Ruang Rupa dan
Fenomena Sosial Perkotaan

Menemukan Wajah
Kita, Wajah Kota dalam Sinema, Humor, Komik, Hiruk Pikuk Transportasi Umum dan
Pemukiman 

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/ruang-rupa-dan-fenomena-sosial.html

 

Kota dan Alam

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/memahami-kota-sebagai-suatu-sistem.html

 

Kota dan Budaya

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/kota-dan-budaya-dominasi-kuasa-modal.html

 

Komik Strip :
Nasionalisme Put On dan Sumpah Setia Pak Tuntung 

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/komik-strip-nasionalisme-put-on-dan.html

 

Realisme
Syahrizal Pahlevi : Yang Melintas di Ring Road

Ngebut di Jalan Ring Road dan Ketidakadaban Politik Kota

[zamanku] Fw: Kota dan Budaya : Dominasi Kuasa Modal Atas Ruang Publik?

2009-10-09 Terurut Topik andre andreas


..sejak pemaknaan ruang bersama digeser dari bingkai nilai kultural dan 
fungsi
temu bersama merayakan kebersamaan menjadi hanya berbingkai lapangan tempat
panggung pameran dagang dengan kepentingan ekonomis
dan nilai ekonomis industri menggusurnya menjadi
pasar dagang jual beli.



Apakah itu fenomena modernitas, dalam arti,
rasionalitas (pola pikir kalkulasi untung-rugi)
dalam ekonomi modern mengganti bahkan menggusur ekonomi tradisional yang 
tukar-menukar kebutuhan hidup lewat
bahan-bahan tanaman, buah yang
disaling-tukarkan untuk kehidupan hari demi hari, sebelum uang dengan nilai 
tukarnya menggantikan ini semua?
 

dipetik dari paper Muji Sutrisno selengkapnya  "Kota dan Budaya : Ruang
Publik, Titik Temunya?" sebagai Rangkaian Studium Generale "Philosophy in the 
City", kerjasama Goethe-Institut Jakarta dan STF
Driyarkara Jakarta




selengkapnya


http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/kota-dan-budaya-dominasi-kuasa-modal.html











  

[zamanku] [Kota] Imajinasi Ruang Tinggal Dalam Kota

2009-09-15 Terurut Topik andre andreas

Saya terkesan menyaksikan pameran yang digelar oleh Arsitek Muda
Indonesia di Gallery Salihara (9-19 September 2009). Menurut saya ini
adalah perayaan yang riuh yang dimulai dari kepedulian dan keprihatinan
atas kegentingan persoalan-persoalan di kota baik sosial maupun
ekologinya, utamanya juga pada nasib orang-orang biasa, orang-orang
miskin diperkotaan, hingga keinginan untuk melakukan perubahan atau
intepretasi ulang atas konsep-konsep yang usang, dan keberanian untuk
mengolah mimpi dan imajinasi yang kaya. Kemudian bagi saya pameran ini
kemudian bukan sekedar pekerjaan teknis tukang insinyur, tapi ini
sekaligus kerja kebudayaan dan instalasi seni yang menarik
Pameran
dengan label Ruang Tinggal Dalam Kota ini adalah rangkaian acara
workshop AMI yang diselenggarakan selama 3 bulan. Workshop ini sendiri
menurut Danny Wicaksono dalam katalog pameran adalah ajang atau ruang
berpikir dan berdiskusi untuk menyelami masalah-masalah hunian tinggal
di dalam kota-kota di Indonesia, dengan harapan lahirnya pemahaman,
yang akan membawa peserta kepada ketidakpuasan yang kemudian berujung
kepada intepretasi ulang atas sebuah tipologi yang sudah terlalu mapan.
Dari
proses worshop ini kemudian terjaring 17 proposal dan melalui proses
pematangan 14 proposal dipilih untuk disajikan kepada khalayak luas. Ke
14 proposal ini adalah
didedikasikan
untuk komuter, mobile house, metabolisme kota, linear city, ruang waktu
tinggal, blackout architecture, ruang mimpi, kota skala kita, rumah ini
tidak untuk dijual, tropical capsule bungalow, bandung fashion
architecture, ruang kembali, nenek moyangku seorang pelaut, animal
architecture
Saya
sepakat dengan Avianti Armand dalam catatannya di katalog pameran
melalui artikel "Sebuah Bengkel Kerja", dimana ia mengatakan "Kita
memiliki generasi arsitek muda yang berpikiran terbuka, penuh semangat,
berani mendobrak peradigma lama dan mengeksplorasi ide-ide baru - yang
radikal sekali pun. Antusiasme mereka menunjukkan kepedulian, bukan
cuma untuk menguji diri, tapi untuk berbuat sesuatu bagi orang lain.
Kota, bisa saja telah membuat kita menjadi sehimpunan orang yang
skeptis. Tapi workshop ini, mudah-mudahan, adalah sebutir garam dunia".
Saya
memang tidak hadir dalam worskhop ini, tapi saya bisa merasakannya dari
ruang pamer Ruang Tinggal Dalam Kota ini dan dari proses karya yang
terbaca di website Worskhop AMI. 


Juga tidak semua masuk akal untuk di aplikasikan, tapi paling tidak ini dapat 
menjadi sumber inspirasi yang menyegarkan





selengkapnya






http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/pameran-workshop-ami-ruang-tinggal.html
 








  

[zamanku] Bunuh Munir! Mengenang 5 Tahun Kematian Munir

2009-09-12 Terurut Topik andre andreas
Sebuah
Buku Putih : Bunuh Munir!; Pulanglah (Iwan Fals); Nyanyian Merah Mengenang
Sobat Munir 

Merunduk
hormat sedalam-dalamnya, Tegak Kepala Meneruskeraskan Juangmu, Menuntaskan
kasih untuk yang tertindas.. 

Pulanglah
(Iwan Fals untuk Munir)



Padi menguning tinggal di panen

Bening air dari gunung

Ada juga yang kekeringan karena kemarau



Semilir angin perubahan

Langit mendung kemerahan

Pulanglah kitari lembah persawahan



Selamat jalan pahlawanku

Pejuang yang dermawan

Kau pergi saat dibutuhkan saat dibutuhkan



Keberanianmu mengilhami jutaan hati

Kecerdasan dan kesederhanaanmu

Jadi impian



Pergilah pergi dengan ceria

Sebab kau tak sia sia

Tak sia sia

Tak sia sia

Pergilah kawan

Pendekar



Satu hilang seribu terbilang

Patah tumbuh hilang berganti

Terimalah sekedar kembang

Dan doa doa



Suci sejati

Suci sejati 








 tabur bunga disiniMengenang
5 Tahun Kematian Munir. 
 [E-Book] Sebuah Buku Putih : Bunuh Munir! 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/mengenang-5-tahun-kematian-munir-sebuah.html
 

Mengenang 5 Tahun Kematian Munir.  

[E-Music] Pulanglah (Iwan Fals) dan Nyanyian Merah
Mengenang Sobat Munir 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/mengenang-5-tahun-kematian-munir.html





  

[zamanku] Dalam Sajak Orang Kepanasan (Rendra) Saya Berjumpa Wiji Thukul

2009-09-03 Terurut Topik andre andreas
Untuk menghormati WS Rendra Kompas tidak saja
memberikan porsi yang cukup besar untuk artikel seputar si Burung Merak ini
tetapi juga menghilangkan tulisan TAJUK RENCANA (rubrik ‘keramat’ bagi sebuah
media) pada hari Sabtu 8 Agustus 2009. Pada lajur kolom TAJUK RENCANA hari
Sabtu itu diisi MENGENANG WS RENDRA dengan memuat 2 sajak pilihan harian Kompas
yakni Sajak Orang Kepanasan dan Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia.



Terlepas dari kekaguman saya pada Rendra dan pesan dari puisi ”Sajak Orang
Kepanasan” yang sangat kuat menancap di benak. Ternyata puisi ini juga membuka
jalan kembali untuk menjumpai Wiji Thukul. Sajak Orang Kepanasan ini
segera mengingatkan saya pada puisi Wiji, Bunga dan Tembok, Sajak Suara dan
Peringatan. 



Bila Rendra bilang TIDAK, TIDAK dan TIDAK maka dalam Peringatan Wiji Thukul
lantang meneriakkan ’maka hanya satu kata : LAWAN! 



Karena kami dibungkam

dan kamu nyerocos bicara

Karena kami diancam

dan kamu memaksakan kekuasaan

maka kami bilang TIDAK kepadamu



Karena kami tidak boleh memilih

dan kamu bebas berencana

Karena kami semua bersandal

dan kamu bebas memakai senapan

Karena kami harus sopan

dan kamu punya penjara

maka TIDAK dan TIDAK kepadamu



Maka dalam Peringatan Wiji Thukul menuliskan pula pendasarannya



bila rakyat tak berani mengeluh

itu artinya sudah gawat

dan bila omongan penguasa

tidak boleh dibantah

kebenaran pasti terancam



apabila usul ditolak tanpa ditimbang

suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan

dituduh subversif dan mengganggu keamanan

maka hanya da satu kata: lawan!



Dan sebelum sampai kepada klimaksnya TIDAK, TIDAK dan TIDAK Rendra dengan
piawai membangun pukulan demi pukulan untuk menguatkan benturan atau
kontradiksi antara si tertindas dan penindas atau antara siapa yang berlawan
dan siapa musuh yang harus di lawan.

selengkapnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/dalam-sajak-orang-kepanasan-ws-rendra.htm





  

[zamanku] E-Book Panduan ttg UU Keterbukaan Informasi Publik

2009-09-03 Terurut Topik andre andreas
Untuk memberikan pendidikan publik terkait
isu-isu di seputar UU Keterbukaan Informasi (Undang-Undang No 14/2008) Yayasan
SET telah menerbitkan Panduan Sederhana Penerapan Undang-Undang Keterbukaan
Informasi Publik dalam format file elektronik (on-line) yang dapat diunduh
secara bebas. Modul ini meliputi 5 bab yang mencakup Tujuan dan Asas UU KIP,
serta Hak dan Kewajiban dalam UU KIP, Tata Cara Memperoleh Informasi Publik,
Sengketa Informasi dan Cara Penyelesaian, Jenis dan Klasifikasi Informasi dan
Komisi Informasi 



silah kunjung
 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/unduh-panduan-penerapan-uu-keterbukaan.html
 

  
 

UU KIP memberikan jaminan kepada SETIAP
WARGA NEGARA untuk memperoleh informasi yang dikuasai oleh BADAN PUBLIK. UU KIP
memberikan acuan yang sangat jelas kepada warga negara tentang tata cara
MEMPEROLEH INFORMASI dari badan publik. UU KIP juga mengatur tentang apa yang
harus dilakukan oleh warga negara (pemohon informasi publik) jika niatnya untuk
memperoleh informasi dari badan publik dihambat oleh pejabat di dalam publik
tersebut. Penyelesaian sengketa permintaan informasi tersebut akan diselesaikan
oleh KOMISI INFORMASI. Melalui UU KIP masyarakat dapat memantau setiap
kebijakan,aktivitas maupun anggaran badan-badan public berkaitan dengan
penyelenggaraan negara maupun yang berkaitan dengan kepentingan publik lainnya.







INFORMASI adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang
mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang
dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan
format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara
elektronik ataupun non-elektronik.



Dikutip dari pengantar modul (Yayasan SET)



Semoga informasi ini masih relevan dan bermanfaat.



salam hangat

andreas iswinarto
 

  
 

Simak
juga


  
 

Panduan
Untuk Fasilitator Pendidikan Politik


  
 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/panduan-untuk-fasilitator-pendidikan.html


  
 

Panduan Pendidikan Popular : Membangun
Kesadaran Kritis
 

  
 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/buku-online-pendidikan-populer.html




Pendidikan Untuk Membangun Kesadaran Kritis Anak-anak


  
 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/buku-online-gratis-anak-anak-membangun.html







  

[zamanku] Jurnal Karbon : Ruang Rupa dan Fenomena Sosial Perkotaan

2009-09-03 Terurut Topik andre andreas
Melalui Jurnal ipni kita diajak menemukan wajah kita dan kota 
di dalam ekpresi ruang rupa seperti komik, sinema, humor, transportasi umum
dan rumah (pemukiman)  

Kota dalam komik Benny dan Mice, kartun Doyok, Busway, Lubang-lubang Jalan, 
Mengejar
Matahari, Balada Becak, Cuaca hingga Seni & Air Seni Supir Taksi 
 

.



Sebagai sesama warga kota, saya merekomendasikan anda membaca Jurnal Karbon
ONLINE Edisi 1-6. Dasarnya sederhana saja, dengan mencermatinya seperti halnya
saya, anda pun bisa menemukan wajah kita (warga) dan wajah kota sekaligus.  

Dalam kubangan kesibukan kerja,
hiruk pikuk kota 
dengan kemacetannya, polusi dan ketidakadaban tingkah laku penghuninya, serta
kuasa modal yang mengontrol penguasa serta memodarkan sebagian besar warganya,
kita acapkali hanya punya jepretan kamera dengan fokus dan diafragma yang tidak
tepat. Lantas yang kita lihat adalah refleksi wajah kota dan wajah kita yang 
kabur, buram dan
bahkan tidak terbaca. 

Dengan membaca Jurnal Karbon
walaupun kita temukan refleksi yang buruk rupa, berantakan, barangkali juga
tidak beradab, tetapi bila itu dipotret dengan fokus dan diafragma yang tepat
maka kita sudah beranjak maju. Karena ada jarak, permenungan, dan di titik ini
lah kita telah membuka jalan untuk sebuah perubahan. Pemberadaban.?!



Karbon adalah jurnal online yang membahas permasalahan urban dan budaya
visual dalam ruang kota di Indonesia secara multidisiplin, serta menelaah
berbagai praktek seni rupa kontemporer yang lahir di dalam dan mengenai ruang
urban demi memetakan hubungannya dengan fenomena sosial. Jurnal ini diterbitkan
oleh ruangrupa 



ruangrupa sendiri adalah sebuah artists’ initiative yang didirikan pada 2000
oleh sekelompok seniman di Jakarta .
Organisasi nirlaba yang bergiat mendorong kemajuan gagasan seni rupa dalam
konteks urban dan lingkup luas kebudayaan melalui pameran, festival,
laboratorium seni rupa, workshop, penelitian dan penerbitan jurnal.

dalam huruf miring dikutip dari karbonjournal.org 




:Untuk link-link terkait silah kunjung


http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/ruang-rupa-dan-fenomena-sosial.html




Baca juga posting terbaru dari Lentera

3 E-Book Studi Kasus Keadilan
Transisi (Transitional Justice) 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/e-book-studi-kasus-keadilan-transisi.html


-


  

[zamanku] Menafsir Wastu : Seonggok Binatang Ekonomi / Manusia Seutuhnya

2009-07-19 Terurut Topik andre andreas
Dari Ruang Pamer
Keramik Aries BM, Menafsir Wastu (bagian 1) 

16-23 Juni 2009
Bentara Budaya Jakarta 

semoga bermanfaat. salam 




Wastu : bangunan
ruang hidup yang lengkap, menyeluruh, hakiki, sejati dan melingkupi. 

   

Manusia
mengidentifikasikan dirinya berada dan menjadi ruang itu sendiri bersama dengan
ideologi ruang, sejarah ruang, identitas ruang, rasa berkomunikasi , kesadaran
wilayah, kemanusiawian, beserta unsur-unsur material yang lain. Dengan demikian
konsep wastu menuntut kearifan manusia sebagai faktor penyebab dalam
keberlangsungan ruang hidup. 

   

(Albertus
Rusputranto Ponco Anggoro, pegiat forum pinilih dan pengajar di program studi
seni rupa murni ISI Surakarta) 

   

Bagi saya
kembara, kelana, perjalanan adalah perbendaharaan kata yang tak pernah lekang
mengeledakan hasrat dan hati. Perjalanan, pencarian, penemuan diri dalam ruang
dan waktu. Biduk atau perahu barangkali analogi yang cocok menggambarkan hasrat
hati ini. Biduk itu tidak saja membelah laut di samudera luas, tetapi juga di
dunia dalam, dalam batin biduk terus bergerak dan bergulat.  

   

Perahu pada suku
Bajo adalah rumah dan bagian integral ruang hidup, ruang laut yang diakrabinya.
Maka analogi perahu dan sarang lebah, rumah adat hingga kota adalah kesatuan
ruang dan waktu dimana kita mengolah kemanusiaan kita, mencari dan menemukan
sebenar-benarnya manusia. Tentunya didalamnya mengandung pola relasi yang
rumit, antara diri dan manusia lainnya, manusia dan makluk hidup lainnya,
manusia dan alamnya dan pada akhirnya manusia dan penciptanya. 

   

Lebih jauh memperbincangkan ruang hidup, manusia dalam ruang
dan waktu, kita dihadapkan pada dua pilihan. Apakah ruang hidup, ruang dan
waktu yang kita jalani adalah ruang waktu yang bergegas dalam kontrol dan
kendali modal, ruang waktu instumental untuk sekadar numpang ngombe (numpang
minum/hidup) di dunia yang fana ini, pesona gaya hidup yang dekaden atau pola
relasi transaksional, kasarnya ruang dan waktu yang memaksa kita menanggalkan
kemanusian jadi onggokan angka statistik, binatang ekonomi atau mesin
(produksi) ekonomi dan konsumen semata. Sapi perahan, domba korban ketamakan
segelintir orang. 

   

Ataukah kita masuk menjalani, menghidupi dimensi ruang waktu
yang lebih manusiawi dan juga transenden. Hidup berlawan atas penjara-penjara
kesewenangan manusia lainnya. Bila yang kedua menjadi pilihan, maka marilah
kita menjawab ajakan Aries B.M untuk menafsir wastu melalui puluhan karya-karya
keramiknya dan kemudian menghidupinya.

   

Untuk artikel dan
dokumentasi foto selengkapnya silah kunjung 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/menafsir-wastu-seonggok-binantang.html
 

   

   

simak juga 

   

Pemanasan Global
: Melampaui Politik dan Ekonomi Yang Membusuk 

Dari Ruang Pamer
Seni Rupa Gasing dan Yoyo 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/komidi%20putar 

   

Defacement :
Deformasi Atas Ekspresi Manusia Beradab 

Dari Ruang Pamer
Teguh Ostenrik 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/defacement-teguh-ostenrik-deformasi.html
 

   

Menunggu Aba-aba : Bayi Bertato, Kepompong dan Pisau Sangkur

Dari Ruang Pamer Haris Purnomo

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/menunggu-aba-aba-bayi-bertato-kepompong.html


 

I See Indonesia : Kitab Rupa Untuk Kebangkitan IndonesiaDari Ruang Rupa
Grafis Ayip 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/e-book-i-see-indonesia-karya-karya.html






  

[zamanku] Bom, Teror dan Kekerasan : Ancaman dan Kejahatan Terhadap Anak-anak Kita

2009-07-19 Terurut Topik andre andreas
kampanye u damai ibu pertiwi, selamatkan anak-anak kita!

 

bumbum bm... ?



Peradaban kita dipenjara kekerasan orang dewasa, kekerasan tatanan masyarakat, 
kekerasan negara 



Tidakkah ini adalah bumi air tanah tumbuh bayi-bayi mungil dengan tato sekujur
tubuh, dalam bedong ber-pisau sangkur. Hangat kepompong dalam proses
metamorfosis menjadi bentuk lain, kepribadian lain. Grek, gregek seperti
dengkur pasukan perang, pasukan tero tentara pembunuh .. mutan, monster... 
bayi-bayi
lelap dan jaga, anak-anak bermain, ditengah teror dan teror..



Harus kita lawan sekuat-kuatnya!



Bunga bukan Bom!



silah kunjung


http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/bom-teror-dan-kekerasan-ancaman-dan.html



baca juga 

Persembahan Bunga
Untuk Perempuan Tercantik : Dulu Buyung dan Upik Tak Gendong Kemana-mana, Kini 
Buyung
dan Upik Menggendong-gendong Bom, Teror, Kekerasan Kemana-mana?





  

[zamanku] Indonesia Di Bawah Ancaman Fundamentalisme Pasar dan Agama!

2009-06-26 Terurut Topik andre andreas
 Bagi saya artikel
Herry Priyono Agenda Indonesia : Sebuah Bangsa hanya Dibentuk dengan Sengaja
adalah ajakan  untuk  merenungkan kembali sedalam-dalamnya,
sekuat-kuatnya, sedasyat-dasyatnya makna menjadi Indonesia, bangsa, ‘nation’. 

Membaca kembali proses penemuan Indonesia sebagai sebuah bangsa, Indonesia
sebagai sebuah negara oleh pendiri republik ini. Membaca kembali proses terus
menerus  menjadi Indonesia hingga zaman
ini ketika kita diperhadapkan  dua faktor
besar yang menandai cuaca sejarah dewasa ini, dua ancaman besar,
fundamentalisme agama dan fundamentalisme pasar (neoliberalisme yang menjijikan
itu). 

Terpenting bagi saya kemudian adalah bertindak sedalam-dalamnya, sekuat-kuatnya,
sedasyat-dasyatnya melawan fundamentalisme pasar  dan
fundamentalisme agama sebagai ancaman terbesar bangsa yang plural ini,
rumah Indonesia. Patut dicatat kedua fundamentalisme ini mungkin saja
bersekutu secara terbuka atau di bawah tangan. Dan kedua
fundamentalisme ini untuk memaksakan absolutisme kebenaran yang
diklaimnya, tidak saja bertumpu pada strategi hegemoni, tetapi juga
dominasi. Menggunakan sarana kekerasan dan militer-paramiliter sebagai
aparatusnya. 

salam pembebasan
 


 andreas iswinarto
Peace, Justice and Love.   

Artikel B.
Herry-Priyono** Agenda Indonesia : Sebuah Bangsa hanya Dibentuk dengan
Sengaja  ini disampaikan saat  Kongres Pancasila 2009, yang diselenggarakan
oleh Universitas Gadjah Mada dan Mahkamah Konstitusi Republik
 Indonesia, di
Jogjakarta tanggal 30 Mei – 1 Juni 2009.  

   

** Pengajar pada
Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta, untuk
matakuliah Filsafat Ekonomi, Ekonomi-Politik, Filsafat Ilmu-ilmu Sosial, Teori
Sosial, dan masalah Globalisasi; PhD London School of Economics (LSE). 

   

Untuk link
artikel Herry Priyono dan 30 serial artikel Neoliberalisme (Fundamentalisme
Pasar) Sungguh Menjijikan, silah kunjung 

   

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/lawan-neoliberalisme




  

[zamanku] Kumpulan Link Artikel Opini Terkait Pemilu dan Politik

2009-04-16 Terurut Topik andre andreas




Blog lenteradiatasbukit menghimpun kumpulan link-link artikel
opini terkait Pemilu dan Politik (Paska Pemilu 9 April) dan mengupdatenya
setiap hari (pagi dan malam). Artikel opini ini dihimpun dari media massa
seperti Kompas, Seputar Indonesia, Koran Tempo, Media Indonesia, Suara
Pembaruan, Sinar Harapan, Jawa Pos dll. 

 

 

semoga bermanfaat

andreas iswinarto

 

 

Kumpulan link artikel opini yang telah dipublikasikan
meliputi

 

Opini 10-11 April

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/opini-kritis-paska-pemilu-legislatif.html

 

Opini 13 April

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/kumpulan-artikel-opini-paska-pemilu.html

 

Opini 14 April

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/kumpulan-artikel-opini-pemilu-dan.html

 

Opini 15 April

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/kumpulan-artikel-opini-pemilu-dan_14.html

 

Opini 16 April

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/kumpulan-artikel-opini-pemilu-dan_15.html




  

[zamanku] E-JURNAL BERSATU : MEDIA GERAKAN, MEDIA PEMBEBASAN

2009-04-08 Terurut Topik andre andreas


Saat
ini Jurnal Bersatu yang terbit sejak tengah  tahun 2008  telah dapat di akses 
versi elektroniknya. Tema-tema yang telah diterbitkan meliputi  10 tahun 
reformasi, politik minyak hegemoni
imperialisme amerika, serta pembebasan nasional atau nasionalisme (edisi depan 
:  kapitalisme dalam krisis).

 

semoga bermanfaat

 

salam hangat

andreas iswinarto

(tim redaksi jurnal)

 

 

Preambule Jurnal Bersatu……

 

Gerakan sosial kini menghadapi dunia yang semakin
kompleks, dan cukup jelas bahwa dalam sepuluh tahun terakhir tidak ada
kelompok yang bisa mengklaim bahwa jalan yang ditempuhnya adalah yang
paling benar. Kegagalan, kekalahan dan pukulan balik membuat para pelaku
gerakan semakin sadar pentingnya mendengar dan saling belajar. Jurnal ini
berusaha merekam dan mengangkat berbagai pemikiran yang berkembang di dalam
gerakan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan titik-titik perlawanan yang sudah
mewujud tapi tersebar. Harapannya agar pertemuan dari sekian arus besar dan
kecil bisa berkembang menjadi diskusi dan debat yang sehat untuk kemajuan
gerakan.

 

Jurnal ini tidak berpretensi menawarkan jalan keluar dan
obat mujarab bagi setiap masalah. Jalan keluar terhadap kapitalisme yang selalu
dilanda krisis ini tidak lahir dari teori atau konsep sakti, melainkan dari
praktek sosial dan politik yang sangat nyata. Jurnal ini mengemban tugas untuk 
mengangkat
praktek-praktek di bermacam sektor, daerah dan kalangan ke tingkat analisis dan
teori. Edisi perdananya terbit bertepatan dengan sepuluh tahun jatuhnya
Soeharto, yang dikenal juga dengan era reformasi. Sepuluh tahun sudah cukup
untuk mengatakan reformasi – yang merupakan usaha menambal sistem yang sudah
rombeng – gagal, dan kita perlu mencari alternatif lain sebagai gantinya.

 







REDAKSI: Sastro, Khamid, Zely Ariane, Ruth Indiah Rahayu,
Hilmar  Farid, Agus,
Alfa Julianto, Asep Salmin, Andreas Iswinarto, Berry Nahdian Forqan, Budi
Wardoyo, Donny, Ilhamsyah, Irwansyah, Iwan, Kent Yufriansyah, M. Hamdani, M. R.
Andri G. W., Paulus Suryanta, Pius Ginting, Samuel Gultom, Wilson, Yeri
Wirawan, M. Zaki Hussein ALAMAT REDAKSI











Jl. Kramat Sawah IV No. 26,  Paseban,
Senen, Jakarta Pusat 10440, Indonesia KONTAK: redaksibers...@gmail.com 
DITERBITKAN OLEH ABM, KASBI, KORBAN, PPRM, LMND-PRM, Praxis, PRP,
SBTPI, SHI, SMI, WALHI

 

Silahkan kunjung


 

Jurnal Bersatu Edisi I : Reformasi Indonesia Sebagai Proyek Neoliberal

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/jurnal-bersatu-reformasi-indonesia.html

 

Jurnal Bersatu Edisi II : Politik Minyak Hegemoni
Imperialisme Amerika

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/jurnal-bersatu-politik-minyak-hegemoni.html

 

Jurnal Bersatu Edisi III : Pembebasan Nasional atau
Nasionalisme

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/jurnal-bersatu-pembebasan-nasional-atau.html




  

[zamanku] 5 Tahun Kematian Andini Lensun di Buyat

2009-03-30 Terurut Topik andre andreas








Solidaritas untuk perjuangan warga eks Buyat dan Sidoarjo
melawan ketamakan pengusaha tambang dan penguasa.

 



 Perusahaan tambang emas Newmont AS
telah dinobatkan sebagai "Perusahaan Terburuk" oleh penghargaan
publik "Public Eye Award". Award ini digalang The Bern Declaration
dan Green Peace setiap tahun. 

 

silah tengok 
Public Eye Award 1 di http://www.publiceye.ch/en/p63000203.html Public Eye 
Award 2 di http://www.youtube.com/watch?v=rHoius6IREE



 

Untuk menguatkan gaung suara publik dunia ini dan juga
sejarah berlawan survivor (warga) buyat yang akhirnya terpaksa bedol desa dari 
Buyat (tempat
beroperasi Newmont Minahasa yang sudah berakhir operasinya) menuju desa
Dumiaga, Bolang Mengondow, juga sebagai peringatan tentang kinerja buruk
perusahaan tambang di Indonesia dan sikap pemerintah yang lembek (dalam tanda
seru catat Lumpur Lapindo), kami sepanjang 3 bulan kedepan yakni sampai 3 Juli
tanggal meninggalnya Andini Lensun (bayi 5 bulan warga buyat dan kini
kematiannya akan genap 5 tahun) akan mempublikasikan kembali 31 puisi dalam
Nyanyian Nurani Untuk Andini Lensun dan Warga Buyat (silah kunjung kisah Andini
Lensun dalam Kami Generasi Benjol 
dihttp://apakabar.ws/forums/viewtopic.php?f=1&t=18572





 Kami mengundang anda untuk menambahkan suara nurani anda langsung pada bagian
komentar postingan 30 puisi ini sejak tanggal 26 Maret 2009  atau melalui email 
pribadi saya (terutama
terkait daya rusak kuasa tambang dan perjuangan melawan keserakahan
perusahaan-perusahaan tambang). Kiriman ini akan dipostingkan di blog utama
lenteradiatasbukit selepas tanggal 3 Juli.

 

salam hangat

salam pembebasan

 

andreas iswinarto

pengumpul puisi 
5 Tahun Andini Lensun di Buyat : Tolak Tambang Yang Menista Rakyat
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/03/5-tahun-kematian-andini-lensun-di-buyat.html






untuk kumpulan 31 puisi Nyanyian Nurani Untuk Andini Lensun
silah kunjung

http://www.walhi.or.id/kampanye/tambang/buanglimbah/040806_andinipuisi_ev/




  

[zamanku] Fw: Survey Tapol : Mohon Partisipasi Anda

2009-03-28 Terurut Topik andre andreas
--- On Fri, 3/27/09, AdrianaSri Adhiati ,  TAPOL  wrote:





TAPOL menyebarkan berita dan komentar mengenai Pemilu Indonesia mendatang
melalui jaringan informasi elektronik ini. Artikel dan sari berita dapat
dilihat di http://tapol.gn.apc.org/elections.htm



Jika Anda pembaca publikasi tentang Pemilu yang kami terbitkan, kami ingin
mengajak Anda untuk berperan serta dalam survei singkat yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil kerja kami.



Hanya dibutuhkan waktu 10 menit untuk mengisi survei ini. Semua pertanyaan
bersifat pilihan yang tidak wajib diisi, tetapi kami akan sangat terbantu jika 
Anda dapat
mengisinya selengkap mungkin. Kami sangat menghargai masukan Anda. Terima
kasih.



Survei pemilu

http://www.surveymonkey.com/s.aspx?sm=f7YC_2bxLXSxlQqLbT3nSoqw_3d_3d

 

 

salam hangat

Adhiek



  

[zamanku] Sihir Konsumsi dan Infantilitas Masyarakat Kontemporer

2009-03-24 Terurut Topik andre andreas


Cengkeraman Kapitalisme Global dan Potensi
Perlawanannya



 

……. kini etos infatilisme seperti kata Barber, menjadi
semacam ideologi untuk memelihara kegairahan dunia konsumsi untuk
keberlangsungan kapitalisme global masa kini. Dan masyarakat ‘konsumen’ 
Indonesia sadar atau tidak sadar telah
dikendalikan dan dicekoki untuk mengkonsumsi komoditi-komoditi, gaya hidup, 
selera yang
semakin memerosotkan kemanusiaan dan menghancurkan karakter. 



Sementara itu wilayah-wilayah inti yang membentuk kebudayaan kita telah pula
secara dalam di obok-obok oleh Kapital. Joost Smiers melalui bukunya “Art Under
Pressure” (Insist Press 2009) memaparkan bagaimana segelitir korporasi budaya
(perusahan transnasional, konglomerasi budaya dan korporasi-korporasi raksasa
lainnya) telah memaksa kita untuk hanya menyukai (mengkonsumsi) karya-karya
seni tertentu, dari mulai film, buku, tari, kerajinan, patung hingga seni
pertunjukkan. Sekali lagi semata-mata untuk memelihara kegairahan dunia
konsumsi untuk keberlangsungan kapitalisme global.

 

Selanjutnya silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/03/sihir-konsumsi-dan-masyarakat.html

 




  

[zamanku] Burung-burung Manyar, Mangunwijaya Dalam Ke-bermainan-nya.

2009-03-21 Terurut Topik andre andreas


(Luka-luka dan Bunga : Mengenang 80 Tahun YB Mangunwijaya dan 10 Tahun 
Wafatnya). 

 

Mangun Pada Wajah Kanak-kanak dan Perempuannya………..

 

Kedungombo, Penggusuran Becak, Girli (anak pinggir kali),
Kali Code…… ia mendidik kita tentang panggilan hidup dan pemihakan kepada kaum
yang termiskinkan, termajinalkan, tertindas, terabaikan…..

 

Pastor, arsitek, novelis, akitivis NGO, pendidik………. ia
mendidik kita tentang citra manusia, talenta, potensi diri , kemajemukan dan
eksistensi kemanusiaan kita……

 

 

Dari banyak segi dan aneka warna manusia Mangunwijaya,
kerjanya dan panggilan hidupnya, barangkali agak kurang tajam disoroti adalah
Mangunwijaya dalam ‘Kebermainannya’, Sang Homo Ludens ini. Padahal
sejatinya  dari ‘kebermainan’ inilah
kualitas dan citra kemanusiaan, kemerdekaan dan kesejatian dapat ditelusuri
jejaknya.
 

Romo Mangun menulis di Kedung Ombo  6
Mei 1990  sebagai berikut :

“…. kebermainan manusia sangat erat hubungannya dengan spontanitas,
autentisitas, aktualisasi dirinya secara asli menjadi manusia yang seutuh
mungkin. Oleh karena itu ia menyangkut dunia dan iklim kemerdekaan manusia,
pendewasaan dan penemuan sesuatu yang dihayati sebagai sejati. Bermain
mengandung aspek kegembiraan, kelegaan, penikmatan yang intensif, bebas dari
kekangan atau kedukaan, berporses emansipatorik; dan itu hanya tercapai dalam
alam dan suasana kemerdekaan.

Manusia yang tidak merdeka tidak dapat bermain spontan, lepas, gembira,
puas”.


Menurut Mangunwijaya Nabi Isa telah memberi hikmah tentang manusia dan
kebermainannya, dalam metafora anak-anak dan Kerajaan Surga……


“Bila orang tidak mau kembali seperti anak-anak (spontan, merdeka, tanpa 
pamrih, tanpa muslihat politik alias bermain
dalam arti luas), dia tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga”.


(dari pengantar Mangunwijaya untuk
buku Johan Huizinga Homo Ludens : Fungsi dan Hakekat Permainan Dalam Budaya,
LP3ES 1990)


Mangun melalui Atik dalam novel Burung-burung Manyar
mengungkapkan lebih jauh tentang penghayatan jati diri dan dimensi kualitas
kemanusiaan ini yang menurut saya berangkat dari kebermainan sang homo ludens
ini…


“Pertanyaan terakhir saudari Promovenda, apakah yang akan anda sarankan dari
segi biologi untuk manusia masa kini, khususnya bangsa ini?”


“Semoga kita belajar menghayati dimensi kualitas. Sebab Bapak Prof
Latumahina, segala innerlichkeit, jati diri kita, sebenarnya mendambakan arti,
makna, mengapa dan demi apa kita saling bergandengan, namun juga berkreasi
aktif dalam sendratari agung yang disebut kehidupan. Semoga dialog kita
membahasakan diri, tidak hanya dalam niat mau pun itikad belaka yang terkurung,
melainkan berekspresi dalam suatu tingkat kebudayaan yang tahu, ke mana Sang
Pelita menuntun. Hadirin-hadirat yang saya muliakan, jika judul yang saya pilih
untuk disertasi ini memanfaatkan kata-kata jati diri dan bahasa citra, maka
memang itulah sebenarnya seluruh arti ungkapan kita, dari bermain kelereng yang
kita pertaruhkan atau laying-layang yang kita gelorakan atau main boneka semasa
kita kanak-kanak, sampai pada saat senja membelai dan menidurkan cucu yang
mengntuk. Dari gerak badan sport sampai pementasan musi, dari dambaan dua
kekasih yang saling mencari sampai rasa bakti kepada Tuhan Yang MahaEsa.
Semogalah antara jati di dalam maupun bahasa citra ke luar selalu tekat kita
menari dalam gerak harmoni. Dan jika toh ada sesuatu luka-luka dalam batin kita
dalam batin kita, entah karena kesalahan diri kita sendiri mau pun kesalahan
keadaan di luar kita, semoga kita juga mampu memahami bahasa citranya….


Misal saja citra wanita. Organ vital wanita dalam bentuk citra namun
sekaligus pengejewantahan jatidiri kita manusia. Dan jika itu disebut kemaluan,
hal itu karena kita tidak mengenal wanita. Bukan kemaluan, melainkan kemuliaan
suci wanita dan pria sekaligus. Dalam situasi kejatidirian yang benar berarti,
wanita tidak pernah malu, tetapi bangga dan bahagia mendialogkan organ
kewanitaannya dengan tawaran partner hidupnya. Namun itu hanya dapat terlaksana
dalam kebenaran jati diri, dalam kebenaran citra bahasa yang jujur. Luka-luka
DAN bunga”.


Selanjutnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/03/burung-burung-manyar-mangunwijaya-dalam.html




  

[zamanku] Biografi Sutan Sjahrir (Edisi Khusus Tempo - 100 Tahun Sjahrir)

2009-03-19 Terurut Topik andre andreas




Silah
simak biografi Sutan Sjahrir juga Hatta, Natsir, Tan Malaka dan 
Aidit di 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/03/biografi-sutan-sjahrir-edisi-khusus-100.html


Semoga
bermanfaat…….


Sutan
Sjahrir adalah satu dari tujuh ”Bapak Revolusi Indonesia
”. Dia mendesak Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan walau dia sendiri
absen dari peristiwa besar itu. Dia memilih jalan elegan untuk menghalau
penjajah. Yakni melalui diplomasi: cara yang ditentang ”Bapak Revolusi” lain.
Ideologinya, antifasis dan antimiliter, dikritik hanya untuk kaum terdidik.
Maka dia dituduh elitis. Sejatinya, Sjahrir juga turun ke gubuk-gubuk,
berkeliling Tanah Air menghimpun kader Partai Sosialis Indonesia .
Sejarah telah menyingkirkan peran besar Bung Kecil—begitu Sjahrir biasa
disebut. Meninggal dalam pengasingan, Sjahrir adalah revolusioner yang gugur
dalam kesepian.



TIM EDISI KHUSUS MAJALAH TEMPO

Penanggung Jawab: Nugroho Dewanto dan Seno Joko Suyono 

Kepala Proyek: Bagja Hidayat
dan Philipus Parera 


kunjung
pula :

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/03/ekonomi-konstitusi-vs-ekonomi.html



salam hangat, 


andreas




  

[zamanku] Humor Politik : Boom Bisnis 'Pemilu' di Tengah Krisis Ekonomi

2009-03-17 Terurut Topik andre andreas
mohon maaf untuk yang satu ini...

Krisis
Keuangan yang dipicu kolapsnya beberapa perusahaan keuangan global yang 
bermarkas di Amerika Serikat dan Negara-negara Eropa telah menyeret
perekonomian dunia kedalam krisis ekonomi. Di seluruh dunia terjadi perlambatan
laju pertumbuhan ekonomi hingga ancaman resesi dan depresi ekonomi
berkepanjangan. Dalam sekejab indeks bursa saham di berbagai negara meluncur
turun dengan cepat, perusahaan-perusahaan bangkrut dan terancam kebangkrutan,
pengangguran meluas, hingga ledakan obral/jual murah asset-aset perusahaan dan
perorangan. 


Bagi
negara-negara berkembang yang sangat tergantung pertumbuhan ekonominya
pada komoditi ekspor ke negara-negara maju (seperti Amerika Serikat,
Eropa dll) akan
paling merasakan dampak krisis ini. Pertumbuhan ekonomi yang melambat
(resesi)
di negara-negara utama tujuan ekspor ini secara drastis akan 
melemahkan
daya beli atau menurunkan permintaan akan produk-produk ekspor ini. 


Seorang
ekonom menyebutkan beruntung Indonesia walaupun terus menggenjot
ekspor, porsi
ekspor belumlah terlalu dominan sebagai sumber pendapatan negara
sehingga dampak mematikan dari krisis ini tidak terjadi di Indonesia.


Ditengah
kelesuan ekonomi dunia dan Indonesia pada khususnya setahun terakhir
ini ada fenomena menarik di dunia bisnis. Tumbuh dan berkembang dengan luar
biasa satu
sekto  bisnis yang sangat menggiurkan. Dengan kecepatan yang luar biasa 
perusahaan-perusahaan di bisnis ini mampu memperluas dan mempertahankan
jaringan bisnis dan pemasarannya atau cabang-cabangnya hingga seluruh
Indonesia. Tidak hanya di ibukota propinsi, mereka pun telah merambah
hingga
kota-kota kabupaten, kecamatan hingga pedesaan.
 

Tidak
hanya itu bisnis ini nampak menggiurkan karena dengan cepat mengambil
pangsa pasar besar di dunia promosi dan periklanan. Kita bisa melihat iklan
jor-joran
mereka di media massa dari TV, Radio, Surat Kabar, hingga media online
seperti
website, blog, hingga facebook. Juga media iklan kakilima pun mereka
rambah, seperti marka-marka jalan, antena pemancar telpon selular,
pohon-pohon,
jembatan penyeberangan, kios-kios rokok hingga kendaraan pribadi dan
angkot. Demikian pula mereka giat berpromosi melalui
berbagai event seperti dari pertandingan sepakbola, lomba lukis, dan
sekedar
bagi-bagi souvenir di ruang-ruang publik (ps, jangan lupa huebatnya
gelontoran dana untuk memenangkan komperisi di pasar gelap)
 






Pertumbuhan
yang luar biasa ini barangkali pula dipicu oleh pendekatan
‘franchising’ dan MLM (Multi Level Marketing) dalam operasi bisnis dan
pemasarannya. Tetapi
yang terutama adalah karena bisnis ini berorientasi kepada pasar dalam
negeri.Geliat
bisnis  partikelir ini pada akhirnya juga mendapat dukungan anggaran
negara/
anggaran pemerintah yang cukup besar. 


Patut
diingat pula bahwa bisnis menggiurkan yang meledak dalam jangka waktu
singkat juga adalah bisnis yang sangat keras dan beresiko. Bisa jadi
dalam waktu yang
tidak lam  lagi banyak perusahaan di bisnis ini yang akan tumbang dan
bangkrut,
juga investor-investor dan pengusaha kecil yang berada dalam jaringan franchise
dan MLMnya.


Partai
Politik = Perseroan, Caleg = Komoditi?


Seribu
maaf, bisnis menggiurkan ini adalah politik dan pemilu 2009. Unit usahanya
adalah KPU (cc Pemerintah) dan Perseroan Partai Politik, komoditi sekaligus
jaringan Franchise dan MLMnya adalah perseroan itu sendiri para caleg dan
capres. 


Jelas
bisnis ini berorientasinya pasar dalam negeri dimana jaringan bisnis
perusahaan-perusahaannya tersebar ke seluruh Indonesia dengan jaringan
operasi
hingga desa-desa. Tidak mengherankan karena SIUPnya (Surat Ijin Usaha
Partai)
baru bisa dikeluarkan apabila partai memiliki jaringan usaha di 2/3
propinsi
dengan kantor hingga tingkat desa.


Tercatat
dukungan Anggaran Pemerintah untuk bisnis ini nilainya mencapai Rp. 13.5
triliun  rupiah.


Lantas
bagaimanakah saya harus mengakhiri cerita ini? Saya putuskan tidak akan
menanyakan pada pakar kelirumologi (jaya suprana) atau ‘diva’ pelawak
kita (mas
tukul). Saya akan menemui seorang pakar business administration,
seorang
bergelar MBA sekaligus kandidat doktor ekonomi moneter dari perguruan tinggi
ternama di negeri Euforia Obama itu (kalau tidak salah namanya barkeley, hehe
jadi ingat mafia berkeley. berkeley, berkely atau ….., o iya ingat universitas
brekele) .


Kalau
memang mereka benar-benar pengusaha dan pedagang (tentunya yang tamak)
maka
perseroan partai dan caleg-caleg yang menang akan berpikir tentang ROI.
ROI adalah return on investment. Ya logis toh pengusaha dan pedagang
berpikir
tentang keuntungan sebesar-besarnya paling minim balik modal. 

Beberapa cara bisa dilakukan,
pertama dengan melakukan tindakan tidak terpuji yang akan makin memusingkan KPK
dan ICW. Ini namanya KORUPSI. Kedua, obral kekayaan alam/sumberdaya alam,
memuluskan kebijakan yang di sponsori lembaga-lembaga keuangan neo-liberal,
investor asing maupun kompradornya di dalam negeri. Yang berikutnya ya surat
sakti dan akses sel

[zamanku] Kegagalan Sastra Dalam Pemberadaban (Agama? Iptek? Filsafat?

2009-03-14 Terurut Topik andre andreas


Catatan
Lepas Dari Diskusi Sastra dan Pemberadaban yang diselenggarakan Bale Sastra
Kecapi, Kompas dan Bentara Budaya (Sastra dan Peradaban 2)


Baca
juga artikel sebelumnya Sastra dan Peradaban (1) : Pada Awal Mula Segala Sastra
adalah Religius.

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/03/sastra-dan-peradaban-2.html


Dalam
diskusi di Bentara Budaya Thamrin Tamagola sempat berbagi kehadirannya
pada  satu seminar mengenai Pancasila, dimana ia mengusulkan untuk
menjawab tantangan jaman dan menjadikannya lebih kontekstual maka bisa saja
urutan sila-sila dirubah. Ia mengusulkan urutan sila-sila terkait sebagai
berikut : kemanusiaan, keadilan sosial, demokrasi, baru persatuan dan terakhir
keTuhanan. Ia mengingatkan soal kekejaman di Aceh, Timor Leste, Papua yang
berpangkal pada tafsir persatuan yang ngawur, juga tafsir agama yang
menghasilkan kekerasan-kekerasan dan konflik-konflik keras bermotif agama.


Bagi
saya inilah penjelasan yang paling tepat tentang pilihan pada religiositas
bukan agama. Sebagai gerak akal, budi, rasa, nurani untuk mewujudkan
kemanusiaan dan sekaligus keadilan sosial. Persoalan religiositas sebagai gerak
vertikal manusia dan Penciptanya bukan semata-mata atau bahkan tidak berarti
apa-apa tanpa peluberan ke bumi, tanpa wujud sebagai kasih kepada sesama.
Demikian esensi dari agama manapun, sebagai sebuah perjalanan sebuah misi
menuju pembebasan, kemanusiaan dan keadilan. 


Karena
itu saya masih melihat relevansi simpulan Pada Awal Mula Segala Sastra adalah
Religius. Dengan demikian saya meyakini religiositas sebagai sebuah karya
sastra yang baik atau dalam konteks diskusi ini sebagai jalan pemberadaban,
Religiositas bisa bekerja tanpa keyakinan agama apapun, bahkan bisa jadi tanpa
tuhan manapun, sepanjang manusia mewujudkan panggilan nuraninya untuk
kemanusiaan dan keadilan.


Adab
Bukan "Adab"


Bila diskusi ini membahas Sastra dan Peradaban maka pemberadaban yang dimaksud
menyasar masyarakatt atau tatanan masyarakat dimana kemanusiaan dan keadilan
menjadi wujud. 


Dalam
diskusi ini Thamrin Tamagola menyoroti lebih jauh dan sekaligus melakukan
klarifikasi pengertian adab dan perberadaban. Dengan meninjau asal-asul kata
adab yang diambil dari bahasa Arab, dalam konteks tema sastra dan pemberadaban
maka menurutnya kata yang lebih tepat  sebenarnya adalah Tamadun. Adab
pararel dengan konsep Civilized Society sedangkan Tamadun pararel dengan 
konsepsi
Decent Society.


Pembedanya
adalah yang pertama memiliki bekerja dalam lingkup pribadi, hubungan antara
individu, sedangkan yang kedua memiliki lingkup institusi atau sistim dan
struktur kemasyarakatan.


Secara
khusus ini juga sebagai tanggapan atas presentasi Putu Wijaya -Kegagalan Sastra
Dalam Pemberadaban-, terkait pernyataannya tentang ketidakadaban bangsa ini
dengan contoh-contoh perilaku menyimpang seperti mutilasi, kekerasan, korupsi
dll. Tanpa memberikan sorotan terhadap persoalan yang lebih bersifat struktural
dan sistemik. Sementara Thamrin Tamagola tegas melihat misalnya sistim
kapitalisme neoliberal (juga patriarkhi) sebagai ancaman kemanusiaan dan akar 
ketidakadilan.
Secara khusus ia menyoroti tentang penindasan rangkap terhadap perempuan dan
alam (lingkungan hidup).


Menurut
saya kalau kita kembali ke Pancasila diatas maka ketika kita bicara tentang
pemberadaban adalah bicara pada tingkat perjuangan mewujudkan stuktur dan
sistim kemasyarakatan yang mengacu kepada ke 5 nilai Pancasila tersebut.


Sastra
Bukan “Sastra”


Lantas
apa yang disebut dengan sastra itu sendiri, apakah semua karya-karya non fiksi
dapat disebut sastra. 


Bagi
Putu Wijaya sastra adalah semua bentuk ekspresi  dengan bahasa sebagai
basisnya. Sehingga terangkum pulalah yang tidak tertulis (sastra lisan) yang
memiliki bobot ekspresi lewat bahasa. Hanya memang menurutnya ada perbedaan
kualifikasi sastra yang hanya menghibur sebagai klangenan ada sastra yang
serius. Sastra serius inilah yang dapat berperan dalam pemberadaban. Sementara
Jakob Sumarjo menganggap tidak semua karya non fiksi seperti novel dapat
disebut karya sastra.

Penilaian
Jakob Sumarjo bahwa Laskar Pelangi dan Ayat-ayat Cinta tidak masuk dalam
kategori sastra sempat dipertanyakan oleh beberapa orang peserta diskusi.
Sementara Putu Wijaya menilai bahwa kedua novel ini adalah juga karya sastra,
tetapi ujarnya karya-karya sejenis novel  tersebut tidak akan pernah
menembus kriteria nobel sastra. Menurutnya ada kualifikasi khusus yang
disyaratkan untuk karya-karya sastra yang lebih serius ini. 


Jakob
Sumarjo dan Putu Wijaya nampaknya tidak dapat dengan lugas dan sistimatis
menjelaskan argumennya serta kualifikasi ‘sastra’  ini.


Malahan
Tamagola yang sosiolog itu lebih mampu merumuskan kriteria dan kualifikasi ini.
Kriteria ini pada akhirnya juga menjelaskan tentang karya sastra macam apakah
yang mampu memainkan peran perberadaban.


Menurutnya
ada 4 kriteria yakni karya yang kontekstual dengan keadaaan atau situasi
masyarakatnya. Kedua, menjangkau  persoalan kemanusiaan yang mendalam

[zamanku] Kembara : Melihat Keluar Mendengar Kedalam

2009-03-13 Terurut Topik andre andreas




Kembara 1

 

Sepintas Jumpa Centhini (Kekasih Yang Tersembunyi) dan
Balthasar’s Odyessey (Nama Tuhan Yang Keseratus)

 

“Istambul! Istambul! Bagi mereka yang bermata akan sulit
mengatakan betapa dunia ini tak memiliki apa pun yang bisa dipertontonkan.
Meski hal itu benar adanya, percayalah padaku. Jika kau ingin mengetahui dunia
ini, yang kaubutuhkan hanyalah mendengarkan. Yang dilihat orang ketika mereka
bepergian tak lebih dari sebuah ilusi. Bayangan mengejar bayangan lain.
Jalan-jalan dan negeri-negeri tak mengajarkan apa pun yang tak kita ketahui
sebelumnya, tiada yang tak bisa kita dengar dalam diri kita sendiri di kedamaian
malam.”



pesan Abdel-Bassit, lelaki saleh yang buta sejak lahir kepada Balthasar ketika
telah memutuskan untuk memulai kembaranya ke Istambul untuk menemukan kembali
kitab Nama Tuhan Yang Keseratus (Serambi 2006)



Melihat, mendengar, mengecap, mencium, merasa.. sight, hearing, taste,
smell, touch 



Lelaki saleh ini, berbicara tentang mendengar dan melihat…. Apakah soal ini
bisa diperbandingkan, karena lelaki ini bicara tentang melihat keluar dan
mendengar kedalam . Dua soal dengan jurusan yang tidak sama. Selain itu
mendengar yang dimaksudkan lelaki saleh ini agaknya simbolis, dan melihat
adalah gejala fisik sekaligus psikis. Tapi bukan itu soalnya…..



Selanjutnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/03/kembara-1.html

 

 

Kembara 2

 

Sepintas Menyusuri Perjalanan Spiritual (MAW Brouwer) dan Lorong-lorong
Dunia (Sigit Susanto)

 

Kubaca di pengantar yang ditulis st sularto, dalam kenangan myra, brouwer ini 
adalah
sosok yang problematis. Kata-kata kunci filsuf jerman martin heidegger yang
dikaguminya selain tokoh fenomemenologi lainnya Marleau Ponti ‘kematian sebagai
tujuan hidup’ seolah-olah menghantuinya, begitu disebutkan. Kepada
sahabat-sahabatnya ia sering mengatakan : “saya paling takut dengan kematian”.
Aku kutip lagi dari st sularto ‘ternyata brouwer tidak mampu sendirian
mengatasi persoalan dengan badannya yang didera sakit sejak kecil (asma) sampai
akhir hidupnya. Pada beberapa tahun sebelum kematiannya, dia merasa
dikejar-kejar oleh sakitnya, dia merasa ditinggalkan banyak orang.”

 

Tentang ini saya teringat Pram pada Novelnya Bukan Pasar
Malam

 

"Dan di dunia ini, manusia bukan berduyun-duyun lahir
di dunia dan berduyun-duyun pula kembali pulang seperti dunia dalam pasar
malam...Seorang-seorang mereka datang. Seorang-seorang mereka pergi" 





selanjutnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/03/kembara-2.html




  

[zamanku] Pada Awalnya Semua Sastra Adalah Religius

2009-03-01 Terurut Topik andre andreas
Catatan Lepas Dari Diskusi Sastra dan Pemberadaban (bag 1)

Dalam
diskusi ‘Sastra dan Pemberadaban’ yang diselenggarakan oleh Bale Satra
Kecapi, Kompas dan Bentara Budaya, Putu Wijaya menyebutkan bahwa
pemberadaban sangat potensial dimainkan oleh sastra tetapi juga agama,
pendidikan dan ilmu pengetahuan. 

Menurut saya Putu agak kurang
tepat menempatkan pendidikan di dalamnya. Bukan karena pendidikan tidak
pokok dan penting untuk pemberadaban, tetapi lebih karena pendidikan
adalah salah satu proses atau sarana untuk menjadikan ketiganya sastra,
agama, ilmu pengetahuan ‘bekerja’ untuk perberadaban.

selanjutnya silah kunjung
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/02/catatan-lepas-dari-diskusi-sastra-dan.html


  

[zamanku] Kabar Pemilu dari TAPOL

2009-02-28 Terurut Topik andre andreas
Kawan-kawan,
TAPOL dengan ‘Election Project’ nya setiap akhir bulan
akan mempublikasikan update informasi (Kabar Pemilu) tentang pemilu dan
pengaruhnya terhadap transisi demokrasi di Indonesia dalam bahasa Inggris dan 
Indonesia.
Tiap update akan terdiri dari satu artikel (dalam bahasa Inggris dan
Indonesia) terkait isu-isu kunci di seputar pemilu. Beberapa isu akan
terkait Aceh, Papua Barat,
peran perempuan dalam pemilihan umum, kandidat dan parlemen termasuk
pula laporan tentang pemilu dan implikasi terhadap transisi demokrasi
di Indonesia.

Tapol bekerja untuk mempromosikan perdamaian, hak asasi manusia
dan demokrasi di Indonesia. Lembaga ini beralamat di 111 Northwood
Road, Thornton Heath, Surrey, CR7 8HW. Kontak dapat dilakukan melalui
Email: ta...@gn.apc.org.

Semoga ini makin memperkaya informasi kita tentang hajatan politik
 ini

salam

a. iswinarto
salah satu kontributor (relawan) foto untuk terbitan ini
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com

silah kunjung KABAR PEMILU untuk link-link update informasi ini

Kabar Pemilu yang sudah terbit meliputi :

Kabar Pemilu No 4 Women in Parliament: Quotas and Beyond
(segera edisi bahasa Indonesia)

Kabar Pemilu III : Politik Uang di Tengah Krisis Keuangan

Kabar Pemilu II : Pemilu Dengan Banyak Pilihan

Kabar Pemilu I : Jatuh Bangunnya Calon-Calon Militer dalam Pemilu Indonesia


  

[zamanku] 99 wajahNya

2009-02-18 Terurut Topik andre andreas
garis tipis putih
menapak hingga cakrawala
di setiap bumi bisu
di setiap langit sunyi

hingga tiba gumam guru tari, silat dan agama
setiap kata persis sama 
terpancang pada garis 

gumam bergetar pada baris
menegang
meninggi
lalu meledak di cakrawala
pecah berkeping 
dan kita kembali mengenali ke 99 wajahNya

(hanya taman bermain kata-kata)
10.2.2009



awal perjamuan

anak sungai budha

salam hangat
andreas
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com



  

[zamanku] Gaza: Enough is enough (Petition for Peace)

2009-01-12 Terurut Topik andre andreas
Enough is enough: these civilian deaths can't go on, and we can't let Bush and 
co block a fair, negotiated ceasefire. 250,000 of us have signed the petition, 
let's make it half a million -- we'll publish it in a hard-hitting ad in the 
Washington Post
and deliver it in meetings with UN Security Council members -- follow
the link below to see the ad, sign the petition, and forward this
message to all your friends and family:



http://www.avaaz.org/en/gaza_time_for_peace


Dear friends, 



Israel's ground offensive has reached the cities of Gaza and more
and more civilians are dying: it's way past time to end this war. With
270,000 signatures for a ceasefire already -- including yours -- our
momentum is growing, we've contacted many international leaders and ceasefire 
initiatives are beginning. 

But there's still no end to the violence, and outrageously, the US is 
obstructing a fair ceasefire at the United Nations -- so we
need to raise an even bigger outcry, seeking face-to-face meetings with
Security Council powers to deliver our petition as well as taking out
ads in influential US newspaper the Washington Post before Barack Obama takes 
office. 

The more of us come together to sign the campaign, the more powerful our voices 
will become. If you haven't already, please take a moment to forward the link 
and message below to ten people who might be interested in signing the 
petition. Delivering half a million signatures this week would really make an 
impact-- http://www.avaaz.org/en/gaza_time_for_peace



---

The bloodshed in Gaza is escalating -- the death toll now stands at over 600 
people and rising, almost half of them civilians
and over 100 children dead.[1] As Israeli tanks, airplanes and
artillery bombard thickly populated urban areas, hitting UN schools
yesterday, thousands more have been injured and 1.5 million terrified
civilians have no escape from this prison-like enclave -- the borders
have been sealed. Hamas continues to fight and fire rockets deep into
Israel: 11 Israelis have died, including from friendly fire.


Our worldwide call for an internationally-guaranteed ceasefire
to protect civilians on all sides has begun to ring out loud and clear,
winning the support of leaders in Europe, the Middle East and beyond,
with hopeful outlines of a deal emerging from Turkey, Egypt and
others.[2] But Israel is rejecting a truce for now and escalating its
offensive, while US President Bush is blocking a negotiated UN ceasefire, 
trying instead to impose a skewed alternative that could legitimize Israel's 
suffocating isolation of Gaza.[3]



Enough is enough: these civilian deaths can't go on, and we can't let Bush and 
co block a fair, negotiated ceasefire. 250,000 of us have signed the petition, 
let's make it half a million -- we'll publish it in a hard-hitting ad in the 
Washington Post
and deliver it in meetings with UN Security Council members -- follow
the link below to see the ad, sign the petition, and forward this
message to all your friends and family:



http://www.avaaz.org/en/gaza_time_for_peace



Our efforts really can make a difference -- Israel's own foreign
minister admits that international pressure, if intense enough, could
ensure a ceasefire. As the international community debates and
delays, civilians are dying by the day. The top UN official in Gaza
says, "There's nowhere safe in Gaza. Everyone here is terrorized and
traumatized." Opposing a United Nations resolution, Bush reportedly
proposes to exclude Hamas from any ceasefire deal and leave Israel a
free hand, something that would guarantee that the violence continues.
That's why we're targeting incoming President Obama and US
decision-makers, as well as the European Union and other international
leaders, to pursue a fair and stable resolution. 


To be lasting, a ceasefire must protect civilians and end all attacks -- 
Israeli bombings and incursions as well as the rockets Palestinian factions 
fire into southern Israel. International
supervision is desperately needed at the borders, to reopen Gaza's
borders and crossings for food, fuel, medicine and goods, to
prevent weapon-smuggling which has only grown under the blockade, and
to monitor and enforce the ceasefire on both sides.[4]


Hamas, which won elections in 2006 and now runs Gaza, suggests
it will agree to such a ceasefire.[5] It should be challenged to live
up to its word just like Israel. There is no military solution for
either side -- it's time for world powers to step in, advancing a fair
deal to protect civilians on all sides and let them live their lives in
peace and security. Sign the petition now at the link below and send this 
message to everyone you know -- we'll publish it in The Washington Post
and elsewhere, and seek face-to-face meetings to deliver the petition
with the Obama team, the UN Security Council and European leaders:



http://www.avaaz.org/en/gaza_time_for_peace



With hope and determination, 



Paul, Graziela, Rick

[zamanku] Cancer Sucks : Inspirasi Tentang Menjalani Kehidupan

2008-11-27 Terurut Topik andre andreas








 Pagi ini saya mengunjungi blog T Sima Gunawan, seorang
jurnalis. Saya tertegun, terbetik hormat, terinspirasi atas sebuah laku
menjalani kehidupan.

   

Seperti inilah Sima memperkenalkan dirinya….

   

"Hi, I have been living with cancer since 2004. After
mastectomy and six-round chemotherapy, I thought I was free from cancer. Last
year it came back. My doctor said it was stage four because it had spread to my
bones, and... Hey, don't give me that look. I'm just fine.."

   

lalu dengan cara inilah Sima lakoni kehidupannya……

   

Cancer sucks but it should not shut the light off. Many
people with breast cancer, be it stage 2, 3 or 4 (like me), can still lead
happy and productive lives. Life is not always fair, but it is still good.
There are many good things in life to explore, to enjoy and to share. 




 

Silah
kunjung blog T Sima Gunawan (dalam bahasa indonesia
dan inggris) di http://ayomari.blogspot.com/
dan wartakan kepada sahabat-sahabat anda penyandang penyakit kanker ataupun
tidak. Baca pula 15 posting Cancer Survivor diblog ini.


dan inilah kado sederhana saya untuk Sima…….

   

hikayat bulan adalah hikayat hati

di keheningan diri

di sebuah hati yang lapang

di sebuah hati yang terbuka

ketika wajah bulan sempurna

di cermin danau yang diam

jadilah keajaiban kasihNya



beberapa malam lalu bulan mengada setengah hati

esoknya setengah hati kurang sedikit

tunggu saat bulan sawah jadi sabit, lalu padam

apakah ini tentang kepenuhan hati yang berkurang?

sesungguhnya tidak

seperti hati kita sering dibiarkan berdebu

bulan tetap dengan kepenuhan hatinya

kita biarkan hati kita berdebu

sehingga pudarkan cahaya hati bulan

  Salam hangat

Andreas Iswinarto

http://lenteradiatasbukitblogspot.com




  

[zamanku] 397 Free E-Book dari Buku-e LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

2008-11-23 Terurut Topik andre andreas
Berikut adalah posting terbaru dari http://lenteradiatasbukit.blogspot.com, 
semoga bermanfaat.
 
397 Free e-Book Gratis dari BUKU-e LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), G 
30 S dan Peran Sjam Kamaruzaman; Kandidat ‘Militer’ di Kancah Pemilu 2009 : 
Untung atau Buntung Untuk Demokratisasi di Indonesia?; Komunike Soal Krisis : 
Krisis Kapitalisme, SKB 4 Menteri dan Kebangkitan Buruh; Komunike Gerakan Soal 
Krisis : BUBARKAN G20!; Komunike Soal Krisis : Neoliberalisme Tutup Buku, 
Bangun Indonesia Baru, Hari Aksi Global untuk Keadilan Iklim; Ironi Pemanasan 
Global: Kambing (Hitam) dan (m)Bebek di Pesta Pora Para Serigala?; Protokol 
Rakyat Untuk Perubahan Iklim; Indonesia: Kemunduran Sebuah Rejim Karbon 
(Karbokrasi); Rakyat Baku Sapa Mengubah Indonesia


  

[zamanku] Kita, Sejarah dan Kebhinekaan : Merumuskan Kembali Keindonesiaan

2008-11-12 Terurut Topik andre andreas








Mohon maaf untuk yang satu ini. 

Berikut adalah 7 posting terbaru di lentera, semoga bermanfaat.

 

salam pembebasan

andreas lentera



(pemulung bahan bacaan dan sesekali membuat
artikel/puisi/karya grafis)

 

 

Kita, Sejarah dan Kebhinekaan : Merumuskan Kembali
Keindonesiaan

Pidato Kebudayaan I Gusti Agung Ayu Ratih 10 Nopember 2008
TIM

(plus link Pidato Kebudayaan Herry Priyono 2006)

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/11/kita-sejarah-dan-kebhinekaan-merumuskan.html

 

180 Free E-Book untuk Transformasi Sosial

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/11/180-free-e-book-kritis-untuk.html

 

1,5 juta Buku
Online (E-Book) Gratis Dari The Universal Digital Library 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/15-juta-buku-online-e-book-gratis-dari.html

 

Standar Ganda Soal Bailout dan Krisis Keuangaan 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/11/standar-ganda-soal-bailout-dan-krisis.html

 

Link Edisi 80 Tahun Sumpah Pemuda Majalah Tempo

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/11/80-tahun-sumpah-pemuda-membaca.html

 

Link Edisi Biografi Majalah Tempo : Muhammad Hatta

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/11/edisi-biografi-majalah-tempo-tamasya.html

 

Link Edisi Biografi Majalah Tempo : Muhammad Natsir

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/11/edisi-biografi-majalah-tempo-politik.html

 

 

 




  

[zamanku] Kado Dasyat : Trilogi Lekra dan Kronik Seabad Kebangkitan Nasional.

2008-11-02 Terurut Topik andre andreas



Kerja Gila Kaum Muda Untuk Kebangkitan
Indonesia 




sebuah ikhtiar melawan lupa dari sebuah
negeri yang disebut-sebut mengidap penyakit akut amnesia…..
(I:BOEKOE)






Tim kerja -Kronik Kebangkitan
Indonesia- , yang bekerja di bawah naungan Indonesia Buku (I:BOEKOE)
telah meluncurkan hasil kerja raksasanya bulan Mei lalu , Kerja keras
belasan anak muda berusia di bawah 25 tahun selama 1,5 tahun kini
telah berbuah 21 buku dengan ketebalan 1.7 meter. Tim Kerja I:BOEKOE
juga menggarap riset dan penulisan intensif Seabad Pers Kebangsaan
(1907-2007), Tanah Air Bahasa : Seratus Jejak Pers Indonesia, Seabad
Pers Perempuan (1908-2008).  




Hebatnya lagi  2 orang dari
tim kerja ini yakni Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M Dahlan
secara berbarengan  juga menggarap proyek mereka berdua berupa  3
buku dasyat Trilogi Lekra Tidak Membakar Buku. Buku-buku itu adalah
Lekra Tak Membakar Buku : Suara Senyap Lembar kebudayaan Harian
Rakjat 1950-1965, Gugur Merah : Sehimpunan Puisi Harian Rakjat-Lekra
dan Laporan dari Bawah : Sehimpunan Cerita Pendek Harian Rakjat
–Lekra. Coba simak di dalam Lekra Tidak Membakar Buku kedua anak
muda ini melakukan liputan menyeluruh yang diriset dari sekitar 15
ribu artikel kebudayaan yang terserak. 







Bila saya sempat menulis 2008
: Tahun Emas Penemuan Sejarah Nusantara dan Sejarah Indonesia
: Dasawarsa Emas Pembongkaran Pemalsuan Sejarah (2000-2010) maka
untuk anak-anak muda inilah penghargaaan tertinggi saya berikan.
Salute! 




dirgahayu kaum muda!!





selanjutnya silah kunjung..

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/11/kado-raksasa-trilogi-lekra-dan-kronik.html



  

[zamanku] Pergulatan Demokrasi Liberal (membaca sejarah bersama tempo)

2008-11-01 Terurut Topik andre andreas





Demokrasi Liberal tahun 1950-an adalah
era paling kontroversial dalam perjalanan Republik Indonesia. Ada
yang bilang ini sistem impor dari Barat dan bukan keinginan mayoritas
rakyat. Banyak pula yang mengenangnya sebagai masa paling demokratis.
Mahkamah Agung masih berwibawa. Jaksa dan hakim amat dihormati. Atas
dasar apa Soekarno membubarkannya? (Majalah Tempo, edisi Agustus
2007)



Catatan sejarah masa demokrasi liberal
1950’an nampaknya masih sangat relevan untuk menjadi pelajaran
perjalanan berbangsa dan bernegara. Dari multi partai, persaingan antar partai, 
remuknya supremasi
hukum, gerakan anti korupsi, kuasa militer, hingga nasionalisasi, adalah 
beberapa
aspek menarik yang bisa kita catat dan pelajari. 




Untuk meneruskan pembacaan kita, tentunya tetap dengan sikap kritis berikut 
dihimpun  link-link laporan khusus Tempo plus kolom Taufik Abdullah, Rocky 
Gerung, Ignas Kleden, Nono Anwar
Makarim, Sebastiaan Pompe, Andi Widjajanto, Thung Ju Land an 
Benedict R.O.G. Anderson. Semoga bemanfaat.




Silah kunjung
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/pergulatan-demokrasi-liberal-sepenggal.html
 




  

[zamanku] 110 E-Book Gratis untuk Perubahan Sosial

2008-10-26 Terurut Topik andre andreas
Mohon kesediaannya untuk
menyebarluaskan link bacaan-bacaan ini untuk tujuan penyadaran
publik, pembelaan warga dan transformasi sosial.




salam hangat, pembebasan
andreas iswinarto






silah tengok
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/110-e-book-bebas-untuk-transformasi.html



Bagian Ketiga :



Diskursus tentang Civil Society

Mafia Barkeley dan Pembunuhan Massal di
Indonesia

Manifesto Ekonomi Rakyat Pekerja

Gerakan Serikat Buruh : Dari Jaman
Kolonial Hindia Belanda Hingga Orde Baru

Pekalongan Dari 1830-1970 :
Transformasi Petani Menjadi Buruh Perkebunan

Mozaik Bacaan Kaoem Pergerakan Tempo
Doeloe

Istrumen Kajian Hak-Hak Kesehatan
Perempuan 


Buku Panduan Perempuan di Parlemen:
Bukan Sekedar Jumlah

Dari Desa Ke Desa - Dinamika Gender dan
Pengelolaan Kekayaan Alam

Perjuangan Perempuan Nelayan Morodemak
untuk Keluarga dan Masyarakat Nelayan 


Pembangunan untuk Siapa? Dampak
Reklamasi Pantai terhadap Perempuan Nelayan dan Anak di Pantai Utara
Jakarta 


Warga Pesisir, Haruskah Tersingkir? 


Tokalekaju - Di Bawah Kaki Langit
Jantung Sulawesi

Raksasa Dasamuka: Kejahatan Kehutanan,
Korupsi dan Ketidakadilan di Indonesia

Tau Taa Wana Bulang : Bergerak Untuk
Berdaya

3 Seri Buku : Global Warming

Global Green Charter – Piagam Kaum
Hijau Sedunia

3 E-Book Foum Desa (harus mendaftar
dulu untuk login)
Modul APBDes Partisipatif, Buku Pintar
Alokasi Dana Desa, Studi Alokasi Dana Desa




Buku-buku Prof Jimly Asshiddiqie


Pengantar Ilmu Hukum Tata negara jilid
1
Pengantar Hukum Tata Negara Jilid II
Perihal Undang-Undang
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Negara Pasca Reformasi
Hukum Acara Pengujian Undang-undang
Konstitusi dan Konstitusionalisme
Indonesia
Sengketa Kewenangan Konstitusional
Lembaga Negara
Teori Hans Kelsen Tentang Hukum
Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar
Demokrasi
Gagasan Amandemen UUD 1945 Dan
Pemilihan Presiden Secara Langsung
Implikasi Perubahan UUD 1945 terhadap
Pembangunan Hukum Nasional 













Tengok pula…….



Bagian Pertama
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/30-e-book-bebas-untuk-transformasi.html
Bagian kedua
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/40-e-book-bebas-untuk-transformasi.html


  

[zamanku] 40 E-Book Untuk Mendorong Perubahan Sosial

2008-10-20 Terurut Topik andre andreas
Terima kasih, untuk lembaga-lembaga dan para penulis yang telah
memungkinkan penyebaran buku-buku/bacaan secara online dan gratis.

salam hangat, salam pembebasan
andreas iswinarto
[EMAIL PROTECTED]

Untuk 40 E-Book Terbitan Kontras, ICW, PSHK, Tanah Merdeka, IRE, Elsam, JKPP 
Silah kunjung 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/40-e-book-bebas-untuk-transformasi.html

untuk link-link 35 e-book lainnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/30-e-book-bebas-untuk-transformasi.html



17 Konvensi Ham Internasional
Tawaran Model Penyelesaian Pelanggaran Berat HAM di Aceh
HAM Belum Jadi
 Etika Politik
Aceh Damai Dengan Keadilan
Menolak
Impunitas Serangkaian Prinsip perlindungan dan pemajuan HAK ASASI
MANUSIA Melalui Upaya memerangi Impunitas Prinsip-prinsip hak korban
Politik Militer Dalam Transisi Demokrasi Indonesia
Laporan Penelitian Bisnis Militer di Perusahaan Minyak Bojonegoro-Jawa Timur
Ketika
Moncong Senjata Ikut Berniaga : "Laporan Penelitian Ketelibatan Bisnis
Militer Dalam Bisnis Di Bojoneogro bouven Digoel dan Poso"
MEREKA BILANG DI SINI TIDAK ADA TUHAN; SUARA KORBAN TRAGEDI PRIOK
Agama dan Suku:
Kepemilikan dan Penguasaan Usaha Pertanian Di Dataran Tinggi Sulawesi Tengah
Marmer, Migas, dan Militer
Di Ketiak Sulawesi Timur : Antara Kedaulatan Rakyat dan Kedaulatan Investor
KETIKA PETANI ANGKAT BICARA, DENGAN SUARA DAN MASSA:
Belajar dari Sejarah Gerakan Petani di Indonesia dan Amerika Selatan
PEREDARAN ILEGAL SENJATA API DI SULAWESI TENGAH
INCO : RAHMAT ATAU PETAKA ?
Buku Seri
 Panduan Pemetaan Partisipatif Pemetaan dengan Kompas : Terbitan JKPP
NEOLIBERALISME MENGGOYANG AGAMA
POLITIK PERLAWANAN
KRISIS DEMOKRASI LIBERAL
PRO POOR BUDGETING:
Politik Baru Reformasi Anggaran Daerah untuk Pengurangan Kemiskinan 
DAERAH BUDIMAN: Prakarsa dan Inovasi Lokal Membangun Kesejahteraan 
BENIH PERUBAHAN DI ATAS FONDASI POLITIK YANG RAPUH 
(Studi tentang Politik Anggaran Daerah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara)
Laporan Lengkap Komisi Kebenaran dan Penerimaan Timor Leste (CAVR)
Roadmap KPK 2007-2011 : Menuju Pemberantasan Korupsi yang Lebih Efektif 
Utang yang Memiskinkan : Studi Kasus Proyek Bank Dunia di Nusa Tenggara Barat 
dan Sulawesi Tengah
Berkah Proyek Hibah : Studi Kasus Proyek Dombo Sayung Floodway dan Punggur 
Irrigarion Project 
Eksaminasi Publik : Partisipasi Masyarakat Mengawasi Peradilan 
Bisnis Militer Mencari Legitimasi
Mendagangkan Sekolah : Studi Kebijakan Manjemen Berbasis Sekolah
 (MBS) di DKI Jakarta 
Pengujian Undang-Undang dan Proses Legislasi
Panduan Praktis Pemantauan Legislasi 
Bobot Kurang Janji Masih Terutang
Panduan Hukum Di Indonesia 2006
Catatan Akhir tahun PSHK tentang Kinerja Legislasi tahun 2005
Panduan Praktis Pemantauan Legislasi


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[zamanku] 35 E-Book cuntuk Transformasi Sosial

2008-10-16 Terurut Topik andre andreas


Mohon kesediaannya untuk menyebarluaskan link bacaan-bacaan ini untuk
tujuan penyadaran publik, pembelaan warga dan transformasi
sosial. Serta mohon informasinya bila kawan-kawan
mengetahui atau bahkan organisasi tempatnya bekerja
memiliki e-Book Free yang kritis dan baik lainnya. 

Terima
kasih, untuk lembaga-lembaga dan para penulis yang telah memungkinkan
penyebaran buku-buku/bacaan secara online dan gratis.

salam
hangat, 

salam pembebasan
andreas iswinarto

[EMAIL PROTECTED]



Untuk mendapatkan 35 e-book dibawah
silah kunjung
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/30-e-book-bebas-untuk-transformasi.html





Pendidikan
Popular : Membangun Kesadaran Kritis
Penyunting
: Mansour Fakih, Roem Topatimasang, Toto Rahardjo
Kontributor :
Russ Dilts Read Book 2000

Anak-anak
Membangun Kesadaran Kritis 
Judul Asli:Stepping
Forward
Penulis: Victoria Johnson, Edda Ivan-Smith, Gill Gordon,
Pat Pridmore, Patta Scot
Penerjemah:Harry Prabowo dan Nur Cholis,
Insist Press

Kampanye
Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pendidikan yang Berperspektif
HAM
Kampanye Komnas HAM

Modul
Pelatihan Analisa Gender dan Anggaran Berkeadilan Gender

OLEH Edriana Noerdin, Dkk.

Pendidikan
Pemberdayaan 
OLEH Information and Consultations
Women's Centers

Gelombang
Baru Reforma Agraria Di Awal Abad ke-21 
Noer
Fauzi Sumber : Indoprogress

Land
Reform Desa
Penulis: Irwan Nirwana, Boy Frido,
Noer Fauzi, Dony Hendro

Dusta
Industri Pangan
Judul Asli:Nourrir le Monde ou
L'agrobusiness, Enquete Sur Monsanto
Penulis: Isabelle Delforge
Penerjemah:Sonya Sondakh Sumber : Insist Press

Bisnis
Kehidupan
Disunting oleh: Tim REaD
Book

Ekologi,
Kapitalisme, Sosialisasi Alam 
Walhi

Politik
Gerakan Buruh di Asia Tenggara 
Naskah ini
pernah dipublikasikan di Jurnal SEDANE dan kemudian dimuat kembali
untuk IndoProgress, atas ijin penulis
Vedi R Hadiz

Tahun
yang Tak Berakhir: Memahami Pengalaman Korban 65 
Institut
Sejarah Sosial Indonesia bersama Lembaga Studi dan Advokasi
Masyarakat (ELSAM) dan Tim Relawan untuk Kemanusiaan (TRK) 

©
John Roosa, Ayu Ratih, Hilmar Farid
Cetakan Pertama: Januari
2004
ISBN 979-8981-26-X

Hak
Asasi Manusia Minim Dukungan Politik
Penerbit :
Elsam

Pemberdayaan
Hukum Bagi Masyarakat Miskin
Sumber : YLBHI
Editor: Restu Mahyuni 

HAK-HAK
NORMATIF BURUH/PEKERJA DALAM TIGA PAKET UNDANG-UNDANG PERBURUHAN

OLEH Divisi Buruh Lembaga Bantuan Hukum -
Bali

Siklus
Politik Neoliberal: “Penyesuaian” Amerika Latin Menuju Kemiskinan
dan Kemakmuran di Era Pasar Bebas
James Petras
(indoPROGRESS)

SATU
DEKADE REFORMASI: Maju dan Mundurnya Demokrasi di Indonesia
Studi
DEMOS

DARI
REPRESENTASI ELITIS MENUJU REPRESENTASI POPULAR 
Studi
DEMOS

Reason
in Revolt
Alan Woods dan Ted Grant

Propaganda,
Kuasa, Dan Pengetahuan 
Genealogi Ilmu
Komunikasi di Indonesia, Suatu Penelusuran Awal
Ignatius Haryanto
Sumber : Indoprogress 

Teknologi
Informasi dan Perubahan Sosial
Yanuar
Nugroho

Konflik
dan Ide Jurnalisme Perdamaian 
OLEH
Stanley

Media
untuk Pengembangan Komunitas 
OLEH Suranto,
Hanif

Modul
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Radio Prima dan BMC 
OLEH
Errol Jonathan dan Tracy Pasaribu

BACAAn
LIAR": BUDAYA DAN POLITIK PADA ZAMAN PERGERAKAN
oleh
Razif
sumber : http://members.fortunecity.com/edicahy/

14
Buku Tan Malaka\

Karya-Karya
Che Guevara

Kumpulan
Catatan Pinggir Gunawan Muhamad

Dunia
Puisi Joko Pinurbo


Kabar
Berita-Kumpulan Tulisan tentang Pramoedya Ananta Tour

Semua
Bisa Seperti Jembrana: Kisah Sukses sebuah Kabupaten Meningkatkan
Kesejahteraan Rakyatnya


Fund
Raising ala Media 
OLEH Hamid Abidin,
PIRAC

Bukan
Perempuan Biasa (Majalah Tempo)

100
Tahun Kebangkitan Nasional : Indonesia Yang Kuimpikan dalam 100 Teks
(Majalah Tempo)

G
30 S dan Peran Aidit (Majalah Tempo)

Belajar
dari Sejarah Sebuah Jalan : 200 Tahun Jalan Raya Pos Anjer-Panaroekan
(Kompas)








__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[zamanku] Pemerintah AS : Kaisar Telanjang Pesuruh Korporasi (bag 2)

2008-10-15 Terurut Topik andre andreas
Krisis Keuangan Global (Bag 2) 


It’s mentally sick, stupid!
(adapatasi dari frase politik yang populer digunakan Clinton ketika
berkampanye melawan George Bush Senior, it’s the economic, stupid!)


oleh : andreas iswinarto
(lanjutan gumaman Krisis Ekonomi Global
: Karl Marx di Aspal Jalan Dunia Datar. It’s the Capitalism,
Stupid!)
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/krisis-keuangan-global-karl-marx-di.html
 






Di dalam perkara krisis keuangan global
hari-hari ini……..



Tahukah anda dongeng tentang  kaisar
telanjang yang jadi ‘olok-olok’ anak-anak kecil yang polos dan
lugu, “Kaisar telanjang, Kaisah telanjang, Kaisar kentir (gila)”.
  Sementara sebagian orang-orang dewasa sibuk memarahi dan membungkam
anak-anak ini, sambil saling menipu diantara mereka dengan berlomba
mengelu-elukan kaisar seolah berbusana sangat indah, mewah dan akan
menciptakan trend mode adihulung. Sebagian lain tersenyum di dalam
hati (kecian deh lu katanya) dan  sebagian diam-diam mendukung
anak-anak kecil itu. Konon orang-orang kepercayaan kaisar yang 
pandai menjilat sekaligus memanipulasi kaisar berseru-seru sambil
mengancam, hanya orang-orang pintar dan bijaksana yang bisa melihat
keindahan pakaian kaisar yang dirancang oleh desainer ternama yang
lihai mengambil hati sekaligus menipu kaisar. Dan katanya hanya
orang-orang bodoh saja yang tidak bisa melihat kehebatan pakaian
kaisar.



Dan meminjam Karl Marx dan Engel
rupanya “ada hantu komunisme berkeliaran di batok kepala kaisar dan
halaman rumah sendiri……”



Seperti disampaikan oleh A Toni
Prasetiantono dalam artikelnya Meletusnya Gelembung Hampa (Kompas
Rabu, 8 Oktober 2008) salah satu sebab tarik ulurnya atau penentangan
dana talangan pemerintah adalah soal momok sosialisme di sebuah 
negeri yang mengaku dedengkot liberalisme dan kapitalisme. Seperti
dikatakan oleh Toni, “jika pemerintah menalangi semua bank yang
bangkrut, bank-bank investasi itu akan menjadi milik pemerintah.
Perekonomian yang serba pemerintah (etatisme) ini akan menimbulkan
kesan, perekonomian AS sudah beralih ke sosialisme”.  




Dengan menggunakan logika berpikir yang
sama kita bisa temukan fenomena ‘ada hantu komunisme di batok
kepala dan halaman rumah sendiri’ ini didalam diri Bill Gates dari
Microsoft dan banyak eksekutif, kapten korporasi lainnya. Dalam
menghadapi fenomena lahirnya komunitas kolaboratif atau kolaborasi
massal di (melalui)  web 2 seperti  jejaring sosial Flickr, MySpace,
You Tube dan Wikipedia juga open sources seperti Linux sebagai
‘komunis’ jenis baru yang terselubung. Sementara banyak korporasi
lain dengan perkembangan ini, mulai membayangkan, merancang,
membangun dan mendistribusikan produk dan jasa dalam berbagai cara
baru yang inovatif. Ini diungkapkan oleh Don Tapscott dan Anthony D.
William dalam bukunya Wikinomic yang edisi Indonesianya baru saja
diterbitkan Bhuana Ilmu Populer 2008. 

Dalam bahasa
Hermawan Kertajaya di kompas.com melalui teknologi web 2 ini terjadi
proses horisontalisasi baik di lapangan bisnis hingga lapangan
politik. Hermawan memaparkan bahwa melalui Web 2 bukan  pola hubungan
dan komunikasi bukan “cuma bersifat One-to-Many atau
One-to-One, tapi sudah bersifat Many-to-Many. Dalam
lapangan bisnis tercermin dalam hubungan baru antara marketer dan
customer, maupun di langan politik antara politisi dan pemilih.
Hermawan misalnya bercerita tentang profil Perdana Menteri Cina Wen
Jiabao yang muncul di Facebook pada 14 Mei 2008, yang segera
mendapat kawan sekitar 14.000 orang dalam waktu cuma dua minggu serta
fenomena pemilu AS yang mendapat darah segar melalui teknologi web 2
(silah kunjung   
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/bag-1-uploading-searching-dan-wiki.html
(Kok jadi
melantur ya, tidak lain karena kebetulan nyambung dengan artikel saya
bagian pertama soal dunia datarnya Thomas L Friedman yang diantaranya
diakselerasi oleh  perkembangan pesat teknologi komputer, informasi
dan komunikasi. Friedman menyimpulkan up-loading sebagai factor
pendatar diantara 10 faktor lainnya. Mari kita kembali ke kaisar
telanjang sebelum kembali lagi ke perkara tak habis-habisnya Paman
Sam menciptakan hantu-hantu dan musuh-musuh baru.)
Soal Kaisar telanjang sebenarnya telah
saya singgung pada bagian pertama tulisan saya “Krisis Ekonomi
Global : Karl Marx Di Aspan Jalan Dunia Datar” menyangkut
intervensi pemerintah mengeluarkan dana talangan (bailout) yang
sekali lagi menegaskan tentang adanya mitos mekanisme pasar (pasar
bebas dan swa koreksi pasar) disatu sisi, disisi lain ketelanjangan
pemerintah Bush yang didukung parlemen untuk melindungi kepentingan
korporasi dan pemodal besar  (baca pula artikel Martin Manurung
“Neoliberalisme Kena Batunya” juga tulisan Ahmad Erani Yustika
Menelanjangi Neoliberalisme di Kompas). 




Dalam kurun waktu yang berabad kita
temukan juga cerita tentang kebohongan soal ide dan gagasan pasar
bebas, invisible hand juga pemalsuan sejarah berdasarkan penelusuran
dan kajian yang diantaranya dilakukan oleh Noam Chomsky d

[zamanku] Pemerintah Amerika : Kaisar Telanjang Pesuruh Korporasi (Bag 2)

2008-10-15 Terurut Topik andre andreas



Krisis Keuangan Global (Bag 2) 


It’s mentally sick, stupid!
(adapatasi dari frase politik yang populer digunakan Clinton ketika
berkampanye melawan George Bush Senior, it’s the economic, stupid!)


oleh : andreas iswinarto
(lanjutan gumaman Krisis Ekonomi Global
: Karl Marx di Aspal Jalan Dunia Datar. It’s the Capitalism,
Stupid!)
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/krisis-keuangan-global-karl-marx-di.html
 










Di dalam perkara krisis keuangan global
hari-hari ini……..



Tahukah anda dongeng tentang  kaisar
telanjang yang jadi ‘olok-olok’ anak-anak kecil yang polos dan
lugu, “Kaisar telanjang, Kaisah telanjang, Kaisar kentir (gila)”.
  Sementara sebagian orang-orang dewasa sibuk memarahi dan membungkam
anak-anak ini, sambil saling menipu diantara mereka dengan berlomba
mengelu-elukan kaisar seolah berbusana sangat indah, mewah dan akan
menciptakan trend mode adihulung. Sebagian lain tersenyum di dalam
hati (kecian deh lu katanya) dan  sebagian diam-diam mendukung
anak-anak kecil itu. Konon orang-orang kepercayaan kaisar yang 
pandai menjilat sekaligus memanipulasi kaisar berseru-seru sambil
mengancam, hanya orang-orang pintar dan bijaksana yang bisa melihat
keindahan pakaian kaisar yang dirancang oleh desainer ternama yang
lihai mengambil hati sekaligus menipu kaisar. Dan katanya hanya
orang-orang bodoh saja yang tidak bisa melihat kehebatan pakaian
kaisar.



Dan meminjam Karl Marx dan Engel
rupanya “ada hantu komunisme berkeliaran di batok kepala kaisar dan
halaman rumah sendiri……”



Seperti disampaikan oleh A Toni
Prasetiantono dalam artikelnya Meletusnya Gelembung Hampa (Kompas
Rabu, 8 Oktober 2008) salah satu sebab tarik ulurnya atau penentangan
dana talangan pemerintah adalah soal momok sosialisme di sebuah 
negeri yang mengaku dedengkot liberalisme dan kapitalisme. Seperti
dikatakan oleh Toni, “jika pemerintah menalangi semua bank yang
bangkrut, bank-bank investasi itu akan menjadi milik pemerintah.
Perekonomian yang serba pemerintah (etatisme) ini akan menimbulkan
kesan, perekonomian AS sudah beralih ke sosialisme”.  




Dengan menggunakan logika berpikir yang
sama kita bisa temukan fenomena ‘ada hantu komunisme di batok
kepala dan halaman rumah sendiri’ ini didalam diri Bill Gates dari
Microsoft dan banyak eksekutif, kapten korporasi lainnya. Dalam
menghadapi fenomena lahirnya komunitas kolaboratif atau kolaborasi
massal di (melalui)  web 2 seperti  jejaring sosial Flickr, MySpace,
You Tube dan Wikipedia juga open sources seperti Linux sebagai
‘komunis’ jenis baru yang terselubung. Sementara banyak korporasi
lain dengan perkembangan ini, mulai membayangkan, merancang,
membangun dan mendistribusikan produk dan jasa dalam berbagai cara
baru yang inovatif. Ini diungkapkan oleh Don Tapscott dan Anthony D.
William dalam bukunya Wikinomic yang edisi Indonesianya baru saja
diterbitkan Bhuana Ilmu Populer 2008. 

Dalam bahasa
Hermawan Kertajaya di kompas.com melalui teknologi web 2 ini terjadi
proses horisontalisasi baik di lapangan bisnis hingga lapangan
politik. Hermawan memaparkan bahwa melalui Web 2 bukan  pola hubungan
dan komunikasi bukan “cuma bersifat One-to-Many atau
One-to-One, tapi sudah bersifat Many-to-Many. Dalam
lapangan bisnis tercermin dalam hubungan baru antara marketer dan
customer, maupun di langan politik antara politisi dan pemilih.
Hermawan misalnya bercerita tentang profil Perdana Menteri Cina Wen
Jiabao yang muncul di Facebook pada 14 Mei 2008, yang segera
mendapat kawan sekitar 14.000 orang dalam waktu cuma dua minggu serta
fenomena pemilu AS yang mendapat darah segar melalui teknologi web 2
(silah kunjung   
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/bag-1-uploading-searching-dan-wiki.html
(Kok jadi
melantur ya, tidak lain karena kebetulan nyambung dengan artikel saya
bagian pertama soal dunia datarnya Thomas L Friedman yang diantaranya
diakselerasi oleh  perkembangan pesat teknologi komputer, informasi
dan komunikasi. Friedman menyimpulkan up-loading sebagai factor
pendatar diantara 10 faktor lainnya. Mari kita kembali ke kaisar
telanjang sebelum kembali lagi ke perkara tak habis-habisnya Paman
Sam menciptakan hantu-hantu dan musuh-musuh baru.)
Soal Kaisar telanjang sebenarnya telah
saya singgung pada bagian pertama tulisan saya “Krisis Ekonomi
Global : Karl Marx Di Aspan Jalan Dunia Datar” menyangkut
intervensi pemerintah mengeluarkan dana talangan (bailout) yang
sekali lagi menegaskan tentang adanya mitos mekanisme pasar (pasar
bebas dan swa koreksi pasar) disatu sisi, disisi lain ketelanjangan
pemerintah Bush yang didukung parlemen untuk melindungi kepentingan
korporasi dan pemodal besar  (baca pula artikel Martin Manurung
“Neoliberalisme Kena Batunya” juga tulisan Ahmad Erani Yustika
Menelanjangi Neoliberalisme di Kompas). 




Dalam kurun waktu yang berabad kita
temukan juga cerita tentang kebohongan soal ide dan gagasan pasar
bebas, invisible hand juga pemalsuan sejarah berdasarkan penelusuran
dan kajian yang diantaranya dilakukan oleh Noam Ch

[zamanku] Mengagas Tahun Emas Penemuan Sejarah Nusantara dan Sejarah Indonesia

2008-10-11 Terurut Topik andre andreas
Mengagas Dasawarsa Emas Penemuan Sejarah Nusantara dan Sejarah 


Dasawarsa
Emas Pembongkaran Rekayasa Sejarah (2000-2010)


Adrian
Vickers Guru Besar Sejarah Asia Tenggara dari Australia mencatat
sejak 1998 telah terbit 1600 judul baru tentang sejarah.



Ini
momentumnya………

100 Tahun Kebangkitan Nasional
10
Windu Sumpah Pemuda
1 Dasawarsa Reformasi

Tak mungkin orang
dapat mencintai negeri dan bangsanya, 
kalau orang tak mengenal
kertas-kertas tentangnya. 
Kalau dia tak mengenal sejarahnya.

Apalagi kalau tak pernah berbuat sesuatu kebajikan untuknya,”


-Minke, dalam Novel Jejak Langkah karya Pramoedya Ananta
Toer-

Berakhirnya Orde Baru sesungguhnya mengakhiri sekaligus
membongkar periode panjang monopoli dan penggelapan sejarah
Indonesia. Meminjam judul buku Katharine E McGregor (dosen sejarah
Asia Tenggara), inilah berakhirnya monopoli “History in Uniform”
(History in Uniform : Military and the Construction of Indonesia).
Entah tepat atau tidak kemudian dalam edisi Indonesia yang
diterbitkan oleh Syarikat bulan Mei tahun ini diterjemahkan menjadi
Ketika Sejarah Berseragam (: Membongkar Ideologi Militer Dalam
Menyusun Sejarah Indonesia). 

Militerisasi Sejarah Indonesia
(meminjam Asvi Marwan Adam) memang belum bisa dibongkar sepenuhnya
terutama dari mata ajaran di sekolah-sekolah. Tapi ‘sejarah
berseragam’ terus menerus digerogoti legitimasinya dan
ditelanjangi.
Terkait dengan studi sejarah Indonesia, Jatuhnya
Soeharto membukakan kontak Pandora rekayasa sejarah oleh Orde Baru
sekaligus benih yang baik bagi berkembangnya tafsir kritis sejarah
dan perspektif baru dan beragam dalam penulisan sejarah Indonesia.


Buku Perspektif Baru : Penulisan Sejarah Indonesia yang
disunting oleh Henk Schulte Nordholt, Bambang Purwanto dan Ratna
Saptari barangkali bisa menjadi gambaran tentang terbukanya kontak
Pandora (kotak tempat menyimpan tokoh-tokoh atau peran-peran dalam
dunia wayang). Di era inilah muncul ledakan tebitan artikel dan buku
yang menyuarakan peristiwa sejarah yang digelapkan, juga kisah
pelaku-pelaku sejarah dari sisi kiri maupun kanan dan nasional, yang
digelapkan, juga kisah tentang orang-orang kecil dan rakyat yang
dihilangkan. Termasuk suara-suara korban pembantaian 1965 dan tindak
sewenang-wenang lainnya, juga misalnya tentang etnis Cina dll.



selanjutnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/2008-tahun-emas-penemuan-sejarah.html






  

[zamanku] Krisis Keuangan Global : Karl Marx di Aspal Jalan Dunia Datar (bag 1)

2008-10-08 Terurut Topik andre andreas




Di tingkat global setelah kisah krisis
air, krisis iklim, krisis minyak, krisis pangan, kini krisis
finansial naik panggung, Paradoksnya jalan krisis itu terus ditempuh.
Masih saja mekanisme pasar dan korporasi dianggap solusi yang
menjanjikan. Ironi abad ini, rasionalitas yang irasional.
Rasionalitas yang paling tidak masuk akal. 




It’s the capitalism, stupid!
(adapatasi dari frase politik yang populer digunakan Clinton ketika
berkampanye melawan George Bush Senior, it’s the economic, stupid!)






Rudolf Mrazek di dalam bukunya yang
sangat mengesankan dan ajaib, Enginerss of Happy Land : Perkembangan
Teknologi dan Nasionalisme di sebuah Koloni (edisi Indonesia, Yayasan
Obor Indonesia 2006) dan Thomas L Friedman “The World is Flat :
Sejarah Ringkas Abad ke-21 (edisi Indonesia, Dian Rakyat 2006)
bertemu dalam rujukan yang sama (dari banyak rujukan tentunya) untuk
analisis dan argumentasinya. Rujukan itu adalah Manifesto Komunis
yang ditulis oleh Karl Marx dan Engels.



Uniknya keduanya merujuk pada bagian
yang sama. Bila Friedman mengutip beberapa alinea dari Manifesto
Komunis itu, Mrazek hanya mengutip satu alinea.



Friedman mengutip Manifesto Komunis 
untuk menguatkan argumentasi soal gejala pendataran dunia. Ia
menyebutkan bahwa Marx lah orang pertama yang melihat kemungkinan
pendataran dunia untuk menjadi pasar global, yang tidak direpotkan
oleh batasan negara. Menurutnya lagi meskipun Marx adalah pengkritik
paling keras kapitalisme, Marx pula mengagumi kekuatan kapitalisme
mendobrak segala identitas feodal, nasional, maupun agama. 




Sedangkan Mrazek mengutip Manifesto
Komunis untuk memulai bab 1 yang berjudul Bahasa Sebagai Aspal, suatu
kajian ajaib untuk melihat fenomena jalan raya bukan semata sebagai
fenomena teknologi dan material  tetapi juga sebagai fenomena
penemuan bahasa dan pertarungan wacana. 




Pada pokoknya inilah pesan utama
“Kebutuhan akan pasar yang terus meluas bagi produk-produknya
mengejar kaum borjuis di seluruh permukaan bumi. Ia harus bersarang
di semua tempat, bermukim dimana-mana, menjalin hubungan-hubungan di
mana-mana”.



Gagasan Pendataran Dunia disimpulkan
oleh Friedman sepanjang dan selepas  perjalanannya berkelana di India
tepatnya ke kota Bangalore “Lembah Silikon” nya India bersama tim
kerjanya dari saluran TV Discovery Times. Pemicunya adalah pernyataan
Nilekani CEO Infosys Technology Limited (orang pintar dan pemimpin
yang paling disegani di dunia usaha India), “Tom, lapangan
permainan kini semakin didatarkan”. 




Friedman kemudian dengan gagah
mengatakan perjalanan eksplorasinya ke Bangalore mirip dengan
perjalanan Columbus setengah abad lalu dalam upayanya menemukan jalan
yang lebih singkat menuju India. Perbedaannya bila Columbus walau
akhirnya tidak sampai India dan tersasar ke Amerika mendapatkan
kesimpulan bahwa dunia itu bulat, Friedman menyimpulkan sebaliknya
Dunia itu Datar.



Kita tahu kemudian keberhasilan
Columbus memacu para pelaut tangguh dari Eropa berlomba-lomba
melakukan pelayaran untuk mencari daerah-daerah yang eksotik dan kaya
sumber daya alam. Kita tahu inilah cerita tentang kapitalis negara 
dalam wujud VOC (Kerajaan Belanda) dan EIC (kerajaan Inggris) dan
kemudian juga dalam kata-kata Manifesto Komunis ‘mengejar kaum
borjuasi (eropa, catatan saya)…….ia harus bersarang di semua
tempat, bermukim dimana-mana, menjalin hubungan dimana-mana”



Tidak saja untuk mengejar kebutuhan
akan pasar yang terus meluas bagi produk-produknya, tetapi juga
menguasai bahan baku (sumber daya alam), sekaligus mengejar barisan
budak dan buruh yang murah.  




Ini adalah awal cerita tentang
kolonialisme, dan imperialisme sebagai perkembangan lebih lanjut dari
kebajikan ‘akumulasi modal sebesar-besarnya” (kapitalisme atau
keserakahan sebagai iman) dan kemudian cerita tentang modal yang
tidak kenal batas negara. Bahkan tentang modal yang kemudian mengatur
negara dan negara yang mbebek saja melindungi korporasi dibalik mitos
biarkan ‘mekanisme pasar bekerja’,  ‘tangan-tangan ajaib’
(invisible hand) dan ‘efek menetes ke bawah” (trickle down
effect) dari kesejahteraan segelintir orang ke tengah-tengah massa. 




Dan pagi  ini saya kembali bertemu Marx
dalam artikel Martin Manurung ‘Neoliberalisme Kena Batunya’ di
Kompas, menyoal turun tangannya pemerintah AS dengan dana talangan
untuk menyelamatkan korporasi yang mengalami kesulitan karena ulah
dan ketololannya sendiri.  Hmm dana publik dari pajak tanpa banyak
persyaratan digelontorkan kepada korporasi . 




Lupakan jargon-jargon mekanisme pasar,
tangan-tangan ajaib yang dimitoskan itu, negara dalam hal ini Bush
mohon ijin terang-terangan (banyak yang tersembunyi tentunya) untuk
melindungi pemilik modal. 




Martin kemudian menutup artikelnya
“Tesis negara sebagai pelindung modal, sebagaimana pernah dikatakan
Karl Marx, menjadi sungguh-sungguh hadir dan nyata dalam krisis AS”.
 (Disamping kontradiksi sistemik dan struktural kapitalisme yang akan
terus menyimpan kerentanan krisis terus menerus, begitu

[zamanku] (Bag 1) Uploading, Searching dan Wiki Networking

2008-10-07 Terurut Topik andre andreas


Perkakas Pembelajaran dan Perubahan Sosial

Hari-hari belakangan ini saya sedang memusatkan perhatian untuk
membaca 3 buku menarik khususnya untuk mempelajari dan memahami
pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dan implikasinya
bagi kehidupan kita. Buku pertama adalah karangan Thomas L Friedman
“The World is Flat : Sejarah Ringkas Abad ke 21, kedua buku
karangan John Battelle “The Search : Bagaimana Google dan para
pesaingnya Mengubah Aturan Bisnis dan Kebudayaan Kita” dan terakhir
adalah “Wikinomics’ karangan Don Tapscott dan Anthony D.
Williams”. 









Di dalam proses ‘pembelajaran’ ini saya menemukan seri
tulisan seorang pakar marketing 
ternama Hermawann Kertajaya di
kompas.com
(pada tanggal 1 Oktober tulisan 
Hermawan telah mencapai bagian
ke 33 dari rencana seratus 
artikel). Seri 100 artikel tersebut
bertajuk New Wave Marketing.

Artikel pertama Hermawan
berjudul The World is still 
Round, the Market is already Flat”.
Artikel selain sebagai pembuka 
seri tulisan New Wave Marketing
juga merupakan respon penulis 
terhadap karya Thomas L.
Friedman.

Yang saya tangkap dari artikel-artikel
Hermawan, New Wave Marketing 
adalah sebuah antisipasi terhadap
fakta pendataran pasar (the 
market is already flat). Salah satu
pendataran itu dilakukan oleh 
teknologi informasi dan
komunikasi.

Seperti yang dipaparkan dalam artikel kedua
Hermawan kini adalah eranya web 
2. Dimana “Internet menjadi
bersifat interaktif dan 
dinamis. Orang jadi bisa lebih mudah
mengekspresikan dirinya, 
melakukan networking, membentuk
komunitas, berkolaborasi, 
berpartisipasi dalam sebuah kegiatan,
dan banyak lagi. Teknologi yang 
ada memungkinkan setiap orang
jadi punya kesempatan yang 
sama, bukan hanya milik sekelompok
orang tertentu”.

Web 2 ini kemudian membuka
kemungkinan baru dalam hubungan 
marketer dan customer. Hermawan
memaparkan bahwa melalui Web 2 
bukan “cuma bersifat
One-to-Many atau One-to-One, 
tapi sudah bersifat Many-to-Many.
Karena itulah, pasar menjadi 
datar. Artinya, tidak ada
perbedaan status antara 
Marketer dan Customer. Marketer dan
Customer sama rata. Marketer 
sudah berbaur dengan
Customer-nya”.

Dan sesungguhnya juga punya potensi
merubah pola hubungan hirarkis, 
bersekat-sekat, dikotomis,
apapun itu atau dilapangan 
manapun, menjadi hubungan yang lebih
horisontal, partisipatif dan 
kolektif.

Sebenarnya
concern saya yang utama 
bukanlah pada sisi bisnis, marketing
atau komersial tetapi lebih 
kepada bagaimana era web 2 ini akan
membuka kemungkinan perubahan 
sosial yang lebih luas di arena
politik, sosial dan budaya. 
Atau bagaimana teknologi web 2 ini
dapat menjadi perkakas bagi 
berbagai kelompok gerakan sosial
untuk perubahan politik, sosial 
dan budaya, sekaligus juga
sebagai perekat gerakan sosial 
itu sendiri.



Walaupun hari ini kebanyakan

[zamanku] Inilah Momentumnya! Ibu Berkeranjang Belanja Sebagai Lokomotif Perubahan

2008-10-05 Terurut Topik andre andreas





Saat searching di internet saya temukan arsip Majalah
Tempo Desember 2006 dengan liputan khusus yang simpatik dan menarik
terkait Hari Perempuan (dan tentunya masih sangat relevan).. Dalam edisi ini 
Tempo mengambil tema Bukan
Perempuan Biasa dengan menampilkan profil perempuan-perempuan yang
berani meruntuhkan stereotip, perempuan-perempuan yang tak segan
melintas batas. 

Selain menampilkan profil Laksamana Pertama
TNI Angkatan Laut Christina Rantetana, Komisaris Besar Polisi
Pengasihan Gaut, Dwi Astuti Soenardi, srikandi pemimpin Tim Ekspedisi
Everest Putri Indonesia 2007 dan Rahayu Suhardjono, 56 tahun,
peneliti gesit jagoan menelusuri gua karst (kapur), Tempo juga
menyuguhkan kisah para perempuan yang berjuang di medan yang sungguh
sulit. Seperti Suster Rabi’ah (Suster Apung) juga bidan Adeleda
Seba, 53 tahun, yang dijuluki ”Ibu Para Suku”. Sosok yang setia
menolong persalinan perempuan suku terpencil di labirin rimba Bangga.


Tempo juga tak lupa menampilkan para pejuang di level bawah.
Raida boru Tampubolon menjadi kuli panggul di Pelabuhan Tanjung
Priok. Ada Ponirah, wanita pengayuh becak dari Yogyakarta, Suyanti
yang sopir bus malam Wonogiri-Jakarta, juga Datin yang buruh gendong
di Pasar Legi, Solo. 

Tempo mengatakan bagai lilin, para
perempuan dari kelas bawah ini rela membakar diri memberikan terang
bagi keluarga dan orang banyak. Dan itu mengingatkan pada sajak
Hartojo Andangdjaja : 

Perempuan-perempuan yang membawa bakul
di pagi buta, siapakah mereka 
Mereka ialah ibu-ibu berhati baja,
perempuan-perempuan perkasa 
Akar-akar yang melata dari tanah
perbukitan turun ke kota 
Mereka cinta kasih yang bergerak
menghidupi desa demi desa 

Saya memberikan apresiasi kepada
Tempo dan hormat saya kepada para perempuan ini. 

Namun saya
berterima kasih pula atas sudut pandang Dewi Lestari dalam kolomnya
“Ibu
Rumah Tangga, Lokomotif Perubahan” 
(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2006/12/18/LU/mbm.20061218.LU122614.id.html)

di liputan khusus ini yang
menyoroti peran domestik perempuan sebagai ibu rumah tangga dan
potensi dasyatnya sebagai lokomotif perubahan (peran
perempuan-perempuan biasa berbeda dengan Tempo yang menampilkan bukan
perempuan biasa, termasuk juga artikel khususnya tentang Para
Perempuan di Puncak Zaman). 

Dengan merujuk seorang filsuf
perempuan Simone de Beauvoir yang mengatakan “yang personal adalah
politis” ia sampai pada simpul pendapat “lokomotif berkekuatan
besar justru unit rumah tangga yang kecil. Ibu rumah tangga sebagai
penentu mekanisme sehari-hari otomatis mendominasi kendali atas
produk yang dikonsumsi, anggaran bulanan, jenis informasi yang
beredar di rumah, tata cara pengolahan ini-itu, dan seterusnya. Jika
kekuatan memilih itu disadari penuh, maka pemberdayaan akan kembali
ke tangan masyarakat. Perubahan dapat terjadi dalam hitungan hari,
tanpa birokrasi berbelit dengan kecepatan siput”. 

Dinyatakannya
pula “kita (sebagai ibu rumah tangga) memiliki daftar protes
terhadap kondisi dunia, tanpa selalu sadar bahwa kita punya kekuatan
untuk mengubahnya. 

Inilah momentumnya, Dewi Lestari menyatakan
saat masyarakat merasa kehilangan daya, sesungguhnya kekuatan menanti
pada perspektif yang berganti, siapakah yang sesungguhnya punya
potensi dahsyat untuk menjadi lokomotif perubahan: pemerintah
berlembaga atau ibu berkeranjang belanja? 

Selamat kepada ibu
berkeranjang belanja……. 

Dengan anggapan hanya sebagian
kecil saja yang punya kesempatan membaca edisi cetak Tempo berikut
saya himpun link-link ke 22 artikel tersebut. Selamat membaca 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/ibu-berkeranjang-belanja-lokomotif.html


Salam hangat 
Salam pembebasan 


Andreas
Iswinarto 

hikayat bulan adalah hikayat yang mengalir 
di
arus waktu yang perlahan, tenang dan teduh 
seperti percakapan dan
narasi kasih bunda 
jelang upik dan buyung tertidur 

percakapan
dan narasi kasih yang tak henti bertumbuh 
dalam jiwa ketika
harapan bermekaran atau patah 
abadi 
walau bunda telah mangkat

dari ruang dan waktu 




  

[zamanku] Jelang 30 September...

2008-09-26 Terurut Topik andre andreas
Membaca kembali bersama Tempo .. 

(Laporan Utama Majalah Tempo Setahun
Lalu : G 30 S dan Peran Aidit) 




salam pembebasanandreas






Dua
Wajah Dipa Nusantara



EMPAT puluh dua tahun berlalu dan
kini kita mengenang lelaki itu dengan kebencian dan rasa kagum. Dipa
Nusantara Aidit memimpin Partai Komunis Indonesia pada usia belia, 31
tahun. Ia hanya perlu setahun untuk melambungkan PKI ke dalam
kategori empat partai besar di Indonesia. PKI mengklaim memiliki 3,5
juta pendukung dan menjadi partai komunis terbesar di dunia setelah
Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina. Aidit memimpikan revolusi, ia
berkhayal tentang Indonesia tanpa kelas. Tapi ia terempas dalam
prahara 1965. Setelah itu, ia jadi mitos. Seperti juga peristiwa
G-30-S, kisah tentangnya dipenuhi mitos dan pelbagai takhayul. Siapa
Aidit ini sebenarnya?






BERTAHUN-TAHUN orang mengenalnya
sebagai ”si jahat”. Lelaki gugup berwajah dingin dengan bibir
yang selalu berlumur asap rokok. Bertahun-tahun terdengar
kalimat-kalimat ini meluncur dari mulutnya: ”Djawa adalah
kunci...”; ”Djam D kita adalah pukul empat pagi...”; ”Kita
tak boleh terlambat...!” 







Dipa Nusantara Aidit pada 1980-an
adalah Syu’bah Asa. Seniman dan wartawan ini memerankan Ketua Umum
Comite Central Partai Komunis Indonesia itu dalam film Pengkhianatan
G-30-S/PKI. Setiap 30 September film itu diputar di TVRI. Lalu di
depan layar kaca kita ngeri membayangkan sosoknya: lelaki penuh
muslihat, dengan bibir bergetar memerintahkan pembunuhan itu. 




Aidit hanya butuh waktu setahun untuk membesarkan kembali PKI. Ia
mengambil alih partai itu dari komunis tua—Alimin dan Tan Ling
Djie—pada 1954, dalam Pemilu 1955 partai itu sudah masuk empat
pengumpul suara terbesar di Indonesia. PKI mengklaim beranggota 3,5
juta orang. Inilah partai komunis terbesar di dunia setelah Uni
Soviet dan Republik Rakyat Cina. 




..

Tak pernah ada jawaban tunggal atas
prahara yang menewaskan ratusan ribu orang tersebut. Tidak buku putih
Orde Baru, tidak juga keyakinan Ibarruri. Sejarah adalah sebuah
proses menafsirkan. 




Apa yang disajikan dalam Liputan Khusus
Tempo kali ini adalah upaya mengetengahkan versi-versi itu. Juga
ikhtiar membongkar mitos tentang D.N. Aidit. Bahwa ia bukan
sepenuhnya ”si brengsek”, sebagaimana ia bukan sepenuhnya tokoh
yang patut jadi panutan. 







Selengkapnya dan link 20 artikel di
laporan utama Tempo ini silah kunjung
http://ruangasadirumahkata.blogspot.com/2008/09/g-30-s-dan-peran-aidit-laporan-utama.html











  

[zamanku] Iklan A-Mild Jawaranya Kritik Sosial? Belajar Dari Pekerja Iklan.....

2008-09-24 Terurut Topik andre andreas





Kini kritik sosial yang menyengat dan mengendap dalam
ingatan publik barangkali tak lagi berasal dari kalangan intelektual,
demonstrasi mahasiswa atau suara dari partai oposisi, melainkan dari iklan
produk rokok. Tak terlampau sulit bagi penonton televisi mengingat kritik
sosial, mulai bencana banjir, ruwetnya birokrasi, komersialisasi pendidikan
hingga buruknya layanan PLN,   dari seri iklan rokok A-Mild
yang disertai taglines  “Tanya Kenapa?”  demikian saya petik dari  artikel Budi 
Irawanto Imaji Konsumsi Kolonial: Iklan dan Media Cetak di Era
Kolonialisme (http://budiirawanto.multiply.com/journal/item/4). 

Lanjut Budi  ‘sebagaimana dituturkan Hendro Lesmono, mantan creative
head Ogilvy Indonesia, yang menggarap iklan rokok A-Mild itu, “Kami
tak ingin membuat bingung, tetapi ingin menunjukkan bangsa kita ini bangsa yang
banyak masalah, berbelit-belit, terlalu mikir, dan bikin susah diri sendiri “ 
(Kompas,
6 Mei 2007). 




Setujukah anda bahwa iklan A-Mild jawaranya kritik sosial..
Bagaimana daya ‘magis’ kritik-kritik sosial sebagai taktik di iklan-iklan 
A-Mild, bagaimana
reaksi anda ketika anda menemukan seri iklan A-Mild yang baru?  


Saya
umumnya menikmati iklan-iklan nakal A-Mild. Reaksi saya spontan saja
dan kemudian terus hilang dari ingatan sadar saya dalam lautan
informasi lain (tapi pasti terekam dengan baik oleh bawah sadar kita).
Bahkan saya tak ingat atau tidak sadar apakah iklan dengan kritik
sosial masih dilakukan A-Mild. Acap kali komentar saya spontan hmmm…..
cerdas, hmm….. nakal betul. Atau sialan bisa aja tuh A-Mild. 

Tidakkah,
kawan-kawan yang perduli dengan pentingnya perubahan sosial dan
berkepentingan mengkampanyekan gagasan-gagasan yang baik di negeri ini,
tertarik untuk mempelajari ‘kecerdasan’ dan 'kreatifitas' pekerja
iklan, public relations maupun marketer lainnya untuk mempengaruhi,
merayu, membius publik. Tidakkah juga terpikir untuk mempelajari
temuan-temuan paling gres tentang psikologi atau biologi manusia,
bagaimana proses berpikir, cara bekerjanya otak, alam sadar alam bawah
sadar, proses pengambilan keputusan dan penentuan pilihan, atau bahkan
NLP, Appreciate Inquiry dan lain-lain yang dikuasai oleh pekerja iklan
yang berada di titik depan bius konsumerisme, istana konsumsi termasuk
konsumsi barang beracun seperti perusahaan rokok.

Sambil
tentunya menemukan strategi komunikasi khusus, jelas logistiknya tak
bisa sekaliber gajah-gajah. Daud diantara goliath.

selanjutnya mohon sudi kunjungi warung saya untuk memberikan tanggapan soal 
iklan A-Mild dan ilmu merayu pekerja iklan. jujur ini saya perlukan untuk studi 
kecil sebagai bahan penulisan.
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/iklan-mild-jawaranya-kritik-sosial.html


Terima kasih.


Salam hangat

Andreas







  

[zamanku] Jejak Langkah dan Imaji Indonesia Pada 100 Teks

2008-09-23 Terurut Topik andre andreas
Kawan-kawan ini tulisan ringan saya, semoga bermanfaat….

Salam
Andreas Iswinarto
(hanya orang biasa yang menyukai sejarah dan studi sejarah)

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com
[EMAIL PROTECTED]


Jejak Langkah dan Imaji Indonesia Pada 100 Teks
Jejak Langkah Siapa? Imaji Indonesia Yang Mana?


(Tentang Edisi Khusus Tempo untuk Memperingati 100 Tahun Kebangkitan Nasional)

Dapatkan link ke 100 teks tersebut di : 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/imaji-indonesia-pada-100-teks.html



Majalah Tempo memperingati 100 Tahun Kebangkitan Nasional, menyajikan edisi 
khusus yang unik dan cerdas. Berbeda dengan model-model penyajian liputan 
dengan sejumlah artikel reflektif dan visioner, Tempo memilih 100 teks mulai 
1908 yang dianggap berpengaruh atau memberikan kontribusi terhadap gagasan 
kebangsaan. Disebut teks karena tidak hanya memilih buku tapi juga pidato, 
laporan jurnalistik, polemik, renungan, catatan harian, roman dan puisi.

Seratus teks yang dipilih Tempo  adalah teks yang dianggap bergerak dan mencari 
jalan di antara dua kutub untuk mendapatkan gagasan Indonesia masa depan. Yakni 
Imaji Indonesia yang tercipta oleh tarik-menarik antara sesuatu yang eksotik 
seperti ditulis Raffles (History of Jawa)  dan sesuatu yang tragik seperti 
dideskripsikan Multatuli dalam Max Havelaar sebagai contoh magnum opus pada 
abad ke 19. Demikian teks  yang berisi gagasan penting belum tentu buku yang 
populer dan dibaca oleh banyak orang. Dalam diskusi internal Tempo disepakati 
bahwa kriteria pemilihan bukan berdasarkan pada banyaknya pembacanya, melainkan 
pada isi dan pengaruhnya. 

Untuk menguatkan kerja jurnalistik ini kemudian Tempo mengundang Taufik 
Abdullah dan Asvi Warman Adam (sejarawan), Goenawan Mohamad (esais), Parakitri 
Tahi Simbolon (penulis), Dr Ignas Kleden (sosiolog), dan Putut Widjanarko 
(pengamat dan penerbit buku) untuk mendiskusikannya

Terlepas dari bisanya diperdebatkan 100 teks yang dipilih, Tempo telah 
menyumbang kepada kita sudut pandang pentingnya peranan gagasan dalam sebuah 
perubahan sosial, penemuan terus menerus sebuah nation, sebuah kebangsaan yang 
pada awalnya terbangun karena ketertindasan dan inspirasi kosa kata baru 
‘modern’ yang kemudian meletikan kesadaran untuk bangkit, bersatu, berlawan dan 
berbangsa. Dalam hal ini gagasan-gagasan yang menggerakan kebangkitan nasional, 
proklamasi kemerdekaan hingga masa depan Indonesia.

Terlepas pula dengan subyektifitas Tempo atau proses seleksi yang dasarnya 
adalah pandangan bahwa Indonesia yang diimpikan adalah Indonesia yang pluralis, 
kosmopolit dan modern. Mungkin kelompok-kelompok lain bisa punya mimpi yang 
berbeda yang bila mereka melakukan kerja seperti yang dilakukan Tempo akan 
menemukan 100 teks yang berbeda.

Kedua saya pikir Tempo telah memberikan sumbangan kepada historiografi sejarah 
Indonesia. Memang setahu saya sudah cukup banyak kajian sejarah yang memeriksa 
dan menganalisis peranan gagasan/teks dalam sebuah momen atau peristiwa 
sejarah. Diantaranya yang paling saya suka adalah BACAAN LIAR : BUDAYA DAN 
POLITIK PADA ZAMAN PERGERAKAN yang ditulis oleh sejarawan Razif. Tulisan ini 
paling tidak merekam bacaan liar baik itu karya-karya jurnalistik, opini hingga 
novel dan puisi. Demikian pula membaca perlawanan bacaan kaum pergerakan 
radikal (kiri) terhadap hegemoni Balai Pustaka dalam sub tema bacaan liar vis a 
vis Balai Poetaka.

Yang dilakukan Tempo walau bisa jadi belum memenuhi syarat keilmiahan studi 
sejarah, tetapi menyumbang kepada kita sebuah pemahaman tentang teks-teks yang 
berkontribusi kepada eksistensi kita hari ini dan masa depan.

Ada tiga  hal menggoda yang muncul dalam benak saya. Pertama terkait opini 
kritis Parakitri T Simbolon di dalam edisi kebangkitan nasional ini yang kedua 
terkait tulisan Bre Redana di Kompas 22 September 2008 Nasionalisme di Zaman 
Konsumsi. Terakhir terkait dengan sudut pandang Razif dalam bacaannya tentang 
perseteruan bacaan liar dan Balai Pustaka yang menerbitkan Siti Nurbaya, Layar 
Terkembang, Salah Asoehan, Tenggelamnya Kapal Van der Wyik (ke 4 nya adalah 
diantara 100 teks Tempo). Dalam Razif disebutkan Balai Pustaka sebagai benteng 
kolonial menyebut literatuur socialisme sebagai bacaan liar (selain karya-karya 
jurnalistik, pamplet-pamflet pergerakan di kaji juga novel Hikayat Kadiroen 
yang ditulis Semaoen dan  syair-syair-puisi Mas Marco).  Point terakhir  ini 
sebenarnya masih terkait dengan opini kritis Parakitri.

Pada bagian akhir tulisannya Negara Tanpa Rakyat, Parakitri menuliskan 
'Pergerakan kebangsaan berhasil mencapai Indonesia merdeka, tapi gagal 
membangkitkan ”rakyat”. Dan mengikuti Van Niel tentang perubahan sosial 
golongan elite atau the leader group of Indonesian society sebagai landasan 
sosial Indonesia merdeka, maka sekarang dapat juga dikatakan bahwa negara tanpa 
rakyat jadi landasan Indonesia merdeka."

Dalam artikel ini Parakitri menyoroti hilangnya atau dihilangkannya rakyat 
dalam historiografi Indonesia oleh 

[zamanku] Online Buku Bermutu : Pendidikan Popular, Tanpa Tanda Seru, Dusta Industri Pangan, Bacaan Liar

2008-09-19 Terurut Topik andre andreas
Bila tertarik silah anda nge link saja. 
  
salam pembebasan 
Andreas Iswinarto 
  
  
PENDIDIKAN POPULAR 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/buku-online-pendidikan-populer.html
 
  

Buku ini pada awalnya dirancang berdasarkan pengalaman dalam rangka membantu 
para fasilitator maupun pelaku penyelenggaraan proses belajar bersama 
masyarakat. Seyogyanya buku ini tidak perlu dibaca dari awal sampai akhir, Anda 
bisa memulai dari lembar mana saja, sebab rancangan buku ini memang dimaksudkan 
hanya berperan sebagai alat bantu proses, mendorong sesuatu yang nyata. Di sisi 
lain buku ini juga dimaksudkan untuk digunakan sebagai panduan dalam rangka 
penyelenggaraan proses belajar terutama pada model-model partisipatif—dengan 
dibantu melalui: pemikiran dan konsep yang detail sesungguhnya buku ini 
dikhususkan untuk para fasilitator pendidikan rakyat, betapapun tidak menutup 
kemungkinan bahwa buku ini juga bisa dinikmati sebagaimana buku bacaan lainnya 
oleh siapa saja. 
  
Disunting Oleh : Mansour Fakih, Roem Topatimasang, Toto Rahardjo 
  
sumber : www.insist.or.id
  
DUSTA INDUSTRI PANGAN 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/buku-online-dusta-industri-pangan.html
 
  

Buku Dusta Industri Pangan secara rinci memuat sebuah temuan fakta dan 
membuktikan bahwa sesungguhnya para raksasa agroindustri sama sekali tidak 
memberi makan dunia. Walaupun buku ini mengulas sepak terjang Monsanto dalam 
industri pertanian, khususnya industri bio-teknologi, tetapi bukan maksudnya 
mengatakan bahwa hanya Monsanto-lah yang menyebabkan banyak kekacauan dan 
kerusakan dunia pertanian dan pangan. Permasalahannya tetap disebabkan oleh 
kapitalisme dan keserakahannya. Di sini, Monsanto hanya digunakan sebagai salah 
satu obyek studi kasus, dengan pertimbangan, Monsanto merupakan contoh yang 
paling ideal dari sepak terjang keserakahan kaum pemodal bidang agro-industri, 
karena Monsanto selain sebagai perusahaan agro-industri terbesar di dunia, juga 
sangat agresif dan secara telanjang menerapkan prinsip menghalalkan segala cara.

Buku ini menitikberatkan pada perburuan dalam sektor agrokimia itu. Bagian 
pertama mengisahkan sejarah Monsanto dan praktek-prakteknya yang perlu 
dipertanyakan untuk naik ke tingkat raksasa agro-industri. Dalam bagian kedua, 
dipaparkan kerusakan-kerusakan yang diakibatkan pembangunan pertanian yang 
melibatkan Monsanto di negara-negara Selatan. Pada bagian ini juga dipaparkan 
upaya-upaya perlawanan petani selatan untuk mempertahankan kedaulatannya atas 
pangan dan pertanian yang menjadi tumpuan hidupnya.

Judul Asli:Nourrir le Monde ou L'agrobusiness, Enquete Sur Monsanto
Penulis: Isabelle Delforge
Penerjemah:Sonya Sondakh 
  
sumber : www.insist.or.id
TANPA TANDA SERU 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/buku-online-tanpa-tanda-seru-refleksi.html
 
  
Hingga kami benar-benar tak bisa mengerti, mengapa ada bendera-bendera berkibar 
mengumbar janji akan penyelamatan. Hingga kami benar-benar tak bisa mengerti 
ketika kami mendengar suara-suara yang bersemangat berbicara tentang 
kesejahteraan ketika kursi mereka mengepung meja sidang. Apalagi jika kami 
mendengar teriakan bahwa suara kami bisa membuat kami selamat menuju surga. Ah, 
surga, itu sesuatu yang jauh di sana , sedang yang kami alami sehari-hari sudah 
sedemikian mencekik.

Hingga kami benar-benar tak bisa mengerti mengapa kemudian di sebuah pagi, kami 
harus berbondong-bondong menuju tanah yang agak luas, mengantre untuk kemudian 
menghadapi sebuah kotak suara dan berbagai lembar kertas berisi foto 
orang-orang yang tidak kami kenal. Mereka membutuhkan suara kami. Alangkah luar 
biasanya hidup ini. Tak kenal, tak pernah bersua, tak ada percakapan apalagi 
kesepakatan, tiba-tiba langit seperti runtuh karena semburan panji-panji dan 
janji-janji. Kalian siapa? Kemana dan dimana saja kalian selama ini?

Lamat-lamat kami teringat sebuah pelajaran mengaji ketika kami masih kecil 
dulu. Konon, kata pak Kiai kami, Tuhan membenci orang yang menyekutukannya, 
tetapi lebih benci lagi golongan orang munafik yang ciri-cirinya ada tiga; jika 
berkata ia berdusta, jika berjanji tidak pernah dipenuhi dan jika diberi amanat 
ia ingkar. Dulu, kami merasa belum pernah melihat orang yang berciri seperti 
itu. Tapi setiap kali kami mendengar janji-janji dan wajah-wajah di televisi, 
kami merasa.kami merasa..ah, tidak enak. 
  
  
BACAAN LIAR : BUDAYA DAN POLITIK PADA ZAMAN PERGERAKAN 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/tembok-dan-bunga.html 
  
  
 "... More and mores writers will be drawn because of their simpathy with the 
working people and ideas of socialism, and not because of consideration of gain 
or personal ambition. It will be a literatur freedom, for instead of serving a 
few spoiled ladies or the fat and bored "upper ten thousand," it will be 
written for the millions of working people who a represent country's pride, its 
strenght and its future." 


  

[zamanku] “BACAAN LIAR” : BUDAYA DAN POLITIK PADA Z AMAN PERGERAKAN

2008-09-17 Terurut Topik andre andreas
100 Tahun Kebangkitan Nasional
 
Mari merenungkan kembali sumbangan (dan menggali inspirasi dari sana) pers 
pergerakan yang dilakoni sang pemula (jurnalis sekaligus  propagandis, guru, 
ideolog dan organisator) dalam perwujudan bangsa dan nation Indonesia…..  lalu 
merefleksikan peran kita sebagai intelektual, jurnalis, guru, seniman, 
pengacara, organizer, kearah emansipasi dan proklamasi kemerdekaan kedua….
 
Mari kita baca (kembali) karya Razif seorang sejarawan muda, tentang sang 
pemula (pers pergerakan) pada zaman bergerak
 
Salam Pembebasan
Andreas Iswinarto
 
‘BACAAN LIAR’ : BUDAYA DAN POLITIK PADA ZAMAN PERGERAKAN
oleh Razif
 
sumber : http://members.fortunecity.com/edicahy/
 
"... More and mores writers will be drawn because of their simpathy with the 
working people and ideas of socialism, and not because of consideration of gain 
or personal ambition. It will be a literatur freedom, for instead of serving a 
few spoiled ladies or the fat and bored "upper ten thousand," it will be 
written for the millions of working people who a represent country's pride, its 
strenght and its future."
 
Pengantar
 
Tulisan ini akan menganalisa produksi bacaan kaum pergerakan yang sering 
disebut oleh negara kolonial sebagai "Bacaan Liar." Untuk itu akan dibahas 
bagaimana produksi "Bacaan Liar" tersebut tumbuh dan dikembangkan, 
disebarluaskan, sampai dengan kematiannya. Adalah sangat penting untuk melihat 
pergeseran dari bacaan yang belum dianggap 'liar' sampai pada tahap sebuah 
bacaan dianggap sebagai 'liar.' Sementara itu para pemimpin pergerakan sendiri 
memandang produksi bacaan mereka sebagai bagian yang tak terpisahkan dari mesin 
pergerakan: untuk mengikat dan menggerakkan kaum kromo--kaum buruh dan kaum 
tani yang tak bertanah. Produksi bacaan dapat berbentuk surat kabar, novel, 
buku, syair sampai teks lagu. Bagi kaum pergerakan, bacaan merupakan alat 
penyampai pesan dari orang-orang atau organisasi-organisasi pergerakan kepada 
kaum kromo. Oleh spektrum revolusioner dan radikal dari kaum pergerakan, bacaan 
diisi pesan tentang jaman yang telah berubah dan
 penindasan kekuasaan kolonialisme. Tujuan dari pesan-pesan tersebut adalah 
agar dapat mengajak rakyat--kaum kromo--melawan penjajah, sebagaimana pernah 
dinyatakan Marco:
 
"...kapitalist Europa, dia orang soedah sama bersepakat dengan bangsanya 
kapitalis alias membikin Maatschappij jang besar-besar, dan akalnja menggaroek 
oeang, jaitoe menghisap darahnja kromo, soedah amat pintar sekali."
 
Penjelasan tersebut jelas berusaha agar kaum kromo sadar dan mengerti makna 
kolonialisme--karena mereka sadar bahwa pengetahuan tentang masyarakat 
koloni-negara kolonial merupakan persyaratan yang dimiliki bangsa pemenang atas 
bangsa yang dikalahkan.
 
Selanjutnya silah kunjung
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/tembok-dan-bunga.html
 
 


  

[zamanku] Fernando Lugo dan Corasom de Amerika

2008-09-12 Terurut Topik andre andreas
Kesaksian Martin Bishu Sahabat Lugo Asal Bejawa Flores 
  
Mohon maaf bila anda sudah membaca artikel ini 
  
Setelah Venezuela, Brazil, Bolivia, Argentina, Ekuador, Uruguay, Nikaragua dan 
Chili kebangkitan neososialisme atau kemenangan gerakan progresif kerakyatan  
kini bergemuruh pula di Paraguay dengan terpilihnya Fernando Lugo ‘Pastor Si 
Miskin” sebagai Presiden Paraguay. 
  
Siapakah Fernando Lugo dan atmosfir politik seperti apakah yang berlangsung 
disana? 
  
Martin Bishu asal Bajawa Flores yang bekerja selama belasan tahun di Paraguay 
melalui feature yang apik dari kawan Ahmad Yunus memberikan kesaksiannya 
tentang sahabatnya Fernando Lugo dan geliat perjuangan kaum miskin di Paraguay. 
Beruntung kita punya laporan dari tangan pertama yang terlibat intens dalam 
perjuangan untuk kaum miskin di Paraguay . 
  
Selain itu simak pula wawancara Kompas dengan Fernando Lugo dan laporan diskusi 
Kompas soal Amerika Latin oleh Rikard Bangun (Martin Bishu menjadi salah satu 
pembicaranya). 
  
Selanjutnya silah klik lenteradiatas bukit 
  
salam 
andreas 




 


  

[zamanku] Jurnalisme Hiroshima, Silent Spring dan Watergate

2008-09-10 Terurut Topik andre andreas
Juga Jurnalisme Jalan Raya, Lampu dan Peci

Mohon maaf untuk yang satu ini, semoga bermanfaat...

Dalam tulisan Andreas Harsono soal Jurnalisme Sastrawi disebutkan tim bentukan 
Universitas New York di tahun 1990 yang terdiri 37 ahli sejarah, wartawan, 
penulis, dan akademisi memilih 100 karya jurnalistik terbaik di Amerika Serikat 
pada abad ke-20. Hasilnya, “Hiroshima” menduduki tempat nomor satu. Karya 
Rachel Carson soal DDT "Silent Spring" pada 1962 jadi juara kedua, sedang karya 
investigatif Bob Woodward dan Carl Bernstein soal Watergate untuk harian The 
Washington Post pada 1972-73 juara ketiga).*

Saya ingin memberi penekanan khusus kepada Silent Spring sebagai karya kedua 
terbaik, karena soal Hiroshima dan Watergate sudah cukup diketahui dan populer. 
Silent Spring yang sudah diterbitkan edisi Indonesianya oleh Yayasan Obor 
ditulis oleh Rachel Carson, dimana ketika observasi dan penulisan buku ini 
dalam situasi sedang menjemput maut akibat kanker oleh pestisida (DDT) yang 
menjadi bahan observasinya ini. Buku ini memberi sumbangan sangat berarti dalam 
kebangkitan gerakan lingkungan hidup di Amerika Serikat bahkan di dunia. 

Silent Spring pada tahun terbitnya didaftar sebagai salah satu buku yang paling 
laris selama 31 minggu dan terjual lebih dari 500.000 eksemplar. Kirkpatrick 
Sale (Revolusi Hijau : Sebuah tinjauan historis-kritis gerakan Lingkungan Hidup 
di Amerika Serikat, YOI 1996) menyebutkan bahwa gerakan lingkungan - dalam arti 
yang aktif, vokal, merakyat dan berpengaruh - tidak ada sebelum Silent Spring 
terbit. Seorang Max Nicholson, kepala British Nature Conservancy dan seorang 
tokoh internasional menyebut Silent Spring “mungkin merupakan sumbangan paling 
besar dan paling efektif dalam membangkitkan opini umum dan kesadaran 
masyarakat mengenai pentingnya ekologi”. 

Untuk membaca pasang naik gerakan lingkugan hidup di Amerika Serikat dan 
kontribusi Silent Spring di dalamnya silah akses tinjauan buku Revolusi Hijau 
ini.



Saya sangat menikmati dan merasa diperkaya baik batin dan pikiran ketika 
membaca karya2 delapan orang jurnalis yang dihimpun dalam buku Jurnalisme 
Sastrawi : Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Buku ini diterbitkan oleh 
Yayasan Pantau dengan editor Andreas Harsono dan Budi Setiyono.
Apa itu jurnalisme sastrawi? Andreas Harsono menyebutkan “genre ini mulanya 
berkembang di Amerika Serikat 1960-an. Ia menggabungkan disiplin paling berat 
dalam jurnalisme serta kehalusan dan kenikmatan bercerita dalam karya fiksi. 
Wawancara biasa dilakukan dengan puluhan, bahkan sering ratusan, narasumber. 
Risetnya mendalam. Waktu bekerjanya lama. Ceritanya juga kebanyakan tentang 
orang biasa.”

Wajarlah kemudian saya pikir ketika menikmati karya-karya ini disatu sisi kita 
bisa mengetahui sebuah berita/peristiwa sekaligus mengerti, memahami, 
menghayati peristiwa dengan kekayaan rasa, pikiran, emosi dan karakter seperti 
sebuah karya sastra. Mengerti, memahami, menghayati Manusia dan 
Peristiwa secara lebih utuh dan mendalam.

Tetapi dengan menilik keterangan Andreas Harsono adalah sebuah kemewahan bagi 
orang awam (penulis amatir bukan jurnalis) untuk menuliskan narasi (jurnalisme 
sastrawi) dengan riset yang mendalam melalui wawancara puluhan hingga ratusan 
nara sumber atau studi literatur.

Namun demikian saya berpendapat banyak inspirasi yang bisa diperoleh dengan 
mempelajari sambil menikmati karya-kaya jurnalisme sastrawi ini. Kita mungkin 
hanyalah penulis biasa-biasa saja untuk lingkungan teman-teman atau menulis di 
blog sendiri (catatan : dengan menulis diblog ini sebenarnya kita sudah menulis 
dan potensial dibaca oleh masyarakat luas). (Bagi saya mestinya NGO atau 
organisasi gerakan sosial lain harus mulai membekali diri dengan perkakas 
perang ini yakni kemampuan menulis sebaik kawan-kawan jurnalis!)

Saya mengasumsikan bahwa dibalik kegiatan tulis menulis amatir ini bisa jadi 
tersimpan motivasi untuk mengekspresikan diri, membangun komunikasi, sharing 
bahkan memperkaya para pembacanya hingga mendorong perubahan di lingkungan 
dekat, masyarakat sekitar hingga negara. Walaupun barangkali kita juga tak 
pernah menginginkan tulisan-tulisan kita dianggap penting, berbobot atau 
sebagai karya jurnalistik.

Ada satu catatan menarik yang saya dapat dari sebuah buku berjudul Engineers of 
Happy Land ; Perkembangan Teknologi dan Nasionalisme di Sebuah Koloni terbitan 
Yayasan Obor Indonesia 2006. Buku yang ditulis oleh Rudolf Mrazek ini berhasil 
mengungkapkan kerjernihan analisis tentang gagasan-gagasan besar seperti 
kolonialisme, nasionalisme, modernisme hingga revolusi dengan menyoroti 
soal-soal kecil. Dari teropong, jalan raya, kereta api, tangki air, kamera 
foto, AC, peci, novel, lampu hingga guci. Melalui buku ini Mrazek menelusuri 
sejarah perkembangan teknologi  dan akar historis nasionalisme di Indonesia. 

Catatan ini ingin memberikan penekanan bahwa di dalam setiap soal, bahkan soal 
yang dianggap seder

[zamanku] 'Anak Sungai Budha'

2008-09-04 Terurut Topik andre andreas
adalah porsea
kali terakhir aku menangis

kupikir itu menjadi tangis yang akan membawaku kesana

ternyata aku tidak kesana
tidak lagi disini pula

kuingat
rintik hujan menerpa
gelombang nyanyi
dan air mata
dan melesat wajah-wajah perempuan bambu runcing
dan merah putih

sementara melintas anak-anak berseragam sd putih merah
dengan nyanyi 'darah juang'

barisan wajah-wajah keras yang rela berakhir
sebagai bahan baku pabrik
'begitu mereka pernah berujar'
aku tahu pula doa dilantunkan
bahkan oleh Uskup yang mencinta dan rela mati disana

dan
truk-truk pabrik tetap melenggang di tengah keramaian
hari bumi dan paskah
tetap mengiris batin
serpih demi serpih

lantas
lahirkah anak sungai baru?
atau hanya tumpah dan mengalir
kedalam selokan busuk
atau kubangan kerbau
atau mengisi anak-anak sungai mati
atau sungai-sungai beracun
atau jadi air yang mengalir ke pabrik
untuk bahan pemrosesan pulp paper

aku yakin sungai baru telah lahir di tanah porsea

tapi anak sungai baru
di dalam batinku?

puih,
bukan kematian itu sendiri yang kutakuti

tapi kematian
. sebelum cukup 'menjadi'

sesungguhnya aku sering menggiring
pikiran dan rasaku

di jalan kepedihan dan kesedihan

aku bahkan sering berpikir
aku memiliki ketabahan dalam kepedihan
tidak dalam kegembiraan

dan aku harus berhenti disini
karena kata-kata dapat membentuk hati
hati tidak membentuk kata-kata
atau sebenarnya aku tidak berkata apa-apa
dan tidak berhati apa-apa

sret hilang bentuk
tiada bentuk

2003 

andreas iswinarto
email : [EMAIL PROTECTED]
blog  : http://lenteradiatasbukit.blogspot.com



  


[zamanku] Tan Malaka : Bapak Republik, Dia Yang Mahir Revolusi, Merdeka 100 Persen

2008-09-01 Terurut Topik andre andreas
34 artikel menarik seputar Tan Malaka

http://ruangasadirumahkata.blogspot.com/2008/09/tan-malaka-bapak-republik-revolusi.html
 


Majalah Tempo dalam edisi khusus Kemerdekaan mengangkat profil Tan Malaka : 
Bapak Republik Yang Dilupakan. Tidak tanggung-tanggung edisi Tan Malaka ini 
terdiri dari 26artikel yang ditulis oleh wartawan Tempo dan 8 kolom/opini yang 
ditulis oleh pengamat/pakar dari Asvi Warman Adam hingga Ignas Kleden. 

Beberapa petikan penting soal Tan Malaka, sehingga terlalu gegabah kalau kita 
mengabaikan edisi khusus tempo ini, mengabaikan Tan Malaka .

”Ia menulis Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) pada 1925, 
jauh lebih dulu dibanding Mohammad Hatta, yang menulis Indonesia Vrije 
(Indonesia Merdeka) sebagai pleidoi di depan pengadilan Belanda di Den Haag 
(1928), dan Bung Karno, yang menulis Menuju Indonesia Merdeka (1933)”.

“Buku Naar de Republiek dan Massa Actie (1926) yang ditulis dari tanah pelarian 
itu telah menginspirasi tokoh-tokoh pergerakan di Indonesia. Tokoh pemuda 
radikal Sayuti Melik, misalnya, mengenang bagaimana Bung Karno dan Ir Anwari 
membawa dan mencoret-coret hal penting dari Massa Actie.”

“Bagi Yamin-yang kemudian bergabung dengan Tan dalam kelompok Persatuan 
Perjuangan-Tan tak ubahnya Bapak Bangsa Amerika Serikat, Thomas Jefferson dan 
George Washington: merancangkan Republik sebelum kemerdekaannya tercapai”

"W.R. Supratman sudah membaca seluruh buku Massa Actie itu," kata Hadidjojo. 
Muhammad Yaminlah yang memaksa Sugondo memberikan waktu bagi Supratman 
memainkan lagu ciptaannya di situ. Lalu bergemalah lagu Indonesia Raya, lagu 
yang terinspirasi dari bagian akhir Massa Actie: "Lindungi bendera itu dengan 
bangkaimu, nyawamu, dan tulangmu. Itulah tempat yang selayaknya bagimu, seorang 
putra tanah Indonesia tempat darahmu tertumpah”

“Ia hidup dalam pelarian di 11 negara. Ia memiliki 23 nama palsu. Ia diburu 
polisi rahasia Belanda, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat”.

“Ketika memperingati sewindu hilangnya Tan Malaka pada 19 Februari 1957, Kepala 
Staf Angkatan Darat Mayor Jenderal Abdul Haris Nasution mengatakan pikiran Tan 
dalam Kongres Persatuan Perjuangan dan pada buku Gerpolek (Gerilya Politik 
Ekonomi) menyuburkan ide perang rakyat semesta. Perang rakyat semesta ini, 
menurut Nasution, sukses ketika rakyat melawan dua kali agresi Belanda. 
Terlepas dari pandangan politik, ia berkata, Tan harus dicatat sebagai tokoh 
ilmu militer Indonesia. “

“jika saya tiada berdaya lagi, maka saya akan menyerahkan pimpinan revolusi 
kepada seorang yang telah mahir dalam gerakan revolusioner, Tan Malaka. 
(testamen Soekarno)”

“Di seputar Proklamasi, Tan menorehkan perannya yang penting. Ia menggerakkan 
para pemuda ke rapat raksasa di Lapangan Ikada (kini kawasan Monas), 19 
September 1945. Inilah rapat yang menunjukkan dukungan massa pertama terhadap 
proklamasi kemerdekaan yang waktu itu belum bergema keras dan "masih sebatas 
catatan di atas kertas". Tan menulis aksi itu "uji kekuatan untuk memisahkan 
kawan dan lawan". Setelah rapat ini, perlawanan terhadap Jepang kian berani dan 
gencar”. 

Ketua Partai Komunis Indonesia, D.N. Aidit, mengatakan sumber kegagalan 
pemberontakan 1926 antara lain kurang persiapan dan minim koordinasi. "Tapi, 
selain itu, ada orang seperti Tan Malaka, yang tidak melakukan apa pun, hanya 
menyalahkan setelah perlawanan meletus," kata Aidit. Dia juga menyebut Tan 
sebagai Trotskyite, pengikut Leon Trotsky (lawan politik Stalin), "sang pemecah 
belah". 

”Musso bersumpah menggantung Tan karena pertikaian internal partai”.

"Kongres memberi tepuk tangan yang ramai pada Tan Malaka, seolah-olah telah 
memberi ovasi padanya," tulis Gerard Vanter untuk harian De Tribune. "Itu 
merupakan suatu pujian bagi kawan-kawan kita di Hindia yang harus melakukan 
perjuangan berat terhadap aksi kejam." (Konggres Komintern ke 4)

Tan Malaka adalah Che Guevara Asia – Harry Poeze (penulis gigih Biografi Tan 
Malaka)


Silah mengakses ke seluruh 34 artikel tersebut dibawah ini, klik

http://ruangasadirumahkata.blogspot.com/2008/09/tan-malaka-bapak-republik-revolusi.html
 

Semoga bermanfaat

Salam hangat
Andreas Iswinarto


Artikel seputar Tan Malaka :
DIA YANG MAHIR DALAM REVOLUSI , Jalan Sunyi Tamu dari Bayah, Kisruh Ahli Waris 
Obor Revolusi, Si Mata Nyalang di Balai Societeit, Gerilya Dua Sekawan,  Kerani 
yang Baik Hati, Naskah dari Rawajati, Bolsyewik yang Terbuang, Peniup Suling 
bagi Anak Kuli, Bertemu Para Bolsyewik Tua, Dukungan untuk Pan-Islamisme, 
Gerilya di Tanah Sun Man, Penggagas Awal Republik Indonesia , No Le Toqueis, 
Jawa!, Tumpah Darahku dalam Sebuah Buku,  Macan dari Lembah Suliki, Cita-cita 
Revolusi dari Tanah Haarlem, Sobatmu Selalu, Ibrahim, Trio Minang Bersimpang 
Jalan, Perempuan di Hati Macan, Wawancara Setelah Mati, Persinggahan Terakhir 
Lelaki dan Bukunya, Misteri Mayor Psikopat, Tan Malaka, Sejak Agustus Itu, Tan 
Malaka: Nasionalisme Seorang Marxis, Tan Vs Pemberontakan 1926-1927, Republi

[zamanku] Ekonomi-Ekologi Politik Jawa : Dari Daendels ke Susilo Bambang Yudhoyono

2008-08-30 Terurut Topik andre andreas
200 Tahun Anjer Panarukan (Kompilasi Final Artikel Kompas)

Dari Jalan Raya Pos Ke Jalan Tol Trans-Jawa

Laporan Ekspedisi Kompas 200 Tahun Anjer-Panarukan menurut saya sangat baik 
untuk membaca kembali perjalanan bangsa ini. 

Apakah watak kolonial masih melekat dalam perekonomian negeri ini? Apakah 
penghisapan dan kesenjangan masih menjadi karakter perekonomian negeri ini?
Apakah Jalan Pemodal-Penguasa Anjer-Panarukan yang dibangun dengan darah ribuan 
orang, adalah watak politik kekuasaan atau jalan yang terus dipelihara dan 
dibangun hingga hari ini? Bagaimana motif dan implikasi ekonomi politik dan 
ekologi politiknya?

Sebuah bacaan penting untuk kaum muda, akademisi, aktifis sosial, hingga 
politisi dan masyarakat luas umumny untuk merefleksikan kembali 100 tahun 
kebangkitan nasional, 63 tahun proklamasi dan 10 tahun 'reformasi'

salam
andreas iswinarto

untuk mengikuti 40 artikel berupa berita terkait soal ini silah klik

http://ruangasadirumahkata.blogspot.com/2008/08/ekonomi-dan-ekologi-politik-jawa-dari_29.html


Ekspedisi Daendels, Belajar dari Sejarah Sebuah Jalan 

Kamis, 14 Agustus 2008 | 06:22 WIB

Indonesia adalah negeri budak. 
Budak di antara bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain.

-Pramoedya Ananta Toer, dalam Novel Jalan Raya Pos, Jalan Daendels-
__

5 Januari 1808. Maarschalk Herman Willem Daendels menjejakkan kakinya di Anyer, 
Banten. Ini adalah hari pertamanya di Pulau Jawa setelah perjalanan jauh 
melintas samudra dari negeri Belanda. Tidak ringan misi yang diembannya di 
negeri jajahan ini. Raja Belanda Louis (Lodewijk) Napoleon, saudara Kaisar 
Perancis Napoleon Bonaparte, mengangkatnya menjadi Gubernur Jenderal di Jawa 
menggantikan Albertus Wiese. Tugas utama Gubernur Jenderal Daendels adalah 
menyelamatkan Pulau Jawa dari serangan Inggris. 

Jawa adalah satu-satunya  daerah koloni Belanda-Perancis yang belum jatuh ke 
tangan Inggris setelah Isle de France dan Mauritius jatuh pada tahun 1807. 
Beberapa kali armada Inggris terlihat di perairan utara Laut Jawa, dekat 
Batavia. Delapan tahun lalu, tepatnya tahun 1800, armada Inggris berhasil 
memblokade Batavia dan menghancurkan galangan kapal Belanda di Pulau Onrust. 
Belum lama, dua tahun lalu, tahun 1806, armada Inggris muncul di Gresik. 
Kegentingan politik mewarnai kedatangan Daendels hari itu.

Gubernur Jenderal baru ini bergerak cepat. Ia sadar betul, kekuatan 
Perancis-Belanda di Jawa tidak akan mampu menghadapi armada Inggris. Ia pun 
merestrukturisasi kekuatan militernya. Orang-orang pribumi direkrutnya menjadi 
tentara. Ia membangun sejumlah rumah sakit dan tangsi-tangsi militer baru. Di 
Surabaya ia mendirikan Benteng Lodewijk dan membangun sebuah pabrik senjata. Di 
Semarang ia membangun pabrik meriam. Sementara, sekolah militer ia dirikan di 
Batavia.  

Namun, lebih dari semua itu, proyek utamanya demi mempertahankan Jawa adalah 
membangun jalan raya sepanjang lebih kurang 1.000 kilometer yang menghubungkan 
ujung barat dan ujung timur Pulau Jawa, menghubungkan Anyer hingga Panarukan. 
Tujuannya satu agar mobilisasi perang dapat berjalan cepat. Hanya dengan jalur 
darat yang bagus mobilisasi pasukan untuk mempertahankan Jawa akan lebih mudah 
dilaksanakan. Inilah Jalan Raya Pos (Groote Postweg, The Great Post Road).
***

Era kekuasaan Daendels di Pulau Jawa yang hanya tiga tahun (1808-1811) 
merupakan salah satu titik kelam sejarah bangsa ini.  Pramoedya Ananta Toer, 
dalam novelnya Jalan Raya Pos, Jalan Daendels, mengabadikan masa-masa pahit 
itu. Dengan getir ia menulis, ”Indonesia adalah negeri budak. Budak di antara 
bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain”. Sejarah mencatat, lebih dari 12.000 
jiwa tewas akibat kerja paksa membangun jalan ini. 

Namun siapa nyana, di balik hitamnya sejarah masa lalu, Daendels sesungguhnya 
meletakkan dasar bagi perkembangan tata ruang kota dan hubungan antarkota di 
Jawa sejak awal abad XIX hingga kini. Jalan raya itu kini menjadi urat nadi 
transportasi di Jawa. Pembangunan Jalan Raya Pos juga telah mengubah wajah 
perkotaan di Jawa. Kehidupan ekonomi di kota-kota yang dilewati jalur Jalan 
Raya Pos berkembang pesat. Satu kota mati, kota lain tumbuh. Begitu terus 
sepanjang waktu. Selama 200 tahun (1808-2008) jalan raya itu menjadi saksi bisu 
hidup dan matinya kota-kota di Pulau Jawa. 

Mengenang 200 tahun Jalan Raya Pos, Kompas akan melakukan ekspedisi, menyusuri 
kembali jalan itu dari Anyer hingga Panarukan. Perjalanan akan berlangsung dari 
tanggal 16 hingga 25 Agustus nanti. Rute yang akan ditempuh adalah 
Anyer-Serang-Tangerang-Jakarta-Depok-Bogor-Cipanas-Cianjur-Bandung-Cileunyi-Sumedang-Palimanan-Cirebon-Losari-Brebes-Tegal-Pekalongan-Batang-Semarang-Demak-Kudus-Pati-Rembang-Lasem-Tuban-Gresik-Surabaya-Waru-Sidoarjo-Pasuruan-Probolinggo-Panarukan.

Napak tilas yang mengambil tema  ”200 Tahun Anjer-Panaroekan: Jalan (untuk) 
Perubahan” ini ingin memotret perkembangan yang terjadi di sepanjang Jalan Raya 
Pos. Kompas juga ingin menggali pelajaran apa

[zamanku] Media Advisory FPR: FPR Mengecam Penyerangan Sekretariat GMKI oleh Satpol PP

2008-08-28 Terurut Topik andre andreas
MEDIA ADVISORY 
FRONT PERJUANGAN RAKYAT
JUMAT, 28 AGUSTUS 2008

Pemerintah Provinsi DKI-Jakarta Melanggar HAM
FPR Mengecam Penyerangan Sekretariat GMKI 

JAKARTA, JUMAT - Front Perjuangan Rakyat (FPR) mengecam keras tindakan 
perusakan dan penyerangan terhadap kantor kantor PGI dan Sekretariat GMKI oleh 
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan menuntut pertanggungjawaban 
Pemerintah Provinsi DKI-Jakarta atas kejadian tersebut. "Tindakan Satpol PP 
sudah diluar batas kewajaran dan secara jelas telah melanggar HAM," tegas Rudi 
HB Daman.

Gubernur DKI Jakarta sebagai pemangku kekuasaan pemerintah Jakarta sudah 
semestinya bertanggungjawab dengan menindak seluruh jajarannya yang terlibat 
dalam penyerangan tersebut, lanjut Rudi. "Untuk itu, bersama dengan kawan-kawan 
dari GMKI dan elemen-elemen mahasiswa lainnya, FPR akan melakukan tuntutan 
politik terhadap pemerintah provinsi DKI."

kami meminta petugas yang mengeksekusi dengan alat berat itu menunjukkan 
perintah pengadilan untuk melakukan eksekusi. Mereka tidak bisa menunjukkan, 
kemudian kami menolak melakukan eksekusi. Kemudian, mereka bertindak represif 
dan secara tiba-tiba menyerang kantor kami dengan melempari batu. Padahal, 
mahasiswa saat itu hanya 10 orang," kata Kepala Bidang Aksi dan Pelayanan GMKI 
Rapen Sinaga, dalam jumpa pers di Sekretariat GMKI, Jalan Salemba Raya 10, 
Jakarta Pusat.

Sekretariat GMKI Posko Utama FPR

Selama ini, Sekretariat GMKI di Jalan Salemba Raya 10 Jakarta Pusat adalah 
pusat konsolidasi Front Perjuangan Rakyat (FPR) dalam menggalang suara-suara 
protes rakyat atas kebijakan-kebijakan anti-rakyat rejim SBY-JK. Sekretariat 
GMKI juga merupakan pusat perlawanan rakyat pada saat menentang kebijakan 
kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu.

"Oleh karenanya, penyerangan dan perusakan terhadap sekretariat GMKI yang 
berdampak pada kerusakan pada kantor PGI tidak hanya menyebabkan kerugian 
fisik, melainkan juga sudah merupakan bentuk intimidasi yang paling konkret 
terhadap upaya konsolidasi melawan kebijakan rejim anti-rakyat SBY-JK," tegas 
Sohib Ansori, Sekretaris Jenderal Front Mahasiswa Nasional, salah satu elemen 
yang tergabung dalam FPR.

"Hari Jumat (29/8), FPR akan menggelar aksi untuk menyampaikan protes dan 
kecaman ini secara terbuka di kantor Komnas HAM," lanjut Anshori.*** 

 - - - - - - 
- - - ---

GMKI Tuntut Pemprov DKI Bertanggung Jawab

Kamis, 28 Agustus 2008 | 16:13 WIB

JAKARTA, KAMIS - Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) menuntut Pemerintah 
Provinsi bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi di Sekretariat GMKI 
sekaligus Kantor Persekutuan Gereja-gereja Indonesia. Kerusakan itu akibat 
pelemparan batu yang dilakukan petugas Satpol PP saat terjadi bentrokan antara 
mahasiswa dengan petugas.

Bentrokan itu terjadi, setelah mahasiswa menolak eksekusi lahan yang dilakukan 
petugas Satpol PP. Penolakan itu didasarkan pada proses hukum yang belum 
memiliki kekuatan hukum tetap. Lahan itu menjadi sengketa antara PT Kencana 
Indotama Persada dengan lembaga-lembaga Kristen yang tergabung dalam Himpunan 
Sekolah Kristen. Sengketa lahan tersebut masih dalam proses banding yang 
putusannya belum dikeluarkan oleh Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat.

"Awalnya, jam 09.30 kami meminta petugas yang mengeksekusi dengan alat berat 
itu menunjukkan perintah pengadilan untuk melakukan eksekusi. Mereka tidak bisa 
menunjukkan, kemudian kami menolak melakukan eksekusi. Kemudian, mereka 
bertindak represif dan secara tiba-tiba menyerang kantor kami dengan melempari 
batu. Padahal, mahasiswa saat itu hanya 10 orang," kata Kepala Bidang Aksi dan 
Pelayanan GMKI Rapen Sinaga, dalam jumpa pers di Sekretariat GMKI, Jalan 
Salemba Raya 10, Jakarta Pusat.

Organisasi-organisa si Kristen dan organisasi mahasiswa seperti GMNI dan PMII 
juga menyatakan hal yang sama. Pemprov DKI Jakarta diminta turut bertanggung 
jawab. Sebab, kejadian perusakan ini sudah kedua kalinya terjadi. Ketua Umum 
DPP Persekutuan Intelegensia Kristen Indonesia Cornelius Ronowijoyo mengatakan, 
setelah kejadian pertama hari Selasa (26/8) lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, 
H. Prijanto sudah menyampaikan permintaan maaf dan menyatakan akan mengganti 
rugi kerusakan.

"Ini barusan saya telepon, dia (Prijanto) nggak percaya waktu saya bilang 
rusaknya kali ini lebih parah. Padahal Wagub sudah perintah tidak boleh ada 
perusakan, tapi tidak diindahkan oleh anak buahnya, bagaimana ini? Selama belum 
ada keputusan tetap, lahan itu dalam stattus quo dan tidak boleh ada kegiatan 
apapun diatas lahan tersebut," ujar Ronowijoyo.Untuk sementara, pihaknya akan 
berkoordinasi dengan simpul-simpul organisasi Kristen untuk mempertimbangkan, 
apakah akan melakukan langkah-langkah hukum terhadap apa yang terjadi.

Inggried Dwi Wedhaswary
Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network 
http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 08/28/16135627/ gmki.tuntut. 
pempr

[zamanku] Dari Gubernur Jenderal Daendels ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

2008-08-22 Terurut Topik andre andreas
Dari Jalan Raya Pos Ke Jalan Tol Trans-Jawa

Laporan Ekspedisi Kompas 200 Tahun Anjer-Panarukan baik untuk pengantar 
pembacaan kembali perjalanan bangsa ini. Atau secara khusus untuk membaca pula 
keberlanjutan sosial-ekologi pulau jawa - meminjam sekelompok teman yang 
tergabung dalam tim Java Colapse yang sedang mengkaji persoalan tersebut. Yang 
satahu saya sampai kepada penelusuran historis ke jalan pos anjer-panarukan dan 
perannya dalam perubahan penting ekologi jawa.

Apakah watak kolonial masih melekat dalam perekonomian negeri ini? Apakah 
penghisapan dan kesenjangan masih menjadi karakter perekonomian negeri ini?
Apakah Jalan Pemodal-Penguasa Anjer-Panarukan yang dibangun dengan darah ribuan 
orang, adalah watak politik kekuasaan atau jalan yang terus dipelihara dan 
dibangun hingga hari ini?

Tambahan suplemen untuk merefleksikan kembali 100 tahun kebangkitan nasional, 
63 tahun proklamasi dan 10 tahun 'reformasi'...

atau mau mengawetkan 200 tahun anjer-panarukannya bung Daendels?

salam hangat
andreas iswinarto

untuk memudahkan kawan-kawan mengakses 15 artikel yang dimuat dalam seminggu 
pemberitaan kompas dan 5 artikel di rubrik khusus FOKUS tersebut silah saja 
akses 

http://ruangasadirumahkata.blogspot.com

http://ruangasadirumahkata.blogspot.com/2008/08/dari-gubernur-jenderal-daendels-ke.html