On 11/28/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
pranata sosial dunia nyata yang sudah mapan. Dan saya tidak tahu,apakah logika konvensional masih bisa dipakai 10-20 tahun ke depan.
Kalau belajar logika, mana yang disebut logika konvensional itu menjadi tidak jelas.
IMW
On 11/27/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bisakah saya jadi penulis yg mendistribusikan semua tulisan lewat web,
namun buku-buku saya yang dicetak dan dijual di toko buku tetap dibeli
orang? Bisakah misalnya saya seorang musisi yg mendistribusikan semua
lagu .mp3. Tapi kaset/CD saya
Misalkan saya memutuskan untuk menjadi penulis. Kemudian saya
mempublish semua tulisan-tulisan saya di internet. Dengan berbagai
macam cara : blog untuk tulisan singkat atau yang mendekati bentuk
seperti buku harian. Web untuk data-data singkat tentang saya. Dan
memberikan file novel saya
On 11/28/05, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote:
Lain halnya untuk tulisan fiksi. Di sini track record bukan faktorutama. Tidak terdeteksi satupun karya tulis ilmiah Dan Brown di bidangkriptografi, tetapi Digital Fortress-nya tetapi bisa laku keras (lepas
dari keakuratan isinya). Tom Clancy pun
Walau bisa juga 2-2nya, track record di dunia ilmiah kenceng, dan novelnya
laku keras. Contoh Tolkien dan Umberto Eco
Bagaimana kalau yang bukan dua-duanya ? Sudah nggak ada pengakuan di
dunia ilmiah, bukunya juga nggak laku :-P
--
Ariya Hidayat,
On 11/28/05, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote:
Walau bisa juga 2-2nya, track record di dunia ilmiah kenceng, dan novelnya
laku keras. Contoh Tolkien dan Umberto Eco
Bagaimana kalau yang bukan dua-duanya ? Sudah nggak ada pengakuan di
dunia ilmiah, bukunya juga nggak laku :-P
Ikhlasul Amal wrote:
On 11/28/05, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote:
Walau bisa juga 2-2nya, track record di dunia ilmiah kenceng, dan
novelnya
laku keras. Contoh Tolkien dan Umberto Eco
Bagaimana kalau yang bukan dua-duanya ? Sudah nggak ada pengakuan di
dunia ilmiah,
On 29/11/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mau nambahin versi lokal Indonesia boleh? Boleh ya. Almarhum Hans J.
Wospakrik, Dosen Fisika ITB. Pengalaman hidupnya sepertinya juga
menggunakan logika naif. Kalau mau tahu lebih lanjut, bisa baca buku
populer beliau, Dari Atomos Hingga