Re: Balasan: Re: [WongBanten] Seksualitas pada Masa Kolonial (skandal seks di Rangkasbitung)

2007-10-29 Terurut Topik Risyaf Ristiawan
Aduh, sambil nyabutin bulu idung, kepala tengleng gak ngarti apa yang ditulis oleh sodara-sodara sekalian. Begini kalo jadi orang kuper (kurang pendidikan reguler), jadi kagak ngarti-ngarti. Walau kuper tapi gaya lah...make kacamata riben celana cutbray ala A. RAFIQ. Oh menarik sekali

Re: Balasan: Re: [WongBanten] Seksualitas pada Masa Kolonial (skandal seks di Rangkasbitung)

2007-10-28 Terurut Topik Boni Triyana
Terima kasih Bung Uus dan Kang Ucu, Benar kata Bung Uus, mungkin seharusnya saya mencantumkan judul rangkaian novel itu: "Tetralogi", bukan menyebut Bumi Manusia saja. Saya terima koreksinya. Sekali lagi, terima kasih. Tabik, Bonnie Triyana ucu jauhar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Re: Balasan: Re: [WongBanten] Seksualitas pada Masa Kolonial (skandal seks di Rangkasbitung)

2007-10-28 Terurut Topik ucu jauhar
beNer kang Uus, Raden Tirto juga tercatat sebagai pribumi yang pertama membuat koran di Endonesa. :) Rasanya yang di Surabaya itu deMaxima nya Minke. --- uus bustami <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pada zaman kolonial, rakyat bumiputra diposisikan > > sebagai warga negara terendah di dalam > > str

Balasan: Re: [WongBanten] Seksualitas pada Masa Kolonial (skandal seks di Rangkasbitung)

2007-10-28 Terurut Topik uus bustami
Pada zaman kolonial, rakyat bumiputra diposisikan > sebagai warga negara terendah di dalam > stratatifikasi sosial masyarakat Hindia Belanda. > Bahkan orang Indonesia, menurut orang-orang Belanda > waktu itu, adalah negeri para monyet, bangsa yang > dianggap sebagai penjahat paling kejam dan t