Nah, ada juga pendekar madiun yg ikut milis. Yang lain
nongollah, jangan cuma intip-intip. Maksudnya kasih
komentar gitu.
Mas Eko,
Waktu saya tinggal di madiun kok saya tidak pernah
denger SHTT. Apakah itu yang dinamai SH Panti ?

Masukan saya untuk rekan-rekan di Madiun :
1. Marilah membuka diri. Bahasanya TUKUL "Open your
mind ". Jangan cuma jadi jago kandang. Kalau orang tua
dulu bilang " Njajah Desa Milang Kori ". Banyak orang
hebat di luar Madiun.

2. Ilmu itu titipan. Nanti akan ditanya untuk apa
digunakan. Mohon disadari.

3. Tidak ada ilmu yang paling ampuh. Semuanya itu "
Man Behind The Gun ".

Ini bukan menggurui lho... karena saya cuma tukang
becak di Jakarta ini. :)

sunggeng dalu, warungnya mau tutup.


--- "Eko Drajat, Nugroho (Tripatra)"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Sebagai Putra asli kelahiran Madiun saya memang
> menjadi saksi hidup
> konflik SHT - SHW era 80-an ~ 90-an.
> 
> Sebenarnya selain SH sendiri yang kemudian terpecah
> menjadi SHT dan SHW
> masih ada lagi SHTT (Setia Hati Tuhu Tekad) dimana
> saya pernah menekun
> perguruan ini sekira 3 - 4 tahunan. SHTT sendiri
> juga ada 2 perguruan
> yang menggunakan nama ini dengan singkatan yang sama
> tapi beda lambang.
> Jurus dan kembangannya juga beda.
> 
> Era 80-an konflik belum begitu banyak dan meresahkan
> seperti sekarang.
> Kalau boleh saya katakan kalaupun ada masih
> perkelahian satu lawan satu,
> ataupun kalau ada keroyokan ya masih tangan kosong,
> dan korban pun masih
> taraf luka ringan dan berat. Era 90-an sudah
> meningkat menjadi
> menggunakan senjata tajam dan ada korban meninggal.
> Setelah saya
> merantau ke Jakarta awal2 90-an sampai sekarang saya
> masih monitor
> kondisi kampung halaman.
> 
> Di kampung saya (Wilayah Madiun Selatan) masih
> dominan SHT. Dan sudah
> tidak aneh tetangga sebelah yang anaknya kebetulan
> Warga SHT pada suatu
> malam dilewati konvoi motor sambil mengirim artileri
> batu yang menghajar
> kaca jendela dan genteng sudah hal biasa. Anak2 SHT
> biasa dengan
> kebanggaan dengan Ikon "Waru Gebyar" biasa ada baju,
> sepatu atau sticker
> yang nempel di motor, kalau SHW ikon nya STK
> (sedulur tunggal kecer).
> Adalah hal biasa juga kalau motor yang ada sticker
> salah satu dari
> keduanya yang diparkir di mall atau di sekolah tiba2
> kaca lampu pecah
> atau baret karena dirusak oleh pihak lawan.
> 
> Makanya belum pernah dalam sejarahnya ada Kejuaraan
> daerah Pencak Silat
> di madiun bisa sukses tanpa tawuran ............
> 
> Kalau dari kualitas dan kuantitas SHT sudah go
> nasional bahkan go
> international. SHW mungkin hanya di lokal Madiun
> saja.
> 
> Era 80-an untuk menjadi Warga SHT butuh waktu 3 - 4
> tahun melalui
> tempaan (siksaan) keras ala IPDN .......... Tapi
> mulai era 90-an sudah
> mulai lunak butuh waktu normal 2 tahun bahkan ada
> yang via Jalur Instan
> hanya menempuhi 1 tahun saja sudah bisa menjadi
> Warga SHT. Di sebuah
> Kecamatan di Madiun selatan yang dominan SHT tidak
> pernah ada aliran
> pencak silat yang bisa dengan aman berdiri tanpa
> gangguan dari SHT.
> Kalau ada yang mau jalan2 di daerah madiun selatan
> keluar masuk kampung
> di tiap pintu masuk perbatasan desa sudah pasti ada
> tugu/prasasti
> SHT/SHW tergantung mana yang mayoritas. Untuk lebih
> memperluas pengaruh
> dan menambah jumlah warga SHT dan SHW bahkan sudah
> mengarah kepada
> intimidasi aparat kelurahan supaya mensupport segala
> aktifitasnya.
> 
> Demikian dulu sekilas ........... Masih buuannyak
> kalau mau saya tulis
> ..........
> 
> Salam
> 
> ________________________________
> 
> From: silatindonesia@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
> Selamet Syahril
> (Traincom - HO)
> Sent: Thursday, April 26, 2007 2:35 PM
> To: silatindonesia@yahoogroups.com
> Subject: [silatindonesia] konflik SHT dan SHW
> 
> CMIIW-kalau ada data dan masukan baru (biar kita
> tahu duduk perkara
> sebenarnya) dan gak ada fitnah, ada yang putra
> madiun?
>
----------------------------------------------------------
> 
>
http://myquran.org/forum/index.php/topic,16073.0.html
>
<http://myquran.org/forum/index.php/topic,16073.0.html>
> 
> 
> SH Terate adalah perguruan silat legendaris yang
> berperan menyebarkan
> pencak silat ke berbagai daerah (bahkan manca
> negara). Di pusatnya,
> Madiun, terdapat ribuan pendekar SH terate yang
> tersebar sampai
> pelosok-pelosok kampung. Bagi pemuda-pemuda di
> daerah Madiun, menjadi
> anggota SH terate adalah tradisi yang mereka
> laksanakan secara turun
> temurun. Bahkan banyak keluarga yang dari Kakek
> buyut sampe cicit, semua
> adalah anggota PS SH Terate. Hal ini membuat SH
> Terate sebagai
> organisasi, cukup disegani di kawasan Madiun karena
> memiliki massa yang
> sangat besar.
> 
> Sayang, di Madiun sering terjadi perkelahian massal
> antara anggota SH
> Terate dan anggota SH Tunas Muda (Winongo).
> Sebenarnya pendiri kedua
> perguruan silat tersebut berasal dari perguruan yang
> sama. Menurut
> hikayat, asal muasal pencak silat di Madiun adalah
> dari seorang pendekar
> bernama Suro (Mbah Suro). Konon, sewaktu masih
> sangat muda Mbah Suro ini
> adalah salah satu prajurit tangguh yang dimiliki
> Pangeran Diponegoro.
> Setelah Pangeran Diponegoro kalah dari Belanda, mbah
> Suro melarikan diri
> ke Madiun, dan mendirikan sebuah perguruan silat
> sendiri.
> 
> Perguruan silat ini kemudian berkembang cukup pesat.
> Mbah Suro memiliki
> banyak sekali murid. Namun diantara sekian ratus
> muridnya, ada dua yang
> paling menonjol. Yang satu kemudian mendirikan
> perguruan silat sendiri
> di daerah Winongo Madiun, dan kemudian di kemudian
> hari menjelma menjadi
> SH Tunas Muda. Sementara yang satunya meneruskan
> perguruan silat mbah
> Suro dan kemudian menjelma menjadi SH Terate.
> 
> 


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Reply via email to