MJJ: Setuju. Mungkin berangsur-angsur warga RW-RW yang ada di Indonesia ini boleh menjadi se-cohesive di RW kam dan RW saya serta pada beberapa bentuk2 arisan lainnya, sehingga mampu membangun lembaga simpan pinjam yang memadai. Kalaupun tumbuh lebih sebagai lembaga sosial, kalau jumlahnya jutaan maka akan boleh juga menjadi soko guru ekonomi bangsa.
Saya merujuk kepesatan perkembangan CU di NTT maupun di Karo (yang saya tahu) dan BMT (dengan dukungan BUKOPIN), karena lembaga yang juga merupakan simpan pinjam ini sudah mampu, membayar 'professional' sebagai pengurusnya. Sedangakan koperasi di RW saya dan mungkin juga di RW kam diserahkan kepengurusannya bergilir diantara anggota atau dirangkap oleh pengurus RW, tanpa bayaran yang berarti. Satu lagi, seperti yang disampaikan Carlos, CU dan BMT itu bertahan dan maju karna ada 'ideologinya', di-inisiasi dan digembalakan oleh lembaga agama. Kapitalis besar sekarang sudah merambah kebidang simpan pinjam ke segala pelosok. Omzet Danamon Simpan Pinjam, satu diantaranya, barangkali sudah mencapai puluhan triliunan rupiah. Ideologinya juga jelas: kapitalisme. Mereka mencari celah diantara peraturan perkoperasian, penabung atau peminjam baru langsung dianggap menjadi anggota. Lembaga simpan pinjam sejenis DSP merasuk karena KSP (dengan keanggotaan 'murni') tidak mampu melayani anggotanya. Seperti kebanyakan pemilis, saya mau KSP yang berjaya, tetapi kalau KSP terseok-seok, saya merasa ekonomi Indonesia harus me-welcome KSP-KSP jadian sejenis DSP. Kita baru berbicara tentang satu jenis kegiatan koperasi, koperasi duit. Kalau berbicara tentang koperasi produk dan jasa tertentu, apalagi KSU, lebih rumit lagi. Sentabi, Bp Nona Sampaguita ----- Original Message ---- From: Firman Surbakti <[EMAIL PROTECTED]> To: tanahkaro@yahoogroups.com Sent: Thursday, August 7, 2008 6:35:26 AM Subject: RE: [tanahkaro] Re: kembangkan tengkulak Sharing……Mulailah ber Koperasi di lingkungan kita . Sudah 3 bulan ini Koperasi yang dibentuk oleh ibu-ibu di lingkungan RW (-/+ 500 KK) di wilayah saya berjalan. Koperasi ini dikelola beberapa orang pengurus yang dipilih dengan setoran awal per anggota Rp 20.000,- dan iuran wajib Rp 2000/bln + simpanan sukarela (nominal tidak diatur boleh Rp 10.000 boleh juga Rp 1.000.000, boleh juga nggak bayar.....namanya juga sukarela). Dari 500 KK tersebut yang baru menjadi anggota sekitar 100 KK. Pinjaman diberikan hanya kepada anggota Koperasi sebesar maksimal 3x dari dana yang disimpan oleh si Peminjam dengan biaya jasa sebesar 2%/bln (tanpa jaminan). Hasil investasi diberikan kepada anggota per 6 bulan. Koperasi RW ini saat ini berjalan dengan baik. Koperasi ini sangat membantu para anggota yang butuh dana untuk biaya masuk sekolah, dagang atau untuk yang lainnya. Regards Firman ________________________________ From:[EMAIL PROTECTED] ps.com [mailto: [EMAIL PROTECTED] ps.com ] On Behalf Of NUAH TARIGAN Sent: Wednesday, August 06, 2008 1:33 AM To: [EMAIL PROTECTED] ps.com Subject: Re: [tanahkaro] Re: kembangkan tengkulak Mejuah juah, MARI BELAJAR GRAMEEN BANK, bank kaum miskin di Bangladesh , MJJ NT --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, "MU Ginting" <[EMAIL PROTECTED] ..> wrote: > > Merandal kuakap e Edi, enggo tambahindu sada pemikiren bas soal > tengkulak ndai. KOPERASI. > Tapi sada sirusur nai nari jadi pemikiren man bangku, perdalanen > koperasi enda lalap denga kuidah bagi si lenga 'meyakinkan' , atau ja > kin mungkin lepakna perkembangan koperasi enda? Sada si mekatep ________________________________ New Email names for you! Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does!