On Wed, 2005-06-15 at 16:00 +0200, boy avianto wrote:
> Dari: 
> http://www.technologyreview.com/articles/05/06/issue/feature_people.8.asp
> (Courtesy of Eko)
> 
> Ada alinea yang amat sangat menarik:
> 
> "We're against software piracy. We believe Microsoft's rights should
> be respected. And the simplest way to respect their rights is for
> Brazilians everywhere to switch to free software."
> 
> Brazil. Negara berpopulasi terbesar no. 5 di dunia setelah Indonesia
> (no.4) dan US (no.3). Hm, US pakai mostly commercial software, Brazil
> pakai free software dan Indonesia karena ditengah pakai
> setengah-setengah ya ;)?

Menurut gue, Indonesia belum tentu butuh Open Source software, tapi
butuh Gratis software :D

Saya juga begitu, saya pakai Linux dan Solaris dan tetap bertahan di
platform x86 karena saya tidak perlu bayar software dan tools yang saya
pakai, padahal software/tools itu saya pakai untuk usaha yang
mendatangkan profit (baca : uang) buat saya.

Saya tidak peduli dengan monopoly teknologi, freedom of speech in
software development, who owns the IP, etc. I will be a hypocrite if I
talk about that, since I am just a leech, who use the technology created
by somebody else without paying (but legal) and use it to make my own
money :P

Itu juga kenapa beberapa tahun ini kalau pakai Linux distro selalu
berganti ganti, karena cuman ikut trend saja, supaya banyak software
baru, tetapi gratis. Begitu distronya sudah tidak trendy, dan gak ada
developer yang maintain, ganti baru lagi. Sedangkan kontribusi saya?
Nill, nothing, nada, zero, zip. Even social contribution seperti
ngajarin orang lain juga sudah males. Pakai Google, everything just
Googling. Jadi males riset atau experiment, karena ternyata somebody
else sudah ada yang mengerjakan dan terdokumentasi. 

Jadi heran sendiri, padahal jaman kuliah, dengan uang saku beli software
asli, dan semangat ngajarin orang. Yang saya takutkan dari perkembangan
software sekarang ini adalah matinya proses reward and contribution ke
software development + support itu sendiri, karena kemalasan manusia
sendiri. Kalo bisa gratis dan tinggal disuapin, kenapa kudu bayar dan
usaha?




Kirim email ke