Pakcik wrote:


On 9/12/05, *Rudi Har* <[EMAIL PROTECTED] <mailto:[EMAIL PROTECTED]>> wrote:


    Oh, iya mengenai ini mungkin terasa jadi ada hubungan nya tentang satu
    level kemaren hehehe, bukan maksudnya menggolongkan  Pakcik ke
    kelompok petama ini ;-)


kalau aku malah lebih ekstrim lagi, termasuk ke dalam kelompok orang yg berpendapat bahwa java itu gak ada pentingnya secara language.
    Maksud saya begini, menurut saya memang ada unsur hype marketting
    dalam penyebaran Java. How scalable it is, how reliable, etc. Ini bisa
    ditangkap orang dengan salah dimana dia "mengharapkan" dengan
    menggunakan Java maka aplikasi nya PASTI scalable, reliable, dst.

    Tapi benarkan? tidak selalu, tipe aplikasi juga mempengaruhi disamping
    faktor-faktor lain design dan implementasi. Nah banyak yg saya temukan
    salah dalam menggunakan Java untuk aplikasi yg salah sehingga bukan
    nilai positif yg didapat tetapi mudarat ;-) Ada juga yg menggunakan
    Java untuk aplikasi yg tepat tapi arsitekturnya gak tepat. [ Contoh
    populer adalah EJB(Enterprise Java Bean) bisa membuat aplikasi yg
    salah menerapkan jadi menderita ]



tentang scalable dan lambat/cepat sebenarnya males nanggapin, karna gak jelas maksudnya.

gak fair bilang java gak scale, file configuration yg ngaco aja bisa bikin gak scale. jadi scalable itu apa?

lambat juga itu relatif. untuk print hello world, butuh seberapa cepat? cara mrogram yg salah, bisa bikin lambat. untuk orang yg punya tons of dollars, gak masalah untuk nambah performance.

Kalau Rudi Har menyimpulkan ada beberapa kelompok orang yg menganggap Java itu lambat termasuk kelompok yg OVER EXPECTATION (yg menurut saya mengada2, bagaimana mungkin rumor yg di dengar bahwa java lambat, OVER expectation terhadap java), boleh gak saya menyimpulkan bahwa orang2 yg berpendapat bahwa Java itu cepat (seolah2 secepat native yg jalan di hardware yg sama) 1. Orang2 yg punya kepentingan, seperti IBM, SUN dan orang2 yg cari makan dari java 2. Orang2 yg gak "jujur", mungkin dia orang marketing yg terpaksa gak jujur atau udah gak jujur dari bawaan lahir. hehe

Java tidak mungkin secepat bahasa yang dikompilasi langsung ke
native binary. Akan tetapi posisi Java memang bukan disitu.
Java bukan suatu bahasa yang dibuat untuk riset sehingga secara
"bahasa pemrograman" Java memang bukan bahasa pemrograman yang
penting atau mempunyai paradigma tersendiri macam
bahasa C,Lisp atau Prolog. Java secara historis adalah bahasa
untuk suatu tujuan bisnis tertentu yang dikembangkan oleh Sun.

Java dikembangkan untuk menjalankan suatu code secara aman
dalam suatu jaringan komputasi. Java dikembangkan untuk menjalankan
porsi interaktif dari menu multimedia yang ditampilkan
suatu set top tv kabel. Dalam perjalanan sejarahnya
Sun menyadari bahwa Java bisa menjadi komplemen yang
cocok buat browser yaitu menjalankan kepingan applet interaktif
dalam browser. Akan tetapi pertarungan browser menghancurkan
hal ini. Membuat suatu applet yang canggih dan bisa
berjalan mulus di banyak browser bukan hal sederhana.
Akhirnya saat ini Java malah lebih banyak digunakan
untuk membangun aplikasi bisnis di sisi server.


kalau aku sendiri sih, berusaha kritis terhadap bahasa (aku suka lisp tapi tetap kritis sama lisp). Dan itu pendapatku terhadap java, bahwa java itu bahasa yg gak ada pentingnya dengan alasan2 di thread "about hiring". Tapi bukan berarti aku gak make java, misalnya kalau ada yg nodong harus pake java, ya harus pake java.

Nah ini buktinya Java itu tidak penting secara "bahasa pemrograman"
tapi penting secara bisnis. He he he.



ini ada pertanyaan buat Rudi Har atau java programmer yang lain, yg bukan teknis sih, tapi mungkin menarik: Bagaimana rasanya jadi programmer dari bahasa (java) yg dibuat untuk orang2 yang "not as smart as" pembuatnya? Secara eksplisit dibilang java itu dibuat kan untuk orang2 biasa (tapi lupa di mana bacanya ini hehe).

Kalau lupa jangan diomong.

Buat saya sih yang penting "Bagaimana rasanya jadi Programmer?"
bukan "Bagaimana rasanya jadi Programmer Java".
Jadi programmer bagi saya itu menyenangkan alasannya
sama dengan alasan yang di dikemukakan sama
Frederick P. Brooks,Jr dalam Mythical Man Month:

"Finally, there is the delight of working in such a tractable
medium. The programmer, like the poet, works only slightly removed
from pure thought-stuff. He builds his castles in the air,
from air, creating by exertion of the imagination. Few media of
creation are so flexible, so easy to polish and rework, so readily
capable of realizing grand conceptual structures. (As we shall see
later, this very tractability has its own problems.)"

Java itu hanya bahasa tapi fun nya programming terletak dalam
aktivitas menulis program itu sendiri.

Pakcik ini bukan programmer ya? He he he.

Gak jelas sih defenisi orang2 biasa ini, apakah ibu2 rumah tangga yg pengen mrogram kalau lagi bosan masak. Tapi kayaknya gak se ekstrim itu yah.


--
Pakcik
Under Construction

Reply via email to