On Fri, Oct 14, 2005 at 01:43:02AM +0700, Ananda Putra wrote:
> Sebenarnya sih bukan hanya di Malaysia, tapi negara manapun bisa
> menerapkan hal tersebut.

sistem seperti apa pun bisa diterapkan di mana pun, apalagi yang dibahas
itu bukan 'sistem' tapi 'konsep'. krn detail implementasi kan bisa 'beda'
dan selalu bisa diperbaharui.

nah .. masalahnya, implementornya kalau sudah suwak refots. di negara
kita tercinta ini justru (barangkali) korupsi terbesar ada di departemen
agama, yang nota bene yang dipalakin adalah orang-orang yang mau
menjalankan ibadah. sumbangan untuk bencana alam masih saja ada yang
rela mengembat demi kepentingan pribadi. dst..dst..

konsep/sistem selalu sarat dengan asumsi-asumsi pada kondisi yang statis
(ceteris paribus), pada tiap titik perubahan waktu, ceteris paribus, dia
bisa diperbaharui. di saat yang sama, perubahan kondisi/prakondisi juga
diperlukan. perubahan terus menerus terhadap sistem yang dalam di antara
faktor-faktor lain, dalam kondisi ceteris paribus, yang sudah/masih bobrok
(berborok), ya amsiong. seperti membuang garam ke laut.

memang kalau membahas negara antah berantah yang suka memalakin
rakyatnya (minyak tanah naik 185%) nggak akan ada habis-habisnya.
kontribusi kagak ada, kewajiban ditinggalkan (pendidikan, kesehatan),
sekarang, padahal dari dulu kontribusi mereka di internet zero, nada!
malah bikin uu buat memalakin bandwidth, setelah bertahun-tahun berhasil
memalakin biaya koneksi internet dari pulsa.

palak memalak itu sudah biasa. ponsel yang jelas-jelas pembangunan
infrastruktur _jauh_ lebih murah dari pstn, malah ngembat pelanggan
dengan harga yang tinggi, bandwidth Rp 25,- per KB he..he..

jadi, intinya dari uang yang beredar di pasar yang relatif statis, semua
pribadi berkeinginan menarik uang-uang tsb. sebanyak-banyak ke diri
mereka masing-masing. tanpa memikirkan dampaknya buat mereka-meraka yang
'tidak kebagian' karena jumlah uangnya tetap!

akibatnya macem-macem: kemiskinan material, kemiskinan struktural,
kemiskinan moral.
 
Salam,

P.Y. Adi Prasaja

Reply via email to