On 4/17/06, m.c. ptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> "Desperate"nya bukan karena imigran di amerika berkuasa TETAPI makin
> desperate karena makin sedikit imigran expert yang ingin datang ke AS
> __DAN__ banyaknya engineer kelas A+++ yang cabut dari AS.

DAN ... Amerika bukan tempat tujuan menarik bagi warga negara lain.
Warga negara yang notabene dicurigai - seperti negara Arab, Persia,
Indonesia, dll - dipersulit masuk. Akibatnya mereka mencari pilihan
lain. Jatuhlah ke Eropa, yang sekarang mulai lebih terbuka.

Jangankan orang Asia yang dipersulit, orang Eropa pun mulai sebal
masuk ke Amerika. Beberapa kali ketemu dengan orang bule Eropa yang
kesel dengan paranoidnya orang Amerika. Jadi mereka tidak mau
ke Amerika kalau nggak terpaksa. Bagi mereka lebih menarik ke India
dan China, meskipun di kedua negara tersebut ada masalah juga.

Saya senada dengan Carlos, jika Amerika tidak membuat inisiatif2
yang memudahkan pendatang masuk maka kehebatan dia akan merosot.
Mas Roby pun sependapat bahwa pendatang ini adalah kekuatan Amerika.

Saya ambil contoh di sekitar saya, yaitu di ITB.
Ada kebijakan yang salah yang diambil ITB, yaitu mengadakan ujian
saringan masuk khusus. Kalau keterima harus bayar Rp 45 juta.
Meskipun porsinya *sangat kecil*, tapi brand image masyarakat
berubah, bahwa ITB itu mahal. Sehingga akibatnya anak2 yang pinter
tapi dari keluarga tidak mampu membatalkan keinginan mereka untuk
masuk ITB. Padahal ... ITB tetap murah dan mahasiswanya banyak
yang misikin. Saya tahu karena saya sering tanda tangan permohonan
beasiswa dari mahasiswa yang berasal dari keluarga misikin.
(Di form harus ditulis penghasilan orang tua.)

Akibat dari perubahan ini ... anak-anak pinter2 dari daerah
sekarang berkurang masuk ke ITB. Sekarang lebih banyak mahasiswa
Jabotabek sehingga agak homogen. Padahal, kehebatan ITB itu
menurut saya adalah *heterogen*nya. Bukan anak-anak Jabotabek
gak pinter-pinter, tapi perbedaan menimbulkan "spark" inovasi.
:) Kalau ini dibiarkan terus, bisa berbahaya (bagi ITB).
Nah, analogi yang sama dengan Amerika.

Harus ada inisiatif untuk mendatangkan orang-orang kreatif.
By all means necessary!
Kalau untuk kasus Amerika, permudah izin masuk. Buat program
khusus untuk rekrutmen educated people from abroad.
BTW, ini yang dilakukan oleh Singapura!


-- budi

Kirim email ke